Mengenai peran sutyoso persisnya spt apa ini masih bisa diperdebatkan, tapi anda hrs tahu perasaan para korban 27 juli yg sebagian menjadi simpatisan pdip! Mereka kebanyakan anti sutyoso! Mengapa mega mengabaikan perasaan konstituennya? Mereka merasa dikhianati! Apakah krn sutyoso begitu hebat prestasinya dlm memanage Dki? Ternyata tidak, Masyarakat tak ada yg memberi nilai hijau baginya! Satu2nya alasan mengapa mega memilih, menurut banyak orang adalah politik uang, sutyoso menyalurkan uang dari bandar judi! Kerjasama saling menguntungkan. 2.Tentang akbar tanjung, yg saya maksud adalah setelah pemilu 1999, saat mega mecari dukungan utk pemilihan presiden melalui mpr! Dan di pemilu 2004, dia berkoalisi dng akbar tanjung untuk menghadang sby! Teman saya sempat komentar: belum apa2 sudah bagi2 kursi dng golkar yg kotor, mendingan pilih tokoh baru." Pernahkan pdip mempertimbangkan hati rakyat pemilihnya yg merasa dikhianati?
Mega dan pdip bisa punya segudang alasan untuk membenarkan diri, tapi pada akhirnya rakyatlah yg menilai. Sekuat apa alasan anda, jika rakyat tdk bisa terima ya percuma. Jika anda tak mau mendengar suara rakyat, anda akan ditinggalkan. Pdip mungkin takkan hilang, tapi jika tak tanggap membaca pikiran rakyat akan termarginalkan. Jangan mengandalkan diri pada usaha keras membangun organisasi, di indonesia, ketokohan seorang bisa merontokkan hasil kerja dalam semalam! Pernahkah Pdip dan mega menganalisa, faktor apa yg membuat sby menang? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -----Original Message----- From: "gsuryana" <gsury...@indo.net.id> Date: Tue, 23 Jun 2009 17:42:23 To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Dari Tatap Muka Prabowo Subianto dengan Kalangan Tionghoa Kang Sur, 1. Semua orang juga tahu, sutyoso dipilih dprd, tapi semua org juga dpt melihat, fraksi2 mana saja yg memberi suara dukungan untuk Sutyoso! Dan sayangnya itu termasuk PDIP! Seingatku yg menolak Pan dan pks. Rakyat mencatat itu! Spt uu pornografi, meski akhirnya lolos, rakyat tetap mencatat, pdi pernah menolak. ++++ Oke bila ingin jelasnya mengenai Sutiyoso, mau tidak mau harus kembali ke peristiwa Kudatuli, Pada waktu itu kantor PDI-Perjuangan akan di serang oleh kelompok lain, dan berita sudah menyebar, dan Sutiyoso yang mengetahui hal itu sudah mewanti wanti bahwa akan terjadi penyerangan besar besar an ke markas PDI-Perjuangan. Untuk menghindari pertumpahan darah, maka Mbak Mega meminta seluruh jajaran partai untuk mundur dan melepas kantor tersebut, sehingga semua kader partai yang memiliki akses ke atas, mundur teratur, dan sebagian ( disebut kelompok 123 ) yang tidak mengetahui perintah datang ke kantor tersebut dengan tujuan membela dan mempertahankan kantor tersebut, akibatnya terjadi korban baik luka, meninggal dan sebagian daerah kena dibakar ( aku pada waktu itu masih di Kwitang dan sudah diwanti wanti untuk selalu siap pulang, padahal bukan kader aktif, dan pada hari H akhirnya aku pulang duluan karena kondisi sudah sangat panas. Dalam hal ini Sutiyoso sebelumnya sudah memberikan warning ke petinggi partai, dan Sutiyoso biarpun ber posisi tinggi tidak mungkin menolak perintah dengan hanya melarang, karena permasalahan sudah sedemikian memanas. 2. Justru saat menjadi sorotan publik, hrs cepat merespon kemauan rakyat, yg membuat noda hrs cepat diganti! Sby saja berani mengganti yusril yg punya partai, jaksa agung itu disokong partai apa? Jangan dng alasan stabilitas mempertahankan borok. Siapa yg melintir kata2 mega? Apakah mega tak pernah berucap seperti itu? Semua media besar memuat itu, dan tak ada sanggahan dari mega kok! ++++ Jadi teringat di Bantar Gebang, semua media massa datang dan memenuhi podium, mulai dari media massa tayang, tulis sampai radio, dan pada akhirnya hanya 2 media massa tayang yang benar benar menayangkan deklarasi tersebut, padahal kendaraan media tayang memenuhi jalan di sekitar menuju panggung ( aku pernah hitung sepintas, lebih dari 15 media massa tayang ), Aku sering mendengar langsung ucapan ucapan Mbak dan ketika membaca di media massa menjadi berubah, terakhir di acara TV diawal Kampanye, ketika ada peserta yang ditanya bercita cita apa dan menjawab menjadi wartawan, oleh Mbak Mega dijawab mengapa hanya bercita cita menjadi wartawan thok, mengapa tidak ditambah menjadi pemilik media massa, dan di media massa tertulis Mbak Mega menghina posisi wartawan ( ini baru belum lama, bagaimana dengan sebelumnya ?.........huehuehuehue hanya bisa nyengir kuda. Situasi dan kondisi 2001-2004 sangat jauh berbeda sekarang, ekonomi masih amburadul, hukum hancur hancuran, pertahanan keamanan masih labil, eksekutif saling gontok gontokan, birokrasi jalan sendiri sendiri, Yudikatif semau mau nya dan Mbak Mega sedikit demi sedikit memperbaiki dengan memakai sistim prioritas, dan dasar dasar perbaikan sudah disediakan dengan harapan setelah 2004 semua bisa menjadi awal yang baik. Dan pada saat itu bila memang mau, bisa saja pemilu ditunda, karena Mbak Mega memiliki wewenang sd 2009 dan itu dilakukan karena bisa merusak fondasi yang sedang dibuatnya. 3. Dilengserkan atau terlengserkan intinya sama: orang2 lurus tersingkirkan, yg terpakai adalah orang2 yang Yes Mam! Semua yg bisa jilat mega. Ini akan semakin melemahkan partai! Perpecahan demi perpecahan bersumber dari sini! Jangan bilang partai pecahan hanya didukung sedikit suara pemilu. Pemilih yg ikut kecewa tentu tak otomatis mengalihkan suara ke partai sempalan, tapi bisa saja ke partai lain. ++++ Didalam politik tidak ada istilah lurus dan tidak lurus, yang ada adalah kerja sama team, bila semua pendapat harus ditampung tentunya akan tetap ada yang suka dan tidak suka, fungsi partai politik berbeda dengan mengelola perusahaan, dan PDI Perjuangan adalah partai wong cilik yang isinya sangat beragam latar belakang, yang Idealis keluar bukan berarti yang tertinggal tidak ada yang idealis, bila suara menjadi turun hal itu adalah konsekwensi yang harus diterima, dengan situasi dan kondisi yang penuh perubahan, mempertahankan sebuah prestasi jauh lebih sulit dibandingkan dengan meraih target yang sudah direncanakan. Periode 2004 adalah hukuman nyata dan jelas, sedang periode 2009, masih menjadi tanda tanya karena masalah DPT serta gerakan operasi senyap berbeda dengan kasus 2004. 4. Tentang akbar tanjung, masak kang Sur lupa, yg saya sebut adalah peristiwa yang lalu, bukan pemilu sekarang! Dan kasus ak tanj jelas lain dng kasus GD, hrs dibedakan! Jika anda hanya melihat kemampuan akbar tanjung memimpin golkar, lantas menawarkan kerjasama, ini memang pilihan politik praktis, tapi bukan berdasarkan pilihan moral tentunya. Apakah jika Mega mau mengajak kerjasama Akb tanj bisa langsung diartikan bhw akbar tanjung besih? Seperti statement anda dlm membela Prtabowo? +++ Bila untuk kasus 2004, adalah keliru bila Mbak Mega meminta AT menjadi cawapres, lha posisi pada saat itu Golkar pemenang pemilu, mana ada pemenang pemilu menjadi cawapres ? ( peristiwa poros tengah tidak bisa diulang lagi ). 5. Anda menyalahkan media massa, tolong tanya, apa pks bisa melejit berkat bantuan media? ++++ Dengan perolehan suara dibawah 10 , dan pola kerja PKS, tidak membutuhkan media massa, karena sistim penggalangan massa nya berbeda dengan umumnya partai, dimana target utama PKS didalam gerakan mencari massa dilakukan melalui bidang pendidikan ( SLTA sd Universitas , itu sebabnya pada akhirnya mulai merangkul kader diluar kepribadian flatform partai/semisal dengan membuat iklan dengan penyanyi punkrock ). Hal ini mirip dengan gerakan PDI dibawah Cang ATO, dimana sistim gerilya menjadi pola kerja yang paling effisien, dan itu dilakukan oleh Mbak Mega dengan datang ke daerah daerah, biarpun kedatang ke daerah daerah harus selalu dengan alasan alasan yang dibuat senormal mungkin, mulai dari kawinan kader, sampai sunatan kader, semua dilakukan untuk konsolidasi. Anda mengakui kelemahan partai, tapi yg anda akui hanyalah kelemahan dlm komunikasi semata. Anda tak pernah mengakui, kemerosotan partai terutama adalah dari kesalahan2 sikap dan langkah2 politik, terutamana di eksekutif, krn saat itu mega presiden! Paratai yg memerintah selalu diuntungkan dlm hal komunikasi ke massa, kalau sampai kalah oleh seorang Sby yg baru membuat partai dadakan, dan juga belum cukup punya jaringan media, itu namanya rakyat menghukum partai penguasa! Seperti halnya pada pemilu sebelumnya, golkar yg sudah mapam berhasil di gulingkan pdip! Sejarah berulang Bung, yg tak mau belajar dr sejarah akan tergilas! +++++ Ada banyak kisah dan pola yang bila ditulis satu persatu akan membuat pusing sendiri. PDI-Perjuangan sudah menerima hukuman, dan itu sudah diakui, untuk kedepan mau tidak mau harus dilakukan melalui kongres partai, dan itu baru bisa terlaksana di tahun 2010. Untuk bisa memperbaiki citra sebuah partai terlalu banyak faktor yang harus diperhitungkan, dan itu tidak bisa dikerjakan oleh satu orang, dan tidak bisa diputuskan oleh satu orang, biarpun di pusat bisa diputuskan belum tentu bisa berjalan ditingkat bawah, karena partai berbeda dengan perusahaan. Eniwe aku sangat berterima kasih banget atas atensi kepada PDI-Perjuangan dan 'ketokohan Mega' karena dengan adanya perhatian ini, minimal ada 'masyarakat' yang peduli, bandingkan dengan partai yang sudah tidak diperdulikan lagi, tentunya akan lebih menyedihkan lagi. Untuk 2009 pun bukan berarti Mbak Mega bisa menang, yang perlu diambil hikmahnya adalah selama masa kampanye bila diteliti ulang bahwa Mbak Mega bukan tukang tidur siang ( padahal istilah bobo siang demikian populer di kalangan wartawan ), lha menurut aku 1 bulan kampanye Presiden itu sangat sangat melelahkan, jangankan bisa tidur siang, mengatur waktu tidur pun menjadi sulit.....bila orang tidak suka dengan apa yang dilakukan oleh Mbak Mega, tentunya sulit bagi orang dekatnya untuk menjelaskan satu persatu. Memang ada beberapa kali tampil di media massa tayang, salah satunya ketika ada acara di TV dengan moderatornya pemilik Jamu Jago, akhirnya pemilik Jamu Jago mengatakan bahwa apa yang beliau dengar ternyata berbeda dengan apa yang dia lihat secara nyata. Akhir kata untuk bisa meningkatkan lagi perolehan suara PDI-Perjuangan, tentunya bukan hal yang mudah, dan itu membutuhkan waktu yang cukup panjang, dan aku yakin sampai kapanpun partai PDI-Perjuangan tidak akan musnah di NKRI ini, sama halnya dengan PPP dan Golkar, dimana semua ini dikarenakan struktur partai sudah sampai ketingkat bawah sudah eksis. Mengenai idealisme dari kader, otomatis mati satu akan tumbuh seribu :o), karena kader militan tidak akan mudah hilang, yang ada tiarap dan siap bangkit bila memang partai sudah kembali ke asal sebagai partai yang penuh gontok gontokan...( aku suka nya karena ada gontok gontokan didalam, sehingga ketika keluar partai sudah bisa bersatu, bandingkan dengan periode 99 mendadak banyak kader partai jadi jadi an, dimana roh partai nya berbeda dengan roh kader asli. sur ( setelah selesai 2009 aku pribadi di partai akan retired, biarpun di tingkat kecamatan aku sudah diminta aktif, dan........capekkkk euy ) Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT From: "gsuryana"