lohhhhh??? kok elo lebih tau dari yg ngomong sendiri??? coba cari deh rekaman debat capres edisi I kalo elo sendiri gak matching dg apa yg diomongin capres elo, lucu jg bela mereka mati2an. jgn sampe ntar mati beneran ;-)) setiap ada partai baru, banyak yg mencoba2 nasib , siapa tau kecipratan seperti dapat lotere ;-))
--- On Mon, 6/22/09, gsuryana <gsury...@indo.net.id> wrote: From: gsuryana <gsury...@indo.net.id> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Dari Tatap Muka Prabowo Subianto dengan Kalangan Tionghoa To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Monday, June 22, 2009, 1:09 PM Huehuehue... .....bukan tidak mau ngungkit ngungkitr, lagi melainkan tinggal menunggu, lha dengan jabatan 2,5 tahun, mana bisa mengerjakan semua sekali gus ?, di BPPN saja ada ribuan kasus, belum lagi bukan semua mentri adalah pilihan Mbak Mega. sur. ----- Original Message ----- From: Edy Wijaya Mega di debat capres bilang dia memandang ke depan, makanya gak mau ungkit 27 juli apalagi kerusuhan mei 98 dan capres lain juga memandang ke depan, emoh noleh2 apalagi kebelakang kalo ngomong soal HAM. jadi malam itu juga saya berkesimpulan, dari ketiganya tidak ada yg bisa diharapkan. kalo ngomong proyek mungkin mandang kemana aja ok dah, demi......kian sepertinya harus dibikin KPHAM sekalian KPK skrg --- On Sun, 6/21/09, seng goan lim <k4l...@yahoo. com> wrote: From: seng goan lim <k4l...@yahoo. com> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Dari Tatap Muka Prabowo Subianto dengan Kalangan Tionghoa To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Sunday, June 21, 2009, 10:20 PM Pak Sur, yg dimaksud mengambil jalur hukum itu yg bagaimana ? hehehe saking sunyinya proses jalur hukum tsb sampai nggak pernah kedengeran adanya progress dr kasus tsb dari mulai mega jd wapres trus jd pres, bahkan lengser dan sekarang jd capres lagi.. nggak ada kedengeran sama sekali. Pak, banyak simpatisan PDIP yg dulunya begitu militan dan setia akhirnya kecewa lalu bubar dan mengambil jalan berpisah dgn mega krn kasus yg bpk sebut kudatuli ini. Dalam hal ini saya tidak bicara ttg sakit hati melainkan proses hukum atau niat utk melakukan klarifikasi atas suatu kasus besar di indonesia itu hampir tidak dimiliki oleh pemimpin2nya, terlalu banyak hitungan politik shg akhirnya spt biasa rakyat yg menjadi korban tetap saja menjadi korban tanpa ada kejelasan siapa yg menjadikan mereka korban, sebabnya apa dll. Makanya sy sebut bahkan seorang presidenpun (megawati saat itu) tdk bisa (tdk mau?)membuka kasus tsb.. salam seng goan