Ada paham yang saya tidak setuju tentang istri menurut tanpa reserve.

Kalau suami suka pukul istri, tdk mau kerja cari uang, tdk mau tahu tentang 
tanggung jawab keluarga. --> apakah istri menurut tanpa reserve??

 

Sebenarnya banyak teori tentang hidup di dunia tetapi apakah manusia belajar 
teori baru melakukan suatu tindakan saat interaksi dengan lingkungan?

Saya yakin semua manusia spontanitas melakukan tindakan saat interaksi dengan 
lingkungan.

 

Ibaratkan kita disakiti hingga kita dihancurkan oleh seseorang, apakah kita 
tetap akrab dengan orang tsb?

Secara teori, kita diajarkan untuk memaafkan. Apakah dalam kenyataan hidup, 
apakah kita bisa melakukannya?

 

Manusia hidup dengan lingkungan harmonis melahirkan anak dengan penuh welas 
asih.

Beda dengan manusia hidup dengan lingkungan yang keras.

 

  _____  

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] 
On Behalf Of ardian_c
Sent: Monday, September 07, 2009 11:06 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: Sembayangan di Bulan Tujuh Imlek( 3 hubungan )

 

  

ada salah kaprah tentang 3 gang 三綱 atau 3 hubungan yaitu raja/pimpinan dgn 
bawahan, ayah dgn anak, suami dgn istri.

Waktu Dongzhongshu è`£ä»²èˆ' diundang oleh kaisar Han Wudi 漢武帝 , ia 
menganjurkan 3 gang dgn konsep kesetiaan tanpa reserve, anak berbakti tanpa 
reserve, istri menurut tanpa reserve.
Teori ini diterima oleh Han Wudi.

Sebenernya makna 3 gang itu jaman Kong Zi dan yg dianjurkan adalah 
1.pimpinan dan bawahan harus adil 
2.ayah dan anak harus akrab dan dekat
3.suami dan istri harus harmonis

jadi bukan hal2 yg menuntut kesetiaan tanpa reserve segala macam. But biar 
gimana konsep yg digunakan oleh Dong ini merupakan salah satu bentuk yg menjadi 
dasar keberhasilan orang Tionghoa dalam menjaga keutuhan negara. Suka atau 
tidak suka ya memang itu menjadi dasarnya.

--- In budaya_tionghua@ <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com> 
yahoogroups.com, "Lim Wiss" <lim.w...@...> wrote:
>
> Sebenarnya tergantung perlakuan orang yang paling tua terhadap anak muda.
> 
> 
> 
> Jika orang yang paling tua memperlakukan orang muda dengan baik sehingga
> menimbulkan rasa respek anak muda.
> 
> Maka anak muda akan hormat dengan sendirinya pada orang yang lebih tua.
> 
> 
> 
> Jika orang yang paling tua memperlakukan anak muda dengan seenaknya terkesan
> "saya benar karena saya orang paling tua."
> 
> Maka anak muda memberontak, mau disuruh apapun kalau bisa mengelak dengan
> seribu alasan.
> 
> 
> 
> Jika orang lain melihat hubungan kekerabatan suatu keluarga bagus, maka
> orang lain bisa menilai orang yang paling tua tahu bagaimana menjadi orang
> tua :-)
> 
> 
> 
> _____ 
> 
> From: budaya_tionghua@ <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com> 
> yahoogroups.com
> [mailto:budaya_tionghua@ <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com> 
> yahoogroups.com] On Behalf Of Saskia UBAIDI
> Sent: Monday, September 07, 2009 9:50 AM
> To: budaya_tionghua@ <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com> 
> yahoogroups.com
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Sembayangan di Bulan Tujuh Imlek
> 
> 
> 
> 
> 
> Wah menarik ceritanya, saya seperti baca cerita pendek . Yang penting khan
> nilai kekerabatannya...susah lho gini hari ngumpulin yang tua sd yang cucu.
> Nurut lagi ...ngikut acara keluarga.
> 
> Salam Saskia
> 
> Sent from my JaliBathiR
> http://aaristoteles <http://aaristoteles.blogspot.com/> .blogspot.com// 
> http://pustakaarist <http://pustakaaristoteles.blogspot.com/> 
> oteles.blogspot.com//
> 
> _____ 
> 
> From: "ulysee_me2" <ulysee_...@...> 
> 
> Date: Mon, 07 Sep 2009 01:28:08 -0000
> 
> To: <budaya_tionghua@ <mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com> 
> yahoogroups.com>
> 
> Subject: [budaya_tionghua] Sembayangan di Bulan Tujuh Imlek
> 
> 
> 
> 
> 
> Sorry yah, orang laen udah bahas kue bulan, gue sih masih nyangkut di urusan
> Hantu Lapar, Hungry Ghost Festival. 
> 
> Minggu lalu, keluarga gue sembayang leluhur. Enggak leluhur banget sih,
> lebih kepada kerabat-anak cucu Kongco yang sudah meninggal. Tiga belas arwah
> yang diundang, meja altar udah penuuuhhhhh sama makanan. Makanannya rata
> rata makanan peranakan, dan enggak tentu makanan cina. Makanan ala barat
> juga ada, sebab sembayangan kali ini, makanannya lebih ke apa yang disukai
> selama hidup. 
> 
> Jadi nggak heran kalau diantara buah-buahan di altar tuh selain nanas yang
> di pejeng bersama dengan daun mahkotanya, pisang raja, juga ada buah
> strawberry, dan kiwi segala.
> 
> Terus makanannya, selain 13 mangkok nasi, satu ekor peh cam keh, masakan
> kaki babi, ada nyempil macaroni schotel,
> 
> Diantara kue kue manis, bersanding jajanan pasar tradisional, cente manis,
> naga sari, dengan kue moho dan bakpao. 
> 
> Kali ini kita nggak pake samseng, jadi cuman ada Ayam aja yang utuh. Soalnya
> kalau pake samseng minumnya harus arak, kalau enggak samseng minumnya teh.
> Berhubung dari yang meninggal, yang doyan arak cuman Kongco doank, mendingan
> siap teh aje deh, samseng dan arak mah ntar aja kalau imlek dan cengbeng. 
> 
> Sembayang kali ini juga enggak pake bakar bakar rumah2an, mobil2an, baju,
> handphone de el el. Enggak seseru Cengbeng. Kita cuman sembayang, lalu rame
> rame bikin uang uangan, yang digulung membentuk emas emasan jaman jadul-
> sambil ngerumpi. Yang dirumpiin mulai dari gossip keluarga sampai ke urusan
> KDI-Anang.
> 
> Ada yang sempet tanya, Kong, nape kok sembayangnya sebelon tanggal 15 bulan
> tujuh? Tanggal 15 bulan tujuh khan masih kamis besok? Pintu neraka belon
> terbuka donk nih, nyampe nggak makanan sama duit yang kita kirim nih? 
> 
> Kong nyante aja, bilang, "Justeru, kalau yang punya keluarga itu mah
> sembayangnya harus sebelon tanggal 15. Sebelon pintu neraka terbuka harus
> udah kenyang, itu bedanya leluhur yang masih punya anak cucu yang urus
> mereka di bumi, sama hantu lapar yang udah nggak ada yang urus lagi. 
> 
> Kita pun manggut manggut. 
> 
> Dan ketika hari Rabu kemaren gempa bumi melanda jakarta, gue dapet sms dari
> Kong " Kayaknya ada yang dobrak pintu neraka nih, terbuka sehari sebelum
> waktunya. Setannya pada kabur jadi gempa, noh. Ati ati di jalan" 
> 
> Ada ada aje engkong, menghubung hubungkan kepercayaan tionghoa dengan
> fenomena gempa. Emangnya pintu neraka adanya di tengah laut tasikmalaya yang
> jadi pusat gempa ntu? hehehehe. 
> 
> Sorenya gue mendengar Adzan maghrib. Lalu terpikir lagi, kalau kepercayaan
> tionghoa, tanggal 15 bulan tujuh imlek, itu pintu neraka dibuka, setan dan
> hantu gentayangan cari makan, padahal sekarang lagi bulan Ramadhan,
> kepercayaan muslim khan katanya setan dan hantu di penjara nggak bisa ganggu
> manusia. 
> Lhah itu gimana donk khan jadi kontradiktip.
> 
> Apakah setan dan hantu itu juga diperlakukan sesuai dengan agama dan
> kepercayaan mereka masing-masing semasa hidupnya kali ya? Apakah ada dibagi
> ini setan dan hantu tionghoa, ini setan dan hantu kristen, ini setan dan
> hantu muslim, ini setan dan hantu buddhis, begitu? 
> 
> Weleh, kalau dipikirin malah jadi bingung. So Be IT aja lah.......
>



Kirim email ke