Dear pak yong de,
Saya tidak ada apa2 nya soal pengetahuan budaya leluhur.
Bahasa mandarin saja saya tidak bisa.

saya tidak ada muka untuk bertemu dengan sahabat sekalian.


Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-----Original Message-----
From: "henyung" <heny...@yahoo.com>
Date: Sun, 06 Dec 2009 10:03:09 
To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
Subject: [budaya_tionghua] Re: Renungan minggu ini - cicit kaisar

Kalau begitu dengarlah kedua belah pihak. Jangan terjebak kepada naluri membela 
yang "ditindas". 

Saya tahu banyak yang tidak enak dengan bahasa beberapa rekan dalam kasus ini. 
Yah apa boleh buat, itulah keterbatasan bahasa dalam bentuk tulisan. Terhadap 
masalah ini juga sudah saya sampaikan langsung untuk lebih santun bahasanya. 
Toh bung Abdi dan temannya tidak dibatasi kesempatan dalam mengutarakan 
pendapat. Hanya saya minta agar diingat kebebasan itu berlaku untuk semua, 
selama masih wajar. 

Menurut saya sih tanggapan yang ada sudah lebih halus, ketimbang misalnya kalau 
kasus ini dimunculkan di forum lain seperti *****history*****.com

Di sana karena berkumpul orang dan ahli dari seluruh dunia, bisa lebih kejem 
yang kasih sanggahan.

Dari awal memang banyak fakta-fakta yang tidak cocok dengan catatan sejarah 
baik itu catatan resmi maupun TIDAK RESMI. 

Contoh kasus terakhir adalah kisah nenek si cicit yang katanya kakinya diikat. 
Anda toh bisa membaca sendiri, termasuk bantahan yang dimulai dari saudara 
Robby / Takezo. Juga disambung oleh saya sendiri yang memberikan tanggapan dari 
ingatan. Kebenaran dan fakta TITAH KAISAR yang melarang foot binding bagi 
perempuan Man itu terbuka jelas dan bisa diakses oleh semua orang. Baik itu 
dalam sumber bahasa Han maupun bahasa Inggris.

Lalu juga mengenai masalah marga Wang, yang dikatakan kaisar Guangxu aslinya 
bermarga Wang dan orang Mongol. Masih panjang dan berderet-deret kejanggalan 
yang diutarakan. Yah.... paling mungkin alasan yang diberikan adalah itu bukan 
si cicit yang ketik sendiri, bung Abdi yang ketik. Memang benar sih demikian. 

Karena itu saya baru dihubungi secara pribadi untuk ANGKAT JARI (tutup mulut) 
tidak lagi membuka/membagi fakta-fakta yang malah akan dijadikan senjata pada 
pertemuan tanggal 20 nanti. Contoh nya catatan si nenek yang pertama dibilang 
dalam bahasa Indonesia (mungkin maskudnya melajoe doeloe), habis saya kasih 
tahu masalah bahasa Man, eh langsung muncul pernyataan bahwa catatan dalam 
bahasa Man itu ada. Yah semoga bisa diverifikasi mengenai catatan dalam bahasa 
Man ini.

Saya hanya berharap bahwa bung Jackson sendiri bisa hadir di tanggal 20. 
Sekalian kita berkenalan, seusai ajaran leluhur kita: seribu teman itu tidak 
cukup, satu musuh sudah terlalu banyak. Lagian kalau tidak salah bung Jackson 
juga sering ke petak sembilan ? Daerah Galangan VOC masih termasuk daerah kota 
tua.

Hormat saya,

Yongde

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson_ya...@... wrote:
>
> Sabar. Saat ini saya dalam tahap mendengarkan. Nanti jika sudah saatnya saya 
> akan bertanya dan memberi kesimpulan.
> 
> Saya tipe yang mau mendengarkan orang lain dulu
> Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
> Teruuusss...!
> 
> -----Original Message-----
> From: shinmen takezo <hisashi.mits...@...>
> Date: Sun, 6 Dec 2009 14:43:22 
> To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
> Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Renungan minggu ini - cicit kaisar
> 
> sebaiknya anda ikut menyanggah atau mendukung , sejauh apa yang anda tahu
> bukan komentar yang jauh dari esensi , ini sama saja anda berusaha menggurui
> 
> 
> buku sejarah pun lum tentu benar , itu benar adanya , tapi bagaimana anda
> bisa tau buku itu lum tentu benar , kalau anda tidak tahu yang mana benar
> (menurut anda)  ......? adakah anda menawarkan opsi sejarah yang lain ?
> dengan argumen tertentu ?
> 
> atau anda yakin klaim si cicit benar , yah keluarkan lah argumen2 anda ,
> masalah ntar siapa yang benar siapa yang salah , itu lain soal ......
> 
> 
> 
> 
> 
> 2009/12/6 <jackson_ya...@...>
> 
> >
> >
> > Harusnya dengerin dulu baru, tanya2, kesimpulan baru komentar.
> >
> > Yang tertulis di buku sejarahkan belum tentu benar.
> >
> > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung
> > Teruuusss...!
> > ------------------------------
> > *From: * "ardian_c" <ardia...@...>
> > *Date: *Sat, 05 Dec 2009 17:05:04 -0000
> > *To: *<budaya_tionghua@yahoogroups.com>
> > *Subject: *[budaya_tionghua] Re: Renungan minggu ini - cicit kaisar
> >
> >
> >
> > hehehehehehehe soalnya rada2 aneh ceritanya getu lho.
> > paham gak ?
> >
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com <budaya_tionghua%40yahoogroups.com>,
> > iwan kustiawan <iwanphan1@> wrote:
> > >
> > > ini baru budaya tiong hoa...he...he..he..jadi teringat subjek cicit
> > kaisar..orang2 yang mentertawakan  orang lain itu seperti botol penuh tak
> > bisa diisi lagi...sudah penuh dengan kesombongannya sendiri...ilmu pasti
> > (science) saja berkembang dan bisa digantikan apalagi sejarah yang banyak
> > dipengaruhi oleh politik, religi, etc......selayaknyalah jika merekalah dari
> > segi moral tiong hoa yang menjadi subjek tertawaan....sepandai apapun orang
> > yang sombong sama saja tak berguna bagi orang lain.
> > >
> > > --- On Sat, 12/5/09, east_road <east_road@> wrote:
> > >
> > > From: east_road <east_road@>
> > > Subject: [budaya_tionghua] Renungan minggu ini Jika kalau murid Baru bisa
> > kencing berdiri, Guru kencing ???
> > > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com <budaya_tionghua%40yahoogroups.com>
> > > Date: Saturday, December 5, 2009, 9:13 AM
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > Â
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > Dulu waktu kita SD, Selalu pas pelajaran Bahasa Indonesia, selalu ada
> > pelajaran bagian belajar pepatah. Anda tentu ingat pepatah yang satu ini
> > sering sekali, kita harus menghapal pepatah yang satu ini " Guru kencing
> > berdiri, murid kencing berlari". Nah sekarang saya merenung dan mendapat
> > sebuat ide untuk membuat saduran baru Dari pepatah ini bagaimana kalu Si
> > murid baru bisa kencing berdiri si guru kencing gimana ?.
> > >
> > >
> > >
> > > Simak alkisah berikut ini :
> > >
> > >
> > >
> > > Pada suatu saat si Murid dengan bangganya dia memberi tahukan teman
> > temannya yang masih kencing berlari lari, dia berkata" Loe pada tuh masih
> > GOBLOK, liat g udah pintar G aja sekarang Kencing aja udah berdiri, Loe pada
> > masih lari- lari ", Dengan sombongnya si murid baru bisa kencing berdiri,
> > menantang semua orang sekitar dirinya, tak ada yang mampu kencing berdiri
> > sebaik dirinya.
> > >
> > >
> > >
> > > Karena kesombongan si murid dia menantang Gurunya sendiri dan berkata "
> > Guru sekarang saya bisa kencing berdiri, gimana dengan anda pas anda tidak
> > bisa melampaui diri saya". Sang guru tersenyum dan muridnya berkata " Ayo
> > kita adu kencing, siapa kencingnya lebih jago saya atau anda, pastilah saya
> > karena saya sudah bisa kencing berdiri tidak seperti yang lainnya?". Dan
> > sang guru menjawab tantangan muridnya. Maka mereka beradu kencing , Simurid
> > ternyata si murid kalah oleh sang Guru dia bingung kok bisa ???. Padahal
> > tehniknya sama sama berdiri.
> > >
> > >
> > >
> > > Anda mau tau kenapa si murid bisa kalah, jawabnya ternyata eh ternyata
> > siGuru mampu kencing berdiri dan mengeluarkan air kencing dengan tegak lurus
> > dan teratur, sehingga tidak mengotori badannya, dan simurid mengeluarkan air
> > kencing dengan masih air kencingnya mencar mencar ketangannya, celananya,
> > dan pula ke bajunya. Bertanya sama gurunya kok bisa air kencingnya lancar ?.
> > Si guru berkata " dirimu masih baru mempelajari kencing berdiri, sementara
> > aku sudah makan asam garam dari kencing berdiri, sehingga aku tau Air
> > kencing ternyata juga sama penting daripada cara posisi kencing, cara
> > mengeluarkan air kencing juga sama penting mempelajari cara posisi kencing"
> > >
> > >
> > >
> > > Arti dari kisah ini adalah janganlah kita sombong ketika kita berhasil
> > mempalajari sebuah pengetahuan, menantang semua orang, Guru kita dgn diri
> > kita masih lebih baik guru kita, karena dia sudah lama mempelajari ilmu
> > pengtahuan tersebut dan fasih akan adanya, dia tidak perlu mencari lagi
> > karena dia sudah tau mesti cari dimana, sementara orang yang baru bisa tahu
> > ilmu masih mencari kesana kemari jawabannya apa lewat internet, buku dan
> > sebgainya, itu lah bedanya dengan guru yang telah lama belajar dia tanpa
> > mencari pun tau mesti bagaimana mengarahkan yang lebih baik ( lebih
> > berpengalaman dari kita yang baru bisa ilmu pengetahuan)
> > >
> >
> >   
> >
>



Reply via email to