Saya setuju dgn sdrLiang U. Didalam milis ii tidak perlu pandang umur, gender, pendidikan. Saya tidak pernah mempergunakan kriteria ini meskipun pendidikan saya mungkin jauh lebih tinggi dari siapapun dlm milis dan umur saya mungkin termasuk yg tertua. Utk apa mempergunakan titel Dr Ir [saya berhak memakainya] ini hanya membanggakan diri sendiri dan seolah² memandang rendah yg tidak punya pendidikan demkian Titel semacem ini juga sudah stop diskusi karena tidak ada yg berani kontra --- tidak produktip utk milis. Sebagai manusia mungkin yg lebih muda bisa lebih terang pemandangannya dari yg sudah lanjut umurnya dan mulaiberpikir knservatip -preservatip. Yg pendidika tinggi juga dpt belajar dari lain dan setiap member sebab pengetahuannya mungkin hanya one sided. Diskusi harus open. Buku mengenai sejarah dpt 100% palsu - seperti tulisan wali songo asal china dgn segala BS nama verbastering kechinese dialect. Karena itu open diskusion dan terima kritik dan kontra kritik. Kalau tidak setuju tulis dan terima kontranya. Andreas Andreas
--- On Thu, 1/7/10, liang u <lian...@yahoo.com> wrote: From: liang u <lian...@yahoo.com> Subject: Re: Bls: [budaya_tionghua] Re: HUACHIAO dan HUAREN=> Pro Sumamihardja To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Thursday, January 7, 2010, 1:58 AM Sdr. Siswanto, Saya tak kenal baik Benny Setiono ataupun sdr. Suma, jadi saya netral saja. Saya kenal pak Suma di milis ini saja. Yang saya sesalkan, adalah alasan anda. Kalau menurut saya seorang yang pernah menulis buku sejarahpun boleh saja bukunya bagus, tapi tidak ada kepastian bahwa pendiriannya diterima oleh kalayak ramai, atau oleh orang lain. Jadi boleh saja orang mengkritik. Dalam sistem diskusi bebas ini, maupun dalam masyarakat yang demokratis itu kita diperbolehkan mengkritik orang. Andapun boleh juga mengkritik sdr. Suma, sdr. Suma boleh saja mengkritik Benny Setiono dan seterusnya. Pembacalah yang menilai mana yang benar. Tapi kalimat seperti di dibawah: Anda menuduh DR. Benny fobia ? He he he gue jadi bertanya-tanya neh, emang siapa anda ? Menurut saya ini bukan kritikan, tapi makian. Harusnya anda mengasumsikan pembaca tidak tahu, lalu apa jasa Benny Setiono dipaparkan, Anda juga kenal sdr. Suma? Kalau yah, paparkan siapa dia, lalu sebutkan bagian mana yang anda tidak setuju? Kalau tidak, ya jangan dikaitkan dengan kenal mengenal, memang kalau kenal tak boleh beda pendapat? Sekarang kita balik kepada masalahnya. Ini pendapat saya pribadi: Jika seseorang sudah berkeluarga, tidak berarti kalau ia cinta keluarganya harus benci kepada orang tuanya? Alasannya apa? Kalau orang tua kita mendapat kemajuan dalam sesuatu hal, misalnya bisnisnya, kita tidak boleh bergembira? Demikian juga kalau saya warga negera Indonesia, cinta Indonesia, apakah harus benci tanah leluhur, tempat leluhur kita hidup, tempat sdr. kita hidup. Meskipun anda sudah tak tahu, kalau diadakan tes DNA, pasti banyak orang masih seturunan dengan anda. Tambahan lagi, gembira melihat sesuatu di negara asing tidak berarti pro pada negara itu? Lalu bagaimana peminat Manchester United yang sampai loncat-loncat karena gembira melihat Manchester United menang? Apakah ia pro Inggeris, sudah tak cinta Indonesia, sudah benci PSSI? Alasan yang tak masuk alasan inilah yang sering membuat ribut di milis ini. Semoga tak keterusan. Salam From: John Siswanto <johnsiswa...@yahoo.com> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thu, January 7, 2010 12:20:37 PM Subject: Bls: [budaya_tionghua] Re: HUACHIAO dan HUAREN=> Pro Sumamihardja Pak Erik yth, yup, sepertinya saya salah, saya pernah baca entah dimana - tapi mungkin juga saya salah... Dengan ini saya mohon maaf... Kalau anda dan bung Suma kenal sama pak Benny, pada postingan yang lalu bung Suma kok sepertinya tidak mengenal pak Benny ? Anyway, many many sorry John Siswanto --- Pada Rab, 6/1/10, Erik <rsn...@yahoo. com> menulis: Dari: Erik <rsn...@yahoo. com> Judul: [budaya_tionghua] Re: HUACHIAO dan HUAREN=> Pro Sumamihardja Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Tanggal: Rabu, 6 Januari, 2010, 8:11 PM Pak John yth: Saya kenal baik dengan Pak Benny Gatot Setiono dan juga bung Suma Mihardja. Dan saya juga tahu persis bahwa Suma pun kenal secara pribadi dengan pak Beny. Betul pak Benny pernah menulis buku berjudul "Tionghoa dalam Pusaran Politik", proses penulisannya yang makan waktu bertahun-tahun itu juga kami ikuti dari waktu ke waktu kok! Karena itu, kami tahu persis apa yang ada di benak beliau lewat diskusi-diskusi antara kami selama ini. Isi buku pak Benny yang kaya dengan kutipan-kutipan dari terbitan tahun lama yang mencatat peristiwa sejarah di Indonesia yang melibatkan masyarakat Tionghoa, memang pantas dijadikan referensi bagi yang ingin studi tentang masyarakat Tionghoa di Indonesia. Namun demikian, masih ada banyak pendapat beliau yang kontroversial yang masih selalu diperdebatkan bahkan juga antara sesama pengurus dan anggota INTI dan masyarakat luas lainnya (termasuk bung Suma). Mohon maaf, pak John, saya jadi tertawa geli dengan kalimat yang anda lontarkan pada Suma "anda belum kenal, kenali dulu gih". Apa iya Suma tidak kenal pak Benny, yah keterlaluan donk!! Adapun mengenai gelar Dr (Doktor?) , yang saya tahu adalah Pak Benny waktu masih bernama Ko Tian Tong dulu pernah kuliah di Universitas Res Publika (sekarang Trisakti) yang tidak selesai gara-gara peristiwa G 30 S. Kalu tiba-tiba pak John informasikan bahwa Pak Benny bergelar Dr (Doktor) kami-kami yang sudah lama kenal secara pribadi dengan beliau jadi bingung neh!! Salam, Erik ------------ --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- --------- --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "John" <johnsiswanto@ ...> wrote: > > > Bung Sumamihardja yth selamat pagi, > > Yang menulis artikelnya jelas tertulis (DR.) Benny G. Setiono... > Seorang tokoh keturunan Tionghoa ahli masalah-masalah Tionghoa di Indonesia > yang sudah kesohor... (anda belum kenal, kenali dulu gih) > > Anda menuduh DR. Benny fobia ? > > He he he gue jadi bertanya-tanya nehh, emang siapa anda ? > > John Siswanto > > > > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "sumamihardja" sumamihardja@ wrote: > > > > Yang menulis ini justru orang yang mengalami fobia yang enggak > > selesai-selesai. Udah berapa tahun pesan ini selalu diulang-ulangnya? Baca > > saja bagian belakang tulisannya. Ditujukan ke siapa pesan ini? > > Jangan-jangan si penulisnya yang mengalami ilusi. Semakin sering ditulis, > > justru semakin menunjukkan pesan bahwasanya yang fobia adalah penulisnya > > sendiri. > > > > Yang berbahaya, akhirnya salah-salah justru timbul kecurigaan bahwa > > Tionghoa Indonesia itu pada dasarnya tidak menjadi WNI sungguhan, kecuali > > si BS ini yang benar-benar nasionalis sejati lewat pengulangan- pengulangan > > tersebut. Apa lagi cari muka sebagai pemuka? Lagipula, dia itu mau > > memaksudkan huayi dengan yi huruf dari apa? ini juga membingungkan dan > > tidak jelas dia sebenarnya mau ngomongin apa. Menambah banyak teman sangatlah mudah dan cepat. Undang teman dari Hotmail, Gmail ke Yahoo! Messenger sekarang!