Ya memang diskusi disini waktu nya pendek. Ya namanya milis seperti warung kopi. Bisa disingkat kalau memang mau. Saya kalau diskusi dimilis gak terlalu pusing2 ya ambil saja esensinya sebanyak2nya. Itu saja. Memang nulis buku jauh lebih bagus. Semoga bukunya bisa dibaca banyak orang. Sulit sekali mencari buku2 kiri. Saya teringat dengan om Oey hay djoen yg mencoba menterjemahkan banyak buku kiri. Sekarang sudah jauh berubah dan mudah mendapatkan buku kiri dalam bhs asing tetapi tetap yg dalam bhs Indonesia masih kurang walaupun sudah ada.
Jangan bung pikir ketika saya bilang bung radikal itu saya menghina bung. Tidak sama sekali. Itulah kenyataannya. Saya tidak suka menjudge/menghakimi orang lain. Itu bukan kekuasaan dan kemampuan saya. Tetapi saya berhak utk mengatakan apa adanya. Kalau memang salah ya silahkan kasih argumennya dan kalau memang benar ya bisa didiamkan. Jelas sekali saya mengerti apa yg ingin bung sampaikan dengan membandingkan paus dan Jokowi. Selama ini kan bung menyerang Jokowi krn dia kapitalis. Makanya saya komentari kalau paus juga kapitalis dgn bank vaticannya. Bung berkelit bahwa ada orang2 konservatif disekeliling paus. Ini benar. Tetapi karena bung tidak setuju dengan Jokowi, bung tidak mampu utk melihat bahwa Jokowi pun dalam posisi yg sama. Sudah saya tulis sebelumnya Jeffrey winters bilang ke saya Jokowi itu bukan oligarkhi. Yg ingin saya tekankan dalam diskusi ini adalah ada persamaan antara Jokowi dan paus dalam memanusiakan manusia dibawahnya yaitu: kejujuran, keseriusan dan keberanian yg didalamnya ada suatu keindahan. Ini yg bung belum mampu melihatnya. Bagi saya jelas bukan kapitalisme nya yg telah dilaksanakan kedua orang ini yg menjadi sentral pemikiran saya, tetapi bagaimana usaha untuk menciptakan rakyat makmur dan sejahtera itu bisa diwujudkan. Saya tidak pernah bermimpi, siapa saja yg menjadi pemimpin akan harus dapat mewujudkannya apalagi dalam tempo yg sesingkat2nya. Usaha kearah yang benar pun, pasti saya sokong. Saya sadar bahwa banyak tantangan yang ada dalam mewujudkan keinginan itu. Tantangan2 itu adalah realitas. Teori yang adalah idealisme harus diuji dalam praktis dan hasilnya bisa tidak terjadi seperti yg diinginkan oleh yg tukang bikin teori itu. Teori itu bisa salah tetapi teori itu sendiri tidak bisa dihilangkan karena ada pesan dan asumsi yang benar dalam waktu teori itu dijadikan/terbentuk. Jangan tersinggung dengan diskusi ini. kita berdiskusi. Ada argument. Saya kasih argument. Itulah pemikiran saya. Jangan berubah kalau tidak mau. Jadilah dirimu sendiri. Tetapi bukan berarti kita tidak bisa berdiskusi kan walaupun kita memang berbeda?! Oh ya semua orang itu berbeda. Ideologi itu hanya salah satu yang membedakannya bukan satu2nya. Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Monday, February 27, 2017 4:52 AM To: GELORA45@yahoogroups.com; nesa...@yahoo.com Subject: Re: [GELORA45] Megawati Hadiri Peresmian RPTRA Kalijodo Saya sudah bilang tidak ada gunanya diskusi panjang-panjang. Selama lebih dari tiga tahun saya sudah diskusi dan berdebat di milis ini. Semua orang sudah tahu isi otak saya. Dan saya juga sudah tahu isi otak orang-orang yang mengemukakan pendapatnya. Anda mau bilang saya radikal kek, atau apa lagi. Terserah. Boleh saja. tidak soal. Sudah banyak topi yang saya pakai. Tapi satu yang saya tolak, saya tidak suka debat kusir. Sama sekali saya tidak "lari" untuk menghindari masalah pokok. Dalam balasan saya yang lalu saya hanya mau jawab pertanyaan anda "apa bedanya Jokowi dan Paus". Sebenarnya banyak sekali bedanya dan kelihatan jelas, misalnya saja: Jokowi orang Indonesia, Paus Fransisco orang asal Itali dan lari ke Argentina. Itu saja sudah merupakan unsur yang membedakan mereka, bukan? Saya hanya ambil salah satu perbedaan yang lebih sustansial. Anda tidak terima itu, tidak apa-apa. Itu soal anda Bagi saya, bukan soal saya senang atau tidak kepada Paus, senang apa tidak kepada Jokowi. Untuk mengupasnya lebih dalam, akan berlembar-lembar, seperti dulu saya menanggapi pendapat dan pikiran absurdnya si Chan. Itu sudah cukup. Saya tidak punya waktu untuk mempelajari dan meneliti apa kongkritnya yang dilakukan Paus Fransiskus dalam struktur Vatikan dan bagaimana hubungannya dengan bank dan keuangan Vatikan. Karena hanya dengan penelitian yang seksama saya baru punya hak untuk bicara tentang hubungan dan peran Paus Fransiskus dengan modal dan praktek bisnis yang dikelola oleh Vatikan. Sekarang ini yang saya lakukan adalah berkomentar tentang pernyataan-pernyataan yang ia keluarkan dalam khotbah-khotbahnya, seperti juga yang tercermin dalam diskusi antara Paul Jay dengan Matthew Fox. Sedangkan tentang Jokowi, anda sudah bisa melihat sikap dan pandangan saya baik melalui komentar saya dan juga melalui semua postingan yang saya tampilkan. Memang betul saya sendirian dan hidup di luar negeri, tapi saya SAMA SEKALI tidak merasa sendirian dalam semua usaha yang saya lakukan. Saya merasa SATU dengan kaum tani yang dirampas tanahnya, saya merasa SATU dengan kaum buruh yang upahnya terus ditekan, saya merasa SATU dengan mahasiswa yang tidak bisa bayar uang sekolah yang semakin tinggi, saya merasa SATU dengan suku bangsa Sioux yang sedang berjuang membela ruang hidupnya menghadapi kebiadaban kaum pengusaha monopoli besar, saya merasa SATU dengan kaum imigran yang lari dari negerinya yang hancur karena perang agresi imperialis...Jadi kawan saya itu SANGAT BANYAK SEKALI...dan MEREKA ADA DI MANA-MANA...Dan kalau saya marah-marah dan mencuci maki kaum kapitalis monopoli, kaum imperialis, kaum tuan tanah, kaum borjuis birokrat dan komprador serta para antek dan keroco-keroconya, yaitu kaum revisionis dan renegad, itu adalah karena (meminjam salah satu pernyataan Paus Fransiskus) saya tidak hanya MELIHAT atau NONTON penderitaan mayoritas rakyat dunia yang diperlakukan sangat tidak manusiawi dan dipaksa hidup seperti binatang, tapi saya MENYENTUH mereka semua dan BERSATU dengan mereka. Itulah yang saya cerminkan dalam semua pendapat, komentar, postingan dan buku-buku saya. On Sunday, February 26, 2017 8:51 PM, "nesa...@yahoo.com [GELORA45] <mailto:nesa...@yahoo.com%20[GELORA45]> " <GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> > wrote: Oh jadi bedanya jokowi dan paus fransiskus adalah: jokowi tidak berani ambil resiko dan munafik Kalau paus gimana? Paus memenuhi janji pemilu dan tidak munafik? Sudah saya tulis sebelumnya kedua orang itu berbeda. Sikon negaranya juga beda. Bung seneng krn paus kiri. Ini personal. Bung tidak suka Jokowi krn kanan. Ini yg ada diotak bung. Ini yg ingin saya katakan salah itu. Ketika saya katakan paus juga kapitalis, bung lari ke Jokowi tidak berani ambil resiko dan munafik. Bung kan gak mau melabel paus kan bahwa dia tidak bisa mengganti bank Vatican dan bagi2 duit dibank itu kerakyat? Alasan yg bung pakai adalah: paus dikelilingi oleh uskup2 kanan. Memangnya Jokowi tidak? saya pikir Jokowi lebih parah. Paus itu hebat loh. Malahan ada yg menganggap dia itu utusan Tuhan. Jokowi siapa? Kurus kering gak punya duit dan tidak punya basis kekuasaan lagi. Ini arti lemahnya Jeffrey winters. Kalau bung pengin tahu Jeffrey winters bilang Jokowi itu bukan oligarkhi. Masalah perbedaan ideologi kita? Bung belum kenal saya. Sama seperti saya tidak mengenal bung. Tetapi masih bisa berdiskusi kan? Bung tidak mau berdiskusi. Bung maunya mempertahankan pendapat bung. Apalah artinya perbedaan ideologi itu Bagi saya sama saja orang berbeda agama, beda selera makan, beda kultur, beda keinginan dan hasrat dll. Bukankan semua manusia itu berbeda? Memangnya kalau sama2 ideologinya sudah pasti akur dan sama pendapatnya? Kan tidak. Ini yg saya sayangkan keras kepalanya bung. Yg lain tidak. Bela orang miskin itu bagus tetapi jangan pikir bela orang miskin itu hanyalah milik orang kiri saja. Jangan pikir kalau orang kiri itu semuanya baik dan orang kanan itu selalu jahat. Paus yg bung suka itu kanan loh agamanya. Ini yg ingin saya sampaikan selama ini bahwa paus itu melihatnya dari humanism bukan ideologi kiri kanan. Orang jahat baik itu moralnya bukan ideologinya. Orang salah dan benar itu standardnya hukum. Saya merasakan bung itu orangnya baik. Hanya sayangnya bung itu radikal. Kenapa saya sayang? Karena radikalisme bung dapat menyamarkan dan menciptakan hal2 yg buruk terutama dalam tindakan/attitude. Banyak orang baik berbuat jahat. Ketika tempo hari bung mempertanyakan para komunis seperti polpot, lenin, stalin, mao dll dan tidak menerima mereka2 ini membunuh orang, itu jelas bukti radikalisme bung. It clouds your judgment. Saya sayangkan kalau bung yang baik itu hanya melihat dan menimbang sesuatu dari kacamata ideologi. Itu salah. Seharusnya diukur dari kacamata moral/etika dan hukum. Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Sunday, February 26, 2017 1:46 PM To: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> ; nesa...@yahoo.com <mailto:nesa...@yahoo.com> Subject: Re: [GELORA45] Megawati Hadiri Peresmian RPTRA Kalijodo Jokowi tidak berani ambil resiko untuk memenuhi janji-janji selama Pemilu, misalnya soal penuntasan pelanggaran HAM berat. Maka itu saya bilang Jokowi juga orang yang munafik. Di satu pihak omong soal ribuan hektar tanah yang dimiliki seseorang dan petani yang tidak punya tanah. Solusinya: reforma agraria palsu yang sudah ditentang oleh ormas=ormas tani. Omong kosong bicara soal landreform kalau tidak ditangani soal perampasan tanah, penyusutan lahan pertanian dan monopoli tanah oleh tuan tanah besar dan kaum pengusaha konglomerat. Uskup Fransiskus tidak pernah bikin janji supaya dia dipilih jadi Paus. Dia ambil tindakan yang bisa dia lakukan dalam kedudukan dan kekuasaannya sebagai Paus. Memang kita berbeda dalam ideologi dan pandangan dunia. Kalau anda berpendapat Tkk sekarang masih diilhami oleh Marxisme, nah itu sudah bertolak belakang dengan pendapat saya. Dan tidak perlu diskusi panjang-panjang karena pasti anda sudah tahu jalan pikiran saya karena itu jelas tercermin dalam perdebatan saya dengan Chan. Saya sudah bilang berkali-kali titik tolak pandangan kita berbeda. Anda punya teori dan konsep sendiri yang saya sama sekali tidak tertarik untuk mendiskusikannya. On Sunday, February 26, 2017 7:13 PM, "nesare1@yahoocom [GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> > wrote: Jadi bedanya apa antara paus dan Jokowi? Paus masih menjalankan bank Vatican yg menggunakan capital/modal dan Jokowi masih menggunakan capital/modal juga untuk membangun NKRI. Bagi yang mengikuti teologi pembebasan di Amerika Latin tahu persis bahwa teologi pembebasan itu sering bertentangan dengan vatikan. Teologi itu dogma. Kiri, tengah dan kanan itu ideology. Kedua hal ini berbeda. Paus fransiskus konservatif teologinya tetapi pandangan sosial dan ekonominya mungkin moderat/liberal. Teologi pembebasan menghasilkan pastur copot jubah, angkat senjata dan naik gunung perang bersama rakyat melawan penindasan. Mereka copot jubah dan angkat senjata itu pilihan karena mereka tidak boleh berjubah sambil angkat senjata. Figur paus itu adalah sosok yang paradoksikal. Sulit memisahkan perannya sebagai pemimpin suatu negara Vatican, pemimpin tahta suci dengan pemimpin gereja universal. Kita tidak akan dapat memahami perannya sebagai pemimpin negara vatican jika tidak melihat adanya satu sumber yang sama dari pemahaman dan penghayatannya sebagai pemimpin gereja universal. Sumber tersebut adalah iman dan keyakinannya akan peran penyelamatan Yesus di dalam seluruh aspek hidup manusia di dunia ini (mulai dari moralitas pribadi hingga sistem dan struktur politik, ekonomi, sosial, dan kultural). Teologinya yang dianggap konservatif dengan kebijakan politik, ekonomi, dan sosialnya yang dianggap progresif tidaklah kontradiktif di mata paus ini. Bung telah berulang kali mengatakan ideologi yang membedakan kita. Saya tekankan bahwa dalam melihat seseorang seperti paus ini, persepsinya orang yang melihatnya bisa berbeda. Bung suka sama paus ini karena dia kiri dimata bung Tetapi orang lain ditengah atau kanan lihatnya lain. Yang ingin saya katakan setiap orang absah dan berhak memakai perspektif dengan ideologinya masing-masing. Hanya perlu berhati-hati untuk tidak begitu saja membaca dan menerimanya sebagai kebenaran. Seperti yang dikatakan oleh orang, "Truth is in the eye of the beholder". Sekarang jelas amerika, RRT, kanada, jepang, jerman dll tetap berusaha keras menguasai dunia. Menguasai sumber alam, menguasai pasar, mengontrol masyarakat di seluruh dunia. Seperti dalam gerakan kebangsaan tahun 20-an sampai 40-an, dalam gerakan Asia-Afrika tahun 50-an dulu, sekarang ini marxisme juga masih mengilhami perjuangan melawan hegemoni amerika, melawan kapitalisme global, melawan dominasi konglomerat global, dst. Konsep civil society, yang dikembangkan oleh Gramsci (ketua Partai Komunis Italia) mengilhami banyak orang. Participatory democracy yang sudah dicoba di brasil dan venezuela, itu juga diilhami oleh marxisme, oleh pengalaman bangsa kuba, dst…dst…. Penduduk RRC itu 1/4 penduduk bumi, masyarakatnya ditata dengan diilhami juga oleh marxisme. Teologi pembebasan Katholik (dan versi yang mirip di kalangan Islam, Kristen, dst) itu mengilhami 1 miliar umat Katolik, dan teologi itu antara lain juga diilhami oleh marxisme. Gerakan lingkungan yang sekarang sudah mendunia, begitu juga gerakan perempuan, gerakan buruh, dsb, itu sebagian juga diilhami oleh marxisme. Tentu saja para aktifis memilihnya dengan selektif. dari ilmu sosial yang sudah berumur 2 abad itu mereka cuma pakai mana yang cocok dengan masyarakatnya, dengan situasi global, dst….dst… Begitu juga kenyataan bahwa semua negara atau manusia sekarang ini sudah menggunakan capital/modal. Pandai2lah mengambil keputusan. Itu saja. Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Sunday, February 26, 2017 8:22 AM To: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> ; nesa...@yahoo.com <mailto:nesa...@yahoo.com> Subject: Re: [GELORA45] Megawati Hadiri Peresmian RPTRA Kalijodo Betul! Memang Vatican juga mempraktekkan kapitalisme dengan banknya. Itu dia warisi dari seluruh struktur Vatikan, bukan? bisakah dia seorang diri menghancurkan seluruh struktur jahat itu? Tidak bisa! Dia juga dikelilingi oleh uskup-uskup yang kanan dan reaksioner!! Apa yang dikerjakan sekarang adalah pekerjaan propaganda untuk menyadarkan umat dan publik pada umumnya... Itu sudah sangat jauh lebih baik dan bertentangan dengan apa yang dilakukan Paus-Paus yang sebelumnya yang justru menentang gerakan rakyat dan membela statusquo dan sistem kapitalis dengan penghisapannya!!! Paus Fransiskus memberikan senjata moral kepada umatnya yang jujur dan mendorong mereka supaya mau ikut dalam gerakan rakyat.... Sikap dan sepak terjang yang diambil Paus Fransiskus ini bukannya tidak mengandung resiko. Dapat dipastikan banyak uskup-uskup yang menyesal memilih Fransiskus sebagai Paus. Banyak yang tidak mengira Fransiskus melakukan koreksi kepada sikapnya dulu yang berkolaborasi dengan rejim fasis Videla dan akhirnya mengambil sikap politik yang jauh lebih revolusioner dari pada sementara orang yang menyandang nama "komunis". Saya tidak akan heran atau terkejut kalau suatu hari akan terjadi pembunuhan terhadap dirinya!!! Uskup Romero membayar komitmennya kepada perjuangan rakyat jelata di San salvador dengan jiwanya!! On Sunday, February 26, 2017 10:05 AM, "nesa...@yahoo.com [GELORA45] <mailto:nesa...@yahoo.com%20[GELORA45]> " <GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> > wrote: Tatiana: Tapi tak pernah dia komentar soal kapitalisme biadap yang semakin sering dibelejeti Paus. Nesare: betul paus sangat kritis terhadap kapitalisme. Tapi dia tidak bisa begitu saja secara sembrono marah2, caci maki, tutup2, hantam kromo atau menghancurkan kapitalisme dengan begitu saja. buktinya paus yang adalah pemimpin suatu negara masih punya Bank Vatican yang “unik” itu? Bank Vatican itu symbol kapitalisme loh. Nesare From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] Sent: Sunday, February 26, 2017 12:56 AM To: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> ; jonathango...@yahoo.com <mailto:jonathango...@yahoo.com> Cc: Lusi.D <lus...@rantar.de <mailto:lusi_d@rantarde> > Subject: Re: [GELORA45] Megawati Hadiri Peresmian RPTRA Kalijodo Pokoknya kalau orang sudah kultus pada kapitalisme dan penghisapan manusia atas manusia lainnya dan oleh karena itu menganggap itulah satu-satunya jalan bagi umat manusia , sesuai dengan sikon dan realitas sekarang (itulah juga alasan yang dipakai mereka yang meremehkan dan mencemooh berbagai gerakan rakyat), tidak ada argumentasi yang mempan dan bisa menjangkau kesadaran dan logika orang-orang seperti Chan. Dia sih tidak perduli cara konglomerat mendapatkan kekayaannya, mau bakar hutan kek, mau merampas tanah kaum tani kek, mau membunuh tani yang mempertahankan tanahnya kek, yang penting kemudian "menyumbang"!!!! Itulah tanda konglomerat yang "baik budi" dan "murah hati" dan sebagainya..Dan si Chan maunya kita mendukung konglomerat yang baik hati itu, jangan seperti nenek dement yang selalu ganyang semuanya (kalau ada konglomerat yang mendapatkan kekayaannya tanpa penghisapan, mau saya mendukung konglomerat yang begitu!). Yang dikomentari dari pernyataan Paus hanya yang bersangkutan dengan atheis, dia merasa senang, karena dia atheis, Tapi tak pernah dia komentar soal kapitalisme biadap yang semakin sering dibelejeti Paus. Dan tak juga kedengaran komentarnya tentang dorongan Paus supaya orang terjun dalam gerakan rakyat...Paus percaya pada gerakan rakyat...Paus tidak minta orang supaya menggantungkan harapannya kepada kaum penguasa, mengemis sedekah kepada para konglomerat atau para pemilik transnasional yang menguasai ekonomi dunia .... Perubahan tergantung pada keterlibatan dan partisipasi massa rakyat sendiri!!! On Saturday, February 25, 2017 7:58 PM, "jonathango...@yahoo.com [GELORA45] <mailto:jonathango...@yahoo.com%20[GELORA45]> " <GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> > wrote: Saya rasa ini kok seperti quadruple wins situation, menurut bloomberg kekayaan Eka Tjipta Widjaja dan keluarga sekitar USD$7 billion jadi lebih kaya dari Donald Trump, dgn kekayaan sebesar itu mengeluarkan Rp 10 milyar atau $750 ribu khan cuman kayak keluarga menengah beli sebungkus rokok, dgn sumbangan Taman Kalijodo itu mendapat kesan yg baik dan terkesan sangat dermawan; bagi sang gubernur akan meninggalkan legacy yg baik sekali menyediakan taman yg sedemikian indahnya tanpa dana APBD; bagi masyarakat akan mendapat tempat rekreasi yg sedemikian meriah dan gratis di kota yang serba mahal; bagi Jakarta mempunyai tempat yg bisa dibanggakan tidak lagi kalah dgn Surabaya dgn Taman Bungkul-nya. ---In GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> , <SADAR@.. <mailto:SADAR@..> > wrote : Jalan pikiran saya sederhana saja dalam menghadapi konglomerat, taipan siapapun dia, yang baik diterima dengan tangan terbuka, dilawan saja yang jelek, yang jahat dan apalagi yang kejam, ... tuntutlah pada pemerintah untuk menindak tegas dan menjatuhi sanksi HUKUM yang berlaku! Jadi, TERIMALAH sumbangan/derma yang dikucurkan berapapun besaran yang bisa diberikan mereka, tentu TANPA SYARAT! Dan saya yakin ada konglomerat/taipan yang berjiwa sosial, bersedia mengembalikan keuntungan besar yang didapat untuk membantu rakyat miskin disekitarnya, ... Kalau saja terjadi persekongkolan antara pejabat dan penguasa, “SUMBANGAN” sosial yang diberikan itu ternyata merupakan “SUAP” untuk mendapatkan proyek usaha yang lebih gede, ... bongkar saja! Yaa, jangan dibiarkan terjadi yang MERUGIKAN RAKYAT banyak itu, ajukan pada KPK untuk ditindak hukum sebaik-baiknya, ...! Sebaliknya, pelanggaran-pelanggaran ketentuan HUKUM dalam menjalankan usaha yang mereka lakukan belejetilah habis-habisan, TUNTUT Pemerintah bertindak TEGAS tegakkan HUKUM sebaik-baiknya, .. Tentu termasuk penggunaan buruh-asing liar! Hanya saja berita konom-konon menggunakan BURUH-ASING hanya untuk aduk semen juga gunakan buruh-asing, sungguh tidak masuk akal! Kecuali buruh asing itu dari negara lebih miskin dari Indonesia, ... dimana tenaga buruh kasar lebih murah dari buruh lokal! Kalaupun terjadi, jangan hanya tangkap dan deportasi buruh-asingnya saja, kenapa tidak diganjar denda yg sangat besar pada pengusaha nya yang berani gunakan buruh/pekerja gelap? Lalu, kalau saja benar, Sinarmas Grup itu merupakan peminjam terbesar “pinjaman” dari RRT, ... dimana salahnya? Karena pinjaman itu dari RRT? Sedang kalau dari AS dan Jepang tidak jadi soal, ...? Kalau saja masalah perkebunan kelapa sawit terlalu besar/luas, yaa desak saja Pemerintah untuk mkemberikan batasan IJIN maksimum berapa luas perkebunan sawit, kelebihannya jangan diperpanjang kontrak penggunaan lahan. Kalau mereka ambil jalan pintas dengan membakar ladang sawit untuk tanam yang baru, tangkap saja pengusahanya! Kan sudah ada ketentuan pengusaha perkebunan berkewajiban menjaga jangan sampai terjadi kebakaran, apalagi dengan sengaja membakar! Salam, ChanCT From: ajeg ajegilelu@.. [GELORA45] Sent: Saturday, February 25, 2017 6:15 PM To: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> Subject: Re: [GELORA45] Megawati Hadiri Peresmian RPTRA Kalijodo Eka Tjipta Widjaja, pemilik Sinarmas Grup itu, dikenal sebagai pelopor kuli impor saat membangun pabrik kertas Indah Kiat di Tangerang dan proyek lain di Purwakarta. Konon, sampai tukang aduk semen pun harus didatangkan dari luarnegeri. Dia juga dikenal sebagai salahsatu pengemplang pajak yang disimpan di Singapura dll - entah berapa jumlah yang sudah dia repatriasi melalui pengampunan pajak yang hampir habis masa berlakunya. Belakangan, Sinarmas Grup disebut-sebut sebagai peminjam terbesar dari "pinjaman" RRC ke 3 bank BUMN (BNI, Mandiri, BRI). --- lusi_d@.. wrote: Saya kira itu yang dikategorikan taipan raksasa. Derma itu bagi golongan semacam itu seperti umpan pancing. Dilepas untuk mendapatkan yang lebih gedé Ilmu gaibnya mulus sekali. Melancarkan sistim penghisapan malah dipuji-puji setinggi langit. Am Thu, 23 Feb 2017 20:09:29 +0000 (UTC) schrieb Tatiana Lukman : > Apa"Sinar Mas Land" itu termasuk anak-anak konglomerat terbesar > "SinarMas Group"???? Reza, seorang jurnalis, menggunakan buku > "IndonesiakuTergadai" oleh Taliwang, M. Hatta, dkk sebagai salah satu > bahan referensi.Dari situ ia menulis:" Secara faktual, 191 juta > hektar luas daratan Indonesia, 175 jutahektar di antaranya dikuasai > modal besar dan sebagian besar adalah modal asing Sisa 35,1 juta > hektarnya (yakni berupa kawasan hutan) dikuasai olehberbagai > perusahaan,terutama perusahaan borjuasi komprador Sinar Mas group > pemegang HakPenguasaan Hutan, 15 juta hektar melalui Hak Guna Usaha > (HGU), dan 8,8 jutahektar melalui Hak Pengelolaan Hutan Tanaman > Industri (HPHTI). > > > Ingat kebakaran hutan akhir tahun 2015? Dalam tulisan :” Pemerintah > Umumkan 23 Perusahaan yang Terlibat PembakaranHutan”, saya temukan > ini: > > > Kepolisian tangani 301 kasushukum > > Perusahaan yang melakukan pembakaran untuk pembukaan lahantersebut > ada yang merupakan perusahaan Indonesia namun ada juga yang > sahamnyadimiliki oleh Malaysia, Australia dan China, demikian > dikatakan seorang pejabatyang tidak mau disebutkan namanya > > Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) WillemRampangilei > membenarkan salah satu perusahaan yang dibekukan izinnya, PT BMH > adalah anak perusahaanSinarmas yang beroperasi di Sumatera Selatan. > Sinar Mas adalah salah satukonglomerat terbesar di Indonesia….. > > Apa arti 10 M bagi anak-anakkonglomerat terbesar di Indonesia???? > Oooo namanya jadi begitu harum!!!! Danorang merasa sudah patut kalau > kita “kowtow” kepada mereka yang sudah begitu bermurah > hatimenyumbang demi kepentingan umum!!!!!!Berkurangkah kekayaan > mereka dengan “mencipratkan”10 M itu??? > > Bagus kan kerja sama antara pejabat dengan konglomerat???? Sebuah > bahan pendiidikan guna meningkatkan kesadaran rakyat. > > > On Thursday, February 23, 2017 7:34 PM, > lusi_d@... wrote: > > Bahwa seseorang menjadi dermawan itu baik sekali, tapi itu ada > syaratnya. Apa syaratnya itu? Yaitu punya sesuatu properti yang akan > didermakan. > Nah masalahnya sekarang yalah bagaimana menciptakan sistim dalam suatu > masyarakat yang mampu melahirkan seseorang menjadi para dermawan pada > umumnya. > > Am Thu, 23 Feb 2017 > 21:27:59 +0800 schrieb Chan CT : > > > Tambahan informasi, ternyata RPTRA Kalijodo ini merupakan SUMBANGAN > > dari “Sinar Mas Land” dengan menghabiskan lebih 10M, dan nama “Sinar > > Mas Land” terpajang ditaman itu sebagai penyumbang. Begitu > > penjelasan Ahok diupacara peresmian RPTRA Kalijodo yang saya baca > > di Harian Hua Yin, bhs Tionghoa. Entah mengapa di harian bhs. > > Indonesia tidak dinyatakan? > >