mohon tanya pak assacks apakah dalam buku itu ada peninggalan sejarah yang masih bisa kita saksikan sekarang ??
maksud saya buatan raja2 gorontalo dahulu Wass. Lutfi ----- Original Message ---- From: assacks <[EMAIL PROTECTED]> To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com Sent: Thursday, June 19, 2008 11:04:08 PM Subject: Re: [GM2020] Pelurusan Sejarah Mengenai Kerajaan Gorontalo.... --- Silahkan anda baca buku yang bejudul Abad Besar Gorontalo. Disitu dijelaskan kalo dulu Gorontalo sebelum Islam, terdiri atas kerajaan-kerajaan kecil yang kemudian disatukan oleh raja yang bernama motoloduladaa. Padazaman motoloduladaa ini segala sesuatunya berlangsung secara Top-Down (Huidu ade Datahu) In gorontalomaju2020@ yahoogroups. com, lutfi Kobisi <ludien_kobisi@ ...> wrote: > > saya sih aneh saja, orang pada ngomong kerajaan di gorontalo > tapi gak ada peninggalan yang bersejarah. > adapun bangunan tua seperti benteng otanaha > setahu saya buatan belanda > > Wass. > > Lutfi > > > > > ----- Original Message ---- > From: HERU <[EMAIL PROTECTED] > > To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com > Sent: Thursday, June 19, 2008 5:37:29 AM > Subject: Re: [GM2020] Pelurusan Sejarah Mengenai Kerajaan Gorontalo... . > > Hmm.. Seharusnya kita semua segera membangun wacana dan mendorong atau > mendukung pemerintah > segera melakukan program konservasi sejarah dan budaya. misalkan dengan > cara mendirikan dan > mengelola sebuah Musium negeri di Gorontalo... ?????? > > Gimana menurut pak Taufik? Saya belum pernah lihat ada musium di > Gorontalo... atau sudah ada? > Jika sudah ada, bisakah rekan-rekan menunjukan dimana? > Terimakasih. > > Heru > > > Taufik Polapa wrote: > > > > Dear All GM2020. > > > > Berikut adalah Surat dari Pemerhati Sejarah Gorontalo yang berada di > > Kota Makassar, dimana Pak MUhtar Uno ini merupakan Pensiunan dari BUMN > > PT.Semen Tonasa Makassar, akan tetapi beliau sangat Peduli dan Fokus > > memperhatikan Perkembangan sejarah Gorontalo, Kebetulan Beliau > > memiliki Banyak Literatur tentang Sejarah Gorontalo pada masa Lampau. > > > > Jika rekan2 Wartawan tertarik Silahkan di Muat Isi Surat di bawah ini > > agar sampai kepada yang di Tuju. > > > > Semoga bermanfaat dan Menambah Khasanah tentang Sejarah Kerajaan > > Gorontalo. > > > > Wassalam > > > > > > Taufik Polapa > > > > Kepada Yth. > > Hj. Farha Daulima > > Penyusun Buku Terbentuknya Kerajaan Limboto Gorontalo > > di Jl. Rajawali 300 Limboto, Provinsi Gorontalo > > > > Dengan Hormat, > > > > Lebih dahulu saya mengucapkan terima kasih banyak atas terbitnya Buku > > Terbentuknya Kerajaan Limboto-Gorontalo; bahan pembelajaran muatan > > lokal, tentu untuk sekolah-sekolah di Provinsi Gorontalo yang > > diterbitkan oleh LSM Mbu¢i Bungale Forum Suara Perempuan, Jl. Rajawali > > No. 300 Limboto, Provinsi Gorontalo. > > > > Setelah membaca buku tersebut diatas pada halaman 80-81 Item 22 > > tertulis sebagai berikut: > > Raja Bumulo diganti oleh Raja Bia sebagai Raja dibawah. Untuk mendapat > > kekuasaan sepenuhnya Raja bia pergi ke Ternate dan menjalin > > persahabatan serta kerja sama dengan Belanda yaitu dengan Gubernur dan > > Direktur Padtbrudgge, bahkan ia memintakan seorang pemuka agama > > Kristen untuk menyebarkan agama ini di Kerajaan Hulontalo, Raja Bia > > sendiri dibabtis di Ternate, pemeluk agama Kristen. Perlakuan Raja Bia > > ini mendapat tantangan dari rakyat dan Raja Lepe sebagai Raja diatas > > (diutara, penulis). Ketika Raja Bia kembali ke Kerajaan Hulontalo > > bersama pegawai-pegawai Belanda, beliau diusir oleh Rakyat Hulontalo. > > Hal ini diadukannya kepada Gubernur Padtbrudgge, sehingga diadakan > > penyerangan kembali ke Kerajaan Gorontalo. Raja Bia lari ke Tutuo Tapi > > tertangkap diperjalanan oleh pasukan Kerajaan Hulontalo. Beliau > > dibuang ke Tanjung Pengharapan. > > > > Yth. Hj. Farha Daulima dari penerbit LSm Mbu¢i Bungale di limboto, > > Provinsi Gorontalo. Nampaknya ada kesalahan penulisan serta persepsi > > tentang Raja Bia seperti tulisan anda diatas yaitu: > > > > * Raja Bia memerintah Kerajaan Gorontalo sejak tahun 1677 sampai > > tahun 1690 dan beliau mengganti Ratu Tiduhula (1647-1677), > > sedangkan Raja Bumulo I memerintah dari tahun 1632-1647. Jadi > > keliru menurut Hj. Farha Daulima bahwa Raja Bia mengganti Raja > > Bumulo > > * Menurut Buku Perjuangan Rakyat di Daerah Gorontalo menentang > > Kolonialisme dan mempertahankan negara proklamasi oleh Yayasan > > 23 Januari 1942, Penerbit PT. Gobel Dharma Nusantara, bahwa > > perjuangan Raja Bia yang memerintah Kerajaan Gorontalo tahun > > 1677 sampai tahun 1690 adalah sebagai berikut: Bahwa Raja Bia > > masih sempat bersama Raja Eyato (1673-1679), memerintah Kerajaan > > Gorontalo. Agar Raja Bia tidak akan mengikuti sikap Raja Eyato > > maka pada tahun 1678, dipanggil oleh kompeni di Ternate. Dalam > > pertemuan dengan Gubernur R. Padtbrudgge diajukan empat hal yang > > harus diterima oleh Raja Bia: > > > > * Raja Bia harus mengikuti kekuasaan Kompeni di Gorontalo. > > * Rakyat bersama Kompeni akan mengusir Spanyol yang masih bercokol > > di Sangir Talaud. > > * Rakyat harus tunduk kepada agama yang ditawarkan oleh kompeni. > > > > * Raja Bia harus mengikuti dan menganut agama bangsa penjajah. > > Sebagai siasat perjuangan, Raja Bia menerima apa yang diajukan > > oleh Gubernur Belanda itu. Namun setelah kembali ke Gorontalo, > > Bia berusaha memperkuat kerajaannya dengan suatu kubu pertahanan > > pada jalan yang dilalui oleh kompeni menuju Dumoge. Kubu > > tersebut dikenal dengan nama Kubu Padang (Padengo) dipinggir > > Sungai Bone, desa Podengo, Kec. Kabila sekarang yang berjarak + > > 10 km dari pusat Kerajaan. Tindakan Raja Bia ini berarti > > melawan amanat Gubernur Belanda, maka pada tahun 1681 Gubernur > > datang sendiri beserta puluhan serdadu kompeni lengkap dengan > > persenjataannya. Mereka berlabuh di muara sungai Bone.Gubernur > > mengirim utusan kedarat menuju Kubu Pertahanan Padengo. Mereka > > bertemu dengan pasukan rakyat yang dipimpin oleh Kapitan Laut > > (Apitalau) yang menamakan dirinya sebagai Raja Laut yang sedang > > mengawasi kubu pertahanan itu. Para utusan tersebut menyampaikan > > amanat Gubernur bahwa Gubernur mengirim hormat untuk kedua Raja > > Limboto dan Gorontalo, agar kedua Raja tersebut berkunjung ke > > kubu untuk bertemu dengan Gubernur, kubu tersebut harus > > dikosongkan untuk dijadikan tempat perundingan, selama > > perundingan berjalan penduduk tidak diperkenankan berada diantar > > kubu Padengo dan Dumoga, bila Pemerintah Kerajaan Gorontalo > > bersedia damai dengan kompeni maka tidak akan timbul perang, > > bila tidak ada kesediaan untuk berdamai, maka kompeni beserta > > seluruh sekutunya akan menghancurkan kubu pertahanan dengan > > kekuatan senjata. Namun Kapitan Laut bersama pasukannya tidak > > menerima semua tawaran yang disampaikan oleh para utusan > > tersebut. Dan utusan Gubernur Belanda kembali ke kapal menemui > > Gubernur tanpa membawa hasil yang diharapkan. Kedua kalinya > > Gubernur mengirim utusan kedarat, langsung menghadap Raja Bia > > dengan amanat agar Raja Bia mengirim utusan ke kapal. Hal itu > > dituruti Raja Bia dan dikirimlah beberapa orang pembesar istana > > menghadap Gubernur di kapal. Gubernur menyampaikan amanat > > dihadapan para utusan istana, bahwa sebelum Gubernur turun > > kedarat, Raja Bia sudah harus diatas kapal. Karena Raja Bia yang > > ditunggu tak kunjung datang, maka turunlah Gubernur dengan > > menaiki sekoci dan didampingi empat puluh serdadu bersenjata > > menuju ke kubu Padengo. Namun tiba disana Padtbrudgge belum > > mendarat, diperintahkan serdadunya mendarat dan bertemu dengan > > para penghuni Kubu Padengo. > > > > > > * Panglima Kapitan Laut yang dikenal dengan nama Kaicili Muda acuh > > tak acuh terhadap serdadu kompeni itu dan diperintahkan oleh > > Kapitan Laut 50 orang pasukan yang sudah siap didalam kubu > > segera menyerang serdadu Kompeni yang telah berada didepan kubu > > pertahanan itu. Terjadilah perang yang disebut Perang Kubu > > Padang (Padengo). Apitalau beserta anggotanya dapat memukul > > mundur pasukan kompeni. Melihat peristiwa itu Padtbrudgge yang > > masih berada di sekoci memerintahkan agar enam buah kapal Tomini > > segera mendarat dan memberi bantuan, namun semua awak kapal itu > > takut dan ragu-ragu tidak berani untuk maju. Padtbrudgge sendiri > > mengakui bahwa pihak pasukan Kubu Padengo cukup kuat, beberapa > > orang serdadu Belanda tewas, lainnya mengalami luka-luka dan > > yang lainnya melarikan diri. Namun Kapitan Krijs De Ronde > > bertahan dengan 28 serdadu bertempur satu lawan satu. Serdadu > > kompeni tiga kali menyerang kubu Padang (Padengo) barulah > > berhasil menguasainya. Pertahanan kubu Padang menjadi kuat > > karena perlawanan disamping Pimpinan Perang Panglima Apitalau > > juga turut memimpin Raja Biya, Jagugu Gorontalo dan Limboto > > Ilato dan Isnaeni. Pihak serdadu kompeni 4 orang tewas yang > > berpangkat Kapten dan Mayor dan yang lainnya luka-luka berat. > > Dipihak Pasukan Kubu Padang 12 orang terhitung pembesar Kerajaan > > Limboto dan Gorontalo gugur dimedan perang, yang lainnya > > luka-luka dan sisanya lolos antara lain Raja Bia sendiri, Ilato, > > Ishaeni, dan Apitalau sebagai Panglima Perang. Tuntutan > > Padtbrudgge dan kawan-kawannya bahwa Raja Bia harus menyerah > > namun tidak mendapat sambutan apa-apa dari Raja Bia.Raja Bia > > terus menentang kompeni sampai akhirnya tahun 1690 beserta > > kawan-kawannya ditangkap oleh kompeni Belanda di Tutulo.Raja Bia > > dibuang ke Ceylon dan Isnaeni ke Tanjung Pengharapan Afrika, > > sedangkan Kaptan Laut dan Ilato tidak diketahui nasibnya. > > * Kemungkinan (menurut penulis) Kapitan Laut dan Ilato menjadi > > Polahi dan masuk ke hutan beserta anak buahnya, karena ada > > seseorang bekas Polahi yang sudah dimasyarakatkan yang pernah > > memberikan sebuah keris dan stempel timbul terbuat dari tembaga > > yang bertahun 1678, yaitu stempel VOC dan keris kemungkinan > > dibawa lari oleh anak buah Kapitan Laut dan Ilato turun temurun > > sebagai Polahi sampai diserahkan tersebut diatas. Dalam perang > > tersebut, Kerajaan Gorontalo dituntut menyerahkan 150 orang > > budak, 150 belah kayu dan belabak tebal. Selanjutnya tiap > > kerajaan hanya boleh meiliki seorang Raja saja dan tidak boleh > > lagi menggunakan titel Kapitan Laut atau Raja Laut. > > > > * Raja Bia menurut Buku / silsilah yang ditulis dalam huruf Arab > > Pegan bahwa beliau bergelar Dhayaa¢ludiin (yang membela > > agamanya). Bahwa Raja Bia bergelar yang membela agamanya jadi > > bertentangan dengan persepsi Hj. Farha Daulima bahwa beliau > > masuk Kristen. Hal itu adalah kemauan kompeni (Padtbrudgge) , > > bahwa seluruh Kerajaan Gorontalo harus mengikuti agama Kompeni. > > Tapi kenyataannya tidak ada seorangpun orang Gorontalo yang > > beragama Kristen sampai sekarang, itu karena perlawanan Raja Bia > > yang tidak mau menuruti agama Kompeni dan beliau melawan kompeni > > sampai dibuang ke Ceylon seperti Raja Eyato. Makanya saya harap > > anda memperbaiki tulisan anda tentang Raja Bia seperti hal 80-81 > > buku anda tersebut di atas. > > * Dalam item 19 hal 79 dalam buku anda tertulis bahwa Raja Eyato > > tidak mempunyai anak. Tetapi dalam buku silsilah bertuliskan > > huruf Arab Pegon bahwa Eyato kawin dengan: > > > > * a.Raja Eyato + Puteri Hodeya beranak : Putri Dinggota dan Khl. > > Hilipito. > > * b.Raja Eyato + Puteri Timango beranak : Khl. Bulonggodu dan > > Putri Iyni. > > * c.Raja Eyato + Puteri Holihulawa beranak : Tolomato dan Amagi. > > > > Bahwa Raja Eyato juga ditangkap Belanda dan diasingkan ke > > Ceylon tahun 1679. > > > > * Sebaiknya Raja Eyato dan Raja Bia yang keduanya dibuang ke > > Ceylon karena menentang Belanda serta mempertahankan agamanya, > > supaya diberikan penghargaan dari pemerintah seperti para > > penentang kompeni di bagian lain negara Indonesia. > > * Demikianlah untuk menjadi bahan koreksi sejarah Gorontalo, > > semoga penulisan sejarah Gorontalo makin sempurna dan memberikan > > pemahaman yang benar bagi semua warga Gorontalo. > > > > > > Wassalamu Alaikum Wr. Wb. > > Makassar, 16 Juni 2008 > > > > Dari > > > > > > > > (Mochtar U, Bsc) > > Pemerhati sejarah Gorontalo > > Telp : (0411) 492770 > > > > > > > > > ------------ --------- --------- ------ > > Majulah Gorontalo kita!Yahoo! Groups Links >