menarik juga disuksinya mas,
tapi buat saya, masalah subsidi gak bisa dilihat dengan pendekatan yang 
"gebyah uyah", semua disama ratakan. Buat saya, subsidi bukan dosa. Jadi 
aneh kalo masyarakat yang silahkan karena menikmati subsidi. Lha wong 
bankir pengemplang BLBI juga dapet subsidi dari pemerintah, sekarang 
bingung sendiri ngejarnya gimana ?. Kalo subsidi BBM dicabut total 
misalnya, saya pikir dampaknya bukan cuma ke pemakaian kendaraan tapi juga 
ke harga barang2 kebutuhan pokok. Masih ingat kan pas awal2 SBY-JK 
menaikkan harga BBM hampir 100%, toh kendaraan pribadi juga tidak 
berkurang, bahkan yang beli innova, jazz, bahkan toyota alphard juga 
semakin banyak. Apa lantas kalo subsidi dicabut lantas jalanan sepi 
kendaraan pribadi? saya rasa tidak. Bahkan yang terjadi mungkin gejolak 
sosial, lha wong harga barang-barang bakal semakin mahal, kan mereka 
belanja sembako pasti pake mobil pick-up atau sejenisnya yang jelas2 lepas 
dari subsidi. yang naik metromini kan para pegawai, anak sekolah, mhs, ibu 
belanja dll dsb. kalo angkutan umum disubsidi penuh apa bisa mengurangi 
tarif ? di satu sisi iya, tapi di sisi lain tidak, karena harga kebutuhan 
pokok yang naik, harga spare part kendaraan juga naik, otomatis setoran 
dan biaya hidup juga naik. dengan begitu apa sopir juga tidak ugal-ugalan 
buat kejar setoran ??
kebetulan saya pengguna motor, di satu sisi memang seringkali dianggap 
jadi "trouble maker" di jalanan. tapi kalo dipikir lagi, kalo dibandingkan 
dengan pake mobil, jelas motor lebih irit, dan efisien juga , lha wong 
cuma buat 2 orang dan gak makan tempat banyak. lha sekarang kan banyak 
yang pake camry, atau alphard yang isinya juga cuma dua orang plus 
beberapa setelan kemeja sama jas, tapi penggunaan BBM nya jauh lebih gede 
dari motor. Lha kalo diliat begini efisen yang mana ??
Saya pikir jangan pengguna kendaraan pribadi, entah motor atau mobil yang 
dijadikan sasaran, apalagi rakyat kecil yang terus-menerus jadi korban. 
toh kenaikan harga BBM juga sudah seringkali dilakukan. Kalo memang 
pemerintah mau mengefisienkan penggunaan BBM dengan digalakkannya moda 
transportasi umum, itu bahkan lebih baik. Transjakarta yang ada sekarang 
sudah cukup oke buat salah satu pemecahan masalah, bisa dibayangkan dari 
kota ke ragunan cuma bayar 3.500 perak, full AC pula. tinggal bagaimana 
pemerintah menyiapkan segala fasilitasnya yang memang memadai. metromini 
diremajakan mungkin, diganti dengan yang bagus, sopirnya di training, 
ganti mobil umum dengan BBG, kan juga bisa. Toh kesadaran masyarakat juga 
akan semakin meningkat jika memang sarananya juga memadai. terbukti busway 
juga jadi salah satu sarana yang ampuh kok,coba liat busway pagi habis 
subuh sama pulang kantor, kan ya juga penuh sesak. tapi kan lumayan lha 
wong ber-AC walopun kaya pepes juga.
Tinggal pemerintah kita yang mestinya mikir, punya political will gak, 
punya idealisme gak,punya nasionalisme gak, punya keinginan berpihak untuk 
rakyat atau gak ?. pilih mana membangun fasilitas MRT yang efisien dan 
memadai atau terus-terusan memfasilitasi investasi penjualan kendaraan 
pribadi ?. Biar pemerintah yang mikir, toh mereka dibayar dengan uang 
pajak yang telah rajin kita bayar.

regards,
Senoaji
lahir dan besar di Betawi





"Eko Prasetyo" <[EMAIL PROTECTED]> 
04/10/2008 09:43 AM
Please respond to
<iagi-net@iagi.or.id>


To
iagi-net@iagi.or.id
cc

Subject
Re: [iagi-net-l] Zolim-zoliman RE: [iagi-net-l] Priyono Pimpin BP Migas






Maaf,

ntah berapa banyak anggota IAGI yang naik metromini tiap pagi,
lalu ntah pula berapa banyak anggota IAGI yang naik motor ke kantor tiap
pagi,
tapi pasti lah banyak anggota IAGI yang naik mobil pribadi ke kantor tiap
pagi.

Saya cuman pingin bilang,
di lahan seluas 6x6 meter, di jalan raya pasarminggu,
pasti ada 1 buah metromini dan 5-7 buah motor, dan metromini nya banyak 
yang
kosong.
saya hanya berpikir bahwa apabila pengendara motor itu dicabut subsidi
bensinnya,
dan metromini disubsidi sehingga tarifnya tinggal 1000 atau bahkan gratis,
alangkah lapangnya jalan raya pasarminggu itu......karena 5-7 motor akan
hilang dan metromini akan dipergunakan sebaik-baiknya.
Pencabutan subsidi juga akan memaksa pengendara mobil pribadi 
berpenghasilan
pas-pas2an untuk berpindah ke metromini,
dan jalanan pun akan makin lapang juga.

Meningkatnya densitas penumpang metromini akan membuat para pengemudi
metromini mengurangi keugal-ugalan mereka,
sehingga penumpang pun akan merasa lebih nyaman dan aman,
meski kemungkinan besar masih seperti sarden di jam-jam sibuk.

Itu proyeksi saya apabila subsidi BBM dicabut, dan sebaiknya subsidi
pelayanan publik ditingkatkan.

mudah-mudahan ada boss-boss besar yang membaca ini,
dan mudah-mudahan boss-boss besar itu bisa terketuk hatinya tuk mencoba
mempergunakan metromini tiap pagi ke kantor.

salam mimpi,
pemuda yang mimpi ekonomi semu berbasis subsidi BBM bisa hilang dari muka
Indonesia...






The information contained in this communication is intended solely for the 
use of the individual or entity to whom it is addressed and others 
authorized to receive it. It may contain confidential or legally 
privileged information. If you are not the intended recipient you are 
hereby notified that any disclosure, copying, distribution or taking any 
action in reliance on the contents of this information is strictly 
prohibited and may be unlawful. If you have received this communication in 
error, please notify us immediately by responding to this email and then 
delete it from your system. CNOOC is neither liable for the proper and 
complete transmission of the information contained in this communication 
nor for any delay in its receipt.

Kirim email ke