Memang harga-harga akan naik apabila subsidi dicabut,

tapi kenaikan tersebut, sejauh yang saya lihat, lebih pada faktor psikologis
dan spekulasi.

Nah faktor-faktor ini yang perlu diredam oleh pemerintah dengan mekanisme
intervensi harga-harga pake koordinasi logistik yang baik. Kalo menurut
saya, pemerintah sudah menjalankannya dengan baik ketika pencabutan subsidi
tahun kemaren, ketika subsidi BBM dicabut sebagian tapi harga-harga tidak
terlalu naik.

Sekedar informasi, kenaikan harga-harga sekarang TIDAK ADA HUBUNGANNYA
dengan kenaikan harga BBM, tapi lebih merupakan ulah para NON-PENGGUNA yang
berjulukan HEDGE FUND MANAGERS, COMMODITY INVESTORS, dan INVESTMENT BANKERS
yang secara kolektif disebut SPECULATORS. Ini berlaku pula untuk oil.

National Commodity Logistic Coordinating system yang excellent bisa meredam
efek-efek kenaikan harga komoditas ini,
dengan mengontrol keluar masuk
hasil-hasil panen, hasil-hasil bumi, dan hasil-hasil finansial dan
tidak serta merta pasrah
mengandalkan pasar komoditas dan pasar finansial bebas untuk hal ini.

On 4/11/08, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> menarik juga disuksinya mas,
> tapi buat saya, masalah subsidi gak bisa dilihat dengan pendekatan yang
> "gebyah uyah", semua disama ratakan. Buat saya, subsidi bukan dosa. Jadi
> aneh kalo masyarakat yang silahkan karena menikmati subsidi. Lha wong
> bankir pengemplang BLBI juga dapet subsidi dari pemerintah, sekarang
> bingung sendiri ngejarnya gimana ?. Kalo subsidi BBM dicabut total
> misalnya, saya pikir dampaknya bukan cuma ke pemakaian kendaraan tapi juga
> ke harga barang2 kebutuhan pokok. Masih ingat kan pas awal2 SBY-JK
> menaikkan harga BBM hampir 100%, toh kendaraan pribadi juga tidak
> berkurang, bahkan yang beli innova, jazz, bahkan toyota alphard juga
> semakin banyak. Apa lantas kalo subsidi dicabut lantas jalanan sepi
> kendaraan pribadi? saya rasa tidak. Bahkan yang terjadi mungkin gejolak
> sosial, lha wong harga barang-barang bakal semakin mahal, kan mereka
> belanja sembako pasti pake mobil pick-up atau sejenisnya yang jelas2 lepas
> dari subsidi. yang naik metromini kan para pegawai, anak sekolah, mhs, ibu
> belanja dll dsb. kalo angkutan umum disubsidi penuh apa bisa mengurangi
> tarif ? di satu sisi iya, tapi di sisi lain tidak, karena harga kebutuhan
> pokok yang naik, harga spare part kendaraan juga naik, otomatis setoran
> dan biaya hidup juga naik. dengan begitu apa sopir juga tidak ugal-ugalan
> buat kejar setoran ??
> kebetulan saya pengguna motor, di satu sisi memang seringkali dianggap
> jadi "trouble maker" di jalanan. tapi kalo dipikir lagi, kalo dibandingkan
> dengan pake mobil, jelas motor lebih irit, dan efisien juga , lha wong
> cuma buat 2 orang dan gak makan tempat banyak. lha sekarang kan banyak
> yang pake camry, atau alphard yang isinya juga cuma dua orang plus
> beberapa setelan kemeja sama jas, tapi penggunaan BBM nya jauh lebih gede
> dari motor. Lha kalo diliat begini efisen yang mana ??
> Saya pikir jangan pengguna kendaraan pribadi, entah motor atau mobil yang
> dijadikan sasaran, apalagi rakyat kecil yang terus-menerus jadi korban.
> toh kenaikan harga BBM juga sudah seringkali dilakukan. Kalo memang
> pemerintah mau mengefisienkan penggunaan BBM dengan digalakkannya moda
> transportasi umum, itu bahkan lebih baik. Transjakarta yang ada sekarang
> sudah cukup oke buat salah satu pemecahan masalah, bisa dibayangkan dari
> kota ke ragunan cuma bayar 3.500 perak, full AC pula. tinggal bagaimana
> pemerintah menyiapkan segala fasilitasnya yang memang memadai. metromini
> diremajakan mungkin, diganti dengan yang bagus, sopirnya di training,
> ganti mobil umum dengan BBG, kan juga bisa. Toh kesadaran masyarakat juga
> akan semakin meningkat jika memang sarananya juga memadai. terbukti busway
> juga jadi salah satu sarana yang ampuh kok,coba liat busway pagi habis
> subuh sama pulang kantor, kan ya juga penuh sesak. tapi kan lumayan lha
> wong ber-AC walopun kaya pepes juga.
> Tinggal pemerintah kita yang mestinya mikir, punya political will gak,
> punya idealisme gak,punya nasionalisme gak, punya keinginan berpihak untuk
> rakyat atau gak ?. pilih mana membangun fasilitas MRT yang efisien dan
> memadai atau terus-terusan memfasilitasi investasi penjualan kendaraan
> pribadi ?. Biar pemerintah yang mikir, toh mereka dibayar dengan uang
> pajak yang telah rajin kita bayar.
>
> regards,
> Senoaji
> lahir dan besar di Betawi
>
>
>
>
>
>
> "Eko Prasetyo" <[EMAIL PROTECTED]>
>
> 04/10/2008 09:43 AM
> Please respond to
>
> <iagi-net@iagi.or.id>
>
>
> To
> iagi-net@iagi.or.id
>
> cc
>
>
> Subject
> Re: [iagi-net-l] Zolim-zoliman RE: [iagi-net-l] Priyono Pimpin BP Migas
>
>
>
>
>
>
>
> Maaf,
>
> ntah berapa banyak anggota IAGI yang naik metromini tiap pagi,
> lalu ntah pula berapa banyak anggota IAGI yang naik motor ke kantor tiap
> pagi,
> tapi pasti lah banyak anggota IAGI yang naik mobil pribadi ke kantor tiap
> pagi.
>
> Saya cuman pingin bilang,
> di lahan seluas 6x6 meter, di jalan raya pasarminggu,
> pasti ada 1 buah metromini dan 5-7 buah motor, dan metromini nya banyak
> yang
> kosong.
> saya hanya berpikir bahwa apabila pengendara motor itu dicabut subsidi
> bensinnya,
> dan metromini disubsidi sehingga tarifnya tinggal 1000 atau bahkan gratis,
> alangkah lapangnya jalan raya pasarminggu itu......karena 5-7 motor akan
> hilang dan metromini akan dipergunakan sebaik-baiknya.
> Pencabutan subsidi juga akan memaksa pengendara mobil pribadi
> berpenghasilan
> pas-pas2an untuk berpindah ke metromini,
> dan jalanan pun akan makin lapang juga.
>
> Meningkatnya densitas penumpang metromini akan membuat para pengemudi
> metromini mengurangi keugal-ugalan mereka,
> sehingga penumpang pun akan merasa lebih nyaman dan aman,
> meski kemungkinan besar masih seperti sarden di jam-jam sibuk.
>
> Itu proyeksi saya apabila subsidi BBM dicabut, dan sebaiknya subsidi
> pelayanan publik ditingkatkan.
>
> mudah-mudahan ada boss-boss besar yang membaca ini,
> dan mudah-mudahan boss-boss besar itu bisa terketuk hatinya tuk mencoba
> mempergunakan metromini tiap pagi ke kantor.
>
> salam mimpi,
> pemuda yang mimpi ekonomi semu berbasis subsidi BBM bisa hilang dari muka
> Indonesia...
>
>
>
>
>
>
>
> The information contained in this communication is intended solely for the
> use of the individual or entity to whom it is addressed and others
> authorized to receive it. It may contain confidential or legally
> privileged information. If you are not the intended recipient you are
> hereby notified that any disclosure, copying, distribution or taking any
> action in reliance on the contents of this information is strictly
> prohibited and may be unlawful. If you have received this communication in
> error, please notify us immediately by responding to this email and then
> delete it from your system. CNOOC is neither liable for the proper and
> complete transmission of the information contained in this communication
> nor for any delay in its receipt.

Kirim email ke