Rekan-rekan IAGI yang budiman,

 

Jalan keluar yang diusulkan oleh Prof. Koesoemadinata sangat bagus dan
sangat perlu untuk dipertimbangkan oleh Pak Ketum dan jajaran Pengurus Pusat
IAGI 2011-2014. Dengan adanya PIT IAGI yang pengantarnya  penuh dalam bahasa
Indonesia, apalagi dengan biaya pendaftaran yang lebih ringan dari yang
internasional, insyaallah PIT IAGI akan menjadi Pertemuan Ilmiah Tahunan
yang  akan selalu didambakan oleh majoritas anggota IAGI ( khususnya mereka
yang harus mengeluarkan uang dari kantongnya sendiri ) . Selain dari itu,
Panitia Pengarah PIT IAGI dapat saja memilih  makalah-makalah yang kiranya
pantas dan layak  untuk diangkat di  forum  IAGI International Convention
and Exhibition , dan mengusulkannya kepada penulisnya untuk diterjemahkan
penuh ke bahasa Inggris - - - termasuk presentasinya ). Mang Okim mendukung
sinyalemen yang disampaikan olek Pak Chairul Nas tentang dampak pemaksaan
presentasi dalam bahasa Inggris dimana hasil penelitian yang orisinil dan
bagus menjadi tidak greget dan tidak mendapatkan tanggapan yang memadai dari
mereka yang hadir. 

 

Masalah bahasa semacam yang kita diskusikan ini pernah diperdebatkan juga di
lingkungan   organisasi sosial berskala internasional yaitu Rotary
Indonesia. Organisasi ini setiap tahun mengadakan Muktamar Tahunan /
District Conference yang dihadiri juga  oleh beberapa utusan dari luar
negeri. Karena presentasinya disampaikan dalam bahasa Inggris ( padahal
utusan asing yang hadir kadang-kadang kurang dari 5 % ) ,  maka banyak
anggota yang protes dengan alasan presentasinya tidak dapat diserap dengan
sempurna. Sebagai solusinya maka Pengurus Pusat mengadakan angket  ke
seluruh anggota  yang keputusannya dituangkan dalam   District Resolution (
disosialisasikan  di Muktamar Tahunan ). Keputusan yang diambil dengan suara
terbanyak adalah : Presentasi dapat disampaikan dalam bahasa Indonesia
dengan syarat power point nya dalam bahasa Inggris. Untuk presentasi dalam
bahasa Inggris, power pointnya dalam bahasa Indonesia. Untuk  sessi diskusi,
dapat disampaikan dalam bahasa Indonesia atau Inggris ( kalau perlu
disediakan penterjemah ). Dengan keputusan ini maka  tidak ada lagi
keraguan, apalagi sampai merasa rendah diri  karena presentasinya dalam
bahasa Indonesia - - - ta' iya !  Semoga bermanfaat,

 

Salam Cinta IAGI ,

 

Mang Okim. 

 

From: Chairul Nas [mailto:chairul_...@yahoo.co.id] 
Sent: 01 Oktober 2011 8:36
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris di PIT IAGI &
HAGI (?)

 


Prof. Koesoemadinata yth:
Sudah sedemikian seniornya Bapak masih sangat peduli kepada IAGI. Hal ini
memberikan semangat kepada kami-kami yang jauh lebih yunior ini walaupun
usia sudah lebih 60. Mungkin, karena Bapak pernah menjadi Ketua Umum IAGI.
Saya pribadi sangat setuju 100% dengan usul Bapak tsb. Karena beberapa kali
PIT IAGI saya perhatikan, presentasi makalah orang Indonesia yang
disampaikan dalam bahasa Inggris kelihatannya seperti ajang latihan. Jadinya
kurang menggigit dan kurang improvisasi, dan akibatnya kurang menarik.
Diskusipun saya lihat sangat kurang berkembang, sementara diskusi pada
forum-forum seperti ini sangatlah penting untuk menguji keandalan dan
kesahihan informasi atau metoda yang disajikan.
Sekali lagi saya sangat setuju Pak.
Wassalam,
Chairul Nas
mantan murid Pak RPK.

--- Pada Jum, 30/9/11, R.P.Koesoemadinata <koeso...@melsa.net.id> menulis:


Dari: R.P.Koesoemadinata <koeso...@melsa.net.id>
Judul: Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris di PIT IAGI &
HAGI (?)
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Jumat, 30 September, 2011, 10:14 PM

Kalau saya boleh usul mengenai pengantar untuk Perrtemuan Ilmiah, saya kira
jalan keluarnya adalah IAGI menyelenggarakan 2 jenis pertemuan.

 

1. Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) yang sudah dirintis dari semula berbahasa
Indonesia sepenunya yang sifatnya Nasional dan dilakukan setiap tahun. Entah
bagaimana menjadi sekarang kok  namanya IAGI Convention. Jadi kita kembali
ke khittah tahun 60-70-an dan menghargai bahasa Indonesia sebagai pengantar

 

2. IAGI International Conference and Exhibition yang sifatnya betul-betul
international. Conference ini pada mulanya tidak perlu diselenggarakan tiap
tahun, mungkin saja 5 tahun sekali, atau 2 tahun sekali, sepenuhnya dalam
bahasa Inggris.

 

Ini dilakukan AAPG tiap tahun, ada yang National Convention yang
diselenggarakan di Amerika Utara dan international Conference and Exhibition
yang diselenggarakan di luar Amerika. Hanya saja kalau di AAPG semuanya
menggunakan pengantar bahasa yang sama.

 

Juga dalam kenyataannya dalam penilaian makalah untuk "kum" di instansi
pemerintahan dan perguruan tinggi nasional (untuk naik pangkat), nilai
naskah yang dipublikasikan/ dipresentasikan di forum IAGI saya kira masih
dikategorikan sebagai makalah yang diterbitkan dalam negeri yang lebih
rendahnya nilai kum-nya daripada makalah yang diterbitkan/dipresentasikan di
forum International (khususnya di luar negeri. . Di lain pihak  makalah yang
dipresentasikan di IPA dikategorikan sebagai makalah yang dipresentasikan di
forum International, sehingga nilai 'kum"-nya lebih tinggi.

Karena ada 2 kategori makalah ini, maka sebaiknya IAGI membuat 2 kategori
pertemuan ilmiah juga sebagai mana diusulkan di atas ini. Untuk itu IAGI
berkecil hati kalau begitu penilaian pemerintah.Saya kira di banyak negara
yang tidak berbahasa Inggris melakukan hal yang sama, seperti di Perancis,
Cina, Jepang dan sebagainya.

 

(Biarkanlah kita berkiprah di LIGA Indonesia dulu atau di AFF (GeoSEA), baru
nanti kita maju di Piala Dunia). 

Wassalam

RPK

 

----- Original Message ----- 

From: taufik.ma...@gmail.com 

To: iagi-net@iagi.or.id 

Sent: Friday, September 30, 2011 6:16 PM

Subject: Fw: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris di PIT IAGI &
HAGI (?)

 

Maaf tak sengaja terkirim dan saya tulis ulang sbb:

Benar Mas Syaiful dan rekan-rekan lainnya,

Ini merupakan tantangan bagi pengurus baru untuk bagaimana sinergi
membumikan G&G di Indonesia dan memasyarakatkan potensi sumber daya manusia
Indonesia dalam persaingan global. Saya percaya pengurus baru mampu
merealisasikan semuanya dengan partisipasi aktif kita semua.

Salam akhir pekan IAGI


TAM
NPA : 3005

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _____  

From: taufik.ma...@gmail.com 

Date: Fri, 30 Sep 2011 11:12:59 +0000

To: <iagi-net@iagi.or.id>

ReplyTo: taufik.ma...@gmail.com 

Subject: Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris di PIT IAGI &
HAGI (?)

 

Benar Mas Syaiful dan rekan-rekan lainnya,

Ini merupakan tantangan bagi pengurus baru untuk bagaimana sinergi
membumikan G&G di Indonesia dan memasyarakatkan potensi sumber daya manusia
Indonesia dalam persaingan global. Saya per 

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _____  

From: mohammadsyai...@gmail.com 

Date: Fri, 30 Sep 2011 09:54:50 +0000

To: <iagi-net@iagi.or.id>

ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> 

Subject: Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris di PIT IAGI &
HAGI (?)

 

Saya kira pak Awang dan kawan2 lainnya bukan memasalahkan "malu" untuk
berbahasa Indonesia.

Banyak makalah dituliskan oleh geolog Cina di AAPG Bulletin, hampir setiap
dua bulan sekali; tentu saja dituliskan di dalam Bahasa Inggris yang benar.
Kita jarang punya makalah di buletin tersebut.

Salam,
Syaiful
* IAGI NPA 1646

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _____  

From: dudy.e...@gmail.com 

Date: Fri, 30 Sep 2011 06:36:11 +0000

To: <iagi-net@iagi.or.id>

ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> 

Subject: Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris di PIT IAGI &
HAGI (?)

 

Tidak usah malu menggunakan bahasa Indonesia apalagi kalau yg hadir lebih
banyak orang Indonesia (100%) namun bagaimana caranya kita bisa menguasai
dunia seperti Jepang dan Cina bisakah? Ataukah harus dan wajib pakai bahasa
inggris dulu untuk meraih itu karena tidak PeDe dengan bahasa kita yaitu
Bahasa Indonesia.


Salam
Dudy 

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _____  

From: mohammadsyai...@gmail.com 

Date: Fri, 30 Sep 2011 03:49:18 +0000

To: <iagi-net@iagi.or.id>

ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> 

Subject: Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris di PIT IAGI &
HAGI (?)

 

Ingin cerita juga deh.

Di JCM kemarin, kebetulan saya menjadi pemain pengganti untuk session chair
di ruangan kedua (Acacia 2) pada hari kedua (Rabu) sesi terakhir. Presentasi
pertama diantarkan oleh pasangan saya dalam Bahasa Indonesia dan
dipresentasikan oleh pemakalah di dalam Bahasa Indonesia juga (hanya judul
presentasi yang Bahasa Inggris, isinya semuanya Bahasa Indonesia; tertipu
deh).

Presentasi kedua, langsung saya sampaikan pengantar berbahasa Inggris. Masih
lumayan, presentasi di dalam Bahasa Indonesia, tetapi matei slide Bahasa
Inggris. Tanya-jawab juga saya pandu du dalam Bahasa Inggris. Lha, lucunya
tanya-jawab sendiri di dalam Bahasa Indonesia.

Presentasi ketiga, pasangan saya berubah dengan memimpin berbahasa Inggris.

Memang sulit, tetapi haris dicoba tanpa kenal lelah dan tanpa malu.

Salam dari Makassar,
Syaiful
* siap2 pulang ke ibukota

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _____  

From: Awang Harun Satyana <aha...@bpmigas.go.id> 

Date: Fri, 30 Sep 2011 10:32:45 +0700

To: 'iagi-net@iagi.or.id'<iagi-net@iagi.or.id>

ReplyTo: <iagi-net@iagi.or.id> 

Subject: RE: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris di PIT IAGI &
HAGI (?)

 

Pak Udrekh,

 

Saya hadir di presentasi Pak Udrekh kemarin tentang gas hidrat, suatu
presentasi yang baik yang tetap disampaikan dalam bahasa Inggris, sekalipun
tak ada satu pun kawan expat di situ. Ini juga suatu komitmen seperti yang
Pak Udrekh tulis di bawah. Tentu terasa aneh, berbahasa Inggris padahal tak
ada orang expat di situ; tetapi sekali komitmen ya tetap komitmen. Dan
kebetulan juga chairpersons di tempat Pak Udrekh presentasi juga berkomitmen
berbahasa Inggris. Presentasi2 awal saya (sekitar 20 tahun yl) dalam bahasa
Inggris pun saya lakukan dengan cara menghafal. Untuk setiap slide saya
tulis dulu kalimat2nya dan saya hafalkan dan diulangi berkali2 berminggu2
sebelum hari H pertemuan terjadi. Itu adalah suatu usaha juga untuk mencoba
berkomitmen. 

 

Analisis Pak Udrekh ada benarnya, tetapi seorang lulusan S1 paling tidak
telah berhubungan dengan bahasa Inggris minimal 11 tahun (3 th SMP + 3 th
SMS + 5 tahun PT), suatu perioda waktu yang cukup lama untuk dapat menguasai
suatu bahasa asing secara lisan maupun tulisan dengan baik. Maka, mestinya
mereka telah mampu berkomunikasi dengan baik dalam bahasa Inggris, tak ada
hambatan untuk menerima pesan yang disampaikan dan tetap antusias bertanya
meskipun dalam bahasa Inggris. Bila mereka masih kurang percaya diri untuk
berbahasa Inggris, barangkali metode pengajaran bahasa asing di sekolah2
kita yang perlu dilihat lagi. Para murid sekolah/mahasiswa perlu lebih
banyak diarahkan untuk dapat berbicara dalam bahasa Inggris saat mereka
mempresentasikan tugas2nya, juga belajar berdebat dalam bahasa Inggris. 

 

Jangan kita dan generasi muda kita menjadi orang yang gagap berbahasa
Indonesia dengan baik dan benar, juga tak percaya diri dalam berbahasa
Inggris....

 

Salam,
Awang

 

From: Udrekh [mailto:udr...@gmail.com] 
Sent: 30 September 2011 10:04
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris di PIT IAGI &
HAGI (?)

 

Kemaren saya menuliskan komentar yang sama pak, berharap ada komitmen untuk
mengharuskan abstrak dan presentasi berbahasa Inggris. Saya melihat ada 2
hal yang mungkin menjadi bahan pertimbangan mengapa berbahasa Inggris
menjadi sulit. 

1. Aspek serapan. Walau kita bisa berbahasa Inggris, tapi ada perasaa bahwa
jika disampaikan dalam bahasa Indonesia, pesannya akan lebih mudah dipahami.
Bagaimanapun juga, kesuksesan sebuah forum ilmiah juga sangat dipengharuhi
oleh seberapa jauh berbagi informasi tersebut dapat diserap pendengar dan
menimbulkan diskusi yang berkwalitas. Jika tidak ada orang asing yang hadir,
berbahasa Inggris jadi seperti mengorbankan efektifitas penyerapan sebuah
presentasi.

2. Aspek penerimaan peserta. Saat dibatasi dengan bahasa Inggris, mungkin
akan mengurangi antusias teman2 yang merasa memiliki keterbatasan bahasa,
enggan untuk berpartisipasi.

Tapi, saya setuju dengan usulan pak Awang. Kalau bisa, ada komitmen dan
ketegasan bahwa kita mengadakan konverensi kelas internasional, sehingga
konsekwensinya abstrak dan slide presentasi harus berbahasa Inggris, dan
disampaikan dalam bahasa Inggris. Di Jepang, teman2 ilmuwan juga memiliki
kendala yang sama. Mereka biasanya bisa membuat paper dengan bahasa Inggris
yang baik, tapi tidak bisa presentasi bahasa Inggris. Dalam beberapa
kegiatan yang saya ikuti, kendala terbesar adalah saat tanya jawab.
Akhirnya, presentasi tetap diwajibkan dalam bahasa Inggris, akan tetapi saat
tanya jawab, boleh berbahasa jepang. 
Mereka akhirnya menghafal apa yang akan disampaikan saat presentasi.
Sehingga semua orang asal mau menghafal, tetap bisa melakukan presentasi
dalam bahasa Inggris.

2011/9/30 Awang Satyana <awangsaty...@yahoo.com>

JCM 2011 baru saja usai. Secara umum, pertemuan gabungan HAGI dan IAGI di
Makassar ini berjalan lancar dan meriah. Selamat kepada Pak Dicky Rahmadi
dan seluruh jajarannya, Panitia JCM 2011.




-- 
Udrekh
Marine Geoscientist
Nusantara Earth Observation Network
The Agency for The Assessment and Application Of Technology (BPPT)
BPPT 1th Building 20th floor
M.H. Thamrin no. 8
Jakarta 10340
Indonesia
Phone : 62-21-3168908

 

Kirim email ke