Krcb nemu, dan lapor ke bupati dulu kan? Sebagai masyarakat yang sekedar baca 
UU. Hehehe ingat lagi waktu nunggu di kantor bupati soreang, waktu kabupayten 
bandung masih jadi satu.
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: "Sujatmiko" <m...@cbn.net.id>
Date: Tue, 9 Oct 2012 18:33:18 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: <iagi-net@iagi.or.id>
Cc: MGEI<economicgeol...@yahoogroups.com>; marwan email<warm...@yahoo.com>
Subject: [iagi-net-l] IAGI PENGDA KALTIM : CERAMAH GUNUNG PIRAMIDA
Yth Pak Danny dan rekan-rekan IAGI yang budiman,

 

Hatur nuhun Pak Danny atas tanggapannya. Swear deeh, mang Okim  telah
berusaha seobjektif mungkin mempersiapkan bahan ceramahnya.  Hanya sebagai
manusia biasa, apalagi pengrajin batu akik, mungkin saja ada ingatan mang
Okim yang bocor , untuk itu mohon dimaapin ya. Dalam hal dihentikannya
penelitian G. Padang, ada rekan mang Okim yang usil nyeletuk : Jangan-jangan
karena  Tim Mandiri  / BKP sudah pusing tujuh keliling , kesulitan
membuktikan  pernyataan/ asumsinya yang terlanjur sudah disebar luaskan ke
khalayak ramai. Mang Okim sempat nanya juga siih ke rekan  arkeologi,
bagaimana kalau Tim Mandiri nerusin penelitiannya. Jawabannya singkat ,
harus lewat prosedur penelitian arkeologi yang benar , baik perizinan
ataupun  pelaksanaannya. Mereka bilang, coba nggak ada Stafsus Presiden,
pasti sudah ditewak deeh karena penelitian yang  dilakukan selama ini
nyerempet  Undang-undang Cagar Budaya No. 11 Tahun 2010 ( Wallahualam ).

 

Mengenai penelitian KRCB di Gua Pawon, persoalannya beda dengan di Gunung
Padang. Di  awal cerita memang ada ketersinggungan individu, bukan
institusi. Waktu itu KRCB dan Balar sudah seiya sekata tentang  temuan Situs
Gua Pawon. Hanya karena KRCB  tidak sabar menunggu penelitian lanjutan
Balar, maka KRCB menyampaikan temuan tersebut   ke  Pak I Gede Ardhika,
Menteri Budpar. Pejabat di Balar mungkin ditegor keras oleh Pak Menteri
sehingga pengakuan tentang situs Gua Pawon dicabut. Muncullah kemudian
polemik di koran Pikiran Rakyat yang bikin risih Pak Lambok sebagai Ketua
IAGI Pengda jabar-Banten.  KRCB dan Balar kemudian diundang open dialog di
Auditorium Geologi , disaksikan Prof.Dr. H.Truman Simanjuntak dari Puslit
Arkenas sebagai mediator. Hasil dialog , Gua Pawon confirmed  sebagai Situs
Prasejarah dan Balar Bandung dipersilahkan  melanjutkan penelitian. Setelah
itu, KRCB dan Balar Bandung damai-damai saja,  selalu bersinergi dalam
banyak kesempatan. Karena itu , kurang bijaklah kalau  masalah lama tersebut
diungkit kembali  - - - buat apa ta' iya !!

 

Mampukah manusia Pawon  membangun piramida Gunung Padang ?

 

Hasil penelitian Tim Balar  di Gua Pawon alhamdulilah sangat  spektakuler.
Hanya 10 cm lebih dalam dari dasar penggalian eksplorasi KRCB, sebuah
tengkorak manusia ditemukan. Lebih ke dalam lagi sampai sekira 2 meteran,
ditemukan lagi sebuah tengkorak dan dua kerangka manusia dalam posisi
meringkuk. Selain dari itu, ditemukan juga dalam  jumlah ribuan, beragam
peralatan batu, sisa makanan berupa potongan tulang belulang dan gigi
binatang, bijih kemiri, perhiasan dari kulit kerang dan kuku/taring binatang
yang dilobangi, keramik dan gerabah, dan lain-lain. Yang sangat menarik
adalah  penentuan umur berdasarkan metode benzene dengan hasil  5660 + 170
tahun BP ( contoh arang di lapisan paling atas ), 7320 + 180 tahun BP
(contoh tulang di lapisan tengah ), dan 9525 + 200 tahun BP ( contoh  tulang
di lapisan paling bawah ). 

 

Kesimpulan tentang umur manusia prasejarah  di Situs Gua  Pawon di atas
menjadi sangat menarik karena periodenya yang hampir bersamaan dengan hasil
penentuan umur oleh Tim Mandiri di Gunung Padang yaitu  5.500 + 130 tahun BP
di Teras 2 ,  dan 11.060 + 140 tahun BP di Teras 5. Kesamaan ini menimbulkan
tanda tanya besar bagi mang  Okim  : Apakah mungkin Piramida  G. Padang (
kalau  ada ) yang konon besarnya lebih 10 kali Candi Borobudur  dibangun
oleh manusia yang tradisinya masih berburu binatang dan kemampuannya baru
bisa membuat peralatan batu yang sangat sederhana seperti halnya manusia
Pawon ?   Selain dari itu, perlu dipertanyakan kembali tentang tidak
ditemukannya jejak-jejak artefaktual yang dapat memberikan petunjuk tentang
adanya pengerahan massa berikut sisa-sisa bahan bangunan yang berkaitan
dengan pembangunan Piramida G. Padang - - - dan juga G. Sadahurip - - - dan
juga G. Lalakon  ( buat Tim TS ).

 

Semoga korelasi sederhana antara temuan beneran di Situs Gua Pawon dan
temuan dugaan di Situs G. Padang di atas dapat menjadi bahan pertimbangan
bagi  Tim Mandiri / BKP seandainya masih merasa wajib untuk melanjutkan
penelitian di Situs Megalitik G.Padang  dan di G. Sadahurip.

 

Salam Cinta Geo-Arkeologi,

 

Mang Okim

 

LAMPIRAN  GAMBAR

 

 alat1-40.jpg

Gambar 1 : Santapan  manusia Pawon ( 5660 - 9520 Tahun BP ) ,  beragam jenis
siput dan

 keong yang bagian apex-nya terpotong (  untuk memudahkan nyedot ). 

 

alat4-40.jpg

Gambar 2 : Pecahan-pecahan  gerabah meng-arang yang ditemukan

 sampai di kedalaman 60 cm  ( periode antara 7320 dan 5660 tahun BP ).

 

alat8-40.jpg

Gambar 3 :  Beragam jenis artefak / alat serpih batu  manusia Pawon  yang
banyak

 ditemukan sampai dasar ekskavasi Balar Bandung pada kedalaman sekitar 2
meter . 

 

pawon91-40.jpg

Gambar 4 : Temuan spektakuler Tim Balar Bandung pada kedalaman 143 cm ,
kerangka manusia

Pawon berumur  sekitar 7320 Tahun BP ( cincin merah putih untuk pembanding
).

 

 

 

 

From: Danny Hilman [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: 02 Oktober 2012 20:57
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] IAGI PENGDA KALTIM : CERAMAH GUNUNG PIRAMIDA

 

Mohon maaf terpaksa berkomentar.  Mang Okim  paparan 'obyektif'nya terlihat
seperti cuplikan berita media yang sepotong-sepotong dan sepihak. Tidak ada
yang menghentikan dan mengambil alih penelitian G.Padang kok, masih jalan
terus.  Kalau hal itu benar artinya yang 'tersingkir oleh kekuasaan' Tim
Mandiri dong?   Faktanya, Tim Berwenang yang sekarang dibentuk Arkenas itu
bisa ada karena kami yang mengusulkannya ke MenDikBud.  Perkara yang
mengusulkannya malah ditendang oleh Tim yang terbentuk ya lain lagi
ceritanya :-).  Tapi mungkin lebih baik begitu sehingga kalau ada dua tim
independen yang melakukan penelitian akan bisa berduet untuk saling mengisi
dan mengkoreksi, Amien.  Semoga masalah ilmiah-penelitian tidak
dicampuradukkan dengan rasa sentimen dan kewenangan (atau arogansi?).
Bukankah  penelitian KRCB dulu di Gua Pawon  juga dianggap membuat sakit
hati dan mengganggu kewenangan institusi?  sehingga konon katanya diambil
alih secara paksa oleh Yang Berwenang?

Cuplikan berita Pikiran Rakyat ttg Penelitian G.Padang yang katanya 'Omong
Kosong' itu menarik.  Lalu apa yang akan diteliti oleh Tim Arkenas ?
Membuktikan Omong Kosong? Wahh... seru tuh :-)

Sekali lagi mohon maaf, banyak membanyol...

 

Salam

DHN

Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth - Geoteknologi  LIPI, Gd.70
Komplek LIPI - Gd.70, Jl. Sangkuriang, Bandung 40135, Indonesia


Reply via email to