Pak Ong, setuju only time will tell.

Sebelum Venezuela, Pertamina sangat rugi besar waktu masuk Australia melalui 
pembelian 10% asset Basker Manta and Gummy Fields (operator ROC) di bulan 
September 2009. 31 December 2009 80% reserves di write off menjadi 3 MMBOE, ya 
cuma tiga MMBOE (net Pertamina 0.3 MMBOE). Nilai pembelian US$31.5MM untuk 
reserves secuil ini jelas satu pelajaran mahal buat Pertamina. Cuma saya 
optimis, mudah-mudahan venture kali ini due diligence Pertamina jauh lebih 
ketat dan lengkap. 

Salam,
Herry





________________________________
 From: Ong Han Ling <hl...@geoservices.co.id>
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Thursday, 18 October 2012 12:44 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Pertamina Acquire Petrodelta SA for USD 725 Million
 

Pak Yanto dan teman-teman IAGI yang “pokoknya Pertamina”, 
 
Saya melihat tiga alasan mengapa teman-teman di IAGI memberikan “bravo” kepada 
Pertamina dalam pembelian 38% dari saham Petrodelta SA, perusahaan E&P, 
Venezuela. Karena (1) keberaniannya, (2) punya cash $725 juta, atau (3) 
mengharapkan keuntungan besar dari pembelian ini?
 
Buat apa kita bangga kalau nantinya rugi. Jadi yang kita harapkan adalah 
keuntungan besar. Perusahaan yang menjual ke Pertamina, HNR Energia BV, adalah 
perusahaan swasta Belanda. Pasti dia jual kepada penawar yang tertinggi, 
mungkin saja lewat bidding. Dia jual dengan harga tsb. karena dia anggap ini 
menguntungkan baginya daripada kalau dia tahan. Dia juga punya alasan kuat 
kenapa mau dijual. Mungkin karena politik Chavez atau mungkin dia jenuh 
menghadapi peraturan di Venezuela, dll. Kebetulan perusahaan yang dipilih atau 
menang adalah Pertamina karena memberikan harga tertinggi. Mungkin juga HNR 
Energia BV adalah perusahaan TBK Belanda dan menjual di pasar stock exchange 
hingga semua orang bisa saja beli sahamnya; atau beli saham dari induknya, 
Harvest International Inc. Artinya beli saham bukan suatu “big deal”. Semua 
orang bisa. Yang pernah beli saham mengetahui bahwa harga saham seperti yo-yo, 
bisa naik dan bisa turun. 
 
Dua contoh “kegagalan” yang terjadi baru-baru ini. Pertamina memberanikan diri 
bor dilaut dalam. Pertamina dengan partner StatOil ikut konsortium pemboran. 
Biaya bor diperkirakan sekitar $20-25 juta. Waktu gilirannya setelah dua tahun, 
biaya pemboran naik 3-4 kali. Padahal pemboran sekitarnya oleh perusahaan IOC 
semuanya gagal, tetapi Pertamina somehow tidak bisa mundur. Hasilnya negatif. 
Contoh  lain, tender di Papua, Pertamina berpartner dengan Shell dikalahkan. 
Protes ke ESDM, ditolak. Pemenang tender telah mengebor 10 well dan 
menghabiskan sekitar $70 juta. Hasil negatif. Pertamina lucky, padahal tadinya 
ngotot.  Memang eksplorasi jauh lebih tinggi risikonya dibandingkan Petrodelta 
yang melakukan explorasi dan produksi. Namun prinsipnya sama, pemenang tender 
blok migas belum bisa kita banggakan, belum tentu untung, kemungkinan untuk 
rugi besar. Memang kalau untung besar sekali. 
 
Jadi belum waktunya kita bilang “Bravo” kepada Pertamina. Hanya “waktu” bisa 
ceritera apakah pembelian ini  menguntungkan atau merugikan. Kalau sekarang 
ingin memberikan “bravo” kepada Pertamina, sebaiknya dibatasi karena 
keberanianya dan karena punya cash; bukan karena keberhasilannya untuk 
mendapatkan keuntungan bagi Negara. 
 
Maaf kalau pendapat saya berlainan dengan kebanyakan anggota IAGI.  
 
Salam,
 
Hl Ong
 
 
 
 
From:Yanto R. Sumantri [mailto:yrs_...@yahoo.com] 
Sent: Wednesday, October 17, 2012 2:11 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Pertamina Acquire Petrodelta SA for USD 725 Million
 
GOOOOOD  GOOOD , SELAMAT BERJUANG  PERTAMINA.
 
si Abah
 
 

________________________________

From:rakhmadi avianto <rakhmadi.avia...@gmail.com>
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Wednesday, October 17, 2012 10:11 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Pertamina Acquire Petrodelta SA for USD 725 Million
 
Bravo ... good news.... selamat buat temen2 Pertamina New Venture

Avi
On Wed, Oct 17, 2012 at 9:37 AM, rori awg <imel_r...@yahoo.com> wrote:
Hebat PERTAMINA ya?
 
HNR Energia BV, a wholly owned subsidiary of Harvest Natural Resources Inc., 
has signed a definitive agreement to sell its interests in Venezuela to 
state-owned PT Pertamina (Persero) of Indonesia for $725 million (OGJ Online, 
Mar. 6, 2012).
 
After costs and taxes, net proceeds from the all-cash sale will be about $525 
million.
 
Pertamina will acquire Harvest’s 32% interest in Petrodelta SA by buying HNR 
Energia’s 80% interest in Harvest-Vinccler Dutch Holding BV.
The deal is subject to approval by the governments of Venezuela and Indonesia 
and Harvest shareholders.
 
Petrodelta produced an average 32,700 b/d of oil in the first 3 months of 2012. 
It holds 274,113 gross acres in eastern Venezuela, 90% undeveloped, on which it 
operates Uracoa, Bombal, Tucupita, El Salto, El Inseno, and Temblador fields. 
Proved and probable reserves are estimated at 486 million boe.
 
Salam,
Rori

Reply via email to