Halo pak Kartiko,

Bukan teori saya Atlantis di Indonesia, saya hanya membahas bahwa deskripsi
alam Atlantis di CRITIAS-PLATO cocok dengan kondisi Sundaland ketika Zaman
Es (dan peralihan).  Tentu banyak juga berbagai naskah, mitos-mitos,
bukti-bukti artefak yang menunjang termasuk penelitian DNA-nay Oppenheimer
tapi tidak perlu dibahas karena sudah banyak yang membahas, seperti Santos.
Masa YD dari 12.900 - 11.600-an tahun BP, jadi ya.; Setelah airlaut naik di
akhir YD sampai sekitar 10.000 thn BP pun tinggi air laut masih 50 meteran
di bawah sekarang.

 

1.      Perkiraan anda tepat, menurut literatur beda suhu di Sundaland
antara Zaman Es dan sekarang memang sekitar 10 deg C.  Jadi suhu di
Jakarta-Laut Jawa sekitar 20 deg C dan itu sepanjang tahun.   Sangat nyaman
memang, terlebih kalau kita membayangkan kondisi paleogeografi waktu itu
ketika Laut Jawa masih berupa dataran rendah yang sangat subur dialiri
sungai yang sangat besar, hmmm. J

2.      Ya, bencana yang menghancurkan Atlantis di CRITIAS disebutkan 9600
tahun BC = akhir Younger Dryas (YD). Benar, apabila diukur dari minima ke
maksima kelihatannya 200-an tahun, tapi ada bagian yang vertikal-nya dengan
beda suhu mendekati 10 deg! Menurut literatur bisa dalam interval waktu
hanya beberapa tahun-puluh tahun(?-saya harus cek lagi literaturnya).  Ini
untuk adaptasi dan survival manusia merupakan perubahan suhu ekstrim!   Yang
kita sebut sebagai global warming sekarang inikan hanya naik 1-2 deg saja
dalam 50 tahunan dan itu sudah membuat kita repot.  Belum lagi kita belum
tahu APA yang menyebabkan kenaikan suhu tajam itu.  Yang jelas bukan letusan
gunung api.  Menurut teoti Out of Sundaland (misalnya yang dianut
S.Oppenheimer).  Orang-orang Sundaland memang bermigrasi keluar setelah
banjir besar-besaran itu.  Logikanya tidak semua keluar, ada yang tinggal di
Indonesia.  Apakah ada hubungannya dengan bentuk atap rumah tradisional di
wilayah perbukitan (Minang, Batak, Toraja) bentuknya seperti perahu?
Wallahu alam.  Ha ha ha, iya, G.Padang kandidat kuat pak.

3.      Di laut Jawa-Karimata belum pernah dilakukan penelitian
arkeologi-marin, kecuali mencari bangkai kapal tenggelam. Ya  kalau ada
pasti sudah tertimbun lumpur dan sedimen.  Saya pikir ini sangat menarik
untuk diteliti, tidak hanya sisi arkeologinya tapi juga geologinya.  Laut
jawa-Karimata sangat unik, selama ratusan ribu bahkan jutaan tahun basin ini
kerjanya kering-basah-kering-basah  sejalan siklus zaman es dan panasnya

 

Demikian pak.  Masih banyak misteri/pertanyaan yang belum terjawab.
Sama-sama

 

Salam

DHN

 

 

 

From: iagi-net@iagi.or.id [mailto:iagi-net@iagi.or.id] On Behalf Of kartiko
samodro 
Sent: 19 Juni 2013 14:42
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] MISTERI YOUNGER DRYAS DAN HANCURNYA ATLANTIS

 

Pak Danny 

 

Hubungan dengan teori Pak Danny sebelumnya bahwa peradaban atlantis berada
di Indonesia/sundaland  pada saat zaman es sehingga seluruh sundaland
merupakan daratan apakah memang pada masa younger dryas cooling ? 

 

Saya jadi timbul beberapa pertanyaan 

 

1. Berapakah suhu di wilayah asia / sundaland  saat itu kalau di central
greenland ice core sekitar - 47 deg C ?  Apakah saya bisa berasumsi
perbedaan sekitar  65 deg C antara sundaland dengan central greenland ice
core , jadi suhu saat itu di sundaland sekitar 20-an  deg C ? kalau memang
suhu sundaland segitu maka memang masa yang bagus untuk kehidupan/peradaban

 

2. Apakah kepunahan atlantis terjadi pada saat warming at end of younger
dryas ? Kalau saya lihat graphic pada chart yang bapak kirim kemungkinan
masa warming ini berkisar 200 an ( 9600 bc+/- 100 tahun) tahun. Memang
sepertinya sangat cepat dalam waktu geologi tapi dalam peradaban manusia
mungkin tidak. Yang jadi pertanyaan apakah peradaban atlantis itu punah
ataukah sebenarnya mereka cuma berimigrasi/pindah dari dataran rendah ke
dataran tinggi saja (salah satunya gunung padang ?).

 

3. Apakah ditemukan bekas peninggalan bangunan / artefact di area sundaland
yang sekarang menjadi laut jawa / selat karimata ?  Apakah artifact/bangunan
tersebut sekarang tidak terlihat karena endapan lumpur dan sedimen ?

Saya pernah melihat tentang penyelaman untuk meneliti adanya tumpukan batu
batu besar  yang seperti tidak natural di daerah lautan pasific / lepas
pantai jepang, apakah mungkin itu juga bagian dari peradaban atlantis
sebelumnya di sundaland ?

 

Terima kasih untuk ceritanya 

 

Kartiko

2013/6/19 Danny Hilman Natawidjaja <danny.hil...@gmail.com>

ATLANTIS HANCUR OLEH BENCANA DI AKHIR MASA "THE YOUNGER DRYAS"
Dari pengetahuan geologi mainstream kita tahu tentang kepunahan massal
("Global extinctions") karena bencana global yang terjadi berkali-kali dalam
selang waktu puluhan - ratusan juta tahun
(https://en.wikipedia.org/wiki/Extinction_event).  Yang paling terkenal
adalah yang terjadi di akhir Zaman Kapur (punahnya Dinasaurus) dan permulaan
Zaman Tersier (C-T Boundary).  Namun pengetahuan tentang kepunahan massal
yang terjadi dalam kurun waktu Zaman Kuarter (sejak 2 Juta tahun lalu) atau
lebih khususnya lagi dalam kurun manusia modern (sejak 200 ribu tahun lalu)
malah sedikit pengetahuannya.  Hal ini berkaitan karena tidak banyak ahli
geologi yang menekuni Zaman Kuarter dan bidang bencana.  Bidang penelitian
ini memang jauh dari gemerlapnya kilauan emas dan minyak.  Yang sudah cukup
banyak dibahas adalah tentang kepunahan massal karena letusan Toba 70-75
ribu tahun lalu.  Sekarang dalam khasanah ilmu kebumian muncul fakta yang
sangat "hot", yaitu kepunahan berbagai spesies dibumi secara besar-besaran
yang berkaitan dengan fenomena  "Younger Dryas".  Younger Dryas (YD) atau
disebut juga "The Big Freeze" adalah suatu masa dingin sekitar 1300-an tahun
dari 12.900 sampai 11.600-an tahun lalu.  YD dimulai dengan anjlognya suhu
yang sedang memanas (=es mencair) sejak puncak Zaman Es (20.000 tahun lalu)
secara tiba-tiba menjadi dingin lagi, bahkan ada yang memperkirakan lebih
dingin dari ketika 20.000 tahun lalu.  Masa YD ini  diakhiri oleh naiknya
lagi suhu bumi juga secara drastis dan tiba-tiba sehingga mencairkan es
besar-besaran.  Akhir YD ini dalam geologi juga dikenal sebagai awal dari
Zaman Holosen.

YD adalah masa geologi yang sangat mematikan.  Keberadaan YD dan kepunahan
berbagai species-nya sudah diakui oleh dunia ilmiah tanpa keraguan bahwa
benar-benar terjadi diseluruh dunia.  Yang masih misteri adalah APA PENYEBAB
TERJADINYA YD ini?   Sampai sekarang masih dicari jawabannya oleh para
ilmuwan kebumian di seluruh dunia.  Hipotesa ilmiah yang paling dominan
adalah kemungkinan adanya tumbukan meteorit/asteroid besar.  Satu tambahan
fakta menarik di Indonesia, manusia Hobbit di Flores yang muncul paling
tidak sejak 95.000 tahun lalu bisa "survive" melewati Letusan Toba
(70-75.000 tahun lalu) tapi anehnya 'menghilang' di akhir masa YD, sekitar
12.000 - 11.500-an tahun lalu (Westaway et al, 2009).  Apakah YD ini lebih
dahsyat dari letusan Toba atau karena ada  faktor lain?
Yang luput dari kacamata para ahli kebumian adalah kenyataan bahwa waktu
dari peristiwa bumi memanas tiba-tiba pada akhir YD tersebut persis sama
dengan waktu terjadinya bencana besar yang menghancurkan peradaban Atlantis,
11.600 tahun lalu, seperti diceritakan dalam CRITIAS-PLATO.  Inilah salah
satu fakta kenapa Plato tidak mungkin membual tapi menceritakan catatan
sejarah.  YD belum dikenal ketika zaman Solon-Plato(400-600 SM).  Bahkan
CRITIAS-PLATO memaparkan bahwa hilangnya 'Benua' Atlantis terjadi secara
perlahan-lahan selama ribuan tahun karena naiknya airlaut yang disertai
banyaknya proses erosi dan sedimentasi, padahal pengetahuan geologi tentang
siklus Zaman Es dan Antar Es pun belum ada waktu itu.  Bagi yang ingin
mengetahui lebih jauh tentang Younger Dryas (YD) silahkan di Googling saja,
banyak sekali referensinya.  Jadi sebenarnya dari kacamata geologi
(mainstream): MENGERTI YOUNGER DRYAS  BERARTI MEMAHAMI KEHANCURAN ATLANTIS
(=peradaban dunia sebelum Zaman Holosen).  Hal ini yang tidak banyak
disadari oleh para ilmuwan kebumian di seluruh dunia.  Atau mereka enggan
bilang atau pura-pura tidak tahu saja karena takut dibilang pseudo-sains
atau lainnya.

Salam
DHN

 

Kirim email ke