Aku pernah nyelam sampai kedalaman 40 m di kepulauan seribu, sudah megang dasar 
samodra, isinya yaa butiran pasir dari terumbuh koral sama lumpur, ada beberapa 
bongkah karang.. Memang ada sih yang sampai 70 m dibawah muka air laut, tapi 
peralatan scuba dgn udara tidak mengizinkan untuk kedalaman itu. 
Mohon dumana sih letak yang tepat dari atlantis di Paparan Sunda? Biar kalo 
punya waktu dan ada sedikit uang aku nyelem deh kesana. Kalau perlu belajar 
pakai Nitrox supaya boleh nyelem sampai mentuk di dasar laut jawa. 
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: kartiko samodro <kartiko.samo...@gmail.com>
Sender: <iagi-net@iagi.or.id>
Date: Wed, 19 Jun 2013 14:41:52 
To: <iagi-net@iagi.or.id>
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net] MISTERI YOUNGER DRYAS DAN HANCURNYA ATLANTIS
Pak Danny

Hubungan dengan teori Pak Danny sebelumnya bahwa peradaban atlantis berada
di Indonesia/sundaland  pada saat zaman es sehingga seluruh sundaland
merupakan daratan apakah memang pada masa younger dryas cooling ?

Saya jadi timbul beberapa pertanyaan

1. Berapakah suhu di wilayah asia / sundaland  saat itu kalau di central
greenland ice core sekitar - 47 deg C ?  Apakah saya bisa berasumsi
perbedaan sekitar  65 deg C antara sundaland dengan central greenland ice
core , jadi suhu saat itu di sundaland sekitar 20-an  deg C ? kalau memang
suhu sundaland segitu maka memang masa yang bagus untuk kehidupan/peradaban

2. Apakah kepunahan atlantis terjadi pada saat warming at end of younger
dryas ? Kalau saya lihat graphic pada chart yang bapak kirim kemungkinan
masa warming ini berkisar 200 an ( 9600 bc+/- 100 tahun) tahun. Memang
sepertinya sangat cepat dalam waktu geologi tapi dalam peradaban manusia
mungkin tidak. Yang jadi pertanyaan apakah peradaban atlantis itu punah
ataukah sebenarnya mereka cuma berimigrasi/pindah dari dataran rendah ke
dataran tinggi saja (salah satunya gunung padang ?).

3. Apakah ditemukan bekas peninggalan bangunan / artefact di area sundaland
yang sekarang menjadi laut jawa / selat karimata ?  Apakah
artifact/bangunan tersebut sekarang tidak terlihat karena endapan lumpur
dan sedimen ?
Saya pernah melihat tentang penyelaman untuk meneliti adanya tumpukan
batu batu besar  yang seperti tidak natural di daerah lautan pasific /
lepas pantai jepang, apakah mungkin itu juga bagian dari peradaban atlantis
sebelumnya di sundaland ?

Terima kasih untuk ceritanya

Kartiko
2013/6/19 Danny Hilman Natawidjaja <danny.hil...@gmail.com>

> ATLANTIS HANCUR OLEH BENCANA DI AKHIR MASA "THE YOUNGER DRYAS"
> Dari pengetahuan geologi mainstream kita tahu tentang kepunahan massal
> ("Global extinctions") karena bencana global yang terjadi berkali-kali
> dalam
> selang waktu puluhan - ratusan juta tahun
> (https://en.wikipedia.org/wiki/Extinction_event).  Yang paling terkenal
> adalah yang terjadi di akhir Zaman Kapur (punahnya Dinasaurus) dan
> permulaan
> Zaman Tersier (C-T Boundary).  Namun pengetahuan tentang kepunahan massal
> yang terjadi dalam kurun waktu Zaman Kuarter (sejak 2 Juta tahun lalu) atau
> lebih khususnya lagi dalam kurun manusia modern (sejak 200 ribu tahun lalu)
> malah sedikit pengetahuannya.  Hal ini berkaitan karena tidak banyak ahli
> geologi yang menekuni Zaman Kuarter dan bidang bencana.  Bidang penelitian
> ini memang jauh dari gemerlapnya kilauan emas dan minyak.  Yang sudah cukup
> banyak dibahas adalah tentang kepunahan massal karena letusan Toba 70-75
> ribu tahun lalu.  Sekarang dalam khasanah ilmu kebumian muncul fakta yang
> sangat "hot", yaitu kepunahan berbagai spesies dibumi secara besar-besaran
> yang berkaitan dengan fenomena  "Younger Dryas".  Younger Dryas (YD) atau
> disebut juga "The Big Freeze" adalah suatu masa dingin sekitar 1300-an
> tahun
> dari 12.900 sampai 11.600-an tahun lalu.  YD dimulai dengan anjlognya suhu
> yang sedang memanas (=es mencair) sejak puncak Zaman Es (20.000 tahun lalu)
> secara tiba-tiba menjadi dingin lagi, bahkan ada yang memperkirakan lebih
> dingin dari ketika 20.000 tahun lalu.  Masa YD ini  diakhiri oleh naiknya
> lagi suhu bumi juga secara drastis dan tiba-tiba sehingga mencairkan es
> besar-besaran.  Akhir YD ini dalam geologi juga dikenal sebagai awal dari
> Zaman Holosen.
>
> YD adalah masa geologi yang sangat mematikan.  Keberadaan YD dan kepunahan
> berbagai species-nya sudah diakui oleh dunia ilmiah tanpa keraguan bahwa
> benar-benar terjadi diseluruh dunia.  Yang masih misteri adalah APA
> PENYEBAB
> TERJADINYA YD ini?   Sampai sekarang masih dicari jawabannya oleh para
> ilmuwan kebumian di seluruh dunia.  Hipotesa ilmiah yang paling dominan
> adalah kemungkinan adanya tumbukan meteorit/asteroid besar.  Satu tambahan
> fakta menarik di Indonesia, manusia Hobbit di Flores yang muncul paling
> tidak sejak 95.000 tahun lalu bisa "survive" melewati Letusan Toba
> (70-75.000 tahun lalu) tapi anehnya 'menghilang' di akhir masa YD, sekitar
> 12.000 - 11.500-an tahun lalu (Westaway et al, 2009).  Apakah YD ini lebih
> dahsyat dari letusan Toba atau karena ada  faktor lain?
> Yang luput dari kacamata para ahli kebumian adalah kenyataan bahwa waktu
> dari peristiwa bumi memanas tiba-tiba pada akhir YD tersebut persis sama
> dengan waktu terjadinya bencana besar yang menghancurkan peradaban
> Atlantis,
> 11.600 tahun lalu, seperti diceritakan dalam CRITIAS-PLATO.  Inilah salah
> satu fakta kenapa Plato tidak mungkin membual tapi menceritakan catatan
> sejarah.  YD belum dikenal ketika zaman Solon-Plato(400-600 SM).  Bahkan
> CRITIAS-PLATO memaparkan bahwa hilangnya 'Benua' Atlantis terjadi secara
> perlahan-lahan selama ribuan tahun karena naiknya airlaut yang disertai
> banyaknya proses erosi dan sedimentasi, padahal pengetahuan geologi tentang
> siklus Zaman Es dan Antar Es pun belum ada waktu itu.  Bagi yang ingin
> mengetahui lebih jauh tentang Younger Dryas (YD) silahkan di Googling saja,
> banyak sekali referensinya.  Jadi sebenarnya dari kacamata geologi
> (mainstream): MENGERTI YOUNGER DRYAS  BERARTI MEMAHAMI KEHANCURAN ATLANTIS
> (=peradaban dunia sebelum Zaman Holosen).  Hal ini yang tidak banyak
> disadari oleh para ilmuwan kebumian di seluruh dunia.  Atau mereka enggan
> bilang atau pura-pura tidak tahu saja karena takut dibilang pseudo-sains
> atau lainnya.
>
> Salam
> DHN
>

Kirim email ke