Yang gw liat itu kekuatan java justru sekaligus kelemahannya. Open-source di indo selalu disenangi dan digemari... terutama karna orang2 suka gratisan. Padahal justru di kebanyakan negara laen, OSS adalah wabah. 1 yang perlu ditegaskan: OSS itu gak gratis!
Gw gak tau company indo, tapi kebanyakan company di negara2 yang hukumnya kuat, OSS itu sering strictly dilarang. Terlalu banyak masalah hukum di OSS yang bisa menyedot keuangan company gila2an. Terutama GPL license. GPL license literally adalah virus, karna salah satu isi licensenya adalah, kalo ada small part dari solusi kita yang mengadung GPL, maka seluruh bagian dari solusi itu juga menjadi GPL. Intinya, kalo kita pake sedikit jasa dari GPL, maka GPL minta sebagai imbalannya berhak buat menyita seluruh bagian application kita jadi milik GPL community. Ini disebut "quodque pro quo" (dari latin yang artinya "everything in return for something"). GPL itu adalah puncak dari ideologi sosialis ato komunis. Yang intinya, segala hasil kerja keras kita harus 100% disumbangkan ke community. Gak ada paten, intelectual property, ato hak ato persenan atas kerja kita. Kita bahkan gak boleh make some money dari hasil project kita. Segala kerja dan usaha kita semata2 hanyalah bentuk kontribusi sosial kita kepada community. Ini menghambat kreativitas. Gak akan ada orang ato company yang bikin research ato project ambisius, karna gak ada imbalannya. Sepenuhnya jadi milik bersama. Kayak ekonomi di comunism in general, menghambat pertumbuhan company yang kreatif dan innovative. Ada beberapa company yg gw pernah tau dah bikin agreement dengan sebuah GPL product (dengan duit tentunya), dan dah pake.. happy days.. project mereka akhirnya selesai dan mature.. running beberapa tahun. Tapi belakangan kena sued juga. GPL minta project di company itu diopensource kan. Dan sesama lawyer saling berperang... yang diakibatkan karna agreeement mereka dan license GPL itu agak ambiguous. Ini sering terjadi di dunia software. Dah gak keitung berapa banyak law suit yang diluncurkan oleh OSS community ke company2 gede maupun menengah.. yang kadang2 bisa bikin mereka kehilangan business mereka. Gak worth it banget, padahal mereka lebih dari mampu buat bayar product properietary yang harganya gak seberapa. Kebanyak properietary products harganya cuma berkisar antara ratusan dolar sampe yang paling mahal pun cuma puluhan-ribu dolar. Less than 10 man-days! Dan langsung 100% jadi milik kita yang bebas diapainpun tanpa nuntut imbalan balik. Dapet source-codenya pula, dan disupport oleh orang2 mereka kalo kita butuh ganti buat menyesuaikan dengan apa yg lo butuh. Gak perlu developer lo sendiri spend waktu buat debug2 n berusaha ngubah2 OSS source-code melalui learning yg dalam, dan submit patchnya ke community. Dan kita blom lagi ngomong masalah license community dan support. Support itu di OSS project relatively susah, dan gak ada jaminan bahwa mereka bersedia support. Mereka berhak nolak. Bahkan kadang2, donate duit buat developer implement sebuah fitur yang kita pengen, itu sering dianggap gak etchical di dunia OSS. Dengan bayar duit buat minta OSS implement sebuah fitur, kita dianggap menggunakan kekuatan duit buat menggerakan arah OSS project. Buat sebagian besar company, ini gak cukup terutama kalo project mereka mission critical. Bukan cuma timely support yang mereka butuh, tapi mereka butuh sebuah pihak yang legally responsible kalo terjadi masalah ato software mereka gak deliver sesuai yang diharapkan. Balik ke microsoft. Steve Balmer pernah terang2an bilang bahwa dia anti GPL, dan GPL adalah plague, comment yang langsung dapet hujatan dari OSS community di seluruh dunia. Steve Balmer langsung jadi lucifer, musuh besar dari dunia OSS. War declared. Karna itulah semua project open-source microsoft gak ada yang GPL. Semua OSS project dari microsoft sejauh ini pake license MIT (e.g. JQuery) ato MS-LPL (e.g. Unity, MEF, ASP.Net MVC). Yang artinya kita bisa pake bebas dari ikatan apapun, dan kita punya hak penuh atas code tersebut, yang bisa dipake 100% free dan bisa diganti2 sesuka hati, dan diship sebagai product laen commercially. Dan kita 100% berhak atas duit yang dihasilkan dari product itu. I.e., gak ada imbalan. Microsoft juga notorious dengan historynya yang selalu reinvent the wheel, yang sering mematikan OSS project. Dah ada project OSS di luaran, tapi malah reinvent lagi. Ini mostly karna komitment steve balmer yang gak mo terikat dengan obligation dari OSS license, kecuali license yang liberal kayak MIT.. OSS yang tanpa pamrih. Kalo 1 kali ajah ms terikat dengan OSS license, maka langsung seluruh pengguna microsoft products kena impactnya, dan jadi terjerat OSS obligation. Ini gak sesuai policy microsoft, dan relatively jauh lebih murah buat mereka rewrite lagi 100% dari scratch, dan ship as their own product, tanpa ikatan dari OSS. Java adalah dunia yang berdiri hampir sepenuhnya di atas OSS. Ini bisa jadi keuntungan di negara tertentu, tapi mostly bikin masalah yang kebanyakan companies gak willing to take. OSS itu gak free... in fact, kadang2 lebih mahal daripada proprietary vendor. 2009/6/6 Frans Thamura <fr...@meruvian.org> > > > saya baru chat dg temen kuliah yang kerja Java juga di luar negeri, > dia kerjanya keliling dari eropa-afrika, gak kerasa dah 10 tahun lebih > dia diluar > > dia melihat malah .net yang going to corporate, karena java is getting > expensive > > dan saya juga mulai believe :) karena lihat di jug ini, telah berapa tahun > > 1. saya melihat "orang pinter" makin banyak, tetapi mana ada program > join force yang serius, yang ada "gue bisa" daripada "ini hasil kita" > 2. the power of us here, itu jauh dg marketing spending yang > dikeluarkan microsoft. > 3. java is a new cobol. > > 3 hal itu yang membuat Java tetap relevan di market enterprise, tetapi > market ini seberapa gede, getting komoditas bro.. dan saat masuk > komoditas, harusnya ada second generation support. tetapi saya melihat > our movement lebih cenderung melahirkan "orang pinter" bukan orang > pinter beneran. > > nah segment kosong ini .net masuk, dg kekuatan uangnya, dan inget > development country mostly govermentnya bisa dibeli, lihat aja deal di > enterprise, dg jalan2 ke New York, sebuah regulasi bisa terjadi.. atau > sebuah project atau min dikasih kesempatan POC.. > > nah yang enterprise yang komoditas makin sulit keuangan, tetapi yang > grass rootnya karena "orang pinter" yang bukan pinter beneran, saya > melihat kharismanya jadi kurang > > akibat ini semua, semuanya gak ada hasilnya.. > > dan turn the movement become just tinny hoobby..... > > ditambah dengan kebiasaan kita yang disorganize, sempurna > > dari segment ini saya melihat malah, ruby, java, php sama wae :) semua > itu gak memberian kekuatan apapun > > F > > -- > -- > Frans Thamura > Meruvian. Java and Enterprise OSS > > Mobile: +62 855 7888 699 > Blog & Profile: http://frans.thamura.info > > We provide services to migrate your apps to Java (web), in amazing > fast and reliable. > >