> saya pribadi belum pernah mengalami kesulitan selama
> saya menyelesaikan kuliah di Gunadarma, apa saya punya
> kakak yang kerja sebagai staff atau kenalan? jawabnya
> : tidak. saya dari kampung datang sendiri keJakarta
> karena dikampung saya pendidikan di jurusan yang saya
> inginkan tidak ada. dengan membaca diskusi sebelumnya
> saya jadi merasa sangat..ttt beruntung, dan selalu ada
> pertanyaan kok bisa yah.. rekan-rekan saya mengalami
> hal yang sebaliknya??,

> bahkan saya bisa memilih pembimbing skripsi karena ada
> 2 pembimbing yang diberikan ke saya plus saya selalu
> punya pembimbing tambahan selain yang diSK (Surat
> Keputusan Rektor) baik penulisan PI ataupun skripsi :)
> itu bukan karena saya nemu dikampus tapi saya cari...

Memang dalam suatu masyarakat terdapat orang2 yg "unggul" yg dapat melakukan
semuanya dengan semestinya dan tidak terpengaruh oleh kondisi lingkungan
atau sistem yg berlaku.  Tetapi berapa banyak orang2 yg unggul tersebut yg
ada dalam masyarakat kita yg jamak, mungkin tidak lebih dari 10%.  Apakah
kita menilai suatu masyarakat dari yg minoritas?  Tidak kan?  Kita selalu
menilai masyarakat dari yg mayoritas, misalnya, negara ini dianggap negara
korup karena mayoritas orang2 kita memang korup.  Dan kita semua tau, tidak
semua orang di indonesia tercinta ini korup, tetapi tetap saja kita dinilai
sebagai bangsa yg korup.

Masalahnya sekarang adalah, bagaimana menghilangkan citra bangsa kita yg
korup ini?  Apakah iya kita hanya memberitahukan kepada setiap warga
indonesia bahwa mereka harus berubah.  Tidak juga kan?  Kenapa pada tahun
1998 pemerintahan orde baru jatuh?  Karena kita semua ingin berubah menjadi
bangsa yg lebih baik.  Dan langkah awalnya adalah menjatuhkan SISTEM orde
baru yg sudah mengakar... lalu dibuat sistem baru yg dapat memajukan bangsa
ini... dengan sistem yg bagus dan 10% orang yg tidak korup bangsa ini bisa
lebih maju karena bisa mencetak bangsa menjadi bangsa yg tidak korup.

Contohnya adalah : Quote dari harian kompas, Minggu, 25 Mei 2003.

"Di Cina akhir2 ini dikenal ungkapan peti mati untuk koruptor. Maksudnya
adalah bila seseorang terbukti korupsi di negeri tembok bertele-tele itu,
hukuman matilah ganjarannya.  'Untuk melenyapkan korupsi, saya menyiapkan
100 peti mati,' demikian sabda terkenal Perdana Menteri Cina Zhu Rongji pada
pelantikannya Maret 1998.  'Sembilan puluh sembilan untuk para koruptor dan
satu untuk saya bila saya berbuat sama'.

Ungkapan sangar itu kemudian diulang selama bulanan lewat koran dan
televisi, merupakan bagian dari kampanye pemerintah untuk melenyapkan
korupsi yang telah tertungkus lumus hingga menempatkan Cina digugus teratas
negara paling korup di dunia."

Bagaimana kalau "sistem semacam ini" diterapkan di Gunadarma, semuanya bisa
lebih baikkan, dan bukan hanya individu2 yg "unggul"...
Dan kita butuh orang2 "unggul" untuk membuat dan membentuk sistem yg dapat
membenahi masyarakat baik kampus maupun umum.

> rekan kita marhaena, yang punya rekan di 'Binus'
> kampus cerminan rekan kita ini dalam diskusi kita,
> sudah menanyakan ttg fasilitas perpustakaan, mungkin
> belum ada yang sempat/mau bertanya ke perpustakaan
> kita sendiri, yg justru itu yang harus dicari
> kebenarannya, apa memang iya kondisinya seburuk
> persepsi kita?, jangan -jangan ada hal yg belum
> dimengerti sudah keburu salah persepsi kan sayang.
>
> saya coba menanyakan hal ini ke perpustakaan Gunadarma
> Depok. hasilnya:
> Peminjaman buku hanya untuk anggota. membaca buku
> diperbolehkan untuk siapa saja mhs/alumni/masyarakat
> umum dgn meninggalkan kartu identitas/KTM/KRS yang
> masih berlaku.

Kalau memang aturannya sudah seperti itu, bagus, tetapi kenapa bisa sampai
terjadi penolakan pada rekan tony pada saat ingin membaca.  Berarti
management perpustakaannya yg kurang diperhatikan, sampai2 staf perpustakaan
mempunyai pendapat sendiri2 mengenai peraturan parpustakaan.  Dan terlepas
dari hal ini, saya dan Pak Made telah mendiskusikan kemungkinannya untuk
membuat perpustakaan gunadarma seperti perpustakaan BC.  Yaitu, orang dateng
langsung memilih bukunya tanpa harus minta diambilkan.

> pelayanan akan didahulukan bagi anggota perpustakaan.
> satu hal yg menyulitkan manajemen perpus: mahasiswa
> jarang yang mau mengaktifkan keanggotaannya, dan
> ketika mereka butuh semua berbondong-bondong mengurus
> dan harus di selesaikan 'instan' (sesuai kebutuhan
> mahasiswa itu pada saat itu), karena perpus punya
> aturan, mrk tdk dapat meluluskan semua hal yang
> menjadi kebutuhan mahasiswa di saat itu juga.

Manajemen memang sulit, tapi hal ini lah yg harus diperbaiki secara terus
menerus ("continues improvement") untuk dapat berkembang menjadi lebih baik.

> memojokkan dan menjelekkan kampus sendiri = memojokkan
> dan menjelekkan diri sendiri.
> membangun kampus sendiri = membangun diri sendiri.

Kalau dilihat dari sisi negatifnya ... betul... kesannya thread ini sangat
"memojokkan dan menjelekkan" pihak kampus, tetapi kalau kita lihat dari sisi
positifnya, kita bisa lihat bahwa ini adalah sebuah kesempatan, sebuah
usaha, sebuah upaya untuk membangun Gunadarma...

"I would rather have a mind opened by wonder than one closed by belief"



* Gunadarma Mailing List -----------------------------------------------
* Archives     : http://milis-archives.gunadarma.ac.id
* Langganan    : Kirim Email kosong ke [EMAIL PROTECTED]
* Berhenti     : Kirim Email kosong ke [EMAIL PROTECTED]
* Administrator: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke