Saya benar-benar tidak habis pikir.. begitu sulit kah menerima konsep bahwa
kalau mengambil milik orang lain tanpa ijin itu salah?  Dan kalau sampai
pemiliknya tau, dan memintanya untuk tidak lagi meneruskan perbuatannya, the
least decent thing you can do is berhenti?  Atau, konsep bahwa kalau
seseorang atau bahkan sesuatu diganggu terus-menerus, pasti akan ada reaksi?

 

Begitu pun halnya dalam urusan bajak-membajak.  Membajak atau membagi-bagi
barang bajakan sama saja dengan mengambil sesuatu yang bukan hak atau
miliknya.  Memang di Indonesia budaya membajak itu sudah sangat kental..
tapi paling tidak kita masih harus punya "decency" untuk berhenti kalau
memang pemiliknya sudah datang dan meminta untuk berhenti.  Bukan ngotot
berlaga ga ngerti apa-apa, dan sok merasa  "heran" koq ada yang ga suka?

 

Bahkan bagi seorang yang punya kedudukan cukup tinggi seperti mas Haryo pun,
konsep ini begitu sulit untuk dimengerti.  Aneh sekali.  Kira-kira sekarang
gimana mas, sudah makin jelas ga akar semua permasalahan ini?

 

Atau beberapa orang lain lagi, yang juga sudah jelas-jelas tau bahwa mereka
bersalah.  Dan berpura-pura meminta maaf, berjanji tidak akan mengulangi
lagi segala.  Ternyata semua hanya sandiwara saja.  Sudah begitu tidak tau
malu kah kalian?

<<attachment: Haryosabri_02.jpg>>

Kirim email ke