Sdr. Utusan Allah yang budiman,
menurut pendapat saya, penjajahan Belanda di Bumi Nusantara telah 
berakhir pada 9 Maret 1942, yaitu ketika Panglima Tertinggi Belanda 
Jenderal Hein Ter Poorten menandatangani Dokumen Menyerah Tanpa 
Syarat kepada balatentara Jepang, di Kalijati, dekat Subang.
Di atas sepotong kertas, Belanda telah "menyerahkan" seluruh 
jajahannya kepada Jepang. Dengan demikian, pada hari itu Belanda 
telah kehilangan hak sejarahnya, dan penjajahan Belanda SECARA RESMI 
BERAKHIR.
Jepang sendiri menyatakan menyerah tanpa syarat kepada SEKUTU pada 
15 Agustus 1945. Namun Dokumen Menyerah Tanpa Syarat bari 
ditandatangani pada 2 September 1945, di Tokyo Bay, dan penyerahan 
Asia Tenggara kepada Admiral Lord Louis Mountbatten baru 
dilaksanakan pada 12 September 1945 di Singapura.
Dengan demikian antara tanggal 15 Agstus 1945 sampai 2 1945 terdapat 
VAKUUM OF POWER DI SELURUH ASIA TENGGARA, di wilayah penduduka 
Jepang, termasuk di wilayah bekas jajahan Belanda.
Di masa vakuum of power tersebut, para pemimpin bangsa Indonesia 
menyatakan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, dan kemudian 
membentuk pemerintahan.
Dengan demikian tiga syarat pembentukan suatu negara telah 
terpenuhi, yaitu:
1. Adanya wilayah,
2 Adanya penduduk,
3. Adanya pemerintahan.
Kemudian tahun 1946, beberapa negara mereka telah memberikan 
pengauannya terhadap kemerdekaan dan kedaulatan Republik Indonesia, 
a.l. Liga Arab, Mesir dan kemudian disusul oleh India.
Jadi dengan adanya pengakuan internasional, maka lengkaplah 
kedaulatan RI.
Oleh karena itu, ketika Belanda tahun 1946 mengerahkan kekuatan 
bersenjata untuk berusaha menjajah kembali RI, dengan bantuan 3 
Divisi tentara Inggris di bawah komando Letnan Jenderal Sir Philip 
Christison, dan 2 Divisi tentara Australia di bawah komando Letnan 
jenderal Leslie Morsehead, dalam konteks hkum internasional, mereka 
telah melakukan agresi militer terhadap satu negara merdeka dan 
berdaulat.
Hal ini diakui oleh Menlu Belanda (waktu itu) dalam pidatonya di 
Jakarta pada 16 Agustus 2005, yaitu:
"...In retrospect, it is clear that its large-scale deployment of 
military forces in 1947 put the Netherlands on the wrong side of 
history. The fact that military action was taken and that many 
people on both sides lost their lives or were wounded is a harsh and 
bitter reality especially for you, the people of the Republic of 
Indonesia. A large number of your people are estimated to have died 
as a result of the action taken by the Netherlands. On behalf of the 
Dutch government, I wish to express my profound regret for all that 
suffering..."

Demikian pendapat saya mengenai hal-hal yang Anda kemukakan.

Wassalam,

Batara Hutagalung


--- In proletar@yahoogroups.com, "utusan.allah" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> 
> Perundingan itu sendiri telah mengakui adanya pemerintah Republik
> Indonesia, artinya (mulai) berakhirnya penjajahan...
> 
> Dan jangan kita lupa: prinsip Indonesia lepas dari Holland itu juga
> telah disampaikan oleh ratu Wilelmina sebelumnya...
> 
> Agar anda ingat, postign saya yang anda komentari itu menjawab 
omong
> kosong "heri latief" yang bilang "kerna jaman perangitu 45-49  aja 
> adalah perang ilegal dari pihak belanda yang mau balik jadi 
penjajah
> lagi. "
> 
>  
> 
> --- In proletar@yahoogroups.com, "batara44rh" <batara44rh@> wrote:
> >
> > Sdr. Utusan Allah yang budiman,
> > pada Persetujuan Linggajati, belanda bukan menyetujui 
kemerdekaan 
> > Republik Indonesia, melainkan hanya MENGAKUI DE FACTO, Republik 
> > Indonesia dengan wilayah Sumatera, Jawa dan Madura.
> > Pada Persetujuan Renville, wilayah itu menjadi lebih kecil lagi, 
dan 
> > sebagai hasil Konferensi Meja Bundar (KMB), belanda "melimpahkan 
> > kewenangan" (soevereniteitsoverdracht) kepada Republik Indonesia 
> > Serikat (RIS), di mana Republik Indonesia hanya merupakan SATU 
dari 
> > 15 Negara bagian.
> > RIS dibubarkan pada 16 Agustus 1950, dan pada 17 Agustus 1950, 
> > Soekarno menyatakan berdirinya kembali Negara Kesatuan RI.
> > Hingga hari ii, pemerintah belandtetap tidak mau mengakui DE 
IURE 
> > kemerdekaan RI adalah 17.8.1945.
> > Bagi pemerintah belanda, kemerdekaan RI adalah 27 Desember 1949.
> > Hal ini ditegaskan oleh Menlu Belanda (waktu itu) Ben Bot, dalam 
> > pidatonya di Denhaag, 15 agustus 2005, pada 16 Agustus 2005 di 
> > Jakarta, dan dipertegas dalam wawancaranya di MTERO TV pada 18 
> > Agustus 2005.
> > Semoga informasi ii dapat menjehubungan RI dengan belanda.
> > 
> > Jepang juga masih mempunyai "Utang Sejarah" kepada 
> > Indonesia,karenaada beberapa masalah yang belum selesai, a.l  
> > masalah Wanita Penghibur (Jugun Yanfu), Romusha, pembantaia 
ribu8an 
> > intelektual Indonesia di Kecamatan mandor, Kalimantan Barat, 
tahun 
> > 1943.
> > 
> > Wassalam,
> > 
> > Batara R Hutagalung
> > 
> > PS>; Bila Anda berminat membaca tulisan-tulisan sejarah, silakan 
> > kunjungi weblos saya:
> > http://batarahutagalung.blogspot.com
> > http://indonesiadutch.blogspot.com,
> > http://10november1945.blogspot.com
> > 
> > --- In proletar@yahoogroups.com, "utusan.allah" <utusan.allah@> 
> > wrote:
> > >
> > > Ni orang dungu kayak kebo satu lagi...
> > > 
> > > Ngomong asal memamah biak propaganda nasionalis tukang jilat 
pantat
> > > Jepang.
> > > 
> > > Pernjanjian Linggarjati telah menyetujui kemerdekaaan 
Indonesia.
> > > 
> > > 
> > > --- In proletar@yahoogroups.com, heri latief <herilatief@> 
wrote:
> > > >
> > > > belanda mulai maju selangkah utk membersihkan darah 
sejarahnya.
> > > jaman kolonial kita diperas dan ditindas. jaman sekarang makin 
> > terbuka
> > > semuanya: praktik kekejaman belanda terhadap rakyat jajahannya.
> > > > 
> > > > kawan saya sabai nan aluih pernah bilang: "belanda minta 
tanah 
> > kita
> > > udah tau praktiknya, tapi belanda minta maap dan menyesali
> > > kekejamannya belum pernah terjadi".
> > > > 
> > > > kayaknya kawan saya itu agak pesimis, kerna jaman perang 45-
49 
> > aja
> > > adalah perang ilegal dari pihak belanda yang mau balik jadi 
> > penjajah
> > > lagi. kalo belanda mengaku salah, ada kompensasinya, nah itu 
dia
> > > persoalannya, yg bikin 49% anggota parlemen belanda gak mau 
ngakuin
> > > sejarah berdarah kolonialnya di indonesia.
> > > > 
> > > > harry van bommel dengan partai sosialisnya telah berani 
membuka 
> > arah
> > > jalan setapak  "pengakuan sejarah". jadi ada jalan setapak 
menuju
> > > pencerahan sejarah bagi kedua belah pihak.
> > > > 
> > > > salam, heri latief
> > > > 
> > > > --- On Fri, 11/21/08, Batara Hutagalung <batara44rh@> wrote:
> > > > From: Batara Hutagalung <batara44rh@>
> > > > Subject: [ExHamburg] Re: Parlemen Belanda: Dubes Belanda 
harus 
> > hadir
> > > di Rawagede 9 Desember 2008
> > > > 
> > > > Date: Friday, November 21, 2008, 11:34 PM



------------------------------------

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke