Assalamu'alaikum wr.wb.

      Tidak dipungkiri, Indonesia adalah negara berpenduduk Islam terbesar
didunia. Islam menjadi ancaman baru bagi politik dunia setelah runtuhnya Uni
Sovyet, sudahkah kita menyadari bahwa begitu besar perhatian dunia barat
terhadap Islam, sehingga banyak kajian2 terhadap Islam dilakukan oleh
mereka. Kita sebagai penganut Islam yang taat sebaiknya mulai memeriksa
keimanan dan pengetahuan kita terhadap islam itu sendiri.

      Berikut adalah artikel mengenai kebangkitan Islam, semoga bermanfaat.

      wassalam
      Adrisman


      Seperempat Abad Kebangkitan Islam?

      Dr Yudian Wahyudi, Harvard Islamic Legal Studies Program, USA

      REVOLUSI Iran, yang terjadi di salah satu pinggiran dunia Islam,
menandai awal benturan peradaban, Iran Syiah versus Iran pro-AS. Di sisi
lain, Khomeini meramalkan kematian komunisme. Satu dasawarsa kemudian, Uni
Soviet memang ambruk. Perang dingin antara dua negara adidaya pun berakhir.
AS tampil sebagai pemenang tanpa harus berperang, tetapi sisi lain angin
revolusi Khomeini tidak luput dari perhatian banyak pakar. Barangkali inilah
salah satu perhitungan Huntington mencarikan lawan bagi AS setelah si
Beruang Merah bertekuk lutut. Islam akan tampil sebagai ancaman baru politik
dunia.

      Setelah pro-kontra di berbagai belahan dunia mulai reda, tiba-tiba
dunia disuguhi peristiwa 11 September. Benturan peradaban atau bukan, tetapi
tragedi ini terjadi di jantung AS. Nyata, senyata balasan AS ke Afghanistan
dan Irak. Di sini terlihat tingkat akurasi 'profesi' Khomeini dan Huntington
karena sama-sama terbukti dalam satu dekade. Seakurat berita-gaib Quran (30:
2-4) bahwa Romawi akan mengalahkan Persia dalam 'beberapa' tahun. Di tahun
ke delapan, nubuat ini terbukti. Persia yang lebih kuat dikalahkan oleh
Romawi! Di sinilah orang patut mempertanyakan penegasan Cak Nur (2002) bahwa
'Huntington tidak tahu Islam'. Islam yang mana dan kapan?

      Huntington tahu Islam atau tidak, bukanlah soal yang teramat penting.
Yang jelas, saat ini banyak pihak ambil bagian dalam proses rekonstruksi
peradaban. Masyarakat AS, misalnya, mulai tidak memercayai Presiden Bush.
Polling terbaru menunjukkan, popularitasnya anjlok di bawah 50% setelah
gagal menemukan senjata pemusnah massal di Irak. Mantan Presiden AS Bill
Clinton sebelumnya telah mengimbau agar umat Islam melihat AS dari kacamata
yang lebih luas, bukan hanya dari segi hubungan AS-Israel, karena Islam
adalah agama yang perkembangannya tercepat di AS.

      ***

      Imbauan Clinton sangatlah penting artinya bagi Indonesia. Sebagai
salah satu pinggiran geopolitik dunia Islam, negara kita sering kali terkena
getah konflik di Timur Tengah. Kita harus menepis streotyping dan
generalisasi ini, dengan selalu menunjukkan berbagai dimensi Islam di
Indonesia. Di sinilah konferensi internasional cendekiawan Islam, yang baru
saja diselenggarakan oleh Nahdlatul Ulama di Jakarta, mendapatkan
momentumnya. Semacam pembacaan ulang seperempat abad kebangkitan Islam,
dengan menekankan komunikasi berbagai arah, sehingga diharapkan dapat
menghilangkan kesalahpahaman. Kebangkitan Islam bukanlah terorisme!

      Jauh sebelum tragedi 11 September, perkembangan Islam sebenarnya sudah
lama mendapat perhatian kalangan akademisi di AS. Organisasi profesional
seperti Middle East Studies Association dan American Academy of Religion
menyelenggarakan konferensi tahunan. Di situ Islam dari berbagai dimensi,
ruang, dan kurun waktunya diseminarkan. Minat untuk mempelajari Islam di AS
semakin meningkat justru setelah serangan teroris yang begitu menghebohkan
itu. Kajian keislaman tidak lagi terpusat di kampus-kampus besar seperti
Harvard, Yale, dan Princeton. Bahkan juga sudah melewati batas-batas Middle
Eastern Studies dan Religious Studies. Tahun ini saja, setidak-tidaknya ada
20 universitas di AS yang membutuhkan dosen Islamic Studies.

      Di Harvard, universitas terbaik di AS bahkan di dunia, Islam dikaji
bukan hanya di Divinity School, Middle Eastern Studies, Department of Near
Eastern Languages and Civilization, tetapi juga di Law School dengan Islamic
Legal Studies Program sebagai ujung tombaknya. Menurut Prof Frank Vogel,
Direktur Islamic Legal Studies Program, minat fakultas-fakultas hukum di
Amerika terhadap hukum Islam meningkat drastis. Setelah mengundang mantan
Presiden Abdurrahman Wahid, kini Islamic Legal Studies Program menjadikan
tahun 2004 sebagai tahun Indonesia dengan menyelenggarakan konferensi
bertema Islamic Law in Modern Indonesia (April 17-18). Untuk itu,
diundanglah pembicara-pembicara dari AS, Eropa, Australia, dan Indonesia. Di
sinilah perlunya bertanya, kebangkitan Islam itu apa? Jangan-jangan isyarat
Clinton berarti menyakiti AS sama dengan menyakiti Islam.***


____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke