Assalamu'alaikum wr.wb.,
  
  
Lembang Alam

8. MENINGGALKAN MADINAH 

Kami berada di Madinah sampai hari  Selasa tanggal 27
Januari. Syukurlah tidak pernah lagi saya luput shalat
berjamaah di mesjid Nabawi sampai saat meninggalkan
kota itu. Dan saya sempat ke Raudhah lagi pada hari
Senin dan Selasa, keduanya pada waktu dhuha.
Bermunajat disana, memohon ampun, memohon pertolongan,
memohon keridhaan Allah SWT.  Tentu saja saya berdoa
agar kiranya Allah mengizinkan saya lagi untuk kembali
berziarah ke mesjid ini kelak, entah kapan-kapan.

Dan berziarah lagi ke makam Rasulullah SAW.
Assalamu’alaika ya Rasulullah…… Agak lama saya berdiri
memandang ke arah makam itu, mengulang-ulang ucapan
salam dan shalawat. Berat sekali rasanya dada ini
waktu itu.  Dan menyampaikan salam kepada Abu Bakar
dan Umar. Sebelum akhirnya melangkah keluar dari pintu
mesjid sebelah timur.

Sekarang tiba waktunya untuk meninggalkan kota nabi
ini. Setelah kunjungan singkat lima hari. Hari Selasa
itu, sepulang dari mesjid sekitar jam sembilan kurang
saya buru-buru mandi lagi (subuh tadi saya sudah
mandi) untuk ihram. Dan memakai dua potong kain ihram
saya sebaik-baiknya. Harus dua potong, tidak boleh
dilebih-lebihkan. Tidak boleh pakai underwear. Itu
mutlak.

Istri dan anak-anak saya sudah lebih dahulu siap.
Barang-barang bawaan kami sudah dikeluarkan dari kamar
dan bahkan sudah dibawa turun ke lobby hotel untuk
dinaikkan ke bus.  Menurut informasi dari fihak
penyelenggara kami akan berangkat sekitar jam
sembilan. Tapi ternyata kemudian baru benar-benar
berangkat sudah liwat jam sebelas. Padahal kami sudah
duduk di bus sejak jam sembilan. Entah kenapa sampai
menunggu sekian lama. Bahkan ketika semua tas-tas dan
koper-koper kami sudah dinaikkan, bus-bus itu belum
juga diberangkatkan.  Lucunya lagi, mula-mula kami
tidak diizinkan sopir bus itu turun, karena katanya
sudah segera mau berangkat. Setelah menunggu sekian
lama, tak urung ada yang ingin ke belakang dan memaksa
untuk turun, sopir itu tidak bisa lagi melarang.

Akhirnya bus itu berangkat juga. Beriring-iring 7 buah
bus, karena kami bergabung dengan rombongan besar. 
Berhenti sebentar untuk pengurusan pasport di check
point di luar kota Madinah sebelum melanjutkan
perjalanan ke  Bir Ali. Di mesjid Bir Ali kami shalat
zuhur dan ashar dijamak dan diqasar. Shalat berjamaah
berkelompok-kelompok karena jamaah datang dan pergi.
Dan kami berpisah dengan rombongan wanita. 

Sudah sejak berangkat dari Madinah tadi saya merasa
gejolak dalam hati. Rasa haru yang dalam. Dan saat ini
acara utama rangkaian ibadah haji segera dimulai. Saya
menangis lagi. Waktu shalat terisak-isak. Dan waktu
melafatzkan niat umrah juga terisak-isak. Labbaika
Allahumma ‘umratan ‘an Saibi bin Ismail.

Sesudah itu kami kembali ke bus masing-masing. Kali
ini bertalbiyah bersahut-sahutan. Bus masih menunggu
beberapa saat sebelum melanjutkan perjalanan. Di luar
orang datang dan pergi ke dan dari mesjid itu. Yang
datang ada yang masih belum memakai ihram tapi yang
pergi semua sudah dalam berihram. Tampak pula
jamaah-jamaah wanita dari India dengan mukena berwarna
hitam. Dan jamaah Turki. Dan jamaah Pakistan. Yang
berombongan besar. Yang berombongan kecil. Dengan
keperluan yang sama belaka. Memenuhi panggilan Allah
untuk datang ke Baitullah. Labbaika Allahuma Labbaik.
Labbaika laa syariikalaka labbaik. Innal hamda
wani’mata laka walmulk, laa syariikalak.

Kami berangkat menuju Makkah. Dengan mengumandangkan
talbiyah. Kami datang memenuhi panggilan Mu ya Allah.
Kami datang memenuhi panggilan Mu. Tiada sekutu bagi 
Mu. Sesungguhnya segala pujian, dan ni’mat dan
kerajaan kepunyaan Mu, tidak ada sekutu bagi Mu. Dan
air matapun bercucuran.

Anak saya si Tengah berharap hari ini dia sudah
benar-benar ‘bersih’. Setelah kemarin pagi-pagi dia
merasa sudah bersih, tapi sore hari terharu lagi
karena ternyata belum. Alhamdulillah sampai hari ini
kami semua sehat-sehat saja. Dan semua antusias,
terutama anak-anak saya tentu saja. Ini adalah awal
pelaksanaan umrah yang akan dilanjutkan dengan haji.
Semua sudah melafatzkan niat masing-masing. Bagi saya
dan istri, kami sudah meniatkannya untuk ayah kami
masing-masing.

Perjalanan menuju Makkah berjalan dengan mulus dan
alhamdulillah tidak ada halangan apapun. Di tempat
pemeriksaan di luar kota Makkah kami mendapat hadiah
dari Khadamul Harramain, dari raja Saudi, sebuah kotak
berwarna hijau dengan tulisan hadiah, berisi kue-kue
dan minuman kotak. Hadiah yang kelihatannya dibagikan
kepada semua jamaah haji yang datang. Sampai di 
Makkah sudah malam selepas maghrib. Mampir dulu ke
kantor maktab 106 dan sesudah itu kami menuju ke
Aziziah.  Menurut rencana perjalanan kami akan
menginap disini sampai hari Jumat pagi. Di Aziziah
kami berkumpul di satu bangunan (rumah besar) hanya
rombongan kecil kami saja.  Rombongan besar menempati
bangunan lain. Disini jamaah wanita dan pria dipisah.
Kami ditempatkan delapan sampai sepuluh orang dalam
satu kamar dan masing-masih mendapat ranjang.

Rupanya sebagian jamaah ada yang langsung berangkat
untuk thawaf dan sai malam itu juga. Saya tidak
termasuk kelompok ini. Karena sudah kecapekan, saya
cepat-cepat tidur. Pagi-paginya saya termasuk yang
duluan terbangun, kira-kira jam setengah empat. Waktu
itu saya lihat sudah ada yang berganti  pakaian.
Artinya mereka sudah tahallul, sudah selesai thawaf
dan sai. Dan rupanya mereka baru saja kembali dari
Masjidil Haram. Saya buru-buru mandi dan shalat malam.
Jam lima liwat saya ke luar mau pergi ke mesjid.
Mesjid Abu Bakar, tidak jauh dari tempat kami
menginap. 
                        
                     ****               



=====

St. Lembang Alam



__________________________________
Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail - More reliable, more storage, less spam
http://mail.yahoo.com
____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Reply via email to