Assalamu'alaikum wr.wb.,
   
   
Lembang Alam

11. ZAM - ZAM

Siti Hajar yang ditinggalkan suaminya (nabi Ibrahim
a.s.) di lembah yang gersang nyaris tak berpenduduk
itu, berusaha mencari air untuk minum bayinya  (nabi
Ismail a.s.) yang sedang kehausan. Ibu yang tabah dan
sangat bertawakkal itu berlari-lari di antara dua
gundukan Shafa dan Marwa sambil matanya mencoba
mencari-cari kalau-kalau di sekitar tempat itu ada
sumber mata air. Beliau bolak balik sampai tujuh kali
antara Shafa dan Marwa, sangat boleh jadi dengan
sedikit kekhawatiran dalam hatinya karena mendengar
tangis bayinya itu. Proses berlari-lari sampai tujuh
kali antara Shafa dan Marwa itulah yang diabadikan
Allah sebagai bagian dari ibadah haji yang terus
dilakukan orang yang melaksanakan ibadah haji sampai
hari ini bahkan insya Allah sampai akhir jaman nanti.

Pencarian Siti Hajar tidak membuahkan hasil. Dia tidak
menemukan satu titikpun disekitar tempat itu yang
dapat dicurigai  mengandung air. Tapi… tidak. Ternyata
di dekat bayi kecil itu terbaring tiba-tiba merembes
air. Siti Hajar gembira bukan kepalang. Beliau
berusaha mengumpulkan aliran air yang kecil itu
sebelum menciduknya. ‘Zum – zum’ (berkumpullah –
berkumpullah), begitu menurut riwayat awal dikenalnya
keberadaan sumur Zam - zam yang kita warisi sampai
sekarang.

Janganlah disuruh pula membuktikan secara ilmiah
kejadian itu.  Karena keberadaan sumur Zam – zam
bagaikan sebuah misteri bagi mereka yang sok ilmiah.
Zam – zam adalah sebuah mu’jizat Allah.

Menurut ketetapan Allah yang berlaku dimana-mana
(sunatullah) air menempati rongga-rongga atau
pori-pori batuan (yang sangat umum adalah batu pasir).
Di negeri kita Indonesia ini sangat ideal untuk
membayangkan keberadaan air di dalam tanah. Dalam
sirkulasi peredarannya, air dijatuhkan sebagai air
hujan yang berasal dari awan yang sebelumnya berasal
dari penguapan air laut. Di tempat yang ketinggian, di
gunung-gunung dan bukit-bukit air mengalir di
permukaan tanah dari tempat yang tinggi ke tempat yang
rendah di sungai-sungai. Disamping itu air meresap
masuk kedalam tanah mencari tempat-tempat yang
berpori-pori di antara batu-batuan untuk seterusnya
mengalir pula di bawah permukaan tanah. Di
lembah-lembah sering kita temui mata air, atau bahkan
air memancur ke atas, yang sebenarnya adalah air yang
muncul ke permukaan sebagai akibat hukum tekanan air,
di tempat yang kerendahan pada saat dia mengalir dari
tempat yang tinggi di perbukitan itu. Air sumur kita
adalah bahagian dari air bawah tanah seperti itu.

Mari kita amati lembah Makkah yang dikelilingi oleh
bukit-bukit batu. Secara kasat mata kita menyebutnya
‘bukit batu’ karena memang terdiri dari batu cadas,
begitu kita mengenalnya secara awam. ‘Batu cadas’ itu
adalah batuan beku menurut istilah geologi. Batuan
beku merupakan pembekuan dari intrusi magma  yang
berasal dari dalam perut bumi dan adalah induk dari
segenap material permukaan bumi  (magma dalam perut
bumi itu encer dan sangat panas, dengan suhu diatas
1500 derajat Celcius). Semua material muka bumi
(tanah, pasir, batu-batuan yang lain) berasal dari
pelapukan batuan beku akibat proses panas matahari,
pergantian cuaca, yang terjadi dalam rentang waktu
berjuta-juta, bahkan bermilyar tahun. Batuan beku yang
masih utuh itu biasanya masif,  tidak mempunyai pori
atau rongga   karena proses pembekuannya yang relatif
singkat. Badan atau tubuh batuan beku itu tertanam
sampai ke bagian bawah kulit bumi (kalau tidak akan
dikatakan sampai ke pusat bumi) . Batuan beku seperti
inilah yang kita temui di sekitar Makkah dan Madinah. 

Ada gundukan pasir dimana-mana, yang merupakan hasil
pelapukan dari batuan beku tadi itu di seantero
jazirah Arab. Gundukan pasir itu memang bagus untuk
meluluskan dan mengandung  air. Bahkan bagus untuk
menjadi batuan reservoir mengandung minyak jika
tempatnya memungkinkan dibawah perut bumi. Tapi yang
ada di lembah Makkah? Tidak banyak terdapat endapan
batu pasir seperti itu di sekitar kota ini. Volume
atau dimensi batu pasir seperti itu di lembah ini
tidaklah besar seperti yang dapat dengan mudah kita
lihat.  Makkah umumnya di kelilingi bukit batu hasil
intrusi batuan beku yang kita sebut tadi. 

Baiklah, seberapa besarpun ukuran batu pasir tempat
menyimpan air di lembah itu, mari kita cari sumber air
yang tersimpan di dalamnya. Air ini tidak mungkin
merupakan air tanah yang mengalir dari bukit-bukit
batu intrusi batuan beku di sekitarnya karena batuan
itu masif, tidak berpori dan tentu tidak menyimpan
air. Jadi tetap ada ‘sesuatu’ yang hilang untuk
menerangkan keberadaan sumur zam – zam  di lembah
Makkah itu.

Ada pula yang menduga-duga bahwa air zam – zam berasal
dari rembesan air laut Merah di sebelah barat
semenanjung Arab. Namun pendapat ini sangat mudah
dipatahkan mengingat air zam – zam itu air tawar
disamping tidak mungkin air laut mengintrusi sampai
seratus kilometer ke daratan apalagi menembus batuan
beku yang masif seperti kita sebut di atas.

Salah satu guru besar saya mengatakan bahwa air zam –
zam itu diduga sebagai endapan air purba yang
terperangkap dan ‘berada’ disana menempati batuan
reservoir penyimpan air yang melintasi lembah Makkah.
Teori inipun tidak pula mudah untuk dipahami. Berapa
besar dimensinya? Kondisi apa yang menyebabkan endapan
batu pasir (batuan reservoir) itu terawetkan di tengah
lingkungan batuan beku? Namun, tentu saja harus dicari
keterangan untuk menjelaskan keberadaan sumur zam –
zam sesuai dengan sunatullah.  Hanya saja tidak semua
ilmu Allah dapat kita fahami dengan mudah karena
keterbatasan akal kita.

Dan  sumur zam – zam itu, yang diambil jutaan orang
jemaah haji berjeriken-jeriken untuk dibawa kekampung
halaman masing-masing, dan dikonsumsi ratusan ribu
orang setiap hari, tidak pernah susut-susut airnya.
Subhanallah.

                      ****

=====

St. Lembang Alam



__________________________________
Do you Yahoo!?
Yahoo! Mail - More reliable, more storage, less spam
http://mail.yahoo.com
____________________________________________________
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
____________________________________________________

Kirim email ke