Apak Saaf, Pak Chaidir, nanda Zul Fikri dan dunsanak.

Tarimokasih.Mudah-mudahan kelak masyarakat Minang bisa
menjadi kearah yang lebih baik lagi dari sekarang.Saya
memang khawatir dari gejala-gejala, bahkan realita
yang ada masyarakat Minang kembali kepada sejarah masa
lampau nan suram, yang pernah dialami masyarakat
Minangkabau sebelum kedatangan kaum Paderi.

Bukan lagi mengalami jahiliyah kuno, tetapi jahiliyah
moderen.Ini yang harus diantisipasi agar jangan sampai
terlalu jauh terbenamnya.Cukuplah ia hanya jatuh
sampai ditanah, jangan sampai pula ia bergelimang
dengan lumpur kotor yang tidak bisa ditarik dan
dibersihkan kembali, terbenam dan hanyut bersama
lumpur tersebut,naudzubillahimindzalik.

Ada beberapa hal penyebab kembalinya masyarakat Minang
kemasa silam tersebut, dan besar kemungkinan,
insyaAllah hal ini akan saya sampaikan pada seminar
tgl 19 juni mendatang, dan saat saya sedang test di
Padang, salah seorang Bapak dari pengurus  seminar
tersebut beberapa kali menelpon saya. Namun saat itu
saya dalam sikon ujian tentu deringan itu saya jawab
singkat :"Pak..maaf, saya sedang ujian, nantik saya
hubungi Bapak".

Untuk informasi, sebenarnya dari sisi kualitas para
guru dan dosen, saya melihat mulai ada peningkatan
perhatian pemerintah dalam sisi pendidikan ini. Ini
kelihatan dan terbukti sudah banyaknya
lowongan-lowongan bea siswa yang diadakan DEPAG atau
DIKNAS, kemungkinan juga instansi lain yang memberikan
peluang bagi PNS(pegawai, guru dan dosen) untuk
melanjutkan studinya ke jenjang lebih tinggi lagi,
hanya sayangnya, saya melihat yang berminat untuk
mengikuti program tersebut kebanyakan dari daerah
lain, atau yang lulus kebanyakan dari daerah
lain.Cukup "ironis" memang, tetapi lagi-lagi, ini
adalah realita yang seharusnya menjadi perhatian kita
bersama.

Nanda Zul Fikri, maafkan saya, karena telah salah
memanggil, karena saya tidak tahu umur nanda berapa,
juga saya menduga Zul Fikri yang ada dihadapan saya
sekarang adalah ZulFikri yang biasa ada di ID Pakguru
online.

Kalau memanggil saya dengan sebutan bundo, hanya
karena  saya lebih tua, atau memang dianggap saya ibu
nanda, silahkan ngak papa. Namun mohon jangan saya di
panggil bundo, kalau itu berkonotasikan "Bundo
Kanduang", karena saya tahu betul gelar dari
sebutan"Bundo Kanduang" itu sangat berat. 

Saya membaca sebuah buku yang bernuansa keminangan
syarat menjadi bundo kanduang itu sangatlah beratnya,
salah satunya harus pandai bidang agama, bermoral
tinggi dan berpendidikan tinggi. Bahkan  pagi ini(saya
biasanya tiap hari bangun tidur selesai shalat malam,
dan baca kitabullah, buku-buku bacaan bidang apa saja
saya baca, baru memulai aktifitas pekerjaan RT,
makanya tiap hari selalu bangun lebih awal dari
anak-anak, kalau anak-anak sudah bangun, perhatian
saya khusus tertuju untuk mereka, namanya ibu dari
empat orang anak yang masih kecil-kecil, mana
rapat-rapat jarak antara mereka dan ngak ada pembantu
sama sekali, jadi memang repot rasanya, kalau ngak
pandai-pandai membagi waktu itu), disana  saya membaca
yang dikatakan orang Minang adalah mereka yang tahu
adat, tau agama, dan berasal dari keturunan Minang,
kalau tak ada syarat itu bukan dikatakan orang Minang.

Orang yang beradat, sebenar-benar beradat tentu ia tau
agama, orang yang tau agama, tentu ia beradat, karena
pada hakikatnya Adat itu sendiri berlandaskan agama,
atau syarak, syarak itu landasannya kitabullah.

Syarat utama dari menjadi orang Minang haruslah
beragama Islam. Bila ia tidak beragama Islam, bukanlah
orang Minang namanya, karena landasan orang Mianng itu
betul adalah ABSSBK.Dan syarat menjadi bundo kanduang
atau datuk tertulis disana haruslah beradat, beragama,
dan bermoral tinggi, berpendidikan tinggi,(ingat lho,
namanya pendidikan bukan hanya formal saja, non
formalpun pendidikan juga namanya, jangan dikira yang
dimaksudkan adalah titel) dan ia harus berwawasan
luas, tidak sempit.

 Itulah syarat menjadi bundo kanduang dan datuk yang
saya baca dibuku tersebut, makanya sangat berat bukan,
jadi mohon kalau memang saya nanda dipanggil dengan
sebutan bundo, karena sebagai seorang ibu, silahkan,
tetapi kalau bundo kanduang, janganlah, saya belum
mampu menyandang dan memiliki syarat yang berat itu.

Dan orang yang berwawasan luas, biasanya sikapnya
lebih dewasa dalam menilai dan memandang segala
sesuatu, tidak bersikap tergesa-gesa dalam menentukan
segala hal, pikirannya akalnya lebih jalan, ia akan
menggigit lidahnya dulu sebelum mengucap atau
menetapkan sesuatu.

Mungkin ini dulu, ntar tertulis semua makalah yang
akan saya sampaikan diseminar nantik, jadi ngak enak. 

Makasih dan mohon maaf.

Wassalamu'alaikum.Rahima.Sikumbang Sarmadi


--- chaidir latief <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Pak Saf ananda Rahima dan para dunsanak
> Ado barangkali nan paralu dicermati dalah satu
> dakwah di Bandung yamh lebih memgarahkan ka materi 
> PERUBAHAN  salama hidup di DUNIA Urang barubah awak
> ko coitu cu itu juo. CAROnyo terserah Kok di
> AGAMO,TUHAN kan indak mambuliehkan kito hidup
> susah.kok di ADAT MINANG kan awak indak bulieh
> miskin. Baa kok susah bana MERUBAHnyo Barangkali
> kasinan ARAHnyo
> Chaidir N Latief
>


       
____________________________________________________________________________________Sick
 sense of humor? Visit Yahoo! TV's 
Comedy with an Edge to see what's on, when. 
http://tv.yahoo.com/collections/222

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet
Tapi harus mendaftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount dengan 
email yang terdaftar di mailing list ini.
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke