Dunsanak Sapalanta, Mak Boes, pak Ben dan pak Arnold yang bijak
Mengenai penafsiran Alqur'an merupakan ilmu yang sangat 'athim. Kita tidak dapat menafsirkan Alqur'an sesuai kehendak atau ra'yu kita. Kalaulah kita tafsirkan Alqur'an itu sesuai dengan kehendak dan ra'yu kita, maka jadilah buat kita agama ini (Alqur'an dan Hadist) itu sebagai mainan. Penafsiran Alqur'an butuh ilmu kalau tidak ingin menjadi orang yang paling sesat dimuka bumi ini. Dalam menafsirkan Alqur'an maka seseorang harus menafsirkannya dengan ayat Alqur'an juga. Karena kadangkala Allah menetapkan suatu ketetapan pada suatu ayat kemuadian Allah jelaskan maksud ketetapan itu pada ayat lain. Maka jelas disini seseorang yang menfsirkan Alqur'an harus Hafal Qur'an. Kalau tidak dia akan salah dalam menafsirkannya. Kalau tidak ada dalam Alqu'an maka harus ditafsirkan dengan Hadist. Karena Rasulullah Salallahu 'alaihi wasalam yang diturunkan Alqur'an dan sekaligus beliau dijelaskan maksudnya. Maka seseorang yang ingin menafsirkan Alqur'an harus hafal semua hadist. Kalau tidak ada dalam Hadist maka kita lihat penafsiran Shahabat. Karena para shahabat adalah orang yang langsung diajar oleh Rasulullah salallahu 'alaihi wasalam. Kalau tidak ada juga maka kita kembalikan kebahasa asli orang arab dahulu yang asli. Sekarang saya ingin bertanya kepada bapak-bapak :"Apakah bapak-bapak sudah menguasai semua ayat Alqur'an, Hadist, Atsar Shabat dan Bahasa Arab sehingga menterjemahkan Alqur'an sesuai pemikiran Bapak..? .. kalau belum menguasainya maka rujuk dulu kepada orang yang menguasainya. Para ulama mufasiriin sangat Hafal Qlqur'an, Hadist, Atsar dan sangat alim dalam Bahasa Arab. Maka rujuklah pada mereka terlebih dahulu. Kalau sudah mampu mentarjih maka boleh kita tarjih. Kalau menafsirkan Alqur'an hanya dengan mengandalkan terjeman Alqur'an, maka ini sangat tidak cukup. Tidak ada satupun bahasa didunia yang mampu mengartikan bahasa Arab. Belum lagi kalau terdapat kesalahan dalam menterjemahkannya. Saya penah mendengar dari seorang penuntut ilmu agama, bahwa dia pernah diberi tahu oleh orang yang pernah meneliti terjemahan Alqur'an yang ada sekarang, orang tersebut mengatakan bahwa dia banyak menemukan kesalahan dalam terjemahan Alqur'an. Jadi jelas untuk mengetahui makna dari ayat Alqur'an saja kita tidak cukup hanya dengan mengandalkan terjemahan Alqur'an apalagi menafsirkannya. Mutlak bagi kita harus menguasai bahasa arab pertama kali. Saya secara pribadi untuk mengetahui makna dari ayat Alqur'an maka saya sandarkan pendapat saya pada para ulama. Karena saya belum mampu dan masih jauh dari persyaratan yang saya sebutkan diatas. Mengenai penafsiran ayat Annisa (24 dan 25), kita lihat surat Almu'minuun ayat 5 dan 6. yang berbunyi : dan orang-orang yang menjaga kemaluannya. kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki ; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Jadi jelas disini bahwa Budak halal kemaluannya buat tuannya, tanpa harus menikahinya. Dalam tafsir Ibnu Katsir tentang tafsir Surat Annisa' ayat 24 dan 25 beliau membawakan hadist riwayat Ahmad bin Hambal dari Abu Said Alkhudri dia berkata :" Kami mendapat seorang tawanan dari para tawanan wanita Authas. Mereka memiliki suami. Kami sungkan untuk mencampuri mereka lantaran mereka bersuami. Maka kami menanyakan hal itu pada Nabi Salallahu 'alaihi wasalam. Kemudian turunlah ayat "dan (diharamkan) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki .' Maka Farji (Kemaluan) mereka dihalalkan untuk kami." Demikain pula hadist yang diriwayatkan oleh Tirmizi, Nasa'I, Ibnu Majah, dan diriwayatkan pula oleh muslim dalam Shihihnya. Maka jelas disini walau wanita tersebut telah bersuami, dan dia menjadi budak keteka kalah perang (tawanan perang), maka kemaluannya halal bagi yang memperbudaknya. Masalah Budak, Memang saat ini budak sudah tidak ada. Dan Islam sangat menganjurkan untuk memerdekakan budak. Dan mereka yang memerdekakan budak mendapat pahala yang besar.. Namun SISTIM PERBUDAKAN tidak akan hilang dalam syariat Islam. Selama Jihad masih ada, sistim perbudakan masih ada. Dan nanti diakhir Zaman ada budak. Sebagaimana yang terdapat dalam hadist yang shohih tentang cirri-ciri hari kiamat salah satunya menyebutkan : "........ budak melahirkan tuannya.........". Berdasarkan hadist ini ulama menjelaskan diakahir Zaman ada perbudakan Wallahu a'lam Abu Afifah Adi ibnu syaiful Al islami Al Pariamaniy (1397 H / 1977 M) _____ From: RantauNet@googlegroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of benni inayatullah Sent: Thursday, May 24, 2007 8:23 AM To: RantauNet@googlegroups.com Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Bamacam-macam caro dakwah Mak Boes yang terhormat.. sejauh yang saya pahami dari ayat tersebut adalah larangan Tuhan untuk mengawini wanita yang telah bersuami. Namun Alloh menganjurkan untuk mengawini budak-budak yang dimiliki untuk menghindarkan zina..itu terjemahan bebas saya.. poin yang ingin saya sampaikan bagaimana kita memahami "konteks" budak disini. Kalau kita merujuk begitu saja ke ke ayat tersebut tentu kita masih diperbolehkan untuk menjadi tuan dari beberapa orang budak (yang tentu manusia juga). padahal dalam peradaban manusia sekarang derajad manusia adalah sama dan tidak boleh ada manusia memperbudak manusia lainnya. Ayat ini kan turun ketika budaya arab masih kental dengan perdagangan budak. nah..inilah yang saya maksud menafsirkan ulang ayat tersebut dengan mempertimbangkan asbabun nuzulnya, latar kehidupan sosial politisnya dsb untuk disesuaikan dengan konteks kekinian. banyak lagi ayat yang seperti ini misalnya pemahaman kelompok tertentu terhadap "ayat-ayat perang". dengan pemahaman yang dangkal mereka menghalalkan untuk membunuh orang lain bahkan umat islam sendiri. mungkin kita semua juga butuh penjelasan dari Mak Boes.. salam Ben boes <[EMAIL PROTECTED]> wrote: sanak Ben, apakah ada suruhan di Alquran mengawinI budak? (perhatikan akhiran "I" disini) menurut apa yg saya baca bahwa perintah mengawinI/menikahI itu adanya di surah 4:3 yg merujuk kepada 'anak yatim' berarti para janda. tolong berikan rujukan sanak yg mengatakan orang boleh mengawini 'budak'. mo kasih sanak wassalam boes On Tue, 2007-05-22 at 21:04 -0700, benni inayatullah wrote: > Pak Arnold.. > > maksud saya tafsir bukan hanya terjemahan tapi menggali pemahaman atau > "pesan" tuhan dalam ayat tersebut untuk dijadikan solusi menyelesaikan > persoalan kekinian. > > kalau ditafsirkan secara lieterer saja sudah bermasalah..bagaimana > kita akan mengawini budak sementara saat ini budak sudah tidak > ada..kalau kita pahami begitu saja bisa saja kita cari budak lagi..dan > kawinin..terutama dalam situasi perang ==dikuduang== > salam > > Ben _____ Get <http://us.rd.yahoo.com/evt=49678/*http:/smallbusiness.yahoo.com/domains/?p= BESTDEAL> your own web address. Have a HUGE year through Yahoo! Small Business.</a --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED] Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet Tapi harus mendaftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount dengan email yang terdaftar di mailing list ini. -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---