Membaca komentar Pak Adhi dibawah ini saya kok tiba tiba merasa tidak punya 
hak untuk mendalami al Quran dengan pikiran saya sendiri. saya kok merasa Islam 
dengan kitab suci Al Quran ini khusus diturunkan untuk orang yang berbahasa 
arab sehingga bagi saya yang tidak bisa berbahasa arab tidak berhak dan tidak 
patut untuk menarik pemahaman dari Kitab suci yang merupakan wujud transedensi 
dari Tuhan kepada Muhammad bin Abdullah tersebut.




 
  Kalau memang logikanya seperti itu saya juga berhak menyatakan bahwa orang 
arab juga tidak boleh menerjemahkan Al Quran karena saya tidak yakin Tuhan 
berbahasa arab kepada Jibril menyampaikan KalamNya untuk kemudian disampaikan 
Jibril kepada Muhammad bin Abdullahberupa wahyu dalam bahasa Arab. Bukankah 
Islam sebagai rahmat bagi seisi alam ? Bukankah Al Quran ditujukan kepada semua 
umat ? kalau memang demikian halnya semua umat islam berhak untuk mengkaji 
sendiri pemahaman terhadap AL Quran yang sesungguhnya multitafsir tersebut.





  Saya merasa aneh kenapa berfikir musti dibatasi. Apakah Tuhan takut terhadap 
rasio yang diciptakan Tuhan sendiri ? Pakah Tuhan takut umatnya yang tidak 
berbahasa arab akan salah dalam menerjemahkan wahyunya ? apakah orang berbahasa 
arab sedemikian mulianya sehingga yang tidak mampu berbahasa itu tidak berhak 
untuk menerjemahkan "bahasaNya" sendiri ? aneh..aneh...





  Saya selalu menekankan pentingnya asbabun nuzul atau semangat zaman waktu 
turunnya ayat ketika itu. Sehingga tidak ada pemerkosaan dalam penafsirannya. 
Dalam konteks ayat yang kita bahas sebelumnya, turunnya ayat tersebut ketika 
budaya arab yang masih sagat jahiliyah. Budaya yang menjadikan manusia sebagai 
budak serta perang sebagai jalan keluar dalam memecahkan masalah. Turunnya 
Islam ketika itu sangatlah moderat sehingga Tuhan tidak serta merta malarang 
perbudakan namun secara perlahan mengangkat derajad budak sehingga sejajar 
dengan manusia lainnya. Salah satunya yaitu dengan menghalalkan mengawini 
budak..bukannya berzina dengan budak. Namun tampaknya budaya Islam klasik 
tersebut masih bertahan sampai kini. Terbukti banyak TKW indonesia yang 
diperkosa oleh majikannya.  Lalu apakah dengan begitu kita menghalalkan kembali 
perbudakan yang sesungguhnya Islam sendiri mengangkat derajad mereka sama 
seperti manusia lainnya ?





  Sepertinya saya semakin yakin untuk mencari Islam menurut Alloh yang 
sebenarnya. Saya baru tahu Islam menurut mahzab ini, mahzab itu. Islam menurut 
Abduh, Hamka bahkan Ulil. Saya akan berusaha mencari Islam yang tak terikat 
dengan mahzab tertentu...Islam yang tidak taqlid buta terhadap orang atau 
aliran tertentu..saya ingin mendapatkan Islam menurut Alloh SWt lewat AL Quran 
dan Hadist yang diturunkan kepada Rasulullah SAW..Insya Alloh ..Amien..karena 
saya yakin substansi yang terkandung dalam ajaran Islam adalah manusia yang 
berakhlak baik dan mampu mewujudkan kehidupan yang damai, sejahtera dan jauh 
dari pertikaian..bukannya manusia yang sibuk mempertahankan kebenarannya 
sendiri dan menyatakan orang yang beda darinya adalah sesat.





  Inilah yang saya sebut sebelumnya bahwa kita sering kali terpaku pada 
pembahasan daun, ranting serta dahan sementara batang dan akar dari Islam itu 
sendiri secara tak sadar telah kita lupakan..


  Semoga Alloh SWT memberi petunjuk kepada kita ..Amien..
   


  Salam
   
  Ben
   
  

Adhi Saputra <[EMAIL PROTECTED]> wrote:        v\:* 
{behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* 
{behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);}        
st1\:*{behavior:url(#default#ieooui) }           Dunsanak Sapalanta,
  Mak Boes, pak Ben dan pak Arnold yang bijak
   
  Mengenai penafsiran Alqur'an merupakan ilmu yang sangat 'athim. Kita tidak 
dapat menafsirkan Alqur'an sesuai kehendak atau ra'yu kita. Kalaulah kita 
tafsirkan Alqur'an itu sesuai dengan kehendak dan ra'yu kita, maka jadilah buat 
kita agama ini (Alqur'an dan Hadist) itu sebagai mainan. Penafsiran Alqur'an 
butuh ilmu kalau tidak ingin menjadi orang yang paling sesat dimuka bumi ini.
   
  Dalam menafsirkan Alqur'an maka seseorang harus menafsirkannya dengan ayat 
Alqur'an juga. Karena kadangkala Allah menetapkan suatu ketetapan pada suatu 
ayat kemuadian Allah jelaskan maksud ketetapan itu pada ayat lain. Maka jelas 
disini seseorang yang menfsirkan Alqur'an harus Hafal Qur'an. Kalau tidak dia 
akan salah dalam menafsirkannya.
  Kalau tidak ada dalam Alqu'an maka harus ditafsirkan dengan Hadist. Karena 
Rasulullah Salallahu 'alaihi wasalam yang diturunkan Alqur'an dan sekaligus 
beliau dijelaskan maksudnya. Maka seseorang yang ingin menafsirkan Alqur'an 
harus hafal semua hadist.
  Kalau tidak ada dalam Hadist maka kita lihat penafsiran Shahabat. Karena para 
shahabat adalah orang yang langsung diajar oleh Rasulullah salallahu 'alaihi 
wasalam. Kalau tidak ada juga maka kita kembalikan kebahasa asli orang arab 
dahulu yang asli.
   
  Sekarang saya ingin bertanya kepada bapak-bapak :"Apakah bapak-bapak sudah 
menguasai semua ayat Alqur'an, Hadist, Atsar Shabat dan Bahasa Arab sehingga 
menterjemahkan Alqur'an sesuai pemikiran Bapak..? .. kalau belum menguasainya 
maka rujuk dulu kepada orang yang menguasainya. Para ulama mufasiriin sangat 
Hafal Qlqur'an, Hadist, Atsar dan sangat alim dalam Bahasa Arab. Maka rujuklah 
pada mereka terlebih dahulu. Kalau sudah mampu mentarjih maka boleh kita tarjih.
   
  Kalau menafsirkan Alqur'an hanya dengan mengandalkan terjeman Alqur'an, maka 
ini sangat tidak cukup. Tidak ada satupun bahasa didunia yang mampu mengartikan 
bahasa Arab. Belum lagi kalau terdapat kesalahan dalam menterjemahkannya.
   
  Saya penah mendengar dari seorang penuntut ilmu agama, bahwa dia pernah 
diberi tahu oleh orang yang pernah meneliti terjemahan Alqur'an yang ada 
sekarang, orang tersebut mengatakan bahwa dia banyak menemukan kesalahan dalam 
terjemahan Alqur'an. Jadi jelas untuk mengetahui makna dari ayat Alqur'an saja 
kita tidak cukup hanya dengan mengandalkan terjemahan Alqur'an apalagi 
menafsirkannya. Mutlak bagi kita harus menguasai bahasa arab pertama kali.
   
  Saya secara pribadi untuk mengetahui makna dari ayat Alqur'an maka saya 
sandarkan pendapat saya pada para ulama. Karena saya belum mampu dan masih jauh 
dari persyaratan yang saya sebutkan diatas.
  Mengenai penafsiran ayat Annisa (24 dan 25), kita lihat surat Almu'minuun 
ayat 5 dan 6. yang berbunyi :
   
  dan orang-orang yang menjaga kemaluannya. kecuali terhadap isteri-isteri 
mereka atau budak yang mereka miliki ; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini 
tiada tercela.
   
  Jadi jelas disini bahwa Budak halal kemaluannya buat tuannya, tanpa harus 
menikahinya. 
   
  Dalam tafsir Ibnu Katsir tentang tafsir Surat Annisa' ayat 24 dan 25 beliau 
membawakan hadist riwayat Ahmad bin Hambal dari Abu Said Alkhudri dia berkata 
:" Kami mendapat seorang tawanan dari para tawanan wanita Authas. Mereka 
memiliki suami. Kami sungkan untuk mencampuri mereka lantaran mereka bersuami. 
Maka kami menanyakan hal itu pada Nabi Salallahu 'alaihi wasalam. Kemudian 
turunlah ayat "dan (diharamkan) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang 
kamu miliki .'  Maka Farji (Kemaluan) mereka dihalalkan untuk kami." Demikain 
pula hadist yang diriwayatkan oleh Tirmizi, Nasa'I, Ibnu Majah, dan 
diriwayatkan pula oleh muslim dalam Shihihnya.
   
  Maka jelas disini walau wanita tersebut telah bersuami, dan dia menjadi budak 
keteka kalah perang (tawanan perang), maka kemaluannya halal bagi yang 
memperbudaknya.
   
  Masalah Budak, Memang saat ini budak sudah tidak ada. Dan Islam sangat 
menganjurkan untuk memerdekakan budak. Dan mereka yang memerdekakan budak 
mendapat pahala yang besar.... Namun SISTIM PERBUDAKAN tidak akan hilang dalam 
syariat Islam. Selama Jihad masih ada, sistim perbudakan masih ada. Dan nanti 
diakhir Zaman ada budak. Sebagaimana yang terdapat dalam hadist yang shohih 
tentang cirri-ciri hari kiamat salah satunya menyebutkan : 
".................... budak melahirkan tuannya.......................".
  Berdasarkan hadist ini ulama menjelaskan diakahir Zaman ada perbudakan
   
  Wallahu a'lam
  Abu Afifah Adi ibnu syaiful Al islami Al Pariamaniy (1397 H / 1977 M)
    
   
   
   
      
---------------------------------
  




       
---------------------------------
You snooze, you lose. Get messages ASAP with AutoCheck
 in the all-new Yahoo! Mail Beta. 
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
Berhenti (unsubscribe), kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]

Konfigurasi dan Webmail Mailing List: http://groups.google.com/group/RantauNet
Tapi harus mendaftar dulu di: https://www.google.com/accounts/NewAccount dengan 
email yang terdaftar di mailing list ini.
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke