Uni Hanifah, meskipun saya bukan profesor saya tergelitik juga akhirnya ikut menanggapi topik ini. Tak ada yang salah dengan apa yang uni paparkan, sebagai seorang yang bergerak di bidang penelitian saya ikut mengamini pendapat Uni tentang pentingnya data dan fakta yang bisa dipertanggungjawabkan dalam membuat suatu kebijakan publik. Sehingga kita tidak terjebak kepada pengiringan opini atau isu yang kebenarannya masih (sangat) dipertanyakan. Apagi kalau isu tersebut hanya bersumber dari pendapat pribadi someone, ota di lapau, atau bahkan penelitian sendiri yang belum teruji metodologinya. Kalau menurut teman-teman saya sesama peneliti, tulisan yang tidak memakai data dari sumber yang jelas dan teruji keshahihannya dinamakan "poci-poci". Saya tidak tahu apa arti sesungguhnya poci- poci tersebut tapi gak jauh beda dengan tulisan yang memuat data ga jelas dengan menggiring opini orang seolah-olah isu tersebut benar adanya.
Untuk Pak Saaf saya pikir usul uni hanifah ini sangat layak dipertimbangkan. Survei adalah sesuatu yang jamak dilakukan oleh lembaga manapun untuk mengetahui pendapat publik, posisi suatu isu dalam masyarakat sebelum berlanjut kedalam proses pembuatan kebijakan publik atau yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Jadi tidak hanya bersumber dari pribadi-pribadi yang vokal saja namun dapat mengetahui persepsi masyarakat itu sendiri terhadap pemahaman ABS SBK. Apa betul masyarakat merasa belum menjalankan ABS SBK ? Dan apa masyarakat memang menginginkan perubahan baik itu dalam hal agama atau adat? itu bisa didapat dari survai. Gak usah banyak2 cukup 1500 - 2500 responden dan biayanya juga tidak terlalu besar untuk ukuran APBD. Mengenai tim perumus ABS SBK ini sendiri saya pandang teruskan saja. Kalau untuk menjadi sebuah kekuatan pemaksa agar masyarakat Minangkabau menjalankan ABS SBK versi tim kompilasi ini saya pikir cost social nya sangat tinggi dan itu hampir mustahil. Tim ini tak lebih seperti halnya pembentukan LKAAM tempo dulu . Dibentuk pemerintah untuk memayungi pemuka-pemuka adat di nagari2 sehingga lebih mudah dikendalikan (konyolnya lagi Pak Saaf yang hingga saat ini mengaku tidak ahli adat malah jadi sekretaris pertama ??). Tim kompilasi ABS SBK ini juga saya rasa begitu dibuat oleh pemerintah yang konon katanya representatif namun pertanyaannya representatif dari mana ? Namun, kalau sekedar dokumentasi saya rasa bisa saja, jangankan oleh sebuah Tim, Pak Saaf sendiri cukup mumpuni untuk menghasilkannya. Paling tidak bisa menjadi bahan pelajaran Adat Minangkabau di sekolah dasar atau sekolah menengah atas di ranah. Saya pikir untuk mengubah pemahaman keagamaan atau cultural sebuah masyarakat tidak bisa di lakukan melalui pendekatan kekuasaan (sama seperti Mak darwin Bahar katakan). Apalagi kalau memasuki ranah agama yang kalau istilah sekarang sesungguhnya desentralisasi yang paling luas yaitu individu. Urusan orang beragama atau tidak, beribadah atau tidak adalah urusan pribadi itu dengan Tuhannya. Tidak bisa dipaksa dengan perda apapun. Meskipun perda itu bisa membuat orang memakai jilbab atau memenuhi mesjid setiap subuh namun urusan kualitas ibadah dan keberagamaan orang siapa yang tahu ? disinilah sesungguhhnya peran ulama. Namun, saat ini saya melihat orang yang menguasai agama berijazah S4 dari arabpun belum tentu bisa mempunyai pengaruh dimasyarakat. Ulama tidak bisa hanya petantang petenteng dengan ijazah S4 saja namun juga harus menguasai filsafat sehingga memahami hakikat kemanusiaan dan struktur berpikir manusia. Ulama juga sebaiknya menguasai seni sastra, karena orang yang memiliki jiwa seni mempunyai perasaan yang halus sehingga tahu bagaimana menakhlukkan jiwa-jiwa yang angkuh. Ulama-ulama besar tempo dulu mempunyai hal ini lihat saja HAMKA dll. Ulama yang hanya bermodalkan retorika dan pengetahuan al Quran dan Hadist saja, alih-alih mempengaruhi banyak orang justru membuat front dengan masyarakat dan akhirnya dakwah tidak efektif sama sekali. Alias dibenci orang... Cukup disini dulu, saya mohon maaf karena mungkin banyak yang tersinggung. Namun, dalam milis ini sepertinya kata melereng, mendaki, menurun tidak efektif karena kita tidak tahu respon sanak yang lain. Kadang kalau ada yang merasa dicukia puncak kadanya memilih mendiamkan masalah biar lambat laun terlupakan. Kalau ada yang merasa tidak berkenan, saya membuka diri untuk menyelesaikan diluar sambil minum kopi di starbuck atau mangunyah gulai tambusu di nasi kapau. Salam Ben --- In [EMAIL PROTECTED], hanifah daman <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > AWW bapak saaf. Sekali lagi ifah tekankan ke bapak. Yang ifah tidak setuju adalah tentang pernyataan bapak bahwa ABSSBK hanya wacana di ranahminang kecuali bpk bisa tunjukkan kajian ilmiah untuk rentang waktu 170 tahun. Ota dilapau apa menurut bpk bisa dijadikan referensi untuk kajian ilmiah? Sekali lagi ifah jelaskan ifah tidak keberatan bpk mengupas ABSSBK. bukankah sebagian DIM bpk tsbt ifah yang pikirkan ? Apa salah tuntutan ifah sbg warga ranah yg jg warga kampus? Bpk prof suheimi dan bpk serta ibu prof yang lain. Tolong bantu hanifah, apa hanifah keliru? Terimakasih atas perhatian bapak2 dan ibu. Wass. Hanifah > > --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN: - Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet. - Tuliskan Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting. - Hapus footer & bagian yg tidak perlu, jika melakukan reply. - Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur pribadi. - Posting email besar dari >200KB akan dibanned, sampai yg bersangkutan minta maaf & menyampaikan komitmen mengikuti peraturan yang berlaku. =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Daftarkan email anda pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Agar dapat melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---