mungkin ini bisa dicontohi. wassalam boes ================================
Swadaya Listrik Rakyat Masa Depan Sumber Energi Indonesia Tim Liputan KBR68H 07-08-2008 Krisis bahan bakar minyak akhir-akhir ini membuat Perusahaan Listrik Negara PLN kesulitan menyediakan listrik. Berbagai sumber energi alternatif pun dicoba. Termasuk memanfaatkan aliran sungai untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Warga salah satu bekas daerah tertinggal di Subang Jawa Barat, justru membangun dan mengelola pembangkit energi mikrohidro. Berikut sekelumit cerita bagaimana warga mengelola secara mandiri pembangkit listrik dan memanfaatkannya untuk kesejahteraan mereka. Baru empat tahun ini sebagian warga desa Cinta Mekar, Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang, Jawa Barat, menikmati listrik. Mereka memperolehnya dari pembangkit tenaga mikro hidro atau pembangkit tenaga air kecil. Sudah empat tahun pembangkit ini berdiri, menyalurkan listrik bagi warga bahkan menjualnya pada pemerintah. Pengelolanya adalah Koperasi Mekar Sari. Tenaga air Yani, salah seorang warga desa Cinta Mekar sudah 1,5 tahun lalu menikmati terang benderang lampu listrik. Ia mendapat bantuan pemasangan meteran listrik gratis dari Koperasi Mekar Sari. Biaya pemasangan diambilkan dari keuntungan penjualan listrik hasil pembangkit bertenaga air setempat. Yani: "Alhamdulillah udah ada listrik, ada yang ngasih. Saya kan orang nggak punya. Alhamdulillah sama pengurus semua diurusin. Enggak disepelekan. (Kalau dulu sebelum listrik?) Dulu cemen, cemen kaleng. Enak listriklah, cemen mah jauh. Nggak bisa menghapalkan anak-anak. Kalau ini kan terang." Di desa Cinta Mekar listrik adalah hasil upaya mandiri masyarakat. Air Sungai Ciasem dibendung lalu dialirkan ke pembangkit listrik sederhana. Hasilnya listrik yang bisa menerangi rumah sekitar 200an warga. Warga desa operator pembangkit listrik, Yan Sophian. Yan Sophian: "Jadi begini, dulunya desa kami ini desa tertinggal, desa IDT. Banyak bantuan pemerintah tidak tepat sasaran atau kurang tepat sasaran. Ada salah satu LSM yaitu PT IBEKA dan PT HIP, mereka punya teknologi. Mereka berinisiatif langsung mengajukan proposal ke salah satu Badan PBB dalam hal ini UNESCAP. Ada respon pada 2003. Kebetulan desa ini mempunyai alam yang strategis, memungkinkan didirikan sebuah pembangkit. Dari itulah kami bersama PT HIP dan PT IBEKA mengelola uang dari Badan PBB itu untuk membangun sebuah pembangkit. Rencananya dan sekarang sudah berjalan, hasil penjualan dari PLN langsung kita distribusikan ke masyarakat, melalui koperasi yang sangat menunjang peningkatan baik ekonomi, pendidikan atau kesehatan. Meningkat secara drastislah. Setelah berjalan empat tahun kami sudah banyak merasakan manfaat itu." Pada saat negara mengalami masalah listrik karena krisis bahan bakar minyak, masyarakat desa Cinta Mekar memanfaatkan air sebagai sumber energi yang terbarukan, tidak habis bahkan gratis. Operator di pembangkit Yan Sophian. Yan Sophian: "Tuhan telah menciptakan air dan negara melindunginya. Air di sini, memang kita tidak membelinya. Kita hanya pinjam saja, membelokkan dari aliran sungai, kita bikin saluran. Ada bak penenang, bak pengendap, langsung kembali ke sungai. Kita tidak ada istilah polusi, karena bahan bakarnya air, awalnya dari sungai dan kembali lagi ke sungai." Sebuah bangunan berukuran 4 x 12 meter meupakan tempat mesin utama pembangkit listrik tenaga mikro hidro di desa Cinta Mekar. Terlihat banyak sekali peralatan, terutama di ruang bagian bawah. Di sana ada turbin penggerak dinamo, ada juga peralatan lain yang mengatur tegangan. Sepertinya sederhana. Yan Sophian: "Ya, betul. Sederhana sekali. Teknologi yang kita gunakan adalah hasil teknologi anak bangsa, bukan dari luar negeri atau impor, tidak. Ini hasil anak bangsa kita sendiri, produk Bandung." Air mengalir dari atas melalui dua pipa berdiameter sekitar 50 centimeter. Aliran itu menggerakkan turbin dan turbin bisa menggerakkan dinamo atau kumparan yang menghasilkan medan magnit dan aliran listrik. Di ruangan ini juga ada peralatan seperti travo. Travo ini berperan sangat vital. Yan Sophian: "Travo ini untuk menaikkan daya, biar antara PLN dan kita konstan. Baik tegangan, frekuensi arus biar sama. Jadi begini, kita menjual full kepada PLN, nanti PLN yang menyalurkan ke masyarakat. Kebetulan pasokan listrik untuk wilayah Jawa Barat Banten sudah kekurangan. Jadi PLN membeli dari pembangkit-pembangkit skala kecil seperti ini. Dan kebetulan di wilayah Kabupaten Subang, pembangkit ini yang paling besar yaitu 120 kilowatt. Dan ini juga proyek percontohan se Asia Pasifik." Menjual listrik Pembangkit listrik tenaga mikrohidro di Desa Cinta Mekar ini menjadi contoh bagaimana masyarakat bisa mandiri dalam energi. Listrik yang dihasilkan bahkan dijual ke PLN. Setiap bulan, Koperasi Mekar Sari mengantongi antara 2 hingga 4 juta rupiah, hasil menjual listrik ke PLN. Yuyun Yuningsih, salah satu penggerak Koperasi Mekar Sari, menjelaskan hasil penjualan listrik ini bagi masyarakat. Yuyun Yuningsih: "Manfaatnya ya untuk membantu masyarakat yang kurang mampu. Seperti pemasangan KWH, terus ada dana pendidikan, dana kesehatan. Terus untuk simpan pinjam, sama yang satu lagi infrastruktur untuk pembangunan desa. Sekarang sudah terpasang 156 KK, bantuan dari koperasi, untuk pemasangan KWH. Dari segi kesehatan, yang melahirkan, yang sakit, itu ada bantuan dari koperasi, satu KK 100 ribu. Alhamdulillah ada peningkatan, di pelosok-pelosok bisa sekarang belajar pakai lampu yang terang. Dulu pakai lampu Cempor. Karena dulu berjauhan, medannya susah berjauhan. Sekarang sudah ada peningkatan walaupun di pelosok sudah terang." Keuntungan selalu ada, meski tergantung musim juga. Yuyun Yuningsih: "Kalau keuntungan tidak tetap setiap bulan. Kalau musim kemarau berkurang. Minimnya musim kemarau paling dua juta per bulan. Tapi hanya 20 persen itu, 20 persen kalau dua juta ya 10 jutaan per bulan. Kalau lagi air banyak musim hujan sekitar empat atau lima juta." Baru separuh Berdasarkan data Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, energi air di seluruh Indonesia diperkirakan bisa menghasilkan listrik sampai 75 gigawatt. Sebesar 10 persen berasal dari pembangkit listrik tenaga mikrohidro. Sayang, potensi sebesar itu baru dimanfaatkan separuhnya. Padahal, energi yang dihasilkan air merupakan sumber energi alternatif di masa depan. Tak butuh bahan bakar apa pun, cukup air. Bahan pembangkit listrik pun bisa memanfaatkan hasil setempat. Bukan itu saja kelebihan pembangkit listrik tenaga air. Menurut Ratna Ariati, Direktur Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Departemen Energi Sumber Daya Mineral, pembangkit listrik tenaga mikrohidro juga ramah lingkungan. Sama sekali tak ada pencemaran, tak membebankan sampah pada bumi. Apalagi teknologi pembangkit jenis ini sudah dikuasai sepenuhnya oleh orang-orang Indonesia. Tak hanya teknologi mikro hidro, melainkan juga teknologi pembangkit yang lebih kecil, yaitu piko hidro. Ratna Ariati: "Yang dikembangkan tidak hanya di sungai-sungai tapi juga di saluran irigasi. Ini bisa dikembangkan. Ini teknologi baru, sudah dikembangkan sejak dua tahun lalu. Jadi bukan mikro hidro, tapi sudah pikohidro, lebih kecil lagi." Ratna Ariati mengklaim, sejauh ini pembangkit listrik baik tenaga mikro hidro mau pun pikohidro di Indonesia sudah menghasilkan listrik sekitar 200 megawatt, atau lebih dari 200 unit pembangkit. Sebagian dikelola masyarakat, listrik yang dihasilkan bisa dijual ke PLN. Ratna Ariati: "Sejak tahun 2002, kita sudah memiliki aturan, yang mewajibakan PLN untuk membeli listrik dari mikrohidro, yang dibangkitkan oleh masyarakat setempat. Nah, dengan begitu, maka pendapatan masyarakat akan kontinyu. Tapi di beberapa daerah lain, tidak saja dipakai untuk ekonomi masyarakat tapi juga untuk memelihara lingkungan. Seperti di Seloliman, Jawa Timur. Masyarakat setempat diajak ikut memelihara lingkungan, sehingga aliran lingkungan itu continue." Pembangkit listrik tenaga air juga berdampak positif bagi masyarakat. Itulah sumber penghasilan baru. PLN juga ikut untung karena membeli listrik dari pembangkit tenaga mikrohidro yang lebih murah. PLN sudah pasang target. Pada 2020 mendatang, 100 persen penduduk Indonesia akan mendapat penerangan listrik. PLN menyebut visi itu 75-100. Artinya pada peringatan HUT kemerdekaan ke 75, 100 persen warga sudah bisa menikmati listrik. Guna mengejar sasaran itu, PLN akan mempercepat pembangunan pembangkit non bahan bakar minyak sebesar 10 ribu megawatt. Sumber energi air, jelas pantas dipertimbangkan. (http://www.ranesi.nl/arsipaktua/lingkungan_hidup/swadaya_listrik_rakyat) On Fri, 2008-08-08 at 13:32 +0700, Nofiardi wrote: > Salah satu potensi sumber daya alam yg perlu utk segera digarap, > terkait krisis listrik berkepanjangan di Sumbar. > > Salam > > Nofiardi > --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN: - Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting - Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur pribadi - Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau dibanned - Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---