Ass ww

Babagi carito setek ka sanak di Palanta, ambo tulis dalam Bahasa Indonesia 
karano ambo posting juo di tampek lain.

_____

Dari awal saya dan suami sudah sepakat untuk menyekolahkan anak-anak di sekolah 
dasar negri saja tidak di sekolah swasta yang "bagus". Pertimbangan kami adalah 
kalau di sekolah negri materinya tidak terlalu berat di bandingkan di sekolah 
swasta yang top, sehingga anak-anak mempunyai waktu bermain yang cukup. Karena 
masa anak adalah masa untuk bermain, mereka belajar sambil bermain. Kami tidak 
mau anak-anak kami terbebani dengan pelajaran yang berat sehingga kehilangan 
masa anak-anaknya.

Anak kami yang besar bernama Angkasa dipanggil Abang. Abang kami sekolahkan di 
salah satu SD negri di daerah Pondok Gede. Sekolahnya hanya sekolah komplek 
perumahan, yang bisa ditempuh dengan jalan kaki dari rumah kami.
Setelah sekolah beberapa bulan mulai muncul masalah. Materi pelajarannya sangat 
berat menurut saya, dimana untuk pelajaran matematika Abang sudah dapat materi 
tentang penjumlahan dan pengurangan yang ada menyimpan dan meminjamnya, istilah 
sekarang mencongak, ini di bulan-bulan ke tiga sekolah.Setiap hari ada PR yang 
mesti saya bantu mengerjakannya.Kadang saking gak bisa dicerna sama otaknya, 
Abang bilang ke saya....Bun otak Abang lagi berhenti jadi gak bisa menghitung 
lagi katanya. Saya bilang sama Abang kalo Abang gak mau mengerjakan PR gak usah 
dikerjakan, karena menurut saya materinya terlalu berat untuk anak seumur 
Abang. Tapi si abang malahan menangis minta saya tetap bantuin dia mengerjakan 
PR karena takut sama gurunya. Ini sangat tidak bagus buat mental si anak, 
belajar kok kayak diteror gitu.
Pada saat itu saya belum sempat datang ke sekolah untuk bertanya kepada gurunya.

Sampai pada saat kami lagi jalan ke Lampung dan si Abang melihat kapal besi 
yang besar. Abang bertanya kepada papanya, papa berat kerata api (babaranjang) 
itu berapa? papanya menjawab 4000 ton, kemudian si Abang nyeletuk, itu sama 
dengan berapa gram papa?Nah kami kaget ,kok sudah ada pelajaran menghitung 
berat, malahan sudah perkalian. seminggu kemudian ada PR yang isinya, sekian 
ton =...kg, ..km=..cm. Malahan ada soal 4 mobil+3 becak+2 sepeda berapakah 
jumlah rodanya? Si abang jawab 9 buah rodanya. Saya bertanya sama Abang kok 
jawabnya segitu? dia bilang kan ada 4+3+2=9. Karena otaknya belom sampai untuk 
berfikir perkalian, karena dia masih kelas 1 SD yang belum 1 semester. Kok bisa 
dikasih soal yang cukup tinggi untuk seumuran dia.

Akhirnya saya dan suami datang ke sekolah. Saya menanyakan silabus yang dipake 
guru tersebut, apakah sudah sesuai dengan yang ditetapkan oleh diknas. Tapi 
sayang, gurunya tidak punya panduan materi mengajar. Gurunya terobsesi ingin 
anak-anak juara lomba cerdas cermat yang akan diadakan se Jabar. Jadi anak-anak 
dijejali dengan pelajaran yang tinggi. Saya bilang sama gurunya, kalo anak saya 
tidak usah diikutkan tim cerdas cermat, tidak usah dikasih pelajaran tambahan 
karena bagi saya anak-anak ke sekolah untuk bermain dan sosialisasi dengan 
lingkungan sedangkan materinya saya dan suami bisa membantu di rumah.

Ada pelajaran Bahasa Indonesia, pertanyaannya :
1. Apa guna perpustakaan? si Abang jawab untuk gudang menyimpan bangku dan meja 
rusak. Pasti salahkan jawabannya, saya tanya sama Abang kok jawabanya itu? 
Abang jawab, karena di sekolah ada ruangan yang di pintunya tertulis 
perpustakaan tapi isinya barang rusak dan buku-buku Abang kan Bunda yang beli.
2. Kalau bermain jangan lupa.....?si Abang jawab, minta ijin Bunda. Sementara 
jawaban dari guru adalah belajar. Si Abang protes kan kalo dia mau main sepeda 
minta ijin sama bunda, mana bisa sambil belajar.

Dari contoh di atas, guru tanpa sadar mengajarkan anak untuk berbohong dan 
jawaban harus sesuai kunci jawaban. Seharusnya jawaban anak kan gak langsung 
disalahkan tapi bisa dikomunikasikan, karena anak tidak akan sanggup merekayasa 
jawabanya, mereka akan menjawab sesuai dengan yang dialaminya.

Itulah sedikit pengalaman sekolah di Pondok Gede.

Sebelum menerima raport semester, visa kami ke Ceko keluar. Si Abang 
melanjutkan sekolah di Praha. Problem bahasa dalam waktu 6 bulan bisa 
diatasinya. di sekolah si Abang dibilang gurunya robot matematika karena selalu 
duluan selesai mengerjakan semua pelajaran. Knapa bisa begitu?
1. Anak kelas 1 SD di Praha hitungan matematikanya tidak lewat dari angka 
20.Semester pertama hanya mengenal angka 1-10 dan semester 2 baru 11-20. 
Bandingkan dengan sekolah Abang di pondok Gede, dia dah belajar ratusan, 
mencongak.....
2. Anak kelas 1 SD di Praha tidak mesti sudah bisa membaca. Karena tugas guru 
di kelas 1 SD itu mengajarkan membaca kepada anak.Kalo kita sarat bisa masuk SD 
kalo sudah bisa membaca.

Kekurangan si Abang, tidak bisa bercerita di depan kelas karena dia malu 
katanya. Sementara pelajarannya banyak bercerita, anak-anak diminta 
menceritakan kegiatan weekend, tentang buku-buku yang dibacanya, tentang 
binatang dan kegiatan lain.

Kemudian kelebihan di Ceko ini adalah, setiap pemukiman perumahan ada 
perpustakaan umum yang dikelola oleh pemerintah. Ruangan perpustakaan tidak 
terlalu besar hany seukuran toko 2 pintu, tapi semua penduduk bisa meminjam 
dengan gratis. Sehingga bisa kita lihat kenapa membaca jadi budaya bagi mereka. 
Orang tua selalu mengajak anak-anak meminjam buku, jarang sekali saya lihat 
mereka menonton TV. Teman-teman si Abang gak kenal yang namanya PSP,nitendo, 
playstation dan acara TV. Teman-temannya kebanyakan bercerita tentang liburan 
ke gunung, ke rumah kakek, mencari jamur di hutan. Apakah kita yang kebablasan 
dunia modern atau mereka yang back to nature....:-)


Jadi knapa kita selalu mengatakan kepada orang lain, sok luar negri? padahal 
saya yang tinggal di luar negri saat ini merasa hidup kembali kayak tinggal di 
kampung. Mall di Praha lebih kecil dan jelek dibandingkan mall yg ada di 
Indonesia. Kemana-mana jalan kaki atau naik public transportations, karena BBM 
di sini mahal sekali. Bangunannya gak ada yang modern karena pemerintah hanya 
mengeluarkan ijin bangunan yang ketat. Bangunan barupun modelnya tetap 
mengikuti model lama.Tidak ada budaya pesta mewah di sini. Mobilpun kebanyakan 
Scoda buatan Ceko sendiri, jarang bertemu mobil mewah. jadi hidup di luar negri 
kita back to nature.

Saya pernah bertanya kepada teman Ceko saya. Dia punya mobil kok masih mengayuh 
sepeda ke kantor? Dia bilang BBM itu mahal, kalo naik sepeda selain irit juga 
sehat dan tidak membuat polusi udara katanya. Mobil dipake kalo belanja 
mingguan, liburan atau pulang kampung ke orang tuanya. Apakah ini ngirit atau 
betul-betul meletakkan sesuatu sesuai fungsinya?

lain waktu akan saya cerita bagaimana sederhananya kehidupan orang Ceko

Wassalam,
Melvi/P/Praha


      New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke