Assalamualaikum w.w. Membaca cerita Sanak Tan Ameh, saya sama dengan Ari Sangat beruntung sekali mempunyai anak yang pintar pintar.
Saya punya tiga anak, dua perempuan yang paling tua dan yang paling kecil ditengah tengah laki laki. Dua yang besar yang sekarang sudah kuliah dan yang sulung sudah mau lulus masuk kategory biasa bisa saja. Bahkan kalau dibiarkan tanpa ditanya SETIAP HARI "tadi belajar apa?" bisa bisa hancur mereka ini menurut pendapat saya walau sebagai seorang Muslim saya percaya setiap manusia punya takdir masing masing. Tapi sebagai orang tua saya harus mengawal mereka dengan segala kemampuan saya. Ketika si sulung bergembira lulus Fisika UI, Kemudian saya sarankan masuk Minyak Trisakti saja. Karena saya tahu betul kemampuan dia karena sejak kelas satu SD PR nya selalu kami kroyok memnyelesaikannya. Setiap pulang kerja pertanyaan pertama saya adalah, tadi belajar apa? apa ada PR. Akhirnya dia menurut dan selama kuliah di perminyakan juga terus berdiskusi dengan saya. Yang nomor dua hanya sampai SMP dekat dengan saya ketika Masuk SMA, saya bekerja jauh pula dari Indonesia. Akhirnya saya masukan ke SMA yang agak Bagus SMA 70. dengan harapan dia bisa pintar. Tamat SMA nilai lumayan Bagus, saya biarkan dia memilih sendiri, dan dia memilih Teknik Kimia ITB dan Ocean Engineering. Sebagai orang tua saya sarankan "Kalau mau ngambil teknik kimia coba pilih universitas yang lain di Daerah agar probability tembusnya lebih besar dan nanti tidak kecewa kalau gagal. Sekali lagi saya tahu betul kemampuan anak saya. Dan hasilnya FAIL. Saya bertanya lagi now what?. Satu satunya kelebihannya adalah bahasa inggiris. akhirnya di memilih Minyak Trisakti dan kuliah tidak pula serajin Kakaknya akhirnya dari pada marah marah yang tidak mungkin pula lagi karena anak sudah dewasa saya mencoba Membisikan padanya agar kuliah yang baik, Pelan pelan dia sudah mulai mengejar ketinggalan. Apakah berhasil, tidak ada yang tahu kembali sebagai orang tua kita harus terus berusaha dan bersusaha lagi dengan segala cara dan jangan pernah menyerah. Yang paling kecil, yang ini tak pernah saya marahi atau saya suruh belajar seperti kedua kakaknya. Karena dia belajar sendiri, dia akan kesal sendiri bila tak mampu menjawab soal. Dia tidak mau menembak jawaban dia selalu mengatakan belum tahu dari pada coba coba menebak. Dia gila komik jepang sampai-sampai maksain belajar jepang sendiri dan bisa pula. Kalau kakaknya hafal halaman kedua halaman pertama lupa dia tamat satu buku setiap halaman dia hafal. Kalau kakaknya berchating ria di Internet dia sibuk mencari bagaimana cara penyelesaian soal. Akhirnya kesimpulan saya yang sederhana, setiap anak berbeda dan berbeda pula treatment nya. Kalau yang smart biarkan saja cukup diberi pengarahan dan kalau yang biasa biasa saja kawalah mereka dan bimbinglah dengan setiap detik waktu yang anda punya karena guru atau konselor yang terbaik bagi anak anda adalah anda sendiri. Salam dari Texas ZK, --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN: - Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting - Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur pribadi - Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau dibanned - Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---