pak Riri Mairizal yang baik, sebenarnya perkeretapian di Sumbar bisa mendukung sektor industri yang berkembang saat ini, yaitu industri kelapa sawit dan batu bara. Namun jaringan relnya yang tidak mendukung, sebab industri kepala sawit berkembang di kab. Pasaman Barat & kab.Dharmasraya. Untuk Pasaman Barat, sebenarnya jalur kereta api dahulu sudah ada sampai ke Simpang Empat. Pada era 1960-an jalur ini dibongkar oleh pemerintah (dibesituakan). Sedangkan untuk Dharmasraya harus membuat jalur baru yang dimulai pada titik di Muaro Kalaban. Saat ini penambangan batu bara meluas di kabupaten Dharmasraya & Muaro Bungo - Jambi, yang saat ini transportasinya menuju Teluk Bayur menggunakan dump truk.
Seperti yang pak Riri sampaikan, jalur yang ada saat ini, hanya efektif pada Padang - Pariaman, Padang - Teluk Bayur, Padang Panjang - Sawahlunto. Inipun hanya bernilai ekonomis pada jalur Padang - Teluk Bayur untuk angkutan semen dari Indarung. Saya kira akan butuh waktu lama KA Wisata bisa meraih keuntungan seiring pembangunan industri pariwisata di Sumbar. Ada baiknya, rute KA Wisata ini dipersingkat untuk menekan biaya operasional sehingga tetap eksis. wasalam AZ - 32 th Padang ________________________________ Dari: Riri Mairizal Chaidir <riri.chai...@rantaunet.org> Kepada: Milis RantauNet <rantaunet@googlegroups.com> Terkirim: Jum, 15 Oktober, 2010 07:28:33 Judul: Re: MOHON PENCERAHAN dari MPKAS/MAPPAS dan DUNSANAK SADONYO-Re:[...@ntau-net] Kaba seputar KA Wisata Singkarak Phie, Maaf, mungkin tulisan ambo yang kurang jaleh, sahinggo tabaconyo tabaliak. Justru saya tidak percaya kalau pengembangan perkeretaapian di Sumbar akan memberikan multiplier effect yang positif untuk perekonomian. Dan itu pernah saya uraikan di jaman awal2 milis MPKAS dulu. (Hehe, kalau ada yang bisa memberikan gambaran kasar ke saya bahwa multiplier effectnya cukup worth, saya akan teruskan proposalnya ke salah satu lembaga donor yang banyak memberikan hibah untuk Urban Transport Studies). Kalau buat saya, pengembangan kereta awak itu cukup dengan alasan sejarah dan wisata. Tidak usah dicampur aduk dengan teori2 ekonomilah. Hehe, tentang apakah saya sudah "di dalam" atau "katongah", terimakasih tawarannya. Dulu saya pernah ikut rapat di kantor pak Saaf (awal2) dan satu rapat lainnya. Waktu awal2 saya cukup rajin ikut di milis mak itam. Secara parsial saya juga ikutan ngomong lewat telpon, sms, fb, dan email. Tapi, tanpa mengurangi penghargaan saya atas undangan Ephi, ambo sampaikan bahwa bialah ambo di lua lua bantuak kini ko sajo. Riri 48/L/bekasi -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.