Assalamualikum wr wb

pak Riri, pendapat saya pribadi adalah apabila Kereta Api Sumbar disetting 
untuk 
transportasi massal hal ini tidak memungkin, berhubung tofografi Sumbar yang 
berbukit-bukit sehingga lebih cepat ditempuh dengan angkutan bermotor seperti 
bis umum. Saya kira lebih memungkinkan untuk transportasi niaga yang 
berhubungan 
dengan industri skala besar. Yang lebih menyulitkan lokasi industri skala besar 
itu saat ini tidak terhubung dengan jalur kereta api. Apabila kita menimbang 
masalah pendanaan, saya kira Sumbar sangat minim tentang ini. APBD Sumbar jauh 
kalah apabila dibandingkan dengan Sumut ataupun Riau. Saya kira beberapa tahun 
lagi Jambi akan meninggalkan Sumbar untuk urusan APBD.

Saya kira, hingga saat ini Sumbar tergantung pada sektor pertanian (perkebunan 
& 
holtikultura), perikanan air tawar, peternakan & ukm yang begerak dibidang 
makanan/kerajinan tangan/konveksi. Sektor-sektor ini tersebar di nagari-nagari 
yang dikelola oleh keluarga-keluarga dengan skala kecil (kecuali perkebunan). 
Beberapa potensi yang bisa dikembangkan ada pada sektor pariwisata & maritim. 
Namun perlu kita ketahui, kultur minangkabau lebih cenderung pada perekonomian 
yang sifatnya kerakyatan, bukan pada ekonomi kapitalis. Oleh sebab itu tak 
pernah bosan saya mengutarakan bahwa kuncinya ada di Nagari, sebagai tatanan 
dasar masyarakat minangkabau. 

Saat ini pertanian, peternakan & perikanan di Sumbar masih bergantung erat 
dengan ekonomi kapitalis, seperti pengadaan pupuk, pestisida, bibit ternak, 
pakan ternak yang bergantung pada produk-produk industri besar. Di sektor 
pertanian sudah beberapa tahun ini dikembangkan pertanian organik, dengan pupuk 
& pestisida yang bisa diproduksi sendiri. Begitu pula dengan pakan ternak yang 
bisa diproduksi sendiri oleh masyarakat nagari. Yang diperlukan adalah 
assesment 
langsung pada masyarakat di nagari-nagari, seperti pelatihan yang continyu, 
pendampingan usaha, pendirian lembaga keuangan seperti BMT dengan mengajak 
kalangan perantau menyimpan sedikit tabungannya di nagari asal. Saya kira kita 
memiliki banyak pakar-pakar pertanian, peternakan, perikanan, teknik pertanian, 
energi terbarukan, praktisi IT, praktisi periklanan yang tersebar di nusantara 
hingga mancanegara. Begitu pula dengan koneksi/relasi/kontak dengan 
lembaga-lembaga internasional yang bisa membantu masyarakat nagari.

Yang diperlukan adalah, personal-personal yang mau berkomunikasi dengan 
nagari-nagari, memberikan assesment langsung pada nagari-nagari sehingga 
program-program Pemerintah Daerah bisa terlaksana lebih efesien. Istilah saya 
adalah " bak mamandian kudo, sato basah nan mamandian". Teknologi IT saat ini 
sudah cukup murah, sehingga network antar nagari dengan organisasi diranah & 
organisasi perantau bisa saling terhubung. Mengenai persoalan pembiayaan, saya 
kira bisa ditanggulangi dengan banyak cara, seperti :
- Baitul Maal Wa Tamwil
- Kredit Usaha Mikro
- pendanaan PNPM Mandiri
- kerjasama dengan Lembaga Keuangan Syariah
- dll, dll
yang perlu kita lakukan adalah pendampingan, yang tidak memerlukan biaya besar, 
hanya orang-orang yang mau bekerja dengan gaji murah (dibanding di 
Jakarta/Jawa) 
& bisa menetap beberapa lama di nagari-nagari yang jumlahnya 625 itu. Banyak 
Maaf.  

wasalam

AZ - 32 th
Padang
(maafkan saya yang selalu "nyinyia" tentang pembangunan nagari ini, apabila ada 
kesempatan untuk "mamilin" sebuah topik ke pembangunan nagari, saya akan selalu 
mengusahakannya) 
sektor pariwisata & maritim bisa dilakukan dengan cara yang sama, dengan 
memberikan pendampingan, memperkuat kelompo nelayan & Badan Usaha Milik Nagari 
yang selama ini coba disosialisasikan pak Mochtar Naim.          



________________________________
Dari: Riri Mairizal Chaidir <riri.chai...@rantaunet.org>
Kepada: Milis RantauNet <rantaunet@googlegroups.com>
Terkirim: Jum, 15 Oktober, 2010 08:10:36
Judul: Re: Bls: MOHON PENCERAHAN dari MPKAS/MAPPAS dan 
DUNSANAKSADONYO-Re:[...@ntau-net] Kaba seputar KA Wisata Singkarak

Sanak Armen, 

Nah kalau mau dibuat jalur baru untuk mendukung kelapa sawit mungkin saja. 
Seperti yang direncanakan di Riau dan Sumut. Tapi darimana sumber dananya?

Kalau untuk batubara, make sense juga. Kita semua tau, jaringan kereta dulu 
awalnya memang untuk itu. Tapi dengan kondisi produksi/ pemasaran batubara 
seperti sekarang, saya belum lihat Pemerintah tertarik untuk mendanai 
pengembangan kembali jalur Sawahlunto - Teluk Bayur tuh.

Berharap PT KAI? Hehe maaf, kita sering lupa bahwa KAI itu operator yang profit 
motive. Pengembangan perkeretaapian bukan di sana, tapi Pemerintah.

Tapi, seandainya itupun bisa diwujudkan, saya tetap berpendapat (kecuali ada 
yang bisa memberikan saya referensi lain) bahwa urusan kereta pariwisata 
merupakan cerita yang sama sekali berbeda dengan urusan peningkatan 
perekonomoian.

Wassalam

Riri
48/L/bekasi
Powered by Telkomsel BlackBerry®
________________________________

From:  Armen Zulkarnain <emeneschoo...@yahoo.co.id> 
Sender:  rantaunet@googlegroups.com 
Date: Fri, 15 Oct 2010 08:47:11 +0800 (SGT)
To: <rantaunet@googlegroups.com>
ReplyTo:  rantaunet@googlegroups.com 
Subject: Bls: MOHON PENCERAHAN dari MPKAS/MAPPAS dan DUNSANAK  
SADONYO-Re:[...@ntau-net] Kaba seputar KA Wisata Singkarak

pak Riri Mairizal yang baik, sebenarnya perkeretapian di Sumbar bisa mendukung 
sektor industri yang berkembang saat ini, yaitu industri kelapa sawit dan batu 
bara. Namun jaringan relnya yang tidak mendukung, sebab industri kepala sawit 
berkembang di kab. Pasaman Barat & kab.Dharmasraya. Untuk Pasaman Barat, 
sebenarnya jalur kereta api dahulu sudah ada sampai ke Simpang Empat. Pada era 
1960-an jalur ini dibongkar oleh pemerintah (dibesituakan). Sedangkan untuk 
Dharmasraya harus membuat jalur baru yang dimulai pada titik di Muaro Kalaban. 
Saat ini penambangan batu bara meluas di kabupaten Dharmasraya & Muaro Bungo - 
Jambi, yang saat ini transportasinya menuju Teluk Bayur menggunakan dump truk.

Seperti yang pak Riri sampaikan, jalur yang ada saat ini, hanya efektif pada  
Padang - Pariaman, Padang - Teluk Bayur, Padang Panjang - Sawahlunto. Inipun 
hanya bernilai ekonomis pada jalur Padang - Teluk Bayur untuk angkutan semen 
dari Indarung. Saya kira akan butuh waktu lama KA Wisata bisa meraih keuntungan 
seiring pembangunan industri pariwisata di Sumbar. Ada baiknya, rute KA Wisata 
ini dipersingkat untuk menekan biaya operasional sehingga tetap eksis.

wasalam

AZ - 32 th
Padang            



________________________________
Dari: Riri Mairizal Chaidir <riri.chai...@rantaunet.org>
Kepada: Milis RantauNet <rantaunet@googlegroups.com>
Terkirim: Jum, 15 Oktober, 2010 07:28:33
Judul: Re: MOHON PENCERAHAN dari MPKAS/MAPPAS dan DUNSANAK 
SADONYO-Re:[...@ntau-net] Kaba seputar KA Wisata Singkarak

Phie, 

Maaf, mungkin tulisan ambo yang kurang jaleh, sahinggo tabaconyo tabaliak.

Justru saya tidak percaya kalau pengembangan perkeretaapian di Sumbar akan 
memberikan multiplier effect yang positif untuk perekonomian. Dan itu pernah 
saya uraikan di jaman awal2 milis MPKAS dulu. (Hehe, kalau ada yang bisa 
memberikan gambaran kasar ke saya bahwa multiplier effectnya cukup worth, saya 
akan teruskan proposalnya ke salah satu lembaga donor yang banyak memberikan 
hibah untuk Urban Transport Studies).

Kalau buat saya, pengembangan kereta awak itu cukup dengan alasan sejarah dan 
wisata. Tidak usah dicampur aduk dengan teori2 ekonomilah.

Hehe, tentang apakah saya sudah "di dalam" atau "katongah",  terimakasih 
tawarannya. Dulu saya pernah ikut rapat di kantor pak Saaf (awal2) dan satu 
rapat lainnya. Waktu awal2 saya cukup rajin ikut di milis mak itam. Secara 
parsial saya juga ikutan ngomong lewat telpon, sms, fb, dan email. Tapi, tanpa 
mengurangi penghargaan saya atas undangan Ephi, ambo sampaikan bahwa bialah 
ambo 
di lua lua bantuak kini ko sajo. 


Riri
48/L/bekasi

 
.


-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

Kirim email ke