Tolong kuduang dih (Re: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...)
Bilo mareply tolong dikuduang posting sabalunnyo. Toh toh tOh toH ... orang lain alah punyo juo Kok paralu tinggakan sajo nan paralu nan akann dikomentari. Tarimo kasi mawakili nan ba plat hitam mak Ban ( 53 thn) Mancangkuang di Rantaunet sajak 1997 ~~ M. Ismet Ismail wrote: Assalamulaikum wr, wb Kenapa sih sanak Adrisman ngotot sekali untuk melaksanakan pemerintahan gaya pemerintahan madinah, padahal sejarah sudah membuktikan bahwa pemerintahan seperti itu hanya berlangsung dalam waktu 22 tahun. Waktu yang 22 tahun itu (.. dikuduang maimaik pulsa dan maimaik bandwith .) Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
Re: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...
Bicara ttg demokrasi tentu saja tak perlu dan tak bisa ada kesimpulan. tapi alangkah lebih baiknya jika kita bicara tentang cara pandang dan cara pikir dalam mengelola persoalan sendiri, yaitu persoalan kita dalam bernegara. Bicara ttg demokrasi, theokrasi atau monarki atau apapun tentulah hanyalah sebuah kumpulan ide2 dan usul yg teramat banyak. tapi sungguh cukup sedikit dan sempit utk mampu mengelola persoalan kita. Tidak peduli apakah itu demokrasi islam, demokrasi terpimpin, demokrasi liberal ataupun demokrasi pancasila. mengadopsi atribut sama saja mengebiri diri sendiri. tentu tidak akan begitu sesuai dg persoalan yg dihadapi. jangankan pilihan2 yg saya sebutkan diatas, bahkan dengan mengeneralisir pilihan menjadi demokrasi sajapun tak akan cukup membantu kita menghadapi persoalan yg ada. entah kenapa kita harus memilih2 system yg sesuai dari yg telah ada tersebut. kenapa tidak kita sebut saja bahwa system bernegara kita adalah abcd. tidak perduli apakah abcd itu berbentuk demokrasi atau apapun. atau bahkan tak berbentuk sekalipun (setidaknya tidak sama dg bentuk2 yg ada) akan tetapi merupakan suatu yg lahir dari kesadaran objektifitas dari berkomunitas/bernegara itu sendiri yg dilandasi niat baik dan tujuan2 yg tentu merupakan tujuan yg sesungguhnya dan tidak hanya jadi hiasan seminar2 atau buku2 panduan sekolah serta aturan2 yg tak pernah diterapkan. tapi sebuah tujuan kolektif yg meresap dalam komunitas itu sendiri. Spt halnya demokrasi itu sendiri yg merupakan ide mutakhir dijaman kuno dulu. dia pun lahir dari kebutuhan dan tuntutan ideal masyarakat yg ada. dan jgn pernah disamakan masyarakat yg sekarang dg masyarakat saat itu. dan jgn pula membahas contoh2 bodoh yg sangat tidak berguna dibahas seperti demokrasi2 yg ada di negara2 lain. bukankah kalau kita lihat negara2 yg ada didunia ini jauh lebih banyak yg terkebelakang daripada yg maju. dan yg maju selalu merupakan produk dari system kepercayaan diri yg mengekspresikan kebutuhan mereka sendiri yg tentu tidak akan persis sama dg negara atau komunitas lain. bahkan keterperangkapan kita akan kata negarapun harus dikoreksi dulu sebelum memikirkan system yg sesuai itu. mungkin seluruh persepsi hrs ditata ulang agar kita bener tau apa itu yg kita butuhkan. Sedikit lagi komentar tentang demokrasi. perlu kita sadari juga bahwa kenaifan kolektif lain yg kita lakukan adalah menyempitnya ruang fikir system bernegara itu menjadi lebih banyak terpaku pada pemilihan kepemimpinan belaka. bahkan jika kita berani, tak ada pemimpin pun tak apa2 asal ada fundament yg tepat dan benar yg menyusun syestem yg sesuai. dan mohon jgn didebat bahwa pendapat saya dalam paragraf ini keliru dg mengatakan bahwa memang ada kenaifan kolektif ttg perspektif demokrasi yg banyak terfokus hanya pada pemilihan kepemimpinan. bagi anda2 mungkin tidak demikian tapi tolong periksa pemahaman dominan yg ada di kepala masyarakat umum. hal lain yg mungkin juga perlu dilihat ulang adalah cara bernegara itu sendiri. jika berpijak pada teori2 primitif bahwa negara adalah masyarakat, wilayah dan pengelola organisasi negara itu sendiri maka ya.. maaf2 saja bahwa kita akan tetap berada dalam keterperangkapan tradisional yg ada. karena sesungguhnya saat ini kita tidak sedang diskusi ttg ketatatnegaraan tapai lebih jauh adalah ttg komunitas. jadi mahon maaf pada para akademisi yg berlatar tatanegara bahwa tolong simpan ilmu anda dan mari kita bicara komunitas. tak ada yg perlu tersimpulkan dari obrolan ini karena ini hanyalah sebuah anjuran sederhana agar kita keluar dari segala perangkap disiplin yg ada. pengetahuan kadang2 membuat org yg tidak pintar menjadi makin bodoh. dan pengetahuan lebih banyak hanya membebani otak dan pikiran belaka. dan jangan pula ada yg tersinggung akibat gaya bahasa dan cara mengemukakan pikiran. setiap pilihan kata dan susuanan kalimat tentu ada maksudnya. dan seluruh maksud insya allah saya landasi niat baik. salam, ----- (*o*) -- [EMAIL PROTECTED] wrote: - Original Message - From: yanto_piboda [EMAIL PROTECTED] Demokrasi di Indonesia juga bukan merupakan konsep tunggal.Sebelum demokrasi Pancasila kita mengenal demokrasi Parlementer dan Terpimpin.Telah saya katakan bahwa bicara ttg demokrasi artinya bicara ttg banyak aliran pemikiran. Dan setiap demokrasi yg pernah berlangsung mempunyai ciri-ciri sendiri yg merupakan variasi dari sejarah perkembangan sebelumnya. Dalam perode demokrasi parlementer, cirinya adalah besarnya pernan partai2 politik melalui parlemen. Dalam periode ini kebinet jatuh bangun dalam rentang usia yg tidak panjang. Bayangkan, pambangunan apa yg bisa dilakukan bila sebuah kabinet hanya berumur 5 bulan untuk kemudian diganti oleh kabinet lainya. Terus karena gak puas sebagai sebagai rubberstramp president belaka karena pemerintahan dijalan oleh perdana mentri, Sukarno muncul dg ide demokrasi terpimpinnya.Nah, disini kedaan terbalik, Presiden punya kekuasaan begitu besar hingga bisa
RE: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...
Hanya perlu dipertanyakan apakah ada pengaruh agama mereka terhadap kemajuan yang dicapai. Misalnya apakah agama mereka mengandung ajaran ketata-negaraan. Seperti Eropa dan Amerika yang mayoritas Kristen, saya tidak tahu apakah ayat2 dalam Injil ada berisi mengenai ketatanegaraan. Hanya sepengetahuan saya, sepanjang kehidupan Nabi Isa a.s. yang cukup pendek (-+ 30 tahunan) beliau tidak pernah menjadi kepala negara/pemerintahan sehingga kemungkinan tidak ada ayat2 yang diturunkan mengenai kepemerintahan ini. Disamping itu cukup banyak negara2 di Amerika Latin yang mayoritas beragama Katolik tapi kategorinya juga termasuk negara berkembang. Apalagi negara-negara di bawah Uni Soviet yang komunis dan atheis sangat tidak relevan sekali mengatakan bahwa agama mayoritas penduduk berpengaruh sekali terhadap keberhasilan dalam kemajuan negaranya. salam - tg # -Original Message- # From: M. Ismet Ismail # # Assalamulaikum wr, wb # # Kenapa sih .cut # # Dan sejarah juga sudah membuktikan bahwa negara-negara yang # saat ini maju, semuanya adalah negara yanag penduduknya # mayoritas non-Islam, dan pertanggungan jawaban atau keberhasilan # ini adalah berada pada pundak penduduk yang non-Islam tersebut, # karena mereka mayoritas. # # # Wassalam # # MII # # - Original Message - # From: Adrisman Yunus # Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Demokrasi
Bismilahirrahmanirrahim, Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Dalam e-mail ini saya (dengan segala keterbatasan ilmu saya) ingin melihat posisi demokrasi terhadap Islam. Hal ini menurut saya penting karena politik sebagai bagian dalam hidup bernegara tidaklah luput dari Islam dan oleh karenanya harus dilakukan secara syar'i. Mohon maaf jika kurang berkenan. Demokrasi merupakan suatu nama yang tidak disebutkan secara eksplisit oleh Allah dan Rasulullah. Oleh karena itu untuk menakar nilainya kita harus melihat jati dirinya. Seperti halnya masa kini ada nama-nama seperti teh telur, wedang jahe, gelatin, wiski dan vodka maka untuk menilai nama-nama itu perlu dilihat sifat-sifatnya. Wiski dan vodka ternyata memenuhi sifat-sifat khamr yang diharamkan maka haramlah wiski dan vodka. Sedangkan teh telur dan wedang jahe jika tidak mengandung atau diproses dengan sesuatu yang diharamkan maka hukumnya kembali ke hukum asal yakni halal. Gelatin, yang sering digunakan dalam produksi makanan-makanan kecil, perlu diwaspadai karena sering berasal dari lemak babi. Dengan demikian, kita perlu mengetahui definisi dari demokrasi (democracy) untuk dapat menilainya. Istilah 'Demokrasi' atau 'Demokratis' juga sering memiliki makna yang berbeda-beda (mis. orang yang berkonsultasi sebelum memutuskan sesuatu sering disebut demokratis) namun di sini yang akan saya lihat adalah Demokrasi sebagi suatu sistem dan definisinya sedapat mungkin saya ambil dari sumber yang definitif. Menurut Merriam-Webster's Online Dictionary: http://www.britannica.com/dictionary?book=Dictionaryva=democracyquery=demo cracy 1 a : government by the people; especially : rule of the majority b : a government in which the supreme power is vested in the people and exercised by them directly or indirectly through a system of representation usually involving periodically held free elections 2 : a political unit that has a democratic government 3 capitalized : the principles and policies of the Democratic party in the U.S. 4 : the common people especially when constituting the source of political authority 5 : the absence of hereditary or arbitrary class distinctions or privileges Untuk masalah politik definisi no. 1 dapat mewakili. Untuk konteks Indonesia, dapat kita lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Balai Pustaka, 2001 pada entri demokrasi antara lain disebutkan: n Pol 1. (bentuk atau sistem) pemerintahan yg seluruh rakyatnya turut serta memerintah dng perantaraan wakilnya; pemerintahan rakyat; 2 gagasan atau pandangan hidup yg mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yg sama bagi semua warga negara. Sebenarnya masih panjang namun kira-kira tidak keluar jauh dari definisi di atas. Pada konteks Negara Republik Indonesia, konsep demokrasi termaktub dalam UUD 1945 yakni Pasal 1 (2) Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.***) http://www.mpr.go.id/h/index.php?fz=6 Definisi kedaulatan sendiri adalah (dalam KBBI, 2001): n kekuasaan tertinggi atas pemerintahan negara, daerah, dsb; Dan kedaulatan rakyat berarti (KBBI, 2001): kekuasaan tertinggi ada pd rakyat; demokrasi; Dari definisi-definisi di atas dapat kita ambil dua sifat dominan demokrasi yakni: 1. kekuasaan rakyat dalam artian penentuan keputusan berdasarkan mayoritas Keputusan yang diambil mayoritas harus dipatuhi oleh semua pihak dan menjadi patokan penentuan hukum. Dalam demokrasi tidak langsung penentuan suara mayoritas tersebut dilakukan melalui pemungutan suara di DPR. Sebagai contoh penerapannya dalam penentuan boleh tidaknya sesuatu, di Amerika Serikat minuman keras sempat dilarang (Amendment XVIII) namun kemudian larangan tadi dibatalkan (Amendment XXI). Lihat: http://www.usconstitution.net/const.html#Am18 http://www.usconstitution.net/const.html#Am21 http://www.usconstitution.net/constamnotes.html#Am18 http://www.usconstitution.net/constamnotes.html#Am21 Secara sistem, demokrasi memang hanya melihat kehendak mayoritas baik rakyat dalam pemilu atau pun parlemen dalam pembuatan undang-undang, dll. 2. kesamaan hak rakyat dalam kekuasaan tersebut Demokrasi memberikan hak yang sama dalam pengambilan keputusan tersebut bagi tiap warga negara. Di Indonesia ditentukan bahwa warga negara yang berhak mengikuti pemilu adalah (UU No. 12 Tahun 2003): - warga negara Republik Indonesia yang pada hari pemungutan suara sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin - untuk dapat didaftar sebagai pemilih, juga harus memenuhi syarat: nyata-nyata tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya dan tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap http://www.kpu.go.id/peraturan_uu/UU_PEMILU.htm#babIII Kedua hal inilah yang diimplementasi di Indonesia melalui pemilihan umum. Sekarang bagaimanakah kedua sifat tersebut dalam Islam. 1. Penentuan keputusan berdasarkan mayoritas semata. Allah
RE: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...
Tadinya males mau ikut diskusi ini abis kayaknya hanya pengulangan yang pernah ada, hanya saja judulnya saja yg berbeda kalau sebelumnya tentang Demokrasi yang langsung diadu dengan Kekhali fahan dan saya dengan da Ad terlibat diskusi yg cukup panjang dan saat ini Demokrasi yg digugat. Kalau memberi contoh, sebaiknya disampaikan contoh negara yg lain selain negara barat, Malaysia misalnya, rakyat disana cukup makmur dan maju perkembangan Islam dan hukumnya juga bisa berjalan dengan baik - kayaknya udah pernah dibicarakan juga. Demokrasi itu kan bukan bentuk yg kaku, tinggal disesuikan saja dengan kondisi masyarakat yang ada, bukan demokrasi versi USA, Perancis dll tapi demokrasi versi Indonesia, kayak gimana? kayak sekarang ini yg masih terus berproses dan berkembang Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
RE: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...
Saya pikir sdr. Sehan akan mengetengahkan argumentasinya kenapa demokrasi disebutnya primitif dan suatu kebodohan jika masih menerapkan sistem demokrasi. Pernyataan tersebut cukup menggelitik juga untuk didiskusikan... Eh nggak taunya yang keluar hanya pernyataan berikut: . lebih jauhnya, silakan buka pertanyaan lebih menjurus yg berhubungan dengan hal ini. saya juga --- hanyalah org awam yg kadang2 juga suka mengada-ada. --- . salam - tg # -Original Message- # From: harman [mailto:[EMAIL PROTECTED] # # Tadinya males mau ikut diskusi ini abis kayaknya hanya pengulangan # yang pernah ada, hanya saja judulnya saja yg berbeda kalau # sebelumnya tentang Demokrasi yang langsung diadu dengan Kekhali # fahan dan saya dengan da Ad terlibat diskusi yg cukup panjang # dan saat ini Demokrasi yg digugat. # # Kalau memberi contoh, sebaiknya disampaikan contoh negara yg # lain selain negara barat, Malaysia misalnya, rakyat disana cukup # makmur dan maju perkembangan Islam dan hukumnya juga bisa berjalan # dengan baik - kayaknya udah pernah dibicarakan juga. # Demokrasi itu kan bukan bentuk yg kaku, tinggal disesuikan saja # dengan kondisi masyarakat yang ada, bukan demokrasi versi USA, # Perancis dll tapi demokrasi versi Indonesia, kayak gimana? kayak # sekarang ini yg masih terus berproses dan berkembang # Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
RE: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...
Mungkin sanak bisa manarangkan argumentasinyo sahinggo rang palanta bisa pulo mangarati iyo yo alah kuno demokrasi tu. Labiah elok lai sakalian manarangkan hasil evolusi individu tu konsep aponan ditawarkannyo... Rasonyo indak setiap komunitas manjalankan konsep demokrasi tu karano masih ado negara nan mamakai konsep teokrasi, aristokrasi, bahkan diktator-krasi...:-) salam - tg -Original Message-From: S.Sehan Demokrasi? Tidak kah ide ini sudah terlalu primitif utk mengelola kompleksitas komunitas, kawasan dan kebijakan zaman ini. dilain pihak secara alamiah, terasa adanya evolusi intelektual dan moralitas pada level individu yg berusaha mencari harmonisasi kedalam kelompok komunitas yg ideal (dg ukuran yg optimal). Sementara para "pemain" politik (termasuk dalamnya partai2) masih berada dalam alam pikir yg masih tradisional (yg mereka kira sophicticated) tidak mampu melihat betapa kuno dan primitif nya cara pikir demokrasi itu. Demokrasi dijadikan sebuah konsep absolut dalam ukuran komunitas apapun. Sehingga pada akhirnya demokrasi tak kurang semena2 dibandingkan hal2 yg dianggap tidak demokrasi sekalipun. Bahkan jika dibiarkan demokrasi itu berdiri sendiri dalam cacat celanya dg asumsi bahwa seluruh pemain adalah pemain idela pun, demokrasi masih saja merupakan potensi kebodohan kolektif yg harus diterima semua lapisan komunitas. Saya rasa jika ada yg ingin menanggapi ini, perlu sekali membacanya berhati2. atau jadikan saja ini sebuah renungan. salam, Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
Re: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...
Assalamulaikum wr, wb Kenapa sih sanak Adrisman ngotot sekali untuk melaksanakan pemerintahan gaya pemerintahan madinah, padahal sejarah sudah membuktikan bahwa pemerintahan seperti itu hanya berlangsung dalam waktu 22 tahun. Waktu yang 22 tahun itu sangat sangatlah pendek jika kita bandingkan dengan sejarah Islam yang sampai saat ini telah berlangsung 14 abad dan sebagian besar masanya memakai sistem pemerintahan gaya monarchi. Belum lagi jumlah penduduk yang diatur pada masa yang 22 tahun tersebut sangat-sangatlah sedikit jika kita bandingkan dengan jumlah penduduk yang diatur untuk masa sekarang. Atau apakah kita akan memakai sistem monarchi gaya kesultanan-kesulatanan yang sudah jelas banyak sekali menurut sejarah banyak melakukan kekejaman dan pengekangan hak-hak individu serta pemberian keitimewaan pada lingkungan kesultanan (istana) ? Dan sekarang .. kita bisa melihat mana ada satupun negara-negara di dunia ini ,yang mayoritas penduduknya beragama Islam, dapat disebut sebagai negara maju. Kalau kita setuju bahwa maju tidaknya suatu bangsa sangat ditentukan oleh manusia di negara di mana mereka berada, maka pertanggungan jawab ini dapat kita timpakan kepada manusia-manusia Islam yang mengangkangi negara-negara tersebut karena kemayoritasannya tidak dapat menggerek negara di mana mereka berada untuk mencapai cita-cita suatu bangsa yaitu memajukan dan mensejahterakan rakyatnya. Dan sejarah juga sudah membuktikan bahwa negara-negara yang saat ini maju , semuanya adalah negara yanag penduduknya mayoritas non-Islam, dan pertanggungan jawaban atau keberhasilan ini adalah berada pada pundak penduduk yang non-Islam tersebut, karena mereka mayoritas. Wassalam MII - Original Message - From: Adrisman Yunus [EMAIL PROTECTED] To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993) [EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, May 08, 2004 3:28 AM Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Demokrasi lagi... Wa'alaikum salam wr.wb. Eh siapa sih yang mengatakan kita cuma punya 3 pilihan.? demokrasi, teokrasi atau gabungan...:( Saat ini kita semua memang digiring untuk cuma memilih demokrasi sebagai satu2nya pilihan, sampai2 negara islam seperti iran saja memakai kata republik atau juga RRC yang komunis. Karena saat ini cuma demokrasilah satu2nya yang dianggap layak dalam membentuk civil society. Apakah memang tak ada lagi pilihan selain demokrasi...? Dan apakah demokrasi memang sudah berhasil membentuk masyarakat madani seperti yang diharapkan...? Kenapa negara ini yang setidak tidaknya memiliki 85% umat muslim tidak pernah untuk mencoba membentuk pemerintahan ala pemerintahan madinah nya rasulullah..? Belum pernah dicobasama sekali atau setidak tidaknya dikaji. Tiap kali kita dengar kata kata anjuran untuk mengikuti sunnah rasul..., bahkan kalau berpakaianpun dibuat mirip dengan masa rasulullah. Tapi semua itu cuma bungkus yang kita pamerkan, sementara yang lebih essential yang dicontohkan rasulullah yaitu contoh bagaimana meramut, melindungi umat islam dalam bentuk negara kekhalifahan, tak ada satupun yang meliriknya...:( Allah menciptakan dunia ini dan menjadikan masing2 kita jadi khalifah, bukanlah tanpa maksud. Dan itu telah dicontohkan oleh rasulullah dan para sahabat yang 4 (khulafaur rashidin). Nah kalau selama ini kita selalu teriak sami'na waatho'na, adakah kita sudah waatho'na dengan contoh rasulullah yang satu ini? Ayo ah om yanto, jangan cuma melihat demokrasi saja sebagai satu2nya pilihan Yang saya lihat selama ini demokrasi memang berhasil dinegara negara sekuler atau setidak tidaknya untuk masyarakatnya yang berfikir secara sekuler, tapi kalau diterapkan pada masyarakat agamis, lihatlah perpecahan yang ada dan politik dagang sapi demi kekuasaan yang timbul, tak ada satupun yang mikirin rakyat. wassalam Adr --- yanto_piboda [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamualaikum Wr Wb Kembali ke awal diskusi kita konsep apa sebaikanya yang kita terapkan di negara ini, karena sebenarnya cuman ada 3 pilihan, demokrasi, teokrasi dan penggabungan dari kedua-nya Dan sayang sekali ternyata pilihan kita juga sekarang cuman ada 1 yaitu demokrasi, karena tidak mungkin kita rasanya kita menerapkan konsep teokrasi, karena nanti siapa yang akan menjadi raja. Jadi sekarang yang jadi pertanyaan adalah demokrasi seperti apakah sebenar-nya yang akan diterapkan di negara itu atau dengan kata lain demokrasi yang ber basis apa (baca IDIOLOGI APA). kalau udah ke arah ini maka akan banyak alternatif jawaban yang bisa kita pilih : Model Amerika yang berbasis Liberal kapitalis Model China yang berbasis Komunis Mao Model alm (Uni Sovyet) dan Cuba yang berbasis Sosialis Marx Atau model lain, misalnya : model yang berbasiskan Religi (baca Islam), ini juga akan terdiferensial menjadi bermacam model juga Islam yang bagaimana ? ( ini menurut pendapat saya loh) Or
Re: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...
Wa'alaikum salam wr.wb. Eh siapa sih yang mengatakan kita cuma punya 3 pilihan.? demokrasi, teokrasi atau gabungan...:( Saat ini kita semua memang digiring untuk cuma memilih demokrasi sebagai satu2nya pilihan, sampai2 negara islam seperti iran saja memakai kata republik atau juga RRC yang komunis. Karena saat ini cuma demokrasilah satu2nya yang dianggap layak dalam membentuk civil society. Apakah memang tak ada lagi pilihan selain demokrasi...? Dan apakah demokrasi memang sudah berhasil membentuk masyarakat madani seperti yang diharapkan...? Kenapa negara ini yang setidak tidaknya memiliki 85% umat muslim tidak pernah untuk mencoba membentuk pemerintahan ala pemerintahan madinah nya rasulullah..? Belum pernah dicobasama sekali atau setidak tidaknya dikaji. Tiap kali kita dengar kata kata anjuran untuk mengikuti sunnah rasul..., bahkan kalau berpakaianpun dibuat mirip dengan masa rasulullah. Tapi semua itu cuma bungkus yang kita pamerkan, sementara yang lebih essential yang dicontohkan rasulullah yaitu contoh bagaimana meramut, melindungi umat islam dalam bentuk negara kekhalifahan, tak ada satupun yang meliriknya...:( Allah menciptakan dunia ini dan menjadikan masing2 kita jadi khalifah, bukanlah tanpa maksud. Dan itu telah dicontohkan oleh rasulullah dan para sahabat yang 4 (khulafaur rashidin). Nah kalau selama ini kita selalu teriak sami'na waatho'na, adakah kita sudah waatho'na dengan contoh rasulullah yang satu ini? Ayo ah om yanto, jangan cuma melihat demokrasi saja sebagai satu2nya pilihan Yang saya lihat selama ini demokrasi memang berhasil dinegara negara sekuler atau setidak tidaknya untuk masyarakatnya yang berfikir secara sekuler, tapi kalau diterapkan pada masyarakat agamis, lihatlah perpecahan yang ada dan politik dagang sapi demi kekuasaan yang timbul, tak ada satupun yang mikirin rakyat. wassalam Adr --- yanto_piboda [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamualaikum Wr Wb Kembali ke awal diskusi kita konsep apa sebaikanya yang kita terapkan di negara ini, karena sebenarnya cuman ada 3 pilihan, demokrasi, teokrasi dan penggabungan dari kedua-nya Dan sayang sekali ternyata pilihan kita juga sekarang cuman ada 1 yaitu demokrasi, karena tidak mungkin kita rasanya kita menerapkan konsep teokrasi, karena nanti siapa yang akan menjadi raja. Jadi sekarang yang jadi pertanyaan adalah demokrasi seperti apakah sebenar-nya yang akan diterapkan di negara itu atau dengan kata lain demokrasi yang ber basis apa (baca IDIOLOGI APA). kalau udah ke arah ini maka akan banyak alternatif jawaban yang bisa kita pilih : Model Amerika yang berbasis Liberal kapitalis Model China yang berbasis Komunis Mao Model alm (Uni Sovyet) dan Cuba yang berbasis Sosialis Marx Atau model lain, misalnya : model yang berbasiskan Religi (baca Islam), ini juga akan terdiferensial menjadi bermacam model juga Islam yang bagaimana ? ( ini menurut pendapat saya loh) Or another model Ayo siapa yang mau mulai wassalam YP Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
Re: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...
Para dunsanak nan tertarik berdiskusi : demokrasi lagi. Assalamualaikum wr.wb. Ambo tertarik jo diskusi nan ber-subject demokrasi lagi ko dan ngin mancubo manjawek pertanyaan bung Yanto Pabiola : demokrasi berbasis ideologi apa? Untuk Republik Indonesia sabananyo alah tajawek yaitu demokrasi berdasarkan ideologi Pancasila. nan berarti demokrasi : -yang ber Ke Tuhanan Yang Maha Esa. -yang ber Perikemanusiaan yang adil dan beradab. -yang ber Persatuan Indonesia. -yang ber Kedaulatan Rakyat yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. -yang ber Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Bukankah sudah jelas bahwa demokrasi berbasis ideologi Pancasila adalah demokrasi theokrasi, yang diawali dengan Ketuhana YME dan bermuara pada kesejahteraan rakyat diseluruh Indonesia. Bangsa Indonesia sudah menyepakatinya dengan sebuah deklarasi Kemerdekaan pada tanggal 18 Agustus 1945 sehari sesudah proklamasi Kemerdekaan 17 -8- 1945. Pada waktu itu semua pihak berjiwa ikhlas menerima, setelah beberapa tokoh Islam bersedia mengorbankan kepentingan umatnya yang walaupun mayoritas, untuk menghilangkan 7 kata: dengan mewajibkan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, demi NKRI. Jadi jelas bahwa demokrasi Pancasila bukanlah demokrasi liberal, bukan pula demokrasi ala komunis, ala Jepang,ala Malaysia,ala Inggeris dst. Ia adalah demokrasi khas bangsa Indonesia dan hanya berlaku untuk bangsa Indonesia. Tiap bangsa bebas menetapkan demokrasi yang sesuai dengan bangsanya, yang diyakini akan dapat membahagiakan dan menyejahterakan rakyat..Suatu bangsa tidak boleh memaksakan demokrasi bangsanya kepada bangsa lain, karena itu melanggar arti demokrasi itu sendiri. Rasanya kita sebagai bangsa Indonesia sepakat bertanya, kita sudah 50 tahun lebih merdeka kok belum juga sejahtera rakyatnya. Jawabnya adalah seperti yang diutarakan dunsanak YP bahwa demokrasi itu termanifestasi pada tahap implementasi-nya. Baru saja beberapa bulan proklamasi dan deklarasi kemerdekaan, terjadilah penyimpangan dan bahkan pengkhianatan pada janji atau kesepakatan semula.yang pada hakekatnya bersifat amanah. Hal itu terjadi berulang kali bahkan sampai saat ini. Sebenarnya dalam ajaran Islam sudah ada peringatannya: barang siapa yang melanggar amanah, tunggulah saat kehancurannya. Peringatan nabi Muhammad SAW yang disampaikan kira-kira 1400 tahun lalu telah berkali-kali terbukti. Bangsa kita sering tidak konsisten dalam tahap implementasi, tidak satu kata dengan perbuatan, sehingga sering terancam kehancuran disebabkan oleh konflik-konflik dan berbagai krisis. Alam takambang jadi guru baik berupa fenomena alam maupun fenomena sosial tidak mampu kita pahami sebagai pelajaran dan peringatan, sehingga berulang kali melakukan kesalahan. yang sama. Kiranya sampai disko daulu para dunsanak, ambo sendiri indak tahu apo tanggapan amboko lai dapek manjawek pertanyaan dunsanak YP. Wassalam , Asmardi Arbi - Original Message - From: yanto_piboda [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, May 07, 2004 11:39 PM Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Demokrasi lagi... Assalamualaikum Wr Wb Salut... ternyata Dek Gamut (eh: nick name-nya evie ya ???), ulasan- nya benar2 mantap, Benar sekali demokrasi yang sekarang ini bukan lagi sebuah konsep yang tunggal, terutama pada area implementasi (penerapan) dalam kehidupan bernegara dan berbangsa. Pada tahap implementasi inilah sebenar-nya demokrasi itu menjelma menjadi bermacam : seperti yang sudah dek Gamut uraikan, bahkan pada kasus beberapa negara, seperti Jepang, Malaysia dan Inggris, mereka berhasil menyatukan konsep antara demokrasi dan teokrasi. Kembali ke awal diskusi kita konsep apa sebaikanya yang kita terapkan di negara ini, karena sebenarnya cuman ada 3 pilihan, demokrasi, teokrasi dan penggabungan dari kedua-nya Dan sayang sekali ternyata pilihan kita juga sekarang cuman ada 1 yaitu demokrasi, karena tidak mungkin kita rasanya kita menerapkan konsep teokrasi, karena nanti siapa yang akan menjadi raja. Jadi sekarang yang jadi pertanyaan adalah demokrasi seperti apakah sebenar-nya yang akan diterapkan di negara itu atau dengan kata lain demokrasi yang ber basis apa (baca IDIOLOGI APA). kalau udah ke arah ini maka akan banyak alternatif jawaban yang bisa kita pilih : Model Amerika yang berbasis Liberal kapitalis Model China yang berbasis Komunis Mao Model alm (Uni Sovyet) dan Cuba yang berbasis Sosialis Marx Atau model lain, misalnya : model yang berbasiskan Religi (baca Islam), ini juga akan terdiferensial menjadi bermacam model juga Islam yang bagaimana ? ( ini menurut pendapat saya loh) Or another model Ayo siapa yang mau mulai wassalam YP Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
Re: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...
nah kalo udah begini saya mau bilang apa lagi? bahkan sdri evie pun telah menjelaskan segala sesuatu jauh melebihi yg saya tahu,harapkan dan saya ingin dengar. bahkan melebihi dari yg saya ingin tahusekalipun. inti masalah hanyalah, bahwa, tak perlu ada keterbatasan dalam bereferensi,ber idiologi dan menyusun konsep sekalipun. sehingga pilihan utk menjadi negara demokrasi boleh kita hilangkan. dan tak perlu bingung juga mencari yg lain, dimana, jika bukan demokrasi lantas apa? ... ya. apa saja. suka2 kita. yg penting bahwa kita harus yakin prinsip yg ada dan tau harus berkonsep bagaimana. lebih jauhnya, silakan buka pertanyaan lebih menjurus yg berhubungan dengan hal ini. saya juga hanyalah org awam yg kadang2 juga suka mengada-ada. salam, " -- (*o*) --" [EMAIL PROTECTED] wrote: - Original Message - From: "yanto_piboda" <[EMAIL PROTECTED]>Assalamualaikum Wr.wbSetuju Sanak Sehan, Lihat almarhum Uni Sovyet, apa yang terjadi ketika mereka menerapkan demokrasi, ANCUR ber-keping2 Om, demokrasi sebagai sebuah konsep yg mendasari sistem politik dibanyak negara, bukan lah konsep tunggal alias berhenti pada kata demokrasi belaka. Jika bicara ttg demokrasi seperti di Sovyet, china, Amerika, Inggris bahkan di Indonesia, sebenarnya kita bicara ttg banyak aliran pemikiran. Gagasan demokrasi yg dipraktekan di negara kota Yunani Kuno abad ke-6, beda dg demokrasi yg dipraktekan pada abad 19. Misalnya, pada abad ke 19, wujud kongrit dari demokrasi adalah kekebasan "mutlak" individu sementara negara ibaratnya cuma sebagai 'penjaga malam' yg cuma ngurusin masalah bersama dan bencana alam. Seperti kita tahu dari sejarah kemudian, menempatkan kebebasan individu ke posisi paling atas ini ternyata membuka peluang bagi penindasan atas hak dan kebebasan individu lain. Disini tampak bahwa sebenarnya demokrasi itu cuma "perkosaan" yg berdarah-darah, kan :). Karena itu lah di awal abad ke-20 demokrasi memperoleh wujud yg lain yg ditandai yg diberikan peranan yg lebih besar kepada negara untuk mencapai negara kesejahteraan.Well, singkatnya setuju dg ide dibelakang opini Om bahwa demokrasi itu adalah konsep yg kenyal dan mengambil bentuk dalam banyak nama seperti, demokrasi rakyat, demokrasi nasional, demokrasi revolusioner dan even you had known better than me, demokrasi Pancasila, bok :). Sovyet dan RRC tidak bisa digolongkan kedalam negara demokratis karena mereka tidak menyandarkan diri pada demokrasi menurut tradisi liberal. Biar saja mereka suka menyebut diri negara demokratis, tapi kita kan lebih suka menyebut mereka negara berpaham Marxisme Leninisme or Komunisme, bukan?So, kembali ke pangkal cerita, menurut saya, Sovyet hancur bukan karena mereka mempraktekan atau tidak mempraktekan demokrasi karena demokrasi yg aneh dan mirip2 seperti itu masih berjalan dg indahnya di China sana. Sovyet hancur karena sudah tidak dapat dukungan dari negara-negara lain. Ato yg lebih tepat lagi terjadi adalah, disamping terjadi pergeseran2 konsepsi ttg demokrasi dalam tubuh komunis sendiri, terjadi persaingan ideologis yg sangat tajam antara Amerika Serikat dan US. Dalam persaingan ini jelas US tidak bisa menarik kawan dalam lingkup pengaruhnya yaitu pendukung pemerintahan yg pro-komunis.Bahkan walau kemudian konsepnya mereka perlunak menjadi anti-Barat atau anti imperialis, China yg pada mulanya jelas-jelas satu ideologi itu pun membelakangi bila ditengok dari dari Demokrasi Baru yg dicetuskan oleh Mao Zedong. Apalagi kemudian terjadi kesadaran baru dalam politbiro komunis China untuk membersihkan diri dari sisa-sisa revolusi kebudyaan dengan masuknya mereka ke dalam PBB. Lengkap sudah kesendirian Sovyet.
Re: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...
Assalamulaikum Wr. Wb. Saya ikut memberikan komentar sedikit mengenai Demokrasi, komentar sebagai orang awam karena bukan bidang saya. Setahu saya tidak banyak negara yang berhasil dan bisa maju dengan menjalankan demokrasi seperti Amerika. Singapur (Republic of Singapore) meskipun bukan kerajaan dan kesultanan tidak menjalankan demokrasi dan ini jelas-jelas dinyatakan oleh pemimpinnya. Sekarang kita di Indonesia sebagai sebuah negara besar ingin menjalankan demokrasi. Tentunya yang perlu kita pelajari adalah mekanisme apa yang membuat sistem demokrasi ini bisa berjalan dengan baik dan memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya? Saya mengharapkan kita memandang ini dengan penekanan pertama pada negara besar dan kedua tujuannya adalah kesejahteraan. Indonesia adalah negara besar, kalau kita overlay-kan peta Indonesia akan menutupi California sampai ke New York. Dengan predikat negara besar akan besar pula usaha yang diperlukan untuk menjalankan mekanisme demokrasi. Mulai dari sisi perangkat lunak - UU, policy dan prosedures di pemerintahan dan lembaga kontrol, system software, kemudian perangkat keras - infrastruktur komunikasi dan komputer (information and communication technology). Setelah itu kesiapan sumber daya manusia di semua tempat yang tersebar yang ada rakyatnya. Luasnya Indonesia juga akan dipersulit atau diperkompleks masalahnya dengan kenyataan pulau dan laut. Sehingga komunikasi dan mekanisme pencerahan demokrasi perlu usaha yang lebih berat dibanding apabila semuanya daratan? Ini perlu kajian lebih dalam? Kedua kita coba pahami tujuan kita adalah kesejahteraan bagi rakyat. Bagaimana kita mengkomunikasikan kesejahteraan yang cukup sulit untuk di definisikan dan diukur kepada semua rakyat dengan tingkat pendidikan yang ada. Kalau pilihannya tidak Demokrasi, lalu system apa? Wassalam, Ridwan - Original Message - From: Darul M. St. Parapatiah [EMAIL PROTECTED] To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993) [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, May 07, 2004 8:10 AM Subject: RE: [EMAIL PROTECTED] Demokrasi lagi... Assalamualaikum WW Para pemuja demokrasi Amerika, saya numpang tanya: Apa itu yang demokrasi, pilihan hanya dua: Ikut saya atau musuh saya Demokrat atau Republik? Tolong pencerahan. Wass. WW St.P -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of yanto_piboda Assalamualaikum Wr.wb Setuju Sanak Sehan, -karek- Bagaimana dengan Amerika ??? Amerika butuh 200 tahun lebih untuk menjadi negara demokrasi seperti sekarang, itu juga dalam situasi kemajuan teknologi belum seperti sekarang, belum ada komputer, teknologi informasi, dimana interaksi langsung antar negara dan individu masih membutuhkan waktu yang lama, zaman-nya masih zaman kuda gigit besi dan kuda sungguhan, Jika saja Amerika baru menerapkan demokrasi 10 tahun yang lalu niscaya bintang yang ada di bendera-nya mungkin hanya ada 5 atau bahkan 1. bukan 50 seperti sekarang ini, Bagaimana dengan INDONESIA: saya tunggu komentar yang lain : wasssalam YP --- In [EMAIL PROTECTED], S.Sehan [EMAIL PROTECTED] wrote: Demokrasi? Tidak kah ide ini sudah terlalu primitif utk mengelola kompleksitas komunitas, kawasan dan kebijakan zaman ini. Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
Re: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...
- Original Message - From: yanto_piboda [EMAIL PROTECTED] Assalamualaikum Wr.wb Setuju Sanak Sehan, Lihat almarhum Uni Sovyet, apa yang terjadi ketika mereka menerapkan demokrasi, ANCUR ber-keping2 Om, demokrasi sebagai sebuah konsep yg mendasari sistem politik dibanyak negara, bukan lah konsep tunggal alias berhenti pada kata demokrasi belaka. Jika bicara ttg demokrasi seperti di Sovyet, china, Amerika, Inggris bahkan di Indonesia, sebenarnya kita bicara ttg banyak aliran pemikiran. Gagasan demokrasi yg dipraktekan di negara kota Yunani Kuno abad ke-6, beda dg demokrasi yg dipraktekan pada abad 19. Misalnya, pada abad ke 19, wujud kongrit dari demokrasi adalah kekebasan mutlak individu sementara negara ibaratnya cuma sebagai 'penjaga malam' yg cuma ngurusin masalah bersama dan bencana alam. Seperti kita tahu dari sejarah kemudian, menempatkan kebebasan individu ke posisi paling atas ini ternyata membuka peluang bagi penindasan atas hak dan kebebasan individu lain. Disini tampak bahwa sebenarnya demokrasi itu cuma perkosaan yg berdarah-darah, kan :). Karena itu lah di awal abad ke-20 demokrasi memperoleh wujud yg lain yg ditandai yg diberikan peranan yg lebih besar kepada negara untuk mencapai negara kesejahteraan. Well, singkatnya setuju dg ide dibelakang opini Om bahwa demokrasi itu adalah konsep yg kenyal dan mengambil bentuk dalam banyak nama seperti, demokrasi rakyat, demokrasi nasional, demokrasi revolusioner dan even you had known better than me, demokrasi Pancasila, bok :). Sovyet dan RRC tidak bisa digolongkan kedalam negara demokratis karena mereka tidak menyandarkan diri pada demokrasi menurut tradisi liberal. Biar saja mereka suka menyebut diri negara demokratis, tapi kita kan lebih suka menyebut mereka negara berpaham Marxisme Leninisme or Komunisme, bukan? So, kembali ke pangkal cerita, menurut saya, Sovyet hancur bukan karena mereka mempraktekan atau tidak mempraktekan demokrasi karena demokrasi yg aneh dan mirip2 seperti itu masih berjalan dg indahnya di China sana. Sovyet hancur karena sudah tidak dapat dukungan dari negara-negara lain. Ato yg lebih tepat lagi terjadi adalah, disamping terjadi pergeseran2 konsepsi ttg demokrasi dalam tubuh komunis sendiri, terjadi persaingan ideologis yg sangat tajam antara Amerika Serikat dan US. Dalam persaingan ini jelas US tidak bisa menarik kawan dalam lingkup pengaruhnya yaitu pendukung pemerintahan yg pro-komunis.Bahkan walau kemudian konsepnya mereka perlunak menjadi anti-Barat atau anti imperialis, China yg pada mulanya jelas-jelas satu ideologi itu pun membelakangi bila ditengok dari dari Demokrasi Baru yg dicetuskan oleh Mao Zedong. Apalagi kemudian terjadi kesadaran baru dalam politbiro komunis China untuk membersihkan diri dari sisa-sisa revolusi kebudyaan dengan masuknya mereka ke dalam PBB. Lengkap sudah kesendirian Sovyet. Malaysia, mereka tidak menerapkan demokrasi seperti model amerika, Inggris masih mempunyai Ratu, Jepang masih mempunyai Kaisar, Malaysia masih mempunyai Sultan2, yang kita tau bahwa Ratu, Kasir dan Sultan mereka adalah musuh2 dari demokrasi murni, tapi secara politik dan ekonomi mereka adalah negara2 yang mapan Demokrasi sebagai cita-cita negara kesejahteraan dan tempat hidup yg nyaman bagi setiap warga negaranya adalah cita-cita demokrasi sejati. Negara moderen tidak bisa berpaling dari cita-cita ini.Dari analisa bodoh2an saja, negara2 tersebut diatas bisa mapan bukan karena faktor demokrasi atau tidaknya, mereka bisa begitu karena hukum sebagai kekuasaan tertinggi tegak sebagai kebenaran terakhir. Bagaimana dengan INDONESIA: saya tunggu komentar yang lain : wasssalam YP Demokrasi di Indonesia juga bukan merupakan konsep tunggal.Sebelum demokrasi Pancasila kita mengenal demokrasi Parlementer dan Terpimpin.Telah saya katakan bahwa bicara ttg demokrasi artinya bicara ttg banyak aliran pemikiran. Dan setiap demokrasi yg pernah berlangsung mempunyai ciri-ciri sendiri yg merupakan variasi dari sejarah perkembangan sebelumnya. Dalam perode demokrasi parlementer, cirinya adalah besarnya pernan partai2 politik melalui parlemen. Dalam periode ini kebinet jatuh bangun dalam rentang usia yg tidak panjang. Bayangkan, pambangunan apa yg bisa dilakukan bila sebuah kabinet hanya berumur 5 bulan untuk kemudian diganti oleh kabinet lainya. Terus karena gak puas sebagai sebagai rubberstramp president belaka karena pemerintahan dijalan oleh perdana mentri, Sukarno muncul dg ide demokrasi terpimpinnya.Nah, disini kedaan terbalik, Presiden punya kekuasaan begitu besar hingga bisa membubarkan DPR hasil pemilu. Daaann...Sekarang, demokrasi Pancasila...Sebagai sebuah demokrasri kontitusi Pancasila ini sudah bagus, walau agak nyebalin dg melarang adanya oposisi, tapi konsep musyawarah untuk mencapai mufakatnya lebih dari lumayan. Mungkin karena landasan semangat kekeluargaan ini barangkalai, mengapa setiap pengusa di Indonesia lebih suka mengabdi
RE: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...
Ide alternative? Saya menangkap Sehhan sedang menyembunyikan ide alternative yang up to date untuk mengelola kompleksitas blablazaman ini. Dengan rendah hati saya sangat menunggu ide itu untuk dirembug kan setidaknya dengan saya.. Rahyussalim From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of S.Sehan Demokrasi? Tidak kah ide ini sudah terlalu primitif utk mengelola kompleksitas komunitas, kawasan dan kebijakan zaman ini. Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
Re: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...
Assalamualaikum Wr.wb Setuju Sanak Sehan, Lihat almarhum Uni Sovyet, apa yang terjadi ketika mereka menerapkan demokrasi, ANCUR ber-keping2 Lihat Ingris, Jepang, Malaysia, mereka tidak menerapkan demokrasi seperti model amerika, Inggris masih mempunyai Ratu, Jepang masih mempunyai Kaisar, Malaysia masih mempunyai Sultan2, yang kita tau bahwa Ratu, Kasir dan Sultan mereka adalah musuh2 dari demokrasi murni, tapi secara politik dan ekonomi mereka adalah negara2 yang mapan Lihat lagi RRC apa yang akan terjadi kalau demokrasi di terapkan hari ini di Cina, bisa2 besok pagi jumlah negara di dunia ini akan bertambah 50 negara Bagaimana dengan Amerika ??? Amerika butuh 200 tahun lebih untuk menjadi negara demokrasi seperti sekarang, itu juga dalam situasi kemajuan teknologi belum seperti sekarang, belum ada komputer, teknologi informasi, dimana interaksi langsung antar negara dan individu masih membutuhkan waktu yang lama, zaman-nya masih zaman kuda gigit besi dan kuda sungguhan, Jika saja Amerika baru menerapkan demokrasi 10 tahun yang lalu niscaya bintang yang ada di bendera-nya mungkin hanya ada 5 atau bahkan 1. bukan 50 seperti sekarang ini, Bagaimana dengan INDONESIA: saya tunggu komentar yang lain : wasssalam YP --- In [EMAIL PROTECTED], S.Sehan [EMAIL PROTECTED] wrote: Demokrasi? Tidak kah ide ini sudah terlalu primitif utk mengelola kompleksitas komunitas, kawasan dan kebijakan zaman ini. Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
RE: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...
Assalamualaikum WW Para pemuja demokrasi Amerika, saya numpang tanya: Apa itu yang demokrasi, pilihan hanya dua: Ikut saya atau musuh saya Demokrat atau Republik? Tolong pencerahan. Wass. WW St.P -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of yanto_piboda Assalamualaikum Wr.wb Setuju Sanak Sehan, -karek- Bagaimana dengan Amerika ??? Amerika butuh 200 tahun lebih untuk menjadi negara demokrasi seperti sekarang, itu juga dalam situasi kemajuan teknologi belum seperti sekarang, belum ada komputer, teknologi informasi, dimana interaksi langsung antar negara dan individu masih membutuhkan waktu yang lama, zaman-nya masih zaman kuda gigit besi dan kuda sungguhan, Jika saja Amerika baru menerapkan demokrasi 10 tahun yang lalu niscaya bintang yang ada di bendera-nya mungkin hanya ada 5 atau bahkan 1. bukan 50 seperti sekarang ini, Bagaimana dengan INDONESIA: saya tunggu komentar yang lain : wasssalam YP --- In [EMAIL PROTECTED], S.Sehan [EMAIL PROTECTED] wrote: Demokrasi? Tidak kah ide ini sudah terlalu primitif utk mengelola kompleksitas komunitas, kawasan dan kebijakan zaman ini. Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
RE: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...
Mungkin sanak bisa manarangkan argumentasinyo sahinggo rang palanta bisa pulo mangarati iyo yo alah kuno demokrasi tu. Labiah elok lai sakalian manarangkan hasil evolusi individu tu konsep aponan ditawarkannyo... Rasonyo indak setiap komunitas manjalankan konsep demokrasi tu karano masih ado negara nan mamakai konsep teokrasi, aristokrasi, bahkan diktator-krasi...:-) salam - tg -Original Message-From: S.Sehan Demokrasi? Tidak kah ide ini sudah terlalu primitif utk mengelola kompleksitas komunitas, kawasan dan kebijakan zaman ini. dilain pihak secara alamiah, terasa adanya evolusi intelektual dan moralitas pada level individu yg berusaha mencari harmonisasi kedalam kelompok komunitas yg ideal (dg ukuran yg optimal). Sementara para "pemain" politik (termasuk dalamnya partai2) masih berada dalam alam pikir yg masih tradisional (yg mereka kira sophicticated) tidak mampu melihat betapa kuno dan primitif nya cara pikir demokrasi itu. Demokrasi dijadikan sebuah konsep absolut dalam ukuran komunitas apapun. Sehingga pada akhirnya demokrasi tak kurang semena2 dibandingkan hal2 yg dianggap tidak demokrasi sekalipun. Bahkan jika dibiarkan demokrasi itu berdiri sendiri dalam cacat celanya dg asumsi bahwa seluruh pemain adalah pemain idela pun, demokrasi masih saja merupakan potensi kebodohan kolektif yg harus diterima semua lapisan komunitas. Saya rasa jika ada yg ingin menanggapi ini, perlu sekali membacanya berhati2. atau jadikan saja ini sebuah renungan. salam, Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] Demokrasi lagi...
Demokrasi? Tidak kah ide ini sudah terlalu primitif utk mengelola kompleksitas komunitas, kawasan dan kebijakan zaman ini. dilain pihak secara alamiah, terasa adanya evolusi intelektual dan moralitas pada level individu yg berusaha mencari harmonisasi kedalam kelompok komunitas yg ideal (dg ukuran yg optimal). Sementara para "pemain" politik (termasuk dalamnya partai2) masih berada dalam alam pikir yg masih tradisional (yg mereka kira sophicticated) tidak mampu melihat betapa kuno dan primitif nya cara pikir demokrasi itu. Demokrasi dijadikan sebuah konsep absolut dalam ukuran komunitas apapun. Sehingga pada akhirnya demokrasi tak kurang semena2 dibandingkan hal2 yg dianggap tidak demokrasi sekalipun. Bahkan jika dibiarkan demokrasi itu berdiri sendiri dalam cacat celanya dg asumsi bahwa seluruh pemain adalah pemain idela pun, demokrasi masih saja merupakan potensi kebodohan kolektif yg harus diterima semua lapisan komunitas. Saya rasa jika ada yg ingin menanggapi ini, perlu sekali membacanya berhati2. atau jadikan saja ini sebuah renungan. salam, Do you Yahoo!?Win a $20,000 Career Makeover at Yahoo! HotJobs Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
RE: [R@ntau-Net] DEMOKRASI
Assalamualaikum ww Maaf - maaf mak Malin alah mengaggetkan ZC saksi hidupdengan pernyataan2 mak Malin pada hal mak Malin ketika peristiwa terjadi berada sangat jauh dari TKP, ambo pun setuju dengan pernyataan sanak ZC tentang kehadiran Budiman Sujatmoko,Garda Sembiring Cs sebagai orang2 nan indak sabaun jo Suharto tu Batua tu sanak ZC alangkah rancaknyo kok adosaksi hiduik, Alhamdulillah di R/N ko lai mah sanakZC mewakili, tulung dong di-sharingserba saketek buliah nak samo tau pulo kitonan basamo ko tarutamokito2nan urang daerah ko, sualnyo dek kami kurang tau, kecuali hanya bisa baca sana dengar sini, ntardi-cap sebagai fitness beneran, padahal enggak la yauuu . Mak Malin singajo menyebutkan beberapa rekaman vcd termasuk May Kelabu dan Poso Ambon itu sekedar penekanan bahwa mak Malin dapet cerita itu memang sebagian dari sono kok, abis kan mak Malin kan cuman urang pelosok sih nggak ikutan kok di TKP apalagi ke Poso dan Ambon walau besar sekali keinginan untuk itu (ssstt begini2 mak Malinterdaftar lho sebagaianggota Lasykar Jihad Pembela Islam dan lebih dari itu mak Malin juga pengaggum berat Panglima Lasykar Jihad yang bersama anak buahnya ikutan membela umat Islam di Ambon,Poso, Afganistan dan Filipina Selatan itu)Nggak fokus dikit2 aja kan boleh dong, inikan bukan lagi ujian skripsi, tapi intinya mak Malingemes kok walau masih ada beberapa gelintir anak bangsa ini yang masih baik namun dalam keseharian kan yangtampak lebihyang jahat2 aza termasuk berita terbaru ini yaitu adanya penggelebungan suara untukparpol tertentu (hingga parpol lain terzholimi) sebaga imana yang dilansirkoran Riau Pos kemarin bahwa terdapat lebih 130 Ribu suara "siluman" daridaerah pemilihan Batam yang telah di-identifikasi olehKPUD Propinsi Riau Pekanbaru, jadi biadabnya sebagian besar anak bangsa ini tentu saja tidak termasuk kita2 yang baik2 ini termasukmak Malin tentunya karena kita hanya tabaok rendong saja, kan gituuu Nan p'enting bagi mak Malin dan bagi kita semua adalah bahwa "Rezim Soeharto yang sudah memerintah lebih 32 tahun itu tiba2 mengalami guncangan hebat, terlebih setelah badai ekonomi melanda Indonesia ini dikurun 1997-98 sehingga pemerintahan korup orde baru itu segera menampak-kan kerapuhan-nya yang ditandai hancurnya nilai tukar rupiah dan meroketnya tingkat pengangguran" (Kalimat diatasmak Malin petikdari vcd PK Sejahtera yang di-bagi2 oleh team LPP - Lajnah Pemenangan Pemilu untuk para kaderdi Duri - just fyi)Z Ch.Paralu juo harus disadari dek Mak Malin baraso di tahun 1997-1998 itu nan kanai krisis ekonomi itu ndak Indonesia sajo do... tetapi juo Asia Tenggara, Asia, dan Amriki sendiri.., sebagus-bagusnya pertumbuhan ekonomi Korea (Selatan) .. juga krismon di situ..., Japang-pun baitu pulo... aratinyosebagus-bagusnya ekonomi indonesia pun...toh kalau nan krisis itu lah global.. sadonyo juo kanai efek-nyo...Ndak paralu orde baru, bukannyo komunis, atau rezim Abunawas pun kalau lah baitu... bakalan rapuah juo, aratinyo itu cuma p e m i c u.. kalau indak ado krisis ekonomi ... ndak ado demo sarupo waktu itu.. ndak ado peristiwa trisakti...ndak ado pendudukan gedung MPR., hhh mungkin orde baru masih berjaya sampai kini... Suharto masih presiden... cuma ado 2 parpol dan golkar, cuma ado aktifitas dakwah di kampus-kampus ..ndak ado PK dan mak malin ndak jadi caleg... jikalau Mak Malin cuma manunggu urang lain nan mamulai. Mak Malin: Eheeeh ... poniang kapalomak Malin heeheee ... but, yes sir, mak Malin setuju buanget, tidak hanya satu faktor itu saja tapi dari berbagai2 segi yang telah ter-akumulasi lalu exploded, right ?Tidak ayal lagi demonstrasi demi demonstrasi muncul ber-tubi2 sebagai cerminan ketidak puasan rakyat atas situasi yang terjadi, tentu aja tuntutan utamanya adalah "Penggantian Pemerintahan" (Tamasuak di kota Pakanbaru dimana mak Malin sebagai anggota ORARI dengan call sign YC5TAB bersama BANKOM KODIM 0301 PACAD ikut memantau gelombang gerak mahasiswa Riau dari kampus UNRI, IAIN, UIR dan Univ. Lancang Kuning yang hondoh pondoh menuju gedung DPRD Tkt.1 Pekanbaru)Z ChNah nan demonstrasi itu apopun lah alasannyo adolah urang nan berani mangaluakan pandapek , walau di saat itu demo masih sesuatu nan dapek mambuek dikabek rezim... namun itu lah sabananyo perjuangan, buk an urang nan tingga manembak di ateh kudo sasudah parang salasai taruih maakui..."dek den ma."..mangakui kalau cuma pengikut yang memanfaatkan keadaan kok susah amat..Setelah Suharto lengser BJ Habibi berusaha melaksanakan refomasi politik termasuk keputusan mempercepat Pemilu menjadi tahun 1999 dan satu hal lagi yang sangat penting adalah "IZIN" mendirikan partai politikKeputusan ini menjadi sangat fenomenal bagi "PARA AKTIFIS DAKWAH" yang selama pemerintahan Suharto secara sembunyi2 telah melakukan pembinaan umat baik melalui "HAROKAH"2 maupun dakwah kampusLalu apakah setelah Suharto berhasil dilengserkan "Demokrasi Jalanan"
RE: [R@ntau-Net] DEMOKRASI
Mak malin semakin banyak yang mak malin sampaikan malah semakin ngawur aja kayaknya nih. -Original Message- From: abp malin bandaro [mailto:[EMAIL PROTECTED] Kalau kita nggak melihat paja ngenek al Ustadz Dr. H Nurmahmudi Ismail MSc yang kelak kemudian jadi Presiden PK di TKP, itukan karena dia adalah The next smiling general yang markaz dakwahnya disuatu tempat yang dirahasiakan disekitar kampus IPB (mossyokk pak Jenderal dan Perancang Perang harus ke battle field, ngapain aja tuh si kolonel dan bang sersan Harman: Sepengatahuan saya yang sangat dangkal dgn sejarah, Tuanku Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Jend. Besar Sudirman adalah para jenderal dan perancang perang akan tetapi lebih banyak berdiri ditengah - tengah pasukannya bahkan Bung Tomo tampil di panggung dengan gagah berani ditengah negeri ini dihadapkan moncong meriam dan senapan penjajah. Lah, klo cuman ngadepin encang Suharto aja, masak sih harus ngum pet disuatu tempat dan disembunyikan lagi. Oh iya, Rasulullah dan pamannya Hamzah si Pedang Allah, dalam peperangan tidak pernah ngumpet di persembunyian ketika genderang perang ditabuh, Bahkan Rasulullah sempat terluka dalam perang. h.katanya hendak menegakan syaria'ah Islam dan ngikuti Rasulullah, tapi ko' giliran ada perang ga' ngikuti ya tapi kalo alasannya cari aman dan ketika situasi aman baru tampil dipanggung bak pahlawan ya bisa saya terima, lah tukang becak aja sekarang sudah pada berani ngomong lantang, kemarin -kemarin...?? wassalam, harman Z Chaniago [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum WW Maap mak Malin, kalau nan iko yo... maap-maap sajo mengada-ada Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
RE: [R@ntau-Net] DEMOKRASI
Assalamu'alaikum WW Pertanyaan ambo alun Mak Malin jawab lai..., dan tanggapan ambo disisipkan di tulisan Mak Malin From: abp malin bandaro [EMAIL PROTECTED] Assalamualaikum ww Eheeeh tantu saja mak Malin indak sata demo2an kutiko itu bahkan bagi mak Malin pun indak jalas sia tu si Budiman Sujatmiko, Garda Sembiring, Forkot, Forbes, indak paralu gai dek mak Malin sia paja tu doh, namun beberapa cuplikan tentang itu bisa mak Malin lihat dan rasakan lewat rekaman vcd -- Z Ch. Sabananyo bukan soal demo-nyo, tetapi sakurangnyo si Budiman Sujatmiko, dkk tsb alah maliekkan ka Suharto baraso ado juo urang nan ndak sabaun jo Suharto itu dooo daripado lain nan mangaku indak satuju di Suharto tetapi diam-diam sajo pura-pura indak tau... Beberapa rekaman serupa alah mak Malin caliak pulo lewat VCD wakatu mak Malin mengunjungi anak mak Malin yang indekos dipondokan mahasiswa dakek lapangan Gasibu Banduang, begitupun wakatu mak Malin sadang ditampek famili di Jakarta dan Padang yang anak2nya juga aktifis kampus, bahkan Mak Malin memiliki beberapa cuplikan rekaman vcd dan foto2 berkaitan dengan peristiwa terkait Jadi untuk bisa ikut merasakan bagaimana suasana suatu peristiwa, kita kan nggak harus turut hadir di TKP, bukan ? -- Z Chan. Untuk merasakan suatu peristiwa memang nggak harus ikut hadir di TKP, tetapi kalau mengeluarkan suatu statemen tentang suatu kejadian tertentu tantu iyo paralu saksi iduik ..., nah saandainyo mangatokan suatu kejadian babeda jo nan diliek saksi iduik di TKP itu namonyo fitness hehehehesorry mak...ndak talok di ambo mangatokan kato nan sabananyo do. tetapi sakurangnyo mengada-ada lah. Oh yaa ... bahkan betapa peristiwa memilukan saudara Muslim kita di Poso dan Ambon disembelih dan dilemparkan kedalam api mesjid yang sedang menyala menggejolak pun mak Malin punya rekamannya, termasuk vcd May Kelabu Jakarta ketika para wanita terutama perempuan2 cina diperkosa habis2an rame2 lalu digorok, dicekik, disembelih dilemparkan kedalam api oleh para biadab anak bangsa ini --- Z Ch. Iko bias jadinyo ko mak..ndak fokus , tetapi ambo tanggapi lah snek., soal di Ambon dan Poso saudara Muslim kita yang jadi korban tetapi ... nan mamak liek hanyo disaat lah jadi akibat... baa ndak disaat baru jadi masalah ..dicarikan jalan kalua-nyo, toh Mak Malin baru liat di VCD... aa bana nan tajadi di sinan alun ta -representasikan lai dari VCD nan mamak liek. baitu juo soal May Kelabu, nan di vdc-kan tantu iyo nan sensasional, bukan berarti ndak ado kejadian sarupo itu tetapi hal itu baru sebagian kecil dari sebagian besar nan lain .., ado juo dunsanak awak dari cino nan balinduang di Musajik-musajik... ado juo dunsanak awak dari cino nan dilinduangi dek rang melayu Aratinyo disaat mak malin mangatokan biadab ka anak bangsa ini.. sadarilah Mak Malin juo termasuak ... sebagai anak bangsa..., dan kini hanya bisa mangatokan biadab ka diri sendiri Nan p'enting bagi mak Malin dan bagi kita semua adalah bahwa Rezim Soeharto yang sudah memerintah lebih 32 tahun itu tiba2 mengalami guncangan haibat, terlebih setelah badai ekonomi melanda Indonesiana ini dikurun 1997-98 sehingga pemerintahan korup orde baru itu segera menampak-kan kerapuhan-nya yang ditandai hancurnya nilai tukar rupiah dan meroketnya tingkat pengangguran Z Ch. Paralu juo harus disadari dek Mak Malin baraso di tahun 1997-1998 itu nan kanai krisis ekonomi itu ndak Indonesia sajo do... tetapi juo Asia Tenggara, Asia, dan Amriki sendiri.., sebagus-bagusnya pertumbuhan ekonomi Korea (Selatan) .. juga krismon di situ..., Japang-pun baitu pulo... Aratinyosebagus-bagusnya ekonomi indonesia pun...toh kalau nan krisis itu lah global.. sadonyo juo kanai efek-nyo... Ndak paralu orde baru, bukannyo komunis, atau rezim Abunawas pun kalau lah baitu... bakalan rapuah juo, aratinyo itu cuma p e m i c u.. kalau indak ado krisis ekonomi ... ndak ado demo sarupo waktu itu.. ndak ado peristiwa trisakti...ndak ado pendudukan gedung MPR., hhh mungkin orde baru masih berjaya sampai kini... Suharto masih presiden... cuma ado 2 parpol dan golkar, cuma ado aktifitas dakwah di kampus-kampus ..ndak ado PK dan mak malin ndak jadi caleg... jikalau Mak Malin cuma manunggu urang lain nan mamulai. Tidak ayal lagi demonstrasi demi demonstrasi muncul ber-tubi2 sebagai cerminan ketidak puasan rakyat atas situasi yang terjadi, tentu aja tuntutan utamanya adalah Penggantian Pemerintahan (Tamasuak di kota Pakanbaru dimana mak Malin sebagai anggota ORARI dengan call sign YC5TAB bersama BANKOM KODIM 0301 PACAD ikut memantau gelombang gerak mahasiswa Riau dari kampus UNRI, IAIN, UIR dan Univ. Lancang Kuning yang hondoh pondoh menuju gedung DPRD Tkt.1 Pekanbaru) Z Ch Nah nan demonstrasi itu apopun lah alasannyo adolah urang nan berani mangaluakan pandapek , walau di saat itu demo masih sesuatu nan dapek mambuek
RE: [R@ntau-Net] DEMOKRASI
Satahu ambo wakatu kajadian tu mak Malin sadang barado di Duri, mungkin mak Malin mandanga-dangan kaba dari urang kaurang kamudian di show up sampai kamari, kalau dihubuang-hubuangkan kasadonyo bisa berhubungan, sebagai contoh kasado kito ko adolah badunsanak ciek andunag jo niniaknyo yaitu Nabi Adam jo Hawa, Salam/IMRB -Original Message- From: harman [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, April 26, 2004 9:01 AM To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993) Subject: RE: [EMAIL PROTECTED] DEMOKRASI Ambo tambah ciek lai yo mak Z, kalau indak salah pulo ko mah, Din Syamsudin tokoh pemenang PGolkar tuh, waktu Datuak Suharto bakuaso dan AR basuaro lantang masalah suksesi kepemimpinan, beliau dan alm. Lukman Harun adolah pembela setia Suharto, beliau (DS) sampai mangatokan ka AR, sebagai urang jawa nan indak etis dan maminta supaya kampanye turunkan Suharto oleh AR segera dihentikan, iko tajadi mulonyo kutika munas Muh. di Aceh nan mamiliah AR sebagai nakhoda baru Muh. dengan suara nan cukui banyak (sesuatu nan alun pernah tajadi dlm pemilihan Ketum Muh). Dalam pendudukan ged.MPR bendera aktivis mahasiswa nan paliang banyak adolah bendera FKSMJ (Forum Komonikas Senat Mahasiswa Jakarta) sementara dari kel.kiri nan cukui radikal ado FORKOT dan FAMRED, aktivis2 mahasiswa nan agak kakiri-kirian dan radikal ko banyak didukuan oleh sesepuh TNI yg tergabung dalam BARNAS (Barisan Nasional), untuak nan Mak malin katokan kelompok Harakah Islamiyah, antahlah ambo indak banyak manjumpai di sekitar gdg. MPR/DPR tapi kalau dimusajik/mushalla kampus memang lai ado dan kalau nan dimukasuik itu HMI atau IMM iyo ado mereka disinan. Mudah - mudahan kito nan masih hiduik ko masih bisa mancaritokan sejarah secara faktual. wassalam, harman -Original Message- From: Z Chaniago [mailto:[EMAIL PROTECTED] Assalamu'alaikum WW Maap mak Malin, kalau nan iko yo... maap-maap sajo mengada-ada harusnyo nan indak tasabuik namo itu adolah si Budiman Sujatmiko, Garda Sembiring, dkk.. ,yang di klaim dek Suharto OTB., umumnyo Koko dkk iko memang agak ke kiri-kirian, dan memang mereka lah yang membuat gerakan mahasiswa jadi 'berani' keluar mulai th 1993 (yg ambo tau)... Soal gerakan pemuda Islam khususnya memang harus diakui kok cuma mendompleng kepada mereka. Baa kok ambo bakato baitu... misalnyo sajo soal SDSB.th 1993..walau yg turun memang mahasiswa muslim tetapi yang di depan awalnyasekali lagi awalnya memang mereka-mereka yang kekiri-kirian itusampai si Nuku masuak pinjaro Begitu juga pas reformasi kalau di th 1966 konon di mulai oleh KAMI, KAPPI dll. di tahun 1998 ya... jelas sekali di mulai oleh FORKOT, FORBES, Famred, SM-UI, ... dll Soal yang masuk ke gedung MPR itu.. yang menjadi cikal Partai Keadilanhahaha.. mungkin Mak Malin paralu batanyo ka si Z baa bana Partai Keadilan tabantuak dan diresmikan di Musajik Agung Al Azhar..kalau ditanyo apokoh nan mendirikan PK itu adolah nan nginap sabulan di Gegung MPRambor raso bukan Namun selain itu ., maso 32 tahun Suharto berkuasa.. posisi Mak Malin di ma ?? Wassalam Z Chaniago - Palai Rinuak -http://photos.yahoo.com/bada_masiak/ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
RE: [R@ntau-Net] DEMOKRASI
Kita juga kebetulan waktu itu sangat aktif mengikuti pada layar televisi, memang kita ngak berada di seputar gedung karena berjauhan tempat (Duri-Riau)dan cocok dengan apa yang dikemukakan oleh Pak Harman dibawah. Kok bisa yaaa kejadian yang rasanya belum lama saja masih bisa diopini-opinikan dan diputar-putar, ini kan bahagian dari sejarah Indonesia untuk mengambil sikap dalam rangka meruntuhkan orde baru dan masih berjuta-juta saksi hidup dan pelaku sejarahnya masih ada saat ini dan kalau mau film dokumenternya juga mungkin bisa didapat pada stasiun Televisi, Salam/IMRB -Original Message- From: harman [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, April 23, 2004 2:53 PM To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993) Subject: RE: [EMAIL PROTECTED] DEMOKRASI abp malin bandaro wrote: Walau kehidupan demokrasi yang masih tersisa di-kampus2 telah dibungkam oleh NKK namun mereka tidak-lah pudur sama sekali, mereka tetap ngumpul dengan HARAKAH ISLAMIYAH dimasjid2 kampus yang kelak kemudian berkobar menjadi Gerakan Reformis yang berhasil melengserkan mbah harto setelah lebih kurang sebulan menduduki kantor Dewan, mereka adalah cikal bakal PARTAI KEADILAN yang kemudian dikorbankan oleh kelompok Islam lainnya hingga ngganti nama jadi PK Sejahtera HARMAN: Ga' salah nih mak? Setahu saya seh, gerakan reformasi itu banyak digerakan oleh elemen mahasiswa spt FKMJ (UI, Tri Sakti, Atmajaya dll), Famred, Forkot juga tokoh2 LSM spt. Gunawan Muhammad, Adnan Buyung, Faisal Basri, TH Sumarta, Sri Bintang Pamungkas, Ali Sadikin dll dan tokoh yang disebut2 sebagai Lokomotif-nya Reformasi Amien Rais. Oh iya, mengenai pemuda yang bernama Nur Mahmudi Ismail, seingat saya ketika gejolak reformasi dan aksi pendudukan gd. MPR oleh mahasiswa tidak nampak dalam orasi2 di gdg tsb yg sering adalah tokoh2 yg saya sebutkan diatas, kebetulan pas lagi disana, uni saya juga ada loh... wassalam, harman -Original Message- From: abp malin bandaro [mailto:[EMAIL PROTECTED] Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
RE: [R@ntau-Net] DEMOKRASI
Assalamualaikum ww Eheeeh tantu saja mak Malin indaksata demo2an kutiko itu bahkan bagimak Malin pun indak jalas sia tu si Budiman Sujatmiko, Garda Sembiring, Forkot, Forbes, indak paralugai dek mak Malin sia paja tu doh, namun beberapa cuplikan tentangitu bisa mak Malin lihat dan rasakan lewatrekaman vcd Beberapa rekaman serupa alahmak Malin caliak pulo lewat VCDwakatu mak Malin mengunjungi anak mak Malin yang indekos dipondokan mahasiswa dakek lapangan Gasibu Banduang, begitupun wakatu mak Malin sadangditampek famili di Jakarta dan Padang yang anak2nya juga aktifis kampus, bahkanMak Malin memiliki beberapa cuplikan rekamanvcd dan foto2 berkaitan denganperistiwa terkait Jadi untuk bisa ikut merasakan bagaimana suasana suatu peristiwa, kitakan nggak harus turut hadir di TKP, bukan ? Oh yaa ... bahkan betapaperistiwamemilukan saudaraMuslim kita di Poso dan Ambon disembelih dan dilemparkan kedalam api mesjid yang sedang menyala menggejolak pun mak Malin punya rekamannya, termasuk vcd "May Kelabu" Jakartaketika para wanita terutama perempuan2 cinadiperkosa habis2an rame2 lalu digorok, dicekik, disembelih dilemparkan kedalam apioleh para biadab anak bangsa ini Nanp'enting bagi mak Malin dan bagi kita semua adalah bahwa Rezim Soeharto yang sudah memerintah lebih 32 tahun itu tiba2 mengalami guncangan haibat, terlebih setelah badai ekonomi melanda Indonesiana ini dikurun 1997-98 sehingga pemerintahankorup orde baru itu segera menampak-kan kerapuhan-nya yang ditandai hancurnya nilai tukar rupiah dan meroketnyatingkat pengangguran Tidak ayal lagi demonstrasi demi demonstrasi muncul ber-tubi2 sebagai cerminan ketidak puasan rakyat atas situasi yang terjadi, tentu aja tuntutan utamanya adalah "Penggantian Pemerintahan" (Tamasuak di kota Pakanbaru dimana mak Malin sebagai anggotaORARI dengan call sign YC5TAB bersama BANKOM KODIM 0301 PACAD ikut memantau gelombang gerakmahasiswa Riau dari kampus UNRI,IAIN, UIR dan Univ. Lancang Kuningyang hondoh pondoh menujugedung DPRDTkt.1 Pekanbaru) Setelah Suharto lengser BJ Habibi berusaha melaksanakan refomasi politik termasuk keputusan mempercepat Pemilu menjadi tahun 1999 dan satu hal lagi yang sangat penting adalah "IZIN" mendirikan partai politik Keputusan ini menjadi sangat fenomenalbagi "PARA AKTIFIS DAKWAH" yang selama pemerintahan Suharto secara sembunyi2 telah melakukan pembinaan umat baik melalui "HAROKAH"2 maupun dakwah kampus Lalu apakah setelah Suharto berhasil dilengserkan "Demokrasi Jalanan" hanya sebegitu saja tanpa ada usaha untuk meningkatkanya? Lalu apakah dizaman keterbukaanpolitik yang sudah terhampar didepan mata lantas Aktifitas Dakwah akan hanya tetap BERGERAK DIBAWAH TANAHsahaja ? Kalau gitu kita harus punya "Wadah" dong, lhaa ... wadhah oppphooo ? Ternyata lewat rapat2 rahasia dan jajak pendapat diantara para aktifis dakwah didapati70% berpandangan "Sudah tiba saatnya untuk tampil dan muncul kehadapan masyarakat Indonesia dengan FORMAT DAKWAH YANG BERBEDA dari yang biasanya Wadahnya adalah Partai Formatnya adalah Partai Dakwah Partainyaadalah PK yang dideklarasikan 9 Agustus 1998 dilapangan al Azhar Jkt Kalau kita nggakmelihat paja ngenek al Ustadz Dr. H Nurmahmudi Ismail MSc yang kelak kemudian jadi Presiden PK di TKP, itukan karena dia adalah "The next smiling general" yang markaz dakwahnya disuatu tempat yang dirahasiakan disekitarkampus IPB (mossyokk pak Jenderal dan PerancangPerang harus ke battle field, ngapain aja tuh sikolonel dan bang sersan wasalam makmalinZ Chaniago [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum WWMaap mak Malin, kalau nan iko yo... maap-maap sajo mengada-adaharusnyo nan indak tasabuik namo itu adolah si Budiman Sujatmiko, Garda Sembiring, dkk.. ,yang di klaim dek Suharto OTB., umumnyo Koko dkk iko memang agak ke kiri-kirian, dan memang mereka lah yang membuat gerakan mahasiswa jadi 'berani' keluar mulai th 1993 (yg ambo tau)...Soal gerakan pemuda Islam khususnya memang harus diakui kok cuma mendompleng kepada mereka. Baa kok ambo bakato baitu... misalnyo sajo soal SDSB.th 1993..walau yg turun memang mahasiswa muslim tetapi yang di depan awalnyasekali lagi awalnya memang mereka-mereka yang kekiri-kirian itusampai si Nuku masuak pinjaroBegitu juga pas reformasi kalau di th 1966 konon di mulai oleh KAMI, KAPPI dll. di tahun 1998 ya... jelas sekali di mul ai oleh FORKOT, FORBES, Famred, SM-UI, ... dllSoal yang masuk ke gedung MPR itu.. yang menjadi cikal Partai Keadilanhahaha.. mungkin Mak Malin paralu batanyo ka si Z baa bana Partai Keadilan tabantuak dan diresmikan di Musajik Agung Al Azhar..kalau ditanyo apokoh nan mendirikan PK itu adolah nan nginap sabulan di Gegung MPRambor raso bukanNamun selain itu ., maso 32 tahun Suharto berkuasa.. posisi Mak Malin di ma ??WassalamZ Chaniago - Palai Rinuak -http://photos.yahoo.com/bada_masiak/ Do you Yahoo!? Yahoo! Photos: High-quality 4x6 digital prints for
RE: [R@ntau-Net] DEMOKRASI
Waalaikumsalam ww Ha ha ha, Iyo indak mandanga awak wakatu tuuu namo baliau tasabuik-sabuik doh Mak Malin, baik di TV, koran, nan jaan manambah-nambah carito juo Mak Malin lai itu namonyo kurupsi juo tuu (alias korupsi data karajo urang bakecekan karajo awak kalau itu bernilai positif) ha ha ha , managakkan banang basah Mak Malin tuu, mangaku-ngaku itu aden tu, nan inyak waden juoko, . tapi kalau nan buruak ooo, urang kan banyak ndak sato den tudoh. ha ha ha. Baa caronyo ko alun jadilai Mak Malin alah mulai korupsi, ... y Kok barani bana Mak Malin mangecekkan : Mak Malin wrote: Eheeeh tantu saja mak Malin indaksata demo2an kutiko itu bahkan bagimak Malin pun indak jalas sia tu si Budiman Sujatmiko, Garda Sembiring, Forkot, Forbes, indak paralugai dek mak Malin sia paja tu doh, namun beberapa cuplikan tentangitu bisa mak Malin lihat dan rasakan lewatrekaman vcd. Paja-paja dalam artian bahaso Minang itu aratinyo anak ngenek/ketek nan indak masuk etongan dan alun diharagoi dikalayak rami. urang nan Mak Malin sabuik tu indak paja ngenek bagai tudoh. Mak Malin, .. taruihlah dengan program-program partai nan Mak Malin ayomi saat kini, tapi dengan sikap ramah, berkharisma dan sopan maaf bukan untuk ngajarin. tapi manunjuakan senek. Kita-kita juga pencinta program PKS kok tapi kalau gini terus polanya (setiap statement yang Mak Malin keluarkan selalu mengundang polemik)kita jadi berfikir juga nii lagi, .. jaa rusak santan sabalango dek nila satitiak. Salam/IMRB -Original Message-From: abp malin bandaro [mailto:[EMAIL PROTECTED]Sent: Tuesday, April 27, 2004 1:03 AMTo: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)Subject: RE: [EMAIL PROTECTED] DEMOKRASI Assalamualaikum ww Eheeeh tantu saja mak Malin indaksata demo2an kutiko itu bahkan bagimak Malin pun indak jalas sia tu si Budiman Sujatmiko, Garda Sembiring, Forkot, Forbes, indak paralugai dek mak Malin sia paja tu doh, namun beberapa cuplikan tentangitu bisa mak Malin lihat dan rasakan lewatrekaman vcd wasalam makmalin Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
RE: [R@ntau-Net] DEMOKRASI
Ambo tambah ciek lai yo mak Z, kalau indak salah pulo ko mah, Din Syamsudin tokoh pemenang PGolkar tuh, waktu Datuak Suharto bakuaso dan AR basuaro lantang masalah suksesi kepemimpinan, beliau dan alm. Lukman Harun adolah pembela setia Suharto, beliau (DS) sampai mangatokan ka AR, sebagai urang jawa nan indak etis dan maminta supaya kampanye turunkan Suharto oleh AR segera dihentikan, iko tajadi mulonyo kutika munas Muh. di Aceh nan mamiliah AR sebagai nakhoda baru Muh. dengan suara nan cukui banyak (sesuatu nan alun pernah tajadi dlm pemilihan Ketum Muh). Dalam pendudukan ged.MPR bendera aktivis mahasiswa nan paliang banyak adolah bendera FKSMJ (Forum Komonikas Senat Mahasiswa Jakarta) sementara dari kel.kiri nan cukui radikal ado FORKOT dan FAMRED, aktivis2 mahasiswa nan agak kakiri-kirian dan radikal ko banyak didukuan oleh sesepuh TNI yg tergabung dalam BARNAS (Barisan Nasional), untuak nan Mak malin katokan kelompok Harakah Islamiyah, antahlah ambo indak banyak manjumpai di sekitar gdg. MPR/DPR tapi kalau dimusajik/mushalla kampus memang lai ado dan kalau nan dimukasuik itu HMI atau IMM iyo ado mereka disinan. Mudah - mudahan kito nan masih hiduik ko masih bisa mancaritokan sejarah secara faktual. wassalam, harman -Original Message- From: Z Chaniago [mailto:[EMAIL PROTECTED] Assalamu'alaikum WW Maap mak Malin, kalau nan iko yo... maap-maap sajo mengada-ada harusnyo nan indak tasabuik namo itu adolah si Budiman Sujatmiko, Garda Sembiring, dkk.. ,yang di klaim dek Suharto OTB., umumnyo Koko dkk iko memang agak ke kiri-kirian, dan memang mereka lah yang membuat gerakan mahasiswa jadi 'berani' keluar mulai th 1993 (yg ambo tau)... Soal gerakan pemuda Islam khususnya memang harus diakui kok cuma mendompleng kepada mereka. Baa kok ambo bakato baitu... misalnyo sajo soal SDSB.th 1993..walau yg turun memang mahasiswa muslim tetapi yang di depan awalnyasekali lagi awalnya memang mereka-mereka yang kekiri-kirian itusampai si Nuku masuak pinjaro Begitu juga pas reformasi kalau di th 1966 konon di mulai oleh KAMI, KAPPI dll. di tahun 1998 ya... jelas sekali di mulai oleh FORKOT, FORBES, Famred, SM-UI, ... dll Soal yang masuk ke gedung MPR itu.. yang menjadi cikal Partai Keadilanhahaha.. mungkin Mak Malin paralu batanyo ka si Z baa bana Partai Keadilan tabantuak dan diresmikan di Musajik Agung Al Azhar..kalau ditanyo apokoh nan mendirikan PK itu adolah nan nginap sabulan di Gegung MPRambor raso bukan Namun selain itu ., maso 32 tahun Suharto berkuasa.. posisi Mak Malin di ma ?? Wassalam Z Chaniago - Palai Rinuak -http://photos.yahoo.com/bada_masiak/ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
RE: [R@ntau-Net] DEMOKRASI
Assalamu'alaikum wr.wb., Mangko Z, Soeharto katiko itu sabana urang bagak. Sabana urang santiang nan indak talok dek sia juo doh kamalawan. Tahun 78, mahasiswa Banduang, tarutamuno mahasiswa ITB tarang-tarangan manulak Soeharto jadi presiden untuak nan barikuik kalino. Jo caro elok-elok, sambia mangana-an nan bahaso awakno alah duo kali limo tahun mamarentah, sampai jo caro nan labiah kareh jo demo. Akibaikno katiko itu kampus ITB diduduki tantara, katua DM no sarato panguruih DM ditangkoki dek anak buah Soeharto. Nan paliang sadiah bana sajak itu DM seluruh Universitas di bekukan jo Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK). Mako abihlah 'parlawanan' mahasiswa tu katiko itu. Takana pulo di ambo, katiko kamuloi ka bakarajo di tampek ambo bakarajo sampai kiniko di tahun 80 awal. Calon pagawai tu di screening daulu dek petugas security nan adolah tentara nan diagiah pakaian sipil. Ado formulir nan harus diisi nan didalamno ado tanyo tantang sia namo inyiak jo enek awak bagai. Ado tanyo tantang sia pamimpin nan jadi idola awak. Ambo takana katiko itu manjawab, pamimpin nan jadi idola ambo Rasulullah, jawek ambo. Habih ambo diinterogasi jo tanyo macam-macam sasudah itu. Sambia diansuano saketek-saketek maarahkan. 'Rasulullah itu talampau ideal tu,' kecekno. Nan manusia biasolah, kecekno pulo. Ambo jawab Rajo Faisal dari Arab Saudi, sakadar manjawab-jawab sajo. Banyak pulo tambah tanyono. Nan urang Indonesialah, jano. Ambo jawab Bung Hatta. Nan lain pado itu? Nan masih aktif kini? Ambo jawab indak ado. Bangih patugas security tukang screening tu. Sampai maancam. 'Sampeyan bisa dinyatakan tidak lulus, dan bisa tidak jadi bekerja kalau sampeyan menjawabnya masih main-main,' kecekno. Ambo jawab, saya tidak main-main. Saya menjawab sejujurnya. Soal diterima atau tidak, itukan ibaraik urang manggaleh, ambo ka manjua tanago. Parusahaan ko ka mambali tanago. Kalau paralu dino ambo, bajadi. Kalau indak, indak baa pulo doh. Kalau bapak merasa bisa menggagalkan saya untuk bekerja ya silahkan, jawek ambo pulo. Katiko itu umua alun tigo puluah lai doh jadi lai juo agak nekaik saketek. Kasudahan kaji, tatap juo ambo ditarimo, bakarajo sampai kini. Sasudah itu tiok sabanta ado juo screening tu. Biasono ambo paele-elean baitu sajo, walaupun kadang-kadang, untuak maimaik tanago ambo iyo-iyoan juo sakali-sakali. Datang pulo katiko urang musti mancucuak Golkar bahkan manjadi anggota Golkar. Nan tarakhirko dek massal, tamasuak juolah ambo kadalam. Tapi nan pakaro mamiliah, iyo alhamdulillah, alun panah lai doh. Cuma, itu. Amboko bukan urang fulitik. Eh, baa dek panjang lo jadino goh? Itu sajolah dulu. Wassalamu'alaikum wr.wb., Lembang Alam --- Z Chaniago [EMAIL PROTECTED] wrote: Assalamu'alaikum Ww Hahahaha.bukan berarti urang lain bodoh kan untuak ndak malawan, = St. Lembang Alam __ Do you Yahoo!? Yahoo! Photos: High-quality 4x6 digital prints for 25¢ http://photos.yahoo.com/ph/print_splash Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
[R@ntau-Net] DEMOKRASI
Assalamualaikum wr.wb., DEMOKRASI Apakah saya pengagum demokrasi? Entahlah. Tapi saya menyukai kalau setiap orang diberi kebebasan mengeluarkan pendapat, memilih dengan merdeka, jauh dari intimidasi, provokasi, takut-takuti dan sebangsanya. Entah apa yang akan dikatakan Soeharto melihat cara demokrasi yang tumbuh saat ini. Dimana setiap orang boleh memilih, boleh mengeluarkan pendapat dengan bebas. Berbeda sekali dengan jaman ketika dia memerintah. Kita tentu masih ingat betapa takutnya Soeharto dengan persaingan. Partainya watu itu diharuskan memenangkan pemilu dengan semutlak-mutlaknya. Maka partai-partai lawan harus diikat erat-erat dan mulutnya disumpal sebelum diadu dengan partai Soeharto yang bebas bersuara sendiri, bersorak sendiri. Dan sesudah itu mereka bangga sekali kalau bisa menang sampai 99% di daerah-daerah. Begitu pula untuk pemilihan kepala-kepala daerah. Untuk tingkat kota/kabupaten maupun propinsi boleh ada tiga calon, tapi sejak awal sudah diketahui secara umum bahwa yang dua hanya sekedar pemantas. Bahkan kalau terjadi, pemantas itu sampai menang seperti kasus Ismail Suko menjadi gubernur Riau, Soeharto punya cara untuk menganulirnya. Sedangkan untuk memilih presiden, Soeharto takut sekali kalau ada calon lain, maka setiap kali pemilu dia harus muncul sebagai calon tunggal. Hebat nian Soeharto. Dia bisa menguasai bangsa ini dengan sesukanya selama jangka waktu puluhan tahun. Sekarang, negeri ini akan memilih presiden dan wakil presiden secara demokratis sekali, semua warga negara yang sudah berumur 17 tahun atau lebih akan ikut memilih. Baru pertama kali ini cara seperti ini (akan) dilakukan. Cukup menarik. Terlepas dari rasa suka atau tidak suka terhadap sistim demokrasi, menurut pendapat saya cara pemilihan secara demokrasi seperti ini, satu orang satu suara untuk menentukan pilihan baik untuk memilih anggota legislatif maupun untuk memilih kepala negara, gubernur, bupati dan seterusnya sangat bagus dan mudah-mudahan lebih bisa dipertanggung jawabkan. Perubahan cara memilih ini merupakan bagian dari perubahan aturan yang ada dalam UUD 45. Sangatlah terheran-herannya saya, ada tokoh-tokoh sepuh negeri ini menghendaki agar pengaturan negeri ini dikembalikan ke UUD 45 yang tidak direvisi. Sejauh ini sudah ada empat capres confirmed yaitu, Megawati, Amien Rais, SBY dan Wiranto. Masih mungkin ada dua calon lagi mewakili PKB dan PPP. Baru ada satu orang cawapres confirmed yakni Yusuf Kalla yang akan berduet dengan SBY. Benar-benar hanya Allah saja yang tahu siapa yang akan dijadikan Allah pemimpin negeri ini untuk lima tahun kedepan. Dan ini adalah saatnya kita berdoa, memohon kepada Allah SWT agar kiranya Allah menjadikan seorang pemimpin yang benar-benar amanah dan jujur untuk memimpin bangsa kita yang besar ini. Wassalamualaikum wr.wb., Lembang Alam = St. Lembang Alam __ Do you Yahoo!? Yahoo! Photos: High-quality 4x6 digital prints for 25¢ http://photos.yahoo.com/ph/print_splash Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
Re: [R@ntau-Net] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban
Assalamu'alaikum wr.wb. Sanak Harman, Tapek bana kesimpulan nan Harman tuliskan iko. Memang kekhalifahan nan da Ad bayangkan pelaksanaannyo mirip dengan demokrasi nan sadang awak pakai kini. Cuman ado point point penting nan Demokrasi indak bisa memenuhi kebutuhan umat islam. 1. Kewajiban kita mentaati pemimpin. 2. Kewajiban kita memilih pemimpin itu dari umat islam. 3. Hukum2 yang kita pakai harus mengacu kepada hukum yang tidak bertentangan dengan yang digariskan oleh Allah swt (syari'ah Islam) Inilah sebenarnya yang esential dalam pemilihan negara khilafah dibandingkan demokrasi. Dalam negara khilafah cuma ada satu imam / pemimpin agama yaitu pemimpin negara merangkap pemimpin agama. Dalam negara2 yang menganut kekhalifahan, tidak diizinkan adanya imam yang lain, karena ini sudah suatu makar dan salah satu dalil yang kebetulan memang sangat tegas dan keras, bahwa bila sudah ada satu imam / khalifah yang terpilih maka yang datang kemudian (mengaku ngaku) harus dibunuh. (maaf ini kita bicara teori, praktek bisa saja berbeda). Jadi bisa dibayangkan, dalam negara khilafah umat Islam bisa / dipaksa untuk bersatu dibawah satu pimpinan. Dan bisa dikontrol timbulnya kelompok2 kecil yang bisa menjadi duri dalam pemerintahan. Inilah sekarang yang terjadi dan menjadi dampak negatip dalam demokrasi di Indonesia, semakin merebaknya kelompok islam2 yang militant / bergaris keras. Seperti halnya bashir (siapa itu, maaf lupa nama lengkapnya) yang berkata lantang dan meneriakkan amrik infidel, kelompok2 seperti ini walaupun bukan wakil pemerintah namun bisa memberikan image yang salah tentang Indonesia dan umat Islam di indonesia secara umumnya. Yang berujung semakin sulitnya kita diterima dalam pergaulan internasional. Dulu insya Allah jaman Soeharto, hal2 seperti ini tak pernah terjadi, kalaupun terjadi langsung digulung dan dibekukan seperti kasus Imron / islam jamaah dulu. tapi bukan berarti era soeharto ini yang kita inginkan untuk kembali, namun ini hanya suatu contoh bahwa demokrasi dikita sekarang ini cuma menimbulkan dampak negatip daripada positipnya. kenapakah begitu...? karena islam dan umat islam adalah berbeda dengan umat nasrani. Umat nasrani bisa menjalankan negara sekuler karena agama mereka sendiri sudah berfikir secara sekuler, artinya urusan dunia diurus negara, urusan akhirat diurus gereja. Sehingga jangan heran kalau sehari hari mereka berbuat yang melanggar ajaran agamanya asal tidak melanggar hukum negara maka mereka akan selamat, kalau mereka berdosa mereka kembali kegereja meminta pengampunan dosa dan mereka sudah kembali bersih. Lihatlah bedanya dengan umat islam..., kalau ada yang melanggar ajaran agama maka secara otomatis umat islam akan menghukumi orang tersebut (secara sosial), contohnya bila ada yang ketahuan berzinah dikampung, maka walau tidak ada aturannya dalam negara demokrasi orang berzinah harus dihukum, namun rakyat sekelilingnya akan menghukum orang yang berbuat tersebut. Disinilah salah satu contoh akhirnya terjadi perbenturan antara demokrasi dan umat islam. Demokrasi adalah kebebasan, berbagai macam freedom telah disusun agar hak2 individu seseorang tidak dilanggar. Mungkinkah kebebasan ini bisa diterapkan pada umat islam yang taat pada Allah dan ajaranNya..? Yang paling pas adalah bagaimana mengakomodasi kebutuhan umat islam (95% penduduk Indonesia) agar bisa tetap menjalankan ajaran agamanya, yaitu satu satunya cara negara harus bisa mengambil hukum2 yang berdasarkan syari'ah islam. Kalau syari'ah islam sudah diakui sebagai satu sumber hukum, maka akan sampai kepada kewajiban beramir / ulil amri yang cuma boleh satu adanya didalam umat islam. Tidak percaya, kita lihat unit yang kecil yaitu imam sembahyang., jika kita masuk kedalam mesjid dan sedang terjadi shalat jamaah, maka kita harus ikut jadi ma'mum masbuq sekalipun salatnya tinggal satu rakaat, tidak boleh kita mendirikan jamaah yang baru sampai jamaah yang pertama selesai mengucap salam. Lagipula bukankah jari yang lima lebih kuat dari jari yang satu. Bukankah Islam akan semakin kuat kalau kita menjadi satu jamaah yang besar, dibandingkan kita menjadi jamaah2 yang kecil, yang dengan mudah dipecah belah dan dibentur benturkan oleh orang yang tidak ingin melihat islam bersatu dan bangkit menjadi bangsa yang kuat. Saya yakin dulu terjadinya perpecahan kelompok Islam menjadi NU dan MD tadinya berasal karena kepentingan politik saja., dan bukan semata mata karena kepentingan umat. Kalau kita tidak juga menyadari bahwa umat Islam di Indonesia harus bersatu, maka janganlah harap dalam sepuluh, duapuluh tahun lagi kita akan terlepas dari keterpurukan ini. Kita cuma akan bergolak mencari formulasi demokrasi yang pas untuk indonesia, sedang amrik saja yang cuma punya persoalan rasialis dulu2 membutuhkan puluhan bahkan ratusan tahun sebelum menjadi negara demokrasi seperti sekarang. Sekarang juga demokrasi tertolong disana karena sarana/prasarana mereka sudah kuat dan berjalan dengan teratur. Contohnya bila ada
RE: [R@ntau-Net] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban
Wa'alaikumsalam wr.wb Da Ad nan bijaksana yang InsyaALLAH dirahmati ALLAH, Meski penjelasan - penjelasan yang da Ad sampaikan hari ini banyak yang belum menjawab berbagai pertanyaan seputar sistim ke Khalifahan akan tetapi ada point penting yang menurut saya lebih realistis dan applicable yaitu : Adrisman wrote: Mungkin malaysia adalah adalah salah satu contoh yang perlu kita pelajari, dimana hybrid antara demokrasi dan syari'ah islam nampaknya berjalan dengan mulus, warga2 cina yang non muslimpun disana hidup tenang dan berbaur dengan sesama melayu secara rukun. Dari paragraph akhir ini saya menyimpulkan (maaf kalau salah) bahwa penegakan syari'ah Islam tidak mesti dalam bentuk kekhalifahan, sistim demokrasipun bisa dijadikan tools bagi penegakan syari'ah Islam. Dan ini adalah merupakan penerapan poin ke tiga dari tiga poin yang da Ad sampaikan, sedangkan point 1 2 itu lebih banyak mengarah kepada individu2 ummat Islam bukan bagian dari sistim dan hal itu saat ini pun sedang berjalan. Terima kasih atas kesempatan diskusi yang diberikan dan saya masih menunggu apakah pertemuan yang di Harvard spt yang pernah disampaikan akan mampu merumuskan konsep ke Khalifahan dari sisi praksis nya bukan sekedar membuka-buka catatan lama yang hanya mengarah pada romantisme masa lalu. Tapi ba a lo da Ad masih menyimpan su'zon ttg duo ormas nan lah tuo (NU MD). Setahu ambo Ahmad Dahlan mendirikan MD sangaik jauh dari kepentingan politik jiko dalam perjalanannyo pernah mem bidani kelahiran partai (Masyumi PAN) itu labiah tape kalau di katokan bagian dari dinamika organisasi/perserikatan. Dan jika ado gesekan bukan dikarenakan kepentingan politik akan tetapi pertentangan dalam masalah furu'iyah (niat, qunut, tahlilan, selamatan dll) ini karena prinsip MD yang dikenal dgn TBC (Taklid, Bid'ah dan ...ah lupo lo ambo a nan C nyo ko mah). wallahualam. wassalam, harman nb. Sayangnya da Ad, Aceh hingga kini alun bisa menampilkannya secara utuh, mungkin dek karano masih adonyo konflik/instabilitas keamanan. -Original Message- From: Adrisman [mailto:[EMAIL PROTECTED] Assalamu'alaikum wr.wb. Sanak Harman, Tapek bana kesimpulan nan Harman tuliskan iko. Memang kekhalifahan nan da Ad bayangkan pelaksanaannyo mirip dengan demokrasi nan sadang awak pakai kini. Cuman ado point point penting nan Demokrasi indak bisa memenuhi kebutuhan umat islam. 1. Kewajiban kita mentaati pemimpin. 2. Kewajiban kita memilih pemimpin itu dari umat islam. 3. Hukum2 yang kita pakai harus mengacu kepada hukum yang tidak bertentangan dengan yang digariskan oleh Allah swt (syari'ah Islam) Inilah sebenarnya yang esential dalam pemilihan negara khilafah dibandingkan demokrasi. Dalam negara khilafah cuma ada satu imam / pemimpin agama yaitu pemimpin negara merangkap pemimpin agama. Dalam negara2 yang menganut kekhalifahan, tidak diizinkan adanya imam yang lain, karena ini sudah suatu makar dan salah satu dalil yang kebetulan memang sangat tegas dan keras, bahwa bila sudah ada satu imam / khalifah yang terpilih maka yang datang kemudian (mengaku ngaku) harus dibunuh. (maaf ini kita bicara teori, praktek bisa saja berbeda). Jadi bisa dibayangkan, dalam negara khilafah umat Islam bisa / dipaksa untuk bersatu dibawah satu pimpinan. Dan bisa dikontrol timbulnya kelompok2 kecil yang bisa menjadi duri dalam pemerintahan. Inilah sekarang yang terjadi dan menjadi dampak negatip dalam demokrasi di Indonesia, semakin merebaknya kelompok islam2 yang militant / bergaris keras. Seperti halnya bashir (siapa itu, maaf lupa nama lengkapnya) yang berkata lantang dan meneriakkan amrik infidel, kelompok2 seperti ini walaupun bukan wakil pemerintah namun bisa memberikan image yang salah tentang Indonesia dan umat Islam di indonesia secara umumnya. Yang berujung semakin sulitnya kita diterima dalam pergaulan internasional. Dulu insya Allah jaman Soeharto, hal2 seperti ini tak pernah terjadi, kalaupun terjadi langsung digulung dan dibekukan seperti kasus Imron / islam jamaah dulu. tapi bukan berarti era soeharto ini yang kita inginkan untuk kembali, namun ini hanya suatu contoh bahwa demokrasi dikita sekarang ini cuma menimbulkan dampak negatip daripada positipnya. kenapakah begitu...? karena islam dan umat islam adalah berbeda dengan umat nasrani. Umat nasrani bisa menjalankan negara sekuler karena agama mereka sendiri sudah berfikir secara sekuler, artinya urusan dunia diurus negara, urusan akhirat diurus gereja. Sehingga jangan heran kalau sehari hari mereka berbuat yang melanggar ajaran agamanya asal tidak melanggar hukum negara maka mereka akan selamat, kalau mereka berdosa mereka kembali kegereja meminta pengampunan dosa dan mereka sudah kembali bersih. Lihatlah bedanya dengan umat islam..., kalau ada yang melanggar ajaran agama maka secara otomatis umat islam akan menghukumi orang tersebut (secara sosial), contohnya bila ada yang ketahuan berzinah dikampung, maka walau tidak ada aturannya dalam negara demokrasi orang berzinah harus dihukum,
RE: [R@ntau-Net] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban
Assalamualaikum ww Maaf numbang nimbrung sakaciak Penegak-an Syariat Islam tentu saja nggak harus mendirikan kekhalifahan Islam sekarang, itu nantik2lahsasudah ko, insya Allah kalau semua kesiapan untuk itu lah ok Kayaknyonan mendesak bana kiniko adolahmengawasi dijalankan-nya SyariatIslamdikalangan pemeluk agama Islam dinegara kita yag mayoritas Islam initentu saja dalam bingkai persatuan umat dan bangsa Buek samantaro model Malaysia juga tidak jelek kok, it is ok Baa caronyo supayo kito bisa ka-arah itu? Maripabanyak pemimpin dan politisi yangmampunyoikomitmen tinggi ka-arah itu, yaitu mereka2 yang telah: 1. Secara Sipiritualis memiliki komitment terhadap visi, misi dan nilai2 (value) yang dianut, tetu saja dalam hal ininilai2 religius (Islam) 2. Memandang persoalan2 agama dengan sikap yang rasional Tentu saja yang mendesak saat ini dalam konteks Indonesiana adalah pandangan dan sikap tegas terhadap penyelewengan aturan2 agamaIslam terlebih dalam hal pemberantasan korupsi yang sudah sangat kronis dinegeri yangpenduduk Islamnya terbesarini wasalam abp52harman [EMAIL PROTECTED] wrote: Wa'alaikumsalam wr.wbDa Ad nan bijaksana yang InsyaALLAH dirahmati ALLAH,Meski penjelasan - penjelasan yang da Ad sampaikan hari ini banyak yang belum menjawab berbagai pertanyaan seputar sistimke Khalifahan akan tetapi ada point penting yang menurut saya lebih realistis dan applicable yaitu :Adrisman wrote:Mungkin malaysia adalah adalah salah satu contoh yang perlu kita pelajari, dimana hybrid antara demokrasi dan syari'ah islam nampaknya berjalan dengan mulus, warga2 cina yang non muslimpun disana hidup tenang dan berbaur dengan sesama melayu secara rukun.Dari paragraph akhir ini saya menyimpulkan (maaf kalau salah)bahwa penegakan syari'ah Islam tidak mesti dalam bentuk kekhalifahan, sistim demokrasipun bisa dijadikan tools bagi penegakan syari'ah Islam. Dan ini adalah merupakan penerapan poinke tiga dar i tiga poin yang da Ad sampaikan, sedangkan point 1 2 itu lebih banyak mengarah kepada individu2 ummat Islam bukanbagian dari sistim dan hal itu saat ini pun sedang berjalan.Terima kasih atas kesempatan diskusi yang diberikan dan saya masih menunggu apakah pertemuan yang di Harvard spt yang pernahdisampaikan akan mampu merumuskan konsep ke Khalifahan dari sisipraksis nya bukan sekedar membuka-buka catatan lama yang hanya mengarah pada romantisme masa lalu.Tapi ba a lo da Ad masih menyimpan su'zon ttg duo ormas nan lahtuo (NU MD). Setahu ambo Ahmad Dahlan mendirikan MD sangaikjauh dari kepentingan politik jiko dalam perjalanannyo pernah membidani kelahiran partai (Masyumi PAN) itu labiah tape kalau dikatokan bagian dari dinamika organisasi/perserikatan.Dan jika ado gesekan bukan dikarenakan kepentingan politik akantetapi pertentangan dalam masalah furu'iyah (niat, qunut, tahlilan, selamatan dll) ini karena prinsip MD yang dikenal dgnTBC (Taklid, Bid'ah dan ...ah lupo lo ambo a nan C nyo ko mah).wallahualam.wassalam,harmannb. Sayangnya da Ad, Aceh hingga kini alun bisa menampilkannyasecara utuh, mungkin dek karano masih adonyo konflik/instabilitaskeamanan.-Original Message-From: Adrisman [mailto:[EMAIL PROTECTED]Assalamu'alaikum wr.wb.Sanak Harman,Tapek bana kesimpulan nan Harman tuliskan iko. Memang kekhalifahan nan da Adbayangkan pelaksanaannyo mirip dengan demokrasi nan sadang awak pakai kini.Cuman ado point point penting nan Demokrasi indak bisa memenuhi kebutuhanumat islam.1. Kewajiban kita mentaati pemimpin.2. Kewajiban kita memilih pemimpin itu dari umat islam.3. Hukum2 yang kita pakai harus mengacu kepada hukum yang tidak bertentangandengan yang digariskan oleh Allah swt (syari'ah Islam)Inilah sebenarnya yang esential dalam pemilihan negara khilafah dibandingkandemokrasi. Dalam negara khilafah cuma ada satu imam / pemimpin agama yaitupemimpin negara merangkap pemimpin agama.Dalam negara2 yang menganut kekhalifahan, tidak diizinkan adanya imam yanglain, karena ini sudah suatu makar dan salah satu dalil yang kebetulanmemang sangat tegas dan keras, bahwa bila sudah ada satu imam / khalifahyang terpilih maka yang datang kemudian (mengaku ngaku) harus dibunuh. (maafini kita bicara teori, praktek bisa saja berbeda).Jadi bisa dibayangkan, dalam negara khilafah umat Islam bisa / dipaksa untukbersatu dibawah satu pimpinan. Dan bisa dikontrol timbulnya kelompok2 kecilyang bisa menjadi duri dalam pemerintahan. Inilah sekarang yang terjadi danmenjadi dampak negatip dalam demokrasi di Indonesia, semakin merebaknyakelompok islam2 yang militant / bergaris keras. Seperti halnya bashir (siapaitu, maaf lupa nama lengkapnya) yang berkata lantang dan meneriakkan amrikinfidel, kelo mpok2 seperti ini walaupun bukan wakil pemerintah namun bisamemberikan image yang salah tentang Indonesia dan umat Islam di indonesiasecara umumnya. Yang berujung semakin sulitnya kita diterima dalam pergaulaninternasional.Dulu insya Allah jaman Soeharto, hal2 seperti ini tak pernah terjadi,kalaupun terjadi langsung digulung dan
Re: [R@ntau-Net] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban
Assalamu'alaikum wr. wb. Sanak Harman jo sanak kasadonyo di palanta. Mudah mudahan awak kasadonyo masih tetap dirahmati Allah swt dan tali keimanan iko hendaknyo tetap bisa awak jago sampai akhir hayat nanti. Nampaknyo memang diskusi awak alah sampai jo kesimpulan nan Harman sampaikan dibawah iko, walau da Ad mengakui nan realistis untuak maso2 kini memang cuma demokrasi nan bisa ditarimo banyak urang. Bahkan Iran nan jaleh jaleh pemerintahannyo berdasarkan hukum Islam sapanuahnyo, tatap indak namuah menggunakan istilah negara kekhalifahan sebaliknya tetap menyebut negaranya negara demokrasi. Pada akhirnyo memang awak harus realistis dan kasadonyo memerlukan proses, kalaulah demokrasi sudah menjadi kesepakatan nasional, mako nan bisa awak harapkan sebagai rakyat yang beragama islam, iyolah agar kepentingan umat islam tetap lebih didahulukan oleh siapun beko nan memimpin negara. Mudah mudahan pemerintah nan bakal awak piliah nanti, jadi pemerintah nan kuek dan berwibawa, jan pulo sampai terjadi saroman kasus pak AR tempo hari, indak bisa masuak kasalah satu daerah untuak maagiah ceramah karano daerah itu basis salah satu ormas islam nan lain.. Iko benar benar menurunkan wibawa petinggi negara nan alah diberi mandat resmi oleh seluruh bangsa dan juo manunjuakkan awak urang islam alun juo mendahulukan ukhuwah islamiyah. Da Ad juo mengucapkan tarimo kasih banyak ateh diskusi awak nan menarik iko, walau aa nan menjadi angan2 da Ad agar umat Islam bisa bersatu dibawah satu kepemimpinan cuma tingga angan2, namun bialah kini cuma jadi angan2 mudah mudahan dimaso maso nanti angan2 iko bisa jadi kenyataan. Da Ad juo minta maaf alah su'udzon jo kaduo ormas terbesar di Ina tersebut. Itu cuma semata mata karano da Ad ingin bana maliek awak bangkit dan salah satunyo nan tapikia di da Ad iyolah awak mesti bersatu dengan mencari banyak2 persamaan dan manjauhkan perbedaan diantaro kito. Akhirul kalam, marilah awak kasadonyo berdoa dan minta ampun ka nan Kuaso, semoga keterpurukan nagari awak kini bukanlah suatu siksaanNyo tapi cuma suatu ujian agar awak dimaso maso mendatang bisa labiah kuek. Mungkin alah cukuik diskusi awak sampai disiko yo Harman, bialah awak mundur kasuduik dulu, awak agiah pulo sanak nan lain katangah mambaok topik2 nan lain nan mungkin labiah paguno untuak dibaok katangah. Tarimo kasih yo Harman, mudah mudahan awak bisa badiskusi jo topik nan lain dimaso maso mendatang. Alhamdulillah jaza kallohu khoiron. wassalam Adrisman nb. Marilah awak berdo'a semoga sanak2 awak di Aceh bisa capek mendapat ketenangan dan bisa kembali beraktivitas saroman awak2 disiko. - Original Message - From: harman [EMAIL PROTECTED] To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993) [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, March 10, 2004 8:26 PM Subject: RE: [EMAIL PROTECTED] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban Wa'alaikumsalam wr.wb Da Ad nan bijaksana yang InsyaALLAH dirahmati ALLAH, Meski penjelasan - penjelasan yang da Ad sampaikan hari ini banyak yang belum menjawab berbagai pertanyaan seputar sistim ke Khalifahan akan tetapi ada point penting yang menurut saya lebih realistis dan applicable yaitu : Adrisman wrote: Mungkin malaysia adalah adalah salah satu contoh yang perlu kita pelajari, dimana hybrid antara demokrasi dan syari'ah islam nampaknya berjalan dengan mulus, warga2 cina yang non muslimpun disana hidup tenang dan berbaur dengan sesama melayu secara rukun. Dari paragraph akhir ini saya menyimpulkan (maaf kalau salah) bahwa penegakan syari'ah Islam tidak mesti dalam bentuk kekhalifahan, sistim demokrasipun bisa dijadikan tools bagi penegakan syari'ah Islam. Dan ini adalah merupakan penerapan poin ke tiga dari tiga poin yang da Ad sampaikan, sedangkan point 1 2 itu lebih banyak mengarah kepada individu2 ummat Islam bukan bagian dari sistim dan hal itu saat ini pun sedang berjalan. Terima kasih atas kesempatan diskusi yang diberikan dan saya masih menunggu apakah pertemuan yang di Harvard spt yang pernah disampaikan akan mampu merumuskan konsep ke Khalifahan dari sisi praksis nya bukan sekedar membuka-buka catatan lama yang hanya mengarah pada romantisme masa lalu. Tapi ba a lo da Ad masih menyimpan su'zon ttg duo ormas nan lah tuo (NU MD). Setahu ambo Ahmad Dahlan mendirikan MD sangaik jauh dari kepentingan politik jiko dalam perjalanannyo pernah mem bidani kelahiran partai (Masyumi PAN) itu labiah tape kalau di katokan bagian dari dinamika organisasi/perserikatan. Dan jika ado gesekan bukan dikarenakan kepentingan politik akan tetapi pertentangan dalam masalah furu'iyah (niat, qunut, tahlilan, selamatan dll) ini karena prinsip MD yang dikenal dgn TBC (Taklid, Bid'ah dan ...ah lupo lo ambo a nan C nyo ko mah). wallahualam. wassalam, harman nb. Sayangnya da Ad, Aceh hingga kini alun bisa menampilkannya secara utuh, mungkin dek karano masih adonyo konflik/instabilitas keamanan.
Re: [R@ntau-Net] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban
Assalamu'alaikum wr. wb. Mak Hasanbasri, sanak Harman jo sanak kasadonyo di palanta. Mari kito lanjutkan bincang2 awak mengenai kekhalifahan dan implementasinyo dalam kehidupan modern iko. Karena diskusi kita ini bukanlah menulis jurnal ilmiyah, jadi yang saya tulis juga semampu dan seingat saya saja, tolong sekiranya kurang tepat agar dibetulkan jika benar diiyakan. Tak perlu segan merasa telah melecehkan atau merasa berseberangan..., kadang kala diskusi2 seperti ini akan melahirkan wacana wacana baru dan tidak tertutup kemungkinan nantinya menjadikan kita semakin tahu dan cinta dengan agama kita ini. Ingatlah saya tidak anti demokrasi, bahkan saya hidup merasa lebih aman dan tenang beragama setelah tinggal dinegara demokrasi ini. Namun kenyamanan pribadi tidak berarti membuat kita harus melupakan ajaran2 dan petunjuk yang telah digariskan Allah dalam Alqur'an dan kemudian dicontohkan oleh rasullullah dalam sunnahnya. Bertolak dari dalil2 alqur'an dan sunnah rasul yang kemudian dilanjutkan oleh para sahabat, maka tidak ada keragu-raguan sedikitpun bahwa umat islam itu harus mempunyai ulil amri (amirul mukminin). Kalau kita pelajari dalam Al-quran memang tidak ada secara explisit bahwa bentuk negara itu harus begini atau begitu, bila kita telitipun hukum2 yang ada dalam Alqur'an mungkin cuma ada sekitar 200 sampai 400 hukum saja yang menyangkut legal matters, semuanya kebanyakan mengatur mengenai keimanan dan hubungan horizontal diantara ummah, jauh sangat sedikit jumlahnya bila dibandingkan dengan negara2 demokrasi yang mempunyai hukum2 sampai ribuan banyaknya. Perintah mentaati ulil amri ini adalah satu satunya yang mengisyaratkan pada kita bahwa ummat islam itu harus ada pemimpinnya, pemimpin yang harus ditaati, tidak ada gunanya punya pemimpin kalau tidak bisa kita taati. Mengingat perintah dari Allah adalah wajib dan meninggalkannya adalah berdosa, maka tentu saja memilih pemimpin adalah bukan hal yang main2. Seperti halnya sekarang dengan demokrasi yang kita punyai akhirnya terpilih Megawati (maaf tidak dengan berniat menghakimi) , sebagaimana perintah Allah agar kita harus mentaati ulil amri, lantas bagaimana kita bisa mentaati seorang pimpinan kalau hal2 yang nampak saja sudah menunjukkan bahwa beliau menentang perintah Allah (tidak berkerudung misalnya, membiarkan anggota2 kabinetnya, saudara2nya berkorupsi ria). Dalam petunjuk Islam jika pemimpin kita melanggar perintah Allah maka dia harus kita tinggalkan. Kemudian lagi seandainya PDS nanti menang dan akhirnya terpilih seorang pemimpin yang bukan muslim, bagaimana umat ini nantinya...? janganlah bilang ini tidak mungkin, karena sudah terjadi di Aljazair misalnya, mungkin juga di nigeria. Seorang pemimpin ummat bukanlah manusia biasa dia haruslah manusia luar biasa, terpilih dari yang terbaik. Lihatlah bahkan di negara2 demokrasi seperti di amrik saja dituntut pemimpinnya mesti mempunyai moral yang baik, sekalipun negara itu menjunjung tinggi kebebasan / freedom. namun khusus untuk pemimpin, moral2 yang tinggi masih menjadi tuntutan masyarakat. Sebagaimana diyakini oleh kita semua bahwa Alqur'an adalah suatu mu'jzat, maka dengan hanya beberapa ratus saja perangkat hukum yang digariskan oleh Allah swt, namun ini sudah cukup untuk menyelamatkan umat manusia ini dari perbuatan2 yang tidak di ridhaiNya. Kembali kepada pertanyaan mak sutan dan sanak harman bagaimana caranya memilih dan menurunkan khalifah, sebagaimana yang saya postingkan tempo hari bahwa dibutuhkan orang2 yang memenuhi syarat untuk duduk dalam council (shura) dan juga orang yang memenuhi syarat menjadi Khalifah. Kalau ini tidak terpenuhi, maka memang tak ada gunanya ditawarkan sistim kekhalifahan ini di Ina, pertama kalau orang2 yang dipilih tersebut tidak menguasai hukum2 Islam (syari'at islam) maka tentulah akhirnya akan berakhir seperti negara2 teluk sekarang ini dimana keamiran cuma dipakai untuk melanggengkan kekuasaan dari keluarga (dynasti) tertentu, kedua perintah taat pada Allah, rasul dan ulil amri itu hanya untuk orang2 yang beriman, kalau keimanan kita belum sampai, maka dalil ini tidak berlaku untuk kita2. Namun bila ada yang memenuhi syarat maka ini sudah menjadi kewajiban yang tidak bisa ditawar tawar lagi, mengingat dalam salah satu hadits nabi riwayat Muslim bahwa bila kita mati dan dan mati kita tidak berjamaah maka mati kita bagaikan mati jahiliyah. Pertanyaannya apakah iya tidak ada satupun yang memenuhi syarat untuk jadi khalifah dari sekian ratus juta rakyat indonesia...? Jauh lebih baik mempunyai seorang khalifah yang bisa mempersatukan umat daripada mempunyai presiden, namun terdapat banyak imam2 kecil yang ditaati oleh kelompok2 kecil umat. Akhirnya cuma akan melahirkan orang2 seperti amrozi dlsbnya. Pemimpin/khalifah idealnya dipilih langsung oleh rakyat, rakyat harus yakin dan tahu siapa orang yang akan menjadi pimpinannya dan membimbing mereka dalam bernegara sekaligus menjalankan ibadah sesuai syari'at islam. Namun membicarakan ini tidak
Re: [R@ntau-Net] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban
Assalamu'alaikum wr.wb. Rasanya yang menjadi masalah adalah law enforcement itu yang lemah dan penerapannya tidak sesuai dengan dasar negara kita (Pancasila), kalau sudah disepakati bahwa dasar negara berdasarkan yang lima itu, maka seharusnya implementasinya harus sesuai dengan kesepakatan tersebut. Disepakati bahwa kita berketuhanan yang maha esa, logikanya yang tidak berketuhanan yang maha esa seperti hindu dlsbnya tidak layak tinggal di Ina, kemudian pembangunan juga tidak menumpuk di P Jawa saja agar sesuai dengan niat menjadikan keadilan bagi seluruh rakyat indonesia. Kalau mau consisten jangan pakai sila berketuhanan yang maha esa Sehingga semboyan dengan praktek sehari hari tak ada hubungan sama sekali, sama halnya seperti membuat motto work hard, work smart, time is money namun prakteknya kita bermalas malasan. Sehingga motto hanya tinggal motto. Seingat saya Malaysia juga menerapkan syari'ah islam walaupun juga ada unsur penggabungan dengan hukum adat setempat ( apakah mereka ber abssbk juga..?). Dalam court systemnya terdapat 3 level yaitu syari'ah courts, syari'ah subordinate court, syari'ah high court dan syari'ah appeal court Ras Melayu dianggap semuanya muslim dan dikenakan hukum Islam (syari'ah) sedang yang non melayu/muslim dikenakan hukum federal. Setiap negara bagian bisa mengeluarkan fatwa namun semuanya mengacu kepada madzab Syafi'i. Bahkan di Kelantan diterapkan hukum haad / rajam walaupun pelaksanaanya belum pernah terjadi. Walaupun mereka tidak menyebutkan istilah khalifah, namun dalam konstitusinya bahwa semua pemimpin tiap2 state adalah head of the religion of islam, ketiadaan pimpinan state2 ini (Malaka, Penang, Sabah, Negeri Sembilan, Kuala Lumpur, Labuan) maka Yang dipertuan agong ditunjuk sebagai the head of the religion of islam. Artikel dibawah ini mungkin bisa memperjelas apa yang saya sampaikan. wassalam Adrisman = Legal History: The legal system is based on English common law, with both Islamic law and 'adat constituting significant sources of law, particularly in matters of personal status. Parts of present-day Malaysia were under Portuguese and Dutch control, and starting from Penang in the late 18th century, the region eventually came under British rule, formalised by the Anglo-Dutch Treaty 1824. Malaysia and Singapore were the eventual successor states to the Straits Settlements (Penang, Singapore, Malacca), Federated Malay States (Selangor, Perak, Pahang, Negri Sembilan) and Unfederated Malay States (Perlis, Kedah, Kelantan, Trengganu, and Johor). Sabah and Sarawak, formerly constituents of British Borneo, later joined Malaysia. Under British rule, the first legislation regulating Islamic marriage in the Straits Settlements was the Mohammedan Marriage Ordinance 1880, mainly procedural in content. The Ordinance was amended in 1908 to make registration of marriage and divorce compulsory, non-compliance being punishable by fine or imprisonment. A 1923 amendment directed the application of Islamic law to intestate succession of Muslims insofar as local custom would permit, and without disinheriting non-Muslim kin. The Ordinance continued to be applied in Penang and Malacca until State Acts were passed in 1959. The first codification of Malay customary law (a mixture of 'adat and Islamic law) came in 1915 with enactment of Laws of the Malay Courts 1915 in Sarawak. The region was occupied by Japanese forces from 1942 to 1945, with control reverting to the British after WWII. A legislative assembly was established in 1955 and independence achieved in 1957. From 1948, the States were granted jurisdiction over application and legislation of shari'ah and from 1952 to 1978, new laws were promulgated in the eleven Muslim-majority States of Malaysia and Sabah, generally entitled Administration of Islamic/Muslim Law Enactments and covering the official determination of Islamic law, explanation of substantive law, and jurisdiction of syariah courts. New laws relating to personal law were enacted in most States between 1983 and 1987. Efforts by Kelantan State to pass a Syariah Criminal Code Enactment 1993 relating to the application of hadd penalties resulted in a stand-off between the Federal and State governments. It was passed by the State legislature but never brought into force. It was a matter of much controversy as criminal matters are within Federal and not State legislatures' jurisdiction. Schools of Fiqh: The majority of Muslims are Shafi'i, with Hanafi minorities. There are also significant Buddhist, Hindu and Christian minorities and a high proportion of followers of indigenous religions, particularly in Sabah and Sarawak (both States are Muslim-minority). Constitutional Status of Islam(ic Law): The Constitution was adopted on 31st August 1957 and has been amended several times. Article 3(1) declares Islam the official state religion as well as
RE: [R@ntau-Net] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban
ambo cubo mambue poin2 da Ad: A. Proses pemilihan khalifah dan Dewan Rakyat (shura) 1. Khalifah dipilih oleh dewan rakyat (shura) 2. Dewan Rakyat (shura) dipilih oleh Rakyat B. Proses pemberhentian khalifah dan Dewan Rakyat (shura) -Dilakukan oleh dewan Shura atas permintaan Rakyat -Masa Jabatan bisa diatur/disepakati oleh dewan shura Dari poin2 tersebut ambo raso ko' yo samo bana jo model demokrasi Kepala Negara/Khalifah/presiden -- dipilih Dewan Shura = DPR/MPR -- dipilih oleh rakyat -- u/ sis. demokrasi--PEMILU (adanya parpol), u/ sistim khalifah...?? Kalau bicara sistim memang spt itulah -yg dijelaskan da Ad- sistim yg kita gunakan selama ini yaitu kepala negara/khalifah/presiden, dipilih/diberhentikan oleh MPR. Saat ini, kepala negara/khalifah/presiden dipilih langsung oleh Rakyat sehingga pemberhentiaanya pun satu-2 jalan adalah melalui referendum. Mengenai kriteria nan duduak di council/shura, spt nan ambo kato kan sabalun no itu kan bisa kito bue, spt saat ini dimano salah syarat anggota dewan/presiden adolah lulusan SMA (iko cuman contoh, jadi indak usah dipolemikan). Nah kalau kito hendak mam bue syarat2 spt nan da Ad katokan, tingga kito atur sajokan. Mengenai ayat-2 nan disampaikan kalau ambo manangkonyo itu suatu petunjuk bagi ummaik islam dimano sajo ba a caro hidui bernegara dan taat pada pemimpin itu indak mesti kepala negara nan muslim sajo, meski dia bukan muslim umaik islam harui ta'at kapado ulil amri selagi tidak membawa kepada kemaksiatan dan kekufuran. Tidak adanya Pertentangan paham/kelompok spt nan da Ad sabuikan ambo raso itu cuman ado di alam ghaib (maaf yo da Ad), why? bukankah semasa kekhalifahan justru terjadi pertentangan mazhab yang sangat tajam, bahkan paraimam tasauf/sufi banyak yang dihukum mati (pancung) karena dianggap menyesatkan ummat. belum lagi peristiwa-2 spt yang da Ad sampaikan (penggantian khalifah krn pembunuhan). Jadi, meski menggunakan sistim kekhalifahan di negeri ini, pertentangan paham dan pemikiran itu akan terus berlanjut hingga akhir zaman dan (maaf) bagi yang tidak menyukai hal ini mungkin bisa dikatakan menentang sunnatullah. Karena perbedaan paham pendapat telah terjadi sejak zaman kekhalifahan bahkan dizaman kenabian sekalipun. Kalau buliah ambo batanyo, apo sebenarnya nan menjadi sasaran utama merubah sistim demokrasi ke khalifahan, iko tamasuak nan menjadi pertanyaan ambo salamo ko, mungkin dek karano adonyo suatu penjelasan yang praksis dari para penggagas ke khalifahan. wassalam, harman nb. Ambo mohon maaf lah baburuak sangko (su'zon) ka da Ad ruponyo. Iko loh nan menjadi poin utama bagi ambo, Demokrasi itu indak buruak-buruak bana kalau ado nan indak bakasasuain tinggal kito paluruihkan sen. Dan satahu ambo model iko bana nan manjadi pedo man perserikatan Muhammadiyah dlm ber amar ma'ruf nahi munkar dan penegakan hukum Islam meski oleh sbgan tokoh islam dikatokan lambe spt gajah gapuak tapi kalau kato buya syafi'i cadiak dlm malie situasi dan kondisi yang sadang tajadi. samo-samo kito tunggu sajo lah, a hasil dari maota urang di harvard. intermezo...: Ambo jadi ingek kato-kato Amien Rais waktu melempar wacana bentuk negara Federal nan manuai kritikan tajam dari para panggilo NKRI. Kritikan itu ditanggapi dengan cukup cerdik, inyo katokan kalau memang indak suko jo kato-kato Federal kito buang sen lah label no diganti jo otonomi daerah NKRI. Dimano kaduonyo labiah banyak persamaan daripado perbedaan, yaitu Pusat hanyo mengatur masalah hub.Internasional, Keamanan dan Pertahanan(a cie lai lupo ambo), daerah/propinsi memiliki kewenangan untuk mengatur daerah nya masing-masing tanpa campur tangan penguasa pusat. Kalau indak salah ado nan pernah mangatokan sesungguhnya sistim federal itu lah digunokan lamo di ranah minang yg istilahno kanagarian, dimano tio2 nagari berhak mengatur daerah no masiang2. ...jangan-2 konsep federasi itu didapek urang bule dari ranah minang dan kemudian diolah dan kemasan no diganti dari kanagarian manjadi Federasi -Original Message- From: Adrisman [mailto:[EMAIL PROTECTED] Assalamu'alaikum wr. wb. Mak Hasanbasri, sanak Harman jo sanak kasadonyo di palanta. Mari kito lanjutkan bincang2 awak mengenai kekhalifahan dan implementasinyo dalam kehidupan modern iko. Karena diskusi kita ini bukanlah menulis jurnal ilmiyah, jadi yang saya tulis juga semampu dan seingat saya saja, tolong sekiranya kurang tepat agar dibetulkan jika benar diiyakan. Tak perlu segan merasa telah melecehkan atau merasa berseberangan..., kadang kala diskusi2 seperti ini akan melahirkan wacana wacana baru dan tidak tertutup kemungkinan nantinya menjadikan kita semakin tahu dan cinta dengan agama kita ini. Ingatlah saya tidak anti demokrasi, bahkan saya hidup merasa lebih aman dan tenang beragama setelah tinggal dinegara demokrasi ini. Namun kenyamanan pribadi tidak berarti membuat kita harus melupakan ajaran2 dan petunjuk yang telah digariskan Allah dalam Alqur'an dan kemudian dicontohkan oleh
RE: [R@ntau-Net] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban
Ambo raso para imama ka duo ormas itu (MD NU) tamasuak mantan imam nan sabalun no (Amien Rais) satuju jo sistim demokrasi di Indonesia iko, bukan karano pengaruh barat tapi labiah daripado karena malie realistis saat ini (detik ini) sistim iko lah (demokrasi) yg disesuaikan jo budayo Ind. nan cocok. Yang sangat realistis untuak diperjuangkan adalah subtansi dari Islam nan rahmatan lil 'alamin. sebagai bukti kedua ormas itu berada dalam garda terdepan ketika memperjuangkan RUU SISDIKNAS, menolak pencabutan kesepatakan tiga menteri tentang kerukunan beragama dll. Dan nan paling anyar adolah mereka juga bergerak dalam kampanye anti korupsi dan itu dilakukan dimulai dari dlm organisasi itu sendiri. Itu semua adolah bagian-bagiant yang lebih penting dan mendasar untuak kondisi terkini di negeri ini daripada perubahan sisitim ketetanegaraan yang sudah baku. Jadi jangan kan untua mambue wacana khilafah islam wacana tentang RUU SISDIKNAS dan peradilan agama saja sudah membuat negeri ini bertumpah darah (pro dan kontra). Dari penjelasan da Ad ttg systim khilafah masih menimbulkan tanda tanya besar terutama ttg ba a caro mencabut mandat sang khalifah jika terjadi penyimpangan? Karano dalam penjelasan itu dikatokan Jika khalifah kehilangan syarat-syarat tersebut, bisa jadi ia kehilangan jabatannya dalam tempo seminggu bahkan sehari! Pernyataan hanya baranti disinan, tapi ba a caro no? kalau ummat raso no indak mungkin itu sesuai jo penjelasan sabalun no dan kalau ummat dapek mancabut mandat mako samolah itu jo Demokrasi Apo jatuhnya khalifah itu spt kisah - kisah HC Anderson, dimana secara tiba-tiba negara tsb ditimpa bencana atau tiba - tiba sang khalifah jatuh sakit dan kemudian mati, yg kemudian dipilih lagi. Kalau itu ambo raso kito samo loh jo islam abangan nan ba aro akan datangnyo ratu adil sbg pengganti. Begitupun ttg standar hukum demokrasi nan dikatokan menggunakan standar hukum kufur itu indak lah mutlak. Spt nan ambo katokan atusaran main dalam demokrasi itu indak lah baku akan tetapi dapek dirubah sesuai jo kondisi negara masiang-2. Sbg contoh Indonesia nan menggunakan Pancasila sbg induk dari seluruh aturan main (hukum dan perundang-undangan) ambo raso indak ado nan salah jo sila-sila nan ado di Pancasila dan bertentangan dengan Syari'at Islam, kalau ado ambo mohon pencerahan. Bagi ambo nan jadi point utamo bagi Islam di negeri awak ko kini dan mungkin limo atau sapuluah tahun lagi adolah memperjuangkan nilai-nilai Islam nan universal nan langsuang menyentuh pado peru bahan-perubahan dan perbaikan baik itu dlm pendidikan, ekonomi dan budaya, terutamo adolah masalah korupsi nan lah manjamur atau istilah no Amien Rais nan lah manggurita. Dan dek karano itulah mako MD maupun AR labiah berkonsentrasi kepado hal nan sifaikno cepat dan segera. Dan kalau mancaliak kiprah MD ambo raso lah banyak nan mereka lakukan untua kemaslahatan ummat terlepas dari kelebihan dan kekurangan no dalam pelaksanaannya dan hal itu mereka lakukan tanpa adanya ke khalifahan. Dan spt Malaysia nilai-nilai Islam dape tumbuah subur dan harum tanpa ado kecu rigaan dan ketakutan non muslim. Oh, iyo akibat dari pernyataan buya Syafi'i dan AR thdp keinginan Hizbut Tahir dan beberapa Parpol perihal negara islam ko memang beliau lah disangko lah luntur keimanan no, padahal setahu ambo hinggo kini Amien Rais masih rajin puaso nabi Daud, jadi apo dek hanyo indak satuju jo konsep khilafah mako urang nan indak satuju paralu dipatanyokan ke Islam no? he..he...capek bana urang kito ko manilai kadar keiman dan Keislaman seseorang. Sebagai mana pandapek dari mak SBN, memang alun ado penjelasan nan jaleh dari sistim khilafah, terutamo masalah ba a caro men nurunkan seorang khalifah nan lah manyimpang tanpa campur tangan ummat/rakyat nan lah basupakai mamilih no?? wassalam, harman -Original Message- From: Adrisman [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, March 07, 2004 9:50 PM To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993) Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban Wa'alaikum salam wr. wb. Da Sutan, samo samo mudah mudahan awak kasadonyo tetap dirahmati Allah nan kuaso. ambo memang menyadari, urang islam di RN iko bermacam macam kadar pengetahuan dan pemahamannyo tentang Islam, banyak dari kaum muslimin sendiri masih gamang jo syari'at islam maupun sitim khilafah iko. Indak saketek kini kaum intelektual muslim nan sangajo mencari persamaan khilafah jo demokrasi, dengan satu tujuan agar awak indak maliek demokrasi sebagai satu satunya alternatif tapi justru kembali kepada yang sudah dicontohkan Rasulullah. Walau ambo tahu petinggi islam di indonesia (muhammadiyah atau NU) indak setuju dengan negara khilafah, cuman jadi melahirkan tando tanyo diambo, apokah karano mereka2 itu kena pengaruh barat, seperti amin rais yang dapat doktor dibarat. Ataukah karano mereka menyadari indak ado nan bisa jadi khalifah maso maso kini. Nan paling penting terlebih
RE: [R@ntau-Net] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban
assalaamu 'alaikum wr wb mungkin kalau buliah, batanyo pulo ambo snek. Baa bana sabananyo nan Pancasila koh, baa bana nilai riel nyo di lapangan. Satahu ambo yang ado hanyo doktrin-doktrin penataran yang di ajarkan di kelas-kelas. Samantaro kalau dilua kelas, aplikasino indak ado sama sekali. Puluhan tahun awak dijejali oleh nilai-nilai luhur Pancasila, tapi baa negara awak kini ? baa tindak tanduk para pejabat yang sacaro rutin maagiah penataran tuh ? Apolai kalau manjadikan Pancasila sbg induk dari segala aturan main (hukum dan perundang-undangan) bukankah hasilnyo malah yang ado adolah ketidakadilan hukum ? yang kuat menerkam yang lemah ? sacaro ekonomipun, akhianyo terbukti baso ekonomi Pancasila tuh indak tahan bantiang thp krisis. Samantaro gap antaro kayo jo miskin samakin jauh dari hari ka hari. mungkin ado bagian dari Pancasila yang sasuai jo Islam, tapi tetap Islam labiah tinggi dari pado Pancasila (Al Islamu Ya'lu wa Yu'la Alaih..). Sahinggo semestinyo induak dari sagalo aturan main bukanlah Pancasila tapi Islam itu sendiri. maaf kalau kurang berkenan, atau mungkin ambo paralu saketek pencerahan. wassalaam, Ronald -- Original Message -- From: harman [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993) [EMAIL PROTECTED] Date: Mon, 8 Mar 2004 15:21:44 +0700 Sbg contoh Indonesia nan menggunakan Pancasila sbg induk dari seluruh aturan main (hukum dan perundang-undangan) ambo raso indak ado nan salah jo sila-sila nan ado di Pancasila dan bertentangan dengan Syari'at Islam, kalau ado ambo mohon pencerahan. Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
Re: [R@ntau-Net] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban
Artinya sanak Ronald telah membuktikan bahwa pancasila itu hanyalah sekedar landasan ataupun topeng kemunafikan semua anak bangsa ini. Sekali gus juga pembuktian bahwa negara yang didasarkan kepada ketuhanan selalu berakhir dengan kegagalan, pengecualian mungkin pada jaman Muhammad SAW dan Sulaiman AS. Hal yang sama juga terjadi pada negeri tempat kita tiap tahun berduyun-duyun menjalankan salah satu rukun ibadah kita, namun tidak pernah mau mengkoreksi sistemnya, dan semua berusaha menyembunyikan kekuarangannya.Posting Dewis Natra: [EMAIL PROTECTED] Indonesia Negeri Paling Kaya Raya, Nihil dari Dosa ikut membuktikan hipotesa sanak Ronald. Kalau menurut saya selaku muslim harus berani koreksi yang salah, walaupun perlu keringatan dalam olah pikir. Salam SBN - Original Message - From: Ronald P. Putra [EMAIL PROTECTED] To: Komunitas MINANGKABAU Pertama di Internet [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, March 08, 2004 5:22 PM Subject: RE: [EMAIL PROTECTED] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban assalaamu 'alaikum wr wb mungkin kalau buliah, batanyo pulo ambo snek. Baa bana sabananyo nan Pancasila koh, baa bana nilai riel nyo di lapangan. Satahu ambo yang ado hanyo doktrin-doktrin penataran yang di ajarkan di kelas-kelas. Samantaro kalau dilua kelas, aplikasino indak ado sama sekali. Puluhan tahun awak dijejali oleh nilai-nilai luhur Pancasila, tapi baa negara awak kini ? baa tindak tanduk para pejabat yang sacaro rutin maagiah penataran tuh ? Apolai kalau manjadikan Pancasila sbg induk dari segala aturan main (hukum dan perundang-undangan) bukankah hasilnyo malah yang ado adolah ketidakadilan hukum ? yang kuat menerkam yang lemah ? sacaro ekonomipun, akhianyo terbukti baso ekonomi Pancasila tuh indak tahan bantiang thp krisis. Samantaro gap antaro kayo jo miskin samakin jauh dari hari ka hari. mungkin ado bagian dari Pancasila yang sasuai jo Islam, tapi tetap Islam labiah tinggi dari pado Pancasila (Al Islamu Ya'lu wa Yu'la Alaih..). Sahinggo semestinyo induak dari sagalo aturan main bukanlah Pancasila tapi Islam itu sendiri. maaf kalau kurang berkenan, atau mungkin ambo paralu saketek pencerahan. wassalaam, Ronald -- Original Message -- From: harman [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993) [EMAIL PROTECTED] Date: Mon, 8 Mar 2004 15:21:44 +0700 Sbg contoh Indonesia nan menggunakan Pancasila sbg induk dari seluruh aturan main (hukum dan perundang-undangan) ambo raso indak ado nan salah jo sila-sila nan ado di Pancasila dan bertentangan dengan Syari'at Islam, kalau ado ambo mohon pencerahan. Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
Re: [R@ntau-Net] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban
Assalamu'alaikum wr.wb. Sanak Harman, Mak Basrihasan, Mak Darwin, Sanak Ronald dan sanak2 lainnyo di palanta Terima kasih atas tanggapan sanak kasadonyo tentang postingan ambo mengenai wacana sistim khilafah dan dibandingkan dengan demokrasi yang sekarang sedang ramai kita perjuangkan. Terlepas daripada menghidupkan kembali khilafah itu adalah suatu kesia-siaan ataupun cuma tinggal mimpi, namun sebagai seorang muslim kita harus selalu kembali kepada sabda rasulullah, bahwa bila ada perselisihan diantara kita maka hendaklah kita kembalikan ke pada Alqur'an dan Alhadits. Sebagaimana kita semua ketahui, Islam sebenarnya dari sononya adalah satu, kitab yang kita pegang juga itu itu juga yaitu Alqur'an. Kalau diibaratkan suatu pohon maka Alqur'an adalah akarnya, hadits adalah pohonnya dan dahan serta daun2nya adalah ijma', qiyas dan iijtihad para alim ulama. Bila kita melihat dalil2 yang mendukung keimaman / khalifah ini, kita bisa melihat dalam surat Annisa 59 dan juga hadits Muslim tentang perlunya berjamaah., namun sebagaimana postingan saya yang lalu, saya tak ingin menyentuh teritory keimanan yang ini, biarlah kita bahas dari sisi ulil amrinya saja. Tidak ada keraguan sedikitpun baik dari kaum sunni maupun syi'ah bahwa khalifah itu adalah dipilih dan menjadi wakil komunitas muslim (muslim ummah) yang bertindak memimpin ummat sesuai dengan syari'at2 Islam. Dikarenakan khalifah adalah wakil dari muslim ummah maka pemilihan seorang khalifah ditentukan dan dikerjakan oleh suatu dewan syura (council) yang awalnya dicontohkan oleh Umar dengan membentuk council beranggota 6 orang. Dalam pembentukan calon khalifah, maka khalifah sebelumnya boleh mengajukan calonnya untuk disaingkan dengan calon2 yang lain, proses ini berjalan cukup baik paling tidak selama pemerintahan sahabat yang 4 ini (khulafaur rashidin), namun setelah era Ali terjadi perpecahan umat hingga terbentuknya dua golongan besar muslim yaitu Syia'h dan Sunni. Yang mana dalam perkembangannya selanjutnya setelah ke empat sahabat ini, cuma ada dua keluarga besar (dynasti) yaitu Umayyah di Istanbul dan Abbassiniyah di Baghdad. Selama era ini proses pemilihan khalifah selanjutnya ditunjuk oleh khalifah2 sebelumnya. Dalam kurun waktu 700 tahun islam mengalami kemajuan pesat baik dari segi social, humanity dan juga ilmu pengetahuan., dalam masa2 kejayaan islam ini kerukunan agama tetap terjaga, kalaulah saat itu Islam ingin memaksakan sistim kekhalifahan keseluruh dunia, maka sudah barang tentu dengan mudah saja bisa dilakukan. (ingat sekarang dengan amrik yang ingin menerapkan demokrasi keseluruh pelosok dunia). Sekalian menanggapi Mak Darwin, pemilihan seorang Khalifah bukanlah suatu eklusivisme, tapi adalah suatu kewajiban bagi umat islam yang telah berikrar bahwa hidup dan matiku hanya untuk islam. Kalau kita lihat kembali surat An Nisa 59 ini. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.. Disini dengan jelas adanya perintah dari Allah agar taat Allah, Rasul dan Ulil Amri minkum. Jelas bahwa ulil amri adalah seorang pemimpin agama dan juga pemimpin umat dari golongan kita sendiri., bagaimana mungkin kita punya seorang pemimpin yang tidak bisa kita patuhi karena misalnya pemimpin tersebut tidak beragama islam dan tidak menjunjung garis garis yang ditentukan Allah dalam Syariah Islam. Ambillah suatu contoh yang baru baru ini kita dengar, semua umat muslim sudah mengetahui bahwa riba itu hukumnya haram, dan secara teori bunga bank itu adalah haram., namun ternyata baru baru ini saja adanya fatwa bahwa bunga bank itu riba...Disini ada beberapa kemungkinan, pertama pemimpin umat saat itu tidak mengetahui/memahami hukum Islam ataupun pemimpin umat tersebut berbuat maksiat dengan melanggar perintah Allah. Lantas bagaimana mungkin kita punya pemimpin, namun pemimpin itu sendiri tidak mampu/mau menurusi kebutuhan rohani sang umat (dengan catatan kita semua menyadari bahwa kita semua menerima Islam sebagai agama penyerahan, yaitu menyerah pada semua ketentuan2 yang sudah digariskan oleh Allah). Disinilah perlunya seorang khalifah yang benar2 faham kebutuhan umat secara rohani maupun jasmani. Ada beberapa kategori yang dipakai oleh Syia'h dan Sunni dalam memilih seorang khalifah, namun marilah kita lihat faham Sunni saja, karena saya tidak begitu faham ajaran Syi'ah ini, yang pasti salah satunya Syi'ah mensyaratkan bahwa seorang khalifah haruslah suci dan terjaga dari dosa. hal yang sulit untuk membuktikannya, karena yang bisa menilai adalah cuma Allah swt berodosa atau tidaknya seseorang. Dalam memilih seorang Khalifah ada dua golongan/group yang harus dibentuk. Yang pertama adalah dewan syura dan yang kedua adalah kandidat untuk menjadi
Re: [R@ntau-Net] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban
Assalamu'alaikum Negara ketuhanan (theokrasi) dijaman eropa kuno, ketika gereja lebih berkuasa daripada raja2 dan gereja cuma satu satunya yang dainggap bisa berkomunikasi dengan Tuhan, memang telah membuat eropa mengalami masa masa kegelapan. Namun sebaliknya dalam masa waktu yang sama Islam yang juga menggunakan dasar ketuhanan mengalami kemajuan pesat dan melahirkan ilmuan2 yang diyakini kelak disalin oleh ilmuwan eropa dan dikembangkan oleh mereka kemudian. jauh sebelum Montesqui menyodorkan teori pembagian kekuasaan, Islam sudah menggunakan prinsip ini dalam pemerintahannya. Pancasila atau bukan, yang paling penting adalah sumber hukumnya haruslah berdasarkan ketuhanan. Apagunanya pancasila yang cuma jadi semboyan, namun implementasinya nihil. Dikatakan sila pertama berketuhanan yang maha esa, nyatanya yang tidak berketuhanan yang esapun tetap bercokol disini., sila pertama sudah dilanggar. Dikatakan kemanusiaan yang adil dan beradab, apakah iya..., untuk siapa keadilan itu, yang maling ayam babakbelur dan masuk bui, yang maling uang negara keluar masuk istana pakai celana golf. Dikatakan persatuan indonesia, dalam hal apakah...?, bersatu membuat rakyat melarat...? Dikatakan kerakyatan yang dipimpin oleh musyawarah/mufakat, siapakah yang musyawarah...?,siapakah yang mufakat? apakah yang dimusyawarahkan, apakah yang dimufakati..., adakah itu untuk rakyat..., rakyat yang mana...? Dikatakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, apakah iya.? apakah yang dimaksud...? pembangunan cuma ada di P Jawa..., adakah Argo Gede di Sumatra...? Adakah perguruan tinggi yang bagus di luar jawa..?. Pancasila cuma slogan. kekecewaan kita terhadap negara2 tim teng yang tidak banyak berbuat untuk menolong saudara2nya di palestina, dan juga membantu saudara2nya yang miskin (negara berkembang) tak akan banyak gunanya, cuma membuat hati sakit dan kecewa. Yang terlebih dahulu dilakukan, adalah bantulah negeri ini mendapatkan harga dirinya kembali, jangan sampai negara kecil seperti Singapura saja bisa petanteng2, Australia yang dulu takut dengan kita, kini tak lagi melihat kita sebelah mata. Kalau negara kuat, punya harga dirimaka apapun yang diucapkan akan didengar orang...Lihatlah Mahathir sebagai contoh., setelah yakin negaranya tegak diatas kaki sendiri, maka itulah saatnya dia bicara. Begitu juga dengan Saudi..., Indonesia ini apalah, tak pernah dipandang sebelah mata, apalagi mencoba memberi usulan2 / kritikan tentang sistim haji. Kalau saja amrik yang bicara, tentulah akan didengarnya. Orang arab yang kaya raya...dan katanya mengaku beragama islam yang seharusnya cuma tunduk pada Allah, namun nyatanya melihat Amrik bagaikan dewa penyelamat mereka, tunduk patuh bertekuk lutut. Ada pengalaman pribadi sewaktu saya di Qatar beberapa tahun yang lalu, setiap kali saya mesti menyupir bolak balik Messaid-Dukhan mendatangi sumur2 minyak disana, kadang kala saya kena stop polisi setempat. Seperti biasa pasti ditanya surat2 dan segala macamnya, walau saya tak punya SIM qatar dan yang saya punya Texas License, namun selalu saja saya dilepaskan dan tak pernah kena tilang. Ini tentu menyenangkan saya, tapi dilain fihak inilah gambaran bahkan polisi2nya saja melihat yang namanya amrik sudah tunduk. wassalam Adrisman - Original Message - From: basrihasan [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED]; Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993) [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, March 08, 2004 9:46 AM Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban Artinya sanak Ronald telah membuktikan bahwa pancasila itu hanyalah sekedar landasan ataupun topeng kemunafikan semua anak bangsa ini. Sekali gus juga pembuktian bahwa negara yang didasarkan kepada ketuhanan selalu berakhir dengan kegagalan, pengecualian mungkin pada jaman Muhammad SAW dan Sulaiman AS. Hal yang sama juga terjadi pada negeri tempat kita tiap tahun berduyun-duyun menjalankan salah satu rukun ibadah kita, namun tidak pernah mau mengkoreksi sistemnya, dan semua berusaha menyembunyikan kekuarangannya.Posting Dewis Natra: [EMAIL PROTECTED] Indonesia Negeri Paling Kaya Raya, Nihil dari Dosa ikut membuktikan hipotesa sanak Ronald. Kalau menurut saya selaku muslim harus berani koreksi yang salah, walaupun perlu keringatan dalam olah pikir. Salam SBN Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
RE: [R@ntau-Net] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban
Sanak Ronald nan cadiak dan teliti, Apo nan sanak katokan itu sebenarna adolah suatu pembuktian bahwa di negeri ini tidak hanya pendidikan pancasila saja yang manis dikelas tapi amburadul dilapangan. Hal spt ini terjadi juga pada pelajaran agama wabilkhusus pelajaran Agama Islam, Pendidikan agama Islam itu tidak hanya didapat dari bangku sekolah tapi juga dari banyak ustaz yang ceramah di masjid atau madrasah, hasilnya? ga' usah saya sebutkan lah tapi kita sudah tahu sama tahukan, tidak sedikit guru agama yang punya kelakuan mines.Lantas apa kita menyalahkan Islam yang tidak mampu/salah? tentu tidak! demikian juga dengan Pancasila. Saya tidak mendewakan ataupun mengagungkan Pancasila tapi untuk negeri ini memang inilah yang idiologi yang cocok dan juga tidak bertentang dengan ajaran Islam jika selama ini terjadi penyimpangan, itu tidak lain dari belum sepenuhnya terhayati dan terlaksananya Pancasila. Intinya, jika Islam saja ajaran di bumi ini tidak tercermin dengan baik apalagi sebuah azaz pancasila yg merupakan serapan dari ajaran Islam itu sendiri. Dengan kata lain jika mengamalkan sebagian dari ajaran Islam yg tertuang dalam Pacasila sudah tidak mampu ya jangan mimpi untuk mengamalkan ajaran-2 Islam yang lainnya dan lebih berat dari yg lima dlm Pancasila. Ini sebuah realita, istilah Aa Gym kalau yang kecil saja tidak bisa/mampu mengamalkan ga' usah mimpi untuk mengamalkan yang lebih besar dan berat. Jujur saja, di negeri ini baik itu Islam ataupun Pancasila lebih banyak dijadikan komoditas kepentingan daripada dipentingkan. Bagi individu ummat Islam memang tidak perlu melandaskan diri pada Pancasila, karena jika kita mengamalkan ajaran Islam secara benar otomatis sudah mengamalkan pancasila. wassalam, harman -Original Message- From: Ronald P. Putra [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, March 08, 2004 5:23 PM To: Komunitas MINANGKABAU Pertama di Internet Subject: RE: [EMAIL PROTECTED] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban assalaamu 'alaikum wr wb mungkin kalau buliah, batanyo pulo ambo snek. Baa bana sabananyo nan Pancasila koh, baa bana nilai riel nyo di lapangan. Satahu ambo yang ado hanyo doktrin-doktrin penataran yang di ajarkan di kelas-kelas. Samantaro kalau dilua kelas, aplikasino indak ado sama sekali. Puluhan tahun awak dijejali oleh nilai-nilai luhur Pancasila, tapi baa negara awak kini ? baa tindak tanduk para pejabat yang sacaro rutin maagiah penataran tuh ? Apolai kalau manjadikan Pancasila sbg induk dari segala aturan main (hukum dan perundang-undangan) bukankah hasilnyo malah yang ado adolah ketidakadilan hukum ? yang kuat menerkam yang lemah ? sacaro ekonomipun, akhianyo terbukti baso ekonomi Pancasila tuh indak tahan bantiang thp krisis. Samantaro gap antaro kayo jo miskin samakin jauh dari hari ka hari. mungkin ado bagian dari Pancasila yang sasuai jo Islam, tapi tetap Islam labiah tinggi dari pado Pancasila (Al Islamu Ya'lu wa Yu'la Alaih..). Sahinggo semestinyo induak dari sagalo aturan main bukanlah Pancasila tapi Islam itu sendiri. maaf kalau kurang berkenan, atau mungkin ambo paralu saketek pencerahan. wassalaam, Ronald Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
Re: [R@ntau-Net] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban
Baitu pulo dari ambo, bukannyo ambo malecehkan sanak Adrisman, namun manuruik ambo menyebar informasi yang semu ilmiah itu adalah tidak islami, atau berlawanan dengan hakekat Islam itu sendiri. Sampai posing terakhir sanak hanya mampu menjelaskan syarat2 untuk bisa jadi khalifah, namun sedikitpun tidak menyinggung bagaimana mekanisme pemilihan khalifah itu sendiri, majelis syuro yang sedikit disinggung, juga tidak dibahas bagaimana proses membentuj majelis itu sendiri. Kalau proses ini dilewati maka yang akan terjadi hanya Taliban atau macam rezim KSA yang lagi ketar keir sekarang ini. Salam SBN - Original Message - From: harman [EMAIL PROTECTED] To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993) [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 09, 2004 9:34 AM Subject: RE: [EMAIL PROTECTED] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban Penjelasan iko kalau buliah ambo katokan pengulangan dari nan sebelum no, akan tetapi alun manjawe pertanyaan ambo dan juga mak SBN perihal ba a mancabuik mandat dari sang khalifah tanpa melalui rakyat? apakah melalui dewan syura (council)? Dan kalau malie dari penjelasan iko Selama era ini proses pemilihan khalifah selanjutnya ditunjuk oleh khalifah2 sebelumnya nampak bana bahwa kekuasan itu adolah merupakan warisan dan mungkin kalau Abu Nawas itu bukan kisah dongeng maka nan di majukan sbg kandidat maka Abu Nawas lah nan terpilih :-) Kalau mengenai kriteria dan syarat seorang khalifah, spt nan per nah ambo postingkan, dalam systim demokrasi pun kriteria dan syarat seorang pemimpin dapat dibuat sesuai dengan keinginan kita bersama dan jika kito ingin kriteria spt nan disabuikan kan tinggal kito buekan. Mengenai beratnya syarat, ambo raso samo lo dengan syarat jadi Presiden itu lah bare, atau jangankan untua seorang khalifah suatu negara menjadi khalifah di MD atau lebih kecil lagi khalifah sbg Suami sajo lah bare dan AR pun lah mangatokan ttg bare' nyo mengemban fatwa rapat pleno PP Muhammadiyah ttg dukungan MD ka baliau. Tapi syukur alhamdulillah da Ad, lah indak manduga bare' no buya Syafi'i dan AR itu dek karano pengaruh pendidikan barat nan mereka dape waktu samo-samo kuliah di Chicago. Nan ambo danga meski mereka di USA tapi puaso dan shalat jalan taruih (untua AR puaso Nabi Daud no indak lapeh). wassalam, harman -Original Message- From: Adrisman [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, March 08, 2004 11:57 PM To: bMilis Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak)/b sejak 1993 Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban Assalamu'alaikum wr.wb. Sanak Harman, Mak Basrihasan, Mak Darwin, Sanak Ronald dan sanak2 lainnyo di palanta Terima kasih atas tanggapan sanak kasadonyo tentang postingan ambo mengenai wacana sistim khilafah dan dibandingkan dengan demokrasi yang sekarang sedang ramai kita perjuangkan. Terlepas daripada menghidupkan kembali khilafah itu adalah suatu kesia-siaan ataupun cuma tinggal mimpi, namun sebagai seorang muslim kita harus selalu kembali kepada sabda rasulullah, bahwa bila ada perselisihan diantara kita maka hendaklah kita kembalikan ke pada Alqur'an dan Alhadits. Sebagaimana kita semua ketahui, Islam sebenarnya dari sononya adalah satu, kitab yang kita pegang juga itu itu juga yaitu Alqur'an. Kalau diibaratkan suatu pohon maka Alqur'an adalah akarnya, hadits adalah pohonnya dan dahan serta daun2nya adalah ijma', qiyas dan iijtihad para alim ulama. Bila kita melihat dalil2 yang mendukung keimaman / khalifah ini, kita bisa melihat dalam surat Annisa 59 dan juga hadits Muslim tentang perlunya berjamaah., namun sebagaimana postingan saya yang lalu, saya tak ingin menyentuh teritory keimanan yang ini, biarlah kita bahas dari sisi ulil amrinya saja. Tidak ada keraguan sedikitpun baik dari kaum sunni maupun syi'ah bahwa khalifah itu adalah dipilih dan menjadi wakil komunitas muslim (muslim ummah) yang bertindak memimpin ummat sesuai dengan syari'at2 Islam. Dikarenakan khalifah adalah wakil dari muslim ummah maka pemilihan seorang khalifah ditentukan dan dikerjakan oleh suatu dewan syura (council) yang awalnya dicontohkan oleh Umar dengan membentuk council beranggota 6 orang. Dalam pembentukan calon khalifah, maka khalifah sebelumnya boleh mengajukan calonnya untuk disaingkan dengan calon2 yang lain, proses ini berjalan cukup baik paling tidak selama pemerintahan sahabat yang 4 ini (khulafaur rashidin), namun setelah era Ali terjadi perpecahan umat hingga terbentuknya dua golongan besar muslim yaitu Syia'h dan Sunni. Yang mana dalam perkembangannya selanjutnya setelah ke empat sahabat ini, cuma ada dua keluarga besar (dynasti) yaitu Umayyah di Istanbul dan Abbassiniyah di Baghdad. Selama era ini proses pemilihan khalifah selanjutnya ditunjuk oleh khalifah2 sebelumnya. Dalam kurun waktu 700 tahun islam mengalami kemajuan pesat baik dari segi social, humanity dan juga ilmu pengetahuan., dalam masa2 kejayaan islam ini
RE: [R@ntau-Net] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban
Pertanyaan sanak Ronald juga membingungkan, sanak tanyokan Padohal apo sih Pancasila tuh sabananyo kalau untua manjawek ko ambo raso kito calia sajo lima hal nan ado di Pancasila nah itulah Pancasila atau kalau diartikan jo kalimaik menjadi Panca= Lima, Sila = Dasar/azas. kalau sumber no, dari sejarah lah awak ketahui itu adolah rumusan dari para Founding Father, labiah jaleh calia lah dibuku-buku sejarah waktu SMP s/d Kuliah...:-) Indak perlu binguang sanak, justru itu menunjukan bahwa Islam itu labiah hebat dari Pancasila, kalau baitu ba a nan batua manuruik sanak Ronald, apo kalau lah mengamalkan Pancasila otomatis lah mengamalkan Islam (kebalikan dari tulisan ambo)?! nah kini ambo loh nan binguang jo sanak Ronald. Berhaji, harta waris dll nan sanak katokan itu adolah merupakan ujud dari Sila patamo, yaitu Ketuhan Yang Maha Esa sadangkan berzakat selain sila nan patamo juga ujud dari sila nan kalimo. Kalau memang ka diganti Pancasila jo Daksa Sila, Eka Sila dll sila-2 nan lain it's OK! tapi jangankan mau mengganti Pancasila, umat Muslim dan juga beberapa parpol Islam sajo lah kebakaran jenggot waktu ado wacana untua marubah pembukaan UUD'45 dek kara, he...he...:-) nampak no parpol Islam nan menjadikan Islam sbg slogan pun tanpa sengaja sudah mendewakan Mukadimah UUD'45. Selain itu apo kito umaik Islam lah siap mental no kalau beko ado wacana mangganti Pancasila dan kebetulan pihak non Islam pun maju jo ide no, lihatlah realita yang ada di negeri ini, untuk menca but/merubah TAP MPRS ttg PKI, RUUSISDIKNAS, RUU Kerukunan beragama saja kita sudah saling baku hantam. Jadi mengenai penggantian Pancasila ambo pun setuju dan tidak ke beratan, toh UUD'45 yg dikeramatkan pun saat ini sudah dirobah hasilnya? tahu sendiri kan? Satuju ambo, Malaysia memang indak memakai Pancasila tapi juga tidak menggunakan Syari'at Islam terlebih-lebih lagi sistim ke khalifahan..., jadi tanpa syari'at Islam dan kekhalifahan seka lipun Malaysia dan Brunai mampu menampilkan wajah dan Peradaban Islam dan melayu yang lebih baik dari Ind. yg punya Pancasila dan juga punya semangat Syari'at Islam tapi nan nampak justru semangat korupsi no nan jaleh... labiah sadiah lagi nan tertinggi terjadi di tubuh Dep.Ag wabil khusu pelaksanaan Haji. Oh iya, Partai yang berkuasa di Malaysia (UMNO) adolah Partai Nasionalis/sekuler (bukan Partai Islam) tapi toh mereka mampu menampilkan wajah islam dan Melayu dibanding negeri ini:-) Mungkin karena mereka lebih mementingkan subtansi dari pada sekedar label Islam. Kalau malie islam di negeri ini memang kasihan dan sadiah. wassalam, harman St.Idris (32th) -Original Message- From: Ronald P. Putra [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 09, 2004 10:44 AM To: Komunitas MINANGKABAU Pertama di Internet Subject: RE: [EMAIL PROTECTED] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban Batua tuh sanak, baso ado ajaran Islampun ado yg indak teraplikasi di lapangan, sangat banyak, sado awak alah tahu itu. tapi bukan itu makasuik ambo, yang ambo garis bawahi adolah manjadikan Pancasila sbg sumber dari segala sumber hukum koh yang agak binguang ambo dek nyo. Padohal apo sih Pancasila tuh sabananyo ? Kalau Islam, alah jaleh basumber dari Sang Pencipta yang diterjemahkan oleh oleh utusan-Nyo. Tapi Pancasila ? bisa jadi sapuluah tahun ke depan seluruh anak bangsa ini sepakat utk mengganti pancasila, dan membuat istilah baru. Indak tetap kan ? Nah, kalau ado pulo yg mangecekkan baso kalau alah berIslam dengan baik otomatis telah mengamalkan Pancasila, iyo binguang ambo. Hebat bana tuh Pancasila koh ? Emangnya kita naik haji, berzakat, membagi harta waris, ijab kabul, dlsb merupakan pengamalan dari Pancasila ? Kalau ambo ditanyo urang, ambo jawek dek karano tuntunan Islam yang maminta ambo spt, bukan krn nilai-nilai luhur Pancasila. Batua kalau ado nilai Pancasila yang islami, tapi bukan berarti punyo kadudukan yang sejajar kan (apolai labiah tinggi dari Islam dengan menjadikannyo sumber dari segala sumber hukum). Tapi iko kan pandapek ambo sajo, buliah babeda kan ? wassalaam, Ronald Mungkin sudah saatnya kita mengkritisi sejauh mana kesaktian Pancasila ini bagi bangsa dan negara Indonesia. Tak perlu harus Pancasila. Toh Malaysia tidak menjadikan Pancasila sebagai dasar negaranya (padahal mereka juga multi etnis dan multi agama) tapi lihatlah sekarang, mereka jauh melesat meninggalkan kita. atau mungkin kita akan bernostalgia terus dengan Pancasila ini, sehingga lima puluh tahun ke depan, kondisi bangsa ini akan tetap spt ini. -- Original Message -- From: harman [EMAIL PROTECTED] Reply-To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993) [EMAIL PROTECTED] Date: Tue, 9 Mar 2004 08:51:28 +0700 Jujur saja, di negeri ini baik itu Islam ataupun Pancasila lebih banyak dijadikan komoditas kepentingan daripada dipentingkan. Bagi individu ummat Islam memang tidak perlu melandaskan diri pada Pancasila, karena jika kita
[R@ntau-Net] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban
Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban Oleh: Ahmad Sajid Syabab Hizb ut-Tahrir wilayah Indonesia Istilah demokrasi saat ini tidak dapat dilepaskan dari wacana politik apapun, baik dalam konteks mendukung, setengah mendukung, atau menentang. Mulai dari skala warung kopi pinggir jalan sampai hotel berbintang lima, demokrasi menjadi obyek yang paling sering dibicarakan, paling tidak di negeri ini. Dengan logika antitesis, lawan kata demokrasi adalah totaliter. Jika tidak demokratis, pasti totaliter. Totaliter sendiri memiliki kesan buruk, kejam, bengis, sehingga negara-negara komunis sekalipus tidak ketinggalan ikut memakai istilah demokrasi, walaupun diembel-embeli sebagai Demokrasi Sosialis atau Demokrasi Kerakyatan. Dalam kaitannya dengan masalah ini, UNESCO pada tahun 1949 menyatakan: .mungkin untuk pertama kali dalam sejarah, demokrasi dinyatakan sebagai nama yang paling baik dan wajar untuk semua sistem organisasi politik dan sosial yang diperjuangkan oleh pendukung-pendukung yang berpengaruh. 1 Gejala serupa juga melanda dunia Islam. Para intelektual muslim berupaya mencari titik temu antara demokrasi dan ajaran Islam. Partai-partai politik Islam, misalnya di negeri ini, berlomba-lomba mengklaim diri sebagai paling demokratis agar tidak terkena serangan panah beracun dari pihak Islamophobia yang mencap Islam sebagai agama totaliter dan dogmatis. Putra-putri Islam dengan susah-payah berupaya melindungi nama baik agamanya dengan ungkapan-ungkapan bernada defensif apologetik 2 , walaupun hal itu menyebabkan ajaran Islam menjadi kabur atau malah lenyap. Bagaimana hakikat demokrasi yang sebenarnya? Apakah Islam memiliki titik temu dengan demokrasi? Bagaimana realitas demokrasi sesungguhnya? Dan apa peranan negara-negara adidaya dalam pemaksaan ide demokrasi kepada negeri-negeri Islam? Tulisan berikut ini akan menguraikannya. Sekularisme : Nenek Moyang Demokrasi Sejak memudarnya kejayaan Imperium Romawi (abad ke-3 M), gereja Kristen mulai masuk ke arena kekuasaan politik. Kaisar Konstantin, penguasa Romawi yang pertamakali memeluk agama Kristen, menggabungkan kekuasaan negara dengan urusan gereja sehingga pihak gereja memiliki peranan besar dalam pengambilan keputusan politik. Kerajaan-kerajaan lokal mulai muncul di Eropa sejak tahun 476 M. Seperti halnya Romawi, gereja turut menjadi penentu dalam sepak-terjang penguasa kerajaan. Para bangsawan dan politikus-yang umumnya dari keluarga kaya-menjadi boneka yang dikendalikan penuh oleh gereja. Tetapi karena ajaran Kristen tidak mengatur urusan kenegaraan, gereja membuat berbagai fatwa menurut kemauan mereka sendiri dan hal itu diklaim sebagai wewenang yang diterimanya dari Tuhan. Tidak heran jika sosok kerajaan-kerajaan Eropa saat itu lebih mirip dengan Imperium Romawi Kuno yang paganistis dan belum mengenal agama. Gereja memiliki supremasi yang sangat tinggi hampir dalam setiap urusan. Para pemuka gereja diyakini sebagai satu-satunya pihak yang berhak berkomunikasi langsung dengan Tuhan, dan hasil komunikasi itu diajukan kepada penguasa kerajaan untuk ditetapkan sebagai keputusan politik. Eropa memiliki sejarah yang cukup berdarah mengenai hal ini : ribuan wanita dibunuh ketika gereja mencap perempuan sebagai tukang sihir 3 , kaum ilmuwan yang tidak setuju dengan pendapat gereja harus rela dipenjara atau bahkan dibunuh (seperti yang menimpa Galileo Galilei dan Nicolaus Copernicus), perampasan tanah milik rakyat untuk dibagi-bagikan kepada penguasa dan pemuka gereja, sampai orang yang hendak matipun tak luput dari pemerasan oleh gereja. Pendapatan terbesar gereja berasal dari penjualan Kunci Surga (Keys to Heaven), yaitu menjual surat pertobatan kepada orang-orang yang hendak meninggal. Dengan membayar sejumlah uang, gereja meyakinkan orang tersebut bahwa dosa-dosanya telah diampuni dan boleh memasuki surga. Kelaliman gereja (yang difasilitasi oleh penguasa), kekalahan telak pasukan salib dari tentara Khilafah Islamiyyah, dan kegeraman para pemikir Eropa kepada gereja, menumbuhkan benih-benih pemberontakan pada abad ke-14. Hal ini juga disebabkan oleh gencarnya penerjemahan buku-buku berbahasa Arab ke dalam bahasa Latin Eropa sejak abad ke-10 yang berpusat di Andalusia (Spanyol). Kegemilangan peradaban Islam telah memberi inspirasi kepada para pemikir Eropa untuk mendobrak kejumudan yang meliputi seluruh daratan Eropa saat itu, yang dikenal sebagai Dark Ages (Masa Kegelapan). Pada tahun 1618 meletus perang sipil di seluruh daratan Eropa antara pendukung dan penentang supremasi gereja. Perang itu berlangsung selama 30 tahun dan menghabiskan sepertiga penduduk Eropa serta meruntuhkan sebagian besar kerajaan yang bercokol di Eropa. Perang terlama terjadi antara Perancis dan Spanyol sampai tahun 1659. Akibatnya, para pemikir terpecah menjadi 2 kelompok: 1. yang mempelajari filsafat Yunani, disebut Naturalis, dan meyakini bahwa akal manusia mampu menyelesaikan semua persoalan; 2. yang
Re: [R@ntau-Net] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban
--- Adrisman [EMAIL PROTECTED] wrote: Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban Oleh: Ahmad Sajid Syabab Hizb ut-Tahrir wilayah Indonesia Assalamu'alaikum.w.w. Syabas, tahniah. Aaa.. Ad, kok baru kini lo ko mancogok ?, he he he he. Ruponyo, urang lah punyo nan sabananyo, awak sajo nan ndak tau (urang manyuruak-an kuku). Untuang ambo ndak pandai-pandai pulo manunjuak ajari. Alhamdulillah. Nan paralu, kito samo-samo mancari ridha Allah kan Ad ?. Baa pun jalannyo, tasarah ka awak masiang-masing, asa lai indak kalua dari jalur yang telah ditetapkan Allah swt. dan diajakan dek Nabi Muhammad saw. Salut ambo jo si Ad. Mudah-mudahan Allah swt. memberi rahmat. Wassalam St. Sinaro __ Do you Yahoo!? Yahoo! Search - Find what youre looking for faster http://search.yahoo.com Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
Re: [R@ntau-Net] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban
Wa'alaikum salam wr. wb. Da Sutan, samo samo mudah mudahan awak kasadonyo tetap dirahmati Allah nan kuaso. ambo memang menyadari, urang islam di RN iko bermacam macam kadar pengetahuan dan pemahamannyo tentang Islam, banyak dari kaum muslimin sendiri masih gamang jo syari'at islam maupun sitim khilafah iko. Indak saketek kini kaum intelektual muslim nan sangajo mencari persamaan khilafah jo demokrasi, dengan satu tujuan agar awak indak maliek demokrasi sebagai satu satunya alternatif tapi justru kembali kepada yang sudah dicontohkan Rasulullah. Walau ambo tahu petinggi islam di indonesia (muhammadiyah atau NU) indak setuju dengan negara khilafah, cuman jadi melahirkan tando tanyo diambo, apokah karano mereka2 itu kena pengaruh barat, seperti amin rais yang dapat doktor dibarat. Ataukah karano mereka menyadari indak ado nan bisa jadi khalifah maso maso kini. Nan paling penting terlebih dahulu adolah mambuek wacana, agar umat Islam menyadari bahwa Islam itu begitu bernilai dan bagaikan intan yang belum digosok, dan sistim kekhalifahan adalah satu satunyo nan akan mambaok awak sesuai dengan jalan nan diinginkan oleh Allah swt. Nanti saatnya kelak akan datang juo pemimpin pilihan itu, hancurnya sistim kekhalifahan ini seharusnya membuat kita menangis, bukannya ikut2 menganggap sistim ini tidak bagus. Janganlah dilihat apa yang terjadi sekarang di Saudi. Mereka itu bukanlah contoh negara khilafah. Taruihlah uda menyiarkan dakwah jo caro uda, Ad selalu mengikuti dan bersyukur atas ilmu2 nan uda bagi dipalanta iko Insya Allah awak tetap dalam jalur nan samo. Qur'an Hadits adolah pedoman ambo, sabananyo ado ciek lai yaitu kita mesti berjamaah, tapi bialah ambo indak maajak ajak urang masalah iko..., semua ambo serahkan ka pendalaman masing2. Semoga awak kasadonyo tetap dalam lindungan Allah dan tali hidayah iko tetap awak pacik arek2 sampai tibo saatnyo kelak kito pulang ka kampuang akhirat. wassalam Ad - Original Message - From: Sutan Sinaro [EMAIL PROTECTED] To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993) [EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, March 07, 2004 7:50 AM Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban --- Adrisman [EMAIL PROTECTED] wrote: Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban Oleh: Ahmad Sajid Syabab Hizb ut-Tahrir wilayah Indonesia Assalamu'alaikum.w.w. Syabas, tahniah. Aaa.. Ad, kok baru kini lo ko mancogok ?, he he he he. Ruponyo, urang lah punyo nan sabananyo, awak sajo nan ndak tau (urang manyuruak-an kuku). Untuang ambo ndak pandai-pandai pulo manunjuak ajari. Alhamdulillah. Nan paralu, kito samo-samo mancari ridha Allah kan Ad ?. Baa pun jalannyo, tasarah ka awak masiang-masing, asa lai indak kalua dari jalur yang telah ditetapkan Allah swt. dan diajakan dek Nabi Muhammad saw. Salut ambo jo si Ad. Mudah-mudahan Allah swt. memberi rahmat. Wassalam St. Sinaro __ Do you Yahoo!? Yahoo! Search - Find what you're looking for faster http://search.yahoo.com Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net