Tolong kuduang dih (Re: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...)

2004-05-11 Terurut Topik bandaro


Bilo mareply  tolong dikuduang  posting sabalunnyo.

Toh
toh
tOh
toH ...
orang lain alah punyo juo

Kok paralu tinggakan sajo nan paralu nan akann dikomentari.

Tarimo kasi
mawakili nan ba plat hitam

mak Ban  ( 53 thn)
Mancangkuang di Rantaunet sajak 1997
~~


M. Ismet Ismail wrote:
 
 Assalamulaikum wr, wb
 
 Kenapa sih sanak Adrisman ngotot sekali untuk melaksanakan pemerintahan gaya
 pemerintahan madinah, padahal sejarah sudah membuktikan bahwa pemerintahan
 seperti itu hanya berlangsung dalam waktu 22 tahun. Waktu yang 22 tahun itu



(..  dikuduang  maimaik pulsa dan maimaik bandwith .)

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



Re: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...

2004-05-11 Terurut Topik S.Sehan
Bicara ttg demokrasi tentu saja tak perlu dan tak bisa
ada kesimpulan. tapi alangkah lebih baiknya jika kita
bicara tentang cara pandang dan cara pikir dalam
mengelola persoalan sendiri, yaitu persoalan kita
dalam bernegara. Bicara ttg demokrasi, theokrasi atau
monarki atau apapun tentulah hanyalah sebuah kumpulan
ide2 dan usul yg teramat banyak. tapi sungguh cukup
sedikit dan sempit utk mampu mengelola persoalan kita.


Tidak peduli apakah itu demokrasi islam, demokrasi
terpimpin, demokrasi liberal ataupun demokrasi
pancasila. mengadopsi atribut sama saja mengebiri diri
sendiri. tentu tidak akan begitu sesuai dg persoalan
yg dihadapi. jangankan pilihan2 yg saya sebutkan
diatas, bahkan dengan mengeneralisir pilihan menjadi
demokrasi sajapun tak akan cukup membantu kita
menghadapi persoalan yg ada. entah kenapa kita harus
memilih2 system yg sesuai dari yg telah ada tersebut.
kenapa tidak kita sebut saja bahwa system bernegara
kita adalah abcd. tidak perduli apakah abcd itu
berbentuk demokrasi atau apapun. atau bahkan tak
berbentuk sekalipun (setidaknya tidak sama dg bentuk2
yg ada) akan tetapi merupakan suatu yg lahir dari
kesadaran objektifitas dari berkomunitas/bernegara itu
sendiri yg dilandasi niat baik dan tujuan2 yg tentu
merupakan tujuan yg sesungguhnya dan tidak hanya jadi
hiasan seminar2 atau buku2 panduan sekolah serta
aturan2 yg tak pernah diterapkan. tapi sebuah tujuan
kolektif yg meresap dalam komunitas itu sendiri.

Spt halnya demokrasi itu sendiri yg merupakan ide
mutakhir dijaman kuno dulu. dia pun lahir dari
kebutuhan dan tuntutan ideal masyarakat yg ada. dan
jgn pernah disamakan masyarakat yg sekarang dg
masyarakat saat itu. dan jgn pula membahas contoh2
bodoh yg sangat tidak berguna dibahas seperti
demokrasi2 yg ada di negara2 lain. bukankah kalau
kita lihat negara2 yg ada didunia ini jauh lebih
banyak yg terkebelakang daripada yg maju. dan yg maju
selalu merupakan produk dari system kepercayaan diri
yg mengekspresikan kebutuhan mereka sendiri yg tentu
tidak akan persis sama dg negara atau komunitas lain.
bahkan keterperangkapan kita akan kata negarapun harus
dikoreksi dulu sebelum memikirkan system yg sesuai
itu. mungkin seluruh persepsi hrs ditata ulang agar
kita bener tau apa itu yg kita butuhkan.

Sedikit lagi komentar tentang demokrasi. perlu kita
sadari juga bahwa kenaifan kolektif lain yg kita
lakukan adalah menyempitnya ruang fikir system
bernegara itu menjadi lebih banyak terpaku pada
pemilihan kepemimpinan belaka. bahkan jika kita
berani, tak ada pemimpin pun tak apa2 asal ada
fundament yg tepat dan benar yg menyusun syestem yg
sesuai. dan mohon jgn didebat bahwa pendapat saya
dalam paragraf ini keliru dg mengatakan bahwa memang
ada kenaifan kolektif ttg perspektif demokrasi yg
banyak terfokus hanya pada pemilihan kepemimpinan.
bagi anda2 mungkin tidak demikian tapi tolong periksa
pemahaman dominan yg ada di kepala masyarakat umum.

hal lain yg mungkin juga perlu dilihat ulang adalah
cara bernegara itu sendiri. jika berpijak pada teori2
primitif bahwa negara adalah masyarakat, wilayah dan
pengelola organisasi negara itu sendiri maka ya..
maaf2 saja bahwa kita akan tetap berada dalam
keterperangkapan tradisional yg ada. karena
sesungguhnya saat ini kita tidak sedang diskusi ttg
ketatatnegaraan tapai lebih jauh adalah ttg komunitas.
jadi mahon maaf pada para akademisi yg berlatar
tatanegara bahwa tolong simpan ilmu anda dan mari kita
bicara komunitas. 

tak ada yg perlu tersimpulkan dari obrolan ini karena
ini hanyalah sebuah anjuran sederhana agar kita keluar
dari segala perangkap disiplin yg ada. pengetahuan
kadang2 membuat org yg tidak pintar menjadi makin
bodoh. dan pengetahuan lebih banyak hanya membebani
otak dan pikiran belaka. 

dan jangan pula ada yg tersinggung akibat gaya bahasa
dan cara mengemukakan pikiran. setiap pilihan kata dan
susuanan kalimat tentu ada maksudnya. dan seluruh
maksud insya allah saya landasi niat baik.


salam,


----- (*o*) -- [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 - Original Message - 
 From: yanto_piboda [EMAIL PROTECTED]
 
 Demokrasi di Indonesia juga bukan merupakan konsep
 tunggal.Sebelum demokrasi Pancasila kita mengenal
 demokrasi  Parlementer dan Terpimpin.Telah saya
 katakan bahwa bicara ttg demokrasi artinya bicara
 ttg banyak aliran pemikiran. Dan setiap demokrasi yg
 pernah berlangsung mempunyai ciri-ciri sendiri yg
 merupakan variasi dari sejarah perkembangan
 sebelumnya. Dalam perode demokrasi parlementer,
 cirinya adalah besarnya pernan partai2 politik
 melalui parlemen.  Dalam periode ini kebinet jatuh
 bangun dalam rentang usia yg tidak panjang.
 Bayangkan, pambangunan apa yg bisa dilakukan bila
 sebuah kabinet hanya berumur 5 bulan untuk kemudian
 diganti oleh kabinet lainya. Terus karena gak puas
 sebagai sebagai rubberstramp president belaka karena
 pemerintahan dijalan oleh perdana mentri, Sukarno
 muncul dg ide demokrasi terpimpinnya.Nah, disini
 kedaan terbalik, Presiden punya kekuasaan begitu
 besar hingga bisa 

RE: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...

2004-05-10 Terurut Topik Irdam Syah
Hanya perlu dipertanyakan apakah ada pengaruh agama mereka terhadap kemajuan
yang dicapai. Misalnya apakah agama mereka mengandung ajaran
ketata-negaraan. Seperti Eropa dan Amerika yang mayoritas Kristen, saya
tidak tahu apakah ayat2 dalam Injil ada berisi mengenai ketatanegaraan.
Hanya sepengetahuan saya, sepanjang kehidupan Nabi Isa a.s. yang cukup
pendek (-+ 30 tahunan) beliau tidak pernah menjadi kepala
negara/pemerintahan sehingga kemungkinan tidak ada ayat2 yang diturunkan
mengenai kepemerintahan ini. Disamping itu cukup banyak negara2 di Amerika
Latin yang mayoritas beragama Katolik tapi kategorinya juga termasuk negara
berkembang. Apalagi negara-negara di bawah Uni Soviet yang komunis dan
atheis sangat tidak relevan sekali mengatakan bahwa agama mayoritas penduduk
berpengaruh sekali terhadap keberhasilan dalam kemajuan negaranya.

salam - tg

# -Original Message-
# From: M. Ismet Ismail
# 
# Assalamulaikum wr, wb
# 
# Kenapa sih .cut
# 
# Dan sejarah juga sudah membuktikan bahwa negara-negara yang 
# saat ini maju, semuanya adalah negara yanag penduduknya 
# mayoritas non-Islam, dan pertanggungan jawaban atau keberhasilan
# ini adalah berada pada pundak penduduk yang non-Islam tersebut,
# karena mereka mayoritas.
# 
# 
# Wassalam
# 
# MII
# 
# - Original Message -
# From: Adrisman Yunus
# 

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] Demokrasi

2004-05-10 Terurut Topik Ahmad Ridha
Bismilahirrahmanirrahim, 

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

Dalam e-mail ini saya (dengan segala keterbatasan ilmu saya) ingin melihat 
posisi demokrasi terhadap Islam. Hal ini menurut saya penting karena politik 
sebagai bagian dalam hidup bernegara tidaklah luput dari Islam dan oleh 
karenanya harus dilakukan secara syar'i. Mohon maaf jika kurang berkenan. 

Demokrasi merupakan suatu nama yang tidak disebutkan secara eksplisit oleh 
Allah dan Rasulullah. Oleh karena itu untuk menakar nilainya kita harus 
melihat jati dirinya. Seperti halnya masa kini ada nama-nama seperti teh 
telur, wedang jahe, gelatin, wiski dan vodka maka untuk menilai nama-nama 
itu perlu dilihat sifat-sifatnya. Wiski dan vodka ternyata memenuhi 
sifat-sifat khamr yang diharamkan maka haramlah wiski dan vodka. Sedangkan 
teh telur dan wedang jahe jika tidak mengandung atau diproses dengan sesuatu 
yang diharamkan maka hukumnya kembali ke hukum asal yakni halal. Gelatin, 
yang sering digunakan dalam produksi makanan-makanan kecil, perlu diwaspadai 
karena sering berasal dari lemak babi. 

Dengan demikian, kita perlu mengetahui definisi dari demokrasi (democracy) 
untuk dapat menilainya. Istilah 'Demokrasi' atau 'Demokratis' juga  sering 
memiliki makna yang berbeda-beda (mis. orang yang berkonsultasi sebelum 
memutuskan sesuatu sering disebut demokratis) namun di sini yang akan saya 
lihat adalah Demokrasi sebagi suatu sistem dan definisinya sedapat mungkin 
saya ambil dari sumber yang definitif. 

Menurut Merriam-Webster's Online Dictionary:
http://www.britannica.com/dictionary?book=Dictionaryva=democracyquery=demo 
cracy 

1 a : government by the people; especially : rule of the majority b : a 
government in which the supreme power is vested in the people and exercised 
by them directly or indirectly through a system of representation usually 
involving periodically held free elections
2 : a political unit that has a democratic government
3 capitalized : the principles and policies of the Democratic party in the 
U.S.
4 : the common people especially when constituting the source of political 
authority
5 : the absence of hereditary or arbitrary class distinctions or privileges 

Untuk masalah politik definisi no. 1 dapat mewakili. 

Untuk konteks Indonesia, dapat kita lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 
Ketiga, Balai Pustaka, 2001 pada entri demokrasi antara lain disebutkan: 

n Pol 1. (bentuk atau sistem) pemerintahan yg seluruh rakyatnya turut serta 
memerintah dng perantaraan wakilnya; pemerintahan rakyat; 2 gagasan atau 
pandangan hidup yg mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan 
yg sama bagi semua warga negara. 

Sebenarnya masih panjang namun kira-kira tidak keluar jauh dari definisi di 
atas. 

Pada konteks Negara Republik Indonesia, konsep demokrasi termaktub dalam UUD 
1945 yakni 

Pasal 1
(2) Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut 
Undang-Undang Dasar.***) 

http://www.mpr.go.id/h/index.php?fz=6 

Definisi kedaulatan sendiri adalah (dalam KBBI, 2001): 

n kekuasaan tertinggi atas pemerintahan negara, daerah, dsb; 

Dan kedaulatan rakyat berarti (KBBI, 2001): kekuasaan tertinggi ada pd 
rakyat; demokrasi; 

Dari definisi-definisi di atas dapat kita ambil dua sifat dominan demokrasi 
yakni:
1. kekuasaan rakyat dalam artian penentuan keputusan berdasarkan mayoritas 

Keputusan yang diambil mayoritas harus dipatuhi oleh semua pihak dan menjadi 
patokan penentuan hukum. Dalam demokrasi tidak langsung penentuan suara 
mayoritas tersebut dilakukan melalui pemungutan suara di DPR. 

Sebagai contoh penerapannya dalam penentuan boleh tidaknya sesuatu, di 
Amerika Serikat minuman keras sempat dilarang (Amendment XVIII) namun 
kemudian larangan tadi dibatalkan (Amendment XXI). 

Lihat:
http://www.usconstitution.net/const.html#Am18
http://www.usconstitution.net/const.html#Am21
http://www.usconstitution.net/constamnotes.html#Am18
http://www.usconstitution.net/constamnotes.html#Am21 

Secara sistem, demokrasi memang hanya melihat kehendak mayoritas baik rakyat 
dalam pemilu atau pun parlemen dalam pembuatan undang-undang, dll. 

2. kesamaan hak rakyat dalam kekuasaan tersebut 

Demokrasi memberikan hak yang sama dalam pengambilan keputusan tersebut bagi 
tiap warga negara. Di Indonesia ditentukan bahwa warga negara yang berhak 
mengikuti pemilu adalah (UU No. 12 Tahun 2003):
- warga negara Republik Indonesia yang pada hari pemungutan suara sudah 
berumur 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin
- untuk dapat didaftar sebagai pemilih, juga harus memenuhi syarat: 
nyata-nyata tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya dan tidak sedang dicabut 
hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan 
hukum tetap 

http://www.kpu.go.id/peraturan_uu/UU_PEMILU.htm#babIII 

Kedua hal inilah yang diimplementasi di Indonesia melalui pemilihan umum. 

Sekarang bagaimanakah kedua sifat tersebut dalam Islam. 

1. Penentuan keputusan berdasarkan mayoritas semata. 

Allah 

RE: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...

2004-05-10 Terurut Topik harman
Tadinya males mau ikut diskusi ini abis kayaknya hanya pengulangan
yang pernah ada, hanya saja judulnya saja yg berbeda kalau 
sebelumnya tentang Demokrasi yang langsung diadu dengan Kekhali
fahan dan saya dengan da Ad terlibat diskusi yg cukup panjang
dan saat ini Demokrasi yg digugat.

Kalau memberi contoh, sebaiknya disampaikan contoh negara yg
lain selain negara barat, Malaysia misalnya, rakyat disana cukup
makmur dan maju perkembangan Islam dan hukumnya juga bisa berjalan
dengan baik - kayaknya udah pernah dibicarakan juga.
Demokrasi itu kan bukan bentuk yg kaku, tinggal disesuikan saja
dengan kondisi masyarakat yang ada, bukan demokrasi versi USA, 
Perancis dll tapi demokrasi versi Indonesia, kayak gimana? kayak
sekarang ini yg masih terus berproses dan berkembang

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



RE: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...

2004-05-10 Terurut Topik Irdam Syah
Saya pikir sdr. Sehan akan mengetengahkan argumentasinya kenapa
demokrasi disebutnya primitif dan suatu kebodohan jika masih
menerapkan sistem demokrasi. Pernyataan tersebut cukup
menggelitik juga untuk didiskusikan...
Eh nggak taunya yang keluar hanya pernyataan berikut:

 .
 lebih jauhnya, silakan buka pertanyaan lebih
 menjurus yg berhubungan dengan hal ini. saya juga   ---
 hanyalah org awam yg kadang2 juga suka mengada-ada. ---
 .

salam - tg

# -Original Message-
# From: harman [mailto:[EMAIL PROTECTED]
# 
# Tadinya males mau ikut diskusi ini abis kayaknya hanya pengulangan
# yang pernah ada, hanya saja judulnya saja yg berbeda kalau 
# sebelumnya tentang Demokrasi yang langsung diadu dengan Kekhali
# fahan dan saya dengan da Ad terlibat diskusi yg cukup panjang
# dan saat ini Demokrasi yg digugat.
# 
# Kalau memberi contoh, sebaiknya disampaikan contoh negara yg
# lain selain negara barat, Malaysia misalnya, rakyat disana cukup
# makmur dan maju perkembangan Islam dan hukumnya juga bisa berjalan
# dengan baik - kayaknya udah pernah dibicarakan juga.
# Demokrasi itu kan bukan bentuk yg kaku, tinggal disesuikan saja
# dengan kondisi masyarakat yang ada, bukan demokrasi versi USA, 
# Perancis dll tapi demokrasi versi Indonesia, kayak gimana? kayak
# sekarang ini yg masih terus berproses dan berkembang
# 
 

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



RE: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...

2004-05-09 Terurut Topik Irdam Syah




Mungkin sanak bisa manarangkan argumentasinyo sahinggo 
rang palanta bisa pulo mangarati  iyo yo alah kuno demokrasi 
tu.
Labiah 
elok lai sakalian manarangkan hasil evolusi individu tu konsep aponan 
ditawarkannyo...
Rasonyo indak setiap komunitas manjalankan konsep 
demokrasi tu karano masih ado negara nan mamakai konsep teokrasi, aristokrasi, 
bahkan diktator-krasi...:-)

salam 
- tg

  -Original Message-From: S.Sehan 
  Demokrasi?
  Tidak kah ide ini sudah terlalu primitif utk mengelola kompleksitas 
  komunitas, kawasan dan kebijakan zaman ini.
  
  dilain pihak secara alamiah, terasa adanya evolusi intelektual dan 
  moralitas pada level individu yg berusaha mencari harmonisasi kedalam kelompok 
  komunitas yg ideal (dg ukuran yg optimal). Sementara para "pemain" politik 
  (termasuk dalamnya partai2) masih berada dalam alam pikir yg masih tradisional 
  (yg mereka kira sophicticated) tidak mampu melihat betapa kuno dan primitif 
  nya cara pikir demokrasi itu. Demokrasi dijadikan sebuah konsep absolut dalam 
  ukuran komunitas apapun. Sehingga pada akhirnya demokrasi tak kurang semena2 
  dibandingkan hal2 yg dianggap tidak demokrasi sekalipun.
  
  Bahkan jika dibiarkan demokrasi itu berdiri sendiri dalam cacat celanya 
  dg asumsi bahwa seluruh pemain adalah pemain idela pun, demokrasi masih saja 
  merupakan potensi kebodohan kolektif yg harus diterima semua lapisan 
  komunitas.
  
  Saya rasa jika ada yg ingin menanggapi ini, perlu sekali membacanya 
  berhati2. atau jadikan saja ini sebuah renungan.
  
  salam,

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net


Re: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...

2004-05-09 Terurut Topik M. Ismet Ismail
Assalamulaikum wr, wb

Kenapa sih sanak Adrisman ngotot sekali untuk melaksanakan pemerintahan gaya
pemerintahan madinah, padahal sejarah sudah membuktikan bahwa pemerintahan
seperti itu hanya berlangsung dalam waktu 22 tahun. Waktu yang 22 tahun itu
sangat sangatlah pendek jika kita bandingkan dengan sejarah Islam yang
sampai saat ini telah berlangsung 14 abad dan sebagian besar masanya memakai
sistem pemerintahan gaya monarchi.

Belum lagi jumlah penduduk yang diatur pada masa yang 22 tahun tersebut
sangat-sangatlah sedikit jika kita bandingkan dengan jumlah penduduk yang
diatur untuk masa sekarang. Atau apakah kita akan memakai sistem monarchi
gaya kesultanan-kesulatanan yang sudah jelas banyak sekali menurut sejarah
banyak melakukan kekejaman dan pengekangan hak-hak individu serta pemberian
keitimewaan pada lingkungan kesultanan (istana) ?

Dan sekarang .. kita bisa melihat mana ada satupun negara-negara di
dunia ini ,yang mayoritas penduduknya beragama Islam, dapat disebut sebagai
negara maju. Kalau kita setuju bahwa maju tidaknya suatu bangsa sangat
ditentukan oleh manusia di negara di mana mereka berada, maka pertanggungan
jawab ini dapat kita timpakan kepada manusia-manusia Islam yang mengangkangi
negara-negara tersebut karena kemayoritasannya tidak dapat menggerek negara
di mana mereka berada untuk mencapai cita-cita suatu bangsa yaitu memajukan
dan mensejahterakan rakyatnya.

Dan sejarah juga sudah membuktikan bahwa negara-negara yang saat ini maju ,
semuanya adalah negara yanag penduduknya mayoritas non-Islam, dan
pertanggungan jawaban atau keberhasilan ini adalah berada pada pundak
penduduk yang non-Islam tersebut, karena mereka mayoritas.


Wassalam

MII

- Original Message -
From: Adrisman Yunus [EMAIL PROTECTED]
To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)
[EMAIL PROTECTED]
Sent: Saturday, May 08, 2004 3:28 AM
Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Demokrasi lagi...


 Wa'alaikum salam wr.wb.

 Eh siapa sih yang mengatakan kita cuma punya 3
 pilihan.? demokrasi, teokrasi atau gabungan...:(

 Saat ini kita semua memang digiring untuk cuma memilih
 demokrasi sebagai satu2nya pilihan, sampai2 negara
 islam seperti iran saja memakai kata republik atau
 juga RRC yang komunis. Karena saat ini cuma
 demokrasilah satu2nya yang dianggap layak dalam
 membentuk civil society.

 Apakah memang tak ada lagi pilihan selain
 demokrasi...?

 Dan apakah demokrasi memang sudah berhasil membentuk
 masyarakat madani seperti yang diharapkan...?

 Kenapa negara ini yang setidak tidaknya memiliki 85%
 umat muslim tidak pernah untuk mencoba membentuk
 pemerintahan ala pemerintahan madinah nya
 rasulullah..? Belum pernah dicobasama sekali atau
 setidak tidaknya dikaji.

 Tiap kali kita dengar kata kata anjuran untuk
 mengikuti sunnah rasul..., bahkan kalau berpakaianpun
 dibuat mirip dengan masa rasulullah.
 Tapi semua itu cuma bungkus yang kita pamerkan,
 sementara yang lebih essential yang dicontohkan
 rasulullah yaitu contoh bagaimana meramut, melindungi
 umat islam dalam bentuk negara kekhalifahan, tak ada
 satupun yang meliriknya...:(

 Allah menciptakan dunia ini dan menjadikan masing2
 kita jadi khalifah, bukanlah tanpa maksud. Dan itu
 telah dicontohkan oleh rasulullah dan para sahabat
 yang 4 (khulafaur rashidin).

 Nah kalau selama ini kita selalu teriak sami'na
 waatho'na, adakah kita sudah waatho'na dengan contoh
 rasulullah yang satu ini?

 Ayo ah om yanto, jangan cuma melihat demokrasi
 saja sebagai satu2nya pilihan

 Yang saya lihat selama ini demokrasi memang berhasil
 dinegara negara sekuler atau setidak tidaknya untuk
 masyarakatnya yang berfikir secara sekuler, tapi kalau
 diterapkan pada masyarakat agamis, lihatlah perpecahan
 yang ada dan politik dagang sapi demi kekuasaan yang
 timbul, tak ada satupun yang mikirin rakyat.

 wassalam
 Adr


 --- yanto_piboda [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Assalamualaikum Wr Wb
 
 
  Kembali ke awal diskusi kita konsep apa sebaikanya
  yang kita terapkan
  di negara ini,
  karena sebenarnya cuman ada 3 pilihan, demokrasi,
  teokrasi dan
  penggabungan dari kedua-nya
 
  Dan sayang sekali ternyata pilihan kita juga
  sekarang cuman ada 1
  yaitu demokrasi, karena tidak mungkin kita rasanya
  kita menerapkan
  konsep teokrasi, karena nanti siapa yang akan
  menjadi raja.
 
  Jadi sekarang yang jadi pertanyaan adalah demokrasi
  seperti apakah
  sebenar-nya yang akan diterapkan di negara itu atau
  dengan kata lain
  demokrasi yang ber basis   apa (baca IDIOLOGI APA).
 
  kalau udah ke arah ini maka akan banyak alternatif
  jawaban yang bisa
  kita pilih :
 
  Model Amerika yang berbasis Liberal kapitalis
  Model China yang berbasis Komunis  Mao
  Model alm (Uni Sovyet) dan Cuba yang berbasis
  Sosialis Marx
 
  Atau model lain, misalnya : model yang berbasiskan
  Religi (baca
  Islam), ini juga akan terdiferensial menjadi
  bermacam model juga
  Islam yang bagaimana ? ( ini menurut pendapat saya
  loh)
 
  Or 

Re: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...

2004-05-08 Terurut Topik Adrisman Yunus
Wa'alaikum salam wr.wb.

Eh siapa sih yang mengatakan kita cuma punya 3
pilihan.? demokrasi, teokrasi atau gabungan...:(

Saat ini kita semua memang digiring untuk cuma memilih
demokrasi sebagai satu2nya pilihan, sampai2 negara
islam seperti iran saja memakai kata republik atau
juga RRC yang komunis. Karena saat ini cuma
demokrasilah satu2nya yang dianggap layak dalam
membentuk civil society.

Apakah memang tak ada lagi pilihan selain
demokrasi...?

Dan apakah demokrasi memang sudah berhasil membentuk
masyarakat madani seperti yang diharapkan...?

Kenapa negara ini yang setidak tidaknya memiliki 85%
umat muslim tidak pernah untuk mencoba membentuk
pemerintahan ala pemerintahan madinah nya
rasulullah..? Belum pernah dicobasama sekali atau
setidak tidaknya dikaji.

Tiap kali kita dengar kata kata anjuran untuk
mengikuti sunnah rasul..., bahkan kalau berpakaianpun
dibuat mirip dengan masa rasulullah.
Tapi semua itu cuma bungkus yang kita pamerkan,
sementara yang lebih essential yang dicontohkan
rasulullah yaitu contoh bagaimana meramut, melindungi
umat islam dalam bentuk negara kekhalifahan, tak ada
satupun yang meliriknya...:(

Allah menciptakan dunia ini dan menjadikan masing2
kita jadi khalifah, bukanlah tanpa maksud. Dan itu
telah dicontohkan oleh rasulullah dan para sahabat
yang 4 (khulafaur rashidin).

Nah kalau selama ini kita selalu teriak sami'na
waatho'na, adakah kita sudah waatho'na dengan contoh
rasulullah yang satu ini? 

Ayo ah om yanto, jangan cuma melihat demokrasi
saja sebagai satu2nya pilihan

Yang saya lihat selama ini demokrasi memang berhasil
dinegara negara sekuler atau setidak tidaknya untuk
masyarakatnya yang berfikir secara sekuler, tapi kalau
diterapkan pada masyarakat agamis, lihatlah perpecahan
yang ada dan politik dagang sapi demi kekuasaan yang
timbul, tak ada satupun yang mikirin rakyat.

wassalam
Adr
 

--- yanto_piboda [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Assalamualaikum Wr Wb
 
 
 Kembali ke awal diskusi kita konsep apa sebaikanya
 yang kita terapkan 
 di negara ini,
 karena sebenarnya cuman ada 3 pilihan, demokrasi,
 teokrasi dan 
 penggabungan dari kedua-nya 
 
 Dan sayang sekali ternyata pilihan kita juga
 sekarang cuman ada 1 
 yaitu demokrasi, karena tidak mungkin kita rasanya
 kita menerapkan 
 konsep teokrasi, karena nanti siapa yang akan
 menjadi raja.
 
 Jadi sekarang yang jadi pertanyaan adalah demokrasi
 seperti apakah 
 sebenar-nya yang akan diterapkan di negara itu atau
 dengan kata lain 
 demokrasi yang ber basis   apa (baca IDIOLOGI APA).
 
 kalau udah ke arah ini maka akan banyak alternatif 
 jawaban yang bisa 
 kita pilih :
 
 Model Amerika yang berbasis Liberal kapitalis
 Model China yang berbasis Komunis  Mao
 Model alm (Uni Sovyet) dan Cuba yang berbasis
 Sosialis Marx
 
 Atau model lain, misalnya : model yang berbasiskan
 Religi (baca 
 Islam), ini juga akan terdiferensial menjadi
 bermacam model juga 
 Islam yang bagaimana ? ( ini menurut pendapat saya
 loh)
 
 Or another model 
 
 Ayo siapa yang mau mulai 
 
 wassalam 
 
 YP
 
 
 
 
 
 
 Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda,
 silahkan ke: 
 http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



Re: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...

2004-05-08 Terurut Topik Asmardi Arbi
Para dunsanak nan tertarik berdiskusi : demokrasi lagi.

Assalamualaikum wr.wb.

Ambo tertarik jo diskusi nan ber-subject demokrasi lagi ko dan  ngin mancubo
manjawek pertanyaan bung Yanto Pabiola : demokrasi berbasis ideologi apa?

Untuk Republik Indonesia sabananyo alah tajawek yaitu demokrasi berdasarkan
ideologi Pancasila. nan berarti demokrasi :
-yang ber Ke Tuhanan Yang Maha Esa.
-yang ber Perikemanusiaan yang adil dan beradab.
-yang ber Persatuan Indonesia.
-yang ber Kedaulatan Rakyat yang  Dipimpin  oleh
  Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
  Perwakilan.
-yang  ber Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Bukankah sudah jelas bahwa demokrasi berbasis ideologi Pancasila adalah
demokrasi theokrasi, yang diawali dengan Ketuhana YME dan bermuara pada
kesejahteraan rakyat diseluruh Indonesia. Bangsa Indonesia sudah
menyepakatinya dengan sebuah deklarasi Kemerdekaan  pada tanggal 18 Agustus
1945
sehari sesudah proklamasi Kemerdekaan 17 -8- 1945.
Pada waktu itu semua pihak berjiwa ikhlas menerima, setelah beberapa tokoh
Islam bersedia mengorbankan kepentingan umatnya yang walaupun mayoritas,
untuk menghilangkan 7 kata: dengan mewajibkan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya,  demi NKRI.
Jadi jelas bahwa demokrasi Pancasila bukanlah demokrasi liberal, bukan pula
demokrasi ala komunis, ala Jepang,ala Malaysia,ala Inggeris dst. Ia adalah
demokrasi khas bangsa Indonesia dan hanya berlaku untuk bangsa Indonesia.
Tiap bangsa bebas menetapkan demokrasi yang sesuai dengan bangsanya, yang
diyakini akan dapat membahagiakan dan menyejahterakan rakyat..Suatu bangsa
tidak boleh memaksakan demokrasi bangsanya kepada bangsa lain, karena itu
melanggar arti demokrasi itu sendiri.

Rasanya kita sebagai bangsa Indonesia sepakat bertanya,  kita sudah 50 tahun
lebih merdeka kok belum juga sejahtera  rakyatnya. Jawabnya adalah seperti
yang diutarakan dunsanak YP bahwa demokrasi itu termanifestasi pada tahap
implementasi-nya. Baru saja beberapa bulan proklamasi dan deklarasi
kemerdekaan, terjadilah penyimpangan dan bahkan pengkhianatan pada janji
atau kesepakatan semula.yang pada hakekatnya bersifat amanah. Hal itu
terjadi berulang kali bahkan sampai saat ini.
Sebenarnya dalam ajaran Islam sudah ada peringatannya: barang siapa yang
melanggar amanah, tunggulah saat kehancurannya.  Peringatan nabi Muhammad
SAW yang disampaikan kira-kira 1400 tahun lalu telah berkali-kali terbukti.
Bangsa kita sering tidak konsisten dalam tahap implementasi, tidak satu kata
dengan perbuatan, sehingga sering terancam kehancuran disebabkan oleh
konflik-konflik dan berbagai krisis. Alam takambang jadi guru
baik berupa fenomena alam maupun fenomena sosial tidak mampu kita pahami
sebagai pelajaran dan peringatan, sehingga berulang kali melakukan
kesalahan.
yang sama.
Kiranya sampai disko daulu para dunsanak, ambo sendiri indak tahu apo
tanggapan amboko lai dapek manjawek pertanyaan dunsanak YP.

Wassalam ,

Asmardi Arbi

- Original Message -
From: yanto_piboda [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, May 07, 2004 11:39 PM
Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Demokrasi lagi...


 Assalamualaikum Wr Wb

 Salut... ternyata Dek Gamut (eh: nick name-nya evie ya ???), ulasan-
 nya benar2 mantap,
 Benar sekali demokrasi yang sekarang ini bukan lagi sebuah konsep
 yang tunggal, terutama pada area implementasi (penerapan) dalam
 kehidupan bernegara dan berbangsa.

 Pada tahap implementasi inilah sebenar-nya demokrasi itu menjelma
 menjadi bermacam :
 seperti yang sudah dek Gamut uraikan, bahkan pada kasus beberapa
 negara, seperti Jepang, Malaysia dan Inggris, mereka berhasil
 menyatukan konsep antara demokrasi dan teokrasi.

 Kembali ke awal diskusi kita konsep apa sebaikanya yang kita terapkan
 di negara ini,
 karena sebenarnya cuman ada 3 pilihan, demokrasi, teokrasi dan
 penggabungan dari kedua-nya

 Dan sayang sekali ternyata pilihan kita juga sekarang cuman ada 1
 yaitu demokrasi, karena tidak mungkin kita rasanya kita menerapkan
 konsep teokrasi, karena nanti siapa yang akan menjadi raja.

 Jadi sekarang yang jadi pertanyaan adalah demokrasi seperti apakah
 sebenar-nya yang akan diterapkan di negara itu atau dengan kata lain
 demokrasi yang ber basis   apa (baca IDIOLOGI APA).

 kalau udah ke arah ini maka akan banyak alternatif  jawaban yang bisa
 kita pilih :

 Model Amerika yang berbasis Liberal kapitalis
 Model China yang berbasis Komunis  Mao
 Model alm (Uni Sovyet) dan Cuba yang berbasis Sosialis Marx

 Atau model lain, misalnya : model yang berbasiskan Religi (baca
 Islam), ini juga akan terdiferensial menjadi bermacam model juga
 Islam yang bagaimana ? ( ini menurut pendapat saya loh)

 Or another model

 Ayo siapa yang mau mulai

 wassalam

 YP





 
 Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
 http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
 


Re: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...

2004-05-07 Terurut Topik S.Sehan
nah kalo udah begini saya mau bilang apa lagi? bahkan sdri evie pun telah menjelaskan segala sesuatu jauh melebihi yg saya tahu,harapkan dan saya ingin dengar. bahkan melebihi dari yg saya ingin tahusekalipun.

inti masalah hanyalah, bahwa, tak perlu ada keterbatasan dalam bereferensi,ber idiologi dan menyusun konsep sekalipun. sehingga pilihan utk menjadi negara demokrasi boleh kita hilangkan. dan tak perlu bingung juga mencari yg lain, dimana, jika bukan demokrasi lantas apa? ... ya. apa saja. suka2 kita. yg penting bahwa kita harus yakin prinsip yg ada dan tau harus berkonsep bagaimana.

lebih jauhnya, silakan buka pertanyaan lebih menjurus yg berhubungan dengan hal ini. saya juga hanyalah org awam yg kadang2 juga suka mengada-ada.

salam,
" -- (*o*) --" [EMAIL PROTECTED] wrote:
- Original Message - From: "yanto_piboda" <[EMAIL PROTECTED]>Assalamualaikum Wr.wbSetuju Sanak Sehan, Lihat almarhum Uni Sovyet, apa yang terjadi ketika mereka menerapkan demokrasi, ANCUR ber-keping2 Om, demokrasi sebagai sebuah konsep yg mendasari sistem politik dibanyak negara, bukan lah konsep tunggal alias berhenti pada kata demokrasi belaka. Jika bicara ttg demokrasi seperti di Sovyet, china, Amerika, Inggris bahkan di Indonesia, sebenarnya kita bicara ttg banyak aliran pemikiran. Gagasan demokrasi yg dipraktekan di negara kota Yunani Kuno abad ke-6, beda dg demokrasi yg dipraktekan pada abad 19. Misalnya, pada abad ke 19, wujud kongrit dari demokrasi adalah kekebasan "mutlak" individu sementara negara ibaratnya cuma sebagai 'penjaga malam' yg cuma ngurusin masalah bersama dan bencana alam. Seperti kita 
 tahu
 dari sejarah kemudian, menempatkan kebebasan individu ke posisi paling atas ini ternyata membuka peluang bagi penindasan atas hak dan kebebasan individu lain. Disini tampak bahwa sebenarnya demokrasi itu cuma "perkosaan" yg berdarah-darah, kan :). Karena itu lah di awal abad ke-20 demokrasi memperoleh wujud yg lain yg ditandai yg diberikan peranan yg lebih besar kepada negara untuk mencapai negara kesejahteraan.Well, singkatnya setuju dg ide dibelakang opini Om bahwa demokrasi itu adalah konsep yg kenyal dan mengambil bentuk dalam banyak nama seperti, demokrasi rakyat, demokrasi nasional, demokrasi revolusioner dan even you had known better than me, demokrasi Pancasila, bok :). Sovyet dan RRC tidak bisa digolongkan kedalam negara demokratis karena mereka tidak menyandarkan diri pada demokrasi menurut tradisi liberal. Biar saja mereka suka menyebut diri negara demokratis, tapi kita kan lebih suka menyebut mereka negara berpaham Marxisme Leninisme or Komunisme,
 bukan?So, kembali ke pangkal cerita, menurut saya, Sovyet hancur bukan karena mereka mempraktekan atau tidak mempraktekan demokrasi karena demokrasi yg aneh dan mirip2 seperti itu masih berjalan dg indahnya di China sana. Sovyet hancur karena sudah tidak dapat dukungan dari negara-negara lain. Ato yg lebih tepat lagi terjadi adalah, disamping terjadi pergeseran2 konsepsi ttg demokrasi dalam tubuh komunis sendiri, terjadi persaingan ideologis yg sangat tajam antara Amerika Serikat dan US. Dalam persaingan ini jelas US tidak bisa menarik kawan dalam lingkup pengaruhnya yaitu pendukung pemerintahan yg pro-komunis.Bahkan walau kemudian konsepnya mereka perlunak menjadi anti-Barat atau anti imperialis, China yg pada mulanya jelas-jelas satu ideologi itu pun membelakangi bila ditengok dari dari Demokrasi Baru yg dicetuskan oleh Mao Zedong. Apalagi kemudian terjadi kesadaran baru dalam politbiro komunis China untuk membersihkan diri dari sisa-sisa revolusi kebudyaan dengan 
 masuknya
 mereka ke dalam PBB. Lengkap sudah kesendirian Sovyet.

Re: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...

2004-05-06 Terurut Topik RM Risan
Assalamulaikum Wr. Wb.

Saya ikut memberikan komentar sedikit mengenai Demokrasi, komentar sebagai
orang awam karena bukan bidang saya.

Setahu saya tidak banyak negara yang berhasil dan bisa maju dengan
menjalankan demokrasi seperti Amerika. Singapur (Republic of Singapore)
meskipun bukan kerajaan dan kesultanan tidak menjalankan demokrasi dan ini
jelas-jelas dinyatakan oleh pemimpinnya.

Sekarang kita di Indonesia sebagai sebuah negara besar ingin menjalankan
demokrasi. Tentunya yang perlu kita pelajari adalah mekanisme apa yang
membuat sistem demokrasi ini bisa berjalan dengan baik dan memberikan
kesejahteraan bagi rakyatnya?

Saya mengharapkan kita memandang ini dengan penekanan pertama pada negara
besar dan kedua tujuannya adalah kesejahteraan. Indonesia adalah negara
besar, kalau kita overlay-kan peta Indonesia akan menutupi California sampai
ke New York. Dengan predikat negara besar akan besar pula usaha yang
diperlukan untuk menjalankan mekanisme demokrasi. Mulai dari sisi perangkat
lunak - UU, policy dan prosedures di pemerintahan dan lembaga kontrol,
system software, kemudian perangkat keras - infrastruktur komunikasi dan
komputer (information and communication technology). Setelah itu kesiapan
sumber daya manusia di semua tempat yang tersebar yang ada rakyatnya.

Luasnya Indonesia juga akan dipersulit atau diperkompleks masalahnya dengan
kenyataan pulau dan laut. Sehingga komunikasi dan mekanisme pencerahan
demokrasi perlu usaha yang lebih berat dibanding apabila semuanya daratan?
Ini perlu kajian lebih dalam? Kedua kita coba pahami tujuan kita adalah
kesejahteraan bagi rakyat. Bagaimana kita mengkomunikasikan kesejahteraan
yang cukup sulit untuk di definisikan dan diukur kepada semua rakyat dengan
tingkat pendidikan yang ada.

Kalau pilihannya tidak Demokrasi, lalu system apa?

Wassalam,

Ridwan



- Original Message -
From: Darul M. St. Parapatiah [EMAIL PROTECTED]
To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)
[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, May 07, 2004 8:10 AM
Subject: RE: [EMAIL PROTECTED] Demokrasi lagi...


 Assalamualaikum WW

 Para pemuja demokrasi Amerika, saya numpang tanya:
 Apa itu yang demokrasi, pilihan hanya dua:
 Ikut saya atau musuh saya
 Demokrat atau Republik?

 Tolong pencerahan.

 Wass. WW
 St.P

 -Original Message-
 From: [EMAIL PROTECTED]
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of yanto_piboda


 Assalamualaikum Wr.wb

 Setuju Sanak Sehan,

 -karek-

 Bagaimana dengan Amerika ???
 Amerika butuh 200 tahun lebih untuk menjadi negara demokrasi seperti
 sekarang, itu juga dalam situasi kemajuan teknologi belum seperti
 sekarang, belum ada komputer, teknologi informasi, dimana interaksi
 langsung antar negara dan individu masih membutuhkan waktu yang lama,
 zaman-nya masih zaman kuda gigit besi dan kuda sungguhan,
 Jika saja Amerika baru menerapkan demokrasi 10 tahun yang lalu
 niscaya bintang yang ada di bendera-nya mungkin hanya ada 5 atau
 bahkan 1. bukan 50 seperti sekarang ini,

 Bagaimana dengan INDONESIA: saya tunggu komentar yang lain :

 wasssalam

 YP



 --- In [EMAIL PROTECTED], S.Sehan [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Demokrasi?
  Tidak kah ide ini sudah terlalu primitif utk mengelola kompleksitas
 komunitas, kawasan dan kebijakan zaman ini.
  

 
 Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
 http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
 


 
 Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
 http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
 






Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



Re: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...

2004-05-06 Terurut Topik -- (*o*) --

- Original Message - 
From: yanto_piboda [EMAIL PROTECTED]



Assalamualaikum Wr.wb

Setuju Sanak Sehan, 

Lihat almarhum Uni Sovyet, apa yang terjadi ketika mereka menerapkan 
demokrasi, ANCUR ber-keping2  

Om, demokrasi sebagai sebuah konsep yg mendasari sistem politik dibanyak negara, bukan 
lah konsep tunggal alias berhenti pada kata demokrasi belaka. Jika bicara ttg 
demokrasi seperti di Sovyet, china, Amerika, Inggris bahkan di Indonesia, sebenarnya 
kita bicara ttg banyak aliran pemikiran. Gagasan demokrasi yg dipraktekan di negara 
kota Yunani Kuno abad ke-6, beda dg demokrasi yg dipraktekan pada abad 19. Misalnya, 
pada abad ke 19, wujud kongrit dari demokrasi adalah kekebasan mutlak individu 
sementara negara ibaratnya cuma sebagai 'penjaga malam' yg cuma ngurusin masalah 
bersama dan bencana alam. Seperti kita tahu dari sejarah kemudian, menempatkan 
kebebasan individu ke posisi paling atas ini ternyata membuka peluang bagi penindasan 
atas hak dan kebebasan individu lain. Disini tampak bahwa sebenarnya demokrasi itu 
cuma perkosaan yg berdarah-darah, kan :). Karena itu lah di awal abad ke-20 
demokrasi memperoleh wujud yg lain yg ditandai yg diberikan peranan yg lebih besar 
kepada negara untuk mencapai negara kesejahteraan.

Well, singkatnya setuju dg ide dibelakang opini Om bahwa demokrasi itu adalah konsep 
yg kenyal dan mengambil bentuk dalam banyak nama seperti, demokrasi rakyat, demokrasi 
nasional, demokrasi revolusioner dan even you had known better than me, demokrasi 
Pancasila, bok :). Sovyet dan RRC tidak bisa digolongkan kedalam negara demokratis 
karena mereka tidak menyandarkan diri pada demokrasi menurut tradisi liberal. Biar 
saja mereka suka menyebut diri negara demokratis, tapi kita kan lebih suka menyebut 
mereka negara berpaham Marxisme Leninisme or Komunisme, bukan?

So, kembali ke pangkal cerita, menurut saya, Sovyet hancur bukan karena mereka 
mempraktekan  atau tidak mempraktekan demokrasi karena demokrasi yg aneh dan mirip2 
seperti itu masih berjalan dg indahnya di China sana. Sovyet hancur karena sudah tidak 
dapat dukungan dari negara-negara lain. Ato yg lebih tepat lagi terjadi adalah, 
disamping terjadi pergeseran2 konsepsi ttg demokrasi dalam tubuh komunis sendiri, 
terjadi persaingan ideologis yg sangat tajam antara Amerika Serikat dan US. Dalam 
persaingan ini jelas US tidak bisa menarik kawan dalam lingkup pengaruhnya yaitu 
pendukung pemerintahan yg pro-komunis.Bahkan walau kemudian konsepnya mereka perlunak 
menjadi anti-Barat atau anti imperialis, China yg pada mulanya jelas-jelas satu 
ideologi itu pun membelakangi bila ditengok dari dari Demokrasi Baru yg dicetuskan 
oleh Mao Zedong. Apalagi kemudian terjadi kesadaran baru dalam politbiro komunis China 
untuk membersihkan diri dari sisa-sisa revolusi kebudyaan dengan masuknya mereka ke 
dalam PBB. Lengkap sudah kesendirian Sovyet.



Malaysia, mereka tidak menerapkan demokrasi 
seperti model amerika, Inggris masih mempunyai Ratu, Jepang masih 
mempunyai Kaisar, Malaysia masih mempunyai Sultan2, yang kita tau 
bahwa Ratu, Kasir dan Sultan mereka adalah musuh2 dari demokrasi 
murni, tapi secara politik dan ekonomi mereka adalah negara2 yang 
mapan

Demokrasi sebagai cita-cita negara kesejahteraan dan tempat hidup yg nyaman bagi 
setiap warga negaranya adalah cita-cita demokrasi sejati. Negara moderen tidak bisa 
berpaling dari cita-cita ini.Dari analisa bodoh2an saja, negara2 tersebut diatas bisa 
mapan bukan karena faktor demokrasi atau tidaknya, mereka bisa begitu karena hukum 
sebagai kekuasaan tertinggi tegak sebagai kebenaran terakhir.


Bagaimana dengan INDONESIA: saya tunggu komentar yang lain :

wasssalam

YP

Demokrasi di Indonesia juga bukan merupakan konsep tunggal.Sebelum demokrasi Pancasila 
kita mengenal demokrasi  Parlementer dan Terpimpin.Telah saya katakan bahwa bicara ttg 
demokrasi artinya bicara ttg banyak aliran pemikiran. Dan setiap demokrasi yg pernah 
berlangsung mempunyai ciri-ciri sendiri yg merupakan variasi dari sejarah perkembangan 
sebelumnya. Dalam perode demokrasi parlementer, cirinya adalah besarnya pernan partai2 
politik melalui parlemen.  Dalam periode ini kebinet jatuh bangun dalam rentang usia 
yg tidak panjang. Bayangkan, pambangunan apa yg bisa dilakukan bila sebuah kabinet 
hanya berumur 5 bulan untuk kemudian diganti oleh kabinet lainya. Terus karena gak 
puas sebagai sebagai rubberstramp president belaka karena pemerintahan dijalan oleh 
perdana mentri, Sukarno muncul dg ide demokrasi terpimpinnya.Nah, disini kedaan 
terbalik, Presiden punya kekuasaan begitu besar hingga bisa membubarkan DPR hasil 
pemilu. Daaann...Sekarang, demokrasi Pancasila...Sebagai sebuah demokrasri 
kontitusi Pancasila ini sudah bagus, walau agak nyebalin dg melarang adanya oposisi, 
tapi konsep musyawarah untuk mencapai mufakatnya lebih dari lumayan. Mungkin karena 
landasan semangat kekeluargaan ini barangkalai, mengapa setiap pengusa di Indonesia 
lebih suka mengabdi 

RE: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...

2004-05-06 Terurut Topik rahyussalim








Ide alternative? Saya menangkap Sehhan
sedang menyembunyikan ide alternative yang up to date untuk mengelola
kompleksitas blablazaman ini.

Dengan rendah hati saya sangat menunggu
ide itu untuk dirembug kan
setidaknya dengan saya..



Rahyussalim













From:
[EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of S.Sehan





Demokrasi?





Tidak kah ide ini sudah terlalu primitif utk mengelola kompleksitas
komunitas, kawasan dan kebijakan zaman ini.

















Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net


Re: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...

2004-05-06 Terurut Topik yanto_piboda
Assalamualaikum Wr.wb

Setuju Sanak Sehan, 

Lihat almarhum Uni Sovyet, apa yang terjadi ketika mereka menerapkan 
demokrasi, ANCUR ber-keping2  

Lihat Ingris, Jepang, Malaysia, mereka tidak menerapkan demokrasi 
seperti model amerika, Inggris masih mempunyai Ratu, Jepang masih 
mempunyai Kaisar, Malaysia masih mempunyai Sultan2, yang kita tau 
bahwa Ratu, Kasir dan Sultan mereka adalah musuh2 dari demokrasi 
murni, tapi secara politik dan ekonomi mereka adalah negara2 yang 
mapan

Lihat lagi RRC apa yang akan terjadi kalau demokrasi di terapkan hari 
ini di Cina, bisa2 besok pagi jumlah negara di dunia ini akan 
bertambah 50 negara

Bagaimana dengan Amerika ???
Amerika butuh 200 tahun lebih untuk menjadi negara demokrasi seperti 
sekarang, itu juga dalam situasi kemajuan teknologi belum seperti 
sekarang, belum ada komputer, teknologi informasi, dimana interaksi 
langsung antar negara dan individu masih membutuhkan waktu yang lama, 
zaman-nya masih zaman kuda gigit besi dan kuda sungguhan, 
Jika saja Amerika baru menerapkan demokrasi 10 tahun yang lalu 
niscaya bintang yang ada di bendera-nya mungkin hanya ada 5 atau 
bahkan 1. bukan 50 seperti sekarang ini,

Bagaimana dengan INDONESIA: saya tunggu komentar yang lain :

wasssalam

YP
 
 

--- In [EMAIL PROTECTED], S.Sehan [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Demokrasi?
 Tidak kah ide ini sudah terlalu primitif utk mengelola kompleksitas 
komunitas, kawasan dan kebijakan zaman ini.
 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



RE: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...

2004-05-06 Terurut Topik Darul M. St. Parapatiah
Assalamualaikum WW

Para pemuja demokrasi Amerika, saya numpang tanya:
Apa itu yang demokrasi, pilihan hanya dua:
Ikut saya atau musuh saya
Demokrat atau Republik?

Tolong pencerahan.

Wass. WW
St.P

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of yanto_piboda


Assalamualaikum Wr.wb

Setuju Sanak Sehan, 

-karek-

Bagaimana dengan Amerika ???
Amerika butuh 200 tahun lebih untuk menjadi negara demokrasi seperti 
sekarang, itu juga dalam situasi kemajuan teknologi belum seperti 
sekarang, belum ada komputer, teknologi informasi, dimana interaksi 
langsung antar negara dan individu masih membutuhkan waktu yang lama, 
zaman-nya masih zaman kuda gigit besi dan kuda sungguhan, 
Jika saja Amerika baru menerapkan demokrasi 10 tahun yang lalu 
niscaya bintang yang ada di bendera-nya mungkin hanya ada 5 atau 
bahkan 1. bukan 50 seperti sekarang ini,

Bagaimana dengan INDONESIA: saya tunggu komentar yang lain :

wasssalam

YP
 
 

--- In [EMAIL PROTECTED], S.Sehan [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Demokrasi?
 Tidak kah ide ini sudah terlalu primitif utk mengelola kompleksitas 
komunitas, kawasan dan kebijakan zaman ini.
 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net




Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



RE: [R@ntau-Net] Demokrasi lagi...

2004-05-06 Terurut Topik Irdam Syah



Mungkin sanak bisa manarangkan argumentasinyo sahinggo 
rang palanta bisa pulo mangarati  iyo yo alah kuno demokrasi 
tu.
Labiah 
elok lai sakalian manarangkan hasil evolusi individu tu konsep aponan 
ditawarkannyo...
Rasonyo indak setiap komunitas manjalankan konsep 
demokrasi tu karano masih ado negara nan mamakai konsep teokrasi, aristokrasi, 
bahkan diktator-krasi...:-)

salam 
- tg

  -Original Message-From: S.Sehan 
  Demokrasi?
  Tidak kah ide ini sudah terlalu primitif utk mengelola kompleksitas 
  komunitas, kawasan dan kebijakan zaman ini.
  
  dilain pihak secara alamiah, terasa adanya evolusi intelektual dan 
  moralitas pada level individu yg berusaha mencari harmonisasi kedalam kelompok 
  komunitas yg ideal (dg ukuran yg optimal). Sementara para "pemain" politik 
  (termasuk dalamnya partai2) masih berada dalam alam pikir yg masih tradisional 
  (yg mereka kira sophicticated) tidak mampu melihat betapa kuno dan primitif 
  nya cara pikir demokrasi itu. Demokrasi dijadikan sebuah konsep absolut dalam 
  ukuran komunitas apapun. Sehingga pada akhirnya demokrasi tak kurang semena2 
  dibandingkan hal2 yg dianggap tidak demokrasi sekalipun.
  
  Bahkan jika dibiarkan demokrasi itu berdiri sendiri dalam cacat celanya 
  dg asumsi bahwa seluruh pemain adalah pemain idela pun, demokrasi masih saja 
  merupakan potensi kebodohan kolektif yg harus diterima semua lapisan 
  komunitas.
  
  Saya rasa jika ada yg ingin menanggapi ini, perlu sekali membacanya 
  berhati2. atau jadikan saja ini sebuah renungan.
  
  salam,

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net


[R@ntau-Net] Demokrasi lagi...

2004-05-05 Terurut Topik S.Sehan
Demokrasi?
Tidak kah ide ini sudah terlalu primitif utk mengelola kompleksitas komunitas, kawasan dan kebijakan zaman ini.

dilain pihak secara alamiah, terasa adanya evolusi intelektual dan moralitas pada level individu yg berusaha mencari harmonisasi kedalam kelompok komunitas yg ideal (dg ukuran yg optimal). Sementara para "pemain" politik (termasuk dalamnya partai2) masih berada dalam alam pikir yg masih tradisional (yg mereka kira sophicticated) tidak mampu melihat betapa kuno dan primitif nya cara pikir demokrasi itu. Demokrasi dijadikan sebuah konsep absolut dalam ukuran komunitas apapun. Sehingga pada akhirnya demokrasi tak kurang semena2 dibandingkan hal2 yg dianggap tidak demokrasi sekalipun.

Bahkan jika dibiarkan demokrasi itu berdiri sendiri dalam cacat celanya dg asumsi bahwa seluruh pemain adalah pemain idela pun, demokrasi masih saja merupakan potensi kebodohan kolektif yg harus diterima semua lapisan komunitas.

Saya rasa jika ada yg ingin menanggapi ini, perlu sekali membacanya berhati2. atau jadikan saja ini sebuah renungan.

salam,

		Do you Yahoo!?Win a $20,000 Career Makeover at Yahoo! HotJobs 
Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net


RE: [R@ntau-Net] DEMOKRASI

2004-05-01 Terurut Topik abp malin bandaro
Assalamualaikum ww

Maaf - maaf mak Malin alah mengaggetkan ZC saksi hidupdengan pernyataan2 mak Malin pada hal mak Malin ketika peristiwa terjadi berada sangat jauh dari TKP, ambo pun setuju dengan pernyataan sanak ZC tentang kehadiran Budiman Sujatmoko,Garda Sembiring Cs sebagai orang2 nan indak sabaun jo Suharto tu

Batua tu sanak ZC alangkah rancaknyo kok adosaksi hiduik, Alhamdulillah di R/N ko lai mah sanakZC mewakili, tulung dong di-sharingserba saketek buliah nak samo tau pulo kitonan basamo ko tarutamokito2nan urang daerah ko, sualnyo dek kami kurang tau, kecuali hanya bisa baca sana dengar sini, ntardi-cap sebagai fitness beneran, padahal enggak la yauuu .
Mak Malin singajo menyebutkan beberapa rekaman vcd termasuk May Kelabu dan Poso Ambon itu sekedar penekanan bahwa mak Malin dapet cerita itu memang sebagian dari sono kok, abis kan mak Malin kan cuman urang pelosok sih  nggak ikutan kok di TKP apalagi ke Poso dan Ambon walau besar sekali keinginan untuk itu (ssstt  begini2 mak Malinterdaftar lho sebagaianggota Lasykar Jihad Pembela Islam dan lebih dari itu mak Malin juga pengaggum berat Panglima Lasykar Jihad yang bersama anak buahnya ikutan membela umat Islam di Ambon,Poso, Afganistan dan Filipina Selatan itu)Nggak fokus dikit2 aja kan boleh dong, inikan bukan lagi ujian skripsi, tapi intinya mak Malingemes kok walau masih ada beberapa gelintir anak bangsa ini yang masih baik namun dalam keseharian kan yangtampak lebihyang jahat2 aza termasuk berita terbaru ini yaitu adanya penggelebungan suara untukparpol tertentu (hingga parpol lain terzholimi) sebaga
 imana
 yang dilansirkoran Riau Pos kemarin bahwa terdapat lebih 130 Ribu suara "siluman" daridaerah pemilihan Batam yang telah di-identifikasi olehKPUD Propinsi Riau Pekanbaru, jadi biadabnya sebagian besar anak bangsa ini tentu saja tidak termasuk kita2 yang baik2 ini termasukmak Malin tentunya karena kita hanya tabaok rendong saja, kan gituuu 
Nan p'enting bagi mak Malin dan bagi kita semua adalah bahwa "Rezim Soeharto yang sudah memerintah lebih 32 tahun itu tiba2 mengalami guncangan hebat, terlebih setelah badai ekonomi melanda Indonesia ini dikurun 1997-98 sehingga pemerintahan korup orde baru itu segera menampak-kan kerapuhan-nya yang ditandai hancurnya nilai tukar rupiah dan meroketnya tingkat pengangguran"  

(Kalimat diatasmak Malin petikdari vcd PK Sejahtera yang di-bagi2 oleh team LPP - Lajnah Pemenangan Pemilu untuk para kaderdi Duri - just fyi)Z Ch.Paralu juo harus disadari dek Mak Malin baraso di tahun 1997-1998 itu nan kanai krisis ekonomi itu ndak Indonesia sajo do... tetapi juo Asia Tenggara, Asia, dan Amriki sendiri.., sebagus-bagusnya pertumbuhan ekonomi Korea (Selatan) .. juga krismon di situ..., Japang-pun baitu pulo... aratinyosebagus-bagusnya ekonomi indonesia pun...toh kalau nan krisis itu lah global.. sadonyo juo kanai efek-nyo...Ndak paralu orde baru, bukannyo komunis, atau rezim Abunawas pun kalau lah baitu... bakalan rapuah juo, aratinyo itu cuma p e m i c u.. kalau indak ado krisis ekonomi ... ndak ado demo sarupo waktu itu.. ndak ado peristiwa trisakti...ndak ado pendudukan gedung MPR., hhh mungkin orde baru masih berjaya sampai kini... Suharto
  masih
 presiden... cuma ado 2 parpol dan golkar, cuma ado aktifitas dakwah di kampus-kampus ..ndak ado PK dan mak malin ndak jadi caleg... jikalau Mak Malin cuma manunggu urang lain nan mamulai.
Mak Malin:
Eheeeh ... poniang kapalomak Malin  heeheee ... but, yes sir, mak Malin setuju buanget, tidak hanya satu faktor itu saja tapi dari berbagai2 segi yang telah ter-akumulasi lalu exploded, right ?Tidak ayal lagi demonstrasi demi demonstrasi muncul ber-tubi2 sebagai cerminan ketidak puasan rakyat atas situasi yang terjadi, tentu aja tuntutan utamanya adalah "Penggantian Pemerintahan" (Tamasuak di kota Pakanbaru dimana mak Malin sebagai anggota ORARI dengan call sign YC5TAB bersama BANKOM KODIM 0301 PACAD ikut memantau gelombang gerak mahasiswa Riau dari kampus UNRI, IAIN, UIR dan Univ. Lancang Kuning yang hondoh pondoh menuju gedung DPRD Tkt.1 Pekanbaru)Z ChNah nan demonstrasi itu apopun lah alasannyo adolah urang nan berani mangaluakan pandapek , walau di saat itu demo masih sesuatu nan dapek mambuek dikabek rezim... namun itu lah sabananyo perjuangan, buk
 an urang
 nan tingga manembak di ateh kudo sasudah parang salasai taruih maakui..."dek den ma."..mangakui kalau cuma pengikut yang memanfaatkan keadaan kok susah amat..Setelah Suharto lengser BJ Habibi berusaha melaksanakan refomasi politik termasuk keputusan mempercepat Pemilu menjadi tahun 1999 dan satu hal lagi yang sangat penting adalah "IZIN" mendirikan partai politikKeputusan ini menjadi sangat fenomenal bagi "PARA AKTIFIS DAKWAH" yang selama pemerintahan Suharto secara sembunyi2 telah melakukan pembinaan umat baik melalui "HAROKAH"2 maupun dakwah kampusLalu apakah setelah Suharto berhasil dilengserkan "Demokrasi Jalanan" 

RE: [R@ntau-Net] DEMOKRASI

2004-04-30 Terurut Topik harman
Mak malin semakin banyak yang mak malin sampaikan malah semakin
ngawur aja kayaknya nih.

-Original Message-
From: abp malin bandaro [mailto:[EMAIL PROTECTED]

Kalau kita nggak melihat paja ngenek al Ustadz Dr. H Nurmahmudi Ismail MSc
yang kelak kemudian jadi Presiden PK di TKP, itukan karena dia adalah The
next smiling general yang markaz dakwahnya disuatu tempat yang dirahasiakan
disekitar kampus IPB (mossyokk pak Jenderal dan Perancang Perang harus ke
battle field, ngapain aja tuh si kolonel dan bang sersan 

Harman:
Sepengatahuan saya yang sangat dangkal dgn sejarah,
Tuanku Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Jend. Besar Sudirman
adalah para jenderal dan perancang perang akan tetapi lebih banyak
berdiri ditengah - tengah pasukannya bahkan Bung Tomo tampil di
panggung dengan gagah berani ditengah negeri ini dihadapkan
moncong meriam dan senapan penjajah.
Lah, klo cuman ngadepin encang Suharto aja, masak sih harus ngum
pet disuatu tempat dan disembunyikan lagi.

Oh iya, Rasulullah dan pamannya Hamzah si Pedang Allah, dalam 
peperangan tidak pernah ngumpet di persembunyian ketika genderang 
perang ditabuh, Bahkan Rasulullah sempat terluka dalam perang.

h.katanya hendak menegakan syaria'ah Islam dan ngikuti 
Rasulullah, tapi ko' giliran ada perang ga' ngikuti ya
tapi kalo alasannya cari aman dan ketika situasi aman baru tampil 
dipanggung bak pahlawan ya bisa saya terima, lah tukang becak aja
sekarang sudah pada berani ngomong lantang, kemarin -kemarin...??

wassalam,
harman
 


Z Chaniago [EMAIL PROTECTED] wrote:
Assalamu'alaikum WW
Maap mak Malin, kalau nan iko yo... maap-maap sajo mengada-ada


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



RE: [R@ntau-Net] DEMOKRASI

2004-04-30 Terurut Topik Z Chaniago

Assalamu'alaikum WW
Pertanyaan ambo alun Mak Malin jawab lai...,
dan tanggapan ambo disisipkan di tulisan Mak Malin

From: abp malin bandaro [EMAIL PROTECTED]
Assalamualaikum ww
Eheeeh tantu saja mak Malin indak sata demo2an kutiko itu bahkan bagi 
mak Malin pun indak jalas sia tu si Budiman Sujatmiko, Garda Sembiring, 
Forkot, Forbes, indak paralu gai dek mak Malin sia paja tu doh, namun 
beberapa cuplikan tentang itu bisa mak Malin lihat dan rasakan lewat 
rekaman vcd
--
Z Ch. Sabananyo bukan soal demo-nyo, tetapi sakurangnyo si Budiman 
Sujatmiko, dkk tsb alah maliekkan ka Suharto baraso ado juo urang nan ndak 
sabaun jo Suharto itu dooo daripado lain nan mangaku indak satuju di 
Suharto tetapi diam-diam sajo pura-pura indak tau...


Beberapa rekaman serupa alah mak Malin caliak pulo lewat VCD wakatu mak 
Malin mengunjungi anak mak Malin yang indekos dipondokan mahasiswa dakek 
lapangan Gasibu Banduang, begitupun wakatu mak Malin sadang ditampek famili 
di Jakarta dan Padang yang anak2nya juga aktifis kampus, bahkan Mak Malin 
memiliki beberapa cuplikan rekaman vcd dan foto2 berkaitan dengan peristiwa 
terkait

Jadi untuk bisa ikut merasakan bagaimana suasana suatu peristiwa, kita kan 
nggak harus turut hadir di TKP, bukan ?
--
Z Chan.
Untuk merasakan suatu peristiwa memang nggak harus ikut hadir di TKP, tetapi 
kalau mengeluarkan suatu statemen tentang suatu kejadian tertentu tantu iyo 
paralu saksi iduik ..., nah saandainyo mangatokan suatu kejadian babeda jo 
nan diliek saksi iduik di TKP itu namonyo fitness hehehehesorry 
mak...ndak talok di ambo mangatokan kato nan sabananyo do. tetapi 
sakurangnyo mengada-ada lah.


Oh yaa ... bahkan betapa peristiwa memilukan saudara Muslim kita di Poso 
dan Ambon disembelih dan dilemparkan kedalam api mesjid yang sedang menyala 
menggejolak pun mak Malin punya rekamannya, termasuk vcd May Kelabu 
Jakarta ketika para wanita terutama perempuan2 cina diperkosa habis2an 
rame2 lalu digorok, dicekik, disembelih dilemparkan kedalam api oleh para 
biadab anak bangsa ini

---
Z Ch.
Iko bias jadinyo ko mak..ndak fokus , tetapi ambo tanggapi lah snek., 
soal di Ambon dan Poso saudara Muslim kita yang jadi korban tetapi ... nan 
mamak liek hanyo disaat lah jadi akibat... baa ndak disaat baru jadi masalah 
..dicarikan jalan kalua-nyo, toh Mak Malin baru liat di VCD... aa bana 
nan tajadi di sinan alun ta -representasikan lai dari VCD nan mamak 
liek.
baitu juo soal May Kelabu, nan di vdc-kan tantu iyo nan sensasional, 
bukan berarti ndak ado kejadian sarupo itu tetapi hal itu baru sebagian 
kecil dari sebagian besar nan lain .., ado juo dunsanak awak dari cino 
nan balinduang di Musajik-musajik... ado juo dunsanak awak dari cino nan 
dilinduangi dek rang melayu

Aratinyo disaat mak malin mangatokan biadab ka anak bangsa ini.. sadarilah 
Mak Malin juo termasuak ... sebagai anak bangsa..., dan kini hanya bisa 
mangatokan biadab ka diri sendiri


Nan p'enting bagi mak Malin dan bagi kita semua adalah bahwa Rezim Soeharto 
yang sudah memerintah lebih 32 tahun itu tiba2 mengalami guncangan haibat, 
terlebih setelah badai ekonomi melanda Indonesiana ini dikurun 1997-98 
sehingga pemerintahan korup orde baru itu segera menampak-kan kerapuhan-nya 
yang ditandai hancurnya nilai tukar rupiah dan meroketnya tingkat 
pengangguran


Z Ch.
Paralu juo harus disadari dek Mak Malin baraso di tahun 1997-1998 itu nan 
kanai krisis ekonomi itu ndak Indonesia sajo do... tetapi juo Asia Tenggara, 
Asia, dan Amriki sendiri..,  sebagus-bagusnya pertumbuhan ekonomi Korea 
(Selatan) .. juga krismon di situ..., Japang-pun baitu pulo...
Aratinyosebagus-bagusnya ekonomi indonesia pun...toh kalau nan krisis 
itu lah global.. sadonyo juo kanai efek-nyo...

Ndak paralu orde baru, bukannyo komunis, atau rezim Abunawas pun kalau lah 
baitu... bakalan rapuah juo, aratinyo itu cuma p e m i c u..  kalau 
indak ado krisis ekonomi ... ndak ado demo sarupo waktu itu.. ndak ado 
peristiwa trisakti...ndak ado pendudukan gedung MPR., hhh mungkin 
orde baru masih berjaya sampai kini... Suharto masih presiden... cuma ado 2 
parpol dan golkar, cuma ado aktifitas dakwah di kampus-kampus ..ndak ado 
PK dan mak malin ndak jadi caleg... jikalau Mak Malin cuma manunggu 
urang lain nan mamulai.


Tidak ayal lagi demonstrasi demi demonstrasi muncul ber-tubi2 sebagai 
cerminan ketidak puasan rakyat atas situasi yang terjadi, tentu aja 
tuntutan utamanya adalah Penggantian Pemerintahan (Tamasuak di kota 
Pakanbaru dimana mak Malin sebagai anggota ORARI dengan call sign YC5TAB 
bersama BANKOM KODIM 0301 PACAD ikut memantau gelombang gerak mahasiswa 
Riau dari kampus UNRI, IAIN, UIR dan Univ. Lancang Kuning yang hondoh 
pondoh menuju gedung DPRD Tkt.1 Pekanbaru)

Z Ch
Nah nan demonstrasi itu apopun lah alasannyo adolah urang nan berani 
mangaluakan pandapek , walau di saat itu demo masih sesuatu nan dapek 
mambuek 

RE: [R@ntau-Net] DEMOKRASI

2004-04-26 Terurut Topik Irwan Munir
Satahu ambo wakatu kajadian tu mak Malin sadang barado di Duri, mungkin mak
Malin mandanga-dangan kaba dari urang kaurang kamudian di show up sampai
kamari, kalau dihubuang-hubuangkan kasadonyo bisa berhubungan, sebagai
contoh kasado kito ko adolah badunsanak ciek andunag jo niniaknyo yaitu Nabi
Adam jo Hawa,    

Salam/IMRB

-Original Message-
From: harman [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, April 26, 2004 9:01 AM
To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)
Subject: RE: [EMAIL PROTECTED] DEMOKRASI


Ambo tambah ciek lai yo mak Z, kalau indak salah pulo ko mah,
Din Syamsudin tokoh pemenang PGolkar tuh, waktu Datuak Suharto 
bakuaso dan AR basuaro lantang masalah suksesi kepemimpinan, 
beliau dan alm. Lukman Harun adolah pembela setia Suharto, beliau 
(DS) sampai mangatokan ka AR, sebagai urang jawa nan indak etis 
dan maminta supaya kampanye turunkan Suharto oleh AR segera 
dihentikan, iko tajadi mulonyo kutika munas Muh. di Aceh nan 
mamiliah AR sebagai nakhoda baru Muh. dengan suara nan cukui
banyak (sesuatu nan alun pernah tajadi dlm pemilihan Ketum Muh).
Dalam pendudukan ged.MPR bendera aktivis mahasiswa nan paliang
banyak adolah bendera FKSMJ (Forum Komonikas Senat Mahasiswa
Jakarta) sementara dari kel.kiri nan cukui radikal ado FORKOT dan
FAMRED, aktivis2 mahasiswa nan agak kakiri-kirian dan radikal
ko banyak didukuan oleh sesepuh TNI yg tergabung dalam BARNAS
(Barisan Nasional), untuak nan Mak malin katokan kelompok
Harakah Islamiyah, antahlah ambo indak banyak manjumpai di sekitar
gdg. MPR/DPR tapi kalau dimusajik/mushalla kampus memang lai ado
dan kalau nan dimukasuik itu HMI atau IMM iyo ado mereka disinan.

Mudah - mudahan kito nan masih hiduik ko masih bisa mancaritokan
sejarah secara faktual.

wassalam,
harman



-Original Message-
From: Z Chaniago [mailto:[EMAIL PROTECTED]


Assalamu'alaikum WW

Maap mak Malin, kalau nan iko yo... maap-maap sajo  mengada-ada

harusnyo nan indak tasabuik namo itu adolah si Budiman Sujatmiko, Garda 
Sembiring, dkk.. ,yang di klaim dek Suharto OTB., umumnyo Koko dkk iko 
memang agak ke kiri-kirian, dan memang mereka lah yang membuat gerakan 
mahasiswa jadi 'berani' keluar mulai th 1993 (yg ambo tau)...

Soal gerakan pemuda Islam khususnya memang harus diakui kok cuma mendompleng

kepada mereka.  Baa kok ambo bakato baitu... misalnyo sajo soal SDSB.th 
1993..walau yg turun memang mahasiswa muslim tetapi yang di depan 
awalnyasekali lagi awalnya memang mereka-mereka yang kekiri-kirian 
itusampai si Nuku masuak pinjaro

Begitu juga pas reformasi  kalau di th 1966 konon di mulai oleh KAMI, 
KAPPI dll. di tahun 1998 ya... jelas sekali di mulai oleh FORKOT, 
FORBES, Famred, SM-UI, ... dll

Soal yang masuk ke gedung MPR itu.. yang menjadi cikal Partai 
Keadilanhahaha.. mungkin Mak Malin paralu batanyo ka si Z baa bana 
Partai Keadilan tabantuak dan diresmikan di Musajik Agung Al 
Azhar..kalau ditanyo apokoh nan mendirikan PK itu adolah nan nginap 
sabulan di Gegung MPRambor raso bukan


Namun selain itu ., maso 32 tahun Suharto berkuasa.. posisi Mak Malin di

ma ??

Wassalam


Z Chaniago - Palai Rinuak -http://photos.yahoo.com/bada_masiak/


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



RE: [R@ntau-Net] DEMOKRASI

2004-04-26 Terurut Topik Irwan Munir
Kita juga kebetulan waktu itu sangat aktif mengikuti pada layar televisi,
memang kita ngak berada di seputar gedung karena berjauhan tempat
(Duri-Riau)dan cocok dengan apa yang dikemukakan oleh Pak Harman dibawah.
Kok bisa yaaa kejadian yang rasanya belum lama saja masih bisa
diopini-opinikan dan diputar-putar, ini kan bahagian dari sejarah Indonesia
untuk mengambil sikap dalam rangka meruntuhkan orde baru dan masih
berjuta-juta saksi hidup dan pelaku sejarahnya masih ada saat ini dan kalau
mau film dokumenternya juga mungkin bisa didapat pada stasiun Televisi, 

Salam/IMRB

-Original Message-
From: harman [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, April 23, 2004 2:53 PM
To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)
Subject: RE: [EMAIL PROTECTED] DEMOKRASI


abp malin bandaro wrote:
Walau kehidupan demokrasi yang masih tersisa di-kampus2 telah dibungkam
oleh NKK namun mereka tidak-lah pudur sama sekali, mereka tetap ngumpul
dengan HARAKAH ISLAMIYAH dimasjid2 kampus yang kelak kemudian berkobar
menjadi Gerakan Reformis yang berhasil melengserkan mbah harto setelah lebih
kurang sebulan menduduki kantor Dewan, mereka adalah cikal bakal PARTAI
KEADILAN yang kemudian dikorbankan oleh kelompok Islam lainnya hingga
ngganti nama jadi PK Sejahtera

HARMAN:
Ga' salah nih mak?
Setahu saya seh, gerakan reformasi itu banyak digerakan oleh elemen
mahasiswa spt FKMJ (UI, Tri Sakti, Atmajaya dll), Famred,
Forkot juga tokoh2 LSM spt. Gunawan Muhammad, Adnan Buyung, Faisal 
Basri, TH Sumarta, Sri Bintang Pamungkas, Ali Sadikin dll dan 
tokoh yang disebut2 sebagai Lokomotif-nya Reformasi Amien Rais.

Oh iya, mengenai pemuda yang bernama Nur Mahmudi Ismail, seingat
saya ketika gejolak reformasi dan aksi pendudukan gd. MPR oleh 
mahasiswa tidak nampak dalam orasi2 di gdg tsb yg sering adalah 
tokoh2 yg saya sebutkan diatas, kebetulan pas lagi disana, uni 
saya juga ada loh...


wassalam,
harman

-Original Message-
From: abp malin bandaro [mailto:[EMAIL PROTECTED]

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



RE: [R@ntau-Net] DEMOKRASI

2004-04-26 Terurut Topik abp malin bandaro
Assalamualaikum ww

Eheeeh tantu saja mak Malin indaksata demo2an kutiko itu bahkan bagimak Malin pun indak jalas sia tu si Budiman Sujatmiko, Garda Sembiring, Forkot, Forbes, indak paralugai dek mak Malin sia paja tu doh, namun beberapa cuplikan tentangitu bisa mak Malin lihat dan rasakan lewatrekaman vcd

Beberapa rekaman serupa alahmak Malin caliak pulo lewat VCDwakatu mak Malin mengunjungi anak mak Malin yang indekos dipondokan mahasiswa dakek lapangan Gasibu Banduang, begitupun wakatu mak Malin sadangditampek famili di Jakarta dan Padang yang anak2nya juga aktifis kampus, bahkanMak Malin memiliki beberapa cuplikan rekamanvcd dan foto2 berkaitan denganperistiwa terkait

Jadi untuk bisa ikut merasakan bagaimana suasana suatu peristiwa, kitakan nggak harus turut hadir di TKP, bukan ? 

Oh yaa ... bahkan betapaperistiwamemilukan saudaraMuslim kita di Poso dan Ambon disembelih dan dilemparkan kedalam api mesjid yang sedang menyala menggejolak pun mak Malin punya rekamannya, termasuk vcd "May Kelabu" Jakartaketika para wanita terutama perempuan2 cinadiperkosa habis2an rame2 lalu digorok, dicekik, disembelih dilemparkan kedalam apioleh para biadab anak bangsa ini

Nanp'enting bagi mak Malin dan bagi kita semua adalah bahwa Rezim Soeharto yang sudah memerintah lebih 32 tahun itu tiba2 mengalami guncangan haibat, terlebih setelah badai ekonomi melanda Indonesiana ini dikurun 1997-98 sehingga pemerintahankorup orde baru itu segera menampak-kan kerapuhan-nya yang ditandai hancurnya nilai tukar rupiah dan meroketnyatingkat pengangguran

Tidak ayal lagi demonstrasi demi demonstrasi muncul ber-tubi2 sebagai cerminan ketidak puasan rakyat atas situasi yang terjadi, tentu aja tuntutan utamanya adalah "Penggantian Pemerintahan" (Tamasuak di kota Pakanbaru dimana mak Malin sebagai anggotaORARI dengan call sign YC5TAB bersama BANKOM KODIM 0301 PACAD ikut memantau gelombang gerakmahasiswa Riau dari kampus UNRI,IAIN, UIR dan Univ. Lancang Kuningyang hondoh pondoh menujugedung DPRDTkt.1 Pekanbaru)

Setelah Suharto lengser BJ Habibi berusaha melaksanakan refomasi politik termasuk keputusan mempercepat Pemilu menjadi tahun 1999 dan satu hal lagi yang sangat penting adalah "IZIN" mendirikan partai politik

Keputusan ini menjadi sangat fenomenalbagi "PARA AKTIFIS DAKWAH" yang selama pemerintahan Suharto secara sembunyi2 telah melakukan pembinaan umat baik melalui "HAROKAH"2 maupun dakwah kampus

Lalu apakah setelah Suharto berhasil dilengserkan "Demokrasi Jalanan" hanya sebegitu saja tanpa ada usaha untuk meningkatkanya?

Lalu apakah dizaman keterbukaanpolitik yang sudah terhampar didepan mata lantas Aktifitas Dakwah akan hanya tetap BERGERAK DIBAWAH TANAHsahaja ?
Kalau gitu kita harus punya "Wadah" dong, lhaa ... wadhah oppphooo ?

Ternyata lewat rapat2 rahasia dan jajak pendapat diantara para aktifis dakwah didapati70% berpandangan "Sudah tiba saatnya untuk tampil dan muncul kehadapan masyarakat Indonesia dengan FORMAT DAKWAH YANG BERBEDA dari yang biasanya

Wadahnya adalah Partai
Formatnya adalah Partai Dakwah
Partainyaadalah PK yang dideklarasikan 9 Agustus 1998 dilapangan al Azhar Jkt

Kalau kita nggakmelihat paja ngenek al Ustadz Dr. H Nurmahmudi Ismail MSc yang kelak kemudian jadi Presiden PK di TKP, itukan karena dia adalah "The next smiling general" yang markaz dakwahnya disuatu tempat yang dirahasiakan disekitarkampus IPB (mossyokk pak Jenderal dan PerancangPerang harus ke battle field, ngapain aja tuh sikolonel dan bang sersan  

wasalam
makmalinZ Chaniago [EMAIL PROTECTED] wrote:
Assalamu'alaikum WWMaap mak Malin, kalau nan iko yo... maap-maap sajo mengada-adaharusnyo nan indak tasabuik namo itu adolah si Budiman Sujatmiko, Garda Sembiring, dkk.. ,yang di klaim dek Suharto OTB., umumnyo Koko dkk iko memang agak ke kiri-kirian, dan memang mereka lah yang membuat gerakan mahasiswa jadi 'berani' keluar mulai th 1993 (yg ambo tau)...Soal gerakan pemuda Islam khususnya memang harus diakui kok cuma mendompleng kepada mereka. Baa kok ambo bakato baitu... misalnyo sajo soal SDSB.th 1993..walau yg turun memang mahasiswa muslim tetapi yang di depan awalnyasekali lagi awalnya memang mereka-mereka yang kekiri-kirian itusampai si Nuku masuak pinjaroBegitu juga pas reformasi  kalau di th 1966 konon di mulai oleh KAMI, KAPPI dll. di tahun 1998 ya... jelas sekali di mul
 ai oleh
 FORKOT, FORBES, Famred, SM-UI, ... dllSoal yang masuk ke gedung MPR itu.. yang menjadi cikal Partai Keadilanhahaha.. mungkin Mak Malin paralu batanyo ka si Z baa bana Partai Keadilan tabantuak dan diresmikan di Musajik Agung Al Azhar..kalau ditanyo apokoh nan mendirikan PK itu adolah nan nginap sabulan di Gegung MPRambor raso bukanNamun selain itu ., maso 32 tahun Suharto berkuasa.. posisi Mak Malin di ma ??WassalamZ Chaniago - Palai Rinuak -http://photos.yahoo.com/bada_masiak/
		Do you Yahoo!?
Yahoo! Photos: High-quality 4x6 digital prints for 

RE: [R@ntau-Net] DEMOKRASI

2004-04-26 Terurut Topik Irwan Munir



Waalaikumsalam ww
Ha ha 
ha, Iyo indak mandanga awak wakatu tuuu namo baliau tasabuik-sabuik doh Mak 
Malin, baik di TV, koran, nan jaan manambah-nambah carito juo Mak Malin lai itu 
namonyo kurupsi juo tuu (alias korupsi data karajo urang bakecekan karajo awak 
kalau itu bernilai positif) ha ha ha , managakkan banang basah Mak Malin 
tuu, mangaku-ngaku itu aden tu, nan inyak waden juoko, . tapi kalau nan 
buruak ooo, urang kan banyak ndak sato den tudoh. ha ha 
ha.
Baa 
caronyo ko alun jadilai Mak Malin alah mulai korupsi, ... 
y
Kok 
barani bana Mak Malin mangecekkan :

Mak Malin 
wrote:
Eheeeh tantu saja mak Malin 
indaksata demo2an kutiko itu bahkan bagimak Malin pun indak jalas 
sia tu si Budiman Sujatmiko, Garda Sembiring, Forkot, Forbes, indak 
paralugai dek mak Malin sia paja tu doh, namun beberapa cuplikan 
tentangitu bisa mak Malin lihat dan rasakan lewatrekaman vcd.
Paja-paja dalam artian bahaso Minang itu aratinyo anak 
ngenek/ketek nan indak masuk etongan dan alun diharagoi dikalayak rami. urang 
nan Mak Malin sabuik tu indak paja ngenek bagai 
tudoh.

Mak Malin, .. taruihlah dengan 
program-program partai nan Mak Malin ayomi saat kini, tapi dengan sikap ramah, 
berkharisma dan sopan maaf bukan untuk ngajarin.
tapi manunjuakan senek. Kita-kita juga pencinta program 
PKS kok tapi kalau gini terus polanya (setiap statement yang Mak Malin keluarkan 
selalu mengundang polemik)kita jadi berfikir juga nii lagi, .. jaa rusak 
santan sabalango dek nila satitiak.

Salam/IMRB


-Original Message-From: abp malin bandaro 
[mailto:[EMAIL PROTECTED]Sent: Tuesday, April 27, 2004 1:03 
AMTo: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 
1993)Subject: RE: [EMAIL PROTECTED] DEMOKRASI
Assalamualaikum ww

Eheeeh tantu saja mak Malin indaksata demo2an kutiko itu bahkan 
bagimak Malin pun indak jalas sia tu si Budiman Sujatmiko, Garda 
Sembiring, Forkot, Forbes, indak paralugai dek mak Malin sia paja tu doh, 
namun beberapa cuplikan tentangitu bisa mak Malin lihat dan rasakan 
lewatrekaman vcd


wasalam
makmalin

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net


RE: [R@ntau-Net] DEMOKRASI

2004-04-25 Terurut Topik harman
Ambo tambah ciek lai yo mak Z, kalau indak salah pulo ko mah,
Din Syamsudin tokoh pemenang PGolkar tuh, waktu Datuak Suharto 
bakuaso dan AR basuaro lantang masalah suksesi kepemimpinan, 
beliau dan alm. Lukman Harun adolah pembela setia Suharto, beliau 
(DS) sampai mangatokan ka AR, sebagai urang jawa nan indak etis 
dan maminta supaya kampanye turunkan Suharto oleh AR segera 
dihentikan, iko tajadi mulonyo kutika munas Muh. di Aceh nan 
mamiliah AR sebagai nakhoda baru Muh. dengan suara nan cukui
banyak (sesuatu nan alun pernah tajadi dlm pemilihan Ketum Muh).
Dalam pendudukan ged.MPR bendera aktivis mahasiswa nan paliang
banyak adolah bendera FKSMJ (Forum Komonikas Senat Mahasiswa
Jakarta) sementara dari kel.kiri nan cukui radikal ado FORKOT dan
FAMRED, aktivis2 mahasiswa nan agak kakiri-kirian dan radikal
ko banyak didukuan oleh sesepuh TNI yg tergabung dalam BARNAS
(Barisan Nasional), untuak nan Mak malin katokan kelompok
Harakah Islamiyah, antahlah ambo indak banyak manjumpai di sekitar
gdg. MPR/DPR tapi kalau dimusajik/mushalla kampus memang lai ado
dan kalau nan dimukasuik itu HMI atau IMM iyo ado mereka disinan.

Mudah - mudahan kito nan masih hiduik ko masih bisa mancaritokan
sejarah secara faktual.

wassalam,
harman



-Original Message-
From: Z Chaniago [mailto:[EMAIL PROTECTED]


Assalamu'alaikum WW

Maap mak Malin, kalau nan iko yo... maap-maap sajo  mengada-ada

harusnyo nan indak tasabuik namo itu adolah si Budiman Sujatmiko, Garda 
Sembiring, dkk.. ,yang di klaim dek Suharto OTB., umumnyo Koko dkk iko 
memang agak ke kiri-kirian, dan memang mereka lah yang membuat gerakan 
mahasiswa jadi 'berani' keluar mulai th 1993 (yg ambo tau)...

Soal gerakan pemuda Islam khususnya memang harus diakui kok cuma mendompleng

kepada mereka.  Baa kok ambo bakato baitu... misalnyo sajo soal SDSB.th 
1993..walau yg turun memang mahasiswa muslim tetapi yang di depan 
awalnyasekali lagi awalnya memang mereka-mereka yang kekiri-kirian 
itusampai si Nuku masuak pinjaro

Begitu juga pas reformasi  kalau di th 1966 konon di mulai oleh KAMI, 
KAPPI dll. di tahun 1998 ya... jelas sekali di mulai oleh FORKOT, 
FORBES, Famred, SM-UI, ... dll

Soal yang masuk ke gedung MPR itu.. yang menjadi cikal Partai 
Keadilanhahaha.. mungkin Mak Malin paralu batanyo ka si Z baa bana 
Partai Keadilan tabantuak dan diresmikan di Musajik Agung Al 
Azhar..kalau ditanyo apokoh nan mendirikan PK itu adolah nan nginap 
sabulan di Gegung MPRambor raso bukan


Namun selain itu ., maso 32 tahun Suharto berkuasa.. posisi Mak Malin di

ma ??

Wassalam


Z Chaniago - Palai Rinuak -http://photos.yahoo.com/bada_masiak/


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



RE: [R@ntau-Net] DEMOKRASI

2004-04-21 Terurut Topik Muhammad Dafiq Saib
Assalamu'alaikum wr.wb.,

Mangko Z,

Soeharto katiko itu sabana urang bagak. Sabana urang
santiang nan indak talok dek sia juo doh kamalawan.
Tahun 78, mahasiswa Banduang, tarutamuno mahasiswa ITB
tarang-tarangan manulak Soeharto jadi presiden untuak
nan barikuik kalino. Jo caro elok-elok, sambia
mangana-an nan bahaso awakno alah duo kali limo tahun
mamarentah, sampai jo caro nan labiah kareh jo demo.
Akibaikno katiko itu kampus ITB diduduki tantara,
katua DM no sarato panguruih DM ditangkoki dek anak
buah Soeharto. Nan paliang sadiah bana sajak itu DM
seluruh Universitas di bekukan jo Normalisasi
Kehidupan Kampus (NKK). Mako abihlah 'parlawanan'
mahasiswa tu katiko itu.

Takana pulo di ambo, katiko kamuloi ka bakarajo di
tampek ambo bakarajo sampai kiniko di tahun 80 awal.
Calon pagawai tu di screening daulu dek petugas
security nan adolah tentara nan diagiah pakaian sipil.

Ado formulir nan harus diisi nan didalamno ado tanyo
tantang sia namo inyiak jo enek awak bagai. Ado tanyo
tantang sia pamimpin nan jadi idola awak. Ambo takana
katiko itu manjawab, pamimpin nan jadi idola ambo
Rasulullah, jawek ambo. Habih ambo diinterogasi jo
tanyo macam-macam sasudah itu. Sambia diansuano
saketek-saketek maarahkan. 'Rasulullah itu talampau
ideal tu,' kecekno. Nan manusia biasolah, kecekno
pulo. Ambo jawab Rajo Faisal dari Arab Saudi, sakadar
manjawab-jawab sajo. Banyak pulo tambah tanyono. Nan
urang Indonesialah, jano. Ambo jawab Bung Hatta. Nan
lain pado itu? Nan masih aktif kini? Ambo jawab indak
ado. Bangih patugas security tukang screening tu.
Sampai maancam. 'Sampeyan bisa dinyatakan tidak lulus,
dan bisa tidak jadi bekerja kalau sampeyan menjawabnya
masih main-main,' kecekno. Ambo jawab, saya tidak
main-main. Saya menjawab sejujurnya. Soal diterima
atau tidak, itukan ibaraik urang manggaleh, ambo ka
manjua tanago. Parusahaan ko ka mambali tanago. Kalau
paralu dino ambo, bajadi. Kalau indak, indak baa pulo
doh. Kalau bapak merasa bisa menggagalkan saya untuk
bekerja ya silahkan, jawek ambo pulo. Katiko itu umua
alun tigo puluah lai doh jadi lai juo agak nekaik
saketek.

Kasudahan kaji, tatap juo ambo ditarimo, bakarajo
sampai kini. Sasudah itu tiok sabanta ado juo
screening tu. Biasono ambo paele-elean baitu sajo,
walaupun kadang-kadang, untuak maimaik tanago ambo
iyo-iyoan juo sakali-sakali.

Datang pulo katiko urang musti mancucuak Golkar bahkan
manjadi anggota Golkar. Nan tarakhirko dek massal,
tamasuak juolah ambo kadalam. Tapi nan pakaro
mamiliah, iyo alhamdulillah, alun panah lai doh. Cuma,
itu. Amboko bukan urang fulitik. 

Eh, baa dek panjang lo jadino goh? Itu sajolah dulu.

Wassalamu'alaikum wr.wb.,

Lembang Alam

 
--- Z Chaniago [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Assalamu'alaikum Ww
 
 Hahahaha.bukan berarti urang lain bodoh kan 
 untuak ndak malawan, 


=

St. Lembang Alam






__
Do you Yahoo!?
Yahoo! Photos: High-quality 4x6 digital prints for 25¢
http://photos.yahoo.com/ph/print_splash

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



[R@ntau-Net] DEMOKRASI

2004-04-20 Terurut Topik Muhammad Dafiq Saib

Assalamu’alaikum wr.wb.,

DEMOKRASI

Apakah saya pengagum demokrasi? Entahlah. Tapi saya
menyukai kalau setiap orang diberi kebebasan
mengeluarkan pendapat, memilih dengan merdeka, jauh
dari intimidasi, provokasi, takut-takuti dan
sebangsanya.

Entah apa yang akan dikatakan Soeharto melihat cara
‘demokrasi’ yang tumbuh saat ini. Dimana setiap orang
boleh memilih, boleh mengeluarkan pendapat dengan
bebas. Berbeda sekali dengan jaman ketika dia
memerintah. Kita tentu masih ingat betapa takutnya
Soeharto dengan persaingan. Partainya watu itu
diharuskan memenangkan pemilu dengan
semutlak-mutlaknya. Maka partai-partai lawan harus
diikat erat-erat dan mulutnya disumpal  sebelum diadu
dengan partai Soeharto yang bebas bersuara sendiri,
bersorak sendiri. Dan sesudah itu mereka bangga sekali
kalau bisa menang sampai 99% di daerah-daerah. Begitu
pula untuk pemilihan kepala-kepala daerah. Untuk
tingkat kota/kabupaten maupun propinsi boleh ada tiga
calon, tapi sejak awal sudah diketahui secara umum
bahwa yang dua hanya sekedar pemantas. Bahkan kalau
terjadi, pemantas itu sampai menang  seperti kasus
Ismail Suko menjadi gubernur Riau, Soeharto punya cara
untuk menganulirnya. Sedangkan untuk memilih presiden,
Soeharto takut sekali kalau ada calon lain, maka
setiap kali ‘pemilu’ dia harus muncul sebagai calon
tunggal. Hebat nian Soeharto. Dia bisa menguasai
bangsa ini dengan sesukanya selama jangka waktu
puluhan tahun.

Sekarang, negeri ini akan memilih presiden dan wakil
presiden secara demokratis sekali, semua warga negara
yang sudah berumur 17 tahun atau lebih akan ikut
memilih.  Baru pertama kali ini cara seperti ini
(akan) dilakukan. Cukup menarik. Terlepas dari rasa
suka atau tidak suka terhadap sistim demokrasi,
menurut pendapat saya cara pemilihan secara demokrasi
seperti ini, satu orang satu suara untuk menentukan
pilihan baik untuk memilih anggota legislatif maupun
untuk memilih kepala negara, gubernur, bupati dan
seterusnya sangat bagus dan mudah-mudahan lebih bisa
dipertanggung jawabkan.

Perubahan cara memilih ini merupakan bagian dari
perubahan aturan yang ada dalam UUD 45. Sangatlah
terheran-herannya saya, ada tokoh-tokoh sepuh negeri
ini menghendaki agar  pengaturan negeri ini
dikembalikan ke UUD 45 yang tidak direvisi. 

Sejauh ini sudah ada empat capres confirmed yaitu,
Megawati, Amien Rais, SBY dan Wiranto. Masih mungkin
ada dua calon lagi mewakili PKB dan PPP. Baru ada satu
orang cawapres confirmed yakni Yusuf Kalla yang akan
berduet dengan SBY. Benar-benar hanya Allah saja yang
tahu siapa yang akan dijadikan Allah pemimpin negeri
ini untuk lima tahun kedepan. Dan ini adalah saatnya
kita berdoa, memohon kepada Allah SWT agar kiranya
Allah menjadikan seorang pemimpin yang benar-benar
amanah dan jujur untuk memimpin bangsa kita yang besar
ini. 

Wassalamu’alaikum wr.wb.,

Lembang Alam


=

St. Lembang Alam






__
Do you Yahoo!?
Yahoo! Photos: High-quality 4x6 digital prints for 25¢
http://photos.yahoo.com/ph/print_splash

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



Re: [R@ntau-Net] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban

2004-03-10 Terurut Topik Adrisman
Assalamu'alaikum wr.wb.

Sanak Harman,
Tapek bana kesimpulan nan Harman tuliskan iko. Memang kekhalifahan nan da Ad
bayangkan pelaksanaannyo mirip dengan demokrasi nan sadang awak pakai kini.
Cuman ado point point penting nan Demokrasi indak bisa memenuhi kebutuhan
umat islam.

1. Kewajiban kita mentaati pemimpin.
2. Kewajiban kita memilih pemimpin itu dari umat islam.
3. Hukum2 yang kita pakai harus mengacu kepada hukum yang tidak bertentangan
dengan yang digariskan oleh Allah swt (syari'ah Islam)

Inilah sebenarnya yang esential dalam pemilihan negara khilafah dibandingkan
demokrasi. Dalam negara khilafah cuma ada satu imam / pemimpin agama yaitu
pemimpin negara merangkap pemimpin agama.
Dalam negara2 yang menganut kekhalifahan, tidak diizinkan adanya imam yang
lain, karena ini sudah suatu makar dan salah satu dalil yang kebetulan
memang sangat tegas dan keras, bahwa bila sudah ada satu imam / khalifah
yang terpilih maka yang datang kemudian (mengaku ngaku) harus dibunuh. (maaf
ini kita bicara teori, praktek bisa saja berbeda).

Jadi bisa dibayangkan, dalam negara khilafah umat Islam bisa / dipaksa untuk
bersatu dibawah satu pimpinan. Dan bisa dikontrol timbulnya kelompok2 kecil
yang bisa menjadi duri dalam pemerintahan. Inilah sekarang yang terjadi dan
menjadi dampak negatip dalam demokrasi di Indonesia, semakin merebaknya
kelompok islam2 yang militant / bergaris keras. Seperti halnya bashir (siapa
itu, maaf lupa nama lengkapnya) yang berkata lantang dan meneriakkan amrik
infidel, kelompok2 seperti ini walaupun bukan wakil pemerintah namun bisa
memberikan image yang salah tentang Indonesia dan umat Islam di indonesia
secara umumnya. Yang berujung semakin sulitnya kita diterima dalam pergaulan
internasional.

Dulu insya Allah jaman Soeharto, hal2 seperti ini tak pernah terjadi,
kalaupun terjadi langsung digulung dan dibekukan seperti kasus Imron / islam
jamaah dulu.
tapi bukan berarti era soeharto ini yang kita inginkan untuk kembali, namun
ini hanya suatu contoh bahwa demokrasi dikita sekarang ini cuma menimbulkan
dampak negatip daripada positipnya.

kenapakah begitu...? karena islam dan umat islam adalah berbeda dengan umat
nasrani.
Umat nasrani bisa menjalankan negara sekuler karena agama mereka sendiri
sudah berfikir secara sekuler, artinya urusan dunia diurus negara, urusan
akhirat diurus gereja.
Sehingga jangan heran kalau sehari hari mereka berbuat yang melanggar ajaran
agamanya asal tidak melanggar hukum negara maka mereka akan selamat, kalau
mereka berdosa mereka kembali kegereja meminta pengampunan dosa dan mereka
sudah kembali bersih.

Lihatlah bedanya dengan umat islam..., kalau ada yang melanggar ajaran agama
maka secara otomatis umat islam akan menghukumi orang tersebut (secara
sosial),
contohnya bila ada yang ketahuan berzinah dikampung, maka walau tidak ada
aturannya dalam negara demokrasi orang berzinah harus dihukum, namun rakyat
sekelilingnya akan menghukum orang yang berbuat tersebut.
Disinilah salah satu contoh akhirnya terjadi perbenturan antara demokrasi
dan umat islam. Demokrasi adalah kebebasan, berbagai macam freedom telah
disusun agar hak2 individu seseorang tidak dilanggar. Mungkinkah kebebasan
ini bisa diterapkan pada umat islam yang taat pada Allah dan ajaranNya..?

Yang paling pas adalah bagaimana mengakomodasi kebutuhan umat islam (95%
penduduk Indonesia) agar bisa tetap menjalankan ajaran agamanya, yaitu satu
satunya cara negara harus bisa mengambil hukum2 yang berdasarkan syari'ah
islam.
Kalau syari'ah islam sudah diakui sebagai satu sumber hukum, maka akan
sampai kepada kewajiban beramir / ulil amri yang cuma boleh satu adanya
didalam umat islam.
Tidak percaya, kita lihat unit yang kecil yaitu imam sembahyang., jika
kita masuk kedalam mesjid dan sedang terjadi shalat jamaah, maka kita harus
ikut jadi ma'mum masbuq sekalipun salatnya tinggal satu rakaat, tidak boleh
kita mendirikan jamaah yang baru sampai jamaah yang pertama selesai mengucap
salam.

Lagipula bukankah jari yang lima lebih kuat dari jari yang satu. Bukankah
Islam akan semakin kuat kalau kita menjadi satu jamaah yang besar,
dibandingkan kita menjadi jamaah2 yang kecil, yang dengan mudah dipecah
belah dan dibentur benturkan oleh orang yang tidak ingin melihat islam
bersatu dan bangkit menjadi bangsa yang kuat.

Saya yakin dulu terjadinya perpecahan kelompok Islam menjadi NU dan MD
tadinya berasal karena kepentingan politik saja., dan bukan semata mata
karena kepentingan umat.
Kalau kita tidak juga menyadari bahwa umat Islam di Indonesia harus bersatu,
maka janganlah harap dalam sepuluh, duapuluh tahun lagi kita akan terlepas
dari keterpurukan ini.
Kita cuma akan bergolak mencari formulasi demokrasi yang pas untuk
indonesia, sedang amrik saja yang cuma punya persoalan rasialis dulu2
membutuhkan puluhan bahkan ratusan tahun sebelum menjadi negara demokrasi
seperti sekarang. Sekarang juga demokrasi tertolong disana karena
sarana/prasarana mereka sudah kuat dan berjalan dengan teratur. Contohnya
bila ada 

RE: [R@ntau-Net] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban

2004-03-10 Terurut Topik harman
Wa'alaikumsalam wr.wb
Da Ad nan bijaksana yang InsyaALLAH dirahmati ALLAH,
Meski penjelasan - penjelasan yang da Ad sampaikan hari ini 
banyak yang belum menjawab berbagai pertanyaan seputar sistim
ke Khalifahan akan tetapi ada point penting yang menurut saya 
lebih realistis dan applicable yaitu :

Adrisman wrote:
Mungkin malaysia adalah adalah salah satu contoh yang perlu kita 
pelajari, dimana hybrid antara demokrasi dan syari'ah islam 
nampaknya berjalan dengan mulus, warga2 cina yang non muslimpun 
disana hidup tenang dan berbaur dengan sesama melayu secara 
rukun.

Dari paragraph akhir ini saya menyimpulkan (maaf kalau salah)
bahwa penegakan syari'ah Islam tidak mesti dalam bentuk 
kekhalifahan, sistim demokrasipun bisa dijadikan tools bagi 
penegakan syari'ah Islam. Dan ini adalah merupakan penerapan poin
ke tiga dari tiga poin yang da Ad sampaikan, sedangkan point 1 
2 itu lebih banyak mengarah kepada individu2 ummat Islam bukan
bagian dari sistim dan hal itu saat ini pun sedang berjalan.

Terima kasih atas kesempatan diskusi yang diberikan dan saya 
masih menunggu apakah pertemuan yang di Harvard spt yang pernah
disampaikan akan mampu merumuskan konsep ke Khalifahan dari sisi
praksis nya bukan sekedar membuka-buka catatan lama yang hanya 
mengarah pada romantisme masa lalu.

Tapi ba a lo da Ad masih menyimpan su'zon ttg duo ormas nan lah
tuo (NU  MD). Setahu ambo Ahmad Dahlan mendirikan MD sangaik
jauh dari kepentingan politik jiko dalam perjalanannyo pernah mem
bidani kelahiran partai (Masyumi  PAN) itu labiah tape kalau di
katokan bagian dari dinamika organisasi/perserikatan.
Dan jika ado gesekan bukan dikarenakan kepentingan politik akan
tetapi pertentangan dalam masalah furu'iyah (niat, qunut, 
tahlilan, selamatan dll) ini karena prinsip MD yang dikenal dgn
TBC (Taklid, Bid'ah dan ...ah lupo lo ambo a nan C nyo ko mah).
wallahualam.


wassalam,
harman

nb. Sayangnya da Ad, Aceh hingga kini alun bisa menampilkannya
secara utuh, mungkin dek karano masih adonyo konflik/instabilitas
keamanan.


-Original Message-
From: Adrisman [mailto:[EMAIL PROTECTED]


Assalamu'alaikum wr.wb.

Sanak Harman,
Tapek bana kesimpulan nan Harman tuliskan iko. Memang kekhalifahan nan da Ad
bayangkan pelaksanaannyo mirip dengan demokrasi nan sadang awak pakai kini.
Cuman ado point point penting nan Demokrasi indak bisa memenuhi kebutuhan
umat islam.

1. Kewajiban kita mentaati pemimpin.
2. Kewajiban kita memilih pemimpin itu dari umat islam.
3. Hukum2 yang kita pakai harus mengacu kepada hukum yang tidak bertentangan
dengan yang digariskan oleh Allah swt (syari'ah Islam)

Inilah sebenarnya yang esential dalam pemilihan negara khilafah dibandingkan
demokrasi. Dalam negara khilafah cuma ada satu imam / pemimpin agama yaitu
pemimpin negara merangkap pemimpin agama.
Dalam negara2 yang menganut kekhalifahan, tidak diizinkan adanya imam yang
lain, karena ini sudah suatu makar dan salah satu dalil yang kebetulan
memang sangat tegas dan keras, bahwa bila sudah ada satu imam / khalifah
yang terpilih maka yang datang kemudian (mengaku ngaku) harus dibunuh. (maaf
ini kita bicara teori, praktek bisa saja berbeda).

Jadi bisa dibayangkan, dalam negara khilafah umat Islam bisa / dipaksa untuk
bersatu dibawah satu pimpinan. Dan bisa dikontrol timbulnya kelompok2 kecil
yang bisa menjadi duri dalam pemerintahan. Inilah sekarang yang terjadi dan
menjadi dampak negatip dalam demokrasi di Indonesia, semakin merebaknya
kelompok islam2 yang militant / bergaris keras. Seperti halnya bashir (siapa
itu, maaf lupa nama lengkapnya) yang berkata lantang dan meneriakkan amrik
infidel, kelompok2 seperti ini walaupun bukan wakil pemerintah namun bisa
memberikan image yang salah tentang Indonesia dan umat Islam di indonesia
secara umumnya. Yang berujung semakin sulitnya kita diterima dalam pergaulan
internasional.

Dulu insya Allah jaman Soeharto, hal2 seperti ini tak pernah terjadi,
kalaupun terjadi langsung digulung dan dibekukan seperti kasus Imron / islam
jamaah dulu.
tapi bukan berarti era soeharto ini yang kita inginkan untuk kembali, namun
ini hanya suatu contoh bahwa demokrasi dikita sekarang ini cuma menimbulkan
dampak negatip daripada positipnya.

kenapakah begitu...? karena islam dan umat islam adalah berbeda dengan umat
nasrani.
Umat nasrani bisa menjalankan negara sekuler karena agama mereka sendiri
sudah berfikir secara sekuler, artinya urusan dunia diurus negara, urusan
akhirat diurus gereja.
Sehingga jangan heran kalau sehari hari mereka berbuat yang melanggar ajaran
agamanya asal tidak melanggar hukum negara maka mereka akan selamat, kalau
mereka berdosa mereka kembali kegereja meminta pengampunan dosa dan mereka
sudah kembali bersih.

Lihatlah bedanya dengan umat islam..., kalau ada yang melanggar ajaran agama
maka secara otomatis umat islam akan menghukumi orang tersebut (secara
sosial),
contohnya bila ada yang ketahuan berzinah dikampung, maka walau tidak ada
aturannya dalam negara demokrasi orang berzinah harus dihukum, 

RE: [R@ntau-Net] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban

2004-03-10 Terurut Topik abp malin bandaro
Assalamualaikum ww

Maaf numbang nimbrung sakaciak

Penegak-an Syariat Islam tentu saja nggak harus mendirikan kekhalifahan Islam sekarang, itu nantik2lahsasudah ko, insya Allah kalau semua kesiapan untuk itu lah ok

Kayaknyonan mendesak bana kiniko adolahmengawasi dijalankan-nya SyariatIslamdikalangan pemeluk agama Islam dinegara kita yag mayoritas Islam initentu saja dalam bingkai persatuan umat dan bangsa

Buek samantaro model Malaysia juga tidak jelek kok, it is ok

Baa caronyo supayo kito bisa ka-arah itu?
Maripabanyak pemimpin dan politisi yangmampunyoikomitmen tinggi ka-arah itu, yaitu mereka2 yang telah:
1. Secara Sipiritualis memiliki komitment terhadap visi, misi dan nilai2 (value) yang dianut, tetu saja dalam hal ininilai2 religius (Islam)
2. Memandang persoalan2 agama dengan sikap yang rasional

Tentu saja yang mendesak saat ini dalam konteks Indonesiana adalah pandangan dan sikap tegas terhadap penyelewengan aturan2 agamaIslam terlebih dalam hal pemberantasan korupsi yang sudah sangat kronis dinegeri yangpenduduk Islamnya terbesarini

wasalam
abp52harman [EMAIL PROTECTED] wrote:
Wa'alaikumsalam wr.wbDa Ad nan bijaksana yang InsyaALLAH dirahmati ALLAH,Meski penjelasan - penjelasan yang da Ad sampaikan hari ini banyak yang belum menjawab berbagai pertanyaan seputar sistimke Khalifahan akan tetapi ada point penting yang menurut saya lebih realistis dan applicable yaitu :Adrisman wrote:Mungkin malaysia adalah adalah salah satu contoh yang perlu kita pelajari, dimana hybrid antara demokrasi dan syari'ah islam nampaknya berjalan dengan mulus, warga2 cina yang non muslimpun disana hidup tenang dan berbaur dengan sesama melayu secara rukun.Dari paragraph akhir ini saya menyimpulkan (maaf kalau salah)bahwa penegakan syari'ah Islam tidak mesti dalam bentuk kekhalifahan, sistim demokrasipun bisa dijadikan tools bagi penegakan syari'ah Islam. Dan ini adalah merupakan penerapan poinke tiga dar
 i tiga
 poin yang da Ad sampaikan, sedangkan point 1 2 itu lebih banyak mengarah kepada individu2 ummat Islam bukanbagian dari sistim dan hal itu saat ini pun sedang berjalan.Terima kasih atas kesempatan diskusi yang diberikan dan saya masih menunggu apakah pertemuan yang di Harvard spt yang pernahdisampaikan akan mampu merumuskan konsep ke Khalifahan dari sisipraksis nya bukan sekedar membuka-buka catatan lama yang hanya mengarah pada romantisme masa lalu.Tapi ba a lo da Ad masih menyimpan su'zon ttg duo ormas nan lahtuo (NU  MD). Setahu ambo Ahmad Dahlan mendirikan MD sangaikjauh dari kepentingan politik jiko dalam perjalanannyo pernah membidani kelahiran partai (Masyumi  PAN) itu labiah tape kalau dikatokan bagian dari dinamika organisasi/perserikatan.Dan jika ado gesekan bukan dikarenakan kepentingan politik akantetapi pertentangan dalam masalah furu'iyah (niat, qunut, tahlilan, selamatan dll) ini
  karena
 prinsip MD yang dikenal dgnTBC (Taklid, Bid'ah dan ...ah lupo lo ambo a nan C nyo ko mah).wallahualam.wassalam,harmannb. Sayangnya da Ad, Aceh hingga kini alun bisa menampilkannyasecara utuh, mungkin dek karano masih adonyo konflik/instabilitaskeamanan.-Original Message-From: Adrisman [mailto:[EMAIL PROTECTED]Assalamu'alaikum wr.wb.Sanak Harman,Tapek bana kesimpulan nan Harman tuliskan iko. Memang kekhalifahan nan da Adbayangkan pelaksanaannyo mirip dengan demokrasi nan sadang awak pakai kini.Cuman ado point point penting nan Demokrasi indak bisa memenuhi kebutuhanumat islam.1. Kewajiban kita mentaati pemimpin.2. Kewajiban kita memilih pemimpin itu dari umat islam.3. Hukum2 yang kita pakai harus mengacu kepada hukum yang tidak bertentangandengan yang digariskan oleh Allah swt (syari'ah Islam)Inilah sebenarnya yang esential dalam pemilihan negara 
 khilafah
 dibandingkandemokrasi. Dalam negara khilafah cuma ada satu imam / pemimpin agama yaitupemimpin negara merangkap pemimpin agama.Dalam negara2 yang menganut kekhalifahan, tidak diizinkan adanya imam yanglain, karena ini sudah suatu makar dan salah satu dalil yang kebetulanmemang sangat tegas dan keras, bahwa bila sudah ada satu imam / khalifahyang terpilih maka yang datang kemudian (mengaku ngaku) harus dibunuh. (maafini kita bicara teori, praktek bisa saja berbeda).Jadi bisa dibayangkan, dalam negara khilafah umat Islam bisa / dipaksa untukbersatu dibawah satu pimpinan. Dan bisa dikontrol timbulnya kelompok2 kecilyang bisa menjadi duri dalam pemerintahan. Inilah sekarang yang terjadi danmenjadi dampak negatip dalam demokrasi di Indonesia, semakin merebaknyakelompok islam2 yang militant / bergaris keras. Seperti halnya bashir (siapaitu, maaf lupa nama lengkapnya) yang berkata lantang dan meneriakkan amrikinfidel, kelo
 mpok2
 seperti ini walaupun bukan wakil pemerintah namun bisamemberikan image yang salah tentang Indonesia dan umat Islam di indonesiasecara umumnya. Yang berujung semakin sulitnya kita diterima dalam pergaulaninternasional.Dulu insya Allah jaman Soeharto, hal2 seperti ini tak pernah terjadi,kalaupun terjadi langsung digulung dan 

Re: [R@ntau-Net] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban

2004-03-10 Terurut Topik Adrisman
Assalamu'alaikum wr. wb.

Sanak Harman jo sanak kasadonyo di palanta.
Mudah mudahan awak kasadonyo masih tetap dirahmati Allah swt dan tali
keimanan iko hendaknyo tetap bisa awak jago sampai akhir hayat nanti.

Nampaknyo memang diskusi awak alah sampai jo kesimpulan nan Harman sampaikan
dibawah iko, walau da Ad mengakui nan realistis untuak maso2 kini memang
cuma demokrasi nan bisa ditarimo banyak urang.
Bahkan Iran nan jaleh jaleh pemerintahannyo berdasarkan hukum Islam
sapanuahnyo, tatap indak namuah menggunakan istilah negara kekhalifahan
sebaliknya tetap menyebut negaranya negara demokrasi.

Pada akhirnyo memang awak harus realistis dan kasadonyo memerlukan proses,
kalaulah demokrasi sudah menjadi kesepakatan nasional, mako nan bisa awak
harapkan sebagai rakyat yang beragama islam, iyolah agar kepentingan umat
islam tetap lebih didahulukan oleh siapun beko nan memimpin negara.
Mudah mudahan pemerintah nan bakal awak piliah nanti, jadi pemerintah nan
kuek dan berwibawa, jan pulo sampai terjadi saroman kasus pak AR tempo hari,
indak bisa masuak kasalah satu daerah untuak maagiah ceramah karano daerah
itu basis salah satu ormas  islam nan lain..
Iko benar benar menurunkan wibawa petinggi negara nan alah diberi mandat
resmi oleh seluruh bangsa dan juo manunjuakkan awak urang islam alun juo
mendahulukan ukhuwah islamiyah.

Da Ad juo mengucapkan tarimo kasih banyak ateh diskusi awak nan menarik iko,
walau aa nan menjadi angan2 da Ad agar umat Islam bisa bersatu dibawah satu
kepemimpinan cuma tingga angan2, namun bialah kini cuma jadi angan2 mudah
mudahan dimaso maso nanti angan2 iko bisa jadi kenyataan.

Da Ad juo minta maaf alah su'udzon jo kaduo ormas terbesar di Ina tersebut.
Itu cuma semata mata karano da Ad ingin bana maliek awak bangkit dan salah
satunyo nan tapikia di da Ad iyolah awak mesti bersatu dengan mencari
banyak2 persamaan dan manjauhkan perbedaan diantaro kito.

Akhirul kalam, marilah awak kasadonyo berdoa dan minta ampun ka nan Kuaso,
semoga keterpurukan nagari awak kini bukanlah suatu siksaanNyo tapi cuma
suatu ujian agar awak dimaso maso mendatang bisa labiah kuek.

Mungkin alah cukuik diskusi awak sampai disiko yo Harman, bialah awak mundur
kasuduik dulu, awak agiah pulo sanak nan lain katangah mambaok topik2 nan
lain nan mungkin labiah paguno untuak dibaok katangah.

Tarimo kasih yo Harman, mudah mudahan awak bisa badiskusi jo topik nan lain
dimaso maso mendatang.
Alhamdulillah jaza kallohu khoiron.

wassalam
Adrisman

nb. Marilah awak berdo'a semoga sanak2 awak di Aceh bisa capek mendapat
ketenangan dan bisa kembali beraktivitas saroman awak2 disiko.


- Original Message - 
From: harman [EMAIL PROTECTED]
To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)
[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, March 10, 2004 8:26 PM
Subject: RE: [EMAIL PROTECTED] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban


 Wa'alaikumsalam wr.wb
 Da Ad nan bijaksana yang InsyaALLAH dirahmati ALLAH,
 Meski penjelasan - penjelasan yang da Ad sampaikan hari ini
 banyak yang belum menjawab berbagai pertanyaan seputar sistim
 ke Khalifahan akan tetapi ada point penting yang menurut saya
 lebih realistis dan applicable yaitu :

 Adrisman wrote:
 Mungkin malaysia adalah adalah salah satu contoh yang perlu kita
 pelajari, dimana hybrid antara demokrasi dan syari'ah islam
 nampaknya berjalan dengan mulus, warga2 cina yang non muslimpun
 disana hidup tenang dan berbaur dengan sesama melayu secara
 rukun.

 Dari paragraph akhir ini saya menyimpulkan (maaf kalau salah)
 bahwa penegakan syari'ah Islam tidak mesti dalam bentuk
 kekhalifahan, sistim demokrasipun bisa dijadikan tools bagi
 penegakan syari'ah Islam. Dan ini adalah merupakan penerapan poin
 ke tiga dari tiga poin yang da Ad sampaikan, sedangkan point 1 
 2 itu lebih banyak mengarah kepada individu2 ummat Islam bukan
 bagian dari sistim dan hal itu saat ini pun sedang berjalan.

 Terima kasih atas kesempatan diskusi yang diberikan dan saya
 masih menunggu apakah pertemuan yang di Harvard spt yang pernah
 disampaikan akan mampu merumuskan konsep ke Khalifahan dari sisi
 praksis nya bukan sekedar membuka-buka catatan lama yang hanya
 mengarah pada romantisme masa lalu.

 Tapi ba a lo da Ad masih menyimpan su'zon ttg duo ormas nan lah
 tuo (NU  MD). Setahu ambo Ahmad Dahlan mendirikan MD sangaik
 jauh dari kepentingan politik jiko dalam perjalanannyo pernah mem
 bidani kelahiran partai (Masyumi  PAN) itu labiah tape kalau di
 katokan bagian dari dinamika organisasi/perserikatan.
 Dan jika ado gesekan bukan dikarenakan kepentingan politik akan
 tetapi pertentangan dalam masalah furu'iyah (niat, qunut,
 tahlilan, selamatan dll) ini karena prinsip MD yang dikenal dgn
 TBC (Taklid, Bid'ah dan ...ah lupo lo ambo a nan C nyo ko mah).
 wallahualam.


 wassalam,
 harman

 nb. Sayangnya da Ad, Aceh hingga kini alun bisa menampilkannya
 secara utuh, mungkin dek karano masih adonyo konflik/instabilitas
 keamanan.



Re: [R@ntau-Net] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban

2004-03-09 Terurut Topik Adrisman
Assalamu'alaikum wr. wb.

Mak Hasanbasri, sanak Harman jo sanak kasadonyo di palanta.
Mari kito lanjutkan bincang2 awak mengenai kekhalifahan dan implementasinyo
dalam kehidupan modern iko.
Karena diskusi kita ini bukanlah menulis jurnal ilmiyah, jadi yang saya
tulis juga semampu dan seingat saya saja, tolong sekiranya kurang tepat agar
dibetulkan jika benar diiyakan.

Tak perlu segan merasa telah melecehkan atau merasa berseberangan..., kadang
kala diskusi2 seperti ini akan melahirkan wacana wacana baru dan tidak
tertutup kemungkinan nantinya menjadikan kita semakin tahu dan cinta dengan
agama kita ini. Ingatlah saya tidak anti demokrasi, bahkan saya hidup merasa
lebih aman dan tenang beragama setelah tinggal dinegara demokrasi ini. Namun
kenyamanan pribadi tidak berarti membuat kita harus melupakan ajaran2 dan
petunjuk yang telah digariskan Allah dalam Alqur'an dan kemudian dicontohkan
oleh rasullullah dalam sunnahnya.

Bertolak dari dalil2 alqur'an dan sunnah rasul yang kemudian dilanjutkan
oleh para sahabat, maka tidak ada keragu-raguan sedikitpun bahwa umat islam
itu harus mempunyai ulil amri (amirul mukminin). Kalau kita pelajari dalam
Al-quran memang tidak ada secara explisit bahwa bentuk negara itu harus
begini atau begitu, bila kita telitipun hukum2 yang ada dalam Alqur'an
mungkin cuma ada sekitar 200 sampai 400 hukum saja yang menyangkut legal
matters, semuanya kebanyakan mengatur mengenai keimanan dan hubungan
horizontal diantara ummah, jauh sangat sedikit jumlahnya bila dibandingkan
dengan negara2 demokrasi yang mempunyai hukum2 sampai ribuan banyaknya.
Perintah mentaati ulil amri ini adalah satu satunya yang mengisyaratkan pada
kita bahwa ummat islam itu harus ada pemimpinnya, pemimpin yang harus
ditaati, tidak ada gunanya punya pemimpin kalau tidak bisa kita taati.
Mengingat perintah dari Allah adalah wajib dan meninggalkannya adalah
berdosa, maka tentu saja memilih pemimpin adalah bukan hal yang main2.
Seperti halnya sekarang dengan demokrasi yang kita punyai akhirnya terpilih
Megawati (maaf tidak dengan berniat menghakimi) , sebagaimana perintah Allah
agar kita harus mentaati ulil amri, lantas bagaimana kita bisa mentaati
seorang pimpinan kalau hal2 yang nampak saja sudah menunjukkan bahwa beliau
menentang perintah Allah (tidak berkerudung misalnya, membiarkan anggota2
kabinetnya, saudara2nya berkorupsi ria). Dalam petunjuk Islam jika pemimpin
kita melanggar perintah Allah maka dia harus kita tinggalkan.
Kemudian lagi seandainya PDS nanti menang dan akhirnya terpilih seorang
pemimpin yang bukan muslim, bagaimana umat ini nantinya...? janganlah bilang
ini tidak mungkin, karena sudah terjadi di Aljazair misalnya, mungkin juga
di nigeria.

Seorang pemimpin ummat bukanlah manusia biasa dia haruslah manusia luar
biasa, terpilih dari yang terbaik.
Lihatlah bahkan di negara2 demokrasi seperti di amrik saja dituntut
pemimpinnya mesti mempunyai moral yang baik, sekalipun negara itu menjunjung
tinggi kebebasan / freedom. namun khusus untuk pemimpin, moral2 yang tinggi
masih menjadi tuntutan masyarakat.

Sebagaimana diyakini oleh kita semua bahwa Alqur'an adalah suatu mu'jzat,
maka dengan hanya beberapa ratus saja perangkat hukum yang digariskan oleh
Allah swt, namun ini sudah cukup untuk menyelamatkan umat manusia ini dari
perbuatan2 yang tidak di ridhaiNya.

Kembali kepada pertanyaan mak sutan dan sanak harman bagaimana caranya
memilih dan menurunkan khalifah, sebagaimana yang saya postingkan tempo hari
bahwa dibutuhkan orang2 yang memenuhi syarat untuk duduk dalam council
(shura) dan juga orang yang memenuhi syarat menjadi Khalifah. Kalau ini
tidak terpenuhi, maka memang tak ada gunanya ditawarkan sistim kekhalifahan
ini di Ina, pertama kalau orang2 yang dipilih tersebut tidak menguasai
hukum2 Islam (syari'at islam) maka tentulah akhirnya akan berakhir seperti
negara2 teluk sekarang ini dimana keamiran cuma dipakai untuk melanggengkan
kekuasaan dari keluarga (dynasti) tertentu, kedua perintah taat pada Allah,
rasul dan ulil amri itu hanya untuk orang2 yang beriman, kalau keimanan
kita belum sampai, maka dalil ini tidak berlaku untuk kita2.
Namun bila ada yang memenuhi syarat maka ini sudah menjadi kewajiban yang
tidak bisa ditawar tawar lagi, mengingat dalam salah satu hadits nabi
riwayat Muslim bahwa bila kita mati dan dan mati kita tidak berjamaah maka
mati kita bagaikan mati jahiliyah.
Pertanyaannya apakah iya tidak ada satupun yang memenuhi syarat untuk jadi
khalifah dari sekian ratus juta rakyat indonesia...?
Jauh lebih baik mempunyai seorang khalifah yang bisa mempersatukan umat
daripada mempunyai presiden, namun terdapat banyak imam2 kecil yang ditaati
oleh kelompok2 kecil umat. Akhirnya cuma akan melahirkan orang2 seperti
amrozi dlsbnya.

Pemimpin/khalifah idealnya dipilih langsung oleh rakyat, rakyat harus yakin
dan tahu siapa orang yang akan menjadi pimpinannya dan membimbing mereka
dalam bernegara sekaligus menjalankan ibadah sesuai syari'at islam. Namun
membicarakan ini tidak 

Re: [R@ntau-Net] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban

2004-03-09 Terurut Topik Adrisman
Assalamu'alaikum wr.wb.

Rasanya yang menjadi masalah adalah law enforcement itu yang lemah dan
penerapannya tidak sesuai dengan dasar negara kita (Pancasila),
kalau sudah disepakati bahwa dasar negara berdasarkan yang lima itu, maka
seharusnya implementasinya harus sesuai dengan kesepakatan tersebut.

Disepakati bahwa kita berketuhanan yang maha esa, logikanya yang tidak
berketuhanan yang maha esa seperti hindu dlsbnya tidak layak tinggal di Ina,
kemudian pembangunan juga tidak menumpuk di P Jawa saja agar sesuai dengan
niat menjadikan keadilan bagi seluruh rakyat indonesia. Kalau mau consisten
jangan pakai sila berketuhanan yang maha esa

Sehingga semboyan dengan praktek sehari hari tak ada hubungan sama sekali,
sama halnya seperti membuat motto work hard, work smart, time is money namun
prakteknya kita bermalas malasan. Sehingga motto hanya tinggal motto.

Seingat saya Malaysia juga menerapkan syari'ah islam walaupun juga ada unsur
penggabungan dengan hukum adat setempat ( apakah mereka ber abssbk juga..?).
Dalam court systemnya terdapat 3 level yaitu syari'ah courts, syari'ah
subordinate court, syari'ah high court dan syari'ah appeal court
Ras Melayu dianggap semuanya muslim dan dikenakan hukum Islam (syari'ah)
sedang yang non melayu/muslim dikenakan hukum federal. Setiap negara bagian
bisa mengeluarkan fatwa namun semuanya mengacu kepada madzab Syafi'i. Bahkan
di Kelantan diterapkan hukum haad / rajam walaupun pelaksanaanya belum
pernah terjadi.

Walaupun mereka tidak menyebutkan istilah khalifah, namun dalam
konstitusinya bahwa semua pemimpin tiap2 state adalah head of the religion
of islam,  ketiadaan pimpinan state2 ini (Malaka, Penang, Sabah, Negeri
Sembilan, Kuala Lumpur, Labuan) maka Yang dipertuan agong ditunjuk sebagai
the head of the religion of islam.

Artikel dibawah ini mungkin bisa memperjelas apa yang saya sampaikan.

wassalam
Adrisman

=

Legal History:

The legal system is based on English common law, with both Islamic law and
'adat constituting significant sources of law, particularly in matters of
personal status.

Parts of present-day Malaysia were under Portuguese and Dutch control, and
starting from Penang in the late 18th century, the region eventually came
under British rule, formalised by the Anglo-Dutch Treaty 1824. Malaysia and
Singapore were the eventual successor states to the Straits Settlements
(Penang, Singapore, Malacca), Federated Malay States (Selangor, Perak,
Pahang, Negri Sembilan) and Unfederated Malay States (Perlis, Kedah,
Kelantan, Trengganu, and Johor). Sabah and Sarawak, formerly constituents of
British Borneo, later joined Malaysia.

Under British rule, the first legislation regulating Islamic marriage in the
Straits Settlements was the Mohammedan Marriage Ordinance 1880, mainly
procedural in content. The Ordinance was amended in 1908 to make
registration of marriage and divorce compulsory, non-compliance being
punishable by fine or imprisonment. A 1923 amendment directed the
application of Islamic law to intestate succession of Muslims insofar as
local custom would permit, and without disinheriting non-Muslim kin. The
Ordinance continued to be applied in Penang and Malacca until State Acts
were passed in 1959. The first codification of Malay customary law (a
mixture of 'adat and Islamic law) came in 1915 with enactment of Laws of the
Malay Courts 1915 in Sarawak.

The region was occupied by Japanese forces from 1942 to 1945, with control
reverting to the British after WWII. A legislative assembly was established
in 1955 and independence achieved in 1957. From 1948, the States were
granted jurisdiction over application and legislation of shari'ah and from
1952 to 1978, new laws were promulgated in the eleven Muslim-majority States
of Malaysia and Sabah, generally entitled Administration of Islamic/Muslim
Law Enactments and covering the official determination of Islamic law,
explanation of substantive law, and jurisdiction of syariah courts. New laws
relating to personal law were enacted in most States between 1983 and 1987.

Efforts by Kelantan State to pass a Syariah Criminal Code Enactment 1993
relating to the application of hadd penalties resulted in a stand-off
between the Federal and State governments. It was passed by the State
legislature but never brought into force. It was a matter of much
controversy as criminal matters are within Federal and not State
legislatures' jurisdiction.

 Schools of Fiqh: The majority of Muslims are Shafi'i, with Hanafi
minorities. There are also significant Buddhist, Hindu and Christian
minorities and a high proportion of followers of indigenous religions,
particularly in Sabah and Sarawak (both States are Muslim-minority).

 Constitutional Status of Islam(ic Law): The Constitution was adopted on
31st August 1957 and has been amended several times. Article 3(1) declares
Islam the official state religion as well as 

RE: [R@ntau-Net] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban

2004-03-09 Terurut Topik harman
ambo cubo mambue poin2 da Ad:
A. Proses pemilihan khalifah dan Dewan Rakyat (shura)
1. Khalifah  dipilih oleh dewan rakyat (shura)
2. Dewan Rakyat (shura) dipilih oleh Rakyat

B. Proses pemberhentian khalifah dan Dewan Rakyat (shura)
-Dilakukan oleh dewan Shura atas permintaan Rakyat
-Masa Jabatan bisa diatur/disepakati oleh dewan shura

Dari poin2 tersebut ambo raso ko' yo samo bana jo model demokrasi
Kepala Negara/Khalifah/presiden -- dipilih Dewan Shura = DPR/MPR 
-- dipilih oleh rakyat -- u/ sis. demokrasi--PEMILU (adanya 
parpol), u/ sistim khalifah...??
Kalau bicara sistim memang spt itulah -yg dijelaskan da Ad-
sistim yg kita gunakan selama ini yaitu kepala negara/khalifah/presiden,
dipilih/diberhentikan oleh MPR. Saat 
ini, kepala negara/khalifah/presiden dipilih langsung oleh Rakyat 
sehingga pemberhentiaanya pun satu-2 jalan adalah melalui 
referendum.

Mengenai kriteria nan duduak di council/shura, spt nan ambo kato
kan sabalun no itu kan bisa kito bue, spt saat ini dimano salah 
syarat anggota dewan/presiden adolah lulusan SMA (iko cuman 
contoh, jadi indak usah dipolemikan). Nah kalau kito hendak mam
bue syarat2 spt nan da Ad katokan, tingga kito atur sajokan.

Mengenai ayat-2 nan disampaikan kalau ambo manangkonyo itu suatu
petunjuk bagi ummaik islam dimano sajo ba a caro hidui bernegara 
dan taat pada pemimpin itu indak mesti kepala negara nan muslim 
sajo, meski dia bukan muslim umaik islam harui ta'at kapado ulil 
amri selagi tidak membawa kepada kemaksiatan dan kekufuran.

Tidak adanya Pertentangan paham/kelompok spt nan da Ad sabuikan 
ambo raso itu cuman ado di alam ghaib (maaf yo da Ad), why? 
bukankah semasa kekhalifahan justru terjadi pertentangan mazhab 
yang sangat tajam, bahkan paraimam tasauf/sufi banyak yang 
dihukum mati (pancung) karena dianggap menyesatkan ummat. belum 
lagi peristiwa-2 spt yang da Ad sampaikan (penggantian khalifah 
krn pembunuhan).
Jadi, meski menggunakan sistim kekhalifahan di negeri ini,
pertentangan paham dan pemikiran itu akan terus berlanjut hingga
akhir zaman dan (maaf) bagi yang tidak menyukai hal ini mungkin
bisa dikatakan menentang sunnatullah. Karena perbedaan paham
pendapat telah terjadi sejak zaman kekhalifahan bahkan dizaman
kenabian sekalipun.

Kalau buliah ambo batanyo, apo sebenarnya nan menjadi sasaran 
utama merubah sistim demokrasi ke khalifahan, iko tamasuak nan
menjadi pertanyaan ambo salamo ko, mungkin dek karano adonyo 
suatu penjelasan yang praksis dari para penggagas ke khalifahan.


wassalam,
harman

nb. Ambo mohon maaf lah baburuak sangko (su'zon) ka da Ad 
ruponyo.
Iko loh nan menjadi poin utama bagi ambo, Demokrasi itu indak
buruak-buruak bana kalau ado nan indak bakasasuain tinggal kito
paluruihkan sen. Dan satahu ambo model iko bana nan manjadi pedo
man perserikatan Muhammadiyah dlm ber amar ma'ruf nahi munkar dan
penegakan hukum Islam meski oleh sbgan tokoh islam dikatokan 
lambe spt gajah gapuak tapi kalau kato buya syafi'i cadiak dlm
malie situasi dan kondisi yang sadang tajadi.
samo-samo kito tunggu sajo lah, a hasil dari maota urang di
harvard.

intermezo...:
Ambo jadi ingek kato-kato Amien Rais waktu melempar wacana bentuk
negara Federal nan manuai kritikan tajam dari para panggilo NKRI.
Kritikan itu ditanggapi dengan cukup cerdik, inyo katokan kalau
memang indak suko jo kato-kato Federal kito buang sen lah label
no diganti jo otonomi daerah NKRI. Dimano kaduonyo labiah banyak 
persamaan daripado perbedaan, yaitu Pusat hanyo mengatur masalah 
hub.Internasional, Keamanan dan Pertahanan(a cie lai lupo 
ambo), daerah/propinsi memiliki kewenangan untuk mengatur daerah
nya masing-masing tanpa campur tangan penguasa pusat.
Kalau indak salah ado nan pernah mangatokan sesungguhnya sistim
federal itu lah digunokan lamo di ranah minang yg istilahno 
kanagarian, dimano tio2 nagari berhak mengatur daerah no 
masiang2. 
...jangan-2 konsep federasi itu didapek urang bule dari ranah
minang dan kemudian diolah dan kemasan no diganti dari kanagarian
manjadi Federasi


-Original Message-
From: Adrisman [mailto:[EMAIL PROTECTED]

Assalamu'alaikum wr. wb.

Mak Hasanbasri, sanak Harman jo sanak kasadonyo di palanta.
Mari kito lanjutkan bincang2 awak mengenai kekhalifahan dan implementasinyo
dalam kehidupan modern iko.
Karena diskusi kita ini bukanlah menulis jurnal ilmiyah, jadi yang saya
tulis juga semampu dan seingat saya saja, tolong sekiranya kurang tepat agar
dibetulkan jika benar diiyakan.

Tak perlu segan merasa telah melecehkan atau merasa berseberangan..., kadang
kala diskusi2 seperti ini akan melahirkan wacana wacana baru dan tidak
tertutup kemungkinan nantinya menjadikan kita semakin tahu dan cinta dengan
agama kita ini. Ingatlah saya tidak anti demokrasi, bahkan saya hidup merasa
lebih aman dan tenang beragama setelah tinggal dinegara demokrasi ini. Namun
kenyamanan pribadi tidak berarti membuat kita harus melupakan ajaran2 dan
petunjuk yang telah digariskan Allah dalam Alqur'an dan kemudian dicontohkan
oleh 

RE: [R@ntau-Net] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban

2004-03-08 Terurut Topik harman
Ambo raso para imama ka duo ormas itu (MD  NU) tamasuak mantan
imam nan sabalun no (Amien Rais) satuju jo sistim demokrasi di
Indonesia iko, bukan karano pengaruh barat tapi labiah daripado
karena malie realistis saat ini (detik ini) sistim iko lah 
(demokrasi) yg disesuaikan jo budayo Ind. nan cocok.
Yang sangat realistis untuak diperjuangkan adalah subtansi dari
Islam nan rahmatan lil 'alamin. sebagai bukti kedua ormas itu
berada dalam garda terdepan ketika memperjuangkan RUU SISDIKNAS,
menolak pencabutan kesepatakan tiga menteri tentang kerukunan
beragama dll. Dan nan paling anyar adolah mereka juga bergerak
dalam kampanye anti korupsi dan itu dilakukan dimulai dari dlm
organisasi itu sendiri. Itu semua adolah bagian-bagiant yang 
lebih penting dan mendasar untuak kondisi terkini di negeri ini
daripada perubahan sisitim ketetanegaraan yang sudah baku.

Jadi jangan kan untua mambue wacana khilafah islam wacana tentang
RUU SISDIKNAS dan peradilan agama saja sudah membuat negeri ini
bertumpah darah (pro dan kontra).

Dari penjelasan da Ad ttg systim khilafah masih menimbulkan tanda
tanya besar terutama ttg ba a caro mencabut mandat sang khalifah
jika terjadi penyimpangan? Karano dalam penjelasan itu dikatokan
Jika khalifah kehilangan syarat-syarat tersebut, bisa jadi ia 
kehilangan jabatannya dalam tempo seminggu bahkan sehari! 

Pernyataan hanya baranti disinan, tapi ba a caro no? kalau ummat 
raso no indak mungkin itu sesuai jo penjelasan sabalun no dan 
kalau ummat dapek mancabut mandat mako samolah itu jo Demokrasi 
Apo jatuhnya khalifah itu spt kisah - kisah HC Anderson, dimana 
secara tiba-tiba negara tsb ditimpa bencana atau tiba - tiba sang 
khalifah jatuh sakit dan kemudian mati, yg kemudian dipilih lagi.
Kalau itu ambo raso kito samo loh jo islam abangan nan ba aro 
akan datangnyo ratu adil sbg pengganti.

Begitupun ttg standar hukum demokrasi nan dikatokan menggunakan
standar hukum kufur itu indak lah mutlak. Spt nan ambo katokan
atusaran main dalam demokrasi itu indak lah baku akan tetapi 
dapek dirubah sesuai jo kondisi negara masiang-2. Sbg contoh
Indonesia nan menggunakan Pancasila sbg induk dari seluruh aturan
main (hukum dan perundang-undangan) ambo raso indak ado nan salah
jo sila-sila nan ado di Pancasila dan bertentangan dengan 
Syari'at Islam, kalau ado ambo mohon pencerahan.

Bagi ambo nan jadi point utamo bagi Islam di negeri awak ko kini
dan mungkin limo atau sapuluah tahun lagi adolah memperjuangkan
nilai-nilai Islam nan universal nan langsuang menyentuh pado peru
bahan-perubahan dan perbaikan baik itu dlm pendidikan, ekonomi
dan budaya, terutamo adolah masalah korupsi nan lah manjamur atau
istilah no Amien Rais nan lah manggurita. Dan dek karano itulah
mako MD maupun AR labiah berkonsentrasi kepado hal nan sifaikno
cepat dan segera. Dan kalau mancaliak kiprah MD ambo raso lah
banyak nan mereka lakukan untua kemaslahatan ummat terlepas dari
kelebihan dan kekurangan no dalam pelaksanaannya dan hal itu
mereka lakukan tanpa adanya ke khalifahan. Dan spt Malaysia
nilai-nilai Islam dape tumbuah subur dan harum tanpa ado kecu
rigaan dan ketakutan non muslim.

Oh, iyo akibat dari pernyataan buya Syafi'i dan AR thdp keinginan
Hizbut Tahir dan beberapa Parpol perihal negara islam ko memang 
beliau lah disangko lah luntur keimanan no, padahal setahu ambo 
hinggo kini Amien Rais masih rajin puaso nabi Daud, jadi apo dek 
hanyo indak satuju jo konsep khilafah mako urang nan indak satuju
paralu dipatanyokan ke Islam no?
he..he...capek bana urang kito ko manilai kadar keiman dan 
Keislaman seseorang.

Sebagai mana pandapek dari mak SBN, memang alun ado penjelasan 
nan jaleh dari sistim khilafah, terutamo masalah ba a caro men
nurunkan seorang khalifah nan lah manyimpang tanpa campur tangan
ummat/rakyat nan lah basupakai mamilih no??


wassalam,
harman




-Original Message-
From: Adrisman [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Sunday, March 07, 2004 9:50 PM
To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)
Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban


Wa'alaikum salam wr. wb.

Da Sutan,
samo samo mudah mudahan awak kasadonyo tetap dirahmati Allah nan kuaso.

ambo memang menyadari, urang islam di RN iko bermacam macam kadar
pengetahuan dan pemahamannyo tentang Islam, banyak dari kaum muslimin
sendiri masih gamang jo syari'at islam maupun sitim khilafah iko.
Indak saketek kini kaum intelektual muslim nan sangajo mencari persamaan
khilafah jo demokrasi, dengan satu tujuan agar awak indak maliek demokrasi
sebagai satu satunya alternatif tapi justru kembali kepada yang sudah
dicontohkan Rasulullah.

Walau ambo tahu petinggi islam di indonesia (muhammadiyah atau NU) indak
setuju dengan negara khilafah, cuman jadi melahirkan tando tanyo diambo,
apokah karano mereka2 itu kena pengaruh barat, seperti amin rais yang dapat
doktor dibarat. Ataukah karano mereka menyadari indak ado nan bisa jadi
khalifah maso maso kini.
Nan paling penting terlebih 

RE: [R@ntau-Net] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban

2004-03-08 Terurut Topik Ronald P. Putra
assalaamu 'alaikum wr wb
mungkin kalau buliah, batanyo pulo ambo snek.

Baa bana sabananyo nan Pancasila koh, baa bana nilai riel nyo di lapangan. Satahu ambo 
yang ado hanyo doktrin-doktrin penataran yang di ajarkan di kelas-kelas. Samantaro 
kalau dilua kelas, aplikasino indak ado sama sekali. Puluhan tahun awak dijejali oleh 
nilai-nilai luhur Pancasila, tapi baa negara awak kini ? baa tindak tanduk para 
pejabat yang sacaro rutin maagiah penataran tuh ?

Apolai kalau manjadikan Pancasila sbg induk dari segala aturan main (hukum dan 
perundang-undangan) bukankah hasilnyo malah yang ado adolah ketidakadilan hukum ? 
yang kuat menerkam yang lemah ?

sacaro ekonomipun, akhianyo terbukti baso ekonomi Pancasila tuh indak tahan bantiang 
thp krisis. Samantaro gap antaro kayo jo miskin samakin jauh dari hari ka hari. 

mungkin ado bagian dari Pancasila yang sasuai jo Islam, tapi tetap Islam labiah tinggi 
dari pado Pancasila (Al Islamu Ya'lu wa Yu'la Alaih..). Sahinggo semestinyo induak 
dari sagalo aturan main bukanlah Pancasila tapi Islam itu sendiri.

maaf kalau kurang berkenan, atau mungkin ambo paralu saketek pencerahan.

wassalaam,
Ronald
 

-- Original Message --
From: harman [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak  1993) 
[EMAIL PROTECTED]
Date:  Mon, 8 Mar 2004 15:21:44 +0700 

Sbg contoh
Indonesia nan menggunakan Pancasila sbg induk dari seluruh aturan
main (hukum dan perundang-undangan) ambo raso indak ado nan salah
jo sila-sila nan ado di Pancasila dan bertentangan dengan 
Syari'at Islam, kalau ado ambo mohon pencerahan.


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



Re: [R@ntau-Net] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban

2004-03-08 Terurut Topik basrihasan
Artinya sanak Ronald telah membuktikan bahwa pancasila itu hanyalah sekedar
landasan ataupun topeng kemunafikan semua anak bangsa ini. Sekali gus juga
pembuktian bahwa negara yang didasarkan kepada ketuhanan selalu berakhir
dengan kegagalan, pengecualian mungkin pada jaman Muhammad SAW dan Sulaiman
AS.
Hal yang sama juga terjadi pada negeri tempat kita tiap tahun berduyun-duyun
menjalankan salah satu rukun ibadah kita, namun tidak pernah mau mengkoreksi
sistemnya, dan semua berusaha menyembunyikan kekuarangannya.Posting  Dewis
Natra:
[EMAIL PROTECTED] Indonesia Negeri Paling Kaya Raya, Nihil dari Dosa

ikut membuktikan hipotesa sanak Ronald. Kalau menurut saya selaku muslim
harus berani koreksi yang salah, walaupun perlu keringatan dalam olah pikir.
Salam

SBN

- Original Message -
From: Ronald P. Putra [EMAIL PROTECTED]
To: Komunitas MINANGKABAU Pertama di Internet  [EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, March 08, 2004 5:22 PM
Subject: RE: [EMAIL PROTECTED] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban


 assalaamu 'alaikum wr wb
 mungkin kalau buliah, batanyo pulo ambo snek.

 Baa bana sabananyo nan Pancasila koh, baa bana nilai riel nyo di lapangan.
Satahu ambo yang ado hanyo doktrin-doktrin penataran yang di ajarkan di
kelas-kelas. Samantaro kalau dilua kelas, aplikasino indak ado sama sekali.
Puluhan tahun awak dijejali oleh nilai-nilai luhur Pancasila, tapi baa
negara awak kini ? baa tindak tanduk para pejabat yang sacaro rutin maagiah
penataran tuh ?

 Apolai kalau manjadikan Pancasila sbg induk dari segala aturan main (hukum
dan perundang-undangan) bukankah hasilnyo malah yang ado adolah
ketidakadilan hukum ? yang kuat menerkam yang lemah ?

 sacaro ekonomipun, akhianyo terbukti baso ekonomi Pancasila tuh indak
tahan bantiang thp krisis. Samantaro gap antaro kayo jo miskin samakin jauh
dari hari ka hari.

 mungkin ado bagian dari Pancasila yang sasuai jo Islam, tapi tetap Islam
labiah tinggi dari pado Pancasila (Al Islamu Ya'lu wa Yu'la Alaih..).
Sahinggo semestinyo induak dari sagalo aturan main bukanlah Pancasila tapi
Islam itu sendiri.

 maaf kalau kurang berkenan, atau mungkin ambo paralu saketek pencerahan.

 wassalaam,
 Ronald


 -- Original Message --
 From: harman [EMAIL PROTECTED]
 Reply-To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak
1993) [EMAIL PROTECTED]
 Date:  Mon, 8 Mar 2004 15:21:44 +0700

 Sbg contoh
 Indonesia nan menggunakan Pancasila sbg induk dari seluruh aturan
 main (hukum dan perundang-undangan) ambo raso indak ado nan salah
 jo sila-sila nan ado di Pancasila dan bertentangan dengan
 Syari'at Islam, kalau ado ambo mohon pencerahan.

 
 Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
 http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
 




Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



Re: [R@ntau-Net] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban

2004-03-08 Terurut Topik Adrisman
Assalamu'alaikum wr.wb.

Sanak Harman, Mak Basrihasan, Mak Darwin, Sanak Ronald dan sanak2 lainnyo di
palanta
Terima kasih atas tanggapan sanak kasadonyo tentang postingan ambo mengenai
wacana sistim khilafah dan dibandingkan dengan demokrasi yang sekarang
sedang ramai kita perjuangkan.

Terlepas daripada menghidupkan kembali khilafah itu adalah suatu kesia-siaan
ataupun cuma tinggal mimpi, namun sebagai seorang muslim kita harus selalu
kembali kepada sabda rasulullah, bahwa bila ada perselisihan diantara kita
maka hendaklah kita kembalikan ke pada Alqur'an dan Alhadits.

Sebagaimana kita semua ketahui, Islam sebenarnya dari sononya adalah satu,
kitab yang kita pegang juga itu itu juga yaitu Alqur'an. Kalau diibaratkan
suatu pohon maka Alqur'an adalah akarnya, hadits adalah pohonnya dan dahan
serta daun2nya adalah ijma', qiyas dan iijtihad para alim ulama.

Bila kita melihat dalil2 yang mendukung keimaman / khalifah ini, kita bisa
melihat dalam surat Annisa 59 dan juga hadits Muslim tentang perlunya
berjamaah., namun sebagaimana postingan saya yang lalu, saya tak ingin
menyentuh teritory keimanan yang ini, biarlah kita bahas dari sisi ulil
amrinya saja.

Tidak ada keraguan sedikitpun baik dari kaum sunni maupun syi'ah bahwa
khalifah itu adalah dipilih dan menjadi wakil komunitas muslim (muslim
ummah) yang bertindak memimpin ummat sesuai dengan syari'at2 Islam.
Dikarenakan khalifah adalah wakil dari muslim ummah maka pemilihan seorang
khalifah ditentukan dan dikerjakan oleh suatu dewan syura (council) yang
awalnya dicontohkan oleh Umar dengan membentuk council beranggota 6 orang.
Dalam pembentukan calon khalifah, maka khalifah sebelumnya boleh mengajukan
calonnya untuk disaingkan dengan calon2 yang lain, proses ini berjalan cukup
baik paling tidak selama pemerintahan sahabat yang 4 ini (khulafaur
rashidin), namun setelah era Ali terjadi perpecahan umat hingga terbentuknya
dua golongan besar muslim yaitu Syia'h dan Sunni. Yang mana dalam
perkembangannya selanjutnya setelah ke empat sahabat ini, cuma ada dua
keluarga besar (dynasti) yaitu Umayyah di Istanbul dan Abbassiniyah di
Baghdad. Selama era ini proses pemilihan khalifah selanjutnya ditunjuk oleh
khalifah2 sebelumnya.

Dalam kurun waktu 700 tahun islam mengalami kemajuan pesat baik dari segi
social, humanity dan juga ilmu pengetahuan., dalam masa2 kejayaan islam ini
kerukunan agama tetap terjaga, kalaulah saat itu Islam ingin memaksakan
sistim kekhalifahan keseluruh dunia, maka sudah barang tentu dengan mudah
saja bisa dilakukan. (ingat sekarang dengan amrik yang ingin menerapkan
demokrasi keseluruh pelosok dunia).
Sekalian menanggapi Mak Darwin, pemilihan seorang Khalifah bukanlah suatu
eklusivisme, tapi adalah suatu kewajiban bagi umat islam yang telah berikrar
bahwa hidup dan matiku hanya untuk islam.

Kalau kita lihat kembali surat An Nisa 59 ini. Hai orang-orang yang
beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara
kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya..

Disini dengan jelas adanya perintah dari Allah agar taat Allah, Rasul dan
Ulil Amri minkum. Jelas bahwa ulil amri adalah seorang pemimpin agama dan
juga pemimpin umat dari golongan kita sendiri., bagaimana mungkin kita punya
seorang pemimpin yang tidak bisa kita patuhi karena misalnya pemimpin
tersebut tidak beragama islam dan tidak menjunjung garis garis yang
ditentukan Allah dalam Syariah Islam.

Ambillah suatu contoh yang baru baru ini kita dengar, semua umat muslim
sudah mengetahui bahwa riba itu hukumnya haram, dan secara teori bunga bank
itu adalah haram., namun ternyata baru baru ini saja adanya fatwa bahwa
bunga bank itu riba...Disini ada beberapa kemungkinan, pertama pemimpin umat
saat itu tidak mengetahui/memahami hukum Islam ataupun pemimpin umat
tersebut berbuat maksiat dengan melanggar perintah Allah. Lantas bagaimana
mungkin kita punya pemimpin, namun pemimpin itu sendiri tidak mampu/mau
menurusi kebutuhan rohani sang umat (dengan catatan kita semua menyadari
bahwa kita semua menerima Islam sebagai agama penyerahan, yaitu menyerah
pada semua ketentuan2 yang sudah digariskan oleh Allah).

Disinilah perlunya seorang khalifah yang benar2 faham kebutuhan umat secara
rohani maupun jasmani.

Ada beberapa kategori yang dipakai oleh Syia'h dan Sunni dalam memilih
seorang khalifah, namun marilah kita lihat faham Sunni saja, karena saya
tidak begitu faham ajaran Syi'ah ini, yang pasti salah satunya Syi'ah
mensyaratkan bahwa seorang khalifah haruslah suci dan terjaga dari dosa. hal
yang sulit untuk membuktikannya, karena yang bisa menilai adalah cuma Allah
swt berodosa atau tidaknya seseorang.

Dalam memilih seorang Khalifah ada dua golongan/group yang harus dibentuk.
Yang pertama adalah dewan syura dan yang kedua adalah kandidat untuk menjadi

Re: [R@ntau-Net] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban

2004-03-08 Terurut Topik Adrisman
Assalamu'alaikum

Negara ketuhanan (theokrasi) dijaman eropa kuno, ketika gereja lebih
berkuasa daripada raja2 dan gereja cuma satu satunya yang dainggap bisa
berkomunikasi dengan Tuhan, memang telah membuat eropa mengalami masa masa
kegelapan.
Namun sebaliknya dalam masa waktu yang sama Islam yang juga menggunakan
dasar ketuhanan mengalami kemajuan pesat dan melahirkan ilmuan2 yang
diyakini kelak disalin oleh ilmuwan eropa dan dikembangkan oleh mereka
kemudian.

jauh sebelum Montesqui menyodorkan teori pembagian kekuasaan, Islam sudah
menggunakan prinsip ini dalam pemerintahannya.

Pancasila atau bukan, yang paling penting adalah sumber hukumnya haruslah
berdasarkan ketuhanan. Apagunanya pancasila yang cuma jadi semboyan, namun
implementasinya nihil.
Dikatakan sila pertama berketuhanan yang maha esa, nyatanya yang tidak
berketuhanan yang esapun tetap bercokol disini., sila pertama sudah
dilanggar.
Dikatakan kemanusiaan yang adil dan beradab, apakah iya..., untuk siapa
keadilan itu, yang maling ayam babakbelur dan masuk bui, yang maling uang
negara keluar masuk istana pakai celana golf.
Dikatakan persatuan indonesia, dalam hal apakah...?, bersatu membuat rakyat
melarat...?
Dikatakan kerakyatan yang dipimpin oleh musyawarah/mufakat, siapakah
yang musyawarah...?,siapakah yang mufakat? apakah yang dimusyawarahkan,
apakah yang dimufakati..., adakah itu untuk rakyat..., rakyat yang mana...?
Dikatakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, apakah
iya.? apakah yang dimaksud...? pembangunan cuma ada di P Jawa..., adakah
Argo Gede di Sumatra...? Adakah perguruan tinggi yang bagus di luar jawa..?.

Pancasila cuma slogan.
kekecewaan kita terhadap negara2 tim teng yang tidak banyak berbuat untuk
menolong saudara2nya di palestina, dan juga membantu saudara2nya yang miskin
(negara berkembang) tak akan banyak gunanya, cuma membuat hati sakit dan
kecewa.

Yang terlebih dahulu dilakukan, adalah bantulah negeri ini mendapatkan harga
dirinya kembali, jangan sampai negara kecil seperti Singapura saja bisa
petanteng2, Australia yang dulu takut dengan kita, kini tak lagi melihat
kita sebelah mata.
Kalau negara kuat, punya harga dirimaka apapun yang diucapkan akan
didengar orang...Lihatlah Mahathir sebagai contoh., setelah yakin negaranya
tegak diatas kaki sendiri, maka itulah saatnya dia bicara.

Begitu juga dengan Saudi..., Indonesia ini apalah, tak pernah dipandang
sebelah mata, apalagi mencoba memberi usulan2 / kritikan tentang sistim
haji. Kalau saja amrik yang bicara, tentulah akan didengarnya.

Orang arab yang kaya raya...dan katanya mengaku beragama islam yang
seharusnya cuma tunduk pada Allah, namun nyatanya melihat Amrik bagaikan
dewa penyelamat mereka, tunduk patuh bertekuk lutut.

Ada pengalaman pribadi sewaktu saya di Qatar beberapa tahun yang lalu,
setiap kali saya mesti menyupir bolak balik Messaid-Dukhan mendatangi sumur2
minyak disana, kadang kala saya kena stop polisi setempat. Seperti biasa
pasti ditanya surat2 dan segala macamnya, walau saya tak punya SIM qatar dan
yang saya punya Texas License, namun selalu saja saya dilepaskan dan tak
pernah kena tilang.
Ini tentu menyenangkan saya, tapi dilain fihak inilah gambaran bahkan
polisi2nya saja melihat yang namanya amrik sudah tunduk.

wassalam
Adrisman


- Original Message - 
From: basrihasan [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]; Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak)
Pertama di Internet (sejak 1993) [EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, March 08, 2004 9:46 AM
Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban


 Artinya sanak Ronald telah membuktikan bahwa pancasila itu hanyalah
sekedar
 landasan ataupun topeng kemunafikan semua anak bangsa ini. Sekali gus juga
 pembuktian bahwa negara yang didasarkan kepada ketuhanan selalu berakhir
 dengan kegagalan, pengecualian mungkin pada jaman Muhammad SAW dan
Sulaiman
 AS.
 Hal yang sama juga terjadi pada negeri tempat kita tiap tahun
berduyun-duyun
 menjalankan salah satu rukun ibadah kita, namun tidak pernah mau
mengkoreksi
 sistemnya, dan semua berusaha menyembunyikan kekuarangannya.Posting  Dewis
 Natra:
 [EMAIL PROTECTED] Indonesia Negeri Paling Kaya Raya, Nihil dari Dosa

 ikut membuktikan hipotesa sanak Ronald. Kalau menurut saya selaku muslim
 harus berani koreksi yang salah, walaupun perlu keringatan dalam olah
pikir.
 Salam

 SBN


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



RE: [R@ntau-Net] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban

2004-03-08 Terurut Topik harman
Sanak Ronald nan cadiak dan teliti,
Apo nan sanak katokan itu sebenarna adolah suatu pembuktian bahwa 
di negeri ini tidak hanya pendidikan pancasila saja yang manis 
dikelas tapi amburadul dilapangan. Hal spt ini terjadi juga pada 
pelajaran agama wabilkhusus pelajaran Agama Islam, Pendidikan 
agama Islam itu tidak hanya didapat dari bangku sekolah tapi juga 
dari banyak ustaz yang ceramah di masjid atau madrasah, hasilnya? 
ga' usah saya sebutkan lah tapi kita sudah tahu sama tahukan, 
tidak sedikit guru agama yang punya kelakuan mines.Lantas apa 
kita menyalahkan Islam yang tidak mampu/salah? tentu tidak!
demikian juga dengan Pancasila. Saya tidak mendewakan ataupun
mengagungkan Pancasila tapi untuk negeri ini memang inilah yang
idiologi yang cocok dan juga tidak bertentang dengan ajaran Islam
jika selama ini terjadi penyimpangan, itu tidak lain dari belum
sepenuhnya terhayati dan terlaksananya Pancasila.

Intinya, jika Islam saja ajaran di bumi ini tidak tercermin 
dengan baik apalagi sebuah azaz pancasila yg merupakan serapan
dari ajaran Islam itu sendiri. Dengan kata lain jika mengamalkan 
sebagian dari ajaran Islam yg tertuang dalam Pacasila sudah tidak
mampu ya jangan mimpi untuk mengamalkan ajaran-2 Islam yang 
lainnya dan lebih berat dari yg lima dlm Pancasila. Ini sebuah
realita, istilah Aa Gym kalau yang kecil saja tidak bisa/mampu
mengamalkan ga' usah mimpi untuk mengamalkan yang lebih besar
dan berat.

Jujur saja, di negeri ini baik itu Islam ataupun Pancasila lebih
banyak dijadikan komoditas kepentingan daripada dipentingkan.
Bagi individu ummat Islam memang tidak perlu melandaskan diri 
pada Pancasila, karena jika kita mengamalkan ajaran Islam secara
benar otomatis sudah mengamalkan pancasila.


wassalam,
harman

-Original Message-
From: Ronald P. Putra [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, March 08, 2004 5:23 PM
To: Komunitas MINANGKABAU Pertama di Internet 
Subject: RE: [EMAIL PROTECTED] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban


assalaamu 'alaikum wr wb
mungkin kalau buliah, batanyo pulo ambo snek.

Baa bana sabananyo nan Pancasila koh, baa bana nilai riel nyo di lapangan.
Satahu ambo yang ado hanyo doktrin-doktrin penataran yang di ajarkan di
kelas-kelas. Samantaro kalau dilua kelas, aplikasino indak ado sama sekali.
Puluhan tahun awak dijejali oleh nilai-nilai luhur Pancasila, tapi baa
negara awak kini ? baa tindak tanduk para pejabat yang sacaro rutin maagiah
penataran tuh ?

Apolai kalau manjadikan Pancasila sbg induk dari segala aturan main (hukum
dan perundang-undangan) bukankah hasilnyo malah yang ado adolah
ketidakadilan hukum ? yang kuat menerkam yang lemah ?

sacaro ekonomipun, akhianyo terbukti baso ekonomi Pancasila tuh indak tahan
bantiang thp krisis. Samantaro gap antaro kayo jo miskin samakin jauh dari
hari ka hari. 

mungkin ado bagian dari Pancasila yang sasuai jo Islam, tapi tetap Islam
labiah tinggi dari pado Pancasila (Al Islamu Ya'lu wa Yu'la Alaih..).
Sahinggo semestinyo induak dari sagalo aturan main bukanlah Pancasila tapi
Islam itu sendiri.

maaf kalau kurang berkenan, atau mungkin ambo paralu saketek pencerahan.

wassalaam,
Ronald
 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



Re: [R@ntau-Net] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban

2004-03-08 Terurut Topik basrihasan
Baitu pulo dari ambo, bukannyo ambo malecehkan sanak Adrisman, namun
manuruik ambo menyebar informasi yang semu ilmiah itu adalah tidak islami,
atau berlawanan dengan hakekat Islam itu sendiri.
Sampai posing terakhir sanak hanya mampu menjelaskan syarat2 untuk bisa
jadi khalifah, namun sedikitpun tidak menyinggung bagaimana mekanisme
pemilihan khalifah itu sendiri, majelis syuro yang sedikit disinggung, juga
tidak
dibahas bagaimana proses membentuj majelis itu sendiri. Kalau proses ini
dilewati maka yang akan terjadi hanya Taliban atau macam rezim KSA yang
lagi ketar keir sekarang ini.
Salam

SBN

- Original Message -
From: harman [EMAIL PROTECTED]
To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)
[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, March 09, 2004 9:34 AM
Subject: RE: [EMAIL PROTECTED] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban


 Penjelasan iko kalau buliah  ambo katokan pengulangan dari nan
 sebelum no, akan tetapi alun manjawe pertanyaan ambo dan juga
 mak SBN perihal ba a mancabuik mandat dari sang khalifah tanpa
 melalui rakyat? apakah melalui dewan syura (council)?
 Dan kalau malie dari penjelasan iko Selama era ini proses
 pemilihan khalifah selanjutnya ditunjuk oleh khalifah2
 sebelumnya nampak bana bahwa kekuasan itu adolah merupakan
 warisan dan mungkin kalau Abu Nawas itu bukan kisah dongeng maka nan di
 majukan sbg kandidat maka Abu Nawas lah nan terpilih :-)

 Kalau mengenai kriteria dan syarat seorang khalifah, spt nan per
 nah ambo postingkan, dalam systim demokrasi pun kriteria dan
 syarat seorang pemimpin dapat dibuat sesuai dengan keinginan
 kita bersama dan jika kito ingin kriteria spt nan disabuikan kan
 tinggal kito buekan.

 Mengenai beratnya syarat, ambo raso samo lo dengan syarat jadi
 Presiden itu lah bare, atau jangankan untua seorang khalifah
 suatu negara menjadi khalifah di MD atau lebih kecil lagi
 khalifah sbg Suami sajo lah bare dan AR pun lah mangatokan ttg
 bare' nyo mengemban fatwa rapat pleno PP Muhammadiyah ttg
 dukungan MD ka baliau.
 Tapi syukur alhamdulillah da Ad, lah indak manduga bare' no
 buya Syafi'i dan AR itu dek karano pengaruh pendidikan barat nan
 mereka dape waktu samo-samo kuliah di Chicago. Nan ambo danga
 meski mereka di USA tapi puaso dan shalat jalan taruih (untua AR
 puaso Nabi Daud no indak lapeh).

 wassalam,
 harman


 -Original Message-
 From: Adrisman [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, March 08, 2004 11:57 PM
 To: bMilis Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak)/b sejak 1993
 Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban


 Assalamu'alaikum wr.wb.

 Sanak Harman, Mak Basrihasan, Mak Darwin, Sanak Ronald dan sanak2 lainnyo
di
 palanta
 Terima kasih atas tanggapan sanak kasadonyo tentang postingan ambo
mengenai
 wacana sistim khilafah dan dibandingkan dengan demokrasi yang sekarang
 sedang ramai kita perjuangkan.

 Terlepas daripada menghidupkan kembali khilafah itu adalah suatu
kesia-siaan
 ataupun cuma tinggal mimpi, namun sebagai seorang muslim kita harus selalu
 kembali kepada sabda rasulullah, bahwa bila ada perselisihan diantara kita
 maka hendaklah kita kembalikan ke pada Alqur'an dan Alhadits.

 Sebagaimana kita semua ketahui, Islam sebenarnya dari sononya adalah satu,
 kitab yang kita pegang juga itu itu juga yaitu Alqur'an. Kalau diibaratkan
 suatu pohon maka Alqur'an adalah akarnya, hadits adalah pohonnya dan dahan
 serta daun2nya adalah ijma', qiyas dan iijtihad para alim ulama.

 Bila kita melihat dalil2 yang mendukung keimaman / khalifah ini, kita bisa
 melihat dalam surat Annisa 59 dan juga hadits Muslim tentang perlunya
 berjamaah., namun sebagaimana postingan saya yang lalu, saya tak ingin
 menyentuh teritory keimanan yang ini, biarlah kita bahas dari sisi ulil
 amrinya saja.

 Tidak ada keraguan sedikitpun baik dari kaum sunni maupun syi'ah bahwa
 khalifah itu adalah dipilih dan menjadi wakil komunitas muslim (muslim
 ummah) yang bertindak memimpin ummat sesuai dengan syari'at2 Islam.
 Dikarenakan khalifah adalah wakil dari muslim ummah maka pemilihan seorang
 khalifah ditentukan dan dikerjakan oleh suatu dewan syura (council) yang
 awalnya dicontohkan oleh Umar dengan membentuk council beranggota 6 orang.
 Dalam pembentukan calon khalifah, maka khalifah sebelumnya boleh
mengajukan
 calonnya untuk disaingkan dengan calon2 yang lain, proses ini berjalan
cukup
 baik paling tidak selama pemerintahan sahabat yang 4 ini (khulafaur
 rashidin), namun setelah era Ali terjadi perpecahan umat hingga
terbentuknya
 dua golongan besar muslim yaitu Syia'h dan Sunni. Yang mana dalam
 perkembangannya selanjutnya setelah ke empat sahabat ini, cuma ada dua
 keluarga besar (dynasti) yaitu Umayyah di Istanbul dan Abbassiniyah di
 Baghdad. Selama era ini proses pemilihan khalifah selanjutnya ditunjuk
oleh
 khalifah2 sebelumnya.

 Dalam kurun waktu 700 tahun islam mengalami kemajuan pesat baik dari segi
 social, humanity dan juga ilmu pengetahuan., dalam masa2 kejayaan islam
ini
 

RE: [R@ntau-Net] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban

2004-03-08 Terurut Topik harman
Pertanyaan sanak Ronald juga membingungkan, sanak tanyokan 
Padohal apo sih Pancasila tuh sabananyo kalau untua manjawek ko
ambo raso kito calia sajo lima hal nan ado di Pancasila nah 
itulah Pancasila atau kalau diartikan jo kalimaik menjadi Panca=
Lima, Sila = Dasar/azas. kalau sumber no, dari sejarah lah awak
ketahui itu adolah rumusan dari para Founding Father, labiah 
jaleh calia lah dibuku-buku sejarah waktu SMP s/d Kuliah...:-)

Indak perlu binguang sanak, justru itu menunjukan bahwa Islam itu
labiah  hebat dari Pancasila, kalau baitu ba a nan batua manuruik
sanak Ronald, apo kalau lah mengamalkan Pancasila otomatis lah
mengamalkan Islam (kebalikan dari tulisan ambo)?! nah kini ambo
loh nan binguang jo sanak Ronald. 
Berhaji, harta waris dll nan sanak katokan itu adolah merupakan 
ujud dari Sila patamo, yaitu Ketuhan Yang Maha Esa sadangkan 
berzakat selain sila nan patamo juga ujud dari sila nan kalimo.

Kalau memang ka diganti Pancasila jo Daksa Sila, Eka Sila dll 
sila-2 nan lain it's OK! tapi jangankan mau mengganti Pancasila,
umat Muslim dan juga beberapa parpol Islam sajo lah kebakaran 
jenggot waktu ado wacana untua marubah pembukaan UUD'45 dek kara,
he...he...:-) nampak no parpol Islam nan menjadikan Islam sbg 
slogan pun tanpa sengaja sudah mendewakan Mukadimah UUD'45.
Selain itu apo kito umaik Islam lah siap mental no kalau beko ado
wacana mangganti Pancasila dan kebetulan pihak non Islam pun maju
jo ide no, lihatlah realita yang ada di negeri ini, untuk menca
but/merubah TAP MPRS ttg PKI, RUUSISDIKNAS, RUU Kerukunan 
beragama saja kita sudah saling baku hantam.
Jadi mengenai penggantian Pancasila ambo pun setuju dan tidak ke
beratan, toh UUD'45 yg dikeramatkan pun saat ini sudah dirobah 
hasilnya? tahu sendiri kan?

Satuju ambo, Malaysia memang indak memakai Pancasila tapi juga
tidak menggunakan Syari'at Islam terlebih-lebih lagi sistim ke
khalifahan..., jadi tanpa syari'at Islam dan kekhalifahan seka
lipun Malaysia dan Brunai mampu menampilkan wajah dan Peradaban
Islam dan melayu yang lebih baik dari Ind. yg punya Pancasila dan
juga punya semangat Syari'at Islam tapi nan nampak justru 
semangat korupsi no nan jaleh... labiah sadiah lagi nan tertinggi
terjadi di tubuh Dep.Ag wabil khusu pelaksanaan Haji.
Oh iya, Partai yang berkuasa di Malaysia (UMNO) adolah Partai
Nasionalis/sekuler (bukan Partai Islam) tapi toh mereka mampu 
menampilkan wajah islam dan Melayu dibanding negeri ini:-)
Mungkin karena mereka lebih mementingkan subtansi dari pada 
sekedar label Islam.
Kalau malie islam di negeri ini memang kasihan dan sadiah.


wassalam,
harman St.Idris (32th)

-Original Message-
From: Ronald P. Putra [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, March 09, 2004 10:44 AM
To: Komunitas MINANGKABAU Pertama di Internet 
Subject: RE: [EMAIL PROTECTED] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban


Batua tuh sanak, baso ado ajaran Islampun ado yg indak teraplikasi di
lapangan, sangat banyak, sado awak alah tahu itu.

tapi bukan itu makasuik ambo, yang ambo garis bawahi adolah manjadikan
Pancasila sbg sumber dari segala sumber hukum koh yang agak binguang ambo
dek nyo. Padohal apo sih Pancasila tuh sabananyo ?

Kalau Islam, alah jaleh basumber dari Sang Pencipta yang diterjemahkan oleh
oleh utusan-Nyo. Tapi Pancasila ? bisa jadi sapuluah tahun ke depan seluruh
anak bangsa ini sepakat utk mengganti pancasila, dan membuat istilah baru.
Indak tetap kan ?

Nah, kalau ado pulo yg mangecekkan baso kalau alah berIslam dengan baik
otomatis telah mengamalkan Pancasila, iyo binguang ambo. Hebat bana tuh
Pancasila koh ? Emangnya kita naik haji, berzakat, membagi harta waris, ijab
kabul, dlsb merupakan pengamalan dari Pancasila ? Kalau ambo ditanyo urang,
ambo jawek dek karano tuntunan Islam yang maminta ambo spt, bukan krn
nilai-nilai luhur Pancasila. Batua kalau ado nilai Pancasila yang islami,
tapi bukan berarti punyo kadudukan yang sejajar kan (apolai labiah tinggi
dari Islam dengan menjadikannyo sumber dari segala sumber hukum).



Tapi iko kan pandapek ambo sajo, buliah babeda kan ?

wassalaam,
Ronald

Mungkin sudah saatnya kita mengkritisi sejauh mana kesaktian Pancasila ini
bagi bangsa dan negara Indonesia. Tak perlu harus Pancasila. Toh Malaysia
tidak menjadikan Pancasila sebagai dasar negaranya (padahal mereka juga
multi etnis dan multi agama) tapi lihatlah sekarang, mereka jauh melesat
meninggalkan kita. atau mungkin kita akan bernostalgia terus dengan
Pancasila ini, sehingga lima puluh tahun ke depan, kondisi bangsa ini akan
tetap spt ini.


-- Original Message --
From: harman [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak
1993) [EMAIL PROTECTED]
Date:  Tue, 9 Mar 2004 08:51:28 +0700 


Jujur saja, di negeri ini baik itu Islam ataupun Pancasila lebih
banyak dijadikan komoditas kepentingan daripada dipentingkan.
Bagi individu ummat Islam memang tidak perlu melandaskan diri 
pada Pancasila, karena jika kita 

[R@ntau-Net] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban

2004-03-07 Terurut Topik Adrisman
 Demokrasi :
Gambaran Sebuah Sampah Peradaban

Oleh: Ahmad Sajid

Syabab Hizb ut-Tahrir wilayah Indonesia


Istilah demokrasi saat ini tidak dapat dilepaskan dari wacana politik
apapun, baik dalam konteks mendukung, setengah mendukung, atau menentang.
Mulai dari skala warung kopi pinggir jalan sampai hotel berbintang lima,
demokrasi menjadi obyek yang paling sering dibicarakan, paling tidak di
negeri ini.

Dengan logika antitesis, lawan kata demokrasi adalah totaliter. Jika tidak
demokratis, pasti totaliter. Totaliter sendiri memiliki kesan buruk, kejam,
bengis, sehingga negara-negara komunis sekalipus tidak ketinggalan ikut
memakai istilah demokrasi, walaupun diembel-embeli sebagai Demokrasi
Sosialis atau Demokrasi Kerakyatan. Dalam kaitannya dengan masalah ini,
UNESCO pada tahun 1949 menyatakan:

.mungkin untuk pertama kali dalam sejarah, demokrasi dinyatakan sebagai
nama yang paling baik dan wajar untuk semua sistem organisasi politik dan
sosial yang diperjuangkan oleh pendukung-pendukung yang berpengaruh. 1

Gejala serupa juga melanda dunia Islam. Para intelektual muslim berupaya
mencari titik temu antara demokrasi dan ajaran Islam. Partai-partai politik
Islam, misalnya di negeri ini, berlomba-lomba mengklaim diri sebagai paling
demokratis agar tidak terkena serangan panah beracun dari pihak
Islamophobia yang mencap Islam sebagai agama totaliter dan dogmatis.
Putra-putri Islam dengan susah-payah berupaya melindungi nama baik
agamanya dengan ungkapan-ungkapan bernada defensif apologetik 2 , walaupun
hal itu menyebabkan ajaran Islam menjadi kabur atau malah lenyap.

Bagaimana hakikat demokrasi yang sebenarnya? Apakah Islam memiliki titik
temu dengan demokrasi? Bagaimana realitas demokrasi sesungguhnya? Dan apa
peranan negara-negara adidaya dalam pemaksaan ide demokrasi kepada
negeri-negeri Islam? Tulisan berikut ini akan menguraikannya.

Sekularisme : Nenek Moyang Demokrasi

Sejak memudarnya kejayaan Imperium Romawi (abad ke-3 M), gereja Kristen
mulai masuk ke arena kekuasaan politik. Kaisar Konstantin, penguasa Romawi
yang pertamakali memeluk agama Kristen, menggabungkan kekuasaan negara
dengan urusan gereja sehingga pihak gereja memiliki peranan besar dalam
pengambilan keputusan politik.

Kerajaan-kerajaan lokal mulai muncul di Eropa sejak tahun 476 M. Seperti
halnya Romawi, gereja turut menjadi penentu dalam sepak-terjang penguasa
kerajaan. Para bangsawan dan politikus-yang umumnya dari keluarga
kaya-menjadi boneka yang dikendalikan penuh oleh gereja. Tetapi karena
ajaran Kristen tidak mengatur urusan kenegaraan, gereja membuat berbagai
fatwa menurut kemauan mereka sendiri dan hal itu diklaim sebagai wewenang
yang diterimanya dari Tuhan. Tidak heran jika sosok kerajaan-kerajaan Eropa
saat itu lebih mirip dengan Imperium Romawi Kuno yang paganistis dan belum
mengenal agama.

Gereja memiliki supremasi yang sangat tinggi hampir dalam setiap urusan.
Para pemuka gereja diyakini sebagai satu-satunya pihak yang berhak
berkomunikasi langsung dengan Tuhan, dan hasil komunikasi itu diajukan
kepada penguasa kerajaan untuk ditetapkan sebagai keputusan politik. Eropa
memiliki sejarah yang cukup berdarah mengenai hal ini : ribuan wanita
dibunuh ketika gereja mencap perempuan sebagai tukang sihir 3 , kaum ilmuwan
yang tidak setuju dengan pendapat gereja harus rela dipenjara atau bahkan
dibunuh (seperti yang menimpa Galileo Galilei dan Nicolaus Copernicus),
perampasan tanah milik rakyat untuk dibagi-bagikan kepada penguasa dan
pemuka gereja, sampai orang yang hendak matipun tak luput dari pemerasan
oleh gereja. Pendapatan terbesar gereja berasal dari penjualan Kunci Surga
(Keys to Heaven), yaitu menjual surat pertobatan kepada orang-orang yang
hendak meninggal. Dengan membayar sejumlah uang, gereja meyakinkan orang
tersebut bahwa dosa-dosanya telah diampuni dan boleh memasuki surga.

Kelaliman gereja (yang difasilitasi oleh penguasa), kekalahan telak pasukan
salib dari tentara Khilafah Islamiyyah, dan kegeraman para pemikir Eropa
kepada gereja, menumbuhkan benih-benih pemberontakan pada abad ke-14. Hal
ini juga disebabkan oleh gencarnya penerjemahan buku-buku berbahasa Arab ke
dalam bahasa Latin Eropa sejak abad ke-10 yang berpusat di Andalusia
(Spanyol). Kegemilangan peradaban Islam telah memberi inspirasi kepada para
pemikir Eropa untuk mendobrak kejumudan yang meliputi seluruh daratan Eropa
saat itu, yang dikenal sebagai Dark Ages (Masa Kegelapan).

Pada tahun 1618 meletus perang sipil di seluruh daratan Eropa antara
pendukung dan penentang supremasi gereja. Perang itu berlangsung selama 30
tahun dan menghabiskan sepertiga penduduk Eropa serta meruntuhkan sebagian
besar kerajaan yang bercokol di Eropa. Perang terlama terjadi antara
Perancis dan Spanyol sampai tahun 1659. Akibatnya, para pemikir terpecah
menjadi 2 kelompok:

1. yang mempelajari filsafat Yunani, disebut Naturalis, dan meyakini bahwa
akal manusia mampu menyelesaikan semua persoalan;

2. yang 

Re: [R@ntau-Net] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban

2004-03-07 Terurut Topik Sutan Sinaro
--- Adrisman [EMAIL PROTECTED] wrote: 
   
 Demokrasi :
 Gambaran Sebuah Sampah Peradaban 
 Oleh: Ahmad Sajid
 Syabab Hizb ut-Tahrir wilayah Indonesia

Assalamu'alaikum.w.w.

   Syabas, tahniah. 

Aaa.. Ad, kok baru kini lo ko mancogok ?, he he he he.
Ruponyo, urang lah punyo nan sabananyo, awak sajo
nan ndak tau (urang manyuruak-an kuku).
Untuang ambo ndak pandai-pandai pulo manunjuak ajari.
Alhamdulillah. Nan paralu, kito samo-samo mancari
ridha Allah kan Ad ?. Baa pun jalannyo, tasarah ka
awak masiang-masing, asa lai indak kalua dari jalur
yang telah ditetapkan Allah swt. dan diajakan dek
Nabi Muhammad saw. 
  Salut ambo jo si Ad. Mudah-mudahan Allah swt. 
memberi rahmat.

Wassalam

St. Sinaro


__
Do you Yahoo!?
Yahoo! Search - Find what you’re looking for faster
http://search.yahoo.com

Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net



Re: [R@ntau-Net] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban

2004-03-07 Terurut Topik Adrisman
Wa'alaikum salam wr. wb.

Da Sutan,
samo samo mudah mudahan awak kasadonyo tetap dirahmati Allah nan kuaso.

ambo memang menyadari, urang islam di RN iko bermacam macam kadar
pengetahuan dan pemahamannyo tentang Islam, banyak dari kaum muslimin
sendiri masih gamang jo syari'at islam maupun sitim khilafah iko.
Indak saketek kini kaum intelektual muslim nan sangajo mencari persamaan
khilafah jo demokrasi, dengan satu tujuan agar awak indak maliek demokrasi
sebagai satu satunya alternatif tapi justru kembali kepada yang sudah
dicontohkan Rasulullah.

Walau ambo tahu petinggi islam di indonesia (muhammadiyah atau NU) indak
setuju dengan negara khilafah, cuman jadi melahirkan tando tanyo diambo,
apokah karano mereka2 itu kena pengaruh barat, seperti amin rais yang dapat
doktor dibarat. Ataukah karano mereka menyadari indak ado nan bisa jadi
khalifah maso maso kini.
Nan paling penting terlebih dahulu adolah mambuek wacana, agar umat Islam
menyadari bahwa Islam itu begitu bernilai dan bagaikan intan yang belum
digosok, dan sistim kekhalifahan adalah satu satunyo nan akan mambaok awak
sesuai dengan jalan nan diinginkan oleh Allah swt.

Nanti saatnya kelak akan datang juo pemimpin pilihan itu, hancurnya
sistim kekhalifahan ini seharusnya membuat kita menangis, bukannya ikut2
menganggap sistim ini tidak bagus. Janganlah dilihat apa yang terjadi
sekarang di Saudi. Mereka itu bukanlah contoh negara khilafah.

Taruihlah uda menyiarkan dakwah jo caro uda, Ad selalu mengikuti dan
bersyukur atas ilmu2 nan uda bagi dipalanta iko
Insya Allah awak tetap dalam jalur nan samo. Qur'an Hadits adolah pedoman
ambo, sabananyo ado ciek lai yaitu kita mesti berjamaah, tapi bialah ambo
indak maajak ajak urang masalah iko..., semua ambo serahkan ka pendalaman
masing2.

Semoga awak kasadonyo tetap dalam lindungan Allah dan tali hidayah iko tetap
awak pacik arek2 sampai tibo saatnyo kelak kito pulang ka kampuang akhirat.

wassalam
Ad




- Original Message - 
From: Sutan Sinaro [EMAIL PROTECTED]
To: Komunitas MINANGKABAU (Urang Awak) Pertama di Internet (sejak 1993)
[EMAIL PROTECTED]
Sent: Sunday, March 07, 2004 7:50 AM
Subject: Re: [EMAIL PROTECTED] Demokrasi : Gambaran Sebuah Sampah Peradaban


 --- Adrisman [EMAIL PROTECTED] wrote:

  Demokrasi :
  Gambaran Sebuah Sampah Peradaban
  Oleh: Ahmad Sajid
  Syabab Hizb ut-Tahrir wilayah Indonesia

 Assalamu'alaikum.w.w.

Syabas, tahniah.

 Aaa.. Ad, kok baru kini lo ko mancogok ?, he he he he.
 Ruponyo, urang lah punyo nan sabananyo, awak sajo
 nan ndak tau (urang manyuruak-an kuku).
 Untuang ambo ndak pandai-pandai pulo manunjuak ajari.
 Alhamdulillah. Nan paralu, kito samo-samo mancari
 ridha Allah kan Ad ?. Baa pun jalannyo, tasarah ka
 awak masiang-masing, asa lai indak kalua dari jalur
 yang telah ditetapkan Allah swt. dan diajakan dek
 Nabi Muhammad saw.
   Salut ambo jo si Ad. Mudah-mudahan Allah swt.
 memberi rahmat.

 Wassalam

 St. Sinaro


 __
 Do you Yahoo!?
 Yahoo! Search - Find what you're looking for faster
 http://search.yahoo.com
 
 Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke:
 http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net
 


Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: 
http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net