Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik prastowo prastowo
Kritik ini patut didengarkan dan diapresiasi. Anda benar ketika mengatakan 
belum terjawab, karena masih menyisakan kemungkinan untuk terjawab. Ini 
sebenarnya semacam imperatif untuk mengatakan 'economist as vocation'. Apa dan 
bagaimana ini? semua sangat tergantung para ekonom Indonesia untuk merumuskan. 
Teori atau hukum tentulah hasil pergulatan.

Saya hanya bisa bicara normatif karena saya bukan ekonom, ya mau dipaksa dan 
diperah seperti apa, nggak bakalan bisa menjabarkan secara ilmiah. Tapi sebagai 
orang yang memiliki harapan, saya masih berharap bahwa kita mampu, soal kapan, 
ini proses. Karena jujur saja hidup di zaman yang hegemoninya bukan bagaimana 
individualitas-sosialitas berimbang tapi timpang, tentu sulit mencari sebuah 
jalan keluar.

Mereka, para pemikir muda dg idealisme ini ada, dan kepada mereka kita bisa 
menaruh harap. Saya tak hendak beretorika atau berapologetik, hanya supaya 
fair, butuh waktu berapa lama sebuah mazhab atau ideologi baru menemukan dan 
merumuskan dirinya? kapitalisme sejauh kemapanannya tercermin dalam pusaran 
Revolusi Industri di Inggris dan jika merunut teori Weber, sudah dimulai sejak 
reformasi Protestan, di abad ke-16. Dan teori ekonomi klasik ke neoklasik butuh 
waktu satu abad lebih. Ini sekedar perspektif saya.

terima kasih

pras





Dari: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Sen, 5 Oktober, 2009 22:09:59
Judul: Re: [Keuangan] PANCASILA

  
At 11:40 AM 10/6/2009, you wrote:
Aku jd tertarik jg comment. Menurutku semua pemikiran/konsep selalu 
merupakan respond terhadap tantangan jaman dan waktu. Jd, ada 
assumsi yg melandasi konsep tsb.

Asumsi2 dasar ekonomi kapitalis, sosialis rasanya sudah jelas. Yg 
rasanya belum jelas ialah ekebenarnya apa sih asumsi2 ekonomi Pancasila?

Bung Enda,

Itu dia bagian dari pertanyaan saya sejak berhari-hari yang lewat.
Pancasila itu konkritnya apa? (dan sama dengan itu - ekonomi 
Pancasila itu konkritnya apa?)

Kayaknya masih belum terjawab.
Dan kalau memang belum terjawab -- bagaimana kita bisa tahu ekonomi 
pancasila (apapun itu) adalah penyelesaian atas masalah ekonomi kita?

Bila ternyata Pancasila tidak mendorong penegakan hukum atau 
meritocracy -- maka semakin berkuranglah poin untuk menyatakan bahwa 
ekonomi pancasila adalah resep yang tepat...

Sekadar jadi gerakan moral ya silahkan saja -- tetapi sebagai agama 
atau doktrin ekonomi -- Pancasila rasanya sudah terlalu jauh.

Pertanyaan berikutnya tentu, seberapa penting sebenarnya asumsi tsb 
dibawa dalam tahap operasional. [Aku sendiri pernah schock baca 
paper lama dari Milton Friedman The Methodology of Positive 
Economics, yg kurang lebih bilang bhw unrealistics assumsi dalam 
teori ekonomi tidaklah penting, selama teori tsb menghasilkan 
prediksi yg benar].

Apakah teori sdh jd agama?

Salam,
Enda





  Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih 
cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. 
Dapatkan IE8 di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/

[Non-text portions of this message have been removed]



Ekonomi Gotong Royong -- [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik Bali da Dave
Barangkali soal pancasila agak jauh dari masalah ekonomi, barangkali lebih 
dekat kalau membahas ekonomi gotong-royong:

Definisi gotong royong: 
An enormous inventory of highly specific and often quite intricate
institutions for effecting the cooperation in work, politics, and
personal relations alike, vaguely gathered under culturally charged and
fairly well indefinable value-images--rukun (mutual adjustment), gotong 
royong (joint bearing of burdens), tolong-menolong (reciprocal 
assistance)--governs social interaction with a force as sovereign as it is 
subdued.[1]
Javanese culture is stratified by social class and by level of
adherence to Islam. ...Traditional Javanese culture does not emphasize
material wealth. ...There is respect for those who contribute to the
general village welfare over personal gain. And the spirit of gotong royong, or 
volunteerism, is promoted as a cultural value. 

Definisi diatas diambil dari wikipedia.

Konsep ekonomi gotong-royong rupanya memiliki beberapa poin signifikan:
1. Joint bearing of burden, beban berat ditanggung bersama.
2. Volunteerism. sukarela/tidak dibayar
3. Tujuannya untuk mencapai 'general village welfare'

Dari sini kita bisa dapat analisa bahwa partisipasi dan 'awareness' masyarakat 
terhadap apa yang dianggap penting bagi daerah (lokal atau kalau diperluas 
negara). Analisa ini mengarah pada peran negara dalam kehidupan masyarakat.

Sudah menjadi debat umum tentang perlu atau tidaknya peran pemerintah. Yang 
mendukung peran pemerintah dalam hidup negara umumnya menunjukkan bahwa 
individu secara sendiri tidak bisa melakukan banyak hal dalam mengerjakan 
hal-hal besar, atau sebagai pemusatan energi masyarakat untuk menjaga hal-hal 
umum masyarakat. Dengan demikian masing-masing individu masyarakat bisa lebih 
berfokus pada kemampuannya masing-masing. Sementara pihak yang kontra umumnya 
berfokus pada kenyataan bahwa konsentrasi energi itu akan memberikan kekuasaan 
power pada pihak-pihak yang seharusnya menggunakan energi itu untuk 
kepentingan rakyat.

Perdebatan ini sering dibawa pada era ekonomi, dimana pemerintah di-minta 
untuk menaikkan taraf hidup masyarakat. Berhubungan dengan supplier luar untuk 
mengolah hasil sumber daya bumi/komoditas, dan menggunakan hasilnya untuk 
sebaik-baik kepentingan masyarakat. Atau juga misalnya dalam hal krisis 
ekonomi, pemerintah diharap untuk mencari pinjaman agar proyek-proyek yang 
diharapkan dapat memulihkan putaran roda ekonomi bisa dijalankan (economic 
stimulus).

Sementara pihak yang kontra pun memandang bahwa kuasa ini bisa dikorupsi. Uang 
rakyat masuk ke kantong orang penguasa dan bukannya digunakan untuk 
kesejahteraan rakyat. Untuk permisalan saja, uang hasil menambang minyak, 
apakah harus digunakan untuk mensubsidi masyarakat ataukan menggunakan harga 
pasar tapi uangnya digunakan untuk membangun rumah sakit, sekolahan, atau yang 
lain-lainnya.

Dari sini kita lihat bahwa ekonomi yang berdasarkan gotong royong ternyata 
melakukan terobosan dimana masyarakat bergerak sendiri (gerakan dari bawah) 
dimana masyakat mengenal ada suatu usaha yang perlu dilakukan untuk mencapai 
kesejahteraan bersama dan mereka melakukan gerakan grass-root secara sukarela. 
Contoh kecilnya barangkali dalam hal dukungan dana bencana alam. MAsing-masing 
dengan sukarela menyumbang agar penderita dapat tertolong.

Konsep ini bisa diubah menjadi konsep corporate/profit seeking dimana setiap 
orang membayar uang premi secara rutin agar pihak yang menderita bisa ditolong 
lewat uang premi yang terkumpul. Konsep ini sedang diupayakan Obama untuk 
memperbaiki sistem kesehatan Amerika.

Tentu saja sistem-sistem ini bisa memiliki 'bug' atau kelemahan. Misalnya saja 
dalam menyalurkan dana donasi bantuan bencana, siapa yang bisa dipercaya dan 
kompeten untuk mengalokasikan dana bantuan tersebut. Dalam sistem asuransi pun, 
prinsip gotong-royong ini juga punya masalah karena ternyata insentif profit 
membuat perusahaan asuransi sering mangkir dan mencari-cari alasan teknis agar 
mereka tidak usah membayarkannya.

Jadi konsep asal gotong-royong pun secara konseptual dasarnya adalah juga 
dipraktikkan di luar negeri, walaupun detil-detil yang memotivasi masyarakat 
untuk ikut serta bisa berbeda-beda. DI Indonesia kerekatan sosial adalah sumber 
kekuatan gotong-royong, maka bila kita rasakan bahwa tetangga dan masing-masing 
pekerja semakin mengarah ke masyarakat urban yang lebih individual, maka 
kekuatan gotong-royong menjadi semakin lemah dan tidak bisa lagi diharapkan 
untuk menjadi sumber peningkatan kesejahteraan umum. Tentang bagaimana perilaku 
sosial masyarakat bisa direkatkan kembali, tentu bukan bidang ilmu ekonomi tapi 
lebih merupakan bidang ilmu sosiologi.



 

















  
__
Get more done like never before with Yahoo!7 Mail.
Learn more: http://au.overview.mail.yahoo.com/

[Non-text 

[Keuangan] Pengelolaan wilayah tertentu secara outsource oleh negara lain, mungkinkah ?

2009-10-06 Terurut Topik Muh. Nurul Falah
Maaf saya kurang tertarik membicarakan hal-hal yang berbau teori, baik itu
ekonomi kapitalis, ekonomi komunis, ekonomi pancasila, dll. Dalam pandangan
saya Teori apa pun yang bisa mewujudkan tujuan negara (di pembukaan UUD)
maka bisa diterapkan sepanjang tidak bertentangan dengan Pancasila sbg dasar
negara. Jadi kita bisa mengambil the best practises dari berbagai sistem
ekonomi tersebut  dimodifikasi sesuai dengan kondisi kita.

Saya ingin mengemukakan wacana yang mungkin dianggap ''nyeleneh' oleh
sebagian kalangan. Tapi paling tidak mudah-mudahan dari wacana nyeleneh ini
bisa diperdebatkan  ketemu hasil yang lebih elegan.

Bagaimana bila beberapa wilayah di negeri kita yang teramat luas ini
pengelolaannya dioutsourse khan saja ke negara lain ? Ini terinspirasi dari
majunya Hongkong setelah dikelola Inggris (kalau tidak salah 99 tahun) 
sekarang sudah kembali ke China. Bila kita mengikuti cara tersebut (tentu
dengan berbagai modifikasi yang elegan) maka dalam jangka waktu 50 - 100
tahun ke depan Indonesia akan memiliki puluhan wilayah seperti Hongkong.

Contoh wilayah yang mungkin dioutsource Sabang, Bintan, Batam, Bitung
(Sulut), Merauke, Bangka Belitung, dll. Atau bisa juga daerah yang
penduduknya sangat jarang  kebutuhan akan tenaga kerja di daerah yang akan
dikelola asing tersebut harus di ïmpor dari daerah lain Indonesia (misal
Jawa yang padat)  bukan dari negara lain.

Wilayah tersebut kita serahkan pengelolaannya ke negara lain dengan
perjanjian yang saling menguntungkan.  Bisa saja misalnya Sabang ke Inggris,
Batam ke Jepang, Merauke ke Singapura, dll. Tujuannya agar kita punya
perbandingan di antara negara tersebut. Kalau mau simple, serahkan saja ke
penjajah baik hati yaitu Inggris, yang terbukti sudah bisa memajukan
Hongkong  proses pengalihan yang mulus.

Dalam teknis pelaksanaanya kita harus menetapkan target tertentu ke pada
negara tersebut, misalnya :

   1. Dalam jangka waktu tertentu pendapatan per kapita minimal USD 30.000,
   jumlah jalan yg dibangun  10.000 km, pengangguran 5 %, biaya pendidikan 
   kesehatan gratis, dll.
   2. Maksimal tenaga kerja asing 5 % (misalnya), sehingga mereka harus
   memaksimalkan tenga kerja dari wilayah Indonesia lainnya.
   3. Angka buta hurup maksimal 5 %
   4. Budaya lokal tetap dipertahankan  bisnis yang ada tidak boleh
   bertentangan dengan Pancasila, misalnya Casino dilarang.
   5. Ada penerimaan yang diterima Indonesia saat pertama kali perjanjian
   disepakati  ada juga penerimaan yang diterima setiap periode tertentu.
   6. Bila di daerah tersebut ada sumber daya alam (misal tambang) maka
   aturan mainnya beda lagi. Ditetapkan persentase bagi hasil tertentu.
   7. dll.

Apakah ini sama dengan menggadaikan kedaulatan kita ke negara lain ? Menurut
saya tidak juga, karena negara tersebut tetap dalam wilayah NKRI. Kalau pun
pengelolaannya diserahkan ke negara lain, tapi sudah berdasarkan analisis 
perjanjian yang bisa membawa manfaat baik bagi penduduk daerah tersebut
maupun Indonesia keseluruhan.

Sebagai perbandingan ekstrim dengan kondisi sekarang, misalnya daerah Papua
yang kaya tambang, pemerintah pusat  daerah menerima banyak pendapatan tapi
hasilnya, penduduk Papua masih terbelakang.

Ini cara simple kita untuk mengembangkan wilayah Indonesia yang luas  masih
banyak yang penduduknya sangat jarang.

Khawatir terlalu panjang, sampai disini dulu pendahuluannya. Any comment ?

Rgds,

Falah


[Non-text portions of this message have been removed]



[Keuangan] Lowongan

2009-10-06 Terurut Topik hadi yusuf





A fast growing PMA Food Industry, Producing Market Leader bakery product 
located in Cikarang is currently seeking talented, high motivated young people 
to fill the following position :
 
 
Internal Auditor Manager
    Requirement :  -   Male / Female, max 40 years old
-  Min S1 graduated (Finance / Accounting) with min GPA : 2,75
-  Experience as a Controller / Internal Audit / External Audit
-  Having a Knowledge and Skills in Operational of Financial Audit
-  Able to operate MS. Office, ERP system  etc
 
 
Please send your application, CV, supporting documents and recent photograph 
within two weeks to yusuf.h...@nipponindosari.co.id
 














  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] Pengelolaan wilayah tertentu secara outsource oleh negara lain, mungkinkah ?

2009-10-06 Terurut Topik Wong Cilik
buat negara yang outsource dikasih apa pak?

2009/10/6 Muh. Nurul Falah matfa...@gmail.com

 Maaf saya kurang tertarik membicarakan hal-hal yang berbau teori, baik itu
 ekonomi kapitalis, ekonomi komunis, ekonomi pancasila, dll. Dalam pandangan
 saya Teori apa pun yang bisa mewujudkan tujuan negara (di pembukaan UUD)
 maka bisa diterapkan sepanjang tidak bertentangan dengan Pancasila sbg
 dasar
 negara. Jadi kita bisa mengambil the best practises dari berbagai sistem
 ekonomi tersebut  dimodifikasi sesuai dengan kondisi kita.

 Saya ingin mengemukakan wacana yang mungkin dianggap ''nyeleneh' oleh
 sebagian kalangan. Tapi paling tidak mudah-mudahan dari wacana nyeleneh ini
 bisa diperdebatkan  ketemu hasil yang lebih elegan.

 Bagaimana bila beberapa wilayah di negeri kita yang teramat luas ini
 pengelolaannya dioutsourse khan saja ke negara lain ? Ini terinspirasi dari
 majunya Hongkong setelah dikelola Inggris (kalau tidak salah 99 tahun) 
 sekarang sudah kembali ke China. Bila kita mengikuti cara tersebut (tentu
 dengan berbagai modifikasi yang elegan) maka dalam jangka waktu 50 - 100
 tahun ke depan Indonesia akan memiliki puluhan wilayah seperti Hongkong.

 Contoh wilayah yang mungkin dioutsource Sabang, Bintan, Batam, Bitung
 (Sulut), Merauke, Bangka Belitung, dll. Atau bisa juga daerah yang
 penduduknya sangat jarang  kebutuhan akan tenaga kerja di daerah yang akan
 dikelola asing tersebut harus di ïmpor dari daerah lain Indonesia (misal
 Jawa yang padat)  bukan dari negara lain.

 Wilayah tersebut kita serahkan pengelolaannya ke negara lain dengan
 perjanjian yang saling menguntungkan.  Bisa saja misalnya Sabang ke
 Inggris,
 Batam ke Jepang, Merauke ke Singapura, dll. Tujuannya agar kita punya
 perbandingan di antara negara tersebut. Kalau mau simple, serahkan saja ke
 penjajah baik hati yaitu Inggris, yang terbukti sudah bisa memajukan
 Hongkong  proses pengalihan yang mulus.

 Dalam teknis pelaksanaanya kita harus menetapkan target tertentu ke pada
 negara tersebut, misalnya :

   1. Dalam jangka waktu tertentu pendapatan per kapita minimal USD 30.000,
   jumlah jalan yg dibangun  10.000 km, pengangguran 5 %, biaya pendidikan 
   kesehatan gratis, dll.
   2. Maksimal tenaga kerja asing 5 % (misalnya), sehingga mereka harus
   memaksimalkan tenga kerja dari wilayah Indonesia lainnya.
   3. Angka buta hurup maksimal 5 %
   4. Budaya lokal tetap dipertahankan  bisnis yang ada tidak boleh
   bertentangan dengan Pancasila, misalnya Casino dilarang.
   5. Ada penerimaan yang diterima Indonesia saat pertama kali perjanjian
   disepakati  ada juga penerimaan yang diterima setiap periode tertentu.
   6. Bila di daerah tersebut ada sumber daya alam (misal tambang) maka
   aturan mainnya beda lagi. Ditetapkan persentase bagi hasil tertentu.
   7. dll.

 Apakah ini sama dengan menggadaikan kedaulatan kita ke negara lain ?
 Menurut
 saya tidak juga, karena negara tersebut tetap dalam wilayah NKRI. Kalau pun
 pengelolaannya diserahkan ke negara lain, tapi sudah berdasarkan analisis 
 perjanjian yang bisa membawa manfaat baik bagi penduduk daerah tersebut
 maupun Indonesia keseluruhan.

 Sebagai perbandingan ekstrim dengan kondisi sekarang, misalnya daerah Papua
 yang kaya tambang, pemerintah pusat  daerah menerima banyak pendapatan
 tapi
 hasilnya, penduduk Papua masih terbelakang.

 Ini cara simple kita untuk mengembangkan wilayah Indonesia yang luas 
 masih
 banyak yang penduduknya sangat jarang.

 Khawatir terlalu panjang, sampai disini dulu pendahuluannya. Any comment ?

 Rgds,

 Falah


 [Non-text portions of this message have been removed]



 

 =
 Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com
 -
 Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join
 http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
 -
 Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
 http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
 =
 Perhatian :
 - Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor
 posting sebelumnya
 - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota
 yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
 - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan
 ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links






[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Ekonomi Gotong Royong -- [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik Andi MF Avandy
Contoh ekonomi gotong royong misalnya korupsi berjamaah Kolusi berasaskan 
kekeluargaan nepotisme (hubungan famili dan kroni2). 
Andi MF Avandy
Sent from my BlackBerry® smartphone



=
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
-
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian :
- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
mailto:ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik irmec
Paling kurang kalau dilihat dari jumlah nominalnya, mereka yg agamanya 
kapitalis, malah yg paling jor2an. Org2 yg seperti Rockefeller, Stanford, Bill 
Gates, Warren Buffet, ngeluarin duit untuk charity sama cepetnya seperti mereka 
mendapatkannya. Meskipun tidak sedikit org akan complain ttg.bisnis mereka. 





Re: [Keuangan] Pengelolaan wilayah tertentu secara outsource oleh negara lain, mungkinkah ?

2009-10-06 Terurut Topik Muh. Nurul Falah
Sangat banyak sumber pendapatan yang bisa digali dari negeri yang kaya 
letaknya strategis ini. Contohnya Batam  Bintan bisa dijadikan pelabuhan
transit terbesar di Asia  menjadi hub berbagai transaksi. kalau Singapore
yang secuil saja bisa masa Batam  Bintan yang lebih luas tidak bisa ?
Serahkan pengelolannya pada negara yang mempunyai ambisi menyaingi
Singapore, misalnya UEA, Jepang, dll.

Itu baru bisnis pelabuhan yang menggiurkan belum jasa lainnya. Untuk daerah
yang agak di dalam (bukan di persimpangan lalu lintas internasional) bisa
saja menjadi daerah wisata (Bangka Belitung), Industri, dll. Segala potensi
di daerah tersebut akan dimaksimalkan oleh mereka (  dengan sumberdaya dari
mereka ! ). Beda dengan sekarang, kalau kita ingin membangun jalan raya yang
mulus di suatu daerah sementara penduduk daerah tersebut hanya 300 orang,
apakah efisien ? Kalau dioutsource khan maka si outsoucer akan
memaksimalkannya. Kurang SDM / penduduk ? tinggal buka lowongan bagi
penduduk daerah lain.

Pada 6 Oktober 2009 15:00, Wong Cilik gajahpelan...@gmail.com menulis:



 buat negara yang outsource dikasih apa pak?

 2009/10/6 Muh. Nurul Falah matfa...@gmail.com matfaleh%40gmail.com


  Maaf saya kurang tertarik membicarakan hal-hal yang berbau teori, baik
 itu
  ekonomi kapitalis, ekonomi komunis, ekonomi pancasila, dll. Dalam
 pandangan
  saya Teori apa pun yang bisa mewujudkan tujuan negara (di pembukaan UUD)
  maka bisa diterapkan sepanjang tidak bertentangan dengan Pancasila sbg
  dasar
  negara. Jadi kita bisa mengambil the best practises dari berbagai sistem
  ekonomi tersebut  dimodifikasi sesuai dengan kondisi kita.
 
  Saya ingin mengemukakan wacana yang mungkin dianggap ''nyeleneh' oleh
  sebagian kalangan. Tapi paling tidak mudah-mudahan dari wacana nyeleneh
 ini
  bisa diperdebatkan  ketemu hasil yang lebih elegan.
 
  Bagaimana bila beberapa wilayah di negeri kita yang teramat luas ini
  pengelolaannya dioutsourse khan saja ke negara lain ? Ini terinspirasi
 dari
  majunya Hongkong setelah dikelola Inggris (kalau tidak salah 99 tahun) 
  sekarang sudah kembali ke China. Bila kita mengikuti cara tersebut (tentu
  dengan berbagai modifikasi yang elegan) maka dalam jangka waktu 50 - 100
  tahun ke depan Indonesia akan memiliki puluhan wilayah seperti Hongkong.
 
  Contoh wilayah yang mungkin dioutsource Sabang, Bintan, Batam, Bitung
  (Sulut), Merauke, Bangka Belitung, dll. Atau bisa juga daerah yang
  penduduknya sangat jarang  kebutuhan akan tenaga kerja di daerah yang
 akan
  dikelola asing tersebut harus di ïmpor dari daerah lain Indonesia (misal
  Jawa yang padat)  bukan dari negara lain.
 
  Wilayah tersebut kita serahkan pengelolaannya ke negara lain dengan
  perjanjian yang saling menguntungkan. Bisa saja misalnya Sabang ke
  Inggris,
  Batam ke Jepang, Merauke ke Singapura, dll. Tujuannya agar kita punya
  perbandingan di antara negara tersebut. Kalau mau simple, serahkan saja
 ke
  penjajah baik hati yaitu Inggris, yang terbukti sudah bisa memajukan
  Hongkong  proses pengalihan yang mulus.
 
  Dalam teknis pelaksanaanya kita harus menetapkan target tertentu ke pada
  negara tersebut, misalnya :
 
  1. Dalam jangka waktu tertentu pendapatan per kapita minimal USD 30.000,
  jumlah jalan yg dibangun 10.000 km, pengangguran 5 %, biaya pendidikan 
  kesehatan gratis, dll.
  2. Maksimal tenaga kerja asing 5 % (misalnya), sehingga mereka harus
  memaksimalkan tenga kerja dari wilayah Indonesia lainnya.
  3. Angka buta hurup maksimal 5 %
  4. Budaya lokal tetap dipertahankan  bisnis yang ada tidak boleh
  bertentangan dengan Pancasila, misalnya Casino dilarang.
  5. Ada penerimaan yang diterima Indonesia saat pertama kali perjanjian
  disepakati  ada juga penerimaan yang diterima setiap periode tertentu.
  6. Bila di daerah tersebut ada sumber daya alam (misal tambang) maka
  aturan mainnya beda lagi. Ditetapkan persentase bagi hasil tertentu.
  7. dll.
 
  Apakah ini sama dengan menggadaikan kedaulatan kita ke negara lain ?
  Menurut
  saya tidak juga, karena negara tersebut tetap dalam wilayah NKRI. Kalau
 pun
  pengelolaannya diserahkan ke negara lain, tapi sudah berdasarkan analisis
 
  perjanjian yang bisa membawa manfaat baik bagi penduduk daerah tersebut
  maupun Indonesia keseluruhan.
 
  Sebagai perbandingan ekstrim dengan kondisi sekarang, misalnya daerah
 Papua
  yang kaya tambang, pemerintah pusat  daerah menerima banyak pendapatan
  tapi
  hasilnya, penduduk Papua masih terbelakang.
 
  Ini cara simple kita untuk mengembangkan wilayah Indonesia yang luas 
  masih
  banyak yang penduduknya sangat jarang.
 
  Khawatir terlalu panjang, sampai disini dulu pendahuluannya. Any comment
 ?
 
  Rgds,
 
  Falah
 
 
  [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
 
  
 
  =
  Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com
  -
  Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan 

Re: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik herisetiono
Yang agamanya selain kapitalis belum tentu jor joran. Ada agama tertentu yang 
melarang suatu individu untuk mengumumkan pengeluaran untuk charity. Namanya 
Riya' dan malah termasuk dosa besar. 
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: irmec ir...@usa.com
Date: Tue, 06 Oct 2009 08:16:58 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [Keuangan] PANCASILA

Paling kurang kalau dilihat dari jumlah nominalnya, mereka yg agamanya 
kapitalis, malah yg paling jor2an. Org2 yg seperti Rockefeller, Stanford, Bill 
Gates, Warren Buffet, ngeluarin duit untuk charity sama cepetnya seperti mereka 
mendapatkannya. Meskipun tidak sedikit org akan complain ttg.bisnis mereka. 






[Non-text portions of this message have been removed]





=
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
-
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian :
- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
mailto:ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[Keuangan] Kecerdasan finansial, bisakah diturunkan?

2009-10-06 Terurut Topik dyahanggitasari
Kalau saya amati fenomena orang kaya ternyata berasal dari keturunan orang 
kaya. Orang bilang karena memiliki kecerdasan finansial. Apakah benar memang 
kecerdasan finansial itu diturunkan ataukah bisa dipelajari? Mohon bantuannya 
untuk informasinya



[Keuangan] Pengelolaan wilayah tertentu secara outsource oleh negara lain, mungkinkah ?

2009-10-06 Terurut Topik Muh. Nurul Falah
 Swasta sepertinya lebih profit oriented dibandingkan negara.  Disamping itu
negara mempunyai lebih banyak sumber daya (uang, SDM, dll)  pengalaman.
Karena target yang ditetapkan tidak hanya berupa kewajiban setoran ke
pemerintah pusat tapi juga target  pengembangan  peningkatan kesejahteraan
di wilayah tersebut (penurunan angka pengangguran, income per kapita, dll).
Jadi bersifat multisektor, mikro  makro.

Pada 6 Oktober 2009 14:39, heriseti...@ahlikeuangan-indonesia.com menulis:


 Pertanyaan saya adalah kenapa harus negara? Tidak bisakah diberikan ke
 badan swasta?

 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 



[Non-text portions of this message have been removed]



Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik prastowo prastowo
Dibandingkan dengan siapa ya? Apakah Anda juga tahu sejarah gelap Rockefeller 
terhadap suku2 asli di sana?

salam





Dari: irmec ir...@usa.com
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Sel, 6 Oktober, 2009 01:16:58
Judul: Re: [Keuangan] PANCASILA

  
Paling kurang kalau dilihat dari jumlah nominalnya, mereka yg agamanya 
kapitalis, malah yg paling jor2an. Org2 yg seperti Rockefeller, Stanford, Bill 
Gates, Warren Buffet, ngeluarin duit untuk charity sama cepetnya seperti mereka 
mendapatkannya. Meskipun tidak sedikit org akan complain ttg.bisnis mereka. 





  __
Coba Yahoo! Messenger 10 Beta yang baru. Kini dengan update real-time, 
panggilan video, dan banyak lagi! Kunjungi http://id.messenger.yahoo.com/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik irmec
Bung, 

Coba anda lihat, apa yg aku tulis:
dilihat dari jumlah nominalnya
tidak sedikit org akan complain ttg.bisnis mereka

Kalau bung tanya dibanding apa jor2an, aku kasih lah Rockefeller, kalau 
Stanford, kan lihat aja Stanford, kalau Buffet, dan Gates kan masih banyak data 
anyar.

- Rockefeller (and the foundation named after him) donated more than $530 
million to charitable causes—a fortune then, a far greater fortune in today's 
dollars. The University of Chicago alone got $35 million. Through his 
Rockefeller Sanitary Commission, he helped eradicate hookworm disease in the 
South, what one historian called the germ of laziness,

- John D. Jr. would devote his life to philanthropic and civic causes, giving 
away another $400 million

Kalau mungkin balik ke jaman Middle Ages, lihat saja Medici family (banker, yg 
rekonsiliasi ketakutan karena praktek bunga duit dgn kontribusinya untuk 
pembangunan gedung dan seni2 gereja)

AKhirnya, aku ngak lagi menghakimi apa mereka tulus atau ngak. Pointku 
sebenarnya ialah kapitalis bukan berarti ngak bisa beramal/berdonasi.

--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, prastowo prastowo sesaw...@... 
wrote:

 Dibandingkan dengan siapa ya? Apakah Anda juga tahu sejarah gelap Rockefeller 
 terhadap suku2 asli di sana?
 
 salam




Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 04:00 PM 10/6/2009, you wrote:
Dibandingkan dengan siapa ya? Apakah Anda juga tahu sejarah gelap 
Rockefeller terhadap suku2 asli di sana?


Sebelum mati, Rockefeller menyumbangkan 90% dari hartanya - termasuk 
tanah di New York yang kemudian menjadi markas PBB dan berstatus zone 
diplomatik bebas.  Apa kontribusi Rockefeller yang itu jadi perlu 
dianulir...?  dianggap tidak ada?

Lantas bagaimana dengan pihak-pihak yang keberadaannya menjadi 
terselamatkan oleh keberadaan PBB?  Anak-anak (UNICEF), pengungsi 
(UNHCR), buruh (ILO), orang sakit (WHO) sampai dengan patung-patung 
yang ada di Borobudur (UNESCO).

Kalau mau kelam-kelaman sejarah -- ya saya punya contoh yang lebih 
gila lagi (sebagaimana saya sebutkan di era Borghia).  Tapi nanti 
ujungnya jadi topik melenceng lagi




Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik prastowo prastowo
Sorry mungkin saya yang kurang nyambung, karena Anda tidak menyertakan 'thread' 
sebelumnya, Anda menanggapi komentar yg mana.
Saya kira sejauh diskusi kita, tidak ada yang mengatakan bahwa kapitalis tidak 
bisa beramal. Justru AS hidup dari charity, dan tradisi ini sangat tua dan 
panjang. Lalu dlm konteks ini, pertanyaan saya dibandingkan dengan siapa, zaman 
ini sesama kapitalis yg jor-joran? ya tidak ada masalah. Karena setahu saya, 
mengatakan 'kapitalis' kan sama artinya menyebut siapa itu 'non-kapitalis'. 
Kalau contohnya buruh/pekerja, sudah pernah saya sampaikan bagaimana 
ketimpangan yg makin lebar, ditunjukkan dg rasio. Yg sering dikritik dari 
kapitalisme sebenarnya keyakinan akan 'the endless of accumulation', lalu 
pekerja yg ikut menciptakan nilai barang itu dihargai berapa sebaiknya? 

Yang ingin saya katakan dg kapitalisme global adalah mekanisme 'accumulation by 
dispossession', penguasaan itu tidak netral, maka kaitan 'power-property' tidak 
bisa dikesampingkan, bagaimana peran pelobi dan praktik lobi dlm bisnis, ini di 
mana-mana, termasuk di Indonesia, invasi Irak, isu nuklir Iran, dll.
bisa dibaca di sini http://en.wikipedia.org/wiki/Accumulation_by_dispossession

salam





Dari: irmec ir...@usa.com
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Sel, 6 Oktober, 2009 02:17:27
Judul: Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA

  
Bung, 

Coba anda lihat, apa yg aku tulis:
dilihat dari jumlah nominalnya
tidak sedikit org akan complain ttg.bisnis mereka

Kalau bung tanya dibanding apa jor2an, aku kasih lah Rockefeller, kalau 
Stanford, kan lihat aja Stanford, kalau Buffet, dan Gates kan masih banyak data 
anyar.

- Rockefeller (and the foundation named after him) donated more than $530 
million to charitable causes—a fortune then, a far greater fortune in today's 
dollars. The University of Chicago alone got $35 million. Through his 
Rockefeller Sanitary Commission, he helped eradicate hookworm disease in the 
South, what one historian called the germ of laziness,

- John D. Jr. would devote his life to philanthropic and civic causes, giving 
away another $400 million

Kalau mungkin balik ke jaman Middle Ages, lihat saja Medici family (banker, yg 
rekonsiliasi ketakutan karena praktek bunga duit dgn kontribusinya untuk 
pembangunan gedung dan seni2 gereja)

AKhirnya, aku ngak lagi menghakimi apa mereka tulus atau ngak. Pointku 
sebenarnya ialah kapitalis bukan berarti ngak bisa beramal/berdonasi.

--- In AhliKeuangan- Indonesia@ yahoogroups. com, prastowo prastowo 
sesaw...@.. . wrote:

 Dibandingkan dengan siapa ya? Apakah Anda juga tahu sejarah gelap Rockefeller 
 terhadap suku2 asli di sana?
 
 salam





  Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang 
Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] Pengelolaan wilayah tertentu secara outsource oleh negara lain, mungkinkah ?

2009-10-06 Terurut Topik Wong Cilik
Apa yang membuat anda yakin mereka tidak akan me-makan Indonesia? Setelah
dijadikan daerah kekuasaannya mereka, mereka kan bisa bikin apa saja.

Apa sejarah penjajahan dulu belum cukup buat mengajar bangsa agar lebih
bersifat percaya diri. Masih saja selalu merasa bangsa lain lebih hijau dari
rumput bangsa sendiri?

2009/10/6 Muh. Nurul Falah matfa...@gmail.com

 Sangat banyak sumber pendapatan yang bisa digali dari negeri yang kaya 
 letaknya strategis ini. Contohnya Batam  Bintan bisa dijadikan pelabuhan
 transit terbesar di Asia  menjadi hub berbagai transaksi. kalau Singapore
 yang secuil saja bisa masa Batam  Bintan yang lebih luas tidak bisa ?
 Serahkan pengelolannya pada negara yang mempunyai ambisi menyaingi
 Singapore, misalnya UEA, Jepang, dll.

 Itu baru bisnis pelabuhan yang menggiurkan belum jasa lainnya. Untuk daerah
 yang agak di dalam (bukan di persimpangan lalu lintas internasional) bisa
 saja menjadi daerah wisata (Bangka Belitung), Industri, dll. Segala potensi
 di daerah tersebut akan dimaksimalkan oleh mereka (  dengan sumberdaya
 dari
 mereka ! ). Beda dengan sekarang, kalau kita ingin membangun jalan raya
 yang
 mulus di suatu daerah sementara penduduk daerah tersebut hanya 300 orang,
 apakah efisien ? Kalau dioutsource khan maka si outsoucer akan
 memaksimalkannya. Kurang SDM / penduduk ? tinggal buka lowongan bagi
 penduduk daerah lain.

 Pada 6 Oktober 2009 15:00, Wong Cilik gajahpelan...@gmail.com menulis:

 
 
  buat negara yang outsource dikasih apa pak?
 
  2009/10/6 Muh. Nurul Falah matfa...@gmail.com matfaleh%40gmail.com
 
 
   Maaf saya kurang tertarik membicarakan hal-hal yang berbau teori, baik
  itu
   ekonomi kapitalis, ekonomi komunis, ekonomi pancasila, dll. Dalam
  pandangan
   saya Teori apa pun yang bisa mewujudkan tujuan negara (di pembukaan
 UUD)
   maka bisa diterapkan sepanjang tidak bertentangan dengan Pancasila sbg
   dasar
   negara. Jadi kita bisa mengambil the best practises dari berbagai
 sistem
   ekonomi tersebut  dimodifikasi sesuai dengan kondisi kita.
  
   Saya ingin mengemukakan wacana yang mungkin dianggap ''nyeleneh' oleh
   sebagian kalangan. Tapi paling tidak mudah-mudahan dari wacana nyeleneh
  ini
   bisa diperdebatkan  ketemu hasil yang lebih elegan.
  
   Bagaimana bila beberapa wilayah di negeri kita yang teramat luas ini
   pengelolaannya dioutsourse khan saja ke negara lain ? Ini terinspirasi
  dari
   majunya Hongkong setelah dikelola Inggris (kalau tidak salah 99 tahun)
 
   sekarang sudah kembali ke China. Bila kita mengikuti cara tersebut
 (tentu
   dengan berbagai modifikasi yang elegan) maka dalam jangka waktu 50 -
 100
   tahun ke depan Indonesia akan memiliki puluhan wilayah seperti
 Hongkong.
  
   Contoh wilayah yang mungkin dioutsource Sabang, Bintan, Batam, Bitung
   (Sulut), Merauke, Bangka Belitung, dll. Atau bisa juga daerah yang
   penduduknya sangat jarang  kebutuhan akan tenaga kerja di daerah yang
  akan
   dikelola asing tersebut harus di ïmpor dari daerah lain Indonesia
 (misal
   Jawa yang padat)  bukan dari negara lain.
  
   Wilayah tersebut kita serahkan pengelolaannya ke negara lain dengan
   perjanjian yang saling menguntungkan. Bisa saja misalnya Sabang ke
   Inggris,
   Batam ke Jepang, Merauke ke Singapura, dll. Tujuannya agar kita punya
   perbandingan di antara negara tersebut. Kalau mau simple, serahkan saja
  ke
   penjajah baik hati yaitu Inggris, yang terbukti sudah bisa memajukan
   Hongkong  proses pengalihan yang mulus.
  
   Dalam teknis pelaksanaanya kita harus menetapkan target tertentu ke
 pada
   negara tersebut, misalnya :
  
   1. Dalam jangka waktu tertentu pendapatan per kapita minimal USD
 30.000,
   jumlah jalan yg dibangun 10.000 km, pengangguran 5 %, biaya pendidikan
 
   kesehatan gratis, dll.
   2. Maksimal tenaga kerja asing 5 % (misalnya), sehingga mereka harus
   memaksimalkan tenga kerja dari wilayah Indonesia lainnya.
   3. Angka buta hurup maksimal 5 %
   4. Budaya lokal tetap dipertahankan  bisnis yang ada tidak boleh
   bertentangan dengan Pancasila, misalnya Casino dilarang.
   5. Ada penerimaan yang diterima Indonesia saat pertama kali perjanjian
   disepakati  ada juga penerimaan yang diterima setiap periode tertentu.
   6. Bila di daerah tersebut ada sumber daya alam (misal tambang) maka
   aturan mainnya beda lagi. Ditetapkan persentase bagi hasil tertentu.
   7. dll.
  
   Apakah ini sama dengan menggadaikan kedaulatan kita ke negara lain ?
   Menurut
   saya tidak juga, karena negara tersebut tetap dalam wilayah NKRI. Kalau
  pun
   pengelolaannya diserahkan ke negara lain, tapi sudah berdasarkan
 analisis
  
   perjanjian yang bisa membawa manfaat baik bagi penduduk daerah tersebut
   maupun Indonesia keseluruhan.
  
   Sebagai perbandingan ekstrim dengan kondisi sekarang, misalnya daerah
  Papua
   yang kaya tambang, pemerintah pusat  daerah menerima banyak pendapatan
   tapi
   hasilnya, penduduk Papua masih terbelakang.
  
   Ini cara simple kita untuk 

Charity (was: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 04:00 PM 10/6/2009, you wrote:

Mas Prastowo,

Anda sendiri punya condoh ideal aksi charity siapa?  (di luar yang 
standar ya seperti Bunda Theresa, dkk.)



Dibandingkan dengan siapa ya? Apakah Anda juga tahu sejarah gelap 
Rockefeller terhadap suku2 asli di sana?

salam



Re: [Keuangan] Kecerdasan finansial, bisakah diturunkan?

2009-10-06 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 03:42 PM 10/6/2009, you wrote:

Kalau saya amati fenomena orang kaya ternyata berasal dari keturunan 
orang kaya. Orang bilang karena memiliki kecerdasan finansial. 
Apakah benar memang kecerdasan finansial itu diturunkan ataukah bisa 
dipelajari? Mohon bantuannya untuk informasinya


Saya rasa nggak semua orang kaya berasal dari keturunan orang kaya.
Dan masih lebih banyak lagi orang miskin yang berasal dari keturunan 
orang kaya.

Saya pikir ini terkait konsep mengenai kerja dan investasi.  Serta 
aspek pencapaian dan kepuasan.
Warren Buffett sehari-harinya hidup sangat sederhana kendati menjadi 
salah satu orang terkaya di dunia.  Dan nanti pun kalau dia mati -- 
semua harta itu dihibahkan ke yayasan sosial.

Jadi apa yang dia cari?  Kepuasan dalam menjalankan sesuatu menurut 
apa yang ia percayai.
Bukan hasil akhirnya.

Kebanyakan orang terpaku pada hasil akhir.



Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik prastowo prastowo
Nah, reaksi terhadap hal begini cepet, kalo menyangkut orang Amrik, tapi kalau 
terhadap bangsa sendiri kenapa kita skeptis ya? lebih mudah membuat litani 
keberhasilan dan kemuliaan orang di sono, dibanding jerih payah founding father 
yang tak digubris lagi, dilecehkan.
Di sini memang banyak yg buruk dan bobrok, tapi apa iya kita tidak bisa memakai 
kacamata proporsional seperti melihat dan menilai Rockefeller?
Sejelek-jeleknya Mao, di Cina ia berhasil meningkatkan tingkat-harapan-hidup 
dari 36 menjadi 65 tahun, ia mereformasi pendidikan, infrastruktur sudah 
disiapkan dg baik. Ini sekedar contoh.

Saya tidak mau mengusik Rockefeller, sekedar mau mengajak menganalogkan dg 
bangsa kita. Putih-kelam adalah bagian dari sisi hidup manusia. Si kapitalis 
dan si sosialis tak luput dari ini. Secara apriori tidak ada yang bisa 
dikatakan pasti baik atau pasti buruk. Seobjektif-objektifnya suatu hal, ia 
tetaplah humanly objective.

salam





Dari: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Sel, 6 Oktober, 2009 02:23:30
Judul: Re: Bls: [Keuangan] PANCASILA

  
At 04:00 PM 10/6/2009, you wrote:
Dibandingkan dengan siapa ya? Apakah Anda juga tahu sejarah gelap 
Rockefeller terhadap suku2 asli di sana?

Sebelum mati, Rockefeller menyumbangkan 90% dari hartanya - termasuk 
tanah di New York yang kemudian menjadi markas PBB dan berstatus zone 
diplomatik bebas. Apa kontribusi Rockefeller yang itu jadi perlu 
dianulir.. .? dianggap tidak ada?

Lantas bagaimana dengan pihak-pihak yang keberadaannya menjadi 
terselamatkan oleh keberadaan PBB? Anak-anak (UNICEF), pengungsi 
(UNHCR), buruh (ILO), orang sakit (WHO) sampai dengan patung-patung 
yang ada di Borobudur (UNESCO).

Kalau mau kelam-kelaman sejarah -- ya saya punya contoh yang lebih 
gila lagi (sebagaimana saya sebutkan di era Borghia). Tapi nanti 
ujungnya jadi topik melenceng lagi





  Berselancar lebih cepat. Internet Explorer 8 yang dioptimalkan untuk 
Yahoo! otomatis membuka 2 halaman favorit Anda setiap kali Anda membuka 
browser. Dapatkan IE8 di sini! 
http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] Pengelolaan wilayah tertentu secara outsource oleh negara lain, mungkinkah ?

2009-10-06 Terurut Topik devry bonte
 
Setelah buruh di outsource, sekarang muncul ide propinsi yang di outsource.
 
Walah, sekalian aja negaranya di outsource kan saja, tanggung nih. mungkin 
Amerika berminat.


--- On Tue, 10/6/09, Wong Cilik gajahpelan...@gmail.com wrote:


From: Wong Cilik gajahpelan...@gmail.com
Subject: Re: [Keuangan] Pengelolaan wilayah tertentu secara outsource oleh 
negara lain, mungkinkah ?
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Date: Tuesday, October 6, 2009, 4:38 PM


  



Apa yang membuat anda yakin mereka tidak akan me-makan Indonesia? Setelah
dijadikan daerah kekuasaannya mereka, mereka kan bisa bikin apa saja.

Apa sejarah penjajahan dulu belum cukup buat mengajar bangsa agar lebih
bersifat percaya diri. Masih saja selalu merasa bangsa lain lebih hijau dari
rumput bangsa sendiri?

2009/10/6 Muh. Nurul Falah matfa...@gmail. com

 Sangat banyak sumber pendapatan yang bisa digali dari negeri yang kaya 
 letaknya strategis ini. Contohnya Batam  Bintan bisa dijadikan pelabuhan
 transit terbesar di Asia  menjadi hub berbagai transaksi. kalau Singapore
 yang secuil saja bisa masa Batam  Bintan yang lebih luas tidak bisa ?
 Serahkan pengelolannya pada negara yang mempunyai ambisi menyaingi
 Singapore, misalnya UEA, Jepang, dll.

 Itu baru bisnis pelabuhan yang menggiurkan belum jasa lainnya. Untuk daerah
 yang agak di dalam (bukan di persimpangan lalu lintas internasional) bisa
 saja menjadi daerah wisata (Bangka Belitung), Industri, dll. Segala potensi
 di daerah tersebut akan dimaksimalkan oleh mereka (  dengan sumberdaya
 dari
 mereka ! ). Beda dengan sekarang, kalau kita ingin membangun jalan raya
 yang
 mulus di suatu daerah sementara penduduk daerah tersebut hanya 300 orang,
 apakah efisien ? Kalau dioutsource khan maka si outsoucer akan
 memaksimalkannya. Kurang SDM / penduduk ? tinggal buka lowongan bagi
 penduduk daerah lain.

 Pada 6 Oktober 2009 15:00, Wong Cilik gajahpelanduk@ gmail.com menulis:

 
 
  buat negara yang outsource dikasih apa pak?
 
  2009/10/6 Muh. Nurul Falah matfa...@gmail. com matfaleh%40gmail. com
 
 
   Maaf saya kurang tertarik membicarakan hal-hal yang berbau teori, baik
  itu
   ekonomi kapitalis, ekonomi komunis, ekonomi pancasila, dll. Dalam
  pandangan
   saya Teori apa pun yang bisa mewujudkan tujuan negara (di pembukaan
 UUD)
   maka bisa diterapkan sepanjang tidak bertentangan dengan Pancasila sbg
   dasar
   negara. Jadi kita bisa mengambil the best practises dari berbagai
 sistem
   ekonomi tersebut  dimodifikasi sesuai dengan kondisi kita.
  
   Saya ingin mengemukakan wacana yang mungkin dianggap ''nyeleneh' oleh
   sebagian kalangan. Tapi paling tidak mudah-mudahan dari wacana nyeleneh
  ini
   bisa diperdebatkan  ketemu hasil yang lebih elegan.
  
   Bagaimana bila beberapa wilayah di negeri kita yang teramat luas ini
   pengelolaannya dioutsourse khan saja ke negara lain ? Ini terinspirasi
  dari
   majunya Hongkong setelah dikelola Inggris (kalau tidak salah 99 tahun)
 
   sekarang sudah kembali ke China. Bila kita mengikuti cara tersebut
 (tentu
   dengan berbagai modifikasi yang elegan) maka dalam jangka waktu 50 -
 100
   tahun ke depan Indonesia akan memiliki puluhan wilayah seperti
 Hongkong.
  
   Contoh wilayah yang mungkin dioutsource Sabang, Bintan, Batam, Bitung
   (Sulut), Merauke, Bangka Belitung, dll. Atau bisa juga daerah yang
   penduduknya sangat jarang  kebutuhan akan tenaga kerja di daerah yang
  akan
   dikelola asing tersebut harus di ïmpor dari daerah lain Indonesia
 (misal
   Jawa yang padat)  bukan dari negara lain.
  
   Wilayah tersebut kita serahkan pengelolaannya ke negara lain dengan
   perjanjian yang saling menguntungkan. Bisa saja misalnya Sabang ke
   Inggris,
   Batam ke Jepang, Merauke ke Singapura, dll. Tujuannya agar kita punya
   perbandingan di antara negara tersebut. Kalau mau simple, serahkan saja
  ke
   penjajah baik hati yaitu Inggris, yang terbukti sudah bisa memajukan
   Hongkong  proses pengalihan yang mulus.
  
   Dalam teknis pelaksanaanya kita harus menetapkan target tertentu ke
 pada
   negara tersebut, misalnya :
  
   1. Dalam jangka waktu tertentu pendapatan per kapita minimal USD
 30.000,
   jumlah jalan yg dibangun 10.000 km, pengangguran 5 %, biaya pendidikan
 
   kesehatan gratis, dll.
   2. Maksimal tenaga kerja asing 5 % (misalnya), sehingga mereka harus
   memaksimalkan tenga kerja dari wilayah Indonesia lainnya.
   3. Angka buta hurup maksimal 5 %
   4. Budaya lokal tetap dipertahankan  bisnis yang ada tidak boleh
   bertentangan dengan Pancasila, misalnya Casino dilarang.
   5. Ada penerimaan yang diterima Indonesia saat pertama kali perjanjian
   disepakati  ada juga penerimaan yang diterima setiap periode tertentu.
   6. Bila di daerah tersebut ada sumber daya alam (misal tambang) maka
   aturan mainnya beda lagi. Ditetapkan persentase bagi hasil tertentu.
   7. dll.
  
   Apakah ini sama dengan menggadaikan kedaulatan kita ke negara lain ?
   Menurut
   saya tidak juga, karena negara tersebut 

Bls: [Keuangan] Kecerdasan finansial, bisakah diturunkan?

2009-10-06 Terurut Topik prastowo prastowo
Jika Bang Poltak bisa menghitung secara kasar, kira2 ada berapa kapitalis besar 
yang hatinya mulia seperti Buffet ini?

salam





Dari: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Sel, 6 Oktober, 2009 02:41:32
Judul: Re: [Keuangan] Kecerdasan finansial, bisakah diturunkan?

  
At 03:42 PM 10/6/2009, you wrote:

Kalau saya amati fenomena orang kaya ternyata berasal dari keturunan 
orang kaya. Orang bilang karena memiliki kecerdasan finansial. 
Apakah benar memang kecerdasan finansial itu diturunkan ataukah bisa 
dipelajari? Mohon bantuannya untuk informasinya

Saya rasa nggak semua orang kaya berasal dari keturunan orang kaya.
Dan masih lebih banyak lagi orang miskin yang berasal dari keturunan 
orang kaya.

Saya pikir ini terkait konsep mengenai kerja dan investasi. Serta 
aspek pencapaian dan kepuasan.
Warren Buffett sehari-harinya hidup sangat sederhana kendati menjadi 
salah satu orang terkaya di dunia. Dan nanti pun kalau dia mati -- 
semua harta itu dihibahkan ke yayasan sosial.

Jadi apa yang dia cari? Kepuasan dalam menjalankan sesuatu menurut 
apa yang ia percayai.
Bukan hasil akhirnya.

Kebanyakan orang terpaku pada hasil akhir.





  Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! 
http://id.mail.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] Pengelolaan wilayah tertentu secara outsource oleh negara lain, mungkinkah ?

2009-10-06 Terurut Topik Muh. Nurul Falah
Mr. Wong, jaman sekarang tidak mudah suatu negara mencaplok (aneksasi)
negara lain, karena akan ditentang negara lain (PBB, ASEAN, dll) kecuali
bila penguasanya berwatak Hitler (contoh George W Bush di Irak 
Afghanistan), itupun dengan penentangan dari banyak negara di dunia. Untuk
kasus seperti ini, tidak perlu mereka harus meng-outsorce kita dulu, kalau
mereka ingin aneksasi bisa langsung dilakukan (seperti Irak).

Kalau dibilang nanti daerah tersebut akan menjadi seperti koloni negara
lain, sekarang saja negeri kita sudah menjadi koloni bagi produk Jepang,
Eropa  Amerika.  Bila cara ini terwujud maka  akan banyak produk di
Indonesia yang buatan Batam, Merauke, dll.

Ini bukan masalah kepercayaan diri tapi masalah bagaimana kita memanfaatkan
kemampuan negara lain untuk diri kita (yang mempunyai banyak keterbatasan,
baik dana, ilmu, pengalaman, sikap mental aparat, dll).  Semua tertuang
dalam perjanjian yang saling menguntungkan. Kalau perlu kita tender diantara
beberapa peminat yang berkualitas.. ;-)

Semua bisa dikemas agar terlihat elegan  tidak mencederai kehormatan
sebagai bangsa.

Hayo siapa lagi ? saya lebih senang ke arah praktis seperti ini dari pada
berdebat soal teori yang dalam penerapannya akan banyak bias.: :-)


Pada 6 Oktober 2009 16:38, Wong Cilik gajahpelan...@gmail.com menulis:



 Apa yang membuat anda yakin mereka tidak akan me-makan Indonesia? Setelah
 dijadikan daerah kekuasaannya mereka, mereka kan bisa bikin apa saja.

 Apa sejarah penjajahan dulu belum cukup buat mengajar bangsa agar lebih
 bersifat percaya diri. Masih saja selalu merasa bangsa lain lebih hijau
 dari
 rumput bangsa sendiri?

 2009/10/6 Muh. Nurul Falah matfa...@gmail.com matfaleh%40gmail.com

  Sangat banyak sumber pendapatan yang bisa digali dari negeri yang kaya 
  letaknya strategis ini. Contohnya Batam  Bintan bisa dijadikan pelabuhan
  transit terbesar di Asia  menjadi hub berbagai transaksi. kalau
 Singapore
  yang secuil saja bisa masa Batam  Bintan yang lebih luas tidak bisa ?
  Serahkan pengelolannya pada negara yang mempunyai ambisi menyaingi
  Singapore, misalnya UEA, Jepang, dll.
 
  Itu baru bisnis pelabuhan yang menggiurkan belum jasa lainnya. Untuk
 daerah
  yang agak di dalam (bukan di persimpangan lalu lintas internasional) bisa
  saja menjadi daerah wisata (Bangka Belitung), Industri, dll. Segala
 potensi
  di daerah tersebut akan dimaksimalkan oleh mereka (  dengan sumberdaya
  dari
  mereka ! ). Beda dengan sekarang, kalau kita ingin membangun jalan raya
  yang
  mulus di suatu daerah sementara penduduk daerah tersebut hanya 300 orang,
  apakah efisien ? Kalau dioutsource khan maka si outsoucer akan
  memaksimalkannya. Kurang SDM / penduduk ? tinggal buka lowongan bagi
  penduduk daerah lain.
 
  Pada 6 Oktober 2009 15:00, Wong Cilik 
  gajahpelan...@gmail.comgajahpelanduk%40gmail.com
 menulis:
 
  
  
   buat negara yang outsource dikasih apa pak?
  
   2009/10/6 Muh. Nurul Falah matfa...@gmail.com 
   matfaleh%40gmail.commatfaleh%
 40gmail.com

  
  
Maaf saya kurang tertarik membicarakan hal-hal yang berbau teori,
 baik
   itu
ekonomi kapitalis, ekonomi komunis, ekonomi pancasila, dll. Dalam
   pandangan
saya Teori apa pun yang bisa mewujudkan tujuan negara (di pembukaan
  UUD)
maka bisa diterapkan sepanjang tidak bertentangan dengan Pancasila
 sbg
dasar
negara. Jadi kita bisa mengambil the best practises dari berbagai
  sistem
ekonomi tersebut  dimodifikasi sesuai dengan kondisi kita.
   
Saya ingin mengemukakan wacana yang mungkin dianggap ''nyeleneh' oleh
sebagian kalangan. Tapi paling tidak mudah-mudahan dari wacana
 nyeleneh
   ini
bisa diperdebatkan  ketemu hasil yang lebih elegan.
   
Bagaimana bila beberapa wilayah di negeri kita yang teramat luas ini
pengelolaannya dioutsourse khan saja ke negara lain ? Ini
 terinspirasi
   dari
majunya Hongkong setelah dikelola Inggris (kalau tidak salah 99
 tahun)
  
sekarang sudah kembali ke China. Bila kita mengikuti cara tersebut
  (tentu
dengan berbagai modifikasi yang elegan) maka dalam jangka waktu 50 -
  100
tahun ke depan Indonesia akan memiliki puluhan wilayah seperti
  Hongkong.
   
Contoh wilayah yang mungkin dioutsource Sabang, Bintan, Batam, Bitung
(Sulut), Merauke, Bangka Belitung, dll. Atau bisa juga daerah yang
penduduknya sangat jarang  kebutuhan akan tenaga kerja di daerah
 yang
   akan
dikelola asing tersebut harus di ïmpor dari daerah lain Indonesia
  (misal
Jawa yang padat)  bukan dari negara lain.
   
Wilayah tersebut kita serahkan pengelolaannya ke negara lain dengan
perjanjian yang saling menguntungkan. Bisa saja misalnya Sabang ke
Inggris,
Batam ke Jepang, Merauke ke Singapura, dll. Tujuannya agar kita punya
perbandingan di antara negara tersebut. Kalau mau simple, serahkan
 saja
   ke
penjajah baik hati yaitu Inggris, yang terbukti sudah bisa
 memajukan
Hongkong  proses pengalihan yang mulus.
   
Dalam 

Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 04:32 PM 10/6/2009, you wrote:


Sorry mungkin saya yang kurang nyambung, karena Anda tidak 
menyertakan 'thread' sebelumnya, Anda menanggapi komentar yg mana.
Saya kira sejauh diskusi kita, tidak ada yang mengatakan bahwa 
kapitalis tidak bisa beramal. Justru AS hidup dari charity, dan 
tradisi ini sangat tua dan panjang. Lalu dlm konteks ini, pertanyaan 
saya dibandingkan dengan siapa, zaman ini sesama kapitalis yg 
jor-joran? ya tidak ada masalah. Karena setahu saya, mengatakan 
'kapitalis' kan sama artinya menyebut siapa itu 'non-kapitalis'. 
Kalau contohnya buruh/pekerja, sudah pernah saya sampaikan bagaimana 
ketimpangan yg makin lebar, ditunjukkan dg rasio.


Mas Prastowo,

1. Orang bisa memberi semata-mata karena ia punya sesuatu yang 
lebih.  Kalau buat dirinya saja kurang, lantas gimana mau memberi?

2. Tidak selalu bahwa orang menjadi kaya hanya dengan cara mencuri 
milik/hak orang lain.  Apa yang ditulis oleh Karl Marx sebagai 
excess of labor sebagai semata-mata pencurian hak dalam Das Kapital 
adalah salah besar.  Karena ekonomi ternyata sebuah positive sum game 
- dan bukan zero sum game.  Belum lagi aspek inovasi dan 
teknologi.  Semakin kita bergeser ke sektor jasa - hal ini semakin kentara.

3. Jawaban komunisme untuk hal tadi adalah penghapusan pasar tenaga 
kerja.  Konsekuensinya ternyata adalah pasar barang dan jasa yang 
tidak berkembang, serta absennya pasar modal.  Yang terjadi adalah 
distorsi ekonomi lebih lanjut -- termasuk tugas alokasi sumber daya 
yang sebelumnya diserahkan pada pasar.  Tugas alokasi sumber daya ini 
akhirnya diserahkan pada birokrasi dan dilakukan secara 
manual/mekanik.  Apakah selesai?  Ternyata tidak.

Kompleksitas pasar barang dan jasa gagal dialokasikan secara sempurna 
-- sehingga efisiensi malah turun lebih lanjut.  Pembuat sepatu cuma 
taunya bikin sepatu.  Di negara seperti itu akan terjadi keadaan di 
mana di satu sisi terdapat sepatu bertumpuk-tumpuk sampai membusuk -- 
padahal pada saat yang sama di tempat lain banyak orang yang tidak 
punya sepatu.  Itu yang terjadi di Uni Soviet dan membuat negara itu punah.


  Yg sering dikritik dari kapitalisme sebenarnya keyakinan akan 'the 
 endless of accumulation', lalu pekerja yg ikut menciptakan nilai 
 barang itu dihargai berapa sebaiknya?

Penghargaan dilakukan sesuai dengan mekanisme pasar.  Jadi bersifat dinamis.

Bodohlah seorang pemilik pabrik kalau menggaji seorang pegawai 
terlalu murah - sementara pabrik lain membayar pegawai dengan 
kualitas serupa dengan gaji lebih mahal.  Mengapa?  Karena pegawai 
itu akan pindah ke pabrik lain.  Dan akhirnya si pemilik pabrik hanya 
akan kebagian pegawai-pegawai yang kualitasnya lebih rendah daripada 
gaji yang dibayarkan.  Resiko bisnis pun meningkat - sehingga produk 
yang dihasilkan tidak lagi kompetitif.  Bisnis pun mati.

Apakah penghargaan harus bersifat statis?  Tentu saja tidak.
Pasar tenaga kerja itu dinamis.  Bisa saja orang mulai dari pekerja 
pabrik sepatu -- tetapi kemudian ia belajar  keahlian lain -- 
sehingga suatu saat bisa bekerja sebagai programmer komputer, misalnya.

Anda bisa baca tulisan Joseph Schumpeter tentang creative 
destruction mengenai hal ini.




Re: [Keuangan] Pengelolaan wilayah tertentu secara outsource oleh negara lain, mungkinkah ?

2009-10-06 Terurut Topik Wong Cilik
Contoh elegan dan tidak mencederainya bagaimana ya...

Sekarang membahas ini saja saya sudah agak cedera tuh...



2009/10/6 Muh. Nurul Falah matfa...@gmail.com

 Mr. Wong, jaman sekarang tidak mudah suatu negara mencaplok (aneksasi)
 negara lain, karena akan ditentang negara lain (PBB, ASEAN, dll) kecuali
 bila penguasanya berwatak Hitler (contoh George W Bush di Irak 
 Afghanistan), itupun dengan penentangan dari banyak negara di dunia. Untuk
 kasus seperti ini, tidak perlu mereka harus meng-outsorce kita dulu, kalau
 mereka ingin aneksasi bisa langsung dilakukan (seperti Irak).

 Kalau dibilang nanti daerah tersebut akan menjadi seperti koloni negara
 lain, sekarang saja negeri kita sudah menjadi koloni bagi produk Jepang,
 Eropa  Amerika.  Bila cara ini terwujud maka  akan banyak produk di
 Indonesia yang buatan Batam, Merauke, dll.

 Ini bukan masalah kepercayaan diri tapi masalah bagaimana kita memanfaatkan
 kemampuan negara lain untuk diri kita (yang mempunyai banyak keterbatasan,
 baik dana, ilmu, pengalaman, sikap mental aparat, dll).  Semua tertuang
 dalam perjanjian yang saling menguntungkan. Kalau perlu kita tender
 diantara
 beberapa peminat yang berkualitas.. ;-)

 Semua bisa dikemas agar terlihat elegan  tidak mencederai kehormatan
 sebagai bangsa.

 Hayo siapa lagi ? saya lebih senang ke arah praktis seperti ini dari pada
 berdebat soal teori yang dalam penerapannya akan banyak bias.: :-)


 Pada 6 Oktober 2009 16:38, Wong Cilik gajahpelan...@gmail.com menulis:

 
 
  Apa yang membuat anda yakin mereka tidak akan me-makan Indonesia?
 Setelah
  dijadikan daerah kekuasaannya mereka, mereka kan bisa bikin apa saja.
 
  Apa sejarah penjajahan dulu belum cukup buat mengajar bangsa agar lebih
  bersifat percaya diri. Masih saja selalu merasa bangsa lain lebih hijau
  dari
  rumput bangsa sendiri?
 
  2009/10/6 Muh. Nurul Falah matfa...@gmail.com matfaleh%40gmail.com
 
   Sangat banyak sumber pendapatan yang bisa digali dari negeri yang kaya
 
   letaknya strategis ini. Contohnya Batam  Bintan bisa dijadikan
 pelabuhan
   transit terbesar di Asia  menjadi hub berbagai transaksi. kalau
  Singapore
   yang secuil saja bisa masa Batam  Bintan yang lebih luas tidak bisa ?
   Serahkan pengelolannya pada negara yang mempunyai ambisi menyaingi
   Singapore, misalnya UEA, Jepang, dll.
  
   Itu baru bisnis pelabuhan yang menggiurkan belum jasa lainnya. Untuk
  daerah
   yang agak di dalam (bukan di persimpangan lalu lintas internasional)
 bisa
   saja menjadi daerah wisata (Bangka Belitung), Industri, dll. Segala
  potensi
   di daerah tersebut akan dimaksimalkan oleh mereka (  dengan sumberdaya
   dari
   mereka ! ). Beda dengan sekarang, kalau kita ingin membangun jalan raya
   yang
   mulus di suatu daerah sementara penduduk daerah tersebut hanya 300
 orang,
   apakah efisien ? Kalau dioutsource khan maka si outsoucer akan
   memaksimalkannya. Kurang SDM / penduduk ? tinggal buka lowongan bagi
   penduduk daerah lain.
  
   Pada 6 Oktober 2009 15:00, Wong Cilik gajahpelan...@gmail.com
 gajahpelanduk%40gmail.com
  menulis:
  
   
   
buat negara yang outsource dikasih apa pak?
   
2009/10/6 Muh. Nurul Falah matfa...@gmail.com matfaleh%40gmail.com
 matfaleh%
  40gmail.com
 
   
   
 Maaf saya kurang tertarik membicarakan hal-hal yang berbau teori,
  baik
itu
 ekonomi kapitalis, ekonomi komunis, ekonomi pancasila, dll. Dalam
pandangan
 saya Teori apa pun yang bisa mewujudkan tujuan negara (di pembukaan
   UUD)
 maka bisa diterapkan sepanjang tidak bertentangan dengan Pancasila
  sbg
 dasar
 negara. Jadi kita bisa mengambil the best practises dari berbagai
   sistem
 ekonomi tersebut  dimodifikasi sesuai dengan kondisi kita.

 Saya ingin mengemukakan wacana yang mungkin dianggap ''nyeleneh'
 oleh
 sebagian kalangan. Tapi paling tidak mudah-mudahan dari wacana
  nyeleneh
ini
 bisa diperdebatkan  ketemu hasil yang lebih elegan.

 Bagaimana bila beberapa wilayah di negeri kita yang teramat luas
 ini
 pengelolaannya dioutsourse khan saja ke negara lain ? Ini
  terinspirasi
dari
 majunya Hongkong setelah dikelola Inggris (kalau tidak salah 99
  tahun)
   
 sekarang sudah kembali ke China. Bila kita mengikuti cara tersebut
   (tentu
 dengan berbagai modifikasi yang elegan) maka dalam jangka waktu 50
 -
   100
 tahun ke depan Indonesia akan memiliki puluhan wilayah seperti
   Hongkong.

 Contoh wilayah yang mungkin dioutsource Sabang, Bintan, Batam,
 Bitung
 (Sulut), Merauke, Bangka Belitung, dll. Atau bisa juga daerah yang
 penduduknya sangat jarang  kebutuhan akan tenaga kerja di daerah
  yang
akan
 dikelola asing tersebut harus di ïmpor dari daerah lain Indonesia
   (misal
 Jawa yang padat)  bukan dari negara lain.

 Wilayah tersebut kita serahkan pengelolaannya ke negara lain dengan
 perjanjian yang saling menguntungkan. Bisa saja misalnya Sabang ke
 Inggris,
 Batam 

Re: Bls: [Keuangan] Kecerdasan finansial, bisakah diturunkan?

2009-10-06 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 04:55 PM 10/6/2009, you wrote:


Jika Bang Poltak bisa menghitung secara kasar, kira2 ada berapa 
kapitalis besar yang hatinya mulia seperti Buffet ini?

Coba anda ambil buku Outliers karya Malcolm Gladwell.
Di situ ada daftar orang-orang terkaya sepanjang masa.

Anda bisa cek di wikipedia riwayat harta mereka dan apa yang 
dilakukannya sebelum mati dan hitung sendiri berapa ekor jumlahnya.




Re: Bls: [Keuangan] Kecerdasan finansial, bisakah diturunkan?

2009-10-06 Terurut Topik Wong Cilik
Memberi setelah mati itu termasuk nature... (sudah mati uang mau dibawa
kemana?)  Kadang-kadang di Amerika mereka sengaja donasi  agar uangnya tidak
diambil Pemerintah. Alasan ini juga yang menjadi salah satu sebab Buffet
mendonasikan kekayaannya. Alasan ke duanya mereka tidak ingin anaknya jadi
malas tak mau bekerja dan malah generasi ke 3-4-5 malah jadi orang miskin
karena semua uang dihabiskan generasi ke2. Jadi prinsip mereka donasi justru
sebagian kecil uang dijadikan kail atau jala agar generasi ke 2-3-4 dan
seterusnya bisa belajar menjala ikan, dan bukan cuma nunggu di meja makan
agar ikannya datang.

Memberi waktu masih hidup itu baru namanya punya hati yang bersih.

2009/10/6 Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com

 At 04:55 PM 10/6/2009, you wrote:
 
 
 Jika Bang Poltak bisa menghitung secara kasar, kira2 ada berapa
 kapitalis besar yang hatinya mulia seperti Buffet ini?

 Coba anda ambil buku Outliers karya Malcolm Gladwell.
 Di situ ada daftar orang-orang terkaya sepanjang masa.

 Anda bisa cek di wikipedia riwayat harta mereka dan apa yang
 dilakukannya sebelum mati dan hitung sendiri berapa ekor jumlahnya.




 

 =
 Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com
 -
 Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join
 http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
 -
 Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
 http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
 =
 Perhatian :
 - Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor
 posting sebelumnya
 - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota
 yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
 - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan
 ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links






[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Bls: [Keuangan] Kecerdasan finansial, bisakah diturunkan?

2009-10-06 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 05:23 PM 10/6/2009, you wrote:


Memberi setelah mati itu termasuk nature... (sudah mati uang mau dibawa
kemana?) Kadang-kadang di Amerika mereka sengaja donasi agar uangnya tidak
diambil Pemerintah.


Betul.  Di Amerika ada Estate Tax (pajak warisan) sebesar sekitar 
50-55% (atas harta warisan di atas USD 1 Juta). Jadi kalau kita mati 
dan mewariskan harta -- sekitar setengahnya akan diambil oleh pemerintah.
Keturunan kita cuman dapat sisanya.

Alasan ini juga yang menjadi salah satu sebab Buffet
mendonasikan kekayaannya. Alasan ke duanya mereka tidak ingin anaknya jadi
malas tak mau bekerja dan malah generasi ke 3-4-5 malah jadi orang miskin
karena semua uang dihabiskan generasi ke2. Jadi prinsip mereka donasi justru
sebagian kecil uang dijadikan kail atau jala agar generasi ke 2-3-4 dan
seterusnya bisa belajar menjala ikan, dan bukan cuma nunggu di meja makan
agar ikannya datang.

Memberi waktu masih hidup itu baru namanya punya hati yang bersih.



Re: Bls: [Keuangan] Kecerdasan finansial, bisakah diturunkan?

2009-10-06 Terurut Topik Dody Dharma Hutabarat
Bang Poltak,

Menurut si penulis buku,
selain faktor individu  keluarga,
faktor nasib  kebetulan juga punya andil menjadikan seseorang sebagai 
outlier.

Saya kira orang yang hidup pada sistem kapitalis lebih memiliki nasib  
kebetulan untuk menjadi outlier.









From: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, October 6, 2009 5:18:37 PM
Subject: Re: Bls: [Keuangan] Kecerdasan finansial, bisakah diturunkan?

At 04:55 PM 10/6/2009, you wrote:


Jika Bang Poltak bisa menghitung secara kasar, kira2 ada berapa 
kapitalis besar yang hatinya mulia seperti Buffet ini?

Coba anda ambil buku Outliers karya Malcolm Gladwell.
Di situ ada daftar orang-orang terkaya sepanjang masa.

Anda bisa cek di wikipedia riwayat harta mereka dan apa yang 
dilakukannya sebelum mati dan hitung sendiri berapa ekor jumlahnya.



  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Bls: [Keuangan] Kecerdasan finansial, bisakah diturunkan?

2009-10-06 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 05:46 PM 10/6/2009, you wrote:

Ya betul Dharma, ada faktor ekologi

NB: sebentar lagi terbit buku barunya Malcolm Gladwell.  Judulnya 
What the Dog Saw: And Other Adventures

Tanggal terbitnya 20 Oktober 2009


Bang Poltak,

Menurut si penulis buku,
selain faktor individu  keluarga,
faktor nasib  kebetulan juga punya andil menjadikan seseorang 
sebagai outlier.

Saya kira orang yang hidup pada sistem kapitalis lebih memiliki 
nasib  kebetulan untuk menjadi outlier.



[Keuangan] PANCASILA dan NASIONALISME

2009-10-06 Terurut Topik will_bulo
Wah,

Gak nyangka perkembangan diskusi tentang Pancasila ternyata seru juga... Banyak 
pandangan dan posisi.

Saya amat tersentuh dengan kalimat salah satu rekan, yang nawarin pemimpin 
tidak Pancasilais : tak bertuhan, tak berperikemanusiaan, tak adil, tak 
beradab, tak suka Indonesia bersatu, tak suka musyawarah, dan tak berlaku adil 
bagi rakyat Indonesia.

semua pasti gak mau pemimpin nya kekurangan salah satu karakter diatas. Dan itu 
bukan hanya tuntutan kita pada bos asli Indonesia. Meski bos kita orang asing, 
kita berharap karakter yang diwakili dalam sila2 itu mereka miliki.

Bisa kita katakan kita berharap semua pemimpin Pancasilais, atau berkarakter 
baik, yang buat orang Indonesia diistilahkan Pancasilais.

Dan karena Pancasila isinya nilai, tatanan, karakter luhur, cita2, maka bisa 
banget sama dengan negara lain. Lha wong Bhinneka Tunggal Ika aja bahasa 
Inggrisnya Unity in Diversity, yang adalah semboyan bangsa Amerika. Namanya 
semangat luhur, visi misi, mirip dikit gak apalah..

Tetapi bingkai dan rumusan Pancasila nya yang membedakan penyebutan dan 
identitas bangsa Indonesia dan Bangsa lain.

Saya anti doktrinasi. Meski saya didikan orde baru dan menerima subsidi orde 
baru. Saya juga lama dapat didikan barak. Tetapi saya pendukung indoktrinasi. 
Dimana sebuah pandangan saya uji dengan pemahaman saya cocok apa nggak. Kalau 
cocok, saya dukung, kalau gak cocok, ya pindah warga negara aja... Saat 
pandangan cocok, saya berusaha terapkan dalam hidup profesional saya.

Nasionalisme bukan masalah sok-sok an. Nasionalisme bukan masalah hebat2 an. 
Nasionalisme tidak lepas dari ekonomi dan perekonomian.

Kalau dulu terjemahan simpel nasionalisme adalah perang, kalau sekarang lebih 
buayyk perang nya. Dan saat ada kawan mengaku nasionalis akan saya 
dukung, saya dorong, agar semakin banyak perang yang dia menangkan.

Dan perang utama jaman sekarang adalah di kehidupan sehari2, yang ujungnya 
ekonomi. Ya masalah bensin (jangan sampai saham pertamina dan perusahaan 
krusial negeri laiinya dikuasai asing), ya masalah UMR (jangan sampai pembantu 
di rumah diperlakukan gak beradab) ya masalah memimpin (jangan sampai anak buah 
di ajari nipu pajak), dll.

Bersikap kritis, objektif, dan berfikir tajam boleh saja. Tetapi kebenaran 
Pancasila yang membuat Batak, Bali, Jawa, Dayak, Toraja, bisa hidup sejahtera 
dengan kesempatan maju yang sama perlu juga di hargai dan diakui kebenarannya.

Bila bukan kita, siapa lagi? Masak ekonomi Pancasila sekedar jadi tulisan 
pejabat sebelum diangkat, atau sekedar jadi pelengkap pengangkatan jadi guru 
besar.

Mbok ya semangat nya bisa menemani kita, para profesional dalam berkarya. 
Sehingga negeri gemah ripah loh jinawi bukan sekedar mimpi, yang cuma bisa 
diamini.

Karena taman firdaus bukan berada di ujung kehidupan saja. Taman firdaus juga 
bisa ada di rumah kita, di usaha kita, di kantor kita. Dan bila anda orang 
Indonesia, Pancasila mungkin bisa menjadi salah satu alternatif jalannya

Dengan penuh kerendahan hati, saya posting kan

Salam.


Wbo


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Andi MF Avandy link2ha...@gmail.com
Date: Tue, 6 Oct 2009 04:37:32 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [Keuangan] PANCASILA

Saya berkesimpulan Ekonomi pancasila hanyalah istilah untuk konsep ekonomi yang 
menggabungkan kebaikan kapitalisme dan sosialisme menurut ukuran asas manfaat 
belaka untuk diterapkan di Indonesia. Model ekonomi pancasila jelas tidak 
memiliki pakem tertentu sejak era orla, orba dan reformasi ini karena bukan 
berasal dari sebuah ideologi atau pemikiran yang mendasar. Berbeda halnya 
dengan kapitalisme, komunisme dan Islam yang masing masing berada pada kutub 
yang berbeda satu dengan lainnya.

Andi MF Avandy
Sent from my BlackBerry® smartphone



=
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
-
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian :
- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links







=
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
-
Arsip Milis AKI online, demi 

[Keuangan] bagaimana sih caranya membuat CV ???

2009-10-06 Terurut Topik ArifS
saya mau tanya ma forum nih saya bru 21 tahun tapi baru mikirin bagaimana 
caranya membuat CV hingga bisa menambah kuota wiraswasta di INDONESIA, biar 
negara kita bisa maju 

gimana caranya   

dan bagaimana juga saya bisa mengekspor barang tersebut ke luar negeri ? 
moho0n bantuanya ...

forum help me 



Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik winarto sugondo
Kalau saya justru melihatnya terbalik Bang. China zaman sekarang ngga lebih
dari era foya-foya setelah menabung panjang di zaman Mao. Lihat buktinya
dengan datang sendiri kesana, kehidupan mereka cukup dijalankan dengan
sederhana karena dari kecil sudah sederhana, kita coba lihat pinggiran guang
zhou yang tidak dijangkau konglomerat, mereka berkecukupan, tapi mereka
tidak haus keinginan untuk menjadi lebih mewah, mereka cenderung menerima
apa adanya. Yang saya belum tahu, apakah metode penjualan secara kredit
telah menjamur seperti di Indonesia? Sepertinya sepanjang saya disana tidak
pernah melihat keinginan yang simple seperti memiliki Black**erry tapi
mereka cukup senang pada kehidupan sehari-hari seadanya.

Berbeda kalau kita berjalan-jalan di jalanan kota Kowloon, ada hari tertentu
dimana mereka dengan sesuka hati membuang interior dan perlengkapan lainnya
yang tidak mereka inginkan.

Yang terjadi di Indonesia di Era 80-an juga seperti disana saat ini,
tabungan Bung Karno telah membuahkan buah yang manis, sehingga ada gedung-2
bertingkat, F-16, Tank Amphibi buatan Inggris. Na seiring berjalannya
waktu, saya justru melihat kenaifan dari kita sendiri, kita merasa kuat
padahal kita ngga mampu. Nah, untuk itu apa ngga sebaiknya kita belajar
menabung? sekalipun ngga se-extrim dulu. Simple sih, daripada membahas
sesuatu yang kurang membangun.

Saya sih ngga pintar, hanya sedikit pendapat yang siap dikoreksi oleh
siapapun juga.

Salam,


Winarto Sugondo

2009/10/6 Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com



 At 04:43 PM 10/6/2009, you wrote:

 Di sini memang banyak yg buruk dan bobrok, tapi apa iya kita tidak
 bisa memakai kacamata proporsional seperti melihat dan menilai
 Rockefeller?
 Sejelek-jeleknya Mao, di Cina ia berhasil meningkatkan
 tingkat-harapan-hidup dari 36 menjadi 65 tahun, ia mereformasi
 pendidikan, infrastruktur sudah disiapkan dg baik. Ini sekedar contoh.

 Mao? Itu monster.
 Menurut saya pribadi, tidak ada pemimpin yang lebih jelek dari Mao.

 Apa ukurannya? Ia bereksperimen dengan nasib ratusan jutaan orang
 secara sembarangan.
 Program Great Leap Forward yang terjadi tahun 1958-1961 -- telah
 membunuh setidaknya 60 JUTA orang warga Cina lewat terciptanya
 kelaparan terbesar hasil bikinan manusia. Mao pegang rekor dunia
 dalam jumlah pembunuhan warga sendiri secara sistematis. Orang yang
 dibunuh Mao lebih banyak daripada seluruh orang Indian yang pernah
 hidup di Benua Amerika sebelum kedatangan Columbus.
 (Dalam perbandingan ini, Rockefeller mungkin masih bisa dianggap santo..)

 Mao bukan ahli pertanian tapi berlagak ngerti soal pertanian. Mao
 bukan ahli metalurgi tapi menganggap diri mengerti soal cara
 memproduksi baja secara efisien. Ia buta oleh ketidakmampuannya.

 Dan itu tanggung jawab Mao (hingga akhirnya ia mengundurkan diri dari
 peran secara aktif).

 Apakah masalah selesai? Ternyata tidak. Ia mengulangi kembali
 bencana buatan - saat melancarkan Revolusi Kebudayaan di awal 1970-an.

 NB: Dari mana anda dapat angka peluang hidup orang Cina naik dari 35
 menjadi 65 di masa Mao? Boleh saya tahu sumber referensinya?

 Saya tidak mau mengusik Rockefeller, sekedar mau mengajak
 menganalogkan dg bangsa kita. Putih-kelam adalah bagian dari sisi
 hidup manusia. Si kapitalis dan si sosialis tak luput dari ini.
 Secara apriori tidak ada yang bisa dikatakan pasti baik atau
 pasti buruk. Seobjektif-objektifnya suatu hal, ia tetaplah
 humanly objective.

 Termasuk soal Mao?

  



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik winarto sugondo
Wah..sebaiknya agama ngga usah di-ungkit2 lah Bos. Kalau soal premium,
saya mau tanya Bang Poltak nih, bisa ilustrasikan hitungannya yang
membuktikan premium disubsidi untuk rakyat kecil ngga? kebetulan saya orang
awam nih.Saya cuman punya 1 motor dan diisi premium, salahkah saya karena
saya bekerja tapi saya isi motor saya pakai premium? Apakah PPh 22 tidak
dapat mengetahui besaran penerimaan negara dari sektor bahan bakar, apalagi
PBB-KB, berapa pajak final yang kami bayarkan ke negara?

Mohon ilmunya ya Bang. Mudah-mudahan ngga OOT : )

Salam,


Winarto Sugondo

2009/10/6 heriseti...@ahlikeuangan-indonesia.com

 Yang agamanya selain kapitalis belum tentu jor joran. Ada agama tertentu
 yang melarang suatu individu untuk mengumumkan pengeluaran untuk charity.
 Namanya Riya' dan malah termasuk dosa besar.
 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT

 -Original Message-
 From: irmec ir...@usa.com
 Date: Tue, 06 Oct 2009 08:16:58
 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
 Subject: Re: [Keuangan] PANCASILA

 Paling kurang kalau dilihat dari jumlah nominalnya, mereka yg agamanya
 kapitalis, malah yg paling jor2an. Org2 yg seperti Rockefeller, Stanford,
 Bill Gates, Warren Buffet, ngeluarin duit untuk charity sama cepetnya
 seperti mereka mendapatkannya. Meskipun tidak sedikit org akan complain
 ttg.bisnis mereka.






 [Non-text portions of this message have been removed]



 

 =
 Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com
 -
 Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join
 http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
 -
 Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
 http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
 =
 Perhatian :
 - Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor
 posting sebelumnya
 - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota
 yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
 - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan
 ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links






[Non-text portions of this message have been removed]





=
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
-
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian :
- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
mailto:ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [Keuangan] Pengelolaan wilayah tertentu secara outsource oleh negara lain, mungkinkah ?

2009-10-06 Terurut Topik winarto sugondo
BOT diaktifkan kembali dengan batasan pada wilayah terbelakang di Indonesia.
Rencana Outsourcingnya pasti sukses.

Kalau kita berbicara di Papua, saya tanya siapa yang pernah ke Papua / camp
freeport? Berapa harga 1 potong ayam dan sapi disana? Berapa harga gudang
garam 1 filter satu bungkus disana? Siapa yang bilang disana ngga bisa maju,
cuman keenakan ongkang-ongkang kaki dapat uang jadinya malas. Capek
dikitlah, pasti lebih maju daripada Jakarta.

Sekedar pendapat.

Salam,


Winarto Sugondo

2009/10/6 Wong Cilik gajahpelan...@gmail.com



 Contoh elegan dan tidak mencederainya bagaimana ya...

 Sekarang membahas ini saja saya sudah agak cedera tuh...


 2009/10/6 Muh. Nurul Falah matfa...@gmail.com matfaleh%40gmail.com

  Mr. Wong, jaman sekarang tidak mudah suatu negara mencaplok (aneksasi)
  negara lain, karena akan ditentang negara lain (PBB, ASEAN, dll) kecuali
  bila penguasanya berwatak Hitler (contoh George W Bush di Irak 
  Afghanistan), itupun dengan penentangan dari banyak negara di dunia.
 Untuk
  kasus seperti ini, tidak perlu mereka harus meng-outsorce kita dulu,
 kalau
  mereka ingin aneksasi bisa langsung dilakukan (seperti Irak).
 
  Kalau dibilang nanti daerah tersebut akan menjadi seperti koloni negara
  lain, sekarang saja negeri kita sudah menjadi koloni bagi produk Jepang,
  Eropa  Amerika. Bila cara ini terwujud maka akan banyak produk di
  Indonesia yang buatan Batam, Merauke, dll.
 
  Ini bukan masalah kepercayaan diri tapi masalah bagaimana kita
 memanfaatkan
  kemampuan negara lain untuk diri kita (yang mempunyai banyak
 keterbatasan,
  baik dana, ilmu, pengalaman, sikap mental aparat, dll). Semua tertuang
  dalam perjanjian yang saling menguntungkan. Kalau perlu kita tender
  diantara
  beberapa peminat yang berkualitas.. ;-)
 
  Semua bisa dikemas agar terlihat elegan  tidak mencederai kehormatan
  sebagai bangsa.
 
  Hayo siapa lagi ? saya lebih senang ke arah praktis seperti ini dari pada
  berdebat soal teori yang dalam penerapannya akan banyak bias.: :-)
 
 
  Pada 6 Oktober 2009 16:38, Wong Cilik 
  gajahpelan...@gmail.comgajahpelanduk%40gmail.com
 menulis:
 
  
  
   Apa yang membuat anda yakin mereka tidak akan me-makan Indonesia?
  Setelah
   dijadikan daerah kekuasaannya mereka, mereka kan bisa bikin apa saja.
  
   Apa sejarah penjajahan dulu belum cukup buat mengajar bangsa agar lebih
   bersifat percaya diri. Masih saja selalu merasa bangsa lain lebih hijau
   dari
   rumput bangsa sendiri?
  
   2009/10/6 Muh. Nurul Falah matfa...@gmail.com 
   matfaleh%40gmail.commatfaleh%
 40gmail.com
  
Sangat banyak sumber pendapatan yang bisa digali dari negeri yang
 kaya
  
letaknya strategis ini. Contohnya Batam  Bintan bisa dijadikan
  pelabuhan
transit terbesar di Asia  menjadi hub berbagai transaksi. kalau
   Singapore
yang secuil saja bisa masa Batam  Bintan yang lebih luas tidak bisa
 ?
Serahkan pengelolannya pada negara yang mempunyai ambisi menyaingi
Singapore, misalnya UEA, Jepang, dll.
   
Itu baru bisnis pelabuhan yang menggiurkan belum jasa lainnya. Untuk
   daerah
yang agak di dalam (bukan di persimpangan lalu lintas internasional)
  bisa
saja menjadi daerah wisata (Bangka Belitung), Industri, dll. Segala
   potensi
di daerah tersebut akan dimaksimalkan oleh mereka (  dengan
 sumberdaya
dari
mereka ! ). Beda dengan sekarang, kalau kita ingin membangun jalan
 raya
yang
mulus di suatu daerah sementara penduduk daerah tersebut hanya 300
  orang,
apakah efisien ? Kalau dioutsource khan maka si outsoucer akan
memaksimalkannya. Kurang SDM / penduduk ? tinggal buka lowongan bagi
penduduk daerah lain.
   
Pada 6 Oktober 2009 15:00, Wong Cilik 
gajahpelan...@gmail.comgajahpelanduk%40gmail.com
  gajahpelanduk%40gmail.com
   menulis:
   


 buat negara yang outsource dikasih apa pak?

 2009/10/6 Muh. Nurul Falah 
 matfa...@gmail.commatfaleh%40gmail.commatfaleh%
 40gmail.com
  matfaleh%
   40gmail.com
  


  Maaf saya kurang tertarik membicarakan hal-hal yang berbau teori,
   baik
 itu
  ekonomi kapitalis, ekonomi komunis, ekonomi pancasila, dll. Dalam
 pandangan
  saya Teori apa pun yang bisa mewujudkan tujuan negara (di
 pembukaan
UUD)
  maka bisa diterapkan sepanjang tidak bertentangan dengan
 Pancasila
   sbg
  dasar
  negara. Jadi kita bisa mengambil the best practises dari berbagai
sistem
  ekonomi tersebut  dimodifikasi sesuai dengan kondisi kita.
 
  Saya ingin mengemukakan wacana yang mungkin dianggap ''nyeleneh'
  oleh
  sebagian kalangan. Tapi paling tidak mudah-mudahan dari wacana
   nyeleneh
 ini
  bisa diperdebatkan  ketemu hasil yang lebih elegan.
 
  Bagaimana bila beberapa wilayah di negeri kita yang teramat luas
  ini
  pengelolaannya dioutsourse khan saja ke negara lain ? Ini
   terinspirasi
 dari
  majunya Hongkong setelah dikelola Inggris (kalau tidak salah 99
  

Re: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik Hok An
Bung Poltak,

bagi saya Pancasila tadinya adalah janji bentuk dari negara (waktu itu 
cuma RI).
Isinya adalah kompromi dari kelompok2 yang mendukung lingkaran kecil 
sekitar BPKNIP.
Pada awalnya cuma ada 4 sila. Akhirnya jadi 5 sebab kelompok2 minoritas 
menuntut masuknya perikemanusian.
Azas perikemanusian diaktualisasi sesudah UUD 45 diganti dengan 
UUDSementara dimana seluruh konvensi PBB yaitu apa yang namanya Hak2 
Azasi Manusia (HAM) diadopsi dalam UUD ini.
Jadi Indonesia adalah satu negara yang pertama mengakui HAM.
Tetapi mengakui kita sekarang tahu semua ternyata bukan melaksanakan.

Yang terjadi malah degradasi sistem negara hukum sampai nyaris hilang.
Yang hilang bukan hanya sistem hukum, tetapi juga norma dan etika.
Singkat kata sesungguhnya konsensus nasional tentang baik dan buruk, 
benar dan salah sudah dalam keadaan lumpuh.

Perlu dikaji ada atau tidak lembaga negara yang bertugas mengawasi dan 
menerapkan sistem hukum, norma dan etika dalam negara kita.
Sesungguhnya badan tertinggi adalah MPR. Tetapi badan ini sudah maya, 
sebab fungsi yang nyata tidak jelas lagi. Sebetulnya MPR adalah badan 
yang bertugas menyusun sistem nilai apakah UU yang ada sesuai dengan 
Pancasila atau tidak. Berdasarkan sistem nilai ini harusnya setiap 
undang2 bisa dinilai oleh Makamah konstitusi apakah masih berlaku.

Dalam praktek se-hari2 harusnya ada menteri UUD yang bertugas mendidik 
dan mengawasi semua unit2 kenegaraan supaya bekerja dalam kerangka UUD. 
Di Indonesia fungsi ini tidak jelas ada di departemen apa. Harusnya 
jabatan ini dipegang oleh Menteri Dalam Negeri yang 10 tahun terakhir 
ini se-olah2 kehilangan perannya sebagai juru pimpin tata negara kita.

Jadi Pancasila dan aparatnya yaitu seluruh sistem perundangan kita ini 
belum bisa atau tidak selalu bisa ditagih, mirip obat placebo. Merek 
sudah ada tapi isinya masih kosong.
Mengatasi masalah ini tidak mudah, sebab visi politik untuk itu belum ada.
Sebab itu perlu ditanamkan idealisme supaya visi negara modern dengan 
tata negara yang jelas bisa jadi infrastruktur politik kita dikemudian hari.

Salam

Hok An

Poltak Hotradero schrieb:
  

 At 11:40 AM 10/6/2009, you wrote:
 Aku jd tertarik jg comment. Menurutku semua pemikiran/konsep selalu
 merupakan respond terhadap tantangan jaman dan waktu. Jd, ada
 assumsi yg melandasi konsep tsb.
 
 Asumsi2 dasar ekonomi kapitalis, sosialis rasanya sudah jelas. Yg
 rasanya belum jelas ialah ekebenarnya apa sih asumsi2 ekonomi Pancasila?

 Bung Enda,

 Itu dia bagian dari pertanyaan saya sejak berhari-hari yang lewat.
 Pancasila itu konkritnya apa? (dan sama dengan itu - ekonomi
 Pancasila itu konkritnya apa?)

 Kayaknya masih belum terjawab.
 Dan kalau memang belum terjawab -- bagaimana kita bisa tahu ekonomi
 pancasila (apapun itu) adalah penyelesaian atas masalah ekonomi kita?

 Bila ternyata Pancasila tidak mendorong penegakan hukum atau
 meritocracy -- maka semakin berkuranglah poin untuk menyatakan bahwa
 ekonomi pancasila adalah resep yang tepat...

 Sekadar jadi gerakan moral ya silahkan saja -- tetapi sebagai agama
 atau doktrin ekonomi -- Pancasila rasanya sudah terlalu jauh.

 Pertanyaan berikutnya tentu, seberapa penting sebenarnya asumsi tsb
 dibawa dalam tahap operasional. [Aku sendiri pernah schock baca
 paper lama dari Milton Friedman The Methodology of Positive
 Economics, yg kurang lebih bilang bhw unrealistics assumsi dalam
 teori ekonomi tidaklah penting, selama teori tsb menghasilkan
 prediksi yg benar].
 
 Apakah teori sdh jd agama?
 
 Salam,
 Enda




Bls: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik prastowo prastowo
Sangat bisa Bang Poltak. Ada buku yang bagus, berjudul 'The Rise of China and 
the Demise of the World-capitalist Economy' ( Monthly Review Press,2009). Li 
adalah seorang ekonom, mengajar di Utah. Ia di era Tiananmen adalah seorang 
aktivis liberal, sangat anti pemerintah, dan boleh dibilang didikan Barat. 
Ketika ia dipenjara selama 3 tahun, ia membaca Das Kapital-nya Marx sampai 
khatam 3 kali. Akhirnya ia melihat bahwa banyak hal perlu diluruskan, termasuk 
buku ini adalah upaya pelurusan sejarah. Kita tidak bisa melihat Mao lepas dari 
konstelasi politik Cina dan dunia.

Banyak fakta dipapar, nanti bisa saya berikan beberapa kutipan itu. Data 
'life-expectancy' itu benar adanya, termasuk bagaimana Barat memanipulasi data 
soal korban jutaan jiwa, yang lebih banyak disumbang bencana alam terbesar dlm 
sepanjang sejarah Cina. Ada satu lagi buku yang baru saja saya baca, ditulis 
oleh Dongping Han, berjudul The Unknown Cultural Revolution, testimoni dia 
bagaimana pergulatan revolusi kebudayaan terjadi.

Tentu saja Mao sebagai seorang yang obsesif banyak kesalahan. Saya hanya ingin 
mendudukkan secara lebih luas dalam sebuah perspektif 'non-positivistik', bahwa 
benarlah ungkapan 'sejarah adalah kisah sang pemenang', dan karenanya 
objektivitas perlu digugat secara kritis dan bertanggung jawab. Tentu saja dlm 
ilmu-ilmu sosial hal-hal seperti ini sudah cukup jamak, bagaimana fakta itu 
dipahami, tidak sekedar dijelaskan.

salam





Dari: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Sel, 6 Oktober, 2009 03:15:38
Judul: Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

  
At 04:43 PM 10/6/2009, you wrote:

Di sini memang banyak yg buruk dan bobrok, tapi apa iya kita tidak 
bisa memakai kacamata proporsional seperti melihat dan menilai Rockefeller?
Sejelek-jeleknya Mao, di Cina ia berhasil meningkatkan 
tingkat-harapan- hidup dari 36 menjadi 65 tahun, ia mereformasi 
pendidikan, infrastruktur sudah disiapkan dg baik. Ini sekedar contoh.

Mao? Itu monster.
Menurut saya pribadi, tidak ada pemimpin yang lebih jelek dari Mao.

Apa ukurannya? Ia bereksperimen dengan nasib ratusan jutaan orang 
secara sembarangan.
Program Great Leap Forward yang terjadi tahun 1958-1961 -- telah 
membunuh setidaknya 60 JUTA orang warga Cina lewat terciptanya 
kelaparan terbesar hasil bikinan manusia. Mao pegang rekor dunia 
dalam jumlah pembunuhan warga sendiri secara sistematis. Orang yang 
dibunuh Mao lebih banyak daripada seluruh orang Indian yang pernah 
hidup di Benua Amerika sebelum kedatangan Columbus.
(Dalam perbandingan ini, Rockefeller mungkin masih bisa dianggap santo..)

Mao bukan ahli pertanian tapi berlagak ngerti soal pertanian. Mao 
bukan ahli metalurgi tapi menganggap diri mengerti soal cara 
memproduksi baja secara efisien. Ia buta oleh ketidakmampuannya.

Dan itu tanggung jawab Mao (hingga akhirnya ia mengundurkan diri dari 
peran secara aktif).

Apakah masalah selesai? Ternyata tidak. Ia mengulangi kembali 
bencana buatan - saat melancarkan Revolusi Kebudayaan di awal 1970-an.

NB: Dari mana anda dapat angka peluang hidup orang Cina naik dari 35 
menjadi 65 di masa Mao? Boleh saya tahu sumber referensinya?

Saya tidak mau mengusik Rockefeller, sekedar mau mengajak 
menganalogkan dg bangsa kita. Putih-kelam adalah bagian dari sisi 
hidup manusia. Si kapitalis dan si sosialis tak luput dari ini. 
Secara apriori tidak ada yang bisa dikatakan pasti baik atau 
pasti buruk. Seobjektif-objektif nya suatu hal, ia tetaplah 
humanly objective.

Termasuk soal Mao?





  Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! 
http://id.mail.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



[Keuangan] Masker mulut n hidung warna hijau

2009-10-06 Terurut Topik wibowo sofjan
Hai saudara2, saya ingin memperkenalkan masker yg biasa digunakan di rumah 
sakit, skrg dapat diperoleh dengan harga yg lebih terjangkau

Terdiri atas 2 tipe pengikat :
1. Tali : Rp 19.000/box
2. Karet : Rp 18.500/box

1 box = 50 peaces
Cocok sekali utk pemakaian di rumah sakit dan di terminal

Siap utk pemesanan dalam jumlah besar sekitar 2000 box

Bila berminat dapat segera hubungi saya di 

wsofja...@gmail.com
081806073003

Best Regards,

Wibowo Sofjan
Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS/EDGE/3G network




=
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
-
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian :
- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
mailto:ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[Keuangan] Life Expectancy ( data Bank Dunia )

2009-10-06 Terurut Topik prastowo prastowo
Salam,
Berikut ini data dari Bank Dunia yang sebelumnya saya pernah singgung.
Table  
  Life expectancy at birth 
(years)  Changes in life expectancy
                            1960   1980  2000 
1960–1980 1980–2000
China                     36.3    66.8       70.3                               
      30.5    3.5
Argentina65.2   69.6        
73.8      4.4                     4.2
Australia                 70.7     74.4     79.6                                
   3.7                         5.2
Brazil                  54.8     62.6     69.7                              
        7.8   7.1
Canada   71.1     74.7     79.2                                 
     3.6                     4.5
France                     70.2     74.2 78.9                               
 3.9                       4.7
India                    44.3     54.2     62.9                             
        9.8                     8.7
Indonesia                 41.5    54.8     65.8                                 
   13.3                       11.0
Japan                    67.7    76.1     81.1                              
       8.4                          5.0
Malaysia               54.3     66.9    72.6                                
   12.6                           5.7
United States            69.8     73.7     
77.03.9                   3.3
East Asia/Pacifi c   38.8  64.3 69.1                                
25.5                        4.8
High-income            68.9  73.8     78.0                                
4.8                            4.2
Middle-income         44.9     65.6     69.1                                  
20.7                             3.5
Low-income             43.9     53.2     58.3                                 
9.3                            5.1
World                         50.2    62.6     66.7                             
    12.3                         4.1Life expectancy at birth in China and 
selected countries, 1960–2000Source
 
Mohon maaf data berantakan, bengkok-bengkok, mudah2an bukan cermin dari otak 
pengirim email ini, ;-)
 
salam,
 
 
pras: World Bank, World Development Indicators Online 
http://devdata.worldbank.org/dataonline


  Apakah wajar artis ikut Pemilu? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers. 
http://id.answers.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: Bls: [Keuangan] Kecerdasan finansial, bisakah diturunkan?

2009-10-06 Terurut Topik dyahanggitasari
Terima kasih ya Mas Poltak, Mas Prastowo dan yang lain lainnya atas 
informasinya yang sangat bermanfaat. Kalau tidak salah di Indonesia memang dulu 
pernah ada buku yang membahas masalah kecerdasan finansial karangan Pak Roy 
Suryo. 

Oya, barangkali mas Poltak bisa memberikan informasi ringkas bocoran isi 
tentang buku Malcolm Gladwell.Menarik sekali buat kita semua sehingga kita bisa 
cerdas dalam finansial.

Salam semua.  

Btw : outlier itu artinya apa ya? 


--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Poltak Hotradero hotrad...@... 
wrote:

 At 05:46 PM 10/6/2009, you wrote:
 
 Ya betul Dharma, ada faktor ekologi
 
 NB: sebentar lagi terbit buku barunya Malcolm Gladwell.  Judulnya 
 What the Dog Saw: And Other Adventures
 
 Tanggal terbitnya 20 Oktober 2009
 
 
 Bang Poltak,
 
 Menurut si penulis buku,
 selain faktor individu  keluarga,
 faktor nasib  kebetulan juga punya andil menjadikan seseorang 
 sebagai outlier.
 
 Saya kira orang yang hidup pada sistem kapitalis lebih memiliki 
 nasib  kebetulan untuk menjadi outlier.





Red card-banned : [Keuangan] Masker mulut n hidunu

2009-10-06 Terurut Topik oka
Member langsung di-banned, dan posting terkait lsg dihapus dari message list.

Oka

Powered by Telkomsel BlackBerry®



=
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
-
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian :
- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
mailto:ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [Keuangan] Life Expectancy ( data Bank Dunia )

2009-10-06 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 07:59 AM 10/7/2009, you wrote:

Mas Prastowo,

Datanya nggak kebaca di Email Eudora saya.
Link yang ada di bawah juga kalau diklik 
menghasilkan message: The Page Cannot be found.

Ada sumber atau link lain?

Trims.




Salam,
Berikut ini data dari Bank Dunia yang sebelumnya saya pernah singgung.
TableÂ
                      Life 
expectancy at birth (years)Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â 
           Changes in life expectancy
                          
  1960   1980      2000         
                  
  1960–19800             1980–2000
China                     36.3  
  66.8       70.3               
                      30.5   
                     3.5
Argentina                65.2  
 69.6        73.8            
                      
    4.4                         4.2
Australia                 70.7   
  74.4     79.6               
                        3.7  
                       5.2
Brazil                      54.8 
    62.6     69.7               
                       7.8   
                        7.1



Re: [Keuangan] Pengelolaan wilayah tertentu secara outsource oleh negara lain, mungkinkah ?

2009-10-06 Terurut Topik Muh. Nurul Falah
Mr. Wong, kalau rasa nasionalisme Anda merasai tercederai dalam membahas
wacana ini, it's good !

Tetapi tercederai pulakah nasionalisme Anda saat mengetahui hal di bawah ini
:

   1. Banyak pesawat asing yang melintasi RI tapi kita tak kuasa
   menghalaunya atau bahkan tak mengetahui bahwa mereka sudah melintasinya.
   2.  Dari 10 bank swasta terbesar, berapa yang masih dikuasai Indonesia ?
   3. Banyak kapal nelayan asing yang mengeruk ikan diperairan Indonesia
   sementara jutaan nelayan kita bahkan tak bisa melaut ketika cuaca buruk
   karena kapalnya yang masih tradisional.
   4. Koruptor yang dibawa ke KPK tapi mereka melambaikan tangan ke pemirsa
   TV seolah seorang selebritis melambaikan tangan ke para fansnya.
   5. dan lain - lain yang seharusnya juga menggugah nasionalisme kita ..:-)

Negeri kita KATANYA luas, panjangnya dari Turki ke Inggris, penduduknya juga
terbesar ke 4 di dunia. Tapi tahukan Anda bahwa dari ratusan juta penduduk
pulau Jawa, berapa orang yang sudah pernah menginjakkan kakinya untuk *
jalan-jalan* ke tanah Papua, Manado or Aceh ? Bagaimana mereka mengetahui
bahwa negeri ini luas bila tidak pernah merasakan perjalanan naik pesawat 4
jam dari Jakarta ke Manado ? Keluasan negeri ini menjadi tidak bermakna bagi
sebagian besar rakyat karena bahkan hidup mereka sejak lahir sampai
meninggal hanya berkutat di radius beberapa ratus km dari tempat mereka
lahir :(-  Kalau pun ada yang pernah menginjak tanah tersebut maka sebagian
di antaranya karena urusan dinas bukan untuk jalan-jalan.

Mungkin ada yang mencap saya tidak nasionalis. Absolutely wrong bro ! Saya
bisa membuktikan bahwa darah saya berwarna merah  tulang saya berwarna
putih, he..he..

Anggap saja wacana nyeleneh ini sebagai pemikiran yang ''out of the box.

Tentu saja outsourcing nanti tidak dikemas dengan kata-kata karena
ketidakmampuan kita maka wilayah tersebut diserahkan ke negara lain tapi
bisa dikemas misalnya dengan bahasa kerjasama pengelolaan wilayah.
Sebenarnya bisa juga dibentuk semacam suatu badan otorita yang dipimpin oleh
expatriat yang capable, misalnya Mahathir Muhammad (menyinggung lagi nggak
yah ..?) Tapi kalau modus seperti ini maka sumber daya lainnya adalah kita
yang menyediakan (dana, dll) selain itu kemampuan si expat tersebut tentu
lebih kecil dibandingkan kemampuan negara outsourcer (misal pengalaman,
network, dll).

Biar merata, di tiap 5 pulau besar harus ada beberapa yang dioutsource.
Nanti akan muncul beberapa daerah unggulan dunia di Indonesia, misalnya
Industri keuangan di Banjarmasin, Pelabuhan transit di Batam, Industri Mobil
Cendrawasih di Merauke, dll. Walah, semakin jauh nich mimpinya ... but it's
ok kadang kita harus bermimpi siapa tahu bisa terwujud or mungkin dari mimpi
tersebut bisa muncul ide lain yang lebih brilian...

Sekedar sharing, curhat seorang nasionalis, syukur-syukur kalau ada yang
benar, kalo salah maapin yah, mumpung masih di bulan syawal .:-)


Pada 6 Oktober 2009 17:16, Wong Cilik gajahpelan...@gmail.com menulis:



 Contoh elegan dan tidak mencederainya bagaimana ya...
 Sekarang membahas ini saja saya sudah agak cedera tuh...

 2009/10/6 Muh. Nurul Falah matfa...@gmail.com matfaleh%40gmail.com

  Mr. Wong, jaman sekarang tidak mudah suatu negara mencaplok (aneksasi)
  negara lain, karena akan ditentang negara lain (PBB, ASEAN, dll) kecuali
  bila penguasanya berwatak Hitler (contoh George W Bush di Irak 
  Afghanistan), itupun dengan penentangan dari banyak negara di dunia.
 Untuk
  kasus seperti ini, tidak perlu mereka harus meng-outsorce kita dulu,
 kalau
  mereka ingin aneksasi bisa langsung dilakukan (seperti Irak).
 
  Kalau dibilang nanti daerah tersebut akan menjadi seperti koloni negara
  lain, sekarang saja negeri kita sudah menjadi koloni bagi produk Jepang,
  Eropa  Amerika. Bila cara ini terwujud maka akan banyak produk di
  Indonesia yang buatan Batam, Merauke, dll.
 
  Ini bukan masalah kepercayaan diri tapi masalah bagaimana kita
 memanfaatkan
  kemampuan negara lain untuk diri kita (yang mempunyai banyak
 keterbatasan,
  baik dana, ilmu, pengalaman, sikap mental aparat, dll). Semua tertuang
  dalam perjanjian yang saling menguntungkan. Kalau perlu kita tender
  diantara
  beberapa peminat yang berkualitas.. ;-)
 
  Semua bisa dikemas agar terlihat elegan  tidak mencederai kehormatan
  sebagai bangsa.
 
  Hayo siapa lagi ? saya lebih senang ke arah praktis seperti ini dari pada
  berdebat soal teori yang dalam penerapannya akan banyak bias.: :-)
 
 
  Pada 6 Oktober 2009 16:38, Wong Cilik 
  gajahpelan...@gmail.comgajahpelanduk%40gmail.com
 menulis:
 
  
  
   Apa yang membuat anda yakin mereka tidak akan me-makan Indonesia?
  Setelah
   dijadikan daerah kekuasaannya mereka, mereka kan bisa bikin apa saja.
  
   Apa sejarah penjajahan dulu belum cukup buat mengajar bangsa agar lebih
   bersifat percaya diri. Masih saja selalu merasa bangsa lain lebih hijau
   dari
   rumput bangsa sendiri?
  

   2009/10/6 Muh. Nurul Falah matfa...@gmail.com 
   

Re: [Keuangan] Pengelolaan wilayah tertentu secara outsource oleh negara lain, mungkinkah ?

2009-10-06 Terurut Topik Muh. Nurul Falah
Pendapatan di Papua memang tinggi tapi harga-harga juga tinggi karena
sebagian besar dibuat diluar Papua atau karena ongkos transpot yang besar
disana. Di sinilah perlunya untuk menciptakan sentra kemajuan baru di sana
di berbagai bidang, sehingga nantinya semen tidak harus dibawa dari
Makassar, gula pasir dari Jawa, dll. Perjalanan dalam satu kabupaten juga
tidak perlu harus naik pesawat tapi cukup bis or kereta api.

Bila misalnya daerah Merauke, Biak, Kepala Burung,  dikelola secara outsouce
maka disana bisa dibuat berbagai Industri yang mensupport sebagian kebutuhan
rakyat Papua ( Australia), kalau kurang SDM tinggal panggil rakyat
Tangerang, Bekasi, dll

Saya pernah baca di Kompas bahwa untuk membedakan orang asli Papua yang
punya uang atau tidak adalah bila mereka tergeletak tidur di pinggir jalan
berarti mereka kemungkinan sedang punya uang, tertidur karena habis mabuk.
Sedangkan bila jalan-jalan saja berarti kemungkinan tidak punya uang. Saya
tidak tahu apakah benar demikian.

Memang tidak mudah untuk mengubah kultur seseorang, perlu pendekatan khusus
agar mereka bisa bangkit tanpa menyinggung kehormatannya.

Sekedar sharing tanpa bermaksud menyinggung pihak manapun.
Pada 6 Oktober 2009 21:07, winarto sugondo sugondo.wina...@gmail.commenulis:



 BOT diaktifkan kembali dengan batasan pada wilayah terbelakang di
 Indonesia.
 Rencana Outsourcingnya pasti sukses.

 Kalau kita berbicara di Papua, saya tanya siapa yang pernah ke Papua / camp
 freeport? Berapa harga 1 potong ayam dan sapi disana? Berapa harga gudang
 garam 1 filter satu bungkus disana? Siapa yang bilang disana ngga bisa
 maju,
 cuman keenakan ongkang-ongkang kaki dapat uang jadinya malas. Capek
 dikitlah, pasti lebih maju daripada Jakarta.

 Sekedar pendapat.

 Salam,

 Winarto Sugondo

 2009/10/6 Wong Cilik gajahpelan...@gmail.com gajahpelanduk%40gmail.com


 
 
  Contoh elegan dan tidak mencederainya bagaimana ya...
 
  Sekarang membahas ini saja saya sudah agak cedera tuh...
 
 
  2009/10/6 Muh. Nurul Falah matfa...@gmail.com 
  matfaleh%40gmail.commatfaleh%
 40gmail.com
 
   Mr. Wong, jaman sekarang tidak mudah suatu negara mencaplok (aneksasi)
   negara lain, karena akan ditentang negara lain (PBB, ASEAN, dll)
 kecuali
   bila penguasanya berwatak Hitler (contoh George W Bush di Irak 
   Afghanistan), itupun dengan penentangan dari banyak negara di dunia.
  Untuk
   kasus seperti ini, tidak perlu mereka harus meng-outsorce kita dulu,
  kalau
   mereka ingin aneksasi bisa langsung dilakukan (seperti Irak).
  
   Kalau dibilang nanti daerah tersebut akan menjadi seperti koloni negara
   lain, sekarang saja negeri kita sudah menjadi koloni bagi produk
 Jepang,
   Eropa  Amerika. Bila cara ini terwujud maka akan banyak produk di
   Indonesia yang buatan Batam, Merauke, dll.
  
   Ini bukan masalah kepercayaan diri tapi masalah bagaimana kita
  memanfaatkan
   kemampuan negara lain untuk diri kita (yang mempunyai banyak
  keterbatasan,
   baik dana, ilmu, pengalaman, sikap mental aparat, dll). Semua tertuang
   dalam perjanjian yang saling menguntungkan. Kalau perlu kita tender
   diantara
   beberapa peminat yang berkualitas.. ;-)
  
   Semua bisa dikemas agar terlihat elegan  tidak mencederai kehormatan
   sebagai bangsa.
  
   Hayo siapa lagi ? saya lebih senang ke arah praktis seperti ini dari
 pada
   berdebat soal teori yang dalam penerapannya akan banyak bias.: :-)
  
  
   Pada 6 Oktober 2009 16:38, Wong Cilik 
   gajahpelan...@gmail.comgajahpelanduk%40gmail.com
 gajahpelanduk%40gmail.com
  menulis:
  
   
   
Apa yang membuat anda yakin mereka tidak akan me-makan Indonesia?
   Setelah
dijadikan daerah kekuasaannya mereka, mereka kan bisa bikin apa saja.
   
Apa sejarah penjajahan dulu belum cukup buat mengajar bangsa agar
 lebih
bersifat percaya diri. Masih saja selalu merasa bangsa lain lebih
 hijau
dari
rumput bangsa sendiri?
   
2009/10/6 Muh. Nurul Falah 
matfa...@gmail.commatfaleh%40gmail.commatfaleh%
 40gmail.commatfaleh%

  40gmail.com
   
 Sangat banyak sumber pendapatan yang bisa digali dari negeri yang
  kaya
   
 letaknya strategis ini. Contohnya Batam  Bintan bisa dijadikan
   pelabuhan
 transit terbesar di Asia  menjadi hub berbagai transaksi. kalau
Singapore
 yang secuil saja bisa masa Batam  Bintan yang lebih luas tidak
 bisa
  ?
 Serahkan pengelolannya pada negara yang mempunyai ambisi menyaingi
 Singapore, misalnya UEA, Jepang, dll.

 Itu baru bisnis pelabuhan yang menggiurkan belum jasa lainnya.
 Untuk
daerah
 yang agak di dalam (bukan di persimpangan lalu lintas
 internasional)
   bisa
 saja menjadi daerah wisata (Bangka Belitung), Industri, dll. Segala
potensi
 di daerah tersebut akan dimaksimalkan oleh mereka (  dengan
  sumberdaya
 dari
 mereka ! ). Beda dengan sekarang, kalau kita ingin membangun jalan
  raya
 yang
 mulus di suatu daerah sementara penduduk daerah tersebut hanya 300
   orang,
 apakah 

Re: Bls: Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 08:39 PM 10/6/2009, you wrote:

Kalau saya justru melihatnya terbalik Bang. China zaman sekarang ngga lebih
dari era foya-foya setelah menabung panjang di zaman Mao. Lihat buktinya
dengan datang sendiri kesana, kehidupan mereka cukup dijalankan dengan
sederhana karena dari kecil sudah sederhana, kita coba lihat pinggiran guang
zhou yang tidak dijangkau konglomerat, mereka berkecukupan, tapi mereka
tidak haus keinginan untuk menjadi lebih mewah, mereka cenderung menerima
apa adanya.

China itu ekonomi ukuran satu benua, jadi kita tidak bisa menilai 
seluruh China hanya dengan melihat bagian kecilnya (semisal Guang 
Zhou) ataupun Shanghai maupun Beijing.  Dan China itu kompleks 
sekali.  Ada banyak hal yang kontras dan paradoks.

Saya skeptis dengan pernyatan: China jaman sekarang nggak lebih dari 
era foya-foya pasca Mao.  Tingkat tabungan China saat ini sangat 
tinggi, dan termasuk tertinggi di dunia.  Dan level tingkat tabungan 
yang nggak normal ini lah yang menghambat peningkatan tingkat 
konsumsi di China.  Padahal, kalau tingkat konsumsi China tidak 
bertumbuh, maka pertumbuhan ekonomi China menjadi terlalu tergantung 
pada ekspor dan perdagangan dengan dunia luar.  Cuma sekitar 30% 
komponen konsumsi dalam ekonomi China.  Bandingkan dengan Indonesia 
dan Amerika yang 70%-nya komponen ekonominya adalah konsumsi.

Yang saya belum tahu, apakah metode penjualan secara kredit
telah menjamur seperti di Indonesia? Sepertinya sepanjang saya disana tidak
pernah melihat keinginan yang simple seperti memiliki Black**erry tapi
mereka cukup senang pada kehidupan sehari-hari seadanya.


Di China tidak ada sistem kredit bagi masyarakat luas.
Kredit hanya diberikan bagi perusahaan dan individu kaya.
Dan sistem perbankan di China masih terlalu dikuasai oleh 4 bank 
terbesar yang mayoritas sahamnya milik pemerintah China.

Apakah mereka benar-benar bahagia?  Tidak tahu persis.  Coba saja 
anda bertukar posisi dengan mereka.


Yang terjadi di Indonesia di Era 80-an juga seperti disana saat ini,
tabungan Bung Karno telah membuahkan buah yang manis,

Ini jelas omong kosong.

Pemerintahan Bung Karno nggak becus mengurus ekonomi.  Inflasi 
mencapai 600%, dan TIGA kali pemerintahan Sukarno mengemplang utang 
kepada rakyatnya sendiri (di era 1950-1960-an), dengan tidak mau 
melunasi secara penuh Obligasi Negara yang diterbitkan 
pemerintah.  Padahal pemerintahan Sukarno selalu punya duit untuk 
proyek-proyek mercu suar yang nilai ekonominya rendah.

Anda bayangkan saja -- kalau pemerintah sendiri nggak bisa dipercaya 
soal manajemen duit -- siapa lagi yang bisa dipercaya?

Ukuran becus atau tidaknya pemerintahan dalam mengurus ekonomi bisa 
dilihat sepintas hanya dari dua indikator penting -- tingkat 
pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi.  Kalau dua angka ini sudah 
nggak beres - besar kemungkinan angka yang lain pun nggak bisa 
dipertanggung jawabkan




Bls: [Keuangan] Life Expectancy ( data Bank Dunia )

2009-10-06 Terurut Topik prastowo prastowo
Bang Poltak,
Agaknya link itu berbayar, saya sudah coba juga. Buku Minqi Li ini dlm bentuk 
print saya ada, agar bisa dibaca-baca saya kirim juga versi e book via japri.
semoga bermanfaat.
salam,


pras





Dari: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Sel, 6 Oktober, 2009 18:37:53
Judul: Re: [Keuangan] Life Expectancy ( data Bank Dunia )

  
At 07:59 AM 10/7/2009, you wrote:

Mas Prastowo,

Datanya nggak kebaca di Email Eudora saya.
Link yang ada di bawah juga kalau diklik 
menghasilkan message: The Page Cannot be found.

Ada sumber atau link lain?

Trims.



Salam,
Berikut ini data dari Bank Dunia yang sebelumnya saya pernah singgung.
TableÂ
                     Life 
expectancy at birth (years)Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â Â 
           Changes in life expectancy
                    
 1960  1980     2000         
                  
 1960–19800            1980–2000
China                36.3  
 66.8     70.3            
                30.5   
                    3.5
Argentina                65.2  
 69.6      73.8            
                      
  4.4                    4.2
Australia             70.7   
 74.4    79.6            
                  3.7  
                 5.2
Brazil                 54.8 
   62.6    69.7            
                7.8   
                       7.1





  Sikap Peduli Lingkungan? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers. 
http://id.answers.yahoo.com

[Non-text portions of this message have been removed]



RE: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik Oka Widana
Saya kok merasa sepakat dengan yg ditulis rekan Hok An (Btw, kapan Anda ke
Jakarta, lagi?). Pancasila itu, adalah konsensus para pendiri Negara, yang
merupakan visi akan menjadi apa yang namanya negara dan bangsa Indonesia
itu. Pendiri Negara, tidak memberikan petunjuk, bagaimana atau akan diapakan
pancasila dalam hal implementasi dan aplikasinya dalam berbangsa dan
bernegara. Artinya, Pancasila itu, kalau diibaratkan suatu wadah, masihlah
wadah yang kosong, yang hanya diberi merek Pancasila.

 

Jika persepsinya seperti itu, maka tak heran jika pak Harto dan
pemerintahannya pada saat itu berusaha menciptakan wadah yg dinamakan P4.
Kalopun saat ini banyak yang bilang bahwa pendekatan itu salah, karena
bersifat indoktrinatif dan mengikis sikap kritis Warga Negara, saya kira itu
adalah tahapan belajar yang harus kita lalui.  Setelah era P4, seolah-olah
Pancasila seperti tertelan bumi, antara ada dan tiada. Apakah P4,
menghasilkan efek traumatis terhadap Pancasila? Saya kira, walau belum ada
penelitiannya, kok ngak sampai kesitu ya...

 

Bung Poltak benar mempertanyakan Pancasila itu seperti apa? Wong dia baru
melihat wadahnya doang.. mas Pras juga benar, karena beliau melihat, didalam
wadah itu sudah ada isinya, yaitu kebijakan hasil pengalaman bangsa ini
selama 64 tahun merdeka, bahkan sebelumnya. Bung Enda, dan rekena2 lain saya
kira benar juga karena melihat angle yang berbeda, pada wadah ini.

 

Pancasila seperti halnya Merah Putih adalah kartu mati bagi Negara
Indonesia. Dulu Merah Putih, kita artikan berani (merah) karena suci
(putih), mungkin sekarang Merah Putih harus diintepretasikan lain.. (wong
Nurdin Top dkk, aja bisa mengklaim semua aktivitas gilanya adalah berani
karena suci, apa bedanya dg Merah Putih Indonesia?) ditengah kapitalisme
modern, globalisasi, nasionalisme baru. Pancasila saya kira harus
diperlakukan sama, Pancasila adalah wadah yang dinamis, yang tak akan pernah
penuh. 

 

Siapa yang harus mengisi, bukan Pemerintah tapi seluruh Warga Negara. Jangan
Pemerintah yang bertugas mengisi, apalagi memonopoli intepretasi, entar
balik lagi jaman Orba dong. Suatu Badan atau lembaga yang diatas Pemerintah,
yang merupakan representasi seluruh rakyat..apalagi kalo bukan MPR, disitu
ada wakil Parpol dan Daerah, bukan? UUD 45 yang dulu dianggap sakral saja
bisa diamend, walau kesakralannya ingin tetap dipertahankan dengan cara
tetap menamakannya UUD 45...artinya MPR bisa merumuskan guidance yg lebih
jelas bagaimana mengaktualisasikan (saya tak ingin menggunakan kata
mengamalkan) Pancasila. Dari sanalah barulah bangsa ini bisa melangkah lebih
jauh...

 

Sebagai Moderator, saya tak ingin menutup diskusi mengenai Pancasila ini,
tapi memang kesimpulannya ngak akan jauh dari yang saya tuliskan diatas.
Kalo mau dilanjutkan silahkan sajalah...untuk membedakan dengan topik yang
terkait ekonomi, maka dibawah thread Pancasila, kita hanya akan membahas
hal2 diluar ekonomi. Hal-hal mengenai Ekonomi Pancasila, saya sarankan
dibawah traead Ekonomi Pancasila.

 

Salam,

 

 

 

From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
[mailto:ahlikeuangan-indone...@yahoogroups.com] On Behalf Of Hok An
Sent: Wednesday, October 07, 2009 12:38 AM
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [Keuangan] PANCASILA

 

  

Bung Poltak,

bagi saya Pancasila tadinya adalah janji bentuk dari negara (waktu itu 
cuma RI).
Isinya adalah kompromi dari kelompok2 yang mendukung lingkaran kecil 
sekitar BPKNIP.
Pada awalnya cuma ada 4 sila. Akhirnya jadi 5 sebab kelompok2 minoritas 
menuntut masuknya perikemanusian.
Azas perikemanusian diaktualisasi sesudah UUD 45 diganti dengan 
UUDSementara dimana seluruh konvensi PBB yaitu apa yang namanya Hak2 
Azasi Manusia (HAM) diadopsi dalam UUD ini.
Jadi Indonesia adalah satu negara yang pertama mengakui HAM.
Tetapi mengakui kita sekarang tahu semua ternyata bukan melaksanakan.

Yang terjadi malah degradasi sistem negara hukum sampai nyaris hilang.
Yang hilang bukan hanya sistem hukum, tetapi juga norma dan etika.
Singkat kata sesungguhnya konsensus nasional tentang baik dan buruk, 
benar dan salah sudah dalam keadaan lumpuh.

Perlu dikaji ada atau tidak lembaga negara yang bertugas mengawasi dan 
menerapkan sistem hukum, norma dan etika dalam negara kita.
Sesungguhnya badan tertinggi adalah MPR. Tetapi badan ini sudah maya, 
sebab fungsi yang nyata tidak jelas lagi. Sebetulnya MPR adalah badan 
yang bertugas menyusun sistem nilai apakah UU yang ada sesuai dengan 
Pancasila atau tidak. Berdasarkan sistem nilai ini harusnya setiap 
undang2 bisa dinilai oleh Makamah konstitusi apakah masih berlaku.

Dalam praktek se-hari2 harusnya ada menteri UUD yang bertugas mendidik 
dan mengawasi semua unit2 kenegaraan supaya bekerja dalam kerangka UUD. 
Di Indonesia fungsi ini tidak jelas ada di departemen apa. Harusnya 
jabatan ini dipegang oleh Menteri Dalam Negeri yang 10 tahun terakhir 
ini se-olah2 kehilangan perannya sebagai juru pimpin tata negara kita.

Jadi Pancasila dan aparatnya yaitu 

Ilustrasi tentang subsidi BBM : (was: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 08:49 PM 10/6/2009, you wrote:
Wah..sebaiknya agama ngga usah di-ungkit2 lah Bos. Kalau soal premium,
saya mau tanya Bang Poltak nih, bisa ilustrasikan hitungannya yang
membuktikan premium disubsidi untuk rakyat kecil ngga?

Begini.
Harga bensin di pasar internasional berapa?
Harga bensin di pompa bensin berapa?

Nah ada selisih antara kedua harga itu.
Siapa yang mengkompensasi selisih itu?  Pemerintah mengkompensasinya 
lewat anggaran pemerintah.
Tujuannya apa?  Supaya golongan masyarakat yang ekonominya terbatas 
bisa membeli bensin.

Nah, bagaimana dengan golongan masyarakat yang ekonominya mampu?  Apa 
boleh beli?  Boleh saja, tetapi ingat bahwa itu berarti mereka 
memakan hak orang yang ekonominya terbatas.

Kenapa begitu?

Illustrasinya begini:
- Orang miskin duitnya terbatas.  Kalau beli bensin paling cuma bisa 
10 liter.  Kalau nggak ada subsidi, maka mungkin mereka cuma bisa 
beli 6 liter.  Bisa saja ngotot beli 10 liter - tapi berarti 
mengorbankan pengeluaran yang lain - semisal pos pengeluaran untuk 
pendidikan atau pengobatan.

- Orang kelas menengah duitnya lebih banyak.  Dia bisa beli bensin 
sampai 100 liter.  Kalau nggak ada subsidi mereka bisa beli sampai 60 
liter.  Berkurang volume-nya - tetapi tentu orang kelas menengah ini 
masih bisa menggunakan kendaraannya dan sampai ke 
tujuan.  Kenapa?  Lha, orang miskin yang punya 10 liter aja bisa 
sampe, masak yang punya 60 liter nggak bisa nyampe ke tujuan?

- Orang kaya duitnya lebih banyak lagi.  Dia bisa beli bensin sampai 
500 liter.  Kalau nggak ada subsidi, mereka bisa beli sampai 300 
liter.  Dan jelas ini berarti jauh dari kebutuhan minimum untuk bisa 
sampai ke tempat tujuan.

Nah dalam illustrasi di atas, menjadi sangat jelas bahwa terjadi 
distorsi luar biasa kalau orang kaya ikut-ikutan beli bensin 
subsidi.  Kenapa?  karena daya beli mereka mampu menyerap volume 
bensin bersubsidi hingga berkali-kali lipat orang kelas menengah dan 
kelas bawah.

Ini juga berarti subsidi yang seharusnya untuk masyarakat kelas bawah 
dengan tujuan supaya harga bensin bisa terjangkau bagi mereka supaya 
jangan sampai mengorbankan pos pengeluaran lainnya -- ternyata lebih 
banyak dinikmati oleh orang-orang yang mampu.

Itu yang saya sebut sebagai mencuri hak orang miskin.  Andai para 
orang kaya itu bisa menahan diri (dengan tidak membeli bensin 
bersubsidi) -- maka pos anggaran pemerintah untuk menambal subsidi 
tentu akan lebih rendah.  Dan ini berarti akan tersedia pos anggaran 
untuk hal-hal lain di luar subsidi -- mulai dari pelayanan kesehatan 
dan pendidikan -- sampai dengan membangun infrastruktur.  Dan ini 
berarti akan dinikmati lebih banyak orang - dan ekonomi nasional pun 
akan lebih sehat.

Apakah ini bisa dilakukan?  Kenapa tidak?  Mulai saja dari diri sendiri!

Saya toh bisa melakukan ini.  Di rumah saya cuma punya satu 
mobil.  Saya pergi ke kantor naik taksi atau kendaraan umum lain, 
karena pekerjaan saya relatif stasioner.  Istri saya pakai mobil 
karena dia orang marketing yang perlu banyak berkunjung.  Anak saya 
pergi dan pulang sekolah naik bis sekolah.  Kita memilih mobil yang 
BBM-nya paling hemat di kelasnya.  Konsumsi BBM kita sekitar 40 liter 
per minggu.

Dan kita selalu mengisi BBM dengan bensin non-subsidi.  Bahkan saat 
harga bensin non subsidi di atas Rp. 10 ribu per liter sebagaimana 
pernah terjadi tahun 2008 -- saya TETAP mengisi tanki bensin dengan 
BBM non subsidi.  Tetapi jelas bahwa saat itu kita nggak bisa lebih 
leluasa bepergian - tapi itu adalah konsekuensi.  Tapi toh pekerjaan 
dan perjalanan penting lainnya tetap tidak terganggu.


kebetulan saya orang
awam nih.Saya cuman punya 1 motor dan diisi premium, salahkah saya karena
saya bekerja tapi saya isi motor saya pakai premium?

Anda bisa mengukur dan menjawab sndiri sendiri lewat illustrasi di atas.



Apakah PPh 22 tidak
dapat mengetahui besaran penerimaan negara dari sektor bahan bakar, apalagi
PBB-KB, berapa pajak final yang kami bayarkan ke negara?

Maksudnya?





Re: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik mr_w4w
Saya juga sepakat,

Saya melihatnya Pancasila adalah sebuah janji bersama yg mengakomodasi 
kebinekaan etnik, budaya dan aliran pada waktu itu.

Implementasinya ya ... disesuaikan kebutuhan jaman.

Seperti butir butir P4 jaman orba, mungkin sesuai untuk jaman itu ... Sekarang 
ya maaf saja sdh basi.

Kalau ada yg kemudian mencoba mengimplementasikan nya kedalam ekonomi, 
demokrasi dsb ... sejauh ini masih klaim sepihak saja. 

Apa bener demokrasi ala pak Harto itu demokrasi Pancasila?
Apa bener ekonomi seperti yg di gagas prof murbiyanto dkk yg disebut ekonomi 
pancasila? 

Misal Sila 4, tentang perwakilan : bisa diterjemahkan sebagai demokrasi 
terpimpin ala Sukarno, Demokrasi Kekeluargaan ala Suharto dan Demokrasi Liberal 
ala pasca reformasi.

Demikian juga sila ke tentang keadilan sosial. Adil disini kan relatif, menurut 
siapa? Mungkin ada yg mengkalim kekayaan harus dibagi rata. Tapi saya juga bisa 
bilang pembagian yg berkeadilan sosial hanya bisa dilakukan menurut mekanisme 
pasar yg efisien.
Yang bekerja lebih keras,lebih innovative mendapat bagian yg lebih besar dst.   
  

Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

-Original Message-
From: Oka Widana oka.wid...@indosat.net.id
Date: Wed, 7 Oct 2009 10:20:56 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: RE: [Keuangan] PANCASILA

Saya kok merasa sepakat dengan yg ditulis rekan Hok An (Btw, kapan Anda ke
Jakarta, lagi?). Pancasila itu, adalah konsensus para pendiri Negara, yang
merupakan visi akan menjadi apa yang namanya negara dan bangsa Indonesia
itu. Pendiri Negara, tidak memberikan petunjuk, bagaimana atau akan diapakan
pancasila dalam hal implementasi dan aplikasinya dalam berbangsa dan
bernegara. Artinya, Pancasila itu, kalau diibaratkan suatu wadah, masihlah
wadah yang kosong, yang hanya diberi merek Pancasila.

 

Jika persepsinya seperti itu, maka tak heran jika pak Harto dan
pemerintahannya pada saat itu berusaha menciptakan wadah yg dinamakan P4.
Kalopun saat ini banyak yang bilang bahwa pendekatan itu salah, karena
bersifat indoktrinatif dan mengikis sikap kritis Warga Negara, saya kira itu
adalah tahapan belajar yang harus kita lalui.  Setelah era P4, seolah-olah
Pancasila seperti tertelan bumi, antara ada dan tiada. Apakah P4,
menghasilkan efek traumatis terhadap Pancasila? Saya kira, walau belum ada
penelitiannya, kok ngak sampai kesitu ya...

 

Bung Poltak benar mempertanyakan Pancasila itu seperti apa? Wong dia baru
melihat wadahnya doang.. mas Pras juga benar, karena beliau melihat, didalam
wadah itu sudah ada isinya, yaitu kebijakan hasil pengalaman bangsa ini
selama 64 tahun merdeka, bahkan sebelumnya. Bung Enda, dan rekena2 lain saya
kira benar juga karena melihat angle yang berbeda, pada wadah ini.

 

Pancasila seperti halnya Merah Putih adalah kartu mati bagi Negara
Indonesia. Dulu Merah Putih, kita artikan berani (merah) karena suci
(putih), mungkin sekarang Merah Putih harus diintepretasikan lain.. (wong
Nurdin Top dkk, aja bisa mengklaim semua aktivitas gilanya adalah berani
karena suci, apa bedanya dg Merah Putih Indonesia?) ditengah kapitalisme
modern, globalisasi, nasionalisme baru. Pancasila saya kira harus
diperlakukan sama, Pancasila adalah wadah yang dinamis, yang tak akan pernah
penuh. 

 

Siapa yang harus mengisi, bukan Pemerintah tapi seluruh Warga Negara. Jangan
Pemerintah yang bertugas mengisi, apalagi memonopoli intepretasi, entar
balik lagi jaman Orba dong. Suatu Badan atau lembaga yang diatas Pemerintah,
yang merupakan representasi seluruh rakyat..apalagi kalo bukan MPR, disitu
ada wakil Parpol dan Daerah, bukan? UUD 45 yang dulu dianggap sakral saja
bisa diamend, walau kesakralannya ingin tetap dipertahankan dengan cara
tetap menamakannya UUD 45...artinya MPR bisa merumuskan guidance yg lebih
jelas bagaimana mengaktualisasikan (saya tak ingin menggunakan kata
mengamalkan) Pancasila. Dari sanalah barulah bangsa ini bisa melangkah lebih
jauh...

 

Sebagai Moderator, saya tak ingin menutup diskusi mengenai Pancasila ini,
tapi memang kesimpulannya ngak akan jauh dari yang saya tuliskan diatas.
Kalo mau dilanjutkan silahkan sajalah...untuk membedakan dengan topik yang
terkait ekonomi, maka dibawah thread Pancasila, kita hanya akan membahas
hal2 diluar ekonomi. Hal-hal mengenai Ekonomi Pancasila, saya sarankan
dibawah traead Ekonomi Pancasila.

 

Salam,

 

 

 

From: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
[mailto:ahlikeuangan-indone...@yahoogroups.com] On Behalf Of Hok An
Sent: Wednesday, October 07, 2009 12:38 AM
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [Keuangan] PANCASILA

 

  

Bung Poltak,

bagi saya Pancasila tadinya adalah janji bentuk dari negara (waktu itu 
cuma RI).
Isinya adalah kompromi dari kelompok2 yang mendukung lingkaran kecil 
sekitar BPKNIP.
Pada awalnya cuma ada 4 sila. Akhirnya jadi 5 sebab kelompok2 minoritas 
menuntut masuknya perikemanusian.
Azas perikemanusian diaktualisasi sesudah UUD 45 diganti dengan 
UUDSementara dimana seluruh konvensi 

Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik prastowo prastowo
Bli,
Saya kira konklusi ini cukup memadai dan komprehensif, terima kasih untuk ini. 
Tugas kita bersama adalah memikirkan soal ini. Di tengah aneka kepentingan, 
motif, usaha, maupun tujuan, saya yakin kita sebagai warganegara Indonesia 
masih memiliki satu irisan yang menyatukan. Yang membedakan mungkin hanya 
kadarnya, yang sangat percaya, biasa-biasa saja, maupun skeptis, semua berhak 
hidup dan masing2 memiliki alasan yg sah, karena Pancasila hidup dalam sejarah.

Kekeliruan Orde Baru - dan ini sangat fatal - adalah menjadikan Pancasila 
ahistoris. Nah, di sini saya sedikit memperkenalkan apa yang dalam Filsafat 
Politik disebut prinsip 'Metanormatif'. Etika-etika yang ada, termasuk norma 
agama, bersifat normatif, mengikat dan menjadi imperatif bagi warga/umatnya. 
Indonesia adalah Taman Etika, dan juga Kebun Nilai-nilai. Pertanyaannya adalah, 
bagaimana Taman dan Kebun ini bisa lestari, sedangkan masing2 memiliki klaim 
paling?

Di sini Pancasila tepat jika ditempatkan dalam bingkai 'Metanormatof'. Ia bukan 
sebuah nilai yg bersaing dengan nilai-nilai lain, melainkan prinsip dasar yang 
memungkinkan nilai2 di Taman dan Kebun ini dipraktikkan dan dihayati. Maka 
tujuan individual, komunitas, atau kebangsaan terbingkai dan dijamin prinsip 
ini. Hasil akhir tidak harus seragam, tetapi Pancasila harus memastikan bahwa 
semua memperoleh kesempatan dan perlakuan yang sama.

Liberalisme sebenarnya mengalami krisis seperti Pancasila juga, ketika ia 
diperlakukan secara normatif. Liberalisme bisa diselamatkan jika ia 
ditempatkan secara 'metanormatif', sebagai prinsip dasar yang menjamin 
kebebasan, jadi kebebasan bukan nilai intrinsik yang harus diperjuangkan untuk 
diwujudkan, melainkan sesuatu yang diandaikan sebagai dasar tindakan yang 
bebas. Kekeliruan (mungkin kelatahan ) ini akhirnya melahirkan apa yang kita 
sebut Pancasila vs Islam (teokrasi), dll, hal yg pernah saya kritik atas hasil 
penelitian sebuah lembaga survei terkenal di Indonesia krn kerancuan yg 
menyesatkan ini. Pancasila adalah prinsip dasar yg memungkinkan orang Islam, 
Kristen, Hindu, Buddha, Batak, Jawa, Bugis, Minang, Cina, dll menghayati 
keyakinan dan nilai-nilainya.

( untuk elaborasi ini saya berhutang pd pemikiran brilian Douglas B. Rasmussen 
dan Douglas den Yul, dlm bukunya 'The Norm of Liberty', 2005).

salam,


pras





Dari: Oka Widana oka.wid...@indosat.net.id
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Sel, 6 Oktober, 2009 20:20:56
Judul: RE: [Keuangan] PANCASILA

  
Saya kok merasa sepakat dengan yg ditulis rekan Hok An (Btw, kapan Anda ke
Jakarta, lagi?). Pancasila itu, adalah konsensus para pendiri Negara, yang
merupakan visi akan menjadi apa yang namanya negara dan bangsa Indonesia
itu. Pendiri Negara, tidak memberikan petunjuk, bagaimana atau akan diapakan
pancasila dalam hal implementasi dan aplikasinya dalam berbangsa dan
bernegara. Artinya, Pancasila itu, kalau diibaratkan suatu wadah, masihlah
wadah yang kosong, yang hanya diberi merek Pancasila.

Jika persepsinya seperti itu, maka tak heran jika pak Harto dan
pemerintahannya pada saat itu berusaha menciptakan wadah yg dinamakan P4.
Kalopun saat ini banyak yang bilang bahwa pendekatan itu salah, karena
bersifat indoktrinatif dan mengikis sikap kritis Warga Negara, saya kira itu
adalah tahapan belajar yang harus kita lalui. Setelah era P4, seolah-olah
Pancasila seperti tertelan bumi, antara ada dan tiada. Apakah P4,
menghasilkan efek traumatis terhadap Pancasila? Saya kira, walau belum ada
penelitiannya, kok ngak sampai kesitu ya...

Bung Poltak benar mempertanyakan Pancasila itu seperti apa? Wong dia baru
melihat wadahnya doang.. mas Pras juga benar, karena beliau melihat, didalam
wadah itu sudah ada isinya, yaitu kebijakan hasil pengalaman bangsa ini
selama 64 tahun merdeka, bahkan sebelumnya. Bung Enda, dan rekena2 lain saya
kira benar juga karena melihat angle yang berbeda, pada wadah ini.

Pancasila seperti halnya Merah Putih adalah kartu mati bagi Negara
Indonesia. Dulu Merah Putih, kita artikan berani (merah) karena suci
(putih), mungkin sekarang Merah Putih harus diintepretasikan lain.. (wong
Nurdin Top dkk, aja bisa mengklaim semua aktivitas gilanya adalah berani
karena suci, apa bedanya dg Merah Putih Indonesia?) ditengah kapitalisme
modern, globalisasi, nasionalisme baru. Pancasila saya kira harus
diperlakukan sama, Pancasila adalah wadah yang dinamis, yang tak akan pernah
penuh. 

Siapa yang harus mengisi, bukan Pemerintah tapi seluruh Warga Negara. Jangan
Pemerintah yang bertugas mengisi, apalagi memonopoli intepretasi, entar
balik lagi jaman Orba dong. Suatu Badan atau lembaga yang diatas Pemerintah,
yang merupakan representasi seluruh rakyat..apalagi kalo bukan MPR, disitu
ada wakil Parpol dan Daerah, bukan? UUD 45 yang dulu dianggap sakral saja
bisa diamend, walau kesakralannya ingin tetap dipertahankan dengan cara
tetap menamakannya UUD 45...artinya MPR bisa merumuskan guidance yg lebih
jelas 

[Keuangan] Ekonomi Syariah dalam tataran Makro

2009-10-06 Terurut Topik Andi MF Avandy
Buat rekan2, abang2 ahli Keuangan,

Mungkin topik ini sudah banyak dibahas dalm milis ini tapi saya belum menemukan 
pembahasan masalah penerapan ekonomi syariah yang membumi. Tidak seperti halnya 
ekonomi pancasila yang tidak membumi, Ekonomi syariah saat ini lagi booming 
sebagai alternatif pemecahan krisis. Ekonomi syariah juga sama tuanya bahkan 
lebih tua dari kapitalisme dan sosialisme.
Kita tahu Ekonomi Syariah tidak hanya membahas sistem perbankan syariah tapi 
mencangkup kebijakan moneter negara. Saya pernah membaca artikel dari pak 
Adiwarman A Karim, konon katanya konsep invisible hand pada  Wealth of Nation 
Adam Smith adalah hasil adaptasi  karya ulama Muslim.  
Sebagai ideologi tentunya Islam terbuka bagi. Siapa saja  mencoba mengkaji dan 
bahkan menerapkan sistem islam tanpa harus meyakini akidah yang melandasinya 
sebagaiman kita bangsa Indonesia yang majemuk mengadopsi kapitalisme dan 
sosialisme bahkan Islam kedalam ekonomi pancasila tanpa harus mengakui sebagai 
penganut kapitalis maupun komunis. 

Salam,


Andi MF Avandy
Sent from my BlackBerry® smartphone



=
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
-
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
=
Perhatian :
- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor 
posting sebelumnya
- Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota 
yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas
- Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan 
ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com 
mailto:ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com

* To unsubscribe from this group, send an email to:
ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik Rachmad M

Kalau sudah basi, kita ganti dong dengan misalnya 'amanah'. Seperti dah banyak 
terlontar, kita butuh pemimpin yang 'amanah' dan kata ini seperti kata sapu 
jagad yang bisa mengganti Pancasila.

Masalahnya amanah ini sebetulnya bias. Seorang teroris juga menganggap 
tidakannya amanah karena dia punya ukuran sendiri terhadap kata 'amanah'. 
Sementara Pancasila sebagai suatu dasar negara ya begitu itu adanya. Kalau gak 
suka kata tida berketuhanan kita ganti dengan kata 'kurang' terhadap sumua sila 
maka hasilnya juga akan lucu :-)


Salam

RM
Belum pernah ikut P4





--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, mr_...@... wrote:

 Saya juga sepakat,
 
 Saya melihatnya Pancasila adalah sebuah janji bersama yg mengakomodasi 
 kebinekaan etnik, budaya dan aliran pada waktu itu.
 
 Implementasinya ya ... disesuaikan kebutuhan jaman.
 
 Seperti butir butir P4 jaman orba, mungkin sesuai untuk jaman itu ... 
 Sekarang ya maaf saja sdh basi.
 
 Kalau ada yg kemudian mencoba mengimplementasikan nya kedalam ekonomi, 
 demokrasi dsb ... sejauh ini masih klaim sepihak saja. 
 
 Apa bener demokrasi ala pak Harto itu demokrasi Pancasila?
 Apa bener ekonomi seperti yg di gagas prof murbiyanto dkk yg disebut ekonomi 
 pancasila? 
 
 Misal Sila 4, tentang perwakilan : bisa diterjemahkan sebagai demokrasi 
 terpimpin ala Sukarno, Demokrasi Kekeluargaan ala Suharto dan Demokrasi 
 Liberal ala pasca reformasi.
 
 Demikian juga sila ke tentang keadilan sosial. Adil disini kan relatif, 
 menurut siapa? Mungkin ada yg mengkalim kekayaan harus dibagi rata. Tapi saya 
 juga bisa bilang pembagian yg berkeadilan sosial hanya bisa dilakukan menurut 
 mekanisme pasar yg efisien.
 Yang bekerja lebih keras,lebih innovative mendapat bagian yg lebih besar dst. 
 
 
 Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
 
 -Original Message-
 From: Oka Widana oka.wid...@...
 Date: Wed, 7 Oct 2009 10:20:56 
 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
 Subject: RE: [Keuangan] PANCASILA
 
 Saya kok merasa sepakat dengan yg ditulis rekan Hok An (Btw, kapan Anda ke
 Jakarta, lagi?). Pancasila itu, adalah konsensus para pendiri Negara, yang
 merupakan visi akan menjadi apa yang namanya negara dan bangsa Indonesia
 itu. Pendiri Negara, tidak memberikan petunjuk, bagaimana atau akan diapakan
 pancasila dalam hal implementasi dan aplikasinya dalam berbangsa dan
 bernegara. Artinya, Pancasila itu, kalau diibaratkan suatu wadah, masihlah
 wadah yang kosong, yang hanya diberi merek Pancasila.
 
  
 
 Jika persepsinya seperti itu, maka tak heran jika pak Harto dan
 pemerintahannya pada saat itu berusaha menciptakan wadah yg dinamakan P4.
 Kalopun saat ini banyak yang bilang bahwa pendekatan itu salah, karena
 bersifat indoktrinatif dan mengikis sikap kritis Warga Negara, saya kira itu
 adalah tahapan belajar yang harus kita lalui.  Setelah era P4, seolah-olah
 Pancasila seperti tertelan bumi, antara ada dan tiada. Apakah P4,
 menghasilkan efek traumatis terhadap Pancasila? Saya kira, walau belum ada
 penelitiannya, kok ngak sampai kesitu ya...
 
  
 
 Bung Poltak benar mempertanyakan Pancasila itu seperti apa? Wong dia baru
 melihat wadahnya doang.. mas Pras juga benar, karena beliau melihat, didalam
 wadah itu sudah ada isinya, yaitu kebijakan hasil pengalaman bangsa ini
 selama 64 tahun merdeka, bahkan sebelumnya. Bung Enda, dan rekena2 lain saya
 kira benar juga karena melihat angle yang berbeda, pada wadah ini.
 
  
 
 Pancasila seperti halnya Merah Putih adalah kartu mati bagi Negara
 Indonesia. Dulu Merah Putih, kita artikan berani (merah) karena suci
 (putih), mungkin sekarang Merah Putih harus diintepretasikan lain.. (wong
 Nurdin Top dkk, aja bisa mengklaim semua aktivitas gilanya adalah berani
 karena suci, apa bedanya dg Merah Putih Indonesia?) ditengah kapitalisme
 modern, globalisasi, nasionalisme baru. Pancasila saya kira harus
 diperlakukan sama, Pancasila adalah wadah yang dinamis, yang tak akan pernah
 penuh. 
 
  
 
 Siapa yang harus mengisi, bukan Pemerintah tapi seluruh Warga Negara. Jangan
 Pemerintah yang bertugas mengisi, apalagi memonopoli intepretasi, entar
 balik lagi jaman Orba dong. Suatu Badan atau lembaga yang diatas Pemerintah,
 yang merupakan representasi seluruh rakyat..apalagi kalo bukan MPR, disitu
 ada wakil Parpol dan Daerah, bukan? UUD 45 yang dulu dianggap sakral saja
 bisa diamend, walau kesakralannya ingin tetap dipertahankan dengan cara
 tetap menamakannya UUD 45...artinya MPR bisa merumuskan guidance yg lebih
 jelas bagaimana mengaktualisasikan (saya tak ingin menggunakan kata
 mengamalkan) Pancasila. Dari sanalah barulah bangsa ini bisa melangkah lebih
 jauh...
 
  
 
 Sebagai Moderator, saya tak ingin menutup diskusi mengenai Pancasila ini,
 tapi memang kesimpulannya ngak akan jauh dari yang saya tuliskan diatas.
 Kalo mau dilanjutkan silahkan sajalah...untuk membedakan dengan topik yang
 terkait ekonomi, maka dibawah thread Pancasila, kita hanya akan membahas
 hal2 diluar ekonomi. Hal-hal 

Re: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik mr_w4w
Yg basi P4 nya 

Baca lagi tulisan sy mas, kalo masih ngga ngerti ngopi dulu.

Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

-Original Message-
From: Rachmad M rachm...@yahoo.com
Date: Wed, 07 Oct 2009 04:02:18 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [Keuangan] PANCASILA


Kalau sudah basi, kita ganti dong dengan misalnya 'amanah'. Seperti dah banyak 
terlontar, kita butuh pemimpin yang 'amanah' dan kata ini seperti kata sapu 
jagad yang bisa mengganti Pancasila.

Masalahnya amanah ini sebetulnya bias. Seorang teroris juga menganggap 
tidakannya amanah karena dia punya ukuran sendiri terhadap kata 'amanah'. 
Sementara Pancasila sebagai suatu dasar negara ya begitu itu adanya. Kalau gak 
suka kata tida berketuhanan kita ganti dengan kata 'kurang' terhadap sumua sila 
maka hasilnya juga akan lucu :-)


Salam

RM
Belum pernah ikut P4





--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, mr_...@... wrote:

 Saya juga sepakat,
 
 Saya melihatnya Pancasila adalah sebuah janji bersama yg mengakomodasi 
 kebinekaan etnik, budaya dan aliran pada waktu itu.
 
 Implementasinya ya ... disesuaikan kebutuhan jaman.
 
 Seperti butir butir P4 jaman orba, mungkin sesuai untuk jaman itu ... 
 Sekarang ya maaf saja sdh basi.
 
 Kalau ada yg kemudian mencoba mengimplementasikan nya kedalam ekonomi, 
 demokrasi dsb ... sejauh ini masih klaim sepihak saja. 
 
 Apa bener demokrasi ala pak Harto itu demokrasi Pancasila?
 Apa bener ekonomi seperti yg di gagas prof murbiyanto dkk yg disebut ekonomi 
 pancasila? 
 
 Misal Sila 4, tentang perwakilan : bisa diterjemahkan sebagai demokrasi 
 terpimpin ala Sukarno, Demokrasi Kekeluargaan ala Suharto dan Demokrasi 
 Liberal ala pasca reformasi.
 
 Demikian juga sila ke tentang keadilan sosial. Adil disini kan relatif, 
 menurut siapa? Mungkin ada yg mengkalim kekayaan harus dibagi rata. Tapi saya 
 juga bisa bilang pembagian yg berkeadilan sosial hanya bisa dilakukan menurut 
 mekanisme pasar yg efisien.
 Yang bekerja lebih keras,lebih innovative mendapat bagian yg lebih besar dst. 
 
 
 Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
 
 -Original Message-
 From: Oka Widana oka.wid...@...
 Date: Wed, 7 Oct 2009 10:20:56 
 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
 Subject: RE: [Keuangan] PANCASILA
 
 Saya kok merasa sepakat dengan yg ditulis rekan Hok An (Btw, kapan Anda ke
 Jakarta, lagi?). Pancasila itu, adalah konsensus para pendiri Negara, yang
 merupakan visi akan menjadi apa yang namanya negara dan bangsa Indonesia
 itu. Pendiri Negara, tidak memberikan petunjuk, bagaimana atau akan diapakan
 pancasila dalam hal implementasi dan aplikasinya dalam berbangsa dan
 bernegara. Artinya, Pancasila itu, kalau diibaratkan suatu wadah, masihlah
 wadah yang kosong, yang hanya diberi merek Pancasila.
 
  
 
 Jika persepsinya seperti itu, maka tak heran jika pak Harto dan
 pemerintahannya pada saat itu berusaha menciptakan wadah yg dinamakan P4.
 Kalopun saat ini banyak yang bilang bahwa pendekatan itu salah, karena
 bersifat indoktrinatif dan mengikis sikap kritis Warga Negara, saya kira itu
 adalah tahapan belajar yang harus kita lalui.  Setelah era P4, seolah-olah
 Pancasila seperti tertelan bumi, antara ada dan tiada. Apakah P4,
 menghasilkan efek traumatis terhadap Pancasila? Saya kira, walau belum ada
 penelitiannya, kok ngak sampai kesitu ya...
 
  
 
 Bung Poltak benar mempertanyakan Pancasila itu seperti apa? Wong dia baru
 melihat wadahnya doang.. mas Pras juga benar, karena beliau melihat, didalam
 wadah itu sudah ada isinya, yaitu kebijakan hasil pengalaman bangsa ini
 selama 64 tahun merdeka, bahkan sebelumnya. Bung Enda, dan rekena2 lain saya
 kira benar juga karena melihat angle yang berbeda, pada wadah ini.
 
  
 
 Pancasila seperti halnya Merah Putih adalah kartu mati bagi Negara
 Indonesia. Dulu Merah Putih, kita artikan berani (merah) karena suci
 (putih), mungkin sekarang Merah Putih harus diintepretasikan lain.. (wong
 Nurdin Top dkk, aja bisa mengklaim semua aktivitas gilanya adalah berani
 karena suci, apa bedanya dg Merah Putih Indonesia?) ditengah kapitalisme
 modern, globalisasi, nasionalisme baru. Pancasila saya kira harus
 diperlakukan sama, Pancasila adalah wadah yang dinamis, yang tak akan pernah
 penuh. 
 
  
 
 Siapa yang harus mengisi, bukan Pemerintah tapi seluruh Warga Negara. Jangan
 Pemerintah yang bertugas mengisi, apalagi memonopoli intepretasi, entar
 balik lagi jaman Orba dong. Suatu Badan atau lembaga yang diatas Pemerintah,
 yang merupakan representasi seluruh rakyat..apalagi kalo bukan MPR, disitu
 ada wakil Parpol dan Daerah, bukan? UUD 45 yang dulu dianggap sakral saja
 bisa diamend, walau kesakralannya ingin tetap dipertahankan dengan cara
 tetap menamakannya UUD 45...artinya MPR bisa merumuskan guidance yg lebih
 jelas bagaimana mengaktualisasikan (saya tak ingin menggunakan kata
 mengamalkan) Pancasila. Dari sanalah barulah bangsa ini bisa melangkah lebih
 jauh...
 
  
 
 Sebagai Moderator, saya tak 

Re: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik lubeckym
 sesungguhnya konsensus nasional tentang baik dan buruk, 
  benar dan salah sudah dalam keadaan lumpuh.

  Perlu dikaji ada atau tidak lembaga negara yang bertugas mengawasi dan 
  menerapkan sistem hukum, norma dan etika dalam negara kita.
  Sesungguhnya badan tertinggi adalah MPR. Tetapi badan ini sudah maya, 
  sebab fungsi yang nyata tidak jelas lagi. Sebetulnya MPR adalah badan 
  yang bertugas menyusun sistem nilai apakah UU yang ada sesuai dengan 
  Pancasila atau tidak. Berdasarkan sistem nilai ini harusnya setiap 
  undang2 bisa dinilai oleh Makamah konstitusi apakah masih berlaku.

  Dalam praktek se-hari2 harusnya ada menteri UUD yang bertugas mendidik 
  dan mengawasi semua unit2 kenegaraan supaya bekerja dalam kerangka UUD. 
  Di Indonesia fungsi ini tidak jelas ada di departemen apa. Harusnya 
  jabatan ini dipegang oleh Menteri Dalam Negeri yang 10 tahun terakhir 
  ini se-olah2 kehilangan perannya sebagai juru pimpin tata negara kita.

  Jadi Pancasila dan aparatnya yaitu seluruh sistem perundangan kita ini 
  belum bisa atau tidak selalu bisa ditagih, mirip obat placebo. Merek 
  sudah ada tapi isinya masih kosong.
  Mengatasi masalah ini tidak mudah, sebab visi politik untuk itu belum ada.
  Sebab itu perlu ditanamkan idealisme supaya visi negara modern dengan 
  tata negara yang jelas bisa jadi infrastruktur politik kita dikemudian hari.

  Salam

  Hok An

  Poltak Hotradero schrieb:
   
  
   At 11:40 AM 10/6/2009, you wrote:
   Aku jd tertarik jg comment. Menurutku semua pemikiran/konsep selalu
   merupakan respond terhadap tantangan jaman dan waktu. Jd, ada
   assumsi yg melandasi konsep tsb.
   
   Asumsi2 dasar ekonomi kapitalis, sosialis rasanya sudah jelas. Yg
   rasanya belum jelas ialah ekebenarnya apa sih asumsi2 ekonomi Pancasila?
  
   Bung Enda,
  
   Itu dia bagian dari pertanyaan saya sejak berhari-hari yang lewat.
   Pancasila itu konkritnya apa? (dan sama dengan itu - ekonomi
   Pancasila itu konkritnya apa?)
  
   Kayaknya masih belum terjawab.
   Dan kalau memang belum terjawab -- bagaimana kita bisa tahu ekonomi
   pancasila (apapun itu) adalah penyelesaian atas masalah ekonomi kita?
  
   Bila ternyata Pancasila tidak mendorong penegakan hukum atau
   meritocracy -- maka semakin berkuranglah poin untuk menyatakan bahwa
   ekonomi pancasila adalah resep yang tepat...
  
   Sekadar jadi gerakan moral ya silahkan saja -- tetapi sebagai agama
   atau doktrin ekonomi -- Pancasila rasanya sudah terlalu jauh.
  
   Pertanyaan berikutnya tentu, seberapa penting sebenarnya asumsi tsb
   dibawa dalam tahap operasional. [Aku sendiri pernah schock baca
   paper lama dari Milton Friedman The Methodology of Positive
   Economics, yg kurang lebih bilang bhw unrealistics assumsi dalam
   teori ekonomi tidaklah penting, selama teori tsb menghasilkan

  .

  Image removed by sender.

  [Non-text portions of this message have been removed]



  


  __ Information from ESET Smart Security, version of virus signature 
database 4485 (20091006) __

  The message was checked by ESET Smart Security.

  http://www.eset.com


[Non-text portions of this message have been removed]



Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik prastowo prastowo
Mas,
Apa Suharto = Mubyarto?
Soal nilai: adil, baik, dlsb, semua akan relatif, tapi ini bukan berarti lalu 
harus ditolak. Sejauh menyimak penelitian soal pluralitas nilai ini, yang makin 
tampak sebenarnya bukan relatif dalam artian 'relativisme' ( krn jika demikian, 
maka yang benar adalah relativisme itu sendiri,padahal jika konsisten 
relativisme juga harus direlatifkan, ujungnya nihilisme ). Namun 'relatif' 
dalam arti 'related to', saling kait mengkait. Secara prima facie ( tampak 
permukaan ) boleh jadi sungguh beda dan bertolak belakang, tapi jika dilihat 
konteks dan situasi, tak jarang argumennya hampir sama.

Lagi pula, tidak usah terbebani masa lalu mas, mari kita rumuskan saja kini dan 
ke depan, kita mau apa? apa, mengapa, dan bagaimana dg Pancasila ini. ( sy sdh 
elaborasi prinsip Pancasila sebagai 'metanorma').

salam





Dari: mr_...@yahoo.com mr_...@yahoo.com
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Sel, 6 Oktober, 2009 20:43:50
Judul: Re: [Keuangan] PANCASILA

Saya juga sepakat,

Saya melihatnya Pancasila adalah sebuah janji bersama yg mengakomodasi 
kebinekaan etnik, budaya dan aliran pada waktu itu.

Implementasinya ya ... disesuaikan kebutuhan jaman.

Seperti butir butir P4 jaman orba, mungkin sesuai untuk jaman itu ... Sekarang 
ya maaf saja sdh basi.

Kalau ada yg kemudian mencoba mengimplementasikan nya kedalam ekonomi, 
demokrasi dsb ... sejauh ini masih klaim sepihak saja. 

Apa bener demokrasi ala pak Harto itu demokrasi Pancasila?
Apa bener ekonomi seperti yg di gagas prof murbiyanto dkk yg disebut ekonomi 
pancasila? 

Misal Sila 4, tentang perwakilan : bisa diterjemahkan sebagai demokrasi 
terpimpin ala Sukarno, Demokrasi Kekeluargaan ala Suharto dan Demokrasi Liberal 
ala pasca reformasi.

Demikian juga sila ke tentang keadilan sosial. Adil disini kan relatif, menurut 
siapa? Mungkin ada yg mengkalim kekayaan harus dibagi rata. Tapi saya juga bisa 
bilang pembagian yg berkeadilan sosial hanya bisa dilakukan menurut mekanisme 
pasar yg efisien.
Yang bekerja lebih keras,lebih innovative mendapat bagian yg lebih besar dst.   
 

Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

-Original Message-
From: Oka Widana oka.wid...@indosat.net.id
Date: Wed, 7 Oct 2009 10:20:56 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: RE: [Keuangan] PANCASILA

Saya kok merasa sepakat dengan yg ditulis rekan Hok An (Btw, kapan Anda ke
Jakarta, lagi?). Pancasila itu, adalah konsensus para pendiri Negara, yang
merupakan visi akan menjadi apa yang namanya negara dan bangsa Indonesia
itu. Pendiri Negara, tidak memberikan petunjuk, bagaimana atau akan diapakan
pancasila dalam hal implementasi dan aplikasinya dalam berbangsa dan
bernegara. Artinya, Pancasila itu, kalau diibaratkan suatu wadah, masihlah
wadah yang kosong, yang hanya diberi merek Pancasila.



Jika persepsinya seperti itu, maka tak heran jika pak Harto dan
pemerintahannya pada saat itu berusaha menciptakan wadah yg dinamakan P4.
Kalopun saat ini banyak yang bilang bahwa pendekatan itu salah, karena
bersifat indoktrinatif dan mengikis sikap kritis Warga Negara, saya kira itu
adalah tahapan belajar yang harus kita lalui.  Setelah era P4, seolah-olah
Pancasila seperti tertelan bumi, antara ada dan tiada. Apakah P4,
menghasilkan efek traumatis terhadap Pancasila? Saya kira, walau belum ada
penelitiannya, kok ngak sampai kesitu ya...



Bung Poltak benar mempertanyakan Pancasila itu seperti apa? Wong dia baru
melihat wadahnya doang.. mas Pras juga benar, karena beliau melihat, didalam
wadah itu sudah ada isinya, yaitu kebijakan hasil pengalaman bangsa ini
selama 64 tahun merdeka, bahkan sebelumnya. Bung Enda, dan rekena2 lain saya
kira benar juga karena melihat angle yang berbeda, pada wadah ini.



Pancasila seperti halnya Merah Putih adalah kartu mati bagi Negara
Indonesia. Dulu Merah Putih, kita artikan berani (merah) karena suci
(putih), mungkin sekarang Merah Putih harus diintepretasikan lain.. (wong
Nurdin Top dkk, aja bisa mengklaim semua aktivitas gilanya adalah berani
karena suci, apa bedanya dg Merah Putih Indonesia?) ditengah kapitalisme
modern, globalisasi, nasionalisme baru. Pancasila saya kira harus
diperlakukan sama, Pancasila adalah wadah yang dinamis, yang tak akan pernah
penuh. 



Siapa yang harus mengisi, bukan Pemerintah tapi seluruh Warga Negara. Jangan
Pemerintah yang bertugas mengisi, apalagi memonopoli intepretasi, entar
balik lagi jaman Orba dong. Suatu Badan atau lembaga yang diatas Pemerintah,
yang merupakan representasi seluruh rakyat..apalagi kalo bukan MPR, disitu
ada wakil Parpol dan Daerah, bukan? UUD 45 yang dulu dianggap sakral saja
bisa diamend, walau kesakralannya ingin tetap dipertahankan dengan cara
tetap menamakannya UUD 45...artinya MPR bisa merumuskan guidance yg lebih
jelas bagaimana mengaktualisasikan (saya tak ingin menggunakan kata
mengamalkan) Pancasila. Dari sanalah barulah bangsa ini bisa melangkah lebih
jauh...



Sebagai 

Bls: [Keuangan] PANCASILA

2009-10-06 Terurut Topik prastowo prastowo
Nilai-nilai 45 butir P4 ( dulu 36 butir ) sebenarnya beberapa masih ada yang 
relevan. Tapi ya itu tadi, ini kan buah indoktrinasi dan terkait dengan politik 
sebuah rezim, bisa dipahami kalau akhirnya juga harus ikut lengser. Dari dulu 
yg membuat saya heran justru, kenapa di antara butir2 - setahu saya - tidak ada 
kata 'jujur'. Nah, apakah in by design? saya kira kok iya..

salam





Dari: mr_...@yahoo.com mr_...@yahoo.com
Kepada: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Terkirim: Sel, 6 Oktober, 2009 21:09:03
Judul: Re: [Keuangan] PANCASILA

Yg basi P4 nya 

Baca lagi tulisan sy mas, kalo masih ngga ngerti ngopi dulu.

Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone

-Original Message-
From: Rachmad M rachm...@yahoo.com
Date: Wed, 07 Oct 2009 04:02:18 
To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
Subject: Re: [Keuangan] PANCASILA


Kalau sudah basi, kita ganti dong dengan misalnya 'amanah'. Seperti dah banyak 
terlontar, kita butuh pemimpin yang 'amanah' dan kata ini seperti kata sapu 
jagad yang bisa mengganti Pancasila.

Masalahnya amanah ini sebetulnya bias. Seorang teroris juga menganggap 
tidakannya amanah karena dia punya ukuran sendiri terhadap kata 'amanah'. 
Sementara Pancasila sebagai suatu dasar negara ya begitu itu adanya. Kalau gak 
suka kata tida berketuhanan kita ganti dengan kata 'kurang' terhadap sumua sila 
maka hasilnya juga akan lucu :-)


Salam

RM
Belum pernah ikut P4





--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, mr_...@... wrote:

 Saya juga sepakat,
 
 Saya melihatnya Pancasila adalah sebuah janji bersama yg mengakomodasi 
 kebinekaan etnik, budaya dan aliran pada waktu itu.
 
 Implementasinya ya ... disesuaikan kebutuhan jaman.
 
 Seperti butir butir P4 jaman orba, mungkin sesuai untuk jaman itu ... 
 Sekarang ya maaf saja sdh basi.
 
 Kalau ada yg kemudian mencoba mengimplementasikan nya kedalam ekonomi, 
 demokrasi dsb ... sejauh ini masih klaim sepihak saja. 
 
 Apa bener demokrasi ala pak Harto itu demokrasi Pancasila?
 Apa bener ekonomi seperti yg di gagas prof murbiyanto dkk yg disebut ekonomi 
 pancasila? 
 
 Misal Sila 4, tentang perwakilan : bisa diterjemahkan sebagai demokrasi 
 terpimpin ala Sukarno, Demokrasi Kekeluargaan ala Suharto dan Demokrasi 
 Liberal ala pasca reformasi.
 
 Demikian juga sila ke tentang keadilan sosial. Adil disini kan relatif, 
 menurut siapa? Mungkin ada yg mengkalim kekayaan harus dibagi rata. Tapi saya 
 juga bisa bilang pembagian yg berkeadilan sosial hanya bisa dilakukan menurut 
 mekanisme pasar yg efisien.
 Yang bekerja lebih keras,lebih innovative mendapat bagian yg lebih besar 
 dst.    
 
 Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
 
 -Original Message-
 From: Oka Widana oka.wid...@...
 Date: Wed, 7 Oct 2009 10:20:56 
 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com
 Subject: RE: [Keuangan] PANCASILA
 
 Saya kok merasa sepakat dengan yg ditulis rekan Hok An (Btw, kapan Anda ke
 Jakarta, lagi?). Pancasila itu, adalah konsensus para pendiri Negara, yang
 merupakan visi akan menjadi apa yang namanya negara dan bangsa Indonesia
 itu. Pendiri Negara, tidak memberikan petunjuk, bagaimana atau akan diapakan
 pancasila dalam hal implementasi dan aplikasinya dalam berbangsa dan
 bernegara. Artinya, Pancasila itu, kalau diibaratkan suatu wadah, masihlah
 wadah yang kosong, yang hanya diberi merek Pancasila.
 
  
 
 Jika persepsinya seperti itu, maka tak heran jika pak Harto dan
 pemerintahannya pada saat itu berusaha menciptakan wadah yg dinamakan P4.
 Kalopun saat ini banyak yang bilang bahwa pendekatan itu salah, karena
 bersifat indoktrinatif dan mengikis sikap kritis Warga Negara, saya kira itu
 adalah tahapan belajar yang harus kita lalui.  Setelah era P4, seolah-olah
 Pancasila seperti tertelan bumi, antara ada dan tiada. Apakah P4,
 menghasilkan efek traumatis terhadap Pancasila? Saya kira, walau belum ada
 penelitiannya, kok ngak sampai kesitu ya...
 
  
 
 Bung Poltak benar mempertanyakan Pancasila itu seperti apa? Wong dia baru
 melihat wadahnya doang.. mas Pras juga benar, karena beliau melihat, didalam
 wadah itu sudah ada isinya, yaitu kebijakan hasil pengalaman bangsa ini
 selama 64 tahun merdeka, bahkan sebelumnya. Bung Enda, dan rekena2 lain saya
 kira benar juga karena melihat angle yang berbeda, pada wadah ini.
 
  
 
 Pancasila seperti halnya Merah Putih adalah kartu mati bagi Negara
 Indonesia. Dulu Merah Putih, kita artikan berani (merah) karena suci
 (putih), mungkin sekarang Merah Putih harus diintepretasikan lain.. (wong
 Nurdin Top dkk, aja bisa mengklaim semua aktivitas gilanya adalah berani
 karena suci, apa bedanya dg Merah Putih Indonesia?) ditengah kapitalisme
 modern, globalisasi, nasionalisme baru. Pancasila saya kira harus
 diperlakukan sama, Pancasila adalah wadah yang dinamis, yang tak akan pernah
 penuh. 
 
  
 
 Siapa yang harus mengisi, bukan Pemerintah tapi seluruh Warga Negara. Jangan
 Pemerintah yang bertugas mengisi, apalagi memonopoli