Re: 08 - Re: [ac-i] Re: Malaysia Lifestyle??? : tetap Trully Indonesia
mudah kata diucap, lihat muka tak punya malu tak malu mengakui budaya orang lain sebagai milik sendiri barik cap jelas-jelas tertulis dari Pekalongan, .. diaku buatan malaysia dasar MalingSialan tak malu berucap kita saudara dan sayang saudara seperantauan lihat apa tingkah laku pemerintah MalingSialan dan warga MalingSialan terhadap para pekerja dari Indonesia tidak maulu membayar upah murah, tidak malu melanggar HAM itulah ciri budaya warga jiran MalingSialan t-i-d-a-k p-u-n-y-a M-A-L-U Tabik -G-, --- On Fri, 11/6/10, bambang purwanto wrote: Subject: Re: 08 - Re: [ac-i] Re: Malaysia Lifestyle??? : tetap Trully Indonesia Date: Friday, 11 June, 2010, 23:18 Tampaknya semakin kacau perbincangan ini. Masalah utama yang diperbincangkan menjadi tidak jelas,"Tindakan Mengaku-aku atau Merampas Hak Budaya orang lain" sepertinya diarahkan menjadi sesuatu yang boleh dilakukan atau halal. Tampaknya ini merupakan sikap perilaku manusia jaman sekarang, yang sudah tidak mempunyai urat malu. Maaf kalau saya terlalu langsung. From: francis yaman To: artculture-indonesi a...@yahoogroups. com Sent: Friday, June 11, 2010 12:32:45 Subject: 08 - Re: [ac-i] Re: Malaysia Lifestyle??? : tetap Trully Indonesia
Re: [ac-i] Re: Malaysia Lifestyle??? : tetap Trully Indonesia
seorang ahli Mahabharata dan sansekerta di University of British Columbia, Profesor Emeritus Mandakranta Bose (yang aslinya berasal dari India/ Colkotta), juga sudah mengakui keberadaan Mahabharata versi Jawa itu. Beda memang, jika terdapat sejumlah fakta/bukti ilmiah, dengan yang serampangan saja, seperti yang telah dilakukan oleh oknum-oknum dari negara MalingSialan, yang mengambil secara 'plek-plekan'. Kalau langsung mengambil 'plek-plekan; macam gitu,.. yaa apa lagi kalau bukan teuteup: "Malaysia Trully Indonesia wannabe" <<<<<<<<< Salam, --- In artculture-indonesia@yahoogroups.com, "BJD. Gayatri" wrote: > > Negara Jiran Maling-Sialan itu bilang; pavilyun mereka di Shanghai Expo > adalah cerminan gaya hidup "malaysia" yang sebenarnya. ehem!!! > Coba Tengok > Rumah Melayu gaya Rumah Gadang Minangkabau. Kayaknya bangsa Indonesia yang > terdiri dari lebih 300 etnis bisa membedakan ya,... suku Melayu tidak > berRumah Gadang, > seperti juga, suku Melayu juga bukan bertradisi batik, namun bertradisi Tenun > Ikat atau Songket. > Jangan-jangan tarian yang disajikan adalah reog ponorogo dan tari > bali,kalleee... > > Beda iklan pariwisata, beda pavilyun nya. Tampaknya, pavilyun ini tidak > menunjukkan slogan iklannya. > Menambah keyakinan saya: Malaysia Trully Indonesia wannabe-lah. heuheu > > http://www.bernama.com/bernama/v5/newsgeneral.php?id=499255 >
[ac-i] Klarifikasi dari Arahmaiani
Yth. Para Pembaca Hari Rabu pagi pada pk. 09.48 WIB, seseorang telah menggunakan alamat imel Arahmaiani yang menyatakan seolah Iani berada di London dan membutuhkan uang. Hal tersebut tidak benar, karena Iani berada di Indonesia dan dalam keadaan baik-baik saja dan tidak meminta kiriman uang. saya kira modus seperti telah banyak terjadi dan mudah-mudahan kawan-kawan tidak ada yang tetipu Saya juga diminta melalui imel ini, bahwa iani telah kehilangan seluruh alamat imel dalam buku alamat yang ada pada alamat imel Iani yang lama, sehingga dia perlu mengganti dengan alamat imel yang baru, yang bisa dilihat pada kolom Cc diatas. Bagi kawan-kawan Iani, dipersilahkan untuk menghubungi dia melalui alamat imel yang baru tersebut. Juga untuk moderator milis ACI ini untuk dapat mengubah alamat imel Iani agar dia dapat menerima postingan milis seperti sedia kala atau kontak dengan kawan-kawan yang lainnya di alamat imel yang baru Terima kasih untuk kerja samanya Tabik Gayatri
Re: [ac-i] Jangan Lupa, 22 Juni Pakai Baju Koko dan Kebaya Encim
banyak karyawati gubernuran jakarta yang pulang naik motor. kebaya encim menjadi tidak praktis dan akan menyulitkan,... untung kalau bisa ganti baju untuk naik motordan mungkin,... pantesan aja, untuk beberapa jenis kerja di Indonesia masih dikenal pembagian kerja secara seksualkalau saja, pekerjaan seperti: supir, tukang lampu/tukang kebon/tukang batu atau semacam tehnisi ... diisi oleh wanita, seperti yang bisa terlihat di negara seperti Canada atau A.S. tempat kabari berada,... negara yang sudah memberlakukan kesetaraan gender dengan plus-dan-minusnya,... pastilah .. kebijakan pakai kebaya encim ini akan mendatangkan protes."untung"nya,.. masih banyak perempuan Indonesia, khususnya yang bekerja di kantor gubernuran,... masih merasa senang dengan pembagian kerja secara seksual, ... dan (baik laki-laki dan perempuannya) masih sangat percaya dan menjunjung mitos tentang "kodrat" yang absurd itu.TabikGayatri--- On Tue, 18/5/10, John Oei wrote:Subject: [ac-i] Jangan Lupa, 22 Juni Pakai Baju Koko dan Kebaya EncimDate: Tuesday, 18 May, 2010, 14:46 http://www.KabariNe ws.com/?34939Jakarta, KabariNews.com - Menyambut Hari Ulang Tahun Kota Jakarta ke-488 yang jatuh pada tanggal 22 Juni mendatang, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menghimbau agar warga Jakarta mengenakan pakaian adat Betawi, yakni baju koko untuk pria, dan kebaya encim untuk perempuannya."Sebagai rasa memiliki terhadap Kota Jakarta, tidak ada salahnya kalau kita pakai baju koko dan kebaya encim. Untuk PNS DKI diwajibkan pakai, tetapi untuk warga Jakarta sifatnya himbauan saja," tegas Fauzi Bowo.Seperti biasanya, perayaan ulang tahun Jakarta selalu digelar bersamaan kegiatan-kegiatan lainnya selama satu bulan penuh, diantaranya adalah event akbar Jakarta Fair atau Pekan Raya Jakarta (PRJ) yang dilaksanakan mulai tanggal 22 Juni hingga 22 Juli.Selain itu, perayaan HUT Jakarta kali ini juga akan diisi dengan berbagai kegiatan yang bersifat mengundang partisipasi masyarakat. Bahkan Foke (sapaan akrab Gubernur DKI Jakarta) menjelaskan bahwa pada perayaan HUT Kota Jakarta tahun ini rencananya akan diadakan perlombaan lari sejauh 10 kilometer dan lomba renang antarpulau di Kepulauan Seribu.
[ac-i] Malaysia Lifestyle??? : tetap Trully Indonesia
Negara Jiran Maling-Sialan itu bilang; pavilyun mereka di Shanghai Expo adalah cerminan gaya hidup "malaysia" yang sebenarnya. ehem!!! Coba Tengok Rumah Melayu gaya Rumah Gadang Minangkabau. Kayaknya bangsa Indonesia yang terdiri dari lebih 300 etnis bisa membedakan ya,... suku Melayu tidak berRumah Gadang, seperti juga, suku Melayu juga bukan bertradisi batik, namun bertradisi Tenun Ikat atau Songket. Jangan-jangan tarian yang disajikan adalah reog ponorogo dan tari bali,kalleee... Beda iklan pariwisata, beda pavilyun nya. Tampaknya, pavilyun ini tidak menunjukkan slogan iklannya. Menambah keyakinan saya: Malaysia Trully Indonesia wannabe-lah. heuheu http://www.bernama.com/bernama/v5/newsgeneral.php?id=499255
[ac-i] Malaysia: Trully INDONESIA
Inilah, .. yang menunjukkan bahwa Malaysia: Trully Indonesia http://malaysia-today.net/index.php?option=com_content&view=article&id=31640:blowing-your-own-horn&catid=18:letterssurat&Itemid=100129
Re: [ac-i] Penggalan Hidup Kamadjaja, Tokoh Panggung Sandiwara Indonesia
? tampaknya, sungguh-sungguh terpengal ??? BG,- --- On Mon, 15/3/10, Indonesia Seni wrote: From: Indonesia Seni Subject: [ac-i] Penggalan Hidup Kamadjaja, Tokoh Panggung Sandiwara Indonesia To: "Milis ACI" Date: Monday, 15 March, 2010, 3:51
Re: [ac-i] Cerpen Soe Tjen
di komputer saya baik-baik saja kok, ... tidak kena virusmungkin komputernya cap jangkrik, ... atau pake program bajakan, kali...yang biasanya mudah terserang virus Salam Nyanteee..BG,- --- On Sun, 13/12/09, BISAI wrote:Subject: Re: [ac-i] Cerpen Soe Tjen Date: Sunday, 13 December, 2009, 17:49 POSTING INI BIKIN MACET KOMPUTER (MENGANDUNG VIRUS) !!! - Original Message - From: Soe Tjen Marching To: artculture-indonesi a...@yahoogroups. com Sent: Saturday, December 12, 2009 5:28 AM Subject: [ac-i] Cerpen Soe Tjen --- On Tue, 11/25/08, Hudan Hidayat wrote: From: Hudan Hidayat tapi soe tjen juga menulis cerita pendek dan beberapa aku pernah membacanya dalam versi inggrisnya. ayo soe tjen, posting ke sini cerpen kamu hudanfamilies, for the world and for each other Switch to: Text-Only, Daily Digest • Unsubscribe • Terms of Use
sisi Hukum... Re: [ac-i] event: seminar nasional rescuing our culture 8 Desember 2009
sesungguhnya pencurian hasil kebudayaan Indonesia, bukan hanya kali ini saja. Beberapa tahun yang lalu, Jepang sudah lebih dulu meng-HAK Cipatakan-- beberapa jejamuan Indonesia,... dan kita malah diam saja. Apa yang pemerintah Malaysia melalui iklan pariwisatanya yang "Mencuri" kebudayaan Indonesia, sesungguhnya bisa dilakukan, jika kita memang sudah memiliki HAK Cipta atau Intellectual Property Rights. Nah masalahnya, dalam segi hukum ini, Indonesia SANGAT LEMAH. Dalam perjanjian dagang pun demikian. Sayang sekali, seminar tersebut dibawah, melihat budaya dalam artian sempit Mungkin tipikal mahasiswa,... pikirnya dia sudah berpikir,.. padahal masih sangat sempit dan dangkal. Jika saja, aspek hukum bisa dibahas,... kita akan melihat.. bagaimana "produk-produk" budaya kita dicuri bangsa asing, tanpa kita berdaya mempertahankannya. Apalagi jika kita mengkaitkan dengna konteks perdagangan Global. "Harta" kita ternyata sedang mulai dikuras. Tabik Budaya Gayatri --- On Mon, 7/12/09, Dimas Prasetyo Muharam wrote: Subject: [ac-i] event: seminar nasional rescuing our culture 8 Desember 2009 Date: Monday, 7 December, 2009, 5:02 Departemen Kajian Budaya BEM FIB UI mengundang anda sekalian untuk menghadiri seminar nasional Rescuing Our Culture dan launching Jurnal Budaya Kohesi. Pada Selasa, 8 Desember 2009 pukul 10:30 s.d 17:30 wib di Auditorium Gedung IX Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Kampus baru Depok. Free entry & certificate. info lihat di http://www.kohesi. org Deskripsi Masih lekang dalam benak tindakan klaim sepihak Malaysia terhadap beberapa kekayaan intelektualitas bangsa Indonesia. Reog Ponorogo yang di sana disebut Barongan, Batik, dan yang terakhir ini Tari Pendet tak luput dari daftar kekayaan budaya Indonesia yang diklaim oleh negara tetangga serumpun itu. Ketika tindakan klaimisasi itu terjadi, serentak rakyat bereaksi. Mengecam, mengutuk, dan mengungkit-ungkit jasa bangsa Indonesia yang telah diberikan kepada Malaysia dulu. Akan tetapi, perlahan kasus ini mendingin dan tak ada tindak lanjut yang berarti, baik yang dilakukan oleh pemerintah ataupun masyarakat yang notabene-nya adalah subjek dalam mempertahankan budaya Indonesia. Jika kita melihat fenomena ini lebih jauh, siapakah yang bertanggung jawab? Apakah Malaysia mengemban kesalahan sepenuhnya karena sudah mengklaim beberapa hasil kebudayaan Indonesia? Atau sebaliknya, kesalahan terletak pada bangsa Indonesia yang tidak menjaga hasil kekayaan intelektualitasnya, sehingga demikian mudahnya “dicuri” oleh bangsa lain? Semua pertanyaan tersebut tidak dapat dijawab secara sporadis. Perlu sebuah kajian mendalam dan sistematis hingga kita bisa memastikan bahwa kita adalah pemilik sah kebudayaan itu atau sebaliknya. Mahasiswa sebagai motor penggerak intelektualitas sudah seharusnya memberikan kontribusi nyata dalam menyelamatkan budaya yang menjadi identitas peradaban bangsa. Kajian dan pemikiran kritis mahasiswa adalah bentuk konkrit dalam membuka pemahaman masyarakat akan pentingnya budaya. Tidak ada waktu untuk menunda, terlebih berleha-leha dan terlena begitu saja dengan fasilitas dan kemudahan hidup yang tersedia di depan mata. Budaya kita dalam bahaya, dan dapat “diambil” oleh siapapun kapan saja. Oleh karena itu, Departemen Kajian Budaya Badan Eksekutif Mahasiswa FIB UI 2009 sebagai departemen yang memfokuskan diri pada hal-hal yang berkenaan dengan budaya mengundang anda sekalian untuk hadir dalam seminar nasional Rescuing Our Culture dan Launching Jurnal Budaya Kohesi volume 1 sebagai manifestasi atas akumulasi kesadaran untuk memperkuat ketahanan nasional melalui kajian dan telaah ilmiah. Adapun acara ini akan diselenggarakan pada Hari/tanggal: Selasa, 8 Desember 2009 Waktu : 10:30 s.d 17:30 WIB tempat : Auditorium Gedung IX Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia kampus baru Depok. Dalam seminar ini akan ada dua sesi dengan masing-masing topik: 1. Persoalan Paten Budaya dan Implikasinya bagi Keutuhan Nasional. pembicara: - Hokky Situngkir (Presiden Bandung FE Institute) - Hartojo Wignjowijoto (Chairman Lembaga Studi Kapasitas Nasional). - Dr. Bachtiar Alam (Direktur Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia). 2. Prospek Pendidikan Bermuatan Lokal dalam Menjaga Budaya Bangsa. pembicara: - Prof.DR. Fasli Jalal (Dirjen Dikti Departemen Pendidikan Nasional) - Prof. Arief Rachman (Pakar Pendidikan) - Dr. Bambang Wibawarta (Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia) - Dr. Lucia Mursitolaksmi Royanto (Pengajar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia). Selanjutnya rangkaian acara seminar akan ditutup dengan launching Jurnal Budaya Kohesi volume pertama yang merupakan jurnal mahasiswa pertama di FIB UI. Serta akan dilakukan pula pembagian penghargaan terhadap 12 orang kontributor tulisan dalam penyusunan jurnal yang berasal dari mahasis
Re: [ac-i] Seminar Gajah Mada
Namanya juga 'Maling-Siak', ... what do you expect??? paling-paling juga bisanya,.. "Maling teriak 'Maling'!" Tabik Gayatri --- On Wed, 2/12/09, ::KaNia:: wrote: Subject: Re: [ac-i] Seminar Gajah Mada To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Date: Wednesday, 2 December, 2009, 11:28 Gak sekalian ajah si Malon ini nge-klaim KONDE asalnya dari diawkwkwkwkw. .. Kasian yah.. 'Two things are infinite: The Universe and Human Stupidity; and I'm not sure about the universe.' - Albert Einstein
Re: [ac-i] UCAPAN SELAMAT
Konon Pramoedya A. Toer duluu.. di sekitar awal tahun 90-an nyaris mendapat Nobel tidak jadi dapat Nobel,.. dapat "hiburan" Magsasay Kalau Putu Oka Sukanta cs sungguh dapat Nobel,... itu sejarah untuk Indonesia. Tapi, .. yang dibuatnya dan diluncurkan saat ini, juga merupakan catatan sejarah, seperti kita semua, sesungguhnya, BISA melakukannya dan berbuat hal tersebut. Tabik BJD. Gayatri --- On Thu, 12/11/09, ASAHAN wrote: Subject: [ac-i] UCAPAN SELAMAT Date: Thursday, 12 November, 2009, 22:40 Selamat atas sukses agung super star, top celebrity Putu Oka Sukanta dan para kroni-kroninya. Hadiah Nobel hanya tinggal soal waktu. Salam segunung kekaguman, asahan.
u/ Francis Yaman ... Re: [ac-i] Malaysia Übe r Alles
amlah pemerintah Malaysia, karena itu ulah para pengusahanya sendiri di negeri seberang. Kalaupun Malaysia mau melarang lagu Indonesia masuk ke negeri itu, lha wong konser-konser besar lagu-lagu pop orang Melayu memang didominasi oleh konser-konser penyanyi pop Indonesia. 3-Diva, Adie MS, Hetty Koes Endang, dlsb,... konsernya selalu sukses di Malaysia. Itu artinya apa? Jangankan mau budaya high-art, lha wong budaya pop aja (baca: kekayaan kreativitas) Malaysia kalah dari Indonesia, kok mau sok-sok'an nge-klaim Malaysia berbudaya besar. Omong kosong (baca: sambil jari jempol saya dimasukkan ke dalam mulut seperti gaya F. Totti kalau usai memasukkan bola ke gawang lawan). Tambahan lagi, Kawan-kawan saya orang Malaysia, kalau pergi ke Jakarta juga kerjaannya memborong CD-CD pop Indonesia. Kalau mau perang secara militer. Jelas sudah, Malaysia kalah, baik dari persenjataan juga dari segi tenaga manusia (baca: jumlah tentara dan jumlah mobilisasi relawan perang). Seluruh jumlah penduduk Malaysia tidak sampai separuh jumlah penduduk pulau Jawa. Jadi, Malaysia tidak usah belagu mau sok perang dengan Indonesia dan memang sudah sebaiknya warga negara Malaysia manapun akan mencoba menghentikan sok adu okol ini. Bagi banyak orang Indonesia saat ini, citra bahwa malaysia adalah pengekspor para teroris, itu adalah fakta yang lain lagi. Sehingga, saya maklum .. kalau oknum-oknum tertentu di Malaysia perlu meng-klaim bahwa Malaysia adalah bangsa yang punya budaya tinggi. Meskipun itu merupakan hasil dari isapan jempol bangsa yang sesungguhnya minder-wardig terhadap bangsa dari negara tetangganya yang meskipun miskin karena GDP-nya dibawah Malaysia, namun pada kenyataannya, dalam berbagai aspek kehidupannya dan kebudayaannya memang benar-benar lebih KAYA. Uang, --memang-- tidak dapat membeli segalanya bangsa Maling-Sia Tabik BJD. Gayatri, sekadar penikmat sejarah, yang kebetulan sering main-main ke Puslit-Arkenas dan berkawan dengan para peneliti EFEO, sehingga melihat sejarah berdasarkan bukti-bukti sejarah yang dapat dipertanggung-jawabkan, bukan sekadar dari cerita nenek moyang, yang saya tidak pernah berjumpa itu, karena cuma berjumpa dengan nenek saya saja. --- On Tue, 15/9/09, francis yaman wrote: Subject: Re: [ac-i] Malaysia Über Alles Date: Tuesday, 15 September, 2009, 12:50 PM Saya mohon maaf, mas, kerna saya ini bukan sejarahwan. Akan tetapi saya harus meminta mas buat penyelidikan yang cukup mantap sebelum mas buat konklusi tentang beberapa negara di Tenggara ini, iaitu seperti Negara Brunei Darussalam. Negara tersebut adalah antara kerajaan yang paling tua dan masih utuh di Tenggara ini. Ia mengecil kerana kebanyakan jajahannya sudah menjadi negara lain, seperti Sarawak dan Sabah di Kalimantan/Borneo (Malaysia), Kampuchea, Vietnam, Pilipinas, dan lain-lain. Yang kita lihat sebagai Negara Brunei Darussalam sekarang hanyalah kota kerajaannya pada dahulu kala. Mohon mas teliti sejarah dari teks di Musium-musium di Belanda, Inggeris, Portugis dan lain-lain negara yang pernah berdagang di Tenggara ini pada abad-abad yang lalu, dan jaangan hanya menyingkap untuk mengeluarkan satu pendapat yang bisa meruncingkan silatulrahmi antara negara-negara yang tidak bersengketa. .. Mohon maaf kerana saya pakar sejarah tetapi orang yang mengenali sejarah melalui cetera-cetera nenek moyang saya. From: winwannur To: artculture-indonesi a...@yahoogroups. com Sent: Thursday, September 10, 2009 9:49:48 Subject: [ac-i] Malaysia Über Alles Dalam beberapa tahun belakangan, orang Indonesia tampak mudah sekali tersinggung oleh sikap Malaysia. Orang Indonesia sering merasa dilecehkan dan diprovokasi.
yang juga.... Re: [ac-i] [HALAMAN GANJIL] Salah Eja atau Salah Pikir?
yang juga sering salah, baik diucapkan oleh para pembaca berita, maupun di banyak tulisan, termasuk media cetak dan buku-buku yaitu kata: "negosiasi" sering salah diucapkan/ditulis sebagai: "negoisasi" dan kata yang terakhir, nampaknya dianggap kata yang benar hehehe... Tabik Gayatri --- On Sat, 23/5/09, Anwar Holid wrote: Subject: [ac-i] [HALAMAN GANJIL] Salah Eja atau Salah Pikir? Date: Saturday, 23 May, 2009, 5:21 AM [HALAMAN GANJIL] Salah Eja atau Salah Pikir? ---Anwar Holid Coba ucapkan "frustrasi" dengan lantang. Dengar baik-baik. Apa ia terdengar sebagai "frustasi"? Kalau ragu, mintalah beberapa teman Anda mengucapkannya dengan keras. Mana yang lebih sering mereka ucapkan: "frustasi" atau "frustrasi"? Saya cek di Google, ternyata orang jauh lebih banyak menulis "frustasi" daripada "frustrasi." Kurang-lebih setengahnya. Betapa massal kebiasaan salah eja itu. Saya mengecek di arsip-arsip milis, ternyata para membernya pun, sekalipun banyak di antara mereka ialah penulis profesional dan wartawan, melakukan kesalahan serupa. Barangkali saya pun pernah melakukannya. Baru-baru ini saya baca Our Iceberg is Melting (Elex Media Komputindo, 2007), karya John Kotter dan Holger Rathgeber. Di buku itu saya menemukan kira-kira enam kali kata frustrasi; sekali dieja sebagai f-r-u-s-t-r- a-s-i, sisanya dieja sebagai f-r-u-s-t-a- s-i. Hal serupa saya jumpai di 50 Self-Help Classics (Tom Butler-Bowdon) terbitan BIP. Pada tahun 2007 lalu Ufuk Press menerbitkan novel karya Mark Robert Bowden, berjudul Joey, Si Frustasi yang Beruntung. Saya memberi tahu, bahwa ejaan yang benar itu ialah "frustrasi." Di dunia musik, band Tipe-X dan Ebiet G. Ade sama-sama menciptakan lagu berjudul "Frustasi." Di Bandung, ada sebuah band bernama The Frustaters. Saya yakin mereka pasti gagal bila diminta mengucapkan "frustrasi." Salah eja seperti itu betul-betul bikin saya frustrasi. Melakukan kesalahan umum ternyata begitu mudah. Alangkah sulit menulis sesuatu sebagaimana mestinya. Apa kata itu terlalu sulit untuk kita eja? Kalau mengeja frustrasi saja susah, bagaimana lagi bila kita harus menulis: Csikszentmihalyi atau Nietzsche misalnya? Nama akhir saya yang sangat biasa saja kerap salah ditulis sebagai Cholid atau Kholid. Apa yang kira-kira terjadi pada kita? Apa tangan dan lidah kita secara fisiologi, gen, serta budaya selalu selip dalam mengeja dan menyerap kata frustrasi atau justru pikiran kita yang menganggap bahwa yang benar ialah frustasi?[]
[ac-i] Abstrak Diskusi: "China on Screen: Nation Building & Cultural Identity"
Abstrak Diskusi Prof Sherry J. Mou (De Pauw University, Indianna) Senin, 25 Mei, 13.00 – 16.00 Diawali dengan pemutaran film Feng Xiaogong’s A World Without Thieves” Ruang 4101, FIBUI, Depok China dalam Film: Pembangunan Bangsa dan Identitas Budaya Meskipun film adalah suatu seni yang diimpor dari luar, sutradara Cina dari berbagai generasi telah memakai puitika Cina – seperti yang terlihat dalam puisi, lukisan dan drama – dalam memproduksi film-film mereka. Dengan membaca film sebagai teks ( yakni, dengan melihat bagaimana unsur sastra seperti tema, simbol, metaphor, latar, penokohan dan plot disampaikan), kita dapat mempelajari bagaimana sutradara film Cina memproyeksikan apa yang mereka bayangkan – sebagai masyarakat dan bangsa – ke dalam film. Konstruksi sinematis tentang gender, kebangsaan dan identitas Cina tersebut akan membantu kita untuk memahami zaman ketika film tersebut diproduksi. Dengan memakai film World Without Thieves sebagai contoh, saya akan memfokuskan pencitraan perempuan yang terlihat dalam sinema Cina masa kini: yakni seorang perempuan kesatria yang keibuan. Menurut saya pencitraan ini adalah kombinasi dari dua perwujudan sinematis sebelumnya, yakni kesatria perempuan dan ibu sang ratu rumah tangga. Percepatan ekonomi pasarlah yang menggabungkan dua imaji itu menjadi satu. Salam Melani Budianta
[ac-i] UNDANGAN Diskusi: "China on Screen: Nation Building & Cultural Identity"
Seorang sobat meminta bantuan saya untuk posting Undangan MENARIK ini Tabik - Gayatri == Departemen Ilmu Susatra - FIB UI mengundang anda untuk menonton film "A World without Thieves" sutrdr: Feng Xiaogong) dilanjutkan dengan DISKUSI: "CHINA ON SCREEN: NATION BUILDING AND CULTURAL IDENTITY" dengan pembicara pakar film dan feminis Prof. Dr. Sherry J. Mou Senin, 25 Mei 2009 pk. 13.00-16.00 FIB-UI, Depok - Ruang 4101 GRATIS - Terbuka untuk Umum *Pro Bono Publico* sila disebarkan Pengundang Prof. Dr. Melani Budianta
[ac-i] UNDANGAN: Seminar Ariel Heriyanto
saya diminta seorang kawan untuk menyampaikan undangan ini Moga berguna bagi yang berminat Tabik - BJD. Gayatri === UNDANGAN: Seminar Ariel Heriyanto Ariel Heriyanto akan memberikan seminar tentang: "Indonesian Popular country in the Perspective of Southeast Asia" Rabu, 13 Mei 2009 Pk. 10.00-12.00 Gedung M - FISIP UI Kampus DEPOK Terbuka untuk umum, tanpa dipungut bayaran * Pro Bono - Publico *
Selamat!! & minta dokumnetasinya ... Re: [ac-i] Pentas keliling Sum:Cerita Dari Rantau, B Verry Handayani, Teater Garasi
Wah, bagus sekali ini pementasan dari desa ke desa, tepat di jantung sasaran "daerah asal" baik buruh migran legal maupun buruh migran korban trafficking. Sukses untuk Teater Garasi beserta seluruh teman-teman yang memungkinkan pertunjukkan ini terjadi. Salut saya!!! Selamat!!! Selamat juga untuk Verry Kalau ada dokumentasinya, mauu dooong. Agar bisa semakin disaksikan oleh semakin banyak komunitas "kantong-kantong" burung migran dan korban trafficking. Kan bikin pementasan nggak murah. Kalau nonton DVD bisa lebih murah dan bisa menjangkau banyak lagi. Tabik Gayatri --- On Sat, 9/5/09, abdul malik wrote: Subject: [ac-i] Pentas keliling Sum:Cerita Dari Rantau, B Verry Handayani, Teater Garasi Date: Saturday, 9 May, 2009, 5:49 PM 26 April - 10 Mei 2009. Pertunjukan 'Sum: Cerita dari Rantau' oleh B. Verry Handayani 'Sum; Cerita dari Rantau' adalah sebuah pertunjukan yang bercerita tentang problema Tenaga Kerja Wanita (TKW). Bermula dari sebuah riset kecil selama seminggu yang dilakukannya di Indramayu dan di Terminal III Bandara Soekarno Hatta, Verry kemudian tertarik untuk membuat sebuah pertunjukan berangkat dari kisah hidup beberapa orang TKW yang ditemuinya. Teks 'Sum; Cerita dari Rantau' yang kemudian ditulis oleh Andri Nur Latif, berdasarkan data dan cerita yand diperoleh Verry, memaparkan kisah tentang kesedihan, ketidakberdayaan, kekerasan dan juga kisah sukses dan kegembiraan para TKW. Pada tahun 2008, Sum; Cerita dari Rantau pernah dipentaskan di Kab. Kulonprogo, Kab. Sleman, Sekretariat Koalisi Perempuan Indonesia dan Studio Teater Garasi Yogyakarta. Kali ini, Sum; Cerita dari Rantau kembali akan dipentaskan di beberapa tempat yaitu: 26 April 2009 di Kampung Lipursari, Leksono, Kab. Wonosobo, Jawa Tengah 3 Mei 2009 di Dusun NGlaran, Desa Cakul, Kab. Trenggalek, Jawa Timur 6 Mei 2009 di Sekretariat Yayasan Paricara, Tulungagung, Jawa TImur 9 Mei 2009 pukul 19.00 wib di aula SMAN 1 Jombang Jl.Diponegoro 8 Jombang, Jawa Timur Sarasehan budaya penghapusan trafficking. Kerja sama Teater Garasi, Disporabudpar Jombang, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Jombang, Sapa Budaya Management, SMAN 1 Jombang.Gratis. Info 081 331 235 113
hukum budaya-pop .... Re: [ac-i] Poster film Ayat-Ayat Cinta menyontek film India
dalam salah satu wacana yang disodorkan oleh Gerakan Seni Rupa Baru dalam sebuah pameran akbarnya di TIM, lebih dari 25 tahun lalu yang bertajuk "Pasaraya Dunia Fantasi", adalah: "seni sehari-hari" sebagai bagian dari budaya pop kita dan yang menarik bagi saya pribadi, pada saat itu, adalah kesan yang begitu kuat bahwa budaya pop kita adalah budaya "Copy Cat" sepertinya, hal tersebut menjadi hukum yang dianggap sahih hingga saat ini jadi, jangankan kok hanya sebuah poster, bahkan film pop kita, seperti serinya Warkop, pun sampai yang sudah disinetronkan, juga merupakan hasil dari budaya "Copy Cat" tersebut dan masyarakat luas kita, menerima saja termasuk kreatornya tetap menganggap tidak masalah tidak punya kreatifitas apa boleh buat Tabik Budaya Gayatri
[ac-i] 1st "V-Film Festival 2009", 21-26 april 2006
1stV FILM FESTIVAL 2009 INTERNATIONAL WOMEN FILM FESTIVAL JAKARTA 21 – 26 April Kartini Asia Network, Kalyana Shira Foundation, Salihara Art Center, Yayasan Jurnal Perempuan, mempersembahkan: 1st V FILM FESTIVAL 2009 INTERNATIONAL WOMEN FILM FESTIVAL JAKARTA 21 – 26 April 2009 Pemutaran film karya sutradara perempuan, diskusi, dan workshop dengan perspektif feminis. 21 – 26 April 2009 @ Salihara Art Center Jl. Salihara no. 16 Pasar Minggu OPENING EVENT, 21 April 2009, jam 4pm-selesai Peluncuran Komik Cerita si Lala karyaSheila Roswita Pertunjukan Menggambar oleh Tita Larasati Penampilan musik akustik Mian Tiara Penayangan film Water Lilies (Khusus undangan) FILM SCREENING, 22-26 April 2009 Informasi Tiket: Asty @ Salihara 0817-999 5057 FRINGE EVENTS Diskusi Youth & Sexuality Jumat, 24 April 2009, 2.30pm-5pm Pemateri: Ukke Kosasih, Afra Ramadhan, Kamilia Manaf Diskusi Feminist Film TheorySabtu 25 April 2009, 9.30am-4pm Pembicara: Thamrin Amal Tomagola, Sita Aripurnami, BJD Gayatri, Debra Yatim, Nan T. Achnas, Veronika Kusuma Workshop Produksi Film dengan Perspektif Gender, Minggu 26 April 2009, 10am-4pm Pemateri: Nia Dinata, Myra Diarsi, Abduh Aziz Fringe Events terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya Untuk informasi dan jadwal penayangan film: http://festivalfilm .multiply. com facebook: V FILM FESTIVAL
Re: [ac-i] Untuk Pemerhati Sejarah Nusantara
Selamat Malam Bp. Sumar Sastrowardoyo Salam Sejahtera Saya juga hanya dikirimi alamat web-site tersebut dari seorang kawan, karena tahu saya hobby membaca sejarah dan budaya. Wah, sayang sekali anda tidak bisa buka dari Amrik sana. Saya sudah sertakan alamat imel kawan saya ini kepada anda. Mungkin bisa menyampaikan keinginan untuk menjadi anggota kepada sdr. Gunawan tersebut. Mudah-mudahan membantu Imel ini juga untuk yang lain yang berminat dengan "Wacana Nusantara" tersebut. Tabik BJD. Gayatri p.s.: mas Gun, mohon dibantu ya. Matur Kesuwun --- On Tue, 14/4/09, Sumar Sastrowardoyo wrote: Subject: Re: [ac-i] Untuk Pemerhati Sejarah Nusantara Date: Tuesday, 14 April, 2009, 4:12 AM Selamat sore, Ibu BJD Gayatri, yth, Saya tertarik dengan Wacana Nusantara, dapatkah saya minta tolong untuk dicatat sebagai anggota milis? Alamat e-mail saya ada pada artculture-indonesi a, atau bisa dibaca di e-mail saya ini. Sayang saya tidak dapat membuka http://wacananusant ara.org/, oleh karena itu belum saya baca. Atas segala perhatian Ibu saya haturkan diperbanyak terima kasih sebelum maupun sesudahnya. Salam hormat saya, Sumar Sastrowardoyo, penyiswa sejarah (a student of history), Centereach, Long Island, New York,USA. - Original Message - From: BJD. Gayatri To: artculture-indonesi a...@yahoogroups. com Sent: Sunday, April 12, 2009 4:02 PM Subject: [ac-i] Untuk Pemerhati Sejarah Nusantara Untuk para Pemerhati dan Pengkaji Sejarah Nusantara silahkan klik ini: http://wacananusant ara.org/ Menarik sebagai referensi. Moga berguna Tabik BJD. Gayatri _
[ac-i] Untuk Pemerhati Sejarah Nusantara
Untuk para Pemerhati dan Pengkaji Sejarah Nusantara silahkan klik ini: http://wacananusantara.org/ Menarik sebagai referensi. Moga berguna Tabik BJD. Gayatri
[ac-i] Bantuan untuk Banjir Bandang Situ Gintung
Kawan-kawan sekalian, Mungkin bisa meneruskan informasi atau memberikan bantuannya, kepada imel di bawah ini. Tabik BJD. Gayatri --- On Fri, 27/3/09, margaretha soetrisno wrote: Subject: Date: Friday, 27 March, 2009, 11:54 AM Dear all, margaretha membuka posko bantuan banjir bandang situ gintung, Jl. Bunga Sepatu No. 14, depan pompa bensin sandratex rempoa. telpon 7430870, 7442954, HP. 081519028699. kerusakan sangat parah dan banyak korban. Posko kami di garis belakang, memasak dan membungkusi bantuan. Bantuan diberikan ke posko-posko di garis depan. Perlu bantuan makanan, pakaian, selimut, sarung, dll.. Bagi yang tergerak dapat mengirim langsung bantuan, ke alamat tsb. atau mengetuk saudara lainnya. Jika percaya bisa ke no rek. 2370081452 a/n. margaretha Terimakasih.
Setujuu... Re: [ac-i] FW: Undangan Seminar Hak-Hak PenganutKepercayaan thd Tuhan YME
Mohon hasil atau oleh-oleh atau notulensinya, bisa dimuat disini agar kawan-kawan yang tidak sempat hadir, tetap dapat mengikuti perkembangan Tabik dan Rahayu Gayatri --- On Wed, 18/3/09, amongs...@yahoo.com wrote: From: amongs...@yahoo.com Subject: Re: [ac-i] FW: Undangan Seminar Hak-Hak PenganutKepercayaan thd Tuhan YME To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Date: Wednesday, 18 March, 2009, 9:37 AM Saya sangat tertarik untuk ikutan tapi mepet waktu. Mohon ole-ole darii yg ikut seminar. Terima kasih sebelumnya From: Budi Daya Date: Tue, 17 Mar 2009 03:12:56 + To: budaya lulu Subject: [ac-i] FW: [jurnalis_jakarta] FW: Undangan Seminar Hak-Hak Penganut Kepercayaan thd Tuhan YME Salam, saya meneruskan undangan dialog yang berkaitan dengan salah satu aspek perlakuan diskiriminatif terhadap para Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Mereka, para penghayat, yang masih meneruskan ajaran budaya spiritual leluhurnya, ternyata masih terpinggirkan. Sila mampir jika ada waktu. aa FW: Undangan Seminar Hak-Hak Penganut Kepercayaan thd Tuhan YME Nomor : 096 /SK/ILRC/II/ 2009 Lampiran : Susunan Acara Hal : Undangan Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr/ i Rekan-Rekan di- Jakarta Dengan hormat, Di Indonesia sebelum agama Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Buddha, Konghucu masuk ke Indonesia, di setiap daerah telah ada agama-agama atau kepercayaan asli. Data Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata pada tahun 2003 mengungkapkan, dari 245 aliran kepercayaan yang terdaftar, sementara keseluruhan penghayat mencapai 400 ribu jiwa lebih. Namun hingga kini, tak satu pun agama-agama dan kepercayaan asli Nusantara yang diakui di Indonesia sebagai agama, sehingga para penganutnya mengalami diskriminasi dalam pemenuhan hak-haknya. Sebagai salah satu bentuk diseminasi informasi, ILRC bekerjasama dengan Himpunan Penghayat Kepercayaan Tehadap Tuhan Yang Maha Esa (HPK) akan menyelenggarakan seminar sehari tentang ”Pemenuhan Hak-Hak Penghayat Kepercayaan di Indonesia”. Untuk itu kami mengundang Bapak/Ibu/Sdr/ i untuk hadir sebagai peserta seminar yang akan dilaksanakan pada : Hari/tanggal : Rabu, 18 Maret 2009 Waktu : Pkl. 09.00 – 16.00 WIB Tempat : Jakarta Media Center (JMC) Gedung Dewan Pers Lantai 1 Jl. Kebon Sirih 32 - 34 Jakarta - Pusat Dalam seminar tersebut, turut dimeriahkan dengan pameran buku, kecapi suling dan door prize dengan hadiah souvenir berupa buku. Untuk informasi lebih lanjut Bapak/Ibu dapat menghubungi Saudara Fultoni (081314031073) , atau Siti Aminah (081908174177) . Demikian undangan ini kami sampaikan. Atas perhatiaan dan kerjasamanya kami ucapkan terimakasih. Jakarta , 10 Maret 2009 The Indonesian Legal Resource Center (ILRC) Uli Parulian Sihombing Direktur Eksekutif Siti Aminah The Indonesian Legal Resource Center (ILRC) Jl.Tebet Timur I No.4, Tebet - Jakarta Selatan INDONESIA Telp/Fax : ?62 21 9382 1173/ ?62 21 835 6641 Email :Indonesia_lrc@ yahoo.com Apa dia selingkuh? Temukan ! Answers! Recent Activity 7 New MembersVisit Your Group Give Back Yahoo! for Good Get inspired by a good cause. Y! Toolbar Get it Free! easy 1-click access to your groups. Yahoo! Groups Start a group in 3 easy steps. Connect with others. .
Berbagi hasil diskusi... Re: [ac-i] Undangan
Barangkali baik juga untuk berbagi hasil diskusi dalam milis ini, agar yang jauh dari jangkauan tempat, dapat tetap mengikuti hasil-hasildari sarasehan ini. Saya kira, inilah salah fungsi milis dan dunia maya, agar yang berjauhan secara geografis, dapat tetap berbagi pengetahuan dna kepedulian. Tabik Gayatri --- On Mon, 16/3/09, amongs...@yahoo.com wrote: Subject: [ac-i] Undangan To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Date: Monday, 16 March, 2009, 12:53 AM Sarasehan Kebangsaan dng tema "Pancasila Rumah kita Bersama" pada hari Jumat tgl 20 Maret 2009 Pkl. 19.30 di TMII Sasono Adi Roso. Nara Sumber : Bambang Noorsena SH.MA.MH. Penanggap: Prof.Dr. Damardjati Supadjar. BAWANA (Bangun Jiwa Nusantara) Rahayu
Selamat!!... Re: [ac-i] Sekolah Gamelan dimulai
Senang mendengar bahwa sekolah gamelan ini teryata MASIH diminati SELAMAT ya!! ..dan SUKSES senantiasa Tabik Gayatri --- On Fri, 13/3/09, Ahmad Jalidu wrote: Subject: [ac-i] Sekolah Gamelan dimulai To: a...@harianjogja.com, "Annisa Andriani" , "Seni BUdaya" , "rumah cabaca" , "Kiki Dian" , "Majalah Gong Seni" , "IACI" , "Hasta Indriyana" , "Ismet" , "media jogja" , "Management Radio Anak Jogja" , "Kompas Jogja" , "HARIAN JOGJA" , "Jayadi Kastari" , "Olivia Lewi" , "Benni" , "JOGJA MEDIANET" , "Suara Merdeka" , "BONARI NABONENAR" , "Bhanu Sri Nugraha" , "fg pandhuagie" , "Idha Saraswati" , "Sari" , "Koran Sindo" , "Majalah Skana" , "Salahudin` SM" , "pojok teater" , "Ngobrolin Teater" , "Koran Tempo" , "Puji Utami" , woroworosenik...@yahoogroups.com, "Acicis Yogyakarta" Date: Friday, 13 March, 2009, 1:49 PM SEKOLAH GAMELAN Yogyakarta Komunitas SLEnK Komunitas Suka Lelangen Edining Kabudayan (SLEnK) membuka program pengalaman belajar gamelan dengan nama SEKOLAH GAMELAN YOGYAKARTA. Program ini akan dimulai hari ini jam 15.30 WIB di Gg Sandel no 19, Jl. AM Sangaji, Nandan, Yogyakarta (belakang kantor AIG LIFE). Saat ini telah mendaftar sebagai peserta, 12 orang yang rata-rata berusia mahasiswa dan beberapa di antaranya bukan warga asli Jogja. Ini tidak melenceng jauh dari target semula yaitu 14 peserta berusia di atas 17 tahun. SLEnK sangat berterima kasih kepada Mas Jayadi dan mas Chaidir (Harian Kedaulatan Rakyat), juga Sholahudin Al Ahmed (Suara Merdeka), serta Kiki Dian (Joglosemar) yang berkenan turut memberitakan pendaftaran Sekolah Gamelan. 12 peserta ini akan didampingi instruktur karawitan Sugito HS melalui metode sederhana dan mudah. Metode ini memang dirancang untuk pembelajaran pemula. Para peserta nanti akan mempelajari gendhing-gendhing dasar sehingga diharapkan mampu mengikuti iringan macam-macam gendhing ketika mereka nanti bergabung dengan komunitas karawitan atau lainnya. Namun demikian, Sekolah Gamelan ini tidak ditujukan untuk mencetak pengrawit-pengrawit baru, meski tidak menutup kemungkinan untuk itu. Bagi SLEnK, Sekolah Gamelan adalah sebuah wadah untuk mempromosikan semangat mengenal dan memahami jati diri budaya bangsa, serta menimba pengalaman batin dalam mengolah kepekaan diri melalui seni budaya tradisi. Gamelan sangat bisa disikapi sebagai suatu aspek budaya yang lebih luas dan dapat dijadikan cermin atau simbol bahwa kehidupan mesti punya keragaman dan harmoni... Sekolah Gamelan akan berjalan dalam 8 pertemuan yakni 13 Maret di Nandan 16 Maret di Nandan 18 Maret di Nandan 20 Maret di Nandan 23 Maret di Nandan 25 Maret di tempat lain 27 Maret di tempat lain 30 Maret di tempat lain * Sekolah berjalan setiap pukul 15.30 - 17.00 WIB * 3 pertemuan terkahir kemungkinan besar berpindah tempat karena faktor kelengkapan alat. Kami sangat terbuka bagi kunjungan rekan-rekan dari media baik media cetak, elektronik maupun virtual. Bagi yang membutuhkan info lebih lanjut, silakan menghubungi kami. Salam Hangat Didik Adi Sukmoko Koordinator Program SLEnK masj...@yahoo. com - 08562856610 paguyubanslenk. blogspot. com | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe Recent Activity 8 New MembersVisit Your Group Group Charity Loans that change lives Kiva.org Yahoo! Groups Join people over 40 who are finding ways to stay in shape. Yahoo! Groups Dog Lovers Group Connect and share with dog owners like you .
Re: [ac-i] Re: Bahasa Ibu, Siapa Peduli?
Lebih tepatnya, berbahasa Indonesia gaya Jakarta masa kini beberapa waktu lalu saya lunya pengalaman menemani caleg "sosialisasi" ke hadapan publik calon pemilihnya dia sekolah di Jawa Tengah, dan selesai kuliah di UGM tapi bahasa Jawanya juga kacau Malah, moderatornya yang orang desa dan cuma lulus SMA berbahasa Jawa halus (Madio) sangat baik saya kira, hal ini juga terjadi dengan umumnya masyarakat kita yang berbahasa indonesia dengan agak kacau, apakah dicampur-campur dengan bahasa asing, atau berbahasa indonesia dengan bahasa pergaulan sehari-hari. saya sering kali "gatal" (lebih tepatnya "keri"/tergelitik telinganya) karena mendengar pembaca-warta kita di TV ataukah menggunakan kata yang tidak baku, "...sebuah mobil kecebur di kali Ciliwung Jakarta" ataukah pengucapannya yang sering salah "feminim" ketimbang "feminin", atau yang paling sering diucapkan salah hingga kini "negoisasi" ketimbang "negosiasi" saya bisa paham jika sulit untuk mempelajari bahasa jawa jika tidak digunakan sehari-hari, karena ada beberapa jenis tingkatan dengan masing-masing diksi di tiap tingkatan tapi berbahasa indonesia? ... apalagi untuk kaliber pembaca warta??? "Bahasa Ibu" saya adalah bahasa Indonesia dan saya peduli untuk menggunakan secara baik dan benar termasuk menggunakan secara tepat, pada waktu dan tempatnya baik bahasa Indonesia yang baik dan benar hingga bahasa slank Tabik Gayatri --- On Tue, 24/2/09, Teguh Ostenrik wrote: Subject: Re: [ac-i] Re: Bahasa Ibu, Siapa Peduli? To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Date: Tuesday, 24 February, 2009, 4:08 PM Masalahnya ya BUNG, KALAU ANDA KE Solo dan Yogja, masuk ke toko, dan berusaha bersikap sopan. Dengan menggunakan basa jawa madio atau bahkan kromo. Mereka selalu menjawab deng bahasa indonesia. Saya dengar anak2nya sultan, se hari2 juga menggunakan bahasa indonesia. Sdh “tidak” bisa berbahasa jawa.
Re: [ac-i] Re: Wayang Orang Sriwedari
Kalau anda memerlukan daftar tontotan baik wayang orang maupun wayang kulit yang pernah saya tonton, Termasuk tari-tari Jawa Tradisional dan Kontemporer saya bisa kirimkan Japri. lh Tabik BJD. Gayatri (nama sebenar-benarnya) --- On Mon, 23/2/09, bulan kertas wrote: Subject: Re: [ac-i] Re: Wayang Orang Sriwedari Date: Monday, 23 February, 2009, 11:08 AM lha yang pada merespon email ini, udah pernah nonton wayang orang belum? ria --- On Sun, 2/22/09, BJD. Gayatri wrote: From: BJD. Gayatri Subject: Re: [ac-i] Re: Wayang Orang Sriwedari To: artculture-indonesi a...@yahoogroups. com Date: Sunday, February 22, 2009, 11:16 AM Bukankah dulu wayang orang hanya dinikmati dan dimainkan oleh kalangan terbatas juga? kesenian rakyatnya adalah ketoprak, yang lebih nge-pop dijamannya? Tabik Gayatri Recent Activity 12 New Members 10 New PhotosVisit Your Group Y! Messenger Want a quick chat? Chat over IM with group members. Ads on Yahoo! Learn more now. Reach customers searching for you. Group Charity Loans that change lives Kiva.org .
Re: [ac-i] SEKOLAH GAMELAN
Sayang, tidak ditulis, Sekolahan Gamelan ini ada dimana saya hanya berasumsi bahwa sekolahan ini ada di Yogyakarta. saya kira, tidak benar juga jika gamelan tidak disukai oleh masyarakat indonesia secara meluas. Tapi mungkin jumlah kenaikan penyuka gamelan hanya mengikuti deret ukur jika dibandingkan dengan penyuka jenis musik yang lain yang mengikuti deret hitung. saya kira, mungkin perlu dikaji, kenapa generasi muda dan khususnya yang di kota besar macam jakarta, tidak menyukai atau tidak akrab dengan gamelan, apalagi dengan wayang. saya pernah menyaksikan pagelaran "International Wayang Festival" di Taman Mini Indonesia Indah di tahun 2000-an. yang seperti biasa, dihadiri oleh pencinta wayang sejati seperti Bp. Franky Welirang dan beberapa pejabat teras pencinta wayang. bukan hanya para pengrawitnya saja yang ada berkulit putih, namun para dalangnya juga banyak yang berkulit putih, klulit hitam, dlsb. Namun sebagian besar penonton yang hadir adalah mereka yang berasal dari kalangan menengah- ke bawah. saya sendiri jadi bertanya-tanya, mengapa kelompok masyarakat Indonesia (baca juga: Jawa) kelas menengah keatas, menjadi jauh dari akar budaya sendiri, khususnya dalam hal ini budaya Jawa. Jadi, boro-boro belajar gamelan, lha wong mendengarkan musik Jawa aja tidak akrab, kok. Sehingga saya salut pada penyelenggara kursus gamelan ini. Sayang aja, kalau peminatnya ternyata membludak tapi dibatasi hanya 14 orang. Hambok nggak usah dibatasi, biar tambah banyak yang belajar gamelan. Tabik Gayatri --- On Sat, 21/2/09, Ahmad Jalidu wrote: From: Ahmad Jalidu Subject: [ac-i] SEKOLAH GAMELAN Date: Saturday, 21 February, 2009, 2:17 PM Ayo BELAJAR GAMELAN... Konon... lebih dari 250 set gamelan telah dipesan oleh Jepang sejak 20 tahun terakhir... Konon... beberapa SD di Jerman memiliki kegiatan Ekstrakurikuler Gamelan, demikian juga di Amerika, Belanda, Australia, New Zeland dan sebagainya.. Sungguh Membanggakan... Tetapi... kebanggaan ini akan lenyap jika ternyata yang di luar sana jauh lebih bisa daripada kita yang ada di sini... JANGAN SAMPAI KETINGGALAN. ..!!! Ikuti SEKOLAH GAMELAN bersama Komunitas Suka Lelangen Edining Kabudayan (SLEnK) SEKOLAH GAMELAN Kursus dasar mengenal gamelan... mulai 13 Maret 2009 Biaya Rp 80.000.00 (dibayar setelah kursus berjalan) 8 kali pertemuan... Instruktur : Sugito Hadi Supadma (Kertua SLEnK, praktisi karawitan) Peserta akan mendapatkan T-SHirt dan Sertifikat.. . PENDAFTARAN : - Kirim BIodata, Foto dan uraian mengenai motivasi Anda belajar Gamelan. kirim via email ke komunitas_slenk@ yahoo.co. id Pendaftaran ditutup 10 MARET 2009 atau Jika peserta telah mencapai 14 Orang. baca keterangannya di http://paguyuban_ slenk.blogspot. com atau hubungi 08562856610 (Jali)
Re: [ac-i] Re: Wayang Orang Sriwedari
Bukankah dulu wayang orang hanya dinikmati dan dimainkan oleh kalangan terbatas juga? kesenian rakyatnya adalah ketoprak, yang lebih nge-pop dijamannya? sama seperti, siapa yang bisa nonton Opera Ida, yang dimainkan di panggung Pyramida Giza?... kan hanya orang-orang tertentu, habis tiketnya saja mahal kalau wayang orang mau dikemas seperti "La Galigo" ala Bob Wilson, bisa juga meledak dengan harga tiket melangit. Tapi, apakah mereka yang datang sungguh bisa meng-apresiasi? alih-alih menikmati, mereka yang beli tiket dengan harga melangit (ketika "La Galigo"), malah ngorok di bangku VIP materi bisa "dibeli", tapi apresiasi tidak masalahnya, kalau pun tiket murah, apakah yang datang sungguh apresiatif atau tidak fenomena Wayang Orang Bharata di JAkarta, yang bias masuk Gedung Kesian Jakarta, mungki bisa jadi bagian strategi, karena di GKJ orang bisa duduk dengan nyaman dan pertunjukkan dikemas dalam seri 2-3 jam, tidak semalam suntuk wayang dahulu adalah untuk masyarakat agraris wayang sekarang kalau mau hidup, kudu dikemas ala masyarakat industri kalau mau ada strategi kebudayaan lh... eeeh seperti,... tapi Nano Riantirano dengan Republik Petruk nya mampu memaku penonton duduk di kursi penonton selama 4 jam. itu seni tinggi (high art) apa seni rendah (low art) ya? Tabik Gayatri --- On Fri, 20/2/09, BDG KUSUMO wrote: From: BDG KUSUMO Subject: [ac-i] Re: Wayang Orang Sriwedari Date: Friday, 20 February, 2009, 2:24 PM Saya kira di Indonesia, seperti di Eropa, akan terjadi pemisahan yang jelas antara seni canggih klasik dengan seni hiburan massal. Juga makin jelas perbedaan selera peminatnya. Sukar untuk menyajikan sekaligus misalnya opera Verdi dan ballet klasik Bolshoi Theater dengan show Madonna. Atau adegan wayang yang penuh dengan falsafah berat adiluhung bersama dangdut dan atau musik campursari ria. Keduanya punya peminat tertentu, aneh bila dicampur dalam kemasan bersama. Salam, Bismo DG (mencoba jadi konsumen karya seni) - Original Message - From: awind To: nasional-list@ yahoogroups. com Sent: Friday, February 20, 2009 12:52 AM Subject: [nasional-list] Wayang Orang Sriwedari http://www.ranesi. nl/arsipaktua/ indonesia060905/ 2sriwedari200902 19 Wayang Orang Sriwedari Hanya Ramai Pada Hari Libur KBR 68H 19-02-2009 Laporan KBR 68H Wayang orang merupakan warisan budaya Kraton Surakarta. Sejak zaman Pakubuwono X, yang memerintah sampai tahun 1939, pertunjukan wayang orang bukan lagi milik istana, tapi bisa dinikmati masyarakat umum. Pertunjukan yang nyaris berumur seabad itu kini seakan tertidur lelap, tak terdengar lagi kabarnya. Berikut laporan tentang pertunjukan wayang orang yang masih bertahan di tengah terpaan zaman modern. Tiga raksasa menjadi pembuka pertunjukan wayang orang di gedung Sriwedari, Solo, Jawa Tengah. Lakon malam itu 'Sakuntala' dari Mahabharata dengan pesan moral kesetiaan. Tepuk tangan penonton tak juga mengusir kesunyian pertunjukan yang berlangsung Jumat malam itu. Bukan karena kota Solo seharian diguyur hujan, tapi dari 500 kursi yang tersedia, hanya 20an yang terisi penonton. Suasana pun tampak lengang, meski lakon raksasa, lenggak-lenggok penari dan banyolan Petruk menghibur penonton. Sepi Penonton Meski sepi, setiap hari selalu disajikan lakon baru. Salah satu sutradaranya adalah Dewoso yang sudah bergabung dengan Wayang Orang Sriwedari sejak 2000. Dewoso: Kami punya program dalam satu tahun tidak ada cerita yang sama. Menyiapkan paling tidak 365 cerita, mempunyai pegangan buku yang sutradara tua referensi bukunya hanya di Sriwedari, tetapi yang sutradara muda, itu saya kasih beberapa referensi baik Mahabarata yang asli dari India. Serat-serat Pusnoporojo atau serat-serat yang berkaitan dengan wayang yang ada Museum Surakarta harap dibaca. Penonton hanya perlu mengeluarkan Rp. 3.000,- (tiga ribu rupiah) bagi pertunjukan selama tiga jam, dari pukul delapan hingga sebelas malam. Penjaga karcis Puji Maharani tampak santai mencorat-coret kertas kosong menunggu penonton di loket. Hingga sepuluh menit menjelang pertunjukan baru terjual tigabelas tiket. Puji Maharani: Wah hari ini 11 mas, 13 sama yang dua tadi. Biasanya sampai 20-25 hari biasa. Kalau hari Minggu lebih dari 100. Hari Minggu saja raménya. Ada 500 kursi, bawah atas. Tiap hari rata-rata 25, banyak yang kosong. Kalau malam Minggu aja sama hari libur sekolah yang ramé sekali. Kalau hari-hari biasa, apalagi ini hujan, sepi. Tadi malam cuma 14. Budaya Negeri Gedung wayang orang Sriwedari terletak sekitar dua kilometer dari Keraton Kasunanan Surakarta. Di depan gedung seluas 600 meter itu terdapat patung Gatotkaca dan Srikandi. Ada juga spanduk bertuliskan "Cintailah Budaya Negeri Kita". Sayangnya, gedung kesenian tua itu tampak tak teraw
Re: [ac-i] Undangan Dialog Manifes Kebudayaan dan Lekra di TUK
Saya jadi agak heran dengan imel beberapa orang ini, yang mempersoalkan nama "MGR". apa jadinya jika yang menjelaskan adalah orang "tanpa nama", tidak seperti nama kondang "Asvi Warman Adam". Sesungguhnya lagi, bagi kawan-kawan yang sejak awal advokasi RUU-APP (waktu itu namanya masih RUU-Anti Pornoaksi dan Pornografi) di tahun 2005-an, sudah akrab dengan inisial "MGR" bagi nama Guntur. Dan lagi, Guntur juga sudah memberi salam dengan menyebutkan nama aslinya. Juga, saya kira, isi suratnya bukan maki-makian seperti yang dipermasalahkan. Kiranya akan lebih tepat untuk mempermasalahkan nama yang lainnya, seperti: "penyair Dunggu Dunggu" yang nggak ketahuan nama aslinya. Atau nama-nama nggak jelas yang lain yang ada di milis ini, yang memang isi imelnya serign hanya berupa makian saja. Ya, buat Guntur, meski kamu sudah jadi korban kekerasan FPI dan sudah sering masuk TV, ternyata itu semua tidak menjamin kamu ternyata cukup dikenal orang. eeh.. malah dicurigai,..kasien dw Tabik BJD. Gayatri (nama asli beneran niy) --- On Sat, 21/2/09, flu...@rad.net.id wrote: Subject: Re: [ac-i] Undangan Dialog Manifes Kebudayaan dan Lekra di TUK To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Cc: artculture-indonesia@yahoogroups.com, salih...@yahoogroups.com Date: Saturday, 21 February, 2009, 9:38 PM Terima kasih Pak Asvi atas penjelasannya. Saya mungkin salah karena seperti Pak Bambang ketika membaca undangan itu mengira adanya pemakaian nama pengirim yang tidak mau secara jelas dan terbuka menyatakan dirinya dengan menggunakan nama tersamar. Karena terus terang memang banyak pesan disampaikan orang dengan nama samaran yang bunyinya aneh-aneh. Entah mungkin karena kurang PD atau pesannya cuma unek-enek atau penghujatan ungkapan kekesalan saja atau apa, saya kurang tahu. Tentunya saya sangat gamang kalau di zaman seperti sekarang orang masih enggan atau belum mau berdiskusi secara terbuka. Tetapi syukurlah kalau memang dugaan saya itu salah. Sayang saya tidak menghadiri diskusi yang menurut saya cukup penting itu. Tetapi saya membaca dari milis kita dialog atau upaya rekonsiliasi kelompok Manikebu (diwakili Taufik Ismail) dan kelompok Lekra (diwakilki oleh JJ Kusni) yang menurut saya baik dan perlu dilakukan ini demi perjalanan kita kedepan ditentang dan dihujat cukup keras oleh beberapa orang dengan alasan mereka tentunya. Tentunya ini sangat merisaukan saya. Saya kira Pak Asvi juga membacanya. Salam, Firman Pak Bambang Hidayat dan Pak Firman Lubis, >  > Saya kira tidak ada yang salah dari undangan Dialog Manikebu vs Lekra di > Teater Utan Kayu itu. Saya hadir dalam acara itu yang tampaknya kurang > dilaporkan oleh pers (saya lihat ada crew TV ONe, Nama dan Peristiwa). >  > Undangan ini dikirim oleh Mohammad Guntur Ramli (MGR) yang menjadi > koordinator dari kegiatan dialog tersebut. MGR adalah nama asli bukan > samaran, ia menjadi korban dalam aksi brutal di Monas ketika terjadi heboh > UU Pornografi beberapa waktu lalu. > Ia juga menjadi Redaktur Pelaksana majalah Jurnal Perempuan. > Salihara itu nama komunitas (perluasan dari Teater Utan Kayu) yang berada > di Pejaten. Di Salihara diselenggarakan berbagai kegiatan budaya.  > Salam, > Asvi Warman Adam >  >  > > --- Pada Rab, 18/2/09, flu...@rad.net. id menulis: > > Dari: flu...@rad.net. id > Topik: Re: [ac-i] Undangan Dialog Manifes Kebudayaan dan Lekra di TUK > Kepada: artculture-indonesi a...@yahoogroups. com > Cc: salih...@yahoogroup s.com, artculture-indonesi a...@yahoogroups. com > Tanggal: Rabu, 18 Februari, 2009, 9:10 AM > > > > Saya mendukung usul dari Pak Bambang ini. Saya kira sudah zamannya kita > berani berbicara apa saja secara terbuka dan menyampaikan nama diri kita. > Sebab saya agak risih juga kalau menerima pesan yang sifatnya seperti > surat kaleng. Atau lempar batu sembunyi tangan. Saya harap milis kita bisa > lebih merupakan ajang diskusi dan pertukaran pendapat serta pikiran yang > mencerdaskan dan mencerahkan. > > Salam, > Firman > > >  Rekan-rekan yang saya hormati, >> >> Kalau boleh saya mengusulkan agar dalam komunikasi ini--untuk menjaga, >> menjamin dan meneguhkan keterbukaan, kita semua mempergunakan nama diri >> masing-masing. Dengan cara itu penerima mail(s) sewaktu sebelum, apalagi >> setelah, membuka surat dapat mengetahui dengan siapa dia >> berkorespondensi, >> bertukar pikiran akal dan nalar. Dengan adanya nama aneh-aneh, mungkin >> eksotis dan humorous, masih terasa adanya benang merah yang tersembunyi >> atau sesuatu yang tersembunyi. >> >> Terima kasih untuk semua perhatian anda. Selamat bekerja dan selamat >> melanjutkan komunikasi dalam dunia maya--yang maya hanya >> medianya--tetapi >> manusianya tidak. >
Rabbit Proof Fence - resensi.... Re: [ac-i] Australian Film Festival & Art Exhibition- Blit Megaplex
Menarik sekali, Autralia menampilkan Festival filmnya kali ini film-film yang umumnya meruapakan pengungkapan fakta dan realitas sosial bahkan boleh dibilang sebuah sejarah gelap "pendudukan" (kolonialisasi) benua Australia oleh orang-orang kulit putih, yang selama ini ditutup-tutupi. Dan oleh kebijakan pemerintahan yang baru, dibawah partai buruh justru pengungkapan fakta dan realitas ini dibuka. Pemerintah baru partai buruh Australia, juga telah melakukan permintaan maaf terhadap penduduk asli, atas sejarah hitam tersebut. Tentu, ini langkah luar biasa dari penegakan Hak Asasi Manusia, khususnya hak untuk penduduk asli benua Australia. Film Rabbit Proof Fence ini, merupakan salah satu film yang mengungkapkan sejarah kelam dan pedih bagi penduduk asli tersebut. Dimana mereka (khususnya anak-anak penduduk asli) diburu dan dimasukkan semacam kamp konsentrasi untuk pendidikan. Dididik secara "kulit putih" dan tidak boleh berbahasa bahasa asli mereka. Menghapuskan sebuah trasisi budaya lisan, kisah-kisah sejarah penduduk asli Membuat mereka, secara kognitif juga secara mental, merasa bahwa mereka adalah "orang-orang kulit putih lain" Ini yang oleh Paulo Freire dan kawan-kawan disebut sebagai "menusukkan kesadaran (conscience) semu" jati diri sebuah bangsa atau sekelompok masyarakat, dan hal ini sesungguhnya merupakan sebuah kejahatan mental/ kejahatan kognitif. Setara kejahatan "brain-washing" alias cuci otak. Mirip dengan logika komunikasa massa yang digunakan semasa rejim Hitler juga mirip seperti apa yang terjadi semasa Orde Baru, misalnya Bagi kawan-kawan yang peduli untuk isyu-isyu kemanusiaan dan HAM, film-film yang disajikan ini memang layak tonton, karena dengan bentuk dan cara yang lain, hal semacam ini terjadi dimana-mana Selamat Menonton. Selamat Hari Australia 26 Januari Tabik Solidaritas BJD. Gayatri (juga) pengamat film, salah satu pendiri Komunitas Bola Salju --- On Sat, 17/1/09, lydia poetrie wrote: From: lydia poetrie Subject: [ac-i] Australian Film Festival & Art Exhibition- Blit Megaplex Date: Saturday, 17 January, 2009, 5:33 PM Dear all, INVITATION Celebrate Australia Day 2009 with an extraordinary Film Festival and Art Exhibition “Dreaming Stories - Australian Indigenous Cultural Festival” Date : 22- 26 January 2009 Place : Blitz Megaplex Grand Indonesia Shopping Centre Film – Screening of award winning Australia movies Visual Arts – Exhibition of Contemporary Aboriginal Art from the Balgo Hills, Western Australia , with presentations by the artists Free Admission – for tickets call the Dreaming Stories Festival hotline, 021- 2550.5400 FILM SCHEDULE Thursday, 22 Jan 09 : 19.00 Australian Rules ( by invitation only ) Friday, 23 Jan 09 : 19.30 Ten Canoes ( by invitation only ) Saturday, 24 Jan 09 : 14.45 Australian Rules 17.00 The Tracker 19.00 Rabbit Proof Fence Sunday, 25 Jan 09 : 14.45 The Tracker 17.00 Razzle Dazzley 19.00 Yolngu Boy Monday, 26 Jan 09 : 14.45 Rabbit Proof Fence 17.00 Ten Canoes 19.00 Australian Rules Thanx & Welcome to the Festivals ( LP )
www.PetitionOnline.com .... Re: [ac-i] Trowulan
untuk kawan-kawan yang sedang advokasi untuk situs Trowulan, sila buka www.PetitionOnline.com caranya sangat mudah kok, dan kita semua bisa ikutan tanda tangan agar petisi itu semakin kuat didukung oleh masyarakat lain secara meluas yang ikut prihatin, peduli dan (mungkin) geram, karena perbuatan-perbuatan bodoh pengrusakan tersebut ditunggu yaaa Tabik Solidaritas BJD. Gayatri --- On Fri, 16/1/09, karta pustaka wrote: Subject: Re: buka partisipasi publik Re: [ac-i] Trowulan To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Date: Friday, 16 January, 2009, 11:00 AM Ide yang bagus mbak Gayatri. Sayapun sangat mendukung itu. Statement itu segera dibuat sebagai press release karena keprihatinan bersama dan dikirim secara tertulis melalui faksimili ke media2 cetak. Memang tidak banyak media yg segera merespon, bahkan ada media yang membiarkan saja. Bahwa pernyataan sikap seperti itu akan lebih optimal jika di-on line-kan tentu akan sangat disambut baik oleh para penyusun statement Triwulang untuk Trowulan. Kalau ada kawan2 yg bisa membantu membuatkan petisi on line, monggo saja. Sayapun akan ikut mengisi petisi tersebut. Salam hangat, anggi minarni - Original Message - From: BJD. Gayatri To: artculture-indonesi a...@yahoogroups. com Sent: Thursday, January 15, 2009 9:53 PM Subject: buka partisipasi publik Re: [ac-i] Trowulan sebaiknya, petisi atau surat pernyataan keprihatinan semacam ini dibuka juga untuk partisipasi publik yang lebih luas, selaku individu masyarakat sipil (member of civil society) yang juga peduli dan prihatin dengan terjadinya pengrusakan tersebut, seperti yang selalu dilakukan oleh kawan-kawan yang memperjuangkan HAM/Hak Asasi Manusia atau pelanggaran- pelanggaran hukum oleh negara atau oknum tertentu atas nama "demi pembangunan" yang tidak pada tempatnya (developmentalist ideology) agar, pemerintah yang dalam hal ini bertindak atas nama negara TAHU, bahwa rakyat yang sedang dipimpinnya, ternyata tidak berkenan atas sepak-terjangnya yang tidak aspiratif dan justru merusak sendi-sendi pokok sebuah bangsa. ada juga fasilitas petisi on-line misalnya, yang dapat dimanfaatkan. saya kira, banyak dari antara anggota milis ini, sebagai publik hendak turut berpartisipasi dalam memberkan namanya sebagai anggota masyarakat sipil yang peduli tersebut. Tabik Gayatri
buka partisipasi publik.... Re: [ac-i] Trowulan
sebaiknya, petisi atau surat pernyataan keprihatinan semacam ini dibuka juga untuk partisipasi publik yang lebih luas, selaku individu masyarakat sipil (member of civil society) yang juga peduli dan prihatin dengan terjadinya pengrusakan tersebut, seperti yang selalu dilakukan oleh kawan-kawan yang memperjuangkan HAM/Hak Asasi Manusia atau pelanggaran-pelanggaran hukum oleh negara atau oknum tertentu atas nama "demi pembangunan" yang tidak pada tempatnya (developmentalist ideology) agar, pemerintah yang dalam hal ini bertindak atas nama negara TAHU, bahwa rakyat yang sedang dipimpinnya, ternyata tidak berkenan atas sepak-terjangnya yang tidak aspiratif dan justru merusak sendi-sendi pokok sebuah bangsa. ada juga fasilitas petisi on-line misalnya, yang dapat dimanfaatkan. saya kira, banyak dari antara anggota milis ini, sebagai publik hendak turut berpartisipasi dalam memberkan namanya sebagai anggota masyarakat sipil yang peduli tersebut. Tabik Gayatri --- On Thu, 15/1/09, karta pustaka wrote: From: karta pustaka Subject: [ac-i] Trowulan To: artculture-indonesia@yahoogroups.com, media-jo...@yahoogroups.com, "Tembi Rumah Budaya" Cc: "Kunci Newsletter" , kinoki-jo...@googlegroups.com Date: Thursday, 15 January, 2009, 12:02 PM Dear Moderator, Mohon ijin menyampaikan seruan ini demi menyelamatkan aset pusaka budaya bangsa. Terima kasih. TRI WULANG UNTUK TROWULAN Pernyataan sikap dan tuntutan Petro Majapahit untuk pelestarian Situs Trowulan 1. Bahwa Situs Trowulan adalah situs yang sangat penting bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan, serta sejarah bangsa Indonesia . Oleh karena itu Situs Trowulan harus dilestarikan dengan cara-cara yang benar sesuai dengan prinsip-prinsip pelestarian. 2. Bahwa setiap bentuk perusakan tidak dibenarkan, baik yang dilakukan oleh individu maupun lembaga, lebih-lebih pemerintah, sebagaimana disebutkan dalam UU RI No.5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya dan peraturan perundang-undangan yang mengikutinya. 3. Bahwa setiap pengembangan dan pengelolaan Benda Cagar Budaya dan Kawasan Cagar Budaya harus melibatkan sebanyak mungkin pemangku kepentingan (stakeholders) dan masyarakat sekitar. Berkenaan dengan telah terjadinya perusakan Situs Trowulan, maka kami menuntut: 1. Pemerintah, dalam hal ini Menteri Kebudayaan dan Pariwisata beserta seluruh jajaran di bawahnya, harus segera menjelaskan secara terbuka tentang proyek Majapahit Park kepada publik dengan rinci. 2. Pemerintah harus menghentikan proyek Majapahit Park , dan proyek-proyek pengembangan Kawasan Cagar Budaya lainnya yang menggunakan modus serupa. 3. Pemerintah harus mengembalikan seperti semula (rehabilitasi) kondisi situs yang rusak akibat pengembangan Majapahit Park . Kesalahan dalam pelaksanaan pembangunan Majapahit Park sangat fatal karena telah menghancurkan aset pusaka budaya bangsa sehingga telah melukai hati bangsa Indonesia, dan menginjak-injak prinsip pelestarian yang seharusnya diteladankan oleh pemerintah sebagai pemegang mandat seluruh rakyat Indonesia. Bukan sebaliknya, pemerintah justru memberi contoh buruk dengan merusaknya. Jika pemerintah tidak mengindahkan seruan ini, maka rakyat Indonesia berhak melakukan class action, menuntut pertanggungjawaban pemerintah melalui jalur hukum. Sebagai rakyat Indonesia, kami yang menyampaikan seruan ini bersedia duduk bersama dan ikut memberikan sumbangan pemikiran demi tercapainya tujuan pelestarian pusaka budaya Indonesia yang berkelanjutan. Yogyakarta , 9 Januari 2009 Petro Majapahit (Peduli Trowulan - Masyarakat Jogjakarta Pemerhati Pelestarian Situs Budaya) 1. Forum Pelestarian Lingkungan Budaya Yogyakarta (Forum Jogja) 2. Dewan Pertimbangan Pelestarian Warisan Budaya Yogyakarta (DP2WB) 3. Jogja Heritage Society 4. Center for Heritage Conservation, Jurusan Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik Univ. Gadjah Mada 5. Green Map Indonesia 6. Kerupuk (Komunitas Peduli Ruang Publik Kota ) Yogyakarta 7. Senthir, the Youth Spirit of Jogja Heritage Society 8. Bonang Foundation 9. Yayasan Kanthil Kotagede Anggi Minarni Dharma Gupta Sekretaris Forum Jogja Ketua Forum Jogja
Re: [ac-i] nenek moyang ku seorang pelaut
ada!! sesungguhnya bukan hanya nenek moyang kita saja yang pelaut. sampai sekarang pun, sebagian bangsa indonesia, terutama dari belahan timur Indonesia, merupakan bangsa pelaut. Mereka melaut dengan kapal kecil kira-kira ukuran 3 meter x 18 meter, hingga Hong Kong bahkan semenanjung Korea. Saya pernah jumpa pelaut-pelaut Indonesia yang gagah berani, yang pernah mengalami sapuan ombak besar di laut cina selatan dan salah satu pahanya habis dimakan ikan hiu bercerita, bagaimana berada di laut, antara hidup dan mati. mereka berasal dari daerah WaKaToBi (khususnya yang saya temui berasal dari kota Wanci / Wangi-wangi) Padahal, mereka sekedar berjualan rempah dan komoditi lain dari Sulawesi Tenggara lalu bertukar dengan benda-benda elektronik untuk dijual di daerah WaKaToBi tersebut. Barangkali, kawan-kawan masih ingat, kerusuhan di Ambon sebagian warga Ambon yang keturunan pulau Buton, segera dapat melarikan diri, karena,..--untungnya-.. mereka tidak pernah melupakan budaya bahari mereka. Sehingga, mereka tidak silap untuk hendak memiliki mobil atau sepeda motor. Ukuran transportasi bagi suku-suku seperti Bugis atau Buton adalah seberapa besar kapal atau seberapa banyak kapal mereka punya, sehingga, ketika pecah kerusuhan, sebagian dari mereka dapat langsung mengungsi ke pulau asal mereka di P. Buton, misalnya P. Buton saat itu merupakan daerah penampungan pengungsi (IDP) yang cukup besar. Saya kira, lagu itu bukan cuma mitos, bahwa nenek moyangku pelaut. Namun hingga sekarang, sebagian bangsa Indonesia adalah pelaut. Sayangnya, karena Jawanisasi yang dilakukan Orde Baru itu, maka budaya laut yang kita punya, tidak pernah tampil ke permukaan. Moga informasi ini berguna Tabik Gayatri --- On Tue, 13/1/09, ketua_iblis wrote: Subject: [ac-i] nenek moyang ku seorang pelaut Date: Tuesday, 13 January, 2009, 12:50 PM ada yg maungomentarin ga nenek moyangku seorang pelaut
Re: Bls: [ac-i] Gus Dur: "Nenek moyang saya orang tionghoa asli,...
Menjawab Iani dan Dadang punya komentar Saya kira, justru itulah Gus Dur di jaman dia berkuasa, perlu mengemukakan bahwa dirinya adalah peranakan atau keturunan Cina, untuk menghapuskan dikotomi yang telah dibuat di masa Orde Baru yang selain represif juga menebarkan paham Jawanisasi kemana-mana, yang justru berbahaya dan secara psikologi sosial "sakit". dan kita bangsa Indonesia sudah perlu menyadari bahwa kita ini, sebagai bangsa/ras, adalah percampuran dari beberapa ras yang ada sehingga perlu meniadakan istilah pribumi dan non-pribumi dan hidup dalam alam kebhinekaan itu Tabik Gayatri --- On Tue, 13/1/09, dadang christanto wrote: Date: Tuesday, 13 January, 2009, 7:52 AM Hehehe... Tanya sama Orde Baru, mereka yang paling tahu, karena bisa membedakan mana yang Pribumi dan Nonpribmi. dc --- On Tue, 13/1/09, iani arahmaiani wrote: > From: iani arahmaiani > Received: Tuesday, 13 January, 2009, 12:49 AM > Mungkin cerita itu betul adanya - tapi kalau diumumkan > kepublik tentu > ada arti dan maksudnya. Saya kira begitulah cara penguasa > di Jawa atau > mungkin dimanapun untuk melegitimasi posisi kuasa. Tapi > yang paling > penting adalah kualitas manusianya - dan tidak selalu > keturunan putri > atau pangeran atau ratu dan raja itu pandai dan bagus > perangainya - > tapi kadang2 ya ada. > > Salam > Arahmaiani > > On 1/12/09, BJD. Gayatri > wrote: > > > > Keturunan negrito asli mungkin sudah bercampur juga. > > Namun, setidaknya kita masih bisa melihat kepada > saudara kita di Papua. > > Dimana sebagian, menurut beberapa buku, menyebrang > hingga ke Australia. > > Sementara untuk yang di Maluku dan NTT, misalnya, > semakin kentara > > percampuran antar-bangsa/ ras tersebut. > > Tabik > > Gayatri > > > > --- On Sat, 10/1/09, flu...@rad.net. id > wrote: > > Date: Saturday, 10 January, 2009, 9:28 PM > > > > > > Terima kasih Bung Rushdy. Saya kira soal keturunan > Cina ini bukanlah sesuatu > > yang luar biasa. Kalau penduduk Indonesia di test > DNAnya, saya yakin banyak > > yang mempunyai darah keturunan Cina, India, Arab, > Belanda, Portugis, > > Inggeris dll., selain proto-Melayu. Sebab sejak jaman > dahulu kala, daerah > > Nusantara adalah tempat persinggahan dan persentuhan > berbagai macam ras dan > > etnik. Penduduk "asli" Nusantara tergolong > ras negrito yang berkulit hitam > > dan rambut keriting. Boleh dibilang keturunannya yang > masih asli sudah > > hampir tidak ada lagi. > > Salam, > > Firman > > .
Re: Bls: [ac-i] Gus Dur: "Nenek moyang saya orang tionghoa asli,...
Keturunan negrito asli mungkin sudah bercampur juga. Namun, setidaknya kita masih bisa melihat kepada saudara kita di Papua. Dimana sebagian, menurut beberapa buku, menyebrang hingga ke Australia. Sementara untuk yang di Maluku dan NTT, misalnya, semakin kentara percampuran antar-bangsa/ras tersebut. Tabik Gayatri --- On Sat, 10/1/09, flu...@rad.net.id wrote: From: flu...@rad.net.id Subject: Re: Bls: [ac-i] Gus Dur: "Nenek moyang saya orang tionghoa asli, Date: Saturday, 10 January, 2009, 9:28 PM Terima kasih Bung Rushdy. Saya kira soal keturunan Cina ini bukanlah sesuatu yang luar biasa. Kalau penduduk Indonesia di test DNAnya, saya yakin banyak yang mempunyai darah keturunan Cina, India, Arab, Belanda, Portugis, Inggeris dll., selain proto-Melayu. Sebab sejak jaman dahulu kala, daerah Nusantara adalah tempat persinggahan dan persentuhan berbagai macam ras dan etnik. Penduduk "asli" Nusantara tergolong ras negrito yang berkulit hitam dan rambut keriting. Boleh dibilang keturunannya yang masih asli sudah hampir tidak ada lagi. Salam, Firman
Re: Bls: [ac-i] OOT-DICARI: A'ak / Abdullah al Kudus
Terima Kasih Sdr. Henri Nurcahyo, tapi alamat imel itu mental balik, beberapa kali. Sudah saya coba. Tabik- Gayatri --- On Mon, 8/12/08, henri nurcahyo <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Subject: Bls: [ac-i] OOT-DICARI: A'ak / Abdullah al Kudus To: artculture-indonesia@yahoogroups.com Date: Monday, 8 December, 2008, 4:47 AM
[ac-i] OOT-DICARI: A'ak / Abdullah al Kudus
Maaf, saya kehilangan kontak Abdullah al Kudus asal desa Klakah ada yang punya alamat imel-nya? Terima Kasih untuk bantuan dan perhatiannya Tabik Gayatri