RE: [balita-anda] anak bilingual

2003-08-25 Terurut Topik Lilis Suryawati
Dear Rekan2,

Mungkin apa yang dikatakan dengan IQ seorang anak dalam hal bahasa tidak
berlebihan kali yach (ada benarnya). Soalnya kebenaran rekan saya (orang
Indonesia) menikah dengan orang Canada. Dan mereka juga punya rekan Amerika
menikah dengan orang Belanda. 
Rekan saya tersebut membiasakan untuk bicara dalam bahasa Indonesia,
sedangkan suaminya bahasa Inggris, dan anaknya umur 10 bulan sudah dapat
mengerti kedua bahasa tersebut walaupun belum bisa ngomong. Misalnya jika
suaminya bilang bird bird, maka sang anak akan menunjuk gambar burung,
demikian kalau rekan saya bilang burung burung dia juga akan menunjuk gambar
burung. Anaknya perempuan.

Sedangkan rekannya (Amerika dan Belanda) punya anak cowok berumur 31/2 tahun
dan dapat berbicara dalam 2 bahasa Inggris dan Belanda. Tetapi mungkin
tingkat kepandaian (IQ) seorang anak dalam bahasa berbeda-beda. Anak saya
sendiri walaupun kembar (Cowok) dan sekarang saya sedang kursuskan pada
native speaker (India), yang satu daya serapnya cepat satu kali diajarkan
sudah bisa, yang satu lagi kita ngomong berkali-kali baru bisa itupun tidak
selancar kembarannya. Dan saya tidak bisa memaksakannya karena harus kita
akui IQ anak yang satu dan yang lain kan bisa berbeda walaupun mereka berdua
bersaudara.

Gitu saja sharing saya, maaf kalau tidak berkenan.

Rgrds,
Lilis


-Original Message-
From: Dewi W. Irawan [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, August 25, 2003 8:36 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [balita-anda] anak bilingual


cuma mau sharing aja nih..soal bilingual..
kakak saya menikah dengan pria Jerman, dan menetap disana. Mereka berdua
berbahasa jerman, tetapi kepada anak pertama mereka, kakak saya ngomong Bhs
Indonesia, sedang suaminya berbahasa jerman ke anaknya, Kepada kami,
(keluarga sang mama yang kadang2 datang menengok), kami berbahasa inggris ke
si kecil. Hal ini sejak dari bayi mereka dan kami lakukan. Akibatnya si
kecil ini telat bisa berbicara. Dia baru bisa bicara lancar pada umur 3
tahun..!!.. itupun setelah mereka membawa si kecil ke therapy bicara disana
dan disarankan untuk memutuskan 1 bahasa pengantar saja ke si kecil.
Akhirnya setelah hampir 3 tahun mereka memutuskan untuk hanya speaking
German ke si kecil dan dalam waktu kurang dari 6 bulan ternyata si anak
lancar bicara... sekarang usianya sudah 4 tahun dan kakak saya mulai
mengajarkan bahasa indonesia lagi dan si kecil sudah bisa menguasai beberapa
kata dasar.
Ini sekedar sharing lho, maaf kalau kurang berkenan.
salam, dewi



- Original Message -
From: Ade Novita [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, August 22, 2003 6:06 PM
Subject: Re: [balita-anda] anak bilingual


 yup mbak ratna, aku juga ngeliat contoh anak yg bingung bahasa dan dikira
 autis. makanya reva yang awalnya mau aku terapkan bilingual batal. krn pas
 aku itung itung banyakan ketemu neneknya yg nggak bisa english.
 sekarang reva (19 bulan) dah bisa ngomong dan komunikasi tapi masih cadel,
 kapan tepatnya aku mulai lagi ya englishnya? apa tanggung tunggu gede
 sekalian. jadi inget dulu reva kalau liat burung akan mengucap bird,
 sekarang jadi uyung (burung), lebih fasih englishnya ya?

 - Original Message -
 From: Ratna Wulansari [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Friday, August 22, 2003 5:08 PM
 Subject: RE: [balita-anda] anak bilingual


  Ikutan nimbrung nih. Ada 2 kasus yang saya lihat nih :
  1. Bisa saja sih seorang anak dibesarkan dalam lingkungan multi-lingual.
  Saya pernah lihat sendiri, anak mantan boss saya dulu yang orang Cina
  Malaysia. Boss saya walaupun orang cina dibesarkan dalam keluarga yang
  menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa sehari-hari. Istrinya
berbahasa
  mandarin dalam lingkungan keluarganya. Mereka berdua pernah kuliah dan
  tinggal lama di Australia sebelum kembali lagi ke Malaysia. Mereka punya
  pembantu orang Indonesia. Ajaibnya anaknya yang baru berumur 3 tahun
kalau
  dengan pembantunya berbahasa Indonesia, dengan ayah ibunya kadang
 berbahasa
  inggris atau mandarin. Dengan sayapun anak tersebut kadang berbahasa
 Inggris
  kadang Indonesia.
  2. Anak teman kakak saya sampai usia 3 tahun lebih tidak bisa ngomong
 dengan
  jelas. Dikira autis, setelah diselidiki ternyata dia mengalami 'bingung'
  bahasa, karena sekolah di play group yang menggunakan bahasa Inggris
 (kalau
  nggak salah Tumble Tots, tapi saya lupa-lupa ingat) sedangkan di rumah
  berbahasa Indonesia. Mungkin juga karena di play groupnya bahasa inggris
  gurunya juga bukan native sehingga tidak terlalu bagus/jelas. Masih lagi
  diterapi wicara sekarang.
  Jadi kesimpulannya sih kedua kemungkinan tersebut mungkin saja terjadi,
  tergantung anaknya dan juga kewajaran si pengucap bahasa tersebut (kedua
  orang tua dan lingkungannya). Jadi jangan salahkan seorang anak (seperti
  banyak saya lihat di Malaysia) kalau akhirnya grammarnya jadi kacau
karena
  pengucapan orang tuanya berbahasa Inggris juga tidak benar. Saya pernah
  lihat seorang anak di LRT (train

Re: [balita-anda] anak bilingual-telat bicara

2003-08-25 Terurut Topik Siti Aida
Pak Joko,
Saya setuju dengan semua pendapat  teori anda. Seperti saya tulis di email 
sebelumnya. Nda ada maksud mendebat atau berpandangan kontra. Saya cuma ingin teman2 
sesama orangtua 'ngeh' bahwa tiap anak adalah individu yang unik, satu beda dengan 
yang lain.. dan tentunya itu punya konsekwensi logis bahwa kebutuhan akan rangsangan 
pada tiap anak juga berbeda. Ini saja kok. 
 
Soalnya begini ni pak.. saya sendiri suka ngalami.. faktor latahnya orangtua itu gede, 
kalo denger suatu metode (apapun, bukan hanya merujuk metode bilingual bapak lho ya) 
berhasil di anak lain.. kayanya merasa perlu mecoba metode itu di anak sendiri. 
Awalnya hanya sekedar coba2.. tapi kalau nda berhasil kok ya frustrasi. hehe.. Ini 
manusiawi toh? Jadi kita perlu saling mengingatkan untuk tetap pada prinsip bahwa tiap 
anak itu beda, pasti punya kelebihan  kekurangan.
 
Speech delay, down syndrome, autism, gifted, einstein syndrome, buat saya bukan hal 
penting. Dalam artian bahwa menganut teori apapun, dengan metode seperti apa juga.. 
tugas terpenting orangtua adalah membuat anaknya merasa dicintai dan bahagia dengan 
menjadi dirinya..  
 
Salam,
Aida

Joko Kusmanto [EMAIL PROTECTED] wrote:
Ibu Aida,
Sebenarnya kita sulit menilai keterlambatan bicara seorang anak selama anak
masih dalam fase periode kritis. Ada beberapa kemungkinan mengapa anak
agak terlambat memproduksi bahasa dibandingkan dari anak yang lain. Meskipun
terdapat sejumlah keyakinan yang menyatakan bahwa anak dapat berbahasa
dengan baik meski dalam situasi poverty of stimulus, saya lebih condong
berpendapat bahwa ada persyaratan minimum yang harus dipenuhi oleh bahasa
input untuk anak. Oleh karena itu, tingkat lingkungan kaya bahasa yang
dimiliki oleh anak perlu diamati. Yang dimaksud dengan lingkungan kaya
bahasa terutama adalah lingkungan kaya bahasa yang melibatkan faktor-faktor
sosial dan psikologis. Seorang anak tidak akan dapat berbahasa jika hanya
didudukkan tiap hari mendenganrkan radio atau telivisi. Anak memang akan
mampu menghasilkan bunyi-bunyi bahasa, tetapi dia tidak akan dapat berbahasa
dengan baik.

-
Do you Yahoo!?
Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software

Re: [balita-anda] anak bilingual

2003-08-23 Terurut Topik Joko Kusmanto
Mau nambahin sedikit saja. Sebenarnya sih tidak ada anak-anak yang
ngomongnya gak teratur, baik monolingual, bilingual maupun multilingual.
Hasil-hasil pengamatan yang rinci membuktikan bahwa mereka mempunyai sistem
atau istilahnya built-in syllabus-nya sendiri. Termasuk anak-anak yang
mempunyai language disorder, termasuk juga bahasa anak-anak yang kebetulan
mengidap austisme maupun down syndrome. Hanya saja orang awam mungkin tidak
sampai berpikiran demikian. Pengamatan saya terhadap anak saya menunjukkan
bahwa anak dalam menggunakan bahasa tidaklah acak. Itu menunjukkan bahwa
anak tidak hanya membeo orang dewasa (kritikan teori behaviorisme). Kalau
kita mau mengamati secara rinci perkembangan bahasa anak kita dan
mendapatkan bahwa perkembangan bahasa berbeda dari teman sebayannya kita
dapat memperkirakan apanya yang beda. Dari situ kita bisa mendeteksi
beberapa kemungkinan yang terjadi pada anak. Language disorder pada sejumlah
anak adalah keberaturan yang tidak ada pada anak lainnya.

Salam,
Joko


- Original Message -
From: [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, August 22, 2003 7:03 AM
Subject: Re: [balita-anda] anak bilingual



 Sekalian pengen meralat sedikit yang disampaikan mbak Ratna.  Biasanya
 hanya segolongan anak2 tertentu yang ngomong bhs Inggris nggak teratur
 begitu.  Kebetulan sekali, tempat tinggal saya, dan sekolah anak saya,
 kebanyakan orang Melayu.  Disekolah, teacher dan temen2 sekolahnya
 ngomong bhs Inggris teratur koq.  Kalau nggak ngomong bhs Inggris
 dirumah mereka, ya, ngomong Melayu.




-
 Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



RE: [balita-anda] anak bilingual

2003-08-22 Terurut Topik Jacobz, Femmy X
mau ikutan ahh...
buat teman2 yang pernah mengikuti seminar IQ or Bagaimana Mengajar Bayi
Membaca dari Tiga Raksa mungkin tahu / pernah dijelaskan mengenai potensi
otak anak/bayi, sehingga lebih mudah memahami mengapa anak yang menerima
macam2 informasi sejak masih dalam kandungan or istilah lainnya stimulasi
akan merespon hal yang sama yang pernah didengarnya waktu dalam kandungan
dulu.

salam,
femmy

Di sini saya cuplikkan :

JENDELA-JENDELA KESEMPATAN
DENGAN BEBERAPA kekecualian, jendela kesempatan dalam otak manusia tidak
menutup dengan begitu seketika. Rupanya ada sederet jendela bagi
perkembangan bahasa. Jendela untuk menguasai sintaksis mungkin sudah
tertutup pada usia lima atau enam tahun, sedangkan jendela untuk menambah
kata-kata baru mungkin tidak pernah tertutup. Kemampuan belajar suatu bahasa
asing paling tinggi sejak kelahiran hingga usia enam tahun dan sesudah itu
menurun secara tetap dan tak terpulihkan. Banyak orang dewasa masih berhasil
belajar bahasa baru, tetapi biasanya harus dengan perjuangan berat.
Lonjakan terbesar perkembangan otak, menurut para ilmuwan, mulai
berakhir pada usia kira-kira 10 tahun. Pada saat itu keseimbangan antara
terbentuknya sinapsis dan atrofi tiba-tiba bergeser. Selama beberapa tahun
berikutnya, tanpa rasa sayang otak akan menghancurkan sinapsisnya yang
paling lemah dan hanya mempertahankan yang telah dibentuk secara ajaib oleh
pengalaman. Keajaiban ini, sekali lagi, telah dikodekan di dalam gen.
Gebyaran-gebyaran listrik yang mengalir di otak dengan menciptakan apa saja,
mulai dari gambar penglihatan dan perasaan senang sampai mimpi suram dan
pikiran liar, akan memperkuat kelestarian sinapsis dengan merangsang gen
yang meningkatkan keluarnya factor pertumbuhan kuat dan menekan gen yang
mengatur enzim penghancur sinapsis.
Pada akhir masa remaja, kira-kira pada usia 18 tahun, kelenturan
otak menurun, tetapi dayanya bertambah. Bakat dan kecenderungan laten yang
telah dipelihara sudah siap untuk berkembang. Pengalaman-pengalaman yang
mendorong kegiatan neuron, kata Rakic dari Yale, adalah bagikan pisau ukir
seniman pematung atau gunting tukang jahit yang menciptakan bentuk dari
sebongkah batu atau sepotong bahan pakaian. Adanya bahan berlebih itu
memperluas banyaknya kemungkinan, tetapi memangkas apa yang berlebih inilah
yang melahirkan karya seni. Kelebihan produksi sambungan sinapsis yang
disusul dengan hilangnya kelebihan itulah yang menimbulkan pola dalam otak,
kata ahli saraf William Greenough dari University of Illinois di
Urbana-Champaign. Potensi bagi keunggulan mungkin sudah dikodekan di dalam
gen, tetapi apakah potensi itu terealisasi sebagai bakat untuk matematika,
misalnya, atau sebagai otak kejahatan yang cerdik, itu bergantung pada
pola-pola yang diukirkan oleh pengalaman selama tahun-tahun awal yang
menentukan ini.
Para psikiater dan pendidik sudah lama mengetahui pentingnya
pengalaman masa kanak-kanak. Tetapi, pengamatan mereka sampai sekarang
tidaklah menyeluruh. Matthew Melmed, direktur eksekutif Zero to Three,
sebuah organisasi nonprofit yang mengabdikan diri untuk menegaskan
pentingnya tiga tahun pertama masa kehidupan, mengatakan, suatu hal yang
menggembirakan adalah bahwa ilmu saraf modern memberikan bukti kuat yang
dapat dikuantifikasi dan tadinya belum berungkap. Karena kita dapat melihat
hasilnya di bawah mikroskop atau dalam sebuah PET scan, kata Melmed, hasil
itu menjadi jauh lebih meyakinkan.
Pelajaran apa yang dapat ditarik dari temuan-temuan baru itu ?
Antara lain, jelas bahwa bahasa asing sebaiknya diajarkan di sekolah dasar,
atau bahkan di tingkat prasekolah. Bahwa pendidikan perbaikan akan lebih
efektif pada usia tiga atau empat tahun daripada sesudah usia sembilan atau
10 tahun. Bahwa penitipan anak yang baik dengan biaya terjangkau bukanlah
hal yang mewah atau kenikmatan tambahan bagi ibu-ibu yang berkecukupan dan
orang tua yang bekerja, melainkan merupakan makanan otak yang sangat penting
bagi generasi mendatang. Makanan otak itu penting. Sebabnya, meskipun
sinapsis-sinapsis baru terus terbentuk seumur hidup, dan bahkan orang dewasa
pun terus-menerus melengkapi pikiran mereka dengan membaca dan belajar,
namun otak tidak pernah mampu kembali dari kekeliruan dengan semudah yang
terjadi pada masa kanak-kanak.


-Original Message-
From: Taufan Surana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, August 22, 2003 12:41 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [balita-anda] anak bilingual


Mamanya Aldi,

Terus terang saya tdk tahu detail isi hasil penelitian
tsb, krn saya hanya menyampaikan apa yg ada di
ebook The Joyful Child itu.
Jadi, saya tdk bisa menjawab dg tepat apakah 6 bulan
itu adalah batas usia efektif ataukah krn penelitiannya
hanya dilakukan selama 6 bulan saja.

Tapi menurut saya, kita tdk perlu terlalu terpaku dg
usia 6 bulan ini, krn saya yakin apa saja yg diberikan
ke anak (terutama usia s.d. 3 tahun pertama) akan
bisa diterimanya dg baik selama anak enjoy dlm
menerimanya.

Kmd, isi

RE: [balita-anda] anak bilingual -- Pengaruh Dari Luar (Info Kehamilan)

2003-08-22 Terurut Topik Jacobz, Femmy X
masih berkaitan dengan otak anak, berikut saya ketikkan dari Ayahbunda :
oh iya, kalau ada yang berminat mendapatkan artikel masalah otak bayi/anak,
berkaitan dg email saya sebelumnya, silakan japri di : [EMAIL PROTECTED]

salam,
femmy


PENGARUH DARI LUAR
Info Kehamilan -  Ayahbunda No. 13 28 Juni 1997


Ketidakcukupan gizi dan stress mental yang terus-menerus akan berdampak
merugikan terhadap pertumbuhan janin. Jika hal ini terjadi pada masa kritis
(di awal kehamilan), bukan tak mungkin akan menghambat pertumbuhan otak
janin. Itu sebabnya, ibu hamil sangat dianjurkan untuk memperhatikan hal
tersebut dan selalu berusaha dalam keadaan rileks, menghindari stress.

Walaupun masih dalam rahim, janin ternyata dapat menanggapi rangsangan dari
luar rahim ibu. Dulu, bayi dianggap baru bisa berpikir dan menjadi makhluk
yang mempunyai perasaan setelah dilahirkan. Sedangkan selama masih dalam
rahim, janin masih pasif. Tetapi 20 tahun terakhir pandangan ini berubah,
setelah para dokter menggunakan peralatan USG (ultrasonografi) untuk
mengamati kegiatan janin selama perkembangannya.

Dari penelitian diketahui bahwa bayi belajar banyak hal sejak di dalam
kandungan, sehingga ketika lahir, bayi tidak sekadar mampu menangis, tidur
dan menyusu, tapi juga sudah dapat membedakan benda apa yang dilihat,
suara-suara yang didengar, dan bermacam bau.

INDERA PENGECAP DAN PENCIUMAN
Dulu, para ahli berpendapat bahwa sewaktu dalam rahim, janin belum bisa
bernapas dengan paru-parunya. Menurut mereka, indera penciuman bayi pun
belum berfungsi karena cairan ketuban menutup lubang hidungnya. Tetapi,
kemudian diketahui bahwa bau dapat larut dalam air dan dirasakan oleh janin.
Demikian pula dengan rasa manis, janin sudah dapat merasakannya sejak dalam
kandungan.

SENTUHAN
Dari pengamatan, baik dengan ultrasound maupun alat yang dimasukkan ke dalam
rahim lewat vagina, diketahui bahwa janin usia 7 minggu akan bereaksi bila
bibirnya disentuh. Selanjutnya, pada usia 10 minggu janin akan bereaksi jika
telapak tangannya disentuh. Seminggu kemudian, ia akan bergerak bila lengan
bagian atas disentuh. Pada usia 14 minggu, sentuhan akan merangsang seluruh
tubuh janin, kecuali punggung dan kepala bagian atas.

Pada awal kehamilan, bila pipi janin disentuh, kepalanya akan menghindar.
Tetapi menjelang akhir kehamilan, bila hal tersebut dilakukan, kepala janin
akan dipalingkan ke arah datangnya sentuhan. Hal ini menunjukkan bahwa
refleks si kecil sudah terjadi sebelum ia lahir. Kemampuan ini sangat
berguna pada saat bayi disusui. Ketika kepalanya ditempelkan ke dada ibu,
secara otomatis bayi akan mencari putting ibunya.

PENDENGARAN
Sampai akhir abad ke-19, para ahli berpendapat bahwa janin masih belum dapat
mendengar. Tetapi kemudian diketahui bahwa janin akan bereaksi terhadap
suara-suara yang terjadi berulang kali. Kemampuan ini mulai terjadi sejak
usia kandungan antara 12-24 minggu.

Di dalam rahim, janin dapat mendengar detak jantung ibunya, bunyi-bunyi
dalam perut, peredaran darah serta cairan lainnya yang mengalir dalam tubuh
si ibu. Janin juga dapat menangkap suara dari luar, meskipun suara dari luar
tersebut berbeda dengan suara yang kita dengar. Volume suara yang didengar
janin lebih kecil separuh disbanding bila didengar di luar tubuh. Hal ini
karena getaran yang didengar janin lebih halus mengingat suara tersebut
harus menembus dinding perut dan cairan ketuban. Umumnya, bayi baru lahir
lebih suka mendengar suara ibu seperti waktu ia masih dalam kandungan
daripada yang ia dengar setelah di luar.

Bayi baru lahir juga akan bereaksi terhadap bunyi musik. Para ahli melakukan
penelitian terhadap dua kelompok ibu hamil. Pada ibu yang secara teratur
mendengar musik, bayinya akan berhenti menangis dan menjadi tenang bila
mendengar musik, terutama yang pernah ia dengar sewaktu masih dalam rahim.
Sedang bayi dari ibu yang tidak melakukan hal tersebut tidak akan memberi
reaksi. Artinya, bayi tersebut tetap saja menangis.

PENGLIHATAN
Indera penglihatan merupakan indera terakhir yang bisa dilatih sewaktu janin
masih dalam rahim. Indera ini baru akan bereaksi terhadap cahaya yang
berasal dari luar rahim setelah janin berusia 26 minggu. Bila si ibu berada
di luar rumah di bawah terik matahari, penglihatan bayi akan dihalangi oleh
kulit ibu. Cahaya yang ditangkap oleh mata janin hanya berupa sinar berwarna
kekuningan yang samar-samar.

KETERAMPILAN MENTAL
Salah satu keterampilan yang harus dipelajari janin, bahkan sampai ia dewasa
kelak, ialah kemampuan beradaptasi dengan situasi (lingkungan) baru. Pertama
kali menerima rangsang baru, janin akan bereaksi dengan melakukan banyak
gerakan, sepertinya ia terkejut dan tidak senang. Tetapi, bila hal ini
dilakukan berulang kali secara teratur, gerakan janin akan berkurang setiap
kali hal tersebut dilakukan sampai ia terbiasa. Dari sini diketahui bahwa
salah satu hal penting dalam proses belajar untuk hidup di luar rahim harus
mulai dilakukan sejak janin masih dalam kandungan.

POSISI (LETAK) TUBUH
Umumnya pada 

Re: [balita-anda] anak bilingual

2003-08-22 Terurut Topik Joko Kusmanto
Ibu Tiara,
Justru di Amerika, bilingual education saat ini sangat dianjurkan bahkan
seingat saya sudah ada UU-nya lho
Salam,
Joko
- Original Message -
From: Tiara Heradadi [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, August 21, 2003 4:09 AM
Subject: RE: [balita-anda] anak bilingual


Padahal banyak ya orangtua yang khawatir anaknya akan mengalami bingung
bahasa kalau dimasukin ke sekolah yang bilingual.
Kalau ini gimana pak Joko ?



-Original Message-
From: Joko Kusmanto [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: 21 August 2003 22:30
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [balita-anda] anak bilingual

Ibunya Dienta,

Kami menerapkan program yang disebut dengan Non-native Parents Bilingual
Program (NNP) yang pada dasarnya sama dengan program One Parent One
Language (OPOL). Kalau dalam OPOL bahasa yang digunakan adalah bahasa ibu
orang tuanya yang berbeda (misal. Ibu -- Indonesia dan Ayah -- Inggris),
tetapi dalam NNP salah satu orang tuanya secara konsisten menggunakan bahasa
Asing kepada anaknya. Dalam keluarga, Saya berbicara bahasa Inggris kepada
anak dan Istri berbahasa Indonesia meskipun kadang-kadang istri juga
berbahasa Inggris kepada anak khususnya ketika anak sedang bermain dengan
saya. Perkembangan bahasa Inggris anak yang pertama telah saya sajikan dalam
sebuah seminar dan sedang dimasukkan ke sebuah jurnal.

Program semacam itu telah banyak dipraktikkan oleh orang, salah satu yang
paling populer adalah yang dilakukan oleh keluarga Sauders di Australia yang
membesarkan anak mereka dalam bahasa Inggris dan Jerman. Bahasa ibu kedua
orang tua mereka adalah bahasa Inggris tetapi ayahnya selalu berbahasa
Jerman kepada anaknya. Dan hasilnya ternyata cukup berhasil. Program NNP
yang kami terapkan juga dalam rangka untuk kepentingan penelitian yang
diharapkan bermanfaat bagi pengajaran bahasa asing untuk anak dini usia.
Oleh karena itu, saya menghimbau keluarga yang menerapkan program bilingual
dengan bahasa asing di rumah untuk saling informasi tentang perkembangan
bahasa anaknya.

Dan yang terpenting adalah bahwa menurut banyak penelitian, anak bilingual
mempunyai sejumlah keuntungan baik intelektual, sosial, dan psikologis.

Salam buat semua,
Joko


- Original Message -
From: lucy ambarwati [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, August 20, 2003 9:53 AM
Subject: Re: [balita-anda] anak bilingual


 Mama Dienta, jangan via japri dong...kalo nggak keberatan saya mau tahu
juga nich...tapi mungkin kebalikkannya ya, anak2ku (4 thn  2 thn) cas cis
cus melulu, aku inginnya selain bisa bahasa Inggris mereka juga harus bisa
bahasa Indonesia, sebetulnya mereka mengerti bahasa Indonesia cuma kayaknya
malas untuk berbicara pakai bahasa ibu..gimana nich??? boleh dong ikutan
sharing

 regards,
 lucy

 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Pak Joko,

 Ngobrol nya di japri aja mau nggak, biar nggak ganggu yang lain??

 Emangnya Pak Joko menerapkan sistem dan program yang bagaimana...??

 Salam kenal,
 ibunya Dienta (4 th) - [EMAIL PROTECTED]


 - Original Message -
 From: Joko Kusmanto
 Date: Thursday, August 21, 2003 7:12 am
 Subject: [balita-anda] anak bilingual

  Dear all,
 
  Apakah di sisi ada yang membesarkan anaknya dalam dua bahasa sejak lahir
di keluarga, khususnya dengan bahasa asing?
 
  Saya dan istri saya sedang meneliti perkembangan bahasa anak kami yang
kami besarkan dalam bahasa indonesia dan bahasa Inggris. Anak pertama  umur
3 tahun (laki-laki) dan kedua umur satu tahun enam bulan (perempuan).
 
  Kalau ada yang mempunyai program serupa, saya pengin berdiskusi dan
tukardata
 
  hormat saya,
  Joko
 
 
  ---
  --
 
   Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
 
   Info balita, http://www.balita-anda.com
 
   Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
  anda.com
 
 


 -
  Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
  Info balita, http://www.balita-anda.com
  Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


 -
 Do you Yahoo!?
 SBC Yahoo! DSL - Now only $29.95 per month!


-
 Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


-
 Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]




-
 Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



RE: [balita-anda] anak bilingual

2003-08-21 Terurut Topik Wahyuningsih, Sri /BDF JKT
Pak Joko, 

Kalau tidak berkeberatan saya juga mau dong di copy paper perkembangan sintaksis 
bahasa inggris nya.


Thanks,
Mamanya Ivan

-Original Message-
From:   Joko Kusmanto [SMTP:[EMAIL PROTECTED]
Sent:   Friday, August 22, 2003 2:54 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:Re: [balita-anda] anak bilingual

Papa Hazman dan Ibunya Dienta
Paper yang saya sajikan berkaitan perkembangan sintaksis bahasa Inggris anak
saya pada usia 2,9 tahun. Saya bersedia memberikan kopiannya, sedangkan yang
untuk jurnal berjudul The Acquisition of English Negation 'No' and 'Not':
Evidences from an Indonesian Child in Non-native Bilingual Program. Tulisan
tersebut saat ini sedang dalam review editor. Saya juga mempunyai ringkasan
program bilingual yang saya terapkan. Manakah yang anda minati untuk dikopi?
- Original Message -
From: Harnofen [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, August 21, 2003 6:22 AM
Subject: Re: [balita-anda] anak bilingual


 Pak Joko, boleh tidak saya minta copy-an paper jurnalnya ?
 Makasih sebelumnya.

 Joko Kusmanto wrote:

  Papa Hazman  Muhandist,
 
  Itu sangat dimungkinkan. Saat ini sudah ada sejumlah program
trilingual
  yang dijalankan. Biasanya itu akan berjalan dengan baik jika orang tua
  menggunakan OPOL (one parent one language) yang tidak digunakan oleh
  masyarkat. Misalnya,
  Ayah -- Inggris,
  Ibu -- Jepang dan
  Komunitas -- Indonesia.
  Apakah Bapak dan Ibu berbicara secara konsisten dalam satu bahasa
tertentu
  atau campur-campur? Menurut saya, berbicara secara konsisten dalam satu
  bahasa tertentu merupakan input yang menjadi prasyarat untuk
men-trigger
  anak memahami bahasa-bahasa tersebut dengan baik.
 
  Anak saya yang pertama (3 tahun) sudah berada dalam tahap menggunakan
bahasa
  to whon he speaks. Jika kepada saya, otomatis dia menggunakan bahasa
  Inggris meskipun baru saja berbahasa Indonesia dengan yang lain. Begitu
juga
  sebaliknya. Dia juga tergantung pada bahasa trigger-nya. Jika dia
dimulai
  dengan bahasa Inggris, dia akan berbahasa Inggris, dan sebaliknya.
 
  Salam,
  Joko
 
  - Original Message -
  From: Harnofen [EMAIL PROTECTED]
  To: [EMAIL PROTECTED]
  Sent: Thursday, August 21, 2003 1:28 AM
  Subject: Re: [balita-anda] anak bilingual
 
   Pagi Mas Joko,
  
   Anak saya  Hazman umur  (2 tahun  7,5 bulan) dan   Muhandist (1
tahun
  7
   bulan ). Karena istri saya kebetulan  lulusan  bahasa jepang, maka
setiap
   mengucapkan sesuatu
   untuk anak kami selalu menyampaikan dalam 3 bahasa sekaligus, cuma
lebih
   ditekan
   kan ke bahasa Jepang / Inggris, karena asumsi kami anak anak ini
secara
   otomatis
   pasti akan menangkap bahasa Indonesia nya dari orang selain kami.
   Misal nya kalau disuapkan / menyuap sendiri makan , sambil
mengacungkan
  jempol
   Hazman dan Muhandist meneriakkan   oishii desu   good   very nice 
  
   regard :   Papa  HazmanMuhandist
  
   Joko Kusmanto wrote:
  
Dear all,
   
Apakah di sisi ada yang membesarkan anaknya dalam dua bahasa sejak
lahir
  di
keluarga, khususnya dengan bahasa asing?
   
Saya dan istri saya sedang meneliti perkembangan bahasa anak kami
yang
  kami
besarkan dalam bahasa indonesia dan bahasa Inggris. Anak pertama
umur 3
tahun (laki-laki) dan kedua umur satu tahun enam bulan (perempuan).
   
Kalau ada yang mempunyai program serupa, saya pengin berdiskusi dan
  tukar
data
   
hormat saya,
Joko
   
  
 -
 Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan, e-mail ke:
[EMAIL PROTECTED]
  
  
   -
Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
Info balita, http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan, e-mail ke:
[EMAIL PROTECTED]
  
  
 
  -
   Mau kirim bunga hari ini ? Klik

Re: [balita-anda] anak bilingual

2003-08-21 Terurut Topik Joko Kusmanto
Saya setuju dengan bu Dwi
- Original Message -
From: DWIE [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, August 21, 2003 1:31 AM
Subject: Re: [balita-anda] anak bilingual


 again and again.. moms  dads mintanya langsung lewat japri aja ya
 ke [EMAIL PROTECTED] jgn le milist ...
 biar inbox nggak penuh..
 thanks .

 Rgrds,
 Aldi's mother

 - Original Message -
 From: rini manisss [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Thursday, August 21, 2003 3:40 PM
 Subject: Re: [balita-anda] anak bilingual


  Pak joko, saya sangat  tertarik dengan uraian yang bapak sebutkan
  dibawah.kalo boleh saya ingin memperoleh jurnal yang bapak
 bikinjuga
  mungkin artikel-2 lain yang berkaitan dengan pembelajaran bilingual
  ini..terimakasih sebelumnya
  (kalo berkenanvia japri aja ya pak!)
 
  Joko Kusmanto wrote:
 
   Mbak Meutia dan Pak Anggoro
  
   Keuntungan menjadi bilingual, trilingual, atau multilingual baik
secara
   intelektual, psikologis, dan sosial telah banyak diteliti di luar
 Indonesia.
   Justru inilah yang menjadi keprihatinan saya, khususnya buat
teman-teman
   dari jurusan psikologi perkembangan dan linguistik di Indonesia, yang
 hingga
   saat ini belum banyak melakukan berbagai penelitian tentang menjadi
   bilingual dalam kaitannya dengan intelektualitas, psikologis, dan
   sosialnya. Padahal di Indonesia kasus bilingual adalah kasus yang
hampir
   dialami oleh separuh lebih orang Indonesia. Masyarakat Indonesia
 rata-rata
   menguasai bahasa daerahnya dan bahasa Indonesia, khususnya ragam
bicara.
   Keprihatinan ini pernah saya lontarkan dalam makalah tentang
 perkembangan
   bahasa anak saya dalam sebuah seminar. Tetapi hingga saat ini belum
ada
 satu
   penelitian pun tentang bagaimana pemerolehan bilingual oleh anak-anak
   Indonesia di Indonesia.
  
   Sebagaimana kita ketahui pemerolehan bahasa berkaitan erat dengan
 bagaimana
   anak memperoleh kata, makna, struktur, dan pragmatik. Itu tidak lain
   berhubungan dengan proses yang terjadi dalam minda (mind) dan sikap
 anak.
   Menjadi bi- atau multilingual sejak dini dengan kata lain mempunyai
   pengalaman proses pemerolehan kata, makna, struktur, dan pragmatik
yang
   lebih kompleks sejak dini dibandingkan dari mereka yang hanya
 monolingual.
   Contohnya, secara sosial, anak saya tetap menyebut dirinya dengan
 namanya
   dan ibunya dengan sebutan Mommy ketika berbicara dalam bahasa
Indonesia.
   -- Ridho: Mommy suka ini?
   tetapi dalam bahasa Inggris dia akan menggunakan sebutan you:
   -- Ridho: Daddy, do you like this?
   Hal itu wajar dalam budaya bahasa Inggris dan terasa tidak sopan atau
   janggal dalam bahasa Indonesia mengucapkan:
   -- *Ayah, kau suka ini?
 *Ayah, anda suka ini?
  
   Secara umum dan dalam logika sederhana, bilingualisme dini membawa
anak
   dalam pengalaman dua bahasa yang berbeda. Pengalaman dua atau lebih
 bahasa
   sejak dini ini pasti memberikan pengaruh yang berbeda dari pengalaman
 satu
   bahasa. Permasalahan perkembangan intelektual secara makro kemudian
 sangat
   bergantung juga pada banyak faktor, salah satunya adalah pendidikan
yang
   mampu memaksimalkan potensi intelektual. Begitu juga dengan
perkembangan
   psikologi dan sosialnya. Permasalahannya adalah untuk kasus bi- atau
   multilingual di Indonesia hingga saat ini belum diamati oleh peneliti
 secara
   mendalam. Penelitian saya terhadap anak saya sendiri masih
berorientasi
 pada
   permasalahan linguistik seperti Universal Grammar, Interference Bhs
 Ind-Bhs
   Ing, dll. Saya dan istri saya sendiri berencana akan mengembangkan
   penelitian ini dan memasuki kawasan cognitive linguistics,
   sociolinguistics, dan psycholinguistics.
  
   Banyak hal yang bisa diungkapkan, tetapi saya pikir tidak tepat di
 mailing
   list ini karena akan memakan banyak ruang di samping akan memasuki
 masalah
   teknis yang rumit. Ada sedikit artikel saya kopikan dalam attachment
 yang
   bisa dibaca jika anda tertarik The academic, intelectual, and
 linguistic
   benefits of bilingualism oleh Jim Cummins. Saya senang masalah ini
 menarik
   teman-teman.
  
   Salam,
   Joko.
  
   - Original Message -
   From: [EMAIL PROTECTED]
   To: [EMAIL PROTECTED]
   Sent: Wednesday, August 20, 2003 9:58 PM
   Subject: [balita-anda] anak bilingual
  
   
Saya ingin anak saya (kelak) mampu menguasai beberapa bahasa (tidak
   seperti
orang tuanya yang gableknya hanya bahasa sendiri). Tapi saya tidak
 ingin
   anak
saya menjadi orang asing di negeri sendiri, yang pandai menggunakan
 bahasa
negeri seberang dan tapi kacau balau merangkai kata dan kalimat
 dalam
   bahasa
Indonesia.
   
Saya amati, saat ini, banyak orang yang mampu berkomunikasi dalam
 bahasa
   Inggris
secara lancar dan tepat (bahkan penggunaan tata bahasanya jauh lebih
 tepat
dibandingkan dengan penggunaan tatabahasa masyarakat yang
menggunakan
   bahasa
Inggris sebagai bahasa sehari

Re: [balita-anda] anak bilingual

2003-08-21 Terurut Topik Joko Kusmanto
Dear all,

Ini summary mengenai bilingualisme yang pernah dipostingkan di milis
linguistlist 19 Januari 2001 yang saya juga menjadi anggotanya.

Salam,
Joko

From: Paul J. Rychwalsk, M.D. [EMAIL PROTECTED]

My first language is English and I am fluent in Spanish. My wife is from
Mexico, her first language is Spanish and she is fluent in English.
We live in the United States. Our child is now 4 months old and we are
interested in theories of teaching both languages to our son. Our plan was
to speak only Spanish in our home, assuming that he wil pick up English from
his environment (friends, relatives, television). Some have said that this
would put him
at a disadvantage in English when he begins school. We have also thought
about my wife speaking Spanish and me speaking English to him with Spanish
between my wife and I.
What are the current thoughts regarding raising a bilingual child?
Are there any published data? Thank you.

Dear Paul:
This question and similar ones have been asked (and answered) in this forum
a number of times, so you should do a search of our archives for
complementary points of view (at
http://linguistlist.org/cgi-bin/ask-ling.cgi).  Just to give you what seems
to be the generally-accepted consensus: there seems to be agreement that
each parent should stick to a single language, usually each one's respective
native language.  What you suggest is nearly the generally accepted 'best
plan'.  The only bad information in your query comes from your misguided
'some' who suggest a disadvantage in school.  All the information I have
seen suggests that bilingualism is
at worst neutral for the cognitive development of children, and most people
(admittedly often on the basis of anecdotal or 'common-sense' evidence--this
of course means that I just haven't read any relevant research on the topic,
and I don't in fact know if any exists) think that there are positive
benefits cognitively from
bilingualism.
In my personal case, I speak English natively and Spanish fluently.  My
wife speaks (Argentine) Spanish natively and English quasi-natively.  We
speak English with each other, and both used Spanish with our kids (a bit
dumb on my part, but I just didn't know at the time, and one thing from
personal experience that I can tell you is that it is *extremely* difficult
to change the language you use with your kids, once you have started with
one).  In any case, despite the initial passivity of our kids' knowledge of
English (all were raised in Mexico), they all attended a
partially-English-language school in Puebla, Mexico, and all have excelled
in English.  The older two are now in college in the States, and doing very
well, and the youngest is at least as good at English as the others were at
her age.  While their Mom and me [sic] are no dummies, I have the strong
feeling that our kids' cognitive development was greatly aided by the
bilingual environment they were
raised in.
In sum, your plan sounds feasible and recommendable, and I doubt that
anyone here will try to argue you out of it.
Jim



-
 Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



RE: [balita-anda] anak bilingual

2003-08-21 Terurut Topik Tiara Heradadi
Padahal banyak ya orangtua yang khawatir anaknya akan mengalami bingung bahasa 
kalau dimasukin ke sekolah yang bilingual. 
Kalau ini gimana pak Joko ? 



-Original Message-
From:   Joko Kusmanto [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent:   21 August 2003 22:30
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject:Re: [balita-anda] anak bilingual

Ibunya Dienta,

Kami menerapkan program yang disebut dengan Non-native Parents 
Bilingual
Program (NNP) yang pada dasarnya sama dengan program One Parent One
Language (OPOL). Kalau dalam OPOL bahasa yang digunakan adalah bahasa 
ibu
orang tuanya yang berbeda (misal. Ibu -- Indonesia dan Ayah -- 
Inggris),
tetapi dalam NNP salah satu orang tuanya secara konsisten menggunakan 
bahasa
Asing kepada anaknya. Dalam keluarga, Saya berbicara bahasa Inggris 
kepada
anak dan Istri berbahasa Indonesia meskipun kadang-kadang istri juga
berbahasa Inggris kepada anak khususnya ketika anak sedang bermain 
dengan
saya. Perkembangan bahasa Inggris anak yang pertama telah saya sajikan 
dalam
sebuah seminar dan sedang dimasukkan ke sebuah jurnal.

Program semacam itu telah banyak dipraktikkan oleh orang, salah satu 
yang
paling populer adalah yang dilakukan oleh keluarga Sauders di 
Australia yang
membesarkan anak mereka dalam bahasa Inggris dan Jerman. Bahasa ibu 
kedua
orang tua mereka adalah bahasa Inggris tetapi ayahnya selalu berbahasa
Jerman kepada anaknya. Dan hasilnya ternyata cukup berhasil. Program 
NNP
yang kami terapkan juga dalam rangka untuk kepentingan penelitian yang
diharapkan bermanfaat bagi pengajaran bahasa asing untuk anak dini 
usia.
Oleh karena itu, saya menghimbau keluarga yang menerapkan program 
bilingual
dengan bahasa asing di rumah untuk saling informasi tentang 
perkembangan
bahasa anaknya.

Dan yang terpenting adalah bahwa menurut banyak penelitian, anak 
bilingual
mempunyai sejumlah keuntungan baik intelektual, sosial, dan psikologis.

Salam buat semua,
Joko


- Original Message -
From: lucy ambarwati [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, August 20, 2003 9:53 AM
Subject: Re: [balita-anda] anak bilingual


 Mama Dienta, jangan via japri dong...kalo nggak keberatan saya mau 
tahu
juga nich...tapi mungkin kebalikkannya ya, anak2ku (4 thn  2 thn) cas 
cis
cus melulu, aku inginnya selain bisa bahasa Inggris mereka juga harus 
bisa
bahasa Indonesia, sebetulnya mereka mengerti bahasa Indonesia cuma 
kayaknya
malas untuk berbicara pakai bahasa ibu..gimana nich??? boleh dong 
ikutan
sharing

 regards,
 lucy

 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Pak Joko,

 Ngobrol nya di japri aja mau nggak, biar nggak ganggu yang lain??

 Emangnya Pak Joko menerapkan sistem dan program yang bagaimana...??

 Salam kenal,
 ibunya Dienta (4 th) - [EMAIL PROTECTED]


 - Original Message -
 From: Joko Kusmanto
 Date: Thursday, August 21, 2003 7:12 am
 Subject: [balita-anda] anak bilingual

  Dear all,
 
  Apakah di sisi ada yang membesarkan anaknya dalam dua bahasa sejak 
lahir
di keluarga, khususnya dengan bahasa asing?
 
  Saya dan istri saya sedang meneliti perkembangan bahasa anak kami 
yang
kami besarkan dalam bahasa indonesia dan bahasa Inggris. Anak pertama  
umur
3 tahun (laki-laki) dan kedua umur satu tahun enam bulan (perempuan).
 
  Kalau ada yang mempunyai program serupa, saya pengin berdiskusi dan
tukardata
 
  hormat saya,
  Joko
 
 
  ---
  --
 
   Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
 
   Info balita, http://www.balita-anda.com
 
   Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
  anda.com

RE: [balita-anda] anak bilingual

2003-08-21 Terurut Topik Siti Aida

Usia dini memang masa emas untuk pemahaman multi bahasa. Tetapi mudah-mudahan 
mendasari semuanya, kita ingat selalu bahwa setiap anak beda. Bukan saya bermaksud 
mendebat pendapat yang ada, tapi tetap penting untuk diperhatikan kemampuan dan 
kecepatan perkembangan yang tiap anak miliki. Kalau anak memiliki kesulitan dalam 
kemampuan verbalnya (terlambat bicara), sangat tidak disarankan untuk memberi 
multi-language exposure.

salam, Aida


-
Do you Yahoo!?
Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software

RE: [balita-anda] anak bilingual

2003-08-21 Terurut Topik Jemima Sugandi






Kalo boleh sayamenyimpulkan, mungkin yang dimaksud Pak Joko denganstatement "anak bilingualmempunyai sejumlah keuntungan baik intelektual, sosial, dan psikologis" itu mungkin lebih ke tujuan jangka panjang ya, Pak Joko, karena kayaknya kalo anak masih kecil, belum terlalu keliatandanmereka juga belum terlalu peduli dengan hal-hal begitu ya...

Tanpa mengecilkan nilai bahasa Indonesia dan bahasa daerah kita yang beragam, saya juga termasuk yang mengajarkan anak saya bahasa asing di samping bahasa Indonesia.. Tapi saya tetap gak mau ngoyo ngajarinnya, jadi setiap hari saya ajarkan anak saya cukup 5 kosa kata baru dan 2 kalimat sederhana ... Dalam sehari saya ulang2 itu aja, sampe' nyantol di kepalanya ... Besoknya saya ajarkan lagi kosa kata dan kalimat2 sederhana lainnya  Alhamdulillah, anak saya sudah cukup bisa berbahasa Inggris dan kalo ketemu sama temen2 saya sesama pengajar bahasa inggris yang native speaker, dia udah bisa ngobrol, walaupun masih terbatas pada percakapan sederhana ... 

Kadang-kadang saya juga selipkan beberapa kata dalam bahasa Jepang dan Arab ... Sekarang ini dia lagi asik sekolah dan belajar iqra' jadi saya belum berniat menambah pengetahuan bahasa asingnya... setelah dia masuk SD, baru akan saya kursuskan bahasa Mandarin ...

Saya mengajarkan bahasa asing ke anak saya sejak dini bukan sekedar gengsi atau ikut2an, tapi karena saya memang merasa perlu, supaya dia semakin cepat terbiasa dengan bahasa asing tersebut. Dengan kemampuan berbahasa asing, diharapkan si anak nantinya:
* jadi gak minder kalo harus masuk ke satu lingkungan yang mengharuskan dia untuk menggunakan bahasa asing tertentu, misalnya bertemu klien, dll,
* dapat mudah masuk ke lingkungan pergaulan yang melibatkan orang dari bangsa lain, misalnya di luar negeri, dll,
* si anak jadi punya nilai jual lebih dalam mencari pekerjaan (meskipun dalam hal ini pengalaman dan keahlian lain juga menentukan),

dan sejumlah kebaikan lainnya yang akan menguntungkan si anak itu sendiri. 

Last but not least, Pak Joko, saya juga mau dong dikirimin papernya Bapak ... 

thanks,
iin (bunda Jemima)

---Original Message---


From: [EMAIL PROTECTED]
Date: Thursday, August 21, 2003 03:15:05 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [balita-anda] anak bilingual
Wahseru juga mengenai anak bilingual ini. Saya juga membiasakan anaksaya dengan dua bahasa, bahasa Indonesia (yang baik tentunya) dan BahasaJawa karena takut nggak bisa komunikasi dengan Mbahnya kalo pulangkampung. Bahasa asing buat saya belum perlu, karena lingkungan kamidaerah Kebun Baru -bukan perumahan- masih banyak penduduk asli, kalosaya ajarin bahasa asing jangan jangan nanti gak bisa main dengan anaktetanggaSaya tidak yakin bahwa kemapuan intelektual, sosial dan psikologis anakditentukan oleh banyaknya bahasa yang si anak kuasai. Anak saya saat iniberusia 16 bulan sangat pandai (cantik dan lucu, menurut kaca mata sayadan suami), dia sudah menguasai lebih dari 50 kata dan sudah pintarbernyanyi dll...Memang kelak saya akan membekali anak saya dengan bahasa asing agar anaksaya mampu berkompetisi di era globalisasi. Saya yakin bila sudahwaktunya anak saya akan mampu berbahasa asing, seperti ayah ibunya.Salam,Bundanya Aulia-Original Message-From: [EMAIL PROTECTED][mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: 21 August 2003 11:58To: [EMAIL PROTECTED]Subject: [balita-anda] anak bilingualSaya ingin anak saya (kelak) mampu menguasai beberapa bahasa (tidakseperti orang tuanya yang "gableknya" hanya bahasa sendiri). Tapi sayatidak ingin anak saya menjadi orang asing di negeri sendiri, yang pandaimenggunakan bahasa negeri seberang dan tapi "kacau balau" merangkai katadan kalimat dalam bahasa Indonesia.Saya amati, saat ini, banyak orang yang mampu berkomunikasi dalam bahasaInggris secara lancar dan tepat (bahkan penggunaan tata bahasanya jauhlebih tepat dibandingkan dengan penggunaan tatabahasa masyarakat yangmenggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari).Berapa juta uang yang dikeluarkan untuk menyekolahkan anak-anak kita ditempat pendidikan bahasa Inggris? Berapa ribu yang kita keluarkan untukmembuat anak kita memahami tata bahasa Indonesia yang benar? Berapamacam kamus bahasa Inggris yang kita miliki? Berapa jenis kamus bahasaIndonesia yang kita miliki?Apakah seorang anak yang hanya mampu berbicara dalam bahasa Indonesiaberarti kemampuan intelektualnya lebih rendah dibanding anak yang mampuberbicara dalam lima bahasa? Apakah definisi kemampuan intelektual,sosial dan psikologis "direduksi" hanya pada kemampuan berbahasa asing?Mungkin Ibu Pertiwi akan menangis (jika Ibu Pertiwi mampu menangis!!!)melihat anak-anak negerinya tak lagi bangga dengan bahasanya sendiri.Tak lagi bangga dengan bahasa Indonesia, bahasa Jawa, bahasa Madura,bahasa Sunda, bahasa Batak, dan bahasa-bahasa lain yang tumbuh sebagaibagian dari jati diri negeri ini.Belum genap seminggu Bangsa Indonesia merayakan ulang tahunkemerdekaannya . namun, bar

Re: [balita-anda] anak bilingual

2003-08-21 Terurut Topik DWIE
pak taufan... nanya juga boleh ya...
kalau anak kita diperdengarkan kaset bhs inggris setelah umur 6 bulan, kira2
masih bisa enggak ya membuat sianak lebih mudah menguasai bhs inggris
nantinya ???
dan kaset  bhs inggris yg diperdengarkan itu seperti apa ??? apakah harus
kst khusus atau bisa dgn kaset lagu2 barat yg biasanya

makasih ya pak atas penjelasannya ..

Rgrds,
Aldi's mother

- Original Message -
From: Taufan Surana [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, August 22, 2003 9:57 AM
Subject: RE: [balita-anda] anak bilingual


 Ibunya Raihan,

 Yg ditanya Pak Joko, tapi saya sedikit ikutan nimbrung boleh
'kan...he..he..

 Saya hanya ingin memberikan informasi sedikit,
 utk netters yg punya ebook The Joyful Child (yg mrpk bonus pembelian
 flashcards BalitaCerdas.com), silahkan dilihat di halaman 57.
 Di situ Dr. Silvina Montanaro, MD mengatakan bahwa dari hasil penelitian
 di Jepang, dg memperdengarkan kaset Bhs Inggris selama 3 kali sehari
 sejak bayi lahir hingga usia 6 bulan, ternyata pada saat anak tsb usia 3,
4
 atau 5 tahun mulai belajar bhs inggris, mereka jauh lebih mudah
menguasainya
 drpd anak yg tdk pernah diperdengarkan kaset bhs inggris sebelumnya.

 Kmd, utk yg punya ebook 3 Tahun Pertama yg Menentukan, tentunya
 sdh tahu bahwa bagian otak yg berfungsi utk bicara dan bagian utk
 memahami informasi yg didengar ataupun dilihatnya adalah berbeda,
 dan bagian ini berkembang jauh lebih cepat drpd bagian fungsi bicara.
 Jadi, menurut saya, utk memulai metode yg disebutkan Pak Joko, ataupun
 metode apapun, tdk perlu menunggu sampai anak bisa bicara dulu.

 Kalo menurut Pak Joko bagaimana ?

 rgds,

 Taufan
 www.balitacerdas.com



 -Original Message-
 From: siska novita [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Friday, August 22, 2003 10:21 AM
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [balita-anda] anak bilingual


 Pak Joko, saya juga mau lho softcopy nya, kalau memang boleh dua-duanya,
 saya mau sekali keduanya :-)

 Tapi sebelumnya saya tanya dulu boleh khan Pak Joko ?
 Untuk kita memulai metode tersebut, berarti untuk anak balita, dia harus
 bisa bicara dulu khan ? Soalnya selama ini, saya hanya berani menyetelkan
 lagu anak-anak berbahasa Inggris kepada anak saya Raihan (20 bulan),
itupun
 tidak terlalu sering karena dia belum bisa bicara, hanya beberapa kata
 saja..(kosakatanya masih sedikit). Karena saya pernah baca, salah satu
cara
 untuk memperkenalkan bahsa asing pada anak balita adalah dengan
 memperdengarkan lagu anak-anak berbahasa Inggris. Bagaimana itu Pak ?


 Thx

 Ibunya Raihan


 -

  Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/

  Info balita, http://www.balita-anda.com

  Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





-
 Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



RE: [balita-anda] anak bilingual

2003-08-21 Terurut Topik Taufan Surana
Mamanya Aldi,

Terus terang saya tdk tahu detail isi hasil penelitian
tsb, krn saya hanya menyampaikan apa yg ada di
ebook The Joyful Child itu.
Jadi, saya tdk bisa menjawab dg tepat apakah 6 bulan
itu adalah batas usia efektif ataukah krn penelitiannya
hanya dilakukan selama 6 bulan saja.

Tapi menurut saya, kita tdk perlu terlalu terpaku dg
usia 6 bulan ini, krn saya yakin apa saja yg diberikan
ke anak (terutama usia s.d. 3 tahun pertama) akan
bisa diterimanya dg baik selama anak enjoy dlm
menerimanya.

Kmd, isi kasetnya spt apa ?  Maaf, saya tdk tahu..he..he..
Tapi dr banyak kaset ttg pembelajaran bhs inggris
yg pernah saya lihat, isinya biasanya lagu anak, cerita
pendek/sederhana, dan sejenisnya.
Juga, menurut saya, apa yg didengar oleh anak akan
efektif diterimanya jika hal tsb dilakukan secara
berulang-ulang.

Tadi, Pak Anggoro sempat ngobrol dg saya melalui japri
(jalur pribadi). Di bawah ini saya forward sedikit hal yg
berhubungan dh hal yg saya sampaikan dia atas tadi :

Minggu lalu saya lihat acara TV di Jepang sini ttg penelitian ke bayi
di dalam kandungan. Sebulan sebelum lahir sang ibu membacakan
buku yg isinya sama beberapa kali dlm sehari. Begitu anaknya lahir
dan dibacakan buku tsb, ternyata anak memberikan response.
Tapi response tsb hanya bisa dideteksi melalui alat khusus.
Artinya, secara fisik dia kelihatannya diam saja, tapi ternyata
dia memberikan response di detakan jantung dan juga gelombang otaknya.
Utk suara yg tdk pernah didengar dari ibunya, sang bayi tdk memberikan
reaksi apapun.

Saya sendiri juga mengalami hal yg sama dg anak saya, tapi bukan
bhs inggris, yg mana dia akan bereaksi begitu mendengar suara
yg pernah didengarnya sblmnya secara terus menerus.

Itu yg saya tahu. Mungkin Pak Joko atau yg lain bisa menambahkan
ataupun mengoreksi pendapat saya.

rgds,

Taufan
www.balitacerdas.com


-Original Message-
From: DWIE [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, August 22, 2003 12:09 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [balita-anda] anak bilingual


pak taufan... nanya juga boleh ya...
kalau anak kita diperdengarkan kaset bhs inggris setelah umur 6 bulan, kira2
masih bisa enggak ya membuat sianak lebih mudah menguasai bhs inggris
nantinya ???
dan kaset  bhs inggris yg diperdengarkan itu seperti apa ??? apakah harus
kst khusus atau bisa dgn kaset lagu2 barat yg biasanya

makasih ya pak atas penjelasannya ..

Rgrds,
Aldi's mother

- Original Message -
From: Taufan Surana [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, August 22, 2003 9:57 AM
Subject: RE: [balita-anda] anak bilingual


 Ibunya Raihan,

 Yg ditanya Pak Joko, tapi saya sedikit ikutan nimbrung boleh
'kan...he..he..

 Saya hanya ingin memberikan informasi sedikit,
 utk netters yg punya ebook The Joyful Child (yg mrpk bonus pembelian
 flashcards BalitaCerdas.com), silahkan dilihat di halaman 57.
 Di situ Dr. Silvina Montanaro, MD mengatakan bahwa dari hasil penelitian
 di Jepang, dg memperdengarkan kaset Bhs Inggris selama 3 kali sehari
 sejak bayi lahir hingga usia 6 bulan, ternyata pada saat anak tsb usia 3,
4
 atau 5 tahun mulai belajar bhs inggris, mereka jauh lebih mudah
menguasainya
 drpd anak yg tdk pernah diperdengarkan kaset bhs inggris sebelumnya.

 Kmd, utk yg punya ebook 3 Tahun Pertama yg Menentukan, tentunya
 sdh tahu bahwa bagian otak yg berfungsi utk bicara dan bagian utk
 memahami informasi yg didengar ataupun dilihatnya adalah berbeda,
 dan bagian ini berkembang jauh lebih cepat drpd bagian fungsi bicara.
 Jadi, menurut saya, utk memulai metode yg disebutkan Pak Joko, ataupun
 metode apapun, tdk perlu menunggu sampai anak bisa bicara dulu.

 Kalo menurut Pak Joko bagaimana ?

 rgds,

 Taufan
 www.balitacerdas.com



-
 Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



[balita-anda] anak bilingual

2003-08-20 Terurut Topik Joko Kusmanto
Dear all,

Apakah di sisi ada yang membesarkan anaknya dalam dua bahasa sejak lahir di
keluarga, khususnya dengan bahasa asing?

Saya dan istri saya sedang meneliti perkembangan bahasa anak kami yang kami
besarkan dalam bahasa indonesia dan bahasa Inggris. Anak pertama umur 3
tahun (laki-laki) dan kedua umur satu tahun enam bulan (perempuan).

Kalau ada yang mempunyai program serupa, saya pengin berdiskusi dan tukar
data

hormat saya,
Joko


-
 Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



Re: [balita-anda] anak bilingual

2003-08-20 Terurut Topik Harnofen
Pagi Mas Joko,

Anak saya  Hazman umur  (2 tahun  7,5 bulan) dan   Muhandist (1 tahun 7
bulan ). Karena istri saya kebetulan  lulusan  bahasa jepang, maka setiap
mengucapkan sesuatu
untuk anak kami selalu menyampaikan dalam 3 bahasa sekaligus, cuma lebih
ditekan
kan ke bahasa Jepang / Inggris, karena asumsi kami anak anak ini secara
otomatis
pasti akan menangkap bahasa Indonesia nya dari orang selain kami.
Misal nya kalau disuapkan / menyuap sendiri makan , sambil mengacungkan jempol
Hazman dan Muhandist meneriakkan   oishii desu   good   very nice 

regard :   Papa  HazmanMuhandist

Joko Kusmanto wrote:

 Dear all,

 Apakah di sisi ada yang membesarkan anaknya dalam dua bahasa sejak lahir di
 keluarga, khususnya dengan bahasa asing?

 Saya dan istri saya sedang meneliti perkembangan bahasa anak kami yang kami
 besarkan dalam bahasa indonesia dan bahasa Inggris. Anak pertama umur 3
 tahun (laki-laki) dan kedua umur satu tahun enam bulan (perempuan).

 Kalau ada yang mempunyai program serupa, saya pengin berdiskusi dan tukar
 data

 hormat saya,
 Joko

 -
  Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
  Info balita, http://www.balita-anda.com
  Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


-
 Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



RE: [balita-anda] anak bilingual

2003-08-20 Terurut Topik Meutia Miranti
Pak Joko,

Di akhir tulisan Bapak bilang bahwa anak yang bilingual memiliki keuntungan
intelektual, sosial, dan psikologis.

Mohon penjelasan, bilingual di sini apakah harus dengan bahasa asing?
Bagaimana kalau bahasa daerah? Misalnya, kalau bilingual / trilingual-nya
bahasa Indonesia - Jawa - Sunda, apakah efek pada intelektual, sosial, dan
psikologis-nya juga sama?

Tujuan utamanya sebenarnya pada penguasaan bahasanya itu sendiri, atau ke
keuntungan intelektual, sosial, dan psikologis?

Demikian, mohon maaf kalau pertanyaannya agak mbulet.. :-)

Meutia

 --
 From: Joko Kusmanto[SMTP:[EMAIL PROTECTED]
 Reply To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Thursday, August 21, 2003 10:29 PM
 To:   [EMAIL PROTECTED]
 Subject:  Re: [balita-anda] anak bilingual
 
 Ibunya Dienta,
 
 Kami menerapkan program yang disebut dengan Non-native Parents Bilingual
 Program (NNP) yang pada dasarnya sama dengan program One Parent One
 Language (OPOL). Kalau dalam OPOL bahasa yang digunakan adalah bahasa ibu
 orang tuanya yang berbeda (misal. Ibu -- Indonesia dan Ayah -- Inggris),
 tetapi dalam NNP salah satu orang tuanya secara konsisten menggunakan
 bahasa
 Asing kepada anaknya. Dalam keluarga, Saya berbicara bahasa Inggris kepada
 anak dan Istri berbahasa Indonesia meskipun kadang-kadang istri juga
 berbahasa Inggris kepada anak khususnya ketika anak sedang bermain dengan
 saya. Perkembangan bahasa Inggris anak yang pertama telah saya sajikan
 dalam
 sebuah seminar dan sedang dimasukkan ke sebuah jurnal.
 
 Program semacam itu telah banyak dipraktikkan oleh orang, salah satu yang
 paling populer adalah yang dilakukan oleh keluarga Sauders di Australia
 yang
 membesarkan anak mereka dalam bahasa Inggris dan Jerman. Bahasa ibu kedua
 orang tua mereka adalah bahasa Inggris tetapi ayahnya selalu berbahasa
 Jerman kepada anaknya. Dan hasilnya ternyata cukup berhasil. Program NNP
 yang kami terapkan juga dalam rangka untuk kepentingan penelitian yang
 diharapkan bermanfaat bagi pengajaran bahasa asing untuk anak dini usia.
 Oleh karena itu, saya menghimbau keluarga yang menerapkan program
 bilingual
 dengan bahasa asing di rumah untuk saling informasi tentang perkembangan
 bahasa anaknya.
 
 Dan yang terpenting adalah bahwa menurut banyak penelitian, anak bilingual
 mempunyai sejumlah keuntungan baik intelektual, sosial, dan psikologis.
 
 Salam buat semua,
 Joko
 
 
 - Original Message -
 From: lucy ambarwati [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Wednesday, August 20, 2003 9:53 AM
 Subject: Re: [balita-anda] anak bilingual
 
 
  Mama Dienta, jangan via japri dong...kalo nggak keberatan saya mau tahu
 juga nich...tapi mungkin kebalikkannya ya, anak2ku (4 thn  2 thn) cas cis
 cus melulu, aku inginnya selain bisa bahasa Inggris mereka juga harus bisa
 bahasa Indonesia, sebetulnya mereka mengerti bahasa Indonesia cuma
 kayaknya
 malas untuk berbicara pakai bahasa ibu..gimana nich??? boleh dong ikutan
 sharing
 
  regards,
  lucy
 
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Joko,
 
  Ngobrol nya di japri aja mau nggak, biar nggak ganggu yang lain??
 
  Emangnya Pak Joko menerapkan sistem dan program yang bagaimana...??
 
  Salam kenal,
  ibunya Dienta (4 th) - [EMAIL PROTECTED]
 
 
  - Original Message -
  From: Joko Kusmanto
  Date: Thursday, August 21, 2003 7:12 am
  Subject: [balita-anda] anak bilingual
 
   Dear all,
  
   Apakah di sisi ada yang membesarkan anaknya dalam dua bahasa sejak
 lahir
 di keluarga, khususnya dengan bahasa asing?
  
   Saya dan istri saya sedang meneliti perkembangan bahasa anak kami yang
 kami besarkan dalam bahasa indonesia dan bahasa Inggris. Anak pertama
 umur
 3 tahun (laki-laki) dan kedua umur satu tahun enam bulan (perempuan).
  
   Kalau ada yang mempunyai program serupa, saya pengin berdiskusi dan
 tukardata
  
   hormat saya,
   Joko
  
  
   ---
   --
  
Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
  
Info balita, http://www.balita-anda.com
  
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
   anda.com
  
  
 
 
  -
   Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
   Info balita, http://www.balita-anda.com
   Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
 
 
  -
  Do you Yahoo!?
  SBC Yahoo! DSL - Now only $29.95 per month!
 
 
 -
  Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
  Info balita, http://www.balita-anda.com
  Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
 -- (on interscan)

Disclaimer: This email has been scanned by Indosat's anti virus system. No virus found 
!!!

-

-
 Mau kirim bunga