Re: [balita-anda] Kewajiban Istri

2005-10-06 Terurut Topik Yohanna Aipassa

Return Receipt
   
Your  Re: [balita-anda] Kewajiban Istri
document   
:  
   
was   Yohanna Aipassa/INF/JIEP/PAMA
received   
by:
   
at:   10/06/2005 15:04:34  
   




Re: [balita-anda] Kewajiban Istri

2005-10-06 Terurut Topik Sekretaris Operation

Return Receipt
   
Your  Re: [balita-anda] Kewajiban Istri
document   
:  
   
was   Sekretaris Operation/OPR/JIEP/PAMA   
received   
by:
   
at:   10/07/2005 08:15:07  
   




Re: [balita-anda] Kewajiban Istri

2005-10-06 Terurut Topik Rhein Astrisandy
On 10/6/05, eMTri Agus [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Kalo ngajar di S1 di PT apakah harus S2 ya?

 ndak juga pak, klo hal ini terkait dengan kebutunan PTN / PTS yang
bersangkutan.

Atau kalo S1 hanya bisa ngajar yg dibawahnya, misalnya D3?
 Ada yg bisa bantu?
 Terima kasih.

  --
Tetap semangat

Rhein Astrisandy
www.cintabunda.com http://www.cintabunda.com


Re: [balita-anda] Kewajiban Istri

2005-10-05 Terurut Topik vinty novitasari
Sekedar sharing pak agus,
 
saya istri sekaligus ibu beranak 2 yang masih bekerja, dan sudah tinggal 
terpisah dari orang tua, kenapa saya masih bekerja ? banyak orang yang bertanya 
begitu. Dalam hati kecil saya sangat ingin berhenti bekerja, karena mencari 
pembantu untuk mengurus rumah dan anak bukan main sulitnya, belum lagi rasa 
bersalah meninggalkan anak dirumah. yang membuat orang masih bekerja walaupun 
hati kecilnya menolak, adalah kebutuhan pak, yang paling utama adalah kebutuhan 
ekonomi. Mari berhitung secara rasional, maka bapak akan menemukan bahwa saat 
sekarang ini kebutuhan rumah tangga (belanja dapur, sekolah, rumah sakit, 
sosial, rekreasi ) sudah sangat luar biasa, dan yang paling mengetahui masalah 
ini adalah istri. Jika suami bisa memberikan jaminan kepada istri bahwa 
kebutuhan akan terpenuhi dari sumber-sumber yang secara rasional bisa terlihat, 
dimana pada saat ini bagi pasangan muda masih merupakan impian, maka istri akan 
tenang meninggalkan pekerjaan diluar rumah. percayalah pak, kein
 ginan
 terbesar seorang ibu adalah mengurus anak/keluarga sebaik-baiknya.Menjadi ibu 
rumah tangga profesional adalah karir yang tidak mudah dijalani, dan dengan 
penghargaan yang masih sangat kecil dari lingkungan masyarakat kita (atau malah 
lingkungan keluarga kita sendiri ? ). Maka sekarang yang bisa saya lakukan 
adalah membuat rencana anggaran keuangan keluarga (family planning) yang 
sebaik-baiknya, sehingga diharapkan tidak harus bekerja diluar rumah sepanjang 
sisa hidup. paling tidak harus memanfaatkan nilai yang diperoleh setiap 
bulannya dengan perencanaan yang baik, dan dengan target yang jelas, misalnya, 
paling tidak 5 tahun lagi saya akan berhenti bekerja, dari sekarang sudah 
mencari alternatif pekerjaan yang bisa menutup kekurangan yang terjadi akibat 
berhenti.Bagaimanapun pak kekhawatiran istri jika harus menghadapi 1,2,3, orang 
anak yang sakit, atau uang sekolah yang mesti dibayar, atau beras yang tinggal 
1 liter, sedangkan uang tak ada, harus dipertimbangkan.
memang rejeki bisa datang dari mana saja, dan dari sumber yang tak diduga-duga, 
namun, prinsip lebih baik tangan diatas daripada tangan dibawah harus tetap 
diusahakan, lebih baik jika kita bisa menolong diri kita dahulu, paling 
minimal, tidak merepotkan orang lain.
 
salam
v







Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]




-
Yahoo! for Good
 Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort. 

RE: [balita-anda] Kewajiban Istri

2005-10-05 Terurut Topik Zainal Arifin
Dari kacamata Agama Islam ...

Membaca pendapat para ibu yang sudah mau bekerja keras untuk membantu para
suami dalam menangani tugasnya menafkahkan anak dan istri serta membantu
berperan dalam memberikan jaminan pendidikan, tempat tinggal dan lain-lain
membuat aku jadi terharu. Ternyata masih banyak yah wanita yang merelakan
dirinya bersusah payah untuk itu. Padahal secara hukum itu merupakan
kewajiban para suami. Subhanallah. Maka, kalau ibu rela melakukan ini semua
mudah2an Allah ridho seiring dengan keridhoan suami ibu yang bersedia
mengizinkan ibu membantu tugas mereka.

Namun, ibu.. Tentunya semuanya menjadi halal dan bermanfaat jika sudah
dikompromi dan atas persetujuan suami kan ? Karena bagaimanapun besarnya
penghasilan yang diperoleh istri tetaplah merupakan pendapatan lainnya dalam
menunjang penghasilan utama dari si suami sendiri. Lain halnya kalau memang
karena sesuatu hal fungsi tersebut malah berpindah ke tangan istri. Ingat
lho, ridhonya Allah karena ridhonya suami, murkanya Allah juga karena
murkanya suami. Jadi usahakan segala sesuatu yang bisa dan mau ibu kerjakan
adalah atas sepengetahuan dan seijin suami. Berpuasa sunah saja (yang
berpahala) itu musti dilakukan atas ijin suami apalagi mencari nafkah yang
notabene bukanlah kewajiban ibu.. (mudah2an suami juga berlapang dada untuk
mau kompromi dan mempertimbangkan segi baik buruknya kalau istri
beraktivitas baik di dalam maupun di luar rumah).

Tapi perlu juga ibu ketahui bahwa menjaga kehormatan suami, menjaga harta
suami (termasuk di dalamnya anak, rumah beserta isinya) juga suatu yang
wajib ibu pegang lho Bu.. Hati2 dengan fitnah yang mungkin bisa saja timbul.
Jadi, pintar2lah menjauh dari fitnah.. 

Apakah di dalam hati ibu timbul suatu pertanyaan mengapa suami yang tidak
perlu izin sedangkan istri perlu izin ?.. 

1. karena suamilah yang berkewajiban dan bertanggungjawab dalam menafkahi
keluarganya ? Sehingga jika fungsi ini ditinggalkan dengan sengaja dan tanpa
hambatan maka berdosalah ia sedangkan ibu tidak..

2. karena suamilah yang bertanggungjawab menjaga keluarganya dari api
neraka, sedangkan istri hanyalah menjaga amanah..

3. karena suamilah yang berkewajiban mendidik anak sedangkan istri
membantunya dalam menjalankan amanah tersebut..

Jadi, mulailah berkompromi dengan suami, mencapai ridho suami, dengan tidak
lupa menjaga amanah dan fitnah. Karena anak dan istri adalah merupakan ujian
yang dapat memberatkan suami untuk menuju syurga (karena sedemikian beratnya
tanggungjawab yang harus dipikulnya). Sedangkan suami dan anak tidaklah
menjadi ujian yang dapat memberatkannya menuju syurga.

Maaf jika ada tulisan yang tidak berkenan.

Wassalam,

AyahTasha












-Original Message-
From: vinty novitasari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, October 05, 2005 2:11 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: Re: [balita-anda] Kewajiban Istri


Sekedar sharing pak agus,
 
saya istri sekaligus ibu beranak 2 yang masih bekerja, dan sudah tinggal
terpisah dari orang tua, kenapa saya masih bekerja ? banyak orang yang
bertanya begitu. Dalam hati kecil saya sangat ingin berhenti bekerja, karena
mencari pembantu untuk mengurus rumah dan anak bukan main sulitnya, belum
lagi rasa bersalah meninggalkan anak dirumah. yang membuat orang masih
bekerja walaupun hati kecilnya menolak, adalah kebutuhan pak, yang paling
utama adalah kebutuhan ekonomi. Mari berhitung secara rasional, maka bapak
akan menemukan bahwa saat sekarang ini kebutuhan rumah tangga (belanja
dapur, sekolah, rumah sakit, sosial, rekreasi ) sudah sangat luar biasa, dan
yang paling mengetahui masalah ini adalah istri. Jika suami bisa memberikan
jaminan kepada istri bahwa kebutuhan akan terpenuhi dari sumber-sumber yang
secara rasional bisa terlihat, dimana pada saat ini bagi pasangan muda masih
merupakan impian, maka istri akan tenang meninggalkan pekerjaan diluar
rumah. percayalah pak, kein
 ginan
 terbesar seorang ibu adalah mengurus anak/keluarga sebaik-baiknya.Menjadi
ibu rumah tangga profesional adalah karir yang tidak mudah dijalani, dan
dengan penghargaan yang masih sangat kecil dari lingkungan masyarakat kita
(atau malah lingkungan keluarga kita sendiri ? ). Maka sekarang yang bisa
saya lakukan adalah membuat rencana anggaran keuangan keluarga (family
planning) yang sebaik-baiknya, sehingga diharapkan tidak harus bekerja
diluar rumah sepanjang sisa hidup. paling tidak harus memanfaatkan nilai
yang diperoleh setiap bulannya dengan perencanaan yang baik, dan dengan
target yang jelas, misalnya, paling tidak 5 tahun lagi saya akan berhenti
bekerja, dari sekarang sudah mencari alternatif pekerjaan yang bisa menutup
kekurangan yang terjadi akibat berhenti.Bagaimanapun pak kekhawatiran istri
jika harus menghadapi 1,2,3, orang anak yang sakit, atau uang sekolah yang
mesti dibayar, atau beras yang tinggal 1 liter, sedangkan uang tak ada,
harus dipertimbangkan.
memang rejeki bisa datang dari mana saja, dan dari sumber yang tak
diduga-duga, namun, prinsip

RE: [balita-anda] Kewajiban Istri

2005-10-05 Terurut Topik Esti_Triaswening
dear parents,

kalo sudah singgung2 SARA begini,
susah kita mo satukan persepsi,
jadi biarlah kita sesuaikan dgn kacamata iman kita masing2,
tanpa salah satu merasa benar
jadi alangkah lebih mulianya jika kita close saja sharring ttg ini.

maaf ya pak Moderator,

salam,
mamaAngeldanBernad

---

Dari kacamata Agama Islam ...

Membaca pendapat para ibu yang sudah mau bekerja keras untuk membantu para
suami dalam menangani tugasnya menafkahkan anak dan istri serta membantu
berperan dalam memberikan jaminan pendidikan, tempat tinggal dan lain-lain
membuat aku jadi terharu. Ternyata masih banyak yah wanita yang merelakan
dirinya bersusah payah untuk itu. Padahal secara hukum itu merupakan
kewajiban para suami. Subhanallah. Maka, kalau ibu rela melakukan ini semua
mudah2an Allah ridho seiring dengan keridhoan suami ibu yang bersedia
mengizinkan ibu membantu tugas mereka.

Namun, ibu.. Tentunya semuanya menjadi halal dan bermanfaat jika sudah
dikompromi dan atas persetujuan suami kan ? Karena bagaimanapun besarnya
penghasilan yang diperoleh istri tetaplah merupakan pendapatan lainnya
dalam
menunjang penghasilan utama dari si suami sendiri. Lain halnya kalau memang
karena sesuatu hal fungsi tersebut malah berpindah ke tangan istri. Ingat
lho, ridhonya Allah karena ridhonya suami, murkanya Allah juga karena
murkanya suami. Jadi usahakan segala sesuatu yang bisa dan mau ibu kerjakan
adalah atas sepengetahuan dan seijin suami. Berpuasa sunah saja (yang
berpahala) itu musti dilakukan atas ijin suami apalagi mencari nafkah yang
notabene bukanlah kewajiban ibu.. (mudah2an suami juga berlapang dada untuk
mau kompromi dan mempertimbangkan segi baik buruknya kalau istri
beraktivitas baik di dalam maupun di luar rumah).

Tapi perlu juga ibu ketahui bahwa menjaga kehormatan suami, menjaga harta
suami (termasuk di dalamnya anak, rumah beserta isinya) juga suatu yang
wajib ibu pegang lho Bu.. Hati2 dengan fitnah yang mungkin bisa saja
timbul.
Jadi, pintar2lah menjauh dari fitnah..

Apakah di dalam hati ibu timbul suatu pertanyaan mengapa suami yang tidak
perlu izin sedangkan istri perlu izin ?..

1. karena suamilah yang berkewajiban dan bertanggungjawab dalam menafkahi
keluarganya ? Sehingga jika fungsi ini ditinggalkan dengan sengaja dan
tanpa
hambatan maka berdosalah ia sedangkan ibu tidak..

2. karena suamilah yang bertanggungjawab menjaga keluarganya dari api
neraka, sedangkan istri hanyalah menjaga amanah..

3. karena suamilah yang berkewajiban mendidik anak sedangkan istri
membantunya dalam menjalankan amanah tersebut..

Jadi, mulailah berkompromi dengan suami, mencapai ridho suami, dengan tidak
lupa menjaga amanah dan fitnah. Karena anak dan istri adalah merupakan
ujian
yang dapat memberatkan suami untuk menuju syurga (karena sedemikian
beratnya
tanggungjawab yang harus dipikulnya). Sedangkan suami dan anak tidaklah
menjadi ujian yang dapat memberatkannya menuju syurga.

Maaf jika ada tulisan yang tidak berkenan.

Wassalam,

AyahTasha












-Original Message-
From: vinty novitasari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, October 05, 2005 2:11 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: Re: [balita-anda] Kewajiban Istri


Sekedar sharing pak agus,

saya istri sekaligus ibu beranak 2 yang masih bekerja, dan sudah tinggal
terpisah dari orang tua, kenapa saya masih bekerja ? banyak orang yang
bertanya begitu. Dalam hati kecil saya sangat ingin berhenti bekerja,
karena
mencari pembantu untuk mengurus rumah dan anak bukan main sulitnya, belum
lagi rasa bersalah meninggalkan anak dirumah. yang membuat orang masih
bekerja walaupun hati kecilnya menolak, adalah kebutuhan pak, yang paling
utama adalah kebutuhan ekonomi. Mari berhitung secara rasional, maka bapak
akan menemukan bahwa saat sekarang ini kebutuhan rumah tangga (belanja
dapur, sekolah, rumah sakit, sosial, rekreasi ) sudah sangat luar biasa,
dan
yang paling mengetahui masalah ini adalah istri. Jika suami bisa memberikan
jaminan kepada istri bahwa kebutuhan akan terpenuhi dari sumber-sumber yang
secara rasional bisa terlihat, dimana pada saat ini bagi pasangan muda
masih
merupakan impian, maka istri akan tenang meninggalkan pekerjaan diluar
rumah. percayalah pak, kein
 ginan
 terbesar seorang ibu adalah mengurus anak/keluarga sebaik-baiknya.Menjadi
ibu rumah tangga profesional adalah karir yang tidak mudah dijalani, dan
dengan penghargaan yang masih sangat kecil dari lingkungan masyarakat kita
(atau malah lingkungan keluarga kita sendiri ? ). Maka sekarang yang bisa
saya lakukan adalah membuat rencana anggaran keuangan keluarga (family
planning) yang sebaik-baiknya, sehingga diharapkan tidak harus bekerja
diluar rumah sepanjang sisa hidup. paling tidak harus memanfaatkan nilai
yang diperoleh setiap bulannya dengan perencanaan yang baik, dan dengan
target yang jelas, misalnya, paling tidak 5 tahun lagi saya akan berhenti
bekerja, dari sekarang sudah mencari alternatif pekerjaan yang bisa menutup
kekurangan yang terjadi akibat

Re: [balita-anda] Kewajiban Istri

2005-10-05 Terurut Topik afie reno
Dear All,
Sebenernya kita sudah sering banget ya berdiskusi tentang hal ini.
 
Menurut saya untuk yang satu ini sangat individual ...semua punya alasan 
masing-masing...
 
Dan saya setuju dengan Mbak Vinty, saya juga mau share sedikit,
 
Saya mah get down to the earth aja, get real aja...
 
Bagi kami (saya dan suami) yang memulai hidup berdua benar2 hanya dari hasil 
gaji berdua, benar-benar dari nol, tanpa ada bantuan dari orang tua sedikitpun, 
dan orang tua berada diluar Jakarta kedua-duanya, jadi tidak bisa menumpang 
rumah. Harus cari rumah sendiri.
 
Otomatis di Jakarta kami mengumpulkan sedikit demi sedikit untuk membeli rumah 
dan kendaraan serta semua biaya hidup dari gaji berdua.
 
Kalau saya berhenti bekerja sekarang, dan belum mendapatkan usaha, yang juga 
tidak mudah, yang bisa menghasilkan profit sama dengan gaji saya sekarang, 
dijamin kami tidak bisa lagi membayar semua cicilan, tidak bisa menyimpan 
sedikit tabungan buat pendidikan anak nanti, dan sudah pasti tidak bisa lagi 
membantu ke empat orang tua yang juga sangat membutuhkan
 
Untungnya kami bisa mengakali dengan mencari rumah yang hanya berjarak 10 menit 
dari tempat bekerja, jadi masih banyak waktu yang bisa saya dan anak saya 
habiskan bersama-sama. Dengan lebih mengutamakan pada kualitas dari waktu kami 
tersebut sebaiknya-baiknya...
Seperti bulan Ramadhan ini, saya dan anak saya masih bisa ikut tarawih bersama 
di mushalla deket rumah, alhamdulillah..saya harus bersyukur untuk apa yang 
saya dapatkan sekarang, itu aja dulu sekarang, sambil terus berikhtiar 
 
Demikian sedikit share dari saya.
Bunda Nayla.


vinty novitasari [EMAIL PROTECTED] wrote:
Sekedar sharing pak agus,

saya istri sekaligus ibu beranak 2 yang masih bekerja, dan sudah tinggal 
terpisah dari orang tua, kenapa saya masih bekerja ? banyak orang yang bertanya 
begitu. Dalam hati kecil saya sangat ingin berhenti bekerja, karena mencari 
pembantu untuk mengurus rumah dan anak bukan main sulitnya, belum lagi rasa 
bersalah meninggalkan anak dirumah. yang membuat orang masih bekerja walaupun 
hati kecilnya menolak, adalah kebutuhan pak, yang paling utama adalah kebutuhan 
ekonomi. Mari berhitung secara rasional, maka bapak akan menemukan bahwa saat 
sekarang ini kebutuhan rumah tangga (belanja dapur, sekolah, rumah sakit, 
sosial, rekreasi ) sudah sangat luar biasa, dan yang paling mengetahui masalah 
ini adalah istri. Jika suami bisa memberikan jaminan kepada istri bahwa 
kebutuhan akan terpenuhi dari sumber-sumber yang secara rasional bisa terlihat, 
dimana pada saat ini bagi pasangan muda masih merupakan impian, maka istri akan 
tenang meninggalkan pekerjaan diluar rumah. percayalah pak, kein
ginan
terbesar seorang ibu adalah mengurus anak/keluarga sebaik-baiknya.Menjadi ibu 
rumah tangga profesional adalah karir yang tidak mudah dijalani, dan dengan 
penghargaan yang masih sangat kecil dari lingkungan masyarakat kita (atau malah 
lingkungan keluarga kita sendiri ? ). Maka sekarang yang bisa saya lakukan 
adalah membuat rencana anggaran keuangan keluarga (family planning) yang 
sebaik-baiknya, sehingga diharapkan tidak harus bekerja diluar rumah sepanjang 
sisa hidup. paling tidak harus memanfaatkan nilai yang diperoleh setiap 
bulannya dengan perencanaan yang baik, dan dengan target yang jelas, misalnya, 
paling tidak 5 tahun lagi saya akan berhenti bekerja, dari sekarang sudah 
mencari alternatif pekerjaan yang bisa menutup kekurangan yang terjadi akibat 
berhenti.Bagaimanapun pak kekhawatiran istri jika harus menghadapi 1,2,3, orang 
anak yang sakit, atau uang sekolah yang mesti dibayar, atau beras yang tinggal 
1 liter, sedangkan uang tak ada, harus dipertimbangkan.
memang rejeki bisa datang dari mana saja, dan dari sumber yang tak diduga-duga, 
namun, prinsip lebih baik tangan diatas daripada tangan dibawah harus tetap 
diusahakan, lebih baik jika kita bisa menolong diri kita dahulu, paling 
minimal, tidak merepotkan orang lain.

salam
v







Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]




-
Yahoo! for Good
Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort. 

http://www.babiesonline.com/babies/a/allaboutnayla/
http://www.sophiemartin.com

-
Yahoo! for Good
 Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort. 

RE: [balita-anda] Kewajiban Istri

2005-10-05 Terurut Topik Bang Yos
Capek Kerja di Luar, Isteri Menolak Ajakan Suami, Dosakah?
Publikasi: 13/09/2005 16:47 WIB
Assalamualaikum Wr. Wb.
Pak Ustadz, saya seorang isteri yang bekerja dari pagi sampai sore. Kadang
karena terlalu lelah saya sering menolak ajakan suami untuk melaksanakan
kewajiban suami istri (jima). Bagaimana hukumnya pak ustadz dan saya mohon
saran dari pak ustadz mengenai hal ini. Syukron.
Jamilah
Jawaban:
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wa barakatuh
Al-hamdulillah, wash-shalatu wassalamu 'ala rasulillah, wa ba'du
Ibu Jamilah yang beriman,
Ketahuliah bahwa ketika ibu menikah dengan suami, seluruh nafkah dan biaya
hidup Ibu sudah ada yang menanggung, yaitu laki-laki yang kini menjadi suami
Ibu. Ibu sendiri sama sekali tidak punya kewajiban untuk mencari nafkah dan
menghidupi diri sendiri, bahkan sunnah sekalipun tidak. Apalagi beban
keluarga, seluruhnya dan sepenuhnya adalah beban bagi suami Ibu.
Itulah yang Allah SWT tetapkan dan telah diajarkan oleh Rasulllah SAW sejak
14 abad yang lalu. Dan sepanjang sejarah, itulah yang telah dilakukan oleh
umat Islam sedunia. Para wanita tidak pernah diminta untuk mencari nafkah,
karena secara hukum agama, norma sosial dan etika bahkan estetikanya, wanita
memang tidak boleh dibebani dengan urusan cari uang. Sebaliknya, wanita
justru tempat untuk memberikan uang, sebab agama telah mewajibkan para suami
untuk memberi nafkah kehidupan untuk para istri. 
Allah SWT telah mewajibakan hal itu di dalam kitab suci abadi-Nya. 
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah
melebihkan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain, dan karena mereka
telah menafkahkan sebagian dari harta mereka (QS An-Nisa: 34)
Namun bukan berarti wanita diharamkan secara total untuk bekerja, atau
dianggap sebagai makhluq peliharaan yang dikurung di dalam rumah. Tidak
boleh ke mana-mana dan tidak boleh melakuan apa-apa. Ini adalah gambaran
minor yang sering dilontarkan orientalis terhadap sistem masyarakat Islam. 
Islam tetap membolehkan para wanita untuk bekerja ke luar rumah dan juga
untuk menuntut ilmu. Ada banyak sekali jenis pekerjaan yang membutuhkan
tenaga wanita. Bahkan tidak mungkin digantikan oleh laki-laki dengan cara
apappun. Misalnya, mengajar sesama wanita. Baik di tingkat sekolah maupun
kuliah. Negeri kita punya jutaan siswi dan mahasiswi, mereka semua butuh
guru dan dosen wanita. Dari satu sisi ini saja, agama mewajibkan adanya
sekian banyak tenaga kerja wanita yang bekerja sebagai guru.
Belum lagi untuk pelayanan lainnya. Misalnya tenaga medis khusus untuk
wanita. Baik dokter wanita maupun perawat. Siapakah yang boleh mengobati dan
merawat pasien wanita? Tentunya hanya para dokter dan perawat wanita, bukan?
Bukan dokter atau perawat laki-laki.
Dan masih banyak lagi lowongan pekerjaan yang memang seharusnya diisi oleh
wanita. Misalnya, untuk menjadi penjahit baju wanita, pelayan rumah makan
untuk wanita, salon khusus untuk wanita, pelatih olah raga, petugas kolam
renang, bahkan satpam sekalipun. Pendeknya, seluruh kerja-kerja yang terkait
dengan pelayanan kepada kaum hawa, seharusnya dikerjakan oleh petugas yang
juga dari kalangan wanita. Maka sebenarnya, syariat Islam bukannya
mengharamkan total kerja di luar rumah bagi wanita. 
Namun yang harus diperhatikan adalah ketika seorang wanita bekerja ke luar
rumah, memang untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Bukan sekedar untuk
bercampur-baur dengan para pekerja laki-laki, yang hanya akan mengambil
ladang para laki-laki dalam dunia kerja. Padahal buat seorang wanita,
umumnya yang terjadi bahwa gajinya hanyalah untuk senang-senang dirinya
pribadi saja. Meski tidak dalam semua kasus. Sedangkan buat laki-laki, di
pundaknya ada beban untuk menghidupi beberapa nyawa sekaligus. Isteri,
anak-anak dan anggota keluarga lainnya. Kalau lapangan kerjanya diambil oleh
para wanita, maka semakin sempitlah kesempatan kerja itu.
Dan dampak negatif lainnya dari berebutannya para wanita masuk ke dunia
kerja adalah apa yang anda sebutkan sekarang ini. Yaitu seorang wanita sudah
kehabisan tenaga sesampainya di rumah, sebab sejak terbit fajar sudah
berjejalan di angkutan umum berebutan sesuap nasi dengan para laki-laki.
Sesampainya di rumah, nafasnya sudah habis, tenaganya tinggal sisa,
penampilannya sudah tidak menarik lagi, lalu maunya tinggal tidur saja.
Ketika suaminya mendekati karena naluri laki-lakinya menuntut hal itu,
hasrat si istri sudah 100% hilang. Capek, lelah, tak bergairah dan
alasan-alasan sejenisnya akan selalu terdengar, tanpa ada solusi.
Sebab seluruh kekuatannya hari itu sudah dihabiskan di tempat kerjanya, maka
kalau masih harus melayani hasrat suami di tempat tidur, nyaris tidak ada
hasrat lagi. Dan itulah penyakit utama kerusakan sistem keluarga muslim di
negeri-negeri yang konon kaum wanitanya mengalami kemajuan. Dan langkah
selanjutnya mudah ditebak, yaitu suami akan mencari 'alternatif' lain untuk
masalah kebutuhan biologisnya. Baik dengan cara berzina, selingkuh dengan
teman sekantor atau mantan pacar, 

RE: [balita-anda] Kewajiban Istri

2005-10-05 Terurut Topik Enni Purwanty
Bila Ibu Boleh Memilih -

Anakku...
Bila ibu boleh memilih
Apakah ibu berbadan langsing atau berbadan besar karena mengandungmu
Maka ibu akan memilih mengandungmu?
Karena dalam mengandungmu ibu merasakan keajaiban dan kebesaran Allah
Sembilan bulan nak...
engkau hidup di perut ibu
Engkau ikut kemanapun ibu pergi
Engkau ikut merasakan ketika jantung ibu berdetak karena kebahagiaan
Engkau menendang rahim ibu ketika engkau merasa tidak nyaman, karena ibu
kecewa dan berurai air mata

Anakku...
Bila ibu boleh memilih apakah ibu harus operasi caesar, atau ibu harus
berjuang melahirkanmu
Maka ibu memilih berjuang melahirkanmu
Karena menunggu dari jam ke jam, menit ke menit kelahiranmu
Adalah seperti menunggu antrian memasuki salah satu pintu surga
Karena kedahsyatan perjuanganmu untuk mencari jalan ke luar ke dunia
sangat ibu rasakan
Dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita berdua
Malaikat tersenyum diantara peluh dan erangan rasa sakit,
Yang tak pernah bisa ibu ceritakan kepada siapapun
Dan ketika engkau hadir, tangismu memecah dunia
Saat itulah...
saat paling membahagiakan
Segala sakit  derita sirna melihat dirimu yang merah,
Mendengarkan ayahmu mengumandangkan adzan,
Kalimat syahadat kebesaran Allah dan penetapan hati tentang junjungan kita
Rasulullah di telinga mungilmu

Anakku...
Bila ibu boleh memilih apakah ibu berdada indah, atau harus bangun tengah
malam untuk menyusuimu,
Maka ibu memilih menyusuimu,
Karena dengan menyusuimu ibu telah membekali hidupmu dengan
tetesan-tetesan dan tegukan tegukan yang sangat berharga
Merasakan kehangatan bibir dan badanmu didada ibu dalam kantuk ibu,
Adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain tidak bisa rasakan

Anakku...
Bila ibu boleh memilih duduk berlama-lama di ruang rapat
Atau duduk di lantai menemanimu menempelkan puzzle
Maka ibu memilih bermain puzzle denganmu
Tetapi anakku...
Hidup memang pilihan...
Jika dengan pilihan ibu, engkau merasa sepi dan merana
Maka maafkanlah nak...
Maafkan ibu...
Maafkan ibu...
Percayalah nak, ibu sedang menyempurnakan puzzle kehidupan kita,
Agar tidak ada satu kepingpun bagian puzzle kehidupan kita yang hilang
Percayalah nak...
 
Sepi dan ranamu adalah sebagian duka ibu
Percayalah nak...
Engkau adalah selalu menjadi belahan nyawa ibu...
 
Ratih Sanggarwati (Ratih Sang)
Jakarta, 21 Agustus 2004





-Original Message-
From: afie reno [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, October 05, 2005 3:22 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: Re: [balita-anda] Kewajiban Istri


Dear All,
Sebenernya kita sudah sering banget ya berdiskusi tentang hal ini.
 
Menurut saya untuk yang satu ini sangat individual ...semua punya alasan
masing-masing...
 
Dan saya setuju dengan Mbak Vinty, saya juga mau share sedikit,
 
Saya mah get down to the earth aja, get real aja...
 
Bagi kami (saya dan suami) yang memulai hidup berdua benar2 hanya dari hasil
gaji berdua, benar-benar dari nol, tanpa ada bantuan dari orang tua
sedikitpun, dan orang tua berada diluar Jakarta kedua-duanya, jadi tidak
bisa menumpang rumah. Harus cari rumah sendiri.
 
Otomatis di Jakarta kami mengumpulkan sedikit demi sedikit untuk membeli
rumah dan kendaraan serta semua biaya hidup dari gaji berdua.
 
Kalau saya berhenti bekerja sekarang, dan belum mendapatkan usaha, yang juga
tidak mudah, yang bisa menghasilkan profit sama dengan gaji saya sekarang,
dijamin kami tidak bisa lagi membayar semua cicilan, tidak bisa menyimpan
sedikit tabungan buat pendidikan anak nanti, dan sudah pasti tidak bisa lagi
membantu ke empat orang tua yang juga sangat membutuhkan
 
Untungnya kami bisa mengakali dengan mencari rumah yang hanya berjarak 10
menit dari tempat bekerja, jadi masih banyak waktu yang bisa saya dan anak
saya habiskan bersama-sama. Dengan lebih mengutamakan pada kualitas dari
waktu kami tersebut sebaiknya-baiknya...
Seperti bulan Ramadhan ini, saya dan anak saya masih bisa ikut tarawih
bersama di mushalla deket rumah, alhamdulillah..saya harus bersyukur
untuk apa yang saya dapatkan sekarang, itu aja dulu sekarang, sambil terus
berikhtiar 
 
Demikian sedikit share dari saya.
Bunda Nayla.


vinty novitasari [EMAIL PROTECTED] wrote:
Sekedar sharing pak agus,

saya istri sekaligus ibu beranak 2 yang masih bekerja, dan sudah tinggal
terpisah dari orang tua, kenapa saya masih bekerja ? banyak orang yang
bertanya begitu. Dalam hati kecil saya sangat ingin berhenti bekerja, karena
mencari pembantu untuk mengurus rumah dan anak bukan main sulitnya, belum
lagi rasa bersalah meninggalkan anak dirumah. yang membuat orang masih
bekerja walaupun hati kecilnya menolak, adalah kebutuhan pak, yang paling
utama adalah kebutuhan ekonomi. Mari berhitung secara rasional, maka bapak
akan menemukan bahwa saat sekarang ini kebutuhan rumah tangga (belanja
dapur, sekolah, rumah sakit, sosial, rekreasi ) sudah sangat luar biasa, dan
yang paling mengetahui masalah ini adalah istri. Jika suami bisa memberikan
jaminan kepada istri bahwa kebutuhan akan terpenuhi dari sumber-sumber

Re: [balita-anda] Kewajiban Istri

2005-10-05 Terurut Topik Iwan/Finance Dept
wahkalau istri nya top executive spt eva rianty hutapea, yg bisa
menghasilkan 100jt/th lalu disuruh jaga anak aja  berhenti kerja..
ya...konyol namanya.

hidup yg berkualitas perlu dana BESAR, tapi emang uang bukan segala-galanya,
tergantung prinsip masing2, ada yg mangan ora mangan asal ngumpul, ada pula
yg sebaliknya..


- Original Message - 
From: Bang Yos [EMAIL PROTECTED]
To: balita-anda@balita-anda.com
Sent: Wednesday, October 05, 2005 3:20 PM
Subject: RE: [balita-anda] Kewajiban Istri


Capek Kerja di Luar, Isteri Menolak Ajakan Suami, Dosakah?
Publikasi: 13/09/2005 16:47 WIB
Assalamualaikum Wr. Wb.
Pak Ustadz, saya seorang isteri yang bekerja dari pagi sampai sore. Kadang
karena terlalu lelah saya sering menolak ajakan suami untuk melaksanakan
kewajiban suami istri (jima). Bagaimana hukumnya pak ustadz dan saya mohon
saran dari pak ustadz mengenai hal ini. Syukron.
Jamilah
Jawaban:
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wa barakatuh
Al-hamdulillah, wash-shalatu wassalamu 'ala rasulillah, wa ba'du
Ibu Jamilah yang beriman,
Ketahuliah bahwa ketika ibu menikah dengan suami, seluruh nafkah dan biaya
hidup Ibu sudah ada yang menanggung, yaitu laki-laki yang kini menjadi suami
Ibu. Ibu sendiri sama sekali tidak punya kewajiban untuk mencari nafkah dan
menghidupi diri sendiri, bahkan sunnah sekalipun tidak. Apalagi beban
keluarga, seluruhnya dan sepenuhnya adalah beban bagi suami Ibu.
Itulah yang Allah SWT tetapkan dan telah diajarkan oleh Rasulllah SAW sejak
14 abad yang lalu. Dan sepanjang sejarah, itulah yang telah dilakukan oleh
umat Islam sedunia. Para wanita tidak pernah diminta untuk mencari nafkah,
karena secara hukum agama, norma sosial dan etika bahkan estetikanya, wanita
memang tidak boleh dibebani dengan urusan cari uang. Sebaliknya, wanita
justru tempat untuk memberikan uang, sebab agama telah mewajibkan para suami
untuk memberi nafkah kehidupan untuk para istri.
Allah SWT telah mewajibakan hal itu di dalam kitab suci abadi-Nya.
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah
melebihkan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain, dan karena mereka
telah menafkahkan sebagian dari harta mereka (QS An-Nisa: 34)
Namun bukan berarti wanita diharamkan secara total untuk bekerja, atau
dianggap sebagai makhluq peliharaan yang dikurung di dalam rumah. Tidak
boleh ke mana-mana dan tidak boleh melakuan apa-apa. Ini adalah gambaran
minor yang sering dilontarkan orientalis terhadap sistem masyarakat Islam.
Islam tetap membolehkan para wanita untuk bekerja ke luar rumah dan juga
untuk menuntut ilmu. Ada banyak sekali jenis pekerjaan yang membutuhkan
tenaga wanita. Bahkan tidak mungkin digantikan oleh laki-laki dengan cara
apappun. Misalnya, mengajar sesama wanita. Baik di tingkat sekolah maupun
kuliah. Negeri kita punya jutaan siswi dan mahasiswi, mereka semua butuh
guru dan dosen wanita. Dari satu sisi ini saja, agama mewajibkan adanya
sekian banyak tenaga kerja wanita yang bekerja sebagai guru.
Belum lagi untuk pelayanan lainnya. Misalnya tenaga medis khusus untuk
wanita. Baik dokter wanita maupun perawat. Siapakah yang boleh mengobati dan
merawat pasien wanita? Tentunya hanya para dokter dan perawat wanita, bukan?
Bukan dokter atau perawat laki-laki.
Dan masih banyak lagi lowongan pekerjaan yang memang seharusnya diisi oleh
wanita. Misalnya, untuk menjadi penjahit baju wanita, pelayan rumah makan
untuk wanita, salon khusus untuk wanita, pelatih olah raga, petugas kolam
renang, bahkan satpam sekalipun. Pendeknya, seluruh kerja-kerja yang terkait
dengan pelayanan kepada kaum hawa, seharusnya dikerjakan oleh petugas yang
juga dari kalangan wanita. Maka sebenarnya, syariat Islam bukannya
mengharamkan total kerja di luar rumah bagi wanita.
Namun yang harus diperhatikan adalah ketika seorang wanita bekerja ke luar
rumah, memang untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Bukan sekedar untuk
bercampur-baur dengan para pekerja laki-laki, yang hanya akan mengambil
ladang para laki-laki dalam dunia kerja. Padahal buat seorang wanita,
umumnya yang terjadi bahwa gajinya hanyalah untuk senang-senang dirinya
pribadi saja. Meski tidak dalam semua kasus. Sedangkan buat laki-laki, di
pundaknya ada beban untuk menghidupi beberapa nyawa sekaligus. Isteri,
anak-anak dan anggota keluarga lainnya. Kalau lapangan kerjanya diambil oleh
para wanita, maka semakin sempitlah kesempatan kerja itu.
Dan dampak negatif lainnya dari berebutannya para wanita masuk ke dunia
kerja adalah apa yang anda sebutkan sekarang ini. Yaitu seorang wanita sudah
kehabisan tenaga sesampainya di rumah, sebab sejak terbit fajar sudah
berjejalan di angkutan umum berebutan sesuap nasi dengan para laki-laki.
Sesampainya di rumah, nafasnya sudah habis, tenaganya tinggal sisa,
penampilannya sudah tidak menarik lagi, lalu maunya tinggal tidur saja.
Ketika suaminya mendekati karena naluri laki-lakinya menuntut hal itu,
hasrat si istri sudah 100% hilang. Capek, lelah, tak bergairah dan
alasan-alasan sejenisnya akan selalu

RE: [balita-anda] Kewajiban Istri

2005-10-05 Terurut Topik wanda

Bang Yos yg baik

Saya gak terlalu aktif dalam merespon imel di BA ini.
en sejauh ini yg subyeknya sementara tidak atau blm buat saya tertarik saya
delete saja...

Nah u/ kasus ini, sama seperti moms yg lain ( mungkin ), saya tetap
beranggapansejauh sang suami ikhlas dg kondisi istrinya bekerja dan
tetap memgang teguh komitmen pernikahan mereka, saya rasa gak ada
masalah
secara agama jelas banyak perbedaanapalagi di jaman seperti ini, yg
apa2 susah  mahal, walo' tetap saya percaya rezeki gak lain dari yg di
Atas.

di ktr, kebetulan dept. saya semuanya laki2, dan rata2 berpikir secara
islami..
dimana kalo' perempuan tidak bekerja pasti tidak ada laki2 pengangguran ?
oia...
tp alhamdulillah di tengah itu semua, di rumah suami  anak2 tetap mendukung
kalo' saya bekerja, asal rumah tangga dg karir tidak tercampur aduk ataupun
saling terganggu...
en anak2 tetap menjadi prioritas.!!

dan secara pribadi, tidak semua ibu pekerja hanya u/ kesenangan pribadi
loh...:)

Dulu sering sekali imel ttg agama / SARA banyak pro kontranya...
sebagai info ok, tp kalo' diperpanjang mendingan japri aja .ok ?

thx,

before  aftermohon maaf yah Pak, kalo' ada salah kata...:)







Namun yang harus diperhatikan adalah ketika seorang wanita bekerja ke
luar
rumah, memang untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Bukan sekedar untuk
bercampur-baur dengan para pekerja laki-laki, yang hanya akan mengambil
ladang para laki-laki dalam dunia kerja. Padahal buat seorang wanita,
umumnya yang terjadi bahwa gajinya hanyalah untuk senang-senang dirinya
pribadi saja. Meski tidak dalam semua kasus. Sedangkan buat laki-laki,
di
pundaknya ada beban untuk menghidupi beberapa nyawa sekaligus. Isteri,
anak-anak dan anggota keluarga lainnya. Kalau lapangan kerjanya diambil
oleh
para wanita, maka semakin sempitlah kesempatan kerja itu.




Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]



RE: [balita-anda] Kewajiban Istri

2005-10-05 Terurut Topik aseani setiyadi
Pak Zainal, dr uraian Bapak disini, aku mo nanya sesuatu yg 'nempil' sedikit
dilapangan kewajiban mencari nafkah, Bapak seringkali menekankan ridho Allah 
diridho suami...
nah, untuk menjaga sikap sehari-hari, lebih eksplisit lagi, berkata-kata, 
bukannya ridho Allah tergantung pada dua sisi...istri telah berusaha maksimal 
menyenangkan suami, namun tentunya tidak bisa secepat membalik telapak tangan 
merubah kebiasaan suami ber'kata-kata keras bin kasar'...sabar memang wajib, 
tapi hati yang 'luka' juga tak secepat mengucap sabar untuk menyembuhkannya...
ingin pencerahan yg lebih Pak...smoga Bapak tidak termasuk yg 
patriarkis...dikit-dikit suami, dikit-dikit, suami lagi.kapan istri nih 
pak

Zainal Arifin [EMAIL PROTECTED] wrote:
Dari kacamata Agama Islam ...

Membaca pendapat para ibu yang sudah mau bekerja keras untuk membantu para
suami dalam menangani tugasnya menafkahkan anak dan istri serta membantu
berperan dalam memberikan jaminan pendidikan, tempat tinggal dan lain-lain
membuat aku jadi terharu. Ternyata masih banyak yah wanita yang merelakan
dirinya bersusah payah untuk itu. Padahal secara hukum itu merupakan
kewajiban para suami. Subhanallah. Maka, kalau ibu rela melakukan ini semua
mudah2an Allah ridho seiring dengan keridhoan suami ibu yang bersedia
mengizinkan ibu membantu tugas mereka.

Namun, ibu.. Tentunya semuanya menjadi halal dan bermanfaat jika sudah
dikompromi dan atas persetujuan suami kan ? Karena bagaimanapun besarnya
penghasilan yang diperoleh istri tetaplah merupakan pendapatan lainnya dalam
menunjang penghasilan utama dari si suami sendiri. Lain halnya kalau memang
karena sesuatu hal fungsi tersebut malah berpindah ke tangan istri. Ingat
lho, ridhonya Allah karena ridhonya suami, murkanya Allah juga karena
murkanya suami. Jadi usahakan segala sesuatu yang bisa dan mau ibu kerjakan
adalah atas sepengetahuan dan seijin suami. Berpuasa sunah saja (yang
berpahala) itu musti dilakukan atas ijin suami apalagi mencari nafkah yang
notabene bukanlah kewajiban ibu.. (mudah2an suami juga berlapang dada untuk
mau kompromi dan mempertimbangkan segi baik buruknya kalau istri
beraktivitas baik di dalam maupun di luar rumah).

Tapi perlu juga ibu ketahui bahwa menjaga kehormatan suami, menjaga harta
suami (termasuk di dalamnya anak, rumah beserta isinya) juga suatu yang
wajib ibu pegang lho Bu.. Hati2 dengan fitnah yang mungkin bisa saja timbul.
Jadi, pintar2lah menjauh dari fitnah.. 

Apakah di dalam hati ibu timbul suatu pertanyaan mengapa suami yang tidak
perlu izin sedangkan istri perlu izin ?.. 

1. karena suamilah yang berkewajiban dan bertanggungjawab dalam menafkahi
keluarganya ? Sehingga jika fungsi ini ditinggalkan dengan sengaja dan tanpa
hambatan maka berdosalah ia sedangkan ibu tidak..

2. karena suamilah yang bertanggungjawab menjaga keluarganya dari api
neraka, sedangkan istri hanyalah menjaga amanah..

3. karena suamilah yang berkewajiban mendidik anak sedangkan istri
membantunya dalam menjalankan amanah tersebut..

Jadi, mulailah berkompromi dengan suami, mencapai ridho suami, dengan tidak
lupa menjaga amanah dan fitnah. Karena anak dan istri adalah merupakan ujian
yang dapat memberatkan suami untuk menuju syurga (karena sedemikian beratnya
tanggungjawab yang harus dipikulnya). Sedangkan suami dan anak tidaklah
menjadi ujian yang dapat memberatkannya menuju syurga. 

Maaf jika ada tulisan yang tidak berkenan.

Wassalam,

AyahTasha












-Original Message-
From: vinty novitasari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, October 05, 2005 2:11 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: Re: [balita-anda] Kewajiban Istri


Sekedar sharing pak agus,

saya istri sekaligus ibu beranak 2 yang masih bekerja, dan sudah tinggal
terpisah dari orang tua, kenapa saya masih bekerja ? banyak orang yang
bertanya begitu. Dalam hati kecil saya sangat ingin berhenti bekerja, karena
mencari pembantu untuk mengurus rumah dan anak bukan main sulitnya, belum
lagi rasa bersalah meninggalkan anak dirumah. yang membuat orang masih
bekerja walaupun hati kecilnya menolak, adalah kebutuhan pak, yang paling
utama adalah kebutuhan ekonomi. Mari berhitung secara rasional, maka bapak
akan menemukan bahwa saat sekarang ini kebutuhan rumah tangga (belanja
dapur, sekolah, rumah sakit, sosial, rekreasi ) sudah sangat luar biasa, dan
yang paling mengetahui masalah ini adalah istri. Jika suami bisa memberikan
jaminan kepada istri bahwa kebutuhan akan terpenuhi dari sumber-sumber yang
secara rasional bisa terlihat, dimana pada saat ini bagi pasangan muda masih
merupakan impian, maka istri akan tenang meninggalkan pekerjaan diluar
rumah. percayalah pak, kein
ginan
terbesar seorang ibu adalah mengurus anak/keluarga sebaik-baiknya.Menjadi
ibu rumah tangga profesional adalah karir yang tidak mudah dijalani, dan
dengan penghargaan yang masih sangat kecil dari lingkungan masyarakat kita
(atau malah lingkungan keluarga kita sendiri ? ). Maka sekarang yang bisa
saya lakukan adalah membuat

RE: [balita-anda] Kewajiban Istri

2005-10-05 Terurut Topik Ossi Roswihati

Susah jg ya kalau kebetulan dapat suami yang susah
ridhonya...walaupun istri sudah semaksimal mungkin untuk berbuat yang
terbaik tp tetap dipandang kurang oleh suami sehingga diapun tidak
mendapat ridho suami, yg berarti tidak jg mendapat Ridha Allah...
Tapi enak jg ya kalau yang kebetulan dapat suami yang gampang ridho
..artinya suami yang mudah melihat sisi baik istri  mudah untuk
dipuaskan hatinya..
Apa mungkin kalau kita telanjur dapat suami yang susah ridhonya
mendingan ganti aja dengan suami yang gampang ridhonya ya..


Ossi(BundaGhazyIbam)



Zainal Arifin [EMAIL PROTECTED] wrote:
Dari kacamata Agama Islam ...

Membaca pendapat para ibu yang sudah mau bekerja keras untuk membantu
para
suami dalam menangani tugasnya menafkahkan anak dan istri serta membantu
berperan dalam memberikan jaminan pendidikan, tempat tinggal dan
lain-lain
membuat aku jadi terharu. Ternyata masih banyak yah wanita yang
merelakan
dirinya bersusah payah untuk itu. Padahal secara hukum itu merupakan
kewajiban para suami. Subhanallah. Maka, kalau ibu rela melakukan ini
semua
mudah2an Allah ridho seiring dengan keridhoan suami ibu yang bersedia
mengizinkan ibu membantu tugas mereka.

Namun, ibu.. Tentunya semuanya menjadi halal dan bermanfaat jika sudah
dikompromi dan atas persetujuan suami kan ? Karena bagaimanapun besarnya
penghasilan yang diperoleh istri tetaplah merupakan pendapatan lainnya
dalam
menunjang penghasilan utama dari si suami sendiri. Lain halnya kalau
memang
karena sesuatu hal fungsi tersebut malah berpindah ke tangan istri.
Ingat
lho, ridhonya Allah karena ridhonya suami, murkanya Allah juga karena
murkanya suami. Jadi usahakan segala sesuatu yang bisa dan mau ibu
kerjakan
adalah atas sepengetahuan dan seijin suami. Berpuasa sunah saja (yang
berpahala) itu musti dilakukan atas ijin suami apalagi mencari nafkah
yang
notabene bukanlah kewajiban ibu.. (mudah2an suami juga berlapang dada
untuk
mau kompromi dan mempertimbangkan segi baik buruknya kalau istri
beraktivitas baik di dalam maupun di luar rumah).

Tapi perlu juga ibu ketahui bahwa menjaga kehormatan suami, menjaga
harta
suami (termasuk di dalamnya anak, rumah beserta isinya) juga suatu yang
wajib ibu pegang lho Bu.. Hati2 dengan fitnah yang mungkin bisa saja
timbul.
Jadi, pintar2lah menjauh dari fitnah.. 

Apakah di dalam hati ibu timbul suatu pertanyaan mengapa suami yang
tidak
perlu izin sedangkan istri perlu izin ?.. 

1. karena suamilah yang berkewajiban dan bertanggungjawab dalam
menafkahi
keluarganya ? Sehingga jika fungsi ini ditinggalkan dengan sengaja dan
tanpa
hambatan maka berdosalah ia sedangkan ibu tidak..

2. karena suamilah yang bertanggungjawab menjaga keluarganya dari api
neraka, sedangkan istri hanyalah menjaga amanah..

3. karena suamilah yang berkewajiban mendidik anak sedangkan istri
membantunya dalam menjalankan amanah tersebut..

Jadi, mulailah berkompromi dengan suami, mencapai ridho suami, dengan
tidak
lupa menjaga amanah dan fitnah. Karena anak dan istri adalah merupakan
ujian
yang dapat memberatkan suami untuk menuju syurga (karena sedemikian
beratnya
tanggungjawab yang harus dipikulnya). Sedangkan suami dan anak tidaklah
menjadi ujian yang dapat memberatkannya menuju syurga. 

Maaf jika ada tulisan yang tidak berkenan.

Wassalam,

AyahTasha












-Original Message-
From: vinty novitasari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, October 05, 2005 2:11 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: Re: [balita-anda] Kewajiban Istri


Sekedar sharing pak agus,

saya istri sekaligus ibu beranak 2 yang masih bekerja, dan sudah tinggal
terpisah dari orang tua, kenapa saya masih bekerja ? banyak orang yang
bertanya begitu. Dalam hati kecil saya sangat ingin berhenti bekerja,
karena
mencari pembantu untuk mengurus rumah dan anak bukan main sulitnya,
belum
lagi rasa bersalah meninggalkan anak dirumah. yang membuat orang masih
bekerja walaupun hati kecilnya menolak, adalah kebutuhan pak, yang
paling
utama adalah kebutuhan ekonomi. Mari berhitung secara rasional, maka
bapak
akan menemukan bahwa saat sekarang ini kebutuhan rumah tangga (belanja
dapur, sekolah, rumah sakit, sosial, rekreasi ) sudah sangat luar biasa,
dan
yang paling mengetahui masalah ini adalah istri. Jika suami bisa
memberikan
jaminan kepada istri bahwa kebutuhan akan terpenuhi dari sumber-sumber
yang
secara rasional bisa terlihat, dimana pada saat ini bagi pasangan muda
masih
merupakan impian, maka istri akan tenang meninggalkan pekerjaan diluar
rumah. percayalah pak, kein
ginan
terbesar seorang ibu adalah mengurus anak/keluarga
sebaik-baiknya.Menjadi
ibu rumah tangga profesional adalah karir yang tidak mudah dijalani, dan
dengan penghargaan yang masih sangat kecil dari lingkungan masyarakat
kita
(atau malah lingkungan keluarga kita sendiri ? ). Maka sekarang yang
bisa
saya lakukan adalah membuat rencana anggaran keuangan keluarga (family
planning) yang sebaik-baiknya, sehingga diharapkan tidak harus bekerja
diluar rumah sepanjang sisa hidup. paling tidak

Re: [balita-anda] Kewajiban Istri

2005-10-05 Terurut Topik Noni Mira Timotius

huehehehe...
ada yg berniat poliandri...



- Original Message - 
From: Ossi Roswihati [EMAIL PROTECTED]

To: balita-anda@balita-anda.com
Sent: Wednesday, October 05, 2005 5:09 PM
Subject: RE: [balita-anda] Kewajiban Istri



Susah jg ya kalau kebetulan dapat suami yang susah
ridhonya...walaupun istri sudah semaksimal mungkin untuk berbuat yang
terbaik tp tetap dipandang kurang oleh suami sehingga diapun tidak
mendapat ridho suami, yg berarti tidak jg mendapat Ridha Allah...
Tapi enak jg ya kalau yang kebetulan dapat suami yang gampang ridho
..artinya suami yang mudah melihat sisi baik istri  mudah untuk
dipuaskan hatinya..
Apa mungkin kalau kita telanjur dapat suami yang susah ridhonya
mendingan ganti aja dengan suami yang gampang ridhonya ya..


Ossi(BundaGhazyIbam)



Zainal Arifin [EMAIL PROTECTED] wrote:
Dari kacamata Agama Islam ...

Membaca pendapat para ibu yang sudah mau bekerja keras untuk membantu
para
suami dalam menangani tugasnya menafkahkan anak dan istri serta membantu
berperan dalam memberikan jaminan pendidikan, tempat tinggal dan
lain-lain
membuat aku jadi terharu. Ternyata masih banyak yah wanita yang
merelakan
dirinya bersusah payah untuk itu. Padahal secara hukum itu merupakan
kewajiban para suami. Subhanallah. Maka, kalau ibu rela melakukan ini
semua
mudah2an Allah ridho seiring dengan keridhoan suami ibu yang bersedia
mengizinkan ibu membantu tugas mereka.

Namun, ibu.. Tentunya semuanya menjadi halal dan bermanfaat jika sudah
dikompromi dan atas persetujuan suami kan ? Karena bagaimanapun besarnya
penghasilan yang diperoleh istri tetaplah merupakan pendapatan lainnya
dalam
menunjang penghasilan utama dari si suami sendiri. Lain halnya kalau
memang
karena sesuatu hal fungsi tersebut malah berpindah ke tangan istri.
Ingat
lho, ridhonya Allah karena ridhonya suami, murkanya Allah juga karena
murkanya suami. Jadi usahakan segala sesuatu yang bisa dan mau ibu
kerjakan
adalah atas sepengetahuan dan seijin suami. Berpuasa sunah saja (yang
berpahala) itu musti dilakukan atas ijin suami apalagi mencari nafkah
yang
notabene bukanlah kewajiban ibu.. (mudah2an suami juga berlapang dada
untuk
mau kompromi dan mempertimbangkan segi baik buruknya kalau istri
beraktivitas baik di dalam maupun di luar rumah).

Tapi perlu juga ibu ketahui bahwa menjaga kehormatan suami, menjaga
harta
suami (termasuk di dalamnya anak, rumah beserta isinya) juga suatu yang
wajib ibu pegang lho Bu.. Hati2 dengan fitnah yang mungkin bisa saja
timbul.
Jadi, pintar2lah menjauh dari fitnah..

Apakah di dalam hati ibu timbul suatu pertanyaan mengapa suami yang
tidak
perlu izin sedangkan istri perlu izin ?..

1. karena suamilah yang berkewajiban dan bertanggungjawab dalam
menafkahi
keluarganya ? Sehingga jika fungsi ini ditinggalkan dengan sengaja dan
tanpa
hambatan maka berdosalah ia sedangkan ibu tidak..

2. karena suamilah yang bertanggungjawab menjaga keluarganya dari api
neraka, sedangkan istri hanyalah menjaga amanah..

3. karena suamilah yang berkewajiban mendidik anak sedangkan istri
membantunya dalam menjalankan amanah tersebut..

Jadi, mulailah berkompromi dengan suami, mencapai ridho suami, dengan
tidak
lupa menjaga amanah dan fitnah. Karena anak dan istri adalah merupakan
ujian
yang dapat memberatkan suami untuk menuju syurga (karena sedemikian
beratnya
tanggungjawab yang harus dipikulnya). Sedangkan suami dan anak tidaklah
menjadi ujian yang dapat memberatkannya menuju syurga.

Maaf jika ada tulisan yang tidak berkenan.

Wassalam,

AyahTasha












-Original Message-
From: vinty novitasari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, October 05, 2005 2:11 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: Re: [balita-anda] Kewajiban Istri


Sekedar sharing pak agus,

saya istri sekaligus ibu beranak 2 yang masih bekerja, dan sudah tinggal
terpisah dari orang tua, kenapa saya masih bekerja ? banyak orang yang
bertanya begitu. Dalam hati kecil saya sangat ingin berhenti bekerja,
karena
mencari pembantu untuk mengurus rumah dan anak bukan main sulitnya,
belum
lagi rasa bersalah meninggalkan anak dirumah. yang membuat orang masih
bekerja walaupun hati kecilnya menolak, adalah kebutuhan pak, yang
paling
utama adalah kebutuhan ekonomi. Mari berhitung secara rasional, maka
bapak
akan menemukan bahwa saat sekarang ini kebutuhan rumah tangga (belanja
dapur, sekolah, rumah sakit, sosial, rekreasi ) sudah sangat luar biasa,
dan
yang paling mengetahui masalah ini adalah istri. Jika suami bisa
memberikan
jaminan kepada istri bahwa kebutuhan akan terpenuhi dari sumber-sumber
yang
secara rasional bisa terlihat, dimana pada saat ini bagi pasangan muda
masih
merupakan impian, maka istri akan tenang meninggalkan pekerjaan diluar
rumah. percayalah pak, kein
ginan
terbesar seorang ibu adalah mengurus anak/keluarga
sebaik-baiknya.Menjadi
ibu rumah tangga profesional adalah karir yang tidak mudah dijalani, dan
dengan penghargaan yang masih sangat kecil dari lingkungan masyarakat
kita
(atau malah lingkungan keluarga kita

Re: [balita-anda] Kewajiban Istri

2005-10-05 Terurut Topik Wahyudi PTJ
:-)
Senyum ajha aa..
Seru euy! :-)





Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]



Re: [balita-anda] Kewajiban Istri

2005-10-05 Terurut Topik widyastuti . irene
Return Receipt
   
   Your   Re: [balita-anda] Kewajiban Istri
   document:   
   
   wasWidyastuti Irene/ID/TLS/PwC  
   received
   by: 
   
   at:05/10/2005 05:37:37 PM ZE7   
   







Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]



Re: [balita-anda] Kewajiban Istri

2005-10-05 Terurut Topik WirzaArifianto
Return Receipt
   
   Your   Re: [balita-anda] Kewajiban Istri
   document:   
   
   wasWirza Arifianto/IPT/bjsfer/BJSERVICES
   received
   by: 
   
   at:10/05/2005 06:39:20 PM ZE7   
   







Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]



RE: [balita-anda] Kewajiban Istri

2005-10-05 Terurut Topik Melda
Tuh kan betul saya bilang pasti banyak respon dari ibu2 di sini. Betul
bu...faktor kepastian ekonomi baik untuk sekarang dan masa datang yg
menjadi alasan utama saya untuk tetap bekerja. Alhamdulillah suami saya
ridho dan merasa terbantu dengan saya bekerja.



-Original Message-
From: vinty novitasari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, October 05, 2005 2:11 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: Re: [balita-anda] Kewajiban Istri


Sekedar sharing pak agus,
 
saya istri sekaligus ibu beranak 2 yang masih bekerja, dan sudah tinggal
terpisah dari orang tua, kenapa saya masih bekerja ? banyak orang yang
bertanya begitu. Dalam hati kecil saya sangat ingin berhenti bekerja,
karena mencari pembantu untuk mengurus rumah dan anak bukan main
sulitnya, belum lagi rasa bersalah meninggalkan anak dirumah. yang
membuat orang masih bekerja walaupun hati kecilnya menolak, adalah
kebutuhan pak, yang paling utama adalah kebutuhan ekonomi. Mari
berhitung secara rasional, maka bapak akan menemukan bahwa saat sekarang
ini kebutuhan rumah tangga (belanja dapur, sekolah, rumah sakit, sosial,
rekreasi ) sudah sangat luar biasa, dan yang paling mengetahui masalah
ini adalah istri. Jika suami bisa memberikan jaminan kepada istri bahwa
kebutuhan akan terpenuhi dari sumber-sumber yang secara rasional bisa
terlihat, dimana pada saat ini bagi pasangan muda masih merupakan
impian, maka istri akan tenang meninggalkan pekerjaan diluar rumah.
percayalah pak, kein  ginan  terbesar seorang ibu adalah mengurus
anak/keluarga sebaik-baiknya.Menjadi ibu rumah tangga profesional adalah
karir yang tidak mudah dijalani, dan dengan penghargaan yang masih
sangat kecil dari lingkungan masyarakat kita (atau malah lingkungan
keluarga kita sendiri ? ). Maka sekarang yang bisa saya lakukan adalah
membuat rencana anggaran keuangan keluarga (family planning) yang
sebaik-baiknya, sehingga diharapkan tidak harus bekerja diluar rumah
sepanjang sisa hidup. paling tidak harus memanfaatkan nilai yang
diperoleh setiap bulannya dengan perencanaan yang baik, dan dengan
target yang jelas, misalnya, paling tidak 5 tahun lagi saya akan
berhenti bekerja, dari sekarang sudah mencari alternatif pekerjaan yang
bisa menutup kekurangan yang terjadi akibat berhenti.Bagaimanapun pak
kekhawatiran istri jika harus menghadapi 1,2,3, orang anak yang sakit,
atau uang sekolah yang mesti dibayar, atau beras yang tinggal 1 liter,
sedangkan uang tak ada, harus dipertimbangkan. memang rejeki bisa datang
dari mana saja, dan dari sumber yang tak diduga-duga, namun, prinsip
lebih baik tangan diatas daripada tangan dibawah harus tetap diusahakan,
lebih baik jika kita bisa menolong diri kita dahulu, paling minimal,
tidak merepotkan orang lain.
 
salam
v







Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke:
[EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]




-
Yahoo! for Good
 Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort. 





Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]



Re: [balita-anda] Kewajiban Istri

2005-10-05 Terurut Topik Agata Ambar

Return Receipt
   
Your  Re: [balita-anda] Kewajiban Istri
document   
:  
   
was   Agata Ambar/FIN/JIEP/PAMA
received   
by:
   
at:   10/06/2005 07:51:14  
   




RE: [balita-anda] Kewajiban Istri

2005-10-05 Terurut Topik Melda
Siippp setuju mbak esti, kalo ada email yg berhubungan dengan SARA
begini mendingan dipertimbangkan dulu deh kalo mau posting ke milis2.
Karena yg namanya milis pasti beragam orangnya, beda agama, beda etnis
dan yg pasti beda2 persepsi.




-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, October 05, 2005 3:01 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: RE: [balita-anda] Kewajiban Istri


dear parents,

kalo sudah singgung2 SARA begini,
susah kita mo satukan persepsi,
jadi biarlah kita sesuaikan dgn kacamata iman kita masing2, tanpa
salah satu merasa benar jadi alangkah lebih mulianya jika kita close
saja sharring ttg ini.

maaf ya pak Moderator,

salam,
mamaAngeldanBernad

---

Dari kacamata Agama Islam ...

Membaca pendapat para ibu yang sudah mau bekerja keras untuk membantu
para suami dalam menangani tugasnya menafkahkan anak dan istri serta
membantu berperan dalam memberikan jaminan pendidikan, tempat tinggal
dan lain-lain membuat aku jadi terharu. Ternyata masih banyak yah wanita
yang merelakan dirinya bersusah payah untuk itu. Padahal secara hukum
itu merupakan kewajiban para suami. Subhanallah. Maka, kalau ibu rela
melakukan ini semua mudah2an Allah ridho seiring dengan keridhoan suami
ibu yang bersedia mengizinkan ibu membantu tugas mereka.

Namun, ibu.. Tentunya semuanya menjadi halal dan bermanfaat jika sudah
dikompromi dan atas persetujuan suami kan ? Karena bagaimanapun besarnya
penghasilan yang diperoleh istri tetaplah merupakan pendapatan lainnya
dalam menunjang penghasilan utama dari si suami sendiri. Lain halnya
kalau memang karena sesuatu hal fungsi tersebut malah berpindah ke
tangan istri. Ingat lho, ridhonya Allah karena ridhonya suami, murkanya
Allah juga karena murkanya suami. Jadi usahakan segala sesuatu yang bisa
dan mau ibu kerjakan adalah atas sepengetahuan dan seijin suami.
Berpuasa sunah saja (yang
berpahala) itu musti dilakukan atas ijin suami apalagi mencari nafkah
yang notabene bukanlah kewajiban ibu.. (mudah2an suami juga berlapang
dada untuk mau kompromi dan mempertimbangkan segi baik buruknya kalau
istri beraktivitas baik di dalam maupun di luar rumah).

Tapi perlu juga ibu ketahui bahwa menjaga kehormatan suami, menjaga
harta suami (termasuk di dalamnya anak, rumah beserta isinya) juga suatu
yang wajib ibu pegang lho Bu.. Hati2 dengan fitnah yang mungkin bisa
saja timbul. Jadi, pintar2lah menjauh dari fitnah..

Apakah di dalam hati ibu timbul suatu pertanyaan mengapa suami yang
tidak perlu izin sedangkan istri perlu izin ?..

1. karena suamilah yang berkewajiban dan bertanggungjawab dalam
menafkahi keluarganya ? Sehingga jika fungsi ini ditinggalkan dengan
sengaja dan tanpa hambatan maka berdosalah ia sedangkan ibu tidak..

2. karena suamilah yang bertanggungjawab menjaga keluarganya dari api
neraka, sedangkan istri hanyalah menjaga amanah..

3. karena suamilah yang berkewajiban mendidik anak sedangkan istri
membantunya dalam menjalankan amanah tersebut..

Jadi, mulailah berkompromi dengan suami, mencapai ridho suami, dengan
tidak lupa menjaga amanah dan fitnah. Karena anak dan istri adalah
merupakan ujian yang dapat memberatkan suami untuk menuju syurga (karena
sedemikian beratnya tanggungjawab yang harus dipikulnya). Sedangkan
suami dan anak tidaklah menjadi ujian yang dapat memberatkannya menuju
syurga.

Maaf jika ada tulisan yang tidak berkenan.

Wassalam,

AyahTasha












-Original Message-
From: vinty novitasari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, October 05, 2005 2:11 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: Re: [balita-anda] Kewajiban Istri


Sekedar sharing pak agus,

saya istri sekaligus ibu beranak 2 yang masih bekerja, dan sudah tinggal
terpisah dari orang tua, kenapa saya masih bekerja ? banyak orang yang
bertanya begitu. Dalam hati kecil saya sangat ingin berhenti bekerja,
karena mencari pembantu untuk mengurus rumah dan anak bukan main
sulitnya, belum lagi rasa bersalah meninggalkan anak dirumah. yang
membuat orang masih bekerja walaupun hati kecilnya menolak, adalah
kebutuhan pak, yang paling utama adalah kebutuhan ekonomi. Mari
berhitung secara rasional, maka bapak akan menemukan bahwa saat sekarang
ini kebutuhan rumah tangga (belanja dapur, sekolah, rumah sakit, sosial,
rekreasi ) sudah sangat luar biasa, dan yang paling mengetahui masalah
ini adalah istri. Jika suami bisa memberikan jaminan kepada istri bahwa
kebutuhan akan terpenuhi dari sumber-sumber yang secara rasional bisa
terlihat, dimana pada saat ini bagi pasangan muda masih merupakan
impian, maka istri akan tenang meninggalkan pekerjaan diluar rumah.
percayalah pak, kein  ginan  terbesar seorang ibu adalah mengurus
anak/keluarga sebaik-baiknya.Menjadi ibu rumah tangga profesional adalah
karir yang tidak mudah dijalani, dan dengan penghargaan yang masih
sangat kecil dari lingkungan masyarakat kita (atau malah lingkungan
keluarga kita sendiri ? ). Maka sekarang yang bisa saya lakukan adalah
membuat rencana

Re: [balita-anda] Kewajiban Istri

2005-10-05 Terurut Topik sefty_YMKI

Return Receipt
   
Your  Re: [balita-anda] Kewajiban Istri
document   
:  
   
was   sefty YMKI/YAMAHA
received   
by:
   
at:   10/06/2005 07:50:40 AM   
   







Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]



RE: [balita-anda] Kewajiban Istri - bukan SARA

2005-10-05 Terurut Topik WirzaArifianto
Dear Moms and dads
Saya rasa pendapat Ayah Tasha dibawah bukan SARA, tapi sebagai sharing 
aja, toh keputusan bekerja atau tidak kembali kepada pribadi masing2. 
Jangan terlau sempit lah berfikir

Regards

Wirza 



Melda [EMAIL PROTECTED] 
10/06/2005 07:48 AM
Please respond to
balita-anda@balita-anda.com


To
balita-anda@balita-anda.com
cc

Subject
RE: [balita-anda] Kewajiban Istri






Siippp setuju mbak esti, kalo ada email yg berhubungan dengan SARA
begini mendingan dipertimbangkan dulu deh kalo mau posting ke milis2.
Karena yg namanya milis pasti beragam orangnya, beda agama, beda etnis
dan yg pasti beda2 persepsi.




-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, October 05, 2005 3:01 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: RE: [balita-anda] Kewajiban Istri


dear parents,

kalo sudah singgung2 SARA begini,
susah kita mo satukan persepsi,
jadi biarlah kita sesuaikan dgn kacamata iman kita masing2, tanpa
salah satu merasa benar jadi alangkah lebih mulianya jika kita close
saja sharring ttg ini.

maaf ya pak Moderator,

salam,
mamaAngeldanBernad

---

Dari kacamata Agama Islam ...

Membaca pendapat para ibu yang sudah mau bekerja keras untuk membantu
para suami dalam menangani tugasnya menafkahkan anak dan istri serta
membantu berperan dalam memberikan jaminan pendidikan, tempat tinggal
dan lain-lain membuat aku jadi terharu. Ternyata masih banyak yah wanita
yang merelakan dirinya bersusah payah untuk itu. Padahal secara hukum
itu merupakan kewajiban para suami. Subhanallah. Maka, kalau ibu rela
melakukan ini semua mudah2an Allah ridho seiring dengan keridhoan suami
ibu yang bersedia mengizinkan ibu membantu tugas mereka.

Namun, ibu.. Tentunya semuanya menjadi halal dan bermanfaat jika sudah
dikompromi dan atas persetujuan suami kan ? Karena bagaimanapun besarnya
penghasilan yang diperoleh istri tetaplah merupakan pendapatan lainnya
dalam menunjang penghasilan utama dari si suami sendiri. Lain halnya
kalau memang karena sesuatu hal fungsi tersebut malah berpindah ke
tangan istri. Ingat lho, ridhonya Allah karena ridhonya suami, murkanya
Allah juga karena murkanya suami. Jadi usahakan segala sesuatu yang bisa
dan mau ibu kerjakan adalah atas sepengetahuan dan seijin suami.
Berpuasa sunah saja (yang
berpahala) itu musti dilakukan atas ijin suami apalagi mencari nafkah
yang notabene bukanlah kewajiban ibu.. (mudah2an suami juga berlapang
dada untuk mau kompromi dan mempertimbangkan segi baik buruknya kalau
istri beraktivitas baik di dalam maupun di luar rumah).

Tapi perlu juga ibu ketahui bahwa menjaga kehormatan suami, menjaga
harta suami (termasuk di dalamnya anak, rumah beserta isinya) juga suatu
yang wajib ibu pegang lho Bu.. Hati2 dengan fitnah yang mungkin bisa
saja timbul. Jadi, pintar2lah menjauh dari fitnah..

Apakah di dalam hati ibu timbul suatu pertanyaan mengapa suami yang
tidak perlu izin sedangkan istri perlu izin ?..

1. karena suamilah yang berkewajiban dan bertanggungjawab dalam
menafkahi keluarganya ? Sehingga jika fungsi ini ditinggalkan dengan
sengaja dan tanpa hambatan maka berdosalah ia sedangkan ibu tidak..

2. karena suamilah yang bertanggungjawab menjaga keluarganya dari api
neraka, sedangkan istri hanyalah menjaga amanah..

3. karena suamilah yang berkewajiban mendidik anak sedangkan istri
membantunya dalam menjalankan amanah tersebut..

Jadi, mulailah berkompromi dengan suami, mencapai ridho suami, dengan
tidak lupa menjaga amanah dan fitnah. Karena anak dan istri adalah
merupakan ujian yang dapat memberatkan suami untuk menuju syurga (karena
sedemikian beratnya tanggungjawab yang harus dipikulnya). Sedangkan
suami dan anak tidaklah menjadi ujian yang dapat memberatkannya menuju
syurga.

Maaf jika ada tulisan yang tidak berkenan.

Wassalam,

AyahTasha












-Original Message-
From: vinty novitasari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, October 05, 2005 2:11 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: Re: [balita-anda] Kewajiban Istri


Sekedar sharing pak agus,

saya istri sekaligus ibu beranak 2 yang masih bekerja, dan sudah tinggal
terpisah dari orang tua, kenapa saya masih bekerja ? banyak orang yang
bertanya begitu. Dalam hati kecil saya sangat ingin berhenti bekerja,
karena mencari pembantu untuk mengurus rumah dan anak bukan main
sulitnya, belum lagi rasa bersalah meninggalkan anak dirumah. yang
membuat orang masih bekerja walaupun hati kecilnya menolak, adalah
kebutuhan pak, yang paling utama adalah kebutuhan ekonomi. Mari
berhitung secara rasional, maka bapak akan menemukan bahwa saat sekarang
ini kebutuhan rumah tangga (belanja dapur, sekolah, rumah sakit, sosial,
rekreasi ) sudah sangat luar biasa, dan yang paling mengetahui masalah
ini adalah istri. Jika suami bisa memberikan jaminan kepada istri bahwa
kebutuhan akan terpenuhi dari sumber-sumber yang secara rasional bisa
terlihat, dimana pada saat ini bagi pasangan muda masih merupakan
impian, maka istri akan tenang

RE: [balita-anda] Kewajiban Istri

2005-10-05 Terurut Topik Patty Haris

Yup...mending kita balik ke topik balita aja dehh..
Nggak usah ngomongin SARA lagi...
Nanti malah bikin ribut...
Kita disini kan join untuk bersama2 sharing  bertanya soal anak2 kita jadi 
topik ini mending di close aja ya...


Have a nice day  GBU,
Pattyl



From: Melda [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: balita-anda@balita-anda.com
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: RE: [balita-anda] Kewajiban Istri
Date: Thu, 6 Oct 2005 07:48:35 +0700

Siippp setuju mbak esti, kalo ada email yg berhubungan dengan SARA
begini mendingan dipertimbangkan dulu deh kalo mau posting ke milis2.
Karena yg namanya milis pasti beragam orangnya, beda agama, beda etnis
dan yg pasti beda2 persepsi.




-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, October 05, 2005 3:01 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: RE: [balita-anda] Kewajiban Istri


dear parents,

kalo sudah singgung2 SARA begini,
susah kita mo satukan persepsi,
jadi biarlah kita sesuaikan dgn kacamata iman kita masing2, tanpa
salah satu merasa benar jadi alangkah lebih mulianya jika kita close
saja sharring ttg ini.

maaf ya pak Moderator,

salam,
mamaAngeldanBernad

---

Dari kacamata Agama Islam ...

Membaca pendapat para ibu yang sudah mau bekerja keras untuk membantu
para suami dalam menangani tugasnya menafkahkan anak dan istri serta
membantu berperan dalam memberikan jaminan pendidikan, tempat tinggal
dan lain-lain membuat aku jadi terharu. Ternyata masih banyak yah wanita
yang merelakan dirinya bersusah payah untuk itu. Padahal secara hukum
itu merupakan kewajiban para suami. Subhanallah. Maka, kalau ibu rela
melakukan ini semua mudah2an Allah ridho seiring dengan keridhoan suami
ibu yang bersedia mengizinkan ibu membantu tugas mereka.

Namun, ibu.. Tentunya semuanya menjadi halal dan bermanfaat jika sudah
dikompromi dan atas persetujuan suami kan ? Karena bagaimanapun besarnya
penghasilan yang diperoleh istri tetaplah merupakan pendapatan lainnya
dalam menunjang penghasilan utama dari si suami sendiri. Lain halnya
kalau memang karena sesuatu hal fungsi tersebut malah berpindah ke
tangan istri. Ingat lho, ridhonya Allah karena ridhonya suami, murkanya
Allah juga karena murkanya suami. Jadi usahakan segala sesuatu yang bisa
dan mau ibu kerjakan adalah atas sepengetahuan dan seijin suami.
Berpuasa sunah saja (yang
berpahala) itu musti dilakukan atas ijin suami apalagi mencari nafkah
yang notabene bukanlah kewajiban ibu.. (mudah2an suami juga berlapang
dada untuk mau kompromi dan mempertimbangkan segi baik buruknya kalau
istri beraktivitas baik di dalam maupun di luar rumah).

Tapi perlu juga ibu ketahui bahwa menjaga kehormatan suami, menjaga
harta suami (termasuk di dalamnya anak, rumah beserta isinya) juga suatu
yang wajib ibu pegang lho Bu.. Hati2 dengan fitnah yang mungkin bisa
saja timbul. Jadi, pintar2lah menjauh dari fitnah..

Apakah di dalam hati ibu timbul suatu pertanyaan mengapa suami yang
tidak perlu izin sedangkan istri perlu izin ?..

1. karena suamilah yang berkewajiban dan bertanggungjawab dalam
menafkahi keluarganya ? Sehingga jika fungsi ini ditinggalkan dengan
sengaja dan tanpa hambatan maka berdosalah ia sedangkan ibu tidak..

2. karena suamilah yang bertanggungjawab menjaga keluarganya dari api
neraka, sedangkan istri hanyalah menjaga amanah..

3. karena suamilah yang berkewajiban mendidik anak sedangkan istri
membantunya dalam menjalankan amanah tersebut..

Jadi, mulailah berkompromi dengan suami, mencapai ridho suami, dengan
tidak lupa menjaga amanah dan fitnah. Karena anak dan istri adalah
merupakan ujian yang dapat memberatkan suami untuk menuju syurga (karena
sedemikian beratnya tanggungjawab yang harus dipikulnya). Sedangkan
suami dan anak tidaklah menjadi ujian yang dapat memberatkannya menuju
syurga.

Maaf jika ada tulisan yang tidak berkenan.

Wassalam,

AyahTasha












-Original Message-
From: vinty novitasari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, October 05, 2005 2:11 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: Re: [balita-anda] Kewajiban Istri


Sekedar sharing pak agus,

saya istri sekaligus ibu beranak 2 yang masih bekerja, dan sudah tinggal
terpisah dari orang tua, kenapa saya masih bekerja ? banyak orang yang
bertanya begitu. Dalam hati kecil saya sangat ingin berhenti bekerja,
karena mencari pembantu untuk mengurus rumah dan anak bukan main
sulitnya, belum lagi rasa bersalah meninggalkan anak dirumah. yang
membuat orang masih bekerja walaupun hati kecilnya menolak, adalah
kebutuhan pak, yang paling utama adalah kebutuhan ekonomi. Mari
berhitung secara rasional, maka bapak akan menemukan bahwa saat sekarang
ini kebutuhan rumah tangga (belanja dapur, sekolah, rumah sakit, sosial,
rekreasi ) sudah sangat luar biasa, dan yang paling mengetahui masalah
ini adalah istri. Jika suami bisa memberikan jaminan kepada istri bahwa
kebutuhan akan terpenuhi dari sumber-sumber yang secara rasional bisa
terlihat, dimana pada saat ini bagi pasangan muda masih

RE: [balita-anda] Kewajiban Istri - bukan SARA

2005-10-05 Terurut Topik Patty Haris

Dear Mbak Wirza,
Bukan kita berpikiran sempit lohh..
Tapi mbak bisa liat kan akhirnya milis ini diisi dengan e-mail2 yang bukan 
berhubungan dengan topik balita.
Yang ayah Tasya maksud emang diliat dari sisi agama Islam tapi bagaimana 
kalo diliat disisi agama lainnya??
Kita disini berasal dari berbagai macam etnis, agama, suku, latar belakang, 
dll.
Jadi menurutku ... rentan banget kalo kita ngomongin masalah ini kalo hanya 
dari satu sisi saja.

Jadi lebih baik kita close saja ya...

Maaf kalo tidak berkenan,
Patty



From: [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: balita-anda@balita-anda.com
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: RE: [balita-anda] Kewajiban Istri - bukan SARA
Date: Thu, 6 Oct 2005 08:01:07 +0700

Dear Moms and dads
Saya rasa pendapat Ayah Tasha dibawah bukan SARA, tapi sebagai sharing
aja, toh keputusan bekerja atau tidak kembali kepada pribadi masing2.
Jangan terlau sempit lah berfikir

Regards

Wirza



Melda [EMAIL PROTECTED]
10/06/2005 07:48 AM
Please respond to
balita-anda@balita-anda.com


To
balita-anda@balita-anda.com
cc

Subject
RE: [balita-anda] Kewajiban Istri






Siippp setuju mbak esti, kalo ada email yg berhubungan dengan SARA
begini mendingan dipertimbangkan dulu deh kalo mau posting ke milis2.
Karena yg namanya milis pasti beragam orangnya, beda agama, beda etnis
dan yg pasti beda2 persepsi.




-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, October 05, 2005 3:01 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: RE: [balita-anda] Kewajiban Istri


dear parents,

kalo sudah singgung2 SARA begini,
susah kita mo satukan persepsi,
jadi biarlah kita sesuaikan dgn kacamata iman kita masing2, tanpa
salah satu merasa benar jadi alangkah lebih mulianya jika kita close
saja sharring ttg ini.

maaf ya pak Moderator,

salam,
mamaAngeldanBernad

---

Dari kacamata Agama Islam ...

Membaca pendapat para ibu yang sudah mau bekerja keras untuk membantu
para suami dalam menangani tugasnya menafkahkan anak dan istri serta
membantu berperan dalam memberikan jaminan pendidikan, tempat tinggal
dan lain-lain membuat aku jadi terharu. Ternyata masih banyak yah wanita
yang merelakan dirinya bersusah payah untuk itu. Padahal secara hukum
itu merupakan kewajiban para suami. Subhanallah. Maka, kalau ibu rela
melakukan ini semua mudah2an Allah ridho seiring dengan keridhoan suami
ibu yang bersedia mengizinkan ibu membantu tugas mereka.

Namun, ibu.. Tentunya semuanya menjadi halal dan bermanfaat jika sudah
dikompromi dan atas persetujuan suami kan ? Karena bagaimanapun besarnya
penghasilan yang diperoleh istri tetaplah merupakan pendapatan lainnya
dalam menunjang penghasilan utama dari si suami sendiri. Lain halnya
kalau memang karena sesuatu hal fungsi tersebut malah berpindah ke
tangan istri. Ingat lho, ridhonya Allah karena ridhonya suami, murkanya
Allah juga karena murkanya suami. Jadi usahakan segala sesuatu yang bisa
dan mau ibu kerjakan adalah atas sepengetahuan dan seijin suami.
Berpuasa sunah saja (yang
berpahala) itu musti dilakukan atas ijin suami apalagi mencari nafkah
yang notabene bukanlah kewajiban ibu.. (mudah2an suami juga berlapang
dada untuk mau kompromi dan mempertimbangkan segi baik buruknya kalau
istri beraktivitas baik di dalam maupun di luar rumah).

Tapi perlu juga ibu ketahui bahwa menjaga kehormatan suami, menjaga
harta suami (termasuk di dalamnya anak, rumah beserta isinya) juga suatu
yang wajib ibu pegang lho Bu.. Hati2 dengan fitnah yang mungkin bisa
saja timbul. Jadi, pintar2lah menjauh dari fitnah..

Apakah di dalam hati ibu timbul suatu pertanyaan mengapa suami yang
tidak perlu izin sedangkan istri perlu izin ?..

1. karena suamilah yang berkewajiban dan bertanggungjawab dalam
menafkahi keluarganya ? Sehingga jika fungsi ini ditinggalkan dengan
sengaja dan tanpa hambatan maka berdosalah ia sedangkan ibu tidak..

2. karena suamilah yang bertanggungjawab menjaga keluarganya dari api
neraka, sedangkan istri hanyalah menjaga amanah..

3. karena suamilah yang berkewajiban mendidik anak sedangkan istri
membantunya dalam menjalankan amanah tersebut..

Jadi, mulailah berkompromi dengan suami, mencapai ridho suami, dengan
tidak lupa menjaga amanah dan fitnah. Karena anak dan istri adalah
merupakan ujian yang dapat memberatkan suami untuk menuju syurga (karena
sedemikian beratnya tanggungjawab yang harus dipikulnya). Sedangkan
suami dan anak tidaklah menjadi ujian yang dapat memberatkannya menuju
syurga.

Maaf jika ada tulisan yang tidak berkenan.

Wassalam,

AyahTasha












-Original Message-
From: vinty novitasari [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, October 05, 2005 2:11 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: Re: [balita-anda] Kewajiban Istri


Sekedar sharing pak agus,

saya istri sekaligus ibu beranak 2 yang masih bekerja, dan sudah tinggal
terpisah dari orang tua, kenapa saya masih bekerja ? banyak orang yang
bertanya begitu. Dalam hati kecil saya sangat ingin berhenti bekerja,
karena mencari

RE: [balita-anda] Kewajiban Istri - bukan SARA

2005-10-05 Terurut Topik WirzaArifianto
Mbak Patty, 

Pertama2 saya bukan wanita, yang kedua saya netral aja karena saya 
lihatnya dari sisi wanita yang akan membesarkan anak saya. Bekerja itu 
bagus, tapi keluarga adalah yang utama, nggak peduli dari agama mana, 
etnis mana ataupun suku apa selama wacananya bagus ya menurut saya sih 
boleh2 aja di forum ini.

Regards

Wirza Arifianto
Papanya Naufal






Patty Haris [EMAIL PROTECTED] 
10/06/2005 08:08 AM
Please respond to
balita-anda@balita-anda.com


To
balita-anda@balita-anda.com
cc

Subject
RE: [balita-anda] Kewajiban Istri - bukan SARA






Dear Mbak Wirza,
Bukan kita berpikiran sempit lohh..
Tapi mbak bisa liat kan akhirnya milis ini diisi dengan e-mail2 yang bukan 

berhubungan dengan topik balita.
Yang ayah Tasya maksud emang diliat dari sisi agama Islam tapi bagaimana 
kalo diliat disisi agama lainnya??
Kita disini berasal dari berbagai macam etnis, agama, suku, latar 
belakang, 
dll.
Jadi menurutku ... rentan banget kalo kita ngomongin masalah ini kalo 
hanya 
dari satu sisi saja.
Jadi lebih baik kita close saja ya...

Maaf kalo tidak berkenan,
Patty


From: [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: balita-anda@balita-anda.com
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: RE: [balita-anda] Kewajiban Istri - bukan SARA
Date: Thu, 6 Oct 2005 08:01:07 +0700

Dear Moms and dads
Saya rasa pendapat Ayah Tasha dibawah bukan SARA, tapi sebagai sharing
aja, toh keputusan bekerja atau tidak kembali kepada pribadi masing2.
Jangan terlau sempit lah berfikir

Regards

Wirza



Melda [EMAIL PROTECTED]
10/06/2005 07:48 AM
Please respond to
balita-anda@balita-anda.com


To
balita-anda@balita-anda.com
cc

Subject
RE: [balita-anda] Kewajiban Istri






Siippp setuju mbak esti, kalo ada email yg berhubungan dengan SARA
begini mendingan dipertimbangkan dulu deh kalo mau posting ke milis2.
Karena yg namanya milis pasti beragam orangnya, beda agama, beda etnis
dan yg pasti beda2 persepsi.




-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, October 05, 2005 3:01 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: RE: [balita-anda] Kewajiban Istri


dear parents,

kalo sudah singgung2 SARA begini,
susah kita mo satukan persepsi,
jadi biarlah kita sesuaikan dgn kacamata iman kita masing2, tanpa
salah satu merasa benar jadi alangkah lebih mulianya jika kita close
saja sharring ttg ini.

maaf ya pak Moderator,

salam,
mamaAngeldanBernad

---

Dari kacamata Agama Islam ...

Membaca pendapat para ibu yang sudah mau bekerja keras untuk membantu
para suami dalam menangani tugasnya menafkahkan anak dan istri serta
membantu berperan dalam memberikan jaminan pendidikan, tempat tinggal
dan lain-lain membuat aku jadi terharu. Ternyata masih banyak yah wanita
yang merelakan dirinya bersusah payah untuk itu. Padahal secara hukum
itu merupakan kewajiban para suami. Subhanallah. Maka, kalau ibu rela
melakukan ini semua mudah2an Allah ridho seiring dengan keridhoan suami
ibu yang bersedia mengizinkan ibu membantu tugas mereka.

Namun, ibu.. Tentunya semuanya menjadi halal dan bermanfaat jika sudah
dikompromi dan atas persetujuan suami kan ? Karena bagaimanapun besarnya
penghasilan yang diperoleh istri tetaplah merupakan pendapatan lainnya
dalam menunjang penghasilan utama dari si suami sendiri. Lain halnya
kalau memang karena sesuatu hal fungsi tersebut malah berpindah ke
tangan istri. Ingat lho, ridhonya Allah karena ridhonya suami, murkanya
Allah juga karena murkanya suami. Jadi usahakan segala sesuatu yang bisa
dan mau ibu kerjakan adalah atas sepengetahuan dan seijin suami.
Berpuasa sunah saja (yang
berpahala) itu musti dilakukan atas ijin suami apalagi mencari nafkah
yang notabene bukanlah kewajiban ibu.. (mudah2an suami juga berlapang
dada untuk mau kompromi dan mempertimbangkan segi baik buruknya kalau
istri beraktivitas baik di dalam maupun di luar rumah).

Tapi perlu juga ibu ketahui bahwa menjaga kehormatan suami, menjaga
harta suami (termasuk di dalamnya anak, rumah beserta isinya) juga suatu
yang wajib ibu pegang lho Bu.. Hati2 dengan fitnah yang mungkin bisa
saja timbul. Jadi, pintar2lah menjauh dari fitnah..

Apakah di dalam hati ibu timbul suatu pertanyaan mengapa suami yang
tidak perlu izin sedangkan istri perlu izin ?..

1. karena suamilah yang berkewajiban dan bertanggungjawab dalam
menafkahi keluarganya ? Sehingga jika fungsi ini ditinggalkan dengan
sengaja dan tanpa hambatan maka berdosalah ia sedangkan ibu tidak..

2. karena suamilah yang bertanggungjawab menjaga keluarganya dari api
neraka, sedangkan istri hanyalah menjaga amanah..

3. karena suamilah yang berkewajiban mendidik anak sedangkan istri
membantunya dalam menjalankan amanah tersebut..

Jadi, mulailah berkompromi dengan suami, mencapai ridho suami, dengan
tidak lupa menjaga amanah dan fitnah. Karena anak dan istri adalah
merupakan ujian yang dapat memberatkan suami untuk menuju syurga (karena
sedemikian beratnya tanggungjawab yang harus dipikulnya). Sedangkan
suami dan anak tidaklah menjadi ujian yang dapat

RE: [balita-anda] Kewajiban Istri - bukan SARA

2005-10-05 Terurut Topik sefty_YMKI
 Sultan Iskandar Muda bebas 
memakai aksesori simbol keagamaan bila memang itu keyakinannya.

”Biarkan semua murid terbiasa melihat perbedaan. Tuhan pun 
menciptakan pohon berwarna-warni, dengan rasa buahnya berbeda-beda, 
masa kita mengharuskan murid berseragam dan menyembunyikan 
perbedaannya,” kata Sofyan.

Elly Yana, guru Matematika SD dan SMP Sultan Iskandar Muda, 
mengemukakan bahwa siswa selalu dibaurkan dalam aktivitas sekolah, 
terutama di tingkat SD. Selalu dihindarkan pengelompokan siswa dari 
etnis yang sama. Tempat duduk selalu diubah supaya murid yang 
berbeda suku dan agama bisa duduk di bangku yang sama. Selalu 
ditanamkan untuk tidak menyebut atribut yang merendahkan suku atau 
agama lain.

Saat perayaan hari-hari besar keagamaan, guru dan siswa yang berbeda 
keyakinan saling mengucapkan selamat. Untuk murid-murid kelas awal, 
mereka diberi tugas membuat kartu ucapan hari raya. Sementara untuk 
siswa kelas VI SD diminta berpidato di depan kelas. Bila menolak 
akan ditegur. Perilaku yang tidak menghargai perbedaan etnis, agama, 
atau ras dilarang. Bila aturan itu dilanggar dan anak tidak mau lagi 
dibimbing, mereka bisa dikeluarkan dari sekolah.

”Kami tidak membeda-bedakan siswa, termasuk status dan anak siapa. 
Di sini mereka memiliki derajat yang sama, harus mengikuti 
peraturan, dan memperoleh pelayanan yang sama. Orang yang tidak 
mampu membayar pun diterima di sekolah ini, baru kemudian dicarikan 
beasiswa dari orangtua asuh,” kata Mulyono (46), Kepala SMP Sultan 
Iskandar Muda.

Beasiswa lintas etnis

Sistem pemberian beasiswa juga diarahkan untuk mendorong pembauran. 
Siswa keturunan Tionghoa yang tidak mampu dicarikan orangtua asuh 
pribumi. Siswa dari etnis Jawa dicarikan orangtua asuh keturunan 
Tionghoa. Siswa dari etnis satu dicarikan orangtua asuh dari etnis 
yang lain.

Saat ini lebih dari 100 siswa memperoleh beasiswa dengan model ini. 
Sejak program orangtua asuh dicanangkan di sekolah ini, tercatat 
1.247 anak yang terancam putus sekolah telah berhasil diselamatkan.

Program beasiswa ini sekaligus menghilangkan prasangka etnis 
tertanam puluhan tahun di masyarakat, setidaknya bagi anak dan 
keluarga anak yang memperoleh beasiswa. Bagi orangtua asuh, mereka 
berkesempatan mengenal etnis lain lebih dekat dan memberikan 
kebanggaan dapat membantu orang lain. Sejumlah tokoh nasional, 
seperti mantan Presiden BJ Habibie, Sarwono Kusumaatmadja, dan 
seniman Guruh Soekarnoputra ikut terdaftar sebagai orangtua asuh.

Sekolah-sekolah di lingkungan Yayasan Iskandar Muda juga telah 
mengembangkan materi pembauran dalam kurikulum sekolah. Setiap guru 
diminta mencoba memasukkan nilai-nilai pembauran dalam mata 
pelajaran yang diajarkannya. Tidak hanya untuk mata pelajaran bahasa 
dan ilmu-ilmu sosial, tetapi juga mata pelajaran eksak, seperti 
Matematika, Kimia, dan Biologi.

Sofyan Tan juga mempunyai strategi agar sekolah pembauran yang 
dirintisnya terus eksis di masa-masa mendatang. Melalui program 
orangtua asuh, ia menyekolahkan anak-anak yang pintar dari keluarga 
tak mampu sampai tingkat perguruan tinggi dan direkrut untuk bekerja 
di sekolah.

”Umur saya terbatas, tetapi sekolah ini kelak akan dipimpin oleh 
anak-anak yang pernah memperoleh bantuan dari sekolah dan orangtua 
asuh. Mereka adalah roh sekolah ini di masa depan. Mereka itu adalah 
orang-orang yang mempunyai komitmen pembauran dan peduli terhadap 
orang-orang miskin,” kata Sofyan Tan.




[EMAIL PROTECTED] 
10/06/2005 08:01 AM
Please respond to
balita-anda@balita-anda.com


To
balita-anda@balita-anda.com
cc

Subject
RE: [balita-anda] Kewajiban Istri - bukan SARA






Dear Moms and dads
Saya rasa pendapat Ayah Tasha dibawah bukan SARA, tapi sebagai sharing 
aja, toh keputusan bekerja atau tidak kembali kepada pribadi masing2. 
Jangan terlau sempit lah berfikir

Regards

Wirza 



Melda [EMAIL PROTECTED] 
10/06/2005 07:48 AM
Please respond to
balita-anda@balita-anda.com


To
balita-anda@balita-anda.com
cc

Subject
RE: [balita-anda] Kewajiban Istri






Siippp setuju mbak esti, kalo ada email yg berhubungan dengan SARA
begini mendingan dipertimbangkan dulu deh kalo mau posting ke milis2.
Karena yg namanya milis pasti beragam orangnya, beda agama, beda etnis
dan yg pasti beda2 persepsi.




-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, October 05, 2005 3:01 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: RE: [balita-anda] Kewajiban Istri


dear parents,

kalo sudah singgung2 SARA begini,
susah kita mo satukan persepsi,
jadi biarlah kita sesuaikan dgn kacamata iman kita masing2, tanpa
salah satu merasa benar jadi alangkah lebih mulianya jika kita close
saja sharring ttg ini.

maaf ya pak Moderator,

salam,
mamaAngeldanBernad

---

Dari kacamata Agama Islam ...

Membaca pendapat para ibu yang sudah mau bekerja keras untuk membantu
para suami dalam menangani tugasnya menafkahkan anak dan istri serta
membantu berperan dalam memberikan jaminan pendidikan, tempat

Re: [balita-anda] Kewajiban Istri

2005-10-05 Terurut Topik Budi . Prasetio

Return Receipt
   
Your  Re: [balita-anda] Kewajiban Istri
document   
:  
   
was   Budi PRASETIO/ID/ALCATEL 
received   
by:
   
at:   10/06/2005 08:16:23 ZE7  
   








Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]



RE: [balita-anda] Kewajiban Istri - bukan SARA

2005-10-05 Terurut Topik Patty Haris
Hihihihi Maaf Pak Wirza...saya kira anda wanita..teman saya soalnya namanya 
sama kayak bapak tapi dia wanita...


Peace,
Patty



From: [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: balita-anda@balita-anda.com
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: RE: [balita-anda] Kewajiban Istri - bukan SARA
Date: Thu, 6 Oct 2005 08:27:21 +0700

Mbak Patty,

Pertama2 saya bukan wanita, yang kedua saya netral aja karena saya
lihatnya dari sisi wanita yang akan membesarkan anak saya. Bekerja itu
bagus, tapi keluarga adalah yang utama, nggak peduli dari agama mana,
etnis mana ataupun suku apa selama wacananya bagus ya menurut saya sih
boleh2 aja di forum ini.

Regards

Wirza Arifianto
Papanya Naufal






Patty Haris [EMAIL PROTECTED]
10/06/2005 08:08 AM
Please respond to
balita-anda@balita-anda.com


To
balita-anda@balita-anda.com
cc

Subject
RE: [balita-anda] Kewajiban Istri - bukan SARA






Dear Mbak Wirza,
Bukan kita berpikiran sempit lohh..
Tapi mbak bisa liat kan akhirnya milis ini diisi dengan e-mail2 yang bukan

berhubungan dengan topik balita.
Yang ayah Tasya maksud emang diliat dari sisi agama Islam tapi bagaimana
kalo diliat disisi agama lainnya??
Kita disini berasal dari berbagai macam etnis, agama, suku, latar
belakang,
dll.
Jadi menurutku ... rentan banget kalo kita ngomongin masalah ini kalo
hanya
dari satu sisi saja.
Jadi lebih baik kita close saja ya...

Maaf kalo tidak berkenan,
Patty


From: [EMAIL PROTECTED]
Reply-To: balita-anda@balita-anda.com
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: RE: [balita-anda] Kewajiban Istri - bukan SARA
Date: Thu, 6 Oct 2005 08:01:07 +0700

Dear Moms and dads
Saya rasa pendapat Ayah Tasha dibawah bukan SARA, tapi sebagai sharing
aja, toh keputusan bekerja atau tidak kembali kepada pribadi masing2.
Jangan terlau sempit lah berfikir

Regards

Wirza



Melda [EMAIL PROTECTED]
10/06/2005 07:48 AM
Please respond to
balita-anda@balita-anda.com


To
balita-anda@balita-anda.com
cc

Subject
RE: [balita-anda] Kewajiban Istri






Siippp setuju mbak esti, kalo ada email yg berhubungan dengan SARA
begini mendingan dipertimbangkan dulu deh kalo mau posting ke milis2.
Karena yg namanya milis pasti beragam orangnya, beda agama, beda etnis
dan yg pasti beda2 persepsi.




-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, October 05, 2005 3:01 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: RE: [balita-anda] Kewajiban Istri


dear parents,

kalo sudah singgung2 SARA begini,
susah kita mo satukan persepsi,
jadi biarlah kita sesuaikan dgn kacamata iman kita masing2, tanpa
salah satu merasa benar jadi alangkah lebih mulianya jika kita close
saja sharring ttg ini.

maaf ya pak Moderator,

salam,
mamaAngeldanBernad

---

Dari kacamata Agama Islam ...

Membaca pendapat para ibu yang sudah mau bekerja keras untuk membantu
para suami dalam menangani tugasnya menafkahkan anak dan istri serta
membantu berperan dalam memberikan jaminan pendidikan, tempat tinggal
dan lain-lain membuat aku jadi terharu. Ternyata masih banyak yah wanita
yang merelakan dirinya bersusah payah untuk itu. Padahal secara hukum
itu merupakan kewajiban para suami. Subhanallah. Maka, kalau ibu rela
melakukan ini semua mudah2an Allah ridho seiring dengan keridhoan suami
ibu yang bersedia mengizinkan ibu membantu tugas mereka.

Namun, ibu.. Tentunya semuanya menjadi halal dan bermanfaat jika sudah
dikompromi dan atas persetujuan suami kan ? Karena bagaimanapun besarnya
penghasilan yang diperoleh istri tetaplah merupakan pendapatan lainnya
dalam menunjang penghasilan utama dari si suami sendiri. Lain halnya
kalau memang karena sesuatu hal fungsi tersebut malah berpindah ke
tangan istri. Ingat lho, ridhonya Allah karena ridhonya suami, murkanya
Allah juga karena murkanya suami. Jadi usahakan segala sesuatu yang bisa
dan mau ibu kerjakan adalah atas sepengetahuan dan seijin suami.
Berpuasa sunah saja (yang
berpahala) itu musti dilakukan atas ijin suami apalagi mencari nafkah
yang notabene bukanlah kewajiban ibu.. (mudah2an suami juga berlapang
dada untuk mau kompromi dan mempertimbangkan segi baik buruknya kalau
istri beraktivitas baik di dalam maupun di luar rumah).

Tapi perlu juga ibu ketahui bahwa menjaga kehormatan suami, menjaga
harta suami (termasuk di dalamnya anak, rumah beserta isinya) juga suatu
yang wajib ibu pegang lho Bu.. Hati2 dengan fitnah yang mungkin bisa
saja timbul. Jadi, pintar2lah menjauh dari fitnah..

Apakah di dalam hati ibu timbul suatu pertanyaan mengapa suami yang
tidak perlu izin sedangkan istri perlu izin ?..

1. karena suamilah yang berkewajiban dan bertanggungjawab dalam
menafkahi keluarganya ? Sehingga jika fungsi ini ditinggalkan dengan
sengaja dan tanpa hambatan maka berdosalah ia sedangkan ibu tidak..

2. karena suamilah yang bertanggungjawab menjaga keluarganya dari api
neraka, sedangkan istri hanyalah menjaga amanah..

3. karena suamilah yang berkewajiban mendidik anak sedangkan istri
membantunya dalam menjalankan amanah tersebut..

Jadi, mulailah

Re: [balita-anda] Kewajiban Istri

2005-10-05 Terurut Topik Yuliana S Dewi
Return Receipt
   
   Your   Re: [balita-anda] Kewajiban Istri
   document:   
   
   wasYuliana S Dewi/Tax/Jakarta/ErnstYoung/ID 
   received
   by: 
   
   at:10/06/2005 08:37:04 AM ZE7   
   







Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]



RE: [balita-anda] Kewajiban Istri - bukan SARA

2005-10-05 Terurut Topik Esti_Triaswening
 diberikan di
dalam tempat ibadah. Bangunan ibadah yang saling berdekatan secara
tidak langsung memperkenalkan kepada murid bagaimana pemeluk agama
lain beribadah. Tidak seperti di Perancis yang melarang atribut
keagamaan dipakai saat anak bersekolah, murid-murid di sekolah-
sekolah yang ada di lingkungan Yayasan Sultan Iskandar Muda bebas
memakai aksesori simbol keagamaan bila memang itu keyakinannya.

?Biarkan semua murid terbiasa melihat perbedaan. Tuhan pun
menciptakan pohon berwarna-warni, dengan rasa buahnya berbeda-beda,
masa kita mengharuskan murid berseragam dan menyembunyikan
perbedaannya,? kata Sofyan.

Elly Yana, guru Matematika SD dan SMP Sultan Iskandar Muda,
mengemukakan bahwa siswa selalu dibaurkan dalam aktivitas sekolah,
terutama di tingkat SD. Selalu dihindarkan pengelompokan siswa dari
etnis yang sama. Tempat duduk selalu diubah supaya murid yang
berbeda suku dan agama bisa duduk di bangku yang sama. Selalu
ditanamkan untuk tidak menyebut atribut yang merendahkan suku atau
agama lain.

Saat perayaan hari-hari besar keagamaan, guru dan siswa yang berbeda
keyakinan saling mengucapkan selamat. Untuk murid-murid kelas awal,
mereka diberi tugas membuat kartu ucapan hari raya. Sementara untuk
siswa kelas VI SD diminta berpidato di depan kelas. Bila menolak
akan ditegur. Perilaku yang tidak menghargai perbedaan etnis, agama,
atau ras dilarang. Bila aturan itu dilanggar dan anak tidak mau lagi
dibimbing, mereka bisa dikeluarkan dari sekolah.

?Kami tidak membeda-bedakan siswa, termasuk status dan anak siapa.
Di sini mereka memiliki derajat yang sama, harus mengikuti
peraturan, dan memperoleh pelayanan yang sama. Orang yang tidak
mampu membayar pun diterima di sekolah ini, baru kemudian dicarikan
beasiswa dari orangtua asuh,? kata Mulyono (46), Kepala SMP Sultan
Iskandar Muda.

Beasiswa lintas etnis

Sistem pemberian beasiswa juga diarahkan untuk mendorong pembauran.
Siswa keturunan Tionghoa yang tidak mampu dicarikan orangtua asuh
pribumi. Siswa dari etnis Jawa dicarikan orangtua asuh keturunan
Tionghoa. Siswa dari etnis satu dicarikan orangtua asuh dari etnis
yang lain.

Saat ini lebih dari 100 siswa memperoleh beasiswa dengan model ini.
Sejak program orangtua asuh dicanangkan di sekolah ini, tercatat
1.247 anak yang terancam putus sekolah telah berhasil diselamatkan.

Program beasiswa ini sekaligus menghilangkan prasangka etnis
tertanam puluhan tahun di masyarakat, setidaknya bagi anak dan
keluarga anak yang memperoleh beasiswa. Bagi orangtua asuh, mereka
berkesempatan mengenal etnis lain lebih dekat dan memberikan
kebanggaan dapat membantu orang lain. Sejumlah tokoh nasional,
seperti mantan Presiden BJ Habibie, Sarwono Kusumaatmadja, dan
seniman Guruh Soekarnoputra ikut terdaftar sebagai orangtua asuh.

Sekolah-sekolah di lingkungan Yayasan Iskandar Muda juga telah
mengembangkan materi pembauran dalam kurikulum sekolah. Setiap guru
diminta mencoba memasukkan nilai-nilai pembauran dalam mata
pelajaran yang diajarkannya. Tidak hanya untuk mata pelajaran bahasa
dan ilmu-ilmu sosial, tetapi juga mata pelajaran eksak, seperti
Matematika, Kimia, dan Biologi.

Sofyan Tan juga mempunyai strategi agar sekolah pembauran yang
dirintisnya terus eksis di masa-masa mendatang. Melalui program
orangtua asuh, ia menyekolahkan anak-anak yang pintar dari keluarga
tak mampu sampai tingkat perguruan tinggi dan direkrut untuk bekerja
di sekolah.

?Umur saya terbatas, tetapi sekolah ini kelak akan dipimpin oleh
anak-anak yang pernah memperoleh bantuan dari sekolah dan orangtua
asuh. Mereka adalah roh sekolah ini di masa depan. Mereka itu adalah
orang-orang yang mempunyai komitmen pembauran dan peduli terhadap
orang-orang miskin,? kata Sofyan Tan.




[EMAIL PROTECTED]
10/06/2005 08:01 AM
Please respond to
balita-anda@balita-anda.com


To
balita-anda@balita-anda.com
cc

Subject
RE: [balita-anda] Kewajiban Istri - bukan SARA






Dear Moms and dads
Saya rasa pendapat Ayah Tasha dibawah bukan SARA, tapi sebagai sharing
aja, toh keputusan bekerja atau tidak kembali kepada pribadi masing2.
Jangan terlau sempit lah berfikir

Regards

Wirza



Melda [EMAIL PROTECTED]
10/06/2005 07:48 AM
Please respond to
balita-anda@balita-anda.com


To
balita-anda@balita-anda.com
cc

Subject
RE: [balita-anda] Kewajiban Istri






Siippp setuju mbak esti, kalo ada email yg berhubungan dengan SARA
begini mendingan dipertimbangkan dulu deh kalo mau posting ke milis2.
Karena yg namanya milis pasti beragam orangnya, beda agama, beda etnis
dan yg pasti beda2 persepsi.




-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, October 05, 2005 3:01 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: RE: [balita-anda] Kewajiban Istri


dear parents,

kalo sudah singgung2 SARA begini,
susah kita mo satukan persepsi,
jadi biarlah kita sesuaikan dgn kacamata iman kita masing2, tanpa
salah satu merasa benar jadi alangkah lebih mulianya jika kita close
saja sharring ttg ini.

maaf ya pak Moderator,

salam

RE: [balita-anda] Kewajiban Istri - bukan SARA

2005-10-05 Terurut Topik Fransiska Sitorukmi
Dear All,

Jadi pingin ikut kasih pendapat nih.

Waktu saya baca postingan Bang Yos, saya sudah menduga bakal banyak yang kasih 
komentar, apalagi milis ini sebagian besar anggotanya adalah ibu-ibu bekerja.

Tentang SARA atau bukan, saya nggak tahu apa pendapat mbak Wirza atau pendapat 
Mbak Melda dan Mbak Esti yang benar, karena definisi SARA bisa berbeda menurut 
pendapat masing-masing. Tapi menurut saya, apapun yang sifatnya ekslusif 
tentunya kurang pas kalo didiskusikan di ruang publik. Dalam hal ini, postingan 
Bang Yos yang jelas-jelas merupakan pandangan dalam agama Islam. Sementara 
dalam milis ini, anggotanya sangat beragam, berasal dari latar belakang yang 
berbeda-beda.

Itu baru perbedaan dalam hal iman, belum lagi perbedaan pandangan mengenai 
wanita bekerja. Saya yakin, semua ibu pasti berpikir dan menempatkan keluarga 
dan anak di atas pekerjaan. Tetapi seringkali karena alasan ekonomi yang 
membuat kami para ibu bekerja di luar rumah. Alangkah bahagianya para ibu bila 
benar-benar bisa lepas tangan masalah cari duit dan hanya konsentrasi mengurus 
keluarga, tanpa dipusingkan oleh masalah ekonomi RT karena semua kebutuhan 
terpenuhi. Tetapi kan tidak semua keluarga seberuntung itu. Ada yang lebihnya 
baru sedikit, sekedar bisa menabung untuk hal-hal tak terduga dan sekolah anak, 
ada yang gaji satu bulan habis untuk kebutuhan satu bulan, malah ada juga yang 
masih kekurangan. 

Jadi kalau saya sih, setuju dengan pendapat anggota yang lain, yang ingin 
menutup diskusi tentang hal ini. Bukan karena iman atau pendapat yang berbeda, 
tetapi lebih pada niat untuk menjaga agar milis ini benar-benar netral sesuai 
dengan namanya : Balita Anda. Jadi mari kita rame-rame berdiskusi tentang 
masalah-masalah yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.

Tentang topik-topik di luar ibu dan balita, saya yakin di luar sana banyak 
banget milis yang membahas tentang hal-hal tersebut, yang pasti lebih sesuai 
dengan tema email-email tersebut.

Sukses Balita Anda, semoga makin beekembang.

Terima kasih. 


Salam,
Siska




-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, October 06, 2005 8:01 AM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: RE: [balita-anda] Kewajiban Istri - bukan SARA


Dear Moms and dads
Saya rasa pendapat Ayah Tasha dibawah bukan SARA, tapi sebagai sharing 
aja, toh keputusan bekerja atau tidak kembali kepada pribadi masing2. 
Jangan terlau sempit lah berfikir

Regards

Wirza 




Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]



Re: [balita-anda] Kewajiban Istri

2005-10-05 Terurut Topik sarjana_muhammad

Return Receipt
   
Your  Re: [balita-anda] Kewajiban Istri
document   
:  
   
was   Sarjana Muhammad/ID/ARNOTTS/CSC  
received   
by:
   
at:   06/10/2005 09:22:08 AM ZE7   
   




**
This e-mail and any files transmitted with it may contain 
confidential information and is intended solely for use by 
the individual to whom it is addressed.  If you received
this e-mail in error, please notify the sender, do not 
disclose its contents to others and delete it from your 
system.

**




Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]



RE: [balita-anda] Kewajiban Istri

2005-10-05 Terurut Topik Zainal Arifin
Dear ibu Aseani,

Untuk tidak menjadi konflik berkepanjangan saya akan coba jawab pertanyaan
ibu melalui jalur pribadi aja yah .. Insya-allah banyak tulisan2 yang akan
saya sampaikan sebagai pencerahan kita bersama.

Salam,

AyahTasha

-Original Message-
From: aseani setiyadi [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, October 05, 2005 4:01 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: RE: [balita-anda] Kewajiban Istri


Pak Zainal, dr uraian Bapak disini, aku mo nanya sesuatu yg 'nempil'
sedikit
dilapangan kewajiban mencari nafkah, Bapak seringkali menekankan ridho Allah
diridho suami...
nah, untuk menjaga sikap sehari-hari, lebih eksplisit lagi, berkata-kata,
bukannya ridho Allah tergantung pada dua sisi...istri telah berusaha
maksimal menyenangkan suami, namun tentunya tidak bisa secepat membalik
telapak tangan merubah kebiasaan suami ber'kata-kata keras bin
kasar'...sabar memang wajib, tapi hati yang 'luka' juga tak secepat mengucap
sabar untuk menyembuhkannya...
ingin pencerahan yg lebih Pak...smoga Bapak tidak termasuk yg
patriarkis...dikit-dikit suami, dikit-dikit, suami lagi.kapan istri nih
pak

Zainal Arifin [EMAIL PROTECTED] wrote:
Dari kacamata Agama Islam ...

Membaca pendapat para ibu yang sudah mau bekerja keras untuk membantu para
suami dalam menangani tugasnya menafkahkan anak dan istri serta membantu
berperan dalam memberikan jaminan pendidikan, tempat tinggal dan lain-lain
membuat aku jadi terharu. Ternyata masih banyak yah wanita yang merelakan
dirinya bersusah payah untuk itu. Padahal secara hukum itu merupakan
kewajiban para suami. Subhanallah. Maka, kalau ibu rela melakukan ini semua
mudah2an Allah ridho seiring dengan keridhoan suami ibu yang bersedia
mengizinkan ibu membantu tugas mereka.

Namun, ibu.. Tentunya semuanya menjadi halal dan bermanfaat jika sudah
dikompromi dan atas persetujuan suami kan ? Karena bagaimanapun besarnya
penghasilan yang diperoleh istri tetaplah merupakan pendapatan lainnya dalam
menunjang penghasilan utama dari si suami sendiri. Lain halnya kalau memang
karena sesuatu hal fungsi tersebut malah berpindah ke tangan istri. Ingat
lho, ridhonya Allah karena ridhonya suami, murkanya Allah juga karena
murkanya suami. Jadi usahakan segala sesuatu yang bisa dan mau ibu kerjakan
adalah atas sepengetahuan dan seijin suami. Berpuasa sunah saja (yang
berpahala) itu musti dilakukan atas ijin suami apalagi mencari nafkah yang
notabene bukanlah kewajiban ibu.. (mudah2an suami juga berlapang dada untuk
mau kompromi dan mempertimbangkan segi baik buruknya kalau istri
beraktivitas baik di dalam maupun di luar rumah).

Tapi perlu juga ibu ketahui bahwa menjaga kehormatan suami, menjaga harta
suami (termasuk di dalamnya anak, rumah beserta isinya) juga suatu yang
wajib ibu pegang lho Bu.. Hati2 dengan fitnah yang mungkin bisa saja timbul.
Jadi, pintar2lah menjauh dari fitnah.. 

Apakah di dalam hati ibu timbul suatu pertanyaan mengapa suami yang tidak
perlu izin sedangkan istri perlu izin ?.. 

1. karena suamilah yang berkewajiban dan bertanggungjawab dalam menafkahi
keluarganya ? Sehingga jika fungsi ini ditinggalkan dengan sengaja dan tanpa
hambatan maka berdosalah ia sedangkan ibu tidak..

2. karena suamilah yang bertanggungjawab menjaga keluarganya dari api
neraka, sedangkan istri hanyalah menjaga amanah..

3. karena suamilah yang berkewajiban mendidik anak sedangkan istri
membantunya dalam menjalankan amanah tersebut..

Jadi, mulailah berkompromi dengan suami, mencapai ridho suami, dengan tidak
lupa menjaga amanah dan fitnah. Karena anak dan istri adalah merupakan ujian
yang dapat memberatkan suami untuk menuju syurga (karena sedemikian beratnya
tanggungjawab yang harus dipikulnya). Sedangkan suami dan anak tidaklah
menjadi ujian yang dapat memberatkannya menuju syurga. 

Maaf jika ada tulisan yang tidak berkenan.

Wassalam,

AyahTasha












-Original Message-
From: vinty novitasari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, October 05, 2005 2:11 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: Re: [balita-anda] Kewajiban Istri


Sekedar sharing pak agus,

saya istri sekaligus ibu beranak 2 yang masih bekerja, dan sudah tinggal
terpisah dari orang tua, kenapa saya masih bekerja ? banyak orang yang
bertanya begitu. Dalam hati kecil saya sangat ingin berhenti bekerja, karena
mencari pembantu untuk mengurus rumah dan anak bukan main sulitnya, belum
lagi rasa bersalah meninggalkan anak dirumah. yang membuat orang masih
bekerja walaupun hati kecilnya menolak, adalah kebutuhan pak, yang paling
utama adalah kebutuhan ekonomi. Mari berhitung secara rasional, maka bapak
akan menemukan bahwa saat sekarang ini kebutuhan rumah tangga (belanja
dapur, sekolah, rumah sakit, sosial, rekreasi ) sudah sangat luar biasa, dan
yang paling mengetahui masalah ini adalah istri. Jika suami bisa memberikan
jaminan kepada istri bahwa kebutuhan akan terpenuhi dari sumber-sumber yang
secara rasional bisa terlihat, dimana pada saat ini bagi pasangan muda masih
merupakan

Re: [balita-anda] Kewajiban Istri

2005-10-05 Terurut Topik eMTri Agus
Kalo ngajar di S1 di PT apakah harus S2 ya?
Atau kalo S1 hanya bisa ngajar yg dibawahnya, misalnya D3?
Ada yg bisa bantu?
Terima kasih.

M Tri Agus
http://triagus.multiply.com
- Original Message - 
From: Rhein Astrisandy [EMAIL PROTECTED]
To: balita-anda@balita-anda.com
Sent: Wednesday, October 05, 2005 12:48 PM
Subject: Re: [balita-anda] Kewajiban Istri


  klo, pegawai bank kan setidaknya sarjana ya pak?
 bisa dicoba untuk jadi dosen luar biasa di satu Perguruan Tinggi, klo dosen
luar bisa kan datangnya cuman waktu ngajar aja, ndak kaya dosen tetap yang
musti ngantor karena memang punya jabatan fungsional selain ngajar.
 klo datang cuman ngajar paling paling sehari cuman 2 jam paling lama 4 dan
itu pun ndak tiap hari. jadi dirumah ada setidaknya 20 jam untuk anak-anak.
Lagi pula klo jadi dosen kan sesekali bisa ajak anak kita, sekalian biar
anak kita belajar sosialisasi, trus klo pas ngajar anaknya taruh dimana? wah
kerja dibidang pendidikan gak kaya di kantoran, anak kita kan bisa maen sama
dosen yang laen, atau menggambar di papan di ruang dosen... :)




Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]



Re: [balita-anda] Kewajiban Istri

2005-10-05 Terurut Topik intan dima

seinget saya dulu waktu s1 banyak dosen2 muda yg gelarnya juga s1.
temen say ajuga ada yg jadi dosen di s1, gelarnya masih s1 sampai 
sekarang


- Original Message - 
From: eMTri Agus [EMAIL PROTECTED]

To: balita-anda@balita-anda.com
Sent: Thursday, October 06, 2005 10:20 AM
Subject: Re: [balita-anda] Kewajiban Istri



Kalo ngajar di S1 di PT apakah harus S2 ya?
Atau kalo S1 hanya bisa ngajar yg dibawahnya, misalnya D3?
Ada yg bisa bantu?
Terima kasih.

M Tri Agus
http://triagus.multiply.com
- Original Message - 
From: Rhein Astrisandy [EMAIL PROTECTED]

To: balita-anda@balita-anda.com
Sent: Wednesday, October 05, 2005 12:48 PM
Subject: Re: [balita-anda] Kewajiban Istri


 klo, pegawai bank kan setidaknya sarjana ya pak?
bisa dicoba untuk jadi dosen luar biasa di satu Perguruan Tinggi, klo 
dosen

luar bisa kan datangnya cuman waktu ngajar aja, ndak kaya dosen tetap yang
musti ngantor karena memang punya jabatan fungsional selain ngajar.
klo datang cuman ngajar paling paling sehari cuman 2 jam paling lama 4 dan
itu pun ndak tiap hari. jadi dirumah ada setidaknya 20 jam untuk 
anak-anak.

Lagi pula klo jadi dosen kan sesekali bisa ajak anak kita, sekalian biar
anak kita belajar sosialisasi, trus klo pas ngajar anaknya taruh dimana? 
wah
kerja dibidang pendidikan gak kaya di kantoran, anak kita kan bisa maen 
sama

dosen yang laen, atau menggambar di papan di ruang dosen... :)




Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: 
[EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED] 




Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]



RE: [balita-anda] Kewajiban Istri

2005-10-05 Terurut Topik Yandi Dwiputra F
setahuku sih untuk jadi dosen gak harus s2.
yang harus dipunyai adalah sertifikat mengajar pak..

- Original Message - 
From: eMTri Agus [EMAIL PROTECTED]
To: balita-anda@balita-anda.com
Sent: Thursday, October 06, 2005 10:20 AM
Subject: Re: [balita-anda] Kewajiban Istri


 Kalo ngajar di S1 di PT apakah harus S2 ya?
 Atau kalo S1 hanya bisa ngajar yg dibawahnya, misalnya D3?
 Ada yg bisa bantu?
 Terima kasih.

 M Tri Agus
 http://triagus.multiply.com
 - Original Message - 
 From: Rhein Astrisandy [EMAIL PROTECTED]
 To: balita-anda@balita-anda.com
 Sent: Wednesday, October 05, 2005 12:48 PM
 Subject: Re: [balita-anda] Kewajiban Istri


  klo, pegawai bank kan setidaknya sarjana ya pak?
 bisa dicoba untuk jadi dosen luar biasa di satu Perguruan Tinggi, klo 
 dosen
 luar bisa kan datangnya cuman waktu ngajar aja, ndak kaya dosen tetap 
yang
 musti ngantor karena memang punya jabatan fungsional selain ngajar.
 klo datang cuman ngajar paling paling sehari cuman 2 jam paling lama 
4 dan
 itu pun ndak tiap hari. jadi dirumah ada setidaknya 20 jam untuk 
 anak-anak.
 Lagi pula klo jadi dosen kan sesekali bisa ajak anak kita, sekalian 
biar
 anak kita belajar sosialisasi, trus klo pas ngajar anaknya taruh 
dimana? 
 wah
 kerja dibidang pendidikan gak kaya di kantoran, anak kita kan bisa 
maen 
 sama
 dosen yang laen, atau menggambar di papan di ruang dosen... :)



 
 Kirim bunga, http://www.indokado.com
 Info balita: http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: 
 [EMAIL PROTECTED]
 Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED] 



Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: 
[EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]



Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]



Re: [balita-anda] Kewajiban Istri

2005-10-04 Terurut Topik intan dima

thx bang yos ...
sangat menyentuh... huhuhuhuhu

- Original Message - 
From: Bang Yos [EMAIL PROTECTED]

To: balita-anda@balita-anda.com
Sent: Wednesday, October 05, 2005 9:57 AM
Subject: [balita-anda] Kewajiban Istri





[assunnah] Kewajiban Istri
Chandraleka
Fri, 19 Aug 2005 06:10:24 -0700
[*] Seorang istri haruslah taat kepada suami dalam perkara yang tidak 
mengandung kemungkaran kepada Allah. Dalam masalah Anda, seorang suami 
menghendaki sang istri tinggal di rumah untuk mendidik anak anaknya. Ini
satu 
cita - cita / keinginan yang baik, dan harusnya istri taat dan mendukung 
keinginan baik suaminya.





Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]



RE: [balita-anda] Kewajiban Istri

2005-10-04 Terurut Topik Melda
Bang yos... Be carefull kayanya email ini sensitif, soalnya disini
kebanyakan ibu2 bekerja. But kalo just forward sih is ok.

Kalo saya sendiri sih tanggapannya, kita ga bisa men-generalisir keadaan
di tiap keluarga, semua ibu kpd anaknya pasti sangat sayang dan ingin
mengurus anaknya sendiri tapi mereka pasti punya alasan2 tertentu kenapa
mereka harus tetap bekerja, termasuk saya :D

Regards,
Melda


-Original Message-
From: Bang Yos [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, October 05, 2005 9:58 AM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: [balita-anda] Kewajiban Istri


 

 



[assunnah] Kewajiban Istri

Chandraleka

Fri, 19 Aug 2005 06:10:24 -0700

[*] Seorang istri haruslah taat kepada suami dalam perkara yang tidak 

mengandung kemungkaran kepada Allah. Dalam masalah Anda, seorang suami 

menghendaki sang istri tinggal di rumah untuk mendidik anak anaknya. Ini
satu 

cita - cita / keinginan yang baik, dan harusnya istri taat dan mendukung


keinginan baik suaminya.



[*] Urusan mencari nafkah untuk istri, anak dan keluarga adalah urusan
sang 

kepala rumah tangga / suami. Ini kewajiban suami. Adapun seorang istri
mencari 

nafkah tambahan bagi keluarga itu sifatnya sunnat saja. Sedangkan urusan
istri 

mendidik anak anaknya ketika suaminya pergi mencari nafkah, mengurus
rumah 

tangga, termasuk melayani suami adalah wajib bagi sang istri. Yang jadi 

pertanyaan, apakah perkara yang wajib atau yang sunnat yang harus
didahulukan 

oleh sang istri? Istri yang cerdik harusnya mendahulukan perkara yang
wajib.



[*] Seandainya seorang suami kerja diluar rumah dan sang istri juga
bekerja di 

luar rumah, maka yang jadi pertanyaan, siapakah yang akan menjaga dan
mendidik 

anak anaknya? Bila dihadirkan seorang pembantu, maka ini juga akan
menimbulkan 

kejanggalan :

Pertama, istri bekerja untuk mencari uang dengan meninggalkan rumah
dengan 

alasan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Setelah uang didapat, uang
tersebut 

digunakan untuk membayar seorang pembantu??? Ini satu keanehan
berpikir...

Kedua, apakah pembantu tersebut seorang yang pendidikannya baik, dan
agamanya 

baik? Sehingga bisa mendidik anak anak menjadi orang yang sholeh dan
sholehah? 

Sedangkan seorang istri itu dinikahi salah satunya karena agamanya baik
dan 

diharapkan bisa mendidik anak anaknya



Tidakkah kita berbangga bila suatu saat anak kita ditanya, 'siapa yang 

mengajarimu membaca Al Qur'an?'

Dan sang anak menjawab, 'ummi ku...'.

Bukan jawaban 'bibi ku...' (maksudnya pembantunya), yang meluncur dari 

lisannya. Ini pun bila kita beruntung mendapatkan pembantu yang bisa
mengajari 

Al Qur'an.



[*] Tidak diragukan, bahwa pekerjaan rumah tangga yang dibebankan kepada
istri 

memang cukup berat dan banyak. Pekerjaan administrasi di kantor memang
lebih


ringan. Ada bagusnya bila seorang suami berempati (istilah kerennya)
dengan 

membantu sang istri. Misal, ketika sang istri memasak, dia (suami)
menyapu 

halaman / membersihkan rumah. Atau ada kegiatan mencuci baju bersama
ketika 

libur, dll. Dengan demikian sang istri tidak terlalu keberatan dengan
pekerjaan 

rumah tangga. Dan sang istri juga bisa berbangga mempunyai suami yang
bukan 

sembarang suami.



[*] Hidup itu pilihan dan pada tiap pilihan ada konsekuensinya. Ketika
sang 

istri tidak bekerja karena harus tinggal di rumah dan mengurus anak,
maka 

imbasnya adalah pendapatan keluarga berkurang. Solusinya adalah sang
suami 

harus kerja ekstra keras untuk menutupi kebutuhan hidup. Ini satu
konsekuensi 

dari pilihan yang dibuat. Dari sini akan nampak izzah /kemuliaan seorang
suami 

di mata istri dan keluarganya.



[*] Seorang wanita di rumah, tidak berarti tidak bekerja menghasilkan
uang. 

Satu pola pikir yang harus dihapus di masyarakat Indonesia ini adalah
bekerja 

itu tidak mesti di kantoran yang berangkat pagi pulang sore (istilahnya
nine to 

five). Ada banyak pekerjaan yang bisa dilakukan di rumah sambil memenuhi


kewajiban sebagai istri dan ibu rumah tangga. Salah satu contohnya
adalah 

menjadi penulis. Kalo ada usaha insya Allah ada jalan.



[*] Bantahan terhadap kekhawatiran rejeki. Salah satu pertolongan Allah
bagi


orang yang menikah adalah Allah akan cukupkan rejekinya. Benarlah apa
yang 

difirmankan Allah (yang artinya) :



Dan kawinkanlah orang orang yang sendirian diantara kamu dan orang
orang yang 

layak (berkawin) dari hamba hamba sahayamu yang lelaki dan hamba hamba
sahayamu 

yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan 

karunianya . (An Nuur : 32).



Kemudian kita lihat kenyataan di lapangan, banyak orang yang mula mula
menikah 

tidak punya apa apa, alhamdulillah, Allah cukupkan rejeki buat mereka.
Bahkan 

anak anaknya bisa bersekolah sampai pendidikan yang tinggi.



[Buku buku yang perlu dibaca]

Diantaranya

- Istri Shalihah - Anugrah Terindah, Abdul Malik Al Qosim, At Tibyan

- Panduan Lengkap Nikah dari A sampai Z, Abu Hafsh Usamah bin Kamal bin 
Abdir 

Razzaq, Pustaka Ibnu Katsir. 

RE: [balita-anda] Kewajiban Istri

2005-10-04 Terurut Topik Esti_Triaswening
setuju mbak Melda,
saya tetap bekerja dan tidak mempunyai pembantu tapi menyekolahkan 2
keponakan suami,
kuliah == masuk malam == pagi jaga anak2
sma == masuk pagi == sore jaga anak2,,
1 org lagi nyari kerja == bantu beres2 ..
jadi ini alasan saya u/ tetap bekerja,,,
hukum wajib ato sunnah nich 

salam,
mamaAB

---

Bang yos... Be carefull kayanya email ini sensitif, soalnya disini
kebanyakan ibu2 bekerja. But kalo just forward sih is ok.

Kalo saya sendiri sih tanggapannya, kita ga bisa men-generalisir keadaan
di tiap keluarga, semua ibu kpd anaknya pasti sangat sayang dan ingin
mengurus anaknya sendiri tapi mereka pasti punya alasan2 tertentu kenapa
mereka harus tetap bekerja, termasuk saya :D

Regards,
Melda


-Original Message-
From: Bang Yos [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, October 05, 2005 9:58 AM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: [balita-anda] Kewajiban Istri








[assunnah] Kewajiban Istri

Chandraleka

Fri, 19 Aug 2005 06:10:24 -0700

[*] Seorang istri haruslah taat kepada suami dalam perkara yang tidak

mengandung kemungkaran kepada Allah. Dalam masalah Anda, seorang suami

menghendaki sang istri tinggal di rumah untuk mendidik anak anaknya. Ini
satu

cita - cita / keinginan yang baik, dan harusnya istri taat dan mendukung


keinginan baik suaminya.



[*] Urusan mencari nafkah untuk istri, anak dan keluarga adalah urusan
sang

kepala rumah tangga / suami. Ini kewajiban suami. Adapun seorang istri
mencari

nafkah tambahan bagi keluarga itu sifatnya sunnat saja. Sedangkan urusan
istri

mendidik anak anaknya ketika suaminya pergi mencari nafkah, mengurus
rumah

tangga, termasuk melayani suami adalah wajib bagi sang istri. Yang jadi

pertanyaan, apakah perkara yang wajib atau yang sunnat yang harus
didahulukan

oleh sang istri? Istri yang cerdik harusnya mendahulukan perkara yang
wajib.



[*] Seandainya seorang suami kerja diluar rumah dan sang istri juga
bekerja di

luar rumah, maka yang jadi pertanyaan, siapakah yang akan menjaga dan
mendidik

anak anaknya? Bila dihadirkan seorang pembantu, maka ini juga akan
menimbulkan

kejanggalan :

Pertama, istri bekerja untuk mencari uang dengan meninggalkan rumah
dengan

alasan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Setelah uang didapat, uang
tersebut

digunakan untuk membayar seorang pembantu??? Ini satu keanehan
berpikir...

Kedua, apakah pembantu tersebut seorang yang pendidikannya baik, dan
agamanya

baik? Sehingga bisa mendidik anak anak menjadi orang yang sholeh dan
sholehah?

Sedangkan seorang istri itu dinikahi salah satunya karena agamanya baik
dan

diharapkan bisa mendidik anak anaknya



Tidakkah kita berbangga bila suatu saat anak kita ditanya, 'siapa yang

mengajarimu membaca Al Qur'an?'

Dan sang anak menjawab, 'ummi ku...'.

Bukan jawaban 'bibi ku...' (maksudnya pembantunya), yang meluncur dari

lisannya. Ini pun bila kita beruntung mendapatkan pembantu yang bisa
mengajari

Al Qur'an.



[*] Tidak diragukan, bahwa pekerjaan rumah tangga yang dibebankan kepada
istri

memang cukup berat dan banyak. Pekerjaan administrasi di kantor memang
lebih


ringan. Ada bagusnya bila seorang suami berempati (istilah kerennya)
dengan

membantu sang istri. Misal, ketika sang istri memasak, dia (suami)
menyapu

halaman / membersihkan rumah. Atau ada kegiatan mencuci baju bersama
ketika

libur, dll. Dengan demikian sang istri tidak terlalu keberatan dengan
pekerjaan

rumah tangga. Dan sang istri juga bisa berbangga mempunyai suami yang
bukan

sembarang suami.



[*] Hidup itu pilihan dan pada tiap pilihan ada konsekuensinya. Ketika
sang

istri tidak bekerja karena harus tinggal di rumah dan mengurus anak,
maka

imbasnya adalah pendapatan keluarga berkurang. Solusinya adalah sang
suami

harus kerja ekstra keras untuk menutupi kebutuhan hidup. Ini satu
konsekuensi

dari pilihan yang dibuat. Dari sini akan nampak izzah /kemuliaan seorang
suami

di mata istri dan keluarganya.



[*] Seorang wanita di rumah, tidak berarti tidak bekerja menghasilkan
uang.

Satu pola pikir yang harus dihapus di masyarakat Indonesia ini adalah
bekerja

itu tidak mesti di kantoran yang berangkat pagi pulang sore (istilahnya
nine to

five). Ada banyak pekerjaan yang bisa dilakukan di rumah sambil memenuhi


kewajiban sebagai istri dan ibu rumah tangga. Salah satu contohnya
adalah

menjadi penulis. Kalo ada usaha insya Allah ada jalan.



[*] Bantahan terhadap kekhawatiran rejeki. Salah satu pertolongan Allah
bagi


orang yang menikah adalah Allah akan cukupkan rejekinya. Benarlah apa
yang

difirmankan Allah (yang artinya) :



Dan kawinkanlah orang orang yang sendirian diantara kamu dan orang
orang yang

layak (berkawin) dari hamba hamba sahayamu yang lelaki dan hamba hamba
sahayamu

yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan

karunianya . (An Nuur : 32).



Kemudian kita lihat kenyataan di lapangan, banyak orang yang mula mula
menikah

tidak punya apa apa, alhamdulillah, Allah cukupkan rejeki buat mereka.

Re: [balita-anda] Kewajiban Istri

2005-10-04 Terurut Topik eMTri Agus
Istri ikut bekerja itu tidak wajib, menjadi wajib kalau single parent).
Kalau lebih banyak mudharatnya menjadi makruh atau bahkan haram.

Istri saya yg saat ini bekerja juga bingung nih pengen resign. Saat ini dia
bekerja di sebuah bank swasta. Jika ada tugas / memo yang sedang dikerjakan
harus ditunggu sampai selesai (clear) yang jam nya gak pasti (tapi pastinya
lebih dari jam pulang kerja). Dia selalu merasa bersalah kalau pulang agak
malam karena waktu untuk anak2 yang menjadi haknya menjadi sedikit sekali.
Saat ini kami memiliki 3 orang anak, yg pertama umur 6 thn sekolah SD kelas
1, yg kedua umur 3 thn sekolah PG dan yg ketiga umur 8 bln.
Di rumah memang kami masih tinggal dengan orang tua dan ditemani pembantu.
Namun tetap saja dia masih bingung dan suka merasa bersalah.
Moms and dads, ada yg bisa kasih saran dan masukan?
Terima kasih sebelumnya.

M Tri Agus
http://triagus.multiply.com
- Original Message - 
From: [EMAIL PROTECTED]
To: balita-anda@balita-anda.com
Sent: Wednesday, October 05, 2005 11:09 AM
Subject: RE: [balita-anda] Kewajiban Istri


 setuju mbak Melda,
 saya tetap bekerja dan tidak mempunyai pembantu tapi menyekolahkan 2
 keponakan suami,
 kuliah == masuk malam == pagi jaga anak2
 sma == masuk pagi == sore jaga anak2,,
 1 org lagi nyari kerja == bantu beres2 ..
 jadi ini alasan saya u/ tetap bekerja,,,
 hukum wajib ato sunnah nich 

 salam,
 mamaAB





Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]



Re: [balita-anda] Kewajiban Istri

2005-10-04 Terurut Topik Esti_Triaswening
mengambil keputusan u/ resign itu memang tidak mudah pak,,
tergantung dari niat kita, berani mengambil segala resiko,
bagi saya pribadi misalnya,
saya punya target kapan hrs resign dan suami saya juga setuju.

maaf kalo tdk membantu,

salam,
mamaAB



---

Istri ikut bekerja itu tidak wajib, menjadi wajib kalau single parent).
Kalau lebih banyak mudharatnya menjadi makruh atau bahkan haram.

Istri saya yg saat ini bekerja juga bingung nih pengen resign. Saat ini dia
bekerja di sebuah bank swasta. Jika ada tugas / memo yang sedang dikerjakan
harus ditunggu sampai selesai (clear) yang jam nya gak pasti (tapi pastinya
lebih dari jam pulang kerja). Dia selalu merasa bersalah kalau pulang agak
malam karena waktu untuk anak2 yang menjadi haknya menjadi sedikit sekali.
Saat ini kami memiliki 3 orang anak, yg pertama umur 6 thn sekolah SD kelas
1, yg kedua umur 3 thn sekolah PG dan yg ketiga umur 8 bln.
Di rumah memang kami masih tinggal dengan orang tua dan ditemani pembantu.
Namun tetap saja dia masih bingung dan suka merasa bersalah.
Moms and dads, ada yg bisa kasih saran dan masukan?
Terima kasih sebelumnya.

M Tri Agus
http://triagus.multiply.com
- Original Message -
From: [EMAIL PROTECTED]
To: balita-anda@balita-anda.com
Sent: Wednesday, October 05, 2005 11:09 AM
Subject: RE: [balita-anda] Kewajiban Istri


 setuju mbak Melda,
 saya tetap bekerja dan tidak mempunyai pembantu tapi menyekolahkan 2
 keponakan suami,
 kuliah == masuk malam == pagi jaga anak2
 sma == masuk pagi == sore jaga anak2,,
 1 org lagi nyari kerja == bantu beres2 ..
 jadi ini alasan saya u/ tetap bekerja,,,
 hukum wajib ato sunnah nich 

 salam,
 mamaAB





Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke:
[EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

,
DISCLAIMER :

The information contained in this communication (including any attachments) is 
privileged and confidential, and may be legally exempt from disclosure under 
applicable law. It is intended only for the specific purpose of being used by 
the individual or entity to whom it is addressed. If you are not the addressee 
indicated in this message (or are responsible for delivery of the message to 
such person), you must not disclose, disseminate, distribute, deliver, copy, 
circulate, rely on or use any of the information contained in this transmission.

We apologize if you have received this communication in error; kindly inform 
the sender accordingly. Please also ensure that this original message and any 
record of it is permanently deleted from your computer system. We do not give 
or endorse any opinions, conclusions and other information in this message that 
do not relate to our official business.





Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]



Re: [balita-anda] Kewajiban Istri

2005-10-04 Terurut Topik Rhein Astrisandy
On 10/5/05, eMTri Agus [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Istri ikut bekerja itu tidak wajib, menjadi wajib kalau single parent).
 Kalau lebih banyak mudharatnya menjadi makruh atau bahkan haram.

 Istri saya yg saat ini bekerja juga bingung nih pengen resign. Saat ini
 dia
 bekerja di sebuah bank swasta. Jika ada tugas / memo yang sedang
 dikerjakan
 harus ditunggu sampai selesai (clear) yang jam nya gak pasti (tapi
 pastinya
 lebih dari jam pulang kerja). Dia selalu merasa bersalah kalau pulang agak
 malam karena waktu untuk anak2 yang menjadi haknya menjadi sedikit sekali.
 Saat ini kami memiliki 3 orang anak, yg pertama umur 6 thn sekolah SD
 kelas
 1, yg kedua umur 3 thn sekolah PG dan yg ketiga umur 8 bln.
 Di rumah memang kami masih tinggal dengan orang tua dan ditemani pembantu.
 Namun tetap saja dia masih bingung dan suka merasa bersalah.
 Moms and dads, ada yg bisa kasih saran dan masukan?
 Terima kasih sebelumnya.

  klo, pegawai bank kan setidaknya sarjana ya pak?
 bisa dicoba untuk jadi dosen luar biasa di satu Perguruan Tinggi, klo dosen
luar bisa kan datangnya cuman waktu ngajar aja, ndak kaya dosen tetap yang
musti ngantor karena memang punya jabatan fungsional selain ngajar.
 klo datang cuman ngajar paling paling sehari cuman 2 jam paling lama 4 dan
itu pun ndak tiap hari. jadi dirumah ada setidaknya 20 jam untuk anak-anak.
Lagi pula klo jadi dosen kan sesekali bisa ajak anak kita, sekalian biar
anak kita belajar sosialisasi, trus klo pas ngajar anaknya taruh dimana? wah
kerja dibidang pendidikan gak kaya di kantoran, anak kita kan bisa maen sama
dosen yang laen, atau menggambar di papan di ruang dosen... :)

M Tri Agus
 http://triagus.multiply.com
 - Original Message -
 From: [EMAIL PROTECTED]
 To: balita-anda@balita-anda.com
 Sent: Wednesday, October 05, 2005 11:09 AM
 Subject: RE: [balita-anda] Kewajiban Istri


  setuju mbak Melda,
  saya tetap bekerja dan tidak mempunyai pembantu tapi menyekolahkan 2
  keponakan suami,
  kuliah == masuk malam == pagi jaga anak2
  sma == masuk pagi == sore jaga anak2,,
  1 org lagi nyari kerja == bantu beres2 ..
  jadi ini alasan saya u/ tetap bekerja,,,
  hukum wajib ato sunnah nich 
 
  salam,
  mamaAB
 



 
 Kirim bunga, http://www.indokado.com
 Info balita: http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke:
 [EMAIL PROTECTED]
 Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]




--
Tetap semangat

Rhein Astrisandy
www.cintabunda.com http://www.cintabunda.com