OOT: Re: [budaya_tionghua] Re: Catatan pendidikan anak-anak kita-Soe Tjen Marching.

2008-02-25 Terurut Topik Freddy H. Istanto
pendekatan bisa juga dengan sharing2 pengalaman mengajar,
antar pendidik dalam dan luarnegeri untuk memajukan metodologi
pendidikan di indo.

kami (Univ.Ciputra, Pring Woeloeng, Kaliandra, Pandu Pertiwi)
akan berbagi pengalaman mengajar nanti di akhir maret 2008.
20 guru dari LN plus 40 guru lokal (dari padang sampai jayapura)
akan sharing metodologi mengajar tentang lingkungan Hidup.
program ini menindak lanjuti isu konperensi

Global warming di bali kemarin.
pendidikan Lingkungan Hidup sangat urgen, mengingat kejadian
bencana alam yang tidak ada berhentinya di indo.

beberapa badan International seperti Ashoka Internasional
bergabung dengan membantu pembiayaan guru2 dari Nepal, India,
Pakistan, bangladesh. Ashoka Indonesia, Sampoerna foundation
dll akan membantu pembiayaan beberapa guru lokal untuk ikut
program ini.

lewat email ini saya, mungkin beberapa rekan anggota milist
mau membantu pembiayaan guru2 setempat ke acara Ini? atau bahkan
bergabung uuntuk ikut?

selengkapnya bisa dilihat di www.ciputra.ac.id/etic2008
atau ke saya via japri


banyak tabik,
Fred



 Bung Marching.
 Saya jg merasakan demikian adanya yg terjadi pada
 generasi sebelum reformasi terjadi.
 Bung Marching.
 Pendidikan masa lalu berkutat pada doktrinisasi dengan
 berlindung pada pengejaran target lulusan dan target
 kurikulum yg cukup menyita waktu para pengajar, tanpa
 menyediakan spare waktu yg banyak utk para anak didik
 dan pengajar berkomunikasi membahas pengembangan dari
 teori2 yg di ajarkan.Terutama ditingkat sekolah umum.
 Bung Marching.
 Diharapkan dengan masuknya sekolah2 asing yg berdiri
 di Indonesia dan bertaraf internasional mampu
 mendorong pola kurikulum yg seperti tersebut diatas,
 walau tidak bisa kita pungkiri bahwa pasti ada side
 effect negative yg muncul.
 Salam kenal
 Steeve haryanto

 --- smarching [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Dr. Han Hwie-Song,
 Kenalkan, nama saya Soe Tjen Marching. Warga negara
 Indonesia yang
 sekarang mengajar di University of London.

 Saya setuju kalau Pendidikan itu penting sekali.
 Yang saya kuatirkan
 di Indonesia ini adalah, pendidikan hanya
 berkonsentrasi pada nilai
 bagus dan juga pada suksesnya si anak untuk meraup
 uang sebanyak
 mungkin nantinya.

 Tapi, kesadaran sosial anak ini tidak diperhatikan.
 Itulah yang saya
 kira, membuat Soeharto bercokol sekian lama.
 Murid-murid manut saja
 dicekoki Pancasila. Mereka belajar tentang moralitas
 hafalan tetapi,
 tidak tentang kemanusiaan itu sendiri. Dan saya kira
 amat penting
 bahwa anak-anak belajar untuk lebih kritis tentang
 kondisi sosial di
 Indonesia.

 Soe Tjen.






   
 
 Never miss a thing.  Make Yahoo your home page.
 http://www.yahoo.com/r/hs



___DISCLAIMER___
This email and any files transmitted with it are confidential and intended 
solely for the use of the individual or entity to whom they are addressed. If 
you have received this email in error please notify the sender. Please note 
that any views or opinions presented in this email are solely those of the 
author and do not necessarily represent Universitas Ciputra as an academic 
institution. Finally, the recipient should check this email and any attachments 
for the presence of viruses. Universitas Ciputra accepts no liability for any 
damage caused by any virus transmitted by this email.


[budaya_tionghua] Blog Updated : Cap Go Meh 2008 , Singkawang.

2008-02-25 Terurut Topik Rudi Dustika Teja
Salam sejahtera ,

rekan-rekan yang baik, kebetulan ada beberapa foto Cap Go Meh Singkawang 2008 
yang terjepret di kamera. Bagi rekan-rekan yang ingin tahu dan lihat-lihat 
suasana di sana, monggo ,yuk , mari  silahkan berkunjung ke blog

 http://hakka-singbebas.blogspot.com





Salam,

Rudi.




  

 


   
-
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.

[Non-text portions of this message have been removed]



[budaya_tionghua] OOT: Re: Inburgering di Belanda di Eropa Barat dan Amerika Utara

2008-02-25 Terurut Topik Han Hwie Song
Inburgering di Belanda di Eropa Barat dan Amerika Utara

 

Di negara-negara Eropa Barat, USA dan Canada umumnya berlaku politik
integrasi, karena negara-negara Barat beranggapan ini lebih cocok dengan
politiknya. Waktu saya datang di Belanda pada tahun 1973 persoalan ini dapat
dikatakan tidak ada perhatian sama sekali. Sejak dua puluh tahun terachir
ini proses integrasi mendapatkan penuh perhatian, karena banyaknya
emigran-emigran yang datang dan terutama sebagai akibat sesudah terjadinya
nine-eleven di New York.

Kekuasaan mayoritas pada tahun 1973 yang jumblahnya jauh lebih
banyak masih dapat mentolerir, karena berlakunya norma-norma mayoritas, atau
dengan lain perkataan identitet masyarakat adalah mayoritas. Dari hari
kehari jumblah migran tambah lama tambah banyak dan mereka menuntut
persamaan, timbullah polemik-polemik di masa media, TV dan internet.

Mereka mempunyai kulit yang berlainan, norma-norma hidup yang
berlainan, favorit makanan yang tidak sama, menerangkan lain tentang
sesuatu, dan melihat pada sekitarnya berlainan dengan mayoritet. Maka
menurut saya orang-orang dari golongan etnis yang baru datang, harus tahu
identitasnya dan menjelaskan pada mayoritas, dengan tujuan agar
masing-masing tahu norma-norma penghidupan dan kebudayaannya.

Saya rasa persamaan baru dapat dilaksanakan dengan betul, kalau:

1.  masing-masing tahu perbedahannya, dan  mengakui perbedahannya dan
mau menerimanya. 
2.  Pemerintah memberikan ruangan untuk bergerak dengan bebas tetapi
transparan dalam masyarakat dan oleh media massa disebar luaskan
kebijaksanaan pemerintah.

Han Hwie-Song
Breda, 25 februari 2008  Holland

 



[Non-text portions of this message have been removed]



[budaya_tionghua] Re: kamsia buat teman2 yg bantu kita semua di Pontianak dan Singkawang

2008-02-25 Terurut Topik ajet_idur
Dear Kang Ardian,

sama-sama kamsia berat e,
terima kasih sudah berkenan bertandang ke tempat kami yang sederhana
dan apa adanya. Mohon maaf apabila ada kekurangan yang terjadi selama
kita mengarungi waktu , menjelajahi kota seribu kuil.

Semoga pengalaman beberapa hari di Singkawang itu bisa berkesan dan
bermanfaat di kemudian hari.


Salam,

Rudi.


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote:

 kamsia berat buat :
 
 1. Rudi Dustika Teja yg mo jadi tour guide, booking hotel di 
 Singkawang, membantu persiapan penelitian di Singkawang
 
 2. Julie Lau ataw yg dikenal sbg Juleha yg mo bantu confirm 
 bookingan 
 hotel, bantu cari mobil sewaan en jgn lupa buku2nya jg yg buat 
 perpustakaan BT
 
 3.Hendy Lie yg berjasa bantu kita akses ke panitia en ketempat 
 walikota Singkwang pak Hasan Karman dan menemani kita selama di 
 Singkawang
 
 4.bp.Jack Mulyana yg bantu kita cari hotel di Singkwang jg 
 transportasi Pontianak- Singkawang
 
 5.bp.Nusantio yg banyak bantu kita di Singkawang, juga bantuan 
 transportasi dari Singkawang ke Pontianak
 
 6.bp.Joni yg bantu kita di Pontianak jg pertemukan kita sama bp.FX 
 Asali sama ibu Evie yg mantan (?) anggota DPRD
 
 7. bp.Chin Miao Fuk selaku ketua panitia Cap gome
 
 8. mbak Euginie Wu yg buka akses tatung di Yam Tong dan menemani kt 
 semua pas di Singkawang
 
 9. William yg jg buka akses tatung di Singkawang
 
 10.bp.Tetiono yg melalui bp.Jack membooking hotel di Singkawang
 
 11.seluruh pengurus panitia Capgome
 
 12.bp.Wijaya dari MABT atas sumbangan pengetahuannya tentang capgome 
 di 
 Singkawang
 
 13.seluruh anggota PERMASIS
 
 14. orang tua Rudi yg ngundang kita makan malam yg enak dirumah Rudi
 
 15. bp.FX Asali yg bersedia meluangkan waktu utk bertemu dgn kita 
 semua di hotel Gajahmada Pontianak
 
 16.bp.Amrin yg mau menjemput saya dan mengantarkan kita semua ke 
 bandara Pontianak
 
 17.bp.John Bamba dari Dayakologi yg mau sharing pengetahuan tentang 
 dayak sama kita semua
 
 18. Bp. Fang Jinqiang selaku tatung yg mau membagi pengetahuannya 
 kpd 
 kita
 
 19.bp.Hidayat selaku pemilik hotel Restu yg mau membantu kita semua 
 pas 
 saat kekurangan kamar
 
 21.bp.Hasan Karman selaku walikota Singkawang yg bersedia meluangkan 
 waktu utk bertemu kita semua
 
 20.juga org lain yg tidak dapat disebutkan semua
 
 Mohon maaf jika nama tidak sesuai urutan atau salah tulis dan jg 
 jika 
 ada yang terlewatkan





[budaya_tionghua] OOT: [t-net] Re: Catatan pendidikan anak-anak kita

2008-02-25 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
 dalam kehidupan se-hari hari, pendidikan adalah masalah U U D. 
Ujung Ujungnya Duit...

Ingat lagu No Woman No Cry? nah, No Money Nodong...




--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, steeve haryanto 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Setuju Bung Song!
 Pendidikan harus dikedepankan dalam setiap aspek
 kehidupan.Dan pendidikan bukan hanya didpt dari bangku
 sekolah atau jalur formal, melainkan dari jalur
 informal pun jg sedemikian banyak.
 Sekuat2nya batu karang tetap akan hancur apabila
 diteteskan air setiap detiknya.Ibaratnya batu karang
 itu adalah kebodohan dan tetesan air tersebut adalah
 pembelajaran (baca: pendidikan).
 
 --- Han Hwie Song [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Beberapa catatan bisa dipikirkan untuk pendidikan
  anak-anak kita
  
   
  
  Pendidikan itu sangat penting sekali karena:
  
  Apa yang seorang anak mendapatkan pendidikan atau
  hubungan dengan anak-anak
  diluar rumah bisa menjadikan kebiasaan hidup. Dan
  kebiasaan hidup ini bisa
  merobah, menghilangkan alam anak itu yang
  sebenarnya. Tindakan anak-anak
  tersebut bagi orang luar tidak bisa membedahkan
  faktor yang mana
  mempengaruhi yang lain.
  
  Banyak filosof filosof yang  berpandangan berbedah
  tentang sifat alam
  manusia, ada yang mengatakan bahwa karakter alam
  manusia baik (Mencius) dan
  ada yang mengatakan alam manusia itu adalah jelek,
  karena dia mempunyai
  keinginan yang menyebabkan perkembangan kepentingan
  dirinya menjadi egoisme
  etc. (Xun Zi). Walaupun kedua filosof adalah
  confucianist. 
  
  Meskipun sifat alam manusia baik atau jelek kedua
  filosof yang besar ini
  setuju bahwa perkembangannya achirnya ditentukan
  oleh pendidikan agar
  menjadi orang yang berfatsun, berbudi dan humanist.
  
   
  
  oooOooo---
  
  Ibu saya sering mengatakan pada saya , agar saya 
  yang satu-satunya dari
  saudara-saudara saya atas permintaan beliau
  disekolahkan Belanda agar saya
  bisa menjadi dokter. Maka beliau terangkan saya
  pentingnya waktu agar
  digunakan betul-betul. Ini adalah pengalaman
  manusia. 
  
  pengalaman, kita kadang-kadang mencurahkan satu
  problem yang berlarut-larut
  tanpa ada penyelesaiannya, bahkan membuat kita
  stress, frustrasi.  Kita
  tidak memikirkan berapa banyak waktu yang telah kita
  sudah gunakan. Orang
  Barat mengatakan Time is Money, karenanya kalau
  kita mau menyelesaikan
  sesuatu problema, kita harus menganalisa penting
  tidaknya problem itu, dan
  waktu yang dipakai. Orang yang bisa memakai waktu
  dan menilai pentingnya
  satu persoalan akan mendapatkan sukses dalam
  pekerjaannya.
  
  Kecintaan ibu pada anaknya tidak terbatas, cocoklah
  pribahasa Belanda yang
  mengatakan :anak bicara bahasa ibu  Pada abad
  sembilan belas  L.B. J.
  Brouwer seorang cendekiawan Belanda salah satu
  pionir dari significa, ilmu
  yang menyelidiki relasi antara bahasa dan relasi
  manusia, pernah bertanya
  pada ibunya, sewaktu beliau berumur tiga tahun :
  Moeder, wat ben ik?  Ibu,
  apa (siapa) saya ini ? Pertanyaan in kalau dilihat
  sangat simpel, tetapi
  mempunyai arti filosofis yang sangat dalam.
  
  Ibu Mencius (nama sebenarnya Meng Ke) meskipun tidak
  kaya berpindah rumah
  sampai tiga kali agar anaknya mendapatkan hubungan
  dengan anak-anak yang
  senang belajar. Juga sewaktu Mencius mulai malas
  belajar dan waktunya
  dibuang dengan ngelamun, kain yang beliau sedang
  tenun digunting oleh
  menjadi dua, meskipun dilarang oleh Mencius.  Ibunya
  berkata:  kalau kau
  belajar hanya setengah jalan, artinya seperti
  tenunan ini. Perlu saya
  terangkan disini bahwa ibu Mencius menenun untuk
  penghidupannya, maka
  Mencius kaget dengan tindakan ibunya ini.
  
  Mencius soja kui pada ibunya dan berjanji akan giat
  belajar pelajaran Kong
  Fu Zi. Para pembaca tahu bahwa Mengke adalah
  cofucuanist yang besar kedua
  sesudah Kong Fu Zi dan namanya oleh filosof-filosof
  Barat diromawikan
  menjadi Mencius.
  
   
  
  Dr. Han Hwie-Song
  
  Breda, 24 -2-2008  Holland
  
  
  
  [Non-text portions of this message have been
  removed]
  
  
 
 
 
 
 
   
__
__
 Never miss a thing.  Make Yahoo your home page. 
 http://www.yahoo.com/r/hs





[budaya_tionghua] Re: Peruntungan Shio Tikus di tahun 2008

2008-02-25 Terurut Topik RM Danardono HADINOTO
For all Shios:


Listen to the Exhortation of the Dawn!
Look to this Day!
For it is Life, the very Life of Life.
In its brief course lie all the 
Verities and Realities of your Existence.
The Bliss of Growth,
The Glory of Action,
The Splendor of Beauty;
For Yesterday is but a Dream,
And To-morrow is only a Vision;
But To-day well lived makes 
Every Yesterday a Dream of Happiness,
And every Tomorrow a Vision of Hope.
Look well therefore to this Day!
Such is the Salutation of the Dawn!

(Kalidasa*)


*) KALIDASA c.353 - 420 Indian Poet 
Kalidasa wrote poems of epic proportions for music and dance and he 
is regarded as the most outstanding writer of classical Sanskrit. 

He resided at the court of the Gupta king Chandra Gupta II in 
Pataliputra (Patna). His most famous drama 'Sakuntala Recognized' 
contains some of the most beautiful poetry in world literature. 

Salam

Danardono


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, risnasiana [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 salam para member
 
 saya menemukan artikel tentang peruntungan shio tikus di tahun 2008,
 semoga bermanfaat
 
 Membuka Peruntungan Tahun Tikus 2008 SHIO TIKUS:
 Bernasib Bintang Jendral, Ada Nama, Ada Keuntungan
 
 Penulis: Xixi Chu
 
 Memasuki tahun tikus, anda beroposisi dengan dewa usia dari jiwa
 sendiri, ditambah lagi istana-jiwa melihat Ketajaman pedang
 dan Jenazah tengkurap beberapa bintang sial, pasti akan ada
 hambatan bertubi dalam berbagai bidang, masih untung dapat
 melihat Bintang jendral dan Almari emas dua buah bintang mujur
 yang mengawal, mestinya bisa mengurai musibah berat bagi anda,
 sehingga dalam keadaan kritis anda berada pada posisi puncak!
 
 Dalam bidang usaha, oleh karena anda memperoleh pengawalan Bintang
 jendral, maka dari itu melakukan pekerjaan pada tahun ini,
 terkadang hanya dengan mengeluarkan separoh tenaga memperoleh hasil
 berlipat.
 
 Selain itu, karyawan ber-shio tikus dalam perjalanan waktu yang
 begitu cepat melihat Almari emas, menandakan ada usaha baru yang
 dimulai; jikalau anda selama ini senantiasa bermimpi ingin menjadi
 boss bagi diri sendiri, pada tahun ini akan ada peluang turun dari
 langit, membuat rencana anda dapat terealisasi dan terkabul.
 
 Tulisan tadi ada gambaran umum untuk yang bershio Tikus, namun semua
 kembali pada bagaimana kita menjalani kehidupan masing-masing,
 keputusan dan pilihan ada di tangan anda
 
 terima kasih
 Risna





Re: [budaya_tionghua] Re: OOT: Jimmy, kenapa anti RRT sekali...??pelajaran bahasa buat zombie

2008-02-25 Terurut Topik Dada
Ardian

Eh ada titipan buku buat gw yah dari si joel ?

Wah ada bagusnya menerangkan arti GUO dalam bahasa mandarin
Biar saudari ekstrim bluesky memahami apa itu negara..



  - Original Message - 
  From: ardian_c 
  To: budaya_tionghua@yahoogroups.com 
  Sent: Sunday, February 24, 2008 4:42 PM
  Subject: [budaya_tionghua] Re: OOT: Jimmy, kenapa anti RRT 
sekali...??pelajaran bahasa buat zombie


  hmmm gw sebenernya males tanggepin ini satu zombie yg mestinye 
  dipanggil org maoshan buat tempelin hu dijidatnya.

  tapi ya buat bikin zombie bisa belajar ngomong gak asal loncat2, gw 
  ajarin BAHASA MANDARIN !!!

  TULISAN GUO ataw negara itoe isinye radikal WEI ataw TEMBOK ataw YG 
  MENGELILINGI trus yi alias 1, khou mulut , ge ataw tombak berkait.

  S yg namanya bela negara itu ada ditulisan GUO en itoe 
  artinye TEMPAT ataw BATASAN ATAW LINGKARAN TEMPAT LU IDUP or tinggal 
  mesti lu pertahanin.

  Nah djaman doeloe sekali khan batasan GUO itoe dimana seh ? Tjoba 
  tjari peta Tiongkok jaman Zhoulah sono.

  lha kalu penyerangan pribadi mah gw bosen dengernye, die tjoema bisa 
  tjoeap2 ama ngomel2.
  Tjoba sapa disini yg gak pernah kena kepretan die ?
  Ada gak ?

  


[budaya_tionghua] Hantu SBKRI Telah Jauh Pergi

2008-02-25 Terurut Topik HKSIS
Hantu SBKRI Telah Jauh Pergi


Semarang, CyberNews. Kisah yang dituturkan ''pasangan emas'' Indonesia, Alan 
Budikusuma-Susi Susanti, membuat Megawati Soekarnoputri--ketika itu Presiden 
RI--terhenyak. Bayangkan, pebulutangkis yang mengharumkan nama Indonesia pada 
Olimpiade Barcelona 1992 itu, harus melampirkan Surat Bukti Kewarganegaraan 
Republik Indonesia (SBKRI), ketika mengurus paspor. 

Ketika itu, Keharusan melampirkan SBKRI itu, sama artinya dengan meragukan 
keindonesiaan Alan-Susi, yang sudah tak terbilang kali mengharumkan nama 
Indonesia di ajang berskala internasional. Yang lebih mengenaskan, ketika 
dimintai SBKRI itu, mereka tengah mengurus paspor untuk berangkat ke Olimpiade 
Atlanta, Juli 2004. Mereka diundang International Olympic Committee (IOC) 
sebagai pembawa obor Olimpiade.

Tanpa ba-bi-bu, ketika itu Megawati pun memberikan penegasan, SBKRI tidak perlu 
dijadikan kewajiban dalam pengurusan dokumen apa pun. Untuk itu, masyarakat 
serta aparat pemerintahan tidak membeda-bedakan antara warga pribumi dan non 
pribumi. 

Dengan KTP saja, itu sudah bisa menjadi semacam bukti seseorang jadi WNI 
sehingga SBKRI bukan merupakan kewajiban. Oleh karena itu, para menteri dan 
Dirjen Imigrasi diminta untuk mensosialisasikannya agar tidak terjadi lagi 
permasalahan serupa di kemudian hari, kata Megawati, ketika itu.

Presiden boleh berkata begitu, tapi di lapangan kenyataan berbicara lain. 
Hingga dua tahun terakhir, acapkali WNI suku Tionghoa, atau lebih populer 
dengan sebutan warga keturunan, memperoleh perlakuan diskriminatif dalam soal 
pengurusan dokumen kependudukan atau kewarganegaraan. 

Mereka selalu diminta melampirkan SBKRI, ketika mengurus paspor atau 
surat-surat lainnya. Satu hal yang tidak diminta, ketika WNI dari suku lain 
mengurus dokumen yang sama. Padahal, bagi seorang Tionghoa, mengurus SBKRI 
bukan perkara gampang.

Tak Lagi Sulit

Anggota DPRD Kota Semarang Kristanto membenarkan, beberapa tahun lalu, 
kesulitan pengurusan dokumen bagi warga Tionghoa memang terjadi. Tapi, dia 
menjamin, untuk sekarang dan pada masa-masa yang akan datang, kesulitan semacam 
itu tidak akan ada lagi.

''Paling tidak, untuk Kota Semarang. Saya sudah mengecek ke Kantor Imigrasi 
serta Dispenduk dan Capil, tidak ada lagi kewajiban untuk melampirkan SBKRI,'' 
kata anggota Dewan dari Fraksi Partai Golkar tersebut.

Penerbitan UU No 12 Tahun 2006 tetang Kewarganegaran dan UU No 23 tahun 2006 
tentang Administrasi Kependudukan, kata dia, merupakan pintu terbuka bagi 
hilangnya diskriminasi bagi warga Tionghoa. Dalam UU Kewarganegaraan diatur, 
hanya ada dua pembedaan, Warga Negara Indonesia (WNI) dan Warga Negara Asing 
(WNA).

''Siapa pun yang lahir di Indonesia, dan beribu bapak WNI, secara otomatis 
menjadi WNI. Tak peduli keturunan suku mana pun,'' kata Kristanto. 

Hanya saja, dia meminta, warga Tionghoa memahami, proses untuk itu tidak 
semudah membalik tangan. Sesudah UU Kependudukan dan UU Adminduk terbit, 
disusul PP No 37 Tahun 2007 Kependudukan, perlu peraturan daerah (Perda) di 
tingkat Kota sebagai aturan pelaksanaannya.

''Saat ini DPRD tengah menyiapkan raperda adminduk, yang sudah masuk pada 
pembahasan di tingkat Pansus,'' imbuhnya.

Terpisah, Ketua Pansus Raperda Adminduk Fris Dwi Yulianto membenarkan, pihaknya 
tengah membahas raperda adminduk, yang direncanakan bisa diparipurnakan 5 Maret 
mendatang. Semangat dalam raperda itu, antara lain, menghilangkan diskriminasi 
perlakuan bagi warga negara. 

''Termasuk di dalamnya, tak ada lagi perbedaan perlakuan pada WNI, baik 
keturunan Jawa, Arab, Tionghoa, maupun etnis lain,'' tandasnya. 

(Achiar M Permana, Fani Ayudea /CN09)


[Non-text portions of this message have been removed]



[budaya_tionghua] Kekeliruan dalam prangko Tahun Tikus

2008-02-25 Terurut Topik Kurniawan
Ternyata ada kesalahan tulis huruf Shu = tikus, pada
prangko Tahun Tikus:

http://img208.imageshack.us/img208/2714/62524918cd9.jpg

Berita selengkapnya:

http://www.pikiran-rakyat.com/index.php?mib=beritadetailid=12922

Kurniawan



  

Looking for last minute shopping deals?  
Find them fast with Yahoo! Search.  
http://tools.search.yahoo.com/newsearch/category.php?category=shopping


[budaya_tionghua] Fwd: Fw: Capgomeh: Day 3 - In Singkawang - part 1

2008-02-25 Terurut Topik Hendri Irawan
--- In [EMAIL PROTECTED], Victor Yue
[EMAIL PROTECTED] wrote:


Day 3: 20 Feb 2008 - Part 1
Singkawang
Preparations for Cap Go Meh

Even though there is no alarm clock in the room, and maybe no wake-up
call service, we needed not worry. Rudi, out host extraordinaire was
knocking on our doors giving us the wake up calls!. We could hear the
soon to be ubiquitous rhythms of the drums and the gongs just outside
our hotel. We were actually very near to where the action is, and many
spilled over to the road outside the hotel.

The top floor of the hotel, Combo Cafe, was a great place for
breakfast in the morning. There were calls - I supposed taped ones -
of the birdnest swifts coming from the swift hotels next door. There
could well be more swift hotels than human hotels. The swifts are
not fussy and they make their own beds, for the long haul though. 

Rudi brought a packet of interesting glutinous rice with red beans (I
suppose this must be a Hakka dish) stuffed in a small cup-like leafy
container. What could that plant be, offering such a dainty and
suitable cup for the glutinous rice? With Tim, our Librarian and
Nature enthusiast, it was quickly identified as a pitcher plant! Wow!
Now, I will need Tim to give us the actual name, be it in common
English name or Latin. (^^) To me, the taste as heavenly and I suppose
I must downed more than anyone else. I won't mind having that for
breakfast everyday. Had transportation been easier and faster, I would
have to open up another luggage to bring them back. Rudi, what was the
name of this makanan again?



After breakfast and the usual animated discussions that could change
topics at rapid speed, it was decided that it was time for action,
walking and experiencing the town. The Central Tua Pek Kong Temple,
called Fu Tak Chi in Hakka 福德词 (Fu De Chi) seemed to be where the
actions were. Apparently, all temples were heading towards this temple
today to pay their respects to Tua Pek Kong 大伯公 and the resident
Deities. Chay Tiong, I spotted the name Kong Teik Chun Ong 广泽尊王
(Guang Ze Zun Wang), but I could not find the familiar statue of him
with one leg crossed.

Some groups seemed to have two to three mediums or more, some with
older mediums, and some with younger ones. Each team could well have
more than 50 people. Interestingly, most of the team members were very
young, from possibly 10 or below to those in their 30s. The young
certainly overwhelmed the old. And amongst the spectators, there were
many young mothers carrying their kids who could well be 6 months and
below. It was immersion into the culture in every step of their lives.
These teams of sedan chair bearers with their drum (seated nicely on
wheels) accompanied by gongs and cymbals kept coming in waves. And so
did the drizzle that could come very fine and then heavy and
disappeared completely. Like the fishes in the water, the crowd of
spectators moved according to the rain and the onslaught of the team
moving towards the temple. As if by some invisible coordination, when
a team arrives, those who were there would start to move on.

The Fu Tak Chi was strategically positioned, overseeing some five
roads(?) converging towards the temple. It was ren-shan-ren-hai 人山人
æµ·(people mountain people sea, in other words sea of people) bobbling
on all roads converging towards the temple. The police (I cannot
recognise if they are police, military or paramilitary) was
everywhere, visible but almost invisible to the crowd, except to the
vehicles.



There were just so many mediums that I could not identify them. And
with so much attractions (or distractions?), it was almost impossible
to try to figure out the name of the temple of the teams and the names
of the Deities represented by the mediums. I had to recall my art of
moving with the crowd making sure that I won't be the cause of a
stampede (which could easily happen when one falls). 

Gilles, there was this child medium that you were asking Gilles who he
represented. Alas, I checked my photos, nope, I did not capture any
clue. There was one holding on to a milk bottle. Ah, could that be the
young Lian Huay Sham Tai Tzu 莲花三太子 (Lian Hua San Tai Zi?) Later I
was to learn that those sedans with the red leafed plants (Daun
Sambas?) were clues that the mediums could be Dayaks and representing
Dayak spirits. Interestingly, I was told that the Dayaks could
represent the Chinese deities, but not the other way round. I wondered
why.



Almost all the sedan chairs seemed to come from the same factory!
There were the two blades on the arm rest, a few for standing on and a
few for sitting on. And on the back, there is one blade pointing
upwards on which the medium would sit on it or put his stomach on it
and try suspending in the air. And on the front would be two weapons
(like those used by Guan Gong) which the mediums would put their one
foot on as they balanced with both hands standing on the two poles
forming as part of the back of the 

[budaya_tionghua] Undangan Diskusi Budaya Tatung Dalam Festival Cap Go Meh di Singkawang

2008-02-25 Terurut Topik Hendri Irawan
Dengan hormat,

Forum Diskusi Budaya Tionghoa dan Sejarah Tiongkok dengan ini
mengundang saudara-saudari sekalian untuk turut serta dalam acara
diskusi bersama mengenai budaya Tatung dalam festival Cap Go Meh di
Singkawang. 

Yang akan menjadi nara sumber adalah Ardian Cangianto . Bung Ardian
telah lama mendalami fenomena Tatung / Tangsin. Minggu lalu beliau
berkesempatan mengunjungi Singkawang bersama beberapa rekan.
Rencananya juga akan ada pemutaran film festival di Singkawang.

Jadwal acara: 13.30 WIB s/d selesai.

Lokasi: 
Kompleks Ruko 46 (sebelah Imora/Honda Auto Plaza)
Jl. Pangeran Jayakarta No. 46 Blok D-14
Jakarta

Terima kasih.




[budaya_tionghua] Undangan Diskusi Budaya Tatung Dalam Festival Cap Go Meh di Singkawang

2008-02-25 Terurut Topik Hendri Irawan
Dengan hormat,

Forum Diskusi Budaya Tionghoa dan Sejarah Tiongkok dengan ini
mengundang saudara-saudari sekalian untuk turut serta dalam acara
diskusi bersama mengenai budaya Tatung dalam festival Cap Go Meh di
Singkawang. 
 
Yang akan menjadi nara sumber adalah Ardian Cangianto . Bung Ardian
telah lama mendalami fenomena Tatung / Tangsin. Minggu lalu beliau
berkesempatan mengunjungi Singkawang bersama beberapa rekan.
Rencananya juga akan ada pemutaran film festival di Singkawang.
 
Jadwal acara: hari minggu tanggal 2 Maret 2008 pukul 13.30 WIB s/d
selesai.

Lokasi: 
Kompleks Ruko 46 (sebelah Imora/Honda Auto Plaza)
Jl. Pangeran Jayakarta No. 46 Blok D-14
Jakarta

Terima kasih.




[budaya_tionghua] Fwd: H-ASIA: CONF Indonesia 10 years after, 22-23 May 2008, Amsterdam

2008-02-25 Terurut Topik Victor Yue
Hi folks,
Thought some of you might be interested. (^^)

Victor
Singapore

-- Forwarded message --
From: Frank Conlon [EMAIL PROTECTED]
Date: Tue, Feb 26, 2008 at 1:40 AM
Subject: H-ASIA: CONF Indonesia 10 years after, 22-23 May 2008, Amsterdam
To: [EMAIL PROTECTED]


H-ASIA
Februry 25, 2008

Invitation to a conference: Indonesia ten years after (1998-2008), at
University of Amsterdam, May 22-23, 2008
*
From: Gerry van Klinken [EMAIL PROTECTED]

Conference: Indonesia ten years after (1998-2008)

22-23 May 2008; Oost Indisch Huis, University of Amsterdam

Kloveniersburgwal 48, Amstersdam.

In May it is ten years ago that the Suharto regime came to an end. What has
been achieved with respect to political and economic reforms? What are the
major constraints? How do religious and ethnic identity politics relate to
notions of citizenship? Which new developments can be identified in popular
arts?
These questions will be addressed by an international group of scholars
during this conference organized by KITLV, ASiA and Inside Indonesia.

Thursday 22 May

Morning (10.00-13.00)
Key note by Rizal Sukma (CSIS, Jakarta):  Indonesia ten years after:
Prospects and contraints.

Andreas Ufen (Institute of Asian Studies, Hamburg), Democratic consolidation
in Southeast Asia: Indonesia, Thailand, the Philippines and Malaysia
compared.

Marcus Mietzner (KITLV Leiden/ANU, Canberra): Democracy and political
parties.

Ed Aspinall (ANU, Canberra): Democracy in Aceh.

Afternoon (14.00-16.30)

Ann Booth (SOAS, London): From chronic dropout to Asian miracle and back
again: the Indonesian economy since 1998.

Ari Kuncoro (Universitas Indonesia, Jakarta): The economy of corruption.

Marleen Dieleman (National University of Singapore): What happened to the
New Order tycoons?

17.00-17.30

Book launch/Boekpresentatie:
Henk Schulte Norholt, Indonesie na Soeharto. Reformasi en Restauratie.
Amsterdam: Bert Bakker/Prometheus.

Inleiding door Ben Knapen (Wetenschappelijke Raad voor het Regeringsbeleid).

Drinks.

Friday 23 May

Morning (10.00-13.00)

'Region, Religion, Ethnicity...and Citizenship?
Paneldiscussion with Martin van Bruinessen, Noorhaidi Hasan, Deasy
Simandjuntak, Liem Soei Liong and Nico Schulte Nordholt.

Convenor: Gerry van Klinken (KITLV, Leiden)

Afternoon (14.00-17.00).

'New Directions in Popular Culture and the Arts'
Contributions by Amrih Widodo, Nuraini Juliastuti, Tintin Wulia.

Convenors: Bart Barendregt (Anthropology, Leiden), Jennifer Lindsay (ANU,
Canberra)

Evening (20.30-22.00)

Recent documentary films from Indonesia.

Registration (free): [EMAIL PROTECTED] / tel: +31(0)71 5272295

**
To post to  H-ASIA  simply send your message to:
[EMAIL PROTECTED]
  For holidays or short absences send post to:
[EMAIL PROTECTED] with message:
SET H-ASIA NOMAIL
   Upon return, send post with message SET H-ASIA MAIL
   H-ASIA WEB HOMEPAGE URL:http://h-net.msu.edu/~asia/



-- 
Victor


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [budaya_tionghua] Kelenteng di TiongKok, Kelenteng di Indonesia

2008-02-25 Terurut Topik Mr sanliong thee
Sdr Harry Alim,
Perkenalkan nama saya Sunny Thee dan saya senang
membaca cersil.Setelah membaca email saudara yang
mengatakan telah pergi ke tempat tempat yang
berhubungan dengan cersil,saya tertarik untuk
mengetahui dan mendapatkan bimbingan dari sauadara
pada kesempatan saya pergi ke Tiongkok lagi.
Terima kasih saudara harry
Salam
Sunny Thee
--- harry alim [EMAIL PROTECTED] wrote:

 sdr siapa kenapa,
 
 saya bukan pemburu kelenteng, tetapi karena sering
 pergi ke tiongkok untuk 
 melihat  'tempat2' yang berhubungan dengan cerita
 silat,  jadi cukup banyak 
 tempat di Tiongkok yang sudah dikunjungi baik di
 utara, selatan, timur barat 
 maupun tengah. Dan juga tertarik dengan masalah
 budaya, sehingga banyak baca 
 buku berkaitan dengan budaya dan sejarah. Perjalanan
 itu yang membuat banyak 
 melihat kelenteng di Tiongkok.
 
 Terima kasih tentang info website kelenteng di
 indonesia.
 
 Untuk melihat satu kelenteng di Indonesia beraliran
 apa, lihat lagi 
 paragraph  terakhir tulisan saya.
 
 Satu kelenteng, bisa di golongkan secara mudah
 dengan melihat semua obyek 
 ritual (baik yang di altar utama maupun yang tidak)
 yang ada di dalam 
 kelenteng itu pada saat ini. Ini adalah klassifikasi
 pertama.
 
 Bisa juga dengan menggolongkannya berdasarkan obyek
 ritual di altar utama. 
 Ini bisa disebut klassifikasi kedua.
 
 Lebih jauh bisa dilihat secara historis, kronologis,
 pernahkah obyek ritual 
 di altar utama mengalami perubahan? Apakah ada
 catatan yang dimiliki 
 kelenteng tersebut tentang hal ini?
 
 Penggolongan yang terakhir berdasarkan sejarah
 kelenteng tersebut. Pada saat 
 didirikan obyek ritual apa yang ditempatkan di altar
 utama?
 
 Dari sejarah juga bisa dipelajari bagaimanakah satu
 kelenteng mencapai 
 bentuk arsitektur yang terakhir seperti yang
 terlihat sekarang? Siapakah 
 atau komunitas apakah yang mendanai penambahan satu
 bagian tertentu 
 misalnya?
 
 Apakah kelenteng tersebut memiliki kronologis
 penempatan suatu obyek ritual? 
 Komunitas apakah yang mendanai dan menempatkan satu
 obyek ritual dan 
 kapankah obyek ritual tersebut ditempatkan?
 
 Banyak tenaga dan pikiran yang pasti akan dibutuhkan
 untuk menelusuri 
 sejarah setiap kelenteng di Indonesia, mungkin kalau
 anda tertarik bisa 
 memulai dengan framework seperti di atas, atau
 framework yang lain.
 
 salam,
 
 harry alim
 
 
 From: siapa kenapa [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Kelenteng di
 TiongKok, Kelenteng di Indonesia
 
 
  p.harry,
  Keliatannya anda nih pemburu kelenteng ya ?:-)
  Berikut ada website directori kelenteng di
 indonesia www.kelenteng.com 
  yang mungkin bisa dibubuhkan komentarnya,
 kira-kira kelenteng tsb 
  beraliran apa.
  Kalau jin de yuan aliran apa pak?
 
 
  From: harry alim [EMAIL PROTECTED]
  Subject: [budaya_tionghua] Kelenteng di TiongKok,
 Kelenteng di Indonesia
 
 
 
  Ketika tiba di Indonesia, kelenteng dibawa oleh
 masyarakat Tionghua dan
  terbentuk tidak dalam satu generasi saja. Sehingga
 kelenteng di Indonesia
  atau di Asia Tenggara lainnya agaknya merupakan
 bentukan dari masyarakat
  yang walaupun sama sama Tionghua, bisa jadi cukup
 heterogen juga. Katakan
  misalnya kelenteng X di satu tempat, karena
 umurnya misalnya sudah lebih 
  700
  tahun, masyarakat Tionghua pendukungnya bisa jadi
 sedikit berbeda pada 
  saat
  didirikan dan setelah 200 tahun kemudian misalnya
 dan juga dengan 
  masyarakat
  yang sekarang. Mungkin karena inilah kelenteng
 kelenteng di Indonesia 
  justru
  tidak menampakkan perbedaan obyek ritual separti
 yang jelas kelihatan di
  kelenteng Tiongkok.
 
  Salam,
 
  Harry Alim
 
 
 
 
 
 



  Get the name you always wanted with the new y7mail email address.
www.yahoo7.com.au/y7mail





Re: [budaya_tionghua] nama marga..

2008-02-25 Terurut Topik liang u
Sdr. Indra, (encoding: Chinese Simplified 2312)

ºî 
Mandarin (Hanyu Pinyin): Hou
Kheq: Heo (ejaan lama Heuw)
Hokkian: Hao atau Kao (Ejaan lama Hauw atau Kauw)

Asal: 

1.  Zaman Chunqiu (Musim Semi dan Musim Gugur, akhir
dinasti Zhou Timur) sekitar 300 tahun sebelum Masehi.
Dua orang  raja muda (Zhuhou) 
dari negara Jin dihukum mati oleh Jin Gonghou,
penguasa negara Jin. Keturunannya melarikan diri, dan
kemudian menggunakan nama jabatan orang tuanya hou
sebagai sne (marga). Keturunan inilah yang terbanyak.
 
2.  Keturunan sne Xiahou yang diangkat menjadi hou dan
kemudian menggunakan  Hou saja.
sbg snenya. 
 
3.  Minoritas orang non Han bangsa Xainbei yang
mengganti sne rangkapnya menjadi Hou saja. 

Pusat leluhur (qunwang) 
  Di Gujun, timur laut propinsi Hebei
sekarang, di Tiongkok Utara sekitar kabupaten Huailai
sekarang. 

Semoga membantu

Liang U

--- indra_tama270689 [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 teman-teman yang budiman..
 
 aq mau cari tau ne...
 asal muasal marga HOU..
 aq dari pontianak..
 marga aq ini setelah aq cari tau lebih banyak
 berasal dari
 Mempawah,kalimanta barat,,
 tapi karna pertikaian etnis antara dayak dan
 Tionghoa antara sekitar
 taun 1950-1960..
 keluarga besar kami mengungsi ke pontianak..
 
 kalo dalam bahasa khek nya..
 Heuw..
 nama saya heuw can khiun..
 
 teman-teman kalo ada yang ada informasi na..
 tolong beritahu saya..
 
 terima kasih
 
 
 



  

Never miss a thing.  Make Yahoo your home page. 
http://www.yahoo.com/r/hs


Re: [budaya_tionghua] Fwd: Mau tanya Nama...

2008-02-25 Terurut Topik liang u
Sdr. yang bertanya,
Anda tanya nama atau sne (marga), kalau nama Tjauw
tidak mungkin dijawab, sebab nama adalah milik
perorangan, tak pasti ada hubungannya dengan yang
lain. Kalau itu nama generasi, sne (marga)nya apa?
Kelompok apa? Kheq, Hokkian, Tiociu dll?
Tolong diperjelas dulu, kalau ada huruf Tionghoanya
lebih baik.
Salam
Liang U


--- Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Email ini singgah di inbox moderator. Ada yang bisa
 membantu ? 
 
 Terima kasih,
 
 Yongde
 
 ynt_rhy [EMAIL PROTECTED] wrote: Date: Wed, 23 Jan
 2008 02:15:09 -
 From: ynt_rhy [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Subject: Mau tanya Nama...
 
  
 
 Saya mau nanya nih tentang nama Tjauw...
 Tolong kasih tau silsilahnya dan masih ada g
 keturunan/silsilah
 keluarganya di Indonesia..
 Terimakasih
 http://gudang-kl.blogspot.com
 
 
 
 
 ÉúžéÖÐÈAÈË£¬ËÀžéÖÐÈA»ê
 

 -
 Be a better friend, newshound, and know-it-all with
 Yahoo! Mobile.  Try it now.
 
 [Non-text portions of this message have been
 removed]
 
 



  

Never miss a thing.  Make Yahoo your home page. 
http://www.yahoo.com/r/hs


Re: [budaya_tionghua] Diskusi Tentang Agama

2008-02-25 Terurut Topik liang u
Sdr. Hai Hai,
Ulasan yang baik sekali, mudah-mudahan anggota milis
bisa merenungkannya tidak perduli anda beragama apa.
Salam
Liang U


--- hai hai [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 
 Diskusi tentang agama sudah berlangsung berkali-kali
 dalam
 millis ini, namun semuanya selalu berakhir di antah
 brantah, bahkan kesepakatan
 untuk tidak sepakat pun tidak pernah dicapai. Hal
 demikian nampaknya bukan
 monopoli millis budaya_tionghua saja. Banyak
 millis-millis lain yang diskusi agamanya
 justru berakhir dengan saling maki. Kenapa hal
 demikian terjadi? Bukankah semua
 diskusi itu dimulai dengan tujuan untuk mencari
 solusi, kenapa justru berakhir
 dengan situasi yang jauh lebih mengenaskan
 dibandingkan ketika memulainya?
 
 
  
 
 
 Banyak orang yang tidak mau terlibat dalam debat
 atau
 diskusi tentang agama dengan alasan bahwa agama
 adalah keyakinan yang mustahil
 didiskusikan apalagi didiskusikan, mereka lalu
 mengajukan bukti-bukti baik
 berupa doktrin-doktrin agama yang saling
 bertentangan maupun contoh-contoh
 akhir dari diskusi-diskusi yang pernah dilakukan.
 Benarkah topik agama mustahil
 didiskusikan oleh dua atau lebih orang yang memeluk
 agama yang berbeda?
 
 
  
 
 
 Berikut ini adalah contoh topik-topik diskusi
 tentang agama
 yang hangat didiskusikan adalah:
 
 
  
 
 
 Kenapa
  sebuah agama disebut agama?Ajaran
  suatu agama.Prilaku
  pemeluk suatu agama.Ajaran
  sesat suatu agama.Agama
  lain di mata pemeluk agama tertentu.Pemeluk
  agama lain di mata pemeluk agama
 tertentu.Membandingkan
  ajaran dua agama yang berbeda.
 
  
 
 
 Mungkinkah contoh-contoh topik tersebut di atas
 didiskusikan
 antar pemeluk agama yang berbeda? Secara logika
 semua topik-topik tersebut di
 atas bisa didiskusikan, namun kenapa diskusi-diskusi
 tentang topik-topik
 tersebut di atas selalu berkembang menjadi luar
 biasa panas dan berakhir di
 antah brantah serta menimbulkan luka di hati
 orang-orang yang mendiskusikannya?
 
 
  
 
 
 Menurut saya, hal itu terjadi karena diskusi-diskusi
 dengan
 topik-topik tersebut di atas dilakukan dengan cara
 yang salah. Selama ini
 diskusi-diskusi dengan topik-topik tersebut di atas
 dilakukan tanpa menentukan
 BATAS-BATAS yang jelas dan tegas sehingga akhirnya
 berkembang tak terkendali. Tanpa
 pembatasan yang jelas dan tegas mustahil dapat
 melakukan diskusi dengan SISTEMATIS,
 karena sebelum suatu hal tuntas, kita sudah terlibat
 dalam hal lainnya. 
 
 
  
 
 
 Kesalahan kedua terjadi karena kita tidak menentukan
 STANDARD atau UKURAN sebagai dasar kebenaran dalam
 diskusi tersebut. Setiap
 agama memiliki ajaran sucinya. Pada sebagian agama
 ajaran suci tersebut
 tercatat dalam kitab sucinya, namun pada agama lain
 ajaran itu diajarkan secara
 lisan. Bila kita mendiskusikan topik diskusi no 2-6
 dari contoh topik tersebut
 di atas, maka diskusi harus dimulai dengan
 menjadikan ajaran suci dari agama
 yang bersangkutan sebagai STANDARD kebenaran hingga
 tuntas baru dilanjutkan
 dengan menggunakan standard lainya. Bila sistematika
 demikian tidak diikuti,
 maka mustahil kita dapat melakukan diskusi tentang
 agama dengan benar. 
 
 
  
 
 
 Kesalahan ketiga karena para peserta diskusi tidak
 berani
 terjun secara tuntas ke dalam diskusi tersebut. Saya
 teringat salah salah ayat
 dalam kitab Mengzi yang mengutip ucapan Kongzi
 berikut ini:
 
 
  
 
 
 Mereka yang
 melewati gerbangku, namun tidak mau masuk ke
 rumahku, aku tidak menyesalinya. 
 
 
 mereka hanya orang yang mencari perhatian untuk
 mendapat
 pujian di kampung halamannya. orang yang mencari
 perhatian untuk mendapat
 pujian di kampung halamannya, adalah pencuri
 kebajikan. Mengzi VIIB:37:7 -  Jin Xin  
 
 
  
 
 
 Walaupun yakin diri sendiri bukan orang yang
 dimaksudkan
 oleh Kongzi, namun umumnya kita berprasangka bahwa
 orang lain demikian. Kebanyakan
 umat beragama tidak mau memasuki ajaran agama orang
 lain secara tuntas karena dua
 alasan. Pertama, dia takut menemukan kebenaran dalam
 agama orang lain sehingga
 menggoyahkan iman atas agama yang dianutnya. Kedua,
 dia sudah memahami ajaran
 agama orang lain dengan baik sehingga merasa tidak
 perlu memasukinya lagi
 dengan tuntas. Umumnya umat agama demikian juga
 tidak mengizinkan pemeluk agama
 lain masuk secara tuntas ke dalam ajaran agamanya
 karena dua alasan. Pertama,
 dia takut orang lain tersebut menemukan ketidak
 sempurnaan di dalam ajaran
 agama yang dianutnya sehingga menggoyahkan imannya
 atas agama yang dianutnya.
 Kedua, dia berprasangka umat agama lain mustahil
 mampu memahami ajaran agama
 yang dianutnya dengan benar. 
 
 
  
 
 
 Kebanyakan pemeluk agama tidak memahami ajaran
 agamanya
 dengan baik. Umumnya mereka merasa cukup dengan
 meyakini doktrin-doktrin yang
 diajarkan tanpa mempertanyakannya apalagi
 mempelajarinya secara langsung dari
 kitab sucinya. Sebagian pemeluk agama bahkan yakin
 bahwa mempertanyakan
 doktrin-doktrin agama yang mereka anut adalah dosa.
 Itu sebabnya ketika umat
 agama lain 

[budaya_tionghua] Kapan Undangan Diskusi Budaya Tatung Dalam Festival Cap Go Meh di Singkawang

2008-02-25 Terurut Topik andry suryana
Hari minggu ini tanggal 2 Maret 2008


Andry:
Kapan ya ?


Andry Harmony

- Original Message 
From: Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, February 26, 2008 10:38:28 AM
Subject: [budaya_tionghua] Undangan Diskusi Budaya Tatung Dalam Festival Cap Go 
Meh di Singkawang

Dengan hormat,



Forum Diskusi Budaya Tionghoa dan Sejarah Tiongkok dengan ini

mengundang saudara-saudari sekalian untuk turut serta dalam acara

diskusi bersama mengenai budaya Tatung dalam festival Cap Go Meh di

Singkawang. 



Yang akan menjadi nara sumber adalah Ardian Cangianto . Bung Ardian

telah lama mendalami fenomena Tatung / Tangsin. Minggu lalu beliau

berkesempatan mengunjungi Singkawang bersama beberapa rekan.

Rencananya juga akan ada pemutaran film festival di Singkawang.



Jadwal acara: 13.30 WIB s/d selesai.



Lokasi: 

Kompleks Ruko 46 (sebelah Imora/Honda Auto Plaza)

Jl. Pangeran Jayakarta No. 46 Blok D-14

Jakarta



Terima kasih.


[budaya_tionghua] OOT: HIDUP SEHAT ALAMI - Dr. Tan Tjiauw Liat

2008-02-25 Terurut Topik astri rahadi
- Original Message - 
From: imanuel 
To: imanuel 
Sent: Tuesday, April 24, 2007 6:51 AM
Subject: FW: [tioin59] HIDUP SEHAT ALAMI - Dr. Tan Tjiauw Liat
 
 

 
HIDUP SEHAT ALAMI
Dr. Tan Tjiauw Liat
Oleh: Emma Madjid   
   (Majalah Nirmala, April-2007)
KITA boleh iri melihat sosok Dr Tan Tjiauw Liat. Bukan hanya fisiknya yang 
segar, sehat, dan lincah (tinggi 167 cm/berat 59 kg) tapi daya ingatnya juga 
luar biasa. Selama wawan­cara dua setengah jam, ia membuka lebih dari 10 buku, 
di antaranya How To Use Glutamine to Strengthen the Immune System, Improve 
Muscle Mass  Heal the Digestive Tract, The Anti-aging Zone, dan Water Cures: 
Drugs Kill untuk menunjukkan latar belakang pendapat­nya. Buku-buku tersebut 
hanya sebagian kecil dari koleksi buku yang berjajar rapi di dalam lemari 
bukunya.
Saya benar-benar kagum pada dokter berusia 76 tahun itu. la bukan hanya ingat 
warna cover buku, judul, atau tempat buku itu disimpan, melainkan hafal di luar 
kepala isi buku-buku itu. Mulai dari alinea, kalimat, yang sudah diberi dua 
garis dengan tinta merah, sampai kata per kata!. Luar biasa
Buku-buku, jurnal-jurnal kesehatan, news­letter, baginya merupakan harta yang 
tak terni­lai. Ketika banjir melanda Jakarta tahun 2002, rumahnya di bilangan 
Pluit tak luput dari ben­cana. Anak-anaknya khusus menyewa truk dan jukung 
untuk mengevakuasinya, namun Dr Tan tetap bertahan hanya mengungsi ke ru­mah 
tetangganya. la enggan beranjak dari rumahnya. Lantaran buku-buku saya masih 
di dalam, katanya. la hanya minta dibawakan sayuran mentah sebagai menu 
makannya.
Senjatanya: tomat dan mentimun
Pukul 15.00 saat mewawancarai Dr Tan di tempat praktiknya di Pluit, tampak 
beberapa pasien yang mengalami stroke mulai berda­tangan. Beberapa pasien harus 
dipapah atau didorong di kursi roda, untuk sampai ke ruang praktik. Pria 
berkacamata yang sore itu menge­nakan kemeja putih lengan pendek itu lang­sung 
berdiri dan membuka pintu kamar prak­tiknya. Dengan suara yang nyaring yang 
meru­pakan ciri khasnya, ia menyapa para pasien dan memperkenalkan mereka 
kepada saya.
Ini pasien saya yang sudah berumur 100 tahun. Nah, bapak yang itu tadinya 
stroke berat, sekarang sudah bisa jalan. Pasien yang duduk di kursi roda itu 
otaknya sudah dibedah di rumah sakit. Waktu datang tidak berdaya sama sekali, 
tetapi setelah saya anjurkan makan tomat dan mentimun, kondisinya jauh lebih 
baik, ujarnya sambil menunjuk ke arah pasien­-pasien yang dimaksud. Mereka 
tampak ceria, dan mengatakan bahwa gairah hidupnya kembali setelah dirawat 
dengan penuh kasih sayang oleh Dr Tan.
Dulu 'kapal keruk'
Dokter Tan mengaku kesadaran akan pentingnya hidup sehat, tumbuh sejak lima 
tahun terakhir ini. Sedari kecil saya doyan makan. Kalau sedang ada perayaan 
Cap Go Meh, Nenek menyediakan berbagai macam makanan enak. Tentu saja saya 
'sikat' sampai perut saya keras kekenyangan, tuturnya.
Kebiasaan makan enak itu terus berlanjut sampai ia bersekolah di Jakarta. 
Waktu itu saya indekos di Jalan Raden Saleh. Dalam waktu 3 bulan, berat badan 
saya bertambah 13 kg, katanya. Sampai ia berkeluarga, ia belum bisa mengerem 
kebiasaannya itu. Saya sering makan di hotel berbintang lima yang memberi 
diskon 50% untuk paket makan sepuasnya (all you can eat) Saya pikir, kapan lagi 
bisa makan enak dengan harga murah? Di sana saya bisa ngopi dan makan 
sepuasnya, tutur Dr Tan mengenang kebiasaannya ketika ia berusia 60 tahun.
Bukan Dr Tan namanya jika berbicara tanpa data. Dari lacinya, ia menge­luarkan 
selembar foto diri saat bobotnya 80 kg. Penampilannya sama sekali berbeda 
dengan sosok yang berada di depan saya!
Namun setelah itu badannya mulai terasa tidak nyaman. Pada waktu berjalan, 
misalnya, dadanya terasa sesak. Padahal saya rajin mengukur tekanan darah, dan 
hasilnya normal, 120/80, katanya.
Pada satu kesempatan berkunjung ke Australia menengok seorang anaknya yang 
bersekolah di sana, ia mendatangi seorang dokter. Dari pemeriksaan yang 
dilakukan oleh dokter itu, diketahui tekanan darahnya melesat sampai 180. 
Dokter menyuruh saya minum obat. Tetapi saya bilang, NO!. Saya katakan 
kepadanya, saya akan kembali tiga bulan lagi, dan saya pasti sudah sembuh, 
ujarnya.
Pulang dari dokter, ia langsung ngeloyor ke toko buku mencari buku kesehatan. 
Saya tidak mau sakit, saya ingin panjang umur. Nah, sejak itu saya gandrung 
membaca buku-buku mengenai kesehatan, katanya.
Sekolah di Internet
Latar belakang pendidikannya sebagai dokter lulusan FKUI tahun 1958 dan 
spesialis radiologi sangat mendukung keinginannya untuk menemukan kunci hidup 
sehat. Penguasaannya terhadap bahasa Inggris, Belanda, dan Mandarin secara 
aktif memudahkannya membaca dan menyerap ilmu kesehatan dari berbagai sumber.
Sampai sekarang saya masih belajar dan terus belajar. Sekolah saya Internet. 
Media cybernet atau penjelajahan situs-situs Internet yang dapat 
dipertanggung­jawabkan, semakin memperluas wasasan saya, 

[budaya_tionghua] Re: Berangkat ke Indonesia

2008-02-25 Terurut Topik Han Hwie Song
Sdr. Sdr. Yth.
 
Karena ibu mertua saya mendapatkan serangan Stroke otak, dan dirawat di
RS, (umur 90 tahun) maka istri saya akan menyambangi ibunya. 
Saya beranggapan istri saya yang sudah senior juga tidak begitu sehat, maka
mau tidak mau meskipun badan saya kurang sehat saya berkwajiban untuk
mengantar beliau.
Maka saya akan berangkat pada tanggal 27 februari ke Jakarta. 
Pada kesempatan ini saya akan nyekar bunga pada makam orang tua saya.
Di Indonesia saya gunakan untuk memperkuat badan saya, karena sesudah itu
saya harus mendapatkan kemoterapi yang tidak ringan.
 
Sampai ketemu dan salam bahagia,
 
Han Hwie-Song
 


[Non-text portions of this message have been removed]



[budaya_tionghua] Kelenteng Poncowinatan Yogya

2008-02-25 Terurut Topik Hendri Irawan
Ada yang tahu lebih jelas mengenai masalah ini ? Kalau bisa termasuk
berbagi tentang sejarah kelenteng ini.

foto:
http://foto.detik.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/02/tgl/26/time/143621/idnews/900211/idkanal/157/id/1

berita:
http://www.detiknews.com/indexfr.php?url=http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/02/tgl/26/time/132347/idnews/900141/idkanal/10

26/02/2008 13:23 WIB
Warga Yogya Demo Pengrusakan Tembok Klenteng Poncowinatan
Bagus Kurniawan - detikcom

Jakarta - Warga Yogyakarta tergabung dalam Gerakan Masyarakat Peduli
Cagar Budaya (Gempar Budaya) melakukan aksi demo. Mereka protes
pengrusakan tembok bangunan Klenteng Poncowinatan Yogyakarta.

Warga menuntut pembangunan tembok sekolah Budya Wacana yang berbatasan
klenteng dihentikan. Sebab hal itu merusak salah satu bangunan benda
cagar budaya (BCB).

Aksi yang diikuti berbagai elemen seperti Yayasan Bhakti Loka, Bonang
Foundation, Jogja Heritage Society, Kaum Muda Nahdlatul Ulama (KMNU)
itu digelar di halaman klenteng di Jl Poncowinatan, Jetis Yogyakarta,
Selasa (26/2/2006).

Aksi menarik para pedagang dan pembeli Pasar Kranggan Yogyakarta yang
berada di depan klenteng tersebut. Mereka menyaksikan jalannya aksi
dari balik pagar besi klenteng Poncowinatan.

Dalam aksinya warga membawa beberapa poster dan spanduk bertuliskan
'klenteng bukan barang jarahan, cabut IMMB Pemkot Yogya, benda cabar
budaya bukan untuk dijarah/dirusak.

Massa juga melakukan orasi bergantian menolak pembangunan gedung
sekolah Budaya Wacana yang dilakukan Yayasan Budaya Wacana. Mereka
juga menuntut Yayasan Budya Wacana segera menghentikan pembangunan
gedung sekolah berlantai tiga dan mengembalikan kawasan cagar budaya
klenteng yang telah dirusak.

Bangunan di kawasan klenteng  yang didirikan di atas tanah Sultan
tahun 1897 pada masa Sultan HB VII. Di kawasan itu berdiri Sekolah
Tionghoa Hak Tong (THHT) yang dibangun 1907.

Kami meminta pembangunan segera distop, karena secara hukum tidak
sah. Yayasan BW tidak berhak sebab sampai sekarang status kelolanya
adalah Yayasan Bhakti Loka yang juga mengurusi klenteng, kata Z.
Siput Lokasari kepada wartawan di sela-sela aksi.

Usai aksi, Ziput kemudian menunjukkan bagian tembok bangunan yang
rusak akibat pembangunan gedung sekolah. Tampak sebagian batu bata
hancur dan sebagian lagi masih berdiri. Pembangunan gedung sekolah
tersebut tetap berjalan, meski polisi sudah memasang police line.

Lihat saja, masih ada pekerja yang membangun. Mereka sudah tidak
menghiraukan kami dengan dalih IMBB sudah sah, meski sudah ada surat
penghentian pembangunan, kata Siput sambil menunjuk ke arah beberapa
orang pekerja proyek yang masih bekerja. ( bgs / djo )