[budaya_tionghua] Uang , pengakuan, keegoisan .siapa benar siapa salah :)
Dari bacaan tentang pengakuan orang china terhadap orang tionghua Indonesia, ada yg merasa masih diakui, ada yg bilang tidak, ada yg perlu duit baru diakui, ada yg bilang tidak, semua argumentasi itu benar semua, tidak ada yg salah, tergantung siapa yang dihadapi, lokasi mana yg dihadapi, provinsi mana yg dimaksud, pengalaman sebelum saya ke china dan saat tinggal di china adalah : Waktu orang tua saya mau operasi mangkok lutut,,di Singapore punya saudara yang masih berhubungan, pada saat itu mau operasi di Singapore, akhir nya disarankan ke Fujian/Xiamen karena lebih murah, dan ada saudara di Tong An (masuk pemerintahan Xiamen), pada saat sampai di xiamen, ternyata semua sudah diurus, padahal belum pernah kenal, dan belum pernah ketemu, syukur operasi berhasil, dan biaya hanya 1/12 dari biaya kalau operasi di Singapore. Waktu saya tinggal di china, kemanapun saya pergi, pakaian apa saja, dimana saja, tidak pernah tuh ada yg cerita yg ngak ngak, malah sering ditraktir orang china, memang sih, ada yg argumentasi ada maunya , tapi kalau sampai tahunan tidak mendapat apa apa dari saya, hanya teman, apa masih ada maunya? Malah waktu tahun kemarin, pas tgl 17 agustus 2007 , gue paksa staff staff ku upacara bendera di pabrikku, malah di ketawain bahwa sy fisik china, tapi jiwa Indonesia J), untung ngak ditangkap : Cuma di ledekinJ) Tapi yg saya tahu, di China, biasanya orang masing masing daerah sangat membanggakan orang daerah nya, dan orang dari daerah lain dianggap remeh, orang shanghai menganggap orang shanghai paling hebat, orang Beijing menganggap orang Beijing paling hebat, orang utara selalu menganggap orang selatan terbelakang, demikian sebaliknya. Jadi kalian argumentasi soal uang, pengakuan dll hanya buang buang waktu, coba lah, yg sudah kelamaan tinggal di utara, sekali kali keliling yg di timur (shanghai, Guangzhou dan sekitarnya), demikian sebaliknya dari tempat lain, selatan, utara, barat , cobalah liat tingkah laku orang ditempat lain, percuma kalian argumentasi , ngak mungkin ada titik temu. Oh ya, saudara saudara yang masih merasa warga Negara Indonesia, dari pada cuap cuap di mailing list, lebih baik , berbaktilah untuk Indonesia, jika bisa pulang berbakti untuk Negara sendiri lebih baik dari pada merasa bangga tinggal di Negara leluhur. Tapi, jika dipikir pikir, memang orang tionghua dimana pun juga ngak beda sama yg di leluhur, keras kepala dan mau menang sendiri, hehehhehehe, just pendapat pribadi
[budaya_tionghua] Re: Kehidupan luks dan dekadensi Tempo Doeloe dan sekarang (bagian kedua)
Kehidupan luks dan dekadensi Tempo Doeloe dan sekarang (Bagian kedua) Karena yang tampak keluar kegiatannya, chususnya seperti yang dimaksud dalam judul cerita ini ialah mereka yang tergolong menengah atas dan golongan yang kaya, apalagi kalau kita bicarakan tentang penghidupan luks dan dekadensi. Maka saya bicarakan mereka yang masuk dalam tingkat social yang lumayan dan tinggi. Saya harap dengan tulisan di bab ini bahwa romatik kultur jaman Tempo Doeloe, yang sudah lewat bisa dihidupkan dan biar dia bicara lagi pada anda para pembaca,. Meskipun kekuatan memori saya ini sekarang sudah melemah karena kesenioranku, operasi yang besar dua kali dan dan banyaknya pengobatan dengan kemoterapi. Kalau kita jalan-jalan di Supermall, Tunjungan Plaza etc. Kita lihat banyak nyonya-nyonya, gadis-gadis dengan teman sejawatnya atau bersama pacarnya berjalan dimall-mall dengan ditangannya membawa tas-tas plastic dengan nama toko-toko yang elit, luks. Kalau mereka sudah dapat apa yang mereka mau beli, mereka berhenti duduk beristirahat dicafetaria-cafetaria makan kuwe basah dengan es cream, atau makan direstoran-restoran di Mall-mall itu. Mereka ini dengan teman-temannya, makan minum sambil ketawa dan bercakap-cakap, kelihatan puas, menunjukkan kebruntungannya (Hok-Gi) bisa beli pakean, sepatu dan sebagainya yang luks menurut kesenangannya. Mereka bebas berpergian, bebas bicara dan lebih bebas hubungan antara kedua kelamin, pergi shopping atau nonton bioskop. Apalagi pada hari saptu atau minggu mall-mall dan restoran-restoran itu penuh dengan manusia yang datang dan pergi untuk shopping dan makan-makan. Jalan-jalan di mall-mall pada hari saptu dan minggu adalah biasa bagi orang Indonesia jaman sekarang, apalagi pemuda-pemudi jaman sekarang, meskipun tidak beli sesuatu, hanya untuk penggantian keadaan untuk kekeluargaan dan memberi kesegaran semangat, penghidupan jiwa. Tempo Doeloe nyonya-nyonya setingkat sosial yang tinggi, dan anak-anak gadisnya kalau belanja menyuruh pegawainya untuk beli, atau pergi dengan suaminya dan anak-anaknya. Pakean tidak bisa nyuruh orang beli karena harus pas dengan badannya, mereka memanggil penjahit datang kerumah mengukur badannya dan sekalian membawa bahan kainnya. Saya dengar cerita dari orang yang satu generasi lebih tua dari saya mengatakan bahwa ibunya kalau beli sarong, toko sarong langgannannya membawa puluhan sarong dan kalau cocok dengan selera nyonya rumah, bisa beli sampai sepuluh buah atau lebih. Mereka kalau pesan kebayanya juga bukan hanya satu saja, bisa sampai lima kebaya atau lebih dicocokkan dengan sarongnya, karena itu si penjahit biasanya membawah bahan kainnya lebih dari cukup. Demikian juga dengan sepatunya dan pakean dalamnya seperti beha dan celana dalamnya etc. Bukankah ini keterlaluan, menghambur-hamburkan uang, keadaan ini mungkin over reaksinya atau sifat-sifat yang ekstrim, Saya beranggapan kalau berkelebihan, saya kira bukan lagi penghidupan yang luks, tetapi dapat dikatakan dekadensi, kebiasaan, norma-norma, ethik yang menurun, jatuh kebawah. Cara hidup demikian ini dinamakan dekadensi karena kebiasaan ini tidak berguna bagi kehidupan bermasyarakat yang baik dan tidak mendidik pada generasi mudanya. Mereka tidak tahu bagaimana harus melalukan kesepian dan waktu-waktu yang senggang. Mereka main maciok, domino, rasan-rasan, beli barang-barang untuk memenuhi keinginannya dan untuk mengisih waktu. Karena rasan-rasan ini banyak terjadi bertengkaran antar keluarga terutama disebabkan karena omongan yang berkelebihan yang keluar dari mulut wanita, atau bertengkaran karena anak-anaknya. Dirumahnya banyak sepatu-sepatu, pakean-pakean, sarong dan kebaya yang dipakai sekali saja, bahkan belum pernah dipakai. Nyonya dan gadis-gadis Tionghoa jarang keluar sendirian, dan ini dapat dipikir bahwa bagi nyonya-nyonya dari keluarga demikian tidak tahu bagaimana mereka harus melalukan waktunya. Umumnya mereka tidak kerja, dirumah cukup pembantunya. Umumnya mereka saling menamu minum teh kerumah familinya atau teman baiknya dengan makan kuwe kering atau kuwe basah. Teh disuguhkan didalam cangkir dengan lepeh seperti biasanya. Cara mereka minum teh yang panas itu ialah, teh dituang dilepeh dulu agar agak dingin baru diminum. Mereka bicara-bicara tentang keluarga, penghidupan tetapi umumnya ialah rasan-rasan tentang orang lain, ini adalah topik yang sangat interesan bagi mereka. Apalagi mengenai suami orang lain yang berbuat diluar rumah diluar batas norma-noma moral yang dulu dikatakan orang dengan terminologi hidung belang atau nyeleweng, punya gundik. Tetapi tidak tahu bahwa sang suami diluar tahunya juga demikian. Sisuami berkata pada istrinya begitu agar tidak dicurigai kelakuannya diluar, karena dia membicarakan tentang temannya yang ethiknya kurang baik. Dari pengalaman jaman doeloe maka diciptakanlah lagu Terang Bulan yang cocok dengan keadaan jamannyai, lagu ini berkata: Terang bulan, terang bulan dipinggir kali, jangan percaya mulut lelaki,
Re: [budaya_tionghua] Kosakata Hokkian
halo temen2, yang saya masih penasaran itu adalah gendongan bayi... biasanya di rumah panggilannya cukin... kaen panjang warna merah (biasanya) yang bergambar liong en phoenix. itu bahasa hokkian bukan? soalnya saya sendiri kan keluarga khek... greysia - Original Message From: ibc [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sunday, August 17, 2008 9:05:40 AM Subject: [budaya_tionghua] Kosakata Hokkian -Original Message- From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto:budaya_tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of hartantodedy Sent: 17 Agustus 2008 11:15 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Kosakata Hokkian Dear all, Kalau boleh saya ingin mengingat-ingat (nostalgia) perbendaharaan kosakata hokkian tempo doeloe. pangkeng = kamar tidur loteng = lantai dua ciakah = telanjang kaki (dulu saya pikir ini bahasa sunda) kemoceng = pembersih debu dari bulu ayam Apakah bahasa hokkiannya ketimun (bonteng-sunda) , binatu, tukang gigi palsu. Apakah artinya panglong ( di Medan semua orang pakai kata ini untuk menyebut toko material bangunan), toko kelontong ( kalau dipikir-pikir kata tokonya juga koq jadi aneh). Lalu apa sebutannya alat bunyi-bunyian pedagang kain keliling, yang terbuat dari kulit ular, ada antingnya dua berbunyi til-tok kalau diputar bolak balik. # mungkin bunyinya tang-tong # ## dari ini muncul asalnya istilah pedagang kelontong ( sunda : kolontong) , keliling kekampung-kampung bawa macam-macam kain dan alat rumah tangga ## sekarang orang dari Tasikmalaya yang rajin jualan keliling alat rumah tangga. Kelenteng : katnya asalnya dari suara lonceng yang mengiringi ketika rahib / hwesio berdoa, liam keng. Pernah dengar : hun keng, thiam tang, sim ceh, hio low, tie kong, toa pe kong, su hu ? Salam, No virus found in this outgoing message. Checked by AVG. Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.4/1616 - Release Date: 16/08/2008 17:12
Re: [budaya_tionghua] OOT : PDP: Caleg Suara Terbanyak tak Taat UU
Dear para moderator, Boleh ga protes? Bapak Kukuh ini dari kemarin isinya cuma posting OOT yang ga ada hubungannya sama sekali ama budaya tionghoa, nambah pengetahuan juga engga... mohon dipertimbangkan lagi isi-isi sampah nya ini... biar kita ga cape membuangnya... Pak Kukuh, disini umumnya tidak tertarik sama politik praktis, segala macam iklan agama... silahkan lempar ke forum lain. greysia - Original Message From: Kukuh Simorangkir [EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, August 17, 2008 1:59:26 AM Subject: [budaya_tionghua] OOT : PDP: Caleg Suara Terbanyak tak Taat UU 17/08/2008 01:35 PDP: Caleg Suara Terbanyak tak Taat UU M Husni NanangINILAH.COM, Jakarta - Sempitnya waktu penentuan calon legislatif oleh KPU yang hanya satu bulan dinilai akan membuat banyak partai politik tidak menaati UU Pemilu. Tidak taatnya partai politik ini terkait dengan penetapan caleg berdasarkan suara terbanyak, bukan lagi mengacu pada nomor urut. Masalah yang timbul sendiri adalah masalah waktu, bayangkan waktu yang mestinya empat bulan dimampatkan menjadi satu bulan. Banyak partai lain yang akhirnya tidak taat undang-undang yakni memakai sistem suara terbanyak, kata pimpinan Kolektif Nasional Partai Demokrasi Pembaruan (PDP) Roy BB Janis usai deklarasi Barisan Merah Putih (BMP PDP) di kantor Pimpinan Kolektif Nasional PDP, Jakarta, Sabtu (16/8). Menurut Roy sistem suara terbanyak itu tidak taat UU, namaun kalau dibilang melanggar juga tidak. Sementara itu, dalam menentukan calegnya, PDP tidak memakai sistem suara terbanyak, tapi nomor urut dengan Bilangan Pembagi Pemilih sebesar 30%. Dengan menaati undang-undang akan memberikan contoh yang baik, karena undang-undang harus ditaati dan dilaksanakan, ujar Roy. Ketika ditanya penggunaan sistem suara terbanyak yang menguntungkan caleg dengan nomor urut 1 yang terkesan tidak berkeringat, Roy menjelaskan bahwa justru nomor 1 atau nomor jadi itu mempunyai tanggung jawab yang besar, baik mengolah daerah, pemilih dan kemudian memenangkan. Sedangkan yang di bawah itu menjadi tim sukses, sehingga bisa bekerjasama semua, ujarnya.[L2]
[budaya_tionghua] Re: Fenomena diskriminasi media internasional pada penyiaran pembuka
he he he gw Thangoubheng, bukan perwira alengka. Cuma yang gw denger dari cerita cerita saat itu perwira alengka demi keamanan nyawanya juga mesti sembunyi di belakang SBY mainkan role sbg juru bicara seputar paradigma baru TDA di episode pertama rangkaian reformasi internal TDA dari Trilogi Security Sector Reform yg sampai sekarang masih berlangsung. Perwira Alengka setau gw tidak berpikir partial, model bikin pao an tui begini, tetapi kesisteman, holistic. makanya jangan bawa bawa dia dalam debat gak mutu ini he he he Dia ikut memikirkan UU Pertahanan, UU TDA dan saat ini juga menggodok UU Keamanan Nasional. Sebagai payung dari seluruh Security Sector Reform yg ada. Itu ditataran strategic. Di tataran operasional, khususnya dlm bidang capasity building HRD saat ini dia sedang menata Alengkan Defence University kawah candra dimuka bagi para perwira untuk mengetahui world systems, world dynamics dlm kaitannya dgn security studies/ strategic studies Makanya, in the long run, at strategic level dari pada berpikir bikin pao an tui _ pao an tui an segala why not kalian kalian yang mengaku dekat dengan PRC government kok tidak mengajak PRC government utk terlibat dalam project ini minimal sebagai bagian dari penanaman influence dan pembentukan G to G, Mil to Mil networking dimana 7 negara besar ikut serta dgn donasi 20 jt US/ano. Dan sampai saat ini PRC tidak terlibat sama sekali Soal jurus ilusimati??? He he he Elo percaya dengan semua itu??? Elo pikir kita kita ini penganut ilmu sesat theory conspiracy dari shao lin cabang see heek?? he he he Dalam pertemuan dengan anak anak milis sebelah gw ketawa waktu mereka tanya itu semua. Ke mereka gw udah bilangin gak usah terlalu serius soal itu bahwa itu jurus jurus bayangan, the shadow boxing, the shadow government memang di mainkan dengan kiu im sinkang level sembilan tujuannya adalah untuk pukul ke timur menyerang ke barat yang mana yang isi itu kadang kosong yang kosong itu kadang isi. pukul anak sindir menantu, kerennya dan semua itu dirancang bukan tidak dengan guna he he he PS: Elo moderator, menentukan kemana arahnya milis ini elo bawa dulu milis ini mungkin main main, tetapi sekarang punya image suka tidak suka semua terekam dalam political mapping Section One kalo elo aja yang kejebur, gak apa apa tapi kalo semuanya elo bawa tampias, elo dosa besar deh. Lun Yu tidak pernah mengajarkan kita melawan dengan kekerasan. Ketika PRC maju saat ini, gunakanlah momentum ini untuk hal yang positif. Mari bangun negeri ini, dengan ikut dalam sistem yg ada. Ikutlah semua even politik di semua sektor pemerintahan yang ada --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] wrote: Gak usah banyak ngomong deh. Waktu kerusuhan tahun 98 mana batang hidung lu2 orang yang katanya perwira alengka. Ngaca dulu situ, perwira apaan. Bukannya malah menjaga keamanan, pada ngilang semua. Sudah selesai baru pada bermunculan sok-sok pada menimpakan masalah dengan segala macam teori ilusimati. Hormat saya, Yongde
[budaya_tionghua] Re:Kehidupan luks dan dekadensi Tempo Doeloe (satu bagian dari otobiografi saya) bersambug
Dr. Tony S. yang budiman, Trimakasih atas tulisan anda yang membangun. Memang seperti kita berdua pernah berdiskusi bahwa kita berharap agar etnis Tionghoa bisa merasakan dirinya sebagai bagian integral rakyat dan bangsa Indonesia, dan memberikan kontribusinya. Maka artikel-artikel saya sebisanya menuju kesana. Memberikan kepercayaan pada mereka atas kemampuannya, seperti yang pernah dikerjakan oleh leluhur kita: memberikan kontribusi pada negara yang telah mengadoptir kita. Dalam bab ini saya menulis romantik dari kultur Hua Yi, kekayaannya juga segi-segi negatifnya, karena berkat adanya guru-guru berupa THHK, Baperki, HCTNH, Chung Hua Chung Hui, Chung Hua Hwee, PTI, perkumpulan sport, musik dan koran-koran merobah, dan membangun kembali semangat mereka dengan mendidik moral yang baik. Dalam hal ini jangan dilupakan para ilmuwan kita seperti Mr. Yap Thiam Hien, Mr. Lie Eng Hok, Gouw Giok Siong, prof. Oei Hway Kiem guru besar fysiologi dan biokimia Airlangga, Dr. Pouw Tek Hie ahli bedah dosen Airlangga dan ahli-ahli kedokteran lainya. Tetapi ini saya tulis dalam bab yang lain. Kalau anda atau teman-teman milis yang lain yang bisa membantu nama-nama Huayi yang telah memberikan kontribusi saya sangat bertrimakasih atas bantuannya tidak buat saya, tetapi juga buat generasi muda Hua Ren. Saya juga sudah mengarang panjang dalam ukuran saya ttg. riwayat orang Tionghoa Tempo Doeloe, tetapi karena sudah diterbitkannya buku dari teman kita Sdr. Benny, yang begitu komplit dan berkwalitas, maka saya simpen (bukan otobiografi saya) artikel tsb.. Memang karangan saya ini juga saya kirim ke milis Ureca. Trimakasih atas dorongan anda, kalau nanti kita bertemu akan saya usahakan membicarakan dengan anda membuka pintu kerja sama Trisakti dengan universitas di Hokkian. Trimakasih atas dorongan anda ini, Sampai berjuma lagi, HS. Han Re: [budaya_tionghua] Re:Kehidupan luks dan dekadensi Tempo Doeloe (satu bagian dari otobiografi saya) bersambug Ts Dr. Han Yth; Ada baiknya tulisan ini juga dikirim ke URECA - sebab ada baiknya dibaca oleh kelompok yang lain . Apalagi kalau mau dijadikan OtoBiografi yang lebih detail. Tentunya akan jadi Wacana kelompok muda agar tau Masyarakat Pertengahan sejak dulu BERJUANG dengan TEKUN dan SERIOUS untuk mendapatkan TEMPAT/ KEDUDUKAN yang lebih tehormat. Mereka harus tahu SULITnya bersaing ! dan perjuangan sampai Dr.. Han berhasil !Hal unu tidak diperoleh dalam satu dua tahun !! Bagaimana anda harus ikut pindah2 sampai akhirnya terdampar di Holland - dan dapat berbuat positif untuk Holland maupun Tiongkok. INI yang HRUS ditiru oleh yang lain !! Sampai jumpa; Tony S
[budaya_tionghua] Re: Fenomena diskriminasi media internasional pada penyiaran pembuka
Pertama, terima kasih atas kritik, saran dan ancamannya. Kedua, dari tim moderator tidak ada satupun yang dekat dengan any government. Entah itu PRC, Tekwan, ataupun One World. Ketiga, soal neo-Bao An Dui setahu saya tidak ada moderator yang mendukung ide ini. Bahkan di mana-mana ide Bao An Dui dan Han murni tetap dicounter. Dan mengenai Bao An Dui ini, anda dan banyak orang hanya berkutat ke masalah Bao An Dui bersekongkol dengan NICA ataupun pro-NICA. Sayang sekali sisi kelompok yang terdesak di antara ayam dan bebek yang lagi berebut sama sekali tidak digubris. Kalau memang baik ayam dan bebek tidak mengganggu kelompok itu membabi buta memangnya siapa yang kurang kerjaan tenteng senjata ? Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, thangoubheng [EMAIL PROTECTED] wrote: he he he gw Thangoubheng, bukan perwira alengka. Cuma yang gw denger dari cerita cerita saat itu perwira alengka demi keamanan nyawanya juga mesti sembunyi di belakang SBY mainkan role sbg juru bicara seputar paradigma baru TDA di episode pertama rangkaian reformasi internal TDA dari Trilogi Security Sector Reform yg sampai sekarang masih berlangsung. Perwira Alengka setau gw tidak berpikir partial, model bikin pao an tui begini, tetapi kesisteman, holistic. makanya jangan bawa bawa dia dalam debat gak mutu ini he he he Dia ikut memikirkan UU Pertahanan, UU TDA dan saat ini juga menggodok UU Keamanan Nasional. Sebagai payung dari seluruh Security Sector Reform yg ada. Itu ditataran strategic. Di tataran operasional, khususnya dlm bidang capasity building HRD saat ini dia sedang menata Alengkan Defence University kawah candra dimuka bagi para perwira untuk mengetahui world systems, world dynamics dlm kaitannya dgn security studies/ strategic studies Makanya, in the long run, at strategic level dari pada berpikir bikin pao an tui _ pao an tui an segala why not kalian kalian yang mengaku dekat dengan PRC government kok tidak mengajak PRC government utk terlibat dalam project ini minimal sebagai bagian dari penanaman influence dan pembentukan G to G, Mil to Mil networking dimana 7 negara besar ikut serta dgn donasi 20 jt US/ano. Dan sampai saat ini PRC tidak terlibat sama sekali Soal jurus ilusimati??? He he he Elo percaya dengan semua itu??? Elo pikir kita kita ini penganut ilmu sesat theory conspiracy dari shao lin cabang see heek?? he he he Dalam pertemuan dengan anak anak milis sebelah gw ketawa waktu mereka tanya itu semua. Ke mereka gw udah bilangin gak usah terlalu serius soal itu bahwa itu jurus jurus bayangan, the shadow boxing, the shadow government memang di mainkan dengan kiu im sinkang level sembilan tujuannya adalah untuk pukul ke timur menyerang ke barat yang mana yang isi itu kadang kosong yang kosong itu kadang isi. pukul anak sindir menantu, kerennya dan semua itu dirancang bukan tidak dengan guna he he he PS: Elo moderator, menentukan kemana arahnya milis ini elo bawa dulu milis ini mungkin main main, tetapi sekarang punya image suka tidak suka semua terekam dalam political mapping Section One kalo elo aja yang kejebur, gak apa apa tapi kalo semuanya elo bawa tampias, elo dosa besar deh. Lun Yu tidak pernah mengajarkan kita melawan dengan kekerasan. Ketika PRC maju saat ini, gunakanlah momentum ini untuk hal yang positif. Mari bangun negeri ini, dengan ikut dalam sistem yg ada. Ikutlah semua even politik di semua sektor pemerintahan yang ada --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hendri Irawan henyung@ wrote: Gak usah banyak ngomong deh. Waktu kerusuhan tahun 98 mana batang hidung lu2 orang yang katanya perwira alengka. Ngaca dulu situ, perwira apaan. Bukannya malah menjaga keamanan, pada ngilang semua. Sudah selesai baru pada bermunculan sok-sok pada menimpakan masalah dengan segala macam teori ilusimati. Hormat saya, Yongde
[budaya_tionghua] Re: OOT : PDP: Caleg Suara Terbanyak tak Taat UU
Protes diterima. Yang bersangkutan sudah pernah dikirimi surat cinta karena mengirimkan artikel provokasi antara agama nasrani dan islam. Kemudian terus menerus mengirimkan hal-hal yang tidak berhubungan dengan topik milis. Sekitar 3 jam sebelum posting anda muncul, status yang bersangkutan sudah diset tidak bisa melakukan posting. Kalau yang bersangkutan membaca email ini dan mau protes, silakan hubungi tim moderator. Tapi bingung juga, tadi baru menerima saran (well, di jaman babeh ini maksudnya perintah) Ikutlah semua even politik di semua sektor pemerintahan yang ada jadi tidak tahu tuh apakah dengan memblokir email beginian dianggap menyalahi perintah, eh saran. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, greysia susilo junus [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear para moderator, Boleh ga protes? Bapak Kukuh ini dari kemarin isinya cuma posting OOT yang ga ada hubungannya sama sekali ama budaya tionghoa, nambah pengetahuan juga engga... mohon dipertimbangkan lagi isi-isi sampah nya ini... biar kita ga cape membuangnya... Pak Kukuh, disini umumnya tidak tertarik sama politik praktis, segala macam iklan agama... silahkan lempar ke forum lain. greysia - Original Message From: Kukuh Simorangkir [EMAIL PROTECTED] Sent: Sunday, August 17, 2008 1:59:26 AM Subject: [budaya_tionghua] OOT : PDP: Caleg Suara Terbanyak tak Taat UU 17/08/2008 01:35 PDP: Caleg Suara Terbanyak tak Taat UU M Husni NanangINILAH.COM, Jakarta - Sempitnya waktu penentuan calon legislatif oleh KPU yang hanya satu bulan dinilai akan membuat banyak partai politik tidak menaati UU Pemilu. Tidak taatnya partai politik ini terkait dengan penetapan caleg berdasarkan suara terbanyak, bukan lagi mengacu pada nomor urut. dipotong
Re: [budaya_tionghua] Uang , pengakuan, keegoisan .siapa benar siapa salah :)
Masalahnya bukan tidak mau berbakti ke negara sendiri...di indo kita merasa tidak di welcome..mo gmn berbakti..apa pernah liat ada orang keturunan china jadi jendral ato posisi penting di pemerintahan..? Powered by Telkomsel BlackBerry� -Original Message- From: Hung wicaksana [EMAIL PROTECTED] Date: Sun, 17 Aug 2008 22:51:29 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Uang , pengakuan, keegoisan .siapa benar siapa salah :) Dari bacaan tentang pengakuan orang china terhadap orang tionghua Indonesia, ada yg merasa masih diakui, ada yg bilang tidak, ada yg perlu duit baru diakui, ada yg bilang tidak, semua argumentasi itu benar semua, tidak ada yg salah, tergantung siapa yang dihadapi, lokasi mana yg dihadapi, provinsi mana yg dimaksud, pengalaman sebelum saya ke china dan saat tinggal di china adalah : Waktu orang tua saya mau operasi mangkok lutut,,di Singapore punya saudara yang masih berhubungan, pada saat itu mau operasi di Singapore, akhir nya disarankan ke Fujian/Xiamen karena lebih murah, dan ada saudara di Tong An (masuk pemerintahan Xiamen), pada saat sampai di xiamen, ternyata semua sudah diurus, padahal belum pernah kenal, dan belum pernah ketemu, syukur operasi berhasil, dan biaya hanya 1/12 dari biaya kalau operasi di Singapore. � Waktu saya tinggal di china, kemanapun saya pergi, pakaian apa saja, dimana saja, tidak pernah tuh ada yg cerita yg ngak ngak, malah sering ditraktir orang china, memang sih, ada yg argumentasi ada maunya , tapi kalau sampai tahunan tidak mendapat apa apa dari saya, hanya teman, �apa masih ada maunya? Malah waktu tahun kemarin, pas tgl 17 agustus 2007 , gue paksa staff staff ku upacara bendera di pabrikku, malah di ketawain bahwa sy fisik china, tapi jiwa Indonesia J), untung ngak ditangkap : Cuma di ledekinJ) � Tapi yg saya tahu, di China, biasanya orang masing masing daerah sangat membanggakan orang daerah nya, dan orang dari daerah lain dianggap remeh, orang shanghai menganggap orang shanghai paling hebat, orang Beijing menganggap orang Beijing paling hebat, orang utara selalu menganggap orang selatan terbelakang, demikian sebaliknya. � Jadi kalian argumentasi soal uang, pengakuan dll hanya buang buang waktu, coba lah, yg sudah kelamaan tinggal di utara, sekali kali keliling yg di timur (shanghai, Guangzhou dan sekitarnya), demikian sebaliknya dari tempat lain, selatan, utara, barat , cobalah liat tingkah laku orang ditempat lain, percuma kalian argumentasi , ngak mungkin ada titik temu. � Oh ya, saudara saudara yang masih merasa warga Negara Indonesia, dari pada cuap cuap di mailing list, lebih baik , berbaktilah untuk Indonesia, jika bisa pulang berbakti untuk Negara sendiri lebih baik dari pada merasa bangga tinggal di Negara leluhur. � Tapi, jika dipikir pikir, memang orang tionghua dimana pun juga ngak beda sama yg di leluhur, keras kepala dan mau menang sendiri, hehehhehehe, just pendapat pribadi
[budaya_tionghua] Re: Uang , pengakuan, keegoisan .siapa benar siapa salah :)
Pak David, Masih tinggal di Indonesia dan ikutin berita ? Itu Marie Pangestu ? Teddy Joesoef ? Kwik Kian Gie yang tersingkir ? Di milis ini ada loh yang jadi tentara juga. Coba anda perhatikan nama-nama aneh seperti tong sampah, tang obeng, gan tio lie, kunci pas, kotak pen. Denger-denger mereka semua berkedudukan tinggi tuh. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, david [EMAIL PROTECTED] wrote: Masalahnya bukan tidak mau berbakti ke negara sendiri...di indo kita merasa tidak di welcome..mo gmn berbakti..apa pernah liat ada orang keturunan china jadi jendral ato posisi penting di pemerintahan..? Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Hung wicaksana [EMAIL PROTECTED] Date: Sun, 17 Aug 2008 22:51:29 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Uang , pengakuan, keegoisan .siapa benar siapa salah :) Dari bacaan tentang pengakuan orang china terhadap orang tionghua Indonesia, ada yg merasa masih diakui, ada yg bilang tidak, ada yg perlu duit baru diakui, ada yg bilang tidak, semua argumentasi itu benar semua, tidak ada yg salah, tergantung siapa yang dihadapi, lokasi mana yg dihadapi, provinsi mana yg dimaksud, pengalaman sebelum saya ke china dan saat tinggal di china adalah :
[budaya_tionghua] Re: pipa candu
yang saya tahu di Singapura, tepatnya di Chinatown. Persis depan Chinatown museum. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ini rico! [EMAIL PROTECTED] wrote: halo, numpang tanya, apakah ada yang tahu dimana saya dapat memperoleh pipa candu jaman dulu? adakah yang menyimpannya? saudara saya yang sedang menulis tesis mengenai hukum di masyarakat tionghoa indonesia jaman belanda sangat menginginkannya. saya ingin memberi pipa itu sebagai kenang2an.. apakah ada yang dapat membantu? terima kasih sebelumnya.. salam
[budaya_tionghua] Re: Kosakata Hokkian
Buat yang penasaran sama cukin, yang biasanya bau pesing Ibu-ibu sering menggendong anak yang masih kecil dengan cukin (chiu- kin). Untuk ikat pinggang dipakai angkin (ang-kin). http://15meh.blogspot.com/2008/04/pengaruh-budaya-tionghoa-dalam- budaya.html Ngomong punya omong kemana empe punya Liang U Salam, Dedy --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, greysia susilo junus [EMAIL PROTECTED] wrote: halo temen2, yang saya masih penasaran itu adalah gendongan bayi... biasanya di rumah panggilannya cukin... kaen panjang warna merah (biasanya) yang bergambar liong en phoenix. itu bahasa hokkian bukan? soalnya saya sendiri kan keluarga khek... greysia - Original Message From: ibc [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sunday, August 17, 2008 9:05:40 AM Subject: [budaya_tionghua] Kosakata Hokkian -Original Message- From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto:budaya_tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of hartantodedy Sent: 17 Agustus 2008 11:15 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Kosakata Hokkian Dear all, Kalau boleh saya ingin mengingat-ingat (nostalgia) perbendaharaan kosakata hokkian tempo doeloe. pangkeng = kamar tidur loteng = lantai dua ciakah = telanjang kaki (dulu saya pikir ini bahasa sunda) kemoceng = pembersih debu dari bulu ayam Apakah bahasa hokkiannya ketimun (bonteng-sunda) , binatu, tukang gigi palsu. Apakah artinya panglong ( di Medan semua orang pakai kata ini untuk menyebut toko material bangunan), toko kelontong ( kalau dipikir- pikir kata tokonya juga koq jadi aneh). Lalu apa sebutannya alat bunyi-bunyian pedagang kain keliling, yang terbuat dari kulit ular, ada antingnya dua berbunyi til-tok kalau diputar bolak balik. # mungkin bunyinya tang-tong # ## dari ini muncul asalnya istilah pedagang kelontong ( sunda : kolontong) , keliling kekampung-kampung bawa macam-macam kain dan alat rumah tangga ## sekarang orang dari Tasikmalaya yang rajin jualan keliling alat rumah tangga. Kelenteng : katnya asalnya dari suara lonceng yang mengiringi ketika rahib / hwesio berdoa, liam keng. Pernah dengar : hun keng, thiam tang, sim ceh, hio low, tie kong, toa pe kong, su hu ? Salam, No virus found in this outgoing message. Checked by AVG. Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.4/1616 - Release Date: 16/08/2008 17:12
[budaya_tionghua] Re: Fenomena diskriminasi media internasional pada penyiaran pembuka
pak Pram, owe mah boekan locianpwee tapi lo ban tong alias bocah tua nakal hehehehehehe. sebenernya yg namanya pao an tui mah udah banyak di Indonesia, ditiap kota pasti ada itu pao an tui en salah satu tempat penggojlokannya kalu gak salah di Mega Mendung trus mesti daftar ke polres setempat. Gak perlu kaget dan aneh soalnya arti kata bao an dui or pao an tui itu sebenernya satpam hehehehehehehe Ngkale yg mau bentuk neo pao an tui itu usahanya di jasa keamanan pengawalan ya huahahahahhahahaa Ya lumayan bisa dapet untung seh buka usaha getu. Ardian --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Prometheus [EMAIL PROTECTED] wrote: Wah, baru sebentar tidak membuka milis, topiknya ternyata sudah bergeser jauh. Ehm. Kalau saya baca baik-baik, keliatannya dua locianpwee di bawah ini sama-sama tidak setuju dengan segala macam neo pao an tui yah (Silakan diklarifikasi bila salah). Tapi kok, kelihatan nya seperti sedang saling melempar jurus-jurus. Atau ini bagian dari drama-drama yang sudah di-set ? Atau saya yang terlalu sensitive ? Hehe. Anyway, memang benar bahwa system untuk menjamin keamanan dan keselamatan bagi warganegara perlu terus-menerus diperhatikan dan ditingkatkan. Tapi, tidak perlu kemudian, dilakukan terpisah-pisah oleh masing-masing kelompok masyarakat, karena synergy yang seharusnya bisa dihasilkan malah akan hilang. Jadi, memang lebih baik segala resources dikoordinasikan bersama saja melalui bentuk-bentuk system pertahanan/keamanan negara yang sudah (dan akan) disepakati. Yang punya uang, silakan ikuti aturan mainnya untuk ikut ber-kontribusi. Yang punya otot, silakan juga ikut lewat pintu-pintu yang sudah disediakan. Yang punya pemikiran, silakan ikut bergabung dengan think-tank. Begitu saja khan ? :) So, kalau ada wacana yang ngaco yah tinggal sama-sama dibenerin aja lah (walaupun mungkin lewat cara yang berbeda. Toch, tidak semua isi kepala orang itu sama, khan ?) Prometheus
[budaya_tionghua] Re: Fenomena diskriminasi media internasional pada penyiaran pembuka
ya elah kok gak napsu lage ? lumayan cuannya kalu bisa bikin pao an tui tuh. lagean yg namanya pao an tui itu daftar ke polres hehehehehehe gak percaya ada pao an liat sono bank kek perushaan gede kek pasti ada pao an tui tuh Gimana Minat buka pao an tui alias SATPAMãï¼ï¼ï¼ï¼ï¼ --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, thangoubheng [EMAIL PROTECTED] wrote: he he he ntar gw latih ilmu ilusimati dong mau jurus apa elo tinggal bilang aja. he he he Wah, kok balik ke Polri. Gak jadi dong kita bikin pao an tui. padahal dah napsu nih he he he --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c ardian_c@ wrote: Sekarang ini khan katanya dah merdeka puluhan taon so sewajarnya itu tugas POLRI !! Kerusuhan Ambon aje bbrp taon yg lampau bisa banyak laskar2 ala mereka. Makanya POLRI harus tegas menindas semua gerakan yg membahayakan keamanan dan ketentraman bernegara dan TIDAK MEMIHAK. Juga jgn maen generalisir melulu ah, ntar kayak Acun Garut tuh. Belajarlah MENGHUKUM pribadinya jgn kebiasaan menghukum massal. Kalu Polri ada unit anti separatisme yg sifatnya preventif dan reaktif, biar mrk yg bertindak dong.Batewai, wacana ya vs wacana aje sono. Masak tong sampah yg katanya banyak baca buku gak ngerti seh aturan gene ? Mesti gw yg masih bego ini cuap2 ? Yg perlu dibenerin itu otak2 dongo !! En perlu tau kenapa wacana itu timbul Kalu wacana itu ngaco ya benerin aje dong. Tapi kayaknya itu mah wacana di internet doang yg berseliweran en salah satu pendukungnye itu kalu gak salah fgqj yg digebotin rame2 dimana2 yg bawa2 KEMURNIAN DARAH HAN huehehehehehehehehehehe.darah hantu kale yg murni wekekekekekekekekeke. Or jgn2 itu gara2 ilusimati ya makanya pao an tui lahir huehehehehe so bisa jadi itu semua yg mo bentuk neo pao an tui gara2 pengaruh ilusimati ? so gak salah dong, yg salah ya itu ilusimati. Dah sono baca lagi Remaking Asia , baca sono yg bagian IMF. Or baca lagi Currency warsnya sono. Udah punya belon ? Jgn copypaste dari internet ya hehehehehehehhehee baitewai dilatih ape neh ? kongtai kun ? cao kun ? jipan kun ? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, thongshampah thongshampah@ wrote: he he he makanya dirikan lah pao an tui bagus kok tuh he he he ntar gw yang latih.
Re: [budaya_tionghua] Re: identitas was: Fenomena diskriminasi media internasional
Yup, emang ga bisa di generalisir, pengalaman tiap orang berbeda, dari tanggapan beberapa orang yang pernah singgah ke negri leluhur juga berbeda-beda, pengalaman kami itu di daerah DaBu - Moyan (sekarang MeiZhou) BuJi - ShenZhen. Yang bilang kami Fa Ciau itu ya yang anda bilang orang rendahan itu, ojek motor ojek prahu (kami harus nyebrang pakai prahu di suatu sungai yang lebar besar untuk sampai di kampung leluhur) pemilik toko di pasar waktu bli kembang api, kedengaran mereka itu lagi ngobrol dengan temannya sambil mencibir, mungkin mereka sangka orang tua saya hanya bisa bahasa mandarin sepatah dua patah, tapi kenyataannya orang tua saya bisa mendengar bahasa hak ngien. Andaikan tidak mencibir, mungkin hanya sebutan, tidak bisa dianggap konotasi merendahkan Tapi ada pengalaman beda dengan pelayan restauran kecil di pinggir jalan, mereka ramah banyak bertanya-tanya walaupun mereka tau kami perantauan, sayang mereka ga tau Indonesia, tapi lebih tenar Malaysia - Original Message - From: Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Monday, 18 August, 2008 08:14 Subject: [budaya_tionghua] Re: identitas was: Fenomena diskriminasi media internasional Pengalaman saya sendiri jauh berbeda. Dan itu saya dapatkan di Shanghai sebuah kota metropolitan. Saya tidak bawa uang berlebihan. Saya bukan orang kaya. Saya tidak bawa angpao. Tapi anehnya orang-orang situ tetap ramah, dan malah bilang zhongguoren ke saya. Dan kebaliknya kali ini saya yang beritahukan bahwa terminologi zhongguoren itu tidak tepat, ganti pakai huaren. Jadi ini saya yang aneh atau apa ? Apa karena orang-orang yang saya ajak interaksi itu cuma orang rendahan ? Karena memang saya ngobrol sama supir taksi, supir bus, pemilik toko kecil, orang-orang tua yang lagi maen musik di pinggir jalan. Maklum lah saya kan bukan siapa-siapa, jadi jalan-jalan ke situ gak bakalan ketemu tuh sama orang kaya, sama profesor, sama orang-orang pintar. Menurut saya semua pengalaman ini sifatnya personal. Di PRC ada 1,3 milyar orang. Tidak semua isi kepala orang itu sama ! Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] wrote: Pengalaman saya sih waktu ke kampung leluhur di katain FaCiau ama orang sono dikatain Fan Kui ama sodara sendiri... Tapi emang bener kalo bawa duit banyak, banyak orang yang menanyai kita terus di runut2 persaudaraannya, kalo ga ada tali persaudaraan kita langsung di tinggalin, tapi kalo masih ada tali persaudaraan biarpun jauuuh bener ya kita langsung di rangkul karena ngarepin AngPau (banyak kenalan juga yang bilang begitu), ude jadi kebiasaan kalo orang rantau sampe bisa pulang lagi berarti ude sukses kalo ketemu sodara kudu ngasih AngPau - Original Message - From: Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sunday, 17 August, 2008 20:15 Subject: [budaya_tionghua] Re: identitas was: Fenomena diskriminasi media internasional 1. Anda itu gaul dengan orang mana saja ? Kalau pebisnis dan orang kota tentu saja pikirannya duit. Sudah baca pengalaman apeq Liang U tinggal di pedalaman ? 2. Anda yakin kalau cari silsilah cuma buat pamer-pamer saja ? Jangan terlalu berlebihan lah. Banyak yang benar-benar menjadi jati dirinya, bukan seperti sementara orang yang sudah lupa diri karena banyak hal. Mungkin saja anda itu merasa bahwa anda itu tinggal di Beijing dan punya otoritas memberikan komentar. Tapi jangan lupa dunia ini tidak sesempit yang anda duga. Yang anda alami itu bisa jadi adalah kejadian personal. Banyak yang punya pengalaman yang jauh berbeda bahkan di kota besar sekalipun. Sudah refleksi diri belum ke siapa saja interaksi anda dan cara interaksi anda ? Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Eddy Prabowo Witanto eddypw@ wrote: Hahaha ya iya lah, siapa sih Anda, cuman sekedar orang asing yg mencoba merunut2 --katanya, katanya-- punya garis nenek moyang dari sini. Mbok Anda sampe jontor mulutnya berbusa2 bilang wo shi zhongguo ren, mereka cuman senyum dan sambil menggeleng bilang Anda itu siapa ya? Kelemahannya kurang lebih ada 2: Pertama, Anda sudah keturunan ke-antah berantah, yg mana sudah gak akan dihitung sebagai bagian mereka. Kedua, Anda orang asing. Tapi Anda akan dipeluk2 dan dianggap sebagai saudara, bahkan kayak sodara sekandung, kalau you bawa duit minimal 1T. Maka karpet merah menanti Anda. Hmm..mungkin topik ini harus diulang2 terus ya supaya banyak orang sadar untuk tidak lagi terjebak dalam ilusi yg semu (pseudoillution)? Belakangan ini emang makin banyak aja orang2 yg datang ke beberapa provinsi, mencoba menelusuri lagi --katanya-- jejak nenek moyang, sambil ke sana bawa buku silsilah. Tapi sih --kalo ketemu-- biasanya ujung2nya buat pamer sepulang ke Indonesia, pamer ke tetangga2 dan handai
[budaya_tionghua] Re: Fenomena diskriminasi media internasional pada penyiaran pembuka
lengkap sudah penderitaan moderator wakakakakakaka yg namanye zombie nuduh modie itu antek2 taiwan sekarang ente nuduh antek prc, trus org flg ada yg nuduh pro komunis, ada yg nuduh anti kristen, buddha , tao , islam. Ada yg bilang anti komunis segala. Ayo apa lage ? baitewai , org membangun negri itu macem2 caranya , ada yg di sektor politik, perdagangan en macem2. Olahraga aja itu termasuk membangun negri gak seh ? PEMBANGUNAN NEGERI ITU DISEGALA SEKTOR dan semua memiliki bagian masing2 yg tak bisa terpisahkan. Dan itu semua juga bicara kesempatan yg mereka miliki apa tidak jg apa mau meraihnya. Jgn selalu dipersempit hanya menjadi satu sektor , itu namanya penendanganan sektor2 lainnya. Seorang buruh tani di kampung saja SUDAH MEMBANGUN NEGRI. Membangun negri tidak usah muluk2 terlalu tinggi, mulailah dari hal yg sederhana, lingkungan terdekatnya terlebih dahulu, itu seperti yg diajarkan oleh Kong Zi !! Baru dari situ bisa menuju lingkungan yg lebih luas. Ente bawa2 lun yu ? hehehehe neh tak tambahin di ddj jg dilarang pake kekerasan huehehehehehehe Hu XueYan , seorg pedagang besar jaman Qing pernah ditanya apa permintaannya atas balas jasanya kpd negara ? Mintanya sederhana, NEGARA SENTOSA RAKYAT TENTRAM SEHINGGA IA BISA BERDAGANG DENGAN TENANG. Coba ke pasar2 , mrk jg harepin hal yg sama biar bisa dagang dgn tenang, para buruh angkut alias kuli, tukang rokok yg ada dipasar2 jg MENGHARAPKAN HAL YANG SAMA. Apa itu lantas pengharapan itu SALAH ?? Saat negara kacau, yg bisa kabur ya kabur yg gak isa kabur ya mandah alias pasrah. Liat Uganda, Rwanda aja waktu ada kekacauan Yg berduit pada angkat kaki kecuali SPEKULAN NEKAT ama org yg gak isa kemana2 alias pasang badan. Toh yg pasang badan jg ada yg ngelawan , ada yg pasrah , ada yg ikut arus, ada yg komat kamit Alias macem2 reaksinya yg gak isa kabur. PS: Elo moderator, menentukan kemana arahnya milis ini elo bawa dulu milis ini mungkin main main, tetapi sekarang punya image suka tidak suka semua terekam dalam political mapping Section One kalo elo aja yang kejebur, gak apa apa tapi kalo semuanya elo bawa tampias, elo dosa besar deh. Lun Yu tidak pernah mengajarkan kita melawan dengan kekerasan. Ketika PRC maju saat ini, gunakanlah momentum ini untuk hal yang positif. Mari bangun negeri ini, dengan ikut dalam sistem yg ada. Ikutlah semua even politik di semua sektor pemerintahan yang ada
[budaya_tionghua] Re: identitas was: Fenomena diskriminasi media internasional
hehehehehe fa ciau ya or huaqiao ?hua qiao seh artinya cine perantauan tuh or ada arti laen ? Oentoenk loe gak disebut si kiok sha alias uler kaki 4 yg uler bukan liong gak jadi. benernye disebut hua qiao mah gak salah kok kecuali die sebut loe zhongguoren , nah baru itu salah. Weleh sama2 hakka nyin ya wakakakakakkakakaka daerah Dabu, satu kampung ame walikota tionghoa di kalimantan ya ? kalu taon 80an ampe 90an awal ya lu balik kampung kures duit soalne lage pada kismin alias miskin. Sekarang mah terbalik kale. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] wrote: Yup, emang ga bisa di generalisir, pengalaman tiap orang berbeda, dari tanggapan beberapa orang yang pernah singgah ke negri leluhur juga berbeda-beda, pengalaman kami itu di daerah DaBu - Moyan (sekarang MeiZhou) BuJi - ShenZhen. Yang bilang kami Fa Ciau itu ya yang anda bilang orang rendahan itu, ojek motor ojek prahu (kami harus nyebrang pakai prahu di suatu sungai yang lebar besar untuk sampai di kampung leluhur) pemilik toko di pasar waktu bli kembang api, kedengaran mereka itu lagi ngobrol dengan temannya sambil mencibir, mungkin mereka sangka orang tua saya hanya bisa bahasa mandarin sepatah dua patah, tapi kenyataannya orang tua saya bisa mendengar bahasa hak ngien. Andaikan tidak mencibir, mungkin hanya sebutan, tidak bisa dianggap konotasi merendahkan Tapi ada pengalaman beda dengan pelayan restauran kecil di pinggir jalan, mereka ramah banyak bertanya-tanya walaupun mereka tau kami perantauan, sayang mereka ga tau Indonesia, tapi lebih tenar Malaysia - Original Message - From: Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Monday, 18 August, 2008 08:14 Subject: [budaya_tionghua] Re: identitas was: Fenomena diskriminasi media internasional Pengalaman saya sendiri jauh berbeda. Dan itu saya dapatkan di Shanghai sebuah kota metropolitan. Saya tidak bawa uang berlebihan. Saya bukan orang kaya. Saya tidak bawa angpao. Tapi anehnya orang-orang situ tetap ramah, dan malah bilang zhongguoren ke saya. Dan kebaliknya kali ini saya yang beritahukan bahwa terminologi zhongguoren itu tidak tepat, ganti pakai huaren. Jadi ini saya yang aneh atau apa ? Apa karena orang-orang yang saya ajak interaksi itu cuma orang rendahan ? Karena memang saya ngobrol sama supir taksi, supir bus, pemilik toko kecil, orang-orang tua yang lagi maen musik di pinggir jalan. Maklum lah saya kan bukan siapa-siapa, jadi jalan-jalan ke situ gak bakalan ketemu tuh sama orang kaya, sama profesor, sama orang-orang pintar. Menurut saya semua pengalaman ini sifatnya personal. Di PRC ada 1,3 milyar orang. Tidak semua isi kepala orang itu sama ! Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo liquidha@ wrote: Pengalaman saya sih waktu ke kampung leluhur di katain FaCiau ama orang sono dikatain Fan Kui ama sodara sendiri... Tapi emang bener kalo bawa duit banyak, banyak orang yang menanyai kita terus di runut2 persaudaraannya, kalo ga ada tali persaudaraan kita langsung di tinggalin, tapi kalo masih ada tali persaudaraan biarpun jauuuh bener ya kita langsung di rangkul karena ngarepin AngPau (banyak kenalan juga yang bilang begitu), ude jadi kebiasaan kalo orang rantau sampe bisa pulang lagi berarti ude sukses kalo ketemu sodara kudu ngasih AngPau - Original Message - From: Hendri Irawan henyung@ To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sunday, 17 August, 2008 20:15 Subject: [budaya_tionghua] Re: identitas was: Fenomena diskriminasi media internasional 1. Anda itu gaul dengan orang mana saja ? Kalau pebisnis dan orang kota tentu saja pikirannya duit. Sudah baca pengalaman apeq Liang U tinggal di pedalaman ? 2. Anda yakin kalau cari silsilah cuma buat pamer-pamer saja ? Jangan terlalu berlebihan lah. Banyak yang benar-benar menjadi jati dirinya, bukan seperti sementara orang yang sudah lupa diri karena banyak hal. Mungkin saja anda itu merasa bahwa anda itu tinggal di Beijing dan punya otoritas memberikan komentar. Tapi jangan lupa dunia ini tidak sesempit yang anda duga. Yang anda alami itu bisa jadi adalah kejadian personal. Banyak yang punya pengalaman yang jauh berbeda bahkan di kota besar sekalipun. Sudah refleksi diri belum ke siapa saja interaksi anda dan cara interaksi anda ? Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Eddy Prabowo Witanto eddypw@ wrote: Hahaha ya iya lah, siapa sih Anda, cuman sekedar orang asing yg mencoba merunut2 --katanya, katanya-- punya garis nenek moyang dari sini. Mbok Anda sampe jontor mulutnya berbusa2 bilang wo shi zhongguo ren, mereka cuman senyum dan sambil menggeleng bilang Anda itu siapa ya? Kelemahannya kurang lebih ada 2: Pertama, Anda sudah
[budaya_tionghua] Re: Fenomena diskriminasi media internasional pada penyiaran pembuka
Pak Tony yb, saya belum pantas dipanggil pak nih oleh anda yg senior.Jadi malu. Sebenarnya kita ini sdh terbiasa mencari kambing hitam ya, misalnya ada saingan dagang yg ramai, dipikirnya pasti main dukun or main tuyul. Juga terbiasa main hukum massal, misalnya satu org di kampung A membacok org kampung B, bisa2 satu kampung A vs kampung B. Bgaimana mau maju kalau begini terus ? Sekarang ini sering banyak yg teriak membangun negri dgn cara2 yg mungkin terlalu terbang ke langit. Padahal Kong Zi menekankan membangun negri itu dimulai dari membangun diri, keluarga , lingkungan baru negara. Masuk akal khan ? Ardian --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tony Setiabudhi [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Ardian dkk; Saya sepakat dgn idee anda; jangan kita cari permasalahan baru atau cari kambing item. Apakah kita RELA utk ikut serta dalam pembangunan SEMESTA - atau kita memang menginginkan ada NEGARA/ PROPINSI yang dulu pernah digagas oleh Bung Karno - Siauw Giok Tjhan - kasih dah PROPINSI baru yang akan di OTONOM kan-pasti bisa maju kayak Singapore !! Kalau ngga salah dulu ada alternatif Kalmantan Barat - nah ternyata Pemda nya sekarang khan orang Keturunan ?! Salam; Tony Setiabudhi --- On Sun, 17/8/08, ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote: From: ardian_c [EMAIL PROTECTED] Subject: [budaya_tionghua] Re: Fenomena diskriminasi media internasional pada penyiaran pembuka To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, 17 August, 2008, 9:28 PM
Re: [budaya_tionghua] Uang , pengakuan, keegoisan .siapa benar siapa salah :)
Kwik Kian Gie pernah jadi mentri lalu ketua BaPeNas Kalo Jendral, Jarang sekali saya dengar orang TiongHua mendaftarkan diri jadi polisi / TNI. Mungkin karena animo di masyarakat TiongHua kalo TiongHua itu ga ada tempat di kedua instansi tersebut Tapi ada kenalan saya bilang bahwa ada orang TiongHua dengan pangkat Major di kepolisian PolWilTaBes Bandung, lalu pernah ada di tv saya liat di PolRes Jakarta-barat ada PolWan TiongHua. Saya juga ada kenalan Kopasus (tapi lagi sekolah di Menado) seorang TiongHua, kebetulan dia senior saya di sekolahan tapi beda angkatan Kalo mao jadi jendral mungkin susah kali ya, berebutan banyak orang gitu - Original Message - From: david To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Monday, 18 August, 2008 15:59 Subject: Re: [budaya_tionghua] Uang , pengakuan, keegoisan .siapa benar siapa salah :) Masalahnya bukan tidak mau berbakti ke negara sendiri...di indo kita merasa tidak di welcome..mo gmn berbakti..apa pernah liat ada orang keturunan china jadi jendral ato posisi penting di pemerintahan..? Powered by Telkomsel BlackBerry� -- From: Hung wicaksana [EMAIL PROTECTED] Date: Sun, 17 Aug 2008 22:51:29 -0700 (PDT) To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Uang , pengakuan, keegoisan .siapa benar siapa salah :) Dari bacaan tentang pengakuan orang china terhadap orang tionghua Indonesia, ada yg merasa masih diakui, ada yg bilang tidak, ada yg perlu duit baru diakui, ada yg bilang tidak, semua argumentasi itu benar semua, tidak ada yg salah, tergantung siapa yang dihadapi, lokasi mana yg dihadapi, provinsi mana yg dimaksud, pengalaman sebelum saya ke china dan saat tinggal di china adalah : Waktu orang tua saya mau operasi mangkok lutut,,di Singapore punya saudara yang masih berhubungan, pada saat itu mau operasi di Singapore, akhir nya disarankan ke Fujian/Xiamen karena lebih murah, dan ada saudara di Tong An (masuk pemerintahan Xiamen), pada saat sampai di xiamen, ternyata semua sudah diurus, padahal belum pernah kenal, dan belum pernah ketemu, syukur operasi berhasil, dan biaya hanya 1/12 dari biaya kalau operasi di Singapore. Waktu saya tinggal di china, kemanapun saya pergi, pakaian apa saja, dimana saja, tidak pernah tuh ada yg cerita yg ngak ngak, malah sering ditraktir orang china, memang sih, ada yg argumentasi ada maunya , tapi kalau sampai tahunan tidak mendapat apa apa dari saya, hanya teman, apa masih ada maunya? Malah waktu tahun kemarin, pas tgl 17 agustus 2007 , gue paksa staff staff ku upacara bendera di pabrikku, malah di ketawain bahwa sy fisik china, tapi jiwa Indonesia J), untung ngak ditangkap : Cuma di ledekinJ) Tapi yg saya tahu, di China, biasanya orang masing masing daerah sangat membanggakan orang daerah nya, dan orang dari daerah lain dianggap remeh, orang shanghai menganggap orang shanghai paling hebat, orang Beijing menganggap orang Beijing paling hebat, orang utara selalu menganggap orang selatan terbelakang, demikian sebaliknya. Jadi kalian argumentasi soal uang, pengakuan dll hanya buang buang waktu, coba lah, yg sudah kelamaan tinggal di utara, sekali kali keliling yg di timur (shanghai, Guangzhou dan sekitarnya), demikian sebaliknya dari tempat lain, selatan, utara, barat , cobalah liat tingkah laku orang ditempat lain, percuma kalian argumentasi , ngak mungkin ada titik temu. Oh ya, saudara saudara yang masih merasa warga Negara Indonesia, dari pada cuap cuap di mailing list, lebih baik , berbaktilah untuk Indonesia, jika bisa pulang berbakti untuk Negara sendiri lebih baik dari pada merasa bangga tinggal di Negara leluhur. Tapi, jika dipikir pikir, memang orang tionghua dimana pun juga ngak beda sama yg di leluhur, keras kepala dan mau menang sendiri, hehehhehehe, just pendapat pribadi
[budaya_tionghua] Re: pipa candu
Halo Pak Ray, Terima kasih atas infonya. akan saya coba mencari teman yang ada di singapura, deh.. thx salam Re: pipa candu Posted by: Ray Indra [EMAIL PROTECTED] anthonyrayindra Mon Aug 18, 2008 3:21 am (PDT) yang saya tahu di Singapura, tepatnya di Chinatown. Persis depan Chinatown museum. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, ini rico! [EMAIL PROTECTED] .. wrote: halo, numpang tanya, apakah ada yang tahu dimana saya dapat memperoleh pipa candu jaman dulu? adakah yang menyimpannya? saudara saya yang sedang menulis tesis mengenai hukum di masyarakat tionghoa indonesia jaman belanda sangat menginginkannya. saya ingin memberi pipa itu sebagai kenang2an.. apakah ada yang dapat membantu? terima kasih sebelumnya.. salam
Re: [budaya_tionghua] Re: identitas was: Fenomena diskriminasi media internasional
Iye tuh, gue lupa cerita tentang Si Kiok Sa, tetangga di rumah gue (di Jakarta) suka nyebut Si Kiok Sa, gue pengen tau banget artinye ape sih, thank you ngkong Adrian Nkong Adrian, Ngai pergi baru taon lalu, di sono anak muda ude abis turun gunung ngerantau ke kota, yang ada cuma orang berumur 40 taon lebih ama anak2 kecil belasan taon. Ntah emang rombongan gue yang kebiasaan ngasih angpau, pokoknye oleh2 dari Jakarta di bawa banyak, tapi yang gue liat sendiri (gue nyusul perginya kaga brangkat bareng) ada yang dengan sengaja nyamperin kita terus tanya2 dari keluarga mana, ya terus ternyata sodara jauh ya di rangkul dah, pokoknya begitu kita datang nyalain petasan terus mereka pada dateng Ada satu lagi pengalaman ade gue di Aussie yang kerja ama orang asli dari ZhongGuo, die suka ngeledekin ama ade gue kalo ade gue tuh kaga di akui di mane-mane, tapi terus ade gue nyautin bahwa orang ZhongGuo itu sendiri keluar negri, berarti nanti lu juga kaga di akuin di mana-mana, dengan kesel orang ZhongGuo itu bilang kalo die ke aussie karena di suruh bapaknya buat ngelancarin bahasa linggis, huehehehe alibi di tolak Yang jadi pertanyaan ade gue, knape orang ZhongGuo benci banget ama Jepang, pernah sekali waktu die pulang kerja di pamit dengan bozznye mengucapkan Sayonara langsung ade gue di ocehin, die bilang, bahwa orang Jepang pernah ngebunuh orang ZhongGuo bukan hanya Puluhan Ribu, tapi Jutaan penduduk ZhongGuo, kalo ampe terjadi perang antara ZhongGuo dengan Jepang, maka bozz ade bakalan ngebunuhin orang Jepang yang ada di Sidney Juga pertanyaanye, knape orang Korea benci ama orang ZhongGuo? Ada yang tau? - Original Message - From: ardian_c [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Monday, 18 August, 2008 18:05 Subject: [budaya_tionghua] Re: identitas was: Fenomena diskriminasi media internasional hehehehehe fa ciau ya or huaqiao ?hua qiao seh artinya cine perantauan tuh or ada arti laen ? Oentoenk loe gak disebut si kiok sha alias uler kaki 4 yg uler bukan liong gak jadi. benernye disebut hua qiao mah gak salah kok kecuali die sebut loe zhongguoren , nah baru itu salah. Weleh sama2 hakka nyin ya wakakakakakkakakaka daerah Dabu, satu kampung ame walikota tionghoa di kalimantan ya ? kalu taon 80an ampe 90an awal ya lu balik kampung kures duit soalne lage pada kismin alias miskin. Sekarang mah terbalik kale. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] wrote: Yup, emang ga bisa di generalisir, pengalaman tiap orang berbeda, dari tanggapan beberapa orang yang pernah singgah ke negri leluhur juga berbeda-beda, pengalaman kami itu di daerah DaBu - Moyan (sekarang MeiZhou) BuJi - ShenZhen. Yang bilang kami Fa Ciau itu ya yang anda bilang orang rendahan itu, ojek motor ojek prahu (kami harus nyebrang pakai prahu di suatu sungai yang lebar besar untuk sampai di kampung leluhur) pemilik toko di pasar waktu bli kembang api, kedengaran mereka itu lagi ngobrol dengan temannya sambil mencibir, mungkin mereka sangka orang tua saya hanya bisa bahasa mandarin sepatah dua patah, tapi kenyataannya orang tua saya bisa mendengar bahasa hak ngien. Andaikan tidak mencibir, mungkin hanya sebutan, tidak bisa dianggap konotasi merendahkan Tapi ada pengalaman beda dengan pelayan restauran kecil di pinggir jalan, mereka ramah banyak bertanya-tanya walaupun mereka tau kami perantauan, sayang mereka ga tau Indonesia, tapi lebih tenar Malaysia - Original Message - From: Hendri Irawan [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Monday, 18 August, 2008 08:14 Subject: [budaya_tionghua] Re: identitas was: Fenomena diskriminasi media internasional Pengalaman saya sendiri jauh berbeda. Dan itu saya dapatkan di Shanghai sebuah kota metropolitan. Saya tidak bawa uang berlebihan. Saya bukan orang kaya. Saya tidak bawa angpao. Tapi anehnya orang-orang situ tetap ramah, dan malah bilang zhongguoren ke saya. Dan kebaliknya kali ini saya yang beritahukan bahwa terminologi zhongguoren itu tidak tepat, ganti pakai huaren. Jadi ini saya yang aneh atau apa ? Apa karena orang-orang yang saya ajak interaksi itu cuma orang rendahan ? Karena memang saya ngobrol sama supir taksi, supir bus, pemilik toko kecil, orang-orang tua yang lagi maen musik di pinggir jalan. Maklum lah saya kan bukan siapa-siapa, jadi jalan-jalan ke situ gak bakalan ketemu tuh sama orang kaya, sama profesor, sama orang-orang pintar. Menurut saya semua pengalaman ini sifatnya personal. Di PRC ada 1,3 milyar orang. Tidak semua isi kepala orang itu sama ! Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo liquidha@ wrote: Pengalaman saya sih waktu ke kampung leluhur di katain FaCiau ama orang sono dikatain Fan Kui ama sodara sendiri... Tapi emang bener kalo bawa duit
[budaya_tionghua] Generasi Lama Ada (Was: Uang , pengakuan, keegoisan .siapa benar siapa salah :)
Bung David dan teman0teman semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Nimbrung dikit ajah ya... Kalau generasi lama, yang jadi tentara dan berpengkat ada juga. Tong Djoe itu kalau tak salah ikut berjuang, entah jadi tentara secara resmi dan mendapat pangkat atau tidak, saya tidak yakin. Di ALRI, pernah ada satu (kolonel) orang Tionghua juga. Kalau tidak salah John Lie namanya. Saya pernah kenal juga beberapa orang Kolonel (kebanyakan 'mentok' sampai kolonel?) yang beker- ja di Kesdam (Ksehatan Kodam), biasanya sih sudah jadi dokter baru pada masuk militer. Di kepolisian, saya pernah punya twaku yang masuk jadi polisi di Bandung, lupa pangkatnya, namanya Tan Kim An, kalau ndak salah. Kalau di pemerintahan, jaman dulu ya cukup banyak. Terutama di bagian yang ada hubungannya dengan duit, BI, misalnya. Lha, ke- marin yang urusan aliran dana BI itu ada sne Oey. Pada prinsipnya, kalau ada orang Tionghua yang memang berbakat dan menonjol, mereka, kalangan pemerintahan mau mengakui, dan memberi kesempatan untuk maju dan ikut dalam pemerintahan koq. Masalahnya, banyak orang Tionghua generasi muda tidak lagi mau ikut terjun di bidang politik. Sudah terkondisi untuk terjun di bidang bisnis saja. Lebih suka menjadi 'mesin uang'? Generasi tahun 50-an, yang mengalami trauma G-30-S kayaknya me- mang jadi apatis(?) terhadap politik. Kalau lihat generasi ja- man Belanda, 1900-an, orang-orang Tionghua-nya aktip berpoli- tik, punya partai sendiri, punya suratkabar sendiri, duduk di parlemen. Sila lihat-lihat dokumen lama ttg itu di link berikut: http://tjamboek28.multiply.com/ Begitu saja kira-kira ya. Salam, Ophoeng, BSD City, Tangerang --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, david [EMAIL PROTECTED] wrote: Masalahnya bukan tidak mau berbakti ke negara sendiri...di indo kita merasa tidak di welcome..mo gmn berbakti..apa pernah liat ada orang keturunan china jadi jendral ato posisi penting di pemerintahan..? Powered by Telkomsel BlackBerry�
[budaya_tionghua] Re: identitas was: Fenomena diskriminasi media internasional
gw jadi bingung baca cerita lu, yg awal lu bilang dihina2 sekarang lu bilang disambut petasan en disambut. Yg bener yg mana ? Yg bunyinye ngibul yg mana ? Sorry aje ya, biar gw gak fasih hakfa , tapi baca tulisan lu bilang bahasa hakngin hehehehehe rasanye lu gak isa hakfa. Itu mah biasa kalu org khe gak isa bahasa khe sering disebut si kiok sa. En itu rasanya jg berlaku buat etnis2 laen dibelahan dunia. Oke balik ke hal yg serius. Org2 itu suka ngomong seenaknya, padahal secara jelas budaya tionghoa itu salah satunya pilar keluarga, so gak aneh sistem kekerabatan mrk jg termasuk yg lengkap. Bahkan sampai ada buku silsilah keluarga. Jadi kenapa mesti ribut2 kalu ada yg balik cari silsilah ? Itu secara tidak sadar terpatri dibenak setiap org mau mencari asal usul dirinya. Apakah hal itu salah ¡H Jangankan yg jauh merantau ke negara lain, yang masih dalam satu lingkup wilayah PRC saja mereka yang merantau tetap kembali ke kampung kelahiran atau juga kampung leluhur mereka. Ini jg berlaku di Indonesia kok. Lihat saja para perantauan yg ke pulau Jawa. Masalah Jepang vs China, ya jelas dan bukan hanya orang PRC saja tapi orang Korea juga benci orang Jepang. Orang Korea benci orang China ? hm itu bisa jadi gara2 sengketa klaim peninggalan arkeologi. Jaziarah Liao Dong itu bisa dibilang ada saham dalam pembentukan kerajaan Gu Chao Xian/goseon or Korea purba nah penggalian arkeologi katanya sih kerajaan itu ada di wilayah PRC. Nah itu ada bbrp yg chauvinist Korea barangkali tersinggung. Padahal itu adalah hasil penggalian arekologi. Kalau mau pikiran jernih, kenapa mesti diributin ? Toh itu hal yg lumrah dalam penelitian sejarah masa lampau, dimana arkeologi bagian dari ilmu sejarah khan. Seingat saya, ada prof.Thambu Anyang yg pernah meneliti keterkaitan suku Dayak dengan suku Miao di Yunnan. Apa itu membuat seluruh suku Dayak akan tersinggung ? Atau juga di buku sejarah Indonesia ditulis bahwa penduduk di Nusantara itu berasal dari Yunnan ? Sentimen yg keluar itu sentimen masalah arkeologi, tapi beda soal sentimen org Korea thdp org Jepang. Kalau masalah perang Korea hehehe, itu mah warisan perang dingin, dimana PRC perlu bemper atau wilayah penyangga, sama kayak Tibet. Kalau mau dipikir2, org Korea saja mengklaim perayaan Duanwu/pehcun itu sebagai warisan budaya, belum lagi fengshui dan jg lambang Yijing di benderanya. Hal begini jg bisa bikin org2 chinese kheqi sama org Korea hehehehehehe tapi apa sampe membenci org Korea ? Ini kok bau2nya nada ngetes ya huehehehehehehehehe Sekedar tips buat ngadepin sebagian org2 PRC yg lage pada ngerasa jago en suka ngerendahin huaren, itu pernah dilakukan thdp ponakan gw yg kebetulan skul di beijing. Bilang tanpa adanya huaren itu xinghai geming gak bakalan jadi. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] wrote: Iye tuh, gue lupa cerita tentang Si Kiok Sa, tetangga di rumah gue (di Jakarta) suka nyebut Si Kiok Sa, gue pengen tau banget artinye ape sih, thank you ngkong Adrian Nkong Adrian, Ngai pergi baru taon lalu, di sono anak muda ude abis turun gunung ngerantau ke kota, yang ada cuma orang berumur 40 taon lebih ama anak2 kecil belasan taon. Ntah emang rombongan gue yang kebiasaan ngasih angpau, pokoknye oleh2 dari Jakarta di bawa banyak, tapi yang gue liat sendiri (gue nyusul perginya kaga brangkat bareng) ada yang dengan sengaja nyamperin kita terus tanya2 dari keluarga mana, ya terus ternyata sodara jauh ya di rangkul dah, pokoknya begitu kita datang nyalain petasan terus mereka pada dateng Ada satu lagi pengalaman ade gue di Aussie yang kerja ama orang asli dari ZhongGuo, die suka ngeledekin ama ade gue kalo ade gue tuh kaga di akui di mane-mane, tapi terus ade gue nyautin bahwa orang ZhongGuo itu sendiri keluar negri, berarti nanti lu juga kaga di akuin di mana-mana, dengan kesel orang ZhongGuo itu bilang kalo die ke aussie karena di suruh bapaknya buat ngelancarin bahasa linggis, huehehehe alibi di tolak Yang jadi pertanyaan ade gue, knape orang ZhongGuo benci banget ama Jepang, pernah sekali waktu die pulang kerja di pamit dengan bozznye mengucapkan Sayonara langsung ade gue di ocehin, die bilang, bahwa orang Jepang pernah ngebunuh orang ZhongGuo bukan hanya Puluhan Ribu, tapi Jutaan penduduk ZhongGuo, kalo ampe terjadi perang antara ZhongGuo dengan Jepang, maka bozz ade bakalan ngebunuhin orang Jepang yang ada di Sidney Juga pertanyaanye, knape orang Korea benci ama orang ZhongGuo? Ada yang tau?
Re: [budaya_tionghua] OOT : PDP: Caleg Suara Terbanyak tak Taat UU
setuju dengan greysia susilo junus, jangan - jangan dijadikan kampanye? Untuk moderator mohon di banned saja, yang tidak hubungan dengannya budaya tionghoa, semoga menjadi catatan dan perhatian yang lain, terima kasih supriyanto --- On Mon, 8/18/08, greysia susilo junus [EMAIL PROTECTED] wrote: From: greysia susilo junus [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [budaya_tionghua] OOT : PDP: Caleg Suara Terbanyak tak Taat UU To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Monday, August 18, 2008, 1:55 AM Dear para moderator, Boleh ga protes? Bapak Kukuh ini dari kemarin isinya cuma posting OOT yang ga ada hubungannya sama sekali ama budaya tionghoa, nambah pengetahuan juga engga... mohon dipertimbangkan lagi isi-isi sampah nya ini... biar kita ga cape membuangnya. .. Pak Kukuh, disini umumnya tidak tertarik sama politik praktis, segala macam iklan agama... silahkan lempar ke forum lain. greysia - Original Message From: Kukuh Simorangkir helbertus_k@ yahoo.com Sent: Sunday, August 17, 2008 1:59:26 AM Subject: [budaya_tionghua] OOT : PDP: Caleg Suara Terbanyak tak Taat UU 17/08/2008 01:35 PDP: Caleg Suara Terbanyak tak Taat UU M Husni NanangINILAH.COM, Jakarta - Sempitnya waktu penentuan calon legislatif oleh KPU yang hanya satu bulan dinilai akan membuat banyak partai politik tidak menaati UU Pemilu. Tidak taatnya partai politik ini terkait dengan penetapan caleg berdasarkan suara terbanyak, bukan lagi mengacu pada nomor urut. Masalah yang timbul sendiri adalah masalah waktu, bayangkan waktu yang mestinya empat bulan dimampatkan menjadi satu bulan. Banyak partai lain yang akhirnya tidak taat undang-undang yakni memakai sistem suara terbanyak, kata pimpinan Kolektif Nasional Partai Demokrasi Pembaruan (PDP) Roy BB Janis usai deklarasi Barisan Merah Putih (BMP PDP) di kantor Pimpinan Kolektif Nasional PDP, Jakarta, Sabtu (16/8). Menurut Roy sistem suara terbanyak itu tidak taat UU, namaun kalau dibilang melanggar juga tidak. Sementara itu, dalam menentukan calegnya, PDP tidak memakai sistem suara terbanyak, tapi nomor urut dengan Bilangan Pembagi Pemilih sebesar 30%. Dengan menaati undang-undang akan memberikan contoh yang baik, karena undang-undang harus ditaati dan dilaksanakan, ujar Roy. Ketika ditanya penggunaan sistem suara terbanyak yang menguntungkan caleg dengan nomor urut 1 yang terkesan tidak berkeringat, Roy menjelaskan bahwa justru nomor 1 atau nomor jadi itu mempunyai tanggung jawab yang besar, baik mengolah daerah, pemilih dan kemudian memenangkan. Sedangkan yang di bawah itu menjadi tim sukses, sehingga bisa bekerjasama semua, ujarnya.[L2]
Re: [budaya_tionghua] Re: Kosakata Hokkian
Hi temen2 semua saya miliser baru disini sebelum gue komen wa perkenalkan dulu nama saya Chen Kuang saya orang Medan, saya suku tio chu untuk rekan2 semua mohon petunjuk bicara tentang bahasa hokkien dan tio chiu memang unik masing2 kedua bahasa banyak sekali persamaan tetapi banyak perbedaan hanya pada cara pengucapan Chen Kuang Pada 18 Agustus 2008 17:12, hartantodedy [EMAIL PROTECTED] menulis: Buat yang penasaran sama cukin, yang biasanya bau pesing Ibu-ibu sering menggendong anak yang masih kecil dengan cukin (chiu- kin). Untuk ikat pinggang dipakai angkin (ang-kin). http://15meh.blogspot.com/2008/04/pengaruh-budaya-tionghoa-dalam- budaya.html Ngomong punya omong kemana empe punya Liang U Salam, Dedy --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com, greysia susilo junus [EMAIL PROTECTED] wrote: halo temen2, yang saya masih penasaran itu adalah gendongan bayi... biasanya di rumah panggilannya cukin... kaen panjang warna merah (biasanya) yang bergambar liong en phoenix. itu bahasa hokkian bukan? soalnya saya sendiri kan keluarga khek... greysia - Original Message From: ibc [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua%40yahoogroups.com Sent: Sunday, August 17, 2008 9:05:40 AM Subject: [budaya_tionghua] Kosakata Hokkian -Original Message- From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto:budaya_tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of hartantodedy Sent: 17 Agustus 2008 11:15 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Kosakata Hokkian Dear all, Kalau boleh saya ingin mengingat-ingat (nostalgia) perbendaharaan kosakata hokkian tempo doeloe. pangkeng = kamar tidur loteng = lantai dua ciakah = telanjang kaki (dulu saya pikir ini bahasa sunda) kemoceng = pembersih debu dari bulu ayam Apakah bahasa hokkiannya ketimun (bonteng-sunda) , binatu, tukang gigi palsu. Apakah artinya panglong ( di Medan semua orang pakai kata ini untuk menyebut toko material bangunan), toko kelontong ( kalau dipikir- pikir kata tokonya juga koq jadi aneh). Lalu apa sebutannya alat bunyi-bunyian pedagang kain keliling, yang terbuat dari kulit ular, ada antingnya dua berbunyi til-tok kalau diputar bolak balik. # mungkin bunyinya tang-tong # ## dari ini muncul asalnya istilah pedagang kelontong ( sunda : kolontong) , keliling kekampung-kampung bawa macam-macam kain dan alat rumah tangga ## sekarang orang dari Tasikmalaya yang rajin jualan keliling alat rumah tangga. Kelenteng : katnya asalnya dari suara lonceng yang mengiringi ketika rahib / hwesio berdoa, liam keng. Pernah dengar : hun keng, thiam tang, sim ceh, hio low, tie kong, toa pe kong, su hu ? Salam, No virus found in this outgoing message. Checked by AVG. Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.4/1616 - Release Date: 16/08/2008 17:12
Re: [budaya_tionghua] Re: identitas was: Fenomena diskriminasi media internasional
Untuk semuanya; Saya setuju agar BINCANG2 kita dapat memperkaya Khazanah Budaya -dan tahu bahwa sistem KEKERABATAN yang paling SERASI - adalah sistem yag diatur oleh BUDAYA. Kalau dayak saja mengaku bahwa leluhurnya adalah dari Yunnan - Arkeologi menemukan Korea juga asalnya dari Tiongkok/ Xi An. Maka sewajarnyalah kita HUA REN/ Hua Yi; mengerti kelebihan maupun kekurangan warga masing2 termasuk kesukuan kita dari SONO nya !! --- On Mon, 18/8/08, ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote: From: ardian_c [EMAIL PROTECTED] Subject: [budaya_tionghua] Re: identitas was: Fenomena diskriminasi media internasional To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Monday, 18 August, 2008, 8:41 PM gw jadi bingung baca cerita lu, yg awal lu bilang dihina2 sekarang lu bilang disambut petasan en disambut. Yg bener yg mana ? Yg bunyinye ngibul yg mana ? Sorry aje ya, biar gw gak fasih hakfa , tapi baca tulisan lu bilang bahasa hakngin hehehehehe rasanye lu gak isa hakfa. Itu mah biasa kalu org khe gak isa bahasa khe sering disebut si kiok sa. En itu rasanya jg berlaku buat etnis2 laen dibelahan dunia. Oke balik ke hal yg serius. Org2 itu suka ngomong seenaknya, padahal secara jelas budaya tionghoa itu salah satunya pilar keluarga, so gak aneh sistem kekerabatan mrk jg termasuk yg lengkap. Bahkan sampai ada buku silsilah keluarga. Jadi kenapa mesti ribut2 kalu ada yg balik cari silsilah ? Itu secara tidak sadar terpatri dibenak setiap org mau mencari asal usul dirinya. Apakah hal itu salah ¡H Jangankan yg jauh merantau ke negara lain, yang masih dalam satu lingkup wilayah PRC saja mereka yang merantau tetap kembali ke kampung kelahiran atau juga kampung leluhur mereka. Ini jg berlaku di Indonesia kok. Lihat saja para perantauan yg ke pulau Jawa. Masalah Jepang vs China, ya jelas dan bukan hanya orang PRC saja tapi orang Korea juga benci orang Jepang. Orang Korea benci orang China ? hm itu bisa jadi gara2 sengketa klaim peninggalan arkeologi. Jaziarah Liao Dong itu bisa dibilang ada saham dalam pembentukan kerajaan Gu Chao Xian/goseon or Korea purba nah penggalian arkeologi katanya sih kerajaan itu ada di wilayah PRC. Nah itu ada bbrp yg chauvinist Korea barangkali tersinggung. Padahal itu adalah hasil penggalian arekologi. Kalau mau pikiran jernih, kenapa mesti diributin ? Toh itu hal yg lumrah dalam penelitian sejarah masa lampau, dimana arkeologi bagian dari ilmu sejarah khan. Seingat saya, ada prof.Thambu Anyang yg pernah meneliti keterkaitan suku Dayak dengan suku Miao di Yunnan. Apa itu membuat seluruh suku Dayak akan tersinggung ? Atau juga di buku sejarah Indonesia ditulis bahwa penduduk di Nusantara itu berasal dari Yunnan ? Sentimen yg keluar itu sentimen masalah arkeologi, tapi beda soal sentimen org Korea thdp org Jepang. Kalau masalah perang Korea hehehe, itu mah warisan perang dingin, dimana PRC perlu bemper atau wilayah penyangga, sama kayak Tibet. Kalau mau dipikir2, org Korea saja mengklaim perayaan Duanwu/pehcun itu sebagai warisan budaya, belum lagi fengshui dan jg lambang Yijing di benderanya. Hal begini jg bisa bikin org2 chinese kheqi sama org Korea hehehehehehe tapi apa sampe membenci org Korea ? Ini kok bau2nya nada ngetes ya huehehehehehehehehe Sekedar tips buat ngadepin sebagian org2 PRC yg lage pada ngerasa jago en suka ngerendahin huaren, itu pernah dilakukan thdp ponakan gw yg kebetulan skul di beijing. Bilang tanpa adanya huaren itu xinghai geming gak bakalan jadi. --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] . wrote: Iye tuh, gue lupa cerita tentang Si Kiok Sa, tetangga di rumah gue (di Jakarta) suka nyebut Si Kiok Sa, gue pengen tau banget artinye ape sih, thank you ngkong Adrian Nkong Adrian, Ngai pergi baru taon lalu, di sono anak muda ude abis turun gunung ngerantau ke kota, yang ada cuma orang berumur 40 taon lebih ama anak2 kecil belasan taon. Ntah emang rombongan gue yang kebiasaan ngasih angpau, pokoknye oleh2 dari Jakarta di bawa banyak, tapi yang gue liat sendiri (gue nyusul perginya kaga brangkat bareng) ada yang dengan sengaja nyamperin kita terus tanya2 dari keluarga mana, ya terus ternyata sodara jauh ya di rangkul dah, pokoknya begitu kita datang nyalain petasan terus mereka pada dateng Ada satu lagi pengalaman ade gue di Aussie yang kerja ama orang asli dari ZhongGuo, die suka ngeledekin ama ade gue kalo ade gue tuh kaga di akui di mane-mane, tapi terus ade gue nyautin bahwa orang ZhongGuo itu sendiri keluar negri, berarti nanti lu juga kaga di akuin di mana-mana, dengan kesel orang ZhongGuo itu bilang kalo die ke aussie karena di suruh bapaknya buat ngelancarin bahasa linggis, huehehehe alibi di tolak Yang jadi pertanyaan ade gue, knape orang ZhongGuo benci banget ama Jepang, pernah sekali waktu die pulang kerja di pamit dengan bozznye mengucapkan Sayonara langsung ade gue di ocehin, die bilang, bahwa orang Jepang pernah ngebunuh orang ZhongGuo bukan hanya Puluhan Ribu,
Re: [budaya_tionghua] Generasi Lama Ada (Was: Uang , pengakuan, keegoisan .siapa benar siapa salah :)
Iya maksud g zaman lu..skrg?yang ada cuma diskriminasi yang makin parah... Powered by Telkomsel BlackBerry� -Original Message- From: Ophoeng [EMAIL PROTECTED] Date: Mon, 18 Aug 2008 12:57:15 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Generasi Lama Ada (Was: Uang , pengakuan, keegoisan .siapa benar siapa salah :) Bung David dan teman0teman semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Nimbrung dikit ajah ya... Kalau generasi lama, yang jadi tentara dan berpengkat ada juga. Tong Djoe itu kalau tak salah ikut berjuang, entah jadi tentara secara resmi dan mendapat pangkat atau tidak, saya tidak yakin. Di ALRI, pernah ada satu (kolonel) orang Tionghua juga. Kalau tidak salah John Lie namanya. Saya pernah kenal juga beberapa orang Kolonel (kebanyakan 'mentok' sampai kolonel?) yang beker- ja di Kesdam (Ksehatan Kodam), biasanya sih sudah jadi dokter baru pada masuk militer. Di kepolisian, saya pernah punya twaku yang masuk jadi polisi di Bandung, lupa pangkatnya, namanya Tan Kim An, kalau ndak salah. Kalau di pemerintahan, jaman dulu ya cukup banyak. Terutama di bagian yang ada hubungannya dengan duit, BI, misalnya. Lha, ke- marin yang urusan aliran dana BI itu ada sne Oey. Pada prinsipnya, kalau ada orang Tionghua yang memang berbakat dan menonjol, mereka, kalangan pemerintahan mau mengakui, dan memberi kesempatan untuk maju dan ikut dalam pemerintahan koq. Masalahnya, banyak orang Tionghua generasi muda tidak lagi mau ikut terjun di bidang politik. Sudah terkondisi untuk terjun di bidang bisnis saja. Lebih suka menjadi 'mesin uang'? Generasi tahun 50-an, yang mengalami trauma G-30-S kayaknya me- mang jadi apatis(?) terhadap politik. Kalau lihat generasi ja- man Belanda, 1900-an, orang-orang Tionghua-nya aktip berpoli- tik, punya partai sendiri, punya suratkabar sendiri, duduk di parlemen. Sila lihat-lihat dokumen lama ttg itu di link berikut: http://tjamboek28.multiply.com/ Begitu saja kira-kira ya. Salam, Ophoeng, BSD City, Tangerang --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, david [EMAIL PROTECTED] wrote: Masalahnya bukan tidak mau berbakti ke negara sendiri...di indo kita merasa tidak di welcome..mo gmn berbakti..apa pernah liat ada orang keturunan china jadi jendral ato posisi penting di pemerintahan..? Powered by Telkomsel BlackBerry�
[budaya_tionghua] lam kenal...
salam kenal smua... saya Henry,baru aza gabung. marga saya Tan ___ Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com. http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
Re: [budaya_tionghua] Re: Kosakata Hokkian
Hallo, Saya Liang U ada di sini, baru buka email sudah anda jawab, cukin pelesetan dari chiukin atau 手巾 shoujin dalam Mandarin. Terima kasih. Liang U --- On Mon, 8/18/08, hartantodedy [EMAIL PROTECTED] wrote: From: hartantodedy [EMAIL PROTECTED] Subject: [budaya_tionghua] Re: Kosakata Hokkian To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Monday, August 18, 2008, 11:12 AM Buat yang penasaran sama cukin, yang biasanya bau pesing Ibu-ibu sering menggendong anak yang masih kecil dengan cukin (chiu- kin). Untuk ikat pinggang dipakai angkin (ang-kin). http://15meh. blogspot. com/2008/ 04/pengaruh- budaya-tionghoa- dalam- budaya.html Ngomong punya omong kemana empe punya Liang U Salam, Dedy --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, greysia susilo junus greysiagreysia@ ... wrote: halo temen2, yang saya masih penasaran itu adalah gendongan bayi... biasanya di rumah panggilannya cukin... kaen panjang warna merah (biasanya) yang bergambar liong en phoenix. itu bahasa hokkian bukan? soalnya saya sendiri kan keluarga khek... greysia - Original Message From: ibc [EMAIL PROTECTED] . To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Sunday, August 17, 2008 9:05:40 AM Subject: [budaya_tionghua] Kosakata Hokkian -Original Message- From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto:budaya_ tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of hartantodedy Sent: 17 Agustus 2008 11:15 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Kosakata Hokkian Dear all, Kalau boleh saya ingin mengingat-ingat (nostalgia) perbendaharaan kosakata hokkian tempo doeloe. pangkeng = kamar tidur loteng = lantai dua ciakah = telanjang kaki (dulu saya pikir ini bahasa sunda) kemoceng = pembersih debu dari bulu ayam Apakah bahasa hokkiannya ketimun (bonteng-sunda) , binatu, tukang gigi palsu. Apakah artinya panglong ( di Medan semua orang pakai kata ini untuk menyebut toko material bangunan), toko kelontong ( kalau dipikir- pikir kata tokonya juga koq jadi aneh). Lalu apa sebutannya alat bunyi-bunyian pedagang kain keliling, yang terbuat dari kulit ular, ada antingnya dua berbunyi til-tok kalau diputar bolak balik. # mungkin bunyinya tang-tong # ## dari ini muncul asalnya istilah pedagang kelontong ( sunda : kolontong) , keliling kekampung-kampung bawa macam-macam kain dan alat rumah tangga ## sekarang orang dari Tasikmalaya yang rajin jualan keliling alat rumah tangga. Kelenteng : katnya asalnya dari suara lonceng yang mengiringi ketika rahib / hwesio berdoa, liam keng. Pernah dengar : hun keng, thiam tang, sim ceh, hio low, tie kong, toa pe kong, su hu ? Salam, No virus found in this outgoing message. Checked by AVG. Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.4/1616 - Release Date: 16/08/2008 17:12
[budaya_tionghua] Re: Kosakata Hokkian
Hallo Chen Kuang, Owe pernah di Medan 5 tahun. Anda generasi ke berapa di Indonesia, apakah sne anda memang pakai Chen, bukan Tan dari dulunya? Apa anda saudaranya (satu generasi) sama Chen Kuang Tai, yang katanya sealiran sama Lo Ban Teng (Ngo Co Kun). Terus apa artinya Panglong? Salam, Dedy --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Smart einstein [EMAIL PROTECTED] wrote: Hi temen2 semua saya miliser baru disini sebelum gue komen wa perkenalkan dulu nama saya Chen Kuang saya orang Medan, saya suku tio chu untuk rekan2 semua mohon petunjuk bicara tentang bahasa hokkien dan tio chiu memang unik masing2 kedua bahasa banyak sekali persamaan tetapi banyak perbedaan hanya pada cara pengucapan Chen Kuang Pada 18 Agustus 2008 17:12, hartantodedy [EMAIL PROTECTED] menulis: Buat yang penasaran sama cukin, yang biasanya bau pesing Ibu-ibu sering menggendong anak yang masih kecil dengan cukin (chiu- kin). Untuk ikat pinggang dipakai angkin (ang-kin). http://15meh.blogspot.com/2008/04/pengaruh-budaya-tionghoa-dalam- budaya.html Ngomong punya omong kemana empe punya Liang U Salam, Dedy --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua% 40yahoogroups.com, greysia susilo junus greysiagreysia@ wrote: halo temen2, yang saya masih penasaran itu adalah gendongan bayi... biasanya di rumah panggilannya cukin... kaen panjang warna merah (biasanya) yang bergambar liong en phoenix. itu bahasa hokkian bukan? soalnya saya sendiri kan keluarga khek... greysia - Original Message From: ibc ibcindon@ To: budaya_tionghua@yahoogroups.com budaya_tionghua% 40yahoogroups.com Sent: Sunday, August 17, 2008 9:05:40 AM Subject: [budaya_tionghua] Kosakata Hokkian -Original Message- From: budaya_tionghua@ yahoogroups. com [mailto:budaya_tionghua@ yahoogroups. com] On Behalf Of hartantodedy Sent: 17 Agustus 2008 11:15 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Subject: [budaya_tionghua] Kosakata Hokkian Dear all, Kalau boleh saya ingin mengingat-ingat (nostalgia) perbendaharaan kosakata hokkian tempo doeloe. pangkeng = kamar tidur loteng = lantai dua ciakah = telanjang kaki (dulu saya pikir ini bahasa sunda) kemoceng = pembersih debu dari bulu ayam Apakah bahasa hokkiannya ketimun (bonteng-sunda) , binatu, tukang gigi palsu. Apakah artinya panglong ( di Medan semua orang pakai kata ini untuk menyebut toko material bangunan), toko kelontong ( kalau dipikir- pikir kata tokonya juga koq jadi aneh). Lalu apa sebutannya alat bunyi-bunyian pedagang kain keliling, yang terbuat dari kulit ular, ada antingnya dua berbunyi til-tok kalau diputar bolak balik. # mungkin bunyinya tang-tong # ## dari ini muncul asalnya istilah pedagang kelontong ( sunda : kolontong) , keliling kekampung-kampung bawa macam-macam kain dan alat rumah tangga ## sekarang orang dari Tasikmalaya yang rajin jualan keliling alat rumah tangga. Kelenteng : katnya asalnya dari suara lonceng yang mengiringi ketika rahib / hwesio berdoa, liam keng. Pernah dengar : hun keng, thiam tang, sim ceh, hio low, tie kong, toa pe kong, su hu ? Salam, No virus found in this outgoing message. Checked by AVG. Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.4/1616 - Release Date: 16/08/2008 17:12
[budaya_tionghua] Tanya ttg pengucapan bhs Mandarin (critical period)
Dear millister, di dunia pengajaran bhs (Inggris), ada istilah Kissinger effect (dari Henry Kissinger, bekas Menlu AS) yaitu setelah melewati masa2 kritis (critical period), seseorang tdk dpt lagi (atau susah sekali) utk merubah pengucapan bhs yg dipelajarinya. Critical period ini terjadi sekitar masa puber dari seorang anak. Melewati batas usia itu, seseorang dpt belajar bahasa (baca: grammar) secara sempurna, tetapi pengucapannya sdh kental dgn bhs ibunya. Contoh yg paling terkenal adalah Henry Kissinger (makanya diberi nama Kissinger effect). Henry Kissinger beserta keluarganya berimigrasi ke US sewaktu Henry berumur 13 dan adik laki2nya berumur 11 thn. Hasilnya: Henry Kissinger berbicara bhs Inggris dgn aksen Jerman yg kental, sedangkan adik laki2nya berbicara tanpa aksen Jerman sama sekali. Banyak contoh2 lain. Yg ekstrim: 2 penulis terkenal sastra Inggris (namanya lupa krn susah) merupakan org Eropa Timur. Mereka tdk pernah mau diwawancara langsung krn logat Inggris mereka yg berantakan (tapi grammar mereka sempurna, terbukti dari karya2 mereka). Saat ini banyak sekali org yg sdh melewati umur pubernya mulai belajar bhs Mandarin. Saya ingin menanyakan pendapat / pengalaman anda semua mengenai pengucapan kalimat dlm bhs Mandarin. Saya ada beberapa pertanyaan: - Apakah ada yg mempunyai pengalaman bahwa mempelajari bhs Mandarin setelah masa puber berdampak (besar) thd pengucapan? - Apakah pengucapan yg kurang tepat mengganggu didalam pembicaraan bhs Mandarin? Butir terakhir saya tanyakan krn saya sendiri tdk berbahasa Mandarin. Kalau pengucapan / nada seseorang didalam bhs Inggris / beberapa bhs lainnya kurang tepat, orang masih bisa mengerti artinya. Tapi saya rasa utk bhs Mandarin lain ceritanya. Mohon pencerahannya. Terima kasih banyak atas sharingnya. Salam, Petrus -- The information contained in this communication is intended solely for the use of the individual or entity to whom it is addressed and others authorized to receive it. It may contain confidential or legally privileged information. If you are not the intended recipient you are hereby notified that any disclosure, copying, distribution or taking any action in reliance on the contents of this information is strictly prohibited and may be unlawful. If you have received this communication in error, please notify us immediately by responding to this email and then delete it from your system. Ernst Young is neither liable for the proper and complete transmission of the information contained in this communication nor for any delay in its receipt.