[ekonomi-nasional] Japan Indonesia Scholarship (JIPS)

2010-01-25 Terurut Topik Ari T
Japan Indonesia Scholarship (JIPS) 

The Japan Indonesia Presidential Scholarship Program

Funded by a grant from the Government of Japan, the Japan Indonesia 
Presidential Scholarship Program (JIPS) supports PhD studies in an academic 
field of study covered by ten Indonesian Centers of Excellence (CoE)  
participating in the program. Each of these newly established Centers of 
Excellence is located at a leading higher education institution in the country 
with a demonstrated track record in the pursuit of excellence. The goal of the 
program is to promote excellence in research in these Centers to support the 
Ministry of National Education in its mission to improve the quality of higher 
education and research in the country.

Who can apply?

Applicants must meet the following general criteria to be eligible for a 
scholarship:

Be a national and resident of Indonesia
Be under 45 years. Candidates born before January 1, 1965 will not be considered
Must have completed and been awarded a master's degree, or equivalent, at the 
time of application however, outstanding candidates with a bachelor degree can 
be considered for a Master-PhD track
Have maintained a GPA of at least 3 on a scale of 4 in both undergraduate and 
graduate studies
Full-time lecturer and/or researcher in a Center of Excellence (CoE) or 
equivalent institution in Indonesia are encouraged to apply.

 Attention! 
The deadline to apply for the Japan Indonesia Presidential Scholarship program 
is February 27, 2009 
 

What is the Programfs purpose?

The purpose of the Program is to support scholarship recipients in upgrading 
their qualifications and to provide them with an international study experience 
at leading academic institutions in World Bank member countries, except 
Indonesia. During their studies, scholars are encouraged to build and foster 
academic collaborations and partnerships. On return to Indonesia, scholars are 
expected to take an active role in the academic life of the sponsoring CoE.

Host Institution

Candidates should seek admission at a university of their choice in World Bank 
member countries.

What does the scholarship cover?

The scholarship covers full tuition for a period of three to four years, and 
the cost of basic medical and accident insurance usually obtained through the 
university.
A monthly subsistence allowance to cover living expenses, including books.
Economy class air travel between the home country and the host university at 
the start of the study program and one return journey following the end of the 
overall scholarship period. In addition to the ticket, scholars receive a US 
$500 travel allowance for each trip.
The benefits only apply to the scholarship recipient.

The JIPS scholarship does not cover:

expenses for the scholar's family
educational equipment such as computers
What are the fields of study supported by JIPS?

The proposed program of study and research proposal should reflect the 
sponsoring CoE: Biotechnology, Bioenergy, Infrastructure and Urban Development, 
Small and Medium Enterprise Development, Bioindustry and Business, Good 
Corporate Governance, Distance Learning, Special Needs Education, Reproductive 
Health, Economic Policy.

How are awardees selected?

Eligible candidates are evaluated by the sponsoring Center of Excellence (CoE) 
which screens the applications according to their selection procedures for 
graduate scholarships. Final awards are made by a Steering Committee, based on 
the following:

academic records
professional and academic experience; and
relevance of proposed program of study to the corresponding CoE.
Selected candidates will be informed by the relevant CoE.

Scholarfs Commitment

The scholarship recipient will be requested to sign a formal commitment to 
return and work in his/her sponsoring CoE for a minimum of a two-year period 
for each year of scholarship received. Each CoE commits to recruit its 
sponsored scholars upon completion of their PhD studies .

Scholars are expected to mention the JIPS scholarship in any publication 
related to their doctoral research work, including their thesis, and to provide 
the Program with a copy of their thesis upon graduation

How to apply?  

Application forms  and information about the application procedure are 
available in the participating Centers of Excellence, and on the World Bank 
Scholarships Program website  at  www.worldbank.org/scholarships.

Interested candidates should submit application packages by February 27, 2009 
to the relevant Center of Excellence  of their choice. Preselected candidates 
will be invited to an interview by the end of March 2009.

For the inquiries related to JIPS, please send an e-mail to j...@worldbank.org

For specific inquiries about the scholarship positions and additional selection 
criteria, interested candidates are invited to contact the respective Center of 
Excellence directly.

http://web.worldbank.org/WBSITE/EXTERNAL/WBI/EXTWBISFP/EXTJJWBGSP/0,,content

[ekonomi-nasional] Re: Fwd: John Perkins : 4 cara suap resmi di Indonesia

2009-11-02 Terurut Topik Ari T
John Perkins is on Twitter!
http://twitter.com/economic_hitman


--- In ekonomi-nasional@yahoogroups.com, Irwan Kurniawan  wrote:
>
> Quote:
> "..
> Saat aku bertanya mengapa ia membeberkan informasi ini, ia menoleh dan
> memandang
> lalu lintas jalanan dari jendela restoran. Akhirnya ia kembali menatapku.
> "Aku seorang
> kolaborator. Korupsi yang aku lalukan bahkan lebih parah kalau dibandingkan
> ayahku.
> Aku satu diantara orang yang mengatur, mengumpulkan uang dari perusahaan,
> dan
> menyerahkan kepada militer. Aku malu. Yang bisa aku lakukan hanya berbicara
> dengan
> Anda dan berharap Anda memberitahukannya kepada dunia.E> .."
> 
> Pantesan aja militer masih tetap menguasai RI.. pengalaman mengumpulkan dana
> (baik legal maupun) ilegal masih dipelihara..
> 
> CMIIW..
> 
> -- 
> Wassalam,
> 
> Irwan.K
> 
> -- Pesan terusan --
> Dari: Satrio Arismunandar
> Tanggal: 27 Oktober 2009 17:57
> Subjek: John Perkins : 4 cara suap resmi di Indonesia
> 
> JOHN  PERKINS: 4 CARA SUAP RESMI DI INDONESIA
> 
> Dalam Confessions of Economic Hit Man, aku menggambarkan hubunganku pada
> akhir 1980-an dan 1990-an dengan Stone and Webster Company (SWEC), yang pada
> saat itu merupakan firma konstruksi dan konsultan paling terhormat dan
> terbesar di AS. SWEC akan memberiku sekitar setengah juta dolar asalkan aku
> menghentikan penulisan buku tentang kehidupanku sebagai Bandit Ekonomi.
> Sesekali, perusahaan tersebut meminta aku benar-benar mengabdi kepada
> mereka.
> 
> Suatu hari pada tahun 1995, seorang petinggi SWEC menelepon untuk meminta
> bertemu denganku. Sambil makan siang, ia membahas proyek pembangunan
> kompleks pemrosesan bahan kimia di Indonesia. Ia berusaha meyakinkanku bahwa
> pembangunan itu akan menjadi salah satu proyek terbesar sepanjang seabad
> sejarah perusahaan. Nilainya tak kurang dari 1 Milyar dolar. "Aku bertekad
> mewujudkan proyek ini,Ekatanya dan kemudian, sambil melirihkan suaranya, ia
> mengaku, "tapi aku tak bisa melakukannya sebelum menemukan cara membayar
> salah seorang anggota keluarga Soeharto sebesar 150 juta dolar.E> 
> "Suap,Ejawabku.
> Ia mengangguk. "Anda pernah tinggal lama di Indonesia. Tolong beritahukan
> kepadaku bagaimana mewujudkannya.E> 
> Aku katakan ada empat cara memberi "suap resmiE
> SWEC bisa menyewa buldozer, mesin derek, truk, dan peralatan berat lainnya
> dari perusahaan milik keluarga Soeharto dan kroninya dengan harga yang lebih
> tinggi dari harga normal
> Cara kedua dengan mengalihkan kontrak beberapa proyek kepada perusahaan
> milik keluarga tersebut dengan harga tinggi
> Ketiga, menggunakan cara serupa untuk memenuhi kebutuhan makanan, perumahan,
> mobil, bahan bakar dan kebutuhan lainnya
> Dan keempat, mereka bisa menawarkan diri untuk memasukan putra-putri para
> kroni orang Indonesia itu ke kampus-kampus prestisius AS, menanggung biaya
> mereka, dan menggaji mereka setara dengan konsultan dan pegawai perusahaan
> ketika berada di AS
> 
> Meski tahu bahwa barangkali dibutuhkan keempat pendekatan di atas sekaligus,
> dan butuh waktu beberapa tahun untuk mengatur uang sebanyak itu, aku
> meyakinkan dirinya bahwa aku sudah menyaksikan keberhasilan siasat semacam
> ini, dan bahwa perusahaan dan eksekutif AS yang melakukannya tak pernah
> terseret hukum. Aku sarankan juga agar ia memikirkan usulan menyewa geisha
> untuk memuluskan rencana.
> 
> "Geisha,Ekatanya sambil menyerangi culas, "itu saja pekerjaan sulit.E> 
> Selain itu, ia mengaku prihatin karena anak buah Soeharto meminta "uang di
> muka secara terang-terangan.E> 
> Harus aku akui, aku tidak tahu bagaimana menyediakan uang tunai sebanyak itu
> "di mukaE Setidaknya secara ilegal.
> 
> Ia berterimakasih kepadaku, dan aku tak mendengar kabar lebih jauh darinya.
> 
> Pada 15 Maret 2006, The Boston Globe memuat tajuk berikut ini dalam halaman
> depan segmen bisnisnya : MEMO SUAP DAN BANGKRUTNYA STONE & WEBSTER. Artikel
> itu membeberkan kisah tragis bagaimana perusahaan yang berdiri tahun 1889
> dan memiliki sejarah cemerlang itu ambruk dan mencatatkan kebangkrutannya
> pada tahun 2000. Ujung-ujungnya perusahaan ini diakuisisi Shaw Group.
> Menurut Globe "lebih dari 1.000 karyawan di PHK, dan tabungan mereka dalam
> bentuk saham Stone & Webster lenyap.EWartawan Globe, Steve Bailey
> menyimpulkan bahwa keruntuhan tersebut berpangkal pada "Memo kritis (yang)
> membeberkan suatu usaha rahasia perusahaan secara detail. Yakni, membayar
> suap senilai 147 juta dolar kepada seorang kerabat Presiden Soeharto untuk
> mengamankan kontrak terbesar sepanjang sejarah Stone & Webster.
> 
> Insiden kedua bermula dengan email yang aku terima dari putra seorang
> pejabat pemerintah Indonesia yang pernah mempekerjakanku pada tahun 1970-an.
> Ia meminta bertemu denganku.
> 
> Emil (bukan nama sebenarnya) bertemu denganku di sebuah restoran Tailand
> yang tenang di Upper West Side New York. Ia mengaku terkesan dengan bukuku,
> Confessions of Economic Hit Man. Ayahnya mengenalkan padaku di Jakarta

[ekonomi-nasional] Entrepreneur Indonesia Dominasi Asia's Best Young Entrepreneurs

2009-09-14 Terurut Topik Ari
*Entrepreneur Indonesia Dominasi Asia's Best Young Entrepreneurs*

Finalis Asia's Best Young Entrepreneurs 2009 dari BusinessWeek.
   /


 Senin, 14 September 2009 | 12:09 WIB

*JAKARTA, KOMPAS.com* ・*Entrepreneur-entrepreneur *muda Indonesia
mendominasi finalis Asia's Best Young
Entrepreneurstahun
2009 yang diselenggarakan oleh majalah
*BusinessWeek*.

Dari 25 finalis pilihan para editor dan pembaca *BusinessWeek*,
sembilan wiraswasta
muda Indonesia menjadi nomine pengusaha muda terbaik Asia's Best Young
Entrepreneurs. Adapun sisanya dari Singapura, Hongkong, Korsel, Thailand,
China, dan India.

Hebatnya, para *entrepreneur *muda Indonesia ini beberapa ada yang baru
berumur 19 tahun. Anda pun bisa mendukung
mereka
.

Berikut sembilan pengusaha muda Indonesia yang menjadi nomine tahunan
majalah ekonomi tersebut.

1. Andina Nabila Irvani (19)
Perusahaan: Spotlight

2. Wahyu Aditya (29)
Perusahaan: HelloMotion School

3. Goris Mustaqim (26)
Perusahaan: PT Resultan Nusantara and ASGAR MUDA Foundation

4. Oscar Lawalata (32)
Perusahaan: Oscar Lawalata Culture

5. Aziz Setyawijaya (19)
Perusahaan: Nomaden Experimental Artworks

6. Malariantika Yulianggi (19)
Perusahaan: Shoyu Pia Cake

7. Roihatul Jannah (30)
Perusahaan: Helmiat
BoncengBocah

8. Antonius Dian Adhy Feryanto (30)
Perusahaan: PT Pavettia Atsiri Indonesia (PAI)

9. Iim Fahima Jachja (31)
Perusahaan: Virus Communications


[Non-text portions of this message have been removed]



[ekonomi-nasional] Pemerintah resmi meluncurkan Indonesia Eximbank

2009-09-01 Terurut Topik Ari
Indonesia Eximbank Dorong Ekspor


Modal Awal Rp 6 Triliun

JAKARTA-Pemerintah resmi meluncurkan Indonesia Eximbank atau Lembaga
Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Dengan beroperasinya Indonesia
Exim Bank mulai 1 September berarti Indonesia memiliki Bank Exim atau
dikenal dengan Export Credit Agency (ECA) dalam format yang sama
dengan negara lain.

’’Lembaga ini dapat memberikan pembiayaan, penjaminan, asuransi, serta
jasa konsultasi yang terkait dengan ekspor,’’ kata Menteri Keuangan
sekaligus Plt Menko Perekonomian Sri Mulyani Indrawati saat
meluncurkan Indonesia Exim Bank di Jakarta,  Selasa (1/9).

Sebagai kepanjangan tangan pemerintah, LPEI diharapkan dapat
memperoleh akses pendanaan yang relatif lebih murah sehingga dapat
memberikan pembiayaan yang lebih kompetitif.

’’Modal awal Indonesia Eximbank Rp 4 triliun dan pada tahun 2010
direncanakan pemerintah akan menambah modal Rp 2 triliun sehingga
totalnya Rp 6 triliun,’’ jelas menkeu.

LPEI atau Indonesia Eximbank diisi oleh 4 orang dewan direktur yang
berasal dari wakil pemerintah.

Industri Kreatif
Menurut dia, kelahiran Indonesia Eximbank diharapkan menjadi awal baik
pemulihan ekonomi yang berasal dari kinerja ekspor. Pasalnya, tahun
ini pertumbuhan perdagangan dunia mencapai minus 12,2%.

’’Kondisi yang sulit bagi eksportir diperburuk oleh tingkat
kepercayaan lembaga keuangan yang belum pulih khususnya kepada
industri yang berorientasi ekspor,’’ ujarnya.

Untuk itu, Ianjut Sri Mulyani, Indonesia Eximbank diharapkan akan
berperan penting dalam mendorong peningkatan ekspor nasional. Peranan
Indonesia Eximbank diharapkan signifikan mendorong ekspor terutama
dari UMKM dan perusahaan BUMN.

Selain itu, lanjut dia, Indonesian Eximbank diharapkan mendukung
diversifikasi ekspor dan pembiayaan jasa ekspor seperti industri
kreatif. ’’Saya harap Indonesia Eximbank membangun sinergi dengan
beberapa institusi, pemerintah, swasta dan lembaga keuangan dari dalam
dan luar negeri,’’ tambahnya. (J10-59)




Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com
http://capresindonesia.wordpress.com
http://infoindonesia.wordpress.comYahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:ekonomi-nasional-dig...@yahoogroups.com 
mailto:ekonomi-nasional-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
ekonomi-nasional-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



[ekonomi-nasional] [Keuangan] Waskita Karya Financial Scandal

2009-08-27 Terurut Topik Ari
IPO WK gaga totalll...


[Keuangan] Waskita Karya Financial Scandal

priyayi_jowo
Thu, 27 Aug 2009 18:47:04 -0700

Sepantasnya manajemen Waskita Karya dan auditor eksternalnya mendapatkan
hukuman berat atas kasus ini



Indonesian Government Sees Red As State Firm's Loss Revealed

State Enterprises Minister Sofyan Djalil on Thursday vowed firm action against
executives and auditors of state-owned construction company PT Waskita Karya
for cooking its financial reports over a four-year period.

The revelation has jeopardized the firm's planned initial public offering, with
the ministry saying Rp 400 billion will need to be injected to cover the
overstatements.

Sofyan acknowledged that Waskita had reported net profit of about Rp 200
billion ($19.8 million) in its 2004-2007 reports, but that these were found to
have been falsified.

"Waskita needs internal discipline. The company has actually booked losses for
four years but it reported that it booked profits," he said.

Sofyan said the irregularity was discovered in mid-2008. Believing that Waskita
was in good health, the government decided to prepare it for an initial public
offering in 2011. While the State Ministry for State Enterprises was tidying up
the company's books for the IPO, it was discovered that the firm had actually
been losing money.

In September, the House of Representatives granted Waskita a permit to sell as
much as 35 percent of its equity to raise Rp 600 billion.

According to State Enterprises Ministry data, Waskita posted a net profit of Rp
52.68 billion in 2004, Rp 50.28 billion in 2005, Rp 54.85 billion in 2006 and
Rp 34.1 billion in 2007. It was yet to publish its 2008 financial report.

Sofyan said Waskita had used "the wrong accounting system" since 2004,
resulting in annual profit being recorded. Waskita repeatedly reported total
revenue expected from multi-year construction projects in its annual reports,
even though only a portion of the total revenue expected from these projects
were received during any one year, the minister said. In reality, the company
was accumulating hundreds of billions of rupiah in losses.

State-owned asset management company PT Perusahaan Pengelolaan Aset (PPA),
which was appointed to probe the matter, found that Waskita had actually run up
a deficit of about Rp 400 billion.

"Those who are responsible for the matter will get sanctions, including job
terminations," Sofyan said.

The directors of Waskita were reported to have received bonuses during the
period, which Sofyan said his office would demand be returned, even if the
directors were not involved in the financial irregularities. He also vowed to
take those responsible to court.

Waskita management could not be reached for comment.

Meanwhile, Sofyan said PPA would be designated as the source of the Rp 400
billion lifeline to help Waskita return to a sound financial footing. "We hope
that within two years the company will be in better financial position," he
said.

Sofyan also called on the Ministry of Finance to review the auditors of the
company's financial reports, with a view to possibly bringing them to account
as well.

"If we find that the auditor knew about it but did not do anything, we will ask
the Finance Ministry to revoke the auditor's license," he said.

Source:
http://thejakartaglobe.com/home/indonesian-government-sees-red-as-state-firms-loss-revealed/326578


[ekonomi-nasional] Fwd: [Invitation] Modernisator Speakers Forum 8: Asia in the 21st Century - Trends, Challenges and Opportunities post-Global Economic Crisis

2009-08-25 Terurut Topik Ari
-- Forwarded message --
From: Admin Web 
Date: Tue, Aug 25, 2009 at 3:51 PM
Subject: [Invitation] Modernisator Speakers Forum 8: Asia in the 21st
Century - Trends, Challenges and Opportunities post-Global Economic Crisis
To: Admin Web 


Modernisator and McKinsey & Company cordially invite you to attend:

*MODERNISATOR SPEAKERS FORUM 8:
*
*“Asia in the 21st Century - Trends, Challenges and Opportunities
post-Global Economic Crisis”
*
*
*
*Date/Time: Monday, 31 August 2009, 4-6 PM (Registration opens at 3.30 PM)
*
*Venue: Ballrooom BC, Grand Hyatt Hotel, Jln. MH Thamrin Kav 28-30, Jakarta
10350
*
*
*
*Key Speaker: *Dominic Barton – Worldwide Managing Director of McKinsey &
Company

*Discussants:
*
1. Dr. Raden Pardede, Secretary to Financial Stability Commission

2. Gita Wirjawan, Chairman of Ancora International

*Opening Remarks: *Dr. Dino Patti Djalal, co-founder of Modernisator

*Moderated by:* Benjamin Soemartopo, Managing Partner of McKinsey & Company,
Indonesia



Please refer to the enclosed invitation for more details. For RSVP, please
send your confirmation to *sekretar...@modernisator.org*. Feel free to
disseminate this invitation to your colleagues and contacts.

Best regards,


Tim Website Modernisator


[Non-text portions of this message have been removed]





Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com
http://capresindonesia.wordpress.com
http://infoindonesia.wordpress.comYahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:ekonomi-nasional-dig...@yahoogroups.com 
mailto:ekonomi-nasional-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
ekonomi-nasional-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [ekonomi-nasional] Fwd: [parapemikir] Fw: Trs: Jumlah Suara Tabulasi Nasional Yang Sebenarnya

2009-05-06 Terurut Topik Slamet Ari
mungkin 
disini..http://karodalnet.blogspot.com/2009/04/ajaib-seorang-caleg-pd-dapat-100-juta.html
http://infogolput.multiply.com/journal
--- On Thu, 4/23/09, dimas pamungkas  wrote:

From: dimas pamungkas 
Subject: Re: [ekonomi-nasional] Fwd: [parapemikir] Fw: Trs: Jumlah Suara 
Tabulasi Nasional Yang  Sebenarnya
To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
Date: Thursday, April 23, 2009, 7:58 PM











 











  
  mana pakk? kok ga ada link nya?



--- On Thu, 4/23/09, Firdaus Ibrahim  wrote:



From: Firdaus Ibrahim 

Subject: [ekonomi-nasional] Fwd: [parapemikir] Fw: Trs: Jumlah Suara Tabulasi 
Nasional Yang Sebenarnya

To: ekonomi-nasional@ yahoogroups. com

Date: Thursday, April 23, 2009, 10:56 PM



Dari milis tetangga :



-- Forwarded message --

From: Al Faqir Ilmi 

Date: 2009/4/24

Subject: [parapemikir] Fw: Trs: Jumlah Suara Tabulasi Nasional Yang

Sebenarnya

To: inti-...@yahoogroup s.com, media jakarta ,

lu...@jatam. org, marwa...@yahoo. com, Mayapadaprana <

mayapadaprana@ yahoogroups. com>, Media_Nusantara@ yahoogroups. com,

media-b...@yahoogro ups.com, media-jatim@ yahoogroups. com,

media-sumut@ yahoogroups. com, Mediacare ,

mfadjroelrachman@ yahoo.com, nasionalist ,

nuansap...@rcti. tv, pantau-komunitas@ yahoogroups. com,

parapemikir@ yahoogroups. com, pdi-perjuangan@ zoomshare. com,

Pembebasan_Papua@ yahoogroups. com, pembebasan.bsulisto m...@gmail. com,

pesant...@al- hikam.or. id, pp_ia...@yahoo. com, pp...@indosat. net.id,

presid...@alumnigmn i.org, propinsi_sumbawa@ yahoogroups. com,

redaksi_beritakota@ yahoo.com



--- Pada *Kam, 23/4/09, sudiyatmiko aribowo *menulis:



Dari: sudiyatmiko aribowo 

Topik: Trs: Jumlah Suara Tabulasi Nasional Yang Sebenarnya

Kepada: miko_ak...@yahoo. co.id

Tanggal: Kamis, 23 April, 2009, 5:50 PM



Mas, ini adalah jumlah suara sebenarnya yang ada dalam Server Pusat Tabulasi

Nasional.



Ternyata suara yang terkumpul jumlahnya lebih besar dari yang diumumkan di

Media Massa.

Tolong sebarkan ke teman-teman yang lain.

Thanks



[Non-text portions of this message have been removed]



[Non-text portions of this message have been removed]




 

  




 






















  

[Non-text portions of this message have been removed]



[ekonomi-nasional] Asset Securitization: Does Indonesia Need It?

2009-03-26 Terurut Topik Ari
The Jakarta Post March 19, 2009

 

Asset Securitization: Does Indonesia Need It?

by Freddy Hendradjaja, Analyst

 

When I was asked to lead the securitization team in Danareksa, several
things were soon on my mind. The horror of the global markets meltdown was
easily associated with this structured finance instrument, since the roots
of the meltdown included various securitization products - mortgage backed
securities, collateralized debt obligations and their related instruments.

Even some potential investors we visited after we launched the first
residential mortgage backed securities in Indonesia, named Efek Beragun Aset
(asset backed securities) Danareksa SMF I KPR BTN Class A (ticker code EBA
DSMF01), were pessimistic about the product.

So, why do we need securitization? The short answer: to create liquidity in
banking and capital market sectors.

Mortgage loans have grown significantly in Indonesia; from Rp 16 trillion in
early 2001 to a whopping Rp 122 trillion in the end of December 2008. This
is striking evidence during an almost 10 year period of Indonesia's cyclical
economic trends. Even more striking is that non-performing mortgage loans
never exceeded 4 percent in 7 years.

In the same period we witnessed how the loan-to-deposit ratio of many banks
has been climbing up from 38 percent in January 2003 to 75 percent by
December 2008.

During liquidity problems at the end of 2008, some banks actually exceeded
100 percent LDR. Not a good move during a time when cash is king. And
looking at the maturity profile of loans and deposits, there was a maturity
mismatch.

Securitization is a way to help creditors to create liquidity. Securitizing
their receivables means the creditor sells receivable assets to investors
and the creditor receives cash from that sale.

For instance, take a commercial bank which provides mortgage loans; with
securitization of its mortgage loan assets, the bank can create new loans
since it receives fresh funds from selling receivables.

By securitizing their assets, commercial banks can mitigate maturity
mismatch problems they always face. And with banks disbursing more loans,
this creates more economic activities related to housing development in the
real sector; in essence, it helps develop the economy.

But, is it safe? Yes it is, if we structure the instrument as safely as it
can be done. In case of EBA DSMF01, (Backed Security or EBA) the security of
this product comes from several factors.

First, we implemented stricter selection criteria when choosing the mortgage
loan receivables to be able to enter the pool of assets. Secondly, we
structured the pool of assets to produce two classes of EBA instrument,
where the lower class note, class B (10 percent from total securitized
assets), guarantees the payment of class A.

Payments from mortgage borrowers fulfill the interest payment of Class A EBA
first, then the remains goes to Class B. Besides that, credit enhancement
produces another buffer by providing a reserve account, as already mentioned
above.

Another important factor is that we make sure that the payment to investors
can be continuous until all loan payments finish without worrying about any
possible bankruptcy of the issuer.

To prevent possible bankruptcy having a negative effect, we need a Special
Purpose Vehicle (SPV).

The transaction structure is not complicated; a company which owns
receivables (for example: a bank with mortgage loans, or consumer finance
firm with motorcycle financing receivables), which we call the originator,
sell these particular assets to an SPV, which will package the pool of
assets into securities instruments to be sold to investors, who will earn a
certain amount of yield by holding these EBA.

If the type of security is a pass through security, then the principal and
interest payments paid by borrowers of these mortgage loans will be passed
through the SPV to investors until all loan payments are over.

Problem arises since Indonesia employs civil law, and civil law does not
recognize SPVs. However, Bapepam (the Capital Market and Financial
Institution Supervisory Agency) has thought of this.

It may not be the perfect solution but a Collective Investment Contract
(Kontrak Investasi Kolektif /KIK) can act as the issuer (just like the SPV)
so we have the solution; that a KIK cannot be bankrupt.

Then, how can we avoid the tragedy of toxic securitization products which
were a major cause of the global economic problem?

First of all, only securitize good assets. Never push to securitize low
quality assets (like subprime loans) and guarantee the asset (with credit
default swaps) as Wall Street did.

Secondly, structure the pool of assets safely with over collateralization to
comfort investors.

Thirdly, offers a guarantor role to competent institutions (which can be
taken by Sarana Multigriya Finansial, formed by the government in 2005 to
develop the secondary mortgage financing market).

Last but not least, education and educa

[ekonomi-nasional] Memulihkan arus modal dan mencegah proteksionisme

2009-03-18 Terurut Topik Ari
The Jakarta Post March 18, 2009

Op-Ed

Restoring capital flow and resisting protectionism

by John A. Prasetio

London

 

Indonesia, like other emerging economies, has large external financing needs
to develop and modernize its economy. Unfortunately, a disorderly
deleveraging toward the last three months of 2008 triggered a massive
reversal of capital flow.

As global banks retreat into domestic lending and domestic financial
markets, both the government as well as the corporate sector in Indonesia
are put under increasing strain. Financing their activities has become more
difficult, more uncertain and more expensive.

There are concerns as to how corporations will be able to roll over maturing
debts in the coming months. In a nightmare scenario, this difficulty in
accessing cross-border funding due to the drying up of foreign funds could
lead to a massive financing shortfall, followed by a serious spiralling of
corporate insolvency and wealth destruction.

It is, therefore, crucial that the IMF and Multilateral Development Banks
(MDBs) be provided with enhanced financial resources, equipped with the
flexibility and creativity to utilize all schemes to support emerging
markets dealing with the base of the economic pyramid (BOP) and for budget
support.

Without these, not only will the emerging markets face difficulties in
addressing their internal problems, but also they would not be able to
participate in the coordinated global efforts to provide governments' with
budget stimulus.

The need for the MDBs to establish Global Expenditure Support Financing/GESF
is critical to guarantee the coordinated global policy.

>From our own perspective, it is important that the US and other rich
countries provide leadership in breaking the liquidity trap and encourage
the banking sector to resume lending both at home as well as in offshore
markets.

Currently, barriers to free flow of capital seem to be rising. Global banks
have told their corporate customers in emerging markets that there is
pressure to focus credit on domestic customers.

As a result, some corporations in emerging markets may become casualties of
this move toward financial nationalism.

The corporate sector in Indonesia obviously supports responsible lending
practices, tighter lending standards, as well as efforts to improve
financial regulation.

However, we are concerned with the attitude of the banks in the West to look
inward and lean toward lending at home by indiscriminately withdrawing their
offshore activities, so-called financial protectionism.

The Indonesian Chamber is hopeful that the commitment of the G20 Finance
Ministers in their communiqu* last weekend could soon be translated into
real action to help emerging and developing economies cope with the reversal
in international capital flow.

Indonesia supports more trade rather than less trade. However, we are seeing
today a real threat of an outbreak of protectionism, including financial
protectionism.

There have been cases where our exports have been subjected to subtle
protectionist measures by our trading partners, such as using health and
safety standards to block the import of our products to their markets. We
are also facing growing antidumping investigations as well as other claims,
such as allegations of transhipment or violations of environmental standards
etc.

Our exporters are facing an increasing number of inward-looking measures
that are WTO consistent, but will effectively keep foreign products out.

The same exporters also have to face much tougher trade financing and a
credit situation, which, if not solved immediately, could have dire
consequences.

On the other hand, the Indonesian Chamber has received complaints from
certain trading partners in regard to trade measures perceived to be import
restrictive.

In our observation, economic nationalism is on the rise all over the world.
Despite the rhetoric on the evils of protectionism, in a climate of rising
public sentiment for curbing import to save jobs, some political leaders
have started to blame free trade for various social and economic ills, while
other leaders seem to be showing weakening commitment to free trade and
globalization.

It is important that the United States keep to its commitment as the
champion of open trade and business activities, including the financial
sector, as opposed to sending confusing signals to the rest of the world.

To summarize, two engines of global growth, capital flow and trade,
simultaneously continue to slump. The crisis began in the United States, but
only international cooperation - and collective efforts - can get us to
jump-start the global economy to a speedy recovery.

The G20 leaders must demonstrate leadership to keep trade open, for example
by committing to use their actual tariff rates rather than bound tariff
rates as reference.

They must also demonstrate their commitment to cross-border banking as
opposed to encouraging a retreat into domestic lending.

They may

[ekonomi-nasional] Infrastruktur, itu yang penting!

2009-03-09 Terurut Topik Ari
Kenapa ngomong riyal atau dinar melulu sih...??
Mestinya kita diskusikan yang penting untuk pembangunan ekonomi kita di sini.
Yaitu bagaimana infrastruktur dapat dibangun dengan baik.

INVESTASI INFRASTRUKTUR PERLU STABILITAS EKONOMI MAKRO
Jakarta, 5/3/2009 (Kominfo-Newsroom) - Deputi Bidang Infrastruktur dan 
Pengembangan Wilayah Bambang Susantono mengatakan pemerintah perlu menciptakan 
kondisi makro ekonomi yang stabil agar investasi di bidang infrastruktur dapat 
berjalan sesuai dengan perencanaan pemerintah. �Krisis global dan sulitnya 
likuiditas saat ini mengharuskan setiap pelaku usaha dapat dapat bersaing untuk 
membiatai pembangunan infrastruktur, karena itu kebijakan pemerintah terutama 
dalam menciptakan stabilitas makro ekonomi sangat diperlukan,� kata Bambang di 
Jakarta, Kamis (5/3). Ia mengatakan, untuk mengatasi krisis dan perlambatan 
ekonomi, pemerintah di seluruh dunia menganggarkan program stimulus fiskal 
untuk negaranya masing-masing, termasuk juga Pemerintah Indonesia. Menurutnya , 
Pemerintah Indonesia telah mempersiapkan paket stimulus fiskal sebesar Rp73,3 
triliun, dan dari jumlah tersebut, yakni Rp12,2 triliun, dialokasikan khusus 
untuk sektor infrastruktur. Paket stimulus fiskal tersebut ditujukan untuk 
meningkatkan daya beli masyarakat, meningkatkan daya saing bisnis dan ekspor 
dan meningkatkan alokasi dana bagi infrastruktur. Dana yang digulirkan dalam 
sektor infrastruktur ini adalah untuk pembangunan jalan, pelabuhan, rel kereta 
api, jalan tol, irigasi dan lainnya. Namun, hingga tahun 2009, investasi 
infrastruktur oleh pemerintah masih tergolong rendah, hanya 4 persen hingga 5 
persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). �Ini masih di bawah standar 
internasional yang rata-rata 5 persen sampai 6 persen dari PDB,� katanya. 
Dengan masih rendahnya porsi infrastruktur di Indonesia, program Public Private 
Partnership/PPP (Kemitraan Pemerintah-Swasta) menjadi komponen utama dalam 
usaha peningkatan infrastruktur. Untuk tahun 2009, tambahnya, investasi 
infrastruktur oleh pemerintah mencapai sekitar Rp100 triliun, di luar Rp12,2 
triliun yang masuk dalam paket stimulus fiskal. Sebanyak Rp70 triliun di 
antaranya disalurkan melalui kementerian/lembaga, sedangkan sejumlah Rp30 
triliun disalurkan ke daerah. (T.Ia/ysoel)





[ekonomi-nasional] Jakarta meraih urutan ke-48 dari 60 "Global Cities"

2009-02-26 Terurut Topik Ari
Dalam "Global Cities Index" yang disusun majalah Foreign Policy bulan ini,
Jakarta meraih urutan ke-48 dari 60 kota besar di dunia, menurut criteria
Business Activity, Human Capital, Information Exchange, Cultural Experience,
dan Political Engagement.

http://www.foreignpolicy.com/story/cms.php?story_id=4509
 &page=1

 

#1 New York

#2 London

#3 Paris

#4 Tokyo

.

#7 Singapore

.

#22 Bangkok

#40 Kuala Lumpur

#46 Manila

#48 Jakarta

.

#60 Kolkata

 

 



[Non-text portions of this message have been removed]



[ekonomi-nasional] Fwd: Creative Industry Indonesia

2009-02-24 Terurut Topik Ari
 *Creative Industry Indonesia*

Malam malam kemarin ketika mengupdate status di Face book. “ Im watching dvd
The Case of Benjamin Button “. Mira Lesmana langsung menyambar memberi
komen.
“ Pasti dvd bajakan, gw laporin lho deh..he he “.
Tiba tiba saya merasa aneh, sekaligus ada perasaan bersalah. Tentu saja Mira
hanya just make of fun, walau saya yakin dia mungkin memiliki dvd dvd
bajakan film film pilihannya. Hal hal seperti Ini membuat saya teringat
mengenai konsep Industri kreatif Indonesia.

Tahun lalu saya dipanggil Departemen Perdagangan, bersama sama pelaku sektor
industri kreatif, yakni periklanan, arsitekur, pasar seni dan barang antik,
kerajinan, desain, fashion, film, fotografi, permainan interaktif, musik,
seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan piranti
lunak, radio dan televisi, serta riset dan pengembangan. Dalam rangka ikut
merumuskan rancang bangun Industri kreatif Indonesia. Ini adalah proyek yang
digadang gadangkan Menteri Marie Pangestu dan SBY dalam mendongkrak
perekonomian bangsa.
Paradigmanya bahwa industri sumber daya alam kelak akan habis, dan industri
jasa seperti kreatif menjadi sumber pemasukan devisa yang tak akan habis
habisnya, bahkan terus berkembang.

“Dari studi yang telah dilakukan pengembangan industri kreatif diperkirakan
telah mampu menyerap sekitar 5,1 persen atau 4,9 juta tenaga kerja dan
memberi kontribusi rata-rata 6,3 persen dari PDB. Estimasi tersebut
berdasarkan studi Rancangan Pengembangan Industri Kreatif yang sedang
difinalisasi oleh Depdag,” ujar Mari Pangestu.

Dalam seminar dan diskusi yang membosankan itu, jelas sudah bahwa Pemerintah
tidak punya visi bagaimana memahami industri kreatif itu. Bayangannya otak
otak manusia Indonesia harus kreatif, sekaligus menciptakan lapangan kerja
dan memajukan ekpsor. Pemerintah hanya tut wuri handayani. Padahal tidak
sesimpel itu. Ada hal hal yang perlu dipikirkan mulai law enforcement,
birokrasi dan apresiasi.
Belum masalah disintegrasi antar Departemen yang amburadul. Sampai sekarang
Departemen Perindustrian, Departemen Perdagangan, Kementerian Riset dan
Teknologi, Departemen Komunikasi dan Informasi, Departemen Pendidikan
Nasional, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Departemen
Kebudayaan dan Pariwisata belum memiliki pemetaan tentang industri kreatif.

Kalau melihat negara luar seperti Singapura dan Inggris, mereka telah
memiliki pemetaan industri ekonomi kreatif sehingga industri ekonomi kreatif
di sana sangat berkembang pesat. Industri ekonomi kreatif Singapura memiliki
kontribusi sebesar 5% dari PDB atau USD 5,2 miliar atau sekitar Rp 47
triliun. Pada tahun 2012, pertumbuhan industri ini diperkirakan tumbuh 10%.

Di Inggris, sumbangan industri ekonomi kreatif terhadap pendapatan nasional
negeri itu mencapai 8,2% atau USD 12,6 miliar dan merupakan sumber ekonomi
kedua terbesar setelah perbankan dengan dua juta pekerja dan pemasukan
sekitar Rp 2.188,8 triliun atau setara PDB Indonesia tahun 2003. Hal ini
melampaui pendapatan negara dari sektor industri manufaktur seperti minyak
dan gas. Pertumbuhannya rata-rata 9% per tahun, jauh di atas rata-rata
pertumbuhan ekonomi negara itu yang rata-rata 2-3% per tahun.

Selain itu musisi akan apatis, kalau baru saja album terbarunya beredar dan
versi bajakannya sudah dijual di lapak lapak Glodok atau ITC Fatmawati.
Kalau kita mau mengundang perusahaan perusahaan film dari luar untuk memakai
lokasi syuting alam Indonesia yang eksotik, tapi selalu terbentur biaya
siluman disana sini. Perijinan yang bertele tele.
Sementara kota Vancouver di Canada, memberikan ijin bisa memakai seluruh
public area disana tanpa bayar. Sehingga perlahan industri film Hollywood di
Los Angeles sebagian memindahkan syutingnya di Canada. Sekuel film Matrix
memilih syuting dan editing di Australia, padahal itu produksi Amerika.
Ini karena harga di Australia lebih murah dan editor editornya kreatif dan
pintar pintar juga.

Lihat saja Singapore. Mereka tak punya laut, tetapi banyak buku buku
underwater photography terbitan negara itu banyak yang menjadi referensi.
Ketika photograper Singapore datang ke Indonesia, memberi workshop dan
seminar. Kita hanya terkagum kagum melihat hasil karyanya, tentu saja
semuanya berisi alam laut Indonesia.
Saya bertanya bagaimana mereka bisa begitu. Mereka menceritakan bagaimana
Pemerintah memberikan apresiasi terhadap industri kreatif photography.
Beberapa photographer pilihan dikirim ke seluruh dunia untuk memotret apa
saja. Dibiayai dan diterbitkan buku bukunya.
Saya memang tidak meminta dibiayai untuk memotret. Mungkin lebih baik kalau
biaya perijinan memotret di beberapa tempat dihapus.

Kita hanya bisa tercekat mengagumi betapa hebatnya *Matt
Mullenweg*menciptakan mesin wordpress yang legendaris. Mungkin dia
tersenyum senyum
dalam hati membayangkan potensi yang bakal didapatkan dari sekian puluh juta
manusia Indonesia yang gandrung dengan internet.
Pertanyaan bodoh, kenapa kita tidak mau menciptakan mesin blog seperti itu ?
Sehingg

[ekonomi-nasional] Where Grameen Bank meets eBay

2009-02-24 Terurut Topik Ari
Where Grameen Bank meets eBay in an African marketplace (and everyone wins)
http://knowledge.insead.edu/WhereGrameenBankmeetse-Bay090213.cfm


 by Grace Segran, Copenhagen 

While share prices have been falling and banks have been offering
measly interest rates, MYC4 investors have been earning an average
gross interest rate of 12.9 per cent a year from investments made from
the comfort of their home. Too good to be true? According to Mads
Kjaer, CEO of the online marketplace MYC4, “investors set the interest
rate themselves and bid for it, and many hard-core investors realise
even much higher yields.”
Mads Kjaer

A hybrid between Grameen Bank and eBay, MYC4 sources financing for
‘unfundable’ entrepreneurs in Africa and brings people together in
business deals at the best market price through the internet. Founded
by Kjaer and Tim Vang in 2006, it has the noble – if somewhat
ambitious – target of eradicating poverty and hunger by 2015, in line
with the United Nations’ (UN) Millennium Development Goals.

“The key to ending poverty does not come from increased development
aid, but from risk capital and investments. Only by raising capital
for small businesses will we see sustainable prosperity in Africa,”
Kjaer argues. “The microfinance model has shown that given the
opportunity, the poor are quite capable of transforming their own
lives themselves,” citing former UN Secretary-General Kofi Annan who
said that the growing global consensus is that we can reach the
Millennium Development Goals only if business is part of the solution.

Removing barriers

Smaller companies in Africa are often unable to obtain loans from
banks because these require collateral which the owners don’t possess.
As a result, they turn to loan sharks who charge extortionary rates of
up to 200 per cent. “MYC4 strives to remove barriers such as these
that keep people in poverty,” Kjaer told INSEAD Knowledge.

MYC4 operates at the top of the microfinance market with loans of more
than 100 euros, and at the bottom of the meso or intermediate segment
for medium-sized and small businesses with loans of less than 100,000
euros. “The loans are not being offered to the poorest of the poor,
but to entrepreneurs who already have a small business or company, but
lack access to finance. We hope to offer loans to the broader section
of the middle segment soon,” says Kjaer.

How it works

The MYC4 platform is built around a network of African providers who
perform due diligence on business owners applying for a loan through
MYC4. The providers know their local market and which businesses are
sustainable. Once the enterprise passes the evaluation, details of the
business and loan are uploaded onto the MYC4 website. Investors select
a business from the website and offer to finance part of the loan at
an interest rate they set themselves. The interest rates vary from a
minimum of zero to a maximum of 25 per cent, with the entrepreneur
paying the weighted average of the lowest bids.

Take for example, entrepreneur Emmanuel Sebunya of Kasubi Parish in
Kampala, Uganda. He started his poultry farm with a stock of 300
broilers some years ago. Today, Sebunya has 500 broilers which he
supplies to restaurants, supermarkets and individual buyers. His
income in 2008 was 600 euros.
Emmanuel Sebunya

He would like to expand his business and needs a loan of 500 euros to
buy more birds, poultry feed and vaccines. This move would boost his
monthly turnover by 20 per cent. He wants to repay the loan in six
months and reckons he can afford to pay a maximum interest of 12 per
cent a year.

Transaction fees and the repayment plan are set out clearly on the
website and you can bid against other investors using MYC4.com to
offer the best borrowing rate.

Although he has asked for a maximum interest rate of 12 per cent, you
may set yours at, say, 20 per cent, as other investors in the project
may ask for a correspondingly lower interest rate such as seven or
even zero per cent. The auction process is completed in a month, or
when Emmanuel’s loan is fully subscribed at his desired maximum
interest rate of 12 per cent or lower.

What’s in the name?

According to Kjaer, ‘MYC4’ has a dual meaning. It stands for something
or somebody you “care for” (‘C4’); it is also the name of a plastic
explosive – a metaphor for the potential that lies in African
entrepreneurship waiting to be triggered.

With the MYC4 model everyone wins, says Kjaer. The borrowers get the
loan at a rate they can repay; the investors earn income from the
interest; and MYC4 gets three per cent from the borrower over time.
“Its open-bidding process allows the model to provide a
self-regulating marketplace that encourages the borrowers and
providers to perform well and the investors to offer lucrative
interest rates. Its default rate is two per cent.”

“For the first six months of inception, we got family and friends to
use the tool to invest in African businesses,” recalls Kjaer. “Today,
a little more th

[ekonomi-nasional] Soros: Ideologi Pasar Bebas Sudah Berakhir

2009-02-22 Terurut Topik Ari
Soros Says Financial Crisis Marks End of a Free-Market Model 

By Walid el-Gabry



Feb. 21 (Bloomberg) -- Billionaire investor George
  Soros said the current economic crisis has its
roots in the financial deregulation of the 1980s and marks the end of a
free-market model that has since dominated capitalist countries. 

Liberalization of the financial industry begun by the Reagan administration
has led to a series of breakdowns forcing government intervention, Soros
told economists and bankers last night at a private dinner at Columbia
University in New York. The global recession, triggered by the collapse of
the U.S. housing market, has "damaged the financial system itself," he said.


Regulators are in part to blame because they "abrogated" their
responsibilities, Soros, 78, said. The philosophy of "market-fundamentalism"
was now under question as financial markets have proved to be inefficient
and affected by biases rather than driven by all the available information,
he said. 

"We're in a crisis I think that's really the most serious since the 1930s
and is different from all the other crises we have experienced in our
lifetime," Soros said. 

Soros, founder of New York-based hedge-fund firm Soros Fund Management LLC,
said last month at the World Economic Forum in Davos, Switzerland, that the
Obama administration's plan to buy toxic assets from U.S. banks won't be
enough to get financial institutions to start lending again. 

A more effective approach for restarting the economy would be to inject
capital directly into the banks and cut minimum capital requirements, Soros,
whose firm oversees $21 billion, has said. 

Soros's Quantum Endowment Fund returned 8 percent last year. That compared
with an average loss of 18 percent by hedge funds, according to data
compiled by Hedge Fund Research Inc. of Chicago. 

To contact the reporter on this story: Walid
  el-Gabry in New York at welga...@bloomberg.net 

Last Updated: February 21, 2009 16:52 EST

Bloomberg



[Non-text portions of this message have been removed]



[ekonomi-nasional]

2009-02-18 Terurut Topik Ari
Menteri Perkeretaapian India, Prasad Yadav, mendapatkan pujian karena mampu
membalikkan kinerja perusahaan perkeretaapian India sejak dia memimpin badan
usaha itu pada Mei 2004. Perusahaan Indian Railways, BUMN India yang tadinya
terus merugi dan hampir bangkrut, mencetak keuntungan sebesar 18 miliar
dolar US dalam lima tahun terakhir sejak ia memimpinnya, tanpa menaikkan
tarif penumpang, dan tanpa memecat pegawai yang berjumlah 1,6 juta orang.
Apa rahasianya?

Feb 19, 2009 
Yadav celebrates Indian rail triumph
Asia Times Online
http://www.atimes.com/atimes/South_Asia/KB19Df02.html
By Raja Murthy 

MUMBAI - India's Railway Minister Lalu Prasad Yadav had good reason to feel
a sense of pride in a job well done when last week he announced to
parliament his final budget, setting his seal on a hard-won reputation for
being the most successful holder of the post. Indian Railways, operator of
the country's rail network under his command, has posted a historic
pre-dividend profit of US$18 billion over the past five years, 
Indian Railways (IR) is the world's largest employer, providing 1.6 million
jobs - the number of onboard catering staff yelling "chai" relentlessly from
5.30am to 9pm makes it appear as if there are 16 million of them - and
Asia's second-largest rail network, carrying 18 million passengers daily.
Yet it has, so far, stayed ahead of a near-global recession, and Yadav is
not one to let the scale of his success be overlooked. 
"The same railways that faced a paucity of funds ... have now surprised the
whole world with a historic financial turnaround," Yadav crowed in his final
budget speech. "The year 2008 witnessed financial turmoil and a worldwide
recession, making it difficult for even Fortune 500 companies to raise debt
from the international markets." 
Yadav has earned his gloating rights. Five years ago, anyone seriously
mentioning profits at Rail Bhavan, the IR headquarters near Parliament House
in New Delhi, would have received stares of disbelief, if not prompting an
urgent call to the nearest lunatic asylum. 
When he took over, the 156-year old Indian Railways was dismissed as a
hopeless, loss-making organization, with too little revenue, too many
problems and too many employees. State-owned IR was spending 91% of its
income just on salaries and maintaining an aging organization. 
The Rakesh Mohan Committee report, a study that former Reserve Bank of India
deputy governor Rakesh Mohan headed in 2001, termed IR a "white elephant'
heading for a $12.6 billion loss-making bankruptcy by 2015. 
...
But then Yadav unleashed his unique brand of economics and stunned India and
the business world. He declared he would earn profits without raising
passenger fares - which he actually cut. And the Yadav gloat of success has
enriched every IR budget speech since 2004. 
Last February, while presenting the railway budget for 2008-09, he again
informed parliament of a "historic" cash surplus. "The benchmark of net
surplus before dividend of 25,000 crore rupees [US$5.1 billion] makes us
better than most of the Fortune 500 companies in the world ..." he said. 
By 2006, IR was posting record profits and "Professor" Yadav was lecturing
gawking business-school students from Harvard, the Indian Institute of
Management and Wharton on how he turned around the hopeless rail company. 
Yadav's brand of economics, like his controversial life and his famous wit,
is centered around his rural origins. "Indian Railways is like a Jersey
cow," he has often said when explaining the rationale behind "Lalu-nomics".
"It not milked fully, it would fall ill." 
The IR "milk" was freight capacity. Each freight wagon had an under-utilized
capacity which corrupt railway officials were privately selling. Yadav
explained his management mantra at a media conclave in New Delhi, in April
2007:
.  I assured all 16 lakh [1.6 million] gang men, signalmen and others [IR
employees] that they will not be retrenched. 
.  The turnaround in the railways is not one man's effort, I have merely
directed it. I just said, "We will not let anybody steal. We have to stop
it." 
.  I have personally checked goods trains, weighed the goods on the weighing
machine and found huge disparities in load booked and the actual load
carried. Several officers have been punished. 
.  Earlier the loading and unloading used to take seven days, now it has
been reduced to five days. 
.  By taking these few small steps only, we were able to save about 10,000
crore rupees. 
.  Not just that, we have reduced the expenditure and last year we had a
surplus of 13,000 crore rupees and we have paid dividends. This year
[2006-07] again we had a surplus of 20,000 crore rupees. 
Adding more cream to the "milk" formula, Yadav commissioned India's first
dedicated railway freight corridors, two east-west corridors across the
country costing $7.5 billion, backed by a $4 billion loan from Japan. On
February 9, Yadav commissioned the first 100-kilometer link of the two new
tracks, each e

[ekonomi-nasional] akselerasi infrastruktur

2009-02-17 Terurut Topik Ari
akselerasi infrastruktur -
economy.okezone.com

 Analisa Ekonomi
 Akselerasi Infrastruktur
Indonesia masih merupakan negara yang paling lemah dibandingkan
negara-negara lain di Asia Tenggara dalam hal ketersediaan infrastruktur.
Rabu, 18 Februari 2009 - 07:28 wib

*BAGAIMANA* kondisi infrastruktur Indonesia? Hasil survei terbaru World
Economic Forum yang berjudul Global Competitiveness Report 2008-2009
menunjukkan, kondisi infrastruktur di Indonesia menempati peringkat ke-86
dari 143 negara.

Pada tahun sebelumnya, peringkat Indonesia hanya nomor 91 dari 131 negara.
Kendati agak membaik, Indonesia masih merupakan negara yang paling lemah
dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara dalam hal ketersediaan
infrastruktur. Infrastruktur penting dibangun lantaran kehidupan masyarakat
tidak dapat terlepas dari kebutuhan infrastruktur yang memadai.

Infrastruktur adalah fasilitas fisik beserta layanannya yang diadakan untuk
mendukung bekerjanya sistem sosial-ekonomi, agar menjadi lebih berfungsi
bagi usaha memenuhi kebutuhan dasar dan memecahkan berbagai masalah.

Dari dimensi ekonomi, infrastruktur mencakup infrastruktur transportasi
(jalan, rel, pelabuhan, bandara); infrastruktur ekonomi (bank, pasar, mal,
pertokoan); infrastruktur pertanian (irigasi, bendungan, pintu-pintu
pengambilan, dan distribusi air irigasi); serta infrastruktur sosial
(bangunan ibadah, balai pertemuan, dan pelayanan masyarakat). Kemudian
infrastruktur kesehatan (puskesmas, rumah sakit, balai pengobatan);
infrastruktur energi (pembangkit listrik, jaringan listrik); dan
infrastruktur telekomunikasi (BTS, STO, jaringan telepon).

Infrastruktur yang memadai akan memacu pertumbuhan ekonomi dan peningkatan
kesejahteraan rakyat. Coba saja,kalau Anda melewati jalan darat
trans-Sumatra,trans- Kalimantan, trans-Sulawesi, pasti mengeluh akibat
banyaknya jalan rusak dengan lubang menganga di sana-sini. Rakyat pedesaan
dan daerah tertinggal harus menempuh waktu berjam-jam untuk pergi ke pasar,
sekolah, atau pusatpusat hiburan yang umumnya berlokasi di kota, ibu kota
provinsi/kabupaten/kota.

Kalau menggunakan jalan udara, masalah yang muncul bila ke kawasan timur
Indonesia, adalah tidak setiap hari ada pesawat. Kalaupun ada, pesawat pasti
harus transit di banyak kota.Bayangkan saja, perjalanan Jakarta-Jayapura
memakan waktu 8-9 jam, yang jauh lebih lama daripada Jakarta-Tokyo dan
Jakarta-Melbourne yang sekitar hanya 5-6 jam. Fakta di atas membuktikan
akselerasi pembangunan infrastruktur merupakan hal yang amat mendesak untuk
diprioritaskan.

Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bukannya tidak
menyadari hal ini.Simak saja Departemen Pekerjaan Umum yang memperoleh
alokasi anggaran tinggi dibanding departemen yang menangani infrastruktur
lainnya. Pada 2008, alokasi anggaran Departemen PU mencapai Rp36,1 triliun.
Bahkan dengan paket stimulus fiskal, pemerintah telah menetapkan anggaran
Rp10,2 triliun untuk menambah alokasi anggaran proyek infrastruktur yang
telah ditetapkan dalam APBN 2009 senilai Rp102 triliun.

Dana itu disiapkan sebagai salah satu langkah untuk mengantisipasi
memburuknya krisis ekonomi global. Melalui dana stimulus itu, pemerintah
berharap dapat membuka lapangan kerja di tengah krisis keuangan global.
Paket kebijakan infrastruktur secara eksplisit mulai dituangkan dalam Inpres
No 6/2007 hingga Inpres No 5/2008. Paket ini merupakan konsolidasi dari
langkah-langkah strategis yang terkoordinasi dalam mewujudkan reformasi
kebijakan, regulasi, dan kelembagaan penyelenggaraan infrastruktur.

Sayangnya, sampai saat ini, implementasi paket-paket kebijakan tersebut di
era SBY tidak seluruhnya tuntas sesuai tenggat dan outputyang digariskan.
Tidak selesainya semua program dalam paket kebijakan tersebut disebabkan
beberapa faktor. Pertama, target kuantitatif yang tidak realistis. Target
pembangunan yang jauh lebih tinggi dari kemampuan pasokan, merupakan target
yang tidak realistis.

Terlebih ketika pembebasan tanah yang selama ini merupakan kendala utama
dalam pembangunan jalan,khususnya jalan tol, tersendat-sendat dan menemui
banyak masalah di lapangan. Kedua, persiapan teknis kurang dilakukan secara
menyeluruh. Target yang optimistis dalam pembangunan jalan tol, tidak
seimbang dengan upaya untuk menyiapkan berbagai prasyarat yang diperlukan.

Seharusnya dalam penawaran sebuah proyek, kesiapan administrasi dan
persyaratan teknis harus segera dilakukan. Kenyataannya, belum ada satu pun
proyek jalan tol yang memiliki dokumen spesifikasi proyek (Project Specific
PPP Package). Ketiga, sering terhambatnya masalah pengadaan tanah untuk
pembangunan infrastruktur. Berkenaan dengan pengadaan tanah bagi pelaksanaan
pembangunan kepentingan umum, pemerintah telah mengeluarkan beberapa
peraturan penting, di antaranya Perpres No 36/2005.

Kenyataannya, proses pembangunan infrastruktur ini berhadapan dengan
ketersediaan tanah yang semakin terbat

[ekonomi-nasional] FW: Pidato Obama dalam bahasa Indonesia

2009-01-21 Terurut Topik Ari
Semoga dapat menjadi inspirasi bagi kita juga.

 

Ari Tamat

 

  _  

From: Ndoro Kakung 
Posted At: Wednesday, January 21, 2009 9:48 AM
Posted To: Indonesia
Conversation: Indonesia
Subject: Obama Pecas Ndahe



Krisis ini telah mengingatkan kita bahwa tanpa pengawasan yang ketat,
kekuatan pasar bebas itu bisa terlepas dari kontrol, dan suatu bangsa tidak
bisa makmur untuk waktu lama apabila hanya mementingkan orang kaya - Barack
Husein Obama. 

 

Dini hari itu, di batas antara malam yang sudah tak bisa disebut malam lagi,
dan pagi yang belum datang, saya melihat lelaki itu berdiri gagah di atas
mimbar. Parasnya berseri-seri, penuh percaya diri. Jutaan mata menatap ke
arahnya, termasuk saya yang menikmati penampilannya lewat layar kaca. Dia
Barack Husein Obama, Presiden Amerika Serikat yang ke-44. Rabu dini hari
itu, ia dilantik dan mengucapkan sumpah. Setelah itu, ia menyampaikan pidato
resmi pertamanya setelah dilantik.Saya terkesima oleh orasinya yang penuh
optimisme. Saya tersihir oleh semua bahasa tubuhnya tenang tapi begitu
meyakinkan. Kata demi kata, mengalir lancar dari mulutnya. Setiap kalimatnya
seperti mantra bagi rakyat Amerika, dan para pengagumnya di seluruh dunia.

 

Untuk mengenang dan merawat apa yang dikatakannya, saya tayangkan lengkap
isi pidato Obama dalam bahasa Indonesia di sini. Semoga bermanfaat. 

 

Rekan-rekan sebangsa dan setanah air:

Saya berdiri di sini hari ini terenyak oleh tugas di depan kita, berterima
kasih atas kepercayaan yang Anda berikan, dan teringat akan pengorbanan oleh
leluhur kita. Saya berterima kasih kepada Presiden Bush atas jasanya pada
bangsa kita, dan juga atas kemurahan hati dan kerja sama yang ditunjukkannya
pada masa transisi ini.

Sudah 44 warga Amerika yang diambil sumpahnya sebagai presiden. Kata-kata
dalam sumpah jabatan itu telah diucapkan di masa kemakmuran dan di masa
damai. Namun, ada kalanya sumpah jabatan kepresidenan itu diambil di
tengah-tengah situasi gawat dan badai yang berkecamuk. Pada saat-saat
demikian, Amerika terus melaksanakan tugasnya bukan hanya karena ketrampilan
atau visi mereka yang memegang jabatan tinggi, tetapi karena kita rakyat
Amerika tetap setia pada cita-cita leluhur kita dan setia pada
dokumen-dokumen yang dirumuskan oleh para pendiri negara kita.

Demikianlah adanya, dan memang selalu demikianlah yang harus dilakukan oleh
generasi orang Amerika yang sekarang ini.

Memang sudah dipahami bahwa kita sedang berada di tengah krisis. Bangsa kita
kini sedang terlibat perang, melawan jaringan kekerasan dan kebencian yang
jauh jangkauannya. Ekonomi kita sangat lemah, akibat ketamakan dan tindakan
tidak bertanggung jawab oleh sebagian pihak, tetapi juga karena kegagalan
kita secara kolektif untuk membuat pilihan-pilihan sulit, dan kegagalan kita
mempersiapkan bangsa bagi abad baru. Banyak rumah yang disita, lapangan
kerja menurun drastis, bisnis gulung tikar. Asuransi kesehatan kita terlalu
mahal, murid-murid sekolah kita banyak yang gagal, dan setiap hari terlihat
bukti bahwa cara-cara kita menggunakan energi justru memperkuat musuh-musuh
kita dan mengancam planet kita.

Semua itu merupakan indikator krisis, yang didasarkan pada data dan
statistik. Yang kurang bisa diukur tetapi tidak kurang pentingnya adalah
melemahnya keyakinan di seluruh pelosok Amerika - kekhawatiran terus-menerus
bahwa kemerosotan Amerika tak terelakkan lagi, dan bahwa generasi berikutnya
harus mengurangi harapannya.

Hari ini saya katakan kepada kalian bahwa tantangan-tantangan yang kita
hadapi adalah nyata. Tantangan ini serius dan banyak. Tidak akan mudah
diatasi dan tidak bisa diatasi dalam jangka pendek. Tetapi ketahuilah ini,
Amerika, semua tantangan ini akan kita hadapi.

Pada hari ini, kita berkumpul karena kita lebih memilih harapan daripada
ketakutan, kesatuan tujuan ketimbang konflik dan pertentangan.

Pada hari ini, kita berkumpul untuk menyatakan berakhirnya keluhan-keluhan
kecil dan janji-janji palsu, saling-tuduh dan berbagai dogma lusuh yang
sudah terlalu lama mencekik politik kita.

Negara kita masih muda, dengan meminjam kata-kata dalam Kitab Suci, saatnya
sudah tiba kita menepiskan sifat ke kanak-kanakan. Saatnya sudah tiba untuk
menandaskan lagi semangat kita yang tegar, memilih jalan sejarah yang lebih
baik, melanjutkan pemberian berharga, gagasan mulia yang diteruskan dari
generasi ke generasi: yaitu janji yang diberikan Tuhan bahwa semua kita
setara, kita semua bebas, dan semua layak memperoleh kesempatan untuk
mengejar kebahagiaan sepenuhnya.

Dalam menandaskan kebesaran bangsa kita, kita memahami bahwa kebesaran tak
pernah diberikan begitu saja. Mencapai kebesaran harus dengan kerja-keras.
Perjalanan yang kita tempuh tak pernah mengambil jalan pintas. Perjalanan
kita bukan bagi mereka yang tidak-tabah, bukan bagi mereka yang suka
bermalas-malas daripada bekerja, atau bagi yang hanya mengejar kekayaan dan
menjadi terkenal. Perjalanan kita adalah bagi mereka yang berani mengambil
risiko, mereka yang melakukan hal-hal baru

[ekonomi-nasional] Indonesia to Issue Samurai Bonds

2009-01-11 Terurut Topik Ari
Kabarnya Indonesia akan issue Yen Bond . siapa yang handle ya?

 

Ari

 

  _  

From: Cempaka 
Posted At: Thursday, January 08, 2009 1:13 PM
Posted To: Indonesia
Conversation: Indonesia
Subject: Government to Sell More Bonds, Despite Deficit Surprise
  

Muhamad Al Azhari,
<http://www.thejakartaglobe.com/business/article/5369.html> The Jakarta
Globe, January 8, 2009

The government will stick with its plan to resort to the debt market to
finance this year's national budget deficit as the unused funds left over
from the 2008 budget are to be put towards a proposed fiscal stimulus
program, a senior official at the Ministry of Finance said on Wednesday. 

Indonesia recorded a budget deficit of only Rp 4.2 trillion, or 0.1 percent
of projected gross domestic product, in 2008, far below the Rp 94.5
trillion, or 2.1 percent of GDP, that had been predicted in the revised
budget. 

Basing its calculations on the higher figure, the finance ministry borrowed
Rp 55.5 trillion on the debt markets, with most of the money being the
proceeds of government bond sales. Subsequently, as a result of the budget
deficit coming in much lower than expected, the country was left with funds
amounting to Rp 51.3 trillion. 

The government is predicting a deficit of 1.0 percent of GDP in 2009, the
equivalent of Rp 51.3 trillion. 

"We will keep selling bonds this year, with a net proceeds target of Rp 54
trillion," said Rahmat Waluyanto, the director general of debt management at
the Finance Ministry, adding that the government would diversify its debt
instruments and sales methods to anticipate likely weak demand in the debt
markets amid the global recession. 

As to how the government will use the carried-over funds, Rahmat said: "I
can't give you much detail at present, but, as you know, some of the money
will be used to finance the fiscal stimulus package." 

The government announced a plan on Monday to pump Rp 50.5 trillion ($4.64
billion) into the economy in the form of a fiscal stimulus package to ward
off possible major job cuts as international demand for Indonesia's products
dissipates. 

Part of the package, worth Rp 12.5 trillion - which will take the form of
value-added tax and import duty exemptions for a number of sectors - will be
funded by the national budget, while another Rp 38 trillion, made up of the
carried-over funds from 2008, will be used to pay for labor-intensive
programs and provide support to the private sector. 

But the government is still assessing which sectors are to receive
incentives and assistance, saying that further details will be announced
within the next two weeks. 

Rahmat explained that in diversifying its debt instruments, the government
will issue the country's first Islamic retail bond, or sukuk, to retail
investors in the domestic market in February, and its first yen-denominated
bond, or Shiboasai, in the middle of 2009. 

Indonesia will employ Japan-based financial firms to sell the bonds, he
said, as Indonesian government bonds are still regarded as being below
investment grade. "So, we need people to provide assurances, people to make
the arrangements. Preferably, they should come from Japan." 

One of the reasons the government is considering issuing yen-denominated
bonds is because Indonesia's exposure to the Japanese currency is quite
significant, Rahmat said, adding that some 19 percent of the country's total
foreign debt is in yen. If the yen-denominated bonds are successful, he
said, the government will attempt to refinance its yen-denominated debt. 

As another example of diversification, Rahmat said the Finance Ministry
would also offer short-term debt papers to local governments enjoying budget
surpluses as a result of windfall profits they earned when commodity prices
hit record highs in the first part of 2008. 

Rahmat did not rule out the possibility of seeking standby loans from
multilateral agencies and international donor countries should the
government experience difficulties in selling its debt papers, given that
the global recession is expected to persist throughout 2009.
 

Related Article: 

 <http://www.thejakartaglobe.com/business/article/5366.html> Government
Plans to Offer Islamic Bonds Next Month

 

Read
<http://watimas.blogspot.com/2009/01/government-to-sell-more-bonds-despite.h
tml>  more



[Non-text portions of this message have been removed]



[ekonomi-nasional] Re:Pernyataan Sikap DPP PAPERNAS Mengecam Aksi Pembakaran rumah petani

2008-12-30 Terurut Topik Ari T
Saya turut mengecam aksi kekerasan yang terjadi. Tapi alangkah baiknya  
jika ada yang bersedia mengungkapkan the other side of the story juga.  
Sehingga kita bisa menyikapi atas dasar informasi yang obyektif dan  
memberi masukan yang optimal untuk membantu selesaikan masalah (bukan  
hanya terbawa emosi)

Ari T.


Ari


[ekonomi-nasional] Tak Ada di Manifes, Keluarga Harap Natalia Dapat Asuransi

2005-09-07 Terurut Topik Ari Condro
Ngeri juga ya, kalau kita naik KA atau Pesawat Terbang, sementara kita beli
tiketnya dari calo, atau beli tiket atas nama orang lain.  Kalau ada
kecelakaan (mana sering lagi) bisa bisa keluarga kita malah tidak mendapat
bantuan asuransi dari jasa raharja dan maskapai transportasinya.  Wah, hari
gini, gitu lho ...  Makanya kalau di luar negeri, mau naik bis antar
kota aja, sering ada asuransi perjalanan di loket terminal, jaga jaga buat
yang beginian, musibah dengan Mandala.

salam,
Ari Condro


<http://jkt1.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/09/tgl/07/t
ime/122939/idnews/436747/idkanal/10>
http://jkt1.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/09/tgl/07/ti
me/122939/idnews/436747/idkanal/10


Tak Ada di Manifes, Keluarga Harap Natalia Dapat Asuransi


Nurul Hidayati - detikcom Jakarta - Keluarga asisten dosen FEUI Natalia
Magdalena Sitanggang berharap keluarga tetap mendapat santunan asuransi
meski nama Natalia dan ibunya, Ro'ida Lumbanraja, tidak tertulis di daftar
penumpang (manifes).

"Kami tetap berharap tetap mendapatkan hak kami," kata tante Natalia, Risma
Sitanggang, pada detikcom lewat telepon. Risma saat ini tengah mempersiapkan
penguburan Natalia di Pematang Siantar, Sumut.

Risma yang terdengar menahan tangis mengungkapkan, hingga hari ini belum ada
pihak mana pun yang mengkonfirmasikan soal santunan asuransi itu kepada
keluarga Natalia. "Tolong ya (santunan) itu tetap diberikan," harapnya.

Pada 5 September, beberapa saat setelah terjadi kecelakaan, Direktur Operasi
PT Jasa Raharja (Persero) Hamka Santri Anom menjelaskan rincian santunan
untuk para korban Mandala Airlines.

Korban yang meninggal dunia akan mendapat santunan sebesar Rp 50 juta,
korban yang mengalami cacat tetap mendapat santunan maksimal Rp 50 juta dan
korban yang mengalami luka-luka akan mendapat penggantian biaya perawatan
dan pengobatan maksimal Rp 25 juta. Santunan akan dibayarkan secepatnya.

Hamka Santri Anom menegaskan, semua penumpang pesawat Mandala Airlines
dengan nomor penerbangan RI 091 jurusan Medan - Jakarta yang mengalami
kecelakaan di Medan akan mendapat santunan dari Jasa Raharja.

Semoga mereka yang membeli dari calo penguasa tiket di Bandara Polonia juga
mendapatkannya. (nrl)






 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Help tsunami villages rebuild at GlobalGiving. The real work starts now.
http://us.click.yahoo.com/njNroD/KbOLAA/cosFAA/GEEolB/TM
~-> 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] Fw.: FPI Tutup Paksa 23 Gereja di Bandung

2005-08-23 Terurut Topik Ari Condro
Bagi rekan rekan yang akan membantu FPI,
dimohon dengan segera kesiapannya ..   :(


salam,
Ari Condro

- Original Message -
From: "Daniel H.T." <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>

Tutup 23 Gereja di Bandung
Gus Dur Minta SBY Tindak FPI
Niken Widya Yunita - detikcom

 Jakarta - Tindakan Front Pembela Islam (FPI) yang menutup 23 gereja di
Bandung membuat Gus Dur turun tangan. Dia meminta SBY menindak tegas. Jika
tidak, banser pun siap dikerahkan.

FPI melakukan penutupan terhadap 23 gereja di Kota Kembang terhitung sejak
3 September 2004 hingga 21 Agustus 2005.

"Kepada pimpinan tinggi FPI, saya ajukan imbauan agar hal ini diindahkan.
Anda telah dua kali melakukan kesalahan organisatoris dan melanggar UU.
Yang pertama Ahmadiyah dan sekarang ini menutup paksa gereja," urai Gus Dur.

Hal ini disampaikan dia dalam jumpa pers di kantor PBNU, Jalan Kramat Raya,
Jakarta Pusat, Selasa (23/8/2005). Turut hadir dalam acara itu Wakil
Sekretaris Umum PGI Pendeta Weynata Sairin dan Pendeta Jan Sera Aritonang.
Gus Dur meminta agar umat kristiani tetap melakukan ibadah seperti biasanya.
"Anggap saja penutupan itu nggak ada," kata presiden RI keempat ini.
Bagaimana jika mereka tetap tidak bisa melakukan ibadah? "Ya balik," ujarnya
enteng.
Tindakan kongkretnya apa, Gus? "Ya kalau perlu Banser NU di Jawa Timur akan
mengamankan Natal. Tapi kalau ada cara lain yang lebih baik kenapa harus
mengerahkan banser. Kita minta pemerintah yang menindak," tandasnya.
Dalam pertemuan itu, Pendeta Jan Sera Aritonang meminta wejangan dari Gus
Dur sebelum melakukan pertemuan dengan Presiden SBY di Istana Presiden pukul
15.00 WIB.
"Bilang saja umat Islam yang akan mengerahkan kekuatan. Tinggal mereka
(pemerintah) berani tidak mengerahkan kekuatan. Selama ini mereka tindak
berani," kata Gus Dur.
Namun demikian, Gus Dur menolak saat diminta mengkritik pemerintahan SBY. "
Saya tidak mau menilai siapa pun. Saya minta pemerintah cepat bertindak,"
imbaunya.

Tak Punya Izin

Wakil Sekretaris Umum PGI Pendeta Weynata Sairin mengakui 23 gereja di
Bandung tidak memiliki izin.
"Kami harap bisa diproses. Jangan melarang orang melakukan ibadah karena
kami tidak melakukan tindakan kriminal," kata Weynata.
Kami minta SK tentang pembangunan rumah ibadah dicabut karena memicu
konflik," lanjutnya. (aan)






 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
http://us.ard.yahoo.com/SIG=12ftc/M=362343.6886682.7839641.1493532/D=groups/S=1705001222:TM/Y=YAHOO/EXP=1124788283/A=2894352/R=0/SIG=11fdoufgv/*http://www.globalgiving.com/cb/cidi/tsun.html";>Help
 tsunami villages rebuild at GlobalGiving. The real work starts now.
~-> 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] Fw: Nahdlatul Ulama, Menghadang Neo-Liberalisme dan Islam (Neo)Liberal

2005-07-07 Terurut Topik Ari Condro
1. Tulisan dari Jaringan Islam Emansipatoris yang kritis terhadap
pemikiran JIL yang dianggap representasi neoliberal.
2. Dalam pandangan harokah, baik JIE maupun JIL sama sama
dianggap liberal   :))
3. Kritik sebenarnya ditujukan pada kebijakan kenaikan harga BBM
dan tanah.  Padahal ketua komisi di DPR yang menghasilkan UU
Liberalisasi migas adalah Irwan Prayitno dari PKS, dan partai yang
mengusulkan kenaikan harga BBM sejak jaman Megawati adalah PDI-P.
Sementara kebijakan masalah tanah yang diprotes justru merupakan
kebijakan yang merupakan representasi sosialisme dalam UUD 45.
Dunia memang sudah terbalik balik :))

salam,
Ari Condro


- Original Message - 
http://www.nu.or.id/data_detail.asp?kategori=KOLOM&id_data=5294

AGAR TIDAK MENJADI BANGSA KULI (LAGI!) DI NEGERI SENDIRI 
Nahdlatul Ulama, Menghadang Neo-Liberalisme dan Islam (Neo)Liberal

Oleh: Ahmad Baso*

We are often told "Colonialism is dead". Let us not be deceived or
even soothed by that

I beg of you do not think of colonialism only in the classic form
which we of Indonesia, and our brothers in different parts of Asia and
Africa, knew.

Colonialism has also its modern dress, in the form of economic
control, intellectual control, actual physical control by a small but
alien community within a nation.

It is a skilful and determined enemy, and it appears in many guises.


--- Soekarno, "Speech at the Opening of Asian African Conference",
Bandung, 1955. (huruf miring dari AB).


 

1 Untuk memahami kehadiran buku saya Islam Pasca-Kolonial dalam
konteks maraknya arus liberalisasi agama dan juga liberalisasi
ekonomi, lebih baik saya mulai dari apa yang dikatakan oleh novelis
besar Pramoedya Ananta Toer dalam novelnya yang terkenal Arus Balik:


Sekarang makin lama makin sedikit kapal-kapal Jawa berlayar ke utara,
ke Atas Angin, ke Campa ataupun ke Tiongkok. Arus kapal dari selatan
semakin tipis. Sebaliknya arus dari utara semakin deras, membawa
barang-barang baru, pikiran-pikiran baru, agama baru. Juga ke Tuban. 


Dahulu, di jaman kejayaan Majapahit, arus bergerak dari selatan ke
utara, dari Nusantara ke Atas Angin. Majapahit adalah kerajaan laut
terbesar di antara bangsa-bangsa beradab di muka bumi ini.
Kapal-kapalnya, muatannya, manusianya, amal dan perbuatannya,
cita-citanya - semua itulah arus selatan ke utara. Segala-galanya
datang dari selatan. Majapahit jatuh. Sekarang orang tidak mampu lagi
membuat kapal besar. Kapal kita makin lama makin kecil seperti
kerajaannya. Karena, ya, kapal besar hanya dibikin oleh kerajaan
besar. Kapal kecil dan kerajaan kecil menyebabkan arus tidak bergerak
ke utara, sebaliknya, dari utara sekarang ke selatan, karena Atas
Angin lebih unggul, membawa segala-galanya ke Jawa, termasuk
penghancuran, penindasan, dan penipuan. Makin lama kapal-kapal kita
akan semakin kecil untuk kemudian tidak mempunyai sama sekali. .

Tidak mungkin - asal kalian menguasai jalan laut lagi. Selama mereka
yang menguasai, mereka takkan menenggang kapal kita, akan
menghancurkannya sama sekali. Sampai kita dibikin tidak beranjak dari
dusun kita sendiri di pesisir dan gunung.


Dengan lugas Pram menggambarkan relasi antara dua dunia yang waktu itu
dikenal dengan sebutan "negeri bawah angin" dan "negeri atas angin".
Negeri bawah angin adalah sebutan lain dari Nusantara; negeri atas
angin adalah sebutan untuk wilayah sepanjang utara Nusantara, termasuk
India, Semenanjung Arab, hingga daratan Eropa. Oleh Pram, relasi itu
digambarkan pada sebuah "arus". Negeri yang besar digambarkan bergerak
dari selatan menuju ke atas, ke utara. Meski berada di "bawah", tapi
Nusantara punya kemampuan untuk bergerak ke atas, menjangkau
wilayah-wilayah seberang sana. Ini berkat kekuatan "arus" yang
menggerakkannnya, arus kapal besar.

Arus ini memang biasa dikenal di sebuah negeri yang sebagian besar
komponennya adalah kepulauan. Laut adalah modal besar kemajuan negeri.
Simbol kedigdayaan negeri maritim seperti ini adalah pada kapal laut.
Tepatnya kapal besar. Pram menggambarkan kekuatan kapal besar ini pada
muatannya: "Kapal-kapalnya, muatannya, manusianya, amal dan
perbuatannya, cita-citanya". Dengan kapal ini, orang-orang negeri
bawah angin bisa leluasa bergerak kesana-kemari di belahan utara,
membawa berbagai amal dan perbuatan, termasuk cita-cita, dari negeri
sendiri. Tepatnya, mereka membawa kebudayaan dan ide-ide besar, dan
dengan itu mereka besar dan kuat. Arus ini pula yang membawa
kemakmuran bagi negeri. Dengan kata lain ke utara membawa ide, dan
pulang kembali ke selatan membawa kekayaan untuk negeri.

Tapi, apa yang terjadi kemudian, ketika lambat-laun arus mulai
berbalik? Yakni dari utara ke selatan. Kerajaan menjadi kecil,
demikian pula kapalnya, dan juga manusianya menjadi kerdil. Kalau
sebelumnya penduduk negeri bawah angin adalah pencipta ide-ide, kini
menjadi pemamah ide-ide. Alias konsumtif belaka. M

[ekonomi-nasional] Fw: India akan menyalib China?

2005-07-05 Terurut Topik Ari Condro

- Original Message - 
From: "rahardjo mustadjab" <[EMAIL PROTECTED]>
Rasanya tak mungkin India menyalib China, itulah yang
saya dengar dari setiap pertemuan atau seminar di
Mumbai.  Tapi tidak demikian menurut Prof. Yasheng
Huang (MIT) dan Tarun Khana (Harvard), dan mereka
punya argumen yang sahih.

Salam,
RM

 
Tuesday, July 05, 2005   
 
India will overtake China'

PTI

Washington:  In the long run, India will overtake
China in economic growth owing to home-grown
entrepreneurship, stronger infrastructure to support
private enterprise and companies which compete
internationally with global firms, a media report has
claimed. 

The report, written by Yasheng Huang, Associate
Professor at the Sloan School of Management at the
Massachusetts Institute of Technology, and Tarun
Khanna, a professor at Harvard Business School, said
India was 'superior' in utilising its resources, thus
contributing to economic performance. 

"The real issue is not where China and India are today
but where they will be tomorrow. The answer will be
determined in large measure by how well both countries
utilize their resources, and on this score, India is
doing a superior job," the duo said in the report
published in FP - a magazine published by the Carnegie
Endowment. 

Differentiating between 'routes' to economic
prosperity, they said that India's home-grown
entrepreneurship gave it an advantage over China,
where growth is largely fuelled by Foreign Direct
Investment (FDI). 

"What is the fastest route to economic development?
Welcome FDI, says China, and most policy experts
agree. But a comparison with long-time laggard India
suggests that FDI is not the only path to prosperity.
Indeed, India's home-grown entrepreneurs may give it a
long-term advantage over a China hamstrung by
inefficient banks and capital markets," they argued. 


They said the ubiquitous "Made in China" label on
everything in a major department store from shoes to
garments to toys and electronics obscured an important
point: few of these products are made by indigenous
Chinese companies. 

"You would be hard-pressed to find a single homegrown
Chinese firm that operates on a global scale and
markets its own products abroad. That is because
China's export-led manufacturing boom is largely a
creation of FDI, which effectively serves as a
substitute for domestic entrepreneurship," they said. 

The duo stressed that India provided a more "nurturing
environment" for domestic business, thus spawning a
number of companies that now compete internationally
with the best that Europe and the us have to offer. 

"Many of these firms are in the most cutting-edge,
knowledge-based industries -- software giants Infosys
and Wipro and pharmaceutical and biotechnology
powerhouses Ranbaxy and Dr. Reddy's Labs, to name just
a few", Khanna and Huang said. 

India has also developed much stronger infrastructure
to support private enterprise. Its capital markets
operate with greater efficiency and transparency than
do China's. Its legal system, while not without
substantial flaws, is considerably more advanced, the
two argued. 

Huang and Khanna also contrasted India's "increasingly
building from the ground up" to China's pursuit of a
"top-down approach" for economic growth, saying it
reflected the political systems of both the countries.
"India is a democracy and China is not." 

"China and India have pursued radically different
development strategies. 

India is not outperforming China overall, but it is
doing better in certain key areas. That success may
enable it to catch up with and perhaps even overtake
China," the two experts felt. 

"It would not only " demonstrate the importance of
homegrown entrepreneurship to long-term economic
development; it will also show the limits of the
FDI-dependent approach China is," the duo said. 

 
  
  
URL:
http://www.financialexpress.com/latest_full_story.php?content_id=95123






Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [ekonomi-nasional] Re: TKI Makmur, Negerinya Busung Lapar

2005-07-04 Terurut Topik Ari Condro
Lho, nggak sesuai dengan yang diperjuangkan oleh ibu Yoyoh Yusroh
dan rekan rekan PKS dong ???  Banyak anak bagus, kan jadi jundi.

Mas Wardoyo ini bagaimana sich   Wong kalau bisa KB dihentikan,
dan poligami digalakkkan.  Lihat itu Israel dan Palestina.  Orang Israel
keder karena orang Palestina pertumbuhan populasinya gila gilaan.
Lha wong, ada orang Palestina yang punya anak sampai 50   :P

salam,
Ari Condro


- Original Message -
From: "Wardoyo" <[EMAIL PROTECTED]>

Menarik himbauan pak SBY agar kita mempertimbangkan kembali perlunya
keluarga kecil, dimana dapat lebih terpikirkan untuk memberikan kebutuhan
anak akan pendidikan, kesehatan dan lain yg lebih layak. Bila pertambahan
penduduk masih besar (say di atas 10%), maka akan terus terjadi gap lap
kerja yg makin besar.
Salah satu korban keluarga besar namun miskin adalah anak drop out sekolah
atau bahkan hanya lulus SD, dus banyaknya generasi muda tanpa bekal pend
memadai akan sulit mencari kerja dan bersaing. Belum lagi era borderless
dimana banyak naker asing bakal masuk, sehingga terkondisi spt jabatan CEO
dan level top di persh diisi banyak org asingnya sementara anak bangsa
nerima jadi staf atau office boy- misalnya.
Dampaknya, salah satunya kenapa pend makin mahal, dan cenderung berpihak
pada si kaya. Kenapa pend harus mahal, karena perlu biaya besar dan dana
pemerintah kurang, kenapa kurang, karena kecil dan pemerintah perlu bayar
hutang, subsidi, dikorup dsb, kenapa korup?, karn hukum belum tegas? kenapa?
karena korupsi massal? kenapa? karena warisan budaya begitu, kenapa hayoo??
He he, capek dan bosan yaa, tiap masalah muter2nya ke sana,
Juga sandang pangan, juga kesehatan yg semakin mahal, rasanya makin
menyudutkan masy miskin, dst.
Anyway baiknya masy terus dieducate agar jangan memiliki anak melebihi
kemampuan-nya. Hal ini benar adanya krn umumnya pemilik anak banyak berasal
dari mereka yg kurang berpend, keluarga sederhana dan kadang paradigma
banyak anak banyak rejeki, anak sbg tenaga kerja, anak bisa bantu di sawah-
bantu tukang batu- bantu bapaknya kerja apa saja.Padahal anak kan amanah yg
hrs diberi apapun agar bisa sekolah, kerja, melebihi org tua, dst.

Salam,






Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] Re: Kompas: Perbankan Dikuasai Pihak Asing

2005-06-28 Terurut Topik Ari Condro
Bank Asing, misalnya Citibank, BOTM- Tokyo Mitsubishi, 
KEBD Korea Exchange Bank Danamon/Bank Woori,
Stanchart, Mitsui Sumitomo, HSBC, dan lain lain.

Pertanyaannya :

1. Emangnya mereka beli SBI ?  saya rasa nggak.
2. Mereka duitnya dari mana ?  setahu saya lewat
arus uang dari perdagangan global.  Emangnya
perusahaan asing di indonesia dagangan eksport 
importnya, duit dan LCnya dilewatin mana ?
Yan bank asing tersebut di atas lah 

Jarang tuh saya lihat LC yang amountnya besar
(diatas 1 jt dollar) yang dilewatkan BCA, BNI,
Bank Mandiri, BII, bank Mualamalat, BSM, dll.
So, perbankan kita emang jago kandang.

Bahkan bank Islam nggak pernah tuh dilewatkan
LC dari negera timur tengah.  saya kan jadi heran,
mereka tuh kerjaannya ngapain aja ya ?
Bikin network kek :)  Buyer saya dari timur tengah
hampir semua pakai Citibank, Stanchart, HSBC.

Demikian sekilas info .
 
salam,
Ari Condro


- Original Message - 
From: "A Nizami" <[EMAIL PROTECTED]>

2. Semakin banyak bunga SBI/Obligasi yang harus
dibayar ke asing. Jika bunga SBI/Obligasi 10% per
tahun, maka pemerintah harus membayar Rp 96 trilyun
per tahun.
===
Berikut berita dari Kompas

 Dominasi pihak asing dalam industri perbankan
nasional terus meningkat. Bahkan, per Maret 2005,
bank-bank yang dimiliki pihak asing, jika digabungkan,
telah menguasai aset perbankan nasional sebesar 42,33
persen, yang berarti meruntuhkan dominasi bank
berstatus badan usaha milik negara.






Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [ekonomi-nasional] Mohon Informasi Reksadana di Indonesia

2005-06-27 Terurut Topik Ari Condro
Pengertian Reksa Dana

Unit trust dan mutual fund atau investment fund adalah istilah-istilah yang
memiliki pengertian sama dengan reksa dana, yaitu bentuk investasi kolektif
yang memungkinkan bagi investor yang memiliki tujuan investasi sejenis untuk
mengumpulkan dananya agar dapat diinvestasikan dalam bentuk portofolio yang
dikelola fund manager.

Pengertian reksadana atau mutual funds menurut UU No. 8 tahun 1995 tentang
Pasar Modal yaitu :

"Wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal,
untuk selanjutnya diinvestasikan kembali dalam portofolio efek oleh manajer
investasi".



Sedangkan menurut Zvi Bodie (1993:225) definisi dari mutual funds atau
investment funds adalah :

" Mutual funds are firms that manage pools of other people's money.
Individuals buy shares of mutual funds, and the funds invest the money in
certain specified types of assets, (for example, common stocks, tax exempt
bonds, mortgages).  The shares issued to the investor entitle them to a pro
rata portion of the income."



Dari kedua definisi di atas dapat dipahami bahwa reksa dana merupakan sarana
yang dipakai oleh para investor apabila mereka berkeinginan untuk melakukan
tipe investasi tidak langsung.  Dengan kata lain, reksa dana merupakan suatu
wadah berinvestasi secara kolektif untuk ditempatkan dalam portofolio
berdasarkan kebijakan investasi yang ditetapkan oleh fund manager atau
manajer investasi.  Mereka bermain di pasar modal melalui perantara yang
merupakan perusahaan reksa dana.  Mekanisme kegiatan reksa dana berbentuk
Kontrak Investasi Kolektif   digambarkan sebagai berikut :





  BAPEPAM












Pendaftaran
Pernyataan Efektif



Penawaran Umum Kontinyu
Instruksi Jual/Beli


  MANAJER INVESTASI


 INVESTOR












Permohonan Pembelian/
Konfirmasi

Penjualan Kembali



Kontrak
Investasi Kolektif


Instruksi

bayar/tagih





 Bank Kustodian






Pembayaran redemtion









Penjualan kembali

  Gambar 2.1.

  Mekanisme Kegiatan Reksa Dana Kontrak Investasi Kolektif

  Sumber : Bapepam (1997)






Keterangan gambar 2.1.

Reksa dana berbentuk KIK dibentuk antara manajer investasi
dengan bank kustodian.  Manajer investasi bertugas dan bertanggung jawab
dalam pengelolaan portofolio reksa dana.  Sedangkan bank kustodian bertugas
dan bertanggungjawab dalam pengadministrasian dan penyimpanan kekayaan reksa
dana.  Setelah mendapat ijin dari Bapepam, maka manajer investasi dapat
melakukan penawaran umum.  Sebagai bukti  penanaman modal, maka investor
memperoleh unit penyertaan.  Harga per unit penyertaan berdasarkan nilai
aktiva bersih per unti penyertaan.  Setiap saat perusahaan reksa dana
berkewajiban membeli kembali unit penyertaan yang dijual kembali oleh
investor.  Dana yang terkumpul tersebut oleh manajer investasi digunakan
untuk membentuk portofolio efek baik pasar modal maupun pasar uang.  Sebagai
contoh manajer investasi menerbitkan unit penyertaan kepada masyarakat (IPO)
sejumlah 20 juta lembar unit penyertaan.  Harga per unit penyertaan sebesar
Rp.  1000,00.  Berarti terkumpul dana sebesar Rp. 20 Milyar.  Kemudian dana
sebesar Rp. 20 milyar oleh manajer investasi akan ditanamkan pada portofolio
asset, contohnya: saham, obligasi dan commercial paper.

2.4.  Penggolongan Reksa Dana

Investment Company Act 1940 yang dikutip oleh Sharpe (1995:353)
mengelompokkan reksa dana sebagai berikut :

1.  Unit Investment Trust

Trust yang menerbitkan portofolio yang dibentuk dari surat-surat berharga
berpenghasilan tinggi (misalnya bond) dan ditangani oleh orang kepercayaan
yang independen.

2.  Managed Investment Companies

Perusahaan ini mungkin berbentuk perusahaan independen, penasehat investasi,
perusahaan yang terkait dengan pialang atau perusahaan investasi.

2.1.Closed - end Investment Companies

Reksa dana jenis ini hanya menjual unit penyertaan pada saat penawaran
perdana (IPO) saham dan tidak wajib membeli kembali unit penyertaannya pada
saat pemegang berniat menjual sahamnya.

2.2.Open - end Companies

Reksa dana jenis ini masih menjual saham baru setelah penawaran perdana dan
pemegang saham ini masih dapat menjual sahamnya ke perusahaan reksa dana
yang bersangkutan.

Dari penjelasan tersebut, disimpulkan bahwa reksa dana jenis
open - end lebih banyak memberikan kemudahan bagi investor daripada close -
end funds karena adanya kewajiban dari perusahaan investasi yang menerbitkan
saham reksa dana untuk membeli kapan saja ketika investor hendak menjual
kembali unit penyertaannya.

Pada pasar modal Indonesia sebagian besar reksa dana jenis reksa
dana terbuka berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK).  Pada bulan Agustus
1999 tercat

Re: [ekonomi-nasional] Re: Siapa John Perkins - Confession of an Economic Hit Man ?

2005-06-26 Terurut Topik Ari Condro
Doi anak UI dan sekarang lagi S2 di Inggris.
Btw, pertanyaan saya ttg siapa John Perkins ada yang
bisa menjawab dengan data yang akurat gak ???

Kalau cuma sangkaan subyektif sih gampang he he he :)
Sang kan juga selalu ketemu JD dan Poltak di apakabar@

Gimana kalau Poltak dan JD kita undang ke milis ini
buat diskusi ekonomi juga biar rame ...  Ada mbak Fau
di ppiindia yang S3 Ekonomi di Hitotsubashi Univ
yang kritis diskusinya ...

salam,
Ari Condro

- Original Message -
From: "Firdaus Ibrahim" <[EMAIL PROTECTED]>

Dulu saya sering berdebat dengan Poltak di Milis Ahli-Keuangan. Poltak
benar-benar die-hard neoliberalist dan sangat pro kapitalis global. Saya
curiga dia orang bayaran asing dan jangan2 dia bagian dari The Economics
Hitmen.

Firdaus





Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] Siapa John Perkins - Confession of an Economic Hit Man ?

2005-06-21 Terurut Topik Ari Condro
Ingat nggak beberapa waktu ini kita rame diskusi
ttg John Perkins ini, di banyak milis Indonesia,
summarynya juga disebarluaskan.  Kwik bahkan
menulis khusus ttg buku ini.

Namun demikian banyak pertanyaan ttg sosok ini,
dan kebenaran fakta yang ada dalam bukunya.
Silakan dibaca berikut ini.  Bagi yang bisa memberikan
informasi lebih jelas dan akurat silakan di sharing.

salam,
Ari Condro


- Original Message -
From: "Nugroho Dewanto" <[EMAIL PROTECTED]>

kawan saya poltak hotradero di milis ahli keuangan menanggapi buku
economic hitman-nya john perkins itu saya jadi tertarik pengen baca
sendiri... sayang belum dapat bukunya

salam,



At 04:25 AM 6/15/2005, you wrote:

H... Buku Confessions of an Economic Hitman.

Buku ini mungkin patut dibaca sehingga kita bisa tahu karakter John Perkins
sebenarnya. Dan kebetulan saya sudah baca (sampai Bab 14). Buat kita orang
Indonesia, buku ini menjadi sangat menarik - karena membahas tentang
Indonesia di tahun 1970-an awal (mulai dari chapter 3)

Ada beberapa hal yang aneh dari buku ini:

- John Perkins mengatakan ia berangkat ke Jakarta musim panas 1971, dan
menginap di Hotel Intercontinental. Menjadi aneh - karena tidak ada hotel
yang bernama Hotel Intercontinental di Jakarta sebelum Hotel Borobudur
Intercontinental berdiri. Yang jadi masalah - Hotel Borobudur
Intercontinental baru beroperasi penuh dan menerima tamu tahun 1974. Jadi
John Perkins ini sebenarnya tinggal di mana sih...?

- Apa iya Sukarno menyerang Malaysia untuk menyebarkan komunisme? Setahu
saya tidak begitu - tapi John Perkins mengatakan demikian.

- Apa iya Bahasa Indonesia adalah ciptaan Sukarno untuk menyatukan
Indonesia? Kita tahu tidak demikian - tapi John Perkins mengatakan
demikian di awal chapter 6.

- John Perkins bicara soal proyek perlistrikan di Indonesia - tapi di
seluruh bukunya ia mengatakan cuma pergi ke 2 kota saja - yaitu Jakarta dan
Bandung. Apa iya konsultan yang berurusan se-Indonesia cuma mengunjungi dua
kota saja? Padahal John Perkins sendiri (di Chapter 6) mengatakan bahwa ia
harus mengunjungi semua "population centers" di Indonesia. Masak iya kota
besar di Indonesia cuma Jakarta dan Bandung...? Tidak ada cerita sama
sekali tentang Surabaya? Medan? Semarang? Yogyakarta?

- Tidak banyak yang diceritakan oleh John Perkins tentang Bandung. Dia
cuma bilang tinggal di "Wisma" (entah wisma apa..) dan nonton wayang. Yang
menjadi aneh - John Perkins mengatakan bahwa dalang berada dalam keadaan
"trance" / kesurupan saat mendalang. Seumur-umur saya belum pernah lihat
dalang kesurupan saat mendalang - kok bisa-bisanya John Perkins bilang
dalang harus dalam keadaan kesurupan? (saya sarankan untuk baca Chapter 6
tentang deskripsi pertunjukan wayang yang menurut saya sangat-sangat tidak
logis).

- O iya John Perkins juga bilang dia main golf di Bandung. Karena saya
lahir dan pernah lama tinggal di Bandung - maka pertanyaan pertama saya
adalah : di lapangan golf yang mana? Setahu saya Bandung tidak punya
lapangan golf pada tahun 1970-an.

- Selanjutnya John Perkins juga menulis bahwa dalam perhitungan ekonominya
- pertumbuhan listrik di Indonesia cuma 6-8 persen pada tahun
1970-1990. Perhitungan ekonomi yang bagaimana? Karena ternyata secara
KENYATAAN konsumsi listrik di Indonesia MEMANG bertumbuh double digit
selama periode tersebut. Listrik di Indonesia bertumbuh 372% selama
periode itu - yang berarti pertumbuhan 18% per tahun. Bisa dicek di
http://www.djlpe.go.id/Link%20Kiri/ISI%20Statistik%20ketenagalistrikan%20200
3.pdf.

Saya jadi meragukan kemampuan John Perkins berhitung.

- Hal yang juga aneh adalah: John Perkins mengaku direkrut NSA dan mengaku
lulusan Boston University (setelah sebelumnya drop out dari universitas
lain). Yang jadi aneh adalah John Perkins tidak tahu di mana letak negara
Ekuador. Dia mencari Ekuador di peta Afrika. Apa iya NSA merekrut orang
seperti itu buat jadi spy???

- Oh iya jangan lupa baca Chapter 8 - tentang cerita John Perkins bertemu
dengan Yesus

- Sisa buku The Confessions of an Economic Hitman (chapter 13 dan
seterusnya) sudah tidak menarik lagi - karena semakin dibaca buku ini
semakin aneh, karena mulai promosi tentang shamanisme (perdukunan). Senada
dengan buku-buku John Perkins lainnya: "Shapeshifting: Shamanic Techniques
for Global and Personal Transformation", "Psychonavigation: Techniques for
Travel Beyond Time", dll.

Saya sih jadi heran, John Perkins ini ekonom atau dukun sih..???
Bukunya ini non-fiction atau fiction...?

Silahkan anda nilai sendiri...
Itu sebabnya saya sarankan untuk membaca sendiri buku ini.

===

- Original Message -
From: "fauziah swasono" <[EMAIL PROTECTED]>

Saya sudah dapat imel ini berkali2.. Lama2 jadi ingin tahu juga siapa
John Perkins ini? Maklum, setiap orang bisa berkata apa saja, tetapi
membuktikan kebenarannya itu yg sulit.

Saya gugel, cuma ketemu ttg dia dan bukunya ini, dan ttg dia sebagai
se

[ekonomi-nasional] Laba Syariah 3

2005-06-15 Terurut Topik Ari Condro
RELEVANSI MODEL-MODEL PENILAIAN DAN PENGUKURAN LABA AKUNTANSI KONVENSIONAL
TERHADAP AKUNTANSI SYARI'AH (Studi Kualitatif Terhadap Konsep Laba Dengan
Pendekatan Historical Cost dan Business Income Dalam Akuntansi Syari'ah).


BAB  II
2.2Konsep Laba Akuntansi dan Ekonomik

2.2.1Konsep Laba Akuntansi

Konsep laba akuntansi adalah perbedaaan antara  revenue yang direalisasi
yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan dengan
biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tersebut (Harahap 1997, 147;
Belkaoui 1997, 233). Dari definisi tersebut, Belkaoui (1997, 233)
mengemukakan lima ciri khas laba akuntansi :

1.  Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual yang dilakukan oleh
sebuah perusahaan (terutama pendapatan yang timbul dari penjualan barang
atau jasa dikurangi biaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut).

2.  Laba akuntansi didasarkan pada postulate periode dan berhubungan
dengan prestasi keuangan perusahaan itu selama periode waktu tertentu.

3.  Laba akuntansi didasarkan pada prinsip pendapatan dan membutuhkan
definisi, pengukuran, dan pengakuan pendapatan.

4.  Laba akuntansi membutuhkan pengukuran biaya dalam bentuk biaya
historis bagi perusahaan, yang melahirkan kepatuhan yang ketat pada prinsip
biaya.

5.  Laba akuntansi mensyaratkan agar pendapatan yang direalisasi dari
periode itu dikaitkan pada biaya relevan yang tepat atau sepadan (prinsip
matching).

Definisi laba atau profit dalam akuntansi konvensional oleh para akuntan
merupakan kelebihan pendapatan (surplus) dari kegiatan usaha, yang
dihasilkan dengan mengaitkan (matching) antara pendapatan (revenue) dengan
beban terkait dalam suatu periode yang bersangkutan (biasanya dalam waktu
tahunan). Selanjutnya laba ditentukan setelah proses tersebut terjadi.
Proses pengkaitan (matching) menyebabkan timbulnya kewajiban untuk
mengalokasikan beban yang belum teralokasikan ke dalam neraca. Beban-beban
yang belum teralokasikan (aset non moneter) bersama-sama dengan aset moneter
(misal kas, persediaan, dan piutang) setelah dikurangkan dengan kewajiban
yang timbul menghasilkan nilai sisa yang disebut accounting capital atau
residual equity. Laba akuntansi berhubungan dengan pengukuran modal dan
dalam kenyatannya digunakan sebagai analisa terhadap perubahan modal secara
temporer.

Definisi laba akuntansi tersebut masih mengandung berbagai macam pertanyaan,
antara lain apakah laba tersebut memasukkan pendapatan yang diterima secara
insidental oleh perusahaan (yang diterima bukan dari aktivitas operasi) ?.
apakah laba ini sudah memasukkan keuntungan yang diperoleh oleh adanya
peningkatan atas penilaian aset perusahaan.

 Financial Accounting Standard Board (1980) mengemukakan sebuah konsep laba
komprehensif (comprehensive income) yang diharapkan dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan diatas. Konsep tersebut menyatakan bahwa
comprehensive income memasukkan semua perubahan dalam ekuitas kecuali
perubahan akibat investasi yang dilakukan oleh pemilik. Hal ini menjadi
lebih luas jika dibandingkan dengan karakteristik laba akuntansi menurut
Belkaoui diatas.

Konsep laba akuntansi sendiri didukung oleh berbagai tokoh antara lain :
Yuri Ijiri, Kohler, Littleton, dan Mautz (Belkaoui 1997, 233).
Argumen-argumen yang mendukung konsep laba akuntansi ini antara lain :

1.  Argumen pertama menyatakan bahwa laba akuntansi telah bertahan
terhadap pengujian sang waktu. Sebagian besar pemakai data akuntansi percaya
bahwa laba akuntansi berguna dan bahwa ia merupakan faktor penentu dalam
praktek dan pola pikir bagi para pengambil keputusan.

2.  Karena didasarkan pada transaksi aktual dan faktual, maka laba
akuntansi diukur dan dilaporkan secara obyektif dan oleh karena itu pada
hakekatnya dapat diperiksa (diaudit). Obyektifitas pada umumnya diperkuat
oleh keyakinan para penyokong penggunaan laba akuntansi bahwa akuntansi
harus melaporkan fakta, bukan nilai.

3.  Dengan mengandalkan prinsip realisasi dalam pengakuan pendapatan,
laba akuntansi memenuhi kriteria konservatisme. Dengan kata lain,
kehati-hatian yang sangat besar dilakukan dalam pengukuran dan pelaporan
laba dengan mengabaikan perubahan-perubahan nilai dan hanya mengakui
keuntungan yang telah direalisasi.

4.  Laba akuntansi dianggap berguna untuk tujuan pengendalian, khususnya
untuk melaporkan tanggung jawab manajemen atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya. Laba akuntansi menyampaikan latar belakang cerita tentang
bagaimana cara manajemen melaksanakan tanggung jawabnya.

Walaupun keberadaan laba akuntansi tersebut didukung oleh berbagai macam
argumen yang kuat, namun masih banyak yang mengkritik karena berbagai
keterbatasannya. Ada beberapa argumen yang menyatakan kelemahan laba
akuntansi ini (Belkaoui 1997, 234). Argumen pertama menyatakan bahwa laba
akuntansi gagal mengakui kenaikan yang belum direalisasi dalam nilai aktiva
yang ditahan dalam periode tertentu karena penerapan prinsip  historical
cost dan prinsip realisasi. Hal ini mengha

[ekonomi-nasional] Fw: Bom Pamulang update?

2005-06-10 Terurut Topik Ari Condro

- Original Message - 
Rabu, 08/06/2005 13:03 WIB
Intel Berkeliaran di Rumah Abu Jibril Sejak 2 Pekan Lalu 
Bom yang meledak di rumah Abu Jibril masih misterius. Siapa di belakang
bom itu masih gelap. Mengapa intelijen berkeliaran di rumah Jibril sejak
dua pekan lalu? 

Rabu, 08/06/2005 12:56 WIB
Polda Metro Belum Tetapkan Tersangka Bom Pamulang 
Polda Metro Jaya belum menetapkan satu pun tersangka dalam peledakan bom
Pamulang. Hingga kini status Abu Jibril masih sebagai saksi korban.

Rabu, 08/06/2005 12:52 WIB
Kapolda: Bom Pamulang Tidak Sama dengan Bom Azahari 
Bom Pamulang termasuk bom berkekuatan rendah alias low explosive. Bom
itu juga bukan bom yang biasa dipakai Azahari.

Rabu, 08/06/2005 12:33 WIB
Abu Jibril: Bom Itu Rekayasa 
Meski jelas-jelas ada bom meledak di pekarangan rumah yang dikontraknya,
Abu Jibril membantah bom itu hasil karyanya. "Itu jelas rekayasa,"
tandasnya.

Rabu, 08/06/2005 12:01 WIB
Ada Lubang Berdiameter 10 Cm di Lokasi Bom 
Bom yang meledak di Pamulang, Tangerang, ternyata menyisakan lubang
berdiameter 10 cm dengan kedalaman 5 cm. Polisi sudah memeriksa lubang
tersebut. 

Rabu, 08/06/2005 12:00 WIB
Bom di Rumah Abu Jibril Diletakkan Pengendara 2 Motor 
Informasi sebelumnya yang menyebut bom Pamulang meledak saat dirakit dan
melukai perakitnya, terbantahkan. Bom itu diletakkan pengendara dua
motor.

Rabu, 08/06/2005 11:14 WIB
Bom Pamulang Duarr! Anak-anak Abu Jibril Histeris 
Ledakan yang terjadi di rumah Abu Jibril mengeluarkan asap tebal putih.
Saat bom meledak, anak-anak Abu Jibril langsung histeris. 

Rabu, 08/06/2005 10:57 WIB
MMI: Bom Itu untuk Menjebak Abu Jibril 
MMI bersuara keras atas insiden ledakan bom di halaman salah satu
pengurusnya, Abu Jibril. Menurutnya, bom itu hanya jebakan untuk
menangkap Abu Jibril.

Rabu, 08/06/2005 10:52 WIB
Bom Pamulang Rumah Tak Rusak Sama Sekali 
Meski ledakannya terdengar sangat keras, namun bom yang meledak di rumah
kontrakan Abu Jibril tidak merusak sedikit pun bangunan rumah. Cukup
aneh. 

Rabu, 08/06/2005 10:36 WIB
Bom Meledak Saat Abu Jibril Salat Subuh di Masjid 
Saat bom meledak di halaman rumahnya, Abu Jibril tengah salat subuh di
sebuah masjid, 300 meter dari rumah kontrakannya.

Rabu, 08/06/2005 09:30 WIB
Ledakan Pamulang Terdengar Hingga Radius 2 Km 
Ledakan yang terjadi di rumah Abu Jibril di Jalan Bima Blok C No 106
Kompleks Witana Harja, Pamulang, Tangerang, Banten, terdengar hingga
radius 2 km.

Ullil.
081 853 0164





 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
What would our lives be like without music, dance, and theater?
Donate or volunteer in the arts today at Network for Good!
http://us.click.yahoo.com/Tcy2bD/SOnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~-> 

Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] Laba Syariah 1

2005-06-09 Terurut Topik Ari Condro
gunaan konsep laba akuntansi konvensional
dalam akuntansi syari'ah. Oleh karena itu untuk memperoleh pembahasan yang
lebih komprehensif maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :

1.  Apakah konsep laba dengan pendekatan historical cost dan bussines
income dalam akuntansi konvensional sesuai (relevan) dengan akuntansi syari'
ah ?.

2.  Bagaimana implikasi relevansi konsep laba tersebut terhadap aspek
pengukuran dalam unsur-unsur laporan keuangan syari'ah ?.

3.  Bagaimana konsep laba dalam akuntansi syari'ah ?.

1.3. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis berusaha memberikan batasan-batasan guna lebih
memfokuskan pembahasan. Adapun beberapa pembatasan permasalahan tersebut
adalah :

1.  Konsep laba dalam akuntansi konvensional yang digunakan adalah model
historical cost dari Yuri Ijiri dan model business income dari Edward dan
Bell yang didukung oleh Sterling.

2.  Konsep akuntansi syari'ah yang digunakan berkaitan dengan mekanisme
zakat dan sistem tanpa bunga.

3.  Untuk menilai relevansi konsep laba akuntansi konvensional dalam
akuntansi syari'ah akan digunakan tiga aspek penilaian, yaitu penilaian atas
aset, konsep capital, dan klasifikasi holding gains.

4.  Konsep laba akuntansi syari'ah akan ditinjau berdasarkan tingkatan
dalam teori akuntansi yaitu pada tingkatan sintaksis, semantis, dan
pragmatis.

5.  Pos-pos laporan keuangan dalam akuntansi syari'ah yang digunakan
disesuaikan dengan standar akuntansi untuk bank dan lembaga keuangan Islam
yang diterbitkan oleh Accounting and Auditing organization for Islamic
Financial Institutions (AAO-IFI) tahun 1998.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1.  Memberikan gambaran tentang keberadaan konsep laba dalam akuntansi
syari'ah.

2.  Menjelaskan relevansi konsep laba akuntansi konvensional dengan
akuntansi syari'ah.

3.  Menunjukkan nilai-nilai yang harus melekat dalam konsep laba dalam
akuntansi syari'ah.

4.  Menjelaskan implikasi konsep laba dalam akuntansi syari'ah dalam
kaitannya dengan zakat dan sistem tanpa bunga.

1.5. Kegunaan Penelitian

Dari penelitian yang dilakukan penulis, diharapkan bahwa hasilnya akan
berguna, baik kegunaan secara teoritis ataupun praktis.

1.5.1Kegunaan Teoritis

1.  Memberikan gambaran tentang keberadaan konsep laba dalam akuntansi
syari'ah dan hubungannya dengan mekanisme zakat dan sistem tanpa bunga.

2.  Memberikan sumbangan pemikiran dan penelitian dalam bidang akuntansi
syari'ah.

1.5.2Kegunaan Praktis

a.   Bagi penulis

·Menambah wawasan keilmuwan dan pemahaman tentang konsep laba dalam
akuntansi, baik akuntansi konvensional maupun akuntansi syari'ah.

b.  Bagi kalangan akademisi

·Menambah khasanah penelitian terutama dalam bidang akuntansi syari'
ah yang merupakan obyek penelitian yang baru.

·Untuk diteliti lebih lanjut bagi rekan-rekan mahasiswa akuntansi.

1.6. Sistematika Penulisan

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan sistematika penulisan sebagai
berikut :

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini meliputi latar belakang penelitian dan perumusan masalah serta
pembatasannya, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, serta sistematika
penulisannya.



BAB II   : LANDASAN TEORI

Bab ini membahas teori-teori yang berkaitan dengan konsep laba, konsep
pemeliharaan modal, konsep historical cost, konsep business income,
mekanisme zakat, dan sistem ekonomi tanpa bunga.

BAB III  : METODE PENELITIAN

Setelah menyusun bab II, penulis akan membuat rancangan anlisa yang akan
digunakan dalam penulisan Kertas Karya Utama (KKU) selanjutnya.

BAB IV  : PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dianalisis kesesuaian konsep laba dengan pendekatan
historical cost dan business income dalam akuntansi syari'ah, yang dikaitkan
dengan mekanisme zakat dan sistem tanpa bunga. Pembahasan dilanjutkan pada
konsep laba dalam akuntansi syari'ah. Selanjutnya, implikasi dari kedua
pendekatan tersebut akan dibahas dengan aspek pengukuran pos-pos laporan
keuangan dalam akuntansi syari'ah. Pembahasan relevansi konsep laba
akuntansi konvensional dalam akuntansi syari'ah akan menggunakan tiga aspek
penilaian, yaitu : penilaian atas aktiva, konsep capital, dan klasifikasi
holding gains.

BAB  V   : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil
penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya.



salam,
Ari Condro






 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
In low income neighborhoods, 84% do not own computers.
At Network for Good, help bridge the Digital Divide!
http://us.click.yahoo.com/EpW3eD/3MnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~-> 

Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] KENAIKAN HARGA TANAH DI INDONESIA DAN JEPANG :SEBUAH STUDI PERBANDINGAN

2005-06-08 Terurut Topik Ari Condro
anahan, khususnya yang menyangkut pengaturan tanah perkotaan.
Indonesia dapat mengikuti beberapa hal yang sudah dilakukan Jepang dalam
pengaturan permasalahan pertanahannya, agar tidak "telat" seperti dalam
kasus Jepang. Jadi jangan sampai penyakitnya telah parah, baru diobati.



B. Saran

Sebaiknya pemerintah Indonesia secepatnya melakukan reformasi di bidang
hukum Agraria. Perubahan-perubahan yang perlu dilakukan yang paling penting
adalah yang menyangkut pengaturan tanah perkotaan yang mempunyai
karakteristik yang khusus di banding tanah untuk pertanian misalnya.
Peningkatan nilai tanah di daerah perkotaan berkembang jauh lebih pesat bila
dibandingkan dengan tanah pedesaan, sehingga dengan berdasarkan hal tersebut
perlu ada pengaturan agar spekulan yang meraup "economic rent" diatas normal
dapat dibatasi secara hukum. Misalnya dapat dilakukan dengan suatu
pembatasan kepemilikan tanah berdasarkan klasifikasi penggunaannya untuk
keperluan-keperluan tertentu.

Pemerintah juga seharusnya memiliki suatu hukum dasar pertanahan seperti
"Basic Land Act"nya Jepang untuk mengkoordinasikan hukum-hukum pertanahan
yang ada agar tidak bertentangan. Reformasi di bidang pajak pertanahan juga
perlu dilakukan untuk meredam daya tarik return dari spekulasi tanah.


DAFTAR KEPUSTAKAAN
Beberapa artikel yang diambil dari, Media Indonesia, Bisnis Indonesia,
Kompas dan Warta Ekonomi.

Goldberg, Michael dan Peter Chinley, Urban Land Economics, John wiley &
Sons, Inc., Canada, 1984.

Halcrow, Harold G., Joseph Ackerman, Marshall Harris, Charles L. Stewart dan
John F. Timmons,(eds.), Modern Land Economics : Papers of The Land
Institute, University of Illinois Press, Urbana, 1960.

Nobuyuki, Kurokawa, Getting Serious About Land Prices, Japan Quarterly Vol:
XXXVII, No. 4 October-December,1990.

Simarmata, Dj. A., Ekonomi Pertanahan dan Properti di Indonesia : Konsep,
Fakta dan Analisis, Center for Policy and Implementation Studies
Publication, Jakarta, 1997.






[1] Mahasiswa FEUI jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, nomor
0696000342, asisten dosen mata kuliah Pengantar Makroekonomi.

[2] Halcrow, Harold G., Joseph Ackerman, Marshall Harris, Charles L. Stewart
dan John F. Timmons,(eds.), Modern Land Economics : Papers of The Land
Institute, University of Illinois Press, Urbana, 1960, hal.4.



[3] Ibid.,hal.5.

[4] Goldberg, Michael dan Peter Chinley, Urban Land Economics, John wiley &
Sons, Inc., Canada, 1984, hal.37-39.



[5] Ibid.,hal.118-119.



[6] Simarmata, Dj. A., Ekonomi Pertanahan dan Properti di Indonesia :
Konsep, Fakta dan Analisis, Center for Policy and Implementation Studies
Publication, Jakarta, 1997,hal.87.

[7] Nobuyuki, kurokawa, Getting Serious About Land Prices , Japan Quarterly
Vol : XXXVII, No. 4 October-December,1990,hal.393-394.





salam,
Ari Condro






 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
In low income neighborhoods, 84% do not own computers.
At Network for Good, help bridge the Digital Divide!
http://us.click.yahoo.com/EpW3eD/3MnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~-> 

Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [ekonomi-nasional] RE: AKhirnya TERBUKTI LAGI" TERORIS amerika adalah RAMPOK teriak MALING

2005-05-29 Terurut Topik Ari Condro
1. Diskusi di milis sebelah malah Singapore
via Temasek yang gila investasi di Indonesia.
Kalau Phillip Morris berinvestasi di Indonesia
nya malah mahal tuh.  Lha itu beli sahamnya
Sampurna dengan harga berlipat dari Indosat.

- Original Message -
From: "Ary Kusbiyantoro" <[EMAIL PROTECTED]>

Mas Ajo,

Hehe.. jadi seru juga nih pengin nambahin :)

1. Sedikit tentang Temasek, kebetulan saya kerja di situ walaupun saya bukan
juru bicara Temasek :). Saya pikir ada 2 alasan kuat kenapa Temasek begitu
berani investasi di Indo: Pertama karena desperate untuk bisnis. The only
way for them to expand is to go overseas karena luas negara yg cuman segedhe
upil (kata Juru Bicara Taiwan) ato one small dot kata Gus Dur. Indonesia
tentunya merupakan pangsa pasar yg luas. Kenapa berani invest di Indo? lah
yoh namanya juga dah desperate piye maning? Sekarang aja lagi ngejer banyak
proyek di Kazakstan tuh yg notabene lebih risky dibanding Indonesia. Alasan
kedua kenapa Temasek invest ke Indo: baru beberapa hari lalu Wapres datang
ke Singapore tujuan utamanya ampir sama dgn waktu Presiden datang ke sini
beberapa waktu yg lalu, intinya ngomong ke Singapore: mbok ya kamu tuh
mbantuin invest di Indo dong, ntar kalo orang lain pada liat Singapore
invest trus yg lain bakalan ikutan. Nah bisa ditebak sendiri motif
politicnya dibalik itu khan?
 Indonesia perlu investor, Singapore perlu temen dan pangsa pasar. Nah tapi
mosok cuman jadi pangsa pasar terus?

Memang suasana kondusif tuh bukan cuman karena bebas korupsi, masih banyak
faktor lain yg mempengaruhinya termasuk Politik, budaya, pendidikan dll.
Keberhasilan China dan India sekarang ini bukan suatu hal yg kebetulan dan
tiba - tiba terjadi tapi sudah direncanakan dgn baik jauh - jauh hari. Bisa
dibaca banyak buku tentang hal ini. Nah saatnya Indonesia membikin blue
print ke situ. Mungkin 2010 waktu yg bagus.
=cut=

2. Sebentar lagi Lion Air akan IPO, jual saham
di NYSE - New York Stock Exchange buat
biaya beli 60 biji Boeing yang baru.
dan saya kira ini bukan duit yang sedikit dan murah ...

Kalau menurut mas Agung bagaimana ?

Kalau saya sendiri sich mikirnya, lha Indonesesia mosok
jadi pasar terus sich hue he he :))

Oh ya, ngomongin pesawat terbang jadi inget kisikan teman :
I***  <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Btw demand CN235 masih tinggi lo, di Papua, Malaysia, Thailand (sambil
mendengarkan request training 25 orang dari Papua buat simulator CN di
Merpati minggu lalu)


salam,
Ari Condro

- Original Message -
From: "Ahmadi Agung" <[EMAIL PROTECTED]>

Ada seorang PAKAR yg mengatakan bahwa " amerika sangat perlu meledak-kan
BOM, BOM di semua tempat di ndonesia agar amerika bisa ber-INVESTASI dng
MURAH, dng alasan KEAMANAN di Indonesia.."   Lha Bwenar tidak-nya kata pakar
tersebut silahkan analisa sendiri...





 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
In low income neighborhoods, 84% do not own computers.
At Network for Good, help bridge the Digital Divide!
http://us.click.yahoo.com/EpW3eD/3MnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~-> 

Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: [ekonomi-nasional] "Bunga "bukan "Riba" = Re: Asuransi pun termasuk RIBA, Terlarang

2005-05-26 Terurut Topik Ari Condro
Konon, kalau perhitungannya berdasar
fundamental analysis maka boleh, tapi
kalau technical analysis yang begitu harga naik
jual, harga turun beli doang, jadinya haram.
Apalagi kalo shor selling dan cornering.

Selain itu ada pemilahan saham yang 
green, yellow dan red.  Tertama berkait
dengan aktivitas mayoritasnya, seperti
perusahaan yang bergerak di bidang perjudian,
produksi miras, dan rokok  itu masuk kategori red.

salam,
Ari Condro


- Original Message - 
From: "Ambon" <[EMAIL PROTECTED]>

Kalau RIBA terlarang, bagaimana dengan perdagangan saham?





 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
What would our lives be like without music, dance, and theater?
Donate or volunteer in the arts today at Network for Good!
http://us.click.yahoo.com/Tcy2bD/SOnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~-> 

Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [ekonomi-nasional] "Bunga "bukan "Riba" = Re: Asuransi pun termasuk RIBA, Terlarang

2005-05-25 Terurut Topik Ari Condro
Silakan dibaca ttg konsepsi
Murobahah / cost plus dalam sistem ini.


salam,
Ari Condro



2.2. Pembiayaan  Murabahah dalam Bank Islam

2.2.1. Definisi dan Tipe Murabahah

Definisi murabahah menurut Ibnu Qudamah dalam bukunya "Mughni" (Tazkia
Institute, 1999, 21) :

Murabahah adalah menjual dengan harga asal ditambah dengan margin keuntungan
yang telah disepakati.



Pembiayaan Murabahah syah dalam Islam, seperti disebutkan dalam Al-Quran :

Dan Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba (Q.S. Al
Baqarah : 275).



Juga dalam hadist dari Sohib r.a, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

Tiga hal yang dari dalamnya terdapat keberkatan : jual-beli secara tangguh,
muqaradhah (mudharabah) dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan
rumah, bukan untuk dijual. (HR. Ibnu Majah)



Sedangkan tipe murabahah dibedakan menjadi 2 macam  (Tazkia Institute, 1999,
1) :

1.  Murabahah

Murabahah adalah jual-beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan
yang disepakati. Karakteristiknya adalah penjual harus memberitahu harga
produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai
tambahannya.

2.  Murabahah kepada pemesan pembelian

Adalah jual-beli dimana kedua belah pihak atau lebih bernegosiasi dan
berjanji satu sama lainnya untuk melaksanakan sebuah kesepakatan dimana
pemesan meminta pembeli untuk membeli sebuah aset yang pemesan akan
memilikinya. Pemesan berjanji kepada pembeli untuk membeli aset itu darinya
dan memberi keuntungan yang diminta.

Gambar 1 : Transaksi Pembiayaan Murabahah













Sumber : Tazkia Institute, 1999, 6

Keterangan gambar :

1.  Nasabah memesan barang kepada bank.

2.  Bank membeli dan membayar barang kepada supplier.

3.  Supplier mengirim barang kepada nasabah.

4.  Nasabah membayar kepada bank (tunai maupun cicilan).





2.2.2. Perbedaan antara Murabahah dengan Al Bai' Bitsaman Ajil

Bank Islam memiliki produk-produk pembiayaan dengan prinsip pengambilan
keuntungan ( Zainul Arifin, 1999, 6-7) yang terdiri atas :

1.  Al  Murabahah

Yaitu kontrak jual-beli dimana barang yang diperjual-belikan tersebut
diserahkan segera sedangkan harga (pokok dan margin keuntungan yang
disepakati bersama) dibayar kemudian hari secara sekaligus (lum sump defered
payment). Dalam prakteknya, bank bertindak sebagi penjual dan nasabah
sebagai pembeli dengan kewajiban membayar secara tangguh dan lump sum.

2.  Al  Bai' Bitsaman Ajil

Yaitu kontrak al murabahah dimana barang yang diperjual-belikan  tersebut
diserahkan dengan segera sedang harga barang tersebut dibayar dikemudian
hari secara angsuran (installment deffered payment). Dalam prakteknya pada
bank sama dengan murabahah hanya saja kewajiban nasabah dilakukan secara
angsuran.

3.  Bai'  Salam

Yaitu kontrak jual-beli dimana harga atas barang yang diperjual-belikan
dibayar dimuka sebelum barang diserahkan kepada pembeli (pre-paid purchase
of goods). Melalui cara ini harga barang dibayar dimuka pada waktu kontrak
dibuat, tetapi penyerahan barang dilakukan beberapa waktu kemudian.

Jadi pada dasarnya transaksi al bai' bitsaman ajil merupakan jenis kontrak
murabahah dimana kewajiban nasabah dilakukan secara angsuran dan untuk
transaksi murabahah kewajiban nasabah dilakukan secara tangguh dan
sekaligus. Sedangkan transaksi murabahah merupakan kebalikan dari bai'
salam. Pada murabahah, barang diserahkan terlebih dahulu oleh penjual (bank)
kepada pembeli (nasabah), baru pembayarannya dilakukan dikemudian hari
setelah penyerahan barang (baik pembayaran dilakukan secara sekaligus maupun
secara cicilan). Sedangkan pada bai' salam, pembayaran harga barang oleh
pembeli (bank) dilakukan dimuka sebelum penyerahan barang oleh penjual
(pemasok atau nasabah) dan kepada pembeli (bank) dilakukan kemudian hari
setelah pembayaran selesai dilakukan (Syahdeni, 1999, 69).



2.2.3. Tujuan Pembiayaan Murabahah pada Bank Islam

Tujuan pembiayaan murabahah pada bank Islam  ( Al Khadas, 1999, 13):

1.  Bank Islam mendapatkan keuntungan yang pantas dari pembiayaan
murabahah.

2.  Beberapa bank Islam memiliki pengalaman untuk membeli produk
tertentu.

3.  Untuk klien, bank Islam mendanai pembelian produk kemudian pembeli
(klien) akan membayar dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan.

4.  Pembiayaan murabahah memberikan alternatif  jual-beli bebas riba
sebagai perbandingan dalam sistem perbankan konvensional.



2.2.4. Kondisi/ Syarat-Syarat Pembiayaan Murabahah

Menurut perspektif Islam, pembiayaan murabahah adalah bentuk penjualan
karena itu kondisi murabahah sama dengan penjualan pada umumnya (Tazkia
Institute, 1999, 1) yang meliputi :

1.  Bank Islam memberitahu biaya modal kepada nasabah.

2.  Kontrak pertama harus syah.

3.  Kontrak harus bebas dari unsur riba.

4.  Bank Islam harus memiliki dan menguasai barang komoditi tersebut
sebelum menjualnya ke klien.

5.  Komoditi yang diperjual-belikan harus halal.

6. 

Re: [ekonomi-nasional] "Bunga "bukan "Riba" = Re: Asuransi pun termasuk RIBA, Terlarang

2005-05-25 Terurut Topik Ari Condro
FYI, dana Qordhul hasan, yang sifatnya menolong,
justru tidak pernah diimplementasikan sama sekali
oleh perbankan syariah manapun di Indonesia.

Yg 70 % dilakukan adalah dagang / cost plus
Murobahah, dengan gap yang sama saja
dengan bank konvensional, bahkan lebih mahal.

Bagi hasil, mudharobah, hanya dapat porsi
10-15 persen saja dari seluruh penyaluran dana
bank syariah.  Dengan tingkap pengembalian
30 bagian (skema 30 : 70) maka rate ini adalah
yang paling mahal dibanding bank manapun.
Bank konvensional saja cuma 11 - 14 % sekarang ini.
Dan gak ada ceritanya bagi rugi, adanya bagi untung
buat yg meminjam ke bank syariah.

salam,
Ari Condro


- Original Message -
From: "A_Dharmawan" <[EMAIL PROTECTED]>

Saya kira konsep "Pinjam satu kembali satu" ini lebih kepada intensi untuk
"Menolong"  bukan dalam konteks  spesifik "Berdagang".
Mungkin pemikiran saya belum sampai,...tapi jika ini dijalankan "as per it
is'  bisa-bisa  si Peminjam akan Bangkrut dalam tempo singkat.

Bank Islam saya kira memang sudah sepatutnya untuk lebih berkonsentrasi
kepada skema "Jual-Beli" atau dagang. Sedangkan untuk skema "menolong"  bisa
dilakukan oleh lembaga-lembaga sosial lain seperti ZIZ dlsb.

wallahu,alam

/agung Dh





 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Has someone you know been affected by illness or disease?
Network for Good is THE place to support health awareness efforts!
http://us.click.yahoo.com/Rcy2bD/UOnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~-> 

Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [ekonomi-nasional] "Bunga "bukan "Riba" = Re: Asuransi pun termasuk RIBA, Terlarang

2005-05-25 Terurut Topik Ari Condro
Ya, sebenarnya selain KPR ada juga tuh kendaraan bermotor.
Sistem yg dipakai cost plus atau murobahah.

Sebenarnya ini lebih tepat kalau untuk pembelian mesin
industri atau penambahan kapsitas produksi.
Jadi cost plus dengan spesialisasi untuk yang
ada nilai tambahnya, baik sektor jasa maupun produksi.

Kalo KPR dan Motor mungkin masih komersial konsumtif.
Kecuali kalo kendaraan bermotornya dipakai buat alat
bantu bisnis.

BMT Aa Gym saya lihat sudah jalan kredit sepeda modtor.
Adira pun sekarang bikin adira syariah, dan sudah masuk
ke asuransi takaful syariah.

Yang nggak sehat bila pasang margin/cost plusnya kemahalan.
yudah gitu main patokannya berdasar bunga bank konvensional.
Karena secara filosifs dihitung berdasar fundamental ekonomi,
seperti resiko, inflasi, tingkat kenaikan harga, tingkat perekonomian
di masa depan, yang oleh Adiwarman Karim disebut dengan
Economic Value of Money, untuk membedakannya dengan
konsep time value of money yang melahirkan riba perbankan tersebut.

salam,
Ari Condro

- Original Message -
From: "A Nizami" <[EMAIL PROTECTED]>

Tapi untuk KPR memang belum bisa. Skema KPR Syariah berupa bank membeli
rumah kemudian "menjual" ke peminjam dgn harga lebih, menurut saya tak lebih
dari akal2an saja yang sama dgn riba.

Salam






 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
In low income neighborhoods, 84% do not own computers.
At Network for Good, help bridge the Digital Divide!
http://us.click.yahoo.com/EpW3eD/3MnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~-> 

Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [ekonomi-nasional] "Bunga "bukan "Riba" = Re: Asuransi pun termasuk RIBA, Terlarang

2005-05-24 Terurut Topik Ari Condro
1. Mas Agus Nizami ini cuma membawa fatwa atas nama
PKS dan Yusuf Al Qordhowi, padahal PKS juga pakai
rujukan dari pemikirannya mbah Yusuf tersebut.
Jelas aja fatwa circular.  Lha yg ditampilkan bukan
fatwa yang berbeda.  tapi saya tidak mau membahas
masalah ini lebih lanjut.  Pilihan fatwa aalah pilihan pribadi.

2. Kalau kita mau lihat, ada 3 skema mainstream
yaitu bagi hasil/mudharobah, cost plus/murobahah,
dan persekutuan/holding/musyarokah.

Kenyataannya pengucuran dana dari bank syariah
super dominan untuk cost plus.  Dengan rate yang
sama dengan bank konvensional.  dan khusus untuk
pengalaman mas nizami, justru lebih mahal.  :P

Selain itu bank syariah yang secara filosofis seharusnya
memiliki tugas untuk memantau dan melakukan konsultasi
bisnis pada partnernya ternyata cuma macam ompong.
Karena pada kenyataannya komposisi pegawai di
bank syariah tidak mendukung untuk  pelaksanaan tugas ini.
Kebanyakan komposisi pengawainya mirip dengan bank
konvensional, lebih banyak ke back office dan marketing.
Konsultasi .  entah udah kemana ???

Jadi dua kekurangan fundamental adalah :
1. menafikkan sistem bagi hasil (yg harusnya
pegawai bank syariah banyak masuk ke sektor yg
melingkupi hajat hidup orang banyak (mengelola
8 bahan pokok dan sumber daya alam) maupun
sektor yang menjadi last resort dan tempat bergantung
orang banyak, macam pengusaha kecil dan menengah) dan
2. menafikkan fungsi sejati bank syariah sebagai
rumah usaha (karena konsep bagi hasil, cost plus,
dan holding pada prinsipnya adalah partner usaha)
bukan seperti bank konvensional yang sekadar
lembaga intermediatery keuangan.

Coba tanya, dengan konsep bagi hasil seharusnya ada
bagi untung dan bagi rugi.  Resiko terjadinya bagi rugi
bisa dieliminasi atau direduksi dengan adanya kontrol
pengawasan dan bimbingan majaemen yang baik
dari partner ahli, partner modal maupun partner manajemen.

Kenyataanya sekarang, partner  manajemen disuruh
kerja sendiri, sementara bank ngerasa sebagai yang punya
duit.  Maunya terima cicilan setiap saat.

Dan yg berkembang sekarang - bank syariah adalah
kembaran bank konvensional saja plus bank milik
pemda yang bikin unit syariah.  Jadi cuma pengembangan
lini bisnis saja dari unit yang konvensional.
Dana pun tetap hanya dikucurkan buat relasi bisnis
yang punya hubungan istimewa, akibatnya sifat
luhur sesuai filosofinya nggak kena ke masyarakat.
Dan beberapa bank Pemda dengan embel-embel
syariah banyak yg kena pengakit kredit macet,
atau kena limpahan mis manajemen dari yang
konvensionalnya.

Di jaman sekarang, kayaknya yg turun kelapangan
hanya BMT, BPR syariah banyak tetapi manajemennya
lebih tidak jelas lagi.

Dan tentunya permodalan mereka belum akan
sanggup memenuhi deman masyarakat
untuk membeli kendaraan bermotor, rumah,
modal usaha kedai runcit, tabungan pendidikan.

Sementara si besar yg sudah punya lini syariah,
tidak punya program masuk market/pasar
dengan fokus yang jelas segemntasi, targeting
dan positioningnya.  Akhirnya nama bank syariah
mandiri, bank muamalat, bank BTN syariah,
bank Niaga syariah, bank BRI syariah, bank BNI syariah,
bank bukopin syariah, dll nggak jelas core businessnya.

salam,
Ari Condro


- Original Message -
From: "A Nizami" <[EMAIL PROTECTED]>

Assalamu'alaikum wr wb,

Sesungguhnya mayoritas ulama menganggap bunga bank = riba.
Contohnya sbb:

1. Dewan Syariah PK-Sejahtera mengucapkan terima kasih kepada Komisi Fatwa
MUI yang telah melakukan tugasnya dengan baik sesuai fungsi, kompetensi dan
kewenangannya mengeluarkan Fatwa bahwa bunga, khususnya bunga bank adalah
riba yang diharamkan Allah. Keputusan tersebut sangat tepat dan benar. Dan
keluarnya Fatwa tersebut sangat dibutuhkan umat Islam agar mereka mendapat
kejelasan hukum tentang masalah tersebut.

2. Fatwa bahwa Bunga adalah riba yang diharamkan Allah SWT. Jauh sebelumnya
sudah disepakati dalam berbagai seminar dan simposium oleh ulama Dunia
Islam. Dan diantara pelopornya adalah Dr. Yusuf Al-Qaradhawi.
http://pk-sejahtera.org/modules/news/article.php?mn=2&storyid=2196

Setiap tambahan dari pokok pinjaman yang diberikan yang disyaratkan peminjam
adalah riba, begitu hadits Nabi. Kalau riba berasal dari bahasa Arab, "Bunga
Bank" bahasa Indonesia. Substansi sama.

Masalah berlipat ganda atau tidak itu relatif. Bukankah bunga kebanyakan
credit card sebesar 3%, jika dihitung selama 10 tahun akan berlipat ganda
menjadi 21 kali lipat lebih? Banyak kasus penagihan dgn debt collector atau
pun penyitaan rumah/mobil yang tidak selaras dgn Islam terjadi karena orang
tak mampu mengembalikan pinjaman + riba/bunga bank.

Oleh karena itu, kita patut syukuri kegiatan rekan2 aktivis ekonomi syari'ah
yang membuat bank syariah/bank Islam.

Dalam Islam, riba dilarang. Tapi diperbolehkan berserikat dgn bagi hasil
(profit/loss sharing). Keuntungan mau pun kerugian dibagi berdua antara
pemodal dgn pengusaha.

Masalahnya, sering aktivitas di bank syariah ternyata tidak selaras dgn
semangat ajara

[ekonomi-nasional] Islamisasi Ekonomi was "Bunga "bukan "Riba"

2005-05-20 Terurut Topik Ari Condro
Mas Teuku Dedy,

Buat yang awam ya nggak pa pa sich ikut fatwa standar
tanpa mempertanyakan.  Meskipun terkadang gaya kita
buat Islamisasi Ekonomi suka nggak karuan.
Contohnya jamsostek syariah dan obligasi syariah.
Obligasi kan ditolak di timur tengah.  Cuma di Indonesia
dan di Malaysia saja yg oke.  Berikut di bawah ini
adalah rame-rame penolakan Jamsostek Syariah.

Selain itu perlu diingat bahwa dalam Islam
sistem hukumnya adalah yurisprudensi.
Tidak ada penafsiran tunggal.  Sebagaimana dalam
sunni ada 4 madzab besar, belum yg kecil-kecil.
Jadi ada banyak fatwa dan masih-masih
otoritatif, memiliki kekuatan hukum sendiri.
dan satu sama lain tidak saling mengeliminasi.
Jadi terserah saja bagi umat memeluk fatwa
yang dia percaya.

salam,
Ari Condro


http://www.bisnis.com/servlet/page?_pageid=127&_dad=portal30&_schema=PORTAL3
0&vnw_lang_id=2&ptopik=A04&cdate=12-MAR-2005&inw_id=350310

SP tolak Jamsostek syariah

JAKARTA (Bisnis): Serikat pekerja mempertanyakan wacana pengelolaan dana
jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek) berbasis syariah, karena dana itu
merupakan amanat (trust fund) pekerja.

Menurut Ketua DPP Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (K-SPSI),
Atika Sarwa, pengelolaan dana Jamsostek lebih tepat dilaksanakan oleh
lembaga wali amanat dari pada konsep syariah, bahkan dimanapun belum ada
praktik jaminan sosial untuk pekerja berpola syariah.

"Harus diingat program Jamsostek bukanlah berbentuk asuransi, tapi jaminan
sosial [social security] yang memberikan jaminan terhadap risiko kerja yang
dialami para pekerja."

Atika menjelaskan dana Jamsostek saat ini mencapai sekitar Rp33 triliun,
sedangkan modal pemerintah hanya Rp75 miliar. "Penggunaan dana pekerja juga
sudah diatur sesuai UU dan PP. Jadi, pihak manapun tidak bisa seenaknya
mengalokasikan penggunaan dana meski dengan alasan untuk kepentingan
pekerja."

Dia menyatakan sebagian terbesar dana yang terakumulasi di PT Jamsostek
(Persero) adalah dana pekerja yang datang dari berbagai golongan tanpa
persamaan agama, sehingga tidak bisa dengan mudah mengubah pengelolaan
dananya menjadi syariah.

"Dana itu adalah iuran Jaminan Hari Tua yang sepenuhnya menjadi hak normatif
pekerja peserta program Jamsostek dan merupakan utang jangka panjang BUMN
itu yang harus dikembalikan."

Atika memaparkan wacana pengelolaan dana PT Jamsostek melalui syariah
diluncurkan orang-orang di sekitar Menneg BUMN Sugiharto.

"Untuk melaksanakan keinginan itu, tersebar kabar akan ditempatkan sejumlah
figur berlatar belakang syariah di posisi Direksi PT Jamsostek," ujar Ketum
Federasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia Logam Elektronik dan Mesin (FSPSI
LEM) itu.

Di tengah upaya menjadikan status Jamsostek sebagai lembaga wali amanat,
lanjutnya, aneh tiba-tiba dikembangkan wacana untuk menerapkan sistem
syariah. (tri)

- Original Message -
From: "Teuku Deddy" <[EMAIL PROTECTED]>

Bukan begitu masalahnya..
masalahnya simple kok " bunga bank itu haram karena termasuk riba " dan ini
sudah ada fatwanya...
coba dong dicek:
http://www.myquran.org/forum/archive/index.php/t-9054.html

sekarang kita gak perlu perdebatkan lagi yg memang sudah ada fatwanya...
kalo anda muslim silahkan ikuti, jika bukan juga silahkan anda abaikan
seperti contohnya, daging babi itu haram
sampai kapanpun jika memang ketentuan demikian, walaupun daging babi itu
dipelihara oleh seorang kyai, diternak dengan baik, bersih jauh dari kuman
atau cacing ya tetap saja haram






 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
What would our lives be like without music, dance, and theater?
Donate or volunteer in the arts today at Network for Good!
http://us.click.yahoo.com/Tcy2bD/SOnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~-> 

Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [ekonomi-nasional] "Bunga "bukan "Riba" = Re: Asuransi pun termasuk RIBA, Terlarang

2005-05-20 Terurut Topik Ari Condro
Justru karena semua masih dalam progress,
termasuk beberapa bank syariah punya pemda
dalam proses pembusukan karena kredit macet,
kalau ada yg punya dan masih memegang
pandangan yang berbeda tentang bunga
ya jangan serta merta di hujat dan disalahkan.
Apalagi kalau yg main menyalahkan itu
tidak mengikuti polemik masalah bunga dalam
perbankan Islam ini.  Begitu mas.

Oh ya, tanya, dana qordhul hasan ada yg udah
menerapkan belum di perbankan syariah kita ?
teman-teman, FYI, dana ini modelnya mirip
dana gratis yang digulirkan untuk charity,
mirip JPS atau dana IDT.  Setahu saya belum ada, 
iya kan ?

Dan sudah ebrapa lama usia Bank Muamalat dan
Bank Syariah Mandiri ?  10 tahun, 15 tahun ?

salam,
Ari Condro


- Original Message - 
From: "anungrey" <[EMAIL PROTECTED]>

Assalamu'alaikum Wr Wb.

All in progress bung .

Wassalamu'alaikum Wr Wb.
Anung R.E.
Mobile phone: 0811122045
email: [EMAIL PROTECTED]





 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
What would our lives be like without music, dance, and theater?
Donate or volunteer in the arts today at Network for Good!
http://us.click.yahoo.com/Tcy2bD/SOnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~-> 

Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [ekonomi-nasional] "Bunga "bukan "Riba" = Re: Asuransi pun termasuk RIBA, Terlarang

2005-05-19 Terurut Topik Ari Condro
Ah, nggak juga.  Pemikiran pak Ikra ini cukup banyak
yg menganut kok.  Bahtsul Masail NU juga mengamini
pemikiran pak Ikra ini.

Begitu juga Syafruddin Prawiranegara, mantan
presiden RI jaman Pemerintahan Darurat Republik Indonesia.

Jadi memang range yang ada untuk penafsiran yang 
berbeda masih cukup luas.  Dan ini bukan mengada-ada.  
Perdebatan tentang masalah bunga bank di antara 
para scholar dan pemikir Islam masih terus berlanjut kok,
sampai saat ini.

Btw, anda pernah membandingkan gak bahwa
gap pinjaman untuk murobahah di bank Islam
untuk kredit konsumsi maupun pembelian mesin
bunganya boleh di kata sama dengan bank konvensional ?

Bukopin bunga pinjaman setahun 11,5 %, 
Bank Mandiri 12,75%, Bank Muamalat 12%, 
Coba kalo boleh tanya, cara bank Muamalat 
dapat angka 12% itu dari mana ?  
Kayaknya patokannya suku bunga bank lain 
dech he he he  Bukan hitungan fundamental
prospek ekonomi usaha kita.  :))

Udah pernah minjem ke bank Syariah belum ?

salam,
Ari Condro


- Original Message - 
From: "Teuku Deddy" <[EMAIL PROTECTED]>

Waduhhh, kalo gitu bank syariah selama ini sia-sia dong mas
bank syariah dibangun karena menganggap bunga bank itu riba (haram)
kayanya pemikiran anda nih lebih pinter dari mentri atau kelewat pinter





 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
In low income neighborhoods, 84% do not own computers.
At Network for Good, help bridge the Digital Divide!
http://us.click.yahoo.com/EpW3eD/3MnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~-> 

Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [ekonomi-nasional] Re: Asuransi pun termasuk RIBA, Terlarang

2005-05-19 Terurut Topik Ari Condro
Lagian buat asuransi kan udah ada
produk alternatinya yaitu Takaful   :P

salam,
Ari Condro


- Original Message - 
From: "A Nizami" <[EMAIL PROTECTED]>

Saat ini sudah berkembang bank2 syari'ah untuk mengganti bank Riba. Di
antaranya: Bank Muamalah, BNI Syari'ah, Mandiri Syari'ah, Bukopin Syari'ah,
dsb. Bahkan Citibank pun mendirikan Islamic Bank!

Berikut link-nya:

Citi Islamic Investment Bank
We offer all kind of islamic banking product. ... our customers with the
optimal experience, we have designed the Citibank site using frames
technology. ...
www.citibank.com/ciib/





 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
What would our lives be like without music, dance, and theater?
Donate or volunteer in the arts today at Network for Good!
http://us.click.yahoo.com/Tcy2bD/SOnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~-> 

Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [ekonomi-nasional] Ramai-ramai Memindahkan Pabrik ke Luar Indonesia

2005-05-15 Terurut Topik Ari Condro
Pabrik Sony di Indon itu pabrik kecil,
yg di Malaysia itu satu pulau punya Sony
semua, dan berdiri lebih dahulu dibanding
yg di Indonesia.

Yg di Indonesia dianggap high cost dan less provitable
dengan sistem yg lebih fragile dibanding set up pabrik 
di Malaysia.  Apalagi yg di Indonesia pernah demo -
catatan negatif buat investor.

Yg satu grup, Aiwa di Sukabumi malah ditutup duluan,
lebih dulu dibanding Sony.  FYI Aiwa dan Sony merger
lalu pabrik yg dianggap jadi cost center rame-rame ditutup.
Kebetulan dua-duanya - aiwa dan sony yg di Indonesia
dua-duanya ditutup.  :P

Mungkin bisa dibayangkan peringkat pabrik Indonesia
dibandingkan pabrik mereka lainya di seluruh dunia. :))

salam,
Ari Condro


- Original Message - 
From: "Arief" <[EMAIL PROTECTED]>

Sony juga telah melakukannya dengan memindahkan pabrik ke Malaysia





 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
Has someone you know been affected by illness or disease?
Network for Good is THE place to support health awareness efforts!
http://us.click.yahoo.com/Rcy2bD/UOnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~-> 

Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [ekonomi-nasional] JawaPos: Khairiansyah Salman, Auditor yang Mengungkap Dugaan Korupsi di KPU

2005-04-19 Terurut Topik Ari Condro

From: ketua [mailto:[EMAIL PROTECTED] Anwar Nasution
Sent: Tuesday, April 19, 2005 8:25 AM
To: 'Setyo Wibowo'
Subject: RE: Anwar Nasution KAMPUNGAN!

Rasa solider anda kepada teman baik sekali tapi dudukkanlah pada porsinya
agar anda menjadi tenaga professional yang bermoral sekelas dunia. Untuk
anda ketahui, sayalah orangnya yang memerintahkan untuk melakukan audit
investigasi pada KPU. Perintah itu saya berikan karena tidak puas dengan isi
laporan awal pemeriksaan yang disajikan kepada saya bulan Desember 2004 y.l.
Dengan demikian jangan bicara seenaknya mengatan saya tidak setuju untuk
memberantas korupsi!

Inti pokok permasalahan adalah disiplin organisasi dan prosedur audit.
Auditor BPK mendfapatkan informasi karena penugasan dari organisasi ini. Ia
bukan rakyat biasa. Sebagai pimpinan di BPK saya punya kewajiban untuk
menegakkan displin pada siapun juga. Mengikuti Hadis Nabi Muhammad SAW,
tegakkan hukum dan disiplin itu, bagaimana pun pahitnya, walaupun kepada
anak sendiri yang disayangi. Perang Badar banyak menelan korban pasukan
Muslim, karena sekelompok anggota pasukan melanggar perintah Nabi untuk
tidak meninggalkan bukit. Tergoda oleh ghanimah mereka meninggalkan tempat
sehingga mudah diserang oleh pasukan lawan. Saya tidak mau BPK seperti itu.
Saudara sebagai akuntan tentunya lebih tahu daripada saya bagaimana prosedur
melakukan audit dan kewajiban untuk mendiskusikan hasil pemeriksaan dengan
auditee.

Sekali lagi, penangkapan koruptor hanya dapat dilakukan oleh aparat penegak
hukum dan bukan oleh saya, baik sebagai Deputi Senior Gubernur BI maupun
Ketua BPK. Seperti halnya dengan masyarakat luas, saya pun kecewa bahwa
berbgai laporan BPK seperti BLBI belum ditindak lanjuti. Seperti hanya
dengan masyarakat, saya pun berharap dan berdoa agar petinggi KPK
memprioritaskan BLBI itu dan melacak kenapa orang-orang yang diseret ke
pengadilan semua bebas murni. Ini yang perlu anda dorong-dorong.

Salam,
Anwar Nasution

-Original Message-
From: Setyo Wibowo [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, April 19, 2005 05:43
To: ketua

Terima kasih pak Ketua, atas mail Anda.

Anda tampaknya tidak mengerti. Mail saya itu reply atas posting salah
seorang anggota di milis STAN. Jadi tulisan yg di bawah itu adalah
tulisannya.
Kenapa saya merasa perlu menembuskan reply saya ke alamat Anda? Ya, saya
hanya sekadar ingin membalaskan makian Anda kepada kawan kami, Khairiansyah.
That simple, krn memang tidak ada yg layak dibahas dengan makian seperti itu
selain sekadar ganti memaki. For your info, dr semua berita yg saya baca,
tidak ada yg sepakat dengan sikap dan makian Anda itu. Untuk buktinya, di
bawah itu saya copy link-nya sebagiannya saja.

By the way, walaupun itu bukan tulisan saya, menarik juga untuk menggali
lebih jauh dari Anda:

1.   Sebagai Deputi Senior Gubernur BI saat itu, tentu Anda memiliki
kewenangan pembenahan ke dalam. Lantas, apa yang pernah Anda lakukan dengan
para, yg Anda sebut sebagai, penyamun di BI itu? Sarang penyamun namun tiada
penyamun yang tertangkap, seperti halnya negara koruptor tapi tidak ada
koruptor yg tertangkap? Aneh sekali, bukan? Tidak mampukah? Ataukah,
penyamun itu sekadar ilusi saja?
2.   Langkah memberantas korupsi di Indonesia diyakini tidak dapat
dilakukan secara konvensional oleh perangkat dan pranata yang ada. Karenanya
kemudian muncul KPK dan peradilan ad hoc tindak pidana korupsi. Lantas, di
mana Anda akan memposisikan BPK dalam langkah besar pemberantasan korupsi
tersebut? Benarkah Anda bersama BPK ingin terlibat? Bila ya, Anda tidak
dapat hanya mematung dengan prosedur konvensional yang itu-itu saja. (Oh ya,
tafsir prosedur itu pun tidak tunggal, bukan? Buktinya, anggota BPK terkait
pun merestui tindakan Khairiansyah)
3.   Tentang komitmen pemberantasan korupsi, tentu Anda yg harus
membuktikan, baik karena jabatan Anda ataupun karena Anda sudah telanjur
berkoar-koar. Rakyat menunggu bukti, bukan hanya koar-koar. Saya sendiri?
Maaf, saya sudah meninggalkan (salah satu sarang koruptor yg bernama)
birokrasi itu. Kini saya hanya rakyat biasa yg menunggu dan menuntut.

Salam,
SWi

1.   Komaruddin Hidayat Mendukung Khairiansyah (
http://www.liputan6.com/fullnews/99517.html
  )
2.   Sikap Ketua BPK Disesalkan (Anggota Komisi IX DPR Rama Pratama)
(http://www.liputan6.com/fullnews/99518.html
  )
3.   KIPP: Ketua BPK Tak Elegan (
http://jkt1.detiknews.com/indexfr.php?url==http://jkt1.detiknews.com/index.p
h
p/detik.read/tahun/2005/bulan/04/tgl/18/time/134629/idnews/344062/idkanal/10
  )
4.   AM Fatwa Sesalkan Sikap Ketua BPK Anwar Nasution (
http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/04/tgl/17/tim
e/112740/idnews/343416/idkanal/10


Re: [ekonomi-nasional] Dengan ZAKAT membangun Ekonomi Negara

2005-03-23 Terurut Topik Ari Condro

Yang saya tangkap, ide mas Riyadi Tampubolon adalah :
1.   pajak dan zakat adalah dua hal yang berbeda.
Btw, ini relevan gak dengan cita-cita khilafah Islam ?
Kan, para pengusung SI bilang, sistem zakat akan
menggantikan sistem pajak.  So, pajak akan dihilangkan.

Jadi saya minta anda fokuskan bahasan, apakah kita
bicara tentang zakat dalam sistem Indonesia (jadi ada dual systems),
atau bicara dalam konteks hanya ada sistem pajak saja,
atau dalam konteks hanya ada sistem zakat saja.

2. bila sudah fokus, perlu diperjelas lagi ttg masalah zakat profesi,
karena banyak kalangan yang tidak menyetujuinya.
Antara lain NU dan kalangan salafy.

3. Kalau ternyaata anda bicara ttg dual systems, dimana
zakat ada, pajak juga ada, maka pendapat saya, pada saat ini
double costing ya diterima aja, rela-rela aja.

Tapi kalo emang ada UUnya, kenapa harus double costing ?
Iya gak ?

4. Ada pertanyaan tanggapan, kenapa zakat hanya diskriminatif
untuk umat islam saja ?  Tolong diberi tanggapan.

5. Sorry kalo pertanyaan saya rada pribadi kemarin ttg pembayaran zakat.
Tapi kita sama-sama belajar kan dari diskusi ini.  So, saya harap
anda bahas juga serba sedikit.  saya ingin tahu pendapat dari
orang pertama yang menjadi muzakki nich.  Siapa tahu bisa memberi
usul buat teman-teman di DD maupun Asuransi Takaful.  soalnya sampai
saat ini, lembaga tersebut diatas tidak pernah memberikan laporan
penerimaan zakat berkala kepada masing-masing individu yang jadi nasabahnya.
Kalo ditanya secara khusus baru ngasih datanya, tapi kalo gak ditanya
nggak pernah ngasih.  Sehingga kadang menyulitkan rohis sini untuk
memantau mana saja muzakki yang sudah taat bayar dan belum.

Maklum, tidak dipotong langsung lewat HRD.

Mohon pencerahan !.

salam,
Ari Condro


- Original Message -
From: "Mohammad-Riyadi Tampubolon" <[EMAIL PROTECTED]>

pajak merupakan kewajiban warga negara sedangkan zakat kewajiban agama..
pajak digunakan pemerintyah untuk pembangunan berdasarkan prioritas
penguasa
sedangkan zakat ditujukan untuk menjamin hak kemerdekaan untuk hidup
manusia
kalau untuk sekedar menghibur diri yang prosentasenya lebih besar dari
penghasilan, kenapa double costing zakat dan pajak jadi masalah?kecuali
memang kita sudah terlalu individualis, efek negatif dari industrialisasi







 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
What would our lives be like without music, dance, and theater?
Donate or volunteer in the arts today at Network for Good!
http://us.click.yahoo.com/Tcy2bD/SOnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~-> 

Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: [ekonomi-nasional] Dengan ZAKAT membangun Ekonomi Negara

2005-03-23 Terurut Topik Ari Condro

1. Lho, kalo perusahaan lagi rugi, kan pajaknya berarti nol.
(Ide dasarnya lho).

2. Makanya aku tadi ngomongin welfare sistem
di negara-negara yg udah bener sistem perpajakannya.
(Kok sampean kasih contoh yang salah di Indonesia terus sich).

Btw, bisa kasih contoh negara bersendi Islam yang pelaksanaan
sistem zakatnya bisa setara welfare sistem di negara skandinavia gak ?
Jaman ngomongin contoh jaman Khulafaur Rasyidin dan Umar bin Abdul Aziz yak
...

salam,
Ari Condro

- Original Message -
From: "A Nizami" <[EMAIL PROTECTED]>

Nah kalau pajak, perusahaan untung atau rugi tetap
dipajaki, tak peduli kalau itu bisa bangkrut (CMIIW).

Kemudian prioritas utama penyaluran pajak yang
jumlahnya lebih dari Rp 200 trilyun itu bukan untuk
fakir miskin. Tapi untuk pembangunan jalan, gedung,
pelabuhan, serta gaji para pejabat yang besarnya
na'udzubillah min dzalik:)





 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
In low income neighborhoods, 84% do not own computers.
At Network for Good, help bridge the Digital Divide!
http://us.click.yahoo.com/EpW3eD/3MnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~-> 

Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: [ekonomi-nasional] Dengan ZAKAT membangun Ekonomi Negara

2005-03-23 Terurut Topik Ari Condro

Yap, kalau yang udah terbukti berhasil di jaman ini,
adalah sistem perpajakan di negara ekonomi sosialis
semacam region Skandinavian, seperti Swiss, Swedia
(tempat oom Ambon nongkrong), Finlandia, Denmar,
trs beberapa negara Eropa dan Kanada serta US.

Btw, dengan sistem ini orang kaya bisa kena pajak
70% dari penghasilan, hingga penghasilannya
pun ujung-ujungnya sama dengan pegawai biasa
(beda ama zakat yang cuma 5 % dan banyak dikemplang)

Menurut anda zakat yang 5 % ini cukup mampu gak mendukung
sistem welfare seperti di negara-negara yang saya contohkan
di atas ???  Lagian pajak yang ngeliat agama, semua orang sama,
gak seperti zakat yang diskriminatif.

Tanya, anda di Unilever bayar zakat ke mana ?
Dompet Dhuafa ? PKPU ? atau Asuransi Takaful ?
atau langsung ke Baznas ?  Bayarnya udah lengkap belum
zakat profesi dan zakat hartanya ?

Btw, pajak pendapatan anda dikurangi gak dengan
adanya pembayaran zakat yang anda lakukan ?
UU kan bilangnya bisa memotong PKP - Penghasilan Kena Pajak,
tapi realisasinya kayaknya kagak ada tuh 
Double costing akhirnya. gaya-gayaan.

salam,
Ari Condro


- Original Message -
From: "Mohammad-Riyadi Tampubolon" <[EMAIL PROTECTED]>

Salah!!!
ketika tiap individu memiliki penghasilan pada batas ertentu, maka
memiliki kewajiban untuk mengeluarkan hak orang lain yang ada didalam
rejeki yang didapat..bahkan bisa dipaksa untuk dikeluarkan dengan demikian
kalo sistem ini diterapkan maka tidak akan ada kemiskinan





 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
In low income neighborhoods, 84% do not own computers.
At Network for Good, help bridge the Digital Divide!
http://us.click.yahoo.com/EpW3eD/3MnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~-> 

Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[ekonomi-nasional] SANG MAESTRO : "Gadis dgn Income Ribuan $$$/bln dr Internet"

2004-10-09 Terurut Topik Eko Ari

Halo Rekan2 Milis.. 

Sudah baca Kompas tanggal 21 Juni 2004 kemarin? Di halaman Bisnis 
ada dimuat cerita tentang gadis dari kota Bandung yang berhasil 
mendapat penghasilan ribuan dollar dalam sebulan dari bisnis 
internet.
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0406/21/ekonomi/1096839.htm

Kebetulan saya juga sempat menontonwawancaranya di Metro TV pada 
bulan Maret lalu. 

Untuk tahun 2004 ini dia menargetkan mendapat income 10 ribu dollar!
Namanya Anne Ahira, kelahiran November 1979.
Berarti umurnya baru 25 tahun tetapi sudah menjadi mentor (pelatih) 
para marketer dunia. Masih muda tapi sudah bisa merasakan pensiun 
dini. Hebat sekali!

Anggotanya meliputi 50 negara di lima benua ini. Dia juga 
berkeinginan membagi kesuksesannya dengan sesama bangsa Indonesia. 
Untuk tujuan itu sudah disiapkannya sistem pelatihan internet 
marketing selama 30 hari.

Karena penasaran saya jadi ikut bergabung dengan Elite Team yang 
dibentuk Ahira. Selama pelatihan peserta juga akan diajak mengikuti 
i-conference dengan marketter dari seluruh dunia. Saya sempat 
mengikutinya sekali, waktu itu pesertanya yang hadir a.l. dari Hong 
Kong, Malaysia, USA, Philipina, Perancis, Iceland, Swedia dll. Yang 
mimpin ya si Ahira yang baru 25 tahun itu. Luar biasa!

Penasaran? Anda bisa membaca transkrip wawancaranya dan mendownload 
MP3 wawancaranya dengan Female Radio Jkt bbrp minggu yg lalu di 
http://www.JalanSukses.com

Mohon diisi alamat email yg valid krntranskrip wawancara, link utk 
mendownload MP3nya dan tips2 suksesnya akan dikirimkan ke emailAnda.

Referensi
- Majalah Entrepreneur Indonesia (Edisi 9 / Tahun I / Maret2004)
- Koran METRO Bandung, Edisi 19 Maret 2004
- Majalah SWA (Edisi April 2004)
- Koran Republika
- Wawancara Live dengan Female Radio - Jakarta
- Wawancara Metro TV (8 April 2004)
- Wawancara Kompas (21 Juni 2004) 
 http://www.kompas.com/kompas-cetak/0406/21/ekonomi/1096839.htm
- Majalah Cosmopolitan, edisi September 2004,halaman 200. "Meraup 
   Untung di Dunia Maya"
- Majalah SWA, edisi September 2004, hal.59 di Sajian Utama Sang
   Maestro Anne Ahira.
- Warta Ekonomi No.18 (terbit 8 September) hal. 58-59
- Warta Bisnis edisi Agustus 2004
- Tabloid Cita Cinta Edisi Agustus.

Regards,
Eko Ari Wibowo
Phone: 0811-257643 / 0274-7470550
Yahoo Chat: ekoarw



-
Do you Yahoo!?
vote.yahoo.com - Register online to vote today!

[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~--> 
$9.95 domain names from Yahoo!. Register anything.
http://us.click.yahoo.com/J8kdrA/y20IAA/yQLSAA/GEEolB/TM
~-> 

Kampanye open-source Indonesia - http://www.DariWindowsKeLinux.com
Solusi canggih, bebas ikatan, dan bebas biaya
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/