[iagi-net-l] Petrophysics Modeling - Shaley vs Silt size
Barangkali ada yang mau share tentang subjek diatas. Seperti yang kita tahu, penentuan volume of shale dari wireline log bisa didapatkan dari gamma ray, resistivity dan density neutron. Dari gamma ray kita sering menggunakan shale dan sand line sebagai referensi untuk perhitungan volume shale, dengan perhitungan index gamma ray misalnya. Begitu juga dengan kurva laen yang saya sebutkan diatas. Defleksi dari shale line akan berkorelasi langsung dengan volume shale. Pertanyaan saya adalah : 1. Bagaimana caranya kita menentukan silt? apakah kalo ada cycle misal fining atawa coarsening upward ditengahnya mesti berukuran silt? kalo ya, bagaimana konsep ini diterangkan mengingat kita menghitung volume shale dari cycle ini dengan cara yang sama? Adakah pendekatan pendekatan tertentu (asumsi) yang harus dilakukan untuk penentuan silt ini? Apakah bisa dengan Neutron Density atau tool laen. 2. Konsep dasar CMR adakah mengukur pore throat size distribution yang berhubungan dengan dengan kemungkinan besarnya ukuran butir. Misal, pore throat yang kecil akan berhubungan dengan clay size yang mengindikasikan adanya clay bound water, semakin besar pore throatnya (permeabilitasnya), semakin besar pula ukuran butir (rule of thumb permeability vs ukuran butir). Pertanyaan saya, seberapa besar akurasi analisa ukuran butir dari CMR/NMR? juga akurasi kalo kita melakukan analisa CMR di core dan mengahsilkan analisa ukuran butir (untuk penentuan T2 cutoff nya). Salam Shofi
Re: [iagi-net-l] apa kita akan terus begini...?
Sepertinya kita tidak bisa begitu saja melimpahkan semua tanggung jawab dalam aspek penanggulangan, prediksi untuk bencana alam hanya kepada "geologi" semata. Satu hal yang harus disadari bahwa kita Indonesia memang hidup dan berada di daerah yang mempunyai potensi bencana atau istilah kerennya "geological hazard" yang cukup besar. Terlepas dari apa yang sudah dilakukan para geologiawan di Indonesia baik dalam hal mitigasi, pemetaan, perkiraan dan penelitian untuk bencana alam di Indonesia seperti gempa, letusan gunung api, tsunami, banjir dll, itu patut kita hargai dan tetap dilanjutkan, dan hasilnya bisa langsung diinformasikan terhadap masyarakat luas, tentunya dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Mungkin yang paling penting sekarang adalah bagaimana untuk bisa segera merealisasikan program untuk membuat rakyat/masyarakat Indonesia untuk bisa mengerti potensi atau "geological hazard" apa yang berpotensi terjadi di daerah mereka, tentunya dengan bahasa yang mudah dimengerti, sedikit informasi mengenai bagaimana bencana itu bisa terjadi dan yang juga penting adalah kesiapan mereka untuk menghadapi sewaktu waktu adanya bencana, langkah2 apa yang harus mereka ambil, sehingga bisa meminimalkan dampak dan kerugian dari bencana tersebut baik korban jiwa maupun material. Saya ambil contoh adanya kepanikan masyarakat yogya dan sekitarnya akan isu tsunami oleh pihak2 yang tidak bertanggung jawab setelah gempa, dimana para korban yang masih luka2, kaki patah dsb, langsung ikut lari ke daerah utara yang dianggap lebih tinggi. Saya ambil sedikit ilustrasi, setelah kita mempunyai suatu gambaran, baik itu melalui peta rawan bencana yang sudah dbuat oleh instansi terkait, seperti daerah2 mana yang sangat rawan terkena "geological hazard", apa iya semudah itu misalnya kita mengatakan daerah yang berpotensi besar terhadap "geological hazard" tidak layak huni atau tidak layak untuk dikembangkan".. Karena sosio kultur dan sosio ekonomi kita masih belum memungkinkan. Karena saya yakin bila kita sudah melakukan pemetaan terhadap potensi bencana alam akan cukup banyak daerah di Indonesia yang punya resiko besar terhadap potensi "geological hazard". Kita mungkin sebagai orang yang punya latar belakang ilmu kebumian sudah menyadarinya, tapi apakah pemerintah dan juga masyarakat luas yang tinggal di daerah rawan bencana sudah sepenuhnya menyadari… Mungkin untuk kedepannya Bapak2 yang punya akses ke birokrat/pemerintahan/DPR bisa lebih menekankan atau menyadarkan mereka akan hal ini, sehingga bisa dibuat suatu program bersifat nasional yang lebih jelas dan lebih terarah, kontinyu yang tidak hanya euforia sesaat setelah bencana terjadi… Suatu tugas mulia tentunya Salam "Wong Jogja yang ikut prihatin"
Re: [iagi-net-l] Listrik Maning
> Pak Ardhie Yang dimaksudkan kelihatan-nya adalah PPN (Pajak Pertambahan Nilai), ini sudah menjadi issue lama antara DESDM dan Dep Keu. Kalau dari sisi pengusahaan sih apa yang dibeli untuk kepentingan masa eksplorasi , jelas belum memberikan nilai dalam artian memberikan pendapatan pada Perusahaan (baik mineral, batubara maupun hidrokarbon) yang masih dalam taraf eksplorasi. Dulu , PPN ini ditangguhkan sampai dengan perusahaan ybs berhasil dlm eksplorasi-nya. Tentunya Dep Keu mempunya alasan lain yang menyebabkan peraturan ini dirubah. Si-Abah ___ Yang pernah saya dengar ttg pajak yg sering dimaksudkan dalam hal ini > adalah misalnya pajak memasukkan barang-barang atau lat-alat untuk > kebutuhan kontsruksi. Memang bukan pajak penghasilan secara langsung. > Misalkan oil company akan melakukan survey seismic pada masa explorasi > 4 tahun diawal . Memang bukan pajak pendapatan sih. > Kalau tidak salah keluhan ttg perpajakan ini masih bergema tahun 2005 > sewaktu konvensi IPA di Jakarta. > > RDP > > On 5/24/06, Ardhie Permadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: >> Pak Rovicky >> >> Tulisan di bawah ini membuat saya kaget, khususnya yang menyangkut >> masalah >> pajak, karena berbeda dengan pemahaman saya. >> >> Kutip on: >> * peraturan perpajakan yang berlaku dirasakan masih memberatkan >> dunia usaha sektor energi; >> Investor yg masih belum mendapatkan income sudah harus membayar >> pajak, akan lebih menarik seandainya pajak akan diminta ketika nanti >> sudah mulai berproduksi >> Kutip off . >> >> Sementara kalau kita perhatikan peraturan perpajakan, pengenaan pajak >> penghasilan dikenakan secara berjenjang. Pasal 17 UU Pajak Penghasilan >> menyatakan bahwa : >> * Untuk WP Badan Dalam Negeri dan Badan Usaha Tetap : >>** Penghasilan Kena Pajak s.d Rp 50.000.000 tarif pajak yang berlaku >> adalah sebesar 10% >>** Penghasilan Kena Pajak > Rp 50.000.000 s.d. Rp 100.000.000 tarif >> pajak yang berlaku adalah sebesar 15% >>** dst .. >> >> Sehingga bila ada perusahaan yang belum memiliki income, atau >> Penghasilan >> Kena Pajak = Rp. 0, dengan tarif pajak 10%, maka Pajak Penghasilan yang >> harus dibayar adalah sebesar Rp.0 >> >> Kesimpulannya ... Pajak Penghasilan hanya dikenakan terhadap Wajib Pajak >> yang memiliki penghasilan, kalau Wajib Pajak tersebut belum atau tidak >> memiliki penghasilan maka tidak ada pajak penghasilan terutang. >> >> regards, >> Ardhie >> >> >> - Original Message - >> From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> >> To: >> Sent: Wednesday, May 24, 2006 10:35 AM >> Subject: Re: [iagi-net-l] Listrik Maning >> >> >> Kendala utama yg terlihat saat ini adalah belum terintegrasinya antara >> kebijakan energi dan pelaksanaanya. Kebijakan Energi Nasional (KEN) >> 2005 sebenarnya sudah mengatur hal itu semua. KEN mengatur hingga >> target kondisi energi di Indonesia hingga 2025. Keterpaksaan masih >> sering menjadi alasan utama ketika kebijakan diambil. Problem lain ini >> bisa dipilah menjadi beberapa item dibawah ini yg juga sudah diketahui >> sejak dari tahun 2003, al : >> >> * belum terselesaikannya secara keseluruhan peraturan-peraturan >> pelaksanaan sebagai implementasi dari ketiga UU tersebut; >> Ada peraturan yg agak rumit antara perturan daerah dan pusat, >> peraturan/peruuan masalah energi dan bahkan dengan undang-undang air >> tanah dll >> * subsidi BBM dan TDL yang belum sepenuhnya dihapuskan; >> Daya beli masyarakat menjadi kendala untuk menyelaraskan harga >> energi >> ini. >> * belum efisiennya sistim ketenagalistrikan; >> Efisiensi disini ada dua hal antara efisiensi karena memang >> masalah fisika (karena transmisi) dan pencurian serta tunggakan >> beberapa pengguna listrik PLN. >> * tarif dasar listrik yang berlaku saat ini belum pada posisi yang >> memberikan keuntungan yang layak, baik bagi PLN sendiri maupun >> investor listrik swasta; >> TDL ditentukan berdasarkan harga energi dan daya beli, ini >> akhirnya seperti telur dan ayam, mana yg didahulukan ? >> * belum terpadunya peraturan perundang-undangan lintas sektor yang >> mendukung kebijakan investasi di sektor energi termasuk peraturan >> daerah yang sering tidak sinkron dengan kebijakan pusat; >> * masih lemahnya kemampuan para perencana energi daerah untuk >> menganalisis kebutuhan dan penyediaan energi daerahnya. Selain itu, >> ketidakseragaman data serta terbatasnya fasilitas yang tersedia >> menjadi kendala bagi perencanaan energi daerah; >> Kebutuhan tenaga-tenaga energi di pemerintah daerah mestinya >> diantisipasi baik oleh dunia pendidikan dan maupun PEMDA sendiri. >> * peraturan perpajakan yang berlaku dirasakan masih memberatkan >> dunia usaha sektor energi; >> Investor yg masih belum mendapatkan income sudah harus membayar >> pajak, akan lebih menarik seandainya pajak akan diminta ketika nanti >> su
Re: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?
BAHAYA SUSULAN Kebetulan rumah tua orang tua saya juga terkena dampak gempa, walau tak parah. Tapi info dari orangtua saya semoga cukup berguna, yaitu ; Di Yogya masih banyak RUMAH TUA yang temboknya dibangun memakai tanah atau bata mentah (bukan bata merah). Akibat gempa ini maka banyak genting retak atau bergeser, dan ini akan mengakibatkan bahaya susulan JIKA TERJADI HUJAN DERAS, dan bocor, karena tembok tanah/bata mentah tersebut akan mencair, dan rumah roboh. Pernah terjadi didekat sekolah SD saya. Jadi yang punya rumah tua perlu melakukan antisipasi. - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
[Fwd: [iagi-net-l] buku Larasati]
Original Message Subject: [iagi-net-l] buku Larasati From:[EMAIL PROTECTED] Date:Wed, May 24, 2006 3:46 pm To: iagi-net@iagi.or.id -- Rekan rekan Apakah ada yang mempunyai buku karangan Pramudya Ananta Toer, yang berjudul Larasati. Kalau ada , apakah tidak berkeberatan kalau saya pinjam barang satu kin minggu. Kalau ya , tolong hubungi japri , mungkin saya bisa ambil ketempat Anda. Terima kasih. Si-Abah. Dijamin tidak akan saya "copy". - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] Updated : Geokronologi Kerak Kontinen dan Periodisasi Umur Bumi
Abah, Mengacu ke definisi economic basement, belum ada "economic basement" bisa ditentukan di Sahul Basin sebab belum ada produksi ditemukan di satuan-satuan batuan di atasnya. Hanya, endapan Mesozoik dan Kuarter di sini tipis saja, paling tebal pun sekitar 3000 atau 4000 ft. Tidak akan prospek kalau semua sedimennya hanya itu sebab tak akan matang dengan hanya 4000 ft burial sediments. Tetapi, data seismik terbaru menunjukkan bahwa di Sahul Basin justru ada endapan Paleozoic yang sangat tebal, di atas 4000 ft. Maka, paling tidak kalau Paleozoic nanti berisi hidrokarbon, economic basement-nya akan minimal sekitar 10.000 ft Abah. Salam, awang -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, May 30, 2006 9:05 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Updated : Geokronologi Kerak Kontinen dan Periodisasi Umur Bumi > Awang Maaf nyambung lagi, ada satu pertanyaan lagi , di Sahul Basin itu kedalaman "economic basement"-nya berapa meter dan batuan-nya apa ? Si- Abah Ada Abah, Amadeus basin di tengah benua Australia. Di situ batuan induknya > diyakini berumur Kambrium dan Ordovisium. Lapangan2 yang ada saat ini > seperti Meerenie oil/gas field dan Palm Valley field memproduksi minyak > dan gas dari lapisan batupasir Pacoota (Lower Ordovician). Pasir2 Kambrium > pun prospektif. Play-nya tentu ifra-rift basin karena ini intra-cratonic > basin. Porositasnya kombinasi antara yang primer dan fracture, sampai 15 > %, kan masih cukup bagus. Nah, counterpartnya di Indonesia ada di perairan > Sahul atau di baratdaya Merauke. Sama-sekali belum tergarap, tetapi akan > segera menjadi wilayah pembuktian petroleum system Early Paleozoic. High > risk, tetapi high reward. Data seismik spekulatif terbaru menunjukkan itu. > > Salam, > awang > > -Original Message- > From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Monday, May 22, 2006 2:33 PM > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net-l] Updated : Geokronologi Kerak Kontinen dan > Periodisasi Umur Bumi > >> > >> Nah, itulah para pemegang sebutan batuan-batuan tertua di Indonesia. >> Mencari batuan paling tua, tentu kita harus pergi ke tengah perisai >> benua. Di Indonesia, saya pikir ia terpendam di bawah perairan Sahul. Di >> sini pulalah target eksplorasi hidrokarbon Kambrium akan segera dimulai >> ! >> >> salam, >> awang > >Sdrk Awang > ___ > >Apakah Lapisan Cambriustraliam di Ausudah terbukti mengandung > hidrokarbon ? > Dimana , dan bagaimana play - nya ? > >Si- Abah. > > >> >> >> Salahuddin Husein <[EMAIL PROTECTED]> wrote: >> Pak Awang, bagaimana dengan Indonesia? Dimana letak batuan tertua dan >> berapa umurnya? >> >> udin,- >> >> Awang Harun Satyana wrote: >>> Berapa umur Bumi yang resmi diterima ? Ternyata tak terlalu jauh >>> bergeser sejak Claire Peterson menemukan metode dating absolut >>> menggunakan isotop tahun 1956 dan menemukan umur 4.55 Gigayears (milyar >>> tahun). Skala Waktu Geologi terbaru (Gradstein et al., 2004) >>> mencantumkan 4.56 Ga (gigayears ago) sebagai saat Bumi terbentuk. Perlu >>> diketahui, buku besar dan tebal ini telah memuat ratusan referensi >>> pendukung, sehingga semua kemajuan terakhir telah diakomodasinya. Buku >>> Skinner et al. (2004) "Dynamic Earth" (edisi ke-5) - Jihn Willey & Sons >>> tetap mencantumkan 4.55 Ga. Dan Luhr -ed. (2003) mencantumkan 4.56 Ga >>> di >>> buku yang dieditnya yang didukung oleh puluhan geosaintis di buku >>> "Earth" Dorling Kindersley Ltd. Kapan Alam Semesta sendiri lahir ? >>> Menurut buku Luhr (2003) adalah 13-14 Ga. >>> >>> >> >> >> - >> - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru >> - Call For Papers until 26 May 2006 >> - Submit to: [EMAIL PROTECTED] >> - >> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id >> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id >> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id >> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >> No. Rek: 123 0085005314 >> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) >> Bank BCA KCP. Manara Mulia >> No. Rekening: 255-1088580 >> A/n: Shinta Damayanti >> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ >> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi >> - >> >> >> >> >> - >> Sneak preview the all-new Yahoo.com. It's not radically different. Just >> radically better. > > > > - > - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru > - Ca
[iagi-net-l] Earthquake-Generated Faults (Cimandiri Case) (was RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?)
Abah, Ya, seingat saya juga di Jawa Barat wilayah Sukabumilah yang paling sering diguncang gempa. Saya pikir, ke selatan ke wilayah zone penunjaman sekarang yang letaknya 300 km di selatan garis pantai Jabar, ada satu barier yang kuat buat meredam gelombang gempa kalau ada episentrum laut di selatan Jabar. Barrier itu adalah Plato Jampang yang berisi batuan Paleogen, bahkan belakangan dicurigai keraknya kontinen berdasarkan pemodelan gayaberat regional (komunikasi dengan Eko Widianto, 2005; lihat juga Widianto, 2004 PIT IAGI Bandung). Pantai selatan Jabar tak membentuk indentasi seperti pantai selatan Jateng, mestinya ia lebih aman. Pantai selatan Jateng bisa dibilang tanpa barrier ke selatan. Hanya, dari mana masuknya guncangan2 yang menggoyang Sukabumi selama ini. Justru itulah dia : Sesar Cimandiri ! Inilah jalan masuk gelombang gempa menuju Sukabumi. Seperti sesar Opak di Yogya selatan, sesar Cimandiri bermula sebagai sesar normal yang membatasi plato Jampang di utara dan masuk ke depresi Bogor di utaranya. Bermula sebagai normal fault, tetapi ia telah berkali-kali teraktifkan ulang sebagai sinistral fault gara-gara dibangkitkan Sesar Pelabuhan Ratu dan Sesar Ujung Kulon ke sebelah barat. Di wilayah Selat Sunda berkumpul sesar2 mendatar besar. Sesar Sumatra menyodok dari Teluk Semangko masuk ke selat Sunda sampai di barat Krakatau. Lalu, dextral fault besar ini relay off-stepping (estafet dalam wrench tectonism biasa seperti itu) ke selatan, menyambung dan menjadi sesar Ujung Kulon. Akibat relay off-stepping dextral slip ini maka terbukalah Selat Sunda menjadi pull-apart basin. Inilah sesar2 utama : Sumatra-Ujung Kulon (dextral). Dan, sesar mendatar tak akan berdiri sendiri, ia punya antitetik yang sinistral yang arahnya hampir tegak lurus terhadap master fault. Nah, terbentuklah Sesar Pelabuhan Ratu yang sinistral dan menggeser sedikit (mengidentasi) Teluk Pelabuhan Ratu sedikit ke arah darat. Makin ke darat, estafet deformasi diteruskan oleh Sesar Cimandiri, reactivated sinistral fault. Dan, seperti sungai Opak, sungai Cimandiri pun terbentuk di atasnya : zone lemah sih. Maka, kalau ada episentrum di selatan Selat Sunda dan di di barat Pelabuhan Ratu, maka gelombang jelas bisa menjalar via Pelabuhan ratu Fault, via Cimandiri Fault, dan menggoyang wilayah sebelah-menyebelah Sesar Cimandiri : Pelabuhan Ratu, Jampang Tengah, Sukabumi, Cibadak dan sekitarnya. Gempa di Cianjur Selatan apakah akan mempengaruhi Bandung. Harus dilihat dulu di mana episentrumnya, apakah ada sesar penghubung antara episentrum-Bandung, dan litologi apa yang melandasi sepanjang jalan penghubung itu. Kalau episentrum di laut selatan Cinajur, kecil kemungkinan berpengaruh ke Bandung karena ada barrier yang bagus : Plato Jampang. Kalau episentrum di daratan dekat Bandung, biasanya itu gempa dalam sebab Benioff zone sudah menukukik >200 km di bawah Bandung, efeknya akan kecil. Reaktivasi sesar Lembang bisa saja, kalau ada episentrum di dekatnya dan sesar Lembang teraktifkan ulang sebagai strike-slip fault. Tapi, lagi2 itu akan gempa dalam. Suatu simulasi akan bagus sekali sebab kemungkinan tsunami pun harus disimulasi. Semoga kelak eksperimen seperti sand-box modelling bisa juga dipakai untuk simulasi gempa, di mana episentrum, di mana relay faults, dan sebagainya. Salam, awang -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, May 30, 2006 8:47 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ? > Awang dan rekan rekan Saya jadi berfikir , kalau kita lihat kebelakang betapa seringnya daerah selatan Sukabumi , Cibadak diserang gempa ,walaupun korban-nya tidak sebesar gempa 27 Mei yl. Seingat saya ada patahan aktif disitu yi Patahan Cimandiri, apakah ada kesamaan dengan apa yang terjadi kemarin ? Saya tidak tahu epicentrum gempa Sukabumi waktu itu dimana ? Melihat intensitas gempa dapat menjalar agak jauh keutara , bagaimana pengaruhnya JIKA ada gempa besar di sekitar pantai Bandung Selatan/Cianjur Selatan ? Apakah juga dapat mengaktifitasi patahan Lembang ? Atau akan tertahan oleh jajaran gunung api diselatan Bandung ? Kalau melihat akibat gempa di Joyakarta , maka akibatnya akan lebih hebat kalau itu menimpa Bandung. Bayangkan saja bangunan diutara Bandung yang berdiri diatas batuan vulkanik kwarter dengan fondasi beton. Memang benar kita sebagai ahli pemerhati alam mempunyai kewajiban moril yang didasarkan akan ke"profesian" kita. Saya sependapat bahwa kita harus melakukan "aksi yang dapat menyebabkan idee kita didengar" , sebagaimana dikatakan oleh RDP. Mungkin salah satu-nya dengan menyebar luaskan kesadaran akan kenyataan bahwa kita memang hidup didaerah "geological hazard". Boleh ndak ya kita melakukan stimulasi umpamanya bila ada gempa dengan kekuatan 6,-- Skala Richter di Pemeungpeuk atau mana saja dan menggambarkan kerusakan yang mungkin akan timbul . Kira - kira kalau
Re: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?
tsunami? bantul? kalau saya hanya melihat dari kacamata sederhana dan hanya dengan 2 data itu, naif atau tidak jika saya interpretasikan bahwa pusat gempa adanya memang di darat di sekitar bantul? dengan logika sederhana bahwa daerah yang akan mengalami kerusakan paling hebat itulah daerah yang paling dekat dengan pusat gempa, yaitu bantul. sedangkan tsunami itu kan jika pusat gempa-nya berada di bawah permukaan laut. atau apa ada tsunami yang pusat gempa-nya di darat? kalau logika ini benar, harusnya rakyat jogja bisa sedikit tenang kemarin (at least thdp isu tsunami) dan bisa yakin bahwa tidak akan ada tsunami. karena daerah pusat gempa ada di daratan yang dimanifestasikan lewat luluh-lantahnya bantul (dan menerus ke klaten). lagian, bingung aja..kok bisa-bisanya ditafsirkan pusat gempa di bawah laut kalau yang jelas-jelas terlihat bahwa jalur bencana seperti membentuk suatu kelurusan bantul-klaten dan itu memang ada kelurusan sesar OPAK. On 5/29/06, Ismail Zaini <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Isu Tsunami merupakan isu yang paling menghebohkan kemarin itu, ada yang bilang Kali Code airnya sudah naik, ada yang bilang Air laut sudah sampai Madukismo , bahkan di Klaten sendiri Isu tsunami tidak kalah hebatnya, ada yang mengatakan air laut sudah sampai Wedi ( Kota Kecamatan 5 Km dari Klaten ) , dst. sehingga terjadi hiruik pikuk dijalan raya Solo Jogya sepanjang Pagi -Siang Sabtu minggu lalu sehabis Gempa., Belum lagi adanya Isu akan adanya gempa susulan Yang sama bahkan lebih Besar lagi.Inilah Realita yang terjadi di lapangan. Ini semua Tidak lain akibat Trauma masyarakat melihat Tsunami dan Gempa Aceh yg lalu. Sebetulnya beberapa diskusi dan seminar seminar ttg kegempaan dan tsunami setelah gempa Aceh cukup banyak sekali, dan kalau gak salah ada pernyataan kalau Tidak akan ada ( Kemungkinan Kecil sekali ) terjadi Tsunami di Jawa, itupun kalau terjadi didekat laut Selatan. Nah karena semunaya ada di ruangan seminar , maka akibatnya masyarakat yang sebagian besar tidak paham dg bahasa seminar tetap saja bingung, jadinya setiap ada Gempa diasumsikan akan disusul dg Tsunami , dimanapun mereka berada ( terbukti dg kejadian kemarin ) Coba kalau setelah Tsunami Aceh dulu dibikin Peta Tsunami untuk seluruh wilayah Indonesia( ada daerah Awas , ada Daerah Waspada , ada daerah Bebas Tsunami ) yang disebarkan ke masyarakat < maka paling tidak dibenak Masyarakat sudah ada bayangan, shg tdk mudah terkena isu ( ini sekedar contoh sederhana saja ). Ada lagi data yang dilansir oleh BMG dimana dikatakan sejak Gempa sabtu pagi sampai Minggu Siang telah terjadi Gempa > 200 kali , tanpa dijelaskan macam gempa apa itu, akibatnya masyarakat semakin takut , lha kok gempanya semakin banyak saja ( padahal gempa 2 itu merupakan gempa susulan yang tdk besar/tdk bisa dirasakan tanpa dg alat ).Sebetulnya masalah masalah begini ( data gempa susulan)cukup diruang seminar saja dikemukakan. Pengalaman lain yang tak kalah memillukan adalah penanganan pasca bencana, bayangkan letak Gempa itu ada di Jawa (Jogya ) yang relatif lengkap ( sempurna) infra strukturnya ,dan ditunjang "pindah" nya pemerintahan RI di Jogya ( SBY berkantor di Jogya ) lha kok sampai 2 hari belum dapat terjangkau semua.dan podo kleleran kena hujan ( bayangkan luka luka tidur di emperan terbuka dan diguyur hujan dg perut kosong.) Mungkin Bakornas Bencana ini diserahkan ke Logistik atau Zeni nya tentara saja, biar sekali meniup Peluit ( Prt ) , langsung kumpul dan Siaap ( tidak perlu rapat koordinasi dulu dan prosedure birokrasi lapor melapor dulu , celakanya katanya petugasnya masih cuti karena long week end ) Rupanya Tsunami Aceh belum bisa menjadi pelajaran berharga, bahkan lebih buruk karena semua sarana dan prsarana sudah ada tapi tetep saja telat dalam penangannya. Mungkin diperlukan Reformasi dibidang perbencanaan alam seperti halnya dibidang politik. ISM - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
[iagi-net-l] apa kita akan terus begini...?
Rekan2 seprofesi...!!. Memang suatu bencana alam datangnya tidak bisa diperkirakan kapan / bila akan tiba terhadap umat manusia hanya Allah swt yang tau...!!, Hanya saja dengan kemajuan technology semuanya bisa diperkirakan bukan..? sebagai ahli dibidang kebumian (salah satunya iagi ),kita bisa membantu hal2 yang namanya gempa seperti Yogya ; letusan gn.Merapi (hanya beberapa contoh saja yg ada saat ini). Dalam hal ini saya tidak akan mempertanyakan kenapa,kenapa,.dan harusnya..,harusnya..dst(yg mungkina ada didalam fikiran kita semua) terhadap kejadian bencana alam yg menimpa Yogyakarta pada hari Sabtu tgl.27 Mei 2006 minggu yang lalu. Saya mencoba melihat kembali semenjak terjadi Tsunami di Aceh; tanah longsor di jawa tengah dan rentetan2 gempa bumi mulai dari Ambon hingga gn.Merapi dan terakhir gempa bumi tersebut minggu lalu. Melihat itu semua, kita yang namanya salah satu kumpulan ahli dibidang itu semua selalu bereaksi setelah kejadian yang terjadi, apakah memang belum bisa atau apalah namanya kita belum mampu...?rasanya tentu tidak kita sudah banyak mempunyai ahli dibidang tersebut,hanya kenapa kita (saya pinjam kata kecolongan...!!). Salam, Sjaiful Jazan.Sy
RE: [iagi-net-l] Updated : Geokronologi Kerak Kontinen dan Periodisasi Umur Bumi
> Awang Maaf nyambung lagi, ada satu pertanyaan lagi , di Sahul Basin itu kedalaman "economic basement"-nya berapa meter dan batuan-nya apa ? Si- Abah Ada Abah, Amadeus basin di tengah benua Australia. Di situ batuan induknya > diyakini berumur Kambrium dan Ordovisium. Lapangan2 yang ada saat ini > seperti Meerenie oil/gas field dan Palm Valley field memproduksi minyak > dan gas dari lapisan batupasir Pacoota (Lower Ordovician). Pasir2 Kambrium > pun prospektif. Play-nya tentu ifra-rift basin karena ini intra-cratonic > basin. Porositasnya kombinasi antara yang primer dan fracture, sampai 15 > %, kan masih cukup bagus. Nah, counterpartnya di Indonesia ada di perairan > Sahul atau di baratdaya Merauke. Sama-sekali belum tergarap, tetapi akan > segera menjadi wilayah pembuktian petroleum system Early Paleozoic. High > risk, tetapi high reward. Data seismik spekulatif terbaru menunjukkan itu. > > Salam, > awang > > -Original Message- > From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Monday, May 22, 2006 2:33 PM > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: Re: [iagi-net-l] Updated : Geokronologi Kerak Kontinen dan > Periodisasi Umur Bumi > >> > >> Nah, itulah para pemegang sebutan batuan-batuan tertua di Indonesia. >> Mencari batuan paling tua, tentu kita harus pergi ke tengah perisai >> benua. Di Indonesia, saya pikir ia terpendam di bawah perairan Sahul. Di >> sini pulalah target eksplorasi hidrokarbon Kambrium akan segera dimulai >> ! >> >> salam, >> awang > >Sdrk Awang > ___ > >Apakah Lapisan Cambriustraliam di Ausudah terbukti mengandung > hidrokarbon ? > Dimana , dan bagaimana play - nya ? > >Si- Abah. > > >> >> >> Salahuddin Husein <[EMAIL PROTECTED]> wrote: >> Pak Awang, bagaimana dengan Indonesia? Dimana letak batuan tertua dan >> berapa umurnya? >> >> udin,- >> >> Awang Harun Satyana wrote: >>> Berapa umur Bumi yang resmi diterima ? Ternyata tak terlalu jauh >>> bergeser sejak Claire Peterson menemukan metode dating absolut >>> menggunakan isotop tahun 1956 dan menemukan umur 4.55 Gigayears (milyar >>> tahun). Skala Waktu Geologi terbaru (Gradstein et al., 2004) >>> mencantumkan 4.56 Ga (gigayears ago) sebagai saat Bumi terbentuk. Perlu >>> diketahui, buku besar dan tebal ini telah memuat ratusan referensi >>> pendukung, sehingga semua kemajuan terakhir telah diakomodasinya. Buku >>> Skinner et al. (2004) "Dynamic Earth" (edisi ke-5) - Jihn Willey & Sons >>> tetap mencantumkan 4.55 Ga. Dan Luhr -ed. (2003) mencantumkan 4.56 Ga >>> di >>> buku yang dieditnya yang didukung oleh puluhan geosaintis di buku >>> "Earth" Dorling Kindersley Ltd. Kapan Alam Semesta sendiri lahir ? >>> Menurut buku Luhr (2003) adalah 13-14 Ga. >>> >>> >> >> >> - >> - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru >> - Call For Papers until 26 May 2006 >> - Submit to: [EMAIL PROTECTED] >> - >> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id >> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id >> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id >> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >> No. Rek: 123 0085005314 >> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) >> Bank BCA KCP. Manara Mulia >> No. Rekening: 255-1088580 >> A/n: Shinta Damayanti >> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ >> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi >> - >> >> >> >> >> - >> Sneak preview the all-new Yahoo.com. It's not radically different. Just >> radically better. > > > > - > - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru > - Call For Papers until 26 May 2006 > - Submit to: [EMAIL PROTECTED] > - > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > - > > > -- > No virus found in this incoming message. > Checked by AVG Free Edition. > Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.6.1/344 - Relea
Re: [iagi-net-l] Diskusi Gempa Jawa di Uni-Kassel, Jerman
> Sdr Widya Saya kira tidak ada yang berkeberatan untuk menggunakan data dari millis, tentu saja apa yang didiskusikan disini adalah pendapat pendapat imiah secara pribadi. Kebenaran - nya bisa saja sangat subjektif. Si-Abah. _ Ibu dan Bapak netter yang baik, > Dengan memnafaatkan diskusi di miling ini ditambahi dengan data dan > analisis dari beberbagi sumber, pada hari Kamis di minggu ini, kami > diundang untuk menjelaskan gempa jawa : mekanisme dan impaknya serta > pengorganisasian kembali potensi sosial-ekonomi masyarakat. bersama saya > (geophysicist, its) ada ekonomist (ui) dan public health specialist (ui), > sudah lebih dari sebulan ini kami bekerja sama di uni-kassel jerman, > hingga juli nanti. > melalui email ini , saya minta ijin untuk menggunakan info di milist ini > sebagai salah satu sumber kami. terimakasih. selamat bekerja dan sukses > untuk semuanya, > salam hormat, > widya > > > > - > - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru > - Call For Papers until 26 May 2006 > - Submit to: [EMAIL PROTECTED] > - > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > - > > - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] Re: Mengapa pengamatan kita terlepas ?
Tentu saja masyarakat Yogya dan sekitarnya akan menganggap bahwa gempa Yogya kemarin itu berhubungan dengan Merapi sebab telah berminggu2 ini mereka melihat Merapi bergiat. Dan, itulah yang kasat mata sehari-hari. Tidak ada yang kasat mata terlihat di selatan Yogya bahwa 300 km dari Parangtritis di kedalaman 5000-7000 meter dua kerak batuan sesungguhnya sedang saling tindih-menindih, tekan-menekan. Dan, retakan akibat tekan-menekan itulah yang membangkitkan guncangan ke seantero Yogya dan sekitarnya Sabtu pagi lalu. Gawir Kali Opak sudah ada dari dulu, apa masyarakat Bambanglipuro, Jetis, dan wilayah2 Bantul lainnya yang sebelah-menyebelah dengan gawir itu tahu bahwa itu gawir sesar, gawir dua batas litologi yang sangat kontras, dan yang kemudian telah menjadi "garis kematian" menebar malapetaka ke sekitarnya ? Dari tahun 1970-an sampai sekarang, bahkan mungkin sejak zaman Bothe tahun 20-30an, para ahli geologi sudah tahu itu sesar, tetapi sekarang pun masyarakat di sekitarnya tak tahu itu sesar pembunuh. Tak ada yang memberitahukannya kepada mereka. Memang ada seminar geotechnical hazard di Yogya tepat sebulan sebelum bumi Yogyakarta dan sekitarnya diguncang gempa, tetapi itu terkunci di ruang seminar, atau dibawa yang hadir, dilihat-lihat lagi materinya sebentar dan...dilupakan ! Atau ada sosialisasi hasil seminar ke Pemda karena geotechnical hazard menyangkut hajat hidup orang banyak ? Bagus kalau ada, tetapi tak akan menjamin info sampai ke pelosok2. Dan...lagi-lagi kita lalu tertikam dari belakang oleh gempa ini. Perlu dipikirkan bagaimana caranya kita meneruskan info2 geotechnical hazard ini ke masyarakat sampai pelosok. Setiap mahasiswa atau ahli geologi yang melakukan pemetaan di pelosok2 yang mereka tahu rawan bencana geologi, mestinya menyosialisasikan penemuannya ke masyarakat di balai2 pertemuan dusun. Dan, mereka juga harus diperlengkapi dengan pengetahuan bagaimana tindakan tanggap darurat menghadapi bencana geologi dan bagaimana membangun di daerah rawan dengan mengikuti earthquake code of building. Geologist adalah ilmuwan pengabdi kemanusiaan, kita tak ingin hanya diskusi2 ilmiah di ruang seminar atau tumpukan tebal paper2. Salam, awang -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, May 30, 2006 7:15 AM To: Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI); iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Re: Mengapa pengamatan kita terlepas ? Wah trims infonya. Dan seperti yang saya duga bahwa hampir setiap gejala gempa di Jogja dan sekitarnya lebih diasosiasikan akibat aktifitas G Merapi. Tidak (belum) terpikirkan bahwa itu aktifitas tektonik aktif. Dan mungkin yang lebih menarik adalah bahwa adanya hubungan antara gempa tektonik dengan aktifitas G Merapi. Catatan yg dikemukakan Danny ini datingnya bisa jadi mirip dengan aktifitas G Merapi. Ini yg menjadi pelajaran dan barangkali "alert" buat G Merapi dalam dua minggu ini. Status Awas merapi mungkin masih perlu diteruskan. Dan bukan hal yang aneh kalau Gempa Jogja selama ini tidak dipikirkan akibat tektonik. Coba bayangkan 50 tahun yang lalu kalau ada gempa, siapa sih yg berpikir akibat aktifitas plate tectonik ? Lah wong teori plate tektonik saja belum lama kita kenal, kok. Mungkin saja kalau kejadian gempa ini terjadi 50 tahun yang lalu orang masih berpikiran adanya pertempuran penjaga Merapi dengan Penjaga Laut kidul . bahkan sekarang masih ada yg berpikir begitu. Btw, info Danny ini perlu ditindak lanjuti untuk melihat hubungan antara Merapi dengan kegempaan tektonik di Jawa (khususnya Merapi). Salam RDP > > -Original Message- > From: Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) > [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Hery Harjono > Sent: Monday, May 29, 2006 9:04 PM > To: [EMAIL PROTECTED] > Subject: Re: [HAGI-Network] Mengapa pengamatan kita terlepas ? > > Info u/ mas Rovicky, > Jogja pernah dilanda gempa hebat tahun 1867. Bisa jadi sebelum itu juga > ada.=20 > danny Hilman pada tanggal 25 April di Jogjakarta kebetulan > mempresentasikan gempa 1867 ini pada International Symposium on > Geothechnical Hazard:=20 > Prevention, Mitigation and Engineering Response yang diselenggarakan > oleh LIPI, IAGI, CODATA dan Int. En. Geology Assoc. Terimakasih semoga > bermanfaat. > Salam, > Hery Harjono > > > - Original Message - > From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> > To: <[EMAIL PROTECTED]> > Sent: Monday, May 29, 2006 1:41 PM > Subject: [HAGI-Network] Mengapa pengamatan kita terlepas ? > > > Gempa Yogyakarta menelan korban lebih dari 4000 nyawa manusia. > Peristiwa ini sangat mengagetkan dan menggegerkan siapa saja. > Bagaimana tidak, ketika semua mata tertuju pada Gunung Merapi yag > sedang bergejolak tiba-tiba sebuah daerah patahan (fault/rupture zone) > bergetar dengan kekuatan 6.3 Skala Richter dengan kedalaman 10 Km > (USGS) dengan daya rusak 6 hingga 7 skala MMI. > > Zona patahan penyebab gempa. > > Zona patahan (fault zone) ini sebena
RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?
> Awang dan rekan rekan Saya jadi berfikir , kalau kita lihat kebelakang betapa seringnya daerah selatan Sukabumi , Cibadak diserang gempa ,walaupun korban-nya tidak sebesar gempa 27 Mei yl. Seingat saya ada patahan aktif disitu yi Patahan Cimandiri, apakah ada kesamaan dengan apa yang terjadi kemarin ? Saya tidak tahu epicentrum gempa Sukabumi waktu itu dimana ? Melihat intensitas gempa dapat menjalar agak jauh keutara , bagaimana pengaruhnya JIKA ada gempa besar di sekitar pantai Bandung Selatan/Cianjur Selatan ? Apakah juga dapat mengaktifitasi patahan Lembang ? Atau akan tertahan oleh jajaran gunung api diselatan Bandung ? Kalau melihat akibat gempa di Joyakarta , maka akibatnya akan lebih hebat kalau itu menimpa Bandung. Bayangkan saja bangunan diutara Bandung yang berdiri diatas batuan vulkanik kwarter dengan fondasi beton. Memang benar kita sebagai ahli pemerhati alam mempunyai kewajiban moril yang didasarkan akan ke"profesian" kita. Saya sependapat bahwa kita harus melakukan "aksi yang dapat menyebabkan idee kita didengar" , sebagaimana dikatakan oleh RDP. Mungkin salah satu-nya dengan menyebar luaskan kesadaran akan kenyataan bahwa kita memang hidup didaerah "geological hazard". Boleh ndak ya kita melakukan stimulasi umpamanya bila ada gempa dengan kekuatan 6,-- Skala Richter di Pemeungpeuk atau mana saja dan menggambarkan kerusakan yang mungkin akan timbul . Kira - kira kalau ini dilakukan apa yang akan terjadi ? Kepaniklan atau malahan KE-ARIEFAN ? Si-Abah ___ Setiap gempa habis menewaskan ribuan saudara-saudara kita sebangsa dan > setanah air, sedih sekali rasanya... Ini bencana geologi, dan kita > menyebut diri kita ahli geologi ?! > > Apa yang bisa kita perbuat dengan prediksi/precaution/forecasting bencana > yang satu ini ? Ingat selalu, ini tanggung jawab kita sebagai geologist > yang telah memutuskan hidupnya untuk membaca alam. Sekalipun alam itu > lembaran bukunya sudah hilang di sana-sini, sudah sobek, yang ada pun > tintanya sudah kabur. Tetap saja, tak ada orang lain yang menekuni gempa > selain geologist dan geophysicist. Jadi, harapan besar ditaruh kepada > kita. > > Berminggu-minggu saudara2 kita menatapkan mukanya ke Merapi, kita semua > juga mau tak mau melihat Merapi karena pemberitaannya yang sangat luas. > Hm...tak disangka-sangka, dari balik punggung kita justru serangan datang > saat saudara2 kita tak bersiap sedikitpun, saat masih menggeliat dari > tidur yang lelap, dan dalam 57 detik saja 26.000 rumah diratakan Bumi. > Miris melihat mayat2 kaku diangkut keluar dari puing-puing bangunan. > > Tak ada yang menduganya, tak ada geologist satu pun yang menduganya. Kita > hanya tahu jalur selatan Jawa rawan gempa. Dan, penelitian kegempaan Jawa > minimal sekali, kalah jauh dengan barat Sumatra. Berapa banyak survey > geomarin dari berbagai negara pernah melintas di barat Sumatra, dan berapa > banyak di selatan Jawa ? Perbandingannya jomplang. > > Setiap sehabis gempa kita belajar. Banyak paper ditulis sehabis tsunami > Aceh. Para ahli geologi tersulut sesaat, tapi tak lama kemudian > memudar...ini sudah karakter kitakah ?! > > Di mana di selatan Jawa tempat2 interplate coupling, seismic gap area, > wilayah2 yang siap rupture dan menyemburkan malapetaka ke darat ? Tidak > diketahui. Di barat Sumatra, hal ini diketahui di beberapa tempat. Di mana > di selatan Jawa sesar-sesar yang bisa jadi "death line" saat terjadi > estafet front rupture dari titik gempa ke daratan ? Ada, tetapi belum > dipetakan dan diwaspadai. Sesar Opak salah satunya, Sesar Girindulu > mungkin. Di mana di selatan Jawa yang bisa meredam gempa, tetapi di mana > juga yang malah bisa memperkuat gempa ? Ini berhubungan dengan litologi > penyusun. Bisa dibuat, tetapi belum dilakukan. > > Saat ini, gempa Yogya paling tidak memberikan pelajaran kepada kita : > jangan lengah, selalu waspada, jangan terlepas lagi pengamatan kita, dan > jangan hanya gaung di muka ke belakangnya memudar. > > Dan, ini, semua wilayah indentasi di selatan Jawa secara seismik bisa > berbahaya; kalau ada sesar2 model Sesar Opak bisa berbahaya lagi. Wilayah2 > seperti Kutowinangun-Kutoarjo-Purwodadi menjadi berbahaya sebab ia ada di > sedimen lunak yang diapit dua masif karbonat (Sentolo dan Karangbolong). > Pacitan boleh jadi berbahaya, tapi ia sempit dan didominasi batuan keras. > Di Jawa Timur, yang berbahaya dari pelajaran Yogya ini adalah indentasi > antara Lumajang-jember-Puger. Walaupun ada Nusa Barung sebagai barriernya, > kalau episentrum terjadi di dekat Puger bagaimana, dan jelas indentasi di > wilayah ini dibentuk sesar2 tegak utara-selatan. Tinggal dicari wilayah2 > inter-plate coupling di depan daerah2 ini. Kalau ada, kapan kira2 pecah > sebab laju kompresi dan slip vectornya saya pikir bisa diukur dengan GPS. > > Betul kata Pak Rovicky, masih banyak PR-nya, sementara kemampuan kita > terbatas... > > Salam, > awang > > > >
Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nurani....was:Re: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah
Wah..wahh..ini baru namanya sesepuh IAGI, walau sudah ngak duduk sbg. katua IAGI tapi informasinya mak ..detail sekali. Salut buat bung Andang juga buat mas Syaiful. KL siap membantu dengan koordinasi oleh Bernato Viratno. wassalam, edison sirodj |-+---> | | "Andang | | | Bachtiar" | | | <[EMAIL PROTECTED]| | | et.id> | | | | | | 30/05/2006 09:07| | | AM | | | Please respond | | | to iagi-net | | | | |-+---> >---| | | |To: | |cc: | |Subject: Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nuraniwas:Re: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa | |Tengah | >---| Info untuk brur Edison dan kawan-kawan komunitas geosain dalam kaitannya dengan "adik-adik mahasiswa": 1. Sejak hari Minggu 28 Mei (setelah recover dari schock), kawan-kawan PERHIMAGI (persatuan himpunan mahasiswa geologi) Region Yogja telah membentuk satgas dimaksud dan langsung bekerja dibawah koordinasi sebagian aktivis IAGI-Yogja dan kerjasama juga dengan kawan-kawan dari LSM & Pecinta Alam, termasuk dari AMC, Malang, yang hari ini memobilisir tenda-tenda dan bahan makanan dari Malang maupun Jakarta yang dikumpulkan dari kalangan internal. 2. Saat ini pos utamanya ada di Pusat Kegiatan dan Data (Informasi Bencana) di FTM UPN, dan pos lapangannya ada di Sewon Bantul yang belum tersentuh bantuan. 3. Direncanakan juga oleh Tim untuk bangun tenda-tenda di Sri Mulyo, Piyungan; karena masyarakat masih trauma untuk bernaung di bawah bangunan (apalagi bangunannya juga sudah rusak dan perlu perbaikan). 4. Saya akan infokan ke kawan-kawan di lapangan untuk "JANGAN LUPA MEMBERI PENJELASAN TTG GEMPA DAN ASPEK2 BAHAYA PASCA GEMPA" tetapi masalahnya: mau dijelaskan sampai bagaimanapun yg namanya trauma ya tetep trauma,.. jadi agak susah masuknya. (Apalagi kita sendiri secara internal masih juga berdebat: apakah pusat gempa di laut atau di darat, dsb... : hmmm agak susah menerangkan implikasi ketidakpastian-ketidakpastian tsb). 5. Apabila kawan-kawan masih ingin menyalurkan bantuan bisa juga menggunakan channel yang diposting Kang Ipul untuk teman-teman di UGM (Bu Rita), atau hubungi kawan-kawan PERHIMAGI: Purnama UPN (081678771832) atau Farid Akprind (085228365150) atau Angga UGM (08121554157) yang saat ini sedang di lapangan. Salam adb - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Tuesday, May 30, 2006 7:20 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nuraniwas:Re: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah > > Sebagai Markas besar pencetak ahli GEOLOGI, bagaimana kalau adik adik > mahasiswa disana membuat satu SATGAS bencana alam yang bertugas: > > 1. Berkeliling ke tempat tempat pengungsian. > 2. Membawa satu paket keterangan gempa bumi & Gunung api (dengan bahasa > umum yang mudah dimengerti). Bisa diambil dari rekan-rekan yang presentasi > tsunami di Sumbar 2005?. > 3. Bila perlu membuat poster-poster dan letakkan di camp pengungsian. > > Paling tidak dengan cara ini, akan mencegah orang-orang iseng yang ingin > mengganggu ketentraman para pengungsi. Sekaligus cara in dapat dijadikan > model untuk volunteer-volunteer geologi dimasa yang akan datang. > > wassalam, > edison sirodj > > > |-+---> > | | "Rendra Amirin" | > | | <[EMAIL PROTECTED]| > | | mail.com> | > | | | > | | 29/05/2006 09:53| > | | PM | > | | Please respond | > | | to iagi-net | > | | | > |-+---> > > > ---| > | > | > |To: iagi-net@iagi.or.id > | > |cc: > | > |Subject: Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nuraniwas:Re: > [iagi-net-l] Diskusi Di
RE: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nurani....was:Re: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah
Belajar dari pengalaman system penanganan pasca bencana tsunami di Aceh tahun lalu, dimana banyak sekali penyimpangan dan tidak tepat sasaran baik finansial maupun materi. Untuk lebih transparan serta mengurangi kemungkinan penyelewengan bantuan terutama finansial) mungkin lebih baik diserahkan ke pihak perguruan tinggi yg ada di Yogya. Hal ini akan memangkas birokrasi yg berkepanjangan (sbg warisan dr doeloe) sementara masyarakat benar-benar sangat memerlukan secepatnya. Teknis pelaksanaan misalnya : UGM...menagani daerah A..., UNY menangani derah B, UPN menangani daerah C , UII, UMY, STTNas, Atmajaya, Sanata Dharma dst...dst.. Dengan mengatasnamakan institusi pendidikan yg melibatkan tenaga profesional dan intelektual (intelektual yg profesional) saya yakin semuanya bisa merjalan seperti yg diharapkan. Akuntabilitas juga pasti lebih bisa dipertanggungjawabkan, kalopun ada penyimpangan pastilah tidak separah kalo ditangani oleh para birokrat. Saya yakin perguruan tinggi tidak akan mau mempertaruhkan namanya "untuk hal yg tidak terpuji"...semoga. Sekedar uneg-uneg. Wong yogjo -Original Message- From: Andang Bachtiar [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, May 30, 2006 8:08 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nuraniwas:Re: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah Info untuk brur Edison dan kawan-kawan komunitas geosain dalam kaitannya dengan "adik-adik mahasiswa": 1. Sejak hari Minggu 28 Mei (setelah recover dari schock), kawan-kawan PERHIMAGI (persatuan himpunan mahasiswa geologi) Region Yogja telah membentuk satgas dimaksud dan langsung bekerja dibawah koordinasi sebagian aktivis IAGI-Yogja dan kerjasama juga dengan kawan-kawan dari LSM & Pecinta Alam, termasuk dari AMC, Malang, yang hari ini memobilisir tenda-tenda dan bahan makanan dari Malang maupun Jakarta yang dikumpulkan dari kalangan internal. 2. Saat ini pos utamanya ada di Pusat Kegiatan dan Data (Informasi Bencana) di FTM UPN, dan pos lapangannya ada di Sewon Bantul yang belum tersentuh bantuan. 3. Direncanakan juga oleh Tim untuk bangun tenda-tenda di Sri Mulyo, Piyungan; karena masyarakat masih trauma untuk bernaung di bawah bangunan (apalagi bangunannya juga sudah rusak dan perlu perbaikan). 4. Saya akan infokan ke kawan-kawan di lapangan untuk "JANGAN LUPA MEMBERI PENJELASAN TTG GEMPA DAN ASPEK2 BAHAYA PASCA GEMPA" tetapi masalahnya: mau dijelaskan sampai bagaimanapun yg namanya trauma ya tetep trauma,.. jadi agak susah masuknya. (Apalagi kita sendiri secara internal masih juga berdebat: apakah pusat gempa di laut atau di darat, dsb... : hmmm agak susah menerangkan implikasi ketidakpastian-ketidakpastian tsb). 5. Apabila kawan-kawan masih ingin menyalurkan bantuan bisa juga menggunakan channel yang diposting Kang Ipul untuk teman-teman di UGM (Bu Rita), atau hubungi kawan-kawan PERHIMAGI: Purnama UPN (081678771832) atau Farid Akprind (085228365150) atau Angga UGM (08121554157) yang saat ini sedang di lapangan. Salam adb - - - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nurani....was:Re: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah
Waduh ini baru namanya sesepuh IAGI. walau sudah ngak ketua IAGI lagi tapi infonya mak..detail sekali.. Salut buat pak Andang yang terus memonitor PERHIMAGI dllnya. KualaLumpur sudah siap membantu dan sedang dikoordinir oleh |-+---> | | "Andang | | | Bachtiar" | | | <[EMAIL PROTECTED]| | | et.id> | | | | | | 30/05/2006 09:07| | | AM | | | Please respond | | | to iagi-net | | | | |-+---> >---| | | |To: | |cc: | |Subject: Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nuraniwas:Re: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa | |Tengah | >---| Info untuk brur Edison dan kawan-kawan komunitas geosain dalam kaitannya dengan "adik-adik mahasiswa": 1. Sejak hari Minggu 28 Mei (setelah recover dari schock), kawan-kawan PERHIMAGI (persatuan himpunan mahasiswa geologi) Region Yogja telah membentuk satgas dimaksud dan langsung bekerja dibawah koordinasi sebagian aktivis IAGI-Yogja dan kerjasama juga dengan kawan-kawan dari LSM & Pecinta Alam, termasuk dari AMC, Malang, yang hari ini memobilisir tenda-tenda dan bahan makanan dari Malang maupun Jakarta yang dikumpulkan dari kalangan internal. 2. Saat ini pos utamanya ada di Pusat Kegiatan dan Data (Informasi Bencana) di FTM UPN, dan pos lapangannya ada di Sewon Bantul yang belum tersentuh bantuan. 3. Direncanakan juga oleh Tim untuk bangun tenda-tenda di Sri Mulyo, Piyungan; karena masyarakat masih trauma untuk bernaung di bawah bangunan (apalagi bangunannya juga sudah rusak dan perlu perbaikan). 4. Saya akan infokan ke kawan-kawan di lapangan untuk "JANGAN LUPA MEMBERI PENJELASAN TTG GEMPA DAN ASPEK2 BAHAYA PASCA GEMPA" tetapi masalahnya: mau dijelaskan sampai bagaimanapun yg namanya trauma ya tetep trauma,.. jadi agak susah masuknya. (Apalagi kita sendiri secara internal masih juga berdebat: apakah pusat gempa di laut atau di darat, dsb... : hmmm agak susah menerangkan implikasi ketidakpastian-ketidakpastian tsb). 5. Apabila kawan-kawan masih ingin menyalurkan bantuan bisa juga menggunakan channel yang diposting Kang Ipul untuk teman-teman di UGM (Bu Rita), atau hubungi kawan-kawan PERHIMAGI: Purnama UPN (081678771832) atau Farid Akprind (085228365150) atau Angga UGM (08121554157) yang saat ini sedang di lapangan. Salam adb - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Tuesday, May 30, 2006 7:20 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nuraniwas:Re: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah > > Sebagai Markas besar pencetak ahli GEOLOGI, bagaimana kalau adik adik > mahasiswa disana membuat satu SATGAS bencana alam yang bertugas: > > 1. Berkeliling ke tempat tempat pengungsian. > 2. Membawa satu paket keterangan gempa bumi & Gunung api (dengan bahasa > umum yang mudah dimengerti). Bisa diambil dari rekan-rekan yang presentasi > tsunami di Sumbar 2005?. > 3. Bila perlu membuat poster-poster dan letakkan di camp pengungsian. > > Paling tidak dengan cara ini, akan mencegah orang-orang iseng yang ingin > mengganggu ketentraman para pengungsi. Sekaligus cara in dapat dijadikan > model untuk volunteer-volunteer geologi dimasa yang akan datang. > > wassalam, > edison sirodj > > > |-+---> > | | "Rendra Amirin" | > | | <[EMAIL PROTECTED]| > | | mail.com> | > | | | > | | 29/05/2006 09:53| > | | PM | > | | Please respond | > | | to iagi-net | > | | | > |-+---> > > > ---| > | > | > |To: iagi-net@iagi.or.id > | > |cc: > | > |Subject: Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nuraniwas:Re: > [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan
Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nurani....was:Re: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah
salut buat perhimagi... dari sabtu sudah turun kelapangan... regards ujay --- Andang Bachtiar <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Info untuk brur Edison dan kawan-kawan komunitas > geosain dalam kaitannya > dengan "adik-adik mahasiswa": > > 1. Sejak hari Minggu 28 Mei (setelah recover dari > schock), kawan-kawan > PERHIMAGI (persatuan himpunan mahasiswa geologi) > Region Yogja telah > membentuk satgas dimaksud dan langsung bekerja > dibawah koordinasi sebagian > aktivis IAGI-Yogja dan kerjasama juga dengan > kawan-kawan dari LSM & Pecinta > Alam, termasuk dari AMC, Malang, yang hari ini > memobilisir tenda-tenda dan > bahan makanan dari Malang maupun Jakarta yang > dikumpulkan dari kalangan > internal. > > 2. Saat ini pos utamanya ada di Pusat Kegiatan dan > Data (Informasi Bencana) > di FTM UPN, dan pos lapangannya ada di Sewon Bantul > yang belum tersentuh > bantuan. > > 3. Direncanakan juga oleh Tim untuk bangun > tenda-tenda di Sri Mulyo, > Piyungan; karena masyarakat masih trauma untuk > bernaung di bawah bangunan > (apalagi bangunannya juga sudah rusak dan perlu > perbaikan). > > 4. Saya akan infokan ke kawan-kawan di lapangan > untuk "JANGAN LUPA MEMBERI > PENJELASAN TTG GEMPA DAN ASPEK2 BAHAYA PASCA GEMPA" > tetapi masalahnya: mau > dijelaskan sampai bagaimanapun yg namanya trauma ya > tetep trauma,.. jadi > agak susah masuknya. (Apalagi kita sendiri secara > internal masih juga > berdebat: apakah pusat gempa di laut atau di darat, > dsb... : hmmm agak susah > menerangkan implikasi ketidakpastian-ketidakpastian > tsb). > > 5. Apabila kawan-kawan masih ingin menyalurkan > bantuan bisa juga menggunakan > channel yang diposting Kang Ipul untuk teman-teman > di UGM (Bu Rita), atau > hubungi kawan-kawan PERHIMAGI: Purnama UPN > (081678771832) atau Farid Akprind > (085228365150) atau Angga UGM (08121554157) yang > saat ini sedang di > lapangan. > > Salam > > adb > > > - Original Message - > From: <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Tuesday, May 30, 2006 7:20 AM > Subject: Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati > nuraniwas:Re: [iagi-net-l] > Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah > > > > > > Sebagai Markas besar pencetak ahli GEOLOGI, > bagaimana kalau adik adik > > mahasiswa disana membuat satu SATGAS bencana alam > yang bertugas: > > > > 1. Berkeliling ke tempat tempat pengungsian. > > 2. Membawa satu paket keterangan gempa bumi & > Gunung api (dengan bahasa > > umum yang mudah dimengerti). Bisa diambil dari > rekan-rekan yang presentasi > > tsunami di Sumbar 2005?. > > 3. Bila perlu membuat poster-poster dan letakkan > di camp pengungsian. > > > > Paling tidak dengan cara ini, akan mencegah > orang-orang iseng yang ingin > > mengganggu ketentraman para pengungsi. Sekaligus > cara in dapat dijadikan > > model untuk volunteer-volunteer geologi dimasa > yang akan datang. > > > > wassalam, > > edison sirodj > > > > > > |-+---> > > | | "Rendra Amirin" | > > | | <[EMAIL PROTECTED]| > > | | mail.com> | > > | | | > > | | 29/05/2006 09:53| > > | | PM | > > | | Please respond | > > | | to iagi-net | > > | | | > > |-+---> > > > > > >---| > > | > > | > > |To: iagi-net@iagi.or.id > > | > > |cc: > > | > > |Subject: Re: [iagi-net-l] Masihkan ada > hati nuraniwas:Re: > > [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan > Jawa | > > |Tengah > > | > > > > > >---| > > > > > > > > Nach...ada lagi ... > > Padahal di Yogya itu Markas besar pencetaknya Ahli > GEOLOGI.. Kejadian > > tersebut sekalian pemicu Hati Nurani dari > mahasiswa sampai professsor nya > > sekalian untuk memikirkan gimana bikin masyarakat > di Yogya...nantinya bila > > perlu se Indonesiaagar melek ilmu > geology...(dulu ada istilah melek > > hukum..) paling tidak : ngerti apa dst...ttg > gunung api, apa itu > > landslide...apa itu gempa sebab > akibatnyaapa?apa?..apa? > > dll...Nimbrung aja siaran gratis di TV lokal > Yogya atau radio ElShinta > > itu > > atau semacam penyuluh pertanian gitu lho..(tanya > sultan HBX..pasti 100% di > > support). > > Itu aja dulu ach...TURUT BERDUKACITA KEPADA SEMUA > KELUARGA YG TERTIMPA > > BENCANA... > > Jadi Ingat Lagu EBIET G.AD...Mungkin Tuhan telah > bosan melihat tingkah > > kita, yang selalu salah dan penuh dengan > dosa2Atau alam mulai enggan > > bersahabat dengan kitacoba kita bertanya pada > rumput yang > > bergoyang... > > > > > > 2006/5/29, Noor Sy
RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?
> Rekans Memang sering "pengamatan kita terlepas", ada yang memperhatikan tidak ya Kompas Minggu 28/05/06 halaman - lima , disitu ada gambar salah satu anggota senior IAGI , rekan dan senior si Abah berlari yaitu FX.Suyanto dan isteri di Lanud Adisucipto. Sy baru tahu setelah di-sms seorang rekan lain-nya. Nah ini kan pengamatan yang amat tidak cermat. Si-Abah __ Bismillah, menyambung komentar mas Awang dan mas Vicky tentang PR yg > masih terbengkalai bagi para ahli geologi Indonesia adalah bagaimana > merangkum temuan2 selama ini dalam format tampilan statistik "popular" > shg dimengerti masyarakat awam - untuk kemudian dirangkum dan > dipublikasi ke media apa pun yg bisa menggapai seluruh lapisan > masyarakat dari Presiden hingga wong cilik. > > Data dimaksud barangkali bisa mencakup: > - data-data rekaman kegempaan (volc dan tectonic) di lapangan dalam > 10-100 tahun terakhir > - track record kapan terjadinya (shg bangsa ini bisa tahu apa iya kita > pernah gak terkena bencana alam dalam setahun penuh atau bahkan lima > tahun penuh? Ini yg mungkin petinggi bangsa perlukan shg hingga saat ini > belum ada badan formal yg berwenang menyikapi krn kejadian nya toh > jarang-walaupun besar sekalipun). > - jumlah korban di tiap bencana > - reaksi masyarakat dan pemerintah pasca bencana alam (sbg record sebaik > apakah selama ini bangsa kita menyikapi bencana alam yang berulang kali > terjadi...adakah perbaikan dari hari ke hari?) > - disertai input bagi terbentuknya koordinasi lintas sektoral yg di > "formalkan" - yang tidak bersifat reaktif ketika bencana terjadi saja. > > Insya Allah semakin terbuka hati semua pihak kalau bangsa kita ini harus > siap "bersahabat" dengan bencana alam...oleh karenanya harus bersiap > bagaimana menghadapinya - bukannya reaktif seperti selama ini terjadi > berulang-ulang, memprihatinkan, dan yang menarik selalu dibumbui dengan > rasa simpati sesaat dari segenap saudara dari seluruh pelosok negeri - > yg lalu hilang bak buih di lautan setelah bbrp saat untuk dilupakan dan > di reaktifkan lagi > > Subhanallah, walau kita harus bersabar dengan bencana yang dikirimkan > oleh Allah SWT kepada kita. Namun, Allah SWT pun insya Allah tidak ridha > bila bangsa ini tidak pernah belajar memetik hikmah untuk belajar > bagaimana cara bersiap diri sebaik mungkin jasmani dan rohani dlm > menghadapi semua ini. > > Salam, > Kun > > -Original Message- > From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Monday, May 29, 2006 3:27 PM > To: iagi-net@iagi.or.id; HAGI-Net; [EMAIL PROTECTED] > Subject: RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ? > > Setiap gempa habis menewaskan ribuan saudara-saudara kita sebangsa dan > setanah air, sedih sekali rasanya... Ini bencana geologi, dan kita > menyebut diri kita ahli geologi ?! > > Apa yang bisa kita perbuat dengan prediksi/precaution/forecasting > bencana yang satu ini ? Ingat selalu, ini tanggung jawab kita sebagai > geologist yang telah memutuskan hidupnya untuk membaca alam. Sekalipun > alam itu lembaran bukunya sudah hilang di sana-sini, sudah sobek, yang > ada pun tintanya sudah kabur. Tetap saja, tak ada orang lain yang > menekuni gempa selain geologist dan geophysicist. Jadi, harapan besar > ditaruh kepada kita. > > Berminggu-minggu saudara2 kita menatapkan mukanya ke Merapi, kita semua > juga mau tak mau melihat Merapi karena pemberitaannya yang sangat luas. > Hm...tak disangka-sangka, dari balik punggung kita justru serangan > datang saat saudara2 kita tak bersiap sedikitpun, saat masih menggeliat > dari tidur yang lelap, dan dalam 57 detik saja 26.000 rumah diratakan > Bumi. Miris melihat mayat2 kaku diangkut keluar dari puing-puing > bangunan. > > Tak ada yang menduganya, tak ada geologist satu pun yang menduganya. > Kita hanya tahu jalur selatan Jawa rawan gempa. Dan, penelitian > kegempaan Jawa minimal sekali, kalah jauh dengan barat Sumatra. Berapa > banyak survey geomarin dari berbagai negara pernah melintas di barat > Sumatra, dan berapa banyak di selatan Jawa ? Perbandingannya jomplang. > > Setiap sehabis gempa kita belajar. Banyak paper ditulis sehabis tsunami > Aceh. Para ahli geologi tersulut sesaat, tapi tak lama kemudian > memudar...ini sudah karakter kitakah ?! > > Di mana di selatan Jawa tempat2 interplate coupling, seismic gap area, > wilayah2 yang siap rupture dan menyemburkan malapetaka ke darat ? Tidak > diketahui. Di barat Sumatra, hal ini diketahui di beberapa tempat. Di > mana di selatan Jawa sesar-sesar yang bisa jadi "death line" saat > terjadi estafet front rupture dari titik gempa ke daratan ? Ada, tetapi > belum dipetakan dan diwaspadai. Sesar Opak salah satunya, Sesar > Girindulu mungkin. Di mana di selatan Jawa yang bisa meredam gempa, > tetapi di mana juga yang malah bisa memperkuat gempa ? Ini berhubungan > dengan litologi penyusun. Bisa dibuat, tetapi belum dilakukan. > > Saat ini, gempa Yogya
Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nurani....was:Re: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah
setahu saya, paling tidak sudah ada 'dua kelompok' berkaitan dg geologi yg sudah bergerak: pertama, 'kelompok upn dan sttnas', yg aktif antara lain aktipis pp-iagi mas gendut hill (sttnas), posko di kampus upn. kelompok ini juga bekerja-sama dg para pecinta alam (bahkan dari berbagai kota) sejak hari sabtu lalu dan juga faksi2 lainnya. kedua, 'kelompok ugm', telah mencoba merambah sampai ke pelosok2; dg dimotori oleh ibu dwikorita, juga merencanakan pemantauan gempa (katanya akan ada tim dari jepang yg akan datang utk membantu analisis gempa dll). ibu dwikorita sendiri sejak kemarin telah aktif berkomunikasi pula dg pp-iagi. posko mereka ada di ugm. tentunya selain aktifitas sosial, para dosen dan terutama kebanyakan mahasiswa geologi juga akan memerankan keilmuannya (menerangkan gempa dll). salam, syaiful On 5/29/06, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Sebagai Markas besar pencetak ahli GEOLOGI, bagaimana kalau adik adik mahasiswa disana membuat satu SATGAS bencana alam yang bertugas: 1. Berkeliling ke tempat tempat pengungsian. 2. Membawa satu paket keterangan gempa bumi & Gunung api (dengan bahasa umum yang mudah dimengerti). Bisa diambil dari rekan-rekan yang presentasi tsunami di Sumbar 2005?. 3. Bila perlu membuat poster-poster dan letakkan di camp pengungsian. Paling tidak dengan cara ini, akan mencegah orang-orang iseng yang ingin mengganggu ketentraman para pengungsi. Sekaligus cara in dapat dijadikan model untuk volunteer-volunteer geologi dimasa yang akan datang. wassalam, edison sirodj -- Mohammad Syaiful - Explorationist Mobile: 62-812-9372808 Email: [EMAIL PROTECTED] Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) Head Office: Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140 Email: [EMAIL PROTECTED]
Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nurani....was:Re: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah
Info untuk brur Edison dan kawan-kawan komunitas geosain dalam kaitannya dengan "adik-adik mahasiswa": 1. Sejak hari Minggu 28 Mei (setelah recover dari schock), kawan-kawan PERHIMAGI (persatuan himpunan mahasiswa geologi) Region Yogja telah membentuk satgas dimaksud dan langsung bekerja dibawah koordinasi sebagian aktivis IAGI-Yogja dan kerjasama juga dengan kawan-kawan dari LSM & Pecinta Alam, termasuk dari AMC, Malang, yang hari ini memobilisir tenda-tenda dan bahan makanan dari Malang maupun Jakarta yang dikumpulkan dari kalangan internal. 2. Saat ini pos utamanya ada di Pusat Kegiatan dan Data (Informasi Bencana) di FTM UPN, dan pos lapangannya ada di Sewon Bantul yang belum tersentuh bantuan. 3. Direncanakan juga oleh Tim untuk bangun tenda-tenda di Sri Mulyo, Piyungan; karena masyarakat masih trauma untuk bernaung di bawah bangunan (apalagi bangunannya juga sudah rusak dan perlu perbaikan). 4. Saya akan infokan ke kawan-kawan di lapangan untuk "JANGAN LUPA MEMBERI PENJELASAN TTG GEMPA DAN ASPEK2 BAHAYA PASCA GEMPA" tetapi masalahnya: mau dijelaskan sampai bagaimanapun yg namanya trauma ya tetep trauma,.. jadi agak susah masuknya. (Apalagi kita sendiri secara internal masih juga berdebat: apakah pusat gempa di laut atau di darat, dsb... : hmmm agak susah menerangkan implikasi ketidakpastian-ketidakpastian tsb). 5. Apabila kawan-kawan masih ingin menyalurkan bantuan bisa juga menggunakan channel yang diposting Kang Ipul untuk teman-teman di UGM (Bu Rita), atau hubungi kawan-kawan PERHIMAGI: Purnama UPN (081678771832) atau Farid Akprind (085228365150) atau Angga UGM (08121554157) yang saat ini sedang di lapangan. Salam adb - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Tuesday, May 30, 2006 7:20 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nuraniwas:Re: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah Sebagai Markas besar pencetak ahli GEOLOGI, bagaimana kalau adik adik mahasiswa disana membuat satu SATGAS bencana alam yang bertugas: 1. Berkeliling ke tempat tempat pengungsian. 2. Membawa satu paket keterangan gempa bumi & Gunung api (dengan bahasa umum yang mudah dimengerti). Bisa diambil dari rekan-rekan yang presentasi tsunami di Sumbar 2005?. 3. Bila perlu membuat poster-poster dan letakkan di camp pengungsian. Paling tidak dengan cara ini, akan mencegah orang-orang iseng yang ingin mengganggu ketentraman para pengungsi. Sekaligus cara in dapat dijadikan model untuk volunteer-volunteer geologi dimasa yang akan datang. wassalam, edison sirodj |-+---> | | "Rendra Amirin" | | | <[EMAIL PROTECTED]| | | mail.com> | | | | | | 29/05/2006 09:53| | | PM | | | Please respond | | | to iagi-net | | | | |-+---> >---| | | |To: iagi-net@iagi.or.id | |cc: | |Subject: Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nuraniwas:Re: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa | |Tengah | >---| Nach...ada lagi ... Padahal di Yogya itu Markas besar pencetaknya Ahli GEOLOGI.. Kejadian tersebut sekalian pemicu Hati Nurani dari mahasiswa sampai professsor nya sekalian untuk memikirkan gimana bikin masyarakat di Yogya...nantinya bila perlu se Indonesiaagar melek ilmu geology...(dulu ada istilah melek hukum..) paling tidak : ngerti apa dst...ttg gunung api, apa itu landslide...apa itu gempa sebab akibatnyaapa?apa?..apa? dll...Nimbrung aja siaran gratis di TV lokal Yogya atau radio ElShinta itu atau semacam penyuluh pertanian gitu lho..(tanya sultan HBX..pasti 100% di support). Itu aja dulu ach...TURUT BERDUKACITA KEPADA SEMUA KELUARGA YG TERTIMPA BENCANA... Jadi Ingat Lagu EBIET G.AD...Mungkin Tuhan telah bosan melihat tingkah kita, yang selalu salah dan penuh dengan dosa2Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kitacoba kita bertanya pada rumput yang bergoyang... 2006/5/29, Noor Syarifuddin <[EMAIL PROTECTED]>: Informasi dari saudara di Yogya: Banyak sekali orang yang -menurut saya- tidak punya hati lagi mencoba memperkeruh suasana panik tsb dengan segala macam rumors : tsunami, wedhus gembel, gempa susulan pas tengah malam etc Ujungnya satu: mereka ingin warga panik dan meninggalkan rumahnya begitu saja, dan mereka akan leluasa untuk menjarahnya Mencari kesempatan dalam kesempitan!!! Mirip juga dengan kelakuan para calo di cengkareng yang menaikkan hara tiket sampai 1 juta di atas harga resminya.
Re: [iagi-net-l] Diskusi Gempa Jawa di Uni-Kassel, Jerman
ok, ijin diberikan, pak widya. bukantah demikian, rekan2? selamat berjuang, pak widya, semoga sukses. salam, syaiful On 5/29/06, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Ibu dan Bapak netter yang baik, Dengan memnafaatkan diskusi di miling ini ditambahi dengan data dan analisis dari beberbagi sumber, pada hari Kamis di minggu ini, kami diundang untuk menjelaskan gempa jawa : mekanisme dan impaknya serta pengorganisasian kembali potensi sosial-ekonomi masyarakat. bersama saya (geophysicist, its) ada ekonomist (ui) dan public health specialist (ui), sudah lebih dari sebulan ini kami bekerja sama di uni-kassel jerman, hingga juli nanti. melalui email ini , saya minta ijin untuk menggunakan info di milist ini sebagai salah satu sumber kami. terimakasih. selamat bekerja dan sukses untuk semuanya, salam hormat, widya - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - -- Mohammad Syaiful - Explorationist Mobile: 62-812-9372808 Email: [EMAIL PROTECTED] Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) Head Office: Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140 Email: [EMAIL PROTECTED]
Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nurani....was:Re: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah
Sebagai Markas besar pencetak ahli GEOLOGI, bagaimana kalau adik adik mahasiswa disana membuat satu SATGAS bencana alam yang bertugas: 1. Berkeliling ke tempat tempat pengungsian. 2. Membawa satu paket keterangan gempa bumi & Gunung api (dengan bahasa umum yang mudah dimengerti). Bisa diambil dari rekan-rekan yang presentasi tsunami di Sumbar 2005?. 3. Bila perlu membuat poster-poster dan letakkan di camp pengungsian. Paling tidak dengan cara ini, akan mencegah orang-orang iseng yang ingin mengganggu ketentraman para pengungsi. Sekaligus cara in dapat dijadikan model untuk volunteer-volunteer geologi dimasa yang akan datang. wassalam, edison sirodj |-+---> | | "Rendra Amirin" | | | <[EMAIL PROTECTED]| | | mail.com> | | | | | | 29/05/2006 09:53| | | PM | | | Please respond | | | to iagi-net | | | | |-+---> >---| | | |To: iagi-net@iagi.or.id | |cc: | |Subject: Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nuraniwas:Re: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa | |Tengah | >---| Nach...ada lagi ... Padahal di Yogya itu Markas besar pencetaknya Ahli GEOLOGI.. Kejadian tersebut sekalian pemicu Hati Nurani dari mahasiswa sampai professsor nya sekalian untuk memikirkan gimana bikin masyarakat di Yogya...nantinya bila perlu se Indonesiaagar melek ilmu geology...(dulu ada istilah melek hukum..) paling tidak : ngerti apa dst...ttg gunung api, apa itu landslide...apa itu gempa sebab akibatnyaapa?apa?..apa? dll...Nimbrung aja siaran gratis di TV lokal Yogya atau radio ElShinta itu atau semacam penyuluh pertanian gitu lho..(tanya sultan HBX..pasti 100% di support). Itu aja dulu ach...TURUT BERDUKACITA KEPADA SEMUA KELUARGA YG TERTIMPA BENCANA... Jadi Ingat Lagu EBIET G.AD...Mungkin Tuhan telah bosan melihat tingkah kita, yang selalu salah dan penuh dengan dosa2Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kitacoba kita bertanya pada rumput yang bergoyang... 2006/5/29, Noor Syarifuddin <[EMAIL PROTECTED]>: > > Informasi dari saudara di Yogya: > Banyak sekali orang yang -menurut saya- tidak punya hati lagi mencoba > memperkeruh suasana panik tsb dengan segala macam rumors : tsunami, wedhus > gembel, gempa susulan pas tengah malam etc > > Ujungnya satu: mereka ingin warga panik dan meninggalkan rumahnya begitu > saja, dan mereka akan leluasa untuk menjarahnya > > Mencari kesempatan dalam kesempitan!!! > Mirip juga dengan kelakuan para calo di cengkareng yang menaikkan hara > tiket > sampai 1 juta di atas harga resminya. > Mirip juga dengan para politisi yang menjadi "sok akrab" dengan rakyat > Mirip juga dengan para partai yang rame-rame bawa "bendera" ke lokasi > bencana > > Duh Gusti benarkah ada orang-orang seperti itu negeri ini ? > > > salam prihatin, > > > - Original Message - > From: "Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Monday, May 29, 2006 6:21 AM > Subject: RE: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah > === > Di Radio El Shinta Sabtu pagi kemarin diberitakan banyak para pengendara > motor meneriakkan "tsunami - tsunami !!", dan kontan semua yang > dilewatinya > berbalik arah mengikuti motor tersebut menuju Kaliurang, bahkan ada yang > sempat berlari telanjang kaki sejauh 12 km. Saya juga kalau sedang ada di > situ akan ikut berlomba menuju Kaliurang. > > > > - > - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru > - Call For Papers until 26 May 2006 > - Submit to: [EMAIL PROTECTED] > - > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Reke
RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?
Penyaluran Bantuan Kalau melihat di siaran TV bantuan disalurkan sangat lambat bahkan hanya baru 17-20% saja yg bisa disalurkan oleh SARKORLAK. Mereka memakai sistem2 penyaluran bantuan yang menurut Saya sangat BIROKRAT banget, yaitu bantuan di drop di pusat SARKORLAK --> DI DROP ke KABUPATEN -->> DI DROP ke KECAMATAN --> DI DROP ke DESA-dESA. Dari sisi SCM akan perlu berapa banyak sih tempat staging, transportasi dan SDM-nya ?, disaat kondisi bencana terjadi. Hal ini perlu untuk disederhanakan sehingga penyaluran bantuan dapat dengan cepat segera sampai dan efisien !!! -Original Message- From: Ismail Zaini [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 29, 2006 9:47 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ? Isu Tsunami merupakan isu yang paling menghebohkan kemarin itu, ada yang bilang Kali Code airnya sudah naik, ada yang bilang Air laut sudah sampai Madukismo , bahkan di Klaten sendiri Isu tsunami tidak kalah hebatnya, ada yang mengatakan air laut sudah sampai Wedi ( Kota Kecamatan 5 Km dari Klaten ) , dst. sehingga terjadi hiruik pikuk dijalan raya Solo Jogya sepanjang Pagi -Siang Sabtu minggu lalu sehabis Gempa., Belum lagi adanya Isu akan adanya gempa susulan Yang sama bahkan lebih Besar lagi.Inilah Realita yang terjadi di lapangan. Ini semua Tidak lain akibat Trauma masyarakat melihat Tsunami dan Gempa Aceh yg lalu. Sebetulnya beberapa diskusi dan seminar seminar ttg kegempaan dan tsunami setelah gempa Aceh cukup banyak sekali, dan kalau gak salah ada pernyataan kalau Tidak akan ada ( Kemungkinan Kecil sekali ) terjadi Tsunami di Jawa, itupun kalau terjadi didekat laut Selatan. Nah karena semunaya ada di ruangan seminar , maka akibatnya masyarakat yang sebagian besar tidak paham dg bahasa seminar tetap saja bingung, jadinya setiap ada Gempa diasumsikan akan disusul dg Tsunami , dimanapun mereka berada ( terbukti dg kejadian kemarin ) Coba kalau setelah Tsunami Aceh dulu dibikin Peta Tsunami untuk seluruh wilayah Indonesia( ada daerah Awas , ada Daerah Waspada , ada daerah Bebas Tsunami ) yang disebarkan ke masyarakat < maka paling tidak dibenak Masyarakat sudah ada bayangan, shg tdk mudah terkena isu ( ini sekedar contoh sederhana saja ). Ada lagi data yang dilansir oleh BMG dimana dikatakan sejak Gempa sabtu pagi sampai Minggu Siang telah terjadi Gempa > 200 kali , tanpa dijelaskan macam gempa apa itu, akibatnya masyarakat semakin takut , lha kok gempanya semakin banyak saja ( padahal gempa 2 itu merupakan gempa susulan yang tdk besar/tdk bisa dirasakan tanpa dg alat ).Sebetulnya masalah masalah begini ( data gempa susulan)cukup diruang seminar saja dikemukakan. Pengalaman lain yang tak kalah memillukan adalah penanganan pasca bencana, bayangkan letak Gempa itu ada di Jawa (Jogya ) yang relatif lengkap ( sempurna) infra strukturnya ,dan ditunjang "pindah" nya pemerintahan RI di Jogya ( SBY berkantor di Jogya ) lha kok sampai 2 hari belum dapat terjangkau semua.dan podo kleleran kena hujan ( bayangkan luka luka tidur di emperan terbuka dan diguyur hujan dg perut kosong.) Mungkin Bakornas Bencana ini diserahkan ke Logistik atau Zeni nya tentara saja, biar sekali meniup Peluit ( Prt ) , langsung kumpul dan Siaap ( tidak perlu rapat koordinasi dulu dan prosedure birokrasi lapor melapor dulu , celakanya katanya petugasnya masih cuti karena long week end ) Rupanya Tsunami Aceh belum bisa menjadi pelajaran berharga, bahkan lebih buruk karena semua sarana dan prsarana sudah ada tapi tetep saja telat dalam penangannya. Mungkin diperlukan Reformasi dibidang perbencanaan alam seperti halnya dibidang politik. ISM Subject: RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ? sangat dihargai segala usaha penelitian mengenai ini. seingat saya sdh pernah dibahas oleh Andang Bahtiar ketika sebagai ketua iagi tahun lalu. yang terpenting adalah bagaimana mengamalkannya secara praktis agar tidak menjadi bencana dan rakyat indonesia tidak tersakiti. gempabumi hanyalah salah sebuah fenomena alam dengan kekuatan maha dahsyat. gempabumi tidak pernah menyakiti kita. kitalah yang tidak mau mengerti alam sehingga lengah dan tanpa menyadari membangun rumah yang kita pikir bagus tetapi ternyata ambruk ketika digoyang. sesuatu baru disebut bencana apabila kita merasa rugi atau tersakiti. alam ini sudah memunyai keseimbangannya sendiri dan tidak akan saling merugikan. hampir semua korban di jogja adalah korban karena terjatuhi reruntuhan bangunan rumahnya. rasanya tidak ada satupun orang yg cedera atau tewas karena gempabumi. ketika gempabumi berlangsung, kita boleh jadi selamat bila berada di tempat terbuka di luar rumah atau berada di dalam rumah yg struktur rumahnya sudah menyesuaikan dengan wilayah atau tanah yang sering atau berpotensi digoyang gempabumi , tidak tertindih oleh rumah yang kita bangun sendiri. bisa kita lihat gempabumi besar >5M yang setiap hari terjadi di planet ini di tengah laut atau di tempat yang tidak ada bangunan buatan orang, bila t
[iagi-net-l] Re: Mengapa pengamatan kita terlepas ?
Wah trims infonya. Dan seperti yang saya duga bahwa hampir setiap gejala gempa di Jogja dan sekitarnya lebih diasosiasikan akibat aktifitas G Merapi. Tidak (belum) terpikirkan bahwa itu aktifitas tektonik aktif. Dan mungkin yang lebih menarik adalah bahwa adanya hubungan antara gempa tektonik dengan aktifitas G Merapi. Catatan yg dikemukakan Danny ini datingnya bisa jadi mirip dengan aktifitas G Merapi. Ini yg menjadi pelajaran dan barangkali "alert" buat G Merapi dalam dua minggu ini. Status Awas merapi mungkin masih perlu diteruskan. Dan bukan hal yang aneh kalau Gempa Jogja selama ini tidak dipikirkan akibat tektonik. Coba bayangkan 50 tahun yang lalu kalau ada gempa, siapa sih yg berpikir akibat aktifitas plate tectonik ? Lah wong teori plate tektonik saja belum lama kita kenal, kok. Mungkin saja kalau kejadian gempa ini terjadi 50 tahun yang lalu orang masih berpikiran adanya pertempuran penjaga Merapi dengan Penjaga Laut kidul . bahkan sekarang masih ada yg berpikir begitu. Btw, info Danny ini perlu ditindak lanjuti untuk melihat hubungan antara Merapi dengan kegempaan tektonik di Jawa (khususnya Merapi). Salam RDP -Original Message- From: Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Hery Harjono Sent: Monday, May 29, 2006 9:04 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [HAGI-Network] Mengapa pengamatan kita terlepas ? Info u/ mas Rovicky, Jogja pernah dilanda gempa hebat tahun 1867. Bisa jadi sebelum itu juga ada.=20 danny Hilman pada tanggal 25 April di Jogjakarta kebetulan mempresentasikan gempa 1867 ini pada International Symposium on Geothechnical Hazard:=20 Prevention, Mitigation and Engineering Response yang diselenggarakan oleh LIPI, IAGI, CODATA dan Int. En. Geology Assoc. Terimakasih semoga bermanfaat. Salam, Hery Harjono - Original Message - From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Monday, May 29, 2006 1:41 PM Subject: [HAGI-Network] Mengapa pengamatan kita terlepas ? Gempa Yogyakarta menelan korban lebih dari 4000 nyawa manusia. Peristiwa ini sangat mengagetkan dan menggegerkan siapa saja. Bagaimana tidak, ketika semua mata tertuju pada Gunung Merapi yag sedang bergejolak tiba-tiba sebuah daerah patahan (fault/rupture zone) bergetar dengan kekuatan 6.3 Skala Richter dengan kedalaman 10 Km (USGS) dengan daya rusak 6 hingga 7 skala MMI. Zona patahan penyebab gempa. Zona patahan (fault zone) ini sebenarnya sudah lama diketahui dan dipetakan oleh ahli-ahli geologi. Lembar peta yogyakarta yang diperbaharui dari peta-peta sebelumnya oleh Wartono (1995) juga sudah memetakan zona patahan ini. Hampir semua mahasiswa geologi di Yogyakarta mengenali patahan ini. Patahan ini memisahkan dataran tinggi Wonosari yg bagian teratasnya terdiri atas singkapan Batugamping Wonosari dengan dataran landai Yogyakarta yg merupakan kaki Gunung Merapi. Mengapa pengamatan kita terlepas ? Daerah ini sebelumnya dikenal daerah dikenal "aman" terhadap gempa bumi. Bahkan peta geologi teknik yg terbitkan oleh DGTL juga tidak menyebutkan bahya gempa ini. http://www.dgtl.esdm.go.id/peta_web/GT_YOGYA.html Bahaya-bahaya yg disebutkan dalam peta itu adalah bahaya kebencanaan geologi yang meliputi: bahaya letusan dan aliran lahar gunung Merapi, potensi lempung mengembang, dan kerentanan terhadap kejadian longsoran. Bencana bencana lain seolah terlewat dalam pemikiran. Selama ini belum ada catatan sejarah dari gempa tektonik yang merusak di Yogyakarta. Sehingga bencana yg berhubungan dengan aktifitas Gunung Merapi lebih menyita perhatian dibandingkan bencana gempa. Gunung Merapi sangat sering menunjukkan aktifitasnya, bahkan menjadi sebuah Gunung Api teraktif di dunia. Ketiadaan catatan khusus mengenai gempa ini mungkin beberapa gempa yg terjadi dimasa lalu selalu dikaitkan dengan kegiatan Merapi, sehingga kebencanaan gempa di Yogyakarta tertutupi (overlooked). Banyak bangunan-bangunan tua (lebih dari 300 tahun) yg berada di KotaGede serta Surakarta yang ikut roboh. Disini ada dua hal yg perlu diketahui, yaitu : bangunan tersebut barangkali memang sudah tua dan rapuh, dan yang kedua selama 350 tahun terakhir memang tidak tercatat adanya gempa merusak. Dan barangkali inilah pertanda mengapa kewaspadaan bahaya gempa tidak tercatat di daerah ini. Ada pelajaran baru buat kita semua, tentusaja. *Sebuah patahan yg diperkirakan pasif (nonaktif) sangat mungkin menjadi aktif karena trigger-triger tertentu, mungkin saja Patahan Opak ini terpicu oleh aktifitas Gunung Merapi, atau juga saling mempengaruhi. Bahaya bencana alam dapat terjadi dimana-mana dan tidak disangka-sangka. *Perlu perubahan carapandang suatu daerah dengan memperhatikan potential desaster tidak hanya berdasarkan catatan sejarah (tertulis). Banyak rekaman-rekaman geologi yg harus dipelajari seperti rekaman gempa yg ada di batugamping terumbu yg usianya dalam jangka ribuan tahun. *Adanya beberapa patahan-patahan pasif yang paralel dan berpasangan dengan
Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nurani....was:Re: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah
Sebagai salahsatu penggemar Ebiet, saya boleh koreksi sedikit ya pak... :p Mungkin Tuhan mulai bosan... Melihat Tingkah kita Yang selalu sombong dan bangga...dengan dosa-dosa Sayang saya tidak dapat membantu banyak, karena kendala jarak dan waktu. Tetapi kawan-kawan disini sudah mulai bergerak mengumpulkan bantuan dana semampunya untuk membantu Yogya... Mudah-mudahan ada yang `sempat` mengamati kondisi hidrogeologi, khususnya fluktuasi dan sistem aliran airtanah di daerah ini. Gempa yang cukup kuat kadangkala dapat diindikasikan dengan fluktuasi airtanah sebelumnya. Pasca gempa seringkali terjadi perubahan sistem aliran airtanah yang dicirikan dengan mengeringnya sumur di beberapa daerah dan atau munculnya mataair-mataair baru. Salam, Fajar (1841) Pak Rendra Amirin <[EMAIL PROTECTED]> sudah menulis: Jadi Ingat Lagu EBIET G.AD...Mungkin Tuhan telah bosan melihat tingkah kita, yang selalu salah dan penuh dengan dosa2 - How low will we go? Check out Yahoo! Messengers low PC-to-Phone call rates.
Re: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah
saya akan hadir bung Jangkung, salam Soffian --- Ridwan Djamaluddin <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Rekan-rekan IAGI, > > Dengan ini PP-IAGI mengundang anggota IAGI dan > anggota > masyarakat yang tertarik untuk menghadiri Diskusi > tentang > Dinamika Kebumian di Kawasan DIY - Jawa Tengah. > Diskusi > akan diadakan pada hari SELASA, tgl. 30 Mei 2006, > jam > 09:00 - 12:00, di BPPT [Gedung II. lt.3], > Jl.Thamrijn 8 > Jakarta 10340. > > Narasumber yang akan hadir: > 1. Dr. Wahyu Triyoso [ITB]: Pola Kegempaan di Jawa > Tengah > 2. Dr. Fauzi [BMG]: Data dan Informasi Gempa > 3. Mas Atje [BG]: Aktivitas Merapi > 4. Ir. Velly [BPPT]: Potensi Tsunami > > Mohon konfirmasi bagi calon peserta yang akan hadir > melalui email ke [EMAIL PROTECTED] atau SMS > 0811162476. > > Terimakasih, > > Ridwan Djamaluddin > Sekretaris Jenderal IAGI > > - > - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru > - Call For Papers until 26 May 2006 > > - Submit to: > [EMAIL PROTECTED] > - > To unsubscribe, send email to: > iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: > iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: > http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: > http://groups.yahoo.com/group/iagi > - > > __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?
Isu Tsunami merupakan isu yang paling menghebohkan kemarin itu, ada yang bilang Kali Code airnya sudah naik, ada yang bilang Air laut sudah sampai Madukismo , bahkan di Klaten sendiri Isu tsunami tidak kalah hebatnya, ada yang mengatakan air laut sudah sampai Wedi ( Kota Kecamatan 5 Km dari Klaten ) , dst. sehingga terjadi hiruik pikuk dijalan raya Solo Jogya sepanjang Pagi -Siang Sabtu minggu lalu sehabis Gempa., Belum lagi adanya Isu akan adanya gempa susulan Yang sama bahkan lebih Besar lagi.Inilah Realita yang terjadi di lapangan. Ini semua Tidak lain akibat Trauma masyarakat melihat Tsunami dan Gempa Aceh yg lalu. Sebetulnya beberapa diskusi dan seminar seminar ttg kegempaan dan tsunami setelah gempa Aceh cukup banyak sekali, dan kalau gak salah ada pernyataan kalau Tidak akan ada ( Kemungkinan Kecil sekali ) terjadi Tsunami di Jawa, itupun kalau terjadi didekat laut Selatan. Nah karena semunaya ada di ruangan seminar , maka akibatnya masyarakat yang sebagian besar tidak paham dg bahasa seminar tetap saja bingung, jadinya setiap ada Gempa diasumsikan akan disusul dg Tsunami , dimanapun mereka berada ( terbukti dg kejadian kemarin ) Coba kalau setelah Tsunami Aceh dulu dibikin Peta Tsunami untuk seluruh wilayah Indonesia( ada daerah Awas , ada Daerah Waspada , ada daerah Bebas Tsunami ) yang disebarkan ke masyarakat < maka paling tidak dibenak Masyarakat sudah ada bayangan, shg tdk mudah terkena isu ( ini sekedar contoh sederhana saja ). Ada lagi data yang dilansir oleh BMG dimana dikatakan sejak Gempa sabtu pagi sampai Minggu Siang telah terjadi Gempa > 200 kali , tanpa dijelaskan macam gempa apa itu, akibatnya masyarakat semakin takut , lha kok gempanya semakin banyak saja ( padahal gempa 2 itu merupakan gempa susulan yang tdk besar/tdk bisa dirasakan tanpa dg alat ).Sebetulnya masalah masalah begini ( data gempa susulan)cukup diruang seminar saja dikemukakan. Pengalaman lain yang tak kalah memillukan adalah penanganan pasca bencana, bayangkan letak Gempa itu ada di Jawa (Jogya ) yang relatif lengkap ( sempurna) infra strukturnya ,dan ditunjang "pindah" nya pemerintahan RI di Jogya ( SBY berkantor di Jogya ) lha kok sampai 2 hari belum dapat terjangkau semua.dan podo kleleran kena hujan ( bayangkan luka luka tidur di emperan terbuka dan diguyur hujan dg perut kosong.) Mungkin Bakornas Bencana ini diserahkan ke Logistik atau Zeni nya tentara saja, biar sekali meniup Peluit ( Prt ) , langsung kumpul dan Siaap ( tidak perlu rapat koordinasi dulu dan prosedure birokrasi lapor melapor dulu , celakanya katanya petugasnya masih cuti karena long week end ) Rupanya Tsunami Aceh belum bisa menjadi pelajaran berharga, bahkan lebih buruk karena semua sarana dan prsarana sudah ada tapi tetep saja telat dalam penangannya. Mungkin diperlukan Reformasi dibidang perbencanaan alam seperti halnya dibidang politik. ISM Subject: RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ? sangat dihargai segala usaha penelitian mengenai ini. seingat saya sdh pernah dibahas oleh Andang Bahtiar ketika sebagai ketua iagi tahun lalu. yang terpenting adalah bagaimana mengamalkannya secara praktis agar tidak menjadi bencana dan rakyat indonesia tidak tersakiti. gempabumi hanyalah salah sebuah fenomena alam dengan kekuatan maha dahsyat. gempabumi tidak pernah menyakiti kita. kitalah yang tidak mau mengerti alam sehingga lengah dan tanpa menyadari membangun rumah yang kita pikir bagus tetapi ternyata ambruk ketika digoyang. sesuatu baru disebut bencana apabila kita merasa rugi atau tersakiti. alam ini sudah memunyai keseimbangannya sendiri dan tidak akan saling merugikan. hampir semua korban di jogja adalah korban karena terjatuhi reruntuhan bangunan rumahnya. rasanya tidak ada satupun orang yg cedera atau tewas karena gempabumi. ketika gempabumi berlangsung, kita boleh jadi selamat bila berada di tempat terbuka di luar rumah atau berada di dalam rumah yg struktur rumahnya sudah menyesuaikan dengan wilayah atau tanah yang sering atau berpotensi digoyang gempabumi , tidak tertindih oleh rumah yang kita bangun sendiri. bisa kita lihat gempabumi besar >5M yang setiap hari terjadi di planet ini di tengah laut atau di tempat yang tidak ada bangunan buatan orang, bila terjadinya tidak merugikan kita maka merupakan sebuah fenomena alam yang indah. gempabumi bukanlah bencana. sambil kita terus meneliti-teliti, mengamat-amati, kita tidak perlu terlalu dipusingkan dululah tentang 'kapan akan terjadi gempabumi' atau menyesali peringatan hasil perhitungan yang pernah ditulis para ahli. bukan kah kita sudah tahu di mana kebolehjadian gempabumi di indonesia? cukuplah dengan bekal itu, yang perlu kita lakukan utk menerapkan ilmu kita, agar jelas manfaatnya ilmu geologi ini, bagi rakyat indonesia, adalah lebih gencar lagi iagi berkampanye di daerah-daerah yang sering atau berpotensi digoyang gempabumi, bagaimana memersiapkan diri bila terjadi gempabumi dan memikirkan serta menyiarkan model struktur ban
[iagi-net-l] Diskusi Gempa Jawa di Uni-Kassel, Jerman
Ibu dan Bapak netter yang baik, Dengan memnafaatkan diskusi di miling ini ditambahi dengan data dan analisis dari beberbagi sumber, pada hari Kamis di minggu ini, kami diundang untuk menjelaskan gempa jawa : mekanisme dan impaknya serta pengorganisasian kembali potensi sosial-ekonomi masyarakat. bersama saya (geophysicist, its) ada ekonomist (ui) dan public health specialist (ui), sudah lebih dari sebulan ini kami bekerja sama di uni-kassel jerman, hingga juli nanti. melalui email ini , saya minta ijin untuk menggunakan info di milist ini sebagai salah satu sumber kami. terimakasih. selamat bekerja dan sukses untuk semuanya, salam hormat, widya - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nurani....was:Re: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah
Nach...ada lagi ... Padahal di Yogya itu Markas besar pencetaknya Ahli GEOLOGI.. Kejadian tersebut sekalian pemicu Hati Nurani dari mahasiswa sampai professsor nya sekalian untuk memikirkan gimana bikin masyarakat di Yogya...nantinya bila perlu se Indonesiaagar melek ilmu geology...(dulu ada istilah melek hukum..) paling tidak : ngerti apa dst...ttg gunung api, apa itu landslide...apa itu gempa sebab akibatnyaapa?apa?..apa? dll...Nimbrung aja siaran gratis di TV lokal Yogya atau radio ElShinta itu atau semacam penyuluh pertanian gitu lho..(tanya sultan HBX..pasti 100% di support). Itu aja dulu ach...TURUT BERDUKACITA KEPADA SEMUA KELUARGA YG TERTIMPA BENCANA... Jadi Ingat Lagu EBIET G.AD...Mungkin Tuhan telah bosan melihat tingkah kita, yang selalu salah dan penuh dengan dosa2Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kitacoba kita bertanya pada rumput yang bergoyang... 2006/5/29, Noor Syarifuddin <[EMAIL PROTECTED]>: Informasi dari saudara di Yogya: Banyak sekali orang yang -menurut saya- tidak punya hati lagi mencoba memperkeruh suasana panik tsb dengan segala macam rumors : tsunami, wedhus gembel, gempa susulan pas tengah malam etc Ujungnya satu: mereka ingin warga panik dan meninggalkan rumahnya begitu saja, dan mereka akan leluasa untuk menjarahnya Mencari kesempatan dalam kesempitan!!! Mirip juga dengan kelakuan para calo di cengkareng yang menaikkan hara tiket sampai 1 juta di atas harga resminya. Mirip juga dengan para politisi yang menjadi "sok akrab" dengan rakyat Mirip juga dengan para partai yang rame-rame bawa "bendera" ke lokasi bencana Duh Gusti benarkah ada orang-orang seperti itu negeri ini ? salam prihatin, - Original Message - From: "Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Monday, May 29, 2006 6:21 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah === Di Radio El Shinta Sabtu pagi kemarin diberitakan banyak para pengendara motor meneriakkan "tsunami - tsunami !!", dan kontan semua yang dilewatinya berbalik arah mengikuti motor tersebut menuju Kaliurang, bahkan ada yang sempat berlari telanjang kaki sejauh 12 km. Saya juga kalau sedang ada di situ akan ikut berlomba menuju Kaliurang. - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - -- regards, Rendra Amirin
RE: [iagi-net-l] Pertanyaan masyarakat - need help !
jawabannya : mungkin kita bisa tahu efek gempa thdp gunungapi kalau fenomena itu sudah terjadi. iptek kita belum bisa sampai ke sana utk melihat sebelum itu terjadi. semua hal (termasuk gunungapi) bisa berbahaya kalau kita tidak tahu atau tidak memahami sifat2nya. pahami alam maka alam akan memberikan manfaat dan nikmat bagi kita. menurut saya , silakan membangun segera setelah kita pikir keadaan darurat reda, dgn struktur bangunan dan bahan bangunan yg menyesuaikan dengan tanah yg sering atau berpotensi digoyang gempabumi (utama maupun susulannya). jangan membuat bangunan yg setara dgn yg telah runtuh. minta nasehat kepada orang yang kita yaqini tahu merancang dan merencanakan pembuatan rumah. tidak perlu tunggu terlalu lama. bisa tahan berapa lama kita tanpa rumah ? segeralah bangkit. wassalam sonny -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 29 Mei 2006 17:22 To: iagi-net@iagi.or.id; HAGI-Net Subject: [iagi-net-l] Pertanyaan masyarakat - need help ! Ada yg bisa membantu saya menjawab ? Kapan boleh mulai membangun lagi dianggap aman dengan gempa susulan ? RDP -- Forwarded message -- From: Kang Hasan <[EMAIL PROTECTED]> Date: May 29, 2006 4:16 PM Subject: [kampung-ugm] Re: Daerah itu terlepas dari pengamatan To: [EMAIL PROTECTED] mas vick, temenku tanya apa efek gempa thd aktivitas merapi? seberapa bahaya kah merapi pasca gempa? == -- Forwarded message -- From: kibroto <[EMAIL PROTECTED]> Date: May 29, 2006 8:20 AM # ya, rumah ortu saya yang konstruksi kuno sangat rawan untuk dihuni. Goyangan sikit saja akan meruntuhken bangunan. Untuk sementara ini keluarga saya ngungsi dirumah adik saya yang di jakal (jalan kaliurang). Rumah saya yang paviliun rumah induk ndak seberapa berat rusaknya dan akan dipakai untuk tempat pengungsian sementara karena rumah adik saya di jakal terlalu kecil. Bung, kapan gempa susulan sudah ndak berbahaya? Saya sudah dapet tukang2 batu/kayu untuk restorasi bangunan tetapi masih menunggu aba2 aman. Yahoo! Groups Sponsor ~--> Everything you need is oneclick away. Make Yahoo! your home pagenow. http://us.click.yahoo.com/AHchtC/4FxNAA/yQLSAA/1MXolB/TM ~-> Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/kampung-ugm/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ -- How to win the game without breaking the rule --> make the new one ! - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?
sangat dihargai segala usaha penelitian mengenai ini. seingat saya sdh pernah dibahas oleh Andang Bahtiar ketika sebagai ketua iagi tahun lalu. yang terpenting adalah bagaimana mengamalkannya secara praktis agar tidak menjadi bencana dan rakyat indonesia tidak tersakiti. gempabumi hanyalah salah sebuah fenomena alam dengan kekuatan maha dahsyat. gempabumi tidak pernah menyakiti kita. kitalah yang tidak mau mengerti alam sehingga lengah dan tanpa menyadari membangun rumah yang kita pikir bagus tetapi ternyata ambruk ketika digoyang. sesuatu baru disebut bencana apabila kita merasa rugi atau tersakiti. alam ini sudah memunyai keseimbangannya sendiri dan tidak akan saling merugikan. hampir semua korban di jogja adalah korban karena terjatuhi reruntuhan bangunan rumahnya. rasanya tidak ada satupun orang yg cedera atau tewas karena gempabumi. ketika gempabumi berlangsung, kita boleh jadi selamat bila berada di tempat terbuka di luar rumah atau berada di dalam rumah yg struktur rumahnya sudah menyesuaikan dengan wilayah atau tanah yang sering atau berpotensi digoyang gempabumi , tidak tertindih oleh rumah yang kita bangun sendiri. bisa kita lihat gempabumi besar >5M yang setiap hari terjadi di planet ini di tengah laut atau di tempat yang tidak ada bangunan buatan orang, bila terjadinya tidak merugikan kita maka merupakan sebuah fenomena alam yang indah. gempabumi bukanlah bencana. sambil kita terus meneliti-teliti, mengamat-amati, kita tidak perlu terlalu dipusingkan dululah tentang 'kapan akan terjadi gempabumi' atau menyesali peringatan hasil perhitungan yang pernah ditulis para ahli. bukan kah kita sudah tahu di mana kebolehjadian gempabumi di indonesia? cukuplah dengan bekal itu, yang perlu kita lakukan utk menerapkan ilmu kita, agar jelas manfaatnya ilmu geologi ini, bagi rakyat indonesia, adalah lebih gencar lagi iagi berkampanye di daerah-daerah yang sering atau berpotensi digoyang gempabumi, bagaimana memersiapkan diri bila terjadi gempabumi dan memikirkan serta menyiarkan model struktur bangunan yang sesuai untuk daerah itu. tidak perlu kita berbicara kpd khalayak tentang 'jargon' ilmu geologi atau gempabumi. mereka akan lieur mendengarkan penjelasan kita. bencana besar yg sdh 2 x kita rasakan ini mudah2an sudah cukup bagi kita utk segera membaktikan penerapannya bagi keselamatan bangsa. utk daerah jogja segera kita laksanakan setelah kedaruratan di jogja mereda. gempabumi akan terjadi lagi setelah ini di tempat itu atau tempat lainnya. dan akan terus menerus terjadi. mulailah masing2 kita lakukan ini sekarang di mana saja kita berada , kepada siapa saja yg mau mendengar, tanpa perlu menunggu. semoga bangsa ini, setelah ini akan selalu dalam keselamatan di tengah-tengah fenomena alam yg indah dan dahsyat. wassalam sonny -Original Message- From: Maryanto (Maryant) [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 29 Mei 2006 18:45 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ? Nah, banyak yang lebih aktif sekarang untuk usaha mitigasi gempa ini. Yang syaa dengar, kini ada 34 seismometer di pasang di seluruh Indonesia. Akan 80 (?) pada beberapa tahun lagi. Seperti Pak Kuntadi ini, sudah deskripsi langkah kedepan: evaluasi sejarah kegempaan tiap microplate, cari polanya, lalu prediksi gempa ke depan. Jumlah seismometer sekian tadi, mungkin kurang sekali. Mestinya seismometer relatif murah ya (?), apalagi di banding efek kerugian gempa yang "amat besar". Ini geophone, sambung kabel, catat waktu kegempaan, yang katanya seluruh Indonesia sekitar 2500 kali gempa perhari magnitude lebih besar 1 M. Kemungkinan, seperti Merapi, gempa besar itu akan di dahului oleh "warning quake". Tapi apa memang begitu ? Salam, Maryanto. -Original Message- From: Kuntadi, Nugrahanto [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 29, 2006 4:24 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ? Bismillah, menyambung komentar mas Awang dan mas Vicky tentang PR yg masih terbengkalai bagi para ahli geologi Indonesia adalah bagaimana merangkum temuan2 selama ini dalam format tampilan statistik "popular" shg dimengerti masyarakat awam - untuk kemudian dirangkum dan dipublikasi ke media apa pun yg bisa menggapai seluruh lapisan masyarakat dari Presiden hingga wong cilik. Data dimaksud barangkali bisa mencakup: - data-data rekaman kegempaan (volc dan tectonic) di lapangan dalam 10-100 tahun terakhir - track record kapan terjadinya (shg bangsa ini bisa tahu apa iya kita pernah gak terkena bencana alam dalam setahun penuh atau bahkan lima tahun penuh? Ini yg mungkin petinggi bangsa perlukan shg hingga saat ini belum ada badan formal yg berwenang menyikapi krn kejadian nya toh jarang-walaupun besar sekalipun). - jumlah korban di tiap bencana - reaksi masyarakat dan pemerintah pasca bencana alam (sbg record sebaik apakah selama ini bangsa kita menyikapi bencana alam yang berulang kali terjadi...adakah perbaikan dari hari ke hari?) - disertai input bagi ter
[iagi-net-l] Masihkan ada hati nurani....was:Re: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah
Informasi dari saudara di Yogya: Banyak sekali orang yang -menurut saya- tidak punya hati lagi mencoba memperkeruh suasana panik tsb dengan segala macam rumors : tsunami, wedhus gembel, gempa susulan pas tengah malam etc Ujungnya satu: mereka ingin warga panik dan meninggalkan rumahnya begitu saja, dan mereka akan leluasa untuk menjarahnya Mencari kesempatan dalam kesempitan!!! Mirip juga dengan kelakuan para calo di cengkareng yang menaikkan hara tiket sampai 1 juta di atas harga resminya. Mirip juga dengan para politisi yang menjadi "sok akrab" dengan rakyat Mirip juga dengan para partai yang rame-rame bawa "bendera" ke lokasi bencana Duh Gusti benarkah ada orang-orang seperti itu negeri ini ? salam prihatin, - Original Message - From: "Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Monday, May 29, 2006 6:21 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah === Di Radio El Shinta Sabtu pagi kemarin diberitakan banyak para pengendara motor meneriakkan "tsunami - tsunami !!", dan kontan semua yang dilewatinya berbalik arah mengikuti motor tersebut menuju Kaliurang, bahkan ada yang sempat berlari telanjang kaki sejauh 12 km. Saya juga kalau sedang ada di situ akan ikut berlomba menuju Kaliurang. - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?
Nah, banyak yang lebih aktif sekarang untuk usaha mitigasi gempa ini. Yang syaa dengar, kini ada 34 seismometer di pasang di seluruh Indonesia. Akan 80 (?) pada beberapa tahun lagi. Seperti Pak Kuntadi ini, sudah deskripsi langkah kedepan: evaluasi sejarah kegempaan tiap microplate, cari polanya, lalu prediksi gempa ke depan. Jumlah seismometer sekian tadi, mungkin kurang sekali. Mestinya seismometer relatif murah ya (?), apalagi di banding efek kerugian gempa yang "amat besar". Ini geophone, sambung kabel, catat waktu kegempaan, yang katanya seluruh Indonesia sekitar 2500 kali gempa perhari magnitude lebih besar 1 M. Kemungkinan, seperti Merapi, gempa besar itu akan di dahului oleh "warning quake". Tapi apa memang begitu ? Salam, Maryanto. -Original Message- From: Kuntadi, Nugrahanto [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 29, 2006 4:24 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ? Bismillah, menyambung komentar mas Awang dan mas Vicky tentang PR yg masih terbengkalai bagi para ahli geologi Indonesia adalah bagaimana merangkum temuan2 selama ini dalam format tampilan statistik "popular" shg dimengerti masyarakat awam - untuk kemudian dirangkum dan dipublikasi ke media apa pun yg bisa menggapai seluruh lapisan masyarakat dari Presiden hingga wong cilik. Data dimaksud barangkali bisa mencakup: - data-data rekaman kegempaan (volc dan tectonic) di lapangan dalam 10-100 tahun terakhir - track record kapan terjadinya (shg bangsa ini bisa tahu apa iya kita pernah gak terkena bencana alam dalam setahun penuh atau bahkan lima tahun penuh? Ini yg mungkin petinggi bangsa perlukan shg hingga saat ini belum ada badan formal yg berwenang menyikapi krn kejadian nya toh jarang-walaupun besar sekalipun). - jumlah korban di tiap bencana - reaksi masyarakat dan pemerintah pasca bencana alam (sbg record sebaik apakah selama ini bangsa kita menyikapi bencana alam yang berulang kali terjadi...adakah perbaikan dari hari ke hari?) - disertai input bagi terbentuknya koordinasi lintas sektoral yg di "formalkan" - yang tidak bersifat reaktif ketika bencana terjadi saja. Insya Allah semakin terbuka hati semua pihak kalau bangsa kita ini harus siap "bersahabat" dengan bencana alam...oleh karenanya harus bersiap bagaimana menghadapinya - bukannya reaktif seperti selama ini terjadi berulang-ulang, memprihatinkan, dan yang menarik selalu dibumbui dengan rasa simpati sesaat dari segenap saudara dari seluruh pelosok negeri - yg lalu hilang bak buih di lautan setelah bbrp saat untuk dilupakan dan di reaktifkan lagi Subhanallah, walau kita harus bersabar dengan bencana yang dikirimkan oleh Allah SWT kepada kita. Namun, Allah SWT pun insya Allah tidak ridha bila bangsa ini tidak pernah belajar memetik hikmah untuk belajar bagaimana cara bersiap diri sebaik mungkin jasmani dan rohani dlm menghadapi semua ini. Salam, Kun -Original Message- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 29, 2006 3:27 PM To: iagi-net@iagi.or.id; HAGI-Net; [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ? Setiap gempa habis menewaskan ribuan saudara-saudara kita sebangsa dan setanah air, sedih sekali rasanya... Ini bencana geologi, dan kita menyebut diri kita ahli geologi ?! Apa yang bisa kita perbuat dengan prediksi/precaution/forecasting bencana yang satu ini ? Ingat selalu, ini tanggung jawab kita sebagai geologist yang telah memutuskan hidupnya untuk membaca alam. Sekalipun alam itu lembaran bukunya sudah hilang di sana-sini, sudah sobek, yang ada pun tintanya sudah kabur. Tetap saja, tak ada orang lain yang menekuni gempa selain geologist dan geophysicist. Jadi, harapan besar ditaruh kepada kita. Berminggu-minggu saudara2 kita menatapkan mukanya ke Merapi, kita semua juga mau tak mau melihat Merapi karena pemberitaannya yang sangat luas. Hm...tak disangka-sangka, dari balik punggung kita justru serangan datang saat saudara2 kita tak bersiap sedikitpun, saat masih menggeliat dari tidur yang lelap, dan dalam 57 detik saja 26.000 rumah diratakan Bumi. Miris melihat mayat2 kaku diangkut keluar dari puing-puing bangunan. Tak ada yang menduganya, tak ada geologist satu pun yang menduganya. Kita hanya tahu jalur selatan Jawa rawan gempa. Dan, penelitian kegempaan Jawa minimal sekali, kalah jauh dengan barat Sumatra. Berapa banyak survey geomarin dari berbagai negara pernah melintas di barat Sumatra, dan berapa banyak di selatan Jawa ? Perbandingannya jomplang. Setiap sehabis gempa kita belajar. Banyak paper ditulis sehabis tsunami Aceh. Para ahli geologi tersulut sesaat, tapi tak lama kemudian memudar...ini sudah karakter kitakah ?! Di mana di selatan Jawa tempat2 interplate coupling, seismic gap area, wilayah2 yang siap rupture dan menyemburkan malapetaka ke darat ? Tidak diketahui. Di barat Sumatra, hal ini diketahui di beberapa tempat. Di mana di selatan Jawa sesar-sesar yang bisa jadi "death line" saat terjadi estafet front ru
RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?
-Original Message- From: Kuntadi, Nugrahanto [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 29, 2006 4:24 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ? Bismillah, menyambung komentar mas Awang dan mas Vicky tentang PR yg masih terbengkalai bagi para ahli geologi Indonesia adalah bagaimana merangkum temuan2 selama ini dalam format tampilan statistik "popular" shg dimengerti masyarakat awam - untuk kemudian dirangkum dan dipublikasi ke media apa pun yg bisa menggapai seluruh lapisan masyarakat dari Presiden hingga wong cilik. Data dimaksud barangkali bisa mencakup: - data-data rekaman kegempaan (volc dan tectonic) di lapangan dalam 10-100 tahun terakhir - track record kapan terjadinya (shg bangsa ini bisa tahu apa iya kita pernah gak terkena bencana alam dalam setahun penuh atau bahkan lima tahun penuh? Ini yg mungkin petinggi bangsa perlukan shg hingga saat ini belum ada badan formal yg berwenang menyikapi krn kejadian nya toh jarang-walaupun besar sekalipun). - jumlah korban di tiap bencana - reaksi masyarakat dan pemerintah pasca bencana alam (sbg record sebaik apakah selama ini bangsa kita menyikapi bencana alam yang berulang kali terjadi...adakah perbaikan dari hari ke hari?) - disertai input bagi terbentuknya koordinasi lintas sektoral yg di "formalkan" - yang tidak bersifat reaktif ketika bencana terjadi saja. Insya Allah semakin terbuka hati semua pihak kalau bangsa kita ini harus siap "bersahabat" dengan bencana alam...oleh karenanya harus bersiap bagaimana menghadapinya - bukannya reaktif seperti selama ini terjadi berulang-ulang, memprihatinkan, dan yang menarik selalu dibumbui dengan rasa simpati sesaat dari segenap saudara dari seluruh pelosok negeri - yg lalu hilang bak buih di lautan setelah bbrp saat untuk dilupakan dan di reaktifkan lagi Subhanallah, walau kita harus bersabar dengan bencana yang dikirimkan oleh Allah SWT kepada kita. Namun, Allah SWT pun insya Allah tidak ridha bila bangsa ini tidak pernah belajar memetik hikmah untuk belajar bagaimana cara bersiap diri sebaik mungkin jasmani dan rohani dlm menghadapi semua ini. Salam, Kun -Original Message- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 29, 2006 3:27 PM To: iagi-net@iagi.or.id; HAGI-Net; [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ? Setiap gempa habis menewaskan ribuan saudara-saudara kita sebangsa dan setanah air, sedih sekali rasanya... Ini bencana geologi, dan kita menyebut diri kita ahli geologi ?! Apa yang bisa kita perbuat dengan prediksi/precaution/forecasting bencana yang satu ini ? Ingat selalu, ini tanggung jawab kita sebagai geologist yang telah memutuskan hidupnya untuk membaca alam. Sekalipun alam itu lembaran bukunya sudah hilang di sana-sini, sudah sobek, yang ada pun tintanya sudah kabur. Tetap saja, tak ada orang lain yang menekuni gempa selain geologist dan geophysicist. Jadi, harapan besar ditaruh kepada kita. Berminggu-minggu saudara2 kita menatapkan mukanya ke Merapi, kita semua juga mau tak mau melihat Merapi karena pemberitaannya yang sangat luas. Hm...tak disangka-sangka, dari balik punggung kita justru serangan datang saat saudara2 kita tak bersiap sedikitpun, saat masih menggeliat dari tidur yang lelap, dan dalam 57 detik saja 26.000 rumah diratakan Bumi. Miris melihat mayat2 kaku diangkut keluar dari puing-puing bangunan. Tak ada yang menduganya, tak ada geologist satu pun yang menduganya. Kita hanya tahu jalur selatan Jawa rawan gempa. Dan, penelitian kegempaan Jawa minimal sekali, kalah jauh dengan barat Sumatra. Berapa banyak survey geomarin dari berbagai negara pernah melintas di barat Sumatra, dan berapa banyak di selatan Jawa ? Perbandingannya jomplang. Setiap sehabis gempa kita belajar. Banyak paper ditulis sehabis tsunami Aceh. Para ahli geologi tersulut sesaat, tapi tak lama kemudian memudar...ini sudah karakter kitakah ?! Di mana di selatan Jawa tempat2 interplate coupling, seismic gap area, wilayah2 yang siap rupture dan menyemburkan malapetaka ke darat ? Tidak diketahui. Di barat Sumatra, hal ini diketahui di beberapa tempat. Di mana di selatan Jawa sesar-sesar yang bisa jadi "death line" saat terjadi estafet front rupture dari titik gempa ke daratan ? Ada, tetapi belum dipetakan dan diwaspadai. Sesar Opak salah satunya, Sesar Girindulu mungkin. Di mana di selatan Jawa yang bisa meredam gempa, tetapi di mana juga yang malah bisa memperkuat gempa ? Ini berhubungan dengan litologi penyusun. Bisa dibuat, tetapi belum dilakukan. Saat ini, gempa Yogya paling tidak memberikan pelajaran kepada kita : jangan lengah, selalu waspada, jangan terlepas lagi pengamatan kita, dan jangan hanya gaung di muka ke belakangnya memudar. Dan, ini, semua wilayah indentasi di selatan Jawa secara seismik bisa berbahaya; kalau ada sesar2 model Sesar Opak bisa berbahaya lagi. Wilayah2 seperti Kutowinangun-Kutoarjo-Purwodadi menjadi berbahaya sebab ia ada di sedimen lunak yang diapi
RE: [iagi-net-l] RE: Gempa Yogyakarta 27 Mei 2006
Pak Nur, Makasih papernya. Ini suatu input yang bagus buat analisa gempa. Semoga saja saya akn dapatkan klaim Kompas untuk bahwa gempa Jogja telah di prediksi di paper beliau itu. Salam, Maryanto. -Original Message- From: M. Nur Heriawan [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 29, 2006 8:19 AM To: iagi-net@iagi.or.id; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) Cc: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] RE: Gempa Yogyakarta 27 Mei 2006 --- "Maryanto (Maryant)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Kompas, Minggu, 28 Mei 2006, sebut, Pak Cecep Suhardja, ahli geodesi > Badan Koordinasi Pemetaan Nasional, JKT, telah memprediksikannya, di > muat Nature, Maret 2006. > Ada yang bisa meberikan info tentang bagaimana prediksi beliau ? > Pak Maryant Yth. Kalau yang dimaksudkan adalah artikel yang ditulis Pak Cecep Subarya (bukan Cecep Suhardja) di Jurnal Nature edisi Maret 2006, saya coba share ke millist ini (silahkan cek di attachment). Judul artikel: Plate-boundary deformation associated with the great Sumatra-Andaman earthquake Cecep Subarya, Mohamed Chlieh, Linette Prawirodirdjo, Jean-Philippe Avouac, Yehuda Bock, Kerry Sieh, Aron J. Meltzner, Danny H. Natawidjaja and Robert McCaffrey The Sumatra-Andaman earthquake of 26 December 2004 is the first giant earthquake (moment magnitude Mw > 9.0) to have occurred since the advent of modern space-based geodesy and broadband seismology. It therefore provides an unprecedented opportunity to investigate the characteristics of one of these enormous and rare events. Here we report estimates of the ground displacement associated with this event, using near-field Global Positioning System (GPS) surveys in northwestern Sumatra combined with in situ and remote observations of the vertical motion of coral reefs. These data show that the earthquake was generated by rupture of the Sunda subduction megathrust over a distance of >1,500 kilometres and a width of <150 kilometres. Megathrust slip exceeded 20 metres offshore northern Sumatra, mostly at depths shallower than 30 kilometres. Comparison of the geodetically and seismically inferred slip distribution indicates that 30 per cent additional fault slip accrued in the 1.5 months following the 500-second-long seismic rupture. Both seismic and aseismic slip before our re-occupation of GPS sites occurred on the shallow portion of the megathrust, where the large Aceh tsunami originated. Slip tapers off abruptly along strike beneath Simeulue Island at the southeastern edge of the rupture, where the earthquake nucleated and where an Mw = 7.2 earthquake occurred in late 2002. This edge also abuts the northern limit of slip in the 28 March 2005 Mw = 8.7 Nias-Simeulue earthquake. Informasi lengkapnya silahkan diakses ke: http://www.nature.com/nature/journal/v440/n7080/full/nature04522.html Semoga bermanfaat. Salam, M. Nur Heriawan http://www.mining.itb.ac.id/heriawan __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?
Pak SBY tentunya sangat kenal dengan nama Grindulu ini, semoga beliau tergugah untuk memberikan perhatian kepada kebencanaan di Indonesia. Saya ingat sekali beliau sangat konsen dengan bencana Aceh, namun perasaan saya konsen beliau masih sebatas "relief" pasca bencana. Kebutuhan mitigasi bencana seharusnya dimulai dengan sejak penelitian ilmiah jauh sebelum bencana yg terduga terjadi. Kalau memebritahukan ke Pak SBY coba perkeras swara nama GRINDULU ini, aku yakin beliau akan tergugah daerah asalnya. Ngga apa-apa agak sdikit bombastis, menarik perhatian beliau harus dengan yg agak sedikit ... mak JLEG ! RDP On 5/29/06, Kuntadi, Nugrahanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Bismillah, menyambung komentar mas Awang dan mas Vicky tentang PR yg masih terbengkalai bagi para ahli geologi Indonesia adalah bagaimana merangkum temuan2 selama ini dalam format tampilan statistik "popular" shg dimengerti masyarakat awam - untuk kemudian dirangkum dan dipublikasi ke media apa pun yg bisa menggapai seluruh lapisan masyarakat dari Presiden hingga wong cilik. Data dimaksud barangkali bisa mencakup: - data-data rekaman kegempaan (volc dan tectonic) di lapangan dalam 10-100 tahun terakhir - track record kapan terjadinya (shg bangsa ini bisa tahu apa iya kita pernah gak terkena bencana alam dalam setahun penuh atau bahkan lima tahun penuh? Ini yg mungkin petinggi bangsa perlukan shg hingga saat ini belum ada badan formal yg berwenang menyikapi krn kejadian nya toh jarang-walaupun besar sekalipun). - jumlah korban di tiap bencana - reaksi masyarakat dan pemerintah pasca bencana alam (sbg record sebaik apakah selama ini bangsa kita menyikapi bencana alam yang berulang kali terjadi...adakah perbaikan dari hari ke hari?) - disertai input bagi terbentuknya koordinasi lintas sektoral yg di "formalkan" - yang tidak bersifat reaktif ketika bencana terjadi saja. Insya Allah semakin terbuka hati semua pihak kalau bangsa kita ini harus siap "bersahabat" dengan bencana alam...oleh karenanya harus bersiap bagaimana menghadapinya - bukannya reaktif seperti selama ini terjadi berulang-ulang, memprihatinkan, dan yang menarik selalu dibumbui dengan rasa simpati sesaat dari segenap saudara dari seluruh pelosok negeri - yg lalu hilang bak buih di lautan setelah bbrp saat untuk dilupakan dan di reaktifkan lagi Subhanallah, walau kita harus bersabar dengan bencana yang dikirimkan oleh Allah SWT kepada kita. Namun, Allah SWT pun insya Allah tidak ridha bila bangsa ini tidak pernah belajar memetik hikmah untuk belajar bagaimana cara bersiap diri sebaik mungkin jasmani dan rohani dlm menghadapi semua ini. Salam, Kun -Original Message- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 29, 2006 3:27 PM To: iagi-net@iagi.or.id; HAGI-Net; [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ? Setiap gempa habis menewaskan ribuan saudara-saudara kita sebangsa dan setanah air, sedih sekali rasanya... Ini bencana geologi, dan kita menyebut diri kita ahli geologi ?! Apa yang bisa kita perbuat dengan prediksi/precaution/forecasting bencana yang satu ini ? Ingat selalu, ini tanggung jawab kita sebagai geologist yang telah memutuskan hidupnya untuk membaca alam. Sekalipun alam itu lembaran bukunya sudah hilang di sana-sini, sudah sobek, yang ada pun tintanya sudah kabur. Tetap saja, tak ada orang lain yang menekuni gempa selain geologist dan geophysicist. Jadi, harapan besar ditaruh kepada kita. Berminggu-minggu saudara2 kita menatapkan mukanya ke Merapi, kita semua juga mau tak mau melihat Merapi karena pemberitaannya yang sangat luas. Hm...tak disangka-sangka, dari balik punggung kita justru serangan datang saat saudara2 kita tak bersiap sedikitpun, saat masih menggeliat dari tidur yang lelap, dan dalam 57 detik saja 26.000 rumah diratakan Bumi. Miris melihat mayat2 kaku diangkut keluar dari puing-puing bangunan. Tak ada yang menduganya, tak ada geologist satu pun yang menduganya. Kita hanya tahu jalur selatan Jawa rawan gempa. Dan, penelitian kegempaan Jawa minimal sekali, kalah jauh dengan barat Sumatra. Berapa banyak survey geomarin dari berbagai negara pernah melintas di barat Sumatra, dan berapa banyak di selatan Jawa ? Perbandingannya jomplang. Setiap sehabis gempa kita belajar. Banyak paper ditulis sehabis tsunami Aceh. Para ahli geologi tersulut sesaat, tapi tak lama kemudian memudar...ini sudah karakter kitakah ?! Di mana di selatan Jawa tempat2 interplate coupling, seismic gap area, wilayah2 yang siap rupture dan menyemburkan malapetaka ke darat ? Tidak diketahui. Di barat Sumatra, hal ini diketahui di beberapa tempat. Di mana di selatan Jawa sesar-sesar yang bisa jadi "death line" saat terjadi estafet front rupture dari titik gempa ke daratan ? Ada, tetapi belum dipetakan dan diwaspadai. Sesar Opak salah satunya, Sesar Girindulu mungkin. Di mana di selatan Jawa yang bisa meredam gempa, tetapi di mana juga yang malah bisa memperkuat gempa ? Ini berhubungan dengan litologi penyusun.
RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?
Bismillah, menyambung komentar mas Awang dan mas Vicky tentang PR yg masih terbengkalai bagi para ahli geologi Indonesia adalah bagaimana merangkum temuan2 selama ini dalam format tampilan statistik "popular" shg dimengerti masyarakat awam - untuk kemudian dirangkum dan dipublikasi ke media apa pun yg bisa menggapai seluruh lapisan masyarakat dari Presiden hingga wong cilik. Data dimaksud barangkali bisa mencakup: - data-data rekaman kegempaan (volc dan tectonic) di lapangan dalam 10-100 tahun terakhir - track record kapan terjadinya (shg bangsa ini bisa tahu apa iya kita pernah gak terkena bencana alam dalam setahun penuh atau bahkan lima tahun penuh? Ini yg mungkin petinggi bangsa perlukan shg hingga saat ini belum ada badan formal yg berwenang menyikapi krn kejadian nya toh jarang-walaupun besar sekalipun). - jumlah korban di tiap bencana - reaksi masyarakat dan pemerintah pasca bencana alam (sbg record sebaik apakah selama ini bangsa kita menyikapi bencana alam yang berulang kali terjadi...adakah perbaikan dari hari ke hari?) - disertai input bagi terbentuknya koordinasi lintas sektoral yg di "formalkan" - yang tidak bersifat reaktif ketika bencana terjadi saja. Insya Allah semakin terbuka hati semua pihak kalau bangsa kita ini harus siap "bersahabat" dengan bencana alam...oleh karenanya harus bersiap bagaimana menghadapinya - bukannya reaktif seperti selama ini terjadi berulang-ulang, memprihatinkan, dan yang menarik selalu dibumbui dengan rasa simpati sesaat dari segenap saudara dari seluruh pelosok negeri - yg lalu hilang bak buih di lautan setelah bbrp saat untuk dilupakan dan di reaktifkan lagi Subhanallah, walau kita harus bersabar dengan bencana yang dikirimkan oleh Allah SWT kepada kita. Namun, Allah SWT pun insya Allah tidak ridha bila bangsa ini tidak pernah belajar memetik hikmah untuk belajar bagaimana cara bersiap diri sebaik mungkin jasmani dan rohani dlm menghadapi semua ini. Salam, Kun -Original Message- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 29, 2006 3:27 PM To: iagi-net@iagi.or.id; HAGI-Net; [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ? Setiap gempa habis menewaskan ribuan saudara-saudara kita sebangsa dan setanah air, sedih sekali rasanya... Ini bencana geologi, dan kita menyebut diri kita ahli geologi ?! Apa yang bisa kita perbuat dengan prediksi/precaution/forecasting bencana yang satu ini ? Ingat selalu, ini tanggung jawab kita sebagai geologist yang telah memutuskan hidupnya untuk membaca alam. Sekalipun alam itu lembaran bukunya sudah hilang di sana-sini, sudah sobek, yang ada pun tintanya sudah kabur. Tetap saja, tak ada orang lain yang menekuni gempa selain geologist dan geophysicist. Jadi, harapan besar ditaruh kepada kita. Berminggu-minggu saudara2 kita menatapkan mukanya ke Merapi, kita semua juga mau tak mau melihat Merapi karena pemberitaannya yang sangat luas. Hm...tak disangka-sangka, dari balik punggung kita justru serangan datang saat saudara2 kita tak bersiap sedikitpun, saat masih menggeliat dari tidur yang lelap, dan dalam 57 detik saja 26.000 rumah diratakan Bumi. Miris melihat mayat2 kaku diangkut keluar dari puing-puing bangunan. Tak ada yang menduganya, tak ada geologist satu pun yang menduganya. Kita hanya tahu jalur selatan Jawa rawan gempa. Dan, penelitian kegempaan Jawa minimal sekali, kalah jauh dengan barat Sumatra. Berapa banyak survey geomarin dari berbagai negara pernah melintas di barat Sumatra, dan berapa banyak di selatan Jawa ? Perbandingannya jomplang. Setiap sehabis gempa kita belajar. Banyak paper ditulis sehabis tsunami Aceh. Para ahli geologi tersulut sesaat, tapi tak lama kemudian memudar...ini sudah karakter kitakah ?! Di mana di selatan Jawa tempat2 interplate coupling, seismic gap area, wilayah2 yang siap rupture dan menyemburkan malapetaka ke darat ? Tidak diketahui. Di barat Sumatra, hal ini diketahui di beberapa tempat. Di mana di selatan Jawa sesar-sesar yang bisa jadi "death line" saat terjadi estafet front rupture dari titik gempa ke daratan ? Ada, tetapi belum dipetakan dan diwaspadai. Sesar Opak salah satunya, Sesar Girindulu mungkin. Di mana di selatan Jawa yang bisa meredam gempa, tetapi di mana juga yang malah bisa memperkuat gempa ? Ini berhubungan dengan litologi penyusun. Bisa dibuat, tetapi belum dilakukan. Saat ini, gempa Yogya paling tidak memberikan pelajaran kepada kita : jangan lengah, selalu waspada, jangan terlepas lagi pengamatan kita, dan jangan hanya gaung di muka ke belakangnya memudar. Dan, ini, semua wilayah indentasi di selatan Jawa secara seismik bisa berbahaya; kalau ada sesar2 model Sesar Opak bisa berbahaya lagi. Wilayah2 seperti Kutowinangun-Kutoarjo-Purwodadi menjadi berbahaya sebab ia ada di sedimen lunak yang diapit dua masif karbonat (Sentolo dan Karangbolong). Pacitan boleh jadi berbahaya, tapi ia sempit dan didominasi batuan keras. Di Jawa Timur, yang berbahaya dari pelajaran Yogya ini adalah indentasi antara L
[iagi-net-l] Pertanyaan masyarakat - need help !
Ada yg bisa membantu saya menjawab ? Kapan boleh mulai membangun lagi dianggap aman dengan gempa susulan ? RDP -- Forwarded message -- From: Kang Hasan <[EMAIL PROTECTED]> Date: May 29, 2006 4:16 PM Subject: [kampung-ugm] Re: Daerah itu terlepas dari pengamatan To: [EMAIL PROTECTED] mas vick, temenku tanya apa efek gempa thd aktivitas merapi? seberapa bahaya kah merapi pasca gempa? == -- Forwarded message -- From: kibroto <[EMAIL PROTECTED]> Date: May 29, 2006 8:20 AM # ya, rumah ortu saya yang konstruksi kuno sangat rawan untuk dihuni. Goyangan sikit saja akan meruntuhken bangunan. Untuk sementara ini keluarga saya ngungsi dirumah adik saya yang di jakal (jalan kaliurang). Rumah saya yang paviliun rumah induk ndak seberapa berat rusaknya dan akan dipakai untuk tempat pengungsian sementara karena rumah adik saya di jakal terlalu kecil. Bung, kapan gempa susulan sudah ndak berbahaya? Saya sudah dapet tukang2 batu/kayu untuk restorasi bangunan tetapi masih menunggu aba2 aman. Yahoo! Groups Sponsor ~--> Everything you need is oneclick away. Make Yahoo! your home pagenow. http://us.click.yahoo.com/AHchtC/4FxNAA/yQLSAA/1MXolB/TM ~-> Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/kampung-ugm/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ -- How to win the game without breaking the rule --> make the new one !
RE: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah
> Nah ini menandakan bahwa tidak selalu CNN memberitakan yang benar, terutama kalau menyangkut kepentingan USA Si-Abah ___ Tambah lagi pemberitaan CNN kemarin, yang menyatakan bahwa gempa 6.3 SR > di Jogja adalah gempa Vulkanik...wah bisa nambahi runyam nih...Mungkin > karena G. Merapi yang sedang aktif ini, akhirnya semua geologic > activities di Jogja dikaitkan dengan Merapi:-))) > > > > > -Original Message- > From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Monday, May 29, 2006 11:21 AM > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: RE: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah > > Episentrum, magnitude, dan kedalaman pusat gempa (focal depth) pun > saling berbeda. Plotting epicentrum aftershocks-nya pun berbeda. Ini > akan membingungkan analisis, sintesis, dan interpretasi selanjutnya. Kan > kita tak akan membiarkan gempa ini sebagai bencana saja - tetapi juga > harus ada pembelajaran agar kelak kita bisa meminimalisasi akibatnya. > Kalau dari awalnya saja sudah berbeda, bagaimana selanjutnya ? > > Disarankan BMG dan BG (Badan Geologi) duduk bersama, kembali memeriksa > semua raw data seismogram dari semua stasiun pengamatan gempa. Dan, > putuskan yang sebenarnya. Geser-geser sedikit episentrum memang wajar, > kedalaman dan magnitude juga bisa beda-beda sedikit. Tetapi kalau yang > satu di laut dan yang lain di darat, lalu ada perbedaan 1 Richter, > wah..ini kan lewat wajar. Perbedaan 1 Richter = perbedaan 10 x kekuatan, > perbedaan 2 Richter = perbedaan 100 x kekuatan, dst. > > Di Radio El Shinta Sabtu pagi kemarin diberitakan banyak para pengendara > motor meneriakkan "tsunami - tsunami !!", dan kontan semua yang > dilewatinya berbalik arah mengikuti motor tersebut menuju Kaliurang, > bahkan ada yang sempat berlari telanjang kaki sejauh 12 km. Saya juga > kalau sedang ada di situ akan ikut berlomba menuju Kaliurang. Tanpa > pengetahuan di mana episentrum, berapa kekuatan gempa, apa focal > mechanismnya, dan berapa dalam focal depth-nya, saya tak akan sok diam > di situ gak percaya ada tsunami, ya pasti lari dulu. > > Lalu, kemudian ada teriakan lagi "awan panas-awan panas" > Nah...masyarakat Yogya terperangkap di Kaliurang, dilimbur tsunami dari > selatan, diserbu awan panas dari utara. Kasihan kan...Maka, berilah > informasi dengan benar. Jangan biarkan perbedaan pendapat yang berbahaya > tetap menggantung. > > Salam, > awang > > -Original Message- > From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Monday, May 29, 2006 10:36 AM > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: RE: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah > >> > Awang > > Benar sekali komentar Anda , saya baru saja melihat peta di > Blogspot-nya > Rovicky , terlihat perbedaan jarak yang cukup jauh untuk satu event > gempa > yang sama > Lebih gawat lagi .satu dilaut satu didarat, yang tentunya akibatnya > ter- > hadap kehidupan manusia sangat berbeda. > > Si- Abah. > > > __ > > Pak Ridwan, >> >> Tak ada perwakilan (narasumber)dari Pusat Volkanologi dan Mitigasi >> Bencana Geologi yang diundang ? Atau sudah diwakili BG (Dr. Mas Atje) >> ? Sebab, gempa Yogya ini menyisakan problem yang cukup mengganggu : di > >> mana sebenarnya episentrum gempa tersebut. Kalau sempat melihat acara >> wawancara AnTV kemarin, Pak Fauzi tetap berpendapat episentrum di >> laut, sedang Pak Surono via tele-conference tetap menyebutnya di >> darat. Saya pikir ini bukan sekedar perbedaan pendapat - tetapi >> perbedaan pendapat yang berbahaya. Kedalaman dan kekuatan gempa pun >> berbeda pendapatnya antara BMG dan BG. >> >> Masyarakat sudah tahu ada perbedaan pendapat itu. Diulas dan >> dikonfrontasikan oleh AnTV dan ditulis artikel "Pusat Gempa Tidak >> Diketahui" oleh Koran Tempo edisi hari Minggu kemarin. Nah, apa kita >> mau membiarkan kebingungan ini ? Mumpung ada acara diskusi ini, >> sebaiknya diagendakan masalah perbedaan pendapat tersebut, hanya saya >> tak melihat ada Narasumber yang mewakilinya. Mas Atje kan > spesialisasinya volkanologi. >> Dengan kata lain, Pak Surono perlu diundang dan dijadikan Narasumber. >> >> Salam, >> Awang >> >> -Original Message- >> From: Ridwan Djamaluddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] >> Sent: Monday, May 29, 2006 7:48 AM >> To: iagi-net@iagi.or.id >> Cc: [EMAIL PROTECTED] >> Subject: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah >> >> Rekan-rekan IAGI, >> >> Dengan ini PP-IAGI mengundang anggota IAGI dan anggota masyarakat yang > >> tertarik untuk menghadiri Diskusi tentang Dinamika Kebumian di Kawasan > >> DIY - Jawa Tengah. Diskusi akan diadakan pada hari SELASA, tgl. 30 Mei > >> 2006, jam 09:00 - 12:00, di BPPT [Gedung II. lt.3], Jl.Thamrijn 8 >> Jakarta 10340. >> >> Narasumber yang akan hadir: >> 1. Dr. Wahyu Triyoso [ITB]: Pola Kegempaan di Jawa Tengah 2. Dr. Fauzi > >> [BMG]:
Re: [iagi-net-l] Forum Sains Bencana (Akibat Proses Geologi) ===>Re: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian
Pak Andang, Pak Awang, Terimakasih atas informasi, masukan, dan sarannya. Sebenarnya memang banyak sekali yang mau kita undang untuk berdiskusi. Untuk kemudahan operasional memang 4 narasumber yang kita minta mempersiapkan bahan, tapi tentunya anggota IAGI dan pakar2 kebumian sangat diharapkan pendapatnya. Dr. Wahyu untuk menjelaskan hasil2 pemodelan matematisnya tentang pola kegempaan. Dr. Fauzi diharapkan dapat memaparkan data yang memang dikumpulkan secara rutin oleh BMG. Dr. Mas Atje diharapkan menjelaskan adakah hubungan antara gempabumi dan aktivitas Merapi. Ir. Velly kita undang untuk mengetahui kemungkinan potensi tsunami di selatan Jawa [BPPT pernah memodelkan daerah tersebut]. Saya sudah SMS Pak Surono, dan undangan secara khusus juga dikirim via faksimili ke kantor beliau. Kita sangat berharap agar IAGI dapat terus memainkan peran sebagai entitas netral dalam mencari jawaban terhadap berbagai fenomena kebumian. Ditunggu kehadiran rekan2 besok pagi. Tenkyu, R i d w a n On Mon, 29 May 2006 13:06:11 +0700 "Andang Bachtiar" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Kawan-kawan komunitas kebumian, forum diskusi yang akan digelar oleh PP-IAGI esok hari SANGAT PENTING untuk dilaksanakan dengan mengundang semua pihak yang terlibat dalam evaluasi dan komunikasi (formal - informal) ttg hal-hal kegeologian yang terkait dengan bencana gempa Yogja kemaren. Forum IAGI dapat menjadi jembatan netral komunikasi antar pakar yang ada tanpa harus terikat oleh kekakuan instansi-lembaga masing-masing. Tahun 2005 yang lalu PP-IAGI juga sempat melaksanakan diskusi serupa 2 kali untuk mempertemukan perbedaan-perbedaan pendapat dan kritik-respon internal antar pakar (terutama mengenai Gempa-Tsunami Sumatra), yaitu: 1. Tanggal 6 Juli 2005 di Hotel Marcopolo Lampung, dihadiri 27 pakar, birokrat, saintis periset, dan komunikator2 anggota IAGI-HAGI (termasuk Pak Fauzi, Pak Surono, Danny Hilman, Wahyu, Pak Wimpy dll) 2. Tanggal 7 September di P3G Bandung, dihadiri 30 orang yang afiliasinya sejenis dengan peserta miting pertama (Juli). Setelah itu forum tersebut sempat terhenti, karena PP-IAGI sudah mulai disibukkan dengan persiapan Munas, PIT, dan lengser November 2005. Mudah-mudahan rintisan baru Pak Sekjen Ridwan dapat meneruskan semangat kebersamaan dari Forum yang sudah terbentuk sepanjang 2005 yang lalu. Semua file pertemuan, daftar hadir dan notulensi ada di sekretariat IAGI. Salam adb - Original Message - From: "Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Monday, May 29, 2006 11:21 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah Episentrum, magnitude, dan kedalaman pusat gempa (focal depth) pun saling berbeda. Plotting epicentrum aftershocks-nya pun berbeda. Ini akan membingungkan analisis, sintesis, dan interpretasi selanjutnya. Kan kita tak akan membiarkan gempa ini sebagai bencana saja - tetapi juga harus ada pembelajaran agar kelak kita bisa meminimalisasi akibatnya. Kalau dari awalnya saja sudah berbeda, bagaimana selanjutnya ? Disarankan BMG dan BG (Badan Geologi) duduk bersama, kembali memeriksa semua raw data seismogram dari semua stasiun pengamatan gempa. Dan, putuskan yang sebenarnya. Geser-geser sedikit episentrum memang wajar, kedalaman dan magnitude juga bisa beda-beda sedikit. Tetapi kalau yang satu di laut dan yang lain di darat, lalu ada perbedaan 1 Richter, wah..ini kan lewat wajar. Perbedaan 1 Richter = perbedaan 10 x kekuatan, perbedaan 2 Richter = perbedaan 100 x kekuatan, dst. =cut Pak Ridwan, Tak ada perwakilan (narasumber)dari Pusat Volkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi yang diundang ? Atau sudah diwakili BG (Dr. Mas Atje) ? Sebab, gempa Yogya ini menyisakan problem yang cukup mengganggu : di mana sebenarnya episentrum gempa tersebut. Kalau sempat melihat acara wawancara AnTV kemarin, Pak Fauzi tetap berpendapat episentrum di laut, sedang Pak Surono via tele-conference tetap menyebutnya di darat. Saya pikir ini bukan sekedar perbedaan pendapat - tetapi perbedaan pendapat yang berbahaya. Kedalaman dan kekuatan gempa pun berbeda pendapatnya antara BMG dan BG. Masyarakat sudah tahu ada perbedaan pendapat itu. Diulas dan dikonfrontasikan oleh AnTV dan ditulis artikel "Pusat Gempa Tidak Diketahui" oleh Koran Tempo edisi hari Minggu kemarin. Nah, apa kita mau membiarkan kebingungan ini ? Mumpung ada acara diskusi ini, sebaiknya diagendakan masalah perbedaan pendapat tersebut, hanya saya tak melihat ada Narasumber yang mewakilinya. Mas Atje kan spesialisasinya volkanologi. Dengan kata lain, Pak Surono perlu diundang dan dijadikan Narasumber. Salam, Awang -Original Message- From: Ridwan Djamaluddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 29, 2006 7:48 AM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah Rekan-rekan IAGI, Dengan ini PP-IAGI
RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?
Setiap gempa habis menewaskan ribuan saudara-saudara kita sebangsa dan setanah air, sedih sekali rasanya... Ini bencana geologi, dan kita menyebut diri kita ahli geologi ?! Apa yang bisa kita perbuat dengan prediksi/precaution/forecasting bencana yang satu ini ? Ingat selalu, ini tanggung jawab kita sebagai geologist yang telah memutuskan hidupnya untuk membaca alam. Sekalipun alam itu lembaran bukunya sudah hilang di sana-sini, sudah sobek, yang ada pun tintanya sudah kabur. Tetap saja, tak ada orang lain yang menekuni gempa selain geologist dan geophysicist. Jadi, harapan besar ditaruh kepada kita. Berminggu-minggu saudara2 kita menatapkan mukanya ke Merapi, kita semua juga mau tak mau melihat Merapi karena pemberitaannya yang sangat luas. Hm...tak disangka-sangka, dari balik punggung kita justru serangan datang saat saudara2 kita tak bersiap sedikitpun, saat masih menggeliat dari tidur yang lelap, dan dalam 57 detik saja 26.000 rumah diratakan Bumi. Miris melihat mayat2 kaku diangkut keluar dari puing-puing bangunan. Tak ada yang menduganya, tak ada geologist satu pun yang menduganya. Kita hanya tahu jalur selatan Jawa rawan gempa. Dan, penelitian kegempaan Jawa minimal sekali, kalah jauh dengan barat Sumatra. Berapa banyak survey geomarin dari berbagai negara pernah melintas di barat Sumatra, dan berapa banyak di selatan Jawa ? Perbandingannya jomplang. Setiap sehabis gempa kita belajar. Banyak paper ditulis sehabis tsunami Aceh. Para ahli geologi tersulut sesaat, tapi tak lama kemudian memudar...ini sudah karakter kitakah ?! Di mana di selatan Jawa tempat2 interplate coupling, seismic gap area, wilayah2 yang siap rupture dan menyemburkan malapetaka ke darat ? Tidak diketahui. Di barat Sumatra, hal ini diketahui di beberapa tempat. Di mana di selatan Jawa sesar-sesar yang bisa jadi "death line" saat terjadi estafet front rupture dari titik gempa ke daratan ? Ada, tetapi belum dipetakan dan diwaspadai. Sesar Opak salah satunya, Sesar Girindulu mungkin. Di mana di selatan Jawa yang bisa meredam gempa, tetapi di mana juga yang malah bisa memperkuat gempa ? Ini berhubungan dengan litologi penyusun. Bisa dibuat, tetapi belum dilakukan. Saat ini, gempa Yogya paling tidak memberikan pelajaran kepada kita : jangan lengah, selalu waspada, jangan terlepas lagi pengamatan kita, dan jangan hanya gaung di muka ke belakangnya memudar. Dan, ini, semua wilayah indentasi di selatan Jawa secara seismik bisa berbahaya; kalau ada sesar2 model Sesar Opak bisa berbahaya lagi. Wilayah2 seperti Kutowinangun-Kutoarjo-Purwodadi menjadi berbahaya sebab ia ada di sedimen lunak yang diapit dua masif karbonat (Sentolo dan Karangbolong). Pacitan boleh jadi berbahaya, tapi ia sempit dan didominasi batuan keras. Di Jawa Timur, yang berbahaya dari pelajaran Yogya ini adalah indentasi antara Lumajang-jember-Puger. Walaupun ada Nusa Barung sebagai barriernya, kalau episentrum terjadi di dekat Puger bagaimana, dan jelas indentasi di wilayah ini dibentuk sesar2 tegak utara-selatan. Tinggal dicari wilayah2 inter-plate coupling di depan daerah2 ini. Kalau ada, kapan kira2 pecah sebab laju kompresi dan slip vectornya saya pikir bisa diukur dengan GPS. Betul kata Pak Rovicky, masih banyak PR-nya, sementara kemampuan kita terbatas... Salam, awang -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 29, 2006 1:42 PM To: iagi-net@iagi.or.id; HAGI-Net; [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ? Gempa Yogyakarta menelan korban lebih dari 4000 nyawa manusia. Peristiwa ini sangat mengagetkan dan menggegerkan siapa saja. Bagaimana tidak, ketika semua mata tertuju pada Gunung Merapi yag sedang bergejolak tiba-tiba sebuah daerah patahan (fault/rupture zone) bergetar dengan kekuatan 6.3 Skala Richter dengan kedalaman 10 Km (USGS) dengan daya rusak 6 hingga 7 skala MMI. Zona patahan penyebab gempa. Zona patahan (fault zone) ini sebenarnya sudah lama diketahui dan dipetakan oleh ahli-ahli geologi. Lembar peta yogyakarta yang diperbaharui dari peta-peta sebelumnya oleh Wartono (1995) juga sudah memetakan zona patahan ini. Hampir semua mahasiswa geologi di Yogyakarta mengenali patahan ini. Patahan ini memisahkan dataran tinggi Wonosari yg bagian teratasnya terdiri atas singkapan Batugamping Wonosari dengan dataran landai Yogyakarta yg merupakan kaki Gunung Merapi. Mengapa pengamatan kita terlepas ? Daerah ini sebelumnya dikenal daerah dikenal "aman" terhadap gempa bumi. Bahkan peta geologi teknik yg terbitkan oleh DGTL juga tidak menyebutkan bahya gempa ini. http://www.dgtl.esdm.go.id/peta_web/GT_YOGYA.html Bahaya-bahaya yg disebutkan dalam peta itu adalah bahaya kebencanaan geologi yang meliputi: bahaya letusan dan aliran lahar gunung Merapi, potensi lempung mengembang, dan kerentanan terhadap kejadian longsoran. Bencana bencana lain seolah terlewat dalam pemikiran. Selama ini belum ada catatan sejarah dari gempa tekto
Re: [iagi-net-l] Blok konsesi panas bumi
Setelah adanya UU Panasbumi 2003, ( setelah 2003 ) yang berwenang adalah Pemerintah / ESDM dalam hal ini Dirjen Mineral,Batubara dan Panasbumi ( Dirjen Minerbapum) .Dan pemerintah Daerah ,Untuk Wilayah lintas Kabupaten kewenangannya di Propinsi , untuk wilayah Kabupaten saja ada di Kabupaten .Untuk konsesi Wilayah Kerja Pengusahaan Panasbumi (WKP) yang ditawarkan kepada Investor dilakukan melalui pelelangan terbuka.( sebelumnya berdasarkan Kepres 45/91 Pertamina diberikan Kuasa Pengusahaan Eksplorasi dan Eksploitasi Panasbumi ) Untuk ijin Ekplorasi luasnya maksimal 200 ribu Ha dan waktu nya eksplorasi maksimal 3 tahun , dapat diperpanjang 2 X (masing masing 2 tahun) , untuk ijin Eksploitasi 30 tahun setelah eksplorasi dan dpt diperpanjang, apabila dalam 3 tahun setelah eksplorasi tdk ada ekploitasi , maka wilayah kerja tsb dikembalikan semua ke pemerintah. Penerimaan negara dari Panasbumi ada Pajak ( Pajak , pajak daerah , restribusi daerah ) dan bukan Pajak ( iuran tetap, iuranproduksi, bonus ). Sebelum UU ini ada , maka pengusahaan panasbumi dikenakan setoran ke Negara sebesar 34 % dari penghasilan Bersihnya ( NOI ) ini sudah termasuk pajak dan pengutan lainnya . Untuk Dieng WKP nya sudah dipegang PT.Geodipa ( Perusahaan Patungan PLN dan Pertamina), Untuk Di Jawa wilayah konsesinya antara lain ada di Banten , Cisolok,Tangkuban Perahu,Ciremai,Ungaran,Telomoyo,G.Slamet , G.Gede Pangrango,Ngebel-Wilis,Ijen.Batas batas wilayah ditentukan Pemerintah/Pemda sesuai dg kewenagannya. ISM - Original Message - From: "B. Pujasmadi" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Friday, May 26, 2006 6:53 AM Subject: [iagi-net-l] Blok konsesi panas bumi Ada teman yang pingin data batas wilayah konsesi panas bumi, terutama di sekitar Dieng, atau sekitar Jawa Tengah. Kalau ada yang punya peta boleh dikirim lewat japri. Siapa sebenarnya yang berwenang untuk mengatur blok panas bumi, apakah BPH MIGAS atau ESDM? Bagaimana juga komitmen terhadap pemegang blok panas bumi, apa mirip-mirip KPS? Thanks Salam, PUJASMADI [EMAIL PROTECTED] - Ring'em or ping'em. Make PC-to-phone calls as low as 1¢/min with Yahoo! Messenger with Voice. - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
[iagi-net-l] Fw: [Dosen-GL] Berita Duka
Selamat jalan rekan Djoko, Dulu saya cari makan di proyek airtanah dengan beliau, juga dengan rekan Djoko Hartono, jadi saya tau banyak secara pribadi dengan beliau. Sekali lagi selamat jalan, semoga Tuhan memberikan tempat istirahat yang damai, amin. Yatno - Original Message - From: Yahdi Zaim To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, May 26, 2006 9:10 PM Subject: [Dosen-GL] Berita Duka Ass,W.W., Rekan2 Warga GL, Saya mendapat berita duka dari teman saya, Achmad Machin (GL'72) : Innalillahi Wainna Ilaihi Roji'un Telah berpulang ke rahmatullah Ir. DJOKO RISMIANTO Tadi siang setelah Sholat Jum'at di Masjid Pondok Indah Rencana dimakamkan Sabtu, 27 Mei jam 09.00 di Tanah Kusir Bagi yang kurang/tidak mengenal Almarhum, Pak Djoko Rismianto adalah Alumni GL-ITB Angkatan 70, seangkatan dengan Dr. Jan Sophaheluwakan (kini di Geoteknolgi LIPI), Seingat saya, semasa mahasiswa aktif sebagai Asisten di Lab. Geologi Struktur dan Geologi Teknik dan Lingkungan (GTL). Lulus dari ITB, kalau tidak salah beliau bekerja di BINAMARGA atau di bagian Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum (? - barangkali ada rekan yang lebih mengetahui tentang hal ini). Semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT - Amiin, Wassalam, Yahdi Zaim/GL - '72 ___ dosen_gl mailing list [EMAIL PROTECTED] http://mail.gc.itb.ac.id/mailman/listinfo/dosen_gl No virus found in this incoming message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.1.394 / Virus Database: 268.7.3/350 - Release Date: 5/28/2006