[iagi-net-l] Petrophysics Modeling - Shaley vs Silt size

2006-05-29 Terurut Topik Shofiyuddin

Barangkali ada yang mau share tentang subjek diatas.

Seperti yang kita tahu, penentuan volume of shale dari wireline log bisa
didapatkan dari gamma ray, resistivity dan density neutron. Dari gamma ray
kita sering menggunakan shale dan sand line sebagai referensi untuk
perhitungan volume shale, dengan perhitungan index gamma ray misalnya.
Begitu juga dengan kurva laen yang saya sebutkan diatas. Defleksi dari shale
line akan berkorelasi langsung dengan volume shale. Pertanyaan saya adalah :

1. Bagaimana caranya kita menentukan silt? apakah kalo ada cycle misal
fining atawa coarsening upward ditengahnya mesti berukuran silt? kalo ya,
bagaimana konsep ini diterangkan mengingat kita menghitung volume shale dari
cycle ini dengan cara yang sama? Adakah pendekatan pendekatan tertentu
(asumsi) yang harus dilakukan untuk penentuan silt ini? Apakah bisa dengan
Neutron Density atau tool laen.

2. Konsep dasar CMR adakah mengukur pore throat size distribution yang
berhubungan dengan dengan kemungkinan besarnya ukuran butir. Misal, pore
throat yang kecil akan berhubungan dengan clay size yang mengindikasikan
adanya clay bound water, semakin besar pore throatnya (permeabilitasnya),
semakin besar pula ukuran butir (rule of thumb permeability vs ukuran
butir). Pertanyaan saya, seberapa besar akurasi analisa ukuran butir dari
CMR/NMR? juga akurasi kalo kita melakukan analisa CMR di core dan
mengahsilkan analisa ukuran butir (untuk penentuan T2 cutoff nya).



Salam

Shofi


Re: [iagi-net-l] apa kita akan terus begini...?

2006-05-29 Terurut Topik reki indrawan

Sepertinya kita tidak bisa begitu saja melimpahkan semua tanggung jawab
dalam aspek penanggulangan, prediksi untuk bencana alam hanya kepada
"geologi" semata.



Satu hal yang harus disadari bahwa kita Indonesia memang hidup dan berada di
daerah yang mempunyai potensi bencana atau istilah kerennya "geological
hazard" yang cukup besar.



Terlepas dari apa yang sudah dilakukan para geologiawan di Indonesia baik
dalam hal mitigasi, pemetaan, perkiraan dan penelitian untuk bencana alam di
Indonesia seperti gempa, letusan gunung api, tsunami, banjir dll, itu patut
kita hargai dan tetap dilanjutkan, dan hasilnya bisa langsung diinformasikan
terhadap masyarakat luas, tentunya dengan bahasa yang sederhana dan mudah
dipahami.



Mungkin yang paling penting sekarang adalah bagaimana untuk bisa segera
merealisasikan program untuk membuat rakyat/masyarakat Indonesia untuk bisa
mengerti potensi atau "geological hazard" apa yang berpotensi terjadi di
daerah mereka, tentunya dengan bahasa yang mudah dimengerti, sedikit
informasi mengenai bagaimana bencana itu bisa terjadi dan yang juga penting
adalah kesiapan mereka untuk menghadapi sewaktu waktu adanya bencana,
langkah2 apa yang harus mereka ambil, sehingga bisa meminimalkan dampak dan
kerugian dari bencana tersebut baik korban jiwa maupun material. Saya ambil
contoh adanya kepanikan masyarakat yogya dan sekitarnya akan isu tsunami
oleh pihak2 yang tidak bertanggung jawab setelah gempa, dimana para korban
yang masih luka2, kaki patah dsb, langsung ikut lari ke daerah utara yang
dianggap lebih tinggi.



Saya ambil sedikit ilustrasi, setelah kita mempunyai suatu gambaran, baik
itu melalui peta rawan bencana yang sudah dbuat oleh instansi terkait,
seperti daerah2 mana yang sangat rawan terkena "geological hazard", apa iya
semudah itu misalnya kita mengatakan daerah yang berpotensi besar terhadap
"geological hazard" tidak layak huni atau tidak layak untuk
dikembangkan".. Karena
sosio kultur dan sosio ekonomi kita masih belum memungkinkan.



Karena saya yakin bila kita sudah melakukan pemetaan terhadap potensi
bencana alam akan cukup banyak daerah di Indonesia yang punya resiko besar
terhadap potensi "geological hazard". Kita mungkin sebagai orang yang punya
latar belakang ilmu kebumian sudah menyadarinya, tapi apakah pemerintah dan
juga masyarakat luas yang tinggal di daerah rawan bencana sudah sepenuhnya
menyadari… Mungkin untuk kedepannya Bapak2 yang punya akses ke
birokrat/pemerintahan/DPR bisa lebih menekankan atau menyadarkan mereka akan
hal ini, sehingga bisa dibuat suatu program bersifat nasional yang lebih
jelas dan lebih terarah, kontinyu yang tidak hanya euforia sesaat setelah
bencana terjadi… Suatu tugas mulia tentunya





Salam

"Wong Jogja yang ikut prihatin"


Re: [iagi-net-l] Listrik Maning

2006-05-29 Terurut Topik yrsnki
>
  Pak Ardhie

  Yang dimaksudkan kelihatan-nya adalah PPN (Pajak Pertambahan Nilai), ini
sudah menjadi issue lama antara DESDM dan Dep Keu.
Kalau dari sisi pengusahaan sih apa yang dibeli untuk kepentingan masa
eksplorasi , jelas belum memberikan nilai dalam artian memberikan
pendapatan pada Perusahaan (baik mineral, batubara maupun hidrokarbon)
yang masih dalam taraf eksplorasi.
Dulu , PPN ini ditangguhkan sampai dengan perusahaan ybs berhasil dlm
eksplorasi-nya.

   Tentunya Dep Keu mempunya alasan lain yang menyebabkan peraturan ini
dirubah.

   Si-Abah


___

  Yang pernah saya dengar ttg pajak yg sering dimaksudkan dalam hal ini
> adalah misalnya pajak memasukkan barang-barang atau lat-alat untuk
> kebutuhan kontsruksi. Memang bukan pajak penghasilan secara langsung.
> Misalkan oil company akan melakukan survey seismic pada masa explorasi
> 4 tahun diawal . Memang bukan pajak pendapatan sih.
> Kalau tidak salah keluhan ttg perpajakan ini masih bergema tahun 2005
> sewaktu konvensi IPA di Jakarta.
>
> RDP
>
> On 5/24/06, Ardhie Permadi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>> Pak Rovicky 
>>
>> Tulisan di bawah ini membuat saya kaget, khususnya yang menyangkut
>> masalah
>> pajak, karena berbeda dengan pemahaman saya.
>>
>> Kutip on:
>> * peraturan perpajakan yang berlaku dirasakan masih memberatkan
>> dunia usaha sektor energi;
>>   Investor yg masih belum mendapatkan income sudah harus membayar
>> pajak, akan lebih menarik seandainya pajak akan diminta ketika nanti
>> sudah mulai berproduksi
>> Kutip off .
>>
>> Sementara kalau kita perhatikan peraturan perpajakan, pengenaan pajak
>> penghasilan dikenakan secara berjenjang. Pasal 17 UU Pajak Penghasilan
>> menyatakan bahwa :
>> * Untuk WP Badan Dalam Negeri dan Badan Usaha Tetap :
>>** Penghasilan Kena Pajak s.d Rp 50.000.000 tarif pajak yang berlaku
>> adalah sebesar 10%
>>** Penghasilan Kena Pajak > Rp 50.000.000 s.d. Rp 100.000.000 tarif
>> pajak yang berlaku adalah sebesar 15%
>>** dst ..
>>
>> Sehingga bila ada perusahaan yang belum memiliki income, atau
>> Penghasilan
>> Kena Pajak = Rp. 0, dengan tarif pajak 10%, maka Pajak Penghasilan yang
>> harus dibayar adalah sebesar Rp.0
>>
>> Kesimpulannya ... Pajak Penghasilan hanya dikenakan terhadap Wajib Pajak
>> yang memiliki penghasilan, kalau Wajib Pajak tersebut belum atau tidak
>> memiliki penghasilan maka tidak ada pajak penghasilan terutang.
>>
>> regards,
>> Ardhie
>>
>>
>> - Original Message -
>> From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
>> To: 
>> Sent: Wednesday, May 24, 2006 10:35 AM
>> Subject: Re: [iagi-net-l] Listrik Maning
>>
>>
>> Kendala utama yg terlihat saat ini adalah belum terintegrasinya antara
>> kebijakan energi dan pelaksanaanya. Kebijakan Energi Nasional (KEN)
>> 2005 sebenarnya sudah mengatur hal itu semua. KEN mengatur hingga
>> target kondisi energi di Indonesia hingga 2025. Keterpaksaan masih
>> sering menjadi alasan utama ketika kebijakan diambil. Problem lain ini
>> bisa dipilah menjadi beberapa item dibawah ini yg juga sudah diketahui
>> sejak dari tahun 2003, al :
>>
>> * belum terselesaikannya secara keseluruhan peraturan-peraturan
>> pelaksanaan sebagai implementasi dari ketiga UU tersebut;
>>   Ada peraturan yg agak rumit antara perturan daerah dan pusat,
>> peraturan/peruuan masalah energi dan bahkan dengan undang-undang air
>> tanah dll
>> * subsidi BBM dan TDL yang belum sepenuhnya dihapuskan;
>>   Daya beli masyarakat menjadi kendala untuk menyelaraskan harga
>> energi
>> ini.
>> * belum efisiennya sistim ketenagalistrikan;
>>   Efisiensi disini ada dua hal antara efisiensi karena memang
>> masalah fisika (karena transmisi) dan pencurian serta tunggakan
>> beberapa pengguna listrik PLN.
>> * tarif dasar listrik yang berlaku saat ini belum pada posisi yang
>> memberikan keuntungan yang layak, baik bagi PLN sendiri maupun
>> investor listrik swasta;
>>   TDL ditentukan berdasarkan harga energi dan daya beli, ini
>> akhirnya seperti telur dan ayam, mana yg didahulukan ?
>> * belum terpadunya peraturan perundang-undangan lintas sektor yang
>> mendukung kebijakan investasi di sektor energi termasuk peraturan
>> daerah yang sering tidak sinkron dengan kebijakan pusat;
>> * masih lemahnya kemampuan para perencana energi daerah untuk
>> menganalisis kebutuhan dan penyediaan energi daerahnya. Selain itu,
>> ketidakseragaman data serta terbatasnya fasilitas yang tersedia
>> menjadi kendala bagi perencanaan energi daerah;
>>   Kebutuhan tenaga-tenaga energi di pemerintah daerah mestinya
>> diantisipasi baik oleh dunia pendidikan dan maupun PEMDA sendiri.
>> * peraturan perpajakan yang berlaku dirasakan masih memberatkan
>> dunia usaha sektor energi;
>>   Investor yg masih belum mendapatkan income sudah harus membayar
>> pajak, akan lebih menarik seandainya pajak akan diminta ketika nanti
>> su

Re: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?

2006-05-29 Terurut Topik simonkurniawan

BAHAYA SUSULAN
Kebetulan rumah tua orang tua saya juga terkena dampak gempa, walau tak
parah.
Tapi info dari orangtua saya semoga cukup berguna, yaitu ;
Di Yogya masih banyak RUMAH TUA yang temboknya dibangun memakai tanah atau
bata mentah (bukan bata merah).
Akibat gempa ini maka banyak genting retak atau bergeser,
dan ini akan mengakibatkan bahaya susulan JIKA TERJADI HUJAN DERAS, dan
bocor,
karena tembok tanah/bata mentah tersebut akan mencair, dan rumah roboh.
Pernah terjadi didekat sekolah SD saya.
Jadi yang punya rumah tua perlu melakukan antisipasi.



-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[Fwd: [iagi-net-l] buku Larasati]

2006-05-29 Terurut Topik yrsnki
 Original Message 
Subject: [iagi-net-l] buku Larasati
From:[EMAIL PROTECTED]
Date:Wed, May 24, 2006 3:46 pm
To:  iagi-net@iagi.or.id
--



Rekan rekan

Apakah ada yang mempunyai buku karangan Pramudya Ananta Toer,
yang berjudul Larasati.
Kalau ada , apakah tidak berkeberatan kalau saya pinjam barang satu
kin minggu.
Kalau ya , tolong hubungi japri , mungkin saya bisa ambil ketempat Anda.

Terima kasih.

Si-Abah.
Dijamin tidak akan saya "copy".


-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
- To
unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-





-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] Updated : Geokronologi Kerak Kontinen dan Periodisasi Umur Bumi

2006-05-29 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Abah,

Mengacu ke definisi economic basement, belum ada "economic basement" bisa 
ditentukan di Sahul Basin sebab belum ada produksi ditemukan di satuan-satuan 
batuan di atasnya. Hanya, endapan Mesozoik dan Kuarter di sini tipis saja, 
paling tebal pun sekitar 3000 atau 4000 ft. Tidak akan prospek kalau semua 
sedimennya hanya itu sebab tak akan matang dengan hanya 4000 ft burial 
sediments.

Tetapi, data seismik terbaru menunjukkan bahwa di Sahul Basin justru ada 
endapan Paleozoic yang sangat tebal, di atas 4000 ft. Maka, paling tidak kalau 
Paleozoic nanti berisi hidrokarbon, economic basement-nya akan minimal sekitar 
10.000 ft Abah.

Salam,
awang

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, May 30, 2006 9:05 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Updated : Geokronologi Kerak Kontinen dan Periodisasi 
Umur Bumi

>
  Awang

  Maaf nyambung lagi, ada satu pertanyaan lagi , di Sahul Basin itu
  kedalaman "economic basement"-nya berapa meter dan batuan-nya apa ?

  Si- Abah



  Ada Abah, Amadeus basin di tengah benua Australia. Di situ batuan induknya
> diyakini berumur Kambrium dan Ordovisium. Lapangan2 yang ada saat ini
> seperti Meerenie oil/gas field dan Palm Valley field memproduksi minyak
> dan gas dari lapisan batupasir Pacoota (Lower Ordovician). Pasir2 Kambrium
> pun prospektif. Play-nya tentu ifra-rift basin karena ini intra-cratonic
> basin. Porositasnya kombinasi antara yang primer dan fracture, sampai 15
> %, kan masih cukup bagus. Nah, counterpartnya di Indonesia ada di perairan
> Sahul atau di baratdaya Merauke. Sama-sekali belum tergarap, tetapi akan
> segera menjadi wilayah pembuktian petroleum system Early Paleozoic. High
> risk, tetapi high reward. Data seismik spekulatif terbaru menunjukkan itu.
>
> Salam,
> awang
>
> -Original Message-
> From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Monday, May 22, 2006 2:33 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Updated : Geokronologi Kerak Kontinen dan
> Periodisasi Umur Bumi
>
>> >
>>   Nah, itulah para pemegang sebutan batuan-batuan tertua di Indonesia.
>> Mencari batuan paling tua, tentu kita harus pergi ke tengah perisai
>> benua. Di Indonesia, saya pikir ia terpendam di bawah perairan Sahul. Di
>> sini pulalah target eksplorasi hidrokarbon Kambrium akan segera dimulai
>> !
>>
>>   salam,
>>   awang
>
>Sdrk  Awang
> ___
>
>Apakah Lapisan Cambriustraliam  di Ausudah terbukti mengandung
> hidrokarbon ?
> Dimana , dan bagaimana play - nya ?
>
>Si- Abah.
>
> 
>>
>>
>>   Salahuddin Husein <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>>   Pak Awang, bagaimana dengan Indonesia? Dimana letak batuan tertua dan
>> berapa umurnya?
>>
>> udin,-
>>
>> Awang Harun Satyana wrote:
>>> Berapa umur Bumi yang resmi diterima ? Ternyata tak terlalu jauh
>>> bergeser sejak Claire Peterson menemukan metode dating absolut
>>> menggunakan isotop tahun 1956 dan menemukan umur 4.55 Gigayears (milyar
>>> tahun). Skala Waktu Geologi terbaru (Gradstein et al., 2004)
>>> mencantumkan 4.56 Ga (gigayears ago) sebagai saat Bumi terbentuk. Perlu
>>> diketahui, buku besar dan tebal ini telah memuat ratusan referensi
>>> pendukung, sehingga semua kemajuan terakhir telah diakomodasinya. Buku
>>> Skinner et al. (2004) "Dynamic Earth" (edisi ke-5) - Jihn Willey & Sons
>>> tetap mencantumkan 4.55 Ga. Dan Luhr -ed. (2003) mencantumkan 4.56 Ga
>>> di
>>> buku yang dieditnya yang didukung oleh puluhan geosaintis di buku
>>> "Earth" Dorling Kindersley Ltd. Kapan Alam Semesta sendiri lahir ?
>>> Menurut buku Luhr (2003) adalah 13-14 Ga.
>>>
>>>
>>
>>
>> -
>> - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
>> - Call For Papers until 26 May 2006
>> - Submit to: [EMAIL PROTECTED]
>> -
>> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>> No. Rek: 123 0085005314
>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>> No. Rekening: 255-1088580
>> A/n: Shinta Damayanti
>> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>> -
>>
>>
>>
>>
>> -
>> Sneak preview the  all-new Yahoo.com. It's not radically different. Just
>> radically better.
>
>
>
> -
> -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> -  Ca

[iagi-net-l] Earthquake-Generated Faults (Cimandiri Case) (was RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?)

2006-05-29 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Abah,

Ya, seingat saya juga di Jawa Barat wilayah Sukabumilah yang paling sering 
diguncang gempa. Saya pikir, ke selatan ke wilayah zone penunjaman sekarang 
yang letaknya 300 km di selatan garis pantai Jabar, ada satu barier yang kuat 
buat meredam gelombang gempa kalau ada episentrum laut di selatan Jabar. 
Barrier itu adalah Plato Jampang yang berisi batuan Paleogen, bahkan belakangan 
dicurigai keraknya kontinen berdasarkan pemodelan gayaberat regional 
(komunikasi dengan Eko Widianto, 2005; lihat juga Widianto, 2004 PIT IAGI 
Bandung). Pantai selatan Jabar tak membentuk indentasi seperti pantai selatan 
Jateng, mestinya ia lebih aman. Pantai selatan Jateng bisa dibilang tanpa 
barrier ke selatan.

Hanya, dari mana masuknya guncangan2 yang menggoyang Sukabumi selama ini. 
Justru itulah dia : Sesar Cimandiri ! Inilah jalan masuk gelombang gempa menuju 
Sukabumi. Seperti sesar Opak di Yogya selatan, sesar Cimandiri bermula sebagai 
sesar normal yang membatasi plato Jampang di utara dan masuk ke depresi Bogor 
di utaranya. Bermula sebagai normal fault, tetapi ia telah berkali-kali 
teraktifkan ulang sebagai sinistral fault gara-gara dibangkitkan Sesar 
Pelabuhan Ratu dan Sesar Ujung Kulon ke sebelah barat.

Di wilayah Selat Sunda berkumpul sesar2 mendatar besar. Sesar Sumatra menyodok 
dari Teluk Semangko masuk ke selat Sunda sampai di barat Krakatau. Lalu, 
dextral fault besar ini relay off-stepping (estafet dalam wrench tectonism 
biasa seperti itu) ke selatan, menyambung dan menjadi sesar Ujung Kulon. Akibat 
relay off-stepping dextral slip ini maka terbukalah Selat Sunda menjadi 
pull-apart basin. Inilah sesar2 utama : Sumatra-Ujung Kulon (dextral). Dan, 
sesar mendatar tak akan berdiri sendiri, ia punya antitetik yang sinistral yang 
arahnya hampir tegak lurus terhadap master fault. Nah, terbentuklah Sesar 
Pelabuhan Ratu yang sinistral dan menggeser sedikit (mengidentasi) Teluk 
Pelabuhan Ratu sedikit ke arah darat. Makin ke darat, estafet deformasi 
diteruskan oleh Sesar Cimandiri, reactivated sinistral fault. Dan, seperti 
sungai Opak, sungai Cimandiri pun terbentuk di atasnya : zone lemah sih.

Maka, kalau ada episentrum di selatan Selat Sunda dan di di barat Pelabuhan 
Ratu, maka gelombang jelas bisa menjalar via Pelabuhan ratu Fault, via 
Cimandiri Fault, dan menggoyang wilayah sebelah-menyebelah Sesar Cimandiri : 
Pelabuhan Ratu, Jampang Tengah, Sukabumi, Cibadak dan sekitarnya.

Gempa di Cianjur Selatan apakah akan mempengaruhi Bandung. Harus dilihat dulu 
di mana episentrumnya, apakah ada sesar penghubung antara episentrum-Bandung, 
dan litologi apa yang melandasi sepanjang jalan  penghubung itu. Kalau 
episentrum di laut selatan Cinajur, kecil kemungkinan berpengaruh ke Bandung 
karena ada barrier yang bagus : Plato Jampang. Kalau episentrum di daratan 
dekat Bandung, biasanya itu gempa dalam sebab Benioff zone sudah menukukik >200 
km di bawah Bandung, efeknya akan kecil. Reaktivasi sesar Lembang bisa saja, 
kalau ada episentrum di dekatnya dan sesar Lembang teraktifkan ulang sebagai 
strike-slip fault. Tapi, lagi2 itu akan gempa dalam.

Suatu simulasi akan bagus sekali sebab kemungkinan tsunami pun harus 
disimulasi. Semoga kelak eksperimen seperti sand-box modelling bisa juga 
dipakai untuk simulasi gempa, di mana episentrum, di mana relay faults, dan 
sebagainya.

Salam,
awang

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, May 30, 2006 8:47 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?

>
  Awang dan rekan rekan

  Saya jadi berfikir , kalau kita lihat kebelakang betapa seringnya
  daerah selatan Sukabumi , Cibadak diserang gempa ,walaupun korban-nya
  tidak sebesar gempa 27 Mei yl.
  Seingat saya ada patahan aktif disitu yi Patahan Cimandiri, apakah ada
  kesamaan dengan apa yang terjadi kemarin ?
  Saya tidak tahu epicentrum gempa Sukabumi waktu itu dimana ?

  Melihat intensitas gempa dapat menjalar agak jauh keutara , bagaimana
  pengaruhnya JIKA ada gempa besar di sekitar pantai Bandung
Selatan/Cianjur Selatan ?
  Apakah juga dapat mengaktifitasi patahan Lembang ? Atau akan tertahan
oleh jajaran gunung api diselatan Bandung ?
  Kalau melihat akibat gempa di Joyakarta , maka akibatnya akan lebih
hebat kalau itu menimpa Bandung.
Bayangkan saja bangunan diutara Bandung yang berdiri diatas batuan vulkanik
kwarter dengan fondasi beton.
  Memang benar kita sebagai ahli pemerhati alam mempunyai kewajiban moril
yang didasarkan akan ke"profesian" kita.

  Saya sependapat bahwa kita harus melakukan "aksi yang dapat menyebabkan
idee kita didengar" , sebagaimana dikatakan oleh RDP.
Mungkin salah satu-nya dengan menyebar luaskan kesadaran akan kenyataan
bahwa kita memang hidup didaerah "geological hazard".
Boleh ndak ya kita melakukan stimulasi umpamanya bila ada gempa dengan
kekuatan 6,-- Skala Richter di Pemeungpeuk atau mana saja dan 
menggambarkan
kerusakan yang mungkin akan timbul .
Kira - kira kalau

Re: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?

2006-05-29 Terurut Topik Nataniel Mangiwa

tsunami? bantul?
kalau saya hanya melihat dari kacamata sederhana dan hanya dengan 2
data itu, naif atau tidak jika saya interpretasikan bahwa pusat gempa
adanya memang di darat di sekitar bantul?

dengan logika sederhana bahwa daerah yang akan mengalami kerusakan
paling hebat itulah daerah yang paling dekat dengan pusat gempa, yaitu
bantul. sedangkan tsunami itu kan jika pusat gempa-nya berada di bawah
permukaan laut. atau apa ada tsunami yang pusat gempa-nya di darat?

kalau logika ini benar, harusnya rakyat jogja bisa sedikit tenang
kemarin (at least thdp isu tsunami) dan bisa yakin bahwa tidak akan
ada tsunami. karena daerah pusat gempa ada di daratan yang
dimanifestasikan lewat luluh-lantahnya bantul (dan menerus ke klaten).

lagian, bingung aja..kok bisa-bisanya ditafsirkan pusat gempa di bawah
laut kalau yang jelas-jelas terlihat bahwa jalur bencana seperti
membentuk suatu kelurusan bantul-klaten dan itu memang ada kelurusan
sesar OPAK.

On 5/29/06, Ismail Zaini <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Isu Tsunami merupakan isu yang paling menghebohkan kemarin itu, ada yang
bilang Kali Code airnya sudah naik, ada yang bilang Air laut sudah sampai
Madukismo , bahkan di Klaten sendiri Isu tsunami tidak kalah hebatnya, ada
yang mengatakan air laut sudah sampai Wedi ( Kota Kecamatan 5 Km dari
Klaten ) , dst. sehingga terjadi hiruik pikuk dijalan raya Solo Jogya
sepanjang Pagi -Siang Sabtu  minggu lalu  sehabis Gempa., Belum lagi adanya
Isu akan adanya gempa susulan Yang sama bahkan lebih Besar lagi.Inilah
Realita yang terjadi di lapangan.
Ini semua Tidak lain akibat Trauma masyarakat melihat Tsunami dan Gempa Aceh
yg lalu.
Sebetulnya beberapa diskusi dan seminar seminar ttg kegempaan dan tsunami
setelah gempa Aceh cukup banyak sekali, dan kalau gak salah ada pernyataan
kalau Tidak akan ada ( Kemungkinan Kecil sekali ) terjadi Tsunami di Jawa,
itupun kalau terjadi didekat laut Selatan. Nah karena semunaya ada di
ruangan seminar , maka akibatnya masyarakat yang sebagian besar  tidak paham
dg bahasa seminar tetap saja bingung, jadinya setiap ada Gempa diasumsikan
akan disusul dg Tsunami , dimanapun mereka berada ( terbukti dg kejadian
kemarin )
Coba kalau setelah Tsunami Aceh dulu dibikin Peta Tsunami untuk seluruh
wilayah Indonesia( ada daerah Awas , ada Daerah Waspada , ada daerah Bebas
Tsunami ) yang disebarkan ke masyarakat < maka paling tidak dibenak
Masyarakat sudah ada bayangan, shg tdk mudah terkena isu ( ini sekedar
contoh sederhana saja ).
Ada lagi data yang dilansir oleh BMG dimana dikatakan sejak Gempa sabtu pagi
sampai Minggu Siang telah terjadi Gempa > 200 kali , tanpa dijelaskan macam
gempa apa itu, akibatnya masyarakat semakin takut , lha kok gempanya semakin
banyak saja ( padahal gempa 2 itu merupakan gempa susulan yang tdk besar/tdk
bisa dirasakan tanpa dg alat ).Sebetulnya masalah masalah begini ( data
gempa susulan)cukup diruang seminar saja dikemukakan.
Pengalaman lain yang tak kalah memillukan adalah penanganan pasca bencana,
bayangkan letak Gempa itu ada di Jawa (Jogya ) yang relatif lengkap (
sempurna) infra strukturnya ,dan ditunjang "pindah" nya pemerintahan RI di
Jogya ( SBY berkantor di Jogya )  lha kok sampai 2 hari belum dapat
terjangkau semua.dan podo kleleran kena hujan ( bayangkan luka luka tidur di
emperan terbuka dan diguyur hujan dg perut kosong.) Mungkin Bakornas Bencana
ini diserahkan ke Logistik atau Zeni nya tentara saja, biar sekali meniup
Peluit ( Prt ) , langsung kumpul dan Siaap ( tidak perlu rapat
koordinasi dulu dan prosedure birokrasi  lapor melapor dulu , celakanya
katanya petugasnya masih cuti karena long week end )
Rupanya Tsunami Aceh belum bisa menjadi pelajaran berharga, bahkan lebih
buruk karena semua sarana dan prsarana sudah ada tapi tetep saja telat dalam
penangannya.
Mungkin diperlukan Reformasi dibidang perbencanaan alam seperti halnya
dibidang politik.

ISM


-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] apa kita akan terus begini...?

2006-05-29 Terurut Topik Syaiful Jazan
Rekan2 seprofesi...!!.
 
Memang suatu bencana alam datangnya tidak bisa diperkirakan kapan / bila akan 
tiba terhadap umat manusia hanya Allah swt yang tau...!!,
 
Hanya saja dengan kemajuan technology semuanya bisa diperkirakan bukan..? 
sebagai ahli dibidang kebumian (salah satunya iagi ),kita bisa membantu hal2 
yang namanya gempa seperti Yogya ; letusan gn.Merapi (hanya beberapa contoh 
saja yg ada saat ini).
 
Dalam hal ini saya tidak akan mempertanyakan kenapa,kenapa,.dan 
harusnya..,harusnya..dst(yg mungkina ada didalam fikiran kita 
semua) terhadap kejadian bencana alam yg menimpa Yogyakarta pada hari Sabtu 
tgl.27 Mei 2006 minggu yang lalu.
 
Saya mencoba melihat kembali semenjak terjadi Tsunami di Aceh; tanah longsor di 
jawa tengah dan rentetan2 gempa bumi mulai dari Ambon hingga gn.Merapi dan 
terakhir gempa bumi tersebut minggu lalu.
 
Melihat itu semua, kita yang namanya salah satu kumpulan ahli dibidang itu 
semua selalu bereaksi setelah kejadian yang terjadi, apakah memang belum bisa 
atau apalah namanya kita belum mampu...?rasanya tentu tidak kita sudah banyak 
mempunyai ahli dibidang tersebut,hanya kenapa kita (saya pinjam kata 
kecolongan...!!).
 
 
Salam,

Sjaiful Jazan.Sy 




RE: [iagi-net-l] Updated : Geokronologi Kerak Kontinen dan Periodisasi Umur Bumi

2006-05-29 Terurut Topik yrsnki
>
  Awang

  Maaf nyambung lagi, ada satu pertanyaan lagi , di Sahul Basin itu
  kedalaman "economic basement"-nya berapa meter dan batuan-nya apa ?

  Si- Abah



  Ada Abah, Amadeus basin di tengah benua Australia. Di situ batuan induknya
> diyakini berumur Kambrium dan Ordovisium. Lapangan2 yang ada saat ini
> seperti Meerenie oil/gas field dan Palm Valley field memproduksi minyak
> dan gas dari lapisan batupasir Pacoota (Lower Ordovician). Pasir2 Kambrium
> pun prospektif. Play-nya tentu ifra-rift basin karena ini intra-cratonic
> basin. Porositasnya kombinasi antara yang primer dan fracture, sampai 15
> %, kan masih cukup bagus. Nah, counterpartnya di Indonesia ada di perairan
> Sahul atau di baratdaya Merauke. Sama-sekali belum tergarap, tetapi akan
> segera menjadi wilayah pembuktian petroleum system Early Paleozoic. High
> risk, tetapi high reward. Data seismik spekulatif terbaru menunjukkan itu.
>
> Salam,
> awang
>
> -Original Message-
> From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Monday, May 22, 2006 2:33 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: Re: [iagi-net-l] Updated : Geokronologi Kerak Kontinen dan
> Periodisasi Umur Bumi
>
>> >
>>   Nah, itulah para pemegang sebutan batuan-batuan tertua di Indonesia.
>> Mencari batuan paling tua, tentu kita harus pergi ke tengah perisai
>> benua. Di Indonesia, saya pikir ia terpendam di bawah perairan Sahul. Di
>> sini pulalah target eksplorasi hidrokarbon Kambrium akan segera dimulai
>> !
>>
>>   salam,
>>   awang
>
>Sdrk  Awang
> ___
>
>Apakah Lapisan Cambriustraliam  di Ausudah terbukti mengandung
> hidrokarbon ?
> Dimana , dan bagaimana play - nya ?
>
>Si- Abah.
>
> 
>>
>>
>>   Salahuddin Husein <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>>   Pak Awang, bagaimana dengan Indonesia? Dimana letak batuan tertua dan
>> berapa umurnya?
>>
>> udin,-
>>
>> Awang Harun Satyana wrote:
>>> Berapa umur Bumi yang resmi diterima ? Ternyata tak terlalu jauh
>>> bergeser sejak Claire Peterson menemukan metode dating absolut
>>> menggunakan isotop tahun 1956 dan menemukan umur 4.55 Gigayears (milyar
>>> tahun). Skala Waktu Geologi terbaru (Gradstein et al., 2004)
>>> mencantumkan 4.56 Ga (gigayears ago) sebagai saat Bumi terbentuk. Perlu
>>> diketahui, buku besar dan tebal ini telah memuat ratusan referensi
>>> pendukung, sehingga semua kemajuan terakhir telah diakomodasinya. Buku
>>> Skinner et al. (2004) "Dynamic Earth" (edisi ke-5) - Jihn Willey & Sons
>>> tetap mencantumkan 4.55 Ga. Dan Luhr -ed. (2003) mencantumkan 4.56 Ga
>>> di
>>> buku yang dieditnya yang didukung oleh puluhan geosaintis di buku
>>> "Earth" Dorling Kindersley Ltd. Kapan Alam Semesta sendiri lahir ?
>>> Menurut buku Luhr (2003) adalah 13-14 Ga.
>>>
>>>
>>
>>
>> -
>> - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
>> - Call For Papers until 26 May 2006
>> - Submit to: [EMAIL PROTECTED]
>> -
>> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>> No. Rek: 123 0085005314
>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>> No. Rekening: 255-1088580
>> A/n: Shinta Damayanti
>> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>> -
>>
>>
>>
>>
>> -
>> Sneak preview the  all-new Yahoo.com. It's not radically different. Just
>> radically better.
>
>
>
> -
> -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> -  Call For Papers until 26 May 2006
> -  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
> -
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -
>
>
> --
> No virus found in this incoming message.
> Checked by AVG Free Edition.
> Version: 7.1.392 / Virus Database: 268.6.1/344 - Relea

Re: [iagi-net-l] Diskusi Gempa Jawa di Uni-Kassel, Jerman

2006-05-29 Terurut Topik yrsnki
>
  Sdr Widya

  Saya kira tidak ada yang berkeberatan untuk menggunakan data  dari
millis, tentu saja apa yang didiskusikan disini adalah pendapat pendapat
imiah secara pribadi.
Kebenaran - nya bisa saja sangat subjektif.

   Si-Abah.

_


  Ibu dan Bapak netter yang baik,
> Dengan memnafaatkan diskusi di miling ini ditambahi dengan data dan
> analisis dari beberbagi sumber, pada hari Kamis di minggu ini, kami
> diundang untuk menjelaskan gempa jawa : mekanisme dan impaknya serta
> pengorganisasian kembali potensi sosial-ekonomi masyarakat. bersama saya
> (geophysicist, its) ada ekonomist (ui) dan public health specialist (ui),
> sudah lebih dari sebulan ini kami bekerja sama di uni-kassel jerman,
> hingga juli nanti.
> melalui email ini , saya minta ijin untuk menggunakan info di milist ini
> sebagai salah satu sumber kami. terimakasih. selamat bekerja dan sukses
> untuk semuanya,
> salam hormat,
> widya
>
>
>
> -
> -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> -  Call For Papers until 26 May 2006
> -  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
> -
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -
>
>





-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] Re: Mengapa pengamatan kita terlepas ?

2006-05-29 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Tentu saja masyarakat Yogya dan sekitarnya akan menganggap bahwa gempa Yogya 
kemarin itu berhubungan dengan Merapi sebab telah berminggu2 ini mereka melihat 
Merapi bergiat. Dan, itulah yang kasat mata sehari-hari. 

Tidak ada yang kasat mata terlihat di selatan Yogya bahwa 300 km dari 
Parangtritis di kedalaman 5000-7000 meter dua kerak batuan sesungguhnya sedang 
saling tindih-menindih, tekan-menekan. Dan, retakan akibat tekan-menekan itulah 
yang membangkitkan guncangan ke seantero Yogya dan sekitarnya Sabtu pagi lalu. 

Gawir Kali Opak sudah ada dari dulu, apa masyarakat Bambanglipuro, Jetis, dan 
wilayah2 Bantul lainnya yang sebelah-menyebelah dengan gawir itu tahu bahwa itu 
gawir sesar, gawir dua batas litologi yang sangat kontras, dan yang kemudian 
telah menjadi "garis kematian" menebar malapetaka ke sekitarnya ? Dari tahun 
1970-an sampai sekarang, bahkan mungkin sejak zaman Bothe tahun 20-30an, para 
ahli geologi sudah tahu itu sesar, tetapi sekarang pun masyarakat di sekitarnya 
tak tahu itu sesar pembunuh. Tak ada yang memberitahukannya kepada mereka.

Memang ada seminar geotechnical hazard di Yogya tepat sebulan sebelum bumi 
Yogyakarta dan sekitarnya diguncang gempa, tetapi itu terkunci di ruang 
seminar, atau dibawa yang hadir, dilihat-lihat lagi materinya sebentar 
dan...dilupakan ! Atau ada sosialisasi hasil seminar ke Pemda karena 
geotechnical hazard menyangkut hajat hidup orang banyak ? Bagus kalau ada, 
tetapi tak akan menjamin info sampai ke pelosok2. Dan...lagi-lagi kita lalu 
tertikam dari belakang oleh gempa ini.

Perlu dipikirkan bagaimana caranya kita meneruskan info2 geotechnical hazard 
ini ke masyarakat sampai pelosok. Setiap mahasiswa atau ahli geologi yang 
melakukan pemetaan di pelosok2 yang mereka tahu rawan bencana geologi, mestinya 
menyosialisasikan penemuannya ke masyarakat di balai2 pertemuan dusun. Dan, 
mereka juga harus diperlengkapi dengan pengetahuan bagaimana tindakan tanggap 
darurat menghadapi bencana geologi dan bagaimana membangun di daerah rawan 
dengan mengikuti earthquake code of building.

Geologist adalah ilmuwan pengabdi kemanusiaan, kita tak ingin hanya diskusi2 
ilmiah di ruang seminar atau tumpukan tebal paper2.

Salam,
awang
-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, May 30, 2006 7:15 AM
To: Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI); iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Re: Mengapa pengamatan kita terlepas ?

Wah trims infonya.
Dan seperti yang saya duga bahwa hampir setiap gejala gempa di Jogja dan
sekitarnya lebih diasosiasikan akibat aktifitas G Merapi. Tidak (belum)
terpikirkan bahwa itu aktifitas tektonik aktif. Dan mungkin yang lebih
menarik adalah bahwa adanya hubungan antara gempa tektonik dengan aktifitas
G Merapi. Catatan yg dikemukakan Danny ini datingnya bisa jadi mirip dengan
aktifitas G Merapi. Ini yg menjadi pelajaran dan barangkali "alert" buat G
Merapi dalam dua minggu ini. Status Awas merapi mungkin masih perlu
diteruskan.

Dan bukan hal yang aneh kalau Gempa Jogja selama ini tidak dipikirkan akibat
tektonik. Coba bayangkan 50 tahun yang lalu kalau ada gempa, siapa sih yg
berpikir akibat aktifitas plate tectonik ? Lah wong teori plate tektonik
saja belum lama kita kenal, kok. Mungkin saja kalau kejadian gempa ini
terjadi 50 tahun yang lalu orang masih berpikiran adanya pertempuran penjaga
Merapi dengan Penjaga Laut kidul . bahkan sekarang masih ada yg berpikir
begitu.

Btw, info Danny ini perlu ditindak lanjuti untuk melihat hubungan antara
Merapi dengan kegempaan tektonik di Jawa (khususnya Merapi).

Salam

RDP


>
> -Original Message-
> From: Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Hery Harjono
> Sent: Monday, May 29, 2006 9:04 PM
> To: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: [HAGI-Network] Mengapa pengamatan kita terlepas ?
>
> Info u/ mas Rovicky,
> Jogja pernah dilanda gempa hebat tahun 1867. Bisa jadi sebelum itu juga
> ada.=20
> danny Hilman pada tanggal 25 April di Jogjakarta kebetulan
> mempresentasikan gempa 1867 ini pada International Symposium on
> Geothechnical Hazard:=20
> Prevention, Mitigation and Engineering Response yang diselenggarakan
> oleh LIPI, IAGI, CODATA dan Int. En. Geology Assoc. Terimakasih semoga
> bermanfaat.
> Salam,
> Hery Harjono
>
>
> - Original Message -
> From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: <[EMAIL PROTECTED]>
> Sent: Monday, May 29, 2006 1:41 PM
> Subject: [HAGI-Network] Mengapa pengamatan kita terlepas ?
>
>
> Gempa Yogyakarta menelan korban lebih dari 4000 nyawa manusia.
> Peristiwa ini sangat mengagetkan dan menggegerkan siapa saja.
> Bagaimana tidak, ketika semua mata tertuju pada Gunung Merapi yag
> sedang bergejolak tiba-tiba sebuah daerah patahan (fault/rupture zone)
> bergetar dengan kekuatan 6.3 Skala Richter dengan kedalaman 10 Km
> (USGS) dengan daya rusak 6 hingga 7 skala MMI.
>
> Zona patahan penyebab gempa.
>
> Zona patahan (fault zone) ini sebena

RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?

2006-05-29 Terurut Topik yrsnki
>
  Awang dan rekan rekan

  Saya jadi berfikir , kalau kita lihat kebelakang betapa seringnya
  daerah selatan Sukabumi , Cibadak diserang gempa ,walaupun korban-nya
  tidak sebesar gempa 27 Mei yl.
  Seingat saya ada patahan aktif disitu yi Patahan Cimandiri, apakah ada
  kesamaan dengan apa yang terjadi kemarin ?
  Saya tidak tahu epicentrum gempa Sukabumi waktu itu dimana ?

  Melihat intensitas gempa dapat menjalar agak jauh keutara , bagaimana
  pengaruhnya JIKA ada gempa besar di sekitar pantai Bandung
Selatan/Cianjur Selatan ?
  Apakah juga dapat mengaktifitasi patahan Lembang ? Atau akan tertahan
oleh jajaran gunung api diselatan Bandung ?
  Kalau melihat akibat gempa di Joyakarta , maka akibatnya akan lebih
hebat kalau itu menimpa Bandung.
Bayangkan saja bangunan diutara Bandung yang berdiri diatas batuan vulkanik
kwarter dengan fondasi beton.
  Memang benar kita sebagai ahli pemerhati alam mempunyai kewajiban moril
yang didasarkan akan ke"profesian" kita.

  Saya sependapat bahwa kita harus melakukan "aksi yang dapat menyebabkan
idee kita didengar" , sebagaimana dikatakan oleh RDP.
Mungkin salah satu-nya dengan menyebar luaskan kesadaran akan kenyataan
bahwa kita memang hidup didaerah "geological hazard".
Boleh ndak ya kita melakukan stimulasi umpamanya bila ada gempa dengan
kekuatan 6,-- Skala Richter di Pemeungpeuk atau mana saja dan 
menggambarkan
kerusakan yang mungkin akan timbul .
Kira - kira kalau ini dilakukan apa yang akan terjadi ? Kepaniklan atau
malahan KE-ARIEFAN ?

  Si-Abah

___

  Setiap gempa habis menewaskan ribuan saudara-saudara kita sebangsa dan
> setanah air, sedih sekali rasanya... Ini bencana geologi, dan kita
> menyebut diri kita ahli geologi ?!
>
> Apa yang bisa kita perbuat dengan prediksi/precaution/forecasting bencana
> yang satu ini ? Ingat selalu, ini tanggung jawab kita sebagai geologist
> yang telah memutuskan hidupnya untuk membaca alam. Sekalipun alam itu
> lembaran bukunya sudah hilang di sana-sini, sudah sobek, yang ada pun
> tintanya sudah kabur. Tetap saja, tak ada orang lain yang menekuni gempa
> selain geologist dan geophysicist. Jadi, harapan besar ditaruh kepada
> kita.
>
> Berminggu-minggu saudara2 kita menatapkan mukanya ke Merapi, kita semua
> juga mau tak mau melihat Merapi karena pemberitaannya yang sangat luas.
> Hm...tak disangka-sangka, dari balik punggung kita justru serangan datang
> saat saudara2 kita tak bersiap sedikitpun, saat masih menggeliat dari
> tidur yang lelap, dan dalam 57 detik saja 26.000 rumah diratakan Bumi.
> Miris melihat mayat2 kaku diangkut keluar dari puing-puing bangunan.
>
> Tak ada yang menduganya, tak ada geologist satu pun yang menduganya. Kita
> hanya tahu jalur selatan Jawa rawan gempa. Dan, penelitian kegempaan Jawa
> minimal sekali, kalah jauh dengan barat Sumatra. Berapa banyak survey
> geomarin dari berbagai negara pernah melintas di barat Sumatra, dan berapa
> banyak di selatan Jawa ? Perbandingannya jomplang.
>
> Setiap sehabis gempa kita belajar. Banyak paper ditulis sehabis tsunami
> Aceh. Para ahli geologi tersulut sesaat, tapi tak lama kemudian
> memudar...ini sudah karakter kitakah ?!
>
> Di mana di selatan Jawa tempat2 interplate coupling, seismic gap area,
> wilayah2 yang siap rupture dan menyemburkan malapetaka ke darat ? Tidak
> diketahui. Di barat Sumatra, hal ini diketahui di beberapa tempat. Di mana
> di selatan Jawa sesar-sesar yang bisa jadi "death line" saat terjadi
> estafet front rupture dari titik gempa ke daratan ? Ada, tetapi belum
> dipetakan dan diwaspadai. Sesar Opak salah satunya, Sesar Girindulu
> mungkin. Di mana di selatan Jawa yang bisa meredam gempa, tetapi di mana
> juga yang malah bisa memperkuat gempa ? Ini berhubungan dengan litologi
> penyusun. Bisa dibuat, tetapi belum dilakukan.
>
> Saat ini, gempa Yogya paling tidak memberikan pelajaran kepada kita :
> jangan lengah, selalu waspada, jangan terlepas lagi pengamatan kita, dan
> jangan hanya gaung di muka ke belakangnya memudar.
>
> Dan, ini, semua wilayah indentasi di selatan Jawa secara seismik bisa
> berbahaya; kalau ada sesar2 model Sesar Opak bisa berbahaya lagi. Wilayah2
> seperti Kutowinangun-Kutoarjo-Purwodadi menjadi berbahaya sebab ia ada di
> sedimen lunak yang diapit dua masif karbonat (Sentolo dan Karangbolong).
> Pacitan boleh jadi berbahaya, tapi ia sempit dan didominasi batuan keras.
> Di Jawa Timur, yang berbahaya dari pelajaran Yogya ini adalah indentasi
> antara Lumajang-jember-Puger. Walaupun ada Nusa Barung sebagai barriernya,
> kalau episentrum terjadi di dekat Puger bagaimana, dan jelas indentasi di
> wilayah ini dibentuk sesar2 tegak utara-selatan. Tinggal dicari wilayah2
> inter-plate coupling di depan daerah2 ini. Kalau ada, kapan kira2 pecah
> sebab laju kompresi dan slip vectornya saya pikir bisa diukur dengan GPS.
>
> Betul kata Pak Rovicky, masih banyak PR-nya, sementara kemampuan kita
> terbatas...
>
> Salam,
> awang
>
>
>
> 

Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nurani....was:Re: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah

2006-05-29 Terurut Topik edisonsirodj

Wah..wahh..ini baru namanya sesepuh IAGI, walau sudah ngak duduk sbg. katua
IAGI tapi informasinya mak ..detail sekali.
Salut buat bung Andang juga buat mas Syaiful.
KL siap membantu dengan koordinasi oleh Bernato Viratno.

wassalam,

edison sirodj


|-+--->
| |   "Andang |
| |   Bachtiar"   |
| |   <[EMAIL PROTECTED]|
| |   et.id>  |
| |   |
| |   30/05/2006 09:07|
| |   AM  |
| |   Please respond  |
| |   to iagi-net |
| |   |
|-+--->
  
>---|
  | 
  |
  |To: 
  |
  |cc:  
  |
  |Subject: Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nuraniwas:Re: 
[iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa  |
  |Tengah   
  |
  
>---|



Info untuk brur Edison dan kawan-kawan komunitas geosain dalam kaitannya
dengan "adik-adik mahasiswa":

1. Sejak hari Minggu 28 Mei (setelah recover dari schock), kawan-kawan
PERHIMAGI (persatuan himpunan mahasiswa geologi) Region Yogja telah
membentuk satgas dimaksud dan langsung bekerja dibawah koordinasi sebagian
aktivis IAGI-Yogja dan kerjasama juga dengan kawan-kawan dari LSM & Pecinta

Alam, termasuk dari AMC, Malang, yang hari ini memobilisir tenda-tenda dan
bahan makanan dari Malang maupun Jakarta yang dikumpulkan dari kalangan
internal.

2. Saat ini pos utamanya ada di Pusat Kegiatan dan Data (Informasi Bencana)

di FTM UPN, dan pos lapangannya ada di Sewon Bantul yang belum tersentuh
bantuan.

3. Direncanakan juga oleh Tim untuk bangun tenda-tenda di Sri Mulyo,
Piyungan; karena masyarakat masih trauma untuk bernaung di bawah bangunan
(apalagi bangunannya juga sudah rusak dan perlu perbaikan).

4. Saya akan infokan ke kawan-kawan di lapangan untuk "JANGAN LUPA MEMBERI
PENJELASAN TTG GEMPA DAN ASPEK2 BAHAYA PASCA GEMPA" tetapi masalahnya: mau
dijelaskan sampai bagaimanapun yg namanya trauma ya tetep trauma,.. jadi
agak susah masuknya. (Apalagi kita sendiri secara internal masih juga
berdebat: apakah pusat gempa di laut atau di darat, dsb... : hmmm agak
susah
menerangkan implikasi ketidakpastian-ketidakpastian tsb).

5. Apabila kawan-kawan masih ingin menyalurkan bantuan bisa juga
menggunakan
channel yang diposting Kang Ipul untuk teman-teman di UGM (Bu Rita), atau
hubungi kawan-kawan PERHIMAGI: Purnama UPN (081678771832) atau Farid
Akprind
(085228365150) atau Angga UGM (08121554157) yang saat ini sedang di
lapangan.

Salam

adb


- Original Message -
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Tuesday, May 30, 2006 7:20 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nuraniwas:Re: [iagi-net-l]
Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah


>
> Sebagai Markas besar pencetak ahli GEOLOGI, bagaimana kalau adik adik
> mahasiswa disana membuat satu SATGAS bencana alam yang bertugas:
>
> 1. Berkeliling ke tempat tempat pengungsian.
> 2. Membawa satu paket keterangan gempa bumi & Gunung api (dengan bahasa
> umum yang mudah dimengerti). Bisa diambil dari rekan-rekan yang
presentasi
> tsunami di Sumbar 2005?.
> 3. Bila perlu membuat poster-poster dan letakkan di camp pengungsian.
>
> Paling tidak dengan cara ini, akan mencegah orang-orang iseng yang ingin
> mengganggu ketentraman para pengungsi. Sekaligus cara in dapat dijadikan
> model untuk volunteer-volunteer geologi dimasa yang akan datang.
>
> wassalam,
> edison sirodj
>
>
> |-+--->
> | |   "Rendra Amirin" |
> | |   <[EMAIL PROTECTED]|
> | |   mail.com>   |
> | |   |
> | |   29/05/2006 09:53|
> | |   PM  |
> | |   Please respond  |
> | |   to iagi-net |
> | |   |
> |-+--->
>
>  >
---|

>  |
> |
>  |To:  iagi-net@iagi.or.id
> |
>  |cc:
> |
>  |Subject: Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nuraniwas:Re:
> [iagi-net-l] Diskusi Di

RE: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nurani....was:Re: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah

2006-05-29 Terurut Topik Surya, Sudana (TPC)
 Belajar dari pengalaman system penanganan pasca bencana tsunami di Aceh
tahun lalu, dimana banyak sekali penyimpangan dan tidak tepat sasaran
baik finansial maupun materi. Untuk lebih transparan serta mengurangi
kemungkinan penyelewengan bantuan terutama finansial) mungkin lebih baik
diserahkan ke pihak perguruan tinggi yg ada di Yogya. Hal ini akan
memangkas birokrasi yg berkepanjangan (sbg warisan dr doeloe) sementara
masyarakat benar-benar sangat memerlukan secepatnya. 

Teknis pelaksanaan misalnya : UGM...menagani daerah A..., UNY menangani
derah B, UPN menangani daerah C , UII, UMY, STTNas, Atmajaya, Sanata
Dharma dst...dst..

Dengan mengatasnamakan institusi pendidikan yg melibatkan tenaga
profesional dan intelektual (intelektual yg profesional) saya yakin
semuanya bisa merjalan seperti yg diharapkan. Akuntabilitas juga pasti
lebih bisa dipertanggungjawabkan, kalopun ada penyimpangan pastilah
tidak separah kalo ditangani oleh para birokrat. Saya yakin perguruan
tinggi tidak akan mau mempertaruhkan namanya "untuk hal yg tidak
terpuji"...semoga. 

Sekedar uneg-uneg.
Wong yogjo



-Original Message-
From: Andang Bachtiar [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, May 30, 2006 8:08 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nuraniwas:Re:
[iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah

Info untuk brur Edison dan kawan-kawan komunitas geosain dalam kaitannya
dengan "adik-adik mahasiswa":

1. Sejak hari Minggu 28 Mei (setelah recover dari schock), kawan-kawan
PERHIMAGI (persatuan himpunan mahasiswa geologi) Region Yogja telah
membentuk satgas dimaksud dan langsung bekerja dibawah koordinasi
sebagian aktivis IAGI-Yogja dan kerjasama juga dengan kawan-kawan dari
LSM & Pecinta Alam, termasuk dari AMC, Malang, yang hari ini memobilisir
tenda-tenda dan bahan makanan dari Malang maupun Jakarta yang
dikumpulkan dari kalangan internal.

2. Saat ini pos utamanya ada di Pusat Kegiatan dan Data (Informasi
Bencana) di FTM UPN, dan pos lapangannya ada di Sewon Bantul yang belum
tersentuh bantuan.

3. Direncanakan juga oleh Tim untuk bangun tenda-tenda di Sri Mulyo,
Piyungan; karena masyarakat masih trauma untuk bernaung di bawah
bangunan (apalagi bangunannya juga sudah rusak dan perlu perbaikan).

4. Saya akan infokan ke kawan-kawan di lapangan untuk "JANGAN LUPA
MEMBERI PENJELASAN TTG GEMPA DAN ASPEK2 BAHAYA PASCA GEMPA" tetapi
masalahnya: mau dijelaskan sampai bagaimanapun yg namanya trauma ya
tetep trauma,.. jadi agak susah masuknya. (Apalagi kita sendiri secara
internal masih juga
berdebat: apakah pusat gempa di laut atau di darat, dsb... : hmmm agak
susah menerangkan implikasi ketidakpastian-ketidakpastian tsb).

5. Apabila kawan-kawan masih ingin menyalurkan bantuan bisa juga
menggunakan channel yang diposting Kang Ipul untuk teman-teman di UGM
(Bu Rita), atau hubungi kawan-kawan PERHIMAGI: Purnama UPN
(081678771832) atau Farid Akprind
(085228365150) atau Angga UGM (08121554157) yang saat ini sedang di
lapangan.

Salam

adb


-
-


-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nurani....was:Re: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah

2006-05-29 Terurut Topik edisonsirodj

Waduh ini baru namanya sesepuh IAGI. walau sudah ngak ketua IAGI lagi tapi
infonya mak..detail sekali..
Salut buat pak Andang yang terus memonitor PERHIMAGI dllnya.

KualaLumpur sudah siap membantu dan sedang dikoordinir oleh


|-+--->
| |   "Andang |
| |   Bachtiar"   |
| |   <[EMAIL PROTECTED]|
| |   et.id>  |
| |   |
| |   30/05/2006 09:07|
| |   AM  |
| |   Please respond  |
| |   to iagi-net |
| |   |
|-+--->
  
>---|
  | 
  |
  |To: 
  |
  |cc:  
  |
  |Subject: Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nuraniwas:Re: 
[iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa  |
  |Tengah   
  |
  
>---|



Info untuk brur Edison dan kawan-kawan komunitas geosain dalam kaitannya
dengan "adik-adik mahasiswa":

1. Sejak hari Minggu 28 Mei (setelah recover dari schock), kawan-kawan
PERHIMAGI (persatuan himpunan mahasiswa geologi) Region Yogja telah
membentuk satgas dimaksud dan langsung bekerja dibawah koordinasi sebagian
aktivis IAGI-Yogja dan kerjasama juga dengan kawan-kawan dari LSM & Pecinta

Alam, termasuk dari AMC, Malang, yang hari ini memobilisir tenda-tenda dan
bahan makanan dari Malang maupun Jakarta yang dikumpulkan dari kalangan
internal.

2. Saat ini pos utamanya ada di Pusat Kegiatan dan Data (Informasi Bencana)

di FTM UPN, dan pos lapangannya ada di Sewon Bantul yang belum tersentuh
bantuan.

3. Direncanakan juga oleh Tim untuk bangun tenda-tenda di Sri Mulyo,
Piyungan; karena masyarakat masih trauma untuk bernaung di bawah bangunan
(apalagi bangunannya juga sudah rusak dan perlu perbaikan).

4. Saya akan infokan ke kawan-kawan di lapangan untuk "JANGAN LUPA MEMBERI
PENJELASAN TTG GEMPA DAN ASPEK2 BAHAYA PASCA GEMPA" tetapi masalahnya: mau
dijelaskan sampai bagaimanapun yg namanya trauma ya tetep trauma,.. jadi
agak susah masuknya. (Apalagi kita sendiri secara internal masih juga
berdebat: apakah pusat gempa di laut atau di darat, dsb... : hmmm agak
susah
menerangkan implikasi ketidakpastian-ketidakpastian tsb).

5. Apabila kawan-kawan masih ingin menyalurkan bantuan bisa juga
menggunakan
channel yang diposting Kang Ipul untuk teman-teman di UGM (Bu Rita), atau
hubungi kawan-kawan PERHIMAGI: Purnama UPN (081678771832) atau Farid
Akprind
(085228365150) atau Angga UGM (08121554157) yang saat ini sedang di
lapangan.

Salam

adb


- Original Message -
From: <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Tuesday, May 30, 2006 7:20 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nuraniwas:Re: [iagi-net-l]
Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah


>
> Sebagai Markas besar pencetak ahli GEOLOGI, bagaimana kalau adik adik
> mahasiswa disana membuat satu SATGAS bencana alam yang bertugas:
>
> 1. Berkeliling ke tempat tempat pengungsian.
> 2. Membawa satu paket keterangan gempa bumi & Gunung api (dengan bahasa
> umum yang mudah dimengerti). Bisa diambil dari rekan-rekan yang
presentasi
> tsunami di Sumbar 2005?.
> 3. Bila perlu membuat poster-poster dan letakkan di camp pengungsian.
>
> Paling tidak dengan cara ini, akan mencegah orang-orang iseng yang ingin
> mengganggu ketentraman para pengungsi. Sekaligus cara in dapat dijadikan
> model untuk volunteer-volunteer geologi dimasa yang akan datang.
>
> wassalam,
> edison sirodj
>
>
> |-+--->
> | |   "Rendra Amirin" |
> | |   <[EMAIL PROTECTED]|
> | |   mail.com>   |
> | |   |
> | |   29/05/2006 09:53|
> | |   PM  |
> | |   Please respond  |
> | |   to iagi-net |
> | |   |
> |-+--->
>
>  >
---|

>  |
> |
>  |To:  iagi-net@iagi.or.id
> |
>  |cc:
> |
>  |Subject: Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nuraniwas:Re:
> [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan

Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nurani....was:Re: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah

2006-05-29 Terurut Topik Ujay

salut buat perhimagi...
dari sabtu sudah turun kelapangan...

regards
ujay
--- Andang Bachtiar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Info untuk brur Edison dan kawan-kawan komunitas
> geosain dalam kaitannya 
> dengan "adik-adik mahasiswa":
> 
> 1. Sejak hari Minggu 28 Mei (setelah recover dari
> schock), kawan-kawan 
> PERHIMAGI (persatuan himpunan mahasiswa geologi)
> Region Yogja telah 
> membentuk satgas dimaksud dan langsung bekerja
> dibawah koordinasi sebagian 
> aktivis IAGI-Yogja dan kerjasama juga dengan
> kawan-kawan dari LSM & Pecinta 
> Alam, termasuk dari AMC, Malang, yang hari ini
> memobilisir tenda-tenda dan 
> bahan makanan dari Malang maupun Jakarta yang
> dikumpulkan dari kalangan 
> internal.
> 
> 2. Saat ini pos utamanya ada di Pusat Kegiatan dan
> Data (Informasi Bencana) 
> di FTM UPN, dan pos lapangannya ada di Sewon Bantul
> yang belum tersentuh 
> bantuan.
> 
> 3. Direncanakan juga oleh Tim untuk bangun
> tenda-tenda di Sri Mulyo, 
> Piyungan; karena masyarakat masih trauma untuk
> bernaung di bawah bangunan 
> (apalagi bangunannya juga sudah rusak dan perlu
> perbaikan).
> 
> 4. Saya akan infokan ke kawan-kawan di lapangan
> untuk "JANGAN LUPA MEMBERI 
> PENJELASAN TTG GEMPA DAN ASPEK2 BAHAYA PASCA GEMPA"
> tetapi masalahnya: mau 
> dijelaskan sampai bagaimanapun yg namanya trauma ya
> tetep trauma,.. jadi 
> agak susah masuknya. (Apalagi kita sendiri secara
> internal masih juga 
> berdebat: apakah pusat gempa di laut atau di darat,
> dsb... : hmmm agak susah 
> menerangkan implikasi ketidakpastian-ketidakpastian
> tsb).
> 
> 5. Apabila kawan-kawan masih ingin menyalurkan
> bantuan bisa juga menggunakan 
> channel yang diposting Kang Ipul untuk teman-teman
> di UGM (Bu Rita), atau 
> hubungi kawan-kawan PERHIMAGI: Purnama UPN
> (081678771832) atau Farid Akprind 
> (085228365150) atau Angga UGM (08121554157) yang
> saat ini sedang di 
> lapangan.
> 
> Salam
> 
> adb
> 
> 
> - Original Message - 
> From: <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Sent: Tuesday, May 30, 2006 7:20 AM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati
> nuraniwas:Re: [iagi-net-l] 
> Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah
> 
> 
> >
> > Sebagai Markas besar pencetak ahli GEOLOGI,
> bagaimana kalau adik adik
> > mahasiswa disana membuat satu SATGAS bencana alam
> yang bertugas:
> >
> > 1. Berkeliling ke tempat tempat pengungsian.
> > 2. Membawa satu paket keterangan gempa bumi &
> Gunung api (dengan bahasa
> > umum yang mudah dimengerti). Bisa diambil dari
> rekan-rekan yang presentasi
> > tsunami di Sumbar 2005?.
> > 3. Bila perlu membuat poster-poster dan letakkan
> di camp pengungsian.
> >
> > Paling tidak dengan cara ini, akan mencegah
> orang-orang iseng yang ingin
> > mengganggu ketentraman para pengungsi. Sekaligus
> cara in dapat dijadikan
> > model untuk volunteer-volunteer geologi dimasa
> yang akan datang.
> >
> > wassalam,
> > edison sirodj
> >
> >
> > |-+--->
> > | |   "Rendra Amirin" |
> > | |   <[EMAIL PROTECTED]|
> > | |   mail.com>   |
> > | |   |
> > | |   29/05/2006 09:53|
> > | |   PM  |
> > | |   Please respond  |
> > | |   to iagi-net |
> > | |   |
> > |-+--->
> > 
> > 
>
>---|
> >  | 
> > |
> >  |To:  iagi-net@iagi.or.id 
> > |
> >  |cc: 
> > |
> >  |Subject: Re: [iagi-net-l] Masihkan ada
> hati nuraniwas:Re: 
> > [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan
> Jawa  |
> >  |Tengah 
> > |
> > 
> > 
>
>---|
> >
> >
> >
> > Nach...ada lagi ...
> > Padahal di Yogya itu Markas besar pencetaknya Ahli
> GEOLOGI.. Kejadian
> > tersebut sekalian pemicu Hati Nurani dari
> mahasiswa sampai professsor nya
> > sekalian untuk memikirkan gimana bikin masyarakat
> di Yogya...nantinya bila
> > perlu se Indonesiaagar melek ilmu
> geology...(dulu ada istilah melek
> > hukum..) paling tidak : ngerti apa dst...ttg
> gunung api, apa itu
> > landslide...apa itu gempa sebab
> akibatnyaapa?apa?..apa?
> > dll...Nimbrung aja siaran gratis  di TV lokal
> Yogya atau radio ElShinta 
> > itu
> > atau semacam penyuluh pertanian gitu lho..(tanya
> sultan HBX..pasti 100% di
> > support).
> > Itu aja dulu ach...TURUT BERDUKACITA KEPADA SEMUA
> KELUARGA YG TERTIMPA
> > BENCANA...
> > Jadi Ingat  Lagu EBIET G.AD...Mungkin Tuhan telah
> bosan melihat tingkah
> > kita, yang selalu salah dan penuh dengan
> dosa2Atau alam mulai enggan
> > bersahabat dengan kitacoba kita bertanya pada
> rumput yang
> > bergoyang...
> >
> >
> > 2006/5/29, Noor Sy

RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?

2006-05-29 Terurut Topik yrsnki
>
  Rekans

  Memang sering "pengamatan kita terlepas", ada yang memperhatikan
  tidak ya Kompas Minggu 28/05/06  halaman - lima , disitu ada
  gambar salah satu anggota senior IAGI , rekan dan senior si Abah
  berlari  yaitu FX.Suyanto dan isteri di Lanud Adisucipto.
  Sy baru tahu setelah di-sms seorang rekan lain-nya.

  Nah ini kan pengamatan yang amat tidak cermat.

  Si-Abah

__

  Bismillah, menyambung komentar mas Awang dan mas Vicky tentang PR yg
> masih terbengkalai bagi para ahli geologi Indonesia adalah bagaimana
> merangkum temuan2 selama ini dalam format tampilan statistik "popular"
> shg dimengerti masyarakat awam - untuk kemudian dirangkum dan
> dipublikasi ke media apa pun yg bisa menggapai seluruh lapisan
> masyarakat dari Presiden hingga wong cilik.
>
> Data dimaksud barangkali bisa mencakup:
> - data-data rekaman kegempaan (volc dan tectonic) di lapangan dalam
> 10-100 tahun terakhir
> - track record kapan terjadinya (shg bangsa ini bisa tahu apa iya kita
> pernah gak terkena bencana alam dalam setahun penuh atau bahkan lima
> tahun penuh? Ini yg mungkin petinggi bangsa perlukan shg hingga saat ini
> belum ada badan formal yg berwenang menyikapi krn kejadian nya toh
> jarang-walaupun besar sekalipun).
> - jumlah korban di tiap bencana
> - reaksi masyarakat dan pemerintah pasca bencana alam (sbg record sebaik
> apakah selama ini bangsa kita menyikapi bencana alam yang berulang kali
> terjadi...adakah perbaikan dari hari ke hari?)
> - disertai input bagi terbentuknya koordinasi lintas sektoral yg di
> "formalkan" - yang tidak bersifat reaktif ketika bencana terjadi saja.
>
> Insya Allah semakin terbuka hati semua pihak kalau bangsa kita ini harus
> siap "bersahabat" dengan bencana alam...oleh karenanya harus bersiap
> bagaimana menghadapinya - bukannya reaktif seperti selama ini terjadi
> berulang-ulang, memprihatinkan, dan yang menarik selalu dibumbui dengan
> rasa simpati sesaat dari segenap saudara dari seluruh pelosok negeri -
> yg lalu hilang bak buih di lautan setelah bbrp saat untuk dilupakan dan
> di reaktifkan lagi
>
> Subhanallah, walau kita harus bersabar dengan bencana yang dikirimkan
> oleh Allah SWT kepada kita. Namun, Allah SWT pun insya Allah tidak ridha
> bila bangsa ini tidak pernah belajar memetik hikmah untuk belajar
> bagaimana cara bersiap diri sebaik mungkin jasmani dan rohani dlm
> menghadapi semua ini.
>
> Salam,
> Kun
>
> -Original Message-
> From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Monday, May 29, 2006 3:27 PM
> To: iagi-net@iagi.or.id; HAGI-Net; [EMAIL PROTECTED]
> Subject: RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?
>
> Setiap gempa habis menewaskan ribuan saudara-saudara kita sebangsa dan
> setanah air, sedih sekali rasanya... Ini bencana geologi, dan kita
> menyebut diri kita ahli geologi ?!
>
> Apa yang bisa kita perbuat dengan prediksi/precaution/forecasting
> bencana yang satu ini ? Ingat selalu, ini tanggung jawab kita sebagai
> geologist yang telah memutuskan hidupnya untuk membaca alam. Sekalipun
> alam itu lembaran bukunya sudah hilang di sana-sini, sudah sobek, yang
> ada pun tintanya sudah kabur. Tetap saja, tak ada orang lain yang
> menekuni gempa selain geologist dan geophysicist. Jadi, harapan besar
> ditaruh kepada kita.
>
> Berminggu-minggu saudara2 kita menatapkan mukanya ke Merapi, kita semua
> juga mau tak mau melihat Merapi karena pemberitaannya yang sangat luas.
> Hm...tak disangka-sangka, dari balik punggung kita justru serangan
> datang saat saudara2 kita tak bersiap sedikitpun, saat masih menggeliat
> dari tidur yang lelap, dan dalam 57 detik saja 26.000 rumah diratakan
> Bumi. Miris melihat mayat2 kaku diangkut keluar dari puing-puing
> bangunan.
>
> Tak ada yang menduganya, tak ada geologist satu pun yang menduganya.
> Kita hanya tahu jalur selatan Jawa rawan gempa. Dan, penelitian
> kegempaan Jawa minimal sekali, kalah jauh dengan barat Sumatra. Berapa
> banyak survey geomarin dari berbagai negara pernah melintas di barat
> Sumatra, dan berapa banyak di selatan Jawa ? Perbandingannya jomplang.
>
> Setiap sehabis gempa kita belajar. Banyak paper ditulis sehabis tsunami
> Aceh. Para ahli geologi tersulut sesaat, tapi tak lama kemudian
> memudar...ini sudah karakter kitakah ?!
>
> Di mana di selatan Jawa tempat2 interplate coupling, seismic gap area,
> wilayah2 yang siap rupture dan menyemburkan malapetaka ke darat ? Tidak
> diketahui. Di barat Sumatra, hal ini diketahui di beberapa tempat. Di
> mana di selatan Jawa sesar-sesar yang bisa jadi "death line" saat
> terjadi estafet front rupture dari titik gempa ke daratan ? Ada, tetapi
> belum dipetakan dan diwaspadai. Sesar Opak salah satunya, Sesar
> Girindulu mungkin. Di mana di selatan Jawa yang bisa meredam gempa,
> tetapi di mana juga yang malah bisa memperkuat gempa ? Ini berhubungan
> dengan litologi penyusun. Bisa dibuat, tetapi belum dilakukan.
>
> Saat ini, gempa Yogya 

Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nurani....was:Re: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah

2006-05-29 Terurut Topik mohammad syaiful

setahu saya, paling tidak sudah ada 'dua kelompok' berkaitan dg geologi yg
sudah bergerak:

pertama, 'kelompok upn dan sttnas', yg aktif antara lain aktipis pp-iagi mas
gendut hill (sttnas), posko di kampus upn. kelompok ini juga bekerja-sama dg
para pecinta alam (bahkan dari berbagai kota) sejak hari sabtu lalu dan juga
faksi2 lainnya.

kedua, 'kelompok ugm', telah mencoba merambah sampai ke pelosok2; dg
dimotori oleh ibu dwikorita, juga merencanakan pemantauan gempa (katanya
akan ada tim dari jepang yg akan datang utk membantu analisis gempa dll).
ibu dwikorita sendiri sejak kemarin telah aktif berkomunikasi pula dg
pp-iagi. posko mereka ada di ugm.

tentunya selain aktifitas sosial, para dosen dan terutama kebanyakan
mahasiswa geologi juga akan memerankan keilmuannya (menerangkan gempa dll).

salam,
syaiful


On 5/29/06, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:



Sebagai Markas besar pencetak ahli GEOLOGI, bagaimana kalau adik adik
mahasiswa disana membuat satu SATGAS bencana alam yang bertugas:

1. Berkeliling ke tempat tempat pengungsian.
2. Membawa satu paket keterangan gempa bumi & Gunung api (dengan bahasa
umum yang mudah dimengerti). Bisa diambil dari rekan-rekan yang presentasi
tsunami di Sumbar 2005?.
3. Bila perlu membuat poster-poster dan letakkan di camp pengungsian.

Paling tidak dengan cara ini, akan mencegah orang-orang iseng yang ingin
mengganggu ketentraman para pengungsi. Sekaligus cara in dapat dijadikan
model untuk volunteer-volunteer geologi dimasa yang akan datang.

wassalam,
edison sirodj





--
Mohammad Syaiful - Explorationist
Mobile: 62-812-9372808
Email: [EMAIL PROTECTED]

Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)
Head Office:
Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia
Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140
Email: [EMAIL PROTECTED]


Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nurani....was:Re: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah

2006-05-29 Terurut Topik Andang Bachtiar
Info untuk brur Edison dan kawan-kawan komunitas geosain dalam kaitannya 
dengan "adik-adik mahasiswa":


1. Sejak hari Minggu 28 Mei (setelah recover dari schock), kawan-kawan 
PERHIMAGI (persatuan himpunan mahasiswa geologi) Region Yogja telah 
membentuk satgas dimaksud dan langsung bekerja dibawah koordinasi sebagian 
aktivis IAGI-Yogja dan kerjasama juga dengan kawan-kawan dari LSM & Pecinta 
Alam, termasuk dari AMC, Malang, yang hari ini memobilisir tenda-tenda dan 
bahan makanan dari Malang maupun Jakarta yang dikumpulkan dari kalangan 
internal.


2. Saat ini pos utamanya ada di Pusat Kegiatan dan Data (Informasi Bencana) 
di FTM UPN, dan pos lapangannya ada di Sewon Bantul yang belum tersentuh 
bantuan.


3. Direncanakan juga oleh Tim untuk bangun tenda-tenda di Sri Mulyo, 
Piyungan; karena masyarakat masih trauma untuk bernaung di bawah bangunan 
(apalagi bangunannya juga sudah rusak dan perlu perbaikan).


4. Saya akan infokan ke kawan-kawan di lapangan untuk "JANGAN LUPA MEMBERI 
PENJELASAN TTG GEMPA DAN ASPEK2 BAHAYA PASCA GEMPA" tetapi masalahnya: mau 
dijelaskan sampai bagaimanapun yg namanya trauma ya tetep trauma,.. jadi 
agak susah masuknya. (Apalagi kita sendiri secara internal masih juga 
berdebat: apakah pusat gempa di laut atau di darat, dsb... : hmmm agak susah 
menerangkan implikasi ketidakpastian-ketidakpastian tsb).


5. Apabila kawan-kawan masih ingin menyalurkan bantuan bisa juga menggunakan 
channel yang diposting Kang Ipul untuk teman-teman di UGM (Bu Rita), atau 
hubungi kawan-kawan PERHIMAGI: Purnama UPN (081678771832) atau Farid Akprind 
(085228365150) atau Angga UGM (08121554157) yang saat ini sedang di 
lapangan.


Salam

adb


- Original Message - 
From: <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Tuesday, May 30, 2006 7:20 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nuraniwas:Re: [iagi-net-l] 
Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah





Sebagai Markas besar pencetak ahli GEOLOGI, bagaimana kalau adik adik
mahasiswa disana membuat satu SATGAS bencana alam yang bertugas:

1. Berkeliling ke tempat tempat pengungsian.
2. Membawa satu paket keterangan gempa bumi & Gunung api (dengan bahasa
umum yang mudah dimengerti). Bisa diambil dari rekan-rekan yang presentasi
tsunami di Sumbar 2005?.
3. Bila perlu membuat poster-poster dan letakkan di camp pengungsian.

Paling tidak dengan cara ini, akan mencegah orang-orang iseng yang ingin
mengganggu ketentraman para pengungsi. Sekaligus cara in dapat dijadikan
model untuk volunteer-volunteer geologi dimasa yang akan datang.

wassalam,
edison sirodj


|-+--->
| |   "Rendra Amirin" |
| |   <[EMAIL PROTECTED]|
| |   mail.com>   |
| |   |
| |   29/05/2006 09:53|
| |   PM  |
| |   Please respond  |
| |   to iagi-net |
| |   |
|-+--->

 
>---|
 | 
|
 |To:  iagi-net@iagi.or.id 
|
 |cc: 
|
 |Subject: Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nuraniwas:Re: 
[iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa  |
 |Tengah 
|


 
>---|



Nach...ada lagi ...
Padahal di Yogya itu Markas besar pencetaknya Ahli GEOLOGI.. Kejadian
tersebut sekalian pemicu Hati Nurani dari mahasiswa sampai professsor nya
sekalian untuk memikirkan gimana bikin masyarakat di Yogya...nantinya bila
perlu se Indonesiaagar melek ilmu geology...(dulu ada istilah melek
hukum..) paling tidak : ngerti apa dst...ttg gunung api, apa itu
landslide...apa itu gempa sebab akibatnyaapa?apa?..apa?
dll...Nimbrung aja siaran gratis  di TV lokal Yogya atau radio ElShinta 
itu

atau semacam penyuluh pertanian gitu lho..(tanya sultan HBX..pasti 100% di
support).
Itu aja dulu ach...TURUT BERDUKACITA KEPADA SEMUA KELUARGA YG TERTIMPA
BENCANA...
Jadi Ingat  Lagu EBIET G.AD...Mungkin Tuhan telah bosan melihat tingkah
kita, yang selalu salah dan penuh dengan dosa2Atau alam mulai enggan
bersahabat dengan kitacoba kita bertanya pada rumput yang
bergoyang...


2006/5/29, Noor Syarifuddin <[EMAIL PROTECTED]>:


Informasi dari saudara di Yogya:
Banyak sekali orang yang -menurut saya- tidak punya hati lagi mencoba
memperkeruh suasana panik tsb dengan segala macam rumors : tsunami,

wedhus

gembel, gempa susulan pas tengah malam etc

Ujungnya satu: mereka ingin warga panik dan meninggalkan rumahnya begitu
saja, dan mereka akan leluasa untuk menjarahnya

Mencari kesempatan dalam kesempitan!!!
Mirip juga dengan kelakuan para calo di cengkareng yang menaikkan hara
tiket
sampai 1 juta di atas harga resminya.

Re: [iagi-net-l] Diskusi Gempa Jawa di Uni-Kassel, Jerman

2006-05-29 Terurut Topik mohammad syaiful

ok, ijin diberikan, pak widya. bukantah demikian, rekan2?
selamat berjuang, pak widya, semoga sukses.

salam,
syaiful


On 5/29/06, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


Ibu dan Bapak netter yang baik,
Dengan memnafaatkan diskusi di miling ini ditambahi dengan data dan
analisis dari beberbagi sumber, pada hari Kamis di minggu ini, kami
diundang untuk menjelaskan gempa jawa : mekanisme dan impaknya serta
pengorganisasian kembali potensi sosial-ekonomi masyarakat. bersama saya
(geophysicist, its) ada ekonomist (ui) dan public health specialist (ui),
sudah lebih dari sebulan ini kami bekerja sama di uni-kassel jerman,
hingga juli nanti.
melalui email ini , saya minta ijin untuk menggunakan info di milist ini
sebagai salah satu sumber kami. terimakasih. selamat bekerja dan sukses
untuk semuanya,
salam hormat,
widya



-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-

--
Mohammad Syaiful - Explorationist
Mobile: 62-812-9372808
Email: [EMAIL PROTECTED]

Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)
Head Office:
Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia
Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140
Email: [EMAIL PROTECTED]


Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nurani....was:Re: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah

2006-05-29 Terurut Topik edisonsirodj

Sebagai Markas besar pencetak ahli GEOLOGI, bagaimana kalau adik adik
mahasiswa disana membuat satu SATGAS bencana alam yang bertugas:

1. Berkeliling ke tempat tempat pengungsian.
2. Membawa satu paket keterangan gempa bumi & Gunung api (dengan bahasa
umum yang mudah dimengerti). Bisa diambil dari rekan-rekan yang presentasi
tsunami di Sumbar 2005?.
3. Bila perlu membuat poster-poster dan letakkan di camp pengungsian.

Paling tidak dengan cara ini, akan mencegah orang-orang iseng yang ingin
mengganggu ketentraman para pengungsi. Sekaligus cara in dapat dijadikan
model untuk volunteer-volunteer geologi dimasa yang akan datang.

wassalam,
edison sirodj


|-+--->
| |   "Rendra Amirin" |
| |   <[EMAIL PROTECTED]|
| |   mail.com>   |
| |   |
| |   29/05/2006 09:53|
| |   PM  |
| |   Please respond  |
| |   to iagi-net |
| |   |
|-+--->
  
>---|
  | 
  |
  |To:  iagi-net@iagi.or.id 
  |
  |cc:  
  |
  |Subject: Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nuraniwas:Re: 
[iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa  |
  |Tengah   
  |
  
>---|



Nach...ada lagi ...
Padahal di Yogya itu Markas besar pencetaknya Ahli GEOLOGI.. Kejadian
tersebut sekalian pemicu Hati Nurani dari mahasiswa sampai professsor nya
sekalian untuk memikirkan gimana bikin masyarakat di Yogya...nantinya bila
perlu se Indonesiaagar melek ilmu geology...(dulu ada istilah melek
hukum..) paling tidak : ngerti apa dst...ttg gunung api, apa itu
landslide...apa itu gempa sebab akibatnyaapa?apa?..apa?
dll...Nimbrung aja siaran gratis  di TV lokal Yogya atau radio ElShinta itu
atau semacam penyuluh pertanian gitu lho..(tanya sultan HBX..pasti 100% di
support).
Itu aja dulu ach...TURUT BERDUKACITA KEPADA SEMUA KELUARGA YG TERTIMPA
BENCANA...
Jadi Ingat  Lagu EBIET G.AD...Mungkin Tuhan telah bosan melihat tingkah
kita, yang selalu salah dan penuh dengan dosa2Atau alam mulai enggan
bersahabat dengan kitacoba kita bertanya pada rumput yang
bergoyang...


2006/5/29, Noor Syarifuddin <[EMAIL PROTECTED]>:
>
> Informasi dari saudara di Yogya:
> Banyak sekali orang yang -menurut saya- tidak punya hati lagi mencoba
> memperkeruh suasana panik tsb dengan segala macam rumors : tsunami,
wedhus
> gembel, gempa susulan pas tengah malam etc
>
> Ujungnya satu: mereka ingin warga panik dan meninggalkan rumahnya begitu
> saja, dan mereka akan leluasa untuk menjarahnya
>
> Mencari kesempatan dalam kesempitan!!!
> Mirip juga dengan kelakuan para calo di cengkareng yang menaikkan hara
> tiket
> sampai 1 juta di atas harga resminya.
> Mirip juga dengan para politisi yang menjadi "sok akrab" dengan
rakyat
> Mirip juga dengan para partai yang rame-rame bawa "bendera" ke lokasi
> bencana
>
> Duh Gusti benarkah ada orang-orang seperti itu negeri ini ?
>
>
> salam prihatin,
>
>
> - Original Message -
> From: "Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Sent: Monday, May 29, 2006 6:21 AM
> Subject: RE: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah
> ===
> Di Radio El Shinta Sabtu pagi kemarin diberitakan banyak para pengendara
> motor meneriakkan "tsunami - tsunami !!", dan kontan semua yang
> dilewatinya
> berbalik arah mengikuti motor tersebut menuju Kaliurang, bahkan ada yang
> sempat berlari telanjang kaki sejauh 12 km. Saya juga kalau sedang ada di
> situ akan ikut berlomba menuju Kaliurang.
> 
>
>
> -
> -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> -  Call For Papers until 26 May 2006
> -  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
> -
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Reke

RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?

2006-05-29 Terurut Topik Haris SaptoWIDYONO

Penyaluran Bantuan

Kalau melihat di siaran TV bantuan disalurkan sangat lambat bahkan hanya
baru 17-20% saja yg bisa disalurkan oleh SARKORLAK.
Mereka memakai sistem2 penyaluran bantuan yang menurut Saya sangat
BIROKRAT banget, yaitu bantuan di drop di pusat SARKORLAK --> DI DROP ke
KABUPATEN -->> DI DROP ke KECAMATAN --> DI DROP ke DESA-dESA.

Dari sisi SCM akan perlu berapa banyak sih tempat staging, transportasi
dan SDM-nya ?, disaat kondisi bencana terjadi. Hal ini perlu untuk
disederhanakan sehingga penyaluran bantuan dapat dengan cepat segera
sampai dan efisien !!!


-Original Message-
From: Ismail Zaini [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, May 29, 2006 9:47 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?

Isu Tsunami merupakan isu yang paling menghebohkan kemarin itu, ada yang
bilang Kali Code airnya sudah naik, ada yang bilang Air laut sudah
sampai Madukismo , bahkan di Klaten sendiri Isu tsunami tidak kalah
hebatnya, ada yang mengatakan air laut sudah sampai Wedi ( Kota
Kecamatan 5 Km dari Klaten ) , dst. sehingga terjadi hiruik pikuk
dijalan raya Solo Jogya sepanjang Pagi -Siang Sabtu  minggu lalu
sehabis Gempa., Belum lagi adanya Isu akan adanya gempa susulan Yang
sama bahkan lebih Besar lagi.Inilah Realita yang terjadi di lapangan.
Ini semua Tidak lain akibat Trauma masyarakat melihat Tsunami dan Gempa
Aceh yg lalu.
Sebetulnya beberapa diskusi dan seminar seminar ttg kegempaan dan
tsunami setelah gempa Aceh cukup banyak sekali, dan kalau gak salah ada
pernyataan kalau Tidak akan ada ( Kemungkinan Kecil sekali ) terjadi
Tsunami di Jawa, itupun kalau terjadi didekat laut Selatan. Nah karena
semunaya ada di ruangan seminar , maka akibatnya masyarakat yang
sebagian besar  tidak paham dg bahasa seminar tetap saja bingung,
jadinya setiap ada Gempa diasumsikan akan disusul dg Tsunami , dimanapun
mereka berada ( terbukti dg kejadian kemarin ) Coba kalau setelah
Tsunami Aceh dulu dibikin Peta Tsunami untuk seluruh wilayah Indonesia(
ada daerah Awas , ada Daerah Waspada , ada daerah Bebas Tsunami ) yang
disebarkan ke masyarakat < maka paling tidak dibenak Masyarakat sudah
ada bayangan, shg tdk mudah terkena isu ( ini sekedar contoh sederhana
saja ).
Ada lagi data yang dilansir oleh BMG dimana dikatakan sejak Gempa sabtu
pagi sampai Minggu Siang telah terjadi Gempa > 200 kali , tanpa
dijelaskan macam gempa apa itu, akibatnya masyarakat semakin takut , lha
kok gempanya semakin banyak saja ( padahal gempa 2 itu merupakan gempa
susulan yang tdk besar/tdk bisa dirasakan tanpa dg alat ).Sebetulnya
masalah masalah begini ( data gempa susulan)cukup diruang seminar saja
dikemukakan.
Pengalaman lain yang tak kalah memillukan adalah penanganan pasca
bencana, bayangkan letak Gempa itu ada di Jawa (Jogya ) yang relatif
lengkap (
sempurna) infra strukturnya ,dan ditunjang "pindah" nya pemerintahan RI
di Jogya ( SBY berkantor di Jogya )  lha kok sampai 2 hari belum dapat
terjangkau semua.dan podo kleleran kena hujan ( bayangkan luka luka
tidur di emperan terbuka dan diguyur hujan dg perut kosong.) Mungkin
Bakornas Bencana ini diserahkan ke Logistik atau Zeni nya tentara saja,
biar sekali meniup Peluit ( Prt ) , langsung kumpul dan Siaap (
tidak perlu rapat koordinasi dulu dan prosedure birokrasi  lapor melapor
dulu , celakanya katanya petugasnya masih cuti karena long week end )
Rupanya Tsunami Aceh belum bisa menjadi pelajaran berharga, bahkan lebih
buruk karena semua sarana dan prsarana sudah ada tapi tetep saja telat
dalam penangannya.
Mungkin diperlukan Reformasi dibidang perbencanaan alam seperti halnya
dibidang politik.

ISM


Subject: RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?


sangat dihargai segala usaha penelitian mengenai ini.
seingat saya sdh pernah dibahas oleh Andang Bahtiar ketika sebagai ketua
iagi tahun lalu.
yang terpenting adalah bagaimana mengamalkannya secara praktis agar
tidak menjadi bencana dan rakyat indonesia tidak tersakiti.
gempabumi hanyalah salah sebuah fenomena alam dengan kekuatan maha
dahsyat.
gempabumi tidak pernah menyakiti kita.
kitalah yang tidak mau mengerti alam sehingga lengah dan tanpa menyadari
membangun rumah yang kita pikir bagus tetapi ternyata ambruk ketika
digoyang.
sesuatu baru disebut bencana apabila kita merasa rugi atau tersakiti.
alam ini sudah memunyai keseimbangannya sendiri dan tidak akan saling
merugikan.
hampir semua korban di jogja adalah korban karena terjatuhi reruntuhan
bangunan rumahnya.
rasanya tidak ada satupun orang yg cedera atau tewas karena gempabumi.
ketika gempabumi berlangsung, kita boleh jadi selamat bila berada di
tempat terbuka di luar rumah atau berada di dalam rumah yg struktur
rumahnya sudah menyesuaikan dengan wilayah atau tanah yang sering atau
berpotensi digoyang gempabumi , tidak tertindih oleh rumah yang kita
bangun sendiri.
bisa kita lihat gempabumi besar >5M yang setiap hari terjadi di planet
ini di tengah laut atau di tempat yang tidak ada bangunan buatan orang,
bila t

[iagi-net-l] Re: Mengapa pengamatan kita terlepas ?

2006-05-29 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari

Wah trims infonya.
Dan seperti yang saya duga bahwa hampir setiap gejala gempa di Jogja dan
sekitarnya lebih diasosiasikan akibat aktifitas G Merapi. Tidak (belum)
terpikirkan bahwa itu aktifitas tektonik aktif. Dan mungkin yang lebih
menarik adalah bahwa adanya hubungan antara gempa tektonik dengan aktifitas
G Merapi. Catatan yg dikemukakan Danny ini datingnya bisa jadi mirip dengan
aktifitas G Merapi. Ini yg menjadi pelajaran dan barangkali "alert" buat G
Merapi dalam dua minggu ini. Status Awas merapi mungkin masih perlu
diteruskan.

Dan bukan hal yang aneh kalau Gempa Jogja selama ini tidak dipikirkan akibat
tektonik. Coba bayangkan 50 tahun yang lalu kalau ada gempa, siapa sih yg
berpikir akibat aktifitas plate tectonik ? Lah wong teori plate tektonik
saja belum lama kita kenal, kok. Mungkin saja kalau kejadian gempa ini
terjadi 50 tahun yang lalu orang masih berpikiran adanya pertempuran penjaga
Merapi dengan Penjaga Laut kidul . bahkan sekarang masih ada yg berpikir
begitu.

Btw, info Danny ini perlu ditindak lanjuti untuk melihat hubungan antara
Merapi dengan kegempaan tektonik di Jawa (khususnya Merapi).

Salam

RDP




-Original Message-
From: Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Hery Harjono
Sent: Monday, May 29, 2006 9:04 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [HAGI-Network] Mengapa pengamatan kita terlepas ?

Info u/ mas Rovicky,
Jogja pernah dilanda gempa hebat tahun 1867. Bisa jadi sebelum itu juga
ada.=20
danny Hilman pada tanggal 25 April di Jogjakarta kebetulan
mempresentasikan gempa 1867 ini pada International Symposium on
Geothechnical Hazard:=20
Prevention, Mitigation and Engineering Response yang diselenggarakan
oleh LIPI, IAGI, CODATA dan Int. En. Geology Assoc. Terimakasih semoga
bermanfaat.
Salam,
Hery Harjono


- Original Message -
From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, May 29, 2006 1:41 PM
Subject: [HAGI-Network] Mengapa pengamatan kita terlepas ?


Gempa Yogyakarta menelan korban lebih dari 4000 nyawa manusia.
Peristiwa ini sangat mengagetkan dan menggegerkan siapa saja.
Bagaimana tidak, ketika semua mata tertuju pada Gunung Merapi yag
sedang bergejolak tiba-tiba sebuah daerah patahan (fault/rupture zone)
bergetar dengan kekuatan 6.3 Skala Richter dengan kedalaman 10 Km
(USGS) dengan daya rusak 6 hingga 7 skala MMI.

Zona patahan penyebab gempa.

Zona patahan (fault zone) ini sebenarnya sudah lama diketahui dan
dipetakan oleh ahli-ahli geologi. Lembar peta yogyakarta yang
diperbaharui dari peta-peta sebelumnya oleh Wartono (1995) juga sudah
memetakan zona patahan ini. Hampir semua mahasiswa geologi di
Yogyakarta mengenali patahan ini. Patahan ini memisahkan dataran
tinggi Wonosari yg bagian teratasnya terdiri atas singkapan
Batugamping Wonosari dengan dataran landai Yogyakarta yg merupakan
kaki Gunung Merapi.

Mengapa pengamatan kita terlepas ?

Daerah ini sebelumnya dikenal daerah dikenal "aman" terhadap gempa
bumi. Bahkan peta geologi teknik yg terbitkan oleh DGTL juga tidak
menyebutkan bahya gempa ini.
http://www.dgtl.esdm.go.id/peta_web/GT_YOGYA.html Bahaya-bahaya yg
disebutkan dalam peta itu adalah bahaya kebencanaan geologi yang
meliputi: bahaya letusan dan aliran lahar gunung Merapi, potensi
lempung mengembang, dan kerentanan terhadap kejadian longsoran.
Bencana bencana lain seolah terlewat dalam pemikiran.

Selama ini belum ada catatan sejarah dari gempa tektonik yang merusak
di Yogyakarta. Sehingga bencana yg berhubungan dengan aktifitas Gunung
Merapi lebih menyita perhatian dibandingkan bencana gempa. Gunung
Merapi sangat sering menunjukkan aktifitasnya, bahkan menjadi sebuah
Gunung Api teraktif di dunia. Ketiadaan catatan khusus mengenai gempa
ini mungkin beberapa gempa yg terjadi dimasa lalu selalu dikaitkan
dengan kegiatan Merapi, sehingga kebencanaan gempa di Yogyakarta
tertutupi (overlooked).

Banyak bangunan-bangunan tua (lebih dari 300 tahun) yg berada di
KotaGede serta Surakarta yang ikut roboh. Disini ada dua hal yg perlu
diketahui, yaitu : bangunan tersebut barangkali memang sudah tua dan
rapuh, dan yang kedua selama 350 tahun terakhir memang tidak tercatat
adanya gempa merusak. Dan barangkali inilah pertanda mengapa
kewaspadaan bahaya gempa tidak tercatat di daerah ini.

Ada pelajaran baru buat kita semua, tentusaja.
*Sebuah patahan yg diperkirakan pasif (nonaktif) sangat mungkin
menjadi aktif karena trigger-triger tertentu, mungkin saja Patahan
Opak ini terpicu oleh aktifitas Gunung Merapi, atau juga saling
mempengaruhi. Bahaya bencana alam dapat terjadi dimana-mana dan tidak
disangka-sangka.
*Perlu perubahan carapandang suatu daerah dengan memperhatikan
potential desaster tidak hanya berdasarkan catatan sejarah (tertulis).
Banyak rekaman-rekaman geologi yg harus dipelajari seperti rekaman
gempa yg ada di batugamping terumbu yg usianya dalam jangka ribuan
tahun.
*Adanya beberapa patahan-patahan pasif yang paralel dan
berpasangan dengan

Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nurani....was:Re: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah

2006-05-29 Terurut Topik Fajar Lubis
Sebagai salahsatu penggemar Ebiet, saya boleh koreksi sedikit ya pak... :p
   
  Mungkin Tuhan mulai bosan...
  Melihat Tingkah kita
  Yang selalu sombong dan bangga...dengan dosa-dosa
   
  Sayang saya tidak dapat membantu banyak, karena kendala jarak dan waktu.
  Tetapi kawan-kawan disini sudah mulai bergerak mengumpulkan bantuan dana 
semampunya untuk membantu Yogya...
   
  Mudah-mudahan ada yang `sempat` mengamati kondisi hidrogeologi, khususnya 
fluktuasi dan sistem aliran airtanah di daerah ini. Gempa yang cukup kuat 
kadangkala dapat diindikasikan dengan fluktuasi airtanah sebelumnya. Pasca 
gempa seringkali terjadi perubahan sistem aliran airtanah yang dicirikan dengan 
mengeringnya sumur di beberapa daerah dan atau munculnya mataair-mataair baru.
   
   
  Salam,
  Fajar (1841)

Pak Rendra Amirin <[EMAIL PROTECTED]> sudah menulis:
  Jadi Ingat Lagu EBIET G.AD...Mungkin Tuhan telah bosan melihat tingkah
kita, yang selalu salah dan penuh dengan dosa2



-
How low will we go? Check out Yahoo! Messenger’s low  PC-to-Phone call rates.

Re: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah

2006-05-29 Terurut Topik Posko Longsor
saya akan hadir bung Jangkung,
salam
Soffian

--- Ridwan Djamaluddin <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:

> Rekan-rekan IAGI,
> 
> Dengan ini PP-IAGI mengundang anggota IAGI dan
> anggota 
> masyarakat yang tertarik untuk menghadiri Diskusi
> tentang 
> Dinamika Kebumian di Kawasan DIY - Jawa Tengah.
> Diskusi 
> akan diadakan pada hari SELASA, tgl. 30 Mei 2006,
> jam 
> 09:00 - 12:00, di BPPT [Gedung II. lt.3],
> Jl.Thamrijn 8 
> Jakarta 10340.
> 
> Narasumber yang akan hadir:
> 1. Dr. Wahyu Triyoso [ITB]: Pola Kegempaan di Jawa
> Tengah
> 2. Dr. Fauzi [BMG]: Data dan Informasi Gempa
> 3. Mas Atje [BG]: Aktivitas Merapi
> 4. Ir. Velly [BPPT]: Potensi Tsunami
> 
> Mohon konfirmasi bagi calon peserta yang akan hadir 
> melalui email ke [EMAIL PROTECTED] atau SMS
> 0811162476.
> 
> Terimakasih,
> 
> Ridwan Djamaluddin
> Sekretaris Jenderal IAGI
> 
>
-
> -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> -  Call For Papers until 26 May 2006
> 
> -  Submit to:
> [EMAIL PROTECTED]
>
-
> To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1:
> http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
>
-
> 
> 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?

2006-05-29 Terurut Topik Ismail Zaini
Isu Tsunami merupakan isu yang paling menghebohkan kemarin itu, ada yang 
bilang Kali Code airnya sudah naik, ada yang bilang Air laut sudah sampai 
Madukismo , bahkan di Klaten sendiri Isu tsunami tidak kalah hebatnya, ada 
yang mengatakan air laut sudah sampai Wedi ( Kota Kecamatan 5 Km dari 
Klaten ) , dst. sehingga terjadi hiruik pikuk dijalan raya Solo Jogya 
sepanjang Pagi -Siang Sabtu  minggu lalu  sehabis Gempa., Belum lagi adanya 
Isu akan adanya gempa susulan Yang sama bahkan lebih Besar lagi.Inilah 
Realita yang terjadi di lapangan.
Ini semua Tidak lain akibat Trauma masyarakat melihat Tsunami dan Gempa Aceh 
yg lalu.
Sebetulnya beberapa diskusi dan seminar seminar ttg kegempaan dan tsunami 
setelah gempa Aceh cukup banyak sekali, dan kalau gak salah ada pernyataan 
kalau Tidak akan ada ( Kemungkinan Kecil sekali ) terjadi Tsunami di Jawa, 
itupun kalau terjadi didekat laut Selatan. Nah karena semunaya ada di 
ruangan seminar , maka akibatnya masyarakat yang sebagian besar  tidak paham 
dg bahasa seminar tetap saja bingung, jadinya setiap ada Gempa diasumsikan 
akan disusul dg Tsunami , dimanapun mereka berada ( terbukti dg kejadian 
kemarin )
Coba kalau setelah Tsunami Aceh dulu dibikin Peta Tsunami untuk seluruh 
wilayah Indonesia( ada daerah Awas , ada Daerah Waspada , ada daerah Bebas 
Tsunami ) yang disebarkan ke masyarakat < maka paling tidak dibenak 
Masyarakat sudah ada bayangan, shg tdk mudah terkena isu ( ini sekedar 
contoh sederhana saja ).
Ada lagi data yang dilansir oleh BMG dimana dikatakan sejak Gempa sabtu pagi 
sampai Minggu Siang telah terjadi Gempa > 200 kali , tanpa dijelaskan macam 
gempa apa itu, akibatnya masyarakat semakin takut , lha kok gempanya semakin 
banyak saja ( padahal gempa 2 itu merupakan gempa susulan yang tdk besar/tdk 
bisa dirasakan tanpa dg alat ).Sebetulnya masalah masalah begini ( data 
gempa susulan)cukup diruang seminar saja dikemukakan.
Pengalaman lain yang tak kalah memillukan adalah penanganan pasca bencana, 
bayangkan letak Gempa itu ada di Jawa (Jogya ) yang relatif lengkap ( 
sempurna) infra strukturnya ,dan ditunjang "pindah" nya pemerintahan RI di 
Jogya ( SBY berkantor di Jogya )  lha kok sampai 2 hari belum dapat 
terjangkau semua.dan podo kleleran kena hujan ( bayangkan luka luka tidur di 
emperan terbuka dan diguyur hujan dg perut kosong.) Mungkin Bakornas Bencana 
ini diserahkan ke Logistik atau Zeni nya tentara saja, biar sekali meniup 
Peluit ( Prt ) , langsung kumpul dan Siaap ( tidak perlu rapat 
koordinasi dulu dan prosedure birokrasi  lapor melapor dulu , celakanya 
katanya petugasnya masih cuti karena long week end )
Rupanya Tsunami Aceh belum bisa menjadi pelajaran berharga, bahkan lebih 
buruk karena semua sarana dan prsarana sudah ada tapi tetep saja telat dalam 
penangannya.
Mungkin diperlukan Reformasi dibidang perbencanaan alam seperti halnya 
dibidang politik.


ISM


Subject: RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?


sangat dihargai segala usaha penelitian mengenai ini.
seingat saya sdh pernah dibahas oleh Andang Bahtiar ketika sebagai ketua
iagi tahun lalu.
yang terpenting adalah bagaimana mengamalkannya secara praktis agar
tidak menjadi bencana dan rakyat indonesia tidak tersakiti.
gempabumi hanyalah salah sebuah fenomena alam dengan kekuatan maha
dahsyat.
gempabumi tidak pernah menyakiti kita.
kitalah yang tidak mau mengerti alam sehingga lengah dan tanpa menyadari
membangun rumah yang kita pikir bagus tetapi ternyata ambruk ketika
digoyang.
sesuatu baru disebut bencana apabila kita merasa rugi atau tersakiti.
alam ini sudah memunyai keseimbangannya sendiri dan tidak akan saling
merugikan.
hampir semua korban di jogja adalah korban karena terjatuhi reruntuhan
bangunan rumahnya.
rasanya tidak ada satupun orang yg cedera atau tewas karena gempabumi.
ketika gempabumi berlangsung, kita boleh jadi selamat bila berada di
tempat terbuka di luar rumah atau berada di dalam rumah yg struktur
rumahnya sudah menyesuaikan dengan wilayah atau tanah yang sering atau
berpotensi digoyang gempabumi , tidak tertindih oleh rumah yang kita
bangun sendiri.
bisa kita lihat gempabumi besar >5M yang setiap hari terjadi di planet
ini di tengah laut atau di tempat yang tidak ada bangunan buatan orang,
bila terjadinya tidak merugikan kita maka merupakan sebuah fenomena alam
yang indah.
gempabumi bukanlah bencana.

sambil kita terus meneliti-teliti, mengamat-amati,
kita tidak perlu terlalu dipusingkan dululah tentang 'kapan akan terjadi
gempabumi' atau menyesali peringatan hasil perhitungan yang pernah
ditulis para ahli.
bukan kah kita sudah tahu di mana kebolehjadian gempabumi di indonesia?
cukuplah dengan bekal itu, yang perlu kita lakukan utk menerapkan ilmu
kita, agar jelas manfaatnya ilmu geologi ini, bagi rakyat indonesia,
adalah lebih gencar lagi iagi berkampanye di daerah-daerah yang sering
atau berpotensi digoyang gempabumi, bagaimana memersiapkan diri bila
terjadi gempabumi dan memikirkan serta menyiarkan model struktur
ban

[iagi-net-l] Diskusi Gempa Jawa di Uni-Kassel, Jerman

2006-05-29 Terurut Topik widya
Ibu dan Bapak netter yang baik,
Dengan memnafaatkan diskusi di miling ini ditambahi dengan data dan
analisis dari beberbagi sumber, pada hari Kamis di minggu ini, kami
diundang untuk menjelaskan gempa jawa : mekanisme dan impaknya serta
pengorganisasian kembali potensi sosial-ekonomi masyarakat. bersama saya
(geophysicist, its) ada ekonomist (ui) dan public health specialist (ui),
sudah lebih dari sebulan ini kami bekerja sama di uni-kassel jerman,
hingga juli nanti.
melalui email ini , saya minta ijin untuk menggunakan info di milist ini
sebagai salah satu sumber kami. terimakasih. selamat bekerja dan sukses
untuk semuanya,
salam hormat,
widya



-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Masihkan ada hati nurani....was:Re: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah

2006-05-29 Terurut Topik Rendra Amirin

Nach...ada lagi ...
Padahal di Yogya itu Markas besar pencetaknya Ahli GEOLOGI.. Kejadian
tersebut sekalian pemicu Hati Nurani dari mahasiswa sampai professsor nya
sekalian untuk memikirkan gimana bikin masyarakat di Yogya...nantinya bila
perlu se Indonesiaagar melek ilmu geology...(dulu ada istilah melek
hukum..) paling tidak : ngerti apa dst...ttg gunung api, apa itu
landslide...apa itu gempa sebab akibatnyaapa?apa?..apa?
dll...Nimbrung aja siaran gratis  di TV lokal Yogya atau radio ElShinta itu
atau semacam penyuluh pertanian gitu lho..(tanya sultan HBX..pasti 100% di
support).
Itu aja dulu ach...TURUT BERDUKACITA KEPADA SEMUA KELUARGA YG TERTIMPA
BENCANA...
Jadi Ingat  Lagu EBIET G.AD...Mungkin Tuhan telah bosan melihat tingkah
kita, yang selalu salah dan penuh dengan dosa2Atau alam mulai enggan
bersahabat dengan kitacoba kita bertanya pada rumput yang
bergoyang...


2006/5/29, Noor Syarifuddin <[EMAIL PROTECTED]>:


Informasi dari saudara di Yogya:
Banyak sekali orang yang -menurut saya- tidak punya hati lagi mencoba
memperkeruh suasana panik tsb dengan segala macam rumors : tsunami, wedhus
gembel, gempa susulan pas tengah malam etc

Ujungnya satu: mereka ingin warga panik dan meninggalkan rumahnya begitu
saja, dan mereka akan leluasa untuk menjarahnya

Mencari kesempatan dalam kesempitan!!!
Mirip juga dengan kelakuan para calo di cengkareng yang menaikkan hara
tiket
sampai 1 juta di atas harga resminya.
Mirip juga dengan para politisi yang menjadi "sok akrab" dengan rakyat
Mirip juga dengan para partai yang rame-rame bawa "bendera" ke lokasi
bencana

Duh Gusti benarkah ada orang-orang seperti itu negeri ini ?


salam prihatin,


- Original Message -
From: "Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Monday, May 29, 2006 6:21 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah
===
Di Radio El Shinta Sabtu pagi kemarin diberitakan banyak para pengendara
motor meneriakkan "tsunami - tsunami !!", dan kontan semua yang
dilewatinya
berbalik arah mengikuti motor tersebut menuju Kaliurang, bahkan ada yang
sempat berlari telanjang kaki sejauh 12 km. Saya juga kalau sedang ada di
situ akan ikut berlomba menuju Kaliurang.



-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-





--
regards,
Rendra Amirin


RE: [iagi-net-l] Pertanyaan masyarakat - need help !

2006-05-29 Terurut Topik Pangestu, Sonny T
jawabannya :
mungkin kita bisa tahu efek gempa thdp gunungapi kalau fenomena itu
sudah terjadi.
iptek kita belum bisa sampai ke sana utk melihat sebelum itu terjadi.
semua hal (termasuk gunungapi) bisa berbahaya kalau kita tidak tahu atau
tidak memahami sifat2nya.
pahami alam maka alam akan memberikan manfaat dan nikmat bagi kita.

menurut saya , silakan membangun segera setelah kita pikir keadaan
darurat reda, dgn struktur bangunan dan bahan bangunan yg menyesuaikan
dengan tanah yg sering atau berpotensi digoyang gempabumi (utama maupun
susulannya). jangan membuat bangunan yg setara dgn yg telah runtuh.
minta nasehat kepada orang yang kita yaqini tahu merancang dan
merencanakan pembuatan rumah.
tidak perlu tunggu terlalu lama.
bisa tahan berapa lama kita tanpa rumah ?
segeralah bangkit.

wassalam
sonny



-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 29 Mei 2006 17:22
To: iagi-net@iagi.or.id; HAGI-Net
Subject: [iagi-net-l] Pertanyaan masyarakat - need help !

Ada yg bisa membantu saya menjawab ?
Kapan boleh mulai membangun lagi dianggap aman dengan gempa susulan ?

RDP

-- Forwarded message --
From: Kang Hasan <[EMAIL PROTECTED]>
Date: May 29, 2006 4:16 PM
Subject: [kampung-ugm] Re: Daerah itu terlepas dari pengamatan
To: [EMAIL PROTECTED]

mas vick, temenku tanya apa efek gempa thd aktivitas merapi? seberapa
bahaya kah merapi pasca gempa?

==

-- Forwarded message --
From: kibroto <[EMAIL PROTECTED]>
Date: May 29, 2006 8:20 AM


# ya, rumah ortu saya yang konstruksi kuno sangat rawan untuk dihuni.
Goyangan sikit saja akan meruntuhken bangunan. Untuk sementara ini
keluarga saya ngungsi dirumah adik saya yang di jakal (jalan kaliurang).

Rumah saya yang paviliun rumah induk ndak seberapa berat rusaknya dan
akan dipakai untuk tempat pengungsian sementara karena rumah adik saya
di jakal terlalu kecil.

Bung, kapan gempa susulan sudah ndak berbahaya?

Saya sudah dapet tukang2 batu/kayu untuk restorasi bangunan tetapi masih
menunggu aba2 aman.







 Yahoo! Groups Sponsor ~-->
Everything you need is oneclick away. Make Yahoo! your home pagenow.
http://us.click.yahoo.com/AHchtC/4FxNAA/yQLSAA/1MXolB/TM
~->


Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/kampung-ugm/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/






--
How to win the game without breaking the rule --> make the new one !

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?

2006-05-29 Terurut Topik Pangestu, Sonny T
sangat dihargai segala usaha penelitian mengenai ini.
seingat saya sdh pernah dibahas oleh Andang Bahtiar ketika sebagai ketua
iagi tahun lalu.
yang terpenting adalah bagaimana mengamalkannya secara praktis agar
tidak menjadi bencana dan rakyat indonesia tidak tersakiti.
gempabumi hanyalah salah sebuah fenomena alam dengan kekuatan maha
dahsyat.
gempabumi tidak pernah menyakiti kita.
kitalah yang tidak mau mengerti alam sehingga lengah dan tanpa menyadari
membangun rumah yang kita pikir bagus tetapi ternyata ambruk ketika
digoyang.
sesuatu baru disebut bencana apabila kita merasa rugi atau tersakiti.
alam ini sudah memunyai keseimbangannya sendiri dan tidak akan saling
merugikan.
hampir semua korban di jogja adalah korban karena terjatuhi reruntuhan
bangunan rumahnya.
rasanya tidak ada satupun orang yg cedera atau tewas karena gempabumi.
ketika gempabumi berlangsung, kita boleh jadi selamat bila berada di
tempat terbuka di luar rumah atau berada di dalam rumah yg struktur
rumahnya sudah menyesuaikan dengan wilayah atau tanah yang sering atau
berpotensi digoyang gempabumi , tidak tertindih oleh rumah yang kita
bangun sendiri.
bisa kita lihat gempabumi besar >5M yang setiap hari terjadi di planet
ini di tengah laut atau di tempat yang tidak ada bangunan buatan orang,
bila terjadinya tidak merugikan kita maka merupakan sebuah fenomena alam
yang indah. 
gempabumi bukanlah bencana.

sambil kita terus meneliti-teliti, mengamat-amati, 
kita tidak perlu terlalu dipusingkan dululah tentang 'kapan akan terjadi
gempabumi' atau menyesali peringatan hasil perhitungan yang pernah
ditulis para ahli.
bukan kah kita sudah tahu di mana kebolehjadian gempabumi di indonesia?
cukuplah dengan bekal itu, yang perlu kita lakukan utk menerapkan ilmu
kita, agar jelas manfaatnya ilmu geologi ini, bagi rakyat indonesia,
adalah lebih gencar lagi iagi berkampanye di daerah-daerah yang sering
atau berpotensi digoyang gempabumi, bagaimana memersiapkan diri bila
terjadi gempabumi dan memikirkan serta menyiarkan model struktur
bangunan yang sesuai untuk daerah itu.
tidak perlu kita berbicara kpd khalayak tentang 'jargon' ilmu geologi
atau gempabumi.
mereka akan lieur mendengarkan penjelasan kita.
bencana besar yg sdh 2 x kita rasakan ini mudah2an sudah cukup bagi kita
utk segera membaktikan penerapannya bagi keselamatan bangsa.
utk daerah jogja segera kita laksanakan setelah kedaruratan di jogja
mereda.
gempabumi akan terjadi lagi setelah ini di tempat itu atau tempat
lainnya.
dan akan terus menerus terjadi.
mulailah masing2 kita lakukan ini sekarang di mana saja kita berada ,
kepada siapa saja yg mau mendengar, tanpa perlu menunggu.
semoga bangsa ini, setelah ini akan selalu dalam keselamatan di
tengah-tengah fenomena alam yg indah dan dahsyat.

wassalam
sonny 


-Original Message-
From: Maryanto (Maryant) [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: 29 Mei 2006 18:45
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?


Nah, banyak yang lebih aktif sekarang untuk usaha mitigasi gempa ini.
Yang syaa dengar, kini ada 34 seismometer di pasang di seluruh
Indonesia. Akan 80 (?) pada beberapa tahun lagi. Seperti Pak Kuntadi
ini, sudah deskripsi langkah kedepan: evaluasi sejarah kegempaan tiap
microplate, cari polanya, lalu prediksi gempa ke depan. 

Jumlah seismometer sekian tadi, mungkin kurang sekali. Mestinya
seismometer relatif murah ya (?), apalagi di banding efek kerugian gempa
yang "amat besar". Ini geophone, sambung kabel, catat waktu kegempaan,
yang katanya seluruh Indonesia sekitar 2500 kali gempa perhari magnitude
lebih besar 1 M. Kemungkinan, seperti Merapi, gempa besar itu akan di
dahului oleh "warning quake". Tapi apa memang begitu ?

Salam,
Maryanto. 

-Original Message-
From: Kuntadi, Nugrahanto [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, May 29, 2006 4:24 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?

Bismillah, menyambung komentar mas Awang dan mas Vicky tentang PR yg
masih terbengkalai bagi para ahli geologi Indonesia adalah bagaimana
merangkum temuan2 selama ini dalam format tampilan statistik "popular"
shg dimengerti masyarakat awam - untuk kemudian dirangkum dan
dipublikasi ke media apa pun yg bisa menggapai seluruh lapisan
masyarakat dari Presiden hingga wong cilik.

Data dimaksud barangkali bisa mencakup:
- data-data rekaman kegempaan (volc dan tectonic) di lapangan dalam
10-100 tahun terakhir
- track record kapan terjadinya (shg bangsa ini bisa tahu apa iya kita
pernah gak terkena bencana alam dalam setahun penuh atau bahkan lima
tahun penuh? Ini yg mungkin petinggi bangsa perlukan shg hingga saat ini
belum ada badan formal yg berwenang menyikapi krn kejadian nya toh
jarang-walaupun besar sekalipun).
- jumlah korban di tiap bencana
- reaksi masyarakat dan pemerintah pasca bencana alam (sbg record sebaik
apakah selama ini bangsa kita menyikapi bencana alam yang berulang kali
terjadi...adakah perbaikan dari hari ke hari?)
- disertai input bagi ter

[iagi-net-l] Masihkan ada hati nurani....was:Re: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah

2006-05-29 Terurut Topik Noor Syarifuddin
Informasi dari saudara di Yogya:
Banyak sekali orang yang -menurut saya- tidak punya hati lagi mencoba
memperkeruh suasana panik tsb dengan segala macam rumors : tsunami, wedhus
gembel, gempa susulan pas tengah malam etc

Ujungnya satu: mereka ingin warga panik dan meninggalkan rumahnya begitu
saja, dan mereka akan leluasa untuk menjarahnya

Mencari kesempatan dalam kesempitan!!!
Mirip juga dengan kelakuan para calo di cengkareng yang menaikkan hara tiket
sampai 1 juta di atas harga resminya.
Mirip juga dengan para politisi yang menjadi "sok akrab" dengan rakyat
Mirip juga dengan para partai yang rame-rame bawa "bendera" ke lokasi
bencana

Duh Gusti benarkah ada orang-orang seperti itu negeri ini ?


salam prihatin,


- Original Message -
From: "Awang Harun Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Monday, May 29, 2006 6:21 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah
===
Di Radio El Shinta Sabtu pagi kemarin diberitakan banyak para pengendara
motor meneriakkan "tsunami - tsunami !!", dan kontan semua yang dilewatinya
berbalik arah mengikuti motor tersebut menuju Kaliurang, bahkan ada yang
sempat berlari telanjang kaki sejauh 12 km. Saya juga kalau sedang ada di
situ akan ikut berlomba menuju Kaliurang.



-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?

2006-05-29 Terurut Topik Maryanto (Maryant)

Nah, banyak yang lebih aktif sekarang untuk usaha mitigasi gempa ini.
Yang syaa dengar, kini ada 34 seismometer di pasang di seluruh
Indonesia. Akan 80 (?) pada beberapa tahun lagi. Seperti Pak Kuntadi
ini, sudah deskripsi langkah kedepan: evaluasi sejarah kegempaan tiap
microplate, cari polanya, lalu prediksi gempa ke depan. 

Jumlah seismometer sekian tadi, mungkin kurang sekali. Mestinya
seismometer relatif murah ya (?), apalagi di banding efek kerugian gempa
yang "amat besar". Ini geophone, sambung kabel, catat waktu kegempaan,
yang katanya seluruh Indonesia sekitar 2500 kali gempa perhari magnitude
lebih besar 1 M. Kemungkinan, seperti Merapi, gempa besar itu akan di
dahului oleh "warning quake". Tapi apa memang begitu ?

Salam,
Maryanto. 

-Original Message-
From: Kuntadi, Nugrahanto [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, May 29, 2006 4:24 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?

Bismillah, menyambung komentar mas Awang dan mas Vicky tentang PR yg
masih terbengkalai bagi para ahli geologi Indonesia adalah bagaimana
merangkum temuan2 selama ini dalam format tampilan statistik "popular"
shg dimengerti masyarakat awam - untuk kemudian dirangkum dan
dipublikasi ke media apa pun yg bisa menggapai seluruh lapisan
masyarakat dari Presiden hingga wong cilik.

Data dimaksud barangkali bisa mencakup:
- data-data rekaman kegempaan (volc dan tectonic) di lapangan dalam
10-100 tahun terakhir
- track record kapan terjadinya (shg bangsa ini bisa tahu apa iya kita
pernah gak terkena bencana alam dalam setahun penuh atau bahkan lima
tahun penuh? Ini yg mungkin petinggi bangsa perlukan shg hingga saat ini
belum ada badan formal yg berwenang menyikapi krn kejadian nya toh
jarang-walaupun besar sekalipun).
- jumlah korban di tiap bencana
- reaksi masyarakat dan pemerintah pasca bencana alam (sbg record sebaik
apakah selama ini bangsa kita menyikapi bencana alam yang berulang kali
terjadi...adakah perbaikan dari hari ke hari?)
- disertai input bagi terbentuknya koordinasi lintas sektoral yg di
"formalkan" - yang tidak bersifat reaktif ketika bencana terjadi saja.

Insya Allah semakin terbuka hati semua pihak kalau bangsa kita ini harus
siap "bersahabat" dengan bencana alam...oleh karenanya harus bersiap
bagaimana menghadapinya - bukannya reaktif seperti selama ini terjadi
berulang-ulang, memprihatinkan, dan yang menarik selalu dibumbui dengan
rasa simpati sesaat dari segenap saudara dari seluruh pelosok negeri -
yg lalu hilang bak buih di lautan setelah bbrp saat untuk dilupakan dan
di reaktifkan lagi

Subhanallah, walau kita harus bersabar dengan bencana yang dikirimkan
oleh Allah SWT kepada kita. Namun, Allah SWT pun insya Allah tidak ridha
bila bangsa ini tidak pernah belajar memetik hikmah untuk belajar
bagaimana cara bersiap diri sebaik mungkin jasmani dan rohani dlm
menghadapi semua ini.

Salam,
Kun

-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, May 29, 2006 3:27 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; HAGI-Net; [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?

Setiap gempa habis menewaskan ribuan saudara-saudara kita sebangsa dan
setanah air, sedih sekali rasanya... Ini bencana geologi, dan kita
menyebut diri kita ahli geologi ?!

Apa yang bisa kita perbuat dengan prediksi/precaution/forecasting
bencana yang satu ini ? Ingat selalu, ini tanggung jawab kita sebagai
geologist yang telah memutuskan hidupnya untuk membaca alam. Sekalipun
alam itu lembaran bukunya sudah hilang di sana-sini, sudah sobek, yang
ada pun tintanya sudah kabur. Tetap saja, tak ada orang lain yang
menekuni gempa selain geologist dan geophysicist. Jadi, harapan besar
ditaruh kepada kita.

Berminggu-minggu saudara2 kita menatapkan mukanya ke Merapi, kita semua
juga mau tak mau melihat Merapi karena pemberitaannya yang sangat luas.
Hm...tak disangka-sangka, dari balik punggung kita justru serangan
datang saat saudara2 kita tak bersiap sedikitpun, saat masih menggeliat
dari tidur yang lelap, dan dalam 57 detik saja 26.000 rumah diratakan
Bumi. Miris melihat mayat2 kaku diangkut keluar dari puing-puing
bangunan.

Tak ada yang menduganya, tak ada geologist satu pun yang menduganya.
Kita hanya tahu jalur selatan Jawa rawan gempa. Dan, penelitian
kegempaan Jawa minimal sekali, kalah jauh dengan barat Sumatra. Berapa
banyak survey geomarin dari berbagai negara pernah melintas di barat
Sumatra, dan berapa banyak di selatan Jawa ? Perbandingannya jomplang.

Setiap sehabis gempa kita belajar. Banyak paper ditulis sehabis tsunami
Aceh. Para ahli geologi tersulut sesaat, tapi tak lama kemudian
memudar...ini sudah karakter kitakah ?!

Di mana di selatan Jawa tempat2 interplate coupling, seismic gap area,
wilayah2 yang siap rupture dan menyemburkan malapetaka ke darat ? Tidak
diketahui. Di barat Sumatra, hal ini diketahui di beberapa tempat. Di
mana di selatan Jawa sesar-sesar yang bisa jadi "death line" saat
terjadi estafet front ru

RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?

2006-05-29 Terurut Topik Maryanto (Maryant)
 

-Original Message-
From: Kuntadi, Nugrahanto [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, May 29, 2006 4:24 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?

Bismillah, menyambung komentar mas Awang dan mas Vicky tentang PR yg
masih terbengkalai bagi para ahli geologi Indonesia adalah bagaimana
merangkum temuan2 selama ini dalam format tampilan statistik "popular"
shg dimengerti masyarakat awam - untuk kemudian dirangkum dan
dipublikasi ke media apa pun yg bisa menggapai seluruh lapisan
masyarakat dari Presiden hingga wong cilik.

Data dimaksud barangkali bisa mencakup:
- data-data rekaman kegempaan (volc dan tectonic) di lapangan dalam
10-100 tahun terakhir
- track record kapan terjadinya (shg bangsa ini bisa tahu apa iya kita
pernah gak terkena bencana alam dalam setahun penuh atau bahkan lima
tahun penuh? Ini yg mungkin petinggi bangsa perlukan shg hingga saat ini
belum ada badan formal yg berwenang menyikapi krn kejadian nya toh
jarang-walaupun besar sekalipun).
- jumlah korban di tiap bencana
- reaksi masyarakat dan pemerintah pasca bencana alam (sbg record sebaik
apakah selama ini bangsa kita menyikapi bencana alam yang berulang kali
terjadi...adakah perbaikan dari hari ke hari?)
- disertai input bagi terbentuknya koordinasi lintas sektoral yg di
"formalkan" - yang tidak bersifat reaktif ketika bencana terjadi saja.

Insya Allah semakin terbuka hati semua pihak kalau bangsa kita ini harus
siap "bersahabat" dengan bencana alam...oleh karenanya harus bersiap
bagaimana menghadapinya - bukannya reaktif seperti selama ini terjadi
berulang-ulang, memprihatinkan, dan yang menarik selalu dibumbui dengan
rasa simpati sesaat dari segenap saudara dari seluruh pelosok negeri -
yg lalu hilang bak buih di lautan setelah bbrp saat untuk dilupakan dan
di reaktifkan lagi

Subhanallah, walau kita harus bersabar dengan bencana yang dikirimkan
oleh Allah SWT kepada kita. Namun, Allah SWT pun insya Allah tidak ridha
bila bangsa ini tidak pernah belajar memetik hikmah untuk belajar
bagaimana cara bersiap diri sebaik mungkin jasmani dan rohani dlm
menghadapi semua ini.

Salam,
Kun

-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, May 29, 2006 3:27 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; HAGI-Net; [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?

Setiap gempa habis menewaskan ribuan saudara-saudara kita sebangsa dan
setanah air, sedih sekali rasanya... Ini bencana geologi, dan kita
menyebut diri kita ahli geologi ?!

Apa yang bisa kita perbuat dengan prediksi/precaution/forecasting
bencana yang satu ini ? Ingat selalu, ini tanggung jawab kita sebagai
geologist yang telah memutuskan hidupnya untuk membaca alam. Sekalipun
alam itu lembaran bukunya sudah hilang di sana-sini, sudah sobek, yang
ada pun tintanya sudah kabur. Tetap saja, tak ada orang lain yang
menekuni gempa selain geologist dan geophysicist. Jadi, harapan besar
ditaruh kepada kita.

Berminggu-minggu saudara2 kita menatapkan mukanya ke Merapi, kita semua
juga mau tak mau melihat Merapi karena pemberitaannya yang sangat luas.
Hm...tak disangka-sangka, dari balik punggung kita justru serangan
datang saat saudara2 kita tak bersiap sedikitpun, saat masih menggeliat
dari tidur yang lelap, dan dalam 57 detik saja 26.000 rumah diratakan
Bumi. Miris melihat mayat2 kaku diangkut keluar dari puing-puing
bangunan.

Tak ada yang menduganya, tak ada geologist satu pun yang menduganya.
Kita hanya tahu jalur selatan Jawa rawan gempa. Dan, penelitian
kegempaan Jawa minimal sekali, kalah jauh dengan barat Sumatra. Berapa
banyak survey geomarin dari berbagai negara pernah melintas di barat
Sumatra, dan berapa banyak di selatan Jawa ? Perbandingannya jomplang.

Setiap sehabis gempa kita belajar. Banyak paper ditulis sehabis tsunami
Aceh. Para ahli geologi tersulut sesaat, tapi tak lama kemudian
memudar...ini sudah karakter kitakah ?!

Di mana di selatan Jawa tempat2 interplate coupling, seismic gap area,
wilayah2 yang siap rupture dan menyemburkan malapetaka ke darat ? Tidak
diketahui. Di barat Sumatra, hal ini diketahui di beberapa tempat. Di
mana di selatan Jawa sesar-sesar yang bisa jadi "death line" saat
terjadi estafet front rupture dari titik gempa ke daratan ? Ada, tetapi
belum dipetakan dan diwaspadai. Sesar Opak salah satunya, Sesar
Girindulu mungkin. Di mana di selatan Jawa yang bisa meredam gempa,
tetapi di mana juga yang malah bisa memperkuat gempa ? Ini berhubungan
dengan litologi penyusun. Bisa dibuat, tetapi belum dilakukan.

Saat ini, gempa Yogya paling tidak memberikan pelajaran kepada kita :
jangan lengah, selalu waspada, jangan terlepas lagi pengamatan kita, dan
jangan hanya gaung di muka ke belakangnya memudar. 

Dan, ini, semua wilayah indentasi di selatan Jawa secara seismik bisa
berbahaya; kalau ada sesar2 model Sesar Opak bisa berbahaya lagi.
Wilayah2 seperti Kutowinangun-Kutoarjo-Purwodadi menjadi berbahaya sebab
ia ada di sedimen lunak yang diapi

RE: [iagi-net-l] RE: Gempa Yogyakarta 27 Mei 2006

2006-05-29 Terurut Topik Maryanto (Maryant)

Pak Nur, 

Makasih papernya. Ini suatu input yang bagus buat analisa gempa. Semoga
saja saya akn dapatkan klaim Kompas untuk bahwa gempa Jogja telah di
prediksi di paper beliau itu.

Salam,
Maryanto.
 

-Original Message-
From: M. Nur Heriawan [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, May 29, 2006 8:19 AM
To: iagi-net@iagi.or.id; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI)
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] RE: Gempa Yogyakarta 27 Mei 2006


--- "Maryanto (Maryant)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> Kompas, Minggu, 28 Mei 2006, sebut, Pak Cecep Suhardja, ahli geodesi 
> Badan Koordinasi Pemetaan Nasional, JKT, telah memprediksikannya, di 
> muat Nature, Maret 2006.
> Ada yang bisa meberikan info tentang bagaimana prediksi beliau ?
> 

Pak Maryant Yth.

Kalau yang dimaksudkan adalah artikel yang ditulis Pak Cecep Subarya
(bukan Cecep Suhardja) di Jurnal Nature edisi Maret 2006, saya coba
share ke millist ini (silahkan cek di attachment). 


Judul artikel:
Plate-boundary deformation associated with the great Sumatra-Andaman
earthquake

Cecep Subarya, Mohamed Chlieh, Linette Prawirodirdjo, Jean-Philippe
Avouac, Yehuda Bock, Kerry Sieh, Aron J.
Meltzner, Danny H. Natawidjaja and Robert McCaffrey

The Sumatra-Andaman earthquake of 26 December 2004 is the first giant
earthquake (moment magnitude Mw > 9.0) to have occurred since the advent
of modern space-based geodesy and broadband seismology. It therefore
provides an unprecedented opportunity to investigate the characteristics
of one of these enormous and rare events. Here we report estimates of
the ground displacement associated with this event, using near-field
Global Positioning System (GPS) surveys in northwestern Sumatra combined
with in situ and remote observations of the vertical motion of coral
reefs. These data show that the earthquake was generated by rupture of
the Sunda subduction megathrust over a distance of >1,500 kilometres and
a width of <150 kilometres. Megathrust slip exceeded 20 metres offshore
northern Sumatra, mostly at depths shallower than 30 kilometres.
Comparison of the geodetically and seismically inferred slip
distribution indicates that 30 per cent additional fault slip accrued in
the 1.5 months following the 500-second-long seismic rupture. Both
seismic and aseismic slip before our re-occupation of GPS sites occurred
on the shallow portion of the megathrust, where the large Aceh tsunami
originated. Slip tapers off abruptly along strike beneath Simeulue
Island at the southeastern edge of the rupture, where the earthquake
nucleated and where an Mw = 7.2 earthquake occurred in late 2002. This
edge also abuts the northern limit of slip in the 28 March 2005 Mw = 8.7
Nias-Simeulue earthquake.

Informasi lengkapnya silahkan diakses ke:
http://www.nature.com/nature/journal/v440/n7080/full/nature04522.html

Semoga bermanfaat.

Salam,



M. Nur Heriawan
http://www.mining.itb.ac.id/heriawan

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com 


-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?

2006-05-29 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari

Pak SBY tentunya sangat kenal dengan nama Grindulu ini, semoga beliau
tergugah untuk memberikan perhatian kepada kebencanaan di Indonesia. Saya
ingat sekali beliau sangat konsen dengan bencana Aceh, namun perasaan saya
konsen beliau masih sebatas "relief" pasca bencana. Kebutuhan mitigasi
bencana seharusnya dimulai dengan sejak penelitian ilmiah jauh sebelum
bencana yg terduga terjadi.

Kalau memebritahukan ke Pak SBY coba perkeras swara nama GRINDULU ini, aku
yakin beliau akan tergugah daerah asalnya. Ngga apa-apa agak sdikit
bombastis, menarik perhatian beliau harus dengan yg agak sedikit ... mak
JLEG !

RDP

On 5/29/06, Kuntadi, Nugrahanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


Bismillah, menyambung komentar mas Awang dan mas Vicky tentang PR yg
masih terbengkalai bagi para ahli geologi Indonesia adalah bagaimana
merangkum temuan2 selama ini dalam format tampilan statistik "popular"
shg dimengerti masyarakat awam - untuk kemudian dirangkum dan
dipublikasi ke media apa pun yg bisa menggapai seluruh lapisan
masyarakat dari Presiden hingga wong cilik.

Data dimaksud barangkali bisa mencakup:
- data-data rekaman kegempaan (volc dan tectonic) di lapangan dalam
10-100 tahun terakhir
- track record kapan terjadinya (shg bangsa ini bisa tahu apa iya kita
pernah gak terkena bencana alam dalam setahun penuh atau bahkan lima
tahun penuh? Ini yg mungkin petinggi bangsa perlukan shg hingga saat ini
belum ada badan formal yg berwenang menyikapi krn kejadian nya toh
jarang-walaupun besar sekalipun).
- jumlah korban di tiap bencana
- reaksi masyarakat dan pemerintah pasca bencana alam (sbg record sebaik
apakah selama ini bangsa kita menyikapi bencana alam yang berulang kali
terjadi...adakah perbaikan dari hari ke hari?)
- disertai input bagi terbentuknya koordinasi lintas sektoral yg di
"formalkan" - yang tidak bersifat reaktif ketika bencana terjadi saja.

Insya Allah semakin terbuka hati semua pihak kalau bangsa kita ini harus
siap "bersahabat" dengan bencana alam...oleh karenanya harus bersiap
bagaimana menghadapinya - bukannya reaktif seperti selama ini terjadi
berulang-ulang, memprihatinkan, dan yang menarik selalu dibumbui dengan
rasa simpati sesaat dari segenap saudara dari seluruh pelosok negeri -
yg lalu hilang bak buih di lautan setelah bbrp saat untuk dilupakan dan
di reaktifkan lagi

Subhanallah, walau kita harus bersabar dengan bencana yang dikirimkan
oleh Allah SWT kepada kita. Namun, Allah SWT pun insya Allah tidak ridha
bila bangsa ini tidak pernah belajar memetik hikmah untuk belajar
bagaimana cara bersiap diri sebaik mungkin jasmani dan rohani dlm
menghadapi semua ini.

Salam,
Kun

-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Monday, May 29, 2006 3:27 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; HAGI-Net; [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?

Setiap gempa habis menewaskan ribuan saudara-saudara kita sebangsa dan
setanah air, sedih sekali rasanya... Ini bencana geologi, dan kita
menyebut diri kita ahli geologi ?!

Apa yang bisa kita perbuat dengan prediksi/precaution/forecasting
bencana yang satu ini ? Ingat selalu, ini tanggung jawab kita sebagai
geologist yang telah memutuskan hidupnya untuk membaca alam. Sekalipun
alam itu lembaran bukunya sudah hilang di sana-sini, sudah sobek, yang
ada pun tintanya sudah kabur. Tetap saja, tak ada orang lain yang
menekuni gempa selain geologist dan geophysicist. Jadi, harapan besar
ditaruh kepada kita.

Berminggu-minggu saudara2 kita menatapkan mukanya ke Merapi, kita semua
juga mau tak mau melihat Merapi karena pemberitaannya yang sangat luas.
Hm...tak disangka-sangka, dari balik punggung kita justru serangan
datang saat saudara2 kita tak bersiap sedikitpun, saat masih menggeliat
dari tidur yang lelap, dan dalam 57 detik saja 26.000 rumah diratakan
Bumi. Miris melihat mayat2 kaku diangkut keluar dari puing-puing
bangunan.

Tak ada yang menduganya, tak ada geologist satu pun yang menduganya.
Kita hanya tahu jalur selatan Jawa rawan gempa. Dan, penelitian
kegempaan Jawa minimal sekali, kalah jauh dengan barat Sumatra. Berapa
banyak survey geomarin dari berbagai negara pernah melintas di barat
Sumatra, dan berapa banyak di selatan Jawa ? Perbandingannya jomplang.

Setiap sehabis gempa kita belajar. Banyak paper ditulis sehabis tsunami
Aceh. Para ahli geologi tersulut sesaat, tapi tak lama kemudian
memudar...ini sudah karakter kitakah ?!

Di mana di selatan Jawa tempat2 interplate coupling, seismic gap area,
wilayah2 yang siap rupture dan menyemburkan malapetaka ke darat ? Tidak
diketahui. Di barat Sumatra, hal ini diketahui di beberapa tempat. Di
mana di selatan Jawa sesar-sesar yang bisa jadi "death line" saat
terjadi estafet front rupture dari titik gempa ke daratan ? Ada, tetapi
belum dipetakan dan diwaspadai. Sesar Opak salah satunya, Sesar
Girindulu mungkin. Di mana di selatan Jawa yang bisa meredam gempa,
tetapi di mana juga yang malah bisa memperkuat gempa ? Ini berhubungan
dengan litologi penyusun. 

RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?

2006-05-29 Terurut Topik Kuntadi, Nugrahanto
Bismillah, menyambung komentar mas Awang dan mas Vicky tentang PR yg
masih terbengkalai bagi para ahli geologi Indonesia adalah bagaimana
merangkum temuan2 selama ini dalam format tampilan statistik "popular"
shg dimengerti masyarakat awam - untuk kemudian dirangkum dan
dipublikasi ke media apa pun yg bisa menggapai seluruh lapisan
masyarakat dari Presiden hingga wong cilik.

Data dimaksud barangkali bisa mencakup:
- data-data rekaman kegempaan (volc dan tectonic) di lapangan dalam
10-100 tahun terakhir
- track record kapan terjadinya (shg bangsa ini bisa tahu apa iya kita
pernah gak terkena bencana alam dalam setahun penuh atau bahkan lima
tahun penuh? Ini yg mungkin petinggi bangsa perlukan shg hingga saat ini
belum ada badan formal yg berwenang menyikapi krn kejadian nya toh
jarang-walaupun besar sekalipun).
- jumlah korban di tiap bencana
- reaksi masyarakat dan pemerintah pasca bencana alam (sbg record sebaik
apakah selama ini bangsa kita menyikapi bencana alam yang berulang kali
terjadi...adakah perbaikan dari hari ke hari?)
- disertai input bagi terbentuknya koordinasi lintas sektoral yg di
"formalkan" - yang tidak bersifat reaktif ketika bencana terjadi saja.

Insya Allah semakin terbuka hati semua pihak kalau bangsa kita ini harus
siap "bersahabat" dengan bencana alam...oleh karenanya harus bersiap
bagaimana menghadapinya - bukannya reaktif seperti selama ini terjadi
berulang-ulang, memprihatinkan, dan yang menarik selalu dibumbui dengan
rasa simpati sesaat dari segenap saudara dari seluruh pelosok negeri -
yg lalu hilang bak buih di lautan setelah bbrp saat untuk dilupakan dan
di reaktifkan lagi

Subhanallah, walau kita harus bersabar dengan bencana yang dikirimkan
oleh Allah SWT kepada kita. Namun, Allah SWT pun insya Allah tidak ridha
bila bangsa ini tidak pernah belajar memetik hikmah untuk belajar
bagaimana cara bersiap diri sebaik mungkin jasmani dan rohani dlm
menghadapi semua ini.

Salam,
Kun

-Original Message-
From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, May 29, 2006 3:27 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; HAGI-Net; [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?

Setiap gempa habis menewaskan ribuan saudara-saudara kita sebangsa dan
setanah air, sedih sekali rasanya... Ini bencana geologi, dan kita
menyebut diri kita ahli geologi ?!

Apa yang bisa kita perbuat dengan prediksi/precaution/forecasting
bencana yang satu ini ? Ingat selalu, ini tanggung jawab kita sebagai
geologist yang telah memutuskan hidupnya untuk membaca alam. Sekalipun
alam itu lembaran bukunya sudah hilang di sana-sini, sudah sobek, yang
ada pun tintanya sudah kabur. Tetap saja, tak ada orang lain yang
menekuni gempa selain geologist dan geophysicist. Jadi, harapan besar
ditaruh kepada kita.

Berminggu-minggu saudara2 kita menatapkan mukanya ke Merapi, kita semua
juga mau tak mau melihat Merapi karena pemberitaannya yang sangat luas.
Hm...tak disangka-sangka, dari balik punggung kita justru serangan
datang saat saudara2 kita tak bersiap sedikitpun, saat masih menggeliat
dari tidur yang lelap, dan dalam 57 detik saja 26.000 rumah diratakan
Bumi. Miris melihat mayat2 kaku diangkut keluar dari puing-puing
bangunan.

Tak ada yang menduganya, tak ada geologist satu pun yang menduganya.
Kita hanya tahu jalur selatan Jawa rawan gempa. Dan, penelitian
kegempaan Jawa minimal sekali, kalah jauh dengan barat Sumatra. Berapa
banyak survey geomarin dari berbagai negara pernah melintas di barat
Sumatra, dan berapa banyak di selatan Jawa ? Perbandingannya jomplang.

Setiap sehabis gempa kita belajar. Banyak paper ditulis sehabis tsunami
Aceh. Para ahli geologi tersulut sesaat, tapi tak lama kemudian
memudar...ini sudah karakter kitakah ?!

Di mana di selatan Jawa tempat2 interplate coupling, seismic gap area,
wilayah2 yang siap rupture dan menyemburkan malapetaka ke darat ? Tidak
diketahui. Di barat Sumatra, hal ini diketahui di beberapa tempat. Di
mana di selatan Jawa sesar-sesar yang bisa jadi "death line" saat
terjadi estafet front rupture dari titik gempa ke daratan ? Ada, tetapi
belum dipetakan dan diwaspadai. Sesar Opak salah satunya, Sesar
Girindulu mungkin. Di mana di selatan Jawa yang bisa meredam gempa,
tetapi di mana juga yang malah bisa memperkuat gempa ? Ini berhubungan
dengan litologi penyusun. Bisa dibuat, tetapi belum dilakukan.

Saat ini, gempa Yogya paling tidak memberikan pelajaran kepada kita :
jangan lengah, selalu waspada, jangan terlepas lagi pengamatan kita, dan
jangan hanya gaung di muka ke belakangnya memudar. 

Dan, ini, semua wilayah indentasi di selatan Jawa secara seismik bisa
berbahaya; kalau ada sesar2 model Sesar Opak bisa berbahaya lagi.
Wilayah2 seperti Kutowinangun-Kutoarjo-Purwodadi menjadi berbahaya sebab
ia ada di sedimen lunak yang diapit dua masif karbonat (Sentolo dan
Karangbolong). Pacitan boleh jadi berbahaya, tapi ia sempit dan
didominasi batuan keras. Di Jawa Timur, yang berbahaya dari pelajaran
Yogya ini adalah indentasi antara L

[iagi-net-l] Pertanyaan masyarakat - need help !

2006-05-29 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari

Ada yg bisa membantu saya menjawab ?
Kapan boleh mulai membangun lagi dianggap aman dengan gempa susulan ?

RDP

-- Forwarded message --
From: Kang Hasan <[EMAIL PROTECTED]>
Date: May 29, 2006 4:16 PM
Subject: [kampung-ugm] Re: Daerah itu terlepas dari pengamatan
To: [EMAIL PROTECTED]

mas vick, temenku tanya apa efek gempa thd aktivitas merapi? seberapa
bahaya kah merapi pasca gempa?

==

-- Forwarded message --
From: kibroto <[EMAIL PROTECTED]>
Date: May 29, 2006 8:20 AM


# ya, rumah ortu saya yang konstruksi kuno sangat rawan untuk
dihuni. Goyangan sikit saja akan meruntuhken bangunan. Untuk
sementara ini keluarga saya ngungsi dirumah adik saya yang di jakal
(jalan kaliurang).

Rumah saya yang paviliun rumah induk ndak seberapa berat rusaknya
dan akan dipakai untuk tempat pengungsian sementara karena rumah
adik saya di jakal terlalu kecil.

Bung, kapan gempa susulan sudah ndak berbahaya?

Saya sudah dapet tukang2 batu/kayu untuk restorasi bangunan tetapi
masih menunggu aba2 aman.







 Yahoo! Groups Sponsor ~-->
Everything you need is oneclick away. Make Yahoo! your home pagenow.
http://us.click.yahoo.com/AHchtC/4FxNAA/yQLSAA/1MXolB/TM
~->


Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
   http://groups.yahoo.com/group/kampung-ugm/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
   [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
   http://docs.yahoo.com/info/terms/






--
How to win the game without breaking the rule --> make the new one !


RE: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah

2006-05-29 Terurut Topik yrsnki
>

  Nah ini menandakan bahwa tidak selalu CNN memberitakan yang benar,
terutama kalau menyangkut kepentingan USA

  Si-Abah

___

  Tambah lagi pemberitaan CNN kemarin, yang menyatakan bahwa gempa 6.3 SR
> di Jogja adalah gempa Vulkanik...wah bisa nambahi runyam nih...Mungkin
> karena G. Merapi yang sedang aktif ini, akhirnya semua geologic
> activities di Jogja dikaitkan dengan Merapi:-)))
>
>
>
>
> -Original Message-
> From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Monday, May 29, 2006 11:21 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: RE: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah
>
> Episentrum, magnitude, dan kedalaman pusat gempa (focal depth) pun
> saling berbeda. Plotting epicentrum aftershocks-nya pun berbeda. Ini
> akan membingungkan analisis, sintesis, dan interpretasi selanjutnya. Kan
> kita tak akan membiarkan gempa ini sebagai bencana saja - tetapi juga
> harus ada pembelajaran agar kelak kita bisa meminimalisasi akibatnya.
> Kalau dari awalnya saja sudah berbeda, bagaimana selanjutnya ?
>
> Disarankan BMG dan BG (Badan Geologi) duduk bersama, kembali memeriksa
> semua raw data seismogram dari semua stasiun pengamatan gempa. Dan,
> putuskan yang sebenarnya. Geser-geser sedikit episentrum memang wajar,
> kedalaman dan magnitude juga bisa beda-beda sedikit. Tetapi kalau yang
> satu di laut dan yang lain di darat, lalu ada perbedaan 1 Richter,
> wah..ini kan lewat wajar. Perbedaan 1 Richter = perbedaan 10 x kekuatan,
> perbedaan 2 Richter = perbedaan 100 x kekuatan, dst.
>
> Di Radio El Shinta Sabtu pagi kemarin diberitakan banyak para pengendara
> motor meneriakkan "tsunami - tsunami !!", dan kontan semua yang
> dilewatinya berbalik arah mengikuti motor tersebut menuju Kaliurang,
> bahkan ada yang sempat berlari telanjang kaki sejauh 12 km. Saya juga
> kalau sedang ada di situ akan ikut berlomba menuju Kaliurang. Tanpa
> pengetahuan di mana episentrum, berapa kekuatan gempa, apa focal
> mechanismnya, dan berapa dalam focal depth-nya, saya tak akan sok diam
> di situ gak percaya ada tsunami, ya pasti lari dulu.
>
> Lalu, kemudian ada teriakan lagi "awan panas-awan panas"
> Nah...masyarakat Yogya terperangkap di Kaliurang, dilimbur tsunami dari
> selatan, diserbu awan panas dari utara. Kasihan kan...Maka, berilah
> informasi dengan benar. Jangan biarkan perbedaan pendapat yang berbahaya
> tetap menggantung.
>
> Salam,
> awang
>
> -Original Message-
> From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Monday, May 29, 2006 10:36 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: RE: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah
>
>>
>   Awang
>
>   Benar sekali komentar Anda , saya baru saja melihat peta di
> Blogspot-nya
>   Rovicky , terlihat perbedaan jarak yang cukup jauh untuk satu event
> gempa
>   yang sama 
>   Lebih gawat lagi .satu dilaut satu didarat, yang tentunya akibatnya
> ter-
>   hadap kehidupan manusia sangat berbeda.
>
>   Si- Abah.
>
> 
> __
>
>   Pak Ridwan,
>>
>> Tak ada perwakilan (narasumber)dari Pusat Volkanologi dan Mitigasi
>> Bencana Geologi yang diundang ? Atau sudah diwakili BG (Dr. Mas Atje)
>> ? Sebab, gempa Yogya ini menyisakan problem yang cukup mengganggu : di
>
>> mana sebenarnya episentrum gempa tersebut. Kalau sempat melihat acara
>> wawancara AnTV kemarin, Pak Fauzi tetap berpendapat episentrum di
>> laut, sedang Pak Surono via tele-conference tetap menyebutnya di
>> darat. Saya pikir ini bukan sekedar perbedaan pendapat - tetapi
>> perbedaan pendapat yang berbahaya. Kedalaman dan kekuatan gempa pun
>> berbeda pendapatnya antara BMG dan BG.
>>
>> Masyarakat sudah tahu ada perbedaan pendapat itu. Diulas dan
>> dikonfrontasikan oleh AnTV dan ditulis artikel "Pusat Gempa Tidak
>> Diketahui" oleh Koran Tempo edisi hari Minggu kemarin. Nah, apa kita
>> mau membiarkan kebingungan ini ? Mumpung ada acara diskusi ini,
>> sebaiknya diagendakan masalah perbedaan pendapat tersebut, hanya saya
>> tak melihat ada Narasumber yang mewakilinya. Mas Atje kan
> spesialisasinya volkanologi.
>> Dengan kata lain, Pak Surono perlu diundang dan dijadikan Narasumber.
>>
>> Salam,
>> Awang
>>
>> -Original Message-
>> From: Ridwan Djamaluddin [mailto:[EMAIL PROTECTED]
>> Sent: Monday, May 29, 2006 7:48 AM
>> To: iagi-net@iagi.or.id
>> Cc: [EMAIL PROTECTED]
>> Subject: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan Jawa Tengah
>>
>> Rekan-rekan IAGI,
>>
>> Dengan ini PP-IAGI mengundang anggota IAGI dan anggota masyarakat yang
>
>> tertarik untuk menghadiri Diskusi tentang Dinamika Kebumian di Kawasan
>
>> DIY - Jawa Tengah. Diskusi akan diadakan pada hari SELASA, tgl. 30 Mei
>
>> 2006, jam 09:00 - 12:00, di BPPT [Gedung II. lt.3], Jl.Thamrijn 8
>> Jakarta 10340.
>>
>> Narasumber yang akan hadir:
>> 1. Dr. Wahyu Triyoso [ITB]: Pola Kegempaan di Jawa Tengah 2. Dr. Fauzi
>
>> [BMG]: 

Re: [iagi-net-l] Forum Sains Bencana (Akibat Proses Geologi) ===>Re: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian

2006-05-29 Terurut Topik Ridwan Djamaluddin

Pak Andang, Pak Awang,

Terimakasih atas informasi, masukan, dan sarannya. 
Sebenarnya memang banyak sekali yang mau kita undang untuk 
berdiskusi. Untuk kemudahan operasional memang 4 
narasumber yang kita minta mempersiapkan bahan, tapi 
tentunya anggota IAGI dan pakar2 kebumian sangat 
diharapkan pendapatnya.


Dr. Wahyu untuk menjelaskan hasil2 pemodelan matematisnya 
tentang pola kegempaan. Dr. Fauzi diharapkan dapat 
memaparkan data yang memang dikumpulkan secara rutin oleh 
BMG. Dr. Mas Atje diharapkan menjelaskan adakah hubungan 
antara gempabumi dan aktivitas Merapi. Ir. Velly kita 
undang untuk mengetahui kemungkinan potensi tsunami di 
selatan Jawa [BPPT pernah memodelkan daerah tersebut].


Saya sudah SMS Pak Surono, dan undangan secara khusus juga 
dikirim via faksimili ke kantor beliau.


Kita sangat berharap agar IAGI dapat terus memainkan peran 
sebagai entitas netral dalam mencari jawaban terhadap 
berbagai fenomena kebumian.


Ditunggu kehadiran rekan2 besok pagi.

Tenkyu, R i d w a n


On Mon, 29 May 2006 13:06:11 +0700
 "Andang Bachtiar" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Kawan-kawan komunitas kebumian,
forum diskusi yang akan digelar oleh PP-IAGI esok hari 
SANGAT PENTING untuk dilaksanakan dengan mengundang semua 
pihak yang terlibat dalam evaluasi dan komunikasi (formal 
- informal) ttg hal-hal kegeologian yang terkait dengan 
bencana gempa Yogja kemaren. Forum IAGI dapat menjadi 
jembatan netral komunikasi antar pakar yang ada tanpa 
harus terikat oleh kekakuan instansi-lembaga 
masing-masing. Tahun 2005 yang lalu PP-IAGI juga sempat 
melaksanakan diskusi serupa 2 kali untuk mempertemukan 
perbedaan-perbedaan pendapat dan kritik-respon internal 
antar pakar (terutama mengenai Gempa-Tsunami Sumatra), 
yaitu:
1. Tanggal 6 Juli 2005 di Hotel Marcopolo Lampung, 
dihadiri 27 pakar, birokrat, saintis periset, dan 
komunikator2 anggota IAGI-HAGI (termasuk Pak Fauzi, Pak 
Surono, Danny Hilman, Wahyu, Pak Wimpy dll)
2. Tanggal 7 September di P3G Bandung, dihadiri  30 orang 
yang afiliasinya sejenis dengan peserta miting pertama 
(Juli).


Setelah itu forum tersebut sempat terhenti, karena 
PP-IAGI sudah mulai disibukkan dengan persiapan Munas, 
PIT, dan lengser November 2005.


Mudah-mudahan rintisan baru Pak Sekjen Ridwan dapat 
meneruskan semangat kebersamaan dari Forum yang sudah 
terbentuk sepanjang 2005 yang lalu.


Semua file pertemuan, daftar hadir dan notulensi ada di 
sekretariat IAGI.


Salam

adb

- Original Message - From: "Awang Harun Satyana" 
<[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Monday, May 29, 2006 11:21 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian 
Kawasan Jawa Tengah



Episentrum, magnitude, dan kedalaman pusat gempa (focal 
depth) pun saling berbeda. Plotting epicentrum 
aftershocks-nya pun berbeda. Ini akan membingungkan 
analisis, sintesis, dan interpretasi selanjutnya. Kan 
kita tak akan membiarkan gempa ini sebagai bencana saja - 
tetapi juga harus ada pembelajaran agar kelak kita bisa 
meminimalisasi akibatnya. Kalau dari awalnya saja sudah 
berbeda, bagaimana selanjutnya ?


Disarankan BMG dan BG (Badan Geologi) duduk bersama, 
kembali memeriksa semua raw data seismogram dari semua 
stasiun pengamatan gempa. Dan, putuskan yang sebenarnya. 
Geser-geser sedikit episentrum memang wajar, kedalaman 
dan magnitude juga bisa beda-beda sedikit. Tetapi kalau 
yang satu di laut dan yang lain di darat, lalu ada 
perbedaan 1 Richter, wah..ini kan lewat wajar. Perbedaan 
1 Richter = perbedaan 10 x kekuatan, perbedaan 2 Richter 
= perbedaan 100 x kekuatan, dst.

=cut
 Pak Ridwan,


Tak ada perwakilan (narasumber)dari Pusat Volkanologi dan 
Mitigasi Bencana
Geologi yang diundang ? Atau sudah diwakili BG (Dr. Mas 
Atje) ? Sebab,
gempa Yogya ini menyisakan problem yang cukup mengganggu 
: di mana
sebenarnya episentrum gempa tersebut. Kalau sempat 
melihat acara wawancara
AnTV kemarin, Pak Fauzi tetap berpendapat episentrum di 
laut, sedang Pak
Surono via tele-conference tetap menyebutnya di darat. 
Saya pikir ini
bukan sekedar perbedaan pendapat - tetapi perbedaan 
pendapat yang
berbahaya. Kedalaman dan kekuatan gempa pun berbeda 
pendapatnya antara BMG

dan BG.

Masyarakat sudah tahu ada perbedaan pendapat itu. Diulas 
dan
dikonfrontasikan oleh AnTV dan ditulis artikel "Pusat 
Gempa Tidak
Diketahui" oleh Koran Tempo edisi hari Minggu kemarin. 
Nah, apa kita mau
membiarkan kebingungan ini ? Mumpung ada acara diskusi 
ini, sebaiknya
diagendakan masalah perbedaan pendapat tersebut, hanya 
saya tak melihat
ada Narasumber yang mewakilinya. Mas Atje kan 
spesialisasinya volkanologi.
Dengan kata lain, Pak Surono perlu diundang dan dijadikan 
Narasumber.


Salam,
Awang

-Original Message-
From: Ridwan Djamaluddin 
[mailto:[EMAIL PROTECTED]

Sent: Monday, May 29, 2006 7:48 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [iagi-net-l] Diskusi Dinamika Kebumian Kawasan 
Jawa Tengah


Rekan-rekan IAGI,

Dengan ini PP-IAGI 

RE: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?

2006-05-29 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Setiap gempa habis menewaskan ribuan saudara-saudara kita sebangsa dan setanah 
air, sedih sekali rasanya... Ini bencana geologi, dan kita menyebut diri kita 
ahli geologi ?!

Apa yang bisa kita perbuat dengan prediksi/precaution/forecasting bencana yang 
satu ini ? Ingat selalu, ini tanggung jawab kita sebagai geologist yang telah 
memutuskan hidupnya untuk membaca alam. Sekalipun alam itu lembaran bukunya 
sudah hilang di sana-sini, sudah sobek, yang ada pun tintanya sudah kabur. 
Tetap saja, tak ada orang lain yang menekuni gempa selain geologist dan 
geophysicist. Jadi, harapan besar ditaruh kepada kita.

Berminggu-minggu saudara2 kita menatapkan mukanya ke Merapi, kita semua juga 
mau tak mau melihat Merapi karena pemberitaannya yang sangat luas. Hm...tak 
disangka-sangka, dari balik punggung kita justru serangan datang saat saudara2 
kita tak bersiap sedikitpun, saat masih menggeliat dari tidur yang lelap, dan 
dalam 57 detik saja 26.000 rumah diratakan Bumi. Miris melihat mayat2 kaku 
diangkut keluar dari puing-puing bangunan.

Tak ada yang menduganya, tak ada geologist satu pun yang menduganya. Kita hanya 
tahu jalur selatan Jawa rawan gempa. Dan, penelitian kegempaan Jawa minimal 
sekali, kalah jauh dengan barat Sumatra. Berapa banyak survey geomarin dari 
berbagai negara pernah melintas di barat Sumatra, dan berapa banyak di selatan 
Jawa ? Perbandingannya jomplang.

Setiap sehabis gempa kita belajar. Banyak paper ditulis sehabis tsunami Aceh. 
Para ahli geologi tersulut sesaat, tapi tak lama kemudian memudar...ini sudah 
karakter kitakah ?!

Di mana di selatan Jawa tempat2 interplate coupling, seismic gap area, wilayah2 
yang siap rupture dan menyemburkan malapetaka ke darat ? Tidak diketahui. Di 
barat Sumatra, hal ini diketahui di beberapa tempat. Di mana di selatan Jawa 
sesar-sesar yang bisa jadi "death line" saat terjadi estafet front rupture dari 
titik gempa ke daratan ? Ada, tetapi belum dipetakan dan diwaspadai. Sesar Opak 
salah satunya, Sesar Girindulu mungkin. Di mana di selatan Jawa yang bisa 
meredam gempa, tetapi di mana juga yang malah bisa memperkuat gempa ? Ini 
berhubungan dengan litologi penyusun. Bisa dibuat, tetapi belum dilakukan.

Saat ini, gempa Yogya paling tidak memberikan pelajaran kepada kita : jangan 
lengah, selalu waspada, jangan terlepas lagi pengamatan kita, dan jangan hanya 
gaung di muka ke belakangnya memudar. 

Dan, ini, semua wilayah indentasi di selatan Jawa secara seismik bisa 
berbahaya; kalau ada sesar2 model Sesar Opak bisa berbahaya lagi. Wilayah2 
seperti Kutowinangun-Kutoarjo-Purwodadi menjadi berbahaya sebab ia ada di 
sedimen lunak yang diapit dua masif karbonat (Sentolo dan Karangbolong). 
Pacitan boleh jadi berbahaya, tapi ia sempit dan didominasi batuan keras. Di 
Jawa Timur, yang berbahaya dari pelajaran Yogya ini adalah indentasi antara 
Lumajang-jember-Puger. Walaupun ada Nusa Barung sebagai barriernya, kalau 
episentrum terjadi di dekat Puger bagaimana, dan jelas indentasi di wilayah ini 
dibentuk sesar2 tegak utara-selatan. Tinggal dicari wilayah2 inter-plate 
coupling di depan daerah2 ini. Kalau ada, kapan kira2 pecah sebab laju kompresi 
dan slip vectornya saya pikir bisa diukur dengan GPS.

Betul kata Pak Rovicky, masih banyak PR-nya, sementara kemampuan kita 
terbatas...

Salam,
awang



-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, May 29, 2006 1:42 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; HAGI-Net; [EMAIL PROTECTED]
Subject: [iagi-net-l] Mengapa pengamatan kita terlepas ?

Gempa Yogyakarta menelan korban lebih dari 4000 nyawa manusia.
Peristiwa ini sangat mengagetkan dan menggegerkan siapa saja.
Bagaimana tidak, ketika semua mata tertuju pada Gunung Merapi yag
sedang bergejolak tiba-tiba sebuah daerah patahan (fault/rupture zone)
bergetar dengan kekuatan 6.3 Skala Richter dengan kedalaman 10 Km
(USGS) dengan daya rusak 6 hingga 7 skala MMI.

 Zona patahan penyebab gempa.

 Zona patahan (fault zone) ini sebenarnya sudah lama diketahui dan
dipetakan oleh ahli-ahli geologi. Lembar peta yogyakarta yang
diperbaharui dari peta-peta sebelumnya oleh Wartono (1995) juga sudah
memetakan zona patahan ini. Hampir semua mahasiswa geologi di
Yogyakarta mengenali patahan ini. Patahan ini memisahkan dataran
tinggi Wonosari yg bagian teratasnya terdiri atas singkapan
Batugamping Wonosari dengan dataran landai Yogyakarta yg merupakan
kaki Gunung Merapi.

 Mengapa pengamatan kita terlepas ?

 Daerah ini sebelumnya dikenal daerah dikenal "aman" terhadap gempa
bumi. Bahkan peta geologi teknik yg terbitkan oleh DGTL juga tidak
menyebutkan bahya gempa ini.
http://www.dgtl.esdm.go.id/peta_web/GT_YOGYA.html Bahaya-bahaya yg
disebutkan dalam peta itu adalah bahaya kebencanaan geologi yang
meliputi: bahaya letusan dan aliran lahar gunung Merapi, potensi
lempung mengembang, dan kerentanan terhadap kejadian longsoran.
Bencana bencana lain seolah terlewat dalam pemikiran.

 Selama ini belum ada catatan sejarah dari gempa tekto

Re: [iagi-net-l] Blok konsesi panas bumi

2006-05-29 Terurut Topik Ismail Zaini
Setelah adanya UU Panasbumi 2003, ( setelah 2003 ) yang berwenang adalah 
Pemerintah / ESDM dalam hal ini Dirjen Mineral,Batubara dan Panasbumi ( 
Dirjen Minerbapum) .Dan pemerintah Daerah ,Untuk Wilayah lintas Kabupaten 
kewenangannya di Propinsi , untuk wilayah Kabupaten saja ada di Kabupaten 
.Untuk konsesi Wilayah Kerja Pengusahaan Panasbumi (WKP) yang ditawarkan 
kepada Investor dilakukan melalui pelelangan terbuka.( sebelumnya 
berdasarkan Kepres 45/91 Pertamina diberikan Kuasa Pengusahaan Eksplorasi 
dan Eksploitasi Panasbumi )
Untuk ijin Ekplorasi luasnya maksimal 200 ribu Ha dan waktu nya eksplorasi 
maksimal 3 tahun , dapat diperpanjang 2 X  (masing masing 2 tahun) , untuk 
ijin Eksploitasi 30 tahun setelah eksplorasi dan dpt diperpanjang, apabila 
dalam 3 tahun setelah eksplorasi tdk ada ekploitasi , maka wilayah kerja tsb 
dikembalikan semua ke pemerintah.
Penerimaan negara dari Panasbumi ada Pajak ( Pajak , pajak daerah , 
restribusi daerah ) dan bukan Pajak ( iuran tetap, iuranproduksi, bonus ). 
Sebelum UU ini ada , maka pengusahaan panasbumi dikenakan setoran ke Negara 
sebesar 34 % dari penghasilan Bersihnya ( NOI ) ini sudah termasuk pajak dan 
pengutan lainnya .
Untuk Dieng WKP nya sudah dipegang PT.Geodipa ( Perusahaan Patungan PLN dan 
Pertamina), Untuk Di Jawa wilayah konsesinya antara lain ada di Banten , 
Cisolok,Tangkuban Perahu,Ciremai,Ungaran,Telomoyo,G.Slamet , G.Gede 
Pangrango,Ngebel-Wilis,Ijen.Batas batas wilayah ditentukan Pemerintah/Pemda 
sesuai dg kewenagannya.


ISM

- Original Message - 
From: "B. Pujasmadi" <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Friday, May 26, 2006 6:53 AM
Subject: [iagi-net-l] Blok konsesi panas bumi


Ada teman yang pingin data batas wilayah konsesi panas bumi, terutama di 
sekitar Dieng, atau sekitar Jawa Tengah. Kalau ada yang punya peta boleh 
dikirim lewat japri. Siapa sebenarnya yang berwenang untuk mengatur blok 
panas bumi, apakah BPH MIGAS atau ESDM? Bagaimana juga komitmen terhadap 
pemegang blok panas bumi, apa mirip-mirip KPS?


 Thanks



   Salam,
 PUJASMADI
 [EMAIL PROTECTED]




-
Ring'em or ping'em. Make  PC-to-phone calls as low as 1¢/min with Yahoo! 
Messenger with Voice. 



-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] Fw: [Dosen-GL] Berita Duka

2006-05-29 Terurut Topik Y S Yuwono
Selamat jalan rekan Djoko,
Dulu saya cari makan di proyek airtanah dengan beliau, juga dengan rekan Djoko 
Hartono, jadi saya tau banyak secara pribadi dengan beliau.
Sekali lagi selamat jalan, semoga Tuhan memberikan tempat istirahat yang damai, 
amin.
Yatno

- Original Message - 
From: Yahdi Zaim 
To: [EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, May 26, 2006 9:10 PM
Subject: [Dosen-GL] Berita Duka


Ass,W.W.,
Rekan2 Warga GL,
Saya mendapat berita duka dari teman saya, Achmad Machin (GL'72) :


Innalillahi Wainna Ilaihi Roji'un
Telah berpulang ke rahmatullah

Ir. DJOKO RISMIANTO

Tadi siang setelah Sholat Jum'at di Masjid Pondok Indah
Rencana dimakamkan Sabtu, 27 Mei jam 09.00 di Tanah Kusir


Bagi yang kurang/tidak mengenal Almarhum, Pak Djoko Rismianto adalah Alumni 
GL-ITB Angkatan 70, seangkatan dengan Dr. Jan Sophaheluwakan (kini di 
Geoteknolgi LIPI), Seingat saya, semasa mahasiswa aktif sebagai Asisten di Lab. 
Geologi Struktur dan Geologi Teknik dan Lingkungan (GTL). Lulus dari ITB, kalau 
tidak salah beliau bekerja di BINAMARGA atau di bagian Pengairan, Departemen 
Pekerjaan Umum (? - barangkali ada rekan yang lebih mengetahui tentang hal ini).

Semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT - Amiin,

Wassalam,

Yahdi Zaim/GL - '72





___
dosen_gl mailing list
[EMAIL PROTECTED]
http://mail.gc.itb.ac.id/mailman/listinfo/dosen_gl






No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.1.394 / Virus Database: 268.7.3/350 - Release Date: 5/28/2006