[iagi-net-l] Interpretasi heavy oil melalui wireline logs

2007-06-13 Terurut Topik Iman Argakoesoemah
Kalau begitu wireline log apa saja yang bisa digunakan untuk melihat
adanya heavy oil? Kalau dengan NMR akan seberapa akurat ?

 

Thanks. Iman

 



From: Shofiyuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, June 14, 2007 12:38 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tanya magnetic resonance

 

Urun rembuk.

Membedakan antara Fresh Water dan Oil karena resistivity sama sama
tinggi.

Kalo menurut saya (dalam kontek sandstone):

 

1. Lihat kembali ke mudlog, apakah ada oil show atau gas show selama
drilling. pada oil-bearing zone biasanya akan menampakan gejala oil dan
gas show yang lebih ketimbang waktu drilling di water bearing, tapi itu
semua tergantung dari derajat API nya. Semakin tinggi API oil (lebih
dari 25), semakin tinggi gas shownya dibanding backgroung, sebaliknya
begitu. Kalo anda dealing dengan heavy oil (<15?), barangkali deskripsi
oil staining akan membantu kita apakah kita sudah di air atawa masih di
zona airnya. Setahu saya sih, di zona air, kenampakan cutting sudah
resik n cling.  

 

2. MRIL ini sensitif terhadap hydrogen index. Jadi kalo oilnya light,
mungkin sekali bisa dibedakan, tapi kalo oilnya heavy ... hm .. saya
pikir susah juga karena HI nya mungkin gak jauh beda.  

 

3. Fungsi yang cukup bagus dari SP adalah adanya Hydrocarbon supression
effect yang cukup memberikan kontribusi banyak menentukan apakah
sandstone tersebut oil bearing atawa water bearing. Tapi
sayangnya,sekarang ini kurva SP yang saya lihat sangat lazy sekali jadi
agak sulit juga dan enggak dikembangkan lagi (karena servicenya gratis).
Saya kadangkala mengakalinya dengan membuat skala yang kecil sehingga
kurva defleksinya agak keliatan. 

 

4. Kalo light oil, barangkali neutron dan density bisa menolong, tapi
kalo heavy oil, agak sulit karena HI dan SG nya gak jauh antara heavy
oil dengan air.

 

5. Pressure data.  Kalo light oil gak masalah, tapi kalo heavy oil jadi
hampir sama mendekat 0.43 psi/ft. Saya pernah menemukan gradient oil
sekitar 0.39 - 0.40 psi dari sumur yang ada di Sudan. Dari cutting
diketahui bahwa total gasnya kecil dengan dominasi heavier hydrocarbon
dari chromatograph dengan deskripsi good oil show! Oil show ini bisa
mencapai ratusan meter. 

 

Monggo silahken yang laen 

 

 

 

On 6/14/07, Oki Satriawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 

Kalau boleh Tanya..pakai mud-nya apa pak..? kalau nggak salah defleksi
kurva SP bisa dipakai untuk membedakan kandungan minyak atau air dengan
memperhatikan nilai cl - mud yang digunakan... Separasi kurva
resistivity induction juga bisa membedakannya pak. (CMIIW) 

 

Salam

OQ 

 

-Original Message-
From: Miftah Mazied [mailto: [EMAIL PROTECTED]
 ] 
Sent: Thursday, June 14, 2007 10:03 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Tanya magnetic resonance

 

Dear IAGI-Net,

 

Mohon bantuannya, Kami akan mengebor satu sumur delineasi di sekitar
Central Sumatra. Problem kami adalah sulitnya membedakan zona oil dan
air yang sangat fresh karena keduanya menghasilkan bacaan resistivity
yang sama-sama tinggi. 

 

Bos saya mengusulkan running NMR untuk menyelesaikan masalah ini , tapi
saya agak ragu karena kami tidak punya data capillary pressure atau
Swirr dari core untuk mengkalibrasi nilai T2 cutoff nya. Pertanyaan saya
adalah apakah tanpa kalibrasi T2 cuttof,  akurasi fluids identification
yang dilakukan oleh tool ini bisa dipercaya? 

 

Terimakasih sebelumnya,

Miftah Mazied


  



Re: [iagi-net-l] Kabupaten Blora akan Jadi Pilot Project Gas Alam Kota

2007-06-13 Terurut Topik noor syarifuddin
Pak Harry, 
kalau sudah exisiting nanti gak ada proyek lagi dong...:-)

emang agak aneh kalau hari gini masih omong soal pilot project gas kota di 
bogor dulu ada, di Tanjung juga rasanya tahun 90-an dulu ada (gak tahu 
sekarang) mustinya itu aja dievaluasi, langsung dibenahi kekurangannya 
jadi gak dari nol lagi, tapi sudah tentu proyeknya memang jadi kurang 
.:-)


rgds,


- Original Message 
From: Harry RW <[EMAIL PROTECTED]>
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, June 13, 2007 8:36:03 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Kabupaten Blora akan Jadi Pilot Project Gas Alam Kota


Sedikit komentar saja: Kota Bogor paling tidak sampai sekitar tahun 85an 
mempunyai sarana dan jaringan gas kota, mengapa bukan kota bogor yang dipakai 
sebagai contoh, paling tidak buy in dari masyarakat akan lebih mudah dan 
cadangan gasnya, walaupun mungkin nggak sebesar di Jawa tengah, tapi daerah 
pertamina Jawa Barat saya rasa mempunyai cadangan yang cukup……. Mudah2an “para 
pakar” sudah mempertimbangkannya…
 



From: Bambang Pujasmadi [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, June 13, 2007 6:49 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Kabupaten Blora akan Jadi Pilot Project Gas Alam Kota
 
 
Wah, bakal ada cara baru nih untuk "memusnahkan" pemukiman kumuh..
Perlu kesadaran masyarakat, perihal safety. Kalo jaringan gas masuk pemukiman 
kumuh, banyak yang "nyanthol"  ala kabel listrik, bakal banyak korban tuh.
 
Kalau dimulai dari perumahan, mungkin lebih masuk akal, disamping akan lebih 
ekonomis karena jarak antar rumah yang rapat. Tapi konsekuensinya sasaran untuk 
mengganti minyak tanah bisa dipastikan sulit tercapai.
 
pujas

Bowo Kusnanto <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
 



Kabupaten Blora akan Jadi Pilot Project Gas Alam Kota 

MinergyNews. Com, Puncak-- Kabupaten Blora, Jateng, akan dijadikan 
sebagai proyek percontohan gasifikasi gas alam untuk kebutuhan rumah 
tangga di wilayah tersebut.

Menurut Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) 
Tubagus Haryono, Kabupaten Blora tepat dijadikan pilot project 
gasifikasi gas alam kota karena ketersediaan gas di wilayah 
tersebut. 

Saat ini, lanjutnya, BPH Migas sudah melakukan pendekatan terhadap 
pemda setempat untuk melakukan studi yang mengkaji lebih jauh 
kemungkinan tersebut. "Kita sudah bekerjasama dengan pemda setempat 
soal ijin studi kajian," katanya di sela-sela acara sosialisasi 
fungsi BPH Migas pada wartawan ESDM di Puncak, Sabtu (9/6).

Hasil kajian nanti akan menentukan bagaimana desain pipa yang harus 
dibangun hingga sistem pendanaannya. 

BPH Migas, ungkapnya, tengah menggelar pra kualifikasi untuk 
menentukan siapa yang berhak melakukan kajian. Kajian hingga tahap 
desain diharapkan bisa selesai akhir tahun ini.

Dengan proyek tersebut, jelasnya, masyarakat dapat mengganti 
penggunaan minyak tanah ke gas alam yang ada di daerah tersebut.

Anggota Pokja Gas BPH Migas Sri Wahyu Purwanto mengharapkan 
pemerintah mau memberikan subsidi berupa bantuan dalam konstruksi 
pipa. Dengan begitu bisa menurunkan tingkat keekonomian harga gas 
hingga bisa dijangkau masyarakat. "Harga gas kan mahal, sedangkan 
daya beli masyarakat rendah. Kalau pemerintah dapat membantu lewat 
subsidi maka selisihnya bisa diatasi." (MNC-6) .
_._,___ 
 
 



Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
 
  



Building a website is a piece of cake. 
Yahoo! Small Business gives you all the tools to get online.
No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.5.472 / Virus Database: 269.8.13/844 - Release Date: 6/11/2007 5:10 
PM


No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.5.472 / Virus Database: 269.8.13/844 - Release Date: 6/11/2007 5:10 
PM


 

Get your own web address.  
Have a HUGE year through Yahoo! Small Business.
http://smallbusiness.yahoo.com/domains/?p=BESTDEAL

RE: [iagi-net-l] Tentang Nasib MIGAS Nasional [Re: Gendruwo KKN !]

2007-06-13 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Ya Abah, penyanyi pertamanya Skeeter Davies, itu lagu klasik country
yang sangat populer tahun 1950-1962. Setiap CD/VCD/DVD karaoke golden
oldies pasti akan memuat lagu enak dinyanyikan dan didengar ini.

 

"Send me the pillow that you dream on.
Don't you know that I still care for you?
Send me the pillow that you dream on,
So darling, I can dream on it, too. 

Each night while I'm sleeping oh, so lonely,
I'll share your love in dreams that once were true.
Send me the pillow that you dream on,
So darling, I can dream on it, too.

I've waited so long for you to write me,
But just a memory's all that's left of you.
Send me the pillow that you dream on,
So darling, I can dream on it, too. 

So darling, I can dream on it, too."

 

Memang sih liriknya "ngak-ngik-ngok", yah bisa dimaklumi namanya lagu
orang sedang kasmaran. 

 

salam,

awang

 

From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, June 14, 2007 11:09 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Tentang Nasib MIGAS Nasional [Re: Gendruwo KKN
!]

 

> 
   Rekan

Sdr Tohari itu apa benar tahu lagu send me th pillow apa ndak ya ?
Terus terang siapa yag nyanyiin saya lupa ,  apa Skeeter Davies ?
TAPI yang jelas bukan 
the Beatles . Lagu lagunya the Beatles yang populer banyak sekali
al. Imagine, Love me 
do , Let it Be dsb.

Si-Abah

 
__


   Dari diskusi dari milis lain : 
> (forward dari pemikiran sahabat saya pernah kerja di KPS - Indonesia) 
> 
> Salam 
> 
> Berikut artikel di Harian Republika - Resonansi yang ditulis oleh
Ahmad 
> Tohari. Satu hal yang saya ingat dari suatu artikel bahwa Bung Karno 
> sewaktu menjadi Presiden RI pertama pernah berpesan kepada putrinya 
> Megawati, yang pada waktu itu Megawati berusia 13 tahun, ". bahwa
dia 
> (Bung Karno) tidak akan menyerahkan penggalian minyak bumi kepada
pihak 
> asing, tetapi akan menunggu sampai tenaga-tenaga ahli (baca Insinyur) 
> bangsa Indonesia sanggup melaksanakan sendiri. 
> 
> Memang, pada waktu jaman Bung Karno, hampir sebagian besar rakyat 
> Indonesia miskin - namun hampir tidak ada kesenjangan ekonomi yang 
> berarti. Dari beberapa hal kekurangan seorang Bung Karno
(misalsuka 
> wanita cantik) - namun pada eranya terbentuk Nation Building yang
cukup 
> disegani negara - negara lain. Sebagai contoh, pada waktu Bung Karno 
> mengadakan GANEFO, Konperensi Asia Afrika, dsb. Untuk mengenal Bung
Karno 
> lebih jauh, barangkali kita perlu membaca buku yang ditulis oleh Cindy

> Adams, 
> 
> Wass. 
> 
> = 
> 
> Republika, 11 Juni 2007 
> Bung Karno dan Musik Ngak-ngik-ngok 
> 
> Oleh : Ahmad Tohari 
> 
> Pada masa remaja di tahun 1960-an saya tidak bisa mengerti tindakan
Bung 
> Karno yang melarang lagu-lagu dari Barat yang disebutnya sebagai musik

> ngak-ngik-ngok. Waktu itu sebuah lagu dari kelompok The Beatles yang 
> berjudul Send Me The Pillow sedang melanda dunia. Saya pun sangat 
> menyukainya karena irama lagu itu bisa menghanyutkan jiwa remaja saya.

> 
> Tindakan Bung Karno tidak hanya sampai di sini. Musik ngak-ngik-ngok 
> buatan dalam negeri pun dilarang beredar. Lagu 'Oh, Kasihku' ciptaan
Koes 
> Bersaudara (kemudian berubah nama menjadi Koes Plus) dan lagu 'Boneka
dari 
> India' yang dinyanyikan Elya Agus (kemudian berubah nama menjadi Elya
M 
> Haris, Elya Khadam dst) juga dilarang. Bahkan Koes Bersaudara dan Elya

> Agus kemudian dipenjarakan. 
> 
> Mengapa Bung Karno begitu? Memangnya anak muda tidak boleh 
> bersenang-senang? Alasan Bung Karno seperti yang amat sering
dipidatokan, 
> musik ngak-ngik-ngok yang biasa diiringi dansa-dansi akan merusak
mental 
> para pemuda. Menurut bahasa Bung Karno, musik produk
imperialis/kapitalis 
> itu akan melemahkan semangat juang para pemuda dan akan menghancurkan 
> nilai kepribadian bangsa. Bung Karno yang memang jadi pejuang bangsa
sejak 
> usia muda agaknya punya alasan kuat untuk mengatakan keyakinan itu. 
> 
> Bung Karno juga pasti tahu pada 1960-an itu kaum muda di Cina, Jepang,

> atau Korea masih menahan diri untuk hidup berhura-hura karena mereka
sadar 
> harus berjuang dan bekerja keras demi kemajuan masyarakat dan
bangsanya. 
> Maka para pemuda Indonsia pun oleh Bung karno dilarang
berngak-ngik-ngok 
> dan diminta untuk lebih giat bekerja. 
> 
> Sayang, Bung Karno jatuh pada 1966, dan suasana sangat cepat berubah. 
> Terjadi euforia desukarnoisasi di semua bidang. Di Jakarta dan
kota-kota 
> besar lainnya bermunculan pemancar radio yang dikelola oleh anak-anak 
> muda. Lalu membanjirlah lagu-lagu Barat yang sebelumnya dilarang. 
> Koran-koran picisan terbit dengan mudah dan bebas. Maka bukan hanya
lagu, 
> semua produk budaya dan gaya hidup yang dulu ditentang Bung Karno 
> membanjir. 
> 
> Memang ada sedikit perlawanan dari anak-anak muda yang masih
menyisakan 
> idealisme kerakyatan, seperti yang terlihat dalam peristiwa Malari
tahun 
> 1974. Tapi gerakan perlawa

Re: [iagi-net-l] Tanya magnetic resonance

2007-06-13 Terurut Topik Herry Maulana
mas Miftah,

Asumsi saya dengan sumur delineasi berarti zone relatif masih virgin, belum 
pernah diproduksi. Saya tidak banyak tahu CSB, tapi kalau sand nya tebal-tebal, 
apa tidak lebih murah bila dilakukan RFT untuk membedakan fluid berdasarkan 
pressure gradient atau MDT dengan OFA/LFA? 

Salam,
Herry


- Original Message 
From: Miftah Mazied <[EMAIL PROTECTED]>
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thursday, 14 June, 2007 11:03:10 AM
Subject: [iagi-net-l] Tanya magnetic resonance


Dear IAGI-Net,
 
Mohon bantuannya, Kami akan mengebor satu sumur delineasi di sekitar Central 
Sumatra . Problem kami adalah sulitnya membedakan zona oil dan air yang sangat 
fresh karena keduanya menghasilkan bacaan resistivity yang sama-sama tinggi.
 
Bos saya mengusulkan running NMR untuk menyelesaikan masalah ini , tapi saya 
agak ragu karena kami tidak punya data capillary pressure atau Swirr dari core 
untuk mengkalibrasi nilai T2 cutoff nya. Pertanyaan saya adalah apakah tanpa 
kalibrasi T2 cuttof,  akurasi fluids identification yang dilakukan oleh tool 
ini bisa dipercaya? 
 
Terimakasih sebelumnya,
Miftah Mazied


  ___ 
Yahoo! Mail is the world's favourite email. Don't settle for less, sign up for
your free account today 
http://uk.rd.yahoo.com/evt=44106/*http://uk.docs.yahoo.com/mail/winter07.html 

[iagi-net-l] test - ignore this email

2007-06-13 Terurut Topik taufik anwar

test


[iagi-net-l] HATI-HATI : MLM OPAL !!!

2007-06-13 Terurut Topik miko
Rekan-rekan Gems-Lovers IAGI yang budiman,

Kemaren malam mang Okim ketamuan seorang rekan anggota Rotary yang minta 
konsultasi tentang batumulia opal. Dia membawa 3 lots ( kotak kecil ) opal, 
yang pertama  berisi sepasang opal dengan bercak-bercak kemerahan ( paling kiri 
dan paling kanan di foto terlampir ) , yang kedua berisi sepasang opal juga 
dengan bercak-bercak hijau dan biru ( teratas di foto ) , sedangkan yang ketiga 
sebuah opal besar dengan bercak-bercak kecil berwarna kehijauan. Untuk 
mengetahui dimensi ke lima opal tersebut dapat dibandingkan dengan kotak-kotak 
di foto yang panjang sisinya 1cm.

Opal-opal tersebut merupakan produk yang dipasarkan  oleh sebuah Multi Level 
Marketing dari Australia bernama K-  ( Jakarta, Bandung, dll ) yang 
tampaknya telah menyebar luas di masyarakat. Harga   opal tersebut ditetapkan  
A$ 1.750 atau sekitar Rp 13 juta per lot. Seseorang yang ingin bergabung dengan 
MLM tersebut harus memberi deposit senilai jumlah lot yang akan dibawa, dan 
dalam waktu 2 minggu pesanannya akan diberikan ( diimport dari Australia ). 
Jasa yang akan diterima oleh anggota sekitar A$ 25 ( Rp 1.850.000 ) per lot. 
Rekan mang Okim ternyata telah bertindak sangat hati-hati dan sebelum bergabung 
dengan MLM tersebut meminjam dulu 3 lot opal yang telah dilunasi oleh rekannya 
( senilai sekitar Rp 39 juta ).

Yang hebat dari bisnis MLM ini adalah lampiran sertifikat opal yang dikeluarkan 
oleh seorang penilai bernama Jack Townsend, B.Sc., F.G.A.A., Geologist / 
Gemmologist. Penilai ini memberikan data tentang berat opal, harga borongan, 
dan harga eceran ( tak pakai tanggal analisa ). Dan penilai tersebut yang 
tampaknya memang seorang penilai profesional memberikan kesimpulan bahwa opal 
yang diperiksanya adalah : TREATED OORA OPAL ( FIRE OPAL ). Analisa gemologinya 
tidak diberikan. Nama Treated Oora Opal jelas opal palsu alias sintetik, 
sedangkan Fire Opal jelas asli ( sangat kontradiktif alias pengelabuan ).

Rekan-rekan Gems-Lovers yang budiman,

Nanti kalau rekan-rekan IAGI ditawari opal semacam yang dipasarkan oleh MLM 
K- ini hendaknya extra hati-hati. Opal asli memiliki warna-warna yang kalau 
opalnya digoyang, warnanya tak akan terputus dan akan terus bersambung dengan 
warna lain. Opal MLM ini bisa diibaratkan seperti luka di kulit dimana kalau 
opalnya digoyang, warnanya akan terputus di batas lukanya. Selain dari itu, 
kalau dipegang terasa ringan, dan yang tepenting, walaupun tipis tetapi tidak 
tembus cahaya alias opak. 

Mengenai harga yang ditetapkan dalam sertifikat Pak Townsend, saya yakin ada 
permainan di sini ( kemungkinan besar dipalsukan ). Ketika mang Okim bilang 
bahwa membayar Rp 100 ribupun mang Okim tak mau, rekan mang Okim langsung 
blingsatan dan nelpon ke beberapa temannya yang tampaknya keburu kejeblos 
bergabung dengan MLM tersebut. Dan ketika konsultasi usai, dia janji akan 
nraktir ( he---hee ) dan akan mengumpulkan rekan-rekannya untuk mendapatkan 
penjelasan dari mang Okim ( semoga saja Allah melindungi mang Okim yaa ).

Semoga bermanfaat, 

Salam batumulia, mang Okim






<>

Re: [iagi-net-l] Tanya magnetic resonance

2007-06-13 Terurut Topik Shofiyuddin

Urun rembuk.
Membedakan antara Fresh Water dan Oil karena resistivity sama sama tinggi.
Kalo menurut saya (dalam kontek sandstone):

1. Lihat kembali ke mudlog, apakah ada oil show atau gas show selama
drilling. pada oil-bearing zone biasanya akan menampakan gejala oil dan gas
show yang lebih ketimbang waktu drilling di water bearing, tapi itu semua
tergantung dari derajat API nya. Semakin tinggi API oil (lebih dari 25),
semakin tinggi gas shownya dibanding backgroung, sebaliknya begitu. Kalo
anda dealing dengan heavy oil (<15?), barangkali deskripsi oil staining akan
membantu kita apakah kita sudah di air atawa masih di zona airnya. Setahu
saya sih, di zona air, kenampakan cutting sudah resik n cling.

2. MRIL ini sensitif terhadap hydrogen index. Jadi kalo oilnya light,
mungkin sekali bisa dibedakan, tapi kalo oilnya heavy ... hm .. saya pikir
susah juga karena HI nya mungkin gak jauh beda.

3. Fungsi yang cukup bagus dari SP adalah adanya Hydrocarbon supression
effect yang cukup memberikan kontribusi banyak menentukan apakah sandstone
tersebut oil bearing atawa water bearing. Tapi sayangnya,sekarang ini kurva
SP yang saya lihat sangat lazy sekali jadi agak sulit juga dan enggak
dikembangkan lagi (karena servicenya gratis). Saya kadangkala mengakalinya
dengan membuat skala yang kecil sehingga kurva defleksinya agak keliatan.

4. Kalo light oil, barangkali neutron dan density bisa menolong, tapi kalo
heavy oil, agak sulit karena HI dan SG nya gak jauh antara heavy oil dengan
air.

5. Pressure data.  Kalo light oil gak masalah, tapi kalo heavy oil jadi
hampir sama mendekat 0.43 psi/ft. Saya pernah menemukan gradient oil sekitar
0.39 - 0.40 psi dari sumur yang ada di Sudan. Dari cutting diketahui bahwa
total gasnya kecil dengan dominasi heavier hydrocarbon dari chromatograph
dengan deskripsi good oil show! Oil show ini bisa mencapai ratusan meter.

Monggo silahken yang laen 



On 6/14/07, Oki Satriawan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


 Kalau boleh Tanya..pakai mud-nya apa pak..? kalau nggak salah defleksi
kurva SP bisa dipakai untuk membedakan kandungan minyak atau air dengan
memperhatikan nilai cl – mud yang digunakan… Separasi kurva resistivityinduction
juga bisa membedakannya pak. (CMIIW)



Salam

OQ



-Original Message-
*From:* Miftah Mazied [mailto:[EMAIL PROTECTED]
*Sent:* Thursday, June 14, 2007 10:03 AM
*To:* iagi-net@iagi.or.id
*Subject:* [iagi-net-l] Tanya magnetic resonance



Dear IAGI-Net,



Mohon bantuannya, Kami akan mengebor satu sumur delineasi di sekitar
Central Sumatra. Problem kami adalah sulitnya membedakan zona oil dan air
yang sangat fresh karena keduanya menghasilkan bacaan resistivity yang
sama-sama tinggi.



Bos saya mengusulkan running NMR untuk menyelesaikan masalah ini , tapi
saya agak ragu karena kami tidak punya data capillary pressure atau Swirr
dari core untuk mengkalibrasi nilai T2 cutoff nya. Pertanyaan saya adalah
apakah tanpa kalibrasi T2 cuttof,  akurasi fluids identification yang
dilakukan oleh tool ini bisa dipercaya?



Terimakasih sebelumnya,

Miftah Mazied



Hal: Hal: [iagi-net-l] Petrophysics - Formation Water Properties

2007-06-13 Terurut Topik Bambang Gumilar
Mas Gantok, apakah ada sampel air yang diambil pakai wireline RFT, MDT/RCI di 
Duri? Saya rasa tidak ada dan tidak perlu. Duri field punya 6000-an sumur dan 
mudah sekali memperoleh data air formasi dari tiap zone dari sumur2 
produksi-nya. Kalau perlu air sumur penduduk di Sebrang Pipa - Sebanga bisa 
dikorelasikan dengan akifer Duri (Rw > 25 Ohmm?) he..he..he...

Esensi pertanyaan mas Shofi adalah bagaimana sampling air formasi dengan MDT di 
sumur eksplorasi, yang pakai WBM, tanpa kontaminasi filtrat lumpurnya. Pendapat 
saya: itu sia-sia saja. 
-bg


- Pesan Asli 
Dari: "Subiyantoro, Gantok (gantoks)" <[EMAIL PROTECTED]>
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Kamis, 14 Juni, 2007 12:51:14
Topik: RE: Hal: [iagi-net-l] Petrophysics - Formation Water Properties


Di Duri kita melakukan analisa air. Dalam analisa itu kita mendapatkan 
element-element seperti carbonate, chloride, nitrate, dsb, hingga mendapatkan 
TDS (total Dissolved Solid) dan resistivity air. Jika di crossplotkan antara 
TDS dengan Rw maka akan membentuk kurva hiperbolik Rw=TDS^-x. Jadi kalau TDSnya 
rendah, misalnya < 500 ppm, maka RWnya bisa mencapai > 25 ohmm. Kalau TDSnya 
1500 - 4000 ppm, maka RW < 5 ohmm. Oh ya Rw itu diukur pada temperatur 77 deg 
F. Sample yang digunakan adalah acak, ada yang diambil dari air produksi maupun 
dari water sandnya sendiri. 
 
GS




From: Shofiyuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, June 14, 2007 7:12 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: Hal: [iagi-net-l] Petrophysics - Formation Water Properties


Mas Mbang,
Saya pikir akan sulit untuk mendapatkan justifikasi untuk memakai OBM kalo 
hanya untuk mengambil water sample dengan MDT in term of cost yang harus 
dikeluarkan. 
 
Perihal hubungan pengendapan dan komposisi anion kation, saya akan coba cari 
bukunya. Perasaan saya punya thesis penelitian ini di Copper Basin Australia. 
Saya akan share kalo dah ketemu.
 
 
Shofi


 
On 6/13/07, Bambang Gumilar <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
Setuju dengan mas Herry. Kontaminasi filtrat lumpur tidak bisa 100% 
dihilangkan. Oleh karena itu saya keukeuh untuk pakai water based mud kalo mau 
sampling HC dan pakai OBM/SBM untuk sampling air. Tetapi, sejauh ini tidak 
pernah ambil sampel air formasi pakai MDT/RCI/RDT, mahal dan tidak membantu 
sama sekali. Kalau hanya untuk mengetahui Rw (dan Calculated NaCl eq.) cukup 
pakai Pickett Plot di zone airnya. Kecuali jika ada permintaan khusus untuk 
mendapatkan data air yang lebih lengkap (hardness, corrosiveness, etc.) untuk 
kawan-kawan di facility engineering  untuk mendesain pipa/katub/tanki yang 
tahan korosi, misalnya. 
 
Saya tertarik dengan alasan mas Shofi untuk mendapat detail komposisi anion - 
kation dari air formasi untuk studi lingk. pengedapan. Boleh dikongsikan 
(share)? 
-bg



 
Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! 
http://id.yahoo.com/

Re: Hal: [iagi-net-l] Petrophysics - Formation Water Properties

2007-06-13 Terurut Topik Shofiyuddin

Mas Gantok,
Kalo boleh tahu unsur unsur apa saja yang diukur?  kalo boleh juga nama
formasi, kedalaman, lingkungan pengendapan dan temperature dimana sample
diambil.

Kalo saya sering menggunakan crossplotnya Schlumberger untuk mengkonversi
kandungan kandungan anion dan kation untuk menentukan kira kira harga NaCl
equivalentnya.


On 6/14/07, Subiyantoro, Gantok (gantoks) <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


 Di Duri kita melakukan analisa air. Dalam analisa itu kita mendapatkan
element-element seperti carbonate, chloride, nitrate, dsb, hingga
mendapatkan TDS (total Dissolved Solid) dan resistivity air. Jika di
crossplotkan antara TDS dengan Rw maka akan membentuk kurva hiperbolik
Rw=TDS^-x. Jadi kalau TDSnya rendah, misalnya < 500 ppm, maka RWnya bisa
mencapai > 25 ohmm. Kalau TDSnya 1500 - 4000 ppm, maka RW < 5 ohmm. Oh ya Rw
itu diukur pada temperatur 77 deg F. Sample yang digunakan adalah acak, ada
yang diambil dari air produksi maupun dari water sandnya sendiri.

GS

 --
*From:* Shofiyuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED]
*Sent:* Thursday, June 14, 2007 7:12 AM
*To:* iagi-net@iagi.or.id
*Subject:* Re: Hal: [iagi-net-l] Petrophysics - Formation Water Properties


 Mas Mbang,
Saya pikir akan sulit untuk mendapatkan justifikasi untuk memakai OBM kalo
hanya untuk mengambil water sample dengan MDT in term of cost yang harus
dikeluarkan.

Perihal hubungan pengendapan dan komposisi anion kation, saya akan coba
cari bukunya. Perasaan saya punya thesis penelitian ini di Copper Basin
Australia. Saya akan share kalo dah ketemu.


Shofi



On 6/13/07, Bambang Gumilar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>  Setuju dengan mas Herry. Kontaminasi filtrat lumpur tidak bisa 100%
> dihilangkan. Oleh karena itu saya keukeuh untuk pakai water based mud kalo
> mau sampling HC dan pakai OBM/SBM untuk sampling air. Tetapi, sejauh ini
> tidak pernah ambil sampel air formasi pakai MDT/RCI/RDT, mahal dan
> tidak membantu sama sekali. Kalau hanya untuk mengetahui Rw (dan Calculated
> NaCl eq.) cukup pakai Pickett Plot di zone airnya. Kecuali jika ada
> permintaan khusus untuk mendapatkan data air yang lebih lengkap (hardness,
> corrosiveness, etc.) untuk kawan-kawan di facility engineering  untuk
> mendesain pipa/katub/tanki yang tahan korosi, misalnya.
>
> Saya tertarik dengan alasan mas Shofi untuk mendapat detail komposisi
> anion - kation dari air formasi untuk studi lingk. pengedapan. Boleh
> dikongsikan (share)?
> -bg
>
>




--
Salam hangat

Shofi


[iagi-net-l] LCM Mica merusak formasi?

2007-06-13 Terurut Topik M Fakhrur Razi

jika saya punya reservoir oil depleted dgn lithology sandstone,
dulunya waktu di drill pernah terjadi total loss di sand tsb, dan di
beri mika utk melawan loss, apakah mika ini bisa menjadi merusak
formasi? seberapa besar dampaknya terhadap reservoir? mhn
pencerahannya.

salam,

Razi


Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: Hal: [iagi-net-l] Petrophysics - Formation Water Properties

2007-06-13 Terurut Topik Subiyantoro, Gantok (gantoks)
Di Duri kita melakukan analisa air. Dalam analisa itu kita mendapatkan
element-element seperti carbonate, chloride, nitrate, dsb, hingga
mendapatkan TDS (total Dissolved Solid) dan resistivity air. Jika di
crossplotkan antara TDS dengan Rw maka akan membentuk kurva hiperbolik
Rw=TDS^-x. Jadi kalau TDSnya rendah, misalnya < 500 ppm, maka RWnya bisa
mencapai > 25 ohmm. Kalau TDSnya 1500 - 4000 ppm, maka RW < 5 ohmm. Oh
ya Rw itu diukur pada temperatur 77 deg F. Sample yang digunakan adalah
acak, ada yang diambil dari air produksi maupun dari water sandnya
sendiri. 
 
GS



From: Shofiyuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, June 14, 2007 7:12 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: Hal: [iagi-net-l] Petrophysics - Formation Water Properties


Mas Mbang,
Saya pikir akan sulit untuk mendapatkan justifikasi untuk memakai OBM
kalo hanya untuk mengambil water sample dengan MDT in term of cost yang
harus dikeluarkan. 
 
Perihal hubungan pengendapan dan komposisi anion kation, saya akan coba
cari bukunya. Perasaan saya punya thesis penelitian ini di Copper Basin
Australia. Saya akan share kalo dah ketemu.
 
 
Shofi


 
On 6/13/07, Bambang Gumilar <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 

Setuju dengan mas Herry. Kontaminasi filtrat lumpur tidak bisa
100% dihilangkan. Oleh karena itu saya keukeuh untuk pakai water based
mud kalo mau sampling HC dan pakai OBM/SBM untuk sampling air. Tetapi,
sejauh ini tidak pernah ambil sampel air formasi pakai MDT/RCI/RDT,
mahal dan tidak membantu sama sekali. Kalau hanya untuk mengetahui Rw
(dan Calculated NaCl eq.) cukup pakai Pickett Plot di zone airnya.
Kecuali jika ada permintaan khusus untuk mendapatkan data air yang lebih
lengkap (hardness, corrosiveness, etc.) untuk kawan-kawan di facility
engineering  untuk mendesain pipa/katub/tanki yang tahan korosi,
misalnya. 
 
Saya tertarik dengan alasan mas Shofi untuk mendapat detail
komposisi anion - kation dari air formasi untuk studi lingk. pengedapan.
Boleh dikongsikan (share)? 
-bg
 



[iagi-net-l] ekivalen batubara ke energi listrik

2007-06-13 Terurut Topik yrsnki





REKAN

Untuk satu kepentingan laporan saya
membutuhkan ekivalen energi dar batuara ke listrik, apakah ada yang dapat
memberikan informasi bagaimana ekivalen nya ?

Umpamanya  1
Kwh listrik dengan efesiensi generator 100 % (apa adaya 100%) akan
memerlukan batubara berapa ?
Kemudian bagaimana pengaruh nilai kalori
terhadap ekivalen batubara nya ?

Kalau mau cari reference
mengenai hal ini dimana ya ?

Sebelumnya terima kasih , tolong
ke e-mail saya saja.


Si- Abah


RE: [iagi-net-l] Tanya magnetic resonance

2007-06-13 Terurut Topik Oki Satriawan
Kalau boleh Tanya..pakai mud-nya apa pak..? kalau nggak salah defleksi
kurva SP bisa dipakai untuk membedakan kandungan minyak atau air dengan
memperhatikan nilai cl - mud yang digunakan. Separasi kurva resistivity
induction juga bisa membedakannya pak. (CMIIW)
 
Salam
OQ 
 
-Original Message-
From: Miftah Mazied [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, June 14, 2007 10:03 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Tanya magnetic resonance
 
Dear IAGI-Net,
 
Mohon bantuannya, Kami akan mengebor satu sumur delineasi di sekitar
Central Sumatra. Problem kami adalah sulitnya membedakan zona oil dan
air yang sangat fresh karena keduanya menghasilkan bacaan resistivity
yang sama-sama tinggi.
 
Bos saya mengusulkan running NMR untuk menyelesaikan masalah ini , tapi
saya agak ragu karena kami tidak punya data capillary pressure atau
Swirr dari core untuk mengkalibrasi nilai T2 cutoff nya. Pertanyaan saya
adalah apakah tanpa kalibrasi T2 cuttof,  akurasi fluids identification
yang dilakukan oleh tool ini bisa dipercaya? 
 
Terimakasih sebelumnya,
Miftah Mazied


Re: [iagi-net-l] Tentang Nasib MIGAS Nasional [Re: Gendruwo KKN !]

2007-06-13 Terurut Topik yrsnki


> 
   Rekan

    Sdr
Tohari itu apa benar tahu lagu send me th pillow apa ndak ya ?
    Terus terang siapa yag nyanyiin saya lupa ,  apa
Skeeter Davies ? TAPI yang jelas bukan 
    the
Beatles . Lagu lagunya the Beatles yang populer banyak sekali al. Imagine,
Love me 
    do , Let it Be dsb.

    Si-Abah

   
__


   Dari diskusi dari milis lain : 
>
(forward dari pemikiran sahabat saya pernah kerja di KPS - Indonesia) 
> 
> Salam 
> 
> Berikut artikel di Harian
Republika - Resonansi yang ditulis oleh Ahmad 
> Tohari. Satu hal
yang saya ingat dari suatu artikel bahwa Bung Karno 
> sewaktu
menjadi Presiden RI pertama pernah berpesan kepada putrinya 
>
Megawati, yang pada waktu itu Megawati berusia 13 tahun, ". bahwa
dia 
> (Bung Karno) tidak akan menyerahkan penggalian minyak bumi
kepada pihak 
> asing, tetapi akan menunggu sampai tenaga-tenaga
ahli (baca Insinyur) 
> bangsa Indonesia sanggup melaksanakan
sendiri. 
> 
> Memang, pada waktu jaman Bung Karno, hampir
sebagian besar rakyat 
> Indonesia miskin - namun hampir tidak ada
kesenjangan ekonomi yang 
> berarti. Dari beberapa hal kekurangan
seorang Bung Karno (misalsuka 
> wanita cantik) - namun pada
eranya terbentuk Nation Building yang cukup 
> disegani negara -
negara lain. Sebagai contoh, pada waktu Bung Karno 
> mengadakan
GANEFO, Konperensi Asia Afrika, dsb. Untuk mengenal Bung Karno 
>
lebih jauh, barangkali kita perlu membaca buku yang ditulis oleh Cindy 
> Adams, 
> 
> Wass. 
> 
>
= 
> 
> Republika, 11 Juni
2007 
> Bung Karno dan Musik Ngak-ngik-ngok 
> 
>
Oleh : Ahmad Tohari 
> 
> Pada masa remaja di tahun
1960-an saya tidak bisa mengerti tindakan Bung 
> Karno yang
melarang lagu-lagu dari Barat yang disebutnya sebagai musik 
>
ngak-ngik-ngok. Waktu itu sebuah lagu dari kelompok The Beatles yang 
> berjudul Send Me The Pillow sedang melanda dunia. Saya pun sangat

> menyukainya karena irama lagu itu bisa menghanyutkan jiwa
remaja saya. 
> 
> Tindakan Bung Karno tidak hanya sampai
di sini. Musik ngak-ngik-ngok 
> buatan dalam negeri pun dilarang
beredar. Lagu 'Oh, Kasihku' ciptaan Koes 
> Bersaudara (kemudian
berubah nama menjadi Koes Plus) dan lagu 'Boneka dari 
> India'
yang dinyanyikan Elya Agus (kemudian berubah nama menjadi Elya M 
> Haris, Elya Khadam dst) juga dilarang. Bahkan Koes Bersaudara dan
Elya 
> Agus kemudian dipenjarakan. 
> 
> Mengapa
Bung Karno begitu? Memangnya anak muda tidak boleh 
>
bersenang-senang? Alasan Bung Karno seperti yang amat sering dipidatokan,

> musik ngak-ngik-ngok yang biasa diiringi dansa-dansi akan
merusak mental 
> para pemuda. Menurut bahasa Bung Karno, musik
produk imperialis/kapitalis 
> itu akan melemahkan semangat juang
para pemuda dan akan menghancurkan 
> nilai kepribadian bangsa.
Bung Karno yang memang jadi pejuang bangsa sejak 
> usia muda
agaknya punya alasan kuat untuk mengatakan keyakinan itu. 
> 
> Bung Karno juga pasti tahu pada 1960-an itu kaum muda di Cina,
Jepang, 
> atau Korea masih menahan diri untuk hidup berhura-hura
karena mereka sadar 
> harus berjuang dan bekerja keras demi
kemajuan masyarakat dan bangsanya. 
> Maka para pemuda Indonsia
pun oleh Bung karno dilarang berngak-ngik-ngok 
> dan diminta
untuk lebih giat bekerja. 
> 
> Sayang, Bung Karno jatuh
pada 1966, dan suasana sangat cepat berubah. 
> Terjadi euforia
desukarnoisasi di semua bidang. Di Jakarta dan kota-kota 
> besar
lainnya bermunculan pemancar radio yang dikelola oleh anak-anak 
>
muda. Lalu membanjirlah lagu-lagu Barat yang sebelumnya dilarang. 
> Koran-koran picisan terbit dengan mudah dan bebas. Maka bukan hanya
lagu, 
> semua produk budaya dan gaya hidup yang dulu ditentang
Bung Karno 
> membanjir. 
> 
> Memang ada sedikit
perlawanan dari anak-anak muda yang masih menyisakan 
> idealisme
kerakyatan, seperti yang terlihat dalam peristiwa Malari tahun 
>
1974. Tapi gerakan perlawanan ini ditumpas habis oleh kekuatan besar yang

> sedang tumbuh, orde baru. Tanggal 6 Juni kemarin adalah hari
lahir Bung 
> Karno (1901). Saya jadi teringat kembali tindakan
Bung Karno lebih dari 40 
> tahun lalu yang melarang pemuda
Indonesia ber-ngak-ngik-ngok. Dulu saya 
> bingung, namun sekarang
saya bisa lebih mengerti. 
> 
> Ternyata musik jenis ini
bisa menjadi pembuka bagi masuknya gaya hidup 
> sangat pragmatis,
cair dan hedonis, dan buntutnya adalah konsumtif. Itulah 
> yang
ingin dicegah Bung Karno. Dengan ngak-ngik-ngok yang mendayu-dayu 
> para pemuda mudah terlena dan mudah tercerabut dari nilai-nilai
idealisme. 
> Apalagi bila musik itu disertai gaya pergaulan
longgar serta dibumbui 
> alkohol dan narkoba. Maka hasilnya bisa
dilihat dengan jelas di sekeliling 
> kita sekarang ini. 
> 
> Rata-rata pemuda masa kini ingin segera bisa hidup enak
tapi dengan cara 
> yang cepat dan mudah. Instan. Santai. Amat
konsumtif. (Hormat untuk 
> minoritas anak muda yang mau belajar
atau bekerja keras dengan cara 
> berjualan mi 

RE: [iagi-net-l] Kabupaten Blora akan Jadi Pilot Project Gas Alam Kota

2007-06-13 Terurut Topik Arya Disiyona
Betul Pak, di pemukiman penduduk di Cirebon sejak tahun 80-an udah pakai
jaringan pipa gas alam.

 

Best Regards,

Arya Disiyona

 



From: Oki Satriawan [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, June 14, 2007 10:14 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Kabupaten Blora akan Jadi Pilot Project Gas
Alam Kota

 

Bukannya di Cirebon sudah pakai gas alam dengan jaringan milik
PGN.seharusnya ini jadi pilot project yang bagus. Semua wilayah kota
dan jalan2 utama kayaknya sudah pakai gas alam...apalagi komplek
Pertamina jeh.

 

Salam

OQ

 

-Original Message-
From: mohammad syaiful [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, June 13, 2007 8:18 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Kabupaten Blora akan Jadi Pilot Project Gas
Alam Kota

 

pak harry,

 

sampai sekarang pun, masih ada jaringan gas di kota bogor. namun  memang
masih 'daerah lama', seperti misalnya daerah bantarjati dan sekitarnya.
tapi perumahan2 baru belum terjangkau sarana gas tsb, meskipun banyak yg
mau (sebab jauh lebih murah dibandingkan dg gas yg dikemas dalam
tabung). 

 

salam,

syaiful

* tinggal di bogor, belum tersentuh jaringan gas kota.

 

On 6/13/07, Harry RW <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 

Sedikit komentar saja: Kota Bogor paling tidak sampai sekitar tahun 85an
mempunyai sarana dan jaringan gas kota, mengapa bukan kota bogor yang
dipakai sebagai contoh, paling tidak buy in dari masyarakat akan lebih
mudah dan cadangan gasnya, walaupun mungkin nggak sebesar di Jawa
tengah, tapi daerah pertamina Jawa Barat saya rasa mempunyai cadangan
yang cukup... Mudah2an "para pakar" sudah mempertimbangkannya... 

 



From: Bambang Pujasmadi [mailto: [EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, June 13, 2007 6:49 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Kabupaten Blora akan Jadi Pilot Project Gas
Alam Kota

 

 

Wah, bakal ada cara baru nih untuk "memusnahkan" pemukiman kumuh..

Perlu kesadaran masyarakat, perihal safety. Kalo jaringan gas masuk
pemukiman kumuh, banyak yang "nyanthol"  ala kabel listrik, bakal banyak
korban tuh. 

 

Kalau dimulai dari perumahan, mungkin lebih masuk akal, disamping akan
lebih ekonomis karena jarak antar rumah yang rapat. Tapi konsekuensinya
sasaran untuk mengganti minyak tanah bisa dipastikan sulit tercapai. 

 

pujas

Bowo Kusnanto < [EMAIL PROTECTED]
 > wrote:

 

 

Kabupaten Blora akan Jadi Pilot Project Gas Alam Kota 


MinergyNews. Com, Puncak-- Kabupaten Blora, Jateng, akan
dijadikan 
sebagai proyek percontohan gasifikasi gas alam untuk kebutuhan
rumah 
tangga di wilayah tersebut.

Menurut Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH
Migas) 
Tubagus Haryono, Kabupaten Blora tepat dijadikan pilot project 
gasifikasi gas alam kota karena ketersediaan gas di wilayah 
tersebut. 

Saat ini, lanjutnya, BPH Migas sudah melakukan pendekatan
terhadap 
pemda setempat untuk melakukan studi yang mengkaji lebih jauh 
kemungkinan tersebut. "Kita sudah bekerjasama dengan pemda
setempat 
soal ijin studi kajian," katanya di sela-sela acara sosialisasi 
fungsi BPH Migas pada wartawan ESDM di Puncak, Sabtu (9/6).

Hasil kajian nanti akan menentukan bagaimana desain pipa yang
harus 
dibangun hingga sistem pendanaannya. 

BPH Migas, ungkapnya, tengah menggelar pra kualifikasi untuk 
menentukan siapa yang berhak melakukan kajian. Kajian hingga
tahap 
desain diharapkan bisa selesai akhir tahun ini.

Dengan proyek tersebut, jelasnya, masyarakat dapat mengganti 
penggunaan minyak tanah ke gas alam yang ada di daerah tersebut.

Anggota Pokja Gas BPH Migas Sri Wahyu Purwanto mengharapkan 
pemerintah mau memberikan subsidi berupa bantuan dalam
konstruksi 
pipa. Dengan begitu bisa menurunkan tingkat keekonomian harga
gas 
hingga bisa dijangkau masyarakat. "Harga gas kan mahal,
sedangkan 
daya beli masyarakat rendah. Kalau pemerintah dapat membantu
lewat 
subsidi maka selisihnya bisa diatasi." (MNC-6) 

.

_._,___ 

 

 





Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia
  yang
baru!

 

  



Building a website is a piece of cake. 
Yahoo! Small Business gives you all the tools to get online.
 

No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.5.472 / Virus Database: 269.8.13/844 - Release Date:
6/11/2007 5:10 PM 

 

No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.5.472 / Virus Database:

Re: Hal: Hal: [iagi-net-l] Petrophysics - Formation Water Properties

2007-06-13 Terurut Topik Shofiyuddin

Betul juga ya, quality has its price . makasih mas untuk sarannya.
hm  bisa diapply juga tuk nego gaji ya  sorry joking.

Shofi



On 6/14/07, Bambang Gumilar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


 Kalau HARUS juga ada sampel air, maka harus mau bayar mahal (pakai OBM),
itu-lah alasannya kenapa saya bukan pendukung ide mengambil sampel air
dengan MDT/RCI. Kalau masih mau murah, ya... saya usul lebih baik tidak usah
diambil sampel airnya, karena tidak banyak membantu (useless).  Quality has
prices. Tunggu uji produksi saja, syukur-syukur bisa zonal test (tidak
commingle).



-bg


- Pesan Asli 
Dari: Shofiyuddin <[EMAIL PROTECTED]>
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Kamis, 14 Juni, 2007 8:11:33
Topik: Re: Hal: [iagi-net-l] Petrophysics - Formation Water Properties

Mas Mbang,
Saya pikir akan sulit untuk mendapatkan justifikasi untuk memakai OBM kalo
hanya untuk mengambil water sample dengan MDT in term of cost yang harus
dikeluarkan.

Perihal hubungan pengendapan dan komposisi anion kation, saya akan coba
cari bukunya. Perasaan saya punya thesis penelitian ini di Copper Basin
Australia. Saya akan share kalo dah ketemu.


Shofi



On 6/13/07, Bambang Gumilar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>  Setuju dengan mas Herry. Kontaminasi filtrat lumpur tidak bisa 100%
> dihilangkan. Oleh karena itu saya keukeuh untuk pakai water based mud kalo
> mau sampling HC dan pakai OBM/SBM untuk sampling air. Tetapi, sejauh ini
> tidak pernah ambil sampel air formasi pakai MDT/RCI/RDT, mahal dan
> tidak membantu sama sekali. Kalau hanya untuk mengetahui Rw (dan Calculated
> NaCl eq.) cukup pakai Pickett Plot di zone airnya. Kecuali jika ada
> permintaan khusus untuk mendapatkan data air yang lebih lengkap (hardness,
> corrosiveness, etc.) untuk kawan-kawan di facility engineering  untuk
> mendesain pipa/katub/tanki yang tahan korosi, misalnya.
>
> Saya tertarik dengan alasan mas Shofi untuk mendapat detail komposisi
> anion - kation dari air formasi untuk studi lingk. pengedapan. Boleh
> dikongsikan (share)?
> -bg
>
>





RE: [iagi-net-l] Kabupaten Blora akan Jadi Pilot Project Gas Alam Kota

2007-06-13 Terurut Topik Oki Satriawan
Bukannya di Cirebon sudah pakai gas alam dengan jaringan milik
PGN...seharusnya ini jadi pilot project yang bagus. Semua wilayah kota
dan jalan2 utama kayaknya sudah pakai gas alam.apalagi komplek Pertamina
jeh.
 
Salam
OQ
 
-Original Message-
From: mohammad syaiful [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, June 13, 2007 8:18 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Kabupaten Blora akan Jadi Pilot Project Gas
Alam Kota
 
pak harry,
 
sampai sekarang pun, masih ada jaringan gas di kota bogor. namun  memang
masih 'daerah lama', seperti misalnya daerah bantarjati dan sekitarnya.
tapi perumahan2 baru belum terjangkau sarana gas tsb, meskipun banyak yg
mau (sebab jauh lebih murah dibandingkan dg gas yg dikemas dalam
tabung). 
 
salam,
syaiful
* tinggal di bogor, belum tersentuh jaringan gas kota.

 
On 6/13/07, Harry RW <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
Sedikit komentar saja: Kota Bogor paling tidak sampai sekitar tahun 85an
mempunyai sarana dan jaringan gas kota, mengapa bukan kota bogor yang
dipakai sebagai contoh, paling tidak buy in dari masyarakat akan lebih
mudah dan cadangan gasnya, walaupun mungkin nggak sebesar di Jawa
tengah, tapi daerah pertamina Jawa Barat saya rasa mempunyai cadangan
yang cukup... Mudah2an "para pakar" sudah mempertimbangkannya. 
 
  _  

From: Bambang Pujasmadi [mailto: [EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, June 13, 2007 6:49 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Kabupaten Blora akan Jadi Pilot Project Gas
Alam Kota
 
 
Wah, bakal ada cara baru nih untuk "memusnahkan" pemukiman kumuh..
Perlu kesadaran masyarakat, perihal safety. Kalo jaringan gas masuk
pemukiman kumuh, banyak yang "nyanthol"  ala kabel listrik, bakal banyak
korban tuh. 
 
Kalau dimulai dari perumahan, mungkin lebih masuk akal, disamping akan
lebih ekonomis karena jarak antar rumah yang rapat. Tapi konsekuensinya
sasaran untuk mengganti minyak tanah bisa dipastikan sulit tercapai. 
 
pujas

Bowo Kusnanto < 
[EMAIL PROTECTED]> wrote:
 
 
Kabupaten Blora akan Jadi Pilot Project Gas Alam Kota 

MinergyNews. Com, Puncak-- Kabupaten Blora, Jateng, akan dijadikan 
sebagai proyek percontohan gasifikasi gas alam untuk kebutuhan rumah 
tangga di wilayah tersebut.

Menurut Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) 
Tubagus Haryono, Kabupaten Blora tepat dijadikan pilot project 
gasifikasi gas alam kota karena ketersediaan gas di wilayah 
tersebut. 

Saat ini, lanjutnya, BPH Migas sudah melakukan pendekatan terhadap 
pemda setempat untuk melakukan studi yang mengkaji lebih jauh 
kemungkinan tersebut. "Kita sudah bekerjasama dengan pemda setempat 
soal ijin studi kajian," katanya di sela-sela acara sosialisasi 
fungsi BPH Migas pada wartawan ESDM di Puncak, Sabtu (9/6).

Hasil kajian nanti akan menentukan bagaimana desain pipa yang harus 
dibangun hingga sistem pendanaannya. 

BPH Migas, ungkapnya, tengah menggelar pra kualifikasi untuk 
menentukan siapa yang berhak melakukan kajian. Kajian hingga tahap 
desain diharapkan bisa selesai akhir tahun ini.

Dengan proyek tersebut, jelasnya, masyarakat dapat mengganti 
penggunaan minyak tanah ke gas alam yang ada di daerah tersebut.

Anggota Pokja Gas BPH Migas Sri Wahyu Purwanto mengharapkan 
pemerintah mau memberikan subsidi berupa bantuan dalam konstruksi 
pipa. Dengan begitu bisa menurunkan tingkat keekonomian harga gas 
hingga bisa dijangkau masyarakat. "Harga gas kan mahal, sedangkan 
daya beli masyarakat rendah. Kalau pemerintah dapat membantu lewat 
subsidi maka selisihnya bisa diatasi." (MNC-6) 
.
_._,___ 
 
 

  _  

Kunjungi halaman depan Yahoo!

Indonesia yang baru!
 
  
  _  

Building a website is a piece of cake. 
Yahoo! Small Business gives you all the
  tools to get online.
No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.5.472 / Virus Database: 269.8.13/844 - Release Date:
6/11/2007 5:10 PM 
 
No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG Free Edition.
Version: 7.5.472 / Virus Database: 269.8.13/844 - Release Date:
6/11/2007 5:10 PM



-- 
Mohammad Syaiful - Explorationist
Mobile: 62-812-9372808
Email: [EMAIL PROTECTED]

Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)
Head Office:
Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia
Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140
Email: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] 


[iagi-net-l] Tanya magnetic resonance

2007-06-13 Terurut Topik Miftah Mazied
Dear IAGI-Net,

 

Mohon bantuannya, Kami akan mengebor satu sumur delineasi di sekitar Central
Sumatra. Problem kami adalah sulitnya membedakan zona oil dan air yang
sangat fresh karena keduanya menghasilkan bacaan resistivity yang sama-sama
tinggi.

 

Bos saya mengusulkan running NMR untuk menyelesaikan masalah ini , tapi saya
agak ragu karena kami tidak punya data capillary pressure atau Swirr dari
core untuk mengkalibrasi nilai T2 cutoff nya. Pertanyaan saya adalah apakah
tanpa kalibrasi T2 cuttof,  akurasi fluids identification yang dilakukan
oleh tool ini bisa dipercaya? 

 

Terimakasih sebelumnya,

Miftah Mazied



[iagi-net-l] test -ignore this email-

2007-06-13 Terurut Topik dwi sunu herutomo
test



   

Got a little couch potato? 
Check out fun summer activities for kids.
http://search.yahoo.com/search?fr=oni_on_mail&p=summer+activities+for+kids&cs=bz
 


Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the
29th IATMI Annual Convention and Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Hal: Hal: [iagi-net-l] Petrophysics - Formation Water Properties

2007-06-13 Terurut Topik Bambang Gumilar
Kalau HARUS juga ada sampel air, maka harus mau bayar mahal (pakai OBM), 
itu-lah alasannya kenapa saya bukan pendukung ide mengambil sampel air dengan 
MDT/RCI. Kalau masih mau murah, ya... saya usul lebih baik tidak usah diambil 
sampel airnya, karena tidak banyak membantu (useless).  Quality has prices. 
Tunggu uji produksi saja, syukur-syukur bisa zonal test (tidak commingle).

-bg



- Pesan Asli 
Dari: Shofiyuddin <[EMAIL PROTECTED]>
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Kamis, 14 Juni, 2007 8:11:33
Topik: Re: Hal: [iagi-net-l] Petrophysics - Formation Water Properties


Mas Mbang,
Saya pikir akan sulit untuk mendapatkan justifikasi untuk memakai OBM kalo 
hanya untuk mengambil water sample dengan MDT in term of cost yang harus 
dikeluarkan. 
 
Perihal hubungan pengendapan dan komposisi anion kation, saya akan coba cari 
bukunya. Perasaan saya punya thesis penelitian ini di Copper Basin Australia. 
Saya akan share kalo dah ketemu.
 
 
Shofi


 
On 6/13/07, Bambang Gumilar <[EMAIL PROTECTED]> wrote: 
Setuju dengan mas Herry. Kontaminasi filtrat lumpur tidak bisa 100% 
dihilangkan. Oleh karena itu saya keukeuh untuk pakai water based mud kalo mau 
sampling HC dan pakai OBM/SBM untuk sampling air. Tetapi, sejauh ini tidak 
pernah ambil sampel air formasi pakai MDT/RCI/RDT, mahal dan tidak membantu 
sama sekali. Kalau hanya untuk mengetahui Rw (dan Calculated NaCl eq.) cukup 
pakai Pickett Plot di zone airnya. Kecuali jika ada permintaan khusus untuk 
mendapatkan data air yang lebih lengkap (hardness, corrosiveness, etc.) untuk 
kawan-kawan di facility engineering  untuk mendesain pipa/katub/tanki yang 
tahan korosi, misalnya. 
 
Saya tertarik dengan alasan mas Shofi untuk mendapat detail komposisi anion - 
kation dari air formasi untuk studi lingk. pengedapan. Boleh dikongsikan 
(share)? 
-bg






 
Sekarang dengan penyimpanan 1GB 
http://id.mail.yahoo.com/

RE: [iagi-net-l] Gendruwo KKN !

2007-06-13 Terurut Topik Leonard Lisapaly
 

Saya pikir sih bukan soal KKN-nya yang penting, tapi apakah kita mendapatkan
yang terbaik? Kalau lewat KKN kita mendapatkan yang terbaik misalnya good
performance, high financial efficiency, peraturan tetap ditegakkan, selalu
mencari yang terbaik dalam sistem, etc, why not?

 

Problemnya dalam KKN adalah selalu ada perasaan "gue khan bantuin elo" di
situ sisi dan "wah dia udah bantuin gue" di sisi lain yang memberi celah bagi
segala bentuk penyelewengan 

 

Emang sih saya pikir ujung2nya soal attitude juga. Mungkin.

 

LL

 



From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, June 13, 2007 3:32 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia;
[EMAIL PROTECTED]
Subject: [iagi-net-l] Gendruwo KKN !

 

Gendruwo KKN !    

http://tempe.wordpress.com/


http://www.poster.net/simpsons-the/simpsons-the-scream-4900914.jpg


Mengikuti diskusi di Mailist Migas Indonesia disini ini aku malah
gedeg-gedeg, sambil geleng-geleng gundul yg udah kehilangan rambut ini. Ada
sebuah diskusi berjudul  Re: [Oil&Gas] Bisakah kita melakukannya?Nasib Migas
di Indonesia
 

Ada yang bilang :" Nah makanya BUMN nya
"terlihat" bersih2, tidak KKN dllpokoknya bagus deh. Coba semua vendor
transparan dan tidak KKN 

Yang lain ada yang nimpali " Justru saya,
saksi hidup, melihat dan mengalami apa yang disebut KKN itu disalah satu BUMN
terkemuka dinegri tercinta kita, PLN. Saya pernah dihire ..."

Whaddduh, kalau ada apa-apa soal Indonesia ini knapa selalu yg dituding si
Gendruwo satu ini sih ? Apa iya KKN doank yang menjadi sumber masalah di
negeri ini ? Apa ngga ada soal lain yang perlu dibenahi ?

Gendruwo ini emang beneran deh ... ngga pernah muncul sebagai barang yang
bisa diraba, ngga selalu bisa dibuktikan keberadaannya, lah wong benda ini
termasuk berbangsa nini-thowok !!! ... sesuatu yang ditakuti tetapi hanya ada
dalam acara tipi doank ! Kalau sudah mulai uji nyali di pengadilan selalu
saja ngilang. Demikian pula KKN, selalu muncul di koran, mailist serta
obrolan cangkrukan. Begitu balik pulang kerumah ngorok lagi, besok dateng ke
kantor ngantuuk trus ke warung ngopi  ngobrolin si gendruwo lagi ! Tapi
si Gendruwo KKN tetep saja ndak bisa ditemukan, walaupun hanya ujung jarinya.

Sekali lagi aku ini sering termangu dan bertanya-tanya, apa iya sih problem
utama di Indonesia ini KKN ? Dan yang buikin prihatin ketika hal yang lebih
penting dan terlupakan adalah "apakah segalanya akan beres ketika tidak ada
KKN ?" Jangan-jangan KKN ini hanya dihembuskan dan terpelintir ( terpolotisir
) menjadi sesuatu yang justru menurunkan morale dan modal bangsa saat ini.
Banyak negara yang tidak masuk nominasi dalam soal KKN di dunia ini yang
masih berkutet pada masalah ekonomi negaranya. Sedangkan potensi modal bangsa
ini sakjane jauuuh lebih banyak, justru morale (semangat juang) yang merusak
nilai modal bangsa ini.

Saya kadang pingin berpikiran terbalik ... bisakah bersikap "ah peduli setan
dengan KKN yang penting apakah langkah-lagkah yang diambil itu bermanfaat
untuk Indonesia" . Phobia dan alergi akut akan KKN justru menjadikan
kaki-kaki ini sulit untuk melangkah  Lah wong perusahaan migas raksasa
Amrik juga ikutan masuk ke Iraq lewat pemerintahan juga atas dasar kolusi dan
nepotisme antara bisnis dan politisi (plus militer) kok. Biarin saja yang
menang tender anak presiden atau anak pejabat asalkan masih bermanfaat. Mobil
Proton (Perusahaan Otomotif Nasional) di Malaysia juga menjadi besar atas
dukungan nepotisme dengan pemerintah dan pejabatnya. Dan hampir semua
perusahaan raksasa dunia selalu memanfaatkan kedekatan dengan pemerintahnya
yang menjadikan perusahaan ini bisa berkembang dan membanggakan negaranya. 

Mestinya sih diskusi itu juga bukan hanya sekedar pertanyaan "bisakah kita
...?"
Tetapi "bagaimana kita melakukannya  ?
Sukur-sukur ada yg berani menulis ... "begini looh caranya ... !"

http://tempe.wordpress.com/ 



Re: Hal: [iagi-net-l] Petrophysics - Formation Water Properties

2007-06-13 Terurut Topik Shofiyuddin

Mas Mbang,
Saya pikir akan sulit untuk mendapatkan justifikasi untuk memakai OBM kalo
hanya untuk mengambil water sample dengan MDT in term of cost yang harus
dikeluarkan.

Perihal hubungan pengendapan dan komposisi anion kation, saya akan coba cari
bukunya. Perasaan saya punya thesis penelitian ini di Copper Basin
Australia. Saya akan share kalo dah ketemu.


Shofi



On 6/13/07, Bambang Gumilar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


 Setuju dengan mas Herry. Kontaminasi filtrat lumpur tidak bisa 100%
dihilangkan. Oleh karena itu saya keukeuh untuk pakai water based mud kalo
mau sampling HC dan pakai OBM/SBM untuk sampling air. Tetapi, sejauh ini
tidak pernah ambil sampel air formasi pakai MDT/RCI/RDT, mahal dan
tidak membantu sama sekali. Kalau hanya untuk mengetahui Rw (dan Calculated
NaCl eq.) cukup pakai Pickett Plot di zone airnya. Kecuali jika ada
permintaan khusus untuk mendapatkan data air yang lebih lengkap (hardness,
corrosiveness, etc.) untuk kawan-kawan di facility engineering  untuk
mendesain pipa/katub/tanki yang tahan korosi, misalnya.

Saya tertarik dengan alasan mas Shofi untuk mendapat detail komposisi
anion - kation dari air formasi untuk studi lingk. pengedapan. Boleh
dikongsikan (share)?
-bg




Re: [iagi-net-l] Petrophysics - Formation Water Properties

2007-06-13 Terurut Topik Shofiyuddin

Kalo saya liat, Halliburton menggunakan dual probe. Ada sebenarnya teknology
yang ditawarkan mereka berupa pad/shoulder probe dengan luas dan volume yang
lebih besar. Tapi saat itu aplikasi yang ditawarkan hanyalah untuk
mengkompensasi pengukuran pressure dengan zona yang lebih panjang (1 kaki?
dengan lebar 1 inc? saya lupa persisnya) yang mungkin berguna sekali untuk
karbonat. Tapi sayangnya ini tidak ada di kontrak saya dan coy gak mau ada
extra money untuk ini.

Kita disini masih ngotot untuk dapat water sample karena kita belum punya
data yang konklusif. Apakah ini sia sia mengingat secara nature seperti yang
dibilang mas Herry bahwa akan sulit sekali mengambil sample tanpa
kontaminasi? ... wah gak tahulah . saya sih berfikiran simple saja, kalo
sudah ada budget dan program untuk itu, ya just do the best ... kalo
ternyata hasilnya gak sesuai dengan expektasi kita, ya kita tahu akhirnya
gak dapat ... he he he


On 6/14/07, Simon Christian Kurniawan (PCSB) <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:


 Extra Large probe juga membantu mempercepat pumping, hasilnya memuaskan.
Teknologi yang dishare mas Herry di bawah ini, significant untuk dicoba
saat sekarang ini, dimana rig cost/time semakin mahal.
Apalagi di offshore, MDT cost hampir tidak sebanding dengan rig cost/time.

Cost untuk MDT yang conclusive almost nothing bila dibandingkan
production/fascility cost.
Jadi jangan terlalu menghemat dalam MDT, yang penting rig time cepat
dan data conclusive.



RE: [iagi-net-l] Petrophysics - Formation Water Properties

2007-06-13 Terurut Topik Simon Christian Kurniawan (PCSB)
Extra Large probe juga membantu mempercepat pumping, hasilnya memuaskan.
Teknologi yang dishare mas Herry di bawah ini, significant untuk dicoba
saat sekarang ini, dimana rig cost/time semakin mahal.
Apalagi di offshore, MDT cost hampir tidak sebanding dengan rig
cost/time.
 
Cost untuk MDT yang conclusive almost nothing bila dibandingkan
production/fascility cost.
Jadi jangan terlalu menghemat dalam MDT, yang penting rig time cepat dan
data conclusive.



From: Herry Maulana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, 13 June, 2007 3:55 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Petrophysics - Formation Water Properties


Selama sampling methodnya masih sama, tracer cuma membuktikan (at
wellsite location) bahwa sample terkontaminasi. Tapi tetap tidak bisa
menghilangkan kontaminasi ini, llah wong probe dan flowline nya cuma
satu, jadi yg terpompa masuk ya semua, formation fluid + mud. btw,
setahu saya MI itu mud company independent (sama seperti Baroid, dll),
bukan sis-co nya Slb.
 
Bukan jualan, tapi quicksilver MDT nya Slb bisa membantu mengurangi
kontaminasi (beberapa kasus bahkan zero contamination) dengan
menggunakan design probe baru (double probes, normal+focusing probe)
dengan independent dual flowlines + dual pumps. Jadi ketika probe
menempel di formasi, outer probe memompa mud dan inner probe memompa
formation fluid. Dengan memainkan pumprate bisa kelihatan kombinasi mana
yg bisa mengurangi kontaminasi fluid yg lewat, kalau sudah sampai zero
contamination (atau tolerable contamination) baru kemudian di sample.
 
Kita punya success case, tapi failure case juga ada terutama untuk water
sampling (masalah klasik, loose sand di water zone). Kurang tahu apa
applicable untuk kasus Mas Shofi di karbonat.
 
Salam,
Herry


- Original Message 
From: Arya Nuhan <[EMAIL PROTECTED]>
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, 13 June, 2007 9:48:20 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Petrophysics - Formation Water Properties


Pak, numpang nimbrung..

Kami juga mengalami nasib serupa, pumping lama2 (>30 mnts) untuk
mencegah sample tidak terkontaminasi mud filtrate, bikin dimarahin
orang.. Kemudian SLB menginformasikan bawa mereka punya alternatif
solusi untuk itu. Mereka join dengan MI (sis-co nya?) membuat chemical
berwarna biru (blue-dye) yang dicampur dengan lumpur pemboran, nah
pewarna ini berfungsi sebagai tracer yang bisa diidentifikasi oleh Fluid
Analyzer.

Terus terang sampai sekarang kami belum menerapkan teknologi blue dye
ini. Tapi, CMIIW, mustinya gak semahal itu juga, mengingat chemical kan
gak dipake selama drilling, hanya disirkulasi pas (sebelum)logging
aja..mungkin KPS2 gede ada yang udah menggunakan metode ini.

Best regards,
Arya Muhammad Nuhan

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, June 13, 2007 7:15 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Petrophysics - Formation Water Properties

Pak Shofi,
Sorry belum 'Ngeh'. T1 itu selama ini dikalibrasi terhadap apa? water?
Lalu apakah cukup hanya dua informasi air formasi untuk...katakanlah
dalam satu field? Environment-nya apa, Pak Shofi?
-gde-

> Pak Gde,
> Wah tanya barang baru terus nih.
> Di coy saya ini, air formasi ini jadi barang yang sangat vital 
> mengingat belum didapatnya sample yang konklusif dari semua well yang 
> ada. Ada sih dari satu sumur, cuma kita masih kurang, at least satu 
> lagi sebagai pembanding.
>
> Oh ya, saya pake RDT dari halliburton. Tidak seperti Schmlumber atau 
> Baker Atlas yang memakai OFA, analisa jenis fluida dilakukan oleh 
> modul MRILAB yang mengukur spektruk polarisation time (T1) dan juga 
> mengukur hydrogen index (HI) dan capacitancy (CAP).  T1, HI dan CAP 
> ini seringkali menunjukan tanda tanda yang bagus ketika pumping 
> hidrocarbon. Nah waktu identifikasi air formasi dari mud filtrate, 
> menurut engineernya hanya akan terlihat dari
> T1 saja, sementara HI dan CAP akan kelihatan sama. Nah waktu pumping, 
> ada pergeseran T1 (setelah pumping 30 menit, permeabilitas sekitar 27 
> md/cp),
> 15
> menit kemudian kita ambil sample. Ada tiga tank yang harus diisi) yang

> semuanya memakan waktu sekitar 90 menit. Nah sampe di lab ternyata 
> kandungan potassiumnya masih tinggi, mirip mirip mud filtrate, hal 
> yang sama juga dengan chloritenya.
> Oh ya, ada lagi sensor resistivity yang dipasang. Cuma kadangkala 
> jalan, kadangkala gak jelas.
>
> Saya sudah mencari tahu pakah mungkin mengkalibrase T1 ini dengan 
> mudfiltrate ... tapi halliburton gak bisa. Jadi satu satu cara adalah 
> dengan extend pumping time.
>
>
> On 6/13/07, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>>
>> Kelihatannya fluid statusnya begitu penting sampe di pumping 2.5 jam.
>> Itu
>> sampling? kenapa nggak OFA dulu untuk ngebuang filtratenya?
>> Ada yg baru nggak?
>>
>>
>> > mas Heri,
>> > Setahu saya tidak ada air formasi yang mengandung nitrat. Ci 
>> > company
>> dulu
>> > saya bekerja, hampir selalu menggunakn nitarte seb

Hal: [iagi-net-l] Petrophysics - Formation Water Properties

2007-06-13 Terurut Topik Bambang Gumilar
Setuju dengan mas Herry. Kontaminasi filtrat lumpur tidak bisa 100% 
dihilangkan. Oleh karena itu saya keukeuh untuk pakai water based mud kalo mau 
sampling HC dan pakai OBM/SBM untuk sampling air. Tetapi, sejauh ini tidak 
pernah ambil sampel air formasi pakai MDT/RCI/RDT, mahal dan tidak membantu 
sama sekali. Kalau hanya untuk mengetahui Rw (dan Calculated NaCl eq.) cukup 
pakai Pickett Plot di zone airnya. Kecuali jika ada permintaan khusus untuk 
mendapatkan data air yang lebih lengkap (hardness, corrosiveness, etc.) untuk 
kawan-kawan di facility engineering  untuk mendesain pipa/katub/tanki yang 
tahan korosi, misalnya.

Saya tertarik dengan alasan mas Shofi untuk mendapat detail komposisi anion - 
kation dari air formasi untuk studi lingk. pengedapan. Boleh dikongsikan 
(share)?
-bg


- Pesan Asli 
Dari: Herry Maulana <[EMAIL PROTECTED]>
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Rabu, 13 Juni, 2007 3:54:38
Topik: Re: [iagi-net-l] Petrophysics - Formation Water Properties


Selama sampling methodnya masih sama, tracer cuma membuktikan (at wellsite 
location) bahwa sample terkontaminasi. Tapi tetap tidak bisa menghilangkan 
kontaminasi ini, llah wong probe dan flowline nya cuma satu, jadi yg terpompa 
masuk ya semua, formation fluid + mud. btw, setahu saya MI itu mud company 
independent (sama seperti Baroid, dll), bukan sis-co nya Slb.
 
Bukan jualan, tapi quicksilver MDT nya Slb bisa membantu mengurangi kontaminasi 
(beberapa kasus bahkan zero contamination) dengan menggunakan design probe baru 
(double probes, normal+focusing probe) dengan independent dual flowlines + dual 
pumps. Jadi ketika probe menempel di formasi, outer probe memompa mud dan inner 
probe memompa formation fluid. Dengan memainkan pumprate bisa kelihatan 
kombinasi mana yg bisa mengurangi kontaminasi fluid yg lewat, kalau sudah 
sampai zero contamination (atau tolerable contamination) baru kemudian di 
sample.
 
Kita punya success case, tapi failure case juga ada terutama untuk water 
sampling (masalah klasik, loose sand di water zone). Kurang tahu apa applicable 
untuk kasus Mas Shofi di karbonat.
 
Salam,
Herry


- Original Message 
From: Arya Nuhan <[EMAIL PROTECTED]>
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, 13 June, 2007 9:48:20 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Petrophysics - Formation Water Properties


Pak, numpang nimbrung..

Kami juga mengalami nasib serupa, pumping lama2 (>30 mnts) untuk
mencegah sample tidak terkontaminasi mud filtrate, bikin dimarahin
orang.. Kemudian SLB menginformasikan bawa mereka punya alternatif
solusi untuk itu. Mereka join dengan MI (sis-co nya?) membuat chemical
berwarna biru (blue-dye) yang dicampur dengan lumpur pemboran, nah
pewarna ini berfungsi sebagai tracer yang bisa diidentifikasi oleh Fluid
Analyzer.

Terus terang sampai sekarang kami belum menerapkan teknologi blue dye
ini. Tapi, CMIIW, mustinya gak semahal itu juga, mengingat chemical kan
gak dipake selama drilling, hanya disirkulasi pas (sebelum)logging
aja..mungkin KPS2 gede ada yang udah menggunakan metode ini.

Best regards,
Arya Muhammad Nuhan

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, June 13, 2007 7:15 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Petrophysics - Formation Water Properties

Pak Shofi,
Sorry belum 'Ngeh'. T1 itu selama ini dikalibrasi terhadap apa? water?
Lalu apakah cukup hanya dua informasi air formasi untuk...katakanlah
dalam satu field? Environment-nya apa, Pak Shofi?
-gde-

> Pak Gde,
> Wah tanya barang baru terus nih.
> Di coy saya ini, air formasi ini jadi barang yang sangat vital 
> mengingat belum didapatnya sample yang konklusif dari semua well yang 
> ada. Ada sih dari satu sumur, cuma kita masih kurang, at least satu 
> lagi sebagai pembanding.
>
> Oh ya, saya pake RDT dari halliburton. Tidak seperti Schmlumber atau 
> Baker Atlas yang memakai OFA, analisa jenis fluida dilakukan oleh 
> modul MRILAB yang mengukur spektruk polarisation time (T1) dan juga 
> mengukur hydrogen index (HI) dan capacitancy (CAP).  T1, HI dan CAP 
> ini seringkali menunjukan tanda tanda yang bagus ketika pumping 
> hidrocarbon. Nah waktu identifikasi air formasi dari mud filtrate, 
> menurut engineernya hanya akan terlihat dari
> T1 saja, sementara HI dan CAP akan kelihatan sama. Nah waktu pumping, 
> ada pergeseran T1 (setelah pumping 30 menit, permeabilitas sekitar 27 
> md/cp),
> 15
> menit kemudian kita ambil sample. Ada tiga tank yang harus diisi) yang

> semuanya memakan waktu sekitar 90 menit. Nah sampe di lab ternyata 
> kandungan potassiumnya masih tinggi, mirip mirip mud filtrate, hal 
> yang sama juga dengan chloritenya.
> Oh ya, ada lagi sensor resistivity yang dipasang. Cuma kadangkala 
> jalan, kadangkala gak jelas.
>
> Saya sudah mencari tahu pakah mungkin mengkalibrase T1 ini dengan 
> mudfiltrate ... tapi halliburton gak bisa. Jadi satu satu cara adalah 
> dengan extend pumping time.
>
>
> On 6/13/07, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]

[iagi-net-l] Tentang Nasib MIGAS Nasional [Re: Gendruwo KKN !]

2007-06-13 Terurut Topik Taufik Manan
Dari diskusi dari milis lain :
(forward dari pemikiran sahabat saya pernah kerja di KPS - Indonesia)

Salam 

Berikut artikel di Harian Republika - Resonansi yang ditulis oleh Ahmad Tohari. 
 Satu hal yang saya ingat dari suatu artikel bahwa Bung Karno sewaktu menjadi 
Presiden RI pertama pernah berpesan kepada putrinya Megawati, yang pada waktu 
itu Megawati berusia 13 tahun, ". bahwa dia (Bung Karno) tidak akan 
menyerahkan penggalian minyak bumi kepada pihak asing, tetapi akan menunggu 
sampai tenaga-tenaga ahli (baca Insinyur) bangsa Indonesia sanggup melaksanakan 
sendiri.

Memang, pada waktu jaman Bung Karno, hampir sebagian besar rakyat Indonesia 
miskin - namun hampir tidak ada kesenjangan ekonomi yang berarti.  Dari 
beberapa hal kekurangan seorang Bung Karno (misalsuka wanita cantik) - 
namun pada eranya terbentuk Nation Building yang cukup disegani negara - negara 
lain.  Sebagai contoh, pada waktu Bung Karno mengadakan GANEFO, Konperensi Asia 
Afrika, dsb.  Untuk mengenal Bung Karno lebih jauh, barangkali kita perlu 
membaca buku yang ditulis oleh Cindy Adams,
 
Wass.

=
 
Republika, 11 Juni 2007
Bung Karno dan Musik Ngak-ngik-ngok 

Oleh : Ahmad Tohari

Pada masa remaja di tahun 1960-an saya tidak bisa mengerti tindakan Bung Karno 
yang melarang lagu-lagu dari Barat yang disebutnya sebagai musik 
ngak-ngik-ngok. Waktu itu sebuah lagu dari kelompok The Beatles yang berjudul 
Send Me The Pillow sedang melanda dunia. Saya pun sangat menyukainya karena 
irama lagu itu bisa menghanyutkan jiwa remaja saya. 

Tindakan Bung Karno tidak hanya sampai di sini. Musik ngak-ngik-ngok buatan 
dalam negeri pun dilarang beredar. Lagu 'Oh, Kasihku' ciptaan Koes Bersaudara 
(kemudian berubah nama menjadi Koes Plus) dan lagu 'Boneka dari India' yang 
dinyanyikan Elya Agus (kemudian berubah nama menjadi Elya M Haris, Elya Khadam 
dst) juga dilarang. Bahkan Koes Bersaudara dan Elya Agus kemudian dipenjarakan.

Mengapa Bung Karno begitu? Memangnya anak muda tidak boleh bersenang-senang? 
Alasan Bung Karno seperti yang amat sering dipidatokan, musik ngak-ngik-ngok 
yang biasa diiringi dansa-dansi akan merusak mental para pemuda. Menurut bahasa 
Bung Karno, musik produk imperialis/kapitalis itu akan melemahkan semangat 
juang para pemuda dan akan menghancurkan nilai kepribadian bangsa. Bung Karno 
yang memang jadi pejuang bangsa sejak usia muda agaknya punya alasan kuat untuk 
mengatakan keyakinan itu. 

Bung Karno juga pasti tahu pada 1960-an itu kaum muda di Cina, Jepang, atau 
Korea masih menahan diri untuk hidup berhura-hura karena mereka sadar harus 
berjuang dan bekerja keras demi kemajuan masyarakat dan bangsanya. Maka para 
pemuda Indonsia pun oleh Bung karno dilarang berngak-ngik-ngok dan diminta 
untuk lebih giat bekerja.

Sayang, Bung Karno jatuh pada 1966, dan suasana sangat cepat berubah. Terjadi 
euforia desukarnoisasi di semua bidang. Di Jakarta dan kota-kota besar lainnya 
bermunculan pemancar radio yang dikelola oleh anak-anak muda. Lalu membanjirlah 
lagu-lagu Barat yang sebelumnya dilarang. Koran-koran picisan terbit dengan 
mudah dan bebas. Maka bukan hanya lagu, semua produk budaya dan gaya hidup yang 
dulu ditentang Bung Karno membanjir.

Memang ada sedikit perlawanan dari anak-anak muda yang masih menyisakan 
idealisme kerakyatan, seperti yang terlihat dalam peristiwa Malari tahun 1974. 
Tapi gerakan perlawanan ini ditumpas habis oleh kekuatan besar yang sedang 
tumbuh, orde baru. Tanggal 6 Juni kemarin adalah hari lahir Bung Karno (1901). 
Saya jadi teringat kembali tindakan Bung Karno lebih dari 40 tahun lalu yang 
melarang pemuda Indonesia ber-ngak-ngik-ngok. Dulu saya bingung, namun sekarang 
saya bisa lebih mengerti. 

Ternyata musik jenis ini bisa menjadi pembuka bagi masuknya gaya hidup sangat 
pragmatis, cair dan hedonis, dan buntutnya adalah konsumtif. Itulah yang ingin 
dicegah Bung Karno. Dengan ngak-ngik-ngok yang mendayu-dayu para pemuda mudah 
terlena dan mudah tercerabut dari nilai-nilai idealisme. Apalagi bila musik itu 
disertai gaya pergaulan longgar serta dibumbui alkohol dan narkoba. Maka 
hasilnya bisa dilihat dengan jelas di sekeliling kita sekarang ini. 

Rata-rata pemuda masa kini ingin segera bisa hidup enak tapi dengan cara yang 
cepat dan mudah. Instan. Santai. Amat konsumtif. (Hormat untuk minoritas anak 
muda yang mau belajar atau bekerja keras dengan cara berjualan mi ayam, jadi 
buruh pabrik, PKL, TKI, dsb). Namun selebihnya seperti hanya menuruti jebakan 
kaum modal yang dulu sengaja menghadirkan musik ngak-ngik-ngok yang tidak 
disukai Bung Karno.

Gaya hidup pragmatis, santai, dan amat konsumtif para pemuda sekarang bisa bisa 
dibuktikan dari berbagai hal. Misalnya, konsumsi rokok yang luar biasa besarnya 
sehingga bangsa ini menjadi bangsa perokok terbesar di dunia. Di kampus-kampus, 
kantin dan kafe lebih ramai daripada perpustakaan. Kebutuhan pulsa jauh 
mengalahkan kebutuhan akan buku. 

Sebagian besar pemuda Indonesia

[iagi-net-l] Gendruwo KKN !

2007-06-13 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari

Gendruwo KKN !  
http://tempe.wordpress.com/

[image: http://www.poster.net/simpsons-the/simpsons-the-scream-4900914.jpg]
Mengikuti
diskusi di Mailist Migas Indonesia disini ini aku malah gedeg-gedeg, sambil
geleng-geleng gundul yg udah kehilangan rambut ini. Ada sebuah diskusi
berjudul  *Re: [Oil&Gas] Bisakah kita melakukannya?Nasib Migas di Indonesia*


 *Ada yang bilang :" Nah makanya BUMN nya "terlihat" bersih2, tidak KKN

> > > dll….pokoknya bagus deh. Coba semua vendor transparan dan tidak KKN
> > > *
> > >
> > > *Yang lain ada yang nimpali " *Justru saya, saksi hidup, melihat dan
> > > mengalami apa yang disebut KKN itu * disalah satu BUMN terkemuka
> > > dinegri tercinta kita, PLN. Saya pernah dihire …"
> > > *
> > >
> > > Whaddduh, kalau ada apa-apa soal Indonesia ini knapa selalu yg

dituding si Gendruwo satu ini sih ? Apa iya KKN doank yang menjadi sumber
masalah di negeri ini ? Apa ngga ada soal lain yang perlu dibenahi ?

Gendruwo ini emang beneran deh … ngga pernah muncul sebagai barang yang bisa
diraba, ngga selalu bisa dibuktikan keberadaannya, lah wong benda ini
termasuk berbangsa *nini-thowok !!!* … sesuatu yang ditakuti tetapi hanya
ada dalam acara tipi doank ! Kalau sudah mulai *uji nyali *di pengadilan
selalu saja ngilang. Demikian pula KKN, selalu muncul di koran, mailist
serta obrolan cangkrukan. Begitu balik pulang kerumah ngorok lagi, besok
dateng ke kantor ngantuuk trus ke warung ngopi …. ngobrolin si gendruwo lagi
! Tapi si Gendruwo KKN tetep saja ndak bisa ditemukan, walaupun hanya ujung
jarinya.

Sekali lagi aku ini sering termangu dan bertanya-tanya, apa iya sih problem
utama di Indonesia ini KKN ? Dan yang buikin prihatin ketika hal yang lebih
penting dan terlupakan adalah "*apakah segalanya akan beres ketika tidak ada
KKN ?"* Jangan-jangan KKN ini hanya dihembuskan dan *terpelintir
*(*terpolotisir
*) menjadi sesuatu yang justru menurunkan *morale *dan modal bangsa saat
ini. Banyak negara yang tidak masuk nominasi dalam soal KKN di dunia ini
yang masih berkutet pada masalah ekonomi negaranya. Sedangkan potensi modal
bangsa ini sakjane jauuuh lebih banyak, justru *morale *(semangat juang)
yang merusak nilai modal bangsa ini.

Saya kadang pingin berpikiran terbalik … bisakah bersikap *"ah peduli setan
dengan KKN yang penting apakah langkah-lagkah yang diambil itu bermanfaat untuk
Indonesia"* . Phobia dan alergi akut akan KKN justru menjadikan kaki-kaki
ini sulit untuk melangkah …. Lah wong perusahaan migas raksasa Amrik juga
ikutan masuk ke Iraq lewat pemerintahan juga atas dasar kolusi dan nepotisme
antara bisnis dan politisi (plus militer) kok. Biarin saja yang menang
tender anak presiden atau anak pejabat asalkan masih bermanfaat. Mobil
Proton (Perusahaan Otomotif Nasional) di Malaysia juga menjadi besar atas
dukungan nepotisme dengan pemerintah dan pejabatnya. Dan hampir semua
perusahaan raksasa dunia selalu memanfaatkan kedekatan dengan pemerintahnya
yang menjadikan perusahaan ini bisa berkembang dan membanggakan negaranya.

Mestinya sih diskusi itu juga bukan hanya sekedar pertanyaan "bisakah kita
…?"
Tetapi "bagaimana kita melakukannya  ?
Sukur-sukur ada yg berani menulis … *"begini looh caranya … !"*
http://tempe.wordpress.com/


Re: [iagi-net-l] Petrophysics - Formation Water Properties

2007-06-13 Terurut Topik Herry Maulana
Selama sampling methodnya masih sama, tracer cuma membuktikan (at wellsite 
location) bahwa sample terkontaminasi. Tapi tetap tidak bisa menghilangkan 
kontaminasi ini, llah wong probe dan flowline nya cuma satu, jadi yg terpompa 
masuk ya semua, formation fluid + mud. btw, setahu saya MI itu mud company 
independent (sama seperti Baroid, dll), bukan sis-co nya Slb.

Bukan jualan, tapi quicksilver MDT nya Slb bisa membantu mengurangi kontaminasi 
(beberapa kasus bahkan zero contamination) dengan menggunakan design probe baru 
(double probes, normal+focusing probe) dengan independent dual flowlines + dual 
pumps. Jadi ketika probe menempel di formasi, outer probe memompa mud dan inner 
probe memompa formation fluid. Dengan memainkan pumprate bisa kelihatan 
kombinasi mana yg bisa mengurangi kontaminasi fluid yg lewat, kalau sudah 
sampai zero contamination (atau tolerable contamination) baru kemudian di 
sample.

Kita punya success case, tapi failure case juga ada terutama untuk water 
sampling (masalah klasik, loose sand di water zone). Kurang tahu apa applicable 
untuk kasus Mas Shofi di karbonat.

Salam,
Herry


- Original Message 
From: Arya Nuhan <[EMAIL PROTECTED]>
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, 13 June, 2007 9:48:20 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Petrophysics - Formation Water Properties


Pak, numpang nimbrung..

Kami juga mengalami nasib serupa, pumping lama2 (>30 mnts) untuk
mencegah sample tidak terkontaminasi mud filtrate, bikin dimarahin
orang.. Kemudian SLB menginformasikan bawa mereka punya alternatif
solusi untuk itu. Mereka join dengan MI (sis-co nya?) membuat chemical
berwarna biru (blue-dye) yang dicampur dengan lumpur pemboran, nah
pewarna ini berfungsi sebagai tracer yang bisa diidentifikasi oleh Fluid
Analyzer.

Terus terang sampai sekarang kami belum menerapkan teknologi blue dye
ini. Tapi, CMIIW, mustinya gak semahal itu juga, mengingat chemical kan
gak dipake selama drilling, hanya disirkulasi pas (sebelum)logging
aja..mungkin KPS2 gede ada yang udah menggunakan metode ini.

Best regards,
Arya Muhammad Nuhan

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, June 13, 2007 7:15 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Petrophysics - Formation Water Properties

Pak Shofi,
Sorry belum 'Ngeh'. T1 itu selama ini dikalibrasi terhadap apa? water?
Lalu apakah cukup hanya dua informasi air formasi untuk...katakanlah
dalam satu field? Environment-nya apa, Pak Shofi?
-gde-

> Pak Gde,
> Wah tanya barang baru terus nih.
> Di coy saya ini, air formasi ini jadi barang yang sangat vital 
> mengingat belum didapatnya sample yang konklusif dari semua well yang 
> ada. Ada sih dari satu sumur, cuma kita masih kurang, at least satu 
> lagi sebagai pembanding.
>
> Oh ya, saya pake RDT dari halliburton. Tidak seperti Schmlumber atau 
> Baker Atlas yang memakai OFA, analisa jenis fluida dilakukan oleh 
> modul MRILAB yang mengukur spektruk polarisation time (T1) dan juga 
> mengukur hydrogen index (HI) dan capacitancy (CAP).  T1, HI dan CAP 
> ini seringkali menunjukan tanda tanda yang bagus ketika pumping 
> hidrocarbon. Nah waktu identifikasi air formasi dari mud filtrate, 
> menurut engineernya hanya akan terlihat dari
> T1 saja, sementara HI dan CAP akan kelihatan sama. Nah waktu pumping, 
> ada pergeseran T1 (setelah pumping 30 menit, permeabilitas sekitar 27 
> md/cp),
> 15
> menit kemudian kita ambil sample. Ada tiga tank yang harus diisi) yang

> semuanya memakan waktu sekitar 90 menit. Nah sampe di lab ternyata 
> kandungan potassiumnya masih tinggi, mirip mirip mud filtrate, hal 
> yang sama juga dengan chloritenya.
> Oh ya, ada lagi sensor resistivity yang dipasang. Cuma kadangkala 
> jalan, kadangkala gak jelas.
>
> Saya sudah mencari tahu pakah mungkin mengkalibrase T1 ini dengan 
> mudfiltrate ... tapi halliburton gak bisa. Jadi satu satu cara adalah 
> dengan extend pumping time.
>
>
> On 6/13/07, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>>
>> Kelihatannya fluid statusnya begitu penting sampe di pumping 2.5 jam.
>> Itu
>> sampling? kenapa nggak OFA dulu untuk ngebuang filtratenya?
>> Ada yg baru nggak?
>>
>>
>> > mas Heri,
>> > Setahu saya tidak ada air formasi yang mengandung nitrat. Ci 
>> > company
>> dulu
>> > saya bekerja, hampir selalu menggunakn nitarte sebagai bahan tracer
>> dengan
>> > kisaran kandungan 200 ppm. Jadi waktu DST atau MDT, kita akan tahu
>> persis
>> > kualitas dari sample yang kita ambil. Kalo ada nitrat nya berarti 
>> > ada kontaminasi.
>> >
>> > Finger print untuk MDT tidak bisa dilakukan di onsite, tapi di lab,

>> > bersama sama dengan filtrate. Kalo ternyata sample yang kita mabil 
>> > mengandung filtrate, ya namanya sial aja ... buang duwit banyak 
>> > untuk sample yang tidak konklusif. Tapi kalo kita pumping terus 
>> > juga, ya kemungkinan tool
>> stuck
>> > menjadi besar ... nah kemarin saya pumping dua setengah jam 
>> langsung
>> > dimusuhi para driller  he he he ...