Re: [iagi-net] diskusi teknis di iagi-net was Re: Petrophysics di IAGI
Sy sependapat biarlah milist IAGI-net mendiskusikan berbagai topik geologi, tdk perlu dibatasi hanya perlu di ksh note di subjectnya, yg perlu dihindari adalah candaan atau respond one-liner mohon maaf yg tdk berkenan. sy sendiri ikutan milist IAGI sejak thn 1996 (klu gak salah' dn bbrp kali on off krn pergantian alamat email), yg rame pada saat itu kasus bre-x busang dan masa reformasi, biarlah diskusi hangat berbagai topik mewarnai IAGI net, baik Lusi, tektonik, gunung Padang, BP Migas dll dan sekarang petrophysic sambil berjalannya waktu. ayoo Pak Awang kita ramaikan lagi tulisan2nya Salam Ade Kadarusman anggota IAGI #1658 Sent from my iPad On 25 Agt 2013, at 09:44, F. Hasan Sidi fhs...@gmail.com wrote: Mungkin salah satu alasan yang mendorong pemikirian pembuatan milis baru adalah makin banyaknya noise di IAGI-net, seperti masalah politik atau canda yang lain yang awalnya karena melibatkan beberapa mantan ketua (senior), anggota lain jadi enggan menegur. Ada juga yang ndablek mengirimkan one-liner email. Dengan demikian main maraklah hal ini ketimbang signal, apalagi setelah anggota macam Pak Awang lebih jarang menulis. Maaf bila kurang berkenan, FHS 2013/8/24 Amir Al Amin amir.al.a...@gmail.com setuju Pak Kartiko. Terima kasih sebelumnya para guru petrophysic yg suka berbagi ilmu disini. Saya mohon diteruskan di IAGI saja. Judulnya aja, dikasih awalan : Petrophysic, Sedimentology, Batu Mulia, . Saya kurang tahu di MGEI apa ada juga milisnya tersendiri, yg membahas hard rock. Padahal kita pengin denger juga, perkembangan ilmu atau bisinis hard rock. 2013/8/24 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com Kalau sekarang banyak forum dan millist di luar iagi-net yg berdiskusi teknis lalu apakah millist iagi-net hanya jadi tempat diskusi oot/non gg ya. Saya kira lebih baik jangan terlalu banyak membuat millist di luar iagi-net apalagi yg masih related juga dengan migas. Rock physict ,petrophyisct,seismic ,petroleum geology,structure,sedimentology dsb masih erat hubungannya,mengapa harus dibuatkan millist khusus ? Malah nanti akan jadi millist ispg yg tidak ada kemenerusannya atau mungkin juga millist fosi. Mari berdiskusi teknis lagi di millist iagi-net. Jangan ragu untuk memulai diskusi teknis walau yg lebih laku sekarang mungkin memang yang oot. Salam Kartiko On Aug 24, 2013 7:23 PM, Argo Wuryanto argo.wurya...@gmail.com wrote: Bapak Mas2, Sebelumnya juga sudah ada forum rock physics (semacam penggabungan/jembatan antara petrophysics (logs/core) dan geophysics (seismic )(klo saya tdk salah ;) ). Nantinya utk forum petrophysics lebih fokus ke logs/ core yah mas? Sekalian nanya,kalo boleh dishare ttg analisis di lab utk menentukan sifat fisik (CCAL/SCAL, dll), bagaimana step kalibrasi core vs. Logs. Utk neural network penentuan facies batuan dari logs (calibrated by core/outcrop) yg sedang in ;), boleh dishare juga dongs... Salam, Argo W - 3711 Bukan petrophysics :) Joint Convention Medan 2013 (JCM 2013) The 38th HAGI and 42nd IAGI Annual Convention Exhibition Register Now! http://www.jcm2013.com/registration/ Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. = Joint Convention Medan 2013 (JCM 2013) The 38th HAGI and 42nd IAGI Annual Convention Exhibition Register Now! http://www.jcm2013.com/registration/ Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa) Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas
Bls: [iagi-net-l] FW: [igcp475-all] Call for Postdoc Projects Open
Hai Herman, Menarik sebenarnya posisi tersebut, tapi tidak banyak geoscientist kita yang mau berkiprah dalam dunia akademis di LN sebagai post doctoral atau karier tenure tract seperti Assisten prof sampai Associate prof bahkan full prof. Kebanyakan anggota IAGI banyak bertebaran di LN sebagai proffesional bekerja di bidang Migas dan Mineral+batubara, maklum gaji dan fasilitas di industri lebih menjanjikan. Saya punya pengalaman postdoctoral selama total empat tahun selama kurun 2001-2006 di empat negara, sebelum akhirnya menyerah bergabung dengan industri sampai sekarang. Dalam satu pertemuan para Ilmuwan Indonesia di Belanda thn 2005(?), ada sekitar 200 brain drain Indonesia (hampir 98% PhD) yang terdaftar bekerja di dunia akademis/lembaga riset swasta/negri di Europa, dan hanya 2 orang saja saat itu dibidang Earth Sciences termasuk sy sendiri. Kebanyakan brain drain Indonesia bekerja di bidang Teknologi dan farmasi/kedokteran. Mudah2an ke depan banyak anggota IAGI banyak mau berkiprah di bidang akademis di LN. Salam Ade Kadarusman Pulogadung Dari: herman.dar...@shell.com herman.dar...@shell.com Kepada: iagi-net@iagi.or.id Dikirim: Selasa, 24 Juli 2012 20:12 Judul: [iagi-net-l] FW: [igcp475-all] Call for Postdoc Projects Open Siapa tau ada yang tertarik. Salam, Herman -Original Message- From: SAITO Yoshiki [mailto:yoshiki.sa...@aist.go.jp] Sent: Tuesday, July 24, 2012 2:52 PM To: igcp475-...@m.aist.go.jp Subject: [igcp475-all] Call for Postdoc Projects Open Call for Postdoc Projects Open Contact “The Future Ocean” Christian-Albrechts-Universit zu Kiel (CAU) www.futureocean.org | postdoc-2...@futureocean.org The Cluster of Excellence The Future Ocean is one of the core projects of Kiel Marine Sciences. Our mission is to use the results of multidisciplinary scientific research on the past and present ocean to predict the future of the Earth’s marine environment and to develop and assess scientifically-based global and regional ocean governance options, including their legal, economic and ethical aspects. We call for proposals on interdisciplinary research projects related to the research topics of The Future Ocean by September 1, 2012 latest. R1 Our Common Future Ocean How can ocean sustainability be conceptualized to guide responsible decision-making? R2 Ocean Governance How can environmental law be implemented in the open sea and in exclusive economic zones? R3 Ocean Resources How can ocean resources be exploited balancing ocean use and ocean protection? R4 Ocean Innovations How can ocean substances support technological innovations in materials and life sciences? R5 Ocean Sinks What is the role of marine carbon sequestration techniques to mitigate climate change? R6 Dangerous Ocean How can we cope with ocean hazards and prepare for ocean change? R7 Ocean Interfaces How do micro-scale processes at ocean interfaces affect fluxes of climate relevant substances? R8 Evolving Ocean How might rapid evolutionary change of species affect marine ecosystems? R9 Ocean Controls How does the ocean influence climate at transitions points to climate warming? R10 Ocean Observations How can autonomous ocean observing systems be optimized? R11 Predicted Ocean How can ocean predictions be improved also on regional scales? We offer: Postdoc Project funding in two lines Line A – Medium-term postdoc projects: Max. 3 years project duration (2 years + 1 year after successful evaluation). Postdocs with max. 6 years postdoc experience are eligible to propose a project. Line B – Long-term postdoc projects: Max. 5 years project duration (3 years + 2 years after successful evaluation) Postdocs with a minimum of 2 years postdoc experience are eligible to propose a project. We seek: Your proposal If you strive to improve our understanding of the ocean based on innovative research we want to hear about your exciting postdoc proposal and hope that you will explore the Future Ocean with us! Please check our website www.futureocean.org/postdoc-2012 for details. Proposal Deadline: 1.9.2012 Start of Funding: 1.11.2012 until 1.5.2013 For further information please see: www.futureocean.org/postdoc-2012
Bls: [iagi-net-l] [Fwd: MEDICAL GEOLOGY]
Ternyata medical geology cukup menarik, tadi pagi hadir dalam International symposium of Misasa IV di Tottori Jepang Solar Sytem Exploration and New Geosciences - perspective for Next Decade;, baru mendapat pencerahan invited lecture yg menarik dari Prof Emiritus W.G Ernst dari Stanford University USA dn bbrp yg lain. membahas penyakit yg diakibatkan oleh masuknya asbestos, arsenic, fluorine, mercury, lead, toxic materials dll ke tubuh manuasia yg dianggap carsinogen ternyata bisa man made dan juga natural occuring, sekaligus pengetahuan geology kita bisa memberikan kontribusi ke medical dokter utk meramu pengobatan/cure. he. e..ladang baru ahli geologi. Prof. Gary Ernst adalah seorang hardrock geologist, tapi ternyata jago juga dalam medical geology, terakhir sy ketemu dgn beliau thn 2005 di Stanford University, diskusi yg menarik dgn beliau hampir satu jam bahwa pengetahuan geologi bisa masuk kemana saja dan memberikan kontribusi kemanusian dalam aspek apapun. termasuk sekarang yg rame dibicarakan ke arah arkeologi di tanah air kita. Salam Ade Kadarusman Dari: prasiddha Hestu Narendra prasiddha...@gmail.com Kepada: iagi-net@iagi.or.id Dikirim: Selasa, 17 Januari 2012 18:15 Judul: Re: [iagi-net-l] [Fwd: MEDICAL GEOLOGY] dalam salah satu iklan salon spa disebutkan...terapi lumpur di Centre de Beaute yang menggunakan lumpur impor dari Prancis dengan metode spa tarifnya sekitar Rp 475 ribu... Indonesia punya banyak potensi tanah liat dan lumpur, jika ada yg serius meneliti, bisa jadi ladang bisnis baru menggusur lumpur laut mati yg juga banyak diimpor oleh salon2 kecantikan.. sepertinya ilmu geospa ini juga menarik 2012/1/17 o - musakti o_musa...@yahoo.com.au Lha justru itu mas, untuk menguji hypothesa tersebut bisa kita tempatkan orang jawa, orang bule dan kalau perlu orang China dan Indian untuk tinggal disana selama beberapa waktu. Kalau kulitnya berubah jadi bling-bling kinclong bisa kita simpulkan bahwa lingkungan (geology ?) lah penyebabnya.Cara lain, kita ajak keluarga dari pedalaman Papua itu pindah ke Solo. Setelah beberapa tahun atau generasi, lihat apakah kulitnya jadi memudar P tidak From: prasiddha Hestu Narendra prasiddha...@gmail.com; To: iagi-net@iagi.or.id; Subject: Re: [iagi-net-l] [Fwd: MEDICAL GEOLOGY] Sent: Tue, Jan 17, 2012 8:34:38 AM Mas Sakti, yg dimaksud mas GusHend kalo ndak salah tangkap adalah adanya efek yang mengkilap dari rambut dan kulit. Bukan masalah warna kulit. Jadi kontaminasi mineral yg ada di tanah terhadap kulit. Sapa tau benar tanah di Papua bisa dipakai utk spa untuk mengkilapkan kulit..clingg lain halnya ketika kita sedang dilapangan dimana air mandinya payau, kulit kita jadi kering, kalo orang jawa bilang jadi busik. kalo ini masuk dalam ranah ilmu geospa.. 2012/1/17 o - musakti o_musa...@yahoo.com.au Mas Agus,Orang bule yang moyangnya sudah 2 abad lebih tinggal di australia koq kulitnya tetap putih dan matanya tetap biru ya ? Koq rambutnya gak berubah jadi ikal dan kulitnya coklat-hitam kemerah- merahan seperti orang aborigine yang tinggal didaerah yang sama ? Wong jowo yang tinggal di pedalaman Papua, asal kawin sesama wong jowo juga, saya yakin keturunannya bakal berkulit sawo matang dan berambut lurus.Jangan-jangan itu semua pengaruh genetis dan bukannya geologis (at least dalam rentang waktu beberapa generasi ) tak iya? From: Agus agushendra...@yahoo.com; To: iagi-net@iagi.or.id; Subject: Re: [iagi-net-l] [Fwd: MEDICAL GEOLOGY] Sent: Mon, Jan 16, 2012 1:19:21 PM Pak Edy, Pak Hadiyanto, dkk. Dengan hormat, Mohon maaf sebelumnya, kalau orang yg lahir asli di papua pedalamam, nampak bahwa kulit hitamnya itu, juga rambutnya sesungguhnya kilap kulitnya adalah warna logam, juga kilap pd rambutnya. Apakah ini terkait dg konsumsi pada semua tanaman pangan yg secara pedogenesis atau menyerap unsur organik dari tanah hasil pelapukan batuan yg banyak membawa unsur logam dasar.? Unsur an.organik dlm batuan, dlm tanah yg diatasnya tumbuh tanaman pangan utk manusia atau hewan ternak, bisa menjadi unsur organik dlm darah?? Pikiran ini pernah sy lontarkan di kelas petrologi bagi mhsws geologi ugm. Juga kepada almarhum Prof. Rubini ketika sy mengikuti beliau utk riset groundwater arsenic di teluk Buyat th.2003. Sy tanya hal tsb, sambil menuntun beliau jalan setapak ditepian sungai Buyat bagian hulu sampai pd singkapan creek kecil dan mata.air yg keluar dari retakan batuan teralterasi dg kandungan mineral arsenopirit. Singkapan tsb didlm kawasan lindung, yg stream.nya jauh di atas outlet dari wastedump.nya Newmont Minahasa Raya. Akhirnya beliau mendiskusikan hubungan antara petrologi, geokimia, mineralogi terkait dg groundwater contaminant dan kesehatan lingkungan. Lho lho...luas sekali
Bls: [iagi-net-l] FOSI BS#23: Banda-Seram
Herman, Kebetulan lagi break dulu dari dunia Tambang/eksplorasi, Saya tertarik utk memasukan artikel dalam FOSI utk special issue Banda-Seram, sy coba summarikan paper yg sdh publish oleh group kami (Tokyo Institute of Technology) dan future study (SHRIMP Zircon age dating), Jadi judul nya : Non Volcanic Banda Arc : an evidence of differences of exhumation stage and doming/uplifting stage in orogonic cycle. Salam Ade Kadarusman Visiting Geoscientist Dept of Earth and Planetary Sciences Tokyo Institute of Technology Ookayama 2-12-1 Tokyo Japan Beberapa paper yg sdh publish · Kadarusman, A., Maruyama, S., Kaneko, Y., , Ota, T., Akira Ishikawa, Sopaheluwakan , J., Omori, S., 2010, World's youngest blueschist belt from Leti Island in the non-volcanic Banda outer arc of Eastern Indonesia. Gondwana Research 18, 189–204. · Kaneko, Y., Maruyama, S., Kadarusman, A., Ota, T., Ishikawa, M., Tsujimori, T., Ishikawa, A., Okamoto, K., 2007. On-going orogeny in the outer arc of Timor-Tanimbar region, eastern Indonesia. Gondwana Research 11, 218–233. · Ishikawa A., Kaneko Y., Kadarusman, A., Ota, T., 2007, Multiple generations of forearc mafic-ultramafic rocks in the Timor-Tanimbar ophiolite, eastern Indonesia. Gondwana Research 11, 200-217. · Kadarusman, A., Kaneko, Y., Ohta, T., Maruyama, S., 2003. The Geology and Tectonic of the Banda arc, Eastern Indonesia Proceeding of the The 32nd IAGI Indonesian Association of Geologist) and the 28th HAGI Annual Convention andExhibition JCJ2003 in Jakarta, December 15-17, pp. 13-23. --- Pada Kam, 12/1/12, herman.dar...@shell.com herman.dar...@shell.com menulis: Dari: herman.dar...@shell.com herman.dar...@shell.com Judul: [iagi-net-l] FOSI BS#23: Banda-Seram Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Kamis, 12 Januari, 2012, 7:18 PM Dear all, January 10 was the deadline for title submission for Berita Sedimentologi #23, themed “Banda-Seram”. Potential titles received by the editors are as follow: - Geological Modeling Workflow, an Integrated Approach to Determine the Reservoir Quality of a Fractured Limestone Reservoir in Oseil Field, Seram; by Arie Krisna Lopulisa, Roy Andrianto and Anggoro S Dradjat (CITIC Seram Energy Ltd) - Seismic Expression of Geological Features in Banda Sea; by Herman Darman and Paul Reemst (Shell International EP). - Debates of the Decades on the Origin and Age of the Banda Sea: New Synthesis; by Awang H. Satyana, (BPMigas). - New insights into the geological evolution of Eastern Indonesia, from recent projects by the SE Asia Research Group, by Ian Watkinson et al (Royal Holloway. - Interplay between submarine depositional processes and recent tectonics in the Biak Basin (Papua, Eastern Indonesia) by Claudia Bertoni (Repsol) - The Sorong Fault Zone Kinematics: Implication for Structural Evolution on Salawati Basin, Seram and Misool, West Papua, Indonesia by Putri Riadini - Outcrops fotos from Banda Sea vicinity by Dmitry Telnov - Tectonics and Regional Structure of Seram and the Banda arc, Kevin Hill (Oil Search) If you are interested to submit another article, please inform the editors. Regards, Herman Darman (Chief Editor)
Bls: [iagi-net-l] Bls: Superplume (Plume Tectonic)
Terimakasih Pak Awang, mengingatkan kembali tentang superplume atau plume tectonics, sekarang Pak Awang jauh lebih update dibanding sy, terakhir sy mempresentasikan tentang plume tectonic/superplume di PIT IAGI di Surabaya thn 2001 sebagai keynote speaker yg menggantikan pembimbing sy prof. Maruyama. Padahal dulu sy dicecoki teori ini mulai thn 1995 saat menjadi muridnya prof. Maruyama sampai meninggalkan Jepang thn 2003. Update terakhir tentang asal-usul intan Kalimantan sy presentasikan di PIT IAGI Lombok tahun lalu dalam special session (invited speker) MGEI Kalimantan Resources. silahkan di cari artikelnya dan powerpointnya. Salam Ade Kadarusman yg sedang belajar jadi metalurgist/process engineers, Dari: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com Kepada: Aditya Ariewijaya adtarie32...@gmail.com Cc: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Dikirim: Selasa, 18 Oktober 2011 13:51 Judul: [iagi-net-l] Bls: Superplume (Plume Tectonic) Aditya, (1) Plume tectonics sebagai mantle plume hypothesis telah dikemukakan pertama kalinya oleh Wilson (1963 - A possible origin of the Hawaiian islands: Can. J. Phys, 41, 863-870) dan Morgan (1971 - Convection plumes in the lower mantle: Nature, 230, 42-43) saat menjelaskan hotspot volcanoes seperti di Hawaii dan Iceland. Saat itu, mantle plume didefinisikan sebagai massa ringan (buoyant) material mantel yang naik karena keringanannya secara densitas (buoyancy). Saat mencapai litosfer, dikenal yang namanya plume heads dengan diameter 500–3000 km, dan plume tails yang diameternya 100–500 km yang masuk jauh ke mantel atas. Pentingnya peranan mantle plume, terutama superplume, dalam evolusi geodinamika Bumi, pertama kali diajukan oleh Maruyama (1994 - Plume tectonics: J. Geol. Soc. Jpn., 100, 24-49) yang menyebutnya sebagai plume tectonics theory. Plume tectonics secara komprehensif dibahas dalam buku tulisan Condie (2001 - Mantle Plumes and Their Record in Earth History, Camridge University Press, Cambridge, 306 ps). Plume tectonics akan tetap dalam bentuk hipotesis kalau tidak dapat sokongan seismic tomography. Seismic tomography adalah suatu teknik untuk menentikan struktur 3-dimensi interior Bumi dengan cara menggabungkan informasi dari sejumlah besar gelombang seismik yang melintasi Bumi baik di permukaan maupun interiornya yang bersal dari sumber-sumber seismik alamiah maupun buatan. Ada global tomography, ada local/regional tomography; dan untuk plume tectonics, sumbangan global tomography yang dipelopori oleh Dziewonski (1984 -Mapping the lower mantle: determination of lateral heterogeneity in P velocity up to degree and order 6: J. Geophys. Res., 89, 5929-5952) besar sekali. Model2 plume tectonics dari berbagai peneliti tentu ada, misalnya: (1) Grand et al. (1997 -Global seismic tomography: A snapshot of convection in the Earth: GSA Today, 7, 1–7, (2)Anderson (2000 - The thermal state of the upper mantle: No role for mantle plumes: Geophys. Res. Lett., 27, 3623–3626), (3) Bijwaard et al. (1998- Closing the gap between regional and global travel time tomography. J. Geophys. Res., 103, 30055–30078), dan (4) Garnero (2000 - Heterogeneity of the lowermost mantle. Annu. Rev. Earth Planet. Sci. 28, 509–537). Hubungan dengan teori plate tectonics yang telah berkembang lebih dahulu pun telah ada publikasinya, misalnya: Foulger (2003 - Plumes, or plate tectonic processes? Astron. Geophys., 43, 6.19–6.23 atau Griffiths Richards (1989 - The adjustment of mantle plumes to changes in plate motion: Geophys. Res. Lett., 16, 437–440. Tentu tidak mudah memperoleh artikel-artikel di jurnal2 yang saya sebutkan di atas, tetapi melalui amazone.com kita bisa memperoleh dua buku paling tidak yang baik untuk mengetahui lebih jauh soal plume tectonics, yaitu: (1) Condie (2001 - Mantle Plumes and Their Record in Earth History, Camridge University Press, Cambridge, 306 ps) dan (2) Yuen et al. (eds), 2007 - Superplumes: Beyond Plate Tectonics, Springer, Dordrecht, 569 ps. Untuk penerapan plume tectonics di Indonesia, pernah dibahas beberapa kali, misalnya: Bijwaard, H., W. Spakman, and E. Engdahl (1998) Closing the gap between regional and global travel time tomography. J. Geophys. Res., 103, 30055–30078; Van derVoo, R.,W. Spakman, and H. Bijwaard (1999b) Tethyan subducted slabs under India. Earth Planet. Sci. Lett., 171, 7–20. Prof. Sri Widiyantoro, ITB, salah seorang anggota milis yang saya tembuskan ini (Forum HAGI) adalah juga seorang ahli mantle tomography dan banyak mempublikasikan mantle tomography bersama koleganya, termasuk untuk Indonesia. Silakan Pak Sri menambahkan. (2a) Hotspots tersebar tak teratur tetapi nonrandom di permukaan Bumi. Mereka lebih banyak tersebar di dekat divergent plate boundaries (mid-ocean ridges), dan biasanya menghilang dari wilayah2 di dekat convergent plate boundaries/ subduction zones
[iagi-net-l] Trs: 34IGC Third Circular
Selamat buat Pak Rovicky, mudah2an pengurus IAGI yang baru bisa membawa Geology Indonesia ke dalam forum2 internasional yg bersifat keilmuan, bukan hanya dalam bidang terapan migas dan mineral+batubara. Sekedar usul, pengurus IAGI bisa mengirimkan delegasinya ke IGC 34 di Brisbane tahun depan, aktif kembali dalam IGC forum, jgn kalah dgn Philipina dan Malaysia. Kadang sy sedih kalau melihat banyak geoscientist bukan WN Indonesia bicara tentang geology indonesia di forum internasional, bukan oleh geoscientist WN Indonesia sendiri. Bravo IAGI !! Salam Ade Kadarusman From:International Geological Congress, Brisbane 2012 [mailto:j...@ccm.com.au] Sent: Friday, September 30, 2011 9:52 AM To: Kadarusman, Ade (PTI - SOR) Subject: 34IGC Third Circular To view this email online Click Here 34IGC Website | Contact us 34th IGC Third Circular 30 September 2011 Please find below a hotlink to the THIRD CIRCULAR for the 34th International Geological Congress, to be held in Brisbane , Australia 5 - 10 August 2012 34th IGC Third Circular The Third Circular represents a major milestone in the organisation of the 34th IGC. It includes: * Early bird registration * Updates to the scientific program, including confirmed plenary and keynote speakers * Detailed information of the field trips * A reminder about abstract submission * Details of workshops and short courses * Accommodation options * Accompanying persons program * Trade Exhibition opportunities in the GeoExpo You can register directly by visiting this register now link, or via the 34th IGC website. If you have viewed the website previously you may need to refresh your browser. To distribute the Third Circular amongst your colleagues, please use this link: Send to a friend We look forward to welcoming you to the 34th IGC in Australia , 5-10 August, 2012. More... If you wish to opt out from future messages please click the Unsubscribe link below. This email was sent to ade.kadarus...@valeinco.com You have received this email from International Geological Congress, Brisbane 2012, Carillon Conference Management, P 61 7 3368 2644, F 61 7 3369 3731, E j...@ccm.com.au, W www.ccm.com.au, Australia. Edit my Profile | Unsubscribe
Bls: [iagi-net-l] Mendukung M. Syaiful Re:update balon
Saya Ade Kadarusman NPA 1658 mendukung M. Syaful sebagai calon Ketua IAGI yg akan dipilih di JCM 2011 Salam, AdeK Dari: rizalband...@yahoo.com rizalband...@yahoo.com Kepada: iagi-net@iagi.or.id Dikirim: Rabu, 3 Agustus 2011 18:34 Judul: Re: [iagi-net-l] Mendukung M. Syaiful Re:update balon Nama saya Asrizal M mendukung M. Syaiful sebagai Ketua IAGI periode mendatang. Salam, Asrizal Masri Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Muharram Jaya Panguriseng muhar...@pertamina.com Date: Wed, 3 Aug 2011 05:52:54 + To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Mendukung M. Syaiful Re:update balon Ikut menambahkan : Muharram J. P. mendukung M. Saiful sebagai Ketua IAGI periode mendatang. Best regards, MJP From:Bambang P. Istadi [mailto:bambang.ist...@energi-mp.com] Sent: Wednesday, August 03, 2011 12:42 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Mendukung M. Syaiful Re:update balon Nama Bambang Istadi ikut mendukung M Syaiful menjadi balon ketua IAGI periode mendatang karena Syaiful tetangga yang baik, pencinta sepeda dan mau potong rambut,… ngga ada hubungannya yaa?? Hehe Tentunya karena Syaiful sudah terbukti loyal dan commit berorganisasi, berdedikasi tanpa pamrih meluangkan waktu demi memajukan IAGI, terlibat dalam memasyarakatkan ilmu geologi/bencana dan ikut berpartisipasi mencetak calon2 geologist masa depan. Butuh berapa suara lagi agar genap bisa dicalonkan Pul?? Salam, Bambang Istadi From:Didik Fotunadi [mailto:didik_fotun...@yahoo.com] Sent: Wednesday, August 03, 2011 11:49 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Bls: [iagi-net-l] Mendukung M. Syaiful Re:update balon Nama Didik Fotunadi ikut mendukung Kang Syaiful menjadi ketua IAGI periode mendatang. Karena integritas dan loyalitasnya pada organisasi IAGI telah terbukti. Regards DF Dari:Firman Fauzi geafi...@yahoo.co.uk Kepada: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Rab, 3 Agustus, 2011 12:38:27 Judul: Re: [iagi-net-l] Mendukung M. Syaiful Re:update balon Saya turut mendukung Mas Syaiful menjadi Ketua IAGI periode yg akan datang. Karena sama2 orang Bogor dab beliau terbukti tangguh baik di dataran maupun di pegunungan! Salam, FF Sent from my Apple On 3 Agu 2011, at 11:08 AM, Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com wrote: Belum telat. saya mencalonkan M. Syaiful karena sudah terbukti kerja keras tanpa pamrihnya untuk IAGI selama bertahun2. kita tunggu 24 suara lagi. harus ada persaingan supaya lebih tajam program kerja balon2 nya. fbs* This message may contain confidential and/or privileged information. If you are not the addressee or authorized to receive this for the addressee, you must not use, copy, disclose or take any action based on this message or any information herein. If you have received this communication in error, please notify us immediately by responding to this email and then delete it from your system. PT Pertamina (Persero) is neither liable for the proper and complete transmission of the information contained in this communication nor for any delay in its receipt. *
Bls: Bls: [iagi-net-l] hubungan antara permukaan kerak samudra dan aktivitas gempa
Tambahan dari saya, Tulisan Pak Awang jd mengingatkan riset saya 12 thn yg lalu saat tinggal di Tokyo. Betul sekali tinggian (rise) atau Rugositas (istilah Pak Awang) yang berada diatas oceanic crust di Selatan Jawa adalah Roo rises yg merupakan salah satu jenis dari Large Igneous Provinces (LIPs). LIPs ini dideskripsikan secara details oleh Coffin, M.F., Eldholm, K., 1994. Large igneous provinces: crustal structure, dimensions, and external consequences. Rev. Geophys. 32 (1), 1 – 36. LIPs terdiri dari oceanic plateaus, rises, ridges, sea mounts, oceanic island, oceanic basin flood basalt dll yg berada di oceanic crust atau continental flood basalt, volcanic passive margin kalau di continent/island arc. LIPs menjadi popular 15 tahun lalu karena dihubungkan dgn teori Plume Tectonic atau Superplume. Jadi Rugositas di oceanic crust diluar MOR umumnya disebabkan oleh activitas plume atau hotspot. Thn 1998-1999, sy dn temen2 di Tokyo membuat database LIPs ini berdasarkan data awal dari Coffin+Eldholm, dan menghubungkannya dgn aktivitas plume. Data tsb kami gabungkan dgn rekonstruksi paleogeographic reconstruction dari Scottese (1988 dll), dan membuat suatu animasi pergerakan plate tectonic seperti yg dibuat oleh Robert Hall utk SE Asia. Animasi tersebut dipresentasikan di AGU Fall Meeting di San Francisco thn 2000-2001 dalam format Mac (movie player) (lihat di attachment), dan di publish dlm bentuk video, sayang copy video+VCD paleoogeographic tsb yg saya punya sdh rusak, bbrp paper yg publish sbb: Utsunomiya, N., Maruyama, S., Suzuki, N., Kadarusman, A, 2001. A history of Superplume from 1 billion years to present, Chikyu Monthly, vol. 23, No.7, 493-497 (in Japanese with English abstract). Utsunomiya, N., Maruyama, A., Suzuki, N., Kadarusman, A., Ohdate, 2000. A history of Rodinia supercontinent from 1 billion years to present, EOS, Transactions, American Geophysical Union. Suzuki, N., Kadarusman, A., Maruyama, S., 2000. Gossira continent: A new name of composite volcanoes formed at south Pacific Superplume during the Cretaceous, EOS, Transactions, American Geophysical Union Sebagian sy publish di : Kadarusman, et al, 2004. Petrology, Geochemistry and Paleogeographic Reconstruction of the East Sulawesi Ophiolite, Indonesia. Tectonophysic v. 392, 55-83. Paper ini cukup popular krn pernah masuk dalam kategori “the most download paper” di Tectonophysic thn 2004, dan sampai saat ini memiliki citation index yg tinggi, belum popular di Indonesia, karena sangat spesifik ke oceanic crust contribution, yah belum sepopuler paper Prof. Sriwidiantoro di Science atau Paper Pak Katili. Mungkin yg pertama menghubungkan ophiolite dgn aktivitas superplume dgn rekonstruksi paleogeographic. Yang penting juga dipahami dalam merekontruksi karakteristik oceanic crust dalam rekontruksi gempa adalah memahami apa yg disebut sebagai “oceanic plate stratigraphy”, karena dari situ kita bisa perkirakan sifat dari oceanic crust/slab bukan hanya yg disebutkan Pak Awang dibawah ini, seperti conto history dari traveling time dan rigiditas dari plate tsb. Salam Ade Kadarusman Dari: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com Kepada: iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Terkirim: Rab, 27 April, 2011 14:05:25 Judul: Bls: [iagi-net-l] hubungan antara permukaan kerak samudra dan aktivitas gempa Ferdi dkk., Sambil menunggu tanggapan dari rekan2 lain, berikut ini beberapa tanggapan saya. 1. Rugositas (kasar halusnya) kerak samudera (oceanic slab) akan berpengaruh kepada konvergensi saat lempeng samudera ini menunjam/subduksi di bawah lempeng benua. Karena konvergensi-subduksi itu ibarat lempeng samudera berjalan di conveyor belt dan harus menunjam di bawah lempeng benua maka permukaan oceanic slab yang kasar yang dipenuhi dengan oceanic plateaux, rises, ridges, sea mounts dll maka akan mengganggu proses subduksi tersebut dibandingkan bila kerak mulus yang masuk menunjam di bawah benua. Hal ini akan berpengaruh kepada apa yang pernah diperdebatkan orang tentang continuous subduction atau halted subduction. Bila struktur2 positif (menonjol) di atas kerak samudera ini akan masuk ke dalam jalur palung, maka pasti akan terjadi perlambatan sesaat (dalam waktu geologi) dibandingkan bila kerak mulus yang masuk. Nah, perlambatan sesaat ini yang oleh penganut halted subduction dianggap mekanismenya. Apakah yang terjadi continuous subduction atau halted subduction barangkali bisa dicek di jalur volkanisme yang dihasilkannya, apakah juga membentuk jalur2 volcanic arc yang umurnya continuous atau beberapa periode yang diselingi masa istirahat. Dalam hubungan dengan seismisitas (kegempaan) saya pikir frekuensi meninggi dan meningkatnya intensitas gempa tak langsung berhubungan dengan rogositas oceanic slab ini. Kebanyakan gempa di area
Bls: [iagi-net-l] Gempa Jepang (Tohoku Chihou Taiheiyou Oki Jishin)
Ikut menambahkan utk diskusi gempabumi, sy melihat gempabumi yg terjadi dari sisi yang lain, just curiosity. Kalau disebutkan gempabumi terjadi dgn pusat gempa misalnya dgn kedalaman 30 km di jalur subdaksi (Wadati-Benioff Zone) dgn magnitute 8,0 sekian dst…., saya membayangkan sebenarnya apa yg terjadi dibawah sana dari segi perubahan material/mineral…atau lebih mudah disebut sebagai materialisasi gempa. Jika pusat gempa didalam slab kerak samudra yg menunjam dibawah busur kepulauan atau tepi kontinen, sy bayangkan terjadinya perubahan mineral/fasa di dalam slab kerak samudra, misalnya serpentin menjadi olivin atau proses dehydrasi serpentin dalam kondisi ductile dan dalam kondisi padat (tidak meleleh). Jadi pelepasan energi dibawah sana bisa jadi merupakan perubahan fasa suatu mineral. Sama mungkin terjadi proses dehidrasi pada batuan “wet” basalt menjadi metabasalt. Tapi jika terjadi dalam kondisi brittle, mungkin tdk cukup tekanan dan temperatur untuk memungkinkan terjadi perubahan mineral atau fasa. Nah jika pusat gempa tersebut dalam suatu kontinen yg berupa sesar geser (deep seated fault), disebutkan kedalam pusat gempa 30 km, maka pusat gempa berada dalam kondisi ductile di “lower crustal” yg memungkinkan perubahan fasa mineral (dehidrasi), misalnya biotit menjadi piroksen dsb dalam proses pelepasan energi. Dalam ilmu thermodinamika setiap perubahan fasa ada energi yg dikeluarkan dan diserap….seperti itukah kalau kita materilisasaikan suatau gempabumi dlm kondisi ductile?. Kalau kita baca deskripsi di batuan akibat suatu gempa, seperi rekah, patah atau “rupture”, itu sebenarnya deskripsi dari suatu kondisi brittle, bagaimana mana ekspresi dalam kondisi ductile dimana tekanan dan temperature berperan dalam perubahan di batuan?. Salam Ade Kadarusman yg tinggal tepat diatas batuan peridotit yg berada di Patahan Matano Dari: Awang Harun Satyana aha...@bpmigas.go.id Kepada: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Sen, 21 Maret, 2011 14:59:41 Judul: RE: [iagi-net-l] Gempa Jepang (Tohoku Chihou Taiheiyou Oki Jishin) Pak Irwan, Pak Danny, hatur nuhun diskusinya. Seperti yang saya harapkan, semoga bencana gempa Tohoku Jepang ini, meskipun tetap sebagai bencana yang merenggut ribuan korban dan merusak banyak fasilitas dan harta benda manusia, dan bahkan juga memberikan efek berantai berupa radiasi radioaktif, tetap dapat memberikan pemahaman yang lebih baik lagi bagi para ahli gempa untuk menganalisis gempa2 subduksi yang belum sepenuhnya dipahami para ahli itu, demi kepentingan prediksi meskipun masih jauh dari sempurna. Khusus penerapan ke Jawa, saya sangat setuju dengan seruan Pak Andang bahwa Jawa pun kini perlu mendapatkan porsi riset kegempaan yang sama dengan Sumatra karena Jawa juga menghdapi posisi frontal terhadap subduksi kerak samudera Hindia, banyaknya sesar-sesar yang masih aktif, dan terlebih lagi penduduknya banyak. Semoga Pak Danny dan Pak Irwan yang terlibat langsung dengan masalah kegempaan bisa mengingat hal ini untuk ke arah realisasi. Kiranya untuk Jawa, selain jaringan GPS yang cukup rapat, kita pun perlu melibatkan P wave mantle tomography untuk memahami masalah kelandaian, kecuraman, gap dari slab yang masuk ke bawah Jawa seperti didiskusikan Pak Danny untuk kasus gempa Tohoku. Slab yang masuk ke bawah Jawa bervariasi umurnya dari sekitar 100 Ma di sebelah selatan Jawa Barat sampai 140 Ma di sebelah selatan Jawa Timur (Hayes, 1978). Tentu ini akan punya pengaruh kepada karakteristik sudut tekukan Wadati-Benioff zone pada konvergensi lempeng, yang nantinya sedikit banyak akan berpengaruh kepada kegempaan. Jawa juga dari mantle tomography punya low dip of slab sampai kedalaman 100 km, lalu steep dip of slab dari kedalaman 100-600 km. Barangkali ini akan punya karakteristik tersendiri untuk subduction earthquakes. Kejadian oceanic plateaux seperti Roo Rise yang kini ditemukan banyak tersebar di atas kerak samudera Hindia tidak menutup kemungkinan bahwa dulu pun begitu (the present is the key to the past). Oceanic plateaux ini tentu merupakan buoyant object yang sulit tersubduksi karena density-nya yang relatif lebih ringan daripada sekelilingnya. Saat konvergensi terjadi, oceanic plateaux yang sulit masuk ke dalam zona subduksi ini barangkali akan membuat coupling yang signifikan pada interface subduction yang pada saatnya akan menyebabkan akumulasi gaya yang sangat besar yang bila tak tertahankan lagi lalu akan menimbulkan gempa dengan magnitude yang signifikan juga ( 8 M). Mantle tomography juga memperlihatkan pola slab di bawah Jawa yang tidak mulus, tetapi di beberapa tempat mengalami break-off, sehingga membuat penampilan kehadiran beberapa slab windows. Beberapa ahli (misalnya Hall, 2010) memikirkan bahwa slab break-off atau windows ini akibat buoyant oceanic plateaux tadi yang tidak mau masuk ke dalam zona subduksi, dan telah menggunakan
[iagi-net-l] Bls: [economicgeology] GEM-LOVERS : TEMUAN INTAN HITAM DI KALTENG UTARA
Mang Okim apa kabar?, terimakasih info tentang Intan dari Kalimantan, Kalimantan itu artinya konon 'Sungai Intan, Kali = sungai, Mantan=Intan. Asal mula Intan dari Kalimantan pernah sy presentasikan di PIT IAGI Lombok November lalu dgn meringkaskan penelitian2 terdahulu dan riset sy sendiri. Yg spektakular adalah umur dari Intan Kalimantan adalah sekitar 3,2 milyar thn yg lalu dgn metoda Re-Os mineral inklusi di dlm Intan (Smith et l., 2009). Selain di Kalimantan, Intan aluvial ditemukan juga di Bangkinang Riau menurut laporan temen2 dr SDM (Badan Geologi). Memang jitu iklan dari perusahaan penguasa Intan dunia, katakan cinta anda dgn Intan, karena Intan itu abadi, hem apalagi Intan yg terpasang dalam cincin kawin sbg lambang cinta tsb berasal dari Kalimantan... wah kita bisa menjelaskan Cinta yg dilambangkan Intan yg berumur 3,2 milyar tahunforever ha..ha.. Rgds, Ade Kadarusman Dari: Miko m...@cbn.net.id Kepada: Milist MGEI economicgeol...@yahoogroups.com Terkirim: Sab, 5 Maret, 2011 14:34:01 Judul: Re: [economicgeology] GEM-LOVERS : TEMUAN INTAN HITAM DI KALTENG UTARA Yth Pak Bowo, Terima kasih atas masukannya. Semoga bermanfaat bagi rekan2 / instansi terkait yang tertarik untuk melakukan penelitian / eksplorasi yang lebih khusus. Wassalam, Mang Okim Powered by Miko BlackBerry® From: Bowo Kusnanto bowo.kusna...@gmail.com Date: Sat, 5 Mar 2011 08:42:05 +0700 To: economicgeol...@yahoogroups.com ReplyTo: economicgeol...@yahoogroups.com Subject: Re: [economicgeology] GEM-LOVERS : TEMUAN INTAN HITAM DI KALTENG UTARA Mang Okim, Sedikit info, kalau nggak salah dulu dr tahun 80an hingga 90an PT. Barito Intan Mas, anak perusahaan Pelsart yg kini dimiliki Gajah Tunggal Group, pernah melakukan explorasi intan di daerah Puruk Cahu - Murung. Barangkali bisa di track laporan2nya utk dijadikan referensi. Salam, Bowo On 3/4/11, MIKO m...@cbn.net.id wrote: Rekan-rekan Gem-Lovers yang budiman, Beberapa waktu yang lalu, mang Okim mendapat kunjungan beberapa rekan gem-lovers / ahli geologi dari Pusat Sumber Daya Geologi Bandung yang baru pulang dari melaksanakan kegiatan eksplorasi mineral di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah. Mereka membawa contoh 2 butir intan yang ditemukan di daerah sekitar ibu kota kabupaten tersebut yaitu Puruk Cahu . Intan pertama berwarna putih dengan berat 0,80 karat, dan intan kedua berwarna hitam pekat mengkilap , dengan berat 1,25 karat ( lihat gambar ). Intan yang putih transparan, sedangkan yang hitam translusen. Kedua intan tersebut selain memiliki kekerasan 10 Mohs, memberikan respon positive ketika disentuh dengan alat uji intan. Temuan intan di wilayah Kalteng mengingatkan mang Okim akan ungkapan Pak Yaya Sunarya , senior exploration geologist di Direktorat Geologi Bandung , lebih 20 tahun yang lalu , bahwa Tuhan YMK menciptakan Pulau Kalimantan dalam keadaan sedang tersenyum. Hal itu dihubungkan dengan kekayaan sumber daya mineral khususnya emas yang ditemukan di seluruh wilayah provinsi di Kalimantan. Dengan adanya temuan intan di Kalteng, apalagi ada yang berwarna hitam segala, maka tuntaslah sudah penelusuran mang Okim akan potensi intan di Kalimantan yang seperti halnya emas, ternyata ditemukan juga di seluruh wilayah provinsi di Kalimantan. Tuhan YMK sepertinya memang sedang tersenyum ketika menciptakan Pulau Kalimantan - - - ta` iya ! Potensi intan di Kalimantan Untuk sekedar mengingatkan, adanya kandungan intan di Kalsel khususnya Martapura tentunya telah dikenal oleh rekan-rekan gem-lovers. Kegiatan penambangannya dimulai sejak sekitar abad ke 16 dan terpusat di jalur Cempaka - G. Lawak - Banyuireng. Antara tahun 1830 dan 1840, tak kurang dari 200 lokasi penambangan intan tercatat di G. Lawak dengan jumlah penambang sampai 3.000 - 4.000 orang. Temuan yang cukup spektakuler adalah Intan Trisakti yang beratnya 167 karat ( 35,4 gram ). Temuan terakhir yang sempat mang Okim posting di milis IAGI , 7 Februari 2008 , adalah Intan Puteri Malu yang beratnya 200 karat ( 40 gram ). Di Kalbar, endapan intan terpusat di daerah Landak dan Sanggau. Catatan resmi produksinya di tahun 1876 adalah 4062 karat ( 801,24 gram ) dan menanjak tajam sampai 6673 karat ( 1.334,60 gram ) di tahun 1879. Seiring dengan adanya temuan endapan intan di Afrika Selatan yang menyebabkan harga intan dunia merosot , maka produksi intan Kalbar kemudian ikut merosot tajam sampai hanya 600 karat ( 120 gram ) pada tahun 1907. Ketika mang Okim mengunjungi Kalbar tahun 2009, kegiatan pendulangan emas dan intan masih banyak dilakukan oleh masyarakat setempat ( hasilnya banyak yang dijual mentah ke Martapura ). Di Kalimantan Timur, mang Okim pada awalnya tidak percaya kalau provinsi ini punya juga kandungan intan. Tetapi ketika mang Okim diminta oleh satu bank besar untuk menilai permintaan kredit dari satu perusahaan di Jakarta yang sedang melakukan
[iagi-net-l] test
Test mohon dihapus saja Rgds, Ade
Trs: Bls: [iagi-net-l] lulusan non geologi bekerja sbg WSG?
kirim lagi, kok gak masuk, Rgds, AK - Pesan Diteruskan Dari: Ade Kadarusman a_kada...@yahoo.com Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Ming, 10 Oktober, 2010 13:13:00 Judul: Bls: [iagi-net-l] lulusan non geologi bekerja sbg WSG? Ikut nimbrung dgn kisah van Bemmelen, jadi teringat saat saya tinggal untuk program pendek post doctoral di Utrecth University Belanda thn 2005, peninggalan van Bemmelen ternyata tersimpan rapih di Utrecth University, seperti paper2, buku dan peta dll, konon peninggalan sebagian berasal dari koleksi Leiden University, saya lupa apakah van Bemmelen juga pernah tinggal juga di Leiden Univ?. Saya dapat juga kenang2an sebuah buku Jurnal tectonophysisc tentang teori undasi/geosynclin dimana van Bemmelen adalah editornya sekitar 1970an. Sempat ngrobrol dgn beberapa eks muridnya, eks kolega yg sdh pensiun dan temen2nya yg sama2 di Utrect Univ. tentang kisah van Bemmelen, memang selain prestasinya, saya juga mendengar kisah hidup van Bemmelen dari mereka yg kontroversial hingga akhir hayatnya yg tragis, tp gak perlu lah sy ceritakan di milis ini. salam Ade Kadarusman dari kaki pegunungan Verbeek Sulawesi Dari: Tius Sinyal tius.sin...@gmail.com Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Ming, 10 Oktober, 2010 12:24:11 Judul: RE: [iagi-net-l] lulusan non geologi bekerja sbg WSG? Uups maaf, saya salah salin, memang benar Pak Koesoema, Reinout Willem van Bemmelen berlatarbelakang mining engineering dari Delft Univ. Terimakasih atas koreksinya. Rasanya bener juga joke-nya pak (saya pernah tahu namanya, tapi lupa ...), kalau kebalikannya dulu geologist (petroleum geos) sekarang dentist itu ada pak, Dr. Peter Norris, bisa ditemui di Lake Jackson, Texas ... Salam, Tius_Sinyal On the other hand, they bring many structural and geotechnical problems. Andrew J Brown tells us how he gave a Nottingham dentist a taste of his own medicine. -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Sunday, October 10, 2010 10:10 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] lulusan non geologi bekerja sbg WSG? This is a joke: Konon khabarnya ada seorang petroleum exploration manager yang asalnya dokter gigi. Yang bersangkutan dianggap cukup berpengalaman dengan teknik pemboran (ngebor gigi) Wassalam RPK - Original Message - From: Amir Al Amin amir.al.a...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, October 08, 2010 2:31 PM Subject: Re: [iagi-net-l] lulusan non geologi bekerja sbg WSG? Pak OK, memang umunya personel migas di operation bisa lintas degree. tapi kalau profesi geologi di analogi dengan dokter bagaimana? apakah boleh luusan kimia, buka praktek dokter? walupun udah kursus membedah dan menjahit.. :-) 2010/10/8 OK Taufik ok.tau...@gmail.com sama juga untuk profesi lainnya di lingkungan migas, co'man juga tak harus degree dari ? (perminyakan kah?)..bisa mesin, teknik kimia, sipil atau geologi sendiri. Siapa saja kalau dapat pendidikan/training lanjutan kan bisa saja berubah profesi. On 10/8/10, Amir Al Amin amir.al.a...@gmail.com wrote: Baru-baru saja saya agak terkejut menemukan WSG expat yang bukan lulusan geology. Walaupun mempunyai banyak pengalaman sebagai WSG sebelumnya. Kemudian saya jadi ingat kembali th 1997, ada juga seorang expat WSG yang lulusan filsafat! Apakah BPMigas tidak memberi prasyarat Geology degree utk WSG? Atau hanya degree.? -- *** Amir Al Amin Operations/ Wellsite Geologist (62)811592902 amir13120[at]yahoo.com amir.al.amin[at]gmail.com -- Sent from my ComputerR -- Sent from my ComputerR PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan diri! Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI
Bls: [iagi-net-l] lulusan non geologi bekerja sbg WSG?
Ikut nimbrung dgn kisah van Bemmelen, jadi teringat saat saya tinggal untuk program pendek post doctoral di Utrecth University Belanda thn 2005, peninggalan van Bemmelen ternyata tersimpan rapih di Utrecth University, seperti paper2, buku dan peta dll, konon peninggalan sebagian berasal dari koleksi Leiden University, saya lupa apakah van Bemmelen juga pernah tinggal juga di Leiden Univ?. Saya dapat juga kenang2an sebuah buku Jurnal tectonophysisc tentang teori undasi/geosynclin dimana van Bemmelen adalah editornya sekitar 1970an. Sempat ngrobrol dgn beberapa eks muridnya, eks kolega yg sdh pensiun dan temen2nya yg sama2 di Utrect Univ. tentang kisah van Bemmelen, memang selain prestasinya, saya juga mendengar kisah hidup van Bemmelen dari mereka yg kontroversial hingga akhir hayatnya yg tragis, tp gak perlu lah sy ceritakan di milis ini. salam Ade Kadarusman dari kaki pegunungan Verbeek Sulawesi Dari: Tius Sinyal tius.sin...@gmail.com Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Ming, 10 Oktober, 2010 12:24:11 Judul: RE: [iagi-net-l] lulusan non geologi bekerja sbg WSG? Uups maaf, saya salah salin, memang benar Pak Koesoema, Reinout Willem van Bemmelen berlatarbelakang mining engineering dari Delft Univ. Terimakasih atas koreksinya. Rasanya bener juga joke-nya pak (saya pernah tahu namanya, tapi lupa ...), kalau kebalikannya dulu geologist (petroleum geos) sekarang dentist itu ada pak, Dr. Peter Norris, bisa ditemui di Lake Jackson, Texas ... Salam, Tius_Sinyal On the other hand, they bring many structural and geotechnical problems. Andrew J Brown tells us how he gave a Nottingham dentist a taste of his own medicine. -Original Message- From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] Sent: Sunday, October 10, 2010 10:10 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] lulusan non geologi bekerja sbg WSG? This is a joke: Konon khabarnya ada seorang petroleum exploration manager yang asalnya dokter gigi. Yang bersangkutan dianggap cukup berpengalaman dengan teknik pemboran (ngebor gigi) Wassalam RPK - Original Message - From: Amir Al Amin amir.al.a...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, October 08, 2010 2:31 PM Subject: Re: [iagi-net-l] lulusan non geologi bekerja sbg WSG? Pak OK, memang umunya personel migas di operation bisa lintas degree. tapi kalau profesi geologi di analogi dengan dokter bagaimana? apakah boleh luusan kimia, buka praktek dokter? walupun udah kursus membedah dan menjahit.. :-) 2010/10/8 OK Taufik ok.tau...@gmail.com sama juga untuk profesi lainnya di lingkungan migas, co'man juga tak harus degree dari ? (perminyakan kah?)..bisa mesin, teknik kimia, sipil atau geologi sendiri. Siapa saja kalau dapat pendidikan/training lanjutan kan bisa saja berubah profesi. On 10/8/10, Amir Al Amin amir.al.a...@gmail.com wrote: Baru-baru saja saya agak terkejut menemukan WSG expat yang bukan lulusan geology. Walaupun mempunyai banyak pengalaman sebagai WSG sebelumnya. Kemudian saya jadi ingat kembali th 1997, ada juga seorang expat WSG yang lulusan filsafat! Apakah BPMigas tidak memberi prasyarat Geology degree utk WSG? Atau hanya degree.? -- *** Amir Al Amin Operations/ Wellsite Geologist (62)811592902 amir13120[at]yahoo.com amir.al.amin[at]gmail.com -- Sent from my ComputerR -- Sent from my ComputerR PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan diri! Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection
[iagi-net-l] Paper baru dari banda Arc
Dear All, Saya infokan paper lama saya yg publish saat ini yang sebenarnya sudah lama di submitt ke Gondwana Research tahun 2005-2006, tetapi tercecer dalam proses reviewing, maklum saat itu dalam proses pindah profesi dari akademisi ke pekerja tambang (dari lingkungan gedung penuh buku ke lingkungan hutan belantara penuh debu). saya sudah hampir menyerah utk men-trace keberadaan paper tersebut, tetapi akhirnya di submit kembali tahun lalu oleh guru saya, prof. Maruyama. Paper ini merupakan bagian dari Master thesis saya. Kalau sudah dapat pdf-nya, nanti saya kirim kepada yg memerlukannya Salam, Ade Kadarusman http://www.elsevier.com/wps/find/journaldescription.cws_home/706719/description#description cari article in press atau cari di google World's youngest blueschist belt from Leti Island in the non-volcanic Banda outer arc of Eastern Indonesia References and further reading may be available for this article. To view references and further reading you must purchase this article. Ade Kadarusmana, b, Shigenori Maruyamab, Yoshiyuki Kanekoc, Tsutomu Otad, Akira Ishikawae, Jan Sopaheluwakana and Soichi Omorib aResearch Center for Geotechnology, LIPI, Bandung 40135, Indonesia bDepartment of Earth and Planetary Sciences, Tokyo Institute of Technology, Ookayama 2-12-2, Tokyo, 1528551, Japan cMeisei University, Tokyo Japan dThe Pheasant Memorial Laboratory, Institute for Study of the Earth's Interior, OkayamaUniversity, Misasa, Tottori, Japan eInstitute For Research on Earth Evolution (IFREE), Japan Agency of Marine-Earth Science and Technology (JAMSTEC) 2-15, Natsushima-Cho, Yokosuka, Kanagawa 237-0061, Japan Received 15 December 2009; revised 6 February 2010; accepted 10 February 2010, Available online 19 February 2010. Abstract The Timor–Tanimbar region constitutes part of the non-volcanic outer Banda Arc of Eastern Indonesia. Here, the world's youngest ‘A’-type high-pressure metamorphic belt crops out with different stages of evolution. Whereas an advanced domal uplift stage is seen in Timor island, the high-pressure (HP) metamorphic belt is still in the first stage of tectonic extrusion on the eastern small islands of Kisar, Leti, Moa, Sermata and Laibobar. The metamorphic rocks on Leti are among the best exposed in the islands. They are tectonically juxtaposed against overlying ultramafic rocks and underlying unmetamorphosed continental shelf sediments, bound by normal and reverse faults, respectively. The Leti metapelites display four progressive metamorphic zones: chlorite–biotite, garnet, chloritoid–staurolite and kyanite zones, with increasing grade. Zonation in Leti metabasite unit is comparable, and progressively changes from blueschist–greenschist transition (BS/GS), through epidote–amphibolite (EA), to amphibolite (AM) facies, with increasing grade. The highest-grade metapelites and metabasites occupy structurally intermediate levels. Overprinting mineral relationships in BS/GS transition schists indicate that decompression occurred from 5.5–7 kbar to 4 kbar within the temperature range 300–400 °C. P–T estimates of the EA and AM units are 6.3–7.6 kbar and 461–521 °C, and 9.7–10.3 kbar and 580–626 °C respectively. The protoliths of Leti metamorphic rocks are originally Permo-Triassic. The younger sediments and igneous rocks at the margin of the northward advancing Australian continent entered the subduction zone immediately prior to the commencement of the Banda Arc–Australia collision in the Pliocene. Burial reached a maximum depth of 30–35 km at the main stage of peak P–T conditions, and was related to the main stage of the collisional event. Slab break-off at depth in the collision zone facilitated rapid uplift by wedge extrusion and active erosion during the exhumation stage. The tectonic juxtaposition of the schist units at mid-crustal levels and hydration may correspond to the final stage of Barrovian overprinting which continued through transportation from depth. The Leti Island belongs to the eastern portion of the world's youngest blueshist belt which has not yet entered the second-stage mountain building, and is slightly younger than the western Timor which evolved to the extensive mountain-building stage by doming. Keywords: Banda Arc; Leti; HP metamorphic rock; P–T estimation; Thermobaric structure; Tectonics
Bls: [iagi-net-l] Fwd: Modern Komatiite of Celebes ?
Mas Andri, bisa di infokan komposisi slag tersebut yang mirif dgn komatite dlm 9 element oksida, saya ingan tahu yang Mas Andri analisa jenis slag yang mana, karena kompisisinya cukup bervariasi. Terimakasih Ade Kadarusman Dari: an...@gc.itb.ac.id an...@gc.itb.ac.id Kepada: iagi-net@iagi.or.id Terkirim: Senin, 31 Agustus, 2009 08:42:17 Judul: Re: [iagi-net-l] Fwd: Modern Komatiite of Celebes ? Sejarah kristalisasinya cepat, namun yang unik justru dari komposisinya yang kaya MgO dan rendah K2O, viskositas lebih rendah dari basalt dan temperatur tinggi skitar 1600 C. Dengan kondisi seperti ini olivin dan piroksen akan membektuk tekstur skeletal yang bergabung menjadi spinifex utk tekstur batuannya. Lelehan magma dari perut bumi kini bila keluar sebagai lava maksimal hanya akan menjadi basalt. Terjadi penurunan suhu lava sejak lahirnya bumi, dari komatiite menjadi basalt (1000 C). Salam Anssm Maaf tanya , jadi dari segi sejarah kristlisasinya apa yang dapat diterangkan dengan komposisi yang seperti itu Kang Andri ? Sudah lama tidak melihat petrology ,mohon diulas sedikit. Terima kasih Si Abah -- Forwarded message -- From: an...@gc.itb.ac.id Mungkin anda pernah mendengar samar-samar apa itu Komatiite dikuliah dasar petrologi. Komatiite adalah batuan lava ultrabasa, ditemukan pertama kali di sungai Komati, Afrika Selatan. Berbeda dengan lava basalt, komatiite titik lelehnya sangat tinggi, sekitar 16000C, sangat cair konon karena keluar dari tempat yang sangat dalam diperut bumi. Uniknya, komposisi kimianya sangat berbeda dengan basalt bahkan mantle, yaitu berkadar MgO tinggi dan rendah K2O! Keunikan lainnya adalah lava ini hanya di jumpai pada kerak benua yang sangat tua yaitu Archean (4.5Ga) hingga Proterozoic. Sehingga komatiite ditenggarai sebagai batuan yang hadir bersamaan dengan lahirnya bumi. Namun demikian terjadinya lava seperti komatiite dapat diamati tiap hari di kompleks pabrik nikel Soroako, Sulawesi Selatan. Limbah yang mirip lelehan lava (smelter) bersuhu 16000C setiap saat dituangkan ke tempat penampungan untuk didinginkan. Fragmen-fragmen dipakai untuk landasan jalan dump truck berkapasitas 100 ton an! Fragmen ldquo;smelterrdquo; dicoba untuk dianalisis petrografi, dan ternyata luar biasa! Dibawah mikroskop nampak olivin dan piroksen yang membentuk tekstur spinifex yang terbentuk karena cepatnya mendingin, sekitar 500C/hari. Texture and mineralogi seperti ini memang khas komatiite! Andri Subandrio, 27082009 PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - -- ___ Nganyerikeun hate batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan. PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe
Bls: [iagi-net-l] Mengetahui basement type dari magnetic dan gravity.
Wah rame juga diskusi tentang basement, seperti yg di summary kan oleh Pak Awang, beberapa series paper Metcalfe sejak 1980an yang banyak mempropose beberapa basement yg accreted di Sundaland margin yang konon bergabung dgn Sundaland margin dalam tiga kali series tumbukan (collision) dan amalgamation sejak Mesozoic. Saya coba lihat-lihat lagi paper tsb untuk mempersiapkan seminar Geologi Sulawesi dan Prospeknya di Makassar awal Oktober nanti, Pak Rab Sukamto, Pak Awang, Mas Andang dll diundang utk presentasi di seminar tsb. Kita bisa lanjutkan diskusi extention Eastern Sundaland margin tsb di Seminar tsb. Insya Allah klu seminaar tsb jadi saya akan mempresentasikan Basement Rock in Sulawesi termasuk membahas basement di daerah sekitarnya. Rupanya perburuan Migas di selat Makassar membangunkan kita semua tentang basaement type di daerah tersebut. Dalam paper saya di Tectonophysics (2004), saya memperkirakan ada 4 buah basement kontinental di Sulawesi, satu basement island arc (sebenarnya dua), satu basement oceanic crust, dan satu basement komplek metamorphic rock. Bagaimana membedakannya dengan metoda geofisika merupakan tantangan terbesar juga. Rgds, Ade Kadarusman dari kaki pegunungan Veerbek Dari: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com Kepada: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id Cc: Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Terkirim: Jumat, 28 Agustus, 2009 00:30:09 Judul: Re: [iagi-net-l] Mengetahui basement type dari magnetic dan gravity. Pak Rovicky, Melihat kasus-kasus penentuan tipe basement di Makassar Strait atau Jawa; penentuan tipe basement dari gravity dan magnetik itu adalah secara tidak langsung. Yaitu, dengan cara membuat crustal model dari penampang gravity dan magnetik terukur (observed). Crustal model yang disusun kemudian dengan cara tertentu akan menghasilkan penampang gravity/magnetic calculated. Akurasi crustal model yang dipakai akan ditentukan oleh berimpitnya penampang gravity/magnetik observed dan calculated. Semakin berimpit semakin baik crustal model yang dipilih. Dari crustal model itulah kemudian diinterpretasikan tipe basement sepanjang lintasan gravity/magnetik. Pengambilan atau penentuan crustal model tentu tak langsung jadi, tetapi trial dan error sampai keberimpitan data gravity/magnetic observed dengan yang calculated terjadi. Basement-nya sendiri biasanya ditentukan densitasnya berdasarkan sampel basement yang diambil dari lapangan di lintasan gravity (di onshore), juga batuan sedimen penutupnya. Namanya pemodelan, maka akan banyak asumsinya, yang tentu bisa melenceng dari faktanya. Kasus analisis dan modeling di kedua daerah di atas karena memotong wilayah onshore dan offshore ya menggunakan data anomali Bouguer di darat dan free air di offshore. Yang paling baik tentu kalau kita bisa ambil sampel basementnya, itu hard data, tapi kan kecil kemungkinan dilakukan di Makassar Strait. Dua belas atau lebih sumur yang akan dibor oleh tujuh operator di Makassar Strait sampai 3 tahun ke depan pun belum tentu akan dan mau mengambil sampel basement Makassar Strait. Jadi, terpaksa kita harus puas dengan modeling gravity dan magnetik walaupun beberapa paper yang membahas hal ini, dari zaman Bona Situmorang (1987), Ian Cloke (1997) sampai pemodelan terbaru di paper terbaru Robert Hall (2009) pendapatnya berbeda-beda. Berdasarkan data gravity, Situmorang (1987) menyebutkan bahwa seluruh Makassar Strait basementnya adalah kontinen yang menipis (attenuated continental basement), Cloke (1997) yang disertasinya tentang hal ini dengan tegas menyebut North Makassar Strait : oceanic basement, South Makassar Strait : attenuated continental basement. Paper terbaru Hall et al. (2009) -dengan semua muridnya (termasuk dua mahasiswa masternya -Siti Nur'aini dan Sinchia Puspita) cenderung mengikuti Cloke meskipun secara pribadi, Robert Hall (diskusi Mei y.l.)masih meragukannya sebab data seismik terbaru di North Makassar Strait menunjukkan model rifting yang khas regim kontinen. Nah, apakah the nature of basement underlying the North Makassar Strait akan tetap menjadi enigma ? Sebab satu-satunya metode yang dipakai untuk mengetahui ini pun banyak menjadi perdebatan dalam 22 tahun terakhir ini. Silakan teman2 ahli gravity dan magnetik (a.l. Pak Wawan Gunawan, Pak Eko Widianto, tentu punya penjelasan yang tepat). salam, Awang --- On Thu, 8/27/09, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote: From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Subject: [iagi-net-l] Mengetahui basement type dari magnetic dan gravity. To: IAGI iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id Date: Thursday, August 27, 2009, 8:46 PM Bagaimana sih mengetahui basement type dari peta gravity dan magnetic. Hal ini tentunya perlu untuk diketahui terutama basin2 yang belum ada sumur/penetrasi hingga ke basement. Seringkali seismic tidak direkam sampai ke
[iagi-net-l] global warming vs global cooling
If global cooling will come soon -- scientists will lose trust . - Award-winning Japanese Geologist Dr. Shigenori Maruyama, a professor at the Tokyo Institute of Technology's Department of Earth and Planetary Sciences, March 2009. Dear all, Kebetulan cari artikel pemanasan global untuk tugas sains anakku, disatu pihak saya harus menjelaskan ke anakku penyebab pemanasan global akibat ulah manusia, yang sementara saya sendiri tdk mempercayai-nya. Jadi rasanya terlalu naif hanya karena satu sebab…….. Kira-kira13 tahun yang lalu (1996-1997), saya ikut kuliah tentang “Earth and life history from 3.9Ga to present day” dari guru saya, Prof. Maruyama, beliau sangat keberatan dengan teori pemanasan global atau perubahan iklim akibat efek rumah kaca yg diakibatkan ulah manusia. Di kuliah tsb menjelaskan sejarah bumi kita yang mengalami ratusan atau ribuan kali perubahan iklim (pemanasan global atau pendinginan global) yang diakibatkan faktor eksternal dan internal bumi, yang intinya mendukung teori siklus-nya Milankovich. Dan ternyata penolakan terhadap teori pemanasan global akibat ulah manusia makin besar diantara kalangan akademik, dan sudah dilakukan voting juga nih he..he..he…kayak LuSi..ups. Yang tidak berubah dari bumi adalah bumi kita selalu berubah Regards, Ade Kadarusman, dari tepian Danau Matano == THREE senior Japanese scientists separately engaged in climate-change research have strongly questioned the validity of the man-made global-warming model that underpins the drive by the UN and most developed-nation governments to curb greenhouse gas emissions. I believe the anthropogenic (man-made) effect for climate change is still only one of the hypotheses to explain the variability of climate, Kanya Kusano told The Weekend Australian. It could take 10 to 20 years more research to prove or disprove the theory of anthropogenic climate change, said Dr Kusano, a research group leader with the Japan Agency for Marine-Earth Science's Earth Simulator project. Before anyone noticed, this hypothesis has been substituted for truth, writes Shunichi Akasofu, founding director of the University of Alaska's International Arctic Research Centre. Dr Kusano, Dr Akasofu and Tokyo Institute of Technology geology professor Shigenori Maruyama are highly critical of the UN Intergovernmental Panel on Climate Change's acceptance that hazardous global warming results mainly from man-made gas emissions. On the scientific evidence so far, according to Dr Kusano, the IPCC assertion that atmospheric temperatures are likely to increase continuously and steadily should be perceived as an unprovable hypothesis. Dr Maruyama said yesterday there was widespread scepticism among his colleagues about the IPCC's fourth and latest assessment report that most of the observed global temperature increase since the mid-20th century is very likely due to the observed increase in anthropogenic greenhouse gas concentrations. When this question was raised at a Japan Geoscience Union symposium last year, he said, the result showed 90 per cent of the participants do not believe the IPCC report. Dr Maruyama studies the geological evidence of prehistoric climate change, and he thinks the large influences on global climate over time may be global cosmic rays and solar activity. Like Dr Akasofu, Dr Maruyama believes the earth has moved into a cooling period, and while Japan is spending hundreds of millions of dollars on carbon credits to hedge against global warming, the country's greatest looming problem is energy shortage, particularly oil. Our nation must pay huge amounts of money to buy carbon discharge rights, he said. This is not reasonable, but meaningless if global cooling will come soon -- scientists will lose trust. Dr Maruyama said he was uncomfortable, given the scientific uncertainty of man-made climate-change theory, that Japan had taken a leading position in the crusade for global greenhouse emission targets. The scientists and two others -- Seita Emori, of the National Institute of Environmental Studies, and Kiminori Ito, of Yokahama National University -- contributed to a paper titled The scientific truth of global warming that was published in January by the Japan Society of Energy and Resources. Professor Emori is a firm supporter of man-made climate-change theory and Dr Ito is generally for it, although with reservations about the scientific rigour of the IPCC approach. The doubters, particularly Dr Kusano and Dr Akasofu, are being widely cited by greenhouse-sceptic websites, after their sections of the paper were translated by The Register, a London-based online publisher. However, the paper's co-ordinator said the JSER's position on anthropogenic global warming was neutral. This paper represents the views of the individuals and not of the society, said Hideo Yoshida, of Kyoto University. The purpose is to stimulate
Bls: [iagi-net-l] Gempa Sangihe-Talaud 7,4 SR (7,2 Mw) 12 Feb. 2009
Ikut menambahkan dgn tulisan Pak Awang, Pulau Talaud dan Mayo adalah contoh real dari apa yg dinamakan intra oceanic Thrusting, yang Talaud sdh mature sedangkan Mayo mungkin incipient. MOR Maluku sea mungkin sdh mati, tetapi dari jejak seismik Tomography MOR tsb masih mungkin aktif. Saya tidak tahu apakah ada yg pernah melakukann studi magnetic pattern dari kedua MORB yg bersebrangan di pulau Talaud?. Kalau episenter gempa sampai 20 km, sy lebih cenderung pusat gempa berasal dari oceanic slab, rasanya tebal suatu prisma akresi muda seperti di Talaud/Mayo tidak akan lebih dari 5 km, dan sudut dari Wadati Beniof zone kedua slab tsb lumayan besar. Tebal suatu oceanic crust hanya sekitar mak 7 km, kecuali oceanic plateau bisa mencapai 25 km. Rgds, AK --- Pada Jum, 13/2/09, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com menulis: Dari: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com Topik: [iagi-net-l] Gempa Sangihe-Talaud 7,4 SR (7,2 Mw) 12 Feb. 2009 Kepada: IAGI iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Tanggal: Jumat, 13 Februari, 2009, 6:33 AM Sebuah gempa bermagnitude besar (7,4 SR / 7,2 Mw) menggoncangkan Laut Maluku dan pulau2 di sekitarnya di gugusan kepulauan Sangir/Sangihe - Talaud pada Kamis dini hari kemarin 12 Februari 2009 pukul 01.34 WITA. Gempa yang menyerang di tengah orang2 Sangir-Talaud tertidur lelap itu telah merusakkan 700 bangunan, hampir setengahnya rusak berat, melukai 42 orang : 10 luka berat, 2 tewas. Sekitar 5000 orang terpaksa mengungsi dan tidur di udara terbuka. Penduduk belum mau kembali ke rumahnya masing-masing sebab selain rusak juga telah terjadi sekitar 40 kali gempa susulan bermagnitude di sekitar 4 Mw, dan kelihatannya telah terjadi pemicuan beberapa gempa baru bermagnitude 6 Mw. Secara seimo-tektonik, wilayah ini adalah wilayah yang paling aktif di dunia, juga yang paling unik secara tektonik dengan terjadinya double subduction yang polaritasnnya saling berpunggungan dan membenturkan dua prisma akresi serta sistem forearc yang berlainan. Data USGS menunjukkan bahwa episentrum gempa berpusat di koordinat 3.902 deg N, 126.400 deg E. Kedalaman pusat gempa 20 km, magnitude 7.2 Mw. Lokasi ini berada di Laut Maluku di tengah antara Pulau Talaud dan Pulau Sangihe, 320 km UTL dari Manado. Berdasarkan Global CMT Moment Tensor Solution, gempa disebabkan pematahan naik thrust dengan jurus 181 deg NE dan kemiringan 37 deg. Sebenarnya, ini berpotensi sebagai tsunamigenic earthquake. Tetapi dilaporkan tidak terjadi tsunami, baik oleh Pemerintah Indonesia, Jepang, maupun Amerika Serikat. Semua syarat tsunami terpenuhi (magnitude 6.5 Mw, episentrum di laut, pematahan dip-slip, dan kedalaman dangkal 20 km). Walaupun ini thrust, bukanlah mega-thrust ala gempa Aceh Desember 2004 atau gempa Pangandaran Juli 2006 yang menyebabkan tsunami. Penjelasan mengapa tak terjadi tsunami barangkali bisa dijelaskan oleh asal gempa yang terjadi di sedimen akresi hasil benturan dua sistem subduction yang saling berbenturan di Laut Maluku. Dengan kedalaman gempa 20 km, diperkirakan sumber patahan bukan pada oceanic slab, tetapi pada sedimen akresi yang asalnya melange prisma akresi atau melange di bawah forearc yang saling berbenturan yang diendapkan di atas oceanic slab. Gempa terjadi di zone benturan Laut Maluku. Zone ini secara tektonik terletak di complex junction antara Eurasian, Australian, Pacific, dan Philippune Sea plates. Di wilayah ini ada oceanic slab yang menunjam ke barat di bawah busur volkanik Sangihe, dan ada oceanic slab yang menunjam ke timur di bawah busur Halmahera. Kedua busur volkanik ini aktif dan selalu aktif seraya gempa menggoncangnya. Lokon, Klabat, Soputan ada di sisi barat (Sangihe), sementara Gamalama, Gamkonora ada di sisi timur (Halmahera). Karena di sisi luar dari palung subduksi ada prisma akresi melange; maka di sistem subduksi yang saling memunggung ini kedua sistem melange dari kedua oceanic slab duduk di tengah punggungnya. Dengan berjalannya subduksi ala vonveor belt maka lama-kelamaan kedua sistem melange ini berbenturan. Pulau Talaud adalah salah satu punggung tertinggi zone benturan di Laut Maluku ini. Pulau ini seluruhnya disusun oleh melange. Di sebelah selatan ada Pulau Mayu, yang disusun melange juga; maka biasanya para ahli tektonik menyebutnya sebagau Talaud-Mayu Ridge. Fokus2 gempa yang terjadi di wiayah ini bila diplot menunjukkan keberadaan dua zone Wadati-Benioff yang saling menjauh dari Laut Maluku, menunjukkan keberadaan dua oceanic slab yang bersubduksi saling berpunggungan. Gempa dini hari kemarin terjadi di wilayah sedimen prisma akresi di atas punggung benturan ini. Rigiditas batuan sedimen tentu lain daripada rigiditas oceanic slab. Barangkali kita bisa belajar dari kejadian gempa kemarin bahwa thrust pada prisma akresi walaupun dangkal dan gempanya kuat belum tentu tsunami-genic, bila dibandingkan dengan mega-thrust pada oceanic
Re: Bls: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Basement (?)
Pak Agus, Terimakasih atas tanggapannya, mungkin untuk share saja pada dasarnya alterasi hidrotermal bukan proses metamorfisme, basic konsep proses metamorfisma adalah proses perubahan batuan akibat perubahan P T dalam kondisi isokimia (tdk ada penambahan/pengurangan kompisisi kimia) dan perubahan dalam fasa padat. Yang berubah hanya bentuk fisik dan mineralogy saja. Menurut hemat saya, alterasi hidrotermal mengakibatkan perubahan komposisi kimia dan adanya suatu fluida atau larutan produk melting yg masuk dalam batuan tsb. Transisi antara keduanya memang sering disebut hidrotermal metamorhisma krn terjadi pengurangan/penambahan volatile component spt. H2O, SO2, CO2. Kami sendiri mengalami hal yang sama disini, geologist yd sdh lama di operational atau production, perlu ditingkatkan kembali sense of geology-nya, akhirnya bekerja seperti menggunakan kacamata kuda, padahal kalau melihat ke kiri dan kanan bisa melihat hal2 diluar yang biasa. Seperti potensi batuan ultrabasa di Indonesia Timur hanya dilihat sebagai source of Nickel latarite, padahal potensi kehadiran Nickel Sulfida sangat besar dan belum dilirik, apalagi batuan ultrabasa tsb bersentuhan dgn batuan metamorf dan granitic intrusion, ehm batuan metamorf ini bisa jadi host dari basemetal, PGE and nickel sulfida mineralization...ups... Untuk share pengetahuan geology Insya Allah bisa, gratis he..he..he.., cuma memang hanya punya waktu terbatas saat saya cuti. Yang paling sering saya lakukan share ke T. geologi Unhas Makassar krn dekat dgn Sorowako dan tentu saja temen2 geologist di PT Inco. Yang bisa saya share basic geology refreshment spt Rock forming mineralogy, metamorphic petrology, geochemistry, ophiolite/oceanic crust, plume tectonic/superplume, upper mantle petrology, ultramafic rocks in differing tectonic setting dan bbrp yang lain yg bersifat aplikasinya. Sebagian besar memang sdh diajarkan di bangku kuliah Salam dari kaki pegunungan Verbeek Ade Kadarusman --- Pada Sel, 3/2/09, Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com menulis: Dari: Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com Topik: Re: Bls: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Basement (?) Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Selasa, 3 Februari, 2009, 4:36 AM Menarik mendiskusikan burial metemorphism seperti yang diurai pak Ade. Pak Ade, apakah bisa membedakan secara fisik batuan yang kaya akan mineral zeolit tersebut bahwa itu sebagai produk metamorfisme burial atau alterasi hidrotermal??. Karena memang hidrotermal mempunyai peran yang sangat penting dalam genesa berbagai tipe metamorfisme. Sehingga muncul tipe khusus yaitu hydrotermal metamorphism. Saya kira memang demikian, bahwa beberapa metasedimen yang dijumpai pada beberapa core (biasanya berselang-seling) dengan sedimen lainnya yang belum dianggap meta tetap bagian dari sistem sedimen dalam konteks sedimentary basin, jauh di atas yang dianggap sebagai basement. Ini pun perlu hati-hati, jika cekungan tersebut berasosiasi dengan basement high. Sedikit yang pernah saya lihat adalaha core dari beberapa sumur di cekungan sumatera tengah, juga dijumpai kelompok meta-sedimen. Pada saat itu, saya hanya bicara masalah provenan dan diagenesis (dari pendekatan petrografi) saja untuk memberikan second opinion dari studi yang pernah dilakukan oleh perusahaan tsb dengan pihak lain. Diluar itu, pak Ade berkenankah? memberikan kuliah kelilingnya (melalui mekanisme Kuliah Keliling IAGI saja...) dengan topik metamorfisme di kampus ugm jogja, nanti bersambung ke kampus lainnya (upn, sttnas, akprind), dengan sppd dari Inco. Sehingga pak Ade bisa road-show ke geologi ugm, upn, sttnas, akprind atas naman IAGI. Kalau keluarnya pak Ade susah dari Inco, saya akan berkirim surat ke Inco sebagai Sekretaris Jurusan TGL.UGM, ntar itu juga bagian dari kegiatan IAGI. Jika PP-IAGI memboyong pak Ade kesulitan, karena policy Inco nunggu jatah cuti, misalnya. Terus terang, saya pernah ingin memboyong mas Haryadi Permana (geotek lipi) yang juga sangat kompeten untuk bicara metamorfisme, tapi tidak jadi, ada masalah non-teknis terkait perjalanan beliau ke Jogja. Nah, kalau Inco men-support pada pak Ade Kadarusman ke Jogja lebih dari 2 hari.., kan sangat mungkin to? Selama ini banyak topik-topik kuliah tamu / ceramah ilmiah pada materi Applied Geology (khususnya petroleum geology), lalu mhs (ini amatan kami di ugm) cenderung mengabaikan basic geology. Mengapa basic geology menjadi urgent? Seorang Alit Askaria (curhat ke saya beberapa waktu lalu di Jogja) saat mewawancarai fresh graduate untuk grup eksplorasinya, dibikin pusing oleh fresh graduate dari berbagai univeritas, yang sedikit bebal dan melupakan konsep-2 dasar : petrologi, struktur geologi, stratigrafi. Tapi kalau ditanya petrel, geografix, menghitung cadangan, jago-jago semua, apalagi kalau sudah banyak terlibat project2 joint study / joint evaluasi blok migas. Saya pun kaget!!!. Komentar dan evaluasi ini justru keluar dari seorang praktisi di industri migas. Kalau Alit
Re: Bls: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Basement (?)
Pak Awang, Betul memang proses diagenesis bukan proses metamorpisme seperti yang saya sebutkan dari awal. Proses metamorfisme dimulai pada regim temperatur 180-200 deg C dengan munculnya mineral zeolite dkk atau pumpelit dkk pada protolith batuan Mg-Fe Rich rock (metabasic rock) dan dikenal sebagai very low grade metamorphism (contoh Piroksen di basalt sdh berubah menjadi pumpelite/zeolite). Jadi regim temperatur dibawah 180 deg C disebutkan sebagai bagian dari proses sediment, dan termasuk proses diagenesis, jadi pengertian diagenesis disini mungkin termasuk dgn disebutkan Pak Awang sebagai meta/cata genesis. Jadi dlm istilah metamorphism regim temperatur dibawah 180 deg C sering disebut diagenesis secara umum. Seperti yg disebutkan dari awal, metode mikrostruktur bisa menjadi tools utk membedakan batuan metamorf derajat rendah-sangat rendah sebagai basement rock atau sebagai batuan sediment. Selain mikrostuktur, yang harus dilihat adalah asosiasi protolith-nya, utk asosiasi protolith ini harus memahami dulu regim tectonic dalam pembentukan sedimetary basin ini dan regim tectonic dalam basement rock sekitarnya, agak panjang menjelaskannya. Mungkin ini belum menjawab secara detail dari pertanyaan Pak Natan, mungkin dalam kesempatan lain jika ketemu muka bisa sy jelaskan lebih terperinci, saya belajar membedakan kedua jenis batuan tsb setelah ikutan project Fm Jatibarang bbrp thn lalu, itupun perlu jam terbang mengamati ratusan sayatan tipis dan akhirnya bisa menyimpulkan sesuatu. Selain dua hal diatas, juga yang paling penting melihat asosiasi mineraloginya, ini memerlukan keahlian melihat paragenesis mineral. Untuk batuan dgn protolith pure limestone atau sandstone sulit diamati perubahan mineraloginya, karena calcite dan quartz/silica memiliki stabilitas yang panjang dalam hal temperatur pembentukannya (50-300 deg C, correct me if wrong), jadi kristalin limestone dgn 100% calcite/dolimite sulit dibedakan apakah sebagai produk diagenesis atau very low grade metamorphisme kecuali sdh menunjukkan stuktur foliasi S0/S1 (metasediment as part of sedimentary basin). Jika menunjukan komplek mikrostruktur (S0.S1,S2, dst), nah sdh jelas dianggap basement rock. Munculnya aragonite bisa dijadikan indikasi low grade metamorphism (basement rock). Metalimestone sdh dikatakan jelas proses metamorphism (and part of the basement), jika sdh menunjukkan gejala de-carbonisasi, dgn munculnya scapolit, diopside and grossular (300deg C), dan namanya juga dikatakan sebagai marble, bukan lagi metalimestone. Yang paling mudah mengamati dalam core samples adalah dengan melihat asosiasi mineral jenis batuan dgn protolithnya basic rock (incl, greywacke, volkanicklastik rocks) lihatlah apakah ada sdh munculnya zeolite dan pumpelite, kehadiran 1% pun dalam modal komposisi, sdh dikatakan sbg Batuan metamorf. Untuk pure limestone, claystone, sandstone, shale, batubara sulit utk dibedakan, kecuali sdh menunjukkan struktur foliasi. Dari tepian Danau Matano yang indah Ade Kadarusman --- Pada Sen, 2/2/09, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com menulis: Dari: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com Topik: Re: Bls: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Basement (?) Kepada: iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Cc: ade.kadarus...@valeinco.com Tanggal: Senin, 2 Februari, 2009, 2:36 AM Pak Ade, Terima kasih atas penjelasannya, terutama tentang konsep burial metamorphism dan metode (mikrostruktur) untuk membedakan metasedimen sebagai bagian formasi batuan sedimen, dan metasedimen sebagai bagian Basement. Saya pikir ini masukan yang sangat penting. Tentang sejarah termal batuan sedimen di dalam cekungan sedimen (eksplorasi migas), dalam hubungannya dengan generasi minyak dan gas, kami tak pernah mencantumkan batas atas diagenesis sampai 180 deg C. Eksplorasi migas biasa menggunakan tiga wilayah termal : diagenesis, katagenesis, dan metagenesis. Mengacu kepada Hunt (1996 –Petroleum Geochemistry and Geology 2nd ed., WH Freeman and Co.), rejim termal tersebut adalah : -diagenesis : up to 50 deg C -catagenesis : 50-200 deg C -metagenesis : 200-250 deg C -oil window : 60-160 deg C -gas window : 100-200 deg C Barangkali ”diagenesis” yang Pak Ade sebutkan itu diagenesis di dalam proses very low grade metamorphism, walaupun saya tak yakin bahwa diagenesis adalah bagian proses metamorfisme sebab menurut American Geological Institute (1987), diagenesis bukan bagian dari metamorfisme [”diagenesis is all the chemical, physical, and biologic changes undergone by a sediment after its initial deposition, and during and after its lithification, exclusife of surface alteration (weathering) and metamorphism.”] Diagenic metamorphism atau diagenism (istilah tua tetapi tepat, digunakan Grabau, 1904 hal. 235; untuk membedakannya dengan diagenesis dalam sedimen) mungkin bisa sampai 180 deg C oleh lithostatic
Bls: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Basement (?)
Timur, banyak batuan metamorf very low-low grade dgn protolith batuan sediment dinamakan sebagai nama batuan sedimen atau dinamakan sebagai formasi batuan sedimen, sedangkan yang batuan metamorf yg berderajat sedang keatas (medium to high grade) dinamakan sebagai komplek batuan metamorf, padahal kedua jenis batuan tersebut mengalami proses metamorphism yang sama tetapi berbeda derajat (grade) dalam suatu komplek batuan metamorf regional atau sering dinamakan sebagai prograde metamorphism ( jenis dan umur protolith batuan tsb tersebut sama). Ade Kadarusman Metamorphic Geologist, now trapped in Mining Industry --- Pada Kam, 29/1/09, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com menulis: Dari: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com Topik: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Basement (?) Kepada: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia fo...@hagi.or.id Cc: 'Eksplorasi BPMIGAS' eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com, 'Geo Unpad' geo_un...@yahoogroups.com, 'IAGI' iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Kamis, 29 Januari, 2009, 4:38 AM Wida, Mendefinisikan proper basement tidak semestinya hanya dari sumur. Definisi proper basement harus menggunakan berbagai data : sumur, seismik, surface geology, analisis lokal dan regional dalam ruang dan waktu. Basement adalah kompleks batuan dasar yang melandasi suatu cekungan sedimen. Dari definisi ini jelas bahwa basement punya konteks regional, maka ia tak semestinya didefinisikan hanya dari sumur. Tentang kasus yang Wida contohkan, namanya cutting sumur tentu kita tak akan tahu asal serbuk2 batuan itu dari mana, apakah dari lapukan basement yang sudah jadi basal sediments di atas basement (ini bukan proper basement lagi) atau memang dari proper basement sendiri. Saya tak yakin bahwa bila schist dan phyllitic basement terlapuk dan tererosi akan tetap sebagai schist dan filit di cutting, saya pikir ia akan jadi mineral lempung yang banyak berhubungan dengan metamorphic terrane seperti klorit. Artinya kalau sekis ditemukan di cutting, mungkin itu sudah menembus proper basement, bukan lapukan sedimennya. Juga hubungannya ke reflector seismik, pada umumnya ia tak akan menunjukkan reflector seismik dengan well-defined horizons seperti pada sedimentary layers, maka saya pikir akan jarang terjadi hal seperti itu. Pada umumnya dari sumur2 yang menembus basement, sumur itu berposisi di tinggian basement, bukan di rendahan basement yang di atasya ada endapan syn-rift; sehingga cutting itu bukan synrift sediments tetapi justru shoulder dari rift atau sebagian horst-nya, sehingga besar kemungkinan produk lapukan - tetapi seperti keterangan di atas, sekis tak akan menghasilkan lapukan sekis, tetapi mineral lempung kloritik. Salam, awang Pak Awang rekan2 milis, Sehubungan dengan definisi proper basement, saya ingin bertanya dari sudut pandang karakter seismic pada basement. Terkadang pada daerah yang belum pernah dilakukan pemboran sampai basement, kita tidak bisa mengikatkan antara data sumur dan data seismic, sehingga pada akhirnya kita hanya mengandalkan reflector seismic saja. Pertanyaannya, apakah basement bisa didefinisikan sebagai karakter amplitude terkuat, dan terletak sebagai reflektor terakhir yang bisa dikenali sebelum semuanya menjadi chaotic blur? Jika ya, apakah ini bisa menjadi definisi “proper basement” despite of the lithology? Salam, -Dimas- Apakah saya bisa menurunkan berat badan? Temukan jawabannya di Yahoo! Answers! http://id.answers.yahoo.com
Re: [iagi-net-l] Fw: [pp-iagi-2008] Re: Biro Kuliah Keliling PP-IAGI 2008-2011
Ful, Gak Salah tuh jurusan geology ada di 18 tempat, wah banyak juga jurusan geologi di Tanah Air?, Berkembangnya jurusan Geologi di tanah air sebuah fenomena yg menarik, dan kelihatannya penyerapan lulusan geos market-nya bukan di tanah air tetapi di LN sana (Timur Tengah, Afrika, Asia tenggara+far east, Australia dan South Amerika ?). Kelihatannya dgn booming industri migas dan tambang menginspirasi pembukaan jurusan2 geologi yang baru. Sebaliknya di Negara Europa, Jepang dan North America, banyak jurusan2 geologi yang ditutup atau digabungkan. Di Australia, jurusan geologi sulit mencari mahasiswa lokal, umumnya dipenuhi oleh mahasiswa asing. Saat saya tinggal di Jerman 2005-2006 (stuttgart), jurusan Geologi tradisional di Jerman hanya tinggal tersisas di lima universitas dari 12 universitas diseantero Jerman pada awal 1990-an, dan salah satunya Stuttgart Universitas. Dan Jurusan geologi di Stuttgart pun diancam akan ditutup atau digabung dgn Univ Tubingen jika jumlah mhs diploma (setingkat S1 plus) kurang dari 5 orang. Salam, Ade Kadarusman --- Pada Sen, 26/1/09, mohammadsyai...@gmail.com mohammadsyai...@gmail.com menulis: Dari: mohammadsyai...@gmail.com mohammadsyai...@gmail.com Topik: Re: [iagi-net-l] Fw: [pp-iagi-2008] Re: Biro Kuliah Keliling PP-IAGI 2008-2011 Kepada: Milis PP-IAGI iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Senin, 26 Januari, 2009, 6:39 AM Betul, cak Noor. Kira2 hampir ada 18-lah, kalo termasuk di Pekanbaru yg sedang diusahakan dengan dukungan IAGI Pengda Riau dan pemda-nya. Salam, Syaiful Mohammad Syaiful * handphone: +62-812-9372808 * business: msyai...@etti.co.id -Original Message- From: noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com Date: Sun, 25 Jan 2009 21:30:54 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Fw: [pp-iagi-2008] Re: Biro Kuliah Keliling PP-IAGI 2008-2011 Rekans, Menarik sekali, dari imil yang pating sliwer saya mengidentifikasi ada beberapa universitas yang sekarang mempunyai jurusan/prodi geologi: - Undip (sudah beberapa waktu kelihatannya) - Unsoed - UN Papua - Un. Sains dan Teknologi Jayapura Mudah-mudahan ini bisa menambah perkembangan ilmu geologi di tanah air salam, From: Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, January 24, 2009 5:42:47 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Fw: [pp-iagi-2008] Re: Biro Kuliah Keliling PP-IAGI 2008-2011 Mas Senoaji nang CNOOC Untuk kuliah Keliling..., jika mau jadi relawan ke Jurusan Teknik Geologi Univ.Negeri Papua di Manokwari, maka kontak saja : Ibu Hermina Haluk (hp.0813.44.888.927) staf pengajar di TGL UNIPA : Mhs-mhs disana perlu di update pengalaman kawan-kawan geologist yang di Jawa atau yang sudah banyak makan asam garam dunia persilatan geologi, khususnya bidang : 1. Petroleum Geology (studi kasus...cekungan-cekungan di Papua) 2. Geologi Mineral Logam 3. Geologi Mineral Non-logam 4. Geologi Teknik dan Tata Lingkungan 5. Hidrogeologi. 6. Eksplorasi Geologi Untuk Teknik Geologi di Univ. Sains dan Teknologi Jayapura di Jayapura, kontaknya Ibu Sekjurnya yaitu : Mbak Libertina (mbak Wieke). No.hp..sedang aku cari. Kemarin ke Jogja, lupa naruh kartu namanya..., blaik. Silahkan...di-create...kang Seno salam, agus hendratno From: wahyu_seno...@cnooc.co.id wahyu_seno...@cnooc.co.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, January 23, 2009 3:28:47 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Fw: [pp-iagi-2008] Re: Biro Kuliah Keliling PP-IAGI 2008-2011 Ibu emmy, gak ada batasan umur untuk kuliah keliling ini selama masih ada niat, keinginan, kemampuan dan keikhlasan, namanya juga relawan..hehe kalau bisa confirm contact number dengan materi apa yang kira-kira bisa di share bales japri aja gak papa, ini juga berlaku untuk semua anggota milis, siapa tau masih malu untuk mengumumkan lewat milis hehe nuwun, seno e...@gc.itb.ac.id 01/23/2009 11:28 AM Please respond to iagi-net@iagi.or.id To iagi-net@iagi.or.id cc Subject Re: [iagi-net-l] Fw: [pp-iagi-2008] Re: Biro Kuliah Keliling PP-IAGI 2008-2011 pak Seno, Kalau tidak ada batasan umur, saya siap bergabung sebagai relawan. # emmy suparka Dear IAGI netters.. Undangan terbuka untuk semua anggota komunitas IAGI net maupun anggota IAGI yang bersedia, rela, ikhlas berbagi ilmu untuk kawan-kawan mahasiswa di kampus. Saat ini IAGI punya satu biro yang namanya Biro Kuliah Keliling IAGI, kebetulan saya dan mas setyo (BP) menjadi koordinator untuk biro ini. Sekarang sedang disusun relawan pengajar dan dibuat list supaya gampang untuk dimonitor dan di-track kalo ada acara2 di kampus. Beberapa orang telah menyanggupi untuk ambil bagian di program ini. Tahap awal sudah kita mulai dengan kuliah tamu di undip minggu depan dengan pak Johnson (BPMIGAS) menjadi bintang tamu disana Masih terbuka kesempatan luas untuk jadi dosen tamu, guru, mentor, trainer atau apapun lah namanya, siapa tau jadi bekal di kemudian
RE: [iagi-net-l] Bikin njenggirat kedua di hari ini -- STOP PRESS!! Hasil Seminar AAPG di Cape Town --
Weleh-weleh, kebenaran ilmiah ditentukan oleh suatu voting, jadi yang hadir disana bukan geoscientist tetapi politikus yang memaksakan kebenaran politik...waduh maklum mendekati suhu pemilu baik di US maupuan di negri kita sendiri Saya jadi teringat kembali dogma suatu 'hakekat suatu kebenaran ilmiah/scientifik', seorang Science Philosopher adalah Karl Popper (Denmark), yang pengikutnya dikenal, sebagai kaum Popperian. Salah satu hakekat sciences yang terkenal dari Popper adalah `falsification principle`. prinsip ini menyatakan setiap teori harus diusahakan terus untuk disanggah atau disalahkan. Jika teori ini lolos dari usaha-usaha research untuk menyanggahnya, maka teori ini akan bertahan dan dianggap sudah mencapai kebenaran mutlak. Kebenaran absolute hanya milik yang Maha Kuasa. Namun penganut prinsip ini berpendapat bahwa semua teori bagaimana kokohnya pun pada suatu waktu akan tumbang pula dengan penemuan-penemuan fakta baru. Disini dapat dikatakan bahwa science (kebenaran ilmiah) tidak mungkin mencapai kebenaran absolut dan kebenaran science hanya bersifat sementara, selama tidak ada fakta yang menyalahkannya atau menyanggahnya. Biarkan waktu dan penemuan-penemuan baru atau fakta baru yang akan menjawab kebenaran ilmiah suatu lumpur Lapindo, dua tahun, sepuluh tahun atau ratusan tahun bukan masalah mana yang benar dan mana yang salah. paling penting adalah menyelamapkan manusia-manusia yang terkena dampak dari lumpur Lapindo atau Lumpur Sidoarjo ini Salam dari Sorowako Ade Kadarusman --- On Wed, 10/29/08, Surya Sudana [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Surya Sudana [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [iagi-net-l] Bikin njenggirat kedua di hari ini -- STOP PRESS!! Hasil Seminar AAPG di Cape Town -- To: iagi-net@iagi.or.id, Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia [EMAIL PROTECTED], migas indonesia [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], Serba_KL Serba_KL [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Date: Wednesday, October 29, 2008, 10:55 AM Saya kira yg pinter nglawak Cuma bangsa kita saja...ternyata LONDHO juga lebih pinter bikin dagelan ya Lha kalo dr 74 ahli itu terdiri dr 5 orang geologist 69 drilling engineer, Trus diadakan votingheee...mas Thukul kalah lucu dg lawakan ini..Tapi yg paling aneh ya spt kata Rovicky, sebuah keputusan science ditentukan dg voting...opo tumon ?? -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, October 29, 2008 4:05 PM To: iagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia; migas indonesia; [EMAIL PROTECTED]; Serba_KL Serba_KL; [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] Bikin njenggirat kedua di hari ini -- STOP PRESS!! Hasil Seminar AAPG di Cape Town -- 2008/10/29 Mohammmad Yasin Abdulfatah [EMAIL PROTECTED]: Harusnya gmn pakdhe..? ada 74 ahli dan semuanya berdebat.. apa yang menang harus yang paling sangar? ato yang dibacking aparat? atau diselesaikan tanpa ada kesimpulan? hmmm Sains itu bukan sebuah keputusan. Science itu sebuah pendapat atau opini. Yang sifatnya dinamis bisa berubah-ubah. Ini kan mirip pertanyaan apakah cahaya itu materi atau gelombang ? Sampai kapanpun keduanya akan solid dan valid, karena bersifat situasional. Ini yang saya sayangkan, sebuah organisasi ilmuwan mendunia AAPG mengintervensi sebuah keputusan ilmiah, lak jadi aneh. Apakah GW akibat manusia ataukah akibat proses alami. Itu saja dibiarkan berjalan sendiri. Masing-masing secara ilmiah boleh saja menganggap pendapatnya benar. Kalau saja AAPG ini badan hukum dunia, okey lah. Kalau saja AAPG ini lembaga arbritase, boleh lah. But, AAPG ini sebuah organisasi ilmiah ! Kalau keputusan yang diambil oleh DPR ataupun oleh lembaga pemerintahan ya silahkan pakai voting. RDP AAPG active member On 10/29/08, Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: - Yang setuju LUSI akibat bencana alam (mud volcano) -- 3 orang. - Yang setuju LUSI akibat kesalahan pemboran -- 42 orang. - Yang campuran antara 2 opini di atas -- 13 orang. - Yang masih merasa belum tuntas diskusinya -- 16 orang. Yang bikin aku njenggirat kedua hari ini adalah sebuah diskusi ilmiah yang memutuskan fenomena alam dengan cara VOTING !!! Howgh !! RDP -- Dongeng hari ini : http://rovicky.wordpress.com/2008/10/29/eksekusi-dan-kontribusi-bukan-se kedar-diskusi/ --~--~-~--~~~---~--~~ Mohon menggunakan mailist sesuai dengan peruntukannya. IATMI-KL : [EMAIL PROTECTED] Cerita santai : [EMAIL PROTECTED] Postingan bebas selama tak menyerang SARA : [EMAIL PROTECTED] -~--~~~~--~~--~--~--- -- Dongeng hari ini : http://rovicky.wordpress.com/2008/10/29/eksekusi-dan-kontribusi-bukan-se kedar-diskusi/ serah-terima pp-iagi: senin sore, 13 oktober 2008 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL pasukan sedang disusun, hanya satu IAGI
[iagi-net-l] test
sekedar test, mohon dihapus saja, Rgds, Ade Kadarusman - Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search.
Re: [iagi-net-l] Paper Pak Ade Kadarusman
Pak Edi, sy kirim bbrp kali tetapi mental kembali, ada email yahoo atau gmail gak? rgds, AK [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Ade ysh. Mohon saya bisa dikirimi paper-paper tersebut secara pribadi, mengingat kita pernah sama-sama di lapangan untuk mengambil data-datanya di tahun 1995/1996 lalu. Salam, Eddy Sucipta GL-ITB === ...deleted.. just FYI, tahun ini tiga paper saya terbit di jurnal internasional, dua old study as co-author dan yang di Karang sambung is a new fresh data. Yang berminat silahkan kontak ke Japri. Masih ada dua lagi yang belum kelar, satu paper masih tertahan di Editor Jurnal karena dianggap tidak mengikuti saran dari reviewer (Ron Harris dan Robert Hall) untuk revisi. Dan satu lagi masih diselesaikan, sudah dikejar-kejar oleh Theo van Leeuwen, lanjutan dari paper yg publish di Jurnal asian Earth Sciences thn 2006 (malino met complex N Sulawesi), Judul paper tsb: Multiple generations of forearc mafic.ultramafic rocks in theTimor.Tanimbar ophiolite, eastern Indonesia. Akira Ishikawa, Yoshiyuki Kaneko, Ade Kadarusman , Tsutomu Ota, Gondwana Research 11 (2007) 200-217. On-going orogeny in the outer-arc of the TimorTanimbar region, eastern Indonesia. Yoshiyuki Kaneko, Shigenori Maruyama, Ade Kadarusman , Tsutomu Ota, et al, Gondwana Research 11 (2007) 218233 P-T Evolution of Eclogites and Blueschists from the Luk Ulo Complex of Central Java, Indonesia, Ade Kadarusman et al, International Geology Review, Volume 49, Number 4, April 2007, pp. 329-356. Salam dari Sorowako Ade Kadarusman just jumping to the other side of coin JOINT CONVENTION BALI 2007 The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and Exhibition, Bali Convention Center, 13-16 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - - Never miss a thing. Make Yahoo your homepage.
Re: [iagi-net-l] Fwd: [Geo_unpad] Re: Busur Magmatik Halmahera
Pak Awang, Pulau di tengah2 Maluku Sea plate (pulau Mayu?), adalah bukti dari intra oceanic thrusting, dulunya adalah MOR Maluku Sea plate yang membentuk double subduction, kemudian MOR tsb terhenti memproduksi oceanic crust ke arah timur dan barat, karena oceanic crust di arah timur berbalik arah gayanya karena gaya dari Philiphine Sea plate. Bukti dari MOR tsb bisa dilihat dari seismic tomography Pak Sri Widiantoro. Intra oceanic thrusting ini cikal bakal dari island arc kalau salah satu oceanic slab terus menunjam kebawah terhadap oceanic chust yang lainnya, dan jika mencapai kedalaman sekitar 100km slab tsb akan melting menciptakan arc magmatism. Boleh saya dikirimi paper Pak Awang tsb, walaupun beberapa statement yang disampaikan oleh paper tsb tidak sependapat dengan apa yang saya ketahui berdasarkan data-data yang saya punya yang berbeda dengan pendapat paper sebelumnya. just FYI, tahun ini tiga paper saya terbit di jurnal internasional, dua old study as co-author dan yang di Karang sambung is a new fresh data. Yang berminat silahkan kontak ke Japri. Masih ada dua lagi yang belum kelar, satu paper masih tertahan di Editor Jurnal karena dianggap tidak mengikuti saran dari reviewer (Ron Harris dan Robert Hall) untuk revisi. Dan satu lagi masih diselesaikan, sudah dikejar-kejar oleh Theo van Leeuwen, lanjutan dari paper yg publish di Jurnal asian Earth Sciences thn 2006 (malino met complex N Sulawesi), Judul paper tsb: Multiple generations of forearc mafic.ultramafic rocks in theTimor.Tanimbar ophiolite, eastern Indonesia. Akira Ishikawa, Yoshiyuki Kaneko, Ade Kadarusman , Tsutomu Ota, Gondwana Research 11 (2007) 200-217. On-going orogeny in the outer-arc of the TimorTanimbar region, eastern Indonesia. Yoshiyuki Kaneko, Shigenori Maruyama, Ade Kadarusman , Tsutomu Ota, et al, Gondwana Research 11 (2007) 218233 P-T Evolution of Eclogites and Blueschists from the Luk Ulo Complex of Central Java, Indonesia, Ade Kadarusman et al, International Geology Review, Volume 49, Number 4, April 2007, pp. 329-356. Salam dari Sorowako Ade Kadarusman just jumping to the other side of coin Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Barangkali ada gunanya. salam, awang Awang Satyana wrote: To: bagus priyanto , Geo Unpad From: Awang Satyana Date: Tue, 4 Dec 2007 22:29:23 -0800 (PST) Subject: [Geo_unpad] Re: Busur Magmatik Halmahera Bagus dan Handito, Makalah saya dan kawan2 (Satyana et al., 2007) yang baru dipublikasi di pertemuan gabungan HAGI-IAGI-IATMI di Bali (14 Nov. 2007) atau wawancara wartawan Tempo dengan saya seputar gempa dan volkanisme di Halmahera (Majalah tempo edisi September 2007) memuat hal-hal yang ditanyakan. Busur magmatik Halmahera tetap dikontrol oleh penunjaman kerak samudera Laut Maluku yang menunjam ke timur di bawah Halmahera dan menghasilkan busur gunungapi hasil penunjaman kerak samudera (subduction related-island arc volcanism), misalnya gunungapi2 Gamalama dan Gamkonora. Uniknya, kerak samudera Laut Maluku pun menunjam ke barat ke bawah busur Sangihe dan Sulawesi Utara, di sini melahirkan gunungapi2 seperti Soputan dan Lokon. Keunikan lain adalah bahwa penunjaman ke dua arah ini telah mendekatkan prisma akresi dan cekungan depan busur di sistem busur Halmahera dan Sangihe. Lalu, pada Pliosen kedua sistem prisma akresi dan cekungan depan busur ini berbenturan mengangkat suatu tinggian di tengah2 Laut Maluku yang kita kenal sebagai Punggungan Talaud dan Mayu. Pulau2 Talaud dan Mayu dibentuk oleh melange atau prisma akresi tersebut. Keunikan lain adalah bahwa model benturan sistem Halmahera dan Sangihe ini adalah menutup di utara dan membuka di selatan, seperti sistem ritsleting di jaket, maka kita sebut saja zipper-shaped collision. Obduksi di timur Sulawesi tak langsung berhubungan dengan busur magmatik Halmahera, yang terobduksi di sini adalah kerak tua Banda yang umurnya lebih tua dari kerak samudera Laut Maluku. Di bawah ada salinan dari makalah tersebut, silakan dipelajari dulu nanti kita diskusikan lagi. salam, awang The Molluca Sea Collisional Orogen The Molucca Sea collision zone lies in the area of complex junction between the Eurasian, Australian, Pacific, and Philippine Sea plates. Both the Sangihe volcanic arc on the west and the Halmahera arc on the east are active, and both face inwards towards the Molucca Sea. The present day geology of the Molucca Sea region contains a record of the stages in the collision between these two arcs (Hall, 2000). The Molucca Sea Plate has an inverted U-shaped configuration and is dipping east under Halmahera and west under the Sangihe Arc. Regional seismicity suggests that approximately 200-300 km of lithosphere has been subducted beneath Halmahera. On the opposite side of the Molucca Sea, the Benioff Zone associated with the west-dipping slab can be identified at least to a depth of 600 km beneath the Celebes Sea
Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)
Pak Awang apakabar? Menarik yang diulas Pak Awang mengenai Alexander von Humboldt, memang tidak banyak tahu bahwa von Humboldt seorang scientist lengkap selain ahli geologi selain ahli biologi, astronomi, geografi dll. Sebagai penghargaan atas jasa-nya mengembangkan ilmu pengetahuan alam, pemerintah Jerman mengabadikan namanya dalam bentuk nama Foundation dibawah kementrian LN Jerman untuk menyokong kerjasama para scientist di dunia dalam pengembangan ilmu pengetahuan alam. Seharusnya, Pemerintah kita atau paling tidak IAGI juga memberikan penghargaan kepada ahli geologi kita yang tiada henti-hentinya melakukan kontribusi dalam ilmu geologi di Indonesia, dalam bentuk mengabadikan namanya foundation, tentu saja nama yang pantas adalah Prof. John Ario Katili. Salam dari Sorowako, Ade Kadarusman Salah satu dari 23 orang Indonesia yang pernah mendapatkan Research Fellowship dari Alexander von Humboldt Stiftung Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Die Vermessung Der Welt (Measuring the World) adalah sebuah novel sains setengah komedi asal Jerman tulisan Daniel Kehlmann yang baru diterjemahkan oleh Desti Nur Aini dan enam kawannya dan diterbitkan oleh Penerbit TransMedia Pustaka, Tangerang pada tahun ini. Tidak gampang menemukan buku ini, saya pun kebetulan saja menemukannya di sebuah toko buku dan hanya satu2nya, entah laku atau memang si toko buku hanya sedikit sekali memesannya. Mengapa saya tulis ulasannya buat IAGI-net ? Tentu ada geologinya, bahkan lumayan penuh. Novel ini menurut saya bukan novel yang biasanya fiktif, tetapi lebih semacam biografi dua ilmuwan Jerman yang terkenal pada zamannya, yaitu Alexander von Humboldt, si penyelidik alam yang sangat terkenal penjelajahannya ke Amerika Selatan, dan Karl Friedrich Gauss, si raja matematika yang mengukur dunia tanpa pernah meninggalkan tanah kelahirannya. Novel setebal 350 halaman ini terbagi atas enam belas bab berganti-ganti bercerita tentang Humboldt dan Gauss secara terpisah, masa-masa mudanya membangun reputasinya, sampai dalam tiga bab terakhir dua-duanya bertemu pada masa tua mereka dan kompak melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan saat itu. Latar belakang cerita terjadi saat Jerman, Prancis, Afrika Utara, dan Amerika Selatan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Dua pemuda Jerman, Humboldt dan Gauss, melanglang buana berusaha mengukur dunia. Alexander von Humboldt, seorang bangsawan, berupaya menyusuri hutan belantara dan padang rumput, menjelajah Orinoko, menguji coba efek racun yang ditemuinya di bangsa-bangsa suku Indian kepada dirinya sendiri, mencicipi kotoran burung, mengukur temperatur petir, kemana-mana membawa barometer, mendaki gunung tertinggi, masuk ke setiap lubang yang ditemuinya di tanah untuk membuktikan bahwa neputisme Abraham Werner salah, mengamati serangga dan burung-burung, menghitung kutu di kepala penduduk pribumi, dan pekerjaan-pekerjaan ilmuwan eksentrik lainnya termasuk mengikatkan diri di ujung kapal di tengah badai lautan untuk mengetahui efek kuatnya angin badai. Perjalanannya selama lima tahun (1799-1804) menghasilkan puluhan peti kayu berisi sampel-sampel batuan, serangga, burung, tanaman, dll. Pemuda satunya lagi, Karl Friedrich Gauss, dijuluki sang raja matematika, geodesi, dan astronomi, malah hampir seluruh waktunya tidak ke mana-mana selain di Gottingen rumahnya demi membuktikan bahwa kalau dunia ini bulat, cukup dengan melakukan perhitungan-perhitungan matematis nan rumit, pengukuran2 geodetik sederhana, dan peneropongan langit malam. Untuk berbicara di sebuah forum para ilmuwan saja, Gauss mesti ditipu dulu agar mau berangkat. Dua-duanya mengukur dunia, yang satu menempuh jarak ribuan kilometer, satunya lagi cukup di Gottingen saja. Dunia sejarah mengenal von Humboldt sebagai si Columbus kedua, yang sama-sama mendapatkan anugerah dan sokongan luar biasa dari raja Spanyol untuk mengembara (meskipun von Humboldt orang Jerman). Sementara, Gauss dikenal sebagai ahli matematika terhebat setelah Isaac Newton. Sejarah menentukan keduanya bertemu pada tahun 1828 di Berlin ketika mereka sudah tua, terkenal, dan berperilaku aneh-aneh. Lalu mereka sama-sama terlibat jauh dalam kerusuhan politik di Jerman pasca runtuhnya pemerintahan Napoleon. Asyik membaca bab demi bab petualangan dua orang hebat ini, membuat kita menggeleng-gelengkan kepala dan terkekeh sendirian. Dialog-dialognya menakjubkan. Menghibur, penuh humor dengan cara yang ringan, mendalam, dan cerdas. Penerjemahannya bagus, tidak kaku sama-sekali. Kita soroti Alexander von Humboldt (1769-1859) sebab ia juga pantas dijuluki pendekar geologi. Penelusuran saya atas biografinya (bukan dari novel ini) mengkonfirmasi apa yang ditulis Daniel Kehlmann ini, maka saya menyebut novel ini bukan fiktif tetapi fakta. Sisi geologi yang menarik adalah bahwa Alex Humboldt telah menyiapkan dirinya sebagai geologist sebelum
Re: [iagi-net-l] Archaean Basement in Kalimantan ? (was Ore in sediment vs BIF in Indonesia)
Pak Awang, sekedar tambahan, kemungkinan adanya Archeaen Basement bukan hanya di Kalimantan dan Jawa, juga kemungkinan berada di Sulawesi. Pak Theo van Leeweun memperlihatkan ke saya beberapa data zircon age dating dengan methoda U-Pb SHRIMP (ANU) dari batuan kontinent (gneiss) menunjukkan angka 2500 Ma, salah satu-nya yang tertua sekitar 3500 Ma (lupa persisnya?) Jadi bukan suatu yang mustahil bahwa ada Achrean basement di wilayah Nusantara, sebagai bagian continental drift from Australian continent then accreted in Sundaland Margin, walaupun data-data zircon yang ditunjukkan kemungkinan sebagai detrital atau zircon warisan dari Archean Igneous rock, karena terlihat angka yang archean selalu berada di bagian inti zircon (core), sedangkan di rim-nya menunjukkan angka yang lebih muda (Permian etc). Salam dari Sorowako Ade Kadarusman Noel Pranoto [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Awang, sedikit menambahkan. Bahwa kondisi anoxic tidak hanya terjadi pada Archaen (2500 Ma) salah satunya juga bisa ditunjukan dengan Teori Snowball Earth oleh Joseph Kirschvink (Late Proterozoic Low-Latitude Global Glaciation: the Snowball Earth, 1992). Kalau tdk salah seingat saya pernah dibahas di milis ini juga. Kirschvink mengamati adanya banded iron formation (BIF) pada umur Neoproterozoic (1000-550Ma). BIF ini dikatakan terbentuk pada kondisi anoxic akibat ice cap yg menutupi cekungan sedimen, menyebabkan kondisi stagnan dan miskin oksigen serta berujung pada proses pembentukan yg mirip dgn Archean. Salam, Noel On 31/07/07, Awang Harun Satyana wrote: Menarik bila ada kerak berumur Archaean-Proterozoic (Archaean 2500 Ma, Proterozoic 2500-542 Ma, menurut geologic time scale terbaru Gradstein et al., 2004) di Kalimantan sebab selama ini kita tahu bahwa Sundaland, di mana West Kalimantan tergabung di dalamnya adalah Mesozoic continental core of SE Asia. Pentarikhan granit SW Kalimantan (Hamilton, 1979), Malay Peninsula (Liew and Page, 1985), Malay Tin Belt (Cobbing et al., 1986) dan Sumatra (Imtihanah, 2000) tak menghasilkan material berumur Archean atau menunjukkan adanya kerak batuandasar berumur Archean di wilayah ini. Bukti2 geokimia juga menunjukkan hadirnya basement yang berumur tak lebih tua dari Proterozoic, seperti di Malay peninsula (contoh Liew Page, 1985). Informasi terbaru tentang umur basement di wilayah ini berasal dari studi sediment provenance analyses sedimen Paleogen di Kalimantan bagian utara yang menggunakan metode U-Pb SHRIMP dating of zircons (van Hattum, 2005). Dari penelitian ini ditunjukkan bahwa sedimen Paleogen di wilayah ini diinterpretasikan berasal dari erosi Schwaner Granites of SW Kalimantan dan dari Malay Tin Belt (van Hattum, 2005) dan tak mengandung Archean zircons. Artinya adalah bahwa tak ada kerak berumur Archean di bawah Pegunungan Schwaner, Kalimantan atau Malay peninsula. Maka, seperti yang ditanyakan pak Herry, apakah kondisi reduksi atau an-oxic hanya terjadi di era Archaean sehingga kita mesti menafsirkan bahwa hematite di Ketapang, Kalimantan Barat itu terjadi pada Archaean. Saya pikir kondisi oxic dan an-oxic terjadi secara siklus sepanjang sejarah Bumi, sehingga bisa ditemukan lebih dari sekali, bukan hanya di Archaean. Bisa juga bahwa yang di Ketapang Kalimantan itu benar berumur Archaean walaupun tak ada literature terdahulu yang pernah menyebutkan itu. Yang paling baik, tentu kita dating saja umurnya dengan metode pentarikhan kerak Pra-Kambrium yang sudah banyak dilakukan, yaitu : metode U-Pb SHRIMP dating of zircons. Bila ya berumur Archaean, maka akan menjadi menarik sekali bagaimana menafsirkan atau merekonstruksi paleo-tektoniknya. Saat ini, kerak berumur Archaean hanya ditafsirkan terdapat di suatu tempat di bawah Pegunungan Selatan Jawa di sebelah barat Yogyakarta (hasil dating dilaporkan oleh Smyth et al., 2003, 2005). Itu berdasarkan dating zircon dari wilayah volkanik ini yang menunjukkan umur 2500-3000 Ma. Ditafsirkan bahwa di bawah Pegunungan Selatan itu terdapat basement Archaean yang kemudian terlibat dalam partial melting saat subduksi Oligo-Miosen terjadi, dan menghasilkan volkanik Old-Andesite. Sebagian material OAF itu ternyata menghasilkan zircon Archaean (source fingerprinting). Sebaran umur zircon dating ini mirip dating zircon dari Perth, yang diduga berasal dari Yilgarn Craton berumur 2500-4200 Ma. Maka, mungkin terdapat sliver craton tersebut yang pecah dari induknya di wilayah Perth-kemudian terapung ke arah Jawa, oleh pemekaran Paleo-Tethys, dan akhirnya berbentur dengan Sundaland sebelum Tersier, dan pada kala Oligo-Miosen terlibat dalam subduksi yang menghasilkan OAF (Old Andesite Formation). Salam, awang From: Herry Maulana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, July 30, 2007 8:44 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Ore in sediment vs BIF in Indonesia Menarik sekali pak Andri. Memang KS mengimpor bijih besi
Re: [iagi-net-l] Kemagnetan Purba, Radiometri dan Dinamika Tektonik Indonesia
Apa kabar Pak Awang?, salut dgn konsisten dgn ide-ide! Kelemahan dari ahli geologi kita adalah keberanian untuk merekonstruksinya 'puzzle' geologi nusantara secara keseluruhan, kebanyakan kita hanya mampu menghasilkan data paleomag dan age dating, trus merekonstruksi dalam daerah sangat terbatas. Memang kendala utama geologi yang komplek, Robert Hall, Hamilton, Eli Silver dll mampu melakukannya. Pak Katili sudah mencobanya sejak awal 70an, (tectonophysic, 1975), dan sekarang Pak Awang yang akan melanjutkannya, bukan begitu ya Pak? Saya sendiri sudah mencobanya dalam geologi Sulawesi (tectonophysic 2004), masih terbatas hanya daerah Sulawesi dan sekarang menyerah untuik melanjutkannya saat ini, mungkin dgn pengetahuan Pak Awang di Geologi Indonesia barat dan timur bisa merekonstruksi secara keseluruhan Kind regards, Ade Kadarusman Sorowako Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Sebagai wilayah yang pernah disebut sebuah buku where two worlds collide Indonesia harus mempunyai data paleo-magnetisme dan umur radiometri yang banyak. Dua dunia bertemu di Indonesia, asiatic vs australian. Satu dari Asia, satu dari Australia pecah dari tempat asalnya berjalan ke wilayah tropika saling berbenturan - dan kini membentuk Indonesia. Semua yang diwarisi dari Asia maupun Australia kini terekam di Indonesia baik untuk flora, fauna, maupun geologi. Wilayah primitive atau asli Indonesia pun ada, yaitu daerah2 yang kini punya flora dan fauna endemic wilayah Wallacea yang saya maksud, yang meliputi sebagian Sulawesi dan pulau2 di Nusa Tenggara. Apa bukti geologi bahwa Nusantara dibentuk dari pertemuan sebagian kerak Asia dan Australia ? Satu-satunya hanyalah paleo-magnetisme yang didukung data umur radiometri. Ambil sampel batuan umur pra-Tersier di Sumatra atau Kalimantan atau Jawa atau Papua, dan ukur radiometri serta kemagnetan purbanya, bila ia menunjukkan posisi lintang di luar 6 degLU 11 degLS, maka batuan itu bukan asli batuan yang terjadi di Indonesia, tetapi ia dibawa dari tempat lain dan dialihtempatkan ke wilayah Nusantara oleh proses tektonik yang sangat kompleks. Teori tektonik lempeng mendapatkan sokongan yang sangat kuat dari paleo-magnetisme dan radiometri. Kita di Indonesia, menyadari bahwa Indonesia adalah laboratorium alam untuk lahirnya dan pengujian teori tektonik lempeng, telah melakukan pengukuran paleomagnetism dan radiometry sejak tahun 1970-an. Lebih dari dua puluh tahun dihimpun sampai sekarang dan kini bisa ditampilkan dalam bentuk peta regional skala 1 : 10.000.000 terbitan Pusat Survai Geologi, Bandung. Karya ahli2 geologi dari lembaga ini (dulu P3G) patut diacungi jempol (antara lain : Mubroto, Permanadewi, Hardjono, Wahyono, Rab Sukamto). Berikut ini adalah beberapa pengamatan yang keseluruhannya menunjukkan bahwa Indonesia is a mosaic of terranes . Paleozoic terranes. Batuan Karbon Akhir di Kepala Burung, Papua berasal dari 47 degLS, sementara yang berumur Perem Awal dari 46deg LS, yang berumur Perem Akhir berasal dari 35 degLS. Kini batuan-batuan ini di tempatnya sekarang telah terputar melawan arah jarum jam sebanyak 60 deg. Batuan Perem di Timor berasal dari lokasi 20-30 deg LS dan telah terputar CCW 20-40 deg dari arah semula. Kita bisa cek atlas dan akan tahu di mana saat ini posisi 47 deg LS itu misalnya. Mesozoic terranes. Batuan Trias-Yura di Kepala Burung pun berasal dari tempat di 42 deg LS dan telah terputar CCW (counter clockwise) 60 deg. Batuan Trias di Seram berasal dari 9 deg LS (wilayah Timor sekarang) dan telah terputar 90 deg CCW (kita tahu bahwa ia terlibat dalam proses bending of Banda Arc). Batuan Trias di Sumatra berasal dari 15-20 degLS dan di kedudukannya kini telah terputar 40 deg CW (clock wise) ini membuktikan bahwa Sumatra memang telah terputar searah jarum jam. Batuan Trias di Kalimantan, menariknya, posisinya dari dulu memang di situ, bisa dipahami sebab Kalimantan termasuk core of Sundaland, hanya telah terputar 60 deg CCW membuktikan bahwa Kalimantan memang terotasi CCW. Batuan Kapur di Kalimantan Barat pun sudah sejak Kapur memang di situ, hanya telah terputar 50 deg CCW. Tetapi, batuan Kapur di Sulawesi dan Misool berasal dari 16-20 degLS. Sedangkan, batuan Kapur di Halmahera berasal dari utaranya, 5 deg LU. Tertiary events. Data kemagnetan purba pada zaman Tersier bisa menunjukkan dinamika geologi Indonesia. Data paleo-magnetisme batuan Tersier menunjukkan bahwa rotasi CCW masih terjadi di Kalimantan Tengah selama Eosen, dan tidak terjadi lagi sejak Oligosen. Hanya sedikit rotasi CW masih teramati selama Oligosen dan Miosen di Sumatra. Data paleomagnetik di bagian timur Pulau Jawa menunjukkan bahwa bagian ini berasal dari posisi lebih selatan dari posisinya sekarang dan telah mengalami rotasi CCW ke posisinya sekarang. Data paleomagnetik Sumbawa-Flores menunjukkan posisi purba yang hampir sama
Re: [iagi-net-l] Re: salam batu mulia
Ikut nimbrung, Sebenarnya yang paling mudah dan murah (tapi merusak dikit batu mulianya), cokel dikit batu giok tsb, bikin saja sayatan tipis dari batu tsb, lihat di mikroskop polarisator, tentukan jenis mineralnya (kalau gak bisa tanya saja yang ahli deskripsi petrografi/mineralogi), Jadi kalau itu giok beneran harus mineralnya klinopiroksen (jadeit). Kelemahan ahli geologi kita yang sudah jarang ke lapangan, sudah tidak mampu lagi membedakan jenis batuan secara sederhana (terutama batuan beku atau batuan malihan), apalagi mengidentifikasi mineral pembentuknya secara mata telanjang. Yang paling krusial yang saya temukan kesalahan identifikasi mineral terjadi di Kampus Karangsambung, kalau anda lihat conto batu-batu besar di taman di kampus tersebut, salah satunya adalah eklogit, mineral-mineral prismatik sebesar ibu jari dalam batuan tsb sering dikatakan sebagai omphacite (klinopiroksen), padahal sebenarnya adalah amphibole (glaucophane atau barroisite) atau tourmaline, omphacite sebenarnya yang berwarna hijau muda dan berbutir halus (mirip warna giok). Salam Ade Kadarusman Humboldt Research Fellow Institut fuer Mineralogie und Kristalchemie Universitaet Stuttgart, Germany Nantikan paper saya terbaru tentang Karangsambung: Kadarusman et al, 2006, P-T Evolution of Eclogites and Blueschists from the Luk Ulo Complex of Central Java, Indonesia, International Geology Review (in review)-METAMORPHIC CONDITIONS ALONG CONVERGENT PLATE JUNCTIONS: MINERALOGY, PETROLOGY, GEOCHEMISTRY, AND TECTONICS-THE J. G. LIOU VOLUME- Editor: W. G. Ernst, Dept. of Geological and Environmental Sciences, Stanford University, CA, USA. Quoting Amir Al Amin [EMAIL PROTECTED]: Saya mendengar kalau simbol/ emblem di bagian belakang mobil, Honda Jazz itu dibuat dari gemstone, yaitu pada titik di huruf J. Katanya pula, rata-rata sudah dicopot oleh pemili/ agen mobilnya, karena harganya sekitar 400rb. Dikhawatirkan dicuri. Apakah Pak Miko pernah mendengar, dan jenis apa, serta produksi mana? Sekadar ingin tahu saja.. Salam batu mulia juga miko [EMAIL PROTECTED] wrote: Pak Rendra, Sertifikatnya barangkali tidak lengkap ya. Gimana Anda tahu bahwa patung tersebut terbuat dari batu giok ? Apakah ada kesimpulan dari IGL yang tidak Anda cantumkan ? Kalau dari hasil refraktometernya siih mungkin saja giok, tetapi bagaimana dengan kekerasan, density, streak, luster, dan beberapa sifat lainnya ? Dengan demikian maka mang Okim sulit untuk menyimpulkan, baik jenis batu ataupun harganya. Salam batumulia, mang Okim - Original Message - From: rendra irawan To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, February 28, 2006 8:47 AM Subject: salam batu mulia salam batu mulia, temanku punya patung giok dengan spesifikasi dari IGL ( International Gemological Laboratory Of Indonesia ) yg rinciannya sbb : Measurements : EST.48.00 X 34.00 X 10.00 cm Weight : EST 11.00 kg Shape : STATUE Transparency : Semi Transparent Colour ; Light Green Clary : Included Catting Style : Carving Polariscope : Aggregate Refractometer : 1.626 Microscope : Natural Inclutions Apakah sertifikat itu valid untuk sebagai bahan referensi dalam transaksi jual beli gio tersebut dan diperkirakan harga patung tersebut berkisar berapa ? atas informasinya, aku ucapkan terima kasih - Rendra - 081310848079 === Amir Al Amin Operation / Wellsite Geologist Mobile (62)811592902 amir13120[at]yahoo.com === Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
Re: [iagi-net-l] Fw: AGU Berkner Travel Fellowships
Pak Untung, saya pernah melamar travel fellowship tsb 4-5 tahun lalu untuk ikut AGU fall meeting di SF, tetapi gagal karena dianggap bukan berasal dari negera berkembang, mungkin pada saat itu saya tinggal di Tokyo sebagai PhD student yang menerima beasiswa. Jadi hanya travel fellowship ini hanya berlaku yang bertempat tinggal di negara berkembang bukan citizenship-nya. Selama 5 kali mengikuti AGU fall meeting antara tahun 1998-2005 (2 kali oral, 3 kali poster), belum pernah dapat travel fellowship dari AGU, selalu dapat grant dari universitas dimana saya tinggal..jadi kesimpulannya sulitlah. salam Ade Kadarusman Humboldt Research fellow at Uni Stuttgart Stuttgart, Germany Quoting M Untung [EMAIL PROTECTED]: Rekan-rekan muda ada minat untuk mendapatkan fellowship ini? M. Untung - Original Message - From: Publications [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, January 18, 2006 12:25 AM Subject: AGU Berkner Travel Fellowships A limited number of Berkner Travel Fellowships will be awarded for the 2006 AGU Joint Assembly to be held 23-26 May 2006 in Baltimore, Maryland, USA. These fellowships provide an excellent scientific experience for young scientists from economically depressed and developing countries that would not otherwise be able to participate in a major international scientific meeting at an early point in their careers. You are eligible if your date of birth is after 31 December 1971 or you are enrolled at least half time as a student in a degree-granting institution. If you do not meet the eligibility requirements, we ask that you encourage your colleagues to apply. The Berkner Travel Fellowships will provide full support (transportation, food and lodging) if needed. If a recipient has other funding, the total amount of the fellowship will be adjusted accordingly. Applications and abstracts must be received by 10 February 2006.To obtain instructions and an application visit http://www.agu.org/meetings/ja06/?content=outreachshow=travel_elig. Your abstract must be submitted with your application, and it must also be submitted separately to the Joint Assembly. Information regarding this submission can be found on the instructions page located at the above link. If you have questions or would like an application e-mailed to you, contact Tom Gentry, [EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED]. - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
Re: [iagi-net-l] SEPUTAR BATU GIOK
Pak Miko, Apa kabar masih ingat dengan saya?, terakhir ketemu ketika Pak Miko menghadiri presentasi saya di Jurusan Geologi ITB tahun 2003 tentang konsep baru pembentukan Intan di kuliahnya Mas Andri Subandrio. Masih ingat juga ketika tahun 90-91?, saya sempat ikut ekskursinya Pak Miko di Bungbulang Garut dgn mahasiswa Geologi ITB pada saat itu, pertama kali saya belajar gemstone dari Pak Miko sambil keluar masuk gua. Oh..ya akhir tahun lalu saya sempat ke Bungbulang lagi, memang potensinya masih besar, saya lihat ada gemstone dgn panjang 6 meter diameter 50 cm yang masih tertanam di gua, sudah ditawar oleh pengusaha Jakarta 80 juta rupiah. Saya tidak tahu persis berapa konsentrasi gemstone yg berkualitas dalam batuan tsb. Saya sendiri hampir 15 tahun menggeluti ilmu batuan metamorf memang belum melirik kearah potensi ekonominya, masih berkutat ke scientific interest, terutama basement geology/tectonic. Salah satu potensi ekonomi batuan metamorf memang gemstone, seperti yg digeluti oleh Pak Miko. Saya hanya ingin share pengetahuan saja dengan anggota IAGI milis lainnya, saya hanya menambahkan apa yang sudah dikatakan Pak Miko. Jade adalah nama gemstone dari mineral Jadeite. Mineral Jadeite (berkomposisi 100% NaAlSi2O6) adalah salah satu mineral dari kelompok piroksen [(M1)(M2)(Si,Al)2O6] dgn M1 dan M2 komponen dari Na,Ca, Mg,Fe, Al, Li, Cr. Jadeite banyak ditemukan dalam batuan metamorf tekanan tinggi dan sangat tinggi, biasanya merupakan hasil breakdown dari mineral albite ( Albite=jadeite+quartz). Tingginya kualitas suatu jadeite jade berhubungan dengan prosentasi kandungan jadeite komponen dalam jadeite jade tsb, yang tentu saja berhubungan dengan warna. Mineral piroksen yang lain seperti ompachite (ompasit) mengandung komponen jadeite antara 40-60%, ompasit ini mineral pembentuk eklogit. Jadi bisa ompasit ini dikatakan jade berkualitas rendah Di Uni Stuttgart saya memang mengajar pengetahuan rock-forming mineral atau mineral2 pembentuk batuan beku dan metamorf untuk dua mahasiswa PhD dari China dan Burma/Myanmar. PhD student dari Myanmar mengambil penelitain Burmase Jadeite atau dikenal dipasaran mungkin sebagai Siamese Jade. Komponen jadeite dalam jade giok tersebut mencapai 90-95%, suatu kualitas jade yang tinggi. Jadeite ditemukan di Burma umumnya sebagai vein atau lapisan tipis di Marble di Zona Suture. Sebenarnya Pure Jadeite pernah dilaporkan ditemukan di Karangsambung menurut laporan Miyazaki et al (Island Arc, 1998) yang dikenal sebagai Jadeite-quartz- glaucophane rock yang memiliki kandungan mineral jadeite berkompenon 85-95% jadeite dan sisanya acmite dan diopside. Sayang batuan tsb sudah tidak ada lagi di sekitar Lok-Ulo, tetapi mungkin beberapa pecahannya sudah disimpan oleh Bos Karangsambung (Pak Munasri/Bang Aci) untuk koleksi museum. Salut dengan Bang Aci dengan effort-nya untuk menyelamatkan keanekaragaman batuan di Karsam dari tangan-tangan yang tidak bertanggungjawab. salam ade kadarusman Institut fuer Mineralogie und Kristallchemie, Universitaet Stuttgart, Azenbergstr. 18 D-70174, Stuttgart, Germany Quoting miko [EMAIL PROTECTED]: Dear Pak Yatno dan Gemstone Lovers IAGI, Alhamdulilah, mang Okim berhasil mancing macan turun gunung. Terima kasih Pak Yatno atas keterangan pelengkapnya. Sangat bahagia rasanya membaca kalimat pembukaan Pak Yatno yaitu : kurang setuju. Inilah letak keindahan akademik, berargumentasi secara bebas untuk mendapatkan sintesa yang sempurna ( aah, sok bener mang Okim niih, kayak ilmuwan beneran aja ! ). Maksudnya siih ndak kayak trend dewasa ini, ndak setuju kemudian makai rompi yang dipasang bom dan buuum . dirinya diledakkan sambil nyari temen lain buat ngantar ke sorga ( ape iyee ? ). Mang Okim masih inget bener ketika bersama Pak Yatno bimbing 25 mahasiswa ITB untuk kegiatan out door batu mulia di Garut Selatan ( tahun 1990 an ). Sayang sekali Pak Yatno lebih cepet ninggalin lapangan karena ada kesibukan di Bandung ( ada yang kurang - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
RE: [iagi-net-l] Marketing lulusan geologi --- pendidikan mau ikut market yang ada saja?
Ikut nimbrung sedikit untuk meramaikan wacana marketing lulusan geologi Selain yang dikemukakan Kang Danny Hilman, sebenarnya ada satu market buat lulusan geologi terbaik kita yang memang prosentasinya kecil: Jadilah Earthscientist atau Researcher atau Lecturer di lembaga-lembaga riset, akademis atau universitas/institut di LN. Tapi memang untuk karier seperti itu, diperlukan minat dan bakat kearah dunia akademis dan ini merupakan suatu pilihan hidup. Memang selama ini geoscientist terbaik kita (walaupun banyak bukan S3) banyak bekerja di kumpeni migas dan mineral di LN seperti di ME, Malaysia, North Sea, Amerika dll. Ini yang saya perhatikan di milist IAGI. Salah satu cara simple tapi tidak mudah adalah ambil S1, S2 di DN, terus cari peluang untuk S3 di LN, kalau perlu kerja dulu di kumpeni 2-3 tahun untuk ngumpulin modal awal sekolah S3 utk thn 1 atau ke2 di LN, karena berdasarkan pengalaman saya pribadi ternyata sangat mudah untuk mendapatkan beasiswa kalau sudah diterima dalam PhD program. Publikasikan risetnya dalam jurnal-jurnal international ternama (terutama yang memiliki Citation Index yang tinggi), ini merupakan modal besar untuk melanjutkan karier di dunia akademis. Setelah S3, ambil program post doctoral 2-5 tahun sebelum mencari permanen position sebagai assisten proffesor, terus berlanjut jadi associate proffessor dan akhirnya full professor. Tapi ingat cari program post doct yang terbaik dan gaji yang memadai , bukan menjadi slave dari professor yang menggajinya. Yah memang dibandingkan dgn bekerja di kumpeni, gaji memang relatif kecil, di US mungkin sekitar 2500-5000 $ per bulan untuk post doc, 3500-6000 $ untuk assisten atau associate prof. Tapi profesi ini cukup menjanjikan, dan menjamin kebebasan akademik. Ingat dua tahun lalu, ada wacana Malaysia menculik doctor-doktor terbaik kita. Atau dalam kata lain Malaysia memperkerjakan doktor-doktor terbaik kita untuk bekerja di instansi penelitian atau akademisi mereka, dgn iming-iming gaji yang tinggi. Memang sayangnya yang diculik adalah staf pengajar terbaik kita di PTN atau PTS ternama. Yah itulah kenyataan yang terjadi saat ini, bukan hanya melulu berpikir dalam kerangka nasionalism atau brain drain, tetapi suatu peluang karier buat lulusan geologi terbaik kita. Conto yang terbaik adalah Prof. Sangkot Marzuki (direktur Lembaga Biologi Eijkman), sebelum dipanggil pulang oleh Habibie. Beliau adalah Proffesor di salah satu universitas di Australia, setelah memiliki labnya sendiri, beliau mempekerjakan banyak staf PhD dan mhs PhD dari Indonesia untuk menunjang risetnya. Conto yang lain Dr Joni Setiawan yang bekerja di Max Planct Institute, Jerman atau Dr. Roby Muhammad di New York, dan banyak conto-conto yang lain. Di bidang lain seperti IT, Biologi, Fisika dll banyak sekali scientist kita berkiprah di LN, tapi kenapa di bidang G G tidak terdengar gaungnya. Selama ini market tersebut diisi oleh geoscientist dari China, Jepang, India, Pakistan, Mesir dll. Salam Ade Kadarusman von Humboldt Research Fellow Institut fuer Mineralogie und Kristallchemie, Universitaet Stuttgart, Azenbergstr. 18, 70174, Stuttgart, Germany On leave from Puslit Geoteknologi-LIPI Bandung Quoting D.H. Natawidjaja [EMAIL PROTECTED]: Halo Bung Rovicky apa kabar? Iya betul tuh. Apakah universitas mau ngikutin pasar aja atau mau berinovasi untuk menciptakan pasar baru?. Kelihatannya Pendidikan Geologi Indonesia sekarang masih sangat ditujukan untuk memasok pasar tenaga kerja di bidang ekplorasi dan eksploitasi SDA (MiGas dan Mineral) ya ? Alasannya: kayanya kita semua sudah pada tahu... bidang geologi lain yang non-migas dan mineral tidak begitu diketahui atau mungkin tidak dihargai oleh masyarakat, pemerintah dan dunia bisnis...sehingga lapangan kerjanya sempit (padahal seharusnya bisa besar)...dan kalaupun ada kerjaannya imbalannyapun mungkin tidak sebesar didunia MiGas. Dampaknya: sebagian besar lulusan yang terdidik di bidang geologi (baca: urusan ekplorasi minyak dan mineral) tidak tertampung di dunia-nya sehingga harus kerja di dunia lain, termasuk di dunia geologi non-migas/mineral seperti di lembaga penelitian dan instansi pemerintah. Artinya: lapangan kerja geologi di bidang non migas mineral diisi oleh para geologiawan yang notabene kurang ahli dengan bidang pekerjaan barunya ini. Tentu ini berakibat profesi geologi di bidang non-migas/mineral ini akan kurang berkembang atau akan kurang dihargai/dipercaya oleh masyarakat/bidang disiplin ilmu lainnya yang berkaitan. Sekedar ilustrasi. Sekarang ini ada timbul kesadaran di masyarakat tentang pentingnya mitigasi bencana alam. Mitigasi bencana ini katanya sudah seharusnya diperhitungkan dalam pendidikan, kemasyarakatan dan pembangunan infrastruktur wilayah dan termasuk juga sudah seharusnya dimasukkan dalam kurikulum sekolah mulai dari SD. Nah, bagaimana kesempatan lapangan pekerjaan ini bisa dilaksanakan kalau para ahli
[iagi-net-l] Re: Tanya soal Jatibarang volcanics-age dating
Ikut mengomentari tentang age dating, saya jadi ingat komentar Pak Soejono, bahwa absolute age dating bisa jadi absolutely right atau absolutely wrong. he..he..he .. Memang benar apa yg dikatakan Pak Soejono tsb, kita harus mencermati dengan baik hasil umur absolute umur batuan yang diperoleh dari radiogenic isotope system. Untuk menentukan bahwa umur batuan tsb absolutely right atau absolutely wrong adalah dengan memahami keterbatasan dan kelebihan dari suatu metoda yang dilakukan tsb, ini yang sering kali geologist kita mengabaikannya. Memang tidak banyak yang mengetahui dengan baik metoda geochronology dan efeknya terhadap batuan, karena beberapa isotop dalam batuan akan sangat mudah untuk loss atau resetting akibat proses geologi yang terakhir seperti alterasi, geothermal, termetamorfkan dll. Saya pernah bekerja sbg post doctoral di Jepang sbg isotope geochemist mengestablish suatu metoda Sm-Nd model age dating dgn menggunakan instrument MC-ICP-MS. Ketika saya presentasikan poster di AGU Fall meeting di San Francisco, seorang professor dari US mengkritik tajam, sambil bilang I dont believe your result, dongkolnya minta ampun dibilang demikian, kerja jungkirbalik dgn chemical separation dua tahun kayaknya gak ada hasilnya. he..he..he..he.., Kesimpulannya, memang tidak mudah mempercayai suatu hasil absolute age dating. Jadi kalau saya simpulkan urutan metoda geochronology (age dating) yang dianggap terpercaya sampai diragukan adalah sbg berikut: 1. Zircon U-Pb (SHRIMP) == terpercaya 2. Zircon U-Pb (SIMS or LA-ICP-MS) 3. Sm-Nd model age (TIMS) 4. Rb-Sr model age (TIMS) 5. Carbon 14 6. Fission Track dating 7. Ar-Ar dating (mineral age) 8. K-Ar (mineral age) 9. K-Ar (whole rock) === diragukan Yang lainnya, saya tidak tahu persis berada diposisi mana seperti metoda Sr- Sr, Th-U, Pb-Pb, dll yang jelas masih dibawah zircon U-Pb. Yang masih dalam perkembangan antara lain: - Lu-Hf system - Re-Os system - Monazite Th-U-Pb (epma) Kebetulan saya saat ini sedang belajar metoda baru dari geochronology, yaitu yang dikenal sebagai Electron Microprobe Age dating of Monazite (Th-U-Pb system), sayangnya metoda ini hanya efektif untuk umur batuan yg lebih tua dari 100 Ma (range 4000-100 Ma). Jadi sekalian kalau bapak atau ibu mempunyai sample batuan beku, sediment atau metamorf yang mengandung mineral monazite (Ce,La,NdPO4) dan kira-kira berumur lebih tua dari 100Ma, saya bisa menganalisanya age datingnya. Saya memang membutuhkan sample batuan tua yang berasal dari berbagai lokasi di Indonesia, untuk mengetes kemampuan metoda ini. Kontak saya, nanti saya kasih tahu jenis batuan apa yg diperkirakan mengandung monazite. Yang paling susah dari metoda ini adalah mencari mineral monazite- nya. Saya hanya butuh sample dgn dimensi sekitar 2cmx2cmx4cm. salam Ade Kadarusman von Humboldt Research Fellow Institut fuer Mineralogie und Kristallchemie, Universitaet Stuttgart, Azenbergstr. 18 D-70174, Stuttgart, Germany Phone: +49-711-121-1218, Fax: +49-711-121-1222 Quoting [EMAIL PROTECTED]: Pak-Bapak ysh, Sedikit komentar tentang Volkanisme Kenozoik di Jawa. Boleh kan? Ngkoimani Bijaksana (2004, abstrak) menyebutkan telah menjumpai umur tua (K-Ar) pada batuan Formasi Andesit Tua (OAF) : 17-75 Ma (Kalau tidak salah yg 56 Ma di Watuadeg DIY, 75 Ma di Kulonprogo, DIY). Sejauh hasil analisisnya reliable, perlu penjelasan tuh posisi volkanisme ini thd posisi subduksi Jawa-Bantimala/Meratus (pra-Oligosen?) vs Jawa-NTT (pasca-Oligosen/OAF). Data paleomagnetiknya menunjukkan pembentukan batuan-batuan itu berada jauh di selatan daripada posisinya sekarang. Sdr Laode Ngkoimani baru Senin (29/8/05)kemarin menyelesaikan S3 di Fisika ITB tentang paleomagnetik Formasi Andesit Tua. Mudah-mudahan segera keluar full-papernya ya? Nuhun, semoga ada gunanya bpriadi Adakah yang bisa membantu temen saya ini? Mtur Nuwun. Salam SG -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Kali ini aku mau tanya dikit (agak serius nih) soal geologi Jawa. Risetku sekarang khan soal evolusi Cenozoic magmatism di Jawa dikaitkan dengan pembentukan resources (metallic deposits, geothermal energy, and mudah2an bisa ke hydrocarbon juga-paling tidak dihubungkan dengan pembentukan dan deformasi cekungan oleh proses island-arc magmatism). Nah ada hal yang menarik buatku, yaitu Jatibarang volcanic formation di daerah Cirebon dan sekitarnya. Yang jelas formasi ini umurnya adalah yang paling tua utk Tertiary volcanic di Jawa yaitu Eocene. Informasi ttg formasi ini mungkin adalah kunci utk mencari link antara Mesozoic arc (Meratus-LukUlo) dengan Cenozoic Sunda arc. Problemnya: 1. Sepertinya informasi ttg Jatibarang volcanics hanya diperoleh dari subsurface data, 2. Kalau baca report2 Pertamina ttg K-Ar datingnya, kayanya kok batunya sudah ter-altered
Re: [iagi-net-l] Re: [HAGI-Network] [iagi-net-l] Tectonic Mars, Earth.
Mas Kartiko, Kalau penjelasan sedikit tentang superplume atau plume tectonic, silahkan lihat text keynote speaker saya di extended abstrack PIT IAGI tahun 2002 di Surabaya. Sedangkan text powerpoint presentation saya dan CD-ROM international superplume workshop Tokyo 2002 juga beredar dalam PIT tersebut. Mungkin Pak Awang bisa menambahkan, rasanya sekarang sudah banyak geosceinstis kita mulai tertarik memahami apa dan bagaiman superplume dan plume tectonic tsb. Salam, Dr. Ade Kadarusman Alexander von Humbolt Fellow Institute of Mineralogy and Crystallchemistry Stuttgart University, Germany Quoting [EMAIL PROTECTED]: Mas Salam dan rekan semuanya bisa dijelaskan dulu yang dimaksud dengan superplume itu apa dan bagaimana terjadinya...? terus apa bedanya dengan teori plate tektonik yang ada sekarang ? kalau yang saya tangkap di tulisan Mas, superplume itu ditandai dengan adanya magma yang keluar nyembul ke permukaan bumi kalau hukum keseimbangan saja ...ada yang keluar maka ada yang masuk nah bagaimana proses masuknya magma di superplume...apa lalu ambles tenggelam ...? nyembul, tenggelam Terima kasih atas pencerahannya Regards Kartiko-Samodro Telp : 3852 |-+- | | Maryanto | | | (Maryant)| | | [EMAIL PROTECTED]| | | om | | | Sent by: Himpunan| | | Ahli Geofisika| | | Indonesia (HAGI) | | | [EMAIL PROTECTED]| | | RLSRUHE.DE | | | | | | | | | 14/07/2005 07:40 | | | PM| | | Please respond to | | | Himpunan Ahli| | | Geofisika | | | Indonesia (HAGI) | | | | |-+- - | | | | To: [EMAIL PROTECTED] | | cc: | | Subject: Re: [HAGI-Network] [iagi-net-l] Tectonic Mars, Earth. | - | Wah menarik sekali diskusinya. Mars Baker Model menunjukkan Mars lahir dan lalu berupa lautan magma pada umur 4.550 Gaa Giga annum ago, lalu terjadi plate tectonic hingga 4.1 Gaa, dan menjadikan dua superplume sejak 3.9 Gaa hingga kini. Superplume itu Northern Oceanic plume, serta Southern continental plume sejak 3.9 Gaa itu. Banyak model lain, yang banyak di sebut sebagai Mars Awang, yang di sebut sudah tak ada plate tectonic lagi. Mars Rovicky juga sudah banyak di jelaskan. Lahir juga Mars Heru, sebut ada perbedaan antara tektonik di Mars dengan hal ini di Bumi. Mungkin maksudnya sudah tak ada pergerakan lempeng walau lempengnya ada. Begitu? Model Mars Doddy anjurkan kemiripan susunan lempeng Mars-Bumi. Model Mars Maryanto, memang masih bisu, tak bisa diskripsi banyak. Menariknya, Mars Baker diskripsikan dua superplume: satu darat, satunya laut. Seperti yang Collins, 2003, sebut untuk bumi : Near Affar Triple Junction dan South Pacific. Yang lalu saya gabungkan dengan Wagener, 1915, Carrey, 1945, Dietz and Holden, 1970, McClay, 1996, Johnson, 1998, Zigler, 2000, dll, jadikan satu superplume continent di AAN Anticline of Arabian Nubian shield. Dan satu superplume oceanic di Tahiti South Pacific. Peta geologi Johnson, 1998, sebut umur 3 Ga batuan di tengah orogenic AAN, dengan jarak lateral 500 Km, sudah ada 0.5 Ga umur batuan. Atau gradient lateral umur batuan tersingkapnya amat besar, 2.5 Ga/500 km. Mars Baker sebut umur 4.55 Gaa magma, sesuai dengan perkiraan SALAM Calendar 4.617.373.522 BC untuk lahirnya semua Tatasurya. Lalu paper itu sebut Tharsis superplume stop pada 4.1 Gaa. Ini sama dengan prediksi SALAM Calendar 4.092 Gaa, sebagai maximum ekstensi siklus 700 Ma pertama. Waktu umur ini di bumi membentuk superplume1. Lalu paper itu sebut dua superplume Mars terbentuk sejak 3.9 Gaa, tak berubah hingga kini. Umur 3.9 Gaa ini sama dengan satu siklus 700 Ma sejak lahir. Bumi sudah ada Supercontinent1 hingga Supercontinent7 dengan gerakan sinusoidal compresi-ekstensi pereode 700 Ma itu. Pertanyaan kenapa dua superplume di suatu planet, tidak lebih? Kenapa satu
Re: [iagi-net-l] Hubungan Buton dan Lengan Sulawesi Timur.]
Menarik untuk diminta pencerahannya. Quoting Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]: Abah, ya Kapantoreh itu nama pegunungan di Buton utara. Ofiolit/ultrabasa tersingkap baik di utara maupun selatan Buton bagian barat. Bor terakhir di Buton adalah Jambu-1 (Conoco, 1992), 5015 ft, mengejar sampai Tondo klastik, ada hydrocarbon shows. Kebetulan dulu saya monitoring harian juga sumur ini saat masih di Pertamina Balikpapan. Pak Awang, apakah Komplek Kapantoreh ofiolit merupakan bagian komplek ofiolit Sulawesi Timur ?, menyambung trus ke Kabaena dan Kolaka?, mungkin Pak Awang sudah baca paper saya di tectonophysic 2004, saya menyatukan komplek ofiolit tsb dalam suatu komplek besar yang berbeda asal dan umurnya. Secara singkat, pengetahuan sekarang menempatkan Buton dan Tukang Besi sebagai sebuah mikro-kontinen yang lepas dari wilayah Australia (bisa NW Australia, bisa Kepala Burung Papua - kedua mintakat ini pun berhubungan sebenarnya) pada sekitar pertengahan Yura dan membentur Lengan Tenggara Sulawesi, yang diwakili secara frontal oleh Muna, pada Miosen Awal. Jadi, Buton tak punya urusan apa pun dengan Lengan Timur Sulawesi, tetapi ia memang punya urusan dengan Lengan Tenggara Sulawesi sebab ia pernah membenturnya. Apakah ada bukti lapangan (e.g. suture) atau yang lainnya yang membedakan Muna, Buton dan Tukang besi sebagai mikrokontinen yang terpisah atau terrane (mintakat) yang terpisah. Selama ini kita menyebutnya sebagai satu kesatuan Tukang Besi Mikrokontinent, seperti Banggai-Sula mikrokontinent. Nuhun Ade Kadarusman Tectonic/Structural Geology Group Dept. of Earth Sciences, Universiteit Utrecht Budapestlaan 4, 3508 TA, Utrecht The Netherlands From July 2005: Institut fuer Mineralogie und Kristallchemie, Universitaet Stuttgart, Azenbergstr. 18 D-70174, Stuttgart, Germany - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Dari Mana Asal Intan Kalimantan ?
Sebenarnya the origin of Borneo diamond pernah saya singgung di Bandung thn 2003 yg lalu, pada presetasi reboan tentang konsep baru pembentukan intan di alam. Memang saat ini asal mula intan di Kalimantan masih menimbulkan tanda tanya besar, karena semuanya ditemukan sebagai endapan alluvial. Ternyata intan ditemukan di Kalbar (Landak), Kalteng (hulu S. Barito), Kaltim (Muara Tewe?), dan tentu saja Kalsel (Martapura). Dan menurut laporan geologist SDM, intan ternyata ditemukan juga di Riau (Bangkinang). Memang saat ini belum ditemukan secara jelas pipa kimberlit di Kalimantan, walaupun pernah disebutkan ditemukan di muara Tewe (seperti yg disebutkan oleh Pak Koeseoma), Tetapi saya baca paper dari Bergman (1987,1988) dan Spencer (1988), tidak secara pasti menyebutkan adanya pipa kimberlit berdasarkan laporan geologist anaconda, tetapi memang kemungkinan berasal dari lamproite. (kimberlite berasal dari archean craton, sedangkan lamproite dari protozoic belt-nya) Saya dan Chris Parkinson memang sempat mempelajari Intan dari Martapura sekitar tahun 2000-2001, kalau Chris mempelajari Intan Martapura dari inklusi mineral yg ada di dlm intan dan juga Nitrogen isotopnya, saya sendiri mempelajari intan berdasarkan himpunan mineral berasosiasi dgn intan (heavy mineral concentrate). Mencoba melihat kompisisi garnet, zircon, monazite, textites dll dari hasil sisa dulangan penambang intan. Penelitian awal memang saya tidak menemukan garnet yg bekomposisi G10, G9 atau G12, yg biasanya ditemukan di kimberlit. Penelitian ini terhenti dan blm sempat dipublikasikan karena saya harus menyelesaikan thesis S3. Penelitian intan martapura ini karena hobi, bukan bagian riset S3. Mudah-mudahan penelitian intan di Kalimantan ini akan dilanjutkan, saya sedang mencari sponsornya. Sayang sekali kita punya intan yang terkenal didunia (ditemukan sejak abad 8), tapi bangsa kita sendiri tidak tahu asal-mula dari intan martapura tsb. Dan hanya sedikit orang yng concern dgn penelitian dasar just for curiousity. Saya cukup familiar dgn batuan kimberlit dan sebangsanya, karena riset batuan kimberlit merupakan salah satu bagian dari thesis S3 dulu, yaitu dgn mempelajari batuan kimberlit (+ mantle senolit) yg ditemukan di lingkungan oceanic (Solomon alnoite). Berikut ini kira-kira the origin of borneo diamond: -Ultrahigh pressure (UHP) metamorphic origin; source from Meratus Complex -Peridotitic origin (Pearson et al., 1995); source from Bobaris peridotite (largely based on Koolhoven and van Bemmelen description). -Meteoritic origin; presence of textites and impact-crater like structure in north Martapura -Kimberlite/lamproite origin (Bergman et al, 1987;1988; Spencer et al, 1988); source from the cratonic core of central Borneo (now eroded) -Lamproite origin (Parkinson et al, 2000); source from rifted Australian fragment containing diamondiferous craton. Salam Ade Kadarusman Utrecht, the Netherlands Quoting Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]: Mengherankan, sejak Koolhoven (1935) menulis laporannya tentang asal intan Kalimantan (Het Primaire Voorkomen van den Zuid-Borneo Diamant - Primary Occurrences of the South Kalimantan Diamond), riset tentang ini tak mengalami kemajuan yang signifikan sampai saat ini pun. Prof. Adjat Sudradjat, di dalam bukunya, Teknologi dan Manajemen Sumberdaya MIneral (ITB, 1999) masih menulis bahwa asal intan Kalimantan ini tak diketahui dari mana. Lima puluh tahun sebelumnya (1949), van Bemmelen pun mengindikasikan hal yang sama. Memang, Koolhoven (1935) menyebutkan bahwa a pipe of ultrabasic rock yang disebutnya Pamali intrusive breccia adalah sumber intan di Kalimantan Selatan. Tetapi, semua buku menuliskan bahwa kadar intan di breksi Pamali (bukan Pemali seperti di Jawa Tengah ya..) sangat kecil, jauh di bawah kadar intan yang ditemukan di endapan placer-nya. Kata Pak Soetarjo Sigit dkk di bukunya Mineral Deposits of Indonesia (1962), tidak ekonomis menambang intan di breksi Pamali itu. Ini kadar2 intan di Kalimantan Selatan (van Bemmelen, 1949 vol IB) : pipa ultrabasa breksi intrusif Pemali : 0,0035 karat/ton (1 karat intan = 0,20 g), enriched top soil Pamali : 0,035 karat/ton, diamond bearing gravels placer deposits : 0,47 karat/ton. Nah, intan terbesar yang pernah ditemukan di endapan plaser itu adalah yang ditemukan di desa Cempaka, Kal Sel seberat 166 karat (33 gram). Cukup besar, hampir sebanding dengan intan Kohinoor kepunyaan raja Lahore, India sebelum dibelah (186 karat), tetapi jauh lebih kecil dibandingkan intan terbesar yang pernah ditemukan di Afrika Selatan, intan Cullinan (3024 karat - 602 gram) yang kata buku Munaf (1956) - Ensiklopedia Indonesia (termasuk ensiklopedia Indonesia pertama) dihadiahkan pemerintah AfSel ke raja Inggris Edward VII. Nah, benarkah Koolhoven bahwa breksi intrusif Pamali itu sumber primer intan di Martapura ? Tidak tahu, sebab praktis tak ada riset ke arah situ yang serius. Kalau melihat
Re: [iagi-net-l] Junghuhn : Bukan Hanya Karena Kina
Menarik sekali dengan uraian Pak Awang, dan dilanjutkan dgn teman-teman yang lain, yah.sulit memang menggambarkan hubungan komplek antara Belanda dan Indonesia, yang kelihatannya dihambat oleh historical and psychological barrier. Hubungan bercampur antara benci dan rindu, antara keinginan untuk berteman baik tetapi harga diri sebagai bangsa yang pernah dijajah sering meredam keinginan tersebut. Apalagi hubungan kita dgn Belanda tambah buruk dgn arogansi PM JP Pronk, yang membuat Pak Harto marah dan membubarkan IGGI. Mungkin Belanda yang pada dasarnya bangsa pegadang (trader), jadi menjajah nusantara hanya untuk keuntungan pendek dan sesaat, pokok bagaimana mengambil keuntungan sebesar-besarnya dari kekayaan alam kita yang melimpah. Jadi tidak memperdulikan nasib bangsa yang dijajahnya. Tapi rupanya sifat jelek pedagang atau makelar ini diikuti oleh pejabat dan politisi kita, yang hanya berpikir untuk kepentingan sesaat dan aji mumpung, tidak pernah berpikir jangka panjang untuk kemajuan bangsa. Berbeda dengan Inggris merupakan negara industri (revolusi industri hadir di Inggris dgn ditemukannya mesin uap abad 17?), menjajah Negara-negara Asia- Afrika, dengan tujuan jangka panjang, untuk memasarkan produk-produk industrinya. Negara-negara jajahannya mereka tingkatkan pendidikannya, walaupun tetap namanya penjajah tetap penjajah. Tapi buktinya, kita lihat sendiri negara- negara jajahan Inggris sangat maju dibandingkan negara jajahan Belanda. Kalau dulu kita boleh memilih, jangan hanya kita tukar Bengkulu dgn Singapura, tapi kita milih dijajah Inggris dan Malaysia dijajah Belanda ha..ha..ha .nah kalau begitu tki kita gak perlu cari ringgit disana. Saya sendiri yang saat ini tinggal sebagai visiting fellow di Utrecht cukup memahami masalah ini, tinggal di Jurusan Geologi dimana van Bemmelen menulis buku Geologi Indonesia yang terkenal tersebut. Teman-teman geoscientist di Utrecht mengakui bahwa mereka termasuk paling maju dalam ilmu geologi dan geofisika di Europa saat ini, karena dipicu pada awalnya pada saat generasi terdahulu mereka melakukan riset dan belajar geologi Indonesia sebagai tugas pemerintah Belanda untuk mengeksplorasi kekayaan alam Indonesia, maka jangan heran timbulah nama-nama besar Koolhoven, Molenggraf, van Bemmelen, Vening Meinezs, de Roever dll, dan akhirnya berdirilah institusi pendidikan geologi di Indonesia yang pertama di Bandung dan cikal bakal P3G di Bandung. Senior-senior kita yang sudah sepuh paling tahu masalah ini, mungkin bisa berbagi cerita Pak Koesoema ? Salam Ade Kadarusman utrecht Quoting Taufik Manan [EMAIL PROTECTED]: Saya sependapat dengan Pak Awang, Ferry dan Rovicky, bahwa Junghuhn berjasa bagi Indonesia (artikel tentang Junghunh pernah dibahas dalam edisi Spesial Gatra tahun lalu, kalau tidak salah tentang kemajuan Iptek di Indonesia). Namun selain Beliau, ada beberapa ekspat yang berkunjung ke Indonesia (Hindia Timur) abad ke-19 yang berjasa membangun potensi Indonesia dalam semua bidang (dari kekayaan alam sampai sumber daya manusia). Sebut saja selain Junghuhn, ada William Stanfort Raffles (dikenal dengan Raffles), Daendels (yang terkenal dengan Jalan Trans Java : Anyer sampai Banyuwangi), Wallace (sahabat Charles Darwin penggagas teori evalusi yang meneliti flora dan fauna di indonesia bag Tengah dan Timur), sampai Dowes Decker, dll. Mereka mampu memberikan sumbangsihnya terhadap harumnya nama Indonesia, terutama hasil karya dan penelitiannya yang membuktikan potensi alam Indonesia yang kaya raya ke dunia internasional. Bahkan sampai sekarang, beberapa hasil karya mereka tetap berdiri kokoh. Khusus tentang Raffles (ekspat dari negerinya David Beckham dan Pangeran Charles) pembuatan Benteng di Bengkulu (Fort Midllesborough), pembangunan Bogor Botanical Garden dengan istananya serta yang lainnya sangat mengangkat nama Indonesia di bidang Biologi. Saya pernah mengunjungi keduanya dan sangat kagum atas hasil karyanya. Namun yang sangat saya kagumi adalah keputusannya untuk menukar daerah Bengkulu (yang lebih besar luasnya, milik Inggeris saat itu) dengan Pulau Singapore (milik Belanda saat itu), yang baru bisa kita rasakan manfaatnya saat ini sebagai pusat bisnis dan industri di Asia Tenggara dengan pendapatan per kapita penduduk yang tertinggi di area kita ini. Tentunya jarang orang yang mempunyai pandangan jauh ke depan pada jamannya. Bangsa Indonesia, masih bisa bangkit bila mau intropseksi dan belajar dari pengalaman yang sudah ada atau dari pengalaman orang lain. Belum terlambat dan bisa kita mulai saat ini, minimal dari diri kita sendiri. Wassalam. TAM --- Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: Menarik uraian Ferry, Kenapa orang melupakannya ? Ya mungkin saja karena Junghuhn termasuk wong londo, dimana dalam benak hampir kita semua di adalah bagian dari penjajahan, yg dibenci oleh kebanyakan rakyat Indonesia. Sulitnya buat
RE: [iagi-net-l] Perkampungan Pygmi di Flores: hakekat sains
Merenung sedikit tentang hakekat sains ..untuk mencoba memahami kontroversi sekitar manusia Pygmi Flores, menambahkan tulisan terdahulu. Salah seorang Science Philosopher adalah Karl Popper (Denmark), yang pengikutnya dikenal sebagai kaum Popperian. Salah satu hakekat sains yang terkenal dari K.Popper adalah`falsification principle`. Prinsip ini menyatakan setiap teori harus diusahakan terus untuk disanggah atau disalahkan. Jika teori ini lolos dari usaha-usaha research untuk menyanggahnya, maka teori ini akan bertahan dan dianggap sudah mencapai kebenaran mutlak. Namun penganut prinsip ini berpendapat bahwa semua teori bagaimana kokohnya pun pada suatu waktu akan tumbang pula dengan penemuan-penemuan fakta baru. Disini dapat dikatakan bahwa sains tidak mungkin mencapai kebenaran absolut dan kebenaran sains hanya bersifat sementara, selama tidak ada fakta yang menyalahkannya atau menyanggahnya. Rasanya pernah disinggung oleh Pak Koesoemadinata beberapa tahun lalu Setelah renaissance di Eropa, nampaknya sains dan engineering sebagai suatu alat untuk menemukan kebenaran hanya dibatasi pada pengamatan empiris objektif yang reduksionis, dan positivis. Kalau tidak salah Francis Bacon-lah sang penganjur empirisme, sementara Descartes dan Popper, juga menganut fallacy assumption, dan bahwa yang ada hanyalah the more probable explanation bukan the real truth itu sendiri. Hasil ilmupengetahuan/sains dan rekayasa/engineering sejak jaman renaissance ini adalah yg seperti kita lihat sekarang, kemajuan material yang demikian pesat jaman modern ini. Tetapi kelihatannya hanya sebatas itu nampaknya. Padahal di bukankah pada mulanya, di era Yunani dan era Islam, paradigma sains itu sendiri lebih luas, tidak hanya empiris positivis belaka? Yang jelas saat ini kita masih lambat sekali dalam memahami hakikat suatu kebenaran dari geosains seperti misalnya asal-usul manusia atau paleoantropologi. Kontroversi tentang hubungan manusia purba dengan manusia modern, the Great Ape men lucy dari east African rift valley yang melahirkan teori out of Africa, dll, sampai sekarang masih menimbulkan tanda tanya besar, where is the real truth?, sampai kontroversi yang kita hadapi sekarang dengan manusia Pygmi dari Flores. Masih berkutat dengan data/fakta empiris dan interpretasinya. Apapun yang mereka sebutkan misalnya tentang asal-usul manusia Pygmi dari Flores, kita terima sebagai proses untuk mencari suatu kebenaran ilmiah. Berbeda geosains yang tampaknya lambat sekali, sains fisika yang mendalami alamsemesta (galaxy/universe) mengalami kemajuan besar dalam decade terakhir ini, yang dicapai salah satunya dengan bantuan Hubble Space Teloscope dan kemajuan ilmu computer, tetapi ketika mereka ingin mematerialisasikan penemuan barunya, terbentur dalam kenyataannya bahwa paradigma sains yang ada sekarang tidak bisa memuaskan mereka. Paradoxically, today's physicists have become the mystics of the 21st century. They are creating a new paradigm or view of the universe which draws on the ancient wine of the Sufis. For them, material reality, the body, can no longer be described as a physical machine driven by mechanical laws, or instincts, or economics, but must be viewed as an energy system which moves in waves across empty space at the subatomic or particle level. 99.9% of all matter has no dimension, it is seemingly empty space. The body or physical form has no permanence or reality; at best it is an illusion of thought. The lessons drawn from this picture is that we are fields of intelligence that have taken on material forms as particles. We are quantum events in a sea of probability who have learned how to create mind and body and as particles of energy we have strayed away from our Divine Source-- a Reality beyond space and time, changeless and Eternal. This fundamental wisdom is captured in the Sufi work truth: haq. The truth is that we belong exclusively to Unity. As the Prophet said, Wherever you turn, there is the face of Allah... Sufism and New Physics, By Professor Arthur Kane Scott, physicists http://www.sufismjournal.org/science/science.html Salam Dr. Ade Kadarusman Tectonic/Structural Geology Group Dept. of Earth Sciences, Universiteit Utrecht Budapestlaan 4, 3508 TA, Utrecht The Netherlands On leave from: Puslit Geoteknologi-LIPI Bandung - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL
Re: [iagi-net-l] Gempa Aceh 8,5 SR!
Sabar-sabar, Sebentar lagi juga ada penjelasan dari Pak Danny Hilman, Saya sendiri yang ruangannya di depan beliau, melihat Pak Danny yang baru saja kembali dari Amerika, sibuk terus di telpon dan diwawancara oleh berbagai media, termasuk PR dan BBC. kalau gak salah besok jam 3 sore di Jurusan Fisika/GM ITB? bakal ada diskusi tentang Gempa di Aceh, salam Ade Kadarusman momentum ini jangan sampai hilang untuk lebih menjelaskan kepada masyarakat (+pemerintah) tentang kesadaran akan bencana alam gempa. Masyarakat kita ini senang dengan hal-hal mutakhir dan bombastis juga mudah lupa, sehingga untuk memberikan penjelasan yg bisa nyantol, memerlukan momentum khusus seperti saat ini. Saya rasa akan lebih dirasakan manfaatnya oleh masyarakat secara profesional (ke-geofisikaan)untuk mengantisipasi kejadian selanjutnya seandainya HAGI/IAGI membuat semacam press release tentang perlunya pengenalan Geofisika-geologi kepada msyarakat sekitar daerah bahaya gempa. Akan lebih bagus kalau HAGI/IAGI sesegera mungkin menggelar semacem talk dengan mengundang media juga presentasi ttg kegempaan di Indonesia. And it should be quick ! Dua hari lagi ? Ramalan Pak Danny mestinya cukup tepat untuk lebih disuarakan untuk mendapatkan tanggapan masyarakat ataupun penyelenggara negara ini, lewat media massa atau lainnya. Atau barangkali memang sudah saatnya membuat BADAN GEOLOGI yg non departemental dan berada langsung dibawah presiden ? RDP kadang kala kita terpaksa mendompleng bencana untuk menyampaikan pentingnya sebuah ilmu - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java
Menarik sekali diskusi tentang souhtern part of Sundaland margin yang dikemukakan Pak Awang, Pak Koesoema dan Pak Mino Syapiie. Mungkin IAGI bisa menfasilitasi diskusi menarik ini menjadikan suatu special workshop tentang Sundaland Margin atau ikut saja rame-rame dalam Asia Oceania Geoscience meeting di Singapure Juli yad, dalam session-nya Prof. R. Hall Solid Earth 16, Sundaland: From Surface to Mantle. Saya sendiri bakal ikutan berkontribusi dgn topik Geodynamic of Sulawesi (eastern margin of Sundaland), bakal paper special issue di AAPG (editor Bona S.) Menambahi komentar Pak Awang, tentang batuan metamorf di Luk Ulo, Ciletuh, Bayat dan Meratus. Kita sebenarnya bisa melihat batuan metamorf tersebut adalah produk dari active margin subduction zone atau hanya normal continental/regional metamorphism, tinggal melihat jenis dan facies metamorf tsb. Batuan metamorf bertekanan tinggi atau sekis glaukopan (koreksi, LTHP: T=200-400 deg C, P=7-14 kb) adalah memang ciri khas produk dari suatu zona subdaksi, baik oceanic subduction maupun continental subduction/collision. Untuk batuan metamorf tekanan tinggi (sekis glaukopan/eklogit) produk dari oceanic subduction, protolith atau batuan asalnya (bisa juga berupa assosiasinya) harus terdiri dari reef limestone, chert, MORB (lava bantal), seamount, trench-fill turbidite dan tidak hadirnya granit-gneiss complex. Sedangkan jika produk dari continental subduction/collision, protolithnya harus platform carbonate, bimodal volcanic (basalt/dasit), platform cover turbidite, granit-gneiss complek dan absent-nya deep sea sediment. Dari klasifikasinya ini, saya cenderung mengatakan bahwa batuan metamorf tekanan tinggi di Luk Ulo merupakan produk dari oceanic subduction, dan kehadiran filit, batu sabak, metagabbro merupakan retrograde facies dari batuan met. tekanan tinggi atau malah merupakan produk dari regional metamorphism setelah accreted di Sundaland margin. Salam Ade Kadarusman Melange (?) di Bayat jadi problem tersendiri karena di sini tidak ada ofiolit tidak ada sedimen palung tidak ada lava bantal, melulu batuan ofiolit tidak ada sedimen palung tidak ada lava bantal, melulu batuan metamorf (sekis, filit, metagabro, marble). Jauh sekali sifatnya dengan Luk Ulo complex. Sebuah pemikiran pernah dilempar, Bayat lebih continental parentage dibanding Luk Ulo. Apa benar ? Apa sekis selalu continental-associated ? Fasies metamorfik sekis (galukofan) butuh LTHP (low temperature 100-200 deg C dan high pressure 3-8 kilobar), kelihatannya itu bisa terjadi di active margin subduction zone tanpa pelibatan continental crust (?). Tetapi minimnya komponen melange di Bayat memang patut ditanyakan. Counterpart-nya di Ciletuh dan Bantimala sekaya seperti di Luk Ulo. Salam, Awang
Re: [iagi-net-l] - Metoda K-Ar
Untuk karbonat saya sendiri tidak menekuninya, jadi tidak tahu banyak, tetapi menurut textbook penentuan umur absolut untuk karbonat bisa dilakukan dengan metoda dating stabil isotop seperti C dan O, dan juga radiogenik isotop seperti Ar-Ar, K-Ar atau Rb-Sr. Penentuan umur dgn isotop Sr 87Sr/86Sr ?, maksudnya mungkin penentuan umur Rb-Sr dengan rasio isotop 87Sr/86Sr tetap menggunakan pasangannya yaitu 87Rb/86Rb dalam isochron diagram (decay 87Rb-87Sr+beta). Salam Ade Kadarusman Untuk umur absolut karbonat lebih banyak digunakan metode dating dengan isotop strontium 87Sr/86Sr. Strontium berlimpah di air laut (pada urutan ke-8) dan biasa mengisi kisi-kisi kristal pada pengendapan karbonat seperti halnya kalsium. Karena isotopnya tidak mengalami fraksionasi, tidak seperti pada C dan O, maka rasio isotop 87Sr/86Sr adalah pencerminan langsung kondisi air laut saat itu. Rasio isotop 87Sr/86Sr berubah sepanjang waktu geologi. Laut-laut primitif banyak mendapat kontribusi strontium dari input mantel dengan nilai rasio sekitar 0.700, semakin ke sini, input semakin banyak dari continental crust, dan modern sea water punya rasio isotop 87Sr/86Sr sebesar 0.711. Beberapa kurva rasio isotop ini vs. geologic time telah diterbitkan oleh beberapa penulis, sehingga kalau kita tahu rasio isotop Sr suatu sampel karbonat maka akan kita ketahui umur absolutnya. Deviasinya sangat kecil, jauh di bawah 0.5 Ma, dalam kebanyakan kasus hanya beberapa puluh ribu tahun. Efek diagenesa karbonat akan berpengaruh dalam keakuratan pengukuran rasio. Tetapi ada koreksi2 tertentu di samping ada perbandingan dengan umur relatif berdasarkan biostrat. Pemilihan sampel untuk dating tentu disarankan dilakukan pada karbonat yang tak terdiagenesa. Saat ini saya sedang menggunakan data isotop Sr ini untuk mengikat seluruh karbonat Paleogen (Kujung, Prupuh, Kranji, Poleng, dll.) di Jawa Timur, untuk menertibkan tata-nama stratigrafinya, dibantu kontrol regional tectonics dan carbonate sequence stratigraphy. Salam, Awang Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED] wrote: pak Ade, Barangkali saya bisa tahu sumber rujukan untuk tipe tipe age dating ini, meliputi background, cara pengukuran dan tingkat akurasinya. Saya juga ingin tahu, metoda age dating apa yang cocok untuk batuan karbonat. Saya mendengar bahwa Ar-Ar sementara ini banyak digunakan untuk batuan karbonate juga, namun akurasinya masih plus minus 0.5 juta tahun. Ini tentu saja cukup mengganggu kalau kita mau korelasi facies antar sumur untuk batuan karbonat. Salam Shofi -Original Message- From: Ade Kadarusman [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 04, 2004 3:27 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] - Metoda K-Ar Dear IAGI netter, Metoda K-Ar (40K-39Ar) memang saat ini sudah dianggap ketinggalan zaman, karena adanya masalah potensial excess argon atau argon loss sangat besar, karena unsur K sangat rentan perubahan terhadap alterasi atau perubahan kimiawi/fisik. Metoda yang lebih baik dari K-Ar adalah Ar-Ar (40Ar-39Ar), dimana potensial excess/loss argon dapat dipantau dengan diagram age spectra, walaupun sebenarnya Ar-Ar juga rentan terhadap kontaminasi. Selain itu yang harus diperhatikan adalah cara analisa sampelnya, apakah berupa whole rock atau mineral terpisah (mika, amfibol, atau plagioklas), karena sangat berhubungan closure/blocking temperatur dari mineral tersebut. Jadi kalau kita dating batuan granit menggunakan metoda K-Ar/Ar-Ar dengan menggunakan mineral biotit, rasanya belum tentu umur tersebut mewakili crystallization age dari granit, tetapi merupakan cooling age dari granit tersebut, disebabkan closure temperatur dari biotit adalah sekitar 300-410 C, sedangkan kristalisasi dari granit mulai dari temperatur 700-600 C. Jadi umur yang didapatkan dari mineral biotit tsb merupakan umur alterasi atau fase kristalisasi yang terakhir. Metoda penentuan umur batuan yang sangat dipercaya adalah berturut-turut dari yang paling akurat: (i) zircon U-Pb, (ii) zircon Pb-Pb, (iii)Sm-Nd mineral age, (iv) Rb-Sr mineral age dsb. Selain itu instrument yang digunakan sangat menentukan validasi suatu penentuan umur, untuk saat ini yang dijadikan kiblat untuk penentuan umur batuan adalah zircon U-Pb/Pb-Pb menggunakan ion probe (SHRIMP), yang dikembangkan oleh research School of Earth Sciece, AustralianNationa University. Jadi bagaimana dengan posisi umur K-Ar sekarang : Saya pernah dua kali melihat presentasinya Prof. Robert Hall ketika mempresentasikan Reconstructing Cenozoic SE Asia, beliau excused dengan data-data umur yang digunakan dalam rekonstruksinya yang sebagian besar (90%) berdasarkan K-Ar age dating. Padahal umur batuan sangat penting dalam suatu rekonstruksi, selain posisi geographis dari data paleomag. Jadi dengan bertambahnya data-data umur baru, saya yakin rekontsruksi dari beliau akan berubah total. Jadi selama belum ada data age dating baru yang lebih bisa dipercaya (dgn metoda yg canggih), kita masih valid menggunakan data age dating dari K-Ar
Re: [iagi-net-l] - Metoda K-Ar
Dear IAGI netter, Metoda K-Ar (40K-39Ar) memang saat ini sudah dianggap ketinggalan zaman, karena adanya masalah potensial excess argon atau argon loss sangat besar, karena unsur K sangat rentan perubahan terhadap alterasi atau perubahan kimiawi/fisik. Metoda yang lebih baik dari K-Ar adalah Ar-Ar (40Ar-39Ar), dimana potensial excess/loss argon dapat dipantau dengan diagram age spectra, walaupun sebenarnya Ar-Ar juga rentan terhadap kontaminasi. Selain itu yang harus diperhatikan adalah cara analisa sampelnya, apakah berupa whole rock atau mineral terpisah (mika, amfibol, atau plagioklas), karena sangat berhubungan closure/blocking temperatur dari mineral tersebut. Jadi kalau kita dating batuan granit menggunakan metoda K-Ar/Ar-Ar dengan menggunakan mineral biotit, rasanya belum tentu umur tersebut mewakili crystallization age dari granit, tetapi merupakan cooling age dari granit tersebut, disebabkan closure temperatur dari biotit adalah sekitar 300-410 C, sedangkan kristalisasi dari granit mulai dari temperatur 700-600 C. Jadi umur yang didapatkan dari mineral biotit tsb merupakan umur alterasi atau fase kristalisasi yang terakhir. Metoda penentuan umur batuan yang sangat dipercaya adalah berturut-turut dari yang paling akurat: (i) zircon U-Pb, (ii) zircon Pb-Pb, (iii)Sm-Nd mineral age, (iv) Rb-Sr mineral age dsb. Selain itu instrument yang digunakan sangat menentukan validasi suatu penentuan umur, untuk saat ini yang dijadikan kiblat untuk penentuan umur batuan adalah zircon U-Pb/Pb-Pb menggunakan ion probe (SHRIMP), yang dikembangkan oleh research School of Earth Sciece, AustralianNationa University. Jadi bagaimana dengan posisi umur K-Ar sekarang : Saya pernah dua kali melihat presentasinya Prof. Robert Hall ketika mempresentasikan Reconstructing Cenozoic SE Asia, beliau excused dengan data-data umur yang digunakan dalam rekonstruksinya yang sebagian besar (90%) berdasarkan K-Ar age dating. Padahal umur batuan sangat penting dalam suatu rekonstruksi, selain posisi geographis dari data paleomag. Jadi dengan bertambahnya data-data umur baru, saya yakin rekontsruksi dari beliau akan berubah total. Jadi selama belum ada data age dating baru yang lebih bisa dipercaya (dgn metoda yg canggih), kita masih valid menggunakan data age dating dari K-Ar untuk acuan umur geologi batuan tsb, tentu saja dengan caution. Gitu aja, salam Ade Kadarusman Pak Ade Kadarusman, Lalu bagaimana . . . kalau tidak begitu akurat? Padahal beberapa koleksi hasil dating Metoda K-Ar yang saya lakukan lebih dari 10 tahun yang lalu untuk beberapa conto batuan beku di Sumatra Selatan dan di beberapa Pulau Jawa, apakah berarti gugur untuk acuan umur geologi batuan daerah tersebut? Sudah lama sekali saya tidak mengikuti 'kelemahan' Metoda tersebut. Mohon penjelasannya? Terima kasih. Salam, SLAMET RIYADI - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Fw: Seminar REBOAN
Teriamkasih, Saya sendiri baru tahu bahwa carbon yang baik untuk sintetis Intan adalah abu dari tubuh manusia. Yang saya tahu ketika teman-teman di Tokyo melakukan pembuatan intan sistesis dari pure carbon (99%) yang disupply oleh suatu perusahan kimia (saya ndak pernah nanya carbon-nya dari mana?). Intan sisteisis untuk skala percobaan dibuat oleh sebuah alat yang dinamakan piston cylinder atau multi-anvil apparatus. salam Ade Kadarusman Pak Ade, Maaf sedikit menyimpang. Ngomong-ngomong soal 'diamond' saya pernah baca berita, bahwasanya telah ditemukan bahan baku terbaik untuk 'artificial diamond' yaitu.tubuh manusia, tepatnya abu hasil pembakaran tubuh manusia. Saat ini bahkan telah dikomersilkan dan di AS ada perusahaan yang telah melakukannya. Katanya, mutu 'artificial diamond' ini hampir sebanding dengan yang asli. - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Martapura Intan
Intan Martapura menurut sejarahnya, merupakan salah satu yang tertua yang pernah ditambang (alluvian diamond), dan setahu saya sampai saat ini belum pernah ditemukan primary sourcenya. Jadi banyak orang menduga-duga asal (origin) dari Intan Martapura ini. Saya mencoba mengumpulkan beberapa hasil penelitian terdahulu, tentang asal mula Intan Martapura, paling tidak ada lima kemungkinan. 1. Kimberlite/lamproite origin (Bergman et al., 1987), source from the cratonic core central Borneo (now eroded) 2. Lamproite origin( Parkinson et al., 2000), source from rifted Australian fragment containing diamondiferous craton (Paternosfer microcontinent ?) 3. Meteoritic origin, presence of impact-crater like structure in North Martapura and textites 4. Peridotitic origin (Pearson, et al. 1995); source from Bobaris ophiolite 5. Ultrahigh pressure metamorphic Rock; source from Meratus complex Ada yang menambahkan ? Salam Ade Kadarusman PS: yang di Sulawesi itu rahasia perusahaan he..he..he.. Sebagian bilang Meratus adalah suture hasil obduksi antara Paternoster X Schwaner, sebenarnya intan di situ dari mana. Saya pernah lihat pendulangannya di Martapura, artinya itu alluvial diamond, yang primernya apakah ada di Peg. Meratus ? Rasanya belum pernah terdengar ada primary diamond di Kal-Sel. Yang di Sulawesi, apakah di Zona Metamorfik Sulawesi Tengah di timur Palu ? Sebagai informasi, van Bemmelen pernah menyebut Pulau Laut timur Meratus adalah centre of diastrophism. Dalam analisis tektonik undasi-nya, sebuah arus konveksi dinaikkan di situ, saya jadi teringat intan hasil hot superplume, jangan-jangan origin intan primer di Kal-Sel memang begitu ?? - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Fw: Seminar REBOAN
Pak Awang terimakasih, wah banyak amat pertanyaannya, Saya sendiri bukan ahli tentang intan, tetapi belajar dari teman-teman yang menekuni tentang intan baik itu intan alam maupun sintetik (mostly for scientific purpose) selama saya tugas belajar di Tokyo. Salah satu teman saya itu sekarang bekerja di DeBeers. Apa beda kimberlite dengan lamproite di Western Australia. Western Australia yang mensupport 1/3 kebutuhan intan dunia menyebut diamond-bearing rocks mereka lamproit bukan kimberlite. Secara deskriptif keduanya sama, merupakan batuan volkanik yang diinjeksiken ke permukaan dalam bentuk pipa. Hanya kalau kimberlit khusus terjadi di archean craton, sedangkan lamproit berada dipinggiran archean craton (proterozoic craton atau mobile belt-nya), Umur pipa kimberlit sangat tua umumnya 2,5 byr, tetapi pipa lamproit umumnya jauh lebih muda, sekitar dibawah 1,6 byr. Malah penemuan terakhir pipa lamproit bisa berumur Tersier. Saya lupa berapa umur persis Pipa lamproit di Argylle Diamond Mining North Australia, kalau enggak salah Tersier. Tepatnya, di bagian mantel yang mana kimberlite berasal. Ada yang bilang dari upper mantle kemudian jadi throat/diatreme di gnapi, dari situ naik ke permukaan. Atau kimberlite dibawa naik ke atas oleh hot superplume ? Kalau halnya seperti itu, dan dikaitkan bahwa intan ternyata juga ditemukan di collision zone, apakah bukan segmen upper mantle yang punya kimberlite itu yang terkerat di antara dua mikro-kontinen kemudian obducted ? Kalau dinamakan kimberlit, yah sumber intannya berada di mantle yang berada tepat dibawah kontinen tua, sedangkan yang ditemukan di collision zone bisa berasal dari mantle wedge atau dari kontinental itu sendiri yang terbawa masuk mencapai stabilitas intan, dan kemudian naik ketasa kerana proses tektonik. Sebagian bilang Meratus adalah suture hasil obduksi antara Paternoster X Schwaner, sebenarnya intan di situ dari mana. Saya pernah lihat pendulangannya di Martapura, artinya itu alluvial diamond, yang primernya apakah ada di Peg. Meratus ? Rasanya belum pernah terdengar ada primary diamond di Kal-Sel. Yang di Sulawesi, apakah di Zona Metamorfik Sulawesi Tengah di timur Palu ? Sebagai informasi, van Bemmelen pernah menyebut Pulau Laut timur Meratus adalah centre of diastrophism. Dalam analisis tektonik undasi-nya, sebuah arus konveksi dinaikkan di situ, saya jadi teringat intan hasil hot superplume, jangan-jangan origin intan primer di Kal-Sel memang begitu ?? nanati saya jawab dalam e-mail berikutnya yah. Sedikit pertanyaan lain.. Berapa persen fase cair astenosfer ? Sebuah buku bilang 1 %. Apakah dengan rheology seperti ini mampu terjadi konveksi ? Tentu outer core lebih cair kan dibanding astenosfer. Mantle di asthenosphere sangat heterogen, konsentrasi melting dari asthenospher bervariasi antara 1-30 %. yang 1 % untuk daerah yang tidak terjadi konveksi, sedangkan yang tinggi memungkinnkan adanya konveksi dan proses magmatisme. Udah yah dulu Ade Kadarusman - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
[iagi-net-l] Fw: Seminar REBOAN
Berhubung penyelenggara Seminar Reboan tidak ikut milist IAGI-net, jadi saya forwardkan saja. Judul Ilmiahnya sebenarnya: Diamond occurences in ultra-high pressure metamorphic rocks: a new frontier for diamond exploration. Abstraknya sebentar lagi akan saya tampilkan di IAGI-net terimakasih Ade Kadarusman Yth. Bp/Ibu/Sdr. di tempat Setelah sekian lama terhenti, Seminar REBOAN kembali hadir! Untuk itu kami mengundang Bp/Ibu/Sdr. untuk kembali hadir pada acara Seminar Reboan yang akan diadakan minggu depan pada tgl. 24 September 2003. Judul Seminar Reboan kali ini adalah: Diamond is forever: Sebuah frontier baru dalam eksplorasi intan, yang akan disampaikan oleh Dr. Ade Kadarusman dari Puslit Geoteknologi LIPI. Lebih jelas tentang seminar ini dapat dilihat pada file terlampir (.ppt 70 kb). Seminar ini gratis dan terbuka untuk umum. Dengan ini pula kami memohon bantuan Bp/Ibu/Sdr. untuk dapat menyampaikan informasi tentang Seminar Reboan ini ke pada yang sekiranya berminat di lingkungan tempat Bp/Ibu/Sdr. bekerja. Atas perhatian dan kerjasamanya kami mengucapkan terima kasih. Heru Santoso Research Centre for Geotechnology - LIPI Ph. +62-22-2503654 Fax. +62-22-2504593 Catatan: Untuk berhenti menerima informasi Seminar Reboan, harap mengirimkan email kosong ke [EMAIL PROTECTED] dengan subject: berhenti dari Reboan. - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: FW: [iagi-net-l] Re: korelasi geodinamik
Pak Maryanto dan IAGI netters yang lain, Masih ada sedikit salah pengertian dalam pengertian lapisan bumi, kelihatannya saya kurang baik dalam menjelaskannya dalam bentuk tulisan di milist ini. Tadinya saya ingin menjelaskan jangan sampai sesuatu data atau fakta di cocok-cocokan dalam suatu angka tujuh misalnya. Ok begini aja, kalau gak salah Pak Maryanto akan memberikan seminar di P3G selasa tgl 16 september minggu depan, saya Insya Allah akan datang, mungkin kalau ada waktu kita bisa berdiskusi. Yang tertarik lebih jauh tentang Earth's deep interior, mungkin bisa datang bulan oktober depan dalam seminar Reboan di Puslit Geoteknologi-LIPI Bandung, Insya Allah saya akan menjelaskan dalam seminar tsb suatu pemikiran baru tentang pembentukan Intan (diamond), dalam seminar tsb saya akan singgung sedikit tentang sifat fisika dan kimia dari 6 lapisan bumi. Sedangkan judul seminar tsb adalah Diamond occurences in ultra-high pressure metamorphic rocks: a new frontier for diamond exploration. Kalau IAGI bisa memfasilitasi semacam lunch talk dsb, mungkin saya bisa memberikan seminar dan diskusi tentang Physics and Chemistries of Earth's deep interior, terus hubungannya dengan new exploration play (maunya..he..he..he..). Misalnya siapa tahu kehadiran minyak dan gas bumi yang terus-menerus atau pemikiran baru tentang anorganic origin for oil dsbdsb, sebenarnya di-mungkin supply atau dari earth deep material, yang memang kaya atas unsur C dan H. Siapa tahu ?, yah menurut RDP..thinking out the box ? he..he..he.. Beberapa bulan lalu, ada tulisan yang cukup kontroversi, bersamaan dengan beredarnya Film Sci-Fi the core, bahwa outer core dari bumi sebenarnya berfungsi sebagai reaktor nuklir yang men-supply energi buat kehidupan bumi dan melindungi bumi dari kehancuran akibat faktor eksternal (protecting magnetic filed dsb). Reaktor nuklir di core (georeactor) ini konon mirip fungsinya sebagai reaktor nuklir buatan manusia yang ada sekarang untuk pembangkit energi. udah ah salam Ade Kadarusman Berarti yang cair cuma outer core ? Subduction dari permukaan hingga outer core ? Tak ada arus konveksi di asthenospher? Continental crust numpang diatas oseanik crust enggak ? Oseanik dan continental crust keduanya numpang di atas lithosfer kan Pak Ade? Mengapa pembagian asthenospher masih ada kata sama asthenospher juga ( apakah namanya ada yang lebih spesifik, misal menjadi unitnya asthenospher pada lapisan grup asthenospher?). Ma'af ya banyak sekali tanya, mumpung ada ahlinya. Kalau lempeng kontiental selalu ditumpangi lapisan oseanik, maka saya lebih suka menyatakan kontinental adalah satu lapis tersendiri. Ini 30 % kulit bumi luasnya, dan menjadi mirip atom, hanya 30 % elektron di kulit terluar, kulit ke 7. Sepertinya ada siklus dua macam-an padat-cair dilapisan bumi: padat (inner core), cair (outer core), padat ( mantle-lithosfer-crust), cair (udara). Barangkali sudah ada yang menyatakan mengapa masing-masing bersifat banyaknya angka 7 karena semua alam dari atom ya ? Tak semua akan 7, tapi sering ditemui angka 7 muncul dialam. Karena saya menduga bahwa bumi terdiri 7 lapis (seperti atom yang berkulit maks 7) maka bila kontinenatal tak diatas lempeng oseanik, kami menyusun menjadi : 1. Inner core 2. outer core 3. inner mantel 4. outer mantel 5. asthenospher 6. lithosfer 7. crust (oseanic+continental). Transision zone saya hindarkan disitu, karena tipis dan hanya pembeda dua lapisan (dan supaya cocok menjadi hanya 7 lapis di bumi). - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] suture
Pak Awang, Sepengetahuan saya data paleomagnetik hanya memberitahukan posisi paleolatitude saja relatif terhadap equator, belum sampai ke paleolongitude. mohon pencerahan. Saya dan kawan-kawan dari jepang pernah membuat rekontruksi paleogeographik atau paleoplate untuk Indonesia Timur (+SW Pacific) dengan bantuan beberapa software diantaranya yang dibuat oleh Scotesse (www.scotese.com), perbedaan yang cukup besar dari rekonstruksi ini dengan rekontruksi yang lain seperti dari Robert Hall, Tim Charlton etc, adalah posisi paleolongitude. Karena memang saya tidak mendapatkan posisi paleolongitude dari data data paleomagnetik yang saya kumpulkan untuk membuat rekonstruksi tsb. Salam Ade Rekonstruksi pergerakan benua (baca : terrane) disusun dari banyak data paleomagnetik yang akan memberitahukan posisi paleolatitude dan paleolongitude terrane tersebut di masa lampau (data paleomagnetik selalu dilengkapi dengan data umur absolut radiometrik). Data paleomagnetik tambah data umur absolut memberitahu posisi terrane dari waktu ke waktu, maka arah gerak terrane tersebut bisa disusun. Dari sekumpulan data ini disusunlah rekonstrusi pemisahan dan penggabungan terrane. Dengan kata lain, data paleomagnetik adalah data utama. web site design software - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia
Yah..terpakso ikut bicara, merasa tersindirseeh. Sebenarnya kasus pembelotan doktor lulusan LN bukan berita baru, sudah dimulai sejak jaman Habiebie dan Ginanjar. Cuma sejak krismon, jumlah mereka yang membelot, yang enggak pulang2 atau diculik (apapun istilahnya) bertambah banyak dan lebih terbuka. Hampir sebagian besar mereka bekerja di Instansi pemerintah (termasuk BUMN), di beberapa Instansi memang resmi mengijinkan (si doktor ini mengajukan ijin resmi), tetapi banyak juga Instansi yang tidak mengijinkan. Untuk kasus terakhir, banyak yang membelot, dan tidak jelas statusnya (bekerja di LN tapi status PNS-nya tidak hilang). Buat Instansi pemerintah sendiri adalah sebuah dilemma yang berkepanjangan, kalaupun mereka dikeluarkan (trus ada penggantian biaya pendidikan sekalipun), buat Instansi pemerintah adalah suatu kerugian besar, sebuah aset SDM yang tinggi. Tetapi disuruh tinggal di DN dengan gaji yang tidak layak, sungguh tidak manusiawi...he..he..he..he... Kuncinya seeh, mereka doktor yang kembali ke DN..harus KREATIF, terus berusaha meningkatkan pengetahuannya dan terbuka untuk mengerjakan apapun yang tersedia di DN. Banyak kawan-kawan saya yang menampik bekerja di LN, padahal gaji tinggi dengan standard bule!, tetapi mereka akhirnya bisa sukses di DN, tetapi memang melaui masa transisi yang sulithe..he..he... Saya akui mungkin driver-nya pertama kali karena gaji yang tinggi, tapi kemudian gaji tsb menjadi tidak ada artinya, karena kesempatan dan penghargaan yang diberikan oleh Institusi LN kepada mereka, menjadikan penggereak utamanya.persis apa yang dikatakan netter sebelumnya Equal opportunity. Salam Ade Kadarusman -yang sedang bimbang menolak atau menerima tawaran kontrak bekerja 3 tahun di salah satu Institute terkenal di salah satu negara Asia Timur-sementara peraturan PNS tidak membolehkan. gaji PNS 1,1 juta/bulan di Bandung atau 30 juta/bulan di LN plus intensif yang lain, pilihan yang sulit kan ? Loh ini kan bukan berita baru. sejak dulu juga banyak. kalau tidak salah ada Doktor Geology yang akhir nya balik lagi ke sini dan aktif di milis ini. saya pikir ini adalah career development yang bagus, apalagi kalau balik ke Indonesia setelah beberapa saat di sana. good luck untuk yang mau bekerja di luar negeri. harap tetap aktif di milis ini untuk berdiskusi walaupun jauh di negeri orang. fbs - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: Re: [iagi-net-l] Eksplorasi Planet Mars - Peranan Ahli Geologi
Pak Awang dan rekan yang lain, Saya sendiri sudah agak lupa detailnya kenapa aktivitas dinamis suatu terestrial planet berhenti, karena proses ini menyangkut waktu yang lama bisa ratusan juta tahun, bukan suatu proses yang simpel seperti ketika sebuah meteor berdiameter 12 km menghantam Bumi pada 65 Juta tahun yang lalu, yang mengakibatkan punahnya 90% spesies di Bumi. Sebenarnya bukan hanya kondisi mantle yang menyebabkan suatu aktivitas dinamika suatu planet berhenti, tetapi lebih disebabkan berhentinya suatu aktivitas tektonik akibat faktor-faktor eksternal, seperti perbandingan dan komposisi crust dll. Silahkan baca saja artikel menarik dibawah ini dari Prof. Baker yang menjelaskan suatu teori kenapa Mars menjadi berubah yang secara tektonik dinamis menjadi a cooled Mars. http://www.geo.titech.ac.jp/superplume/ABSTRACT/526_BAKE.PDF Kalau memang ada tertarik lebih jauh, saya punya sebuah buku menarik setebal 1000 halaman, cocok dibaca kalau ada waktu luang, kalau mau mengkopinya silahkan saja datang ke Bandung. Atau bisa pesan sendiri lewat Amazon.com Judul: Mantle Convection in the Earth and Planets, Authors: G. Schubert, J.L. Turcotte, P. Olson, Cambridge Univ. Press, 2001. Atau yang mau tertarik mempelajari lebih dalam tentang Plume Tectonics, ada sebuah buku yang menarik dikarang oleh Prof. Kent. C. Condie, terbitan Cambridge Univ. Press, 2001 berjudul Mantle Plumes and Their record in Earth History, Saya sendiri pernah ngobrol-ngobrol dgn Prof. Condie di Tokyo beberapa tahun lalu, beliau ini salah seorang yang terlibat aktif dalam perumusan teori awal tektonik lempeng pada awal tahun 70-an, sekaliber John Dewey dll Udah yah, mau bikin abstrak buat PIT HAGI-IAGI salam Ade Kadarusman Kondisi mantel seperti apa kira2 yang bisa membuat aktivitas dinamika tiba2 berhenti. Misalnya convection current di mantle berhenti (?). Saya sulit membayangkannya sebab semua di alam semesta, paling tidak bintang, aktif, sampai mati berubah jadi red giant atau white dwarft. Apa begitu semua kelakuan terrestrial planet. Soalnya convection current kan bukan barang habis pakai tapi circling. Apa panas Mars habis sehingga sirkulasi mantel berhenti ? Bisa diekstrapolasi ke Bumi tidak. Dan, teori Expanding Earth dari Carey (1956), apa mungkin menurut plume tectonics. Salam, Awang H. Satyana Eksplorasi BP Migas - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Eksplorasi Planet Mars
Tentu saja, kehidupan yang diharapkan bukan kehidupan seperti yang kita bayangkan di bumi atau di film Sci-Fiction Mars yang kita tahu tidak ada oksigen dan temperatur dibawah minus 40 centrigrade, dan dari gambar-gambar yang diperoleh dari viking atau Mars global surveyer dll sejak puluhan tahun lalu, atau dari Hubble space satellite, yah enggak ada kehidupan yang diharapkan mirip di bumi. (dulu kan pernah heboh ada gambar wajah orang, ternyata kan hanya bentuk dari permukaan dari Mt Olympus). Life form yang diharapkan tentu saja mungkin semacan tanda-tanda awal kehidupan seperti bakteri atau kehidupan mikro organism yang lain, yang bisa diharapkan (masih ?) hidup dengan kondisi seperti diatas tadi selama kurang lebih 4 milyar tahun. Sebagai perbandingkan, fossil tertua (bakteri) yang pernah ditemukan yang dianggap cikal-bakal kehidupan di bumi ditemukan di Isua Greenland dan Pilbara Craton, Australia yang masing-masing berumur 3,8 dan 3,5 milyar yang lalu, fossil ini ditemukan di lingkungan sekitar mid-oceanic ridge. Wassalam Ade Kadarusman yang terpaksa tahu sedikit tentang Mars karena salah masuk jurusan waktu kuliah di Tokyo (Jurusan Ilmu Bumi dan Ilmu Planet) yah.hanya sekedar hobi..enggak ada duitnya. Pak Ade, Kehidupan ? pertanyaan dasar manusia saya ini siapa, dari mana, mau kemana ... trus pertanyaan yg baru -- apakah kita sendirian di alam jagad raya ini ? Kehidupan seperti apa yang dicari ? what kind of life forms ? apakah yang seperti kita bermata dua bertelinga dua dengan dua mata (tapi satu hati ... itu aja sering tertutup ... :) hihihi Klingon kalee :) goyon thok .. Apakah mencari kehidupan yg sudah berevolusi seperti di Bumi mulai dari virus hingga chimpanzee ? atau malah masih berujud ubur-ubur. Biasanya sih manusia banyak yang minder dengan menyatakan adanya kehidupan mahluk cerdas dari jagad luar angkasa . dengan contoh sci-fi ... UFO :( Mungkin yg kedua ini yang lebih menarik Dulu ada juga spekulan science yg menyebutkan kehidupan di bumi berasal dari Planet Mars (life from mars). Secara scientific sangat memungkinkan juga seandainya ada sebuah meteor membawa seekor virus atau bakteri yang jatuh ke bumi. Pasti banyak yg membayangkan bahwa meteor ini akan suangat panas, tetapi penelitian lain membuktikan bahwa didalam sebuah batu meteor yg menghunjam ke bumi justru akan sangat dingin bahkan beku! yang menyediakan ruang yg cukup utk bakteri berpuasaselama perjalanannya. Pak Ade Critain doonk ... emangnya ada berita apa lagi sampai tigabulan kemaren ...? lah saya malah ngga mengikuti lagi sejak kendaraan 4 wheel drive, Sojourner, dinyatakan pensiun ngga bekerja lagi - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Bigger Fake than Moon Expedition?RE: [iagi-net-l] Eksplorasi Planet Mars
Pak Awang, memang betul yang diributkan fake adalah pendaratan manusia pertama tgl 20 Juli 1969 lewat Apolo 11 dan program Apollo berikutnya sampai tahun 1972. Di dalam buku/program TV did we land on the moon?, memang mengupas habis-habisan bukti-bukti pendaratan di bulan seperti Foto-foto astronot di bulan, jejak kaki Neil Amstrong, kendaraan mereka di bulan, rekaman TV pada saat Neil Amstrong berjalan di bulan dll. Mereka klaim sebenarnya Neil Amstrong dkk tidak mendarat di bulan (gagal akibat kecelakaan ?), kemudian NASA membuat pendaratan di bulan di studio (katanya di fasilitas militer US di gurun Nevada) untuk menutupi kegagalan tsb, tuduhan fake tsb berdasarkan analisa mereka terhadap foto, rekaman TV dll. Kontroversi tsb memang cukup heboh dua tahun lalu, tetapi sekarang kelihatannya sudah mulai dilupakan orang. salam Ade Kadarusman Ya, kok fake ? Konfirmasi dulu, yang dimaksud pendaratan 1970 di bulan ? Yang terkenal adalah 20 Juli 1969 saat manusia pertama kali mendaratkan kakinya di bulan lewat Apollo 11, sepasang kaki Neil Armstrong. Memang habis Neil Armstrong dan Edwin Aldrin itu ada sekitar lima orang lagi yang mendaratkan kakinya di bulan dalam program Apollo antara 1969-1972. Kalau dianggap fake mungkin benar yang dibilang Pak Ade, yaitu bagian dari anti US (sentimen US). Masa kejadian besar seperti itu yang ditonton jutaan umat manusia saat itu bisa fake. Bapak/Ibu atau senior kita mungkin ada yang nonton pas 20 Juli 1969 itu. Memang ga usah ditutupi bahwa Uni Soviet dan Amerika berlomba dari tahun 1950-an untuk program angkasa luarnya. Susul-susulan. Ada Apollo ada Soyuz, ada Salyut ada Skylab, dll. Tapi sekarang sudah tidak lagi, dari dua pihak juga sudah berdamai, sebenarnya sudah sejak 1972 saat ada tes bareng docking antara Apollo dan Soyuz. Stasion luar angkasa Rusia pun sudah bernama MIR (=peace). Dan Bill Clinton tahun 1993 pernah mencanangkan stasion luar angkasa gabungan yang dibiayai bersama US, China, Jepang, Kanada, Rusia, European Space Agency. Termasuk juga mereka tergabung dalam eksplorasi SETI (Search of Extra Terrestrial Intelligence) - suatu pencarian tak kenal lelah walau hanya melototi sinyal-sinyal redup dari radio astronomy, tapi tokh ada yang sangat serius mengusahakannya. - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Penrose Conference IV : Beyond the Plume Hypothesis (?)
Pak Awang, Sebenarnya enggak ada yang salah dari plume tectonics, sebagai teori yang baru memang perlu dibuktikan kebenarannya dan harus selalu diperdebatkan dalam forum-forum ilmiah resmi (seminar, konferensi dll), dan diterbitkan dalam jurnal-jurnal international, sampai akhirnya dapat diterima orang semua orang. (perdebatan di internet kelihatannya kurang memenuhi standar ilmiah, itu menurut saya lho!). Seperti halnya ketika teori tektonik lempeng mulai dikenalkan awal tahun 60-an, pada saat itu sangat tajam perdebatan pro dan kontra hipotesa tektonik lempeng, dan akhirnya setelah 20 tahun kemudian hampir dikatakan 95 % (hanya perkiraan kasar) geoscientist di seluruh dunia menerima teori tsb. Seperti halnya teori plume tectonics, saat ini masih dalam masa perdebatan dalam pembuktian teori tsb, mungkin perlu waktu 10-20 tahun lagi teori ini dapat diterima oleh semua orang. Dibandingkan dgn teori tektonik lempeng yang bukti-buktinya dapat diamati di permukaan bumi, lha kalau teori plume tectonics memerlukan bukti yang akurat harus melihat di bawah permukaan sampai kedalaman 2900 km (harus jadi Antareja/Antarejo kali!! nyelem ke dasar bumi, tokoh pewayangan, seperti film Sci-Fi The Core), saat ini kita hanya mengandalkan data-data seismik dan eksperiment petrologi dan segala interpretasinya untuk membuktikannya. Jadi mungkin pendukung teori plume tectonic menggelar suatu workshop international di Tokyo tahun lalu, dan hasilnya dipublikasikan di specia;l Issue jurnal Physics and Chemistry Earth Interior 2003 (elsevier), sedangkan yang kontra atau netral menggelar konfenrensi di Islandia seperti Pak Awang sebutkan didukung oleh Geol. Soc. America. Prof Don Anderson (pengarang buku-buku klasik tentang Earth Sciences, 1970-1980an) sebenarnya pendukung teori ini, cuma beliau selalu mengingatkan jangan tergesa-gesa dengan suatu kesimpulan yang mengarah ke teori global mantle plume. Itu aja dulu Salam Ade Kadarusman Puslit Geoteknologi-LIPI Bandung Ada apa yang salah dengan plume tectonics sehingga 25-29 Agustus 2003 nanti di Hveragerdi, Eslandia diadakan Penrose Conference ke-4 yang isinya lebih kurang akan menggugat teori plume. Saya lihat convenors-nya ga ada yang dari Jepang, tapi dari University of Durham, UK (Gill Foulger), University of Miami (Jim Natland) dan California Institute of Technology (Don Anderson). Kemarin ini di Forum EAGE (European Association of Geoscientists and Engineers), Stavanger, Norway saya dapat majalah Geoscientist edisi Mei 2003 dari Booth The Geological Society of London. Sebuah artikel tulisan Gill Foulger berjudul Plumes, Plates, and Popper telah menyulut perdebatan antara pro dan kon plume hypothesis. Isinya menyimpulkan bahwa tidak ada plume di mantel. Perdebatan bisa dibuka di www.mantleplumes.org Penrose Conference Agustus itu akan membahas bahwa plume upwelling from great depth tidak punya bukti. Alternatifnya adalah : propagating cracks and melting anomalies, upper mantle heterogeneity, local convection, recycling of subducted slabs in the upper mantle, dan Rayleigh-Taylor instabilities. Eslandia akan dipakai sebagai studi kasus yang menyatakan bahwa gejala volkanisma hotspot-nya tidak berhubungan dengan mantle plume dari tempat dalam tetapi berhubungan dengan proses plate tectonics di tempat dangkal. - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
[iagi-net-l] Eksplorasi Planet Mars
Dear All, Lihat berita di TV tadi malam, katanya NASA meluncurkan lagi wahana luar angkasanya untuk mendaratkan kembali robot eksplorasi di permukaan planet Mars. Apa betul ? Konon katanya kali ini robot atau kendaraan pendarat di Mars lebih canggih dibandingkan generasi sebelumnya yang sukses mendarat di Mars beberapa tahun lalu. Setelah kembali ke Bandung tigabulan lalu, saya kehilangan berita-berita aktual terbaru tentang ekplorasi planet Mars, ada yang bisa menambahkan ?. Adakah kehidupan di Planet Mars ?, itulah pertanyaan yang berabad-abad lalu diajukan umat manusia di bumi, mungkinkah kali ini akan terjawab oleh ekspedisi NASA saat ini ? Kehadiran air (dalam bentuk es) yang berada dibawah permukaan Mars sudah diketahui sejak 30-40 tahun lalu, tapi adanya kehidupan masih jadi misteri !. Menurut teori yang ada sekarang, Mars sudah membeku sejak 4,1-4,0 milyar tahun yang lalu, yang ditandainya matinya aktivitas tektonik lempeng Mars (termasuk matinya aktivitas magmatisme dll, mungkin juga matinya aktivitas kehidupan ?). Yang akhirnya sekarang hanya mensisakan suatu bentuk one-plate planet atau yang dikenal sebagai martian crust. wassalam Ade Kadarusman - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Bigger Fake than Moon Expedition?RE: [iagi-net-l] Eksplorasi Planet Mars
He..he..tulisan Pak Kuntandi ternyata sangat pesimis, Saya sendiri pernah membaca sekilas buku atau novel yang berjudul did we land on the moon? dipinjami temen, yang dikarang oleh seorang wartawan (bukan seorang planetologist atau ahli ruang angkasa, lupa namanya) akhirnya menyulut kontroversi pada saat itu, yang disusul oleh berbagai tulisan di koran-koran ternama di US dan di internet, dan dijadikan suatu acara khusus salah satu station TV di US. Padahal kontroversi tsb sudah ada sejak lama, kalau enggak salah seorang wartawan dari belanda pernah membuat sebuah tulisan pada tahun 1973/74 yang meragukan NASA mendaratkan Apollo-nya di bulan. Saya sendiri pernah melihat acara TV tsb yang disiarkan oleh TV Jepang (pada saat saya masih tinggal di Tokyo) yang berdasarkan novel atau acara TV did we land on the moon ?, dan dicoba dianalisa kebenaran tsb oleh berbagai ilmuwan dari berbagai keahlian, seperti Pak Kuntadi lihat. he..he..he... Karena gencarnya isu kontroversi tsb, sedangkan NASA tetap diam tidak mengkomentari atau membantah isu tsb, beberapa ilmuwan dan wartawan yang concern thd kontroversi tsb, membuat tulisan yang mengcounter-attact tulisan miring thd NASA mengenai pendaratan palsu di bulan, dan muncul dalam tulisan dibeberapa koran di US. saya sendiri membaca tulisan tsb di Japan Times, yang menjelaskan ada beberapa hal yang tidak terbantahkan dari bukti dari pendaratan di bulan, sedangkan kita hanya terfokus pada bukti-bukti yang meragukan yang sangat konyol dibuat oleh NASA. Memang orang lebih menyukai sesuatu yang kontroversial...dan sentimen anti AS sangat tinggi pada saat itu. Terlepas benar tidaknya pendaratan Apollo di bulan tahun 1970 yang pada saat itu hanya AS (selain Rusia) yang menguasai teknologi ruang angkasa, pendaratan wahana di Mars akan banyak di pantau oleh negera-negera lain, yang teknologinya sudah tersebar mereta di beberapa negara maju, termasuk Jepang (satelit dll) bahkan seorang amateur-pun dengan teloskopnya bisa melihat pendaratan wahana tsb di permukaan planet Mars. salam Ade Kadarusman Apakah ini kebohongan besar lain lagi setelah fake moon expedition nya Neil Armstrong? Kalau NASA tahun 70 an sudah mengklaim dirinya bisa mendaratkan apollo di bulan, lalu kenapa hingga sekarang belum pernah ada lagi pendaratan di bulan yang dikemas untuk pariwisata? saya hanya terkesima melihat foto2 yang dikomentari oleh ilmuwan Jepang bbrp waktu lalu. - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
[iagi-net-l] untuk administrator IAGI milist
Mas atau Mbak administrator IAGI milist, Mohon keanggotaan IAGI milist dengan e-mail: [EMAIL PROTECTED], dicabut untuk seterusnya sehubungan dgn tugas saya di Tokyo akan selesai mulai minggu depan. Salam Ade Kadarusman Puslit Geoteknologi-LIPI Bandung
Re: [iagi-net-l] JOINT CONVENTION JAKARTA 2003, IAGI AND HAGI
Dear All, Sangat menarik Joint Convention anatar HAGI dan IAGI, sebenarnya kalau menyangkut ilmu kebumian secara keseluruhan tidak seharusnya terdapat perbedaan antara geologi dan geofisika atau geokimia. Duduk dalam satu meja untuk membicarakan permasalahan dalam ilmu kebumian dengan berbagai pendekatan. Kalau ada first circular Joint Convention Jakarta 2003 (JCJ - 2003) dalam bentuk pdf file, mohon dikirimkan lewat japri. Terimaksih atas perhatiannya Salam Ade Kadarusman Earth and Planetary Sciences Dept. Tokyo Institute of Technology http://www.geo.titech.ac.jp/maruyamalab/maruyamalab/f_maruyamalab.e.html Kepada Yth. Bpb/Ibu/Sdr/i Seluruh Anggota HAGI (+IAGI, red). Ass. Wr. Wb. Dalam rangka Joint Convention antara HAGI dan IAGI, terlampir kami sampaikan first circular Joint Convention Jakarta 2003 (JCJ - 2003). Sebagai informasi kegiatan pertemuan ilmiah tahunan ini insya Allah akan dilaksanakan secara bersama-sama antara HAGI dan IAGI, bertempat di Hotel Mulia Jakarta, dari tanggal 15-17 Desember 2003, sedangkan kegiatan pra-convention dilaksanakan pada tanggal 8-15 Desember 2003. Kepantiaan/organizing committee JCJ - 2003 sudah terbentuk dan terdiri atas elemen HAGI dan IAGI yang ada di KOMWIL JAKARTA, dengan Chairperson Bp. Agus Guntoro (IAGI/USAKTI) dan Co-Chairperson Bp. Abdul Mutalib Masdar (HAGI/JOB Pertamina Petrochina East Java) serta Bp. Ezhar Manaf (HAGI/BP Indonesia), sedangkan untuk anggota kepanitiaan yang lain diambil dari berbagai elemen masyarakat/profesional geosains yang ada di jakarta baik yang berasal dari dunia perminyakan, mineral/pertambangan, institusi pendidikan, institusi penelitian, dan lain sebagainya. Topik yang diambil untuk JCJ 2003 ini adalah From The Earth Sciences To Prosperity, Sustainability and Integrity of Indonesia . Untuk informasi atau program selengkapnya dapat dilihat pada First Circular yang kami lampirkan. Hardcopy First Circular untuk seluruh anggota HAGI akan kami kirimkan paling lambat awal maret 2003. Juga terlampir kami informasikan list of member organizing committe JCJ-2003 yang sudah terbentuk.Terimakasih atas perhatiannya. Apabila Bapak/Ibu/Sdr/i punya masukan/saran untuk acara JCJ-2003 ini dapat disampaikan langsung di forum mailing list ini atau dapat disampaikan langsung ke : [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] Wassalam Abdul Mutalib Masdar Organizing Committe JCJ 2003 - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Research Fellow in Seismic Interpretation, UBD
Dear All, Maaf jadi ikut nimbrung, jadi ingin berbagi pengalaman tentang program post-doc. Memang benar program post-doc biasanya digunakan sebagai batu loncatan oleh para PhD yang baru lulus untuk memperpanjang jam terbang penelitian dan memperbanyak jumlah publikasi Internasionalnya, sebelum mereka mendapatkan posisi tetap (permanent job/tenure track) di Univ/Inst. di LN sebagai Asisten/Associate Prof.. Tapi jalur ini tidak berlaku di Tanah Air yang biasanya mereka langsung menjadi dosen ketika lulus S1, dan selanjutnya dikirim ke LN untuk mendapatkan PhD. Di tempat kami saat ini ada 7 post doctoral Research Fellows dari luar Jepang (US, French, UK, Turki, Rusia, China, Indonesia), dan sekitar 5 orang lagi berasal dari Jepang sendiri. Program post-doc tidak selalu harus mengerjakan proyek penelitian yang diminta oleh supervisor-nya (dept. yang mempekerjakan mereka), tetapi ada beberapa Inst./Univ yang memberi kebebasan buat mereka untuk melakukan penelitian yang mereka suka. Kalau bicara masalah gaji, sangat bervariasi, kalau di Amerika rata-rata sekitar US$30.000-50.000 pertahun, tergantung univ-nya, kalau di Univ. of Tennesse mungkin sekitar US$2500/bulan, tetapi kalau univ. kaya seperti Carnagie Inst. of Washington DC dapat sekitar US$4500/bulan. Australia relatif sama dengan di Amerika. Kalau di Europa gaji relatif sangat kecil, pernah suatu Univ. di Francis membuka lowongan post doc untuk PhD yang baru lulus menawarkan gaji hanya 1800 euro/tahun. Padahal rata-rata di Europa sekitar 2000-2500 Euro/bulan. Bagaimana dengan Jepang ?, he..he..he.. , tebak saja sendiri enggak jauh kok dengan di Amerika. Ada sebuah buku panduan menarik sangat berguna untuk para PhD yang mau cari kerja sebagai scientist di univ/inst. di LN (terutama di Amerika ), Judul buku : Put Your Science to Work: The Take-Charge Career Guide for SCIENTIST by Peter S. Fiske, PhD, terbitan American Geophysical Union (AGU), Washington DC. tahun 2001. Salam Ade Kadarusman Post Doctoral Research Fellow Earth and Planetary Sciences Dept. Tokyo Institute of Technology Tokyo Japan from May Puslitbang Geoteknologi-LIPI Jl. Cisitu Bandung Mas Rovicky, Menurut pendapatku, proyek ini seperti proyek Postdoctoral Research, berguna bagi orang-orang yang ingin menambah bobot CV ketika baru lulus dari PhD. Postdoctoral research ini akan ditanyakan jika kita melamar jadi pengajar di institusi pendidikan. Jadi duit disini bisa jadi alasan kedua, sedangkan alasan pertama adalah untuk mendapatkan proyek penelitian pertama baginya setelah lulus program doktor. Pendapat ini tentu bisa saja keliru, bapak-ibu dosen kita yang ada di milis ini mungkin punya pendapat sendiri. - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -