Re: [iagi-net] diskusi teknis di iagi-net was Re: Petrophysics di IAGI

2013-08-24 Terurut Topik ade kadarusman
Sy sependapat biarlah milist IAGI-net mendiskusikan berbagai topik geologi, tdk 
perlu dibatasi hanya perlu di ksh note di subjectnya, yg perlu dihindari adalah 
candaan atau respond one-liner mohon maaf yg tdk berkenan.

sy sendiri ikutan milist IAGI sejak thn 1996 (klu gak salah' dn bbrp kali on 
off krn pergantian alamat email), yg rame pada saat itu kasus bre-x busang 
dan masa reformasi, biarlah diskusi hangat berbagai topik mewarnai IAGI net, 
baik Lusi, tektonik, gunung Padang, BP Migas dll  dan sekarang petrophysic 
sambil berjalannya waktu.

ayoo Pak Awang kita ramaikan lagi tulisan2nya

Salam
Ade Kadarusman
anggota IAGI #1658

Sent from my iPad

On 25 Agt 2013, at 09:44, F. Hasan Sidi fhs...@gmail.com wrote:

 Mungkin salah satu alasan yang mendorong pemikirian pembuatan milis baru 
 adalah makin banyaknya noise di IAGI-net, seperti masalah politik atau 
 canda yang lain yang awalnya karena melibatkan beberapa mantan ketua 
 (senior), anggota lain jadi enggan menegur. Ada juga yang ndablek 
 mengirimkan one-liner email. Dengan demikian main maraklah hal ini 
 ketimbang signal, apalagi setelah anggota macam Pak Awang lebih jarang 
 menulis.
  
 Maaf bila kurang berkenan,
 FHS
 
 2013/8/24 Amir Al Amin amir.al.a...@gmail.com
 setuju Pak Kartiko.
 
 Terima kasih sebelumnya para guru petrophysic yg suka berbagi ilmu disini.
 Saya mohon diteruskan di IAGI saja.
 Judulnya aja, dikasih awalan : Petrophysic, Sedimentology, Batu Mulia, . 
 
 Saya kurang tahu di MGEI apa ada juga milisnya tersendiri, yg membahas hard 
 rock. 
 Padahal kita pengin denger juga, perkembangan ilmu atau bisinis hard rock.
 
 
 
 
 2013/8/24 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com
 Kalau sekarang banyak forum dan millist di luar iagi-net yg berdiskusi 
 teknis lalu apakah millist iagi-net hanya jadi tempat diskusi oot/non gg 
 ya.
 Saya kira lebih baik jangan terlalu banyak membuat millist di luar iagi-net 
 apalagi yg masih related juga dengan migas. Rock physict 
 ,petrophyisct,seismic ,petroleum geology,structure,sedimentology dsb masih 
 erat hubungannya,mengapa harus dibuatkan millist khusus ? Malah nanti akan 
 jadi millist ispg yg tidak ada kemenerusannya atau mungkin juga millist 
 fosi. Mari berdiskusi teknis lagi di millist iagi-net. Jangan ragu untuk 
 memulai diskusi teknis walau yg lebih laku sekarang mungkin memang yang oot.
 
 Salam
 
 Kartiko
 
 On Aug 24, 2013 7:23 PM, Argo Wuryanto argo.wurya...@gmail.com wrote:
 Bapak  Mas2,
 
 Sebelumnya juga sudah ada forum rock physics (semacam 
 penggabungan/jembatan antara petrophysics (logs/core) dan geophysics 
 (seismic )(klo saya tdk salah ;) ).
 
 Nantinya utk forum petrophysics lebih fokus ke logs/ core yah mas? 
 Sekalian nanya,kalo boleh dishare ttg analisis di lab utk menentukan sifat 
 fisik (CCAL/SCAL, dll), bagaimana step kalibrasi core vs. Logs.
 
 Utk neural network penentuan facies batuan dari logs (calibrated by 
 core/outcrop) yg sedang in ;), boleh dishare juga dongs...
 
 Salam,
 Argo W - 3711
 Bukan petrophysics :)
 
 
 
 Joint Convention Medan 2013 (JCM 2013)
 The 38th HAGI and 42nd IAGI Annual Convention  Exhibition
 Register Now! http://www.jcm2013.com/registration/
 
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
 
 Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 
 Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
 Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
 
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
 In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
 limited
 to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
 from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the 
 use of 
 any information posted on IAGI mailing list.
 
 
 =



Joint Convention Medan 2013 (JCM 2013)

The 38th HAGI and 42nd IAGI Annual Convention  Exhibition

Register Now! http://www.jcm2013.com/registration/



Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact



Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:

Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta

No. Rek: 123 0085005314

Atas

Bls: [iagi-net-l] FW: [igcp475-all] Call for Postdoc Projects Open

2012-07-24 Terurut Topik Ade Kadarusman
Hai Herman,

Menarik sebenarnya posisi tersebut, tapi tidak banyak geoscientist kita yang 
mau berkiprah dalam dunia akademis di LN sebagai post doctoral atau karier 
tenure tract seperti Assisten prof sampai Associate prof bahkan full prof.
Kebanyakan anggota IAGI banyak bertebaran di LN sebagai proffesional bekerja di 
bidang Migas dan Mineral+batubara, maklum gaji dan fasilitas di industri lebih 
menjanjikan.


Saya punya pengalaman postdoctoral selama total empat tahun selama kurun 
2001-2006 di empat negara, sebelum akhirnya menyerah bergabung dengan industri 
sampai sekarang.

Dalam satu pertemuan para Ilmuwan Indonesia di Belanda thn 2005(?), ada sekitar 
200 brain drain Indonesia (hampir 98% PhD) yang terdaftar bekerja di dunia 
akademis/lembaga riset swasta/negri di Europa, dan hanya 2 orang saja saat itu 
dibidang Earth Sciences termasuk sy sendiri. Kebanyakan brain drain Indonesia 
bekerja di bidang Teknologi dan farmasi/kedokteran.

Mudah2an ke depan banyak anggota IAGI banyak mau berkiprah di bidang akademis 
di LN.

Salam
Ade Kadarusman
Pulogadung





 Dari: herman.dar...@shell.com herman.dar...@shell.com
Kepada: iagi-net@iagi.or.id 
Dikirim: Selasa, 24 Juli 2012 20:12
Judul: [iagi-net-l] FW: [igcp475-all] Call for Postdoc Projects Open
 
Siapa tau ada yang tertarik.
Salam,

Herman

-Original Message-
From: SAITO Yoshiki [mailto:yoshiki.sa...@aist.go.jp] 
Sent: Tuesday, July 24, 2012 2:52 PM
To: igcp475-...@m.aist.go.jp
Subject: [igcp475-all] Call for Postdoc Projects Open

Call for Postdoc Projects Open

Contact
“The Future Ocean”
Christian-Albrechts-Universit zu Kiel (CAU)
www.futureocean.org | postdoc-2...@futureocean.org

The Cluster of Excellence The Future Ocean is one of the core projects of Kiel 
Marine Sciences. Our mission is to use the results of multidisciplinary
scientific research on the past and present ocean to predict the future of the 
Earth’s marine environment and to develop and
assess scientifically-based global and regional ocean governance options, 
including their legal, economic and ethical aspects.
We call for proposals on interdisciplinary research projects related to the 
research topics of The Future Ocean
by September 1, 2012 latest.

R1 Our Common Future Ocean
How can ocean sustainability be conceptualized to guide responsible 
decision-making?
R2 Ocean Governance
How can environmental law be implemented in the open sea and in exclusive 
economic zones?
R3 Ocean Resources
How can ocean resources be exploited balancing ocean use and ocean protection?
R4 Ocean Innovations
How can ocean substances support technological innovations in materials and 
life sciences?
R5 Ocean Sinks
What is the role of marine carbon sequestration techniques to mitigate climate 
change?
R6 Dangerous Ocean
How can we cope with ocean hazards and prepare for ocean change?
R7 Ocean Interfaces
How do micro-scale processes at ocean interfaces affect fluxes of climate 
relevant substances?
R8 Evolving Ocean
How might rapid evolutionary change of species affect marine ecosystems?
R9 Ocean Controls
How does the ocean influence climate at transitions points to climate warming?
R10 Ocean Observations
How can autonomous ocean observing systems be optimized?
R11 Predicted Ocean
How can ocean predictions be improved also on regional scales?

We offer: Postdoc Project funding in two lines
Line A – Medium-term postdoc projects:
Max. 3 years project duration (2 years + 1 year after successful evaluation).
Postdocs with max. 6 years postdoc experience are eligible to propose a project.
Line B – Long-term postdoc projects:
Max. 5 years project duration (3 years + 2 years after successful evaluation)
Postdocs with a minimum of 2 years postdoc experience are eligible to propose a 
project.

We seek: Your proposal
If you strive to improve our understanding of the ocean based on innovative 
research we want to hear about your exciting postdoc proposal and hope that you 
will explore the Future Ocean with us! Please check our website
www.futureocean.org/postdoc-2012
for details.
Proposal Deadline: 1.9.2012
Start of Funding: 1.11.2012 until 1.5.2013

For further information
please see: www.futureocean.org/postdoc-2012

Bls: [iagi-net-l] [Fwd: MEDICAL GEOLOGY]

2012-02-24 Terurut Topik Ade Kadarusman
Ternyata medical geology cukup menarik,
 
tadi pagi hadir dalam International symposium of Misasa IV di Tottori 
Jepang Solar Sytem Exploration and New Geosciences - perspective for Next 
Decade;,
baru mendapat pencerahan invited lecture yg menarik dari Prof Emiritus W.G 
Ernst dari Stanford University USA dn bbrp yg lain.
membahas penyakit yg diakibatkan oleh masuknya asbestos, arsenic, fluorine,  
mercury, lead, toxic materials dll  ke tubuh manuasia yg dianggap carsinogen 
ternyata bisa man made dan juga natural occuring,
sekaligus pengetahuan geology kita bisa memberikan kontribusi ke medical dokter 
utk meramu pengobatan/cure. he. e..ladang baru ahli geologi.
 
Prof. Gary Ernst adalah seorang hardrock geologist, tapi ternyata jago juga  
dalam medical geology, terakhir sy  ketemu dgn beliau  thn 2005 di Stanford 
University, 
diskusi yg menarik dgn beliau hampir satu jam bahwa pengetahuan geologi bisa 
masuk kemana saja dan memberikan kontribusi kemanusian dalam aspek apapun.
termasuk sekarang yg rame dibicarakan  ke arah arkeologi di tanah air kita.
 
Salam
Ade Kadarusman
 
 


 Dari: prasiddha Hestu Narendra prasiddha...@gmail.com
Kepada: iagi-net@iagi.or.id 
Dikirim: Selasa, 17 Januari 2012 18:15
Judul: Re: [iagi-net-l] [Fwd: MEDICAL GEOLOGY]
  
dalam salah satu iklan salon spa disebutkan...terapi lumpur di Centre de Beaute 
yang menggunakan 
lumpur impor dari Prancis dengan metode spa tarifnya sekitar Rp 475 ribu...
Indonesia punya banyak potensi tanah liat dan lumpur, jika ada yg serius 
meneliti, bisa jadi ladang bisnis baru
menggusur lumpur laut mati yg juga banyak diimpor oleh salon2 
kecantikan..
sepertinya ilmu geospa ini juga menarik
 
2012/1/17 o - musakti o_musa...@yahoo.com.au
Lha justru itu mas, untuk menguji hypothesa tersebut bisa kita tempatkan orang 
jawa, orang bule dan kalau perlu orang China dan Indian untuk tinggal disana 
selama beberapa waktu. Kalau kulitnya berubah jadi bling-bling kinclong bisa 
kita simpulkan bahwa lingkungan (geology ?) lah penyebabnya.Cara lain, kita 
ajak keluarga dari pedalaman Papua itu pindah ke Solo. Setelah beberapa tahun 
atau generasi, lihat apakah kulitnya jadi memudar P tidak   
 


 From:  prasiddha Hestu Narendra prasiddha...@gmail.com; 

To:  iagi-net@iagi.or.id;  Subject:  Re: [iagi-net-l] [Fwd: MEDICAL GEOLOGY] 
 Sent:  Tue, Jan 17, 2012 8:34:38 AM 

 
Mas Sakti,
yg dimaksud mas GusHend kalo ndak salah tangkap adalah adanya efek yang 
mengkilap dari rambut dan kulit. Bukan masalah warna kulit. Jadi kontaminasi 
mineral yg ada di tanah terhadap kulit. Sapa tau benar tanah di Papua bisa 
dipakai utk spa untuk mengkilapkan kulit..clingg
lain halnya ketika kita sedang dilapangan dimana air mandinya payau, kulit 
kita jadi kering, kalo orang jawa bilang jadi busik.
kalo ini masuk dalam ranah ilmu geospa..


2012/1/17 o - musakti o_musa...@yahoo.com.au
Mas Agus,Orang bule yang moyangnya sudah 2 abad lebih tinggal di australia koq 
kulitnya tetap putih dan matanya tetap biru ya ? Koq rambutnya gak berubah 
jadi ikal dan kulitnya coklat-hitam kemerah- merahan seperti orang aborigine 
yang tinggal didaerah yang sama ? Wong jowo yang tinggal di pedalaman Papua, 
asal kawin sesama wong jowo juga, saya yakin keturunannya bakal berkulit sawo 
matang dan berambut lurus.Jangan-jangan itu semua pengaruh genetis dan 
bukannya geologis (at least dalam rentang waktu beberapa generasi ) tak 
iya?   


 From:  Agus agushendra...@yahoo.com; 
To:   iagi-net@iagi.or.id; 
Subject:  Re: [iagi-net-l] [Fwd: MEDICAL GEOLOGY] 
Sent:  Mon, Jan 16, 2012 1:19:21 PM 

 
Pak Edy, Pak Hadiyanto, dkk.

Dengan hormat, 

Mohon maaf sebelumnya, kalau orang yg lahir asli di papua pedalamam, nampak 
bahwa kulit hitamnya itu, juga rambutnya sesungguhnya kilap kulitnya adalah 
warna logam, juga kilap pd rambutnya. Apakah ini terkait dg konsumsi pada 
semua tanaman pangan yg secara pedogenesis atau menyerap unsur organik dari 
tanah hasil pelapukan batuan yg banyak membawa unsur logam dasar.? Unsur 
an.organik dlm batuan, dlm tanah yg diatasnya tumbuh tanaman pangan utk 
manusia atau hewan ternak, bisa menjadi unsur organik dlm darah?? Pikiran ini 
pernah sy lontarkan di kelas petrologi bagi mhsws geologi ugm. Juga kepada 
almarhum Prof. Rubini ketika sy mengikuti beliau utk riset groundwater 
arsenic di teluk Buyat th.2003. Sy tanya hal tsb, sambil menuntun beliau 
jalan setapak ditepian sungai Buyat bagian hulu sampai pd singkapan creek 
kecil
 dan mata.air yg keluar dari retakan batuan teralterasi dg kandungan mineral 
arsenopirit. Singkapan tsb didlm kawasan lindung, yg stream.nya
jauh di atas outlet dari wastedump.nya Newmont Minahasa Raya. Akhirnya beliau 
mendiskusikan hubungan antara petrologi, geokimia, mineralogi terkait dg 
groundwater contaminant dan kesehatan lingkungan. Lho lho...luas sekali

Bls: [iagi-net-l] FOSI BS#23: Banda-Seram

2012-01-12 Terurut Topik Ade Kadarusman
Herman,
Kebetulan lagi break dulu dari dunia Tambang/eksplorasi, Saya tertarik utk 
memasukan artikel dalam FOSI utk special issue Banda-Seram, sy coba summarikan 
paper yg sdh publish oleh group kami (Tokyo Institute of Technology) dan future 
study (SHRIMP Zircon age dating), Jadi judul nya : Non Volcanic Banda Arc : an 
evidence of differences of exhumation stage and doming/uplifting stage in 
orogonic cycle.
 
Salam
Ade Kadarusman
Visiting Geoscientist 
Dept of Earth and Planetary Sciences
Tokyo Institute of Technology
Ookayama 2-12-1 Tokyo Japan
 
Beberapa paper yg sdh publish
 
· Kadarusman, A.,  Maruyama, S., Kaneko, Y., , Ota, T., Akira Ishikawa, 
Sopaheluwakan , J., Omori, S., 2010, World's youngest blueschist belt from Leti 
Island in the non-volcanic Banda outer arc of Eastern Indonesia. Gondwana 
Research 18, 189–204.
· Kaneko, Y., Maruyama, S., Kadarusman, A., Ota, T., Ishikawa, M., 
Tsujimori, T., Ishikawa, A., Okamoto, K., 2007. On-going orogeny in the outer 
arc of Timor-Tanimbar region, eastern Indonesia. Gondwana Research 11,  218–233.
· Ishikawa A., Kaneko Y., Kadarusman, A., Ota, T., 2007, Multiple 
generations of forearc mafic-ultramafic rocks in the Timor-Tanimbar ophiolite, 
eastern Indonesia. Gondwana Research 11, 200-217.
· Kadarusman, A., Kaneko, Y., Ohta, T., Maruyama, S., 2003. The Geology 
and Tectonic of the Banda arc, Eastern Indonesia Proceeding of the The 32nd 
IAGI Indonesian Association of Geologist) and the 28th HAGI Annual Convention 
andExhibition JCJ2003 in Jakarta, December 15-17, pp. 13-23.


--- Pada Kam, 12/1/12, herman.dar...@shell.com herman.dar...@shell.com 
menulis:


Dari: herman.dar...@shell.com herman.dar...@shell.com
Judul: [iagi-net-l] FOSI BS#23: Banda-Seram
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Kamis, 12 Januari, 2012, 7:18 PM







Dear all,
 
January 10 was the deadline for title submission for Berita Sedimentologi #23, 
themed “Banda-Seram”.
Potential titles received by the editors are as follow:
-  Geological Modeling Workflow, an Integrated Approach to Determine 
the Reservoir Quality of a Fractured Limestone Reservoir in Oseil Field, Seram; 
by Arie Krisna Lopulisa, Roy Andrianto and Anggoro S Dradjat (CITIC Seram 
Energy Ltd)
-  Seismic Expression of Geological Features in Banda Sea; by Herman 
Darman and Paul Reemst (Shell International EP).
-  Debates of the Decades on the Origin and Age of the Banda Sea: New 
Synthesis; by Awang H. Satyana, (BPMigas).
-  New insights into the geological evolution of Eastern Indonesia, 
from recent projects by the SE Asia Research Group, by Ian Watkinson et al 
(Royal Holloway.
-  Interplay between submarine depositional processes and recent 
tectonics in the Biak Basin (Papua, Eastern Indonesia) by Claudia Bertoni 
(Repsol)
-  The Sorong Fault Zone Kinematics: Implication for Structural 
Evolution on Salawati Basin, Seram and
Misool, West Papua, Indonesia by Putri Riadini
-  Outcrops fotos from Banda Sea vicinity by Dmitry Telnov
-  Tectonics and Regional Structure of Seram and the Banda arc, Kevin 
Hill (Oil Search)
 
If you are interested to submit another article, please inform the editors.
 
Regards,
 
Herman Darman (Chief Editor)

Bls: [iagi-net-l] Bls: Superplume (Plume Tectonic)

2011-10-18 Terurut Topik Ade Kadarusman
Terimakasih Pak Awang,
 
mengingatkan kembali tentang superplume atau plume tectonics, sekarang Pak 
Awang jauh lebih update dibanding sy,
terakhir sy mempresentasikan tentang plume tectonic/superplume di PIT IAGI di 
Surabaya thn 2001 sebagai keynote speaker yg menggantikan pembimbing sy prof. 
Maruyama.
Padahal dulu sy dicecoki teori ini mulai thn 1995 saat menjadi muridnya prof. 
Maruyama sampai meninggalkan Jepang thn 2003.
 
Update terakhir tentang asal-usul intan Kalimantan sy presentasikan di PIT IAGI 
Lombok tahun lalu dalam special session (invited speker) MGEI Kalimantan 
Resources.
silahkan di cari artikelnya dan powerpointnya.
 
Salam
Ade Kadarusman
yg sedang belajar jadi metalurgist/process engineers,
 

Dari: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Kepada: Aditya Ariewijaya adtarie32...@gmail.com
Cc: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Geo Unpad 
geo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi BPMIGAS 
eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Dikirim: Selasa, 18 Oktober 2011 13:51
Judul: [iagi-net-l] Bls: Superplume (Plume Tectonic)

Aditya,
 
(1) Plume tectonics sebagai mantle plume hypothesis telah dikemukakan pertama 
kalinya oleh Wilson (1963 - A possible origin of the Hawaiian islands: Can. J. 
Phys, 41, 863-870) dan Morgan (1971 - Convection plumes in the lower mantle: 
Nature, 230, 42-43) saat menjelaskan hotspot volcanoes seperti di Hawaii dan 
Iceland. Saat itu, mantle plume didefinisikan sebagai massa ringan (buoyant) 
material mantel yang naik karena keringanannya secara densitas (buoyancy). Saat 
mencapai litosfer, dikenal yang namanya plume heads dengan diameter 500–3000 
km, dan plume tails yang diameternya 100–500 km yang masuk jauh ke mantel atas. 
Pentingnya peranan mantle plume, terutama superplume, dalam evolusi geodinamika 
Bumi, pertama kali diajukan oleh Maruyama (1994 - Plume tectonics: J. Geol.
Soc. Jpn., 100, 24-49) yang menyebutnya sebagai plume tectonics theory. Plume 
tectonics secara komprehensif dibahas dalam buku tulisan Condie (2001 - Mantle 
Plumes and Their Record in Earth History, Camridge University Press, Cambridge, 
306 ps).
 
Plume tectonics akan tetap dalam bentuk hipotesis kalau tidak dapat sokongan 
seismic tomography. Seismic tomography adalah suatu teknik untuk menentikan 
struktur 3-dimensi interior Bumi dengan cara menggabungkan informasi dari 
sejumlah besar gelombang seismik yang melintasi Bumi baik di permukaan maupun 
interiornya yang bersal dari sumber-sumber seismik alamiah maupun buatan. Ada 
global tomography, ada local/regional tomography; dan untuk plume tectonics, 
sumbangan global tomography yang dipelopori oleh Dziewonski (1984 -Mapping the 
lower mantle: determination of lateral heterogeneity in P velocity up to degree 
and order 6: J. Geophys. Res., 89, 5929-5952) besar sekali.
 
Model2 plume tectonics dari berbagai peneliti tentu ada, misalnya: (1) Grand  
et al. (1997 -Global seismic tomography: A snapshot of convection in the Earth: 
GSA Today, 7, 1–7, (2)Anderson (2000 - The thermal state of the upper mantle: 
No role for mantle plumes: Geophys. Res. Lett., 27, 3623–3626), (3) Bijwaard et 
al. (1998- Closing the gap between regional and global travel time tomography. 
J. Geophys. Res., 103, 30055–30078), dan (4) Garnero (2000 - Heterogeneity of 
the lowermost mantle. Annu. Rev. Earth Planet. Sci. 28, 509–537). Hubungan 
dengan teori plate tectonics yang telah berkembang lebih dahulu pun telah ada 
publikasinya, misalnya: Foulger (2003 - Plumes, or plate tectonic processes? 
Astron. Geophys., 43, 6.19–6.23 atau Griffiths  Richards (1989 - The 
adjustment of mantle plumes to changes in plate motion: Geophys. Res. Lett., 16,
437–440.
 
Tentu tidak mudah memperoleh artikel-artikel di jurnal2 yang saya sebutkan di 
atas, tetapi melalui amazone.com kita bisa memperoleh dua buku paling tidak 
yang baik untuk mengetahui lebih jauh soal plume tectonics, yaitu: (1) Condie 
(2001 - Mantle Plumes and Their Record in Earth History, Camridge University 
Press, Cambridge, 306 ps) dan (2) Yuen et al. (eds), 2007 - Superplumes: Beyond 
Plate Tectonics, Springer, Dordrecht, 569 ps.
 
Untuk penerapan plume tectonics di Indonesia, pernah dibahas beberapa kali, 
misalnya: Bijwaard, H., W. Spakman, and E. Engdahl (1998) Closing the gap 
between regional and global travel time tomography. J. Geophys. Res., 103, 
30055–30078; Van derVoo, R.,W. Spakman, and H.
Bijwaard (1999b) Tethyan subducted slabs under India. Earth Planet.
Sci. Lett., 171, 7–20. Prof. Sri Widiyantoro, ITB, salah seorang anggota milis 
yang saya tembuskan ini (Forum HAGI) adalah juga seorang ahli mantle tomography 
dan banyak mempublikasikan mantle tomography bersama koleganya, termasuk untuk 
Indonesia. Silakan Pak Sri menambahkan.
 
(2a) Hotspots tersebar tak teratur tetapi nonrandom di permukaan Bumi. Mereka 
lebih banyak tersebar di dekat divergent plate boundaries (mid-ocean ridges), 
dan biasanya menghilang dari wilayah2 di dekat convergent plate boundaries/ 
subduction zones

[iagi-net-l] Trs: 34IGC Third Circular

2011-10-02 Terurut Topik Ade Kadarusman


Selamat buat Pak  Rovicky,
 
mudah2an pengurus IAGI yang baru bisa membawa Geology Indonesia ke dalam forum2 
internasional yg bersifat keilmuan, bukan hanya dalam bidang terapan migas dan 
mineral+batubara. 
 
Sekedar usul, pengurus IAGI bisa mengirimkan delegasinya ke IGC 34 di Brisbane 
tahun depan, aktif kembali dalam IGC forum, jgn kalah dgn Philipina dan 
Malaysia.
 
Kadang sy sedih kalau melihat banyak geoscientist bukan WN Indonesia bicara 
tentang geology indonesia di forum internasional, bukan oleh geoscientist WN 
Indonesia sendiri.
 
Bravo IAGI !!
 
Salam
Ade Kadarusman
From:International Geological Congress, Brisbane 2012 [mailto:j...@ccm.com.au] 
Sent: Friday, September 30, 2011 9:52 AM
To: Kadarusman, Ade (PTI - SOR)
Subject: 34IGC Third Circular
 
To view this email online Click Here
34IGC Website | Contact us  
34th IGC Third Circular   30 September 2011  
Please find below a hotlink to the THIRD CIRCULAR for the 34th International 
Geological Congress, to be held in Brisbane , Australia 5 - 10 August 2012
34th IGC Third Circular  

The Third Circular represents a major milestone in the organisation of the 34th 
IGC. It includes:
* Early bird registration 
* Updates to the scientific program, including confirmed plenary and 
keynote speakers 
* Detailed information of the field trips 
* A reminder about abstract submission 
* Details of workshops and short courses 
* Accommodation options 
* Accompanying persons program 
* Trade Exhibition opportunities in the GeoExpo
You can register directly by visiting this register now link, or via the 34th 
IGC website. If you have viewed the website previously you may need to refresh 
your browser.
To distribute the Third Circular amongst your colleagues, please use this link: 
Send to a friend
We look forward to welcoming you to the 34th IGC in Australia , 5-10 August, 
2012.  
More...   
    
If you wish to opt out from future messages please click the Unsubscribe link 
below.

This email was sent to ade.kadarus...@valeinco.com

You have received this email from International Geological Congress, Brisbane 
2012, Carillon Conference Management, P 61 7 3368 2644, F 61 7 3369 3731, E 
j...@ccm.com.au, W www.ccm.com.au, Australia.


Edit my Profile | Unsubscribe

Bls: [iagi-net-l] Mendukung M. Syaiful Re:update balon

2011-08-03 Terurut Topik Ade Kadarusman
Saya Ade Kadarusman  NPA 1658 mendukung M. Syaful sebagai calon Ketua IAGI yg 
akan dipilih di JCM 2011
Salam, AdeK

Dari: rizalband...@yahoo.com rizalband...@yahoo.com
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Dikirim: Rabu, 3 Agustus 2011 18:34
Judul: Re: [iagi-net-l] Mendukung M. Syaiful Re:update balon


Nama saya Asrizal M mendukung M. Syaiful sebagai Ketua IAGI periode mendatang.

Salam, Asrizal Masri

Powered by Telkomsel BlackBerry®
From: Muharram Jaya Panguriseng muhar...@pertamina.com 
Date: Wed, 3 Aug 2011 05:52:54 +
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 
Subject: RE: [iagi-net-l] Mendukung M. Syaiful Re:update balon

Ikut menambahkan :
 
Muharram J. P. mendukung M. Saiful sebagai Ketua IAGI periode mendatang.
 
Best regards,
MJP
 
From:Bambang P. Istadi [mailto:bambang.ist...@energi-mp.com] 
Sent: Wednesday, August 03, 2011 12:42 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Mendukung M. Syaiful Re:update balon
 
Nama Bambang Istadi ikut mendukung M Syaiful menjadi balon ketua IAGI periode 
mendatang karena Syaiful tetangga yang baik, pencinta sepeda dan mau potong 
rambut,… ngga ada hubungannya yaa?? Hehe
 
Tentunya karena Syaiful sudah terbukti loyal dan commit berorganisasi, 
berdedikasi tanpa pamrih meluangkan waktu demi memajukan IAGI, terlibat dalam 
memasyarakatkan ilmu geologi/bencana dan ikut berpartisipasi mencetak calon2 
geologist masa depan.
 
Butuh berapa suara lagi agar genap bisa dicalonkan Pul??
 
Salam,
Bambang Istadi
 
 
From:Didik Fotunadi [mailto:didik_fotun...@yahoo.com] 
Sent: Wednesday, August 03, 2011 11:49 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Bls: [iagi-net-l] Mendukung M. Syaiful Re:update balon
 
Nama Didik Fotunadi ikut mendukung Kang Syaiful menjadi ketua IAGI periode 
mendatang. Karena integritas dan loyalitasnya pada organisasi IAGI telah 
terbukti.
 
Regards
DF
 
Dari:Firman Fauzi geafi...@yahoo.co.uk
Kepada: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Rab, 3 Agustus, 2011 12:38:27
Judul: Re: [iagi-net-l] Mendukung M. Syaiful Re:update balon
Saya turut mendukung Mas Syaiful menjadi Ketua IAGI periode yg akan datang. 
Karena sama2 orang Bogor dab beliau terbukti tangguh baik di dataran maupun di 
pegunungan!
 
Salam,
FF

Sent from my Apple

On 3 Agu 2011, at 11:08 AM, Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com wrote:
Belum telat.
saya mencalonkan M. Syaiful karena sudah terbukti kerja keras tanpa pamrihnya 
untuk IAGI selama bertahun2.

kita tunggu 24 suara lagi.

harus ada persaingan supaya lebih tajam program kerja balon2 nya.

fbs* This message may contain confidential and/or privileged information. 
If you are not the addressee or authorized to receive this for the addressee, 
you must not use, copy, disclose or take any action based on this message or 
any information herein. If you have received this communication in error, 
please notify us immediately by responding to this email and then delete it 
from your system. PT Pertamina (Persero) is neither liable for the proper and 
complete transmission of the information contained in this communication nor 
for any delay in its receipt. * 

Bls: Bls: [iagi-net-l] hubungan antara permukaan kerak samudra dan aktivitas gempa

2011-05-01 Terurut Topik Ade Kadarusman
Tambahan dari saya, 
 
Tulisan Pak Awang jd mengingatkan riset saya 12 thn yg lalu saat tinggal di 
Tokyo. Betul sekali tinggian (rise) atau Rugositas (istilah Pak Awang) yang 
berada diatas oceanic crust di Selatan Jawa adalah Roo rises yg merupakan salah 
satu jenis dari Large Igneous Provinces (LIPs). LIPs ini dideskripsikan secara 
details oleh  Coffin, M.F., Eldholm, K., 1994. Large igneous provinces: crustal 
structure, dimensions, and external consequences. Rev. Geophys. 32 (1), 1 – 36. 

 
LIPs terdiri dari oceanic plateaus, rises, ridges, sea mounts, oceanic island, 
oceanic basin flood basalt dll yg berada di oceanic crust atau continental 
flood 
basalt, volcanic passive margin kalau di continent/island arc. LIPs menjadi 
popular 15 tahun lalu karena dihubungkan dgn teori Plume Tectonic atau 
Superplume. Jadi Rugositas di oceanic crust diluar MOR umumnya disebabkan oleh 
activitas plume atau hotspot.
 
Thn 1998-1999,  sy dn temen2 di Tokyo membuat database LIPs ini berdasarkan 
data 
awal dari Coffin+Eldholm, dan menghubungkannya dgn aktivitas plume. Data tsb 
kami gabungkan dgn rekonstruksi paleogeographic reconstruction dari Scottese 
(1988 dll), dan membuat suatu animasi pergerakan plate tectonic seperti yg 
dibuat oleh Robert Hall utk SE Asia. Animasi tersebut dipresentasikan di AGU 
Fall Meeting di San Francisco thn 2000-2001 dalam format Mac (movie player) 
(lihat di attachment), dan di publish dlm bentuk video, sayang copy video+VCD 
paleoogeographic tsb yg saya punya sdh rusak, bbrp paper yg publish sbb:
 
Utsunomiya, N., Maruyama, S., Suzuki, N., Kadarusman, A, 2001. A history of 
Superplume from 1 billion years to present, Chikyu Monthly, vol. 23, No.7, 
493-497 (in Japanese with English abstract).
Utsunomiya, N., Maruyama, A., Suzuki, N., Kadarusman, A., Ohdate, 2000. A 
history of Rodinia supercontinent from 1 billion years to present, EOS, 
Transactions, American Geophysical Union.
Suzuki, N., Kadarusman, A., Maruyama, S., 2000. Gossira continent: A new name 
of 
composite volcanoes formed at south Pacific Superplume during the Cretaceous, 
EOS, Transactions, American Geophysical Union 

 
Sebagian sy publish di : Kadarusman, et al, 2004. Petrology, Geochemistry and 
Paleogeographic Reconstruction of the East Sulawesi Ophiolite, Indonesia. 
Tectonophysic v. 392, 55-83. Paper ini cukup popular krn pernah masuk dalam 
kategori “the most download paper” di Tectonophysic thn 2004, dan sampai saat 
ini memiliki citation index yg tinggi, belum popular di Indonesia, karena 
sangat 
spesifik ke oceanic crust contribution, yah belum sepopuler paper Prof. 
Sriwidiantoro di Science atau Paper Pak Katili. Mungkin yg pertama  
menghubungkan ophiolite dgn aktivitas superplume dgn rekonstruksi 
paleogeographic.
 
Yang penting juga dipahami dalam merekontruksi karakteristik oceanic  crust 
dalam rekontruksi gempa adalah memahami apa yg disebut sebagai “oceanic plate 
stratigraphy”, karena dari situ kita bisa perkirakan sifat dari oceanic 
crust/slab bukan hanya yg disebutkan Pak Awang dibawah ini, seperti conto 
history dari traveling time dan rigiditas dari plate tsb.
 
Salam Ade Kadarusman





Dari: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com; 
Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Terkirim: Rab, 27 April, 2011 14:05:25
Judul: Bls: [iagi-net-l] hubungan antara permukaan kerak samudra dan aktivitas 
gempa

Ferdi dkk.,
 
Sambil menunggu tanggapan dari rekan2 lain, berikut ini beberapa tanggapan saya.
 
1. Rugositas (kasar halusnya) kerak samudera (oceanic slab) akan berpengaruh 
kepada konvergensi saat lempeng samudera ini menunjam/subduksi di bawah lempeng 
benua. Karena konvergensi-subduksi itu ibarat lempeng samudera berjalan di 
conveyor belt dan harus menunjam di bawah lempeng benua maka permukaan oceanic 
slab yang kasar yang dipenuhi dengan oceanic plateaux, rises, ridges, sea 
mounts 
dll maka akan mengganggu proses subduksi tersebut dibandingkan bila kerak mulus 
yang masuk menunjam di bawah benua. Hal ini akan berpengaruh kepada apa yang 
pernah diperdebatkan orang tentang continuous subduction atau halted 
subduction. 
Bila struktur2 positif (menonjol) di atas kerak samudera ini akan masuk ke 
dalam 
jalur palung, maka pasti akan terjadi perlambatan sesaat (dalam waktu geologi) 
dibandingkan bila kerak mulus yang masuk. Nah, perlambatan sesaat ini yang oleh 
penganut halted subduction dianggap mekanismenya. Apakah yang terjadi 
continuous 
subduction  atau
halted subduction barangkali bisa dicek di jalur volkanisme yang dihasilkannya, 
apakah juga membentuk jalur2 volcanic arc yang umurnya continuous atau beberapa 
periode yang diselingi masa istirahat. 

 
Dalam hubungan dengan seismisitas (kegempaan) saya pikir frekuensi meninggi dan 
meningkatnya intensitas gempa tak langsung berhubungan dengan rogositas oceanic 
slab ini. Kebanyakan gempa di area

Bls: [iagi-net-l] Gempa Jepang (Tohoku Chihou Taiheiyou Oki Jishin)

2011-03-21 Terurut Topik Ade Kadarusman
Ikut menambahkan utk diskusi gempabumi, sy melihat gempabumi yg terjadi dari 
sisi yang lain, just curiosity.
 
Kalau disebutkan gempabumi terjadi dgn pusat gempa misalnya dgn kedalaman 30 km 
di jalur subdaksi (Wadati-Benioff Zone) dgn magnitute 8,0 sekian dst…., saya 
membayangkan sebenarnya apa yg terjadi dibawah sana dari segi perubahan 
material/mineral…atau lebih mudah disebut sebagai materialisasi gempa. 

 
Jika pusat gempa didalam slab kerak samudra yg menunjam dibawah busur kepulauan 
atau tepi kontinen, sy bayangkan terjadinya perubahan mineral/fasa di dalam 
slab 
kerak samudra, misalnya serpentin menjadi olivin atau proses dehydrasi 
serpentin 
dalam kondisi ductile dan dalam kondisi padat (tidak meleleh). Jadi pelepasan 
energi dibawah sana bisa jadi merupakan perubahan fasa suatu mineral. Sama 
mungkin terjadi proses dehidrasi pada batuan “wet” basalt menjadi metabasalt.
 
Tapi jika terjadi dalam kondisi brittle, mungkin tdk cukup tekanan dan 
temperatur untuk memungkinkan terjadi perubahan mineral atau fasa.
 
Nah jika pusat gempa tersebut dalam suatu kontinen yg berupa sesar geser (deep 
seated fault), disebutkan kedalam pusat gempa 30 km, maka pusat gempa berada 
dalam kondisi ductile di “lower crustal” yg memungkinkan perubahan fasa mineral 
(dehidrasi), misalnya biotit menjadi piroksen dsb dalam proses pelepasan energi.
 
Dalam ilmu thermodinamika setiap perubahan fasa ada energi yg dikeluarkan dan 
diserap….seperti itukah kalau kita materilisasaikan suatau gempabumi dlm 
kondisi 
ductile?.
 
Kalau kita baca deskripsi di batuan akibat suatu gempa, seperi rekah, patah 
atau 
“rupture”, itu sebenarnya deskripsi dari suatu kondisi brittle, bagaimana mana 
ekspresi dalam kondisi ductile dimana tekanan dan temperature berperan dalam 
perubahan di batuan?.
 
Salam
Ade Kadarusman
yg tinggal tepat diatas batuan peridotit yg berada di Patahan Matano
 

 




Dari: Awang Harun Satyana aha...@bpmigas.go.id
Kepada: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Sen, 21 Maret, 2011 14:59:41
Judul: RE: [iagi-net-l] Gempa Jepang (Tohoku Chihou Taiheiyou Oki Jishin)

Pak Irwan, Pak Danny, hatur nuhun diskusinya.

Seperti yang saya harapkan, semoga bencana gempa Tohoku Jepang ini, meskipun 
tetap sebagai bencana yang merenggut ribuan korban dan merusak banyak fasilitas 
dan harta benda manusia, dan bahkan juga memberikan efek berantai berupa 
radiasi 
radioaktif, tetap dapat memberikan pemahaman yang lebih baik lagi bagi para 
ahli 
gempa untuk menganalisis gempa2 subduksi yang belum sepenuhnya dipahami para 
ahli itu, demi kepentingan prediksi meskipun masih jauh dari sempurna.

Khusus penerapan ke Jawa, saya sangat setuju dengan seruan Pak Andang bahwa 
Jawa 
pun kini perlu mendapatkan porsi riset kegempaan yang sama dengan Sumatra 
karena 
Jawa juga menghdapi posisi frontal terhadap subduksi kerak samudera Hindia, 
banyaknya sesar-sesar yang masih aktif, dan terlebih lagi penduduknya banyak. 
Semoga Pak Danny dan Pak Irwan yang terlibat langsung dengan masalah kegempaan 
bisa mengingat hal ini untuk ke arah realisasi.

Kiranya untuk Jawa, selain jaringan GPS yang cukup rapat, kita pun perlu 
melibatkan P wave mantle tomography untuk memahami masalah kelandaian, 
kecuraman, gap dari slab yang masuk ke bawah Jawa seperti didiskusikan Pak 
Danny 
untuk kasus gempa Tohoku. Slab yang masuk ke bawah Jawa bervariasi umurnya dari 
sekitar 100 Ma di sebelah selatan Jawa Barat sampai 140 Ma di sebelah selatan 
Jawa Timur (Hayes, 1978). Tentu ini akan punya pengaruh kepada karakteristik 
sudut tekukan Wadati-Benioff zone pada konvergensi lempeng, yang nantinya 
sedikit banyak akan berpengaruh kepada kegempaan.

Jawa juga dari mantle tomography punya low dip of slab sampai kedalaman 100 km, 
lalu steep dip of slab dari kedalaman 100-600 km. Barangkali ini akan punya 
karakteristik tersendiri untuk subduction earthquakes. Kejadian oceanic 
plateaux 
seperti Roo Rise yang kini ditemukan banyak tersebar di atas kerak samudera 
Hindia tidak menutup kemungkinan bahwa dulu pun begitu (the present is the key 
to the past). Oceanic plateaux ini tentu merupakan buoyant object yang sulit 
tersubduksi karena density-nya yang relatif lebih ringan daripada 
sekelilingnya. 
Saat konvergensi terjadi, oceanic plateaux yang sulit masuk ke dalam zona 
subduksi ini barangkali akan membuat coupling yang signifikan pada interface 
subduction yang pada saatnya akan menyebabkan akumulasi gaya yang sangat besar 
yang bila tak tertahankan lagi lalu akan menimbulkan gempa dengan magnitude 
yang 
signifikan juga ( 8 M).

Mantle tomography juga memperlihatkan pola slab di bawah Jawa yang tidak mulus, 
tetapi di beberapa tempat mengalami break-off, sehingga membuat penampilan 
kehadiran beberapa slab windows. Beberapa ahli (misalnya Hall, 2010) memikirkan 
bahwa slab break-off atau windows ini akibat buoyant oceanic plateaux tadi yang 
tidak mau masuk ke dalam zona subduksi, dan telah menggunakan

[iagi-net-l] Bls: [economicgeology] GEM-LOVERS : TEMUAN INTAN HITAM DI KALTENG UTARA

2011-03-06 Terurut Topik Ade Kadarusman
Mang Okim apa kabar?,
terimakasih info tentang Intan dari Kalimantan,
Kalimantan itu artinya konon 'Sungai Intan, Kali = sungai, Mantan=Intan. 

Asal mula Intan dari Kalimantan pernah sy presentasikan di PIT IAGI Lombok 
November lalu dgn meringkaskan penelitian2 terdahulu dan riset sy sendiri. Yg 
spektakular adalah umur dari Intan Kalimantan adalah sekitar 3,2 milyar thn yg 
lalu dgn metoda Re-Os mineral inklusi di dlm Intan (Smith et l., 2009).

Selain di Kalimantan, Intan aluvial ditemukan juga di Bangkinang Riau menurut 
laporan temen2 dr SDM (Badan Geologi).

Memang jitu iklan dari perusahaan penguasa Intan dunia, katakan cinta anda dgn 
Intan, karena Intan itu abadi, hem apalagi Intan yg terpasang dalam cincin 
kawin sbg lambang cinta tsb berasal dari Kalimantan...
wah kita bisa menjelaskan Cinta yg dilambangkan  Intan yg berumur 3,2 milyar 
tahunforever ha..ha..

Rgds,
Ade Kadarusman





Dari: Miko m...@cbn.net.id
Kepada: Milist MGEI economicgeol...@yahoogroups.com
Terkirim: Sab, 5 Maret, 2011 14:34:01
Judul: Re: [economicgeology] GEM-LOVERS : TEMUAN INTAN HITAM DI KALTENG UTARA

  
Yth Pak Bowo,

Terima kasih atas masukannya. Semoga bermanfaat bagi rekan2 / instansi terkait 
yang tertarik untuk melakukan penelitian / eksplorasi yang lebih khusus.

Wassalam,

Mang Okim 
Powered by Miko BlackBerry®


From: Bowo Kusnanto bowo.kusna...@gmail.com 
Date: Sat, 5 Mar 2011 08:42:05 +0700
To: economicgeol...@yahoogroups.com
ReplyTo: economicgeol...@yahoogroups.com 
Subject: Re: [economicgeology] GEM-LOVERS : TEMUAN INTAN HITAM DI KALTENG UTARA
  
Mang Okim,

Sedikit info, kalau nggak salah dulu dr tahun 80an hingga 90an PT.
Barito Intan Mas, anak perusahaan Pelsart yg kini dimiliki Gajah
Tunggal Group, pernah melakukan explorasi intan di daerah Puruk Cahu -
Murung. Barangkali bisa di track laporan2nya utk dijadikan referensi.

Salam,
Bowo

On 3/4/11, MIKO m...@cbn.net.id wrote:
 Rekan-rekan Gem-Lovers yang budiman,



 Beberapa waktu yang lalu, mang Okim mendapat kunjungan beberapa rekan
 gem-lovers / ahli geologi dari Pusat Sumber Daya Geologi Bandung yang baru
 pulang dari melaksanakan kegiatan eksplorasi mineral di Kabupaten Murung
 Raya, Kalimantan Tengah. Mereka membawa contoh 2 butir intan yang ditemukan
 di daerah sekitar ibu kota kabupaten tersebut yaitu Puruk Cahu . Intan
 pertama berwarna putih dengan berat 0,80 karat, dan intan kedua berwarna
 hitam pekat mengkilap , dengan berat 1,25 karat ( lihat gambar ). Intan yang
 putih transparan, sedangkan yang hitam translusen. Kedua intan tersebut
 selain memiliki kekerasan 10 Mohs, memberikan respon positive ketika
 disentuh dengan alat uji intan.



 Temuan intan di wilayah Kalteng mengingatkan mang Okim akan ungkapan Pak
 Yaya Sunarya , senior exploration geologist di Direktorat Geologi Bandung ,
 lebih 20 tahun yang lalu , bahwa Tuhan YMK menciptakan Pulau Kalimantan
 dalam keadaan sedang tersenyum. Hal itu dihubungkan dengan kekayaan sumber
 daya mineral khususnya emas yang ditemukan di seluruh wilayah provinsi di
 Kalimantan. Dengan adanya temuan intan di Kalteng, apalagi ada yang berwarna
 hitam segala, maka tuntaslah sudah penelusuran mang Okim akan potensi intan
 di Kalimantan yang seperti halnya emas, ternyata ditemukan juga di seluruh
 wilayah provinsi di Kalimantan. Tuhan YMK sepertinya memang sedang tersenyum
 ketika menciptakan Pulau Kalimantan - - - ta` iya !



 Potensi intan di Kalimantan



 Untuk sekedar mengingatkan, adanya kandungan intan di Kalsel khususnya
 Martapura tentunya telah dikenal oleh rekan-rekan gem-lovers. Kegiatan
 penambangannya dimulai sejak sekitar abad ke 16 dan terpusat di jalur
 Cempaka - G. Lawak - Banyuireng. Antara tahun 1830 dan 1840, tak kurang dari
 200 lokasi penambangan intan tercatat di G. Lawak dengan jumlah penambang
 sampai 3.000 - 4.000 orang. Temuan yang cukup spektakuler adalah Intan
 Trisakti yang beratnya 167 karat ( 35,4 gram ). Temuan terakhir yang sempat
 mang Okim posting di milis IAGI , 7 Februari 2008 , adalah Intan Puteri Malu
 yang beratnya 200 karat ( 40 gram ).



 Di Kalbar, endapan intan terpusat di daerah Landak dan Sanggau. Catatan
 resmi produksinya di tahun 1876 adalah 4062 karat ( 801,24 gram ) dan
 menanjak tajam sampai 6673 karat ( 1.334,60 gram ) di tahun 1879. Seiring
 dengan adanya temuan endapan intan di Afrika Selatan yang menyebabkan harga
 intan dunia merosot , maka produksi intan Kalbar kemudian ikut merosot
 tajam sampai hanya 600 karat ( 120 gram ) pada tahun 1907. Ketika mang Okim
 mengunjungi Kalbar tahun 2009, kegiatan pendulangan emas dan intan masih
 banyak dilakukan oleh masyarakat setempat ( hasilnya banyak yang dijual
 mentah ke Martapura ).



 Di Kalimantan Timur, mang Okim pada awalnya tidak percaya kalau provinsi ini
 punya juga kandungan intan. Tetapi ketika mang Okim diminta oleh satu bank
 besar untuk menilai permintaan kredit dari satu perusahaan di Jakarta yang
 sedang melakukan

[iagi-net-l] test

2010-12-18 Terurut Topik Ade Kadarusman
Test
mohon dihapus saja
Rgds, Ade



Trs: Bls: [iagi-net-l] lulusan non geologi bekerja sbg WSG?

2010-10-10 Terurut Topik Ade Kadarusman
kirim lagi, kok gak masuk,
Rgds, AK



- Pesan Diteruskan 
Dari: Ade Kadarusman a_kada...@yahoo.com
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Ming, 10 Oktober, 2010 13:13:00
Judul: Bls: [iagi-net-l] lulusan non geologi bekerja sbg WSG?


Ikut nimbrung dgn kisah van Bemmelen,

jadi teringat saat saya tinggal untuk program pendek post doctoral di Utrecth 
University Belanda thn 2005,
peninggalan van Bemmelen ternyata tersimpan rapih di Utrecth University, 
seperti paper2, buku dan peta dll,
konon peninggalan sebagian berasal dari koleksi Leiden University, saya lupa 
apakah van Bemmelen juga pernah tinggal juga di Leiden Univ?.
Saya dapat juga kenang2an sebuah buku Jurnal tectonophysisc tentang teori 
undasi/geosynclin dimana van Bemmelen adalah editornya sekitar 1970an.

Sempat ngrobrol dgn beberapa eks muridnya, eks kolega yg sdh pensiun dan 
temen2nya yg sama2 di Utrect Univ. tentang kisah van Bemmelen,
memang selain prestasinya, saya juga mendengar kisah hidup van Bemmelen dari 
mereka yg kontroversial hingga akhir hayatnya yg tragis, tp gak perlu lah sy 
ceritakan di milis ini.

salam
Ade Kadarusman
dari kaki pegunungan Verbeek Sulawesi





Dari: Tius Sinyal tius.sin...@gmail.com
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Ming, 10 Oktober, 2010 12:24:11
Judul: RE: [iagi-net-l] lulusan non geologi bekerja sbg WSG?

Uups maaf, saya salah salin, memang benar Pak Koesoema, Reinout Willem van
Bemmelen berlatarbelakang mining engineering dari Delft Univ. Terimakasih
atas koreksinya.

Rasanya bener juga joke-nya pak (saya pernah tahu namanya, tapi lupa ...),
kalau kebalikannya dulu geologist (petroleum geos) sekarang dentist itu ada
pak, Dr. Peter Norris, bisa ditemui di Lake Jackson, Texas ...


Salam,

Tius_Sinyal

On the other hand, they bring many structural and geotechnical problems.
Andrew J Brown tells us how he gave a Nottingham dentist a taste of his own
medicine.



-Original Message-
From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] 
Sent: Sunday, October 10, 2010 10:10 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] lulusan non geologi bekerja sbg WSG?

This is a joke:
Konon khabarnya ada seorang petroleum exploration manager yang asalnya 
dokter gigi.
Yang bersangkutan dianggap cukup berpengalaman dengan teknik pemboran 
(ngebor gigi)
Wassalam
RPK
- Original Message - 
From: Amir Al Amin amir.al.a...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, October 08, 2010 2:31 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] lulusan non geologi bekerja sbg WSG?


Pak OK,

memang umunya  personel migas di operation bisa lintas degree.

tapi kalau profesi geologi di analogi dengan dokter bagaimana?
apakah boleh luusan kimia, buka praktek dokter?
walupun udah kursus membedah dan menjahit.. :-)






2010/10/8 OK Taufik ok.tau...@gmail.com

 sama juga untuk profesi lainnya di lingkungan migas, co'man juga tak
 harus degree dari ? (perminyakan kah?)..bisa mesin, teknik kimia,
 sipil atau geologi sendiri.
 Siapa saja kalau dapat pendidikan/training lanjutan kan bisa saja
 berubah profesi.
  On 10/8/10, Amir Al Amin amir.al.a...@gmail.com wrote:
  Baru-baru saja saya agak terkejut menemukan WSG expat yang bukan lulusan
  geology.
  Walaupun mempunyai banyak pengalaman sebagai WSG sebelumnya.
 
  Kemudian saya jadi ingat kembali th 1997, ada juga seorang expat WSG 
  yang
  lulusan filsafat!
 
  Apakah BPMigas tidak memberi prasyarat Geology degree utk WSG? Atau 
  hanya
  degree.?
 
  --
  ***
  Amir Al Amin
  Operations/ Wellsite Geologist
  (62)811592902
  amir13120[at]yahoo.com
  amir.al.amin[at]gmail.com
  
 


 --
 Sent from my ComputerR



 --
 Sent from my ComputerR





 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...




 Ayo siapkan diri!
 Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010



-
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
 posted
 on its mailing lists, whether posted by IAGI

Bls: [iagi-net-l] lulusan non geologi bekerja sbg WSG?

2010-10-09 Terurut Topik Ade Kadarusman
Ikut nimbrung dgn kisah van Bemmelen,

jadi teringat saat saya tinggal untuk program pendek post doctoral di Utrecth 
University Belanda thn 2005,
peninggalan van Bemmelen ternyata tersimpan rapih di Utrecth University, 
seperti paper2, buku dan peta dll,
konon peninggalan sebagian berasal dari koleksi Leiden University, saya lupa 
apakah van Bemmelen juga pernah tinggal juga di Leiden Univ?.
Saya dapat juga kenang2an sebuah buku Jurnal tectonophysisc tentang teori 
undasi/geosynclin dimana van Bemmelen adalah editornya sekitar 1970an.

Sempat ngrobrol dgn beberapa eks muridnya, eks kolega yg sdh pensiun dan 
temen2nya yg sama2 di Utrect Univ. tentang kisah van Bemmelen,
memang selain prestasinya, saya juga mendengar kisah hidup van Bemmelen dari 
mereka yg kontroversial hingga akhir hayatnya yg tragis, tp gak perlu lah sy 
ceritakan di milis ini.

salam
Ade Kadarusman
dari kaki pegunungan Verbeek Sulawesi





Dari: Tius Sinyal tius.sin...@gmail.com
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Ming, 10 Oktober, 2010 12:24:11
Judul: RE: [iagi-net-l] lulusan non geologi bekerja sbg WSG?

Uups maaf, saya salah salin, memang benar Pak Koesoema, Reinout Willem van
Bemmelen berlatarbelakang mining engineering dari Delft Univ. Terimakasih
atas koreksinya.

Rasanya bener juga joke-nya pak (saya pernah tahu namanya, tapi lupa ...),
kalau kebalikannya dulu geologist (petroleum geos) sekarang dentist itu ada
pak, Dr. Peter Norris, bisa ditemui di Lake Jackson, Texas ...


Salam,

Tius_Sinyal

On the other hand, they bring many structural and geotechnical problems.
Andrew J Brown tells us how he gave a Nottingham dentist a taste of his own
medicine.



-Original Message-
From: R.P.Koesoemadinata [mailto:koeso...@melsa.net.id] 
Sent: Sunday, October 10, 2010 10:10 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] lulusan non geologi bekerja sbg WSG?

This is a joke:
Konon khabarnya ada seorang petroleum exploration manager yang asalnya 
dokter gigi.
Yang bersangkutan dianggap cukup berpengalaman dengan teknik pemboran 
(ngebor gigi)
Wassalam
RPK
- Original Message - 
From: Amir Al Amin amir.al.a...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, October 08, 2010 2:31 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] lulusan non geologi bekerja sbg WSG?


Pak OK,

memang umunya  personel migas di operation bisa lintas degree.

tapi kalau profesi geologi di analogi dengan dokter bagaimana?
apakah boleh luusan kimia, buka praktek dokter?
walupun udah kursus membedah dan menjahit.. :-)






2010/10/8 OK Taufik ok.tau...@gmail.com

 sama juga untuk profesi lainnya di lingkungan migas, co'man juga tak
 harus degree dari ? (perminyakan kah?)..bisa mesin, teknik kimia,
 sipil atau geologi sendiri.
 Siapa saja kalau dapat pendidikan/training lanjutan kan bisa saja
 berubah profesi.
  On 10/8/10, Amir Al Amin amir.al.a...@gmail.com wrote:
  Baru-baru saja saya agak terkejut menemukan WSG expat yang bukan lulusan
  geology.
  Walaupun mempunyai banyak pengalaman sebagai WSG sebelumnya.
 
  Kemudian saya jadi ingat kembali th 1997, ada juga seorang expat WSG 
  yang
  lulusan filsafat!
 
  Apakah BPMigas tidak memberi prasyarat Geology degree utk WSG? Atau 
  hanya
  degree.?
 
  --
  ***
  Amir Al Amin
  Operations/ Wellsite Geologist
  (62)811592902
  amir13120[at]yahoo.com
  amir.al.amin[at]gmail.com
  
 


 --
 Sent from my ComputerR



 --
 Sent from my ComputerR





 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...




 Ayo siapkan diri!
 Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010



-
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
 posted
 on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
 IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct
 or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from 
 loss
 of use, data or profits, arising out of or in connection

[iagi-net-l] Paper baru dari banda Arc

2010-04-28 Terurut Topik Ade Kadarusman
Dear All,

Saya infokan paper lama saya yg publish saat ini yang sebenarnya sudah lama di 
submitt ke Gondwana Research tahun 2005-2006, tetapi tercecer dalam proses 
reviewing, maklum saat itu dalam proses pindah profesi dari akademisi ke 
pekerja tambang (dari lingkungan gedung penuh buku ke lingkungan hutan 
belantara penuh debu). 
saya sudah hampir menyerah utk men-trace keberadaan paper tersebut, tetapi 
akhirnya di submit kembali tahun lalu oleh guru saya, prof. Maruyama. Paper ini 
merupakan bagian dari Master thesis saya.

Kalau sudah dapat pdf-nya, nanti saya kirim kepada yg memerlukannya

Salam,
Ade Kadarusman

http://www.elsevier.com/wps/find/journaldescription.cws_home/706719/description#description
cari article in press atau cari di google

World's youngest blueschist belt from Leti Island in the non-volcanic Banda 
outer arc of Eastern Indonesia 
 
References and further reading may be available for this article. To view 
references and further reading you must purchase this article.
Ade Kadarusmana, b, Shigenori Maruyamab, Yoshiyuki Kanekoc, Tsutomu Otad, 
Akira Ishikawae, Jan Sopaheluwakana and Soichi Omorib
 
aResearch Center for Geotechnology, LIPI, Bandung 40135, Indonesia
bDepartment of Earth and Planetary Sciences, Tokyo Institute of Technology, 
Ookayama 2-12-2, Tokyo, 1528551, Japan
cMeisei University, Tokyo Japan
dThe Pheasant Memorial Laboratory, Institute for Study of the Earth's Interior, 
OkayamaUniversity, Misasa, Tottori, Japan
eInstitute For Research on Earth Evolution (IFREE),
 Japan Agency of Marine-Earth Science and Technology (JAMSTEC) 2-15, 
Natsushima-Cho, Yokosuka, Kanagawa 237-0061, Japan
 
Received 15 December 2009;  revised 6 February 2010;  accepted 10 February 
2010, Available online 19 February 2010. 
Abstract
The Timor–Tanimbar region constitutes part of the non-volcanic outer Banda Arc 
of Eastern Indonesia. Here, the world's youngest ‘A’-type high-pressure 
metamorphic belt crops out with different stages of evolution. Whereas an 
advanced domal uplift stage is seen in Timor island, the high-pressure (HP) 
metamorphic belt is still in the first stage of tectonic extrusion on the 
eastern small islands of Kisar, Leti, Moa, Sermata and Laibobar. The 
metamorphic rocks on Leti are among the best exposed in the islands. They are 
tectonically juxtaposed against overlying ultramafic rocks and underlying 
unmetamorphosed continental shelf sediments, bound by normal and reverse 
faults, respectively. The Leti metapelites display four progressive metamorphic 
zones: chlorite–biotite, garnet, chloritoid–staurolite and kyanite zones, with 
increasing grade. Zonation in Leti metabasite unit is comparable, and 
progressively changes from blueschist–greenschist
 transition (BS/GS), through epidote–amphibolite (EA), to amphibolite (AM) 
facies, with increasing grade. The highest-grade metapelites and metabasites 
occupy structurally intermediate levels. Overprinting mineral relationships in 
BS/GS transition schists indicate that decompression occurred from 5.5–7 kbar 
to  4 kbar within the temperature range 300–400 °C. P–T estimates of the EA 
and AM units are 6.3–7.6 kbar and 461–521 °C, and 9.7–10.3 kbar and 580–626 °C 
respectively.
The protoliths of Leti metamorphic rocks are originally Permo-Triassic. The 
younger sediments and igneous rocks at the margin of the northward advancing 
Australian continent entered the subduction zone immediately prior to the 
commencement of the Banda Arc–Australia collision in the Pliocene. Burial 
reached a maximum depth of 30–35 km at the main stage of peak P–T conditions, 
and was related to the main stage of the collisional event. Slab break-off at 
depth in the collision zone facilitated rapid uplift by wedge extrusion and 
active erosion during the exhumation stage. The tectonic juxtaposition of the 
schist units at mid-crustal levels and hydration may correspond to the final 
stage of Barrovian overprinting which continued through transportation from 
depth.
The Leti Island belongs to the eastern portion of the world's youngest 
blueshist belt which has not yet entered the second-stage mountain building, 
and is slightly younger than the western Timor which evolved to the extensive 
mountain-building stage by doming.
Keywords: Banda Arc; Leti; HP metamorphic rock; P–T estimation; Thermobaric 
structure; Tectonics



Bls: [iagi-net-l] Fwd: Modern Komatiite of Celebes ?

2009-09-03 Terurut Topik Ade Kadarusman
Mas Andri,
bisa di infokan komposisi slag tersebut yang mirif dgn komatite dlm 9 element 
oksida,
saya ingan tahu yang Mas Andri analisa jenis slag yang mana,
karena kompisisinya cukup bervariasi.

Terimakasih
Ade Kadarusman





Dari: an...@gc.itb.ac.id an...@gc.itb.ac.id
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Terkirim: Senin, 31 Agustus, 2009 08:42:17
Judul: Re: [iagi-net-l] Fwd: Modern Komatiite of Celebes ?

Sejarah kristalisasinya cepat, namun yang unik justru dari komposisinya
yang kaya MgO dan rendah K2O, viskositas lebih rendah dari basalt dan
temperatur tinggi skitar 1600 C. Dengan kondisi seperti ini olivin dan
piroksen akan membektuk tekstur skeletal yang bergabung menjadi spinifex
utk tekstur batuannya. Lelehan magma dari perut bumi kini bila keluar
sebagai lava maksimal hanya akan menjadi basalt. Terjadi penurunan suhu
lava sejak lahirnya bumi, dari komatiite menjadi basalt (1000 C).

Salam
Anssm

 Maaf tanya , jadi dari segi sejarah kristlisasinya  apa
 yang dapat diterangkan dengan komposisi yang seperti itu Kang Andri ?
 Sudah lama tidak melihat petrology ,mohon diulas sedikit.
 Terima
 kasih

 Si Abah


 -- Forwarded
 message --

 From:  an...@gc.itb.ac.id

 Mungkin anda pernah mendengar samar-samar apa itu
 Komatiite dikuliah dasar
 petrologi. Komatiite adalah batuan lava
 ultrabasa, ditemukan pertama kali
 di sungai Komati, Afrika
 Selatan. Berbeda dengan lava basalt, komatiite
 titik lelehnya
 sangat tinggi, sekitar 16000C, sangat cair konon karena
 keluar
 dari tempat yang sangat dalam diperut bumi. Uniknya, komposisi

 kimianya sangat berbeda dengan basalt bahkan mantle, yaitu berkadar MgO
 tinggi dan rendah K2O! Keunikan lainnya adalah lava ini hanya di
 jumpai
 pada kerak benua yang sangat tua yaitu Archean (4.5Ga)
 hingga Proterozoic.
 Sehingga komatiite ditenggarai sebagai
 batuan yang hadir bersamaan dengan
 lahirnya bumi. Namun demikian
 terjadinya lava seperti komatiite dapat
 diamati tiap hari di
 kompleks pabrik nikel Soroako, Sulawesi Selatan.
 Limbah yang
 mirip lelehan lava (smelter) bersuhu 16000C setiap saat

 dituangkan ke tempat penampungan untuk didinginkan. Fragmen-fragmen
 dipakai untuk landasan jalan dump truck berkapasitas 100 ton an!
 Fragmen
 ldquo;smelterrdquo; dicoba untuk dianalisis
 petrografi, dan ternyata luar biasa!
 Dibawah mikroskop nampak
 olivin dan piroksen yang membentuk tekstur
 spinifex yang
 terbentuk karena cepatnya mendingin, sekitar 500C/hari.
 Texture
 and mineralogi seperti ini memang khas komatiite!


 Andri Subandrio, 27082009

 
 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT,
 lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL,
 mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5
 departemen, banyak biro...

 
 ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
 yg akan dilaksanakan di
 Hotel Gumaya, Semarang
 13-14 Oktober 2009

 -
 To unsubscribe, send email to:
 iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to:
 iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website:
 http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123
 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1:
 http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net
 Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

 -
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
 information
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI
 or others. In no event
 shall IAGI and its members be liable for
 any, including but not limited to
 direct or indirect damages, or
 damages of any kind whatsoever, resulting
 from loss of use, data
 or profits, arising out of or in connection with
 the use of any
 information posted on IAGI mailing list.

 -


 --
 ___
 Nganyerikeun hate batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate
 jalma hirupna pada ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan.





PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe

Bls: [iagi-net-l] Mengetahui basement type dari magnetic dan gravity.

2009-08-28 Terurut Topik Ade Kadarusman
Wah rame juga diskusi tentang basement,

seperti yg di summary kan oleh Pak Awang, beberapa series paper Metcalfe sejak 
1980an yang banyak mempropose beberapa basement yg accreted di Sundaland margin 
yang konon bergabung dgn Sundaland margin dalam tiga kali series tumbukan 
(collision) dan amalgamation sejak Mesozoic.
Saya coba lihat-lihat lagi paper tsb untuk mempersiapkan seminar Geologi 
Sulawesi dan Prospeknya di Makassar awal Oktober nanti, Pak Rab Sukamto, Pak 
Awang, Mas Andang dll diundang utk presentasi di seminar tsb.
Kita bisa lanjutkan diskusi extention Eastern Sundaland margin tsb di Seminar 
tsb. Insya Allah klu seminaar tsb jadi saya akan mempresentasikan Basement 
Rock in Sulawesi termasuk membahas basement di daerah sekitarnya.

Rupanya perburuan Migas di selat Makassar membangunkan kita semua tentang 
basaement type di daerah tersebut.

Dalam paper saya di Tectonophysics (2004), saya memperkirakan ada 4 buah 
basement kontinental di Sulawesi, satu basement island arc (sebenarnya dua), 
satu basement oceanic crust, dan satu basement komplek metamorphic rock.

Bagaimana membedakannya dengan metoda geofisika merupakan tantangan terbesar 
juga.

Rgds,
Ade Kadarusman
dari kaki pegunungan Veerbek

 




Dari: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Kepada: iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id
Cc: Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi BPMIGAS 
eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Terkirim: Jumat, 28 Agustus, 2009 00:30:09
Judul: Re: [iagi-net-l] Mengetahui basement type dari magnetic dan gravity.

Pak Rovicky,

Melihat kasus-kasus penentuan tipe basement di Makassar Strait atau Jawa; 
penentuan tipe basement dari gravity dan magnetik itu adalah secara tidak 
langsung. Yaitu, dengan cara membuat crustal model dari penampang gravity dan 
magnetik terukur (observed). Crustal model yang disusun kemudian dengan cara 
tertentu akan menghasilkan penampang gravity/magnetic calculated. Akurasi 
crustal model yang dipakai akan ditentukan oleh berimpitnya penampang 
gravity/magnetik observed dan calculated. Semakin berimpit semakin baik crustal 
model yang dipilih.

Dari crustal model itulah kemudian diinterpretasikan tipe basement sepanjang 
lintasan gravity/magnetik. Pengambilan atau penentuan crustal model tentu tak 
langsung jadi, tetapi trial dan error sampai keberimpitan data gravity/magnetic 
observed dengan yang calculated terjadi. Basement-nya sendiri biasanya 
ditentukan densitasnya berdasarkan sampel basement yang diambil dari lapangan 
di lintasan gravity (di onshore), juga batuan sedimen penutupnya. Namanya 
pemodelan, maka akan banyak asumsinya, yang tentu bisa melenceng dari faktanya.

Kasus analisis dan modeling di kedua daerah di atas karena memotong wilayah 
onshore dan offshore ya menggunakan data anomali Bouguer di darat dan free air 
di offshore.

Yang paling baik tentu kalau kita bisa ambil sampel basementnya, itu hard data, 
tapi kan kecil kemungkinan dilakukan di Makassar Strait. Dua belas atau lebih 
sumur yang akan dibor oleh tujuh operator di Makassar Strait sampai 3 tahun ke 
depan pun belum tentu akan dan mau mengambil sampel basement Makassar Strait.

Jadi, terpaksa kita harus puas dengan modeling gravity dan magnetik walaupun 
beberapa paper yang membahas hal ini, dari zaman Bona Situmorang (1987), Ian 
Cloke (1997) sampai pemodelan terbaru di paper terbaru Robert Hall (2009) 
pendapatnya berbeda-beda. Berdasarkan data gravity, Situmorang (1987) 
menyebutkan bahwa seluruh Makassar Strait basementnya adalah kontinen yang 
menipis (attenuated continental basement), Cloke (1997) yang disertasinya 
tentang hal ini dengan tegas menyebut North Makassar Strait : oceanic basement, 
South Makassar Strait : attenuated continental basement. Paper terbaru Hall et 
al. (2009) -dengan semua muridnya (termasuk dua mahasiswa masternya -Siti 
Nur'aini dan Sinchia Puspita) cenderung mengikuti Cloke meskipun secara 
pribadi, Robert Hall (diskusi Mei y.l.)masih meragukannya sebab data seismik 
terbaru di North Makassar Strait menunjukkan model rifting yang khas regim 
kontinen.

Nah, apakah the nature of basement underlying the North Makassar Strait akan 
tetap menjadi enigma ? Sebab satu-satunya metode yang dipakai untuk mengetahui 
ini pun banyak menjadi perdebatan dalam 22 tahun terakhir ini.

Silakan teman2 ahli gravity dan magnetik (a.l. Pak Wawan Gunawan, Pak Eko 
Widianto, tentu punya penjelasan yang tepat).

salam,
Awang 

--- On Thu, 8/27/09, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote:

 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
 Subject: [iagi-net-l] Mengetahui basement type dari magnetic dan gravity.
 To: IAGI iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id
 Date: Thursday, August 27, 2009, 8:46 PM
 Bagaimana sih mengetahui basement
 type dari peta gravity dan magnetic.
 Hal ini tentunya perlu untuk diketahui terutama basin2 yang
 belum ada
 sumur/penetrasi hingga ke basement.
 
 Seringkali seismic tidak direkam sampai ke

[iagi-net-l] global warming vs global cooling

2009-05-19 Terurut Topik Ade Kadarusman
If global cooling will come soon -- scientists will lose trust . - 
Award-winning Japanese Geologist Dr. Shigenori Maruyama, a professor at the 
Tokyo Institute of Technology's Department of Earth and Planetary Sciences, 
March 2009.
 
Dear all,
Kebetulan cari artikel pemanasan global untuk tugas sains anakku, disatu pihak 
saya harus menjelaskan ke anakku penyebab pemanasan global akibat ulah manusia, 
yang sementara saya sendiri tdk mempercayai-nya. Jadi rasanya terlalu naif 
hanya karena satu sebab……..
Kira-kira13 tahun yang lalu (1996-1997), saya ikut kuliah tentang “Earth and 
life history from 3.9Ga to present day” dari guru saya, Prof. Maruyama, beliau 
sangat keberatan dengan teori pemanasan global atau perubahan iklim akibat efek 
rumah kaca yg diakibatkan ulah manusia. 
Di kuliah tsb menjelaskan sejarah bumi kita yang mengalami ratusan atau ribuan 
kali perubahan iklim (pemanasan global atau pendinginan global) yang 
diakibatkan faktor eksternal dan internal bumi, yang intinya mendukung  teori 
siklus-nya Milankovich. 
Dan ternyata penolakan terhadap teori pemanasan global akibat ulah manusia 
makin besar diantara kalangan akademik, dan sudah dilakukan voting juga nih 
he..he..he…kayak LuSi..ups.
Yang tidak berubah dari bumi adalah bumi kita selalu berubah
Regards, Ade Kadarusman, dari tepian Danau Matano
==
THREE senior Japanese scientists separately engaged in climate-change research 
have strongly questioned the validity of the man-made global-warming model that 
underpins the drive by the UN and most developed-nation governments to curb 
greenhouse gas emissions.
I believe the anthropogenic (man-made) effect for climate change is still only 
one of the hypotheses to explain the variability of climate, Kanya Kusano told 
The Weekend Australian. 
It could take 10 to 20 years more research to prove or disprove the theory of 
anthropogenic climate change, said Dr Kusano, a research group leader with the 
Japan Agency for Marine-Earth Science's Earth Simulator project. 
Before anyone noticed, this hypothesis has been substituted for truth, writes 
Shunichi Akasofu, founding director of the University of Alaska's International 
Arctic Research Centre. 
Dr Kusano, Dr Akasofu and Tokyo Institute of Technology geology professor 
Shigenori Maruyama are highly critical of the UN Intergovernmental Panel on 
Climate Change's acceptance that hazardous global warming results mainly from 
man-made gas emissions. 
On the scientific evidence so far, according to Dr Kusano, the IPCC assertion 
that atmospheric temperatures are likely to increase continuously and steadily 
should be perceived as an unprovable hypothesis. 
Dr Maruyama said yesterday there was widespread scepticism among his colleagues 
about the IPCC's fourth and latest assessment report that most of the observed 
global temperature increase since the mid-20th century is very likely due to 
the observed increase in anthropogenic greenhouse gas concentrations. 
When this question was raised at a Japan Geoscience Union symposium last year, 
he said, the result showed 90 per cent of the participants do not believe the 
IPCC report. 
Dr Maruyama studies the geological evidence of prehistoric climate change, and 
he thinks the large influences on global climate over time may be global cosmic 
rays and solar activity. 
Like Dr Akasofu, Dr Maruyama believes the earth has moved into a cooling 
period, and while Japan is spending hundreds of millions of dollars on carbon 
credits to hedge against global warming, the country's greatest looming problem 
is energy shortage, particularly oil. 
Our nation must pay huge amounts of money to buy carbon discharge rights, he 
said. This is not reasonable, but meaningless if global cooling will come soon 
-- scientists will lose trust. 
Dr Maruyama said he was uncomfortable, given the scientific uncertainty of 
man-made climate-change theory, that Japan had taken a leading position in the 
crusade for global greenhouse emission targets. 
The scientists and two others -- Seita Emori, of the National Institute of 
Environmental Studies, and Kiminori Ito, of Yokahama National University -- 
contributed to a paper titled The scientific truth of global warming that was 
published in January by the Japan Society of Energy and Resources. 
Professor Emori is a firm supporter of man-made climate-change theory and Dr 
Ito is generally for it, although with reservations about the scientific rigour 
of the IPCC approach. 
The doubters, particularly Dr Kusano and Dr Akasofu, are being widely cited by 
greenhouse-sceptic websites, after their sections of the paper were translated 
by The Register, a London-based online publisher. 
However, the paper's co-ordinator said the JSER's position on anthropogenic 
global warming was neutral. 
This paper represents the views of the individuals and not of the society, 
said Hideo Yoshida, of Kyoto University. The purpose is to stimulate

Bls: [iagi-net-l] Gempa Sangihe-Talaud 7,4 SR (7,2 Mw) 12 Feb. 2009

2009-02-15 Terurut Topik Ade Kadarusman
Ikut menambahkan dgn tulisan Pak Awang,
 
Pulau Talaud dan Mayo adalah contoh real dari apa yg dinamakan intra oceanic 
Thrusting, yang Talaud sdh mature sedangkan Mayo mungkin incipient.
MOR Maluku sea mungkin sdh mati, tetapi dari jejak seismik Tomography MOR tsb 
masih mungkin aktif.
Saya tidak tahu apakah ada yg pernah melakukann studi magnetic pattern dari 
kedua MORB yg bersebrangan di pulau Talaud?.
 
Kalau episenter gempa sampai 20 km, sy lebih cenderung pusat gempa berasal dari 
oceanic slab, rasanya tebal suatu prisma akresi muda seperti di Talaud/Mayo 
tidak akan lebih dari 5 km, dan sudut dari Wadati Beniof zone kedua slab tsb 
lumayan besar.
Tebal suatu oceanic crust hanya sekitar mak 7 km, kecuali oceanic plateau bisa 
mencapai 25 km.
 
Rgds,
AK

--- Pada Jum, 13/2/09, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com menulis:

Dari: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Topik: [iagi-net-l] Gempa Sangihe-Talaud 7,4 SR (7,2 Mw) 12 Feb. 2009
Kepada: IAGI iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Geo 
Unpad geo_un...@yahoogroups.com, Eksplorasi BPMIGAS 
eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Tanggal: Jumat, 13 Februari, 2009, 6:33 AM

Sebuah gempa bermagnitude besar (7,4 SR / 7,2 Mw) menggoncangkan Laut Maluku dan
pulau2 di sekitarnya di gugusan kepulauan Sangir/Sangihe - Talaud pada Kamis
dini hari kemarin 12 Februari 2009 pukul 01.34 WITA. 
 
Gempa yang menyerang di tengah orang2 Sangir-Talaud tertidur lelap itu
telah merusakkan 700 bangunan, hampir setengahnya rusak berat, melukai 42
orang : 10 luka berat,  2 tewas. Sekitar 5000 orang terpaksa mengungsi dan
tidur di udara terbuka. Penduduk belum mau kembali ke rumahnya masing-masing
sebab selain rusak juga telah terjadi sekitar 40 kali gempa susulan bermagnitude
di sekitar 4 Mw, dan kelihatannya telah terjadi pemicuan beberapa gempa baru
bermagnitude 6 Mw.
 
Secara seimo-tektonik, wilayah ini adalah wilayah yang paling aktif di dunia,
juga yang paling unik secara tektonik dengan terjadinya double subduction yang
polaritasnnya saling berpunggungan dan membenturkan dua prisma akresi serta
sistem forearc yang berlainan.
 
Data USGS menunjukkan bahwa episentrum gempa berpusat di koordinat 3.902 deg N,
126.400 deg E. Kedalaman pusat gempa 20 km, magnitude 7.2 Mw. Lokasi ini berada
di Laut Maluku di tengah antara Pulau Talaud dan Pulau Sangihe, 320 km UTL dari
Manado. Berdasarkan Global CMT Moment Tensor Solution, gempa disebabkan
pematahan naik thrust dengan jurus 181 deg NE dan kemiringan 37 deg.
 
Sebenarnya, ini berpotensi sebagai tsunamigenic earthquake. Tetapi dilaporkan
tidak terjadi tsunami, baik oleh Pemerintah Indonesia, Jepang, maupun Amerika
Serikat. Semua syarat tsunami terpenuhi (magnitude  6.5 Mw, episentrum di
laut, pematahan dip-slip, dan kedalaman dangkal 20 km). Walaupun ini thrust,
bukanlah mega-thrust ala gempa Aceh Desember 2004 atau gempa Pangandaran Juli
2006 yang menyebabkan tsunami.
 
Penjelasan mengapa tak terjadi tsunami barangkali bisa dijelaskan oleh asal
gempa yang terjadi di sedimen akresi hasil benturan dua sistem subduction yang
saling berbenturan di Laut Maluku. Dengan kedalaman gempa 20 km, diperkirakan
sumber patahan bukan pada oceanic slab, tetapi pada sedimen akresi yang asalnya
melange prisma akresi atau melange di bawah forearc yang saling berbenturan yang
diendapkan di atas oceanic slab.
 
Gempa terjadi di zone benturan Laut Maluku. Zone ini secara tektonik terletak
di complex junction antara Eurasian, Australian, Pacific, dan Philippune Sea
plates. Di wilayah ini ada oceanic slab yang menunjam ke barat di bawah busur
volkanik Sangihe, dan ada oceanic slab yang menunjam ke timur di bawah busur
Halmahera. Kedua busur volkanik ini aktif dan selalu aktif seraya gempa
menggoncangnya. Lokon, Klabat, Soputan ada di sisi barat (Sangihe), sementara
Gamalama, Gamkonora ada di sisi timur (Halmahera). 
 
Karena di sisi luar dari palung subduksi  ada prisma akresi melange; maka di
sistem subduksi yang saling memunggung ini kedua sistem melange dari kedua
oceanic slab duduk di tengah punggungnya. Dengan berjalannya subduksi ala
vonveor belt maka lama-kelamaan kedua sistem melange ini berbenturan. Pulau
Talaud adalah salah satu punggung tertinggi zone benturan di Laut Maluku ini.
Pulau ini seluruhnya disusun oleh melange. Di sebelah selatan ada Pulau Mayu,
yang disusun melange juga; maka biasanya para ahli tektonik menyebutnya sebagau
Talaud-Mayu Ridge.
 
Fokus2 gempa yang terjadi di wiayah ini bila diplot menunjukkan keberadaan dua
zone Wadati-Benioff yang saling menjauh dari Laut Maluku, menunjukkan keberadaan
dua oceanic slab yang bersubduksi saling berpunggungan. Gempa dini hari kemarin
terjadi di wilayah sedimen prisma akresi di atas punggung benturan ini.
Rigiditas batuan sedimen tentu lain daripada rigiditas oceanic slab. Barangkali
kita bisa belajar dari kejadian gempa kemarin bahwa thrust pada prisma akresi
walaupun dangkal dan gempanya kuat belum tentu tsunami-genic, bila dibandingkan
dengan mega-thrust pada oceanic 

Re: Bls: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Basement (?)

2009-02-09 Terurut Topik Ade Kadarusman
Pak Agus,
 
Terimakasih atas tanggapannya, 
mungkin untuk share saja pada dasarnya alterasi hidrotermal bukan proses 
metamorfisme,
basic konsep proses metamorfisma adalah proses perubahan batuan akibat 
perubahan P  T dalam kondisi isokimia (tdk ada penambahan/pengurangan 
kompisisi kimia) dan perubahan dalam fasa padat. Yang berubah hanya bentuk 
fisik dan mineralogy saja.
Menurut hemat saya, alterasi hidrotermal mengakibatkan perubahan komposisi 
kimia dan adanya suatu fluida atau larutan produk melting yg masuk dalam batuan 
tsb. Transisi antara keduanya memang sering disebut hidrotermal metamorhisma 
krn terjadi pengurangan/penambahan volatile component spt. H2O, SO2, CO2.
 
Kami sendiri mengalami hal yang sama disini, geologist yd sdh lama di 
operational atau production, perlu ditingkatkan kembali sense of geology-nya, 
akhirnya bekerja seperti menggunakan kacamata kuda, padahal kalau melihat ke 
kiri dan kanan bisa melihat hal2 diluar yang biasa. Seperti potensi batuan 
ultrabasa di Indonesia Timur hanya dilihat sebagai source of Nickel latarite, 
padahal potensi kehadiran Nickel Sulfida sangat besar dan belum dilirik, 
apalagi batuan ultrabasa tsb bersentuhan dgn batuan metamorf dan granitic 
intrusion, ehm batuan metamorf ini bisa jadi host dari basemetal, PGE and 
nickel sulfida mineralization...ups...
 
Untuk share pengetahuan geology Insya Allah bisa, gratis he..he..he.., cuma 
memang hanya punya waktu terbatas saat saya cuti. 
Yang paling sering saya lakukan share ke T. geologi Unhas Makassar krn dekat 
dgn Sorowako dan tentu saja temen2 geologist di PT Inco.
 
Yang bisa saya share basic geology refreshment spt Rock forming mineralogy, 
metamorphic petrology, geochemistry, ophiolite/oceanic crust, plume 
tectonic/superplume, upper mantle petrology, ultramafic rocks in differing 
tectonic setting dan bbrp yang lain yg bersifat aplikasinya. Sebagian besar 
memang sdh diajarkan di bangku kuliah
 
Salam dari kaki pegunungan Verbeek
Ade Kadarusman

--- Pada Sel, 3/2/09, Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com menulis:

Dari: Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com
Topik: Re: Bls: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Basement (?)
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Selasa, 3 Februari, 2009, 4:36 AM

Menarik mendiskusikan burial metemorphism seperti yang diurai pak Ade. 
Pak
Ade, apakah bisa membedakan secara fisik batuan yang kaya akan mineral
zeolit tersebut bahwa itu sebagai produk metamorfisme burial atau
alterasi hidrotermal??. 
Karena memang hidrotermal mempunyai peran
yang sangat penting dalam genesa berbagai tipe metamorfisme. Sehingga
muncul tipe khusus yaitu hydrotermal metamorphism. Saya kira memang
demikian, bahwa beberapa metasedimen yang dijumpai pada beberapa core
(biasanya berselang-seling) dengan sedimen lainnya yang belum dianggap
meta tetap bagian dari sistem sedimen dalam konteks sedimentary
basin, jauh di atas yang dianggap sebagai basement. Ini pun perlu
hati-hati, jika cekungan tersebut berasosiasi dengan basement high.
Sedikit yang pernah saya lihat adalaha core dari beberapa sumur di
cekungan sumatera tengah, juga dijumpai kelompok meta-sedimen. Pada
saat itu, saya hanya bicara masalah provenan dan diagenesis (dari
pendekatan petrografi) saja untuk memberikan second opinion dari studi
yang pernah dilakukan oleh perusahaan tsb dengan pihak lain. 

Diluar
itu, pak Ade berkenankah? memberikan kuliah kelilingnya (melalui
mekanisme Kuliah Keliling IAGI saja...) dengan topik metamorfisme di
kampus ugm jogja, nanti bersambung ke kampus lainnya (upn, sttnas,
akprind), dengan sppd dari Inco. Sehingga pak Ade bisa road-show ke
geologi ugm, upn, sttnas, akprind atas naman IAGI. Kalau keluarnya pak
Ade susah dari Inco, saya akan berkirim surat ke Inco sebagai
Sekretaris Jurusan TGL.UGM, ntar itu juga bagian dari kegiatan IAGI.
Jika PP-IAGI memboyong pak Ade kesulitan, karena policy Inco nunggu
jatah cuti, misalnya.
Terus terang, saya pernah ingin memboyong mas
Haryadi Permana (geotek lipi) yang juga sangat kompeten untuk bicara
metamorfisme, tapi tidak jadi, ada masalah non-teknis terkait
perjalanan beliau ke Jogja. Nah, kalau Inco men-support pada pak Ade
Kadarusman ke Jogja lebih dari 2 hari.., kan sangat mungkin to? Selama
ini banyak topik-topik kuliah tamu / ceramah ilmiah pada materi Applied
Geology (khususnya petroleum geology), lalu mhs (ini amatan kami di
ugm) cenderung mengabaikan basic geology. 

Mengapa
basic geology menjadi urgent? Seorang Alit Askaria (curhat ke saya
beberapa waktu lalu di Jogja) saat mewawancarai fresh graduate untuk
grup eksplorasinya, dibikin pusing oleh fresh graduate dari berbagai
univeritas, yang sedikit bebal dan melupakan konsep-2 dasar :
petrologi, struktur geologi, stratigrafi. Tapi kalau ditanya petrel,
geografix, menghitung cadangan, jago-jago semua, apalagi kalau sudah
banyak terlibat project2 joint study / joint evaluasi blok migas. 
Saya
pun kaget!!!. Komentar dan evaluasi ini justru keluar dari seorang
praktisi di industri migas. Kalau Alit

Re: Bls: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Basement (?)

2009-02-08 Terurut Topik Ade Kadarusman
Pak Awang,
 
Betul memang proses diagenesis bukan proses metamorpisme seperti  yang saya 
sebutkan dari awal. Proses metamorfisme dimulai pada regim temperatur  180-200 
deg C dengan munculnya mineral zeolite dkk atau pumpelit dkk pada protolith 
batuan Mg-Fe Rich rock (metabasic rock) dan dikenal sebagai very low grade 
metamorphism (contoh Piroksen di basalt sdh berubah menjadi pumpelite/zeolite). 
Jadi regim temperatur dibawah  180 deg C disebutkan sebagai bagian dari proses 
sediment, dan termasuk proses diagenesis, jadi pengertian diagenesis disini 
mungkin termasuk dgn disebutkan Pak Awang sebagai meta/cata genesis. 
Jadi dlm istilah metamorphism regim temperatur dibawah 180 deg C sering disebut 
diagenesis secara umum.
 

Seperti yg disebutkan dari awal, metode mikrostruktur bisa menjadi tools utk 
membedakan batuan metamorf derajat rendah-sangat rendah  sebagai basement rock 
atau sebagai batuan sediment. Selain mikrostuktur, yang harus dilihat adalah 
asosiasi protolith-nya, utk asosiasi protolith ini harus memahami dulu  regim 
tectonic dalam pembentukan sedimetary basin ini dan regim tectonic dalam 
basement rock sekitarnya, agak panjang menjelaskannya. Mungkin ini belum 
menjawab secara detail dari pertanyaan Pak Natan, mungkin dalam kesempatan lain 
jika ketemu muka bisa sy jelaskan lebih terperinci,  saya belajar membedakan 
kedua jenis batuan tsb setelah ikutan project Fm Jatibarang bbrp thn lalu, 
itupun perlu jam terbang mengamati ratusan sayatan tipis dan akhirnya bisa 
menyimpulkan sesuatu.
 
Selain dua hal diatas, juga yang paling penting melihat asosiasi mineraloginya, 
ini memerlukan keahlian melihat paragenesis mineral.
Untuk batuan dgn protolith pure limestone atau sandstone sulit diamati 
perubahan mineraloginya, karena calcite dan quartz/silica memiliki stabilitas 
yang panjang dalam hal temperatur pembentukannya (50-300 deg C, correct me if 
wrong), jadi kristalin limestone dgn 100% calcite/dolimite sulit dibedakan 
apakah sebagai produk diagenesis atau very low grade metamorphisme kecuali sdh 
menunjukkan stuktur foliasi S0/S1 (metasediment as part of sedimentary basin).  
Jika menunjukan komplek mikrostruktur (S0.S1,S2, dst), nah sdh jelas dianggap 
basement rock. 
 
Munculnya aragonite bisa dijadikan indikasi low grade metamorphism (basement 
rock). Metalimestone  sdh dikatakan jelas proses metamorphism  (and part of the 
basement), jika sdh menunjukkan gejala de-carbonisasi, dgn munculnya scapolit, 
diopside and grossular (300deg C), dan namanya juga dikatakan sebagai marble, 
bukan lagi metalimestone.
 
 Yang paling mudah mengamati dalam core samples adalah dengan melihat asosiasi 
mineral jenis batuan dgn protolithnya basic rock (incl, greywacke, 
volkanicklastik rocks) lihatlah apakah ada sdh munculnya zeolite dan pumpelite, 
kehadiran 1% pun dalam modal komposisi, sdh dikatakan sbg Batuan metamorf.
Untuk pure limestone, claystone, sandstone, shale, batubara  sulit utk 
dibedakan, kecuali sdh menunjukkan struktur foliasi.
 
Dari tepian Danau Matano yang indah
Ade Kadarusman

--- Pada Sen, 2/2/09, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com menulis:

Dari: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Topik: Re: Bls: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Basement (?)
Kepada: iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id, Geo Unpad 
geo_un...@yahoogroups.com, Eksplorasi BPMIGAS 
eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Cc: ade.kadarus...@valeinco.com
Tanggal: Senin, 2 Februari, 2009, 2:36 AM

Pak Ade,
 
Terima kasih atas penjelasannya, terutama tentang konsep burial metamorphism
dan metode (mikrostruktur) untuk membedakan metasedimen sebagai bagian formasi
batuan sedimen, dan metasedimen sebagai bagian Basement. Saya pikir ini masukan
yang sangat penting.
 
Tentang sejarah termal batuan sedimen di dalam cekungan sedimen (eksplorasi
migas), dalam hubungannya dengan generasi minyak dan gas, kami tak pernah
mencantumkan batas atas diagenesis sampai 180 deg C. Eksplorasi migas biasa
menggunakan tiga wilayah termal : diagenesis, katagenesis, dan metagenesis.
Mengacu kepada Hunt (1996 –Petroleum Geochemistry and Geology 2nd ed., WH
Freeman and Co.), rejim termal tersebut adalah :
 
-diagenesis : up to 50 deg C
-catagenesis : 50-200 deg C
-metagenesis : 200-250 deg C
-oil window : 60-160 deg C
-gas window : 100-200 deg C
 
Barangkali ”diagenesis” yang Pak Ade sebutkan itu diagenesis di dalam
proses very low grade metamorphism, walaupun saya tak yakin bahwa diagenesis
adalah bagian proses metamorfisme sebab menurut American Geological Institute
(1987), diagenesis bukan bagian dari metamorfisme [”diagenesis is all the
chemical, physical, and biologic changes undergone by a sediment after its
initial deposition, and during and after its lithification, exclusife of surface
alteration (weathering) and metamorphism.”]
 
Diagenic metamorphism atau diagenism (istilah tua tetapi tepat, digunakan
Grabau, 1904 hal. 235; untuk membedakannya dengan diagenesis dalam sedimen)
mungkin bisa sampai 180 deg C oleh lithostatic

Bls: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Basement (?)

2009-01-31 Terurut Topik Ade Kadarusman
 Timur, banyak 
batuan metamorf very low-low grade dgn protolith batuan sediment dinamakan 
sebagai nama batuan sedimen atau dinamakan sebagai formasi batuan sedimen, 
sedangkan yang batuan metamorf yg berderajat sedang keatas (medium to high 
grade) dinamakan sebagai komplek batuan metamorf, padahal kedua jenis batuan 
tersebut mengalami proses metamorphism yang sama tetapi berbeda derajat (grade) 
dalam suatu komplek batuan metamorf regional atau sering dinamakan sebagai 
prograde metamorphism ( jenis dan umur protolith batuan tsb tersebut sama).
 
Ade Kadarusman
Metamorphic Geologist, now trapped in Mining Industry

--- Pada Kam, 29/1/09, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com menulis:

Dari: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
Topik: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Basement (?)
Kepada: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia fo...@hagi.or.id
Cc: 'Eksplorasi BPMIGAS' eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com, 'Geo Unpad' 
geo_un...@yahoogroups.com, 'IAGI' iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Kamis, 29 Januari, 2009, 4:38 AM

Wida,
 
Mendefinisikan proper basement tidak semestinya hanya dari sumur. Definisi
proper basement harus menggunakan berbagai data : sumur, seismik, surface
geology, analisis lokal dan regional dalam ruang dan waktu. Basement adalah
kompleks batuan dasar yang melandasi suatu cekungan sedimen. Dari definisi ini
jelas bahwa basement punya konteks regional, maka ia tak semestinya
didefinisikan hanya dari sumur.
 
Tentang kasus yang Wida contohkan, namanya cutting sumur tentu kita tak akan
tahu asal serbuk2 batuan itu dari mana, apakah dari lapukan basement yang sudah
jadi basal sediments di atas basement (ini bukan proper basement lagi) atau
memang dari proper basement sendiri. Saya tak yakin bahwa bila schist dan
phyllitic basement terlapuk dan tererosi akan tetap sebagai schist dan filit di
cutting, saya pikir ia akan jadi mineral lempung yang banyak berhubungan dengan
metamorphic terrane seperti klorit. Artinya kalau sekis ditemukan di cutting,
mungkin itu sudah menembus proper basement, bukan lapukan sedimennya. Juga
hubungannya ke reflector seismik, pada umumnya ia tak akan menunjukkan reflector
seismik dengan well-defined horizons seperti pada sedimentary layers, maka saya
pikir akan jarang terjadi hal seperti itu.
 
Pada umumnya dari sumur2 yang menembus basement, sumur itu berposisi di
tinggian basement, bukan di rendahan basement yang di atasya ada endapan
syn-rift; sehingga cutting itu bukan synrift sediments tetapi justru shoulder
dari rift atau sebagian horst-nya, sehingga besar kemungkinan produk lapukan -
tetapi seperti keterangan di atas, sekis tak akan menghasilkan lapukan sekis,
tetapi mineral lempung kloritik.
 
Salam,
awang 
 

Pak Awang  rekan2 milis,
 
Sehubungan dengan definisi proper basement, saya ingin bertanya dari sudut
pandang  karakter seismic pada basement. Terkadang pada daerah yang belum
pernah dilakukan pemboran sampai basement, kita tidak bisa mengikatkan antara
data sumur dan data seismic, sehingga pada akhirnya kita hanya mengandalkan
reflector seismic saja. 
Pertanyaannya, apakah basement bisa didefinisikan sebagai karakter amplitude
terkuat, dan terletak sebagai reflektor terakhir yang bisa dikenali  sebelum
semuanya menjadi chaotic  blur? Jika ya, apakah ini bisa menjadi definisi
“proper basement” despite of the lithology? 
  
Salam, 
-Dimas- 
  
  




  Apakah saya bisa menurunkan berat badan? Temukan jawabannya di Yahoo! 
Answers!
http://id.answers.yahoo.com

Re: [iagi-net-l] Fw: [pp-iagi-2008] Re: Biro Kuliah Keliling PP-IAGI 2008-2011

2009-01-26 Terurut Topik Ade Kadarusman
Ful,
 
Gak Salah tuh jurusan geology ada di 18 tempat, wah banyak juga jurusan geologi 
di Tanah Air?,
Berkembangnya jurusan Geologi di tanah air sebuah fenomena yg menarik, dan 
kelihatannya penyerapan lulusan geos market-nya bukan di tanah air tetapi di LN 
sana (Timur Tengah, Afrika, Asia tenggara+far east, Australia dan South Amerika 
?).
 
Kelihatannya dgn booming industri migas dan tambang menginspirasi pembukaan 
jurusan2 geologi yang baru.
 
Sebaliknya di Negara Europa, Jepang dan North America, banyak jurusan2 geologi 
yang ditutup atau digabungkan. Di Australia, jurusan geologi sulit mencari 
mahasiswa lokal, umumnya dipenuhi oleh mahasiswa asing.
 
Saat saya tinggal di Jerman 2005-2006 (stuttgart), jurusan Geologi tradisional 
di Jerman hanya tinggal tersisas di lima universitas dari 12 universitas 
diseantero Jerman pada awal 1990-an, dan salah satunya Stuttgart Universitas.
 
Dan Jurusan geologi di Stuttgart pun diancam akan ditutup atau digabung dgn 
Univ Tubingen jika jumlah mhs diploma (setingkat S1 plus) kurang dari 5 orang.
 
Salam,
Ade Kadarusman
 
 

--- Pada Sen, 26/1/09, mohammadsyai...@gmail.com mohammadsyai...@gmail.com 
menulis:

Dari: mohammadsyai...@gmail.com mohammadsyai...@gmail.com
Topik: Re: [iagi-net-l] Fw: [pp-iagi-2008] Re: Biro Kuliah Keliling PP-IAGI 
2008-2011
Kepada: Milis PP-IAGI iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Senin, 26 Januari, 2009, 6:39 AM

Betul, cak Noor. Kira2 hampir ada 18-lah, kalo termasuk di Pekanbaru yg sedang
diusahakan dengan dukungan IAGI Pengda Riau dan pemda-nya.

Salam,
Syaiful

Mohammad Syaiful
* handphone: +62-812-9372808
* business: msyai...@etti.co.id

-Original Message-
From: noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com

Date: Sun, 25 Jan 2009 21:30:54 
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Fw: [pp-iagi-2008] Re: Biro Kuliah Keliling 
PP-IAGI 2008-2011

Rekans,
Menarik sekali, dari imil yang pating sliwer saya mengidentifikasi
ada beberapa universitas yang sekarang mempunyai jurusan/prodi geologi:

- Undip (sudah beberapa waktu kelihatannya)
- Unsoed
- UN Papua
- Un. Sains dan Teknologi Jayapura

Mudah-mudahan ini bisa menambah perkembangan ilmu geologi di tanah air

salam,





From: Hendratno Agus agushendra...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Saturday, January 24, 2009 5:42:47 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Fw: [pp-iagi-2008] Re: Biro Kuliah Keliling PP-IAGI
2008-2011

Mas Senoaji nang CNOOC

Untuk kuliah Keliling..., jika mau jadi relawan ke Jurusan Teknik Geologi
Univ.Negeri Papua di Manokwari, maka kontak saja :
Ibu Hermina Haluk (hp.0813.44.888.927) staf pengajar di TGL UNIPA : Mhs-mhs
disana perlu di update pengalaman kawan-kawan geologist yang di Jawa atau yang
sudah banyak makan asam garam dunia persilatan geologi, khususnya bidang :
1. Petroleum Geology (studi kasus...cekungan-cekungan di Papua)
2. Geologi Mineral Logam 
3. Geologi Mineral Non-logam
4. Geologi Teknik dan Tata Lingkungan
5. Hidrogeologi.
6. Eksplorasi Geologi 

Untuk Teknik Geologi di Univ. Sains dan Teknologi Jayapura di Jayapura,
kontaknya Ibu Sekjurnya yaitu : Mbak Libertina (mbak Wieke). No.hp..sedang aku
cari. Kemarin ke Jogja, lupa naruh kartu namanya..., blaik.
Silahkan...di-create...kang Seno

salam, agus hendratno 





From: wahyu_seno...@cnooc.co.id wahyu_seno...@cnooc.co.id
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, January 23, 2009 3:28:47 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Fw: [pp-iagi-2008] Re: Biro Kuliah Keliling     
PP-IAGI 2008-2011

Ibu emmy,
gak ada batasan umur untuk kuliah keliling ini
selama masih ada niat, keinginan, kemampuan dan keikhlasan, namanya juga 
relawan..hehe
kalau bisa confirm contact number dengan materi apa yang kira-kira bisa di 
share
bales japri aja gak papa, ini juga berlaku untuk semua anggota milis, 
siapa tau masih malu untuk mengumumkan lewat milis hehe

nuwun,
seno




e...@gc.itb.ac.id 
01/23/2009 11:28 AM
Please respond to
iagi-net@iagi.or.id


To
iagi-net@iagi.or.id
cc

Subject
Re: [iagi-net-l] Fw: [pp-iagi-2008] Re: Biro Kuliah Keliling      PP-IAGI 
2008-2011









pak Seno,

Kalau tidak ada batasan umur, saya siap bergabung sebagai relawan.

# emmy suparka

 Dear IAGI netters..
 Undangan terbuka untuk semua anggota komunitas IAGI net maupun anggota
 IAGI yang bersedia, rela, ikhlas berbagi ilmu untuk kawan-kawan 
mahasiswa
 di kampus. Saat ini IAGI punya satu biro yang namanya Biro Kuliah 
Keliling
 IAGI, kebetulan saya dan mas setyo (BP) menjadi koordinator untuk biro
 ini. Sekarang sedang disusun relawan pengajar dan dibuat list
supaya
 gampang untuk dimonitor dan di-track kalo ada acara2 di kampus. Beberapa
 orang telah menyanggupi untuk ambil bagian di program ini.
 Tahap awal sudah kita mulai dengan kuliah tamu di undip minggu depan
 dengan pak Johnson (BPMIGAS) menjadi bintang tamu disana
 Masih terbuka kesempatan luas untuk jadi dosen tamu, guru, mentor, 
trainer
 atau apapun lah namanya, siapa tau jadi bekal di kemudian

RE: [iagi-net-l] Bikin njenggirat kedua di hari ini -- STOP PRESS!! Hasil Seminar AAPG di Cape Town --

2008-10-29 Terurut Topik Ade Kadarusman

Weleh-weleh, kebenaran ilmiah ditentukan oleh suatu voting, 
jadi yang hadir disana bukan geoscientist tetapi politikus yang memaksakan 
kebenaran politik...waduh maklum mendekati suhu pemilu baik di US maupuan di 
negri kita sendiri
 
Saya jadi teringat kembali dogma suatu 'hakekat suatu kebenaran 
ilmiah/scientifik', seorang Science Philosopher adalah Karl Popper (Denmark), 
yang pengikutnya dikenal, sebagai kaum Popperian. Salah satu hakekat sciences 
yang terkenal dari Popper adalah `falsification principle`. prinsip ini 
menyatakan setiap teori harus diusahakan terus untuk disanggah atau disalahkan. 
Jika teori ini lolos dari usaha-usaha research untuk menyanggahnya, maka teori 
ini akan bertahan dan dianggap sudah mencapai kebenaran mutlak. Kebenaran 
absolute hanya milik yang Maha Kuasa.
 
Namun penganut prinsip ini berpendapat bahwa semua teori bagaimana kokohnya pun 
pada suatu waktu akan tumbang pula dengan penemuan-penemuan fakta baru. Disini 
dapat dikatakan bahwa science (kebenaran ilmiah) tidak mungkin mencapai 
kebenaran absolut dan kebenaran science hanya bersifat sementara, selama tidak 
ada fakta yang menyalahkannya atau menyanggahnya.
 
Biarkan waktu dan penemuan-penemuan baru atau fakta baru yang akan menjawab 
kebenaran ilmiah suatu lumpur Lapindo, dua tahun, sepuluh tahun atau ratusan 
tahun bukan masalah mana yang benar dan mana yang salah.
 paling penting adalah menyelamapkan manusia-manusia yang terkena dampak dari 
lumpur Lapindo atau Lumpur Sidoarjo ini
 
Salam dari Sorowako
Ade Kadarusman



--- On Wed, 10/29/08, Surya Sudana [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Surya Sudana [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] Bikin njenggirat kedua di hari ini -- STOP PRESS!! 
Hasil Seminar AAPG di Cape Town --
To: iagi-net@iagi.or.id, Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia [EMAIL 
PROTECTED], migas indonesia [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], 
Serba_KL Serba_KL [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]
Date: Wednesday, October 29, 2008, 10:55 AM

Saya kira yg pinter nglawak Cuma bangsa kita saja...ternyata LONDHO
juga lebih pinter bikin dagelan ya

Lha kalo dr 74 ahli itu terdiri dr 5 orang geologist  69 drilling
engineer, 
Trus diadakan votingheee...mas Thukul kalah lucu dg lawakan
ini..Tapi yg paling aneh ya spt kata Rovicky, sebuah keputusan science
ditentukan dg voting...opo tumon ??

 

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, October 29, 2008 4:05 PM
To: iagi-net@iagi.or.id; Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia; migas
indonesia; [EMAIL PROTECTED]; Serba_KL Serba_KL;
[EMAIL PROTECTED]
Subject: [iagi-net-l] Bikin njenggirat kedua di hari ini -- STOP
PRESS!! Hasil Seminar AAPG di Cape Town --

2008/10/29 Mohammmad Yasin Abdulfatah [EMAIL PROTECTED]:

 Harusnya gmn pakdhe..? ada 74 ahli dan semuanya berdebat.. apa yang
 menang harus yang paling sangar? ato yang dibacking aparat? atau
 diselesaikan tanpa ada kesimpulan?

 hmmm

Sains itu bukan sebuah keputusan.
Science itu sebuah pendapat atau opini.
Yang sifatnya dinamis bisa berubah-ubah. Ini kan mirip pertanyaan
apakah cahaya itu materi atau gelombang ? Sampai kapanpun keduanya
akan solid dan valid, karena bersifat situasional.

Ini yang saya sayangkan, sebuah organisasi ilmuwan mendunia AAPG
mengintervensi sebuah keputusan ilmiah, lak jadi aneh.
Apakah GW akibat manusia ataukah akibat proses alami. Itu saja
dibiarkan berjalan sendiri. Masing-masing secara ilmiah boleh saja
menganggap pendapatnya benar.

Kalau saja AAPG ini badan hukum dunia, okey lah.
Kalau saja AAPG ini lembaga arbritase, boleh lah.
But, AAPG ini sebuah organisasi ilmiah !

Kalau keputusan yang diambil oleh DPR ataupun oleh lembaga
pemerintahan ya silahkan pakai voting.

RDP
AAPG active member



 On 10/29/08, Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:

  - Yang setuju LUSI akibat bencana alam (mud volcano) -- 3
orang.
  - Yang setuju LUSI akibat kesalahan pemboran -- 42 orang.
  - Yang campuran antara 2 opini di atas -- 13 orang.
  - Yang masih merasa belum tuntas diskusinya -- 16 orang.

 Yang bikin aku njenggirat kedua hari ini adalah sebuah diskusi ilmiah
 yang memutuskan fenomena alam dengan cara VOTING !!!
 Howgh !!

 RDP
 --
 Dongeng hari ini :

http://rovicky.wordpress.com/2008/10/29/eksekusi-dan-kontribusi-bukan-se
kedar-diskusi/

 


 --~--~-~--~~~---~--~~
 Mohon menggunakan mailist sesuai dengan peruntukannya.
 IATMI-KL : [EMAIL PROTECTED]
 Cerita santai : [EMAIL PROTECTED]
 Postingan bebas selama tak menyerang SARA : [EMAIL PROTECTED]
 -~--~~~~--~~--~--~---





-- 
Dongeng hari ini :
http://rovicky.wordpress.com/2008/10/29/eksekusi-dan-kontribusi-bukan-se
kedar-diskusi/



serah-terima pp-iagi: senin sore, 13 oktober 2008
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL
pasukan sedang disusun, hanya satu IAGI

[iagi-net-l] test

2008-02-20 Terurut Topik Ade Kadarusman
sekedar test, mohon dihapus saja, 
   
  Rgds,
  Ade Kadarusman

   
-
Looking for last minute shopping deals?  Find them fast with Yahoo! Search.

Re: [iagi-net-l] Paper Pak Ade Kadarusman

2007-12-21 Terurut Topik Ade Kadarusman
Pak Edi,
  sy kirim bbrp kali tetapi mental kembali,
  ada email yahoo atau gmail gak?
  rgds, AK

[EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Ade ysh.

Mohon saya bisa dikirimi paper-paper tersebut secara pribadi, mengingat
kita pernah sama-sama di lapangan untuk mengambil data-datanya di tahun
1995/1996 lalu.

Salam,
Eddy Sucipta
GL-ITB


===
...deleted..

 just FYI, tahun ini tiga paper saya terbit di jurnal internasional,
 dua old study as co-author dan yang di Karang sambung is a new fresh
 data. Yang berminat silahkan kontak ke Japri.

 Masih ada dua lagi yang belum kelar, satu paper masih tertahan di
 Editor Jurnal karena dianggap tidak mengikuti saran dari reviewer (Ron
 Harris dan Robert Hall) untuk revisi. Dan satu lagi masih
 diselesaikan, sudah dikejar-kejar oleh Theo van Leeuwen, lanjutan dari
 paper yg publish di Jurnal asian Earth Sciences thn 2006 (malino met
 complex N Sulawesi),

 Judul paper tsb:

 Multiple generations of forearc mafic.ultramafic rocks in
 theTimor.Tanimbar ophiolite, eastern Indonesia. Akira Ishikawa,
 Yoshiyuki Kaneko, Ade Kadarusman , Tsutomu Ota, Gondwana Research 11
 (2007) 200-217.

 On-going orogeny in the outer-arc of the Timor–Tanimbar region,
 eastern Indonesia. Yoshiyuki Kaneko, Shigenori Maruyama, Ade
 Kadarusman , Tsutomu Ota, et al, Gondwana Research 11 (2007) 218–233

 P-T Evolution of Eclogites and Blueschists from the Luk Ulo Complex of
 Central Java, Indonesia, Ade Kadarusman et al, International Geology
 Review, Volume 49, Number 4, April 2007, pp. 329-356.

 Salam dari Sorowako
 Ade Kadarusman
 just jumping to the other side of coin






JOINT CONVENTION BALI 2007
The 32nd HAGI, the 36th IAGI, and the 29th IATMI Annual Convention and 
Exhibition,
Bali Convention Center, 13-16 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI be 
liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or 
damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, 
arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI 
mailing list.
-



   
-
Never miss a thing.   Make Yahoo your homepage.

Re: [iagi-net-l] Fwd: [Geo_unpad] Re: Busur Magmatik Halmahera

2007-12-16 Terurut Topik Ade Kadarusman
Pak Awang,
   
  Pulau di tengah2 Maluku Sea plate (pulau Mayu?), adalah bukti dari intra 
oceanic thrusting, dulunya adalah MOR Maluku Sea plate yang membentuk double 
subduction, kemudian MOR tsb terhenti memproduksi oceanic crust ke arah timur 
dan barat, karena oceanic crust di arah timur berbalik arah gayanya karena gaya 
dari Philiphine Sea plate. Bukti dari MOR tsb bisa dilihat dari seismic 
tomography Pak Sri Widiantoro.
   
  Intra oceanic thrusting ini cikal bakal dari island arc kalau salah satu 
oceanic slab terus menunjam kebawah terhadap oceanic chust yang lainnya, dan 
jika mencapai kedalaman sekitar 100km slab tsb akan melting menciptakan arc 
magmatism.
   
  Boleh saya dikirimi paper Pak Awang tsb, walaupun beberapa statement yang 
disampaikan oleh paper tsb tidak sependapat dengan apa yang saya ketahui 
berdasarkan data-data yang saya punya yang berbeda dengan pendapat paper 
sebelumnya.
   
  just FYI, tahun ini tiga paper saya terbit di jurnal internasional, dua old 
study as co-author dan yang di Karang sambung is a new fresh data. Yang 
berminat silahkan kontak ke Japri.
   
  Masih ada dua lagi yang belum kelar, satu paper masih tertahan di Editor 
Jurnal karena dianggap tidak mengikuti saran dari reviewer (Ron Harris dan 
Robert Hall) untuk revisi.
  Dan satu lagi masih diselesaikan, sudah dikejar-kejar oleh Theo van Leeuwen, 
lanjutan dari paper yg publish di Jurnal asian Earth Sciences thn 2006 (malino 
met complex N Sulawesi),
   
  Judul paper tsb:
   
  Multiple generations of forearc mafic.ultramafic rocks in theTimor.Tanimbar 
ophiolite, eastern Indonesia.  Akira Ishikawa, Yoshiyuki Kaneko, Ade Kadarusman 
, Tsutomu Ota, Gondwana Research 11 (2007) 200-217.
   
  On-going orogeny in the outer-arc of the Timor–Tanimbar region, eastern 
Indonesia. Yoshiyuki Kaneko, Shigenori Maruyama, Ade Kadarusman , Tsutomu Ota, 
et al, Gondwana Research 11 (2007) 218–233
   
  P-T Evolution of Eclogites and Blueschists from the Luk Ulo Complex of 
Central Java, Indonesia, Ade Kadarusman et al, International Geology Review, 
Volume 49, Number 4, April 2007, pp. 329-356. 
   
  Salam dari Sorowako
  Ade Kadarusman
  just jumping to the other side of coin

Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Barangkali ada gunanya.

salam,
awang

Awang Satyana wrote:
To: bagus priyanto 
,
Geo Unpad 
From: Awang Satyana 
Date: Tue, 4 Dec 2007 22:29:23 -0800 (PST)
Subject: [Geo_unpad] Re: Busur Magmatik Halmahera

Bagus dan Handito,

Makalah saya dan kawan2 (Satyana et al., 2007) yang baru dipublikasi di 
pertemuan gabungan HAGI-IAGI-IATMI di Bali (14 Nov. 2007) atau wawancara 
wartawan Tempo dengan saya seputar gempa dan volkanisme di Halmahera (Majalah 
tempo edisi September 2007) memuat hal-hal yang ditanyakan.

Busur magmatik Halmahera tetap dikontrol oleh penunjaman kerak samudera Laut 
Maluku yang menunjam ke timur di bawah Halmahera dan menghasilkan busur 
gunungapi hasil penunjaman kerak samudera (subduction related-island arc 
volcanism), misalnya gunungapi2 Gamalama dan Gamkonora. Uniknya, kerak samudera 
Laut Maluku pun menunjam ke barat ke bawah busur Sangihe dan Sulawesi Utara, di 
sini melahirkan gunungapi2 seperti Soputan dan Lokon. Keunikan lain adalah 
bahwa penunjaman ke dua arah ini telah mendekatkan prisma akresi dan cekungan 
depan busur di sistem busur Halmahera dan Sangihe. Lalu, pada Pliosen kedua 
sistem prisma akresi dan cekungan depan busur ini berbenturan mengangkat suatu 
tinggian di tengah2 Laut Maluku yang kita kenal sebagai Punggungan Talaud dan 
Mayu. Pulau2 Talaud dan Mayu dibentuk oleh melange atau prisma akresi tersebut. 
Keunikan lain adalah bahwa model benturan sistem Halmahera dan Sangihe ini 
adalah menutup di utara dan membuka di selatan, seperti sistem
ritsleting di jaket, maka kita sebut saja zipper-shaped collision.

Obduksi di timur Sulawesi tak langsung berhubungan dengan busur magmatik 
Halmahera, yang terobduksi di sini adalah kerak tua Banda yang umurnya lebih 
tua dari kerak samudera Laut Maluku.

Di bawah ada salinan dari makalah tersebut, silakan dipelajari dulu nanti kita 
diskusikan lagi.

salam,
awang

The Molluca Sea Collisional Orogen

The Molucca Sea collision zone lies in the area of complex junction between the 
Eurasian, Australian, Pacific, and Philippine Sea plates. Both the Sangihe 
volcanic arc on the west and the Halmahera arc on the east are active, and both 
face inwards towards the Molucca Sea. The present day geology of the Molucca 
Sea region contains a record of the stages in the collision between these two 
arcs (Hall, 2000). The Molucca Sea Plate has an inverted U-shaped configuration 
and is dipping east under Halmahera and west under the Sangihe Arc. Regional 
seismicity suggests that approximately 200-300 km of lithosphere has been 
subducted beneath Halmahera. On the opposite side of the Molucca Sea, the 
Benioff Zone associated with the west-dipping slab can be identified at least 
to a depth of 600 km beneath the Celebes Sea

Re: [iagi-net-l] Die Vermessung Der Welt - Mengukur Dunia (Kehlmann, 2005, 2007)

2007-11-26 Terurut Topik Ade Kadarusman
Pak Awang apakabar?
   
  Menarik yang diulas Pak Awang mengenai Alexander von Humboldt, memang tidak 
banyak tahu bahwa  von Humboldt seorang scientist lengkap selain ahli geologi 
selain ahli biologi, astronomi, geografi dll.
   
  Sebagai penghargaan atas jasa-nya mengembangkan ilmu pengetahuan alam, 
pemerintah Jerman mengabadikan namanya dalam bentuk nama Foundation dibawah 
kementrian LN Jerman untuk menyokong kerjasama para scientist di dunia dalam 
pengembangan ilmu pengetahuan alam.
   
  Seharusnya, Pemerintah kita atau paling tidak IAGI juga memberikan 
penghargaan kepada ahli geologi kita yang tiada henti-hentinya melakukan 
kontribusi dalam ilmu geologi di Indonesia, dalam bentuk mengabadikan namanya 
foundation, tentu saja nama yang pantas adalah Prof. John Ario Katili.
   
   
  Salam dari Sorowako,
   
  Ade Kadarusman
  Salah satu dari 23 orang Indonesia yang pernah mendapatkan Research 
Fellowship dari 
  Alexander von Humboldt Stiftung

Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Die Vermessung Der Welt (Measuring the World) adalah sebuah novel sains 
setengah komedi asal Jerman tulisan Daniel Kehlmann yang baru diterjemahkan 
oleh Desti Nur Aini dan enam kawannya dan diterbitkan oleh Penerbit TransMedia 
Pustaka, Tangerang pada tahun ini. Tidak gampang menemukan buku ini, saya pun 
kebetulan saja menemukannya di sebuah toko buku dan hanya satu2nya, entah laku 
atau memang si toko buku hanya sedikit sekali memesannya.



Mengapa saya tulis ulasannya buat IAGI-net ? Tentu ada geologinya, bahkan 
lumayan penuh. Novel ini menurut saya bukan novel yang biasanya fiktif, tetapi 
lebih semacam biografi dua ilmuwan Jerman yang terkenal pada zamannya, yaitu 
Alexander von Humboldt, si penyelidik alam yang sangat terkenal penjelajahannya 
ke Amerika Selatan, dan Karl Friedrich Gauss, si raja matematika yang mengukur 
dunia tanpa pernah meninggalkan tanah kelahirannya.



Novel setebal 350 halaman ini terbagi atas enam belas bab berganti-ganti 
bercerita tentang Humboldt dan Gauss secara terpisah, masa-masa mudanya 
membangun reputasinya, sampai dalam tiga bab terakhir dua-duanya bertemu pada 
masa tua mereka dan kompak melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan saat 
itu. 



Latar belakang cerita terjadi saat Jerman, Prancis, Afrika Utara, dan Amerika 
Selatan pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Dua pemuda Jerman, Humboldt 
dan Gauss, melanglang buana berusaha mengukur dunia. Alexander von Humboldt, 
seorang bangsawan, berupaya menyusuri hutan belantara dan padang rumput, 
menjelajah Orinoko, menguji coba efek racun yang ditemuinya di bangsa-bangsa 
suku Indian kepada dirinya sendiri, mencicipi kotoran burung, mengukur 
temperatur petir, kemana-mana membawa barometer, mendaki gunung tertinggi, 
masuk ke setiap lubang yang ditemuinya di tanah untuk membuktikan bahwa 
neputisme Abraham Werner salah, mengamati serangga dan burung-burung, 
menghitung kutu di kepala penduduk pribumi, dan pekerjaan-pekerjaan ilmuwan 
eksentrik lainnya termasuk mengikatkan diri di ujung kapal di tengah badai 
lautan untuk mengetahui efek kuatnya angin badai. Perjalanannya selama lima 
tahun (1799-1804) menghasilkan puluhan peti kayu berisi sampel-sampel batuan, 
serangga,
 burung, tanaman, dll. 



Pemuda satunya lagi, Karl Friedrich Gauss, dijuluki sang raja matematika, 
geodesi, dan astronomi, malah hampir seluruh waktunya tidak ke mana-mana selain 
di Gottingen rumahnya demi membuktikan bahwa kalau dunia ini bulat, cukup 
dengan melakukan perhitungan-perhitungan matematis nan rumit, pengukuran2 
geodetik sederhana, dan peneropongan langit malam. Untuk berbicara di sebuah 
forum para ilmuwan saja, Gauss mesti ditipu dulu agar mau berangkat.



Dua-duanya mengukur dunia, yang satu menempuh jarak ribuan kilometer, satunya 
lagi cukup di Gottingen saja. 



Dunia sejarah mengenal von Humboldt sebagai si Columbus kedua, yang sama-sama 
mendapatkan anugerah dan sokongan luar biasa dari raja Spanyol untuk mengembara 
(meskipun von Humboldt orang Jerman). Sementara, Gauss dikenal sebagai ahli 
matematika terhebat setelah Isaac Newton. Sejarah menentukan keduanya bertemu 
pada tahun 1828 di Berlin ketika mereka sudah tua, terkenal, dan berperilaku 
aneh-aneh. Lalu mereka sama-sama terlibat jauh dalam kerusuhan politik di 
Jerman pasca runtuhnya pemerintahan Napoleon. 



Asyik membaca bab demi bab petualangan dua orang hebat ini, membuat kita 
menggeleng-gelengkan kepala dan terkekeh sendirian. Dialog-dialognya 
menakjubkan. Menghibur, penuh humor dengan cara yang ringan, mendalam, dan 
cerdas. Penerjemahannya bagus, tidak kaku sama-sekali.



Kita soroti Alexander von Humboldt (1769-1859) sebab ia juga pantas dijuluki 
pendekar geologi. Penelusuran saya atas biografinya (bukan dari novel ini) 
mengkonfirmasi apa yang ditulis Daniel Kehlmann ini, maka saya menyebut novel 
ini bukan fiktif tetapi fakta. 



Sisi geologi yang menarik adalah bahwa Alex Humboldt telah menyiapkan dirinya 
sebagai geologist sebelum

Re: [iagi-net-l] Archaean Basement in Kalimantan ? (was Ore in sediment vs BIF in Indonesia)

2007-08-16 Terurut Topik Ade Kadarusman
Pak Awang,
   
  sekedar tambahan, kemungkinan adanya Archeaen Basement bukan hanya di 
Kalimantan dan Jawa, juga kemungkinan berada di Sulawesi.
  Pak Theo van Leeweun memperlihatkan ke saya beberapa data zircon age dating 
dengan methoda U-Pb SHRIMP (ANU) dari batuan kontinent (gneiss) menunjukkan 
angka  2500 Ma, salah satu-nya yang tertua sekitar 3500 Ma (lupa persisnya?)
   
  Jadi bukan suatu yang mustahil bahwa ada Achrean basement di wilayah 
Nusantara, sebagai bagian continental drift from Australian continent then 
accreted in Sundaland Margin, walaupun data-data zircon yang ditunjukkan 
kemungkinan sebagai detrital atau zircon warisan dari Archean Igneous rock, 
karena terlihat angka yang archean selalu berada di bagian inti zircon (core), 
sedangkan di rim-nya menunjukkan angka yang lebih muda (Permian etc).
   
  Salam dari Sorowako
   
  Ade Kadarusman
  
Noel Pranoto [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Pak Awang, sedikit menambahkan.

Bahwa kondisi anoxic tidak hanya terjadi pada Archaen (2500 Ma) salah
satunya juga bisa ditunjukan dengan Teori Snowball Earth oleh Joseph
Kirschvink (Late Proterozoic Low-Latitude Global Glaciation: the
Snowball Earth, 1992). Kalau tdk salah seingat saya pernah dibahas di
milis ini juga.
Kirschvink mengamati adanya banded iron formation (BIF) pada umur
Neoproterozoic (1000-550Ma). BIF ini dikatakan terbentuk pada kondisi
anoxic akibat ice cap yg menutupi cekungan sedimen, menyebabkan
kondisi stagnan dan miskin oksigen serta berujung pada proses
pembentukan yg mirip dgn Archean.

Salam,
Noel

On 31/07/07, Awang Harun Satyana wrote:




 Menarik bila ada kerak berumur Archaean-Proterozoic (Archaean  2500 Ma,
 Proterozoic 2500-542 Ma, menurut geologic time scale terbaru – Gradstein et
 al., 2004) di Kalimantan sebab selama ini kita tahu bahwa Sundaland, di mana
 West Kalimantan tergabung di dalamnya adalah Mesozoic continental core of SE
 Asia. Pentarikhan granit SW Kalimantan (Hamilton, 1979), Malay Peninsula
 (Liew and Page, 1985), Malay Tin Belt (Cobbing et al., 1986) dan Sumatra
 (Imtihanah, 2000) tak menghasilkan material berumur Archean atau
 menunjukkan adanya kerak batuandasar berumur Archean di wilayah ini.
 Bukti2 geokimia juga menunjukkan hadirnya basement yang berumur tak lebih
 tua dari Proterozoic, seperti di Malay peninsula (contoh Liew  Page,
 1985).



 Informasi terbaru tentang umur basement di wilayah ini berasal dari studi
 sediment provenance analyses sedimen Paleogen di Kalimantan bagian utara
 yang menggunakan metode U-Pb SHRIMP dating of zircons (van Hattum, 2005).
 Dari penelitian ini ditunjukkan bahwa sedimen Paleogen di wilayah ini
 diinterpretasikan berasal dari erosi Schwaner Granites of SW Kalimantan dan
 dari Malay Tin Belt (van Hattum, 2005) dan tak mengandung Archean zircons.
 Artinya adalah bahwa tak ada kerak berumur Archean di bawah Pegunungan
 Schwaner, Kalimantan atau Malay peninsula.



 Maka, seperti yang ditanyakan pak Herry, apakah kondisi reduksi atau an-oxic
 hanya terjadi di era Archaean sehingga kita mesti menafsirkan bahwa hematite
 di Ketapang, Kalimantan Barat itu terjadi pada Archaean. Saya pikir kondisi
 oxic dan an-oxic terjadi secara siklus sepanjang sejarah Bumi, sehingga bisa
 ditemukan lebih dari sekali, bukan hanya di Archaean.



 Bisa juga bahwa yang di Ketapang Kalimantan itu benar berumur Archaean
 walaupun tak ada literature terdahulu yang pernah menyebutkan itu. Yang
 paling baik, tentu kita dating saja umurnya dengan metode pentarikhan kerak
 Pra-Kambrium yang sudah banyak dilakukan, yaitu : metode U-Pb SHRIMP dating
 of zircons. Bila ya berumur Archaean, maka akan menjadi menarik sekali
 bagaimana menafsirkan atau merekonstruksi paleo-tektoniknya.



 Saat ini, kerak berumur Archaean hanya ditafsirkan terdapat di suatu tempat
 di bawah Pegunungan Selatan Jawa di sebelah barat Yogyakarta (hasil dating
 dilaporkan oleh Smyth et al., 2003, 2005). Itu berdasarkan dating zircon
 dari wilayah volkanik ini yang menunjukkan umur 2500-3000 Ma. Ditafsirkan
 bahwa di bawah Pegunungan Selatan itu terdapat basement Archaean yang
 kemudian terlibat dalam partial melting saat subduksi Oligo-Miosen terjadi,
 dan menghasilkan volkanik Old-Andesite. Sebagian material OAF itu ternyata
 menghasilkan zircon Archaean (source fingerprinting).



 Sebaran umur zircon dating ini mirip dating zircon dari Perth, yang diduga
 berasal dari Yilgarn Craton berumur 2500-4200 Ma. Maka, mungkin terdapat
 sliver craton tersebut yang pecah dari induknya di wilayah Perth-kemudian
 terapung ke arah Jawa, oleh pemekaran Paleo-Tethys, dan akhirnya berbentur
 dengan Sundaland sebelum Tersier, dan pada kala Oligo-Miosen terlibat dalam
 subduksi yang menghasilkan OAF (Old Andesite Formation).



 Salam,

 awang





 From: Herry Maulana [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Monday, July 30, 2007 8:44 C++
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Ore in sediment vs BIF in Indonesia






 Menarik sekali pak Andri. Memang KS mengimpor bijih besi

Re: [iagi-net-l] Kemagnetan Purba, Radiometri dan Dinamika Tektonik Indonesia

2007-07-15 Terurut Topik Ade Kadarusman
Apa kabar Pak Awang?, salut dgn konsisten dgn ide-ide!
  Kelemahan dari ahli geologi kita adalah keberanian untuk merekonstruksinya 
'puzzle' geologi nusantara secara keseluruhan, kebanyakan kita hanya mampu 
menghasilkan data paleomag dan age dating, trus merekonstruksi dalam daerah 
sangat terbatas. Memang kendala utama geologi yang komplek, Robert Hall, 
Hamilton, Eli Silver dll mampu melakukannya.
  Pak Katili sudah mencobanya sejak awal 70an, (tectonophysic, 1975), dan 
sekarang Pak Awang yang akan melanjutkannya, bukan begitu ya Pak?
   
  Saya sendiri sudah mencobanya dalam geologi Sulawesi (tectonophysic 2004), 
masih terbatas hanya daerah Sulawesi dan sekarang menyerah untuik 
melanjutkannya saat ini, mungkin dgn pengetahuan Pak Awang di Geologi Indonesia 
barat dan timur bisa merekonstruksi secara keseluruhan
   
  Kind regards,
  Ade Kadarusman
  Sorowako

Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:
Sebagai wilayah yang pernah disebut sebuah buku “where two 
worlds collide” Indonesia harus mempunyai data paleo-magnetisme dan umur 
radiometri yang banyak. “Dua dunia” bertemu di Indonesia, asiatic vs 
australian. Satu dari Asia, satu dari Australia – pecah dari tempat asalnya – 
berjalan ke wilayah tropika – saling berbenturan - dan kini membentuk 
Indonesia. Semua yang diwarisi dari Asia maupun Australia kini terekam di 
Indonesia baik untuk flora, fauna, maupun geologi. Wilayah “primitive” atau 
“asli Indonesia” pun ada, yaitu daerah2 yang kini punya flora dan fauna endemic 
– wilayah Wallacea yang saya maksud, yang meliputi sebagian Sulawesi dan pulau2 
di Nusa Tenggara.
   
  Apa bukti geologi bahwa Nusantara dibentuk dari pertemuan sebagian kerak Asia 
dan Australia ? Satu-satunya hanyalah paleo-magnetisme yang didukung data umur 
radiometri. Ambil sampel batuan umur pra-Tersier di Sumatra atau Kalimantan 
atau Jawa atau Papua, dan ukur radiometri serta kemagnetan purbanya, bila ia 
menunjukkan posisi lintang di luar 6 degLU – 11 degLS, maka batuan itu bukan 
asli batuan yang terjadi di Indonesia, tetapi ia dibawa dari tempat lain dan 
dialihtempatkan ke wilayah Nusantara oleh proses tektonik yang sangat kompleks.
   
  Teori tektonik lempeng mendapatkan sokongan yang sangat kuat dari 
paleo-magnetisme dan radiometri. Kita di Indonesia, menyadari bahwa Indonesia 
adalah laboratorium alam untuk lahirnya dan pengujian teori tektonik lempeng, 
telah melakukan pengukuran paleomagnetism dan radiometry sejak tahun 1970-an.  
Lebih dari dua puluh  tahun dihimpun sampai sekarang dan kini bisa ditampilkan 
dalam bentuk peta regional skala 1 : 10.000.000 terbitan Pusat Survai Geologi, 
Bandung. Karya ahli2 geologi dari lembaga ini (dulu P3G) patut diacungi jempol 
(antara lain : Mubroto, Permanadewi, Hardjono, Wahyono, Rab Sukamto).
   
  Berikut ini adalah beberapa pengamatan yang keseluruhannya menunjukkan bahwa 
Indonesia “is a mosaic of terranes” .
   
  Paleozoic terranes. Batuan Karbon Akhir di Kepala Burung, Papua berasal dari 
47 degLS, sementara yang berumur Perem Awal dari 46deg LS, yang berumur Perem 
Akhir berasal dari 35 degLS. Kini batuan-batuan ini di tempatnya sekarang telah 
terputar melawan arah jarum jam sebanyak 60 deg. Batuan Perem di Timor berasal 
dari lokasi 20-30 deg LS dan telah terputar CCW 20-40 deg dari arah semula. 
Kita bisa cek atlas dan akan tahu di mana saat ini posisi 47 deg LS itu 
misalnya.
   
  Mesozoic terranes. Batuan Trias-Yura di Kepala Burung pun berasal dari tempat 
di 42 deg LS dan telah terputar CCW (counter clockwise) 60 deg. Batuan Trias di 
Seram berasal dari 9 deg LS (wilayah Timor sekarang) dan telah terputar 90 deg 
CCW (kita tahu bahwa ia terlibat dalam proses bending of Banda Arc). Batuan 
Trias di Sumatra berasal dari 15-20 degLS dan di kedudukannya kini telah 
terputar 40 deg CW (clock wise) – ini membuktikan bahwa Sumatra memang telah 
terputar searah jarum jam. Batuan Trias di Kalimantan, menariknya, posisinya 
dari dulu memang di situ, bisa dipahami sebab Kalimantan termasuk core of 
Sundaland, hanya telah terputar  60 deg CCW – membuktikan bahwa Kalimantan 
memang terotasi CCW. Batuan Kapur di Kalimantan Barat pun sudah sejak Kapur 
memang di situ, hanya telah terputar 50 deg CCW. Tetapi, batuan Kapur di 
Sulawesi dan Misool berasal dari 16-20 degLS. Sedangkan, batuan Kapur di 
Halmahera berasal dari utaranya, 5 deg LU.
   
  Tertiary events. Data kemagnetan purba pada zaman Tersier bisa menunjukkan 
dinamika geologi Indonesia. Data paleo-magnetisme batuan Tersier menunjukkan 
bahwa rotasi CCW masih terjadi di Kalimantan Tengah selama Eosen, dan tidak 
terjadi lagi sejak Oligosen. Hanya sedikit rotasi CW masih teramati selama 
Oligosen dan Miosen di Sumatra. Data paleomagnetik di bagian timur Pulau Jawa 
menunjukkan bahwa bagian ini berasal dari posisi lebih selatan dari posisinya 
sekarang dan telah mengalami rotasi CCW ke posisinya sekarang. Data 
paleomagnetik Sumbawa-Flores menunjukkan posisi purba yang hampir sama

Re: [iagi-net-l] Re: salam batu mulia

2006-03-14 Terurut Topik ade kadarusman

Ikut nimbrung,
Sebenarnya yang paling mudah dan murah (tapi merusak dikit batu mulianya), 
cokel dikit batu giok tsb, bikin saja sayatan tipis dari batu  tsb, lihat di 
mikroskop polarisator, tentukan jenis mineralnya (kalau gak bisa tanya saja 
yang ahli deskripsi petrografi/mineralogi), Jadi kalau itu giok beneran harus 
mineralnya klinopiroksen (jadeit).

Kelemahan ahli geologi kita yang sudah jarang ke lapangan, sudah tidak mampu 
lagi membedakan jenis batuan secara sederhana (terutama batuan beku atau 
batuan malihan), apalagi mengidentifikasi mineral pembentuknya secara mata 
telanjang.

Yang paling krusial yang saya temukan kesalahan identifikasi mineral terjadi 
di Kampus Karangsambung, kalau anda lihat conto batu-batu besar di taman di 
kampus tersebut, salah satunya adalah eklogit, mineral-mineral prismatik 
sebesar ibu jari dalam batuan tsb sering dikatakan sebagai omphacite 
(klinopiroksen), padahal sebenarnya adalah amphibole (glaucophane atau 
barroisite) atau tourmaline, omphacite sebenarnya yang berwarna hijau muda dan 
berbutir halus (mirip warna giok). 

Salam
Ade Kadarusman
Humboldt Research Fellow
Institut fuer Mineralogie und Kristalchemie
Universitaet Stuttgart, Germany

Nantikan paper saya terbaru tentang Karangsambung:
Kadarusman et al, 2006, P-T Evolution of Eclogites and Blueschists from the 
Luk Ulo Complex of Central Java, Indonesia, International Geology Review (in 
review)-METAMORPHIC CONDITIONS ALONG CONVERGENT PLATE JUNCTIONS: MINERALOGY, 
PETROLOGY, GEOCHEMISTRY, AND TECTONICS-THE J. G. LIOU VOLUME-  Editor: W. G. 
Ernst, Dept. of Geological and Environmental Sciences, Stanford University, 
CA, USA.


Quoting Amir Al Amin [EMAIL PROTECTED]:

 Saya mendengar kalau simbol/ emblem di bagian belakang mobil,
   Honda Jazz itu dibuat dari gemstone, yaitu pada titik
   di huruf J.
   Katanya pula, rata-rata sudah dicopot oleh pemili/ agen mobilnya, karena
 harganya sekitar 400rb. Dikhawatirkan dicuri.

   Apakah Pak Miko pernah mendengar, dan jenis apa, serta produksi mana?

   Sekadar ingin tahu saja..

   Salam batu mulia juga
 
 miko [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Pak Rendra,
 Sertifikatnya barangkali tidak lengkap ya. Gimana Anda tahu bahwa patung
 tersebut terbuat dari batu giok ? Apakah ada kesimpulan dari IGL yang tidak
 Anda cantumkan ? Kalau dari hasil refraktometernya siih mungkin saja giok,
 tetapi bagaimana dengan kekerasan, density, streak, luster, dan beberapa
 sifat lainnya ? Dengan demikian maka mang Okim sulit untuk menyimpulkan, baik
 jenis batu ataupun harganya. 
 Salam batumulia, mang Okim
 
 - Original Message - 
 From: rendra irawan 
 To: [EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Tuesday, February 28, 2006 8:47 AM
 Subject: salam batu mulia
 
 
 salam batu mulia,
 
 
 
 temanku punya patung giok dengan spesifikasi dari IGL ( International
 Gemological Laboratory Of Indonesia ) yg rinciannya sbb : 
 
 
 
 Measurements : EST.48.00 X 34.00 X 10.00 cm
 
 Weight : EST 11.00 kg
 
 Shape : STATUE
 Transparency : Semi Transparent
 Colour ; Light Green
 Clary : Included
 Catting Style : Carving
 Polariscope : Aggregate
 Refractometer : 1.626
 Microscope : Natural Inclutions
 
 Apakah sertifikat itu valid untuk sebagai bahan referensi dalam transaksi
 jual beli gio tersebut dan diperkirakan harga patung tersebut berkisar berapa
 ? 
 
 atas informasinya, aku ucapkan terima kasih
 
 - Rendra -
 081310848079
 
 
 ===
 Amir Al Amin
 Operation / Wellsite Geologist
 Mobile (62)811592902
 amir13120[at]yahoo.com
 ===
 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 




-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



Re: [iagi-net-l] Fw: AGU Berkner Travel Fellowships

2006-02-15 Terurut Topik ade kadarusman
Pak Untung,
saya pernah melamar travel fellowship tsb 4-5 tahun lalu untuk ikut AGU fall 
meeting di SF, tetapi gagal karena dianggap bukan berasal dari negera 
berkembang, mungkin pada saat itu saya tinggal di Tokyo sebagai PhD student 
yang menerima beasiswa. Jadi hanya travel fellowship ini hanya berlaku yang 
bertempat tinggal di negara berkembang bukan citizenship-nya.

Selama 5 kali mengikuti AGU fall meeting antara tahun 1998-2005 (2 kali oral, 
3 kali poster), belum pernah dapat travel fellowship dari AGU, selalu dapat 
grant dari universitas dimana saya tinggal..jadi kesimpulannya 
sulitlah.

salam
Ade Kadarusman
Humboldt Research fellow at Uni Stuttgart
Stuttgart, Germany


Quoting M Untung [EMAIL PROTECTED]:

 Rekan-rekan muda ada minat untuk mendapatkan fellowship ini?
 M. Untung
 - Original Message -
 From: Publications [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Wednesday, January 18, 2006 12:25 AM
 Subject: AGU Berkner Travel Fellowships
 
 
  A limited number of Berkner Travel Fellowships will be awarded for the
 2006 AGU
  Joint Assembly to be held 23-26 May 2006 in Baltimore, Maryland, USA.
 These
  fellowships provide an excellent scientific experience for young
 scientists from
  economically depressed and developing countries that would not otherwise
 be able
  to participate in a major international scientific meeting at an early
 point
  in their careers.
 
  You are eligible if your date of birth is after 31 December 1971 or you
 are enrolled
  at least half time as a student in a degree-granting institution.  If you
 do
  not meet the eligibility requirements, we ask that you encourage your
 colleagues
  to apply.
 
  The Berkner Travel Fellowships will provide full support (transportation,
 food
  and lodging) if needed.  If a recipient has other funding, the total
 amount of
  the fellowship will be adjusted accordingly.
 
  Applications and abstracts must be received by 10 February 2006.To
 obtain
  instructions and an application visit
  http://www.agu.org/meetings/ja06/?content=outreachshow=travel_elig.
 Your
  abstract must be submitted with your application, and it must also be
 submitted
  separately to the Joint Assembly.  Information regarding this submission
 can
  be found on the instructions page located at the above link.  If you have
 questions
  or would like an application e-mailed to you, contact Tom Gentry,
 [EMAIL PROTECTED]
  mailto:[EMAIL PROTECTED].
 
 
 
 
 
 
 
 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
 (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
 Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
 Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
 Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
 Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
 [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
 Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
 -
 
 




-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



Re: [iagi-net-l] SEPUTAR BATU GIOK

2005-11-15 Terurut Topik ade kadarusman

Pak Miko,
Apa kabar masih ingat dengan saya?, terakhir ketemu ketika Pak Miko menghadiri 
presentasi saya di Jurusan Geologi ITB tahun 2003 tentang konsep baru 
pembentukan Intan di kuliahnya Mas Andri Subandrio.
Masih ingat juga ketika tahun 90-91?, saya sempat ikut ekskursinya Pak Miko di 
Bungbulang Garut dgn mahasiswa Geologi ITB pada saat itu, pertama kali saya 
belajar gemstone dari Pak Miko sambil keluar masuk gua. 
Oh..ya akhir tahun lalu saya sempat ke Bungbulang lagi, memang potensinya 
masih besar, saya lihat ada gemstone dgn panjang 6 meter diameter 50 cm yang 
masih tertanam di gua, sudah ditawar oleh pengusaha Jakarta 80 juta rupiah. 
Saya tidak tahu persis berapa konsentrasi gemstone yg berkualitas dalam batuan 
tsb.
Saya sendiri hampir 15 tahun menggeluti ilmu batuan metamorf memang belum 
melirik kearah potensi ekonominya, masih berkutat ke scientific interest, 
terutama basement geology/tectonic. Salah satu potensi ekonomi batuan metamorf 
memang gemstone, seperti yg digeluti oleh Pak Miko.

Saya hanya ingin share pengetahuan saja dengan anggota IAGI milis lainnya, 
saya hanya menambahkan apa yang sudah dikatakan Pak Miko. Jade adalah nama 
gemstone dari mineral Jadeite.
Mineral Jadeite (berkomposisi 100% NaAlSi2O6) adalah salah satu mineral dari 
kelompok piroksen [(M1)(M2)(Si,Al)2O6] dgn M1 dan M2 komponen dari Na,Ca, 
Mg,Fe, Al, Li, Cr.

Jadeite banyak ditemukan dalam batuan metamorf tekanan tinggi dan sangat 
tinggi, biasanya merupakan hasil „breakdown“ dari mineral albite ( 
Albite=jadeite+quartz). Tingginya kualitas suatu jadeite jade berhubungan 
dengan prosentasi kandungan jadeite komponen dalam jadeite jade tsb, yang 
tentu saja berhubungan dengan warna. Mineral piroksen yang lain seperti 
ompachite (ompasit) mengandung komponen jadeite antara 40-60%, ompasit ini 
mineral pembentuk eklogit. Jadi bisa ompasit ini dikatakan jade berkualitas 
rendah

Di Uni Stuttgart saya memang mengajar pengetahuan „rock-forming mineral“ atau 
mineral2 pembentuk batuan beku dan metamorf untuk dua mahasiswa PhD dari China 
dan Burma/Myanmar. PhD student dari Myanmar mengambil penelitain Burmase 
Jadeite atau dikenal dipasaran mungkin sebagai Siamese Jade. Komponen jadeite 
dalam jade giok tersebut mencapai 90-95%, suatu kualitas jade yang  tinggi. 
Jadeite ditemukan di Burma umumnya sebagai vein atau lapisan tipis di Marble 
di Zona Suture.

Sebenarnya Pure Jadeite pernah dilaporkan ditemukan di Karangsambung menurut 
laporan Miyazaki et al (Island Arc, 1998) yang dikenal sebagai Jadeite-quartz-
glaucophane rock yang memiliki kandungan mineral jadeite berkompenon 85-95% 
jadeite dan sisanya acmite dan diopside. Sayang batuan tsb sudah tidak ada 
lagi di sekitar Lok-Ulo, tetapi mungkin beberapa pecahannya sudah disimpan 
oleh Bos Karangsambung (Pak Munasri/Bang Aci) untuk koleksi museum. Salut 
dengan Bang Aci dengan effort-nya untuk menyelamatkan keanekaragaman batuan di 
Karsam dari tangan-tangan yang tidak bertanggungjawab.

salam
ade kadarusman
Institut fuer Mineralogie und Kristallchemie, 
Universitaet Stuttgart, Azenbergstr. 18 D-70174, Stuttgart, Germany








Quoting miko [EMAIL PROTECTED]:

 Dear Pak Yatno dan Gemstone Lovers IAGI,
 
 Alhamdulilah, mang Okim berhasil mancing macan turun gunung. Terima kasih 
 Pak Yatno atas keterangan pelengkapnya. Sangat bahagia rasanya membaca 
 kalimat pembukaan Pak Yatno yaitu : kurang setuju. Inilah letak keindahan 
 akademik, berargumentasi secara bebas untuk mendapatkan sintesa yang 
 sempurna ( aah, sok bener mang Okim niih, kayak ilmuwan beneran aja ! ). 
 Maksudnya siih ndak kayak trend dewasa ini, ndak setuju kemudian makai rompi
 
 yang dipasang bom dan buuum . dirinya diledakkan sambil nyari temen lain
 
 buat ngantar ke sorga ( ape iyee ? ). Mang Okim masih inget bener ketika 
 bersama Pak Yatno bimbing 25 mahasiswa ITB untuk kegiatan out door batu 
 mulia di Garut Selatan ( tahun 1990 an ). Sayang sekali Pak Yatno lebih 
 cepet ninggalin lapangan karena  ada kesibukan di Bandung ( ada yang kurang
 


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



RE: [iagi-net-l] Marketing lulusan geologi --- pendidikan mau ikut market yang ada saja?

2005-10-11 Terurut Topik ade kadarusman
Ikut nimbrung sedikit untuk meramaikan wacana marketing lulusan geologi

Selain yang dikemukakan Kang Danny Hilman, sebenarnya ada satu market buat 
lulusan geologi terbaik kita yang memang prosentasinya kecil:

Jadilah Earthscientist atau Researcher atau Lecturer di lembaga-lembaga riset, 
akademis atau universitas/institut di LN.
Tapi memang untuk karier seperti itu, diperlukan minat dan bakat kearah dunia 
akademis dan ini merupakan suatu pilihan hidup.

Memang selama ini geoscientist terbaik kita (walaupun banyak bukan S3) banyak 
bekerja di kumpeni migas dan mineral di LN seperti di ME, Malaysia, North 
Sea,  Amerika dll. Ini yang saya perhatikan di milist IAGI.

Salah satu cara simple tapi tidak mudah adalah ambil S1, S2 di DN, terus cari 
peluang untuk S3 di LN, kalau perlu kerja dulu di kumpeni 2-3 tahun untuk 
ngumpulin modal awal sekolah S3 utk thn 1 atau ke2 di LN, karena berdasarkan 
pengalaman saya pribadi ternyata sangat mudah untuk mendapatkan beasiswa kalau 
sudah diterima dalam PhD program. Publikasikan risetnya dalam jurnal-jurnal 
international ternama (terutama yang memiliki Citation Index yang tinggi), ini 
merupakan modal besar untuk melanjutkan karier di dunia akademis.

Setelah S3, ambil program post doctoral 2-5 tahun sebelum mencari permanen 
position sebagai assisten proffesor, terus berlanjut jadi associate proffessor 
dan akhirnya full professor. Tapi ingat cari program post doct yang terbaik 
dan gaji yang memadai , bukan menjadi ‘slave’ dari professor yang menggajinya.

Yah memang dibandingkan dgn bekerja di kumpeni, gaji memang relatif kecil, di 
US mungkin sekitar 2500-5000 $ per bulan untuk post doc, 3500-6000 $ untuk 
assisten atau associate prof. Tapi profesi ini cukup menjanjikan, dan menjamin 
kebebasan akademik.

Ingat dua tahun lalu, ada wacana “Malaysia menculik doctor-doktor terbaik 
kita”. Atau dalam kata lain Malaysia memperkerjakan doktor-doktor terbaik kita 
untuk bekerja di instansi penelitian atau akademisi mereka, dgn iming-iming 
gaji yang tinggi. Memang sayangnya yang diculik adalah staf pengajar terbaik 
kita di PTN atau PTS ternama.

Yah itulah kenyataan yang terjadi saat ini, bukan hanya melulu berpikir dalam 
kerangka ‘nasionalism’ atau ‘brain drain’, tetapi suatu peluang karier buat 
lulusan geologi terbaik kita.

Conto yang terbaik adalah Prof. Sangkot Marzuki (direktur Lembaga Biologi 
Eijkman), sebelum dipanggil pulang oleh Habibie. Beliau adalah Proffesor di 
salah satu universitas di Australia, setelah memiliki labnya sendiri, beliau 
mempekerjakan banyak staf PhD dan mhs PhD dari Indonesia untuk menunjang 
risetnya.

Conto yang lain Dr Joni Setiawan yang bekerja di Max Planct Institute, Jerman 
atau Dr. Roby Muhammad di New York, dan banyak conto-conto yang lain. 
Di bidang lain seperti IT, Biologi, Fisika dll banyak sekali scientist kita 
berkiprah di LN, tapi kenapa di bidang G  G tidak terdengar gaungnya.
Selama ini market tersebut diisi oleh geoscientist dari China, Jepang, India, 
Pakistan, Mesir dll.

Salam

Ade Kadarusman
von Humboldt Research Fellow
Institut fuer Mineralogie und Kristallchemie, 
Universitaet Stuttgart, Azenbergstr. 18, 70174, 
Stuttgart, Germany

On leave from Puslit Geoteknologi-LIPI Bandung


Quoting D.H. Natawidjaja [EMAIL PROTECTED]:

 Halo Bung Rovicky apa kabar? 
 Iya betul tuh.  Apakah universitas mau ngikutin pasar aja atau mau
 berinovasi untuk menciptakan pasar baru?.  Kelihatannya Pendidikan
 Geologi Indonesia sekarang masih sangat ditujukan untuk memasok pasar
 tenaga kerja di bidang ekplorasi dan eksploitasi SDA (MiGas dan Mineral)
 ya ?
 Alasannya: kayanya kita semua sudah pada tahu... bidang geologi lain
 yang non-migas dan mineral tidak begitu diketahui atau mungkin tidak
 dihargai oleh masyarakat, pemerintah dan dunia bisnis...sehingga
 lapangan kerjanya sempit (padahal seharusnya bisa besar)...dan kalaupun
 ada kerjaannya imbalannyapun mungkin tidak sebesar didunia MiGas.
 Dampaknya: sebagian besar lulusan yang terdidik di bidang geologi (baca:
 urusan ekplorasi minyak dan mineral) tidak tertampung di dunia-nya
 sehingga harus kerja di dunia lain, termasuk di dunia geologi
 non-migas/mineral seperti di lembaga penelitian dan instansi pemerintah.
 Artinya: lapangan kerja geologi di bidang non migas mineral diisi oleh
 para geologiawan yang notabene kurang ahli dengan bidang pekerjaan
 barunya ini.
 Tentu ini berakibat profesi  geologi di bidang non-migas/mineral ini
 akan kurang berkembang atau akan kurang dihargai/dipercaya oleh
 masyarakat/bidang disiplin ilmu lainnya yang berkaitan.
 
 Sekedar ilustrasi.  Sekarang ini ada timbul kesadaran di masyarakat
 tentang pentingnya mitigasi bencana alam.  Mitigasi bencana ini katanya
 sudah seharusnya diperhitungkan dalam pendidikan, kemasyarakatan dan
 pembangunan infrastruktur wilayah dan termasuk juga sudah seharusnya
 dimasukkan dalam kurikulum sekolah mulai dari SD. Nah, bagaimana
 kesempatan lapangan pekerjaan ini bisa dilaksanakan kalau para ahli

[iagi-net-l] Re: Tanya soal Jatibarang volcanics-age dating

2005-09-01 Terurut Topik ade kadarusman

Ikut mengomentari tentang age dating, saya jadi ingat komentar Pak Soejono, 
bahwa absolute age dating bisa jadi absolutely right atau absolutely wrong. 
he..he..he…..

Memang benar apa yg dikatakan Pak Soejono tsb, kita harus mencermati dengan 
baik hasil umur absolute umur batuan yang diperoleh dari radiogenic isotope 
system. 

Untuk menentukan bahwa umur batuan tsb absolutely right atau absolutely wrong 
adalah dengan memahami keterbatasan dan kelebihan dari suatu metoda yang 
dilakukan tsb, ini yang sering kali geologist kita mengabaikannya.

Memang tidak banyak yang mengetahui dengan baik metoda geochronology dan 
efeknya terhadap batuan, karena beberapa isotop dalam batuan akan sangat mudah 
untuk loss atau resetting akibat proses geologi yang terakhir seperti 
alterasi, geothermal, termetamorfkan dll.

Saya pernah bekerja sbg post doctoral di Jepang sbg isotope geochemist 
mengestablish suatu metoda Sm-Nd model age dating dgn menggunakan instrument 
MC-ICP-MS. Ketika saya presentasikan poster di AGU Fall meeting di San 
Francisco, seorang professor dari US mengkritik tajam, sambil bilang “I don’t 
believe your result”, dongkolnya minta ampun dibilang demikian, kerja 
jungkirbalik dgn chemical separation dua tahun kayaknya gak ada hasilnya. 
he..he..he..he..,
Kesimpulannya,  memang tidak mudah mempercayai suatu hasil absolute age dating.

Jadi kalau saya simpulkan urutan metoda geochronology (age dating) yang 
dianggap terpercaya sampai diragukan adalah sbg berikut:
1.  Zircon U-Pb  (SHRIMP) == terpercaya
2.  Zircon U-Pb  (SIMS or LA-ICP-MS)
3.  Sm-Nd model age (TIMS)
4.  Rb-Sr model age (TIMS)
5.  Carbon 14
6.  Fission Track dating
7.  Ar-Ar dating (mineral age)
8.  K-Ar (mineral age)
9.  K-Ar (whole rock)  === diragukan

Yang lainnya, saya tidak tahu persis berada diposisi mana seperti metoda Sr-
Sr, Th-U, Pb-Pb, dll yang jelas masih dibawah zircon U-Pb.

Yang masih dalam perkembangan antara lain:
-   Lu-Hf system
-   Re-Os system
-   Monazite Th-U-Pb (epma)

Kebetulan saya saat ini sedang belajar metoda baru dari geochronology, yaitu 
yang dikenal sebagai “Electron Microprobe Age dating of Monazite” (Th-U-Pb 
system), sayangnya metoda ini hanya efektif untuk umur batuan yg lebih tua 
dari 100 Ma (range 4000-100 Ma).

Jadi sekalian kalau bapak atau ibu mempunyai sample batuan beku, sediment atau 
metamorf yang mengandung mineral monazite (Ce,La,NdPO4) dan kira-kira berumur 
lebih tua dari 100Ma, saya bisa menganalisanya age datingnya. Saya memang 
membutuhkan sample batuan tua yang berasal dari berbagai lokasi di Indonesia, 
untuk mengetes kemampuan metoda ini. 

Kontak saya, nanti saya kasih tahu jenis batuan apa yg diperkirakan mengandung 
monazite. Yang paling susah dari metoda ini adalah mencari mineral monazite-
nya. Saya hanya butuh sample dgn dimensi sekitar 2cmx2cmx4cm.

salam

Ade Kadarusman
von Humboldt Research Fellow
Institut fuer Mineralogie und Kristallchemie, 
Universitaet Stuttgart, Azenbergstr. 18 D-70174, Stuttgart, Germany
Phone: +49-711-121-1218, Fax: +49-711-121-1222






Quoting [EMAIL PROTECTED]:

 Pak-Bapak ysh,
 Sedikit komentar tentang Volkanisme Kenozoik di Jawa. Boleh kan?
 Ngkoimani  Bijaksana (2004, abstrak) menyebutkan telah menjumpai umur tua
 (K-Ar) pada batuan Formasi Andesit Tua (OAF) : 17-75 Ma (Kalau tidak salah
 yg 56 Ma di Watuadeg DIY, 75 Ma di Kulonprogo, DIY).
 Sejauh hasil analisisnya reliable, perlu penjelasan tuh posisi volkanisme
 ini thd posisi subduksi Jawa-Bantimala/Meratus (pra-Oligosen?) vs Jawa-NTT
 (pasca-Oligosen/OAF). Data paleomagnetiknya menunjukkan pembentukan
 batuan-batuan itu berada jauh di selatan daripada posisinya sekarang. Sdr
 Laode Ngkoimani baru Senin (29/8/05)kemarin menyelesaikan S3 di Fisika ITB
 tentang paleomagnetik Formasi Andesit Tua. Mudah-mudahan segera keluar
 full-papernya ya?
 
 Nuhun, semoga ada gunanya
 bpriadi
 
 
 
  Adakah yang bisa membantu temen saya ini? Mtur Nuwun.
 
 
  Salam
 
  SG
 
 
  -Original Message-
  From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 
 
  Kali ini aku mau tanya dikit (agak serius nih) soal
  geologi Jawa. Risetku sekarang khan soal evolusi
  Cenozoic magmatism di Jawa dikaitkan dengan
  pembentukan resources (metallic deposits, geothermal
  energy, and mudah2an bisa ke hydrocarbon juga-paling
  tidak dihubungkan dengan pembentukan dan deformasi
  cekungan oleh proses island-arc magmatism).
 
  Nah ada hal yang menarik buatku, yaitu Jatibarang
  volcanic formation di daerah Cirebon dan sekitarnya.
  Yang jelas formasi ini umurnya adalah yang paling tua
  utk Tertiary volcanic di Jawa yaitu Eocene. Informasi
  ttg formasi ini mungkin adalah kunci utk mencari link
  antara Mesozoic arc (Meratus-LukUlo) dengan Cenozoic
  Sunda arc.
 
  Problemnya: 1. Sepertinya informasi ttg Jatibarang
  volcanics hanya diperoleh dari subsurface data, 2.
  Kalau baca report2 Pertamina ttg K-Ar datingnya,
  kayanya kok batunya sudah ter-altered

Re: [iagi-net-l] Re: [HAGI-Network] [iagi-net-l] Tectonic Mars, Earth.

2005-07-15 Terurut Topik ade kadarusman
Mas Kartiko,
Kalau penjelasan sedikit tentang superplume atau plume tectonic, silahkan lihat 
text keynote speaker saya di extended abstrack PIT IAGI tahun 2002 di Surabaya.
Sedangkan text powerpoint presentation saya dan CD-ROM international superplume 
workshop Tokyo 2002 juga beredar dalam PIT tersebut.

Mungkin Pak Awang bisa menambahkan, rasanya sekarang sudah banyak geosceinstis 
kita mulai tertarik memahami apa dan bagaiman superplume dan plume tectonic tsb.

Salam,
Dr. Ade Kadarusman
Alexander von Humbolt Fellow
Institute of Mineralogy and Crystallchemistry
Stuttgart University, Germany

Quoting [EMAIL PROTECTED]:

 
 Mas Salam dan rekan semuanya
 
 bisa dijelaskan dulu yang dimaksud dengan superplume itu apa dan bagaimana
 terjadinya...?
 terus apa bedanya dengan teori plate tektonik yang ada sekarang ?
 
 kalau yang saya tangkap di tulisan Mas, superplume itu ditandai dengan
 adanya magma yang keluar nyembul ke permukaan bumi 
 kalau hukum keseimbangan saja ...ada yang keluar maka ada yang masuk
 nah bagaimana proses masuknya magma di superplume...apa lalu ambles
 tenggelam ...?
 nyembul, tenggelam
 
 Terima kasih atas pencerahannya
 
 Regards
 
 Kartiko-Samodro
 Telp : 3852
 
 
 
 |-+-
 | |   Maryanto |
 | |   (Maryant)|
 | |   [EMAIL PROTECTED]|
 | |   om   |
 | |   Sent by: Himpunan|
 | |   Ahli Geofisika|
 | |   Indonesia (HAGI) |
 | |   [EMAIL PROTECTED]|
 | |   RLSRUHE.DE   |
 | | |
 | | |
 | |   14/07/2005 07:40  |
 | |   PM|
 | |   Please respond to |
 | |   Himpunan Ahli|
 | |   Geofisika |
 | |   Indonesia (HAGI) |
 | | |
 |-+-
  
 -
|
   |  
   |
   |   To:   [EMAIL PROTECTED]  
   |
   |   cc:
   |
   |   Subject:  Re: [HAGI-Network] [iagi-net-l] Tectonic Mars, Earth.
   |
  
 -
|
 
 
 
 
 Wah menarik sekali diskusinya.
 
 Mars Baker Model menunjukkan Mars lahir dan lalu berupa lautan magma
 pada umur 4.550 Gaa Giga annum ago, lalu terjadi plate tectonic hingga
 4.1 Gaa, dan menjadikan dua superplume sejak 3.9 Gaa hingga kini.
 Superplume itu Northern Oceanic plume, serta Southern continental plume
 sejak 3.9 Gaa itu. Banyak model lain, yang banyak di sebut sebagai Mars
 Awang, yang di sebut sudah tak ada plate tectonic lagi. Mars Rovicky
 juga sudah banyak di jelaskan. Lahir juga Mars Heru, sebut ada
 perbedaan antara tektonik di Mars dengan hal ini di Bumi. Mungkin
 maksudnya sudah tak ada pergerakan lempeng walau lempengnya ada. Begitu?
 Model Mars Doddy anjurkan kemiripan susunan lempeng Mars-Bumi.
 
 Model Mars Maryanto, memang masih bisu, tak bisa diskripsi banyak.
 Menariknya, Mars Baker diskripsikan dua superplume: satu darat,
 satunya laut. Seperti yang Collins, 2003, sebut untuk bumi : Near Affar
 Triple Junction dan South Pacific. Yang lalu saya gabungkan dengan
 Wagener, 1915, Carrey, 1945, Dietz and Holden, 1970, McClay, 1996,
 Johnson, 1998, Zigler, 2000, dll, jadikan satu superplume continent di
 AAN Anticline of Arabian Nubian shield. Dan satu superplume oceanic di
 Tahiti South Pacific. Peta geologi Johnson, 1998, sebut umur 3 Ga batuan
 di tengah orogenic AAN, dengan jarak lateral 500 Km, sudah ada 0.5 Ga
 umur batuan. Atau gradient lateral umur batuan tersingkapnya amat besar,
 2.5 Ga/500 km.
 
 Mars Baker sebut umur 4.55 Gaa magma, sesuai dengan perkiraan SALAM
 Calendar 4.617.373.522 BC untuk lahirnya semua Tatasurya. Lalu paper itu
 sebut Tharsis superplume stop pada 4.1 Gaa. Ini sama dengan prediksi
 SALAM Calendar 4.092 Gaa, sebagai maximum ekstensi siklus 700 Ma
 pertama.  Waktu umur ini di bumi membentuk superplume1. Lalu paper itu
 sebut dua superplume Mars terbentuk sejak 3.9 Gaa, tak berubah hingga
 kini. Umur 3.9 Gaa ini sama dengan satu siklus 700 Ma sejak lahir. Bumi
 sudah ada Supercontinent1 hingga Supercontinent7 dengan gerakan
 sinusoidal compresi-ekstensi pereode 700 Ma itu.
 
 Pertanyaan kenapa dua superplume di suatu planet, tidak lebih? Kenapa
 satu

Re: [iagi-net-l] Hubungan Buton dan Lengan Sulawesi Timur.]

2005-06-07 Terurut Topik ade kadarusman
Menarik untuk diminta pencerahannya.

Quoting Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]:

 Abah, ya Kapantoreh itu nama pegunungan di Buton utara. Ofiolit/ultrabasa
 tersingkap baik di utara maupun selatan Buton bagian barat. Bor terakhir di
 Buton adalah Jambu-1 (Conoco, 1992), 5015 ft, mengejar sampai Tondo klastik,
 ada hydrocarbon shows. Kebetulan dulu saya monitoring harian juga sumur ini
 saat masih di Pertamina Balikpapan. 

Pak Awang, apakah Komplek Kapantoreh ofiolit merupakan bagian komplek ofiolit 
Sulawesi Timur ?, menyambung trus ke Kabaena dan Kolaka?, mungkin Pak Awang 
sudah baca paper saya di tectonophysic 2004, saya menyatukan komplek ofiolit 
tsb dalam suatu komplek besar yang berbeda asal dan umurnya.


 
  Secara singkat, pengetahuan sekarang menempatkan Buton dan Tukang Besi
  sebagai sebuah mikro-kontinen yang lepas dari wilayah Australia (bisa NW
  Australia, bisa Kepala Burung Papua - kedua mintakat ini pun berhubungan
  sebenarnya) pada sekitar pertengahan Yura dan membentur Lengan Tenggara
  Sulawesi, yang diwakili secara frontal oleh Muna, pada Miosen Awal. Jadi,
  Buton tak punya urusan apa pun dengan Lengan Timur Sulawesi, tetapi ia
  memang punya urusan dengan Lengan Tenggara Sulawesi sebab ia pernah
  membenturnya.
 

Apakah ada bukti lapangan (e.g. suture) atau yang lainnya yang membedakan Muna, 
Buton dan Tukang besi sebagai mikrokontinen yang terpisah atau terrane 
(mintakat) yang terpisah. Selama ini kita menyebutnya sebagai satu kesatuan 
Tukang Besi Mikrokontinent, seperti Banggai-Sula mikrokontinent.

Nuhun

Ade Kadarusman
Tectonic/Structural Geology Group
Dept. of Earth Sciences, Universiteit Utrecht
Budapestlaan 4, 3508 TA, Utrecht
The Netherlands

From July 2005:
Institut fuer Mineralogie und Kristallchemie, 
Universitaet Stuttgart,
Azenbergstr. 18 D-70174, Stuttgart, 
Germany



-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Dari Mana Asal Intan Kalimantan ?

2005-05-31 Terurut Topik ade kadarusman

Sebenarnya the origin of Borneo diamond pernah saya singgung di Bandung thn 
2003 yg lalu, pada presetasi reboan tentang konsep baru pembentukan intan di 
alam.  
Memang saat ini asal mula intan di Kalimantan masih menimbulkan tanda tanya 
besar, karena semuanya ditemukan sebagai endapan alluvial. Ternyata intan 
ditemukan di Kalbar (Landak), Kalteng (hulu S. Barito), Kaltim (Muara Tewe?), 
dan tentu saja Kalsel (Martapura). Dan menurut  laporan geologist SDM, intan 
ternyata ditemukan juga di Riau (Bangkinang).
Memang saat ini belum ditemukan secara jelas pipa kimberlit di Kalimantan, 
walaupun pernah disebutkan ditemukan di muara Tewe (seperti yg disebutkan  oleh 
Pak Koeseoma),
Tetapi saya baca paper dari Bergman (1987,1988) dan Spencer (1988), tidak 
secara pasti menyebutkan adanya pipa kimberlit berdasarkan laporan geologist 
anaconda, tetapi memang kemungkinan berasal dari lamproite. (kimberlite berasal 
dari archean craton, sedangkan lamproite dari protozoic belt-nya)

Saya dan Chris Parkinson memang sempat mempelajari Intan dari Martapura sekitar 
tahun 2000-2001, kalau Chris mempelajari Intan Martapura dari inklusi mineral 
yg ada di dlm intan dan juga Nitrogen isotopnya, saya sendiri mempelajari intan 
berdasarkan himpunan mineral berasosiasi dgn intan (heavy mineral concentrate). 
Mencoba melihat kompisisi garnet, zircon, monazite, textites dll dari hasil 
sisa dulangan penambang intan.
Penelitian awal memang saya tidak menemukan garnet yg bekomposisi G10, G9 atau 
G12, yg biasanya ditemukan di kimberlit. Penelitian ini terhenti dan blm sempat 
dipublikasikan karena saya harus menyelesaikan thesis S3. Penelitian intan 
martapura ini karena hobi, bukan bagian riset S3.

Mudah-mudahan penelitian intan di Kalimantan ini akan dilanjutkan, saya sedang 
mencari sponsornya. Sayang sekali kita punya intan yang terkenal didunia 
(ditemukan sejak abad 8), tapi bangsa kita sendiri tidak tahu asal-mula dari 
intan martapura tsb.
Dan hanya sedikit orang yng concern dgn penelitian dasar just for curiousity.

Saya cukup familiar dgn batuan kimberlit dan sebangsanya, karena riset batuan 
kimberlit merupakan salah satu bagian dari thesis S3 dulu, yaitu dgn 
mempelajari batuan kimberlit (+ mantle senolit) yg ditemukan di lingkungan 
oceanic (Solomon alnoite).

Berikut ini kira-kira the origin of borneo diamond:
-Ultrahigh pressure (UHP) metamorphic origin; source from Meratus Complex 
-Peridotitic origin (Pearson et al., 1995); source from Bobaris peridotite 
(largely based on Koolhoven and van Bemmelen description).
-Meteoritic origin; presence of textites and impact-crater like structure in 
north Martapura 
-Kimberlite/lamproite origin (Bergman et al, 1987;1988; Spencer et al, 1988); 
source from the cratonic core of central Borneo (now eroded)
-Lamproite origin (Parkinson et al, 2000); source from rifted Australian 
fragment containing diamondiferous craton.

Salam
Ade Kadarusman
Utrecht, the Netherlands




Quoting Awang Satyana [EMAIL PROTECTED]:

 Mengherankan, sejak Koolhoven (1935) menulis laporannya tentang asal intan
 Kalimantan (Het Primaire Voorkomen van den Zuid-Borneo Diamant - Primary
 Occurrences of the South Kalimantan Diamond), riset tentang ini tak mengalami
 kemajuan yang signifikan sampai saat ini pun. 
  
 Prof. Adjat Sudradjat, di dalam bukunya, Teknologi dan Manajemen Sumberdaya
 MIneral (ITB, 1999) masih menulis bahwa asal intan Kalimantan ini tak
 diketahui dari mana. Lima puluh tahun sebelumnya (1949), van Bemmelen pun
 mengindikasikan hal yang sama. Memang, Koolhoven (1935) menyebutkan bahwa a
 pipe of ultrabasic rock yang disebutnya Pamali intrusive breccia adalah
 sumber intan di Kalimantan Selatan. Tetapi, semua buku menuliskan bahwa kadar
 intan di breksi Pamali (bukan Pemali seperti di Jawa Tengah ya..) sangat
 kecil, jauh di bawah kadar intan yang ditemukan di endapan placer-nya. Kata
 Pak Soetarjo Sigit dkk di bukunya Mineral Deposits of Indonesia (1962),
 tidak ekonomis menambang intan di breksi Pamali itu.
  
 Ini kadar2 intan di Kalimantan Selatan (van Bemmelen, 1949 vol IB) : pipa
 ultrabasa breksi intrusif Pemali : 0,0035 karat/ton (1 karat intan = 0,20 g),
 enriched top soil Pamali  : 0,035 karat/ton, diamond bearing gravels placer
 deposits : 0,47 karat/ton. Nah, intan terbesar yang pernah ditemukan di
 endapan plaser itu adalah yang ditemukan di desa Cempaka, Kal Sel seberat 166
 karat (33 gram). Cukup besar, hampir sebanding dengan intan Kohinoor
 kepunyaan raja Lahore, India sebelum dibelah (186 karat), tetapi jauh lebih
 kecil dibandingkan intan terbesar yang pernah ditemukan di Afrika Selatan,
 intan Cullinan (3024 karat - 602 gram) yang kata buku Munaf (1956) -
 Ensiklopedia Indonesia (termasuk ensiklopedia Indonesia pertama) dihadiahkan
 pemerintah AfSel ke raja Inggris Edward VII.
  
 Nah, benarkah Koolhoven bahwa breksi intrusif Pamali itu sumber primer intan
 di Martapura ? Tidak tahu, sebab praktis tak ada riset ke arah situ yang
 serius. Kalau melihat

Re: [iagi-net-l] Junghuhn : Bukan Hanya Karena Kina

2005-05-10 Terurut Topik ade kadarusman

Menarik sekali dengan uraian Pak Awang, dan dilanjutkan dgn teman-teman yang 
lain, yah.sulit memang  menggambarkan hubungan komplek antara Belanda dan 
Indonesia, yang kelihatannya dihambat oleh historical and psychological 
barrier. Hubungan bercampur antara  benci dan rindu,  antara keinginan untuk 
berteman baik tetapi harga diri sebagai bangsa yang pernah dijajah sering 
meredam keinginan tersebut. 
Apalagi hubungan kita dgn Belanda tambah buruk dgn arogansi PM JP Pronk, yang 
membuat Pak Harto marah dan membubarkan IGGI. 

Mungkin Belanda yang pada dasarnya bangsa pegadang (trader), jadi menjajah 
nusantara hanya untuk keuntungan pendek dan sesaat, pokok bagaimana mengambil 
keuntungan sebesar-besarnya dari kekayaan alam kita yang melimpah. Jadi tidak 
memperdulikan nasib bangsa yang dijajahnya. Tapi rupanya sifat jelek pedagang 
atau makelar ini diikuti oleh pejabat dan politisi kita, yang hanya berpikir 
untuk kepentingan sesaat dan aji mumpung, tidak pernah berpikir jangka panjang 
untuk kemajuan bangsa.

Berbeda dengan Inggris merupakan negara industri (revolusi industri hadir di 
Inggris dgn ditemukannya mesin uap abad 17?), menjajah Negara-negara Asia-
Afrika, dengan tujuan jangka panjang, untuk memasarkan  produk-produk 
industrinya. Negara-negara jajahannya mereka tingkatkan pendidikannya, walaupun 
tetap namanya penjajah tetap penjajah. Tapi buktinya, kita lihat sendiri negara-
negara jajahan Inggris sangat maju dibandingkan negara jajahan Belanda. Kalau 
dulu kita boleh memilih, jangan hanya kita tukar Bengkulu dgn Singapura, tapi 
kita  milih dijajah Inggris dan Malaysia dijajah Belanda ha..ha..ha……….nah 
kalau begitu tki kita gak perlu cari ringgit disana.

Saya sendiri yang saat ini tinggal sebagai visiting fellow di Utrecht cukup 
memahami masalah ini, tinggal di Jurusan Geologi dimana van Bemmelen menulis 
buku Geologi Indonesia yang terkenal tersebut. Teman-teman geoscientist di 
Utrecht mengakui bahwa mereka termasuk paling maju dalam ilmu geologi dan 
geofisika di Europa saat ini, karena dipicu pada awalnya pada saat generasi 
terdahulu mereka melakukan riset dan belajar geologi Indonesia sebagai tugas 
pemerintah Belanda  untuk mengeksplorasi kekayaan alam Indonesia, maka jangan 
heran timbulah nama-nama besar Koolhoven, Molenggraf, van Bemmelen, Vening 
Meinezs, de Roever dll, dan akhirnya berdirilah institusi pendidikan geologi di 
Indonesia yang pertama di Bandung dan cikal bakal P3G di Bandung. Senior-senior 
kita yang sudah sepuh  paling tahu masalah ini, mungkin bisa berbagi cerita Pak 
Koesoema ?

Salam
Ade Kadarusman
utrecht



Quoting Taufik Manan [EMAIL PROTECTED]:

 Saya sependapat dengan Pak Awang, Ferry dan Rovicky,
 bahwa Junghuhn berjasa bagi Indonesia (artikel tentang
 Junghunh pernah dibahas dalam edisi Spesial Gatra
 tahun lalu, kalau tidak salah tentang kemajuan Iptek
 di Indonesia). 
 
 Namun selain Beliau, ada beberapa ekspat yang
 berkunjung ke Indonesia (Hindia Timur) abad ke-19 yang
 berjasa membangun potensi Indonesia dalam semua
 bidang (dari kekayaan alam sampai sumber daya
 manusia). Sebut saja selain Junghuhn, ada William
 Stanfort Raffles (dikenal dengan Raffles), Daendels
 (yang terkenal dengan Jalan Trans Java : Anyer sampai
 Banyuwangi), Wallace (sahabat Charles Darwin penggagas
 teori evalusi yang meneliti flora dan fauna di
 indonesia bag Tengah dan Timur), sampai Dowes Decker,
 dll. Mereka mampu memberikan sumbangsihnya terhadap
 harumnya nama Indonesia, terutama hasil karya dan
 penelitiannya yang membuktikan potensi alam Indonesia
 yang kaya raya ke dunia internasional. Bahkan sampai
 sekarang, beberapa hasil karya mereka tetap berdiri
 kokoh.
 
 Khusus tentang Raffles (ekspat dari negerinya David
 Beckham dan Pangeran Charles) pembuatan Benteng di
 Bengkulu (Fort Midllesborough), pembangunan Bogor
 Botanical Garden dengan istananya serta yang lainnya
 sangat mengangkat nama Indonesia di bidang Biologi.
 Saya pernah mengunjungi keduanya dan sangat kagum atas
 hasil karyanya. Namun yang sangat saya kagumi adalah
 keputusannya untuk menukar daerah Bengkulu (yang lebih
 besar luasnya, milik Inggeris saat itu) dengan Pulau
 Singapore (milik Belanda saat itu), yang baru bisa
 kita rasakan manfaatnya saat ini sebagai pusat bisnis
 dan industri di Asia Tenggara dengan pendapatan per
 kapita penduduk yang tertinggi di area kita ini.
 Tentunya jarang orang yang mempunyai pandangan jauh ke
 depan pada jamannya.
 
 Bangsa Indonesia, masih bisa bangkit bila mau
 intropseksi dan belajar dari pengalaman yang sudah ada
 atau dari pengalaman orang lain. Belum terlambat dan
 bisa kita mulai saat ini, minimal dari diri kita
 sendiri.
 
 Wassalam.
 
 TAM
 
 --- Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Menarik uraian Ferry, 
  Kenapa orang melupakannya ?
  
  Ya mungkin saja karena Junghuhn termasuk wong
  londo, dimana dalam
  benak hampir kita semua di adalah bagian dari
  penjajahan, yg dibenci
  oleh kebanyakan rakyat Indonesia.
  Sulitnya buat

RE: [iagi-net-l] Perkampungan Pygmi di Flores: hakekat sains

2005-05-08 Terurut Topik ade kadarusman
Merenung sedikit tentang hakekat sains……..untuk mencoba memahami kontroversi 
sekitar manusia Pygmi Flores, menambahkan tulisan terdahulu.
 
Salah seorang Science Philosopher adalah Karl Popper (Denmark), yang 
pengikutnya dikenal sebagai kaum Popperian. Salah satu hakekat sains yang 
terkenal dari K.Popper adalah`falsification principle`. Prinsip ini menyatakan 
setiap teori harus diusahakan terus untuk disanggah atau disalahkan. Jika teori 
ini lolos dari usaha-usaha research untuk menyanggahnya, maka teori ini akan 
bertahan dan dianggap sudah mencapai kebenaran mutlak. Namun penganut prinsip 
ini berpendapat bahwa semua teori bagaimana kokohnya pun pada suatu waktu akan 
tumbang pula dengan penemuan-penemuan fakta baru. Disini dapat dikatakan bahwa 
sains tidak mungkin mencapai kebenaran absolut dan kebenaran sains hanya 
bersifat sementara, selama tidak ada fakta yang menyalahkannya atau 
menyanggahnya. Rasanya pernah disinggung oleh Pak Koesoemadinata beberapa tahun 
lalu

Setelah renaissance di Eropa, nampaknya sains dan engineering sebagai 
suatu alat untuk menemukan kebenaran hanya dibatasi pada pengamatan empiris 
objektif yang reduksionis, dan positivis. Kalau tidak salah Francis Bacon-lah 
sang penganjur empirisme, sementara Descartes dan Popper, juga menganut fallacy 
assumption, dan bahwa yang ada hanyalah the more probable explanation bukan the 
real truth itu sendiri. 

Hasil ilmupengetahuan/sains dan rekayasa/engineering sejak jaman renaissance 
ini adalah yg seperti kita lihat sekarang, kemajuan material yang demikian 
pesat jaman modern ini. Tetapi kelihatannya hanya sebatas itu nampaknya. 
Padahal di bukankah pada mulanya, di era Yunani dan era Islam, paradigma sains 
itu sendiri lebih luas, tidak hanya empiris positivis belaka?

Yang jelas saat ini kita masih lambat sekali dalam memahami hakikat suatu 
kebenaran dari geosains seperti misalnya asal-usul manusia atau 
paleoantropologi. Kontroversi tentang hubungan manusia purba dengan manusia 
modern, the Great Ape men ‘lucy’ dari east African rift valley yang melahirkan 
teori ‘out of Africa’, dll, sampai sekarang masih menimbulkan tanda tanya 
besar, where is the real truth?, sampai kontroversi yang kita hadapi sekarang 
dengan manusia Pygmi dari Flores. Masih berkutat dengan data/fakta empiris dan 
interpretasinya. Apapun yang mereka sebutkan  misalnya tentang asal-usul 
manusia Pygmi dari Flores, kita terima sebagai proses untuk mencari suatu 
kebenaran ilmiah.

Berbeda geosains yang tampaknya lambat sekali, sains fisika yang mendalami 
alamsemesta (galaxy/universe) mengalami kemajuan besar dalam decade terakhir 
ini, yang dicapai salah satunya dengan bantuan Hubble Space Teloscope dan 
kemajuan ilmu computer, tetapi ketika mereka ingin “mematerialisasikan” 
penemuan barunya,  terbentur dalam kenyataannya bahwa paradigma sains yang ada 
sekarang tidak bisa memuaskan mereka.

Paradoxically, today's physicists have become the mystics of the 21st 
century. They are creating a new paradigm or view of the universe which draws 
on the ancient wine of the Sufis. For them, material reality, the body, can no 
longer be described as a physical machine driven by mechanical laws, or 
instincts, or economics, but must be viewed as an energy system which moves in 
waves across empty space at the subatomic or particle level. 99.9% of all 
matter has no dimension, it is seemingly empty space. The body or physical form 
has no permanence or reality; at best it is an illusion of thought. The lessons 
drawn from this picture is that we are fields of intelligence that have taken 
on material forms as particles. We are quantum events in a sea of probability 
who have
learned how to create mind and body and as particles of energy we have strayed 
away from our Divine Source-- a Reality beyond space and time, changeless and 
Eternal. 
This fundamental wisdom is captured in the Sufi work truth: haq. 
The truth is that we belong exclusively to Unity. 
As the Prophet said, Wherever you turn, there is the face of Allah...
Sufism and New Physics, By Professor Arthur Kane Scott, physicists
http://www.sufismjournal.org/science/science.html

Salam

Dr. Ade Kadarusman
Tectonic/Structural Geology Group
Dept. of Earth Sciences, Universiteit Utrecht
Budapestlaan 4, 3508 TA, Utrecht
The Netherlands

On leave from:
Puslit Geoteknologi-LIPI Bandung


-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL

Re: [iagi-net-l] Gempa Aceh 8,5 SR!

2004-12-26 Terurut Topik ade kadarusman
Sabar-sabar,
Sebentar lagi juga ada penjelasan dari Pak Danny Hilman,
Saya sendiri yang ruangannya di depan beliau, melihat Pak Danny yang baru 
saja kembali dari Amerika, sibuk terus di telpon dan diwawancara oleh 
berbagai media, termasuk PR dan BBC.

kalau gak salah besok jam 3 sore di Jurusan Fisika/GM ITB? bakal ada diskusi 
tentang Gempa di Aceh,

salam
Ade Kadarusman
momentum ini jangan sampai hilang untuk lebih menjelaskan kepada
masyarakat (+pemerintah) tentang kesadaran  akan bencana alam gempa.
Masyarakat kita ini senang dengan hal-hal mutakhir dan bombastis juga
mudah lupa, sehingga untuk memberikan penjelasan yg bisa nyantol,
memerlukan momentum khusus seperti saat ini.
Saya rasa akan lebih dirasakan manfaatnya oleh masyarakat secara
profesional (ke-geofisikaan)untuk mengantisipasi kejadian selanjutnya
seandainya HAGI/IAGI membuat semacam press release tentang perlunya
pengenalan Geofisika-geologi kepada msyarakat sekitar daerah bahaya gempa.
Akan lebih bagus kalau HAGI/IAGI sesegera mungkin menggelar semacem talk
dengan mengundang media juga presentasi ttg kegempaan di Indonesia.
And it should be quick ! Dua hari lagi ?
Ramalan Pak Danny mestinya cukup tepat untuk lebih disuarakan untuk
mendapatkan tanggapan masyarakat ataupun penyelenggara negara ini,
lewat media massa atau lainnya.
Atau barangkali memang sudah saatnya membuat BADAN GEOLOGI yg non
departemental dan berada langsung dibawah presiden ?
RDP
kadang kala kita terpaksa mendompleng bencana untuk menyampaikan
pentingnya sebuah ilmu

-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-


Re: [iagi-net-l] Gambar Paleocene Plate-tectonics of Java

2004-03-12 Terurut Topik Ade Kadarusman
Menarik sekali diskusi tentang souhtern part of Sundaland margin yang dikemukakan
Pak Awang, Pak Koesoema dan Pak Mino Syapiie.

Mungkin IAGI bisa menfasilitasi diskusi menarik ini menjadikan suatu special workshop 
tentang
Sundaland Margin atau ikut saja rame-rame dalam Asia Oceania Geoscience meeting di 
Singapure
Juli yad, dalam session-nya Prof. R. Hall  Solid Earth 16, Sundaland: From Surface to 
Mantle.
Saya sendiri bakal ikutan berkontribusi dgn topik Geodynamic of Sulawesi (eastern 
margin of Sundaland), bakal paper special issue di AAPG (editor Bona S.)

Menambahi komentar Pak Awang, tentang batuan metamorf di Luk Ulo, Ciletuh, Bayat dan 
Meratus.
Kita sebenarnya bisa melihat batuan metamorf tersebut adalah produk dari active margin 
subduction zone atau hanya normal continental/regional metamorphism, tinggal melihat 
jenis dan facies metamorf tsb.

Batuan metamorf bertekanan tinggi atau sekis glaukopan (koreksi, LTHP: T=200-400 deg 
C, P=7-14 kb) adalah memang ciri khas produk dari suatu zona subdaksi, baik oceanic 
subduction maupun continental subduction/collision.

Untuk batuan metamorf tekanan tinggi (sekis glaukopan/eklogit) produk dari oceanic 
subduction, protolith atau batuan asalnya (bisa juga berupa assosiasinya) harus 
terdiri dari reef limestone, chert, MORB (lava bantal), seamount, trench-fill 
turbidite dan tidak hadirnya granit-gneiss complex.

Sedangkan jika produk dari continental subduction/collision, protolithnya harus 
platform carbonate, bimodal volcanic (basalt/dasit), platform cover turbidite, 
granit-gneiss complek dan absent-nya deep sea sediment.

Dari klasifikasinya ini, saya cenderung mengatakan bahwa batuan metamorf tekanan 
tinggi di Luk Ulo merupakan produk dari oceanic subduction, dan kehadiran filit, batu 
sabak, metagabbro merupakan retrograde facies
dari batuan met. tekanan tinggi atau malah merupakan produk dari regional metamorphism 
setelah accreted di Sundaland margin.

Salam
Ade Kadarusman
Melange (?) di Bayat jadi problem tersendiri karena di sini tidak ada
ofiolit tidak ada sedimen palung tidak ada lava bantal, melulu batuan
ofiolit tidak ada sedimen palung tidak ada lava bantal, melulu batuan
metamorf (sekis, filit, metagabro, marble). Jauh sekali sifatnya dengan Luk
Ulo complex. Sebuah pemikiran pernah dilempar, Bayat lebih continental
parentage dibanding Luk Ulo. Apa benar ? Apa sekis selalu
continental-associated ? Fasies metamorfik sekis (galukofan) butuh LTHP (low
temperature 100-200 deg C dan high pressure 3-8 kilobar), kelihatannya itu
bisa terjadi di active margin subduction zone tanpa pelibatan continental
crust (?). Tetapi minimnya komponen melange di Bayat memang patut
ditanyakan. Counterpart-nya di Ciletuh dan Bantimala sekaya seperti di Luk
Ulo.
Salam,
Awang






Re: [iagi-net-l] - Metoda K-Ar

2004-03-10 Terurut Topik Ade Kadarusman
Untuk karbonat saya sendiri tidak menekuninya, jadi tidak tahu banyak,
tetapi menurut textbook penentuan umur absolut untuk karbonat bisa dilakukan
dengan
metoda dating stabil isotop seperti C dan O, dan juga radiogenik isotop
seperti Ar-Ar, K-Ar atau Rb-Sr.
Penentuan umur dgn  isotop Sr 87Sr/86Sr ?, maksudnya mungkin penentuan umur
Rb-Sr
dengan rasio isotop 87Sr/86Sr tetap menggunakan pasangannya
yaitu 87Rb/86Rb dalam isochron diagram (decay 87Rb-87Sr+beta).

Salam
Ade Kadarusman



Untuk umur absolut karbonat lebih banyak digunakan metode dating dengan
isotop strontium 87Sr/86Sr. Strontium berlimpah di air laut (pada urutan
ke-8) dan biasa mengisi kisi-kisi kristal pada pengendapan karbonat seperti
halnya kalsium. Karena isotopnya tidak mengalami fraksionasi, tidak seperti
pada C dan O, maka rasio isotop 87Sr/86Sr adalah pencerminan langsung
kondisi air laut saat itu.

Rasio isotop 87Sr/86Sr berubah sepanjang waktu geologi. Laut-laut primitif
banyak mendapat kontribusi strontium dari input mantel dengan nilai rasio
sekitar 0.700, semakin ke sini, input semakin banyak dari continental crust,
dan modern sea water punya rasio isotop 87Sr/86Sr sebesar 0.711. Beberapa
kurva rasio isotop ini vs. geologic time telah diterbitkan oleh beberapa
penulis, sehingga kalau kita tahu rasio isotop Sr suatu sampel karbonat maka
akan kita ketahui umur absolutnya. Deviasinya sangat kecil, jauh di bawah
0.5 Ma, dalam kebanyakan kasus hanya beberapa puluh ribu tahun.

Efek diagenesa karbonat akan berpengaruh dalam keakuratan pengukuran rasio.
Tetapi ada koreksi2 tertentu di samping ada perbandingan dengan umur relatif
berdasarkan biostrat. Pemilihan sampel untuk dating tentu disarankan
dilakukan pada karbonat yang tak terdiagenesa.

Saat ini saya sedang menggunakan data isotop Sr ini untuk mengikat seluruh
karbonat Paleogen (Kujung, Prupuh, Kranji, Poleng, dll.) di Jawa Timur,
untuk menertibkan tata-nama stratigrafinya, dibantu kontrol regional
tectonics dan carbonate sequence stratigraphy.

Salam,
Awang

Shofiyuddin [EMAIL PROTECTED] wrote:
pak Ade,
Barangkali saya bisa tahu sumber rujukan untuk tipe tipe age dating ini,
meliputi background, cara pengukuran dan tingkat akurasinya. Saya juga
ingin tahu, metoda age dating apa yang cocok untuk batuan karbonat. Saya
mendengar bahwa Ar-Ar sementara ini banyak digunakan untuk batuan
karbonate juga, namun akurasinya masih plus minus 0.5 juta tahun. Ini
tentu saja cukup mengganggu kalau kita mau korelasi facies antar sumur
untuk batuan karbonat.


Salam

Shofi



-Original Message-
From: Ade Kadarusman [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, March 04, 2004 3:27 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] - Metoda K-Ar


Dear IAGI netter,
Metoda K-Ar (40K-39Ar) memang saat ini sudah dianggap ketinggalan zaman,
karena adanya masalah
potensial excess argon atau argon loss sangat besar, karena unsur K
sangat rentan perubahan terhadap alterasi atau perubahan kimiawi/fisik.
Metoda yang lebih baik dari K-Ar adalah Ar-Ar (40Ar-39Ar), dimana
potensial
excess/loss argon dapat
dipantau dengan diagram age spectra, walaupun sebenarnya Ar-Ar juga
rentan
terhadap kontaminasi.
Selain itu yang harus diperhatikan adalah cara analisa sampelnya, apakah
berupa whole rock atau mineral terpisah (mika, amfibol, atau
plagioklas),
karena sangat berhubungan closure/blocking temperatur dari mineral
tersebut.
Jadi kalau kita dating batuan granit menggunakan metoda K-Ar/Ar-Ar
dengan
menggunakan mineral biotit, rasanya belum tentu umur tersebut mewakili
crystallization age dari granit, tetapi merupakan cooling age
dari granit tersebut, disebabkan closure temperatur dari biotit adalah
sekitar 300-410 C, sedangkan kristalisasi dari granit mulai dari
temperatur
700-600 C.
Jadi umur yang didapatkan dari mineral biotit tsb merupakan umur
alterasi
atau fase kristalisasi yang terakhir.

Metoda penentuan umur batuan yang sangat dipercaya adalah
berturut-turut
dari yang paling akurat:
(i) zircon U-Pb, (ii) zircon Pb-Pb, (iii)Sm-Nd mineral age, (iv) Rb-Sr
mineral age dsb.
Selain itu instrument yang digunakan sangat menentukan validasi suatu
penentuan umur,
untuk saat ini yang dijadikan kiblat untuk penentuan umur batuan adalah
zircon U-Pb/Pb-Pb menggunakan
ion probe (SHRIMP), yang dikembangkan oleh research School of Earth
Sciece,
AustralianNationa University.

Jadi bagaimana dengan posisi umur K-Ar sekarang :
Saya pernah dua kali melihat presentasinya Prof. Robert Hall ketika
mempresentasikan
Reconstructing Cenozoic SE Asia, beliau excused dengan data-data umur
yang
digunakan dalam rekonstruksinya yang sebagian besar (90%) berdasarkan
K-Ar
age dating. Padahal umur batuan sangat penting dalam suatu rekonstruksi,
selain posisi geographis dari data paleomag. Jadi dengan bertambahnya
data-data umur baru, saya yakin rekontsruksi dari beliau akan berubah
total.
Jadi selama belum ada data age dating baru yang lebih bisa dipercaya
(dgn
metoda yg canggih), kita masih valid menggunakan data age dating dari
K-Ar

Re: [iagi-net-l] - Metoda K-Ar

2004-03-04 Terurut Topik Ade Kadarusman
Dear IAGI netter,
Metoda K-Ar (40K-39Ar) memang saat ini sudah dianggap ketinggalan zaman,
karena adanya masalah
potensial excess argon atau argon loss sangat besar, karena unsur K
sangat rentan perubahan terhadap alterasi atau perubahan kimiawi/fisik.
Metoda yang lebih baik dari K-Ar adalah Ar-Ar (40Ar-39Ar), dimana potensial
excess/loss argon dapat
dipantau dengan diagram age spectra, walaupun sebenarnya Ar-Ar juga rentan
terhadap kontaminasi.
Selain itu yang harus diperhatikan adalah cara analisa sampelnya, apakah
berupa whole rock atau mineral terpisah (mika, amfibol, atau plagioklas),
karena sangat berhubungan closure/blocking temperatur dari mineral tersebut.
Jadi kalau kita dating batuan granit menggunakan metoda K-Ar/Ar-Ar dengan
menggunakan mineral biotit, rasanya belum tentu umur tersebut mewakili
crystallization age dari granit, tetapi merupakan cooling age
dari granit tersebut, disebabkan closure temperatur dari biotit adalah
sekitar 300-410 C, sedangkan kristalisasi dari granit mulai dari temperatur
700-600 C.
Jadi umur yang didapatkan dari mineral biotit tsb merupakan umur alterasi
atau fase kristalisasi yang terakhir.

Metoda penentuan umur batuan yang sangat dipercaya adalah berturut-turut
dari yang paling akurat:
(i) zircon U-Pb, (ii) zircon Pb-Pb, (iii)Sm-Nd mineral age, (iv) Rb-Sr
mineral age dsb.
Selain itu instrument yang digunakan sangat menentukan validasi suatu
penentuan umur,
untuk saat ini yang dijadikan kiblat untuk penentuan umur batuan adalah
zircon U-Pb/Pb-Pb menggunakan
ion probe (SHRIMP), yang dikembangkan oleh research School of Earth Sciece,
AustralianNationa University.

Jadi bagaimana dengan posisi umur K-Ar sekarang :
Saya pernah  dua kali melihat presentasinya Prof. Robert Hall ketika
mempresentasikan
Reconstructing Cenozoic SE Asia, beliau excused dengan data-data umur yang
digunakan dalam rekonstruksinya yang sebagian besar (90%) berdasarkan K-Ar
age dating. Padahal umur batuan sangat penting dalam suatu rekonstruksi,
selain posisi geographis dari data paleomag. Jadi dengan bertambahnya
data-data umur baru, saya yakin rekontsruksi dari beliau akan berubah total.
Jadi selama belum ada data age dating baru  yang lebih bisa dipercaya (dgn
metoda yg canggih), kita masih valid menggunakan data age dating dari K-Ar
untuk acuan umur geologi batuan tsb, tentu saja dengan caution.

Gitu aja, salam
Ade Kadarusman

 Pak Ade Kadarusman,
 Lalu bagaimana . . . kalau tidak begitu akurat?
 Padahal beberapa koleksi hasil dating Metoda K-Ar yang saya lakukan
lebih dari 10 tahun yang lalu untuk beberapa conto batuan beku di Sumatra
Selatan dan di beberapa Pulau Jawa, apakah berarti gugur untuk acuan umur
geologi batuan daerah tersebut?

 Sudah lama sekali saya tidak mengikuti 'kelemahan' Metoda tersebut.
 Mohon penjelasannya?

 Terima kasih.

 Salam,

 SLAMET RIYADI




-

To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id

IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi



Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id

Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])

Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])

Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])

Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])

Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])

-



Re: [iagi-net-l] Fw: Seminar REBOAN

2003-09-26 Terurut Topik Ade Kadarusman
Teriamkasih,
Saya sendiri baru tahu bahwa carbon yang baik untuk sintetis Intan
adalah abu dari tubuh manusia.
Yang saya tahu ketika teman-teman di Tokyo melakukan pembuatan intan
sistesis
dari pure carbon (99%) yang disupply oleh suatu perusahan kimia (saya ndak
pernah nanya
carbon-nya dari mana?).
Intan sisteisis untuk skala percobaan dibuat oleh sebuah alat yang dinamakan
piston
cylinder atau multi-anvil apparatus.

salam
Ade Kadarusman



 Pak Ade,
 Maaf sedikit menyimpang. Ngomong-ngomong soal 'diamond'
 saya pernah baca berita, bahwasanya telah ditemukan bahan baku
 terbaik untuk 'artificial diamond' yaitu.tubuh manusia, tepatnya abu
 hasil pembakaran tubuh manusia.
 Saat ini bahkan telah dikomersilkan dan di AS ada perusahaan yang
 telah melakukannya. Katanya, mutu 'artificial diamond' ini hampir
 sebanding dengan yang asli.





-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Martapura Intan

2003-09-26 Terurut Topik Ade Kadarusman
Intan Martapura menurut sejarahnya, merupakan salah satu yang tertua
yang pernah ditambang (alluvian diamond), dan setahu saya sampai saat ini
belum pernah ditemukan primary sourcenya. Jadi banyak orang menduga-duga
asal (origin) dari Intan Martapura ini.
Saya mencoba mengumpulkan beberapa hasil penelitian terdahulu, tentang asal
mula
Intan Martapura, paling tidak ada lima kemungkinan.
1. Kimberlite/lamproite origin (Bergman et al., 1987), source from the
cratonic core central Borneo (now eroded)
2. Lamproite origin( Parkinson et al., 2000), source from rifted Australian
fragment containing diamondiferous craton (Paternosfer microcontinent ?)
3. Meteoritic origin, presence of impact-crater like structure in North
Martapura and textites
4. Peridotitic origin (Pearson, et al. 1995); source from Bobaris ophiolite
5. Ultrahigh pressure metamorphic Rock; source from Meratus complex

Ada yang menambahkan ?

Salam
Ade Kadarusman
PS: yang di Sulawesi itu rahasia perusahaan he..he..he..


 Sebagian bilang Meratus adalah suture hasil obduksi antara Paternoster X
Schwaner, sebenarnya intan di situ dari mana. Saya pernah lihat
pendulangannya di Martapura, artinya itu alluvial diamond, yang primernya
apakah ada di Peg. Meratus ? Rasanya belum pernah terdengar ada primary
diamond di Kal-Sel. Yang di Sulawesi, apakah di Zona Metamorfik Sulawesi
Tengah di timur Palu ? Sebagai informasi, van Bemmelen pernah menyebut Pulau
Laut timur Meratus adalah centre of diastrophism. Dalam analisis tektonik
undasi-nya, sebuah arus konveksi dinaikkan di situ, saya jadi teringat intan
hasil hot superplume, jangan-jangan origin intan primer di Kal-Sel memang
begitu ??





-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Fw: Seminar REBOAN

2003-09-19 Terurut Topik Ade Kadarusman
Pak Awang terimakasih,
wah banyak amat pertanyaannya,
Saya sendiri bukan ahli tentang intan, tetapi belajar dari teman-teman yang
menekuni
tentang intan baik itu intan alam maupun sintetik (mostly for scientific
purpose) selama saya tugas belajar  di Tokyo.
Salah satu teman saya itu sekarang bekerja di DeBeers.

 Apa beda kimberlite dengan lamproite di Western Australia. Western
Australia yang mensupport 1/3 kebutuhan intan dunia menyebut diamond-bearing
rocks mereka lamproit bukan kimberlite.
Secara deskriptif keduanya sama, merupakan batuan volkanik yang diinjeksiken
ke permukaan dalam bentuk pipa. Hanya kalau kimberlit khusus terjadi di
archean craton,
sedangkan lamproit berada dipinggiran archean craton (proterozoic craton
atau mobile belt-nya), Umur pipa kimberlit sangat tua umumnya 2,5 byr,
tetapi pipa lamproit umumnya jauh lebih muda, sekitar dibawah 1,6 byr. Malah
penemuan terakhir pipa lamproit bisa
berumur Tersier. Saya lupa berapa umur persis Pipa lamproit di Argylle
Diamond Mining
North Australia, kalau enggak salah Tersier.



 Tepatnya, di bagian mantel yang mana kimberlite berasal. Ada yang bilang
dari upper mantle kemudian jadi throat/diatreme di gnapi, dari situ naik ke
permukaan. Atau kimberlite dibawa naik ke atas oleh hot superplume ? Kalau
halnya seperti itu, dan dikaitkan bahwa intan ternyata juga ditemukan di
collision zone, apakah bukan segmen upper mantle yang punya kimberlite itu
yang terkerat di antara dua mikro-kontinen kemudian obducted ?

Kalau dinamakan kimberlit, yah sumber intannya berada di mantle yang berada
tepat dibawah kontinen tua, sedangkan yang ditemukan di collision zone bisa
berasal dari
mantle wedge atau dari kontinental itu sendiri yang terbawa masuk mencapai
stabilitas intan, dan kemudian naik ketasa kerana proses tektonik.


 Sebagian bilang Meratus adalah suture hasil obduksi antara Paternoster X
Schwaner, sebenarnya intan di situ dari mana. Saya pernah lihat
pendulangannya di Martapura, artinya itu alluvial diamond, yang primernya
apakah ada di Peg. Meratus ? Rasanya belum pernah terdengar ada primary
diamond di Kal-Sel. Yang di Sulawesi, apakah di Zona Metamorfik Sulawesi
Tengah di timur Palu ? Sebagai informasi, van Bemmelen pernah menyebut Pulau
Laut timur Meratus adalah centre of diastrophism. Dalam analisis tektonik
undasi-nya, sebuah arus konveksi dinaikkan di situ, saya jadi teringat intan
hasil hot superplume, jangan-jangan origin intan primer di Kal-Sel memang
begitu ??

nanati saya jawab dalam e-mail berikutnya yah.


 Sedikit pertanyaan lain..

 Berapa persen fase cair astenosfer ? Sebuah buku bilang 1 %. Apakah dengan
rheology seperti ini mampu terjadi konveksi ? Tentu outer core lebih cair
kan dibanding astenosfer.

Mantle di asthenosphere sangat heterogen, konsentrasi melting dari
asthenospher
bervariasi antara 1-30 %. yang 1 % untuk daerah yang tidak terjadi konveksi,
sedangkan yang tinggi  memungkinnkan adanya konveksi dan proses magmatisme.

Udah yah dulu

Ade Kadarusman




-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



[iagi-net-l] Fw: Seminar REBOAN

2003-09-17 Terurut Topik Ade Kadarusman
Berhubung penyelenggara Seminar Reboan tidak ikut milist IAGI-net,
jadi saya forwardkan saja.

Judul Ilmiahnya sebenarnya:
Diamond occurences in ultra-high pressure metamorphic rocks: a new frontier
for diamond exploration.

Abstraknya sebentar lagi akan saya tampilkan di IAGI-net

terimakasih
Ade Kadarusman

Yth. Bp/Ibu/Sdr. di tempat

 Setelah sekian lama terhenti, Seminar REBOAN kembali hadir!

Untuk itu kami mengundang Bp/Ibu/Sdr. untuk kembali hadir pada acara Seminar
Reboan yang akan diadakan minggu depan pada tgl. 24 September 2003.

 Judul Seminar Reboan kali ini adalah:

Diamond is forever: Sebuah frontier baru dalam eksplorasi intan, yang akan
disampaikan oleh Dr. Ade Kadarusman dari Puslit Geoteknologi LIPI.

 Lebih jelas tentang seminar ini dapat dilihat pada file terlampir (.ppt 70
kb).

 Seminar ini gratis dan terbuka untuk umum.

 Dengan ini pula kami memohon bantuan Bp/Ibu/Sdr. untuk dapat menyampaikan
informasi tentang Seminar Reboan ini ke pada yang sekiranya berminat di
lingkungan tempat Bp/Ibu/Sdr. bekerja.

 Atas perhatian dan kerjasamanya kami mengucapkan terima kasih.

 Heru Santoso

Research Centre for Geotechnology - LIPI

Ph. +62-22-2503654

Fax. +62-22-2504593

 

Catatan: Untuk berhenti menerima informasi Seminar Reboan, harap mengirimkan
email kosong ke [EMAIL PROTECTED] dengan subject: berhenti dari
Reboan.








-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: FW: [iagi-net-l] Re: korelasi geodinamik

2003-09-12 Terurut Topik Ade Kadarusman
Pak Maryanto dan IAGI netters yang lain,
Masih ada sedikit salah pengertian dalam pengertian lapisan bumi,
kelihatannya saya kurang baik dalam menjelaskannya dalam bentuk tulisan di
milist ini.
Tadinya saya ingin menjelaskan jangan sampai sesuatu data atau fakta di
cocok-cocokan dalam suatu angka tujuh misalnya.

Ok begini aja, kalau gak salah Pak Maryanto akan memberikan seminar
di P3G selasa tgl 16 september minggu depan, saya Insya Allah akan datang,
mungkin kalau ada waktu kita bisa berdiskusi.

Yang tertarik lebih jauh tentang Earth's deep interior, mungkin bisa
datang bulan oktober depan dalam seminar Reboan di Puslit Geoteknologi-LIPI
Bandung, Insya Allah saya akan menjelaskan dalam seminar tsb suatu pemikiran
baru tentang pembentukan Intan (diamond), dalam seminar tsb saya akan
singgung sedikit tentang sifat fisika dan kimia dari 6 lapisan bumi.
Sedangkan judul seminar tsb adalah
Diamond occurences in ultra-high pressure metamorphic rocks: a new frontier
for diamond exploration.

Kalau IAGI bisa memfasilitasi semacam lunch talk dsb, mungkin saya bisa
memberikan seminar dan diskusi tentang Physics and Chemistries of Earth's
deep interior, terus hubungannya dengan new exploration play
(maunya..he..he..he..).
Misalnya siapa tahu kehadiran minyak dan gas bumi yang terus-menerus
atau pemikiran baru tentang anorganic origin for oil dsbdsb,
sebenarnya di-mungkin supply atau dari earth deep material, yang memang
kaya atas unsur C dan H.  Siapa tahu ?, yah menurut RDP..thinking out the
box ? he..he..he..

Beberapa bulan lalu, ada tulisan yang cukup kontroversi, bersamaan dengan
beredarnya Film Sci-Fi the core, bahwa outer core dari bumi sebenarnya
berfungsi sebagai reaktor nuklir yang men-supply energi buat kehidupan bumi
dan melindungi bumi dari kehancuran akibat faktor eksternal (protecting
magnetic filed dsb).
 Reaktor nuklir di core (georeactor) ini konon mirip fungsinya sebagai
reaktor nuklir buatan manusia yang ada sekarang untuk pembangkit energi.

udah ah salam
Ade Kadarusman



 Berarti yang cair cuma outer core ? Subduction dari permukaan hingga outer
 core ? Tak ada arus konveksi di asthenospher? Continental crust numpang
 diatas oseanik crust enggak ? Oseanik dan continental crust keduanya
numpang
 di atas lithosfer kan Pak Ade? Mengapa pembagian asthenospher masih ada
kata
 sama asthenospher juga ( apakah namanya ada yang lebih spesifik, misal
 menjadi unitnya asthenospher pada lapisan grup asthenospher?). Ma'af ya
 banyak sekali tanya, mumpung ada ahlinya.

 Kalau lempeng kontiental selalu ditumpangi lapisan oseanik, maka saya
lebih
 suka menyatakan kontinental adalah satu lapis tersendiri. Ini 30 % kulit
 bumi luasnya, dan menjadi mirip atom, hanya 30 % elektron di kulit
terluar,
 kulit ke 7.

 Sepertinya ada siklus dua macam-an padat-cair dilapisan bumi: padat (inner
 core), cair (outer core), padat ( mantle-lithosfer-crust), cair (udara).
 Barangkali sudah ada yang menyatakan mengapa masing-masing bersifat 
banyaknya angka 7 karena semua alam dari atom ya ?

 Tak semua akan 7, tapi sering ditemui angka 7 muncul dialam.
 Karena saya menduga bahwa bumi terdiri 7 lapis (seperti atom yang berkulit
 maks 7) maka bila kontinenatal tak diatas lempeng oseanik, kami menyusun
 menjadi :
 1. Inner core
 2. outer core
 3. inner mantel
 4. outer mantel
 5. asthenospher
 6. lithosfer
 7. crust (oseanic+continental).

 Transision zone saya hindarkan disitu, karena tipis dan hanya pembeda dua
 lapisan (dan supaya cocok menjadi hanya 7 lapis di bumi).





-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] suture

2003-08-14 Terurut Topik Ade Kadarusman
Pak Awang,
Sepengetahuan saya data paleomagnetik hanya memberitahukan posisi
paleolatitude saja
relatif terhadap equator, belum sampai ke paleolongitude. mohon pencerahan.

Saya dan kawan-kawan dari jepang pernah membuat rekontruksi paleogeographik
atau paleoplate untuk Indonesia Timur (+SW Pacific) dengan bantuan beberapa
software diantaranya yang dibuat oleh Scotesse (www.scotese.com), perbedaan
yang cukup besar dari rekonstruksi ini dengan rekontruksi yang lain seperti
dari Robert Hall, Tim Charlton etc, adalah posisi paleolongitude. Karena
memang saya tidak mendapatkan posisi paleolongitude dari data
data paleomagnetik yang saya kumpulkan untuk membuat rekonstruksi tsb.

Salam
Ade

 Rekonstruksi pergerakan benua (baca : terrane) disusun dari banyak data
paleomagnetik yang akan memberitahukan posisi paleolatitude dan
paleolongitude terrane tersebut di masa lampau (data paleomagnetik selalu
dilengkapi dengan data umur absolut radiometrik). Data paleomagnetik tambah
data umur absolut memberitahu posisi terrane dari waktu ke waktu, maka arah
gerak terrane tersebut bisa disusun. Dari sekumpulan data ini disusunlah
rekonstrusi pemisahan dan penggabungan terrane. Dengan kata lain, data
paleomagnetik adalah data utama. web site design software



-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia

2003-06-20 Terurut Topik Ade Kadarusman
Yah..terpakso ikut bicara, merasa tersindirseeh.

Sebenarnya kasus pembelotan doktor lulusan LN bukan berita baru, sudah
dimulai sejak
jaman Habiebie dan Ginanjar. Cuma sejak krismon, jumlah mereka yang
membelot, yang enggak pulang2 atau diculik (apapun istilahnya) bertambah
banyak dan lebih terbuka.
Hampir sebagian besar mereka bekerja di Instansi pemerintah (termasuk BUMN),
di beberapa Instansi memang resmi mengijinkan (si doktor ini mengajukan ijin
resmi), tetapi banyak juga Instansi yang tidak mengijinkan. Untuk kasus
terakhir, banyak yang membelot,
dan tidak jelas statusnya (bekerja di LN tapi status PNS-nya tidak hilang).
Buat Instansi pemerintah sendiri adalah sebuah dilemma yang berkepanjangan,
kalaupun mereka dikeluarkan
(trus ada penggantian biaya pendidikan sekalipun), buat Instansi pemerintah
adalah suatu
kerugian besar, sebuah aset SDM yang tinggi. Tetapi disuruh tinggal di DN
dengan gaji yang tidak layak, sungguh tidak manusiawi...he..he..he..he...

Kuncinya seeh, mereka doktor yang kembali ke DN..harus KREATIF, terus
berusaha
meningkatkan pengetahuannya dan terbuka untuk mengerjakan apapun yang
tersedia di DN.
Banyak kawan-kawan saya yang menampik bekerja di LN, padahal gaji tinggi
dengan
standard bule!, tetapi mereka akhirnya bisa sukses di DN, tetapi memang
melaui masa transisi
yang sulithe..he..he...

Saya akui mungkin driver-nya pertama kali karena gaji yang tinggi, tapi
kemudian gaji tsb menjadi tidak ada artinya, karena kesempatan dan
penghargaan yang diberikan oleh
Institusi LN kepada mereka, menjadikan penggereak utamanya.persis apa yang
dikatakan  netter sebelumnya Equal opportunity.

Salam
Ade Kadarusman
-yang sedang bimbang menolak atau menerima tawaran kontrak bekerja 3 tahun
di salah satu Institute terkenal di salah satu negara Asia Timur-sementara
peraturan
PNS tidak membolehkan.
gaji PNS 1,1 juta/bulan di Bandung atau 30 juta/bulan di LN plus intensif
yang lain,
pilihan yang sulit kan ?


 Loh ini kan bukan berita baru.
 sejak dulu juga banyak.
 kalau tidak salah ada Doktor Geology yang akhir nya balik lagi ke sini dan
 aktif di milis ini.
 saya pikir ini adalah  career development yang bagus, apalagi kalau balik
ke
 Indonesia setelah beberapa saat di sana.
 good luck untuk yang mau bekerja di luar negeri.  harap tetap aktif di
milis
 ini untuk berdiskusi walaupun jauh di negeri orang.

 fbs





-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: Re: [iagi-net-l] Eksplorasi Planet Mars - Peranan Ahli Geologi

2003-06-16 Terurut Topik Ade Kadarusman
Pak Awang dan rekan yang lain,
Saya sendiri sudah agak lupa detailnya kenapa aktivitas dinamis suatu
terestrial planet berhenti, karena proses ini menyangkut waktu yang lama
bisa ratusan juta tahun, bukan suatu proses yang simpel seperti ketika
sebuah meteor berdiameter 12 km menghantam Bumi pada 65 Juta tahun yang
lalu, yang mengakibatkan punahnya 90% spesies di Bumi.
Sebenarnya bukan hanya kondisi mantle yang menyebabkan suatu aktivitas
dinamika suatu planet berhenti, tetapi lebih disebabkan berhentinya suatu
aktivitas tektonik akibat faktor-faktor eksternal, seperti perbandingan dan
komposisi crust dll.
Silahkan baca saja artikel menarik dibawah ini dari Prof. Baker yang
menjelaskan suatu teori
kenapa Mars menjadi berubah yang secara tektonik dinamis menjadi a cooled
Mars.
http://www.geo.titech.ac.jp/superplume/ABSTRACT/526_BAKE.PDF

Kalau memang ada tertarik lebih jauh, saya punya sebuah buku menarik setebal
1000 halaman, cocok dibaca kalau ada waktu luang,  kalau mau mengkopinya
silahkan saja datang ke Bandung. Atau bisa pesan sendiri lewat Amazon.com
Judul: Mantle Convection in the Earth and Planets, Authors: G. Schubert,
J.L. Turcotte,
 P. Olson, Cambridge Univ. Press, 2001.

Atau yang mau tertarik mempelajari lebih dalam tentang Plume Tectonics, ada
sebuah buku
yang menarik dikarang oleh Prof. Kent. C. Condie, terbitan Cambridge Univ.
Press, 2001
berjudul  Mantle Plumes and Their record in Earth History,
Saya sendiri pernah ngobrol-ngobrol dgn Prof. Condie di Tokyo beberapa tahun
lalu, beliau ini
salah seorang yang terlibat aktif dalam perumusan teori awal tektonik
lempeng pada awal tahun 70-an, sekaliber John Dewey dll

Udah yah, mau bikin abstrak buat PIT HAGI-IAGI

salam
Ade Kadarusman



 Kondisi mantel seperti apa kira2 yang bisa membuat aktivitas dinamika
tiba2 berhenti. Misalnya convection current di mantle berhenti (?). Saya
sulit membayangkannya sebab semua di alam semesta, paling tidak bintang,
aktif, sampai mati berubah jadi red giant atau white dwarft. Apa begitu
semua kelakuan terrestrial planet. Soalnya convection current kan bukan
barang habis pakai tapi circling. Apa panas Mars habis sehingga
sirkulasi mantel berhenti ? Bisa diekstrapolasi ke Bumi tidak. Dan, teori
Expanding Earth dari Carey (1956), apa mungkin menurut plume tectonics.

 Salam,
 Awang H. Satyana
 Eksplorasi BP Migas





-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Eksplorasi Planet Mars

2003-06-09 Terurut Topik Ade Kadarusman
Tentu saja,
kehidupan yang diharapkan bukan kehidupan seperti yang kita bayangkan
di bumi atau di film Sci-Fiction
Mars yang kita tahu tidak ada oksigen dan temperatur dibawah
minus 40 centrigrade, dan dari gambar-gambar yang diperoleh dari
viking atau Mars global surveyer dll sejak puluhan tahun lalu, atau dari
Hubble
space satellite, yah enggak ada kehidupan yang diharapkan mirip di bumi.
(dulu kan pernah heboh ada gambar wajah orang, ternyata kan
hanya bentuk dari permukaan dari Mt Olympus).

Life form yang diharapkan tentu saja mungkin semacan tanda-tanda
awal kehidupan seperti bakteri atau kehidupan mikro organism yang lain,
yang bisa diharapkan (masih ?) hidup dengan kondisi seperti diatas tadi
selama kurang lebih 4 milyar tahun.

Sebagai perbandingkan, fossil tertua (bakteri) yang pernah ditemukan yang
dianggap cikal-bakal
kehidupan di bumi ditemukan di Isua Greenland dan Pilbara Craton, Australia
yang masing-masing berumur 3,8 dan 3,5 milyar yang lalu, fossil ini
ditemukan di lingkungan sekitar mid-oceanic ridge.


Wassalam
Ade Kadarusman
yang terpaksa tahu sedikit tentang Mars karena salah masuk jurusan
waktu kuliah di Tokyo (Jurusan Ilmu Bumi dan Ilmu Planet)
yah.hanya sekedar hobi..enggak ada duitnya.



 Pak Ade,
 Kehidupan ? pertanyaan dasar manusia saya ini siapa, dari mana, mau kemana
 ... trus pertanyaan yg baru -- apakah kita sendirian di alam jagad raya
 ini ?
 Kehidupan seperti apa yang dicari ? what kind of life forms ? apakah
 yang seperti kita bermata dua bertelinga dua dengan dua mata (tapi satu
 hati ... itu aja sering tertutup ... :) hihihi Klingon kalee :) goyon thok
 ..
 Apakah mencari kehidupan yg sudah berevolusi seperti di Bumi mulai dari
 virus hingga chimpanzee ? atau malah masih berujud ubur-ubur. Biasanya sih
 manusia banyak yang minder dengan menyatakan adanya kehidupan mahluk
 cerdas dari jagad luar angkasa . dengan contoh sci-fi ... UFO :(

 Mungkin yg kedua ini yang lebih menarik
 Dulu ada juga spekulan science yg menyebutkan kehidupan di bumi berasal
 dari Planet Mars (life from mars). Secara scientific sangat memungkinkan
 juga seandainya ada sebuah meteor membawa seekor virus atau bakteri yang
 jatuh ke bumi. Pasti banyak yg membayangkan bahwa meteor ini akan suangat
 panas, tetapi penelitian lain membuktikan bahwa didalam sebuah batu meteor
 yg menghunjam ke bumi justru akan sangat dingin bahkan beku! yang
 menyediakan ruang yg cukup utk bakteri berpuasaselama perjalanannya.

 Pak Ade Critain doonk ... emangnya ada berita apa lagi sampai tigabulan
 kemaren ...?
 lah saya malah ngga mengikuti lagi sejak kendaraan 4 wheel drive,
 Sojourner, dinyatakan pensiun ngga bekerja lagi





-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Bigger Fake than Moon Expedition?RE: [iagi-net-l] Eksplorasi Planet Mars

2003-06-09 Terurut Topik Ade Kadarusman
Pak Awang,
memang betul yang diributkan fake adalah pendaratan manusia pertama tgl 20
Juli
1969 lewat Apolo 11 dan program Apollo berikutnya sampai tahun 1972.
Di dalam buku/program TV did we land on the moon?, memang mengupas
habis-habisan
bukti-bukti pendaratan di bulan seperti Foto-foto astronot di bulan, jejak
kaki Neil Amstrong,
kendaraan mereka di bulan, rekaman TV pada saat Neil Amstrong berjalan di
bulan dll.

Mereka klaim sebenarnya Neil Amstrong dkk tidak mendarat di bulan (gagal
akibat kecelakaan ?), kemudian NASA membuat pendaratan di bulan  di studio
(katanya di fasilitas militer US di gurun Nevada) untuk menutupi kegagalan
tsb, tuduhan fake tsb berdasarkan analisa mereka terhadap foto, rekaman TV
dll.

Kontroversi tsb memang cukup heboh dua tahun lalu, tetapi sekarang
kelihatannya
sudah mulai dilupakan orang.

salam
Ade Kadarusman

 Ya, kok fake ? Konfirmasi dulu, yang dimaksud pendaratan 1970 di bulan ?
Yang terkenal adalah 20 Juli 1969 saat manusia pertama kali mendaratkan
kakinya di bulan lewat Apollo 11, sepasang kaki Neil Armstrong. Memang habis
Neil Armstrong dan Edwin Aldrin itu ada sekitar lima orang lagi yang
mendaratkan kakinya di bulan dalam program Apollo antara 1969-1972. Kalau
dianggap fake mungkin benar yang dibilang Pak Ade, yaitu bagian dari anti
US (sentimen US). Masa kejadian besar seperti itu yang ditonton jutaan umat
manusia saat itu bisa fake. Bapak/Ibu atau senior kita mungkin ada yang
nonton pas 20 Juli 1969 itu.  Memang ga usah ditutupi bahwa Uni Soviet dan
Amerika berlomba dari tahun 1950-an untuk program angkasa luarnya.
Susul-susulan. Ada Apollo ada Soyuz, ada Salyut ada Skylab, dll. Tapi
sekarang sudah tidak lagi, dari dua pihak juga sudah berdamai, sebenarnya
sudah sejak 1972 saat ada tes bareng docking antara Apollo dan Soyuz.
Stasion luar angkasa Rusia pun sudah bernama MIR (=peace). Dan Bill Clinton
tahun 1993 pernah mencanangkan stasion luar angkasa gabungan yang dibiayai
bersama US, China, Jepang, Kanada, Rusia, European Space Agency.  Termasuk
juga mereka tergabung dalam eksplorasi SETI (Search of Extra Terrestrial
Intelligence) - suatu pencarian tak kenal lelah walau hanya melototi
sinyal-sinyal redup dari radio astronomy, tapi tokh ada yang sangat serius
mengusahakannya.




-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Penrose Conference IV : Beyond the Plume Hypothesis (?)

2003-06-09 Terurut Topik Ade Kadarusman
Pak Awang,
Sebenarnya enggak ada yang salah dari plume tectonics, sebagai teori yang
baru
memang perlu dibuktikan kebenarannya dan harus selalu diperdebatkan dalam
forum-forum ilmiah resmi (seminar, konferensi dll), dan diterbitkan dalam
jurnal-jurnal international, sampai akhirnya dapat diterima orang semua
orang. (perdebatan di internet kelihatannya kurang memenuhi standar ilmiah,
itu menurut saya lho!).

Seperti halnya ketika teori tektonik lempeng mulai dikenalkan awal tahun
60-an,
pada saat itu sangat tajam perdebatan pro dan kontra hipotesa tektonik
lempeng,
dan akhirnya setelah 20 tahun kemudian hampir dikatakan 95 % (hanya
perkiraan kasar) geoscientist di seluruh dunia menerima teori tsb.
Seperti halnya teori plume tectonics, saat ini masih dalam masa perdebatan
dalam pembuktian
teori tsb, mungkin perlu waktu 10-20 tahun lagi teori ini dapat diterima
oleh semua orang.
Dibandingkan dgn teori tektonik lempeng yang bukti-buktinya dapat diamati di
permukaan
bumi, lha kalau teori plume tectonics memerlukan bukti yang akurat harus
melihat di bawah permukaan sampai kedalaman 2900 km (harus jadi
Antareja/Antarejo  kali!! nyelem ke dasar bumi, tokoh pewayangan, seperti
film Sci-Fi The Core), saat ini kita hanya mengandalkan data-data seismik
dan eksperiment petrologi dan segala interpretasinya untuk membuktikannya.

Jadi mungkin pendukung teori plume tectonic menggelar suatu workshop
international
di Tokyo tahun lalu, dan hasilnya dipublikasikan di specia;l Issue jurnal
Physics and Chemistry Earth Interior 2003 (elsevier), sedangkan yang kontra
atau netral menggelar konfenrensi
di Islandia seperti Pak Awang sebutkan didukung oleh Geol. Soc. America.
Prof Don Anderson (pengarang buku-buku klasik tentang Earth Sciences,
1970-1980an)
sebenarnya pendukung teori ini, cuma beliau selalu mengingatkan jangan
tergesa-gesa
dengan suatu kesimpulan yang mengarah ke teori global mantle plume.

Itu aja dulu

Salam
Ade Kadarusman
Puslit Geoteknologi-LIPI Bandung

 Ada apa yang salah dengan plume tectonics sehingga 25-29 Agustus 2003
nanti di Hveragerdi, Eslandia diadakan Penrose Conference ke-4 yang isinya
lebih kurang akan menggugat teori plume. Saya lihat convenors-nya ga ada
yang dari Jepang, tapi dari University of Durham, UK (Gill Foulger),
University of Miami (Jim Natland) dan California Institute of Technology
(Don Anderson). Kemarin ini di Forum EAGE (European Association of
Geoscientists and Engineers), Stavanger, Norway saya dapat majalah
Geoscientist edisi Mei 2003 dari Booth The Geological Society of London.
Sebuah artikel tulisan Gill Foulger berjudul Plumes, Plates, and Popper
telah menyulut perdebatan antara pro dan kon plume hypothesis. Isinya
menyimpulkan bahwa tidak ada plume di mantel. Perdebatan bisa dibuka di
www.mantleplumes.org

 Penrose Conference Agustus itu akan membahas bahwa plume upwelling from
great depth tidak punya bukti.  Alternatifnya adalah : propagating cracks
and melting anomalies, upper mantle heterogeneity, local convection,
recycling of subducted slabs in the upper mantle, dan Rayleigh-Taylor
instabilities. Eslandia akan dipakai sebagai studi kasus yang menyatakan
bahwa gejala volkanisma hotspot-nya tidak berhubungan dengan mantle plume
dari tempat dalam tetapi berhubungan dengan proses plate tectonics di tempat
dangkal.





-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



[iagi-net-l] Eksplorasi Planet Mars

2003-06-08 Terurut Topik Ade Kadarusman
Dear All,

Lihat berita di TV tadi malam, katanya NASA meluncurkan
lagi wahana luar angkasanya untuk mendaratkan kembali
robot eksplorasi di permukaan planet Mars. Apa betul ?
Konon katanya kali ini robot atau kendaraan pendarat di Mars
lebih canggih dibandingkan generasi sebelumnya yang sukses
mendarat di Mars beberapa tahun lalu.

Setelah kembali ke Bandung tigabulan lalu, saya kehilangan
berita-berita aktual terbaru tentang ekplorasi planet Mars,
ada yang bisa menambahkan ?.

Adakah kehidupan di Planet Mars ?, itulah pertanyaan
yang berabad-abad lalu diajukan umat manusia di bumi,
mungkinkah kali ini akan terjawab oleh ekspedisi NASA saat ini ?

Kehadiran air (dalam bentuk es) yang berada dibawah permukaan
Mars sudah diketahui sejak 30-40 tahun lalu, tapi adanya kehidupan
masih jadi misteri !.

Menurut teori yang ada sekarang, Mars sudah membeku sejak
4,1-4,0 milyar tahun yang lalu, yang ditandainya matinya aktivitas
tektonik lempeng Mars (termasuk matinya aktivitas magmatisme dll, mungkin
juga
matinya aktivitas kehidupan ?).
Yang akhirnya sekarang hanya mensisakan suatu bentuk one-plate
planet atau yang dikenal sebagai martian crust.

wassalam
Ade Kadarusman







-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Bigger Fake than Moon Expedition?RE: [iagi-net-l] Eksplorasi Planet Mars

2003-06-08 Terurut Topik Ade Kadarusman
He..he..tulisan Pak Kuntandi ternyata sangat pesimis,

Saya sendiri pernah membaca sekilas buku atau novel yang berjudul
did we land on the moon? dipinjami temen, yang dikarang oleh seorang
wartawan (bukan seorang planetologist atau ahli ruang angkasa, lupa namanya)
akhirnya menyulut kontroversi pada saat itu, yang disusul oleh
berbagai tulisan di koran-koran ternama di US dan di internet,
dan dijadikan suatu acara khusus salah satu station TV di US.
Padahal kontroversi tsb sudah ada sejak lama, kalau enggak salah seorang
wartawan dari belanda pernah membuat sebuah tulisan pada tahun 1973/74
yang meragukan NASA mendaratkan Apollo-nya di bulan.

Saya sendiri pernah melihat acara TV tsb yang disiarkan oleh
TV Jepang (pada saat saya masih tinggal di Tokyo) yang berdasarkan
novel atau acara TV did we land on the moon ?, dan dicoba dianalisa
kebenaran tsb oleh berbagai ilmuwan dari berbagai keahlian, seperti Pak
Kuntadi
lihat. he..he..he...

Karena gencarnya isu kontroversi tsb, sedangkan NASA tetap diam tidak
mengkomentari
atau membantah isu tsb, beberapa ilmuwan dan wartawan yang concern thd
kontroversi tsb, membuat tulisan yang mengcounter-attact tulisan miring thd
NASA
mengenai pendaratan palsu di bulan, dan muncul dalam tulisan dibeberapa
koran di US.
saya sendiri membaca tulisan tsb di Japan Times, yang menjelaskan ada
beberapa hal yang tidak
terbantahkan dari bukti dari pendaratan di bulan, sedangkan kita hanya
terfokus
pada bukti-bukti yang meragukan yang sangat konyol dibuat oleh NASA.
Memang orang lebih menyukai sesuatu yang kontroversial...dan sentimen anti
AS sangat tinggi
pada saat itu.

Terlepas benar tidaknya pendaratan Apollo di bulan tahun 1970 yang pada saat
itu
hanya AS (selain Rusia) yang menguasai teknologi ruang angkasa, pendaratan
wahana di Mars akan banyak di pantau oleh negera-negera lain, yang
teknologinya
sudah tersebar mereta di beberapa negara maju, termasuk Jepang (satelit dll)
bahkan seorang amateur-pun dengan teloskopnya bisa melihat pendaratan
wahana tsb di permukaan planet Mars.

salam
Ade Kadarusman







 Apakah ini kebohongan besar lain lagi setelah fake moon expedition nya
Neil
 Armstrong?
 Kalau NASA tahun 70 an sudah mengklaim dirinya bisa mendaratkan apollo di
 bulan, lalu kenapa hingga sekarang belum pernah ada lagi pendaratan di
bulan
 yang dikemas untuk pariwisata? saya hanya terkesima melihat foto2 yang
 dikomentari oleh ilmuwan Jepang bbrp waktu lalu.





-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



[iagi-net-l] untuk administrator IAGI milist

2003-04-03 Terurut Topik ade kadarusman
Mas atau Mbak administrator IAGI milist,

Mohon keanggotaan IAGI milist dengan e-mail: [EMAIL PROTECTED],
dicabut untuk seterusnya sehubungan dgn tugas saya di Tokyo
akan selesai mulai minggu depan.

Salam
Ade Kadarusman
Puslit Geoteknologi-LIPI Bandung


Re: [iagi-net-l] JOINT CONVENTION JAKARTA 2003, IAGI AND HAGI

2003-02-26 Terurut Topik ade kadarusman
Dear All,

Sangat menarik Joint Convention anatar HAGI dan IAGI, sebenarnya
kalau menyangkut ilmu kebumian secara keseluruhan tidak seharusnya terdapat
perbedaan antara geologi dan geofisika atau geokimia.
Duduk dalam satu meja untuk membicarakan permasalahan dalam ilmu kebumian
dengan berbagai pendekatan.

Kalau ada first circular Joint Convention Jakarta 2003 (JCJ - 2003) dalam
bentuk pdf file, mohon dikirimkan lewat japri.

Terimaksih atas perhatiannya

Salam
Ade Kadarusman
Earth and Planetary Sciences Dept.
Tokyo Institute of Technology
http://www.geo.titech.ac.jp/maruyamalab/maruyamalab/f_maruyamalab.e.html



 Kepada Yth. Bpb/Ibu/Sdr/i
 Seluruh Anggota HAGI (+IAGI, red).

 Ass. Wr. Wb.

 Dalam rangka Joint Convention antara HAGI dan IAGI, terlampir kami
 sampaikan first circular Joint Convention Jakarta 2003 (JCJ - 2003).
 Sebagai informasi kegiatan pertemuan ilmiah tahunan ini insya Allah akan
 dilaksanakan secara bersama-sama antara HAGI dan IAGI, bertempat di Hotel
 Mulia Jakarta, dari tanggal 15-17 Desember 2003, sedangkan kegiatan
 pra-convention dilaksanakan pada tanggal 8-15 Desember 2003.

 Kepantiaan/organizing committee JCJ - 2003 sudah terbentuk dan terdiri
 atas elemen HAGI dan IAGI yang ada di KOMWIL JAKARTA, dengan Chairperson
 Bp. Agus Guntoro (IAGI/USAKTI) dan Co-Chairperson Bp. Abdul Mutalib Masdar
 (HAGI/JOB Pertamina Petrochina East Java) serta Bp. Ezhar Manaf (HAGI/BP
 Indonesia), sedangkan untuk anggota kepanitiaan yang lain diambil dari
 berbagai elemen masyarakat/profesional geosains yang ada di jakarta baik
 yang berasal dari dunia perminyakan, mineral/pertambangan, institusi
 pendidikan, institusi penelitian, dan lain sebagainya. Topik yang diambil
 untuk JCJ 2003 ini adalah From The Earth Sciences To Prosperity,
 Sustainability and Integrity of Indonesia .

 Untuk informasi atau program selengkapnya dapat dilihat pada First
 Circular yang kami lampirkan. Hardcopy First Circular untuk seluruh
 anggota HAGI akan kami kirimkan paling lambat awal maret 2003. Juga
 terlampir kami informasikan list of member organizing committe JCJ-2003
 yang sudah terbentuk.Terimakasih atas perhatiannya. Apabila
 Bapak/Ibu/Sdr/i punya masukan/saran untuk acara JCJ-2003 ini dapat
 disampaikan langsung di forum mailing list ini atau dapat disampaikan
 langsung ke :
 [EMAIL PROTECTED]
 [EMAIL PROTECTED]


 Wassalam
 Abdul Mutalib Masdar
 Organizing Committe JCJ 2003





-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif 
Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



Re: [iagi-net-l] Research Fellow in Seismic Interpretation, UBD

2003-02-19 Terurut Topik ade kadarusman
Dear All,

Maaf jadi ikut nimbrung, jadi ingin berbagi pengalaman tentang program
post-doc.
Memang benar program post-doc biasanya digunakan sebagai batu loncatan oleh
para PhD yang baru lulus untuk memperpanjang jam terbang penelitian dan
memperbanyak
jumlah publikasi Internasionalnya, sebelum mereka mendapatkan posisi tetap
(permanent job/tenure track) di Univ/Inst. di LN sebagai Asisten/Associate
Prof..
Tapi jalur ini tidak berlaku di Tanah Air yang biasanya mereka langsung
menjadi dosen
ketika lulus S1, dan selanjutnya dikirim ke LN untuk mendapatkan PhD.

Di tempat kami saat ini ada 7 post doctoral Research Fellows dari luar
Jepang
(US, French, UK, Turki, Rusia, China, Indonesia), dan sekitar 5 orang lagi
berasal dari Jepang sendiri.
Program post-doc tidak selalu harus mengerjakan proyek penelitian yang
diminta oleh supervisor-nya (dept. yang mempekerjakan mereka), tetapi
ada beberapa Inst./Univ yang memberi kebebasan buat mereka untuk melakukan
penelitian yang mereka suka.

Kalau bicara masalah gaji, sangat bervariasi, kalau di Amerika
rata-rata sekitar US$30.000-50.000 pertahun, tergantung univ-nya,
kalau di Univ. of Tennesse mungkin sekitar US$2500/bulan, tetapi
kalau univ. kaya seperti Carnagie Inst. of Washington DC dapat sekitar
US$4500/bulan. Australia relatif sama dengan di Amerika.
Kalau di Europa gaji relatif sangat kecil, pernah suatu
Univ. di Francis membuka lowongan post doc untuk PhD yang baru lulus
menawarkan gaji hanya 1800 euro/tahun. Padahal rata-rata di Europa
sekitar 2000-2500 Euro/bulan.
Bagaimana dengan Jepang ?, he..he..he.. , tebak saja sendiri
enggak jauh kok dengan di Amerika.

Ada sebuah buku panduan menarik sangat berguna untuk para PhD
yang  mau cari kerja sebagai scientist di univ/inst. di LN (terutama
di Amerika ), Judul buku :
Put Your Science to Work: The Take-Charge Career Guide
for SCIENTIST by Peter S. Fiske, PhD,
terbitan American Geophysical Union (AGU), Washington DC.
tahun 2001.

Salam
Ade Kadarusman
Post Doctoral Research Fellow
Earth and Planetary Sciences Dept.
Tokyo Institute of Technology
Tokyo Japan

from May
Puslitbang Geoteknologi-LIPI
Jl. Cisitu Bandung

 Mas Rovicky,
 Menurut pendapatku, proyek ini seperti proyek Postdoctoral Research,
berguna
 bagi orang-orang yang ingin menambah bobot CV ketika baru lulus dari PhD.
 Postdoctoral research ini akan ditanyakan jika kita melamar jadi pengajar
di
 institusi pendidikan. Jadi duit disini bisa jadi alasan kedua, sedangkan
 alasan pertama adalah untuk mendapatkan proyek penelitian pertama baginya
 setelah lulus program doktor. Pendapat ini tentu bisa saja keliru,
bapak-ibu
 dosen kita yang ada di milis ini mungkin punya pendapat sendiri.





-
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-