Re: [iagi-net-l] Bentu Segat Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf
Pak Frank, Maaf baru bisa balas email nya. Kalau dari hasil AVO dan P-impedance sebenarnya sama saja pak. Hasil area/volume nya juga tidak jauh beda. Namun dari hasil yang sudah kami lakukan nilai P-impedance ini memiliki nilai mirip antara gas dan coal...density nya rendah dan kecepatan yg melambat sehingga agak sulit mengidentifikasi gas atau coal. Untuk itu kami lebih yakin jika menggunakan analisa AVO untuk menentukan keberadaan gas. Regards, Radig Wisnu Y From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia fo...@hagi.or.id Sent: Friday, July 29, 2011 8:49 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Bentu Segat Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Tanya lagi ya. jadi hasil yang diberikan oleh AVO berbeda dengan hasil yang diberikan oleh P-impedance ? apakah area/ volume nya bertambah atau berkurang? mungkin bisa diterangkan juga dari crossplot elastic properties nya. terima kasih ya. fbs From: Radig Wisnu radig.wi...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Wed, July 27, 2011 7:42:18 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Bentu Segat Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Pak Frans, Untuk pertanyaan pertama memang dari analisa isotop menunjukkan gas yang ada di Binio Fm adalah biogenic gas. Karena nilainya kurang dari -60 0/00. Pertanyaan kedua, seperti kita ketahui bersama keberadaan gas memang bisa kita ketahui dengan ada nya bright spot. Namun sayang nya bright spot ini tidak selalu menunjukkan keberadaan gas, bisa jadi berupa coal atau tuning thickness. Dan ini juga yang menjadi kekhawatiran kami sehingga melakukan AVO analysis untuk lebih menyakinkan kami mengenai keberadaan shallow gas di area ini. Dan dari AVO analysis yang sudah kami lakukan confirm dengan data sumur. Regards, -Radig Wisnu Y- From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, July 26, 2011 4:47 PM Subject: [iagi-net-l] Bentu Segat Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Mau tanya tentang Bentu dan Segat: 1. Jadi sdh di confirm dari isotop C nya bahwa gas yang di Binio Fm itu biogenic gas? 2. bisa tolong di elaborate kenapa perlu analisa AVO untuk membedakan gas sand dan coal di Binio Fm.? apakah memang karena tidak bisa dibedakan di P-impedance nya? dulu pernah mengerjakan kedua block itu dengan cepat dan dengan RMS amplitude saja sudah bisa membedakan gas sand nya dan confirm dengan well. memang tidak bisa memperilhatkan seismic geomorphology yang memperlihatkan depositional system nya, karena amplitude nya sdh didominasi oleh gassandnya jadi yang kelihatan adalah amplitude yang confirm dengan structure. sukses selalu ya di Bentu dan Segat. fbs From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tue, July 26, 2011 9:52:53 AM Subject: Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Terima kasih Mas Radig kebetulan ada yang sudah mengirimkan ke saya. 2011/7/26 Radig Wisnu radig.wi...@yahoo.com Pak Kartiko, Saya copy kan abstract dari paper mengenai biogenic gas di Bentu PSC yang di kelola oleh Kalila. Jika tertarik membaca papernya akan saya kirim via japri. ABSTRACT Biogenic gas has become an economic target of exploration and exploitation, due to the high demand for gas. Its geological occurrence is easily interpreted, it is significantly widespread, shallow and gas is of good quality of gas with 98% content of CH4, low S and CO2 content. Production tests from this blocks resulted in a production rate peak of 50 MMscfd at Segat field. This paper presents a summary of Geology, Geochemistry and Geophysical aspects, to assess Biogenic Gas accumulation in Bentu Block. Biogenic gas origins were shown by carbon isotope analysis to be of d13C CH4 value -62 to -66 ‰. The main gas-bearing reservoir is a 7-25 foot thick sand layer over a Late Miocene to Pliocene Binio Formation, at a depth of 600-2000 feet below sea level. The Binio formation was deposited in a coastal environment that reflects the onset of marine regression. The gas is trapped along a NW-SE anticlinal system, related to a reverse fault. Seismically, existing data clearly exhibits strong amplitude anomalies or a “bright spot” as a Direct Hydrocarbon Indicator. Furthermore, advanced geophysical analysis: AVO, seismic attribute and LMR methods, were carried out to confirm gas presence. The result of this analysis has been helpful to distinguish between coal and gas bearing reservoirs, where coal revealed a similar appearance in the seismic data. Seismic data were also important to delineate lateral gas distribution and to explore prospects leads in Bentu Block. Growing interest in gas exploration and development, and also a high demand for gas
Re: [iagi-net-l] Bentu Segat Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf
Tanya lagi ya. jadi hasil yang diberikan oleh AVO berbeda dengan hasil yang diberikan oleh P-impedance ? apakah area/ volume nya bertambah atau berkurang? mungkin bisa diterangkan juga dari crossplot elastic properties nya. terima kasih ya. fbs From: Radig Wisnu radig.wi...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id Sent: Wed, July 27, 2011 7:42:18 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Bentu Segat Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Pak Frans, Untuk pertanyaan pertama memang dari analisa isotop menunjukkan gas yang ada di Binio Fm adalah biogenic gas. Karena nilainya kurang dari -60 0/00. Pertanyaan kedua, seperti kita ketahui bersama keberadaan gas memang bisa kita ketahui dengan ada nya bright spot. Namun sayang nya bright spot ini tidak selalu menunjukkan keberadaan gas, bisa jadi berupa coal atau tuning thickness. Dan ini juga yang menjadi kekhawatiran kami sehingga melakukan AVO analysis untuk lebih menyakinkan kami mengenai keberadaan shallow gas di area ini. Dan dari AVO analysis yang sudah kami lakukan confirm dengan data sumur. Regards, -Radig Wisnu Y- From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, July 26, 2011 4:47 PM Subject: [iagi-net-l] Bentu Segat Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Mau tanya tentang Bentu dan Segat: 1. Jadi sdh di confirm dari isotop C nya bahwa gas yang di Binio Fm itu biogenic gas? 2. bisa tolong di elaborate kenapa perlu analisa AVO untuk membedakan gas sand dan coal di Binio Fm.? apakah memang karena tidak bisa dibedakan di P-impedance nya? dulu pernah mengerjakan kedua block itu dengan cepat dan dengan RMS amplitude saja sudah bisa membedakan gas sand nya dan confirm dengan well. memang tidak bisa memperilhatkan seismic geomorphology yang memperlihatkan depositional system nya, karena amplitude nya sdh didominasi oleh gassandnya jadi yang kelihatan adalah amplitude yang confirm dengan structure. sukses selalu ya di Bentu dan Segat. fbs From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tue, July 26, 2011 9:52:53 AM Subject: Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Terima kasih Mas Radig kebetulan ada yang sudah mengirimkan ke saya. 2011/7/26 Radig Wisnu radig.wi...@yahoo.com Pak Kartiko, Saya copy kan abstract dari paper mengenai biogenic gas di Bentu PSC yang di kelola oleh Kalila. Jika tertarik membaca papernya akan saya kirim via japri. ABSTRACT Biogenic gas has become an economic target of exploration and exploitation, due to the high demand for gas. Its geological occurrence is easily interpreted, it is significantly widespread, shallow and gas is of good quality of gas with 98% content of CH4, low S and CO2 content. Production tests from this blocks resulted in a production rate peak of 50 MMscfd at Segat field. This paper presents a summary of Geology, Geochemistry and Geophysical aspects, to assess Biogenic Gas accumulation in Bentu Block. Biogenic gas origins were shown by carbon isotope analysis to be of d13C CH4 value -62 to -66 ‰. The main gas-bearing reservoir is a 7-25 foot thick sand layer over a Late Miocene to Pliocene Binio Formation, at a depth of 600-2000 feet below sea level. The Binio formation was deposited in a coastal environment that reflects the onset of marine regression. The gas is trapped along a NW-SE anticlinal system, related to a reverse fault. Seismically, existing data clearly exhibits strong amplitude anomalies or a “bright spot” as a Direct Hydrocarbon Indicator. Furthermore, advanced geophysical analysis: AVO, seismic attribute and LMR methods, were carried out to confirm gas presence. The result of this analysis has been helpful to distinguish between coal and gas bearing reservoirs, where coal revealed a similar appearance in the seismic data. Seismic data were also important to delineate lateral gas distribution and to explore prospects leads in Bentu Block. Growing interest in gas exploration and development, and also a high demand for gas supplies, encourage the study of Biogenic gas, which has nowadays become important. Biogenic Gas characteristically occurs at a shallow depth and in high quality, which makes this gas economically attractive for production. Bentu area, as one of the proven and potential Biogenic gas targets, provides a typical integration of Geological, Geochemical and also Geophysical aspects to assess gas accumulation. Keywords: Biogenic gas, shallow, good quality, exploration, development, economic Regards, Radig Wisnu Y From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, July 25, 2011 8:32 AM Subject: Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Salam Mbak Ratna dan Mas
Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf
Ikutan diskusi ya, kebetulan saya juga ikutan compile reading tentang gas shale dan shale gas, dan sdh bikin beberapa crossplot dari sumur2 yang ada. Mudah2an bisa membantu dalam eksplorasi Shale gas potential. Sorry masih acak, tetapi saya kasih nomor2 untuk mempermudah membacanya. Saya masih liburan dan ini di ketik di salah satu warnet dekat rumah di Tello. 1.perhitungan potential dari shale gas yang ada dan dipublish, umumnya berdasarkan perhitungan dengan asumsi properti dari shale nya homogeneous. padahal kita tahu tidak selalu homogeneous. memang mungkin lebih homogenous dari reservoir rocks (sandstone atau bahkan limestone). Jadi sebenarnya semua perhitungan/estimasi itu pasti over-estimate. 2.variasi lateral dan vertical yang harus di describe adalah TOC dan Ro (atau ukuran kematangan yang lain). awal tahun ini, saya iseng2 cross-plot beberapa data sumur di angola, TOC nya berhubungan dengan density dari (batuan+fluida) dan Ro nya ada hubungannya dengan sonic (dt). Expulsion nya tidak pernah saya plot kan soalnya saya tidak dapat cukup data untuk diperiksa dengan petrophysics+rock physics, akan tetapi ini juga penting untuk menetukan potensinya). (catatan: kalau ada yang bisa mengajarkan saya bagaimana menghitung So, S1, dst, mungkin saya bisa hitung sendiri. koq saya tiba2 ingat Prof DR. Eddy Soebroto, DR. Dardji dan teman2 yang yang lain yang sering saya tanyai tentang geochemistry) 3.yang harus diperhatikan lagi adalah pressure regime nya. maksudnya kalau daerah sdh dibawah overpressure akan berbeda hubungannya dengan yang diatas overpressure. 4.tentu saja sebaiknya yang di korelasikan dari formasi yang sama saja. karena lain formasi akan lain korelasi nya. walaupun satu formasi masih juga bisa dibentuk dari komposisi mineral yang berbeda. 5.klasifikasi shale mungkin bisa membantu, akan tetapi karena pendefinisian klassifikasi atau pengklassifikasi yang sering agak loose (longgar), maka bisa terjadi kesalahan dalam clustering. kalau ada logs yang mendeskripsikan komposisi mineral lebih detail, sebaiknya diperiksa krosplot komposisi mineral atau unsur dengan elastic properties nya. 6. kalau bisa TOC dan terutama Ro nya di crossplot kan dengan kedalaman, sehingga bisa dibuatkan semacam normalisasi menurut kedalaman, 7. deskripsi variasi Ro dan TOC bukan hanya untuk perhitungan reserve tetapi juga untuk penentuan titik serap. diperlukan sumur horisontal jadi sangat penting penentuan daerah yang TOC tinggi dan Ro tinggi. 8. horizontal drilling dan hydraulic fracturing bukanlah barang baru untuk orang drilling dan production. challenge yang terbesar bukan di engineering side tapi di GG side. 9. Potensi jangan hanya terbatas di onshore saja. Banuwati shale di SES+ONWJ block juga bisa jadi potensi yang bagus. Memang biaya drilling di offshore lebih mahal dibandingkan dengan onshore, akan tetapi biasanya seismic quality nya lebih bagus di offshore daripada di onshore. 10. Potensi juga bisa di shale dibawah sliding surface dari toe-thrust system, katanya Akata shale di Nigeria menjadi mature/overmature dibeberapa tempat karena panas yang dihasilkan oleh sliding material diatasnya. 11. kalau ada conventional core di shale yang di investigasi akan sangat sangat berguna. Siapa tahu ada yang meng core di shale atau by accident meng core di shale. Saya iseng2 baca2 beberapa sumur disini, ketemu 3 sumur appraisal yang core di shale. Menurut laporan dari sumurnya itu adalah kesalahan penentuan coring point. Jadi lah bless in disguise. 12. Diperlukan data yang cukup banyak untuk bikin crossplotnya, jadi sebaiknya dibikin joint study untuk setiap basin. 13. agak berbeda dgn CBM, karena CBM masih dibatasi dengan kedalaman tertentu dan diperlukan reaksi untuk melepaskan methane nya. Sedangkan gas shale sdh expulse gas dan gas nya terperangkap di pori2 shale nya, dan juga kalau gas yang sdh siap ter expulse ini dikasih “jalan keluar” maka gas nya akan lebih banyak terproduksi. 14. Harts (publishers dan perusahaan yang banyak melakukan research, baru2 ini me release buku tentang gas shale dan shale gas, tetapi bukunya masih terlalu mahal, untuk individu di charge sebesar USd 7 ribu, kalau perusahaan yang beli jauh lebih mahal lagi. Lagi mikir2 mau beli apa tidak, kalau ada yang mau share cost bisa lah sama2 tetapi hanya boleh dipake oleh satu orang pada satu saat. 15. Usul, kalau di PIT gabungan HAGI dan IAGI tahun ini kita mengundang seseorang dari Harts (ada tiga yang mengarang dan compile buku tsb) untuk bikin luncheon talk. Alternatively kalau tidak punya dana, saya bisa rangkumkan compiling saya di PPT dan kirim ke panitia PIT tsb. Sorry saya tdk bisa datang, padahal diselenggarakan di kota kelahiran saya dan tempat saya dibesarkan). 16. yang saya gambarkan di email ini hanya dari sebagian dari segi petrophysics dan rock physics nya, kalau misalnya ada yang mau membahas dari segi
[iagi-net-l] Bentu Segat Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf
Mau tanya tentang Bentu dan Segat: 1. Jadi sdh di confirm dari isotop C nya bahwa gas yang di Binio Fm itu biogenic gas? 2. bisa tolong di elaborate kenapa perlu analisa AVO untuk membedakan gas sand dan coal di Binio Fm.? apakah memang karena tidak bisa dibedakan di P-impedance nya? dulu pernah mengerjakan kedua block itu dengan cepat dan dengan RMS amplitude saja sudah bisa membedakan gas sand nya dan confirm dengan well. memang tidak bisa memperilhatkan seismic geomorphology yang memperlihatkan depositional system nya, karena amplitude nya sdh didominasi oleh gassandnya jadi yang kelihatan adalah amplitude yang confirm dengan structure. sukses selalu ya di Bentu dan Segat. fbs From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tue, July 26, 2011 9:52:53 AM Subject: Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Terima kasih Mas Radig kebetulan ada yang sudah mengirimkan ke saya. 2011/7/26 Radig Wisnu radig.wi...@yahoo.com Pak Kartiko, Saya copy kan abstract dari paper mengenai biogenic gas di Bentu PSC yang di kelola oleh Kalila. Jika tertarik membaca papernya akan saya kirim via japri. ABSTRACT Biogenic gas has become an economic target of exploration and exploitation, due to the high demand for gas. Its geological occurrence is easily interpreted, it is significantly widespread, shallow and gas is of good quality of gas with 98% content of CH4, low S and CO2 content. Production tests from this blocks resulted in a production rate peak of 50 MMscfd at Segat field. This paper presents a summary of Geology, Geochemistry and Geophysical aspects, to assess Biogenic Gas accumulation in Bentu Block. Biogenic gas origins were shown by carbon isotope analysis to be of d13C CH4 value -62 to -66 ‰. The main gas-bearing reservoir is a 7-25 foot thick sand layer over a Late Miocene to Pliocene Binio Formation, at a depth of 600-2000 feet below sea level. The Binio formation was deposited in a coastal environment that reflects the onset of marine regression. The gas is trapped along a NW-SE anticlinal system, related to a reverse fault. Seismically, existing data clearly exhibits strong amplitude anomalies or a “bright spot” as a Direct Hydrocarbon Indicator. Furthermore, advanced geophysical analysis: AVO, seismic attribute and LMR methods, were carried out to confirm gas presence. The result of this analysis has been helpful to distinguish between coal and gas bearing reservoirs, where coal revealed a similar appearance in the seismic data. Seismic data were also important to delineate lateral gas distribution and to explore prospects leads in Bentu Block. Growing interest in gas exploration and development, and also a high demand for gas supplies, encourage the study of Biogenic gas, which has nowadays become important. Biogenic Gas characteristically occurs at a shallow depth and in high quality, which makes this gas economically attractive for production. Bentu area, as one of the proven and potential Biogenic gas targets, provides a typical integration of Geological, Geochemical and also Geophysical aspects to assess gas accumulation. Keywords: Biogenic gas, shallow, good quality, exploration, development, economic Regards, Radig Wisnu Y From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, July 25, 2011 8:32 AM Subject: Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Salam Mbak Ratna dan Mas Oki sudah ada paper yang publish tentang biogenic gas di kalila ini ? 2011/7/25 ratna asharina ratna_ashar...@yahoo.co.id Pak Dhe Rovicky mungkin bisa share soal Pematang Brown Shale di bekas daerah jajahannya di Central Sumatra. Kalau nggak salah well MS DC di Malacca Strait running test juga di Pematang shale karena gas reading yang tinggi kan? salam, rina From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sat, July 23, 2011 3:49:27 PM Subject: Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Mas Wikan Terima kasih infonya, menarik atau tidaknya shale tersebut bisa ditest dengan memproduksi shale tersebut. Mungkin teman teman yang daerah bekerjanya berhubungan dengan Telisa, Gumai atau Pematang shale bisa mengusulkan kemungkinan pilot project gas shale, dengan menggunakan sumur yang telah menembus formasi shale tersebut tapi sudah tdk berproduksi ( main reservoirnya sudah habis ) atau melalui deepening , yang tentu bisa menghemat biaya sumur untuk pilot project. Semoga saja bisa menarik dari sisi reservoir dan ekonomisnya(kalau geologinya kurang menarik kali ya ? explo shale sih...) Salam Kartiko _ Dari sisi geologi, apabila dapat dibuktikan formasi
Re: [iagi-net-l] Bentu Segat Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf
Seingatku bright spot disini ambigu, bisa gas bisa coal Mungkin itu sebabnya perlu Avo. CMIIW, Problem lain dari shallow biogenic gas adalah tekanannya yang relatif rendah. Jadi kalau usernya jauh dan perlu banyak stasiun pompa, bisa jadi gak ekonomis lagi. On Tue, 26 Jul 2011 16:47 ICT Franciscus B Sinartio wrote: Mau tanya tentang Bentu dan Segat: 1. Jadi sdh di confirm dari isotop C nya bahwa gas yang di Binio Fm itu biogenic gas? 2. bisa tolong di elaborate kenapa perlu analisa AVO untuk membedakan gas sand dan coal di Binio Fm.? apakah memang karena tidak bisa dibedakan di P-impedance nya? dulu pernah mengerjakan kedua block itu dengan cepat dan dengan RMS amplitude saja sudah bisa membedakan gas sand nya dan confirm dengan well. memang tidak bisa memperilhatkan seismic geomorphology yang memperlihatkan depositional system nya, karena amplitude nya sdh didominasi oleh gassandnya jadi yang kelihatan adalah amplitude yang confirm dengan structure. sukses selalu ya di Bentu dan Segat. fbs From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tue, July 26, 2011 9:52:53 AM Subject: Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Terima kasih Mas Radig kebetulan ada yang sudah mengirimkan ke saya. 2011/7/26 Radig Wisnu radig.wi...@yahoo.com Pak Kartiko, Saya copy kan abstract dari paper mengenai biogenic gas di Bentu PSC yang di kelola oleh Kalila. Jika tertarik membaca papernya akan saya kirim via japri. ABSTRACT Biogenic gas has become an economic target of exploration and exploitation, due to the high demand for gas. Its geological occurrence is easily interpreted, it is significantly widespread, shallow and gas is of good quality of gas with 98% content of CH4, low S and CO2 content. Production tests from this blocks resulted in a production rate peak of 50 MMscfd at Segat field. This paper presents a summary of Geology, Geochemistry and Geophysical aspects, to assess Biogenic Gas accumulation in Bentu Block. Biogenic gas origins were shown by carbon isotope analysis to be of d13C CH4 value -62 to -66 ‰. The main gas-bearing reservoir is a 7-25 foot thick sand layer over a Late Miocene to Pliocene Binio Formation, at a depth of 600-2000 feet below sea level. The Binio formation was deposited in a coastal environment that reflects the onset of marine regression. The gas is trapped along a NW-SE anticlinal system, related to a reverse fault. Seismically, existing data clearly exhibits strong amplitude anomalies or a “bright spot” as a Direct Hydrocarbon Indicator. Furthermore, advanced geophysical analysis: AVO, seismic attribute and LMR methods, were carried out to confirm gas presence. The result of this analysis has been helpful to distinguish between coal and gas bearing reservoirs, where coal revealed a similar appearance in the seismic data. Seismic data were also important to delineate lateral gas distribution and to explore prospects leads in Bentu Block. Growing interest in gas exploration and development, and also a high demand for gas supplies, encourage the study of Biogenic gas, which has nowadays become important. Biogenic Gas characteristically occurs at a shallow depth and in high quality, which makes this gas economically attractive for production. Bentu area, as one of the proven and potential Biogenic gas targets, provides a typical integration of Geological, Geochemical and also Geophysical aspects to assess gas accumulation. Keywords: Biogenic gas, shallow, good quality, exploration, development, economic Regards, Radig Wisnu Y From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, July 25, 2011 8:32 AM Subject: Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Salam Mbak Ratna dan Mas Oki sudah ada paper yang publish tentang biogenic gas di kalila ini ? 2011/7/25 ratna asharina ratna_ashar...@yahoo.co.id Pak Dhe Rovicky mungkin bisa share soal Pematang Brown Shale di bekas daerah jajahannya di Central Sumatra. Kalau nggak salah well MS DC di Malacca Strait running test juga di Pematang shale karena gas reading yang tinggi kan? salam, rina From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sat, July 23, 2011 3:49:27 PM Subject: Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Mas Wikan Terima kasih infonya, menarik atau tidaknya shale tersebut bisa ditest dengan memproduksi shale tersebut. Mungkin teman teman yang daerah bekerjanya berhubungan dengan Telisa, Gumai atau Pematang shale bisa mengusulkan kemungkinan pilot project gas shale, dengan menggunakan sumur yang telah menembus formasi shale tersebut tapi sudah tdk berproduksi ( main reservoirnya sudah habis ) atau melalui deepening , yang tentu bisa menghemat biaya sumur untuk
Re: [iagi-net-l] Bentu Segat Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf
Pak Frans, Untuk pertanyaan pertama memang dari analisa isotop menunjukkan gas yang ada di Binio Fm adalah biogenic gas. Karena nilainya kurang dari -60 0/00. Pertanyaan kedua, seperti kita ketahui bersama keberadaan gas memang bisa kita ketahui dengan ada nya bright spot. Namun sayang nya bright spot ini tidak selalu menunjukkan keberadaan gas, bisa jadi berupa coal atau tuning thickness. Dan ini juga yang menjadi kekhawatiran kami sehingga melakukan AVO analysis untuk lebih menyakinkan kami mengenai keberadaan shallow gas di area ini. Dan dari AVO analysis yang sudah kami lakukan confirm dengan data sumur. Regards, -Radig Wisnu Y- From: Franciscus B Sinartio fbsinar...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, July 26, 2011 4:47 PM Subject: [iagi-net-l] Bentu Segat Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Mau tanya tentang Bentu dan Segat: 1. Jadi sdh di confirm dari isotop C nya bahwa gas yang di Binio Fm itu biogenic gas? 2. bisa tolong di elaborate kenapa perlu analisa AVO untuk membedakan gas sand dan coal di Binio Fm.? apakah memang karena tidak bisa dibedakan di P-impedance nya? dulu pernah mengerjakan kedua block itu dengan cepat dan dengan RMS amplitude saja sudah bisa membedakan gas sand nya dan confirm dengan well. memang tidak bisa memperilhatkan seismic geomorphology yang memperlihatkan depositional system nya, karena amplitude nya sdh didominasi oleh gassandnya jadi yang kelihatan adalah amplitude yang confirm dengan structure. sukses selalu ya di Bentu dan Segat. fbs From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tue, July 26, 2011 9:52:53 AM Subject: Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Terima kasih Mas Radig kebetulan ada yang sudah mengirimkan ke saya. 2011/7/26 Radig Wisnu radig.wi...@yahoo.com Pak Kartiko, Saya copy kan abstract dari paper mengenai biogenic gas di Bentu PSC yang di kelola oleh Kalila. Jika tertarik membaca papernya akan saya kirim via japri. ABSTRACT Biogenic gas has become an economic target of exploration and exploitation, due to the high demand for gas. Its geological occurrence is easily interpreted, it is significantly widespread, shallow and gas is of good quality of gas with 98% content of CH4, low S and CO2 content. Production tests from this blocks resulted in a production rate peak of 50 MMscfd at Segat field. This paper presents a summary of Geology, Geochemistry and Geophysical aspects, to assess Biogenic Gas accumulation in Bentu Block. Biogenic gas origins were shown by carbon isotope analysis to be of d13C CH4 value -62 to -66 ‰. The main gas-bearing reservoir is a 7-25 foot thick sand layer over a Late Miocene to Pliocene Binio Formation, at a depth of 600-2000 feet below sea level. The Binio formation was deposited in a coastal environment that reflects the onset of marine regression. The gas is trapped along a NW-SE anticlinal system, related to a reverse fault. Seismically, existing data clearly exhibits strong amplitude anomalies or a “bright spot” as a Direct Hydrocarbon Indicator. Furthermore, advanced geophysical analysis: AVO, seismic attribute and LMR methods, were carried out to confirm gas presence. The result of this analysis has been helpful to distinguish between coal and gas bearing reservoirs, where coal revealed a similar appearance in the seismic data. Seismic data were also important to delineate lateral gas distribution and to explore prospects leads in Bentu Block. Growing interest in gas exploration and development, and also a high demand for gas supplies, encourage the study of Biogenic gas, which has nowadays become important. Biogenic Gas characteristically occurs at a shallow depth and in high quality, which makes this gas economically attractive for production. Bentu area, as one of the proven and potential Biogenic gas targets, provides a typical integration of Geological, Geochemical and also Geophysical aspects to assess gas accumulation. Keywords: Biogenic gas, shallow, good quality, exploration, development, economic Regards, Radig Wisnu Y From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, July 25, 2011 8:32 AM Subject: Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Salam Mbak Ratna dan Mas Oki sudah ada paper yang publish tentang biogenic gas di kalila ini ? 2011/7/25 ratna asharina ratna_ashar...@yahoo.co.id Pak Dhe Rovicky mungkin bisa share soal Pematang Brown Shale di bekas daerah jajahannya di Central Sumatra. Kalau nggak salah well MS DC di Malacca Strait running test juga di Pematang shale karena gas reading yang tinggi kan? salam, rina From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sat, July 23, 2011 3:49:27 PM
Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf
Pak Kartiko, Saya copy kan abstract dari paper mengenai biogenic gas di Bentu PSC yang di kelola oleh Kalila. Jika tertarik membaca papernya akan saya kirim via japri. ABSTRACT Biogenic gas has become an economic target of exploration and exploitation, due to the high demand for gas. Its geological occurrence is easily interpreted, it is significantly widespread, shallow and gas is of good quality of gas with 98% content of CH4, low S and CO2 content. Production tests from this blocks resulted in a production rate peak of 50 MMscfd at Segat field. This paper presents a summary of Geology, Geochemistry and Geophysical aspects, to assess Biogenic Gas accumulation in Bentu Block. Biogenic gas origins were shown by carbon isotope analysis to be of d13C CH4 value -62 to -66 ‰. The main gas-bearing reservoir is a 7-25 foot thick sand layer over a Late Miocene to Pliocene Binio Formation, at a depth of 600-2000 feet below sea level. The Binio formation was deposited in a coastal environment that reflects the onset of marine regression. The gas is trapped along a NW-SE anticlinal system, related to a reverse fault. Seismically, existing data clearly exhibits strong amplitude anomalies or a “bright spot” as a Direct Hydrocarbon Indicator. Furthermore, advanced geophysical analysis: AVO, seismic attribute and LMR methods, were carried out to confirm gas presence. The result of this analysis has been helpful to distinguish between coal and gas bearing reservoirs, where coal revealed a similar appearance in the seismic data. Seismic data were also important to delineate lateral gas distribution and to explore prospects leads in Bentu Block. Growing interest in gas exploration and development, and also a high demand for gas supplies, encourage the study of Biogenic gas, which has nowadays become important. Biogenic Gas characteristically occurs at a shallow depth and in high quality, which makes this gas economically attractive for production. Bentu area, as one of the proven and potential Biogenic gas targets, provides a typical integration of Geological, Geochemical and also Geophysical aspects to assess gas accumulation. Keywords: Biogenic gas, shallow, good quality, exploration, development, economic Regards, Radig Wisnu Y From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, July 25, 2011 8:32 AM Subject: Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Salam Mbak Ratna dan Mas Oki sudah ada paper yang publish tentang biogenic gas di kalila ini ? 2011/7/25 ratna asharina ratna_ashar...@yahoo.co.id Pak Dhe Rovicky mungkin bisa share soal Pematang Brown Shale di bekas daerah jajahannya di Central Sumatra. Kalau nggak salah well MS DC di Malacca Strait running test juga di Pematang shale karena gas reading yang tinggi kan? salam, rina From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sat, July 23, 2011 3:49:27 PM Subject: Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Mas Wikan Terima kasih infonya, menarik atau tidaknya shale tersebut bisa ditest dengan memproduksi shale tersebut. Mungkin teman teman yang daerah bekerjanya berhubungan dengan Telisa, Gumai atau Pematang shale bisa mengusulkan kemungkinan pilot project gas shale, dengan menggunakan sumur yang telah menembus formasi shale tersebut tapi sudah tdk berproduksi ( main reservoirnya sudah habis ) atau melalui deepening , yang tentu bisa menghemat biaya sumur untuk pilot project. Semoga saja bisa menarik dari sisi reservoir dan ekonomisnya(kalau geologinya kurang menarik kali ya ? explo shale sih...) Salam Kartiko _ Dari sisi geologi, apabila dapat dibuktikan formasi dangkal seperti Telisa dan Gumai merupakan shale gas yang produktif tentunya akan menjadi resource yang menarik. Tetapi kalau saya belum yakin keduanya memenuhi kriteria sebagai self sourced shale gas. Sebagai jenis unconventional HC mungkin iya, seperti tight rock (shaly sand) oil. Dikaitkan dengan producing analog (Haynesville atau Marcellus shale gas), maka potensi basin center deep shale gas bisa jadi menarik, sebagai contoh Grup Pematang. Seperti producing analog tersebut, tipe overpressured clayly shale gas menjanjikan produksi yang cukup bagus. Salam, WW Powered by Telkomsel BlackBerry® From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com Date: Fri, 22 Jul 2011 20:39:15 +0800 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Mas Wikan dan Mbak Ratna, Kriteria yang saya sampaikan lebih kepada kalau hendak memproduksi gas shale di Indonesia seperti yang disampaikan sebelumnya oleh Mas Vicky Apakah memang kita bisa menemukan shale source
Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf
Terima kasih Mas Radig kebetulan ada yang sudah mengirimkan ke saya. 2011/7/26 Radig Wisnu radig.wi...@yahoo.com Pak Kartiko, Saya copy kan abstract dari paper mengenai biogenic gas di Bentu PSC yang di kelola oleh Kalila. Jika tertarik membaca papernya akan saya kirim via japri. *ABSTRACT* * * Biogenic gas has become an economic target of exploration and exploitation, due to the high demand for gas. Its geological occurrence is easily interpreted, it is significantly widespread, shallow and gas is of good quality of gas with 98% content of CH4, low S and CO2 content. Production tests from this blocks resulted in a production rate peak of 50 MMscfd at Segat field. This paper presents a summary of Geology, Geochemistry and Geophysical aspects, to assess Biogenic Gas accumulation in Bentu Block.** ** ** ** Biogenic gas origins were shown by carbon isotope analysis to be of d13C CH4 value -62 to -66 ‰. The main gas-bearing reservoir is a 7-25 foot thick sand layer over a Late Miocene to Pliocene Binio Formation, at a depth of 600-2000 feet below sea level. The Binio formation was deposited in a coastal environment that reflects the onset of marine regression. The gas is trapped along a NW-SE anticlinal system, related to a reverse fault. ** ** Seismically, existing data clearly exhibits strong amplitude anomalies or a “bright spot” as a Direct Hydrocarbon Indicator. Furthermore, advanced geophysical analysis: AVO, seismic attribute and LMR methods, were carried out to confirm gas presence. The result of this analysis has been helpful to distinguish between coal and gas bearing reservoirs, where coal revealed a similar appearance in the seismic data. Seismic data were also important to delineate lateral gas distribution and to explore prospects leads in Bentu Block. ** ** Growing interest in gas exploration and development, and also a high demand for gas supplies, encourage the study of Biogenic gas, which has nowadays become important. Biogenic Gas characteristically occurs at a shallow depth and in high quality, which makes this gas economically attractive for production. Bentu area, as one of the proven and potential Biogenic gas targets, provides a typical integration of Geological, Geochemical and also Geophysical aspects to assess gas accumulation. ** ** *Keywords*: Biogenic gas, shallow, good quality, exploration, development, economic Regards, Radig Wisnu Y -- *From:* kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com *To:* iagi-net@iagi.or.id *Sent:* Monday, July 25, 2011 8:32 AM *Subject:* Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Salam Mbak Ratna dan Mas Oki sudah ada paper yang publish tentang biogenic gas di kalila ini ? 2011/7/25 ratna asharina ratna_ashar...@yahoo.co.id Pak Dhe Rovicky mungkin bisa share soal Pematang Brown Shale di bekas daerah jajahannya di Central Sumatra. Kalau nggak salah well MS DC di Malacca Strait running test juga di Pematang shale karena gas reading yang tinggi kan? salam, rina -- *From:* kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com *To:* iagi-net@iagi.or.id *Sent:* Sat, July 23, 2011 3:49:27 PM *Subject:* Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Mas Wikan Terima kasih infonya, menarik atau tidaknya shale tersebut bisa ditest dengan memproduksi shale tersebut. Mungkin teman teman yang daerah bekerjanya berhubungan dengan Telisa, Gumai atau Pematang shale bisa mengusulkan kemungkinan pilot project gas shale, dengan menggunakan sumur yang telah menembus formasi shale tersebut tapi sudah tdk berproduksi ( main reservoirnya sudah habis ) atau melalui deepening , yang tentu bisa menghemat biaya sumur untuk pilot project. Semoga saja bisa menarik dari sisi reservoir dan ekonomisnya(kalau geologinya kurang menarik kali ya ? explo shale sih...) Salam Kartiko _ Dari sisi geologi, apabila dapat dibuktikan formasi dangkal seperti Telisa dan Gumai merupakan shale gas yang produktif tentunya akan menjadi resource yang menarik. Tetapi kalau saya belum yakin keduanya memenuhi kriteria sebagai self sourced shale gas. Sebagai jenis unconventional HC mungkin iya, seperti tight rock (shaly sand) oil. Dikaitkan dengan producing analog (Haynesville atau Marcellus shale gas), maka potensi basin center deep shale gas bisa jadi menarik, sebagai contoh Grup Pematang. Seperti producing analog tersebut, tipe overpressured clayly shale gas menjanjikan produksi yang cukup bagus. Salam, WW Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: *kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com *Date: *Fri, 22 Jul 2011 20:39:15 +0800 *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia
Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf
Mas Oki Di Indonesia lapangan biogenik gas yang sudah diproduksi secara komersial ada di mana ya ? Kalau ada lapangan biogenik gas yang ekonomik sepertinya lebih banyak di onshore ya. 2011/7/23 o - musakti o_musa...@yahoo.com.au Kalau di Indonesia mungkin masih mending biogenic gas. Tinggal cari daerah yang tertiary sedimentary loading nya besar, dekat dengan konsumen dan kembangkan dengan konsep string of pearls On Fri, 22 Jul 2011 14:48 ICT ratna asharina wrote: Betul mas, depth cut off untuk shale lebih dalam dari CBM. Shale mulai prospektif di kedalaman 1000m sementara CBM hanya sekitar 200m. Haynesville memang lebih besar dari Barnett, tapi production costnya juga dua kali lebih besar karena lebih dalam. Di Amerika shale gas bisa ekonomis karena harga gas domestik yang tinggi dan infrastruktur yang sudah established. Harga gas harus berkisar di atas $5 supaya shale gas bisa ekonomis, itu untuk pasar Amerika. Salam, Rina From: wikanwindra...@yahoo.com wikanwindra...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Fri, July 22, 2011 8:35:57 AM Subject: Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Untuk kriteria dangkal, murah, dan mudah sepertinya tidak harus begitu. Beberapa lapangan shale gas berproduksi berada pada kedalaman yang cukup dalam. Selain berkaitan dengan kematangan batuan sumber untuk berada pada jendela gas, juga kondisi menghasilkan tekanan tinggi (overpressure) merupakan kondisi yang akan mendukung untuk menghasilkan recovery yang lebih tinggi. Sebuah penyiaran berita dari Woodmack menyebutkan bahwa saat ini shale gas dari Haynesville (lebih dalam dan clayly) telah terproduksi (2.8 bcf) melebihi Barnett (lebih dangkal dan brittle - 2.3 bcf). Sulit dan mahal adalah model investasi untuk shale gas. Estimasi biaya per lokasi (pemboran dan perekahan hidraulik secara masif) sekitar USD15-20 jt dan memerlukan ratusan hingga ribuan sumur produksi horizontal dan observasi microseismic. Salam, WW Powered by Telkomsel BlackBerry® From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com Date: Thu, 21 Jul 2011 11:53:41 +0800 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf maksud saya : banyak organik konten dan sudah matang sbg source rock. 2011/7/21 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com sepertinya kriterianya tdk beda jauh dengan cbm harus banyak organic content, dangkal sehingga mudah dan murah untuk pemboran rapat /horizontal/ fracturing untuk meningkatkan recovery factor, volume dan area penyebaran yang luas sehingga ekonomis. Apakah ada gas/oil shale di Indonesia seperti kriteria di atas ? mong omong gimana progress produksi cbm ya ? apa sudah ada yang berproduksi secara ekonomis ? 2011/7/21 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Dimana potensi Shale Gas dan Shale Oil di Indonesia ? Telisa shale, Gumai Shale ? rdp EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf KAMIS, 21 JULI 2011 07:20 WIB JAKARTA - Penemuan shale gas di Amerika telah mengubah gambaran gas secara dramatis. Peningkatan produksi shale gas telah mengubah AS dari importir gas menjadi mandiri dan juga turut mendorong harga gas untuk turun secara alami. Bahkan, menurut Annual Energy Outlook dari U.S. Energy Information Administration (EIA), output produksi gas AS diperkirakan akan meningkat hampir tiga kali lipat antara 2009 dan 2035. Kesuksesan shale gas yang mengesankan di Amerika, mengundang pertanyaan tentang potensi shale gas global. Untuk itu, EIA menerbitkan laporan perkiraan volume shale gas global di luar Amerika Serikat. Laporan ini menandai upaya pertama perkiraan volume recoverable shale gas pada skala global. Perkiraan dilakukan dengan menilai 48 cekungan shale gas di 32 negara di luar AS (di mana sumber dayanya telah diketahui). Sumber daya AS sendiri adalah sebesar 862 Tcf, sementara 48 cekungan global tersebut diperkirakan mengandung recoverable sumber daya shale gas 5.760 Tcf. Sehingga total recoverable sumber daya shale gas global menjadi sebesar 6.622 Tcf. Dalam perspektif perbandingannya, perkiraan recoverable sumber daya gas dunia saat ini (tidak termasuk shale gas) adalah 16.000 Tcf, yang berarti sumber daya shale gas menambah lebih dari 40% volume gas dunia. Penelitian tersebut mengecualikan beberapa tipe potensi sumber daya shale gas oleh karena keterbatasan data, juga mengecualikan potensi di cekungan lepas pantai. Dengan demikian, potensi sumber daya shale gas tentu lebih besar dari ini hitungan awal ini. Namun demikian, pengembangan shale gas global mungkin akan terhambat oleh isu kelestarian lingkungan, karena fluida fracking yang digunakan dalam proses pengeboran shale gas, ditengarai mencemari air tanah. Alasan lainnya, eksplorasi shale gas
Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf
Salah satu contohnya di Central Sumatra mas. Lapangan Bentu-Korinci di daerahnya Kalila. From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Mon, July 25, 2011 8:43:46 AM Subject: Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Mas Oki Di Indonesia lapangan biogenik gas yang sudah diproduksi secara komersial ada di mana ya ? Kalau ada lapangan biogenik gas yang ekonomik sepertinya lebih banyak di onshore ya. 2011/7/23 o - musakti o_musa...@yahoo.com.au Kalau di Indonesia mungkin masih mending biogenic gas. Tinggal cari daerah yang tertiary sedimentary loading nya besar, dekat dengan konsumen dan kembangkan dengan konsep string of pearls On Fri, 22 Jul 2011 14:48 ICT ratna asharina wrote: Betul mas, depth cut off untuk shale lebih dalam dari CBM. Shale mulai prospektif di kedalaman 1000m sementara CBM hanya sekitar 200m. Haynesville memang lebih besar dari Barnett, tapi production costnya juga dua kali lebih besar karena lebih dalam. Di Amerika shale gas bisa ekonomis karena harga gas domestik yang tinggi dan infrastruktur yang sudah established. Harga gas harus berkisar di atas $5 supaya shale gas bisa ekonomis, itu untuk pasar Amerika. Salam, Rina From: wikanwindra...@yahoo.com wikanwindra...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Fri, July 22, 2011 8:35:57 AM Subject: Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Untuk kriteria dangkal, murah, dan mudah sepertinya tidak harus begitu. Beberapa lapangan shale gas berproduksi berada pada kedalaman yang cukup dalam. Selain berkaitan dengan kematangan batuan sumber untuk berada pada jendela gas, juga kondisi menghasilkan tekanan tinggi (overpressure) merupakan kondisi yang akan mendukung untuk menghasilkan recovery yang lebih tinggi. Sebuah penyiaran berita dari Woodmack menyebutkan bahwa saat ini shale gas dari Haynesville (lebih dalam dan clayly) telah terproduksi (2.8 bcf) melebihi Barnett (lebih dangkal dan brittle - 2.3 bcf). Sulit dan mahal adalah model investasi untuk shale gas. Estimasi biaya per lokasi (pemboran dan perekahan hidraulik secara masif) sekitar USD15-20 jt dan memerlukan ratusan hingga ribuan sumur produksi horizontal dan observasi microseismic. Salam, WW Powered by Telkomsel BlackBerry® From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com Date: Thu, 21 Jul 2011 11:53:41 +0800 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf maksud saya : banyak organik konten dan sudah matang sbg source rock. 2011/7/21 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com sepertinya kriterianya tdk beda jauh dengan cbm harus banyak organic content, dangkal sehingga mudah dan murah untuk pemboran rapat /horizontal/ fracturing untuk meningkatkan recovery factor, volume dan area penyebaran yang luas sehingga ekonomis. Apakah ada gas/oil shale di Indonesia seperti kriteria di atas ? mong omong gimana progress produksi cbm ya ? apa sudah ada yang berproduksi secara ekonomis ? 2011/7/21 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Dimana potensi Shale Gas dan Shale Oil di Indonesia ? Telisa shale, Gumai Shale ? rdp EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf KAMIS, 21 JULI 2011 07:20 WIB JAKARTA - Penemuan shale gas di Amerika telah mengubah gambaran gas secara dramatis. Peningkatan produksi shale gas telah mengubah AS dari importir gas menjadi mandiri dan juga turut mendorong harga gas untuk turun secara alami. Bahkan, menurut Annual Energy Outlook dari U.S. Energy Information Administration (EIA), output produksi gas AS diperkirakan akan meningkat hampir tiga kali lipat antara 2009 dan 2035. Kesuksesan shale gas yang mengesankan di Amerika, mengundang pertanyaan tentang potensi shale gas global. Untuk itu, EIA menerbitkan laporan perkiraan volume shale gas global di luar Amerika Serikat. Laporan ini menandai upaya pertama perkiraan volume recoverable shale gas pada skala global. Perkiraan dilakukan dengan menilai 48 cekungan shale gas di 32 negara di luar AS (di mana sumber dayanya telah diketahui). Sumber daya AS sendiri adalah sebesar 862 Tcf, sementara 48 cekungan global tersebut diperkirakan mengandung recoverable sumber daya shale gas 5.760 Tcf. Sehingga total recoverable sumber daya shale gas global menjadi sebesar 6.622 Tcf. Dalam perspektif perbandingannya, perkiraan recoverable sumber daya gas dunia saat ini (tidak termasuk shale gas) adalah 16.000 Tcf, yang berarti sumber daya shale gas menambah lebih dari 40% volume gas dunia. Penelitian tersebut mengecualikan beberapa tipe potensi sumber daya shale gas oleh karena keterbatasan data, juga mengecualikan potensi di cekungan lepas pantai. Dengan demikian, potensi sumber daya shale gas tentu lebih besar dari ini hitungan awal ini. Namun demikian, pengembangan shale gas global
Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf
Beberapa akumulasi gas plio-plestosen di selat madura, seperti Maleo dan MDA itu kalau tidak murni biogenic, minimal punya komponen biogenic yang signifikan dalam campurannya. Di sumatra tengah, blok bentu dan korinci yang sekarang dipegang Kalila juga biogenic. Entah plio-plestosen di Mahakam atau Berau ada akumulasi biogenicnya atau tidak...? On Mon, 25 Jul 2011 07:43 ICT kartiko samodro wrote: Mas Oki Di Indonesia lapangan biogenik gas yang sudah diproduksi secara komersial ada di mana ya ? Kalau ada lapangan biogenik gas yang ekonomik sepertinya lebih banyak di onshore ya. 2011/7/23 o - musakti o_musa...@yahoo.com.au Kalau di Indonesia mungkin masih mending biogenic gas. Tinggal cari daerah yang tertiary sedimentary loading nya besar, dekat dengan konsumen dan kembangkan dengan konsep string of pearls On Fri, 22 Jul 2011 14:48 ICT ratna asharina wrote: Betul mas, depth cut off untuk shale lebih dalam dari CBM. Shale mulai prospektif di kedalaman 1000m sementara CBM hanya sekitar 200m. Haynesville memang lebih besar dari Barnett, tapi production costnya juga dua kali lebih besar karena lebih dalam. Di Amerika shale gas bisa ekonomis karena harga gas domestik yang tinggi dan infrastruktur yang sudah established. Harga gas harus berkisar di atas $5 supaya shale gas bisa ekonomis, itu untuk pasar Amerika. Salam, Rina From: wikanwindra...@yahoo.com wikanwindra...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Fri, July 22, 2011 8:35:57 AM Subject: Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Untuk kriteria dangkal, murah, dan mudah sepertinya tidak harus begitu. Beberapa lapangan shale gas berproduksi berada pada kedalaman yang cukup dalam. Selain berkaitan dengan kematangan batuan sumber untuk berada pada jendela gas, juga kondisi menghasilkan tekanan tinggi (overpressure) merupakan kondisi yang akan mendukung untuk menghasilkan recovery yang lebih tinggi. Sebuah penyiaran berita dari Woodmack menyebutkan bahwa saat ini shale gas dari Haynesville (lebih dalam dan clayly) telah terproduksi (2.8 bcf) melebihi Barnett (lebih dangkal dan brittle - 2.3 bcf). Sulit dan mahal adalah model investasi untuk shale gas. Estimasi biaya per lokasi (pemboran dan perekahan hidraulik secara masif) sekitar USD15-20 jt dan memerlukan ratusan hingga ribuan sumur produksi horizontal dan observasi microseismic. Salam, WW Powered by Telkomsel BlackBerry® From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com Date: Thu, 21 Jul 2011 11:53:41 +0800 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf maksud saya : banyak organik konten dan sudah matang sbg source rock. 2011/7/21 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com sepertinya kriterianya tdk beda jauh dengan cbm harus banyak organic content, dangkal sehingga mudah dan murah untuk pemboran rapat /horizontal/ fracturing untuk meningkatkan recovery factor, volume dan area penyebaran yang luas sehingga ekonomis. Apakah ada gas/oil shale di Indonesia seperti kriteria di atas ? mong omong gimana progress produksi cbm ya ? apa sudah ada yang berproduksi secara ekonomis ? 2011/7/21 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Dimana potensi Shale Gas dan Shale Oil di Indonesia ? Telisa shale, Gumai Shale ? rdp EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf KAMIS, 21 JULI 2011 07:20 WIB JAKARTA - Penemuan shale gas di Amerika telah mengubah gambaran gas secara dramatis. Peningkatan produksi shale gas telah mengubah AS dari importir gas menjadi mandiri dan juga turut mendorong harga gas untuk turun secara alami. Bahkan, menurut Annual Energy Outlook dari U.S. Energy Information Administration (EIA), output produksi gas AS diperkirakan akan meningkat hampir tiga kali lipat antara 2009 dan 2035. Kesuksesan shale gas yang mengesankan di Amerika, mengundang pertanyaan tentang potensi shale gas global. Untuk itu, EIA menerbitkan laporan perkiraan volume shale gas global di luar Amerika Serikat. Laporan ini menandai upaya pertama perkiraan volume recoverable shale gas pada skala global. Perkiraan dilakukan dengan menilai 48 cekungan shale gas di 32 negara di luar AS (di mana sumber dayanya telah diketahui). Sumber daya AS sendiri adalah sebesar 862 Tcf, sementara 48 cekungan global tersebut diperkirakan mengandung recoverable sumber daya shale gas 5.760 Tcf. Sehingga total recoverable sumber daya shale gas global menjadi sebesar 6.622 Tcf. Dalam perspektif perbandingannya, perkiraan recoverable sumber daya gas dunia saat ini (tidak termasuk shale gas) adalah 16.000 Tcf, yang berarti sumber daya shale gas menambah lebih dari 40% volume gas dunia. Penelitian tersebut mengecualikan beberapa tipe potensi sumber daya shale gas oleh karena keterbatasan
Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf
Pak Dhe Rovicky mungkin bisa share soal Pematang Brown Shale di bekas daerah jajahannya di Central Sumatra. Kalau nggak salah well MS DC di Malacca Strait running test juga di Pematang shale karena gas reading yang tinggi kan? salam, rina From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sat, July 23, 2011 3:49:27 PM Subject: Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Mas Wikan Terima kasih infonya, menarik atau tidaknya shale tersebut bisa ditest dengan memproduksi shale tersebut. Mungkin teman teman yang daerah bekerjanya berhubungan dengan Telisa, Gumai atau Pematang shale bisa mengusulkan kemungkinan pilot project gas shale, dengan menggunakan sumur yang telah menembus formasi shale tersebut tapi sudah tdk berproduksi ( main reservoirnya sudah habis ) atau melalui deepening , yang tentu bisa menghemat biaya sumur untuk pilot project. Semoga saja bisa menarik dari sisi reservoir dan ekonomisnya(kalau geologinya kurang menarik kali ya ? explo shale sih...) Salam Kartiko _ Dari sisi geologi, apabila dapat dibuktikan formasi dangkal seperti Telisa dan Gumai merupakan shale gas yang produktif tentunya akan menjadi resource yang menarik. Tetapi kalau saya belum yakin keduanya memenuhi kriteria sebagai self sourced shale gas. Sebagai jenis unconventional HC mungkin iya, seperti tight rock (shaly sand) oil. Dikaitkan dengan producing analog (Haynesville atau Marcellus shale gas), maka potensi basin center deep shale gas bisa jadi menarik, sebagai contoh Grup Pematang. Seperti producing analog tersebut, tipe overpressured clayly shale gas menjanjikan produksi yang cukup bagus. Salam, WW Powered by Telkomsel BlackBerry® From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com Date: Fri, 22 Jul 2011 20:39:15 +0800 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Mas Wikan dan Mbak Ratna, Kriteria yang saya sampaikan lebih kepada kalau hendak memproduksi gas shale di Indonesia seperti yang disampaikan sebelumnya oleh Mas Vicky Apakah memang kita bisa menemukan shale source rock yang matang dengan kedalaman yang relative dangkal di Indonesia, sehingga bisa menekan biaya produksi untuk gas shalenya. Kalau ternyata ongkos untuk memproduksi gas shale ( dengan ribuan sumur dalam 1000 m , masih harus melakukan fracturing atau horizontal untuk meningkatkan recoverynya) ternyata lebih mahal dari CBM / konvensional gas di Indonesia, tentunya gas shale menjadi kurang menarik. Oleh karena itu saya sempat menanyakan apakah sampai saat ini ada lapangan cbm yang sudah berproduksi secara ekonomis, sehingga bisa kita bandingkan dengan produksi gas konvensional atau di masa yang akan datang dengan gas shale. 2011/7/22 wikanwindra...@yahoo.com Untuk kriteria dangkal, murah, dan mudah sepertinya tidak harus begitu. Beberapa lapangan shale gas berproduksi berada pada kedalaman yang cukup dalam. Selain berkaitan dengan kematangan batuan sumber untuk berada pada jendela gas, juga kondisi menghasilkan tekanan tinggi (overpressure) merupakan kondisi yang akan mendukung untuk menghasilkan recovery yang lebih tinggi. Sebuah penyiaran berita dari Woodmack menyebutkan bahwa saat ini shale gas dari Haynesville (lebih dalam dan clayly) telah terproduksi (2.8 bcf) melebihi Barnett (lebih dangkal dan brittle - 2.3 bcf). Sulit dan mahal adalah model investasi untuk shale gas. Estimasi biaya per lokasi (pemboran dan perekahan hidraulik secara masif) sekitar USD15-20 jt dan memerlukan ratusan hingga ribuan sumur produksi horizontal dan observasi microseismic. Salam, WW Powered by Telkomsel BlackBerry® From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com Date: Thu, 21 Jul 2011 11:53:41 +0800 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf maksud saya : banyak organik konten dan sudah matang sbg source rock. 2011/7/21 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com sepertinya kriterianya tdk beda jauh dengan cbm harus banyak organic content, dangkal sehingga mudah dan murah untuk pemboran rapat /horizontal/ fracturing untuk meningkatkan recovery factor, volume dan area penyebaran yang luas sehingga ekonomis. Apakah ada gas/oil shale di Indonesia seperti kriteria di atas ? mong omong gimana progress produksi cbm ya ? apa sudah ada yang berproduksi secara ekonomis ? 2011/7/21 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Dimana potensi Shale Gas dan Shale Oil di Indonesia ? Telisa shale, Gumai Shale ? rdp EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf KAMIS, 21 JULI 2011 07:20 WIB JAKARTA - Penemuan shale gas di Amerika
Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf
Salam Mbak Ratna dan Mas Oki sudah ada paper yang publish tentang biogenic gas di kalila ini ? 2011/7/25 ratna asharina ratna_ashar...@yahoo.co.id Pak Dhe Rovicky mungkin bisa share soal Pematang Brown Shale di bekas daerah jajahannya di Central Sumatra. Kalau nggak salah well MS DC di Malacca Strait running test juga di Pematang shale karena gas reading yang tinggi kan? salam, rina -- *From:* kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com *To:* iagi-net@iagi.or.id *Sent:* Sat, July 23, 2011 3:49:27 PM *Subject:* Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Mas Wikan Terima kasih infonya, menarik atau tidaknya shale tersebut bisa ditest dengan memproduksi shale tersebut. Mungkin teman teman yang daerah bekerjanya berhubungan dengan Telisa, Gumai atau Pematang shale bisa mengusulkan kemungkinan pilot project gas shale, dengan menggunakan sumur yang telah menembus formasi shale tersebut tapi sudah tdk berproduksi ( main reservoirnya sudah habis ) atau melalui deepening , yang tentu bisa menghemat biaya sumur untuk pilot project. Semoga saja bisa menarik dari sisi reservoir dan ekonomisnya(kalau geologinya kurang menarik kali ya ? explo shale sih...) Salam Kartiko _ Dari sisi geologi, apabila dapat dibuktikan formasi dangkal seperti Telisa dan Gumai merupakan shale gas yang produktif tentunya akan menjadi resource yang menarik. Tetapi kalau saya belum yakin keduanya memenuhi kriteria sebagai self sourced shale gas. Sebagai jenis unconventional HC mungkin iya, seperti tight rock (shaly sand) oil. Dikaitkan dengan producing analog (Haynesville atau Marcellus shale gas), maka potensi basin center deep shale gas bisa jadi menarik, sebagai contoh Grup Pematang. Seperti producing analog tersebut, tipe overpressured clayly shale gas menjanjikan produksi yang cukup bagus. Salam, WW Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: *kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com *Date: *Fri, 22 Jul 2011 20:39:15 +0800 *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Mas Wikan dan Mbak Ratna, Kriteria yang saya sampaikan lebih kepada kalau hendak memproduksi gas shale di Indonesia seperti yang disampaikan sebelumnya oleh Mas Vicky Apakah memang kita bisa menemukan shale source rock yang matang dengan kedalaman yang relative dangkal di Indonesia, sehingga bisa menekan biaya produksi untuk gas shalenya. Kalau ternyata ongkos untuk memproduksi gas shale ( dengan ribuan sumur dalam 1000 m , masih harus melakukan fracturing atau horizontal untuk meningkatkan recoverynya) ternyata lebih mahal dari CBM / konvensional gas di Indonesia, tentunya gas shale menjadi kurang menarik. Oleh karena itu saya sempat menanyakan apakah sampai saat ini ada lapangan cbm yang sudah berproduksi secara ekonomis, sehingga bisa kita bandingkan dengan produksi gas konvensional atau di masa yang akan datang dengan gas shale. 2011/7/22 wikanwindra...@yahoo.com Untuk kriteria dangkal, murah, dan mudah sepertinya tidak harus begitu. Beberapa lapangan shale gas berproduksi berada pada kedalaman yang cukup dalam. Selain berkaitan dengan kematangan batuan sumber untuk berada pada jendela gas, juga kondisi menghasilkan tekanan tinggi (overpressure) merupakan kondisi yang akan mendukung untuk menghasilkan recovery yang lebih tinggi. Sebuah penyiaran berita dari Woodmack menyebutkan bahwa saat ini shale gas dari Haynesville (lebih dalam dan clayly) telah terproduksi (2.8 bcf) melebihi Barnett (lebih dangkal dan brittle - 2.3 bcf). Sulit dan mahal adalah model investasi untuk shale gas. Estimasi biaya per lokasi (pemboran dan perekahan hidraulik secara masif) sekitar USD15-20 jt dan memerlukan ratusan hingga ribuan sumur produksi horizontal dan observasi microseismic. Salam, WW Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: *kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com *Date: *Thu, 21 Jul 2011 11:53:41 +0800 *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf maksud saya : banyak organik konten dan sudah matang sbg source rock. 2011/7/21 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com sepertinya kriterianya tdk beda jauh dengan cbm harus banyak organic content, dangkal sehingga mudah dan murah untuk pemboran rapat /horizontal/ fracturing untuk meningkatkan recovery factor, volume dan area penyebaran yang luas sehingga ekonomis. Apakah ada gas/oil shale di Indonesia seperti kriteria di atas ? mong omong gimana progress produksi cbm ya ? apa sudah ada yang berproduksi secara ekonomis ? 2011/7/21 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Dimana potensi Shale Gas dan Shale Oil di Indonesia ? Telisa
Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf
Sudah ada Mas, kemarin sempat di presentasi kan di PIT IAGI Lombok dan IPA 2011. Untuk Paper nya mungkin rekan2 di Kalila bisa share paper nya :) From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, July 25, 2011 8:32 AM Subject: Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Salam Mbak Ratna dan Mas Oki sudah ada paper yang publish tentang biogenic gas di kalila ini ? 2011/7/25 ratna asharina ratna_ashar...@yahoo.co.id Pak Dhe Rovicky mungkin bisa share soal Pematang Brown Shale di bekas daerah jajahannya di Central Sumatra. Kalau nggak salah well MS DC di Malacca Strait running test juga di Pematang shale karena gas reading yang tinggi kan? salam, rina From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sat, July 23, 2011 3:49:27 PM Subject: Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Mas Wikan Terima kasih infonya, menarik atau tidaknya shale tersebut bisa ditest dengan memproduksi shale tersebut. Mungkin teman teman yang daerah bekerjanya berhubungan dengan Telisa, Gumai atau Pematang shale bisa mengusulkan kemungkinan pilot project gas shale, dengan menggunakan sumur yang telah menembus formasi shale tersebut tapi sudah tdk berproduksi ( main reservoirnya sudah habis ) atau melalui deepening , yang tentu bisa menghemat biaya sumur untuk pilot project. Semoga saja bisa menarik dari sisi reservoir dan ekonomisnya(kalau geologinya kurang menarik kali ya ? explo shale sih...) Salam Kartiko _ Dari sisi geologi, apabila dapat dibuktikan formasi dangkal seperti Telisa dan Gumai merupakan shale gas yang produktif tentunya akan menjadi resource yang menarik. Tetapi kalau saya belum yakin keduanya memenuhi kriteria sebagai self sourced shale gas. Sebagai jenis unconventional HC mungkin iya, seperti tight rock (shaly sand) oil. Dikaitkan dengan producing analog (Haynesville atau Marcellus shale gas), maka potensi basin center deep shale gas bisa jadi menarik, sebagai contoh Grup Pematang. Seperti producing analog tersebut, tipe overpressured clayly shale gas menjanjikan produksi yang cukup bagus. Salam, WW Powered by Telkomsel BlackBerry® From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com Date: Fri, 22 Jul 2011 20:39:15 +0800 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Mas Wikan dan Mbak Ratna, Kriteria yang saya sampaikan lebih kepada kalau hendak memproduksi gas shale di Indonesia seperti yang disampaikan sebelumnya oleh Mas Vicky Apakah memang kita bisa menemukan shale source rock yang matang dengan kedalaman yang relative dangkal di Indonesia, sehingga bisa menekan biaya produksi untuk gas shalenya. Kalau ternyata ongkos untuk memproduksi gas shale ( dengan ribuan sumur dalam 1000 m , masih harus melakukan fracturing atau horizontal untuk meningkatkan recoverynya) ternyata lebih mahal dari CBM / konvensional gas di Indonesia, tentunya gas shale menjadi kurang menarik. Oleh karena itu saya sempat menanyakan apakah sampai saat ini ada lapangan cbm yang sudah berproduksi secara ekonomis, sehingga bisa kita bandingkan dengan produksi gas konvensional atau di masa yang akan datang dengan gas shale. 2011/7/22 wikanwindra...@yahoo.com Untuk kriteria dangkal, murah, dan mudah sepertinya tidak harus begitu. Beberapa lapangan shale gas berproduksi berada pada kedalaman yang cukup dalam. Selain berkaitan dengan kematangan batuan sumber untuk berada pada jendela gas, juga kondisi menghasilkan tekanan tinggi (overpressure) merupakan kondisi yang akan mendukung untuk menghasilkan recovery yang lebih tinggi. Sebuah penyiaran berita dari Woodmack menyebutkan bahwa saat ini shale gas dari Haynesville (lebih dalam dan clayly) telah terproduksi (2.8 bcf) melebihi Barnett (lebih dangkal dan brittle - 2.3 bcf). Sulit dan mahal adalah model investasi untuk shale gas. Estimasi biaya per lokasi (pemboran dan perekahan hidraulik secara masif) sekitar USD15-20 jt dan memerlukan ratusan hingga ribuan sumur produksi horizontal dan observasi microseismic. Salam, WW Powered by Telkomsel BlackBerry® From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com Date: Thu, 21 Jul 2011 11:53:41 +0800 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf maksud saya : banyak organik konten dan sudah matang sbg source rock. 2011/7/21 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com sepertinya kriterianya tdk beda jauh dengan cbm harus banyak organic content, dangkal sehingga mudah dan murah untuk pemboran rapat /horizontal/ fracturing untuk meningkatkan recovery factor, volume dan area
Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf
Mas Wikan Terima kasih infonya, menarik atau tidaknya shale tersebut bisa ditest dengan memproduksi shale tersebut. Mungkin teman teman yang daerah bekerjanya berhubungan dengan Telisa, Gumai atau Pematang shale bisa mengusulkan kemungkinan pilot project gas shale, dengan menggunakan sumur yang telah menembus formasi shale tersebut tapi sudah tdk berproduksi ( main reservoirnya sudah habis ) atau melalui deepening , yang tentu bisa menghemat biaya sumur untuk pilot project. Semoga saja bisa menarik dari sisi reservoir dan ekonomisnya(kalau geologinya kurang menarik kali ya ? explo shale sih...) Salam Kartiko _ Dari sisi geologi, apabila dapat dibuktikan formasi dangkal seperti Telisa dan Gumai merupakan shale gas yang produktif tentunya akan menjadi resource yang menarik. Tetapi kalau saya belum yakin keduanya memenuhi kriteria sebagai self sourced shale gas. Sebagai jenis unconventional HC mungkin iya, seperti tight rock (shaly sand) oil. Dikaitkan dengan producing analog (Haynesville atau Marcellus shale gas), maka potensi basin center deep shale gas bisa jadi menarik, sebagai contoh Grup Pematang. Seperti producing analog tersebut, tipe overpressured clayly shale gas menjanjikan produksi yang cukup bagus. Salam, WW Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: * kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com *Date: *Fri, 22 Jul 2011 20:39:15 +0800 *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Mas Wikan dan Mbak Ratna, Kriteria yang saya sampaikan lebih kepada kalau hendak memproduksi gas shale di Indonesia seperti yang disampaikan sebelumnya oleh Mas Vicky Apakah memang kita bisa menemukan shale source rock yang matang dengan kedalaman yang relative dangkal di Indonesia, sehingga bisa menekan biaya produksi untuk gas shalenya. Kalau ternyata ongkos untuk memproduksi gas shale ( dengan ribuan sumur dalam 1000 m , masih harus melakukan fracturing atau horizontal untuk meningkatkan recoverynya) ternyata lebih mahal dari CBM / konvensional gas di Indonesia, tentunya gas shale menjadi kurang menarik. Oleh karena itu saya sempat menanyakan apakah sampai saat ini ada lapangan cbm yang sudah berproduksi secara ekonomis, sehingga bisa kita bandingkan dengan produksi gas konvensional atau di masa yang akan datang dengan gas shale. 2011/7/22 wikanwindra...@yahoo.com Untuk kriteria dangkal, murah, dan mudah sepertinya tidak harus begitu. Beberapa lapangan shale gas berproduksi berada pada kedalaman yang cukup dalam. Selain berkaitan dengan kematangan batuan sumber untuk berada pada jendela gas, juga kondisi menghasilkan tekanan tinggi (overpressure) merupakan kondisi yang akan mendukung untuk menghasilkan recovery yang lebih tinggi. Sebuah penyiaran berita dari Woodmack menyebutkan bahwa saat ini shale gas dari Haynesville (lebih dalam dan clayly) telah terproduksi (2.8 bcf) melebihi Barnett (lebih dangkal dan brittle - 2.3 bcf). Sulit dan mahal adalah model investasi untuk shale gas. Estimasi biaya per lokasi (pemboran dan perekahan hidraulik secara masif) sekitar USD15-20 jt dan memerlukan ratusan hingga ribuan sumur produksi horizontal dan observasi microseismic. Salam, WW Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: * kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com *Date: *Thu, 21 Jul 2011 11:53:41 +0800 *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf maksud saya : banyak organik konten dan sudah matang sbg source rock. 2011/7/21 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com sepertinya kriterianya tdk beda jauh dengan cbm harus banyak organic content, dangkal sehingga mudah dan murah untuk pemboran rapat /horizontal/ fracturing untuk meningkatkan recovery factor, volume dan area penyebaran yang luas sehingga ekonomis. Apakah ada gas/oil shale di Indonesia seperti kriteria di atas ? mong omong gimana progress produksi cbm ya ? apa sudah ada yang berproduksi secara ekonomis ? 2011/7/21 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Dimana potensi Shale Gas dan Shale Oil di Indonesia ? Telisa shale, Gumai Shale ? rdp EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf KAMIS, 21 JULI 2011 07:20 WIB JAKARTA - Penemuan shale gas di Amerika telah mengubah gambaran gas secara dramatis. Peningkatan produksi shale gas telah mengubah AS dari importir gas menjadi mandiri dan juga turut mendorong harga gas untuk turun secara alami. Bahkan, menurut Annual Energy Outlook dari U.S. Energy Information Administration (EIA), output produksi gas AS diperkirakan akan meningkat hampir tiga kali lipat antara 2009 dan 2035. Kesuksesan shale gas yang mengesankan di Amerika
Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf
Kan kudu horizontal well dan mengarah ke least tectonic stress supaya frac nya bisa optimum. Kalau ngetest pakai vertical well, jangan-jangan cuma gas sendawa aja yang keluar ; ) On Sat, 23 Jul 2011 14:49 ICT kartiko samodro wrote: Mas Wikan Terima kasih infonya, menarik atau tidaknya shale tersebut bisa ditest dengan memproduksi shale tersebut. Mungkin teman teman yang daerah bekerjanya berhubungan dengan Telisa, Gumai atau Pematang shale bisa mengusulkan kemungkinan pilot project gas shale, dengan menggunakan sumur yang telah menembus formasi shale tersebut tapi sudah tdk berproduksi ( main reservoirnya sudah habis ) atau melalui deepening , yang tentu bisa menghemat biaya sumur untuk pilot project. Semoga saja bisa menarik dari sisi reservoir dan ekonomisnya(kalau geologinya kurang menarik kali ya ? explo shale sih...) Salam Kartiko _ Dari sisi geologi, apabila dapat dibuktikan formasi dangkal seperti Telisa dan Gumai merupakan shale gas yang produktif tentunya akan menjadi resource yang menarik. Tetapi kalau saya belum yakin keduanya memenuhi kriteria sebagai self sourced shale gas. Sebagai jenis unconventional HC mungkin iya, seperti tight rock (shaly sand) oil. Dikaitkan dengan producing analog (Haynesville atau Marcellus shale gas), maka potensi basin center deep shale gas bisa jadi menarik, sebagai contoh Grup Pematang. Seperti producing analog tersebut, tipe overpressured clayly shale gas menjanjikan produksi yang cukup bagus. Salam, WW Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: * kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com *Date: *Fri, 22 Jul 2011 20:39:15 +0800 *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Mas Wikan dan Mbak Ratna, Kriteria yang saya sampaikan lebih kepada kalau hendak memproduksi gas shale di Indonesia seperti yang disampaikan sebelumnya oleh Mas Vicky Apakah memang kita bisa menemukan shale source rock yang matang dengan kedalaman yang relative dangkal di Indonesia, sehingga bisa menekan biaya produksi untuk gas shalenya. Kalau ternyata ongkos untuk memproduksi gas shale ( dengan ribuan sumur dalam 1000 m , masih harus melakukan fracturing atau horizontal untuk meningkatkan recoverynya) ternyata lebih mahal dari CBM / konvensional gas di Indonesia, tentunya gas shale menjadi kurang menarik. Oleh karena itu saya sempat menanyakan apakah sampai saat ini ada lapangan cbm yang sudah berproduksi secara ekonomis, sehingga bisa kita bandingkan dengan produksi gas konvensional atau di masa yang akan datang dengan gas shale. 2011/7/22 wikanwindra...@yahoo.com Untuk kriteria dangkal, murah, dan mudah sepertinya tidak harus begitu. Beberapa lapangan shale gas berproduksi berada pada kedalaman yang cukup dalam. Selain berkaitan dengan kematangan batuan sumber untuk berada pada jendela gas, juga kondisi menghasilkan tekanan tinggi (overpressure) merupakan kondisi yang akan mendukung untuk menghasilkan recovery yang lebih tinggi. Sebuah penyiaran berita dari Woodmack menyebutkan bahwa saat ini shale gas dari Haynesville (lebih dalam dan clayly) telah terproduksi (2.8 bcf) melebihi Barnett (lebih dangkal dan brittle - 2.3 bcf). Sulit dan mahal adalah model investasi untuk shale gas. Estimasi biaya per lokasi (pemboran dan perekahan hidraulik secara masif) sekitar USD15-20 jt dan memerlukan ratusan hingga ribuan sumur produksi horizontal dan observasi microseismic. Salam, WW Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: * kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com *Date: *Thu, 21 Jul 2011 11:53:41 +0800 *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf maksud saya : banyak organik konten dan sudah matang sbg source rock. 2011/7/21 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com sepertinya kriterianya tdk beda jauh dengan cbm harus banyak organic content, dangkal sehingga mudah dan murah untuk pemboran rapat /horizontal/ fracturing untuk meningkatkan recovery factor, volume dan area penyebaran yang luas sehingga ekonomis. Apakah ada gas/oil shale di Indonesia seperti kriteria di atas ? mong omong gimana progress produksi cbm ya ? apa sudah ada yang berproduksi secara ekonomis ? 2011/7/21 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Dimana potensi Shale Gas dan Shale Oil di Indonesia ? Telisa shale, Gumai Shale ? rdp EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf KAMIS, 21 JULI 2011 07:20 WIB JAKARTA - Penemuan shale gas di Amerika telah mengubah gambaran gas secara dramatis. Peningkatan produksi shale gas telah mengubah AS dari importir gas menjadi mandiri dan juga turut mendorong harga gas untuk turun secara alami
Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf
Pak Oki, Sebaiknya sebelum melakukan pemboran sumur produksi shale gas horizontal dan perekahan hidraulik secara masif, dilakukan pemboran sumur vertikal terlebih dahulu (sumur eksplorasi-appraisal) dengan tujuan mengetahui karakter shale gas target kita. Berbagai shale gas reservoir yang telah diproduksi adalah unik, sehingga adalah penting untuk penentuan analogi yang paling sesuai bagi desain perekahan hidraulik, selain juga penentuan sweet spot dan karakter batuan (brittleness, mineralogi, stress field, parameter moduli, dll) serta komposisi gas. Sumur vertikal juga dapat dimanfaatkan untuk observasi microseismic saat dilaksanakan perekahan hidraulik di sumur horizontal. Selain juga dimanfaatkan untuk uji coba casing dan tubular yang sesuai untuk digunakan pada sumur horizontal. Perlu diingat bahwa perekahan hidraulik yang akan dilakukan pada shale gas adalah perekahan multi stage dengan volume dan tekanan yang masif (biaya mencapai USD5-10jt per lokasi). Saya pikir terlalu beresiko untuk langsung dengan pemboran sumur horizontal bila belum ada data yang mencukupi. Ada sebuah kasus sumur pertama shale gas langsung berupa sumur horizontal seharga USD8jt yang ternyata tidak mampu dilakukan perekahan. Tetapi apabila telah dimiliki data-data terkait hal di atas dari sumur-sumur yang telah ada, tentunya bisa langsung mendesain sumur produksi horizontal maupun perekahan hidrauliknya. Kalau bisa malah side track dari sumur yang telah ada tersebut. Salam, WW Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: o - musakti o_musa...@yahoo.com.au Date: Sat, 23 Jul 2011 02:13:40 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Kan kudu horizontal well dan mengarah ke least tectonic stress supaya frac nya bisa optimum. Kalau ngetest pakai vertical well, jangan-jangan cuma gas sendawa aja yang keluar ; ) On Sat, 23 Jul 2011 14:49 ICT kartiko samodro wrote: Mas Wikan Terima kasih infonya, menarik atau tidaknya shale tersebut bisa ditest dengan memproduksi shale tersebut. Mungkin teman teman yang daerah bekerjanya berhubungan dengan Telisa, Gumai atau Pematang shale bisa mengusulkan kemungkinan pilot project gas shale, dengan menggunakan sumur yang telah menembus formasi shale tersebut tapi sudah tdk berproduksi ( main reservoirnya sudah habis ) atau melalui deepening , yang tentu bisa menghemat biaya sumur untuk pilot project. Semoga saja bisa menarik dari sisi reservoir dan ekonomisnya(kalau geologinya kurang menarik kali ya ? explo shale sih...) Salam Kartiko _ Dari sisi geologi, apabila dapat dibuktikan formasi dangkal seperti Telisa dan Gumai merupakan shale gas yang produktif tentunya akan menjadi resource yang menarik. Tetapi kalau saya belum yakin keduanya memenuhi kriteria sebagai self sourced shale gas. Sebagai jenis unconventional HC mungkin iya, seperti tight rock (shaly sand) oil. Dikaitkan dengan producing analog (Haynesville atau Marcellus shale gas), maka potensi basin center deep shale gas bisa jadi menarik, sebagai contoh Grup Pematang. Seperti producing analog tersebut, tipe overpressured clayly shale gas menjanjikan produksi yang cukup bagus. Salam, WW Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: * kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com *Date: *Fri, 22 Jul 2011 20:39:15 +0800 *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Mas Wikan dan Mbak Ratna, Kriteria yang saya sampaikan lebih kepada kalau hendak memproduksi gas shale di Indonesia seperti yang disampaikan sebelumnya oleh Mas Vicky Apakah memang kita bisa menemukan shale source rock yang matang dengan kedalaman yang relative dangkal di Indonesia, sehingga bisa menekan biaya produksi untuk gas shalenya. Kalau ternyata ongkos untuk memproduksi gas shale ( dengan ribuan sumur dalam 1000 m , masih harus melakukan fracturing atau horizontal untuk meningkatkan recoverynya) ternyata lebih mahal dari CBM / konvensional gas di Indonesia, tentunya gas shale menjadi kurang menarik. Oleh karena itu saya sempat menanyakan apakah sampai saat ini ada lapangan cbm yang sudah berproduksi secara ekonomis, sehingga bisa kita bandingkan dengan produksi gas konvensional atau di masa yang akan datang dengan gas shale. 2011/7/22 wikanwindra...@yahoo.com Untuk kriteria dangkal, murah, dan mudah sepertinya tidak harus begitu. Beberapa lapangan shale gas berproduksi berada pada kedalaman yang cukup dalam. Selain berkaitan dengan kematangan batuan sumber untuk berada pada jendela gas, juga kondisi menghasilkan tekanan tinggi (overpressure) merupakan kondisi yang akan mendukung untuk menghasilkan recovery yang lebih tinggi. Sebuah penyiaran berita dari Woodmack
Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf
Mas Wikan 5-10 jt USD / perlokasi . maksudnya perlokasi apa ya ? per sumur produksi atau per luas area ? dan dari biaya 5-10 jt USD, berapa estimasi bcf gas yang bisa diproduksi ? 2011/7/23 wikanwindra...@yahoo.com Pak Oki, Sebaiknya sebelum melakukan pemboran sumur produksi shale gas horizontal dan perekahan hidraulik secara masif, dilakukan pemboran sumur vertikal terlebih dahulu (sumur eksplorasi-appraisal) dengan tujuan mengetahui karakter shale gas target kita. Berbagai shale gas reservoir yang telah diproduksi adalah unik, sehingga adalah penting untuk penentuan analogi yang paling sesuai bagi desain perekahan hidraulik, selain juga penentuan sweet spot dan karakter batuan (brittleness, mineralogi, stress field, parameter moduli, dll) serta komposisi gas. Sumur vertikal juga dapat dimanfaatkan untuk observasi microseismic saat dilaksanakan perekahan hidraulik di sumur horizontal. Selain juga dimanfaatkan untuk uji coba casing dan tubular yang sesuai untuk digunakan pada sumur horizontal. Perlu diingat bahwa perekahan hidraulik yang akan dilakukan pada shale gas adalah perekahan multi stage dengan volume dan tekanan yang masif (biaya mencapai USD5-10jt per lokasi). Saya pikir terlalu beresiko untuk langsung dengan pemboran sumur horizontal bila belum ada data yang mencukupi. Ada sebuah kasus sumur pertama shale gas langsung berupa sumur horizontal seharga USD8jt yang ternyata tidak mampu dilakukan perekahan. Tetapi apabila telah dimiliki data-data terkait hal di atas dari sumur-sumur yang telah ada, tentunya bisa langsung mendesain sumur produksi horizontal maupun perekahan hidrauliknya. Kalau bisa malah side track dari sumur yang telah ada tersebut. Salam, WW Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: o - musakti o_musa...@yahoo.com.au Date: Sat, 23 Jul 2011 02:13:40 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Kan kudu horizontal well dan mengarah ke least tectonic stress supaya frac nya bisa optimum. Kalau ngetest pakai vertical well, jangan-jangan cuma gas sendawa aja yang keluar ; ) On Sat, 23 Jul 2011 14:49 ICT kartiko samodro wrote: Mas Wikan Terima kasih infonya, menarik atau tidaknya shale tersebut bisa ditest dengan memproduksi shale tersebut. Mungkin teman teman yang daerah bekerjanya berhubungan dengan Telisa, Gumai atau Pematang shale bisa mengusulkan kemungkinan pilot project gas shale, dengan menggunakan sumur yang telah menembus formasi shale tersebut tapi sudah tdk berproduksi ( main reservoirnya sudah habis ) atau melalui deepening , yang tentu bisa menghemat biaya sumur untuk pilot project. Semoga saja bisa menarik dari sisi reservoir dan ekonomisnya(kalau geologinya kurang menarik kali ya ? explo shale sih...) Salam Kartiko _ Dari sisi geologi, apabila dapat dibuktikan formasi dangkal seperti Telisa dan Gumai merupakan shale gas yang produktif tentunya akan menjadi resource yang menarik. Tetapi kalau saya belum yakin keduanya memenuhi kriteria sebagai self sourced shale gas. Sebagai jenis unconventional HC mungkin iya, seperti tight rock (shaly sand) oil. Dikaitkan dengan producing analog (Haynesville atau Marcellus shale gas), maka potensi basin center deep shale gas bisa jadi menarik, sebagai contoh Grup Pematang. Seperti producing analog tersebut, tipe overpressured clayly shale gas menjanjikan produksi yang cukup bagus. Salam, WW Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: * kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com *Date: *Fri, 22 Jul 2011 20:39:15 +0800 *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Mas Wikan dan Mbak Ratna, Kriteria yang saya sampaikan lebih kepada kalau hendak memproduksi gas shale di Indonesia seperti yang disampaikan sebelumnya oleh Mas Vicky Apakah memang kita bisa menemukan shale source rock yang matang dengan kedalaman yang relative dangkal di Indonesia, sehingga bisa menekan biaya produksi untuk gas shalenya. Kalau ternyata ongkos untuk memproduksi gas shale ( dengan ribuan sumur dalam 1000 m , masih harus melakukan fracturing atau horizontal untuk meningkatkan recoverynya) ternyata lebih mahal dari CBM / konvensional gas di Indonesia, tentunya gas shale menjadi kurang menarik. Oleh karena itu saya sempat menanyakan apakah sampai saat ini ada lapangan cbm yang sudah berproduksi secara ekonomis, sehingga bisa kita bandingkan dengan produksi gas konvensional atau di masa yang akan datang dengan gas shale. 2011/7/22 wikanwindra...@yahoo.com Untuk kriteria dangkal, murah, dan mudah sepertinya tidak harus begitu. Beberapa lapangan shale gas
Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf
Betul mas, depth cut off untuk shale lebih dalam dari CBM. Shale mulai prospektif di kedalaman 1000m sementara CBM hanya sekitar 200m. Haynesville memang lebih besar dari Barnett, tapi production costnya juga dua kali lebih besar karena lebih dalam. Di Amerika shale gas bisa ekonomis karena harga gas domestik yang tinggi dan infrastruktur yang sudah established. Harga gas harus berkisar di atas $5 supaya shale gas bisa ekonomis, itu untuk pasar Amerika. Salam, Rina From: wikanwindra...@yahoo.com wikanwindra...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Fri, July 22, 2011 8:35:57 AM Subject: Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Untuk kriteria dangkal, murah, dan mudah sepertinya tidak harus begitu. Beberapa lapangan shale gas berproduksi berada pada kedalaman yang cukup dalam. Selain berkaitan dengan kematangan batuan sumber untuk berada pada jendela gas, juga kondisi menghasilkan tekanan tinggi (overpressure) merupakan kondisi yang akan mendukung untuk menghasilkan recovery yang lebih tinggi. Sebuah penyiaran berita dari Woodmack menyebutkan bahwa saat ini shale gas dari Haynesville (lebih dalam dan clayly) telah terproduksi (2.8 bcf) melebihi Barnett (lebih dangkal dan brittle - 2.3 bcf). Sulit dan mahal adalah model investasi untuk shale gas. Estimasi biaya per lokasi (pemboran dan perekahan hidraulik secara masif) sekitar USD15-20 jt dan memerlukan ratusan hingga ribuan sumur produksi horizontal dan observasi microseismic. Salam, WW Powered by Telkomsel BlackBerry® From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com Date: Thu, 21 Jul 2011 11:53:41 +0800 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf maksud saya : banyak organik konten dan sudah matang sbg source rock. 2011/7/21 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com sepertinya kriterianya tdk beda jauh dengan cbm harus banyak organic content, dangkal sehingga mudah dan murah untuk pemboran rapat /horizontal/ fracturing untuk meningkatkan recovery factor, volume dan area penyebaran yang luas sehingga ekonomis. Apakah ada gas/oil shale di Indonesia seperti kriteria di atas ? mong omong gimana progress produksi cbm ya ? apa sudah ada yang berproduksi secara ekonomis ? 2011/7/21 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Dimana potensi Shale Gas dan Shale Oil di Indonesia ? Telisa shale, Gumai Shale ? rdp EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf KAMIS, 21 JULI 2011 07:20 WIB JAKARTA - Penemuan shale gas di Amerika telah mengubah gambaran gas secara dramatis. Peningkatan produksi shale gas telah mengubah AS dari importir gas menjadi mandiri dan juga turut mendorong harga gas untuk turun secara alami. Bahkan, menurut Annual Energy Outlook dari U.S. Energy Information Administration (EIA), output produksi gas AS diperkirakan akan meningkat hampir tiga kali lipat antara 2009 dan 2035. Kesuksesan shale gas yang mengesankan di Amerika, mengundang pertanyaan tentang potensi shale gas global. Untuk itu, EIA menerbitkan laporan perkiraan volume shale gas global di luar Amerika Serikat. Laporan ini menandai upaya pertama perkiraan volume recoverable shale gas pada skala global. Perkiraan dilakukan dengan menilai 48 cekungan shale gas di 32 negara di luar AS (di mana sumber dayanya telah diketahui). Sumber daya AS sendiri adalah sebesar 862 Tcf, sementara 48 cekungan global tersebut diperkirakan mengandung recoverable sumber daya shale gas 5.760 Tcf. Sehingga total recoverable sumber daya shale gas global menjadi sebesar 6.622 Tcf. Dalam perspektif perbandingannya, perkiraan recoverable sumber daya gas dunia saat ini (tidak termasuk shale gas) adalah 16.000 Tcf, yang berarti sumber daya shale gas menambah lebih dari 40% volume gas dunia. Penelitian tersebut mengecualikan beberapa tipe potensi sumber daya shale gas oleh karena keterbatasan data, juga mengecualikan potensi di cekungan lepas pantai. Dengan demikian, potensi sumber daya shale gas tentu lebih besar dari ini hitungan awal ini. Namun demikian, pengembangan shale gas global mungkin akan terhambat oleh isu kelestarian lingkungan, karena fluida fracking yang digunakan dalam proses pengeboran shale gas, ditengarai mencemari air tanah. Alasan lainnya, eksplorasi shale gas global di luar Amerika Serikat dapat tertunda bila harga gas masih rendah. Akan lebih murah bagi negara-negara untuk membeli gas daripada untuk mengembangkan sumber daya mereka sendiri. Meksiko misalnya, saat ini membangun enam pembangkit listrik tenaga gas, tetapi berencana untuk meningkatkan impor gas sebagai bahan bakar pembangkitnya, meskipun perusahaan milik negara Petroleos Mexicanos (Pemex) baru saja menemukan sebanyak satu triliun kaki kubik cadangan gas. Dengan isu pemanasan global, kita semua membayangkan sumber daya terbarukan akan
Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf
Mas Wikan dan Mbak Ratna, Kriteria yang saya sampaikan lebih kepada kalau hendak memproduksi gas shale di Indonesia seperti yang disampaikan sebelumnya oleh Mas Vicky Apakah memang kita bisa menemukan shale source rock yang matang dengan kedalaman yang relative dangkal di Indonesia, sehingga bisa menekan biaya produksi untuk gas shalenya. Kalau ternyata ongkos untuk memproduksi gas shale ( dengan ribuan sumur dalam 1000 m , masih harus melakukan fracturing atau horizontal untuk meningkatkan recoverynya) ternyata lebih mahal dari CBM / konvensional gas di Indonesia, tentunya gas shale menjadi kurang menarik. Oleh karena itu saya sempat menanyakan apakah sampai saat ini ada lapangan cbm yang sudah berproduksi secara ekonomis, sehingga bisa kita bandingkan dengan produksi gas konvensional atau di masa yang akan datang dengan gas shale. 2011/7/22 wikanwindra...@yahoo.com ** Untuk kriteria dangkal, murah, dan mudah sepertinya tidak harus begitu. Beberapa lapangan shale gas berproduksi berada pada kedalaman yang cukup dalam. Selain berkaitan dengan kematangan batuan sumber untuk berada pada jendela gas, juga kondisi menghasilkan tekanan tinggi (overpressure) merupakan kondisi yang akan mendukung untuk menghasilkan recovery yang lebih tinggi. Sebuah penyiaran berita dari Woodmack menyebutkan bahwa saat ini shale gas dari Haynesville (lebih dalam dan clayly) telah terproduksi (2.8 bcf) melebihi Barnett (lebih dangkal dan brittle - 2.3 bcf). Sulit dan mahal adalah model investasi untuk shale gas. Estimasi biaya per lokasi (pemboran dan perekahan hidraulik secara masif) sekitar USD15-20 jt dan memerlukan ratusan hingga ribuan sumur produksi horizontal dan observasi microseismic. Salam, WW Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: * kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com *Date: *Thu, 21 Jul 2011 11:53:41 +0800 *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf maksud saya : banyak organik konten dan sudah matang sbg source rock. 2011/7/21 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com sepertinya kriterianya tdk beda jauh dengan cbm harus banyak organic content, dangkal sehingga mudah dan murah untuk pemboran rapat /horizontal/ fracturing untuk meningkatkan recovery factor, volume dan area penyebaran yang luas sehingga ekonomis. Apakah ada gas/oil shale di Indonesia seperti kriteria di atas ? mong omong gimana progress produksi cbm ya ? apa sudah ada yang berproduksi secara ekonomis ? 2011/7/21 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Dimana potensi Shale Gas dan Shale Oil di Indonesia ? Telisa shale, Gumai Shale ? rdp EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf KAMIS, 21 JULI 2011 07:20 WIB JAKARTA - Penemuan shale gas di Amerika telah mengubah gambaran gas secara dramatis. Peningkatan produksi shale gas telah mengubah AS dari importir gas menjadi mandiri dan juga turut mendorong harga gas untuk turun secara alami. Bahkan, menurut Annual Energy Outlook dari U.S. Energy Information Administration (EIA), output produksi gas AS diperkirakan akan meningkat hampir tiga kali lipat antara 2009 dan 2035. Kesuksesan shale gas yang mengesankan di Amerika, mengundang pertanyaan tentang potensi shale gas global. Untuk itu, EIA menerbitkan laporan perkiraan volume shale gas global di luar Amerika Serikat. Laporan ini menandai upaya pertama perkiraan volume recoverable shale gas pada skala global. Perkiraan dilakukan dengan menilai 48 cekungan shale gas di 32 negara di luar AS (di mana sumber dayanya telah diketahui). Sumber daya AS sendiri adalah sebesar 862 Tcf, sementara 48 cekungan global tersebut diperkirakan mengandung recoverable sumber daya shale gas 5.760 Tcf. Sehingga total recoverable sumber daya shale gas global menjadi sebesar 6.622 Tcf. Dalam perspektif perbandingannya, perkiraan recoverable sumber daya gas dunia saat ini (tidak termasuk shale gas) adalah 16.000 Tcf, yang berarti sumber daya shale gas menambah lebih dari 40% volume gas dunia. Penelitian tersebut mengecualikan beberapa tipe potensi sumber daya shale gas oleh karena keterbatasan data, juga mengecualikan potensi di cekungan lepas pantai. Dengan demikian, potensi sumber daya shale gas tentu lebih besar dari ini hitungan awal ini. Namun demikian, pengembangan shale gas global mungkin akan terhambat oleh isu kelestarian lingkungan, karena fluida fracking yang digunakan dalam proses pengeboran shale gas, ditengarai mencemari air tanah. Alasan lainnya, eksplorasi shale gas global di luar Amerika Serikat dapat tertunda bila harga gas masih rendah. Akan lebih murah bagi negara-negara untuk membeli gas daripada untuk mengembangkan sumber daya mereka sendiri. Meksiko misalnya, saat ini membangun enam pembangkit listrik tenaga gas, tetapi berencana untuk meningkatkan impor gas sebagai bahan bakar pembangkitnya
Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf
Pak Kartiko, Untuk dikatakan 'menarik' tentunya ada 2 hal yaitu dari sisi ekonomi dan dari sisi geologi. Dari sisi ekonomi seperti dituliskan sebelumnya, model investasi shale gas adalah sulit dan mahal. Meskipun ditemukan resource yang dangkal pun tetap diperlukan spacing sumur yang rapat dan perekahan hidraulik yang masif. Dalam kaitan ini kebutuhan akan gas (demand) akan lebih menyetir pengembangan shale gas agar menjadi menarik. Selain itu harga gas juga menjadi 'big hitter' seperti dituliskan mbak Rina. Boleh percaya atau tidak, tapi ada lho di Indonesia yang membeli gas dengan harga USD9-13 mscfpd. Bayangkan juga rebutan penggunaan gas oleh PLN, import jangka panjang, industri pupuk, dll. Dari sisi geologi, apabila dapat dibuktikan formasi dangkal seperti Telisa dan Gumai merupakan shale gas yang produktif tentunya akan menjadi resource yang menarik. Tetapi kalau saya belum yakin keduanya memenuhi kriteria sebagai self sourced shale gas. Sebagai jenis unconventional HC mungkin iya, seperti tight rock (shaly sand) oil. Dikaitkan dengan producing analog (Haynesville atau Marcellus shale gas), maka potensi basin center deep shale gas bisa jadi menarik, sebagai contoh Grup Pematang. Seperti producing analog tersebut, tipe overpressured clayly shale gas menjanjikan produksi yang cukup bagus. Bila dibandingkan dengan CBM, saya juga belum tahu karena kedua unconventional resource tersebut masih pada fasa awal pengembangannya di Indonesia. Harapannya, kedua resource tersebut sama-sama menarik. Dan yang penting juga jaringan infrastruktur gas harus berkembang juga. Salam, WW Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com Date: Fri, 22 Jul 2011 20:39:15 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Mas Wikan dan Mbak Ratna, Kriteria yang saya sampaikan lebih kepada kalau hendak memproduksi gas shale di Indonesia seperti yang disampaikan sebelumnya oleh Mas Vicky Apakah memang kita bisa menemukan shale source rock yang matang dengan kedalaman yang relative dangkal di Indonesia, sehingga bisa menekan biaya produksi untuk gas shalenya. Kalau ternyata ongkos untuk memproduksi gas shale ( dengan ribuan sumur dalam 1000 m , masih harus melakukan fracturing atau horizontal untuk meningkatkan recoverynya) ternyata lebih mahal dari CBM / konvensional gas di Indonesia, tentunya gas shale menjadi kurang menarik. Oleh karena itu saya sempat menanyakan apakah sampai saat ini ada lapangan cbm yang sudah berproduksi secara ekonomis, sehingga bisa kita bandingkan dengan produksi gas konvensional atau di masa yang akan datang dengan gas shale. 2011/7/22 wikanwindra...@yahoo.com ** Untuk kriteria dangkal, murah, dan mudah sepertinya tidak harus begitu. Beberapa lapangan shale gas berproduksi berada pada kedalaman yang cukup dalam. Selain berkaitan dengan kematangan batuan sumber untuk berada pada jendela gas, juga kondisi menghasilkan tekanan tinggi (overpressure) merupakan kondisi yang akan mendukung untuk menghasilkan recovery yang lebih tinggi. Sebuah penyiaran berita dari Woodmack menyebutkan bahwa saat ini shale gas dari Haynesville (lebih dalam dan clayly) telah terproduksi (2.8 bcf) melebihi Barnett (lebih dangkal dan brittle - 2.3 bcf). Sulit dan mahal adalah model investasi untuk shale gas. Estimasi biaya per lokasi (pemboran dan perekahan hidraulik secara masif) sekitar USD15-20 jt dan memerlukan ratusan hingga ribuan sumur produksi horizontal dan observasi microseismic. Salam, WW Powered by Telkomsel BlackBerry® -- *From: * kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com *Date: *Thu, 21 Jul 2011 11:53:41 +0800 *To: *iagi-net@iagi.or.id *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id *Subject: *Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf maksud saya : banyak organik konten dan sudah matang sbg source rock. 2011/7/21 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com sepertinya kriterianya tdk beda jauh dengan cbm harus banyak organic content, dangkal sehingga mudah dan murah untuk pemboran rapat /horizontal/ fracturing untuk meningkatkan recovery factor, volume dan area penyebaran yang luas sehingga ekonomis. Apakah ada gas/oil shale di Indonesia seperti kriteria di atas ? mong omong gimana progress produksi cbm ya ? apa sudah ada yang berproduksi secara ekonomis ? 2011/7/21 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Dimana potensi Shale Gas dan Shale Oil di Indonesia ? Telisa shale, Gumai Shale ? rdp EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf KAMIS, 21 JULI 2011 07:20 WIB JAKARTA - Penemuan shale gas di Amerika telah mengubah gambaran gas secara dramatis. Peningkatan produksi shale gas telah mengubah AS dari importir gas menjadi mandiri dan juga turut mendorong harga gas untuk turun secara alami. Bahkan, menurut Annual Energy
Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf
Kalau di Indonesia mungkin masih mending biogenic gas. Tinggal cari daerah yang tertiary sedimentary loading nya besar, dekat dengan konsumen dan kembangkan dengan konsep string of pearls On Fri, 22 Jul 2011 14:48 ICT ratna asharina wrote: Betul mas, depth cut off untuk shale lebih dalam dari CBM. Shale mulai prospektif di kedalaman 1000m sementara CBM hanya sekitar 200m. Haynesville memang lebih besar dari Barnett, tapi production costnya juga dua kali lebih besar karena lebih dalam. Di Amerika shale gas bisa ekonomis karena harga gas domestik yang tinggi dan infrastruktur yang sudah established. Harga gas harus berkisar di atas $5 supaya shale gas bisa ekonomis, itu untuk pasar Amerika. Salam, Rina From: wikanwindra...@yahoo.com wikanwindra...@yahoo.com To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Fri, July 22, 2011 8:35:57 AM Subject: Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf Untuk kriteria dangkal, murah, dan mudah sepertinya tidak harus begitu. Beberapa lapangan shale gas berproduksi berada pada kedalaman yang cukup dalam. Selain berkaitan dengan kematangan batuan sumber untuk berada pada jendela gas, juga kondisi menghasilkan tekanan tinggi (overpressure) merupakan kondisi yang akan mendukung untuk menghasilkan recovery yang lebih tinggi. Sebuah penyiaran berita dari Woodmack menyebutkan bahwa saat ini shale gas dari Haynesville (lebih dalam dan clayly) telah terproduksi (2.8 bcf) melebihi Barnett (lebih dangkal dan brittle - 2.3 bcf). Sulit dan mahal adalah model investasi untuk shale gas. Estimasi biaya per lokasi (pemboran dan perekahan hidraulik secara masif) sekitar USD15-20 jt dan memerlukan ratusan hingga ribuan sumur produksi horizontal dan observasi microseismic. Salam, WW Powered by Telkomsel BlackBerry® From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com Date: Thu, 21 Jul 2011 11:53:41 +0800 To: iagi-net@iagi.or.id ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf maksud saya : banyak organik konten dan sudah matang sbg source rock. 2011/7/21 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com sepertinya kriterianya tdk beda jauh dengan cbm harus banyak organic content, dangkal sehingga mudah dan murah untuk pemboran rapat /horizontal/ fracturing untuk meningkatkan recovery factor, volume dan area penyebaran yang luas sehingga ekonomis. Apakah ada gas/oil shale di Indonesia seperti kriteria di atas ? mong omong gimana progress produksi cbm ya ? apa sudah ada yang berproduksi secara ekonomis ? 2011/7/21 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Dimana potensi Shale Gas dan Shale Oil di Indonesia ? Telisa shale, Gumai Shale ? rdp EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf KAMIS, 21 JULI 2011 07:20 WIB JAKARTA - Penemuan shale gas di Amerika telah mengubah gambaran gas secara dramatis. Peningkatan produksi shale gas telah mengubah AS dari importir gas menjadi mandiri dan juga turut mendorong harga gas untuk turun secara alami. Bahkan, menurut Annual Energy Outlook dari U.S. Energy Information Administration (EIA), output produksi gas AS diperkirakan akan meningkat hampir tiga kali lipat antara 2009 dan 2035. Kesuksesan shale gas yang mengesankan di Amerika, mengundang pertanyaan tentang potensi shale gas global. Untuk itu, EIA menerbitkan laporan perkiraan volume shale gas global di luar Amerika Serikat. Laporan ini menandai upaya pertama perkiraan volume recoverable shale gas pada skala global. Perkiraan dilakukan dengan menilai 48 cekungan shale gas di 32 negara di luar AS (di mana sumber dayanya telah diketahui). Sumber daya AS sendiri adalah sebesar 862 Tcf, sementara 48 cekungan global tersebut diperkirakan mengandung recoverable sumber daya shale gas 5.760 Tcf. Sehingga total recoverable sumber daya shale gas global menjadi sebesar 6.622 Tcf. Dalam perspektif perbandingannya, perkiraan recoverable sumber daya gas dunia saat ini (tidak termasuk shale gas) adalah 16.000 Tcf, yang berarti sumber daya shale gas menambah lebih dari 40% volume gas dunia. Penelitian tersebut mengecualikan beberapa tipe potensi sumber daya shale gas oleh karena keterbatasan data, juga mengecualikan potensi di cekungan lepas pantai. Dengan demikian, potensi sumber daya shale gas tentu lebih besar dari ini hitungan awal ini. Namun demikian, pengembangan shale gas global mungkin akan terhambat oleh isu kelestarian lingkungan, karena fluida fracking yang digunakan dalam proses pengeboran shale gas, ditengarai mencemari air tanah. Alasan lainnya, eksplorasi shale gas global di luar Amerika Serikat dapat tertunda bila harga gas masih rendah. Akan lebih murah bagi negara-negara untuk membeli gas daripada untuk mengembangkan sumber daya mereka sendiri. Meksiko misalnya, saat ini membangun enam pembangkit listrik tenaga gas, tetapi berencana untuk meningkatkan impor gas
Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf
Untuk kriteria dangkal, murah, dan mudah sepertinya tidak harus begitu. Beberapa lapangan shale gas berproduksi berada pada kedalaman yang cukup dalam. Selain berkaitan dengan kematangan batuan sumber untuk berada pada jendela gas, juga kondisi menghasilkan tekanan tinggi (overpressure) merupakan kondisi yang akan mendukung untuk menghasilkan recovery yang lebih tinggi. Sebuah penyiaran berita dari Woodmack menyebutkan bahwa saat ini shale gas dari Haynesville (lebih dalam dan clayly) telah terproduksi (2.8 bcf) melebihi Barnett (lebih dangkal dan brittle - 2.3 bcf). Sulit dan mahal adalah model investasi untuk shale gas. Estimasi biaya per lokasi (pemboran dan perekahan hidraulik secara masif) sekitar USD15-20 jt dan memerlukan ratusan hingga ribuan sumur produksi horizontal dan observasi microseismic. Salam, WW Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com Date: Thu, 21 Jul 2011 11:53:41 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf maksud saya : banyak organik konten dan sudah matang sbg source rock. 2011/7/21 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com sepertinya kriterianya tdk beda jauh dengan cbm harus banyak organic content, dangkal sehingga mudah dan murah untuk pemboran rapat /horizontal/ fracturing untuk meningkatkan recovery factor, volume dan area penyebaran yang luas sehingga ekonomis. Apakah ada gas/oil shale di Indonesia seperti kriteria di atas ? mong omong gimana progress produksi cbm ya ? apa sudah ada yang berproduksi secara ekonomis ? 2011/7/21 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Dimana potensi Shale Gas dan Shale Oil di Indonesia ? Telisa shale, Gumai Shale ? rdp EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf KAMIS, 21 JULI 2011 07:20 WIB JAKARTA - Penemuan shale gas di Amerika telah mengubah gambaran gas secara dramatis. Peningkatan produksi shale gas telah mengubah AS dari importir gas menjadi mandiri dan juga turut mendorong harga gas untuk turun secara alami. Bahkan, menurut Annual Energy Outlook dari U.S. Energy Information Administration (EIA), output produksi gas AS diperkirakan akan meningkat hampir tiga kali lipat antara 2009 dan 2035. Kesuksesan shale gas yang mengesankan di Amerika, mengundang pertanyaan tentang potensi shale gas global. Untuk itu, EIA menerbitkan laporan perkiraan volume shale gas global di luar Amerika Serikat. Laporan ini menandai upaya pertama perkiraan volume recoverable shale gas pada skala global. Perkiraan dilakukan dengan menilai 48 cekungan shale gas di 32 negara di luar AS (di mana sumber dayanya telah diketahui). Sumber daya AS sendiri adalah sebesar 862 Tcf, sementara 48 cekungan global tersebut diperkirakan mengandung recoverable sumber daya shale gas 5.760 Tcf. Sehingga total recoverable sumber daya shale gas global menjadi sebesar 6.622 Tcf. Dalam perspektif perbandingannya, perkiraan recoverable sumber daya gas dunia saat ini (tidak termasuk shale gas) adalah 16.000 Tcf, yang berarti sumber daya shale gas menambah lebih dari 40% volume gas dunia. Penelitian tersebut mengecualikan beberapa tipe potensi sumber daya shale gas oleh karena keterbatasan data, juga mengecualikan potensi di cekungan lepas pantai. Dengan demikian, potensi sumber daya shale gas tentu lebih besar dari ini hitungan awal ini. Namun demikian, pengembangan shale gas global mungkin akan terhambat oleh isu kelestarian lingkungan, karena fluida fracking yang digunakan dalam proses pengeboran shale gas, ditengarai mencemari air tanah. Alasan lainnya, eksplorasi shale gas global di luar Amerika Serikat dapat tertunda bila harga gas masih rendah. Akan lebih murah bagi negara-negara untuk membeli gas daripada untuk mengembangkan sumber daya mereka sendiri. Meksiko misalnya, saat ini membangun enam pembangkit listrik tenaga gas, tetapi berencana untuk meningkatkan impor gas sebagai bahan bakar pembangkitnya, meskipun perusahaan milik negara Petroleos Mexicanos (Pemex) baru saja menemukan sebanyak satu triliun kaki kubik cadangan gas. Dengan isu pemanasan global, kita semua membayangkan sumber daya terbarukan akan membangkitkan listrik kita di masa depan. Tetapi faktanya, batubara, minyak, dan gas alam saat ini mencukupi lebih dari 80% kebutuhan energi dunia. Kontribusi tenaga nuklir hanya 6%, dan energi terbarukan hanya 2% dari energi global (yang akan meningkat paling tinggi 7% pada 2035). Jadi sepertinya shale gas akan memainkan peran yang semakin penting ke depan. (KO/SM) http://www.esdm.go.id/news-archives/323-energi-baru-dan-terbarukan/4758-eia-potensi-shale-gas-di-dunia-6622-tcf.html -- *Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !*
[iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf
Dimana potensi Shale Gas dan Shale Oil di Indonesia ? Telisa shale, Gumai Shale ? rdp EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf KAMIS, 21 JULI 2011 07:20 WIB JAKARTA - Penemuan shale gas di Amerika telah mengubah gambaran gas secara dramatis. Peningkatan produksi shale gas telah mengubah AS dari importir gas menjadi mandiri dan juga turut mendorong harga gas untuk turun secara alami. Bahkan, menurut Annual Energy Outlook dari U.S. Energy Information Administration (EIA), output produksi gas AS diperkirakan akan meningkat hampir tiga kali lipat antara 2009 dan 2035. Kesuksesan shale gas yang mengesankan di Amerika, mengundang pertanyaan tentang potensi shale gas global. Untuk itu, EIA menerbitkan laporan perkiraan volume shale gas global di luar Amerika Serikat. Laporan ini menandai upaya pertama perkiraan volume recoverable shale gas pada skala global. Perkiraan dilakukan dengan menilai 48 cekungan shale gas di 32 negara di luar AS (di mana sumber dayanya telah diketahui). Sumber daya AS sendiri adalah sebesar 862 Tcf, sementara 48 cekungan global tersebut diperkirakan mengandung recoverable sumber daya shale gas 5.760 Tcf. Sehingga total recoverable sumber daya shale gas global menjadi sebesar 6.622 Tcf. Dalam perspektif perbandingannya, perkiraan recoverable sumber daya gas dunia saat ini (tidak termasuk shale gas) adalah 16.000 Tcf, yang berarti sumber daya shale gas menambah lebih dari 40% volume gas dunia. Penelitian tersebut mengecualikan beberapa tipe potensi sumber daya shale gas oleh karena keterbatasan data, juga mengecualikan potensi di cekungan lepas pantai. Dengan demikian, potensi sumber daya shale gas tentu lebih besar dari ini hitungan awal ini. Namun demikian, pengembangan shale gas global mungkin akan terhambat oleh isu kelestarian lingkungan, karena fluida fracking yang digunakan dalam proses pengeboran shale gas, ditengarai mencemari air tanah. Alasan lainnya, eksplorasi shale gas global di luar Amerika Serikat dapat tertunda bila harga gas masih rendah. Akan lebih murah bagi negara-negara untuk membeli gas daripada untuk mengembangkan sumber daya mereka sendiri. Meksiko misalnya, saat ini membangun enam pembangkit listrik tenaga gas, tetapi berencana untuk meningkatkan impor gas sebagai bahan bakar pembangkitnya, meskipun perusahaan milik negara Petroleos Mexicanos (Pemex) baru saja menemukan sebanyak satu triliun kaki kubik cadangan gas. Dengan isu pemanasan global, kita semua membayangkan sumber daya terbarukan akan membangkitkan listrik kita di masa depan. Tetapi faktanya, batubara, minyak, dan gas alam saat ini mencukupi lebih dari 80% kebutuhan energi dunia. Kontribusi tenaga nuklir hanya 6%, dan energi terbarukan hanya 2% dari energi global (yang akan meningkat paling tinggi 7% pada 2035). Jadi sepertinya shale gas akan memainkan peran yang semakin penting ke depan. (KO/SM) http://www.esdm.go.id/news-archives/323-energi-baru-dan-terbarukan/4758-eia-potensi-shale-gas-di-dunia-6622-tcf.html -- *Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !*
Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf
sepertinya kriterianya tdk beda jauh dengan cbm harus banyak organic content, dangkal sehingga mudah dan murah untuk pemboran rapat /horizontal/ fracturing untuk meningkatkan recovery factor, volume dan area penyebaran yang luas sehingga ekonomis. Apakah ada gas/oil shale di Indonesia seperti kriteria di atas ? mong omong gimana progress produksi cbm ya ? apa sudah ada yang berproduksi secara ekonomis ? 2011/7/21 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Dimana potensi Shale Gas dan Shale Oil di Indonesia ? Telisa shale, Gumai Shale ? rdp EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf KAMIS, 21 JULI 2011 07:20 WIB JAKARTA - Penemuan shale gas di Amerika telah mengubah gambaran gas secara dramatis. Peningkatan produksi shale gas telah mengubah AS dari importir gas menjadi mandiri dan juga turut mendorong harga gas untuk turun secara alami. Bahkan, menurut Annual Energy Outlook dari U.S. Energy Information Administration (EIA), output produksi gas AS diperkirakan akan meningkat hampir tiga kali lipat antara 2009 dan 2035. Kesuksesan shale gas yang mengesankan di Amerika, mengundang pertanyaan tentang potensi shale gas global. Untuk itu, EIA menerbitkan laporan perkiraan volume shale gas global di luar Amerika Serikat. Laporan ini menandai upaya pertama perkiraan volume recoverable shale gas pada skala global. Perkiraan dilakukan dengan menilai 48 cekungan shale gas di 32 negara di luar AS (di mana sumber dayanya telah diketahui). Sumber daya AS sendiri adalah sebesar 862 Tcf, sementara 48 cekungan global tersebut diperkirakan mengandung recoverable sumber daya shale gas 5.760 Tcf. Sehingga total recoverable sumber daya shale gas global menjadi sebesar 6.622 Tcf. Dalam perspektif perbandingannya, perkiraan recoverable sumber daya gas dunia saat ini (tidak termasuk shale gas) adalah 16.000 Tcf, yang berarti sumber daya shale gas menambah lebih dari 40% volume gas dunia. Penelitian tersebut mengecualikan beberapa tipe potensi sumber daya shale gas oleh karena keterbatasan data, juga mengecualikan potensi di cekungan lepas pantai. Dengan demikian, potensi sumber daya shale gas tentu lebih besar dari ini hitungan awal ini. Namun demikian, pengembangan shale gas global mungkin akan terhambat oleh isu kelestarian lingkungan, karena fluida fracking yang digunakan dalam proses pengeboran shale gas, ditengarai mencemari air tanah. Alasan lainnya, eksplorasi shale gas global di luar Amerika Serikat dapat tertunda bila harga gas masih rendah. Akan lebih murah bagi negara-negara untuk membeli gas daripada untuk mengembangkan sumber daya mereka sendiri. Meksiko misalnya, saat ini membangun enam pembangkit listrik tenaga gas, tetapi berencana untuk meningkatkan impor gas sebagai bahan bakar pembangkitnya, meskipun perusahaan milik negara Petroleos Mexicanos (Pemex) baru saja menemukan sebanyak satu triliun kaki kubik cadangan gas. Dengan isu pemanasan global, kita semua membayangkan sumber daya terbarukan akan membangkitkan listrik kita di masa depan. Tetapi faktanya, batubara, minyak, dan gas alam saat ini mencukupi lebih dari 80% kebutuhan energi dunia. Kontribusi tenaga nuklir hanya 6%, dan energi terbarukan hanya 2% dari energi global (yang akan meningkat paling tinggi 7% pada 2035). Jadi sepertinya shale gas akan memainkan peran yang semakin penting ke depan. (KO/SM) http://www.esdm.go.id/news-archives/323-energi-baru-dan-terbarukan/4758-eia-potensi-shale-gas-di-dunia-6622-tcf.html -- *Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !*
Re: [iagi-net-l] EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf
maksud saya : banyak organik konten dan sudah matang sbg source rock. 2011/7/21 kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com sepertinya kriterianya tdk beda jauh dengan cbm harus banyak organic content, dangkal sehingga mudah dan murah untuk pemboran rapat /horizontal/ fracturing untuk meningkatkan recovery factor, volume dan area penyebaran yang luas sehingga ekonomis. Apakah ada gas/oil shale di Indonesia seperti kriteria di atas ? mong omong gimana progress produksi cbm ya ? apa sudah ada yang berproduksi secara ekonomis ? 2011/7/21 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com Dimana potensi Shale Gas dan Shale Oil di Indonesia ? Telisa shale, Gumai Shale ? rdp EIA: Potensi Shale Gas di Dunia 6.622 Tcf KAMIS, 21 JULI 2011 07:20 WIB JAKARTA - Penemuan shale gas di Amerika telah mengubah gambaran gas secara dramatis. Peningkatan produksi shale gas telah mengubah AS dari importir gas menjadi mandiri dan juga turut mendorong harga gas untuk turun secara alami. Bahkan, menurut Annual Energy Outlook dari U.S. Energy Information Administration (EIA), output produksi gas AS diperkirakan akan meningkat hampir tiga kali lipat antara 2009 dan 2035. Kesuksesan shale gas yang mengesankan di Amerika, mengundang pertanyaan tentang potensi shale gas global. Untuk itu, EIA menerbitkan laporan perkiraan volume shale gas global di luar Amerika Serikat. Laporan ini menandai upaya pertama perkiraan volume recoverable shale gas pada skala global. Perkiraan dilakukan dengan menilai 48 cekungan shale gas di 32 negara di luar AS (di mana sumber dayanya telah diketahui). Sumber daya AS sendiri adalah sebesar 862 Tcf, sementara 48 cekungan global tersebut diperkirakan mengandung recoverable sumber daya shale gas 5.760 Tcf. Sehingga total recoverable sumber daya shale gas global menjadi sebesar 6.622 Tcf. Dalam perspektif perbandingannya, perkiraan recoverable sumber daya gas dunia saat ini (tidak termasuk shale gas) adalah 16.000 Tcf, yang berarti sumber daya shale gas menambah lebih dari 40% volume gas dunia. Penelitian tersebut mengecualikan beberapa tipe potensi sumber daya shale gas oleh karena keterbatasan data, juga mengecualikan potensi di cekungan lepas pantai. Dengan demikian, potensi sumber daya shale gas tentu lebih besar dari ini hitungan awal ini. Namun demikian, pengembangan shale gas global mungkin akan terhambat oleh isu kelestarian lingkungan, karena fluida fracking yang digunakan dalam proses pengeboran shale gas, ditengarai mencemari air tanah. Alasan lainnya, eksplorasi shale gas global di luar Amerika Serikat dapat tertunda bila harga gas masih rendah. Akan lebih murah bagi negara-negara untuk membeli gas daripada untuk mengembangkan sumber daya mereka sendiri. Meksiko misalnya, saat ini membangun enam pembangkit listrik tenaga gas, tetapi berencana untuk meningkatkan impor gas sebagai bahan bakar pembangkitnya, meskipun perusahaan milik negara Petroleos Mexicanos (Pemex) baru saja menemukan sebanyak satu triliun kaki kubik cadangan gas. Dengan isu pemanasan global, kita semua membayangkan sumber daya terbarukan akan membangkitkan listrik kita di masa depan. Tetapi faktanya, batubara, minyak, dan gas alam saat ini mencukupi lebih dari 80% kebutuhan energi dunia. Kontribusi tenaga nuklir hanya 6%, dan energi terbarukan hanya 2% dari energi global (yang akan meningkat paling tinggi 7% pada 2035). Jadi sepertinya shale gas akan memainkan peran yang semakin penting ke depan. (KO/SM) http://www.esdm.go.id/news-archives/323-energi-baru-dan-terbarukan/4758-eia-potensi-shale-gas-di-dunia-6622-tcf.html -- *Everybody is safety leader, You can stop any unsafe operation !*