Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-15 Terurut Topik Rizqi syawal
 tapi kalau mahasiswa gimana pak, sepertinya seru tuh pak, tapi harga tetap
harga mahasiswa ya pak. Soalnya sangat menarik sekali untuk mengetahui
geologi sejarah khususnya dibagian pantai utaraSalam


Syawal


2009/7/15 

> Bener pak Awang di dataran Demk dan Semarang kedalaman bor air tanah
> maksimu 100 meteran, dan kalau sekitar Muria akan berbeda lagi saya
> setuju. Kalau terbukti Cekungan air tanah dan Semarang berbeda maka akan
> besar pengaruhnya kepada pengelolaannya. Maklum mjenyangkur wewenang pak.
> Saya coba akan pelajari hal tersebut (Untung)
> >
> > Pak Untung,
> >
> > Saya pikir kedalaman 250 m sudah lebih dari cukup untuk mempelajari
> > sejarah Kuarter sedimentasi di sekitar Demak. Mungkin kedalaman "Selat
> > Muria" yang pernah ada itu tak akan sedalam sampai 250 meter bila
> > menghubungkannya dengan kedalaman rata-rata Laut Jawa di sebelah utaranya
> > yang tidak melebihi 200 meter. Mungkin juga cekungan air tanah antara
> > Demak dengan wilayah Muria juga berbeda, paling tidak begitu, bila
> melihat
> > litologi Kuarter-nya dan beberapa cerita rekan di milis ini yang
> menemukan
> > bahwa pemboran air tanah di sekitar Muria umumnya berbeda dengan yang di
> > wilayah Demak.
> >
> > salam,
> > Awang
> >
> > --- On Mon, 7/13/09, unt...@dgtl.esdm.go.id 
> > wrote:
> >
> >> From: unt...@dgtl.esdm.go.id 
> >> Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
> >> To: iagi-net@iagi.or.id
> >> Date: Monday, July 13, 2009, 9:29 AM
> >> Pak Awang saya sedang mencoba
> >> memisahkan antara dataran Semarang dan
> >> dataran Demak, soalnya saya yakin sedimen yang membentuk
> >> dataran Semarang
> >> berbeda dengan sedimen yang membentuk dataran Demak begitu
> >> pula dengan
> >> basin nya. Cuman batas yang memisahkan kedua basin tersebut
> >> belum
> >> ketemu.Sebagai catatan saya kan cunma ngebor air dan dalam
> >> sejarah bor air
> >> Indonesia kedalaman maksimum yang pernah dicapai adalah 250
> >> meter.
> >> (Untung)
> >> >
> >> > Pak Taufik,
> >> >
> >> > Hal tersebut tercantum di buku tulisan Daldjoeni
> >> (1992) "Geografi
> >> > Kesejarahan jilid II, penerbit Alumni Bandung.
> >> Pembuktiannya juga melalui
> >> > tulisan-tulisan bernilai sejarah (babad, serat,
> >> naskah, dll.). Bukan hal
> >> > yang aneh bila Demak menguasai sampai Sumatra sebab
> >> Raden Patah sendiri
> >> > dilahirkan dan besar di Palembang. Ia telah menguasai
> >> srategi penaklukan
> >> > wiayah di sekitar Palembang (Jambi, Bangka). Dan,
> >> putra sulung Raden
> >> > Patah, Pati Unus, terkenal dengan politik ekspansinya
> >> sampai ke Malaka. Ia
> >> > dijuluki Pangeran Sabrang Lor -pangeran yang
> >> menyeberang ke utara.
> >> >
> >> > Pati Unus berhasrat menguasai Malaka, sayang didahului
> >> 'dAlbuquerque. Ini
> >> > tak menyrutkan hasratnya, dengan bantuan Palembang
> >> (nah ini bukti juga
> >> > bahwa Palembang saat itu telah menjadi bawahan Demak),
> >> ia menyiapkan 90
> >> > kapal dengan 12.000 anak buahnya. Kapal dipersenjatai
> >> meriam. Iringan
> >> > kapal berjalan di sebelah barat Sumatra dan tiba-tiba
> >> muncul di Malaka
> >> > menyerang angkatan perang Portugis dengan geramnya.
> >> Pertempuran tahun
> >> > 1512-1513 itu betapa hebatnya -meskipun Pati Unus
> >> gagal menegakkan
> >> > supremasinya di Malaka.
> >> >
> >> > salam,
> >> > Awang
> >> >
> >> > --- On Fri, 7/10/09, OK Taufik 
> >> wrote:
> >> >
> >> >> From: OK Taufik 
> >> >> Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan
> >> Geologi Selat Muria
> >> >> To: iagi-net@iagi.or.id
> >> >> Date: Friday, July 10, 2009, 8:32 AM
> >> >> Pak awang,
> >> >>
> >> >> Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya
> >> sampai
> >> >> sumatra, bisa di
> >> >> jelaskan
> >> >>
> >> >> "Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya
> >> termasuk
> >> >> Jambi, Palembang,
> >> >> Bangka,"
> >> >>
> >> >
> >> >
> >> >
> >> >
> >> >
> >> >
> >>
> 

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-15 Terurut Topik untung
Bener pak Awang di dataran Demk dan Semarang kedalaman bor air tanah
maksimu 100 meteran, dan kalau sekitar Muria akan berbeda lagi saya
setuju. Kalau terbukti Cekungan air tanah dan Semarang berbeda maka akan
besar pengaruhnya kepada pengelolaannya. Maklum mjenyangkur wewenang pak.
Saya coba akan pelajari hal tersebut (Untung)
>
> Pak Untung,
>
> Saya pikir kedalaman 250 m sudah lebih dari cukup untuk mempelajari
> sejarah Kuarter sedimentasi di sekitar Demak. Mungkin kedalaman "Selat
> Muria" yang pernah ada itu tak akan sedalam sampai 250 meter bila
> menghubungkannya dengan kedalaman rata-rata Laut Jawa di sebelah utaranya
> yang tidak melebihi 200 meter. Mungkin juga cekungan air tanah antara
> Demak dengan wilayah Muria juga berbeda, paling tidak begitu, bila melihat
> litologi Kuarter-nya dan beberapa cerita rekan di milis ini yang menemukan
> bahwa pemboran air tanah di sekitar Muria umumnya berbeda dengan yang di
> wilayah Demak.
>
> salam,
> Awang
>
> --- On Mon, 7/13/09, unt...@dgtl.esdm.go.id 
> wrote:
>
>> From: unt...@dgtl.esdm.go.id 
>> Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
>> To: iagi-net@iagi.or.id
>> Date: Monday, July 13, 2009, 9:29 AM
>> Pak Awang saya sedang mencoba
>> memisahkan antara dataran Semarang dan
>> dataran Demak, soalnya saya yakin sedimen yang membentuk
>> dataran Semarang
>> berbeda dengan sedimen yang membentuk dataran Demak begitu
>> pula dengan
>> basin nya. Cuman batas yang memisahkan kedua basin tersebut
>> belum
>> ketemu.Sebagai catatan saya kan cunma ngebor air dan dalam
>> sejarah bor air
>> Indonesia kedalaman maksimum yang pernah dicapai adalah 250
>> meter.
>> (Untung)
>> >
>> > Pak Taufik,
>> >
>> > Hal tersebut tercantum di buku tulisan Daldjoeni
>> (1992) "Geografi
>> > Kesejarahan jilid II, penerbit Alumni Bandung.
>> Pembuktiannya juga melalui
>> > tulisan-tulisan bernilai sejarah (babad, serat,
>> naskah, dll.). Bukan hal
>> > yang aneh bila Demak menguasai sampai Sumatra sebab
>> Raden Patah sendiri
>> > dilahirkan dan besar di Palembang. Ia telah menguasai
>> srategi penaklukan
>> > wiayah di sekitar Palembang (Jambi, Bangka). Dan,
>> putra sulung Raden
>> > Patah, Pati Unus, terkenal dengan politik ekspansinya
>> sampai ke Malaka. Ia
>> > dijuluki Pangeran Sabrang Lor -pangeran yang
>> menyeberang ke utara.
>> >
>> > Pati Unus berhasrat menguasai Malaka, sayang didahului
>> 'dAlbuquerque. Ini
>> > tak menyrutkan hasratnya, dengan bantuan Palembang
>> (nah ini bukti juga
>> > bahwa Palembang saat itu telah menjadi bawahan Demak),
>> ia menyiapkan 90
>> > kapal dengan 12.000 anak buahnya. Kapal dipersenjatai
>> meriam. Iringan
>> > kapal berjalan di sebelah barat Sumatra dan tiba-tiba
>> muncul di Malaka
>> > menyerang angkatan perang Portugis dengan geramnya.
>> Pertempuran tahun
>> > 1512-1513 itu betapa hebatnya -meskipun Pati Unus
>> gagal menegakkan
>> > supremasinya di Malaka.
>> >
>> > salam,
>> > Awang
>> >
>> > --- On Fri, 7/10/09, OK Taufik 
>> wrote:
>> >
>> >> From: OK Taufik 
>> >> Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan
>> Geologi Selat Muria
>> >> To: iagi-net@iagi.or.id
>> >> Date: Friday, July 10, 2009, 8:32 AM
>> >> Pak awang,
>> >>
>> >> Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya
>> sampai
>> >> sumatra, bisa di
>> >> jelaskan
>> >>
>> >> "Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya
>> termasuk
>> >> Jambi, Palembang,
>> >> Bangka,"
>> >>
>> >
>> >
>> >
>> >
>> >
>> >
>> 
>> > PP-IAGI 2008-2011:
>> > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
>> > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
>> > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak
>> biro...
>> >
>> 
>> > ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
>> > yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
>> > 13-14 Oktober 2009
>> >
>> -
>> > To unsubscribe, send email to:
>> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>> > To subscrib

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-13 Terurut Topik Harry Kusna
Kalau dlm ekskursi PIT IAGI seperti ini, yang bertema Geo-Sejarah, partcipant 
non Geologist boleh ikut nggak ya?
Misalnya para arkeolog?  Kalau misalnya boleh, mungkin woro-woro2nya sudah 
harus memberitahukan tentang ini dari awal,
sehingga para pengikut akan banyak, dan mungkin biaya bisa ditekan. 
(berdasarkan konsep skala ekonomi)

Wassalam,
Harry Kusna



From: yanto R.Sumantri 
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, July 14, 2009 12:39:59 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria



Wah COCOK , PIT IAGI , ekskursinya GEO -Sejarah , idee yang sangat PAS,
tapi ongkosnya jangan mahal mahal ya .
Supaya para pensiunan bisa
ikutan .
heheheh

Si Abah


> 
>
Nah, ini dia pengetahuan lapangan yang baik. Kombinasi pengetahuan dari
> pengalaman masa kecil sampai masa sekarang sebagai pembimbing
mahasiswa
> dalam ekskursi wajib ke Muria-Demak-dan sekitarnya,
tentu akan
> menghasilkan ekskursi yang baik. Terima kasih Mas
Agus atas informasi
> detailnya. Tinggal direspon saja oleh
Panitia PIT IAGI 2009 bila para
> peminatnya cukup. Saya hanya
melempar issue tentang Selat Muria, Pak
> Syaiful menangkapnya
untuk dijadikan program ekskursi dalam rangka PIT
> IAGI 2009 di
Semarang, dan Mas Agus punya pengetahuan lapangan yang baik.
> 
> Saya pikir semua rute yang diajukan Mas Agus baik. Di wilayah ini
rute2
> yang diajukan bisa meramu fenomena2 geologi antara
gununglumpur, dinamika
> sedimentasi, paleontologi Kuarter, dan
vulkanologi Muria sebagai kasus
> back-arc volcanism. Kemudian
karena wilayah ini pun merupakan sentra
> Kesultanan Demak dan
tempat kedudukan beberapa Wali, serta ternyata
> beberapa fenomena
geologi terkait ke maju dan mundurnya Kesultanan Demak;
> maka
ekskursi ini bisa juga meramu antara geologi dan sejarah.
> 
> Terima kasih atas ajakan Mas Agus untuk kapan2 bergabung dengan
ekskursi
> mahasiswa2 UGM ke wilayah ini.
> 
>
salam,
> Awang
> 
> --- On Mon, 7/13/09, Hendratno
Agus  wrote:
> 
>>
From: Hendratno Agus 
>>
Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
>>
To: iagi-net@iagi.or.id
>> Date: Monday, July 13, 2009, 1:26
PM
>> Wah koq langsung nunyuk saya...;
>>
Welah-welah...
>> Tapi benar pak Awang dan rekan-rekan,
beberapa titik stop
>> site pada jalur di bawah ini sangat
menarik menjadi
>> pembelajaran geologi, a.l :
>> 1.
Grobogan - Api Mrapen - Kadilangu - Demak - Muara Sungai
>>
Serang (salah satu sungai pada sistem DAS Jratun Seluna :
>>
sungai Jragun, Tuntang, Serang, Lusi dan Juana) - Tj.Muria
>>
(benteng Portugis)
>> 2. Formasi Kancilan di Perbukitan
Patiayam (tempat situs
>> Sangiran, referensi pak Zaim
tentunya) - lintasan Patiayam -
>> Pati - terus ke bukit Kars
Prawoto di Kayen - Grobogan -
>> Bledug Kuwu - Randublatung
>> 3. Perbukitan Patiayam - Pati - Muara Sungai Juana - Pantai
>> Kartini - Tj.Sluke di Rembang (dibawah Gunung Lasem).
>> Beberapa jalur tsb, telah menjadi langganan ekskursi
>> geologi regional mhs teknik geologi ugm (wajib) pada jalur
>> pantura - kendeng - randublatung - rembang zone. Bahkan
>> tahun 2007, lintasan ekskursi geologi ugm mengambil pilihan
>> pada Patiayam (ada situs vertebrata), kayen (sekitar bukit
>> kars prawoto) - tj.sluke (lereng utara G.Lasem) - juana
>> (dinamika sedimentasi).
>>
>> Khusus pada
muara dan dataran banjir sungai serang dan
>> sungai juana,
kita bisa feedback (membayangkan, bagaimana
>> sedimentasi yang
membentuk dataran aluvial / fluvial dataran
>> rendah demak -
kudus - pati, sangat berpengaruh pada sistem
>> pelayaran dan
perdagangan pada masa lalu juga pada masa
>> sekarang, sebagai
kampung nelayan).
>> Jalur-jalur tsb sangat baik untuk
pembelajaran geologi,
>> budaya masa lalu, geologi teknik,
vulkanologi (jalur Muria -
>> Lasem yang berada di luar sistem
java volcanic arc).
>>
>> Secara geologi teknik dan
hidrogeologi, sedimen-sedimen
>> yang dianggap bekas Selat
Muria (meliputi demak - kudus -
>> dan sebagian Pati - Juana),
sering menimbulkan masalah.
>> Kebanyakan lempung, maka jalan
pantura Semarang - Demak -
>> Kudus, sering mengalami tambal
sulam karena pecah, amblas,
>> rusak disana-sini, sehingga
dalam 3 th ini harus dibongkar
>> dan dilandasi dengan
geotekstil dan sebagian dibonkar lalu
>> di cor dengan beton
sampai pada ketinggian 1-2 m. Bahkan
>> masa kecil saya di
selatan dataran rendah (selatannya
>> Perbukitan Patiayam),
sering menikmati banjir dari sungai di
>> belakang rumah dan
halaman rumah kebanjiran setiap 2 tahun.
>> Dan setiap 3 th,
sungai-sungai kecil yang mengalir di
>> dataran rendah kudus,
digali / dikeruk oleh PU. Air pada
>> sumur-sumur dang

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-13 Terurut Topik yanto R.Sumantri


Wah COCOK , PIT IAGI , ekskursinya GEO -Sejarah , idee yang sangat PAS,
tapi ongkosnya jangan mahal mahal ya .
Supaya para pensiunan bisa
ikutan .
heheheh

Si Abah


> 
>
Nah, ini dia pengetahuan lapangan yang baik. Kombinasi pengetahuan dari
> pengalaman masa kecil sampai masa sekarang sebagai pembimbing
mahasiswa
> dalam ekskursi wajib ke Muria-Demak-dan sekitarnya,
tentu akan
> menghasilkan ekskursi yang baik. Terima kasih Mas
Agus atas informasi
> detailnya. Tinggal direspon saja oleh
Panitia PIT IAGI 2009 bila para
> peminatnya cukup. Saya hanya
melempar issue tentang Selat Muria, Pak
> Syaiful menangkapnya
untuk dijadikan program ekskursi dalam rangka PIT
> IAGI 2009 di
Semarang, dan Mas Agus punya pengetahuan lapangan yang baik.
> 
> Saya pikir semua rute yang diajukan Mas Agus baik. Di wilayah ini
rute2
> yang diajukan bisa meramu fenomena2 geologi antara
gununglumpur, dinamika
> sedimentasi, paleontologi Kuarter, dan
vulkanologi Muria sebagai kasus
> back-arc volcanism. Kemudian
karena wilayah ini pun merupakan sentra
> Kesultanan Demak dan
tempat kedudukan beberapa Wali, serta ternyata
> beberapa fenomena
geologi terkait ke maju dan mundurnya Kesultanan Demak;
> maka
ekskursi ini bisa juga meramu antara geologi dan sejarah.
> 
> Terima kasih atas ajakan Mas Agus untuk kapan2 bergabung dengan
ekskursi
> mahasiswa2 UGM ke wilayah ini.
> 
>
salam,
> Awang
> 
> --- On Mon, 7/13/09, Hendratno
Agus  wrote:
> 
>>
From: Hendratno Agus 
>>
Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
>>
To: iagi-net@iagi.or.id
>> Date: Monday, July 13, 2009, 1:26
PM
>> Wah koq langsung nunyuk saya...;
>>
Welah-welah...
>> Tapi benar pak Awang dan rekan-rekan,
beberapa titik stop
>> site pada jalur di bawah ini sangat
menarik menjadi
>> pembelajaran geologi, a.l :
>> 1.
Grobogan - Api Mrapen - Kadilangu - Demak - Muara Sungai
>>
Serang (salah satu sungai pada sistem DAS Jratun Seluna :
>>
sungai Jragun, Tuntang, Serang, Lusi dan Juana) - Tj.Muria
>>
(benteng Portugis)
>> 2. Formasi Kancilan di Perbukitan
Patiayam (tempat situs
>> Sangiran, referensi pak Zaim
tentunya) - lintasan Patiayam -
>> Pati - terus ke bukit Kars
Prawoto di Kayen - Grobogan -
>> Bledug Kuwu - Randublatung
>> 3. Perbukitan Patiayam - Pati - Muara Sungai Juana - Pantai
>> Kartini - Tj.Sluke di Rembang (dibawah Gunung Lasem).
>> Beberapa jalur tsb, telah menjadi langganan ekskursi
>> geologi regional mhs teknik geologi ugm (wajib) pada jalur
>> pantura - kendeng - randublatung - rembang zone. Bahkan
>> tahun 2007, lintasan ekskursi geologi ugm mengambil pilihan
>> pada Patiayam (ada situs vertebrata), kayen (sekitar bukit
>> kars prawoto) - tj.sluke (lereng utara G.Lasem) - juana
>> (dinamika sedimentasi).
>>
>> Khusus pada
muara dan dataran banjir sungai serang dan
>> sungai juana,
kita bisa feedback (membayangkan, bagaimana
>> sedimentasi yang
membentuk dataran aluvial / fluvial dataran
>> rendah demak -
kudus - pati, sangat berpengaruh pada sistem
>> pelayaran dan
perdagangan pada masa lalu juga pada masa
>> sekarang, sebagai
kampung nelayan).
>> Jalur-jalur tsb sangat baik untuk
pembelajaran geologi,
>> budaya masa lalu, geologi teknik,
vulkanologi (jalur Muria -
>> Lasem yang berada di luar sistem
java volcanic arc).
>>
>> Secara geologi teknik dan
hidrogeologi, sedimen-sedimen
>> yang dianggap bekas Selat
Muria (meliputi demak - kudus -
>> dan sebagian Pati - Juana),
sering menimbulkan masalah.
>> Kebanyakan lempung, maka jalan
pantura Semarang - Demak -
>> Kudus, sering mengalami tambal
sulam karena pecah, amblas,
>> rusak disana-sini, sehingga
dalam 3 th ini harus dibongkar
>> dan dilandasi dengan
geotekstil dan sebagian dibonkar lalu
>> di cor dengan beton
sampai pada ketinggian 1-2 m. Bahkan
>> masa kecil saya di
selatan dataran rendah (selatannya
>> Perbukitan Patiayam),
sering menikmati banjir dari sungai di
>> belakang rumah dan
halaman rumah kebanjiran setiap 2 tahun.
>> Dan setiap 3 th,
sungai-sungai kecil yang mengalir di
>> dataran rendah kudus,
digali / dikeruk oleh PU. Air pada
>> sumur-sumur dangkal juga
sering keruh tiap ada hujan.
>>
>> Ke selatan dari
kampung saya, adalah wilayah perbukitan
>> kapur Kendeng bagian
Barat. Pada jalur Kayen tsb memang ada
>> makam Sunan Prawoto
(putrane Sultan Trenggana, raja Demak
>> yang terakhir) di atas
bukit Kars yang ada di selatan Kayen.
>> Masyarakat lokal,
menyebutnya bukit Prawoto, karena dari
>> situlah siar agama
dan kepedulian sosial Sunan Prawoto
>> mengendalikan semua tata
kelola siar dan sosialnya; sehingga
>> petilasan sejarah dan

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-13 Terurut Topik Ismail Zaini
Daerah Pantai Utara ( Jepara ) ini mulai di Beteng ( Portugis) yang masuk 
kecamatan Keling sampai daerah Balong dan Bondo yang ada di kecamatan 
Bangsri , akan menjadi Pusat "Energi" Jawa kususnya Jawa tengah. Berdasarkan 
kajian dari berbagai aspek termasuk geosains  ( studi Tapak ) yang dilakukan 
pada tahun 90 / 92 an terpilih menjadai tempat yang paling layak untuk PLTN 
( meskipun menimbulkan berbagai protes akhir akhir ini , yang bukan 
permasalahn teknisnya / studi tapaknya ) . Disamping itu saat ini telah ada 
PLTU batubara ( Tanjung jati ) yang telah beroperasi  dan segera akan 
ditingkatkan kapasitasnya.( pembangunan tahap berikutnya ) Adanya gempa 
Jogya lalu sempat menimbulkan kekawatiran kekawatiran dg rencana pembangunan 
didaerah tsb.
Mengingat begitu strategisnya daerah tsb dikemudian hari , adanya kajian / 
reevaluasi daerah tsb dari segi kondisi geosainnya akan menjadi isu penting 
dengan data data yg lebih baru ( mungkin ) . syukur syukur bisa di ekpose di 
Pit semarang nanti apalagi menyangkut permasalahan yang sangat strategis ( 
menyangkut permasalahan  energy security  kedepan )
Lokasi tersebut dapat ditempuh dari Semarang kurang lebih 1.5 jam dg kondisi 
jalan yang cukup bagus ( Smg - Demak - Welahan- Jepara- Bangsri/Keling ) , 
seperti diketahui Jepara merupakan "Kota Ukir" yng berkembang dg pesat dg 
berbagai toko furniture di pinggir jalan  dg berbagai produk furniturenya 
baik klasik maupun temporer, juga Jepara  terkenal dg Duriannya ( Durian 
Petruk ) , bahkan ada pasar khusus Durian yaitu di Ngabul .


ISM


- Original Message - 
From: "Djuharlan" 

Subject: RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria


Wah menarik juga nikh, aku jadi rewind lagi pengalaman dulu waktu ikut 
anak2 Geo-Unpad angk. 73 pemetaan ke Muria, aku masuk dari daerah Bangsri, 
naik terus sampai ke Rahtawu dan keluar2 di Pati Ayam, kalau nggak salah 
daerahnya di dominasi leucite. Kemudian aku masuk lagi dari daerah Dukuhseti 
(oopss... sekarang jadi rame katanya) dan ada novelnya. Waktu luang jalan2 
sama keluarganya Pak Lurah (kalau di lapangan kan biasanya nginep di Pak 
Lurah toch..) sekarang istilahnya GeoWisata kali, ke pantai Utara, 
daerah Beteng, katanya sih bekas benteng Portugis disana ada peninggalannya, 
sampai denger cerita mitos tentang banyak kijang (bukan Kijang mobil) 
nyebrang dari Pulau Mondoliko ke daratan disaat bulan purnama, ada cerita 
klasik peperangan Pandawa - Kurawa, katanya Batara Kresna naik kereta perang 
di daerah Muria itu... ha... ha... ha...

Cuman sayangnya aku nggak sempat ke tempat pertapan Putri Kalinyamat.
Wah... kalau aku bisa ikutan PIT IAGI di Semarang rasanya pengen kembali 
ikutan ekskursi.
Kalau Geologi Unpad meng-compile semua peta geologinya pasti sudah lengkap 
dan bisa dijadikan referensi dimana daerah2 yang menarik geologinya.


Regards/Salam,
M. Johaness Djuharlan, Tembagapura
Powered by Telkomsel BlueBerry(r)

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com]
Sent: Monday, July 13, 2009 3:56 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS; Geo Unpad
Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria


Nah, ini dia pengetahuan lapangan yang baik. Kombinasi pengetahuan dari 
pengalaman masa kecil sampai masa sekarang sebagai pembimbing mahasiswa 
dalam ekskursi wajib ke Muria-Demak-dan sekitarnya, tentu akan menghasilkan 
ekskursi yang baik. Terima kasih Mas Agus atas informasi detailnya. Tinggal 
direspon saja oleh Panitia PIT IAGI 2009 bila para peminatnya cukup. Saya 
hanya melempar issue tentang Selat Muria, Pak Syaiful menangkapnya untuk 
dijadikan program ekskursi dalam rangka PIT IAGI 2009 di Semarang, dan Mas 
Agus punya pengetahuan lapangan yang baik.


Saya pikir semua rute yang diajukan Mas Agus baik. Di wilayah ini rute2 yang 
diajukan bisa meramu fenomena2 geologi antara gununglumpur, dinamika 
sedimentasi, paleontologi Kuarter, dan vulkanologi Muria sebagai kasus 
back-arc volcanism. Kemudian karena wilayah ini pun merupakan sentra 
Kesultanan Demak dan tempat kedudukan beberapa Wali, serta ternyata beberapa 
fenomena geologi terkait ke maju dan mundurnya Kesultanan Demak; maka 
ekskursi ini bisa juga meramu antara geologi dan sejarah.


Terima kasih atas ajakan Mas Agus untuk kapan2 bergabung dengan ekskursi 
mahasiswa2 UGM ke wilayah ini.


salam,
Awang

--- On Mon, 7/13/09, Hendratno Agus  wrote:


From: Hendratno Agus 
Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Monday, July 13, 2009, 1:26 PM
Wah koq langsung nunyuk saya...;
Welah-welah...
Tapi benar pak Awang dan rekan-rekan, beberapa titik stop
site pada jalur di bawah ini sangat menarik menjadi
pembelajaran geologi, a.l :
1. Grobogan - Api Mrapen - Kadilangu - Demak - Muara Sungai
Serang (salah satu sungai pada sistem DAS Jratun Seluna :
sungai Jragun, Tuntang, Serang, Lusi dan Juana) - Tj.Muria
(benteng Portugis)
2. 

RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-13 Terurut Topik Djuharlan
Wah menarik juga nikh, aku jadi rewind lagi pengalaman dulu waktu ikut 
anak2 Geo-Unpad angk. 73 pemetaan ke Muria, aku masuk dari daerah Bangsri, naik 
terus sampai ke Rahtawu dan keluar2 di Pati Ayam, kalau nggak salah daerahnya 
di dominasi leucite. Kemudian aku masuk lagi dari daerah Dukuhseti (oopss... 
sekarang jadi rame katanya) dan ada novelnya. Waktu luang jalan2 sama 
keluarganya Pak Lurah (kalau di lapangan kan biasanya nginep di Pak Lurah 
toch..) sekarang istilahnya GeoWisata kali, ke pantai Utara, daerah Beteng, 
katanya sih bekas benteng Portugis disana ada peninggalannya, sampai denger 
cerita mitos tentang banyak kijang (bukan Kijang mobil) nyebrang dari Pulau 
Mondoliko ke daratan disaat bulan purnama, ada cerita klasik peperangan Pandawa 
- Kurawa, katanya Batara Kresna naik kereta perang di daerah Muria itu... ha... 
ha... ha...
Cuman sayangnya aku nggak sempat ke tempat pertapan Putri Kalinyamat.
Wah... kalau aku bisa ikutan PIT IAGI di Semarang rasanya pengen kembali ikutan 
ekskursi.
Kalau Geologi Unpad meng-compile semua peta geologinya pasti sudah lengkap dan 
bisa dijadikan referensi dimana daerah2 yang menarik geologinya.

Regards/Salam,
M. Johaness Djuharlan, Tembagapura
Powered by Telkomsel BlueBerry(r)

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] 
Sent: Monday, July 13, 2009 3:56 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS; Geo Unpad
Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria


Nah, ini dia pengetahuan lapangan yang baik. Kombinasi pengetahuan dari 
pengalaman masa kecil sampai masa sekarang sebagai pembimbing mahasiswa dalam 
ekskursi wajib ke Muria-Demak-dan sekitarnya, tentu akan menghasilkan ekskursi 
yang baik. Terima kasih Mas Agus atas informasi detailnya. Tinggal direspon 
saja oleh Panitia PIT IAGI 2009 bila para peminatnya cukup. Saya hanya melempar 
issue tentang Selat Muria, Pak Syaiful menangkapnya untuk dijadikan program 
ekskursi dalam rangka PIT IAGI 2009 di Semarang, dan Mas Agus punya pengetahuan 
lapangan yang baik.

Saya pikir semua rute yang diajukan Mas Agus baik. Di wilayah ini rute2 yang 
diajukan bisa meramu fenomena2 geologi antara gununglumpur, dinamika 
sedimentasi, paleontologi Kuarter, dan vulkanologi Muria sebagai kasus back-arc 
volcanism. Kemudian karena wilayah ini pun merupakan sentra Kesultanan Demak 
dan tempat kedudukan beberapa Wali, serta ternyata beberapa fenomena geologi 
terkait ke maju dan mundurnya Kesultanan Demak; maka ekskursi ini bisa juga 
meramu antara geologi dan sejarah.

Terima kasih atas ajakan Mas Agus untuk kapan2 bergabung dengan ekskursi 
mahasiswa2 UGM ke wilayah ini.

salam,
Awang

--- On Mon, 7/13/09, Hendratno Agus  wrote:

> From: Hendratno Agus 
> Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Date: Monday, July 13, 2009, 1:26 PM
> Wah koq langsung nunyuk saya...;
> Welah-welah...
> Tapi benar pak Awang dan rekan-rekan, beberapa titik stop
> site pada jalur di bawah ini sangat menarik menjadi
> pembelajaran geologi, a.l :
> 1. Grobogan - Api Mrapen - Kadilangu - Demak - Muara Sungai
> Serang (salah satu sungai pada sistem DAS Jratun Seluna :
> sungai Jragun, Tuntang, Serang, Lusi dan Juana) - Tj.Muria
> (benteng Portugis)
> 2. Formasi Kancilan di Perbukitan Patiayam (tempat situs
> Sangiran, referensi pak Zaim tentunya) - lintasan Patiayam -
> Pati - terus ke bukit Kars Prawoto di Kayen - Grobogan -
> Bledug Kuwu - Randublatung
> 3. Perbukitan Patiayam - Pati - Muara Sungai Juana - Pantai
> Kartini - Tj.Sluke di Rembang (dibawah Gunung Lasem).
> Beberapa jalur tsb, telah menjadi langganan ekskursi
> geologi regional mhs teknik geologi ugm (wajib) pada jalur
> pantura - kendeng - randublatung - rembang zone. Bahkan
> tahun 2007, lintasan ekskursi geologi ugm mengambil pilihan
> pada Patiayam (ada situs vertebrata), kayen (sekitar bukit
> kars prawoto) - tj.sluke (lereng utara G.Lasem) - juana
> (dinamika sedimentasi). 
> 


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Dama

RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-13 Terurut Topik Ismail Zaini
Pak dataran Demak memang sulit
untuk mendapatkan air dengan kualitas lumayan, beda dengan dataran
Semarang(Untung)
==
Saking sulitnya air , didaerah ini ada ungkapan " Nek ketigo ora iso Cewok ,
Nek Rendeng ora iso Ndodok " ( Musim kemarau tidak ada air tapi pada musim
hujan kelebihan  air / Banjir ) , 

ISM




-Original Message-
From: unt...@dgtl.esdm.go.id [mailto:unt...@dgtl.esdm.go.id] 

. Pak dataran Demak memang sulit
untuk mendapatkan air dengan kualitas lumayan, beda dengan dataran
Semarang(Untung)
>
> Pak Untung,
>
> Terima kasih atas ceritanya, sangat berguna untuk merekonstruksi geologi
> wilayah Demak dan sekitarnya. Para tukang bor sumur berarti telah keliru
> mengebor sumur dalam di wilayah Demak...
>
> salam,
> Awang
>
> --- On Fri, 7/10/09, unt...@dgtl.esdm.go.id 
> wrote:
>
>> From: unt...@dgtl.esdm.go.id 
>> Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
>> To: iagi-net@iagi.or.id
>> Date: Friday, July 10, 2009, 9:50 AM
>> Pak Awang secara kelirumologi
>> tukang-tukang bor air selalu mengatakan
>> kalau ngebor di wilayah Demak lebih sulit dari pada ngebor
>> di wilayah
>> Semarang, karena di wilayah Demak selalu dapat asin dan
>> kalau nasib baik
>> pindah 1 meter dapat tawar, sedangkan kalau di Semarang
>> tidak pernah dapat
>> asin dan debitnya cukup baik, mutu ok. Ini cerita tukang
>> bor air lho
>> (Salam Untung Sudarsono)
>
>
>
>
>
>


> PP-IAGI 2008-2011:
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
>


> ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
> yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
> 13-14 Oktober 2009
>

-
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
> shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to
> direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
> the use of any information posted on IAGI mailing list.
> -
>
>





PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...


ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct
or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss
of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any
information posted on IAGI mailing list.
-


Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-12 Terurut Topik Awang Satyana

Nah, ini dia pengetahuan lapangan yang baik. Kombinasi pengetahuan dari 
pengalaman masa kecil sampai masa sekarang sebagai pembimbing mahasiswa dalam 
ekskursi wajib ke Muria-Demak-dan sekitarnya, tentu akan menghasilkan ekskursi 
yang baik. Terima kasih Mas Agus atas informasi detailnya. Tinggal direspon 
saja oleh Panitia PIT IAGI 2009 bila para peminatnya cukup. Saya hanya melempar 
issue tentang Selat Muria, Pak Syaiful menangkapnya untuk dijadikan program 
ekskursi dalam rangka PIT IAGI 2009 di Semarang, dan Mas Agus punya pengetahuan 
lapangan yang baik.

Saya pikir semua rute yang diajukan Mas Agus baik. Di wilayah ini rute2 yang 
diajukan bisa meramu fenomena2 geologi antara gununglumpur, dinamika 
sedimentasi, paleontologi Kuarter, dan vulkanologi Muria sebagai kasus back-arc 
volcanism. Kemudian karena wilayah ini pun merupakan sentra Kesultanan Demak 
dan tempat kedudukan beberapa Wali, serta ternyata beberapa fenomena geologi 
terkait ke maju dan mundurnya Kesultanan Demak; maka ekskursi ini bisa juga 
meramu antara geologi dan sejarah.

Terima kasih atas ajakan Mas Agus untuk kapan2 bergabung dengan ekskursi 
mahasiswa2 UGM ke wilayah ini.

salam,
Awang

--- On Mon, 7/13/09, Hendratno Agus  wrote:

> From: Hendratno Agus 
> Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Date: Monday, July 13, 2009, 1:26 PM
> Wah koq langsung nunyuk saya...;
> Welah-welah...
> Tapi benar pak Awang dan rekan-rekan, beberapa titik stop
> site pada jalur di bawah ini sangat menarik menjadi
> pembelajaran geologi, a.l :
> 1. Grobogan - Api Mrapen - Kadilangu - Demak - Muara Sungai
> Serang (salah satu sungai pada sistem DAS Jratun Seluna :
> sungai Jragun, Tuntang, Serang, Lusi dan Juana) - Tj.Muria
> (benteng Portugis)
> 2. Formasi Kancilan di Perbukitan Patiayam (tempat situs
> Sangiran, referensi pak Zaim tentunya) - lintasan Patiayam -
> Pati - terus ke bukit Kars Prawoto di Kayen - Grobogan -
> Bledug Kuwu - Randublatung
> 3. Perbukitan Patiayam - Pati - Muara Sungai Juana - Pantai
> Kartini - Tj.Sluke di Rembang (dibawah Gunung Lasem).
> Beberapa jalur tsb, telah menjadi langganan ekskursi
> geologi regional mhs teknik geologi ugm (wajib) pada jalur
> pantura - kendeng - randublatung - rembang zone. Bahkan
> tahun 2007, lintasan ekskursi geologi ugm mengambil pilihan
> pada Patiayam (ada situs vertebrata), kayen (sekitar bukit
> kars prawoto) - tj.sluke (lereng utara G.Lasem) - juana
> (dinamika sedimentasi). 
> 
> Khusus pada muara dan dataran banjir sungai serang dan
> sungai juana, kita bisa feedback (membayangkan, bagaimana
> sedimentasi yang membentuk dataran aluvial / fluvial dataran
> rendah demak - kudus - pati, sangat berpengaruh pada sistem
> pelayaran dan perdagangan pada masa lalu juga pada masa
> sekarang, sebagai kampung nelayan). 
> Jalur-jalur tsb sangat baik untuk pembelajaran geologi,
> budaya masa lalu, geologi teknik, vulkanologi (jalur Muria -
> Lasem yang berada di luar sistem java volcanic arc).
> 
> Secara geologi teknik dan hidrogeologi, sedimen-sedimen
> yang dianggap bekas Selat Muria (meliputi demak - kudus -
> dan sebagian Pati - Juana), sering menimbulkan masalah.
> Kebanyakan lempung, maka jalan pantura Semarang - Demak -
> Kudus, sering mengalami tambal sulam karena pecah, amblas,
> rusak disana-sini, sehingga dalam 3 th ini harus dibongkar
> dan dilandasi dengan geotekstil dan sebagian dibonkar lalu
> di cor dengan beton sampai pada ketinggian 1-2 m. Bahkan
> masa kecil saya di selatan dataran rendah (selatannya
> Perbukitan Patiayam), sering menikmati banjir dari sungai di
> belakang rumah dan halaman rumah kebanjiran setiap 2 tahun.
> Dan setiap 3 th, sungai-sungai kecil yang mengalir di
> dataran rendah kudus, digali / dikeruk oleh PU. Air pada
> sumur-sumur dangkal juga sering keruh tiap ada hujan. 
> 
> Ke selatan dari kampung saya, adalah wilayah perbukitan
> kapur Kendeng bagian Barat. Pada jalur Kayen tsb memang ada
> makam Sunan Prawoto (putrane Sultan Trenggana, raja Demak
> yang terakhir) di atas bukit Kars yang ada di selatan Kayen.
> Masyarakat lokal, menyebutnya bukit Prawoto, karena dari
> situlah siar agama dan kepedulian sosial Sunan Prawoto
> mengendalikan semua tata kelola siar dan sosialnya; sehingga
> petilasan sejarah dan budaya, termasuk makam
> kerabat-kerabatnya dimakamkan pada wilayah perbukitan Kars,
> jadi disebut Bukit Prawoto. 
> Dulu sebelum jadi geologist, pernah sampai di bukit Prawoto
> untuk mencari air bersih; sekarang setelah ngerti geologi,
> kami bawa rombongan mhs teknik geologi ugm untuk trip pada
> lintasan ini.
> 
> Sunan Prawoto dan keluarganya ini pada saat ontran-ontran
> kekuasaan Demak yang mulai merosot; turut diserang oleh
> Pangeran Sekar Seda in Lepen / Aryo Penangsang (adi

[iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-12 Terurut Topik Hendratno Agus
nya pindah ke Mataram, tapi dinamika sedimentasi yang 
luar biasa pada semua sistem DAS baik yang berhulu di peg.Kendeng Barat maupun 
di G.Muria, sehingga pelabuhan maritim Demak tsb mengalami
 pedangkalan, muara sungai penuh sedimen, tertutup mulut sungai, dan flooding 
yang luar biasa di "selat Muria" menjadikan yang dianggap selat menjadi ciut 
dan sisanya sekarang nampak berupa rawa-rawa yang selalu berair sepanjang 
musim. Fluktuasi dan sebaran genangan rawa terjadi pada hampir semua sawah di 
kampung saya itu, dan pada kondisi ekstrem air rawa itu sampai depan rumah saya 
dan akhirnya dijaring dapat ikan bethik, ikan gabus. dan ikan air rawa tsb itu 
ternyata sangat uuueenak-enak 

Barangkali yang dianggap "sisa dari selat Muria" saat ini adalah berupa rawa 
besar di sebelah utara aliran Sungai Juana yang berada di desa saya (tenggara 
desa Sidomulyo atau bagian tenggara dari wil.kab.Kudus perbatasan dengan pati 
dan purwodadi). Orang-orang dahulu di kampung saya, sering mengalami bahkan 
masa SD saya; ada banjir besar di kampung yang selalu dikaitkan dengan "air 
rawanya naik". Pada awal musim kemarau pada tahun 1980-1985 (masih SD-SMP) saya 
sering membantu ortu untuk memanen padi di sawah dekat "rawa besar muntahan 
sungai juana" tsb, dan saya manfaatkan untuk bermain "gethek-an dari 3-4 pohon 
pisang / rakit" di rawa-rawa tsb. Rakit itulah menjadi sarana transportasi 
utama untuk mengangkut hasil panen padi dari tepian rawa ke tanggul besar 
(tanggul alam dari sungai Juana) kemudian dinaikkan colt ke kampung Sidomulyo 
(selatan bukit Patiayam itu). Sedimentasi dari "Air rawanya naik" ini yang 
menjadikan sedimen di kampung saya dan dataran
 rendah Demak - selatan-tenggara Kudus, dan sebagian Pati bagian tengah, banyak 
lempungnya, abu-abu agak kehitaman. Pada sumur dangkal, tiap hujan, cepat 
sekali sumur-sumur itu keruk. 

Kapan-kapan pak Awang kita trip ke sana. Atau jika trip dalam rangka PIT IAGI 
di Semarang nanti, maka pilihan jalur yang bisa dipertimbangkan adalah :
1. Hotel Gumaya Semarang - Demak - Kadilangu - Api Mrapen - Bledug Kuwu - 
Perbukitan Kars Kayen (Bukit Prawoto) - Dataran rendah Pati - Muara Sungai 
Juana - Perbukitan Patiayam (situs vertebrata) - Demak - Hotel Gumaya Semarang. 
Untuk ini, harus menginap di Pati atau Purwodadi (jadi 2 hari).
Kalau ternyata 2 hari, kurang ada peminatnya, nanti jika trip mhs geologi ugm, 
pak Awang bisa gabung dengan kami. 

Kang Iful, kalau memang diagendakan trip pada pit IAGI pada jalur tsb, beberapa 
stop site, yang saya rilis ini, saya ada data dan tidak lama lagi saya balik 
kampung bisa nambah data dan informasi. Masalahe, saya bukan panitia Trip di 
pit IAGI Semarang, tapi panitia Kursus. Njuk Kursus apa saja? Beberapa sudah 
ada agendanya.

salam, agus hend







From: mohammad syaiful 
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, July 10, 2009 10:27:38 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

terimakasih masukannya, pak nana. mereka, termasuk pak agus dari ugm,
adalah panitianya.

salam,
syaiful

2009/7/10 Nana Djumhana :
> Sebagai masukkan saja, mungkin bisa kerjasama dengan teman-teman yang dari
> Undip (a.l. Bpk. Prakosa) dan dari UGM  terutama Sdr. Agus H yang kebetulan
> dekat dengan kampung halamannya.
>
> Salam,
> Nana
>
> - Original Message - From: "mohammad syaiful"
> 
> To: 
> Sent: Friday, July 10, 2009 9:49 AM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
>
>
> baik, pak awang. utk sementara, saya anggap sudah separuh-diiyakan,
> he...he.. jadi tinggal menunggu pak awang utk survei terlebih dahulu
> dan menentukan sekian stop. saya harapkan pak awang masih punya waktu
> utk jalan2 sebentara ke semarang sebelum oktober nanti.
>
> dalam rangka pit iagi, memang sudah ada beberapa ekskursi atau
> fieldtrip yg dirancang. ekskursi ke mud volcanoes, tampaknya juga jadi
> satu pilihan, siapa tahu banyak yg tertarik. nanti juga akan ada
> ekskursi ke wilayah geomorfologi daerah ambarawa, termasuk memetik
> bijih2 buah kopi, menjemurnya sendiri, menggerusnya sendiri,
> memasaknya sendiri, dan meminumnya boleh rame2.
>
> atau, bisa aja napak tilas kerajaan demak dkk tsb dipadukan dengan
> kunjungan ke bledug kuwu. silakan pak awang yg menyiasati saja,
> panitia akan membantu sebaik mungkin.
>
> salam,
> syaiful
>
> 2009/7/10 Awang Satyana :
>>
>> Pak Syaiful,
>>
>> Terima kasih atas antusiasme-nya. Sebelum mengiyakan, saya harus cek-cek
>> dulu tempat2 yang disebutkan di buku-buku lama itu agar memang bisa
>> dijadikan stop sites untuk field trip. Sedimentasi selama 500 tahun terakhir
>> saya pikir telah banyak mengubah situs2 geologi yang semula ada.
>>
>> Yang tak kalah menarik dan tak terlalu jauh dari Semarang juga adalah

RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-12 Terurut Topik Awang Satyana

Pak Sugeng,

Terima kasih atas apresiasinya. Kebetulan saya punya seorang kawan junior 
(geologist juga) di Dinas Kepurbakalaan Jawa Tengah yang kerap bertanya tentang 
kondisi geologi situs-situs bersejarah di Jawa Tengah; jadi saya punya ide 
untuk menuliskannya buat kita semua.

Tulisan-tulisan Prof. Slamet Muljana (alm.) tahun-tahun belakangan ini muncul 
kembali berkat usaha re-publikasi buku-bukunya oleh sebuah penerbit di 
Yogyakarta (LKiS) dengan diberi kata pengantar oleh ahli sejarah masa kini. 
Mengagumkan, itu kesan saya saat membaca buku-bukunya, yang sebagian besar 
didasarkan kepada naskah-naskah kuno. Pendapat Pak Slamet Muljana  cenderung 
kontroversial, maka kadang-kadang suka sulit diterima "penguasa" pada zaman 
buku-bukunya terbit pada pertama kalinya. Buku-bukunya tak jarang dinilai 
berbahaya secara politik. Sebab, sejarah suka dipakai kendaraan politik. 
Padahal, Pak Slamet Muljana menuliskannya apa adanya sesuai yang tertuang di 
naskah2 kuno yang menjadi sumbernya. Sebagai seorang ahli epigrafi, tentu Pak 
Slamet Muljana sangat membatasi diri dengan interpretasi - ia letterlijk..

Pernah dibilang, hidup dan matinya Prof. Slamet Muljana adalah untuk Majapahit. 
Ia menuliskan secara sangat detail semua kronik sejarah bangkit dan tumbangnya 
Majapahit, termasuk catatan2 detail Negara Krtagama.

Soal Pengging di sebelah timur Boyolali itu, sebenarnya kawan saya yang di 
Dinas Kepurbakalaan itu pernah mengajak saya untuk melakukan sedikit penelitian 
geologi di sekitarnya karena ada rencana situs Pengging itu akan dipugar 
-tetapi sampai sekarang saya tak punya waktu luang memenuhi ajakannya. 
Kapan-kapan saya sempat ke sana, saya akan mengingat saran Pak Sugeng ini : 
menikmati nasi pecel di Desa Pengging, berteman lauk belut dan lele goreng 
serta tahu-tempe bacem... Boyolali-Kartasura-Surakarta : 
Boyolali-Pengging-Pajang

salam,
Awang

--- On Mon, 7/13/09, Sugeng Hartono  wrote:

> From: Sugeng Hartono 
> Subject: RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
> To: iagi-net@iagi.or.id, "IAGI" , "Geo Unpad" 
> , "Forum HAGI" , "Eksplorasi 
> BPMIGAS" 
> Date: Monday, July 13, 2009, 4:01 AM
> Pak Awang,
> Wah, ulasannya sangat bagus, seperti tulisan sejarawan LIPI
> saja. Kelebihan ulasan pak Awang adalah adanya penjelasan
> kondisi geologi di masa lalu yang tentunya tidak pernah
> disentuh para sejarawan biasa. 
> Tentu masyarakat awam tidak menduga bahwa 500 tahun yll
> kota Demak merupakan pelabuhan yang ramai. Bagi masyarakat
> Jawa Tengah, Demak akan selalu menarik untuk dibicarakan,
> selain merupakan kerajaan Islam pertama setelah surutnya
> Majapahit, juga tokoh utamanya, Raden Patah adalah keturunan
> China. Ternyata pengaruh budaya China sudah ada sejak jaman
> dahulu. 
> Prof Slamet Mulayana banyak mengulas Raden Patah teramasuk
> Wali Songo melalui bbrp sumber, misalnya: Serat Kanda, Babad
> Tanh Jawi, dan naskaah-2 dari kelenteng Sam Po Kong di
> Bergota, Semarang. 
> Karena menariknya kisah Raden Patah, sampai-2 Residen
> Poortman tahun 1928 ditugasi pemerintah kolonial Belanda
> untuk menyelidiki apakah Raden Patah itu keturunan Tionghoa.
> Dalam Serat Kanda disebutkan bahwa Raden Patah bergelar
> Panembahan Jimbun. Kata Jin bun dalam dialek China artinya
> "orang kuat". Maka sang residen itu menggeledah kelenteng
> Sam Po Kong  dan mengangkut naskah Tionghoa yang ada di
> sana - ada yang usianya 400 th - sebanyak tiga cikar (pedati
> yang ditarik lembu).
> Prof Slamet menyimpulkan bahwa Bong Swi Hoo (datang di
> tanah Jawa 1445) sama dengan Sunan Ampel. Dia menikah dengan
> Ni Gede Manila, putri Gan Eng Cu (Kapitan China di Manila
> yang dipindahkan ke Tuban sejak 1423). Dari pernikahannya
> lahirlah Bonang (Bon Ang?) yang nantinya menjadi Sunan
> Bonang. Makamnya di kota Tuban selalu ramai dikunjungi
> peziarah. Ketika  bertugas sebagai wsg di lapangan
> Mudi, saya dan bbrp kawan mudlogger sempat berkunjung
> kemari. Saudara Bonang yang lain adalah Gan Si Cang yang
> menjadi kapitan China di Semarang . Tahun 1481 Gan Si
> Cang  memimpin pembangunan Masjid Demak dengan tukang-2
> kayu dari galangan kapal di Semarang(buku Prof. Slamet
> Mulayana: Runtuhnya kerajaan Hindu- Jawa dan timbulnya
> negara-2 Islam di Nusantara sempat dilarang , 1968; buku ini
> mengungkap bahwa sebagian Wali Songo berasal dari China).
> Kalau Pak Awang dan kawan-2 sedang dalam perjalanan dari
> Boyolali menuju Solo, sebelum masuk Kartasura terdapat desa
> Pengging. Sempatkan mampir ke desa yang luar biasa subur,
> teduh dan tenang dengan aliran selokan yang bening. Ada
> petilasan Ki Ageng Pengging: Sebuah makam kecil, sendang
> (kolam renang sederhana), pohon beringin dan rumah petirahan
> kerabat Kasunan Solo. Di sini kita dapat menikmai nasi pecel
>

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-12 Terurut Topik Awang Satyana

Pak Untung,

Saya pikir kedalaman 250 m sudah lebih dari cukup untuk mempelajari sejarah 
Kuarter sedimentasi di sekitar Demak. Mungkin kedalaman "Selat Muria" yang 
pernah ada itu tak akan sedalam sampai 250 meter bila menghubungkannya dengan 
kedalaman rata-rata Laut Jawa di sebelah utaranya yang tidak melebihi 200 
meter. Mungkin juga cekungan air tanah antara Demak dengan wilayah Muria juga 
berbeda, paling tidak begitu, bila melihat litologi Kuarter-nya dan beberapa 
cerita rekan di milis ini yang menemukan bahwa pemboran air tanah di sekitar 
Muria umumnya berbeda dengan yang di wilayah Demak.

salam,
Awang

--- On Mon, 7/13/09, unt...@dgtl.esdm.go.id  wrote:

> From: unt...@dgtl.esdm.go.id 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Date: Monday, July 13, 2009, 9:29 AM
> Pak Awang saya sedang mencoba
> memisahkan antara dataran Semarang dan
> dataran Demak, soalnya saya yakin sedimen yang membentuk
> dataran Semarang
> berbeda dengan sedimen yang membentuk dataran Demak begitu
> pula dengan
> basin nya. Cuman batas yang memisahkan kedua basin tersebut
> belum
> ketemu.Sebagai catatan saya kan cunma ngebor air dan dalam
> sejarah bor air
> Indonesia kedalaman maksimum yang pernah dicapai adalah 250
> meter.
> (Untung)
> >
> > Pak Taufik,
> >
> > Hal tersebut tercantum di buku tulisan Daldjoeni
> (1992) "Geografi
> > Kesejarahan jilid II, penerbit Alumni Bandung.
> Pembuktiannya juga melalui
> > tulisan-tulisan bernilai sejarah (babad, serat,
> naskah, dll.). Bukan hal
> > yang aneh bila Demak menguasai sampai Sumatra sebab
> Raden Patah sendiri
> > dilahirkan dan besar di Palembang. Ia telah menguasai
> srategi penaklukan
> > wiayah di sekitar Palembang (Jambi, Bangka). Dan,
> putra sulung Raden
> > Patah, Pati Unus, terkenal dengan politik ekspansinya
> sampai ke Malaka. Ia
> > dijuluki Pangeran Sabrang Lor -pangeran yang
> menyeberang ke utara.
> >
> > Pati Unus berhasrat menguasai Malaka, sayang didahului
> 'dAlbuquerque. Ini
> > tak menyrutkan hasratnya, dengan bantuan Palembang
> (nah ini bukti juga
> > bahwa Palembang saat itu telah menjadi bawahan Demak),
> ia menyiapkan 90
> > kapal dengan 12.000 anak buahnya. Kapal dipersenjatai
> meriam. Iringan
> > kapal berjalan di sebelah barat Sumatra dan tiba-tiba
> muncul di Malaka
> > menyerang angkatan perang Portugis dengan geramnya.
> Pertempuran tahun
> > 1512-1513 itu betapa hebatnya -meskipun Pati Unus
> gagal menegakkan
> > supremasinya di Malaka.
> >
> > salam,
> > Awang
> >
> > --- On Fri, 7/10/09, OK Taufik 
> wrote:
> >
> >> From: OK Taufik 
> >> Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan
> Geologi Selat Muria
> >> To: iagi-net@iagi.or.id
> >> Date: Friday, July 10, 2009, 8:32 AM
> >> Pak awang,
> >>
> >> Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya
> sampai
> >> sumatra, bisa di
> >> jelaskan
> >>
> >> "Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya
> termasuk
> >> Jambi, Palembang,
> >> Bangka,"
> >>
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> 
> > PP-IAGI 2008-2011:
> > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak
> biro...
> >
> 
> > ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
> > yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
> > 13-14 Oktober 2009
> >
> -
> > To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> > To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> > No. Rek: 123 0085005314
> > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> > Bank BCA KCP. Manara Mulia
> > No. Rekening: 255-1088580
> > A/n: Shinta Damayanti
> > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> >
> -
> > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard
> to information
> > posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or
> others. In no event
>

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-12 Terurut Topik untung
Mereka tidak keliru hanya minta ongkos lebih tinggi daripada ngebor di
delta Kali Garang, Pinterlah temen2 ini. Pak dataran Demak memang sulit
untuk mendapatkan air dengan kualitas lumayan, beda dengan dataran
Semarang(Untung)
>
> Pak Untung,
>
> Terima kasih atas ceritanya, sangat berguna untuk merekonstruksi geologi
> wilayah Demak dan sekitarnya. Para tukang bor sumur berarti telah keliru
> mengebor sumur dalam di wilayah Demak...
>
> salam,
> Awang
>
> --- On Fri, 7/10/09, unt...@dgtl.esdm.go.id 
> wrote:
>
>> From: unt...@dgtl.esdm.go.id 
>> Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
>> To: iagi-net@iagi.or.id
>> Date: Friday, July 10, 2009, 9:50 AM
>> Pak Awang secara kelirumologi
>> tukang-tukang bor air selalu mengatakan
>> kalau ngebor di wilayah Demak lebih sulit dari pada ngebor
>> di wilayah
>> Semarang, karena di wilayah Demak selalu dapat asin dan
>> kalau nasib baik
>> pindah 1 meter dapat tawar, sedangkan kalau di Semarang
>> tidak pernah dapat
>> asin dan debitnya cukup baik, mutu ok. Ini cerita tukang
>> bor air lho
>> (Salam Untung Sudarsono)
>
>
>
>
>
> 
> PP-IAGI 2008-2011:
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
> 
> ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
> yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
> 13-14 Oktober 2009
> -
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
> shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to
> direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
> the use of any information posted on IAGI mailing list.
> -
>
>




PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-12 Terurut Topik untung
Pak Awang saya sedang mencoba memisahkan antara dataran Semarang dan
dataran Demak, soalnya saya yakin sedimen yang membentuk dataran Semarang
berbeda dengan sedimen yang membentuk dataran Demak begitu pula dengan
basin nya. Cuman batas yang memisahkan kedua basin tersebut belum
ketemu.Sebagai catatan saya kan cunma ngebor air dan dalam sejarah bor air
Indonesia kedalaman maksimum yang pernah dicapai adalah 250 meter.
(Untung)
>
> Pak Taufik,
>
> Hal tersebut tercantum di buku tulisan Daldjoeni (1992) "Geografi
> Kesejarahan jilid II, penerbit Alumni Bandung. Pembuktiannya juga melalui
> tulisan-tulisan bernilai sejarah (babad, serat, naskah, dll.). Bukan hal
> yang aneh bila Demak menguasai sampai Sumatra sebab Raden Patah sendiri
> dilahirkan dan besar di Palembang. Ia telah menguasai srategi penaklukan
> wiayah di sekitar Palembang (Jambi, Bangka). Dan, putra sulung Raden
> Patah, Pati Unus, terkenal dengan politik ekspansinya sampai ke Malaka. Ia
> dijuluki Pangeran Sabrang Lor -pangeran yang menyeberang ke utara.
>
> Pati Unus berhasrat menguasai Malaka, sayang didahului 'dAlbuquerque. Ini
> tak menyrutkan hasratnya, dengan bantuan Palembang (nah ini bukti juga
> bahwa Palembang saat itu telah menjadi bawahan Demak), ia menyiapkan 90
> kapal dengan 12.000 anak buahnya. Kapal dipersenjatai meriam. Iringan
> kapal berjalan di sebelah barat Sumatra dan tiba-tiba muncul di Malaka
> menyerang angkatan perang Portugis dengan geramnya. Pertempuran tahun
> 1512-1513 itu betapa hebatnya -meskipun Pati Unus gagal menegakkan
> supremasinya di Malaka.
>
> salam,
> Awang
>
> --- On Fri, 7/10/09, OK Taufik  wrote:
>
>> From: OK Taufik 
>> Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
>> To: iagi-net@iagi.or.id
>> Date: Friday, July 10, 2009, 8:32 AM
>> Pak awang,
>>
>> Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya sampai
>> sumatra, bisa di
>> jelaskan
>>
>> "Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk
>> Jambi, Palembang,
>> Bangka,"
>>
>
>
>
>
>
> 
> PP-IAGI 2008-2011:
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
> 
> ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
> yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
> 13-14 Oktober 2009
> -
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
> shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to
> direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
> the use of any information posted on IAGI mailing list.
> -
>
>




PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-12 Terurut Topik Sugeng Hartono
Pak Awang,
Wah, ulasannya sangat bagus, seperti tulisan sejarawan LIPI saja. Kelebihan 
ulasan pak Awang adalah adanya penjelasan kondisi geologi di masa lalu yang 
tentunya tidak pernah disentuh para sejarawan biasa. 
Tentu masyarakat awam tidak menduga bahwa 500 tahun yll kota Demak merupakan 
pelabuhan yang ramai. Bagi masyarakat Jawa Tengah, Demak akan selalu menarik 
untuk dibicarakan, selain merupakan kerajaan Islam pertama setelah surutnya 
Majapahit, juga tokoh utamanya, Raden Patah adalah keturunan China. Ternyata 
pengaruh budaya China sudah ada sejak jaman dahulu. 
Prof Slamet Mulayana banyak mengulas Raden Patah teramasuk Wali Songo melalui 
bbrp sumber, misalnya: Serat Kanda, Babad Tanh Jawi, dan naskaah-2 dari 
kelenteng Sam Po Kong di Bergota, Semarang. 
Karena menariknya kisah Raden Patah, sampai-2 Residen Poortman tahun 1928 
ditugasi pemerintah kolonial Belanda untuk menyelidiki apakah Raden Patah itu 
keturunan Tionghoa. Dalam Serat Kanda disebutkan bahwa Raden Patah bergelar 
Panembahan Jimbun. Kata Jin bun dalam dialek China artinya "orang kuat". Maka 
sang residen itu menggeledah kelenteng Sam Po Kong  dan mengangkut naskah 
Tionghoa yang ada di sana - ada yang usianya 400 th - sebanyak tiga cikar 
(pedati yang ditarik lembu).
Prof Slamet menyimpulkan bahwa Bong Swi Hoo (datang di tanah Jawa 1445) sama 
dengan Sunan Ampel. Dia menikah dengan Ni Gede Manila, putri Gan Eng Cu 
(Kapitan China di Manila yang dipindahkan ke Tuban sejak 1423). Dari 
pernikahannya lahirlah Bonang (Bon Ang?) yang nantinya menjadi Sunan Bonang. 
Makamnya di kota Tuban selalu ramai dikunjungi peziarah. Ketika  bertugas 
sebagai wsg di lapangan Mudi, saya dan bbrp kawan mudlogger sempat berkunjung 
kemari. Saudara Bonang yang lain adalah Gan Si Cang yang menjadi kapitan China 
di Semarang . Tahun 1481 Gan Si Cang  memimpin pembangunan Masjid Demak dengan 
tukang-2 kayu dari galangan kapal di Semarang(buku Prof. Slamet Mulayana: 
Runtuhnya kerajaan Hindu- Jawa dan timbulnya negara-2 Islam di Nusantara sempat 
dilarang , 1968; buku ini mengungkap bahwa sebagian Wali Songo berasal dari 
China).
Kalau Pak Awang dan kawan-2 sedang dalam perjalanan dari Boyolali menuju Solo, 
sebelum masuk Kartasura terdapat desa Pengging. Sempatkan mampir ke desa yang 
luar biasa subur, teduh dan tenang dengan aliran selokan yang bening. Ada 
petilasan Ki Ageng Pengging: Sebuah makam kecil, sendang (kolam renang 
sederhana), pohon beringin dan rumah petirahan kerabat Kasunan Solo. Di sini 
kita dapat menikmai nasi pecel dengan belut dan lele goreng serta tahu-tempe 
bacem...
Salam hangat dari Jambi,
sugeng
 
nb. Pak Awang, tolong yha, kapan-2 sempatkan mengulas menara masjid Kudus yang 
arsitekturnya sangat unik. Pasti menarik.



From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com]
Sent: Fri 7/10/2009 12:03 AM
To: IAGI; Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria




Sebuah buku baru, "Ensiklopedi Kelirumologi" (Jaya Suprana, 2009 - Elex Media 
Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul "Demak" di halaman 
98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas Keraton Kerajaan 
Demak belumlah ada kesepakatan di antara para ahli. Sekelompok ahli mengatakan 
bahwa letak lokasi keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan 
alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak 
ini terdapat suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggil-sebuah nama yang 
biasanya berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang 
pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan 
Demak masih berupa  rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah 
mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat 
Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. 
Pendapat ini didukung oleh
 temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua 
pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian 
ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana.

Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak mau 
melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat sedikit 
proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, wilayah ini 
dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu kala Gunung 
Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia merupakan 
sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan Jawa oleh 
proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat ini 
berdasarkan literatur-literatur lama sejarah.

Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar 
menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan 
ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja D

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Awang Satyana

Pak Untung,

Terima kasih atas ceritanya, sangat berguna untuk merekonstruksi geologi 
wilayah Demak dan sekitarnya. Para tukang bor sumur berarti telah keliru 
mengebor sumur dalam di wilayah Demak...

salam,
Awang

--- On Fri, 7/10/09, unt...@dgtl.esdm.go.id  wrote:

> From: unt...@dgtl.esdm.go.id 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Date: Friday, July 10, 2009, 9:50 AM
> Pak Awang secara kelirumologi
> tukang-tukang bor air selalu mengatakan
> kalau ngebor di wilayah Demak lebih sulit dari pada ngebor
> di wilayah
> Semarang, karena di wilayah Demak selalu dapat asin dan
> kalau nasib baik
> pindah 1 meter dapat tawar, sedangkan kalau di Semarang
> tidak pernah dapat
> asin dan debitnya cukup baik, mutu ok. Ini cerita tukang
> bor air lho
> (Salam Untung Sudarsono)



  


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik sigit prabowo
Pak Awang YTH.,

Saya pernah membaca, kalo saat armada Pati Unus bertemu dengan armada Alfonso 
D' Alburquerque, kemudian ternyata Pati Unus kalah, dan armada nya pulang 
kembali ke Demak..., rupa nya di jaman penerus nya, yaitu sultan Trenggono, 
juga dikirimkan armada berikut nya ke Malaka, hanya memang hasil nya juga tetap 
kalah, dan kali ini armada Demak yang kalah perang tadi menetap di daerah 
Malaka dan sekitar nya, dan kemudian untuk mengingat daerah asal nya di Jawa 
dan Sultan Trenggono yang memerintah kan mereka ke Malaka, mereka menamakan 
daerah tersebut dengan 'Trengganu', dan dibuktikan juga dengan adanya 
peninggalan keris2 jaman Demak di wilayah tersebut, dengan warangka Wulan 
Tumanggal...?


Best Regards
Sigit





From: Awang Satyana 
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI ; Geo Unpad ; 
Eksplorasi BPMIGAS 
Sent: Friday, July 10, 2009 9:18:49 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria


Pak Taufik,

Hal tersebut tercantum di buku tulisan Daldjoeni (1992) "Geografi Kesejarahan 
jilid II, penerbit Alumni Bandung. Pembuktiannya juga melalui tulisan-tulisan 
bernilai sejarah (babad, serat, naskah, dll.). Bukan hal yang aneh bila Demak 
menguasai sampai Sumatra sebab Raden Patah sendiri dilahirkan dan besar di 
Palembang. Ia telah menguasai srategi penaklukan wiayah di sekitar Palembang 
(Jambi, Bangka). Dan, putra sulung Raden Patah, Pati Unus, terkenal dengan 
politik ekspansinya sampai ke Malaka. Ia dijuluki Pangeran Sabrang Lor 
-pangeran yang menyeberang ke utara.

Pati Unus berhasrat menguasai Malaka, sayang didahului 'dAlbuquerque. Ini tak 
menyrutkan hasratnya, dengan bantuan Palembang (nah ini bukti juga bahwa 
Palembang saat itu telah menjadi bawahan Demak), ia menyiapkan 90 kapal dengan 
12.000 anak buahnya. Kapal dipersenjatai meriam. Iringan kapal berjalan di 
sebelah barat Sumatra dan tiba-tiba muncul di Malaka menyerang angkatan perang 
Portugis dengan geramnya. Pertempuran tahun 1512-1513 itu betapa hebatnya 
-meskipun Pati Unus gagal menegakkan supremasinya di Malaka.

salam,
Awang

--- On Fri, 7/10/09, OK Taufik  wrote:

> From: OK Taufik 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Date: Friday, July 10, 2009, 8:32 AM
> Pak awang,
> 
> Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya sampai
> sumatra, bisa di
> jelaskan
> 
> "Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk
> Jambi, Palembang,
> Bangka,"
> 



      


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or..id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-


  

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik mohammad syaiful
terimakasih masukannya, pak nana. mereka, termasuk pak agus dari ugm,
adalah panitianya.

salam,
syaiful

2009/7/10 Nana Djumhana :
> Sebagai masukkan saja, mungkin bisa kerjasama dengan teman-teman yang dari
> Undip (a.l. Bpk. Prakosa) dan dari UGM  terutama Sdr. Agus H yang kebetulan
> dekat dengan kampung halamannya.
>
> Salam,
> Nana
>
> - Original Message - From: "mohammad syaiful"
> 
> To: 
> Sent: Friday, July 10, 2009 9:49 AM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
>
>
> baik, pak awang. utk sementara, saya anggap sudah separuh-diiyakan,
> he...he.. jadi tinggal menunggu pak awang utk survei terlebih dahulu
> dan menentukan sekian stop. saya harapkan pak awang masih punya waktu
> utk jalan2 sebentara ke semarang sebelum oktober nanti.
>
> dalam rangka pit iagi, memang sudah ada beberapa ekskursi atau
> fieldtrip yg dirancang. ekskursi ke mud volcanoes, tampaknya juga jadi
> satu pilihan, siapa tahu banyak yg tertarik. nanti juga akan ada
> ekskursi ke wilayah geomorfologi daerah ambarawa, termasuk memetik
> bijih2 buah kopi, menjemurnya sendiri, menggerusnya sendiri,
> memasaknya sendiri, dan meminumnya boleh rame2.
>
> atau, bisa aja napak tilas kerajaan demak dkk tsb dipadukan dengan
> kunjungan ke bledug kuwu. silakan pak awang yg menyiasati saja,
> panitia akan membantu sebaik mungkin.
>
> salam,
> syaiful
>
> 2009/7/10 Awang Satyana :
>>
>> Pak Syaiful,
>>
>> Terima kasih atas antusiasme-nya. Sebelum mengiyakan, saya harus cek-cek
>> dulu tempat2 yang disebutkan di buku-buku lama itu agar memang bisa
>> dijadikan stop sites untuk field trip. Sedimentasi selama 500 tahun terakhir
>> saya pikir telah banyak mengubah situs2 geologi yang semula ada.
>>
>> Yang tak kalah menarik dan tak terlalu jauh dari Semarang juga adalah
>> fieldtrip ke mud volcanoes aktif di bagian barat Kendeng Deep, yaitu area
>> Bledug Kuwu, Bledug Kesongo, dan beberapa mud volcanoes di sekitarnya.
>>
>> salam,
>> Awang
>>
>> --- On Fri, 7/10/09, mohammad syaiful  wrote:
>>
>>> From: mohammad syaiful 
>>> Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
>>> To: iagi-net@iagi.or.id
>>> Cc: "Geo Unpad" , "Forum HAGI"
>>> , "Eksplorasi BPMIGAS"
>>> 
>>> Date: Friday, July 10, 2009, 6:36 AM
>>> pak awang,
>>>
>>> sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb
>>> dikemas menjadi
>>> sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari
>>> dan
>>> kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya,
>>> bisa
>>> dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan
>>> 13-14 oktober
>>> 2009 nanti?
>>>
>>> salam,
>>> syaiful
>>>
>>
>>
>>
>>
>>
>>
>> 
>> PP-IAGI 2008-2011:
>> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
>> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
>> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
>>
>> 
>> ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
>> yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
>> 13-14 Oktober 2009
>>
>> -
>> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>> No. Rek: 123 0085005314
>> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>> Bank BCA KCP. Manara Mulia
>> No. Rekening: 255-1088580
>> A/n: Shinta Damayanti
>> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
>> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
>> -
>> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
>> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
>> shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to
>> direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
>> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the
>> use of any information posted on IAGI mailing list.
>> 

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Nana Djumhana
Sebagai masukkan saja, mungkin bisa kerjasama dengan teman-teman yang dari 
Undip (a.l. Bpk. Prakosa) dan dari UGM  terutama Sdr. Agus H yang kebetulan 
dekat dengan kampung halamannya.


Salam,
Nana

- Original Message - 
From: "mohammad syaiful" 

To: 
Sent: Friday, July 10, 2009 9:49 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria


baik, pak awang. utk sementara, saya anggap sudah separuh-diiyakan,
he...he.. jadi tinggal menunggu pak awang utk survei terlebih dahulu
dan menentukan sekian stop. saya harapkan pak awang masih punya waktu
utk jalan2 sebentara ke semarang sebelum oktober nanti.

dalam rangka pit iagi, memang sudah ada beberapa ekskursi atau
fieldtrip yg dirancang. ekskursi ke mud volcanoes, tampaknya juga jadi
satu pilihan, siapa tahu banyak yg tertarik. nanti juga akan ada
ekskursi ke wilayah geomorfologi daerah ambarawa, termasuk memetik
bijih2 buah kopi, menjemurnya sendiri, menggerusnya sendiri,
memasaknya sendiri, dan meminumnya boleh rame2.

atau, bisa aja napak tilas kerajaan demak dkk tsb dipadukan dengan
kunjungan ke bledug kuwu. silakan pak awang yg menyiasati saja,
panitia akan membantu sebaik mungkin.

salam,
syaiful

2009/7/10 Awang Satyana :


Pak Syaiful,

Terima kasih atas antusiasme-nya. Sebelum mengiyakan, saya harus cek-cek 
dulu tempat2 yang disebutkan di buku-buku lama itu agar memang bisa 
dijadikan stop sites untuk field trip. Sedimentasi selama 500 tahun 
terakhir saya pikir telah banyak mengubah situs2 geologi yang semula ada.


Yang tak kalah menarik dan tak terlalu jauh dari Semarang juga adalah 
fieldtrip ke mud volcanoes aktif di bagian barat Kendeng Deep, yaitu area 
Bledug Kuwu, Bledug Kesongo, dan beberapa mud volcanoes di sekitarnya.


salam,
Awang

--- On Fri, 7/10/09, mohammad syaiful  wrote:


From: mohammad syaiful 
Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: "Geo Unpad" , "Forum HAGI" 
, "Eksplorasi BPMIGAS" 


Date: Friday, July 10, 2009, 6:36 AM
pak awang,

sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb
dikemas menjadi
sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari
dan
kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya,
bisa
dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan
13-14 oktober
2009 nanti?

salam,
syaiful








PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event 
shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to 
direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with 
the use of any information posted on IAGI mailing list.

-






--
Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist
Mobile: 62-812-9372808
Emails:
msyai...@etti.co.id (business)
mohammadsyai...@gmail.com

Technical Manager of
Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geolog

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik OK Taufik
n Siam yang menganggap Melaka sebagai bawahan
Kedah<http://id.wikipedia.org/wiki/Kedah>,
yang pada saat itu menjadi vassal Siam. Namun serangan Siam pada 1455 dan
1456 dapat dipatahkan.

Di bawah pemerintahan raja berikutnya yang naik tahta pada tahun 1459,
Sultan Mansur Syah, Melaka menyerbu Kedah dan
Pahang<http://id.wikipedia.org/wiki/Pahang>,
dan menjadikannya negara vassal. Di bawah sultan yang sama
Johor<http://id.wikipedia.org/wiki/Johor>,
Jambi <http://id.wikipedia.org/wiki/Jambi> dan
Siak<http://id.wikipedia.org/wiki/Siak>juga takluk. Dengan demikian
Melaka mengendalikan sepenuhnya kedua pesisir
yang mengapit Selat Malaka.

Mansur Syah berkuasa sampai mangkatnya pada 1477. Dia digantikan oleh
putranya Alauddin Riayat Syah. Sultan memerintah selama 11 tahun, saat dia
meninggal dan digantikan oleh putranya Sultan Mahmud Syah.
[3]<http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Malaka#cite_note-2>

Mahmud Syah memerintah Malaka sampai tahun 1511, saat ibu kota kerajaan
tersebut diserang pasukan Portugis
<http://id.wikipedia.org/wiki/Portugal>di bawah pimpinan Alfonso
de Albuquerque <http://id.wikipedia.org/wiki/Alfonso_de_Albuquerque>.
Serangan dimulai pada 10 Agustus <http://id.wikipedia.org/wiki/10_Agustus>
1511 <http://id.wikipedia.org/wiki/1511> dan berhasil direbut pada 24
Agustus <http://id.wikipedia.org/wiki/24_Agustus>
1511<http://id.wikipedia.org/wiki/1511>.
Sultan Mahmud Syah melarikan diri ke
Bintan<http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Bintan>dan mendirikan
ibukota baru di sana. Pada tahun
1526 <http://id.wikipedia.org/wiki/1526> Portugis membumihanguskan Bintan,
dan Sultan kemudian melarikan diri ke
Kampar<http://id.wikipedia.org/wiki/Kampar>,
tempat dia wafat dua tahun kemudian. Putranya Muzaffar Syah kemudian menjadi
sultan Perak <http://id.wikipedia.org/wiki/Perak,_Malaysia>, sedangkan
putranya yang lain Alauddin Riayat Syah II mendirikan kerajaan baru yaitu
Johor <http://id.wikipedia.org/wiki/Johor>.

[sunting<http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kesultanan_Malaka&action=edit§ion=2>
] Daftar raja-raja Malaka

   1. Parameswara <http://id.wikipedia.org/wiki/Parameswara> (1402-1414)
   2. Megat Iskandar Syah
<http://id.wikipedia.org/wiki/Megat_Iskandar_Syah>(1414-1424)
   3. Sultan Muhammad
Syah<http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Syah_dari_Malaka>(1424-1444)
   4. Seri Parameswara Dewa
Syah<http://id.wikipedia.org/wiki/Seri_Parameswara_Dewa_Syah>
   (1444-1445)
   5. Sultan Mudzaffar
Syah<http://id.wikipedia.org/wiki/Mudzaffar_Syah_dari_Malaka>(1445-1459)
   6. Sultan Mansur
Syah<http://id.wikipedia.org/wiki/Mansur_Syah_dari_Malaka>(1459-1477)
   7. Sultan Alauddin Riayat
Syah<http://id.wikipedia.org/wiki/Alauddin_Riayat_Syah_dari_Malaka>(1477-1488)
   8. Sultan Mahmud
Syah<http://id.wikipedia.org/wiki/Mahmud_Syah_dari_Malaka>(1488-1528)



2009/7/10 Awang Satyana 

>
> Pak Taufik,
>
> Hal tersebut tercantum di buku tulisan Daldjoeni (1992) "Geografi
> Kesejarahan jilid II, penerbit Alumni Bandung. Pembuktiannya juga melalui
> tulisan-tulisan bernilai sejarah (babad, serat, naskah, dll.). Bukan hal
> yang aneh bila Demak menguasai sampai Sumatra sebab Raden Patah sendiri
> dilahirkan dan besar di Palembang. Ia telah menguasai srategi penaklukan
> wiayah di sekitar Palembang (Jambi, Bangka). Dan, putra sulung Raden Patah,
> Pati Unus, terkenal dengan politik ekspansinya sampai ke Malaka. Ia dijuluki
> Pangeran Sabrang Lor -pangeran yang menyeberang ke utara.
>
> Pati Unus berhasrat menguasai Malaka, sayang didahului 'dAlbuquerque. Ini
> tak menyrutkan hasratnya, dengan bantuan Palembang (nah ini bukti juga bahwa
> Palembang saat itu telah menjadi bawahan Demak), ia menyiapkan 90 kapal
> dengan 12.000 anak buahnya. Kapal dipersenjatai meriam. Iringan kapal
> berjalan di sebelah barat Sumatra dan tiba-tiba muncul di Malaka menyerang
> angkatan perang Portugis dengan geramnya. Pertempuran tahun 1512-1513 itu
> betapa hebatnya -meskipun Pati Unus gagal menegakkan supremasinya di Malaka.
>
> salam,
> Awang
>
> --- On Fri, 7/10/09, OK Taufik  wrote:
>
> > From: OK Taufik 
> > Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
> > To: iagi-net@iagi.or.id
> > Date: Friday, July 10, 2009, 8:32 AM
> > Pak awang,
> >
> > Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya sampai
> > sumatra, bisa di
> > jelaskan
> >
> > "Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk
> > Jambi, Palembang,
> > Bangka,"
> >
>
>
>
>
>
>
> 
> PP-IAGI 2008-2011:
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.c

RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria (Pati Unus)

2009-07-09 Terurut Topik Hendri Harsian
Pak Awang,

Menarik lagi nih..
Diemail dibawah disebutkan  'Dan, putra sulung Raden Patah, Pati Unus,
terkenal dengan politik ekspansinya sampai ke Malaka'.
Tapi, ada juga yang menyebutkan bahwa Pati Unus itu sebanarnya adalah
menantunya bukan putranya Raden Patah.
Disebutkan bahwa nama aslinya adalah Raden Abdul Qadir putra dari Raden
Muhammad Yunus (seorang mubaligh Persia) dari Jepara. Raden Muhammad
Yunus ini adalah saudara tiri dari Raden Rahmat (Sunan Ampel). 

Diketahui bahwa dari istri pertama Raden Patah (putri Sunan Ampel)
beliau punya dua putra: Raden Surya dan Raden Trenggana. 
Apakah Raden Surya ini adalah Pati Unus yang juga dikenal sebagi
Pangeran Sabrang Lor?
Dan, semua refrensi setuju bahwa Pati Unus adalah raja kedua di Demak.

Mohon di share sekiranya Pak Awang punya penjelasan lebih jauh.
Terimakasih dan maaf kalau jadi keterusan memabahas sejarah bukan
geologinya. :)

salam,
/hendri
 


-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] 
Sent: Friday, July 10, 2009 9:19 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria


Pak Taufik,

Hal tersebut tercantum di buku tulisan Daldjoeni (1992) "Geografi
Kesejarahan jilid II, penerbit Alumni Bandung. Pembuktiannya juga
melalui tulisan-tulisan bernilai sejarah (babad, serat, naskah, dll.).
Bukan hal yang aneh bila Demak menguasai sampai Sumatra sebab Raden
Patah sendiri dilahirkan dan besar di Palembang. Ia telah menguasai
srategi penaklukan wiayah di sekitar Palembang (Jambi, Bangka). Dan,
putra sulung Raden Patah, Pati Unus, terkenal dengan politik ekspansinya
sampai ke Malaka. Ia dijuluki Pangeran Sabrang Lor -pangeran yang
menyeberang ke utara.

Pati Unus berhasrat menguasai Malaka, sayang didahului 'dAlbuquerque.
Ini tak menyrutkan hasratnya, dengan bantuan Palembang (nah ini bukti
juga bahwa Palembang saat itu telah menjadi bawahan Demak), ia
menyiapkan 90 kapal dengan 12.000 anak buahnya. Kapal dipersenjatai
meriam. Iringan kapal berjalan di sebelah barat Sumatra dan tiba-tiba
muncul di Malaka menyerang angkatan perang Portugis dengan geramnya.
Pertempuran tahun 1512-1513 itu betapa hebatnya -meskipun Pati Unus
gagal menegakkan supremasinya di Malaka.

salam,
Awang

--- On Fri, 7/10/09, OK Taufik  wrote:

> From: OK Taufik 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Date: Friday, July 10, 2009, 8:32 AM
> Pak awang,
> 
> Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya sampai sumatra, bisa di

> jelaskan
> 
> "Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, 
> Palembang, Bangka,"
> 



  



PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...


ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no
event shall IAGI and its members be liable for any, including but not
limited to direct or indirect damages, or damages of any kind
whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of
or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing
list.
-



PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik mohammad syaiful
baik, pak awang. utk sementara, saya anggap sudah separuh-diiyakan,
he...he.. jadi tinggal menunggu pak awang utk survei terlebih dahulu
dan menentukan sekian stop. saya harapkan pak awang masih punya waktu
utk jalan2 sebentara ke semarang sebelum oktober nanti.

dalam rangka pit iagi, memang sudah ada beberapa ekskursi atau
fieldtrip yg dirancang. ekskursi ke mud volcanoes, tampaknya juga jadi
satu pilihan, siapa tahu banyak yg tertarik. nanti juga akan ada
ekskursi ke wilayah geomorfologi daerah ambarawa, termasuk memetik
bijih2 buah kopi, menjemurnya sendiri, menggerusnya sendiri,
memasaknya sendiri, dan meminumnya boleh rame2.

atau, bisa aja napak tilas kerajaan demak dkk tsb dipadukan dengan
kunjungan ke bledug kuwu. silakan pak awang yg menyiasati saja,
panitia akan membantu sebaik mungkin.

salam,
syaiful

2009/7/10 Awang Satyana :
>
> Pak Syaiful,
>
> Terima kasih atas antusiasme-nya. Sebelum mengiyakan, saya harus cek-cek dulu 
> tempat2 yang disebutkan di buku-buku lama itu agar memang bisa dijadikan stop 
> sites untuk field trip. Sedimentasi selama 500 tahun terakhir saya pikir 
> telah banyak mengubah situs2 geologi yang semula ada.
>
> Yang tak kalah menarik dan tak terlalu jauh dari Semarang juga adalah 
> fieldtrip ke mud volcanoes aktif di bagian barat Kendeng Deep, yaitu area 
> Bledug Kuwu, Bledug Kesongo, dan beberapa mud volcanoes di sekitarnya.
>
> salam,
> Awang
>
> --- On Fri, 7/10/09, mohammad syaiful  wrote:
>
>> From: mohammad syaiful 
>> Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
>> To: iagi-net@iagi.or.id
>> Cc: "Geo Unpad" , "Forum HAGI" 
>> , "Eksplorasi BPMIGAS" 
>> Date: Friday, July 10, 2009, 6:36 AM
>> pak awang,
>>
>> sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb
>> dikemas menjadi
>> sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari
>> dan
>> kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya,
>> bisa
>> dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan
>> 13-14 oktober
>> 2009 nanti?
>>
>> salam,
>> syaiful
>>
>
>
>
>
>
> 
> PP-IAGI 2008-2011:
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
> 
> ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
> yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
> 13-14 Oktober 2009
> -
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted 
> on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall 
> IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct 
> or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss 
> of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any 
> information posted on IAGI mailing list.
> -
>
>



-- 
Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist
Mobile: 62-812-9372808
Emails:
msyai...@etti.co.id (business)
mohammadsyai...@gmail.com

Technical Manager of
Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggo

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Junrial Hairul Huzaen

Ulasan yang sangat menarik. 

Dulu saya pernah baca buku sejarah, dimana disebutkan Sultan Agung mengalahkan 
Raden/Pangeran Perak dari Surabaya di dekat Surabaya. Disitu digambarkan Sultan 
Agung naik Gajah. Sekarang pak Awang bilang kekalahan Surabaya di dekat Pajang. 
kayaknya memang masih banyak versi sejarah yang berbeda. 

Apakah Pak Awang juga bisa mengulas tentang Ken Arok? saya kira itu juga cerita 
yang menarik, bagaimana Ken Arok menyiapkan daerah pegunungan Batu untuk 
menghancurkan tentara Kediri. 


Terima kasih banyak Pak.


- Original Message 
From: Awang Satyana 
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Geo Unpad ; Forum HAGI ; 
Eksplorasi BPMIGAS 
Sent: Friday, July 10, 2009 9:38:08 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria


Pak Hendri,

Raden Patah bukanlah Sultan Trenggana, julukan Sultan Bintoro memang betul 
untuk Raden Patah sebab hutan gelagah wangi di tepi Selat Muria yang dibukanya 
dinamakannya sebagai Bintoro dan belakangan dinamakan Demak. Sedangkan Raden 
Trenggana adalah putera Raden Patah yang ketika menjadi raja ketiga di Demak 
sesudah Raden Patah dan Pati Unus, bergelar Sultan Trenggana (1521-1546/1550).

Tahun 1546 bukanlah akhir Kerajaan Demak, memang Demak pada tahun itu menderita 
kekalahan yang sangat besar akibat serangannya ke bekas pelarian Majapahit di 
Panarukan dan Blambangan. Sejak tahun itu pula tak ada kemajuan lagi yang 
dicapai Demak, bahkan kemunduran terjadi sejak itu. Sultan Trenggana yang 
dibantu Fatahillah (Sunan Gunung Jati) tak berdaya melawan Blambangan, bahkan 
Sultan Trenggana gugur dalam peperangan itu. Seperti juga Majapahit yang 
disengkalakan berakhir pada 1400 Caka (sirna ilang kertaning bhumi) atau 1478 
M, pada kenyataannya kerajaan ini berakhir benar pada 1527 M. 

Sepeninggal Sultan Trenggana memang Kerajaan Demak mundur secara drastis sebab 
terjadi perselisihan di dalam keluarga tentang siapa yang lebih berhak menjadi 
pemegang kekuasaan Kesultanan Demak. Terjadi perselisihan antara putera 
Trenggana yaitu Prawata dengan Arya Penangsang. Arya Penangsang adalah putera 
Pangeran Sekar Seda Lepen, kakak Trenggana. Pangeran Sekar Seda Lepen dibunuh 
oleh Prawata agar Trenggana -ayahnya naik tahta menggantikan Pati Unus. Lalu, 
atas bantuan Sunan Kudus, Arya Penangsang akhirnya membunuh Prawata. Sebelum 
sempat menjadi raja di Demak, Arya Penangsang dibunuh oleh Adiwijaya alias Joko 
Tingkir, seorang panglima perang kesayangan Sultan Trenggana, raja dari Pajang. 

Tentang transisi dari Demak ke Pajang ke Mataram Islam, saya pernah 
menuliskannya dalam milis ini (terlampir di bawah), tentu saja dengan 
bumbu-bumbu geologi.

salam,
Awang

[iagi-net-l] Dari Pengging ke Pajang (Boyolali-Klaten) : Hegemoni Bengawan Solo
Awang Satyana
Thu, 24 Jul 2008 09:06:00 -0700

Dalam banyak hal, alam sering menjadi perintang atau pendukung kemajuan atau 
kemunduran kerajaan-kerajaan di Indonesia. Peta politik kekuasaan kerajaan 
sedikit banyak ditentukan oleh aspek-aspek geomorfologi.

Hal ini juga sedikit banyak, langsung atau tak langsung diuraikan dalam 
buku-buku lama tentang sejarah Jawa (de Haan, 1912 : ”Priangan”; Fruin-Mees, 
1919 : ”Geschiedenis van Java”; Olthof, 1944 : ”Babad Tanah Djawi”; Soeroto, 
1954 : ”Indonesia di Tengah-Tengah Dunia dari Abad ke Abad”, de Graaf dan 
Pigeaud, 1974 : ”De Eerste Moslimse Vorstendoommen op Java”; Slametmuljana , 
1979 : ”Negara Krtagama”, dan Daldjoeni, 1984; 1992 : ”Geografi Kesejarahan 
Indonesia”).

Banyak orang ingat cerita tentang Jaka Tingkir, tokoh sakti penakluk para buaya 
(bajul) (Jaka Tingkir adalah cucu Bajul Sangara – raja Pengging, wilayah 
Boyolali sekarang, yang diyakini punya pasukan buaya, maka tak mengherankan 
bila sang cucu ditakuti para buaya).  Jaka Tingkir adalah Adiwijaya, raja 
Pajang (1546-1586). Pajang tak hanya menarik karena Jaka Tingkir. Pengging 
(pendahulu Pajang) dan Pajang juga menarik dalam hal bahwa sesungguhnya dua 
kerajaan ini sebenarnya berpeluang sesukses Majapahit. Kuncinya adalah 
penguasaan hulu-hilir Bengawan Solo – hegemoni Bengawan Solo. Sayang gagal.

De Graaf dan Pigeaud (1974) menulis bahwa Lembah Bengawan Solo yang diapit 
Merapi dan Lawu tak penting secara ekonomi dan politik sebelum tahun 1000. Saat 
itu dataran tinggi Kedu dan Mataram yang diapit sungai Progo dan Opak lebih 
penting. Orang2 Mataram kalau mau ke Jawa Timur, saat itu tak lewat Bengawan 
Solo, tetapi melipir melalui lereng-lereng selatan Lawu, Wilis, dan Semeru.

Setelah tahun 1000, baru Lembah Bengawan Solo menjadi penting. ”Negara 
Krtagama” menyebut sebuah kerajaan di bagian barat wilayah Majapahit bernama 
Pajang pada abad ke-14 dikunjungi Hayam Wuruk.  Pajang adalah sahabat Majapahit 
sekaligus bawahannya.

Sebelum ke Pajang mari kita ke Pengging dulu sebab Pajang berkembang dari 
Pengging. Pengging adalah kerajaan kecil di lereng tenggara Merapi, wilayahnya 
meliputi Boyolali-Klaten sekarang. Dalam Babad Tanah Jawi, diceritakan bahwa 
raja Pengging bergelar

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik untung
Pak Awang secara kelirumologi tukang-tukang bor air selalu mengatakan
kalau ngebor di wilayah Demak lebih sulit dari pada ngebor di wilayah
Semarang, karena di wilayah Demak selalu dapat asin dan kalau nasib baik
pindah 1 meter dapat tawar, sedangkan kalau di Semarang tidak pernah dapat
asin dan debitnya cukup baik, mutu ok. Ini cerita tukang bor air lho
(Salam Untung Sudarsono)
>
> Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya Suprana, 2009 –
> Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul
> “Demak” di halaman 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang
> lokasi bekas Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara
> para ahli. Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi keraton tersebut
> paling mungkin ada di kawasan selatan alun-alun kota Demak sekarang dan
> menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak ini terdapat suatu tempat
> bernama Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang biasanya berasosiasi
> dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang pendapat tersebut
> sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan Demak masih
> berupa  rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah mendirikan
> kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat
> Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan
> Genuk. Pendapat ini didukung oleh
>  temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua
> pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!).
> Demikian ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana.
>
> Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak
> mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat
> sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya,
> wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa
> dahulu kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah
> Jawa, ia merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu
> dengan daratan Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita
> periksa pendapat ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah.
>
> Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar
> menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa
> dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan
> raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak.
> Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara
> sangat detail diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005)
> “Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di
> Nusantara” – Bhratara – LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah
> berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak
> sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten,
> Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan
> penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan
> di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda
> dengan penaklukannya atas
>  Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang
> Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri
> membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya.
> Sebuah pelajaran dari sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan
> kesatuan dan persatuan.
>
> Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963),
> “Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara” –Bhratara,
> menarik untuk diacu. Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali
> menulis bahwa pada suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya,
> Sunan Ampel dari Surabaya, agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah
> tempat yang terlindung oleh tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang
> rimbun tentu hanya subur di daerah rawa-rawa. Dalam perantauannya itu,
> Raden Patah sampailah ke daerah rawa di tepi selatan Pulau Muryo (Muria),
> yaitu suatu kawasan rawa-rawa besar yang menutup laut atau lebih tepat
> sebuah selat yang memisahkan Pulau Muryo dengan daratan Jawa Tengah. Di
> situlah ditemukan gelagah wangi dan rawa; kemudian tempat tersebut dinamai
> Raden Patah sebagai “Demak”.
>
> Menurut Slamet Muljana (1983), “Pemugaran Persada Sejarah Leluhur
> Majapahit” – Inti Idayu, hutan di Gelagah Wangi itu dibuka dan
> dijadikan tempat hunian baru rnama “Bintara”. Dari nama wilayah baru
> itulah Raden Patah terkenal sebagai Pangeran Bintara. Slamet Muljana
> (1968, 2005) juga menulis bahwa Raden Patah (nama Tionghoanya Jin Bun –
> Raden Patah adalah anak raja Majapahit Prabu Brawijaya dan salah seorang
> istrinya yang disebut Putri Cina) memilih tinggal di daerah kosong dan
> berawa di sebelah timur Semarang, di kaki Gunung Muria. Daerah itu sangat
> subur dan strategis untuk menguasai pelayaran 

RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Hendri Harsian
Pak Awang,
Correct, memang Sultan Trenggana bukan Raden Patah, dia adalah salah satu anak 
dari Raden Patah. Saya salah tulis soal itu baru sadar setelah 'send' ke pencet 
(sempat me-recall email saya itu juga).

Masalah tahun (waktu) memang sering jadi perbedaan karena tidak ada sumber yang 
benar2 pasti yang bisa dipakai, kadang si penulis sejarah menginterpretasikan 
secara logika berdasarkan 'event time frame'. 

Misalnya lagi soal akhir Majapahit, sumber2 yang saya baca (lagi2 dari berbagai 
sumber di internet dan BTJ), menyebut tahun 1520 M sebagai akhir Majapahit.
Tapi...disinilah salah satu yang menarik dari sejarah bagi saya.
Salam,
Hendri


-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] 
Sent: Friday, July 10, 2009 8:38 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria


Pak Hendri,

Raden Patah bukanlah Sultan Trenggana, julukan Sultan Bintoro memang betul 
untuk Raden Patah sebab hutan gelagah wangi di tepi Selat Muria yang dibukanya 
dinamakannya sebagai Bintoro dan belakangan dinamakan Demak. Sedangkan Raden 
Trenggana adalah putera Raden Patah yang ketika menjadi raja ketiga di Demak 
sesudah Raden Patah dan Pati Unus, bergelar Sultan Trenggana (1521-1546/1550).

Tahun 1546 bukanlah akhir Kerajaan Demak, memang Demak pada tahun itu menderita 
kekalahan yang sangat besar akibat serangannya ke bekas pelarian Majapahit di 
Panarukan dan Blambangan. Sejak tahun itu pula tak ada kemajuan lagi yang 
dicapai Demak, bahkan kemunduran terjadi sejak itu. Sultan Trenggana yang 
dibantu Fatahillah (Sunan Gunung Jati) tak berdaya melawan Blambangan, bahkan 
Sultan Trenggana gugur dalam peperangan itu. Seperti juga Majapahit yang 
disengkalakan berakhir pada 1400 Caka (sirna ilang kertaning bhumi) atau 1478 
M, pada kenyataannya kerajaan ini berakhir benar pada 1527 M. 

Sepeninggal Sultan Trenggana memang Kerajaan Demak mundur secara drastis sebab 
terjadi perselisihan di dalam keluarga tentang siapa yang lebih berhak menjadi 
pemegang kekuasaan Kesultanan Demak. Terjadi perselisihan antara putera 
Trenggana yaitu Prawata dengan Arya Penangsang. Arya Penangsang adalah putera 
Pangeran Sekar Seda Lepen, kakak Trenggana. Pangeran Sekar Seda Lepen dibunuh 
oleh Prawata agar Trenggana -ayahnya naik tahta menggantikan Pati Unus. Lalu, 
atas bantuan Sunan Kudus, Arya Penangsang akhirnya membunuh Prawata. Sebelum 
sempat menjadi raja di Demak, Arya Penangsang dibunuh oleh Adiwijaya alias Joko 
Tingkir, seorang panglima perang kesayangan Sultan Trenggana, raja dari Pajang. 

Tentang transisi dari Demak ke Pajang ke Mataram Islam, saya pernah 
menuliskannya dalam milis ini (terlampir di bawah), tentu saja dengan 
bumbu-bumbu geologi.

salam,
Awang

[iagi-net-l] Dari Pengging ke Pajang (Boyolali-Klaten) : Hegemoni Bengawan Solo 
Awang Satyana Thu, 24 Jul 2008 09:06:00 -0700

Dalam banyak hal, alam sering menjadi perintang atau pendukung kemajuan atau 
kemunduran kerajaan-kerajaan di Indonesia. Peta politik kekuasaan kerajaan 
sedikit banyak ditentukan oleh aspek-aspek geomorfologi.
 
Hal ini juga sedikit banyak, langsung atau tak langsung diuraikan dalam 
buku-buku lama tentang sejarah Jawa (de Haan, 1912 : ”Priangan”; Fruin-Mees, 
1919 : ”Geschiedenis van Java”; Olthof, 1944 : ”Babad Tanah Djawi”; Soeroto, 
1954 : ”Indonesia di Tengah-Tengah Dunia dari Abad ke Abad”, de Graaf dan 
Pigeaud, 1974 : ”De Eerste Moslimse Vorstendoommen op Java”; Slametmuljana , 
1979 : ”Negara Krtagama”, dan Daldjoeni, 1984; 1992 : ”Geografi Kesejarahan 
Indonesia”).
 
Banyak orang ingat cerita tentang Jaka Tingkir, tokoh sakti penakluk para buaya 
(bajul) (Jaka Tingkir adalah cucu Bajul Sangara – raja Pengging, wilayah 
Boyolali sekarang, yang diyakini punya pasukan buaya, maka tak mengherankan 
bila sang cucu ditakuti para buaya).  Jaka Tingkir adalah Adiwijaya, raja 
Pajang (1546-1586). Pajang tak hanya menarik karena Jaka Tingkir. Pengging 
(pendahulu Pajang) dan Pajang juga menarik dalam hal bahwa sesungguhnya dua 
kerajaan ini sebenarnya berpeluang sesukses Majapahit. Kuncinya adalah 
penguasaan hulu-hilir Bengawan Solo – hegemoni Bengawan Solo. Sayang gagal.
 
De Graaf dan Pigeaud (1974) menulis bahwa Lembah Bengawan Solo yang diapit 
Merapi dan Lawu tak penting secara ekonomi dan politik sebelum tahun 1000. Saat 
itu dataran tinggi Kedu dan Mataram yang diapit sungai Progo dan Opak lebih 
penting. Orang2 Mataram kalau mau ke Jawa Timur, saat itu tak lewat Bengawan 
Solo, tetapi melipir melalui lereng-lereng selatan Lawu, Wilis, dan Semeru.
 
Setelah tahun 1000, baru Lembah Bengawan Solo menjadi penting. ”Negara 
Krtagama” menyebut sebuah kerajaan di bagian barat wilayah Majapahit bernama 
Pajang pada abad ke-14 dikunjungi Hayam Wuruk.  Pajang adalah sahabat Majapahit 
sekaligus bawahannya.
 
Sebelum ke Pajang mari kita ke Pengging dulu sebab Pajang berkembang dari 
Pengging. Pengging adal

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik benyamin sembiring
salam,

Pak Awang, sekedar usul
Mungkin lebih baik jika fieldtripnya jg melibatkan ARKEOLOG sebagai nara
sumber


bz

Pada 10 Juli 2009 09:06, Awang Satyana  menulis:

>
> Pak Syaiful,
>
> Terima kasih atas antusiasme-nya. Sebelum mengiyakan, saya harus cek-cek
> dulu tempat2 yang disebutkan di buku-buku lama itu agar memang bisa
> dijadikan stop sites untuk field trip. Sedimentasi selama 500 tahun terakhir
> saya pikir telah banyak mengubah situs2 geologi yang semula ada.
>
> Yang tak kalah menarik dan tak terlalu jauh dari Semarang juga adalah
> fieldtrip ke mud volcanoes aktif di bagian barat Kendeng Deep, yaitu area
> Bledug Kuwu, Bledug Kesongo, dan beberapa mud volcanoes di sekitarnya.
>
> salam,
> Awang
>
> --- On Fri, 7/10/09, mohammad syaiful  wrote:
>
> > From: mohammad syaiful 
> > Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
> > To: iagi-net@iagi.or.id
> > Cc: "Geo Unpad" , "Forum HAGI" <
> fo...@hagi.or.id>, "Eksplorasi BPMIGAS" <
> eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com>
> > Date: Friday, July 10, 2009, 6:36 AM
> > pak awang,
> >
> > sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb
> > dikemas menjadi
> > sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari
> > dan
> > kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya,
> > bisa
> > dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan
> > 13-14 oktober
> > 2009 nanti?
> >
> > salam,
> > syaiful
> >
>
>
>
>
>
>
> 
> PP-IAGI 2008-2011:
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
>
> 
> ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
> yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
> 13-14 Oktober 2009
>
> -
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net 
> <http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/%0AIAGI-net>Archive 2:
> http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted
> on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall
> IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct
> or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss
> of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any
> information posted on IAGI mailing list.
> -
>
>


Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Awang Satyana

Pak Taufik,

Hal tersebut tercantum di buku tulisan Daldjoeni (1992) "Geografi Kesejarahan 
jilid II, penerbit Alumni Bandung. Pembuktiannya juga melalui tulisan-tulisan 
bernilai sejarah (babad, serat, naskah, dll.). Bukan hal yang aneh bila Demak 
menguasai sampai Sumatra sebab Raden Patah sendiri dilahirkan dan besar di 
Palembang. Ia telah menguasai srategi penaklukan wiayah di sekitar Palembang 
(Jambi, Bangka). Dan, putra sulung Raden Patah, Pati Unus, terkenal dengan 
politik ekspansinya sampai ke Malaka. Ia dijuluki Pangeran Sabrang Lor 
-pangeran yang menyeberang ke utara.

Pati Unus berhasrat menguasai Malaka, sayang didahului 'dAlbuquerque. Ini tak 
menyrutkan hasratnya, dengan bantuan Palembang (nah ini bukti juga bahwa 
Palembang saat itu telah menjadi bawahan Demak), ia menyiapkan 90 kapal dengan 
12.000 anak buahnya. Kapal dipersenjatai meriam. Iringan kapal berjalan di 
sebelah barat Sumatra dan tiba-tiba muncul di Malaka menyerang angkatan perang 
Portugis dengan geramnya. Pertempuran tahun 1512-1513 itu betapa hebatnya 
-meskipun Pati Unus gagal menegakkan supremasinya di Malaka.

salam,
Awang

--- On Fri, 7/10/09, OK Taufik  wrote:

> From: OK Taufik 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Date: Friday, July 10, 2009, 8:32 AM
> Pak awang,
> 
> Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya sampai
> sumatra, bisa di
> jelaskan
> 
> "Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk
> Jambi, Palembang,
> Bangka,"
> 



  


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Awang Satyana
 pelabuhan di muara Bengawan Solo (Gresik) yang 
menjadi ajang perniagaan lautan yang kelak menjadi rebutan dunia internasional 
(Portugis dan Belanda di Maluku).
Sayap kiri dari urat nadi Bengawan Solo akan berupa daerah pesisir dengan 
deretan pelabuhan yang akan penting untuk perdagangan dari barat ke timur : 
Demak,Jepara, Juwana, Rembang, Lasem, Tuban.
Sayap kanannya berupa lembah Brantas dengan daerah-daerah penting Kediri, 
Kertosono, dan Wirosobo (Jombang-Mojokerto sekarang).
 
Semua kerajaan di Jawa berambisi menguasai sepanjang aliran sungai. Barang 
siapa yang dapat menguasai aliran sungai terpanjang di Jawa (Bengawan Solo) 
maka ia akan mendapatkan banyak hegemoni. 
 
Dalam masa jayanya, Pajang memegang hegemoni atas sepuluh daerah lain yang 
tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur : wilayah Pajang sendiri 
(Boyolali-Surakarta-Klaten-Sukoharjo), Surabaya, Tuban, Pati, Pemalang, Tegal, 
Madiun, Kediri, Banyumas, Kedu, Mataram dan Demak. Dua yang terakhir berambisi 
melawan Pajang untuk menguasai Jawa.
 
Sunan Kudus di Demak tidak pernah menyukai Pajang sebagian besar karena alasan 
pribadi yaitu sebab dari dulu Pajang dibantu Syeh Siti Jenar. Sunan Kudus 
menganggap Syeh Siti Jenar menodai ajaran Islam. Sementara Mataram berambisi 
besar ingin menguasai wilayah Jawa, cara pertamanya dengan memberontak dan 
mengalahkan Pajang.
 
Mataram mula-mula bagian Pajang. Tahun 1575 Sutawijaya diangkat jadi adipati 
Mataram bergelar Panembahan Senapati. Ini terjadi karena Senapati membantu 
Adiwijaya membunuh Arya Penangsang. Betapa saktinya Arya Penangsang maka ia 
perlu ditaklukkan oleh empat orang termasuk Senapati. Karena ingin berkuasa 
lebih, tahun 1582 Sutawijaya memberontak kepada Sultan Pajang Adiwijaya (Jaka 
Tingkir). Karena Jaka Tingkir sudah sepuh, ia terbunuh oleh Panembahan 
Senapati. Tahun 1586 kebesaran Kerajaan Pajang lenyap, dipindahkan ke Mataram 
di sekitar Yogyakarta sekarang. Sampai tahun 1601, Senapati berperang terus 
dengan semua kerajaan bawahan Pajang termasuk yang di pesisir. Ambisinya 
menguasai Jawa ia jalankan dengan menguasi dari hulu ke hilir Bengawan Solo. 
 
Riwayat Mataram adalah riwayat perang menguasai aliran Bengawan Solo dan 
wilayah Jawa Tengah-Jawa Timur di sebelah kanan-kirinya. Raja-raja Mataram 
sejak Senapati, Mas Jolang, dan Sultan Agung semuanya berperang untuk menguasai 
Jawa. Kerajaan-kerajaan kecil memberontak dan bersekutu menyerang Mataram. 
Kerajaan-kerajaan kecil di Jawa Timur bersekutu di bawah pimpinan Surabaya 
berjalan ke hulu Bengawan Solo hendak menyerang Mataram. Apa daya, 
kerajaan-kerajaan pesisir ini tak pernah punya pengalaman berperang di 
pedalaman. Di Pajang tentara sekutu kerajaan-kerajaan pesisir ini dicegat 
tentara Mataram di Pajang dan dibinasakan di situ pada tahun 1615.
 
Di bawah pemerintahan Sultan Agung (1613-1645), hegemoni Mataram bertambah 
luas. Walaupun wilayah kekuasaannya masih jauh di bawah Majapahit, sejarah 
Indonesia mencatat bahwa Mataram punya hegemoni terluas pada abad ke-17 itu. 
Wilayahnya meliputi seluruh Jawa Tengah, sebagian besar Jawa Timur, Cirebon, 
Priangan, dan Kalimantan Selatan. Tetapi ada dua wilayah di Jawa yang tak 
pernah bisa dikuasasinya : Banten dan Batavia.
 
Demikian, sekedar menunjukkan bahwa pada zaman dahulu, geomorfologi berperan 
penting dalam peta politik kerajaan-kerajaan di Indonesia.
 
Salam,
awang


--- On Fri, 7/10/09, sigit prabowo  wrote:

> From: sigit prabowo 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Date: Friday, July 10, 2009, 8:21 AM
> Pak Awang YTH.,
> 
> Menarik sekali ulasan pak Awang tentang sejarah berhubungan
> dengan geologi ini,, seperti dijelaskan sebelum nya
> bahwa hubungan Demak dengan pedalaman Jawa dengan memakai
> kapal2, adalah melalui Kali Serang, yang bermata air di
> Gunung Merbabu dan Pegunungan Kendeng, dekat Pengging
> (diantara Pajang dan Boyolali)...s/d hampir akhir abad
> ke-18...
> 
> Ketika Demak surut, kemudian digantikan oleh Pajang (Sultan
> Hadiwijaya), dan Mataram (Panembahan Senopati) -->
> semakin ke selatan, apakah juga ada kemungkinan sebab2
> Geologi yang menyertai nya pak...?, seperti kalo tidak
> salah, dulu pak Awang pernah menjelaskan tentang pemindahan
> pusat pemerintahan (Wangsya Sanjaya ?) oleh Mpu Sindok ke
> wilayah Jawa yang lebih ke arah Timur...
> 
> Mohon pencerahan nya pak...
> 
> 
> Terimakasih
> 
> Best Regards
> Sigit
> 
> 
> 
> 
> From: Awang Satyana 
> To: IAGI ;
> Geo Unpad ;
> Forum HAGI ;
> Eksplorasi BPMIGAS 
> Sent: Friday, July 10, 2009 12:03:45 AM
> Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat
> Muria
> 
> 
> Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya
> Suprana, 2009 – Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia),
> memuat sebuah entri berjudul “Demak” di halaman 98. Di
>

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Awang Satyana

Pak Syaiful,

Terima kasih atas antusiasme-nya. Sebelum mengiyakan, saya harus cek-cek dulu 
tempat2 yang disebutkan di buku-buku lama itu agar memang bisa dijadikan stop 
sites untuk field trip. Sedimentasi selama 500 tahun terakhir saya pikir telah 
banyak mengubah situs2 geologi yang semula ada.

Yang tak kalah menarik dan tak terlalu jauh dari Semarang juga adalah fieldtrip 
ke mud volcanoes aktif di bagian barat Kendeng Deep, yaitu area Bledug Kuwu, 
Bledug Kesongo, dan beberapa mud volcanoes di sekitarnya.

salam,
Awang

--- On Fri, 7/10/09, mohammad syaiful  wrote:

> From: mohammad syaiful 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Cc: "Geo Unpad" , "Forum HAGI" , 
> "Eksplorasi BPMIGAS" 
> Date: Friday, July 10, 2009, 6:36 AM
> pak awang,
> 
> sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb
> dikemas menjadi
> sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari
> dan
> kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya,
> bisa
> dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan
> 13-14 oktober
> 2009 nanti?
> 
> salam,
> syaiful
> 



  


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Awang Satyana

Pak Zaim,

Iya, pengetahuan tentang kondisi geologi dan geomorfologi (Geologi Kuarter 
khususnya) suatu wilayah bisa berperan dalam membantu kawan-kawan ahli sejarah 
dalam mengungkap suatu problema dalam sejarah.

salam,
Awang

--- On Fri, 7/10/09, z...@gc.itb.ac.id  wrote:

> From: z...@gc.itb.ac.id 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Cc: "IAGI" , "Geo Unpad" , 
> "Forum HAGI" , "Eksplorasi BPMIGAS" 
> 
> Date: Friday, July 10, 2009, 3:35 PM
> Pak Awang dan Rekans,
> Saya pernah menulis artikel di Koran Pikiran Rakyat -
> Bandung sekitar
> sepuluh tahun lalu, dan seingat saya, saya pernah
> mengirimkan fotokopi
> artikel tersebut ke Pak Awang. Dalam artikel tersebut (saya
> sudah lupa
> judul dan waktu terbitnya)saya mengungkapkan perlunya data
> geologi dalam
> penelitian arkeologi (yang saya sebut sebagai Geoarkeologi)
> untuk
> mengungkap bukti2 sejarah masa lampau, tidak sekedar atas
> data temuan
> arkeologis, tapi lebih dari itu, untuk memahami konteks
> lingkungannya,
> termasuk aspek geologi, antara lain perkembangan
> geomorfologi/paleogeografi. Saya utarakan, antara lain
> Daerah Demak yang
> masih berupa laut (Selat), Kerajaan Majapahit yang mundur
> juga karena
> pendangkalan Sungai Brantas akibat letusan Gunung Kelud
> yang mengakibatkan
> melemahnya jalur transportasi kapal2 yang berdampak pada
> lemahnya
> perdagangan/ekonomi, keamanan dan sosial, juga Kerajaan
> Tosara di Teluk
> Bone yang pada abad ke 16 kalau mau berlayar ke Selat
> Makasar tidak perlu
> memutar lewat Makassar, tetapi dapat langsung melalui Danau
> Tempe (yang
> saat itu masih berupa laut/selat, dengan bukti adanya
> endapan pasir pantai
> resen disekitar Danau Tempe).Mundurnya Kerajaan Tosara juga
> karena
> pendangkalan jalur tersebut yang kemudian berubah menjadi
> Danau Tempe,
> yang berakibat pada jauhnya/panjangnya jalur transportasi
> karena harus
> memutar melewati Makassar, yang menyebabkan mundurnya
> perdagangan,
> keamanan dan perkembangan sosial.Semua hal tersebut
> diperlukan oleh rekan2
> ahli arkeologi untuk bisa memahami konteks perkembangan
> suatu wilayah,
> bukan hanya sekedar atas dasar temuan arkeologis semata.
> 
> Wasslam,
> 
> Yahdi Zaim
> Dosen Geoarkeologi
> Prodi Teknik Geologi
> FITB



  


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Awang Satyana

Pak Dwi,

Sebuah toponimi (asal muasal nama geografi) yang pernah dikemukakan oleh De 
Graaf dan Pigeaud (1974) tentang Prawata atau Prawoto adalah bukit 
gamping/napal itu semula bernama "batara" atau "betoro". Dalam zaman pra-Demak 
atau masih dalam hegemoni Majapahit yang Hindu, bukit itu merupakan tempat yang 
disucikan tempat orang menaikkan doa-doa. Kemudian, dalam zaman Demak, bukit 
itu sering menjadi tempat beristirahatnya Pangeran Mukmin, putera sulung Sultan 
Trenggana. Hasrat Pangeran Mukmin kepada agama Islam kuat, dan menjadikan bukit 
bernama asal batara itu sebagai pesanggrahan untuk menunaikan kewajiban2nya 
dalam agama Islam. Karena lebih sering berada di bukit itu, maka kemudian ia 
lebih terkenal sebagai Sunan Prawata. Maka, Prawata/Prawoto punya toponim dari 
"batara" /"betoro". Begitu ditulis De Graaf dan Pigeaud (1974) dalam "“De 
Eerste Moslimse Voorstendommen op Java” –Martinus Nijhoff.

salam,
Awang 

--- On Fri, 7/10/09, rumlan dwiyatno  wrote:

> From: rumlan dwiyatno 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Date: Friday, July 10, 2009, 6:52 AM
> 
> Salut pak Awang ...
> Geology dan sejarah peradaban manusia pastilah saling
> berhubungan. Peradaban sebagian besar ditentukan oleh
> keadaan alam, disamping manusianya sendiri tentunya. Keadaan
> alam ditentukan oleh kondisi geologi. Jadi kesimpulanya,
> geologi mempunyai peranan sangat penting dalam sejarah
> peradaban manusia. 
> 
> Dengan demikian wilayah yang bisa dimasuki ilmu geology
> menjadi sangatlah luas, mungkin nanti perllu dibuat cabang
> geologi yang berhubungan dengan peradaban dan sejarah.
> 
> Sunan Ampel entah dengan cara apa, telah mampu membaca
> kondisi geologi saat itu, bahwa mengingat posisi topography
> nDemak pada saat itu, sangat cocok untuk berdirinya sebuah
> kuta raja, namun sepertinya beliau belum atau lupa
> mempertimbangkan tingkat sedimentasi yang begitu tinggi yang
> membuat pada akhirnya nDemak akan berada didaratan seperti
> sekarang ini.
> 
> Dari artikle pak Awang tadi, satu saja pertanyaan saya pak,
> Nama Bukit Prawoto itu berasal dari mana? Apakah bukitnya
> dulu bernama Prawoto, kemudian Mukmin yang sering berkunjung
> ke situ disebut Sunan Prawoto atau karena Sunan Prawoto
> sering berkunjung ke bukit itu lantas bukitnya dinamakan
> Bukit Prawoto ?
> 
> Salam
> 






PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Awang Satyana
.
 
Demikian, sekedar menunjukkan bahwa pada zaman dahulu, geomorfologi berperan 
penting dalam peta politik kerajaan-kerajaan di Indonesia.
 
Salam,
awang


--- On Fri, 7/10/09, Hendri Harsian  wrote:

> From: Hendri Harsian 
> Subject: RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Date: Friday, July 10, 2009, 7:44 AM
> Pak Awang,
> 
> IMHO dan sekedar 'sharing' saja karena saya juga tidak tahu
> pasti yang mana yang benar.
> Dari beberapa sumber yang saya baca (internet, Babad tanah
> Jawi, dll), Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah (yang
> kemudian bergelar Senapati Jimbun  Ngabdur Rahman
> Panembahan Palembang Sajidin Panatagama atau dikenal juga
> sebagai Sultan Bintoro/Sultan Trenggono) pada tahun 1513 M.
> 
> Dikisahkan dalam Babad Tanah Jawi bagaimana R.Patah merebut
> kekuasaan dengan menyerbu Prabu Brawijaya (yang juga
> mengakui R.Patah sebagai anaknya). Prabu Brawijaya kemudian
> kalah dan lari. 
> Jadi bisa jadi dalam 2 tahun setelahnya kekuasaanya sudah
> menyebar sampai ke Cirebon (seperti yang Pak Awang
> sebutkan). 
> Tetapi, pada tahun 1546 M, justru kerajaan Demak itu
> 'runtuh' karena intrik kekuasaan antara Hadiwijawa (Joko
> Tingkir) melawan Arya Panangsang (dari Jipang) yang di
> dukung oleh Sunan Kudus.
> Walaupun begitu, Kerajaan Pajang sendiri baru berdiri pada
> tahun 1568 M, di Surakarta dengan Joko Tingkir (Sultan
> Hadiwijaya) sebagai rajanya. Pada tahun 1868 M, Pajang
> runtuh karena terbunuhnya keluarga Pangeran Benowo oleh
> Panembahan Senopati (saudara tirinya sendiri), dan Mataram
> Islam pun lahir.
> 
> Salam,
> /hendri
> 
> 
> -Original Message-
> From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com]
> 
> Sent: Friday, July 10, 2009 12:04 AM
> To: IAGI; Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS
> Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat
> Muria
> 
> 
> Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya
> Suprana, 2009 – Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia),
> memuat sebuah entri berjudul “Demak” di halaman 98. Di
> dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas
> Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara
> para ahli. Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi
> keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan
> alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di
> kawasan selatan Demak ini terdapat suatu tempat bernama
> Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang biasanya
> berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain
> menentang pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat
> Kerajaan Demak ada, kawasan Demak masih berupa 
> rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah
> mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut
> kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar
> Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini
> didukung oleh  temuan benda-benda arkeologi. Menurut
> Jaya Suprana, salah satu dari kedua pendapat itu mungkin
> keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian
> ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana.
> 
> Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab
> keduanya mau tak mau melibatkan sebuah proses geologi
> bernama sedimentasi. Mari kita lihat sedikit proses
> sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya,
> wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada
> pendapat bahwa dahulu kala Gunung Muria di sebelah utara
> Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia merupakan sebuah
> pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan
> Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita
> periksa pendapat ini berdasarkan literatur-literatur lama
> sejarah.
> 
> Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi
> untuk sekedar menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah
> kerajaan Islam pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan
> Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan raja-raja
> Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan
> Demak. Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah
> tersendiri yang secara sangat detail diceritakan dalam buku
> Slamet Muljana (1968, 2005) “Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa
> dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” –
> Bhratara – LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah
> berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546,
> Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi,
> Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di
> Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti
> ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di
> Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak
> tak berbeda dengan penaklukannya atas  Maj

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik OK Taufik
Pak awang,

Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya sampai sumatra, bisa di
jelaskan

"Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang,
Bangka,"





2009/7/10 Awang Satyana 

>
> Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya Suprana, 2009 – Elex
> Media Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul “Demak” di
> halaman 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas
> Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara para ahli.
> Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi keraton tersebut paling
> mungkin ada di kawasan selatan alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap
> ke utara. Di kawasan selatan Demak ini terdapat suatu tempat bernama
> Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang biasanya berasosiasi dengan keraton.
> Namun kelompok ahli yang lain menentang pendapat tersebut sebab pada abad
> XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan Demak masih berupa  rawa-rawa
> liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah mendirikan kerajaannya di situ.
> Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di
> wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini
> didukung oleh
>  temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua
> pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!).
> Demikian ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana.
>
> Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak
> mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat
> sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya,
> wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa
> dahulu kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah
> Jawa, ia merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu
> dengan daratan Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita
> periksa pendapat ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah.
>
> Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar
> menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa
> dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan
> raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak.
> Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara
> sangat detail diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005) “Runtuhnya
> Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” –
> Bhratara – LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak
> sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas
> wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan
> Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke
> Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan
> Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan
> penaklukannya atas
>  Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang
> Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri
> membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah
> pelajaran dari sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan
> dan persatuan.
>
> Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963),
> “Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara” –Bhratara, menarik
> untuk diacu. Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis
> bahwa pada suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan
> Ampel dari Surabaya, agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat
> yang terlindung oleh tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun
> tentu hanya subur di daerah rawa-rawa. Dalam perantauannya itu, Raden Patah
> sampailah ke daerah rawa di tepi selatan Pulau Muryo (Muria), yaitu suatu
> kawasan rawa-rawa besar yang menutup laut atau lebih tepat sebuah selat yang
> memisahkan Pulau Muryo dengan daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan
> gelagah wangi dan rawa; kemudian tempat tersebut dinamai Raden Patah sebagai
> “Demak”.
>
> Menurut Slamet Muljana (1983), “Pemugaran Persada Sejarah Leluhur
> Majapahit” – Inti Idayu, hutan di Gelagah Wangi itu dibuka dan dijadikan
> tempat hunian baru rnama “Bintara”. Dari nama wilayah baru itulah Raden
> Patah terkenal sebagai Pangeran Bintara. Slamet Muljana (1968, 2005) juga
> menulis bahwa Raden Patah (nama Tionghoanya Jin Bun – Raden Patah adalah
> anak raja Majapahit Prabu Brawijaya dan salah seorang istrinya yang disebut
> Putri Cina) memilih tinggal di daerah kosong dan berawa di sebelah timur
> Semarang, di kaki Gunung Muria. Daerah itu sangat subur dan strategis untuk
> menguasai pelayaran di pantai utara. Jin Bun berkedudukan di Demak. Di
> Demak, Jin Bun menjadi ulama sesuai pesan gurunya, Sunan Ampel. Ia
> mengumpulkan para pengikutnya baik dari masyarakat Jawa maupun Cina. Saat
> sebelum memberontak kepa

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik sigit prabowo
Pak Awang YTH.,

Menarik sekali ulasan pak Awang tentang sejarah berhubungan dengan geologi 
ini,, seperti dijelaskan sebelum nya bahwa hubungan Demak dengan pedalaman 
Jawa dengan memakai kapal2, adalah melalui Kali Serang, yang bermata air di 
Gunung Merbabu dan Pegunungan Kendeng, dekat Pengging (diantara Pajang dan 
Boyolali)...s/d hampir akhir abad ke-18...

Ketika Demak surut, kemudian digantikan oleh Pajang (Sultan Hadiwijaya), dan 
Mataram (Panembahan Senopati) --> semakin ke selatan, apakah juga ada 
kemungkinan sebab2 Geologi yang menyertai nya pak...?, seperti kalo tidak 
salah, dulu pak Awang pernah menjelaskan tentang pemindahan pusat pemerintahan 
(Wangsya Sanjaya ?) oleh Mpu Sindok ke wilayah Jawa yang lebih ke arah Timur...

Mohon pencerahan nya pak...


Terimakasih

Best Regards
Sigit




From: Awang Satyana 
To: IAGI ; Geo Unpad ; Forum 
HAGI ; Eksplorasi BPMIGAS 
Sent: Friday, July 10, 2009 12:03:45 AM
Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria


Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya Suprana, 2009 – Elex Media 
Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul “Demak” di halaman 
98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas Keraton Kerajaan 
Demak belumlah ada kesepakatan di antara para ahli. Sekelompok ahli mengatakan 
bahwa letak lokasi keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan 
alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak 
ini terdapat suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang 
biasanya berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang 
pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan 
Demak masih berupa  rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah 
mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat 
Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. 
Pendapat ini didukung oleh
temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua 
pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian 
ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana.

Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak mau 
melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat sedikit 
proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, wilayah ini 
dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu kala Gunung 
Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia merupakan 
sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan Jawa oleh 
proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat ini 
berdasarkan literatur-literatur lama sejarah.

Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar 
menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan 
ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan 
raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak. Riwayat 
penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara sangat detail 
diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005) “Runtuhnya Kerajaan 
Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” – Bhratara – LKiS. 
Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. 
Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, 
Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 
1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu 
kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan 
Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas
Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang Blambangan 
yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan 
makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari 
sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan.

Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), “Peranan 
Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara” –Bhratara, menarik untuk diacu. 
Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis bahwa pada suatu 
peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari Surabaya, 
agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang terlindung oleh 
tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu hanya subur di daerah 
rawa-rawa. Dalam perantauannya itu, Raden Patah sampailah ke daerah rawa di 
tepi selatan Pulau Muryo (Muria), yaitu suatu kawasan rawa-rawa besar yang 
menutup laut atau lebih tepat sebuah selat yang memisahkan Pulau Muryo dengan 
daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan gelagah wangi dan rawa; kemudian 
tempat tersebut dinamai Raden Patah sebagai “Demak”.  

Menurut Slamet Muljana (1983), “Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit” – 
I

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik zaim
Pak Awang dan Rekans,
Saya pernah menulis artikel di Koran Pikiran Rakyat - Bandung sekitar
sepuluh tahun lalu, dan seingat saya, saya pernah mengirimkan fotokopi
artikel tersebut ke Pak Awang. Dalam artikel tersebut (saya sudah lupa
judul dan waktu terbitnya)saya mengungkapkan perlunya data geologi dalam
penelitian arkeologi (yang saya sebut sebagai Geoarkeologi) untuk
mengungkap bukti2 sejarah masa lampau, tidak sekedar atas data temuan
arkeologis, tapi lebih dari itu, untuk memahami konteks lingkungannya,
termasuk aspek geologi, antara lain perkembangan
geomorfologi/paleogeografi. Saya utarakan, antara lain Daerah Demak yang
masih berupa laut (Selat), Kerajaan Majapahit yang mundur juga karena
pendangkalan Sungai Brantas akibat letusan Gunung Kelud yang mengakibatkan
melemahnya jalur transportasi kapal2 yang berdampak pada lemahnya
perdagangan/ekonomi, keamanan dan sosial, juga Kerajaan Tosara di Teluk
Bone yang pada abad ke 16 kalau mau berlayar ke Selat Makasar tidak perlu
memutar lewat Makassar, tetapi dapat langsung melalui Danau Tempe (yang
saat itu masih berupa laut/selat, dengan bukti adanya endapan pasir pantai
resen disekitar Danau Tempe).Mundurnya Kerajaan Tosara juga karena
pendangkalan jalur tersebut yang kemudian berubah menjadi Danau Tempe,
yang berakibat pada jauhnya/panjangnya jalur transportasi karena harus
memutar melewati Makassar, yang menyebabkan mundurnya perdagangan,
keamanan dan perkembangan sosial.Semua hal tersebut diperlukan oleh rekan2
ahli arkeologi untuk bisa memahami konteks perkembangan suatu wilayah,
bukan hanya sekedar atas dasar temuan arkeologis semata.

Wasslam,

Yahdi Zaim
Dosen Geoarkeologi
Prodi Teknik Geologi
FITB


>
> Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya Suprana, 2009 –
> Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul
> “Demak” di halaman 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang
> lokasi bekas Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara
> para ahli. Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi keraton tersebut
> paling mungkin ada di kawasan selatan alun-alun kota Demak sekarang dan
> menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak ini terdapat suatu tempat
> bernama Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang biasanya berasosiasi
> dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang pendapat tersebut
> sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan Demak masih
> berupa  rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah mendirikan
> kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat
> Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan
> Genuk. Pendapat ini didukung oleh
>  temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua
> pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!).
> Demikian ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana.
>
> Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak
> mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat
> sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya,
> wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa
> dahulu kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah
> Jawa, ia merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu
> dengan daratan Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita
> periksa pendapat ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah.
>
> Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar
> menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa
> dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan
> raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak.
> Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara
> sangat detail diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005)
> “Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di
> Nusantara” – Bhratara – LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah
> berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak
> sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten,
> Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan
> penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan
> di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda
> dengan penaklukannya atas
>  Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang
> Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri
> membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya.
> Sebuah pelajaran dari sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan
> kesatuan dan persatuan.
>
> Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963),
> “Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara” –Bhratara,
> menarik untuk diacu. Dalam menguraikan

[iagi-net-l] Recall: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Hendri Harsian
Hendri Harsian would like to recall the message, "[iagi-net-l] Kerajaan Demak 
dan Geologi Selat Muria".


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Hendri Harsian
Pak Awang,

IMHO dan sekedar 'sharing' saja karena saya juga tidak tahu pasti yang mana 
yang benar.
Dari beberapa sumber yang saya baca (internet, Babad tanah Jawi, dll), Kerajaan 
Demak didirikan oleh Raden Patah (yang kemudian bergelar Senapati Jimbun  
Ngabdur Rahman Panembahan Palembang Sajidin Panatagama atau dikenal juga 
sebagai Sultan Bintoro/Sultan Trenggono) pada tahun 1513 M. 
Dikisahkan dalam Babad Tanah Jawi bagaimana R.Patah merebut kekuasaan dengan 
menyerbu Prabu Brawijaya (yang juga mengakui R.Patah sebagai anaknya). Prabu 
Brawijaya kemudian kalah dan lari. 
Jadi bisa jadi dalam 2 tahun setelahnya kekuasaanya sudah menyebar sampai ke 
Cirebon (seperti yang Pak Awang sebutkan). 
Tetapi, pada tahun 1546 M, justru kerajaan Demak itu 'runtuh' karena intrik 
kekuasaan antara Hadiwijawa (Joko Tingkir) melawan Arya Panangsang (dari 
Jipang) yang di dukung oleh Sunan Kudus.
Walaupun begitu, Kerajaan Pajang sendiri baru berdiri pada tahun 1568 M, di 
Surakarta dengan Joko Tingkir (Sultan Hadiwijaya) sebagai rajanya. Pada tahun 
1868 M, Pajang runtuh karena terbunuhnya keluarga Pangeran Benowo oleh 
Panembahan Senopati (saudara tirinya sendiri), dan Mataram Islam pun lahir.

Salam,
/hendri


-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] 
Sent: Friday, July 10, 2009 12:04 AM
To: IAGI; Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria


Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya Suprana, 2009 – Elex Media 
Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul “Demak” di halaman 
98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas Keraton Kerajaan 
Demak belumlah ada kesepakatan di antara para ahli. Sekelompok ahli mengatakan 
bahwa letak lokasi keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan 
alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak 
ini terdapat suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang 
biasanya berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang 
pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan 
Demak masih berupa  rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah 
mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat 
Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. 
Pendapat ini didukung oleh  temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, 
salah satu dari kedua pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya 
keliru (!). Demikian ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana.

Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak mau 
melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat sedikit 
proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, wilayah ini 
dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu kala Gunung 
Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia merupakan 
sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan Jawa oleh 
proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat ini 
berdasarkan literatur-literatur lama sejarah.

Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar 
menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan 
ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan 
raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak. Riwayat 
penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara sangat detail 
diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005) “Runtuhnya Kerajaan 
Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” – Bhratara – LKiS. 
Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. 
Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, 
Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 
1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu 
kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan 
Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas  Majapahit. Peristiwa gugurnya 
tokoh2 penting Demak saat menyerang Blambangan yang eks Majapahit, dan 
rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya 
runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari sejarah –cerai-berai dari dalam 
akan membahayakan kesatuan dan persatuan.

Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), “Peranan 
Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara” –Bhratara, menarik untuk diacu. 
Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis bahwa pada suatu 
peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari Surabaya, 
agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang terlindung oleh 
tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu hanya subur di daer

RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Simon Christian Kurniawan (PE/PCSB)
Wah menarik kalau ada ekskursinya, menarik juga kalau ditulis di National 
Geography dengan foto2 Geosejarah nya.
 

-Original Message-
From: mohammad syaiful [mailto:mohammadsyai...@gmail.com] 
Sent: Friday, 10 July, 2009 7:36 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

pak awang,

sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb dikemas menjadi sebuah 
perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari dan kembali ke semarang 
sbg tempat mangkalnya. maksud saya, bisa dibarengkan dengan acara pit iagi yg 
akan dilaksanakan 13-14 oktober
2009 nanti?

salam,
syaiful

2009/7/10 Awang Satyana :
>
> Sebuah buku baru, "Ensiklopedi Kelirumologi" (Jaya Suprana, 2009 - 
> Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul 
> "Demak" di halaman 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang 
> lokasi bekas Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara 
> para ahli. Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi keraton 
> tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan alun-alun kota Demak 
> sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak ini terdapat 
> suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggil-sebuah nama yang biasanya 
> berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang 
> pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, 
> kawasan Demak masih berupa  rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau 
> Raden Patah mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, 
> menurut kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar 
> Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini didukung oleh
>  temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua 
> pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian 
> ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana.
>
> Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak 
> mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat 
> sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, 
> wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu 
> kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia 
> merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan 
> Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat 
> ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah.
>
> Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk 
> sekedar menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam 
> pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja 
> Demak adalah turunan raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah -sang 
> pendiri Kerajaan Demak. Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada 
> kisah tersendiri yang secara sangat detail diceritakan dalam buku 
> Slamet Muljana (1968, 2005) "Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan 
> Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara" - Bhratara - LKiS. Pada 
> tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. 
> Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk 
> Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa 
> Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang 
> merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta 
> sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya 
> atas
>  Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang Blambangan 
> yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan 
> makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari 
> sejarah -cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan.
>
> Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), "Peranan 
> Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara" -Bhratara, menarik untuk diacu. 
> Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis bahwa pada 
> suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari 
> Surabaya, agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang 
> terlindung oleh tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu 
> hanya subur di daerah rawa-rawa. Dalam perantauannya itu, Raden Patah 
> sampailah ke daerah rawa di tepi selatan Pulau Muryo (Muria), yaitu suatu 
> kawasan rawa-rawa besar yang menutup laut atau lebih tepat sebuah selat yang 
> memisahkan Pulau Muryo dengan daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan 
> gelagah wangi dan rawa; kemudian tempat tersebut dinamai Raden Patah sebagai 
> "Demak".
>
> Menurut Slamet Muljana (1983), "Pemugara

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik rumlan dwiyatno

Salut pak Awang ...
Geology dan sejarah peradaban manusia pastilah saling berhubungan. Peradaban 
sebagian besar ditentukan oleh keadaan alam, disamping manusianya sendiri 
tentunya. Keadaan alam ditentukan oleh kondisi geologi. Jadi kesimpulanya, 
geologi mempunyai peranan sangat penting dalam sejarah peradaban manusia. 

Dengan demikian wilayah yang bisa dimasuki ilmu geology menjadi sangatlah luas, 
mungkin nanti perllu dibuat cabang geologi yang berhubungan dengan peradaban 
dan sejarah.

Sunan Ampel entah dengan cara apa, telah mampu membaca kondisi geologi saat 
itu, bahwa mengingat posisi topography nDemak pada saat itu, sangat cocok untuk 
berdirinya sebuah kuta raja, namun sepertinya beliau belum atau lupa 
mempertimbangkan tingkat sedimentasi yang begitu tinggi yang membuat pada 
akhirnya nDemak akan berada didaratan seperti sekarang ini.

Dari artikle pak Awang tadi, satu saja pertanyaan saya pak, Nama Bukit Prawoto 
itu berasal dari mana? Apakah bukitnya dulu bernama Prawoto, kemudian Mukmin 
yang sering berkunjung ke situ disebut Sunan Prawoto atau karena Sunan Prawoto 
sering berkunjung ke bukit itu lantas bukitnya dinamakan Bukit Prawoto ?

Salam

--- On Thu, 7/9/09, Awang Satyana  wrote:

> From: Awang Satyana 
> Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
> To: "IAGI" , "Geo Unpad" , 
> "Forum HAGI" , "Eksplorasi BPMIGAS" 
> 
> Date: Thursday, July 9, 2009, 12:03 PM
> 
> Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya
> Suprana, 2009 – Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia),
> memuat sebuah entri berjudul “Demak” di halaman 98. Di
> dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas
> Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara
> para ahli. Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi
> keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan
> alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di
> kawasan selatan Demak ini terdapat suatu tempat bernama
> Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang biasanya
> berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain
> menentang pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat
> Kerajaan Demak ada, kawasan Demak masih berupa 
> rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah
> mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut
> kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar
> Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini
> didukung oleh
>  temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah
> satu dari kedua pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa
> juga dua-duanya keliru (!). Demikian ulasan tentang Demak
> dalam kelirumologi ala Jaya Suprana.
> 
> Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab
> keduanya mau tak mau melibatkan sebuah proses geologi
> bernama sedimentasi. Mari kita lihat sedikit proses
> sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya,
> wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada
> pendapat bahwa dahulu kala Gunung Muria di sebelah utara
> Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia merupakan sebuah
> pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan
> Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita
> periksa pendapat ini berdasarkan literatur-literatur lama
> sejarah.
> 
> Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi
> untuk sekedar menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah
> kerajaan Islam pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan
> Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan raja-raja
> Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan
> Demak. Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah
> tersendiri yang secara sangat detail diceritakan dalam buku
> Slamet Muljana (1968, 2005) “Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa
> dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” –
> Bhratara – LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah
> berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546,
> Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi,
> Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di
> Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti
> ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di
> Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak
> tak berbeda dengan penaklukannya atas
>  Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat
> menyerang Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari
> dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan
> akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari
> sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan
> dan persatuan.
> 
> Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad
> Ali (1963), “Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia
> Tenggara” –Bhratara, menarik untuk diacu. Dalam
> menguraikan terjadin

RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Setiabudi Djaelani
Pak Syaiful,

Saya sangat mendukung usulan ini, bukti-bukti Geologi dapat membantu mengungkap 
perbedaan pendapat sejarah sangat menarik untuk dijadikan ekskursi. Apalagi Pak 
Awang sebagai Leadernya nanti sangat menguasai keduanya geologi maupun 
sejarahnya.

Saya langsung daftar Peserta Ekskursi deh !!

Salam,
Setiabudi

-Original Message-
From: mohammad syaiful [mailto:mohammadsyai...@gmail.com]
Sent: Friday, July 10, 2009 6:36 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS
Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

pak awang,

sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb dikemas menjadi
sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari dan
kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya, bisa
dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan 13-14 oktober
2009 nanti?

salam,
syaiful

2009/7/10 Awang Satyana :
>
> Sebuah buku baru, "Ensiklopedi Kelirumologi" (Jaya Suprana, 2009 - Elex Media 
> Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul "Demak" di halaman 
> 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas Keraton 
> Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara para ahli. Sekelompok ahli 
> mengatakan bahwa letak lokasi keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan 
> selatan alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan 
> selatan Demak ini terdapat suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggil-sebuah 
> nama yang biasanya berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain 
> menentang pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak 
> ada, kawasan Demak masih berupa  rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau 
> Raden Patah mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut 
> kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu 
> Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini didukung oleh
>  temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua 
> pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian 
> ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana.
>
> Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak 
> mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat 
> sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, 
> wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu 
> kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia 
> merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan 
> Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat 
> ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah.
>
> Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar 
> menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan 
> ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan 
> raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah -sang pendiri Kerajaan Demak. 
> Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara 
> sangat detail diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005) "Runtuhnya 
> Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara" - 
> Bhratara - LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak 
> sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya 
> termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di 
> Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang 
> merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. 
> Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas
>  Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang Blambangan 
> yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan 
> makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari 
> sejarah -cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan.
>
> Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), "Peranan 
> Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara" -Bhratara, menarik untuk diacu. 
> Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis bahwa pada 
> suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari 
> Surabaya, agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang 
> terlindung oleh tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu 
> hanya subur di daerah rawa-rawa. Dalam perantauannya itu, Raden Patah 
> sampailah ke daerah rawa di tepi selatan Pulau Muryo (Muria), yaitu suatu 
> kawasan rawa-rawa besar yang menutup laut atau lebih tepat sebuah selat yang 
> memisahkan Pulau Muryo dengan daratan Jawa Tengah

Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik mohammad syaiful
pak awang,

sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb dikemas menjadi
sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari dan
kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya, bisa
dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan 13-14 oktober
2009 nanti?

salam,
syaiful

2009/7/10 Awang Satyana :
>
> Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya Suprana, 2009 – Elex Media 
> Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul “Demak” di halaman 
> 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas Keraton 
> Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara para ahli. Sekelompok ahli 
> mengatakan bahwa letak lokasi keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan 
> selatan alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan 
> selatan Demak ini terdapat suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah 
> nama yang biasanya berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain 
> menentang pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak 
> ada, kawasan Demak masih berupa  rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau 
> Raden Patah mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut 
> kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu 
> Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini didukung oleh
>  temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua 
> pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian 
> ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana.
>
> Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak 
> mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat 
> sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, 
> wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu 
> kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia 
> merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan 
> Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat 
> ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah.
>
> Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar 
> menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan 
> ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan 
> raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak. 
> Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara 
> sangat detail diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005) “Runtuhnya 
> Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” – 
> Bhratara – LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak 
> sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya 
> termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di 
> Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang 
> merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. 
> Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas
>  Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang Blambangan 
> yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan 
> makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari 
> sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan.
>
> Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), “Peranan 
> Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara” –Bhratara, menarik untuk diacu. 
> Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis bahwa pada 
> suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari 
> Surabaya, agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang 
> terlindung oleh tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu 
> hanya subur di daerah rawa-rawa. Dalam perantauannya itu, Raden Patah 
> sampailah ke daerah rawa di tepi selatan Pulau Muryo (Muria), yaitu suatu 
> kawasan rawa-rawa besar yang menutup laut atau lebih tepat sebuah selat yang 
> memisahkan Pulau Muryo dengan daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan 
> gelagah wangi dan rawa; kemudian tempat tersebut dinamai Raden Patah sebagai 
> “Demak”.
>
> Menurut Slamet Muljana (1983), “Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit” 
> – Inti Idayu, hutan di Gelagah Wangi itu dibuka dan dijadikan tempat hunian 
> baru rnama “Bintara”. Dari nama wilayah baru itulah Raden Patah terkenal 
> sebagai Pangeran Bintara. Slamet Muljana (1968, 2005) juga menulis bahwa 
> Raden Patah (nama Tionghoanya Jin Bun – Raden Patah adalah anak raja 
> Majapahit Prabu Brawijaya dan salah seorang istrinya yang disebut Putri Cina) 
> memilih tinggal di daerah kosong dan berawa di sebelah timur Semarang, di 
> kaki Gunung Muria. Daerah itu sangat subur dan strategis untuk menguasai 
> pelayaran di pantai utara. Jin Bun berkedudukan di Demak.

[iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria

2009-07-09 Terurut Topik Awang Satyana

Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya Suprana, 2009 – Elex Media 
Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul “Demak” di halaman 
98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas Keraton Kerajaan 
Demak belumlah ada kesepakatan di antara para ahli. Sekelompok ahli mengatakan 
bahwa letak lokasi keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan 
alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak 
ini terdapat suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang 
biasanya berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang 
pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan 
Demak masih berupa  rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah 
mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat 
Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. 
Pendapat ini didukung oleh
 temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua 
pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian 
ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana.

Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak mau 
melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat sedikit 
proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, wilayah ini 
dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu kala Gunung 
Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia merupakan 
sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan Jawa oleh 
proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat ini 
berdasarkan literatur-literatur lama sejarah.

Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar 
menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan 
ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan 
raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak. Riwayat 
penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara sangat detail 
diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005) “Runtuhnya Kerajaan 
Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” – Bhratara – LKiS. 
Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. 
Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, 
Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 
1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu 
kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan 
Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas
 Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang Blambangan 
yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan 
makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari 
sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan.

Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), “Peranan 
Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara” –Bhratara, menarik untuk diacu. 
Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis bahwa pada suatu 
peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari Surabaya, 
agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang terlindung oleh 
tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu hanya subur di daerah 
rawa-rawa. Dalam perantauannya itu, Raden Patah sampailah ke daerah rawa di 
tepi selatan Pulau Muryo (Muria), yaitu suatu kawasan rawa-rawa besar yang 
menutup laut atau lebih tepat sebuah selat yang memisahkan Pulau Muryo dengan 
daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan gelagah wangi dan rawa; kemudian 
tempat tersebut dinamai Raden Patah sebagai “Demak”.  

Menurut Slamet Muljana (1983), “Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit” – 
Inti Idayu, hutan di Gelagah Wangi itu dibuka dan dijadikan tempat hunian baru 
rnama “Bintara”. Dari nama wilayah baru itulah Raden Patah terkenal sebagai 
Pangeran Bintara. Slamet Muljana (1968, 2005) juga menulis bahwa Raden Patah 
(nama Tionghoanya Jin Bun – Raden Patah adalah anak raja Majapahit Prabu 
Brawijaya dan salah seorang istrinya yang disebut Putri Cina) memilih tinggal 
di daerah kosong dan berawa di sebelah timur Semarang, di kaki Gunung Muria. 
Daerah itu sangat subur dan strategis untuk menguasai pelayaran di pantai 
utara. Jin Bun berkedudukan di Demak. Di Demak, Jin Bun menjadi ulama sesuai 
pesan gurunya, Sunan Ampel. Ia mengumpulkan para pengikutnya baik dari 
masyarakat Jawa maupun Cina. Saat sebelum memberontak kepada Majapahit, Jin Bun 
atau Raden Patah adalah bupati yang ditempatkan di Demak atau Bintara.

Bahwa Demak dulu berlokasi di tepi laut, tetapi sekarang jaraknya dari laut 
sampai 30 km, dapat diinterpretasikan dari peta genangan air yang diterbitkan 
Pemda Semarang (Daldjoeni, 1992, “Geog