Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
tapi kalau mahasiswa gimana pak, sepertinya seru tuh pak, tapi harga tetap harga mahasiswa ya pak. Soalnya sangat menarik sekali untuk mengetahui geologi sejarah khususnya dibagian pantai utaraSalam Syawal 2009/7/15 > Bener pak Awang di dataran Demk dan Semarang kedalaman bor air tanah > maksimu 100 meteran, dan kalau sekitar Muria akan berbeda lagi saya > setuju. Kalau terbukti Cekungan air tanah dan Semarang berbeda maka akan > besar pengaruhnya kepada pengelolaannya. Maklum mjenyangkur wewenang pak. > Saya coba akan pelajari hal tersebut (Untung) > > > > Pak Untung, > > > > Saya pikir kedalaman 250 m sudah lebih dari cukup untuk mempelajari > > sejarah Kuarter sedimentasi di sekitar Demak. Mungkin kedalaman "Selat > > Muria" yang pernah ada itu tak akan sedalam sampai 250 meter bila > > menghubungkannya dengan kedalaman rata-rata Laut Jawa di sebelah utaranya > > yang tidak melebihi 200 meter. Mungkin juga cekungan air tanah antara > > Demak dengan wilayah Muria juga berbeda, paling tidak begitu, bila > melihat > > litologi Kuarter-nya dan beberapa cerita rekan di milis ini yang > menemukan > > bahwa pemboran air tanah di sekitar Muria umumnya berbeda dengan yang di > > wilayah Demak. > > > > salam, > > Awang > > > > --- On Mon, 7/13/09, unt...@dgtl.esdm.go.id > > wrote: > > > >> From: unt...@dgtl.esdm.go.id > >> Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria > >> To: iagi-net@iagi.or.id > >> Date: Monday, July 13, 2009, 9:29 AM > >> Pak Awang saya sedang mencoba > >> memisahkan antara dataran Semarang dan > >> dataran Demak, soalnya saya yakin sedimen yang membentuk > >> dataran Semarang > >> berbeda dengan sedimen yang membentuk dataran Demak begitu > >> pula dengan > >> basin nya. Cuman batas yang memisahkan kedua basin tersebut > >> belum > >> ketemu.Sebagai catatan saya kan cunma ngebor air dan dalam > >> sejarah bor air > >> Indonesia kedalaman maksimum yang pernah dicapai adalah 250 > >> meter. > >> (Untung) > >> > > >> > Pak Taufik, > >> > > >> > Hal tersebut tercantum di buku tulisan Daldjoeni > >> (1992) "Geografi > >> > Kesejarahan jilid II, penerbit Alumni Bandung. > >> Pembuktiannya juga melalui > >> > tulisan-tulisan bernilai sejarah (babad, serat, > >> naskah, dll.). Bukan hal > >> > yang aneh bila Demak menguasai sampai Sumatra sebab > >> Raden Patah sendiri > >> > dilahirkan dan besar di Palembang. Ia telah menguasai > >> srategi penaklukan > >> > wiayah di sekitar Palembang (Jambi, Bangka). Dan, > >> putra sulung Raden > >> > Patah, Pati Unus, terkenal dengan politik ekspansinya > >> sampai ke Malaka. Ia > >> > dijuluki Pangeran Sabrang Lor -pangeran yang > >> menyeberang ke utara. > >> > > >> > Pati Unus berhasrat menguasai Malaka, sayang didahului > >> 'dAlbuquerque. Ini > >> > tak menyrutkan hasratnya, dengan bantuan Palembang > >> (nah ini bukti juga > >> > bahwa Palembang saat itu telah menjadi bawahan Demak), > >> ia menyiapkan 90 > >> > kapal dengan 12.000 anak buahnya. Kapal dipersenjatai > >> meriam. Iringan > >> > kapal berjalan di sebelah barat Sumatra dan tiba-tiba > >> muncul di Malaka > >> > menyerang angkatan perang Portugis dengan geramnya. > >> Pertempuran tahun > >> > 1512-1513 itu betapa hebatnya -meskipun Pati Unus > >> gagal menegakkan > >> > supremasinya di Malaka. > >> > > >> > salam, > >> > Awang > >> > > >> > --- On Fri, 7/10/09, OK Taufik > >> wrote: > >> > > >> >> From: OK Taufik > >> >> Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan > >> Geologi Selat Muria > >> >> To: iagi-net@iagi.or.id > >> >> Date: Friday, July 10, 2009, 8:32 AM > >> >> Pak awang, > >> >> > >> >> Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya > >> sampai > >> >> sumatra, bisa di > >> >> jelaskan > >> >> > >> >> "Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya > >> termasuk > >> >> Jambi, Palembang, > >> >> Bangka," > >> >> > >> > > >> > > >> > > >> > > >> > > >> > > >> >
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Bener pak Awang di dataran Demk dan Semarang kedalaman bor air tanah maksimu 100 meteran, dan kalau sekitar Muria akan berbeda lagi saya setuju. Kalau terbukti Cekungan air tanah dan Semarang berbeda maka akan besar pengaruhnya kepada pengelolaannya. Maklum mjenyangkur wewenang pak. Saya coba akan pelajari hal tersebut (Untung) > > Pak Untung, > > Saya pikir kedalaman 250 m sudah lebih dari cukup untuk mempelajari > sejarah Kuarter sedimentasi di sekitar Demak. Mungkin kedalaman "Selat > Muria" yang pernah ada itu tak akan sedalam sampai 250 meter bila > menghubungkannya dengan kedalaman rata-rata Laut Jawa di sebelah utaranya > yang tidak melebihi 200 meter. Mungkin juga cekungan air tanah antara > Demak dengan wilayah Muria juga berbeda, paling tidak begitu, bila melihat > litologi Kuarter-nya dan beberapa cerita rekan di milis ini yang menemukan > bahwa pemboran air tanah di sekitar Muria umumnya berbeda dengan yang di > wilayah Demak. > > salam, > Awang > > --- On Mon, 7/13/09, unt...@dgtl.esdm.go.id > wrote: > >> From: unt...@dgtl.esdm.go.id >> Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria >> To: iagi-net@iagi.or.id >> Date: Monday, July 13, 2009, 9:29 AM >> Pak Awang saya sedang mencoba >> memisahkan antara dataran Semarang dan >> dataran Demak, soalnya saya yakin sedimen yang membentuk >> dataran Semarang >> berbeda dengan sedimen yang membentuk dataran Demak begitu >> pula dengan >> basin nya. Cuman batas yang memisahkan kedua basin tersebut >> belum >> ketemu.Sebagai catatan saya kan cunma ngebor air dan dalam >> sejarah bor air >> Indonesia kedalaman maksimum yang pernah dicapai adalah 250 >> meter. >> (Untung) >> > >> > Pak Taufik, >> > >> > Hal tersebut tercantum di buku tulisan Daldjoeni >> (1992) "Geografi >> > Kesejarahan jilid II, penerbit Alumni Bandung. >> Pembuktiannya juga melalui >> > tulisan-tulisan bernilai sejarah (babad, serat, >> naskah, dll.). Bukan hal >> > yang aneh bila Demak menguasai sampai Sumatra sebab >> Raden Patah sendiri >> > dilahirkan dan besar di Palembang. Ia telah menguasai >> srategi penaklukan >> > wiayah di sekitar Palembang (Jambi, Bangka). Dan, >> putra sulung Raden >> > Patah, Pati Unus, terkenal dengan politik ekspansinya >> sampai ke Malaka. Ia >> > dijuluki Pangeran Sabrang Lor -pangeran yang >> menyeberang ke utara. >> > >> > Pati Unus berhasrat menguasai Malaka, sayang didahului >> 'dAlbuquerque. Ini >> > tak menyrutkan hasratnya, dengan bantuan Palembang >> (nah ini bukti juga >> > bahwa Palembang saat itu telah menjadi bawahan Demak), >> ia menyiapkan 90 >> > kapal dengan 12.000 anak buahnya. Kapal dipersenjatai >> meriam. Iringan >> > kapal berjalan di sebelah barat Sumatra dan tiba-tiba >> muncul di Malaka >> > menyerang angkatan perang Portugis dengan geramnya. >> Pertempuran tahun >> > 1512-1513 itu betapa hebatnya -meskipun Pati Unus >> gagal menegakkan >> > supremasinya di Malaka. >> > >> > salam, >> > Awang >> > >> > --- On Fri, 7/10/09, OK Taufik >> wrote: >> > >> >> From: OK Taufik >> >> Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan >> Geologi Selat Muria >> >> To: iagi-net@iagi.or.id >> >> Date: Friday, July 10, 2009, 8:32 AM >> >> Pak awang, >> >> >> >> Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya >> sampai >> >> sumatra, bisa di >> >> jelaskan >> >> >> >> "Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya >> termasuk >> >> Jambi, Palembang, >> >> Bangka," >> >> >> > >> > >> > >> > >> > >> > >> >> > PP-IAGI 2008-2011: >> > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id >> > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com >> > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak >> biro... >> > >> >> > ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! >> > yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang >> > 13-14 Oktober 2009 >> > >> - >> > To unsubscribe, send email to: >> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id >> > To subscrib
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Kalau dlm ekskursi PIT IAGI seperti ini, yang bertema Geo-Sejarah, partcipant non Geologist boleh ikut nggak ya? Misalnya para arkeolog? Kalau misalnya boleh, mungkin woro-woro2nya sudah harus memberitahukan tentang ini dari awal, sehingga para pengikut akan banyak, dan mungkin biaya bisa ditekan. (berdasarkan konsep skala ekonomi) Wassalam, Harry Kusna From: yanto R.Sumantri To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, July 14, 2009 12:39:59 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria Wah COCOK , PIT IAGI , ekskursinya GEO -Sejarah , idee yang sangat PAS, tapi ongkosnya jangan mahal mahal ya . Supaya para pensiunan bisa ikutan . heheheh Si Abah > > Nah, ini dia pengetahuan lapangan yang baik. Kombinasi pengetahuan dari > pengalaman masa kecil sampai masa sekarang sebagai pembimbing mahasiswa > dalam ekskursi wajib ke Muria-Demak-dan sekitarnya, tentu akan > menghasilkan ekskursi yang baik. Terima kasih Mas Agus atas informasi > detailnya. Tinggal direspon saja oleh Panitia PIT IAGI 2009 bila para > peminatnya cukup. Saya hanya melempar issue tentang Selat Muria, Pak > Syaiful menangkapnya untuk dijadikan program ekskursi dalam rangka PIT > IAGI 2009 di Semarang, dan Mas Agus punya pengetahuan lapangan yang baik. > > Saya pikir semua rute yang diajukan Mas Agus baik. Di wilayah ini rute2 > yang diajukan bisa meramu fenomena2 geologi antara gununglumpur, dinamika > sedimentasi, paleontologi Kuarter, dan vulkanologi Muria sebagai kasus > back-arc volcanism. Kemudian karena wilayah ini pun merupakan sentra > Kesultanan Demak dan tempat kedudukan beberapa Wali, serta ternyata > beberapa fenomena geologi terkait ke maju dan mundurnya Kesultanan Demak; > maka ekskursi ini bisa juga meramu antara geologi dan sejarah. > > Terima kasih atas ajakan Mas Agus untuk kapan2 bergabung dengan ekskursi > mahasiswa2 UGM ke wilayah ini. > > salam, > Awang > > --- On Mon, 7/13/09, Hendratno Agus wrote: > >> From: Hendratno Agus >> Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria >> To: iagi-net@iagi.or.id >> Date: Monday, July 13, 2009, 1:26 PM >> Wah koq langsung nunyuk saya...; >> Welah-welah... >> Tapi benar pak Awang dan rekan-rekan, beberapa titik stop >> site pada jalur di bawah ini sangat menarik menjadi >> pembelajaran geologi, a.l : >> 1. Grobogan - Api Mrapen - Kadilangu - Demak - Muara Sungai >> Serang (salah satu sungai pada sistem DAS Jratun Seluna : >> sungai Jragun, Tuntang, Serang, Lusi dan Juana) - Tj.Muria >> (benteng Portugis) >> 2. Formasi Kancilan di Perbukitan Patiayam (tempat situs >> Sangiran, referensi pak Zaim tentunya) - lintasan Patiayam - >> Pati - terus ke bukit Kars Prawoto di Kayen - Grobogan - >> Bledug Kuwu - Randublatung >> 3. Perbukitan Patiayam - Pati - Muara Sungai Juana - Pantai >> Kartini - Tj.Sluke di Rembang (dibawah Gunung Lasem). >> Beberapa jalur tsb, telah menjadi langganan ekskursi >> geologi regional mhs teknik geologi ugm (wajib) pada jalur >> pantura - kendeng - randublatung - rembang zone. Bahkan >> tahun 2007, lintasan ekskursi geologi ugm mengambil pilihan >> pada Patiayam (ada situs vertebrata), kayen (sekitar bukit >> kars prawoto) - tj.sluke (lereng utara G.Lasem) - juana >> (dinamika sedimentasi). >> >> Khusus pada muara dan dataran banjir sungai serang dan >> sungai juana, kita bisa feedback (membayangkan, bagaimana >> sedimentasi yang membentuk dataran aluvial / fluvial dataran >> rendah demak - kudus - pati, sangat berpengaruh pada sistem >> pelayaran dan perdagangan pada masa lalu juga pada masa >> sekarang, sebagai kampung nelayan). >> Jalur-jalur tsb sangat baik untuk pembelajaran geologi, >> budaya masa lalu, geologi teknik, vulkanologi (jalur Muria - >> Lasem yang berada di luar sistem java volcanic arc). >> >> Secara geologi teknik dan hidrogeologi, sedimen-sedimen >> yang dianggap bekas Selat Muria (meliputi demak - kudus - >> dan sebagian Pati - Juana), sering menimbulkan masalah. >> Kebanyakan lempung, maka jalan pantura Semarang - Demak - >> Kudus, sering mengalami tambal sulam karena pecah, amblas, >> rusak disana-sini, sehingga dalam 3 th ini harus dibongkar >> dan dilandasi dengan geotekstil dan sebagian dibonkar lalu >> di cor dengan beton sampai pada ketinggian 1-2 m. Bahkan >> masa kecil saya di selatan dataran rendah (selatannya >> Perbukitan Patiayam), sering menikmati banjir dari sungai di >> belakang rumah dan halaman rumah kebanjiran setiap 2 tahun. >> Dan setiap 3 th, sungai-sungai kecil yang mengalir di >> dataran rendah kudus, digali / dikeruk oleh PU. Air pada >> sumur-sumur dang
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Wah COCOK , PIT IAGI , ekskursinya GEO -Sejarah , idee yang sangat PAS, tapi ongkosnya jangan mahal mahal ya . Supaya para pensiunan bisa ikutan . heheheh Si Abah > > Nah, ini dia pengetahuan lapangan yang baik. Kombinasi pengetahuan dari > pengalaman masa kecil sampai masa sekarang sebagai pembimbing mahasiswa > dalam ekskursi wajib ke Muria-Demak-dan sekitarnya, tentu akan > menghasilkan ekskursi yang baik. Terima kasih Mas Agus atas informasi > detailnya. Tinggal direspon saja oleh Panitia PIT IAGI 2009 bila para > peminatnya cukup. Saya hanya melempar issue tentang Selat Muria, Pak > Syaiful menangkapnya untuk dijadikan program ekskursi dalam rangka PIT > IAGI 2009 di Semarang, dan Mas Agus punya pengetahuan lapangan yang baik. > > Saya pikir semua rute yang diajukan Mas Agus baik. Di wilayah ini rute2 > yang diajukan bisa meramu fenomena2 geologi antara gununglumpur, dinamika > sedimentasi, paleontologi Kuarter, dan vulkanologi Muria sebagai kasus > back-arc volcanism. Kemudian karena wilayah ini pun merupakan sentra > Kesultanan Demak dan tempat kedudukan beberapa Wali, serta ternyata > beberapa fenomena geologi terkait ke maju dan mundurnya Kesultanan Demak; > maka ekskursi ini bisa juga meramu antara geologi dan sejarah. > > Terima kasih atas ajakan Mas Agus untuk kapan2 bergabung dengan ekskursi > mahasiswa2 UGM ke wilayah ini. > > salam, > Awang > > --- On Mon, 7/13/09, Hendratno Agus wrote: > >> From: Hendratno Agus >> Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria >> To: iagi-net@iagi.or.id >> Date: Monday, July 13, 2009, 1:26 PM >> Wah koq langsung nunyuk saya...; >> Welah-welah... >> Tapi benar pak Awang dan rekan-rekan, beberapa titik stop >> site pada jalur di bawah ini sangat menarik menjadi >> pembelajaran geologi, a.l : >> 1. Grobogan - Api Mrapen - Kadilangu - Demak - Muara Sungai >> Serang (salah satu sungai pada sistem DAS Jratun Seluna : >> sungai Jragun, Tuntang, Serang, Lusi dan Juana) - Tj.Muria >> (benteng Portugis) >> 2. Formasi Kancilan di Perbukitan Patiayam (tempat situs >> Sangiran, referensi pak Zaim tentunya) - lintasan Patiayam - >> Pati - terus ke bukit Kars Prawoto di Kayen - Grobogan - >> Bledug Kuwu - Randublatung >> 3. Perbukitan Patiayam - Pati - Muara Sungai Juana - Pantai >> Kartini - Tj.Sluke di Rembang (dibawah Gunung Lasem). >> Beberapa jalur tsb, telah menjadi langganan ekskursi >> geologi regional mhs teknik geologi ugm (wajib) pada jalur >> pantura - kendeng - randublatung - rembang zone. Bahkan >> tahun 2007, lintasan ekskursi geologi ugm mengambil pilihan >> pada Patiayam (ada situs vertebrata), kayen (sekitar bukit >> kars prawoto) - tj.sluke (lereng utara G.Lasem) - juana >> (dinamika sedimentasi). >> >> Khusus pada muara dan dataran banjir sungai serang dan >> sungai juana, kita bisa feedback (membayangkan, bagaimana >> sedimentasi yang membentuk dataran aluvial / fluvial dataran >> rendah demak - kudus - pati, sangat berpengaruh pada sistem >> pelayaran dan perdagangan pada masa lalu juga pada masa >> sekarang, sebagai kampung nelayan). >> Jalur-jalur tsb sangat baik untuk pembelajaran geologi, >> budaya masa lalu, geologi teknik, vulkanologi (jalur Muria - >> Lasem yang berada di luar sistem java volcanic arc). >> >> Secara geologi teknik dan hidrogeologi, sedimen-sedimen >> yang dianggap bekas Selat Muria (meliputi demak - kudus - >> dan sebagian Pati - Juana), sering menimbulkan masalah. >> Kebanyakan lempung, maka jalan pantura Semarang - Demak - >> Kudus, sering mengalami tambal sulam karena pecah, amblas, >> rusak disana-sini, sehingga dalam 3 th ini harus dibongkar >> dan dilandasi dengan geotekstil dan sebagian dibonkar lalu >> di cor dengan beton sampai pada ketinggian 1-2 m. Bahkan >> masa kecil saya di selatan dataran rendah (selatannya >> Perbukitan Patiayam), sering menikmati banjir dari sungai di >> belakang rumah dan halaman rumah kebanjiran setiap 2 tahun. >> Dan setiap 3 th, sungai-sungai kecil yang mengalir di >> dataran rendah kudus, digali / dikeruk oleh PU. Air pada >> sumur-sumur dangkal juga sering keruh tiap ada hujan. >> >> Ke selatan dari kampung saya, adalah wilayah perbukitan >> kapur Kendeng bagian Barat. Pada jalur Kayen tsb memang ada >> makam Sunan Prawoto (putrane Sultan Trenggana, raja Demak >> yang terakhir) di atas bukit Kars yang ada di selatan Kayen. >> Masyarakat lokal, menyebutnya bukit Prawoto, karena dari >> situlah siar agama dan kepedulian sosial Sunan Prawoto >> mengendalikan semua tata kelola siar dan sosialnya; sehingga >> petilasan sejarah dan
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Daerah Pantai Utara ( Jepara ) ini mulai di Beteng ( Portugis) yang masuk kecamatan Keling sampai daerah Balong dan Bondo yang ada di kecamatan Bangsri , akan menjadi Pusat "Energi" Jawa kususnya Jawa tengah. Berdasarkan kajian dari berbagai aspek termasuk geosains ( studi Tapak ) yang dilakukan pada tahun 90 / 92 an terpilih menjadai tempat yang paling layak untuk PLTN ( meskipun menimbulkan berbagai protes akhir akhir ini , yang bukan permasalahn teknisnya / studi tapaknya ) . Disamping itu saat ini telah ada PLTU batubara ( Tanjung jati ) yang telah beroperasi dan segera akan ditingkatkan kapasitasnya.( pembangunan tahap berikutnya ) Adanya gempa Jogya lalu sempat menimbulkan kekawatiran kekawatiran dg rencana pembangunan didaerah tsb. Mengingat begitu strategisnya daerah tsb dikemudian hari , adanya kajian / reevaluasi daerah tsb dari segi kondisi geosainnya akan menjadi isu penting dengan data data yg lebih baru ( mungkin ) . syukur syukur bisa di ekpose di Pit semarang nanti apalagi menyangkut permasalahan yang sangat strategis ( menyangkut permasalahan energy security kedepan ) Lokasi tersebut dapat ditempuh dari Semarang kurang lebih 1.5 jam dg kondisi jalan yang cukup bagus ( Smg - Demak - Welahan- Jepara- Bangsri/Keling ) , seperti diketahui Jepara merupakan "Kota Ukir" yng berkembang dg pesat dg berbagai toko furniture di pinggir jalan dg berbagai produk furniturenya baik klasik maupun temporer, juga Jepara terkenal dg Duriannya ( Durian Petruk ) , bahkan ada pasar khusus Durian yaitu di Ngabul . ISM - Original Message - From: "Djuharlan" Subject: RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria Wah menarik juga nikh, aku jadi rewind lagi pengalaman dulu waktu ikut anak2 Geo-Unpad angk. 73 pemetaan ke Muria, aku masuk dari daerah Bangsri, naik terus sampai ke Rahtawu dan keluar2 di Pati Ayam, kalau nggak salah daerahnya di dominasi leucite. Kemudian aku masuk lagi dari daerah Dukuhseti (oopss... sekarang jadi rame katanya) dan ada novelnya. Waktu luang jalan2 sama keluarganya Pak Lurah (kalau di lapangan kan biasanya nginep di Pak Lurah toch..) sekarang istilahnya GeoWisata kali, ke pantai Utara, daerah Beteng, katanya sih bekas benteng Portugis disana ada peninggalannya, sampai denger cerita mitos tentang banyak kijang (bukan Kijang mobil) nyebrang dari Pulau Mondoliko ke daratan disaat bulan purnama, ada cerita klasik peperangan Pandawa - Kurawa, katanya Batara Kresna naik kereta perang di daerah Muria itu... ha... ha... ha... Cuman sayangnya aku nggak sempat ke tempat pertapan Putri Kalinyamat. Wah... kalau aku bisa ikutan PIT IAGI di Semarang rasanya pengen kembali ikutan ekskursi. Kalau Geologi Unpad meng-compile semua peta geologinya pasti sudah lengkap dan bisa dijadikan referensi dimana daerah2 yang menarik geologinya. Regards/Salam, M. Johaness Djuharlan, Tembagapura Powered by Telkomsel BlueBerry(r) -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] Sent: Monday, July 13, 2009 3:56 PM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS; Geo Unpad Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria Nah, ini dia pengetahuan lapangan yang baik. Kombinasi pengetahuan dari pengalaman masa kecil sampai masa sekarang sebagai pembimbing mahasiswa dalam ekskursi wajib ke Muria-Demak-dan sekitarnya, tentu akan menghasilkan ekskursi yang baik. Terima kasih Mas Agus atas informasi detailnya. Tinggal direspon saja oleh Panitia PIT IAGI 2009 bila para peminatnya cukup. Saya hanya melempar issue tentang Selat Muria, Pak Syaiful menangkapnya untuk dijadikan program ekskursi dalam rangka PIT IAGI 2009 di Semarang, dan Mas Agus punya pengetahuan lapangan yang baik. Saya pikir semua rute yang diajukan Mas Agus baik. Di wilayah ini rute2 yang diajukan bisa meramu fenomena2 geologi antara gununglumpur, dinamika sedimentasi, paleontologi Kuarter, dan vulkanologi Muria sebagai kasus back-arc volcanism. Kemudian karena wilayah ini pun merupakan sentra Kesultanan Demak dan tempat kedudukan beberapa Wali, serta ternyata beberapa fenomena geologi terkait ke maju dan mundurnya Kesultanan Demak; maka ekskursi ini bisa juga meramu antara geologi dan sejarah. Terima kasih atas ajakan Mas Agus untuk kapan2 bergabung dengan ekskursi mahasiswa2 UGM ke wilayah ini. salam, Awang --- On Mon, 7/13/09, Hendratno Agus wrote: From: Hendratno Agus Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria To: iagi-net@iagi.or.id Date: Monday, July 13, 2009, 1:26 PM Wah koq langsung nunyuk saya...; Welah-welah... Tapi benar pak Awang dan rekan-rekan, beberapa titik stop site pada jalur di bawah ini sangat menarik menjadi pembelajaran geologi, a.l : 1. Grobogan - Api Mrapen - Kadilangu - Demak - Muara Sungai Serang (salah satu sungai pada sistem DAS Jratun Seluna : sungai Jragun, Tuntang, Serang, Lusi dan Juana) - Tj.Muria (benteng Portugis) 2.
RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Wah menarik juga nikh, aku jadi rewind lagi pengalaman dulu waktu ikut anak2 Geo-Unpad angk. 73 pemetaan ke Muria, aku masuk dari daerah Bangsri, naik terus sampai ke Rahtawu dan keluar2 di Pati Ayam, kalau nggak salah daerahnya di dominasi leucite. Kemudian aku masuk lagi dari daerah Dukuhseti (oopss... sekarang jadi rame katanya) dan ada novelnya. Waktu luang jalan2 sama keluarganya Pak Lurah (kalau di lapangan kan biasanya nginep di Pak Lurah toch..) sekarang istilahnya GeoWisata kali, ke pantai Utara, daerah Beteng, katanya sih bekas benteng Portugis disana ada peninggalannya, sampai denger cerita mitos tentang banyak kijang (bukan Kijang mobil) nyebrang dari Pulau Mondoliko ke daratan disaat bulan purnama, ada cerita klasik peperangan Pandawa - Kurawa, katanya Batara Kresna naik kereta perang di daerah Muria itu... ha... ha... ha... Cuman sayangnya aku nggak sempat ke tempat pertapan Putri Kalinyamat. Wah... kalau aku bisa ikutan PIT IAGI di Semarang rasanya pengen kembali ikutan ekskursi. Kalau Geologi Unpad meng-compile semua peta geologinya pasti sudah lengkap dan bisa dijadikan referensi dimana daerah2 yang menarik geologinya. Regards/Salam, M. Johaness Djuharlan, Tembagapura Powered by Telkomsel BlueBerry(r) -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] Sent: Monday, July 13, 2009 3:56 PM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS; Geo Unpad Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria Nah, ini dia pengetahuan lapangan yang baik. Kombinasi pengetahuan dari pengalaman masa kecil sampai masa sekarang sebagai pembimbing mahasiswa dalam ekskursi wajib ke Muria-Demak-dan sekitarnya, tentu akan menghasilkan ekskursi yang baik. Terima kasih Mas Agus atas informasi detailnya. Tinggal direspon saja oleh Panitia PIT IAGI 2009 bila para peminatnya cukup. Saya hanya melempar issue tentang Selat Muria, Pak Syaiful menangkapnya untuk dijadikan program ekskursi dalam rangka PIT IAGI 2009 di Semarang, dan Mas Agus punya pengetahuan lapangan yang baik. Saya pikir semua rute yang diajukan Mas Agus baik. Di wilayah ini rute2 yang diajukan bisa meramu fenomena2 geologi antara gununglumpur, dinamika sedimentasi, paleontologi Kuarter, dan vulkanologi Muria sebagai kasus back-arc volcanism. Kemudian karena wilayah ini pun merupakan sentra Kesultanan Demak dan tempat kedudukan beberapa Wali, serta ternyata beberapa fenomena geologi terkait ke maju dan mundurnya Kesultanan Demak; maka ekskursi ini bisa juga meramu antara geologi dan sejarah. Terima kasih atas ajakan Mas Agus untuk kapan2 bergabung dengan ekskursi mahasiswa2 UGM ke wilayah ini. salam, Awang --- On Mon, 7/13/09, Hendratno Agus wrote: > From: Hendratno Agus > Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria > To: iagi-net@iagi.or.id > Date: Monday, July 13, 2009, 1:26 PM > Wah koq langsung nunyuk saya...; > Welah-welah... > Tapi benar pak Awang dan rekan-rekan, beberapa titik stop > site pada jalur di bawah ini sangat menarik menjadi > pembelajaran geologi, a.l : > 1. Grobogan - Api Mrapen - Kadilangu - Demak - Muara Sungai > Serang (salah satu sungai pada sistem DAS Jratun Seluna : > sungai Jragun, Tuntang, Serang, Lusi dan Juana) - Tj.Muria > (benteng Portugis) > 2. Formasi Kancilan di Perbukitan Patiayam (tempat situs > Sangiran, referensi pak Zaim tentunya) - lintasan Patiayam - > Pati - terus ke bukit Kars Prawoto di Kayen - Grobogan - > Bledug Kuwu - Randublatung > 3. Perbukitan Patiayam - Pati - Muara Sungai Juana - Pantai > Kartini - Tj.Sluke di Rembang (dibawah Gunung Lasem). > Beberapa jalur tsb, telah menjadi langganan ekskursi > geologi regional mhs teknik geologi ugm (wajib) pada jalur > pantura - kendeng - randublatung - rembang zone. Bahkan > tahun 2007, lintasan ekskursi geologi ugm mengambil pilihan > pada Patiayam (ada situs vertebrata), kayen (sekitar bukit > kars prawoto) - tj.sluke (lereng utara G.Lasem) - juana > (dinamika sedimentasi). > PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Dama
RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Pak dataran Demak memang sulit untuk mendapatkan air dengan kualitas lumayan, beda dengan dataran Semarang(Untung) == Saking sulitnya air , didaerah ini ada ungkapan " Nek ketigo ora iso Cewok , Nek Rendeng ora iso Ndodok " ( Musim kemarau tidak ada air tapi pada musim hujan kelebihan air / Banjir ) , ISM -Original Message- From: unt...@dgtl.esdm.go.id [mailto:unt...@dgtl.esdm.go.id] . Pak dataran Demak memang sulit untuk mendapatkan air dengan kualitas lumayan, beda dengan dataran Semarang(Untung) > > Pak Untung, > > Terima kasih atas ceritanya, sangat berguna untuk merekonstruksi geologi > wilayah Demak dan sekitarnya. Para tukang bor sumur berarti telah keliru > mengebor sumur dalam di wilayah Demak... > > salam, > Awang > > --- On Fri, 7/10/09, unt...@dgtl.esdm.go.id > wrote: > >> From: unt...@dgtl.esdm.go.id >> Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria >> To: iagi-net@iagi.or.id >> Date: Friday, July 10, 2009, 9:50 AM >> Pak Awang secara kelirumologi >> tukang-tukang bor air selalu mengatakan >> kalau ngebor di wilayah Demak lebih sulit dari pada ngebor >> di wilayah >> Semarang, karena di wilayah Demak selalu dapat asin dan >> kalau nasib baik >> pindah 1 meter dapat tawar, sedangkan kalau di Semarang >> tidak pernah dapat >> asin dan debitnya cukup baik, mutu ok. Ini cerita tukang >> bor air lho >> (Salam Untung Sudarsono) > > > > > > > PP-IAGI 2008-2011: > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... > > ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! > yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang > 13-14 Oktober 2009 > - > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > - > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information > posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event > shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to > direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting > from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with > the use of any information posted on IAGI mailing list. > - > > PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Nah, ini dia pengetahuan lapangan yang baik. Kombinasi pengetahuan dari pengalaman masa kecil sampai masa sekarang sebagai pembimbing mahasiswa dalam ekskursi wajib ke Muria-Demak-dan sekitarnya, tentu akan menghasilkan ekskursi yang baik. Terima kasih Mas Agus atas informasi detailnya. Tinggal direspon saja oleh Panitia PIT IAGI 2009 bila para peminatnya cukup. Saya hanya melempar issue tentang Selat Muria, Pak Syaiful menangkapnya untuk dijadikan program ekskursi dalam rangka PIT IAGI 2009 di Semarang, dan Mas Agus punya pengetahuan lapangan yang baik. Saya pikir semua rute yang diajukan Mas Agus baik. Di wilayah ini rute2 yang diajukan bisa meramu fenomena2 geologi antara gununglumpur, dinamika sedimentasi, paleontologi Kuarter, dan vulkanologi Muria sebagai kasus back-arc volcanism. Kemudian karena wilayah ini pun merupakan sentra Kesultanan Demak dan tempat kedudukan beberapa Wali, serta ternyata beberapa fenomena geologi terkait ke maju dan mundurnya Kesultanan Demak; maka ekskursi ini bisa juga meramu antara geologi dan sejarah. Terima kasih atas ajakan Mas Agus untuk kapan2 bergabung dengan ekskursi mahasiswa2 UGM ke wilayah ini. salam, Awang --- On Mon, 7/13/09, Hendratno Agus wrote: > From: Hendratno Agus > Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria > To: iagi-net@iagi.or.id > Date: Monday, July 13, 2009, 1:26 PM > Wah koq langsung nunyuk saya...; > Welah-welah... > Tapi benar pak Awang dan rekan-rekan, beberapa titik stop > site pada jalur di bawah ini sangat menarik menjadi > pembelajaran geologi, a.l : > 1. Grobogan - Api Mrapen - Kadilangu - Demak - Muara Sungai > Serang (salah satu sungai pada sistem DAS Jratun Seluna : > sungai Jragun, Tuntang, Serang, Lusi dan Juana) - Tj.Muria > (benteng Portugis) > 2. Formasi Kancilan di Perbukitan Patiayam (tempat situs > Sangiran, referensi pak Zaim tentunya) - lintasan Patiayam - > Pati - terus ke bukit Kars Prawoto di Kayen - Grobogan - > Bledug Kuwu - Randublatung > 3. Perbukitan Patiayam - Pati - Muara Sungai Juana - Pantai > Kartini - Tj.Sluke di Rembang (dibawah Gunung Lasem). > Beberapa jalur tsb, telah menjadi langganan ekskursi > geologi regional mhs teknik geologi ugm (wajib) pada jalur > pantura - kendeng - randublatung - rembang zone. Bahkan > tahun 2007, lintasan ekskursi geologi ugm mengambil pilihan > pada Patiayam (ada situs vertebrata), kayen (sekitar bukit > kars prawoto) - tj.sluke (lereng utara G.Lasem) - juana > (dinamika sedimentasi). > > Khusus pada muara dan dataran banjir sungai serang dan > sungai juana, kita bisa feedback (membayangkan, bagaimana > sedimentasi yang membentuk dataran aluvial / fluvial dataran > rendah demak - kudus - pati, sangat berpengaruh pada sistem > pelayaran dan perdagangan pada masa lalu juga pada masa > sekarang, sebagai kampung nelayan). > Jalur-jalur tsb sangat baik untuk pembelajaran geologi, > budaya masa lalu, geologi teknik, vulkanologi (jalur Muria - > Lasem yang berada di luar sistem java volcanic arc). > > Secara geologi teknik dan hidrogeologi, sedimen-sedimen > yang dianggap bekas Selat Muria (meliputi demak - kudus - > dan sebagian Pati - Juana), sering menimbulkan masalah. > Kebanyakan lempung, maka jalan pantura Semarang - Demak - > Kudus, sering mengalami tambal sulam karena pecah, amblas, > rusak disana-sini, sehingga dalam 3 th ini harus dibongkar > dan dilandasi dengan geotekstil dan sebagian dibonkar lalu > di cor dengan beton sampai pada ketinggian 1-2 m. Bahkan > masa kecil saya di selatan dataran rendah (selatannya > Perbukitan Patiayam), sering menikmati banjir dari sungai di > belakang rumah dan halaman rumah kebanjiran setiap 2 tahun. > Dan setiap 3 th, sungai-sungai kecil yang mengalir di > dataran rendah kudus, digali / dikeruk oleh PU. Air pada > sumur-sumur dangkal juga sering keruh tiap ada hujan. > > Ke selatan dari kampung saya, adalah wilayah perbukitan > kapur Kendeng bagian Barat. Pada jalur Kayen tsb memang ada > makam Sunan Prawoto (putrane Sultan Trenggana, raja Demak > yang terakhir) di atas bukit Kars yang ada di selatan Kayen. > Masyarakat lokal, menyebutnya bukit Prawoto, karena dari > situlah siar agama dan kepedulian sosial Sunan Prawoto > mengendalikan semua tata kelola siar dan sosialnya; sehingga > petilasan sejarah dan budaya, termasuk makam > kerabat-kerabatnya dimakamkan pada wilayah perbukitan Kars, > jadi disebut Bukit Prawoto. > Dulu sebelum jadi geologist, pernah sampai di bukit Prawoto > untuk mencari air bersih; sekarang setelah ngerti geologi, > kami bawa rombongan mhs teknik geologi ugm untuk trip pada > lintasan ini. > > Sunan Prawoto dan keluarganya ini pada saat ontran-ontran > kekuasaan Demak yang mulai merosot; turut diserang oleh > Pangeran Sekar Seda in Lepen / Aryo Penangsang (adi
[iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
nya pindah ke Mataram, tapi dinamika sedimentasi yang luar biasa pada semua sistem DAS baik yang berhulu di peg.Kendeng Barat maupun di G.Muria, sehingga pelabuhan maritim Demak tsb mengalami pedangkalan, muara sungai penuh sedimen, tertutup mulut sungai, dan flooding yang luar biasa di "selat Muria" menjadikan yang dianggap selat menjadi ciut dan sisanya sekarang nampak berupa rawa-rawa yang selalu berair sepanjang musim. Fluktuasi dan sebaran genangan rawa terjadi pada hampir semua sawah di kampung saya itu, dan pada kondisi ekstrem air rawa itu sampai depan rumah saya dan akhirnya dijaring dapat ikan bethik, ikan gabus. dan ikan air rawa tsb itu ternyata sangat uuueenak-enak Barangkali yang dianggap "sisa dari selat Muria" saat ini adalah berupa rawa besar di sebelah utara aliran Sungai Juana yang berada di desa saya (tenggara desa Sidomulyo atau bagian tenggara dari wil.kab.Kudus perbatasan dengan pati dan purwodadi). Orang-orang dahulu di kampung saya, sering mengalami bahkan masa SD saya; ada banjir besar di kampung yang selalu dikaitkan dengan "air rawanya naik". Pada awal musim kemarau pada tahun 1980-1985 (masih SD-SMP) saya sering membantu ortu untuk memanen padi di sawah dekat "rawa besar muntahan sungai juana" tsb, dan saya manfaatkan untuk bermain "gethek-an dari 3-4 pohon pisang / rakit" di rawa-rawa tsb. Rakit itulah menjadi sarana transportasi utama untuk mengangkut hasil panen padi dari tepian rawa ke tanggul besar (tanggul alam dari sungai Juana) kemudian dinaikkan colt ke kampung Sidomulyo (selatan bukit Patiayam itu). Sedimentasi dari "Air rawanya naik" ini yang menjadikan sedimen di kampung saya dan dataran rendah Demak - selatan-tenggara Kudus, dan sebagian Pati bagian tengah, banyak lempungnya, abu-abu agak kehitaman. Pada sumur dangkal, tiap hujan, cepat sekali sumur-sumur itu keruk. Kapan-kapan pak Awang kita trip ke sana. Atau jika trip dalam rangka PIT IAGI di Semarang nanti, maka pilihan jalur yang bisa dipertimbangkan adalah : 1. Hotel Gumaya Semarang - Demak - Kadilangu - Api Mrapen - Bledug Kuwu - Perbukitan Kars Kayen (Bukit Prawoto) - Dataran rendah Pati - Muara Sungai Juana - Perbukitan Patiayam (situs vertebrata) - Demak - Hotel Gumaya Semarang. Untuk ini, harus menginap di Pati atau Purwodadi (jadi 2 hari). Kalau ternyata 2 hari, kurang ada peminatnya, nanti jika trip mhs geologi ugm, pak Awang bisa gabung dengan kami. Kang Iful, kalau memang diagendakan trip pada pit IAGI pada jalur tsb, beberapa stop site, yang saya rilis ini, saya ada data dan tidak lama lagi saya balik kampung bisa nambah data dan informasi. Masalahe, saya bukan panitia Trip di pit IAGI Semarang, tapi panitia Kursus. Njuk Kursus apa saja? Beberapa sudah ada agendanya. salam, agus hend From: mohammad syaiful To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, July 10, 2009 10:27:38 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria terimakasih masukannya, pak nana. mereka, termasuk pak agus dari ugm, adalah panitianya. salam, syaiful 2009/7/10 Nana Djumhana : > Sebagai masukkan saja, mungkin bisa kerjasama dengan teman-teman yang dari > Undip (a.l. Bpk. Prakosa) dan dari UGM terutama Sdr. Agus H yang kebetulan > dekat dengan kampung halamannya. > > Salam, > Nana > > - Original Message - From: "mohammad syaiful" > > To: > Sent: Friday, July 10, 2009 9:49 AM > Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria > > > baik, pak awang. utk sementara, saya anggap sudah separuh-diiyakan, > he...he.. jadi tinggal menunggu pak awang utk survei terlebih dahulu > dan menentukan sekian stop. saya harapkan pak awang masih punya waktu > utk jalan2 sebentara ke semarang sebelum oktober nanti. > > dalam rangka pit iagi, memang sudah ada beberapa ekskursi atau > fieldtrip yg dirancang. ekskursi ke mud volcanoes, tampaknya juga jadi > satu pilihan, siapa tahu banyak yg tertarik. nanti juga akan ada > ekskursi ke wilayah geomorfologi daerah ambarawa, termasuk memetik > bijih2 buah kopi, menjemurnya sendiri, menggerusnya sendiri, > memasaknya sendiri, dan meminumnya boleh rame2. > > atau, bisa aja napak tilas kerajaan demak dkk tsb dipadukan dengan > kunjungan ke bledug kuwu. silakan pak awang yg menyiasati saja, > panitia akan membantu sebaik mungkin. > > salam, > syaiful > > 2009/7/10 Awang Satyana : >> >> Pak Syaiful, >> >> Terima kasih atas antusiasme-nya. Sebelum mengiyakan, saya harus cek-cek >> dulu tempat2 yang disebutkan di buku-buku lama itu agar memang bisa >> dijadikan stop sites untuk field trip. Sedimentasi selama 500 tahun terakhir >> saya pikir telah banyak mengubah situs2 geologi yang semula ada. >> >> Yang tak kalah menarik dan tak terlalu jauh dari Semarang juga adalah
RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Pak Sugeng, Terima kasih atas apresiasinya. Kebetulan saya punya seorang kawan junior (geologist juga) di Dinas Kepurbakalaan Jawa Tengah yang kerap bertanya tentang kondisi geologi situs-situs bersejarah di Jawa Tengah; jadi saya punya ide untuk menuliskannya buat kita semua. Tulisan-tulisan Prof. Slamet Muljana (alm.) tahun-tahun belakangan ini muncul kembali berkat usaha re-publikasi buku-bukunya oleh sebuah penerbit di Yogyakarta (LKiS) dengan diberi kata pengantar oleh ahli sejarah masa kini. Mengagumkan, itu kesan saya saat membaca buku-bukunya, yang sebagian besar didasarkan kepada naskah-naskah kuno. Pendapat Pak Slamet Muljana cenderung kontroversial, maka kadang-kadang suka sulit diterima "penguasa" pada zaman buku-bukunya terbit pada pertama kalinya. Buku-bukunya tak jarang dinilai berbahaya secara politik. Sebab, sejarah suka dipakai kendaraan politik. Padahal, Pak Slamet Muljana menuliskannya apa adanya sesuai yang tertuang di naskah2 kuno yang menjadi sumbernya. Sebagai seorang ahli epigrafi, tentu Pak Slamet Muljana sangat membatasi diri dengan interpretasi - ia letterlijk.. Pernah dibilang, hidup dan matinya Prof. Slamet Muljana adalah untuk Majapahit. Ia menuliskan secara sangat detail semua kronik sejarah bangkit dan tumbangnya Majapahit, termasuk catatan2 detail Negara Krtagama. Soal Pengging di sebelah timur Boyolali itu, sebenarnya kawan saya yang di Dinas Kepurbakalaan itu pernah mengajak saya untuk melakukan sedikit penelitian geologi di sekitarnya karena ada rencana situs Pengging itu akan dipugar -tetapi sampai sekarang saya tak punya waktu luang memenuhi ajakannya. Kapan-kapan saya sempat ke sana, saya akan mengingat saran Pak Sugeng ini : menikmati nasi pecel di Desa Pengging, berteman lauk belut dan lele goreng serta tahu-tempe bacem... Boyolali-Kartasura-Surakarta : Boyolali-Pengging-Pajang salam, Awang --- On Mon, 7/13/09, Sugeng Hartono wrote: > From: Sugeng Hartono > Subject: RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria > To: iagi-net@iagi.or.id, "IAGI" , "Geo Unpad" > , "Forum HAGI" , "Eksplorasi > BPMIGAS" > Date: Monday, July 13, 2009, 4:01 AM > Pak Awang, > Wah, ulasannya sangat bagus, seperti tulisan sejarawan LIPI > saja. Kelebihan ulasan pak Awang adalah adanya penjelasan > kondisi geologi di masa lalu yang tentunya tidak pernah > disentuh para sejarawan biasa. > Tentu masyarakat awam tidak menduga bahwa 500 tahun yll > kota Demak merupakan pelabuhan yang ramai. Bagi masyarakat > Jawa Tengah, Demak akan selalu menarik untuk dibicarakan, > selain merupakan kerajaan Islam pertama setelah surutnya > Majapahit, juga tokoh utamanya, Raden Patah adalah keturunan > China. Ternyata pengaruh budaya China sudah ada sejak jaman > dahulu. > Prof Slamet Mulayana banyak mengulas Raden Patah teramasuk > Wali Songo melalui bbrp sumber, misalnya: Serat Kanda, Babad > Tanh Jawi, dan naskaah-2 dari kelenteng Sam Po Kong di > Bergota, Semarang. > Karena menariknya kisah Raden Patah, sampai-2 Residen > Poortman tahun 1928 ditugasi pemerintah kolonial Belanda > untuk menyelidiki apakah Raden Patah itu keturunan Tionghoa. > Dalam Serat Kanda disebutkan bahwa Raden Patah bergelar > Panembahan Jimbun. Kata Jin bun dalam dialek China artinya > "orang kuat". Maka sang residen itu menggeledah kelenteng > Sam Po Kong dan mengangkut naskah Tionghoa yang ada di > sana - ada yang usianya 400 th - sebanyak tiga cikar (pedati > yang ditarik lembu). > Prof Slamet menyimpulkan bahwa Bong Swi Hoo (datang di > tanah Jawa 1445) sama dengan Sunan Ampel. Dia menikah dengan > Ni Gede Manila, putri Gan Eng Cu (Kapitan China di Manila > yang dipindahkan ke Tuban sejak 1423). Dari pernikahannya > lahirlah Bonang (Bon Ang?) yang nantinya menjadi Sunan > Bonang. Makamnya di kota Tuban selalu ramai dikunjungi > peziarah. Ketika bertugas sebagai wsg di lapangan > Mudi, saya dan bbrp kawan mudlogger sempat berkunjung > kemari. Saudara Bonang yang lain adalah Gan Si Cang yang > menjadi kapitan China di Semarang . Tahun 1481 Gan Si > Cang memimpin pembangunan Masjid Demak dengan tukang-2 > kayu dari galangan kapal di Semarang(buku Prof. Slamet > Mulayana: Runtuhnya kerajaan Hindu- Jawa dan timbulnya > negara-2 Islam di Nusantara sempat dilarang , 1968; buku ini > mengungkap bahwa sebagian Wali Songo berasal dari China). > Kalau Pak Awang dan kawan-2 sedang dalam perjalanan dari > Boyolali menuju Solo, sebelum masuk Kartasura terdapat desa > Pengging. Sempatkan mampir ke desa yang luar biasa subur, > teduh dan tenang dengan aliran selokan yang bening. Ada > petilasan Ki Ageng Pengging: Sebuah makam kecil, sendang > (kolam renang sederhana), pohon beringin dan rumah petirahan > kerabat Kasunan Solo. Di sini kita dapat menikmai nasi pecel >
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Pak Untung, Saya pikir kedalaman 250 m sudah lebih dari cukup untuk mempelajari sejarah Kuarter sedimentasi di sekitar Demak. Mungkin kedalaman "Selat Muria" yang pernah ada itu tak akan sedalam sampai 250 meter bila menghubungkannya dengan kedalaman rata-rata Laut Jawa di sebelah utaranya yang tidak melebihi 200 meter. Mungkin juga cekungan air tanah antara Demak dengan wilayah Muria juga berbeda, paling tidak begitu, bila melihat litologi Kuarter-nya dan beberapa cerita rekan di milis ini yang menemukan bahwa pemboran air tanah di sekitar Muria umumnya berbeda dengan yang di wilayah Demak. salam, Awang --- On Mon, 7/13/09, unt...@dgtl.esdm.go.id wrote: > From: unt...@dgtl.esdm.go.id > Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria > To: iagi-net@iagi.or.id > Date: Monday, July 13, 2009, 9:29 AM > Pak Awang saya sedang mencoba > memisahkan antara dataran Semarang dan > dataran Demak, soalnya saya yakin sedimen yang membentuk > dataran Semarang > berbeda dengan sedimen yang membentuk dataran Demak begitu > pula dengan > basin nya. Cuman batas yang memisahkan kedua basin tersebut > belum > ketemu.Sebagai catatan saya kan cunma ngebor air dan dalam > sejarah bor air > Indonesia kedalaman maksimum yang pernah dicapai adalah 250 > meter. > (Untung) > > > > Pak Taufik, > > > > Hal tersebut tercantum di buku tulisan Daldjoeni > (1992) "Geografi > > Kesejarahan jilid II, penerbit Alumni Bandung. > Pembuktiannya juga melalui > > tulisan-tulisan bernilai sejarah (babad, serat, > naskah, dll.). Bukan hal > > yang aneh bila Demak menguasai sampai Sumatra sebab > Raden Patah sendiri > > dilahirkan dan besar di Palembang. Ia telah menguasai > srategi penaklukan > > wiayah di sekitar Palembang (Jambi, Bangka). Dan, > putra sulung Raden > > Patah, Pati Unus, terkenal dengan politik ekspansinya > sampai ke Malaka. Ia > > dijuluki Pangeran Sabrang Lor -pangeran yang > menyeberang ke utara. > > > > Pati Unus berhasrat menguasai Malaka, sayang didahului > 'dAlbuquerque. Ini > > tak menyrutkan hasratnya, dengan bantuan Palembang > (nah ini bukti juga > > bahwa Palembang saat itu telah menjadi bawahan Demak), > ia menyiapkan 90 > > kapal dengan 12.000 anak buahnya. Kapal dipersenjatai > meriam. Iringan > > kapal berjalan di sebelah barat Sumatra dan tiba-tiba > muncul di Malaka > > menyerang angkatan perang Portugis dengan geramnya. > Pertempuran tahun > > 1512-1513 itu betapa hebatnya -meskipun Pati Unus > gagal menegakkan > > supremasinya di Malaka. > > > > salam, > > Awang > > > > --- On Fri, 7/10/09, OK Taufik > wrote: > > > >> From: OK Taufik > >> Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan > Geologi Selat Muria > >> To: iagi-net@iagi.or.id > >> Date: Friday, July 10, 2009, 8:32 AM > >> Pak awang, > >> > >> Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya > sampai > >> sumatra, bisa di > >> jelaskan > >> > >> "Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya > termasuk > >> Jambi, Palembang, > >> Bangka," > >> > > > > > > > > > > > > > > > PP-IAGI 2008-2011: > > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id > > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com > > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak > biro... > > > > > ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! > > yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang > > 13-14 Oktober 2009 > > > - > > To unsubscribe, send email to: > iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > > To subscribe, send email to: > iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > > No. Rek: 123 0085005314 > > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > > Bank BCA KCP. Manara Mulia > > No. Rekening: 255-1088580 > > A/n: Shinta Damayanti > > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > > > - > > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard > to information > > posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or > others. In no event >
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Mereka tidak keliru hanya minta ongkos lebih tinggi daripada ngebor di delta Kali Garang, Pinterlah temen2 ini. Pak dataran Demak memang sulit untuk mendapatkan air dengan kualitas lumayan, beda dengan dataran Semarang(Untung) > > Pak Untung, > > Terima kasih atas ceritanya, sangat berguna untuk merekonstruksi geologi > wilayah Demak dan sekitarnya. Para tukang bor sumur berarti telah keliru > mengebor sumur dalam di wilayah Demak... > > salam, > Awang > > --- On Fri, 7/10/09, unt...@dgtl.esdm.go.id > wrote: > >> From: unt...@dgtl.esdm.go.id >> Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria >> To: iagi-net@iagi.or.id >> Date: Friday, July 10, 2009, 9:50 AM >> Pak Awang secara kelirumologi >> tukang-tukang bor air selalu mengatakan >> kalau ngebor di wilayah Demak lebih sulit dari pada ngebor >> di wilayah >> Semarang, karena di wilayah Demak selalu dapat asin dan >> kalau nasib baik >> pindah 1 meter dapat tawar, sedangkan kalau di Semarang >> tidak pernah dapat >> asin dan debitnya cukup baik, mutu ok. Ini cerita tukang >> bor air lho >> (Salam Untung Sudarsono) > > > > > > > PP-IAGI 2008-2011: > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... > > ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! > yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang > 13-14 Oktober 2009 > - > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > - > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information > posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event > shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to > direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting > from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with > the use of any information posted on IAGI mailing list. > - > > PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Pak Awang saya sedang mencoba memisahkan antara dataran Semarang dan dataran Demak, soalnya saya yakin sedimen yang membentuk dataran Semarang berbeda dengan sedimen yang membentuk dataran Demak begitu pula dengan basin nya. Cuman batas yang memisahkan kedua basin tersebut belum ketemu.Sebagai catatan saya kan cunma ngebor air dan dalam sejarah bor air Indonesia kedalaman maksimum yang pernah dicapai adalah 250 meter. (Untung) > > Pak Taufik, > > Hal tersebut tercantum di buku tulisan Daldjoeni (1992) "Geografi > Kesejarahan jilid II, penerbit Alumni Bandung. Pembuktiannya juga melalui > tulisan-tulisan bernilai sejarah (babad, serat, naskah, dll.). Bukan hal > yang aneh bila Demak menguasai sampai Sumatra sebab Raden Patah sendiri > dilahirkan dan besar di Palembang. Ia telah menguasai srategi penaklukan > wiayah di sekitar Palembang (Jambi, Bangka). Dan, putra sulung Raden > Patah, Pati Unus, terkenal dengan politik ekspansinya sampai ke Malaka. Ia > dijuluki Pangeran Sabrang Lor -pangeran yang menyeberang ke utara. > > Pati Unus berhasrat menguasai Malaka, sayang didahului 'dAlbuquerque. Ini > tak menyrutkan hasratnya, dengan bantuan Palembang (nah ini bukti juga > bahwa Palembang saat itu telah menjadi bawahan Demak), ia menyiapkan 90 > kapal dengan 12.000 anak buahnya. Kapal dipersenjatai meriam. Iringan > kapal berjalan di sebelah barat Sumatra dan tiba-tiba muncul di Malaka > menyerang angkatan perang Portugis dengan geramnya. Pertempuran tahun > 1512-1513 itu betapa hebatnya -meskipun Pati Unus gagal menegakkan > supremasinya di Malaka. > > salam, > Awang > > --- On Fri, 7/10/09, OK Taufik wrote: > >> From: OK Taufik >> Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria >> To: iagi-net@iagi.or.id >> Date: Friday, July 10, 2009, 8:32 AM >> Pak awang, >> >> Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya sampai >> sumatra, bisa di >> jelaskan >> >> "Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk >> Jambi, Palembang, >> Bangka," >> > > > > > > > PP-IAGI 2008-2011: > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... > > ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! > yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang > 13-14 Oktober 2009 > - > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > - > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information > posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event > shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to > direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting > from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with > the use of any information posted on IAGI mailing list. > - > > PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Pak Awang, Wah, ulasannya sangat bagus, seperti tulisan sejarawan LIPI saja. Kelebihan ulasan pak Awang adalah adanya penjelasan kondisi geologi di masa lalu yang tentunya tidak pernah disentuh para sejarawan biasa. Tentu masyarakat awam tidak menduga bahwa 500 tahun yll kota Demak merupakan pelabuhan yang ramai. Bagi masyarakat Jawa Tengah, Demak akan selalu menarik untuk dibicarakan, selain merupakan kerajaan Islam pertama setelah surutnya Majapahit, juga tokoh utamanya, Raden Patah adalah keturunan China. Ternyata pengaruh budaya China sudah ada sejak jaman dahulu. Prof Slamet Mulayana banyak mengulas Raden Patah teramasuk Wali Songo melalui bbrp sumber, misalnya: Serat Kanda, Babad Tanh Jawi, dan naskaah-2 dari kelenteng Sam Po Kong di Bergota, Semarang. Karena menariknya kisah Raden Patah, sampai-2 Residen Poortman tahun 1928 ditugasi pemerintah kolonial Belanda untuk menyelidiki apakah Raden Patah itu keturunan Tionghoa. Dalam Serat Kanda disebutkan bahwa Raden Patah bergelar Panembahan Jimbun. Kata Jin bun dalam dialek China artinya "orang kuat". Maka sang residen itu menggeledah kelenteng Sam Po Kong dan mengangkut naskah Tionghoa yang ada di sana - ada yang usianya 400 th - sebanyak tiga cikar (pedati yang ditarik lembu). Prof Slamet menyimpulkan bahwa Bong Swi Hoo (datang di tanah Jawa 1445) sama dengan Sunan Ampel. Dia menikah dengan Ni Gede Manila, putri Gan Eng Cu (Kapitan China di Manila yang dipindahkan ke Tuban sejak 1423). Dari pernikahannya lahirlah Bonang (Bon Ang?) yang nantinya menjadi Sunan Bonang. Makamnya di kota Tuban selalu ramai dikunjungi peziarah. Ketika bertugas sebagai wsg di lapangan Mudi, saya dan bbrp kawan mudlogger sempat berkunjung kemari. Saudara Bonang yang lain adalah Gan Si Cang yang menjadi kapitan China di Semarang . Tahun 1481 Gan Si Cang memimpin pembangunan Masjid Demak dengan tukang-2 kayu dari galangan kapal di Semarang(buku Prof. Slamet Mulayana: Runtuhnya kerajaan Hindu- Jawa dan timbulnya negara-2 Islam di Nusantara sempat dilarang , 1968; buku ini mengungkap bahwa sebagian Wali Songo berasal dari China). Kalau Pak Awang dan kawan-2 sedang dalam perjalanan dari Boyolali menuju Solo, sebelum masuk Kartasura terdapat desa Pengging. Sempatkan mampir ke desa yang luar biasa subur, teduh dan tenang dengan aliran selokan yang bening. Ada petilasan Ki Ageng Pengging: Sebuah makam kecil, sendang (kolam renang sederhana), pohon beringin dan rumah petirahan kerabat Kasunan Solo. Di sini kita dapat menikmai nasi pecel dengan belut dan lele goreng serta tahu-tempe bacem... Salam hangat dari Jambi, sugeng nb. Pak Awang, tolong yha, kapan-2 sempatkan mengulas menara masjid Kudus yang arsitekturnya sangat unik. Pasti menarik. From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] Sent: Fri 7/10/2009 12:03 AM To: IAGI; Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria Sebuah buku baru, "Ensiklopedi Kelirumologi" (Jaya Suprana, 2009 - Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul "Demak" di halaman 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara para ahli. Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak ini terdapat suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggil-sebuah nama yang biasanya berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan Demak masih berupa rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini didukung oleh temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana. Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah. Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja D
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Pak Untung, Terima kasih atas ceritanya, sangat berguna untuk merekonstruksi geologi wilayah Demak dan sekitarnya. Para tukang bor sumur berarti telah keliru mengebor sumur dalam di wilayah Demak... salam, Awang --- On Fri, 7/10/09, unt...@dgtl.esdm.go.id wrote: > From: unt...@dgtl.esdm.go.id > Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria > To: iagi-net@iagi.or.id > Date: Friday, July 10, 2009, 9:50 AM > Pak Awang secara kelirumologi > tukang-tukang bor air selalu mengatakan > kalau ngebor di wilayah Demak lebih sulit dari pada ngebor > di wilayah > Semarang, karena di wilayah Demak selalu dapat asin dan > kalau nasib baik > pindah 1 meter dapat tawar, sedangkan kalau di Semarang > tidak pernah dapat > asin dan debitnya cukup baik, mutu ok. Ini cerita tukang > bor air lho > (Salam Untung Sudarsono) PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Pak Awang YTH., Saya pernah membaca, kalo saat armada Pati Unus bertemu dengan armada Alfonso D' Alburquerque, kemudian ternyata Pati Unus kalah, dan armada nya pulang kembali ke Demak..., rupa nya di jaman penerus nya, yaitu sultan Trenggono, juga dikirimkan armada berikut nya ke Malaka, hanya memang hasil nya juga tetap kalah, dan kali ini armada Demak yang kalah perang tadi menetap di daerah Malaka dan sekitar nya, dan kemudian untuk mengingat daerah asal nya di Jawa dan Sultan Trenggono yang memerintah kan mereka ke Malaka, mereka menamakan daerah tersebut dengan 'Trengganu', dan dibuktikan juga dengan adanya peninggalan keris2 jaman Demak di wilayah tersebut, dengan warangka Wulan Tumanggal...? Best Regards Sigit From: Awang Satyana To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum HAGI ; Geo Unpad ; Eksplorasi BPMIGAS Sent: Friday, July 10, 2009 9:18:49 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria Pak Taufik, Hal tersebut tercantum di buku tulisan Daldjoeni (1992) "Geografi Kesejarahan jilid II, penerbit Alumni Bandung. Pembuktiannya juga melalui tulisan-tulisan bernilai sejarah (babad, serat, naskah, dll.). Bukan hal yang aneh bila Demak menguasai sampai Sumatra sebab Raden Patah sendiri dilahirkan dan besar di Palembang. Ia telah menguasai srategi penaklukan wiayah di sekitar Palembang (Jambi, Bangka). Dan, putra sulung Raden Patah, Pati Unus, terkenal dengan politik ekspansinya sampai ke Malaka. Ia dijuluki Pangeran Sabrang Lor -pangeran yang menyeberang ke utara. Pati Unus berhasrat menguasai Malaka, sayang didahului 'dAlbuquerque. Ini tak menyrutkan hasratnya, dengan bantuan Palembang (nah ini bukti juga bahwa Palembang saat itu telah menjadi bawahan Demak), ia menyiapkan 90 kapal dengan 12.000 anak buahnya. Kapal dipersenjatai meriam. Iringan kapal berjalan di sebelah barat Sumatra dan tiba-tiba muncul di Malaka menyerang angkatan perang Portugis dengan geramnya. Pertempuran tahun 1512-1513 itu betapa hebatnya -meskipun Pati Unus gagal menegakkan supremasinya di Malaka. salam, Awang --- On Fri, 7/10/09, OK Taufik wrote: > From: OK Taufik > Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria > To: iagi-net@iagi.or.id > Date: Friday, July 10, 2009, 8:32 AM > Pak awang, > > Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya sampai > sumatra, bisa di > jelaskan > > "Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk > Jambi, Palembang, > Bangka," > PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or..id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
terimakasih masukannya, pak nana. mereka, termasuk pak agus dari ugm, adalah panitianya. salam, syaiful 2009/7/10 Nana Djumhana : > Sebagai masukkan saja, mungkin bisa kerjasama dengan teman-teman yang dari > Undip (a.l. Bpk. Prakosa) dan dari UGM terutama Sdr. Agus H yang kebetulan > dekat dengan kampung halamannya. > > Salam, > Nana > > - Original Message - From: "mohammad syaiful" > > To: > Sent: Friday, July 10, 2009 9:49 AM > Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria > > > baik, pak awang. utk sementara, saya anggap sudah separuh-diiyakan, > he...he.. jadi tinggal menunggu pak awang utk survei terlebih dahulu > dan menentukan sekian stop. saya harapkan pak awang masih punya waktu > utk jalan2 sebentara ke semarang sebelum oktober nanti. > > dalam rangka pit iagi, memang sudah ada beberapa ekskursi atau > fieldtrip yg dirancang. ekskursi ke mud volcanoes, tampaknya juga jadi > satu pilihan, siapa tahu banyak yg tertarik. nanti juga akan ada > ekskursi ke wilayah geomorfologi daerah ambarawa, termasuk memetik > bijih2 buah kopi, menjemurnya sendiri, menggerusnya sendiri, > memasaknya sendiri, dan meminumnya boleh rame2. > > atau, bisa aja napak tilas kerajaan demak dkk tsb dipadukan dengan > kunjungan ke bledug kuwu. silakan pak awang yg menyiasati saja, > panitia akan membantu sebaik mungkin. > > salam, > syaiful > > 2009/7/10 Awang Satyana : >> >> Pak Syaiful, >> >> Terima kasih atas antusiasme-nya. Sebelum mengiyakan, saya harus cek-cek >> dulu tempat2 yang disebutkan di buku-buku lama itu agar memang bisa >> dijadikan stop sites untuk field trip. Sedimentasi selama 500 tahun terakhir >> saya pikir telah banyak mengubah situs2 geologi yang semula ada. >> >> Yang tak kalah menarik dan tak terlalu jauh dari Semarang juga adalah >> fieldtrip ke mud volcanoes aktif di bagian barat Kendeng Deep, yaitu area >> Bledug Kuwu, Bledug Kesongo, dan beberapa mud volcanoes di sekitarnya. >> >> salam, >> Awang >> >> --- On Fri, 7/10/09, mohammad syaiful wrote: >> >>> From: mohammad syaiful >>> Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria >>> To: iagi-net@iagi.or.id >>> Cc: "Geo Unpad" , "Forum HAGI" >>> , "Eksplorasi BPMIGAS" >>> >>> Date: Friday, July 10, 2009, 6:36 AM >>> pak awang, >>> >>> sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb >>> dikemas menjadi >>> sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari >>> dan >>> kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya, >>> bisa >>> dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan >>> 13-14 oktober >>> 2009 nanti? >>> >>> salam, >>> syaiful >>> >> >> >> >> >> >> >> >> PP-IAGI 2008-2011: >> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id >> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com >> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... >> >> >> ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! >> yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang >> 13-14 Oktober 2009 >> >> - >> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id >> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id >> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id >> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >> No. Rek: 123 0085005314 >> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) >> Bank BCA KCP. Manara Mulia >> No. Rekening: 255-1088580 >> A/n: Shinta Damayanti >> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ >> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi >> - >> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information >> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event >> shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to >> direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting >> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the >> use of any information posted on IAGI mailing list. >>
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Sebagai masukkan saja, mungkin bisa kerjasama dengan teman-teman yang dari Undip (a.l. Bpk. Prakosa) dan dari UGM terutama Sdr. Agus H yang kebetulan dekat dengan kampung halamannya. Salam, Nana - Original Message - From: "mohammad syaiful" To: Sent: Friday, July 10, 2009 9:49 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria baik, pak awang. utk sementara, saya anggap sudah separuh-diiyakan, he...he.. jadi tinggal menunggu pak awang utk survei terlebih dahulu dan menentukan sekian stop. saya harapkan pak awang masih punya waktu utk jalan2 sebentara ke semarang sebelum oktober nanti. dalam rangka pit iagi, memang sudah ada beberapa ekskursi atau fieldtrip yg dirancang. ekskursi ke mud volcanoes, tampaknya juga jadi satu pilihan, siapa tahu banyak yg tertarik. nanti juga akan ada ekskursi ke wilayah geomorfologi daerah ambarawa, termasuk memetik bijih2 buah kopi, menjemurnya sendiri, menggerusnya sendiri, memasaknya sendiri, dan meminumnya boleh rame2. atau, bisa aja napak tilas kerajaan demak dkk tsb dipadukan dengan kunjungan ke bledug kuwu. silakan pak awang yg menyiasati saja, panitia akan membantu sebaik mungkin. salam, syaiful 2009/7/10 Awang Satyana : Pak Syaiful, Terima kasih atas antusiasme-nya. Sebelum mengiyakan, saya harus cek-cek dulu tempat2 yang disebutkan di buku-buku lama itu agar memang bisa dijadikan stop sites untuk field trip. Sedimentasi selama 500 tahun terakhir saya pikir telah banyak mengubah situs2 geologi yang semula ada. Yang tak kalah menarik dan tak terlalu jauh dari Semarang juga adalah fieldtrip ke mud volcanoes aktif di bagian barat Kendeng Deep, yaitu area Bledug Kuwu, Bledug Kesongo, dan beberapa mud volcanoes di sekitarnya. salam, Awang --- On Fri, 7/10/09, mohammad syaiful wrote: From: mohammad syaiful Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria To: iagi-net@iagi.or.id Cc: "Geo Unpad" , "Forum HAGI" , "Eksplorasi BPMIGAS" Date: Friday, July 10, 2009, 6:36 AM pak awang, sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb dikemas menjadi sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari dan kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya, bisa dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan 13-14 oktober 2009 nanti? salam, syaiful PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - -- Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist Mobile: 62-812-9372808 Emails: msyai...@etti.co.id (business) mohammadsyai...@gmail.com Technical Manager of Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geolog
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
n Siam yang menganggap Melaka sebagai bawahan Kedah<http://id.wikipedia.org/wiki/Kedah>, yang pada saat itu menjadi vassal Siam. Namun serangan Siam pada 1455 dan 1456 dapat dipatahkan. Di bawah pemerintahan raja berikutnya yang naik tahta pada tahun 1459, Sultan Mansur Syah, Melaka menyerbu Kedah dan Pahang<http://id.wikipedia.org/wiki/Pahang>, dan menjadikannya negara vassal. Di bawah sultan yang sama Johor<http://id.wikipedia.org/wiki/Johor>, Jambi <http://id.wikipedia.org/wiki/Jambi> dan Siak<http://id.wikipedia.org/wiki/Siak>juga takluk. Dengan demikian Melaka mengendalikan sepenuhnya kedua pesisir yang mengapit Selat Malaka. Mansur Syah berkuasa sampai mangkatnya pada 1477. Dia digantikan oleh putranya Alauddin Riayat Syah. Sultan memerintah selama 11 tahun, saat dia meninggal dan digantikan oleh putranya Sultan Mahmud Syah. [3]<http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Malaka#cite_note-2> Mahmud Syah memerintah Malaka sampai tahun 1511, saat ibu kota kerajaan tersebut diserang pasukan Portugis <http://id.wikipedia.org/wiki/Portugal>di bawah pimpinan Alfonso de Albuquerque <http://id.wikipedia.org/wiki/Alfonso_de_Albuquerque>. Serangan dimulai pada 10 Agustus <http://id.wikipedia.org/wiki/10_Agustus> 1511 <http://id.wikipedia.org/wiki/1511> dan berhasil direbut pada 24 Agustus <http://id.wikipedia.org/wiki/24_Agustus> 1511<http://id.wikipedia.org/wiki/1511>. Sultan Mahmud Syah melarikan diri ke Bintan<http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Bintan>dan mendirikan ibukota baru di sana. Pada tahun 1526 <http://id.wikipedia.org/wiki/1526> Portugis membumihanguskan Bintan, dan Sultan kemudian melarikan diri ke Kampar<http://id.wikipedia.org/wiki/Kampar>, tempat dia wafat dua tahun kemudian. Putranya Muzaffar Syah kemudian menjadi sultan Perak <http://id.wikipedia.org/wiki/Perak,_Malaysia>, sedangkan putranya yang lain Alauddin Riayat Syah II mendirikan kerajaan baru yaitu Johor <http://id.wikipedia.org/wiki/Johor>. [sunting<http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kesultanan_Malaka&action=edit§ion=2> ] Daftar raja-raja Malaka 1. Parameswara <http://id.wikipedia.org/wiki/Parameswara> (1402-1414) 2. Megat Iskandar Syah <http://id.wikipedia.org/wiki/Megat_Iskandar_Syah>(1414-1424) 3. Sultan Muhammad Syah<http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad_Syah_dari_Malaka>(1424-1444) 4. Seri Parameswara Dewa Syah<http://id.wikipedia.org/wiki/Seri_Parameswara_Dewa_Syah> (1444-1445) 5. Sultan Mudzaffar Syah<http://id.wikipedia.org/wiki/Mudzaffar_Syah_dari_Malaka>(1445-1459) 6. Sultan Mansur Syah<http://id.wikipedia.org/wiki/Mansur_Syah_dari_Malaka>(1459-1477) 7. Sultan Alauddin Riayat Syah<http://id.wikipedia.org/wiki/Alauddin_Riayat_Syah_dari_Malaka>(1477-1488) 8. Sultan Mahmud Syah<http://id.wikipedia.org/wiki/Mahmud_Syah_dari_Malaka>(1488-1528) 2009/7/10 Awang Satyana > > Pak Taufik, > > Hal tersebut tercantum di buku tulisan Daldjoeni (1992) "Geografi > Kesejarahan jilid II, penerbit Alumni Bandung. Pembuktiannya juga melalui > tulisan-tulisan bernilai sejarah (babad, serat, naskah, dll.). Bukan hal > yang aneh bila Demak menguasai sampai Sumatra sebab Raden Patah sendiri > dilahirkan dan besar di Palembang. Ia telah menguasai srategi penaklukan > wiayah di sekitar Palembang (Jambi, Bangka). Dan, putra sulung Raden Patah, > Pati Unus, terkenal dengan politik ekspansinya sampai ke Malaka. Ia dijuluki > Pangeran Sabrang Lor -pangeran yang menyeberang ke utara. > > Pati Unus berhasrat menguasai Malaka, sayang didahului 'dAlbuquerque. Ini > tak menyrutkan hasratnya, dengan bantuan Palembang (nah ini bukti juga bahwa > Palembang saat itu telah menjadi bawahan Demak), ia menyiapkan 90 kapal > dengan 12.000 anak buahnya. Kapal dipersenjatai meriam. Iringan kapal > berjalan di sebelah barat Sumatra dan tiba-tiba muncul di Malaka menyerang > angkatan perang Portugis dengan geramnya. Pertempuran tahun 1512-1513 itu > betapa hebatnya -meskipun Pati Unus gagal menegakkan supremasinya di Malaka. > > salam, > Awang > > --- On Fri, 7/10/09, OK Taufik wrote: > > > From: OK Taufik > > Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria > > To: iagi-net@iagi.or.id > > Date: Friday, July 10, 2009, 8:32 AM > > Pak awang, > > > > Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya sampai > > sumatra, bisa di > > jelaskan > > > > "Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk > > Jambi, Palembang, > > Bangka," > > > > > > > > > > PP-IAGI 2008-2011: > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.c
RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria (Pati Unus)
Pak Awang, Menarik lagi nih.. Diemail dibawah disebutkan 'Dan, putra sulung Raden Patah, Pati Unus, terkenal dengan politik ekspansinya sampai ke Malaka'. Tapi, ada juga yang menyebutkan bahwa Pati Unus itu sebanarnya adalah menantunya bukan putranya Raden Patah. Disebutkan bahwa nama aslinya adalah Raden Abdul Qadir putra dari Raden Muhammad Yunus (seorang mubaligh Persia) dari Jepara. Raden Muhammad Yunus ini adalah saudara tiri dari Raden Rahmat (Sunan Ampel). Diketahui bahwa dari istri pertama Raden Patah (putri Sunan Ampel) beliau punya dua putra: Raden Surya dan Raden Trenggana. Apakah Raden Surya ini adalah Pati Unus yang juga dikenal sebagi Pangeran Sabrang Lor? Dan, semua refrensi setuju bahwa Pati Unus adalah raja kedua di Demak. Mohon di share sekiranya Pak Awang punya penjelasan lebih jauh. Terimakasih dan maaf kalau jadi keterusan memabahas sejarah bukan geologinya. :) salam, /hendri -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] Sent: Friday, July 10, 2009 9:19 AM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Forum HAGI; Geo Unpad; Eksplorasi BPMIGAS Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria Pak Taufik, Hal tersebut tercantum di buku tulisan Daldjoeni (1992) "Geografi Kesejarahan jilid II, penerbit Alumni Bandung. Pembuktiannya juga melalui tulisan-tulisan bernilai sejarah (babad, serat, naskah, dll.). Bukan hal yang aneh bila Demak menguasai sampai Sumatra sebab Raden Patah sendiri dilahirkan dan besar di Palembang. Ia telah menguasai srategi penaklukan wiayah di sekitar Palembang (Jambi, Bangka). Dan, putra sulung Raden Patah, Pati Unus, terkenal dengan politik ekspansinya sampai ke Malaka. Ia dijuluki Pangeran Sabrang Lor -pangeran yang menyeberang ke utara. Pati Unus berhasrat menguasai Malaka, sayang didahului 'dAlbuquerque. Ini tak menyrutkan hasratnya, dengan bantuan Palembang (nah ini bukti juga bahwa Palembang saat itu telah menjadi bawahan Demak), ia menyiapkan 90 kapal dengan 12.000 anak buahnya. Kapal dipersenjatai meriam. Iringan kapal berjalan di sebelah barat Sumatra dan tiba-tiba muncul di Malaka menyerang angkatan perang Portugis dengan geramnya. Pertempuran tahun 1512-1513 itu betapa hebatnya -meskipun Pati Unus gagal menegakkan supremasinya di Malaka. salam, Awang --- On Fri, 7/10/09, OK Taufik wrote: > From: OK Taufik > Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria > To: iagi-net@iagi.or.id > Date: Friday, July 10, 2009, 8:32 AM > Pak awang, > > Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya sampai sumatra, bisa di > jelaskan > > "Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, > Palembang, Bangka," > PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
baik, pak awang. utk sementara, saya anggap sudah separuh-diiyakan, he...he.. jadi tinggal menunggu pak awang utk survei terlebih dahulu dan menentukan sekian stop. saya harapkan pak awang masih punya waktu utk jalan2 sebentara ke semarang sebelum oktober nanti. dalam rangka pit iagi, memang sudah ada beberapa ekskursi atau fieldtrip yg dirancang. ekskursi ke mud volcanoes, tampaknya juga jadi satu pilihan, siapa tahu banyak yg tertarik. nanti juga akan ada ekskursi ke wilayah geomorfologi daerah ambarawa, termasuk memetik bijih2 buah kopi, menjemurnya sendiri, menggerusnya sendiri, memasaknya sendiri, dan meminumnya boleh rame2. atau, bisa aja napak tilas kerajaan demak dkk tsb dipadukan dengan kunjungan ke bledug kuwu. silakan pak awang yg menyiasati saja, panitia akan membantu sebaik mungkin. salam, syaiful 2009/7/10 Awang Satyana : > > Pak Syaiful, > > Terima kasih atas antusiasme-nya. Sebelum mengiyakan, saya harus cek-cek dulu > tempat2 yang disebutkan di buku-buku lama itu agar memang bisa dijadikan stop > sites untuk field trip. Sedimentasi selama 500 tahun terakhir saya pikir > telah banyak mengubah situs2 geologi yang semula ada. > > Yang tak kalah menarik dan tak terlalu jauh dari Semarang juga adalah > fieldtrip ke mud volcanoes aktif di bagian barat Kendeng Deep, yaitu area > Bledug Kuwu, Bledug Kesongo, dan beberapa mud volcanoes di sekitarnya. > > salam, > Awang > > --- On Fri, 7/10/09, mohammad syaiful wrote: > >> From: mohammad syaiful >> Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria >> To: iagi-net@iagi.or.id >> Cc: "Geo Unpad" , "Forum HAGI" >> , "Eksplorasi BPMIGAS" >> Date: Friday, July 10, 2009, 6:36 AM >> pak awang, >> >> sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb >> dikemas menjadi >> sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari >> dan >> kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya, >> bisa >> dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan >> 13-14 oktober >> 2009 nanti? >> >> salam, >> syaiful >> > > > > > > > PP-IAGI 2008-2011: > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... > > ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! > yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang > 13-14 Oktober 2009 > - > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > - > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted > on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall > IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct > or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss > of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any > information posted on IAGI mailing list. > - > > -- Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist Mobile: 62-812-9372808 Emails: msyai...@etti.co.id (business) mohammadsyai...@gmail.com Technical Manager of Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggo
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Ulasan yang sangat menarik. Dulu saya pernah baca buku sejarah, dimana disebutkan Sultan Agung mengalahkan Raden/Pangeran Perak dari Surabaya di dekat Surabaya. Disitu digambarkan Sultan Agung naik Gajah. Sekarang pak Awang bilang kekalahan Surabaya di dekat Pajang. kayaknya memang masih banyak versi sejarah yang berbeda. Apakah Pak Awang juga bisa mengulas tentang Ken Arok? saya kira itu juga cerita yang menarik, bagaimana Ken Arok menyiapkan daerah pegunungan Batu untuk menghancurkan tentara Kediri. Terima kasih banyak Pak. - Original Message From: Awang Satyana To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Geo Unpad ; Forum HAGI ; Eksplorasi BPMIGAS Sent: Friday, July 10, 2009 9:38:08 AM Subject: RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria Pak Hendri, Raden Patah bukanlah Sultan Trenggana, julukan Sultan Bintoro memang betul untuk Raden Patah sebab hutan gelagah wangi di tepi Selat Muria yang dibukanya dinamakannya sebagai Bintoro dan belakangan dinamakan Demak. Sedangkan Raden Trenggana adalah putera Raden Patah yang ketika menjadi raja ketiga di Demak sesudah Raden Patah dan Pati Unus, bergelar Sultan Trenggana (1521-1546/1550). Tahun 1546 bukanlah akhir Kerajaan Demak, memang Demak pada tahun itu menderita kekalahan yang sangat besar akibat serangannya ke bekas pelarian Majapahit di Panarukan dan Blambangan. Sejak tahun itu pula tak ada kemajuan lagi yang dicapai Demak, bahkan kemunduran terjadi sejak itu. Sultan Trenggana yang dibantu Fatahillah (Sunan Gunung Jati) tak berdaya melawan Blambangan, bahkan Sultan Trenggana gugur dalam peperangan itu. Seperti juga Majapahit yang disengkalakan berakhir pada 1400 Caka (sirna ilang kertaning bhumi) atau 1478 M, pada kenyataannya kerajaan ini berakhir benar pada 1527 M. Sepeninggal Sultan Trenggana memang Kerajaan Demak mundur secara drastis sebab terjadi perselisihan di dalam keluarga tentang siapa yang lebih berhak menjadi pemegang kekuasaan Kesultanan Demak. Terjadi perselisihan antara putera Trenggana yaitu Prawata dengan Arya Penangsang. Arya Penangsang adalah putera Pangeran Sekar Seda Lepen, kakak Trenggana. Pangeran Sekar Seda Lepen dibunuh oleh Prawata agar Trenggana -ayahnya naik tahta menggantikan Pati Unus. Lalu, atas bantuan Sunan Kudus, Arya Penangsang akhirnya membunuh Prawata. Sebelum sempat menjadi raja di Demak, Arya Penangsang dibunuh oleh Adiwijaya alias Joko Tingkir, seorang panglima perang kesayangan Sultan Trenggana, raja dari Pajang. Tentang transisi dari Demak ke Pajang ke Mataram Islam, saya pernah menuliskannya dalam milis ini (terlampir di bawah), tentu saja dengan bumbu-bumbu geologi. salam, Awang [iagi-net-l] Dari Pengging ke Pajang (Boyolali-Klaten) : Hegemoni Bengawan Solo Awang Satyana Thu, 24 Jul 2008 09:06:00 -0700 Dalam banyak hal, alam sering menjadi perintang atau pendukung kemajuan atau kemunduran kerajaan-kerajaan di Indonesia. Peta politik kekuasaan kerajaan sedikit banyak ditentukan oleh aspek-aspek geomorfologi. Hal ini juga sedikit banyak, langsung atau tak langsung diuraikan dalam buku-buku lama tentang sejarah Jawa (de Haan, 1912 : ”Priangan”; Fruin-Mees, 1919 : ”Geschiedenis van Java”; Olthof, 1944 : ”Babad Tanah Djawi”; Soeroto, 1954 : ”Indonesia di Tengah-Tengah Dunia dari Abad ke Abad”, de Graaf dan Pigeaud, 1974 : ”De Eerste Moslimse Vorstendoommen op Java”; Slametmuljana , 1979 : ”Negara Krtagama”, dan Daldjoeni, 1984; 1992 : ”Geografi Kesejarahan Indonesia”). Banyak orang ingat cerita tentang Jaka Tingkir, tokoh sakti penakluk para buaya (bajul) (Jaka Tingkir adalah cucu Bajul Sangara – raja Pengging, wilayah Boyolali sekarang, yang diyakini punya pasukan buaya, maka tak mengherankan bila sang cucu ditakuti para buaya). Jaka Tingkir adalah Adiwijaya, raja Pajang (1546-1586). Pajang tak hanya menarik karena Jaka Tingkir. Pengging (pendahulu Pajang) dan Pajang juga menarik dalam hal bahwa sesungguhnya dua kerajaan ini sebenarnya berpeluang sesukses Majapahit. Kuncinya adalah penguasaan hulu-hilir Bengawan Solo – hegemoni Bengawan Solo. Sayang gagal. De Graaf dan Pigeaud (1974) menulis bahwa Lembah Bengawan Solo yang diapit Merapi dan Lawu tak penting secara ekonomi dan politik sebelum tahun 1000. Saat itu dataran tinggi Kedu dan Mataram yang diapit sungai Progo dan Opak lebih penting. Orang2 Mataram kalau mau ke Jawa Timur, saat itu tak lewat Bengawan Solo, tetapi melipir melalui lereng-lereng selatan Lawu, Wilis, dan Semeru. Setelah tahun 1000, baru Lembah Bengawan Solo menjadi penting. ”Negara Krtagama” menyebut sebuah kerajaan di bagian barat wilayah Majapahit bernama Pajang pada abad ke-14 dikunjungi Hayam Wuruk. Pajang adalah sahabat Majapahit sekaligus bawahannya. Sebelum ke Pajang mari kita ke Pengging dulu sebab Pajang berkembang dari Pengging. Pengging adalah kerajaan kecil di lereng tenggara Merapi, wilayahnya meliputi Boyolali-Klaten sekarang. Dalam Babad Tanah Jawi, diceritakan bahwa raja Pengging bergelar
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Pak Awang secara kelirumologi tukang-tukang bor air selalu mengatakan kalau ngebor di wilayah Demak lebih sulit dari pada ngebor di wilayah Semarang, karena di wilayah Demak selalu dapat asin dan kalau nasib baik pindah 1 meter dapat tawar, sedangkan kalau di Semarang tidak pernah dapat asin dan debitnya cukup baik, mutu ok. Ini cerita tukang bor air lho (Salam Untung Sudarsono) > > Sebuah buku baru, âEnsiklopedi Kelirumologiâ (Jaya Suprana, 2009 â > Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul > âDemakâ di halaman 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang > lokasi bekas Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara > para ahli. Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi keraton tersebut > paling mungkin ada di kawasan selatan alun-alun kota Demak sekarang dan > menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak ini terdapat suatu tempat > bernama Sitinggil/Siti Hinggilâsebuah nama yang biasanya berasosiasi > dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang pendapat tersebut > sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan Demak masih > berupa rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah mendirikan > kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat > Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan > Genuk. Pendapat ini didukung oleh > temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua > pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). > Demikian ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana. > > Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak > mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat > sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, > wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa > dahulu kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah > Jawa, ia merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu > dengan daratan Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita > periksa pendapat ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah. > > Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar > menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa > dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan > raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah âsang pendiri Kerajaan Demak. > Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara > sangat detail diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005) > âRuntuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di > Nusantaraâ â Bhratara â LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah > berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak > sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, > Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan > penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan > di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda > dengan penaklukannya atas > Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang > Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri > membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. > Sebuah pelajaran dari sejarah âcerai-berai dari dalam akan membahayakan > kesatuan dan persatuan. > > Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), > âPeranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggaraâ âBhratara, > menarik untuk diacu. Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali > menulis bahwa pada suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, > Sunan Ampel dari Surabaya, agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah > tempat yang terlindung oleh tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang > rimbun tentu hanya subur di daerah rawa-rawa. Dalam perantauannya itu, > Raden Patah sampailah ke daerah rawa di tepi selatan Pulau Muryo (Muria), > yaitu suatu kawasan rawa-rawa besar yang menutup laut atau lebih tepat > sebuah selat yang memisahkan Pulau Muryo dengan daratan Jawa Tengah. Di > situlah ditemukan gelagah wangi dan rawa; kemudian tempat tersebut dinamai > Raden Patah sebagai âDemakâ. > > Menurut Slamet Muljana (1983), âPemugaran Persada Sejarah Leluhur > Majapahitâ â Inti Idayu, hutan di Gelagah Wangi itu dibuka dan > dijadikan tempat hunian baru rnama âBintaraâ. Dari nama wilayah baru > itulah Raden Patah terkenal sebagai Pangeran Bintara. Slamet Muljana > (1968, 2005) juga menulis bahwa Raden Patah (nama Tionghoanya Jin Bun â > Raden Patah adalah anak raja Majapahit Prabu Brawijaya dan salah seorang > istrinya yang disebut Putri Cina) memilih tinggal di daerah kosong dan > berawa di sebelah timur Semarang, di kaki Gunung Muria. Daerah itu sangat > subur dan strategis untuk menguasai pelayaran
RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Pak Awang, Correct, memang Sultan Trenggana bukan Raden Patah, dia adalah salah satu anak dari Raden Patah. Saya salah tulis soal itu baru sadar setelah 'send' ke pencet (sempat me-recall email saya itu juga). Masalah tahun (waktu) memang sering jadi perbedaan karena tidak ada sumber yang benar2 pasti yang bisa dipakai, kadang si penulis sejarah menginterpretasikan secara logika berdasarkan 'event time frame'. Misalnya lagi soal akhir Majapahit, sumber2 yang saya baca (lagi2 dari berbagai sumber di internet dan BTJ), menyebut tahun 1520 M sebagai akhir Majapahit. Tapi...disinilah salah satu yang menarik dari sejarah bagi saya. Salam, Hendri -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] Sent: Friday, July 10, 2009 8:38 AM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS Subject: RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria Pak Hendri, Raden Patah bukanlah Sultan Trenggana, julukan Sultan Bintoro memang betul untuk Raden Patah sebab hutan gelagah wangi di tepi Selat Muria yang dibukanya dinamakannya sebagai Bintoro dan belakangan dinamakan Demak. Sedangkan Raden Trenggana adalah putera Raden Patah yang ketika menjadi raja ketiga di Demak sesudah Raden Patah dan Pati Unus, bergelar Sultan Trenggana (1521-1546/1550). Tahun 1546 bukanlah akhir Kerajaan Demak, memang Demak pada tahun itu menderita kekalahan yang sangat besar akibat serangannya ke bekas pelarian Majapahit di Panarukan dan Blambangan. Sejak tahun itu pula tak ada kemajuan lagi yang dicapai Demak, bahkan kemunduran terjadi sejak itu. Sultan Trenggana yang dibantu Fatahillah (Sunan Gunung Jati) tak berdaya melawan Blambangan, bahkan Sultan Trenggana gugur dalam peperangan itu. Seperti juga Majapahit yang disengkalakan berakhir pada 1400 Caka (sirna ilang kertaning bhumi) atau 1478 M, pada kenyataannya kerajaan ini berakhir benar pada 1527 M. Sepeninggal Sultan Trenggana memang Kerajaan Demak mundur secara drastis sebab terjadi perselisihan di dalam keluarga tentang siapa yang lebih berhak menjadi pemegang kekuasaan Kesultanan Demak. Terjadi perselisihan antara putera Trenggana yaitu Prawata dengan Arya Penangsang. Arya Penangsang adalah putera Pangeran Sekar Seda Lepen, kakak Trenggana. Pangeran Sekar Seda Lepen dibunuh oleh Prawata agar Trenggana -ayahnya naik tahta menggantikan Pati Unus. Lalu, atas bantuan Sunan Kudus, Arya Penangsang akhirnya membunuh Prawata. Sebelum sempat menjadi raja di Demak, Arya Penangsang dibunuh oleh Adiwijaya alias Joko Tingkir, seorang panglima perang kesayangan Sultan Trenggana, raja dari Pajang. Tentang transisi dari Demak ke Pajang ke Mataram Islam, saya pernah menuliskannya dalam milis ini (terlampir di bawah), tentu saja dengan bumbu-bumbu geologi. salam, Awang [iagi-net-l] Dari Pengging ke Pajang (Boyolali-Klaten) : Hegemoni Bengawan Solo Awang Satyana Thu, 24 Jul 2008 09:06:00 -0700 Dalam banyak hal, alam sering menjadi perintang atau pendukung kemajuan atau kemunduran kerajaan-kerajaan di Indonesia. Peta politik kekuasaan kerajaan sedikit banyak ditentukan oleh aspek-aspek geomorfologi. Hal ini juga sedikit banyak, langsung atau tak langsung diuraikan dalam buku-buku lama tentang sejarah Jawa (de Haan, 1912 : ”Priangan”; Fruin-Mees, 1919 : ”Geschiedenis van Java”; Olthof, 1944 : ”Babad Tanah Djawi”; Soeroto, 1954 : ”Indonesia di Tengah-Tengah Dunia dari Abad ke Abad”, de Graaf dan Pigeaud, 1974 : ”De Eerste Moslimse Vorstendoommen op Java”; Slametmuljana , 1979 : ”Negara Krtagama”, dan Daldjoeni, 1984; 1992 : ”Geografi Kesejarahan Indonesia”). Banyak orang ingat cerita tentang Jaka Tingkir, tokoh sakti penakluk para buaya (bajul) (Jaka Tingkir adalah cucu Bajul Sangara – raja Pengging, wilayah Boyolali sekarang, yang diyakini punya pasukan buaya, maka tak mengherankan bila sang cucu ditakuti para buaya). Jaka Tingkir adalah Adiwijaya, raja Pajang (1546-1586). Pajang tak hanya menarik karena Jaka Tingkir. Pengging (pendahulu Pajang) dan Pajang juga menarik dalam hal bahwa sesungguhnya dua kerajaan ini sebenarnya berpeluang sesukses Majapahit. Kuncinya adalah penguasaan hulu-hilir Bengawan Solo – hegemoni Bengawan Solo. Sayang gagal. De Graaf dan Pigeaud (1974) menulis bahwa Lembah Bengawan Solo yang diapit Merapi dan Lawu tak penting secara ekonomi dan politik sebelum tahun 1000. Saat itu dataran tinggi Kedu dan Mataram yang diapit sungai Progo dan Opak lebih penting. Orang2 Mataram kalau mau ke Jawa Timur, saat itu tak lewat Bengawan Solo, tetapi melipir melalui lereng-lereng selatan Lawu, Wilis, dan Semeru. Setelah tahun 1000, baru Lembah Bengawan Solo menjadi penting. ”Negara Krtagama” menyebut sebuah kerajaan di bagian barat wilayah Majapahit bernama Pajang pada abad ke-14 dikunjungi Hayam Wuruk. Pajang adalah sahabat Majapahit sekaligus bawahannya. Sebelum ke Pajang mari kita ke Pengging dulu sebab Pajang berkembang dari Pengging. Pengging adal
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
salam, Pak Awang, sekedar usul Mungkin lebih baik jika fieldtripnya jg melibatkan ARKEOLOG sebagai nara sumber bz Pada 10 Juli 2009 09:06, Awang Satyana menulis: > > Pak Syaiful, > > Terima kasih atas antusiasme-nya. Sebelum mengiyakan, saya harus cek-cek > dulu tempat2 yang disebutkan di buku-buku lama itu agar memang bisa > dijadikan stop sites untuk field trip. Sedimentasi selama 500 tahun terakhir > saya pikir telah banyak mengubah situs2 geologi yang semula ada. > > Yang tak kalah menarik dan tak terlalu jauh dari Semarang juga adalah > fieldtrip ke mud volcanoes aktif di bagian barat Kendeng Deep, yaitu area > Bledug Kuwu, Bledug Kesongo, dan beberapa mud volcanoes di sekitarnya. > > salam, > Awang > > --- On Fri, 7/10/09, mohammad syaiful wrote: > > > From: mohammad syaiful > > Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria > > To: iagi-net@iagi.or.id > > Cc: "Geo Unpad" , "Forum HAGI" < > fo...@hagi.or.id>, "Eksplorasi BPMIGAS" < > eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com> > > Date: Friday, July 10, 2009, 6:36 AM > > pak awang, > > > > sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb > > dikemas menjadi > > sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari > > dan > > kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya, > > bisa > > dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan > > 13-14 oktober > > 2009 nanti? > > > > salam, > > syaiful > > > > > > > > > > PP-IAGI 2008-2011: > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... > > > ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! > yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang > 13-14 Oktober 2009 > > - > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net > <http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/%0AIAGI-net>Archive 2: > http://groups.yahoo.com/group/iagi > - > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted > on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall > IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct > or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss > of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any > information posted on IAGI mailing list. > - > >
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Pak Taufik, Hal tersebut tercantum di buku tulisan Daldjoeni (1992) "Geografi Kesejarahan jilid II, penerbit Alumni Bandung. Pembuktiannya juga melalui tulisan-tulisan bernilai sejarah (babad, serat, naskah, dll.). Bukan hal yang aneh bila Demak menguasai sampai Sumatra sebab Raden Patah sendiri dilahirkan dan besar di Palembang. Ia telah menguasai srategi penaklukan wiayah di sekitar Palembang (Jambi, Bangka). Dan, putra sulung Raden Patah, Pati Unus, terkenal dengan politik ekspansinya sampai ke Malaka. Ia dijuluki Pangeran Sabrang Lor -pangeran yang menyeberang ke utara. Pati Unus berhasrat menguasai Malaka, sayang didahului 'dAlbuquerque. Ini tak menyrutkan hasratnya, dengan bantuan Palembang (nah ini bukti juga bahwa Palembang saat itu telah menjadi bawahan Demak), ia menyiapkan 90 kapal dengan 12.000 anak buahnya. Kapal dipersenjatai meriam. Iringan kapal berjalan di sebelah barat Sumatra dan tiba-tiba muncul di Malaka menyerang angkatan perang Portugis dengan geramnya. Pertempuran tahun 1512-1513 itu betapa hebatnya -meskipun Pati Unus gagal menegakkan supremasinya di Malaka. salam, Awang --- On Fri, 7/10/09, OK Taufik wrote: > From: OK Taufik > Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria > To: iagi-net@iagi.or.id > Date: Friday, July 10, 2009, 8:32 AM > Pak awang, > > Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya sampai > sumatra, bisa di > jelaskan > > "Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk > Jambi, Palembang, > Bangka," > PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
pelabuhan di muara Bengawan Solo (Gresik) yang menjadi ajang perniagaan lautan yang kelak menjadi rebutan dunia internasional (Portugis dan Belanda di Maluku). Sayap kiri dari urat nadi Bengawan Solo akan berupa daerah pesisir dengan deretan pelabuhan yang akan penting untuk perdagangan dari barat ke timur : Demak,Jepara, Juwana, Rembang, Lasem, Tuban. Sayap kanannya berupa lembah Brantas dengan daerah-daerah penting Kediri, Kertosono, dan Wirosobo (Jombang-Mojokerto sekarang). Semua kerajaan di Jawa berambisi menguasai sepanjang aliran sungai. Barang siapa yang dapat menguasai aliran sungai terpanjang di Jawa (Bengawan Solo) maka ia akan mendapatkan banyak hegemoni. Dalam masa jayanya, Pajang memegang hegemoni atas sepuluh daerah lain yang tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur : wilayah Pajang sendiri (Boyolali-Surakarta-Klaten-Sukoharjo), Surabaya, Tuban, Pati, Pemalang, Tegal, Madiun, Kediri, Banyumas, Kedu, Mataram dan Demak. Dua yang terakhir berambisi melawan Pajang untuk menguasai Jawa. Sunan Kudus di Demak tidak pernah menyukai Pajang sebagian besar karena alasan pribadi yaitu sebab dari dulu Pajang dibantu Syeh Siti Jenar. Sunan Kudus menganggap Syeh Siti Jenar menodai ajaran Islam. Sementara Mataram berambisi besar ingin menguasai wilayah Jawa, cara pertamanya dengan memberontak dan mengalahkan Pajang. Mataram mula-mula bagian Pajang. Tahun 1575 Sutawijaya diangkat jadi adipati Mataram bergelar Panembahan Senapati. Ini terjadi karena Senapati membantu Adiwijaya membunuh Arya Penangsang. Betapa saktinya Arya Penangsang maka ia perlu ditaklukkan oleh empat orang termasuk Senapati. Karena ingin berkuasa lebih, tahun 1582 Sutawijaya memberontak kepada Sultan Pajang Adiwijaya (Jaka Tingkir). Karena Jaka Tingkir sudah sepuh, ia terbunuh oleh Panembahan Senapati. Tahun 1586 kebesaran Kerajaan Pajang lenyap, dipindahkan ke Mataram di sekitar Yogyakarta sekarang. Sampai tahun 1601, Senapati berperang terus dengan semua kerajaan bawahan Pajang termasuk yang di pesisir. Ambisinya menguasai Jawa ia jalankan dengan menguasi dari hulu ke hilir Bengawan Solo. Riwayat Mataram adalah riwayat perang menguasai aliran Bengawan Solo dan wilayah Jawa Tengah-Jawa Timur di sebelah kanan-kirinya. Raja-raja Mataram sejak Senapati, Mas Jolang, dan Sultan Agung semuanya berperang untuk menguasai Jawa. Kerajaan-kerajaan kecil memberontak dan bersekutu menyerang Mataram. Kerajaan-kerajaan kecil di Jawa Timur bersekutu di bawah pimpinan Surabaya berjalan ke hulu Bengawan Solo hendak menyerang Mataram. Apa daya, kerajaan-kerajaan pesisir ini tak pernah punya pengalaman berperang di pedalaman. Di Pajang tentara sekutu kerajaan-kerajaan pesisir ini dicegat tentara Mataram di Pajang dan dibinasakan di situ pada tahun 1615. Di bawah pemerintahan Sultan Agung (1613-1645), hegemoni Mataram bertambah luas. Walaupun wilayah kekuasaannya masih jauh di bawah Majapahit, sejarah Indonesia mencatat bahwa Mataram punya hegemoni terluas pada abad ke-17 itu. Wilayahnya meliputi seluruh Jawa Tengah, sebagian besar Jawa Timur, Cirebon, Priangan, dan Kalimantan Selatan. Tetapi ada dua wilayah di Jawa yang tak pernah bisa dikuasasinya : Banten dan Batavia. Demikian, sekedar menunjukkan bahwa pada zaman dahulu, geomorfologi berperan penting dalam peta politik kerajaan-kerajaan di Indonesia. Salam, awang --- On Fri, 7/10/09, sigit prabowo wrote: > From: sigit prabowo > Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria > To: iagi-net@iagi.or.id > Date: Friday, July 10, 2009, 8:21 AM > Pak Awang YTH., > > Menarik sekali ulasan pak Awang tentang sejarah berhubungan > dengan geologi ini,, seperti dijelaskan sebelum nya > bahwa hubungan Demak dengan pedalaman Jawa dengan memakai > kapal2, adalah melalui Kali Serang, yang bermata air di > Gunung Merbabu dan Pegunungan Kendeng, dekat Pengging > (diantara Pajang dan Boyolali)...s/d hampir akhir abad > ke-18... > > Ketika Demak surut, kemudian digantikan oleh Pajang (Sultan > Hadiwijaya), dan Mataram (Panembahan Senopati) --> > semakin ke selatan, apakah juga ada kemungkinan sebab2 > Geologi yang menyertai nya pak...?, seperti kalo tidak > salah, dulu pak Awang pernah menjelaskan tentang pemindahan > pusat pemerintahan (Wangsya Sanjaya ?) oleh Mpu Sindok ke > wilayah Jawa yang lebih ke arah Timur... > > Mohon pencerahan nya pak... > > > Terimakasih > > Best Regards > Sigit > > > > > From: Awang Satyana > To: IAGI ; > Geo Unpad ; > Forum HAGI ; > Eksplorasi BPMIGAS > Sent: Friday, July 10, 2009 12:03:45 AM > Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat > Muria > > > Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya > Suprana, 2009 – Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia), > memuat sebuah entri berjudul “Demak” di halaman 98. Di >
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Pak Syaiful, Terima kasih atas antusiasme-nya. Sebelum mengiyakan, saya harus cek-cek dulu tempat2 yang disebutkan di buku-buku lama itu agar memang bisa dijadikan stop sites untuk field trip. Sedimentasi selama 500 tahun terakhir saya pikir telah banyak mengubah situs2 geologi yang semula ada. Yang tak kalah menarik dan tak terlalu jauh dari Semarang juga adalah fieldtrip ke mud volcanoes aktif di bagian barat Kendeng Deep, yaitu area Bledug Kuwu, Bledug Kesongo, dan beberapa mud volcanoes di sekitarnya. salam, Awang --- On Fri, 7/10/09, mohammad syaiful wrote: > From: mohammad syaiful > Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria > To: iagi-net@iagi.or.id > Cc: "Geo Unpad" , "Forum HAGI" , > "Eksplorasi BPMIGAS" > Date: Friday, July 10, 2009, 6:36 AM > pak awang, > > sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb > dikemas menjadi > sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari > dan > kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya, > bisa > dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan > 13-14 oktober > 2009 nanti? > > salam, > syaiful > PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Pak Zaim, Iya, pengetahuan tentang kondisi geologi dan geomorfologi (Geologi Kuarter khususnya) suatu wilayah bisa berperan dalam membantu kawan-kawan ahli sejarah dalam mengungkap suatu problema dalam sejarah. salam, Awang --- On Fri, 7/10/09, z...@gc.itb.ac.id wrote: > From: z...@gc.itb.ac.id > Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria > To: iagi-net@iagi.or.id > Cc: "IAGI" , "Geo Unpad" , > "Forum HAGI" , "Eksplorasi BPMIGAS" > > Date: Friday, July 10, 2009, 3:35 PM > Pak Awang dan Rekans, > Saya pernah menulis artikel di Koran Pikiran Rakyat - > Bandung sekitar > sepuluh tahun lalu, dan seingat saya, saya pernah > mengirimkan fotokopi > artikel tersebut ke Pak Awang. Dalam artikel tersebut (saya > sudah lupa > judul dan waktu terbitnya)saya mengungkapkan perlunya data > geologi dalam > penelitian arkeologi (yang saya sebut sebagai Geoarkeologi) > untuk > mengungkap bukti2 sejarah masa lampau, tidak sekedar atas > data temuan > arkeologis, tapi lebih dari itu, untuk memahami konteks > lingkungannya, > termasuk aspek geologi, antara lain perkembangan > geomorfologi/paleogeografi. Saya utarakan, antara lain > Daerah Demak yang > masih berupa laut (Selat), Kerajaan Majapahit yang mundur > juga karena > pendangkalan Sungai Brantas akibat letusan Gunung Kelud > yang mengakibatkan > melemahnya jalur transportasi kapal2 yang berdampak pada > lemahnya > perdagangan/ekonomi, keamanan dan sosial, juga Kerajaan > Tosara di Teluk > Bone yang pada abad ke 16 kalau mau berlayar ke Selat > Makasar tidak perlu > memutar lewat Makassar, tetapi dapat langsung melalui Danau > Tempe (yang > saat itu masih berupa laut/selat, dengan bukti adanya > endapan pasir pantai > resen disekitar Danau Tempe).Mundurnya Kerajaan Tosara juga > karena > pendangkalan jalur tersebut yang kemudian berubah menjadi > Danau Tempe, > yang berakibat pada jauhnya/panjangnya jalur transportasi > karena harus > memutar melewati Makassar, yang menyebabkan mundurnya > perdagangan, > keamanan dan perkembangan sosial.Semua hal tersebut > diperlukan oleh rekan2 > ahli arkeologi untuk bisa memahami konteks perkembangan > suatu wilayah, > bukan hanya sekedar atas dasar temuan arkeologis semata. > > Wasslam, > > Yahdi Zaim > Dosen Geoarkeologi > Prodi Teknik Geologi > FITB PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Pak Dwi, Sebuah toponimi (asal muasal nama geografi) yang pernah dikemukakan oleh De Graaf dan Pigeaud (1974) tentang Prawata atau Prawoto adalah bukit gamping/napal itu semula bernama "batara" atau "betoro". Dalam zaman pra-Demak atau masih dalam hegemoni Majapahit yang Hindu, bukit itu merupakan tempat yang disucikan tempat orang menaikkan doa-doa. Kemudian, dalam zaman Demak, bukit itu sering menjadi tempat beristirahatnya Pangeran Mukmin, putera sulung Sultan Trenggana. Hasrat Pangeran Mukmin kepada agama Islam kuat, dan menjadikan bukit bernama asal batara itu sebagai pesanggrahan untuk menunaikan kewajiban2nya dalam agama Islam. Karena lebih sering berada di bukit itu, maka kemudian ia lebih terkenal sebagai Sunan Prawata. Maka, Prawata/Prawoto punya toponim dari "batara" /"betoro". Begitu ditulis De Graaf dan Pigeaud (1974) dalam "“De Eerste Moslimse Voorstendommen op Java” –Martinus Nijhoff. salam, Awang --- On Fri, 7/10/09, rumlan dwiyatno wrote: > From: rumlan dwiyatno > Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria > To: iagi-net@iagi.or.id > Date: Friday, July 10, 2009, 6:52 AM > > Salut pak Awang ... > Geology dan sejarah peradaban manusia pastilah saling > berhubungan. Peradaban sebagian besar ditentukan oleh > keadaan alam, disamping manusianya sendiri tentunya. Keadaan > alam ditentukan oleh kondisi geologi. Jadi kesimpulanya, > geologi mempunyai peranan sangat penting dalam sejarah > peradaban manusia. > > Dengan demikian wilayah yang bisa dimasuki ilmu geology > menjadi sangatlah luas, mungkin nanti perllu dibuat cabang > geologi yang berhubungan dengan peradaban dan sejarah. > > Sunan Ampel entah dengan cara apa, telah mampu membaca > kondisi geologi saat itu, bahwa mengingat posisi topography > nDemak pada saat itu, sangat cocok untuk berdirinya sebuah > kuta raja, namun sepertinya beliau belum atau lupa > mempertimbangkan tingkat sedimentasi yang begitu tinggi yang > membuat pada akhirnya nDemak akan berada didaratan seperti > sekarang ini. > > Dari artikle pak Awang tadi, satu saja pertanyaan saya pak, > Nama Bukit Prawoto itu berasal dari mana? Apakah bukitnya > dulu bernama Prawoto, kemudian Mukmin yang sering berkunjung > ke situ disebut Sunan Prawoto atau karena Sunan Prawoto > sering berkunjung ke bukit itu lantas bukitnya dinamakan > Bukit Prawoto ? > > Salam > PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
. Demikian, sekedar menunjukkan bahwa pada zaman dahulu, geomorfologi berperan penting dalam peta politik kerajaan-kerajaan di Indonesia. Salam, awang --- On Fri, 7/10/09, Hendri Harsian wrote: > From: Hendri Harsian > Subject: RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria > To: iagi-net@iagi.or.id > Date: Friday, July 10, 2009, 7:44 AM > Pak Awang, > > IMHO dan sekedar 'sharing' saja karena saya juga tidak tahu > pasti yang mana yang benar. > Dari beberapa sumber yang saya baca (internet, Babad tanah > Jawi, dll), Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah (yang > kemudian bergelar Senapati Jimbun Ngabdur Rahman > Panembahan Palembang Sajidin Panatagama atau dikenal juga > sebagai Sultan Bintoro/Sultan Trenggono) pada tahun 1513 M. > > Dikisahkan dalam Babad Tanah Jawi bagaimana R.Patah merebut > kekuasaan dengan menyerbu Prabu Brawijaya (yang juga > mengakui R.Patah sebagai anaknya). Prabu Brawijaya kemudian > kalah dan lari. > Jadi bisa jadi dalam 2 tahun setelahnya kekuasaanya sudah > menyebar sampai ke Cirebon (seperti yang Pak Awang > sebutkan). > Tetapi, pada tahun 1546 M, justru kerajaan Demak itu > 'runtuh' karena intrik kekuasaan antara Hadiwijawa (Joko > Tingkir) melawan Arya Panangsang (dari Jipang) yang di > dukung oleh Sunan Kudus. > Walaupun begitu, Kerajaan Pajang sendiri baru berdiri pada > tahun 1568 M, di Surakarta dengan Joko Tingkir (Sultan > Hadiwijaya) sebagai rajanya. Pada tahun 1868 M, Pajang > runtuh karena terbunuhnya keluarga Pangeran Benowo oleh > Panembahan Senopati (saudara tirinya sendiri), dan Mataram > Islam pun lahir. > > Salam, > /hendri > > > -Original Message- > From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] > > Sent: Friday, July 10, 2009 12:04 AM > To: IAGI; Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS > Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat > Muria > > > Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya > Suprana, 2009 – Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia), > memuat sebuah entri berjudul “Demak” di halaman 98. Di > dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas > Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara > para ahli. Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi > keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan > alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di > kawasan selatan Demak ini terdapat suatu tempat bernama > Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang biasanya > berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain > menentang pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat > Kerajaan Demak ada, kawasan Demak masih berupa > rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah > mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut > kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar > Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini > didukung oleh temuan benda-benda arkeologi. Menurut > Jaya Suprana, salah satu dari kedua pendapat itu mungkin > keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian > ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana. > > Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab > keduanya mau tak mau melibatkan sebuah proses geologi > bernama sedimentasi. Mari kita lihat sedikit proses > sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, > wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada > pendapat bahwa dahulu kala Gunung Muria di sebelah utara > Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia merupakan sebuah > pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan > Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita > periksa pendapat ini berdasarkan literatur-literatur lama > sejarah. > > Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi > untuk sekedar menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah > kerajaan Islam pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan > Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan raja-raja > Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan > Demak. Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah > tersendiri yang secara sangat detail diceritakan dalam buku > Slamet Muljana (1968, 2005) “Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa > dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” – > Bhratara – LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah > berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546, > Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, > Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di > Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti > ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di > Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak > tak berbeda dengan penaklukannya atas Maj
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Pak awang, Bagaimana buktinya kerajaan demak kekuasaannya sampai sumatra, bisa di jelaskan "Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka," 2009/7/10 Awang Satyana > > Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya Suprana, 2009 – Elex > Media Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul “Demak” di > halaman 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas > Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara para ahli. > Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi keraton tersebut paling > mungkin ada di kawasan selatan alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap > ke utara. Di kawasan selatan Demak ini terdapat suatu tempat bernama > Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang biasanya berasosiasi dengan keraton. > Namun kelompok ahli yang lain menentang pendapat tersebut sebab pada abad > XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan Demak masih berupa rawa-rawa > liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah mendirikan kerajaannya di situ. > Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di > wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini > didukung oleh > temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua > pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). > Demikian ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana. > > Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak > mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat > sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, > wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa > dahulu kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah > Jawa, ia merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu > dengan daratan Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita > periksa pendapat ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah. > > Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar > menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa > dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan > raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak. > Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara > sangat detail diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005) “Runtuhnya > Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” – > Bhratara – LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak > sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas > wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan > Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke > Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan > Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan > penaklukannya atas > Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang > Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri > membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah > pelajaran dari sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan > dan persatuan. > > Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), > “Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara” –Bhratara, menarik > untuk diacu. Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis > bahwa pada suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan > Ampel dari Surabaya, agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat > yang terlindung oleh tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun > tentu hanya subur di daerah rawa-rawa. Dalam perantauannya itu, Raden Patah > sampailah ke daerah rawa di tepi selatan Pulau Muryo (Muria), yaitu suatu > kawasan rawa-rawa besar yang menutup laut atau lebih tepat sebuah selat yang > memisahkan Pulau Muryo dengan daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan > gelagah wangi dan rawa; kemudian tempat tersebut dinamai Raden Patah sebagai > “Demak”. > > Menurut Slamet Muljana (1983), “Pemugaran Persada Sejarah Leluhur > Majapahit” – Inti Idayu, hutan di Gelagah Wangi itu dibuka dan dijadikan > tempat hunian baru rnama “Bintara”. Dari nama wilayah baru itulah Raden > Patah terkenal sebagai Pangeran Bintara. Slamet Muljana (1968, 2005) juga > menulis bahwa Raden Patah (nama Tionghoanya Jin Bun – Raden Patah adalah > anak raja Majapahit Prabu Brawijaya dan salah seorang istrinya yang disebut > Putri Cina) memilih tinggal di daerah kosong dan berawa di sebelah timur > Semarang, di kaki Gunung Muria. Daerah itu sangat subur dan strategis untuk > menguasai pelayaran di pantai utara. Jin Bun berkedudukan di Demak. Di > Demak, Jin Bun menjadi ulama sesuai pesan gurunya, Sunan Ampel. Ia > mengumpulkan para pengikutnya baik dari masyarakat Jawa maupun Cina. Saat > sebelum memberontak kepa
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Pak Awang YTH., Menarik sekali ulasan pak Awang tentang sejarah berhubungan dengan geologi ini,, seperti dijelaskan sebelum nya bahwa hubungan Demak dengan pedalaman Jawa dengan memakai kapal2, adalah melalui Kali Serang, yang bermata air di Gunung Merbabu dan Pegunungan Kendeng, dekat Pengging (diantara Pajang dan Boyolali)...s/d hampir akhir abad ke-18... Ketika Demak surut, kemudian digantikan oleh Pajang (Sultan Hadiwijaya), dan Mataram (Panembahan Senopati) --> semakin ke selatan, apakah juga ada kemungkinan sebab2 Geologi yang menyertai nya pak...?, seperti kalo tidak salah, dulu pak Awang pernah menjelaskan tentang pemindahan pusat pemerintahan (Wangsya Sanjaya ?) oleh Mpu Sindok ke wilayah Jawa yang lebih ke arah Timur... Mohon pencerahan nya pak... Terimakasih Best Regards Sigit From: Awang Satyana To: IAGI ; Geo Unpad ; Forum HAGI ; Eksplorasi BPMIGAS Sent: Friday, July 10, 2009 12:03:45 AM Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya Suprana, 2009 – Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul “Demak” di halaman 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara para ahli. Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak ini terdapat suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang biasanya berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan Demak masih berupa rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini didukung oleh temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana. Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah. Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak. Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara sangat detail diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005) “Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” – Bhratara – LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan. Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), “Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara” –Bhratara, menarik untuk diacu. Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis bahwa pada suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari Surabaya, agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang terlindung oleh tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu hanya subur di daerah rawa-rawa. Dalam perantauannya itu, Raden Patah sampailah ke daerah rawa di tepi selatan Pulau Muryo (Muria), yaitu suatu kawasan rawa-rawa besar yang menutup laut atau lebih tepat sebuah selat yang memisahkan Pulau Muryo dengan daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan gelagah wangi dan rawa; kemudian tempat tersebut dinamai Raden Patah sebagai “Demak”. Menurut Slamet Muljana (1983), “Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit” – I
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Pak Awang dan Rekans, Saya pernah menulis artikel di Koran Pikiran Rakyat - Bandung sekitar sepuluh tahun lalu, dan seingat saya, saya pernah mengirimkan fotokopi artikel tersebut ke Pak Awang. Dalam artikel tersebut (saya sudah lupa judul dan waktu terbitnya)saya mengungkapkan perlunya data geologi dalam penelitian arkeologi (yang saya sebut sebagai Geoarkeologi) untuk mengungkap bukti2 sejarah masa lampau, tidak sekedar atas data temuan arkeologis, tapi lebih dari itu, untuk memahami konteks lingkungannya, termasuk aspek geologi, antara lain perkembangan geomorfologi/paleogeografi. Saya utarakan, antara lain Daerah Demak yang masih berupa laut (Selat), Kerajaan Majapahit yang mundur juga karena pendangkalan Sungai Brantas akibat letusan Gunung Kelud yang mengakibatkan melemahnya jalur transportasi kapal2 yang berdampak pada lemahnya perdagangan/ekonomi, keamanan dan sosial, juga Kerajaan Tosara di Teluk Bone yang pada abad ke 16 kalau mau berlayar ke Selat Makasar tidak perlu memutar lewat Makassar, tetapi dapat langsung melalui Danau Tempe (yang saat itu masih berupa laut/selat, dengan bukti adanya endapan pasir pantai resen disekitar Danau Tempe).Mundurnya Kerajaan Tosara juga karena pendangkalan jalur tersebut yang kemudian berubah menjadi Danau Tempe, yang berakibat pada jauhnya/panjangnya jalur transportasi karena harus memutar melewati Makassar, yang menyebabkan mundurnya perdagangan, keamanan dan perkembangan sosial.Semua hal tersebut diperlukan oleh rekan2 ahli arkeologi untuk bisa memahami konteks perkembangan suatu wilayah, bukan hanya sekedar atas dasar temuan arkeologis semata. Wasslam, Yahdi Zaim Dosen Geoarkeologi Prodi Teknik Geologi FITB > > Sebuah buku baru, âEnsiklopedi Kelirumologiâ (Jaya Suprana, 2009 â > Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul > âDemakâ di halaman 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang > lokasi bekas Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara > para ahli. Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi keraton tersebut > paling mungkin ada di kawasan selatan alun-alun kota Demak sekarang dan > menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak ini terdapat suatu tempat > bernama Sitinggil/Siti Hinggilâsebuah nama yang biasanya berasosiasi > dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang pendapat tersebut > sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan Demak masih > berupa rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah mendirikan > kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat > Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan > Genuk. Pendapat ini didukung oleh > temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua > pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). > Demikian ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana. > > Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak > mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat > sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, > wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa > dahulu kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah > Jawa, ia merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu > dengan daratan Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita > periksa pendapat ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah. > > Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar > menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa > dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan > raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah âsang pendiri Kerajaan Demak. > Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara > sangat detail diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005) > âRuntuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di > Nusantaraâ â Bhratara â LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah > berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak > sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, > Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan > penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan > di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda > dengan penaklukannya atas > Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang > Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri > membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. > Sebuah pelajaran dari sejarah âcerai-berai dari dalam akan membahayakan > kesatuan dan persatuan. > > Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), > âPeranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggaraâ âBhratara, > menarik untuk diacu. Dalam menguraikan
[iagi-net-l] Recall: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Hendri Harsian would like to recall the message, "[iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria". PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Pak Awang, IMHO dan sekedar 'sharing' saja karena saya juga tidak tahu pasti yang mana yang benar. Dari beberapa sumber yang saya baca (internet, Babad tanah Jawi, dll), Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah (yang kemudian bergelar Senapati Jimbun Ngabdur Rahman Panembahan Palembang Sajidin Panatagama atau dikenal juga sebagai Sultan Bintoro/Sultan Trenggono) pada tahun 1513 M. Dikisahkan dalam Babad Tanah Jawi bagaimana R.Patah merebut kekuasaan dengan menyerbu Prabu Brawijaya (yang juga mengakui R.Patah sebagai anaknya). Prabu Brawijaya kemudian kalah dan lari. Jadi bisa jadi dalam 2 tahun setelahnya kekuasaanya sudah menyebar sampai ke Cirebon (seperti yang Pak Awang sebutkan). Tetapi, pada tahun 1546 M, justru kerajaan Demak itu 'runtuh' karena intrik kekuasaan antara Hadiwijawa (Joko Tingkir) melawan Arya Panangsang (dari Jipang) yang di dukung oleh Sunan Kudus. Walaupun begitu, Kerajaan Pajang sendiri baru berdiri pada tahun 1568 M, di Surakarta dengan Joko Tingkir (Sultan Hadiwijaya) sebagai rajanya. Pada tahun 1868 M, Pajang runtuh karena terbunuhnya keluarga Pangeran Benowo oleh Panembahan Senopati (saudara tirinya sendiri), dan Mataram Islam pun lahir. Salam, /hendri -Original Message- From: Awang Satyana [mailto:awangsaty...@yahoo.com] Sent: Friday, July 10, 2009 12:04 AM To: IAGI; Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya Suprana, 2009 – Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul “Demak” di halaman 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara para ahli. Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak ini terdapat suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang biasanya berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan Demak masih berupa rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini didukung oleh temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana. Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah. Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak. Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara sangat detail diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005) “Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” – Bhratara – LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan. Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), “Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara” –Bhratara, menarik untuk diacu. Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis bahwa pada suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari Surabaya, agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang terlindung oleh tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu hanya subur di daer
RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Wah menarik kalau ada ekskursinya, menarik juga kalau ditulis di National Geography dengan foto2 Geosejarah nya. -Original Message- From: mohammad syaiful [mailto:mohammadsyai...@gmail.com] Sent: Friday, 10 July, 2009 7:36 AM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria pak awang, sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb dikemas menjadi sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari dan kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya, bisa dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan 13-14 oktober 2009 nanti? salam, syaiful 2009/7/10 Awang Satyana : > > Sebuah buku baru, "Ensiklopedi Kelirumologi" (Jaya Suprana, 2009 - > Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul > "Demak" di halaman 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang > lokasi bekas Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara > para ahli. Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi keraton > tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan alun-alun kota Demak > sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak ini terdapat > suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggil-sebuah nama yang biasanya > berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang > pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, > kawasan Demak masih berupa rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau > Raden Patah mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, > menurut kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar > Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini didukung oleh > temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua > pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian > ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana. > > Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak > mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat > sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, > wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu > kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia > merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan > Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat > ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah. > > Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk > sekedar menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam > pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja > Demak adalah turunan raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah -sang > pendiri Kerajaan Demak. Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada > kisah tersendiri yang secara sangat detail diceritakan dalam buku > Slamet Muljana (1968, 2005) "Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan > Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara" - Bhratara - LKiS. Pada > tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. > Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk > Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa > Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang > merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta > sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya > atas > Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang Blambangan > yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan > makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari > sejarah -cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan. > > Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), "Peranan > Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara" -Bhratara, menarik untuk diacu. > Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis bahwa pada > suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari > Surabaya, agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang > terlindung oleh tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu > hanya subur di daerah rawa-rawa. Dalam perantauannya itu, Raden Patah > sampailah ke daerah rawa di tepi selatan Pulau Muryo (Muria), yaitu suatu > kawasan rawa-rawa besar yang menutup laut atau lebih tepat sebuah selat yang > memisahkan Pulau Muryo dengan daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan > gelagah wangi dan rawa; kemudian tempat tersebut dinamai Raden Patah sebagai > "Demak". > > Menurut Slamet Muljana (1983), "Pemugara
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Salut pak Awang ... Geology dan sejarah peradaban manusia pastilah saling berhubungan. Peradaban sebagian besar ditentukan oleh keadaan alam, disamping manusianya sendiri tentunya. Keadaan alam ditentukan oleh kondisi geologi. Jadi kesimpulanya, geologi mempunyai peranan sangat penting dalam sejarah peradaban manusia. Dengan demikian wilayah yang bisa dimasuki ilmu geology menjadi sangatlah luas, mungkin nanti perllu dibuat cabang geologi yang berhubungan dengan peradaban dan sejarah. Sunan Ampel entah dengan cara apa, telah mampu membaca kondisi geologi saat itu, bahwa mengingat posisi topography nDemak pada saat itu, sangat cocok untuk berdirinya sebuah kuta raja, namun sepertinya beliau belum atau lupa mempertimbangkan tingkat sedimentasi yang begitu tinggi yang membuat pada akhirnya nDemak akan berada didaratan seperti sekarang ini. Dari artikle pak Awang tadi, satu saja pertanyaan saya pak, Nama Bukit Prawoto itu berasal dari mana? Apakah bukitnya dulu bernama Prawoto, kemudian Mukmin yang sering berkunjung ke situ disebut Sunan Prawoto atau karena Sunan Prawoto sering berkunjung ke bukit itu lantas bukitnya dinamakan Bukit Prawoto ? Salam --- On Thu, 7/9/09, Awang Satyana wrote: > From: Awang Satyana > Subject: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria > To: "IAGI" , "Geo Unpad" , > "Forum HAGI" , "Eksplorasi BPMIGAS" > > Date: Thursday, July 9, 2009, 12:03 PM > > Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya > Suprana, 2009 – Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia), > memuat sebuah entri berjudul “Demak” di halaman 98. Di > dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas > Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara > para ahli. Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi > keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan > alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di > kawasan selatan Demak ini terdapat suatu tempat bernama > Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang biasanya > berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain > menentang pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat > Kerajaan Demak ada, kawasan Demak masih berupa > rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah > mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut > kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar > Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini > didukung oleh > temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah > satu dari kedua pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa > juga dua-duanya keliru (!). Demikian ulasan tentang Demak > dalam kelirumologi ala Jaya Suprana. > > Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab > keduanya mau tak mau melibatkan sebuah proses geologi > bernama sedimentasi. Mari kita lihat sedikit proses > sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, > wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada > pendapat bahwa dahulu kala Gunung Muria di sebelah utara > Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia merupakan sebuah > pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan > Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita > periksa pendapat ini berdasarkan literatur-literatur lama > sejarah. > > Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi > untuk sekedar menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah > kerajaan Islam pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan > Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan raja-raja > Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan > Demak. Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah > tersendiri yang secara sangat detail diceritakan dalam buku > Slamet Muljana (1968, 2005) “Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa > dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” – > Bhratara – LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah > berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546, > Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, > Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di > Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti > ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di > Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak > tak berbeda dengan penaklukannya atas > Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat > menyerang Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari > dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan > akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari > sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan > dan persatuan. > > Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad > Ali (1963), “Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia > Tenggara” –Bhratara, menarik untuk diacu. Dalam > menguraikan terjadin
RE: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Pak Syaiful, Saya sangat mendukung usulan ini, bukti-bukti Geologi dapat membantu mengungkap perbedaan pendapat sejarah sangat menarik untuk dijadikan ekskursi. Apalagi Pak Awang sebagai Leadernya nanti sangat menguasai keduanya geologi maupun sejarahnya. Saya langsung daftar Peserta Ekskursi deh !! Salam, Setiabudi -Original Message- From: mohammad syaiful [mailto:mohammadsyai...@gmail.com] Sent: Friday, July 10, 2009 6:36 AM To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Geo Unpad; Forum HAGI; Eksplorasi BPMIGAS Subject: Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria pak awang, sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb dikemas menjadi sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari dan kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya, bisa dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan 13-14 oktober 2009 nanti? salam, syaiful 2009/7/10 Awang Satyana : > > Sebuah buku baru, "Ensiklopedi Kelirumologi" (Jaya Suprana, 2009 - Elex Media > Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul "Demak" di halaman > 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas Keraton > Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara para ahli. Sekelompok ahli > mengatakan bahwa letak lokasi keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan > selatan alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan > selatan Demak ini terdapat suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggil-sebuah > nama yang biasanya berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain > menentang pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak > ada, kawasan Demak masih berupa rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau > Raden Patah mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut > kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu > Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini didukung oleh > temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua > pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian > ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana. > > Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak > mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat > sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, > wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu > kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia > merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan > Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat > ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah. > > Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar > menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan > ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan > raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah -sang pendiri Kerajaan Demak. > Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara > sangat detail diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005) "Runtuhnya > Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara" - > Bhratara - LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak > sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya > termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di > Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang > merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. > Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas > Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang Blambangan > yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan > makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari > sejarah -cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan. > > Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), "Peranan > Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara" -Bhratara, menarik untuk diacu. > Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis bahwa pada > suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari > Surabaya, agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang > terlindung oleh tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu > hanya subur di daerah rawa-rawa. Dalam perantauannya itu, Raden Patah > sampailah ke daerah rawa di tepi selatan Pulau Muryo (Muria), yaitu suatu > kawasan rawa-rawa besar yang menutup laut atau lebih tepat sebuah selat yang > memisahkan Pulau Muryo dengan daratan Jawa Tengah
Re: [iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
pak awang, sangat menarik. apakah memungkinkan apabila cerita tsb dikemas menjadi sebuah perjalanan sehari berbentuk ekskursi? berangkat dari dan kembali ke semarang sbg tempat mangkalnya. maksud saya, bisa dibarengkan dengan acara pit iagi yg akan dilaksanakan 13-14 oktober 2009 nanti? salam, syaiful 2009/7/10 Awang Satyana : > > Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya Suprana, 2009 – Elex Media > Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul “Demak” di halaman > 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas Keraton > Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara para ahli. Sekelompok ahli > mengatakan bahwa letak lokasi keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan > selatan alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan > selatan Demak ini terdapat suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah > nama yang biasanya berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain > menentang pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak > ada, kawasan Demak masih berupa rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau > Raden Patah mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut > kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu > Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini didukung oleh > temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua > pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian > ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana. > > Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak > mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat > sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, > wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu > kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia > merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan > Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat > ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah. > > Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar > menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan > ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan > raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak. > Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara > sangat detail diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005) “Runtuhnya > Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” – > Bhratara – LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak > sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya > termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di > Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang > merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. > Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas > Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang Blambangan > yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan > makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari > sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan. > > Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), “Peranan > Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara” –Bhratara, menarik untuk diacu. > Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis bahwa pada > suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari > Surabaya, agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang > terlindung oleh tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu > hanya subur di daerah rawa-rawa. Dalam perantauannya itu, Raden Patah > sampailah ke daerah rawa di tepi selatan Pulau Muryo (Muria), yaitu suatu > kawasan rawa-rawa besar yang menutup laut atau lebih tepat sebuah selat yang > memisahkan Pulau Muryo dengan daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan > gelagah wangi dan rawa; kemudian tempat tersebut dinamai Raden Patah sebagai > “Demak”. > > Menurut Slamet Muljana (1983), “Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit” > – Inti Idayu, hutan di Gelagah Wangi itu dibuka dan dijadikan tempat hunian > baru rnama “Bintara”. Dari nama wilayah baru itulah Raden Patah terkenal > sebagai Pangeran Bintara. Slamet Muljana (1968, 2005) juga menulis bahwa > Raden Patah (nama Tionghoanya Jin Bun – Raden Patah adalah anak raja > Majapahit Prabu Brawijaya dan salah seorang istrinya yang disebut Putri Cina) > memilih tinggal di daerah kosong dan berawa di sebelah timur Semarang, di > kaki Gunung Muria. Daerah itu sangat subur dan strategis untuk menguasai > pelayaran di pantai utara. Jin Bun berkedudukan di Demak.
[iagi-net-l] Kerajaan Demak dan Geologi Selat Muria
Sebuah buku baru, “Ensiklopedi Kelirumologi” (Jaya Suprana, 2009 – Elex Media Komputindo-Kompas Gramedia), memuat sebuah entri berjudul “Demak” di halaman 98. Di dalam entri itu diceritakan bahwa tentang lokasi bekas Keraton Kerajaan Demak belumlah ada kesepakatan di antara para ahli. Sekelompok ahli mengatakan bahwa letak lokasi keraton tersebut paling mungkin ada di kawasan selatan alun-alun kota Demak sekarang dan menghadap ke utara. Di kawasan selatan Demak ini terdapat suatu tempat bernama Sitinggil/Siti Hinggil–sebuah nama yang biasanya berasosiasi dengan keraton. Namun kelompok ahli yang lain menentang pendapat tersebut sebab pada abad XV, yaitu saat Kerajaan Demak ada, kawasan Demak masih berupa rawa-rawa liar. Sangat tidak mungkin kalau Raden Patah mendirikan kerajaannya di situ. Yang lebih mungkin, menurut kelompok ini, pusat Kerajaan Demak ada di wilayah sekitar Semarang yaitu Alastuwo, Kecamatan Genuk. Pendapat ini didukung oleh temuan benda-benda arkeologi. Menurut Jaya Suprana, salah satu dari kedua pendapat itu mungkin keliru, tetapi bisa juga dua-duanya keliru (!). Demikian ulasan tentang Demak dalam kelirumologi ala Jaya Suprana. Kedua pendapat di atas menarik diuji secara geologi sebab keduanya mau tak mau melibatkan sebuah proses geologi bernama sedimentasi. Mari kita lihat sedikit proses sedimentasi di wilayah yang terkenal ini. Terkenal ? Ya, wilayah ini dalam hal sedimentasi Kuarter terkenal. Ada pendapat bahwa dahulu kala Gunung Muria di sebelah utara Demak tidak menyatu dengan tanah Jawa, ia merupakan sebuah pulau volkanik yang kemudian akhirnya menyatu dengan daratan Jawa oleh proses sedimentasi antara Demak-Muria. Mari kita periksa pendapat ini berdasarkan literatur-literatur lama sejarah. Sedikit hal tentang Kerajaan Demak, perlu dituliskan lagi untuk sekedar menyegarkan pikiran. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan ada sesudah era Kerajaan Majapahit. Sebagian raja Demak adalah turunan raja-raja Majapahit, termasuk Raden Patah –sang pendiri Kerajaan Demak. Riwayat penaklukan Majapahit oleh Demak ada kisah tersendiri yang secara sangat detail diceritakan dalam buku Slamet Muljana (1968, 2005) “Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara” – Bhratara – LKiS. Pada tahun 1515, Kerajaan Demak sudah berwilayah dari Demak sampai Cirebon. Pada tahun 1546, Kerajaan Demak sudah semakin luas wilayahnya termasuk Jambi, Palembang, Bangka, Banten, Sunda Kalapa, dan Panarukan di Jawa Timur. Tahun 1588 Demak lenyap dan penerusnya berganti ke Pajang yang merupakan pendahulu kerajaan/kesultanan di Yogyakarta dan Surakarta sekarang. Runtuhnya Kerajaan Demak tak berbeda dengan penaklukannya atas Majapahit. Peristiwa gugurnya tokoh2 penting Demak saat menyerang Blambangan yang eks Majapahit, dan rongrongan dari dalam Demak sendiri membuat kerajaan makin lemah dan akhirnya runtuh dengan sendirinya. Sebuah pelajaran dari sejarah –cerai-berai dari dalam akan membahayakan kesatuan dan persatuan. Kembali ke pencarian pusat Kerajaan Demak, buku Mohammad Ali (1963), “Peranan Bangsa Indonesia dalam Sejarah Asia Tenggara” –Bhratara, menarik untuk diacu. Dalam menguraikan terjadinya Kerajaan Demak, Moh. Ali menulis bahwa pada suatu peristiwa Raden Patah diperintahkan oleh gurunya, Sunan Ampel dari Surabaya, agar merantau ke barat dan bermukim di sebuah tempat yang terlindung oleh tanaman gelagah wangi. Tanaman gelagah yang rimbun tentu hanya subur di daerah rawa-rawa. Dalam perantauannya itu, Raden Patah sampailah ke daerah rawa di tepi selatan Pulau Muryo (Muria), yaitu suatu kawasan rawa-rawa besar yang menutup laut atau lebih tepat sebuah selat yang memisahkan Pulau Muryo dengan daratan Jawa Tengah. Di situlah ditemukan gelagah wangi dan rawa; kemudian tempat tersebut dinamai Raden Patah sebagai “Demak”. Menurut Slamet Muljana (1983), “Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit” – Inti Idayu, hutan di Gelagah Wangi itu dibuka dan dijadikan tempat hunian baru rnama “Bintara”. Dari nama wilayah baru itulah Raden Patah terkenal sebagai Pangeran Bintara. Slamet Muljana (1968, 2005) juga menulis bahwa Raden Patah (nama Tionghoanya Jin Bun – Raden Patah adalah anak raja Majapahit Prabu Brawijaya dan salah seorang istrinya yang disebut Putri Cina) memilih tinggal di daerah kosong dan berawa di sebelah timur Semarang, di kaki Gunung Muria. Daerah itu sangat subur dan strategis untuk menguasai pelayaran di pantai utara. Jin Bun berkedudukan di Demak. Di Demak, Jin Bun menjadi ulama sesuai pesan gurunya, Sunan Ampel. Ia mengumpulkan para pengikutnya baik dari masyarakat Jawa maupun Cina. Saat sebelum memberontak kepada Majapahit, Jin Bun atau Raden Patah adalah bupati yang ditempatkan di Demak atau Bintara. Bahwa Demak dulu berlokasi di tepi laut, tetapi sekarang jaraknya dari laut sampai 30 km, dapat diinterpretasikan dari peta genangan air yang diterbitkan Pemda Semarang (Daldjoeni, 1992, “Geog