Balasan: [mediacare] Republika menyinggung perasaan umat Hindu: Sajak jorok
Untuk seorang penulis pemula, bumbu bumbu seks memang mujarab untuk mendongkrak popularitasnya, mutu mungkin tak teraih darinya, tapi rumus semacam ini sering diresepkan. Hanya memang disayangkan jika redaktur koran/majalah juga kurang luas wawasannya maka loloslah sampah sampah demikian di halamannya. salam radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED] wrote:Dear miliser dimana saja berada, Tadi pagi saya terima email dari Bli I Gusti Purwaka yang tak saya kenal sebelumnya. Dari namanya, jelas dia orang Bali. Mungkin ia tahu emailku karena kebetulan saya memoderasi beberapa milis. Isinya sebagai berikut: Bung Moderator, Semoga anda sudi memuat tulisan keluhan hati minoritas ini. Shanti, I.G. Purwaka -- [EMAIL PROTECTED] --- Lalu lampirannya saya buka. Saya pikir berbentuk sebuah tulisan opini. Ternyata sebuah puisi karya Saut Situmorang. Oh, dia lagi, dia lagi. Berikut isi lampirannya: Harian Republika yang Islami itu dalam edisi 26 Agustus 2007 lalu memuat sajak seperti ini: para pelacur pun masih di kamarnya bergelut. dalam kabut alkohol aku biarkan kata kata menjebakku dalam birahi rima metafora. kemulusan kulit kupu kupumu dan garis payudaramu yang remaja membuatku cemburu pada para dewa yang, bisikmu, menggilirmu di altar pura mereka. Sajak itu karya seorang penyair yang bernama Saut Situmorang. Kalau saya baca kalimat-kalimatnya yang klise dan bombastis, penyairnya kelihatannya masih baru belajar menulis. Akan tetapi untuk penyair yang baru belajar sekalipun seyogyanya tidak pantas memakai kata-kata yang meletakkan seksualitas sebagai ukuran sastra. Sangat saya sayangkan Republika yang Islami itu telah kecolongan diisi oleh seorang penyair yang jorok pikirannya. Apalagi di dalam sajak tersebut saya dapatkan kata-kata yang sangat menyinggung perasaan orang Hindu Bali, misalnya disebut para dewa yang menggilir perempuan di altar pura mereka. Harap kita waspada terhadap langkah-langkah seperti ini. Merdeka, I.G. Purwaka. e-mail: [EMAIL PROTECTED] blog: http://mediacare.blogspot.com - Got a little couch potato? Check out fun summer activities for kids. - Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers
[mediacare] Ketika Pers Berpihak pada Mukhtaran Bibi
Resensi Buku di www.panyingkul.comSelasa, 03-07-2007 Ketika Pers Berpihak pada Mukhtaran Bibi :: Mustamin al-Mandary :: Sebuah buku yang menceritakan kisah perempuan Pakistan yang diperkosa secara beramai-ramai sebagai tumbal adat istiadat. Menolak santunan yang diberikan pemerintah, Mukhtaran Bibi, justru minta agar di desanya dibangun sekolah untuk anak-anak perempuan supaya mereka tidak mengalami nasib yang sama dengan dirinya. Kisahnya menyentak dunia karena mendapat simpati pers, sebagaimana diulas citizen reporter Mustamin al-Mandary.(p!) Judul Buku : In the Name of Honor (Atas Nama Kehormatan) Penulis: Mukhtar Mai (dibantu oleh Marie Thérèse Cuny) Penerjemah : M. Lukman Sadikin Tebal : 204 halaman Penerbit : Pustaka Alvabet, Jakarta, Maret 2007 Sejarah panjang manusia menempatkan perempuan pada posisi yang (hampir) selalu tertindas. Dari awal, agama-agama sudah menuduh Hawa bekerja sama dengan Iblis yang menyebabkan jatuhnya Adam dari surga. Sejarah awal Eropa dimulai dengan keterkungkungan perempuan, penghapusan hak-haknya, dan pengebiriannya dari aktifitas sosial yang hampir semuanya milik laki-laki. Sebagian orang Yunani kuno mengatakan bahwa perempuan adalah laki-laki yang cacat. Anak-anak perempuan yang baru lahir lazimnya di kubur hidup-hidup di abad keenam di semenanjung Arabia. Amerika mengenal hak-hak politik perempuan baru di awal abad keduapuluh. Sejarah kolonialisme dari abad keenam belas sampai dengan kolonialisme modern saat ini, akrab dengan perempuan yang dieksploitasi dan diperbudak. Di Jawa, pemberontakan Kartini menjadi indikasi awal dari rentang waktu yang panjang peniadaan hak-hak dan penistaan perempuan. Kita mungkin sedikit terhibur dengan kisah ratu Balqis yang menemukan kesetaraan di depan Nabi Sulaiman, atau Cleopatra yang menjadi pemenang dalam perebutan kekuasaan dengan laki-laki. Di Eropa mungkin kita akrab dengan ratu, atau naiknya beberapa perempuan sebagai pemimpin di beberapa negara di abad ini. Tetapi siapakah kelompok pekerja yang paling sering dianiaya dimana-mana? Siapakah yang paling sering diperjualbelikan? Siapa yang paling sering diperkosa lahir batin? Buku In the Name of Honor ini membuka mata kita sekali lagi tentang masih adanya pemerkosaan dan penistaan menjijikkan terhadap perempuan, kisah seorang perempuan yang diperlakukan tidak lebih dari seekor kambing yang bisa disembelih kapanpun, tentu saja setelah diperah dan dinikmati laki-laki. * Buku ini menceritakan perjuangan panjang seorang perempuan bernama Mukhtaran Bibi. Ditulis dengan gaya narasi, buku ini sangat enak dibaca walaupun di beberapa tempat terdapat terjemahan yang cukup membingungkan, misalnya cerita Aku melewati malam demi malam , padahal kita tahu bahwa kejadian itu terjadi hanya dalam satu malam. Mukhtaran Bibi adalah seorang perempuan petani miskin dan tak tahu baca tulis. Dia bisa membaca Alquran, hanya dengan mendengarnya. Mukhtaran lahir dari kelompok sosial yang lebih rendah, kasta Gujar, yang tinggal di desa Meerwala, di barat daya Punjab di daerah Muzaffargarh, Pakistan. Di daerah ini, terdapat pula kasta Mastoi yang status sosialnya lebih tinggi dan memiliki sebagian besar area pertanian di wilayah itu. Tanggal 22 Juni 2002 adalah awal dari tragedi itu. Shakur, adik laki-laki Mukhtaran yang kurang lebih berusia 12 tahun dituduh memperkosa Salma, sebuah tuduhan yang akhirnya tidak terbukti. Salma adalah seorang perempuan muda dari kasta Mastoi. Dalam sebuah pertemuan adat yang didominasi oleh laki-laki dari kasta Mastoi, dewan adat kemudian memutuskan bahwa seorang perempuan Gujar harus meminta maaf kepada kaum Mastoi atas kejadian itu. Ternyata, pertemuan untuk prosesi permintaan maaf dari perempuan Gujar itu telah dimanfaatkan oleh laki-laki kaum Mastoi untuk sebuah niat yang sangat menjijikkan. Mukhtaran membentangkan selendang di hadapan laki-laki kaum Mastoi sebagai simbol permintaan maaf kaumnya. Akan tetapi, kelompok laki-laki itu, dikawal oleh laki-laki lainnya yang bersenjata, kemudian menyeret Mukhtaran ke dalam sebuah bilik segi
[mediacare] Yuu...uk Minum Kopi !
Mang Ucup punya hobby minum kopi, sehingga dengan mana setiap hari selalu diawali dengan minum kopi dan diakhiri dengan minum kopi pula. Oleh sebab itu tidak ada salahnya sambil minum kopi kita kongkouw sejenak mengenai minum kopi. Johann Sebastian Bach (1685-1750) seorang komponis Jerman telah menciptakan lagu atau musik minum kopi yang disebut Kaffeekantate. Sedangkan Ludwig van Beehoven mempunyai kebiasaan menghitung jumlah butir kopi. Setiap cangkir kopi yang ia minum tidak boleh lebih atau kurang dari 60 butir kopi. Akaneya Coffee Shop di Jepang memasang tarif minum kopi termahal di dunia. Harga secangkir kopi disitu 9.900 Yen atau sekitar AS$ 38,00. Raja Swedia Gustav III (1746-1793) ingin membuktikan, bahwa kopi itu racun. Untuk membuktikan hal ini ia membebaskan dua orang terpidana hukuman mati dengan syarat yang satu tidak boleh minum minuman lainnya selain kopi sedangkan yang lain hanya diperkenankan minum teh. Mereka diawasi dan dijaga oleh dua orang Dr. Lucunya yang pertama mati adalah Dr sang pengawas yang pertama setelah itu disusul oleh Dr yang kedua. Sedangkan Raja Gustav III akhirnya mati dibunuh, tetapi si peminum teh itu sendiri bisa mencapai usia lanjut 83 tahun sedangkan si penimum kopi lebih lanjut lagi usianya. Jadi terbuktikan bahwa minum kopi itu sebenarnya sehat bukannya racun. Kita minum kopi dari cangkir keramik yang lebih dikenal dengan sebutan Porcelain dalam bhs Inggris; kata ini diserap dari bahasa Italy Porcellana yang arti sebenarnya adalah nama kulit kerang yang putih, sebab keramik yang pertama dikenal di Italy (1500) warnanya putih. Keramik ini sudah dikenal sejak Dinasti Han (206 SM -220). Pada awalnya orang Eropa menduga bahwa keramik itu berasal dari bubuk serbuk tulang. Pembuatan keramik dahulu sangat dirahasiakan sekali, mereka yang mengetahui rahasia ini disebut Arkanisten (Arcanum = rahasia dlm bhs Latin). Di Eropa pertama kali membuat keramik pada tahun 1708, tepatnya di Jerman oleh perusahaan keramik yang paling ngetop di dunia ialah Meissner Porselan. Harga satu cangkir Meissner Porselan bisa mencapai ribuan AS$. Seorang profesor ahli filsafat ingin memberikan pelajaran kepada murid-muridnya, dimana ia mengundang mereka untuk minum kopi dirumahnya. Diatas meja disediakan berbagai macam jenis cangkir kopi, mulai dari cangkir dari keramik merah, sampai dengan cangkir dari gelas kristal Swaroski yang mahal. Bahkan beberapa dari cangkir tersebut benar-benar hasil produksi dari perusahaan keramik seperti Royal Kopenhagen, Royal Worchester dan ada juga cangkir kuno dari Dinasti Ming. Disamping cangkir-cangkir yang mewah, disediakan pula berbagai macam jenis cangkir murahan dari plastik maupun dari cangkir murahan yang sudah agak retak. Pertama mereka diundang untuk minum kopi dengan menggunakan cangkir- cangkir mewah yang indah setelah itu untuk minuman yang kedua, mereka harus minum dari cangkir yang murah. Akhirnya ia menanyakan kepada mereka: Apa bedanya kopi yang diminum dari cangkir mewah dan diminum dari cangkir murahan ? Ternyata tidak ada ! Memang wajar bahwa manusia selalu menginginkan minum kopi dari cangkir yang mewah, tetapi cangkir yang mewah tidak bisa menggantikan isi kopi yang kita minum. Apabila kita ingin minum kopi bukan cangkirnya yang menentukan melainkan isinya. Entah kita minum dari cangkir yang mewah ataupun cangkir murahan isi dan rasa kopi tetap tidak berubah. Apabila kita merasa haus dan ingin minum kopi, cangkir bagaimana mewahnya sekalipun tidak akan bisa menggantikan dan memenuhi rasa dahaga kita. Begitu juga di dalam kehidupan ini, kehidupan kita ada jauh lebih penting dan lebih bermanfaat daripada segala macam embel-embelnya, entah itu rumah mewah, jabatan, harta maupun mobil mewah. Segala macam embel-embel itu sama nilainya seperti juga cangkir tersebut diatas alias tidak bisa menggantikan nilai dan rasa dari aroma kopinya, tetapi banyak sekali orang bersedia menghancurkan hidupnya hanya untuk mendapatkan cangkir kosong ! Rumah mewah, mobil mewah, pakaian mewah, tabungan harta yang berjibun di bank semuanya itu kosong dan tidak ada artinya apabila kita tidak memiliki dan mendapatkan rasa kasih sayang, seperti juga cangkir tanpa kopi. Oleh sebab itu nikmatilah kopi anda dari cangkir yang manapun anda minum, rasa kopi adalah kopi. Jangan sampai kita lebih mementingkan cangkir daripada kopinya. Mungkin slogan ini bisa ditawarkan oleh mang Ucup kepada perusahaan Nescafe: Dari cangkir manapun anda minum, kopinya selalu Nescafe ! Mang Ucup Email: [EMAIL PROTECTED] Homepage: www.mangucup.net
[mediacare] Mengemis dan Memberi Pengemis Didenda Rp 20 Juta
[EMAIL PROTECTED] wrote: From: [EMAIL PROTECTED] Date: Tue, 11 Sep 2007 11:14:33 +0700 Subject: Mengemis dan Memberi Pengemis Didenda Rp 20 Juta Kita mungkin selalu bingung dan prihatin, kenapa begitu banyak pengemis di jalan-jalan di Jakarta. Tapi, mungkin gak kita pernah berpikir bahwa kita juga yang membuka lapangan pekerjaan tersebut dengan selalu rajin memberikan sedekah kepada mereka? Mungkin ini maksud dari peraturan di ibukota yang sudah disahkan? Sila direnungkan� Mengemis dan Memberi Pengemis Didenda Rp 20 Juta http://www.kompas.com/ver1/Metropolitan/0709/11/045404.htm KEBON SIRIH, WARTA KOTA - Hati-hati jika Anda ingin bersedekah kepada pengemis, baik ketika berada di kendaraan umum, atau perempatan jalan. Alih-alih bermaksud berbuat baik, Anda bakal dikenai sanksi denda hingga maksimal Rp 20 juta atau mendekam di tahanan paling lama 60 hari. Hal itu merupakan konsekuensi pemberlakuan peraturan daerah (perda) tentang Penyelenggaraan Ketertiban Umum yang disahkan dalam Rapat Paripurna DPRD DKI, Senin (10/9). Perda baru itu merupakan pengganti Perda No 11 tahun 1988 tentang Ketertiban Umum yang dianggap tak lagi memadai menghadapi perkembangan kondisi sosial Ibu Kota. Larangan memberi sedekah kepada pengemis, maupun melakukan aktivitas mengemis itu termuat dalam pasal 40 huruf b, dan c. Dalam pasal itu, tak hanya mengemis saja yang dilarang melainkan juga mengamen, mengasongkan dagangan, dan mengelap mobil di tempat umum. Kalau ingin menyumbang dan memberi sedekah, salurkan lewat lembaga resmi yang sudah ada, misalnya lewat Bazis, ujar Ketua Fraksi PPP Achmad Suaedy, kepada wartawan usai menghadiri rapat paripurna di Gedung DPRD DKI, kemarin. Pemberlakuan larangan pun tak hanya berlaku pada pelaku, dan pemberi sedekah bagi pengemis saja, melainkan juga terhadap pihak-pihak yang mengorganisasi, atau memerintahkan aktivitas tersebut. Dan, sanksi bagi mereka ini lebih berat, sesuai pasal 61 ayat 2, orang yang menyuruh mengemis, mengasong, mengamen, atau mengelap kaca mobil dikenai sanksi denda paling banyak Rp 30 juta, atau kurungan maksimal 90 hari. Gubernur DKI Sutiyoso mengatakan, pemberlakuan aturan-aturan baru dalam perda tersebut sebagai upaya meningkatkan budaya disiplin dan tertib di kalangan warga Jakarta. Selain itu, juga untuk memperbaiki citra Jakarta sebagai Ibu Kota Negara yang tertib dan nyaman. Ketertiban umum di kota mana pun harus ditegakkan karena ini untuk kepentingan bersama. Perda ini harus kita lakukan secara konsekuen, ujar Sutiyoso usai menghadiri rapat paripurna, kemarin. Pemprov DKI akan melakukan sosialisasi mengenai isi dan konsekuensi perda baru itu kepada masyarakat luas selama sekitar empat bulan, sebelum secara efektif memberlakukan ketentuan tersebut. Sutiyoso berjanji akan meningkatkan kinerja aparat pamong praja yang dimiliki Pemprov untuk menjamin penegakan hukum atas perda itu. Kalau soal aparat yang tidak baik, itu masalah mentalnya, dan akan kita perbaiki. Yang penting kesadaran masyarakat untuk disiplin, karena masalah disiplin ini bukan hanya di Jakarta, secara nasional kita lemah di bidang ini, ujar gubernur yang tinggal sebulan lagi menjabat itu. Perda Penyelenggaraan Ketertiban Umum kemungkinan besar baru akan diberlakukan efektif mulai tahun depan. Kewajiban dan Larangan Beberapa kewajiban dan larangan Perda Tibum, sebagai berikut: - Pejalan kaki wajib berjalan di tempat yang ditentukan. - Setiap orang wajib menyeberang di tempat penyeberangan yang disediakan. - Setiap penumpang wajib menunggu di halte atau pemberhentian yang ditetapkan (pelanggaran atas 3 aturan di atas, dikenai denda Rp 100.000-Rp 20 juta, atau kurungan 10-60 hari). - Setiap pengemudi wajib menunggu, menaikkan, dan menurunkan penumpang di tempat pemberhentian yang ditentukan (pelanggaran didenda Rp 500.000 - Rp 30 juta, atau sanksi kurungan 20-90 hari). - Setiap kendaraan bermotor dilarang memasuki jalur busway (pelanggaran didenda Rp 5juta-Rp 50 juta, atau sanksi kurungan 30-180 hari). - Ketentuan 3 in 1, dan larangan penggunaan joki (pelanggaran didenda Rp 500.000-Rp 30 juta, atau sanksi kurungan 20-90 hari). - Larangan menjadi joki 3 in 1 (pelanggaran didenda Rp 100.000-Rp 20 juta, atau sanksi kurungan 10-60 hari). - Larangan menjadi penjaja seks atau memakai jasa penjaja seks komersial (pelanggaran didenda Rp 500.000-Rp 30 juta, atau sanksi kurungan 20-90 hari) - Larangan menyuruh, memfasilitasi, membujuk, memaksa orang untuk menjadi penjaja seks komersial (pelanggarannya dianggap sebagai tindak pidana kejahatan) - Larangan menyediakan bangunan sebagai tempat berbuat asusila (didenda Rp 5 juta-Rp 50 juta, atau sanksi kurungan 30-180 hari). (dra) __. - Don't let your dream ride pass you by.Make it a reality with Yahoo! Autos.
Re: [mediacare] 7 Keajaiban Indonesia Impian!
kawanku Bukik di surabaya bisakah kau jelaskan lebih detail tentang program ini? apakah ini hanya sekedar membuat orang bermimpi sendiri-sendiri tanpa ada titik temunya? suwun Budi Setiawan [EMAIL PROTECTED] wrote: 7 Keajaiban Indonesia Impian Ditengah krisis kedamaian, NAD menuju kedamaian Ditengah krisis pendidikan, (siapa namanya) menjadi juara dunia olimpiade fisika tahun Ditengah krisis pertanian, pak tani Murjiyo (63), petani di Jetis, Bantul, DIY menciptakan menciptakan 87 resep pembasmi hama dan penyakit, serta 16 resep pupuk kompos, pupuk cair, dan perangsang tumbuh Ditengah krisis teknologi informasi, Josaphat Tetuko Sri Sumantyo PhD (35) menciptakan antena satelit setebal 1,6 mm yang tembus pandang. Ditengah krisis energi listrik, Desa Bomomani, Distrik Mapia, Kabupaten Nabire, Papua cukupi energi listrik secara mandiri Ditengah krisis birokrasi, Kabupaten Jembrana yang tergolong miskin membebaskan anak-anaknya dari biaya pendidikan dan masyarakatnya dari biaya pelayanan kesehatan Ditengah krisis kejujuran, Waras (56), warga Siring, Porong Sidoarjo mengembalikan kelebihan pembayaran uang muka ganti rugi sebesar Rp. 429 juta ke PT Minarak Lapindo Jaya Sekarang, Giliran kamu ciptakan keajaibanmu!!! Catatan: Poster boleh digandakan, dimodifikasi, disebarluaskan kemana aja. Demi Indonesia Impian... Bagi yang tidak mendapat attachment, bisa akses di http://appreciativeorganization.wordpress.com/ atau di http://keajaibankecil.wordpress.com/ - Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! - Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows. Yahoo! Answers - Check it out.
[mediacare] * Kemenangan Soeharto atas Time Tak Pengaruhi Kasusnya Yang Lain
* Kemenangan Soeharto atas Time Tak Pengaruhi Kasusnya Yang Lain http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2007/09/11/brk,20070911- 107330,id.html Selasa, 11 September 2007 | 08:45 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta: Anggota Komisi Hukum DPR Almuzamil Yusuf meminta masyarakat tidak perlu khawatir atas keputusan Mahkamah Agung yang memenangkan gugatan Soeharto yang dianggap telah dicemarkan nama baiknya oleh Majalah Time. Keputusan itu tidak akan mempengaruhi upaya hukum yang sedang dilakukan Kejaksaan Agung untuk menggugat perdata Soeharto, ujar politikus dari Partai Keadilan Sejahtera ini, kepada Tempo, lewat telepon, Selasa (11/9). Menurut dia, kasus Time dan gugatan perdata, adalah dua persoalan yang berbeda. Meski secara psikologis kubu Soeharto bisa saja merasa di atas angin, namun di mata hukum tidak ada hubungannya sama sekali. Majalah Time, pada 24 Mei 1999, menurunkan laporan panjang berjudul Suharto Inc. Laporan yang membeberkan jejaring bisnis dan kekayaan keluarga mantan penguasa orde baru itu, dianggap telah mencemarkan nama baiknya. Soeharto kemudian menggugat media terkenal itu. Pengadilan Negeri, tapi pada tingkat banding gugatan Soeharto ditolak. Namun pada tingkat kasasi Mahkamah Agung memenangkan mantan presiden yang telah berkuasa 32 tahun itu. Keputusan ini dikhawatirkan akan mengancam kebebasan pers yang sedang berkembang di Indonesia. Time akan melawan segala hal yang merugikan kebebasan pers, ujar pengacara Time, Tadung Mulya Lubis. Raden Rachmadi === http://www.smh.com.au/news/world/soeharto-wins-129m-in-damages-from- time/2007/09/10/1189276642061.html * Soeharto wins $129m in damages from Time September 11, 2007 JAKARTA: Indonesia's Supreme Court had awarded the former dictator Soeharto 1 trillion rupiah ($129.6 million ) in damages in a lawsuit he brought against Time magazine, a court official said yesterday. The decision is likely to spark outrage in Indonesia, where the ageing former president has avoided being brought to trial over persistent allegations of massive corruption during his 32 years of iron-fisted rule. We accept the suit filed by Soeharto and refuse the decision of the Appeal Court and Central Jakarta District Court, a Supreme Court spokesman, Nurhadi, said, referring to rulings against Soeharto made in 2000 and 2001. The court, in its August 30 ruling, had ordered that Soeharto be paid 1 trillion rupiah in immaterial damages and that an apology be published in Indonesian newspapers as well as in three Time titles. Soeharto had been seeking more than $US27 billion ($32.7 billion) in the defamation suit filed against Time over a May 1999 article alleging he had stashed a massive amount of money abroad. Nurhadi said that the article was considered inappropriate, far from decent and careless, so it is considered against the law on defamation, and against the honour of the plaintiff, who is a military general, retired, and former Indonesian president. Based on those considerations, the plaintiff's civil suit and demands on immaterial damages are accepted in order to uphold justice. Under Indonesian law, the only legal avenue now open to Time would be to file a request for a judicial review, for which new evidence or a procedural dispute needs to be claimed. Before the ruling was confirmed, a lawyer for Time, Todung Mulya Lubis, told the afternoon newspaper Sinar Harapan that, if it was true, it means they [the court] have taken a step backward. What Time published was based on journalistic ethics. It was fair and covered both sides. It would be a step backward for the Indonesian press, he was quoted as saying. Soeharto has denied accumulating a fortune while in power. He described as ridiculous a Forbes magazine estimate after he stepped down that he was one of the world's richest men. Agence France-Presse === SUARA MERDEKA, Selasa, 11 September 2007 NASIONAL Time Asia Dihukum Bayar Pak Harto Rp 1 Triliun SM/dok Soeharto JAKARTA - Harta mantan Presiden Soeharto bakal bertambah Rp 1 triliun. Uang itu diperoleh penguasa Orde Baru itu karena menang atas gugatan terhadap majalah Time Asia. Putusan itu diketok Mahkamah Agung (MA) pada tanggal 30 Agustus 2007 atas perkara kasasi bernomor 3215K/Pdt/2001. Putusan kasasi ini membatalkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, kata Kepala Biro Hukum dan Humas MA Nurhadi di Gedung MA, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Senin (10/9/2007). Putusan tersebut dibacakan majelis hakim yang diketuai German Hoediarto (Ketua Muda MA Bidang Pengadilan Militer), dengan anggota M Taufik dan Bahaudin Qaudry. Nurhadi menjelaskan, Soeharto menggugat 7 pihak dari Time Asia yakni Time Inc, editor Time Donald Marison, John Colmay, Davit Liephold, Lisa Rose Weaver, Zamira Lubis, dan Jason Tejasukmana. Putusan menyatakan menghukum tergugat 1 sampai 7 secara tanggung
[mediacare] Kemenangan Soeharto Dikhawatirkan Merembet ke Kasus Lain
Kado buat ORBA dan pendukungnya.. Kumaha yeuh ' http://www.soehartoincbuster.org/' ? Putusan dari MA 30/08/2007.; http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/09/tgl/10/time/180132/idnews/828086/idkanal/10 Bener kan.. ORBA dah bangkit terangan.. gak sembunyi lagi.. CMIIW.. Wassalam, Irwan.K http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/09/tgl/11/time/131430/idnews/828425/idkanal/10 11/09/2007 13 javascript:void(0):14 WIB Kemenangan Soeharto Dikhawatirkan Merembet ke Kasus Lain Gagah Wijoseno - detikcom http://ad.detik.com/link/peristiwa/prs-krazymarket-tower.ad/ * Jakarta* - Putusan kasasi MA yang memenangkan mantan presiden Soeharto dalam perseteruannya dengan majalah Time Asia diduga akan berdampak pada kasus lain. Salah satunya gugatan perdata terhadap Soeharto yang dilancarkan Kejagung. Ini sepertinya menggembosi upaya Kejagung dalam kasus lawan Soeharto, kata kuasa hukum Time Asia, Todung Mulya Lubis, di kantornya, Gedung Mayapada lantai 5, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (11/9/2007). Padahal tulisan yang terdapat dalam majalah Time Asia tahun 1999 dilakukan melalui riset berbulan-bulan. Penelitiannya pun tidak hanya di Indonesia, tapi juga beberapa negara lainnya. Validitas hasil riset juga diakui jaksa agung waktu itu, Marzuki Darusman. Jaksa agung waktu itu, Marzuki Darusman, menggunakan data ini untuk penyelidikan di kejaksaan, katanya. Data ini juga digunakan dalam penyelidikan kasus Soeharto saat ini. Soal pencemaran nama baik, isi yang terdapat dalam majalah Time itu, imbuh dia, bukan barang baru. Media-media lain pun sudah memberitakan hal yang sama. Kuasa hukum Time lainnya, Lelyana Santosa, mengatakan, sebagai negarawan Soeharto tidak punya reputasi lagi. Hal itu nyata karena sudah ada Tap MPR yang memerintahkan penyelidikan dugaan KKN Soeharto. Itu kan belum pernah dicabut berarti masih ada sampai sekarang, katanya. * (umi/nrl)*
[mediacare] Indosiar di peringkat 2 !
Mamamia bisa dianggap titikbalik Indosiar ? Setelah usai babak grandfinal, lalu apalagi ? ……… Danny Wirianto [EMAIL PROTECTED] Indosiar has the syndrom of GEDE KEPALA. Ketika pertama kali keluar 8-10 tahun yang lalu. mereka cukup menawarkan program2 yang berbeda dan fresh dibandingkan kompetitors yang lain. Tetapi lama kelamaan mereka tidak berubah atau improve. Dari market leader sampai-sampai jadi follower. Lihat aja acara ultah mereka.. garing banget. In general TV Station in Indonesia sangat menyedihkan. Bangsa Indonesia disuguhkan dengan acara2 yang tidak bermutu dan low quality. Dengan adanya tv2 stations yang lain... lama kelamaan yang tidak berinovasi atau merubah imagenya dan program mereka akan ditinggalkan oleh konsumen. Yang lucunya mereka mustinya sudah tahu kalau switching dari ke tv ke tv lain itu cuma tinggal teken button. Indosiar adalah salah satu TV national yang generik.. tidak ada yang khusus..mereka berusaha mengambil semua pangsa... walhasil marketer juga melihat hal itu dan bahasa kerennya EMOH ngak mau. SCTV berusaha mengeluarkan program yang cukup berani dan gambling...seperti worldcup. mereka dengan berani mengeluarkan biaya dan juga sedikit dengan perhitungan kalau pengeluaran dan penerimaan akan memberikan dampak positive terhadap SCTV. TransTV memposisikan dirinya sebagai HBO Indonesia sekarang ini. Berhasil atau tidak..setidaknya mereka sudah mengerti dunia marketing differensiasi. Mereka berusaha merebut pangsa Indosiar dan SCTV. Trans7 memposisikan sebagai kawula muda utk melawan TV Global dan ANTV. Lativi sudah berusaha merevamp dirinya.. tetapi tetap saja tidak bisa menandingi...musti ganti management...:) Dari dulu ini station yang paling ngak jelas dan gambar quality yang paling jelek. Sebel nontonya juga. yang jelas mereka berusaha merubah.. tetapi belum maksimal... salah satu penyebabnya adalah differensiasi... Berani beda apanya? MetroTV jelas2 segment mereka bidik adalah kaum business dan news junkie. selalu kita tahu kalau ada keadaan genting... clik ke Metrotv. Mereka dengan susah payah membentuk mindset ini.. dan walhasil..mereka cukup sukses. ANTV, sejak dibeli oleh StarTV.. mereka cukup berhasil dalam merubah.. terlihat dari program2 yang disajikan.. sayang beberapa program tidak berhasil dikarenakan Campur tangan orang asing yang tidak mengerti kultur indonesia. buktinya.. 3 Million, 1 Million is not here anymore.. sangat westernize. TPI.. Dangdut! it's work. TVRI.. wah... cape ngobrolin yang satu ini. Makin tahun bukan makin baik..tetapi makin hancur. Sedih melihat government TV Station yang mempunyai kuality seburuk ini. Mustinya mereka musti melihat CCTV, Singapore channel (Own by government), dan yang lain2nya. Seriously.. TVRI just kebanyakan duit makanya bisa survive. Secara Indosiar apa yang harus diperbaiki... positioning yang jelas dan juga secara visual musti diimprove dan program2pun musti diinovative sesuai dengan positioning mereka. wahyu wibowo [EMAIL PROTECTED] Melihat banyak yang coment negatif tentang IVM, saya jadi pengen ikutan nimbrung. Menurut saya IVM sebentar lagi malah akan bangkit, mengingat Anthony Salim, sang putra mahkota, sudah turun tangan menagani manajemen. Memang saat ini program mereka yang audience share nya tinggi masih program-program mistis, yang notabene disukai para pembantu (yang mungkin salah pencet remote sampel AGB Nielsen). Sebenarnya kalo kita sedikit jeli, ada kok program-program baru mereka, dan hasilnya pun lumayan. jadi mengingat Anthony Salim saja sudah turun tangan dan membeli kembali saham-saham yang sebelumnya telah dijual, saya yakin mereka bangkit. Apalagi Anthony sudah dekat dengan RI 1 dan 2 (ingat headline visi Indonesia 2030 di koran-koran kan???). Firman Fajar [EMAIL PROTECTED] Indosiar sangat disayangkan sudah kehabisan inovasi. Mereka cuma punya kejayaan masa lalu. Dari leader menjadi follower. Kalo ga cepet cepet bangkit... tinggal tunggu waktu aja sebelum mereka dicaplok oleh group media lainnya (siapa tau group Trans juga masih lapar mau nyaingin RCTI - TPI - GlobalTV). Efek domino kalo emang ga inovatif, lama lama membosankan lama lama ditinggal oleh pemirsa lama lama ditinggal pengiklan lama lama merugi lama lama bangkrut lama lama mati, atau dijual atau merger dengan yang lain Sumardy [EMAIL PROTECTED] saya kok orang yang dari dulu tidak percaya dengan corporate brand positioning dari stasiun televisi. menurut saya kesuksesan sebuah stasiun televisi belum terbukti karena kuatnya corporate brand positioning, coba lihat sekarang tv apa yang sukses di Indonesia? Trans TV? apa positioning nya? paling2 juga metrotv tapi ini merupakan sebuah makhluk yang berbeda yang di luar cluster kompetisi stasiun televisi yang ada melihat sejarah peradaban televisi termasuk juga di AS, hampir dapat dikatakan corporate brand stasiun
[mediacare] help me cp ahmad bahrudin qoryah thoyyibah
dh, rekans ada yang tahu dan membantu saya: cp-nya Ahmad Bahrudin, Qoryah Thoyyibah, penggagas dan pengiat SMP alternatif dari salatiga, jawa tengah. terimakasih MARI JADIKAN INDONESIA LEBIH BAIK! _ Call friends with PC-to-PC calling FREE http://get.live.com/messenger/overview Mailing list: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/ Blog: http://mediacare.blogspot.com http://www.mediacare.biz Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/mediacare/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[mediacare] Bloknota Kohar: Yangtsekiang's Memory
Bloknota A.Kohar Ibrahim: Yangtsekiang's Memory Seperti Puisi Yang Hadir Mengalir http://16j42.multiply/journal/ Yangtsekiangs Memory Seperti Puisi Yang Hadir Mengalir Oleh A. Kohar Ibrahim SIAPA sangka sarana sederhana namun ditunjang teknologi canggih seperti rangkaian matarantai situs Multiply dan yang semacamnya lagi, bisa memberikan bukti sebagai suatu pertanda kardinal ? Seperti banyaknya penyimak atau peng-klik, bahkan tumbuhnya peminat sekaligus daya apresiasi seni. Iya. Benar ragam macam situs atau blog telah menjadi sarana tak ubahnya sarana pers atau media massa di alam revolusi komunikasi dan teknologi yang semakin lama semakin canggih, semakin tinggi. Baik dalam kwantitas dan kwalitas teknis maupun isi yang tersajikannya. Dari segala keanekaragaman mana, tumbuh berkembang apa yang kemudian mendapat sebutan Citizen Journalism. Dalam mana, di samping massa penulis atau penyaji yang amat luas, juga cukup banyak para pengisi-menjajinya yang berposisi sebagai pemuda-pemudi, mahasiswa-mahasiswi, intelektual, budayawan bahkan para pakar dari berbagai bidang kehidupan. Para peminat atau pembacanya pun demikian adanya pun keaneka ragaman domisilinya dari lima benua. Sebagai argumentasi dari yang saya utarakan tersebut di atas, tak usahlah disebutkan sajian tulisan maupun foto serta nyanyian yang memang paling banyak peminatnya seperti seni masak-masakan dan seni musik, namun sajian yang berkarakter agamis dan sajian kesenian seperti puisi dan seni rupa juga layak menjadi pengisi bloknota yang signifikan. Seperti terbukti, di Situs Schvoong, misalnya sajian catatan ringkas (catkas) mengenai kreasi puisi cukup mendapatkan sambutan para pembaca. Seperti yang berjudul « Kemerdekaan Puisi Kemerdekaan » mendapat kunjungan 477. Disusul oleh rekor dari penyair macam HR Bandaharo, 272 pengunjung. Chairil Anwar, 800 pengunjung. WS Rendra, 716 pengunjung dan Wiji Thukul, 747 pengunjung. Dan rekor itu diperoleh dari sajian karya puisi yang dipajang hanya dalam waktu kurang-lebih sebulan saja ! Jikalau pengguna ragam macam situs atau bloger hanyalah untuk mengekspresikan diri, menyimpan sekaligus memasang-pajang sajian demi berbagi dengan rekan atau para pembaca umum namun terbatas, bukankah rekor tersebut sudah merupakan suatu prestasi yang layak mengisi bloknota masing-masing ? Selaras ungkapan sang penyair, bahwa yang penting : hadir mengalir. IYA. Yang penting hadir mengalir. Tak peduli apakah seperti kalenan, anak kali ataukah kali besar seperti Kali Berantas dan Bengawan Solo bahkan seperti Yangtsekiang adanya. Iya, memang seperti contoh lainnya yang selayaknya masuk dalam halaman bloknota berkenaan dengan karya seni rupa yang terpasang-pajang di ABE-Kreasi Multiply Site atau Painting.Multiply.com berjudul Yangtsekiangs Memory Tinta Cina on paper. Tiga serangkai lukisan dengan media tinta cina di atas kertas cat-air ini mendapat perhatian lumayan juga dari para penyimaknya. Yang ragam macam, dari yang nampaknya sebagai orang biasa namun punya perhatian sampai pada yang tergolong intelektual, penyair dan esais. Teriring komentar ringkasnya masing-masing, dari pertanyaan lugu sampai komen yang kritis lagi analitis. Serangkuman reaksi bervariasi atas karya lukis yang memang bukan menggunakan gaya-cara realistis melainkan abstraksi dari memory menelusuri Yangtesekiang itu saya tanggapi selayaknya. Antara lain, bahwa, suatu karya dalam hal ini senirupa sebenarnya lebih cenderung mengundang gugahan perasaan, menimbulkan tandatanya, untuk diapresiasi oleh tiap penatapnya, bukan penyajian berupa jawaban apa lagi sebagai resep siap jadi. Jangankan yang non pelukis atau yang awam, para pelukis sendiri pun bisa saja malah seringkali menginterpretasikan maupun mengekspresikan sesuatu hal yang sama namun berbeda-beda hasil kreasinya. Terima kasih Bung Abe, ujar salah seorang dari rekan Multiply BA16 yang saya kenal sejak lama sebagai kutu buku, penyair dan esais asal Borneo yang bermukim di States. Dari 3 memory kami di kanpas ini, aku melihat hantu indera ketidaktahuan(ku) sendiri, rasanya seperti merasuk ke alam mimpi. Dan hantu kan tidak selalu negatif; ia hanya menjadi hantu-negatif dari reaksi si penerima yang pengalamannya sengaja atau bukan-sengaja ditutup-mati (kunci-abis) yang menggelik adalah mengikuti alur garis yang berkelir-kelir, hampir keriting tetapi bisa melegak tebal-kelam, mengabu-abu seperti sosok awan-gemawan; yang pertama bermata itu, seperti legenda mata-satu hariku telah-sudah menengok pun melihat jejaklangkah(ku), ia matariku juga matabathinku. Bisa langitku pun cerminanku Benar memang benarlah se-ada-nya, apa ada-nya begitu. Karya berkarya itu dalam rangka untuk hadir mengalir, menemukan pembaca atau peminat-lihat-nya yang bervariasi, pun bisa menggugah variasi emosi juga. Selaras daya apresiasinya
Re: [mediacare] Mengemis dan Memberi Pengemis Didenda Rp 20 Juta
Lalu Bagaimana dengan para Polisi Cepek apakah juga akan diatur dalam undang2 ini? ko' di bawah ga tercantum yach? padahal khan keberadaan mereka seringkali bukannya bikin jalanan lancar malah jadi tambah macet. thank you Roy Ferdinand [EMAIL PROTECTED] wrote: [EMAIL PROTECTED] wrote: From: [EMAIL PROTECTED] Date: Tue, 11 Sep 2007 11:14:33 +0700 Subject: Mengemis dan Memberi Pengemis Didenda Rp 20 Juta Kita mungkin selalu bingung dan prihatin, kenapa begitu banyak pengemis di jalan-jalan di Jakarta. Tapi, mungkin gak kita pernah berpikir bahwa kita juga yang membuka lapangan pekerjaan tersebut dengan selalu rajin memberikan sedekah kepada mereka? Mungkin ini maksud dari peraturan di ibukota yang sudah disahkan? Sila direnungkan� Mengemis dan Memberi Pengemis Didenda Rp 20 Juta http://www.kompas.com/ver1/Metropolitan/0709/11/045404.htm KEBON SIRIH, WARTA KOTA - Hati-hati jika Anda ingin bersedekah kepada pengemis, baik ketika berada di kendaraan umum, atau perempatan jalan. Alih-alih bermaksud berbuat baik, Anda bakal dikenai sanksi denda hingga maksimal Rp 20 juta atau mendekam di tahanan paling lama 60 hari. Hal itu merupakan konsekuensi pemberlakuan peraturan daerah (perda) tentang Penyelenggaraan Ketertiban Umum yang disahkan dalam Rapat Paripurna DPRD DKI, Senin (10/9). Perda baru itu merupakan pengganti Perda No 11 tahun 1988 tentang Ketertiban Umum yang dianggap tak lagi memadai menghadapi perkembangan kondisi sosial Ibu Kota. Larangan memberi sedekah kepada pengemis, maupun melakukan aktivitas mengemis itu termuat dalam pasal 40 huruf b, dan c. Dalam pasal itu, tak hanya mengemis saja yang dilarang melainkan juga mengamen, mengasongkan dagangan, dan mengelap mobil di tempat umum. Kalau ingin menyumbang dan memberi sedekah, salurkan lewat lembaga resmi yang sudah ada, misalnya lewat Bazis, ujar Ketua Fraksi PPP Achmad Suaedy, kepada wartawan usai menghadiri rapat paripurna di Gedung DPRD DKI, kemarin. Pemberlakuan larangan pun tak hanya berlaku pada pelaku, dan pemberi sedekah bagi pengemis saja, melainkan juga terhadap pihak-pihak yang mengorganisasi, atau memerintahkan aktivitas tersebut. Dan, sanksi bagi mereka ini lebih berat, sesuai pasal 61 ayat 2, orang yang menyuruh mengemis, mengasong, mengamen, atau mengelap kaca mobil dikenai sanksi denda paling banyak Rp 30 juta, atau kurungan maksimal 90 hari. Gubernur DKI Sutiyoso mengatakan, pemberlakuan aturan-aturan baru dalam perda tersebut sebagai upaya meningkatkan budaya disiplin dan tertib di kalangan warga Jakarta. Selain itu, juga untuk memperbaiki citra Jakarta sebagai Ibu Kota Negara yang tertib dan nyaman. Ketertiban umum di kota mana pun harus ditegakkan karena ini untuk kepentingan bersama. Perda ini harus kita lakukan secara konsekuen, ujar Sutiyoso usai menghadiri rapat paripurna, kemarin. Pemprov DKI akan melakukan sosialisasi mengenai isi dan konsekuensi perda baru itu kepada masyarakat luas selama sekitar empat bulan, sebelum secara efektif memberlakukan ketentuan tersebut. Sutiyoso berjanji akan meningkatkan kinerja aparat pamong praja yang dimiliki Pemprov untuk menjamin penegakan hukum atas perda itu. Kalau soal aparat yang tidak baik, itu masalah mentalnya, dan akan kita perbaiki. Yang penting kesadaran masyarakat untuk disiplin, karena masalah disiplin ini bukan hanya di Jakarta, secara nasional kita lemah di bidang ini, ujar gubernur yang tinggal sebulan lagi menjabat itu. Perda Penyelenggaraan Ketertiban Umum kemungkinan besar baru akan diberlakukan efektif mulai tahun depan. Kewajiban dan Larangan Beberapa kewajiban dan larangan Perda Tibum, sebagai berikut: - Pejalan kaki wajib berjalan di tempat yang ditentukan. - Setiap orang wajib menyeberang di tempat penyeberangan yang disediakan. - Setiap penumpang wajib menunggu di halte atau pemberhentian yang ditetapkan (pelanggaran atas 3 aturan di atas, dikenai denda Rp 100.000-Rp 20 juta, atau kurungan 10-60 hari). - Setiap pengemudi wajib menunggu, menaikkan, dan menurunkan penumpang di tempat pemberhentian yang ditentukan (pelanggaran didenda Rp 500.000 - Rp 30 juta, atau sanksi kurungan 20-90 hari). - Setiap kendaraan bermotor dilarang memasuki jalur busway (pelanggaran didenda Rp 5juta-Rp 50 juta, atau sanksi kurungan 30-180 hari). - Ketentuan 3 in 1, dan larangan penggunaan joki (pelanggaran didenda Rp 500.000-Rp 30 juta, atau sanksi kurungan 20-90 hari). - Larangan menjadi joki 3 in 1 (pelanggaran didenda Rp 100.000-Rp 20 juta, atau sanksi kurungan 10-60 hari). - Larangan menjadi penjaja seks atau memakai jasa penjaja seks komersial (pelanggaran didenda Rp 500.000-Rp 30 juta, atau sanksi kurungan 20-90 hari) - Larangan menyuruh, memfasilitasi, membujuk, memaksa orang untuk menjadi penjaja seks komersial (pelanggarannya dianggap sebagai tindak pidana kejahatan) - Larangan menyediakan bangunan
Re: [mediacare] Mengemis dan Memberi Pengemis Didenda Rp 20 Juta
Dear all, Apakah ciri sebuah kota atau kota metropolitan harus selalu identik dengan ketidakmanusiawian. Apakah kota atau kota metropolitan apalagi megapolitan harus idatur dengan cara-cara menyangkali kenyataan rakyat penghuni kota itu? Mungkinkah kita membangun kota dengan tidak menyangkali kemiskinan, melainkan memecahkan masalah kemiskinan? Sehingga kota (dengan segala fasilitas kehidupannya) menjadi tempat di mana peradaban kemanusiaan disemaikan. Pertanyaan naif mungkin? Tapi, yang jelas setiap pembangunan (kota) harus menjadi solusi bagi rakyat yang mendiami kota itu. Kalau itu Ibu Kota, harus menjadi model solutif bagi rakyat seantero negeri. Salam, Wedekabe Roy Ferdinand [EMAIL PROTECTED] wrote: [EMAIL PROTECTED] wrote: From: [EMAIL PROTECTED] Date: Tue, 11 Sep 2007 11:14:33 +0700 Subject: Mengemis dan Memberi Pengemis Didenda Rp 20 Juta Kita mungkin selalu bingung dan prihatin, kenapa begitu banyak pengemis di jalan-jalan di Jakarta. Tapi, mungkin gak kita pernah berpikir bahwa kita juga yang membuka lapangan pekerjaan tersebut dengan selalu rajin memberikan sedekah kepada mereka? Mungkin ini maksud dari peraturan di ibukota yang sudah disahkan? Sila direnungkan� Mengemis dan Memberi Pengemis Didenda Rp 20 Juta http://www.kompas.com/ver1/Metropolitan/0709/11/045404.htm KEBON SIRIH, WARTA KOTA - Hati-hati jika Anda ingin bersedekah kepada pengemis, baik ketika berada di kendaraan umum, atau perempatan jalan. Alih-alih bermaksud berbuat baik, Anda bakal dikenai sanksi denda hingga maksimal Rp 20 juta atau mendekam di tahanan paling lama 60 hari. Hal itu merupakan konsekuensi pemberlakuan peraturan daerah (perda) tentang Penyelenggaraan Ketertiban Umum yang disahkan dalam Rapat Paripurna DPRD DKI, Senin (10/9). Perda baru itu merupakan pengganti Perda No 11 tahun 1988 tentang Ketertiban Umum yang dianggap tak lagi memadai menghadapi perkembangan kondisi sosial Ibu Kota. Larangan memberi sedekah kepada pengemis, maupun melakukan aktivitas mengemis itu termuat dalam pasal 40 huruf b, dan c. Dalam pasal itu, tak hanya mengemis saja yang dilarang melainkan juga mengamen, mengasongkan dagangan, dan mengelap mobil di tempat umum. Kalau ingin menyumbang dan memberi sedekah, salurkan lewat lembaga resmi yang sudah ada, misalnya lewat Bazis, ujar Ketua Fraksi PPP Achmad Suaedy, kepada wartawan usai menghadiri rapat paripurna di Gedung DPRD DKI, kemarin. Pemberlakuan larangan pun tak hanya berlaku pada pelaku, dan pemberi sedekah bagi pengemis saja, melainkan juga terhadap pihak-pihak yang mengorganisasi, atau memerintahkan aktivitas tersebut. Dan, sanksi bagi mereka ini lebih berat, sesuai pasal 61 ayat 2, orang yang menyuruh mengemis, mengasong, mengamen, atau mengelap kaca mobil dikenai sanksi denda paling banyak Rp 30 juta, atau kurungan maksimal 90 hari. Gubernur DKI Sutiyoso mengatakan, pemberlakuan aturan-aturan baru dalam perda tersebut sebagai upaya meningkatkan budaya disiplin dan tertib di kalangan warga Jakarta. Selain itu, juga untuk memperbaiki citra Jakarta sebagai Ibu Kota Negara yang tertib dan nyaman. Ketertiban umum di kota mana pun harus ditegakkan karena ini untuk kepentingan bersama. Perda ini harus kita lakukan secara konsekuen, ujar Sutiyoso usai menghadiri rapat paripurna, kemarin. Pemprov DKI akan melakukan sosialisasi mengenai isi dan konsekuensi perda baru itu kepada masyarakat luas selama sekitar empat bulan, sebelum secara efektif memberlakukan ketentuan tersebut. Sutiyoso berjanji akan meningkatkan kinerja aparat pamong praja yang dimiliki Pemprov untuk menjamin penegakan hukum atas perda itu. Kalau soal aparat yang tidak baik, itu masalah mentalnya, dan akan kita perbaiki. Yang penting kesadaran masyarakat untuk disiplin, karena masalah disiplin ini bukan hanya di Jakarta, secara nasional kita lemah di bidang ini, ujar gubernur yang tinggal sebulan lagi menjabat itu. Perda Penyelenggaraan Ketertiban Umum kemungkinan besar baru akan diberlakukan efektif mulai tahun depan. Kewajiban dan Larangan Beberapa kewajiban dan larangan Perda Tibum, sebagai berikut: - Pejalan kaki wajib berjalan di tempat yang ditentukan. - Setiap orang wajib menyeberang di tempat penyeberangan yang disediakan. - Setiap penumpang wajib menunggu di halte atau pemberhentian yang ditetapkan (pelanggaran atas 3 aturan di atas, dikenai denda Rp 100.000-Rp 20 juta, atau kurungan 10-60 hari). - Setiap pengemudi wajib menunggu, menaikkan, dan menurunkan penumpang di tempat pemberhentian yang ditentukan (pelanggaran didenda Rp 500.000 - Rp 30 juta, atau sanksi kurungan 20-90 hari). - Setiap kendaraan bermotor dilarang memasuki jalur busway (pelanggaran didenda Rp 5juta-Rp 50 juta, atau sanksi kurungan 30-180 hari). - Ketentuan 3 in 1, dan larangan penggunaan joki (pelanggaran didenda Rp 500.000-Rp 30 juta, atau sanksi kurungan 20-90 hari). - Larangan menjadi joki
[mediacare] SIARAN PERS: Menyambut Ramadhan Di Atas Ciliwung
To: Koordinator Liputan From: PKPU Pusat Phone: +62 21 87780015 Date: 12 September 2007 Re: Undangan Liputan Festival Ciliwung Menyambut Ramadhan Di Atas Ciliwung JAKARTA - Menyambut bulan suci Ramadhan, Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU menggelar Festival Ciliwung dengan tema CLEAN AND CARE. Untuk tahap dua ini, Festival Ciliwung dilanjutkan dengan menyelenggarakan Lomba Hias Rakit dan menabuh beduk, yang menempuh rute lintasan Water Way Manggarai-Dukuh Atas. Pelaksanaan lomba hias rakit tersebut akan dilaksanakan pada Rabu (12/09/2007), pukul 10.00. WIB yang akan dihadiri dan dibuka oleh Ketua MPR-RI DR. H.M. Hidayat Nur Wahid, MA, Direktur LKN PKPU Sahabudin, Ak, Artis Sinetron Ineke Koesherawati, dan dipandu oleh MC Sukeri. Dengan mengambil posisi start di depan Terminal Manggarai dan finish di halte water way Dukuh Atas, Jakarta Selatan. Cara unik ini dilakukan PKPU sebagai bagian dalam rangka menyambut bulan Ramadhan dengan menekankan kepedulian terhadap warga dan sungai Ciliwung itu sendiri. Rencananya seluruh jajaran Direksi PKPU akan menghadiri acara tersebut. Berkenaan dengan hal tersebut, kami mengundang Bapak/Ibu/Sdr untuk hadir meliput acara tersebut. Demikian undangan ini kami sampaikan. Atas kehadirannya kami ucapkan terima kasih. Hormat kami, Sri Adi Bramasetia Deputi Direktur PKPU SIARAN PERS LEMBAGA KEMANUSIAAN NASIONAL PKPU JAKARTA - Meski Departemen Agama belum memutuskan jatuhnya 1 Ramadhan sebagai awal puasa, namun banyak kalangan sudah mempersiapkan kedatangan bulan mulia ini. Berbagai cara dilakukan, seperti membersihkan rumah, masjid, kerja bakti di lingkungan, atau karnaval obor yang dilakukuan anak-anak yang sering kita lihat. Namun, ada cara unik yang dilakukan Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU dalam menyambut bulan penuh berkah itu, yakni dengan menggelar Karnaval dan Lomba Hias Rakit yang merupakan rangkaian kegiatan dari Festival Ciliwung 2007 bagi warga pinggiran Sungai Ciliwung. Sesuai rencana, kegiatan yang akan digelar pada Rabu (12/9) esok ini akan dihadiri oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) DR. Hidayat Nur Wahid, M.A sementara pesinetron sekaligus Duta Zakat PKPU David Chalik tidak dapat hadir dan digantikan oleh aktris Inneke Koesherawaty. Dapat dipastikan, sekitar 72 orang akan berpartisipasi dalam lomba tersebut yang terbagi dalam 12 grup dan akan menempuh rute Manggarai Water Way Dukuh Atas sepanjang 4 km. Mereka akan memperebutkan hadiah utama, yakni satu unit sepeda motor dan hadiah menarik lainnya seperti televisi, dvd player, dispenser, kipas angin, blender, setrika dan sebagainya. Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, acara ini merupakan kegiatan penyambutan bulan Ramadhan yang berbeda dan unik. Hal ini seperti diungkapkan project officer Nurhidayat, S.T bahwa PKPU sebagai lembaga kemanusiaan nasional memiliki cara tersendiri dalam menyambut Ramadhan. Kami menyambutnya dengan cara yang berbeda dan diharapkan ke depannya acara ini akan menjadi tradisi yang unik di pinggiran Sungai Ciliwung, ungkapnya di Manggarai Ahad lalu. Pemilihan Sungai Ciliwung, lanjut Nurhidayat, disebabkan kondisi masyarakat di bantaran Sungai itu semakin hari kian tersisih akibat bencana banjir yang rutin merendam wilayah tersebut yang hingga kini belum ada solusinya. Pada saat yang sama kondisi sungai yang sama kondisinya sangat memprihatinkan sebagaimana masyarakat di sekitarnya. Kami berpikir itu semua membutuhkan upaya yang konkrit untuk membantu semua elemen, yakni pemerintah, masyarakat bantaran kali dan masyarakat luas secara umum, tandas, jelas Nurhidayat hari ini kepada Media Center PKPU Pusat. Upaya yang dimaksud, tambah Nurhidayat memberikan kontribusi langsung kepada masyarakat bantaran kali dalam membentuk budaya masyarakat yang ramah dan peduli lingkungan, membantu memberikan edukasi dan penyuluhan dari aspek kesehatan lingkungan dan pentingnya menjaga daerah aliran sungai (DAS) serta lingkungan sekitarnya. Informasi ini disebarluaskan oleh Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU Direktorat Media Center Divisi Komunikasi Media Phone : 021-87780015 Ext. 111 Fax : 021-87780013 Konfirmasi dan informasi hubungi : Lufti Avianto : 085691792704 Teguh AS : 08567033184 Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! FareChase. http://farechase.yahoo.com/
[mediacare] Fwd: [PAN] Freeport 40 th lalu
-- Forwarded message -- From: irwank Date: Sep 11, 2007 4:55 PM Subject: Re: Freeport 40 th lalu Ironis.. (Rakyat) Indonesia yang kaya raya dari sumber alamnya harus mengalami kelangkaan dan mahalnya berbagai barang.. beras, 'minah', 'mireng', dan bahan sembako lainnya.. Menjelang Romadlon kali ini, akankah banyak orang yang mengantri 'minah'.. sekedar untuk menyiapkan hidangan sahur dan buka puasa? Kalau iya, cukup satu kata: KETERLALUAN.. CMIIW.. Wassalam, Irwan.K -- Forwarded message -- From: Amir [EMAIL PROTECTED] Date: Sep 11, 2007 3:35 PM Subject: [PAN] Freeport 40 th lalu Kisah sedih atas kerakusan terhadap bangsa ini.. salam, - Diceritakan kembali berdasarkan sebuah artikel dari Kompas 11 Juni 1969. Eksplorasi Tembaga di Ertsberg, Irian Jaya (oleh Adjat Sudradjat) Tahun 1967, 40 tahun lalu, Tim Freeport sedang berusaha mengebor bagian dari Gunung Bijih untuk mendapatkan sampel-sampel bijih guna penelitian kadar mineralisasinya. Konon, para pembor itu dipilih dari yang pernah berpengalaman di Kutub Utara dan Alaska sebab mereka mesti melawan suhu sedingin 0-4 Celsius, kabut, dan hujan. Mereka mendirikan kemah di pelataran Cartensz Weide. Mereka diterbangkan ke situ dari Timika menggunakan helikopter selama 40 menit. Sementara itu, tiga orang kepala suku berhiaskan bulu burung, kalung merjan, dan tusuk hidung merayap menuju Ertsberg tiga hari tiga malam bersama bala tentaranya tanpa selembar benangpun melekat di badannya, tak peduli hawa sedingin es pun. Akhirnya, mereka sampai di perkemahan para pembor tersebut. Suasana tidak menyenangkan terjadi sebab tidak ada saling pengertian di antara tim Freeport dan suku setempat, maklum tidak ada yang saling mengerti bahasa masing2. Orang2 Indonesia di tim Freeport pun tak mengerti bahasa mereka sebab sebagian besar datang dari luar Papua. Keesokan harinya, saat para pekerja bangun tidur, mereka menemukan perkemahan sudah dipagari tonggak seperti salib digantungi berbagai bunga dan daun. Di tengah kecemasan itu, untung terpikir untuk memberi suku-suku Papua itu makanan. Makanan diterima dan suku2 itu pulang. Keesokan harinya datang lagi, tetapi kali ini untuk membantu tim mengangkati batu-batu dari Ertsberg. Lalu mereka pulang. Kedatangan yang berikutnya, suku2 ini membawa seorang anak bernama Karel didikan misionaris. Anak ini bisa berbahasa Indonesia walaupun patah-patah. Akhirnya, terungkaplah bahwa keinginan suku2 ini yaitu mereka minta ganti rugi atas gunung mereka yang telah digali. Tentu saja suku2 ini tidak tahu bahwa di Jakarta kontrak pertambangan antara Pemerintah Indonesia dan Freeport telah ditandatangani setahun sebelumnya, 1966. Minta ganti rugi ? Dengan serentak, sang superintendent Freeport tanpa segan-segan memberikan berbilah-bilah parang sebagai ganti Ertsberg. Ternyata, belasan parang itu diterima dengan sangat sukacita oleh para anggota suku. Seorang kepala suku lalu menyerahkan sebilah pisau batu kepada si pembeli gunung sebagai hadiah tanda sukacita. Lalu, si kepala suku menari-nari di depan tim Freeport sambil mengeluarkan bunyi seperti ribuan burung. Tangannya mencabut bulu cenderawasih di kepalanya dan mengacungkannya ke depan. Upacara ini diikuti dengan khidmat oleh seluruh anggota suku. Ketika ditanyakan kepada Karel apa arti upacara itu, dijawabnya bahwa itu adalah upacara agar Sang Hyang merelakan gunungnya digali dan sekaligus memberikan berkat kepada para pembeli gunung itu. Tak lama kemudian para suku pulang. Dan, kita tahu Ertsberg yang menjulang pun digali habis tidak sampai 20 tahun (Adjat Sudradjat, 1996).
[mediacare] JAZZ (BERDIALEK) INDONESIA (OOT)
Bagi yang tak sempat nonton Konser Trio Jazz Indra Lesmana,Pra Budidarma,Gilang Ramadhan Jumat 7 September 2007 di Gedung Kesenian Jakarta,berikut tulisan saya seperti yang dimuat koran Tempo Selasa 11 September 2007 di halaman C3 (Jika tak berkenan,harap delete saja !) JAZZ (BERDIALEK ) INDONESIA Oleh Denny Sakrie Jari jemari Indra Lesmana secara perlahan menggerayangi tuts grand piano Yamaha.Lamat-lamat gaung piano merembes,berbaur dengan geraman bass slendro Prasaja Budidarma yang dikawal sebuah ritme yang mengingatkan kita pada gandrung Banyuwangi yang tercerabut dari musik tradisional Jawa Timur .Ritme pun semakin kuat membahana,namun secara tak sadar trio ini malah merengsek ke pola ritme western.Terciumlah anasir modal jazz yang merupakan ruh dari genre hard bop maupun post bop.Itulah komposisi yang ditulis Indra Lesmana bertajuk Kayon sekaligus merupakan judul album bernuansa etno jazz yang dirilis Demajors Records. Entah untuk yang keberapa kalinya,musik jazz bersanding dengan pesona musik etnik.Penampilan trio Indra Lesmana (piano,melodica),Prasaja Budidarma (bass slendro) dan Gilang Ramadhan (perkusi) pada jumat malam 7 September 2007 di Gedung Kesenian Jakarta tampaknya melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Tony Scott Indonesian All Stars pada tahun 1967 lewat album Djanger Bali (MPS,1967) dan konser jazz di Berlin Jerman. Kebetulan,trio ini tampil pula dalam acara Asia Pacific 2007 pada tanggal 13 September 2007 di Berlin atas undangan dari House of World Culture. Menurut Indra Lesmana,tema yang ditentukan penyelenggara adalah pengaruh Be Bop atau Hard Bop dalam aura musik di sekitar Asia Pasifik. Persenyawaan antara bop dan musik etnik Indonesia akhirnya menjadi pilihan trio yang sebetulnya telah terbentuk di sekitar tahun 1986. Dalam konser yang menyuguhkan 8 komposisi dari album Kayon itu,stigma keterpaksaan menyatunya konsep east meets west menjadi lumer disini. Mungkin karena ketrampilan ketiga instrumentalis mandraguna ini justeru mencuatkan polarisasi aura musik kutub timur dan kutub barat. Jika mencermati perhelatan musik Indra Pra Gilang ini,maka kita akan menyingkap siasat mereka dalam memadu musiknya.Walau memendam muatan musik etnik,trio ini terlihat tetap hirau pada instrumen Barat seperti piano,bass dan drum.Meskipun untuk bass telah dilakukan modifikasi secara slendro.Sementara drum kit Gilang Ramadhan dilengkapi ragam perkusi seperti kenong,kecrek dan ceng ceng. Instrumentasi Barat memang dihadirkan dengan feel etnik yang kuat.Misalnya pada lagu Mumang, mereka menyerap pengaruh musik dari ranah Aceh.Gilang Ramadhan mengeksplorasi bunyi-bunyian perkusi Aceh yang repetitif.Indra terkadang mengimbuh dengan ketukan piano secara single not . Jika membandingkan pencapaian yang dilakukan Indonesian All Stars di tahun 1967 yang terdiri atas Jack Lesmana (gitar),Bubi Chen (piano),Benny Mustafa (drums),Jopi Chen (bas) dan Maryono (saxophone),maka terlihat kemiripan.Saat itu Jack Lesmana,ayah Indra,hanya memetik senar gitar dalam nada rendah untuk menghasilkan bunyi gong maupun kenong. Indra sendiri menyentuh bagian string piano untuk meniru bunyi kenong ketika Gilang Ramadhan tengah memainkan solo drumming. Beruntung ketiga pemusik ini sebelumnya sudah seringkali melakukan persenyawaan dengan musik etnik.Gilang Ramadhan bersama kelompoknya Nera banyak menjelujur ragam musik Timor hingga Papua.Pra Budi Dharma bersama kelompok Krakatau banyak menyerap anasir musik Karawitan Sunda dan Nanggroe Aceh Darussalam.Indra Lesmana pernah menyusupkan musik Jegog dari Bali dalam konser Megalitikum Kuantum dua tahun silam. Mereka paham betul bagaimana menyelinapkan tema dalam pola ritme yang baur itu. Dalam lagu Pangheurepan Indra Lesmana meniup melodica dengan struktur melodi Sunda menggantikan bunyi seruling. Rentak tifa yang repetitif dihasilkan Gilang Ramadhan melalui perangkat drumnya pada lagu Mademato Kamaki Sawosi.Sementara dari permainan bass Pra terasa unsur funk yang groovy. Pada komposisi Little Jakarta,Indra Lesmana memainkan ritme piano dengan nuansa Gambang Kromong. Nuansa Qasidah dan musik Melayu terendus pada lagu First Dawn.Di lagu ini Gilang menghadirkan pola ritme rebana yang diikuti gemerincing piano Indra Lesmana. Karakteristik musik etnik seperti dari Jawa,Bali,Sumatera dan Papua yang bersanding dengan karakter modern jazz memang tak saling mengintimidasi.Tepatnya lebih bertumpu pada kredo saling isi.Unsur unsur jazz seperti swingin maupun bop tetap menancap kuat.Siasat seperti pergeseran chord banyak membantu menampilkan kemasan etno-jazz yang mengalir.Dan rasanya inilah yang membedakannya dengan world music. Jazz berdialek Indonesia,mungkin inilah jawaban yang tepat jika ada yang berupaya menelisik musik seperti apakah yang kali ini diusung Indra Lesmana Pra Budidarma Gilang Ramadhan. Denny Sakrie,pengamat musik
Re: [mediacare] Naskah Lisya Anggraini: Lagu Kebangsaan
Mudah2an penulis artikel ini juga hafal lagu Indonesia Raya, tidak seperti yang dikutip dalam artikel tsb: Namun WR Supratman menuliskan bait-bait lagu Indonesia Raya dengan penuh harap, makna dari kalimat pada lagu itu,mampu mengobarkan semangat setiap yang menyanyikan akan hakikat setiap insane yang mengaku sebangsa ini: Marilah kita Indonesia berseru Indonesia Bersatu Hiduplah tanahku, hiduplah negeri Bangsaku rakyatku semuanya Bangunlah bangunlah badannya untuk Indonesia Raya. Naskah Lisya Anggraini: Lagu Kebangsaan Posted by: abdul kohar ibrahim [EMAIL PROTECTED] kohar_be Date: Mon Sep 10, 2007 12:15 pm ((PDT)) Lisya Anggraini: Lagu Kebangsaan http://16j42.multiply.com/reviews/ Http://batampos.co.id/ Lagu Kebangsaan Oleh: Lisya Anggraini Sekali pun sudah basah kuyup disiram satu ember air oleh kakak senior, seorang mahasiswa tahun pertama itu, tetap tidak bisa memenuhi permintaan seniornya. Ia hanya mampu menyanyikan Indonesia Raya sampai pada pertengahan lagu saja dan stop. Ia tidak benar-benar ingat lagi. Makanya ia tergagap. Meski pun beberapa mata teman-teman menatap mahasiswa asal Tanjung Uma, Batam itu, dengan beragam makna. Cerita di atas, bukan fiksi melainkan kejadian, tepatnya lebih dari 20 tahun lalu di sebuah kampus Pekanbaru. Kini, kejadian bermakna serupa ternyata juga terulang pada anak-anak sekolah dan Kepulauan Riau. Seorang anggota DPRD Kepri, menceritakan dengan perasaan prihatin, tentang anak-anak sekolah menengah dan sekolah dasar di Natuna dan beberapa daerah Kepulauan Riau juga tak mampu menyanyikan lagu Indonesia Raya, hingga tuntas. Mengejutkan lagi, teman saya di masa awal perkuliahan 20 tahun itu, justru mampu menyanyikan Majulah Singapura secara tuntas. Meskipun bias saja terulang hal serupa pada anak-anak sekarang ini. Karena Majulah Singapura sering didengar dari televise yang ditonton mereka. Prihatin? Ya wajar sekali. Karena lagu Indonesia Raya, yang belakangan ini menjadi perbincangan hangat dengan temuan ahli telematika Roy Suryo dengan versi berbeda, adalah lagu kebangsaan. Yang mestinya tak hanya hafal untuk dinyanyikan tapi diresapi maknanya. Meski pun lagu itu tidak semelankolis Dealova dari Once, atau Kenangan Terindah dari Samson. Namun WR Supratman menuliskan bait-bait lagu Indonesia Raya dengan penuh harap, makna dari kalimat pada lagu itu,mampu mengobarkan semangat setiap yang menyanyikan akan hakikat setiap insane yang mengaku sebangsa ini: Marilah kita Indonesia berseru Indonesia Bersatu Hiduplah tanahku, hiduplah negeri Bangsaku rakyatku semuanya Bangunlah bangunlah badannya untuk Indonesia Raya. Tentunya ia sama sekali tak berharap hanya sekedar dinyanyikan rutinitas formil di setiap upara 17 agustus setiap tahun, atau upacara Senin di Sekolah, atau pada pengangkatan sumpah jabatan, atau pada pembukaan seremonial lainnya. Namun, bagaimana makna lagu itu bisa dipahami, jika bila hafal saja tidak? Sekalipun memang ukuran pemaknaan rasa kebangsaan tak hanya melulu diukur oleh hafal tidaknya lagu kebangsaan. Karena para pejuang yang rela bertempur di masa perang dulu mana tahu lagu kebangsaan, toh, kita belum punya kok! Atau para pejuang kemerdekaan masa kini, sebangsa almarhum Thukul apakah mesti dites dulu bisa tidak menyanyikan Indonesia Raya? Semuanya memang relative tak bisa diukur oleh satu sisi saja. Namun, setidaknya untuk mengukur wawasan tentang kebangsaan ini, hafal tidak lagu kebanggaan. Meskipun memang selain pengenalan sejarah bangsa kita. Dari wawasan kebangsaan pula akan menyumbangkan dan menstimulasi rasa kebangsaan yang kuat. Lalu, apa yang melatari keadaan sedemikian? Indah tidaknya lagu kah? Namun sejauh mana pengukuran keindahan sebuah lagu selain dari makna yang dikandungnya? Apalagi maknanya justru menjadi pengobar semangat juang bangsa! Tentu saja dari berbagai sebab yang melatarinya, informasi yang diterima juga menjadi bagiannya. Dari penyerapan informasi, wawasan akan terbangun. Dalam kaitan ini media tidak bisa menolak ikut memiliki andil. Media penyiaran tepatnya. Mengingat karakter masyarakat kita yang lebih menyukai budaya lisan yakni mendengar dan berbicara kebanding membaca dan menulis ini. Selain itu memang media penyiaran sangat mudah dipahami apalagi diengkapi dengan visual. Sehingga penyampaian nilai akan sangat mudah. Terdengar telinga, terpandang mata, terserap di hati dan pikiran. Apalagi disampaikan terus menerus, nilai yang disampaikan akan terbentuk dan tak jarang mengkristal. Karena itu pula media dipahami tidak, saja mampu membentuk opini public juga membentuk pola piker, apalagi wawasan. Mari kita melirik bagaimana realitas perkembangan asupan infromasi yang diterima oleh masyarakat kita di Kepulauan ini. Di Natuna, hanya ada satu RRI sebagai media penyiaran public. Sedangkan televise siaran Jakarta baru bisa ditontotn jika memiliki antena parabola,
[mediacare] dari Rumah Merah ke Griya Jingga (FiXiMix Pindah Alamat)
Dear all Pecinta Fiksi, Mulai Senin, 17 September 2007, stasiun fiksi FiXiMix bertempat di lokasi baru !!! Pindah dari alamat: Rumah Merah, Jl. H. Nawi No. 7, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, ke lokasi di tengah-tengah banyak kampus dan sekolah : Griya Jingga, Jl. Desa Putra Raya No. 74, Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Dekat dengan kampus Universitas Indonesia (UI), Universitas Pancasila (UP), Institut Ilmu Sosial Ilmu Politik (IISIP), Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN), Universitas Gunadarma, Binus, dan banyak sekolah di sekitarnya. Telp. Masih sama: (021-713 90 682) e-mail dan milis juga masih sama: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Juga dengan blog-nya. Sebelum 17 September, FiXiMix masih tetap buka di lokasi lama, Rumah Merah, setiap hari kerja (Senin Jumat, pk. 11-21 WIB) Jadi, kami undang Anda semua ke FiXiMix baru di Griya Jingga (sesuai dengan warna 'X' dalam logo FiXiMix) mulai minggu depan... Terima kasih, Semua... Salam FiXi ! Kru FiXiMix FiXiMix, stasiun fiksi (Toko dan Perpustakaan Khusus Fiksi, Buku dan Lainnya) Tel. 021-713 90 682, 021 759 09956 e-mail: [EMAIL PROTECTED] friendster: [EMAIL PROTECTED] milis: [EMAIL PROTECTED] http://fiximix.multiply.com FiXiMix, Buktikan Ke-fiksi-anmu! - Park yourself in front of a world of choices in alternative vehicles. Visit the Yahoo! Auto Green Center.
Re: [mediacare] help me cp ahmad bahrudin qoryah thoyyibah
Untuk Bung Radjimo, Silahkan hubungi bung Imam-SPPQT di no-0817240700. Semoga dia bisa membantu. Wassalam, - Isty - -- --- Komite Pimpinan Pusat - Serikat Tani Nasional [Sementara] Jl. Pustaka Jaya II No. 3, Rawamangun, Jakarta Timur, Indonesia 13220. Fax: +62-21-4757281 M-phone +62 856 8075066 Email : [EMAIL PROTECTED] Blog : http://serikat-tani-nasional.blogspot.com ---
[mediacare] 30 Days Looking For ... Script? / 30 Hari Mencari ... Naskah?
In fact, only less than 30 days to submit your script for JIFFest Script Development Competition 2007. If you still wonder why one needs to join this competition, think of these benefits again: - Workshop under world-class film professionals, like last years Leonard Retel Helmrich (Sundance-winner for Shape of the Moon) - Total prize of Euro 35,000 for all categories - Turning your ideas to big screen with the help of professional filmmakers - Be seen and heard throughout JIFFest - The list will go on endlessly. What are you waiting for? Deadline is on October 10, 2007 at 8 pm. Send it to JIFFest, Jl. Sutan Syahrir IC/3-4 Jakarta 10350. Download the entry form at http://www.jiffest.org/ In fact, you are the future of cinema. -- Kalau diitung-itung lagi, kurang dari 30 hari untuk mengirimkan naskah kamu ke JIFFest Script Development Competition 2007. Dan kalau kamu masih heran kenapa perlu ikut kompetisi ini, pikir-pikir lagi deh keuntungannya: - Workshop di bawah bimbingan pakar film profesional kelas dunia, seperti tahun lalu, yang dibimbing oleh Leonard Retel Helmrich (pemenang di Sundance untuk Shape of the Moon) - Total hadiah sampai 35.000 Euro untuk semua pemenang di seluruh kategori - Wujudkan ide kamu ke layar lebar dengan bimbingan pelaku film profesional! - Dilihat dan didengar selama JIFFest berlangsung - Daftar ini bakalan panjang dan banyak banget! Jadi tunggu apalagi? Deadline pengiriman hanya sampai 10 Oktober 2007, jam 20.00 WIB. Kirim ke JIFFest, Jl. Sutan Syahrir IC/3-4 Jakarta 10350. Download formulir pendaftaran di http://www.jiffest.org/ Kalau dilihat lagi, masa depan film dunia ada di tangan kamu. - Yahoo! oneSearch: Finally, mobile search that gives answers, not web links.
Re: [mediacare] undangan
boleh tanya? gimana caranya gabung di aliansi ini? ve Aliansi Perempuan Untuk Keterwakilan Politik [EMAIL PROTECTED] wrote: Kerangka Acuan DISKUSI SEKSUALITAS PEREMPUAN DALAM MEDIA MASSA D A N PELUNCURAN BUKU MEMBONGKAR SEKSUALITAS PEREMPUAN YANG TERBUNGKAM Kartini Network dan LBH APIK Hotel Santika, 11 September 2007 Latar Belakang Ketika membuka media massa cetak, atau menonton televisi, lalu berhenti sejenak dan mengamati berita yang ditampilkan oleh media massa tentang perempuan: Gambaran perempuan yang bagaimana yang lebih banyak muncul ? Bagaimana perempuan diposisikan dalam sebuah pemberitaan? Bagaimana sudut pandang penulisannya ? Beberapa pertanyaan diatas adalah faktor-faktor pendorong kami untuk pada tahun 2005-2006 melakukan penelitian tentang seksualitas perempuan dalam media massa. Melalui riset itu kami tidak saja ingin mencari jawaban atas pertanyaan tersebut namun juga mencari jawaban mengapa pertanyaan tersebut harus muncul. Hasil dari riset itulah yang ingin kami diskusikan dengan para partisipan acara ini. Media massa dalam sejarahnya selalu mempunyai peranan penting dalam pembentukan cara pandang dan perilaku masyarakat. Ia menjadi produser nilai sekaligus pelestari nilai yang dianut oleh masyarakat. Hari ini media massa sekurang-kurang telah menentukan apa yang menjadi pembicaraan dalam masyarakat dan membentuk opini yang berkesinambungan, dalam hal ini tentang gender dan seksualitas perempuan. Bahkan banyak dari kita gagal melihat persoalan gender dan seksualitas manusia dan khsusunya seksualitas perempuan yang terintegrasi sebagai visi dalam penulisan secara umum, ia hanya menjadi kolom kecil eksklusif sebagai kajian ilmiah atau hanya karena kewajiban akan adanya kolom pemberdayaan perempuan yang seringkali dilewatkan oleh pembaca. Kebebasan untuk mengkritik dan kebebasan dari kotak-kotak yang membatasi media massa sudah mulai berkurang. Apalagi tradisi komunal kita membuat media massa tidak saja dibaca oleh pembelinya tapi oleh orang-orang disekitar pembeli. Sehingga majalah atau koran untuk dewasa misalnya juga dengan mudahnya dibaca oleh anak-anak. Hal ini semakin menegaskan bahwa media massa tidak saja menjadi pembentuk opini orang dewasa namun juga mulai menjadi pendorong bentukan citra tertentu pada anak-anak. Melalui fungsinya sebagai pencipta dan sekaligus pembentuk opini dan nilai-nilai media berfungsi pula untuk menjadi pelestari dan sekaligusmenjadi sarana untuk mereproduksi nilai-nilai sosial yang hegemonik. Citra perempuan yang sama secara terus menerus diproduksi melalui teks yang berbeda-beda. Teks media merepresentasikan norma dan nilai dominan yang dianut dan dianggap benar oleh masyarakat. Teks media menjadi penting dicermati karena ia merupakan representasi nilai dan pendapat kelompok dominan itu, misalnya bagaimana seorang janda digambarkan sebagai perusak dan ancaman bagi rumahtangga, atau bagaimana seorang homoseksual dianggap sebagai penderita penyakit jiwa atau kelainan kepribadian seperti terlihat dalam rubrik seksologi atau kolom konsultasi di majalah-majalah atau koran. Dalam masalah homoseksualitas misalnya, tak satupun ahli/psikolog/psikiatris yang menjaga rubrik konsultasi itu yang menginformasikan bahwa sejak tahun 1981, WHO telah mengeluarkan homoseksualitas dari daftar sebagai penyakit jiwa dan pada tahun 1992 mengeluarkannya dari daftar klassifikasi penyakit ( International Classification Diseases ). Contoh lainnya liputan mengenai perempuan pekerja seks juga jarang mungkin tidak akan -- muncul di tabloid atau majalah khusus perempuan kelas menengah. Majalah perempuan identik dengan citra perempuan baik-baik atau tepatnya perempuan pekerja kantoran sehingga dianggap tidak pada tempatnya membahas seksualitas dari mereka yang bukan perempuan baik-baik seperti perempuan pekerja seks atau lesbian.Sebagai sarana pelestari nilai, media memang difungsikan untuk memunculkan apa yang disebut Judith Buttler sebagai abject atau kelompok yang dihinakan, agar kelompok lainnya yang dianggap normal dan baik itu bisa dilesatarikan. Media juga merupakan alat yang ampuh dalam menyebarkan nilai-nilai dominan baik untuk meneguhkan dan melestarikannya maupun untuk membentuk keyakinan, perilaku dan kepribadian seseorang atau masyarakat. Tentu saja media juga beragam sehingga media juga menentukan siapa pembacanya yang akan menerima reproduksi nilai tersebut. Dalam hal ini, media yang menyebar luas menjadi sangat penting posisinya, karena dia berbicara pada khalayak yang beragam cirinya. Misalnya, citra perempuan yang menyebar dalam masyarakat baik melalui iklan atau tulisan merupakan interpretasi dari ide femininitas yang hidup di dalam masyarakat. Citra tersebut lebih menunjukkan bentukan perempuan seperti yang diinginkan oleh penulisnya, dan ketika sudut pandang sang penulis adalah lebih kuat sebagai hasil bentukan budaya masyarakat
[mediacare] Koreksi - Re: Naskah Lisya Anggraini: Lagu Kebangsaan
Sepertinya bait pada syair lagu Indonesia Raya di artikel itu salah ya... Menurutku yang benar: Marilah kita berseru, Indonesia bersatu Hiduplah tanahku, hiduplah negeri Bangsaku, rakyatku, semuanya Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya, Untuk Indonesia Raya (atau untuk selama-lamanya?) Bukan seperti ini: Marilah kita Indonesia berseru Indonesia Bersatu Hiduplah tanahku, hiduplah negeri Bangsaku rakyatku semuanya Bangunlah bangunlah badannya untuk Indonesia Raya. - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Tuesday, September 11, 2007 12:46 PM Subject: Re: [mediacare] Naskah Lisya Anggraini: Lagu Kebangsaan Mudah2an penulis artikel ini juga hafal lagu Indonesia Raya, tidak seperti yang dikutip dalam artikel tsb: Namun WR Supratman menuliskan bait-bait lagu Indonesia Raya dengan penuh harap, makna dari kalimat pada lagu itu,mampu mengobarkan semangat setiap yang menyanyikan akan hakikat setiap insane yang mengaku sebangsa ini: Marilah kita Indonesia berseru Indonesia Bersatu Hiduplah tanahku, hiduplah negeri Bangsaku rakyatku semuanya Bangunlah bangunlah badannya untuk Indonesia Raya. Naskah Lisya Anggraini: Lagu Kebangsaan Posted by: abdul kohar ibrahim [EMAIL PROTECTED] kohar_be Date: Mon Sep 10, 2007 12:15 pm ((PDT)) Lisya Anggraini: Lagu Kebangsaan http://16j42.multiply.com/reviews/ Http://batampos.co.id/ Lagu Kebangsaan Oleh: Lisya Anggraini Sekali pun sudah basah kuyup disiram satu ember air oleh kakak senior, seorang mahasiswa tahun pertama itu, tetap tidak bisa memenuhi permintaan seniornya. Ia hanya mampu menyanyikan Indonesia Raya sampai pada pertengahan lagu saja dan stop. Ia tidak benar-benar ingat lagi. Makanya ia tergagap. Meski pun beberapa mata teman-teman menatap mahasiswa asal Tanjung Uma, Batam itu, dengan beragam makna. Cerita di atas, bukan fiksi melainkan kejadian, tepatnya lebih dari 20 tahun lalu di sebuah kampus Pekanbaru. Kini, kejadian bermakna serupa ternyata juga terulang pada anak-anak sekolah dan Kepulauan Riau. Seorang anggota DPRD Kepri, menceritakan dengan perasaan prihatin, tentang anak-anak sekolah menengah dan sekolah dasar di Natuna dan beberapa daerah Kepulauan Riau juga tak mampu menyanyikan lagu Indonesia Raya, hingga tuntas. Mengejutkan lagi, teman saya di masa awal perkuliahan 20 tahun itu, justru mampu menyanyikan Majulah Singapura secara tuntas. Meskipun bias saja terulang hal serupa pada anak-anak sekarang ini. Karena Majulah Singapura sering didengar dari televise yang ditonton mereka. Prihatin? Ya wajar sekali. Karena lagu Indonesia Raya, yang belakangan ini menjadi perbincangan hangat dengan temuan ahli telematika Roy Suryo dengan versi berbeda, adalah lagu kebangsaan. Yang mestinya tak hanya hafal untuk dinyanyikan tapi diresapi maknanya. Meski pun lagu itu tidak semelankolis Dealova dari Once, atau Kenangan Terindah dari Samson. Namun WR Supratman menuliskan bait-bait lagu Indonesia Raya dengan penuh harap, makna dari kalimat pada lagu itu,mampu mengobarkan semangat setiap yang menyanyikan akan hakikat setiap insane yang mengaku sebangsa ini: Marilah kita Indonesia berseru Indonesia Bersatu Hiduplah tanahku, hiduplah negeri Bangsaku rakyatku semuanya Bangunlah bangunlah badannya untuk Indonesia Raya. Tentunya ia sama sekali tak berharap hanya sekedar dinyanyikan rutinitas formil di setiap upara 17 agustus setiap tahun, atau upacara Senin di Sekolah, atau pada pengangkatan sumpah jabatan, atau pada pembukaan seremonial lainnya. Namun, bagaimana makna lagu itu bisa dipahami, jika bila hafal saja tidak? Sekalipun memang ukuran pemaknaan rasa kebangsaan tak hanya melulu diukur oleh hafal tidaknya lagu kebangsaan. Karena para pejuang yang rela bertempur di masa perang dulu mana tahu lagu kebangsaan, toh, kita belum punya kok! Atau para pejuang kemerdekaan masa kini, sebangsa almarhum Thukul apakah mesti dites dulu bisa tidak menyanyikan Indonesia Raya? Semuanya memang relative tak bisa diukur oleh satu sisi saja. Namun, setidaknya untuk mengukur wawasan tentang kebangsaan ini, hafal tidak lagu kebanggaan. Meskipun memang selain pengenalan sejarah bangsa kita. Dari wawasan kebangsaan pula akan menyumbangkan dan menstimulasi rasa kebangsaan yang kuat. Lalu, apa yang melatari keadaan sedemikian? Indah tidaknya lagu kah? Namun sejauh mana pengukuran keindahan sebuah lagu selain dari makna yang dikandungnya? Apalagi maknanya justru menjadi pengobar semangat juang bangsa! Tentu saja dari berbagai sebab yang melatarinya, informasi yang diterima juga menjadi bagiannya. Dari penyerapan informasi, wawasan akan terbangun. Dalam kaitan ini media tidak bisa menolak ikut memiliki andil. Media penyiaran tepatnya. Mengingat karakter masyarakat kita
[mediacare] DECLARE!
SEGERA HADIR!! Buku-buku dari penerbit Yogyakarta tidak bermutu, itulah kesan yang muncul diberbagai kalangan terutama dunia perbukuan. Hasil terjemahan yang kacau, kemasan yang menipu, dan berbagai pandangan miring lainnya. Benarkah semuanya itu? Bagaimana sebenarnya dunia penerbitan di Yogyakarta yang telah dicap bobrok tersebut? Segera terbit DECLARE! Kamar Kerja Penerbit Jogja (1998-2007)', sebuah buku yang membahas hitam putih dunia perbukuan di Yogyakarta. Bagaimana filosofi para penerbit buku, cara mereka memandang buku itu sendiri, cara kerja mereka dan berbagai hal lainnya, semuanya diungkap dalam DECLARE! Kamar Kerja Penerbit Jogja (1998-2007). Bukan hisapan jempol atau gosip, ditulis langsung oleh pelaku dunia penerbit di Yogyakarta dan hasil wawancara langsung dari pelaku dunia penerbit di Yogyakarta. Harga Rp 60.000, diskon 20%. Tunggu kehadirannya di www.ambarrukmo.com
[mediacare] Muridan dan tesis Papua Maluku
Kolom IBRAHIM ISA --- Selasa, 11 September 2007. MURIDAN DAN TESIS PAPUA-MALUKU Hari Rabu - 12 September 2007, (Kukira) mestinya adalah hari yang p e n t i n g dalam kehidupan intelektual sahabatku, cendekiawan muda Indonesia, MURIDAN S. WIDJOYO. Karena besok siang, . . . . untuk praktisnya, sebaiknya dikutip saja di bawah ini undangan yang dikirimkan Muridan kepadaku: (Dalam bahasa Inggris) Defence Invitation You are cordially invited to the public defence of the PhD thesis Cross-Cultural Alliance-Making and Local Resistance in Maluku during the Revolt of Prince Nuku, c. 1780-1810 by Muridan Satrio Widjojo on Wednesday 12 September 2007, at 15:00 to 16:00, at Lokhorstkerk, Pieterskerkstraat 1, 2311 SV Leiden, Ph. 071-512 3392. The reception will be held on the same day at 16:00 to 18:00 at Clusius Café, Hortus Botanicus, Rapenburg 73, 2311 GT Leiden, Ph. 071-527 7249. * * * Jadi, besok itu, - antara jam 15.00 dan jam 16.00 Muridan akan mempertahankan tesisnya di Universitas Leiden untuk gelar PhD. Tentu, semakin banyak cendekiawan Indonesia, dari generasi muda, yang menambah dan meningkatkan pengetahuan mereka di Indonesia maupun di luarnegeri, berarti bertambah pula jumlah cendekiawan bangsa kita. Perkembangan ini membesarkan hati kita sebagai orang Indonesia. Setiap harinya entah berapa banyak cendekiawan Indonesia yang menyelesaikan studinya dengan baik. Suatu perkembangan yang amat perlu diperhatikan pemerintah dan memperbesar lagi jumlah anggaran pendidikan negara. Supaya negara menkonsekwenkan janji-janji yang menyatakan memperhatikan masalah pendidikan bangsa. Kemajuan suatu bangsa, dalam arti penting tergantung pada jumlah dan kemampuan kaum cerdik pandainya mengabdikan hasil studi dan penelitiannya untuk kepentingan kemajuan dan pertumbuhan kekuatan ekonomi, politik dan budaya bangsa itu. Berhasilnya Muridan S Widjoyo menyelesaikan postgraduate study-nya di Leiden, seyogianya disambut dengan gembira. Hal tsb juga merupakan dorongan bagi mahasiswa-mahasiwa Indonesia yang dalam jumlah besar sedang menempuh studinya di Amsterdam, Leiden, Utrecht, Delft, Wageningen, Groningen, Rotterdam dan perguruan tinggi lainnya di Belanda. Studi Muridan S Widjoyo memang bagiku agak istimewa. Ini disebabkan oleh tema, --- oleh masalah yang diangkat dan dijadikan bahan studinya. Yaitu latar belakar sejarah Papua dan Maluku. Ini penting sekali. Agar dalam menelaah masalah Papua dan Maluku, dan kasus-kasus lainnya, tidak sekadar atas dasar apa yang terjadi di masa kini. Yang sering menjadi ramai dibicarakan semata-mata karena kasus simbolik semata, seperti dikirbarkannya bendera Papua, dsb. Diharapkan dalam meninjau dengan seksama masalah Papua, ditinjau dan diteliti pula latar belakang sejarahnya. Hal ini teramat penting bagi politisi yang sering mengedepankan dan mengangkat sesuatu kasus daerah, banyak terdorong oleh kepentingan politik seketika dari parpol-parpol yang bersangkutan. Lebih-lebih lagi dilakukan tanpa mempelajari dengan seksama inti masalahnya. Hal ini lebih-lebih lagi perlu diperhatikan bila masalahnya menyangkut kasus daerah, seperti Papua, Maluku , Aceh dan lain-lain. Yang mendorong Muridan mengapa ia memilih tema ini, dijelaskannya sbb: Konflik-konflik yang ada di antara masyarakat sekarang ini mendorong saya untuk melihat bagaimana sebetulnya konfigurasi masyarakat Indonesia Timur pada masa lalu. Seperti yang dinyatakan dalam penjelasan Muridan, tesisnya menyangkut perjuangan lama yang dilakukan oleh kaum pemberontak Maluku dan Papua melawan VOC (Verenigde Oostindische Compagnie) dalam periode antara kira-kira 1780 - 1810, yang berlangsung di bawah pimpinan Pangeran Nuku dari Tidore. Dengan bantuan orang-orang Inggris kekuatan perjuangan Maluku dan Papua Nuku berhasil merebut kembali kesultanan Bacan dan Tidore, yang ketika itu ada di bawah perlindungan Belanda. Selanjutnya, tulis Muridan dalam 'Korte Samenvatting' dari tesisnya: -- Salah satu dari konklusi penting desertasi ialah bahwa sukses pemberontakan tsb tidak seharusnya dikemukakan sebagai hasil terutama oleh konstruksi ideologi Maluku dan pengikutnya, seperti dikemukkakan oleh historikus L. Andaya. Sukses tsb terutama disebabkan oleh kenyataan bahwa Nuku dalam kampanyenya, secara optimal mampu menggunakan kekuatan pejuang-pejuangnya, kaum perampok Papua dan Gamrange, dan bersamaan dengan itu secara maksimal menggunakan kapasitas logistik kaum pedagang Seram Timur. Terlebih lagi Nuku dapat dengan pandai mengikat orang-oarng Inggris dan menggunakan para 'country traders' itu untuk kepentingan tujuannya sendiri.(terjemahan bebas dari bahasa Belanda - I.I.). Dalam kesempatan lain Muridan menyatakan bahwa --- 'Desertasi ini akan menunjukkan bahwa gerakan-gerakan rakyat yang ada sekarang ini sudah ada sejak lama, bahkan sejak abad XVII. Jadi sebetulnya aspek-aspek dasar dari gerakan-gerakan kerakyatan bisa terlihat dari situ.
[mediacare] Re: Mengemis dan Memberi Pengemis Didenda Rp 20 Juta
Selalu ada penyelesaian yang bersifat MENDASAR dan ada yang bersifat hanya MERESPON GEJALA. Banyak pengemis di kota, lalu dirasakan tidak sedap dipandang Maka pengemis dilarang mengemis. Yang memberipun diancam-ancam. Perkara orang tetap perlu makan dan terpaksa mengemis karena tak ada lapangan kerja, ya tidak usah dibahas dulu. Patokan sementara, sengemis salah. Yang salah silakan menderita. Termasuk menderita tidak makan. (Ada yang tahan tidak makan?) Jalan protokol macet, lalu tidak enak dilihat. Maka kemacetan dipindah dengan memberlakukan 3 in 1. Solusi lain: Yang macet tadi dipaksakan lancar dengan jalur busway. Bahwa jalan paralel jadi macet bukan main, itu perkara lain. Pokoknya ada sebagian yang lancar. Jalan tol juga. Kok masih laris ya. Ya sudah, naikkan tarifnya saja. Kalaupun nanti jalan kecil jadi macet karena rakyat keberatan bayar tol, itu masalah lain lagi. Pokoknya uang masuk dulu. Banjir datang rutin tiap tahun. Solusinya? Rumah ditinggikan, bukannya sebab banjir yang dibereskan. Banyak rumah kumuh. Buruk kelihatannya. Gampang, gusur saja. Kekumuhan dipindah, bukan dilenyapkan, hanya disembunyikan. Paling nanti kebakaran sendiri saking kumuhnya. Banyak pelacuran?. Gampang, adakan razia. Angkuti mereka. Sembunyikan sementara dalam aktifitas pelatihan atau semacamnya. Soal mereka kembali lagi nanti, itu urusan babak dua. Toh jumlah babak tidak dibatasi. Solusi satu langkah kan terjawab. Itu yang penting. Banyak tukang todong di jalan? ooo.. gebuki aja. Gampang kok. perihal sebab mereka nodong karena hobi atau karena lapar, itu biar seminar seminar yang menjawab. pokoknya kelihatannya kan tegas. Berwibawa. Persoalan satu selesai. Persoalan lain muncul itu urusan lain. Padahal sulit membuat orang lapar tidak menjadi binatang lapar meskipun diancam didor. Banyak persoalan bisa terbantu terjawab secara signifikan bila langkahnya tepat. Langkah tepat itu seperti apa misalnya?. Misalnya membangun INFRASTRUKTUR sampai ke pelosok pelosok. Bayangkan, bila jalan dari ibukota lancar, besar, lapang sampai ke desa desa terpencil. Mungkinkah masih ada daerah yang disebut terpencil?. Kalau semua tempat serba lancar, buka cuma kota besar saja, niscaya semua tempat terbantu perkembangannya secara nyata. Urbanisasi akan turun drastis. Masalah kemacetan kota besar dan ibukota akan berkurang drastis. Kriminalitas menurun tajam. Banjir rutin akan jadi kurang rutin dan menjadi tidak terjadi lagi. Siapa bisa membantah ini? Mari dianalisa. Tapi masalahnya menikmati hasil dari perbaikan infrastruktur itu tidak bisa satu-lima tahun. Perlu waktu 10-20 tahun baru kerasa 'nikmatnya. Lantas buat apa ngurus yang jangka panjang? 2009 kan sudah dekat. Kita ngurus solusi yang dua tahunan kedepan aja yuk? Apa ya?.. ya memang betul... Penggusuran rumah kumuh. Ngangkuti pelacur. Operasi miras musiman, 3in1, busway. Jadi betul, itu memang jawabannya untuk 1-5 tahun. Rezim berganti gonta. Tak heran bila kita berjalan di tempat karena semua solusi tidak banyak yang untuk 10-20 tahun kemuka. Tak heran hutanku hilang kata nyanyi sendu. Siapa suruh hutan gak bisa tumbuh dalam setahun dua. Siapa suruh hutan perlu puluhan tahun buat menjadi ada'. fw --- In mediacare@yahoogroups.com, Wielsma Baramuli [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear all, Apakah ciri sebuah kota atau kota metropolitan harus selalu identik dengan ketidakmanusiawian. Apakah kota atau kota metropolitan apalagi megapolitan harus idatur dengan cara-cara menyangkali kenyataan rakyat penghuni kota itu? Mungkinkah kita membangun kota dengan tidak menyangkali kemiskinan, melainkan memecahkan masalah kemiskinan? Sehingga kota (dengan segala fasilitas kehidupannya) menjadi tempat di mana peradaban kemanusiaan disemaikan. Pertanyaan naif mungkin? Tapi, yang jelas setiap pembangunan (kota) harus menjadi solusi bagi rakyat yang mendiami kota itu. Kalau itu Ibu Kota, harus menjadi model solutif bagi rakyat seantero negeri. Salam, Wedekabe Roy Ferdinand [EMAIL PROTECTED] wrote: [EMAIL PROTECTED] wrote: From: [EMAIL PROTECTED] Date: Tue, 11 Sep 2007 11:14:33 +0700 Subject: Mengemis dan Memberi Pengemis Didenda Rp 20 Juta Kita mungkin selalu bingung dan prihatin, kenapa begitu banyak pengemis di jalan-jalan di Jakarta. Tapi, mungkin gak kita pernah berpikir bahwa kita juga yang membuka lapangan pekerjaan tersebut dengan selalu rajin memberikan sedekah kepada mereka? Mungkin ini maksud dari peraturan di ibukota yang sudah disahkan? Sila direnungkan� Mengemis dan Memberi Pengemis Didenda Rp 20 Juta http://www.kompas.com/ver1/Metropolitan/0709/11/045404.htm KEBON SIRIH, WARTA KOTA - Hati-hati jika Anda ingin bersedekah kepada pengemis, baik ketika berada di kendaraan umum, atau perempatan jalan. Alih-alih bermaksud berbuat baik, Anda bakal dikenai sanksi denda hingga maksimal Rp 20 juta atau mendekam di tahanan paling lama 60 hari. Hal itu
[mediacare] Wwcr dgn Koordinator Garda Muria: “Ini Gerakan Warga NU”
Zakariyya el-Anshori, Koordinator Garda Muria Ini Gerakan Warga NU Ketua Umum Dewan Syura DPP PKB KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) serius menolak rencana pembangunan PLTN Muria. Sabtu, 1 September 2007, di halaman Gedung DPRD Jepara, Gus Dur mendeklarasikan berdirinya Garda Muria. Di hadapan ribuan warga Jepara dan sekitarnya, aktivis muda NU Jepara, Zakariyya el-Anshori, dibaiat sebagai Koorditaor Garda Muria. Berikut petikan wawancara Zakariyya el-Anshori, yang juga penggubah Shalawat anti-PLTN itu, kepada Nurul H. Maarif dari gusdur.net: Bagaimana kerangka awal pembentukan Garda Muria (GM)? Kerangkanya untuk menyelamatkan situs-situs bersejarah. Ada Sunan Kudus, Sunan Muria, Sunan Kalijaga, sampai yang sangat lokal di Balong yaitu petilasan Syeikh Siti Jenar di Lemah Abang. Semua itu harus diselamatkan. Ide awalnya itu. Untuk hal itu, Mbak Yenny Wahid menyarankan sebaiknya gerakan penolakan PLTN ini diorganisir. selengkapnya http://www.gusdur.net/indonesia/index.php?option=com_contenttask=viewid=2723Itemid=1
[mediacare] Berita JATAM: Ketakutan Di Dairi
Ketakutan Di Dairi, 11 September 2007 Apakah jika saya bertanya dengan kritis, saya akan diborgol setelah keluar dari tempat ini? tanya seorang perempuan, peserta seminar di Gereja HKBP Parongil Silima Punggapungga, Dairi Sumatera Utara, 27 Agustus lalu. Pertanyaan itu ditujukan kepada Jhoni N. Simajuntak, anggota Komisi Nasional HAM, yang selama setengah jam lebih berceramah mengenai bagaimana kehadiran industri tambang dan Perlindungan terhadap Hak-Hak Masyarakat, di depan ratusan peserta seminar Lingkungan Hidup dan Hak Asasi Manusia di Tengah Industri Pertambangan. Tentu saja Jhony heran dengan pertanyaan tersebut. Dia bisa merasakan nada ketakutan Herna Butarbutar, sang penanya. Herna menanyakan banyak hal tentang pertambangan PT Dairi Prima Mineral (DPM) yang akan segera beroperasi di kampungnya. Dia tak banyak tahu tentang perusahaan tersebut, cerita tentang tambang dia dapatkan dari mulut ke mulut. Ternyata tak cuma Herna yang bertanya senada. Sumihar Situmorang dan Maheli Manurung, mengkhawatirkan sumber airnya yang akan berubah jika perusahaan mulai menggali kawasan pegunungan, tempat sumber air mereka berasal. Ini pertama kalinya sebuah forum terbuka diadakan oleh kelompok gereja mengkristisi rencana penambangan PT Dairi Prima Mineral. Seminar berjudul Lingkungan Hidup dan Hak Asasi Manusia di Tengah Industri Pertambangan ini dihadiri tak kurang 250 orang jemaah. Para jemaah ternyata tak banyak tahu tentang resiko yang akan mereka hadapi jika tambang beroperasi. Saham DPM, dimiliki Herald Resources Ltd dari Australia - sebesar 80%, saham Herald juga dimiliki perusahaan Kanada, sisanya dimiliki oleh PT Antam. Herald mencatatkan sahamnya di Australia, Amerika Serikat dan Jerman. Ijin penambangan dengan luas 27.520 ha ini keluar saat Orde Baru berkuasa, tahun 1998, dengan ijin untuk menambang emas dan mineral ikutan lainnnya. Belakangan, perusahaan lebih tertarik menambang seng (Zn) dan timbal (Pb). Kawasan tersebut diperkirakan menyimpan 17 juta ton bijih batuan mengandung seng dan timbal, cadangannya sebesar 6,6 juta ton. Mereka akan menambang selama 7 tahun, dimana setiap 1 ton bijih yag digali akan dihasilkan 152 kg seng dan 93 kg timbal, serta 12 gr perak per ton, sekitar 75 80 persen bijih batuan akan dibuang sebagai tailing. Ada sekitar 10 ha lahan yang akan dikorbankan untuk menampung limbah tersebut. Kekhawatiran warga sangatlah beralasan, tambang Seng dan Timah ini terletak di kawasan atas Desa Sopo Komil. Lebih dari setengah konsesi tambang berada di hutan lindung. Departemen Kehutanan, menyebut kawasan tersebut sebagai kawasan tangkapan air dengan topografi berat. Itulah sebabnya, Departemen Kehutanan belum mengeluarkan ijin pinjam pakai kawasan. PT DPM hanya memiliki AMDAL kabupaten, untuk kawasan hutan lindung, persetujuan AMDAL mestinya dari Kementrian Lingkungan Hidup di Jakarta. Sebuah diskusi panel tentang potensi gempa dua tahun lalu, telah memberikan peringatan jika kawasan yang akan ditambang termasuk kawasan rawan gempa, karena termasuk dalam jalur patahan Sumatera pada ruas Renun hingga ruas Toru. Warga mengkhawatirkan longsor jika tambang jadi dibuka. Sopokomil akan menjadi kawasan uji coba tambang timbal dan seng skala besar pertama di Indonesia. Pemerintah dan warga sekitar mestinya waspada, dua logam berat tersebut memiliki resiko tinggi terhadap keselamatan mahluk hidup. Timbal mempunyai dampak kesehatan yang luas dan berbahaya. Logam berat ini mempengaruhi hampir semua organ tubuh, misalnya ginjal dan hati. Ia juga mempengaruhi metabolisme sintesis darah merah, sehingga dapat menyebabkan anemia (kurang darah). Timbal ditimbun dalam tulang. Pada waktu orang mengalami stres, Timbal diremobilisasi dari tulang dan masuk ke dalam peredaran darah serta menimbulkan risiko terjadinya peracunan. Dari peredaran darah ibu, timbal beresiko masuk ke dalam janin dan menghambat perkembangan sistem syarafnya. Pada perempuan, timbal beresiko mengganggu sistem reproduksi. Daur menstruasi terganggu dan menjadi tak teratur. Risiko keguguran kandungan meningkat. Juga timbul risiko lahirnya bayi di bawah berat normal, juga mengganggu pertumbuhan bayi selanjutnya. Dampak berlanjut pada balita yang hidup di daerah yang udaranya tercemar timbal. Meskipun kadar timbal dalam air susu ibu rendah, namun toh meningkatkan risiko pada bayi yang mendapat air susu ibu. Kesehatan dan pertumbuhan bayi terganggu. Perkembangan sistem syarafnya terhambat. Anak menghadapi risiko penyakit nerotik, sukar belajar dan penurunan tingkat kecerdasan. Pada laki-laki, timbal mengganggu sistem reproduksinya. Jumlah sperma yang diproduksi menurun. Kualitas sperma juga turun dengan terbentuknya sperma yang cacat. Sperma yang cacat ini membawa risiko lahirnya bayi cacat. Pada laki-laki yang darahnya tercemar timbal, libidonya turun dan dapat menyebabkan impotensi dan dis-fungsi ereksi. Pada lansia, timbal mempercepat
[mediacare] seminar dan pelatihan (workshop) jurnalistik?
salam pers mahasiswa.. salam pers independent.. mohon info tentang seminar dan pelatihan jurnalistik yang akan segera diadakan di jakarta, mulai bulan september 2007 ini. saya berminat mengikutinya, terima kasih.
[mediacare] Terancam Tak Terbang, Sudah di-Black List
RIAU POS 11 September 2007 Pukul 09:38 Terancam Tak Terbang, Sudah di-Black List Laporan Nuke Fatmasari, Pekanbaru [EMAIL PROTECTED] This email address is being protected from spam bots, you need Javascript enabled to view it Semua maskapai penerbangan di Indonesia, termasuk PT Riau Airlines (RAL) harus memenuhi standar kategori satu sebelum akhir tahun 2008 berdasarkan regulasi Civil Assossiation of Safety Regulation (CASR). Bila RAL tak mampu memenuhi standar kategori satu itu, RAL tidak boleh terbang. Saat ini, berdasarkan penilaian yang telah dilakukan Direktorat Jenderal (Dirjen) Perhubungan Udara terhadap RAL, maskapai kebanggaan masyarakat Riau ini hanya mampu memenuhi kategori dua dengan nilai 120. Untuk bisa masuk kategori satu, RAL harus mendapat nilai di atas 162. Ada 22 paramater yang dinilai Dirjen Perhubungan Udara, diantaranya kelayakan spare part, equipment, sertifikasi, flight folowing dan standar safety lainnya. Demikian penjelasan yang disampaikan Direktur PT RAL Ir H Heru Nurhayadi MM didampingi dua staf RAL Sutito Zainuddin dan Rosa disela-sela Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) RAL yang digelar Senin (10/9) di Grand Jatra Hotel. Selain para pemegang saham RAL, RUPS ini juga diikuti oleh PT Bhakti Investastama Group, yang berminat menyuntikkan modal untuk RAL. Menurut Heru, dari 22 parameter yang dinilai, RAL masih lemah di spare part. ''RAL bahkan pernah kena tilang akibat masalah spare part yang tidak bisa diganti. Padahal sudah sepantasnya untuk diganti karena masa waktu penggantiannya sudah ditetapkan,'' jelas Heru. Di Eropa, tambah Heru, RAL bahkan sudah di-black list karena belum mampu memenuhi standar keselamatan penerbangan untuk kategori satu. Untuk bisa memenuhi standar kategori satu untuk masalah safety penerbangan, maskapai yang mengaku kekurangan kecukupan modal tersebut hanya bisa diselamatkan dengan bantuan tambahan suntikan dana sebesar Rp36,3 miliar dari para pemegang saham hingga akhir Maret 2008. Para pemegang saham diharapkan bisa memberikan suntikan dana itu sesuai dengan persentase komposisinya masing-masing. Misalkan, untuk Pemerintah Provinsi Riau, mereka harus menyuntikkan dana sebesar Rp12,3 miliar. Menurut Heru, meminta bantuan tambahan suntikan dana dari para pemegang saham yang didominasi oleh pemerintah daerah itu, memerlukan waktu dan proses birokrasi yang cukup panjang. Selain harus dianggarkan, rencana penambahan bantuan dana itu juga harus mendapat persetujuan dari pihak DPRD di kabupaten/kota atau di provinsi. Sementara, di sisi lain, RAL perlu diselamatkan segera sebelum Dirjen Perhubungan Udara akhirnya memutuskan RAL tidak boleh terbang. Heru juga menjelaskan ketidak-seimbangan antara modal dan hutang RAL. ''Perbandingan hutang RAL dengan modal sudah 160 persen. Idealnya harus 80 persen tapi karena hutang RAL lebih dominan daripada modal, maka persentasenya perbandingannya cukup besar. RAL juga perlu kecukupan modal lagi sebesar Rp80 miliar,'' papar Heru. Sementara Bahagian Keuangan RAL Rosa menambahkan, jangankan untuk meminta suntikan tambahan dana, komitmen untuk membantu Rp30 miliar masih ada yang belum dipenuhi oleh para pemegang saham. Sampai kini, baru 60 persen dari para pemegang saham di kabupaten/kota se-Riau yang menyetorkan dananya. Selebihnya masih belum. Soal siapa-siapa saja pemegang saham yang belum menyetorkan dana, Rosa cuma menjawab singkat, ''Tidak etis kalau sampai saya sebut namanya,'' ungkap Rosa. Sementara Chief Financial Officer PT Global Transport Services (group PT Bhakti Tama Investasi), Erwin, mengatakan bahwa pihaknya menunggu keputusan para pemegang saham RAL. ''Kami serahkan sepenuhnya pada pemegang saham,'' singkatnya. Sementara itu, selama RUPS, para pemegang saham baru sampai pada keputusan perlunya segera dipenuhi Kategori Satu untuk menyelamatkan RAL dan demi menjaga nama baik maskapai kebanggaan Riau ini. Keputusan lain yang diambil rapat adalah rencana usulan membeli dua unit Fokker 50 yang sampai sekarang masih berstatus sewa. Untuk pembelian dua unit Fokker 50 yang masa sewanya habis pada Oktober 2007 ini, RAL harus melakukan peminjaman modal kredit ke lembaga perbankan sebesar Rp80 miliar. Usulan pembelian pesawat Fokker ini muncul setelah dilakukan proses hitung-hitungan antara penyewaan dan pembelian. Bila disewa, RAL harus membayar Rp165 ribu Dollar AS per bulan ke Aero Century sedangkan bila dibeli, RAL bisa menghemat 25 ribu Dolar AS per bulan. Selain itu, Fokker 50 yang dibeli tersebut juga akan menjadi asset RAL. ''Keputusan jadi membeli atau tetap sewa ini akan dibahas pada Juni 2008. Jadi sampai dengan masa itu, RAL akan perpanjang masa sewa,'' kata Heru. Pilihan Alternatif Bila sampai akhir tahun 2008, RAL belum bisa memenuhi standar kategori satu untuk aturan keselamatan penerbangan, maka maskapai kebanggaan
[mediacare] Re: 7 Keajaiban Indonesia Impian!
Salam Damai, Alo Bung Beka.bersua juga kita di cyber. Tentang Indonesia Impian.monggo ngelongok di http://keajaibankecil.wordpress.com/ atau gabungan di milis appreciative community di [EMAIL PROTECTED] Tentang impian, simpel logikanya Walt Disney bilang, bila kita bisa bermimpi maka kita bisa mewujudkannya. Atau nakalnya, kalau kita tidak tahu apa impian kita, bagaimana kita bisa mewujudkannya?... Gerakan demokrasi sampai hari ini sebagian besar adalah gerakan reaksioner. Bereaksi terhadap sesuatu. Semisal, oposisi terhadap kapitalisme. Nah, kalau kapitalisme tumbang maka tumbang juga gerakan. Apakah mimpi sendiri2 tanpa titik temu? Nah bagaimana mau ketemu kalau gak punya mimpi? Kapan sih terakhir kita berbicara mengenai impian kita tentang indonesia? Satu bulan yang lalu? Setahun? Atau seumur hidup gak pernah? Terus, gimana bisa ketemu? Damai di Bumi Budi Setiawan http://keajaibankecil.wordpress.com/ http://groups.yahoo.com/group/Appreciativecommunity/ http://appreciativeorganization.wordpress.com/ www.fpsi.unair.ac.id --- In mediacare@yahoogroups.com, Beka Ulung Hapsara [EMAIL PROTECTED] wrote: kawanku Bukik di surabaya bisakah kau jelaskan lebih detail tentang program ini? apakah ini hanya sekedar membuat orang bermimpi sendiri-sendiri tanpa ada titik temunya? suwun Budi Setiawan [EMAIL PROTECTED] wrote: 7 Keajaiban Indonesia Impian Ditengah krisis kedamaian, NAD menuju kedamaian Ditengah krisis pendidikan, (siapa namanya) menjadi juara dunia olimpiade fisika tahun Ditengah krisis pertanian, pak tani Murjiyo (63), petani di Jetis, Bantul, DIY menciptakan menciptakan 87 resep pembasmi hama dan penyakit, serta 16 resep pupuk kompos, pupuk cair, dan perangsang tumbuh Ditengah krisis teknologi informasi, Josaphat Tetuko Sri Sumantyo PhD (35) menciptakan antena satelit setebal 1,6 mm yang tembus pandang. Ditengah krisis energi listrik, Desa Bomomani, Distrik Mapia, Kabupaten Nabire, Papua cukupi energi listrik secara mandiri Ditengah krisis birokrasi, Kabupaten Jembrana yang tergolong miskin membebaskan anak-anaknya dari biaya pendidikan dan masyarakatnya dari biaya pelayanan kesehatan Ditengah krisis kejujuran, Waras (56), warga Siring, Porong Sidoarjo mengembalikan kelebihan pembayaran uang muka ganti rugi sebesar Rp. 429 juta ke PT Minarak Lapindo Jaya Sekarang, Giliran kamu ciptakan keajaibanmu!!! Catatan: Poster boleh digandakan, dimodifikasi, disebarluaskan kemana aja. Demi Indonesia Impian... Bagi yang tidak mendapat attachment, bisa akses di http://appreciativeorganization.wordpress.com/ atau di http://keajaibankecil.wordpress.com/ - Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru! - Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows. Yahoo! Answers - Check it out.
[mediacare] Mega Bersedia Maju (Batam Pos)
Indra J. Piliang: Mega-Sutyoso kurang pas Mega Bersedia Maju Selasa, 11 September 2007 JAKARTA (BP) - Teka-teki kesediaan Megawati Soekarnoputri untuk dicalonkan kembali pada Pilpres 2009 mendatang telah terjawab. Dalam penutupan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PDIP kemarin malam, Megawati secara terbuka menyatakan kesediannya untuk maju lagi. Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, Saya Saya Megawati Soekarnoputri bersedia dicalonkan sebagai presiden dari PDIP, kata Megawati terbata-bata. Mendengar itu, spontan, belasan ribu kader PDIP yang memenuhi hall A PRJ Jakarta Utara berteriak histeris mengekspresikan kegembiraannya. Terimakasih. Sampaikan hal ini , ujar Mega terputus karena tak kuasa melanjutkan kata-katanya. Dia sampai menangis terharu melihat respon luar biasa yang muncul dari para kadernya. Tiba-tiba, MC acara memberi aba-aba untuk menyanyikan lagu Maju Tak Gentar. Kita nyanyikan lagu Maju Tak Gentar, katanya. Lagu ciptaan C Simanjuntak itupun lantas membahana dari segenap penjuru ruangan. Para kader Mega menyanyikannya dengan penuh penghayatan dan semangat. Suasana haru biru melingkupi seluruh kader PDIP. Banyak di antara mereka yang juga tak kuasa menahan air mata. Setelah untaian lagu itu berakhir, Mega mencoba untuk kembali mempertegas kesediaannya itu. Tapi, lagi-lagi dia tak mampu menuntaskan kata-katanya. Sekali lagi, sebagai Ketua Umum Partai, saya Megawati Soekarnoputri , ujarnya terputus. Mega benar-benar tak mampu menahan tetesan air matanya. Suasana ruangan kian riuh dengan tepuk tangan, teriakan mega presiden, dan pekik merdeka. Ketika Mega sedang berusaha menenangkan dirinya itu, mendadak Taufik Kiemas bangkit dari kursinya dan berjalan pelan ke arah podium. Dengan tenang, dia menghampiri Megawati dan mengecup kening sang istri. Mendapat perlakuan itu, Mega makin tambah terharu. Ribuan kader PDIP pun tak kuasa menahan perasaannya. Kembali, mereka menyanyikan lagu Maju Tak Gentar hingga diulang sebanyak dua kali. Terimakasih, saya yakin bahwa keseluruhan dari 16.400 orang ini (kader PDIP yang hadir, red) akan memberitahukan keputusan saya sebagai Ketum ataupun dari pribadi diri saya untuk disampaikan kepada seluruh warga PDIP dan masyarakat Indonesia dimanapun mereka berada, ujarnya. Apakah kalian siap? Apakah kalian akan bekerja keras? tanya Mega lantang. Siap, kami siap, jawab ribuan kader PDIP juga tak kalah lantang. Selanjutnya, Mega meminta agar sepulangnya ke daerah masing-masing, para peserta Rakernas segera menggelar rapat-rapat untuk menyosialisasikan keputusan rakernas. Seluruh jajaran struktural, eksekutif, dan legislatif harus mulai bekerja. Apa (kekalahan, red) yang menjadi bahan evaluasi jangan sampai terjadi lagi, tegasnya. Sebab, lanjut Mega, seiring dengan pernyataan kesediaanya, para lawan politiknya pasti akan segera mengkalkulasi konsekuensi dari keputusan itu. Oleh karena itu, kita bertekad merapatkan barisan. Kita pasti bisa jika kita bersama rakyat. Kita pasti menang. Merdeka. Merdeka. Merdeka, pekik Mega. Penegasan Megawati itu sekaligus menutup Rakornas PDIP. Sekjen PDIP Pramono Anung kemudian meminta segenap kader PDIP untuk menyanyikan berturut-turut lagu Bagimu Negeri dan Sorak-Sorak Bergembira. Keseluruhan acara Rakornas lantas diakhiri dengan pembacaan doa yang dibawakan oleh Ketua Umum PP Baitul Muslimin Indonesia Hamka Haq. Pakai Dasi Merah, Sutiyoso Tegaskan Dia PDIP Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PDIP yang digelar sehari di Gedung PRJ Jakarta Utara, kemarin, benar-benar menjadi puncak konsolidasi moncong putih. Maklum saja, agenda yang menghadirkan sekitar 16.000 kader PDIP itu melibatkan seluruh jajaran struktural partai, mulai DPP (Dewan Pimpinan Pusat) sampai PAC (Pimpinan Anak Cabang). Hadir juga 196 Kepala Daerah dan ratusan anggota legislatif dari PDIP. Agenda ini merupakan satu rangkaian dengan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PDIP yang dihelat 8-9 September di tempat yang sama. Hanya bila Rakernas menggunakan Hall A, maka Rakornas ini berpindah ke Hall B yang ukurannya lebih besar hampir dua kali lipat. Ada delapan layar raksasa yang terpasang di bagian depan. Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso terlihat duduk dalam deretan kursi terdepan untuk para undangan bersama para kepala daerah lainnya. Hadir juga, Gubernur DKI periode 2007-2012 terpilih, Fauzi Bowo yang sebentar lagi akan memulai masa tugasnya menggantikan Sutiyoso. Selain itu, tampak sejumlah petinggi partai, seperti Sekjen Partai Golkar Soemarsono, Wakil Ketua FPKS DPR RI Zulkiflimansyah dan Sekretaris FPKS Mustafa Kamal. Sutiyoso yang disebut-sebut mulai dijajaki PDIP untuk menjadi cawapres Megawati mengatakan kehadirannya tidak berkaitan sama sekali dengan persoalan itu. Saya ini kan kader. Saya jadi Gubernur dicalonkan PDIP. Masa partai punya gawe begini, saya nggak datang, katanya seusai pembukaan
[mediacare] Megawati Tak Bisa Hanya Andalkan Kharisma (Sinar Harapan)
Megawati Tak Bisa Hanya Andalkan Kharisma Jakarta Megawati Soekarnoputri dinilai memiliki kharisma (charisma power) ayahnya, mendiang Presiden pertama RI Soekarno. Namun, kharisma tersebut tidak dapat diandalkan untuk mendulang suara pada pemilu 2009, jika tanpa ada konsesi konkret bagi penyelesaian berbagai masalah di tingkat bawah. Alasannya, masyarakat Indonesia saat ini cenderung memilih pemimpin yang memiliki kekuatan pemikiran (rasional power) dalam menyelesaikan masalah kekinian. Penilaian tersebut disampaikan sosiolog dari Universitas Indonesia (UI) Paulus Wirutomo ketika dihubungi SH, Selasa (11/9), menanggapi soal kesediaan Megawati maju sebagai calon presiden (capres) pada pemilu 2009. Megawati itu satu fenomena yang terkait dengan keturunan Soekarno. Orang tidak bisa mengingkari bahwa pancaran Soekarno adalah satu faktor memilih dia. Ini memang bisa dijadikan satu modal. Cuma dalam teorinya charismatic power itu tidak bisa diturunkan, kata Paulus. Kekuatan kharisma saat ini mulai disingkirkan oleh masyarakat Indonesia. Sebagian besar dari mereka lebih memilih kekuatan rasional dengan dasar pertimbangan kemampuan memimpin secara rasional. Ini terbukti pada pemilu 2004 lalu. Saat itu, pilihan rakyat jatuh kepada pilihan alternatif, yakni Susilo Bambang Yudhoyono ketimbang melanjutkan mandatnya ke Megawati. Untuk itu, Paulus menyarankan Megawati dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) agar mulai menyodorkan program-program riil untuk memikat pemilih di luar partainya. Kritikan yang ditunjukkan pada Yudhoyono dan Jusuf Kalla tanpa dibarengi dengan program konkret untuk rakyat kelas bawah yang merupakan sebagian besar pemilih justru akan merugikan Mega sendiri. Selain itu, pemilihan presiden (pilpres) saat ini dilakukan secara langsung. Koalisi antarpartai besar belum tentu efektif untuk meraih dukungan, karena pemilih lebih melihat calon yang diajukan. Rakyat kita pemaaf. Kalau mau merayu sekarang harus bersifat konkret. Megawati perlu hati-hati dalam mengkritik, apalagi kalau oleh pemerintah kritikannya tidak ditanggapi. Itu bisa bahaya buat dirinya. Kalau mau kritik jangan serangan ke individu. Rakyat sangat sensitif dan berpikir SBY dikuyo-kuyo. Jadi lebih baik progam yang sifatnya ekonomi, katanya. Masih Pagi Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Mubarok mengatakan pencalonan Mega sebagai presiden pada pemilu 2009 dinilai masih terlalu pagi. Keputusan tersebut justru akan memunculkan peluang bagi para pihak untuk menunjukkan faktor-faktor negatif Mega saat menjadi Presiden pada periode 20012004 lalu. Meski demikian, Partai Demokrat hingga kini belum membahas masalah pencalonan presiden untuk 2009. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat ini lebih memfokuskan diri pada penyelesaian berbagai permasalahan bangsa. SBY tidak pernah mau bicara 2009. Beliau hanya mengatakan bahwa kita hanya menjalankan tugas hingga 2009. Kalau tidak layak dipilih, jangan dicalonkan lagi, katanya. Ditanya soal kritikan atas kebijakan YudhoyonoKalla, dia mengatakan PDIP dan Megawati sebaiknya bercermin. Kesulitan yang terjadi saat ini merupakan peninggalan dari kekuasaan masa lalu. Menjual Indosat itu apakah bukan sangat menghilangkan martabat bangsa? ujarnya. Persetujuan Mega untuk dicalonkan dalam pilpres tahun 2009 tersebut diungkapkannya dalam penutupan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) yang berakhir pukul 20.05 WIB, Senin (10/9). Dengan mengucapkan Bismilahiramanirahim, saya menerima pencalonan diri saya sebagai presiden dari PDIP untuk maju dalam pemilihan presiden mendatang, kata Megawati. Pernyataan tersebut langsung disambut dengan tepuk tangan dan sorakan sekitar 16.400 peserta Rakornas. Setelah menyatakan kesediaannya, Megawati meminta kepada seluruh kader PDI Perjuangan se-Tanah Air untuk bekerja keras memenangkan pilpres 2009. Menurutnya, kemenangan PDIP pada tahun 2009 adalah kemenangan rakyat Indonesia dan menjadi tanggung jawab kader PDIP di seluruh Indonesia. Menanggapi hal tersebut, Sekjen PDIP Pramono Anung mengatakan pasangan Megawati apada Pilpres 2009 akan dikaji secepatnya dan rencananya akan dibahas dalam Rakernas PDIP III pada Maret 2008. PDIP tidak akan lagi melakukan kesalahan seperti di masa lalu. Kita akan siap berkoalisi dengan siapa pun apakah itu parpol atau di luar partai politik, katanya. (tutut Hertlina) - Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows. Yahoo! Answers - Check it out.
[mediacare] Berkat versus Berhala
http://www.indomedia.com/poskup/2007/09/08/edisi08/opini.htm Berkat versus Berhala bagi agama-agama Abrahamis Oleh Dr. Paul Budi Kleden, SVD * ABRAHAM, Berkat Bagi Segala Bangsa. Itulah tema bulan Nasional Kitab Suci Gereja Katolik Indonesia tahun 2007. Dengan ini orang-orang Katolik diajak untuk merefleksikan hakikat panggilannya di tengah dunia dewasa ini. Seperti Abraham, orang-orang Katolik, baik secara pribadi maupun bersama-sama sebagai satu persekutuan, diingatkan akan tujuan kehadirannya untuk menjadi berkat bagi masyarakat dan dunia. Orang Katolik tidak boleh menghayati imannya sebagai kendaraan untuk selamatnya diri sendiri. Sebaliknya, dia mesti sadar akan tugasnya di tengah dunia, menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Namun, apabila disadari bahwa Abraham merupakan tokoh kunci ketiga agama monoteis besar dunia(Yahudi, Kristen dan Islam), maka tema ini dapat pula merupakan ajakan bagi para pemeluk ketiga agama untuk merefleksikan, bagaimana mereka perlu memahami dan menghayati keimanannya agar sungguh menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Kalau kita membaca Kitab Suci Perjanjian Lama (Yahudi-Kristen), maka kita menjumpai sosok Abraham sebagai seorang peziarah. Dia dipanggil dari kemapanan lingkungannya, dihantar keluar dari pandangan tentang Allah yang hidup di tengah kaum sebangsanya. Dia menjumpai bangsa-bangsa yang mempunyai tradisi keagamaan lain, bertemu dengan kelompok-kelompok orang yang memiliki budaya berbeda. Mereka ini bukanlah orang-orang yang tidak beriman dan warga yang tidak berbudaya. Namun, yang menjadi soal adalah bahwa kecenderungan penyembahan berhala di dalam agama-agama yang dijumpai Abraham. Penyembahan berhala, idolatri adalah ancaman bagi kehidupan keagamaan dan perdamaian bangsa-bangsa, dan Abraham dipanggil untuk menyatakan penolakannya yang tegas. Oleh kecenderungan ini, yang sementara dipaksa menjadi yang kekal, dan yang manusiawi didaulat untuk mengenakan mantel keilahian. Kerinduan manusia akan yang abadi hendak dipuaskan dengan yang fana, dan kebutuhan manusia akan yang tak berubah mau diredamkan dengan yang sementara. Tak ada lagi semangat pencarian, jiwa petualang dipandang identik dengan antiagama. Dengan penyembahan berhala terjadilah absolutisasi pandangan tentang Allah yang dianut dalam lingkungan sendiri. Allah yang benar adalah Allah yang dipahami dan dirayakan di dalam tradisi sendiri. Semua orang harus menerima pandangan yangtunggal ini. Kalau tidak bersedia ditobatkan, orang akan dihancurkan. Maka, orang menyatakan perang dan menghancurkan semua pandangan yang berbeda. Karena agama merupakan satu pilar identifikasi diri seseorang dan sekelompok masyarakat, maka perang dan penghancuran pandangan dan ritus keagamaannya adalah sama dengan perang dan penghancuran dirinya sendiri. Tak sedikit orang telah dikorbankan dan tak sedikit kebudayaan sudah dipunahkan karena absolutisasi ini. Akibat lanjut dari penyembahan berhala adalah kemandekan dalam status quo. Ketika makhluk atau benda tertentu disembah sebagai ilah, maka apa yang dititahkannya tak boleh dibantah, dan apa yang diberikan benda itu merupakan segalanya. Sikap yang diharapkan adalah penerimaan mutlak. Fatalisme adalah sisi lain dari penyembahan berhala. Tak ada kritik, ada alternatif. Tak ada ruang untuk berubah dan mengubah diri. Dalam sejarah, pandangan seperti ini mudah dimanipulasi secara politis dan ekonomis. Kepatuhan terhadap figur tertentu dimanfaatkan untuk melegitimasi kekuasaan, dan pemberhalaan benda tertentu dapat menjadi sumber keuntungan ekonomis yang besar. Kepasrahan absolut pada penguasa tertentu dan ketergantungan mutlak pada kepuasaan yang diberikan benda tertentu merupakan konsekuensi dari penyembahan berhala. Bagaimanapun, penyembahan berhala dan fatalisme selalu membelenggu. Orang dikurung dalam pandangannya yang sempit, dan mengurung orang lain dalam anggapan sebagai musuh yang harus ditalukkan. Ini bukan situasi keimanan yang ideal, dan bukan kondisi hidup bersama yang dikehendaki. Dari tengah situasi seperti ini Abraham dipanggil Abraham menjadi berkat bagi bangsa-bangsa dengan menjadi peziarah.Eksodus, keluar dari kemapanan dan mencari Allah dalam berbagai perjumpaan dan siatuasi baru, merupakan pengalaman Abraham. Bangsa Israel pun mengalami eksodus, keluar belenggu penjajahan Mesir. Di Mesir ada pemberhalaan kekuasaan politis Farao. Israel dibebaskan dan dihantar keluar dari situasi ini menuju satu kondisi hidup, di mana umat menjadi rakyat yang berdaulat dan mengontrol perilaku para rajanya. Yesus pun menghalamni eksodus, Dia melewati pertentangan dan konflik hingga penderitaan dan kematian sebagai konsekuensi dari sikap tegasnya menolak segala bentuk pemberhalaan. Sebagaimana dikatakan di depan, penyembahan berhala merupakan ancaman yang serius bagi agama-agama, dan bahaya yang besar bagi perdamaian antarbangsa. Agama-agama mengingkari Allah, apabila menempatkan sesuatu yang lain sebagai Allah. Hal
Terusan: [mediacare] Muridan dan tesis Papua Maluku
Namanya saja baru tesis! Siapapun boleh menduga-duga, sekalian menggali jauh sejarah Papua Barat sesuai kepentingannya, apalagi kaum nasionalis Indonesia yang gemar (genit) obar retorika dalam memperkokoh nation yang penuh tipu daya. Okay, benar adanya, sejarah Papua penuh dengan kepentingan ekonomi politik oleh siapapun dan oleh negara-negara yang pernah menginjakan kaki di Papua. Tapi, bukankah kekuasaan Indonesia di Papua Barat hingga hari ini adalah juga karena dua kepentingan itu? Sayangnya, Indonesia tidak mampu secara mandiri mengeksploitasi SDA di Papua atau kasarnya, melakukan penjajahan ekonomi di Papua dengan kekuatan nation state. Muda-mudahan kami bisa memperoleh hasil (sumery) dari Tesis dari Bpk. Muridan, kalau boleh. Salam Pembasan! EkNas datuksinaro [EMAIL PROTECTED] wrote: Kepada: mediacare@yahoogroups.com Dari: datuksinaro [EMAIL PROTECTED] Tanggal: Tue, 11 Sep 2007 12:08:38 - Topik: [mediacare] Muridan dan tesis Papua Maluku Kolom IBRAHIM ISA --- Selasa, 11 September 2007. MURIDAN DAN TESIS PAPUA-MALUKU Hari Rabu - 12 September 2007, (Kukira) mestinya adalah hari yang p e n t i n g dalam kehidupan intelektual sahabatku, cendekiawan muda Indonesia, MURIDAN S. WIDJOYO. Karena besok siang, . . . . untuk praktisnya, sebaiknya dikutip saja di bawah ini undangan yang dikirimkan Muridan kepadaku: (Dalam bahasa Inggris) Defence Invitation You are cordially invited to the public defence of the PhD thesis Cross-Cultural Alliance-Making and Local Resistance in Maluku during the Revolt of Prince Nuku, c. 1780-1810 by Muridan Satrio Widjojo on Wednesday 12 September 2007, at 15:00 to 16:00, at Lokhorstkerk, Pieterskerkstraat 1, 2311 SV Leiden, Ph. 071-512 3392. The reception will be held on the same day at 16:00 to 18:00 at Clusius Café, Hortus Botanicus, Rapenburg 73, 2311 GT Leiden, Ph. 071-527 7249. * * * Jadi, besok itu, - antara jam 15.00 dan jam 16.00 Muridan akan mempertahankan tesisnya di Universitas Leiden untuk gelar PhD. Tentu, semakin banyak cendekiawan Indonesia, dari generasi muda, yang menambah dan meningkatkan pengetahuan mereka di Indonesia maupun di luarnegeri, berarti bertambah pula jumlah cendekiawan bangsa kita. Perkembangan ini membesarkan hati kita sebagai orang Indonesia. Setiap harinya entah berapa banyak cendekiawan Indonesia yang menyelesaikan studinya dengan baik. Suatu perkembangan yang amat perlu diperhatikan pemerintah dan memperbesar lagi jumlah anggaran pendidikan negara. Supaya negara menkonsekwenkan janji-janji yang menyatakan memperhatikan masalah pendidikan bangsa. Kemajuan suatu bangsa, dalam arti penting tergantung pada jumlah dan kemampuan kaum cerdik pandainya mengabdikan hasil studi dan penelitiannya untuk kepentingan kemajuan dan pertumbuhan kekuatan ekonomi, politik dan budaya bangsa itu. Berhasilnya Muridan S Widjoyo menyelesaikan postgraduate study-nya di Leiden, seyogianya disambut dengan gembira. Hal tsb juga merupakan dorongan bagi mahasiswa-mahasiwa Indonesia yang dalam jumlah besar sedang menempuh studinya di Amsterdam, Leiden, Utrecht, Delft, Wageningen, Groningen, Rotterdam dan perguruan tinggi lainnya di Belanda. Studi Muridan S Widjoyo memang bagiku agak istimewa. Ini disebabkan oleh tema, --- oleh masalah yang diangkat dan dijadikan bahan studinya. Yaitu latar belakar sejarah Papua dan Maluku. Ini penting sekali. Agar dalam menelaah masalah Papua dan Maluku, dan kasus-kasus lainnya, tidak sekadar atas dasar apa yang terjadi di masa kini. Yang sering menjadi ramai dibicarakan semata-mata karena kasus simbolik semata, seperti dikirbarkannya bendera Papua, dsb. Diharapkan dalam meninjau dengan seksama masalah Papua, ditinjau dan diteliti pula latar belakang sejarahnya. Hal ini teramat penting bagi politisi yang sering mengedepankan dan mengangkat sesuatu kasus daerah, banyak terdorong oleh kepentingan politik seketika dari parpol-parpol yang bersangkutan. Lebih-lebih lagi dilakukan tanpa mempelajari dengan seksama inti masalahnya. Hal ini lebih-lebih lagi perlu diperhatikan bila masalahnya menyangkut kasus daerah, seperti Papua, Maluku , Aceh dan lain-lain. Yang mendorong Muridan mengapa ia memilih tema ini, dijelaskannya sbb: Konflik-konflik yang ada di antara masyarakat sekarang ini mendorong saya untuk melihat bagaimana sebetulnya konfigurasi masyarakat Indonesia Timur pada masa lalu. Seperti yang dinyatakan dalam penjelasan Muridan, tesisnya menyangkut perjuangan lama yang dilakukan oleh kaum pemberontak Maluku dan Papua melawan VOC (Verenigde Oostindische Compagnie) dalam periode antara kira-kira 1780 - 1810, yang berlangsung di bawah pimpinan Pangeran Nuku dari Tidore. Dengan bantuan orang-orang Inggris kekuatan perjuangan Maluku dan Papua Nuku berhasil merebut kembali kesultanan Bacan dan
[mediacare] Fw: Palu Arit di Ijazah Inzjenier Subagyo
- Original Message - From: B.DORPI P. To: !B.DORPI P. Sent: Tuesday, September 11, 2007 2:28 AM Subject: Re.: Palu Arit di Ijazah Inzjenier Subagyo Yuli Ahmada [EMAIL PROTECTED] com 10 Sept 07 Posted to Kobar-kobari at 9/10/2007 09:45:00 PM Palu Arit di Ijazah Inzjenier Subagyo Para mahasiswa lulusan universitas di Moskow periode 1960-an jadi incaran setelah pagebluk politik 30 September 1965. Jika tak dibunuh, mereka dikurung tanpa peradilan. Tapi ada orang Surabaya yang lolos dari kedua-duanya. Namanya Subagyo, titelnya inzjenier-agronom alias insinyur pertanian. Pada 1 September lalu, dia berusia tepat 69 tahun. Semua rambutnya memutih tapi berbicara layaknya pemuda. Suka humor, terutama ketika menertawakan nasibnya sendiri. Sekarang ya kere begini, kata Subagyo kepada Surya di rumahnya, Jl Gayungsari, Jumat (7/9). Keberangkatan Subagyo ke Uni Soviet bermula dari pameran pendidikan di Jogjakarta, 1959. Saat itu dia mahasiswa semester empat jurusan Kedokteran Hewan di UGM. Ayahnya, Kusno, kuat membayari kuliahnya karena bekerja sebagai klerk alias juru tulis kantor notaris keturunan Belanda di Surabaya. Subagyo adalah anak keenam dari 11 bersaudara. Ia terbiasa hidup susah sehingga ingin mengubah nasib. Tapi kuliahnya di UGM tak lancar. Dosen-dosennya hasil pendidikan zaman Belanda, standarnya susah banget, ujarnya. Itu sebabnya, dia nekat mendaftar jurusan ilmu pertanian di Universitas Persahabatan Bangsa-bangsa 'Patrice Lumumba' atau Universitet Drushba Narodov di Moskow. Lamarannya saya tulis pakai bahasa Indonesia. Setelah diterima, saya langsung ke Kedubes Uni Soviet di Jakarta, pamit bapak di Surabaya cuma lewat telepon, katanya. Sesampai di Jakarta, ternyata dia harus mengurus paspor dulu ke Surabaya. Jadilah dia pamit bapaknya. Tak lama kemudian, Subagyo terbang ke Moskow via India menumpang Super Constalation milik Air India. Dari India ke Moskow dengan pesawat TU 104. Itu aslinya pesawat tempur tapi dimodifikasi untuk bawa penumpang, kenangnya. Moskow di bulan Desember 1959 itu sedang musim dingin, sementara Subagyo hanya berbekal beberapa potong baju ala Indonesia. Lain sekali dengan persiapan enam kawan sepesawatnya, antara lain, Tumbu Tri Iswari Astiani, istri bekas Kabulog Rahardi Ramelan. Setamat kuliah, Subagyo pulang menjelang 30 September 1965. Aku disubyo-subyo (dielu-elukan) , dikenalkan ke orang-orang penting di kantor PNI dan PKI, kenangnya. Tapi sampai kini, dia tidak tercatat sebagai anggota partai itu. Sepulang kuliah itu, Subagyo masih bisa pilih-pilih pekerjaan yang sekiranya enak meski sudah pasti jadi pegawai negeri karena ada ikatan dinas. Tapi akhirnya dia memilih jadi dosen di Universitas Udayana, Bali yang baru didirikan. Situasi sudah panas saat itu. Unjukrasa menghujat PKI marak juga di Bali. Kabar pembunuhan mulai terdengar. Sadar dirinya gampang dikait-kaitkan dengan partai itu, Subagyo pun menyingkir ke Banyuwangi. Nggak takut gimana, ijazah saya ada gambar palu-aritnya. Bisa-bisa saya dianggap anggota PKI, ujarnya. Selama di Banyuwangi, dia bekerja di kebun kopi milik pensiunan tentara dan orang Tionghoa. Mereka tahu saya lulusan Moskow tapi yang penting, kan, nggak lapor ke Koramil, ujarnya. Menurut dia, zaman itu tidak ada razia di bus-bus sehingga dirinya sesekali bisa tetap mengajar di Denpasar. Yang gawat itu kalau ada Operasi Kalong atau drop-dropan (pengerahan milisi oleh tentara), kenangnya. Demi bertahan hidup, Subagyo tak pernah menunjukkan ijazah aslinya dari Moskow, termasuk kepada mertuanya. Ijazah saya ini dulu dibuntel (dibungkus rapat) sama istri saya, katanya. Untuk keperluan melamar kerja, dia cukup menunjukkan surat keterangan lulus dari Moskow yang dikeluarkan Departemen Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan, 12 Agustus 1965. Subagyo juga punya surat keterangan berkelakuan baik dan tidak terlibat perkumpulan/ partai terlarang. Surat itu dikeluarkan Komando Ressort Kepolisian VII, Pasar Minggu, Djakarta tanggal 27 April 1967. Saya bisa dapat itu karena di kota. Jadi, tidak ada verifikasi seperti kalau di desa, ujarnya. Perasaan was-was Subagyo muncul lagi ketika menerima surat dari Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kartini Abubakar, 30 Juli 1977. Surat itu mengabarkan, proses penilaian ijazahnya sudah selesai dan bisa diambil sendiri (digarisbawahi) di Jakarta. Wah, ini kalau diambil kan sama dengan kutuk marani sunduk. Saya nggak mau, katanya. Semua temannya yang dia temui belum lama ini ternyata juga tak ada yang menggubris surat itu. Sesudah masa itu, Subagyo bersiasat terus agar lolos dari incaran aparat. Indoktrinasi yang lazim disebut Penataran P4 pun dia ikuti. Saya dulu sampai hafal butir-butir Pancasila itu, tapi sekarang nggak ada yang berbekas itu, ujarnya. Lain dengan penguasaan bahasa Rusia-nya yang masih awet. Tapi jujur saja, sampai sekarang perasaan khawatir itu belum hilang sama sekali, akunya. yuli ahmada
[mediacare] Jalan-Jalan ke Negeri Mullah
Salam.. Apakah anda masih penasaran dengan Negeri Persia ini? Lihatlah langsung negeri ini, anda baru bisa berkomentar tentang negeri ini. Salah satu situs ziarah yang layak dikunjungi di Negeri Persia ini adalah kota Mashad. Mashad adalah kota ziarah paling terkenal di Iran. Kota ini terletak di timur laut Iran. Kata mashad berarti tempat syahadah karena di kota inilah salah seorang cucu Rasulullah SAW bernama Ali bin Musa Ar-Ridho gugur syahid. Mashad saat ini menjadi salah satu kota tujuan utama kunjungan para peziarah dan wisatawan, dalam dan luar negeri, karena keberadaan makam Imam Ali Ar-Ridho tersebut. Mashad menjadi kota tumpuan para peziarah yang ingin memanjatkan doa dan harapan kepada Allah, melalui salah seorang hamba-Nya yang saleh, Imam Ali bin Musa Ar-Ridho. Untuk mendapat keterangan lebih lanjut, anda bisa lihat situs kami, www.persia-tour.com. Jika anda tertarik untuk berziarah dan berwisata ke Iran, kami akan akan memberikan pelayanan dan harga yang bagus. Untuk itu, anda bisa hubungi kami melalui email, [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Jadikan tempat ziarah Negeri Persia ini sebagai alternatif ziarah plus umrah di bulan Ramadhan. Alireza ALatas, Teheran - Luggage? GPS? Comic books? Check out fitting gifts for grads at Yahoo! Search.
[mediacare] Kumpulan berita tentang gugatan Suharto lawan Time
Kumpulan berita tentang gugatan Suharto lawan majalah Time Berita tentang dimenangkannya gugatan Suharto terhadap majalah Time dengan putusan oleh Makamah Agung bahwa majalah tersebut harus membayar 1 triliun Rupiah (artinya 1000 miliar Rupiah) karena dituduh merugikan nama baik Suharto agaknya akan berbuntut panjang sekali dan juga akan menimbulkan banyak sekali reaksi, baik di Indonesia maupun di luarnegeri. Seperti kita ketahui, majalah Time dalam penerbitannya tanggal 24 Mei 1999 telah menyiarkan laporan panjang dan rinci tentang besarnya korupsi Suharto beserta keluarganya, dan tentang jumlah kekayaan Suharto yang diduga dari hasil penyalahgunaan kekuasaan selama ia menjadi presiden. Mengingat pentingnya arti putusan Mahkamah Agung ini dan juga arti pentingnya masalah parahnya korupsi yang dilakukan Suharto bagi kehidupan politik dan moral bangsa, maka website http://perso.club-internet.fr/kontak) telah membuka rubrik khusus yang berjudul Kumpulan berita tentang gugatan Suharto lawan majalah Time. Dalam kumpulan ini disajikan berbagai berita dan pandangan atau pendapat, dengan maksud untuk dipakai sebagai bantuan bagi banyak orang untuk selalu bisa mengikuti masalah penting ini. Di samping itu, suatu tulisan yang berusaha mencoba menelaah -- dari berbagai segi -- apa arti keputusan Mahkamah Agung yang memenangkan gugatan Suharto lawan majalah Time sekarang sedang dipersiapkan dan akan diedarkan dalam beberapa hari yang akan datang. A. Umar Said No virus found in this outgoing message. Checked by AVG Free Edition. Version: 7.5.485 / Virus Database: 269.13.14/999 - Release Date: 10/09/2007 17:43
[mediacare] Fwd: Reminder: Kuliah Umum Mantan PM Timor Leste ttg Alternatif thd Neoliberalisme, UI - 12 Sept.2007
mohon maaf atas cross-posting. gs. Undangan Kuliah Umum Pembicara: Mari Alkatiri (mantan Perdana Menteri Republik Demokratik Timor Leste /República Democrática de Timor-Leste) Topik: Membangun Alternatif terhadap Globalisasi Neoliberal Hari/Tanggal: Rabu, 12 September 2007 Pukul: 10.00 WIB - selesai Tempat: Gedung C lantai 2, FISIP Universitas Indonesia, Depok Penyelenggara: Dept. Hubungan Internasional, FISIP Universitas Indonesia == Public Lecture: Developing an Alternative for Neoliberal Globalisation by Mari Alkatiri Public Lecture Speaker: Mari Alkatiri (former Prime Minister of República Democrática de Timor-Leste/ Democratic Republic of Timor-Leste) Topic: Developing an Alternative for Neoliberal Globalisation Day: Wednesday, 12 September 2007 Hour: 10.00 Western Standard Time (WIB) Venue: Building C, 2nd Floor, FISIP Universitas Indonesia, Depok Organiser: Dept. of International Relations, FISIP Universitas Indonesia -- PEC - People's Empowerment Consortium Jl.Salemba I/No. 20 JKT 10430 INDONESIA Tel.(+6221)30072278, Fax (+6221) 3914717 Email: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] http://pecsecretariat.multiply.com/ Account No.: 0060004542910 SWIFT: BEIIIDJA006 Bank Mandiri Cabang Jatinegara Timur Bearer of Account: People's Empowerment Consortium garda sembiring e-mail: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Inbox cluttering up with junk? Clean up with Yahoo! Mail.
[mediacare] Petisi Online BISA NONTON EPL GRATIS
Ini dia benang kusut EPL di negeri loh jinawi ini... bisa isi petisi online untuk dibawa ke Pak M Nuh (mudah-mudahan dengar jeritan rakyat kecil macam kita)... bisa juga baca dulu berita di Bisnis Indonesia, Selasa, 11/9/7: PETISI ONLINE http://www.petitiononline.com/mod_perl/signed.cgi?pl01 BERITA TERGRES Selasa, 11/09/2007 11:08 WIB Murdoch cerita di balik kisruhnya siaran EPL oleh : Sylviana Pravita R.K.N. No EPL in my living room. Begitu berangnya Bram terhadap sesuatu yang diyakininya adalah buah dari persaingan bisnis itu sampai-sampai di blog-nya dia menyebut serapah d**n. Yang lainnya, ada surat pembaca yang menyebut: Dengan Rp200.000 saya sudah mendapatkan keamanan dan kenyamanan hiburan televisi yang saya harapkan, terlebih dengan ditayangkannya EPL di Astro. Yup, banyak suara dengan banyak nada pula soal si kulit bundar yang dimainkan dengan manuver-manuver cantik oleh para pria yang masuk dalam liga utama Inggris a.l. Liverpool, Arsenal, Chelsea, dan Manchester City itu. Dalam sebuah wawancara televisi, Ketua PSSI Nurdin Halid menyebut tontonan itu mampu menyedot perhatian dari sedikitnya 40 juta pasang mata. Adalah Amelia Hezkasari Day, mantan anggota Komisi Penyiaran Indonesia, yang selama dua pekan terakhir bersama timnya a.l. konsultan bisnis Media Mary Osmond, mengulik, cari tahu soal itu. Dua pekan terakhir mereka berkutat dan kemarin mereka sampai pada satu kesimpulan: Rupert Murdoch ada di balik hilangnya EPL di layar kaca stasiun televisi free-to-air. Dia bilang sesuai laporan penelitian itu, semua hal yang akhirnya berujung pada sesuatu yang disebutnya konspirasi kapitalisme media global di Indonesia itu, dimulai alurnya melalui dua buah peristiwa. Pertama, saat ada keputusan ESPN Star Sports (ESS) mewajibkan semua televisi berbayar di Indonesia, jika tetap mau mengambil program mereka, harus melalui Direct Vision yang ada di Indonesia (Astro Nusantara) yang juga dimiliki oleh Astro Malaysia. Kasus ini lantas diselesaikan oleh Menkominfo saat itu Sofyan A. Djalil, dengan ancaman akan melarang program ESS masuk ke Indonesia, jika tetap dengan keputusannya dan akhirnya ESS menarik keputusannya itu. Kedua, saat ESS melakukan tender untuk EPL di kawasan Asia akhirnya ditunjuk untuk kawasan regional Malaysia, Indonesia, dan Brunei Darussalam 'dimenangkan' oleh Astro All Asia Network yang berkedudukan di Malaysia dan memasukkannya ke Indonesia secara langsung ke Direct Vision. Maka, bila dilihat pada alur itu, kekisruhan terjadi oleh tiga pelaku, yaitu ESS, Astro All Asia Network, dan Direct Vision yang dimiliki Astro Malaysia. Dari situ, penelitian itu lantas menarik garis pada siapa pemenang tender EPL di dunia, yaitu BskyB dan Setanta, serta siapa pemiliknya di belakang. Amelia menuturkan penelitian itu mengungkapkan pertandingan antarklub yang tergabung dalam EPL punya angka hak siar itu yang tak tinggal diam. Naik terus. Pada 1992, transaksi hak siar EPL dari luar Inggris dan negara-negara Commonwealth (foreign rights) hanya sekitar 305 juta. Pada 1996, hak siar dunia mencapai 670 juta. Dan, target musim tanding 2007-2008 telah dipatok 1,3 miliar! Sejak 1992, hak siar EPL itu diberikan secara eksklusif kepada lembaga penyiaran berlangganan yang berkedudukan di Inggris BSkyB untuk penayangan seluruh Inggris Raya. BskyB sendiri adalah perusahaan yang dimiliki oleh News Corporation (NewsCorp) dengan Rupert Murdoch sebagai penjaga gawangnya. Lantas, BskyB dan NewsCorp bersama Disney memiliki ESS yang main di penyediaan konten olah raga di kawasan Asia. Itu soal Rupert Murdoch. Lalu apa hubungannya dengan Astro? Soal yang satu ini penelitian Amelia menyebutkan sebuah nama: David Butorac. Butorac pernah bekerja selama 14 tahun di BskyB, di situ dia menjabat sebagai Head of Operations dan Station Manager. Butorac lantas pindah bekerja empat tahun di Astro All Asia Network dan menjabat menjadi Chief Operating Officer. Dan, pada 14 November 2006 hingga hari ini, dia bergabung dengan Star TV. Data dalam penelitian saya dan kawan-kawan itu akhirnya berujung pada konspirasi kapitalis media global di Indonesia yang mulai 'mengubek-ubek' industri televisi di Indonesia. Semua permainan ini ada di tangan Newscorp, Rupert Murdoch, kata Amelia pedas. Pemerintah dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pun diminta tidak terjebak atau ikut dalam konspirasi media global itu. ANTV dan Lativi ditunjuk Amelia sebagai dua televisi swasta nasional yang lekat di benak dan kocek Murdoch. Persaingan tak sehat Selain Amelia cs, tiga penyelenggara televisi berlangganan di Indonesia juga menunjuk penayangan EPL disinyalir kuat menciptakan persaingan usaha tidak sehat lewat pernyataan tertulis bersama. Pernyataan tertulis bersama itu diteken oleh Wakil Dirut PT MNC Sky Vision Tbk (Indovision) Handhi S. Kentjono, Dirut PT Indonusa Telemedia (Telkom Vision) Rahadi Arsyad, dan Corporate Secretary PT Indosat M2 Vision Andri Aslan. Mereka mensinyalir terdapat upaya berkesinambungan dari
[mediacare] Asians find common ground in Buddha
http://www.atimes.com/atimes/South_Asia/II12Df02.html Sep 12, 2007 Asians find common ground in Buddha By Raja M MUMBAI - A major Indian-Sri Lankan film on Gotama the Buddha [1] was announced at the picturesque seaside hotel Taj Lands End in Mumbai on August 27. To be made by well-known Indian director Shyam Benegal, the film is to be shot on a massive 400-hectare set outside Colombo. Mumbai-based Beyond Dreams Entertainment and the Light of Asia Foundation of Sri Lanka are producing the film. This joint film, in the 2,550th anniversary year of the passing away of the Buddha, is another indicator of how strife-torn Asian countries are increasingly finding common ground in his heritage. Taiwan, Thailand, South Korea and Japan lead in funding and supporting major projects in India related to the Buddha's teaching, the most significant being the historic Global Vipassana Pagoda close to completion in Mumbai (see India rediscovers its Buddha roots, Asia Times Online, February 24). A respectful repository for the bone relics of the Buddha, the Global Pagoda - the world's largest meditation hall encompassed in the biggest dome stone monument ever built without supporting pillars - is evolving as one of the most inspiring tourist attractions in Asia. With members of Thailand's royal family, Chinese entrepreneurs, Thai artists and members of the Myanmar junta coming to Vipassana meditation centers such as Dhamma Giri near Mumbai (it receives more than 3,000 applications for its two 10-day residential courses each month), the Buddha's teaching for inner change could be a significant aspect of the 21st century being Asia's century, or India's century. Obviously, the world can't change for the better if the individual doesn't. Proof of increasing acceptance of the Buddha's universal teaching is the word-of-mouth popularity of courses taught by Satya Narayan Goenkaji now being practiced in more than 100 countries. Vipassana, the practical quintessence of the Buddha's teaching, is being accepted by educational institutes such as the elite Indian Institute of Technology, major corporate houses, India's nuclear research facilities, and maximum-security prisons such as New Delhi's Tihar Jail and Donaldson Prison in Bessemer, Alabama. The attitudinal change toward the Buddha is emerging primarily through two extraordinary Asians: Burmese-born, now Mumbai-based retired Indian industrialist S N Goenkaji and his late teacher Sayagyi U Ba Khin, the first accountant general of independent Burma (now Myanmar). U Ba Khin (1899-1971) was the visionary who enabled more people outside Burma to practice the Buddha's practical mind technology. He also used Vipassana in enhancing public administration, such as removing corruption in various governmental departments given to his charge by prime minister U Nu, by conducting Vipassana courses in his office. Goenkaji, 82, honored last May by the president and prime minister of Sri Lanka in Colombo as a great ambassador of the Buddha's teachings, furthered his teacher's mission by not just returning Vipassana to India, the country of its origin, but also by tirelessly working with monks and scholars in Asian countries to remove myths and misconceptions about the Buddha - most ridiculous of which is that the Buddha was a reincarnation of a Hindu god and that his teachings are pessimistic. This is a historic moment for South Asian cinema, Beyond Dreams Entertainment Ltd chief executive officer Yash Patnaik told the media conference to launch the film. We are about to tell the story of a man - Gotama Buddha - who was born in the Indian subcontinent and redefined the way the world thinks. Buddha's philosophy is more contemporary today than ever before. Patnaik is right about the relevance of the Buddha's teaching but is inaccurate in calling it a philosophy. The Buddha's practical and experience-based teaching is being seen as not an intellectual debating game for philosophers and bearded sages, but as a pragmatic, realistic path to benefits here and now - as outlined by research papers being published by practicing psychiatrists, physicians and technology pundits - with the aim of the practice being to liberate oneself from being slave to one's own mind, vanquish the dangerous inner demons of impurity within, and develop wisdom to live a wholesome life full of compassion to oneself and others. The changed outlook toward the Buddha's teaching can be ranked as one of the most important paradigm shifts in human thought in past five decades, with the meaning of spirituality itself now gradually transformed from being dismissed as vague, unrealistic, religious ideals to being seen as a rigorous, mental workout very much needed in corporate boardrooms, newsrooms to classrooms, to cope with the ever-changing realities in one's world. Vipassana, for instance, involves summoning courage to cross many deep mental and
[mediacare] Indonesia Perlu Belajar dari India dalam Sediakan Buku Literatur Murah
http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=306605kat_id=248 Selasa, 11 September 2007 20:20:00 Indonesia Perlu Belajar dari India dalam Sediakan Buku Literatur Murah Brisbane-RoL-- Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI di KBRI Canberra, Dr.R.Agus Sartono, MBA, menyampaikan kepuasannya atas selesainya penyelenggaraan Konferensi Internasional Pelajar Indonesia (KIPI) 2007 di Sydney, pekan lalu, yang antara lain merekomendasikan perlunya ketersediaan buku-buku bacaan dan literatur internasional terbaru dengan harga murah di Tanah Air. Kepada antara yang menghubunginya dari Brisbane, Selasa, Agus mengatakan, rekomendasi KIPI yang diikuti sekitar 220 utusan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) dari Belanda, India, Italia, Jepang, Malaysia, Mesir, Australia itu akan sangat mendukung upaya meningkatkan minat baca anak-anak dan pelajar di Tanah Air. Dalam hal ini, India adalah salah satu contoh negara yang berhasil dalam penyediaan buku-buku dan literatur berharga murah ini. Melalui publisher (penerbit) internasional yang bekerja sama dengannya, India mencetak buku-buku referensi asing di dalam negeri dengan harga yang murah. Hal ini tentu sangat mendukung upaya meningkatkan minat baca anak anak dan pelajar, katanya. Agus mengatakan, dari KIPI 2007 yang berlangsung di kampus Universitas New South Wales (UNSW) pada 8-9 September itu, terungkap pula pandangan bahwa Indonesia bisa belajar dari pengalaman India dalam memanfaatkan brain drain untuk memajukan negaranya. Sebagian peserta konferensi bertema Membangun Daya Saing Bangsa: Menetap di Luar Negeri atau Kembali ke Tanah Air itu justru melihat Indonesia bisa belajar dari India yang memiliki lebih dari 200 assosiasi di luar negeri, katanya. India bahkan memanfaatkan potensi warga India di luar negeri. Oleh karena itu Indonesia harus memanfaatkan jejaring pelajar Indonesia di luar negeri dan tidak perlu ada dikotomi antara tinggal di luar negeri dengan nasionalisme, katanya. Terkait dengan masalah ini, para peserta KIPI juga melontarkan pemikiran tentang perlunya mengotimalkan peran dan jejaring pelajar Indonesia di luar negeri. Mereka juga merekomendasikan perlunya memberikan insentif berupa pembebasan biaya fiskal kepada para pelajar Indonesia yang belajar di luar negeri, dan menghidupkan kembali pinjaman siswa (student loan) mengingat semakin mahalnya biaya pendidikan sehingga tidak semua putra bangsa yang cerdas mampu melanjutkan studinya. Peserta KIPI 2007 juga merekomendasikan agar pilihan pelajar untuk tetap bekerja di luar negeri tidak disikapi secara negatif atau pun ancaman terjadinya brain drain, katanya. Pertanyaan yang menggelitik sempat terlontar. Jika mampu mengekspor tenaga terdidik lebih banyak mengapa tidak dilakukan? Karena selain mendatangkan devisa, (pengiriman lebih banyak tenaga kerja terdidik itu) juga dapat menghilangkan 'stereotyping negative' (anggapan negatif) tenaga kerja Indonesia akibat massifnya pengiriman tenaga kerja Indonesia (TKI). Rekomendasi yang penting lainnya adalah Pemerintah diminta tidak lagi memberikan apresiasi yang lebih tinggi kepada ekspatriat (pekerja asing) dibanding dengan tenaga kerja dan ahli domestik meskipun kemampuannya sama, katanya. Agus selanjutnya mengatakan, masalah strategis lain yang perlu mendapat perhatian adalah soal perlunya penyederhanaan proses penyetaraan ijazah lulusan luar negeri karena selama ini, alumni luar negeri sering mengalami kesulitan dalam mendapatkan penyetaraan gelar akademik yang diperoleh. Mengapa proses penyetaraan ijazah ini tidak diserahkan saja kepada Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI di masing-masing negara? tanya Agus. Para peserta KIPI 2007 juga mengusulkan perlunya urusan perguruan tinggi dilakukan oleh departemen tersendiri dan urusan pendidikan dasar serta menengah dikelola tersendiri. Dengan demikian pengelolaan pendidikan akan lebih terfokus, katanya. Ketersediaan anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBN, serta pendanaan untuk kegiatan riset juga merupakan rekomendasi penting lainnya yang dihasilkan dari KIPI 2007, katanya. Mengenai arahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menerima para peserta KIPI 2007 di Hotel Four Seasons Sydney tempatnya menginap selama mengikuti pertemuan puncak Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC), Agus mengatakan, arahan Kepala Negara tentang nasionalisme tidak harus diartikan secara sempit patut diperhatikan. Nasionalisme tidak bisa diukur dengan keberadaan seseorang. Artinya pilihan untuk kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan studinya atau tetap bekerja di luar negeri dalam kaitannya membangun daya saing bangsa tidak perlu diperdebatkan apalagi dikaitkan dengan wacana nasionalisme, katanya. Dalam acara pertemuan para peserta KIPI 2007 dengan Kepala Negara yang berlangsung di Ballroom Hotel Four Season itu, hadir antara lain Menlu Nur Hassan Wirajuda, Mensesneg Hatta Radjasa, Menpora Dr. Adhiyaksa Dault, Menteri KLH, Ir. Rachmat
[mediacare] MUI Madiun Keluarkan Fatwa Larangan Sebarkan Ajaran dari Langit
REFLEKSI : Megawati sambil menyanyikan lagu Maju Tak Gentar menunggu pangsit dan wangsit guna mencalonkan diri menjadi Presiden NKRI. Sekalipun Megawati satu-satunya wanita [ibu rumahtangga] calon caper, agaknya ada orang yang lebih hebat bernama Rusmiyati telah ditunjuk oleh langit sebagai Ratu Adil, juru selamat, dan panglima perang wanita melawan tipu daya iblis. Banyak komentar menyatakan bila Rusmiyati mencalonkan diri sebagai presiden NKRI pasti akan menang, karena ditunjuk oleh langit. Apa komentar Anda sebagai pembaca dan pemilih dalam pemilu. http://www.republika.co.id/online_detail.asp?id=306609kat_id=23 Selasa, 11 September 2007 21:24:00 MUI Madiun Keluarkan Fatwa Larangan Sebarkan Ajaran dari Langit Madiun-RoL-- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Madiun, Jawa Timur akhirnya memutuskan atau mengeluarkan fatwa melarang ajaran dari langit (bersumber dari mimpi) yang disampaikan oleh Rusmiyati (51) warga Jalan dr. Cipto Nomor 3, Kelurahan/ Kecamatan Kartoharjo, Madiun, yang selama ini mengaku telah ditunjuk sebagai Ratu Adil, Selasa. Ketua MUI Kota Madiun, Sutoyo, mengatakan pengambilan keputusan tersebut setelah Rusmiyati memenuhi pemanggilan kedua MUI Kota Madiun untuk berdialog. Kami mengajak berdialog bu Rusmiyati untuk membahas dan mengkaji satu persatu tujuh naskah ajaran dari langit yang ia susun di hadapan para pengurus MUI Kota Madiun, katanya. Menurut dia, dalam dialog tersebut Rusmiyati diminta menjelaskan dan menerangkan ajaran-ajaran dari langit yang ia peroleh melalui petunjuk dari mimpi-mimpinya itu. Semula dalam dialog tersebut, lanjut dia, Rusmiyati dan pengurus MUI Kota Madiun sempat bersitegang. Pasalnya, Rusmiyati tetap bersikukuh pada keyakinan dan pendiriannya bahwa dirinya telah ditunjuk untuk menyampaikan ajaran dari langit pada seluruh umat manusia di dunia, sedangkan pengurus MUI Kota Madiun mengkaji ajaran yang disampaikan itu dari kaca mata Al Qur'an dan hadits. Setelah berdialog dan mengupas satu per satu isi tujuh naskah ajaran dari langit akhirnya pengurus MUI Kota Madiun mengeluarkan tiga keputusan/fatwa yaitu pertama, menghimbau kepada Rusmiyati yang mengaku sebagai Ratu Adil agar kembali ke Al Qur'an dan hadis. Kedua, menghimbau kepada Rusmiyati untuk belajar dan memperdalam ilmu agama dan menyarankan mendapat bimbingan alim ulama dari NU, Muhammadiyah, atau organisasi Islam lainnya. Terakhir menghimbau agar ajaran dari langit tidak disebarluaskan kepada khalayak umum dan cukup untuk dirinya sendiri sebagai pengalaman spiritual, katanya. Pengalaman pribadi atau spiritual tersebut diperoleh dari mimpi-mimpi yang kemudian dituangkan dalam naskah yang diberi judul 'Falsafah Pancasila Obor Perdamaian Dunia' sulit untuk pahami. Oleh karena itu, kata Suyoto, sebaiknya mimpi-mimpi tersebut dipakai sendiri, jangan sampai disebarluaskan untuk umat karena bisa meresahkan masyarakat lainnya. Sebetulnya berdakwah itu diperbolehkan, tapi harus sesuai dengan Al Qur'an dan hadits, jika melenceng dan menyimpang justru akan membuat bingung umat, katanya. Menanggapi hal itu, Rusmiyati masih bersikukuh bahwa petunjuk yang turun kepada dirinya benar dan harus disampaikan kepada umat. Saya belum mendapat jawaban yang melegakan hati saya, kata Rusmiyati yang mengaku telah ditunjuk sebagai Ratu Adil, juru selamat, dan panglima perang wanita melawan tipu daya iblis. Kendati demikian, Rusmiyati mengaku akan menuruti himbauan MUI Kota Madiun untuk mencoba belajar, memperdalam dan memahami lagi Al Qur'an dan hadits. Adapun Falsafah Pancasila obor perdamaian dunia tersebut dijabarkan dalam enam jilid yaitu Falsafah Pancasila buat perdamaian dunia, landasan dasar mencegah kekerasan, mengatasi korupsi, menangani generasi muda yang kurang beruntung, mengatasi zina dan sumber hukum undang-undang anti pornografi. antara/mim
[mediacare] Kado Pahit bagi Pers
nano Biak_Papua http://www.kompas.com/kompas-cetak/0709/12/Politikhukum/3832412.htm Kado Pahit bagi Pers Time Pertanyakan Putusan MA Jakarta, Kompas - Putusan Mahkamah Agung yang menghukum majalah Time edisi Asia untuk membayar ganti rugi Rp 1 triliun kepada mantan Presiden Soeharto menimbulkan banyak pertanyaan. Putusan MA ini, selain mengancam kebebasan pers, juga menyinggung rasa keadilan masyarakat. Fraksi Partai Persatuan Pembangunan amat prihatin dengan putusan kasasi MA. Putusan itu bisa menjadi lonceng kematian bagi pers di Indonesia, ucap Ketua F-PPP di DPR Lukman Hakim Saifuddin, Selasa (11/9). Lukman juga heran, Mahkamah Agung (MA) membutuhkan waktu sedemikian lama, lebih dari enam tahun, untuk memutuskan kasasi. Perkara di bidang pers ini pun ditangani Ketua Muda MA Bidang Pengadilan Militer. Penunjukan Mayjen (Purn) German Hoediarto ini juga dipertanyakan kuasa hukum majalah Time, Todung Mulya Lubis. Putusan MA itu harus ditinjau kembali (PK). MA juga harus menetapkan hakim-hakim agungnya yang tepat, ujar Lukman Hakim. Ketua Komisi III DPR Bidang Hukum Trimedya Pandjaitan dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menilai putusan MA tersebut menyinggung rasa keadilan masyarakat. Bayangkan, Soeharto dapat Rp 1 triliun. Padahal, kita mau mengutak-atik harta kekayaan Soeharto, susahnya bukan main. Eh, sekarang, Soeharto malah dapat pundi-pundi, kata Trimedya. Ditanya apakah ada permainan uang, Trimedya spontan menjawab, Segala kemungkinan bisa terjadi. Ada uang atau ada kekuasaan. Trimedya juga mengatakan putusan MA itu akan mempermalukan Indonesia di mata internasional, khususnya di bidang penegakan hukum. Ditemui seusai diskusi Membedah Undang-Undang No 40/1999 Tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik di Bandung, anggota Dewan Pers, Wina Armada Sukardi, kemarin, mengatakan, putusan MA itu adalah kado pahit menyambut genap sewindu Undang-Undang Pers. Itu dianggap hal tragis dan memukul kemerdekaan pers. Menurut Wina, meskipun Time adalah majalah asing, banyak hal dalam prinsip pers dan jurnalistik yang seharusnya bersifat universal. Wina melihat sekarang masih ada pihak dengan cara-cara tertentu tidak dapat menerima kebebasan pers. Ini senada dengan pendapat Todung. Todung Mulya Lubis mengatakan, putusan itu sudah keluar terlebih dahulu ke masyarakat sebelum diterimanya dan ini tidak patut dilakukan. Penggembosan Todung menilai putusan MA tersebut merupakan salah satu bentuk penggembosan terhadap proses hukum yang kini ditempuh oleh Kejaksaan Agung (Kejagung). Putusan itu dikeluarkan pada saat Kejagung gencar mempersoalkan Soeharto di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Ketua MA Bagir Manan mengatakan, penunjukan Ketua Muda MA Bidang Pengadilan Militer itu karena MA tidak mengenal sistem kamar. Ini cuma urusan pembagian pekerjaan saja, ujar dia. Sementara itu, German Hoediarto juga membantah jika statusnya sebagai purnawirawan dikaitkan dengan perkara itu. Saya clean betul. Tidak ada beban. Tidak ada yang nginjak, ujarnya. Ditanya mengapa perkara baru diputus Agustus 2007 (perkara sejak 2001), German mengatakan, Mana saya tahu. Perkaranya baru sampai ke saya sekarang (2007). (ana/sut/CHE)
[mediacare] Bangsa Tunailmu
REPUBLIKA Selasa, 11 September 2007 Bangsa Tunailmu Oleh : Ahmad Syafii Maarif Dalam Pembukaan UUD '45 ditegaskan bahwa di antara tugas pemerintah adalah ''mencerdaskan kehidupan bangsa''. Rumusan semacam ini bukan tanpa latar belakang historis yang sarat dengan kegetiran; ia tidak muncul secara tiba-tiba. Akarnya menjalar jauh dan dalam. Sebagai bangsa bekas jajahan, para perumus UUD kita menyadari betul betapa gelapnya otak bangsa ini jika tingkat buta huruf masih sangat tinggi, yaitu pada tahun 1945 sekitar 90 persen. Tahun 2007, persentasenya, berkat kemerdekaan, memang sudah terbalik, yaitu sekitar 90 persen sudah melek huruf, sekalipun sebagian (besar?) belum tentu tamat SD. Dari sisi ini, betapapun masih rendahnya tingkat kecerdasan rakyat, kita wajib mensyukuri kemerdekaan bangsa ini. Tanpa kemerdekaan, kita tetap saja dalam posisi bangsa budak. Tetapi, fokus perhatian kita kali ini bukan di situ. Yang hendak disoroti adalah kenyataan bahwa tingkat keilmuan bangsa ini secara keseluruhan masih di bawah standar. Dengan kata lain, dibandingkan dengan negara tetangga yang lebih belakangan mendapatkan kemerdekaan, kita jauh kedororan. Ambillah contoh Malaysia yang pada 1950-an dan 1960-an jauh tertinggal oleh Indonesia dan kita mengirim pasukan guru ke sana, sekarang memandang kita dengan sebelah mata. Apalagi dengan berjibunnya TKI/TKW kita mengadu nasib ke sana, negeri jiran ini telah menganggap kita sebagai bangsa dan negara yang tidak serius mengurus dan mengisi kemerdekaan. Kita kehilangan wibawa di depan rakyat negara itu yang sekarang sedang menikmati kemakmurannya, seperti yang sudah disinggung dalam Resonansi sebelum ini. Apa sebenarnya yang terjadi pada tubuh dan jiwa bangsa ini? Mengapa kita masih dalam keadaan stagnasi dalam upaya memajukan bangsa ini agar lebih bermartabat di depan forum dunia? Dalam perspektif perkembangan keilmuan dan teknologi dasar, kita adalah bangsa yang masih tunailmu dan tunateknologi. Penyebab pokoknya tidak lain karena perhatian negara yang diwakili pemerintah selama lebih 60 tahun terhadap dunia pendidikan minim sekali. Kabinet telah jatuh-bangun berulang kali sejak proklamasi, tetapi dunia pendidikan kita tetap saja sebagai kelinci percobaan. Seorang menteri pendidikan biasanya diangkat bukan karena visi dan kemampuannya dalam memajukan pendidikan, tetapi pertimbangan politik kekuasaan jauh lebih dominan. Cara semacam ini merupakan salah satu penyebab utama mengapa politik pendidikan nasional kita seperti kehilangan benang merah, tidak ada kesinambungan antara seorang menteri dengan menteri yang lain dalam berbagai periode. Dengan kenyataan ini dunia pendidikan kita menjadi terombang-ambing oleh kebijakan yang zigzag tanpa visi yang jelas dan itu semua melelahkan kita. Korbannya adalah peserta didik yang tidak mengerti apa-apa mengapa mereka dijadikan ''barang mainan'' puluhan tahun. Akibat jangka panjangnya sangat jelas dan tunggal: Pendidikan kehilangan perpektif masa depan. Ini persoalan yang sangat serius. Sebuah bangsa yang tidak cerdas pasti akan menjadi sasaran obokan pihak lain, tidak peduli apakah jumlah penduduknya besar atau kecil. Beberapa hari yang lalu, dalam penerbangan ke Jakarta, saya kebetulan duduk bersebelahan dengan dekan Fakultas Kedokteran UGM yang sangat prihatin pada kondisi pendidikan di Indonesia. Ujarnya, bagaimana mungkin bangsa ini akan menjadi cerdas manakala tingkat kesejahteraan guru sangat minim, termasuk guru besarnya. Pak dekan ini suami istri adalah profesor, tetapi penghasilan gabungan keduanya berada di bawah pendapatan seorang anggota DPRD tingkat II yang PAD-nya tidak tinggi. Untung saja dekan ini seorang dokter yang masih berpraktik, sehingga ada tambahan penghasilan. Sebuah ironi terlihat di sini: Seorang profesor dengan kualifiasi PhD atau doktor lulusan perguruan tinggi dalam negeri dilecehkan oleh penghasilan seorang politikus kelas kabupaten atau kota yang menjadi anggota DPRD. Anda mau contoh yang lebih konkret tentang ironi ini? Adalah Profesor T Jacob yang punya reputasi dunia dan seorang penulis prolifik, mantan rektor UGM, sekalipun sudah pensiun, masih tinggal di rumah dinas karena tidak mampu membuat rumah untuk keluarga kecilnya. Yang bernasib begini banyak sekali. Manusia tipe Profesor Jacob yang tidak mau bergeser sedikit saja dari posisi seorang ilmuwan harus rela hidup tanpa rumah pribadi sampai usia tuanya. Begitu juga nasib sejarawan almarhum Profesor T Ibrahim Alfian yang telah mewariskan beberapa karya tulis penting untuk bangsa ini, di saat wafatnya kita melayat ke rumah dinasnya di lingkungan kampus UGM. Pendapatannya selama berkarier sebagai ilmuwan yang PNS tidak mampu menolong hari tuanya untuk sekadar punya tempat berteduh. Inilah di antara panorama yang tak sedap dipandang di sebuah bangsa kaya, tetapi tidak menghargai ilmu, bangsa tunailmu. Pertanyaan pungkasannya adalah: Sampai berapa lagi mendung tebal yang
[mediacare] Keterangan Pers Felix Fernandez, SH., CN
Please visit: http://groups.yahoo.com/group/solidaritas_flotim -- KETERANGAN PERS Pengadilan Negeri Larantuka pada hari ini, Kamis 30 Agustus 2007, mengadili perkara dugaan tindak pidana korupsi dalam kasus Tanah Weri. Perkara dugaan tindak pidana korupsi Felix Fernandez, SH, CN terdaftar dengan Nomor: 52/Pid.B/2007 PN LTK diadili oleh hakim Fransiskus Arcadius Ruwe, SH yang juga Ketua Pengadilan Larantuka, didampingi oleh Hajar Widiantoro, SH dan Ida Bagus B. Putera, SH sebagai hakim anggota. Jaksa Penuntut Umum Chandra Ari Wijaya, SH mendakwa Felix Fernandez, SH, CN dengan dakwaan berlapis, yaitu dakwaan primair melanggar pasal 2 ayat 1 jo pasal 18 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Pasal 2 ayat 1 Undang-undang Tindak Pidana Korupsi berbunyi : Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup, pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp. 200.000.000, 00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah); Dakwaan Subsidair melanggar pasal 3 ayat 1 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang berbunyi: Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). DAKWAAN SUBSIDAIR Didakwa melanggar Pasal 3 jo Pasal 18 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagimana diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo pasal 55 ayat 1 ke- 1 KUH- Pidana yang berbunyi; Pasal 3: Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (duapuluh) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Pasal 18 Undang-undang Tindak Pidana Korupsi yang berbunyi: Ayat 1: Selain pidana tambahan dimaksud dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, sebagai pidana tambahan adalah: a. perampasan barang bergerak yang berwujud atau yang tidak berwujud, barang tidak bergerak yang digunakan atau diperoleh dari tindak pidana korupsi, termasuk perusahaan milik terpidana di mana tindak pidana korupsi dilakukan, begitu harga dari barang yang menggantikan barang tersebut; b. pembayaran uang pengganti yang jumlahnya sebanyak-banyaknya dengan harta benda yang diperoleh dari tindak pidana korupsi; c. penutupan usaha atau sebagian perusahaan untuk waktu paling lama 1 (satu) tahun; d. pencabutan seluruh atau sebagian hak-hak tertentu atau penghapusan sebagian keuntungan tertentu, yang telah atau dapat diberikan oleh Pemerintah kepada terpidana. Ayat 2: Jika terpidana tidak membayar uang pengganti sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b paling lama dalam waktu 1 (satu) bulan sesudah putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, maka harta bendanya dapat disita oleh Jaksa dan dilelang untuk menutupi uang pengganti tersebut; Ayat 3: Dalam hal terpidana tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk membayar uang pengganti sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b, maka dipidana dengan pidana penjara yang lamanya tidak melebihi ancaman maksimum dari pidana pokoknya sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang ini dan karenanya pidana tersebut sudah ditentukan dalam putusan pengadilan. Pasal 55 ayat 1 ke- 1 KUH- Pidana 1. Dipidana sebagai pelaku tindak pidana: 1. mereka yang melakukan, menyuruh melakukan dan yang turut serta melakukan perbuatan; Sesudah Jaksa Penuntut Umum Chandra Ari Wijaya, SH membacakan Surat Dakwaan, Majelis Hakim mempersilahkan Tim Penasehat Hukum Terdakwa Felix Fernandez, SH, CN yang terdiri dari : Petrus Bala Pattyona,SH,MH, Philipus Fernandez,SH dan Josep P. Dathon,SH, langsung mengajukan Tangkisan / Eksepsi berupa keberatan terhadap prosedur penyidikan hingga penyusunan Surat Dakwaan. Tim Penasehat Hukum Terdakwa Felix Fernandez, SH, CN menyoroti
[mediacare] Maaf..
Assalamu'allaikum Wr.Wb. Marhaban ya Ramadhan. Mohon Maaf Lahir Bathin Selamat Menunaikan Ibadah Puasa 1428 H Semoga ibadah kita di tahun ini lebih baik lagi dan diterima Allah SWT Aamiin.. Wassalam, Afnita Sari PR Dept. Mal Kelapa Gading Jl. Boulevar Raya Blok M Kelapa Gading Permai Jakarta Utara 14240 Phone +62 21 453 1101 Fax +62 21 453 3433 clip_image001.jpgCitrus Punch Bkgrd.gif
[mediacare] Romo Frans Amanue, Pr ; Di Balik Jubah Imamat
Please visit: http://groups.yahoo.com/group/solidaritas_flotim --- Romo Frans Amanue, Pr ; Di Balik Jubah Imamat http://www.google.com/search?q=Romo+Frans+AmanuebtnG=Searchhl=enclient=operarls=en Kalau mau mengakui, setiap orang pasti pernah merasa kagum dan simpati terhadap orang lain yang dijumpainya, entah apapun alasannya. Hal ini saya katakan dari pengalaman harian perjumpaan seorang pribadi yang kini masih segar dalam ingatan. Apalagi ditengah porak-porandanya reformasi, hadirlah seorang tokoh yang memproklamirkan dan diproklamirkan dirinya sebagai pahlawan kebenaran, dan keadilan, menyuarakan suara umat/ masyarakat yang tidak bersuara. Memandang tubuh kekar, tinggi, tegap dihiasi dengan ubanan yang kurang terurus, murah senyum mengundang simpati, membangkitkan ingatan saya pada tokoh perjuangan Irian Jaya Theo Waylloy yang akhirnya tewas mengenaskan sebelum cita-cita perjuangannya tercapai. Ya, dialah sosok Rm Frans Amanue, Pr tipe India kelahiran Karing-Adonara Timur, yang sangat berani mengontrol segala kebijakan pemerintah khususnya pemerintahan daerah kita tercinta, Flores Timur. Pengontrolan pemerintahan yang dilakukannya tidak cukup kalau kadar demonstrasi hanya sekedar tontonan masyarakat dan pegawai dalam kota, tetapi perlu diekspous melalui media massa dan surat kabar agar dunia tahu bahwa di Flores Timur sedang terjadi perang dingin melawan penindasan kebenaran dan keadilan. Sementara runtuhnya budaya saling menghormati dan menghargai satu sama lain yang merupakan ciri khas orang Lamaholot, terpatri pula didalamnya wacana komitmen yang diperjual belikan, maka tampillah Amanue membawahi suara Komisi Keadilan Keuskupan Larantuka. Semakin hangatlah perseteruan dan persekongkolan antara yang menyebut dirinya FRF dan Komisi Keadilan dengan pemerintah Flores Timur. Dengan bermodalkan berbagai dalih dan dukungan baik dari dalam maupun dari luar tentang perjuangan kebenaran yang dibenarkan, keadilan yang diadilkan dan menyuarakan karena disuara, maka hilanglah kontrol dari kepala yang menguban. Dan saat ini kebenaran diperjuangkan dengan berbagai macam dalih untuk dipasalkan. Haruskah kebenaran itu dinyatakan dalam adu argument untuk kemudian diputuskan kemudian, ataukah kebenaran itu dinyatakan dengan hati nurani? Kekagumanku akan sosok imam Tuhan yang dengan gigih membela rakyat dengan mengumandangkan reformasi total regim orde baru, sirna ketika suatu kenangan panjang yang menghiasi perjalanan pendidikan di Flores Timur kurang lebih lima tahun. Ternyata di balik jubah Imamat Frans Amanue, bertahtalah iblis dendam, dengki, iri hati, sombong, egoisme. Betapa tidak, ketika menjadi Ketua Panitera Yayasan Persekolahan Umat Katholik Flores Timur (Yapersuktim), Amanue telah membangun perseteruan dengan Yakobus Kia selaku Kepala Dinas Pendidikan tempo itu. Sekolah-sekolah Katholik yang tersebar di Flores daratan, Solor, Adonara, dan Lembata yang dari keberadaannya telah menjadikan ratusan ribu manusia Flores Timur terbebas dari kebodohan dan keterbelakangan. Atas jasa-jasanya, pemerintah bukannya mengambil-alih tetapi bersubsidi dengan menempatkan guru-guru negeri dan memfasilitasi sarana dan prasarana pendidikan. Tetapi, justru menjadikan suatu pertikaian panjang dan menyebalkan. Dan yang menjadi korban adalah orang tua, anak didik dan terlebih para guru yang mengabdi karena panggilan kristiani. Jeritan hati mereka tidak pernah didengar. Ternyata Amanue hanya berputih juba dan terurap tangan, tetapi sungguh buta mata hatinya untuk melihat k ebaikan para pejabat yang bermateraikan Katholik membantu sekolah-sekolah Katolik yang selama ini telah memajukan dunia pendidikan Flores Timur khususnya dan Indonesia umumnya. Satu yang sungguh menyakitkan dan menyedihkan orang Katolik umumnya dan siapa saja yang telah menerima hasil pendidikan SMPK Pankrasio-Larantuka. Bahwa satu-satunya sekolah menengah pertama tertua yang dibangun misi Katolik, harus menerima kemunduran dari lembaga pendidikan dan untuk selamanya tidak bersuara. Adakah di balik jubah imamat bersemayam Yesus Kristus yang selalu mendengar keluh kesah hati umat yang menderita? Adakah dari tangan yang terurapi selalu memberi berkat surgawi bagi umat yang menanti rahmat? Adakah dari bibir yang mengajarkan kebenaran, keadilan, damai, cinta kasih, kata-kata pengampunan telah meminta maaf dan memberi maaf dan ampun? Kembali saya digiring ke perjuangan Komisi Keadilan. Ketika sutu peristiwa pelecehan iman Katolik (Pencemaran Hostia Juni 1995) oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, telah mengantar 9 (sembilan) orang ke balik terali besi. Tampillah imam Frans bersama YBBH Varitas-Jakarta memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Sayang, sedikitpun tidak membawa pembebasan bagi 9 (sembilan) saudara yang terlibat dari ribuan orang yang mengamuk, membunuh dan membakar. Waktu itu memang berjalan dan terus berjalan. Dari kepala yang dihiasi putihnya rambut, Frans Amanue tidak sedikitpun memutihkan otaknya. Perseteruan dan
[mediacare] Kamis 13-09-07 Awal Ramadhan
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0709/12/utama/3832721.htm SIDANG ISBAT Kamis, 13 September, Awal Ramadhan Jakarta, Kompas - Sidang isbat yang dilakukan pemerintah bersama ormas Islam memutuskan awal Ramadhan 1428 Hijriah jatuh pada hari Kamis, 13 September. Ketetapan ini dibuat setelah mendengarkan masukan dari berbagai ormas Islam dan kesaksian di 45 lokasi pemantauan di seluruh Indonesia. Saat ini semua sudah punya arah yang sama, tetapi memang ada kekhawatiran awal Syawal bisa tidak sama. Karena itu, kami berharap akan segera ada kriteria yang bisa disepakati bersama yang akan dipakai dalam sidang isbat, ujar Menteri Agama Maftuh Basyuni seusai sidang isbat di Jakarta, Selasa (11/9). Sidang isbat antara lain dihadiri Menkominfo Mohammad Nuh, Ketua Majelis Ulama Indonesia Umar Shihab, Ketua PBNU Chotibul Umam, Sekretaris PP Muhammadiyah Goodwill Zubair, Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia Tarmizi Taher, Wakil Ketua Komisi VIII DPR Yoyoh Yusro, anggota Badan Hisab dan Rukyat Departemen Agama, serta wakil dari berbagai ormas Islam. Kami berharap kriteria yang diharapkan itu bisa segera terwujud agar persatuan umat tetap terjaga, ujar Maftuh. Jamaludin dari Lapan yang juga hadir mengkhawatirkan ketiadaan kriteria tentang hilal. Pasalnya, samanya keputusan awal Ramadhan kali ini bukan karena adanya kesepakatan, melainkan karena posisi hilal secara astronomi tidak dapat dilihat. Selama tidak ada kesepakatan tentang kriteria hilal, selama itu pula ilmu pengetahuan bisa berbeda dengan ahli hisab. Kami yang memakai teropong tidak melihat hilal, bisa kalah dengan kiai yang mengatakan melihat hilal, ujarnya. Mohammad Nuh mengatakan, keterlibatan Depkominfo dalam sidang isbat hanyalah pendukung, dan Depkominfo memiliki kemampuan teknologi informasi yang dapat dimanfaatkan. Ketua Lajnah Falaqiah Nahdlatul Ulama (NU) Ahmad Ghozali mengatakan, NU tidak pernah membuat keputusan tentang awal Ramadhan yang mendahului keputusan sidang isbat. Ia menambahkan, Muhammadiyah yang sudah melakukan rukyat di Yogyakarta dan pertemuan internasional, sepakat awal Ramadhan jatuh Kamis. Kami bahagia awal Ramadhan kali ini bisa bersama-sama dan besok malam kita akan sahur, ujarnya. (MAM)
[mediacare] Selamat Jalan Fahmy ...
Jum'at malam saya mendapat SMS bahwa, Ahmad Fahmy dalam keadaan koma di RS Pertamina, setelah mengalami massive stroke di Lombok. Malam Minggu Fahmy telah tiada, meninggalkan banyak sahabat, dengan berbagai kenangan di masa lalu. Teringat beberapa hari setelah pernikahan (1988), ketika saya dengan istri membuka tumpukan hadiah, ada sebuah membuka amplop besar yang menyimpan lukisan crayon. Gambar pemandangan sebuah villa ditepi pantai dengan pohon kelapa, dilukis dan ditulis oleh seorang anak, dengan pesan yang berbunyi: Papa Fahmi mengundang kita menginap di Villa mereka, di Anyer. Hadiah yang begitu simpel, sangat originil, dan begitu indah dan mengesankan. Itulah reflexi dari Ahmad Fahmy, seorang sahabat yang low-profile, sangat ramah, dengan tingkat pergaulan yang luas tanpa memandang latar belakang, jabatan, kaya atau miskin; semua adalah teman Fahmy. Selamat jalan sahabat, saya yakin Anda mendapat tempat terbaik disisi Tuhan YME. Wassalam, yhg. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0209/29/utama/xcin01.htm Minggu, 29 September 2002 Cintaku di Tanamur... kompas/agus susanto Didirikan tahun 1970, November nanti dia akan genap berusia 32 tahun. Sementara rezim yang tumbuh bersamanya tumbang, Tanamur seperti anggur-menjadi vintage seiring perjalanan usia. Inilah salah satu potret perjalanan dunia hiburan di Indonesia. Yang datang banyak, lho. Saya sendiri tidak menduga, waktu itu ada belasan pasangan yang datang, yang menyatakan menemukan jodohnya di sini, ucap Ahmad Fahmy (60), pemilik Tanamur, mengenai acara bertajuk I found my love in Tanamur tadi. Pasti cukup banyak orang, kenangan hidupnya tersangkut di Tanamur. Itu dulu sekolahku..., seloroh Tutie Kirana, yang meramaikan dunia layar perak Indonesia utamanya di tahun 1970/ 1980-an. Waktu itu Tutie masih tinggal di bilangan Roxy, tak seberapa jauh dari Tanamur. Saya tiap hari lewat situ, kadang mampir sehabis shooting, katanya. Sedangkan Roy Marten, bintang yang masih bertahan sampai sekarang, mengenai Tanamur berujar, Dahsyat. Di situ kumpul semua kelas, dari kelas pariah sampai yang lain-lainnya. Aku ke Jakarta tahun 1973, dulu yang ada hanya Tanamur dan Mini Disco. Sekarang semua berkembang, tapi Tanamur tak tergoyahkan oleh semua isu. Ramai terus. Dengan ber-seloroh Roy bilang, Aku malah curiga Fahmy kerja sama dengan dokter paru-paru. Setelah dari situ, orang pengap oleh asap rokok, harus ke dokter paru-paru, he-he-he URUSAN individu, urusan sehari-hari, dalam studi mengenai gaya hidup toh ada yang menganggap punya signifikansi, taruhlah seperti diteorikan Anthony Giddens, bagaimana gaya hidup (lifestyles) menata sesuatu menjadi suatu kesatuan, menjadi sebuah pola yang kurang-lebih punya keteraturan. Gaya hidup itu sendiri adalah praktek hidup sehari-hari (dari individu-individu) yang dirutinkan, dan rutin tadi disatukan (biasanya oleh bisnis) menjadi kebiasaan berpakaian, makan, cara melewatkan waktu luang, dan lain-lain. Studi-studi paska-modernisme banyak sekali mengamati proses reproduksi sosial seperti itu. Malam Minggu awal September lalu Tanamur ramai. Baik bagian luar maupun dalam belum selesai proses renovasinya. Ini masih 30 persen, ucap Ahmad Fahmy, atau biasa dipanggil Fahmy begitu saja. Orang tampaknya tak terlalu peduli. Cewek-cewek berpakaian ketat, sendiri-sendiri ataupun berombongan, hilir mudik. Dari orang-orang pribumi sampai asing, tampil dengan gaya masing-masing, termasuk beberapa pria yang tampak kemayu. Saya tetap ingin mempertahankan ciri awal Tanamur. Di sini serba minimalis, fokusnya adalah manusia itu sendiri, ucap Fahmy, di sela-sela dentuman house music dan orang yang bergoyang di sana-sini, tidak hanya di lantai dansa. Tanamur sebetulnya juga bisa dilihat dalam proses konsumsi berikut evolusinya, termasuk sampai terbentuknya masyarakat konsumsi (consumer society) di Indonesia pada tingkat seperti sekarang. Semua ini pasti juga tak bisa mengabaikan fase akhir 1960-an dan tahun 1970-an-saat lahirnya Tanamur-yang menjadi fase penting dalam perubahan sosial di Indonesia. Saya dirikan Tanamur 12 November 1970. Waktu itu diskotek masih hal baru. Yang ada kebanyakan waktu itu night club, kata Fahmy. Night club atau klub malam yang populer waktu itu taruhlah Tropicana dan LCC. Begitu belum populernya sebutan disco, discotheque, sampai ketika Fahmy datang ke kantor DKI untuk meminta izin, pejabat yang menangani perizinan, orang yang kebetulan sudah dikenalnya, menanyakan apa itu disko. Disko itu apa? tanya si pejabat. Ooh, jadi dikasih pelat begitu? ucapnya ketika diterangkan secara teknis bahwa di situ akan diputar musik dengan pelat atau piringan hitam. Orang akan datang? tanyanya lagi, masih bingung apakah orang akan mendatangi tempat hiburan semacam itu. Si pejabat rupanya menaruh iba kepada Fahmy. Kalau mau band, nanti saya kasih... cerita Fahmy mengenangkan sambil tertawa. Diceritakan oleh Fahmy, usahanya berkembang
[mediacare] Pembentukan Papua Tengah Sesuai Mekanisme
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0709/11/nas01.html Pembentukan Papua Tengah Sesuai Mekanisme Oleh Suradi Jakarta-Setelah usulan pembentukan Provinsi Papua Selatan, kini wilayah Papua Tengah juga menuntut hal yang sama. Meski demikian, proses pembentukan ini sudah sesuai mekanisme. Ketua tim pembentukan Papua Tengah, Norbert Mute, mengemukakan hal itu kepada SH, melalui telepon dari Jayapura, Selasa (11/9). Ia berada di Jayapura untuk mengurus administrasi dukungan dari pihak Gubernur. Sebelumnya, bersama sejumlah rekannya ke Jakarta menemui Mendagri Mardiyanto dan Komisi II DPR. Sementara itu, Ketua tim kerja Komisi II DPR untuk otonomi daerah, Chozin Chumaedi saat dihubungi SH, Selasa (11/9), mengatakan untuk wilayah Papua memang sangat layak untuk dimekarkan. Nantinya bukan hanya Papua dan Papua Barat, tapi juga ada Papua Selatan dan Papua Tengah. Norbert Mute mengungkapkan dukungan untuk pembentukan Papua Tengah ini sudah datang dari elemen masyarakat empat kabupaten, yakni Serui, Nabirie, Waropen, dan Pania. Kami juga sudah mendapat dukungan dari anggota Majelis Rakyat Papua (MRO) dari wilayah tengah, angggota DPRD dan sebagainya. Tinggal pendekatan agar secara resmi institusi tersebut mendukung, katanya. Bermodalkan dukungan itu, Norbert dan timnya menemui Mendagri Mardiyanto dan Komisi II DPR. Kedunya mendukung pemakaran Papua Tengah ini agar rentang kendali pemerintahan makin dekat dengan rakyat. Adapun latar belakang pentingnya pemekaran wilayah tengah Papua menjadi provinsi sendiri karena wilayah ini tidak tersentuh oleh pembangunan infrastruktur dan pembangunan lain sehingga jauh tertinggal dari daerah lain. Pemerintahan Papua hanya memfokuskan pembangunan di Jayapura, provinsi lain kurang, ujar Norbert sambil menambahkan, pemekaran ini untuk mendekatkan masyarakat dengan pemerintahan dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan rakyat. Proses Sementara itu, Chozin Chumaedi mengatakan Komisi II akan memproses usulan pemekaran provinsi Papua Tengah bila semua persyaratan untuk itu telah dipenuhi. Tugas DPR memang proses. Kita tunggu saja perkembangan dari Papua, katanya. Wakil Ketua Umum PPP ini juga menegaskan, dari sisi wilayah, Papua memang sangat luas dan perlu dimekarkan. Namun tetap proses itu sesuai dengan mekanisme yang ada. Kalau dikaitkan dengan moratorium pemekaran, saya pribadi mengusulkan agar dimulai awal tahun 2008. Jadi, masih ada waktu bagi Papua Tengah untuk mengurus pemekaran, ujarnya. n
[mediacare] Soeharto Senang Perkaranya Menang
Refleksi; Suharto menang dan senang adalah kenyataan, tetapi apakah kemenangannya ini berarti Yang Mahaberkuasa selalu ada pada sisinya, bertanya seorang sobat. Ketika ditanya mengapa berpendapat begitu, dia menegaskan bahwa Allah itu hanya untuk berada bukan untuk yang tidak berada bin miskin melarat. Benarkah pendapat sobat saya itu? http://www.sinarharapan.co.id/berita/0709/11/sh01.html Kejagung: Data Kita Berbeda dengan TIME Soeharto Senang Perkaranya Menang Oleh Rafael Sebayang/ Rikando Somba Jakarta - Putusan Mahkamah Agung (MA) yang memenangkan kasasi yang diajukan mantan Presiden Soeharto terhadap majalah TIME Asia telah sampai ke telinga mantan penguasa Orde Baru (Orba) itu. Soeharto sangat senang dan menyatakan rasa gembira ketika kabar tersebut disampaikan kepadanya. Hal ini disampaikan OC Kaligis, salah satu dari anggota tim pengacara Soeharto kepada SH, Senin (10/9) petang. Bapak (Soeharto-red) sangat senang dan tersenyum-senyum waktu kita sampaikan berita itu. Demikian juga keluarga besar merasa sangat gembira mendengarnya, papar Kaligis. Sebaliknya, pihak TIME Asia belum memutuskan langkah hukum apa pun terkait putusan ini. Kuasa hukum majalah TIME, Todung Mulya Lubis, mengatakan kepada SH, Selasa (11/9), pihaknya akan melihat dulu salinan putusan kasasi ini. Saya belum menerima salinan putusan kasasi tersebut. Jadi, kita belum mengambil keputusan apapun sekarang ini, kata Todung Mulya Lubis yang melakukan konferensi pers di Jakarta, Selasa siang. Sementara itu, ketika ditanyakan perihal salah satu bukti yang digunakan oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam gugatan negara terhadap Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, adalah estimasi kekayaan seperti yang dipublikasikan TIME Asia beberapa waktu lalu, OC Kaligis tidak banyak berkomentar. Kaligis hanya memberi gambaran bahwa Kejagung menggugat Tommy secara perdata atas perintah pengadilan Guernsey dalam kasus BPPC, namun ternyata semuanya tidak masalah dan sudah dilunasi oleh Tommy. Kejagung Optimistis Di sisi lain, Direktur Perdata dan Tata Usaha Negara Kejagung Yoseph Suardi Sabda kepada SH membantah pemberitaan TIME Asia menjadi salah satu bukti dalam gugatan negara di terhadap Tommy di pengadilan Guernsey. Adapun kliping pemberitaan majalah asing ini, menurut Yoseph, digunakan tak lebih ilustrasi semata. Yoseph lantas menjelaskan bahwa data-data yang digunakan Kejagung dalam gugatan tersebut di antaranya bersumber dari data yang diperoleh dari Indonesian Corruption Watch, auditor independen Price Waterhouse Cooper, serta data dari IMF. Pemberitaan TIME itu kita gunakan hanya sebagai ilustrasi saja, karena kita sadar informasinya bersumber dari kata-kata orang, kata Yoseph. Menanggapi sikap optimisme dalam gugatan terhadap Soeharto dan Yayasan Supersemar, terlebih setelah MA memenangkan Soeharto dalam kasus TIME Asia, Yoseph menandaskan hal tersebut tidak berpengaruh satu sama lain. Keyakinan atas bukti-bukti yang dimiliki Kejagung dalam kasus Supersemar adalah sesuatu yang mendasar dan membedakannya dengan kasus Soeharto versus Time. Kasus TIME datanya kan dari mulut orang. Data yang kita punya sangat kuat. Kita jalan di atas rel dan keyakinan kita, ujarnya. Sementara itu, proses mediasi antara pemerintah dengan Yayasan Beasiswa Supersemar dan mantan Presiden Soeharto benar-benar gagal mencapai kesepakatan. Ketua tim Jaksa Pengacara Negara (JPN) Dachamer Munthe menjelaskan pihak tergugat dalam upaya mediasi enggan memenuhi substansi yang dimintakan pihaknya, yakni menyangkut penyerahan aset dan perbuatan melawan hukum, sehingga proses perundingan mengalami kebuntuan alias deadlock. Sidang perdana gugatan pemerintah terhadap Soeharto akan digelar pada 24 September mendatang. Pemerintah melalui JPN menggugat Yayasan Beasiswa Supersemar dan mantan Presiden Seoharto terkait dugaan penyelewengan dana pada yayasan tersebut. Kejaksaan menuntut pengembalian dana yang disalahgunakan senilai US$ 420 juta dan Rp 185 miliar. Ganti rugi immateriil senilai Rp 10 triliun. Putusan kasasi atas kasus TIME Asia, diputuskan MA akhir bulan lalu. MA mengabulkan gugatan Soeharto yang menuntut ganti rugi material Rp 280 juta dan immateriil Rp 1 triliun atas pemberitaan yang dinilai mencemarkan nama baik penguasa Orde Baru tersebut. Sebelumnya, gugatan Soeharto terhadap TIME Asia dikalahkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 6 Juni 2000. Pun, Majelis hakim Pengadilan Tinggi (PT) DKI Jakarta yang diketuai Gde Soedharta dalam putusannya tanggal 16 Maret 2001, menguatkan putusan Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat itu. Gugatan Soeharto terhadap Time ini untuk pertama kali disidangkan pada 12 April 2000 di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Gugatan berihwal dari artikel bertajuk Soeharto Inc. How Indonesia's Longtime Boss Built a Family Fortune pada terbitan edisi 24 Mei 1999. Artikel tersebut berisi tentang kekayaan mantan Presiden Soeharto.
[mediacare] Buku Baru dari Institut Perempuan
TELAH TERBIT... BUKU: PERGULATAN FEMINISME DAN HAM: HAM untuk Perempuan, HAM untuk Keadilan (Penulis: R. Valentina Sagala, SE., SH., MH. Ellin Rozana, S.Si.) Lantas bagaimana dengan feminisme? Bagaimana pandangan para feminis terhadap HAM? Dinamika HAM telah mengantarkan kesadaran bahwa kelompok-kelompok tertentu yang didiskriminasi dan ditindas (the voiceless) rentan diabaikan dalam proses pembuatan sebuah kebijakan. Mereka terutama adalah perempuan. Gerakan perempuan (feminis) telah menyadari hal ini dan menempatkan gerakan HAM sebagai salah satu ranah perjuangannya. Untuk itulah, para feminis terlibat dalam berbagai gerakan HAM untuk memastikan bahwa manusia tidaklah homogen, tidak laki-laki, tidak dewasa; melainkan ada yang bertubuh perempuan, anak, remaja, penyandang cacat, berbeda warna kulit, berbeda ras, dan lain sebagainya. Dari semua itu, para feminis bertanya, mengapa perempuan hilang dari HAM? Are women missing in human rights¡¦ face? Where are the women¡¦s voices, bodies, thoughts? Z Dalam konteks HAM, pemisahan dunia privat dengan dunia publik berjalan sedemikian rupa dimana hukum internasional telah menggariskan wilayah intervensi masyarakat HAM hanya pada dunia publik. Dengan kata lain, dikotomi privat-publik inilah yang menyebabkan pengalaman perempuan diabaikan. Mengapa? Wilayah privat yang dilihat secara terpisah dari dunia publik, tidak menjadi sorotan perhatian dari keseluruhan sistem HAM karena adanya asumsi bahwa tidak ada keterlibatan negara di dalamnya. X Sejarah yang menempatkan peran perempuan dalam ranah domestik dalam konteks hukum, tidak dapat dilepaskan dari sejarah perjalanan sistem hukum keluarga di Indonesia. Sepanjang sejarah diskursus tentang hukum keluarga termasuk di dalamnya hukum perkawinan, setidaknya melihat tiga kepentingan, yaitu: kepentingan negara, agama, dan perempuan. Z Kerangka HAM dalam perspektif feminisme juga dengan demikian harus secara jernih dan kritis mengidentifikasikan tidak hanya pelaku negara sebagai pelanggar HAM, namun juga pelaku ¡§non negara¡¨ seperti lembaga-lembaga keuangan internasional dan pelaku lainnya, mengingat kekuasaan pelaku-pelaku ini dalam mengatur kehidupan manusia. X Hal yang tidak boleh terlupakan adalah terus mengupayakan untuk mengikutsertakan beberapa kelompok yang rentan terhadap diskriminasi dan kekerasan, seperti perempuan dalam kelompok-kelompok minoritas, perempuan masyarakat adat, perempuan pengungsi, perempuan migran, perempuan yang hidup di pedesaan atau pedalaman, perempuan-perempuan miskin, perempuan dalam lembaga-lembaga pemasyarakatan atau tahanan, anak perempuan, perempuan penyandang cacat, perempuan lanjut usia, perempuan dengan prefensi seksual minoritas, serta perempuan dalam situasi konflik bersenjata. Z Judul Buku : Pergulatan Feminisme dan HAM Penerbit: INSTITUT PEREMPUAN Edisi Pertama : April 2007 Harga : Rp. 30.000,00 (Belum termasuk ongkos kirim) ISBN: 979-98392-1-3 Buku tersebut dapat diperoleh dengan cara memesan langsung ke INSTITUT PEREMPUAN dengan mengirimkan uang pemesanan ditambah ongkos kirim. (Terlampir daftar harga ongkos kirim melalui TIKI JNE, harga tersebut dihitung per kilogram. Satu kilogram dapat berisi sekitar 4 buku). Pembayaran dapat dilakukan dengan cara mentransfer ke: 1. Bank NISP, Jl. Taman Cibeunying Selatan 31, Bandung Rekening atas nama Yayasan INSTITUT PEREMPUAN No. Rek. 010-130-13356-1 atau 2. Bank BCA KCP Sunda Mall, Bandung Rekening atas nama Rotua Valentina No. Rek. 1561062060 Bukti transfer (disertai alamat lengkap Anda) harap di fax ke 022- 2516378. Buku akan dikirimkan segera setelah kami menerima bukti pembayaran. Ongkos Kirim berdasarkan daerah tujuan: Banda Aceh : Rp. 20.500,00 Medan : Rp. 17.500,00 Pekanbaru : Rp. 16.500,00 Batam : Rp. 16.500,00 Padang : Rp. 16.500,00 Jambi : Rp. 14.500,00 Palembang : Rp. 13.500,00 Bengkulu: Rp. 16.500,00 Bandar Lampung : Rp. 13.000,00 Cilegon : Rp. 8.500,00 Jakarta : Rp. 7.500,00 Bandung : Rp. 3.500,00 Semarang: Rp. 10.500,00 Yogyakarta : Rp. 11.000,00 Surabaya: Rp. 12.000,00 Denpasar: Rp. 13.500,00 Pontianak : Rp. 16.500,00 Banjarmasin : Rp. 16.500,00 Palangkaraya: Rp. 18.000,00 Balikpapan : Rp. 18.000,00 Palu: Rp. 20.500,00 Makasar : Rp. 18.000,00 Manado : Rp. 23.000,00 Kendari : Rp. 20.500,00 Kupang : Rp. 23.000,00 Mataram : Rp. 16.500,00 Ambon : Rp. 38.500,00 Jayapura: Rp. 36.500,00 Tentang Penulis R. VALENTINA SAGALA, lengkapnya Rotua Valentina Sagala, lahir di Jakarta, 9 Agustus 1977, putri Drs. Edy P. Sagala, MM. dan Ir. Gokmaria Sitanggang. Aktivis feminis, mulai menggeluti feminisme sejak di bangku SMU Santa Ursula, hingga hijrah (1996) dan menetap di Bandung hingga kini. Pada tahun 2000 mendirikan Institut Perempuan sebagai sebuah organisasi
Re: [mediacare] Romo Frans Amanue, Pr ; Di Balik Jubah Imamat
Maaf, saya muak membaca postingan pengecut yang bersembunyi di balik nama Atadiken, yang dalam bahasa Lamaholot berarti orang atau manusia. Tak ada gunanya anda menggunakan ayat-ayat suci untuk membela pahlawanmu, mantan bupati Felix yang kini sedang menghadapi gugatan korupsi, dan memfitnah Romo Amanue yang oleh mayoritas orang Flotim dihormati sebagai pejuang kepentingan rakyat. Salam, Frans Padak Demon Solidaritas Flores Timur [EMAIL PROTECTED] wrote: Please visit: http://groups.yahoo.com/group/solidaritas_flotim --- Romo Frans Amanue, Pr ; Di Balik Jubah Imamat http://www.google.com/search?q=Romo+Frans+AmanuebtnG=Searchhl=enclient=operarls=en Kalau mau mengakui, setiap orang pasti pernah merasa kagum dan simpati terhadap orang lain yang dijumpainya, entah apapun alasannya. Hal ini saya katakan dari pengalaman harian perjumpaan seorang pribadi yang kini masih segar dalam ingatan. Apalagi ditengah porak-porandanya reformasi, hadirlah seorang tokoh yang memproklamirkan dan diproklamirkan dirinya sebagai pahlawan kebenaran, dan keadilan, menyuarakan suara umat/ masyarakat yang tidak bersuara. Memandang tubuh kekar, tinggi, tegap dihiasi dengan ubanan yang kurang terurus, murah senyum mengundang simpati, membangkitkan ingatan saya pada tokoh perjuangan Irian Jaya Theo Waylloy yang akhirnya tewas mengenaskan sebelum cita-cita perjuangannya tercapai. Ya, dialah sosok Rm Frans Amanue, Pr tipe India kelahiran Karing-Adonara Timur, yang sangat berani mengontrol segala kebijakan pemerintah khususnya pemerintahan daerah kita tercinta, Flores Timur. Pengontrolan pemerintahan yang dilakukannya tidak cukup kalau kadar demonstrasi hanya sekedar tontonan masyarakat dan pegawai dalam kota, tetapi perlu diekspous melalui media massa dan surat kabar agar dunia tahu bahwa di Flores Timur sedang terjadi perang dingin melawan penindasan kebenaran dan keadilan. Sementara runtuhnya budaya saling menghormati dan menghargai satu sama lain yang merupakan ciri khas orang Lamaholot, terpatri pula didalamnya wacana komitmen yang diperjual belikan, maka tampillah Amanue membawahi suara Komisi Keadilan Keuskupan Larantuka. Semakin hangatlah perseteruan dan persekongkolan antara yang menyebut dirinya FRF dan Komisi Keadilan dengan pemerintah Flores Timur. Dengan bermodalkan berbagai dalih dan dukungan baik dari dalam maupun dari luar tentang perjuangan kebenaran yang dibenarkan, keadilan yang diadilkan dan menyuarakan karena disuara, maka hilanglah kontrol dari kepala yang menguban. Dan saat ini kebenaran diperjuangkan dengan berbagai macam dalih untuk dipasalkan. Haruskah kebenaran itu dinyatakan dalam adu argument untuk kemudian diputuskan kemudian, ataukah kebenaran itu dinyatakan dengan hati nurani? Kekagumanku akan sosok imam Tuhan yang dengan gigih membela rakyat dengan mengumandangkan reformasi total regim orde baru, sirna ketika suatu kenangan panjang yang menghiasi perjalanan pendidikan di Flores Timur kurang lebih lima tahun. Ternyata di balik jubah Imamat Frans Amanue, bertahtalah iblis dendam, dengki, iri hati, sombong, egoisme. Betapa tidak, ketika menjadi Ketua Panitera Yayasan Persekolahan Umat Katholik Flores Timur (Yapersuktim), Amanue telah membangun perseteruan dengan Yakobus Kia selaku Kepala Dinas Pendidikan tempo itu. Sekolah-sekolah Katholik yang tersebar di Flores daratan, Solor, Adonara, dan Lembata yang dari keberadaannya telah menjadikan ratusan ribu manusia Flores Timur terbebas dari kebodohan dan keterbelakangan. Atas jasa-jasanya, pemerintah bukannya mengambil-alih tetapi bersubsidi dengan menempatkan guru-guru negeri dan memfasilitasi sarana dan prasarana pendidikan. Tetapi, justru menjadikan suatu pertikaian panjang dan menyebalkan. Dan yang menjadi �korban� adalah orang tua, anak didik dan terlebih para guru yang mengabdi karena panggilan kristiani. Jeritan hati mereka tidak pernah didengar. Ternyata Amanue hanya berputih juba dan terurap tangan, tetapi sungguh buta mata hatinya untuk melihat k ebaikan para pejabat yang bermateraikan Katholik membantu sekolah-sekolah Katolik yang selama ini telah memajukan dunia pendidikan Flores Timur khususnya dan Indonesia umumnya. Satu yang sungguh menyakitkan dan menyedihkan orang Katolik umumnya dan siapa saja yang telah menerima hasil pendidikan SMPK Pankrasio-Larantuka. Bahwa satu-satunya sekolah menengah pertama tertua yang dibangun misi Katolik, harus menerima kemunduran dari lembaga pendidikan dan untuk selamanya tidak bersuara. Adakah di balik jubah imamat bersemayam Yesus Kristus yang selalu mendengar keluh kesah hati umat yang menderita? Adakah dari tangan yang terurapi selalu memberi berkat surgawi bagi umat yang menanti rahmat? Adakah dari bibir yang mengajarkan kebenaran, keadilan, damai, cinta kasih, kata-kata pengampunan telah meminta maaf dan memberi maaf dan ampun? Kembali saya
[mediacare] Tanamur - Re: Selamat Jalan Fahmy ...
Turut berduka cita untuk Oom Ahmad Fahmy, pemilik Tanamur (Tanah Abang Timur). Saya mengenalnya sudah cukup lama, kerap ketemu sore hingga malam hari di Clark Hatch Hilton Jakarta (kini bernama Life Spa). Orangnya cukup ramah. Saya dan teman-teman juga pernah menyambanginya di Tanamur - tentu saja setelah larut malam. Awalnya saya tak tahu kalau Ibu Ratna Sarumpaet adalah istrinya. - Original Message - From: Yap Hong Gie To: Post X-PPI-Eropa77-87 ; Post PPIIndia ; Post Nasional ; Post Mediacare Sent: Wednesday, September 12, 2007 2:08 AM Subject: [mediacare] Selamat Jalan Fahmy ... Jum'at malam saya mendapat SMS bahwa, Ahmad Fahmy dalam keadaan koma di RS Pertamina, setelah mengalami massive stroke di Lombok. Malam Minggu Fahmy telah tiada, meninggalkan banyak sahabat, dengan berbagai kenangan di masa lalu. Teringat beberapa hari setelah pernikahan (1988), ketika saya dengan istri membuka tumpukan hadiah, ada sebuah membuka amplop besar yang menyimpan lukisan crayon. Gambar pemandangan sebuah villa ditepi pantai dengan pohon kelapa, dilukis dan ditulis oleh seorang anak, dengan pesan yang berbunyi: Papa Fahmi mengundang kita menginap di Villa mereka, di Anyer. Hadiah yang begitu simpel, sangat originil, dan begitu indah dan mengesankan. Itulah reflexi dari Ahmad Fahmy, seorang sahabat yang low-profile, sangat ramah, dengan tingkat pergaulan yang luas tanpa memandang latar belakang, jabatan, kaya atau miskin; semua adalah teman Fahmy. Selamat jalan sahabat, saya yakin Anda mendapat tempat terbaik disisi Tuhan YME. Wassalam, yhg. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0209/29/utama/xcin01.htm Minggu, 29 September 2002 Cintaku di Tanamur... kompas/agus susanto Didirikan tahun 1970, November nanti dia akan genap berusia 32 tahun. Sementara rezim yang tumbuh bersamanya tumbang, Tanamur seperti anggur-menjadi vintage seiring perjalanan usia. Inilah salah satu potret perjalanan dunia hiburan di Indonesia. Yang datang banyak, lho. Saya sendiri tidak menduga, waktu itu ada belasan pasangan yang datang, yang menyatakan menemukan jodohnya di sini, ucap Ahmad Fahmy (60), pemilik Tanamur, mengenai acara bertajuk I found my love in Tanamur tadi. Pasti cukup banyak orang, kenangan hidupnya tersangkut di Tanamur. Itu dulu sekolahku..., seloroh Tutie Kirana, yang meramaikan dunia layar perak Indonesia utamanya di tahun 1970/ 1980-an. Waktu itu Tutie masih tinggal di bilangan Roxy, tak seberapa jauh dari Tanamur. Saya tiap hari lewat situ, kadang mampir sehabis shooting, katanya. Sedangkan Roy Marten, bintang yang masih bertahan sampai sekarang, mengenai Tanamur berujar, Dahsyat. Di situ kumpul semua kelas, dari kelas pariah sampai yang lain-lainnya. Aku ke Jakarta tahun 1973, dulu yang ada hanya Tanamur dan Mini Disco. Sekarang semua berkembang, tapi Tanamur tak tergoyahkan oleh semua isu. Ramai terus. Dengan ber-seloroh Roy bilang, Aku malah curiga Fahmy kerja sama dengan dokter paru-paru. Setelah dari situ, orang pengap oleh asap rokok, harus ke dokter paru-paru, he-he-he URUSAN individu, urusan sehari-hari, dalam studi mengenai gaya hidup toh ada yang menganggap punya signifikansi, taruhlah seperti diteorikan Anthony Giddens, bagaimana gaya hidup (lifestyles) menata sesuatu menjadi suatu kesatuan, menjadi sebuah pola yang kurang-lebih punya keteraturan. Gaya hidup itu sendiri adalah praktek hidup sehari-hari (dari individu-individu) yang dirutinkan, dan rutin tadi disatukan (biasanya oleh bisnis) menjadi kebiasaan berpakaian, makan, cara melewatkan waktu luang, dan lain-lain. Studi-studi paska-modernisme banyak sekali mengamati proses reproduksi sosial seperti itu. Malam Minggu awal September lalu Tanamur ramai. Baik bagian luar maupun dalam belum selesai proses renovasinya. Ini masih 30 persen, ucap Ahmad Fahmy, atau biasa dipanggil Fahmy begitu saja. Orang tampaknya tak terlalu peduli. Cewek-cewek berpakaian ketat, sendiri-sendiri ataupun berombongan, hilir mudik. Dari orang-orang pribumi sampai asing, tampil dengan gaya masing-masing, termasuk beberapa pria yang tampak kemayu. Saya tetap ingin mempertahankan ciri awal Tanamur. Di sini serba minimalis, fokusnya adalah manusia itu sendiri, ucap Fahmy, di sela-sela dentuman house music dan orang yang bergoyang di sana-sini, tidak hanya di lantai dansa. Tanamur sebetulnya juga bisa dilihat dalam proses konsumsi berikut evolusinya, termasuk sampai terbentuknya masyarakat konsumsi (consumer society) di Indonesia pada tingkat seperti sekarang. Semua ini pasti juga tak bisa mengabaikan fase akhir 1960-an dan tahun 1970-an-saat lahirnya Tanamur-yang menjadi fase penting dalam perubahan sosial di Indonesia. Saya dirikan Tanamur 12 November 1970. Waktu itu diskotek masih hal baru. Yang ada kebanyakan waktu itu night club, kata
[mediacare] EPL bakal tayang di TVRI?
Sahur bareng nonton EPL di TVRI? Silakan klik: http://mediacare.blogspot.com/2007/09/epl-bakal-tayang-di-tvri.html
RE: [mediacare] Fwd: [PAN] Freeport 40 th lalu
Sebelumnya saya ucapkan pada rekan-rekan yang menyatakan dirinya Manusia Indonesia, Mari kita Implementasikan sikap dengan wujud perlawanan terhadap segala sesuatu bentuk Imprealisme dari Kaum Bourjois tersebut!!!. Sejenak untuk direnungkan: 1. Bepuluh - puluh juta-ribu ton hasil alam di tanah papua di grogoti tapi apa yang didapati oleh penduduk tempatan?...(Sampai saat ini helaian kain Untuk menutupi Aurat merekapun tidak- teratasi!!!. ) 2. Sudah berapa banyak Pendidikan baik formal dan non formal yang di bangun disana???... Hanya Kebodohan dan terus kebodohan yang di berikan pusat terhadap penduduk tempatan 3. Keadilan dalam pembangunan daerah di persada ini, yang diberikan pusat tidak adil!!! Beberapa wilayah sangat menonjol pembangunannya, sedangkan wilayah lain: sebagai contoh Papua bagaimana? 4. Berapa banyak Inkam/devisa yang diberikan papua terhadap negara ini? tapi, apa yang negara ini sudah berikan untuk papua?... 5. Berapa banyak generasi/pemuda papua yang terabaikan dalam kesempatan/peluang kerja baik negri ataupun Swasta? 6. Banyak pimpinan perusahan asing yang mengkondisikan pekerja wanita kita menjadi budak sex mereka!!! Rekan - rekan, disana banyak yang membutuhkan kita sebangsa dan setanah air ini, mari kita satukan visi dan misi untuk tolak segala sesuatu bentuk pengelolahan alam kita oleh bangsa asing!!!. Kenapa sampai saat ini Imperialisme yang dengan jelas menghisap darah Zamrud Kahltulistiwa ini masih kita diamkan???... ttd, Rio darma persada -Original Message- From: mediacare@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of irwank Sent: Tuesday, September 11, 2007 5:02 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [mediacare] Fwd: [PAN] Freeport 40 th lalu -- Forwarded message -- From: irwank Date: Sep 11, 2007 4:55 PM Subject: Re: Freeport 40 th lalu Ironis.. (Rakyat) Indonesia yang kaya raya dari sumber alamnya harus mengalami kelangkaan dan mahalnya berbagai barang.. beras, 'minah', 'mireng', dan bahan sembako lainnya.. Menjelang Romadlon kali ini, akankah banyak orang yang mengantri 'minah'.. sekedar untuk menyiapkan hidangan sahur dan buka puasa? Kalau iya, cukup satu kata: KETERLALUAN.. CMIIW.. Wassalam, Irwan.K -- Forwarded message -- From: Amir [EMAIL PROTECTED] Date: Sep 11, 2007 3:35 PM Subject: [PAN] Freeport 40 th lalu Kisah sedih atas kerakusan terhadap bangsa ini.. salam, - Diceritakan kembali berdasarkan sebuah artikel dari Kompas 11 Juni 1969. Eksplorasi Tembaga di Ertsberg, Irian Jaya (oleh Adjat Sudradjat) Tahun 1967, 40 tahun lalu, Tim Freeport sedang berusaha mengebor bagian dari Gunung Bijih untuk mendapatkan sampel-sampel bijih guna penelitian kadar mineralisasinya. Konon, para pembor itu dipilih dari yang pernah berpengalaman di Kutub Utara dan Alaska sebab mereka mesti melawan suhu sedingin 0-4 Celsius, kabut, dan hujan. Mereka mendirikan kemah di pelataran Cartensz Weide. Mereka diterbangkan ke situ dari Timika menggunakan helikopter selama 40 menit. Sementara itu, tiga orang kepala suku berhiaskan bulu burung, kalung merjan, dan tusuk hidung merayap menuju Ertsberg tiga hari tiga malam bersama bala tentaranya tanpa selembar benangpun melekat di badannya, tak peduli hawa sedingin es pun. Akhirnya, mereka sampai di perkemahan para pembor tersebut. Suasana tidak menyenangkan terjadi sebab tidak ada saling pengertian di antara tim Freeport dan suku setempat, maklum tidak ada yang saling mengerti bahasa masing2. Orang2 Indonesia di tim Freeport pun tak mengerti bahasa mereka sebab sebagian besar datang dari luar Papua. Keesokan harinya, saat para pekerja bangun tidur, mereka menemukan perkemahan sudah dipagari tonggak seperti salib digantungi berbagai bunga dan daun. Di tengah kecemasan itu, untung terpikir untuk memberi suku-suku Papua itu makanan. Makanan diterima dan suku2 itu pulang. Keesokan harinya datang lagi, tetapi kali ini untuk membantu tim mengangkati batu-batu dari Ertsberg. Lalu mereka pulang. Kedatangan yang berikutnya, suku2 ini membawa seorang anak bernama Karel didikan misionaris. Anak ini bisa berbahasa Indonesia walaupun patah-patah. Akhirnya, terungkaplah bahwa keinginan suku2 ini yaitu mereka minta ganti rugi atas gunung mereka yang telah digali. Tentu saja suku2 ini tidak tahu bahwa di Jakarta kontrak pertambangan antara Pemerintah Indonesia dan Freeport telah ditandatangani setahun sebelumnya, 1966. Minta ganti rugi ? Dengan serentak, sang superintendent Freeport tanpa segan-segan memberikan berbilah-bilah parang sebagai ganti Ertsberg. Ternyata, belasan parang itu diterima dengan sangat sukacita oleh para anggota suku. Seorang kepala suku lalu menyerahkan sebilah pisau batu kepada si pembeli gunung sebagai hadiah tanda sukacita. Lalu, si kepala suku menari-nari di depan tim Freeport sambil mengeluarkan
[mediacare] Pengumuman : Penghargaan Tahunan AJI-UNICEF untuk Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) bekerjasama dengan The United Nations Children's Fund (UNICEF) mengadakan seleksi Penghargaan Tahunan AJI-UNICEF untuk Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak Peliputan tentang anak semakin mendapat perhatian di tahun ini, khususnya dengan mencuatnya kasus penculikan Raisah Ali. Pada tahun sebelumnya, Mohammad Azwar atau Raju, juga mendapat sorotan media. Raju, bocah berusia delapan tahun sempat mendekam di rumah tahanan Pangkalan Brandan Langkat, Sumatera Utara karena berkelahi dengan kakak kelasnya. Pada tahun 2004-2005, kasus busung lapar yang muncul di Nusa Tenggara Timur dengan korban termasuk anak-anak juga mendapat perhatian media. Dari beberapa kasus, terlihat bahwa media hanya akan memberitakan soal anak ketika ada kasus besar yang menghebohkan. Apakah ini karena pemberitaan tentang anak dianggap kurang layak jual? Pada kebijakan media, peliputan tentang anak ditempatkan pada ranking kesekian. Penelitian yang dilakukan AJI di tahun 2006-2007 di 7 kota di Indonesia, mendapatkan kenyataan bahwa peliputan tentang anak memang tidak dianggap sebagai isu seksi. Ibaratnya hanya sebagai pelengkap dan tak memiliki daya jual. Dari 132 jurnalis (100%), sebanyak 42 jurnalis (31,81 %) mengatakan, pemberitaan tentang anak sudah dilakukan, meskipun tidak dalam setiap edisi. Sebanyak 54 jurnalis (40,90%) mengaku medianya jarang atau kadang-kadang saja memuat berita soal anak. Lalu sekitar 30 jurnalis (22,72%) menyatakan medianya hampir memuat permasalahan anak setiap edisi terbit. Sedangkan sebanyak 6 jurnalis (4,54%) mengatakan medianya tidak pernah memuat permasalahan anak. Lalu, apakah media telah ramah pada anak? Apakah media pada saat melakukan peliputan mempertimbangkan psikologis anak? Inilah ide awal yang mendorong AJI-UNICEF untuk memberikan Penghargaan Tahunan AJI-UNICEF untuk Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak. Sebelumnya pada penghargaan AJI-UNICEF tahun lalu, isu kekerasan menempati posisi teratas. Banyak jurnalis yang memotret kehidupan remaja di balik terali besi. Setelah itu, isu anak dan kasus-kasus kesehatan menempati urutan berikutnya. Pada tahun ini kami bermaksud kembali memberikan Penghargaan Tahunan AJI-UNICEF untuk Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak dengan memperluas kriteria kepesertaan yang terdiri dari jurnalis media cetak/on line, radio dan televisi. Penghargaan ini diharapkan dapat menampilkan karya jurnalistik yang berbobot dan berprespektif anak. Ketentuan 1. Karya jurnalistik ( cetak/on line, radio, TV ) berupa feature tentang anak. 2. Setiap jurnalis/media baik media cetak/online, radio dan televisi seluruh Indonesia dapat mengikuti perlombaan ini. Karya dilengkapi dengan fotokopi kartu pers yang masih berlaku. 3. Setiap peserta hanya bisa mengajukan satu karya. 4. Karya peserta harus pernah dipublikasikan pada media massa umum pada periode waktu antara 1 September 2006 – 25 Oktober 2007. 5. Karya harus sudah diterima panitia paling lambat 31 Oktober 2007. Tepatnya pukul :17:00 WIB. 6. Karya harus dilengkapi dengan pernyataan bahwa karya adalah karya orisinal, bukan saduran, terjemahan dan tidak termasuk advertorial komersial. 7. Ralat, jika ada, harus disertakan. 8. Karya belum pernah memenangkan lomba jurnalistik. 9. Karya yang sudah dikirim ke panitia tidak akan dikembalikan. 10. Keputusan juri tidak bisa diganggu gugat. 11. Untuk karya di media cetak, peserta harus mengirim copy asli kliping beserta soft copy karya yang sudah dimuat. Untuk media online, peserta harus mengirim karya berupa print out yang sudah di-copy langsung dari situs beritanya. Redaktur media online yang bersangkutan juga diminta membuat pernyataan bahwa karya yang dikirimkan memang pernah dimuat di media tersebut. 12. Untuk karya di media radio, peserta harus mengirim karyanya dalam bentuk kaset atau compact disk (CD). Untuk karya di media televisi, peserta harus mengirimkan karyanya dalam bentuk kaset video compact disk (VCD). Diharapkan agar menuliskan nama dan asal media di kepingan CD dan VCD. 13. Hadiah yang diberikan masing-masing sebesar Rp 6,5 juta (pemenang I per kategori), Rp 5 juta (pemenang II per kategori) dan Rp 4 juta (pemenang III per kategori) 14. Kirimkan karya jurnalistik ke Sekretariat AJI Indonesia di : Jl. Kembang Raya 6, Kwitang, Senen, Jakarta Pusat 10420 atau via e-mail ke [EMAIL PROTECTED] Nomor Telepon/fax : 021-3151214/021-3151261. Atau hubungi panitia Penghargaan Tahunan AJI-UNICEF untuk Karya Jurnalistik Terbaik tentang Anak via email [EMAIL PROTECTED] via telepon dengan Alida (HP : 081330392480,02199587758) atau Minda (HP:08128572252). Dewan Juri Lomba Penulisan Anak I. Dewan Juri Kategori Cetak a. Santi Kusumaningrum (UNICEF) b. Willy Pramudya (AJI) c. Ninuk Mardiana Pambudy (Jurnalis Senior Kompas) d. Magdalena Sitorus (Komisi Perlindungan Anak) II.Dewan Juri
Re: [mediacare] Pengikut PKS memang tidak merokok
Kalo katanya Gus Pur (Republik Mimpi), gitu aja koq repot!!! Hukum merokok menurut yang saya ketahui adalah makruh. Artinya bagi yang menjalankan, tidak berpahala. Sebaliknya, yang meninggalkan, malah berpahala. Mo pilih mana? Masa dikasih pahala ga mau? Toh, para perusahaan rokok sudah mewanti-wanti, rokok bisa menimbulkan impotensi dan gangguan janin serta penyakit berbahaya lainnya. Masalahnya, bukan kita tidak bisa baca tulisan itu, tapi malas baca karena saking asyik menikmati rokoknya. Ya kalo perusahaan sudah memberi peringatan besar-besar seperti itu, terus Anda langgar, berarti resiko ditanggung pribadi. Ga apalah, saya berterima kasih buat yang merokok. Anda telah menyumbang pendapatan terbesar dari bea cukai (rokok kan cukainya besar) sehingga bisa menambah kas negara terlebih di kota/kabupaten tempat perusahaan rokok itu berproduksi. Walau saya tidak merokok, terima kasih buat Gudang Garam (asal lahir saya di Kediri Jatim) yang telah membangun sarana prasarana untuk keindahan Kediri yang makin BERSINAR INDAH. Buat PKS, salut!! teruskan perjuanganmu Didik Salam dari Bali andree stroo [EMAIL PROTECTED] wrote: Saat saya dulu bergabung di PKS memang di larang keras merokok. Sebab saat itu saya masih duduk di kelas 5 SD. PKS yang saya maksud adalah Patroli Keamanan Sekolah, yang membantu teman-teman menyeberang jalan...he...he...he... respati putra [EMAIL PROTECTED] wrote: menurut saya ini bahasan yg bodoh dan dicari2, apakah salah kalau tidak merokok? apakah ada kaitannya tdk merokok dengan partai? merokok atau tdk adalah hak azasi bukan? saya ingin bertanya pada anda semua, apa sih yg anda takuti dari PKS? padahal anda belum mengenal betul mereka, ibarat menilai isi rumah orang lain tapi anda hanya menilai dari sebrang jalan yg gak mungkin anda dapat melihat apa isi di dalam rumah tersebut - Original Message From: Widi [EMAIL PROTECTED] To: mediacare@yahoogroups.com Sent: Saturday, September 8, 2007 11:05:11 AM Subject: Re: [mediacare] Pengikut PKS memang tidak merokok kok mirip dengan jawaban2 pak Wido beberapa bulan yang lalu mengenai mengenal PKS ya? meskipun waktu itu topiknya bukan mengenai merokok. atau kader2 PKS memang mendapat training begitu? salam, widi On 9/7/07, Budi - Production Control [EMAIL PROTECTED] co.id wrote: Mas Ananto, Anda bertempat tinggal dimana? Kota? Kecamatan? Kelurahan? Anda bisa mulai dengan mendatangi kantor DPD PKS di kota Anda. Pasti 100% pengurus DPD tidak merokok. Anda masih penasaran? Kunjungi kantor DPC di Kecamatan dimana Anda tinggal. Keadaan serupa akan Snda temui di tingkatan ini. Anda masih belum yakin ? Silakan Anda bersilaturahmi ke kantor DPRa di tingkat Kelurahan. Insya Allah pengurus DPRa dengan senang hati memberikan alasan mengapa mereka tidak merokok. Wassalaam, Budi-pc - Original Message - From: anantö/ To: [EMAIL PROTECTED] ps.com Sent: Thursday, September 06, 2007 2:52 PM Subject: Re: [mediacare] Wartawan Disudut Rokok Kenapa 100% tidak merokok? Anda yakin banget bisa sampai 100% begitu. Ananto MOD: Pak Budi benar. Para kader PKS memang disyaratkan untuk tidak merokok. Jadi kalau Anda lihat ada lelaki yang merokok, pasti bukan kader PKS. Mungkin sekadar simpatisan bolehlah. Para pengurus PKS juga tidak boleh bersalaman dengan lawan jenis. Apalagi cipika cipiki. Dan yang perempuan wajib berjilbab panjang (kalau bisa warna putih). Kalau ada perempuan berjilbab, tapi bawahannya celana jeans, pasti bukan kader PKS. Betul kan Pak Budi? - Park yourself in front of a world of choices in alternative vehicles. Visit the Yahoo! Auto Green Center. 'Andree S'troo' AudioPro Magazine Pulo Buaran III F5-6 BPSP Kawasan Industri Pulo Gadung, Jaktim 13930 Telp. 021 - 4619502 / 03 Fax. 46826450 HP ; 08128057679 www.audiopro.co.id - Boardwalk for $500? In 2007? Ha! Play Monopoly Here and Now (it's updated for today's economy) at Yahoo! Games. - Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! FareChase.
Re: [mediacare] help me cp ahmad bahrudin qoryah thoyyibah
dh, thank informasinya, teman2 STN. MARI JADIKAN INDONESIA LEBIH BAIK! Dji Radjimo 0817 814 624 From: Serikat Tani Nasional [EMAIL PROTECTED] Reply-To: mediacare@yahoogroups.com To: mediacare@yahoogroups.com Subject: Re: [mediacare] help me cp ahmad bahrudin qoryah thoyyibah Date: Tue, 11 Sep 2007 16:27:28 +0700 Untuk Bung Radjimo, Silahkan hubungi bung Imam-SPPQT di no-0817240700. Semoga dia bisa membantu. Wassalam, - Isty - -- --- Komite Pimpinan Pusat - Serikat Tani Nasional [Sementara] Jl. Pustaka Jaya II No. 3, Rawamangun, Jakarta Timur, Indonesia 13220. Fax: +62-21-4757281 M-phone +62 856 8075066 Email : [EMAIL PROTECTED] Blog : http://serikat-tani-nasional.blogspot.com --- _ Search from any Web page with powerful protection. Get the FREE Windows Live Toolbar Today! http://toolbar.live.com/?mkt=en-id
[mediacare] Fall Out Boy Wins BEST GROUP at the MTV US Video Music Awards!!
FALL OUT BOY WINS BEST GROUP AWARD AT MTV VMAs - AND HOSTS FRIENDS AND ENEMIES SUITE FOR RIHANNA, PANIC! AND OTHERS I'M LIKE A LAWYER...(ME YOU) VIDEO, SHOT IN UGANDA WITH INVISIBLE CHILDREN ORGANIZATION, PREMIERES THIS WEEK ON AOL Fall Out Boy sets live performances video discussions this week: at MTV's TRL studios, on FUSE network's The Sauce, and first appearance on Live with Regis Kelly The Young Wild Things Tour opens October 18th in Columbus, Ohio, FOB headlining, with Gym Class Heroes, Plain White T's, Cute Is What We Aim For (September 11, 2007 - New York, NY) Multi-platinum Island Records group Fall Out Boy took home their third consecutive Moonman at this week's annual MTV VMAs at the Palms in Las Vegas, winning the coveted Best Group award, and doing double duty as house band at their VMA Fantasy Suite. Fall Out Boy's Friends and Enemies VMA suite was THE place to be during the two-hour bash, as they interspersed their televised live performances (ranging from Sugar, We're Going Down, Thnks fr th Mmrs, The Carpal Tunnel Of Love, and This Ain't a Scene, It's an Arms Race, featuring Lil Wayne, to covers of Michael Jackson's Beat It, Top Gun Theme, and Akon's Don't Matter), with a guest appearance by fellow Island Def Jam artist and two-time VMA winner Rihanna (backing her on her single, Shut Up and Drive), plus drop-ins from NE-YO, Panic! At the Disco, Cobra Starship, and Gym Class Heroes - who join FOB on their upcoming The Young Wild Things Tour, opening October 18th in Columbus, Ohio (please see tour dates below). As Fall Out Boy's RIAA platinum new album INFINITY ON HIGH moves into its 31st week on the Billboard 200 album chart (after debuting at #1), the fourth single is getting off to a fast start: I'm Like a Lawyer with the Way I'm Always Trying To Get You Off (Me You) was one of the most added songs at the Top 40 radio format when it impacted this past week. I'm Like a Lawyer...(Me You) follows up The Take Over, The Breaks Over, Thnks fr th Mmrs, and This Ain't a Scene, It's an Arms Race - all three of which went to #1 on MTV's TRL video countdown. Fall Out Boy traveled to Africa for the first time in July, to film the video in Uganda for I'm Like a Lawyer...(Me You) with director Allen Ferguson, in partnership with the non-profit organiza-tion Invisible Children. The organization is dedicated to curbing the problem of children forced to flee their homes at night, to find shelter miles away in hospitals or bus parks, in order to escape being abducted and pressed into service as child soldiers in the rebel LRA (Lord's Resistance Army). The video for I'm Like a Lawyer...(Me You) will make its exclusive premiere on AOL this Thursday, September 13th, and will then be available to all outlets beginning the next day. Also on Thursday, the band will stop by MTV's TRL studio on Times Square to discuss their VMA win and the making of the new video. The following day has been officially named Fall Out Boy Friday by the FUSE network; topped off by the band's performance of I'm Like a Lawyer...(Me You) on FUSE's one-hour show The Sauce, which will be entirely devoted to FOB. In addition, Fall Out Boy will make their very first appearance Wednesday, September 12th, on ABC's Live with Regis Kelly, where they will perform the song live and discuss the new video. While in Africa, Fall Out Boy traveled to South Africa for a sold-out-in-advance performance to over 18,000 fans at the Coca-Cola Dome in Johannesburg. They became the first U.S. band to perform on the popular young adult show The Wildroom, and wrapped up the trip with a visit to Sun City for a safari that was filmed as well. Prior to the African journey they headlined the 42-city Honda Civic Tour of North America from April through June, drew the NBC's Today Show's biggest outdoor audience ever for their live performance outside on the Plaza, and then appeared at Al Gore's prestigious Live Earth Festival at Giants Stadium in New Jersey on July 7th, along-side Bon Jovi, Kanye West, Madonna, and other top acts. INFINITY ON HIGH is the follow-up to From Under The Cork Tree, Fall Out Boy's Island debut of May 2005, which spent 72 weeks on the Billboard 200 albums chart and has sold more than 3 million copies worldwide. Chicago's Fall Out Boy - Patrick Stump (vocals/guitar), Pete Wentz (bass), Joe Troh-man (guitar), and Andy Hurley (drums) - won the coveted MTV2 Award in 2005 (for their first Island single, Sugar, We're Going Down), then won a second consecu-tive Moonman when Dance, Dance took 2006's MTV VMA Viewers Choice Award. Since their first major market headlining North American arena tour in spring 2006, they have appeared on the covers of Rolling Stone, Spin, Blender, and Alternative Press and have performed on NBC's Saturday Night Live, The Tonight Show with Jay Leno, and Late Night with
[mediacare] Hari ini nurdin halid dilantik
Hari ini nurdin halid dilantik jadi anggota dpr. Hayo ngaku siapa yang milih dia untuk mewakili dirinya ? Sedih aku Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows. Yahoo! Answers - Check it out. http://answers.yahoo.com/dir/?link=listsid=396545469
[mediacare] Novel dgn penghargaan terbanyak
Novel The Sea of Trolls mendapatkan lebih dari 25 penghargaan diantaranya: ALA Best Book for Young Adults, Parents' Choice Gold Award, Judy Lopez Memorial Award, Kirkus Editor's Choice, Mythopoeic Fantasy Award, Publishers Weekly Best Book, Washington Post Best Book, dll Buku ini merupakan novel fiksi sejarah tentang viking dengan berbagai legendanya dengan gambacaran cerita: Di tahun 773, sekelompok prajurit terkuat Viking (berserker) menyerang pantai Inggris. Semua desa yang mereka lalui dihancurkan. Jack dan adiknya, Lucy, menjadi tawanan mereka. Ternyata takdir memilih jalan yang berbeda. Ditemani Olaf One Brow dan Thorgil si Prajurit Perawan, Jack melakukan perjalanan ke negeri Troll, Jotunheim. Misi mereka akan menentukan nasib seluruh berserker. Dapatkah Jack mengikuti jejak Odin, dewa terkuat bangsa Viking? Beberapa pujian untuk buku ini: Sebuah cerita yang berdasarkan sejarah, namun membubung tinggi dengan imajinasi yang memesona. – New York Times Sejarah, Legenda dan mitologi bangsa Viking diramu menjadi satu dalam kisah petualangan yang tidak sekadar mencekam, tapi juga menghadirkan nilai-nilai keutamaan. – Majalah Gatra Petualangan yang seru dengan perpaduan memikat antara sejarah dan dongeng. Kisahnya mengajarkan bahwa kekuatan dapat timbul dari keberanian dan kasih sayang. – Riyanti Cartwright (VJ Riyanti) Judul Buku: The Sea of Trolls Pengarang: Nancy Farmer Jumlah Halaman: 544 hal Dimensi Buku: 13 X 20,5 Harga Buku : Rp. 64.000,-
[mediacare] rilis atas penyadapan terhadap wartawan TEMPO
*ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN* JAKARTA Nomor : 05/AJIJAK-Adv/Pers/IX/2007 Perihal : Siaran Pers untuk segera disiarkan *Siaran Pers Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta atas tindakan penyadapan dan intimidasi berkedok penegakan hukum terhadap wartawan Majalah Tempo, Metta Dharmasaputra* Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta mengutuk terjadinya tindakan penyadapan telepon genggam yang dilakukan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab atas wartawan Majalah Tempo, Metta Dharmasaputra. AJI menilai terjadinya penyadapan atas wartawan investigatif dari salahsatu media terkemuka di Indonesia ini adalah tanda-tanda bahaya yang menandakan kebebasan pers di negeri ini kembali terancam. Jika komunikasi wartawan yang melakukan tugas jurnalistiknya di bawah naungan UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers bisa dengan seenaknya disadap dengan dalih penegakan hukum, maka masa depan kebebasan pers di negeri ini sudah gelap gulita. Terlebih jika benar penyadapan itu dilakukan untuk melindungi kepentingan pihak-pihak yang selama ini justru melakukan pelanggaran hukum dengan manipulasi pajak yang merugikan negara sampai triliunan rupiah. Selain itu, AJI Jakarta juga menyesalkan cara-cara Polda Metro Jaya menegakkan hukum dengan mengabaikan prinsip-prinsip perlindungan kepada kebebasan pers dan hak wartawan mencari informasi yang dilindungi undang-undang. Adalah benar wartawan Tempo, Metta Dharmasaputra, menjalin komunikasi dengan mantan karyawan PT Asian Agri, Vincentius Amin Sutanto, sejak akhir 2006 lalu, dalam rangka tugas jurnalistik. Saat itu belum jelas benar status hukum Vincentius Amin Sutanto. Motif utama komunikasi tersebut adalah penggalian data-data penting mengenai manipulasi pajak PT Asian Agri yang dipegang Vincentius, yang kemudian dipublikasikan sebagai Laporan Utama Majalah Berita Mingguan Tempo pada Januari 2007 lalu. Sebagai tindak lanjut dari pemberitaan tersebut, pada pertengahan Januari, tim gabungan Direktorat Pajak Departemen Keuangan dan Komisi Pemberantasan Korupsi mendatangi kantor PT Asian Agri di Jakarta dan Medan dan menyita sejumlah dokumen. Bahkan pada Mei 2007, Dirjen Pajak Darmin Nasution menegaskan pemerintah sudah menemukan bukti awal pidana pajak PT Asian Agri dengan kerugian negara ditaksir mencapai Rp 786 miliar. Lima direksi perusahaan itu ditetapkan sebagai tersangka. Semua ini adalah berkat informasi penting yang disampaikan Vincentius Amin Sutanto sebagai /whistle blower/ yang membongkar praktek biadab yang merugikan keuangan negara. Namun, meski sudah nyata-nyata membantu membongkar kasus ini, Vincentius justru diganjar hukuman penjara 11 tahun pada Agustus 2007 lalu, karena dinilai terbukti melakukan pidana pencucian uang. Tak puas dengan keberhasilan membui seorang /whistleblower/, polisi kini juga mengincar wartawan Tempo, Metta Dharmasaputra, yang membantu mengungkap kasus ini kepada publik. Buktinya, pada awal September lalu, Kepala Satuan II/Fismondev Polda Metro Jaya, AKBP Aris Munandar, melayangkan surat panggilan kepada Metta untuk menjadi saksi berkaitan dengan pelarian Vincentius ke Singapura. Pada saat bersamaan, di kalangan wartawan juga beredar salinan percakapan SMS dari telepon genggam Telkom Flexy milik Metta Dharmasaputra dengan sejumlah pihak. Seorang pejabat Telkom memastikan salinan itu memang dikeluarkan atas permintaan aparat penegak hukum. Semua fakta dan bukti di atas cukup untuk membuat AJI Jakarta prihatin dan menyesalkan arah penyelidikan polisi dalam kasus ini. Patut diduga polisi bertindak bukan atas kepentingan umum dan mengabaikan prosedur penyadapan atas informasi yang disalurkan melalui telekomunikasi seperti diatur UU Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi dan Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000. Dalam dua aturan itu, penyadapan atau permintaan informasi percakapan melalui telekomunikasi hanya bisa dilakukan atas seseorang yang melakukan tindak pidana korupsi, terorisme dan narkoba. Sementara Metta Dharmasaputra dalam kasus ini hanya berstatus sebagai saksi dan nyata-nyata melakukan tugas jurnalistik sebagai wartawan yang dilindungi undang-undang. Apa yang dilakukannya sebagai wartawan dalam kasus ini semata-mata demi melindungi kepentingan publik yang lebih besar. AJI Jakarta mengajak semua media, organisasi profesi wartawan, lembaga-lembaga yang peduli pada kebebasan pers, para jurnalis, dan organisasi masyarakat sipil untuk bersama melawan tekanan yang mengancam kebebasan pers ini. Jakarta, 12 September 2007 *_Jajang Jamaludin_* *_Umar Idris_* Ketua Umum Ketua Divisi Advokasi
[mediacare] OOT: Dicari Penulis untuk Dotkom
Bapak dan Ibu Moderator, maaf numpang iklan ya :) Terima kasih banyak * * *WANTED A.S.A.P.!* *Writer/Rewriter dan Reporter yang meliputi channel berita :* - *News – Sport – Economy – Politic – etc* - *Music* - *Food* - *Travel* * * *Dengan persyaratan :* - *Canggih, handal, cekatan dan bergaul * - *Bisa menulis sesuai dengan kaidah jurnalistik* - *Terbiasa bekerja dengan deadline* - *Dapat berbahasa Inggris pasif dan aktif* - *Berjiwa muda dan pantang menyerah!* * * *Kalau anda salah satu diantaranya, silahkan kirim CV beserta contoh tulisan dan hasil foto (file jenis jpg tidak lebih dari 1 mb) via email ke [EMAIL PROTECTED] sekarang juga and be a part of next generation!* -- Warmest Regards, ~GrooveboxIta~
[mediacare] Re: rilis terhadap penyadapan wartawan TEMPO
Terima kasih untuk rilisnya Mas Arif. Kebetulan saya pengguna Telkom Flexi juga. Mulai detik ini saya akan lebih berhati-hati memakainya, kalau perlu pindah ke operator ponsel lain yang punya komitmen untuk tidak menyadap pembicaraan yang dilakukan oleh pelanggannya. - Original Message - From: Arif Zulkifli To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, September 12, 2007 10:45 AM Subject: [wartawan] rilis terhadap penyadapan wartawan TEMPO *ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN* JAKARTA Nomor : 05/AJIJAK-Adv/Pers/IX/2007 Perihal : Siaran Pers untuk segera disiarkan *Siaran Pers Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta atas tindakan penyadapan dan intimidasi berkedok penegakan hukum terhadap wartawan Majalah Tempo, Metta Dharmasaputra* Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta mengutuk terjadinya tindakan penyadapan telepon genggam yang dilakukan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab atas wartawan Majalah Tempo, Metta Dharmasaputra. AJI menilai terjadinya penyadapan atas wartawan investigatif dari salahsatu media terkemuka di Indonesia ini adalah tanda-tanda bahaya yang menandakan kebebasan pers di negeri ini kembali terancam. Jika komunikasi wartawan yang melakukan tugas jurnalistiknya di bawah naungan UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers bisa dengan seenaknya disadap dengan dalih penegakan hukum, maka masa depan kebebasan pers di negeri ini sudah gelap gulita. Terlebih jika benar penyadapan itu dilakukan untuk melindungi kepentingan pihak-pihak yang selama ini justru melakukan pelanggaran hukum dengan manipulasi pajak yang merugikan negara sampai triliunan rupiah. Selain itu, AJI Jakarta juga menyesalkan cara-cara Polda Metro Jaya menegakkan hukum dengan mengabaikan prinsip-prinsip perlindungan kepada kebebasan pers dan hak wartawan mencari informasi yang dilindungi undang-undang. Adalah benar wartawan Tempo, Metta Dharmasaputra, menjalin komunikasi dengan mantan karyawan PT Asian Agri, Vincentius Amin Sutanto, sejak akhir 2006 lalu, dalam rangka tugas jurnalistik. Saat itu belum jelas benar status hukum Vincentius Amin Sutanto. Motif utama komunikasi tersebut adalah penggalian data-data penting mengenai manipulasi pajak PT Asian Agri yang dipegang Vincentius, yang kemudian dipublikasikan sebagai Laporan Utama Majalah Berita Mingguan Tempo pada Januari 2007 lalu. Sebagai tindak lanjut dari pemberitaan tersebut, pada pertengahan Januari, tim gabungan Direktorat Pajak Departemen Keuangan dan Komisi Pemberantasan Korupsi mendatangi kantor PT Asian Agri di Jakarta dan Medan dan menyita sejumlah dokumen. Bahkan pada Mei 2007, Dirjen Pajak Darmin Nasution menegaskan pemerintah sudah menemukan bukti awal pidana pajak PT Asian Agri dengan kerugian negara ditaksir mencapai Rp 786 miliar. Lima direksi perusahaan itu ditetapkan sebagai tersangka. Semua ini adalah berkat informasi penting yang disampaikan Vincentius Amin Sutanto sebagai /whistle blower/ yang membongkar praktek biadab yang merugikan keuangan negara. Namun, meski sudah nyata-nyata membantu membongkar kasus ini, Vincentius justru diganjar hukuman penjara 11 tahun pada Agustus 2007 lalu, karena dinilai terbukti melakukan pidana pencucian uang. Tak puas dengan keberhasilan membui seorang /whistleblower/, polisi kini juga mengincar wartawan Tempo, Metta Dharmasaputra, yang membantu mengungkap kasus ini kepada publik. Buktinya, pada awal September lalu, Kepala Satuan II/Fismondev Polda Metro Jaya, AKBP Aris Munandar, melayangkan surat panggilan kepada Metta untuk menjadi saksi berkaitan dengan pelarian Vincentius ke Singapura. Pada saat bersamaan, di kalangan wartawan juga beredar salinan percakapan SMS dari telepon genggam Telkom Flexy milik Metta Dharmasaputra dengan sejumlah pihak. Seorang pejabat Telkom memastikan salinan itu memang dikeluarkan atas permintaan aparat penegak hukum. Semua fakta dan bukti di atas cukup untuk membuat AJI Jakarta prihatin dan menyesalkan arah penyelidikan polisi dalam kasus ini. Patut diduga polisi bertindak bukan atas kepentingan umum dan mengabaikan prosedur penyadapan atas informasi yang disalurkan melalui telekomunikasi seperti diatur UU Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi dan Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2000. Dalam dua aturan itu, penyadapan atau permintaan informasi percakapan melalui telekomunikasi hanya bisa dilakukan atas seseorang yang melakukan tindak pidana korupsi, terorisme dan narkoba. Sementara Metta Dharmasaputra dalam kasus ini hanya berstatus sebagai saksi dan nyata-nyata melakukan tugas jurnalistik sebagai wartawan yang dilindungi undang-undang. Apa yang dilakukannya sebagai wartawan dalam kasus ini semata-mata demi melindungi kepentingan publik yang lebih besar. AJI Jakarta mengajak semua media, organisasi profesi
[mediacare] Komentar: Time Pertanyakan Putusan MA
JUSTICE IS SERVED !!! Ketua Fraksi PPP Lukman Hakim Saifuddin yang mengatakan bahwa, Putusan MA bisa menjadi lonceng kematian bagi pers di Indonesia, adalah gaya politisasi kampungan, dengan maksud agar media pers bergerak melawan ketetapan hukum dan melakukan trial by the press, menghakimi Pak Harto kembali. Salam, Yap Hong Gie MOD: Pak Yap, kasus Soeharto itu tertumpuk banyak. Belum lagi kasus-kasus yang melibatkan anak-anak dan kerabatnya. Hampir semuanya menebar malapetaka yang luar biasa bagi bangsa Indonesia (kecuali Pak Yap mungkin). Kalau Pak Harto toh memang pantas dihakimi, kenapa tidak? Sampai nanti beliau wafat pun pasti akan masih diributkan. Mending selesaikan semua sebelum dia dicabut nyawanya. http://www.kompas.com/ Politik Hukum Rabu, 12 September 2007 Kado Pahit bagi Pers Time Pertanyakan Putusan MA Jakarta, Kompas - Putusan Mahkamah Agung yang menghukum majalah Time edisi Asia untuk membayar ganti rugi Rp 1 triliun kepada mantan Presiden Soeharto menimbulkan banyak pertanyaan. Putusan MA ini, selain mengancam kebebasan pers, juga menyinggung rasa keadilan masyarakat. Fraksi Partai Persatuan Pembangunan amat prihatin dengan putusan kasasi MA. Putusan itu bisa menjadi lonceng kematian bagi pers di Indonesia, ucap Ketua F-PPP di DPR Lukman Hakim Saifuddin, Selasa (11/9). Lukman juga heran, Mahkamah Agung (MA) membutuhkan waktu sedemikian lama, lebih dari enam tahun, untuk memutuskan kasasi. Perkara di bidang pers ini pun ditangani Ketua Muda MA Bidang Pengadilan Militer. Penunjukan Mayjen (Purn) German Hoediarto ini juga dipertanyakan kuasa hukum majalah Time, Todung Mulya Lubis. Putusan MA itu harus ditinjau kembali (PK). MA juga harus menetapkan hakim-hakim agungnya yang tepat, ujar Lukman Hakim. Ketua Komisi III DPR Bidang Hukum Trimedya Pandjaitan dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menilai putusan MA tersebut menyinggung rasa keadilan masyarakat. Bayangkan, Soeharto dapat Rp 1 triliun. Padahal, kita mau mengutak-atik harta kekayaan Soeharto, susahnya bukan main. Eh, sekarang, Soeharto malah dapat pundi-pundi, kata Trimedya. Ditanya apakah ada permainan uang, Trimedya spontan menjawab, Segala kemungkinan bisa terjadi. Ada uang atau ada kekuasaan. Trimedya juga mengatakan putusan MA itu akan mempermalukan Indonesia di mata internasional, khususnya di bidang penegakan hukum. Ditemui seusai diskusi Membedah Undang-Undang No 40/1999 Tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik di Bandung, anggota Dewan Pers, Wina Armada Sukardi, kemarin, mengatakan, putusan MA itu adalah kado pahit menyambut genap sewindu Undang-Undang Pers. Itu dianggap hal tragis dan memukul kemerdekaan pers. Menurut Wina, meskipun Time adalah majalah asing, banyak hal dalam prinsip pers dan jurnalistik yang seharusnya bersifat universal. Wina melihat sekarang masih ada pihak dengan cara-cara tertentu tidak dapat menerima kebebasan pers. Ini senada dengan pendapat Todung. Todung Mulya Lubis mengatakan, putusan itu sudah keluar terlebih dahulu ke masyarakat sebelum diterimanya dan ini tidak patut dilakukan. Penggembosan Todung menilai putusan MA tersebut merupakan salah satu bentuk penggembosan terhadap proses hukum yang kini ditempuh oleh Kejaksaan Agung (Kejagung). Putusan itu dikeluarkan pada saat Kejagung gencar mempersoalkan Soeharto di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Ketua MA Bagir Manan mengatakan, penunjukan Ketua Muda MA Bidang Pengadilan Militer itu karena MA tidak mengenal sistem kamar. Ini cuma urusan pembagian pekerjaan saja, ujar dia. Sementara itu, German Hoediarto juga membantah jika statusnya sebagai purnawirawan dikaitkan dengan perkara itu. Saya clean betul. Tidak ada beban. Tidak ada yang nginjak, ujarnya. Ditanya mengapa perkara baru diputus Agustus 2007 (perkara sejak 2001), German mengatakan, Mana saya tahu. Perkaranya baru sampai ke saya sekarang (2007). (ana/sut/CHE) http://www.smh.com.au/news/world/soeharto-wins-129m-in-damages-from-time/2007/09/10/1189276642061.html Soeharto wins $129m in damages from Time September 11, 2007 JAKARTA: Indonesia's Supreme Court had awarded the former dictator Soeharto 1 trillion rupiah ($129.6 million ) in damages in a lawsuit he brought against Time magazine, a court official said yesterday. The decision is likely to spark outrage in Indonesia, where the ageing former president has avoided being brought to trial over persistent allegations of massive corruption during his 32 years of iron-fisted rule. We accept the suit filed by Soeharto and refuse the decision of the Appeal Court and Central Jakarta District Court, a Supreme Court spokesman, Nurhadi, said, referring to rulings against Soeharto made in 2000 and 2001. The court, in its August 30 ruling, had ordered that Soeharto be paid 1 trillion rupiah in immaterial damages and that an apology be published in Indonesian newspapers as well as in three Time titles. Soeharto had been seeking