[mediacare] PILPRES 2009, SBY-MEGA BERSAING KETAT

2007-09-24 Terurut Topik Don Manurung
Pilpres 2009, SBY-Mega Bersaing Ketat   Depok, (Analisa)   Analis 
politik dari Universitas Indonesia (UI), Boni Hargens menilai pada pemilihan 
presiden (Pilpres) 2009, Megawati Soekarnoputri (Mega) dan Susilo Bambang 
Yudhoyono (SBY) diperkirakan akan bersaing ketat.   Kalau semua yang maju di 
'pacuan' 2009 adalah 'kuda tua' seperti SBY, Wiranto, Akbar Tandjung, Megawati, 
Amien Rais, dan Gus Dur, maka peluang terbesar tetap ada di tangan Mega dan 
SBY, katanya, di Depok, Minggu.   Ia memberi alasan mengapa Mega atau SBY yang 
hanya bersaing ketat. Pertama, walau prestasinya kurang memuaskan, SBY tetap 
memiliki basis pemilih yakni pemilih pada pemilu 2004, minus mereka yang kecewa 
karena gagalnya kinerja pemerintah.   Kedua, lanjut dosen politik FISIP-UI 
tersebut, di antara pemain tua yang ada, Mega dan SBY yang massanya lebih besar 
secara ideologis dan obyektif. Sedangkan alasan ketiga, walau Mega dianggap 
gagal dulu, tapi 2009 adalah pertandingan baru.   Kalau ada
 perbaikan dalam model kampanye, manajemen ditata lagi dengan menghadirkan 
ahli-ahli komunikasi politik, Mega berpeluang besar, kata Direktur Parrhesia 
Institute, (State In-Building) tersebut. Dengan catatan tidak ada figur baru 
yang menonjol, tambahnya.   Boni Hargens mengatakan untuk sementara, figur 
baru yang paling patut diwaspadai para kuda tua adalah Mardiyanto (Mendagri).   
Ia yakin ada partai yang meliriknya, karena kinerjanya bagus di Jawa Tengah, 
apalagi kalau sukses jadi Mendagri hingga 2009.   Namun, lanjut dia, terlepas 
dari semua itu, kepemimpinan nasional 2009 memerlukan kriteria figur sebagai 
berikut. Pertama, integritas politik yang baik. Kedua, figur nasionalis yang 
tentunya diusung oleh partai nasionalis juga, tidak peduli partai kecil atau 
besar. Ketiga, bekerja dengan hati.   Selama ini, kata dia, politik di 
Indonesia bangkrut karena pemimpin tidak punya hati, dan lebih menonjolkan 
kepentingan partai ketimbang kepentingan rakyat. Bahkan, ada juga
 yang lebih penting menjaga hubungan politik daripada nasib rakyat.   Itu yang 
terjadi dengan kasus Lapindo, impor beras, kasus Iran, dan lainnya, katanya.   
Ia menilai isu kepemimpinan nasional telah dilempar oleh PDIP ketika Rakernas 
II dan Rakornas PDIP (8-10 Sept 2007), dengan melalui merekomendasikan 
pencalonan Megawati menjadi presiden pada Pemilu 2009.   Rekomendasi tersebut 
merupakan satu dari 22 rekomendasi yang dihasilkan musyawarah PDIP.   Meski 
kalangan istana mengatakan tidak terpengaruh dengan pencalonan Mega, ia menilai 
SBY sendiri resah tentang kesediaan Mega menjadi capres 2009, karena Mega 
saingan terberatnya pada Pemilu 2004.   Jika kepemimpinan SBY tidak lebih baik 
dari Megawati dulu, SBY bisa tergusur di 2009, katanya.   Menanggapi hal 
tersebut, Ketua Fraksi PDIP DPR-RI, Tjahyo Kumolo mengatakan dengan lebih awal 
diusungnya Mega sebagai capres dari PDIP maka persiapan dan strategi untuk 
memenangkan akan lebih terkonsentrasi lebih baik.   Kami
 mengusungnya lebih awal karena persiapan capres diperlukan waktu yang lama dan 
harus matang, katanya.   Ia juga menyadari bahwa hasil survei dan analis para 
pakar politik, mengatakan bahwa Mega dan SBY akan bersaing dalam Pilpres 2009. 
Oleh karena itu, kata dia, perlu strategi dan persiapan yang matang dalam 
menghadapi hal tersebut.   Menurut dia, selama ini jalannya pemerintahan 
merupakan masa pembelajaran yang baik. Kita akan cari bentuk strategi agar 
hidup rakyat menjadi lebih baik, katanya.   Ketika ditanya bagaimana peluang 
Mega memenangkan Pilpres 2009, Tjahyo Kumolo, mantan tokoh Golkar itu 
mengatakan semua tergantung kepada rakyat, karena rakyat yang menentukan 
pilihannya.   Masyarakat tahu figur mana yang cocok untuk memimpin mereka, 
kata mantan Ketua Umum KNPI di era Orde Baru itu. (Ant)   
 
  Topik LainPresiden Tiba di New York

Demi Keselamatan Penerbangan dan Pembangunan Medan
Pemerintah Pusat Harus Secepatnya Pindahkan Bandara Polonia

Suplemen Kalsium Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Perampok Bersenjata Api Gasak Mobil Toyota di Jakarta Barat

KBRI Akan Usut Kematian Sukasih di Melaka

Mengaku Warga Miskin, Tapi Saat Dirawat di RS Gunakan HP

Tajukrencana
Ekstradisi Fujimori dan Keadilan

  Situs Lain
Exolution.net

Hotel Polonia

Tiara Executive Club

TebingOnline.net

Sanex Motor

Jimmy Chen  
   

   
-
Need a vacation? Get great deals to amazing places on Yahoo! Travel. 

[mediacare] Sita Harta Soeharto di Indonesia

2007-09-21 Terurut Topik Don Manurung
SUARA PEMBARUAN DAILY 
-
Sita Harta Soeharto di Indonesia  [JAKARTA] Presiden Susilo Bambang 
Yudhoyono diminta memerintahkan anak buahnya, seperti Kapolri dan Jaksa Agung, 
untuk segera menyelidiki dan menyita harta Soeharto, anak-anak, dan 
kroni-kroninya, yang berada di Indonesia. Harta itu diduga kuat diperoleh 
dengan cara-cara melawan hukum.   Pemerintah seharusnya memulai dengan menyita 
aset (milik Soeharto, Red) yang berada di Indonesia dulu, baru yang berada di 
negara-negara lain, kata Ketua Komisi Hukum Nasional (KHN), Prof Dr Sahetapy 
SH, kepada SP di Jakarta, Kamis (20/9) pagi.   Secara terpisah itu, anggota 
Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Taufik Basari, mendesak 
pemerintah untuk menyikapi secara serius dan proaktif prakarsa Perserikatan 
Bangsa-Bangsa (PBB) dan Bank Dunia yang akan membantu pengembalian aset-aset 
negara yang dicuri oleh penguasa melalui program Stolen Asset Recovery (StAR) 
Initiative.   Terkait dengan prakarsa StAR tersebut, PBB dan Bank Dunia
 menempatkan mantan Presiden Soeharto di posisi pertama pada daftar pemimpin 
negara terkorup di dunia, dengan taksiran nilai kekayaan negara yang diambil 
mencapai US$ 15 miliar hingga US$ 35 miliar. Nilai itu jauh di atas mantan 
Presiden Filipina Ferdinand Marcos di peringkat dua, dengan taksiran nilai 
kekayaan negara yang diambil mencapai US$ 5 miliar hingga US$ 10 miliar.   
Saya kira Jaksa Agung Hendarman Supandji harus segera mengutus anak buahnya 
untuk berkoordinasi dengan PBB dan Bank dunia untuk mencocokkan data yang 
dimiliki dengan data yang ada di Kejagung, ujar Taufik.   Dia yakin, Kejagung 
mempunyai data mengenai harta Soeharto, anak-anak, beserta kroni-kroninya, baik 
yang berada di Indonesia maupun di negara-negara lain, yang diduga dicuri dari 
negara. Kejagung jangan diam saja. Ingat, Indonesia salah satu negara yang 
ikut menandatangani Konvensi Internasional Anti-Korupsi, kata dia 
mengingatkan.  Desak KPK   Sementara itu, Sahetapy berpendapat, jika
 Pemerintah Indonesia memiliki niat untuk mengambil kembali kekayaan negara 
yang diambil mantan Presiden Soeharto, terutama yang disimpan di Indonesia, 
dari dulu sudah bisa diselesaikan. Ya, memang sulit. Karena di DPR sendiri ada 
yang membela Soeharto, baik secara terbuka maupun secara sembunyi-sembunyi, 
kata dia.   Sahetapy juga mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) agar 
terlibat menyelidiki dan menyita harta Soeharto, anak-anak, dan kroninya yang 
diduga diambil dari negara. Saya minta pimpinan KPK yang akan datang segera 
memulai melakukan ini, kata dia.   Sedangkan untuk mengambil harta Soeharto 
yang ada di negara-negara lain, Sahetapy mengatakan, pemerintah dan DPR harus 
membentuk UU baru terlebih dahulu. Dalam UU baru itu harus ditegaskan, semua 
harta Soeharto, anak-anak dan kroni-kroninya yang didapat secara melawan hukum 
harus disita, kata dia.   UU baru yang dimaksud, kata dia, hanya mengatur 
pengambilalihan harta Soeharto, anak-anak dan kroni-kroninya.
 Sedangkan dalam peraturan peralihannya nanti baru diatur untuk siapa saja 
atau semua kepala negara dan pemerintah Indonesia ke depan, kata dia.   Secara 
terpisah, sosiolog, George Yunus Aditjondro pesismistis dengan upaya pemerintah 
dan aparat penegak hukum Indonesia, untuk bisa menyita harta negara yang dicuri 
Soeharto. Pasalnya, di mana-mana ada orang Soeharto, termasuk di MA.  Tak 
Perlu Ditanggapi   Salah seorang kuasa hukum Soeharto, Muhammad Assegaf meminta 
agar daftar yang tercantum dalam laporan StAR Initiative yang diluncurkan PBB 
dan Bank Dunia, Senin (17/9) lalu, tidak perlu ditanggapi secara serius. Karena 
dalam daftar itu disebutkan, mantan Presiden Soeharto menempati urutan pertama 
pemimpin politik dunia yang diperkirakan mencuri kekayaan negara dalam jumlah 
besar selama kurun waktu beberapa puluh tahun terakhir.   Menurutnya, 
penggunaan kata-kata yang diperkirakan mencuri kekayaan negara, menunjukkan 
PBB dan Bank Dunia menyimpulkan laporan itu bukan
 berdasarkan penyelidikan dan investigasi sendiri, tetapi patut diduga mencomot 
dari media-media yang dia nilai tidak bertanggung jawab. Ya, bisa saja PBB dan 
Bank Dunia mengambil dari Majalah Time, yang tidak bisa menunjukkan bukti 
ketika kami tuntut, sehingga mereka dikalahkan MA, katanya, di Jakarta, Rabu 
(19/9).  Langkah Pemerintah   Terkait dengan StAR Initiative, Menteri Luar 
Negeri Hassan Wirajuda menjelaskan, Presiden Yudhoyono dijadwalkan menemui 
Presiden Bank Dunia Robert B Zoellick, di sela-sela kunjungan kerjanya ke New 
York, AS, mulai Sabtu (22/9) mendatang. Presiden akan meminta penjelasan Bank 
Dunia sehubungan tawaran lembaga tersebut bersama PBB untuk mengembalikan harta 
negara yang dikorupsi mantan Presiden Soeharto.   Ini penting. Sebab, tidak 
mudah mengembalikan harta yang dikorupsi dan disimpan di luar negeri. Untuk itu 
kita memerlukan dukungan masyarakat internasional, kata Menlu, Rabu.   Karena 
masih berupa 

[mediacare] DPP PDIP Ambil Alih Penentuan Calon Gubernur Bali

2007-09-15 Terurut Topik Don Manurung
Demokrasi internal partai yang down-top dan top-down baik untuk semua pihak, 
terutama bagi daerah terkait
   
  DPP PDIP Ambil Alih Penentuan Calon Gubernur Bali
Sabtu, 15 September 2007 | 19:02 WIB 
  TEMPO Interaktif, Jakarta:Rapat Kerja Daerah Khusus (Rakerdasus) PDIP Bali, 
Sabtu (15/9) berlangsung anti klimak. Forum yang mestinya menetapkan calon 
Gubernur Bali versi PDIP itu akhirnya sepakat untuk menyerahkan keputusan 
kepada DPP PDIP. 

Tanda-tanda diambilnya keputusan seperti itu sudah terlihat saat Sekjen DPP 
PDIP Pramono Anung menyampaikan sambutan. Ia meminta agar nama-nama seluruh 
calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang telah mendaftar dikirimkan saja ke DPP 
PDIP. ?DPP nantinya akan melakukan survey untuk melihat persepsi publik 
mengenai calon yang paling familiar dan paling bisa diterima,? tegasnya di 
depan sekitar 700 kader PDIP yang mewakili DPC dan PAC se-Bali. 

Pramono mengisyaratkan, langkah itu diambil agar energi partai tidak dihabiskan 
dalam pilkada. Sebab, pilkada hanyalah sasaran antara sebelum pemilihan 
Presiden dan pemilu legistatif 2009. Apalagi Rakornas PDIP sudah memastikan 
akan kembali mencalonkan Megawati sebagai Presiden RI. 

Ditegaskannya, DPP akan mengambil langkah yang transparan dalam penentuan 
calon. Selain melalui survey dengan menyewa 2 lembaga independen yang kredible, 
keputusan akhir juga akan diambil dalam forum rapat Pimpinan. ?Jadi tidak akan 
ada calonnya Megawati, calonnya Tuafik Kiemas, atau calonnya Pramono,? 
tegasnya. 

Sebelum keputusan dikeluarkan DPP, dia meminta agar kader PDIP tidak saling 
berpolemik. Untuk menjamin transpransi, sebagai Sekjen dia sudah sepakat dengan 
Megawati untuk tidak akan bertemu dengan para kandidat. Langkah semacam ini, 
menurutnya, sudah diambil dalam Pilkada di daerah-daerah lain. Hasilnya, dari 
18 kali Pilkada Gubernur, PDIP bisa memenangkan 10 diantaranya. 

Untuk Bali, DPP bakal memberi perhatian khusus karena merupakan barometer PDIP. 
?Disini kita tidak boleh kalah,? tegasnya. Dia menjamin, Megawati akan turun 
langsung saat kampanye pilkada nanti. 

Permintaan Pramono untuk menyerahkan penetapan calon ke DPP itu ditanggapi 
positif oleh 9 DPC PDIP. Dalam pandangan umumnya mereka menyatakan 
persetujuannya sehingga proses voting untuk menentukan urutan dukungan kepada 
para calon tidak diperlukan. Namun, 6 DPC yakni Denpasar, Klungkung, Bangli, 
Karangasem, Singaraja dan Tabanan meminta DPP untuk lebih mempertimbangkan 
calon yang berasal dari kader PDIP. 

Adapun sejumlah figur yang bakal disaring oleh DPP itu dari kalangan non kader 
PDIP adalah Komjen Pol Made Mangku Pastika, Anggota DPD RI Wayan Sudhirta, 
Direktur TPI Sang Nyoman Suwisma dan mantan Rektor Unud Prof dr Wayan Wita. 
Sementara dari jajaran kader antara lain adalah Bupati Jembrana I Gde Winasa, 
Wakil Gubernur Bali Alit Kelakan, Walikota Denpasar AA Puspayoga, pengurs DPD 
Nyoman Dhamantra dan Tjok Ratmadi serta Bupati Tabanan Adi Wiryatama. 

Menanggapi keputusan Rakerdasus itu, Mangku Pastika menyatakan bisa menerimanya 
sebagai proses politik. ?Sebagai bakal calon saya melihat ini langkah yang 
terbaik,? tegasnya. Hal yang sama disampaikan Wayan Sudhirta. ?Ini menunjukkan 
adanya keseriusan untuk memenangkan Pilkada,? tegasnya. Rofiqi Hasan 


   
-
Boardwalk for $500? In 2007? Ha! 
Play Monopoly Here and Now (it's updated for today's economy) at Yahoo! Games.

[mediacare] Mega Bersedia Maju (Batam Pos)

2007-09-11 Terurut Topik Don Manurung
Indra J. Piliang: Mega-Sutyoso kurang pas
   
  Mega Bersedia Maju 
 Selasa, 11 September 2007 JAKARTA (BP) - Teka-teki 
kesediaan Megawati Soekarnoputri untuk dicalonkan kembali pada Pilpres 2009 
mendatang telah terjawab. Dalam penutupan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) 
PDIP kemarin malam, Megawati secara terbuka menyatakan kesediannya untuk maju 
lagi.   ’’Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, Saya … Saya Megawati 
Soekarnoputri bersedia dicalonkan sebagai presiden dari PDIP,” kata Megawati 
terbata-bata. Mendengar itu, spontan, belasan ribu kader PDIP yang memenuhi 
hall A PRJ Jakarta Utara berteriak histeris mengekspresikan kegembiraannya.
’’Terimakasih. Sampaikan hal ini…,” ujar Mega terputus karena tak kuasa 
melanjutkan kata-katanya. Dia sampai menangis terharu melihat respon luar biasa 
yang muncul dari para kadernya. Tiba-tiba, MC acara memberi aba-aba untuk 
menyanyikan lagu Maju Tak Gentar. ”Kita nyanyikan lagu Maju Tak Gentar,” 
katanya.
  
Lagu ciptaan C Simanjuntak itupun lantas membahana dari segenap penjuru 
ruangan. Para kader Mega menyanyikannya dengan penuh penghayatan dan semangat. 
Suasana haru biru melingkupi seluruh kader PDIP. Banyak di antara mereka yang 
juga tak kuasa menahan air mata. Setelah untaian lagu itu berakhir, Mega 
mencoba untuk kembali mempertegas kesediaannya itu. 
  
Tapi, lagi-lagi dia tak mampu menuntaskan kata-katanya. ’’Sekali lagi, sebagai 
Ketua Umum Partai, saya Megawati Soekarnoputri…,” ujarnya terputus. Mega 
benar-benar tak mampu menahan tetesan air matanya. Suasana ruangan kian riuh 
dengan tepuk tangan, teriakan mega presiden, dan pekik ”merdeka”.
  
Ketika Mega sedang berusaha menenangkan dirinya itu, mendadak Taufik Kiemas 
bangkit dari kursinya dan berjalan pelan ke arah podium. Dengan tenang, dia 
menghampiri Megawati dan mengecup kening sang istri. Mendapat perlakuan itu, 
Mega makin tambah terharu.
  
Ribuan kader PDIP pun tak kuasa menahan perasaannya. Kembali, mereka 
menyanyikan lagu Maju Tak Gentar hingga diulang sebanyak dua kali.
  
’’Terimakasih, saya yakin bahwa keseluruhan dari 16.400 orang ini (kader PDIP 
yang hadir, red) akan memberitahukan keputusan saya sebagai Ketum ataupun dari 
pribadi diri saya untuk disampaikan kepada seluruh warga PDIP dan masyarakat 
Indonesia dimanapun mereka berada,” ujarnya.
  
’’Apakah kalian siap? Apakah kalian akan bekerja keras?” tanya Mega lantang. 
’’Siap, kami siap,” jawab ribuan kader PDIP juga tak kalah lantang. 
Selanjutnya, Mega meminta agar sepulangnya ke daerah masing-masing, para 
peserta Rakernas segera menggelar rapat-rapat untuk menyosialisasikan keputusan 
rakernas.
  
’’Seluruh jajaran struktural, eksekutif, dan legislatif harus mulai bekerja. 
Apa (kekalahan, red) yang menjadi bahan evaluasi jangan sampai terjadi lagi,” 
tegasnya. Sebab, lanjut Mega, seiring dengan pernyataan kesediaanya, para lawan 
politiknya pasti akan segera mengkalkulasi konsekuensi dari keputusan itu.
  
’’Oleh karena itu, kita bertekad merapatkan barisan. Kita pasti bisa jika kita 
bersama rakyat. Kita pasti menang. Merdeka. Merdeka. Merdeka,” pekik Mega. 
Penegasan Megawati itu sekaligus menutup Rakornas PDIP.
  
Sekjen PDIP Pramono Anung kemudian meminta segenap kader PDIP untuk menyanyikan 
berturut-turut lagu Bagimu Negeri dan Sorak-Sorak Bergembira. Keseluruhan acara 
Rakornas lantas diakhiri dengan pembacaan doa yang dibawakan oleh Ketua Umum PP 
Baitul Muslimin Indonesia Hamka Haq. 
  
Pakai Dasi Merah, Sutiyoso Tegaskan Dia PDIP 
 Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PDIP yang digelar sehari di Gedung PRJ 
Jakarta Utara, kemarin, benar-benar menjadi puncak konsolidasi moncong putih. 
Maklum saja, agenda yang menghadirkan sekitar 16.000 kader PDIP itu melibatkan 
seluruh jajaran struktural partai, mulai DPP (Dewan Pimpinan Pusat) sampai PAC 
(Pimpinan Anak Cabang).
  
Hadir juga 196 Kepala Daerah dan ratusan anggota legislatif dari PDIP. Agenda 
ini merupakan satu rangkaian dengan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II PDIP 
yang dihelat 8-9 September di tempat yang sama. Hanya bila Rakernas menggunakan 
Hall A, maka Rakornas ini berpindah ke Hall B yang ukurannya lebih besar hampir 
dua kali lipat. Ada delapan layar raksasa yang terpasang di bagian depan.
  
Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso terlihat duduk dalam deretan kursi terdepan untuk 
para undangan bersama para kepala daerah lainnya. Hadir juga, Gubernur DKI 
periode 2007-2012 terpilih, Fauzi Bowo yang sebentar lagi akan memulai masa 
tugasnya menggantikan Sutiyoso. Selain itu, tampak sejumlah petinggi partai, 
seperti Sekjen Partai Golkar Soemarsono, Wakil Ketua FPKS DPR RI 
Zulkiflimansyah dan Sekretaris FPKS Mustafa Kamal.
  
Sutiyoso yang disebut-sebut mulai dijajaki PDIP untuk menjadi cawapres Megawati 
mengatakan kehadirannya tidak berkaitan sama sekali dengan persoalan itu. ”Saya 
ini ’kan kader. Saya jadi Gubernur dicalonkan PDIP. Masa partai punya gawe 
begini, saya nggak datang,” katanya seusai pembukaan 

[mediacare] Megawati Tak Bisa Hanya Andalkan Kharisma (Sinar Harapan)

2007-09-11 Terurut Topik Don Manurung
Megawati Tak Bisa Hanya Andalkan Kharisma  
  

Jakarta – Megawati Soekarnoputri dinilai memiliki kharisma (charisma power) 
ayahnya, mendiang Presiden pertama RI Soekarno.
Namun, kharisma tersebut tidak dapat diandalkan untuk mendulang suara pada 
pemilu 2009, jika tanpa ada konsesi konkret bagi penyelesaian berbagai masalah 
di tingkat bawah. Alasannya, masyarakat Indonesia saat ini cenderung memilih 
pemimpin yang memiliki kekuatan pemikiran (rasional power) dalam menyelesaikan 
masalah kekinian. 
Penilaian tersebut disampaikan sosiolog dari Universitas Indonesia (UI) Paulus 
Wirutomo ketika dihubungi SH, Selasa (11/9), menanggapi soal kesediaan Megawati 
maju sebagai calon presiden (capres) pada pemilu 2009.
“Megawati itu satu fenomena yang terkait dengan keturunan Soekarno. Orang tidak 
bisa mengingkari bahwa pancaran Soekarno adalah satu faktor memilih dia. Ini 
memang bisa dijadikan satu modal. Cuma dalam teorinya charismatic power itu 
tidak bisa diturunkan,” kata Paulus. 
Kekuatan kharisma saat ini mulai disingkirkan oleh masyarakat Indonesia. 
Sebagian besar dari mereka lebih memilih kekuatan rasional dengan dasar 
pertimbangan kemampuan memimpin secara rasional. 
Ini terbukti pada pemilu 2004 lalu. Saat itu, pilihan rakyat jatuh kepada 
pilihan alternatif, yakni Susilo Bambang Yudhoyono ketimbang melanjutkan 
mandatnya ke Megawati. 
Untuk itu, Paulus menyarankan Megawati dan Partai Demokrasi Indonesia 
Perjuangan (PDIP) agar mulai menyodorkan program-program riil untuk memikat 
pemilih di luar partainya. 
Kritikan yang ditunjukkan pada Yudhoyono dan Jusuf Kalla tanpa dibarengi dengan 
program konkret untuk rakyat kelas bawah yang merupakan sebagian besar pemilih 
justru akan merugikan Mega sendiri. 
Selain itu, pemilihan presiden (pilpres) saat ini dilakukan secara langsung. 
Koalisi antarpartai besar belum tentu efektif untuk meraih dukungan, karena 
pemilih lebih melihat calon yang diajukan. 
“Rakyat kita pemaaf. Kalau mau merayu sekarang harus bersifat konkret. Megawati 
perlu hati-hati dalam mengkritik, apalagi kalau oleh pemerintah kritikannya 
tidak ditanggapi. Itu bisa bahaya buat dirinya. Kalau mau kritik jangan 
serangan ke individu. 

Rakyat sangat sensitif dan berpikir SBY dikuyo-kuyo. Jadi lebih baik progam 
yang sifatnya ekonomi,” katanya. 

Masih Pagi
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Mubarok mengatakan pencalonan 
Mega sebagai presiden pada pemilu 2009 dinilai masih terlalu pagi. Keputusan 
tersebut justru akan memunculkan peluang bagi para pihak untuk menunjukkan 
faktor-faktor negatif Mega saat menjadi Presiden pada periode 2001–2004 lalu. 
Meski demikian, Partai Demokrat hingga kini belum membahas masalah pencalonan 
presiden untuk 2009. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat ini lebih 
memfokuskan diri pada penyelesaian berbagai permasalahan bangsa. “SBY tidak 
pernah mau bicara 2009. Beliau hanya mengatakan bahwa kita hanya menjalankan 
tugas hingga 2009. Kalau tidak layak dipilih, jangan dicalonkan lagi,” katanya. 
Ditanya soal kritikan atas kebijakan Yudhoyono–Kalla, dia mengatakan PDIP dan 
Megawati sebaiknya bercermin. Kesulitan yang terjadi saat ini merupakan 
peninggalan dari kekuasaan masa lalu. “Menjual Indosat itu apakah bukan sangat 
menghilangkan martabat bangsa?” ujarnya. 
Persetujuan Mega untuk dicalonkan dalam pilpres tahun 2009 tersebut 
diungkapkannya dalam penutupan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) yang 
berakhir pukul 20.05 WIB, Senin (10/9). “Dengan mengucapkan 
Bismilahiramanirahim, saya menerima pencalonan diri saya sebagai presiden dari 
PDIP untuk maju dalam pemilihan presiden mendatang,” kata Megawati. Pernyataan 
tersebut langsung disambut dengan tepuk tangan dan sorakan sekitar 16.400 
peserta Rakornas. 
Setelah menyatakan kesediaannya, Megawati meminta kepada seluruh kader PDI 
Perjuangan se-Tanah Air untuk bekerja keras memenangkan pilpres 2009. 
Menurutnya, kemenangan PDIP pada tahun 2009 adalah kemenangan rakyat Indonesia 
dan menjadi tanggung jawab kader PDIP di seluruh Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Sekjen PDIP Pramono Anung mengatakan pasangan Megawati 
apada Pilpres 2009 akan dikaji secepatnya dan rencananya akan dibahas dalam 
Rakernas PDIP III pada Maret 2008. “PDIP tidak akan lagi melakukan kesalahan 
seperti di masa lalu. Kita akan siap berkoalisi dengan siapa pun apakah itu 
parpol atau di luar partai politik,” katanya. (tutut Hertlina)

   
   
-
Be a better Globetrotter. Get better travel answers from someone who knows.
Yahoo! Answers - Check it out.

[mediacare] Re: [HKSIS] Megawati: Sebarkan Pemahaman Islam Modern yang Anti Kekerasan dan Teror

2007-08-07 Terurut Topik Don Manurung
Masih banyak yang tidak mengerti pentingnya menggalang kerjasama antar golongan 
dan agama, etnik untuk menjaga dan memajukan pluralisme di Indonesia. Sehingga 
memang masih ada suara yang miring. Tidak apa-apa.
  Megawati bedanya dengan SBY, sama sekali tidak didukung oleh seluruh atau 
sebagian besar TNI, Polri, PNS Orba, sehingga dia harus sangat berhati-hati 
bicara, kendati banyak kerja kongkretnya, tetapi tidak begitu tebar pesona 
seperti sekarang. Cermatilan secara jeli imbangan politik yang ada.
   
  Faktanya adalah NKRI berpenduduk mayoritas Muslim, hingga soal radikalisme
  agamis juga harus ditangani secara bijaksana. Tidak hanya dengan demo!
  Coba simak bagaimana banyaknya upaya pendidikan, manuver politik dan 
kerjasama, aktivitas dalam banyak bentuk untuk melestarikan pluralisme.
   
  Apa saat konflik berdarah-darah di Irlandia Utara lalu Inggris bertindak 
kekerasan,
  menganjurkan 'demo Protestan vs Katolik dan sebaliknya? Tidak, dipakai 
operasi
  terpadu politik, budaya dan sebagainya yang baru saja berhasil, dua golongan 
itu
  sekarang mau power sharing disana secara serius.
   
  Mohon jangan tuangkan minyak ke api, mohon bijak dan bergiat, mari jaga 
pluralisme Bung!
   
  DM
  

Harry Adinegara [EMAIL PROTECTED] wrote:
Tidak saja tanggapan Bung Sunny itu benar tapi ada satu hal lagi 
yang amat penting..
   
  Sudah jadi kenyataan kalau ada golongan yang pakai cara kekerasan alias cara2 
islam fundamentalis, tapi yang di golongkan sebagai muslim moderat ya diam saja.
  Selain para islam moderat perlu  menyuarakan suaranya ,tapi yang penting 
adalah mengadakan penjagaan, demo tantangan agar para islam fundamentalis di 
Indonesia itu dapat dicegah main kayunya.
   
  Harry Adinegara
  

Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote:
Konflik di Maluku membuat jiwa  puluhan ribu orang melayang, kurang 
lebih  500.000 menjadi pengungsi. Mengapa Megawati sebagai presiden tidak 
mengatakan seperti ini waktu  berkunjung ke Ambon dalam keadaan konflik yang 
membara?
   
- Original Message - 
  From: Alex Simanjuntak 
  To: [EMAIL PROTECTED] 
  Cc: Sinar Harapan ; Wahid Inst ; mediacare@yahoogroups.com ; [EMAIL 
PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL 
PROTECTED] 
  Sent: Tuesday, August 07, 2007 12:00 AM
  Subject: [mediacare] Fw: Megawati: Sebarkan Pemahaman Islam Modern yang Anti 
Kekerasan dan Teror
  

  Megawati: Sebarkan Pemahaman Islam Modern yang Anti Kekerasan dan Teror   
Monday, 06 August 2007 
  Jakarta, Suluh Perjuangan

Ketua Umum PDI Perjuangan Hj  Megawati Soekarnoputri ketika melantik Pengurus 
Pusat Baitul Muslimin Indonesia Minggu petang (5/8), meminta agar Baitul 
Muslimin Indonesia menyebarkan pemahaman Islam modern yang anti kekerasan dan 
teror, karena hal itu sesuai dengan paham nasionalistik pendiri bangsa. 
Pengurus Pusat Baitul Muslinin Indonesia yang diketuai Hamka Haq itu berjumlah 
sekitar 40-an orang, meliputi Syafii Maarif (mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah) 
dan Said Agil Siraj (Ketua PBNU) sebagai Dewan Pembina, sera ekonom Faisal 
Basri. 


  Pada kesempatan itu Ketua Umum PDI Perjuangan membantah anggapan pihak-pihak 
tertentu bahwa pembentukan Baitul Muslimin Indonesia dilatarbelakangi keinginan 
PDI Perjuangan untuk menggalang dukungan kaum muslim pada Pemilu 2009. Tak ada 
kaitannya, demikian Megawati menegaskan. Meskipun demikian, ia meminta kepada 
pengurus untuk berpegang pada ketentuan dan program partai serta menjaga 
kerahasiaan informasi partai. 

Sementara itu Ketua Umum Pengurus Pusat Baitul Muslimin Indonesia, Hamka Haq, 
mengemukakan organisasi yang dipimpinnya itu tidak hanya bergerak di bidang 
keagamaan, tetapi juga di bidang kenegaraan, dengan mendampingi PDI Perjuangan 
untuk memasyarakatkan ideology nasional berdasarkan Pancasila. Ia juga berharap 
Baitul Muslimin Indonesia memberi hawa baru kepada partai. Baitul Muslimin 
akan memperkuat tulang banteng moncong putih dan membuat darah banteng moncong 
putih lebih segar, kata hamka memberi perumpamaan. 

-
  All new Yahoo! Mail   
-
  Get news delivered. Enjoy RSS feeds right on your Mail page. 
-

No virus found in this incoming message.
Checked by AVG Free Edition. 
Version: 7.5.476 / Virus Database: 269.11.6/938 - Release Date: 8/5/2007 4:16 PM


  




-
  Yahoo!7 Mail has just got even bigger and better with unlimited storage on 
all webmail accounts. Find out more.  

 

   
-
Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's Comedy with an Edge to see what's on, 
when. 

[mediacare] Petinggi GAM Akan Tumpas Mereka yang Ingin Merdeka

2007-07-14 Terurut Topik Don Manurung
Pernyataan yang putar-putar tidak keruan. Pemerintah RI bodoh, nama GAM 
saja harusnya dihapus karena berkonotasi makar. Kapan SBY bisa tegas terhadap 
separatisme?
   
  Zakaria Saman: 
Petinggi GAM Akan Tumpas Mereka yang Ingin Merdeka
   
  14 Juli 2007
Jakarta–Kekhawatiran sejumlah pihak di Jakarta atas munculnya Partai GAM 
membuat Gerakan Aceh Merdeka (GAM) menegaskan kembali komitmennya terhadap 
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). GAM bahkan menyatakan akan ikut 
serta menumpas pihak-pihak yang menginginkan kemerdekaan di Nanggroe Aceh 
Darussalam (NAD). 
Demikian dikemukakan mantan Menteri Pertahanan GAM Zakaria Saman kepada SH, 
Jumat (13/7), menanggapi kekhawatiran sejumlah pihak bahwa GAM akan kembali 
memperjuangkan kemerdekaan menyusul pendeklarasian Partai GAM beberapa waktu 
lalu. 
“Kami, GAM, sudah menyatakan komitmen untuk tetap berada dalam NKRI. Bendera 
itu (simbol Partai GAM–red) bukan makna lagi minta merdeka. Kita ini GAM bukan 
partai terlarang. Kalau ada yang masih ingin merdeka silakan ditindak. Mereka 
akan menjadi musuh bersama antara RI dan GAM,” kata Zakaria.
Dia mengatakan simbol yang digunakan oleh GAM untuk membuat sebuah partai tidak 
bertentangan dengan peraturan. Nota Kesepahaman Damai (Memorandum of 
Understanding/MoU) Helsinki menyebutkan bahwa GAM tidak boleh lagi menunjukkan 
simbol-simbol militer. 
Selain itu, Undang-Undang (UU) No 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh juga 
tidak melarang penggunaan bendera GAM. Begitu juga dengan Peraturan Pemerintah 
(PP) No 20 Tahun 2007 mengenai Partai Politik Lokal di NAD. 
Meski demikian, dia menyerahkan semua keputusan—diterima atau tidak Partai 
GAM—kepada lembaga yang berwenang. “Semua orang di Jakarta ribut. Kami lebih 
baik diam saja, terpulang pada badan hukum. Sekarang ini sedang dalam 
verifikasi,” ujarnya. 
Ia juga mengaku telah bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan 
Wakil Presiden Jusuf Kalla di istana pada tanggal 4 Juli 2007 lalu, 
membicarakan rencana GAM membentuk Partai GAM. 
“Saya bertemu Wapres pukul 09.00 WIB, sedangkan dengan Presiden pukul 20.00 
WIB. Mereka hanya diam saja dan tidak menyatakan keberatan. Tapi semua orang 
bicara begini begitu, saya biarkan saja,” paparnya.

Tak Perlu Khawatir
Terkait dengan Partai GAM tersebut, pengamat politik Fachri Ali, kepada SH, 
Sabtu (13/7), menyatakan Jakarta tidak perlu khawatir karena keputusan mengenai 
partai tersebut berada di tangan pemerintah pusat. Pemerintah sebaiknya juga 
tidak selalu mencurigai GAM, yang seolah-olah berencana untuk melakukan 
perjuangan angkat senjata. 

Dari sejumlah fakta, perjuangan kemerdekaan tersebut sangat kecil akan 
dilakukan. Saat ini, semua pimpinan GAM—minus Hasan Tiro—sudah berada di Banda 
Aceh, sehingga sangat mudah terdeteksi kegiatannya. Di samping itu, GAM sudah 
banyak meninggalkan dunia hutan. 
Di tingkatan publik, masyarakat Aceh saat ini tengah menikmati masa perdamaian 
dan mementingkan urusan ekonomi, sehingga mereka tidak akan menghiraukan 
kepentingan segelintir elite. 
“Dari sisi itu, mereka sudah susah kembali untuk tampil. Dengan memasuki dunia 
pemerintahan di Aceh, mereka sudah terjebak. Hukum besi politik dimanapun akan 
berlaku, pemerintah selalu berhadapan dengan oposisi. Jadi Jakarta seharusnya 
relaks saja,” kata Fachri.

Urusan Polisi
Sementara itu, Menhukham Andi Mattalata menegaskan deklarasi Partai GAM di NAD 
merupakan urusan polisi. Departemen yang dipimpinnya hanya mengurusi status 
badan hukum dari sebuah partai yang didaftarkan. “(Deklarasi Partai GAM padahal 
belum didaftarkan) itu hukum umum yang berlaku, bukan UU Partai Lokal. Itu 
polisi punya urusan, bukan Dephukham. Kita verifikasi apa kegiatan mereka 
sebagai partai lokal sesuai UU,” papar Mattalata di Kantor Kepresidenan, 
Jakarta, Jumat (13/7).
Sejauh ini, Partai GAM baru sekadar melapor dan belum melengkapi syarat-syarat 
yang diwajibkan. “Dia (Partai GAM) sudah melapor, tapi belum masukin daftarnya. 
Ya kita belum verifikasi. Mereka beritahu keberadaan, tapi kita minta datanya 
dulu. Susunan pengurus, kepengurusan, AD/ART. Itu syarat untuk mendapatkan 
status badan hukum. Juga harus punya pengurus wilayah sekitar 50 persen 
Kabupaten yang ada di provinsi, jadi harus ada data-data,” sahutnya.
Dalam melakukan verifikasi, lanjut Andi, yang menjadi alat ukurnya adalah UU 
Pemerintahan Aceh dan PP No 20/2007 yang mengatur partai lokal. Pada prinsipnya 
mengatur 3 semangat, yaitu perdamaian, rekonsiliasi, dan reintegrasi ke NKRI. 
“Kalau ada simbol atau kegiatan tidak sesuai dengan semangat itu, tentu tidak 
diterima, tapi kan belum tentu dia memasukkan gambar itu,” katanya.
(tutut herlina/dina sasti damayanti)

   Sinar Harapan  
  
 
 

   
-
Luggage? GPS? Comic books? 
Check out fitting  gifts for grads at Yahoo! Search.

[mediacare] Waspadai Separatisme di Masyarakat

2007-07-13 Terurut Topik Don Manurung
Pemerintah SBY abaikan peringatan Lemhanas. Ada perbedaan besar dalam tubuh TNI 
sekait persepsi atas patriotisme? Patriotisme adalah satu-satunya kiblat.
  Sikap PDI-P tepat: NKRI tidak terkait dengan Orba. Ini nilai patriotisme 
final bagi bangsa dan negara RI. NKRI adil makmur untuk sepanjang jaman...
  DM 
   
  SUARA PEMBARUAN DAILY   
-
  
  Waspadai Separatisme di Masyarakat  [JAKARTA] Sekretaris Jenderal Dewan 
Ketahanan Nasional (Wantanas) Letjen M Yasin mengatakan, masyarakat Indonesia 
harus mewaspadai munculnya gerakan separatisme di lingkungan sekitarnya.   
Menurut Yasin, isu-isu strategis yang membahayakan ketahanan nasional, seperti 
separatisme, gerakan ekstrem, fanatisme, terorisme, dan federalisme, harus 
diberantas.   Ini menjadi sesuatu yang harus diperhatikan bersama. 
Separatisme, federalisme, dan lainnya ini muncul di mana-mana. Harus kita 
waspadai jangan sampai terseret, kata Yasin di Jakarta, Kamis (12/7), seperti 
dikutip Antara.   Ia mengatakan, sebagian masyarakat Indonesia masih kurang 
waspada terhadap gerakan separatisme. Terbukti dari masih adanya gerakan 
separatisme yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.   Kasus pengibaran 
bendera RMS saat peringatan Hari Keluarga Nasional pada 29 Juni di Ambon, 
merupakan contoh nyata masih adanyagerakan separatisme di Indonesia.   Ia 
mengatakan,
 masyarakat Indonesia harus memegang teguh Pancasila sebagai dasar negara, UUD 
1945, serta semangat persatuan dan kesatuan untuk menangkal separatisme. Kalau 
masyarakat kita berpegang sepenuhnya pada Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal 
Ika, maka tidak ada ruang untuk mereka (separatisme), kata Yasin.   
Sebelumnya, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasioonal (Lemhannas) Muladi mengatakan, 
gerakan-gerakan separatisme seperti yang terjadi di Aceh, Papua, maupun Ambon 
harus ditumpas secara tegas karena sangat berbahaya bagi keutuhan NKRI. 
Separatisme dapat ditumpas secara yuridis melalui penegakan hukum dan 
pendekatan budaya.   Lebih lanjut Yasin mengingatkan, sebagai negara kepulauan, 
Indonesia rawan ancaman perpecahan. Pluralitas dan heterogenitas di Indonesia 
dapat menyebabkan perpecahan. Selain itu, Indonesia sebagai negara kepulauan 
juga memiliki kelemahan dalam pengamanan, sehingga dituntut memiliki kekuatan 
patroli dan pengawasan yang cukup besar. Disesalkan   Sementara
 itu, sikap pemerintah yang tidak menganggap serius kajian Lemhannas mengenai 
masih adanya keinginan GAM untuk melepaskan Aceh dari NKRI melalui gerakan 
politik, sangat disesalkan.   Lemhannas kan, orang-orang pintar isinya. Jangan 
disepelekan kajian-kajian itu. Semestinya dipakai sebagai masukan dalam membuat 
contingency plan, kata Sidharto Danusubroto, Wakil Ketua Komisi I DPR dari 
FPDI-P.   Ia mengingatkan, jangan sampai situasi menjadi tidak terkontrol, 
lantaran terlambat mengatasi persoalan.   Jika dibiarkan, kita akan mendapat 
pendadakan, yaitu sesuatu yang tiba-tiba hadir di hadapan kita, tanpa ada 
persiapan untuk menghadapinya, katanya.   Sejak MoU Helsinki ditandatangani, 
pemerintah membiarkan penggunaan lambang dan atribut GAM di Aceh. Hal itu 
menciptakan kesan GAM bukan sebagai mantan pelaku pemberontakan, melainkan 
pahlawan.   Pemerintah telah menerapkan standar ganda dalam menyikapi GAM di 
Aceh, dibanding bagaimana penyikapan pemerintah terhadap OPM di
 Papua, atau RMS di Maluku, ujar Sidharto.   Menurutnya, menyelesaikan masalah 
dalam koridor nasionalisme (NKRI), tidak terkait dengan rezim Orde Baru apalagi 
untuk kembali pada model pemerintahan tersebut.   Bukan kita mau Indonesia 
kembali ke masa lalu, jika bicara nasionalisme, NKRI. Kita sudah tidak bisa 
lagi kem-bali ke masa lalu, tegasnya. [B-14] 
-
  Last modified: 13/7/07 



















   
-
Yahoo! oneSearch: Finally,  mobile search that gives answers, not web links. 

[mediacare] Re:Tanggapan Bill Liddle: Teroris dan Wartawan

2007-07-12 Terurut Topik Don Manurung
Bagus sekali dapat ikut mengikuti silang pendapat antara Pak Farid Gaban 
  dan Pak Bill Liddle. Interaksi antara Barat yang dipimpin oleh AS dengan 
Dunia Islam memang sangat ruwet, dengan dampak-dampak  yang terkadang sangat 
berdarah sehingga orang awam yang peduli juga ingin tahu kemana kira-kira 
  arah perkembangan kedepan. 
   
  Pasalnya sengketa tiada akhir ini juga berakibat pada banyak sekali 
collateral damages diantara mereka yang sebetulnya secara langsung tidak ikut 
berseteru. Mudah-mudahan dua sosok penting ini (FG dan WL) akan meneruskan 
bertukar pikiran sehingga kita semua bisa banyak belajar.
   
  Apa Pak Farid punya website, blog atau boleh minta alamat mailing listnya 
untuk
  dapat melihat-lihat saja? Terimakasih.
   
  DM
  

radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED] wrote:
Maaf terlambat diposting. Berikut opini Pak Bill Liddle yang 
menanggapi komentar mantan wartawan Republika Farid Gaban (FG) terhadap ulasan 
tentang Abu Dujana yang ditulis oleh Lutfi Syaukani dari Paramadina. 
   
  Saat ini FG menggawangi sebuah milis yang beberapa anggotanya adalah para 
reporter Sabili, Era Muslim, dan lainnya. Sebagai catatan, paman FG pernah 
menjadi pengikut setia Abu Bakar Ba'asyir. Ia terus terang mengakui itu di 
milisnya. 
   
  Posted by: Kuskridho Ambardi
  E-mail: [EMAIL PROTECTED] 

Meneruskan tanggapan dari Pak Bill Liddle: 
   
   
  Farid Gaban sudah lama saya kenal sebagai wartawan dan editor yang  cerdas 
dan bertanggungjawab, jadi tentu saya membaca dengan seksama,  meskipun 
terheran-heran, korespondensinya dengan Siska. Lalu saya  membaca kembali 
beberapa laporan International Crisis Group tentang  Jemaah Islamiyah dan 
laporan utama di Tempo minggu lalu tentang  penangkapan Abu Dujana. Di website 
ICG, yang saya temukan adalah 
  beberapa analisis yang dalam dan canggih, berdasarkan wawancara  langsung, 
dokumen-dokumen JI, pengamatan di lapangan dan kesaksian di  pengadilan, bukan 
hanya informasi sepihak dari polisi. Lagipula, tidak  ada claim yang 
berlebihan, misalnya bahwa JI adalah omnipotent dan  omnipresent. Seandainya 
ada Pulitzer Prize (hadiah jurnalisme yang 
  sangat berprestise di Amerika) internasional untuk investigative  reporting, 
ICG pasti sudah lama mendapatkan anugerah itu. Di Tempo,  yang saya temukan 
antara lain adalah pengakuan langsung Abu Dujana,  dalam wawancaranya dengan 
wartawan Tempo, tentang kehadiran organisasi  JI dan peran dia sebagai salah 
satu pemimpinnya. Berbeda dengan 
  angkatan paman Farid, ternyata para aktivis masa kini tidak segan  mengakui 
partisipasi mereka.
   
  Kenapa Farid mau membantah sesuatu yang begitu kasat mata? Kesan saya  adalah 
bahwa dia melihat Islam sebagai sesuatu keseluruhan yang sedang  diserang. 
Siska benar, tulisnya, rangkaian teror bom di Indonesia,  bahkan di dunia, 
yang dituduhkan kepada kelompok Islam, adalah semacam  puzzle. Yang saya 
perhatikan dalam kalimat itu adalah frasa  dituduhkan kepada kelompok Islam. 
Kesan saya diperkuat ketika dia 
  menulis bahwa Baasyir dan Sungkar diprosekusi oleh karena pandangan  
politiknya (yang mungkin benar pada masa Orde Baru tetapi tidak  sesudahnya) 
dan ketika dia memperkenalkan istilah pivot, seakan-akan  polisi dan pemerintah 
Indonesia serta John Howard dan George Bush  menyamakan Al Qaedah, JI, teror, 
Afghanistan, Irak, Moro, Poso, Ambon,  dan syariah dan tentu Islam sendiri. 
Dalam konteks itu, Farid merasa 
  terpanggil untuk membela kaumnya, meskipun sebetulnya yang ditangkap  atau 
dikejar oleh polisi Indonesia bukanlah umat Islam, termasuk yang  bersikap 
pro-syariah, melainkan orang-orang yang menggunakan kekerasan  untuk mencapai 
tujuan religio-politiknya.
   
  Saya sependapat dengan pesan terakhir Farid, agar kita jangan memberi  
peluang kepada orang yang ingin memperuncing ketegangan antar agama,  
menjustifikasi penindasan hak asasi manusia, dan menjustifikasi  manipulasi dan 
penyalahgunaan kekuasaan. Taruhannya memang besar, bagi bangsa saya juga, 
apalagi menjelang pemilu presiden 2008. Tetapi untuk  mencapai tujuan itu, kita 
harus mulai dengan sebuah pengertian faktual 
  yang akurat.
   
  Salam,
   
  Bill


-
  Be a better Heartthrob. Get better relationship answers from someone who 
knows.
Yahoo! Answers - Check it out.   

 

   
-
Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's Comedy with an Edge to see what's on, 
when. 

[mediacare] Mengomentari Farid Gaban - Re: Wartawan dan Teroris

2007-07-11 Terurut Topik Don Manurung
Wuah, maaf, ada sedikit misunderstanding Bung Farid yth.,
  
saya setuju sekali agar para jurnalis bekerja dan menulis seobyektif mungkin, 
syukur kalau
  ingat kode ethik jurnalistik, dan etika secara umum. Juga saya mengagungkan 
skeptisisme sebagai motor penggerak intelektualitas kearah kemajuan dalam 
segala bidang.
  Yang saya maksud supaya kita dan tidak cuma wartawan pelan-pelan dapat 
meninggalkan midset terlalu dogmatis agamis, karena banyak sekali permasalahan 
abad ini tidak lagi dapat dicarikan solusinya dengan landasan dogma. Contohnya 
soal terorisme seperti yang ditulis dalam analisis LA dari Freedom Inst. Juga 
inti dari banyak masalah, yaitu menurut saya konflik Timur Tengah, yang harus 
dikelola secara politis, bukan agamis.
  
Salam, DM 

Farid Gaban [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Bung Don,

Saran Anda salah alamat. Menurut saya, wartawan perlu disarankan untuk
memakai mindset jurnalistik sebenar-benarnya, baru soal akan lebih
jernih terurai.

Wartawan bekerja di wilayah jurnalistik. Dan jurnalisme adalah
disiplin verifikasi, dengan skeptisisme sebagai salah satu senjata
utamanya. Jurnalisme berisi serangkaian etik dan prosedur, sebuah
metode dalam ilmu sosial pula.

Wartawan yang percaya saja pada versi polisi sebenarnya belum
menggunakan profesinya. Dia hanya PERCAYA. Keyakinan tidak bisa
menjadi fondasi karya jurnalistik yang kuat.

Skeptisisme bukanlah kegenitan. Dia tulang punggung jurnalisme dan
semangat berpikir ilmiah.

salam,
Farid Gaban

--- In [EMAIL PROTECTED], Don Manurung [EMAIL PROTECTED]
wrote:

 Pak Moderator kendati cuma sekali-kali turunkan postingan, tetapi
baik pilihannya. Ini analisis yang banyak betulnya. Namun:
 
 *** Ada daerah pertemuan antara gerakan radikal agamis dengan
para Muslim moderat, dimana dua kelompok, gurem sangat vokal dan besar
namun tenang, itu bertemu, yaitu misalnya tentang rasa tertindasnya
Muslimin seduia oleh AS dan teror negaranya (state
 terrorism). Rupanya di daerah itupun cukup ada wartawan yang
terjebak mindset nya
 
 *** Mungkin bisa diusulkan supaya Muslimin moderat memakai
 mindset yang tidak agamis dalam melihat segalanya didunia yang
riil, yaitu sospolekbud dll dll dll. Hingga akan terlihat AS itu bukan
serakah hanya terus mau menindas Muslim, tetapi
 menindas siapa saja di dunia, termasuk rakyatnya dan juga orang
Eropa, Jepang, Australalia dll yang berani melawan keserakahan
ekonomis dan kekuasaanya. Kalau bisa, mudah-mudahan bisa, lalu semua
persepsi harus di redefinisi, dan akan sangat lebih
 cerah membaca keruwetan dunia yang monopolar dibawah komando AS
ini. Lalu para
 jurnalis investigatif yth yang terjebak tadi juga akan bisa
mengentaskan diri dari mindset subyektif yang out of date, disamping
mengurangi kegenitan eksibisionis dan kehausan mencari sensasi, meski
memang terus dikejar redaksi buat mendongkrak tiras.
 
 Don M
 
 radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Para Pembela Teroris
 
 Luthfie Assyaukanie
 * peneliti Freedom Institute, Jakarta


Re: [mediacare] Wartawan dan Teroris

2007-07-10 Terurut Topik Don Manurung
Pak Moderator kendati cuma sekali-kali turunkan postingan, tetapi baik 
pilihannya. Ini analisis yang banyak betulnya. Namun:
   
  *** Ada daerah pertemuan antara gerakan radikal agamis dengan para Muslim 
moderat, dimana dua kelompok, gurem sangat vokal dan besar namun tenang, itu 
bertemu, yaitu misalnya tentang rasa tertindasnya Muslimin seduia oleh AS dan 
teror negaranya (state
  terrorism). Rupanya di daerah itupun cukup ada wartawan yang terjebak 
mindset nya
   
  *** Mungkin bisa diusulkan supaya Muslimin moderat  memakai
  mindset yang tidak agamis dalam melihat segalanya didunia yang riil, yaitu 
sospolekbud dll dll dll. Hingga akan terlihat AS itu bukan serakah hanya terus 
mau menindas Muslim, tetapi
  menindas siapa saja di dunia, termasuk rakyatnya dan juga orang Eropa, 
Jepang, Australalia dll yang berani melawan keserakahan ekonomis dan 
kekuasaanya. Kalau bisa, mudah-mudahan bisa, lalu semua persepsi harus di 
redefinisi, dan akan sangat lebih
  cerah membaca keruwetan dunia yang monopolar dibawah komando AS ini. Lalu para
  jurnalis investigatif yth yang terjebak tadi juga akan bisa mengentaskan 
diri dari mindset  subyektif yang out of date, disamping mengurangi kegenitan 
eksibisionis dan kehausan mencari sensasi, meski memang terus dikejar redaksi 
buat mendongkrak tiras.
   
  Don M
  
radityo djadjoeri [EMAIL PROTECTED] wrote:
Para Pembela Teroris

Luthfie Assyaukanie
* peneliti Freedom Institute, Jakarta

Saya bukan sedang berbicara tentang Tim Pembela Muslim (TPM) yang belakangan
sedang populer karena usaha mereka memberikan bantuan hukum kepada para
pelaku teroris, tapi tentang para wartawan, aktvis, dan kaum terpelajar yang
secara gencar dan menjengkelkan membela para teroris. Sebagian mereka
tampaknya tak menyadari apa yang sedang mereka lakukan, sebagian lainnya
hanya demi bergenit-genit saja, dan sebagian lainnya, tampak jelas mendukung
ideologi serupa dengan para teroris hanya saja dengan sedikit kemasan yang
diilmiah-ilmiahkan.

Tentu saja, setiap upaya mempertanyakan prosedur hukum haruslah dihargai dan
dijunjung tinggi. Adalah sebuah truisme belaka bahwa polisi bukanlah sebuah
profesi yang maksum dari kesalahan. Tugas wartawan adalah mempertanyakan
prosedur-prosedur yang dilakukan polisi, termasuk dalam menangani persoalan
terorisme. Saya justru merasa senang bahwa pers kita kini sangat kritis dan
tak takut lagi dalam menyorot kinerja aparat kepolisian.

Namun, sikap kritis tentu ada batasnya. Pencarian kebenaran haruslah
bermuara pada penemuan, bukannya pada pencarian itu sendiri. Premis-premis
dalam logika dibangun untuk mengantarkan kita kepada kesimpulan, bukannya
pada penciptaan satu premis baru yang ad infinitum. Dalam dunia khayal, Anda
mungkin bisa melakukan itu, tapi dalam dunia nyata yang menyangkut nyawa
orang banyak, kecuali jika Anda sakit jiwa atau berhati teroris Anda mau
melakukannya.

Bersikap tegas kepada para teroris memang bukan hal yang mudah, terutama
jika Anda punya kesamaan visi dengan para pelaku teroris itu, misalnya dalam
meyakini adanya teori konspirasi, kebrutalan dan kesewenang-wenangan
Amerika, dan ketertindasan Islam. Hanya jika Anda punya pikiran yang
benar-benar jernih Anda bisa membedakan mana yang benar dan mana yang
keliru.

Perang terhadap terorisme memang bukanlah sesuatu yang mudah sekarang ini,
karena yang kita hadapi bukan hanya para pelaku teroris, tapi juga para
simpatisannya yang jumlahnya berkali lipat. Aparat polisi bisa menangkap
pelaku teror tapi tentu saja harus menahan diri dan kejengkelan dari para
pembela teroris yang muncul dalam beragam ekspresi.

Polisi misalnya harus menahan diri dan kejengkelannya terhadap Abu Bakar
Baasyir, yang terang-terangan membela para teroris dengan menyebut mereka
sebagai counter-teroris,  maksdunya adalah bahwa mereka melakukan teror
demi mencegah teror yang lebih besar. Yang dia maksud dengan teror yang
lebih besar adalah teror yang dilakukan Amerika Serikat.

Para polisi juga harus menahan diri sambil mengurut dada terhadap para
wartawan yang menyebut dirinya jurnalis investigatif yang menuhankan dan
menyembah data. Tentu saja, sebutan jurnalis investigatif ini dimaksudkan
untuk memanipulasi kesimpulan-kesimpul an yang sudah dibuat polisi. Tak perlu
dikatakan bahwa ada banyak wartawan yang jujur dan berpikiran jernih, walau
ada sebagian kecil dari mereka yang sayangnya bekerja di bawah standar
kualitas.

Sebagian retorika para pendukung teroris itu memang memikat, karena dia
menyentuh sisi-sisi emosional terdalam kaum Muslim. Siapa yang tak tertawan
dengan retorika bahwa Amerika adalah teroris besar karena kelakuannya di
Timur Tengah dan dunia Islam lainnya? Dengan terus mempersalahkan Amerika,
para pembela teroris itu merasa absah mendukung teror dan kekerasan, meski
korban dan kerugian terbesar dirasakan oleh bangsa sendiri.

Tak ada orang yang menyangkal bahwa faktor Amerika memainkan peran yang
sangat besar bagi sulitnya menumpas gerakan terorisme yang melanda dunia

[mediacare] Re: [nasional-list] Jihad melawan korupsi

2007-07-09 Terurut Topik Don Manurung
Pak Umar Said,
  sayang di sayang Pak Din S ternyata bilang hanya akan menghadap Bpk Presiden 
SBY, supaya beliau lebih rajin menangani tipikor, yang caranya - tebang pilih - 
dan hasilnya sudah diketahui, sangat kecil. Dengan para kakap beliau tidak 
punya nyali, apalagi terhadap Raja Kakap. 
  Pak Din nampak punya ambisi kenegaraan sehingga perlu banyak kendaraan
  untuk menuju kecita-citanya. Apalagi urusan sangat besar seperti korupsi yang 
mendarah-daging pada bangsa harus dihadapi oleh seluruh bangsa, tanpa batas-
  batas sektarian. Tebar pesona tidak diperlukan, yang sangat diperlukan adalah
  kerja dan tindakan nyata. Rakyat sudah bosan dengan NATO, no action talk only.
   
  DM 

Umar Said [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Tulisan ini juga disajikan dalam website 
http://perso.club-internet.fr/kontak)

 
  Catatan A. Umar Said
   
  


 JIHAD MELAWAN KORUPSI
  
  
  Baru-baru ini boleh dikatakan seluruh pers di Indonesia secara serentak dan 
ramai-ramai memberitakan bahwa sebanyak 14 organisasi masyarakat Islam 
mendeklarasikan “Jihad Bersama Melawan Koruptor Bantuan Likuiditas Bank 
Indonesia (BLBI). Peristiwa ini merupakan kejadian yang menarik, yang patut 
menjadi perhatian kita bersama, dan berusaha menelaahnya, apa artinya bagi 
kepentingan rakyat dan negara kita bersama. Berikut adalah sekadar sumbangan 
fikiran untuk penelaahan masalah tersebut :
  
  Pada kesempatan dideklarasikannya jihad bersama ini, Ketua Umum PP 
Muhammadiyah, Din Syamsuddin memberikan pernyataan bahwa deklarasi jihad 
melawan koruptror BLBI adalah sebagai bentuk tanggung jawab umat Islam yang 
harus ikut peduli terhadap masa depan bangsa yang semakin terpuruk akibat 
korupsi. Selain itu, selama ini umat dan masyarakat Islam menilai penanganan 
hukum bagi para koruptor BLBI masih setengah hati dan belum tuntas serta tidak 
ada tindakan tegas, bahkan mereka para koruptor terkesan dilindungi oleh 
pemerintah
  
  Oleh karena itu, melalui jihad melawan koruptor BLBI, pemerintah didesak agar 
menindak tegas dan memberikan hukuman secara tuntas bagi mereka koruptor BLBI. 
Langkah kongkrit dari jihad ini menurutnya, tiada lain, kecuali tegakkan hukum 
yang konsisten dan konsekuen. Maka setelah adanya penandatanganan deklarasi 
bersama jihad melawan koruptor BLBI, pimpinan ormas yang diikuti organisasi 
kemahasiswaan akan segera meminta bertemu Presiden, Wakil Presiden, Jaksa 
Agung, Menteri Keuangan dan Menteri terkait lainnya untuk menindak lanjuti 
deklarasi tersebut.
  
  Empat belas ormas yang menandatangani deklarasi itu adalah Muhammadiyah, NU, 
Persatuan Islam, Al Irsyad Al Islamiyah, Dewan Masjid Indonesia, Dewan Dakwah 
Islamiyah Indonesia, Alwasliyah, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia, KAHMI, 
Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Indonesia, Wanita Islam, Pergerakan 
Mahasiswa Islam Indonesia, Ikatan mahasiswa Muhammadiyah, dan Himpunan 
Mahasiswa Islam. 
  
  Din Syamsuddin juga menyatakan yakin bahwa 60-an bahkan ratusan ormas Islam 
di Tanah Air setuju dengan deklarasi ini. (Demikian rangkuman singkat 
berita-berita tentang deklarasi 14 ormas Islam tersebut)
 Perlu disambut gembira dan didukung  
  Mengingat penyakit parah  bangsa dan negara kita yang berupa korupsi, yang 
sudah sangat merajalela dengan ganas di segala bidang kehidupan sejak lama, 
maka deklarasi “Jihad bersama melawan koruptor BLBI” 14 ormas Islam tersebut di 
atas, patutlah disambut dengan gembira oleh semua kalangan dan golongan, 
sebagai sesuatu yang penting bagi bangsa kita seluruhnya. 
  
  Namun,  demi kepentingan keseluruhan bangsa, alangkah baiknya kalau “jihad 
melawan korupsi itu” tidak hanya difokuskan kepada “para koruptor BLBI” saja, 
melainkan juga kepada para koruptor pada umumnya, terutama para koruptor “kelas 
kakap”, yang banyak terdapat di kalangan eksekutif, legislatif, judikatif, dan 
masyarakat umum, termasuk di kalangan partai-partai politik dan 
pengusaha-pengusaha besar. Dan termasuk juga korupsi besar-besaran yang 
dilakukan oleh kalangan keluarga Suharto (antara lain : Tommy Suharto) yang 
telah merusak citra Islam serta menjatuhkan nama Republik Indonesia di mata 
dunia.
  
  Memang,  kasus korupsi di BLBI, yang meliputi jumlah yang besar sekali (!!!) 
,  yaitu Rp 600 triliun (dengan bahasa atau angka yang lebih jelas : Rp 600 000 
000 000.000 atau Rp 600 juta dikalikan sejuta) adalah masalah yang serius 
sekali di antara banyak korupsi besar-besaran di negara kita ini. Karena 
besarnya dan rumitnya kasus korupsi di BLBI ini, ditambah dengan ambur-adulnya 
penanganannya yang dilakukan oleh pejabat-pejabat tinggi pendukung Orde Baru, 
maka sudah sekitar 10 tahun masih belum nampak juga kemajuan penyelesaiannya.
  
  Mengingat sangat parahnya korupsi yang melanda negara kita, maka deklarasi 
“jihad melawan korupsi” oleh 14 ormas Islam tersebut merupakan salah satu tanda 
yang amat menggembirakan akan kepedulian masyarakat Islam  terhadap masalah 
korupsi, 

[mediacare] Re: Indonesia Struggles Against TNI Hegemony

2007-07-05 Terurut Topik Don Manurung
RUMIT, RUWET DAN RUSUH NYA JALAN INDONESIA MENUJU DEMOKRASI
  DALAM WADAH NKRI, NAMUN PERJUANGAN PATRIOTIK TIDAK KENAL AKHIR
   
  Postingan yang harus dapat acungan dua jempol,
  DM
   
  

Holy Uncle [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Indonesia Struggles Against TNI Hegemony

Military repression continues despite commitment to reform

Benjamin Terrall (bterrall)

Published 2007-07-04 13:42 (KST)

Although Indonesia's government has committed to reforming the Indonesian 
military (TNI) territorial command structure, which allows the armed forces 
to maintain units down to the village level throughout the country, this 
apparatus has actually been reinforced in the name of counterterrorism.

In late May, Indonesian Marines killed four farmers in a land dispute. 
Bambang Widodo Umar, a lecturer at the University of Indonesia, argued in 
the Jakarta Post that the shootings show TNI structural reform is not 
working. Conflicts between the military and civilians are happening 
everywhere. The TNI should not be involved in everything. Let law 
enforcement institutions, such as the police and the courts, be responsible 
for law enforcement.

But an Asian Human Rights Commission (AHRC) statement on the occasion of 
the International Day in Support of Victims of Torture, which took place on 
June 26, indicates that Indonesian police also lean toward excessive force 
with a zeal that recalls U.S. military practices at Abu Ghraib and 
Guantanamo. In discussing cases in which Indonesian police beat suspects to 
death, the Hong Kong-based AHRC wrote, It is hard for victims of torture to 
find ways of obtaining redress, including compensation, reinstatement and 
punishment of the perpetrators. The conclusion one may inevitably draw, is 
that Indonesia is a state which allows its agents to torture persons and 
denies the victim the right to seek redress for such a crime.

A 2004 law mandated the government's taking over TNI businesses, but that 
process is moving slowly at best. In February, Human Rights Watch said 
Jakarta's foot-dragging on the issue undermines civilian control over the 
TNI and fuels human rights abuses.

The Jakarta Post reports, Almost 70 percent of TNI's annual budget is 
derived from its diversified business activities. This year's defense budget 
is set at 32 trillion rupees (US$3.63 billion) or 4.5 percent of the state 
budget. But though the government initially identified 1,500 businesses 
that could be classified as military properties, a subsequent estimate only 
identified six military businesses as profitable enough to qualify for 
takeover.

Thanks to the East Timor and Indonesia Human Rights Network (ETAN), and its 
allies in the U.S. Congress, several provisions in the United States' new 
Foreign Operations Appropriations Bill (H.R. 2764) require reporting on 
progress in human rights, accountability and military reform in Indonesia, 
and justice for East Timor, prior to release of some military assistance 
funds to Jakarta. Though not as tough as past legislation, ETAN helped the 
bill advance. The new language, at least, puts on the public record a 
dissent from the Bush Administration's policy of blanket support for the 
TNI.

Military reform in Indonesia remains stalled and human rights 
accountability lacking, said John M. Miller, national coordinator of ETAN. 
The Bush administration's policy of nearly unrestricted military assistance 
to Indonesia has clearly failed.

The House appropriations bill highlights many of the most needed reforms. 
In contrast, the Bush administration appears to have no real strategy to 
promote basic reform of the Indonesian military, Miller added. Jakarta's 
failure to pursue effective reform underscores the need for the U.S. to use 
the only real leverage it has to press for change -- strong and binding 
restrictions on military assistance.

Miller pointed out, Historically, the Indonesian military's worst abuses 
took place when the U.S. was most engaged. Only after Congress began 
restricting military assistance was the ground laid for Suharto's fall and 
East Timor's independence.

A new report from the Center for Public Integrity's International Consortium 
of Investigative Journalists (ICIJ), based on more than a year of research, 
concluded that Indonesia is one of the largest recipients of post- 9/11 
military training and assistance programs.

The report also makes clear why TNI spokesman Sagom Tamboen recently 
commented to The Australian about possible limits on U.S. military aid in 
the appropriations bill: If in fact the restrictions are put in place, we 
believe that the government will have other options … anyway, we're 
accustomed to limitations.

The ICIJ found that, through fiscal year 2005, Indonesia was the largest 
recipient of Regional Defense Counterterrorism Fellowship Program (CTFP) 
training. As the ICIJ wrote, Operating since 2002 with budgets of $20 
million to $25 million per year, the CTFP appears in many ways nearly 
identical 

[mediacare] Re: [nasional-list] Adang-Dani dan Fauzi-Prijanto Ditetapkan - Uang Muka Calon Gubernur - Menangani Jakarta Tak Mudah

2007-07-04 Terurut Topik Don Manurung
Duet Fauzi-Prijanto pasti dapat menangkal merangkaknya Taliban terselubung ke 
Ibukota RI, dan sangat diharapkan akan membangun DKI sebagai ibukota 
metropolitan yang lebih nyaman untuk warganya serta para pendatang termasuk 
pembisnis dan wisman.
   
  DM

HKSIS [EMAIL PROTECTED] wrote:
Selasa, 03 Juli 2007 Pilkada DKI
Adang-Dani dan Fauzi-Prijanto Ditetapkan Jakarta, Kompas - Komisi Pemilihan 
Umum Daerah DKI Jakarta akhirnya menetapkan dua pasang calon kepala daerah yang 
berhak menjadi peserta pemilihan kepala daerah, Senin (2/7) di Jakarta Pusat. 
Kedua pasangan itu adalah Adang Daradjatun-Dani Anwar dan Fauzi Bowo-Prijanto.  
 Menurut anggota Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI Jakarta, Ariza Patria, 
penetapan dilakukan karena kedua pasangan sudah mendaftar secara resmi, 
menjalani proses klarifikasi, tes kesehatan, dan melengkapi semua berkas 
administrasi yang diperlukan. Adang-Dani didukung Partai Keadilan Sejahtera dan 
Fauzi-Prijanto didukung koalisi 19 partai politik.   Dengan penetapan ini, 
kedua pasangan terikat dengan semua konsekuensi hukum yang berlaku untuk 
pilkada. Keduanya juga tidak diperkenankan untuk mundur dan partai pendukung 
tidak diizinkan menarik dukungan.   Jika pasangan calon sampai mundur atau 
partai menarik dukungan, pasangan itu tidak diizinkan lagi untuk
 maju dan partai juga tidak boleh mengajukan calon baru, kata Ariza.   
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring yang dihubungi 
terpisah, Senin, menegaskan, partainya tidak pernah berpikir menarik dukungan 
terhadap pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung PKS. Sekali 
PKS memutuskan, pantang membatalkan keputusan sendiri. Itu bukan sikap PKS, 
katanya tegas.   Ia menilai Pilkada DKI kali ini diwarnai sejumlah masalah 
seperti pengeroyokan koalisi partai politik terhadap PKS, praktik politik 
uang, kasus daftar pemilih tetap yang sulit diuji kebenarannya, dan kasus tidak 
terdaftarnya 32 persen warga DKI yang memiliki hak pilih.   Saya sungguh 
memprihatinkan hal ini, tetapi ini bukan alasan buat PKS mundur dari pilkada 
dengan menarik dukungan terhadap pasangan cagub-cawagub yang diusung PKS. Saya 
ingin mengingatkan, Pilkada DKI menjadi barometer pilkada di seluruh Tanah 
Air, papar Tifatul.   Di luar Kantor KPUD, sekitar 200 orang dari
 Aliansi Masyarakat Jakarta (Amarta) dan Gema Jakarta berunjuk rasa untuk 
mendukung kinerja KPUD. Mereka menganggap KPUD sudah bekerja dengan benar. 
Kelompok ini hampir bentrok dengan massa mahasiswa dari KAMMI dan BEM Jakarta 
Raya yang menuduh KPUD tidak netral dalam kasus pendaftaran pemilih. Namun, 
ketegangan bisa diredam satuan keamanan. (ECA/WIN)











   
  http://www.gatra.com/artikel.php?id=105779
  Pilkada DKI
Uang Muka Calon Gubernur



Dosis kesibukan Slamet Kirbiantoro, 59 tahun, sudah menurun akhir-akhir ini. 
Usai bertarung dalam bursa calon Gubernur DKI Jakarta, ia mengaku babak belur. 
Selain namanya tidak lolos sebagai calon tetap, pensiunan jenderal itu kini 
mengaku harus menanggung banyak utang. Tanggungan kepada pihak ketiga ini, 
katanya, adalah biaya pengeluaran ketika dia mencalonkan diri sebagai peserta 
pemilihan kepada daerah (pilkada) DKI Jakarta.

Pada bursa pemilihan calon Gubernur Jakarta yang berlangsung selama setengah 
tahun terakhir, pensiunan jenderal bintang dua kelahiran Kutoarjo, Jawa Tengah, 
18 Maret 1948, itu mengaku diperas oleh sejumlah partai politik. Agar namanya 
masuk sebagai calon tetap, mantan Pangdam Jaya itu telah mengeluarkan dana 
sejumlah Rp 2,25 milyar. Dana ini diberikan kepada pengurus partai agar dirinya 
lebih diperhitungkan.

Sumber Gatra yang dekat dengannya mengungkapkan, dana tersebut disetor kepada 
pengurus dua partai besar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai 
Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Masing-masing sebesar Rp 1 milyar dan Rp 
1,25 milyar. Kirby, demikian alumnus Akademi Militer tahun 1970 itu dipanggil, 
mengaku diberi janji manis calon tetap Gubernur atau Wakil Gubernur DKI.

Untuk itulah, mantan Komandan Satuan Intelijen Badan Intelijen ABRI (BIA) 
tersebut mengaku tak ragu melepas fulus. Setoran itu, katanya, diberikan 
langsung kepada pengurus teras partai politik bersangkutan. Penyerahannya tidak 
kepada bendahara atau ketua partai secara formal, melainkan diterima 
perorangan. Tidak pula disertai tanda terima atawa tanda bukti yang lain. Yang 
jelas, katanya, di antara penerimanya adalah pengurus partai yang sedang pada 
posisi puncak. Dana yang digelontorkan Kirby itu disetor dalam sembilan giro 
bilyet dengan pecahan Rp 250 juta.

Rinciannya, lima giro diserahkan kepada pengurus partai berlambang banteng 
gemuk, sisanya diberikan kepada pengurus partai berlogo Ka'bah. Setoran itu 
mulai diberikan sejak enam bulan lalu. Intensitasnya semakin meningkat 
menjelang penentuan calon tetap, akhir Mei lalu.

Rupanya janji manis partai politik tak sama dengan janji prajurit. Meski sudah 
kadung memberi 

[mediacare] Kapitalisme harus Dilawan dengan Pancasila (Cak Ratmadi, Ketua DPD PDIP Bali)

2007-06-02 Terurut Topik Don Manurung
Sabtu Kliwon, 2 Juni 2007 
   Bali

Cok Ratmadi, Ketua DPD PDIP Bali--
Kapitalisme harus Dilawan dengan Pancasila
  PANCASILA yang kelahirannya diperingati tiap tahun, kini semangatnya meredup 
seiring derasnya arus globalisasi dan liberalisasi. Termasuk ada keengganan 
untuk menyebut Pancasila sebagai dasar negara. Apalagi kapitalisme global itu 
bekerja secara sistematik dan hegemonik dan menguasai sebagian besar 
sendi-sendi perekonomian nasional. ''Itu artinya, implementasi negara 
berkeadilan dan sejahtera yang dicita-citakan Bung Karno pun mengalami 
tantangan hebat. Celakanya, bangsa ini terkesan tak memiliki nyali untuk 
mengedepankan konsep berdikari dalam bidang ekonomi,'' papar Cok Ratmadi, Ketua 
DPD PDIP Bali, serangkaian peringatan hari lahirnya Pancasila, Jumat (1/6) 
kemarin di Denpasar. 
  Mantan Bupati Badung ini mengemukakan, sebagai generasi muda sudah saatnya 
memunculkan kembali kesadaran kolektif yakni Pancasila adalah ideologi negara. 
Dengan ideologi tersebut diharapkan dapat menjadi penyangga ideologi dalam 
mengurangi berbagai goncangan sosial yang ditimbulkan gelombang kapitalisme 
global. Dengan demikian, kata Ratmadi, perlu aktualisasi nilai-nilai Pancasila 
secara konsekuen untuk memperkokoh jati diri bangsa Indonesia. Sebagai bangsa 
berdaulat, Pancasila merupakan kristalisasi dari konsep Ketuhanan Yang Maha 
Esa, sosio-nasionalisme dan sosio-demokrasi, katanya.
  Ia yang akrab dipanggil Cok Rat itu menegaskan, apabila gempuran secara 
eksternal dan internal dibiarkan terus berjalan maka eksistensi Pancasila dan 
NKRI benar-benar dalam ancaman serius. Oleh karena itu, mesti ada upaya-upaya 
yang proaktif untuk melawan proses delegitimasi terhadap Pancasila dan NKRI itu 
sendiri.
  Ia juga mengingatkan, kini bangsa Indonesia telah hampir delapan tahun 
melewati era reformasi sejak jatuhnya rezim Soeharto, 21 Mei 1998. Selama itu 
pula, fakta menunjukkan, betapa proses berbangsa malah makin mundur atau salah 
arah. Perlahan-lahan namun pasti Pancasila mengalami delegitimasi. Ini dapat 
dimaknai sebagai proses pengurangan dan penurunan peranan Pancasila dalam 
pengelolaan kehidupan berbangsa dan bernegara.
   
  Peranan Parpol
  Di sisi lain, Cok Rat melihat parpol mempunyai peran yang sangat strategis. 
Sejatinya partai politik memiliki empat peran mendasar yakni sebagai wahana 
agregasi kepentingan politik rakyat, sumber kader dan rekrutmen kepemimpinan 
politik, pendidikan politik dan wahana komunikasi dan sosialisasi politik. 
Jadi parpol menjadi amat penting untuk menengok kembali platform dan perilaku 
politik yang dijalaninya selama ini. Apakah telah berakar dan mendasarkan diri 
pada filosofi Pancasila atau malah melenceng,'' katanya.
  Ia menekankan, mestinya setiap kebijakan politik dan kebijakan publik yang 
diambil seyogianya menjadikan Pancasila sebagai rujukan utama. Bukan rujukan 
ideologi tertentu apalagi kelompok kepentingan sempit lainnya, paparnya. 
  Rujukan ini menjadi amat vital manakala elite politik menggarap produk-produk 
politik yang langsung bersentuhan dengan kepentingan rakyat yang majemuk. 
Partai politik hendaknya terus mengupayakan berbagai terobosan untuk melakukan 
penyegaran dan pemaknaan baru (revitalisasi) terhadap hakikat Pancasila. 
Ekonomi Pancasila yang mengupayakan sebesar-besarnya kemakmuran bagi rakyat 
banyak, sejalan dengan pengamalan sila kelima Pancasila.
  Kontekstualisasi praktik ekonomi dan politik tersebut seyogianya menyadarkan 
rakyat bahwa semua itu berangkat dari inspirasi Pancasila. Elite politiklah 
yang memiliki kapabilitas untuk melakukan komunikasi politik semacam ini 
termasuk para kader PDIP. Bahwa, sejak proses menjadi Indonesia digagas, 
pertarungan ideologi pendukung negara Pancasila dengan paham lainnya selalu 
terjadi dalam tiap babakan sejarah. Maka, siapa pun yang berada di garis 
pendukung Negara Pancasila, mesti melakukan konsolidasi kekuatan terus-menerus 
secara sosial dan politis. Proses politik mesti dihadapi dengan proses politik 
pula. Kuncinya hanya satu, yakni melakukan penggalangan terhadap kekuatan 
nasionalis pendukung Negara Pancasila. Dengan upaya itu, menurut Cok Rat, 
agaknya upaya menjadikan parpol sebagai kekuatan untuk merevitalisasi Pancasila 
dapat terus dikembangkan. (05)
   

 
   
-
Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! 
FareChase.

[mediacare] Wakil Presiden Minta Perselisihan Soal Dana DKP Tak Diperpanjang

2007-05-27 Terurut Topik Don Manurung
Apa untuk Wapres perselisihan ini juga sekedar soal uang seperti dalam 
persoalan Aceh dulu? Ini satu dari banyak ciri demokrasi Indonesia yang sangat 
timpang. Banyak masalah yang sangat penting, seperti masalah hukum ini,
  selalu diusulkan oleh para penguasa agar diselesaikan dengan cara tanpa 
penyelesaian .. Semuanya disembunyikan, tidak transparan, agar bangsa tetap 
bangak, pandir, goblok, mudah ditipu.
   
  DM
   
   
  Wakil Presiden Minta Perselisihan Soal Dana DKP Tak Diperpanjang
Sabtu, 26 Mei 2007 | 19:15 WIB 
  TEMPO Interaktif, Denpasar:
Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta ketegangan antara Presiden Yudhoyono dan 
Amien Rais menyangkut aliran dana nonbujeter Departemen Kelautan dan Perikanan 
tidak perlu memperpanjang. 

Sudahlah, tak perlu ada pengadilan baru. Bangsa ini sudah terlalu banyak 
masalah, katanya dengan santai di bandar udara Ngurah Rai Denpasar, Sabtu 
(26/5).

Menurut Wakil Presiden, masalah dana yang dikumpulkan secara ilegal oleh 
Rokhmin Dahuri saat memipin Departemen Kelautan itu tidak perlu diperlebar ke 
masalah-masalah lain. Apalagi, katanya, kasus ini sekarang sudah diproses di 
pengadilan. Jangan ribut melulu. Kapan kita kerja? ujarnya. 

Mengenai sinyalemen yang dilontarkan Amien Rais bahwa ada pasangan calon 
presiden dan wakil presiden yang menerima dana asing untuk membiayai 
kampanyenya, Kalla membantah hal itu dilakukan Tim SBY-JK. Pasti tidaklah itu. 
Kalau Pak Amien punya harga diri, kita juga punya. Jangan khawatir soal itu 
Saya jamin 100 persen, ujarnya. Kita hormati Pak Amien, tolong beliau hormati 
kita. Rofiqi Hasan 

   
-
Be a better Heartthrob. Get better relationship answers from someone who knows.
Yahoo! Answers - Check it out. 

Re: [mediacare] PDIP: Amandemen UUD 45 Ancam Eksistensi Negara Kesatuan RI (Tanggapan Untuk Bung Ruslan)

2007-05-25 Terurut Topik Don Manurung
Bung PD, daripada putar-putar berteori tidak jelas lebih baik langsung saja ke 
permasalahan. Sosialisme? Ya, terserahlah apa istilahnya. Terpenting supaya 
bangsa kita bisa hidup layak dengan keadilan dalam sistem demokrasi yang dapat
  lambat laun baik kualitasnya. Jadi bangsa yang modern dan bermartabat.
   
  Pseudo-nasionalisme? Kebanyakan orang atau negara, lihat Belanda apalagi USA,
  mana mau negerinya pecah-pecah? AS bahkan begitu agresif terkenal senang
  perang untuk mempertahankan interesnya di LN, dan jangan sampai 
pemuda-pemuda kita harus berperang dipantai-pantai kita. RI ketika Orba serang 
Timtim,
  akhirnya memalukan. Kita urus saja negeri kita secara baik dengan batas-batas 
yang ada.
   
  FPI dan semacamnya? Paling baik kalau dilarang oleh pemerintah! Namun untuk 
sampai kesitu tidak cukup hanya mencaci kiri kanan. Harus ada kekuatan politik
  yang rill untuk membentuk pemerintah dan legislatif yang juga modern pro- 
demokrasi dan tidak munafik. Kalau hanya diskusi di kafe saja tidak cukup.
   
  Papernas? Dalam demokrasi harus punya hak untuk hidup. Ide dan ideologi 
apapun silakan ber saing secara sopan tidak memakai kekerasan.
  Salam, DM 
   
   
  

Papuan Dairy [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Kok masalahnya diplintir jadi sederhana gini? Wah ya repot dong.
Kejayaan Sosialisme memang iya, itu musti dipraxiskan disini. Pertanyaannya 
adalah: mengapa teman-teman yang berjuang dengan gigih untuk memenangkan ide 
besar itu secara praxis di Indonesia malah dihancurkan oleh orang-orang yang 
katanya nasionalis dan kadang-kadang mengakui sosialis?

Kasihan juga saya melihat teman-teman Papernas. Untuk contoh aja Bung TC. Belum 
apa2 kok sudah diobok-obok kiri-kanan oleh kelompok nasionalis reaksioner 
ditambah lagi FPI yang gak ketulungan juntrung itu. 

Terakhir, rupa-rupanya anda juga terkena sindrom pseudo nasiolalism kaya Bung 
Ruslan.

T Chandra [EMAIL PROTECTED] wrote:  
  Teori Bapak-bapak memang hebat deh. Tapi yang penting Papua bagian RI akan 
tetap
  bagian dari RI. Tapi seperti semua daerah RI lainnya kawasan ybs harus di 
adil dan makmur kan. RI harus punya sistem kesatuan yang luwes dengan unsur 
desentralisi yang tidak kebablasan. Semua ini kan memerlukan waktu lama. Jangan 
mau diadudomba dong oleh LN, oleh Uni Eropa atau Australia. Kita carilah ilham 
dari Amerika Selatan dan tengah, dari Chavez, Morales dan sebagainya. 
  Viva Socialismo!
  TCh

Papuan Dairy [EMAIL PROTECTED] wrote:
Bung Ruslan,
  Saya tidak hendak berdebat dengan anda mengenai Theory Integralistik 
sebagaimana anda lansir dalam tulisan anda. Itu hak anda untuk memiliki 
keyakinan yang seperti itu, tapi terimakasih sudah menjelaskan panjang lebar. 
Saya hanya hendak mengatakan bahwa polapikir “integralistik” atau “holistis” 
seperti yang telah anda ungkap, dalam kenyataan telah melahirkan sejumlah 
kesalahan dalam penerapannya.
  Theory atau ilmu dalam banyak hal mengajarkan nilai-nilai yang benar, tetapi 
yang menjadi masalah adalah ketika sudah dipraktekkan. Dalam praktek, banyak 
sekali kesalahan interpretasi atas theory terjadi, dan ini yang sudah terlanjur 
terjadi disini Bung, di Indonesia.
  Saya kutip pernyataan anda:
  Dengan polapikir yang holistis, yaitu polpikir yang selelu mengikuti ajaran 
tentang Holargi, maka disini kita akan mempunyai kelebihan dalam memandang 
segala suatu hal ichwal; kita tidak akan pernah kehilangan orientasi, bahwa 
setiap phenomenon atau phenomena yang paling pelikpun mampu kita atasi. Dari 
segi Holargi kita melihat saling hubungan baik yang kongkrit yang dapat kita 
saksikan dengan mata telanjang, bahkan kita sanggup pula „melihat“ saling 
hubungan yang sinergetis antar corpus yang satu dengan corpus lainnya yang 
tidak kelihatan, misalnya saja tidak semua orang akan mengakui bahwa Karakter 
manusia yang tadinya baik, kemudian berangsur-angsur „berubah“ menjadi jelek 
akibat pengaruh konsum yang oleh psychoneurologist disebutnya the 
consume-syndrome-disease. Penyakit konsum-sindrom ini adalah element yang 
tidak kelihatan yang bermukim didalam „placenta“-induknya yang kita kenal 
dengan holargi-globalisasi-ekonomi-budaya . Kalau si patient yang mengidap
 penyakit KS (konsum-sindrom) ini pergi memeriksakan diri kepada ahli-ahli 
jiwa dan ahli-ahli-sarafotak, sang dokter tidak akan menemukan penyakitnya ; 
pin-tomography-pun tidak sanggup „membaca“ gejala side-effect konsum-sindrom 
tsb. Penyakit itu ada, cuma sang dokter tidak-tahu, karena sang dokter tidak 
mengenal apa yang disebut Holargi itu. Dampak-kongkrit 
globalisasi-ekonomi-budaya  kini terbukti telah merusak 
struktur-cara-berpikir para elite politik dan ekonomi, para pakar ilmu 
pengetahuan, para pakar-spirituil termasuk  para kyai dan ustadnya.

Banyak dari elit politik Indonesia saat ini yang mengidap penyakit 
konsum-sindrom (KS) seperti yang anda maksud. Kalau anda benar-benar seorang 
dokter yang mampu mendiagnosa masalah-masalah ideologis semacam ini, bukankah 
tugas anda untuk 

[mediacare] Re: [nasional-list] Tanah Gratis Jangan Sekadar Kampanye + Tanah 9,25 Juta Hektare Dibagi Gratis

2007-05-24 Terurut Topik Don Manurung
Dulu di sembelih, kini jadi pemilih! Di pemilu dan pilpres. Pak Sunny sangat 
jeli! 
  Gebrakan ini memang marketing untuk 2009, tak lain tak bukan. Tim sukses 
SBY-JK akan propaganda ingin terus melenggang ke 2009-2014 untuk menepati 
janjinya yang cukup spektakuler ini kearah petani. Namun apa janji mereka yang 
kini hampir 3 tahun memerintah yang telah atau sedang dikerjakan secara serius, 
tanpa nuansa tebang pilih, dan pilih kasih? Perlu diakui bahwa walau tim SBY-JK 
samasekali tidak membuahkan hasil untuk bangsa, namun dalam marketing politik 
mereka memang canggih. Tinggal apa kita mau dikelabui lagi?
   
  DM

Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote:
Refleksi: Katanya dulu PKI menjadi motor kampanye untuk  diadakan 
landreform.  Kemudian waktu pak Harto naik panggung kekuasan banyak entah  
puluhan atau ratusan ribu  petani yang turut aksi kampanye tuntutan pelaksanaan 
 landreform  bersama anggota PKI disembelih.  Apakah pembagian tanah yang 
disuarakan sekarang ini adalah penjelmaan dari tuntutan dahulu itu? Pertanyaan 
berikutnya ialah tanah-tanah siapa atau di daerah mana saja yang akan 
dibagikan? 
   
   
  http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_cid=286634
   
  Kamis, 24 Mei 2007,
   
   
  
Tanah Gratis Jangan Sekadar Kampanye
  
 
  Sejengkal tanah, setetes darah. Itulah filosofi yang menandakan bahwa tanah 
merupakan salah satu barang milik manusia yang paling berharga. Bukan hanya 
bernilai materi, tanah juga mempunyai arti harga diri. 

Tapi kenyataannya, petani yang menjadi mayoritas penduduk Indonesia adalah 
mereka yang tak memiliki lahan. Para petani itu adalah buruh tani yang bekerja 
untuk orang lain. Mereka bergantung kepada sikap orang lain. 

Di antara jumlah petani di Indonesia, 70 persen adalah mereka yang memiliki 
lahan kurang dari 0,5 hektare. Sungguh ironis bagi Indonesia yang sebagian 
besar di antara 220 juta penduduk adalah petani. Tanah-tanah petani telah 
berada di tangan orang-orang kaya kota yang populer disebut petani berdasi. 
Sebagian lagi tanah petani semakin sempit akibat berubah fungsinya sawah 
menjadi kebutuhan-kebutuhan sekunder para orang kota. Intinya, lahan pertanian 
itu semakin sempit. 

Rencana pemerintah membagikan tanah terhadap si miskin tentu akan menjadi 
harapan jutaan petani itu. Mereka tentu berharap tanah tersebut secepatnya 
menjadi milik mereka. 

Program pemerintah yang akan membagikan paling tidak 9,25 juta hektare tanah 
(ini belum termasuk tanah Departemen Kehutanan dan BPN yang sedang 
diverifikasi) tentu akan menjadi agenda pemerintah SBY yang paling spektakuler 
bila benar-benar terwujud. Proyek itu akan menyentuh langsung kebutuhan 
masyarakat bawah. 

Hanya, yang tentu menjadi pertanyaan, bisakah proyek tersebut terealisasi 
dengan adil. Umpamanya, bisakah tanah itu dibagikan tepat sasaran, terutama 
dalam mendefinisikan pengertian masyarakat miskin. Selama ini, proyek yang 
menyangkut orang miskin sering salah sasaran. Belum hilang dari ingatan 
kacaunya pembagian BLT (bantuan langsung tunai) bagi masyarakat miskin. Di 
mana-mana muncul permainan. Itu baru pembagian uang Rp 300 ribu, apalagi 
pembagian tanah.

Katakanlah, sukses memilah orang miskin. Yang menjadi masalah berikutnya adalah 
pola distribusi tanah. Sebab, peluang munculnya orang mengambil keuntungan di 
sini sangat besar. Permainan pejabat tentu perlu dicermati dan diawasi semua 
pihak. 

Yang ketiga adalah momentum pembagian tanah itu. Harus diingat, proses 
distribusi harta yang sangat berharga tersebut akan membutuhkan waktu yang 
tidak cepat. Sangat lama karena menyangkut proses pengukuran, klarifikasi 
tanah, dan klarifikasi petani yang akan diterima. 

Yang perlu dicermati, pembagian tanah itu jangan menjadi skenario kampanye. 
Artinya, proses pembagian akan menjadi gencar menjelang kampanye Pilpres 2009 
nanti. Dengan demikian, isu itu hanya akan menguntungkan kelompok tertentu. 

Coba kita bayangkan bahwa menjelang kampanye, janji-janji atau pembagian tanah 
tersebut sangat gencar. Tentu, itu akan memberikan simpati kepada calon 
tertentu. Sehingga kepentingan politik kelompok akan dibonceng kepentingan 
rakyat. Nah, hal-hal itulah yang perlu dicermati berkaitan dengan rencana 
pembagian tanah gratis kepada rakyat miskin. 
  
  Rabu, 23 Mei 2007,Jawa Pos
  
Tanah 9,25 Juta Hektare Dibagi Gratis 

  Dialokasikan untuk 9 Juta Rakyat Miskin

  JAKARTA - Pemerintah menyiapkan 9,25 juta hektare tanah untuk rakyat miskin 
sebagai pelaksanaan program reformasi agraria (land reform). Dalam program itu, 
tanah yang lokasinya tersebar di seluruh Indonesia tersebut akan dibagikan 
gratis kepada sembilan juta rakyat miskin. 

Rencana kebijakan itu kemarin dibahas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan 
Wapres Jusuf Kalla beserta sejumlah menteri. Di antaranya Menko Kesra Aburizal 
Bakrie, Menko Perekonomian Boediono, dan Menteri PPN/Kepala Bappenas Paskah 
Suzette. Hadir juga dalam pembahasan itu Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) 
Joyo Winoto dan 

[mediacare] Re: [nasional-list] Akbar Mulai Ditinggalkan Partai Golkar

2007-05-24 Terurut Topik Don Manurung
Berbahagialah Akbar Tanjung, karena tidak diajak lagi membangun kader-kader 
Orba untuk meneruskan dominasinya di negara ini. Memang perih dihati ketika 
habis manis sepah dibuang. Namun Akbar dapat juga dalam waktunya yang agak 
senggang memikirkan apa saja yang telah dikerjakan oleh kader-kader Golkar-Orba 
selama berpuluh tahun ini untuk menterpurukan Indonesia.
   
  DM

Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote:
http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_cid=286470
   
  Rabu, 23 Mei 2007,
   
  
Akbar Mulai Ditinggalkan Partai Golkar


  Tak Diundang dalam Acara SOKSI 
JAKARTA - Akbar Tandjung, politisi senior Golkar, mulai dipinggirkan para 
mantan dan murid politiknya. Mantan orang nomor satu di partai berlambang 
beringin itu tidak masuk dalam daftar puluhan narasumber yang diundang dalam 
acara Pendidikan Politik Kader Bangsa (P2KB). Acara tersebut akan 
diselenggarakan Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), 
organisasi di bawah Partai Golkar yang pernah dibesarkannya.

P2KB akan diselenggarakan pada 20-26 Juni 2007 di Graha Insan Cita Depok, Jawa 
Barat. Acara itu akan dibuka Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla. Kalla akan 
didampingi Ketua Dewan Pimpinan Nasional SOKSI Syamsul Muarif serta Ketua Dewan 
Penasihat SOKSI Suhardiman. 

Sebanyak 54 tokoh nasional akan menjadi narasumber dalam acara tersebut. 
Mereka, antara lain, Muladi, Andi Matalatta, dan Cosmas Batubara. Dari luar 
orbit Golkar ada nama Tyasno Sudarto, Syafii Ma’arif, Hendropriyono, Makarim 
Wibisono, Bagir Manan, dan Sri Mulyani. Nama Akbar yang kini menjabat ketua 
Dewan Pembina Barindo (Barisan Indonesia) tidak tercantum baik sebagai tamu 
undangan maupun pembicara. 

Ketua Panitia Pengarah (Steering Committee) P2KB Ali Wongso Sinaga mengatakan, 
tidak ada alasan khusus mengapa Akbar Tandjung tidak diundang dalam acara 
tersebut. Ya, memang tidak diundang saja, katanya dalam jumpa pers tentang 
P2KB di Jakarta kemarin. Salah seorang ketua DPP Partai Golkar tersebut 
menegaskan, tidak diundangnya Akbar tidak ada hubungan dengan inisiatifnya 
mendirikan Barindo.

P2KB tidak hanya dikhususkan untuk anggota SOKSI dan organisasi masyarakat di 
bawah Partai Golkar. Sebab, acara tersebut akan dihadiri wakil dari Kosgoro 
1957, AMPI, MKGR, NU, Muhammadiyah, ICMI, GMNI, HMI, PMKRI, GAMKI, dan sejumlah 
organisasi profesi seperti Federasi Serikat Pekerja, Kadin, Hipmi, HKTI, dan 
PWI. Akbar Tandjung dikenal sebagai mantan ketua DPP AMPI, PB HMI, dan turut 
mendirikan kelompok Cipayung yang terdiri atas GMNI, PMKRI, PMII, dan HMI.

Tujuan P2KB adalah mencipta kader-kader baru berkualitas yang mempunyai 
integritas dan kompetensi mumpuni. Akbar merupakan tokoh senior Golkar yang 
sangat mumpuni dalam bidang pengaderan. Karena itulah, wartawan sempat bertanya 
atas tidak dicantumkannya nama Akbar dalam acara tersebut. Kami tidak lupa 
dengan Akbar, tapi memang dalam hal ini beliau tidak diundang, tambah Wakil 
Ketua Steering Committee Ade Komarudin.

Dalam rangkaian tujuh hari P2KB, sejumlah agenda nasional akan dibahas. 
Misalnya, kegagalan partai dalam melakukan fungsi pengaderan dan wacana 
amandemen UUD 1945 jilid kelima. Memang terlalu pagi kalau kita katakan parpol 
gagal dalam mencetak pemimpin nasional. Tapi, ini merupakan warning bagi parpol 
agar segera berbenah dan melakukan introspeksi, tandas Ali Wongso.(cak
  

 

   
-
Get the Yahoo! toolbar and be alerted to new email wherever you're surfing. 

Re: Amartien - Re: [mediacare] Newmont Gugat New York Times Rp 615 Miliar

2007-05-22 Terurut Topik Don Manurung
Pendek kata perusahaan raksasa spt Newmont, Freeport dan Exxon dll itu punya 
jutaan dolar atau lebih untuk membeli pengacara atau pakar bidang apapun untuk
  membuktikan kebenarannya. Juga segudang uang dipunyai untuk kickbacks bagi 
para pejabat didunia manapun yang korup. Tidak heran, memang cukup banyak 
bangsa kita yang gampang disuap, atau secara intelektual tersuap oleh 
kekaguman pada USA yang serba gemerlap. (New religion: USD  In God we 
trust)Namun Amerika Latin sedang tunjukan bahwa raksasa multinasional kaliber 
Exxon Mobile juga dapat dilawan, bahkan ditundukan seperti di Bolivia untuk 
revisi KK nya, hingga menguntungkan negeri itu. Solusinya bukan hanya 
dipengadilan, tetapi terutama di politik, lewat demo dan pemilu hingga ada DPR 
dan Kabinet yang patriotik. Kerja berat, tetapi mulia! Sesuai dengan teologi 
pembebasan.
   
  Social pathologies yang diakibatkan oleh kolonialisme baru terutama oleh USA 
ini memang harus ditentang. Kita harus galang persatuan, jangan disogok.
  (Maaf, nimbrung)
   
   
  DM
  

socio.pathos [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Bung Amartien,

Sip sip, titik koma ludas dibaca. Impresif. Tapi tidak menjawab
pertanyaan di kepala sebagian dari kita; lalu dari mana asalnya kulit
membusuk itu, dong? Apa ikan asin yang ditempel kayak tukang
minta-minta gaya kusta yang dilalerin di perempatan jalan? Tabel kimia
itu tak hanya merkuri arsenik doang. Lagian saya masih prejudis kok,
kekuatan kapital itu sangat besar untuk intervensi di tengah proses
WHO ini. Perusahaan Amrikiyah pula. Btw, UN = United Nothing. 

Indra Razak
(cuma nonton Al Jazeerah waktu Sept 11)

--- In mediacare@yahoogroups.com, amartien [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Sdr. Indra Razak,
 (yang asli orang Indonesia, bukan penggiat NGO) - sama dong dengan
saya 
 
 
 Berikut adalah url laporan dari Minamata Institute:: silahkan
baca dengan kepala dingin hingga titik komanya.
 
 http://www.buyatbayfacts.com/pdfs_docs/who_report.pdf
 



 

 
-
Food fight? Enjoy some healthy debate
in the Yahoo! Answers Food  Drink QA.

[mediacare] Re:[news] Hebat nihh..!!! - Salam Bungkuk Disoal

2007-05-10 Terurut Topik Don Manurung
Memang hebat Bung, dan menunjukan kekuasaan Kerajaan Chendana terus berjaya 
disegala bidang selama hampir semua petinggi dan ponggawa yang memegang tampuk 
pemerintahan yalah anak atau cucu didik Sang Mantan Rajadiraja belaka. Pasalnya 
apa kita cool saja, atau sebaiknya berbuat sesuatu supaya bangsa bisa berseot 
pelan maju kedepan, Bung?
   
  DM 

Kaniasari [EMAIL PROTECTED] wrote:
Gak Ada matinye emang keluarga
  Don Suharto nichh
   
  ---Original Message---
   
From: Gita
  Date: 5/10/2007 9:29:50 PM
  Subject: [news] Hebat nihh..!!!

   
  He he he he...
  cendana emang uhuyy..
  pantes aja artis2 berebut bisa jadi mantu cendana...

Kopassus nih yee 
  
  SALAM BUNGKUK DISOAL 
Senin, 23/04/07, 10:48:03 WIB

  


  Munculnya dua anak Soeharto, Bambang Trihatmodjo dan Tommy Soeharto 
di acara lomba menembak HUT Ke-55 Koshy;passhy;sus di Surakarta, Jawa Tengah, 
Sabtu lalu (21/4) dipersoalkan. 

Salaman Danjen Kopassus Mayjen Rasyid Qurnaen Aquary yang sampai membungkuk 
ketika berhadapan dengan Tommy telah menjatuhkan citra korps pasukan elit TNI 
tersebut. 
Anwar/JPNN 




  . 




  ___ 


  
 

  

   



 

 
-
Don't be flakey. Get Yahoo! Mail for Mobile and 
always stay connected to friends.

Re: [mediacare] Sarwono, Gus Dur Amien Nikmati Dana Nonbujeter DKP

2007-05-08 Terurut Topik Don Manurung
Bung Wido, kalau berkenan mohon Pak Ketua MPR yang tidak ada kerjaannya itu 
untuk
  mulai berbuat sesuatu untuk menghapuskan samasekali sistem dana nonbujeter 
dan pemakaiannya. Sistem warisan Suharto ini sungguh tidak cocok dengan akal 
sehat
  pemerintahan yang transparan dan accountable. Saya harapkan Ketua MPR juga 
mulai main politik yang tidak plinplan seperti perempuan cantik melirik kanan 
kiri untuk kolaborasi dengan siapa saja dalam pemerintahan sembari sedikit 
mengkritisi untuk menipu rakyat. Maaf, ini blak-blakan  saja.
   
  DM

Wido Q Supraha [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
  08/05/2007 15:16 WIB 
  Sarwono, Gus Dur  Amien Nikmati Dana Nonbujeter DKP
  Arfi Bambani Amri - detikcom
  
  Jakarta - Sarwono Kusumaatmadja, Abdurrahman Wahid, Amien Rais dan Hasyim 
Muzadi ikut menikmati dana nonbujeter departemen kelautan dan perikanan (DKP). 
Besarannya bervariasi.
  
  Bantuan kunjungan kerja Sarwono Kusumaatmadja ke Amerika Serikat Rp 18,4 
juta, ungkap mantan Kepala Biro Keuangan Departemen Kelautan dan Perikanan 
Sumali saat bersaksi di persidangan kasus korupsi dana nonbujeter DKP di 
Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi, Gedung Uppindo, Jl HR Rasuna Said, 
Jakarta, Selasa (8/5/2007).
  
  Dalam persidangan yang mendudukkan mantan Sekjen DKP Andin H Taryoto sebagai 
terdakwa itu, Sumali juga membeberkan tanggal dan besar aliran dana itu.
  
  Transfer untuk Cagub DKI Sarwono itu dilakukan pada 22 November 2002. 
Sementara
  aliran dana untuk Ketua Umum PBNU Hasyim Muzadi terjadi pada 26 Juli 2003 
sebesar Rp 10 juta.
  
  Ketua Dewan Syuro PKB Gus Dur mendapatkan lebih besar lagi, Rp 50 juta. 
Transaksi itu tercatat di pembukuan pada tanggal 15 Maret 2003.
  
  Namun mantan Ketua Umum Muhammadiyah dan PAN lebih besar lagi. Pada 21 Mei 
2003, mantan Karo Keuangan DKP itu mencatat aliran dana untuk Amien Rais 
sebesar Rp 200 juta.
  
  Banyak pihak lagi telah mendapatkan dana nonbujeter itu. Kalau satu per satu 
kami tidak mencatat. Datanya semua ada di buku yang disita KPK, kata Sumali di 
hadapan majelis hakim yang diketuai Masrurdin Chaniago.
  (aba/nrl)
  
  Source : 
http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/05/tgl/08/time/151637/idnews/777885/idkanal/10
  

  

 

   
-
Ahhh...imagining that irresistible new car smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.

Re: [mediacare] Ultah Dawam Rahardjo Launching Buku Demi Toleransi, Demi Pluralisme

2007-05-01 Terurut Topik Don Manurung
Happy Birthday, Pak Dawam! Semoga panjang umur, sehat selalu, murah rejeki dan 
jangan
  berhenti dalam menyebarkan dan memperkuat toleransi, pluralisme dan 
multikulturalisme. Untuk survive, Indonesia membutuhkan setidaknya 1000 pemikir 
pejuang seperti Pak Dawam. Nusantara terasa cukup sepi setelah Cak Nur tiada!
   
  DM

ICRP [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
   
   
  UNDANGAN
  

  Dengan hormat,
  
  Bersama ini, kami—Yayasan Wakaf Paramadina (YWP), Lembaga Studi Agama dan 
Filsafat (LSAF), dan International Center for Islam and Pluralism (ICIP), 
mengundang Anda untuk dalam 
   
  Perayaan Ulang Tahun ke-65 Prof. Dr. M. Dawam Rahardjo, disertai Peluncuran 
Buku:
  
  Demi Toleransi, Demi Pluralisme
  
  Jum’at, 4 Mei 2007
  Pukul 19.00 s/d selesai 
  Tempat:
  Auditorium Nurcholish Madjid, Universitas Paramadina 
  Jl. Gatot Subroto, Kav. 96-97, Jakarta Selatan
  
  Turut Mengundang, para penulis:
  A. Syafi’i Maarif, B.J. Habibie, Utomo Dananjaya, M. Abdul Rahman, Imam 
Ahmad, Komaruddin Hidayat, Soetrisno Bachir, Didik J. Rachbini, J.H. Lamardy, 
Hadimulyo, Nono Anwar Makarim, Daniel Dhakidae, Budhy Munawar-Rachman, Vedi R. 
Hadiz, M. Syafi’i Anwar, Samsu Rizal Pangabean, Syafiq Hasyim, Fachry Ali, 
Bonnie Setiawan, Taufik Adnan Amal, Siti Musdah Mulia, Franz Magnis-Suseno, 
Ulil Abshar Abdalla, Luthfie Assyaukanie, Trisno Sutanto, Ihsan Ali-Fauzi, 
Ahmad Sahal, F. Budi Hardiman, Zuhaeri Misrawi, dan Martin L. Sinaga   
  
  Tersedia   : Makan Malam
  Contact Person : Romy ‘Boy’ (0815 1113 0526)
A. R i f k i(0852 1613 3584)
  
  

-

   
  Forum Muda Paramadina
  Undangan Diskusi Publik
  
  Demokrasi dan Masyarakat Madani
   
  Kamis, 3 Mei 2007
  
  Aula Yayasan Paramadina 
  Pondok Indah Plaza III Blok F.4 - 6. 
  Jl. T.B. Simatupang, Jakarta Selatan
  
  Sesi I (10.00-12.30 wib)
  Siti Musdah Mulia
  “Organisasi-Organisasi Agama Sebagai Masyarakat Madani di Indonesia”
  
  Ihsan Ali-Fauzi 
  “Demokrasi dan Masyarakat Madani: Tinjauan Teoretis (Pengantar Umum)”
  
  Sesi II (13.15-15.30 wib)
  Ade Armando
  “Demokrasi dan Media di Indonesia”
  
  Budiman Sudjatmiko 
  “Demokrasi dan Gerakan Sosial” 
  
  Sejak berlangsung apa yang disebut Samuel Huntington sebagai “Gelombang 
Ketiga Demokratisasi,” di akhir 1960-an dan awal 1970-an, peran masyarakat 
madani (civil society) makin dianggap penting di dunia.  Namun sebenarnya 
kelompok masyarakat ini sudah lama diakui peran pentingnya dalam demokrasi, 
setidaknya seperti yang ditulis oleh Alexis de Tocqueville ketika ia melaporkan 
hasil kunjungannya ke Amerika pada akhir abad ke-19, dalam Democracy in 
America.  Dalam karya-karya di atas, kelompok-kelompok masyarakat madani 
dianggap memegang peran penting di dalam menjatuhkan rezim-rezim otoritarian 
dan menstabilkan demokrasi. Diskusi ini ingin melihat apa sesungguhnya yang 
dimaksud civil society, di antara kelompok masyarakat lainnya? Bagaimana 
hubungannya dengan negara: apakah keduanya harus selalu berada dalam posisi 
yang berhadap-hadapan? Apakah kelompok masyarakat madani niscaya, selalu, 
membawa dan memperjuangkan nilai-nilai demokratis? Apa saja “tugas-tugas” 
kelompok
 masyarakat ini, di masa transisi dan konsolidasi demokrasi?  Dalam konteks 
Indonesia, kita ingin melihat bagaimana : soal media dan agama berperan.
 
  Tersedia   : Makalah dan Makan Siang
  Contact Person : Romy ‘Boy’ (0815 1113 0526)
  



  
-
  Ahhh...imagining that irresistible new car smell?
Check out new cars at Yahoo! Autos.   

 

   
-
Ahhh...imagining that irresistible new car smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.

[mediacare] Re: [nasional-list] Re: Fw: PEMBELAAN BAGI SOEHARTO ?

2007-04-29 Terurut Topik Don Manurung
Benar! 
  Retnowati hanya menggelar agitprop atau agitasi dan propaganda, dalam 
bahasa terkini komunikasi dan informasi (kominfo) untuk Suharto, teman dekat 
ayahnya. Namun bangsa ini harus siap bahwa masih akan banyak bermunculan buku 
atau tulisan lain yang akan menyanjung Suharto, mendewakannya sebagai malaikat 
tanpa dosa. Memoles indah semua segi negatif dan tak manusiswai dalam 
sejarahnya.
   
  Harap mafhum, menulis dan menerbitkan buku itu tidak murah, jadi yang sanggup 
ria adalah terutama mereka yang berduit. Mereka ini banyak yg masih tentu saja 
menikmati semua keuntungan anugerahnya Orba Suharto. Tambah mereka di LN yang 
disuruh oleh pihak-pihak politik dan bisnis yang telah dan terus mengeruk 
menjarah kekayaan alam Indonesia. Tabahlah!
   
  DM
  

HINU ENDRO SAYONO [EMAIL PROTECTED] wrote:
Retnowati Abdulgani-Knapp tidak hanya terlalu lama tinggal di luar 
negeri, tetapi memang kurang obyektif (untuk tidak mengatakan tidak obyektif) 
dalam penulisannya.
  Namun demikian, biarkanlah dia menulis apa yang seperti sekarang ini. Reaksi 
pasti, -dan sudah-, timbul.
  Masih banyak warga bangsa Indonesia yang normal atau berakal sehat. Tidak 
pikun dan shortsighted atau memakai kacamata kuda.
  Ada aksi, pasti timbul reaksi.
  Menebar angin, pasti menuai badai.
  Semakin banyak buku seperti hasil karya Retnowati akan semakin menelanjangi 
diri Penguasa Orde Baru.
   
  
--- In [EMAIL PROTECTED], HKSIS [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 - Original Message - 
 From: [EMAIL PROTECTED] 
 To: [EMAIL PROTECTED] 
 Cc: [EMAIL PROTECTED] 
 Sent: Saturday, 28 April, 2007 12:14
 Subject: [wahana-news] resensi buku Retnowati Abdulgani tentang Soeharto
 
 
 Dimuat pada rubrik Pustaka, Media Indonesia, 28 April 2007
 
 Retnowati Abdulgani-Knapp, Soeharto, The Life and Legacy of Indonesia's
 Second President, Singapore: Marshall Cavendish Editions, 2007
 
 PEMBELAAN BAGI SOEHARTO ?
 Oleh Asvi Warman Adam
 
 
 Buku ini diterbitkan sebuah penerbit swasta Singapura yang sudah 
 menghasilkan beragam buku dari manajemen perusahaan sampai resep masakan
 dan cara menghilangkan kegemukan. Ditulis oleh putri kedua Ruslan
 Abdulgani yang lulus sarjana hukum UI tahun 1968 kemudian ikut ayahnya
 yang bertugas di AS. Retnowati bekerja pada bidang perbankan di New York
 sampai 1978 sebelum kembali ke Indonesia. Kini ia berprofesi sebagai
 konsultan dan tinggal di Bangkok dan London. Entah suatu kebetulan atau
 tidak, buku ini terbit dan diluncurkan beberapa waktu setelah Kejaksaan
 Agung mengumumkan akan memperkarakan Yayasan-Yayasan Soeharto secara
 perdata.
 
 Saya setuju dengan Retnowati yang ingin melihat secara sejarah
 pemerintahan Soeharto secara berimbang. Benar bahwa dalam masa Orde Baru
 terjadi kemajuan misalnya dalam swasembada beras, keluarga berencana dan
 peningkatan kesehatan masyarakat seperti penurunan tingkat kematian (bagi
 ibu yang melahirkan) dan kenaikan harapan hidup. Bung Karno tahun 1964
 mengatakan kepada wartawati Newsweek bahwa saat itu penduduk Indonesia 100
 juta, kalau ditambah dua kali lipat, tanah air yang kaya ini masih sanggup
 menampungnya. Kini masalahnya, kekayaan alam itu sudah terkuras terus
 menerus tanpa bisa dicegah. Kalau penduduk berlipat ganda namun tidak
 diikuti perkembangan ekonomi, maka itu hanya akan menambah jumlah penduduk
 miskin yang tidak terurus.
 Pembentukan ASEAN adalah hal yang positif dalam politik luar negeri
 Indonesia. Karena ini menciptakankan situasi regional yang kondusif untuk
 pembangunan ekonomi masing-masing negara. Tidak disebut dalam buku ini
 tetapi saya ingin menambahkan bahwa penampungan pengungsi Vietnam di pulau
 Galang pasca banjir manusia perahu tahun 1976 yang dikelola dengan baik
 merupakan prestasi yang mengharumkan nama Indonesia.
 Namun pertumbuhan ekonomi secara makro yang cukup signifikan itu ternyata
 harus dibayar dengan menekan demokrasi dan mengorbankan hak asasi manusia
 (HAM). Pelanggaran HAM yang terjadi sejak tahun 1965 sampai 1998 telah
 memakan korban jiwa hampir sejuta jiwa. Ini meninggalkan penderitaan dan
 trauma yang berkepanjangan sampai sekarang.
 
 Soal Kesehatan dan Yayasan
 Tidak ada hal baru dalam pengisahan tentang masa kecil dan karier
 ketentaraan yang berujung pada jabatan Presiden terlama dalam sejarah
 Indonesia sampai lengser keprabon tahun 1998. Persoalan krisis ekonomi
 menjelang kejatuhan Soeharto sudah dibicarakan oleh berbagai buku lain.
 Mengenai bisnis putra-putri Soeharto, Retnowati hanya menyinggung sambil
 lalu walaupun ayahnya pernah mengingatkan Soeharto untuk tidak
 mencampurkan antara azas kekeluargaan (family-style affairs) dengan azas
 keluarga (family affairs).
 Retnowati mencoba menempatkan Soeharto sebagai orang Jawa dalam sikap dan
 kebijakannya. Menurut Retnowati kekuasaan Soeharto diperoleh melalui
 wahyu yang diterima oleh istrinya. Ketika Tien Soeharto meninggal tahun
 1996, maka wahyu itu ikut tercabut dari Soeharto. Tentu boleh saja
 analisis semacam itu, walaupun 

Re: [mediacare] Freeport strike Ubah Kontrak Kerja!

2007-04-24 Terurut Topik Don Manurung
Para karyawan Freeport telah memberikan teladan sangat berharga dan brilian 
karena tidak saja berhasil menggolkan tuntutan secara damai, namun terutama 
dalam mengayun langkah pertama dalam sebuah perjuangan seperti yang sedang 
ramai dan sinambung dijalankan oleh Chavez, Morales, Correa (Equador) dan 
sebagainya  untuk mengubah kontrak-kontrak kerja dengan para perusahaan raksasa 
multinasional yang akan menguntungkan kepentingan bangsa. 
   
  Kita harapkan dan dambakan agar sodara-sodara kita di Papua jangan akan 
merasa puas diri dan lalu lengah dalam perjuangannya, karena zaman ini sangat
  marak dengan serangan neoliberalistik diseluruh dunia. kemenangan yag diraih 
hari ini dapat saja sirna besok lusa, kalau tidak diperkuat dan terus 
dikembangkan.
   
  Kita simak bahwa Freeport menerima tuntutan bukan samasekali karena berbaik 
hati, namun tentu mulai merasa khawatir bila aksi-aksi semacam akan menjalar
  diseluruh Indonesia sebagai yang telah dan sedang terjadi di Amerika Latin.
   
  Aksi dan hasil dari gerakan damai sodara-sodara kita itu adalah Hadiah 1 Mei 
2007
  pertama yang juga kabar baik bagi seluruh lapisan masyarakat di Indonesia  
yang di marjinalkan oleh modal asing dan para pembantunya.
   
  Demi keberhasilannya yang permanen, gerakan ini sangat perlu solidaritas 
nasional dan juga global, karena yang dihadapi juga kekuatan modal global.
   
  DM
   
  

Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote:

http://www.thejakartapost.com/detaileditorial.asp?fileid=20070424.E01irec=0
   
   
  Freeport strike 
   
  The local workers of giant gold and copper miner PT Freeport Indonesia in 
Timika, Papua, a subsidiary of U.S.-based Freeport McMoran, taught the nation, 
including their fellow Papuans and the country's businesspeople and laborers, a 
precious lesson last week.
  Even Vice President Jusuf Kalla, who had just expressed his displeasure over 
the trend of labor demonstrations, probably had to swallow his words because 
the workers in Papua proved that peaceful actions can achieve much.   The 
lesson is even more interesting because it came out of Timika, a city with a 
history of violent demonstrations.   Thousands of Freeport workers won nearly 
everything they were asking for on Saturday morning, after a four-day peaceful 
walkout. The strike, the biggest since the company started to operate in the 
early 1970s, certainly cost the state a huge amount, in terms of lost potential 
revenue.   In the end, Freeport agreed to raise the workers' monthly basic 
salary from Rp 1.6 million (US$174) to Rp 3.1 million, Rp 500,000 less than 
they were demanding. The company also agreed to reestablish its Papuan Affairs 
Department and replace several executives who the workers saw as reluctant to 
deal with Papuan employees.   It is rare in Indonesia for a
 major company to respond so generously and promptly to the demands of workers. 
For this, the world's largest gold producer and second largest copper producer 
deserves commendation.   We believe Freeport's decision was not just caused by 
fears of falling production. Perhaps the company was more willing to listen and 
negotiate because for the first time, employees staged a strike that was 
peaceful.   There is a perception nationally, and even internationally, that 
Freeport prefers the use of power in handling unrest and protest. At the same 
time there is the perception that Indonesian workers, including those at 
Freeport, tend to resort to violence in seeking more money or better working 
conditions.   Freeport workers finally realized they are an important part of 
the company, and that they must grow together. They certainly do not want to 
follow the orders of outside parties who are more concerned with their own 
interests than the well-being of the workers.   And Freeport
 seems to have finally understood that in the end, the prosperity and security 
of its workers is key to its own growth and sustainability. In the past, the 
military and police were often used to clamp down on protests against the 
company. The use of force may be effective and cheap in the short run, but it 
costs Freeport dearly in the long run.   Freeport is a magnet not just for 
Papuans but also the country's political elite who want to mine profits from 
the company.   Last year alone Freeport paid US$1.6 billion in taxes to the 
government, a 33 percent rise from 2005. Freeport produced 435 million pounds 
of copper in the fourth quarter of last year and 514,000 ounces of gold, the 
company announced in January.   It employs about 9,000 workers, including 3,000 
Papuans. Although the number of Papuan employees has steadily increased, 
Papuans complain very few of them ever rise to management positions.   Human 
rights abuses, the unequal distribution of wealth and the
 disrespect shown by the central government toward Papuans are among the major 
complaints in the province.   That the region is to any extent rebellious is 
because Papuans feel they 

[mediacare] Re: Kalla: Pamor Golkar Turun karena Pemerintah

2007-04-16 Terurut Topik Don Manurung
Pamor Golkar-JK turun. 
  Citra SBY drop. 
  Nama Kabinet KIB anjlok.
   
  Keuntungan penguasa pembisnis meroket.
  Kemiskinan dan kesengsaraan rakyat meningkat.
   
  Seimbang, bukan? 
  Jadi apa pasal?
   
  DM
  

samiaji [EMAIL PROTECTED] wrote:
Minggu, 15 Apr 2007,
Kalla: Pamor Golkar Turun karena Pemerintah 

  
Instruksikan Kadernya Hindari Konflik Politik
JOGJAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla mengakui, turunnya pamor 
partai yang dipimpinnya itu tidak bisa dipisahkan dari kualitas kinerja 
pemerintah. Sebab, partai berlambang beringin itu adalah pendukung terbesar 
pemerintah. 

Memang pada bulan Februari-Maret banyak masalah yang menjadi bahan pembicaraan 
masyarakat. Ada masalah beras, banyak terjadi kecelakaan. Tentu (itu) 
memberikan nuansa terhadap citra pemerintah dan juga Partai Golkar, kata Kalla 
menjelaskan korelasi antara citra pemerintah dan Golkar di sela-sela Rakornas 
Golkar di Grand Hyatt Hotel Jogjakarta kemarin. 

Kalla yang juga wakil presiden itu melihat, turunnya kepercayaan masyarakat 
terhadap pemerintah dan Partai Golkar banyak dipicu masalah ekonomi. Karena 
itu, dia yakin pada kuartal kedua tahun ini dan tahun depan, pertumbuhan 
ekonomi akan semakin membaik dan kepercayaan masyarakat akan pulih. Produksi 
beras sudah kita tingkatkan. Peningkatan ekonomi terus dilakukan, tandasnya.

Menurunnya citra Partai Golkar itu ditangkap dari sejumlah survei politik. 
Salah satu hasil survei LSI (Lembaga Survei Indonesia) menunjukkan bahwa 
popularitas Golkar drop dan kini berada di bawah PDIP. 

Solusinya sangat sederhana. Yaitu, dengan memperbaiki semuanya, ujar Kalla. 
Dia yakin, dalam waktu dekat -jika survei dilakukan lagi- citra pemerintah 
sekaligus Partai Golkar akan pulih. 

Partai Golkar juga harus ngebut mengevaluasi program-programnya demi 
mengembalikan citra. Ketua DPP Partai Golkar Theo L. Sambuaga mengatakan, dua 
tahun ke depan (sebelum Pemilu 2009), kader-kader partai yang berkesempatan 
menjadi kepala daerah harus memprioritaskan berbagai program kerakyatan.

Kami minta kepala daerah dari Golkar menggerakkan perekonomian rakyat, 
khususnya sektor riil, sesuai dengan spesifikasi daerah masing-masing, kata 
Theo. Di antara program yang akan dikebut adalah pelatihan kerja lapangan 
terhadap para relawan penanganan bencana alam. Program tersebut dinilai sangat 
efektif untuk meraih simpati masyarakat. Dalam berbagai survei, TNI dinilai 
sebagai lembaga negara terpopuler karena selalu hadir paling awal ketika 
bencana alam terjadi. 

Pelatihan akan dilakukan para penyuluh terhadap relawan kader Golkar di seluruh 
Indonesia. Termasuk pelatihan evakuasi korban bencana alam, lanjut ketua 
Komisi I DPR tersebut. Selain itu, akan dipersiapkan berbagai penyuluhan 
antinarkoba dan pemberdayaan usaha kecil menengah (UKM).

Pernyataan Theo itu diperkuat Ketua DPP Partai Golkar Syamsul Muarif. Menurut 
dia, tidak bisa lagi Partai Golkar mengandalkan jumlah kader di eksekutif dan 
legislatif, baik di daerah maupun pusat, untuk meraup simpati masyarakat. 
Sebab, masyarakat lebih membutuhkan aksi nyata dalam peningkatan kesejahteraan.

Kader Golkar yang menjadi kepala daerah harus segera mengubah arah prioritas 
program kerja. Dalam dua tahun ke depan, kami minta agar ada pemberdayaan 
ekonomi rakyat dan pembangunan infrastruktur, tandas Syamsul. Penyikapan 
terhadap hasil survei LSI juga mendorong DPP PG untuk mengubah strategi politik 
di tingkat daerah dan nasional. Kalla dalam rapat tersebut menginstruksikan 
agar kadernya menghindari setiap pertarungan atau konflik politik yang sangat 
mungkin bisa terjadi. (cak)







[mediacare] RE: [nasional-list] Gus Dur: Ada Upaya Jatuhkan Citra Mega Lewat Pemberantasan Korupsi

2007-04-13 Terurut Topik Don Manurung
Setuju dengan Pak Chalik karena tampak nyata tebang pilih itu aspeknya 
beliau-beliau itu yang sedang berkuasa tak mau atau tentunya memang tidak 
berani menebang dirinya sendiri karena soal dana nonbujeter selama 
beliau-beliau menjadi menteri-menteri penting dalam Kabinet Megawati 
diberitakan paling banyak memakai dana terkait. Sekait Yusril dan Awalludin itu 
hal yang sangat memalukan bangsa kita ini, karena tiadanya itikad hukum dan 
moral samasekali.
  Pak HU sebagai pembisnis tentunya butuh environment usaha dengan supremasi 
hukum sehingga dapat bersaing secara jujur, dan bayar pajak, dan syukur kalau 
ada sumbangan untuk kemajuan masyarakat? 
  DM

Chalik Hamid [EMAIL PROTECTED] wrote:
Gus Dur sangat benar, ada tebang pilih dalam membasmi korupsi. 
Yusril dan Hamid Awaludin dibiarkan melenggang dengan uang korupsinya.Kenapa 
??? Karena kedua menteri ini anak mas SBY dan JK. Jadi, pemberantasan korupsi 
yang dilakukan SBY adalah omong kosong, hanya tebar pesona.




-Oorspronkelijk bericht-
Van: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] Holy Uncle
Verzonden: donderdag 12 april 2007 18:44
Aan: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
Onderwerp: [nasional-list] Gus Dur: Ada Upaya Jatuhkan Citra Mega Lewat
Pemberantasan Korupsi


***Curigaan Gus Dus mengecewakan. Beliau seharusnya pro KPK, bukannya
mengharapkan ada tawar menawar dengan KPK.

***Biarlah KPK tembak mantan Menteri Agama Said Agil Al Munawar, mantan
Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri, dan mantan Kepala Bulog
Widjanarko Puspoyo. Ditangkapnya koruptor sama sekali tidak mengganggu
status Ibu Mega. Sebaliknya, malah membantu PDIP membentuk tim baru.

***Mungkin juga tujuan Gus Dur adalah merusak credibilitas PDIP, sengaja
menghebohkan kasus mantan Menteri Agama Said Agil Al Munawar, mantan Menteri
Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri, dan mantan Kepala Bulog Widjanarko
Puspoyo.

***Memolitikkan isu itu untuk menjual kecap PKB, kenapa tidak ?


12/04/07 21:18

Gus Dur: Ada Upaya Jatuhkan Citra Mega Lewat Pemberantasan Korupsi

Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Dewan Syura DPP PKB KH Abdurrahman Wahid
(Gus Dur) mencurigai adanya upaya menjatuhkan citra Ketua Umum PDIP Megawati
Soekarnoputri melalui jalur pemberantasan korupsi, terkait dengan
kemungkinan majunya kembali Mega pada pemilihan presiden dalam Pemilu 2009.

Sebab, kata Gus Dur saat menjawab wartawan di Jakarta, Kamis, praktik tebang
pilih dalam pemberantasan korupsi lebih mengarah pada pengadilan terhadap
pejabat yang diangkat oleh Megawati saat jadi presiden.

Jelas arahnya ke sana. Figur Mega mau dijatuhkan, kata mantan presiden itu
usai menerima delegasi parlemen Eropa yang tergabung dalam Alliance for
Liberals and Democrats for Europe (ALDE) di kantor DPPB PKB, Kalibata.

Beberapa pejabat era Megawati yang ditembak Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) antara lain mantan Menteri Agama Said Agil Al Munawar, mantan Menteri
Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri, dan mantan Kepala Bulog Widjanarko
Puspoyo.

Kendati begitu, Gus Dur menampik adanya unsur balas dendam yang mungkin
dilakukan orang-orang di dalam pemerintahan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono.

Mantan Ketua Umum PBNU tersebut lebih menilai hal itu dilakukan terkait
kemungkinan majunya lagi Megawati pada pemilihan presiden pada Pemilu 2009.

Gus Dur semakin yakin adanya praktik tebang pilih dalam penegakan hukum yang
bernuansa politis karena di pemerintahan saat ini pun banyak kasus korupsi
dan penyimpangan tetapi didiamkan.

Contohnya, kata Gus Dur, kasus pencairan dan penyimpanan dana milik Tommy
Soeharto di dalam rekening Departemen Hukum dan HAM.

Hamid (Menkumham Hamid Awaludin, red) yang jelas menerima dan menyimpan
duit Tommy tidak diapa-apakan, katanya.

Pada suatu kesempatan Gus Dur pernah menyatakan dirinya pernah kecewa dengan
Megawati, namun ia tidak tega puteri Bung Karno itu diperlakukan tidak
adil.(*)

http://www.antara.co.id/arc/2007/4/12/gus-dur-ada-upaya-jatuhkan-citra-mega-lewat-pemberantasan-korupsi/

_
Exercise your brain! Try Flexicon.
http://games.msn.com/en/flexicon/default.htm?icid=flexicon_hmemailtaglineapril07




Yahoo! Groups Links




  

 

   
-
Ahhh...imagining that irresistible new car smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.

[mediacare] Re: [nasional-list] NU: Mitos Presiden Adalah Jawa Asli Harus Dihilangkan

2007-04-01 Terurut Topik Don Manurung
Mitos ini sekarang ditebarkan oleh Wapres HMJK dengan ucapannya bahwa beliau 
tidak akan maju sebagai capres 2009 karena bukan orang Jawa. Mitos selalu 
tidak benar. Diharapkan penebaran itu bukan karena beliau minder, karena 
popularitasnya juga tidak bersinar-sinar benar. Juga ini ucapan bukan dari 
seorang negarawan, karena sifatnya memecah, bukan merekat bangsa yang majemuk 
ini.
   
  Mitos terkait timbul ketika Orba karena kebosanan dengan pemerintahan 
otoritatif Soeharto yang 32 tahun. Namun mitos itu tumbang karena BJ Habibie 
bukan Jawa. Gus Dur
  mengatakan punya darah Tionghoa. Megawati Soekarnoputri jelas berayah 
Jawa-Bali dan
  Ibu Fatmawati berasal dari Bengkulu. Jadi apa pasal? Setiap WNI, punya atau 
tidak S1, asal memenuhi persyaratan yang ada dan layak tanpa rekayasa, silahkan 
saja dengan penuh PD mencoba jadi capres.
   
  Minta maaf, ketua PB NU SA Siraj sebaiknya lebih sering berbincang-bincang 
dengan Gus
  Dur sekait multikulturalisme, liberalisme, demokrasi, posmo, Green movement, 
global warming dan banyak lagi pemikiran kontemporer sehingga akan 
dapatmenerangkan Piagam Madinah secara lebih mantap.
   
  Banyak sukses!
  DM

Sunny [EMAIL PROTECTED] wrote:
SUARA MERDEKA
  Sabtu, 31 Maret 2007 : 21.43 
   
NU: Mitos Presiden Adalah Jawa Asli Harus Dihilangkan
   
  Makassar, CyberNews.Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil 
Siraj dalam Harlah NU dan peringatan Maulid Nabi Muhammad di Makassar, Sabtu 
mengatakan, mitos/kepercayaan masyarakat yang selama ini berpikir bahwa yang 
menjadi Presiden RI harus berasal dari Jawa, wajib dihilangkan.   Pasalnya, 
kata Aqil, siapapun berhak menjadi pemimpin dan memimpin di negeri orang lain 
meski yang bersangkutan adalah pendatang.
  Aqil mengambil contoh keteladanan Nabi Muhammad saat hijrah ke Yasrib di mana 
Muhammad bersama pengikutnya hanya merupakan pendatang itu, berhasil membuat 
penduduk Madinah untuk bergabung dengan Muhammad dan berjuang bersama mereka.
  Tak lama setelah menetap di Madinah, Nabi bersama semua penduduk Madinah 
secara konkret meletakkan dasar-dasar masyarakat madani, dengan menggariskan 
ketentuan hidup bersama dalam suatu dokumen yang dikenal sebagai piagam Madinah 
(Mitsaq al-Madinah).
  Dalam dokumen itu, umat manusia untuk pertama kalinya diperkenalkan, antara 
lain, kepada wawasan kebebasan, terutama di bidang agama dan politik, khususnya 
pertahanan, secara bersama-sama.
  Dan di Madinah itu pula, sebagai pembelaan terhadap masyarakat madani, Nabi 
dan kaum beriman diizinkan mengangkat senjata, perang membela diri dan 
menghadapi musuh-musuh peradaban.
  Bahkan beliau bersama para pendukungnya yang terdiri dari kaum Muhajirin dan 
kaum Anshar hendak mendirikan dan membangun masyarakat beradab.
  Sebab itu, Agil berharap pemimpin di Indonesia ini bisa mengambil pelajaran 
pada diri Nabi Muhammad yang berhasil menciptakan suatu perjanjian antara 
pendatang dengan penduduk Yasrib (Madinah) yang tertuang dalam Piagam Madinah.
  Di dalam piagam Madinah ini, lanjutnya, antara pendatang dengan penduduk 
setempat, tidak ada perlakuan diskriminatif pada salah satu pihak baik 
berdasarkan golongan, suku maupun ras.( ant/Cn07 ) 




  

 

 
-
Bored stiff? Loosen up...
Download and play hundreds of games for free on Yahoo! Games.

[mediacare] Re: NU: Mitos Presiden Adalah Jawa Asli Harus Dihilangkan

2007-04-01 Terurut Topik Don Manurung
 diutamakan? Demikian coretan sesuai 
suara NU.
   

  Bagi yang mau kritik atau memperbaiki dan menambah coretan ini dipersilahkan.
   
   
  Wasalam,
   
   
- Original Message - 
  From: Don Manurung 
  To: [EMAIL PROTECTED] ; mediacare@yahoogroups.com ; [EMAIL PROTECTED] ; 
[EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; 
[EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] ; [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Sunday, April 01, 2007 1:30 PM
  Subject: [HKSIS] Re: [nasional-list] NU: Mitos Presiden Adalah Jawa Asli 
Harus Dihilangkan
  

  Mitos ini sekarang ditebarkan oleh Wapres HMJK dengan ucapannya bahwa beliau 
tidak akan maju sebagai capres 2009 karena bukan orang Jawa. Mitos selalu 
tidak benar. Diharapkan penebaran itu bukan karena beliau minder, karena 
popularitasnya juga tidak bersinar-sinar benar. Juga ini ucapan bukan dari 
seorang negarawan, karena sifatnya memecah, bukan merekat bangsa yang majemuk 
ini.
   
  Mitos terkait timbul ketika Orba karena kebosanan dengan pemerintahan 
otoritatif Soeharto yang 32 tahun. Namun mitos itu tumbang karena BJ Habibie 
bukan Jawa. Gus Dur
  mengatakan punya darah Tionghoa. Megawati Soekarnoputri jelas berayah 
Jawa-Bali dan
  Ibu Fatmawati berasal dari Bengkulu. Jadi apa pasal? Setiap WNI, punya atau 
tidak S1, asal memenuhi persyaratan yang ada dan layak tanpa rekayasa, silahkan 
saja dengan penuh PD mencoba jadi capres.
   
  Minta maaf, ketua PB NU SA Siraj sebaiknya lebih sering berbincang-bincang 
dengan Gus
  Dur sekait multikulturalisme, liberalisme, demokrasi, posmo, Green movement, 
global warming dan banyak lagi pemikiran kontemporer sehingga akan 
dapatmenerangkan Piagam Madinah secara lebih mantap.
   
  Banyak sukses!
  DM


Re: [mediacare] Undangan Diskusi dari Fraksi PDIP - Yacobus Mayong Padang

2007-03-27 Terurut Topik Don Manurung
Dengan semangat Bung Karno, Evo Morales dan Hugo Chavez waktunya sudah sangat 
mendesak supaya seluruh rakyat Indonesia menjadi tuan dirumahnya sendiri dan 
secara tegar dan tegas meninjau ulang seluruh bidang penanaman modal dan 
sekaligus merevisi semua KK (kontra kerja) dengn semua multinationals yang 
sedang seenaknya sendiri menjarah SDA Ibu Pertiwi. Sesuai dengan visi dan 
misinya, prinsip kebangsaan dan kerakyatan, PDI-P selayaknya secara serius dan 
sinambung segera menjadikan tema ini sebagai salah satu program oposisinya.
   
  Don Manurung
  

umi lasminah [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Kepada Yth
Rekan-Rekan NGO/Pro demokrasi
Di 
Tempat

Merdeka!!

Mencermati dan mengamati pembahasan RUU Penanaman yang
saat ini akan dilakukan pengesahan pada tanggal 29
April 2007 kami sampaikan saat ini ada Penolakan
atas RUU Penanaman Modal yang meliputi lain:

1.Perolehan hak tanah yang dianggap melukai dan 
merampas hak rakyat
2.Terhadap perlakuan yang sama antara penanam 
modal asing dan penanam modal dalam negeri
3.Memanjakan para penanam modal melalui fasilitas 
–fasilitas yang diberikan kepada investor
4.Terhadap pemberian ijin tenaga kerja asing untuk
keahlian tertentu
5. Terhadap tindakan nasionalisasi pada modal yang di
tanam.
6. Terhadap kejahatan koorporasi, Pemerintah dalam
posisi lemah untuk negosiasi ulang mengingat devinisi
kejahatan korporasi tidak jelas

Berkaitan dengan item (1) sampai (6) diatas, kami
anggota Pansus RUU Penanam Modal F-PDI Perjuangan
bermaksud mengadakan uji publik terhadap RUU tersebut
sebelum disahkan dalam paripurna pada tanggal 29 Maret
2007. Untuk itu kami mengharapkan sesediaan Bapak
untuk menjadi pembahas kekurangan dan kelebihan RUU
Penanaman Modal tersebut. Adapun menurut rencana acara akan kami adakan pada:

Hari: 
Rabu 28 Maret 2007

Waktu: 
Jam 10.00 WIB

Tempat: 
Press Room , Gedung Nusantara 3 DPR-RI

Pembicara : 
DR. Revison Baswir, DR. Imam Sugema, Usep Setiawan,S.sos

Undangan: 
Mass Media dan LSM

Demikian permohonan ini kami sampaikan atas perhatian
dan kesediaanya kami ucapkan banyak terimakasih

Jakarta, 27 Maret 2007

Pimpinan Fraksi PDI Perjuangan

Yacobus Mayong Padang

Umi Lasminah
Email:[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], phone.62-21-5756306 Fax.62-21-575 
6305, Mobile:62-8158153085
Blog: http://wartafeminis.wordpress.com
Mail address: Komp.DPR Kelapa Dua 69 Kebon Jeruk Jakarta 11550 INDONESIA



 

 
-
Don't get soaked.  Take a quick peek at the forecast 
 with theYahoo! Search weather shortcut.

[mediacare] Re: [nasional-list] Pekerja Pertamina Serukan Pencopotan Semua Direksi

2007-03-25 Terurut Topik Don Manurung
Jelas karena pemerintah melalui departemen BUMN tidak akan sanggup dan malas 
juga tidak mau mengelola semua BUMN secara transparan dan profesional, juga 
karena tidak ada kontrol lain, tinggallah semua organisasi buruh di semua BUMN 
itu yang harus sangat aktif mengawasinya. Dengan konsultasi dan kerjasama 
dengan advokasi hukum dan kantor auditor yang mau berkomitmen pada masyarakat, 
hingga fee nya jangan melambung!
   
  Tanpa kopntrol yang ketat dan keras semua BUMN hanya terus menjadi sapi 
perahan lahan untuk koruptor dan kolusi dan nepotisme. Kita Lihat Petronas, 
juga di Brasil, apalagi di Venezuela, Bolivia yang karena bersihnya pemerintah 
sekait SDA kini rakyatnya mulai menikmati kekayaan alam itu.
   
  Juga koruptor kakap harus dihukum spt di RRC, harta hasil korupsi harus 
disita.
  DM

HKSIS [EMAIL PROTECTED] wrote:
  24/03/07 22:27
  Pekerja Pertamina Serukan Pencopotan Semua Direksi
Yogyakarta (ANTARA News) - Pekerja PT Pertamina (Persero) menyerukan agar semua 
direksi dicopot dari jabatannya karena mereka secara nyata tidak mampu 
mewujudkan perusahaan menjadi world class company (perusahaan kelas dunia) 
sebagaimana amanat Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono.

Seruan pekerja itu merupakan perwujudan dari kesepakatan dalam Rakernas 
Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) yang diikui sebanyak 20 
serikat pekerja (SP), kata Ketua Umum FSPPB Ugan Gandar kepada ANTARA News, di 
Yogyakarta, Sabtu. 

Dia mengatakan, pemerintah harus melakukan audit investigasi secara menyeluruh 
terhadap proses bisnis, organisasi dan budaya di Pertamina sebagai dasar 
pelaksanaan pekerjaan yang dipimpin oleh direksi dan manajemen puncak yang baru.

Namun dasar pertimbangan resolusi tersebut karena kinerja operasional sesuai 
kontrak manajemen tahun 2006 tidak tercapai sehingga hanya mimpi bagi Pertamina 
untuk menjadi perusahaan kelas dunia dalam kurun waktu dua tahun seperti 
harapan Presiden SBY.

Menurut dia, pertimbangan lain adalah direksi tidak melaksanakan secara 
konseptual upaya menjadikan perusahaan ini lebih kompetitif sebagai sebuah 
perusahaan perminyakan yang bebas dari korupsi.

Dalam resolusi itu juga disebutkan, meski tetap menjalankan program 
transformasi, namun tidak menyentuh hal yang fundamental seperti akuntabilitas 
pengadaan minyak mentah yang kontribusinya sebesar 80 hingga 90 persen dari 
total biaya produksi BBM.

Di sisi lain direksi diduga melakukan KKN dalam program penerimaan pekerja 
baru, dan mengangkat seseorang menjadi pekerja yang langsung diberikan golongan 
sangat tinggi (P-1) dan diberi jabatan strategis setingkat kepala divisi tanpa 
melalui proses yang diatur dalam peraturan perusahaan, katanya.

Jadi, kata dia, pemberantasan korupsi hanya menjadi wacana karena beberapa 
pejabat yang tersangkut KKN tidak mendapat hukuman sesuai peraturan 
perundang-undangan, bahkan beberapa oknum yang terindikasi korupsi tetap 
mendapatkan promosi jabatan.

Direksi juga tidak memiliki komitmen yang jelas tentang pentingnya industrial 
yang harmonis dengan pekerja sesuai peraturan di bidang ketenagakerjaan.

Banyak terjadi pelanggaran Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dan 
berlarut-larutnya proses perundingan perpanjangan yang hingga sampai saat ini 
belum juga disepakati, katanya.

Dia menjelaskan, pertamina telah mengarah menjadi perusahaan yang tidak 
bermoral karena direksi selalu mendengungkan keuntungan yang besar tapi pada 
saat yang sama menyatakan kinerja operasional tidak tercapai. 

Ini mengindikasikan pimpinan puncak berupaya insentif bagi pekerja harus 
diminimalisasi dan cenderung tidak sesuai dengan apa yang seharusnya diperoleh.

Para direksi telah melakukan kebohongan publik karena mengekspos keuntungan 
Pertamina pada 2006 yang berbeda dengan yang disebutkan pada 17 Januari 2007 
dengan nominal Rp23 hingga Rp24 triliun, sementara dalam suatu acara lain 
disebutkan hanya Rp19 triliun.

Direksi telah melakukan perubahan organisasi Pertamina dengan cara tidak jelas, 
sehingga menghancurkan pola pembinaan, banyak pekerja tanpa pertimbangan yang 
matang ditempatkan sebagai pimpinan dengan cara yang bertentangan pula dengan 
PKB.(*)

  

 


 
-
Don't pick lemons.
See all the new 2007 cars at Yahoo! Autos.

Re: Balasan: Re: [mediacare] Perda Berbasis Injil

2007-03-24 Terurut Topik Don Manurung
Saya dengan catatan setuju dengan Bung Alex dan Pak Kartono. Karena kalau 
proses demokratis ini dibiarkan bergulir dan lanjut kebablasan, bisa akhirnya 
fatal untuk Republik kita. Andai kita hanya enjoy ourselves, negara ini bisa 
bubar, dan dalam kepingan yang menyusul, semua SDA akan sangat dinikmati oleh 
para multinasional. Sayang!
   
  Karena itu menurut saya sebanyaknya harus mendesak kepada LSM, NGO, parpol, 
pakar, para intelektual, DPR, DPRD dan lain-lain untuk mendesak kepada 
pemerintahan SBY dan MJK untuk menyatakan tidak berlakunya segala perda yang 
berlawanan dengan UUD dan uu terkait.
   
  Tampak sekali pemerintah banyak diam, atau ragu, atau mungkin juga ada 
kartu tertentu yang sedang dimainkan. Juga UU Otonomi Daerah harus di revisi 
guna mencegah segala pembablasan oleh siapapun. Waktunya sudah matang karena 
bukti sudah banyak. Harus ada keseimbangan kekuasaan pusat-daerah.
   
  DM

alex priyasma [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Ya, saya setuju dengan usulan pak Kartono Muhammad. Indonesia 
(baca:daerah) kan sedang dalam proses mencari jati diri yang salah satunya  
diidentifikasi dalam Perda. Kita liat saja, seberapa jauh daerah yang mengusung 
perda berbasis agama (alquran, injil, dll) mampu mengatasi persoalan ekonomi, 
sosial, dan politiknya.  Aceh saja boleh pake  syariat, kenapa  daerah lain 
tidak. 
Proses pencarian jati diri daerah memang merupakan proses yang lama. Indonesia 
dengan Pancasila pun masih sering diperdebatkan sampai sekarang. Saya koq 
percaya suatu saat kalo memang perda berbasis kitab suci agama tidak lagi 
relevan mengatasi persoalan (dan justru menimbulkan konflik) dia akan hilang 
dengan sendirinya entah dengan bebagai cara.
Yang penting, enjoy aja


Kartono Mohamad [EMAIL PROTECTED] wrote: Mengharapkan 
Pemerintah Jakarta turun tangan terhadap minculnya perda berdasar syari ah 
Islam? Sama saja dengan menunggu Godot. Pemerintah Pusat kan  bercirikan serba 
ragu, serba takut pada bayangan politik, Dan tidak percaya diri.
  Jadi kalau menurut saya ya biarkan saja. Misalnya Manado mau membuat perda 
bernuansa Kristen, NTT mau buat perda bernuansa Katolik, Bali membuat perda 
bernuansa Hindu. Nanti kalau Ada kabupaten yang penduduknya mayoritas Budha mau 
bikin perda bernuansa Budha. Ya biarkan saja. Jangan yang satu dibolehkan yang 
lain dilarang. Kalau sampai Indonesia terpecah belah, kita dapat melihat siapa 
sebenarnya yang memulai menyulut api.
  KM
   
---Original Message---
   
From: Sunny
  Date: 23-03-2007 21:17:50
  To: mediacare@yahoogroups.com
  Subject: Re: [mediacare] Perda Berbasis Injil

   

  Ceritanya pemerintah Jakarta bukan saja  merestui tetapi juga mendorong untuk 
diberlakukan syarat Islam, dan ini sudah dijalankan dibeberapa daerah seperti 
di Sulawesi Selatan, Aceh, jadi sekarang giliran orang Papua mau bikin 
berbasiskan Injil di Manokwari dari segi keadilan tentu bisa saja, tetapi 
apakah dibolehkan oleh Jakarta itu soal lain.  Nanti  kalau ada daerah yang 
bikin Perda berbasis Al Kafirum pun silahkan.
   
   
- Original Message - 
  From: Donald USE Taralia 
  To: mediacare@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, March 23, 2007 3:49 AM
  Subject: [mediacare] Perda Berbasis Injil
  


  Kita dukung apa tidak nih?
   
  DT
   
   
  Manokwari Godok Raperda Berbasis Injil 
  http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=287214kat_id=3
  
  
  JAKARTA -- Pemerintah dan DPRD Kab Manokwari, Provinsi Irian Jaya Barat, 
sedang memfinalisasi rancangan peraturan daerah (raperda) pembinaan mental dan 
spiritual berbasis Injil. Raperda yang dimunculkan kali pertama pada 7 Maret 
2007 itu dinilai merugikan pengembangan agama lain di daerah tersebut.
  
  Julukan Manokwari sebagai Kota Injil, kata Wakil Ketua DPRD Manokwari, Amos H 
May, baru sebatas wacana. Usulan raperda itu hanyalah pokok pikiran yang 
diusung unsur gereja dan sejumlah pakar. ''Bentuknya baru berupa pokok pikiran, 
bukan raperda karena tidak diusulkan eksekutif dan legislatif,'' ujar Amos saat 
dihubungi, Kamis (22/3).
  
  Namun, dia mengakui jika usul tersebut sudah masuk ke eksekutif. Walau, ada 
sejumlah pasal yang bertentangan dengan peraturan di atasnya, terutama terkait 
cara peribadatan. ''Hal bertentangan ini perlu dikaji, sehingga jika 
diberlakukan tidak menimbulkan konflik SARA,'' kata Amos.
  
  Dia menjanjikan, peraturan yang dibuat tidak akan menimbulkan perpecahan 
karena pada dasarnya setiap orang menginginkan kotanya baik. Sebagai awalan, 
minuman keras dan prostitusi akan dilarang. ''Peraturan ini untuk mewanti-wanti 
masyarakat supaya mengubah perilakunya.''
  
  Di antara isi pasal raperda itu adalah melarang pemakaian busana Muslimah di 
tempat umum, melarang pembangunan masjid di tempat yang sudah ada gereja. 
Dibolehkan diangun masjid atau mushala, asalkan disetujui tiga kelompok 
masyarakat (terdiri atas 150 orang) dan pemerintah setempat terlebih dulu.
  
  Raperda juga melarang 

Re: [mediacare] PKS - PDIP-TRISAKTI - HAM

2007-03-21 Terurut Topik Don Manurung
Kalau boleh nimbrung: PDIP nyata sekali telah kerja keras kedalam menggalang 
organisasi,
  kini mulai memperbaiki kerja keluar, terutama sumpah oposisinya. Krn itu 
pulang Yacobus sudah lain sekali suaranya, tegas dan sesuai konsensus didalam. 
Yacobus sangat konsisten, sebagai anak relatif muda punya banyak peluang untuk 
terus maju, dan keatas!
  Ttg PKS ini orang masih sukar menebaknya, krn itu pula banyak orang yang 
khawatir bila
  Pks menang di Jakarta, bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, untuk 
semua warga yang dasarnya moderat pandangan dunianya. 
  DM

poetry timoer [EMAIL PROTECTED] wrote:
  he he...PDIP dulu...PKS kini

Waktu kasus ini dibuka kembali, PDIP memang menghadapi masalah terutama karena 
Panda dulu ketua pansus yang menyetujui bahwa trisakti bukan pelanggaran HAM 
berat.
Tapi hari ini Panda menghadapi musuh dari internalnya sendiri, namanya Yacobus 
Mayong Padang. Sampai detik terakhir Yacobus habis-habisan mempertahankan 
pendapat bahwa ini adalah kasus pelanggaran HAM berat .
Siapa Yacobus?? Mantan wartawan di Sulsel, anggota dpr yang mula-mula 
mengembalikan dana tunjangan 50 juta itu, anggota dpr yang melakukan perjalanan 
reses dengan berjalan kaki dari desa ke desa di dapelnyasiapa dia 
...Sekretaris Fraksi PDIPerjuangan.

Dari kabar di senayan, sampai detik terakhir hanya dua yang berjuang 
habis-habisan, PDIP-Yacobus Mayong Padang dan PKB.

PKS...oooh .

kompleksitas ya...


timoer

Wido Q Supraha [EMAIL PROTECTED] wrote:  
Dear mas Bat,
  
  Agar tidak simpang siur, mending mas Bat Tanya langsung ke wakil rakyat dari 
PKS apa yang telah mereka lakukan.
  Minimal, mas bat kan dah gak percaya ama partai selain PKS, sehingga yang 
disoroti selalu saja PKS, hehehe.
  
Tapi kalau mas rada berat main ke gedung dewan, ini saya copy-paste-kan jawaban 
dari mas Sapto Waluyo, yang kita tahu sebagai direktur sebuah majalah, wartawan 
senior yang saat ini sedang melanjutkan studi di negeri seberang, semoga dapat 
memahamkan apa yang terjadi seputar kasus ini.
  
  

-
  
  From: On Behalf Of sapto waluyo
Sent: Saturday, March 17, 2007 7:04 AM
Subject: Re: [pak ade] PKS dan isu HAM-perjuangkan KEADILAN (?)
  
  assalamu'alaikum pak ade dkk semua,
trims atas posting dan judulnya yg mengelitik. tp sy
ingin menyampaikan background info yg memperlihatkan
ketidaktahuan ibu sumarsih (saya simpati sejak awal
krn berada di trisakti dan semanggi saat meliputi
peristiwa 1998), atau kebohongan politik yg dimainkan
pdip (tidak termasuk dlm daftar 14 partai itu ya?). sy
dpt dan ricek langsung info ini ke anggota komisi I
(masalah hankam) dan III (hukum dan ham). jika anda
ingin mengecek langsung juga bisa menghubungi suryama
m. sastra, anggota komisi 3 dr pks, atau mustafa kamal
(sekretaris fraksi pks).

ceritanya, memang pada awal pembahasan kasus
trisaksi/semanggi, partai moncong putih getol
mengajukan pembentukan pengadilan ham ad hoc. maklum,
jika anda perhatikan sebagian anggota fraksi banteng
ituberlatar belakang lsm (kayak nursjahbani
kacasungkana) dan pengacara (kayak trimedia panjaitan
yg jadi ketua komisi 3). tapi tahukah anda, bhw di
ujung agenda/paripurna ternyata pdip mundur teratur.
sebaliknya pks, sedari awal telah memandang persoalan
ini menjadi bagian tak terpisah dari agenda reformasi
krn korban ham antara lain aktivis mahasiswa dan
kelompok masyarakat kritis. cuma, pks melihat gejala
hendak dibenturkan dgn pihak tni/polri, ini menjadi
kontraproduktif. akhirnya dipertimbangkan, apakah
kasus pelanggaran perlu diselesaikan di pengadilan ham
ad hoc (hasilnya belum tentu bagus juga, lihat kasus
tanjung priok, yg didukung penuh pks) atau komisi
kebenaran dan rekonsiliasi (dlm komisi ini juga ada
pemeriksaan dan pengakuan atas pelanggaran di masa
lalu, cuma bentuk sanksinya yg agak beda, di beberapa
negara dipandang berhasil meletakkan fondasi bagi
keadilan semua pihak).

ini memang kerumitan dlm sistem hukum kita yg masih
labil, KUHP saja masih warisan belanda, dan baru mau
direvisi setelah satu abad. lebih rumit lagi kasus
ham, krn terkait dgn konstelasi politik. kalau banteng
benar ngotot perjuangkan keluarga korban
trisaksi/semanggi/orang hilang, terus maju dong di
paripurna, ternyata tidak. nah, fraksi pks telah
mempersiapkan pandangan umum utk mendukung terus
pengusutan kasus itu secara hukum, tp sampai detik
terakhir tak ada yg mau diajak bersama. ingat kasus
pelanggaran ham bisa diusut kapan saja, krn ada asas
retroaktif, jd tak ada kadaluarsa spt kriminal,
apalagi ada peluang di mahkamah internasional, apabila
suatu negara dinyatakan melanggar konvensi ham. pks
melihat konsolidasi politik sipil belum matang,
sehingga kalau berada di garis depan akan dibenturkan
langsung dgn tni/polri. apalagi kekuatan politik lain
(termasuk pdip) tak pernah lagi menyebut agenda
reformasi, setelah nyaris sembila tahun berlalu
(1998).

dlm situasi yg dilematis itu, pks memikirkan jalan
alternatif, mungkin lewat KKR atau sampai 

[mediacare] Syarat Presiden Yang Terpenting Kemampuan Kepemimpinan

2007-03-17 Terurut Topik Don Manurung
Hidup Megawati memang penuh kendala. Lahir ditengah angin topan, lalu sang ayah 
dibunuh pelan-pelan dalam kudeta merangkak. Setelah berani seperti macan 
perempuan satu-satunya politikus melawan Soeharto, menang pemilu 1999, datang 
yang namanya Poros Tengah berargumen
  bahwa perempuan tidak boleh jadi Presiden. Kini klik SBY-JK setelah gagal 
menepati janji-janji dan ingin terus memerintah coba-coba memasang halangan 
lagi: calon Presiden harus punya paling tidak S1. Kita anjurkan agar Mega 
tenang saja. Tegar dan jalan terus, Bu Mega!
  DM
   
  Syarat Presiden Yang Terpenting Kemampuan Kepemimpinan
Sabtu, 17 Maret 2007 | 00:42 WIB 
  TEMPO Interaktif, Jakarta:Syarat pendidikan strata 1 bagi calon anggota DPR 
dan presiden yang diajukan pemerintah dalam Rancangan Undang-Undang Paket 
Politik dinilai tidak berdasar. Dalam konstitusi hanya ditentukan memiliki 
kemampuan jasmani dan rohani untuk menjalankan kewajiban jabatannya. Yang 
penting adalah mampu memimpin, kata Ramson Siagian anggota PDIP dalam jumpa 
pers didampingi Taufik Kiemas.

Menurut Ramson, pendidikan formal tidak menentukan kemampuan kepemimpinan 
seseorang. Ia mencontohkan milyuner Amerika Bill Gate saja drop out dari 
universitas Harvard. Ia mampu bersaing dan lebih unggul dibandingkan dengan 
ratusan orang lain yang memiliki predikat doktor dibidang komputer, informasi, 
atau pun ekonomi.

Taufik Kiemas, setuju dengan pendapat bahwa untuk menduduki jabatan yang 
terpenting seseorang mampu membaca dan menulis. 

Aqida 

 
-
No need to miss a message. Get email on-the-go 
with Yahoo! Mail for Mobile. Get started.

[mediacare] Re: Golkar Dinilai Tak Dukung Penuntasan Kasus HAM Berat - Euforia Demokrasi Melupakan Kemiskinan Masyarakat

2007-03-11 Terurut Topik Don Manurung
Makin tampak PDI-P dan PKB sebagai fraksi yang paling konsisten di DPR dalam 
memihak HAM dan berbagai persoalan sekait pengentasan penderitaan wong cilik. 
Tentu saja dalam sistem gado-gado pemerintahan presidensiil dan parlementer 
sekarang ini kedua fraksi tsb, bersama beberapa anggpta Dewan dari fraksi lain 
seperti PAN selalu kalah suara dalm interpelasi, hak angket atau voting dan 
semua manuver melawan kelompok berkuasa yaitu Golkar, PKS, PD dll. Namun inilah 
nasib oposisi dalam sikon seperti ini.. Betul sekali, yang penting ialah 
konsistensi, tekad sinambung untuk terus men check and balance kekuasaan yang 
ada. Apa pula yang sangat giat memiskinkan wong cilik seperti kini.
   
  Sangat bisa dimengerti bahwa Ibu Maria C Sumarsih terus berupaya mencari 
keadilan bagi putranya yang tertembak. Telah terjadi ekspektasi terlalu tinggi 
dan tidak riil pada Megawati ketika menjadi Presiden RI. Berbeda dengan SBY dan 
MJK, Mega tidak didukung (tentu saja) oleh segala kekuatan Orba yang masih 
sangat kuat disemua bidang kekuasaan. Hingga ketika itu Mega sangat terbatas 
ruang geraknya dalam menjalankan kekuasaan. Ingat ketika beliau marah pada 
birokrasi yang dikatakannya sebagai keranjang sampah! Sangat identik bahwa
  meskipun begitu berkuasanya kabinet kini, namun hasilnya bagi bangsa dan 
rakyat adalah nihil. Disini memang yang memimpin sekarang adalah kepentingan 
khusus, particular interests, bukan kepentingan umum yang luas.
   
  Ibu Sumarsih sangat benar. Tidak ada yang dapat diharapkan dari Golkar dan 
semua sekutunya di DPR, dan yang sedang memerintah, sekait dengan supremasi 
HAM. Juga dalam banyak sekali bidang lain, seperti upaya anti korupsi, 
supremasi hukum, pengentasan kemiskinan dan sebagainya.
   
  Pemilu dan pilpres 2009 adalah kesempatan bagi rakyat untuk mengubah ini 
semua. Akan kita gapaikah kesempatan ini? Atau kita akan terbuai dantertipu 
lagi?
  DM
  

HKSIS [EMAIL PROTECTED] wrote:
SUARA PEMBARUAN DAILY 

-
  
  Golkar Dinilai Tak Dukung Penuntasan Kasus HAM Berat Sekretaris FPDI-P 
DPR, Jacobus Mayong Padang (kanan) bersama mantan anggota Komnas HAM, Asmara 
Nababan (kiri) dan Sumarsih saat berdiskusi tentang Komitmen Parpol Atas 
Penuntasan Kasus Tragedi Trisakti, Semanggi I dan II di Gedung MPR/DPR 
Senayan, Jakarta, Jumat (9/3). [Pembaruan/Charles Ulag]   [JAKARTA] Dalam 
pemilihan umum 2009, rakyat diharapkan tidak memilih partai politik (parpol) 
yang alergi terhadap penuntasan persoalan hak asasi manusia (HAM). Demikian 
seruan Maria Catarina Sumarsih, ibunda Realino Norma Irawan, mahasiswa Atma 
Jaya yang tewas ditembak aparat dalam tragedi Semanggi I (1998). Golkar adalah 
kunci penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM berat, ujarnya dalam diskusi 
yang diadakan koordinatoriat wartawan DPR, Jumat (9/3).   Selain Golkar, 
sedikitnya ada 13 parpol lain yang juga dinilai anti-HAM. Daftar parpol 
anti-HAM itu dibuatnya berdasarkan sikap parpol-parpol itu melalui Pansus DPR 
yang
 menyatakan bahwa tragedi Trisaksi, serta Semanggi I dan Semanggi II (TSS) 
bukan kasus pelanggaran HAM berat.   Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan 
(PDIP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), tidak dimasukkannya dalam daftar 
hitam dengan alasan masih ada kader-kader parpolnya yang tulus memperjuangkan 
kasus HAM di DPR. Meski demikian, hal itu tetap tidak menghapus kekecewaannya 
pada mantan Presiden Megawati Soekarnoputri.   Ketua Umum DPP PDI-P itu dinilai 
mengecewakan karena tidak sejalan dengan perjuangan para kadernya di DPR saat 
berada di pucuk kekuasaan sebagai Presiden. Namun hal itu dibantah Sekretaris 
Fraksi PDI-P DPR, Jacobus Kamarlo Mayong Padang. Sikap Tegas   Menurut 
Jacobus, PDIP konsisten memperjuangkan kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi 
selama ini. Pada diskusi itu sendiri, dipertanyakan mengapa PDIP tidak 
menggunakan hak interpelasi atau angket. Saya yakin fraksi (FPDI-P) punya 
hitung-hitungan politis. Beberapa kali hak angket yang diajukan
 FPDI-P kandas, ucap Jacobus.   Sementara itu, aktivis HAM Asmara Nababan 
menyatakan yang paling penting adalah adanya pernyataan sikap yang tegas dalam 
pembelaan kasus-kasus HAM itu sendiri. Kekhawatiran kandasnya hak angket atau 
interpelasi yang diajukan, dan ada pihak yang diuntungkan dalam rangka 
menggagalkan pengajuan hak DPR itu, merupakan persoalan lain, katanya.   
Asmara menegaskan dalam rapat-rapat Komisi III DPR dengan Jaksa Agung mengenai 
kasus TSS, Kerusuhan Mei 1998, serta penghilangan paksa aktivis 1997-1998, para 
anggota Komisi III itu telah dilecehkan kecerdasannya dengan alasan-alasan yang 
dikemukakan Jaksa Agung.   Jaksa Agung selalu mengelak dari tanggung jawabnya 
melakukan penyidikan, dengan alasan tidak bisa mengeluarkan perintah penyidikan 
tanpa perintah Pengadilan HAM Ad Hoc, yang hanya bisa dibentuk Presiden atas 
usul DPR. Jaksa Agung menyatakan tidak bisa melakukan penyidikan tanpa adanya 
tempat dan waktu terjadinya tindak pidana.  

[mediacare] Tokoh Masyarakat Serukan Penghapusan Kolom Agama dalam KTP

2007-03-04 Terurut Topik Don Manurung
Permadi bisa mengusulkan agar FPDI-P mengusung tema dan seruan ini ke DPR untuk 
dihapuskan. Sebagai sebuah langkah kecil namun penting bangsa ini kearah 
keadaban abad 21!Tokoh Masyarakat Serukan Penghapusan Kolom Agama 
dalam KTP   Jakarta, (Analisa) Jumat, 2 Maret 2007  Sejumlah tokoh masyarakat 
dan anggota LSM Gerakan Integrasi Nasional di Jakarta menyerukan penghapusan 
kolom agama dari kartu tanda penduduk (KTP) karena dinilai dapat menimbulkan 
praktik diskriminasi dan berpotensi menimbulkan perpecahan.   Kolom agama 
dalam KTP adalah senjata bagi orang-orang tidak bertanggung jawab, bahkan bisa 
membuat orang saling bunuh, kata Spiritualis Lintas Agama Anand Krishna, di 
Jakarta, Kamis.   Anand mengungkapkan banyak perselisihan dan pertikaian 
terjadi di Indonesia (di antaranya kerusuhan Poso) salah satunya karena masalah 
agama yang dilihat dari KTP seseorang, bahkan agama seseorang yang tertera pada 
KTP membuat seseorang terdiskriminasi ketika pekerjaan.  
 Tokoh Muhammdiyah, Dawam Rahardjo mengatakan penghapusan kolom agama dari KTP 
tidak akan menghapus identitas seseorang, sebab dalam KTP tetap tercantum nama, 
alamat, tempat dan tanggal lahir seseorang.   Apa gunanya mencantumkan kolom 
agama dalam KTP, itu hanya untuk kebutuhan statistik saja, ujarnya.   Dawam 
mengungkapkan diskriminasi di bidang pekerjaan itu memang telah terjadi sejak 
lama. Menurut dia, ada beberapa perusahaan lebih memilih karyawan yang seagama 
dibandingkan yang berebeda agama.   Sementara itu tokoh PDIP yang juga anggota 
DPR RI di Komisi I, Permadi mengatakan pencantuman kolom agama akan berpengaruh 
pada banyak hal dan berpeluang dimanfaatkan oleh pihak tertentu.   Acara yang 
dikemas dalam dialog Sebuah Seruan demi Keselamatan Anak Bangsa ini di gelar 
oleh LSM Gerakan Integrasi Nasional. LSM ini memiliki 24 perwakilan di 
kabupaten di Indonesia dan empat perwakilan di luar negeri, yakni Australia, 
Lebanon, Singapura, dan Belanda.   Ketua Gerakan
 Integrasi Nasional, Maya Safira Muchtar mengatakan penghapusan kolom agama 
dalam KTP adalah hal penting yang harus dilakukan pemerintah untuk mencegah 
terjadinya bencana sosial akibat konflik antaragama.   Menurut dia, di seluruh 
dunia kecuali Arab dan Indonesia, dalam kartu identitas tidak terdapat lagi 
kolom KTP.   Karena itu kami mendorong pemerintah agar menghapuskan kolom 
agama sehingga menghilangkan diskriminasi dan pada akhirnya dapat menjaga 
persatuan dan kesatuan bangsa, ujar Mira. (Ant)   

 
-
Need a quick answer? Get one in minutes from people who know. Ask your question 
on Yahoo! Answers.

Re: [mediacare] Re: B. Sudjatmiko: Baitul Muslimin Tak Akan Mengubah Prinsip PDI-P--aneh????

2007-02-19 Terurut Topik Don Manurung
Horass! Setuju sekali jangan terlalu tinggi ber ekspektasi. 63% pemilih memilih 
duet SBY-JK juga dengan ekspektasi tidak rasional, kini semua hal yang telah 
bisa di prediksi terjadi, semua kebalikannya.
  Hanya saya mohon janganlah terlalu cepat bersikap A PRIORI pada siapapun dan 
apapun, karena bisa menghalangi bergulirnya pemikiran. Atau bahkan kemungkinan 
kerjasama untuk kemajuan bersama.
  Salam, DM

smut ireng [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Di Lanjut
   
  Saya tidak mengatakan orang tidak boleh melakukan penyelamatan diri, yang 
saya maksud dengan sikap oportunitinya adalah melakukan gerakan balik badan 
disaat dirinya dalam keadaan tidak menguntungkan ditempat dimana dia 
dilahirkan dan melahirkan yakni sebuah lembaga bernama PRD.
  Tentang kehebatnya,ideologinya serta teorinya...,saya hanya sekedar ingin 
mengingatkan pada anda bung DM bahwa penyakit para pemain politik, pejabat ( 
dari tingkat pusat sampai tingka RT ) dan bahkan rakyat INDONESIA pada umumnya 
adalah ABUSE OF POWER. Tidak terkecuali untuk seorang BS. Ingat seorang Prof 
tekenal yang bernasib tragis diakhir karirnya dan masuk bui hanya gara-gara 
melakukan praktek ABUSE OF POWERsetelah dia menjadi pejabat publik pada 
sebuah lembaga penyelenggara pemilu,siapa pula yang tidak kenal dengan reputasi 
seorang MULYANA.W.KUSUMA yang juga tergelincir masuk bui karena mempraktekan 
hal yang sama.
   
  Lha... kalau seorang BS,dengan sifat oportunitinya merapat kesana kemari 
hanya gara-gara sudah tidak populer lagi di PRD apa bakal dijamin tidak 
melakukan praktek ÄBUSE OF POWER, jika kelak diberi kesempatan untuk 
berkiprah. Maaf,saya  ngga yakin ..
  Kata kolega saya yang orang South Africa don't take more expectation,that's 
all.
   
  jabt erat dri jauh.
  smut


  - Original Message 
From: Don Manurung [EMAIL PROTECTED]
To: mediacare@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
Sent: Sunday, February 18, 2007 12:39:05 PM
Subject: Re: [mediacare] Re: B. Sudjatmiko: Baitul Muslimin Tak Akan Mengubah 
Prinsip PDI-P--aneh

  That's right! Bung Smut, anda punya hak tertinggi dan tak tergugat untuk 
kemukakan pendapat, tentang apa saja, terserah. Namun baik juga kita ketahui 
bhw Budiman cs siap dan sanggup berdiskusi ttg banyak hal. Ini memang 
menunjukan mereka siap secara ideologis dan teoritis. Dan itu jarang ada di 
negeri ini. Banyak yg ideologinya hanya uang!
   
  Sekait oportunisme, bisa dibilang orang dalam melangkah setiap hari selalu 
berbuat sesuai dengan opportunity, terutama supaya selamat, dan untuk menggapai 
sesuatu untuk diri, keluarga dan juga sekelilingnya. Tidak usahlah kita terlalu 
dini mengatakan seseorang oportunis, berkhianat dll. Semuanya, termasuk orang 
dan jalan pikirannya, berkembang. Yg tidak berkembang ya yang kepala batu, bak 
katak dalam tempurung, atau memang IQ nya menyedihkan (sori!). Saya yakin BS 
dkk telah berkembang, secara positif, kasusnya bisa disimak, dan sangat baik 
dicontoh oleh para pejuang dan aktivis pemuda.
   
  Teruslah berdiskusi ria, 
  Salam, DM

smut ireng [EMAIL PROTECTED] com wrote:
  Jantan atau tidaknya seseorang bukan dilihat dari berani atau 
tidaknya berdiskusi secara terbuka alias face to face dalam sebuah gedung, 
seandainya dipaksapun toh saya tetap tidak bisa datang karena tempat tinggal 
kita yang berjarak ribuan kilometer saat ini.. Banyak cara lain untuk 
berdiskusi yang juga bisa dilakukan seperti di milis ini contohnya, so silahkan 
berargumen ttg BS. Untuk sementara saya tetap berpendapat kalau BS itu 
oportunis ( boleh khan saya berpendapat begitu ).Betul atau tidaknya pendapat 
saya hanya dia dan Tuhan saja yang tahu.

  - Original Message 
From: Don Manurung donmanurung@ yahoo.com
To: [EMAIL PROTECTED] ps.com; sastra-pembebasan@ yahoogroups. com; 
nasional-list@ yahoogroups. com; wahana-news@ yahoogroups. com; [EMAIL 
PROTECTED] s.com
Sent: Saturday, February 17, 2007 10:01:14 PM
Subject: Re: [mediacare] Re: B. Sudjatmiko: Baitul Muslimin Tak Akan Mengubah 
Prinsip PDI-P--aneh? ???

  Thanks God BS tidak mendukung pemerintah KIB yang a-nasional (ingat Blok 
Cepu Exxon dll) dan a-sosial (memiskinkan rakyat) ini! Kita bertukar pikiranlah 
secara tenang saja. 
   
  Saya perhatikan BS dkk di RepDem PDIP adalah para aktivis modern, politisi 
muda yang berpendidikan tinggi, punya motivasi menyala untuk kemajuan bangsa 
dan rakyat ini. Mereka bekerja baik di politik menengah (belum di 
perpolitikan nasional) dan diantara grass roots secara sistematis. 
   
  Mereka aktivis namun juga saya dengar menguasai dan terus mengembangkan  
perbekalan teori. Dalam tahun-tahun kedepan ini akan sangat menarik 
perkembangan penjabaran ideologi yang ada didalam PDIP. Kabarnya di parpol itu 
juga aktif para pundit teori dari kalangan Marhaenis, dan para pakar seperti Dr 
Cornelius Lai di Yogja dll.
   
  Kiprah Budiman Sujatmiko dengan RepDem nya dalam wadah PDIP dan kegiatan 
Jaringan Islam Liberal dengan Ulil

Re: [mediacare] Re: B. Sudjatmiko: Baitul Muslimin Tak Akan Mengubah Prinsip PDI-P--aneh????

2007-02-18 Terurut Topik Don Manurung
That's right! Bung Smut, anda punya hak tertinggi dan tak tergugat untuk 
kemukakan pendapat, tentang apa saja, terserah. Namun baik juga kita ketahui 
bhw Budiman cs siap dan sanggup berdiskusi ttg banyak hal. Ini memang 
menunjukan mereka siap secara ideologis dan teoritis. Dan itu jarang ada di 
negeri ini. Banyak yg ideologinya hanya uang!
   
  Sekait oportunisme, bisa dibilang orang dalam melangkah setiap hari selalu 
berbuat sesuai dengan opportunity, terutama supaya selamat, dan untuk menggapai 
sesuatu untuk diri, keluarga dan juga sekelilingnya. Tidak usahlah kita terlalu 
dini mengatakan seseorang oportunis, berkhianat dll. Semuanya, termasuk orang 
dan jalan pikirannya, berkembang. Yg tidak berkembang ya yang kepala batu, bak 
katak dalam tempurung, atau memang IQ nya menyedihkan (sori!). Saya yakin BS 
dkk telah berkembang, secara positif, kasusnya bisa disimak, dan sangat baik 
dicontoh oleh para pejuang dan aktivis pemuda.
   
  Teruslah berdiskusi ria, 
  Salam, DM

smut ireng [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Jantan atau tidaknya seseorang bukan dilihat dari berani atau 
tidaknya berdiskusi secara terbuka alias face to face dalam sebuah gedung, 
seandainya dipaksapun toh saya tetap tidak bisa datang karena tempat tinggal 
kita yang berjarak ribuan kilometer saat ini.. Banyak cara lain untuk 
berdiskusi yang juga bisa dilakukan seperti di milis ini contohnya, so silahkan 
berargumen ttg BS. Untuk sementara saya tetap berpendapat kalau BS itu 
oportunis ( boleh khan saya berpendapat begitu ).Betul atau tidaknya pendapat 
saya hanya dia dan Tuhan saja yang tahu.

  - Original Message 
From: Don Manurung [EMAIL PROTECTED]
To: mediacare@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL 
PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
Sent: Saturday, February 17, 2007 10:01:14 PM
Subject: Re: [mediacare] Re: B. Sudjatmiko: Baitul Muslimin Tak Akan Mengubah 
Prinsip PDI-P--aneh

  Thanks God BS tidak mendukung pemerintah KIB yang a-nasional (ingat Blok 
Cepu Exxon dll) dan a-sosial (memiskinkan rakyat) ini! Kita bertukar pikiranlah 
secara tenang saja. 
   
  Saya perhatikan BS dkk di RepDem PDIP adalah para aktivis modern, politisi 
muda yang berpendidikan tinggi, punya motivasi menyala untuk kemajuan bangsa 
dan rakyat ini. Mereka bekerja baik di politik menengah (belum di 
perpolitikan nasional) dan diantara grass roots secara sistematis. 
   
  Mereka aktivis namun juga saya dengar menguasai dan terus mengembangkan  
perbekalan teori. Dalam tahun-tahun kedepan ini akan sangat menarik 
perkembangan penjabaran ideologi yang ada didalam PDIP. Kabarnya di parpol itu 
juga aktif para pundit teori dari kalangan Marhaenis, dan para pakar seperti Dr 
Cornelius Lai di Yogja dll.
   
  Kiprah Budiman Sujatmiko dengan RepDem nya dalam wadah PDIP dan kegiatan 
Jaringan Islam Liberal dengan Ulil Abdalla diwadah NU untuk saya merupakan dua 
fenomena yang sangat menarik dikalangan perpolitikan para pemuda Indonesia. Dan 
God willing, dengan kelompok-kelompok anak muda lainnya, mereka itu akan 
betul-betul menyumbang banyak pada upaya modernisasi bangsa setengah terjajah 
yang malang ini.
   
  Salam kenal, Bung Kanadianto,
  DM 
  

nodo nodo [EMAIL PROTECTED] com wrote:
  Budiman S akan mensosdemkan Indonesia? 

PUAH belajar dan cermati perkembangan akhir2 ini bung.

Bung Budiman adalah tokoh muda yang berani berkata benar dan berpandangan ke 
depan. Kalau anda jantan dan berani berkata benar kita siapkan saja forum 
diskusi terbuka. OK?
jangam cuman jadi ayam kampung.

Maju bung. Budiman.

Kita sama di satu kandang beda DPD saja.

KANA.
MERDEKA!!!

- Original Message 
From: smut ireng [EMAIL PROTECTED] com
To: [EMAIL PROTECTED] ps.com
Sent: Saturday, February 17, 2007 1:47:47 AM
Subject: Re: [mediacare] Re: B. Sudjatmiko: Baitul Muslimin Tak Akan Mengubah 
Prinsip PDI-P--aneh? ???

Kalau PRO PEMERINTAH, memangnya kenapa.. ? Apa sich yang sudah PARTAI ANDA 
( PDI P ) perbuat. ? Kalau BS gabung ke partai ini, partai ituitu khan 
cuma cara dia supaya tetap survive aja.., kalau memang mau berjuang secara 
konsisten ya.. mulai lagi dari bawah dong seandainya di PRD dah nggak 
laku lagi

- Original Message 
From: Don Manurung donmanurung@ yahoo.com




-
  Food fight? Enjoy some healthy debate
in the Yahoo! Answers Food Drink QA.   






  
-
  Access over 1 million songs - Yahoo! Music Unlimited.  

 

 
-
Looking for earth-friendly autos? 
 Browse Top Cars by Green Rating at Yahoo! Autos' Green Center.  

Re: [mediacare] Re: B. Sudjatmiko: Baitul Muslimin Tak Akan Mengubah Prinsip PDI-P--aneh????

2007-02-17 Terurut Topik Don Manurung
Thanks God BS tidak mendukung pemerintah KIB yang a-nasional (ingat Blok Cepu 
Exxon dll) dan a-sosial (memiskinkan rakyat) ini! Kita bertukar pikiranlah 
secara tenang saja. 
   
  Saya perhatikan BS dkk di RepDem PDIP adalah para aktivis modern, politisi 
muda yang berpendidikan tinggi, punya motivasi menyala untuk kemajuan bangsa 
dan rakyat ini. Mereka bekerja baik di politik menengah (belum di 
perpolitikan nasional) dan diantara grass roots secara sistematis. 
   
  Mereka aktivis namun juga saya dengar menguasai dan terus mengembangkan  
perbekalan teori. Dalam tahun-tahun kedepan ini akan sangat menarik 
perkembangan penjabaran ideologi yang ada didalam PDIP. Kabarnya di parpol itu 
juga aktif para pundit teori dari kalangan Marhaenis, dan para pakar seperti Dr 
Cornelius Lai di Yogja dll.
   
  Kiprah Budiman Sujatmiko dengan RepDem nya dalam wadah PDIP dan kegiatan 
Jaringan Islam Liberal dengan Ulil Abdalla diwadah NU untuk saya merupakan dua 
fenomena yang sangat menarik dikalangan perpolitikan para pemuda Indonesia. Dan 
God willing, dengan kelompok-kelompok anak muda lainnya, mereka itu akan 
betul-betul menyumbang banyak pada upaya modernisasi bangsa setengah terjajah 
yang malang ini.
   
  Salam kenal, Bung Kanadianto,
  DM 
  

nodo nodo [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Budiman S akan mensosdemkan Indonesia? 

PUAH belajar dan cermati perkembangan akhir2 ini bung.

Bung Budiman adalah tokoh muda yang berani berkata benar dan berpandangan ke 
depan. Kalau anda jantan dan berani berkata benar kita siapkan saja forum 
diskusi terbuka. OK?
jangam cuman jadi ayam kampung.

Maju bung. Budiman.

Kita sama di satu kandang beda DPD saja.

KANA.
MERDEKA!!!

- Original Message 
From: smut ireng [EMAIL PROTECTED]
To: mediacare@yahoogroups.com
Sent: Saturday, February 17, 2007 1:47:47 AM
Subject: Re: [mediacare] Re: B. Sudjatmiko: Baitul Muslimin Tak Akan Mengubah 
Prinsip PDI-P--aneh

Kalau PRO PEMERINTAH, memangnya kenapa.. ? Apa sich yang sudah PARTAI ANDA 
( PDI P ) perbuat. ? Kalau BS gabung ke partai ini, partai ituitu khan 
cuma cara dia supaya tetap survive aja.., kalau memang mau berjuang secara 
konsisten ya.. mulai lagi dari bawah dong seandainya di PRD dah nggak 
laku lagi

- Original Message 
From: Don Manurung donmanurung@ yahoo.com


 

 
-
Food fight? Enjoy some healthy debate
in the Yahoo! Answers Food  Drink QA.

Re: [mediacare] Harga beras jadi liar

2007-02-16 Terurut Topik Don Manurung
Wartawan mungkin dapat mempunyai hatinurani yang berempati pada yang miskin, 
tertindas dan merana. Namun media, khususnya redaksi kan harus bertanggungjawab 
pada pemodal, yang tolok ukurnya apalagi kalau bukan UANG!
   
  Khusus sekait harga beras semua pihak, pemerintah maupun masyarakat, harus 
ingat pada nasib petani, yg puluhan juta jumlahnya. Dlm artian intervensi oleh 
pemerintah atas harga beras harus memberikan kesempatan pada petani memperbaiki 
nasibnya. Artinya harga beras yang pas jangan merugikan dan mengorbankan 
petani seperti selama pembangunan Orba. Disini harus ada kerjasama antara 
pasar bebas dengan intervensi yang untungkan petani. Apalagi intervensi dengan 
impor hanya akal-akalan para penguasa pengusaha dengan para kroninya demi 
pemerataan komisi.
   
  Salam untuk Mbak DKS, DM

Dian Kartika Sari [EMAIL PROTECTED] wrote:
Teman-teman media 
  adakah pers yang peduli soal harga beras yang jadi liar ini 
  Adakah kawan-kawan pers yang melakukan investigasi tentang liarnya harga 
beras ini. 
   
  Konon katanya pers akan berpihak pada upaya penghapusan kemiskinan.
   
   
  Dian Kartika Sari

  

 


 
-
The fish are biting.
 Get more visitors on your site using Yahoo! Search Marketing.

Re: [mediacare] Pemerintah Batal Ambil Keputusan

2007-02-16 Terurut Topik Don Manurung
Pak Sabam yang dari PDIP yang jelas menyatakan sebagai partai oposisi memang 
digaji untuk mengkritisi pemerintah. Ini substansi dari kaedah check and 
balances dalam demokrasi. Dia dan kawan-kawannya dari F-PDIP juga dibayar 
agar, kalau bisa, memberikan usulan. Kritik dari pihak oposisi, juga dari 
anggota Dewan yang parpolnya ikut memerintah, bukan pembataian. Ini terlalu 
serem istilahnya. Oposisi yang jinak adalah petaka untuk demokrasi. Harus kita 
biasakan berlain pendapat, berdiskusi, cari kompromi demi pemilih (rakyat).
   
  Salam, DM

[EMAIL PROTECTED] wrote:
  
Kesimpulan saya sebagai rakyat awam : 

Hidayat Nur Wahid = Plin-plan 
Sabam Sirait  = mumpung ada kesempatan membantai Pres. 
Damarjati Supajar= empathy kerakyatan 
Ruyandi Hutasoit= Linglung 

Hidup Nyoman Tantra (anggota DPRD di Bali) 
 yang dengan tegas berani mengambil sikap 
dan mengambil resiko dengan mengundurkan diri 
INI BARU WAKIL RAKYAT senyata-nyatanya!! 
siap bersusah-payah demi rakyat Bung!!! 


salam, 



MTI [EMAIL PROTECTED] 
Sent by: mediacare@yahoogroups.com   02/15/2007 05:17 PM   Please 
respond to
mediacare@yahoogroups.com


To
  mediacare@yahoogroups.com   cc
  proletar@yahoogroups.com   Subject
  [mediacare] Pemerintah Batal Ambil Keputusan
  



Pemerintah Batal Ambil Keputusan Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, 
Menteri Sekretaris Negara, dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono batal 
menggelar rapat terbatas untuk mengambil keputusan mengenai revisi Peraturan 
Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan 
Pimpinan dan Anggota DPRD.   Sedianya, rapat kabinet terbatas untuk mencari 
solusi terbaik atas rencana revisi PP No 37/2006 itu dijadwalkan digelar di 
Kantor Presiden, Rabu (14/2). Namun, rapat yang rencananya digelar di antara 
dua rapat kabinet paripurna dan rapat kabinet terbatas soal energi itu batal.   
Menurut Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng, rapat batal digelar karena 
Menteri Sekretaris Negara belum siap dengan bahan rapat. Selain akan membahas 
rencana revisi PP No 37/2006, rapat juga akan membahas UU Kementerian Negara.   
Sehari sebelumnya, Yusril membantah jika dikatakan pemerintah kebingungan 
dengan rencana revisi PP No 37/2006 yang banyak ditentang dan
 dipersoalkan.   Di tempat terpisah, Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengharapkan 
pemerintah agar segera memastikan revisi PP No 37/ 2006 itu. Hidayat yakin 
langkah tersebut diyakini akan menyelesaikan masalah, yaitu untuk menyelamatkan 
uang rakyat dan juga tidak membiarkan para anggota DPRD menjadi bulan-bulanan 
seperti saat ini. Ke depan, pengalaman PP No 37 ini jangan terulang lagi, 
kata Hidayat.   Dia mengingatkan agar tidak terulang pengalaman anggota DPRD 
yang terjerat pidana terkait PP No 110/2000. Masalahnya kini PP No 37/2006 
telanjur keluar, dana tunjangan diterima, dan kegiatan sudah dilakukan. Namun, 
Hidayat juga berharap para anggota DPRD betul-betul mendudukkan diri sebagai 
wakil rakyat karena kejadian sekarang menjadi ujian berat bagi DPRD.   Hidayat 
juga menyayangkan ketika kegiatan para anggota DPRD di Jakarta terkait PP No 
37/2006 tertangkap publik sekadar untuk memperjuangkan tunjangan bagi mereka 
sendiri.   Guru besar Fakultas Filsafat Universitas Gadjah
 Mada Damarjati Supadjar mengatakan, anggota DPRD jangan terjebak dengan 
persoalan hak rapelan terkait dengan PP No 37/2006. Jika hanya menuntut hak, 
ketidakadilan akan mencolok mata, kata Damarjati seusai seminar Pancasila dan 
Implementasinya di Semarang.   Tokoh senior Partai Demokrasi Indonesia 
Perjuangan, Sabam Sirait, mengatakan, anggota DPRD yang tidak mengoreksi 
keputusan presiden dan malah senang kalau rapelan dibagi memang salah. Namun, 
menurut dia, presiden yang pertama kali membuat kesalahan dan hal ini 
menyebabkan DPRD dikerdilkan.   Secara terpisah, Partai Damai Sejahtera (PDS) 
mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono agar mengeluarkan instruksi presiden 
atau peraturan presiden untuk mengatasi polemik tentang PP No 37/2006 itu.   
Sikap PDS, yang disampaikan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Damai 
Sejahtera Ruyandi Hutasoit, uang rapelan yang telah diterima para anggota DPRD 
seharusnya dibebankan kepada APBN karena polemik ini terjadi akibat kesalahan
 pemerintah dalam membuat peraturan. (VIN/AB1/dik)   Sumber: Kompas -  Kamis, 
15 Februari 2007  ++

Untuk berita aktual seputar pemberantasan korupsi dan tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance) klik
http://www.transparansi.or.id/?pilih=berita

Untuk Indonesia yang lebih baik, klik
http://www.transparansi.or.id/ 
  


Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI)
The Indonesian Society for Transparency
Jl. Polombangkeng No. 11,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110 
Telp: (62-21) 727-83670, 727-83650 
Fax: (62-21) 722-1658 
http://www.transparansi.or.id   


  

 

 
-
Don't get 

[mediacare] Re: B. Sudjatmiko: Baitul Muslimin Tak Akan Mengubah Prinsip PDI-P--aneh????

2007-02-16 Terurut Topik Don Manurung
Salut, makin banyak aktivis parpol yang punya nyali terjun didunia virtual 
memperjuangkan visi politiknya! Pakailah internet seintensif dan seefektif 
mungkin.
   
  Sekait BS harus dikaji dulu apa itu sosdem, sosialisme yang sekarang marak di 
Amerika Selatan dan lain sebagainya. Jangan terkecoh dengan tuduhan radikal 
dari manapun datangnya. Radikalisme selalu cepat atau lambat akan terjebak pada 
jalan buntu! Kita belajarlah baik-baik dari sejarah nasional kita sendiri, juga 
didunia internasional.
   
  Saya lihat Budiman di jalur partai malah positif seperti yang ditulis juga 
oleh Mr MJ ini. BS kan juga terus pimpin REPDEM yang banyak anggota pemudanya. 
Jadi inipun merupakan darah segar untuk partainya. 
   
  Betul, silahkan saja menerima banyak anggota. Nanti dilapangan akan tampak 
siapa yang cocok dengan visi, strategi partai, siapa yg tidak yang lebih baik 
segera disilahkan keluar saja. Kuantitas diubah menjadi kualitas. Patriotisme 
kerakyatan yang punya masa depan untuk Indonesia!
   
  DM

Mr mahendra jendra [EMAIL PROTECTED] wrote:
  ikut nimbrung juga ya, bung?

kata siapa Budiman Soedjatmiko (BS) akan men-sosdem-kan PDI Perjuangan?
saat ini BS-lah yang bisa meng-KO tokoh-tokoh pro pemerintah seperti Anas 
Urbaningrum dan Andi Arief di forum-forum nasional maupun media
kalau kemudian ada struktural PDI Perjuangan yang gerah itu hal lain (namanya 
juga politik)
yang jelas, PDI Perjuangan butuh tokoh-tokoh muda seperti BS
mengenai ideologi dsb, bung-bung di milis ini-lah yang justru harus ikut urun 
rembuk
silahkan japri/hubungi saya langsung bila ingin gabung di PDI Perjuangan

terimakasih,

MJ


[mediacare] Serikat Pekerja Kereta Api Ancam Mogok

2007-01-22 Terurut Topik Don Manurung
Kapan presiden dapat dengan tenang selesaikan Pidato Tahun Baru 2007?
  Apa semua penulis pidatonya juga sudah ikut nervous, cemas dan gemas karena 
kritik Hariman dan Pak Try dkk?
   
  Tuntut Kesejahteraan Karyawan
Serikat Pekerja Kereta Api Ancam Mogok

Jakarta, 23 Januari 2007 00:16
Serikat Pekerja Kereta Api (SPKA) mengancam mogok karena pemerintah maupun 
direksi PT KA (PT Kereta Api Indonesia) sampai sekarang tidak konsekuen 
melaksanakan komitmen yang dibuat pada 5 Agustus 2005 untuk memperbaiki 
kesejahteraan karyawan dan pensiunan PT KA.

Komitmen pemerintah tersebut diparaf oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, 
Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla, Menteri Perhubungan (Menhub) Hatta Radjasa 
dan Menteri Negara BUMN Sugiarto, tetapi Direksi PT KA sendiri sampai sekarang 
belum membuat langkah konkrit untuk melaksanakan komitmen pemerintah tersebut, 
termasuk merombak manajemen PT KA.

Pernyataan pemerintah tersebut benar-benar atau hanya main-main. Pekerja tidak 
bisa dipermainkan, kata Pjs. Ketua DPD I SPKA Jakarta, Marjono, dalam siaran 
persnya di Jakarta, Senin (22/1).

Ancaman aksi mogok itu dituangkan dalam pernyataan bersama dan mendapat 
dukungan seluruh serikat pekerja transpor di Indonesia yang berafiliasi ke ITF 
(International Transport Workers Federation).

Rencana mogok yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini telah dilaporkan 
Koordinator ITF Indonesia Hanafi Rustandi kepada Sekjen ITF David Cockroft di 
London, Inggris.

Kami curiga pemerintah hanya membohongi pekerja dengan membuat pernyataan 
tersebut. Coba lihat, komitmen pemerintah yang bukan ditandatangani dan hanya 
diparaf Presiden, Wapres, Menhub, Meneg BUMN itu dibuat di atas kertas biasa, 
tanpa kop surat, tanpa cap, kata Marjono.

Dikatakannya, sikap pemerintah itu merusak konsentrasi karyawan PT KA 
melaksanakan tugasnya. Sebab, tingkat kesejahteraan karyawan sejak PT KA 
berubah lebih buruk dibanding ketika masih berstatus Perum.

Akibat peralihan status tersebut, iuran pensiun yang tadinya dibayar oleh 
pemerintah, harus dibayar oleh PT KA. Pemerintah sendiri merasa tidak ada 
kewajiban membayar PSL (Past Service Liability), yakni iuran dana pensiun yang 
ditanggung PT KA yang besarannya mencapai Rp1,4 triliun.

Menurut Marjono, pemerintah pernah mengalokasikan dana pensiun Rp800 miliar 
melalui APBN, namun itu bukan untuk PSL melainkan sebagai penyertaan modal.

Besaran dana pensiun, tabungan hari tua, tunjangan kesehatan bagi karyawan 
aktif maupun pensiun, jauh lebih kecil dibanding PNS maupun pensiunan.

Diakuinya pasca 5 Agustus 2005, pemerintah membentuk Tim Desk di Departemen 
Perhubungan pada Juni 2006, tetapi kenyataannya sampai sekarang tidak ada 
tindak lanjutnya. [EL, Ant] 



  
-
Looking for earth-friendly autos? 
 Browse Top Cars by Green Rating at Yahoo! Autos' Green Center.  

[mediacare] Gerakan Revolusi Nurani Sudah Dideklarasikan 5 Juli 2006

2007-01-21 Terurut Topik Don Manurung
http://www.detiknews.com/
16/01/2007 17:57 WIB
  Gerakan Revolusi Nurani Sudah Dideklarasikan 5 Juli 2006
  Ana Shofiana S - detikcom
  Jakarta - Dewan Revolusi yang sempat dibeberkan KaBIN Syamsir Siregar 
sebenarnya tak pernah ada. Yang ada Gerakan Revolusi Nurani. Gerakan ini 
sebenarnya sudah dikumandangkan pada 5 Juli 2006 silam. Gerakan ini dideklarasi 
di Gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta. Selain Mantan Kasad Jenderal (Purn) 
Tyasno Sudarto, juga hadir dalam deklarasi Gus Nuril Arifin, Ki Utomo Darmadi 
yang akrab dipanggil Mas Tommi, dll. Ki Utomo Darmadi adalah tokoh Yapeta. Dia 
adalah adik kandung tokoh Peta, Supriyadi.
  Gerakan itu, sebagaimana disebutkan saat deklarasi waktu itu, bertujuan untuk 
menyelamatkan NKRI, kembali ke fitra jati diri bangsa, Pancasila, UUD 45 secara 
murni dan konsekuen dan juga kembali pada Bhinneka Tunggal Ika.
  Isu Dewan Revolusi yang disebut-sebut berniat makar itu, sempat dilontarkan 
KaBIN Syamsir Siregar usai bertemu dengan sejumlah pensiunan jenderal di Balai 
Sudirman, Jakarta, Selasa (16/1/2007). Pak Tyasno membantah memimpin Dewan 
Revolusi. Dewan Revolusi itu tidak ada, yang ada Gerakan Revolusi Nurani, kata 
Syamsir.
  Dua pekan lalu, di Gedung Juang, beberapa tokoh Gerakan Revolusi Nurani 
melakukan diskusi. Mereka yang hadir antara lain Tyasno Sudarto, Sri Bintang 
Pamungkas, Setiawan Djodi, Ray Sahetapi, dan lain lain. Dalam diskusi itu juga 
ada aksi bubuh tanda tangan untuk mengubah keadaan yang sudah tidak benar.
  Tyasno sendiri juga membantah adanya Dewan Revolusi yang berniat menjatuhkan 
pemerintahan SBY-JK. Jadi dari mana KaBIN memperoleh info Dewan Revolusi?
  (ana/asy)


 
-
No need to miss a message. Get email on-the-go 
with Yahoo! Mail for Mobile. Get started.

[mediacare] Jalan Buntu Hariman Siregar

2007-01-18 Terurut Topik Don Manurung
Hak mengemukakan pendapat termasuk demo dijamin oleh hukum, juga oleh 
keadaban modern. Tetapi rakyat seperti Hariman dkk terbentur jalan buntu, 
karena memang kebanyakan dimana saja demo tidak dapat secara UUD dan UU 
menjatuhkan pemerintah. Kecuali yang besar-besaran. Bisa lalu parlemen atau 
dikita MPR terpaksa meng impeach Kepala Negara. Ini resiko sistem yang 
executive very heavy. Seperti kata Taufik Kiemas ibaratnya pemerintah 
tidur-tiduran juga tak dapat diturunkan. Karena itu bukan kesalahan yang 
menurut definisi dalam UUD.
   
  Namun tidak berarti rakyat lapar dan intelektual termasuk mahasiswa yang 
punya empati lalu ikut tidur juga. Demo saja terus! Ini kan juga bentuk 
oposisi, meski dijalanan. Karena oposisi yang di DPR juga macet dijalan buntu. 
Sebab kalah suara oleh para pendukung SBY-JK yang berbuat, atau tidak berbuat, 
semaunya itu.
   
  Jadi demokrasi kita? Macet total! 
  Lima tahun waktu yang lama untuk yang menderita segala kekurangan. Namun 
waktu yang cukup nyman untuk perusahaan asing dan penguasa untuk melipatkan 
hartanya. Semuanya 'kan serba relatif?
   
  Kagum untuk Hariman yang mau bermandi terik matahari, sedang Marsilam duduk 
sejuk diruang ber AC dan bersekretaris sambil membisiki Pak SBY bahan-bahan 
untuk never ending talking. 
  DM
   
  Kamis, 18 Januari 2007 
Demokrasi
Ketidakpuasan Rakyat Harus Diatasi Pemerintah Jakarta, Kompas - 
Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak perlu menanggapi secara 
berlebihan demo cabut mandat yang dilakukan Hariman Siregar dkk, Senin, 15 
Januari lalu. Pemerintah seharusnya berkonsentrasi penuh untuk mengatasi 
ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan.   Pandangan itu 
disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono, Presiden Partai 
Persatuan Demokrasi Kebangsaan Ryaas Rasyid, Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDI 
Perjuangan Taufik Kiemas dalam kesempatan terpisah kepada pers di Jakarta, 
Selasa dan Rabu (17/1).   Istana memberikan respons keras atas demo cabut 
mandat yang dilakukan Hariman Siregar untuk memeringati 33 tahun Malapetaka 15 
Januari. Juru bicara Presiden Andi Mallarangeng menilai demo cabut mandat itu 
tidak konstitusional.   Sehari setelah itu, Menko Polkam Widodo AS dan Kepala 
Badan Intelijen Negara Sjamsir Siregar bertemu dengan sejumlah purnawirawan 
TNI. Usai
 pertemuan, muncul isu soal makar dan Dewan Revolusi.   Menurut Ryaas, 
tanggapan presiden terhadap aksi demo semakin membuat langkah Hariman yang 
sebetulnya tidak signifikan menjadi terkesan penting.   Ryaas mengakui tema 
demo yang diusung Hariman terkesan mengerikan karena mengangkat tema pencabutan 
mandat. Tapi, dia berpendapat, sesungguhnya tema itu hanya untuk menarik 
perhatian dan bersifat hiperbolik. Tema itu sama hiperboliknya dengan tema 
'Indonesia Menangis', ucapnya.   Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono 
senada. Demo itu tidak perlu disikapi berlebihan. Toh posisi Presiden dan 
Wakil Presidan kuat karena dipilih rakyat. Pemerintah bisa dijatuhkan hanya 
kalau melanggar hukum, ujar Agung yang kemarin bertemu Ketua Partai Hanura 
Jenderal (Purn) Wiranto.   Pemilu 2009   Taufik Kiemas, tokoh sentral PDI 
Perjuangan -- partai yang menyatakan beroposisi terhadap pemerintahan Presiden 
Yudhoyono -- juga mengatakan pemerintahan Yudhoyono-Kalla tak bisa
 dijatuhkan di tengah jalan. Kalau untuk menjatuhkan, tunggu Pemilu, ucap 
Taufik.   Taufik menyarankan pemerintah tenang karena apa yang terjadi 
merupakan konsekuensi berdemokrasi. Sejak jaman Habibie sampai Ibu Mega, 
didemo tenang-tenang aja. Tidak ada yang ribut-ribut, paparnya.   Ditanya pers 
soal kritikan balik pemerintahan Yudhoyono-Kalla terhadap Megawati, Taufik 
hanya berkomentar singkat. Sekarang kan rakyat semua tahu. Kerja juga nggak 
apa-apa, pemerintah tidur-tiduran juga nggak apa. Mau ke luar negeri sebulan 
juga nggak apa-apa. Tapi, sembilan bahan pokok murah nggak? Biar bilang 24 jam 
kerja tapi sembilan bahan pokok nggak murah, dianggap tidak bekerja menurut 
rakyat, paparnya.   Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin 
berpendapat, pemerintahan Yudhoyono-Kalla perlu diberi kesempatan menyelesaikan 
pemerintahan hingga tahun 2009, demi mempertahankan budaya demokrasi.   Ajang 
Pemilu 2009, menurut Din, bisa dimanfaatkan untuk meninjau kekurangan
 yang ditunjukkan pemerintahan saat ini.   “Beri kesempatan pada pemerintah. 
Kalau ternyata ada kekurangan dan kelemahan, bisa ditinjau lagi pada pemilu 
yang akan datang. Yang penting, budaya demokrasi harus kita bangun, ujarnya.   
Aksi cabut mandat terlebih yang mengarah pada pemakzulan politik (political 
impeachment) tidak bisa dilakukan di saat pemerintahan yang sah tengah 
berjalan. Namun di sisi lain, menurut Din, pemerintah juga tidak boleh menutup 
mata dan telinga terhadap kritik masyarakat.   Sementara itu, Ketua MPR Hidayat 
Nuwarhid menilai wacana pencabutan mandat kebablasan. Ia mengatakan, jangan 
sampai wacana itu ditunggangi 

Re: [mediacare] Negara Freeport, sebuah tragedi fait d'accompli

2007-01-14 Terurut Topik Don Manurung
Dear Bung Danny,
  tolonglah sampaikan kepada yth Pak Santoso agar melihat di kamus,
  saya kira harusnya fait accompli sesuatu yang telah accomplished
  jadi bukan d'accompli. Maaf!
  Sekait isi tulisan, kita pertahankanlah batas-batas RI seperti yang ada kini,
  saya yakin punya latar belakang historis yang kuat. Imperatifnya siapa
  saja yang sedang pegang kekuasaan di RI harus membuat Papua cepat
  tumbuh secara ekonomi, namun jangn sampai hancur ranah ekologinya.
  Selebihnya saya sangat setuju dengan isi. Papua telah
  jadi Negara Freeport! Mungkin ini awal terkepingnya RI.
  Karena baru saja Negara Exxon diperluas dari Natuna
  ditambah Blok Cepu! Hebat Ranesi!
  DM

Danny Lim [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Radio Nederland Siaran Indonesia - Ranesi

  
http://www.ranesi.nl/arsipaktua/Asia/kabar_papua051117/negara_freeport_abs060303
'Negara Freeport'  Sebuah Tragedi Fait D’accompliKolom Aboeprijadi 
Santoso
  03-03-2006

  
  Papua adalah sinonim dari tragedi fait d’accompli. Papua sering terjebak ke 
dalam kondisi yang dipaksakan dunia luar yang kemudian seolah tak mungkin 
berubah lagi. Pertama, Belanda datang, kedua, sebagai bagian Hindia-Belanda, 
dia masuk ke dalam republik, tapi dengan cara yang curang, namun dianggap absah 
oleh dunia. Nah, fait d’accompli yang ketiga adalah operasi perusahaan raksasa 
yang mengikat kepentingan politik dan ekonomi lokal dan (multi)-nasional, yang 
membawa sumberdaya besar bagi semua pihak kecuali rakyat setempat, tapi juga 
membawa musibah multidimensional bagi rakyat dan negeri tsb. Tragedi ini 
bernama Freeport.
  Tak tinggal diam
Dua minggu lamanya Papua berkemelut. Mulanya, sejumlah pendulang emas di 
kawasan operasi perusahaan tambang tembaga dan emas raksasa Amerika, Freeport 
McMoRan Copper and Gold Inc. ditahan. Selidik punya selidik, ternyata mereka 
didatangkan dan giat di situ berkat upaya satuan tentara yang bertugas mengawal 
perusahaan Freeport. Jadi, penambang ilegal ini digiring oleh tentara yang sama 
yang mendatangkan mereka? Alasannya, mereka dituduh OPM, Organisasi Papua 
Merdeka. Lhaa, kalau mereka OPM, mengapa didatangkan ke situ? Orang luar, orang 
Jakarta, orang di rantau, mereka yang suka memakai “NKRI” sebagai slogan 
belaka, biasanya sudah puas dengan dalih ”ada OPM”. Sah, kan, sebab itulah yang 
merongrong NKRI, mau alasan apa lagi? Namun dalih “OPM” adalah untuk 
menunjukkan indikasi ketidakamanan, dan ketidakamanan adalah alasan untuk 
menaikkan rekening jasa keamanan kepada Freeport.
  Rakyat Papua yang mengenal denyut dinamika yang berkembang di Papua, sudah 
lama tahu. Yang menarik, kali ini mereka tidak diam. ”Itu skenario tentara 
selama puluhan tahun di Papua,” katanya. Mereka membuka suara, tidak hanya di 
media, tapi turun ke jalan. Tidak hanya di Wamena, tapi di Nabire, Jayapura, 
Manokwari, Makasar, Yogyakarta dan Jakarta. Mereka menuntut Freeport ditutup 
karena memprotes skenario yang disebut praktek ”Negara Freeport”. 
  Hampir identik dengan Orba
“Negara Freeport”? Perusahaan yang mengelola salah satu pertambangan emas 
terbesar di jagad ini memang bukan sekadar suatu badan usaha. Letaknya amat 
rumit, terpencil di dataran tinggi Grasberg, lereng Pegunungan Tengah. 
Sejarahnya istimewa – inilah investasi modal asing pertama yang dilakukan Orde 
Baru yang kontraknya bahkan diteken semasa status Papua (Irian Barat) masih 
mengambang, yaitu 1 April 1967, ketika menantikan plebisit PBB, Pepera 
(Penentuan Pendapat Rakyat), pada 1969. Sekarang, menurut laporan harian The 
Australian pendapatan Freeport sepanjang tahun lalu mencapai US $ 4,2 milyar, 
dengan laba sebesar US$ 934,6 juta. Jika negara Orde Baru membuka riwayat 
politiknya dengan tragedi besar pembantaian 1965-66, dia mengawali akumulasi 
sumberdaya ekonominya dengan langkah Freeport di Papua.
  Freeport bukan sekadar tragedi fait d’accompli, dia datang bersamaan dengan 
Orde Baru yang tampil dengan kendali militer NKRI yang sentralistis. Markasnya 
di Louisiana, AS, beroperasi di tengah rimba Papua sebagai sosok pertama yang 
memasuki kawasan Grasberg. Tak seorang pun wartawan pernah memasuki kawasan 
tsb. Jadi lereng Grasberg itu hanya bisa dilihat lewat Google. Sepanjang 
riwayatnya Freeport telah menggaruk keuntungan yang menjadi sumber pendapatan 
ketiga terbesar bagi republik ini, serta menjadi pemasok kekayaan Keluarga 
Besar Soeharto dan tentara. Sejak 1980an, berkat tampilnya menantu Soeharto, 
Mayjen Prabowo, maka Freeport membayar Kodam, dan satuan tentara dan polisi 
yang menjaga kawasan Freeport, suatu hal yang terlarang menurut hukum Amerika 
tapi absen dalam hukum Indonesia.
  Oleh karena itu, Freeport tidak pernah beroperasi secara transparan. Masuk 
akal. Sebab Freeport juga bagian dari mekanisme Orde Baru. Dia hampir identik 
dan operasinya hanya dimungkinkan oleh rezim Orde Baru dengan pola 
sentralismenya NKRI. Karena itu, suka atau tidak, Freeport adalah semacam 
negara sendiri.
  Berkat Google, kita tahu, para 

[mediacare] 2007 PDIP Wajib Head To Head

2007-01-02 Terurut Topik Don Manurung
Budiman yang meraih master degree nya di Britania Raya memang mungkin dalam 
jajaran pimpinan PDIP yang paling mafhum sekait parlementarianisme Inggris yang 
lengkap dengan shadow cabinet, Her Majesty's Opposition, dll. PDIP tampak sibuk 
berbenah kedalam, dan bila home front sudah mantap, baik segera melangkah 
keluar, konon di Kongres Bali telah diteriakan tekad perjuangan Dibawah 
bendera OPOSISI. Memang 2009 cepat mendekat. Bergegaslah!
  DM
   
   
  Selasa, 02 Januari 2007, 04:30:55
2007 PDIP Wajib Head To Head

Budiman Sudjatmiko Dorong Kabinet Oposisi 

Ide pembentukan Kabinet Oposisi kembali begulir. Ketua Relawan Perjuangan 
Demokrasi (Repdem) PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko meminta agar kabinet 
bayangan itu dipimpin bekas Presiden Megawati Soekarnoputri. 

“SAYA pikir tahun depan (2007) kabinet bayangan ini harus sudah dibentuk dan 
dipimpin langshy;sung oleh Mbak Mega seshy;bagai peshy;mimshy;pin partai 
oposisi tershy;besar di Inshy;donesia,” ujar Dishy;rektur 
Ekshy;sekshy;utif Respublica itu kepada Rashy;kshy;yat Merdeka akhir pekan 
lalu. 

Tandas Budiman, pembenshy;tukshy;an Kabinet Oposisi adalah 
amshy;ashy;nshy;at Kongres PDIP di Bali tashy;hun 2005. Saat itu, Kongres 
meshy;ngshy;amashy;natkan agar DPP memshy;benshy;shy;tuk kekuatan oposisi 
yang bershy;hadapan langsung alias head to head dengan kabinet pemerintah. 

Dengan demikian, sambungshy;nya, pembentukan Kabinet Oposhy;sisi memiliki 
dasar hukum yang kuat dan harus dilakukan oleh DPP PDIP selaku pengemshy;ban 
amanat kongres. 

“Kabinet bayangan ini bakal menjadi instrumen perjuangan partai di luar 
parlemen. Kongshy;res meshy;ngamanatkan agar DPP memshy;shy;bentuk koalisi 
oposisi yang artishy;nya PDIP plus. Di DPR kan selain PDIP semuanya 
penshy;dushy;kung pemerintah jadi koalisi plus ini bisa diciptakan melalui 
Kashy;shy;binet Oposisi,” urai Budiman. 

Bekas Ketua Umum Partai Rakshy;yat Demokratik (PRD) ini meshy;ngusulkan agar 
Mega segera meshy;rekrut kalangan profesional inshy;dependen yang memiliki 
kesamaan visi sebagai anggota Kabinet Oposisi. 

Di bidang ekonomi, untuk meshy;nanshy;dingi tim ekonomi Kabinet Indonesia 
Bersatu (KIB) yang dishy;komandani Boediono, Bushy;dishy;man mengusulkan 
agar Mega meshy;rekrut ekonom-ekonom Tim Indonesia Bangkit. 

“Kalau di bidang politik, mungshy;shy;shy;shy;kin peneliti senior LIPI 
Mochshy;shy;tar Pabottinggi layak untuk dipertimbangkan. 
Seshy;dangshy;shy;shy;kan di bidang keshy;peshy;mushy;daan kita punya 
Ketua Umum DPP Koshy;mite Nasional Pemuda Inshy;donesia (KNPI) 
Hashy;sanuddin Yusuf.” 

Budiman yakin, perjuangan melalui Kabinet Oposisi seshy;bashy;gai 
lemshy;baga ekstra parshy;leshy;menter akan lebih efektif 
keshy;timshy;bang meshy;ngshy;ajushy;kan hak inshy;tershy;pelasi di DPR, 
mishy;salnya, yang ujung-ujungnya selalu kandas. 

Menurutnya, dengan merekrut sejumlah tokoh yang benar-beshy;nar berpihak 
kepada rakyat, PDIP mampu membentuk kemshy;bali citra sebagai partai 
pemshy;bela wong cilik seperti di awal reshy;formasi. 

“Saya akan perjuangkan aspishy;rasi ini (Kabinet Oposisi) di ajang Rakernas 
nanti di Bali agar bisa terealisir,” ujar Bushy;diman peshy;nuh semangat. 

Bagaimana elit PDIP meshy;nyishy;kashy;pinya? Ketua Bidang 
Peshy;meshy;rinshy;tahan DPP PDIP Sutradara Ginshy;tings menilai usulan 
pemshy;bentukan Kabinet Oposisi adashy;lah ide brilian. “Saya pikir itu 
pemikiran meshy;narik yang harus diperhatikan oleh DPP,” ujar bekas politisi 
Parshy;tai Keadilan dan Persatuan Inshy;donesia (PKPI) ini. RM  
document.title +=  : 2007 PDIP Wajib Head To Head;   


 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[mediacare] Dituntut, Harmonisasi Hubungan Presiden dan Wapres

2006-12-30 Terurut Topik Don Manurung
Koalisi demi keuntungan kekuasaan dan ekonomi finansial seperti ini tidak akan 
pernah harmonis, karena taruhannya triliunanRp. Namun mereka, dua kubu yang 
diwakili Presiden dan Wapres, yaitu TNI dan Golkar, jelas saling membutuhkan. 
Jadi skenario 2009 tak akan berubah, mungkin bintang-bintang sinetronnya bisa 
yang lain.
   
  PAN dan parpol Islam lainnya suka menyuarakan kritik atau masukan namun 
selalu sejak Orba menempel pada ABRI dan Golkar, demi kekuasaan. Kemunafikan? 
Atau sekedar a sense of political survival? Jangalah kita pakai istilah 
pelacuran politik. Tak sopan!
   
  Sebelum ada koalisi kuat yang nasionalis dan agamis untuk menyetop gabungan 
Golkar-TNI, wajah perpolitikan, dan kemiskinan multi dimensi di RI, tak akan 
kunjung berubah!
   
  DM
   
   
  SUARA PEMBARUAN DAILY   
-
  
  Dituntut, Harmonisasi Hubungan Presiden dan Wapres Soetrisno Bachir 
[Foto: Antara]   [JAKARTA] Tidak harmonisnya hubungan Presiden Susilo Bambang 
Yudhoyono, dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, telah menjadi konsumsi publik 
sepanjang 2006. Dituntut adanya harmonisasi, untuk menghindari terjadinya 
skeptisisme masyarakat serta gagalnya pembangunan bangsa.   Ketidakharmonisan 
antara presiden dan wakil presiden, telah menjadi konsumsi publik sepanjang 
2006. Contoh buruk yang mencerminkan bagaimana pemimpin bangsa masih belum 
menunjukkan karakter sebagai negarawan sejati, kata Ketua Umum DPP Partai 
Amanat Nasional (PAN) Soetrisno Bachir, pada konferensi pers refleksi akhir 
tahun 2006, di Jakarta, Kamis (28/12).   Terjadinya disharmoni itu 
dikhawatirkan semakin memburuk, terutama menjelang Pemilu 2009. Sudah saatnya 
presiden dan wapres menunjukkan sikap yang lebih arif, dan bijak dalam 
menangani persoalan apa pun. Rakyat kalau melihat pemimpinnya tidak harmonis, 
akan
 menimbulkan skeptisisme. Di bidang ekonomi, akan terjadi kegamangan, siapa 
yang mau didengar. Harus ada harmonisasi. Kalau pemimpin tidak sejalan, akan 
mempercepat kegagalan bangsa, ucapnya.   Selain terjadinya disharmoni, 
pendekatan kepemimpinan nasional yang kurang tepat juga turut menyebabkan 
stagnasi, dan kemunduran di berbagai sektor. Secara implisit presiden telah 
mengakui hal itu, dengan menyatakan pada 2007 presiden akan lebih konkret dan 
tegas, kata Zulkifli Hasan, Ketua Fraksi PAN DPR.   Adanya persoalan terlihat 
jelas dari ketimpangan antara gambaran makro, dengan kondisi nyata di lapangan. 
Kinerja ekonomi makro menunjukkan kinerja ekonomi yang lumayan bagus, dengan 
pertumbuhan ekonomi 5,6 persen, penurunan suku bunga, inflasi yang rendah, dan 
nilai tukar rupiah stabil, ucapnya.   Tapi kondisi makro ekonomi tidak 
mencerminkan perbaikan kondisi ekonomi rakyat secara signifikan. Sebaliknya 
cenderung memburuk. Kemiskinan meningkat, angka pengangguran tinggi,
 ujarnya.   Menurut Soetrisno, presiden harus membuktikan ketegasannya. 
Presiden harus tegas sesuai janjinya. Menurut kami, perlu ada reshufle 
secepatnya untuk menggerakkan sektor riil. Ganti menteri-menteri dari partai 
politik manapun yang kinerjanya buruk, kata dia.   Sementara itu, anggota FPAN 
DPR Sayuti Asyathri, mempertanyakan maksud pernyataan presiden akan lebih 
tegas, dan tidak lagi kompromistis. Presiden harus memperjelas, seperti apa 
ketegasan, serta kompromi yang dimaksudkannya. Bagaimana dengan 
kebijakan-kebijakan hasil kompromi selama ini.   Presiden dituntut untuk 
membuktikan ucapannya itu. Apalagi, terkait dengan kontrak politik yang 
dibuatnya sebagai pasangan presiden dan wapres. Sejauh mana presiden mampu 
membuktikan ketegasan, dan keengganan kompromi yang dinyatakannya.   Sistem 
ketatanegaraan setelah empat kali amendemen Undang-Undang Dasar 1945, masih 
menyisakan sejumlah daerah abu-abu yang diakibatkan belum terbagi sempurnanya 
pembagian kewenangan.
 Sistem presidensil dipilih bukan tanpa maksud, katanya.   Pada model check 
and balances dalam hubungan ketatanegaraan, pasti ada wilayah yang bersentuhan, 
daerah abu-abu, antara satu lembaga negara dengan lembaga negara lain. Bahkan 
ada kewenangan yang belum sepenuhnya terbagi. Dibuat sistem presidensiil, 
dengan harapan presiden yang ambil inisiatif untuk mengisi kekosongan di 
wilayah abu-abu itu, katanya. Oleh karena itu, tambahnya, dibutuhkan ketegasan 
presiden. Ini bukan sesuatu yang baru, tetapi merupakan tuntutan dari sistem 
presidensiil, amanat untuk mendefinisikan kewenangan-kewenangan yang belum 
jelas itu. Tahun Penentu   Sementara itu, mantan Ketua Umum PAN Amien Rais 
di Yogyakarta mengatakan, Oktober 2007 adalah tiga tahun masa kepemimpinan 
Yudhoyono-Kalla. Setelah itu, jika keduanya akan maju dalam pemilu berikutnya, 
maka waktu mereka akan lebih terkuras dalam mempersiapkan perebutan kursi 
kekuasaan.   Tahun depan, juga sebagai tahun penentuan. Jika tahun
 tidak ada perubahan, maka ke depannya tidak akan ada lagi yang bisa diharapkan 
dari pemerintahan ini.   Hal tersebut disampaikan Prof Dr Amien Rais kepada 
wartawan usai 

[mediacare] Orangtua Siswi Kristiani yang Dipenggal Mengampuni Pembunuhnya

2006-11-29 Terurut Topik Don Manurung
  Orangtua Siswi Kristiani yang Dipenggal Mengampuni Pembunuhnya
  
   
  Wednesday, Nov. 22, 2006 Posted: 2:54:58PM PST KRISTIANI POS
  
  Para orangtua tiga siswi Kristiani yang dipenggal oleh militan Muslim di 
Poso, mengatakan mereka mengampuni pembunuh anak perempuan mereka dalam sebuah 
pertemuan dengan tiga militan dan orangtua mereka hari Minggu lalu.

Hasanuddin, yang masih disidang atas kejahatan tersebut, memohon pengampunan 
dari orangtua korban pada pertemuan yang diadakan polisi setempat. Ia 
berulangkali mengatakan penyesalan dan mengekspresikan kepiluan yang dalam 
bersama dua kawannya, Irwanto dan Haris.

Seorang ibu dari salah satu korban mengatakan sambil menangis bahwa dia 
mengampuni mereka atas perbuatan salah mereka. Sebagai tanda perdamaian, 
militan Muslim dan keluarga Kristiani itu berjabat tangan dan memeluk satu sama 
lain, lapor Asia News.

Kepala Polisi Sutanto berkomentar bahwa pertemuan antara dua pihak merupakan 
momen yang bersejarah, memberikan kesempatan kepada keluarga korban dan 
pembunuh untuk membagi prasaan mereka yang mendalam dan mencari pengampunan.

Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap pertemuan itu akan membuka pintu bagi 
kedamaian di Poso.

Hasanuddin, Irwanto dan Haris telah mengaku bersalah atas tuduhan pembunuhan 
tiga siswi tersebut. Mereka bisa menghadapi hukuman mati jika terbukti bersalah.

Ketiga korban, Theresia Morangke, 15, Alfita Poliwo, 17, dan Yarni Sambue, 15, 
diserang dan dipenggal dalam perjalanan menunju sekolah Kristiani swasta tempat 
mereka belajar pada Oktober 2005.


  
Maria Mackay
Koresponden Kristiani Pos


 
-
Check out the all-new Yahoo! Mail beta - Fire up a more powerful email and get 
things done faster.