Re: [obrolan-bandar] Re: Property
senin ada film baru CEWEK SEKSI MAIN DI MALL CIPUTRA. salam mbah jangan lupa ciputra yang A nya --- On Sat, 7/19/08, jos_martino [EMAIL PROTECTED] wrote: From: jos_martino [EMAIL PROTECTED] Subject: [obrolan-bandar] Re: Property To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Date: Saturday, July 19, 2008, 2:02 PM Saya pilih CTRS juga ada S*** tetapi bukan SMRA, soalnya laba bagus juga. --- In obrolan-bandar@ yahoogroups. com, Herman Tobing herman.tobing@ ... wrote: Daripada omongin yg turun, baiknya omongin property yg kelihatannya tahan beberapa hari ini malah cenderung naik, misalnya ctra, ctrs, smra,asri dll. Pak Jos Martino dan Pak Rully (fans ctra), property mana yg akan ngebut duluan ? Saya lagi pegang kija, ctrs dan ctra . Salam , Herman
RE: [obrolan-bandar] Re: Property
Wah semakin mantap Pak Rully, sudah kapok main gorengan, nikmat sesaat merana selamanya. Tks ya Salam , Herman
Re: [obrolan-bandar] Re: Property
besok yang rebound dulu finansial dan property,karena kemarin diguyul.tapi ctra lebih bagus sesuai.keterangannya ada dibawah ini.saya sependapat dgn pak Rully. --- On Sat, 7/19/08, Rully [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Rully [EMAIL PROTECTED] Subject: [obrolan-bandar] Re: Property To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Date: Saturday, July 19, 2008, 4:42 PM Hi, Pak Herman. Oil Bubble Burst yang kita bahas dulu itu sudah menunjukkan awalnya beberapa hari kemarin. Anda sudah mengambil keputusan yang benar dengan tidak melepas saham property yang kemarin-kemarin sempat ditekan habis-habisan. Akhir pekan ini, Crude Oil ditutup di 128, ambrol angka psikologis di 130. Sejujurnya, saya tidak tahu, mana diantara saham property yang harganya akan naik dalam waktu dekat, ataupun besar kenaikannya. Sejujurnya, Ciputra saya pilih karena fundamentalnya. Pak Ci tidak punya karakter gorengan. Sesama Grup Ciputra, saya pilih CTRA. Alasannya: 1. Proyek diluar Jawa-nya paling ekstensif. Menurut Anda, siapa yang menjadi pemenang dalam pesta komoditi? Anda para pemegang saham komoditi, dan juga para karyawan pekerja di perusahaan yang terkait pada bidang komoditi. Orang diluar Jawa sini, tidak sensitif terhadap harga atau suku bunga. Penjualan CTRA tidak terganggu oleh inflasi. Lihat saja laporan Q1 nya. 2. Dari pencapaian Penjualan Kuartal Pertama 2008, hanya CTRA yang mencapai (bahkan melebihi) target. Anda akan terpesona dengan laporan kuartal II nya CTRA! 3. Meski Gross Margin CTRP yang paling bagus, tapi CTRA berhasil meningkatkan Gross Marginnya dikala persaingan ketat seperti sekarang ini, dari 44% tahun 2007, menjadi 51% Q1 2008. 4. CTRA juga adalah Growth Stock. Seperti kita semua maklum, komoditas akan tetap berkibar di jangka panjang. Kabar baiknya, CTRA masih memiliki cadangan tanah diluar Jawa yang begitu luas, siap melayani keluarga-keluarga yang ikut menikmati kemakmuran dari baiknya bisnis pertambangan dan perkebunan. Konsensus analis yang moderat, di 800an. Yang Optimis, lebih dari 1.000. Selain menumpuk CTRA, saya juga menumpuk CTRA-W yang memberi saya hak membeli CTRA di harga 500. Harga CTRA-W saat ini kurang dari 100. Saat CTRA mencapai harga 800an, CTRA-W sangat wajar kalau harganya 300an. Untungnya 200%, dan ini bukan karena digoreng. Hari Jumat kemarin, kalau ada yang nawar CTRA di 550, bolehlah saya kasih. Sampai akhir bulan ini, nggak bakal saya lepas kalau kurang dari 620. Kalau Pak Herman mau yang gorengan, ada SMRA dan SIIP, seperti yang sedang dibakar-bakar oleh Pak Oen dkk. Mungkin, lho. Yang pasti, aku nggak mau sentuh. Ngeri juga dengerin Pak Oen yang bilang Bozz-nya ambil untungnya tipis tipis begitu. Bisa-bisa ketinggalan masuk, dan ketinggalan keluar. Tapi, melihat bakal cukup panjangnya rally property kali ini, kalau nggak terlalu greed, mungkin masih bisa untung banyak. Have a nice weekend, Pak. Salam, Rully --- In obrolan-bandar@ yahoogroups. com, Herman Tobing herman.tobing@ ... wrote: Daripada omongin yg turun, baiknya omongin property yg kelihatannya tahan beberapa hari ini malah cenderung naik, misalnya ctra, ctrs, smra,asri dll. Pak Jos Martino dan Pak Rully (fans ctra), property mana yg akan ngebut duluan ? Saya lagi pegang kija, ctrs dan ctra . Salam , Herman
Re: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia
3 - 5% dari harga pasar , itu per tahun nya pak, kalau di Capital marketnbsp;,kalau lagi hoki, seminggu juga bisa dapat lebih tuh..he..he nbsp; nbsp; --- On Sun, 6/15/08, [EMAIL PROTECTED] lt;[EMAIL PROTECTED]gt; wrote: From: [EMAIL PROTECTED] lt;[EMAIL PROTECTED]gt; Subject: Re: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Date: Sunday, June 15, 2008, 12:17 AM Property bisa dpt 3-5% mah uda bagus berarti 20-30 bln modal kembali itu mah fantastic krn pengalaman sy di Kemang biasanya baru bisa balik modal dlm 100bln aja uda bagus tuh SB Sent from my BlackBerry From: rudd haas lt;[EMAIL PROTECTED] comgt; Date: Sat, 14 Jun 2008 06:38:23 -0700 (PDT) To: lt;obrolan-bandar@ yahoogroups. comgt; Subject: RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia Sharing aja, saya juga dulu beli rumah, iseng aja, cuma ingin invest, maklum dulu dapatnya murah klarena lelangan. sewa untuk perumahan itu emang sekitar 3-5 % dari nilai objectnya (mungkinnbsp;ga ada artinya mungkin buat yang biasa invest di bursa). apakah harganya selalu pasti naik??? belum ytentu juga, karena amat tergantung dari lokasi. untuk lokasi yang tidak startegis, kemungkina besar harganbsp;nya akan stagnan ( ini artinya secara absolut nilai nya malah turun di gerogoti inflasi, coba compare dengan nilai emas saja gampangnyanbsp;) nbsp; Masalah utamanbsp;investasi properti langsung itu adalahnbsp;likuiditas nya. Untuk jual laginbsp;untuk cash out tidak gampang,nbsp;butuh 3-6 bulan, kalau pun lewat brokerage. kalau mau jualnbsp;cepat mungkin harus kasih discount 20-40% baru banyak yang tertarik. belum urusan dengan pajak, notaris, dll nbsp; Untuk apartment buat invest buat invest, memang biasanya sekitar rate sewanbsp;sekitar 8-12%/tahun. Tapi sekarang supply melimpah, belum lagi udah mulai muncul apartement bersubsisi. Sebagai gambaran,nbsp;misalnya apt taman rasuna, banyak yang udah kasih discountnbsp;untuk sale. rate sewa nya juga banyak yangnbsp;udah kasihnbsp;discount lumayan nbsp; nbsp; nbsp; nbsp; nbsp; nbsp; --- On Sat, 6/14/08, Cleopatras Cat lt;cleopatras.cats@ yahoo.degt; wrote: From: Cleopatras Cat lt;cleopatras.cats@ yahoo.degt; Subject: RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia To: obrolan-bandar@ yahoogroups. com Date: Saturday, June 14, 2008, 6:47 PM harus sangat selektive memilih objects nya jika memang niat invest di property. beberapa contoh nyata: Lindeteves [anno 2004: 221,83 jt 1st Fl. 6,6 m2] sekarang berapa tuh market price nya? kosong melompong. rame sun city nya. kios mah merana. harganya sudah min 30% sampai 40%. mungkin akan membaik jika Mandala jadi masuk. baru sebatas kasak kusuk. sama seperti di BEI. lebih extrem dari itu banyak. WTC Mangga 2 [anno 2002: 354,47 jt GF 8,02 m2]. sekarang separo jg orang masih mikir tuh buat invest di sana. saya kenal 1 orang. investiert sampai 11 kios. duit jadi pasir sekarang. contoh yg sebaliknya jg ada. ITC Ambassador. dulu mayan memble. 300 jt an jg orang lepas. sekarang yg GF tanya tuh berapa. ada yg dah 1 M an. apalage yg deket deket Rolltreppe. tangga jalan. ada lokasi yg bikin cuan. ada yg sebaliknya. tanya: kenafa? liat siapa di balik nya. WTC Mangga Dua itu contoh nyata. selain itu ada Faktor external lain di luar kuasa kita. contoh: Saphire Square di Yogya. yg UG / Upper Ground nya 7,72 m2 beli 282,36 jt. sekarang 150 jt an baru orang pikir pikir buat ambil. apa Saphire jelek? orang Yogya di OB mungkin tau. abis gempa pada ngacir orang dari sono. sekarang sepi pisan. di GF seh masih kadang ada acara buat rame rame. makin ke atas wah. jadi harus betul betul selektive. itu kalo mau main kios. tanah? sama aja. pratiin KDB nya. KLB nya. jangan napsu sama objects yg murce murce. tanya di tata kota. ke depan nya Plan nya gimana. kena potong jalan? jangan jangan fasum. et cetera. Zertifikate komplett? girik haram hukumnya. sebaiknya jangan beli kav dengan girik. murah di awal, susah berikutnya. buat apa? kaya di saham aja. ngapain beli SIPD kalo ada POLY. hehehe eh bercanda ya. maap. maap ;-) yg harus dipratiin jg. misalnya mau invest di kavling terutama yg value nya mayan gede. make sure mau dijual berikut PT atawa pribadi. ga semua orang mau beli berikut PT. investieren di Appartment sama jg. selektive lha memilih. sudah betul betul terlalu banyak. supply betul betul bejibun. liat location tentunya. amp; yg menurut hemat saya sangat penting selektive pilih siapa dibaliknya. contoh: GPRA. pandai membangun. tapi setelah itu? wew ;-) kalo invest di rumah untuk sewa menyewa hanya berlaku untuk daerah daerah yg memang selalu 'in'. ini kalo bicara mau cuan lumayan. contoh: Kemang. soal beli rumah pake kreditan. jgn tergiur KPR murce di awal [fix]. abis itu flat. nah di sini kan pertanyaan nya. sanggup ga? BCA di 9,99% an ya kalo ga salah sekarang. NISP 9,75% an atawa 9,5% an? saya lupa persisnya. pratiin di plot buat setaon apa 3
Re: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia
Saya di Kemang Normalnya msh bs dpt 8-10% per th disamping nilai property umumnya kan naik terus. Kalo trading mah lg hoki seperti minggu kemarin, Isat sy dalam seminggu dpt 15-20% kan mendadak mental, itu yg namanya hoki yg ga ada 1 manusia bisa tau sebelumnya kecuali YMK. Good Luck Sent from my BlackBerry -Original Message- From: rudd haas [EMAIL PROTECTED] Date: Sun, 15 Jun 2008 01:36:53 To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Subject: Re: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia 3 - 5% dari harga pasar , itu per tahun nya pak, kalau di Capital marketnbsp;,kalau lagi hoki, seminggu juga bisa dapat lebih tuh..he..he nbsp; nbsp; --- On Sun, 6/15/08, [EMAIL PROTECTED] lt;[EMAIL PROTECTED]gt; wrote: From: [EMAIL PROTECTED] lt;[EMAIL PROTECTED]gt; Subject: Re: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Date: Sunday, June 15, 2008, 12:17 AM Property bisa dpt 3-5% mah uda bagus berarti 20-30 bln modal kembali itu mah fantastic krn pengalaman sy di Kemang biasanya baru bisa balik modal dlm 100bln aja uda bagus tuh SB Sent from my BlackBerry From: rudd haas lt;[EMAIL PROTECTED] comgt; Date: Sat, 14 Jun 2008 06:38:23 -0700 (PDT) To: lt;obrolan-bandar@ yahoogroups. comgt; Subject: RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia Sharing aja, saya juga dulu beli rumah, iseng aja, cuma ingin invest, maklum dulu dapatnya murah klarena lelangan. sewa untuk perumahan itu emang sekitar 3-5 % dari nilai objectnya (mungkinnbsp;ga ada artinya mungkin buat yang biasa invest di bursa). apakah harganya selalu pasti naik??? belum ytentu juga, karena amat tergantung dari lokasi. untuk lokasi yang tidak startegis, kemungkina besar harganbsp;nya akan stagnan ( ini artinya secara absolut nilai nya malah turun di gerogoti inflasi, coba compare dengan nilai emas saja gampangnyanbsp;) nbsp; Masalah utamanbsp;investasi properti langsung itu adalahnbsp;likuiditas nya. Untuk jual laginbsp;untuk cash out tidak gampang,nbsp;butuh 3-6 bulan, kalau pun lewat brokerage. kalau mau jualnbsp;cepat mungkin harus kasih discount 20-40% baru banyak yang tertarik. belum urusan dengan pajak, notaris, dll nbsp; Untuk apartment buat invest buat invest, memang biasanya sekitar rate sewanbsp;sekitar 8-12%/tahun. Tapi sekarang supply melimpah, belum lagi udah mulai muncul apartement bersubsisi. Sebagai gambaran,nbsp;misalnya apt taman rasuna, banyak yang udah kasih discountnbsp;untuk sale. rate sewa nya juga banyak yangnbsp;udah kasihnbsp;discount lumayan nbsp; nbsp; nbsp; nbsp; nbsp; nbsp; --- On Sat, 6/14/08, Cleopatras Cat lt;cleopatras.cats@ yahoo.degt; wrote: From: Cleopatras Cat lt;cleopatras.cats@ yahoo.degt; Subject: RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia To: obrolan-bandar@ yahoogroups. com Date: Saturday, June 14, 2008, 6:47 PM harus sangat selektive memilih objects nya jika memang niat invest di property. beberapa contoh nyata: Lindeteves [anno 2004: 221,83 jt 1st Fl. 6,6 m2] sekarang berapa tuh market price nya? kosong melompong. rame sun city nya. kios mah merana. harganya sudah min 30% sampai 40%. mungkin akan membaik jika Mandala jadi masuk. baru sebatas kasak kusuk. sama seperti di BEI. lebih extrem dari itu banyak. WTC Mangga 2 [anno 2002: 354,47 jt GF 8,02 m2]. sekarang separo jg orang masih mikir tuh buat invest di sana. saya kenal 1 orang. investiert sampai 11 kios. duit jadi pasir sekarang. contoh yg sebaliknya jg ada. ITC Ambassador. dulu mayan memble. 300 jt an jg orang lepas. sekarang yg GF tanya tuh berapa. ada yg dah 1 M an. apalage yg deket deket Rolltreppe. tangga jalan. ada lokasi yg bikin cuan. ada yg sebaliknya. tanya: kenafa? liat siapa di balik nya. WTC Mangga Dua itu contoh nyata. selain itu ada Faktor external lain di luar kuasa kita. contoh: Saphire Square di Yogya. yg UG / Upper Ground nya 7,72 m2 beli 282,36 jt. sekarang 150 jt an baru orang pikir pikir buat ambil. apa Saphire jelek? orang Yogya di OB mungkin tau. abis gempa pada ngacir orang dari sono. sekarang sepi pisan. di GF seh masih kadang ada acara buat rame rame. makin ke atas wah. jadi harus betul betul selektive. itu kalo mau main kios. tanah? sama aja. pratiin KDB nya. KLB nya. jangan napsu sama objects yg murce murce. tanya di tata kota. ke depan nya Plan nya gimana. kena potong jalan? jangan jangan fasum. et cetera. Zertifikate komplett? girik haram hukumnya. sebaiknya jangan beli kav dengan girik. murah di awal, susah berikutnya. buat apa? kaya di saham aja. ngapain beli SIPD kalo ada POLY. hehehe eh bercanda ya. maap. maap ;-) yg harus dipratiin jg. misalnya mau invest di kavling terutama yg value nya mayan gede. make sure mau dijual berikut PT atawa pribadi. ga semua orang mau beli berikut PT. investieren di Appartment sama jg. selektive lha memilih. sudah betul betul terlalu banyak. supply betul betul bejibun. liat location tentunya. amp; yg menurut hemat saya
RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia
contoh sukses ala KG cukup langka. yg biasa terjadi adalah rame rame membangun. promosi jor jor an. cepet cepet jualan. banyak yg niat nya emang invest kecele karena setelah real kok tidak seindah iklan nya ya. tidak selalu salah location. banyak pengembang yg memang ga punya niat untuk mengembangkan bener bener. niatan asal abis cepet. property mengerikan? ngga jg. sama kaya di saham aja. yg terpenting jg asal comot. banyak orang mau invest maen di ruko dengan pikiran sederhana. beli murah dengan harapan jual di harga setinggi tingginya di kemudian hari. padahal kalo mau cape cape dikit pratiin dulu kiri kanan nya. ya 2 blok ke kiri 2 blok ke kanan. samping samping nya. depan belakang. ada apaan di daerah itu. kalo misalnya kita pratiin dah ada 3 atawa 4 Banken di sono pratiin Bank apa yg belum terwakilkan. nah cape cape dikit hunting ruko yg mo dijual di sono. jelek dikit gpp malah bagus buat bargain harga sama ownernya. jadi ada alasan lha beli di harga mendekati itung tanah. kalo ruko sudah menjadi milik jgn ragu ragu menawarkan kepada Bank tadi. asal tau aja Bank rata rata adalah buyer yg baik. apalage jika tau wew sudah ada 3 saingan di daerah itu tapi mereka kok belum ada. bikin surat penawaran berikut specs area. niscaya akan mendapat sambutan positive. jadi yg penting jg sebelum niat invest tentuin mo maen nya di mana. kalo di residential ya hunting nya rumah, apt, kondo, townhouse. kalo lebih suka invest di industrial ya cari nya Fabrik, warehouse, perkebunan. kalo daerahnya lebih mendekati ke daerah pecinan, commercial, ga terlalu ke pinggiran pisan, ya maen di ruko, rukan, perkantoran. selain itu ya ada land buat yg suka kav, atawa villa yg masuk ke resort. yg ditulis Pak RH kalo kendala investasi di property tuh Charakteristikum nya ga liquid tepat. selain ga liquid, harus diperhatikan legal complexity nya. ngurusin SHM, HGB, HGU et cetera membutuhkan waktu biaya yg ga sedikit. belum lg soal yg banyak dijumpai kalo beli kav apalage mayan gede. coba aja ga dibangun tuh kav ga lama lg banyak yg nungguin. bangun bedeng. satu dua lama lama banyak. ngusirnya perlu duit ga jarang kudu pake jasa setrip setrip an. semakin gede tanah kita, semakin bagus daerahnya, makin besar Energie yg kita perlukan buat ngosongin kalo dah sempet ditongkrongin orang orang. belum lg Mafia tanah yg banyak sliweran. kaya D Sitorus di Jakarta yg selain nyumbang kiri kanan inklusive rumah ibadah tapi jg nyaplokin kav orang lain dengan Zertifikat aspal. kok bisa punya Zertifikat ya. hahaha apa yg ga mungkin di negriku tercinta ini? selain itu semua, kudu dipratiin jg kalo mo invest di property segala sesuatu yg berhubungan dengan object yg ditaksir. contoh: GSB nya, cocok ga garis batas / struktur bangunan nya, trus garis batas kavling dengan jalan [GSJ], selain itu luas max bangunan yg bole dibangun, KLB, et cetera kudu jelas dulu. jangan sampe beli dulu baru tau. wah. bisa bodong kalo mau invest. kalo soal IMB tidak sesuai dengan real nya pada umumnya dah 'normal' di sini, tapi kalo kita beli 1 object, contoh: rumah yg IMB nya beda jauh banget sama keadaan real nya bakal refot kalo mo jual lg. banyak pembeli ngeper dengan perbedaan yg terlalu menyolok. buntut nya kan kudu nyumpel orang tuh. kalo beda cuma 5% - 10% wajar wajar saja. tapi terkadang orang terkadang terlalu bernapsu membangun tanpa mengindahkan IMB. bakal mayan refot jualnya. kalo Notar / Notaris mah ga terlalu dipusingin. banyak yg tutup mata. begichu. --- Ricky Wakiman [EMAIL PROTECTED] schrieb am Sa, 14.6.2008: Von: Ricky Wakiman [EMAIL PROTECTED] Betreff: RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia An: obrolan-bandar@yahoogroups.com Datum: Samstag, 14. Juni 2008, 15:14 Belakangan ini sulit cari lokasi di Jakarta yang harga tanahnya bisa naik gila-gilaan kayak dulu lagi. Harganya sudah ketinggian, contoh: kawasan Kelapa Gading. Tapi tetap ada harga miring kalau rajin cari info ke agen property. Kalau gak dapet harga BU, forget it. Yang secara umum masih berkembang malah di “pinggiran”, antara lain, BSD City. Soalnya peluang pengembangannya masih besar. Sebentar lagi mereka akan mulai garap kawasan CBD-nya. BCA lagi bangun satu menara di situ. Investasi property di BSD City kayak di Kelapa Gading tempo doeloe. Sangat menjanjikan. Kalo gak salah naiknya minimal 15 – 20% per tahun. Waktu baru diambilalih Sinar Mas malah bisa 50%. Tentu saja kudu pilih lokasi/cluster yang bagus. Lokasi-lokasi yang kecipratan proyek jalan tol juga naik luar biasa. Tapi sekarang sudah ketinggian dan agak gambling/spekulatif . Untuk property apartemen saya nggak begitu tahu. Cuman denger-denger kalo mau investasi apartemen yang kelas atas sekalian di kawasan segitiga emas. Penyewanya berani bayar mahal sehingga 5 – 10 tahun bisa breakeven. CMIIW. RW From: obrolan-bandar@ yahoogroups. com [mailto:obrolan- [EMAIL PROTECTED] ps.com
Re: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia
Pak Hanif, kalau boleh saya tambahkan 1 point lagi : Apa yang sekarang dianggap tidak berharga bagi kebanyakan orang, suatu waktu mungkin akan menjadi sangat2 berharga, dan nilainya naik berkali-kali lipat. Misal : BUMI, PTBA, TINS, PGAS, (SIPD ?) --- On Mon, 6/16/08, Hanif Mantiq lt;[EMAIL PROTECTED]gt; wrote: From: Hanif Mantiq lt;[EMAIL PROTECTED]gt; Subject: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Date: Monday, June 16, 2008, 2:06 AM Sang Penyembelih Sapi itu Memperoleh Uang Sebesar Rp 16 Milyar Yodhia Antariksa June 16th, 2008 Minggu lalu dalam sebuah penerbangan malam hari dari Banda Aceh – Jakarta, saya duduk bersebelahan dengan bapak tua berusia 60-an tahun. Namanya pak Zainal Abidin. Penampilannya sungguh sangat bersahaja. Bajunya tampak lusuh dengan peci hitam tua menghias kepalanya. Ia bilang kalau hingga beberapa tahun lewat, ia menekuni pekerjaan sebagai seorang penjagal dan penyembelih sapi. Ya, di hari-hari biasa atau juga dalam setiap hari raya Idul Qurban tiba, ia dengan setia menekuni profesinya sebagai sang penyembelih sapi. Ia bercerita kalau ia hendak berangkat umroh ke tanah suci dengan fasilitas pelayanan super VIP a la hotel bintang lima. Terus terang saya agak terkejut dengan pengakuannya ini. Dan sungguh saya lebih terkejut dan hampir terloncat dari kursi pesawat (untung saya pakai sabuk pengaman), saat ia bilang kalau baru saja ia mendapat rezeki dari Yang Diatas sebesar Rp 16 milyar. What?!! 16 milyar rupiah? Ini bukan uang yang sedikit lho pak. Bisa buat beli helikopter. Lalu dari mana pak Zainal memperoleh rezeki nomplok sebesar itu? Mari kita simak kisahnya. Sejak tahun 80 hinggan 90-an lalu, Pak Zaenal bilang kalau ia selalu rajin menyisihkan penghasilannya untuk membeli tanah sepetak demi sepetak. Dan kita tahu, dalam era konflik saat itu harga tanah di bumi Rencong relatif murah. Namun pak Zainal ternyata punya keyakinan positif : suatu saat bumi Naggroe Atjeh Darussalam, tempatnya berpijak, pasti akan dilimpahi kemakmuran. Begitulah dengan keyakinan itu, ia pelan-pelan selalu menyisihkan tabungannya buat membeli tanah dipinggiran desa penuh rawa hingga seluas 8000 meter persegi. Rata-rata harganya hanya Rp 20,000 per meter persegi. Ternyata visi investasi Pak Zainal (wah Pak Zainal sendiri mungkin tak tahu apa itu visi investasi….) benar dan sangat akurat. Selepas tsunami dan kesepakatan damai, uang trilyunan rupiah mengalir ke Serambi Mekah. And thanks God, kebetulan tanah rawa punya Pak Zainal masuk area perluasan jalan raya tembus antar kabupaten. Begitulah, akhirnya disepakati tanah seluas 8000 meter persegi itu dibeli oleh Pemda Aceh seharga Rp 2,000,000,- per meternya. Alhasil, fulus sebesar Rp 16 milyar dengan sukses masuk ke kantong baju Pak Zainal. Lalu, apa yang bisa kita pelajari dari kisah dramatis ini? Setidaknya ada tiga poin pelajaran penting tentang financial planning yang bisa kita petik dari kisah Sang Penyembelih Sapi ini. Poin yang pertama adalah sebuah konsep yang dalam wacana wealth management disebut sebagai exponential income growth. Atau pertumbuhan pendapatan secara eksponensial. Pak Zainal membeli tanah dengan harga Rp 20 ribu dan kemudian menjualnya Rp 2 juta. Ini artinya naik seratus kali lipat atau 10,000 % !! And sorry to say, kalau Anda termasuk kelas pekerja kantoran, Anda hampir tak mungkin bisa meraih pertumbuhan pendapatan secara eksponensial ini. Sebab, rata-rata kenaikan gaji karyawan per tahun hanyalah 10 % (ini pun sudah tergerus oleh laju inflasi). Kalaulah gaji Anda 10 juta per bulan, Anda perlu waktu 133 tahun untuk mengumpulkan uang sebesar 16 milyar (dan saat itu, Anda pasti sudah berubah menjadi tulang belulang di alam baka sana). Poinnya jelas : untuk memperoleh exponential income growth, Anda mesti memiliki bisnis sendiri atau melakukan investasi atas aset produktif (seperti tanah, properti, atau saham). Poin pelajaran yang kedua adalah apa yang kini lazim disebut sebagai passive income. Bahasa kerennya : membiarkan uang bekerja untuk Anda, dan bukan Anda bekerja mati-matian untuk mencari uang. Pak Zainal bercerita, kalau uangnya tersebut sebagian telah disimpan di deposito, sebagian dibagikan kepada anak-anaknya, dan sebagian diinvestasikan kembali dalam bentuk properti dan tanah (dan sebagian lagi dipakai untuk umroh dengan fasilitas super VIP….). Kalaulah yang didepositokan 10 milyar, dengan asumsi bunga 1% per bulan, maka tiap bulan Pak Zaenal bisa menerima uang sebesar Rp 100 juta……dan uang ini akan terus mengalir tanpa dirinya bekerja. Sepanjang hari, pak Zaenal bisa tidur leyeh-leyeh atau menggembalakan sapi di pinggir sawah. Sementara sebagian dari kita, sekedar untuk mendapatkan 5 juta per bulan pun harus bekerja keras, berangkat dari rumah jam 6 pagi, pulang selepas Isya. Dan dikantor dimarahin bos lagi. Sementara dijalanan terjebak
Re: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia
Kalo kebeneran tanah yg di belinya itu buat jalannya ato buat jalur hijau lain lg ceritanya. Duit yang disisihin bertahun2 untuk pensiun kandas . Namanya investasi ada contoh yg untung ada juga yang buntung. Namanya juga investasi. Kyk tanahnya munawar yang ada sepanajng jalan s parman. Jakarta dari taman anggrek ke citra land. Kt pmrth buat jalur hijau , tidak ada ijin bangunan. Tapi sekarang jadi apa coba sepanjang jl s parman. Apes apes . Sent from my BlackBerry� powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Hanif Mantiq [EMAIL PROTECTED] Date: Sun, 15 Jun 2008 19:06:33 To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Subject: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia Sang Penyembelih Sapi itu Memperoleh Uang Sebesar Rp 16 Milyar Yodhia Antariksa June 16th, 2008 Minggu lalu dalam sebuah penerbangan malam hari dari Banda Aceh � Jakarta, saya duduk bersebelahan dengan bapak tua berusia 60-an tahun. Namanya pak Zainal Abidin. Penampilannya sungguh sangat bersahaja. Bajunya tampak lusuh dengan peci hitam tua menghias kepalanya. Ia bilang kalau hingga beberapa tahun lewat, ia menekuni pekerjaan sebagai seorang penjagal dan penyembelih sapi. Ya, di hari-hari biasa atau juga dalam setiap hari raya Idul Qurban tiba, ia dengan setia menekuni profesinya sebagai sang penyembelih sapi. Ia bercerita kalau ia hendak berangkat umroh ke tanah suci dengan fasilitas pelayanan super VIP a la hotel bintang lima. Terus terang saya agak terkejut dengan pengakuannya ini. Dan sungguh saya lebih terkejut dan hampir terloncat dari kursi pesawat (untung saya pakai sabuk pengaman), saat ia bilang kalau baru saja ia mendapat rezeki dari Yang Diatas sebesar Rp 16 milyar. What?!! 16 milyar rupiah? Ini bukan uang yang sedikit lho pak. Bisa buat beli helikopter. Lalu dari mana pak Zainal memperoleh rezeki nomplok sebesar itu? Mari kita simak kisahnya. Sejak tahun 80 hinggan 90-an lalu, Pak Zaenal bilang kalau ia selalu rajin menyisihkan penghasilannya untuk membeli tanah sepetak demi sepetak. Dan kita tahu, dalam era konflik saat itu harga tanah di bumi Rencong relatif murah. Namun pak Zainal ternyata punya keyakinan positif : suatu saat bumi Naggroe Atjeh Darussalam, tempatnya berpijak, pasti akan dilimpahi kemakmuran. Begitulah dengan keyakinan itu, ia pelan-pelan selalu menyisihkan tabungannya buat membeli tanah dipinggiran desa penuh rawa hingga seluas 8000 meter persegi. Rata-rata harganya hanya Rp 20,000 per meter persegi. Ternyata visi investasi Pak Zainal (wah Pak Zainal sendiri mungkin tak tahu apa itu visi investasi�.) benar dan sangat akurat. Selepas tsunami dan kesepakatan damai, uang trilyunan rupiah mengalir ke Serambi Mekah. And thanks God, kebetulan tanah rawa punya Pak Zainal masuk area perluasan jalan raya tembus antar kabupaten. Begitulah, akhirnya disepakati tanah seluas 8000 meter persegi itu dibeli oleh Pemda Aceh seharga Rp 2,000,000,- per meternya. Alhasil, fulus sebesar Rp 16 milyar dengan sukses masuk ke kantong baju Pak Zainal. Lalu, apa yang bisa kita pelajari dari kisah dramatis ini? Setidaknya ada tiga poin pelajaran penting tentang financial planning yang bisa kita petik dari kisah Sang Penyembelih Sapi ini. Poin yang pertama adalah sebuah konsep yang dalam wacana wealth management disebut sebagai exponential income growth. Atau pertumbuhan pendapatan secara eksponensial. Pak Zainal membeli tanah dengan harga Rp 20 ribu dan kemudian menjualnya Rp 2 juta. Ini artinya naik seratus kali lipat atau 10,000 % !! And sorry to say, kalau Anda termasuk kelas pekerja kantoran, Anda hampir tak mungkin bisa meraih pertumbuhan pendapatan secara eksponensial ini. Sebab, rata-rata kenaikan gaji karyawan per tahun hanyalah 10 % (ini pun sudah tergerus oleh laju inflasi). Kalaulah gaji Anda 10 juta per bulan, Anda perlu waktu 133 tahun untuk mengumpulkan uang sebesar 16 milyar (dan saat itu, Anda pasti sudah berubah menjadi tulang belulang di alam baka sana). Poinnya jelas : untuk memperoleh exponential income growth, Anda mesti memiliki bisnis sendiri atau melakukan investasi atas aset produktif (seperti tanah, properti, atau saham). Poin pelajaran yang kedua adalah apa yang kini lazim disebut sebagai passive income. Bahasa kerennya : membiarkan uang bekerja untuk Anda, dan bukan Anda bekerja mati-matian untuk mencari uang. Pak Zainal bercerita, kalau uangnya tersebut sebagian telah disimpan di deposito, sebagian dibagikan kepada anak-anaknya, dan sebagian diinvestasikan kembali dalam bentuk properti dan tanah (dan sebagian lagi dipakai untuk umroh dengan fasilitas super VIP�.). Kalaulah yang didepositokan 10 milyar, dengan asumsi bunga 1% per bulan, maka tiap bulan Pak Zaenal bisa menerima uang sebesar Rp 100 juta��dan uang ini akan terus mengalir tanpa dirinya bekerja. Sepanjang hari, pak Zaenal bisa tidur leyeh-leyeh atau menggembalakan sapi di pinggir sawah. Sementara sebagian dari kita, sekedar untuk mendapatkan 5 juta per bulan pun harus bekerja keras, berangkat dari
RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia
harus sangat selektive memilih objects nya jika memang niat invest di property. beberapa contoh nyata: Lindeteves [anno 2004: 221,83 jt 1st Fl. 6,6 m2] sekarang berapa tuh market price nya? kosong melompong. rame sun city nya. kios mah merana. harganya sudah min 30% sampai 40%. mungkin akan membaik jika Mandala jadi masuk. baru sebatas kasak kusuk. sama seperti di BEI. lebih extrem dari itu banyak. WTC Mangga 2 [anno 2002: 354,47 jt GF 8,02 m2]. sekarang separo jg orang masih mikir tuh buat invest di sana. saya kenal 1 orang. investiert sampai 11 kios. duit jadi pasir sekarang. contoh yg sebaliknya jg ada. ITC Ambassador. dulu mayan memble. 300 jt an jg orang lepas. sekarang yg GF tanya tuh berapa. ada yg dah 1 M an. apalage yg deket deket Rolltreppe. tangga jalan. ada lokasi yg bikin cuan. ada yg sebaliknya. tanya: kenafa? liat siapa di balik nya. WTC Mangga Dua itu contoh nyata. selain itu ada Faktor external lain di luar kuasa kita. contoh: Saphire Square di Yogya. yg UG / Upper Ground nya 7,72 m2 beli 282,36 jt. sekarang 150 jt an baru orang pikir pikir buat ambil. apa Saphire jelek? orang Yogya di OB mungkin tau. abis gempa pada ngacir orang dari sono. sekarang sepi pisan. di GF seh masih kadang ada acara buat rame rame. makin ke atas wah. jadi harus betul betul selektive. itu kalo mau main kios. tanah? sama aja. pratiin KDB nya. KLB nya. jangan napsu sama objects yg murce murce. tanya di tata kota. ke depan nya Plan nya gimana. kena potong jalan? jangan jangan fasum. et cetera. Zertifikate komplett? girik haram hukumnya. sebaiknya jangan beli kav dengan girik. murah di awal, susah berikutnya. buat apa? kaya di saham aja. ngapain beli SIPD kalo ada POLY. hehehe eh bercanda ya. maap. maap ;-) yg harus dipratiin jg. misalnya mau invest di kavling terutama yg value nya mayan gede. make sure mau dijual berikut PT atawa pribadi. ga semua orang mau beli berikut PT. investieren di Appartment sama jg. selektive lha memilih. sudah betul betul terlalu banyak. supply betul betul bejibun. liat location tentunya. yg menurut hemat saya sangat penting selektive pilih siapa dibaliknya. contoh: GPRA. pandai membangun. tapi setelah itu? wew ;-) kalo invest di rumah untuk sewa menyewa hanya berlaku untuk daerah daerah yg memang selalu 'in'. ini kalo bicara mau cuan lumayan. contoh: Kemang. soal beli rumah pake kreditan. jgn tergiur KPR murce di awal [fix]. abis itu flat. nah di sini kan pertanyaan nya. sanggup ga? BCA di 9,99% an ya kalo ga salah sekarang. NISP 9,75% an atawa 9,5% an? saya lupa persisnya. pratiin di plot buat setaon apa 3 taon. trus kalo mau invest di gudang gudangan jg bisa mayan cuan. asal location strategisch. contoh: RE Martadinata. deket port orang suka. forwarder pada napsu ngambilin di sono. tapi ati ati. ga selalu berarti membeli adalah memiliki. ada jg yg artinya 'dipinjemin'. jadi misalnya saya invest di gudang dengan maksud untuk dijual lg. nanti oleh pihak dev nya saya bukan pemilik dalam arti pemilik. tapi yg berhak atas tanah dan bangunan di tempat gudang itu berdiri. nah kalo dijual lg namanya bukan jual beli. tapi perjanjian pengalihan hak atas tanah dan bangunan. objects seperti contoh terahir biasanya terjadi buat kavling yg dimiliki oleh salah satu dari angkatan. kav itu di 'kerjasama' kan dengan pihak pengelola untuk di 'jual' tapi bukan dijual sepenuhnya. caranya ya pake PPHTB. legal kok. semoga bermanfaat buat yg pengen invest di property. selain di BUMI hehe yg penting: jadi duit. --- Kabu Nusi [EMAIL PROTECTED] schrieb am Fr, 13.6.2008: Ricky Wakiman ricky.wakiman@ yahoo.co. id wrote: Biasanya nyewain rumah dapetnya cuman sekitar 4 – 5%. Kalo ruko atau kios di ITC bisa lebih gede, di atas 10%. RW From: obrolan-bandar@ yahoogroups. com [mailto:obrolan- [EMAIL PROTECTED] ps.com] On Behalf Of Susah Sih Sent: 13 Juni 2008 0:49 To: obrolan-bandar@ yahoogroups. com Subject: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia Property di Indonesia yg diambil berdasarkan Survei Harga Properti Residensial http://www.bi. go.id/web/ id/Riset+ Survey+Dan+ Publikasi/ Hasil+Survey/ menunjukkan bahwa property juga tetap tergerus inflasi karena kenaikan harga rata2x property secara nominal tidak melampaui laju inflasi di Indonesia. Alhasil perkembangan real dari investasi properti justru MINUS seperti terlihat dalam grafik ini. http://www.globalpr opertyguide. com/real- estate-house- prices/I Jadi sebenarnya investasi properti di Indonesia pada umumnya tidak terlalu baik. Jadi bagaimana supaya untung dalam investasi properti di Indonesia. Belilah dengan kredit, terutama jika suku bunga rendah, ini akan sangat menguntungkan. Dengan kredit, modal sedikit dapat di leverage untuk mempertajam keuntungan. Membeli properti dengan tunai keras adalah sangat salah. Jadi lebih baik jika ada cukup uangpun, tunainya lebih baik di investasikan di pasar
RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia
Sharing aja, saya juga dulu beli rumah, iseng aja, cuma ingin invest, maklum dulu dapatnya murah klarena lelangan. sewa untuk perumahan itu emang sekitar 3-5 % dari nilai objectnya (mungkinnbsp;ga ada artinya mungkin buat yang biasa invest di bursa). apakah harganya selalu pasti naik??? belum ytentu juga, karena amat tergantung dari lokasi. untuk lokasi yang tidak startegis, kemungkina besar harganbsp;nya akan stagnan ( ini artinya secara absolut nilai nya malah turun di gerogoti inflasi, coba compare dengan nilai emas saja gampangnyanbsp;) nbsp; Masalah utamanbsp;investasi properti langsung itu adalahnbsp;likuiditas nya. Untuk jual laginbsp;untuk cash out tidak gampang,nbsp;butuh 3-6 bulan, kalau pun lewat brokerage. kalau mau jualnbsp;cepat mungkin harus kasih discount 20-40% baru banyak yang tertarik. belum urusan dengan pajak, notaris, dll nbsp; Untuk apartment buat invest buat invest, memang biasanya sekitar rate sewanbsp;sekitar 8-12%/tahun. Tapi sekarang supply melimpah, belum lagi udah mulai muncul apartement bersubsisi. Sebagai gambaran,nbsp;misalnya apt taman rasuna, banyak yang udah kasih discountnbsp;untuk sale. rate sewa nya juga banyak yangnbsp;udah kasihnbsp;discount lumayan nbsp; nbsp; nbsp; nbsp; nbsp; nbsp; --- On Sat, 6/14/08, Cleopatras Cat lt;[EMAIL PROTECTED]gt; wrote: From: Cleopatras Cat lt;[EMAIL PROTECTED]gt; Subject: RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Date: Saturday, June 14, 2008, 6:47 PM harus sangat selektive memilih objects nya jika memang niat invest di property. beberapa contoh nyata: Lindeteves [anno 2004: 221,83 jt 1st Fl. 6,6 m2] sekarang berapa tuh market price nya? kosong melompong. rame sun city nya. kios mah merana. harganya sudah min 30% sampai 40%. mungkin akan membaik jika Mandala jadi masuk. baru sebatas kasak kusuk. sama seperti di BEI. lebih extrem dari itu banyak. WTC Mangga 2 [anno 2002: 354,47 jt GF 8,02 m2]. sekarang separo jg orang masih mikir tuh buat invest di sana. saya kenal 1 orang. investiert sampai 11 kios. duit jadi pasir sekarang. contoh yg sebaliknya jg ada. ITC Ambassador. dulu mayan memble. 300 jt an jg orang lepas. sekarang yg GF tanya tuh berapa. ada yg dah 1 M an. apalage yg deket deket Rolltreppe. tangga jalan. ada lokasi yg bikin cuan. ada yg sebaliknya. tanya: kenafa? liat siapa di balik nya. WTC Mangga Dua itu contoh nyata. selain itu ada Faktor external lain di luar kuasa kita. contoh: Saphire Square di Yogya. yg UG / Upper Ground nya 7,72 m2 beli 282,36 jt. sekarang 150 jt an baru orang pikir pikir buat ambil. apa Saphire jelek? orang Yogya di OB mungkin tau. abis gempa pada ngacir orang dari sono. sekarang sepi pisan. di GF seh masih kadang ada acara buat rame rame. makin ke atas wah. jadi harus betul betul selektive. itu kalo mau main kios. tanah? sama aja. pratiin KDB nya. KLB nya. jangan napsu sama objects yg murce murce. tanya di tata kota. ke depan nya Plan nya gimana. kena potong jalan? jangan jangan fasum. et cetera. Zertifikate komplett? girik haram hukumnya. sebaiknya jangan beli kav dengan girik. murah di awal, susah berikutnya. buat apa? kaya di saham aja. ngapain beli SIPD kalo ada POLY. hehehe eh bercanda ya. maap. maap ;-) yg harus dipratiin jg. misalnya mau invest di kavling terutama yg value nya mayan gede. make sure mau dijual berikut PT atawa pribadi. ga semua orang mau beli berikut PT. investieren di Appartment sama jg. selektive lha memilih. sudah betul betul terlalu banyak. supply betul betul bejibun. liat location tentunya. amp; yg menurut hemat saya sangat penting selektive pilih siapa dibaliknya. contoh: GPRA. pandai membangun. tapi setelah itu? wew ;-) kalo invest di rumah untuk sewa menyewa hanya berlaku untuk daerah daerah yg memang selalu 'in'. ini kalo bicara mau cuan lumayan. contoh: Kemang. soal beli rumah pake kreditan. jgn tergiur KPR murce di awal [fix]. abis itu flat. nah di sini kan pertanyaan nya. sanggup ga? BCA di 9,99% an ya kalo ga salah sekarang. NISP 9,75% an atawa 9,5% an? saya lupa persisnya. pratiin di plot buat setaon apa 3 taon. trus kalo mau invest di gudang gudangan jg bisa mayan cuan. asal location strategisch. contoh: RE Martadinata. deket port orang suka. forwarder pada napsu ngambilin di sono. tapi ati ati. ga selalu berarti membeli adalah memiliki. ada jg yg artinya 'dipinjemin' . jadi misalnya saya invest di gudang dengan maksud untuk dijual lg. nanti oleh pihak dev nya saya bukan pemilik dalam arti pemilik. tapi yg berhak atas tanah dan bangunan di tempat gudang itu berdiri. nah kalo dijual lg namanya bukan jual beli. tapi perjanjian pengalihan hak atas tanah dan bangunan. objects seperti contoh terahir biasanya terjadi buat kavling yg dimiliki oleh salah satu dari angkatan. kav itu di 'kerjasama' kan dengan pihak pengelola untuk di 'jual' tapi bukan dijual sepenuhnya. caranya ya pake PPHTB. legal kok. semoga bermanfaat buat yg
RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia
Belakangan ini sulit cari lokasi di Jakarta yang harga tanahnya bisa naik gila-gilaan kayak dulu lagi. Harganya sudah ketinggian, contoh: kawasan Kelapa Gading. Tapi tetap ada harga miring kalau rajin cari info ke agen property. Kalau gak dapet harga BU, forget it. Yang secara umum masih berkembang malah di pinggiran, antara lain, BSD City. Soalnya peluang pengembangannya masih besar. Sebentar lagi mereka akan mulai garap kawasan CBD-nya. BCA lagi bangun satu menara di situ. Investasi property di BSD City kayak di Kelapa Gading tempo doeloe. Sangat menjanjikan. Kalo gak salah naiknya minimal 15 - 20% per tahun. Waktu baru diambilalih Sinar Mas malah bisa 50%. Tentu saja kudu pilih lokasi/cluster yang bagus. Lokasi-lokasi yang kecipratan proyek jalan tol juga naik luar biasa. Tapi sekarang sudah ketinggian dan agak gambling/spekulatif. Untuk property apartemen saya nggak begitu tahu. Cuman denger-denger kalo mau investasi apartemen yang kelas atas sekalian di kawasan segitiga emas. Penyewanya berani bayar mahal sehingga 5 - 10 tahun bisa breakeven. CMIIW. RW From: obrolan-bandar@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of rudd haas Sent: 14 Juni 2008 20:38 To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Subject: RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia Sharing aja, saya juga dulu beli rumah, iseng aja, cuma ingin invest, maklum dulu dapatnya murah klarena lelangan. sewa untuk perumahan itu emang sekitar 3-5 % dari nilai objectnya (mungkin ga ada artinya mungkin buat yang biasa invest di bursa). apakah harganya selalu pasti naik??? belum ytentu juga, karena amat tergantung dari lokasi. untuk lokasi yang tidak startegis, kemungkina besar harga nya akan stagnan ( ini artinya secara absolut nilai nya malah turun di gerogoti inflasi, coba compare dengan nilai emas saja gampangnya ) Masalah utama investasi properti langsung itu adalah likuiditas nya. Untuk jual lagi untuk cash out tidak gampang, butuh 3-6 bulan, kalau pun lewat brokerage. kalau mau jual cepat mungkin harus kasih discount 20-40% baru banyak yang tertarik. belum urusan dengan pajak, notaris, dll Untuk apartment buat invest buat invest, memang biasanya sekitar rate sewa sekitar 8-12%/tahun. Tapi sekarang supply melimpah, belum lagi udah mulai muncul apartement bersubsisi. Sebagai gambaran, misalnya apt taman rasuna, banyak yang udah kasih discount untuk sale. rate sewa nya juga banyak yang udah kasih discount lumayan --- On Sat, 6/14/08, Cleopatras Cat [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Cleopatras Cat [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Date: Saturday, June 14, 2008, 6:47 PM harus sangat selektive memilih objects nya jika memang niat invest di property. beberapa contoh nyata: Lindeteves [anno 2004: 221,83 jt 1st Fl. 6,6 m2] sekarang berapa tuh market price nya? kosong melompong. rame sun city nya. kios mah merana. harganya sudah min 30% sampai 40%. mungkin akan membaik jika Mandala jadi masuk. baru sebatas kasak kusuk. sama seperti di BEI. lebih extrem dari itu banyak. WTC Mangga 2 [anno 2002: 354,47 jt GF 8,02 m2]. sekarang separo jg orang masih mikir tuh buat invest di sana. saya kenal 1 orang. investiert sampai 11 kios. duit jadi pasir sekarang. contoh yg sebaliknya jg ada. ITC Ambassador. dulu mayan memble. 300 jt an jg orang lepas. sekarang yg GF tanya tuh berapa. ada yg dah 1 M an. apalage yg deket deket Rolltreppe. tangga jalan. ada lokasi yg bikin cuan. ada yg sebaliknya. tanya: kenafa? liat siapa di balik nya. WTC Mangga Dua itu contoh nyata. selain itu ada Faktor external lain di luar kuasa kita. contoh: Saphire Square di Yogya. yg UG / Upper Ground nya 7,72 m2 beli 282,36 jt. sekarang 150 jt an baru orang pikir pikir buat ambil. apa Saphire jelek? orang Yogya di OB mungkin tau. abis gempa pada ngacir orang dari sono. sekarang sepi pisan. di GF seh masih kadang ada acara buat rame rame. makin ke atas wah. jadi harus betul betul selektive. itu kalo mau main kios. tanah? sama aja. pratiin KDB nya. KLB nya. jangan napsu sama objects yg murce murce. tanya di tata kota. ke depan nya Plan nya gimana. kena potong jalan? jangan jangan fasum. et cetera. Zertifikate komplett? girik haram hukumnya. sebaiknya jangan beli kav dengan girik. murah di awal, susah berikutnya. buat apa? kaya di saham aja. ngapain beli SIPD kalo ada POLY. hehehe eh bercanda ya. maap. maap ;-) yg harus dipratiin jg. misalnya mau invest di kavling terutama yg value nya mayan gede. make sure mau dijual berikut PT atawa pribadi. ga semua orang mau beli berikut PT. investieren di Appartment sama jg. selektive lha memilih. sudah betul betul terlalu banyak. supply betul betul bejibun. liat location tentunya. yg menurut hemat saya sangat penting selektive pilih siapa dibaliknya. contoh: GPRA. pandai membangun. tapi setelah itu? wew ;-) kalo invest di rumah untuk sewa menyewa hanya berlaku untuk daerah daerah yg
Re: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia
Property bisa dpt 3-5% mah uda bagus berarti 20-30 bln modal kembali itu mah fantastic krn pengalaman sy di Kemang biasanya baru bisa balik modal dlm 100bln aja uda bagus tuh SB Sent from my BlackBerry -Original Message- From: rudd haas [EMAIL PROTECTED] Date: Sat, 14 Jun 2008 06:38:23 To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Subject: RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia Sharing aja, saya juga dulu beli rumah, iseng aja, cuma ingin invest, maklum dulu dapatnya murah klarena lelangan. sewa untuk perumahan itu emang sekitar 3-5 % dari nilai objectnya (mungkinnbsp;ga ada artinya mungkin buat yang biasa invest di bursa). apakah harganya selalu pasti naik??? belum ytentu juga, karena amat tergantung dari lokasi. untuk lokasi yang tidak startegis, kemungkina besar harganbsp;nya akan stagnan ( ini artinya secara absolut nilai nya malah turun di gerogoti inflasi, coba compare dengan nilai emas saja gampangnyanbsp;) nbsp; Masalah utamanbsp;investasi properti langsung itu adalahnbsp;likuiditas nya. Untuk jual laginbsp;untuk cash out tidak gampang,nbsp;butuh 3-6 bulan, kalau pun lewat brokerage. kalau mau jualnbsp;cepat mungkin harus kasih discount 20-40% baru banyak yang tertarik. belum urusan dengan pajak, notaris, dll nbsp; Untuk apartment buat invest buat invest, memang biasanya sekitar rate sewanbsp;sekitar 8-12%/tahun. Tapi sekarang supply melimpah, belum lagi udah mulai muncul apartement bersubsisi. Sebagai gambaran,nbsp;misalnya apt taman rasuna, banyak yang udah kasih discountnbsp;untuk sale. rate sewa nya juga banyak yangnbsp;udah kasihnbsp;discount lumayan nbsp; nbsp; nbsp; nbsp; nbsp; nbsp; --- On Sat, 6/14/08, Cleopatras Cat lt;[EMAIL PROTECTED]gt; wrote: From: Cleopatras Cat lt;[EMAIL PROTECTED]gt; Subject: RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Date: Saturday, June 14, 2008, 6:47 PM harus sangat selektive memilih objects nya jika memang niat invest di property. beberapa contoh nyata: Lindeteves [anno 2004: 221,83 jt 1st Fl. 6,6 m2] sekarang berapa tuh market price nya? kosong melompong. rame sun city nya. kios mah merana. harganya sudah min 30% sampai 40%. mungkin akan membaik jika Mandala jadi masuk. baru sebatas kasak kusuk. sama seperti di BEI. lebih extrem dari itu banyak. WTC Mangga 2 [anno 2002: 354,47 jt GF 8,02 m2]. sekarang separo jg orang masih mikir tuh buat invest di sana. saya kenal 1 orang. investiert sampai 11 kios. duit jadi pasir sekarang. contoh yg sebaliknya jg ada. ITC Ambassador. dulu mayan memble. 300 jt an jg orang lepas. sekarang yg GF tanya tuh berapa. ada yg dah 1 M an. apalage yg deket deket Rolltreppe. tangga jalan. ada lokasi yg bikin cuan. ada yg sebaliknya. tanya: kenafa? liat siapa di balik nya. WTC Mangga Dua itu contoh nyata. selain itu ada Faktor external lain di luar kuasa kita. contoh: Saphire Square di Yogya. yg UG / Upper Ground nya 7,72 m2 beli 282,36 jt. sekarang 150 jt an baru orang pikir pikir buat ambil. apa Saphire jelek? orang Yogya di OB mungkin tau. abis gempa pada ngacir orang dari sono. sekarang sepi pisan. di GF seh masih kadang ada acara buat rame rame. makin ke atas wah. jadi harus betul betul selektive. itu kalo mau main kios. tanah? sama aja. pratiin KDB nya. KLB nya. jangan napsu sama objects yg murce murce. tanya di tata kota. ke depan nya Plan nya gimana. kena potong jalan? jangan jangan fasum. et cetera. Zertifikate komplett? girik haram hukumnya. sebaiknya jangan beli kav dengan girik. murah di awal, susah berikutnya. buat apa? kaya di saham aja. ngapain beli SIPD kalo ada POLY. hehehe eh bercanda ya. maap. maap ;-) yg harus dipratiin jg. misalnya mau invest di kavling terutama yg value nya mayan gede. make sure mau dijual berikut PT atawa pribadi. ga semua orang mau beli berikut PT. investieren di Appartment sama jg. selektive lha memilih. sudah betul betul terlalu banyak. supply betul betul bejibun. liat location tentunya. amp; yg menurut hemat saya sangat penting selektive pilih siapa dibaliknya. contoh: GPRA. pandai membangun. tapi setelah itu? wew ;-) kalo invest di rumah untuk sewa menyewa hanya berlaku untuk daerah daerah yg memang selalu 'in'. ini kalo bicara mau cuan lumayan. contoh: Kemang. soal beli rumah pake kreditan. jgn tergiur KPR murce di awal [fix]. abis itu flat. nah di sini kan pertanyaan nya. sanggup ga? BCA di 9,99% an ya kalo ga salah sekarang. NISP 9,75% an atawa 9,5% an? saya lupa persisnya. pratiin di plot buat setaon apa 3 taon. trus kalo mau invest di gudang gudangan jg bisa mayan cuan. asal location strategisch. contoh: RE Martadinata. deket port orang suka. forwarder pada napsu ngambilin di sono. tapi ati ati. ga selalu berarti membeli adalah memiliki. ada jg yg artinya 'dipinjemin' . jadi misalnya saya invest di gudang dengan maksud untuk dijual lg. nanti oleh pihak dev nya saya bukan pemilik dalam arti pemilik. tapi yg berhak atas tanah dan
RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia
Ya intinya sih semua ada ilmunya, ga bisa sembarangn tubruk. Bener sekali kata Pak CC, ga semua property menguntungkan. Jadi butuh info dan strategi yang tepat, soale kl ga di daerah perkembangan ya susah. Pertumbuhanya dikit. Kl saya pribadi lg gerak di sektor: 1. Saham, 2. Bisnis (franchise), 3. gold, 4 property. 2 dan 4 lg belajar, mana yg sukses mana yg gagal. Kita belajar dari keduanya. Kl mo murni hedging inflasi paling tepat ya di GOLD. Kl pengen lebih ya ngejar yg growth. Gituu. --- Pada Sab, 14/6/08, Cleopatras Cat [EMAIL PROTECTED] menulis: Dari: Cleopatras Cat [EMAIL PROTECTED] Topik: RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia Kepada: obrolan-bandar@yahoogroups.com Tanggal: Sabtu, 14 Juni, 2008, 11:47 AM harus sangat selektive memilih objects nya jika memang niat invest di property. beberapa contoh nyata: Lindeteves [anno 2004: 221,83 jt 1st Fl. 6,6 m2] sekarang berapa tuh market price nya? kosong melompong. rame sun city nya. kios mah merana. harganya sudah min 30% sampai 40%. mungkin akan membaik jika Mandala jadi masuk. baru sebatas kasak kusuk. sama seperti di BEI. lebih extrem dari itu banyak. WTC Mangga 2 [anno 2002: 354,47 jt GF 8,02 m2]. sekarang separo jg orang masih mikir tuh buat invest di sana. saya kenal 1 orang. investiert sampai 11 kios. duit jadi pasir sekarang. contoh yg sebaliknya jg ada. ITC Ambassador. dulu mayan memble. 300 jt an jg orang lepas. sekarang yg GF tanya tuh berapa. ada yg dah 1 M an. apalage yg deket deket Rolltreppe. tangga jalan. ada lokasi yg bikin cuan. ada yg sebaliknya. tanya: kenafa? liat siapa di balik nya. WTC Mangga Dua itu contoh nyata. selain itu ada Faktor external lain di luar kuasa kita. contoh: Saphire Square di Yogya. yg UG / Upper Ground nya 7,72 m2 beli 282,36 jt. sekarang 150 jt an baru orang pikir pikir buat ambil. apa Saphire jelek? orang Yogya di OB mungkin tau. abis gempa pada ngacir orang dari sono. sekarang sepi pisan. di GF seh masih kadang ada acara buat rame rame. makin ke atas wah. jadi harus betul betul selektive. itu kalo mau main kios. tanah? sama aja. pratiin KDB nya. KLB nya. jangan napsu sama objects yg murce murce. tanya di tata kota. ke depan nya Plan nya gimana. kena potong jalan? jangan jangan fasum. et cetera. Zertifikate komplett? girik haram hukumnya. sebaiknya jangan beli kav dengan girik. murah di awal, susah berikutnya. buat apa? kaya di saham aja. ngapain beli SIPD kalo ada POLY. hehehe eh bercanda ya. maap. maap ;-) yg harus dipratiin jg. misalnya mau invest di kavling terutama yg value nya mayan gede. make sure mau dijual berikut PT atawa pribadi. ga semua orang mau beli berikut PT. investieren di Appartment sama jg. selektive lha memilih. sudah betul betul terlalu banyak. supply betul betul bejibun. liat location tentunya. yg menurut hemat saya sangat penting selektive pilih siapa dibaliknya. contoh: GPRA. pandai membangun. tapi setelah itu? wew ;-) kalo invest di rumah untuk sewa menyewa hanya berlaku untuk daerah daerah yg memang selalu 'in'. ini kalo bicara mau cuan lumayan. contoh: Kemang. soal beli rumah pake kreditan. jgn tergiur KPR murce di awal [fix]. abis itu flat. nah di sini kan pertanyaan nya. sanggup ga? BCA di 9,99% an ya kalo ga salah sekarang. NISP 9,75% an atawa 9,5% an? saya lupa persisnya. pratiin di plot buat setaon apa 3 taon. trus kalo mau invest di gudang gudangan jg bisa mayan cuan. asal location strategisch. contoh: RE Martadinata. deket port orang suka. forwarder pada napsu ngambilin di sono. tapi ati ati. ga selalu berarti membeli adalah memiliki. ada jg yg artinya 'dipinjemin' . jadi misalnya saya invest di gudang dengan maksud untuk dijual lg. nanti oleh pihak dev nya saya bukan pemilik dalam arti pemilik. tapi yg berhak atas tanah dan bangunan di tempat gudang itu berdiri. nah kalo dijual lg namanya bukan jual beli. tapi perjanjian pengalihan hak atas tanah dan bangunan. objects seperti contoh terahir biasanya terjadi buat kavling yg dimiliki oleh salah satu dari angkatan. kav itu di 'kerjasama' kan dengan pihak pengelola untuk di 'jual' tapi bukan dijual sepenuhnya. caranya ya pake PPHTB. legal kok. semoga bermanfaat buat yg pengen invest di property. selain di BUMI hehe yg penting: jadi duit. --- Kabu Nusi [EMAIL PROTECTED] com schrieb am Fr, 13.6.2008: Ricky Wakiman ricky.wakiman@ yahoo.co. id wrote:Biasanya nyewain rumah dapetnya cuman sekitar 4 – 5%. Kalo ruko atau kios di ITC bisa lebih gede, di atas 10%. RW From: obrolan-bandar@ yahoogroups. com [mailto:obrolan- [EMAIL PROTECTED] ps.com] On Behalf Of Susah Sih Sent: 13 Juni 2008 0:49 To: obrolan-bandar@ yahoogroups. com Subject: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia Property di Indonesia yg diambil berdasarkan Survei Harga Properti Residensial http://www.bi. go.id/web/ id/Riset+ Survey+Dan+ Publikasi/ Hasil+Survey/ menunjukkan bahwa property juga tetap tergerus inflasi karena kenaikan harga rata2x
RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia
Biasanya nyewain rumah dapetnya cuman sekitar 4 - 5%. Kalo ruko atau kios di ITC bisa lebih gede, di atas 10%. RW From: obrolan-bandar@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Susah Sih Sent: 13 Juni 2008 0:49 To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Subject: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia Property di Indonesia yg diambil berdasarkan Survei Harga Properti Residensial http://www.bi.go.id/web/id/Riset+Survey+Dan+Publikasi/Hasil+Survey/ menunjukkan bahwa property juga tetap tergerus inflasi karena kenaikan harga rata2x property secara nominal tidak melampaui laju inflasi di Indonesia. Alhasil perkembangan real dari investasi properti justru MINUS seperti terlihat dalam grafik ini. http://www.globalpropertyguide.com/real-estate-house-prices/I Jadi sebenarnya investasi properti di Indonesia pada umumnya tidak terlalu baik. Jadi bagaimana supaya untung dalam investasi properti di Indonesia. Belilah dengan kredit, terutama jika suku bunga rendah, ini akan sangat menguntungkan. Dengan kredit, modal sedikit dapat di leverage untuk mempertajam keuntungan. Membeli properti dengan tunai keras adalah sangat salah. Jadi lebih baik jika ada cukup uangpun, tunainya lebih baik di investasikan di pasar modal/saham misalnya. Hal lain yg dapat menguntungkan untuk properti yaitu dengan menyewakan properti tsb. Khusus utk hal ini yang menguntungkan misalnya membeli apartemen yg tidak terlalu mahal dan menyewakannya setinggi-tingginya. Seperti tercantum dalam data ini: http://www.globalpropertyguide.com/Asia/Indonesia/Rental-Yields Tapi pada kondisi oversupply saat ini, membeli apartemen juga ber- resiko karena selain susah mendapatkan tenant kemungkinan beli apartemennya hanya setengah jadi/beli gambar saja. Jika memiliki rumah yg nilai pasarnya Rp5M (USD537,634)tapi disewa hanya USD2000/bulan ya ini rugi jelas karena USD2,000 x 12/USD537,634 hanya 4.46% rental yieldnya per tahun. Lebih baik rumah ini dijual lalu diinvestasikan di pasar modal. Bahkan dibelikan Obligasi Rekap jangka 4 thn jatuh tempo juga lebih untung dengan yield 13% per tahun (belinya melalui reksadana gebyar jadi tidak kena pajak 20%). Janganlah membeli properti hanya melihat inflasi yg sekejap saja ini. Karena membeli properti perlu memiliki horizon investasi yg sangat panjang. Dan lokasipun akan berubah. Orang yg dahulu membeli properti di daerah hayam wuruk dan gajah mada di kota Jakarta sebenarnya telah merugi secara besar karena harga real properti di daerah sana telah turun drastis dikarenakan pusat bisnis Jakarta telah pindah ke Selatan. Sekarang pun tetap menjadi pertanyaan apa yg akan terjadi dengan kota Jakarta, lebih2x dengan pemberitaan Bank Dunia dengan akan tenggelamnya kota Jakarta pada thn 2025. Semoga membantu. --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com mailto:obrolan-bandar%40yahoogroups.com , Irawan Sudarman [EMAIL PROTECTED] wrote: Para pengunjung warung OB yang setia, Saya berencana berinvestasi pada property (rumah tinggal). Mengingat harga minyak yang naik terus, BBM yang akan dinaikkan sehingga inflasi yang semakin besar, apakah ini saat yang tepat untuk masuk ke investasi property ? Atau sebaiknya tunggu dulu ? Apakah harga (barang) rumah akan naik karena inflasi atau sebaliknya malah turun mengingat orang memprioritaskan kebutuhan hidup ? Mohon masukannya. Terima kasih
Re: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia
wah ini keterlaluan banget... jelas2 peruntukannya buat rakyat menengah ke bawah ehh masih diembat juga!!! Indonesia kapan bisa majunya kalo isinya individu2 oportunis kayak begini 2008/6/13 Milis [EMAIL PROTECTED]: pak gimana kalau rusunami..? saya denger ada orang beli sampe 30 unit... (120jt x 30 = 3.6M) jadi spekulan property kayaknya cukup menarik juga... bisa cuan 10% dalam sebulan (kalo unitnya udah habis) --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com obrolan-bandar%40yahoogroups.com, Susah Sih [EMAIL PROTECTED] wrote: Menyambung pembicaraan ini ada artikel tentang properti di Asia http://www.globalpropertyguide.com/investment-analysis/Gloomy-days- ahead-for-Asias-housing-markets Gloomy days ahead for Asia's housing markets Global Property Guide Last Updated: Apr 18, 2008 Asian property markets, though still relatively unaffected by the credit crunch, will soon be affected by inflation and higher interest rates because of rising food, fuel and other commodity prices.
Re: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia
Bila rmh disewakan, return nya bukan dr rent income sj, tapi jg dr capital gain. Kalo rmh sehrg 5M disewakan 20 juta sebulan, tapi kenaikan hrg tanah rmhnya 30% setahun, maka the REAL return adalah 34%, BUKAN 4%. Kenaikan hrg property sgt tergantung dr berbagai hal: lokasi, prasarana, pengembangan kota, infrastruktur, dll. Investasi property bisa memberi return lebih dlm 100% dlm setahun, sebaliknya ada jg yg tdk stagnan. Begitu pula di saham / reksadana. Sgt tergantung dr kepiawaian mendapat info utk memilih saham. Ada saham yg returnnya lebih dr 100% dlm setahun sebaliknya ada yg bahkan turun! Jadi sangat relatif krn byk variable nya. Demikian, semoga dpt meluruskan. Wass Powered by Telkomsel BlackBerry� -Original Message- From: Susah Sih [EMAIL PROTECTED] Date: Thu, 12 Jun 2008 17:49:13 To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Subject: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia Property di Indonesia yg diambil berdasarkan Survei Harga Properti Residensial http://www.bi.go.id/web/id/Riset+Survey+Dan+Publikasi/Hasil+Survey/ menunjukkan bahwa property juga tetap tergerus inflasi karena kenaikan harga rata2x property secara nominal tidak melampaui laju inflasi di Indonesia. Alhasil perkembangan real dari investasi properti justru MINUS seperti terlihat dalam grafik ini. http://www.globalpropertyguide.com/real-estate-house-prices/I Jadi sebenarnya investasi properti di Indonesia pada umumnya tidak terlalu baik. Jadi bagaimana supaya untung dalam investasi properti di Indonesia. Belilah dengan kredit, terutama jika suku bunga rendah, ini akan sangat menguntungkan. Dengan kredit, modal sedikit dapat di leverage untuk mempertajam keuntungan. Membeli properti dengan tunai keras adalah sangat salah. Jadi lebih baik jika ada cukup uangpun, tunainya lebih baik di investasikan di pasar modal/saham misalnya. Hal lain yg dapat menguntungkan untuk properti yaitu dengan menyewakan properti tsb. Khusus utk hal ini yang menguntungkan misalnya membeli apartemen yg tidak terlalu mahal dan menyewakannya setinggi-tingginya. Seperti tercantum dalam data ini: http://www.globalpropertyguide.com/Asia/Indonesia/Rental-Yields Tapi pada kondisi oversupply saat ini, membeli apartemen juga ber- resiko karena selain susah mendapatkan tenant kemungkinan beli apartemennya hanya setengah jadi/beli gambar saja. Jika memiliki rumah yg nilai pasarnya Rp5M (USD537,634)tapi disewa hanya USD2000/bulan ya ini rugi jelas karena USD2,000 x 12/USD537,634 hanya 4.46% rental yieldnya per tahun. Lebih baik rumah ini dijual lalu diinvestasikan di pasar modal. Bahkan dibelikan Obligasi Rekap jangka 4 thn jatuh tempo juga lebih untung dengan yield 13% per tahun (belinya melalui reksadana gebyar jadi tidak kena pajak 20%). Janganlah membeli properti hanya melihat inflasi yg sekejap saja ini. Karena membeli properti perlu memiliki horizon investasi yg sangat panjang. Dan lokasipun akan berubah. Orang yg dahulu membeli properti di daerah hayam wuruk dan gajah mada di kota Jakarta sebenarnya telah merugi secara besar karena harga real properti di daerah sana telah turun drastis dikarenakan pusat bisnis Jakarta telah pindah ke Selatan. Sekarang pun tetap menjadi pertanyaan apa yg akan terjadi dengan kota Jakarta, lebih2x dengan pemberitaan Bank Dunia dengan akan tenggelamnya kota Jakarta pada thn 2025. Semoga membantu. --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, Irawan Sudarman [EMAIL PROTECTED] wrote: Para pengunjung warung OB yang setia, Saya berencana berinvestasi pada property (rumah tinggal). Mengingat harga minyak yang naik terus, BBM yang akan dinaikkan sehingga inflasi yang semakin besar, apakah ini saat yang tepat untuk masuk ke investasi property ? Atau sebaiknya tunggu dulu ? Apakah harga (barang) rumah akan naik karena inflasi atau sebaliknya malah turun mengingat orang memprioritaskan kebutuhan hidup ? Mohon masukannya. Terima kasih
RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia
Kalau orang2 dulu masuk di properti untuk capital-gain (low-risk) dari kenaikan harga tanah Pak, sewa paling juga untuk maintenance cost, kalau ada sisa di putar di BEJ :) Ricky Wakiman [EMAIL PROTECTED] wrote:v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} Biasanya nyewain rumah dapetnya cuman sekitar 4 5%. Kalo ruko atau kios di ITC bisa lebih gede, di atas 10%. RW From: obrolan-bandar@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Susah Sih Sent: 13 Juni 2008 0:49 To: obrolan-bandar@yahoogroups.com Subject: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia Property di Indonesia yg diambil berdasarkan Survei Harga Properti Residensial http://www.bi.go.id/web/id/Riset+Survey+Dan+Publikasi/Hasil+Survey/ menunjukkan bahwa property juga tetap tergerus inflasi karena kenaikan harga rata2x property secara nominal tidak melampaui laju inflasi di Indonesia. Alhasil perkembangan real dari investasi properti justru MINUS seperti terlihat dalam grafik ini. http://www.globalpropertyguide.com/real-estate-house-prices/I Jadi sebenarnya investasi properti di Indonesia pada umumnya tidak terlalu baik. Jadi bagaimana supaya untung dalam investasi properti di Indonesia. Belilah dengan kredit, terutama jika suku bunga rendah, ini akan sangat menguntungkan. Dengan kredit, modal sedikit dapat di leverage untuk mempertajam keuntungan. Membeli properti dengan tunai keras adalah sangat salah. Jadi lebih baik jika ada cukup uangpun, tunainya lebih baik di investasikan di pasar modal/saham misalnya. Hal lain yg dapat menguntungkan untuk properti yaitu dengan menyewakan properti tsb. Khusus utk hal ini yang menguntungkan misalnya membeli apartemen yg tidak terlalu mahal dan menyewakannya setinggi-tingginya. Seperti tercantum dalam data ini: http://www.globalpropertyguide.com/Asia/Indonesia/Rental-Yields Tapi pada kondisi oversupply saat ini, membeli apartemen juga ber- resiko karena selain susah mendapatkan tenant kemungkinan beli apartemennya hanya setengah jadi/beli gambar saja. Jika memiliki rumah yg nilai pasarnya Rp5M (USD537,634)tapi disewa hanya USD2000/bulan ya ini rugi jelas karena USD2,000 x 12/USD537,634 hanya 4.46% rental yieldnya per tahun. Lebih baik rumah ini dijual lalu diinvestasikan di pasar modal. Bahkan dibelikan Obligasi Rekap jangka 4 thn jatuh tempo juga lebih untung dengan yield 13% per tahun (belinya melalui reksadana gebyar jadi tidak kena pajak 20%). Janganlah membeli properti hanya melihat inflasi yg sekejap saja ini. Karena membeli properti perlu memiliki horizon investasi yg sangat panjang. Dan lokasipun akan berubah. Orang yg dahulu membeli properti di daerah hayam wuruk dan gajah mada di kota Jakarta sebenarnya telah merugi secara besar karena harga real properti di daerah sana telah turun drastis dikarenakan pusat bisnis Jakarta telah pindah ke Selatan. Sekarang pun tetap menjadi pertanyaan apa yg akan terjadi dengan kota Jakarta, lebih2x dengan pemberitaan Bank Dunia dengan akan tenggelamnya kota Jakarta pada thn 2025. Semoga membantu. --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, Irawan Sudarman [EMAIL PROTECTED] wrote: Para pengunjung warung OB yang setia, Saya berencana berinvestasi pada property (rumah tinggal). Mengingat harga minyak yang naik terus, BBM yang akan dinaikkan sehingga inflasi yang semakin besar, apakah ini saat yang tepat untuk masuk ke investasi property ? Atau sebaiknya tunggu dulu ? Apakah harga (barang) rumah akan naik karena inflasi atau sebaliknya malah turun mengingat orang memprioritaskan kebutuhan hidup ? Mohon masukannya. Terima kasih
Re: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia
Developernya Pt Kidang gesit perkasa Telp 021 5451920 Salam, Ase™ -- Linuxindo Total Solusi, PT www.Linuxindo.com -Original Message- From: Terry Astradika [EMAIL PROTECTED] Date: Sun, 18 May 2008 14:59:51 To:obrolan-bandar@yahoogroups.com Subject: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia alamat dan contact personnya ada pak Ase / Effendy..? tks banget.. --- In obrolan-bandar@ mailto:obrolan-bandar%40yahoogroups.com yahoogroups.com, Effendy Kho [EMAIL PROTECTED] wrote: Kemarin sama teman2 SJI kami offroad ke Cikidang (sebelum sukabumi kalau dari Jakarta) disana lagi dibangun kebun kelapa sawit estate 18rb hektar dan kalau kita tertarik bisa invest kebun sawit. Paketnya 1 hektar Rp.175 jt, dapat rumah 36 m2 (2 kamar) harga termasuk kebun sawitnya dan maintenance kebun sawit selama 3 tahun (sampai berbuah) nanti hasilnya wajib dijual ke pengelola model PIR elit gitu. Bisa Kredit juga. Salam, Ase™ *ngak ada hub apa2 sama kebun sawitnya cuman jalan2 offroad saja. + + + + + + + Mohon saat meREPLY posting, text dari posting lama dihapus kecuali diperlukan agar CONTEXTnya jelas. + + + + + + +Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/obrolan-bandar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/obrolan-bandar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia
3 kriteria Investasi property adalah: 1. Lokasi 2. Lokasi 3. Lokasi Invest property adalah salah satu cara retain thd inflasi, tetapi masalahnya skarang beli pakai cash atau kredit, kalau kredit saat ancaman bbm naik harga2 pd naik otomatis inflasi naik suku bunga naik apa ga ngejeret leher bunga banknya? Kecuali dah fix rate. Jgn lupa invest property liquidity risknya ada. Semoga m'bantu Powered by BlackBerry® -Original Message- From: t_bumi [EMAIL PROTECTED] Date: Sat, 17 May 2008 17:54:48 To:obrolan-bandar@yahoogroups.com Subject: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia --- In obrolan-bandar@ mailto:obrolan-bandar%40yahoogroups.com yahoogroups.com, Irawan Sudarman [EMAIL PROTECTED] wrote: Para pengunjung warung OB yang setia, Saya berencana berinvestasi pada property (rumah tinggal). Mengingat harga minyak yang naik terus, BBM yang akan dinaikkan sehingga inflasi yang semakin besar, apakah ini saat yang tepat untuk masuk ke investasi property ? Atau sebaiknya tunggu dulu ? Apakah harga (barang) rumah akan naik karena inflasi atau sebaliknya malah turun mengingat orang memprioritaskan kebutuhan hidup ? Mohon masukannya. Terima kasih SIP : TBUMI Bila harganya lebih murah dari harga market, maka boleh boleh saja. Mengingat ekonomi yg sangat lesu, maka harga property akan ikut discount banyak seperti discount harga harga saham BC di BEI. Inflasi di tanah air sangat susah membuat harga property naik karena tak ada peminat utk menyewa apartment, gudang. Peminat utk menyewa apartment atau gudang apabila ekonomi lagi bagus. Sedangkan utk peminat menyewa rumah tinggal masih tetap ada karena itu kebutuhan primar, tapi biasanya adalah rumah yg kelas menengah ke bawah. Sedangkan utk menyewakan rumah elit atau apartment sangatlah susah karena roda ekonomi tak berjalan dimana tentu tak ada perusahaan yg mampu menyewakan rumah elit bagi para direkturnya atau eksekutifnya. Sedangkan bagi org kaya sendiri tentu sdh beli rumah sendiri dan tak perlu sewa lagi. + + + + + + + Mohon saat meREPLY posting, text dari posting lama dihapus kecuali diperlukan agar CONTEXTnya jelas. + + + + + + +Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/obrolan-bandar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/obrolan-bandar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia
Ada yang punya data harga property rata-2 Jakarta selama 10 tahun terakhir ? Property Jakarta minus 30 % ?? In my un-realizable dream maybe.. Bandingin sama USA yah kayak orange to apple. Lah pertumbuhan penduduk indonesia/jakarta masih gak kebendung gitu.. Bahkan saat krismon harga property tidak turun dalam Rp hanya turun komparable terhadap US$ dan mengejar kenaikan indeks untuk jangka waktu yang sama, bahkan untuk beberapa property melebihi average return di bei. Cuman tidak terlalu likuid. Jadi saya pribadi, property investment eq. hedging terhadap inflasi, bahkan jika beli nya pakai kredit.. Komposisi 60% property 40 % saham paling efficient hedging terhadap inflasi. On Sun, May 18, 2008 at 6:40 AM, G~sp¤t™ [EMAIL PROTECTED] wrote: 3 kriteria Investasi property adalah: 1. Lokasi 2. Lokasi 3. Lokasi Invest property adalah salah satu cara retain thd inflasi, tetapi masalahnya skarang beli pakai cash atau kredit, kalau kredit saat ancaman bbm naik harga2 pd naik otomatis inflasi naik suku bunga naik apa ga ngejeret leher bunga banknya? Kecuali dah fix rate. Jgn lupa invest property liquidity risknya ada. Semoga m'bantu Powered by BlackBerry(R) -Original Message- From: t_bumi [EMAIL PROTECTED] Date: Sat, 17 May 2008 17:54:48 To:obrolan-bandar@yahoogroups.com [EMAIL PROTECTED] Subject: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia --- In obrolan-bandar@ mailto:obrolan-bandar%40yahoogroups.comobrolan-bandar%2540yahoogroups.com yahoogroups.com, Irawan Sudarman [EMAIL PROTECTED] wrote: Para pengunjung warung OB yang setia, Saya berencana berinvestasi pada property (rumah tinggal). Mengingat harga minyak yang naik terus, BBM yang akan dinaikkan sehingga inflasi yang semakin besar, apakah ini saat yang tepat untuk masuk ke investasi property ? Atau sebaiknya tunggu dulu ? Apakah harga (barang) rumah akan naik karena inflasi atau sebaliknya malah turun mengingat orang memprioritaskan kebutuhan hidup ? Mohon masukannya. Terima kasih SIP : TBUMI Bila harganya lebih murah dari harga market, maka boleh boleh saja. Mengingat ekonomi yg sangat lesu, maka harga property akan ikut discount banyak seperti discount harga harga saham BC di BEI. Inflasi di tanah air sangat susah membuat harga property naik karena tak ada peminat utk menyewa apartment, gudang. Peminat utk menyewa apartment atau gudang apabila ekonomi lagi bagus. Sedangkan utk peminat menyewa rumah tinggal masih tetap ada karena itu kebutuhan primar, tapi biasanya adalah rumah yg kelas menengah ke bawah. Sedangkan utk menyewakan rumah elit atau apartment sangatlah susah karena roda ekonomi tak berjalan dimana tentu tak ada perusahaan yg mampu menyewakan rumah elit bagi para direkturnya atau eksekutifnya. Sedangkan bagi org kaya sendiri tentu sdh beli rumah sendiri dan tak perlu sewa lagi. + + + + + + + Mohon saat meREPLY posting, text dari posting lama dihapus kecuali diperlukan agar CONTEXTnya jelas. + + + + + + +Yahoo! Groups Links
Re: [obrolan-bandar] Re: Property saatnyakah?
Thank you Mr. JC (Today JSX = ISX, will you remain your ID JC or change IC = Indonesian Stock Exchange Consultant). Technically yes, but I concern with momentum? Apart from windowdressing or others, consumer goods sector is ideal by momentum Christmas and New Year. I am peeping on RALS now. Love, Aimee
Re: [obrolan-bandar] Re: Property saatnyakah?
Uhm, Embah is flat language of Javanese. I think it's better Eyang *- polite and respectful*. About BTEL, both telco sector up and down *- nothing much to expect while the company runs very well*. Mr Arnold, RALS??? Guess for end of year (around Christmas) when discount season falls. Love, Aimee