Re: [obrolan-bandar] Re: Property

2008-07-20 Terurut Topik Chandra Chandra
senin ada film baru CEWEK SEKSI MAIN DI MALL CIPUTRA. salam mbah jangan lupa 
ciputra yang A nya 

--- On Sat, 7/19/08, jos_martino [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: jos_martino [EMAIL PROTECTED]
Subject: [obrolan-bandar] Re: Property
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Date: Saturday, July 19, 2008, 2:02 PM






Saya pilih CTRS juga ada S*** tetapi bukan SMRA, soalnya laba bagus 
juga.

--- In obrolan-bandar@ yahoogroups. com, Herman Tobing 
herman.tobing@ ... wrote:

 Daripada omongin yg turun, baiknya omongin property yg kelihatannya 
tahan beberapa hari ini malah cenderung naik, misalnya ctra, ctrs, 
smra,asri dll. 
 Pak Jos Martino dan Pak Rully (fans ctra), property mana yg akan 
ngebut duluan ? Saya lagi pegang kija, ctrs dan ctra . 
 
 
 Salam ,
 
 Herman


 














  

RE: [obrolan-bandar] Re: Property

2008-07-20 Terurut Topik Herman Tobing
Wah semakin mantap Pak Rully, sudah kapok main gorengan, nikmat sesaat merana 
selamanya. Tks ya 


Salam ,

Herman 


Re: [obrolan-bandar] Re: Property

2008-07-20 Terurut Topik Chandra Chandra
besok yang rebound dulu finansial dan property,karena kemarin diguyul.tapi ctra 
lebih bagus sesuai.keterangannya ada dibawah ini.saya sependapat dgn pak Rully.

--- On Sat, 7/19/08, Rully [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Rully [EMAIL PROTECTED]
Subject: [obrolan-bandar] Re: Property
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Date: Saturday, July 19, 2008, 4:42 PM






Hi, Pak Herman.

Oil Bubble Burst yang kita bahas dulu itu sudah menunjukkan awalnya 
beberapa hari kemarin. Anda sudah mengambil keputusan yang benar 
dengan tidak melepas saham property yang kemarin-kemarin sempat 
ditekan habis-habisan. Akhir pekan ini, Crude Oil ditutup di 128, 
ambrol angka psikologis di 130.

Sejujurnya, saya tidak tahu, mana diantara saham property yang 
harganya akan naik dalam waktu dekat, ataupun besar kenaikannya.

Sejujurnya, Ciputra saya pilih karena fundamentalnya. Pak Ci tidak 
punya karakter gorengan.

Sesama Grup Ciputra, saya pilih CTRA. Alasannya:
1. Proyek diluar Jawa-nya paling ekstensif.
Menurut Anda, siapa yang menjadi pemenang dalam pesta komoditi? Anda 
para pemegang saham komoditi, dan juga para karyawan pekerja di 
perusahaan yang terkait pada bidang komoditi. Orang diluar Jawa sini, 
tidak sensitif terhadap harga atau suku bunga. Penjualan CTRA tidak 
terganggu oleh inflasi. Lihat saja laporan Q1 nya.

2. Dari pencapaian Penjualan Kuartal Pertama 2008, hanya CTRA yang 
mencapai (bahkan melebihi) target. Anda akan terpesona dengan laporan 
kuartal II nya CTRA!

3. Meski Gross Margin CTRP yang paling bagus, tapi CTRA berhasil 
meningkatkan Gross Marginnya dikala persaingan ketat seperti sekarang 
ini, dari 44% tahun 2007, menjadi 51% Q1 2008.

4. CTRA juga adalah Growth Stock. Seperti kita semua maklum, 
komoditas akan tetap berkibar di jangka panjang. Kabar baiknya, CTRA 
masih memiliki cadangan tanah diluar Jawa yang begitu luas, siap 
melayani keluarga-keluarga yang ikut menikmati kemakmuran dari 
baiknya bisnis pertambangan dan perkebunan.

Konsensus analis yang moderat, di 800an. Yang Optimis, lebih dari 
1.000. Selain menumpuk CTRA, saya juga menumpuk CTRA-W yang memberi 
saya hak membeli CTRA di harga 500. Harga CTRA-W saat ini kurang dari 
100. Saat CTRA mencapai harga 800an, CTRA-W sangat wajar kalau 
harganya 300an. Untungnya 200%, dan ini bukan karena digoreng.

Hari Jumat kemarin, kalau ada yang nawar CTRA di 550, bolehlah saya 
kasih. Sampai akhir bulan ini, nggak bakal saya lepas kalau kurang 
dari 620.

Kalau Pak Herman mau yang gorengan, ada SMRA dan SIIP, seperti yang 
sedang dibakar-bakar oleh Pak Oen dkk. Mungkin, lho. Yang pasti, aku 
nggak mau sentuh. Ngeri juga dengerin Pak Oen yang bilang Bozz-nya 
ambil untungnya tipis tipis begitu. Bisa-bisa ketinggalan masuk, dan 
ketinggalan keluar.

Tapi, melihat bakal cukup panjangnya rally property kali ini, kalau 
nggak terlalu greed, mungkin masih bisa untung banyak.

Have a nice weekend, Pak.

Salam,
Rully

--- In obrolan-bandar@ yahoogroups. com, Herman Tobing 
herman.tobing@ ... wrote:

 Daripada omongin yg turun, baiknya omongin property yg kelihatannya 
tahan beberapa hari ini malah cenderung naik, misalnya ctra, ctrs, 
smra,asri dll. 
 Pak Jos Martino dan Pak Rully (fans ctra), property mana yg akan 
ngebut duluan ? Saya lagi pegang kija, ctrs dan ctra . 
 
 
 Salam ,
 
 Herman


 














  

Re: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia

2008-06-15 Terurut Topik rudd haas
3 - 5% dari harga pasar , itu per tahun nya pak, kalau di Capital 
marketnbsp;,kalau lagi hoki, seminggu juga bisa dapat lebih tuh..he..he
nbsp;
nbsp;
--- On Sun, 6/15/08, [EMAIL PROTECTED] lt;[EMAIL PROTECTED]gt; wrote:

From: [EMAIL PROTECTED] lt;[EMAIL PROTECTED]gt;
Subject: Re: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Date: Sunday, June 15, 2008, 12:17 AM







Property bisa dpt 3-5% mah uda bagus berarti 20-30 bln modal kembali itu mah 
fantastic krn pengalaman sy di Kemang biasanya baru bisa balik modal dlm 100bln 
aja uda bagus tuh

SB


Sent from my BlackBerry



From: rudd haas lt;[EMAIL PROTECTED] comgt;
Date: Sat, 14 Jun 2008 06:38:23 -0700 (PDT)
To: lt;obrolan-bandar@ yahoogroups. comgt;
Subject: RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia






Sharing aja, saya juga dulu beli rumah, iseng aja, cuma ingin invest, maklum 
dulu dapatnya murah klarena lelangan. sewa untuk perumahan itu emang sekitar 
3-5 % dari nilai objectnya (mungkinnbsp;ga ada artinya mungkin buat yang biasa 
invest di bursa). apakah harganya selalu pasti naik??? belum ytentu juga, 
karena amat tergantung dari lokasi. untuk lokasi yang tidak startegis, 
kemungkina besar harganbsp;nya akan stagnan ( ini artinya secara absolut nilai 
nya malah turun di gerogoti inflasi, coba compare dengan nilai emas saja 
gampangnyanbsp;)
nbsp;
Masalah utamanbsp;investasi properti langsung itu adalahnbsp;likuiditas nya. 
Untuk jual laginbsp;untuk cash out tidak gampang,nbsp;butuh 3-6 bulan, kalau 
pun lewat brokerage. kalau mau jualnbsp;cepat mungkin harus kasih discount 
20-40% baru banyak yang tertarik. belum urusan dengan pajak, notaris, dll
nbsp;
Untuk apartment buat invest buat invest, memang biasanya sekitar rate 
sewanbsp;sekitar 8-12%/tahun. Tapi sekarang supply melimpah, belum lagi udah 
mulai muncul apartement bersubsisi. Sebagai gambaran,nbsp;misalnya apt taman 
rasuna, banyak yang udah kasih discountnbsp;untuk sale. rate sewa nya juga 
banyak yangnbsp;udah kasihnbsp;discount lumayan 
nbsp;
nbsp; 
nbsp;
nbsp;
nbsp;
nbsp;

--- On Sat, 6/14/08, Cleopatras Cat lt;cleopatras.cats@ yahoo.degt; wrote:

From: Cleopatras Cat lt;cleopatras.cats@ yahoo.degt;
Subject: RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia
To: obrolan-bandar@ yahoogroups. com
Date: Saturday, June 14, 2008, 6:47 PM








harus sangat selektive memilih objects nya jika memang niat invest di property. 

beberapa contoh nyata: Lindeteves [anno 2004: 221,83 jt 1st Fl. 6,6 m2] 
sekarang berapa tuh market price nya? kosong melompong. rame sun city nya. kios 
mah merana. harganya sudah min 30% sampai 40%. mungkin akan membaik jika 
Mandala jadi masuk. baru sebatas kasak kusuk. sama seperti di BEI. 

lebih extrem dari itu banyak. WTC Mangga 2 [anno 2002: 354,47 jt GF 8,02 m2]. 
sekarang separo jg orang masih mikir tuh buat invest di sana. saya kenal 1 
orang. investiert sampai 11 kios. duit jadi pasir sekarang. 

contoh yg sebaliknya jg ada. ITC Ambassador. dulu mayan memble. 300 jt an jg 
orang lepas. sekarang yg GF tanya tuh berapa. ada yg dah 1 M an. apalage yg 
deket deket Rolltreppe. tangga jalan.

ada lokasi yg bikin cuan. ada yg sebaliknya. tanya: kenafa?

liat siapa di balik nya. WTC Mangga Dua itu contoh nyata. selain itu ada Faktor 
external lain di luar kuasa kita. 

contoh: Saphire Square di Yogya. yg UG / Upper Ground nya 7,72 m2 beli 282,36 
jt. sekarang 150 jt an baru orang pikir pikir buat ambil. apa Saphire jelek? 
orang Yogya di OB mungkin tau. abis gempa pada ngacir orang dari sono. sekarang 
sepi pisan. di GF seh masih kadang ada acara buat rame rame. makin ke atas wah. 

jadi harus betul betul selektive. itu kalo mau main kios.

tanah?

sama aja. pratiin KDB nya. KLB nya. jangan napsu sama objects yg murce murce. 
tanya di tata kota. ke depan nya Plan nya gimana. kena potong jalan? jangan 
jangan fasum. et cetera. Zertifikate komplett? girik haram hukumnya. sebaiknya 
jangan beli kav dengan girik. murah di awal, susah berikutnya. buat apa? kaya 
di saham aja. ngapain beli SIPD kalo ada POLY. hehehe eh bercanda ya. maap. 
maap ;-)

yg harus dipratiin jg. misalnya mau invest di kavling terutama yg value nya 
mayan gede. make sure mau dijual berikut PT atawa pribadi. ga semua orang mau 
beli berikut PT. 

investieren di Appartment sama jg. selektive lha memilih. sudah betul betul 
terlalu banyak. supply betul betul bejibun. liat location tentunya. amp; yg 
menurut hemat saya sangat penting selektive pilih siapa dibaliknya. 

contoh: GPRA. pandai membangun. tapi setelah itu? wew ;-) 

kalo invest di rumah untuk sewa menyewa hanya berlaku untuk daerah daerah yg 
memang selalu 'in'. ini kalo bicara mau cuan lumayan. contoh: Kemang. 

soal beli rumah pake kreditan. jgn tergiur KPR murce di awal [fix]. abis itu 
flat. nah di sini kan pertanyaan nya. sanggup ga? BCA di 9,99% an ya kalo ga 
salah sekarang. NISP 9,75% an atawa 9,5% an? saya lupa persisnya. pratiin di 
plot buat setaon apa 3

Re: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia

2008-06-15 Terurut Topik sbudiana

Saya di Kemang Normalnya msh bs dpt 8-10% per th disamping nilai property 
umumnya kan naik terus.
Kalo trading mah lg hoki seperti minggu kemarin, Isat sy dalam seminggu dpt 
15-20% kan mendadak mental, itu yg namanya hoki yg ga ada 1 manusia bisa tau 
sebelumnya kecuali YMK.

Good Luck



  
Sent from my BlackBerry


-Original Message-
From: rudd haas [EMAIL PROTECTED]

Date: Sun, 15 Jun 2008 01:36:53 
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Subject: Re: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia


3 - 5% dari harga pasar , itu per tahun nya pak, kalau di Capital 
marketnbsp;,kalau lagi hoki, seminggu juga bisa dapat lebih tuh..he..he
nbsp;
nbsp;
--- On Sun, 6/15/08, [EMAIL PROTECTED] lt;[EMAIL PROTECTED]gt; wrote:

From: [EMAIL PROTECTED] lt;[EMAIL PROTECTED]gt;
Subject: Re: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Date: Sunday, June 15, 2008, 12:17 AM







Property bisa dpt 3-5% mah uda bagus berarti 20-30 bln modal kembali itu mah 
fantastic krn pengalaman sy di Kemang biasanya baru bisa balik modal dlm 100bln 
aja uda bagus tuh

SB


Sent from my BlackBerry



From: rudd haas lt;[EMAIL PROTECTED] comgt;
Date: Sat, 14 Jun 2008 06:38:23 -0700 (PDT)
To: lt;obrolan-bandar@ yahoogroups. comgt;
Subject: RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia






Sharing aja, saya juga dulu beli rumah, iseng aja, cuma ingin invest, maklum 
dulu dapatnya murah klarena lelangan. sewa untuk perumahan itu emang sekitar 
3-5 % dari nilai objectnya (mungkinnbsp;ga ada artinya mungkin buat yang biasa 
invest di bursa). apakah harganya selalu pasti naik??? belum ytentu juga, 
karena amat tergantung dari lokasi. untuk lokasi yang tidak startegis, 
kemungkina besar harganbsp;nya akan stagnan ( ini artinya secara absolut nilai 
nya malah turun di gerogoti inflasi, coba compare dengan nilai emas saja 
gampangnyanbsp;)
nbsp;
Masalah utamanbsp;investasi properti langsung itu adalahnbsp;likuiditas nya. 
Untuk jual laginbsp;untuk cash out tidak gampang,nbsp;butuh 3-6 bulan, kalau 
pun lewat brokerage. kalau mau jualnbsp;cepat mungkin harus kasih discount 
20-40% baru banyak yang tertarik. belum urusan dengan pajak, notaris, dll
nbsp;
Untuk apartment buat invest buat invest, memang biasanya sekitar rate 
sewanbsp;sekitar 8-12%/tahun. Tapi sekarang supply melimpah, belum lagi udah 
mulai muncul apartement bersubsisi. Sebagai gambaran,nbsp;misalnya apt taman 
rasuna, banyak yang udah kasih discountnbsp;untuk sale. rate sewa nya juga 
banyak yangnbsp;udah kasihnbsp;discount lumayan 
nbsp;
nbsp; 
nbsp;
nbsp;
nbsp;
nbsp;

--- On Sat, 6/14/08, Cleopatras Cat lt;cleopatras.cats@ yahoo.degt; wrote:

From: Cleopatras Cat lt;cleopatras.cats@ yahoo.degt;
Subject: RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia
To: obrolan-bandar@ yahoogroups. com
Date: Saturday, June 14, 2008, 6:47 PM








harus sangat selektive memilih objects nya jika memang niat invest di property. 

beberapa contoh nyata: Lindeteves [anno 2004: 221,83 jt 1st Fl. 6,6 m2] 
sekarang berapa tuh market price nya? kosong melompong. rame sun city nya. kios 
mah merana. harganya sudah min 30% sampai 40%. mungkin akan membaik jika 
Mandala jadi masuk. baru sebatas kasak kusuk. sama seperti di BEI. 

lebih extrem dari itu banyak. WTC Mangga 2 [anno 2002: 354,47 jt GF 8,02 m2]. 
sekarang separo jg orang masih mikir tuh buat invest di sana. saya kenal 1 
orang. investiert sampai 11 kios. duit jadi pasir sekarang. 

contoh yg sebaliknya jg ada. ITC Ambassador. dulu mayan memble. 300 jt an jg 
orang lepas. sekarang yg GF tanya tuh berapa. ada yg dah 1 M an. apalage yg 
deket deket Rolltreppe. tangga jalan.

ada lokasi yg bikin cuan. ada yg sebaliknya. tanya: kenafa?

liat siapa di balik nya. WTC Mangga Dua itu contoh nyata. selain itu ada Faktor 
external lain di luar kuasa kita. 

contoh: Saphire Square di Yogya. yg UG / Upper Ground nya 7,72 m2 beli 282,36 
jt. sekarang 150 jt an baru orang pikir pikir buat ambil. apa Saphire jelek? 
orang Yogya di OB mungkin tau. abis gempa pada ngacir orang dari sono. sekarang 
sepi pisan. di GF seh masih kadang ada acara buat rame rame. makin ke atas wah. 

jadi harus betul betul selektive. itu kalo mau main kios.

tanah?

sama aja. pratiin KDB nya. KLB nya. jangan napsu sama objects yg murce murce. 
tanya di tata kota. ke depan nya Plan nya gimana. kena potong jalan? jangan 
jangan fasum. et cetera. Zertifikate komplett? girik haram hukumnya. sebaiknya 
jangan beli kav dengan girik. murah di awal, susah berikutnya. buat apa? kaya 
di saham aja. ngapain beli SIPD kalo ada POLY. hehehe eh bercanda ya. maap. 
maap ;-)

yg harus dipratiin jg. misalnya mau invest di kavling terutama yg value nya 
mayan gede. make sure mau dijual berikut PT atawa pribadi. ga semua orang mau 
beli berikut PT. 

investieren di Appartment sama jg. selektive lha memilih. sudah betul betul 
terlalu banyak. supply betul betul bejibun. liat location tentunya. amp; yg 
menurut hemat saya

RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia

2008-06-15 Terurut Topik Cleopatras Cat
contoh sukses ala KG cukup langka. yg biasa terjadi adalah rame rame membangun. 
promosi jor jor an. cepet cepet jualan. banyak yg niat nya emang invest kecele 
karena setelah real kok tidak seindah iklan nya ya. tidak selalu salah 
location. banyak pengembang yg memang ga punya niat untuk mengembangkan bener 
bener. niatan asal abis cepet.

property mengerikan?

ngga jg. sama kaya di saham aja. yg terpenting jg asal comot. banyak orang mau 
invest maen di ruko dengan pikiran sederhana. beli murah dengan harapan jual di 
harga setinggi tingginya di kemudian hari. padahal kalo mau cape cape dikit 
pratiin dulu kiri kanan nya. ya 2 blok ke kiri 2 blok ke kanan. samping samping 
nya. depan belakang. ada apaan di daerah itu. kalo misalnya kita pratiin dah 
ada 3 atawa 4 Banken di sono pratiin Bank apa yg belum terwakilkan. nah cape 
cape dikit hunting ruko yg mo dijual di sono. jelek dikit gpp malah bagus buat 
bargain harga sama ownernya. jadi ada alasan lha beli di harga mendekati itung 
tanah. kalo ruko sudah menjadi milik jgn ragu ragu menawarkan kepada Bank tadi. 
asal tau aja Bank rata rata adalah buyer yg baik. apalage jika tau wew sudah 
ada 3 saingan di daerah itu tapi mereka kok belum ada. bikin surat penawaran 
berikut specs area. niscaya akan mendapat sambutan positive. 

jadi yg penting jg sebelum niat invest tentuin mo maen nya di mana. kalo di 
residential ya hunting nya rumah, apt, kondo, townhouse. kalo lebih suka invest 
di industrial ya cari nya Fabrik, warehouse, perkebunan. kalo daerahnya lebih 
mendekati ke daerah pecinan, commercial, ga terlalu ke pinggiran pisan, ya maen 
di ruko, rukan, perkantoran. selain itu ya ada land buat yg suka kav, atawa 
villa yg masuk ke resort.

yg ditulis Pak RH kalo kendala investasi di property tuh Charakteristikum nya 
ga liquid tepat. selain ga liquid, harus diperhatikan legal complexity nya. 
ngurusin SHM, HGB, HGU et cetera membutuhkan waktu  biaya yg ga sedikit. belum 
lg soal yg banyak dijumpai kalo beli kav apalage mayan gede. coba aja ga 
dibangun tuh kav ga lama lg banyak yg nungguin. bangun bedeng. satu dua lama 
lama banyak. ngusirnya perlu duit  ga jarang kudu pake jasa setrip setrip an. 
semakin gede tanah kita, semakin bagus daerahnya, makin besar Energie yg kita 
perlukan buat ngosongin kalo dah sempet ditongkrongin orang orang. 

belum lg Mafia tanah yg banyak sliweran. kaya D Sitorus di Jakarta yg selain 
nyumbang kiri kanan inklusive rumah ibadah tapi jg nyaplokin kav orang lain 
dengan Zertifikat aspal. 

kok bisa punya Zertifikat ya. hahaha apa yg ga mungkin di negriku tercinta ini? 

selain itu semua, kudu dipratiin jg kalo mo invest di property segala sesuatu 
yg berhubungan dengan object yg ditaksir. contoh: GSB nya, cocok ga garis batas 
/ struktur bangunan nya, trus garis batas kavling dengan jalan [GSJ], selain 
itu luas max bangunan yg bole dibangun, KLB, et cetera kudu jelas dulu.

jangan sampe beli dulu baru tau. wah. bisa bodong kalo mau invest. kalo soal 
IMB tidak sesuai dengan real nya pada umumnya dah 'normal' di sini, tapi kalo 
kita beli 1 object, contoh: rumah yg IMB nya beda jauh banget sama keadaan real 
nya bakal refot kalo mo jual lg. banyak pembeli ngeper dengan perbedaan yg 
terlalu menyolok. buntut nya kan kudu nyumpel orang tuh. kalo beda cuma 5% - 
10% wajar wajar saja. tapi terkadang orang terkadang terlalu bernapsu membangun 
tanpa mengindahkan IMB.

bakal mayan refot jualnya. kalo Notar / Notaris mah ga terlalu dipusingin. 
banyak yg tutup mata.

begichu.


--- Ricky Wakiman [EMAIL PROTECTED] schrieb am Sa, 14.6.2008:
Von: Ricky Wakiman [EMAIL PROTECTED]
Betreff: RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia
An: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Datum: Samstag, 14. Juni 2008, 15:14



















Belakangan ini sulit cari lokasi di Jakarta yang harga tanahnya
bisa naik gila-gilaan kayak dulu lagi. Harganya sudah ketinggian, contoh:
kawasan Kelapa Gading. Tapi tetap ada harga miring kalau rajin cari info ke
agen property. Kalau gak dapet harga BU, forget it. 

   

Yang secara umum masih berkembang malah di “pinggiran”,
antara lain, BSD City. Soalnya peluang pengembangannya masih besar. Sebentar
lagi mereka akan mulai garap kawasan CBD-nya. BCA lagi bangun satu menara di
situ. Investasi property di BSD City kayak di Kelapa Gading tempo doeloe.
Sangat menjanjikan. Kalo gak salah naiknya minimal 15 – 20% per tahun. Waktu
baru diambilalih Sinar Mas malah bisa 50%. Tentu saja kudu pilih lokasi/cluster
yang bagus. 

   

Lokasi-lokasi yang kecipratan proyek jalan tol juga naik luar
biasa. Tapi sekarang sudah ketinggian dan agak gambling/spekulatif . 

   

Untuk property apartemen saya nggak begitu tahu. Cuman
denger-denger kalo mau investasi apartemen yang kelas atas sekalian di kawasan
segitiga emas. Penyewanya berani bayar mahal sehingga 5 – 10 tahun bisa
breakeven. CMIIW. 

   

RW 

   





From: obrolan-bandar@ yahoogroups. com
[mailto:obrolan- [EMAIL PROTECTED] ps.com

Re: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia

2008-06-15 Terurut Topik Bandar Junior
Pak Hanif, kalau boleh saya tambahkan 1 point lagi :

Apa yang sekarang dianggap tidak berharga bagi kebanyakan orang, suatu waktu 
mungkin akan menjadi sangat2 berharga, dan nilainya naik berkali-kali lipat.

Misal : BUMI, PTBA, TINS, PGAS, (SIPD ?)


--- On Mon, 6/16/08, Hanif Mantiq lt;[EMAIL PROTECTED]gt; wrote:
From: Hanif Mantiq lt;[EMAIL PROTECTED]gt;
Subject: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Date: Monday, June 16, 2008, 2:06 AM











Sang Penyembelih Sapi itu Memperoleh Uang Sebesar Rp

16 Milyar

Yodhia Antariksa June 16th, 2008



Minggu lalu dalam sebuah penerbangan malam hari dari

Banda Aceh – Jakarta, saya duduk bersebelahan dengan

bapak tua berusia 60-an tahun. Namanya pak Zainal

Abidin. Penampilannya sungguh sangat bersahaja.

Bajunya tampak lusuh dengan peci hitam tua menghias

kepalanya. Ia bilang kalau hingga beberapa tahun

lewat, ia menekuni pekerjaan sebagai seorang penjagal

dan penyembelih sapi. Ya, di hari-hari biasa atau juga

dalam setiap hari raya Idul Qurban tiba, ia dengan

setia menekuni profesinya sebagai sang penyembelih

sapi.



Ia bercerita kalau ia hendak berangkat umroh ke tanah

suci dengan fasilitas pelayanan super VIP a la hotel

bintang lima. Terus terang saya agak terkejut dengan

pengakuannya ini. Dan sungguh saya lebih terkejut dan

hampir terloncat dari kursi pesawat (untung saya pakai

sabuk pengaman), saat ia bilang kalau baru saja ia

mendapat rezeki dari Yang Diatas sebesar Rp 16 milyar.

What?!! 16 milyar rupiah? Ini bukan uang yang sedikit

lho pak. Bisa buat beli helikopter. 



Lalu dari mana pak Zainal memperoleh rezeki nomplok

sebesar itu? Mari kita simak kisahnya. Sejak tahun 80

hinggan 90-an lalu, Pak Zaenal bilang kalau ia selalu

rajin menyisihkan penghasilannya untuk membeli tanah

sepetak demi sepetak. Dan kita tahu, dalam era konflik

saat itu harga tanah di bumi Rencong relatif murah.

Namun pak Zainal ternyata punya keyakinan positif :

suatu saat bumi Naggroe Atjeh Darussalam, tempatnya

berpijak, pasti akan dilimpahi kemakmuran. Begitulah

dengan keyakinan itu, ia pelan-pelan selalu

menyisihkan tabungannya buat membeli tanah dipinggiran

desa penuh rawa hingga seluas 8000 meter persegi.

Rata-rata harganya hanya Rp 20,000 per meter persegi.



Ternyata visi investasi Pak Zainal (wah Pak Zainal

sendiri mungkin tak tahu apa itu visi investasi….)

benar dan sangat akurat. Selepas tsunami dan

kesepakatan damai, uang trilyunan rupiah mengalir ke

Serambi Mekah. And thanks God, kebetulan tanah rawa

punya Pak Zainal masuk area perluasan jalan raya

tembus antar kabupaten. Begitulah, akhirnya disepakati

tanah seluas 8000 meter persegi itu dibeli oleh Pemda

Aceh seharga Rp 2,000,000,- per meternya. Alhasil,

fulus sebesar Rp 16 milyar dengan sukses masuk ke

kantong baju Pak Zainal.



Lalu, apa yang bisa kita pelajari dari kisah dramatis

ini? Setidaknya ada tiga poin pelajaran penting

tentang financial planning yang bisa kita petik dari

kisah Sang Penyembelih Sapi ini.



Poin yang pertama adalah sebuah konsep yang dalam

wacana wealth management disebut sebagai exponential

income growth. Atau pertumbuhan pendapatan secara

eksponensial. Pak Zainal membeli tanah dengan harga Rp

20 ribu dan kemudian menjualnya Rp 2 juta. Ini artinya

naik seratus kali lipat atau 10,000 % !! And sorry to

say, kalau Anda termasuk kelas pekerja kantoran, Anda

hampir tak mungkin bisa meraih pertumbuhan pendapatan

secara eksponensial ini. Sebab, rata-rata kenaikan

gaji karyawan per tahun hanyalah 10 % (ini pun sudah

tergerus oleh laju inflasi). Kalaulah gaji Anda 10

juta per bulan, Anda perlu waktu 133 tahun untuk

mengumpulkan uang sebesar 16 milyar (dan saat itu,

Anda pasti sudah berubah menjadi tulang belulang di

alam baka sana). Poinnya jelas : untuk memperoleh

exponential income growth, Anda mesti memiliki bisnis

sendiri atau melakukan investasi atas aset produktif

(seperti tanah, properti, atau saham).



Poin pelajaran yang kedua adalah apa yang kini lazim

disebut sebagai passive income. Bahasa kerennya :

membiarkan uang bekerja untuk Anda, dan bukan Anda

bekerja mati-matian untuk mencari uang. Pak Zainal

bercerita, kalau uangnya tersebut sebagian telah

disimpan di deposito, sebagian dibagikan kepada

anak-anaknya, dan sebagian diinvestasikan kembali

dalam bentuk properti dan tanah (dan sebagian lagi

dipakai untuk umroh dengan fasilitas super VIP….).

Kalaulah yang didepositokan 10 milyar, dengan asumsi

bunga 1% per bulan, maka tiap bulan Pak Zaenal bisa

menerima uang sebesar Rp 100 juta……dan uang ini akan

terus mengalir tanpa dirinya bekerja. Sepanjang hari,

pak Zaenal bisa tidur leyeh-leyeh atau menggembalakan

sapi di pinggir sawah. Sementara sebagian dari kita,

sekedar untuk mendapatkan 5 juta per bulan pun harus

bekerja keras, berangkat dari rumah jam 6 pagi, pulang

selepas Isya. Dan dikantor dimarahin bos lagi.

Sementara dijalanan terjebak 

Re: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia

2008-06-15 Terurut Topik linda_syarif
Kalo kebeneran tanah yg di belinya itu buat jalannya ato buat jalur hijau lain 
lg ceritanya. Duit yang disisihin bertahun2 untuk pensiun kandas . Namanya 
investasi ada contoh yg untung ada juga yang buntung. Namanya juga investasi. 
Kyk tanahnya munawar yang ada sepanajng jalan s parman. Jakarta dari taman 
anggrek ke citra land. Kt pmrth buat jalur hijau , tidak ada ijin bangunan. 
Tapi sekarang jadi apa coba sepanjang jl s parman. Apes apes 

.


Sent from my BlackBerry�
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Hanif Mantiq [EMAIL PROTECTED]

Date: Sun, 15 Jun 2008 19:06:33 
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Subject: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia


Sang Penyembelih Sapi itu Memperoleh Uang Sebesar Rp
16 Milyar
Yodhia Antariksa June 16th, 2008

Minggu lalu dalam sebuah penerbangan malam hari dari
Banda Aceh � Jakarta, saya duduk bersebelahan dengan
bapak tua berusia 60-an tahun. Namanya pak Zainal
Abidin. Penampilannya sungguh sangat bersahaja.
Bajunya tampak lusuh dengan peci hitam tua menghias
kepalanya. Ia bilang kalau hingga beberapa tahun
lewat, ia menekuni pekerjaan sebagai seorang penjagal
dan penyembelih sapi. Ya, di hari-hari biasa atau juga
dalam setiap hari raya Idul Qurban tiba, ia dengan
setia menekuni profesinya sebagai sang penyembelih
sapi.

Ia bercerita kalau ia hendak berangkat umroh ke tanah
suci dengan fasilitas pelayanan super VIP a la hotel
bintang lima. Terus terang saya agak terkejut dengan
pengakuannya ini. Dan sungguh saya lebih terkejut dan
hampir terloncat dari kursi pesawat (untung saya pakai
sabuk pengaman), saat ia bilang kalau baru saja ia
mendapat rezeki dari Yang Diatas sebesar Rp 16 milyar.
What?!! 16 milyar rupiah? Ini bukan uang yang sedikit
lho pak. Bisa buat beli helikopter. 

Lalu dari mana pak Zainal memperoleh rezeki nomplok
sebesar itu? Mari kita simak kisahnya. Sejak tahun 80
hinggan 90-an lalu, Pak Zaenal bilang kalau ia selalu
rajin menyisihkan penghasilannya untuk membeli tanah
sepetak demi sepetak. Dan kita tahu, dalam era konflik
saat itu harga tanah di bumi Rencong relatif murah.
Namun pak Zainal ternyata punya keyakinan positif :
suatu saat bumi Naggroe Atjeh Darussalam, tempatnya
berpijak, pasti akan dilimpahi kemakmuran. Begitulah
dengan keyakinan itu, ia pelan-pelan selalu
menyisihkan tabungannya buat membeli tanah dipinggiran
desa penuh rawa hingga seluas 8000 meter persegi.
Rata-rata harganya hanya Rp 20,000 per meter persegi.

Ternyata visi investasi Pak Zainal (wah Pak Zainal
sendiri mungkin tak tahu apa itu visi investasi�.)
benar dan sangat akurat. Selepas tsunami dan
kesepakatan damai, uang trilyunan rupiah mengalir ke
Serambi Mekah. And thanks God, kebetulan tanah rawa
punya Pak Zainal masuk area perluasan jalan raya
tembus antar kabupaten. Begitulah, akhirnya disepakati
tanah seluas 8000 meter persegi itu dibeli oleh Pemda
Aceh seharga Rp 2,000,000,- per meternya. Alhasil,
fulus sebesar Rp 16 milyar dengan sukses masuk ke
kantong baju Pak Zainal.

Lalu, apa yang bisa kita pelajari dari kisah dramatis
ini? Setidaknya ada tiga poin pelajaran penting
tentang financial planning yang bisa kita petik dari
kisah Sang Penyembelih Sapi ini.

Poin yang pertama adalah sebuah konsep yang dalam
wacana wealth management disebut sebagai exponential
income growth. Atau pertumbuhan pendapatan secara
eksponensial. Pak Zainal membeli tanah dengan harga Rp
20 ribu dan kemudian menjualnya Rp 2 juta. Ini artinya
naik seratus kali lipat atau 10,000 % !! And sorry to
say, kalau Anda termasuk kelas pekerja kantoran, Anda
hampir tak mungkin bisa meraih pertumbuhan pendapatan
secara eksponensial ini. Sebab, rata-rata kenaikan
gaji karyawan per tahun hanyalah 10 % (ini pun sudah
tergerus oleh laju inflasi). Kalaulah gaji Anda 10
juta per bulan, Anda perlu waktu 133 tahun untuk
mengumpulkan uang sebesar 16 milyar (dan saat itu,
Anda pasti sudah berubah menjadi tulang belulang di
alam baka sana). Poinnya jelas : untuk memperoleh
exponential income growth, Anda mesti memiliki bisnis
sendiri atau melakukan investasi atas aset produktif
(seperti tanah, properti, atau saham).

Poin pelajaran yang kedua adalah apa yang kini lazim
disebut sebagai passive income. Bahasa kerennya :
membiarkan uang bekerja untuk Anda, dan bukan Anda
bekerja mati-matian untuk mencari uang. Pak Zainal
bercerita, kalau uangnya tersebut sebagian telah
disimpan di deposito, sebagian dibagikan kepada
anak-anaknya, dan sebagian diinvestasikan kembali
dalam bentuk properti dan tanah (dan sebagian lagi
dipakai untuk umroh dengan fasilitas super VIP�.).
Kalaulah yang didepositokan 10 milyar, dengan asumsi
bunga 1% per bulan, maka tiap bulan Pak Zaenal bisa
menerima uang sebesar Rp 100 juta��dan uang ini akan
terus mengalir tanpa dirinya bekerja. Sepanjang hari,
pak Zaenal bisa tidur leyeh-leyeh atau menggembalakan
sapi di pinggir sawah. Sementara sebagian dari kita,
sekedar untuk mendapatkan 5 juta per bulan pun harus
bekerja keras, berangkat dari 

RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia

2008-06-14 Terurut Topik Cleopatras Cat
harus sangat selektive memilih objects nya jika memang niat invest di property. 

beberapa contoh nyata: Lindeteves [anno 2004: 221,83 jt 1st Fl. 6,6 m2] 
sekarang berapa tuh market price nya? kosong melompong. rame sun city nya. kios 
mah merana. harganya sudah min 30% sampai 40%. mungkin akan membaik jika 
Mandala jadi masuk. baru sebatas kasak kusuk. sama seperti di BEI. 

lebih extrem dari itu banyak. WTC Mangga 2 [anno 2002: 354,47 jt GF 8,02 m2]. 
sekarang separo jg orang masih mikir tuh buat invest di sana. saya kenal 1 
orang. investiert sampai 11 kios. duit jadi pasir sekarang. 

contoh yg sebaliknya jg ada. ITC Ambassador. dulu mayan memble. 300 jt an jg 
orang lepas. sekarang yg GF tanya tuh berapa. ada yg dah 1 M an. apalage yg 
deket deket Rolltreppe. tangga jalan.

ada lokasi yg bikin cuan. ada yg sebaliknya. tanya: kenafa?

liat siapa di balik nya. WTC Mangga Dua itu contoh nyata. selain itu ada Faktor 
external lain di luar kuasa kita. 

contoh: Saphire Square di Yogya. yg UG / Upper Ground nya 7,72 m2 beli 282,36 
jt. sekarang 150 jt an baru orang pikir pikir buat ambil. apa Saphire jelek? 
orang Yogya di OB mungkin tau. abis gempa pada ngacir orang dari sono. sekarang 
sepi pisan. di GF seh masih kadang ada acara buat rame rame. makin ke atas wah. 

jadi harus betul betul selektive. itu kalo mau main kios.

tanah?

sama aja. pratiin KDB nya. KLB nya. jangan napsu sama objects yg murce murce. 
tanya di tata kota. ke depan nya Plan nya gimana. kena potong jalan? jangan 
jangan fasum. et cetera. Zertifikate komplett? girik haram hukumnya. sebaiknya 
jangan beli kav dengan girik. murah di awal, susah berikutnya. buat apa? kaya 
di saham aja. ngapain beli SIPD kalo ada POLY. hehehe eh bercanda ya. maap. 
maap ;-)

yg harus dipratiin jg. misalnya mau invest di kavling terutama yg value nya 
mayan gede. make sure mau dijual berikut PT atawa pribadi. ga semua orang mau 
beli berikut PT. 

investieren di Appartment sama jg. selektive lha memilih. sudah betul betul 
terlalu banyak. supply betul betul bejibun. liat location tentunya.  yg 
menurut hemat saya sangat penting selektive pilih siapa dibaliknya. 

contoh: GPRA. pandai membangun. tapi setelah itu? wew ;-) 

kalo invest di rumah untuk sewa menyewa hanya berlaku untuk daerah daerah yg 
memang selalu 'in'. ini kalo bicara mau cuan lumayan. contoh: Kemang. 

soal beli rumah pake kreditan. jgn tergiur KPR murce di awal [fix]. abis itu 
flat. nah di sini kan pertanyaan nya. sanggup ga? BCA di 9,99% an ya kalo ga 
salah sekarang. NISP 9,75% an atawa 9,5% an? saya lupa persisnya. pratiin di 
plot buat setaon apa 3 taon. 

trus kalo mau invest di gudang gudangan jg bisa mayan cuan. asal location 
strategisch. contoh: RE Martadinata. deket port orang suka. forwarder pada 
napsu ngambilin di sono. tapi ati ati. ga selalu berarti membeli adalah 
memiliki. ada jg yg artinya 'dipinjemin'. jadi misalnya saya invest di gudang 
dengan maksud untuk dijual lg. nanti oleh pihak dev nya saya bukan pemilik 
dalam arti pemilik. tapi yg berhak atas tanah dan bangunan di tempat gudang itu 
berdiri. nah kalo dijual lg namanya bukan jual beli. tapi perjanjian pengalihan 
hak atas tanah dan bangunan.

objects seperti contoh terahir biasanya terjadi buat kavling yg dimiliki oleh 
salah satu dari angkatan. kav itu di 'kerjasama' kan dengan pihak pengelola 
untuk di 'jual' tapi bukan dijual sepenuhnya. caranya ya pake PPHTB. legal kok. 

semoga bermanfaat buat yg pengen invest di property. selain di BUMI hehe

yg penting: jadi duit.

--- Kabu Nusi [EMAIL PROTECTED] schrieb am Fr, 13.6.2008:

Ricky Wakiman ricky.wakiman@ yahoo.co. id wrote:   Biasanya 
nyewain rumah dapetnya cuman sekitar 4 – 5%. Kalo ruko atau kios di ITC bisa 
lebih gede, di atas 10%.   RW      From: obrolan-bandar@ yahoogroups. 
com [mailto:obrolan- [EMAIL PROTECTED] ps.com] On Behalf Of Susah Sih
 Sent: 13 Juni 2008 0:49
 To: obrolan-bandar@ yahoogroups. com
 Subject: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia    
Property di Indonesia yg diambil berdasarkan 
 Survei Harga Properti Residensial
 http://www.bi. go.id/web/ id/Riset+ Survey+Dan+ Publikasi/ Hasil+Survey/
 
 menunjukkan bahwa property juga tetap
 tergerus inflasi
 karena kenaikan harga rata2x property secara nominal tidak melampaui 
 laju inflasi di Indonesia. Alhasil perkembangan real dari investasi 
 properti justru MINUS seperti terlihat dalam grafik ini.
 http://www.globalpr opertyguide. com/real- estate-house- prices/I
 
 Jadi sebenarnya investasi properti di Indonesia pada umumnya tidak 
 terlalu baik.
 
 Jadi bagaimana supaya untung dalam investasi properti di Indonesia.
 Belilah dengan kredit, terutama jika suku bunga rendah, ini akan 
 sangat menguntungkan. Dengan kredit, modal sedikit dapat di leverage 
 untuk mempertajam keuntungan. Membeli properti dengan tunai keras 
 adalah sangat salah. Jadi lebih baik jika ada cukup uangpun, 
 tunainya lebih baik di investasikan di pasar 

RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia

2008-06-14 Terurut Topik rudd haas
Sharing aja, saya juga dulu beli rumah, iseng aja, cuma ingin invest, maklum 
dulu dapatnya murah klarena lelangan. sewa untuk perumahan itu emang sekitar 
3-5 % dari nilai objectnya (mungkinnbsp;ga ada artinya mungkin buat yang biasa 
invest di bursa). apakah harganya selalu pasti naik??? belum ytentu juga, 
karena amat tergantung dari lokasi. untuk lokasi yang tidak startegis, 
kemungkina besar harganbsp;nya akan stagnan ( ini artinya secara absolut nilai 
nya malah turun di gerogoti inflasi, coba compare dengan nilai emas saja 
gampangnyanbsp;)
nbsp;
Masalah utamanbsp;investasi properti langsung itu adalahnbsp;likuiditas nya. 
Untuk jual laginbsp;untuk cash out tidak  gampang,nbsp;butuh 3-6 bulan, kalau 
pun lewat brokerage. kalau mau jualnbsp;cepat mungkin harus kasih discount 
20-40% baru banyak yang tertarik. belum urusan dengan pajak, notaris, dll
nbsp;
Untuk apartment buat invest buat invest, memang biasanya sekitar rate 
sewanbsp;sekitar 8-12%/tahun. Tapi sekarang supply melimpah, belum lagi udah 
mulai muncul apartement bersubsisi. Sebagai gambaran,nbsp;misalnya apt taman 
rasuna, banyak yang udah kasih discountnbsp;untuk sale. rate sewa nya juga 
banyak yangnbsp;udah kasihnbsp;discount lumayan 
nbsp;
nbsp; 
nbsp;
nbsp;
nbsp;
nbsp;

--- On Sat, 6/14/08, Cleopatras Cat lt;[EMAIL PROTECTED]gt; wrote:

From: Cleopatras Cat lt;[EMAIL PROTECTED]gt;
Subject: RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Date: Saturday, June 14, 2008, 6:47 PM










harus sangat selektive memilih objects nya jika memang niat invest di property. 

beberapa contoh nyata: Lindeteves [anno 2004: 221,83 jt 1st Fl. 6,6 m2] 
sekarang berapa tuh market price nya? kosong melompong. rame sun city nya. kios 
mah merana. harganya sudah min 30% sampai 40%. mungkin akan membaik jika 
Mandala jadi masuk. baru sebatas kasak kusuk. sama seperti di BEI. 

lebih extrem dari itu banyak. WTC Mangga 2 [anno 2002: 354,47 jt GF 8,02 m2]. 
sekarang separo jg orang masih mikir tuh buat invest di sana. saya kenal 1 
orang. investiert sampai 11 kios. duit jadi pasir sekarang. 

contoh yg sebaliknya jg ada. ITC Ambassador. dulu mayan memble. 300 jt an jg 
orang lepas. sekarang yg GF tanya tuh berapa. ada yg dah 1 M an. apalage yg 
deket deket Rolltreppe. tangga jalan.

ada lokasi yg bikin cuan. ada yg sebaliknya. tanya: kenafa?

liat siapa di balik nya. WTC Mangga Dua itu contoh nyata. selain itu ada Faktor 
external lain di luar kuasa kita. 

contoh: Saphire Square di Yogya. yg UG / Upper Ground nya 7,72 m2 beli 282,36 
jt. sekarang 150 jt an baru orang pikir pikir buat ambil. apa Saphire jelek? 
orang Yogya di OB mungkin tau. abis gempa pada ngacir orang dari sono. sekarang 
sepi pisan. di GF seh masih kadang ada acara buat rame rame. makin ke atas wah. 

jadi harus betul betul selektive. itu kalo mau main kios.

tanah?

sama aja. pratiin KDB nya. KLB nya. jangan napsu sama objects yg murce murce. 
tanya di tata kota. ke depan nya Plan nya gimana. kena potong jalan? jangan 
jangan fasum. et cetera. Zertifikate komplett? girik haram hukumnya. sebaiknya 
jangan beli kav dengan girik. murah di awal, susah berikutnya. buat apa? kaya 
di saham aja. ngapain beli SIPD kalo ada POLY. hehehe eh bercanda ya. maap. 
maap ;-)

yg harus dipratiin jg. misalnya mau invest di kavling terutama yg value nya 
mayan gede. make sure mau dijual berikut PT atawa pribadi. ga semua orang mau 
beli berikut PT. 

investieren di Appartment sama jg. selektive lha memilih. sudah betul betul 
terlalu banyak. supply betul betul bejibun. liat location tentunya. amp; yg 
menurut hemat saya sangat penting selektive pilih siapa dibaliknya. 

contoh: GPRA. pandai membangun. tapi setelah itu? wew ;-) 

kalo invest di rumah untuk sewa menyewa hanya berlaku untuk daerah daerah yg 
memang selalu 'in'. ini kalo bicara mau cuan lumayan. contoh: Kemang. 

soal beli rumah pake kreditan. jgn tergiur KPR murce di awal [fix]. abis itu 
flat. nah di sini kan pertanyaan nya. sanggup ga? BCA di 9,99% an ya kalo ga 
salah sekarang. NISP 9,75% an atawa 9,5% an? saya lupa persisnya. pratiin di 
plot buat setaon apa 3 taon. 

trus kalo mau invest di gudang gudangan jg bisa mayan cuan. asal location 
strategisch. contoh: RE Martadinata. deket port orang suka. forwarder pada 
napsu ngambilin di sono. tapi ati ati. ga selalu berarti membeli adalah 
memiliki. ada jg yg artinya 'dipinjemin' . jadi misalnya saya invest di gudang 
dengan maksud untuk dijual lg. nanti oleh pihak dev nya saya bukan pemilik 
dalam arti pemilik. tapi yg berhak atas tanah dan bangunan di tempat gudang itu 
berdiri. nah kalo dijual lg namanya bukan jual beli. tapi perjanjian pengalihan 
hak atas tanah dan bangunan.

objects seperti contoh terahir biasanya terjadi buat kavling yg dimiliki oleh 
salah satu dari angkatan. kav itu di 'kerjasama' kan dengan pihak pengelola 
untuk di 'jual' tapi bukan dijual sepenuhnya. caranya ya pake PPHTB. legal kok. 

semoga bermanfaat buat yg

RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia

2008-06-14 Terurut Topik Ricky Wakiman
Belakangan ini sulit cari lokasi di Jakarta yang harga tanahnya bisa naik
gila-gilaan kayak dulu lagi. Harganya sudah ketinggian, contoh: kawasan
Kelapa Gading. Tapi tetap ada harga miring kalau rajin cari info ke agen
property. Kalau gak dapet harga BU, forget it.

 

Yang secara umum masih berkembang malah di pinggiran, antara lain, BSD
City. Soalnya peluang pengembangannya masih besar. Sebentar lagi mereka akan
mulai garap kawasan CBD-nya. BCA lagi bangun satu menara di situ. Investasi
property di BSD City kayak di Kelapa Gading tempo doeloe. Sangat
menjanjikan. Kalo gak salah naiknya minimal 15 - 20% per tahun. Waktu baru
diambilalih Sinar Mas malah bisa 50%. Tentu saja kudu pilih lokasi/cluster
yang bagus.

 

Lokasi-lokasi yang kecipratan proyek jalan tol juga naik luar biasa. Tapi
sekarang sudah ketinggian dan agak gambling/spekulatif.

 

Untuk property apartemen saya nggak begitu tahu. Cuman denger-denger kalo
mau investasi apartemen yang kelas atas sekalian di kawasan segitiga emas.
Penyewanya berani bayar mahal sehingga 5 - 10 tahun bisa breakeven. CMIIW.

 

RW

 

From: obrolan-bandar@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of rudd haas
Sent: 14 Juni 2008 20:38
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Subject: RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia

 


Sharing aja, saya juga dulu beli rumah, iseng aja, cuma ingin invest, maklum
dulu dapatnya murah klarena lelangan. sewa untuk perumahan itu emang sekitar
3-5 % dari nilai objectnya (mungkin ga ada artinya mungkin buat yang biasa
invest di bursa). apakah harganya selalu pasti naik??? belum ytentu juga,
karena amat tergantung dari lokasi. untuk lokasi yang tidak startegis,
kemungkina besar harga nya akan stagnan ( ini artinya secara absolut nilai
nya malah turun di gerogoti inflasi, coba compare dengan nilai emas saja
gampangnya )

 

Masalah utama investasi properti langsung itu adalah likuiditas nya. Untuk
jual lagi untuk cash out tidak gampang, butuh 3-6 bulan, kalau pun lewat
brokerage. kalau mau jual cepat mungkin harus kasih discount 20-40% baru
banyak yang tertarik. belum urusan dengan pajak, notaris, dll

 

Untuk apartment buat invest buat invest, memang biasanya sekitar rate sewa
sekitar 8-12%/tahun. Tapi sekarang supply melimpah, belum lagi udah mulai
muncul apartement bersubsisi. Sebagai gambaran, misalnya apt taman rasuna,
banyak yang udah kasih discount untuk sale. rate sewa nya juga banyak yang
udah kasih discount lumayan 

 

  

 

 

 

 

--- On Sat, 6/14/08, Cleopatras Cat [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: Cleopatras Cat [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Date: Saturday, June 14, 2008, 6:47 PM


harus sangat selektive memilih objects nya jika memang niat invest di
property. 

beberapa contoh nyata: Lindeteves [anno 2004: 221,83 jt 1st Fl. 6,6 m2]
sekarang berapa tuh market price nya? kosong melompong. rame sun city nya.
kios mah merana. harganya sudah min 30% sampai 40%. mungkin akan membaik
jika Mandala jadi masuk. baru sebatas kasak kusuk. sama seperti di BEI. 

lebih extrem dari itu banyak. WTC Mangga 2 [anno 2002: 354,47 jt GF 8,02
m2]. sekarang separo jg orang masih mikir tuh buat invest di sana. saya
kenal 1 orang. investiert sampai 11 kios. duit jadi pasir sekarang. 

contoh yg sebaliknya jg ada. ITC Ambassador. dulu mayan memble. 300 jt an jg
orang lepas. sekarang yg GF tanya tuh berapa. ada yg dah 1 M an. apalage yg
deket deket Rolltreppe. tangga jalan.

ada lokasi yg bikin cuan. ada yg sebaliknya. tanya: kenafa?

liat siapa di balik nya. WTC Mangga Dua itu contoh nyata. selain itu ada
Faktor external lain di luar kuasa kita. 

contoh: Saphire Square di Yogya. yg UG / Upper Ground nya 7,72 m2 beli
282,36 jt. sekarang 150 jt an baru orang pikir pikir buat ambil. apa Saphire
jelek? orang Yogya di OB mungkin tau. abis gempa pada ngacir orang dari
sono. sekarang sepi pisan. di GF seh masih kadang ada acara buat rame rame.
makin ke atas wah. 

jadi harus betul betul selektive. itu kalo mau main kios.

tanah?

sama aja. pratiin KDB nya. KLB nya. jangan napsu sama objects yg murce
murce. tanya di tata kota. ke depan nya Plan nya gimana. kena potong jalan?
jangan jangan fasum. et cetera. Zertifikate komplett? girik haram hukumnya.
sebaiknya jangan beli kav dengan girik. murah di awal, susah berikutnya.
buat apa? kaya di saham aja. ngapain beli SIPD kalo ada POLY. hehehe eh
bercanda ya. maap. maap ;-)

yg harus dipratiin jg. misalnya mau invest di kavling terutama yg value nya
mayan gede. make sure mau dijual berikut PT atawa pribadi. ga semua orang
mau beli berikut PT. 

investieren di Appartment sama jg. selektive lha memilih. sudah betul betul
terlalu banyak. supply betul betul bejibun. liat location tentunya.  yg
menurut hemat saya sangat penting selektive pilih siapa dibaliknya. 

contoh: GPRA. pandai membangun. tapi setelah itu? wew ;-) 

kalo invest di rumah untuk sewa menyewa hanya berlaku untuk daerah daerah yg

Re: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia

2008-06-14 Terurut Topik sbudiana

Property bisa dpt 3-5% mah uda bagus berarti 20-30 bln modal kembali itu mah 
fantastic krn pengalaman sy di Kemang biasanya baru bisa balik modal dlm 100bln 
aja uda bagus tuh

SB


Sent from my BlackBerry


-Original Message-
From: rudd haas [EMAIL PROTECTED]

Date: Sat, 14 Jun 2008 06:38:23 
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Subject: RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia


Sharing aja, saya juga dulu beli rumah, iseng aja, cuma ingin invest, maklum 
dulu dapatnya murah klarena lelangan. sewa untuk perumahan itu emang sekitar 
3-5 % dari nilai objectnya (mungkinnbsp;ga ada artinya mungkin buat yang biasa 
invest di bursa). apakah harganya selalu pasti naik??? belum ytentu juga, 
karena amat tergantung dari lokasi. untuk lokasi yang tidak startegis, 
kemungkina besar harganbsp;nya akan stagnan ( ini artinya secara absolut nilai 
nya malah turun di gerogoti inflasi, coba compare dengan nilai emas saja 
gampangnyanbsp;)
nbsp;
Masalah utamanbsp;investasi properti langsung itu adalahnbsp;likuiditas nya. 
Untuk jual laginbsp;untuk cash out tidak  gampang,nbsp;butuh 3-6 bulan, kalau 
pun lewat brokerage. kalau mau jualnbsp;cepat mungkin harus kasih discount 
20-40% baru banyak yang tertarik. belum urusan dengan pajak, notaris, dll
nbsp;
Untuk apartment buat invest buat invest, memang biasanya sekitar rate 
sewanbsp;sekitar 8-12%/tahun. Tapi sekarang supply melimpah, belum lagi udah 
mulai muncul apartement bersubsisi. Sebagai gambaran,nbsp;misalnya apt taman 
rasuna, banyak yang udah kasih discountnbsp;untuk sale. rate sewa nya juga 
banyak yangnbsp;udah kasihnbsp;discount lumayan 
nbsp;
nbsp; 
nbsp;
nbsp;
nbsp;
nbsp;

--- On Sat, 6/14/08, Cleopatras Cat lt;[EMAIL PROTECTED]gt; wrote:

From: Cleopatras Cat lt;[EMAIL PROTECTED]gt;
Subject: RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Date: Saturday, June 14, 2008, 6:47 PM










harus sangat selektive memilih objects nya jika memang niat invest di property. 

beberapa contoh nyata: Lindeteves [anno 2004: 221,83 jt 1st Fl. 6,6 m2] 
sekarang berapa tuh market price nya? kosong melompong. rame sun city nya. kios 
mah merana. harganya sudah min 30% sampai 40%. mungkin akan membaik jika 
Mandala jadi masuk. baru sebatas kasak kusuk. sama seperti di BEI. 

lebih extrem dari itu banyak. WTC Mangga 2 [anno 2002: 354,47 jt GF 8,02 m2]. 
sekarang separo jg orang masih mikir tuh buat invest di sana. saya kenal 1 
orang. investiert sampai 11 kios. duit jadi pasir sekarang. 

contoh yg sebaliknya jg ada. ITC Ambassador. dulu mayan memble. 300 jt an jg 
orang lepas. sekarang yg GF tanya tuh berapa. ada yg dah 1 M an. apalage yg 
deket deket Rolltreppe. tangga jalan.

ada lokasi yg bikin cuan. ada yg sebaliknya. tanya: kenafa?

liat siapa di balik nya. WTC Mangga Dua itu contoh nyata. selain itu ada Faktor 
external lain di luar kuasa kita. 

contoh: Saphire Square di Yogya. yg UG / Upper Ground nya 7,72 m2 beli 282,36 
jt. sekarang 150 jt an baru orang pikir pikir buat ambil. apa Saphire jelek? 
orang Yogya di OB mungkin tau. abis gempa pada ngacir orang dari sono. sekarang 
sepi pisan. di GF seh masih kadang ada acara buat rame rame. makin ke atas wah. 

jadi harus betul betul selektive. itu kalo mau main kios.

tanah?

sama aja. pratiin KDB nya. KLB nya. jangan napsu sama objects yg murce murce. 
tanya di tata kota. ke depan nya Plan nya gimana. kena potong jalan? jangan 
jangan fasum. et cetera. Zertifikate komplett? girik haram hukumnya. sebaiknya 
jangan beli kav dengan girik. murah di awal, susah berikutnya. buat apa? kaya 
di saham aja. ngapain beli SIPD kalo ada POLY. hehehe eh bercanda ya. maap. 
maap ;-)

yg harus dipratiin jg. misalnya mau invest di kavling terutama yg value nya 
mayan gede. make sure mau dijual berikut PT atawa pribadi. ga semua orang mau 
beli berikut PT. 

investieren di Appartment sama jg. selektive lha memilih. sudah betul betul 
terlalu banyak. supply betul betul bejibun. liat location tentunya. amp; yg 
menurut hemat saya sangat penting selektive pilih siapa dibaliknya. 

contoh: GPRA. pandai membangun. tapi setelah itu? wew ;-) 

kalo invest di rumah untuk sewa menyewa hanya berlaku untuk daerah daerah yg 
memang selalu 'in'. ini kalo bicara mau cuan lumayan. contoh: Kemang. 

soal beli rumah pake kreditan. jgn tergiur KPR murce di awal [fix]. abis itu 
flat. nah di sini kan pertanyaan nya. sanggup ga? BCA di 9,99% an ya kalo ga 
salah sekarang. NISP 9,75% an atawa 9,5% an? saya lupa persisnya. pratiin di 
plot buat setaon apa 3 taon. 

trus kalo mau invest di gudang gudangan jg bisa mayan cuan. asal location 
strategisch. contoh: RE Martadinata. deket port orang suka. forwarder pada 
napsu ngambilin di sono. tapi ati ati. ga selalu berarti membeli adalah 
memiliki. ada jg yg artinya 'dipinjemin' . jadi misalnya saya invest di gudang 
dengan maksud untuk dijual lg. nanti oleh pihak dev nya saya bukan pemilik 
dalam arti pemilik. tapi yg berhak atas tanah dan

RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia

2008-06-14 Terurut Topik bayu murti
Ya intinya sih semua ada ilmunya, ga bisa sembarangn tubruk. 
Bener sekali kata Pak CC, ga semua property menguntungkan.
Jadi butuh info dan strategi yang tepat, soale kl ga di daerah perkembangan ya 
susah.
Pertumbuhanya dikit. 
Kl saya pribadi lg gerak di sektor: 1. Saham, 2. Bisnis (franchise), 3. gold, 4 
property.
2 dan 4 lg belajar, mana yg sukses mana yg gagal. Kita belajar dari keduanya.
 Kl mo murni hedging inflasi paling tepat ya di GOLD.
Kl pengen lebih ya ngejar yg growth. Gituu. 

--- Pada Sab, 14/6/08, Cleopatras Cat [EMAIL PROTECTED] menulis:
Dari: Cleopatras Cat [EMAIL PROTECTED]
Topik: RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia
Kepada: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Tanggal: Sabtu, 14 Juni, 2008, 11:47 AM

harus sangat selektive memilih objects nya jika memang niat invest di property. 

beberapa contoh nyata: Lindeteves [anno 2004: 221,83 jt 1st Fl. 6,6 m2] 
sekarang berapa tuh market price nya? kosong melompong. rame sun city nya. kios 
mah merana. harganya sudah min 30% sampai 40%. mungkin akan membaik jika 
Mandala jadi masuk. baru sebatas kasak kusuk. sama seperti di BEI. 

lebih extrem dari itu banyak. WTC Mangga 2 [anno 2002: 354,47 jt GF 8,02 m2]. 
sekarang separo jg orang masih mikir tuh buat invest di sana. saya kenal 1 
orang. investiert sampai 11 kios. duit jadi pasir sekarang. 

contoh yg sebaliknya jg ada. ITC Ambassador. dulu mayan memble. 300 jt an jg 
orang lepas. sekarang yg GF tanya tuh berapa. ada yg dah 1 M an. apalage yg 
deket deket Rolltreppe. tangga jalan.

ada lokasi yg bikin cuan. ada yg sebaliknya. tanya:  kenafa?

liat siapa di balik nya. WTC Mangga Dua itu contoh nyata. selain itu ada Faktor 
external lain di luar kuasa kita. 

contoh: Saphire Square di Yogya. yg UG / Upper Ground nya 7,72 m2 beli 282,36 
jt. sekarang 150 jt an baru orang pikir pikir buat ambil. apa Saphire jelek? 
orang Yogya di OB mungkin tau. abis gempa pada ngacir orang dari sono. sekarang 
sepi pisan. di GF seh masih kadang ada acara buat rame rame. makin ke atas wah. 

jadi harus betul betul selektive. itu kalo mau main kios.

tanah?

sama aja. pratiin KDB nya. KLB nya. jangan napsu sama objects yg murce murce. 
tanya di tata kota. ke depan nya Plan nya gimana. kena potong jalan? jangan 
jangan fasum. et cetera. Zertifikate komplett? girik haram hukumnya. sebaiknya 
jangan beli kav dengan girik. murah di awal, susah berikutnya. buat apa? kaya 
di saham aja. ngapain beli SIPD kalo ada POLY. hehehe eh bercanda ya. maap. 
maap ;-)

yg harus dipratiin jg.  misalnya mau invest di kavling terutama yg value nya 
mayan gede. make sure mau dijual berikut PT atawa pribadi. ga semua orang mau 
beli berikut PT. 

investieren di Appartment sama jg. selektive lha memilih. sudah betul betul 
terlalu banyak. supply betul betul bejibun. liat location tentunya.  yg 
menurut hemat saya sangat penting selektive pilih siapa dibaliknya. 

contoh: GPRA. pandai membangun. tapi setelah itu? wew ;-) 

kalo invest di rumah untuk sewa menyewa hanya berlaku untuk daerah daerah yg 
memang selalu 'in'. ini kalo bicara mau cuan lumayan. contoh: Kemang. 

soal beli rumah pake kreditan. jgn tergiur KPR murce di awal [fix]. abis itu 
flat. nah di sini kan pertanyaan nya. sanggup ga? BCA di 9,99% an ya kalo ga 
salah sekarang. NISP 9,75% an atawa 9,5% an? saya lupa persisnya. pratiin di 
plot buat setaon apa 3 taon. 

trus kalo mau invest di gudang gudangan jg bisa mayan cuan. asal location 
strategisch.  contoh: RE Martadinata. deket port orang suka. forwarder pada 
napsu ngambilin di sono. tapi ati ati. ga selalu berarti membeli adalah 
memiliki. ada jg yg artinya 'dipinjemin' . jadi misalnya saya invest di gudang 
dengan maksud untuk dijual lg. nanti oleh pihak dev nya saya bukan pemilik 
dalam arti pemilik. tapi yg berhak atas tanah dan bangunan di tempat gudang itu 
berdiri. nah kalo dijual lg namanya bukan jual beli. tapi perjanjian pengalihan 
hak atas tanah dan bangunan.

objects seperti contoh terahir biasanya terjadi buat kavling yg dimiliki oleh 
salah satu dari angkatan. kav itu di 'kerjasama' kan dengan pihak pengelola 
untuk di 'jual' tapi bukan dijual sepenuhnya. caranya ya pake PPHTB. legal kok. 

semoga bermanfaat buat yg pengen invest di property. selain di BUMI hehe

yg penting: jadi duit.

--- Kabu Nusi [EMAIL PROTECTED] com schrieb am Fr, 13.6.2008:

Ricky Wakiman ricky.wakiman@ yahoo.co. id wrote:Biasanya nyewain rumah 
dapetnya cuman sekitar 4 – 5%. Kalo ruko atau kios di ITC bisa lebih gede, di 
atas 10%.   RW   From: obrolan-bandar@ yahoogroups. com [mailto:obrolan- [EMAIL 
PROTECTED] ps.com] On Behalf Of Susah Sih
Sent: 13 Juni 2008 0:49
To: obrolan-bandar@ yahoogroups. com
Subject: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia  Property di 
Indonesia yg diambil berdasarkan 
 Survei Harga Properti Residensial
http://www.bi. go.id/web/ id/Riset+  Survey+Dan+ Publikasi/ Hasil+Survey/

 menunjukkan bahwa property juga tetap  tergerus inflasi
 karena kenaikan harga rata2x

RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia

2008-06-12 Terurut Topik Ricky Wakiman
Biasanya nyewain rumah dapetnya cuman sekitar 4 - 5%. Kalo ruko atau kios di
ITC bisa lebih gede, di atas 10%. 

 

RW

 

From: obrolan-bandar@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of Susah Sih
Sent: 13 Juni 2008 0:49
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Subject: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia

 

Property di Indonesia yg diambil berdasarkan 
Survei Harga Properti Residensial
http://www.bi.go.id/web/id/Riset+Survey+Dan+Publikasi/Hasil+Survey/

menunjukkan bahwa property juga tetap tergerus inflasi
karena kenaikan harga rata2x property secara nominal tidak melampaui 
laju inflasi di Indonesia. Alhasil perkembangan real dari investasi 
properti justru MINUS seperti terlihat dalam grafik ini.
http://www.globalpropertyguide.com/real-estate-house-prices/I

Jadi sebenarnya investasi properti di Indonesia pada umumnya tidak 
terlalu baik.

Jadi bagaimana supaya untung dalam investasi properti di Indonesia.
Belilah dengan kredit, terutama jika suku bunga rendah, ini akan 
sangat menguntungkan. Dengan kredit, modal sedikit dapat di leverage 
untuk mempertajam keuntungan. Membeli properti dengan tunai keras 
adalah sangat salah. Jadi lebih baik jika ada cukup uangpun, 
tunainya lebih baik di investasikan di pasar modal/saham misalnya.

Hal lain yg dapat menguntungkan untuk properti yaitu dengan 
menyewakan properti tsb. Khusus utk hal ini yang menguntungkan 
misalnya membeli apartemen yg tidak terlalu mahal dan menyewakannya 
setinggi-tingginya. Seperti tercantum dalam data ini:
http://www.globalpropertyguide.com/Asia/Indonesia/Rental-Yields

Tapi pada kondisi oversupply saat ini, membeli apartemen juga ber-
resiko karena selain susah mendapatkan tenant kemungkinan beli 
apartemennya hanya setengah jadi/beli gambar saja.

Jika memiliki rumah yg nilai pasarnya Rp5M (USD537,634)tapi disewa 
hanya USD2000/bulan ya ini rugi jelas karena USD2,000 x 12/USD537,634 
hanya 4.46% rental yieldnya per tahun. Lebih baik rumah ini dijual 
lalu diinvestasikan di pasar modal. Bahkan dibelikan Obligasi Rekap 
jangka 4 thn jatuh tempo juga lebih untung dengan yield 13% per tahun 
(belinya melalui reksadana gebyar jadi tidak kena pajak 20%).

Janganlah membeli properti hanya melihat inflasi yg sekejap saja ini. 
Karena membeli properti perlu memiliki horizon investasi yg sangat 
panjang. Dan lokasipun akan berubah. Orang yg dahulu membeli properti 
di daerah hayam wuruk dan gajah mada di kota Jakarta sebenarnya telah 
merugi secara besar karena harga real properti di daerah sana telah 
turun drastis dikarenakan pusat bisnis Jakarta telah pindah ke 
Selatan.

Sekarang pun tetap menjadi pertanyaan apa yg akan terjadi dengan kota 
Jakarta, lebih2x dengan pemberitaan Bank Dunia dengan akan 
tenggelamnya kota Jakarta pada thn 2025.

Semoga membantu. 
--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com
mailto:obrolan-bandar%40yahoogroups.com , Irawan Sudarman 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Para pengunjung warung OB yang setia,
 
 Saya berencana berinvestasi pada property (rumah tinggal).
 Mengingat harga minyak yang naik terus, BBM yang akan dinaikkan 
sehingga
 inflasi yang semakin besar,
 apakah ini saat yang tepat untuk masuk ke investasi property ? Atau
 sebaiknya tunggu dulu ?
 
 Apakah harga (barang) rumah akan naik karena inflasi atau 
sebaliknya malah
 turun mengingat orang memprioritaskan kebutuhan hidup ?
 
 Mohon masukannya.
 
 Terima kasih


 



Re: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia

2008-06-12 Terurut Topik mE ME
wah ini keterlaluan banget... jelas2 peruntukannya buat rakyat menengah ke
bawah ehh masih diembat juga!!! Indonesia kapan bisa majunya kalo isinya
individu2 oportunis kayak begini

2008/6/13 Milis [EMAIL PROTECTED]:


 pak gimana kalau rusunami..?
 saya denger ada orang beli sampe 30 unit... (120jt x 30 = 3.6M)
 jadi spekulan property kayaknya cukup menarik juga... bisa cuan 10%
 dalam sebulan (kalo unitnya udah habis)

 --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com obrolan-bandar%40yahoogroups.com,
 Susah Sih [EMAIL PROTECTED]
 wrote:

 
  Menyambung pembicaraan ini ada artikel tentang properti di Asia
 
  http://www.globalpropertyguide.com/investment-analysis/Gloomy-days-
  ahead-for-Asias-housing-markets
 
  Gloomy days ahead for Asia's housing markets
  Global Property Guide
 
  Last Updated: Apr 18, 2008
 
  Asian property markets, though still relatively unaffected by the
  credit crunch, will soon be affected by inflation and higher interest
  rates because of rising food, fuel and other commodity prices.
 

  



Re: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia

2008-06-12 Terurut Topik paramanandana

Bila rmh disewakan, return nya bukan dr rent income sj, tapi jg dr capital 
gain. Kalo rmh sehrg 5M disewakan 20 juta sebulan, tapi kenaikan hrg tanah  
rmhnya 30% setahun, maka the REAL return adalah 34%, BUKAN 4%. 

Kenaikan hrg property sgt tergantung dr berbagai hal: lokasi, prasarana, 
pengembangan kota, infrastruktur, dll. 

Investasi property bisa memberi return lebih dlm 100% dlm setahun, sebaliknya 
ada jg yg tdk stagnan.

Begitu pula di saham / reksadana. Sgt tergantung dr kepiawaian mendapat info 
utk memilih saham. Ada saham yg returnnya lebih dr 100% dlm setahun sebaliknya 
ada yg bahkan turun!

Jadi sangat relatif krn byk variable nya. 

Demikian, semoga dpt meluruskan.

Wass


Powered by Telkomsel BlackBerry�

-Original Message-
From: Susah Sih [EMAIL PROTECTED]

Date: Thu, 12 Jun 2008 17:49:13 
To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
Subject: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia


Property di Indonesia yg diambil berdasarkan 
Survei Harga Properti Residensial
http://www.bi.go.id/web/id/Riset+Survey+Dan+Publikasi/Hasil+Survey/

menunjukkan bahwa property juga tetap tergerus inflasi
karena kenaikan harga rata2x property secara nominal tidak melampaui 
laju inflasi di Indonesia. Alhasil perkembangan real dari investasi 
properti justru MINUS seperti terlihat dalam grafik ini.
http://www.globalpropertyguide.com/real-estate-house-prices/I

Jadi sebenarnya investasi properti di Indonesia pada umumnya tidak 
terlalu baik.

Jadi bagaimana supaya untung dalam investasi properti di Indonesia.
Belilah dengan kredit, terutama jika suku bunga rendah, ini akan 
sangat menguntungkan. Dengan kredit, modal sedikit dapat di leverage 
untuk mempertajam keuntungan. Membeli properti dengan tunai keras 
adalah sangat salah. Jadi lebih baik jika ada cukup uangpun,  
tunainya lebih baik di investasikan di pasar modal/saham misalnya.

Hal lain yg dapat menguntungkan untuk properti yaitu dengan 
menyewakan properti tsb. Khusus utk hal ini yang menguntungkan 
misalnya membeli apartemen yg tidak terlalu mahal dan menyewakannya 
setinggi-tingginya. Seperti tercantum dalam data ini:
http://www.globalpropertyguide.com/Asia/Indonesia/Rental-Yields

Tapi pada kondisi oversupply saat ini, membeli apartemen juga ber-
resiko karena selain susah mendapatkan tenant kemungkinan beli 
apartemennya hanya setengah jadi/beli gambar saja.

Jika memiliki rumah yg nilai pasarnya Rp5M (USD537,634)tapi disewa 
hanya USD2000/bulan ya ini rugi jelas karena USD2,000 x 12/USD537,634 
hanya 4.46% rental yieldnya per tahun. Lebih baik rumah ini dijual 
lalu diinvestasikan di pasar modal. Bahkan dibelikan Obligasi Rekap 
jangka 4 thn jatuh tempo juga lebih untung dengan yield 13% per tahun 
(belinya melalui reksadana gebyar jadi tidak kena pajak 20%).

Janganlah membeli properti hanya melihat inflasi yg sekejap saja ini. 
Karena membeli properti perlu memiliki horizon investasi yg sangat 
panjang. Dan lokasipun akan berubah. Orang yg dahulu membeli properti 
di daerah hayam wuruk dan gajah mada di kota Jakarta sebenarnya telah 
merugi secara besar karena harga real properti di daerah sana telah 
turun drastis dikarenakan pusat bisnis Jakarta telah pindah ke 
Selatan.

Sekarang pun tetap menjadi pertanyaan apa yg akan terjadi dengan kota 
Jakarta, lebih2x dengan pemberitaan Bank Dunia dengan akan 
tenggelamnya kota Jakarta pada thn 2025.

Semoga membantu. 
--- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, Irawan Sudarman 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Para pengunjung warung OB yang setia,
 
 Saya berencana berinvestasi pada property (rumah tinggal).
 Mengingat harga minyak yang naik terus, BBM yang akan dinaikkan 
sehingga
 inflasi yang semakin besar,
 apakah ini saat yang tepat untuk masuk ke investasi property ? Atau
 sebaiknya tunggu dulu ?
 
 Apakah harga (barang) rumah akan naik karena inflasi atau 
sebaliknya malah
 turun mengingat orang memprioritaskan kebutuhan hidup ?
 
 Mohon masukannya.
 
 Terima kasih






RE: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia

2008-06-12 Terurut Topik Kabu Nusi

Kalau orang2 dulu masuk di properti untuk capital-gain (low-risk) dari kenaikan 
harga tanah Pak, sewa paling juga untuk maintenance cost, kalau ada sisa di 
putar di BEJ :)


Ricky Wakiman [EMAIL PROTECTED] wrote:v\:* 
{behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* 
{behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);}  
 Biasanya nyewain rumah dapetnya cuman sekitar 4 – 5%. Kalo ruko atau 
kios di ITC bisa lebih gede, di atas 10%. 
   
  RW
   
  From: obrolan-bandar@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf 
Of Susah Sih
 Sent: 13 Juni 2008 0:49
 To: obrolan-bandar@yahoogroups.com
 Subject: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia
  
  
   
Property di Indonesia yg diambil berdasarkan 
 Survei Harga Properti Residensial
 http://www.bi.go.id/web/id/Riset+Survey+Dan+Publikasi/Hasil+Survey/
 
 menunjukkan bahwa property juga tetap tergerus inflasi
 karena kenaikan harga rata2x property secara nominal tidak melampaui 
 laju inflasi di Indonesia. Alhasil perkembangan real dari investasi 
 properti justru MINUS seperti terlihat dalam grafik ini.
 http://www.globalpropertyguide.com/real-estate-house-prices/I
 
 Jadi sebenarnya investasi properti di Indonesia pada umumnya tidak 
 terlalu baik.
 
 Jadi bagaimana supaya untung dalam investasi properti di Indonesia.
 Belilah dengan kredit, terutama jika suku bunga rendah, ini akan 
 sangat menguntungkan. Dengan kredit, modal sedikit dapat di leverage 
 untuk mempertajam keuntungan. Membeli properti dengan tunai keras 
 adalah sangat salah. Jadi lebih baik jika ada cukup uangpun, 
 tunainya lebih baik di investasikan di pasar modal/saham misalnya.
 
 Hal lain yg dapat menguntungkan untuk properti yaitu dengan 
 menyewakan properti tsb. Khusus utk hal ini yang menguntungkan 
 misalnya membeli apartemen yg tidak terlalu mahal dan menyewakannya 
 setinggi-tingginya. Seperti tercantum dalam data ini:
 http://www.globalpropertyguide.com/Asia/Indonesia/Rental-Yields
 
 Tapi pada kondisi oversupply saat ini, membeli apartemen juga ber-
 resiko karena selain susah mendapatkan tenant kemungkinan beli 
 apartemennya hanya setengah jadi/beli gambar saja.
 
 Jika memiliki rumah yg nilai pasarnya Rp5M (USD537,634)tapi disewa 
 hanya USD2000/bulan ya ini rugi jelas karena USD2,000 x 12/USD537,634 
 hanya 4.46% rental yieldnya per tahun. Lebih baik rumah ini dijual 
 lalu diinvestasikan di pasar modal. Bahkan dibelikan Obligasi Rekap 
 jangka 4 thn jatuh tempo juga lebih untung dengan yield 13% per tahun 
 (belinya melalui reksadana gebyar jadi tidak kena pajak 20%).
 
 Janganlah membeli properti hanya melihat inflasi yg sekejap saja ini. 
 Karena membeli properti perlu memiliki horizon investasi yg sangat 
 panjang. Dan lokasipun akan berubah. Orang yg dahulu membeli properti 
 di daerah hayam wuruk dan gajah mada di kota Jakarta sebenarnya telah 
 merugi secara besar karena harga real properti di daerah sana telah 
 turun drastis dikarenakan pusat bisnis Jakarta telah pindah ke 
 Selatan.
 
 Sekarang pun tetap menjadi pertanyaan apa yg akan terjadi dengan kota 
 Jakarta, lebih2x dengan pemberitaan Bank Dunia dengan akan 
 tenggelamnya kota Jakarta pada thn 2025.
 
 Semoga membantu. 
 --- In obrolan-bandar@yahoogroups.com, Irawan Sudarman 
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Para pengunjung warung OB yang setia,
  
  Saya berencana berinvestasi pada property (rumah tinggal).
  Mengingat harga minyak yang naik terus, BBM yang akan dinaikkan 
 sehingga
  inflasi yang semakin besar,
  apakah ini saat yang tepat untuk masuk ke investasi property ? Atau
  sebaiknya tunggu dulu ?
  
  Apakah harga (barang) rumah akan naik karena inflasi atau 
 sebaliknya malah
  turun mengingat orang memprioritaskan kebutuhan hidup ?
  
  Mohon masukannya.
  
  Terima kasih
 
  
   
  




   
   

Re: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia

2008-05-18 Terurut Topik Effendy Kho

Developernya
Pt Kidang gesit perkasa
Telp 021 5451920

Salam,
 Ase™ 

--
Linuxindo Total Solusi, PT
www.Linuxindo.com

-Original Message-
From: Terry Astradika [EMAIL PROTECTED]

Date: Sun, 18 May 2008 14:59:51 
To:obrolan-bandar@yahoogroups.com
Subject: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia


alamat dan contact personnya ada pak Ase / Effendy..?
 tks banget..
 
 --- In obrolan-bandar@ mailto:obrolan-bandar%40yahoogroups.com 
yahoogroups.com, Effendy Kho [EMAIL PROTECTED] 
 wrote:
 
  Kemarin sama teman2 SJI kami offroad ke Cikidang (sebelum sukabumi 
 kalau dari Jakarta) disana lagi dibangun kebun kelapa sawit estate 18rb 
 hektar dan kalau kita tertarik bisa invest kebun sawit. Paketnya 1 
 hektar Rp.175 jt, dapat rumah 36 m2 (2 kamar) harga termasuk kebun 
 sawitnya dan maintenance kebun sawit selama 3 tahun (sampai berbuah) 
 nanti hasilnya wajib dijual ke pengelola model PIR elit gitu. Bisa 
 Kredit juga.
  
  Salam,
  Ase™ 
  *ngak ada hub apa2 sama kebun sawitnya cuman jalan2 offroad saja.
  
 



+ +
+ + + + +
Mohon saat meREPLY posting, text dari posting lama dihapus 
kecuali diperlukan agar CONTEXTnya jelas.
+ + + + +
+ +Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/obrolan-bandar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/obrolan-bandar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia

2008-05-17 Terurut Topik G~sp¤t™
3 kriteria Investasi property adalah:
1. Lokasi
2. Lokasi
3. Lokasi
Invest property adalah salah satu cara retain thd inflasi, tetapi masalahnya 
skarang beli pakai cash atau kredit, kalau kredit saat ancaman bbm naik harga2 
pd naik otomatis inflasi naik suku bunga naik apa ga ngejeret leher bunga 
banknya?
Kecuali dah fix rate.
Jgn lupa invest property liquidity risknya ada.
Semoga m'bantu


Powered by BlackBerry®

-Original Message-
From: t_bumi [EMAIL PROTECTED]

Date: Sat, 17 May 2008 17:54:48 
To:obrolan-bandar@yahoogroups.com
Subject: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia


--- In obrolan-bandar@ mailto:obrolan-bandar%40yahoogroups.com 
yahoogroups.com, Irawan Sudarman 
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Para pengunjung warung OB yang setia,
  
  Saya berencana berinvestasi pada property (rumah tinggal).
  Mengingat harga minyak yang naik terus, BBM yang akan dinaikkan 
 sehingga
  inflasi yang semakin besar,
  apakah ini saat yang tepat untuk masuk ke investasi property ? Atau
  sebaiknya tunggu dulu ?
  
  Apakah harga (barang) rumah akan naik karena inflasi atau 
 sebaliknya malah
  turun mengingat orang memprioritaskan kebutuhan hidup ?
  
  Mohon masukannya.
  
  Terima kasih
 
  SIP : TBUMI
 
 Bila harganya lebih murah dari harga market, maka boleh boleh
 
 saja. Mengingat ekonomi yg sangat lesu, maka harga property akan
 
 ikut discount banyak seperti discount harga harga saham BC di
 
 BEI.
 
 Inflasi di tanah air sangat susah membuat harga property naik
 
 karena tak ada peminat utk menyewa apartment, gudang. Peminat
 
 utk menyewa apartment atau gudang apabila ekonomi lagi bagus.
 
 Sedangkan utk peminat menyewa rumah tinggal masih tetap ada
 
 karena itu kebutuhan primar, tapi biasanya adalah rumah yg
 
 kelas menengah ke bawah. Sedangkan utk menyewakan rumah elit
 
 atau apartment sangatlah susah karena roda ekonomi tak 
 
 berjalan dimana tentu tak ada perusahaan yg mampu menyewakan 
 
 rumah elit bagi para direkturnya atau eksekutifnya. 
 
 Sedangkan bagi org kaya sendiri tentu sdh beli rumah sendiri 
 
 dan tak perlu sewa lagi. 
 



+ +
+ + + + +
Mohon saat meREPLY posting, text dari posting lama dihapus 
kecuali diperlukan agar CONTEXTnya jelas.
+ + + + +
+ +Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/obrolan-bandar/

* Your email settings:
Individual Email | Traditional

* To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/obrolan-bandar/join
(Yahoo! ID required)

* To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/



Re: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia

2008-05-17 Terurut Topik kusumo k
Ada yang punya data harga property rata-2 Jakarta selama 10 tahun terakhir ?
Property Jakarta minus 30 % ?? In my un-realizable  dream maybe.. Bandingin
sama USA yah kayak orange to apple. Lah pertumbuhan penduduk
indonesia/jakarta masih gak kebendung gitu..
Bahkan saat krismon harga property tidak turun dalam Rp hanya turun
komparable terhadap US$ dan mengejar kenaikan indeks untuk jangka waktu yang
sama, bahkan untuk beberapa property melebihi average return di bei. Cuman
tidak terlalu likuid.
Jadi saya pribadi, property investment eq. hedging terhadap inflasi, bahkan
jika beli nya pakai kredit..
Komposisi 60% property 40 % saham paling efficient hedging terhadap inflasi.



On Sun, May 18, 2008 at 6:40 AM, G~sp¤t™ [EMAIL PROTECTED] wrote:

 3 kriteria Investasi property adalah:
 1. Lokasi
 2. Lokasi
 3. Lokasi
 Invest property adalah salah satu cara retain thd inflasi, tetapi
 masalahnya skarang beli pakai cash atau kredit, kalau kredit saat ancaman
 bbm naik harga2 pd naik otomatis inflasi naik suku bunga naik apa ga
 ngejeret leher bunga banknya?
 Kecuali dah fix rate.
 Jgn lupa invest property liquidity risknya ada.
 Semoga m'bantu


 Powered by BlackBerry(R)

 -Original Message-
 From: t_bumi [EMAIL PROTECTED]

 Date: Sat, 17 May 2008 17:54:48
 To:obrolan-bandar@yahoogroups.com [EMAIL PROTECTED]
 Subject: [obrolan-bandar] Re: Property VS Inflasi di Indonesia


 --- In obrolan-bandar@ 
 mailto:obrolan-bandar%40yahoogroups.comobrolan-bandar%2540yahoogroups.com
 yahoogroups.com, Irawan Sudarman
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
   Para pengunjung warung OB yang setia,
  
   Saya berencana berinvestasi pada property (rumah tinggal).
   Mengingat harga minyak yang naik terus, BBM yang akan dinaikkan
  sehingga
   inflasi yang semakin besar,
   apakah ini saat yang tepat untuk masuk ke investasi property ? Atau
   sebaiknya tunggu dulu ?
  
   Apakah harga (barang) rumah akan naik karena inflasi atau
  sebaliknya malah
   turun mengingat orang memprioritaskan kebutuhan hidup ?
  
   Mohon masukannya.
  
   Terima kasih

   SIP : TBUMI

  Bila harganya lebih murah dari harga market, maka boleh boleh

  saja. Mengingat ekonomi yg sangat lesu, maka harga property akan

  ikut discount banyak seperti discount harga harga saham BC di

  BEI.

  Inflasi di tanah air sangat susah membuat harga property naik

  karena tak ada peminat utk menyewa apartment, gudang. Peminat

  utk menyewa apartment atau gudang apabila ekonomi lagi bagus.

  Sedangkan utk peminat menyewa rumah tinggal masih tetap ada

  karena itu kebutuhan primar, tapi biasanya adalah rumah yg

  kelas menengah ke bawah. Sedangkan utk menyewakan rumah elit

  atau apartment sangatlah susah karena roda ekonomi tak

  berjalan dimana tentu tak ada perusahaan yg mampu menyewakan

  rumah elit bagi para direkturnya atau eksekutifnya.

  Sedangkan bagi org kaya sendiri tentu sdh beli rumah sendiri

  dan tak perlu sewa lagi.


 

 + +
 + + + + +
 Mohon saat meREPLY posting, text dari posting lama dihapus
 kecuali diperlukan agar CONTEXTnya jelas.
 + + + + +
 + +Yahoo! Groups Links






Re: [obrolan-bandar] Re: Property saatnyakah?

2007-11-29 Terurut Topik RATU SIMA
Thank you Mr. JC (Today JSX = ISX, will you remain your ID JC or change IC =
Indonesian Stock Exchange Consultant).

Technically yes, but I concern with momentum?

Apart from windowdressing or others, consumer goods sector is ideal by
momentum Christmas and New Year.

I am peeping on RALS now.

Love,
Aimee


Re: [obrolan-bandar] Re: Property saatnyakah?

2007-11-29 Terurut Topik RATU SIMA
Uhm,

Embah is flat language of Javanese. I think it's better Eyang *- polite and
respectful*.

About BTEL, both telco sector up and down *- nothing much to expect while
the company runs very well*.

Mr Arnold, RALS??? Guess for end of year (around Christmas) when discount
season falls.

Love,
Aimee