Re: [proletar] Re: Mengapa filosofi ini keluar dari orang Muslim ?
Huehuehue aku salah ketik harus nya Cak Nun, bukan Cak Nur. Eniwe kedua tokoh tsb sama sama Muslim yang penuh rahmat. Sayang Cak Nur sudah pergi dahulu. sur. - Original Message - From: blubps blu...@yahoo.com lagi semedi nih, Om, biar dapet wangsit asyiks-apiks gituh eh, napa yah, kok cak nun dirancu2kan ama arwahum cak nur? apa karena dua2nya berasal dari ndesa jombang sana gituh? blub! Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Mengapa filosofi ini keluar dari orang Muslim ?
Rahmat? --- In proletar@yahoogroups.com, suryana gsuryana@... wrote: Huehuehue aku salah ketik harus nya Cak Nun, bukan Cak Nur. Eniwe kedua tokoh tsb sama sama Muslim yang penuh rahmat. Sayang Cak Nur sudah pergi dahulu. sur. - Original Message - From: blubps blubps@... lagi semedi nih, Om, biar dapet wangsit asyiks-apiks gituh eh, napa yah, kok cak nun dirancu2kan ama arwahum cak nur? apa karena dua2nya berasal dari ndesa jombang sana gituh? blub! Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [proletar] Re: Mengapa filosofi ini keluar dari orang Muslim ?
Yang menjadi permasalahan bukan saja perbandingan agama agama, juga terjemahan Al Quran terbitan DEPAG cukup banyak yang bisa disalah tafsirkan ( postingan sudah di kirim ke salah satu millis ), ntar aku cari lagi. Di era aku sekolah, agama tidak pernah dibanding banding kan, yang ada, begitu pelajaran agama Islam, maka murid yang beragama Islam keluar ruangan, tanpa nilai dipotong, dan aku suka ikutan kabur untuk main gaple/kyu kyu, ceme, entah pelajaran agama sekarang. Bila memang dipelajari iya, hanya kulitnya saja, semisal siapa tokoh utama Budha, Budha Tibet, Islam, KHC ( yang ini malah suka di jelek jelek an oleh guru agama yang Katholik ).. Bila dibanding bandingkan maka sudah menjadi tidak benar, dan tugas orang tua lah yang mengerti masalah ini untuk minimal memperbaiki didalam rumah tangga nya dahulu, dan bila memang memiliki kemampuan lebih bisa ke sekolah ybs, bukan dari pemeluk agama lain. sur. - Original Message - From: Wong wong_genden...@yahoo.com Ainun Najib mengajak kita untuk tidak membanding bandingkan agama. Tapi nyatanya dalam kurikulum di sekolah sekolah Islam sejak tingkat tsanawiyah sudah di ajarkan Ilmu Perbandingan Agama, iki piye? Rahayu --- In proletar@yahoogroups.com, suryana gsuryana@... wrote: Istri Tetangga Saya teringat waktu lebih dari 15 tahun yang lalu ketika belajar di Jogja. Waktu Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Mengapa filosofi ini keluar dari orang Muslim ?
Anak perlu dikasih tahu perbandingan, misalnya buruk vs baik. Juga mana agama samawi vs agama buatan manusia. Kamu lihat sendiri, kondisi ortu para murid dirumah. Pergi kerja awal, pulang malam. Semua cape. Anak dirumah sama saja, less-les dan less. Lalu PR. Mana sempat si ortu ngasih tahu anaknya, karena ilmu mereka terbanyak toh sama dangkalnya. Mereka pulang, anak sdh tidur. Mereka berangkat, masih mau bangun. Nanti selama ayah-bunda kerja, anak dididik PRT, TV, PS2, Video Player dst dst. penuh dg kesenangan duniawi (dan egois, karena kurang sosialisasi). Lalu QS terjemahan Depag, banyak misleading kita tahu. Belum lagi QS yg palsu atau dipalsukan. Anak-anak ga reti bhs Qur'an karena memang disengaja ga di ajarkan. Jadi terjemahan yg misleading dianggep bener. Demikian juga Bibel. Anak-anak mestinya diajari entah bahsa Iberani, Greek atau Aram. Biar mereka bisa belajar dari aslinya, biar mereka tahu yang saat Tuhan berbicara (Mat 3:17) pakai bahasa mana. Karena nilai kenaikan ditentukan pelajaran duniawi maka anak-anak yg baru jadi pegawai negeri 5 tahun sudah punya tabungan puluhan miliar rupiah. Mereka tahunya jungkat-jungkit shalat namun ga reti yg namanya salah-dosa karena ortunya ga ngajarin hidup halal. mBesok jangan gegabah, kepada Rabb swt, tuh anak akan nuntut pertanggung jawaban ortunya. Mereka merasa di dunia ga diajari demikian. --- In proletar@yahoogroups.com, suryana gsuryana@... wrote: Yang menjadi permasalahan bukan saja perbandingan agama agama, juga terjemahan Al Quran terbitan DEPAG cukup banyak yang bisa disalah tafsirkan ( postingan sudah di kirim ke salah satu millis ), ntar aku cari lagi. Di era aku sekolah, agama tidak pernah dibanding banding kan, yang ada, begitu pelajaran agama Islam, maka murid yang beragama Islam keluar ruangan, tanpa nilai dipotong, dan aku suka ikutan kabur untuk main gaple/kyu kyu, ceme, entah pelajaran agama sekarang. Bila memang dipelajari iya, hanya kulitnya saja, semisal siapa tokoh utama Budha, Budha Tibet, Islam, KHC ( yang ini malah suka di jelek jelek an oleh guru agama yang Katholik ).. Bila dibanding bandingkan maka sudah menjadi tidak benar, dan tugas orang tua lah yang mengerti masalah ini untuk minimal memperbaiki didalam rumah tangga nya dahulu, dan bila memang memiliki kemampuan lebih bisa ke sekolah ybs, bukan dari pemeluk agama lain. sur. - Original Message - From: Wong wong_gendeng05@... Ainun Najib mengajak kita untuk tidak membanding bandingkan agama. Tapi nyatanya dalam kurikulum di sekolah sekolah Islam sejak tingkat tsanawiyah sudah di ajarkan Ilmu Perbandingan Agama, iki piye? Rahayu --- In proletar@yahoogroups.com, suryana gsuryana@ wrote: Istri Tetangga Saya teringat waktu lebih dari 15 tahun yang lalu ketika belajar di Jogja. Waktu Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Mengapa filosofi ini keluar dari orang Muslim ?
ndeboost yang dungu kayak babi ini tidak tahu bahwa orang Arab sendiri tidak tahu apa yang tertulis di al-Mushaf itu... Yang bisa baca al-Mushaf itu dengan baik ya orang kafir, seperti Luling dan Luxenberg --- In proletar@yahoogroups.com, ndeboost rambitesemak@... wrote: Anak perlu dikasih tahu perbandingan, misalnya buruk vs baik. Juga mana agama samawi vs agama buatan manusia. Kamu lihat sendiri, kondisi ortu para murid dirumah. Pergi kerja awal, pulang malam. Semua cape. Anak dirumah sama saja, less-les dan less. Lalu PR. Mana sempat si ortu ngasih tahu anaknya, karena ilmu mereka terbanyak toh sama dangkalnya. Mereka pulang, anak sdh tidur. Mereka berangkat, masih mau bangun. Nanti selama ayah-bunda kerja, anak dididik PRT, TV, PS2, Video Player dst dst. penuh dg kesenangan duniawi (dan egois, karena kurang sosialisasi). Lalu QS terjemahan Depag, banyak misleading kita tahu. Belum lagi QS yg palsu atau dipalsukan. Anak-anak ga reti bhs Qur'an karena memang disengaja ga di ajarkan. Jadi terjemahan yg misleading dianggep bener. Demikian juga Bibel. Anak-anak mestinya diajari entah bahsa Iberani, Greek atau Aram. Biar mereka bisa belajar dari aslinya, biar mereka tahu yang saat Tuhan berbicara (Mat 3:17) pakai bahasa mana. Karena nilai kenaikan ditentukan pelajaran duniawi maka anak-anak yg baru jadi pegawai negeri 5 tahun sudah punya tabungan puluhan miliar rupiah. Mereka tahunya jungkat-jungkit shalat namun ga reti yg namanya salah-dosa karena ortunya ga ngajarin hidup halal. mBesok jangan gegabah, kepada Rabb swt, tuh anak akan nuntut pertanggung jawaban ortunya. Mereka merasa di dunia ga diajari demikian. --- In proletar@yahoogroups.com, suryana gsuryana@ wrote: Yang menjadi permasalahan bukan saja perbandingan agama agama, juga terjemahan Al Quran terbitan DEPAG cukup banyak yang bisa disalah tafsirkan ( postingan sudah di kirim ke salah satu millis ), ntar aku cari lagi. Di era aku sekolah, agama tidak pernah dibanding banding kan, yang ada, begitu pelajaran agama Islam, maka murid yang beragama Islam keluar ruangan, tanpa nilai dipotong, dan aku suka ikutan kabur untuk main gaple/kyu kyu, ceme, entah pelajaran agama sekarang. Bila memang dipelajari iya, hanya kulitnya saja, semisal siapa tokoh utama Budha, Budha Tibet, Islam, KHC ( yang ini malah suka di jelek jelek an oleh guru agama yang Katholik ).. Bila dibanding bandingkan maka sudah menjadi tidak benar, dan tugas orang tua lah yang mengerti masalah ini untuk minimal memperbaiki didalam rumah tangga nya dahulu, dan bila memang memiliki kemampuan lebih bisa ke sekolah ybs, bukan dari pemeluk agama lain. sur. - Original Message - From: Wong wong_gendeng05@ Ainun Najib mengajak kita untuk tidak membanding bandingkan agama. Tapi nyatanya dalam kurikulum di sekolah sekolah Islam sejak tingkat tsanawiyah sudah di ajarkan Ilmu Perbandingan Agama, iki piye? Rahayu --- In proletar@yahoogroups.com, suryana gsuryana@ wrote: Istri Tetangga Saya teringat waktu lebih dari 15 tahun yang lalu ketika belajar di Jogja. Waktu Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Mengapa filosofi ini keluar dari orang Muslim ?
--- In proletar@yahoogroups.com, Jusfiq kesayangan.allah@... wrote: ndeboost yang dungu kayak babi ini tidak tahu bahwa orang Arab sendiri tidak tahu apa yang tertulis di al-Mushaf itu... Yang bisa baca al-Mushaf itu dengan baik ya orang kafir, seperti Luling dan Luxenberg --- In proletar@yahoogroups.com, ndeboost rambitesemak@ wrote: Anak perlu dikasih tahu perbandingan, misalnya buruk vs baik. Juga mana agama samawi vs agama buatan manusia. Kamu lihat sendiri, kondisi ortu para murid dirumah. Pergi kerja awal, pulang malam. Semua cape. Anak dirumah sama saja, less-les dan less. Lalu PR. Mana sempat si ortu ngasih tahu anaknya, karena ilmu mereka terbanyak toh sama dangkalnya. Mereka pulang, anak sdh tidur. Mereka berangkat, masih mau bangun. Nanti selama ayah-bunda kerja, anak dididik PRT, TV, PS2, Video Player dst dst. penuh dg kesenangan duniawi (dan egois, karena kurang sosialisasi). Lalu QS terjemahan Depag, banyak misleading kita tahu. Belum lagi QS yg palsu atau dipalsukan. Anak-anak ga reti bhs Qur'an karena memang disengaja ga di ajarkan. Jadi terjemahan yg misleading dianggep bener. Demikian juga Bibel. Anak-anak mestinya diajari entah bahsa Iberani, Greek atau Aram. Biar mereka bisa belajar dari aslinya, biar mereka tahu yang saat Tuhan berbicara (Mat 3:17) pakai bahasa mana. Karena nilai kenaikan ditentukan pelajaran duniawi maka anak-anak yg baru jadi pegawai negeri 5 tahun sudah punya tabungan puluhan miliar rupiah. Mereka tahunya jungkat-jungkit shalat namun ga reti yg namanya salah-dosa karena ortunya ga ngajarin hidup halal. mBesok jangan gegabah, kepada Rabb swt, tuh anak akan nuntut pertanggung jawaban ortunya. Mereka merasa di dunia ga diajari demikian. --- In proletar@yahoogroups.com, suryana gsuryana@ wrote: Yang menjadi permasalahan bukan saja perbandingan agama agama, juga terjemahan Al Quran terbitan DEPAG cukup banyak yang bisa disalah tafsirkan ( postingan sudah di kirim ke salah satu millis ), ntar aku cari lagi. Di era aku sekolah, agama tidak pernah dibanding banding kan, yang ada, begitu pelajaran agama Islam, maka murid yang beragama Islam keluar ruangan, tanpa nilai dipotong, dan aku suka ikutan kabur untuk main gaple/kyu kyu, ceme, entah pelajaran agama sekarang. Bila memang dipelajari iya, hanya kulitnya saja, semisal siapa tokoh utama Budha, Budha Tibet, Islam, KHC ( yang ini malah suka di jelek jelek an oleh guru agama yang Katholik ).. Bila dibanding bandingkan maka sudah menjadi tidak benar, dan tugas orang tua lah yang mengerti masalah ini untuk minimal memperbaiki didalam rumah tangga nya dahulu, dan bila memang memiliki kemampuan lebih bisa ke sekolah ybs, bukan dari pemeluk agama lain. sur. - Original Message - From: Wong wong_gendeng05@ Ainun Najib mengajak kita untuk tidak membanding bandingkan agama. Tapi nyatanya dalam kurikulum di sekolah sekolah Islam sejak tingkat tsanawiyah sudah di ajarkan Ilmu Perbandingan Agama, iki piye? Rahayu --- In proletar@yahoogroups.com, suryana gsuryana@ wrote: Istri Tetangga Saya teringat waktu lebih dari 15 tahun yang lalu ketika belajar di Jogja. Waktu Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Mengapa filosofi ini keluar dari orang Muslim ?
Nurcholis Majid itu adalah bangsat penipu. Tukang kibul. Tukang poles wajah Islam yang bopeng, tukang bedaki wajah Islam yang buruk.. --- In proletar@yahoogroups.com, suryana gsuryana@... wrote: Anda ternyata masih salah tangkap dengan filosofi Cak Nur, tugas kelompok cak nur lah yang mengajari anak yang suka nempeleng, dan ini sebenarnya juga ajaran dari inti Yesus. sur. - Original Message - From: widura a.widura@... Ngga ada masalah sama istri tetangga, mau ngga mandi keq, jelek,cakep, item,putih, bau, wangi dsb...yg jadi masalah bagi warga/masyarakat sekitar itu kalo istri tetangga ngajarin anaknya nyuruh nempelengin anak orang lain yg ngga sesuai ukuran diabakar...bunuhngga salah juga si cak nur ngajarin utk ngga usilan, tapi ngga kalah penting untuk ngajarin bertahan dari yg usil... -Original Message- From: suryana gsuryana@... Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Mengapa filosofi ini keluar dari orang Muslim ?
Rasulku yatim piatu, termasuk miskin Pak. Beliau saw ga ada yang ngajarin mbaca nulis karena harus hidup, kesehariannya jadi penggembala ternak. Kalau saja dia saw dapat BS kek Pak @Yusfliak, kalik lain jadinya. Gitu kan Pak? Dapat BS sak upliak berubah akal. --- In proletar@yahoogroups.com, Jusfiq kesayangan.allah@... wrote: ndeboost yang dungu kayak babi ini tidak tahu bahwa orang Arab sendiri tidak tahu apa yang tertulis di al-Mushaf itu... Yang bisa baca al-Mushaf itu dengan baik ya orang kafir, seperti Luling dan Luxenberg --- In proletar@yahoogroups.com, ndeboost rambitesemak@ wrote: Anak perlu dikasih tahu perbandingan, misalnya buruk vs baik. Juga mana agama samawi vs agama buatan manusia. Kamu lihat sendiri, kondisi ortu para murid dirumah. Pergi kerja awal, pulang malam. Semua cape. Anak dirumah sama saja, less-les dan less. Lalu PR. Mana sempat si ortu ngasih tahu anaknya, karena ilmu mereka terbanyak toh sama dangkalnya. Mereka pulang, anak sdh tidur. Mereka berangkat, masih mau bangun. Nanti selama ayah-bunda kerja, anak dididik PRT, TV, PS2, Video Player dst dst. penuh dg kesenangan duniawi (dan egois, karena kurang sosialisasi). Lalu QS terjemahan Depag, banyak misleading kita tahu. Belum lagi QS yg palsu atau dipalsukan. Anak-anak ga reti bhs Qur'an karena memang disengaja ga di ajarkan. Jadi terjemahan yg misleading dianggep bener. Demikian juga Bibel. Anak-anak mestinya diajari entah bahsa Iberani, Greek atau Aram. Biar mereka bisa belajar dari aslinya, biar mereka tahu yang saat Tuhan berbicara (Mat 3:17) pakai bahasa mana. Karena nilai kenaikan ditentukan pelajaran duniawi maka anak-anak yg baru jadi pegawai negeri 5 tahun sudah punya tabungan puluhan miliar rupiah. Mereka tahunya jungkat-jungkit shalat namun ga reti yg namanya salah-dosa karena ortunya ga ngajarin hidup halal. mBesok jangan gegabah, kepada Rabb swt, tuh anak akan nuntut pertanggung jawaban ortunya. Mereka merasa di dunia ga diajari demikian. --- In proletar@yahoogroups.com, suryana gsuryana@ wrote: Yang menjadi permasalahan bukan saja perbandingan agama agama, juga terjemahan Al Quran terbitan DEPAG cukup banyak yang bisa disalah tafsirkan ( postingan sudah di kirim ke salah satu millis ), ntar aku cari lagi. Di era aku sekolah, agama tidak pernah dibanding banding kan, yang ada, begitu pelajaran agama Islam, maka murid yang beragama Islam keluar ruangan, tanpa nilai dipotong, dan aku suka ikutan kabur untuk main gaple/kyu kyu, ceme, entah pelajaran agama sekarang. Bila memang dipelajari iya, hanya kulitnya saja, semisal siapa tokoh utama Budha, Budha Tibet, Islam, KHC ( yang ini malah suka di jelek jelek an oleh guru agama yang Katholik ).. Bila dibanding bandingkan maka sudah menjadi tidak benar, dan tugas orang tua lah yang mengerti masalah ini untuk minimal memperbaiki didalam rumah tangga nya dahulu, dan bila memang memiliki kemampuan lebih bisa ke sekolah ybs, bukan dari pemeluk agama lain. sur. - Original Message - From: Wong wong_gendeng05@ Ainun Najib mengajak kita untuk tidak membanding bandingkan agama. Tapi nyatanya dalam kurikulum di sekolah sekolah Islam sejak tingkat tsanawiyah sudah di ajarkan Ilmu Perbandingan Agama, iki piye? Rahayu --- In proletar@yahoogroups.com, suryana gsuryana@ wrote: Istri Tetangga Saya teringat waktu lebih dari 15 tahun yang lalu ketika belajar di Jogja. Waktu Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Mengapa filosofi ini keluar dari orang Muslim ?
ndeboost yang dungu kayak babi ini tidak tahu bahwa orang Arab sendiri tidak tahu apa yang tertulis di al-Mushaf itu... Yang bisa baca al-Mushaf itu dengan baik ya orang kafir, seperti Luling dan Luxenberg. --- In proletar@yahoogroups.com, ndeboost rambitesemak@... wrote: --- In proletar@yahoogroups.com, Jusfiq kesayangan.allah@ wrote: ndeboost yang dungu kayak babi ini tidak tahu bahwa orang Arab sendiri tidak tahu apa yang tertulis di al-Mushaf itu... Yang bisa baca al-Mushaf itu dengan baik ya orang kafir, seperti Luling dan Luxenberg --- In proletar@yahoogroups.com, ndeboost rambitesemak@ wrote: Anak perlu dikasih tahu perbandingan, misalnya buruk vs baik. Juga mana agama samawi vs agama buatan manusia. Kamu lihat sendiri, kondisi ortu para murid dirumah. Pergi kerja awal, pulang malam. Semua cape. Anak dirumah sama saja, less-les dan less. Lalu PR. Mana sempat si ortu ngasih tahu anaknya, karena ilmu mereka terbanyak toh sama dangkalnya. Mereka pulang, anak sdh tidur. Mereka berangkat, masih mau bangun. Nanti selama ayah-bunda kerja, anak dididik PRT, TV, PS2, Video Player dst dst. penuh dg kesenangan duniawi (dan egois, karena kurang sosialisasi). Lalu QS terjemahan Depag, banyak misleading kita tahu. Belum lagi QS yg palsu atau dipalsukan. Anak-anak ga reti bhs Qur'an karena memang disengaja ga di ajarkan. Jadi terjemahan yg misleading dianggep bener. Demikian juga Bibel. Anak-anak mestinya diajari entah bahsa Iberani, Greek atau Aram. Biar mereka bisa belajar dari aslinya, biar mereka tahu yang saat Tuhan berbicara (Mat 3:17) pakai bahasa mana. Karena nilai kenaikan ditentukan pelajaran duniawi maka anak-anak yg baru jadi pegawai negeri 5 tahun sudah punya tabungan puluhan miliar rupiah. Mereka tahunya jungkat-jungkit shalat namun ga reti yg namanya salah-dosa karena ortunya ga ngajarin hidup halal. mBesok jangan gegabah, kepada Rabb swt, tuh anak akan nuntut pertanggung jawaban ortunya. Mereka merasa di dunia ga diajari demikian. --- In proletar@yahoogroups.com, suryana gsuryana@ wrote: Yang menjadi permasalahan bukan saja perbandingan agama agama, juga terjemahan Al Quran terbitan DEPAG cukup banyak yang bisa disalah tafsirkan ( postingan sudah di kirim ke salah satu millis ), ntar aku cari lagi. Di era aku sekolah, agama tidak pernah dibanding banding kan, yang ada, begitu pelajaran agama Islam, maka murid yang beragama Islam keluar ruangan, tanpa nilai dipotong, dan aku suka ikutan kabur untuk main gaple/kyu kyu, ceme, entah pelajaran agama sekarang. Bila memang dipelajari iya, hanya kulitnya saja, semisal siapa tokoh utama Budha, Budha Tibet, Islam, KHC ( yang ini malah suka di jelek jelek an oleh guru agama yang Katholik ).. Bila dibanding bandingkan maka sudah menjadi tidak benar, dan tugas orang tua lah yang mengerti masalah ini untuk minimal memperbaiki didalam rumah tangga nya dahulu, dan bila memang memiliki kemampuan lebih bisa ke sekolah ybs, bukan dari pemeluk agama lain. sur. - Original Message - From: Wong wong_gendeng05@ Ainun Najib mengajak kita untuk tidak membanding bandingkan agama. Tapi nyatanya dalam kurikulum di sekolah sekolah Islam sejak tingkat tsanawiyah sudah di ajarkan Ilmu Perbandingan Agama, iki piye? Rahayu --- In proletar@yahoogroups.com, suryana gsuryana@ wrote: Istri Tetangga Saya teringat waktu lebih dari 15 tahun yang lalu ketika belajar di Jogja. Waktu Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Mengapa filosofi ini keluar dari orang Muslim ?
Dan setelah dewasa tu nabi yang dijadikan panutan dan junjungan oleh ndeboost yang dungu kayak babi itu diriwayakan jadi kepala gerombolan perampok dan penyampun dan pelaku ethnic cleansing... Tu nabi diriwayatkan sebagai kriminal. Tukang palak. Tukang peras. Bajingan. --- In proletar@yahoogroups.com, ndeboost rambitesemak@... wrote: Rasulku yatim piatu, termasuk miskin Pak. Beliau saw ga ada yang ngajarin mbaca nulis karena harus hidup, kesehariannya jadi penggembala ternak. Kalau saja dia saw dapat BS kek Pak @Yusfliak, kalik lain jadinya. Gitu kan Pak? Dapat BS sak upliak berubah akal. --- In proletar@yahoogroups.com, Jusfiq kesayangan.allah@ wrote: ndeboost yang dungu kayak babi ini tidak tahu bahwa orang Arab sendiri tidak tahu apa yang tertulis di al-Mushaf itu... Yang bisa baca al-Mushaf itu dengan baik ya orang kafir, seperti Luling dan Luxenberg --- In proletar@yahoogroups.com, ndeboost rambitesemak@ wrote: Anak perlu dikasih tahu perbandingan, misalnya buruk vs baik. Juga mana agama samawi vs agama buatan manusia. Kamu lihat sendiri, kondisi ortu para murid dirumah. Pergi kerja awal, pulang malam. Semua cape. Anak dirumah sama saja, less-les dan less. Lalu PR. Mana sempat si ortu ngasih tahu anaknya, karena ilmu mereka terbanyak toh sama dangkalnya. Mereka pulang, anak sdh tidur. Mereka berangkat, masih mau bangun. Nanti selama ayah-bunda kerja, anak dididik PRT, TV, PS2, Video Player dst dst. penuh dg kesenangan duniawi (dan egois, karena kurang sosialisasi). Lalu QS terjemahan Depag, banyak misleading kita tahu. Belum lagi QS yg palsu atau dipalsukan. Anak-anak ga reti bhs Qur'an karena memang disengaja ga di ajarkan. Jadi terjemahan yg misleading dianggep bener. Demikian juga Bibel. Anak-anak mestinya diajari entah bahsa Iberani, Greek atau Aram. Biar mereka bisa belajar dari aslinya, biar mereka tahu yang saat Tuhan berbicara (Mat 3:17) pakai bahasa mana. Karena nilai kenaikan ditentukan pelajaran duniawi maka anak-anak yg baru jadi pegawai negeri 5 tahun sudah punya tabungan puluhan miliar rupiah. Mereka tahunya jungkat-jungkit shalat namun ga reti yg namanya salah-dosa karena ortunya ga ngajarin hidup halal. mBesok jangan gegabah, kepada Rabb swt, tuh anak akan nuntut pertanggung jawaban ortunya. Mereka merasa di dunia ga diajari demikian. --- In proletar@yahoogroups.com, suryana gsuryana@ wrote: Yang menjadi permasalahan bukan saja perbandingan agama agama, juga terjemahan Al Quran terbitan DEPAG cukup banyak yang bisa disalah tafsirkan ( postingan sudah di kirim ke salah satu millis ), ntar aku cari lagi. Di era aku sekolah, agama tidak pernah dibanding banding kan, yang ada, begitu pelajaran agama Islam, maka murid yang beragama Islam keluar ruangan, tanpa nilai dipotong, dan aku suka ikutan kabur untuk main gaple/kyu kyu, ceme, entah pelajaran agama sekarang. Bila memang dipelajari iya, hanya kulitnya saja, semisal siapa tokoh utama Budha, Budha Tibet, Islam, KHC ( yang ini malah suka di jelek jelek an oleh guru agama yang Katholik ).. Bila dibanding bandingkan maka sudah menjadi tidak benar, dan tugas orang tua lah yang mengerti masalah ini untuk minimal memperbaiki didalam rumah tangga nya dahulu, dan bila memang memiliki kemampuan lebih bisa ke sekolah ybs, bukan dari pemeluk agama lain. sur. - Original Message - From: Wong wong_gendeng05@ Ainun Najib mengajak kita untuk tidak membanding bandingkan agama. Tapi nyatanya dalam kurikulum di sekolah sekolah Islam sejak tingkat tsanawiyah sudah di ajarkan Ilmu Perbandingan Agama, iki piye? Rahayu --- In proletar@yahoogroups.com, suryana gsuryana@ wrote: Istri Tetangga Saya teringat waktu lebih dari 15 tahun yang lalu ketika belajar di Jogja. Waktu Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Mengapa filosofi ini keluar dari orang Muslim ?
Pak @Yusfliak pinter karena dapat BS, lalu bisa sekolah tinggi. Luling, Luxemburg bisa pinter gitu juga, ada yg mbayar. Nabi saw hanya gembala Pak, namun dia yg ga bisa baca nulis tahu (dikasih wahyu) yg khewan dari air. Pak Yusfliak tahu dan setuju dg Teori Darwin kan? Ada yg salah dg ayat via Rasulku saw yg buta huruf? Dia saw menyampaikan khewan dari air, bukan dari darat bukan juga angkasa. Sdh baca thermal vent Pak? --- In proletar@yahoogroups.com, Jusfiq kesayangan.allah@... wrote: ndeboost yang dungu kayak babi ini tidak tahu bahwa orang Arab sendiri tidak tahu apa yang tertulis di al-Mushaf itu... Yang bisa baca al-Mushaf itu dengan baik ya orang kafir, seperti Luling dan Luxenberg. --- In proletar@yahoogroups.com, ndeboost rambitesemak@ wrote: --- In proletar@yahoogroups.com, Jusfiq kesayangan.allah@ wrote: ndeboost yang dungu kayak babi ini tidak tahu bahwa orang Arab sendiri tidak tahu apa yang tertulis di al-Mushaf itu... Yang bisa baca al-Mushaf itu dengan baik ya orang kafir, seperti Luling dan Luxenberg --- In proletar@yahoogroups.com, ndeboost rambitesemak@ wrote: Anak perlu dikasih tahu perbandingan, misalnya buruk vs baik. Juga mana agama samawi vs agama buatan manusia. Kamu lihat sendiri, kondisi ortu para murid dirumah. Pergi kerja awal, pulang malam. Semua cape. Anak dirumah sama saja, less-les dan less. Lalu PR. Mana sempat si ortu ngasih tahu anaknya, karena ilmu mereka terbanyak toh sama dangkalnya. Mereka pulang, anak sdh tidur. Mereka berangkat, masih mau bangun. Nanti selama ayah-bunda kerja, anak dididik PRT, TV, PS2, Video Player dst dst. penuh dg kesenangan duniawi (dan egois, karena kurang sosialisasi). Lalu QS terjemahan Depag, banyak misleading kita tahu. Belum lagi QS yg palsu atau dipalsukan. Anak-anak ga reti bhs Qur'an karena memang disengaja ga di ajarkan. Jadi terjemahan yg misleading dianggep bener. Demikian juga Bibel. Anak-anak mestinya diajari entah bahsa Iberani, Greek atau Aram. Biar mereka bisa belajar dari aslinya, biar mereka tahu yang saat Tuhan berbicara (Mat 3:17) pakai bahasa mana. Karena nilai kenaikan ditentukan pelajaran duniawi maka anak-anak yg baru jadi pegawai negeri 5 tahun sudah punya tabungan puluhan miliar rupiah. Mereka tahunya jungkat-jungkit shalat namun ga reti yg namanya salah-dosa karena ortunya ga ngajarin hidup halal. mBesok jangan gegabah, kepada Rabb swt, tuh anak akan nuntut pertanggung jawaban ortunya. Mereka merasa di dunia ga diajari demikian. --- In proletar@yahoogroups.com, suryana gsuryana@ wrote: Yang menjadi permasalahan bukan saja perbandingan agama agama, juga terjemahan Al Quran terbitan DEPAG cukup banyak yang bisa disalah tafsirkan ( postingan sudah di kirim ke salah satu millis ), ntar aku cari lagi. Di era aku sekolah, agama tidak pernah dibanding banding kan, yang ada, begitu pelajaran agama Islam, maka murid yang beragama Islam keluar ruangan, tanpa nilai dipotong, dan aku suka ikutan kabur untuk main gaple/kyu kyu, ceme, entah pelajaran agama sekarang. Bila memang dipelajari iya, hanya kulitnya saja, semisal siapa tokoh utama Budha, Budha Tibet, Islam, KHC ( yang ini malah suka di jelek jelek an oleh guru agama yang Katholik ).. Bila dibanding bandingkan maka sudah menjadi tidak benar, dan tugas orang tua lah yang mengerti masalah ini untuk minimal memperbaiki didalam rumah tangga nya dahulu, dan bila memang memiliki kemampuan lebih bisa ke sekolah ybs, bukan dari pemeluk agama lain. sur. - Original Message - From: Wong wong_gendeng05@ Ainun Najib mengajak kita untuk tidak membanding bandingkan agama. Tapi nyatanya dalam kurikulum di sekolah sekolah Islam sejak tingkat tsanawiyah sudah di ajarkan Ilmu Perbandingan Agama, iki piye? Rahayu --- In proletar@yahoogroups.com, suryana gsuryana@ wrote: Istri Tetangga Saya teringat waktu lebih dari 15 tahun yang lalu ketika belajar di Jogja. Waktu Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo!
[proletar] Re: Mengapa filosofi ini keluar dari orang Muslim ?
Bukannya setelah dewasa Pak. Mosok usia 40 tahun dinamakan dewasa? Apakah gini hasil didikan kpd penerima BS yg sekolah nun jauh di rantau? Bener atau ga pak yang khewan dari air? Kan Pak @Yusfliak sekolahnya mahal dan jauh? --- In proletar@yahoogroups.com, Jusfiq kesayangan.allah@... wrote: Dan setelah dewasa tu nabi yang dijadikan panutan dan junjungan oleh ndeboost yang dungu kayak babi itu diriwayakan jadi kepala gerombolan perampok dan penyampun dan pelaku ethnic cleansing... Tu nabi diriwayatkan sebagai kriminal. Tukang palak. Tukang peras. Bajingan. --- In proletar@yahoogroups.com, ndeboost rambitesemak@ wrote: Rasulku yatim piatu, termasuk miskin Pak. Beliau saw ga ada yang ngajarin mbaca nulis karena harus hidup, kesehariannya jadi penggembala ternak. Kalau saja dia saw dapat BS kek Pak @Yusfliak, kalik lain jadinya. Gitu kan Pak? Dapat BS sak upliak berubah akal. --- In proletar@yahoogroups.com, Jusfiq kesayangan.allah@ wrote: ndeboost yang dungu kayak babi ini tidak tahu bahwa orang Arab sendiri tidak tahu apa yang tertulis di al-Mushaf itu... Yang bisa baca al-Mushaf itu dengan baik ya orang kafir, seperti Luling dan Luxenberg --- In proletar@yahoogroups.com, ndeboost rambitesemak@ wrote: Anak perlu dikasih tahu perbandingan, misalnya buruk vs baik. Juga mana agama samawi vs agama buatan manusia. Kamu lihat sendiri, kondisi ortu para murid dirumah. Pergi kerja awal, pulang malam. Semua cape. Anak dirumah sama saja, less-les dan less. Lalu PR. Mana sempat si ortu ngasih tahu anaknya, karena ilmu mereka terbanyak toh sama dangkalnya. Mereka pulang, anak sdh tidur. Mereka berangkat, masih mau bangun. Nanti selama ayah-bunda kerja, anak dididik PRT, TV, PS2, Video Player dst dst. penuh dg kesenangan duniawi (dan egois, karena kurang sosialisasi). Lalu QS terjemahan Depag, banyak misleading kita tahu. Belum lagi QS yg palsu atau dipalsukan. Anak-anak ga reti bhs Qur'an karena memang disengaja ga di ajarkan. Jadi terjemahan yg misleading dianggep bener. Demikian juga Bibel. Anak-anak mestinya diajari entah bahsa Iberani, Greek atau Aram. Biar mereka bisa belajar dari aslinya, biar mereka tahu yang saat Tuhan berbicara (Mat 3:17) pakai bahasa mana. Karena nilai kenaikan ditentukan pelajaran duniawi maka anak-anak yg baru jadi pegawai negeri 5 tahun sudah punya tabungan puluhan miliar rupiah. Mereka tahunya jungkat-jungkit shalat namun ga reti yg namanya salah-dosa karena ortunya ga ngajarin hidup halal. mBesok jangan gegabah, kepada Rabb swt, tuh anak akan nuntut pertanggung jawaban ortunya. Mereka merasa di dunia ga diajari demikian. --- In proletar@yahoogroups.com, suryana gsuryana@ wrote: Yang menjadi permasalahan bukan saja perbandingan agama agama, juga terjemahan Al Quran terbitan DEPAG cukup banyak yang bisa disalah tafsirkan ( postingan sudah di kirim ke salah satu millis ), ntar aku cari lagi. Di era aku sekolah, agama tidak pernah dibanding banding kan, yang ada, begitu pelajaran agama Islam, maka murid yang beragama Islam keluar ruangan, tanpa nilai dipotong, dan aku suka ikutan kabur untuk main gaple/kyu kyu, ceme, entah pelajaran agama sekarang. Bila memang dipelajari iya, hanya kulitnya saja, semisal siapa tokoh utama Budha, Budha Tibet, Islam, KHC ( yang ini malah suka di jelek jelek an oleh guru agama yang Katholik ).. Bila dibanding bandingkan maka sudah menjadi tidak benar, dan tugas orang tua lah yang mengerti masalah ini untuk minimal memperbaiki didalam rumah tangga nya dahulu, dan bila memang memiliki kemampuan lebih bisa ke sekolah ybs, bukan dari pemeluk agama lain. sur. - Original Message - From: Wong wong_gendeng05@ Ainun Najib mengajak kita untuk tidak membanding bandingkan agama. Tapi nyatanya dalam kurikulum di sekolah sekolah Islam sejak tingkat tsanawiyah sudah di ajarkan Ilmu Perbandingan Agama, iki piye? Rahayu --- In proletar@yahoogroups.com, suryana gsuryana@ wrote: Istri Tetangga Saya teringat waktu lebih dari 15 tahun yang lalu ketika belajar di Jogja. Waktu Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email:
[proletar] Re: Mengapa filosofi ini keluar dari orang Muslim ?
yang udah jelas tukang fitnah dan penipu adalah junkie dan alkoholik... --- In proletar@yahoogroups.com, Jusfiq kesayangan.allah@... wrote: Nurcholis Majid itu adalah bangsat penipu. Tukang kibul. Tukang poles wajah Islam yang bopeng, tukang bedaki wajah Islam yang buruk.. --- In proletar@yahoogroups.com, suryana gsuryana@ wrote: Anda ternyata masih salah tangkap dengan filosofi Cak Nur, tugas kelompok cak nur lah yang mengajari anak yang suka nempeleng, dan ini sebenarnya juga ajaran dari inti Yesus. sur. - Original Message - From: widura a.widura@ Ngga ada masalah sama istri tetangga, mau ngga mandi keq, jelek,cakep, item,putih, bau, wangi dsb...yg jadi masalah bagi warga/masyarakat sekitar itu kalo istri tetangga ngajarin anaknya nyuruh nempelengin anak orang lain yg ngga sesuai ukuran diabakar...bunuhngga salah juga si cak nur ngajarin utk ngga usilan, tapi ngga kalah penting untuk ngajarin bertahan dari yg usil... -Original Message- From: suryana gsuryana@ Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Mengapa filosofi ini keluar dari orang Muslim ?
Dan setelah dewasa tu nabi yang dijadikan panutan dan junjungan oleh ndeboost yang dungu kayak babi itu diriwayakan jadi kepala gerombolan perampok dan penyampun dan pelaku ethnic cleansing... Tu nabi diriwayatkan sebagai kriminal. Tukang palak. Tukang peras. Bajingan. --- In proletar@yahoogroups.com, ndeboost rambitesemak@... wrote: Bukannya setelah dewasa Pak. Mosok usia 40 tahun dinamakan dewasa? Apakah gini hasil didikan kpd penerima BS yg sekolah nun jauh di rantau? Bener atau ga pak yang khewan dari air? Kan Pak @Yusfliak sekolahnya mahal dan jauh? --- In proletar@yahoogroups.com, Jusfiq kesayangan.allah@ wrote: Dan setelah dewasa tu nabi yang dijadikan panutan dan junjungan oleh ndeboost yang dungu kayak babi itu diriwayakan jadi kepala gerombolan perampok dan penyampun dan pelaku ethnic cleansing... Tu nabi diriwayatkan sebagai kriminal. Tukang palak. Tukang peras. Bajingan. --- In proletar@yahoogroups.com, ndeboost rambitesemak@ wrote: Rasulku yatim piatu, termasuk miskin Pak. Beliau saw ga ada yang ngajarin mbaca nulis karena harus hidup, kesehariannya jadi penggembala ternak. Kalau saja dia saw dapat BS kek Pak @Yusfliak, kalik lain jadinya. Gitu kan Pak? Dapat BS sak upliak berubah akal. --- In proletar@yahoogroups.com, Jusfiq kesayangan.allah@ wrote: ndeboost yang dungu kayak babi ini tidak tahu bahwa orang Arab sendiri tidak tahu apa yang tertulis di al-Mushaf itu... Yang bisa baca al-Mushaf itu dengan baik ya orang kafir, seperti Luling dan Luxenberg --- In proletar@yahoogroups.com, ndeboost rambitesemak@ wrote: Anak perlu dikasih tahu perbandingan, misalnya buruk vs baik. Juga mana agama samawi vs agama buatan manusia. Kamu lihat sendiri, kondisi ortu para murid dirumah. Pergi kerja awal, pulang malam. Semua cape. Anak dirumah sama saja, less-les dan less. Lalu PR. Mana sempat si ortu ngasih tahu anaknya, karena ilmu mereka terbanyak toh sama dangkalnya. Mereka pulang, anak sdh tidur. Mereka berangkat, masih mau bangun. Nanti selama ayah-bunda kerja, anak dididik PRT, TV, PS2, Video Player dst dst. penuh dg kesenangan duniawi (dan egois, karena kurang sosialisasi). Lalu QS terjemahan Depag, banyak misleading kita tahu. Belum lagi QS yg palsu atau dipalsukan. Anak-anak ga reti bhs Qur'an karena memang disengaja ga di ajarkan. Jadi terjemahan yg misleading dianggep bener. Demikian juga Bibel. Anak-anak mestinya diajari entah bahsa Iberani, Greek atau Aram. Biar mereka bisa belajar dari aslinya, biar mereka tahu yang saat Tuhan berbicara (Mat 3:17) pakai bahasa mana. Karena nilai kenaikan ditentukan pelajaran duniawi maka anak-anak yg baru jadi pegawai negeri 5 tahun sudah punya tabungan puluhan miliar rupiah. Mereka tahunya jungkat-jungkit shalat namun ga reti yg namanya salah-dosa karena ortunya ga ngajarin hidup halal. mBesok jangan gegabah, kepada Rabb swt, tuh anak akan nuntut pertanggung jawaban ortunya. Mereka merasa di dunia ga diajari demikian. --- In proletar@yahoogroups.com, suryana gsuryana@ wrote: Yang menjadi permasalahan bukan saja perbandingan agama agama, juga terjemahan Al Quran terbitan DEPAG cukup banyak yang bisa disalah tafsirkan ( postingan sudah di kirim ke salah satu millis ), ntar aku cari lagi. Di era aku sekolah, agama tidak pernah dibanding banding kan, yang ada, begitu pelajaran agama Islam, maka murid yang beragama Islam keluar ruangan, tanpa nilai dipotong, dan aku suka ikutan kabur untuk main gaple/kyu kyu, ceme, entah pelajaran agama sekarang. Bila memang dipelajari iya, hanya kulitnya saja, semisal siapa tokoh utama Budha, Budha Tibet, Islam, KHC ( yang ini malah suka di jelek jelek an oleh guru agama yang Katholik ).. Bila dibanding bandingkan maka sudah menjadi tidak benar, dan tugas orang tua lah yang mengerti masalah ini untuk minimal memperbaiki didalam rumah tangga nya dahulu, dan bila memang memiliki kemampuan lebih bisa ke sekolah ybs, bukan dari pemeluk agama lain. sur. - Original Message - From: Wong wong_gendeng05@ Ainun Najib mengajak kita untuk tidak membanding bandingkan agama. Tapi nyatanya dalam kurikulum di sekolah sekolah Islam sejak tingkat tsanawiyah sudah di ajarkan Ilmu Perbandingan Agama, iki piye? Rahayu --- In proletar@yahoogroups.com, suryana gsuryana@ wrote: Istri Tetangga Saya teringat waktu lebih dari 15 tahun yang lalu ketika belajar di Jogja. Waktu Post message: prole...@egroups.com
[proletar] Re: Mengapa filosofi ini keluar dari orang Muslim ?
Otak babi. Otak binantagn. Tolol. Bodoh. Goblok. Dungu. Pandir. Sudah dibuktikan secara telak oleh orang kafir seperti great pretender dan sebuah kenyataan bahwa buku taik anjing al-Mushaf yang anda jadikan kitab suci itu TIDAK berisi whayu Allah. --- In proletar@yahoogroups.com, ndeboost rambitesemak@... wrote: Pak @Yusfliak pinter karena dapat BS, lalu bisa sekolah tinggi. Luling, Luxemburg bisa pinter gitu juga, ada yg mbayar. Nabi saw hanya gembala Pak, namun dia yg ga bisa baca nulis tahu (dikasih wahyu) yg khewan dari air. Pak Yusfliak tahu dan setuju dg Teori Darwin kan? Ada yg salah dg ayat via Rasulku saw yg buta huruf? Dia saw menyampaikan khewan dari air, bukan dari darat bukan juga angkasa. Sdh baca thermal vent Pak? --- In proletar@yahoogroups.com, Jusfiq kesayangan.allah@ wrote: ndeboost yang dungu kayak babi ini tidak tahu bahwa orang Arab sendiri tidak tahu apa yang tertulis di al-Mushaf itu... Yang bisa baca al-Mushaf itu dengan baik ya orang kafir, seperti Luling dan Luxenberg. --- In proletar@yahoogroups.com, ndeboost rambitesemak@ wrote: --- In proletar@yahoogroups.com, Jusfiq kesayangan.allah@ wrote: ndeboost yang dungu kayak babi ini tidak tahu bahwa orang Arab sendiri tidak tahu apa yang tertulis di al-Mushaf itu... Yang bisa baca al-Mushaf itu dengan baik ya orang kafir, seperti Luling dan Luxenberg --- In proletar@yahoogroups.com, ndeboost rambitesemak@ wrote: Anak perlu dikasih tahu perbandingan, misalnya buruk vs baik. Juga mana agama samawi vs agama buatan manusia. Kamu lihat sendiri, kondisi ortu para murid dirumah. Pergi kerja awal, pulang malam. Semua cape. Anak dirumah sama saja, less-les dan less. Lalu PR. Mana sempat si ortu ngasih tahu anaknya, karena ilmu mereka terbanyak toh sama dangkalnya. Mereka pulang, anak sdh tidur. Mereka berangkat, masih mau bangun. Nanti selama ayah-bunda kerja, anak dididik PRT, TV, PS2, Video Player dst dst. penuh dg kesenangan duniawi (dan egois, karena kurang sosialisasi). Lalu QS terjemahan Depag, banyak misleading kita tahu. Belum lagi QS yg palsu atau dipalsukan. Anak-anak ga reti bhs Qur'an karena memang disengaja ga di ajarkan. Jadi terjemahan yg misleading dianggep bener. Demikian juga Bibel. Anak-anak mestinya diajari entah bahsa Iberani, Greek atau Aram. Biar mereka bisa belajar dari aslinya, biar mereka tahu yang saat Tuhan berbicara (Mat 3:17) pakai bahasa mana. Karena nilai kenaikan ditentukan pelajaran duniawi maka anak-anak yg baru jadi pegawai negeri 5 tahun sudah punya tabungan puluhan miliar rupiah. Mereka tahunya jungkat-jungkit shalat namun ga reti yg namanya salah-dosa karena ortunya ga ngajarin hidup halal. mBesok jangan gegabah, kepada Rabb swt, tuh anak akan nuntut pertanggung jawaban ortunya. Mereka merasa di dunia ga diajari demikian. --- In proletar@yahoogroups.com, suryana gsuryana@ wrote: Yang menjadi permasalahan bukan saja perbandingan agama agama, juga terjemahan Al Quran terbitan DEPAG cukup banyak yang bisa disalah tafsirkan ( postingan sudah di kirim ke salah satu millis ), ntar aku cari lagi. Di era aku sekolah, agama tidak pernah dibanding banding kan, yang ada, begitu pelajaran agama Islam, maka murid yang beragama Islam keluar ruangan, tanpa nilai dipotong, dan aku suka ikutan kabur untuk main gaple/kyu kyu, ceme, entah pelajaran agama sekarang. Bila memang dipelajari iya, hanya kulitnya saja, semisal siapa tokoh utama Budha, Budha Tibet, Islam, KHC ( yang ini malah suka di jelek jelek an oleh guru agama yang Katholik ).. Bila dibanding bandingkan maka sudah menjadi tidak benar, dan tugas orang tua lah yang mengerti masalah ini untuk minimal memperbaiki didalam rumah tangga nya dahulu, dan bila memang memiliki kemampuan lebih bisa ke sekolah ybs, bukan dari pemeluk agama lain. sur. - Original Message - From: Wong wong_gendeng05@ Ainun Najib mengajak kita untuk tidak membanding bandingkan agama. Tapi nyatanya dalam kurikulum di sekolah sekolah Islam sejak tingkat tsanawiyah sudah di ajarkan Ilmu Perbandingan Agama, iki piye? Rahayu --- In proletar@yahoogroups.com, suryana gsuryana@ wrote: Istri Tetangga Saya teringat waktu lebih dari 15 tahun yang lalu ketika belajar di Jogja. Waktu Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your
[proletar] Re: Mengapa filosofi ini keluar dari orang Muslim ?
Dan setelah dewasa tu nabi yang dijadikan panutan dan junjungan oleh ndeboost yang dungu kayak babi itu diriwayakan jadi kepala gerombolan perampok dan penyampun dan pelaku ethnic cleansing... Tu nabi diriwayatkan sebagai kriminal. Tukang palak. Tukang peras. Bajingan. --- In proletar@yahoogroups.com, ndeboost rambitesemak@... wrote: Bukannya setelah dewasa Pak. Mosok usia 40 tahun dinamakan dewasa? Apakah gini hasil didikan kpd penerima BS yg sekolah nun jauh di rantau? Bener atau ga pak yang khewan dari air? Kan Pak @Yusfliak sekolahnya mahal dan jauh? --- In proletar@yahoogroups.com, Jusfiq kesayangan.allah@ wrote: Dan setelah dewasa tu nabi yang dijadikan panutan dan junjungan oleh ndeboost yang dungu kayak babi itu diriwayakan jadi kepala gerombolan perampok dan penyampun dan pelaku ethnic cleansing... Tu nabi diriwayatkan sebagai kriminal. Tukang palak. Tukang peras. Bajingan. --- In proletar@yahoogroups.com, ndeboost rambitesemak@ wrote: Rasulku yatim piatu, termasuk miskin Pak. Beliau saw ga ada yang ngajarin mbaca nulis karena harus hidup, kesehariannya jadi penggembala ternak. Kalau saja dia saw dapat BS kek Pak @Yusfliak, kalik lain jadinya. Gitu kan Pak? Dapat BS sak upliak berubah akal. --- In proletar@yahoogroups.com, Jusfiq kesayangan.allah@ wrote: ndeboost yang dungu kayak babi ini tidak tahu bahwa orang Arab sendiri tidak tahu apa yang tertulis di al-Mushaf itu... Yang bisa baca al-Mushaf itu dengan baik ya orang kafir, seperti Luling dan Luxenberg --- In proletar@yahoogroups.com, ndeboost rambitesemak@ wrote: Anak perlu dikasih tahu perbandingan, misalnya buruk vs baik. Juga mana agama samawi vs agama buatan manusia. Kamu lihat sendiri, kondisi ortu para murid dirumah. Pergi kerja awal, pulang malam. Semua cape. Anak dirumah sama saja, less-les dan less. Lalu PR. Mana sempat si ortu ngasih tahu anaknya, karena ilmu mereka terbanyak toh sama dangkalnya. Mereka pulang, anak sdh tidur. Mereka berangkat, masih mau bangun. Nanti selama ayah-bunda kerja, anak dididik PRT, TV, PS2, Video Player dst dst. penuh dg kesenangan duniawi (dan egois, karena kurang sosialisasi). Lalu QS terjemahan Depag, banyak misleading kita tahu. Belum lagi QS yg palsu atau dipalsukan. Anak-anak ga reti bhs Qur'an karena memang disengaja ga di ajarkan. Jadi terjemahan yg misleading dianggep bener. Demikian juga Bibel. Anak-anak mestinya diajari entah bahsa Iberani, Greek atau Aram. Biar mereka bisa belajar dari aslinya, biar mereka tahu yang saat Tuhan berbicara (Mat 3:17) pakai bahasa mana. Karena nilai kenaikan ditentukan pelajaran duniawi maka anak-anak yg baru jadi pegawai negeri 5 tahun sudah punya tabungan puluhan miliar rupiah. Mereka tahunya jungkat-jungkit shalat namun ga reti yg namanya salah-dosa karena ortunya ga ngajarin hidup halal. mBesok jangan gegabah, kepada Rabb swt, tuh anak akan nuntut pertanggung jawaban ortunya. Mereka merasa di dunia ga diajari demikian. --- In proletar@yahoogroups.com, suryana gsuryana@ wrote: Yang menjadi permasalahan bukan saja perbandingan agama agama, juga terjemahan Al Quran terbitan DEPAG cukup banyak yang bisa disalah tafsirkan ( postingan sudah di kirim ke salah satu millis ), ntar aku cari lagi. Di era aku sekolah, agama tidak pernah dibanding banding kan, yang ada, begitu pelajaran agama Islam, maka murid yang beragama Islam keluar ruangan, tanpa nilai dipotong, dan aku suka ikutan kabur untuk main gaple/kyu kyu, ceme, entah pelajaran agama sekarang. Bila memang dipelajari iya, hanya kulitnya saja, semisal siapa tokoh utama Budha, Budha Tibet, Islam, KHC ( yang ini malah suka di jelek jelek an oleh guru agama yang Katholik ).. Bila dibanding bandingkan maka sudah menjadi tidak benar, dan tugas orang tua lah yang mengerti masalah ini untuk minimal memperbaiki didalam rumah tangga nya dahulu, dan bila memang memiliki kemampuan lebih bisa ke sekolah ybs, bukan dari pemeluk agama lain. sur. - Original Message - From: Wong wong_gendeng05@ Ainun Najib mengajak kita untuk tidak membanding bandingkan agama. Tapi nyatanya dalam kurikulum di sekolah sekolah Islam sejak tingkat tsanawiyah sudah di ajarkan Ilmu Perbandingan Agama, iki piye? Rahayu --- In proletar@yahoogroups.com, suryana gsuryana@ wrote: Istri Tetangga Saya teringat waktu lebih dari 15 tahun yang lalu ketika belajar di Jogja. Waktu Post message: prole...@egroups.com
[proletar] Re: Mengapa filosofi ini keluar dari orang Muslim ?
lagi semedi nih, Om, biar dapet wangsit asyiks-apiks gituh eh, napa yah, kok cak nun dirancu2kan ama arwahum cak nur? apa karena dua2nya berasal dari ndesa jombang sana gituh? blub! --- In proletar@yahoogroups.com, ajeg ajegilelu@... wrote: eeh... blubps.. Lama nggak kedengaran.. Lagi bulan madu? --- blubps blubps@ wrote: cak nun = emha ainun najib cak nur = nurkholis majid blub! -- ops! cak nur = nurcholis majid yang cak nun masih idup. doi tu bokapnya noe letto, si pentolan grup letto. sekarang doi jadi suami novia kolopaking. dulu doi pernah pacaran ma ria enes ... haha! yang cak nur udah arwahum blub! Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Mengapa filosofi ini keluar dari orang Muslim ?
Pergilan berobat ke psikiater Dipo.. Anda jelas sudah gila. Terus menerus unjuk isi otak anda yang rusak dan sudah busuk, nista lagi menjijikkan di mailing list ini tidak akan menolong anda. Hanya psikiater yang bisa menolong anda. Pergilan berobat. --- In proletar@yahoogroups.com, ajeg ajegilelu@... wrote: Situ kena kibul sama dirimu sendiri, plik. Cak Nun bicara istri tetangga dalam kiasan, situ ngibulin dirimu dan mendiskusikan istri-istri orang proletar secara harfiah. Kepinteranmu nggak melebihi ketololan si item. --- Jusfiq kesayangan.allah@ wrote: Oh jadi Nurcholis Majid yang disanjung Suryana yang munafik itu - seperti telah saya duga - bangsat tukang kibul juga. Tukang tutup wajah Islam yang mengerikan. Dia minta orang untuk TIDAK mendiskusikan 'istri orang, maksudnya, antara lain, ajaran agama taik anjing Islam yang bengis, kejam, buas, keji, zalim lagi biadab itu. Enaknya... Dan Suryana yang dungu kayak babi itu senang-senang saja disuruh mendiamkan ajaran agama taik anjing Islam yang ummatnya suka bikin onar dan disuruh membunuhi orang kafir, artinya juga disuruh membunuhi orang Nasrani.. Suaryana ini emang dungu. Nggak heran dia berteman akrab dengan rezameutia yang sudah bertahun-tahun kerjanya memaki-maki orang Nasrani di mailing list ini. Dan Suryana juga senang-senang saja kok mendengar Tawang menyuruh memperkosa perempuan Tionghoa, artinya juga istri dan anak-anaknya. --- suryana gsuryana@ wrote: Istri Tetangga Saya teringat waktu lebih dari 15 tahun yang lalu ketika belajar di Jogja. Waktu itu, tiap Rabu malam, saya dan teman-teman memilih nglurug ke patang-puluhan, rumahnya Cak Nun (Nurcholis Majid) , ini panggilan akrabnya penyair itu dan Kiai mBeling Emha Ainun Nadjib. Kami bikin forum melingkar di situ. Biasanya kami bicara soal kesenian atau kebudayaan, tapi juga ngobrolin soal keagamaan. Forum itu diprakarsai oleh Sanggar Shalahuddin. Komandannya anak Solo, Nasution Wahyudi. Ini nama asli Jawa, nggak ada hubungannya dengan Nasution yang dari Medan. Pesertanya juga tidak cuma mahasiswa atau pemuda yang beragama Islam. Pendek kata, pemeluk berbagai agama berkumpul melingkar di situ. Suatu malam, Cak Nun tanya pada kami di forum itu, Apakah Anda semua punya tetangga? Wah, saya sebenarnya belum punya. Tetapi saya anak kost, tentu saja kamar sebelah saya bisa disamakan dengan tetangga. Tetangga kost. Jadi saya ikut-ikutan saja menjawab: Tentu saja punya. Cak Nun melanjutkan bertanya: Punya istri enggak tetangga Anda? Sebagian hadirin menjawab: Ya, punya dong Saya diam saja. Rasanya tetangga kost saya bujangan semua. Kebanyakan jomblo. Maklum anak desa. Nggak pede ngajak pacaran teman kampusnya. Yang menarik adalah pertanyaan berikutnya: Apakah Anda pernah lihat kaki istri tetangga Anda itu..? Jari-jari kakinya lima atau tujuh; mulus atau ada bekas korengnya ? Saya mulai kebingungan. Nggak ngeh sama arah pembicaraan Cak Nun. Kebanyakan menjawab: Tidak pernah memperhatikan Cak. Ono opo Cak? Cak Nun ndak peduli. Dia tanya lagi: Bodynya sexy enggak? Kami tak lagi bisa menahan tertawa. Geli deh. Apalagi saya yang benar-benar tidak faham arah pembicaraan itu. Cuma Cak Nun yang tersenyum tipis. Jawabannya bagus banget. Dan ini senantiasai saya ingat sampai hari ini. Sebuah prinsip pergaulan untuk sebuah negeri yang memilih Pancasila sebagai azas tunggal: Jadi ya begitu. Jari kakinya mau lima atau tujuh. Bodynya sexy atau tidak, bukan urusan kita, kan? Tidak usah kita perhatikan, tak usah kita amati, tak usah kita dialogkan, diskusikan atau perdebatkan. Biarin saja! Kenapa, Cak ? salah satu teman bertanya, penasaran. Ya apa urusan kita ? Sebab, keyakinan keagamaan orang lain itu ya ibarat istri orang lain. Ndak usah diomong-omongkan, ndak usah dipersoalkan benar salahnya, mana yang lebih unggul atau apapun. Tentu, masing- masing suami punya penilaian bahwa istrinya begini begitu dibanding istri tetangganya, tapi cukuplah disimpan didalam hati saja. Saya pun menangkap apa yang dia maksudkan Cak Nun. Saya setuju dengan pandangan itu. Dia melanjutkan serius: Bagi orang non-Islam, agama Islam itu salah. Dan itulah sebabnya ia menjadi orang non-Islam. Kalau dia beranggapan atau meyakini bahwa Islam itu benar ngapain dia jadi non-Islam? Demikian juga, bagi orang Islam, agama lain itu salah, justru berdasar itulah maka ia menjadi orang Islam. Tapi, sebagaimana istri tetangga, itu disimpan saja di dalam hati, jangan diungkapkan, diperbandingkan, atau dijadikan bahan seminar atau pertengkaran. Biarlah setiap orang memilih istrinya sendiri-sendiri berdasarkan seleranya masing-masing, dan jagalah kemerdekaan masing-masing orang untuk menghormati dan
[proletar] Re: Mengapa filosofi ini keluar dari orang Muslim ?
Oh jadi Nurcholis Majid yang disanjung Suryana yang munafik itu - seperti telah saya duga - bangsat tukang kibul juga. Tukang tutup wajah Islam yang mengerikan. Dia minta orang untuk TIDAK mendiskusikan 'istri orang, maksudnya, antara lain, ajaran agama taik anjing Islam yang bengis, kejam, buas, keji, zalim lagi biadab itu. Enaknya... Dan Suryana yang dungu kayak babi itu senang-senang saja disuruh mendiamkan ajaran agama taik anjing Islam yang ummatnya suka bikin onar dan disuruh membunuhi orang kafir, artinya juga disuruh membunuhi orang Nasrani.. Suaryana ini emang dungu. Nggak heran dia berteman akrab dengan rezameutia yang sudah bertahun-tahun kerjanya memaki-maki orang Nasrani di mailing list ini. Dan Suryana juga senang-senang saja kok mendengar Tawang menyuruh memperkosa perempuan Tionghoa, artinya juga istri dan anak-anaknya. --- In proletar@yahoogroups.com, suryana gsuryana@... wrote: Istri Tetangga Saya teringat waktu lebih dari 15 tahun yang lalu ketika belajar di Jogja. Waktu itu, tiap Rabu malam, saya dan teman-teman memilih nglurug ke patang-puluhan, rumahnya Cak Nun (Nurcholis Majid) , ini panggilan akrabnya penyair itu dan Kiai mBeling Emha Ainun Nadjib. Kami bikin forum melingkar di situ. Biasanya kami bicara soal kesenian atau kebudayaan, tapi juga ngobrolin soal keagamaan. Forum itu diprakarsai oleh Sanggar Shalahuddin. Komandannya anak Solo, Nasution Wahyudi. Ini nama asli Jawa, nggak ada hubungannya dengan Nasution yang dari Medan. Pesertanya juga tidak cuma mahasiswa atau pemuda yang beragama Islam. Pendek kata, pemeluk berbagai agama berkumpul melingkar di situ. Suatu malam, Cak Nun tanya pada kami di forum itu, Apakah Anda semua punya tetangga? Wah, saya sebenarnya belum punya. Tetapi saya anak kost, tentu saja kamar sebelah saya bisa disamakan dengan tetangga. Tetangga kost. Jadi saya ikut-ikutan saja menjawab: Tentu saja punya. Cak Nun melanjutkan bertanya: Punya istri enggak tetangga Anda? Sebagian hadirin menjawab: Ya, punya dong Saya diam saja. Rasanya tetangga kost saya bujangan semua. Kebanyakan jomblo. Maklum anak desa. Nggak pede ngajak pacaran teman kampusnya. Yang menarik adalah pertanyaan berikutnya: Apakah Anda pernah lihat kaki istri tetangga Anda itu..? Jari-jari kakinya lima atau tujuh; mulus atau ada bekas korengnya ? Saya mulai kebingungan. Nggak ngeh sama arah pembicaraan Cak Nun. Kebanyakan menjawab: Tidak pernah memperhatikan Cak. Ono opo Cak? Cak Nun ndak peduli. Dia tanya lagi: Bodynya sexy enggak ? Kami tak lagi bisa menahan tertawa. Geli deh. Apalagi saya yang benar-benar tidak faham arah pembicaraan itu. Cuma Cak Nun yang tersenyum tipis. Jawabannya bagus banget. Dan ini senantiasai saya ingat sampai hari ini. Sebuah prinsip pergaulan untuk sebuah negeri yang memilih Pancasila sebagai azas tunggal: Jadi ya begitu. Jari kakinya mau lima atau tujuh. Bodynya sexy atau tidak, bukan urusan kita, kan? Tidak usah kita perhatikan, tak usah kita amati, tak usah kita dialogkan, diskusikan atau perdebatkan. Biarin saja! Kenapa, Cak ? salah satu teman bertanya, penasaran. Ya apa urusan kita ? Sebab, keyakinan keagamaan orang lain itu ya ibarat istri orang lain. Ndak usah diomong-omongkan, ndak usah dipersoalkan benar salahnya, mana yang lebih unggul atau apapun. Tentu, masing-masing suami punya penilaian bahwa istrinya begini begitu dibanding istri tetangganya, tapi cukuplah disimpan didalam hati saja. Saya pun menangkap apa yang dia maksudkan Cak Nun. Saya setuju dengan pandangan itu. Dia melanjutkan serius: Bagi orang non-Islam, agama Islam itu salah. Dan itulah sebabnya ia menjadi orang non-Islam. Kalau dia beranggapan atau meyakini bahwa Islam itu benar ngapain dia jadi non-Islam? Demikian juga, bagi orang Islam, agama lain itu salah, justru berdasar itulah maka ia menjadi orang Islam. Tapi, sebagaimana istri tetangga, itu disimpan saja di dalam hati, jangan diungkapkan, diperbandingkan, atau dijadikan bahan seminar atau pertengkaran. Biarlah setiap orang memilih istrinya sendiri-sendiri berdasarkan seleranya masing-masing, dan jagalah kemerdekaan masing-masing orang untuk menghormati dan mencintai istrinya masing-masing, tak usah rewel bahwa istri kita lebih mancung hidungnya karena bapaknya dulu sunatnya pakai calak dan tidak pakai dokter, umpamanya. Dengan kata yang lebih jelas, teologi agama-agama tak usah dipertengkarkan, biarkan masing-masing pada keyakinannya! Cak Nun terus berkata: Itulah prinsip kita dalam memandang berbagai agama. Sementara itu, misalnya ada orang muslim yang istrinya mau melahirkan padahal motornya gembos, silakan pinjam motor tetangganya yang beragama Katolik untuk mengantar istrinya ke rumah sakit. Atau, Pak Pastor yang sebelah sana karena baju misanya kehujanan, padahal waktunya mendesak, dia boleh pinjam baju koko tetangganya yang NU maupun yang Muhamadiyah. Atau ada orang Hindu kerja
[proletar] Re: Mengapa filosofi ini keluar dari orang Muslim ?
--- In proletar@yahoogroups.com, suryana gsuryana@... wrote: Saya teringat waktu lebih dari 15 tahun yang lalu ketika belajar di Jogja. Waktu itu, tiap Rabu malam, saya dan teman-teman memilih nglurug ke patang-puluhan,rumahnya Cak Nun (Nurcholis Majid) , ini panggilan akrabnya penyair itu dan Kiai mBeling Emha Ainun Nadjib. cak nun = emha ainun najib cak nur = nurkholis majid blub! Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[proletar] Re: Mengapa filosofi ini keluar dari orang Muslim ?
--- In proletar@yahoogroups.com, blubps blubps@... wrote: --- In proletar@yahoogroups.com, suryana gsuryana@ wrote: Saya teringat waktu lebih dari 15 tahun yang lalu ketika belajar di Jogja. Waktu itu, tiap Rabu malam, saya dan teman-teman memilih nglurug ke patang-puluhan,rumahnya Cak Nun (Nurcholis Majid) , ini panggilan akrabnya penyair itu dan Kiai mBeling Emha Ainun Nadjib. - cak nun = emha ainun najib cak nur = nurkholis majid blub! -- ops! cak nur = nurcholis majid yang cak nun masih idup. doi tu bokapnya noe letto, si pentolan grup letto. sekarang doi jadi suami novia kolopaking. dulu doi pernah pacaran ma ria enes ... haha! yang cak nur udah arwahum blub! Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage: http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [proletar] Re: Mengapa filosofi ini keluar dari orang Muslim ?
Yg tersirat adalah rasa resah yg lalu berubah meminta orang lain utk tidak menyerangnya (usil)...lalu, bagaimana pertahanannya setelah memiliki kitab sakti yg katanya dari sang maha ?... -Original Message- From: Jusfiq kesayangan.al...@gmail.com Sender: proletar@yahoogroups.com Date: Fri, 29 Apr 2011 18:15:52 To: proletar@yahoogroups.com Reply-To: proletar@yahoogroups.com Subject: [proletar] Re: Mengapa filosofi ini keluar dari orang Muslim ? Oh jadi Nurcholis Majid yang disanjung Suryana yang munafik itu - seperti telah saya duga - bangsat tukang kibul juga. Tukang tutup wajah Islam yang mengerikan. Dia minta orang untuk TIDAK mendiskusikan 'istri orang, maksudnya, antara lain, ajaran agama taik anjing Islam yang bengis, kejam, buas, keji, zalim lagi biadab itu. Enaknya... Dan Suryana yang dungu kayak babi itu senang-senang saja disuruh mendiamkan ajaran agama taik anjing Islam yang ummatnya suka bikin onar dan disuruh membunuhi orang kafir, artinya juga disuruh membunuhi orang Nasrani.. Suaryana ini emang dungu. Nggak heran dia berteman akrab dengan rezameutia yang sudah bertahun-tahun kerjanya memaki-maki orang Nasrani di mailing list ini. Dan Suryana juga senang-senang saja kok mendengar Tawang menyuruh memperkosa perempuan Tionghoa, artinya juga istri dan anak-anaknya. --- In proletar@yahoogroups.com, suryana gsuryana@... wrote: Istri Tetangga Saya teringat waktu lebih dari 15 tahun yang lalu ketika belajar di Jogja. Waktu itu, tiap Rabu malam, saya dan teman-teman memilih nglurug ke patang-puluhan, rumahnya Cak Nun (Nurcholis Majid) , ini panggilan akrabnya penyair itu dan Kiai mBeling Emha Ainun Nadjib. Kami bikin forum melingkar di situ. Biasanya kami bicara soal kesenian atau kebudayaan, tapi juga ngobrolin soal keagamaan. Forum itu diprakarsai oleh Sanggar Shalahuddin. Komandannya anak Solo, Nasution Wahyudi. Ini nama asli Jawa, nggak ada hubungannya dengan Nasution yang dari Medan. Pesertanya juga tidak cuma mahasiswa atau pemuda yang beragama Islam. Pendek kata, pemeluk berbagai agama berkumpul melingkar di situ. Suatu malam, Cak Nun tanya pada kami di forum itu, Apakah Anda semua punya tetangga? Wah, saya sebenarnya belum punya. Tetapi saya anak kost, tentu saja kamar sebelah saya bisa disamakan dengan tetangga. Tetangga kost. Jadi saya ikut-ikutan saja menjawab: Tentu saja punya. Cak Nun melanjutkan bertanya: Punya istri enggak tetangga Anda? Sebagian hadirin menjawab: Ya, punya dong Saya diam saja. Rasanya tetangga kost saya bujangan semua. Kebanyakan jomblo. Maklum anak desa. Nggak pede ngajak pacaran teman kampusnya. Yang menarik adalah pertanyaan berikutnya: Apakah Anda pernah lihat kaki istri tetangga Anda itu..? Jari-jari kakinya lima atau tujuh; mulus atau ada bekas korengnya ? Saya mulai kebingungan. Nggak ngeh sama arah pembicaraan Cak Nun. Kebanyakan menjawab: Tidak pernah memperhatikan Cak. Ono opo Cak? Cak Nun ndak peduli. Dia tanya lagi: Bodynya sexy enggak ? Kami tak lagi bisa menahan tertawa. Geli deh. Apalagi saya yang benar-benar tidak faham arah pembicaraan itu. Cuma Cak Nun yang tersenyum tipis. Jawabannya bagus banget. Dan ini senantiasai saya ingat sampai hari ini. Sebuah prinsip pergaulan untuk sebuah negeri yang memilih Pancasila sebagai azas tunggal: Jadi ya begitu. Jari kakinya mau lima atau tujuh. Bodynya sexy atau tidak, bukan urusan kita, kan? Tidak usah kita perhatikan, tak usah kita amati, tak usah kita dialogkan, diskusikan atau perdebatkan. Biarin saja! Kenapa, Cak ? salah satu teman bertanya, penasaran. Ya apa urusan kita ? Sebab, keyakinan keagamaan orang lain itu ya ibarat istri orang lain. Ndak usah diomong-omongkan, ndak usah dipersoalkan benar salahnya, mana yang lebih unggul atau apapun. Tentu, masing-masing suami punya penilaian bahwa istrinya begini begitu dibanding istri tetangganya, tapi cukuplah disimpan didalam hati saja. Saya pun menangkap apa yang dia maksudkan Cak Nun. Saya setuju dengan pandangan itu. Dia melanjutkan serius: Bagi orang non-Islam, agama Islam itu salah. Dan itulah sebabnya ia menjadi orang non-Islam. Kalau dia beranggapan atau meyakini bahwa Islam itu benar ngapain dia jadi non-Islam? Demikian juga, bagi orang Islam, agama lain itu salah, justru berdasar itulah maka ia menjadi orang Islam. Tapi, sebagaimana istri tetangga, itu disimpan saja di dalam hati, jangan diungkapkan, diperbandingkan, atau dijadikan bahan seminar atau pertengkaran. Biarlah setiap orang memilih istrinya sendiri-sendiri berdasarkan seleranya masing-masing, dan jagalah kemerdekaan masing-masing orang untuk menghormati dan mencintai istrinya masing-masing, tak usah rewel bahwa istri kita lebih mancung hidungnya karena bapaknya dulu sunatnya pakai calak dan tidak pakai dokter, umpamanya. Dengan kata yang lebih jelas, teologi agama-agama tak usah dipertengkarkan, biarkan masing-masing pada keyakinannya! Cak Nun
[proletar] Re: Mengapa filosofi ini keluar dari orang Muslim ?
Jangan salah Widura; itu hanya karena keyakinan saya bahwa disetiap agama ada aliran Moderatnya; dan untuk menghadapi aliran moderat inilah kita hati2 sekali. Tapi kalau anda maunya USIL tentu sja kami juga siap berantem dan berkelahi; termasuk dimilis ini Orang DUNGU kaya Jusfiq memang Provokator sial dangkalan; dia tak genah me;ihat proletar diisi dengan imaginasi2 penulis kaya djayawikarta, HB dll. dia maunya RIBUT terus ! NMungkin juga dia sengaja begitu supaya pembicaraan mengenai MAFIA Koruptor tak ada sama sekali . Dan Missi ini bukan gratis ! --- In proletar@yahoogroups.com, widura a.widura@... wrote: Yg tersirat adalah rasa resah yg lalu berubah meminta orang lain utk tidak menyerangnya (usil)...lalu, bagaimana pertahanannya setelah memiliki kitab sakti yg katanya dari sang maha ?... -Original Message- From: Jusfiq kesayangan.allah@... Sender: proletar@yahoogroups.com Date: Fri, 29 Apr 2011 18:15:52 To: proletar@yahoogroups.com Reply-To: proletar@yahoogroups.com Subject: [proletar] Re: Mengapa filosofi ini keluar dari orang Muslim ? Oh jadi Nurcholis Majid yang disanjung Suryana yang munafik itu - seperti telah saya duga - bangsat tukang kibul juga. Tukang tutup wajah Islam yang mengerikan. Dia minta orang untuk TIDAK mendiskusikan 'istri orang, maksudnya, antara lain, ajaran agama taik anjing Islam yang bengis, kejam, buas, keji, zalim lagi biadab itu. Enaknya... Dan Suryana yang dungu kayak babi itu senang-senang saja disuruh mendiamkan ajaran agama taik anjing Islam yang ummatnya suka bikin onar dan disuruh membunuhi orang kafir, artinya juga disuruh membunuhi orang Nasrani.. Suaryana ini emang dungu. Nggak heran dia berteman akrab dengan rezameutia yang sudah bertahun-tahun kerjanya memaki-maki orang Nasrani di mailing list ini. Dan Suryana juga senang-senang saja kok mendengar Tawang menyuruh memperkosa perempuan Tionghoa, artinya juga istri dan anak-anaknya. --- In proletar@yahoogroups.com, suryana gsuryana@ wrote: Istri Tetangga Saya teringat waktu lebih dari 15 tahun yang lalu ketika belajar di Jogja. Waktu itu, tiap Rabu malam, saya dan teman-teman memilih nglurug ke patang-puluhan, rumahnya Cak Nun (Nurcholis Majid) , ini panggilan akrabnya penyair itu dan Kiai mBeling Emha Ainun Nadjib. Kami bikin forum melingkar di situ. Biasanya kami bicara soal kesenian atau kebudayaan, tapi juga ngobrolin soal keagamaan. Forum itu diprakarsai oleh Sanggar Shalahuddin. Komandannya anak Solo, Nasution Wahyudi. Ini nama asli Jawa, nggak ada hubungannya dengan Nasution yang dari Medan. Pesertanya juga tidak cuma mahasiswa atau pemuda yang beragama Islam. Pendek kata, pemeluk berbagai agama berkumpul melingkar di situ. Suatu malam, Cak Nun tanya pada kami di forum itu, Apakah Anda semua punya tetangga? Wah, saya sebenarnya belum punya. Tetapi saya anak kost, tentu saja kamar sebelah saya bisa disamakan dengan tetangga. Tetangga kost. Jadi saya ikut-ikutan saja menjawab: Tentu saja punya. Cak Nun melanjutkan bertanya: Punya istri enggak tetangga Anda? Sebagian hadirin menjawab: Ya, punya dong Saya diam saja. Rasanya tetangga kost saya bujangan semua. Kebanyakan jomblo. Maklum anak desa. Nggak pede ngajak pacaran teman kampusnya. Yang menarik adalah pertanyaan berikutnya: Apakah Anda pernah lihat kaki istri tetangga Anda itu..? Jari-jari kakinya lima atau tujuh; mulus atau ada bekas korengnya ? Saya mulai kebingungan. Nggak ngeh sama arah pembicaraan Cak Nun. Kebanyakan menjawab: Tidak pernah memperhatikan Cak. Ono opo Cak? Cak Nun ndak peduli. Dia tanya lagi: Bodynya sexy enggak ? Kami tak lagi bisa menahan tertawa. Geli deh. Apalagi saya yang benar-benar tidak faham arah pembicaraan itu. Cuma Cak Nun yang tersenyum tipis. Jawabannya bagus banget. Dan ini senantiasai saya ingat sampai hari ini. Sebuah prinsip pergaulan untuk sebuah negeri yang memilih Pancasila sebagai azas tunggal: Jadi ya begitu. Jari kakinya mau lima atau tujuh. Bodynya sexy atau tidak, bukan urusan kita, kan? Tidak usah kita perhatikan, tak usah kita amati, tak usah kita dialogkan, diskusikan atau perdebatkan. Biarin saja! Kenapa, Cak ? salah satu teman bertanya, penasaran. Ya apa urusan kita ? Sebab, keyakinan keagamaan orang lain itu ya ibarat istri orang lain. Ndak usah diomong-omongkan, ndak usah dipersoalkan benar salahnya, mana yang lebih unggul atau apapun. Tentu, masing-masing suami punya penilaian bahwa istrinya begini begitu dibanding istri tetangganya, tapi cukuplah disimpan didalam hati saja. Saya pun menangkap apa yang dia maksudkan Cak Nun. Saya setuju dengan pandangan itu. Dia melanjutkan serius: Bagi orang non-Islam, agama Islam itu salah. Dan itulah sebabnya ia menjadi orang non-Islam. Kalau dia beranggapan atau meyakini bahwa Islam itu benar ngapain dia jadi non-Islam
[proletar] Re: Mengapa filosofi ini keluar dari orang Muslim ?
Ainun Najib mengajak kita untuk tidak membanding bandingkan agama. Tapi nyatanya dalam kurikulum di sekolah sekolah Islam sejak tingkat tsanawiyah sudah di ajarkan Ilmu Perbandingan Agama, iki piye? Rahayu --- In proletar@yahoogroups.com, suryana gsuryana@... wrote: Istri Tetangga Saya teringat waktu lebih dari 15 tahun yang lalu ketika belajar di Jogja. Waktu itu, tiap Rabu malam, saya dan teman-teman memilih nglurug ke patang-puluhan, rumahnya Cak Nun (Nurcholis Majid) , ini panggilan akrabnya penyair itu dan Kiai mBeling Emha Ainun Nadjib. Kami bikin forum melingkar di situ. Biasanya kami bicara soal kesenian atau kebudayaan, tapi juga ngobrolin soal keagamaan. Forum itu diprakarsai oleh Sanggar Shalahuddin. Komandannya anak Solo, Nasution Wahyudi. Ini nama asli Jawa, nggak ada hubungannya dengan Nasution yang dari Medan. Pesertanya juga tidak cuma mahasiswa atau pemuda yang beragama Islam. Pendek kata, pemeluk berbagai agama berkumpul melingkar di situ. Suatu malam, Cak Nun tanya pada kami di forum itu, Apakah Anda semua punya tetangga? Wah, saya sebenarnya belum punya. Tetapi saya anak kost, tentu saja kamar sebelah saya bisa disamakan dengan tetangga. Tetangga kost. Jadi saya ikut-ikutan saja menjawab: Tentu saja punya. Cak Nun melanjutkan bertanya: Punya istri enggak tetangga Anda? Sebagian hadirin menjawab: Ya, punya dong Saya diam saja. Rasanya tetangga kost saya bujangan semua. Kebanyakan jomblo. Maklum anak desa. Nggak pede ngajak pacaran teman kampusnya. Yang menarik adalah pertanyaan berikutnya: Apakah Anda pernah lihat kaki istri tetangga Anda itu..? Jari-jari kakinya lima atau tujuh; mulus atau ada bekas korengnya ? Saya mulai kebingungan. Nggak ngeh sama arah pembicaraan Cak Nun. Kebanyakan menjawab: Tidak pernah memperhatikan Cak. Ono opo Cak? Cak Nun ndak peduli. Dia tanya lagi: Bodynya sexy enggak ? Kami tak lagi bisa menahan tertawa. Geli deh. Apalagi saya yang benar-benar tidak faham arah pembicaraan itu. Cuma Cak Nun yang tersenyum tipis. Jawabannya bagus banget. Dan ini senantiasai saya ingat sampai hari ini. Sebuah prinsip pergaulan untuk sebuah negeri yang memilih Pancasila sebagai azas tunggal: Jadi ya begitu. Jari kakinya mau lima atau tujuh. Bodynya sexy atau tidak, bukan urusan kita, kan? Tidak usah kita perhatikan, tak usah kita amati, tak usah kita dialogkan, diskusikan atau perdebatkan. Biarin saja! Kenapa, Cak ? salah satu teman bertanya, penasaran. Ya apa urusan kita ? Sebab, keyakinan keagamaan orang lain itu ya ibarat istri orang lain. Ndak usah diomong-omongkan, ndak usah dipersoalkan benar salahnya, mana yang lebih unggul atau apapun. Tentu, masing-masing suami punya penilaian bahwa istrinya begini begitu dibanding istri tetangganya, tapi cukuplah disimpan didalam hati saja. Saya pun menangkap apa yang dia maksudkan Cak Nun. Saya setuju dengan pandangan itu. Dia melanjutkan serius: Bagi orang non-Islam, agama Islam itu salah. Dan itulah sebabnya ia menjadi orang non-Islam. Kalau dia beranggapan atau meyakini bahwa Islam itu benar ngapain dia jadi non-Islam? Demikian juga, bagi orang Islam, agama lain itu salah, justru berdasar itulah maka ia menjadi orang Islam. Tapi, sebagaimana istri tetangga, itu disimpan saja di dalam hati, jangan diungkapkan, diperbandingkan, atau dijadikan bahan seminar atau pertengkaran. Biarlah setiap orang memilih istrinya sendiri-sendiri berdasarkan seleranya masing-masing, dan jagalah kemerdekaan masing-masing orang untuk menghormati dan mencintai istrinya masing-masing, tak usah rewel bahwa istri kita lebih mancung hidungnya karena bapaknya dulu sunatnya pakai calak dan tidak pakai dokter, umpamanya. Dengan kata yang lebih jelas, teologi agama-agama tak usah dipertengkarkan, biarkan masing-masing pada keyakinannya! Cak Nun terus berkata: Itulah prinsip kita dalam memandang berbagai agama. Sementara itu, misalnya ada orang muslim yang istrinya mau melahirkan padahal motornya gembos, silakan pinjam motor tetangganya yang beragama Katolik untuk mengantar istrinya ke rumah sakit. Atau, Pak Pastor yang sebelah sana karena baju misanya kehujanan, padahal waktunya mendesak, dia boleh pinjam baju koko tetangganya yang NU maupun yang Muhamadiyah. Atau ada orang Hindu kerja sama bikin warung soto dengan tetangga Budha, kemudian bareng-bareng bawa colt bak ke pasar dengan tetangga Protestan untuk kulakan bahan-bahan jualannya. Begitu! Kami semua terus menyimak paparannya, dan Cak Nun melanjutkan: Jadi ndak usahlah meributkan teologi agama orang lain. Itu sama aja Anda ngajak gelut tetangga Anda. Mana ada orang yang mau isterinya dibahas dan diomongin tanpa ujung pangkal. Tetangga-tetangga berbagai pemeluk agama, warga berbagai parpol, golongan, aliran, kelompok, atau apapun, silakan bekerja sama di bidang usaha perekonomian, sosial, kebudayaan, sambil saling melindungi koridor teologi masing-masing.
Re: [proletar] Re: Mengapa filosofi ini keluar dari orang Muslim ?
Nah lo ?... -Original Message- From: Wong wong_genden...@yahoo.com Sender: proletar@yahoogroups.com Date: Sat, 30 Apr 2011 03:39:04 To: proletar@yahoogroups.com Reply-To: proletar@yahoogroups.com Subject: [proletar] Re: Mengapa filosofi ini keluar dari orang Muslim ? Ainun Najib mengajak kita untuk tidak membanding bandingkan agama. Tapi nyatanya dalam kurikulum di sekolah sekolah Islam sejak tingkat tsanawiyah sudah di ajarkan Ilmu Perbandingan Agama, iki piye? Rahayu --- In proletar@yahoogroups.com, suryana gsuryana@... wrote: Istri Tetangga Saya teringat waktu lebih dari 15 tahun yang lalu ketika belajar di Jogja. Waktu itu, tiap Rabu malam, saya dan teman-teman memilih nglurug ke patang-puluhan, rumahnya Cak Nun (Nurcholis Majid) , ini panggilan akrabnya penyair itu dan Kiai mBeling Emha Ainun Nadjib. Kami bikin forum melingkar di situ. Biasanya kami bicara soal kesenian atau kebudayaan, tapi juga ngobrolin soal keagamaan. Forum itu diprakarsai oleh Sanggar Shalahuddin. Komandannya anak Solo, Nasution Wahyudi. Ini nama asli Jawa, nggak ada hubungannya dengan Nasution yang dari Medan. Pesertanya juga tidak cuma mahasiswa atau pemuda yang beragama Islam. Pendek kata, pemeluk berbagai agama berkumpul melingkar di situ. Suatu malam, Cak Nun tanya pada kami di forum itu, Apakah Anda semua punya tetangga? Wah, saya sebenarnya belum punya. Tetapi saya anak kost, tentu saja kamar sebelah saya bisa disamakan dengan tetangga. Tetangga kost. Jadi saya ikut-ikutan saja menjawab: Tentu saja punya. Cak Nun melanjutkan bertanya: Punya istri enggak tetangga Anda? Sebagian hadirin menjawab: Ya, punya dong Saya diam saja. Rasanya tetangga kost saya bujangan semua. Kebanyakan jomblo. Maklum anak desa. Nggak pede ngajak pacaran teman kampusnya. Yang menarik adalah pertanyaan berikutnya: Apakah Anda pernah lihat kaki istri tetangga Anda itu..? Jari-jari kakinya lima atau tujuh; mulus atau ada bekas korengnya ? Saya mulai kebingungan. Nggak ngeh sama arah pembicaraan Cak Nun. Kebanyakan menjawab: Tidak pernah memperhatikan Cak. Ono opo Cak? Cak Nun ndak peduli. Dia tanya lagi: Bodynya sexy enggak ? Kami tak lagi bisa menahan tertawa. Geli deh. Apalagi saya yang benar-benar tidak faham arah pembicaraan itu. Cuma Cak Nun yang tersenyum tipis. Jawabannya bagus banget. Dan ini senantiasai saya ingat sampai hari ini. Sebuah prinsip pergaulan untuk sebuah negeri yang memilih Pancasila sebagai azas tunggal: Jadi ya begitu. Jari kakinya mau lima atau tujuh. Bodynya sexy atau tidak, bukan urusan kita, kan? Tidak usah kita perhatikan, tak usah kita amati, tak usah kita dialogkan, diskusikan atau perdebatkan. Biarin saja! Kenapa, Cak ? salah satu teman bertanya, penasaran. Ya apa urusan kita ? Sebab, keyakinan keagamaan orang lain itu ya ibarat istri orang lain. Ndak usah diomong-omongkan, ndak usah dipersoalkan benar salahnya, mana yang lebih unggul atau apapun. Tentu, masing-masing suami punya penilaian bahwa istrinya begini begitu dibanding istri tetangganya, tapi cukuplah disimpan didalam hati saja. Saya pun menangkap apa yang dia maksudkan Cak Nun. Saya setuju dengan pandangan itu. Dia melanjutkan serius: Bagi orang non-Islam, agama Islam itu salah. Dan itulah sebabnya ia menjadi orang non-Islam. Kalau dia beranggapan atau meyakini bahwa Islam itu benar ngapain dia jadi non-Islam? Demikian juga, bagi orang Islam, agama lain itu salah, justru berdasar itulah maka ia menjadi orang Islam. Tapi, sebagaimana istri tetangga, itu disimpan saja di dalam hati, jangan diungkapkan, diperbandingkan, atau dijadikan bahan seminar atau pertengkaran. Biarlah setiap orang memilih istrinya sendiri-sendiri berdasarkan seleranya masing-masing, dan jagalah kemerdekaan masing-masing orang untuk menghormati dan mencintai istrinya masing-masing, tak usah rewel bahwa istri kita lebih mancung hidungnya karena bapaknya dulu sunatnya pakai calak dan tidak pakai dokter, umpamanya. Dengan kata yang lebih jelas, teologi agama-agama tak usah dipertengkarkan, biarkan masing-masing pada keyakinannya! Cak Nun terus berkata: Itulah prinsip kita dalam memandang berbagai agama. Sementara itu, misalnya ada orang muslim yang istrinya mau melahirkan padahal motornya gembos, silakan pinjam motor tetangganya yang beragama Katolik untuk mengantar istrinya ke rumah sakit. Atau, Pak Pastor yang sebelah sana karena baju misanya kehujanan, padahal waktunya mendesak, dia boleh pinjam baju koko tetangganya yang NU maupun yang Muhamadiyah. Atau ada orang Hindu kerja sama bikin warung soto dengan tetangga Budha, kemudian bareng-bareng bawa colt bak ke pasar dengan tetangga Protestan untuk kulakan bahan-bahan jualannya. Begitu! Kami semua terus menyimak paparannya, dan Cak Nun melanjutkan: Jadi ndak usahlah meributkan teologi agama orang lain. Itu sama aja Anda ngajak gelut tetangga Anda. Mana ada orang yang mau isterinya dibahas
[proletar] Re: Mengapa filosofi ini keluar dari orang Muslim ?
perbandingan agama diperlukan untuk aanya toleransi; nah ini nih disini letaknya kita sama; jadi jangan hanya perbedaan saja yang dilihat !! --- In proletar@yahoogroups.com, widura a.widura@... wrote: Nah lo ?... -Original Message- From: Wong wong_gendeng05@... Sender: proletar@yahoogroups.com Date: Sat, 30 Apr 2011 03:39:04 To: proletar@yahoogroups.com Reply-To: proletar@yahoogroups.com Subject: [proletar] Re: Mengapa filosofi ini keluar dari orang Muslim ? Ainun Najib mengajak kita untuk tidak membanding bandingkan agama. Tapi nyatanya dalam kurikulum di sekolah sekolah Islam sejak tingkat tsanawiyah sudah di ajarkan Ilmu Perbandingan Agama, iki piye? Rahayu --- In proletar@yahoogroups.com, suryana gsuryana@ wrote: Istri Tetangga Saya teringat waktu lebih dari 15 tahun yang lalu ketika belajar di Jogja. Waktu itu, tiap Rabu malam, saya dan teman-teman memilih nglurug ke patang-puluhan, rumahnya Cak Nun (Nurcholis Majid) , ini panggilan akrabnya penyair itu dan Kiai mBeling Emha Ainun Nadjib. Kami bikin forum melingkar di situ. Biasanya kami bicara soal kesenian atau kebudayaan, tapi juga ngobrolin soal keagamaan. Forum itu diprakarsai oleh Sanggar Shalahuddin. Komandannya anak Solo, Nasution Wahyudi. Ini nama asli Jawa, nggak ada hubungannya dengan Nasution yang dari Medan. Pesertanya juga tidak cuma mahasiswa atau pemuda yang beragama Islam. Pendek kata, pemeluk berbagai agama berkumpul melingkar di situ. Suatu malam, Cak Nun tanya pada kami di forum itu, Apakah Anda semua punya tetangga? Wah, saya sebenarnya belum punya. Tetapi saya anak kost, tentu saja kamar sebelah saya bisa disamakan dengan tetangga. Tetangga kost. Jadi saya ikut-ikutan saja menjawab: Tentu saja punya. Cak Nun melanjutkan bertanya: Punya istri enggak tetangga Anda? Sebagian hadirin menjawab: Ya, punya dong Saya diam saja. Rasanya tetangga kost saya bujangan semua. Kebanyakan jomblo. Maklum anak desa. Nggak pede ngajak pacaran teman kampusnya. Yang menarik adalah pertanyaan berikutnya: Apakah Anda pernah lihat kaki istri tetangga Anda itu..? Jari-jari kakinya lima atau tujuh; mulus atau ada bekas korengnya ? Saya mulai kebingungan. Nggak ngeh sama arah pembicaraan Cak Nun. Kebanyakan menjawab: Tidak pernah memperhatikan Cak. Ono opo Cak? Cak Nun ndak peduli. Dia tanya lagi: Bodynya sexy enggak ? Kami tak lagi bisa menahan tertawa. Geli deh. Apalagi saya yang benar-benar tidak faham arah pembicaraan itu. Cuma Cak Nun yang tersenyum tipis. Jawabannya bagus banget. Dan ini senantiasai saya ingat sampai hari ini. Sebuah prinsip pergaulan untuk sebuah negeri yang memilih Pancasila sebagai azas tunggal: Jadi ya begitu. Jari kakinya mau lima atau tujuh. Bodynya sexy atau tidak, bukan urusan kita, kan? Tidak usah kita perhatikan, tak usah kita amati, tak usah kita dialogkan, diskusikan atau perdebatkan. Biarin saja! Kenapa, Cak ? salah satu teman bertanya, penasaran. Ya apa urusan kita ? Sebab, keyakinan keagamaan orang lain itu ya ibarat istri orang lain. Ndak usah diomong-omongkan, ndak usah dipersoalkan benar salahnya, mana yang lebih unggul atau apapun. Tentu, masing-masing suami punya penilaian bahwa istrinya begini begitu dibanding istri tetangganya, tapi cukuplah disimpan didalam hati saja. Saya pun menangkap apa yang dia maksudkan Cak Nun. Saya setuju dengan pandangan itu. Dia melanjutkan serius: Bagi orang non-Islam, agama Islam itu salah. Dan itulah sebabnya ia menjadi orang non-Islam. Kalau dia beranggapan atau meyakini bahwa Islam itu benar ngapain dia jadi non-Islam? Demikian juga, bagi orang Islam, agama lain itu salah, justru berdasar itulah maka ia menjadi orang Islam. Tapi, sebagaimana istri tetangga, itu disimpan saja di dalam hati, jangan diungkapkan, diperbandingkan, atau dijadikan bahan seminar atau pertengkaran. Biarlah setiap orang memilih istrinya sendiri-sendiri berdasarkan seleranya masing-masing, dan jagalah kemerdekaan masing-masing orang untuk menghormati dan mencintai istrinya masing-masing, tak usah rewel bahwa istri kita lebih mancung hidungnya karena bapaknya dulu sunatnya pakai calak dan tidak pakai dokter, umpamanya. Dengan kata yang lebih jelas, teologi agama-agama tak usah dipertengkarkan, biarkan masing-masing pada keyakinannya! Cak Nun terus berkata: Itulah prinsip kita dalam memandang berbagai agama. Sementara itu, misalnya ada orang muslim yang istrinya mau melahirkan padahal motornya gembos, silakan pinjam motor tetangganya yang beragama Katolik untuk mengantar istrinya ke rumah sakit. Atau, Pak Pastor yang sebelah sana karena baju misanya kehujanan, padahal waktunya mendesak, dia boleh pinjam baju koko tetangganya yang NU maupun yang Muhamadiyah. Atau ada orang Hindu kerja sama bikin warung soto dengan tetangga Budha, kemudian bareng