Re: [wanita-muslimah] Re: Tokoh Agama Mengutuk
Ass. wr.wb. Ada dua cabang Ahmadiyah, yaitu Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore, MUI memfatwakan sesat hanya pada Ahmadiyah Qadiyan, bukan pada Ahmadiyah Lahore, yang tidak mengakui kenabian Ghulam Ahmad. Anita dan Mia, kok begitu impulsif menghakimi fatwa MUI. Saya katakan impulsif, karena anda berdua menghakimi fatwa MUI tanpa perbekalan ilmu dan informasi yang cukup ttg Qadiyanism. Ini saya beri input: Wassalam HMNA *** Qadiyanism: A Brief Survey (Abstract from QADIYANIAT, AN ANALYTICAL SURVEY, by Ehsan Ilahi Zaheer) Beginning Begun in India, inspired and actively supported by the British colonial power. In the mid-nineteenth century the British thought that Islam as the Deen of Allah was dead, but the War of Independence of 1857 and the leading role of Muslims through the spirit of Jihad scared the British. They actively sought an alternative to real Islam. Among the many things they did, one was the foundation of a new religion in the name of Islam by the hands of Mirza Ghulam Ahmad Qadiyani. The British gave Mirza full support and an outline; and he filled in the details. Mirza Ghulam Qadiyani He said that his name was Ghulam Ahmad, son of Ghulam Murtaza, belonging to the caste of Mughal Barlas who came to India from Samarqand. Later he changed his origins and claimed to be a Persian. He again had a change of mind and claimed to belong to the progeny of Fatima bint Muhammad(S). He was born in 1839-40 in Qadiyan, District of Gordaspur, Punjab, India in a family who were subservient to the British and played a heroic role in defending the British in the War of 1857. Ghulam remained proud of his and his family's services to the British crown and advised his followers to remain loyal to the British Government and the West. Qadiyanis, the followers of Ghulam Ahmad, established good liaison with the State of Israel immediately after its establishment and Israel gave them full protection. Steps to the Prophethood(*) The 1870s was a period of debates between Hindus against Muslims and Christians against Muslims. Muslims did not start those debates but Muslim scholars were winning all of them and winning the hearts of the Muslim masses. Ghulam saw an opening to gain popularity and taught himself the art of debating against Hindus and became popular by 1877. In 1880 he published his first book Baraheen-i-Ahmadiyyah and established himself as a writer. By 1884 he added three more volumes to the same book and in 1885 he claimed himself to be a Mujaddid, a revivalist of Islam. In 1891 he claimed himself to be the Promised Mehdi and a Promised Messiah. During this period he insisted that he was not a prophet declaring that such a claim would make him a kaafir and a liar. Well! In 1901 Ghulam declared, by Allah in Whose grip is my soul it is He Who commissioned me and named me a prophet and he declared that Allah gave him three hundred thousand. Note that Allah's true messengers and prophets received their assignment suddenly not step-wise like Ghulam. By Ghulam's own declarations, now he became a Kaafir and a liar. Qadiyaniat in the Contemporary World Pakistan, the home of the Qadiyani movement, declared the religion of Ghulam Ahmad to be kufr, non-Islam and other governments followed suit. Saudi Arabia stopped giving visas to Qadianis as Muslims. Recently, a South African court has ruled them to be non-Muslims. However, anti-Islam governments give Qadianis protection and provide facilities for their propagation, among them, the U.S. and the British are major protectors. It is interesting to note that Zulfiqar Ali Bhutto helped declare Qadianism as non-Islam but his daughter Benazir Bhutto and Pakistan People's Party (PPP) are actively embracing all enemies of Islam including Qadianis. Beware of deceptively Islamic looking functions and gatherings like Seeratun-Nabi. Interfaith Dialogues serve as bait for simplistic and un-informed Muslims. Attending Qadiani functions under any pretext is helping and promoting their kufr. Hypocrisy of Pacifism Mirza Ghulam Ahmad declared that Jihad, as an instrument of war (defensive or offensive), was forbidden by him. His followers, Qadiyanis, continue to present themselves to the West as pacifists, anti-war Muslims. As recently as Summer 1996 in their annual convention in Washington, D.C., they presented themselves as peaceful Muslims who did not believe in war. The national media in the U.S. took note of it and presented Ahmadiya Muslims as pacifists. The truth is that Qadiyanis entered the armed forces of Pakistan from the time of the formation of the country and rose to the highest ranks of officers corp in all branches, namely, army, air force and navy . With the blessings of their Khalifah they participated in wars against India. When the Khalifah was questioned he defended his position and reiterated that his
[wanita-muslimah] Re: DPRD Bogor Minta Bupati Larang Aktivitas JAI
Mba Dini, Seorang Bupati itu sudah seharusnya wajib melindungi hak-hak warganya, dan bukankah kebebasan beragama itu dijamin dan dilindungi oleh negara? Sejauh yang saya tahu bahwa Jama'ah Ahmadiyah itu beragama Islam salah satu agama yang di lindungi dan dijamin hak-hak para penganutnya. Makanya bupati sebagai abdi negara tidak sepatutnya melakukan tindakan melarang keberadaan Ahmadiyah. kalau di pikir-pikir dalam setiap gerak kehidupan perbedaan itu pasti ada, sudah menjadi sunatullah bahwa perbedaan itu akan selalu ada. Jangan sekarang ini yang sudah 1400'an tahun rentang waktu perbedaan kita dengan kanjeng Nabi, bahkan ketika kanjeng Nabi masih ada di tengah-tengah umatnya pun perbedaan-bedaan dalam umat dan Nabi pun sudah ada tapi Rasul sendiri mentolerir perbedaan-perbedaan tersebut sebagai suatu Rahmat sepanjang tidak keluar dari konteks Islam itu sendiri. Masalahnya setiap orang cenderung untuk melakukan klaim kebenaran atas dirinya sendiri. Yang dari orang-orang suni mengklaim bahwa kepercayaanya lah sebagai Islam yang benar, begitu juga dari Syiah termasuk orang-orang dari Ahmadiyah, belum lagi dari aliran lainya seperti mu'tazilah dll. Padahal yang namanya kebenaran yang mutlak, absolut hanyalah milik Allah semata. Justru banyak di antara kita merasa sombong merasa diri paling benar dan orang lain yang berbeda adalah salah. Dengan di dasari rasa sombong lah manusia sering kali terjerumus untuk bertindak menghakimi orang lain. Padahal manusia mulia setingkat Nabi pun bukan seseorang yang berhak menghakimi kepercayaan orang lain tapi para nabi pun hanyalah pemberi nasehat, pemberi peringatan dengan cara yang ma'ruf Qs.7:68 tentunya kita juga tahu bagaimana Allah memerintahkan Nabi Musa untuk menyampaikan peringatan kepada Fir'aun dalam Qs.20:44 dan Nabi Muhammad saw pun dalam menyampaikan risalah dari Allah senantiasa dalam sikap lemah lembut Qs.3:159. Orang-orang Ahmadiyah bukanlha fir'aun dan kita bukan pula seorang Nabi Musa, haruskah kita berbuat kezaliman kepada saudara kita baik dengan ucapan ataupun dengan tindakan Chae --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dini [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas... apa gak bisa liat sisi positifnya?? kan banyak tuh sisi positifnya kalo Bupati -yang jelas2 bukan ulama- ikutan mau melarang ahmadiyah..:) 1. gak ada lagi huru hara dalam masyarakat parung. 2. ikut meligitimasi FATWA MUI yang jelas2 emang pakarnya dalam soal agama.. berbanding Ulil apa lagi Dawam Raharjo. 3. Umat Islampun gak kepecah belah lagi.. gak ada gesekan lagi ama ahmadiyah..:P so pilihan tepat dan yakin aman.. silakan ahmadiyah bikin agama baru..:) gitu toh.. please sekali lagi..tolong liat masalah ini dalam konteksnya secara objective, jangan coba dilarikan ke masalah HAM... kalopun iya mau dilarikan ke masalah HAM.. bukannya membela agama sendiri itu termasuk HAM buat pemeluknya?? betul tidak sodara2? :P btw soal minority... tadinya emang Ahmadiyah dulu minoriti.. dan orang2 cuek bebek..tapi ketika yang minoritas yang jelas2 KEABSAHANANNYA SESAT itu menjadi berkembang biak.. yah gak salahkan kalo akhirnya terpaksa diambil tindakan..:) --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Darwin Bahar [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear All, Ini bukan perkara kecil. Kalau Bupati sampai melarang dan Pemerintah Pusat membebek saja, maka hal ini bisa menjadi preseden buruk bagi kebebasan beragama dan hak-hak minoriras di Republik ini di waktu yang akan datang. Sesuai dengan Peraturan Perundangan-undangan yang berlaku Bupati tidak berada dalam posisi yang bisa melarang aktivitas Jemaah Ahmadyiah Indonesia (JAI). Pertama kegiatan JAI tidak merupakan kegiatan bersifat lokal Kabupaten Bogor saja, tetapi bersifat nasional. Kedua kegiatan JAI berbasis agama, dan berdasarkan UU No 32/2004 mengenai Pemerintahan Daerah, urusan agama bukan merupakan urusan Pemerintahan yang diserahkan kepada Daerah (provinsi/kabupaten/kota). Bupati hanya dapat mengusulkan kepada Pemerintah Pusat melarang kegiatan jika JAI ---sekali lagi jika--- JAI jelas-jelas melakukan kegiatan yang melanggar hukum positif seperti melakukan provokasi, menghasut atau menyerang symbol-simbol Agama Islam seperti Allah SWT, Al-Quran dan pribadi Nabi Muhammad SAW, suatu hal yang sangat mustahil dilakukan oleh JAI. Tudingan bahwa masyarakat di sekitar Kampus Mubarak di Parung merasa terganggu dengan kegiatan yang ada di sana, berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan beberapa media masa sama sekali juga tidak terbukti. Terlalu banyak anomali di sini, seperti Fatwa MUI Kabupaten Bogor bernomor 01/X/KHF/MUI-Kab/VII/05 yang melarang keberadaan JAI melakukan aktivitas di Kabupaten Bogor (?!?). Sangat aneh sekaligus memuakkan, Habib Abdurrahman Asegaf komandan gerobolan yang menamakan dirinya GUII itu bisa diizinkan Polosi masuk ke Kampus Mubarak yang masih disegel itu, dan
Re: [wanita-muslimah] Re: Tokoh Agama Mengutuk
Ass. wr.wb. Ada dua cabang Ahmadiyah, yaitu Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore, MUI memfatwakan sesat hanya pada Ahmadiyah Qadiyan, bukan pada Ahmadiyah Lahore, yang tidak mengakui kenabian Ghulam Ahmad. Anita dan Mia, kok begitu impulsif menghakimi fatwa MUI. Saya katakan impulsif, karena anda berdua menghakimi fatwa MUI tanpa perbekalan ilmu dan informasi yang cukup ttg Qadiyanism. Ini saya beri input: Wassalam HMNA *** Qadiyanism: A Brief Survey (Abstract from QADIYANIAT, AN ANALYTICAL SURVEY, by Ehsan Ilahi Zaheer) Beginning Begun in India, inspired and actively supported by the British colonial power. In the mid-nineteenth century the British thought that Islam as the Deen of Allah was dead, but the War of Independence of 1857 and the leading role of Muslims through the spirit of Jihad scared the British. They actively sought an alternative to real Islam. Among the many things they did, one was the foundation of a new religion in the name of Islam by the hands of Mirza Ghulam Ahmad Qadiyani. The British gave Mirza full support and an outline; and he filled in the details. Mirza Ghulam Qadiyani He said that his name was Ghulam Ahmad, son of Ghulam Murtaza, belonging to the caste of Mughal Barlas who came to India from Samarqand. Later he changed his origins and claimed to be a Persian. He again had a change of mind and claimed to belong to the progeny of Fatima bint Muhammad(S). He was born in 1839-40 in Qadiyan, District of Gordaspur, Punjab, India in a family who were subservient to the British and played a heroic role in defending the British in the War of 1857. Ghulam remained proud of his and his family's services to the British crown and advised his followers to remain loyal to the British Government and the West. Qadiyanis, the followers of Ghulam Ahmad, established good liaison with the State of Israel immediately after its establishment and Israel gave them full protection. Steps to the Prophethood(*) The 1870s was a period of debates between Hindus against Muslims and Christians against Muslims. Muslims did not start those debates but Muslim scholars were winning all of them and winning the hearts of the Muslim masses. Ghulam saw an opening to gain popularity and taught himself the art of debating against Hindus and became popular by 1877. In 1880 he published his first book Baraheen-i-Ahmadiyyah and established himself as a writer. By 1884 he added three more volumes to the same book and in 1885 he claimed himself to be a Mujaddid, a revivalist of Islam. In 1891 he claimed himself to be the Promised Mehdi and a Promised Messiah. During this period he insisted that he was not a prophet declaring that such a claim would make him a kaafir and a liar. Well! In 1901 Ghulam declared, by Allah in Whose grip is my soul it is He Who commissioned me and named me a prophet and he declared that Allah gave him three hundred thousand. Note that Allah's true messengers and prophets received their assignment suddenly not step-wise like Ghulam. By Ghulam's own declarations, now he became a Kaafir and a liar. Qadiyaniat in the Contemporary World Pakistan, the home of the Qadiyani movement, declared the religion of Ghulam Ahmad to be kufr, non-Islam and other governments followed suit. Saudi Arabia stopped giving visas to Qadianis as Muslims. Recently, a South African court has ruled them to be non-Muslims. However, anti-Islam governments give Qadianis protection and provide facilities for their propagation, among them, the U.S. and the British are major protectors. It is interesting to note that Zulfiqar Ali Bhutto helped declare Qadianism as non-Islam but his daughter Benazir Bhutto and Pakistan People's Party (PPP) are actively embracing all enemies of Islam including Qadianis. Beware of deceptively Islamic looking functions and gatherings like Seeratun-Nabi. Interfaith Dialogues serve as bait for simplistic and un-informed Muslims. Attending Qadiani functions under any pretext is helping and promoting their kufr. Hypocrisy of Pacifism Mirza Ghulam Ahmad declared that Jihad, as an instrument of war (defensive or offensive), was forbidden by him. His followers, Qadiyanis, continue to present themselves to the West as pacifists, anti-war Muslims. As recently as Summer 1996 in their annual convention in Washington, D.C., they presented themselves as peaceful Muslims who did not believe in war. The national media in the U.S. took note of it and presented Ahmadiya Muslims as pacifists. The truth is that Qadiyanis entered the armed forces of Pakistan from the time of the formation of the country and rose to the highest ranks of officers corp in all branches, namely, army, air force and navy . With the blessings of their Khalifah they participated in wars against India. When the Khalifah was questioned he defended his position and reiterated that his
Re: [wanita-muslimah] Re: Tokoh Agama Mengutuk
1. Chae, masih ada kriteria lain mengenai sesat. Coba Chae baca penggalan permulaan S. Al-Maaidah, 5:17. Disitu ada sebuah kriteria ttg orang kafir, sedangkan kafir itu sesat. 2. Bagaimana pendapat Chae, Ahmadiyah Qadiyan percaya bahwa yang di bawah ini diucapkan oleh Ghulam Ahmad, sedangkan Ahmadiyah Lahore tidak mempercayai bahwa itu ucapan Ghulam Ahmad. I saw in my dream that I am Allah and I believed, no doubt I am the one who created the heaven. Aina-e-Kamalat, p.564. Dengan meyakini Ghulam Ahmad itu, who believes himself created the heaven, itu lebih hebat dari kriteria kafir dalam S. Al-Maaidah, 5:17. You have to believe, bahwa MUI tidaklah gegabah mengeluarkan fakta sesat bagi Qdianism. Wasssalam, HMNA - Original Message - From: Chae To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, July 26, 2005 15:44 Subject: [wanita-muslimah] Re: Tokoh Agama Mengutuk Abah, masalahnya apa pemakaian kata sesat itu sudah tepat untuk Ahmadiyah Qadiyah? karena berdasarkan Qs.4:136 menyatakan bahwa Ahmadiyah Qadiyah ini tidak bisa di sebut sesat? Chae --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Ass. wr.wb. Ada dua cabang Ahmadiyah, yaitu Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore, MUI memfatwakan sesat hanya pada Ahmadiyah Qadiyan, bukan pada Ahmadiyah Lahore, yang tidak mengakui kenabian Ghulam Ahmad. Anita dan Mia, kok begitu impulsif menghakimi fatwa MUI. Saya katakan impulsif, karena anda berdua menghakimi fatwa MUI tanpa perbekalan ilmu dan informasi yang cukup ttg Qadiyanism. Ini saya beri input: Wassalam HMNA *** Qadiyanism: A Brief Survey (Abstract from QADIYANIAT, AN ANALYTICAL SURVEY, by Ehsan Ilahi Zaheer) Beginning Begun in India, inspired and actively supported by the British colonial power. In the mid-nineteenth century the British thought that Islam as the Deen of Allah was dead, but the War of Independence of 1857 and the leading role of Muslims through the spirit of Jihad scared the British. They actively sought an alternative to real Islam. Among the many things they did, one was the foundation of a new religion in the name of Islam by the hands of Mirza Ghulam Ahmad Qadiyani. The British gave Mirza full support and an outline; and he filled in the details. Mirza Ghulam Qadiyani He said that his name was Ghulam Ahmad, son of Ghulam Murtaza, belonging to the caste of Mughal Barlas who came to India from Samarqand. Later he changed his origins and claimed to be a Persian. He again had a change of mind and claimed to belong to the progeny of Fatima bint Muhammad(S). He was born in 1839-40 in Qadiyan, District of Gordaspur, Punjab, India in a family who were subservient to the British and played a heroic role in defending the British in the War of 1857. Ghulam remained proud of his and his family's services to the British crown and advised his followers to remain loyal to the British Government and the West. Qadiyanis, the followers of Ghulam Ahmad, established good liaison with the State of Israel immediately after its establishment and Israel gave them full protection. Steps to the Prophethood(*) The 1870s was a period of debates between Hindus against Muslims and Christians against Muslims. Muslims did not start those debates but Muslim scholars were winning all of them and winning the hearts of the Muslim masses. Ghulam saw an opening to gain popularity and taught himself the art of debating against Hindus and became popular by 1877. In 1880 he published his first book Baraheen-i-Ahmadiyyah and established himself as a writer. By 1884 he added three more volumes to the same book and in 1885 he claimed himself to be a Mujaddid, a revivalist of Islam. In 1891 he claimed himself to be the Promised Mehdi and a Promised Messiah. During this period he insisted that he was not a prophet declaring that such a claim would make him a kaafir and a liar. Well! In 1901 Ghulam declared, by Allah in Whose grip is my soul it is He Who commissioned me and named me a prophet and he declared that Allah gave him three hundred thousand. Note that Allah's true messengers and prophets received their assignment suddenly not step-wise like Ghulam. By Ghulam's own declarations, now he became a Kaafir and a liar. Qadiyaniat in the Contemporary World Pakistan, the home of the Qadiyani movement, declared the religion of Ghulam Ahmad to be kufr, non-Islam and other governments followed suit. Saudi Arabia stopped giving visas to Qadianis as Muslims. Recently, a South African court has ruled them to be non-Muslims. However, anti-Islam governments give Qadianis protection and provide facilities for their propagation, among them, the U.S. and the British are major
Re: [wanita-muslimah] Re: PP Muhammadiyah Mengecam Kekerasan Terhadap Ahmadiyah
Apa nggak ngerasa , komentar-komentar ente ini paling bodoh disini, bisanya cuma one liner nulis satu dua baris , udah itu nggak ada isinya lagi selain omongan nggak berguna. - Original Message - From: Dadang Fahmi (QA) [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Tuesday, July 26, 2005 11:55 AM Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: PP Muhammadiyah Mengecam Kekerasan Terhadap Ahmadiyah Bagiaman dengan Rasulullah ikut perang demi aqidah Islam, belajar sejarah yang banyak ya -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of He-Man Sent: 22 Juli 2005 5:28 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: PP Muhammadiyah Mengecam Kekerasan Terhadap Ahmadiyah Dulu seorang shahabat menawarkan pada nabi s.a.w untuk membunuh Abdullah bin Ubay , tapi Rasulullah menolaknya dengan alasan Apa nanti kata orang kalau Rasul Allah membunuh sahabatnya sendiri , padahal Abdullah bin Ubay jelas-jelas orang munafiq. Rasulullah s.a.w sendiri tidak pernah membunuh orang yang menghinanya pada masa dakwah.Bahkan pada waktu penaklukkan Mekkah semuanya diberi amnesty. Jadi wacana-wacana kekerasan atas nama aqidah itu pada dasarnya tidak pernah dicontohkan Rasul, cuma berlandaskan hawa nafsu para ulama-ulama radikal yang ingin menguasai orang lain. Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Jutaan Anak Terancam Kehilangan Hak Sebagai Warga Negara
Refleksi: Langkah pertama agar jutaan anak tidak kehilangan hak sebagai warganegara ialah pendidikan bebas bayaran. Pengetahuan adalah kekuatan, kekuatan adalah kekuasaan. Inilah yang ditakuti oleh penguasa negara kleptokratikus Indonesia, makanya dipersulit atau dipertiadakan kesempatan memperoleh pendidikan bagi rakyat. Hakekatnya rakyat bodoh - penguasa kaya dan bukan rakyat pintar - negeri maju. http://www.suarapembaruan.com/News/2005/07/26/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY Jutaan Anak Terancam Kehilangan Hak Sebagai Warga Negara Pembaruan/Luther Ulag DIALOG - Project Officer Children Protection Unit Perwakilan UNICEF di Indonesia Nono Sumarsono (kiri), dan Consultan Child Protection, Muhammad Juedi (kanan) berdialog dengan pemimpin dan jajaran redaksi di kantor Suara Pembaruan, Jl Dewi Sartika, Cawang, Jakarta Timur, Senin (25/7) sore. JAKARTA - Jutaan anak Indonesia terancam kehilangan hak-haknya sebagai warga negara karena sebagian besar dari mereka tidak memiliki bukti hukum yang diakui oleh negara. Data yang dikeluarkan oleh Perwakilan UNICEF di Indonesia menyebutkan 60 persen anak-anak di Indonesia tidak memiliki akta kelahiran sebagai bukti yang sah di mata hukum Indonesia. Hal ini disebabkan belum adanya kesadaran orangtua terhadap eksistensi identitas anak di mata hukum, serta negara yang belum memiliki keinginan kuat untuk menjamin hak-hak setiap warga negaranya. Menurut Project Officer Children Protection Unit Perwakilan UNICEF di Indonesia Nono Sumarsono ketika berkunjung ke kantor Suara Pembaruan, Senin (25/7), dari sekian banyak hak anak yang terabaikan, masalah identitas mereka yang diakui negara merupakan masalah yang sangat penting. Bagaimana hak-hak mereka akan dijamin oleh undang-undang, jika identitas mereka saja belum diakui, ujarnya. Masalah identitas anak yang terabaikan ini menimbulkan permasalahan lain, seperti perdagangan anak, adopsi ilegal, buruh anak, dan permasalahan lainnya. Anak-anak yang tidak memiliki akta kelahiran juga bisa menimbulkan masalah ketika mereka dewasa. Terkait masalah ketiadaan identitas anak, Nono mencontohkan permasalahan anak yang kini terjadi di Aceh. Saat ini banyak anak-anak di Aceh yang kehilangan orangtua, susah membuktikan identitas mereka. Semua bukti-bukti identitas mereka hilang saat terjadi bencana lalu, padahal saat ini mereka membutuhkan kejelasan hak-hak mereka, ujarnya. Kelalaian Permasalahan identitas anak ini sebenarnya terjadi karena kelalaian orangtua dan negara dalam mendata warga negaranya. Negara tidak memiliki sistem yang terpadu dalam pendataan warga negaranya sejak mereka lahir hingga meninggal. Saat ini saja hanya ada sekitar 20 persen penduduk Indonesia yang memiliki akta kelahiran, sisanya bisa dikatakan menumpang di negara ini, tambah Nono. Jika mengacu kepada persentase tersebut, sebenarnya warga negara Indonesia hanya berjumlag sekitar 44 juta jiwa saja. Lebih jauh dikatakan, setiap nama yang dipakai setiap orang adalah nama yang diambil dalam kutipan register negara, dalam hal ini adalah akta kelahiran. Seseorang boleh menggunakan namanya jika sudah teregistrasi dalam register negara, jika belum maka secara hukum ia belum diakui oleh negara, jelasnya. Sampai saat ini belum ada peraturan yang mengatur tentang registrasi kependudukan. Peraturan yang digunakan masih merupakan warisan kolonial Belanda. Pengaturan dari zaman Belanda itu sebenarnya hanya memberikan previlege kepada kaum kolonial pada saat itu, sedangkan pribumi dibiarkan saja, tambahnya. Hal ini pula yang menjadikan masyarakat Indonesia tidak menyadari perlunya eksistensi mereka di mata hukum yang diakui oleh negara. Perlunya pengaturan tentang sistem data kependudukan sejak manusia lahir adalah suatu hal yang mutlak. Data kelahiran yang akurat dapat dijadikan patokan dalam menentukan rencana-rencana strategis pemerintah, tambah Nono. (K-11) Last modified: 26/7/05 [Non-text portions of this message have been removed] Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Lebih 375.000 Anak dan Perempuan
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0507/26/sh06.html Lebih 375.000 Anak dan Perempuan di Kalbar Diperdagangkan Oleh Aju Pontianak - Tidak kurang dari 375.000 anak di bawah umur dan perempuan di Provinsi Kalimantan Barat telah diperjualbelikan untuk menjadi wanita penghibur di sejumlah kelab malam atau dikawinkan dengan pria asing. Hal ini dilakukan karena tuntutan ekonomi orangtua mereka. Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Perempuan untuk Keadilan (YLBH-APIK) Kalimantan Barat, Hairiah, kepada SH, Senin (25/7) pagi, menjelaskan jumlah lebih dari 375.000 tersebut didasarkan atas data yang dihimpun sejak tahun 1990 yang terungkap di media massa, dan pengaduan orangtua kepada YLBH-APIK dan kepolisian, bahwa anak perempuan telah raib entah ke mana. Angka ini menjadi sangat mengejutkan, mengingat penduduk Provinsi Kalbar baru mencapai 3,95 juta jiwa dengan pendapatan per kapita masih terbilang relatif rendah, Rp 6,4 juta per tahun, kata Hairiah. Menurutnya, tuntutan ekonomi menjadi sangat dominam sebagai faktor penyebab anak diperjualbelikan atau dikawinkan dengan pria asing. Ia menambahkan malah ada orangtua yang mengaku didatangi seseorang untuk diberi uang kemudian anaknya dijemput dengan dalih akan dipekerjakan di tempat yang layak. Tetapi belakangan, orangtua tadi kehilangan komunikasi dengan anak perempuannya yang sebagian besar di bawah umur, sehingga mereka melaporkan kejadian itu kepada aparat kepolisian terdekat. Sayangnya, pelapor itu tidak tahu keberadaan orang yang telah mengiming-imingi pekerjaan bagi anaknya tersebut. Hairiah menduga para perempuan itu sebagian besar dikirim ke luar negeri lewat Pos Pemeriksaan Lintas Batas Entikong, Kabupaten Sanggau. Tujuan utamanya adalah Federasi Malaysia dan Singapura, sebagian lagi dikirim ke Pulau Batam. Kasus yang menimpa sekitar 300 perempuan Indonesia yang terjebak sebagai pelacur pada 17 unit tempat penginapan umum di Distrik Miri, Sarawak, dapat dijadikan salah satu bukti maraknya praktik jual-beli perempuan yang dipasok dari wilayah Kalimantan Barat. Menurut Hairiah, sebagian besar menimpa perempuan keturunan Tionghoa yang dikawinkan dengan pria asing yang sebagian besar berkebangsaan Taiwan. Belakangan diketahui pula, tidak semua perempuan yang dikawinkan dengan pria asing itu mengalami nasib baik ketika sudah sampai ke negara asal suami. Ada di antaranya mendesak minta pulang karena terus menjadi korban kekerasan, tapi tidak berdaya karena keterbatasan ekonomi orangtua, ujar Hairiah. Sebelumnya, Kapolda Kalbar Brigjen Nanan Soekarna mengatakan kasus jual-beli anak di bawah umur dan perempuan sangat sulit diungkap, jika keluarga dan orangtua tidak tanggap dalam melakukan langkah antisipasi dini. Tapi polisi tetap akan mengusut setiap ada laporan maupun muncul gejala praktik jual beli anak di bawah umur dan wanita, katanya. Wagub Kalbar LH Kadir menambahkan membongkar sindikat jual-beli anak tidak semudah yang dibayangkan karena dibutuhkan informasi konkret dari masyarakat. Biasanya calon korban yang akan dijual ke luar negeri menggunakan dokumen resmi seperti paspor. Pemerintah tidak akan mungkin melarang seseorang pergi ke luar negeri, selagi mengikuti prosedur yang benar. Tapi Pemprov Kalbar tengah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten dan Kota untuk memberikan penyuluhan yang memadai bagi masyarakat, kata Kadir. Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Aku Hanya Alat Reproduksi
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0507/26/sh09.html Sisi Gelap Perkawinan Timur-Barat (7) Aku Hanya Alat Reproduksi Oleh Yuyu A.N. Krisna Mandagie LOOSDRECHT - Belanda adalah sebuah negeri yang terletak di bawah permukaan laut. Contohnya, Bandara Internasional Schiphol terletak 4,5 meter di bawah permukaan laut. Di bidang pengaturan air, tak ada negara yang dapat menandingi Belanda. Di Belanda, air mempunyai fungsi sosial yang berhubungan dengan kehidupan manusia. Rekreasi air berkembang dengan baik. Loosdrecht adalah salah satu kota yang terkenal dengan wisata air. Kota ini terletak di pinggir Danau Loosdrecht yang cukup besar untuk ukuran Belanda. Walaupun tidak sebesar Danau Toba di Sumatera Utara atau Danau Tondano di Minahasa, Sulawesi Utara, Danau Loosdrecht sangat terkenal di Belanda. Di kota ini terdapat vila-vila dari aktor dan aktris dunia. Aktor Marlon Brando, Telly Savalas, semasa hidupnya sering berminggu-minggu berlibur di vila mereka di kota ini. Aktris Jean Seymour Medicine Woman yang keturunan Belanda sering nampak di kota ini. Vila-vila di kota ini dibangun dengan arsitektur yang menyatu dengan alam sekeliling danau. Pada musim panas (Juni-Agustus) danau ini dipenuhi oleh perahu-perahu bermotor yang berseliweran dengan penumpangnya perempuan-perempuan bule berbikini yang mencari panasnya matahari. Tetapi bagi Ningsih, ibu muda beranak satu, semua keindahan yang ditawarkan oleh kota Danau Loosdrecht adalah semu. Beberapa tahun lalu perempuan ini disunting oleh Jansen, duda setengah baya. Dari luar saja, kita sudah dapat melihat bahwa pasangan ini jomplang. Jansen seperti layaknya pria-pria asing berkulit putih dengan wajah mirip bintang film Harrison Ford. Sementara Ningsih masih polos seperti ABG kampung, tidak bermake-up, rambut lurus sebatas bahu. Rumah bagus di daerah yang berkelas di kota Loosdrecht adalah ukuran kesuksesan materi keluarga ini. Tetapi ada apa di balik itu? Suatu sore aku kedatangan tamu seorang ibu kenalan keluarga kami. Ibu ini membawa kiriman dari Indonesia buat Ningsih. Dia memintaku supaya mengantarnya ke rumah Ningsih di Loosdrecht yang letaknya dekat dengan Hilversum. Rumah Ningsih dengan rumahku hanya dipisahkan oleh lapangan bola. Berdua kami berjalan kaki ke rumah Ningsih. Pagar besi rumah bagus itu tertutup rapat. Bel rumah beberapa kali kami tekan tapi tidak ada tanda-tanda kehidupan dari dalam rumah. Kemudian seorang ibu tetangga Ningsih keluar dan menemui kami. Mungkin keluarga Jansen sedang keluar, ujarnya. Menurut ibu (mevrouw) itu, keluarga Jansen agak lain dibandingkan keluarga-keluarga di wijk (lingkungan) itu. Mereka tidak bergaul dengan para tetangga. Ada kesan hidupnya eksklusif, atau sebenarnya ada sesuatu yang disembunyikan. Kehidupan orang Belanda terkesan individualistis. Tetapi untuk bertegur sapa, itu hal yang lazim di kalangan mereka. Namun keluarga Jansen tidak pernah bertegur sapa dengan tetangganya. Bagaikan Pembantu Sore itu kami kembali lagi ke rumah Ningsih. Kali ini kami beruntung. Bel rumah yang kami tekan mendapat reaksi. Pintu rumah terbuka, sosok laki-laki Belanda berjalan ke luar dan menuju pagar. Pintu pagar dibuka dan lelaki itu dengan ramah mempersilakan kami berdua masuk. Memasuki rumah menuju ke ruang tamu kami harus melewati dapur. Di ruang tamu, seperti layaknya keluarga-keluarga Belanda, pasti ada kursi raja, yang ukurannya lebih besar dari kursi-kursi lainnya. Kursi itu dikhususkan untuk sang suami. Jansen, suami Ningsih, langsung duduk di kursi raja, menunjukkan dialah kepala rumah tangga di keluarga itu. Keadaan di Indonesia mendominasi percakapan sore hari itu. Jansen mengutak-atik kebobrokan Indonesia. Dia mengemukakan argumen dan analisis sebagai orang Barat. Arogan, sok tahu dan menggurui. Kepalaku menjadi pening. Percakapan kami berubah menjadi debat. Adu argumentasi. Ningsih tidak mengikuti percakapan kami. Dia sibuk di dapur membuka kiriman yang dibawa oleh ibu temanku itu. Tak lama Ningsih muncul dengan nampan membawa cangkir-cangkir kopi. Ada penganan khas Belanda kue speculaas, kue kering cokelat berbumbu. Ningsih berjalan terbungkuk-bungkuk seperti gaya seorang batur (pembantu). Dia kelihatan gugup ketika meletakkan mangkuk besar milik Jansen di atas meja, kemudian mempersilakan mengambil cangkir berisi teh. Ningsih kemudian masuk ke dapur. Lama dia tidak ke ruang tamu untuk bergabung bersama kami. Setelah Jansen memanggil, barulah Ningsih keluar dari dapur dan duduk di pojok ruang tamu sambil mengawasi bayinya. Dari seluruh pembicaraan kami mengenai masalah yang terjadi di Indonesia, Jansen selalu mengaitkan sosok Ningsih di dalamnya. Seolah Ningsih adalah Indonesia yang patut dikasihani. Dia dibawa ke Belanda supaya lebih maju dan modern. Ningsih diam tidak bereaksi atau berkomentar atas ucapan-ucapan Jansen. Ada kesan Ningsih takut pada Jansen. Ketakutan seorang pembantu pada tuannya. Ningsih berasal dari keluarga kurang mampu di
[wanita-muslimah] IN MEMORIAM DR.SOPHIAN WALUYO
IN MEMORIAM SPOHIAN WALUYO di namamu tercatat arti martabat harga diri keindonesiaan dan kembara cinta serta mimpi pada jejakmu tertera tanda gimana patut bertarung gimana ajal ditampik dan melecehkan tirani di namamu jelas kubaca tak ada yang patut diaib-malukan menjadi manusia dan indonesia keduanya patut dibela dan dimenangkan di namamu tercantum harga kemerdekaan hari ini mahatari buram di tanah kelahiran dan kita masih saja tak bergeming memilihnya ketika kita menolak kecupetan hanya merendahkan diri ajal akhirnya memang pengucap kata penghabisan tapi mimpi akan terus seperti angin tak pernah ditundukkan bermain di pucuk daun, di gunung dan laut menyongsong angkatan demi angkatan hadir tak surut-surut sunyi? barangkali sunyi hatimu sebagai anak kembara tak sunyi derap langkahmu di lima benua jas demi jas, paspor demi paspor bercap sekian negara di lembaran-lembarannya kubaca keperkasaan pemimpi yogya hari ini kau meninggal di rantau dalam sunyi sekian kembara dilupakan tak masuk hitungan negeri tanda kegalauan dan kelam tirani masih saja melanda sampai malam pemimpi masih saja tak bergeming: kau di antaranya! Paris, Juli 2005. JJ.KUSNI [Non-text portions of this message have been removed] Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Ajaran Islam Menyokong Hak-Hak Perempuan sebagai Nilai Mendasar
http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=berita%7C-402%7CX Selasa, 26 Juli 2005 Ajaran Islam Menyokong Hak-Hak Perempuan sebagai Nilai Mendasar Jurnalis Kontributor: Latifah Jurnalperempuan.com-Yogyakarta. Sejak 1950-an tidak ada bidang humaniora yang mengalami kemajuan yang begitu pesat dibandingkan kajian gender. Kemajuan kajian ini berperan besar dalam membuka peluang bagi perempuan untuk mengakses pendidikan dan pekerjaan-pekerjaan publik. Namun dalam konteks Indonesia, Amin Abdullah, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, melihat bahwa masih jarang ditemukan perempuan yang memegang peran yang menentukan dalam institusi pendidikan Islam. Sampai saat ini, perempuan dekan masih sangat jarang, apalagi perempuan rektor, ujar Amin. Menurut Amin, penyebab hal itu berkaitan dengan ajaran agama yang pada umumnya dinyatakan pada upacara pernikahan, salat Jumat, dan berbagai acara lain yang biasanya merefleksikan bias gender. Selanjutnya, Amin mengemukakan, banyak faktor yang dapat menyebabkan bias gender dalam literatur Islam. Salah satu penyebab utamanya adalah dominasi penulis laki-laki, yang cenderung mengarah pada kuatnya sudut pandang laki-laki dalam memahami isu-isu tertentu, khususnya dalam medan tafsir dan fiqh. Dominasi ini berkaitan pula dengan otoritarianisme pemaknaan ajaran oleh sekelompok umat, seperti yang diuraikan oleh Khaled Abou El-Fadl dari UCLA. Hal itu terungkap dalam acara International Conference Islam, Women, and the New World Order di Yogyakarta. Konfrensi yang berlangsung selama empat hari ini, 26-29 Juli, dilaksanakan PSW (UIN) Sunan Kalijaga bekerja sama dengan DANIDA-The Royal Danish Embassy of Jakarta. Siti Ruhaini Dzuhayatin, Direktur PSW (UIN) Sunan Kalijaga, mengemukakan bahwa acara ini bertujuan menggalang perspektif yang luas untuk mencapai kesamaan pengertian bahwa hak-hak perempuan adalah nilai mendasar yang disokong dalam ajaran Islam, baik dalam berbagai bentuk hukum yang dibakukan, seperti syariah/hukum Islam yang diimplementasikan sebagai hukum negara, atau hukum sekular atau bahkan hukum yang bernafaskan Islam seperti yang diimplementasikan di Indonesia. Selain Khaled Abou El-Fadl, yang memaparkan tulisannya yang berjudul Faith-Based Assumptions and Determinations Demeaning to Women, berperan pula sebagai pembicara dalam konfrensi ini antara lain Azyumardi Azra, Abdulkader Tayob, Siti Mariah Mahmud, Siti Musdah Mulia, Zaleha Kamaruddin, dan Tahmina Rashid. Masing-masing akan membahas topik berikut: terrorism, religious factor and international relations, islamization and its impact on womens rights: a general feature, Islamic revivalism and its impact on women rights, counter legal draft of the compilation of Islamic law, women and violence in muslim communities, dan politics of female body: Pakistans military and religious elite. Setelah menyimak para pembicara tersebut, peserta juga terlibat aktif dalam workshop yang digelar pada hari ketiga. Dalam workshop ini, bersama-sama mereka akan membahas lebih mendalam topik-topik tersebut dalam tiga tema besar di antaranya yaitu women and global issues. Para peserta tersebut datang dari berbagai negara seperti Yaman, Mesir, Iran, Pakistan, Nigeria, India, Saudi Arabia, Thailand, Malaysia, dan Fhilipina. Dari Indonesia sendiri berbagai organisasi muslim terlibat sebagai partisipan dalam acara ini, misalnya NU, Muhammadiyah, Laskar Jihad, Majelis Mujahidin Indonesia, Hizbut Tahrir, Ahmadiyah, beserta berbagai partai politik berbasis Islam.* Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Manusia dan Politik PKS
MEDIA INDONESIA Rabu, 27 Juli 2005 Manusia dan Politik PKS Indra J Piliang, peneliti pada Centre for Strategic and Interntional Studies, Jakarta POLITIK itu kotor, puisi yang membersihkannya. Demikian adagium terkenal dari Vaclav Havel, Presiden Ceko. Sebagai seseorang yang berkecimpung di dunia seni dan budaya, Havel betul-betul menyadari betapa sulitnya menyangga negerinya yang kemudian pecah menjadi dua negara, Ceko dan Slovakia. Banyak orang yang memang mencibir kepada politik. Cibiran itu muncul karena dandanan politikus yang meriah, lalu saling menyikut yang kentara, ditambah dengan pengkhianatan terhadap kolega dekat. ''Musuh dari kawanku, adalah kawanku,'' begitulah anomali dunia politikus. Setiap celah akan dimanfaatkan untuk mendapatkan keuntungan maksimal bagi kepentingan kekuasaan dan penguasaan. Ketika Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang dulunya bernama Partai Keadilan (PK) muncul ke permukaan, kesan pertama yang muncul adalah partai politik ini tidak akan mampu bertahan dalam kancah politik. Libido kekuasaan yang tidak begitu kentara dalam partai ini memunculkan bentuk kepemimpinan politik yang khas, yaitu khas 'ndeso'. 'Ndeso' yang mana? Tentu 'ndeso'nya kaum santri. Kemunculan PKS memang diiringi juga dengan kebangkitan lagu-lagu padang pasir, atau lebih dikenal sebagai nasyid. Seandainya PKS tidak lahir, mungkin sulit menghidangkan sesuatu yang baru dalam ranah politik Indonesia kontemporer. Sekalipun digerakkan oleh para ustaz lulusan universitas-universitas di Timur Tengah, juga dari Mesir, PKS dalam waktu yang tidak lama berhasil membangun sebuah sinergi dengan gelombang generasi politik baru yang dulu ikut menyumbang bagi jatuhnya rezim Orde Baru. Ketika partai-partai politik lain makin digerakkan oleh klan, PKS justru membuka pintunya lebar-lebar kepada kalangan anak-anak kampus yang dulu lebih banyak aktif di musala dan organisasi intrakampus. Selain para ustaz, PKS juga mempunyai lapisan intelektual dan ilmuwan yang rata-rata lulusan ilmu eksakta. Mereka berasal dari kampus-kampus sekuler di dalam dan di luar negeri. Puritanisme menjadi tidak terelakkan, ketika lingkungan politik di Indonesia begitu lemahnya dalam hal ideologi perjuangan. Walaupun pernah disebut sebagai wujud dari kebangkitan wajah Masyumi dalam ranah politik modern, PKS justru tidak terikat dengan simbol-simbol Masyumi itu, sebagaimana terjadi dalam sejumlah partai-partai Islam yang mencoba berebut tongkat 'kesaktian' Masyumi, seperti Partai Bulan Bintang. Dalam sebuah kesempatan, Tifatul Sembiring menyebut bahwa 80% lebih kader PKS terdiri dari para sarjana perguruan tinggi. Satu hal yang tidak disampaikan oleh Tifatul adalah hampir 100% para penggeraknya juga berasal dari para mahasiswa yang juga mempunyai jaringan ke kalangan siswa-siswa kelas menengah. Merekalah dengan caranya sendiri memengaruhi orang tuanya, lingkungannya, dan masyarakat di sekelilingnya untuk menjadi simpatisan PKS dalam setiap pemilu. Inspirasi ini boleh jadi muncul dari Anwar Ibrahim yang dulu menggerakkan Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) yang kemudian bergabung ke dalam United Malay National Organisation (UMNO). *** Manusia PKS, kalau boleh saya menyebutnya begitu, yang muncul hari ini kebanyakan berasal dari anak-anak muda belia itu. Mereka bergerak seperti kumpulan lebah-lebah pekerja dalam medan-medan pengabdian yang sulit, seperti daerah bencana dan daerah konflik. Pergerakan mereka pelan-pelan mampu mengambil alih organisasi korporatisme negara yang dulu dibentuk oleh Orde Baru, seperti Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Ketika organisasi kepemudaan lain makin mengandalkan kedekatan ke kalangan penguasa dan pengusaha, manusia-manusia PKS ini justru menyandarkan diri kepada ideologi yang mereka perjuangkan, entah itu revivalisme Islam, atau sekadar semangat untuk tidak mau didikte oleh kepentingan kapitalisme internasional yang digerakkan oleh jaringan Hollywood, sampai Perserikatan Bangsa-Bangsa. Tidak heran kalau 'pengetahuan' manusia-manusia PKS atas dunia luar di atas rata-rata penduduk Indonesia lainnya. Manusia PKS ini mampu mendeteksi dengan tepat apa yang terjadi di Palestina, sampai di Khasmir. Terdapat banyak sekali sumber informasi yang berasal dari sejumlah majalah, tabloid, sampai buku-buku tebal sampai tipis. Ketika televisi, radio atau koran-koran di Indonesia 'dianggap' hanya menyampaikan berita dari dunia sekuler, justru media massa yang digandrungi manusia-manusia PKS menyampaikan apa yang terjadi di luar menurut versi dan perspektif mereka, yakni Islam yang terus-menerus menghadapi berbagai cobaan. Yang mengagetkan, dalam perjalanannya yang belum terlalu panjang sebagai satu kekuatan politik di Indonesia, PKS justru mulai terlihat sebagai pemain di level elite. Ketiba-tibaan itu justru mengurangi semangat puritan (atau dalam sebutan pengamat lain disebut sebagai semangat radikal) yang menjadi ciri khasnya. Contoh paling baik adalah
[wanita-muslimah] 'We Muslims need to get out of our intellectual and social ghettos'
Tariq Ramadan: 'We Muslims need to get out of our intellectual and social ghettos' *** But there is something more subtle. Too much of the internal conversation within the Muslim community at present nurtures a sense of guilt, inadequacy and alienation. Young people are told: everything you do is wrong - you don't pray, you drink, you aren't modest, you don't behave. They are told that the only way to be a good Muslim is to live in an Islamic society. Since they can't do that, this magnifies their sense of inadequacy and creates an identity crisis. Such young people are easy prey for someone who comes along and says, 'there is a way to purify yourself'. Some of these figures even keep the young people drinking to increase their sense of guilt and make them easier to manipulate. http://news.independent.co.uk/people/profiles/article301486.ece Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Iran, dari Mullahkrasi ke Neoteokrasi
MEDIA INDONESIA Rabu, 27 Juli 2005 Iran, dari Mullahkrasi ke Neoteokrasi Imam Cahyono, peneliti di Al Maun Institute, Jakarta ADA satu fase perkembangan menarik dari Republik Iran yang (tampaknya) luput dari perhatian banyak orang. Hampir semua opini yang berkembang (terutama pandangan negara-negara Barat dan pers Barat) menengarai terpilihnya Mahmoud Ahmadinejab bakal mengukuhkan negeri para mullah itu (mullahood) di tangan kekuasaan dan kediktatoran kaum Mullah (mullahcracy). Presiden baru Iran dianggap sebagai tokoh berhaluan keras yang kuat memegang tradisi agama dalam politik (Barat bahkan menyebutnya ultrakonservatif) diduga akan mengembalikan Iran jauh kembali ke belakang seperti di awal revolusi Islam 1979. Kemenangan ini juga diprediksi sebagai preseden buruk bagi demokrasi, sebab membawa pendulum Republik Iran bergerak ke kanan, kembali dalam cengkeraman kaum militan dengan kontrol penuh dari supremasi dan institusi otoritas religius. Modernisasi Sebaliknya, menurut saya, perkembangan Iran terkini justru menandai sebuah fase penting. Negeri itu terus menjajaki tahapan baru sebagai sebuah negara neoteokrasi, yakni sebuah periode di mana Iran tetap berada dalam kontrol otoritas religius (theocracy) tapi pada saat yang sama, Iran tidak menampik gagasan-gagasan modernisasi, terutama demokrasi. Harus diakui, Iran adalah rezim teokrasi Islam yang menjalankan mullahkrasi, tetapi ia juga tidak sepenuhnya anti terhadap demokrasi. Paling tidak, ini dibuktikan dengan digelarnya pemilu untuk memilih parlemen dan presiden. Secara turun-temurun, kaum mullah senantiasa memainkan peran sentral dalam perjalanan republik Iran. Hal ini tentu tidak lepas dari tradisi Syiah yang menempatkan otoritas tertinggi di tangan wilayatul faqih. Dalam doktrin Syiah, kepemimpinan dan wakil Tuhan di muka bumi menganut model Imamah yang didasarkan pada garis keturunan Nabi Muhammad dan Imam Ali. Uniknya, sejak revolusi Islam 1979, dengan supremasi tertinggi berada di Ayatullah Khomeini, Iran tetap menyelenggarakan pemilu, sebuah tahapan penting dalam demokrasi dan demokratisasi. Terlepas dari segala kekurangannya, pemilihan umum yang digelar telah menghasilkan tokoh-tokoh reformis seperti Akbar Hashemi Rafsanjani dan Muhammad Khatami. Selama era Rafsanjani yang dilanjutkan Khatami, Iran telah memulai proses demokratisasi, walaupun masih dalam kontrol para ulama konservatif. Semasa Khatami terpilih pada 1997, angin segar reformasi di bidang sosial-politik terus berhembus dengan kencang. Kendati harus tetap diakui, otoritas religius di tangan para mullah tetap mengontrol penuh sektor-sektor vital seperti lembaga kepolisian, lembaga peradilan, dan intelijen. Bisa jadi, pemilu diselenggarakan sekadar sebagai topeng belaka, untuk mencari simpati dan mengukuhkan legitimasi, terutama dari dunia luar. Tapi, jika para mullah itu menganut model pemerintahan tradisional, sebuah pemerintahan diktator yang fasis, dan tidak peduli dengan gagasan modern, seperti model pemerintahan Taliban di Afghan atau model pemerintahan Saddam di Irak, tentunya mereka tidak perlu susah payah menggelar pemilu. Jika mau jujur pula, Arab Saudi adalah prototipe negara kesultanan yang tidak demokratis, tidak pernah menggelar pemilu, tapi karena memiliki 'hubungan spesial' dengan AS, ia tidak dianggap sebagai musuh demokrasi. Jadi, potret perjalanan republik Iran sejatinya menggambarkan sebuah pencarian terhadap model pemerintahan Islam (searching for a new Islamic identity), yakni bagaimana mencari bentuk sebuah negara modern yang tetap berakar dan memiliki akar dalam Islam. Dalam konteks ini, Iran mengadopsi pemikiran-pemikiran modern dari Barat, tetapi tidak ingin menelan mentah-mentah proyek model demokrasi sekuler yang ditawarkan Amerika Serikat. Iran bahkan melawan sistem demokrasi sekuler yang dipaksakan Barat, tetapi mencoba mencari alternatif dengan menerapkan model demokrasi religius. Seperti dikemukakan Ahmadinejab (International Herald Tribune, 27/6/2005), Religious democracy is the only path toward human prosperity and it's the most advanced type of government that humans can ever have. Anti kolonial Iran sejak lama memang anti terhadap Barat. Tapi, sentimen anti-Barat lebih dimaknai sebagai wujud kebencian terhadap penjajahan kolonial sebab pada kenyataannya, negeri itu tetap menyerap dan mengadopsi gagasan serta nilai-nilai modern yang lahir dari belahan Barat. Selain itu, Iran bukanlah bangsa Arab, tetapi bangsa Persia yang dalam sejarah memiliki kebesaran dan pernah menjadi bangsa besar yang terhormat di masa silam. Jadi, sentimen nasionalisme dan sikap trauma terhadap penjajahan AS mengakar kuat dalam kehidupan rakyatnya. Di satu sisi, kita bisa melihat bagaimana ulama-ulama konservatif Syiah sangat kental pandangannya terhadap doktrin-doktrin tradisional. Namun, di sisi lain, kita juga bisa menyaksikan bagaimana kaum ulama-intelektual sangat apresiatif terhadap
[wanita-muslimah] Third Asia Europe Art Camp 2005: Ruang Inisiatif dan Seni Media Baru, Bandung 4 - 12 Agustus 2005
Informasi lebih lanjut mengenai Third Asia Europe Art Camp 2005 klik: http://commonroom.info/bcfnma/artcamp2005/index_b.html Press Release Third Asia Europe Art Camp 2005: Ruang Inisiatif dan Seni Media Baru Bandung Center fo New Media Arts bekerja sama dengan Asia Europe Foundation menyelenggarakan program Third Asia Europe Art Camp 2005 yang rencananya akan diselenggarakan pada tanggal 4 s/d 12 Agustus 2005 di kota Bandung. Bandung menjadi tuan rumah ketiga setelah sebelumnya diadakan di Paris (2003) dan Tokyo (2004) dengan tema dan fokus pembahasan yang berbeda. Third Asia Europe Art Camp 2005 diikuti oleh 20 orang mahasiswa peserta dari 20 negara yang berasal dari wilayah Asia dan Eropa. Kegiatannya meliputi presentasi karya peserta yang akan diselenggarakan di CCF Bandung (6 Agustus 2005). Sedangkan Selasar Sunaryo menjadi tempat kuliah dengan pembicara dari 7 negara Asia Eropa, presentasi workshop 36 Frame Photography Project yang merupakan rangkaian Program Bandung-Helsinski City Surgery Project, dan pameran hasil Workshop. Peserta juga akan mengadakan kunjungan ke beberapa komunitas kreatif di Bandung Sejak penyelenggaraan yang terakhir di Tokyo, rangkaian program ini kemudian memfokuskan perhatiannya pada perkembangan seni media baru yang merupakan cabang seni yang terintegrasi dengan perkembangan seni dan teknologi. Selain itu, program kali ini juga akan memperbincangkan keberadaan ruang inisiatif, sebuah istilah yang digunakan untuk menjabarkan keberadaan ruang seni yang dikelola secara mandiri oleh para seniman. Melalui ruang-ruang semacam ini, berbagai kegiatan seni yang menggunakan piranti teknologi baru yang melibatkan publik secara terbuka banyak terjadi, sehingga mendorong terjadinya berbagai pemahaman baru yang mewarnai perkembangan seni rupa, baik di tingkat lokal maupun global. Selain untuk mendorong perkembangan seni medium baru dan keberadaan ruang inisiatif, kegiatan ini juga bertujuan untuk membangun jaringan kerjasama internasional yang melibatkan para mahasiswa seni rupa, kurator, seniman dan para akademisi yang berasal dari berbagai bangsa, terutama yang berada di wilayah Asia dan Eropa. Third Asia Europe Art Camp 2005 terselenggara berkat kerjasama: Asia-Europa Foundation dan Bandung Center for New Media Arts. Didukung oleh tempat penyelenggaraan resmi: CCF Bandung dan Selasar Sunaryo. Subsidi oleh Mondriaan Foundation, Lasalle-Sia College of the Arts Singapore, Universitas Padjajaran, Faculdade De Belas-Artes Universidade Do Porto, Universitas of Arts And Design Helsinski. Disponsori oleh: Hivos , Medco Energi Internasional, Grand Hotel Preanger. Sponsor pendukung: Q Meals, Fuji Film, PT. Multi Bintang. Mitra media: B-Radio, Media Indonesia, 102.3 Rase Fm, STV, Female 96.4 FM Bandung. Suvenir oleh: 347, Airplane, Monik. Informasi dan keterangan lebih lanjut dapat menghubungi: Bandung Center for New Media Arts Jl. Kyai Gede Utama No. 8 Bandung Telp. + 62 22 70800620, 2503404 Faks. + 62 22 2503404 Email: [EMAIL PROTECTED] Website: www.commonroom.info Contact Person: Tarlen +62 22 2503404. 70800620 COMMON ROOM Jl. Kyai Gede Utama No. 8 Bandung 40132 Telp. 022 2503404 , 70800620 email: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] www.commonroom.info - Start your day with Yahoo! - make it your home page [Non-text portions of this message have been removed] Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] Re: Fw: [PKS] Awas Milis Islam Liberal!!!
Kelompok fundies itu bukan kelompok konservatif tapi ultra konservatif. Mereka menganut paham kebenaran mutlak jadi menganggap yang benar itu cuma mereka dan yang lain salah , menyimpang , sesat dll. Jadi jangan harap ada kebebasan berpikir dan berpendapat di milis-milis yang dimiliki atau didominasi pengikut aliran ini.Kalaupun diloloskan teror dan tuduhan-tuduhan kafir bahkan makian kotor dan fitnah akan anda terima dari member milis begituan. Yah jadi anda bayangkanlah kalau mereka sampai berkuasa di negri ini . Tentang JIL sendiri bagi saya mereka cuma kumpulan orang yang genit dengan pemikirannya , seperti perempuan yang doyan bersolek dan menghabiskan sebagian besar waktunya mematut-matut diri di cermin sambil mengagumi kecantikannya sendiri. Jadi mereka tidak akan bisa diharapkan sebagai 'lawan' dari gerakan fundamentalis yang nampaknya baik di luar tapi di dalamnya sangat destruktif.Karena mereka tidak memiliki kemampuan kuat sebagai seorang aktivis. Beda misalnya dengan K.H Ahmad Dahlan dia juga sangat liberal di jamannya.Beliau memberi perempuan kesempatan untuk berorganisasi bahkan kemudian mendukung tuntutan agar perempuan diperkenankan turut berkiprah dalam politik.Mendirikan rumah sakit dengan dokternya didominasi dokter kristen Belanda dan dipimpin oleh seorang kejawen yang condong pada paham manunggaling gusti , mendirikan sekolah dengan mengadopsi pola pengajaran di sekolah kristen dll Untuk menghadapi kaum fundies perlu militansi akan tetapi perlu filter khusus agar fanatisme yang selalu beriringan dengan militansi bisa dihilangkan dan dibuang sebagai residu.Dan ini bukan hal yang tidak mungkin dilakukan gerakan pro/kontra aborsi membangun jaringannya seperti fundies dengan jaringan laba-laba , sehingga menghasilkan kader-kader yang cukup militan tapi tidak terjebak dalam fanatisme sempit. - Original Message - From: Darwin Bahar [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, July 25, 2005 4:15 AM Subject: [wanita-muslimah] Re: Fw: [PKS] Awas Milis Islam Liberal!!! Yang menulis Awas Milis Islam Liberal itu pasti belum pernah masuk Milis JIL, atau kalau sudah masuk cara diskusinya---maaf---kayak Kang Dadang. Walaupun jarang nimbrung, saya yang ikutang milis tersebut karena di-invite, hampir selalu mengikuti diskusi di Milis JIL dan mereka cukup terbuka terhadap kritik-kritik terhadap mereka---termasuk dari Mas Arcon---yang tidak jarang membuat mereka terpojok, asal disampaikan dengan santun dan argumentatif. Yang justru sulit menerima pendapat yang berbeda justru milis kelompok konservatif. Posting saya mengenai Ahmadiah Tidak Setuju? OK, Tetapi Kenapa Harus Menyerang dan Merusak? tidak diloloskan. Yang bikin saya getun malahan posting tersebut juga tidak diloloskan di Milis Pengajian Kantor (yang membernya dalam waktu kurang dari dua bulan sudah melampaui WM) yang ikut saya promosikan dengan sukarela ke milis-milis lain. Padahal posting-posting yang ngegebukin Ahmadiah dan JIL/Ulil dibiarkan lolos. Tidak itu saja posting-posting saya yang berikutnya tidak ada yang dimuat. Ini sekaligus merupakan indicator, bahwa dagangan JIL dengan kemasan dan cara jualan seperti sekarang ini---so far---gagal mencapai segmen (yang seyogyanya) mereka tuju) yaitu kelompok profesional. Kelemahan JIL yang terbesar saya pikir ialah kegagalan mereka dalam mengidentikasikan apa agama itu sebenarnya, dan mengapa orang membutuhkan dan menjalankan perintah agama. Mengapa orang---termasuk kelompok sangat terdidik---tidak sayang membuang uang puluhan juta hasil keringatnya untuk berhaji atau berumrah, dan jumlah itu meningkat dari tahun ke tahun. Para profesional yang tidak jarang otaknya bekerja 24 jam sehari butuh keteduhan dan jelas akan resisten terhadap gagasan-gagasan abstrak yang dibungkus dengan pekik-pekik gagah seperti kebebasan, persamaan, humanisme dan entah apalagi (tidak pernah hapal saya). Karena itu tidak mengherankan kalau ada kegiatan-kegiatan keagamaan di kantor-kantor yang mereka cari adalah ustadz konservatif seperti Irsan Tanjung, Arifin Ilham, Ary Ginanjar dan tentu saja AA Gym. Bahkan ketika Kelompok Kompas/Gramedia tahun lalu melakukan halal bil halal yang diundang memberikan siraman rohani adlah...Hidayat Nurwahid. Di TV swasta saya lihat Ulil cs hanya laku dijual di MetroTV. Tetapi di sana juga ada Pak Quraisy Sihab yang apa yang beliau katakan di sana pasti akan lebih didengar oleh para pemirsa muslim TV tersebut/ Yang bikin JIL keliatan hebat justru karena kedunguan cara konservatif menghadapi mereka seperti fatwa mati terhadap Ulil dulu. Wassalam, Darwin Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera
[wanita-muslimah] Re: DPRD Bogor Minta Bupati Larang Aktivitas JAI
Nah, sekarang kita ikutin apa kiprahnya Bupati menanggapi DPRD itu. Kalo anggota DPRD minta larang aktivitas JAI masih bisa dimengertilah. Tapi kalau Bupatinya trus nurutin permintaan tsb, ini namanya lampu merah. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Mba Dini, Seorang Bupati itu sudah seharusnya wajib melindungi hak-hak warganya, dan bukankah kebebasan beragama itu dijamin dan dilindungi oleh negara? Sejauh yang saya tahu bahwa Jama'ah Ahmadiyah itu beragama Islam salah satu agama yang di lindungi dan dijamin hak-hak para penganutnya. Makanya bupati sebagai abdi negara tidak sepatutnya melakukan tindakan melarang keberadaan Ahmadiyah. Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Rro MIA.Re: Fw: [PKS] Awas Milis Islam Liberal!!!
Assalamu'alikum wr wb Bismilahirrahmanirrahiim Sdr Mia yang disayangi Allah Bersama ini saya kirimkan dua buah ayat Allah yang jarang sekali di ucapkan oleh ulama2 dan pendakwah2 islam di mesdjid2, tentu ada maksud nya untuk tidak menyampaikan ini bukan? Sekiranya ayat2 ini disampaikan kepada masarakat islam, sudah pasti mereka akan takut untuk mengingkari perintah Allah ini. Umat Islam wajib bersahabat dan tolong menolong dalam kebaikan untuk membangun bangsa. Ini adalah perintah dari Allah swt. Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.5:8) Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. (QS.60:8) . Jadi untuk membentuk golongan islam yang moderat di Indonesia saya kira inilah kunci yang terbaik karena dari perintah Allah. PKB, PAN sudah melebur dari masarakat exclusif, begitu pula partai PAS di Malaysia sudah mau untuk bekerja sama dgn partai2 non Islam. Waktu pemilihan umum kita lihat partai2 exclusif dan calon2 pemimpin yang exclusive mendapat kekalahan bukan? artinya rakyat sudah mengerti dengan ulama2 ultra konserfatif tidak akan memberikan kesejahteran dan lapangan kerja. Negara2 asing pasti tidak mau bekerja sama dengan golongan2 islam yang ultra konserfatif itu. Artinya bangsa indonesia akan menjadi terbelakang lagi. Anak2 cucu kita yang akan menderita. Semoga anda manfaatnya amin Wasalamualaikum wr wb Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Cerita Pak Darwin Bahar cukup representatif di dunia maya maupun di dunia nyata, di masyarakat madani maupun di politik formal. Kelompok liberal dan fundies/konservatif di Muslim Indonesia adalah anak-anak jaman. So keberadaan mereka adalah proses alamiah saja, hasil dari perubahan jaman yang nggak bisa diikutin oleh NU dan Muhammadiyah, dan sejumlah partai-partai politik. Let's not complain about this phenomenon. Bedanya garis konservatif (saya sebut konservatif saja, supaya kedengarannya lebih netral bebas bias), sekarang keliatan lebih high profile dan 'seolah' mendapatkan tempatnya di grass root. Saya katakan 'seolah', karena sesungguhnya gerakan mereka adalah berbasis perkotaan, bukan rural. So let's complain outloud on this phenomena. Keluhan utama kita nggak usahlah ditujukan pada JIL per se. Biarkan saja mereka menjadi gerakan pendobrak pemikiran. Biarkan mereka menjadi 'obor' bagi kita semua, yang liberal maupun yang konservatif. Keluhan harus ditujukan pada kita semua. Kita mainstream Indonesia yang corak Islamnya nggak 'gitu-gitu amat'. Nggak chauvinis, nggak militan ala TimTeng, jauh dari macho. NU darah biru yang terlalu nyaman dengan feudalism kyai langitannya. Muhammadiyah yang dulu katanya dulu progressif tapi sekarang ketinggalan dengan metode- metode terobosannya, malah dikuatirkan jatuh ke konservatism. Di politik formal, Islam moderat dan progressif mestinya diharapkan dari PKB, PDI, dan PAN. Tapi semuanya masih bingung dan malu-malu dengan bagaimana membumikan pluralism dalam kiprah-kiprahnya. Mbok ya, bingung itu jangan kelamaan ntar menular! Jadi, fokus utama kita untuk menjawab keluhan utama kita sendiri adalah bagaimana membumikan pluralism di masyarakat madani maupun politik formal yang saling bahu-membahu. Baru-baru ini ketemuan dengan beberapa 'urang Bandung', yang keluhannya sejalan dengan Pak Darwin Bahar, yaitu wadah-wadah apa saja untuk menyalurkan energi kelompok moderat-liberal, yang merupakan ciri-ciri Muslim Indonesia? Salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Darwin Bahar [EMAIL PROTECTED] wrote: Yang menulis Awas Milis Islam Liberal itu pasti belum pernah masuk Milis JIL, atau kalau sudah masuk cara diskusinya---maaf---kayak Kang Dadang. Walaupun jarang nimbrung, saya yang ikutang milis tersebut karena di-invite, hampir selalu mengikuti diskusi di Milis JIL dan mereka cukup terbuka terhadap kritik-kritik terhadap mereka--- termasuk dari Mas Arcon---yang tidak jarang membuat mereka terpojok, asal disampaikan dengan santun dan argumentatif. Yang justru sulit menerima pendapat yang berbeda justru milis kelompok konservatif. Posting saya mengenai Ahmadiah Tidak Setuju? OK, Tetapi Kenapa Harus Menyerang dan Merusak? tidak diloloskan. Yang bikin saya getun malahan posting tersebut juga tidak diloloskan di Milis Pengajian Kantor (yang membernya dalam waktu kurang dari dua bulan sudah melampaui WM) yang ikut saya promosikan dengan sukarela ke milis-milis lain. Padahal posting-posting yang ngegebukin
[wanita-muslimah] PRO MIA. Re: DPRD Bogor Minta Bupati Larang Aktivitas JAI
Assalamu'alaikum wr wb. Bismilahirrahmanirrahiim MIa, di amerika walaupun negara nya bersistem demokrasi, suara yang terbanyak menjadi pemenang. Untuk mayoritas tidak menjadi anarki kepada minoritas, dibuatlah undang2 untuk untuk memprotek haknya minoritas, inilah keadilan, inilah yang membuat amerika negeri aman dan harmonis antara bermacam macam agama dan bangsa aslinya. Inilah UU yang dikirimkan oleh Sato Sakaki. Landasan kebijaksanaan ini adalah Amandemen Pertama Undang-Undang Dasar Amerika Serikat (the First Amendment of the US Constitution) yang berbunyi antara lain: Kongres tidak boleh membuat undang-undang berkenaan dengan penetapan agama, ataupun yang membatasi kebebasan menjalankannya. (Lengkapnya: Congress shall make no law respecting an establishment of religion, or prohibiting the free exercise thereof; or abridging the freedom fo speech, or of the press; or the right of people peaceably to assemble, and to petition the Government for a redress of grievances). Jadi dengan adanya undang2 ini maka golongan minoritas terjamin hidupnya. Semoga ada manfaatnya amin wassalam. Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Nah, sekarang kita ikutin apa kiprahnya Bupati menanggapi DPRD itu. Kalo anggota DPRD minta larang aktivitas JAI masih bisa dimengertilah. Tapi kalau Bupatinya trus nurutin permintaan tsb, ini namanya lampu merah. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae [EMAIL PROTECTED] wrote: Mba Dini, Seorang Bupati itu sudah seharusnya wajib melindungi hak-hak warganya, dan bukankah kebebasan beragama itu dijamin dan dilindungi oleh negara? Sejauh yang saya tahu bahwa Jama'ah Ahmadiyah itu beragama Islam salah satu agama yang di lindungi dan dijamin hak-hak para penganutnya. Makanya bupati sebagai abdi negara tidak sepatutnya melakukan tindakan melarang keberadaan Ahmadiyah. Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment SPONSORED LINKS Man woman Fat woman Meet woman Fitness woman Single women - YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group wanita-muslimah on the web. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. - __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] Re: Fw: [PKS] Awas Milis Islam Liberal!!!
Hebat sekali On 7/26/05, He-Man [EMAIL PROTECTED] wrote: Pola kadrisasi ala PKS ini dikembangkan di Eropa pada masa era Depresi dimana banyak orang yang frustasi dan marah yang kemudian dimamfaatkan sejumlah politisi untuk berkuasa dengan memamfaatkan energy kemarahan dari rakyat.Mussolini , Franco , Hitler dan Stalin membangun kekuatannnya dengan cara seperti ini. [Non-text portions of this message have been removed] Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
RE: [wanita-muslimah] Re: DPRD Bogor Minta Bupati Larang Aktivitas JAI
Kalau bagi saya, kalau musuhnya jelas, seperti negara kafir, ya malah lebih tenang, mbak, karena ngerti apa yang musti dilawan. Anak saya yang cewek sudah ngerti bahwa ngga boleh pindah agama, ga boleh nikah sama non muslim, dsb..dsb.. Tapi kalau sama-sama Islam... kan lebih susah mbedainnya mbak. Saya juga ngga setuju kok kalau main dengan kekerasan. Ada bagusnya ditanyakan ke FPI, ada dalilnya ngga melabrak-labrak orang tak sepaham dengan cara seperti itu? Siapa tahu ada dalilnya... saya juga ngga tau.. Saya hanya berusaha berfikir menggunakan sepatu pak Bupati. Dia tuh bertanggungjawab dunia akhirat lho atas apa yang dipimpinnya. Tentu dia tidak hanya perlu mensatisfy intelectual requirement dari kaum educated.. Dia harus ensure bahwa keputusannya itu memang yang paling benar dan bisa dipertanggungjawabkan dunia akhirat, gitu lho... Wass, -Ning -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Mia Sent: Wednesday, July 27, 2005 10:01 AM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: [wanita-muslimah] Re: DPRD Bogor Minta Bupati Larang Aktivitas JAI Yang nggak tenang itu siapa? Emangnye ente saja yang merasa nggak tenang? Nggak ada ketenangan seperti begitu di dunia ini. Emangnya Nabi Muhammad itu membawa ketenangan dalam keluarga Quraish? Nggak ah. Akhirnya mereka saling berbunuhan di antara keluarga. So bukan ketenangan kayak gitu yang kita cari. Ketenangan sejati datang dari kedalaman diri kita sendiri, lalu membumikan dirinya dalam kehidupan ini. Emangnye gue merasa tenang anakku sekolah di luar negeri, negeri kafir? Kalau aku ngirim email isi nasehat-nasehah, eh dikomentarin si anakku, isi emailnya kok kayak fortune cookies...:=( Emangnya Pak DWS merasa tenang dengan anak-anak perempuannya yang lahir dan besar di US - dalam arti dia harus 'punya kontrol' sepenuhnya kayak gitu, sehingga kudu ngadu ke legislatif setiap kali Yehovah Witness datang ke rumahnya, atau karena di sekolah anak-anak kondom dibagi-bagiin? Mencari ketenangan seperti gitu itu, adalah ilusi. Pak Bupati bisa meresponsnya dengan beberapa cara. Misalnya membuka dialog rutin antara MUI dan tokoh-tokoh masyarakat dengan JAI. Menginstruksikan Polisi menangkapi FPI, kalo belum ditangkepin juga. Itu namanya bupati cerdas. Masyarakat kita juga ternyata masih cerdas. Lihatlah hasil survey Republika. Coba bahas lebih lanjut ttg cerita pada jaman Nabi agama-agama lain yang dilarang menyebarkan agama di luar komunitas mereka. Sekalian konteks pada waktu itu. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\) [EMAIL PROTECTED] wrote: Waduh rame nih... Kalau anak saya ada di suatu lingkungan di mana ajaran ini diajarkan, karena saya meyakini bahwa ini bukan ajaran yang benar, maka saya akan melarang anak saya untuk ikutan aliran tersebut. Apa anak saya akan menurut kepada saya? Belum tentu. Bisa saja dia terpengaruh dan lebih tertarik kepada ajaran tersebut.. apalagi dibandingkan dengan yang lain, mungkin, da'i-da'I dari aliran tersebut lebih pandai dan menarik ( apalagi dibandingkan FPI ya? ). Akibatnya, saya merasa harus mengontrol dan menjaga anak saya terus, dan tidak bisa tenang bekerja lagi.. yah istilahnya, resah gitu lho Mungkin saya bukan satu-satunya orang tua yang memiliki keresahan di atas. Maka diinfokanlah kepada DPRD. Pak Bupati? Beliau yang bertanggungjawab terhadap masyarakat yang dipimpinnya. Kalau masyarakatnya resah, ya jadi ngga produktif to? Apa yang harus dilakukannya? Paling minim ya meniadakan keresahan di masyarakat. Caranya gimana ? Melindungi masyarakat di bawah responsibility dia dari gangguan atau pengaruh aktivitas aliran tersebut. Cara kongkritnya gimana? Ya dilaranglah aktivitas aliran tersebut. Jadi, kalau bupati mengambil keputusan untuk melarang aktivitas aliran tersebut, tujuannya paling minim adalah untuk menghilangkan keresahan pada masyarakat, dan supaya masyarakat bisa hidup lebih tenang, dan lebih produktif juga, tentunya... Bagaimana dong dengan penganut aliran tersebut? Mereka bisa saja dibiarkan melakukan aktivitas internal di antara mereka sendiri tanpa mengganggu orang lain. Waktu jaman rasul kan juga gitu.. orang non-Muslim tetap dibiarkan beraktivitas ritual, hanya tidak dibolehkan menyebarkan agamanya di luar komunitas mereka.. Wassalaam, -Ning Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita
[wanita-muslimah] Re: DPRD Bogor Minta Bupati Larang Aktivitas JAI
Terimakasih mbak Ning. Sorry, kalau saya rada gegap gempita, biar seru dikit tuh. Emangnya He-Man aja yang bisa heboh..:-) Oke, kita liat di negeri sendiri. Emangnya saya merasa tenang karena sepanjang kehidupan saya, saya menyaksikan mesjid-mesjid dan kampung dimana saya tinggal dengan keluarga, pada akhirnya selalu direbut oleh kelompok fundies/konservatif. Yang bikin lebih rumit karena sebagian mereka keluarga juga? Emangnya sebagian Muslim lain merasa tenang setelah melihat FPI merangsek kampung orang? Saya berani bertaruh sebagian (besar) Muslim Indonesia nggak merasa tenang karena ini. Tolonglah melihat dari kacamata mereka juga. Apa gggak miris merasakan yang dirasakan orang lain dengan keluarga dan kampungnya yang diobrak-abrik? Dimana lagi tempat kita berlindung? Berjuang mempertahankan rumah kita sendiri yang tadinya aman dan aman bagi orang lain adalah jihad. Dimanakah dan siapakah musuh itu? Apakah militansi itu harus selalu timbul karena kita merasa punya musuh? Seperti He-Man merasa militan karena dia punya musuh PKS, misalnya nih...:-) Bagaimanakah kita mengidentifikasi musuh dengan tepat kita dengan strategi ini? Selain itu bisakah kita membentuk militansi dengan cara-cara lain yang bukan macho chauvinist? Barangkali saja kita harus mencari cara kreatif lain ketimbang merasa punya musuh. FPI ditanyain kenapa merangsek rumah orang? Lha, kan selama peristiwa itu pemimpin-pemimpinnya selalu selalu muncul di teve dan menjelaskan kenapa mereka melakukan itu? Mbok ya tangkep dulu, baru ditanyain di pengadilan. Kenapa nggak gitu mbak? Sejujurnya saya nggak terlalu musingin kiprah FPI yang seperti orang utan gila dan lama kelamaan bisa dikucilkan di kelompoknya sendiri. Yang saya ketengahkan di sini, apa kesepakatan kita tentang aksi-aksi kekerasan seperti ini? Oke lah Bupati bertanggungjawab di akhirat, setuju saja. Tapi mbak Ning belum mendiskusikan cara-cara lain yang saya tawarkan misalnya dengan dialog rutin, dan tangkepin FPI. Salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\) [EMAIL PROTECTED] wrote: Kalau bagi saya, kalau musuhnya jelas, seperti negara kafir, ya malah lebih tenang, mbak, karena ngerti apa yang musti dilawan. Anak saya yang cewek sudah ngerti bahwa ngga boleh pindah agama, ga boleh nikah sama non muslim, dsb..dsb.. Tapi kalau sama-sama Islam... kan lebih susah mbedainnya mbak. Saya juga ngga setuju kok kalau main dengan kekerasan. Ada bagusnya ditanyakan ke FPI, ada dalilnya ngga melabrak-labrak orang tak sepaham dengan cara seperti itu? Siapa tahu ada dalilnya... saya juga ngga tau.. Saya hanya berusaha berfikir menggunakan sepatu pak Bupati. Dia tuh bertanggungjawab dunia akhirat lho atas apa yang dipimpinnya. Tentu dia tidak hanya perlu mensatisfy intelectual requirement dari kaum educated.. Dia harus ensure bahwa keputusannya itu memang yang paling benar dan bisa dipertanggungjawabkan dunia akhirat, gitu lho... Wass, -Ning Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] Re: Fw: [PKS] Awas Milis Islam Liberal!!!
Masa' alm. KH Ahmad Dahlan disebut LIBERAL gara2 kegiatan2 di bawah? Bukankah sudah dari sananya (maksud saya, ada dalam Qur'an) Islam itu mengakui pluralitas (kalo pluralisme , saya nggak tau...), ...untukmu agamamu, untukku agamaku. Kalau istilah RADIKAL DI JAMANNYA mungkin saya setuju, waktu itu kan dasi masih banyak yang nganggap haram... adn On 7/27/05, He-Man [EMAIL PROTECTED] wrote: Beda misalnya dengan K.H Ahmad Dahlan dia juga sangat liberal di jamannya.Beliau memberi perempuan kesempatan untuk berorganisasi bahkan kemudian mendukung tuntutan agar perempuan diperkenankan turut berkiprah dalam politik.Mendirikan rumah sakit dengan dokternya didominasi dokter kristen Belanda dan dipimpin oleh seorang kejawen yang condong pada paham manunggaling gusti , mendirikan sekolah dengan mengadopsi pola pengajaran di sekolah kristen dll. [Non-text portions of this message have been removed] Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Re: Tokoh Agama Mengutuk
Oalah mbak Mia, sampeyan dituduh impulsif sama orang tua saja kok sedihnya bukan main. Berbeda pendapat itu biasa, kalau terlalu berharap dipuji orang lain termasuk orang tua seperti Abah HMNA, ya pasti akan ngenes sendiri. Kalau di mata saya sampeyan itu nggak impulsif mbak, masih obyektif kok. Secara historis MUI itu pada awal mulanya bisa menerima kehadiran Ahmadiyah, kalaupun kemudian berubah 180 derajat memusuhi ahmadiyah itu persoalan the man behind the gun. Ada apa dengan MUI ??? bukankah Ahmadiyah jaman dulu (saat diterima MUI) tidak mengalami perubahan hingga era sekarang ??? Pertanyaan ini lumrah diajukan, tidak haram kok bila bertanya demikian, lagian umat berhak tahu mengapa ada perubahan sikap pada lembaga MUI ?? Kalau Allah tidak langsung membinasakan iblis yang nyata-nyata sesat dan ingkar pada perintah-Nya supaya bersujud pada Adam ??? malah negosiasi sang iblis supaya ditangguhkan masuk ke neraka sampai hari kiamat dikabulkan Allah kan ??? Kalau Nabi Nuh dan Luth tidak membinasakan anak dan istrinya yang nyata-nyata menolak beriman kepada Allah kan ??? Nabi Ibrahim tidak membinasakan sang Bapaknya sendiri yang nyata-nyata jadi produsen berhala kan ??? Nabi Muhammad tidak membinasakan pamanda Abu Thalib yang emoh mengucapkan syahadat hingga akhir hayatnya kan ?? malah kematian sang pamanda diperingati sebagai Aamul Huzni = tahun kesusuahan. Lantas mengapa umat islam indonesia yang mayoritas sunni tidak meneladani sikap Allah dan para nabi dan rasul-Nya ??? Memang ada ayat suci al qur'an berbunyi, assyiddaa'u 'alal kuffar = bersikap keras pada orang kafir, yang jadi pertanyaan apakah sembarang orang kafir harus disikapi keras ???, bukankah hanya kafir harby saja yang boleh diperangi ??? lha kalau sembarang orang kafir diperangi wah, tetangga kita orang non muslim pastilah tidak aman dari kita, apa ya begitu cara implementasi dari ayat suci tsb ??? lha buktinya Nabi Muhammad bisa hidup berdampingan dengan damai bersama kaum yahudi dan nasrani serta atheist di madinah, begitu mereka memusuhi ya lain lagi kan ceritanya ?? Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote: Saya pribadi merasa kecewa dengan Abah HMNA. Bahwa Abah telah menilai saya dan mbak Anita begitu impulsif menghakimi fatwa MUI. Atas dasar apa? Mungkin saya nggak akan terlalu kecewa kalau saja Abah sebelumnya juga menilai bahwa FPI dkk itulah yang impulsif dan menghakimi, bahkan melakukan tindakan kriminal merangsek kampung orang. Kenapa sekarang saya yang dituduh impulsif menghakimi fatwa MUI? Padahal postingan-postingan saya seputar Ahmadiyah cuma mendukung yang dikatakan mbak Anita, dan memberi masukan kepada MUI untuk mengeluarkan fatwa yang obyektif seadanya sesuai kiprah nyata organisasi itu. Tanpa label 'sesat' dan semacam itu. Apalagi MUI Bogor mengendorsenya lagi sesudah kejadian FPI itu. Perhatikan, semua ini saya kaitkan dengan peristiwa merangsek, mengusir dan mengultimatum kelompok Ahmadiyah tsb. BUKAN perbedaan pandangan kita terhadap Ahmadiyah. Saya nggak terlalu paham Ahmadiyah, walaupun sesekali baca tentang mereka. Soalnya merasa nggak punya temen/kenalan orang Ahmadiyah. Yang jelas, Ahmadiyah itu bukannya kelompok cult bunuh diri seperti Wacko yang dirangsek oleh operasi tentara Amerika itu. So yang terpenting bagi saya dalam diskusi WM ini, apakah kita semua bersepakat bahwa tindakan FPI dkk itu kriminal dan harus dituntut??? Kita bukanlah mereka, dan kita membuat garis tegas disini. Soal diskusi ttg Ahmadiyah ini-itu sih lain lagi. Karena itu saya jadi sedih sendiri, kenapa sekarang saya yang malah dituduh impulsif dan menghakimi MUI?.:-(( Salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman [EMAIL PROTECTED] wrote: Ass. wr.wb. Ada dua cabang Ahmadiyah, yaitu Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore, MUI memfatwakan sesat hanya pada Ahmadiyah Qadiyan, bukan pada Ahmadiyah Lahore, yang tidak mengakui kenabian Ghulam Ahmad. Anita dan Mia, kok begitu impulsif menghakimi fatwa MUI. Saya katakan impulsif, karena anda berdua menghakimi fatwa MUI tanpa perbekalan ilmu dan informasi yang cukup ttg Qadiyanism. Ini saya beri input: Wassalam HMNA Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED]
[wanita-muslimah] Michael Vatikiotis: Death in Jakarta
Michael Vatikiotis: Death in Jakarta Michael Vatikiotis International Herald Tribune WEDNESDAY, JULY 27, 2005 JAKARTA It's easy to be optimistic about Indonesia these days. The economy is growing at a decent clip, and foreign investors are at last showing real interest in the country. The seven-month old government of President Susilo Bambang Yudhoyono has inspired real confidence in the future and sentiment is bullish. But it would be wrong to assume that everything is getting better in the republic. For many people in Jakarta, the government's incapacity to fix things was brought home to them by the heart-wrenching story of a poor garbage collector called Supriono. Like countless tens of thousands living on the margins in Jakarta, Supriono's only real possession in life was the plywood trolley that he bought for five dollars and used to collect plastic bottles and cardboard for recycling. So when his three-year old daughter, Nur Hairunisa, fell sick with diarrhea, he was at a loss over what to do. Supriono's average daily wage is a little over a dollar, while a visit to the local clinic cost him 50 cents. Poor and uneducated, he did not understand what he needed to do for his dehydrated girl, nor could he afford another visit to the clinic. Hairnusia died as he carried her fever-wracked body in the back of his filthy plywood cart early in the morning on June 5th. Desperate to bury his daughter, he had no money to pay for an ambulance to take her to a nearby cemetery. So he decided to carry her several kilometers in his cart to a Jakarta train station to reach the town of Bogor, outside the city, where he had friends who could help him. It was while he waited at the city's Tebet station, carrying his daughters body in a sheet of cloth in his arms and still with less than a dollar to his name, that local vendors grew suspicious and called the police. The police questioned Supriono for hours. They took his daughter's body to a nearby hospital and wanted to do an autopsy. Supriono, a Muslim, was distraught and anxious to bury little Hairnusia before sundown, in accordance with Islamic custom. No one thought to give him the money to pay for an ambulance to take her to a graveyard, which is all he wanted. Questioned later by the media, hospital officials said that they had no choice - if they helped Supriono, they would have to help everyone. There simply wasn't the budget for this kind of aid. In the end, a group of neighbors from a city district where Supriono had once rented a cardboard shack pooled the money to pay for the ambulance that eventually took her for burial at a city cemetery. It cost about 50 dollars. A tabloid newspaper that reported Supriono's plight found that the story struck a chord. The tabloid Warta Kota told Supriono's life story; Supriono himself, a wiry man looking much older than his 38 years, was interviewed on the radio, and became the hot topic on Web sites and Internet blogs. The following week dozens of demonstrators carrying dummy corpses wrapped in white sheets appeared outside the presidential palace to highlight the desperate conditions of Jakarta's poor. The tragedy of Supriono is one played out daily in this city of more than 12 million, where middle class Indonesians who ride the tree-lined boulevards in brand new SUVs were recently shocked to hear that more than 8,000 children in the city were suffering from malnutrition. There are thought to be more than 1.5 million malnourished children across the country; Indonesia's rate of infant and maternity mortality is the highest in Southeast Asia. An outbreak of polio, a disease the world is thought to have beaten, indicates just how bad things are for the poor. Sadly political reform and economic recovery has barely touched the country's poor, who have only gotten poorer since the economic crisis and the downfall of Suharto in 1998. The government's capacity to help has, if anything, deteriorated. The old network of rural clinics and logistical food depots Suharto created to feed people and keep them reasonably healthy have fallen into decline since budgets were trimmed and government functions were devolved to the regions, where they lack the funds to keep these critical outposts of welfare going. Patients at city hospitals in Jakarta are usually asked to make cash down payments before being treated. No one in government could help Supriono. He simply fell through the cracks. It fell to his neighbors, the media and civil society to support him. Now this formerly anonymous garbage collector has become something of a minor celebrity, an emblem of the poor. Even the private sector has weighed in to help. Indonesia's largest flour miller, Bogasari, has tracked down Supriono and plans to buy him a new cart, one he can sell noodles from. Presumably noodles made with Bogasari flour. (Michael Vatikiotis is a visiting research fellow at the
[wanita-muslimah] Ahmadiyah and the vulgarization of Islam
http://www.thejakartapost.com/detaileditorial.asp?fileid=20050727.F05irec=4 It is said that one of the roots of religious violence or terrorism is the teaching of hate toward others and a monopoly of the entitlements of truth. There is a difference between us and them. This kind of belief grows rapidly in the modern, globalization age. In short, it is not merely the texts or the interpretation of holy texts that produces vandals or terrorists, but also this context. * Ahmadiyah and the vulgarization of Islam Ahmad Najib Burhani, Jakarta The recent attack on the Mubarok campus, a compound used by the Indonesian Ahmadiyah Congregation (JAI) in Bogor on Friday on July 8, by a swarm of brutes calling themselves the Indonesian Muslim Solidarity (GUII) adds an extensive list of grievous events related to Muslim tolerance and religious freedom in Indonesia. This case creates the face of Islam, which is nowadays often portrayed in a very ugly way, and becomes more horrific and scarring. Draconian attitudes manifested by some Muslims are not merely directed toward non-Muslims. It is also directed at their fellow Muslims, who have a different understanding of religious belief, so they also act harshly. Some questions that frequently occur are the following: Is Islam really a non-humanistic religion? Or, this is only an accusation or misperception addressed to Islam. How about the immoral deeds conducted by some of its followers? Is the theology of terror, as mentioned in AF Fanani A Amirrachman's article, Dialog, understanding the best ways to end theological terror? (The Jakarta Post, July 22), truly embedded in Islam? Is vandalism or terrorism a characteristic of Arabic people, as insinuated in Sutiono's article, Stop Equating Islam with the Arab World, (The Post, July 22), which should be separated from Islam? Are the cruel attitudes rising from certain religious doctrines or are they emerging from tradition and culture of Muslim society? For some Muslim apologists, as mentioned by Khaled Abou el Fadl (2003), the easiest rhetorical answers for these questions are the following: It is unfair to intermingle Islam with the deeds of its adherence. Islamic doctrines and teachings should also be seen as a separate matter from Muslim culture and tradition. Any person from any religion could conduct violence and radical acts, not solely Muslims. By separating Islamic doctrines and teachings from Muslim people -- similarly for other religions -- it would be clearly seen that Islam absolutely never teaches or calls its followers to do acts against humanity. Another interesting answer, as mentioned in Karen Amstrong's article, Blame the politics, not the religion of Islam (The Post, July 13) is by attributing responsibility for a bad deed to the local or international government policy. These answers, in my view, do not satisfy people's curiosity about the relation between Islam and some of its followers who often conduct violent actions. It is completely impossible for a terrorist suspect like Heri Kurniawan (Heri Golun) to suddenly say, without any hesitation, to his family that he is going to wage jihad (by carrying out a suicide bombing in front of Australian Embassy in Jakarta). To a certain degree, the act of some people to attack JAI's compound is similar to Heri's deed. It is undoubtedly not possible for the members of the FPI (Front Pembela Islam) or the LPPI (Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam) to spontaneously be convinced that JAI is deviating from the truth and misled, and so should be raided. Because of poverty, a number of people bravely kill themselves intentionally. However, to carry out a suicide bombing, poverty is not a strong reason to arouse people's desire to do so. Behind poverty, there are of course some strong ideological reasons convincing the suicide bomber that his deed would be rewarded in heaven; he would get a title, syahid (martyr). Without neglecting that some of the attackers were blind followers or had a personal interest, it has been assumed that the attackers on JAI's compound got some indoctrination before their deed was done in God's name. It is said that one of the roots of religious violence or terrorism is the teaching of hate toward others and a monopoly of the entitlements of truth. There is a difference between us and them. This kind of belief grows rapidly in the modern, globalization age. In short, it is not merely the texts or the interpretation of holy texts that produces vandals or terrorists, but also this context. The holy texts can be used or manipulated as divine justification for a certain non-humanistic action whenever the context gives ground or support to this effort. However, if we continuously receive the ideology of hatred, small or only superficial incidents around us could also give rise to more vandals and terrorists. Poverty is a fertile ground for nurturing radicalism. This is a place where someone can easily
Re: [wanita-muslimah] Re: PP Muhammadiyah Mengecam Kekerasan Terh adap Ahmadiyah
Anita Tammy [EMAIL PROTECTED] wrote: Apalagi cuma sekedar beda cara sholat, ini asli perkataan anda, saya kira keseleknya kamu disini, padahal udah jelas sabda rasul shallu kama ra'aitumuu nii ushalli, tarikus shalah juga dibunuh, murtad dibunuh, dan anda harus paham ketika melihat sebuah agama, mana yang termasuk pada rana yang sifatnya personal dan yang non-personal, kalau rasul perang tentu bukan berkaitan dengan hal2 yang sifatnya personal seperti memeluk agama atau meninggalkan shalat (ini akan dihukum secara hukum islam bukan diperangi, masak mau bunuh nyamuk mau pakai bom atom), melainkan karena hal2 yang sifatnya publik terkait dengan kemaslahatan umat dan agama islam, dan bukan kebebasan perorangan untuk merongrong hal2 sifatnya mendasar dalam agama islam salam laudza belajar sejarah yang banyak ya -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of He-Man Sent: 22 Juli 2005 5:28 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: PP Muhammadiyah Mengecam Kekerasan Terhadap Ahmadiyah Dulu seorang shahabat menawarkan pada nabi s.a.w untuk membunuh Abdullah bin Ubay , tapi Rasulullah menolaknya dengan alasan Apa nanti kata orang kalau Rasul Allah membunuh sahabatnya sendiri , padahal Abdullah bin Ubay jelas-jelas orang munafiq. Rasulullah s.a.w sendiri tidak pernah membunuh orang yang menghinanya pada masa dakwah.Bahkan pada waktu penaklukkan Mekkah semuanya diberi amnesty. Jadi wacana-wacana kekerasan atas nama aqidah itu pada dasarnya tidak pernah dicontohkan Rasul, cuma berlandaskan hawa nafsu para ulama- ulama radikal yang ingin menguasai orang lain. - Original Message - From: Dini [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Thursday, July 21, 2005 9:10 PM Subject: [wanita-muslimah] Re: PP Muhammadiyah Mengecam Kekerasan Terhadap Ahmadiyah Masalahnya gak sesimple itu mbak.. kalo dah masalah menyangkut akidah.. umat islam pasti bakal ambil tindakan.. Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita- muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment SPONSORED LINKS Fat woman Meet woman Fitness woman Man woman Single women - YAHOO! GROUPS LINKS Visit your group wanita-muslimah on the web. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. - __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Re: DPRD Bogor Minta Bupati Larang Aktivitas JAI
Saya bilang sori karena lebih seneng 'dancing' dengan mbak Ning, ketimbang sama Dadang cs. Waktu mbak Ning dan saya mencari 'ketenangan', saya bilang itu adalah ilusi - pencarian yang sia-sia. Ber-ilusi berpanjang-panjang itu dilarang di Quran loh. Sekarang mbak Ning mencari kebenaran dengan membandingkan kiprah FPI dan JAI. Mbak Anita sudah menyebutkan perbedaan antara FPI dan JAI, dan dimana kita melihat kebathilannya. Kebathilan yang dilakukan FPI yang hobinya merangsek orang lain, harus dibalas dengan tuntutan hukum. Setuju nggak? Ini saja belum jelas dari kebanyakan temen disini. Pak MUiz sudah menjelaskan dengan cukup bagus, saya kutip sedikit: Lantas mengapa umat islam indonesia yang mayoritas sunni tidak meneladani sikap Allah dan para nabi dan rasul-Nya ??? Memang ada ayat suci al qur'an berbunyi, assyiddaa'u 'alal kuffar = bersikap keras pada orang kafir, yang jadi pertanyaan apakah sembarang orang kafir harus disikapi keras ???, bukankah hanya kafir harby saja yang boleh diperangi ??? Dialog adalah suatu permulaan dari penyamaan persepsi dan bukan penyamaan pendapat. Di milis ini kita bisa latihan dialog dan dipraktekin di dunia beneran. Dan siapa bilang berdialog itu mudah. Lihat saja dialog ala Dadang cs. Kok jadi rindu Sato gara-gara Dadang...:-)) Tapi ini kan berproses. Jadi sabarlah. Mumetnya jangan lama-lama yak.. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\) [EMAIL PROTECTED] wrote: Ngga usah pake sori-sori lha mba... biasa aja.. akunya asik-asik aja kok..hehehe. Menurut saya, aksi FPI dan JAI sebaiknya dilihat sebagai kasus yang berbeda. Bisa saja keduanya salah, keduanya benar atau salah satunya yang salah. Maksud saya keduanya bukan togle yang berarti bila yang satu benar yang lainnya salah. Dan juga kita sebaiknya mencari kebenaran, dan bukan mencari mana yang benar dan salah di antara keduanya , misalkan dengan membandingkan keduanya. Dalam beberapa e-mail, percakapan jadi ngga nyambung dan debat kusir karena perbandingan-perbandingan seperti di atas. Contohnya saja ada yang mencontohkan bahwa di negara kafir kita diperlakukan baik (tidak menyerang/sopan) oleh orang kafir... trus langsung ada yang menyela : bagaimana dengan serangan di Iraq dan Afganistan? Lha.. kan ngga nyambung to? Kalau kita diperlakukan baik oleh orang kafir, ya kita juga sopan dan baik kepada mereka.. sudah sewajarnya to.. Di lain sisi, penyerangan kepada saudara-saudara kita di Iraq dan Afghanistan juga harus kita benci dan kita kutuk.. ya to? Untuk dialog, saya rasa memang ini yang sangat kurang dilakukan oleh kita semua. Dan kita memang tidak punya kerangka dialog dan communication prptocol yang effective di semua lapisan. Sering keputusan, labelling dll dilakukan dengan informasi yang sepotong. Yang parahnya lagi, kita ngga punya orang atau lembaga yang dipercaya oleh banyak orang, sehingga bingung kalau ada dispute siapa yang dibolehkan ngambil decision. Wong MUI yang katanya adalah yang authorized untuk membuat fatwa di sini juga ngga dipercaya kok.. lha trus siapa yang boleh dan bisa dipegang ? Kalau memang MUI itu perangkat pemerintah dan mengambil keputusan, kemudian ada yang tidak setuju mungkin seharusnya ya protes langsung ke MUI.. nda boleh mempengaruhi masyarakat, nanti disebut menghasut lho... (istilah pak Chodjim). Mummet aku mbak... Wassalaam, -Ning Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Re: PP Muhammadiyah Mengecam Kekerasan Terh adap Ahmadiyah
Ini nggak salah? tarikus salah dibunuh, murtad dibunuh. Trus ada peronal, non personal, hukum secara Islam...kayak sekularis Sato saja nih. Ditanggung mbak Ning tambah mumet baca yang kayak gini. Apalagi AQ...masak kader PKS kayak gini, ini mestinya disingkirin dari PKS karena ngrusak kurikulum PKS dan akan menjadikan kader PKS radikal di masa depan... salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, D'Laudza [EMAIL PROTECTED] wrote: Anita Tammy [EMAIL PROTECTED] wrote: Apalagi cuma sekedar beda cara sholat, ini asli perkataan anda, saya kira keseleknya kamu disini, padahal udah jelas sabda rasul shallu kama ra'aitumuu nii ushalli, tarikus shalah juga dibunuh, murtad dibunuh, dan anda harus paham ketika melihat sebuah agama, mana yang termasuk pada rana yang sifatnya personal dan yang non-personal, kalau rasul perang tentu bukan berkaitan dengan hal2 yang sifatnya personal seperti memeluk agama atau meninggalkan shalat (ini akan dihukum secara hukum islam bukan diperangi, masak mau bunuh nyamuk mau pakai bom atom), melainkan karena hal2 yang sifatnya publik terkait dengan kemaslahatan umat dan agama islam, dan bukan kebebasan perorangan untuk merongrong hal2 sifatnya mendasar dalam agama islam salam laudza Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/