Re: [wanita-muslimah] Re: Tokoh Agama Mengutuk

2005-07-26 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman

Ass. wr.wb.
Ada dua cabang Ahmadiyah, yaitu Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore, MUI 
memfatwakan sesat hanya pada Ahmadiyah Qadiyan, bukan pada Ahmadiyah Lahore, 
yang tidak mengakui kenabian Ghulam Ahmad. 
Anita dan Mia, kok begitu impulsif menghakimi fatwa MUI. Saya katakan impulsif, 
karena anda berdua menghakimi fatwa MUI tanpa perbekalan ilmu dan informasi 
yang cukup ttg Qadiyanism. Ini saya beri input:
Wassalam
HMNA
***
 
Qadiyanism: A Brief Survey
(Abstract from QADIYANIAT, AN ANALYTICAL SURVEY, by Ehsan Ilahi Zaheer)

Beginning

Begun in India, inspired and actively supported by the British colonial power. 
In the mid-nineteenth century the British thought that Islam as the Deen of 
Allah was dead, but the War of Independence of 1857 and the leading role of 
Muslims through the spirit of Jihad scared the British. They actively sought an 
alternative to real Islam. Among the many things they did, one was the 
foundation of a new religion in the name of Islam by the hands of Mirza Ghulam 
Ahmad Qadiyani. The British gave Mirza full support and an outline; and he 
filled in the details.

Mirza Ghulam Qadiyani

He said that his name was Ghulam Ahmad, son of Ghulam Murtaza, belonging to the 
caste of Mughal Barlas who came to India from Samarqand. Later he changed his 
origins and claimed to be a Persian. He again had a change of mind and claimed 
to belong to the progeny of Fatima bint Muhammad(S). He was born in 1839-40 in 
Qadiyan, District of Gordaspur, Punjab, India in a family who were subservient 
to the British and played a heroic role in defending the British in the War of 
1857. Ghulam remained proud of his and his family's services to the British 
crown and advised his followers to remain loyal to the British Government and 
the West. Qadiyanis, the followers of Ghulam Ahmad, established good liaison 
with the State of Israel immediately after its establishment and Israel gave 
them full protection.

Steps to the Prophethood(*)

The 1870s was a period of debates between Hindus against Muslims and Christians 
against Muslims. Muslims did not start those debates but Muslim scholars were 
winning all of them and winning the hearts of the Muslim masses. Ghulam saw an 
opening to gain popularity and taught himself the art of debating against 
Hindus and became popular by 1877. In 1880 he published his first book 
Baraheen-i-Ahmadiyyah and established himself as a writer. By 1884 he added 
three more volumes to the same book and in 1885 he claimed himself to be a 
Mujaddid, a revivalist of Islam. In 1891 he claimed himself to be the Promised 
Mehdi and a Promised Messiah. During this period he insisted that he was not a 
prophet declaring that such a claim would make him a kaafir and a liar. Well! 
In 1901 Ghulam declared, by Allah in Whose grip is my soul it is He Who 
commissioned me and named me a prophet and he declared that Allah gave him 
three hundred thousand. Note that Allah's true messengers and prophets
 received their assignment suddenly not step-wise like Ghulam. By Ghulam's own 
declarations, now he became a Kaafir and a liar. 

Qadiyaniat in the Contemporary World

Pakistan, the home of the Qadiyani movement, declared the religion of Ghulam 
Ahmad to be kufr, non-Islam and other governments followed suit. Saudi Arabia 
stopped giving visas to Qadianis as Muslims. Recently, a South African court 
has ruled them to be non-Muslims. However, anti-Islam governments give Qadianis 
protection and provide facilities for their propagation, among them, the U.S. 
and the British are major protectors. It is interesting to note that Zulfiqar 
Ali Bhutto helped declare Qadianism as non-Islam but his daughter Benazir 
Bhutto and Pakistan People's Party (PPP) are actively embracing all enemies of 
Islam including Qadianis.

Beware of deceptively Islamic looking functions and gatherings like 
Seeratun-Nabi. Interfaith Dialogues serve as bait for simplistic and 
un-informed Muslims. Attending Qadiani functions under any pretext is helping 
and promoting their kufr.

Hypocrisy of Pacifism

Mirza Ghulam Ahmad declared that Jihad, as an instrument of war (defensive or 
offensive), was forbidden by him. His followers, Qadiyanis, continue to present 
themselves to the West as pacifists, anti-war Muslims. As recently as Summer 
1996 in their annual convention in Washington, D.C., they presented themselves 
as peaceful Muslims who did not believe in war. The national media in the 
U.S. took note of it and presented Ahmadiya Muslims as pacifists. The truth 
is that Qadiyanis entered the armed forces of Pakistan from the time of the 
formation of the country and rose to the highest ranks of officers corp in all 
branches, namely, army, air force and navy . With the blessings of their 
Khalifah they participated in wars against India. When the Khalifah was 
questioned he defended his position and reiterated that his 

[wanita-muslimah] Re: DPRD Bogor Minta Bupati Larang Aktivitas JAI

2005-07-26 Terurut Topik Chae
Mba Dini,

Seorang Bupati itu sudah seharusnya wajib melindungi hak-hak warganya,
dan bukankah kebebasan beragama itu dijamin dan dilindungi oleh negara?

Sejauh yang saya tahu bahwa Jama'ah Ahmadiyah itu beragama Islam salah
satu agama yang di lindungi dan dijamin hak-hak para penganutnya.
Makanya bupati sebagai abdi negara tidak sepatutnya melakukan tindakan
melarang keberadaan Ahmadiyah.

kalau di pikir-pikir dalam setiap gerak kehidupan perbedaan itu pasti
ada, sudah menjadi sunatullah bahwa perbedaan itu akan selalu ada.
Jangan sekarang ini yang sudah 1400'an tahun rentang waktu perbedaan
kita dengan kanjeng Nabi, bahkan ketika kanjeng Nabi masih ada di
tengah-tengah umatnya pun perbedaan-bedaan dalam umat dan Nabi pun
sudah ada tapi Rasul sendiri mentolerir perbedaan-perbedaan tersebut
sebagai suatu Rahmat sepanjang tidak keluar dari konteks Islam itu
sendiri.

Masalahnya setiap orang cenderung untuk melakukan klaim kebenaran atas
dirinya sendiri. Yang dari orang-orang suni mengklaim bahwa
kepercayaanya lah sebagai Islam yang benar, begitu juga dari Syiah
termasuk orang-orang dari Ahmadiyah, belum lagi dari aliran lainya
seperti mu'tazilah dll.

Padahal yang namanya kebenaran yang mutlak, absolut hanyalah milik
Allah semata. Justru banyak di antara kita merasa sombong merasa diri
paling benar dan orang lain yang berbeda adalah salah. Dengan di
dasari rasa sombong lah manusia sering kali terjerumus untuk bertindak
 menghakimi orang lain.

Padahal manusia mulia setingkat Nabi pun bukan seseorang yang berhak
menghakimi kepercayaan orang lain tapi para nabi pun hanyalah pemberi
nasehat, pemberi peringatan dengan cara yang ma'ruf Qs.7:68

tentunya kita juga tahu bagaimana Allah memerintahkan Nabi Musa untuk
menyampaikan peringatan kepada Fir'aun dalam Qs.20:44 dan Nabi
Muhammad saw pun dalam menyampaikan risalah dari Allah senantiasa
dalam sikap lemah lembut Qs.3:159.

Orang-orang Ahmadiyah bukanlha fir'aun dan kita bukan pula seorang
Nabi Musa, haruskah kita berbuat kezaliman kepada  saudara kita baik
dengan ucapan ataupun dengan tindakan

Chae


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dini [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 Mas... apa gak bisa liat sisi positifnya?? kan banyak tuh sisi 
 positifnya kalo Bupati -yang jelas2 bukan ulama- ikutan mau melarang 
 ahmadiyah..:)
 
 1. gak ada lagi huru hara dalam masyarakat parung.
 2. ikut meligitimasi FATWA MUI yang jelas2 emang pakarnya dalam soal 
 agama.. berbanding Ulil apa lagi Dawam Raharjo.
 3. Umat Islampun gak kepecah belah lagi.. gak ada gesekan lagi ama 
 ahmadiyah..:P
 
 so pilihan tepat dan yakin aman.. silakan ahmadiyah bikin agama 
 baru..:) gitu toh.. please sekali lagi..tolong liat masalah ini dalam 
 konteksnya secara objective, jangan coba dilarikan ke masalah HAM... 
 kalopun iya mau dilarikan ke masalah HAM.. bukannya membela agama 
 sendiri itu termasuk HAM buat pemeluknya?? betul tidak sodara2? :P
 
 btw soal minority... tadinya emang Ahmadiyah dulu minoriti.. dan 
 orang2 cuek bebek..tapi ketika yang minoritas yang jelas2 
 KEABSAHANANNYA SESAT itu menjadi berkembang biak.. yah gak salahkan 
 kalo akhirnya terpaksa diambil tindakan..:) 
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Darwin Bahar [EMAIL PROTECTED] 
 wrote:
  Dear All,
  
  Ini bukan perkara kecil. Kalau Bupati sampai melarang dan 
 Pemerintah 
  Pusat membebek saja, maka hal ini bisa menjadi preseden buruk bagi 
  kebebasan beragama dan hak-hak minoriras di Republik ini di waktu 
 yang 
  akan datang.
  
  Sesuai dengan Peraturan Perundangan-undangan yang berlaku Bupati 
 tidak 
  berada dalam posisi yang bisa melarang aktivitas Jemaah Ahmadyiah 
  Indonesia (JAI). Pertama kegiatan JAI tidak merupakan kegiatan 
 bersifat 
  lokal Kabupaten Bogor saja, tetapi bersifat nasional. Kedua 
 kegiatan JAI 
  berbasis agama, dan berdasarkan UU No 32/2004 mengenai Pemerintahan 
  Daerah, urusan agama bukan merupakan urusan Pemerintahan yang 
 diserahkan 
  kepada Daerah (provinsi/kabupaten/kota).
  
  Bupati hanya dapat mengusulkan kepada Pemerintah Pusat melarang 
 kegiatan 
  jika JAI ---sekali lagi jika--- JAI jelas-jelas melakukan kegiatan 
 yang 
  melanggar hukum positif seperti melakukan provokasi, menghasut atau 
  menyerang symbol-simbol Agama Islam seperti Allah SWT, Al-Quran dan 
  pribadi Nabi Muhammad SAW, suatu hal yang sangat mustahil dilakukan 
 oleh 
  JAI.
  
  Tudingan bahwa masyarakat di sekitar Kampus Mubarak di Parung 
 merasa 
  terganggu dengan kegiatan yang ada di sana, berdasarkan hasil 
  investigasi yang dilakukan beberapa media masa sama sekali juga 
 tidak 
  terbukti.
  
  Terlalu banyak anomali di sini, seperti Fatwa MUI Kabupaten Bogor 
  bernomor 01/X/KHF/MUI-Kab/VII/05 yang melarang keberadaan JAI 
 melakukan 
  aktivitas di Kabupaten Bogor (?!?). Sangat aneh sekaligus 
 memuakkan, 
  Habib Abdurrahman Asegaf komandan gerobolan yang menamakan dirinya 
 GUII 
  itu bisa diizinkan Polosi masuk ke Kampus Mubarak yang masih 
 disegel 
  itu, dan 

Re: [wanita-muslimah] Re: Tokoh Agama Mengutuk

2005-07-26 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman

Ass. wr.wb.
Ada dua cabang Ahmadiyah, yaitu Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore, MUI 
memfatwakan sesat hanya pada Ahmadiyah Qadiyan, bukan pada Ahmadiyah Lahore, 
yang tidak mengakui kenabian Ghulam Ahmad. 
Anita dan Mia, kok begitu impulsif menghakimi fatwa MUI. Saya katakan impulsif, 
karena anda berdua menghakimi fatwa MUI tanpa perbekalan ilmu dan informasi 
yang cukup ttg Qadiyanism. Ini saya beri input:
Wassalam
HMNA
***
 
Qadiyanism: A Brief Survey
(Abstract from QADIYANIAT, AN ANALYTICAL SURVEY, by Ehsan Ilahi Zaheer)

Beginning

Begun in India, inspired and actively supported by the British colonial power. 
In the mid-nineteenth century the British thought that Islam as the Deen of 
Allah was dead, but the War of Independence of 1857 and the leading role of 
Muslims through the spirit of Jihad scared the British. They actively sought an 
alternative to real Islam. Among the many things they did, one was the 
foundation of a new religion in the name of Islam by the hands of Mirza Ghulam 
Ahmad Qadiyani. The British gave Mirza full support and an outline; and he 
filled in the details.

Mirza Ghulam Qadiyani

He said that his name was Ghulam Ahmad, son of Ghulam Murtaza, belonging to the 
caste of Mughal Barlas who came to India from Samarqand. Later he changed his 
origins and claimed to be a Persian. He again had a change of mind and claimed 
to belong to the progeny of Fatima bint Muhammad(S). He was born in 1839-40 in 
Qadiyan, District of Gordaspur, Punjab, India in a family who were subservient 
to the British and played a heroic role in defending the British in the War of 
1857. Ghulam remained proud of his and his family's services to the British 
crown and advised his followers to remain loyal to the British Government and 
the West. Qadiyanis, the followers of Ghulam Ahmad, established good liaison 
with the State of Israel immediately after its establishment and Israel gave 
them full protection.

Steps to the Prophethood(*)

The 1870s was a period of debates between Hindus against Muslims and Christians 
against Muslims. Muslims did not start those debates but Muslim scholars were 
winning all of them and winning the hearts of the Muslim masses. Ghulam saw an 
opening to gain popularity and taught himself the art of debating against 
Hindus and became popular by 1877. In 1880 he published his first book 
Baraheen-i-Ahmadiyyah and established himself as a writer. By 1884 he added 
three more volumes to the same book and in 1885 he claimed himself to be a 
Mujaddid, a revivalist of Islam. In 1891 he claimed himself to be the Promised 
Mehdi and a Promised Messiah. During this period he insisted that he was not a 
prophet declaring that such a claim would make him a kaafir and a liar. Well! 
In 1901 Ghulam declared, by Allah in Whose grip is my soul it is He Who 
commissioned me and named me a prophet and he declared that Allah gave him 
three hundred thousand. Note that Allah's true messengers and prophets
 received their assignment suddenly not step-wise like Ghulam. By Ghulam's own 
declarations, now he became a Kaafir and a liar. 

Qadiyaniat in the Contemporary World

Pakistan, the home of the Qadiyani movement, declared the religion of Ghulam 
Ahmad to be kufr, non-Islam and other governments followed suit. Saudi Arabia 
stopped giving visas to Qadianis as Muslims. Recently, a South African court 
has ruled them to be non-Muslims. However, anti-Islam governments give Qadianis 
protection and provide facilities for their propagation, among them, the U.S. 
and the British are major protectors. It is interesting to note that Zulfiqar 
Ali Bhutto helped declare Qadianism as non-Islam but his daughter Benazir 
Bhutto and Pakistan People's Party (PPP) are actively embracing all enemies of 
Islam including Qadianis.

Beware of deceptively Islamic looking functions and gatherings like 
Seeratun-Nabi. Interfaith Dialogues serve as bait for simplistic and 
un-informed Muslims. Attending Qadiani functions under any pretext is helping 
and promoting their kufr.

Hypocrisy of Pacifism

Mirza Ghulam Ahmad declared that Jihad, as an instrument of war (defensive or 
offensive), was forbidden by him. His followers, Qadiyanis, continue to present 
themselves to the West as pacifists, anti-war Muslims. As recently as Summer 
1996 in their annual convention in Washington, D.C., they presented themselves 
as peaceful Muslims who did not believe in war. The national media in the 
U.S. took note of it and presented Ahmadiya Muslims as pacifists. The truth 
is that Qadiyanis entered the armed forces of Pakistan from the time of the 
formation of the country and rose to the highest ranks of officers corp in all 
branches, namely, army, air force and navy . With the blessings of their 
Khalifah they participated in wars against India. When the Khalifah was 
questioned he defended his position and reiterated that his 

Re: [wanita-muslimah] Re: Tokoh Agama Mengutuk

2005-07-26 Terurut Topik H. M. Nur Abdurrahman
1. Chae, masih ada kriteria lain mengenai sesat. Coba Chae baca penggalan 
permulaan S. Al-Maaidah, 5:17. Disitu ada sebuah kriteria ttg orang kafir, 
sedangkan kafir itu sesat. 

2. Bagaimana pendapat Chae, Ahmadiyah Qadiyan percaya bahwa yang di bawah ini 
diucapkan oleh Ghulam Ahmad, sedangkan Ahmadiyah Lahore tidak mempercayai bahwa 
itu ucapan Ghulam Ahmad.
I saw in my dream that I am Allah and I believed, no doubt I am the one who 
created the heaven. Aina-e-Kamalat, p.564.
Dengan meyakini Ghulam Ahmad itu, who believes himself created the heaven, itu 
lebih hebat dari kriteria kafir dalam S. Al-Maaidah, 5:17. You have to believe, 
bahwa MUI tidaklah gegabah mengeluarkan fakta sesat bagi Qdianism.
Wasssalam,
HMNA

  - Original Message - 
  From: Chae 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Tuesday, July 26, 2005 15:44
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Tokoh Agama Mengutuk


  Abah,

  masalahnya apa pemakaian kata sesat itu sudah tepat untuk Ahmadiyah
  Qadiyah? karena berdasarkan Qs.4:136 menyatakan bahwa Ahmadiyah
  Qadiyah ini tidak bisa di sebut sesat?

  Chae

  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman
  [EMAIL PROTECTED] wrote:
   
   Ass. wr.wb.
   Ada dua cabang Ahmadiyah, yaitu Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah
  Lahore, MUI memfatwakan sesat hanya pada Ahmadiyah Qadiyan, bukan pada
  Ahmadiyah Lahore, yang tidak mengakui kenabian Ghulam Ahmad. 
   Anita dan Mia, kok begitu impulsif menghakimi fatwa MUI. Saya
  katakan impulsif, karena anda berdua menghakimi fatwa MUI tanpa
  perbekalan ilmu dan informasi yang cukup ttg Qadiyanism. Ini saya beri
  input:
   Wassalam
   HMNA
  
  
***

   Qadiyanism: A Brief Survey
   (Abstract from QADIYANIAT, AN ANALYTICAL SURVEY, by Ehsan Ilahi Zaheer)
   
   Beginning
   
   Begun in India, inspired and actively supported by the British
  colonial power. In the mid-nineteenth century the British thought that
  Islam as the Deen of Allah was dead, but the War of Independence of
  1857 and the leading role of Muslims through the spirit of Jihad
  scared the British. They actively sought an alternative to real Islam.
  Among the many things they did, one was the foundation of a new
  religion in the name of Islam by the hands of Mirza Ghulam Ahmad
  Qadiyani. The British gave Mirza full support and an outline; and he
  filled in the details.
   
   Mirza Ghulam Qadiyani
   
   He said that his name was Ghulam Ahmad, son of Ghulam Murtaza,
  belonging to the caste of Mughal Barlas who came to India from
  Samarqand. Later he changed his origins and claimed to be a Persian.
  He again had a change of mind and claimed to belong to the progeny of
  Fatima bint Muhammad(S). He was born in 1839-40 in Qadiyan, District
  of Gordaspur, Punjab, India in a family who were subservient to the
  British and played a heroic role in defending the British in the War
  of 1857. Ghulam remained proud of his and his family's services to the
  British crown and advised his followers to remain loyal to the British
  Government and the West. Qadiyanis, the followers of Ghulam Ahmad,
  established good liaison with the State of Israel immediately after
  its establishment and Israel gave them full protection.
   
   Steps to the Prophethood(*)
   
   The 1870s was a period of debates between Hindus against Muslims and
  Christians against Muslims. Muslims did not start those debates but
  Muslim scholars were winning all of them and winning the hearts of the
  Muslim masses. Ghulam saw an opening to gain popularity and taught
  himself the art of debating against Hindus and became popular by 1877.
  In 1880 he published his first book Baraheen-i-Ahmadiyyah and
  established himself as a writer. By 1884 he added three more volumes
  to the same book and in 1885 he claimed himself to be a Mujaddid, a
  revivalist of Islam. In 1891 he claimed himself to be the Promised
  Mehdi and a Promised Messiah. During this period he insisted that he
  was not a prophet declaring that such a claim would make him a kaafir
  and a liar. Well! In 1901 Ghulam declared, by Allah in Whose grip is
  my soul it is He Who commissioned me and named me a prophet and he
  declared that Allah gave him three hundred thousand. Note that
  Allah's true messengers and prophets
received their assignment suddenly not step-wise like Ghulam. By
  Ghulam's own declarations, now he became a Kaafir and a liar. 
   
   Qadiyaniat in the Contemporary World
   
   Pakistan, the home of the Qadiyani movement, declared the religion
  of Ghulam Ahmad to be kufr, non-Islam and other governments followed
  suit. Saudi Arabia stopped giving visas to Qadianis as Muslims.
  Recently, a South African court has ruled them to be non-Muslims.
  However, anti-Islam governments give Qadianis protection and provide
  facilities for their propagation, among them, the U.S. and the British
  are major 

Re: [wanita-muslimah] Re: PP Muhammadiyah Mengecam Kekerasan Terhadap Ahmadiyah

2005-07-26 Terurut Topik He-Man

Apa nggak ngerasa , komentar-komentar ente ini paling bodoh disini, bisanya
cuma  one liner nulis satu dua baris , udah itu nggak ada isinya lagi selain
omongan
nggak berguna.

- Original Message -
From: Dadang Fahmi (QA) [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, July 26, 2005 11:55 AM
Subject: RE: [wanita-muslimah] Re: PP Muhammadiyah Mengecam Kekerasan
Terhadap Ahmadiyah


 Bagiaman dengan Rasulullah ikut perang demi aqidah Islam, belajar sejarah
 yang banyak ya

 -Original Message-
 From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of He-Man
 Sent: 22 Juli 2005 5:28
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: PP Muhammadiyah Mengecam Kekerasan
 Terhadap Ahmadiyah


 Dulu seorang shahabat menawarkan pada nabi s.a.w untuk membunuh Abdullah
 bin Ubay , tapi Rasulullah menolaknya dengan alasan Apa nanti kata orang
 kalau
 Rasul Allah membunuh sahabatnya sendiri , padahal Abdullah bin Ubay
 jelas-jelas
 orang munafiq.

 Rasulullah s.a.w sendiri tidak pernah membunuh orang yang menghinanya pada
 masa dakwah.Bahkan pada waktu penaklukkan Mekkah semuanya diberi
 amnesty.

 Jadi wacana-wacana kekerasan atas nama aqidah itu pada dasarnya tidak
 pernah dicontohkan Rasul, cuma berlandaskan hawa nafsu para ulama-ulama
 radikal yang ingin menguasai orang lain.




Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[wanita-muslimah] Jutaan Anak Terancam Kehilangan Hak Sebagai Warga Negara

2005-07-26 Terurut Topik Ambon
Refleksi: Langkah pertama agar jutaan anak tidak kehilangan hak sebagai 
warganegara ialah pendidikan bebas bayaran. Pengetahuan adalah kekuatan, 
kekuatan adalah kekuasaan. Inilah yang ditakuti oleh penguasa negara 
kleptokratikus Indonesia, makanya dipersulit atau dipertiadakan kesempatan 
memperoleh pendidikan bagi rakyat.  Hakekatnya rakyat bodoh - penguasa kaya dan 
bukan rakyat pintar - negeri maju.


http://www.suarapembaruan.com/News/2005/07/26/index.html


SUARA PEMBARUAN DAILY 

Jutaan Anak Terancam Kehilangan Hak Sebagai Warga Negara
Pembaruan/Luther Ulag 
DIALOG - Project Officer Children Protection Unit Perwakilan UNICEF di 
Indonesia Nono Sumarsono (kiri), dan Consultan Child Protection, Muhammad Juedi 
(kanan) berdialog dengan pemimpin dan jajaran redaksi di kantor Suara 
Pembaruan, Jl Dewi Sartika, Cawang, Jakarta Timur, Senin (25/7) sore. 

JAKARTA - Jutaan anak Indonesia terancam kehilangan hak-haknya sebagai warga 
negara karena sebagian besar dari mereka tidak memiliki bukti hukum yang diakui 
oleh negara. 

Data yang dikeluarkan oleh Perwakilan UNICEF di Indonesia menyebutkan 60 persen 
anak-anak di Indonesia tidak memiliki akta kelahiran sebagai bukti yang sah di 
mata hukum Indonesia. 

Hal ini disebabkan belum adanya kesadaran orangtua terhadap eksistensi 
identitas anak di mata hukum, serta negara yang belum memiliki keinginan kuat 
untuk menjamin hak-hak setiap warga negaranya. 

Menurut Project Officer Children Protection Unit Perwakilan UNICEF di Indonesia 
Nono Sumarsono ketika berkunjung ke kantor Suara Pembaruan, Senin (25/7), dari 
sekian banyak hak anak yang terabaikan, masalah identitas mereka yang diakui 
negara merupakan masalah yang sangat penting. Bagaimana hak-hak mereka akan 
dijamin oleh undang-undang, jika identitas mereka saja belum diakui, ujarnya. 

Masalah identitas anak yang terabaikan ini menimbulkan permasalahan lain, 
seperti perdagangan anak, adopsi ilegal, buruh anak, dan permasalahan lainnya. 
Anak-anak yang tidak memiliki akta kelahiran juga bisa menimbulkan masalah 
ketika mereka dewasa. 

Terkait masalah ketiadaan identitas anak, Nono mencontohkan permasalahan anak 
yang kini terjadi di Aceh. Saat ini banyak anak-anak di Aceh yang kehilangan 
orangtua, susah membuktikan identitas mereka. Semua bukti-bukti identitas 
mereka hilang saat terjadi bencana lalu, padahal saat ini mereka membutuhkan 
kejelasan hak-hak mereka, ujarnya. 


Kelalaian 

Permasalahan identitas anak ini sebenarnya terjadi karena kelalaian orangtua 
dan negara dalam mendata warga negaranya. Negara tidak memiliki sistem yang 
terpadu dalam pendataan warga negaranya sejak mereka lahir hingga meninggal. 

Saat ini saja hanya ada sekitar 20 persen penduduk Indonesia yang memiliki 
akta kelahiran, sisanya bisa dikatakan menumpang di negara ini, tambah Nono. 
Jika mengacu kepada persentase tersebut, sebenarnya warga negara Indonesia 
hanya berjumlag sekitar 44 juta jiwa saja. 

Lebih jauh dikatakan, setiap nama yang dipakai setiap orang adalah nama yang 
diambil dalam kutipan register negara, dalam hal ini adalah akta kelahiran. 
Seseorang boleh menggunakan namanya jika sudah teregistrasi dalam register 
negara, jika belum maka secara hukum ia belum diakui oleh negara, jelasnya. 

Sampai saat ini belum ada peraturan yang mengatur tentang registrasi 
kependudukan. Peraturan yang digunakan masih merupakan warisan kolonial 
Belanda. Pengaturan dari zaman Belanda itu sebenarnya hanya memberikan 
previlege kepada kaum kolonial pada saat itu, sedangkan pribumi dibiarkan 
saja, tambahnya. Hal ini pula yang menjadikan masyarakat Indonesia tidak 
menyadari perlunya eksistensi mereka di mata hukum yang diakui oleh negara. 

Perlunya pengaturan tentang sistem data kependudukan sejak manusia lahir 
adalah suatu hal yang mutlak. Data kelahiran yang akurat dapat dijadikan 
patokan dalam menentukan rencana-rencana strategis pemerintah, tambah Nono. 
(K-11) 





Last modified: 26/7/05 

[Non-text portions of this message have been removed]



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[wanita-muslimah] Lebih 375.000 Anak dan Perempuan

2005-07-26 Terurut Topik Ambon
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0507/26/sh06.html


Lebih 375.000 Anak dan Perempuan
di Kalbar Diperdagangkan

Oleh
Aju

Pontianak - Tidak kurang dari 375.000 anak di bawah umur dan perempuan di 
Provinsi Kalimantan Barat telah diperjualbelikan untuk menjadi wanita 
penghibur di sejumlah kelab malam atau dikawinkan dengan pria asing.
Hal ini dilakukan karena tuntutan ekonomi orangtua mereka.

Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Perempuan untuk Keadilan (YLBH-APIK) 
Kalimantan Barat, Hairiah, kepada SH, Senin (25/7) pagi, menjelaskan jumlah 
lebih dari 375.000 tersebut didasarkan atas data yang dihimpun sejak tahun 
1990 yang terungkap di media massa, dan pengaduan orangtua kepada YLBH-APIK 
dan kepolisian, bahwa anak perempuan telah raib entah ke mana.
Angka ini menjadi sangat mengejutkan, mengingat penduduk Provinsi Kalbar 
baru mencapai 3,95 juta jiwa dengan pendapatan per kapita masih terbilang 
relatif rendah, Rp 6,4 juta per tahun, kata Hairiah. Menurutnya, tuntutan 
ekonomi menjadi sangat dominam sebagai faktor penyebab anak diperjualbelikan 
atau dikawinkan dengan pria asing.
Ia menambahkan malah ada orangtua yang mengaku didatangi seseorang untuk 
diberi uang kemudian anaknya dijemput dengan dalih akan dipekerjakan di 
tempat yang layak. Tetapi belakangan, orangtua tadi kehilangan komunikasi 
dengan anak perempuannya yang sebagian besar di bawah umur, sehingga mereka 
melaporkan kejadian itu kepada aparat kepolisian terdekat.

Sayangnya, pelapor itu tidak tahu keberadaan orang yang telah 
mengiming-imingi pekerjaan bagi anaknya tersebut. Hairiah menduga para 
perempuan itu sebagian besar dikirim ke luar negeri lewat Pos Pemeriksaan 
Lintas Batas Entikong, Kabupaten Sanggau. Tujuan utamanya adalah Federasi 
Malaysia dan Singapura, sebagian lagi dikirim ke Pulau Batam.

Kasus yang menimpa sekitar 300 perempuan Indonesia yang terjebak sebagai 
pelacur pada 17 unit tempat penginapan umum di Distrik Miri, Sarawak, dapat 
dijadikan salah satu bukti maraknya praktik jual-beli perempuan yang dipasok 
dari wilayah Kalimantan Barat. Menurut Hairiah, sebagian besar menimpa 
perempuan keturunan Tionghoa yang dikawinkan dengan pria asing yang sebagian 
besar berkebangsaan Taiwan.

Belakangan diketahui pula, tidak semua perempuan yang dikawinkan dengan 
pria asing itu mengalami nasib baik ketika sudah sampai ke negara asal 
suami. Ada di antaranya mendesak minta pulang karena terus menjadi korban 
kekerasan, tapi tidak berdaya karena keterbatasan ekonomi orangtua, ujar 
Hairiah.
Sebelumnya, Kapolda Kalbar Brigjen Nanan Soekarna mengatakan kasus jual-beli 
anak di bawah umur dan perempuan sangat sulit diungkap, jika keluarga dan 
orangtua tidak tanggap dalam melakukan langkah antisipasi dini. Tapi polisi 
tetap akan mengusut setiap ada laporan maupun muncul gejala praktik jual 
beli anak di bawah umur dan wanita, katanya.
Wagub Kalbar LH Kadir menambahkan membongkar sindikat jual-beli anak tidak 
semudah yang dibayangkan karena dibutuhkan informasi konkret dari 
masyarakat. Biasanya calon korban yang akan dijual ke luar negeri 
menggunakan dokumen resmi seperti paspor.

Pemerintah tidak akan mungkin melarang seseorang pergi ke luar negeri, 
selagi mengikuti prosedur yang benar. Tapi Pemprov Kalbar tengah 
berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten dan Kota untuk memberikan 
penyuluhan yang memadai bagi masyarakat, kata Kadir.
 



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[wanita-muslimah] Aku Hanya Alat Reproduksi

2005-07-26 Terurut Topik Ambon
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0507/26/sh09.html



Sisi Gelap Perkawinan Timur-Barat (7)
Aku Hanya Alat Reproduksi
Oleh
Yuyu A.N. Krisna Mandagie


LOOSDRECHT - Belanda adalah sebuah negeri yang terletak di bawah permukaan 
laut. Contohnya, Bandara Internasional Schiphol terletak 4,5 meter di bawah 
permukaan laut. Di bidang pengaturan air, tak ada negara yang dapat 
menandingi Belanda. Di Belanda, air mempunyai fungsi sosial yang berhubungan 
dengan kehidupan manusia. Rekreasi air berkembang dengan baik.
Loosdrecht adalah salah satu kota yang terkenal dengan wisata air. Kota ini 
terletak di pinggir Danau Loosdrecht yang cukup besar untuk ukuran Belanda. 
Walaupun tidak sebesar Danau Toba di Sumatera Utara atau Danau Tondano di 
Minahasa, Sulawesi Utara, Danau Loosdrecht sangat terkenal di Belanda. Di 
kota ini terdapat vila-vila dari aktor dan aktris dunia.

Aktor Marlon Brando, Telly Savalas, semasa hidupnya sering berminggu-minggu 
berlibur di vila mereka di kota ini. Aktris Jean Seymour Medicine Woman 
yang keturunan Belanda sering nampak di kota ini. Vila-vila di kota ini 
dibangun dengan arsitektur yang menyatu dengan alam sekeliling danau.
Pada musim panas (Juni-Agustus) danau ini dipenuhi oleh perahu-perahu 
bermotor yang berseliweran dengan penumpangnya perempuan-perempuan bule 
berbikini yang mencari panasnya matahari.

Tetapi bagi Ningsih, ibu muda beranak satu, semua keindahan yang ditawarkan 
oleh kota Danau Loosdrecht adalah semu. Beberapa tahun lalu perempuan ini 
disunting oleh Jansen, duda setengah baya. Dari luar saja, kita sudah dapat 
melihat bahwa pasangan ini jomplang.

Jansen seperti layaknya pria-pria asing berkulit putih dengan wajah mirip 
bintang film Harrison Ford. Sementara Ningsih masih polos seperti ABG 
kampung, tidak bermake-up, rambut lurus sebatas bahu. Rumah bagus di daerah 
yang berkelas di kota Loosdrecht adalah ukuran kesuksesan materi keluarga 
ini. Tetapi ada apa di balik itu?

Suatu sore aku kedatangan tamu seorang ibu kenalan keluarga kami. Ibu ini 
membawa kiriman dari Indonesia buat Ningsih. Dia memintaku supaya 
mengantarnya ke rumah Ningsih di Loosdrecht yang letaknya dekat dengan 
Hilversum. Rumah Ningsih dengan rumahku hanya dipisahkan oleh lapangan bola.

Berdua kami berjalan kaki ke rumah Ningsih. Pagar besi rumah bagus itu 
tertutup rapat. Bel rumah beberapa kali kami tekan tapi tidak ada 
tanda-tanda kehidupan dari dalam rumah. Kemudian seorang ibu tetangga 
Ningsih keluar dan menemui kami. Mungkin keluarga Jansen sedang keluar, 
ujarnya.
Menurut ibu (mevrouw) itu, keluarga Jansen agak lain dibandingkan 
keluarga-keluarga di wijk (lingkungan) itu. Mereka tidak bergaul dengan para 
tetangga. Ada kesan hidupnya eksklusif, atau sebenarnya ada sesuatu yang 
disembunyikan.
Kehidupan orang Belanda terkesan individualistis. Tetapi untuk bertegur 
sapa, itu hal yang lazim di kalangan mereka. Namun keluarga Jansen tidak 
pernah bertegur sapa dengan tetangganya.

Bagaikan Pembantu
Sore itu kami kembali lagi ke rumah Ningsih. Kali ini kami beruntung. Bel 
rumah yang kami tekan mendapat reaksi. Pintu rumah terbuka, sosok laki-laki 
Belanda berjalan ke luar dan menuju pagar. Pintu pagar dibuka dan lelaki itu 
dengan ramah mempersilakan kami berdua masuk.

Memasuki rumah menuju ke ruang tamu kami harus melewati dapur. Di ruang 
tamu, seperti layaknya keluarga-keluarga Belanda, pasti ada kursi raja, 
yang ukurannya lebih besar dari kursi-kursi lainnya. Kursi itu dikhususkan 
untuk sang suami. Jansen, suami Ningsih, langsung duduk di kursi raja, 
menunjukkan dialah kepala rumah tangga di keluarga itu.

Keadaan di Indonesia mendominasi percakapan sore hari itu. Jansen 
mengutak-atik kebobrokan Indonesia. Dia mengemukakan argumen dan analisis 
sebagai orang Barat. Arogan, sok tahu dan menggurui. Kepalaku menjadi 
pening. Percakapan kami berubah menjadi debat. Adu argumentasi.

Ningsih tidak mengikuti percakapan kami. Dia sibuk di dapur membuka kiriman 
yang dibawa oleh ibu temanku itu. Tak lama Ningsih muncul dengan nampan 
membawa cangkir-cangkir kopi. Ada penganan khas Belanda kue speculaas, kue 
kering cokelat berbumbu.

Ningsih berjalan terbungkuk-bungkuk seperti gaya seorang batur (pembantu). 
Dia kelihatan gugup ketika meletakkan mangkuk besar milik Jansen di atas 
meja, kemudian mempersilakan mengambil cangkir berisi teh. Ningsih kemudian 
masuk ke dapur. Lama dia tidak ke ruang tamu untuk bergabung bersama kami.

Setelah Jansen memanggil, barulah Ningsih keluar dari dapur dan duduk di 
pojok ruang tamu sambil mengawasi bayinya. Dari seluruh pembicaraan kami 
mengenai masalah yang terjadi di Indonesia, Jansen selalu mengaitkan sosok 
Ningsih di dalamnya. Seolah Ningsih adalah Indonesia yang patut dikasihani. 
Dia dibawa ke Belanda supaya lebih maju dan modern.
Ningsih diam tidak bereaksi atau berkomentar atas ucapan-ucapan Jansen. Ada 
kesan Ningsih takut pada Jansen. Ketakutan seorang pembantu pada tuannya.
Ningsih berasal dari keluarga kurang mampu di 

[wanita-muslimah] IN MEMORIAM DR.SOPHIAN WALUYO

2005-07-26 Terurut Topik Budhisatwati KUSNI
IN MEMORIAM SPOHIAN WALUYO



di namamu tercatat arti martabat harga diri
keindonesiaan dan kembara cinta serta mimpi
pada jejakmu tertera tanda gimana patut bertarung
gimana ajal ditampik dan melecehkan tirani


di namamu jelas kubaca 
tak ada yang patut diaib-malukan
menjadi manusia dan indonesia
keduanya patut dibela dan dimenangkan


di namamu tercantum harga kemerdekaan
hari ini mahatari buram di tanah kelahiran
dan kita masih saja tak bergeming memilihnya
ketika kita menolak kecupetan hanya merendahkan diri


ajal akhirnya memang  pengucap kata penghabisan
tapi mimpi akan terus seperti angin tak pernah ditundukkan
bermain di pucuk daun, di gunung dan laut 
menyongsong angkatan demi angkatan hadir tak surut-surut


sunyi? barangkali sunyi hatimu sebagai anak kembara
tak sunyi derap  langkahmu di lima benua
jas demi jas, paspor demi paspor bercap sekian negara
di lembaran-lembarannya kubaca keperkasaan pemimpi yogya


hari ini kau  meninggal di rantau dalam sunyi 
sekian kembara dilupakan tak masuk hitungan negeri 
tanda kegalauan dan  kelam tirani masih saja melanda  
sampai malam pemimpi masih saja tak bergeming: kau di antaranya!


Paris, Juli 2005.

JJ.KUSNI

[Non-text portions of this message have been removed]



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[wanita-muslimah] Ajaran Islam Menyokong Hak-Hak Perempuan sebagai Nilai Mendasar

2005-07-26 Terurut Topik Eko Bambang Subiyantoro
http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=berita%7C-402%7CX
Selasa, 26 Juli 2005
Ajaran Islam Menyokong Hak-Hak Perempuan sebagai Nilai Mendasar 
Jurnalis Kontributor: Latifah
Jurnalperempuan.com-Yogyakarta. Sejak 1950-an tidak ada bidang humaniora yang 
mengalami kemajuan yang begitu pesat dibandingkan kajian gender. Kemajuan 
kajian ini berperan besar dalam membuka peluang bagi perempuan untuk mengakses 
pendidikan dan pekerjaan-pekerjaan publik. Namun dalam konteks Indonesia, Amin 
Abdullah, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, 
melihat bahwa masih jarang ditemukan perempuan yang memegang peran yang 
menentukan dalam institusi pendidikan Islam. “Sampai saat ini, perempuan dekan 
masih sangat jarang, apalagi perempuan rektor,” ujar Amin. Menurut Amin, 
penyebab hal itu berkaitan dengan ajaran agama yang pada umumnya dinyatakan 
pada upacara pernikahan, salat Jumat, dan berbagai acara lain yang biasanya 
merefleksikan bias gender. 

Selanjutnya, Amin mengemukakan, banyak faktor yang dapat menyebabkan bias 
gender dalam literatur Islam. Salah satu penyebab utamanya adalah dominasi 
penulis laki-laki, yang cenderung mengarah pada kuatnya sudut pandang laki-laki 
dalam memahami isu-isu tertentu, khususnya dalam medan tafsir dan fiqh. 
Dominasi ini berkaitan pula dengan otoritarianisme pemaknaan ajaran oleh 
sekelompok umat, seperti yang diuraikan oleh Khaled Abou El-Fadl dari UCLA. 

Hal itu terungkap dalam acara International Conference Islam, Women, and the 
New World Order di Yogyakarta. Konfrensi yang berlangsung selama empat hari 
ini, 26-29 Juli, dilaksanakan PSW (UIN) Sunan Kalijaga bekerja sama dengan 
DANIDA-The Royal Danish Embassy of Jakarta. 

Siti Ruhaini Dzuhayatin, Direktur PSW (UIN) Sunan Kalijaga, mengemukakan bahwa 
acara ini bertujuan menggalang perspektif yang luas untuk mencapai kesamaan 
pengertian bahwa hak-hak perempuan adalah nilai mendasar yang disokong dalam 
ajaran Islam, baik dalam berbagai bentuk hukum yang dibakukan, seperti 
syariah/hukum Islam yang diimplementasikan sebagai hukum negara, atau hukum 
sekular atau bahkan hukum yang bernafaskan Islam seperti yang diimplementasikan 
di Indonesia. 

Selain Khaled Abou El-Fadl, yang memaparkan tulisannya yang berjudul 
“Faith-Based Assumptions and Determinations Demeaning to Women”, berperan pula 
sebagai pembicara dalam konfrensi ini antara lain Azyumardi Azra, Abdulkader 
Tayob, Siti Mariah Mahmud, Siti Musdah Mulia, Zaleha Kamaruddin, dan Tahmina 
Rashid. Masing-masing akan membahas topik berikut: terrorism, religious factor 
and international relations, islamization and its impact on women’s rights: a 
general feature, Islamic revivalism and it’s impact on women rights, counter 
legal draft of the compilation of Islamic law, women and violence in muslim 
communities, dan politics of female body: Pakistan’s military and religious 
elite. 

Setelah menyimak para pembicara tersebut, peserta juga terlibat aktif dalam 
workshop yang digelar pada hari ketiga. Dalam workshop ini, bersama-sama mereka 
akan membahas lebih mendalam topik-topik tersebut dalam tiga tema besar di 
antaranya yaitu women and global issues. Para peserta tersebut datang dari 
berbagai negara seperti Yaman, Mesir, Iran, Pakistan, Nigeria, India, Saudi 
Arabia, Thailand, Malaysia, dan Fhilipina. Dari Indonesia sendiri berbagai 
organisasi muslim terlibat sebagai partisipan dalam acara ini, misalnya NU, 
Muhammadiyah, Laskar Jihad, Majelis Mujahidin Indonesia, Hizbut Tahrir, 
Ahmadiyah, beserta berbagai partai politik berbasis Islam.* 




Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[wanita-muslimah] Manusia dan Politik PKS

2005-07-26 Terurut Topik Ambon
MEDIA INDONESIA
Rabu, 27 Juli 2005


Manusia dan Politik PKS
Indra J Piliang, peneliti pada Centre for Strategic and Interntional 
Studies, Jakarta



POLITIK itu kotor, puisi yang membersihkannya. Demikian adagium terkenal 
dari Vaclav Havel, Presiden Ceko. Sebagai seseorang yang berkecimpung di 
dunia seni dan budaya, Havel betul-betul menyadari betapa sulitnya menyangga 
negerinya yang kemudian pecah menjadi dua negara, Ceko dan Slovakia.

Banyak orang yang memang mencibir kepada politik. Cibiran itu muncul karena 
dandanan politikus yang meriah, lalu saling menyikut yang kentara, ditambah 
dengan pengkhianatan terhadap kolega dekat. ''Musuh dari kawanku, adalah 
kawanku,'' begitulah anomali dunia politikus. Setiap celah akan dimanfaatkan 
untuk mendapatkan keuntungan maksimal bagi kepentingan kekuasaan dan 
penguasaan.

Ketika Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang dulunya bernama Partai Keadilan 
(PK) muncul ke permukaan, kesan pertama yang muncul adalah partai politik 
ini tidak akan mampu bertahan dalam kancah politik. Libido kekuasaan yang 
tidak begitu kentara dalam partai ini memunculkan bentuk kepemimpinan 
politik yang khas, yaitu khas 'ndeso'. 'Ndeso' yang mana? Tentu 'ndeso'nya 
kaum santri. Kemunculan PKS memang diiringi juga dengan kebangkitan 
lagu-lagu padang pasir, atau lebih dikenal sebagai nasyid. Seandainya PKS 
tidak lahir, mungkin sulit menghidangkan sesuatu yang baru dalam ranah 
politik Indonesia kontemporer.

Sekalipun digerakkan oleh para ustaz lulusan universitas-universitas di 
Timur Tengah, juga dari Mesir, PKS dalam waktu yang tidak lama berhasil 
membangun sebuah sinergi dengan gelombang generasi politik baru yang dulu 
ikut menyumbang bagi jatuhnya rezim Orde Baru. Ketika partai-partai politik 
lain makin digerakkan oleh klan, PKS justru membuka pintunya lebar-lebar 
kepada kalangan anak-anak kampus yang dulu lebih banyak aktif di musala dan 
organisasi intrakampus.

Selain para ustaz, PKS juga mempunyai lapisan intelektual dan ilmuwan yang 
rata-rata lulusan ilmu eksakta. Mereka berasal dari kampus-kampus sekuler di 
dalam dan di luar negeri. Puritanisme menjadi tidak terelakkan, ketika 
lingkungan politik di Indonesia begitu lemahnya dalam hal ideologi 
perjuangan. Walaupun pernah disebut sebagai wujud dari kebangkitan wajah 
Masyumi dalam ranah politik modern, PKS justru tidak terikat dengan 
simbol-simbol Masyumi itu, sebagaimana terjadi dalam sejumlah partai-partai 
Islam yang mencoba berebut tongkat 'kesaktian' Masyumi, seperti Partai Bulan 
Bintang.

Dalam sebuah kesempatan, Tifatul Sembiring menyebut bahwa 80% lebih kader 
PKS terdiri dari para sarjana perguruan tinggi. Satu hal yang tidak 
disampaikan oleh Tifatul adalah hampir 100% para penggeraknya juga berasal 
dari para mahasiswa yang juga mempunyai jaringan ke kalangan siswa-siswa 
kelas menengah. Merekalah dengan caranya sendiri memengaruhi orang tuanya, 
lingkungannya, dan masyarakat di sekelilingnya untuk menjadi simpatisan PKS 
dalam setiap pemilu. Inspirasi ini boleh jadi muncul dari Anwar Ibrahim yang 
dulu menggerakkan Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) yang kemudian 
bergabung ke dalam United Malay National Organisation (UMNO).
***

Manusia PKS, kalau boleh saya menyebutnya begitu, yang muncul hari ini 
kebanyakan berasal dari anak-anak muda belia itu. Mereka bergerak seperti 
kumpulan lebah-lebah pekerja dalam medan-medan pengabdian yang sulit, 
seperti daerah bencana dan daerah konflik. Pergerakan mereka pelan-pelan 
mampu mengambil alih organisasi korporatisme negara yang dulu dibentuk oleh 
Orde Baru, seperti Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI). Ketika 
organisasi kepemudaan lain makin mengandalkan kedekatan ke kalangan penguasa 
dan pengusaha, manusia-manusia PKS ini justru menyandarkan diri kepada 
ideologi yang mereka perjuangkan, entah itu revivalisme Islam, atau sekadar 
semangat untuk tidak mau didikte oleh kepentingan kapitalisme internasional 
yang digerakkan oleh jaringan Hollywood, sampai Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Tidak heran kalau 'pengetahuan' manusia-manusia PKS atas dunia luar di atas 
rata-rata penduduk Indonesia lainnya. Manusia PKS ini mampu mendeteksi 
dengan tepat apa yang terjadi di Palestina, sampai di Khasmir. Terdapat 
banyak sekali sumber informasi yang berasal dari sejumlah majalah, tabloid, 
sampai buku-buku tebal sampai tipis. Ketika televisi, radio atau koran-koran 
di Indonesia 'dianggap' hanya menyampaikan berita dari dunia sekuler, justru 
media massa yang digandrungi manusia-manusia PKS menyampaikan apa yang 
terjadi di luar menurut versi dan perspektif mereka, yakni Islam yang 
terus-menerus menghadapi berbagai cobaan.

Yang mengagetkan, dalam perjalanannya yang belum terlalu panjang sebagai 
satu kekuatan politik di Indonesia, PKS justru mulai terlihat sebagai pemain 
di level elite. Ketiba-tibaan itu justru mengurangi semangat puritan (atau 
dalam sebutan pengamat lain disebut sebagai semangat radikal) yang menjadi 
ciri khasnya. Contoh paling baik adalah 

[wanita-muslimah] 'We Muslims need to get out of our intellectual and social ghettos'

2005-07-26 Terurut Topik ayeye1
Tariq Ramadan: 'We Muslims need to get out of our intellectual and
social ghettos'

***

But there is something more subtle. Too much of the internal
conversation within the Muslim community at present nurtures a sense
of guilt, inadequacy and alienation. Young people are told:
everything you do is wrong - you don't pray, you drink, you aren't
modest, you don't behave. They are told that the only way to be a good
Muslim is to live in an Islamic society. Since they can't do that,
this magnifies their sense of inadequacy and creates an identity
crisis. Such young people are easy prey for someone who comes along
and says, 'there is a way to purify yourself'. Some of these figures
even keep the young people drinking to increase their sense of guilt
and make them easier to manipulate.



http://news.independent.co.uk/people/profiles/article301486.ece




Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[wanita-muslimah] Iran, dari Mullahkrasi ke Neoteokrasi

2005-07-26 Terurut Topik Ambon
MEDIA INDONESIA
Rabu, 27 Juli 2005



Iran, dari Mullahkrasi ke Neoteokrasi
Imam Cahyono, peneliti di Al Maun Institute, Jakarta


ADA satu fase perkembangan menarik dari Republik Iran yang (tampaknya) luput 
dari perhatian banyak orang. Hampir semua opini yang berkembang (terutama 
pandangan negara-negara Barat dan pers Barat) menengarai terpilihnya Mahmoud 
Ahmadinejab bakal mengukuhkan negeri para mullah itu (mullahood) di tangan 
kekuasaan dan kediktatoran kaum Mullah (mullahcracy).

Presiden baru Iran dianggap sebagai tokoh berhaluan keras yang kuat memegang 
tradisi agama dalam politik (Barat bahkan menyebutnya ultrakonservatif) 
diduga akan mengembalikan Iran jauh kembali ke belakang seperti di awal 
revolusi Islam 1979. Kemenangan ini juga diprediksi sebagai preseden buruk 
bagi demokrasi, sebab membawa pendulum Republik Iran bergerak ke kanan, 
kembali dalam cengkeraman kaum militan dengan kontrol penuh dari supremasi 
dan institusi otoritas religius.

Modernisasi

Sebaliknya, menurut saya, perkembangan Iran terkini justru menandai sebuah 
fase penting. Negeri itu terus menjajaki tahapan baru sebagai sebuah negara 
neoteokrasi, yakni sebuah periode di mana Iran tetap berada dalam kontrol 
otoritas religius (theocracy) tapi pada saat yang sama, Iran tidak menampik 
gagasan-gagasan modernisasi, terutama demokrasi. Harus diakui, Iran adalah 
rezim teokrasi Islam yang menjalankan mullahkrasi, tetapi ia juga tidak 
sepenuhnya anti terhadap demokrasi. Paling tidak, ini dibuktikan dengan 
digelarnya pemilu untuk memilih parlemen dan presiden.

Secara turun-temurun, kaum mullah senantiasa memainkan peran sentral dalam 
perjalanan republik Iran. Hal ini tentu tidak lepas dari tradisi Syiah yang 
menempatkan otoritas tertinggi di tangan wilayatul faqih. Dalam doktrin 
Syiah, kepemimpinan dan wakil Tuhan di muka bumi menganut model Imamah yang 
didasarkan pada garis keturunan Nabi Muhammad dan Imam Ali.

Uniknya, sejak revolusi Islam 1979, dengan supremasi tertinggi berada di 
Ayatullah Khomeini, Iran tetap menyelenggarakan pemilu, sebuah tahapan 
penting dalam demokrasi dan demokratisasi. Terlepas dari segala 
kekurangannya, pemilihan umum yang digelar telah menghasilkan tokoh-tokoh 
reformis seperti Akbar Hashemi Rafsanjani dan Muhammad Khatami.

Selama era Rafsanjani yang dilanjutkan Khatami, Iran telah memulai proses 
demokratisasi, walaupun masih dalam kontrol para ulama konservatif. Semasa 
Khatami terpilih pada 1997, angin segar reformasi di bidang sosial-politik 
terus berhembus dengan kencang. Kendati harus tetap diakui, otoritas 
religius di tangan para mullah tetap mengontrol penuh sektor-sektor vital 
seperti lembaga kepolisian, lembaga peradilan, dan intelijen.

Bisa jadi, pemilu diselenggarakan sekadar sebagai topeng belaka, untuk 
mencari simpati dan mengukuhkan legitimasi, terutama dari dunia luar. Tapi, 
jika para mullah itu menganut model pemerintahan tradisional, sebuah 
pemerintahan diktator yang fasis, dan tidak peduli dengan gagasan modern, 
seperti model pemerintahan Taliban di Afghan atau model pemerintahan Saddam 
di Irak, tentunya mereka tidak perlu susah payah menggelar pemilu. Jika mau 
jujur pula, Arab Saudi adalah prototipe negara kesultanan yang tidak 
demokratis, tidak pernah menggelar pemilu, tapi karena memiliki 'hubungan 
spesial' dengan AS, ia tidak dianggap sebagai musuh demokrasi.

Jadi, potret perjalanan republik Iran sejatinya menggambarkan sebuah 
pencarian terhadap model pemerintahan Islam (searching for a new Islamic 
identity), yakni bagaimana mencari bentuk sebuah negara modern yang tetap 
berakar dan memiliki akar dalam Islam. Dalam konteks ini, Iran mengadopsi 
pemikiran-pemikiran modern dari Barat, tetapi tidak ingin menelan 
mentah-mentah proyek model demokrasi sekuler yang ditawarkan Amerika 
Serikat.

Iran bahkan melawan sistem demokrasi sekuler yang dipaksakan Barat, tetapi 
mencoba mencari alternatif dengan menerapkan model demokrasi religius. 
Seperti dikemukakan Ahmadinejab (International Herald Tribune, 27/6/2005), 
Religious democracy is the only path toward human prosperity and it's the 
most advanced type of government that humans can ever have.

Anti kolonial
Iran sejak lama memang anti terhadap Barat. Tapi, sentimen anti-Barat lebih 
dimaknai sebagai wujud kebencian terhadap penjajahan kolonial sebab pada 
kenyataannya, negeri itu tetap menyerap dan mengadopsi gagasan serta 
nilai-nilai modern yang lahir dari belahan Barat. Selain itu, Iran bukanlah 
bangsa Arab, tetapi bangsa Persia yang dalam sejarah memiliki kebesaran dan 
pernah menjadi bangsa besar yang terhormat di masa silam. Jadi, sentimen 
nasionalisme dan sikap trauma terhadap penjajahan AS mengakar kuat dalam 
kehidupan rakyatnya.

Di satu sisi, kita bisa melihat bagaimana ulama-ulama konservatif Syiah 
sangat kental pandangannya terhadap doktrin-doktrin tradisional. Namun, di 
sisi lain, kita juga bisa menyaksikan bagaimana kaum ulama-intelektual 
sangat apresiatif terhadap 

[wanita-muslimah] Third Asia – Europe Art Camp 2005: Ruang Inisiatif dan Seni Media Baru, Bandung 4 - 12 Agustus 2005

2005-07-26 Terurut Topik klab baca

Informasi lebih lanjut mengenai Third Asia – Europe Art Camp 2005 klik:

http://commonroom.info/bcfnma/artcamp2005/index_b.html

 



 

 

Press Release 
Third Asia – Europe Art Camp 2005: Ruang Inisiatif dan Seni Media Baru
  

 

Bandung Center fo New Media Arts – bekerja sama dengan Asia Europe Foundation 
menyelenggarakan program “Third Asia Europe Art Camp 2005” yang rencananya akan 
diselenggarakan pada tanggal 4 s/d 12 Agustus 2005 di kota Bandung. Bandung 
menjadi tuan rumah ketiga setelah sebelumnya diadakan di Paris (2003) dan Tokyo 
(2004) dengan tema dan fokus pembahasan yang berbeda. “Third Asia Europe Art 
Camp 2005” diikuti oleh 20 orang mahasiswa peserta dari 20 negara yang berasal 
dari wilayah Asia dan Eropa. Kegiatannya meliputi presentasi karya peserta yang 
akan diselenggarakan di CCF Bandung (6 Agustus 2005). Sedangkan Selasar Sunaryo 
menjadi tempat kuliah dengan pembicara dari 7 negara Asia Eropa, presentasi  
workshop  36 Frame Photography Project yang merupakan rangkaian Program 
Bandung-Helsinski City Surgery Project, dan pameran hasil Workshop. Peserta 
juga akan mengadakan kunjungan ke beberapa komunitas kreatif di Bandung  

 

Sejak penyelenggaraan yang terakhir di Tokyo, rangkaian program ini kemudian 
memfokuskan perhatiannya pada perkembangan seni media baru yang merupakan 
cabang seni yang terintegrasi dengan perkembangan seni dan teknologi. Selain 
itu, program kali ini juga akan memperbincangkan keberadaan ruang inisiatif, 
sebuah istilah yang digunakan untuk menjabarkan keberadaan ruang seni yang 
dikelola secara mandiri oleh para seniman. Melalui ruang-ruang semacam ini, 
berbagai kegiatan seni yang menggunakan piranti teknologi baru yang melibatkan 
publik secara terbuka banyak terjadi, sehingga mendorong terjadinya berbagai 
pemahaman baru yang mewarnai perkembangan seni rupa, baik di tingkat lokal 
maupun global.

 

Selain untuk mendorong perkembangan seni medium baru dan keberadaan ruang 
inisiatif, kegiatan ini juga bertujuan untuk membangun jaringan kerjasama 
internasional yang melibatkan para mahasiswa seni rupa, kurator, seniman dan 
para akademisi yang berasal dari berbagai bangsa, terutama yang berada di 
wilayah Asia dan Eropa.

 

 “Third Asia Europe Art Camp 2005”  terselenggara berkat kerjasama: Asia-Europa 
Foundation dan Bandung Center for New Media Arts. Didukung oleh tempat 
penyelenggaraan resmi: CCF Bandung dan Selasar Sunaryo. Subsidi oleh Mondriaan 
Foundation, Lasalle-Sia College of the Arts Singapore, Universitas Padjajaran, 
Faculdade De Belas-Artes Universidade Do Porto, Universitas of Arts And Design 
Helsinski. Disponsori oleh: Hivos , Medco Energi Internasional, Grand Hotel 
Preanger. Sponsor pendukung: Q Meals, Fuji Film, PT. Multi Bintang. Mitra 
media: B-Radio, Media Indonesia, 102.3 Rase Fm, STV, Female 96.4 FM Bandung. 
Suvenir oleh: 347, Airplane, Monik.

 

Informasi dan keterangan lebih lanjut dapat menghubungi:

Bandung Center for New Media Arts

Jl. Kyai Gede Utama No. 8 Bandung

Telp. + 62 22  70800620,   2503404 Faks. + 62 22 2503404

Email: [EMAIL PROTECTED]

Website: www.commonroom.info

Contact Person:  Tarlen  +62 22  2503404.  70800620




COMMON ROOM
Jl. Kyai Gede Utama No. 8 Bandung 40132
Telp. 022 2503404 , 70800620
email: [EMAIL PROTECTED]
[EMAIL PROTECTED]
www.commonroom.info

-
 Start your day with Yahoo! - make it your home page 

[Non-text portions of this message have been removed]



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [wanita-muslimah] Re: Fw: [PKS] Awas Milis Islam Liberal!!!

2005-07-26 Terurut Topik He-Man

Kelompok fundies itu bukan kelompok konservatif tapi ultra konservatif.
Mereka menganut paham kebenaran mutlak jadi menganggap yang benar
itu cuma mereka dan yang lain salah , menyimpang , sesat dll.

Jadi jangan harap ada kebebasan berpikir dan berpendapat di milis-milis
yang dimiliki atau didominasi pengikut aliran ini.Kalaupun diloloskan
teror dan tuduhan-tuduhan kafir bahkan makian kotor dan fitnah akan 
anda terima dari member milis begituan.

Yah jadi anda bayangkanlah kalau mereka sampai berkuasa di negri ini .

Tentang JIL sendiri bagi saya mereka cuma kumpulan orang yang genit
dengan pemikirannya , seperti perempuan yang doyan bersolek dan
menghabiskan sebagian besar waktunya mematut-matut diri di cermin
sambil mengagumi kecantikannya sendiri.

Jadi mereka tidak akan bisa diharapkan sebagai 'lawan' dari gerakan
fundamentalis yang nampaknya baik di luar tapi di dalamnya sangat
destruktif.Karena mereka tidak memiliki kemampuan kuat sebagai
seorang aktivis.

Beda misalnya dengan K.H Ahmad Dahlan dia juga sangat liberal
di jamannya.Beliau memberi perempuan kesempatan untuk berorganisasi
bahkan kemudian mendukung tuntutan agar perempuan diperkenankan
turut berkiprah dalam politik.Mendirikan rumah sakit dengan dokternya
didominasi dokter kristen Belanda dan dipimpin oleh seorang kejawen
yang condong pada paham manunggaling gusti , mendirikan sekolah 
dengan mengadopsi pola pengajaran di sekolah kristen dll

Untuk menghadapi kaum fundies perlu militansi akan tetapi perlu filter
khusus agar fanatisme yang selalu beriringan dengan militansi bisa
dihilangkan dan dibuang sebagai residu.Dan ini bukan hal yang tidak
mungkin dilakukan gerakan pro/kontra aborsi membangun jaringannya
seperti fundies dengan jaringan laba-laba , sehingga menghasilkan
kader-kader yang cukup militan tapi tidak terjebak dalam fanatisme
sempit.

- Original Message - 
From: Darwin Bahar [EMAIL PROTECTED]
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Monday, July 25, 2005 4:15 AM
Subject: [wanita-muslimah] Re: Fw: [PKS] Awas Milis Islam Liberal!!!


 Yang menulis Awas Milis Islam Liberal itu pasti belum pernah masuk
 Milis JIL, atau kalau sudah masuk cara diskusinya---maaf---kayak Kang
 Dadang. Walaupun jarang nimbrung, saya yang ikutang milis tersebut
 karena di-invite, hampir selalu mengikuti diskusi di Milis JIL dan
 mereka cukup terbuka terhadap kritik-kritik terhadap mereka---termasuk
 dari Mas Arcon---yang tidak jarang membuat mereka terpojok, asal
 disampaikan dengan santun dan argumentatif. Yang justru sulit menerima
 pendapat yang berbeda justru milis kelompok konservatif. Posting saya
 mengenai Ahmadiah Tidak Setuju? OK, Tetapi Kenapa Harus Menyerang dan
 Merusak? tidak diloloskan.
 
 Yang bikin saya getun malahan posting tersebut juga tidak diloloskan
 di Milis Pengajian Kantor (yang membernya dalam waktu kurang dari dua
 bulan sudah melampaui WM)  yang ikut saya promosikan dengan sukarela
 ke milis-milis lain. Padahal posting-posting yang ngegebukin Ahmadiah
 dan JIL/Ulil dibiarkan lolos. Tidak itu saja posting-posting saya yang
 berikutnya tidak ada yang dimuat.
 
 Ini sekaligus merupakan indicator, bahwa dagangan JIL dengan kemasan
 dan cara jualan seperti sekarang ini---so far---gagal mencapai segmen
 (yang seyogyanya) mereka tuju) yaitu kelompok profesional. Kelemahan
 JIL yang terbesar saya pikir ialah kegagalan mereka dalam
 mengidentikasikan apa agama itu sebenarnya, dan mengapa orang
 membutuhkan dan menjalankan perintah agama. Mengapa orang---termasuk
 kelompok sangat terdidik---tidak sayang membuang uang puluhan juta
 hasil keringatnya untuk berhaji atau berumrah, dan jumlah itu
 meningkat dari tahun ke tahun.
 
 Para profesional yang tidak jarang otaknya bekerja 24 jam sehari butuh
 keteduhan dan jelas akan resisten terhadap gagasan-gagasan abstrak
 yang dibungkus dengan pekik-pekik gagah seperti kebebasan, persamaan,
 humanisme dan entah apalagi (tidak pernah hapal saya). Karena itu
 tidak mengherankan kalau ada kegiatan-kegiatan keagamaan di
 kantor-kantor yang mereka cari adalah ustadz konservatif seperti Irsan
 Tanjung, Arifin Ilham, Ary Ginanjar dan tentu saja AA Gym. Bahkan
 ketika Kelompok Kompas/Gramedia tahun lalu melakukan halal bil halal
 yang diundang memberikan siraman rohani adlah...Hidayat Nurwahid.
 
 Di TV swasta saya lihat Ulil cs hanya laku dijual di MetroTV. Tetapi
 di sana juga ada Pak Quraisy Sihab yang apa yang beliau katakan di
 sana pasti akan lebih didengar oleh para pemirsa muslim TV tersebut/   
 
 Yang bikin JIL keliatan hebat justru karena kedunguan cara konservatif
 menghadapi mereka seperti fatwa mati terhadap Ulil dulu.
 
 Wassalam, Darwin
 
 



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera 

[wanita-muslimah] Re: DPRD Bogor Minta Bupati Larang Aktivitas JAI

2005-07-26 Terurut Topik Mia
Nah, sekarang kita ikutin apa kiprahnya Bupati menanggapi DPRD itu. 
Kalo anggota DPRD minta larang aktivitas JAI masih bisa 
dimengertilah.  Tapi kalau Bupatinya trus nurutin permintaan tsb, 
ini namanya lampu merah.

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Mba Dini,
 
 Seorang Bupati itu sudah seharusnya wajib melindungi hak-hak 
warganya,
 dan bukankah kebebasan beragama itu dijamin dan dilindungi oleh 
negara?
 
 Sejauh yang saya tahu bahwa Jama'ah Ahmadiyah itu beragama Islam 
salah
 satu agama yang di lindungi dan dijamin hak-hak para penganutnya.
 Makanya bupati sebagai abdi negara tidak sepatutnya melakukan 
tindakan
 melarang keberadaan Ahmadiyah.





Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[wanita-muslimah] Rro MIA.Re: Fw: [PKS] Awas Milis Islam Liberal!!!

2005-07-26 Terurut Topik abdul latif
Assalamu'alikum wr wb
Bismilahirrahmanirrahiim
Sdr Mia yang disayangi Allah
 
Bersama ini saya kirimkan dua buah ayat Allah yang jarang sekali di ucapkan 
oleh ulama2 dan pendakwah2 islam di mesdjid2, tentu ada maksud nya untuk tidak 
menyampaikan ini bukan?
 Sekiranya ayat2 ini disampaikan kepada masarakat islam, sudah pasti mereka 
akan takut untuk mengingkari perintah Allah ini. Umat Islam wajib bersahabat 
dan tolong menolong dalam kebaikan untuk membangun bangsa. Ini adalah perintah 
dari Allah swt.
 

Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu 
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah 
sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku 
tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan 
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu 
kerjakan. (QS.5:8)

 

Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap 
orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu 
dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. 
(QS.60:8) .

 

Jadi untuk membentuk golongan islam yang moderat di Indonesia saya kira inilah 
kunci yang terbaik karena dari perintah Allah. PKB, PAN sudah melebur dari 
masarakat exclusif, begitu pula partai PAS di Malaysia sudah mau untuk bekerja 
sama dgn partai2 non Islam. Waktu pemilihan umum kita lihat partai2 exclusif 
dan calon2 pemimpin yang exclusive mendapat kekalahan bukan? artinya rakyat 
sudah mengerti dengan ulama2 ultra konserfatif tidak akan memberikan 
kesejahteran dan lapangan kerja. Negara2 asing pasti tidak mau bekerja sama 
dengan golongan2 islam yang ultra konserfatif itu. Artinya bangsa indonesia 
akan menjadi terbelakang lagi. Anak2 cucu kita yang akan menderita.

 

Semoga anda manfaatnya amin

Wasalamualaikum wr wb

 

 

Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
Cerita Pak Darwin Bahar cukup representatif di dunia maya maupun di 
dunia nyata, di masyarakat madani maupun di politik formal.

Kelompok liberal dan fundies/konservatif di Muslim Indonesia adalah 
anak-anak jaman.  So keberadaan mereka adalah proses alamiah saja, 
hasil dari perubahan jaman yang nggak bisa diikutin oleh NU dan 
Muhammadiyah, dan sejumlah partai-partai politik. Let's not complain 
about this phenomenon.

Bedanya garis konservatif (saya sebut konservatif saja, supaya 
kedengarannya lebih netral bebas bias), sekarang keliatan lebih high 
profile dan 'seolah' mendapatkan tempatnya di grass root.  Saya 
katakan 'seolah', karena sesungguhnya gerakan mereka adalah berbasis 
perkotaan, bukan rural.  So let's complain outloud on this phenomena.

Keluhan utama kita nggak usahlah ditujukan pada JIL per se.  Biarkan 
saja mereka menjadi gerakan pendobrak pemikiran.  Biarkan mereka 
menjadi 'obor' bagi kita semua, yang liberal maupun yang konservatif.

Keluhan harus ditujukan pada kita semua. Kita mainstream Indonesia 
yang corak Islamnya nggak 'gitu-gitu amat'.  Nggak chauvinis, nggak 
militan ala TimTeng, jauh dari macho.  NU darah biru yang terlalu 
nyaman dengan feudalism kyai langitannya.  Muhammadiyah yang dulu 
katanya dulu progressif tapi sekarang ketinggalan dengan metode-
metode terobosannya, malah dikuatirkan jatuh ke konservatism.  

Di politik formal, Islam moderat dan progressif mestinya diharapkan 
dari PKB, PDI, dan PAN.  Tapi semuanya masih bingung dan malu-malu 
dengan bagaimana membumikan pluralism dalam kiprah-kiprahnya. Mbok 
ya, bingung itu jangan kelamaan ntar menular!

Jadi, fokus utama kita untuk menjawab keluhan utama kita sendiri 
adalah bagaimana membumikan pluralism di masyarakat madani maupun 
politik formal yang saling bahu-membahu.  Baru-baru ini ketemuan 
dengan beberapa 'urang Bandung', yang keluhannya sejalan dengan Pak 
Darwin Bahar, yaitu wadah-wadah apa saja untuk menyalurkan energi 
kelompok moderat-liberal, yang merupakan ciri-ciri Muslim Indonesia?

Salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Darwin Bahar [EMAIL PROTECTED] 
wrote:
 Yang menulis Awas Milis Islam Liberal itu pasti belum pernah 
masuk
 Milis JIL, atau kalau sudah masuk cara diskusinya---maaf---kayak 
Kang
 Dadang. Walaupun jarang nimbrung, saya yang ikutang milis tersebut
 karena di-invite, hampir selalu mengikuti diskusi di Milis JIL dan
 mereka cukup terbuka terhadap kritik-kritik terhadap mereka---
termasuk
 dari Mas Arcon---yang tidak jarang membuat mereka terpojok, asal
 disampaikan dengan santun dan argumentatif. Yang justru sulit 
menerima
 pendapat yang berbeda justru milis kelompok konservatif. Posting 
saya
 mengenai Ahmadiah Tidak Setuju? OK, Tetapi Kenapa Harus Menyerang 
dan
 Merusak? tidak diloloskan.
 
 Yang bikin saya getun malahan posting tersebut juga tidak 
diloloskan
 di Milis Pengajian Kantor (yang membernya dalam waktu kurang dari 
dua
 bulan sudah melampaui WM)  yang ikut saya promosikan dengan 
sukarela
 ke milis-milis lain. Padahal posting-posting yang ngegebukin 

[wanita-muslimah] PRO MIA. Re: DPRD Bogor Minta Bupati Larang Aktivitas JAI

2005-07-26 Terurut Topik abdul latif
Assalamu'alaikum wr wb.
Bismilahirrahmanirrahiim
MIa, di amerika walaupun negara nya bersistem demokrasi, suara yang terbanyak 
menjadi pemenang. Untuk mayoritas tidak menjadi anarki kepada minoritas, 
dibuatlah undang2 untuk untuk memprotek haknya minoritas, inilah keadilan, 
inilah yang membuat amerika negeri aman dan harmonis antara bermacam macam 
agama dan bangsa aslinya. Inilah UU yang dikirimkan oleh Sato Sakaki.
Landasan kebijaksanaan ini adalah Amandemen Pertama
Undang-Undang Dasar Amerika Serikat (the First
Amendment of the US Constitution) yang berbunyi antara
lain: Kongres tidak boleh membuat undang-undang
berkenaan dengan penetapan agama, ataupun yang
membatasi kebebasan menjalankannya. (Lengkapnya:
Congress shall make no law respecting an establishment
of religion, or prohibiting the free exercise thereof;
or abridging the freedom fo speech, or of the press;
or the right of people peaceably to assemble, and to
petition the Government for a redress of grievances).

Jadi dengan adanya undang2 ini maka golongan minoritas terjamin hidupnya.
Semoga ada manfaatnya amin
wassalam.

Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
Nah, sekarang kita ikutin apa kiprahnya Bupati menanggapi DPRD itu. 
Kalo anggota DPRD minta larang aktivitas JAI masih bisa 
dimengertilah.  Tapi kalau Bupatinya trus nurutin permintaan tsb, 
ini namanya lampu merah.

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Chae 
[EMAIL PROTECTED] wrote:
 Mba Dini,
 
 Seorang Bupati itu sudah seharusnya wajib melindungi hak-hak 
warganya,
 dan bukankah kebebasan beragama itu dijamin dan dilindungi oleh 
negara?
 
 Sejauh yang saya tahu bahwa Jama'ah Ahmadiyah itu beragama Islam 
salah
 satu agama yang di lindungi dan dijamin hak-hak para penganutnya.
 Makanya bupati sebagai abdi negara tidak sepatutnya melakukan 
tindakan
 melarang keberadaan Ahmadiyah.





Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  



SPONSORED LINKS 
Man woman Fat woman Meet woman Fitness woman Single women 

-
YAHOO! GROUPS LINKS 


Visit your group wanita-muslimah on the web.
  
To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]
  
Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 


-




__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





Re: [wanita-muslimah] Re: Fw: [PKS] Awas Milis Islam Liberal!!!

2005-07-26 Terurut Topik kumincir
Hebat sekali

On 7/26/05, He-Man [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Pola kadrisasi ala PKS ini dikembangkan di Eropa pada masa era Depresi
 dimana banyak orang yang frustasi dan marah yang kemudian dimamfaatkan
 sejumlah politisi untuk berkuasa dengan memamfaatkan energy kemarahan
 dari rakyat.Mussolini , Franco , Hitler dan Stalin membangun kekuatannnya
 dengan cara seperti ini.


[Non-text portions of this message have been removed]



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





RE: [wanita-muslimah] Re: DPRD Bogor Minta Bupati Larang Aktivitas JAI

2005-07-26 Terurut Topik Tri Budi Lestyaningsih \(Ning\)

Kalau bagi saya, kalau musuhnya jelas, seperti negara kafir, ya malah
lebih tenang, mbak, karena ngerti apa yang musti dilawan. Anak saya
yang cewek sudah ngerti bahwa ngga boleh pindah agama, ga boleh nikah
sama non muslim, dsb..dsb.. Tapi kalau sama-sama Islam... kan lebih
susah mbedainnya mbak. 

Saya juga ngga setuju kok kalau main dengan kekerasan. Ada bagusnya
ditanyakan ke FPI, ada dalilnya ngga melabrak-labrak orang tak sepaham
dengan cara seperti itu? Siapa tahu ada dalilnya... saya juga ngga tau..

Saya hanya berusaha berfikir menggunakan sepatu pak Bupati. Dia tuh
bertanggungjawab dunia akhirat lho atas apa yang dipimpinnya. Tentu dia
tidak hanya perlu mensatisfy intelectual requirement dari kaum
educated.. Dia harus ensure bahwa keputusannya itu memang yang paling
benar dan bisa dipertanggungjawabkan dunia akhirat, gitu lho...

Wass,
-Ning

-Original Message-
From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Mia
Sent: Wednesday, July 27, 2005 10:01 AM
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subject: [wanita-muslimah] Re: DPRD Bogor Minta Bupati Larang Aktivitas
JAI

Yang nggak tenang itu siapa? Emangnye ente saja yang merasa nggak 
tenang? Nggak ada ketenangan seperti begitu di dunia ini. Emangnya 
Nabi Muhammad itu membawa ketenangan dalam keluarga Quraish? Nggak 
ah. Akhirnya mereka saling berbunuhan di antara keluarga.  So bukan 
ketenangan kayak gitu yang kita cari.  Ketenangan sejati datang dari 
kedalaman diri kita sendiri, lalu membumikan dirinya dalam kehidupan 
ini.  

Emangnye gue merasa tenang anakku sekolah di luar negeri, negeri 
kafir? Kalau aku ngirim email isi nasehat-nasehah, eh dikomentarin 
si anakku, isi emailnya kok kayak fortune cookies...:=( Emangnya Pak 
DWS merasa tenang dengan anak-anak perempuannya yang lahir dan besar 
di US - dalam arti dia harus 'punya kontrol' sepenuhnya kayak gitu, 
sehingga kudu ngadu ke legislatif setiap kali Yehovah Witness datang 
ke rumahnya, atau karena di sekolah anak-anak kondom dibagi-bagiin?

Mencari ketenangan seperti gitu itu, adalah ilusi. 

Pak Bupati bisa meresponsnya dengan beberapa cara. Misalnya membuka 
dialog rutin antara MUI dan tokoh-tokoh masyarakat dengan JAI. 
Menginstruksikan Polisi menangkapi FPI, kalo belum ditangkepin juga. 
Itu namanya bupati cerdas.

Masyarakat kita juga ternyata masih cerdas. Lihatlah hasil survey 
Republika.  

Coba bahas lebih lanjut ttg cerita pada jaman Nabi agama-agama lain 
yang dilarang menyebarkan agama di luar komunitas mereka. Sekalian 
konteks pada waktu itu.

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih 
\(Ning\) [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 Waduh rame nih...
 
 Kalau anak saya ada di suatu lingkungan di mana ajaran ini 
diajarkan,
 karena saya meyakini bahwa ini bukan ajaran yang benar, maka saya 
akan
 melarang anak saya untuk ikutan aliran tersebut. Apa anak saya akan
 menurut kepada saya? Belum tentu. Bisa saja dia terpengaruh dan 
lebih
 tertarik kepada ajaran tersebut.. apalagi dibandingkan dengan yang 
lain,
 mungkin, da'i-da'I dari aliran tersebut lebih pandai dan menarik (
 apalagi dibandingkan FPI ya? ). Akibatnya, saya merasa harus 
mengontrol
 dan menjaga anak saya terus, dan tidak bisa tenang bekerja lagi.. 
yah
 istilahnya, resah gitu lho
 
 Mungkin saya bukan satu-satunya orang tua yang memiliki keresahan 
di
 atas. Maka diinfokanlah kepada DPRD. 
 
 Pak Bupati? Beliau yang bertanggungjawab terhadap masyarakat yang
 dipimpinnya. Kalau masyarakatnya resah, ya jadi ngga produktif to? 
Apa
 yang harus dilakukannya? Paling minim ya meniadakan keresahan di
 masyarakat. Caranya gimana ? Melindungi masyarakat di bawah
 responsibility dia dari gangguan atau pengaruh aktivitas aliran
 tersebut. Cara kongkritnya gimana? Ya dilaranglah aktivitas aliran
 tersebut.
 
 Jadi, kalau bupati mengambil keputusan untuk melarang aktivitas 
aliran
 tersebut, tujuannya paling minim adalah untuk menghilangkan 
keresahan
 pada masyarakat, dan supaya masyarakat bisa hidup lebih tenang, dan
 lebih produktif juga, tentunya... Bagaimana dong dengan penganut 
aliran
 tersebut? Mereka bisa saja dibiarkan melakukan aktivitas internal 
di
 antara mereka sendiri tanpa mengganggu orang lain. Waktu jaman 
rasul kan
 juga gitu.. orang non-Muslim tetap dibiarkan beraktivitas ritual, 
hanya
 tidak dibolehkan menyebarkan agamanya di luar komunitas mereka..
 
 Wassalaam,
 -Ning
 





Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
 
Yahoo! Groups Links



 




Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita 

[wanita-muslimah] Re: DPRD Bogor Minta Bupati Larang Aktivitas JAI

2005-07-26 Terurut Topik Mia
Terimakasih mbak Ning. Sorry, kalau saya rada gegap gempita, biar 
seru dikit tuh. Emangnya He-Man aja yang bisa heboh..:-)

Oke, kita liat di negeri sendiri. Emangnya saya merasa tenang karena 
sepanjang kehidupan saya, saya menyaksikan mesjid-mesjid dan kampung 
dimana saya tinggal dengan keluarga, pada akhirnya selalu direbut 
oleh kelompok fundies/konservatif. Yang bikin lebih rumit karena 
sebagian mereka keluarga juga?

Emangnya sebagian Muslim lain merasa tenang setelah melihat FPI 
merangsek kampung orang? Saya berani bertaruh sebagian (besar) 
Muslim Indonesia nggak merasa tenang karena ini. Tolonglah melihat 
dari kacamata mereka juga. Apa gggak miris merasakan yang dirasakan 
orang lain dengan keluarga dan kampungnya yang diobrak-abrik? Dimana 
lagi tempat kita berlindung? Berjuang mempertahankan rumah kita 
sendiri yang tadinya aman dan aman bagi orang lain adalah jihad.

Dimanakah dan siapakah musuh itu? Apakah militansi itu harus selalu 
timbul karena kita merasa punya musuh? Seperti He-Man merasa militan 
karena dia punya musuh PKS, misalnya nih...:-) Bagaimanakah kita 
mengidentifikasi musuh dengan tepat kita dengan strategi ini? Selain 
itu bisakah kita membentuk militansi dengan cara-cara lain yang 
bukan macho chauvinist? Barangkali saja kita harus mencari cara 
kreatif lain ketimbang merasa punya musuh.

FPI ditanyain kenapa merangsek rumah orang? Lha, kan selama 
peristiwa itu pemimpin-pemimpinnya selalu selalu muncul di teve dan 
menjelaskan kenapa mereka melakukan itu?  Mbok ya tangkep dulu, baru 
ditanyain di pengadilan.  Kenapa nggak gitu mbak?  Sejujurnya saya 
nggak terlalu musingin kiprah FPI yang seperti orang utan gila dan 
lama kelamaan bisa dikucilkan di kelompoknya sendiri. Yang saya 
ketengahkan di sini, apa kesepakatan kita tentang aksi-aksi 
kekerasan seperti ini?

Oke lah Bupati bertanggungjawab di akhirat, setuju saja. Tapi mbak 
Ning belum mendiskusikan cara-cara lain yang saya tawarkan misalnya 
dengan dialog rutin, dan tangkepin FPI.

Salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih 
\(Ning\) [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 Kalau bagi saya, kalau musuhnya jelas, seperti negara kafir, ya 
malah
 lebih tenang, mbak, karena ngerti apa yang musti dilawan. Anak 
saya
 yang cewek sudah ngerti bahwa ngga boleh pindah agama, ga boleh 
nikah
 sama non muslim, dsb..dsb.. Tapi kalau sama-sama Islam... kan lebih
 susah mbedainnya mbak. 
 
 Saya juga ngga setuju kok kalau main dengan kekerasan. Ada bagusnya
 ditanyakan ke FPI, ada dalilnya ngga melabrak-labrak orang tak 
sepaham
 dengan cara seperti itu? Siapa tahu ada dalilnya... saya juga ngga 
tau..
 
 Saya hanya berusaha berfikir menggunakan sepatu pak Bupati. Dia tuh
 bertanggungjawab dunia akhirat lho atas apa yang dipimpinnya. 
Tentu dia
 tidak hanya perlu mensatisfy intelectual requirement dari kaum
 educated.. Dia harus ensure bahwa keputusannya itu memang yang 
paling
 benar dan bisa dipertanggungjawabkan dunia akhirat, gitu lho...
 
 Wass,
 -Ning
 





Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [wanita-muslimah] Re: Fw: [PKS] Awas Milis Islam Liberal!!!

2005-07-26 Terurut Topik kumincir
Masa' alm. KH Ahmad Dahlan disebut LIBERAL gara2 kegiatan2 di bawah? 
Bukankah sudah dari sananya (maksud saya, ada dalam Qur'an) Islam itu 
mengakui pluralitas (kalo pluralisme , saya nggak tau...), ...untukmu 
agamamu, untukku agamaku. Kalau istilah RADIKAL DI JAMANNYA mungkin saya 
setuju, waktu itu kan dasi masih banyak yang nganggap haram...

adn

On 7/27/05, He-Man [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
  Beda misalnya dengan K.H Ahmad Dahlan dia juga sangat liberal
 di jamannya.Beliau memberi perempuan kesempatan untuk berorganisasi
 bahkan kemudian mendukung tuntutan agar perempuan diperkenankan
 turut berkiprah dalam politik.Mendirikan rumah sakit dengan dokternya
 didominasi dokter kristen Belanda dan dipimpin oleh seorang kejawen
 yang condong pada paham manunggaling gusti , mendirikan sekolah 
 dengan mengadopsi pola pengajaran di sekolah kristen dll.


[Non-text portions of this message have been removed]



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[wanita-muslimah] Re: Tokoh Agama Mengutuk

2005-07-26 Terurut Topik muizof
Oalah mbak Mia, sampeyan dituduh impulsif sama orang tua saja kok 
sedihnya bukan main. Berbeda pendapat itu biasa, kalau terlalu 
berharap dipuji orang lain termasuk orang tua seperti Abah HMNA, ya 
pasti akan ngenes sendiri. 

Kalau di mata saya sampeyan itu nggak impulsif mbak, masih obyektif 
kok. Secara historis MUI itu pada awal mulanya bisa menerima 
kehadiran Ahmadiyah, kalaupun kemudian berubah 180 derajat memusuhi 
ahmadiyah itu persoalan the man behind the gun. Ada apa dengan 
MUI ??? bukankah Ahmadiyah jaman dulu (saat diterima MUI) tidak 
mengalami perubahan hingga era sekarang ??? Pertanyaan ini lumrah 
diajukan, tidak haram kok bila bertanya demikian, lagian umat berhak 
tahu mengapa ada perubahan sikap pada lembaga MUI ??

Kalau Allah tidak langsung membinasakan iblis yang nyata-nyata sesat 
dan ingkar pada perintah-Nya supaya bersujud pada Adam ??? malah 
negosiasi sang iblis supaya ditangguhkan masuk ke neraka sampai hari 
kiamat dikabulkan Allah kan ???

Kalau Nabi Nuh dan Luth tidak membinasakan anak dan istrinya yang 
nyata-nyata menolak beriman kepada Allah kan ??? Nabi Ibrahim tidak 
membinasakan sang Bapaknya sendiri yang nyata-nyata jadi produsen 
berhala kan ??? Nabi Muhammad tidak membinasakan pamanda Abu Thalib 
yang emoh mengucapkan syahadat hingga akhir hayatnya kan ?? malah 
kematian sang pamanda diperingati sebagai Aamul Huzni = tahun 
kesusuahan.

Lantas mengapa umat islam indonesia yang mayoritas sunni tidak 
meneladani sikap Allah dan para nabi dan rasul-Nya ??? 

Memang ada ayat suci al qur'an berbunyi, assyiddaa'u 'alal kuffar = 
bersikap keras pada orang kafir, yang jadi pertanyaan apakah 
sembarang orang kafir harus disikapi keras ???, bukankah hanya kafir 
harby saja yang boleh diperangi ??? lha kalau sembarang orang kafir 
diperangi wah, tetangga kita orang non muslim pastilah tidak aman 
dari kita, apa ya begitu cara implementasi dari ayat suci tsb ??? lha 
buktinya Nabi Muhammad bisa hidup berdampingan dengan damai bersama 
kaum yahudi dan nasrani serta atheist di madinah, begitu mereka 
memusuhi ya lain lagi kan ceritanya ??

Wassalam
Abdul Mu'iz


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mia [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Saya pribadi merasa kecewa dengan Abah HMNA.  Bahwa Abah telah 
 menilai saya dan mbak Anita begitu impulsif menghakimi fatwa MUI.  
 Atas dasar apa?
 
 Mungkin saya nggak akan terlalu kecewa kalau saja Abah sebelumnya 
 juga menilai bahwa FPI dkk itulah yang impulsif dan menghakimi, 
 bahkan melakukan tindakan kriminal merangsek kampung orang.
 
 Kenapa sekarang saya yang dituduh impulsif menghakimi fatwa MUI? 
 Padahal postingan-postingan saya seputar Ahmadiyah cuma mendukung 
 yang dikatakan mbak Anita, dan memberi masukan kepada MUI untuk 
 mengeluarkan fatwa yang obyektif seadanya sesuai kiprah nyata 
 organisasi itu. Tanpa label 'sesat' dan semacam itu.  Apalagi MUI 
 Bogor mengendorsenya lagi sesudah kejadian FPI itu.  Perhatikan, 
 semua ini saya kaitkan dengan peristiwa merangsek, mengusir dan 
 mengultimatum kelompok Ahmadiyah tsb. BUKAN perbedaan pandangan 
kita 
 terhadap Ahmadiyah. Saya nggak terlalu paham Ahmadiyah, walaupun 
 sesekali baca tentang mereka. Soalnya merasa nggak punya 
 temen/kenalan orang Ahmadiyah.  Yang jelas, Ahmadiyah itu bukannya 
 kelompok cult bunuh diri seperti Wacko yang dirangsek oleh operasi 
 tentara Amerika itu. 
 
 So yang terpenting bagi saya dalam diskusi WM ini, apakah kita 
semua 
 bersepakat bahwa tindakan FPI dkk itu kriminal dan harus 
dituntut??? 
 Kita bukanlah mereka, dan kita membuat garis tegas disini. 
 
 Soal diskusi ttg Ahmadiyah ini-itu sih lain lagi. Karena itu saya 
 jadi sedih sendiri, kenapa sekarang saya yang malah dituduh 
impulsif 
 dan menghakimi MUI?.:-((
 
 Salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurrahman 
 [EMAIL PROTECTED] wrote:
  
  Ass. wr.wb.
  Ada dua cabang Ahmadiyah, yaitu Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah 
 Lahore, MUI memfatwakan sesat hanya pada Ahmadiyah Qadiyan, bukan 
 pada Ahmadiyah Lahore, yang tidak mengakui kenabian Ghulam Ahmad. 
  Anita dan Mia, kok begitu impulsif menghakimi fatwa MUI. Saya 
 katakan impulsif, karena anda berdua menghakimi fatwa MUI tanpa 
 perbekalan ilmu dan informasi yang cukup ttg Qadiyanism. Ini saya 
 beri input:
  Wassalam
  HMNA
 




Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]


[wanita-muslimah] Michael Vatikiotis: Death in Jakarta

2005-07-26 Terurut Topik Dharmawan Ronodipuro
Michael Vatikiotis: Death in Jakarta 
Michael Vatikiotis International Herald Tribune 
WEDNESDAY, JULY 27, 2005

 
JAKARTA It's easy to be optimistic about Indonesia these days. The economy is 
growing at a decent clip, and foreign investors are at last showing real 
interest in the country. The seven-month old government of President Susilo 
Bambang Yudhoyono has inspired real confidence in the future and sentiment is 
bullish. 
 
But it would be wrong to assume that everything is getting better in the 
republic. For many people in Jakarta, the government's incapacity to fix things 
was brought home to them by the heart-wrenching story of a poor garbage 
collector called Supriono.
 
Like countless tens of thousands living on the margins in Jakarta, Supriono's 
only real possession in life was the plywood trolley that he bought for five 
dollars and used to collect plastic bottles and cardboard for recycling. So 
when his three-year old daughter, Nur Hairunisa, fell sick with diarrhea, he 
was at a loss over what to do.
 
Supriono's average daily wage is a little over a dollar, while a visit to the 
local clinic cost him 50 cents. Poor and uneducated, he did not understand what 
he needed to do for his dehydrated girl, nor could he afford another visit to 
the clinic. Hairnusia died as he carried her fever-wracked body in the back of 
his filthy plywood cart early in the morning on June 5th.
 
Desperate to bury his daughter, he had no money to pay for an ambulance to take 
her to a nearby cemetery. So he decided to carry her several kilometers in his 
cart to a Jakarta train station to reach the town of Bogor, outside the city, 
where he had friends who could help him. It was while he waited at the city's 
Tebet station, carrying his daughters body in a sheet of cloth in his arms and 
still with less than a dollar to his name, that local vendors grew suspicious 
and called the police.
 
The police questioned Supriono for hours. They took his daughter's body to a 
nearby hospital and wanted to do an autopsy. Supriono, a Muslim, was distraught 
and anxious to bury little Hairnusia before sundown, in accordance with Islamic 
custom. No one thought to give him the money to pay for an ambulance to take 
her to a graveyard, which is all he wanted. Questioned later by the media, 
hospital officials said that they had no choice - if they helped Supriono, they 
would have to help everyone. There simply wasn't the budget for this kind of 
aid.
 
In the end, a group of neighbors from a city district where Supriono had once 
rented a cardboard shack pooled the money to pay for the ambulance that 
eventually took her for burial at a city cemetery. It cost about 50 dollars.
 
A tabloid newspaper that reported Supriono's plight found that the story struck 
a chord. The tabloid Warta Kota told Supriono's life story; Supriono himself, a 
wiry man looking much older than his 38 years, was interviewed on the radio, 
and became the hot topic on Web sites and Internet blogs. The following week 
dozens of demonstrators carrying dummy corpses wrapped in white sheets appeared 
outside the presidential palace to highlight the desperate conditions of 
Jakarta's poor.
 
The tragedy of Supriono is one played out daily in this city of more than 12 
million, where middle class Indonesians who ride the tree-lined boulevards in 
brand new SUVs were recently shocked to hear that more than 8,000 children in 
the city were suffering from malnutrition. There are thought to be more than 
1.5 million malnourished children across the country; Indonesia's rate of 
infant and maternity mortality is the highest in Southeast Asia. An outbreak of 
polio, a disease the world is thought to have beaten, indicates just how bad 
things are for the poor. 
 
Sadly political reform and economic recovery has barely touched the country's 
poor, who have only gotten poorer since the economic crisis and the downfall of 
Suharto in 1998. 
 
The government's capacity to help has, if anything, deteriorated. The old 
network of rural clinics and logistical food depots Suharto created to feed 
people and keep them reasonably healthy have fallen into decline since budgets 
were trimmed and government functions were devolved to the regions, where they 
lack the funds to keep these critical outposts of welfare going. Patients at 
city hospitals in Jakarta are usually asked to make cash down payments before 
being treated. 
 
No one in government could help Supriono. He simply fell through the cracks. It 
fell to his neighbors, the media and civil society to support him. Now this 
formerly anonymous garbage collector has become something of a minor celebrity, 
an emblem of the poor. Even the private sector has weighed in to help. 
Indonesia's largest flour miller, Bogasari, has tracked down Supriono and plans 
to buy him a new cart, one he can sell noodles from. Presumably noodles made 
with Bogasari flour.
 
(Michael Vatikiotis is a visiting research fellow at the 

[wanita-muslimah] Ahmadiyah and the vulgarization of Islam

2005-07-26 Terurut Topik ayeye1
http://www.thejakartapost.com/detaileditorial.asp?fileid=20050727.F05irec=4



It is said that one of the roots of religious violence or terrorism is
the teaching of hate toward others and a monopoly of the
entitlements of truth. There is a difference between us and them.
This kind of belief grows rapidly in the modern, globalization age. In
short, it is not merely the texts or the interpretation of holy texts
that produces vandals or terrorists, but also this context.

*

Ahmadiyah and the vulgarization of Islam

Ahmad Najib Burhani, Jakarta

The recent attack on the Mubarok campus, a compound used by the
Indonesian Ahmadiyah Congregation (JAI) in Bogor on Friday on July 8,
by a swarm of brutes calling themselves the Indonesian Muslim
Solidarity (GUII) adds an extensive list of grievous events related to
Muslim tolerance and religious freedom in Indonesia.

This case creates the face of Islam, which is nowadays often portrayed
in a very ugly way, and becomes more horrific and scarring. Draconian
attitudes manifested by some Muslims are not merely directed toward
non-Muslims. It is also directed at their fellow Muslims, who have a
different understanding of religious belief, so they also act harshly.

Some questions that frequently occur are the following: Is Islam
really a non-humanistic religion? Or, this is only an accusation or
misperception addressed to Islam. How about the immoral deeds
conducted by some of its followers? Is the theology of terror, as
mentioned in AF Fanani  A Amirrachman's article, Dialog,
understanding the best ways to end theological terror? (The Jakarta
Post, July 22), truly embedded in Islam?

Is vandalism or terrorism a characteristic of Arabic people, as
insinuated in Sutiono's article, Stop Equating Islam with the Arab
World, (The Post, July 22), which should be separated from Islam? Are
the cruel attitudes rising from certain religious doctrines or are
they emerging from tradition and culture of Muslim society?

For some Muslim apologists, as mentioned by Khaled Abou el Fadl
(2003), the easiest rhetorical answers for these questions are the
following: It is unfair to intermingle Islam with the deeds of its
adherence. Islamic doctrines and teachings should also be seen as a
separate matter from Muslim culture and tradition. Any person from any
religion could conduct violence and radical acts, not solely Muslims.

By separating Islamic doctrines and teachings from Muslim people --
similarly for other religions -- it would be clearly seen that Islam
absolutely never teaches or calls its followers to do acts against
humanity.

Another interesting answer, as mentioned in Karen Amstrong's article,
Blame the politics, not the religion of Islam (The Post, July 13) is
by attributing responsibility for a bad deed to the local or
international government policy.

These answers, in my view, do not satisfy people's curiosity about the
relation between Islam and some of its followers who often conduct
violent actions. It is completely impossible for a terrorist suspect
like Heri Kurniawan (Heri Golun) to suddenly say, without any
hesitation, to his family that he is going to wage jihad (by carrying
out a suicide bombing in front of Australian Embassy in Jakarta).

To a certain degree, the act of some people to attack JAI's compound
is similar to Heri's deed. It is undoubtedly not possible for the
members of the FPI (Front Pembela Islam) or the LPPI (Lembaga
Penelitian dan Pengkajian Islam) to spontaneously be convinced that
JAI is deviating from the truth and misled, and so should be raided.

Because of poverty, a number of people bravely kill themselves
intentionally. However, to carry out a suicide bombing, poverty is not
a strong reason to arouse people's desire to do so. Behind poverty,
there are of course some strong ideological reasons convincing the
suicide bomber that his deed would be rewarded in heaven; he would get
a title, syahid (martyr). Without neglecting that some of the
attackers were blind followers or had a personal interest, it has been
assumed that the attackers on JAI's compound got some indoctrination
before their deed was done in God's name.

It is said that one of the roots of religious violence or terrorism is
the teaching of hate toward others and a monopoly of the
entitlements of truth. There is a difference between us and them.
This kind of belief grows rapidly in the modern, globalization age. In
short, it is not merely the texts or the interpretation of holy texts
that produces vandals or terrorists, but also this context.

The holy texts can be used or manipulated as divine justification for
a certain non-humanistic action whenever the context gives ground or
support to this effort. However, if we continuously receive the
ideology of hatred, small or only superficial incidents around us
could also give rise to more vandals and terrorists.

Poverty is a fertile ground for nurturing radicalism. This is a place
where someone can easily 

Re: [wanita-muslimah] Re: PP Muhammadiyah Mengecam Kekerasan Terh adap Ahmadiyah

2005-07-26 Terurut Topik D'Laudza


Anita Tammy [EMAIL PROTECTED] wrote:

Apalagi cuma sekedar beda cara sholat,

ini asli perkataan anda, saya kira keseleknya kamu disini, padahal udah jelas 
sabda rasul shallu kama ra'aitumuu nii ushalli, tarikus shalah juga dibunuh, 
murtad dibunuh, dan anda harus paham ketika melihat sebuah agama, mana yang 
termasuk pada rana yang sifatnya personal dan yang non-personal, kalau rasul 
perang tentu bukan berkaitan dengan hal2 yang sifatnya personal seperti memeluk 
agama atau meninggalkan shalat (ini akan dihukum secara hukum islam bukan 
diperangi, masak mau bunuh nyamuk mau pakai bom atom), melainkan karena hal2 
yang sifatnya publik terkait dengan kemaslahatan umat dan agama islam, dan 
bukan kebebasan perorangan untuk merongrong hal2 sifatnya mendasar dalam agama 
islam

salam

laudza


 belajar 
sejarah
 yang banyak ya
 
 -Original Message-
 From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of He-Man
 Sent: 22 Juli 2005 5:28
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: PP Muhammadiyah Mengecam 
Kekerasan
 Terhadap Ahmadiyah
 
 
 Dulu seorang shahabat menawarkan pada nabi s.a.w untuk membunuh 
Abdullah
 bin Ubay , tapi Rasulullah menolaknya dengan alasan Apa nanti 
kata orang
 kalau
 Rasul Allah membunuh sahabatnya sendiri , padahal Abdullah bin 
Ubay
 jelas-jelas
 orang munafiq.
 
 Rasulullah s.a.w sendiri tidak pernah membunuh orang yang 
menghinanya pada
 masa dakwah.Bahkan pada waktu penaklukkan Mekkah semuanya diberi
 amnesty.
 
 Jadi wacana-wacana kekerasan atas nama aqidah itu pada dasarnya 
tidak
 pernah dicontohkan Rasul, cuma berlandaskan hawa nafsu para ulama-
ulama
 radikal yang ingin menguasai orang lain.
 
 - Original Message -
 From: Dini [EMAIL PROTECTED]
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Sent: Thursday, July 21, 2005 9:10 PM
 Subject: [wanita-muslimah] Re: PP Muhammadiyah Mengecam Kekerasan 
Terhadap
 Ahmadiyah
 
 
 
  Masalahnya gak sesimple itu mbak.. kalo dah masalah menyangkut
  akidah.. umat islam pasti bakal ambil tindakan..
 
 
 
 
 Milis Wanita Muslimah
 Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun 
masyarakat.
 Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
 ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-
muslimah/messages
 Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
 Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
 
 This mailing list has a special spell casted to reject any 
attachment  
 Yahoo! Groups Links




Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  




SPONSORED LINKS 
Fat woman Meet woman Fitness woman Man woman Single women 

-
YAHOO! GROUPS LINKS 


Visit your group wanita-muslimah on the web.
  
To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]
  
Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 


-




__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[wanita-muslimah] Re: DPRD Bogor Minta Bupati Larang Aktivitas JAI

2005-07-26 Terurut Topik Mia
Saya bilang sori karena lebih seneng 'dancing' dengan mbak Ning, 
ketimbang sama Dadang cs.

Waktu mbak Ning dan saya mencari 'ketenangan', saya bilang itu 
adalah ilusi - pencarian yang sia-sia. Ber-ilusi berpanjang-panjang 
itu dilarang di Quran loh.

Sekarang mbak Ning mencari kebenaran dengan membandingkan kiprah FPI 
dan JAI.  Mbak Anita sudah menyebutkan perbedaan antara FPI dan JAI, 
dan dimana kita melihat kebathilannya.  Kebathilan yang dilakukan 
FPI yang hobinya merangsek orang lain, harus dibalas dengan tuntutan 
hukum. Setuju nggak? Ini saja belum jelas dari kebanyakan temen 
disini.

Pak MUiz sudah menjelaskan dengan cukup bagus, saya kutip 
sedikit: Lantas mengapa umat islam indonesia yang mayoritas sunni 
tidak meneladani sikap Allah dan para nabi dan rasul-Nya ???

Memang ada ayat suci al qur'an berbunyi, assyiddaa'u 'alal kuffar =
bersikap keras pada orang kafir, yang jadi pertanyaan apakah
sembarang orang kafir harus disikapi keras ???, bukankah hanya kafir
harby saja yang boleh diperangi ??? 

Dialog adalah suatu permulaan dari penyamaan persepsi dan bukan 
penyamaan pendapat. Di milis ini kita bisa latihan dialog dan 
dipraktekin di dunia beneran. Dan siapa bilang berdialog itu mudah. 
Lihat saja dialog ala Dadang cs.  Kok jadi rindu Sato gara-gara 
Dadang...:-)) Tapi ini kan berproses. Jadi sabarlah. Mumetnya jangan 
lama-lama yak..

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Tri Budi Lestyaningsih 
\(Ning\) [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 Ngga usah pake sori-sori lha mba... biasa aja.. akunya asik-asik 
aja
 kok..hehehe.
 
 Menurut saya, aksi FPI dan JAI sebaiknya dilihat sebagai kasus yang
 berbeda. Bisa saja keduanya salah, keduanya benar atau salah 
satunya
 yang salah. Maksud saya keduanya bukan togle yang berarti bila 
yang satu
 benar yang lainnya salah. Dan juga kita sebaiknya mencari 
kebenaran, dan
 bukan mencari mana yang benar dan salah di antara keduanya , 
misalkan
 dengan membandingkan keduanya.
 
 Dalam beberapa e-mail, percakapan jadi ngga nyambung dan debat 
kusir
 karena perbandingan-perbandingan seperti di atas. Contohnya saja 
ada
 yang mencontohkan bahwa di negara kafir kita diperlakukan baik 
(tidak
 menyerang/sopan) oleh orang kafir... trus langsung ada yang 
menyela :
 bagaimana dengan serangan di Iraq dan Afganistan? Lha.. kan ngga
 nyambung to? Kalau kita diperlakukan baik oleh orang kafir, ya 
kita juga
 sopan dan baik kepada mereka.. sudah sewajarnya to.. Di lain sisi,
 penyerangan kepada saudara-saudara kita di Iraq dan Afghanistan 
juga
 harus kita benci dan kita kutuk.. ya to? 
 
 Untuk dialog, saya rasa memang ini yang sangat kurang dilakukan 
oleh
 kita semua. Dan kita memang tidak punya kerangka dialog dan
 communication prptocol yang effective di semua lapisan. Sering
 keputusan, labelling dll dilakukan dengan informasi yang sepotong. 
Yang
 parahnya lagi, kita ngga punya orang atau lembaga yang dipercaya 
oleh
 banyak orang, sehingga bingung kalau ada dispute siapa yang 
dibolehkan
 ngambil decision. Wong MUI yang katanya adalah yang authorized 
untuk
 membuat fatwa di sini juga ngga dipercaya kok.. lha trus siapa yang
 boleh dan bisa dipegang ? Kalau memang MUI itu perangkat 
pemerintah dan
 mengambil keputusan, kemudian ada yang tidak setuju mungkin 
seharusnya
 ya protes langsung ke MUI.. nda boleh mempengaruhi masyarakat, 
nanti
 disebut menghasut lho... (istilah pak Chodjim).
 
 Mummet aku mbak...
 Wassalaam,
 -Ning  





Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[wanita-muslimah] Re: PP Muhammadiyah Mengecam Kekerasan Terh adap Ahmadiyah

2005-07-26 Terurut Topik Mia
Ini nggak salah? tarikus salah dibunuh, murtad dibunuh. Trus ada 
peronal, non personal, hukum secara Islam...kayak sekularis Sato 
saja nih. Ditanggung mbak Ning tambah mumet baca yang kayak gini.  
Apalagi AQ...masak kader PKS kayak gini, ini mestinya disingkirin 
dari PKS karena ngrusak kurikulum PKS dan akan menjadikan kader PKS 
radikal di masa depan...

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, D'Laudza [EMAIL PROTECTED] 
wrote:
 
 
 Anita Tammy [EMAIL PROTECTED] wrote:
 
 Apalagi cuma sekedar beda cara sholat,
 
 ini asli perkataan anda, saya kira keseleknya kamu disini, padahal 
udah jelas sabda rasul shallu kama ra'aitumuu nii ushalli, tarikus 
shalah juga dibunuh, murtad dibunuh, dan anda harus paham ketika 
melihat sebuah agama, mana yang termasuk pada rana yang sifatnya 
personal dan yang non-personal, kalau rasul perang tentu bukan 
berkaitan dengan hal2 yang sifatnya personal seperti memeluk agama 
atau meninggalkan shalat (ini akan dihukum secara hukum islam bukan 
diperangi, masak mau bunuh nyamuk mau pakai bom atom), melainkan 
karena hal2 yang sifatnya publik terkait dengan kemaslahatan umat 
dan agama islam, dan bukan kebebasan perorangan untuk merongrong 
hal2 sifatnya mendasar dalam agama islam
 
 salam
 
 laudza
 





Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/