[wanita-muslimah] Re: Konferensi melawan rasisme, diskriminasi dll - Obama

2009-04-23 Terurut Topik eyang_mbelgedes
Tahukah kita mengenai arti kata 'diskriminasi'? Sebenarnya arti denotatif dari 
kata 'diskriminasi' ini kan 'membedakan' ya toh? 
Lha Gusti Allah kan juga membeda-bedakan binatang yang dibikin: anjing, singa, 
babi, pitik, ikan, manusia, dsb. Lalu siapa yang bikin aturan ini haram atau 
itu halal, hayo? Gusti Allah? Kalau demikian, Gusti Allah juga diskriminatif 
dong, hehehe... Siapa gerangan yang menentukan seseorang baik atau buruk? Gusti 
Allah? Kalau benar demikian Gusti Allah juga diskriminatif. 

Waktu bikin manusia kan cuma ngambil lempung, lempungnya terus disebul (seperti 
gulali itu lho), kunfayakun, jadilah manusia. Lempungnya dari Gusti Allah. 
Rohnya dari Gusti Allah. Kemudian, disaat mati, manusia juga kembali menjadi 
lempung debu, rohnya kembali ke sumbernya. Kalau bener demikian mekanismenya 
berarti Gusti Allah nggak diskriminatif. Lha nek Gusti Allah membiarkan 
ciptaannya tidak kembali ke dirinya, diskriminatif itu.

Dah pada jumatan kan, jangan serius-serius amat. Besok liburan.
Yuk ya...

 




[wanita-muslimah] Kiat Bersabar

2009-04-23 Terurut Topik muhamad agus syafii
Kiat Bersabar

By: Prof. Dr Achmad Mubarok MA


Sepanjang kehidupan manusia, problem silih berganti datang, karena makna 
kehidupan itu sendiri adalah bagaimana menghadapi problem. Secara teologis, 
problem kehidupan adalah tantangan yang akan mengklasifikasi mana orang-orang 
baik dan tidak baik, mana orang yang tahan uji dan mana orang yang lemah. 
Secara teori, orang mukmin akan selalu beruntung, karena ia bersyukur ketika 
memperoleh keberuntungan dan bersabar ketika menghadapi kesulitan. 

Sebaliknya orang tak beriman selalu tak beruntung, ketika memperoleh 
keberuntungan ia lupa diri dan ketika menghadapi kesulitan berat ia lupa 
ingatan. Sabar ialah tabah hati tanpa mengeluh dalam menghadapi cobaan dan 
rintangan, dalam jangka waktu tertentu, dalam rangka mencapai tujuan. 

Untuk dapat bersabar, Islam mengajarkan kiat bersabar sebagai berikut:

1.Tahan ketika menghadapi hantaman pertama. Rasulullah pernah bersabda:

Innamassabru indassad matil uulaa

Artinya: Sabar yang sesungguhnya ialah ketika menghadapi hantaman pertama.

2. Ketika ditimpa musibah, segera mengingat Allah dan mohon ampunannya. Firman 
Allah SWT :

Artinya: (Orang-orang yang sabar ialah)  mereka yang ketika ditimpa musibah, 
berkata; sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kami akan 
kembali kepada Nya. (al Baqarah: 156).

3. Tidak menampakkan musibahnya kepada orang lain, seperti yang dicontohkan 
oleh istri Abu Talkhah (Ummu Sulaim) ketika ditinggal mati anaknya. (dikisahkan 
dalam hadis Riwayat Muslim).
 
4. Sabar menghadapi semua cobaan dengan ikhlas kepada Allah SWT. Allah 
berfirman dalam hadis Qudsy:  

Hambaku yang mukmin, yang bersabar dengan pasrah kepadaKu ketika kekasihnya Aku 
panggil kembali (mati), kepadanya tak ada balasan yang layak dari Ku selain 
sorga. (HR. Bukhari)

sumber, http://mubarok-institute.blogspot.com

Wassalam,
agussyafii


--
Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU) Minggu, 
tanggal 17 Mei 2009, di Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek 
Peruri, RT 001 RW 09, Sudimara Timur, Ciledug. TNG. Program 'Amalia Cinta Bumi 
(ACIBU)' mengajak. 'Mari, hindari penggunaan kantong plastik berlebihan, 
bawalah kantong belanja sendiri. Sebab Kantong plastik jenis polimer sintetik 
sulit terurai- Bila dibakar, menimbulkan senyawa dioksin yang membahayakan- 
Proses produksinya menimbulkan efek berbahaya bagi lingkungan.' Mari kirimkan 
dukungan anda pada program 'Amalia Cinta Bumi' (ACIBU) melalui 
http://agussyafii.blogspot.com atau sms 087 8777 12431




  

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Suri

2009-04-23 Terurut Topik Sutan Paruik Gadang
Aku tersadar dengan perasaan yang luar biasa asing. Kepalaku bagian belakang 
sakit luar biasa. Perlahan aku buka kelopak mataku. Tapi yang tampak hanya 
hitam, gelap, pekat. Aku tutup mataku, lalu aku buka kembali, untuk memastikan 
bahwa kelopak mataku benar terbuka. Hasilnya sama, gelap. Butakah aku?

Perlahan kesadaran menjalari seluruh tubuhku. Aku merasa sedang berbaring 
miring di atas alas papan keras, sedikit terendam air. Punggungku disangga oleh 
bantal lunak namun dingin. Tubuhku berbalut selimut tipis namun ketat, yang tak 
kuasa sedikitpun menghangatkan tubuhku. 

Kurebahkan badanku telentang. Kulepaskan tanganku dari belitan selimut tipis, 
lalu aku gerakkan ia untuk mencari tahu. Segera tanganku terbentur, kanan, 
kiri, atas. Aku berada di sebuah ruang sempit lagi rendah. Kuraba lagi 
langit-langit ruangan ini. Sangat rendah, tak cukup tinggi kalau aku sekedar 
ingin duduk sekalipun. 

Ku hentikan usahaku untuk mencari tahu lebih jauh dengan rabaan tangan, karena 
itu melelahkan. Aku lemaskan seluruh tubuhku, lalu berfikir. Lalu gagasan itu 
datang begitu saja, dan tentu saja sangat menakutkan. Aku sudah mati! Kini aku 
sedang berbaring di liang kubur.

Bagaimana aku mati? Ah, pasti karena penyakit darah tinggi. Penyakit laknat ini 
musuh kami sekeluarga. Ayah, Emak, dan abangku yang tertua mati karena penyakit 
ini. Sejak menjelang usia empat puluh aku sudah ada gejala juga. Dan itu 
membuatku cemas. Dan cemas itu membuat tekanan darahku makin tinggi.

Tapi, tunggu dulu! Aku ingat sekarang. Baru bulan lalu aku ikut general check 
up, dan hasilnya aku sehat. Tidak ada masalah tekanan darah, gula darah, 
kolersterol atau apapun. Ginjal, jantung, semua organku berfungsi baik. Aku tak 
mungkin mati karena suatu penyakit. 

Aku coba ingat kembali saat-saat ketika aku masih hidup. Aku cari ujungnya 
untuk menemukan sebab kematianku. Lalu kenangan itu hadir. Samar-samar aku 
ingat, aku sedang melakukan pemeriksaan rutin di pabrik. 

Aku tidak bekerja di bagian produksi di perusahaan kami. Artinya tak ada tugas 
utamaku yang mengharuskan aku pergi ke pabrik. Aku berurusan dengan segala 
urusan administrasi, sehingga pekerjaanku bisa kulakukan di kantor saja. 

Tapi aku merasa perlu memastikan segala sesuatu berjalan sebagaimana mestinya. 
Di perusahaan aku adalah orang lokal dengan jabatan tertinggi. Artinya aku 
pemimpin atas seluruh karyawan. Aku merasa perlu untuk sesekali datang 
menjenguk mereka saat bekerja. Menyapa mereka. Kadang mendengar keluhan mereka. 
Sesekali aku menegur, kalau aku temukan ada yang tidak benar. Aku juga merasa 
perlu melihat sendiri suasana di tempat kerja bawahanku. Siapa tahu ada hal-hal 
yang berbahaya, yang tidak mereka sadari karena terlalu terbiasa dengan 
rutinitas. Atau ada hal-hal yang perlu diubah untuk kebaikan.

Lagipula, pekerjaan kantor membuatku merasa jenuh. Aku butuh selingan, dan 
jalan-jalan ke pabrik adalah selingan yang menyenangkan. 

Hari itu, saat aku sedang masuk ke pabrik, salah seorang operator sedang 
memindahkan mold, cetakan plastik, seberat 200 kilo dengan hoist crane. Hoist 
crane ini sepertinya sedang bermasalah. Gerakannya tak singkron dengan 
pengaturan pada remote control. Aku mencatat masalah ini, berniat menghubungi 
suppliernya untuk meminta perbaikan.

Tiba-tiba aku mendengar pekikan kaget.

„Awas, Pak!! Bahaya!!!h

Sebuah hantaman keras terasa di belakang kepalaku. Lalu gelapccccc

Selesai mengingat itu semua, aku raba belakang kepalaku, terasa ada luka 
menganga di situ. Sedikit basah, aku kira itu sisa-sisa darah. 

Ada perlawanan alami dari tubuhku saat aku sampai pada kepastian bahwa aku 
sudah mati. Refleks tanganku bergerak, mendorong dinding di atasku. Aku ingin 
keluar dari sini. Ada kerinduan yang sangat pada istriku, juga anak-anakku. Ya 
terutama pada anak-anakku. Mereka masih kecil-kecil. Mereka butuh aku untuk 
memberi mereka kasih sayang. Juga butuh aku untuk menafkahi mereka.

Anakku yang tertua berumur tujuh tahun, perempuan. Ia cantik. Matanya indah, 
dihiasi alis lentik yang ia dapat dari istriku. Ia seorang pengoceh, salah satu 
tanda bahwa ia keturunanku. Manja dan agak cengeng, tapi aku tahu dia cerdas.

Anakku yang kedua, laki-laki, tiga tahun lebih muda dari kakaknya. Agak pemalu, 
tapi keras kepala. Ia lebih mandiri, dan agak suka menyendiri. Tapi kalau sudah 
melihat kakaknya bermanja-manja padaku, biasanya ia juga tak mau kalah.

Yang nomor tiga masih bayi. Anak laki-laki yang sehat, montok. Dalam banyak hal 
dia mirip kakak perempuannya. Satu perbedaan menyolok, dia juga keras seperti 
abangnya. Kalau ada hal yang kurang berkenan, ia akan menangis sekerasnya.

Aku dorong lagi dinding di atasku, lebih keras. Tapi aku kemudian menyerah. 
Bukan hanya pada kenyataan bahwa dinding-dinding aku coba dobrak ini sangat 
kokoh. Juga bukan pada kenyataan bahwa tubuhku sekarang jauh lebih lemah dari 
saat aku mulai tersadar tadi. Aku bahkan baru sadar bahwa sekarang tubuhku 
semakin lemah, nafasku semakin s

[wanita-muslimah] Penerimaan Pada Sang Buah Hati

2009-04-23 Terurut Topik muhamad agus syafii
Penerimaan Pada Sang Buah Hati

By: agussyafii

Malam itu ketika saya menerangkan kepada anak-anak Amalia bagaimana tata cara 
pemilihan Kepala Desa Amalia, terdengar suara memanggil Hana, 'Hana susunya 
diminum dulu.' kata istri saya. Hana menjawab dengan jari telunjuk dibibir 
mungilnya agar mamahnya ikut mendengarkan saya. Mamahnya tertawa geli melihat 
sikap Hana seperti itu.

Setiap peristiwa rasanya ada sebuah kelegaan buat saya dan istri ketika 
mengizinkan buah hati kami untuk menjadi dirinya sendiri, memahami putri 
tercinta kami sebagaimana adanya.  Anak-anak memiliki dunianya yang didalamnya 
ada aturan sendiri. Adakalanya kita ambisi untuk menjadikan anak-anak kita yang 
terhebat diantara anak-anak seusianya dan kita tahu kehidupan memiliki skenario 
yang berbeda dari harapan kita. Idealisme tentang kesempurnaan buah hati kita 
sepatutnya dibuang jauh-jauh sebab hal itu hanya akan membatasi proses 
pertumbuhan dirinya.

Sikap penerimaan dengan setulus hati apa adanya anak-anak kita akan membuat 
kita lebih rendah hati. Kerendahan hati membuahkan sikap keikhlasan bahwa sang 
buah hati kita bukanlah milik kita.  Kesadaran kita anak bukan milik kita 
inilah akan menggugah diri kita untuk mempercayai keberadaan Allah SWT sebagai 
pembimbingnya, kesadaran itu  berarti mempercayakan anak-anak kita dalam 
bimbingan yang terbaik.

Mari kita sama-sama berdoa untuk buah hati kita dan keluarga 'Robbana hablana 
min azwajina wa dzuriyatina qurrota a'yuni waj'alna lil muttaaqina imama.'

'Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami, istri kami dan keturunan kami 
sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang 
bertakwa.'(QS al-Furqaan 25:74).

Wassalam,
agussyafii

--
Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU) Minggu, 
tanggal 17 Mei 2009, di Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek 
Peruri, RT 001 RW 09, Sudimara Timur, Ciledug. TNG. Program 'Amalia Cinta Bumi 
(ACIBU)' mengajak. 'Mari, hindari penggunaan kantong plastik berlebihan, 
bawalah kantong belanja sendiri. Sebab Kantong plastik jenis polimer sintetik 
sulit terurai- Bila dibakar, menimbulkan senyawa dioksin yang membahayakan- 
Proses produksinya menimbulkan efek berbahaya bagi lingkungan.' Mari kirimkan 
dukungan anda pada program 'Amalia Cinta Bumi' (ACIBU) melalui 
http://agussyafii.blogspot.com atau sms 087 8777 12431





  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: Konferensi melawan rasisme, diskriminasi dll - Obama - DALIA MOGAHED

2009-04-23 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
Mas Ary,
sulit lho untuk sampai ke kesimpulan semacam itu
saya coba googling hasilnya seperti ini

No results found for "Bush adalah seorang Presiden Amerika di masa
lalu yang kelam".

Jadi, ini benar2 kesimpulan yang genuine dari seorang Jano

salam,
--
wikan

2009/4/24 Ary Setijadi Prihatmanto :
>
>
> mas Jan,
>
> Lha hubungannya dengan diskusinya apa?
> masak sih kalo sudah baca kesimpulannya cuman begitu...
>
> "Bush adalah seorang Presiden Amerika di masa lalu yang kelam"
> "Kanjeng Nabi Muhammad saw adalah seorang rasulullah di jaman Arab
> Jahiliyah"
> ...
>
> Kalo cuman segitu sih tinggal googling...


[wanita-muslimah] Relawan ACIBU (Amalia Cinta Bumi)

2009-04-23 Terurut Topik muhamad agus syafii
Assalamu'alaikum Wr Wb

Dear Sahabat Yang Tercinta,

Beberapa hari yang lalu saya mendapatkan banyak respon sms maupun telp dari 
teman-teman yang bertanya, apa syarat untuk menjadi relawan acibu. Mohon 
perkenankan saya menjawab bahwa untuk menjadi relawan ACIBU (Amalia Cinta Bumi) 
syaratnya satu, mencintai kegiatan anak-anak karena kegiatan ACIBU (Amalia 
Cinta Bumi) sangat diharapkan peranserta para teman2 relawan untuk terlibat 
aktif dalam kegiatan anak-anak Amalia pada ACIBU (Amalia Cinta Bumi).

Salahsatu sms yang menarik ada seorang sahabat di Kendari yang ingin juga 
melakukan kegiatan serupa dengan ACIBU (Amalia Cinta Bumi) di Kendari, bagi 
kami pada prinsipnya sangat terbuka jika kegiatan ACIBU (Amalia Cinta Bumi) 
bisa menginspirasi teman-teman untuk melaksanakan ditempat lain, silahkan aja 
jika ada teman2 yang ingin mengadakan kegiatan serupa dengan ACIBU (Amalia 
Cinta Bumi).

Program Kegiatan ACIBU (Amalia Cinta Bumi).

Dalam rangka menumbuhkan kesadaran & pemahaman melestarikan lingkungan dan 
mengelola sampah dengan baik pada anak-anak  maka Amalia membuat satu kegiatan 
yang bertajuk Amalia Cinta Bumi (ACIBU).

Tujuan Kegiatan: dan janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi sesudah 
diperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu 
orang-orang yang beriman (QS. Al-A'raf : 85).

Peserta: 25 anak-anak Amalia (SD-SMP)

Rundown Kegiatan ini terdiri dari 3 sesi.

Sesi 1. Mendongeng

Sesi 2. Diskusi kelompok

Sesi 3. Kampanye 'Acibu'

program kegiatan Amalia Cinta Bumi (ACIBU) yang akan dilaksanakan pada hari 
Ahad tanggal 17 Mei 2009, Jam 9.00 Pagi - 14.00 WIB di Rumah Amalia, Jl. 
Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sud-Tim, Ciledug. 
Tangerang.

kami mengundang Teman2 sebagai relawan pada kegiatan Amalia Cinta Bumi (ACIBU) 
bersama anak-anak Amalia untuk menanamkan kesadaran penting menjaga dan 
melestarikan bumi dan lingkungan sekitar.

Fokus kegiatan Amalia Cinta Bumi (ACIBU) adalah mengajak & menumbuhkan 
kesadaran pada anak-anak Amalia. Mari, hindari penggunaan kantong plastik 
berlebihan, bawalah kantong belanja sendiri. Karena,

1. Kantong plastik jenis polimer sintetik sulit terurai.

2. Bila dibakar, menimbulkan senyawa dioksin yang membahayakan

3.  Proses produksinya menimbulkan efek berbahaya bagi lingkungan.

alhamdulillah, kami mengucapkan jazakumullah khair, terima kasih buat teman2 
dari kak Martha CD Interktifnya, kak Rani buku2  untuk perpustakaannya, kak 
diana jilbab dan buku2, Kak Suri alat Tulis serta buku2nya, kak Mimin 
perlengkapan alat2 tulisnya. Kak Agus purwanto, Bunda Nani Murwani guru bimbel 
bahasa Inggris dan  Mas Yusman Guru Bimbel Matematika untuk anak-anak Amalia, 
serta semua kakak-kakak & orang tua asuh yang kami cintai yang tidak bisa kami 
sebutkan satu persatu. yang telah berkenan berpartisipasi dalam rangka kegiatan 
Amalia.

apapun bentuk dukungan dan perhatian teman2 yang terus mengalir baik dalam 
bentuk teman2 yang telah bersedia menjadi relawan  dan yang telah mewaqafkan 
buku2, 'Majalah, Komik, Novel, Cerpen, Kaset, VCD, CD, DVD ( ISLAMI ) IPTEK, 
buku Pelajaran sekolah,Komputer, baju layak pakai, dan paket sembako, kami 
haturkan terima kasih banyak, Dengan setulus hati Kami berdoa, "Semoga Alloh 
SWT, senantiasa melimpahkan kesehatan, kebahagiaan & Rizki untuk teman2 
semua.." Amin ya robbal 'alamin.

Bagi teman2 yang berkenan untuk menjadi relawan atau berpartisipasi dalam 
bentuk lain pada kegiatan ACIBU, silahkan sms di 087 8777 12 431 atau email, 
agussya...@yahoo.com


Wassalam,
agussyafii


  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Mengapa setiap 21 April kita memperingati Hari Kartini? Apakah tidak ada wanita Indonesia lain yang lebih layak ditokohkan?

2009-04-23 Terurut Topik Ari Condro
mungkin karena kartini gaulnya sama bule darikalangan kiri dan
komunis.  stella dan abendanon kan dari partai sosialis di belanda.
yah mereka penganut marx gitu deh.  coba aja baca baca karya tetralogi
nya Pram, di sono tokoh tokoh kiri itu dipuja puji lagi.  hehehe 

mungkin pram kepengen mengideologisasikan Kartini sebagai simbol komunis muda.




2009/4/24 jano ko :
>
>
> Gadis :
>
> Kalangan feminis Radikal memiliki keyakinan bahwa penyebab dasar dari
> ketertindasan perempuan adalah seksualitas dan system gender. Menurut
> Alison Jaggar seorang aktivis feminis Radikal penjelasan ketertindasan
> yang mendasar tersebut dapat dijelaskan kira-kira sebagai berikut:
>
> ---
>
> ko_jano :
>
> Kalau menurut kalangan  ttt "WM", penyebab perempuan merasa tertindas adalah
> karena mereka belum "mengaji" di WM.
> Kalau sudah ikut pengajian di WM, insya Allah, hati berbunga - bunga dan
> bahagia. Amin.
>
> Wassalam
>
> -o0o-
>
> --- On Thu, 23/4/09, Dwi Soegardi  wrote:
>
> From: Dwi Soegardi 
> Subject: Re: [wanita-muslimah] Mengapa setiap 21 April kita memperingati
> Hari Kartini? Apakah tidak ada wanita Indonesia lain yang lebih layak
> ditokohkan?
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Date: Thursday, 23 April, 2009, 9:56 PM
>
> 2009/4/23 Ary Setijadi Prihatmanto :
>> wah,
>> sekarang INSISTS dan Jurnal Perempuan via Gadis Arivia joint-forces ya
>> artikelnya bisa sangat sinergis dengan
>> http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=artikel|-7|N
>
> Makasih linknya, saya copy-n-paste artikel lengkapnya berikut ini.
>
> wow, yang "kiri" dan "kanan" bisa kompakan, ketika menyerang yang "tengah"
> :-)
>
> Sebagai tambahan renungan, saya kutip (tanpa ijin hehe)
> status facebook teman yang kok sekarang jarang nongol di sini:
> " bukan soal nama kartini, bukan pula soal perempuan yang akhirnya
> rela dipoligami,
> tapi soal geliat melawan himpitan hegemoni, atas nama tradisi, atas
> nama Ilahi .."
> (Syafei, 19 April 2009)
>
> http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=artikel|-7|N
>
> Rabu, 21 April 2004
> Kartini dan Modernitas
>
> Oleh: Gadis Arivia
>
> Sebenarnya tidak ada yang perlu dibanggakan tentang Kartini, nama
> ampuh yang dipakai oleh Orde Baru untuk melumpuhkan semua imajinasi
> perempuan selama 32 tahun. Bagaimana tidak jengkel dengan Kartini,
> atas namanya, bertahun-tahun lamanya pergerakan perempuan diredusir
> menjadi lomba kebaya, memasak dan paduan suara. Orang boleh saja
> mengatakan itu bukan salah Kartini tetapi salah penguasa pada saat itu
> yang menggunakan Kartini sebagai alat untuk membungkam tokoh-tokoh
> perempuan yang non-Jawa. Paling tidak dalam sejarah tercatat ada nama
> Siti Roehana dari Kotagadang, Sumatera Barat, lahir tidak beda jauh
> dengan Kartini pada tanggal 20 Desember 1884. Jasa Roehana mendirikan
> Sekolah Perempuan pada tahun 1911 dan mendirikan surat kabar perempuan
> pertama Soenting Melajoe pada tahun 1912 tidak terdengar gaungnya
> apalagi suaminya Abdoel Koeddoes adalah seorang pemberontak yang
> menentang Belanda.
>
> Memang lebih aman memilih Kartini, sebagai ikon perempuan pribumi yang
> besar dalam keluarga feodal, setidaknya begitu pendapat Belanda ketika
> itu. Sebagai keturunan langsung R.M.A Sosroningrat, bupati Jepara, dan
> berkakek R.M.A Tjondronegoro, bupati Kudus,Brebes dan Pati, lengkaplah
> kebangsawanan Kartini tidak peduli ibunya adalah anak mandor pabrik
> gula yang merupakan istri kesekian ayahnya. Tidak juga dipedulikan
> bila sang ibu dari rakyat jelata itu tidak pernah disebut satu kali
> pun dalam surat-surat Kartini, ia hanya mau menyebut ayahnya, pria
> segala-galanya baginya.
>
> Kasihan ayahku tercinta, ia telah begitu banyak menanggung, dan hidup
> ini masih jua timpakan kekecewaan-kekecewaan menyedihkan pula
> kepadanya. Ayah tiada mempunyai sesuatu terkecuali anak-anaknya, kami
> inilah segala-galanya…(Surat, 23 Agustus 1900 kepada Estelle
> Zeehandelaar).
> Bila Belanda menyembunyikan maksud sesungguhnya memilih Kartini, Orde
> Baru memakainya untuk menyembunyikan kaki-kaki pergerakan perempuan,
> maka, hanya ada surat-surat Kartini yang tidak dapat disembunyikan
> maupun disunyikan.
>
> Aku mencintai kebebasanku, o, dialah segala-galanya yang kumiliki, dan
> nasib saudari-saudariku sangat meminta perhatianku; aku rela membantu
> mereka kuat-kuat, dan siap sedia menyerahkan apa pun korban yang
> dipintanya, agar dapat memperbaiki nasib mereka. Aku pandang menjadi
> kebahagiaan hidup, bila dapat dan boleh menyerahkan diri seluruhnya
> buat pekerjaan ini. (Surat, 23 Agustus 1900 kepada Estelle
> Zeehandelaar)
> Adakah yang berbeda dari apa yang digoreskan Kartini tentang kebebasan
> dan perjuangan perempuan pada tahun 1900-an dan di tahun 2000-an ini?
> Sepanjang sejarah tulisan perempuan yang dituangkan dalam bentuk esei,
> cerita, dan sajak masih mengungkapkan kegelisahan yang sama. Melalui
> berbagai variasi tema dan suara, kita melihat kontemplasi para penulis
> perempuan mengenai dunianya, pilihannya dan mimpi-mimpiny

Re: [wanita-muslimah] Mengapa setiap 21 April kita memperingati Hari Kartini? Apakah tidak ada wanita Indonesia lain yang lebih layak ditokohkan?

2009-04-23 Terurut Topik Ari Condro
kalau memperingati hari Maria Walanda Maramis, adian husaini mau ikutan nggak ?
ntar biar mas Adian saja yang memimpin doanya.

http://id.wikipedia.org/wiki/Maria_Walanda_Maramis

Maria Josephine Catherine Maramis (lahir di Kema, Sulawesi Utara, 1
Desember 1872 – wafat di Maumbi, Sulawesi Utara, 22 April 1924 pada
umur 51 tahun), atau yang lebih dikenal sebagai Maria Walanda Maramis,
adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia karena usahanya untuk
mengembangkan keadaan wanita di Indonesia pada permulaan abad ke-20.

Daftar isi
1 Kehidupan awal
2 PIKAT
3 Hak pilih wanita di Minahasa
4 Kehidupan keluarga
5 Sumber


Kehidupan awal

Maria lahir di Kema, sebuah kota kecil yang sekarang berada di
kabupaten [[Minahasa utara], dekat Kota Airmadidi propinsi Sulawesi
Utara. Orang tuanya adalah Maramis dan Sarah Rotinsulu. Dia adalah
anak bungsu dari tiga bersaudara dimana kakak perempuannya bernama
Antje dan kakak laki-lakinya bernama Andries. Andries Maramis terlibat
dalam pergolakan kemerdekaan Indonesia dan menjadi menteri dan duta
besar dalam pemerintahan Indonesia pada mulanya.
Maramis menjadi yatim piatu pada saat ia berumur enam tahun karena
kedua orang tuanya jatuh sakit dan meninggal dalam waktu yang singkat.
Paman Maramis yaitu Rotinsulu yang waktu itu adalah Hukum Besar di
Maumbi membawa Maramis dan saudara-saudaranya ke Maumbi dan mengasuh
dan membesarkan mereka di sana. Maramis beserta kakak perempuannya
dimasukkan ke Sekolah Melayu di Maumbi. Sekolah itu mengajar ilmu
dasar seperti membaca dan menulis serta sedikit ilmu pengetahuan dan
sejarah. Ini adalah satu-satunya pendidikan resmi yang diterima oleh
Maramis dan kakak perempuannya karena perempuan pada saat itu
diharapkan untuk menikah dan mengasuh keluarga.

PIKAT

Setelah pindah ke Manado, Maramis mulai menulis opini di surat kabar
setempat yang bernama Tjahaja Siang. Dalam artikel-artikelnya, ia
menunjukkan pentingnya peranan ibu dalam keluarga dimana adalah
kewajiban ibu untuk mengasuh dan menjaga kesehatan anggota-anggota
keluarganya. Ibu juga yang memberi pendidikan awal kepada
anak-anaknya.
Menyadari wanita-wanita muda saat itu perlu dilengkapi dengan bekal
untuk menjalani peranan mereka sebagai pengasuh keluarga, Maramis
bersama beberapa orang lain mendirikan Percintaan Ibu Kepada Anak
Turunannya (PIKAT) pada tanggal 8 Juli 1917. Tujuan organisasi ini
adalah untuk mendidik kaum wanita yang tamat sekolah dasar dalam
hal-hal rumah tangga seperti memasak, menjahit, merawat bayi,
pekerjaan tangan, dan sebagainya.
Melalui kepemimpinan Maramis di dalam PIKAT, organisasi ini bertumbuh
dengan dimulainya cabang-cabang di Minahasa, seperti di Maumbi,
Tondano, dan Motoling. Cabang-cabang di Jawa juga terbentuk oleh
ibu-ibu di sana seperti di Batavia, Bogor, Bandung, Cimahi, Magelang,
dan Surabaya. Pada tanggal 2 Juni 1918, PIKAT membuka sekolah Manado.
Maramis terus aktif dalam PIKAT sampai pada kematiannya pada tanggal
22 April 1924.
Untuk menghargai peranannya dalam pengembangan keadaan wanita di
Indonesia, Maria Walanda Maramis mendapat gelar Pahlawan Pergerakan
Nasional dari pemerintah Indonesia pada tanggal 20 Mei 1969.

Hak pilih wanita di Minahasa

Pada tahun 1919, sebuah badan perwakilan dibentuk di Minahasa dengan
nama Minahasa Raad. Mulanya anggota-anggotanya ditentukan, tapi
pemilihan oleh rakyat direncanakan untuk memilih wakil-wakil rakyat
selanjutnya. Hanya laki-laki yang bisa menjadi anggota pada waktu itu,
tapi Maramis berusaha supaya wanita juga memilih wakil-wakil yang akan
duduk di dalam badan perwakilan tersebut. Usahanya berhasil pada tahun
1921 dimana keputusan datang dari Batavia yang memperbolehkan wanita
untuk memberi suara dalam pemilihan anggota-anggota Minahasa Raad.

Kehidupan keluarga

Maramis menikah dengan Joseph Frederick Caselung Walanda, seorang guru
bahasa pada tahun 1890. Setelah pernikahannya dengan Walanda, ia lebih
dikenal sebagai Maria Walanda Maramis. Mereka mempunyai tiga anak
perempuan. Dua anak mereka dikirim ke sekolah guru di Betawi
(Jakarta). Salah satu anak mereka, Anna Matuli Walanda, kemudian
menjadi guru dan ikut aktif dalam PIKAT bersama ibunya.

Sumber

Manus, M. (1985). Maria Walanda Maramis. Jakarta: Proyek Inventarisasi
dan Dokumentasi Sejarah Nasional, Direktorat Sejarah dan Nilai
Tradisional, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


2009/4/23 Aa Jacky :
> Catatan Akhir Pekan Adian Husaini ke-269
>
> Oleh: Adian Husaini
>
> Ada yang menarik pada Jurnal Islamia (INSISTS-Republika) edisi 9 April 2009
> lalu. Dari empat halaman jurnal berbentuk koran yang membahas tema utama
> tentang Kesetaraan Gender, ada tulisan sejarawan Persis Tiar Anwar Bahtiar
> tentang Kartini. Judulnya: “Mengapa Harus Kartini?”
>
> Sejarawan yang menamatkan magister bidang sejarah di Universitas Indonesia
> ini mempertanyakan: Mengapa Harus Kartini? Mengapa setiap 21 April bangsa
> Indonesia memperingati Hari Kartini? Apakah tidak ada wanita Indonesia lain
> yang lebih layak ditokohkan dan diteladani dibandingkan Kartini?
>

Re: [wanita-muslimah] Re: Konferensi melawan rasisme, diskriminasi dll - Obama - DALIA MOGAHED

2009-04-23 Terurut Topik Ari Condro
udah banyak kok yg meniru snouck hurgronye.

contohnya pada kasus kedungombo, alas tlogo dan lapindo.
meskipun dilecehkan pemerintah habis habisan, namun
rakyat ndak sampai berontak.  itu pasti pakai pendekatan
sosiologi yang maknyus ala snouck hurgronye.

para pejabat juga rajin main ke pesantren setahun
sebelum kampanye pastinya juga bagian dari pendekatan
ala snouck hurgronye ini.





2009/4/24 Ary Setijadi Prihatmanto :
>
>
> mas Jan,
>
> Lha hubungannya dengan diskusinya apa?
> masak sih kalo sudah baca kesimpulannya cuman begitu...
>
> "Bush adalah seorang Presiden Amerika di masa lalu yang kelam"
> "Kanjeng Nabi Muhammad saw adalah seorang rasulullah di jaman Arab
> Jahiliyah"
> ...
>
> Kalo cuman segitu sih tinggal googling...
>
> - Original Message -
> From: jano ko
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Sent: Friday, April 24, 2009 7:44 AM
> Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Konferensi melawan rasisme, diskriminasi
> dll - Obama - DALIA MOGAHED
>
> Mas Ariel :
> ini contoh diskusi yang baik.
>
> pertanyaan dijawab dengan pertanyaan.
>
> anjuran baca buku dijawab dengan anjuran baca buku juga.
>
> Presiden Obama & penasihat Dalia semestinya mencontoh hal ini :p~
>
> --
>
> ko_jano :
>
> Kalau engga salah saat usia 15 tahun saya sudah baca tentang Snouck
> Hurgronye, seorang orientalis yang merupakan bagian dari sejarah masa lalu
> yang sangat kelam.
>
> Wassalam.
>
> -o0o-
>
> --- On Thu, 23/4/09, ariel  wrote:
>
> From: ariel 
> Subject: [wanita-muslimah] Re: Konferensi melawan rasisme, diskriminasi dll
> - Obama - DALIA MOGAHED
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Date: Thursday, 23 April, 2009, 9:55 PM
>
> ini contoh diskusi yang baik.
>
> pertanyaan dijawab dengan pertanyaan.
>
> anjuran baca buku dijawab dengan anjuran baca buku juga.
>
> Presiden Obama & penasihat Dalia semestinya mencontoh hal ini :p~
>
> salam,
>
> -ariel-
>
> --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, jano ko  wrote:
>
>>
>
>> Mas Wikan :
>
>> jadi ya siap2 umat Islam dikadalin lagi, nggih nopo boten mas?
>
>>
>
>> btw, sudah baca soal Snouck Hurgronye belum, mas jano?
>
>>
>
>> --
>
>>
>
>> ko_jano :
>
>>
>
>> Ada informasi yang mungkin bisa membuat mas Wikan selalu positif memandang
>> masa depannya, silahkan baca bukunya Dr.John L.Esposito, The Oxford History
>> of Islam (Oxford University Press, London, 1999.
>
>>
>
>> Salam
>
>>
>
> Get your new Email address!
> Grab the Email name you've always wanted before someone else does!
> http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
> --
>
> Internal Virus Database is out-of-date.
> Checked by AVG.
> Version: 7.5.557 / Virus Database: 270.11.35/2033 - Release Date: 31/03/2009
> 13:05
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
> 



-- 
salam,
Ari


[wanita-muslimah] Filsafat dan Sains

2009-04-23 Terurut Topik Iman K.
Salam...

Tulisan ini saya buat untuk merespon dan sekaligus menjawab kembali pertanyaan 
teman-teman dimilist parapemi...@yahoogroups.com , apakah sesungguhnya antara 
filsafat dan sains itu adalah dua hal yang berbeda, atau untuk yang lebih 
serius lagi apakah antara filsafat, sains dan agama itu adalah 3 hal yang 
berbeda dan tidak ada hubungan sama sekali?

Mari kita lihat...
 
Kita mulai melilhat permasalahan ini dengan melihat situasi sains modren 
didunia barat. Didunia barat dewasa ini filsafat – khususnya metafisika - 
dianggap bukanlah sebagai sains. Sebagaimana yang dikatakan August Comte, bahwa 
filsafat dalam bentuk metafisika adalah fase kedua dalam perkembangan manusia, 
setelah agama yang disebut sebagai fase pertamanya.
 
Adapun yang disebut dengan fase ketiga atau fase yang paling modern dalam 
perkembangan manusia adalah sains yang bersifat positivistik ( yang dapat 
dilihat oleh indra lahir manusia ).
 
Dan karena sains merupakan perkembangan terakhir - fase ketiga- maka manusia 
modern harus meninggalkan fase-fase sebelumnya yang dianggap sudah kuno seperti 
fase agama –teologis- dan metafisika filosofis jika ingin tetap bisa dikatakan 
sebagai manusia modern.
 
Berbeda dengan apa yang terjadi dibarat, dalam tradisi ilmiah Islam filsafat 
tetap dipertahankan hingga kini dalam posisi ilmiahnya yang tinggi sebagai 
sumber atau basis bagi ilmu-ilmu umum yang biasa kita sebut sebagai sains, 
yakni cabang-cabang ilmu yang berkaitan dengan dunia empiris, dunia fisik..
 
Dalam tradisi Islam, Filsafat adalah induk dari semua ilmu yang menelaah ilmu 
rasional (aqliyyah) seperti metafisika, fisika dan matematika. Adapun ‘sains’ 
dalam tradisi ilmiah Islam adalah termasuk kedalam kelompok ilmu rasional 
dibawah ilmu-ilmu fisik, sehingga mau tidak mau sains harus tetap menginduk 
kepada filsafat, khususnya kepada metafisika filsafat. Alih-alih sains 
dikatakan terlepas dari filsafat sebagaimana yang disinyalir oleh 
August Comte, filsafat justru dipandang sebagai induk dari sains.
 
Para Filosof Muslim memandang bahwa terdapat sumber abadi dan sejati bagi 
segala apapun yang ada dijagad raya ini, yang pada gilirannnya akan dijadikan 
sebagai objek penelitian ilmiah. Sumber sejati ini penting dibicarakan untuk 
mengetahui asal usul dari objek apapun yang akhirnya kita pilih untuk diteliti, 
tak terkecuali objek-objek fisik. Tanpa sumber sejati seperti yang disebutkan 
diatas maka tidak mungkin ada apapun yang bisa kita jadikan sebagai objek 
penelitian kita.
 
Tuhan, itulah sumber sejati yang dimaksud, darimana segala sesuatu itu berasal. 
 
Dalam Islam, alam raya ( yang akan dijadikan objek penelitian oleh sains) 
disebut sebagai ayah/ayat  atau tanda-tanda Tuhan. Menurut Muhammad Iqbal, alam 
tak lain adalah medan kreativitas Tuhan. Oleh karena itu barang siapa saja yang 
meneliti dan mengadakan kajian terhadap alam semesta, maka sesungguhnya dia 
sedang melakukan penelitian terhadap cara Tuhan bekerja dalam penciptaan atau 
dalam bahasa yang lebih populer, maka sesungguhnya orang (sains) tersebut 
sedang melakukan penelitian tentang sunnatullah.
 
Dengan melihat apa yang dikatakan Muhammad Iqbal tersebut, maka seharusnya 
setiap orang yang mengadakan kajian dan penelitian terhadap alam maka 
seyogyanya makin bertambahlah kepercayaannya (imannya) kepada sang Pencipta 
(Tuhan) dan bukan malah sebaliknya seperti yang sering terjadi didunia barat 
dimana mereka malahan berusaha menyingkirkan Tuhan dari arena penelitiannya.
 
Selain sebagai basis metafisik ilmu (sains), filsafat juga bisa dijadikan 
sebagai basis moral bagi ilmu dengan alasan bahwa tujuan menuntut ilmu dari 
sudut aksiologis adalah untuk memperoleh kebahagiaan bagi siapa saja yang 
menuntutnya.
 
Filsafat, khususnya Metafisika adalah ilmu yang mempelajari sebab pertama atau 
Tuhan, yang menempati derajat tertinggi dari objek ilmu. Oleh karena itu sudah 
semestinyalah jika metafisika dijadikan basis etis peneletian ilmiah karena 
ilmu ini akan memberikan kebahagiaan kepada siapa saja yang mengkajinya.
 
Perlu kita ingat kembali, bahwa dalam tradisi ilmiah Islam, filsafat disebutkan 
sebagai sumber segala ilmu rasional (aqli) seperti matematika, fisika dan 
metafisika serta sub-devisi-sub-devisi mereka seperti :
 
Sub-devisi Matematika :
Aritmatika-Geometri-Aljabar-Musik-Astronomi dan Teknik.
Sub-devisi Fisika :
Minerologi-Botani-Zoologi-Anatomi-Kedokteran dan Psikologi
Sub-devisi Metafisika :
Ontologi-Teologi-Kosmologi-Antropologi-Eskatologi.
 
Maka dari itu, tidaklah mengherankan kalau filosof besar jaman dulu seperti 
Ibnu Sina dan Mulla Sadra menguasai bukan hanya metafisika filsafat tetapi juga 
seluruh cabang ilmu rasional dan sub-devisi-sub-devisinya. Tiba kepada kita 
sekarang ini, bagaimana mungkin kebanyakan dari mereka (orang barat) malah 
menyingkirkan induk ilmu (filsafat) itu dari sains yang jelas-jelas merupakan 
anak kandung dari filsafat iitu sendiri. 
 
 
 
Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, bahwa telah terj

Re: [wanita-muslimah] Re: Konferensi melawan rasisme, diskriminasi dll - Obama - DALIA MOGAHED

2009-04-23 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto
mas Jan,

Lha hubungannya dengan diskusinya apa?
masak sih kalo sudah baca kesimpulannya cuman begitu...

"Bush adalah seorang Presiden Amerika di masa lalu yang kelam"
"Kanjeng Nabi Muhammad saw adalah seorang rasulullah di jaman Arab Jahiliyah"
...

Kalo cuman segitu sih tinggal googling...

  - Original Message - 
  From: jano ko 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Friday, April 24, 2009 7:44 AM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Konferensi melawan rasisme, diskriminasi 
dll - Obama - DALIA MOGAHED





  Mas Ariel :
  ini contoh diskusi yang baik.

  pertanyaan dijawab dengan pertanyaan.

  anjuran baca buku dijawab dengan anjuran baca buku juga.

  Presiden Obama & penasihat Dalia semestinya mencontoh hal ini :p~

  --

  ko_jano :

  Kalau engga salah saat usia 15 tahun saya sudah baca tentang Snouck 
Hurgronye, seorang orientalis yang merupakan bagian dari sejarah masa lalu yang 
sangat kelam.

  Wassalam.

  -o0o-

  --- On Thu, 23/4/09, ariel  wrote:

  From: ariel 
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Konferensi melawan rasisme, diskriminasi dll - 
Obama - DALIA MOGAHED
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
  Date: Thursday, 23 April, 2009, 9:55 PM

  ini contoh diskusi yang baik.

  pertanyaan dijawab dengan pertanyaan.

  anjuran baca buku dijawab dengan anjuran baca buku juga.

  Presiden Obama & penasihat Dalia semestinya mencontoh hal ini :p~

  salam,

  -ariel-

  --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, jano ko  wrote:

  >

  > Mas Wikan :

  > jadi ya siap2 umat Islam dikadalin lagi, nggih nopo boten mas?

  > 

  > btw, sudah baca soal Snouck Hurgronye belum, mas jano?

  > 

  > --

  > 

  > ko_jano :

  >  

  > Ada informasi yang mungkin bisa membuat mas Wikan selalu positif memandang 
masa depannya, silahkan baca bukunya Dr.John L.Esposito, The Oxford History of 
Islam (Oxford University Press, London, 1999.

  >  

  > Salam

  >  











  Get your new Email address!
  Grab the Email name you've always wanted before someone else does!
  http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

  [Non-text portions of this message have been removed]



  


--


  Internal Virus Database is out-of-date.
  Checked by AVG. 
  Version: 7.5.557 / Virus Database: 270.11.35/2033 - Release Date: 31/03/2009 
13:05


[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Mengapa setiap 21 April kita memperingati Hari Kartini? Apakah tidak ada wanita Indonesia lain yang lebih layak ditokohkan?

2009-04-23 Terurut Topik jano ko
Gadis :

Kalangan feminis Radikal memiliki keyakinan bahwa penyebab dasar dari
ketertindasan perempuan adalah seksualitas dan system gender. Menurut
Alison Jaggar seorang aktivis feminis Radikal penjelasan ketertindasan
yang mendasar tersebut dapat dijelaskan kira-kira sebagai berikut:

---

ko_jano :

Kalau menurut kalangan  ttt "WM", penyebab perempuan merasa tertindas adalah 
karena mereka belum "mengaji" di WM.
Kalau sudah ikut pengajian di WM, insya Allah, hati berbunga - bunga dan 
bahagia. Amin.

Wassalam

-o0o-


--- On Thu, 23/4/09, Dwi Soegardi  wrote:

From: Dwi Soegardi 
Subject: Re: [wanita-muslimah] Mengapa setiap 21 April kita memperingati Hari  
Kartini? Apakah tidak ada wanita Indonesia lain yang lebih layak ditokohkan?
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Thursday, 23 April, 2009, 9:56 PM

2009/4/23 Ary Setijadi Prihatmanto :
> wah,
> sekarang INSISTS dan Jurnal Perempuan via Gadis Arivia joint-forces ya
> artikelnya bisa sangat sinergis dengan
> http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=artikel|-7|N

Makasih linknya, saya copy-n-paste artikel lengkapnya berikut ini.

wow, yang "kiri" dan "kanan" bisa kompakan, ketika menyerang yang "tengah" :-)

Sebagai tambahan renungan, saya kutip (tanpa ijin hehe)
status facebook teman yang kok sekarang jarang nongol di sini:
" bukan soal nama kartini, bukan pula soal perempuan yang akhirnya
rela dipoligami,
tapi soal geliat melawan himpitan hegemoni, atas nama tradisi, atas
nama Ilahi .."
(Syafei, 19 April 2009)

http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=artikel|-7|N

Rabu, 21 April 2004
Kartini dan Modernitas

Oleh: Gadis Arivia

Sebenarnya tidak ada yang perlu dibanggakan tentang Kartini, nama
ampuh yang dipakai oleh Orde Baru untuk melumpuhkan semua imajinasi
perempuan selama 32 tahun. Bagaimana tidak jengkel dengan Kartini,
atas namanya, bertahun-tahun lamanya pergerakan perempuan diredusir
menjadi lomba kebaya, memasak dan paduan suara. Orang boleh saja
mengatakan itu bukan salah Kartini tetapi salah penguasa pada saat itu
yang menggunakan Kartini sebagai alat untuk membungkam tokoh-tokoh
perempuan yang non-Jawa. Paling tidak dalam sejarah tercatat ada nama
Siti Roehana dari Kotagadang, Sumatera Barat, lahir tidak beda jauh
dengan Kartini pada tanggal 20 Desember 1884. Jasa Roehana mendirikan
Sekolah Perempuan pada tahun 1911 dan mendirikan surat kabar perempuan
pertama Soenting Melajoe pada tahun 1912 tidak terdengar gaungnya
apalagi suaminya Abdoel Koeddoes adalah seorang pemberontak yang
menentang Belanda.

Memang lebih aman memilih Kartini, sebagai ikon perempuan pribumi yang
besar dalam keluarga feodal, setidaknya begitu pendapat Belanda ketika
itu. Sebagai keturunan langsung R.M.A Sosroningrat, bupati Jepara, dan
berkakek R.M.A Tjondronegoro, bupati Kudus,Brebes dan Pati, lengkaplah
kebangsawanan Kartini tidak peduli ibunya adalah anak mandor pabrik
gula yang merupakan istri kesekian ayahnya. Tidak juga dipedulikan
bila sang ibu dari rakyat jelata itu tidak pernah disebut satu kali
pun dalam surat-surat Kartini, ia hanya mau menyebut ayahnya, pria
segala-galanya baginya.

Kasihan ayahku tercinta, ia telah begitu banyak menanggung, dan hidup
ini masih jua timpakan kekecewaan-kekecewaan menyedihkan pula
kepadanya. Ayah tiada mempunyai sesuatu terkecuali anak-anaknya, kami
inilah segala-galanya…(Surat, 23 Agustus 1900 kepada Estelle
Zeehandelaar).
Bila Belanda menyembunyikan maksud sesungguhnya memilih Kartini, Orde
Baru memakainya untuk menyembunyikan kaki-kaki pergerakan perempuan,
maka, hanya ada surat-surat Kartini yang tidak dapat disembunyikan
maupun disunyikan.

Aku mencintai kebebasanku, o, dialah segala-galanya yang kumiliki, dan
nasib saudari-saudariku sangat meminta perhatianku; aku rela membantu
mereka kuat-kuat, dan siap sedia menyerahkan apa pun korban yang
dipintanya, agar dapat memperbaiki nasib mereka. Aku pandang menjadi
kebahagiaan hidup, bila dapat dan boleh menyerahkan diri seluruhnya
buat pekerjaan ini. (Surat, 23 Agustus 1900 kepada Estelle
Zeehandelaar)
Adakah yang berbeda dari apa yang digoreskan Kartini tentang kebebasan
dan perjuangan perempuan pada tahun 1900-an dan di tahun 2000-an ini?
Sepanjang sejarah tulisan perempuan yang dituangkan dalam bentuk esei,
cerita, dan sajak masih mengungkapkan kegelisahan yang sama. Melalui
berbagai variasi tema dan suara, kita melihat kontemplasi para penulis
perempuan mengenai dunianya, pilihannya dan mimpi-mimpinya.

Vladimir Nabokov mengatakan bahwa pembaca yang baik adalah seseorang
yang dapat memberi catatan-catatan kecil, melipat ujung kertas buku
sebagai penanda, menggarisbawahi hal-hal yang dianggap penting,
bercakap-cakap, berdebat dengan penulis dan bukan hanya duduk
manis-manis dan membiarkan tulisan-tulisan tersebut tidak terjamah.
Para penulis perempuan sepanjang sejarah berusaha ingin mengaduk-aduk
pembaca, kadangkala dengan mengutak-utik kesadaran yang mapan. Kita
melihat suatu kedalaman, pengalaman-pengalaman dan horizon berpikir
yang baru, apapun

Re: [wanita-muslimah] Re: Konferensi melawan rasisme, diskriminasi dll - Obama - DALIA MOGAHED

2009-04-23 Terurut Topik Dwi Soegardi
2009/4/23 jano ko :
>
> Kalau engga salah saat usia 15 tahun saya sudah baca tentang Snouck 
> Hurgronye, seorang orientalis yang merupakan bagian dari sejarah masa lalu 
> yang sangat kelam.

Om,
judul bukunya apa ya?

Saya baca mungkin sebelum umur 15, waktu SD atau awal SMP kali,
bukunya "Pelajaran Sejarah Indonesia," Bab Perang Aceh :-)

Tapi kalo mau baca tulisan asli mbah Hurgronje, bisa lihat di sini
http://www.gutenberg.org/etext/10163
Mohammedanism
Lectures on Its Origin, Its Religious and Political Growth,
and Its Present State


Re: [wanita-muslimah] Re: Konferensi melawan rasisme, diskriminasi dll - Obama - DALIA MOGAHED

2009-04-23 Terurut Topik jano ko
Mas Ariel :
ini contoh diskusi yang baik.

pertanyaan dijawab dengan pertanyaan.

anjuran baca buku dijawab dengan anjuran baca buku juga.

Presiden Obama & penasihat Dalia semestinya mencontoh hal ini :p~

--

ko_jano :

Kalau engga salah saat usia 15 tahun saya sudah baca tentang Snouck Hurgronye, 
seorang orientalis yang merupakan bagian dari sejarah masa lalu yang sangat 
kelam.

Wassalam.

-o0o-

--- On Thu, 23/4/09, ariel  wrote:

From: ariel 
Subject: [wanita-muslimah] Re: Konferensi melawan rasisme, diskriminasi dll -  
Obama - DALIA MOGAHED
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Thursday, 23 April, 2009, 9:55 PM
















  
  



ini contoh diskusi yang baik.

pertanyaan dijawab dengan pertanyaan.

anjuran baca buku dijawab dengan anjuran baca buku juga.

Presiden Obama & penasihat Dalia semestinya mencontoh hal ini :p~



salam,

-ariel-



--- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, jano ko  wrote:

>

> Mas Wikan :

> jadi ya siap2 umat Islam dikadalin lagi, nggih nopo boten mas?

> 

> btw, sudah baca soal Snouck Hurgronye belum, mas jano?

> 

> --

> 

> ko_jano :

>  

> Ada informasi yang mungkin bisa membuat mas Wikan selalu positif memandang 
> masa depannya, silahkan baca bukunya Dr.John L.Esposito, The Oxford History 
> of Islam (Oxford University Press, London, 1999.

>  

> Salam

>  




 

  




 

















  Get your new Email address!
Grab the Email name you've always wanted before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[Non-text portions of this message have been removed]



[wanita-muslimah] Why women are leaving men for other women

2009-04-23 Terurut Topik Dwi Soegardi
http://m.cnn.com/cnn/ne/living/detail/289714/full


Why women are leaving men for other women
By Mary A. Fischer
UPDATED: 02:15 PM EDT 04.23.09

(OPRAH.COM)
Lately, a new kind of sisterly love seems to be in the air. In the
past few years, Sex and the City's Cynthia Nixon left a boyfriend
after a decade and a half and started dating a woman (and talked
openly about it).

Actress Lindsay Lohan and DJ Samantha Ronson flaunted their
relationship from New York to Dubai. Katy Perry's song "I Kissed a
Girl" topped the charts. "The L Word," "Work Out," and "Top Chef" are
featuring gay women on TV, and there's even talk of a lesbian reality
show in the works.

Certainly nothing is new about women having sex with women, but we've
arrived at a moment in the popular culture when it all suddenly seems
almost fashionable -- or at least, acceptable.

Statistics on how many women have traded boyfriends and husbands for
girlfriends are hard to come by. Although the U.S. Census Bureau keeps
track of married, divorced, single, and even same-sex partners living
together, it doesn't look for the stories behind those numbers.

But experts like Binnie Klein, a Connecticut-based psychotherapist and
lecturer in Yale's department of psychiatry, agree that alternative
relationships are on the rise.

"It's clear that a change in sexual orientation is imaginable to more
people than ever before, and there's more opportunity -- and
acceptance -- to cross over the line," says Klein, noting that a
half-dozen of her married female patients in the past few years have
fallen in love with women. "Most are afraid that if they don't go for
it, they'll end up with regrets."

Feminist philosopher Susan Bordo, Ph.D, a professor of English and
gender and women's studies at the University of Kentucky and author of
"Unbearable Weight: Feminism, Western Culture, and the Body," also
agrees that in the current environment, more women may be stepping out
of the conventional gender box.

"When a taboo is lifted or diminished, it's going to leave people
freer to pursue things," she says.

"So it makes sense that we would see women, for all sorts of reasons,
walking through that door now that the culture has cracked it open. Of
course, we shouldn't imagine that we're living in a world where all
sexual choices are possible. Just look at the cast of 'The L Word' and
it's clear that only a certain kind of lesbian -- slim and elegant or
butch in just the right androgynous way -- is acceptable to mainstream
culture."

That said, of the recent high-profile cases, it's Cynthia Nixon's
down-to-earth attitude that may have blazed a trail for many women. In
1998, when "Sex and the City" debuted on HBO, she was settled in a
long-term relationship with Danny Mozes, an English professor, with
whom she had two children.

They hadn't gotten married: "I was wary of it and felt like it was
potentially a trap, so I steered clear of it," Nixon said in an
interview with London's Daily Mirror.

In 2004, after ending her 15-year relationship with Mozes, Nixon began
seeing Christine Marinoni, at the time a public school advocate whom
she'd met while working on a campaign to reduce class sizes in New
York City. Marinoni was a great support when the actress was diagnosed
with breast cancer.

Far from hiding the relationship, Nixon has spoken freely in TV and
newspaper interviews about it not being a big deal.

"I have been with men all my life and had never met a woman I had
fallen in love with before," she told the Daily Mirror. "But when I
did, it didn't seem so strange. It didn't change who I am. I'm just a
woman who fell in love with a woman." Oprah.com: Cynthia Nixon's new
life

Over the past several decades, scientists have struggled in fits and
starts to get a handle on sexual orientation. Born or bred? Can it
change during one's lifetime?

A handful of studies in the 1990s, most of them focused on men,
suggested that homosexuality is hardwired. In one study, researchers
linked DNA markers in the Xq28 region of the X chromosome to gay
males. But a subsequent larger study failed to replicate the results,
leaving the American Academy of Pediatrics and the American
Psychological Association to speculate that sexual orientation
probably has multiple causes, including environmental, cognitive, and
biological factors.

Today, however, a new line of research is beginning to approach sexual
orientation as much less fixed than previously thought, especially
when it comes to women. The idea that human sexuality forms a
continuum has been around since 1948, when Alfred Kinsey introduced
his famous seven-point scale, with zero representing complete
heterosexuality, 6 signifying complete homosexuality, and bisexuality
in the middle, where many of the men and women he interviewed fell.

The new buzz phrase coming out of contemporary studies is "sexual fluidity."

"People always ask me if this research means everyone is bisexual. No,
it doesn't," says Lisa Diamond, Ph.D, associate profess

[wanita-muslimah] Re: Konferensi melawan rasisme, diskriminasi dll - Obama - DALIA MOGAHED

2009-04-23 Terurut Topik ariel

ini contoh diskusi berbentuk simbiosis simetrisisma :-)
pertanyaan dibalas pertanyaan.
anjuran membaca buku dibalas hal yang sama.
presiden obama dan penasihat dalia semestinya meniru hal ini :p~

salam,
-ariel-



>
> Mas Wikan :

> jadi ya siap2 umat Islam dikadalin lagi, nggih nopo boten mas?
> 
> btw, sudah baca soal Snouck Hurgronye belum, mas jano?
> 
> --
> 
> ko_jano :

> Gantian bertanya, Mas Wikan sudah baca buku eksistensialisme belum?
 
> Ada informasi yang mungkin bisa membuat mas Wikan selalu positif memandang 
> masa depannya, silahkan baca bukunya Dr.John L.Esposito, The Oxford History 
> of Islam (Oxford University Press, London, 1999.
>  
> Salam
>  
> -o0o-




Re: [wanita-muslimah] Konferensi melawan rasisme, diskriminasi dll - Obama - DALIA MOGAHED

2009-04-23 Terurut Topik Dwi Soegardi
Wah maap om Ariel, saya sudah ngasih contoh buruk dengan tidak
bersedia menjawab.
Mungkin saya berbakat jadi politisi :)

Salam,


On 4/23/09, ariel  wrote:
>
>
> ini contoh diskusi yang baik.
> pertanyaan dijawab dengan pertanyaan.
> anjuran baca buku dijawab dengan anjuran baca buku juga.
> Presiden Obama & penasihat Dalia semestinya mencontoh hal ini :p~
>
> salam,
> -ariel-
>
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko  wrote:
>>
>> Mas Wikan :
>> jadi ya siap2 umat Islam dikadalin lagi, nggih nopo boten mas?
>>
>> btw, sudah baca soal Snouck Hurgronye belum, mas jano?
>>
>> --
>>
>> ko_jano :
>>
>> Ada informasi yang mungkin bisa membuat mas Wikan selalu positif memandang
>> masa depannya, silahkan baca bukunya Dr.John L.Esposito, The Oxford
>> History of Islam (Oxford University Press, London, 1999.
>>
>> Salam
>>
>
>
>
>
> 
>
> ===
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com
>
> This mailing list has a special spell casted to reject any attachment
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>

-- 
Sent from my mobile device


[wanita-muslimah] Re: Konferensi melawan rasisme, diskriminasi dll - Obama - DALIA MOGAHED

2009-04-23 Terurut Topik ariel


ini contoh diskusi yang baik.
pertanyaan dijawab dengan pertanyaan.
anjuran baca buku dijawab dengan anjuran baca buku juga.
Presiden Obama & penasihat Dalia semestinya mencontoh hal ini :p~

salam,
-ariel-

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko  wrote:
>
> Mas Wikan :
> jadi ya siap2 umat Islam dikadalin lagi, nggih nopo boten mas?
> 
> btw, sudah baca soal Snouck Hurgronye belum, mas jano?
> 
> --
> 
> ko_jano :
>  
> Ada informasi yang mungkin bisa membuat mas Wikan selalu positif memandang 
> masa depannya, silahkan baca bukunya Dr.John L.Esposito, The Oxford History 
> of Islam (Oxford University Press, London, 1999.
>  
> Salam
>  




Re: [wanita-muslimah] Mengapa setiap 21 April kita memperingati Hari Kartini? Apakah tidak ada wanita Indonesia lain yang lebih layak ditokohkan?

2009-04-23 Terurut Topik Dwi Soegardi
2009/4/23 Ary Setijadi Prihatmanto :
> wah,
> sekarang INSISTS dan Jurnal Perempuan via Gadis Arivia joint-forces ya
> artikelnya bisa sangat sinergis dengan
> http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=artikel|-7|N

Makasih linknya, saya copy-n-paste artikel lengkapnya berikut ini.

wow, yang "kiri" dan "kanan" bisa kompakan, ketika menyerang yang "tengah" :-)

Sebagai tambahan renungan, saya kutip (tanpa ijin hehe)
status facebook teman yang kok sekarang jarang nongol di sini:
" bukan soal nama kartini, bukan pula soal perempuan yang akhirnya
rela dipoligami,
tapi soal geliat melawan himpitan hegemoni, atas nama tradisi, atas
nama Ilahi .."
(Syafei, 19 April 2009)

http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=artikel|-7|N

Rabu, 21 April 2004
Kartini dan Modernitas

Oleh: Gadis Arivia

Sebenarnya tidak ada yang perlu dibanggakan tentang Kartini, nama
ampuh yang dipakai oleh Orde Baru untuk melumpuhkan semua imajinasi
perempuan selama 32 tahun. Bagaimana tidak jengkel dengan Kartini,
atas namanya, bertahun-tahun lamanya pergerakan perempuan diredusir
menjadi lomba kebaya, memasak dan paduan suara. Orang boleh saja
mengatakan itu bukan salah Kartini tetapi salah penguasa pada saat itu
yang menggunakan Kartini sebagai alat untuk membungkam tokoh-tokoh
perempuan yang non-Jawa. Paling tidak dalam sejarah tercatat ada nama
Siti Roehana dari Kotagadang, Sumatera Barat, lahir tidak beda jauh
dengan Kartini pada tanggal 20 Desember 1884. Jasa Roehana mendirikan
Sekolah Perempuan pada tahun 1911 dan mendirikan surat kabar perempuan
pertama Soenting Melajoe pada tahun 1912 tidak terdengar gaungnya
apalagi suaminya Abdoel Koeddoes adalah seorang pemberontak yang
menentang Belanda.

Memang lebih aman memilih Kartini, sebagai ikon perempuan pribumi yang
besar dalam keluarga feodal, setidaknya begitu pendapat Belanda ketika
itu. Sebagai keturunan langsung R.M.A Sosroningrat, bupati Jepara, dan
berkakek R.M.A Tjondronegoro, bupati Kudus,Brebes dan Pati, lengkaplah
kebangsawanan Kartini tidak peduli ibunya adalah anak mandor pabrik
gula yang merupakan istri kesekian ayahnya. Tidak juga dipedulikan
bila sang ibu dari rakyat jelata itu tidak pernah disebut satu kali
pun dalam surat-surat Kartini, ia hanya mau menyebut ayahnya, pria
segala-galanya baginya.

Kasihan ayahku tercinta, ia telah begitu banyak menanggung, dan hidup
ini masih jua timpakan kekecewaan-kekecewaan menyedihkan pula
kepadanya. Ayah tiada mempunyai sesuatu terkecuali anak-anaknya, kami
inilah segala-galanya…(Surat, 23 Agustus 1900 kepada Estelle
Zeehandelaar).
Bila Belanda menyembunyikan maksud sesungguhnya memilih Kartini, Orde
Baru memakainya untuk menyembunyikan kaki-kaki pergerakan perempuan,
maka, hanya ada surat-surat Kartini yang tidak dapat disembunyikan
maupun disunyikan.

Aku mencintai kebebasanku, o, dialah segala-galanya yang kumiliki, dan
nasib saudari-saudariku sangat meminta perhatianku; aku rela membantu
mereka kuat-kuat, dan siap sedia menyerahkan apa pun korban yang
dipintanya, agar dapat memperbaiki nasib mereka. Aku pandang menjadi
kebahagiaan hidup, bila dapat dan boleh menyerahkan diri seluruhnya
buat pekerjaan ini. (Surat, 23 Agustus 1900 kepada Estelle
Zeehandelaar)
Adakah yang berbeda dari apa yang digoreskan Kartini tentang kebebasan
dan perjuangan perempuan pada tahun 1900-an dan di tahun 2000-an ini?
Sepanjang sejarah tulisan perempuan yang dituangkan dalam bentuk esei,
cerita, dan sajak masih mengungkapkan kegelisahan yang sama. Melalui
berbagai variasi tema dan suara, kita melihat kontemplasi para penulis
perempuan mengenai dunianya, pilihannya dan mimpi-mimpinya.

Vladimir Nabokov mengatakan bahwa pembaca yang baik adalah seseorang
yang dapat memberi catatan-catatan kecil, melipat ujung kertas buku
sebagai penanda, menggarisbawahi hal-hal yang dianggap penting,
bercakap-cakap, berdebat dengan penulis dan bukan hanya duduk
manis-manis dan membiarkan tulisan-tulisan tersebut tidak terjamah.
Para penulis perempuan sepanjang sejarah berusaha ingin mengaduk-aduk
pembaca, kadangkala dengan mengutak-utik kesadaran yang mapan. Kita
melihat suatu kedalaman, pengalaman-pengalaman dan horizon berpikir
yang baru, apapun resikonya.

Ini yang aku simpulkan sebelum bukuku A Room of One’s Own diterbitkan.
Bahwa Morgan (E.M. Forster) tidak akan meresensi buku itu. Membuat aku
berpikir mungkin teman-temanku (kalangan Bloomsbury) tidak menyukai
intonasi feminist di dalam bukuku…Aku mungkin akan diserang karena
pemikiran-pemikiranku itu…bukuku tidak dianggap serius, dianggap
bacaan yang mudah…logika feminin…cocok hanya untuk kalangan perempuan.
Aku sih tidak mempedulikan, sebuah perjuangan memang, yang penting aku
menulis dengan semangat dan keyakinan. (Virginia Woolf, 1929).


Kejamnya cerita Eva
Tanggung jawab yang luar biasa
Ada sejarahnya
Tentang kekejaman.
Betapa kejam,
Dalam sejarah dengan kesengsaraan
Tentang kepalsuan.
Katamu hanya sebuah legenda
Kamu bilang begitu? Tapi apa makna sebuah legenda?
Kalau tidak
Untuk menyalahkan p

Re: [wanita-muslimah] Konferensi melawan rasisme, diskriminasi dll - Obama - DALIA MOGAHED

2009-04-23 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
makasih Mas Jano, tolong kasih tahu juga kepada Mas Osama bin Laden
untuk selalu berpikir positif kepada bangsa barat.
demikian juga tolong kasih tahu kepada Mas Ahmadinejad untuk tidak
membenci Israel.
Bilang juga anggota Hamas di Gaza untuk segera berdamai dengan
Benyamin Nitanyahu.
Ooh indahnya dunia dengan berpikir positif

salam,
--
wikan

2009/4/23 jano ko :
>
>
> Mas Wikan :
>
>
> Mas Jano coba baca ini
> http://www.republik a.co.id/berita/ 45871/Wanita_ Berjilbab_ Penasihat_
> Obama
> Mbak Dalia bilang loyalitas pertamanya adalah pada negara (Amerika
> Serikat), jadi bukan pada agamanya (Islam).
> jadi ya siap2 umat Islam dikadalin lagi, nggih nopo boten mas?
>
> btw, sudah baca soal Snouck Hurgronye belum, mas jano?
>
> --
>
> ko_jano :
>
> Kalau engga salah saat usia 15 tahun saya sudah baca buku tentang Snouck
> Hurgronye.
> Dia merupakan bagian dari masa lalu yang telah "sekarat" pada abad ini, bisa
> dijadikan pembelajaran buat kita semua.
>
> Gantian bertanya, Mas Wikan sudah baca buku eksistensialisme belum ?
> Selalu berfikir negatif itu engga sehat mas, sebaiknya selalu berfikir
> positif, sambil terus belajar dan mencari informasi sebanyak mungkin.
>
> Ada informasi yang mungkin bisa membuat mas Wikan selalu positif memandang
> masa depannya, silahkan baca bukunya Dr.John L.Esposito, The Oxford History
> of Islam (Oxford University Press, London, 1999.


Re: [wanita-muslimah] Konferensi melawan rasisme, diskriminasi dll - Obama - DALIA MOGAHED

2009-04-23 Terurut Topik jano ko
Mas Wikan :
 
Mas Jano coba baca ini
http://www.republik a.co.id/berita/ 45871/Wanita_ Berjilbab_ Penasihat_ Obama
Mbak Dalia bilang loyalitas pertamanya adalah pada negara (Amerika
Serikat), jadi bukan pada agamanya (Islam).
jadi ya siap2 umat Islam dikadalin lagi, nggih nopo boten mas?

btw, sudah baca soal Snouck Hurgronye belum, mas jano?

--

ko_jano :
 
Kalau engga salah saat usia 15 tahun saya sudah baca buku tentang Snouck 
Hurgronye.
Dia merupakan bagian dari masa lalu yang telah "sekarat" pada abad ini, bisa 
dijadikan pembelajaran buat kita semua. 
 
Gantian bertanya, Mas Wikan sudah baca buku eksistensialisme belum ?
Selalu berfikir negatif itu engga sehat mas, sebaiknya selalu berfikir positif, 
sambil terus belajar dan mencari informasi sebanyak mungkin.
 
Ada informasi yang mungkin bisa membuat mas Wikan selalu positif memandang masa 
depannya, silahkan baca bukunya Dr.John L.Esposito, The Oxford History of Islam 
(Oxford University Press, London, 1999.
 
Salam
 
-o0o-
 
 
 

--- On Thu, 23/4/09, Wikan Danar Sunindyo  wrote:


From: Wikan Danar Sunindyo 
Subject: Re: [wanita-muslimah] Konferensi melawan rasisme, diskriminasi dll - 
Obama - DALIA MOGAHED
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Thursday, 23 April, 2009, 4:58 PM








Mas Jano coba baca ini
http://www.republik a.co.id/berita/ 45871/Wanita_ Berjilbab_ Penasihat_ Obama
Mbak Dalia bilang loyalitas pertamanya adalah pada negara (Amerika
Serikat), jadi bukan pada agamanya (Islam).
jadi ya siap2 umat Islam dikadalin lagi, nggih nopo boten mas?

btw, sudah baca soal Snouck Hurgronye belum, mas jano?

==
Satu lagi peran Muslim dalam kehidupan bernegara Paman Sam. Seorang
wanita keturunan Mesir, warga Amerika berjilbab ditunjuk sebagai
penasihat Presiden Obama.

Dalia Mogahed, analis senior dan direktur eksekutif Gallup Center,
lembaga survey independen tersohor, untuk Kajian Muslim adalah nama
tokoh yang ditunjuk menjadi salah satu anggota Dewan Penasihat Obama
untuk Hubungan dan Lingkungan Berdasar Keyakinan.

Penunjukkan itu akan membuat Dalia memiliki kesempatan memberi masukan
kepada Presiden Obama terhadap sikap praduga dan masalah yang dihadapi
dunia Muslim.

Itu tak hanya membuat warga Mesir bahagia--meski juga tetap waspada--,
pihak Arab pun mengamati lebih dekat tanda-tanda kepemimpinan baru di
Washington yang berupaya meningkatkan hubungan dengan Islam. Hubungan
yang diyakini banyak Muslim dirusak dengan parah selama delapan tahun
oleh pemerintahan Bush.

Pemilihan Mogahed juga dilihat oleh banyak pihak di Timur Tengah
sebagai satu langkah maju Obama menghapuskan stereotip dan penghakiman
terhadap Muslim, sesuatu yang menimpa komunitas sejak 11 September
2001 silam.

"Dalia Mogahed adalah contoh terbaik dari wanita Muslim sukses. Ia
membuktikan jika Muslim pun dapat berhasil di segala bidang, paling
tidah di bidang keahliannya, " ujar seorang pengunjung situs yang
menuliskan komentarnya di harian independen Al Masry al Youm, seperti
yang dikutip oleh Latimes.com, Rabu, 22 April.

Dalia, kelahiran Mesir pindah bersama keluarganya ke Amerika Serika
hampir 30 tahun lalu. Baru-baru ini, ia menjadi salah satu penulis
utama dalam "Who Speaks for Islam" (diterjemahkan oleh penerbit Mizan
dengan judul "Saatnya Muslim Bicara") dengan John Esposito, guru besar
ilmu politik Amerika, orang yang dikritik banyak pihak sebagai pemberi
maaf Islam. Dalia dan Esposito menerbitkan lembar opini bulan ini
dalam The Times, berjudul Ketidakpedulian Amerika terhadap Islam dan
Dunia Muslim.

Meski seorang Islam, Dalia tetap menyatakan diri loyalitas pertama
akan diberikan kepada negaranya, demikian dalam sebuah wawancara
dengna Al Masry al Youm, Senin pekan ini yang mengecewakan beberapa
orang.

"Saya pikir loyalitas pertama ia pada Islam, baru yang lain," ujar
seorang komentator, masih di website Al Masry. "Saya takut mereka
mungkin akan mempermainkan dan menggunakan kamu sebagai kedok politik
mereka yang tidak benar-benar mengarah pada Mesir, Arab, dan dunia
Muslim," imbuh komentar itu./itz

salam salim,
--
wikan

2009/4/23 jano ko :
>
>
> Mas Wikan :
> Mas Jano, Obama bukannya diskriminatif tuh?
>
> --
>
> ko_jano :
>
> Belum tentu mas.
> Pasti mas Wikan masih ingat ketika Tim Relawan Obama mengusir dua wanita
> yang memakai jilbab karena mereka berada dilatar podium dimana Obama mau
> berpidato di Detroit, Amrik.
>
> Pada kenyataannya justru sekarang Kang Obama mengangkat DALIA MOGAHED
> sebagai penasehat gedung putih.
> Dalia Mogahed tersebut adalah seorang Muslimah yang berjilbab dan sangat
> pintar yang berasal dari Mesir.
>
> Opo tumon mas,:)
















  New Email names for you! 
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Mengapa setiap 21 April kita memperingati Hari Kartini? Apakah tidak ada wanita Indonesia lain yang lebih layak ditokohkan?

2009-04-23 Terurut Topik Ary Setijadi Prihatmanto
wah,
sekarang INSISTS dan Jurnal Perempuan via Gadis Arivia joint-forces ya
artikelnya bisa sangat sinergis dengan 
http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=artikel|-7|N

selamat ya

- Original Message - 
From: "Aa Jacky" 
To: 
Sent: Thursday, April 23, 2009 3:38 PM
Subject: [wanita-muslimah] Mengapa setiap 21 April kita memperingati Hari 
Kartini? Apakah tidak ada wanita Indonesia lain yang lebih layak ditokohkan?


Catatan Akhir Pekan Adian Husaini ke-269

Oleh: Adian Husaini

Ada yang menarik pada Jurnal Islamia (INSISTS-Republika) edisi 9 April 2009
lalu. Dari empat halaman jurnal berbentuk koran yang membahas tema utama
tentang Kesetaraan Gender, ada tulisan sejarawan Persis Tiar Anwar Bahtiar
tentang Kartini. Judulnya: "Mengapa Harus Kartini?"

Sejarawan yang menamatkan magister bidang sejarah di Universitas Indonesia
ini mempertanyakan: Mengapa Harus Kartini? Mengapa setiap 21 April bangsa
Indonesia memperingati Hari Kartini? Apakah tidak ada wanita Indonesia lain
yang lebih layak ditokohkan dan diteladani dibandingkan Kartini?

Menyongsong tanggal 21 April 2009 kali ini, sangatlah relevan untuk membaca
dan merenungkan artikel yang ditulis oleh Tiar Anwar Bahtiar tersebut. Tentu
saja, pertanyaan bernada gugatan seperti itu bukan pertama kali dilontarkan
sejarawan. Pada tahun 1970-an, di saat kuat-kuatnya pemerintahan Orde Baru,
guru besar Universitas Indonesia, Prof. Dr. Harsja W. Bachtiar pernah
menggugat masalah ini. Ia mengkritik 'pengkultusan' R.A. Kartini sebagai
pahlawan nasional Indonesia.

Dalam buku Satu Abad Kartini (1879-1979), (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
1990, cetakan ke-4), Harsja W. Bahtiar menulis sebuah artikel berjudul
"Kartini dan Peranan Wanita dalam Masyarakat Kita". Tulisan ini bernada
gugatan terhadap penokohan Kartini. "Kita mengambil alih Kartini sebagai
lambang emansipasi wanita di Indonesia dari orang-orang Belanda. Kita tidak
mencipta sendiri lambang budaya ini, meskipun kemudian kitalah yang
mengembangkannya lebih lanjut," tulis Harsja W. Bachtiar, yang menamatkan
doktor sosiologinya di Harvard University.

Harsja juga menggugat dengan halus, mengapa harus Kartini yang dijadikan
sebagai simbol kemajuan wanita Indonesia. Ia menunjuk dua sosok wanita yang
hebat dalam sejarah Indonesia. Pertama, Sultanah Seri Ratu Tajul Alam
Safiatuddin Johan Berdaulat dari Aceh dan kedua, Siti Aisyah We Tenriolle
dari Sulawesi Selatan. Anehnya, tulis Harsja, dua wanita itu tidak masuk
dalam buku Sejarah Setengah Abad Pergerakan Wanita Indonesia (Jakarta: Balai
Pustaka, 1978), terbitan resmi Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Tentu saja
Kartini masuk dalam buku tersebut.

Padahal, papar Harsja, kehebatan dua wanita itu sangat luar biasa. Sultanah
Safiatudin dikenal sebagai sosok yang sangat pintar dan aktif mengembangkan
ilmu pengatetahuan. Selain bahasa Aceh dan Melayu, dia menguasai bahasa
Arab, Persia, Spanyol dan Urdu. Di masa pemerintahannya, ilmu dan
kesusastraan berkembang pesat. Ketika itulah lahir karya-karya besar dari
Nuruddin ar-Raniry, Hamzah Fansuri, dan Abdur Rauf. Ia juga berhasil
menampik usaha-usaha Belanda untuk menempatkan diri di daerah Aceh. VOC pun
tidak berhasil memperoleh monopoli atas perdagangan timah dan komoditi
lainnya. Sultanah memerintah Aceh cukup lama, yaitu 1644-1675. Ia dikenal
sangat memajukan pendidikan, baik untuk pria maupun untuk wanita.

Tokoh wanita kedua yang disebut Harsja Bachriar adalah Siti Aisyah We
Tenriolle. Wanita ini bukan hanya dikenal ahli dalam pemerintahan, tetapi
juga mahir dalam kesusastraan. B.F. Matthes, orang Belanda yang ahli sejarah
Sulawesi Selatan, mengaku mendapat manfaat besar dari sebuah epos La-Galigo,
yang mencakup lebih dari 7.000 halaman folio. Ikhtisar epos besar itu dibuat
sendiri oleh We Tenriolle. Pada tahun 1908, wanita ini mendirikan sekolah
pertama di Tanette, tempat pendidikan modern pertama yang dibuka baik untuk
anak-anak pria maupun untuk wanita.

Penelusuran Prof. Harsja W. Bachtiar terhadap penokohan Kartini akhirnya
menemukan kenyataan, bahwa Kartini memang dipilih oleh orang Belanda untuk
ditampilkan ke depan sebagai pendekar kemajuan wanita pribumi di Indonesia.
Mula-mula Kartini bergaul dengan Asisten-Residen Ovink suami istri. Adalah
Cristiaan Snouck Hurgronje, penasehat pemerintah Hindia Belanda, yang
mendorong J.H. Abendanon, Direktur Departemen Pendidikan, Agama dan
Kerajinan, agar memberikan perhatian pada Kartini tiga bersaudara.

Harsja menulis tentang kisah ini: "Abendanon mengunjungi mereka dan kemudian
menjadi semacam sponsor bagi Kartini. Kartini berkenalan dengan Hilda de
Booy-Boissevain, istri ajudan Gubernur Jendral, pada suatu resepsi di Istana
Bogor, suatu pertemuan yang sangat mengesankan kedua belah pihak."


Ringkasnya, Kartini kemudian berkenalan dengan Estella Zeehandelaar, seorang
wanita aktivis gerakan Sociaal Democratische Arbeiderspartij (SDAP). Wanita
Belanda ini kemudian mengenalkan Kartini pada berbagai ide modern, terutama
mengenai perjuangan wanita d

Re: [wanita-muslimah] Konferensi melawan rasisme, diskriminasi dll - Obama - DALIA MOGAHED

2009-04-23 Terurut Topik Ari Condro
dahlia mogahed = dahlia mujahid ya ...



2009/4/23 Wikan Danar Sunindyo :
>
>
> Mas Jano coba baca ini
> http://www.republika.co.id/berita/45871/Wanita_Berjilbab_Penasihat_Obama
> Mbak Dalia bilang loyalitas pertamanya adalah pada negara (Amerika
> Serikat), jadi bukan pada agamanya (Islam).
> jadi ya siap2 umat Islam dikadalin lagi, nggih nopo boten mas?
>
> btw, sudah baca soal Snouck Hurgronye belum, mas jano?
>
> ==
> Satu lagi peran Muslim dalam kehidupan bernegara Paman Sam. Seorang
> wanita keturunan Mesir, warga Amerika berjilbab ditunjuk sebagai
> penasihat Presiden Obama.
>
> Dalia Mogahed, analis senior dan direktur eksekutif Gallup Center,
> lembaga survey independen tersohor, untuk Kajian Muslim adalah nama
> tokoh yang ditunjuk menjadi salah satu anggota Dewan Penasihat Obama
> untuk Hubungan dan Lingkungan Berdasar Keyakinan.
>
> Penunjukkan itu akan membuat Dalia memiliki kesempatan memberi masukan
> kepada Presiden Obama terhadap sikap praduga dan masalah yang dihadapi
> dunia Muslim.
>
> Itu tak hanya membuat warga Mesir bahagia--meski juga tetap waspada--,
> pihak Arab pun mengamati lebih dekat tanda-tanda kepemimpinan baru di
> Washington yang berupaya meningkatkan hubungan dengan Islam. Hubungan
> yang diyakini banyak Muslim dirusak dengan parah selama delapan tahun
> oleh pemerintahan Bush.
>
> Pemilihan Mogahed juga dilihat oleh banyak pihak di Timur Tengah
> sebagai satu langkah maju Obama menghapuskan stereotip dan penghakiman
> terhadap Muslim, sesuatu yang menimpa komunitas sejak 11 September
> 2001 silam.
>
> "Dalia Mogahed adalah contoh terbaik dari wanita Muslim sukses. Ia
> membuktikan jika Muslim pun dapat berhasil di segala bidang, paling
> tidah di bidang keahliannya," ujar seorang pengunjung situs yang
> menuliskan komentarnya di harian independen Al Masry al Youm, seperti
> yang dikutip oleh Latimes.com, Rabu, 22 April.
>
> Dalia, kelahiran Mesir pindah bersama keluarganya ke Amerika Serika
> hampir 30 tahun lalu. Baru-baru ini, ia menjadi salah satu penulis
> utama dalam "Who Speaks for Islam" (diterjemahkan oleh penerbit Mizan
> dengan judul "Saatnya Muslim Bicara") dengan John Esposito, guru besar
> ilmu politik Amerika, orang yang dikritik banyak pihak sebagai pemberi
> maaf Islam. Dalia dan Esposito menerbitkan lembar opini bulan ini
> dalam The Times, berjudul Ketidakpedulian Amerika terhadap Islam dan
> Dunia Muslim.
>
> Meski seorang Islam, Dalia tetap menyatakan diri loyalitas pertama
> akan diberikan kepada negaranya, demikian dalam sebuah wawancara
> dengna Al Masry al Youm, Senin pekan ini yang mengecewakan beberapa
> orang.
>
> "Saya pikir loyalitas pertama ia pada Islam, baru yang lain," ujar
> seorang komentator, masih di website Al Masry. "Saya takut mereka
> mungkin akan mempermainkan dan menggunakan kamu sebagai kedok politik
> mereka yang tidak benar-benar mengarah pada Mesir, Arab, dan dunia
> Muslim," imbuh komentar itu./itz
>
> salam salim,
> --
> wikan
>
> 2009/4/23 jano ko :
>
>>
>>
>> Mas Wikan :
>> Mas Jano, Obama bukannya diskriminatif tuh?
>>
>> --
>>
>> ko_jano :
>>
>> Belum tentu mas.
>> Pasti mas Wikan masih ingat ketika Tim Relawan Obama mengusir dua wanita
>> yang memakai jilbab karena mereka berada dilatar podium dimana Obama mau
>> berpidato di Detroit, Amrik.
>>
>> Pada kenyataannya justru sekarang Kang Obama mengangkat DALIA MOGAHED
>> sebagai penasehat gedung putih.
>> Dalia Mogahed tersebut adalah seorang Muslimah yang berjilbab dan sangat
>> pintar yang berasal dari Mesir.
>>
>> Opo tumon mas,:)
>
> 



-- 
salam,
Ari


[wanita-muslimah] Mengapa setiap 21 April kita memperingati Hari Kartini? Apakah tidak ada wanita Indonesia lain yang lebih layak ditokohkan?

2009-04-23 Terurut Topik Aa Jacky
Catatan Akhir Pekan Adian Husaini ke-269

Oleh: Adian Husaini

Ada yang menarik pada Jurnal Islamia (INSISTS-Republika) edisi 9 April 2009
lalu. Dari empat halaman jurnal berbentuk koran yang membahas tema utama
tentang Kesetaraan Gender, ada tulisan sejarawan Persis Tiar Anwar Bahtiar
tentang Kartini. Judulnya: “Mengapa Harus Kartini?”

Sejarawan yang menamatkan magister bidang sejarah di Universitas Indonesia
ini mempertanyakan: Mengapa Harus Kartini? Mengapa setiap 21 April bangsa
Indonesia memperingati Hari Kartini? Apakah tidak ada wanita Indonesia lain
yang lebih layak ditokohkan dan diteladani dibandingkan Kartini?

Menyongsong tanggal 21 April 2009 kali ini, sangatlah relevan untuk membaca
dan merenungkan artikel yang ditulis oleh Tiar Anwar Bahtiar tersebut. Tentu
saja, pertanyaan bernada gugatan seperti itu bukan pertama kali dilontarkan
sejarawan. Pada tahun 1970-an, di saat kuat-kuatnya pemerintahan Orde Baru,
guru besar Universitas Indonesia, Prof. Dr. Harsja W. Bachtiar pernah
menggugat masalah ini. Ia mengkritik 'pengkultusan' R.A. Kartini sebagai
pahlawan nasional Indonesia.

Dalam buku Satu Abad Kartini (1879-1979), (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
1990, cetakan ke-4), Harsja W. Bahtiar menulis sebuah artikel berjudul
“Kartini dan Peranan Wanita dalam Masyarakat Kita”. Tulisan ini bernada
gugatan terhadap penokohan Kartini. “Kita mengambil alih Kartini sebagai
lambang emansipasi wanita di Indonesia dari orang-orang Belanda. Kita tidak
mencipta sendiri lambang budaya ini, meskipun kemudian kitalah yang
mengembangkannya lebih lanjut,” tulis Harsja W. Bachtiar, yang menamatkan
doktor sosiologinya di Harvard University.

Harsja juga menggugat dengan halus, mengapa harus Kartini yang dijadikan
sebagai simbol kemajuan wanita Indonesia. Ia menunjuk dua sosok wanita yang
hebat dalam sejarah Indonesia. Pertama, Sultanah Seri Ratu Tajul Alam
Safiatuddin Johan Berdaulat dari Aceh dan kedua, Siti Aisyah We Tenriolle
dari Sulawesi Selatan. Anehnya, tulis Harsja, dua wanita itu tidak masuk
dalam buku Sejarah Setengah Abad Pergerakan Wanita Indonesia (Jakarta: Balai
Pustaka, 1978), terbitan resmi Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Tentu saja
Kartini masuk dalam buku tersebut.

Padahal, papar Harsja, kehebatan dua wanita itu sangat luar biasa. Sultanah
Safiatudin dikenal sebagai sosok yang sangat pintar dan aktif mengembangkan
ilmu pengatetahuan. Selain bahasa Aceh dan Melayu, dia menguasai bahasa
Arab, Persia, Spanyol dan Urdu. Di masa pemerintahannya, ilmu dan
kesusastraan berkembang pesat. Ketika itulah lahir karya-karya besar dari
Nuruddin ar-Raniry, Hamzah Fansuri, dan Abdur Rauf. Ia juga berhasil
menampik usaha-usaha Belanda untuk menempatkan diri di daerah Aceh. VOC pun
tidak berhasil memperoleh monopoli atas perdagangan timah dan komoditi
lainnya. Sultanah memerintah Aceh cukup lama, yaitu 1644-1675. Ia dikenal
sangat memajukan pendidikan, baik untuk pria maupun untuk wanita.

Tokoh wanita kedua yang disebut Harsja Bachriar adalah Siti Aisyah We
Tenriolle. Wanita ini bukan hanya dikenal ahli dalam pemerintahan, tetapi
juga mahir dalam kesusastraan. B.F. Matthes, orang Belanda yang ahli sejarah
Sulawesi Selatan, mengaku mendapat manfaat besar dari sebuah epos La-Galigo,
yang mencakup lebih dari 7.000 halaman folio. Ikhtisar epos besar itu dibuat
sendiri oleh We Tenriolle. Pada tahun 1908, wanita ini mendirikan sekolah
pertama di Tanette, tempat pendidikan modern pertama yang dibuka baik untuk
anak-anak pria maupun untuk wanita.

Penelusuran Prof. Harsja W. Bachtiar terhadap penokohan Kartini akhirnya
menemukan kenyataan, bahwa Kartini memang dipilih oleh orang Belanda untuk
ditampilkan ke depan sebagai pendekar kemajuan wanita pribumi di Indonesia.
Mula-mula Kartini bergaul dengan Asisten-Residen Ovink suami istri. Adalah
Cristiaan Snouck Hurgronje, penasehat pemerintah Hindia Belanda, yang
mendorong J.H. Abendanon, Direktur Departemen Pendidikan, Agama dan
Kerajinan, agar memberikan perhatian pada Kartini tiga bersaudara.

Harsja menulis tentang kisah ini: “Abendanon mengunjungi mereka dan kemudian
menjadi semacam sponsor bagi Kartini. Kartini berkenalan dengan Hilda de
Booy-Boissevain, istri ajudan Gubernur Jendral, pada suatu resepsi di Istana
Bogor, suatu pertemuan yang sangat mengesankan kedua belah pihak.”


Ringkasnya, Kartini kemudian berkenalan dengan Estella Zeehandelaar, seorang
wanita aktivis gerakan Sociaal Democratische Arbeiderspartij (SDAP). Wanita
Belanda ini kemudian mengenalkan Kartini pada berbagai ide modern, terutama
mengenai perjuangan wanita dan sosialisme. Tokoh sosialisme H.H. van Kol dan
penganjur “Haluan Etika” C.Th. van Deventer adalah orang-orang yang
menampilkan Kartini sebagai pendekar wanita Indonesia.

Lebih dari enam tahun setelah Kartini wafat pada umur 25 tahun, pada tahun
1911, Abendanon menerbitkan kumpulan surat-surat Kartini dengan judul Door
Duisternis tot Lich. Kemudian terbit juga edisi bahasa Inggrisnya dengan
judul Letters of a Javaness Princess. Bebera

[wanita-muslimah] Penggerak Kepada Pemilikan

2009-04-23 Terurut Topik muhamad agus syafii
Penggerak Kepada Pemilikan    

By: Prof. Dr. Achmad Mubarok MA

Surat al-Baqarah / 2:212, dan Ali iImran / 3:14, mengisyaratkan bahwa manusia 
memiliki dorongan psikologis untuk memiliki sesuatu untuk kesenangan dirinya. 
Kehidupan dunia itu dijadikan indah dalam pandangan orang-orang ingkar, dan 
mereka memandang hina orang-orang yang beriman, padahal orang yang bertakwa itu 
lebih mulia dibanding mereka di hari Kiamat, dan Allah memberi rizki kepada 
orang-orang yang dikehendakinya tanpa batas (Q., s. al-Baqarah / 2:212).

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia, cinta syahwati, yakni menginginkan 
kepada wanita-wanita, anak-anak, benda-benda berharga dari emas, perak kuda 
pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, 
dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik (Q., s. Ali Imran / 3:14).

Menurut Isfahani mengandung arti keindahan hakiki, yakni sesuatu yang tidak 
memiliki cela pada manusia, baik di dunia maupun di akhirat. Secara global 
pengertian keindahan itu menurut Isfihani dapat ditinjau dari tiga sudut, yaitu 
keindahan psikologis, keindahan fisik dan keindahan faktor luar. 
    
Dalam al-Qur'an seringkali dinisbahkan dengan Allah seperti ayat dan adakalanya 
dinisbahkan dengan setan seperti terdapat dalam ayat dan juga seringkali tidak 
dinisbahkan dengan fa'il tertentu karena dalam bentuk mabni majhul seperti 
dalam surat al-Baqarah / 2:212 dan surat Ali Imran / 3:14 di atas.

Dua ayat di atas mengisyaratkan bahwa di mata manusia, dunia dengan 
simbo-simbol benda berharga adalah sesuatu yang indah secara hakiki, yang 
kemudian mereka menginginkannya dan memandang perlu untuk memilikinya. Dorongan 
untuk memiliki itulah yang menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu dalam 
upaya memiliki apa yang diinginkannya.

Dorongan psikologis atau motif memiliki diperlukan oleh manusia untuk 
mendorongnya melakukan sesuatu yang diperlukan. Motif kepada kepemilikan itulah 
yang menyebabkan manusia memenuhi kebutuhan hidup sementaranya, dan motif itu 
pula yang menyebabkan manusia berebut benda-benda yang bersifat kesenangan 
duniawi yang tidak abadi. Dalam batas-batas tertentu, apa yang dilakukan 
manusia tidak berbeda dengan apa yang dilakukan oleh hewan, yakni mencukupi 
kebutuhan hidupnya sebagai makhluk hidup di muka bumi. 

Karena manusia bukan sekedar hewan tatapi hewan yang  berpikir, maka manusia 
dalam merespons dorongan untuk memiliki dapat menetapkan tujuan yang lebih 
tinggi dan lebih mulia, yakni untuk mencapai kebahagiaan dan kenikmatan abadi 
di akhirat, karena tujuan dapat mengendalikan tuntutan dari dorongan itu. 
Manusia memang bebas memilih, dan keputusan pilihannya itu akan berpengaruh 
pada arah hidupnya, dan akibat dari keputusan yang tidak tepat harus ditanggung 
oleh manusia itu sendiri. Al-Qur'an menegaskan bahwa manusia diberi kebebasan 
untuk menentukan keinginannya tetapi dengan mengingatkan resikonya:
    
Barang siapa menghendaki, kehidupan dunia dengan segala perhiasannya, niscaya 
Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna, 
dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak 
memperoleh di akhirat kecuali neraka, dan lenyaplah di akhirat itu apa yang 
mereka usahakan di dunia, dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan (Q., s. 
Hud / 11:15-16).

Ayat di atas menyodorkan kepada manusia pilihan yang harus diambil, apakah 
kesenangan hidup duniawi seperti yang diinginkan oleh dorongan psikologisnya 
tetapi dengan risiko tidak memperoleh sesuatu di akhirat, atau menekan 
keinginan yang bersifat duniawinya dengan harapan memperoleh kebahagiaan di 
akhirat sesuai dengan kemuliaan martabatnya sebagai manusia. Allah SWT telah 
menciptakan manusia dan melengkapinya dengan perangkat yang memungkinkannya 
memperoleh kemudahan dan kenyamanan dalam hidupnya.

Orang bijak akan memilih menekan dan mengendalikan dorongan-dorongan kepada hal 
yang bersifat rendah, untuk kemudian melakukan perbuatan yang dapat merangsang 
dorongan kepada kebaikan. Sedangkan orang yang tercela, ia bahkan bertekuk 
lutut kepada dorongan kepada hal-hal yang bersifat kebendaan dan melayani 
seluruh keinginannya.

Karakter dari motif memiliki ini adalah mendorong manusia untuk berusaha 
memperoleh hal-hal yang bersifat duniawi dan dalam tingkatan tertentu untuk 
serakah terhadap harta benda. Jika tujuan yang ditetapkan oleh manusia sekadar 
untuk memenuhi tuntutan hidup atau memfasilitasi kehidupan yang mulia, maka 
motif memiliki ini mendorongnya melakukan hal-hal yang baik dan pantas. Akan 
tetapi jika motif ini dimiliki oleh orang serakah yang bertujuan menumpuk harta 
dan menduduki kekuasaan didepan manusia, maka motif ini mendorongnya melakukan 
perbuatan yang merugikan orang lain, mendorongnya untuk kikir dan bermusuhan 
dengan rivalnya, sementara hal-hal yang bermakna ridla Allah SWT tidak menarik 
perhatiannya.
    
Karakter motif memiliki itu temperamental dan sungguh-sungguh, hingga ia ingin 
segera mem

Re: [wanita-muslimah] Konferensi melawan rasisme, diskriminasi dll - Obama - DALIA MOGAHED

2009-04-23 Terurut Topik Wikan Danar Sunindyo
Mas Jano coba baca ini
http://www.republika.co.id/berita/45871/Wanita_Berjilbab_Penasihat_Obama
Mbak Dalia bilang loyalitas pertamanya adalah pada negara (Amerika
Serikat), jadi bukan pada agamanya (Islam).
jadi ya siap2 umat Islam dikadalin lagi, nggih nopo boten mas?

btw, sudah baca soal Snouck Hurgronye belum, mas jano?

==
Satu lagi peran Muslim dalam kehidupan bernegara Paman Sam. Seorang
wanita keturunan Mesir, warga Amerika berjilbab ditunjuk sebagai
penasihat Presiden Obama.

Dalia Mogahed, analis senior dan direktur eksekutif Gallup Center,
lembaga survey independen tersohor, untuk Kajian Muslim adalah nama
tokoh yang ditunjuk menjadi salah satu anggota Dewan Penasihat Obama
untuk Hubungan dan Lingkungan Berdasar Keyakinan.

Penunjukkan itu akan membuat Dalia memiliki kesempatan memberi masukan
kepada Presiden Obama terhadap sikap praduga dan masalah yang dihadapi
dunia Muslim.

Itu tak hanya membuat warga Mesir bahagia--meski juga tetap waspada--,
pihak Arab pun mengamati lebih dekat tanda-tanda kepemimpinan baru di
Washington yang berupaya meningkatkan hubungan dengan Islam. Hubungan
yang diyakini banyak Muslim dirusak dengan parah selama delapan tahun
oleh pemerintahan Bush.

Pemilihan Mogahed juga dilihat oleh banyak pihak di Timur Tengah
sebagai satu langkah maju Obama menghapuskan stereotip dan penghakiman
terhadap Muslim, sesuatu yang menimpa komunitas sejak 11 September
2001 silam.

"Dalia Mogahed adalah contoh terbaik dari wanita Muslim sukses. Ia
membuktikan jika Muslim pun dapat berhasil di segala bidang, paling
tidah di bidang keahliannya," ujar seorang pengunjung situs yang
menuliskan komentarnya di harian independen Al Masry al Youm, seperti
yang dikutip oleh Latimes.com, Rabu, 22 April.

Dalia, kelahiran Mesir pindah bersama keluarganya ke Amerika Serika
hampir 30 tahun lalu. Baru-baru ini, ia menjadi salah satu penulis
utama dalam "Who Speaks for Islam" (diterjemahkan oleh penerbit Mizan
dengan judul "Saatnya Muslim Bicara") dengan John Esposito, guru besar
ilmu politik Amerika, orang yang dikritik banyak pihak sebagai pemberi
maaf Islam. Dalia dan Esposito menerbitkan lembar opini bulan ini
dalam The Times, berjudul Ketidakpedulian Amerika terhadap Islam dan
Dunia Muslim.

Meski seorang Islam, Dalia tetap menyatakan diri loyalitas pertama
akan diberikan kepada negaranya, demikian dalam sebuah wawancara
dengna Al Masry al Youm, Senin pekan ini yang mengecewakan beberapa
orang.

"Saya pikir loyalitas pertama ia pada Islam, baru yang lain," ujar
seorang komentator, masih di website Al Masry. "Saya takut mereka
mungkin akan mempermainkan dan menggunakan kamu sebagai kedok politik
mereka yang tidak benar-benar mengarah pada Mesir, Arab, dan dunia
Muslim," imbuh komentar itu./itz

salam salim,
--
wikan

2009/4/23 jano ko :
>
>
> Mas Wikan :
> Mas Jano, Obama bukannya diskriminatif tuh?
>
> --
>
> ko_jano :
>
> Belum tentu mas.
> Pasti mas Wikan masih ingat ketika Tim Relawan Obama mengusir dua wanita
> yang memakai jilbab karena mereka berada dilatar podium dimana Obama mau
> berpidato di Detroit, Amrik.
>
> Pada kenyataannya justru sekarang Kang Obama mengangkat DALIA MOGAHED
> sebagai penasehat gedung putih.
> Dalia Mogahed tersebut adalah seorang Muslimah yang berjilbab dan sangat
> pintar yang berasal dari Mesir.
>
> Opo tumon mas,:)


[wanita-muslimah] Menulis Cerita

2009-04-23 Terurut Topik muhamad agus syafii
Menulis Cerita

By: agussyafii

Bagian yang paling menyenangkan saya bersama anak-anak Amalia adalah menulis 
cerita. Duduk bersama anak-anak dan mengajak mereka untuk berdiskusi mengenai 
pengalaman menarik mereka. Malah membuat mereka berebut untuk berbicara. Ada 
yang bercerita dikejar-kejar anjing, bergaya-gaya naik sepeda atau naik kereta 
api ke kampung. Umumnya anak-anak suka bercerita.

Dengan menulis cerita anak-anak tidak hanya mengembangkan kemampuannya 
menggunakan bahasa namun juga mengembangkan dan melatih berpikir secara 
terstruktur. Menulis cerita menjadi latihan bahasa yang lebih menyenangkan bagi 
anak-anak. Coba kita perhatikan tulisan cerita salahsatu anak Amalia karya Eggy 
kelas 3 SD yang berjudul 'Liburan Naik Kereta Api ke Kampung'.

Pada suatu hari saya dan keluarga saya pergi ke kampung naik kereta api. Disana 
saya harus membeli karcis dulu beberapa jam saya harus menunggu kereta setelah 
itu saya naik kereta, dikereta saya tidur setelah bangun makan dikereta. 
Sesampai distasiun terlihat nenek yang sedang menunggu saya. Saya berlari 
memanggil-manggil 'nenek..nenek..' terus memeluknya. 

Nenek itu menoleh dan ternyata bukan nenek saya. 'Aduh malunya.' kata saya 
dalam hati. bapak dan ibu tertawa melihatnya. Kejadian itu tak bisa kulupakan 
sampai sekarang. Itulah pengalaman saya Liburan naik kereta api ke kampung.


Wassalam,
agussyafii

--
Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU) Minggu, 
tanggal 17 Mei 2009, di Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek 
Peruri, RT 001 RW 09, Sudimara Timur, Ciledug. TNG. Program 'Amalia Cinta Bumi 
(ACIBU)' mengajak. 'Mari, hindari penggunaan kantong plastik berlebihan, 
bawalah kantong belanja sendiri. Sebab Kantong plastik jenis polimer sintetik 
sulit terurai- Bila dibakar, menimbulkan senyawa dioksin yang membahayakan- 
Proses produksinya menimbulkan efek berbahaya bagi lingkungan.' Mari kirimkan 
dukungan anda pada program 'Amalia Cinta Bumi' (ACIBU) melalui 
http://agussyafii.blogspot.com atau sms 087 8777 12431






  

[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [wanita-muslimah] Re: (Resensi) Kekerasan Itu Berulang Padaku - anak

2009-04-23 Terurut Topik Dwi Soegardi
2009/4/23 jano ko :
> Pertanyaannya, berapa buku yang telah dibuat yang berkaitan dengan kekerasan 
> rumah tangga yang dilakukan oleh kaum wanita terhadap anak - anaknya ?
> Silahkan Mas Dwi  bersedia untuk menjawabnya.

Saya tidak tahu dan saya tidak bersedia.

> ko_jano :
>
> Santai aja jeng, namanya aja diskusi, diskusi kan mencari kebenaran yang 
> sebenar-benarnya, jadi ko_jano harus banyak bertanya :), oke ?
> ko_jano tidak tahu, lha kalau pura-pura tahu itu namnya "sok tahu" , hiya 
> engga ?

Kalau pura-pura tidak tahu?
Bagaimana jadinya diskusi ini?

DWS
- tobat jadi editor