[wanita-muslimah] Re: President Obama Gives Ramadan Message - Semoga para insan yang belum menemukan jalan lurus pada sadar.

2009-08-24 Terurut Topik lestarin
Pak Dws, 

Saya setuju dengan yang panjenengan sampaikan, ucapan selamat jadi tradisi 
semata bagi para pemimpin Amerika, manis di bibir tapi beda dikebijakan:(

Saya ngelihat dengan mata kepala sendiri, gimana kelakuan "miring" para tentara 
amrik itu yang petantang-petenteng, bawa laras panjang modern, keluar masuk 
pasar di Afghanistan kayak sedang nyari Anjing kurap mau di "dor"...menyebalkan 
ngelihatnya. Belum lagi sok markir tank dan segala kendaraan besar di 
jalan-jalan,menghalangi pengguna jalan, untuk sekedar show off.  Tidak punya 
etika rasanya.

Tapi halah, kok ya gitu masih aja ada yang terlalu memuja Obama, Obama mah sama 
aja dengan pempimpin Amerika lainnya, kebijakan luar negerinya tidak jauh 
beda:(. Tetap saja akan membuat perang di Afghanistan dan Pakistan:( Sudah 
terbukti. Lha kalau mau ngejar Al-Qaeda ya hentikan dana sumbangan terbesarnya 
asal Arab Saudi itu, bukan malah sembarangan bikin perang baru di Afghanistan 
dan Pakistan.


Wassalam

Lestari


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Dwi Soegardi  wrote:
>
> Tradisi mengucapkan selamat pada momen2 keagamaan khusus ini biasa
> saja di Amerika.
> Bill Clinton, George Bush, juga politisi2 lainnya.
> 
> Setelah bilang selamat, Bush tetap saja ngebomi Irak, dan korban
> perang sampai kini diperkirakan jutaan.
> Obama yang pidato manis kepada dunia Islam,
> tetap saja nembaki kampung-kampung di perbatasan Afghanistan-Pakistan
> dengan predator drone (pesawat tak berawak) yang dikendalikan jarak jauh.
> Ratusan korban warga sipil berjatuhan.
> 
> So what?
> 
> Mudah-mudahan "mereka" itu menemukan jalan lurus,
> jalan damai,
> tentunya setelah mempertanggungjawabkan perbuatan mereka di depan
> pengadilan internasional.
> 
> 
> 2009/8/22 jano ko :
> > http://www.youtube.com/watch?v=1R4KfYuDrvU
> >
> > President Obama Gives Ramadan Message
> >
> > It is nice of President Obama to talk to Arabic and Islamic people 
> > worldwide about Ramadan and give a clear explaination to the meaning of 
> > Quran as he said the word iqraa means اقرأ ( iqraa=read ) and he is 
> > correct..He talks about the meaning of Fasting in the holy month of 
> > Ramadan...
> > This speech will make Arabs come close to the U.S policy and get along 
> > with all others to live in peace and tolarence.
> > Really It is beautiful message and accurate..I like it..
> > Thanks Mr.President
> >
> > -o0o-
> >
> >
> >
> > --- On Sat, 22/8/09, muhamad agus syafii  wrote:
> >
> >
> > From: muhamad agus syafii 
> > Subject: [wanita-muslimah] Memperkenalkan Puasa Pada Anak
> > To: agussya...@...
> > Date: Saturday, 22 August, 2009, 12:23 PM
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> > Memperkenalkan Puasa Pada Anak
> >
> > By: agussyafii
> >
> > Pagi tadi ketika saya dan istri saya bangun untuk makan sahur, Hana putri 
> > saya masih tertidur. Setelah makan sahur, saya melanjutkan sholat subuh di 
> > masjid. Untuk bulan Romadhon tahun ini adalah puasa yang pertama kalinya. 
> > Istri saya sudah mengingatkan Hana agar berpuasa. Memperkenalkan puasa 
> > sungguh terasa berat bagi Hana karena pertama kalinya karena usianya 4 
> > tahun.
> >
> > 'Mah, lapar nih..' kata Hana, jam dinding menunjukkan pukul 10 siang. 'Hana 
> > boleh..minum setelah adzan Dhuhur ya..' bujuk istri saya.
> >
> > Anak-anak hingga usia akil balig (12 tahun) belum diwajibkan berpuasa. 
> > Namun, sebagian besar ulama sepakat untuk mengajarkan puasa sejak kecil 
> > agar di usia akil balig nanti, anak sudah terbiasa berpuasa.  Sejak usia 
> > berapakah anak mulai dapat diajarkan berpuasa? Nabi SAW menganjurkan untuk 
> > mengajarkan salat yang menganjurkan anak dilatih salat saat anak-anak, 
> > beberapa ulama memakai usia awal untuk melatih anak berpuasa.
> >
> > Memperkenalkan puasa pada anak untuk berpuasa walau setengah hari lebih 
> > pada memahami seluk beluk berpuasa sehingga anak merasa senang berpuasa 
> > dengan adanya perasaan senang inilah anak-anak akan melaksanakan puasa 
> > karena kemauan sendiri bukan karena paksaan orang tuanya.
> >
> > Begitu terdengar Adzan Dhuhur Hana berteriak. 'Mah..maem ya..' Akhirnya 
> > istri saya menyuapinya pertanda Hana sudah boleh berbuka. 'Setelah ini 
> > berpuasa lagi ya..' Mata Hana berbinar.  Hana berlarian penuh keceriaannya 
> > dibulan suci Ramadhan karena sudah mengenal puasa.
> >
> > Wassalam,
> > agussyafii
> >
> > ---
> > Senyum menyambut ramadhan, senyum kemenangan adalah senyum amalia. Yuk, 
> > berkenan berbagi senyuman dalam sebuah program 'Senyum Amalia.' Kegiatan 
> > program 'Senyum Amalia' adalah Obrolan Puasa (Opus), Tadarus, Berbuka Puasa 
> > Bersama, Paket Bingkisan Senyum Amalia, akan diselenggarakan pada hari 
> > Ahad, 30 Agustus 2009 di Rumah Amalia. Kirimkan dukungan dan senyuman anda 
> > di http://agussyafii. blogspot. com atau http://www.facebook 
> > .com/agussyafii atau sms di 087 8777 12431
> >
> >
> >
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> >
> 

[wanita-muslimah] Re: Orang Afghanistan suka dangdut-an or gambus-an:)

2009-08-12 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak ko_jano,

Mari bersama-sama Istighfar Pak lha kok kelihatannya bener-benar 
panjenengan gak nyambung ya? Sekian lama gabung di milis WM kok masih saja 
pedhot-sekring-e:) Lha wong konteksnya saya sedang belajar di Afghanistan, 
dan konteksnya Taliban, demikian juga sejak awal cerita pengalaman tersebut 
saya bagi, gimana saya harus nulis tentang genocide ditempat lain??? Saya ini 
Pak otokritik terhadap sesama muslim. Lha kok malah njenengan kemana-mana wah 
wah wah benar-benar agak kelewatan...:(

Semoga kita semua diberi kesabaran oleh Gusti Allah SWT. Amin.


Wassalam

Lestari


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko  wrote:
>
> Lestarin :
> 
> dan kemudian terus aja merajalela melakukan kemungkaran atas nama agama 
> Islam:(.
> 
> 
> 
> Janoko :
> 
> Aturan Islam sudah jelas, membunuh dilarang.
> 
> Pernah dengar engga Tebang Pilih dalam Proses Penegakan Hukum ?
> 
> Itu yang saya permasalahkan, kenapa anda tidak membahas manusia - manusia 
> yang sudah pedhot sekringnya melakukan Genocide terhadap umat Islam ?, kenapa 
> Islam selalu dipojokkan ?
> 
> Salam
> 
> -o0o-
> 
> 
> 
> 
> --- On Tue, 11/8/09, lestarin  wrote:
> 
> From: lestarin 
> Subject: [wanita-muslimah] Re: Orang Afghanistan suka dangdut-an or 
> gambus-an:)
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Date: Tuesday, 11 August, 2009, 7:24 PM
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>  
> 
> 
> 
> 
> 
>   Yth. Pak Janoko alias ko_jano,
> 
> 
> 
> Jangan cuma info google aja ya Pak ko_jano yang dibaca:) jadi silakan cari 
> buku-buku lain juga, Misal yang berjudul The Taliban, War and Religion in 
> Afghanistan by Peter Marsden, dan juga buku-buku lainnya yang di tulis oleh 
> Para professor Afganistan, ada banyak Pak yang bagus, sayang saya tidak bisa 
> sebut satu persatu di sini:) 
> 
> 
> 
> Karena yang menjadi keprihatinan saya adalah: Orang-orang Taliban ini adalah 
> orang Islam, lha ya kok mau2nya dibodoh2in ama pihak luar (termasuk CIA), dan 
> kemudian terus aja merajalela melakukan kemungkaran atas nama agama Islam:(. 
> Kan begitu modus operandinya, banyak banget sahabat dan kawan sesama muslim 
> kok mau dibodoh2-in membunuh-i manusia (termasuk sesama muslim), atas nama 
> agama Islam.
> 
> 
> 
> Orang Afghanistan yang terdidik dan peham betul agama Islam aja sudah capek 
> dengan kondisi ini. Jadi kenapa masih banyak Taliban (sekali lagi mereka 
> semua orang Islam) yang masih terus bertindak brutal???. Bagi saya ini 
> otokritik terhadap saya dan semua saudara sesama muslim, karena ternyata 
> masih banyak di antara kita yang sangat bodoh:(
> 
> 
> 
> Silakan merenung Pak ko_jano, tapi kalo bapak ko_jano komentar lagi, dan 
> tidak nyambung, saya terpaksa tidak membalas lagi pak:) 
> 
> 
> 
> Kalau perlu silakan datang sekarang di Afghanistan Pak, mumpung saya juga 
> lagi belajar di sini, nanti kita bisa diskusi dan riset bersama-sama ke 
> lapangan:)
> 
> 
> 
> Wassalam
> 
> 
> 
> Lestari
> 




[wanita-muslimah] Re: Orang Afghanistan suka dangdut-an or gambus-an:)

2009-08-11 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Janoko alias ko_jano,


Jangan cuma info google aja ya Pak ko_jano yang dibaca:) jadi silakan cari 
buku-buku lain juga, Misal yang berjudul The Taliban, War and Religion in 
Afghanistan by Peter Marsden, dan juga buku-buku lainnya yang di tulis oleh 
Para professor Afganistan, ada banyak Pak yang bagus, sayang saya tidak bisa 
sebut satu persatu di sini:) 

Karena yang menjadi keprihatinan saya adalah: Orang-orang Taliban ini adalah 
orang Islam, lha ya kok mau2nya dibodoh2in ama pihak luar (termasuk CIA), dan 
kemudian terus aja merajalela melakukan kemungkaran atas nama agama Islam:(. 
Kan begitu modus operandinya, banyak banget sahabat dan kawan sesama muslim kok 
mau dibodoh2-in membunuh-i manusia (termasuk sesama muslim), atas nama agama 
Islam.

Orang Afghanistan yang terdidik dan peham betul agama Islam aja sudah capek 
dengan kondisi ini. Jadi kenapa masih banyak Taliban (sekali lagi mereka semua 
orang Islam) yang masih terus bertindak brutal???. Bagi saya ini otokritik 
terhadap saya dan semua saudara sesama muslim, karena ternyata masih banyak di 
antara kita yang sangat bodoh:(

Silakan merenung Pak ko_jano, tapi kalo bapak ko_jano komentar lagi, dan tidak 
nyambung, saya terpaksa tidak membalas lagi pak:) 

Kalau perlu silakan datang sekarang di Afghanistan Pak, mumpung saya juga lagi 
belajar di sini, nanti kita bisa diskusi dan riset bersama-sama ke lapangan:)


Wassalam


Lestari
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko  wrote:
>
> Lestarin :
> 
> Mendengar curhatan beliau saya jadi terdiam dan termenung sendiri dan
> membatin: "Semoga juga Indonesia tidak pernah menjadi negara di bawah
> rezim ala Taliban".
> 
> ---
> 
> Janoko :
> 
> Pertanyaannya adalah, siapakah yang menciptakan Taliban ?
> Lestarin sudah baca sejarahnya belum ?
> 
> Coba baca :
> 
> http://www.thirdworldtraveler.com/Afghanistan/Afghanistan_CIA_Taliban.html
> 
> Semoga lestarin bisa lebih maju.
> 
> Janoko
> 
> -o0o-
>



[wanita-muslimah] Orang Afghanistan suka dangdut-an or gambus-an:)

2009-08-07 Terurut Topik lestarin
Dear Mbak Mia,

Melanjutkan obrolan tentang orang Afghan yang suka dangdutan, rasanya jadi 
tidak membayangkan bagaimana dulu negeri ini di bawah Taliban. Maklum mereka 
hoby banget dengerin musik, baik india, persia, maupun yang asli afghanistan, 
dan memang cengkok-nya mirip2 dangdut.

Malah banyak program dari India, mulai lagu2 sampai filmnya yang disiarkan 
beberapa stasiun TV Afghanistan. Kemudian lucunya, karena para gadis India 
banyak yang kelihatan pusar dan belahan dada, maka dibuatlah sensor, dibuat 
agak-agak blur persis bagian yang itu saja... dan kadang-kadang ya "kelepasan" 
maklum sensornya manual kayaknya:))

Nah seorang teman Indonesia yang lagi mantau diperbatasan Afghanistan-Iran juga 
cerita, musik gambusan Iran juga sangat didemenin masyarakat Afghanistan yang 
wilayah perbatasan ini, jadi sense of musicnya teman-teman Afghanistan sangat 
luar biasa, dan itu dulu sempat total diharamkan sama Taliban, terbayang kan 
betapa menderitanya mereka dulu, tertekan. 

Soal Taliban yang banyak import dari berbagai negara, termasuk Indonesia, 
memang agak "memalukan", orang Afghanistan sendiri sudah capek perang, maunya 
damai. Seorang profesor dari universitas di Kabul cerita, dia melihat ada 
sekumpulan orang bermain bola, setelah dia amati, ternyata itu adalah 
orang-orang Taliban, lalu beliau ini mendekati salah satunya, dan dia bertanya 
dari mana asalnya, jawabnya: Indonesia! :(

Taliban makin sengit akhir-akhir ini, melemparkan roket kemana-mana juga masang 
bom tidak kira-kira, tidak peduli yang kena juga masyarakat sipil. Dah gelap 
mata atas nama Islam:(. Padahal dalam pemilu Afghanistan mendatang ada juga 
wakil dari Taliban yang menjadi kandidat, kandidat dari partai komunis juga 
ada, serta ada 2 kandidat perempuan dari total 41 kandidat presiden.

Secara umum ketika ditanya apakah masyarakat Afghanistan soal rezim Taliban 
lalu...rata-rata tidak ingin kembali ke masa "menyedihkan" itu...semua serba 
sulit saat itu. Apalagi buat perempuan, jangankan sekolah atau bekerja, mau 
keluar rumah saja pakai prosedur yang sungguh ribet. Hanya satu yang dirasakan 
aman: "Tidak ada pencurian" :), tapi lain-lainnya mah tetap tidak beres.


Ditengarai, yang masih pro Taliban adalah masyarakat Afghanistan yang tidak 
suka dengan kehadiran segala tentara asing yang luar biasa sombongnya itu, dan 
kebanyakan anak muda yang nganggur, tidak ada pegangan, dan dulunya keluarganya 
korban perang:(. Tentu saja ini juga jumlahnya tidak sedikit:(

Semoga masyarakat Afghanistan mendatang jauh lebih bahagia dan cerah 
kehidupannya, salah seorang terdidik di Afghanistan sempat bilang, sebetulnya 
dia pengen Afghanistan kayak Indonesia, yang meski penduduk yang beragama Islam 
menjadi mayoritas, namun bukan jadi negara Islam yang kaku dan tidak toleran. 
Mendengar curhatan beliau saya jadi terdiam dan termenung sendiri dan membatin: 
"Semoga juga Indonesia tidak pernah menjadi negara di bawah rezim ala Taliban".


Wassalam

Lestari



[wanita-muslimah] New militant group unearthed in Afghanistan

2009-08-05 Terurut Topik lestarin
Di copy dari: http://news-en.trend.az/world/afghanistan/1517355.html


Lalu seorang teman berkomentar, "Untung ya HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) tidak 
melakukan gerakan militan",
Saya pun menjawab: "Bukannya mereka sedang menunggu waktu yang tepat untuk 
nantinya juga menggulingkan pemerintahan Indonesia yang syah?"

Hizbut Tahrir kan tidak mengenal partai politik, pemilu, demokrasi, dan 
segalanya yang "dianggap" tidak Islami itu:(
Tapi bisa juga nanti HTI Indonesia bermain "cantik", masuklah ke segala partai, 
pemerintahan, dantercapailah Daullah Islam sesuai versi mereka.

Wassalam

Lestari


New militant group unearthed in Afghanistan
05.08.09 11:23 


Afghan security apparatus have unearthed a new militant outfit fighting 
government in the post- Taliban nation, a private television channel reported 
Wednesday.

"The new militant group is Hizbul Tahrir. This group has activities in some 
provinces including Badakhshan, Kapisa and Kabul to sabotage the coming 
elections set for August 20," Tolo TV quoted National Security Directorate 
Chief Amrullah Salih as saying, reported Xinhua.

The outfit, according to intelligence chief, is different from Taliban 
militants and insurgents loyal to dissident warlord Gulbudin Hekmatyar.

Hizbul Tahrir or (Writing Party) has not been registered with the Ministry for 
Justice before, the official asserted.

Taliban outfit and militants loyal to Hekmatyar-led radical Islamic Party 
Hizb-e-Islami have been fighting Afghan and international troops over the past 
seven years.




[wanita-muslimah] Re: Jilbab dan pengalaman pribadi -

2009-07-31 Terurut Topik lestarin
Pak Wikan dan All,

Kebetulan sudah beberapa hari ini di Afghanistan, dan ternyata sejak beberapa 
waktu lalu ada modus baru lagi disini, yang pakai burqa/burkha bukan cuma 
perempuan, tapi bisa juga laki-laki, dan bawa bom dalam badannya, trus bom 
bunuh diri deh:(, Jihad katanya...:(

Jadi inget film KANDAHAR, cowok-cowok nyamar pakai burkha untuk mengelabui 
polisi dan petugas jaga perbatasan. Eh tenyata itu tidak cuma ada di 
pilem...:(
Jadi kemudian merasa makin tidak nyaman dekat dengan yang berburkha...habis 
sama sekali tidak kelihatan, siapa yang dibalik itu:(


Wassalam

Lestari

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Wikan Danar Sunindyo  
wrote:
>
> bukannya kalau udah nenek2 malah gak wajib pake jilbab
> jadi emang jilbab ini khusus buat menutupi wanita2 yang masih muda aja
> kalau perlu, seperti kata masarcon, wanita muda yang cantik sekalian pake 
> cadar
> tapi ada modus operandi baru nih, pake jilbab + cadar biar dikira cantik
> :)
> 
> salam,
> --
> wikan




[wanita-muslimah] Re: Fwd: Anjing yang Masuk Surga?

2008-03-03 Terurut Topik lestarin
Astagfirullahhaladzim,
Wah benar juga yang Mba' Mei bilang, milisan ini memang bisa menjadi 
jalan menuju ghibah.:(

Nauzubillahimdalik


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "rsa" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Hehehe ... mulai kapan Dawam tahu dunia anjing? Memang Nabi masuk 
> khalifatullah sehingga anjing juga kena hukum syariat? Hanya 
manusia 
> ko yang punya pilihan (dan paksaan) antara Surga dan Neraka, bukan 
> hewan, bukan malaikat, bukan setan. Dan jin adalah makhluk lain 
yang 
> juga walau bukan khalifah Allah di muka bumi, tapi tetap kena 
dakwah 
> Islam ... 
> Hehehe ... Dawam ... Dawam ... apa dia sudah lebih dekat mengenal 
> orang-orang Islam (atau agama apapun, dalam hal ini) yang ia 
jadikan 
> tertuduh di kumcer nya ini?
> 
> salam,
> satriyo
> 
> PS: Dinosaurus masuk surga juga tidak ya? hehehe
> PPS: buaya darat dan lintah darat jelas masuk neraka, setidaknya 
kata 
> keyakinan iman kaum mutazilah ...! :-)
> 
> --- wrote:
> 
> 
> 
> RESENSI
> Judul buku : Anjing yang Masuk Surga
> Penulis : M. Dawam Rahardjo
> Penerbit : Jalasutra, 2008
> 
> 
> Lihatlah Lebih Dekat Agar Tak Mudah Menghakimi
> 
> Oleh:
> Kurniasih
> 
> 
> Untuk apa Anda membaca cerpen? Cerita yang biasanya memotret 
sebuah 
> peristiwa, sekeping kejadian, atau seserpih pengalaman seseorang 
yang 
> diciptakan oleh pengarang. Apakah Anda akan puas dengan membaca 
> cerpen? Jawabannya: tergantung pengarang yang menciptakannya. 
Banyak 
> pengarang yang tidak berhasil mengolah plot atau penokohan, bahkan 
> terjebak pada permainan bahasa yang kurang bisa dinikmati. Pembaca 
> kesulitan menangkap tema cerita, bahkan sukar menangkap "wujud" 
tokoh 
> yang ada di dalam cerpen. 
> M. Dawam Rahardjo, seorang tokoh multidimensi (cendekiawan, 
> budayawan, pemikir Islam serta pegiat LSM), melalui Penerbit 
> Jalasutra, telah menerbitkan sebuah kumpulan cerpen. Judulnya 
diambil 
> dari salah satu cerpennya, Anjing yang Masuk Surga. 
> Membaca cerpen-cerpen yang diolah oleh Dawam, kita tidak akan 
> kesulitan menangkap ide yang secara eksplisit dicoba dituangkan di 
> dalamnya. Plot yang dirajut dalam setiap cerita cenderung 
> konvensional, awalan, konflik, dan penyelesaian mudah untuk 
> ditelusuri. Gaya bahasa yang digunakan pun cenderung sederhana dan 
> mudah dipahami. Tak banyak permainan bahasa puitik untuk 
> mendramatisasi cerita di dalamnya. Secara keseluruhuan, cerpen-
cerpen 
> disajikan dengan sederhana. Tetapi di balik kesederhanaan 
> penampilannya, penokohannya terhitung sangat kuat karena 
disandarkan 
> pada tema cerita yang seringkali kontroversial untuk ukuran 
> masyarakat umum.
> Sosok Dawam yang kontroversial itulah yang secara jelas tercermin 
di 
> dalam cerpen-cerpennya. Dengan gaya yang sangat lugas, Dawam tak 
> segan-segan mengolah tema perbedaan pemahaman tentang merawat 
anjing 
> bagi muslim. Sebagian muslim bersikukuh bahwa karena air liur 
anjing 
> najis, maka anjing dilarang untuk dipelihara. Sedangkan sebagian 
> muslim yang lain percaya bahwa merawat anjing boleh-boleh saja, 
> apalagi ada kisah para pemuda Ashabul Kahfi yang ditemani anjing. 
> Konflik pemahaman ini menjadi sasaran Dawam untuk memperlihatkan 
> kepada kita bahwa sebuah perbedaan dalam keyakinan, di masyarakat 
> kita, seringkali menjadi pemicu perpecahan.
> Tampaknya Dawam memang secara sengaja ingin mengajak pembaca untuk 
> membuka mata terhadap perbedaan yang ada. Janganlah sedikit 
perbedaan 
> saja memicu ketegangan, atau bahkan kerusuhan berdarah-darah, 
padahal 
> masih bisa dibicarakan. Bukan otot yang digunakan, tapi hatilah 
yang 
> harus dipakai untuk menilai dan mencari kebenaran. Seperti sudah 
> menjadi "adat" yang sukar disembuhkan bahwa di negeri ini, 
perbedaan 
> merupakan undangan untuk adu otot, atau bahkan amuk massa. 
> Penghakiman "sesat" terhadap satu golongan yang berbeda pun 
demikian 
> mudah dilontarkan, padahal tidak menyelesaikan masalah yang ada, 
> bahkan cenderung membodohi masyarakat awam. Mampukah Dawam 
mengajak 
> masyarakat kita, khususnya pembaca cerpennya, membuka mata 
terhadap 
> perbedaan?
> Bukan hanya dalam cerpen Dawam berusaha mengajak untuk membuka 
mata, 
> dia pun seringkali dianggap kontroversial karena mempunyai 
idealisme 
> bahwa keragaman dalam keyakinan itu sah-sah saja. Berdasarkan esai-
> esainya yang ingin membela hak-hak semacam penganut Ahmadiyyah, 
> Komunitas Eden, Kristen, membuatnya kehilangan posisi di dalam 
ormas 
> Islam yang didudukinya. Kini Dawam menjadi ketua Dewan Penasehat 
> Partai Kemerdekaan Rakyat yang dipimpin oleh Pdt. Sheppert Supit, 
> mantan Ketua Gereja Rakyat Indonesia.
> Memang, kekuatan cerita yang diciptakan Dawam sangat jelas 
terletak 
> pada idealismenya, yang seringkali tidak diramahi banyak kalangan. 
> Inilah yang menjadi sumber kekuatan luar biasa cerita-cerita 
> sederhana yang didedahkan Dawam. Setiap cerita menampilkan hal-hal 
> yang dipandang tabu, bahan olok-olok, dan sumber perdebatan dalam 
> masyarakat ki

[wanita-muslimah] Re: Ibu Negara Kumpulkan Dubes

2008-03-01 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Ali,

Anda yakin ingin Indonesia tetap dari Aceh sampai Papua dengan 
segala budayanya??? Bukannya justru sekarang sudah mulai timbul 
keinginan "menyeragamkan" Aceh sampai Papua?? Itu lho bagi yang 
menginginkan semua perempuan dijilbabi rapat-rapat:), maklum 
perempuan tidak berjilbab kan tidak berakhlak, jadi semua pakaian 
daerah ya akan musnah lah. Termasuk juga pakaian perempuan dayak dan 
papua, yang jelas-jelas akan dianggap "terbelakang", 
tidak "beradab", porno, dll:(

Pokoknya apa yang berbeda dengan yang diinginkan oleh kelompok yang 
merasa paling "Islam" dan paling "benar" ya bakal akan diberantas!. 
Pertama diberantas pikiran/idenya yang beda, kemudian dihapus dan 
diberantas keberadaan fisiknya juga:(


Wassalam


Lestari


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Smg budaya bhineka tumbuh kembali...tdj jadi musium
> dan pelajar melupakan sejarah khas indonesia.
> budaya indonesia dahulu sgt terkenal... skrng tdk
> mendukung keberdaan diindonesia itu sendiri.. semoga
> kita kembali walau berbeda2 tetap satu bersama dari
> aceh smp papua.
> 
> Slm budaya,
> ali
> --- Sunny <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> >
> http://www.pikiran-rakyat.com/index.php?mib=beritadetail&id=13682
> > 
> > Ibu Negara Kumpulkan Dubes
> > Turut Menyukseskan "Visit Indonesia Year 2008"
> > CIANJUR, (PR).-
> > Ibu Negara RI, Hj. Ani Susilo Bambang Yudhoyono
> > mengumpulkan para duta besar (dubes) wanita dari
> > negara sahabat, istri duta besar, dan organisasi
> > internasional yang bertugas di Indonesia, dalam
> > acara "Friendship Gathering" di Istana Presiden
> > Cipanas, Kab. Cianjur, Rabu (27/2). 
> > 
> > Dalam acara tersebut diundang pula istri mantan
> > Presiden dan Wakil Presiden RI maupun istri mantan
> > menteri, serta para istri menteri Kabinet Indonesia
> > Bersatu yang tergabung dalam Solidaritas Istri
> > Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) dan muspida
> > tingkat I Provinsi Jabar, Banten, dan Sumatra Utara.
> > 
> > Pada kesempatan itu, Ibu Negara mengajak para
> > undangan untuk bisa bergabung dan mendukung beberapa
> > program yang saat ini tengah digalakkan. Program
> > tersebut di antaranya Indonesia Pintar, Indonesia
> > Sehat, Indonesia Hijau, dan Indonesia Peduli. Selain
> > itu, Hj. Ani memaparkan pula tentang potensi dan
> > keindahan alam Indonesia, termasuk keanekaragaman
> > seni dan budayanya.
> > 
> > Kegiatan "Friendship Gathering" yang menjadi agenda
> > pertemuan tahunan itu, bertujuan pula sebagai upaya
> > menyukseskan program "Visit Indonesia Year 2008".
> > Kemudian, mempererat silaturahmi di antara negara
> > sahabat, sekaligus menumbuhkan rasa saling asah,
> > asih, dan asuh antara senior dan junior. 
> > 
> > Selain itu, Ibu Negara juga memaparkan secara
> > singkat seputar Istana Presiden Cipanas, termasuk
> > keberadaan dan letak geografisnya.
> > 
> > Dalam acara tersebut, Ibu Negara bersama para
> > undangan menyaksikan penampilan seni dan budaya dari
> > Provinsi Jabar, Banten, dan Sumatra Utara. 
> > 
> > Selain menghadirkan tarian daerah, ditampilkan pula
> > peragaan busana pengantin daerah dan busana
> > menggunakan bahan kain tradisional. Para undangan
> > juga mencicipi makanan khas dari tiga provinsi
> > tersebut. 
> > 
> > Seni budaya
> > 
> > Penampilan seni budaya, diawali dengan kesenian
> > Jabar yang menghadirkan jaipongan maung lugay,
> > peragaan busana pengantin leluhur Sumedang, dan
> > busana batik Kuningan (batik tulis paseban Cigugur).
> > 
> > 
> > Perwakilan Banten menghadirkan peragaan busana
> > pengantin Tangerang, Banten lestari, dan kebesaran
> > Banten, dilanjutkan busana tenun Baduy dan tari
> > rampak bedug. 
> > 
> > Sedangkan Sumatra Utara menampilkan kesenian tor-tor
> > dan gale-gale, peragaan busana pengantin Kab. Karo,
> > Deli Serdang, dan Tapanuli Selatan, dilanjutkan
> > dengan peragaan busana tenun ulos dan songket.
> > 
> > Keanekaragaman seni dan budaya dari tiga provinsi
> > itu menjadi daya tarik tersendiri bagi undangan yang
> > hadir, khususnya mereka yang berasal dari negara
> > sahabat yang sangat antusias menyaksikannya. Setelah
> > itu, Ibu Negara mengajak para tamu berkeliling
> > Istana Presiden Cipanas. 
> > 
> > Selain menikmati suasana lingkungan istana, mereka
> > juga diajak melihat hutan lindung yang berada di
> > dalam kawasan Istana Cipanas yang hingga kini masih
> > terjaga keasriannya. 
> > 
> > Rombongan kemudian diajak menikmati berbagai makanan
> > khas daerah Provinsi Jabar, Banten, dan Sumut.
> > Mereka tampak menikmati suguhan makanan khas daerah.
> > 
> > 
> > Para undangan kemudian melihat hasil kerajinan
> > tangan dan komoditas yang berasal dari tiga provinsi
> > tersebut. 
> > 
> > Istana Presiden Cipanas terletak di kaki Gunung Gede
> > yang berada di ketinggian 1.100 meter di atas
> > permukaan laut dengan luas 7.760 m2. (A-
> > 
> > 
> > [Non-text portions of this message have been
> > removed]
> > 
> > 
> 
> 
> 
>   
___

[wanita-muslimah] Re: Istimewanya.........................

2008-02-21 Terurut Topik lestarin
menjadi pemimpin!
> 
> Bagi pihak istri-istri pula, poligami mengandung hikmah yang luar 
biasa. Pertama, para istri akan dididik untuk mencintai Tuhan lebih 
daripada mencintai suaminya. Karena cintanya pada Tuhan tersebut, 
seorang perempuan meredhokan suaminya menikah lagi, kedua, ketiga 
dan/atau keempat. Ketika tiba gilirannya, seorang istri akan 
mendapat kesempatan berkhidmat pada suaminya. Sedangkan di saat 
bukan gilirannya...ahaa...inilah kesempatan untuk bercinta-cintaan 
dengan Tuhan. Bukankah kalau istri hanya dia seorang maka waktunya 
akan habis untuk berkhidmat pada suami?
> 
> Seorang istri juga akan dilatih untuk bersabar. Apakah artinya 
sabar? Sabar adalah menahan rasa tidak enak dalam hati, tanpa 
terlihat di wajah. Dia juga akan dilatih untuk meratakan kasih 
sayang dan berlemah lembut kepada suami, madu-madunya, dan anak-anak 
tirinya tanpa membeda-bedakan satu dengan yang lain. Bayangkan 
betapa hebatnya orang yang seperti ini. Cinta dan takutkan ALLAH 
lebih dari segalanya, penyayang kepada sesama, sabar dan lemah 
lembut. Siapa yang tak suka?
> 
> Ini adalah buah. Buah dari iman, kefahaman, dan cita-cita untuk 
memperjuangkan Tuhan dengan kasih sayang. Poligami hanya salah satu 
aspek dari banyak aspek perjuangan. Jika dilakukan dengan benar dan 
terpimpin, insya ALLAH akan menjadi satu solusi, bukan malah 
menambah masalah. 
> 
> Tentang janda tsunami, pemecahannya tidak sesederhana itu bu, 
carikan suami, langsung dikawinkan atau dipoligamikan. Lha iya kalau 
suaminya orang beriman, dan mampu mendidik dan bertanggung jawab. 
Kalau tidak? Tambah sengsara nanti. Semua mesti terlebih dahulu 
dididik untuk kenal, cinta dan takutkan Tuhan. Baru setelah itu 
perlahan-lahan kita kenalkan syariat Tuhan yang beribu-ribu 
banyaknya itu. Poligami hanya salah satunya. Bersama memburu cinta 
Tuhan, indah dan selamat menyelamatkan; memburu cinta manusia, semua 
akan haru biru dan pecah belah.
> 
> 
> -Rizal-
> 
> 
> lestarin <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Yth. Pak Rizal,
> 
> Saya tidak anti poligami, tapi heran saja dengan himbauan poligami 
> yang kemudian ternyata tidak sesuai prilaku Nabi.  Itu lho Pak, 
para 
> istri kedua dan ketiga, dst, selalu lebih muda, lebih cantik, dll.
> 
> Padahal di Aceh itu sampai sekarang ada ribuan Janda Tsunami yang 
> sama sekali tidak "dilirik" sama bapak-bapak yang suka gembar-
gembor 
> soal poligami lha iki piye tho???:( . Jadi solusinya dimana 
ya??
> 
> 
> Wassalam
> 
> 
> Lestari
> 
>jadi yg mau ditekankan di sini apanya ?

1. idealisme islam dan ajaran mulia, namun sulit dilakukan, dus
mengawang awang di atas langit --> berkait ajaran poligami

ataukah

2. membuat aturan yang berangkat dari realita di masyarakat, ketika
poligami justru memporakporandakan keluarga. sehingga perlu membuat
aturan aturan hukum yg bisa memaksa :
- eks suami bertanggung jawab pada kehidupan dan pendidikan anaknya
sampai dewasa
- eks suami harus menanggung kehidupan istrinya, sampai si eks istri
ini menikah kembali.

sepertinya kok, untuk poin nomer dua di ajaran islam juga
dianjurkan, namun tata cara pelaksanaannya justru tidak pernah
diperjuangkan oleh rekan rekan yang aktif berdakwah.

apa pasal ya ? masa rekan rekan ini lupa sih, mana yang prioritas ?



atau kalau single parent karena suami meninggal / yg lainnya, negara
yg mengambil alih peran tersebut. jaminan sosial. tapi kok meski
hal ini dicantumkan di UUD 45, tetap saja dari rekan rekan dakwah
tidak terdengar acara memperjuangkannya.

yg diributkan melulu soal ribut ribut dengan ahmadiyah yg beda
sekte ..., yg diagul agulkan ke delapan penjuru angin justru jalan
poligami [dgn contoh berpoligami yg bermasalah dan menimbulkan
cibiran dan protes orang banyak, ribut memaksa semua orang wajib
berjilbab model abaya. sehingga urusan yg dampaknya lebih jangka
panjang, dan lebih islami dalam membangun tatanan masyarakat justru
terabaikan. mengapa hal hal remeh yg kontraporduktif diamini dan
dilaksanakan dengan senang hati, istri cantik disegerakan, sementara
untuk menikahi janda janda korban tsunami pun, dipikirkannya
berpanjang panjang. 1000 x.

salam prihatin,
ari






[wanita-muslimah] Re: Istimewanya.........................

2008-02-20 Terurut Topik lestarin
Moga-moga juga,  mba' Ima juga mendapat hidayah dari Allah SWT agar 
tidak "memberantas", "menghancurkan", "meleburkan" atau "menistakan" 
sesama muslim yang berbeda pendapat dan pemikiran:)

Sejak kecil saya merasa damai hidup di tengah-tengah keluarga yang 
dikenal dengan istilah keluarga Muuhammadiyah, dan damai bertetangga 
serta bersahabat dekat dengan keluarga-keluarga dari NU, serta 
memiliki kenalan dan kerabat yang jamaah Ahmadiyah. Eh baru-baru 
gede ini aja tiba-tiba jadi agak resah dengan beberapa "pendatang" 
baru yang kemudian mengaku manjadi Islam yang "paling benar". 
Menyerang kelompok yang berbeda, mencaci kelompok syiah, malah 
kemudian ada yang menghalalkan darahnya teman-teman JIL:(


Jadinya saya bertanya-tanya, kenapa ya kok sekarang ada arus 
kelompok yang tiba-tiba memang seolah mem"bombardir" sesama muslim 
yang dalam beberapa hal berbeda pandangan. Lalu dengan berbagai 
alasan yaitu tadi, kelompok yang berbeda mau dipinggirkan dan 
diberantas??:( . Saya malah merindukan kehidupan beragama dan 
kerukunan beragama dalam Islam seperti dulu lho. Tidak ada yang 
merasa benar, dan saling menghargai dalam segala perbedaan sebagai 
sesama saudara.


Wassalam


Lestari


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, kru chil <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Yap, anda benar pak... 
> Menurut pandangan awal saya, karena milis ini sudah 
berlabel "wanita-muslimah" saya kira mereka pasti tahu kebesaran 
Allah dan hukum2 yang berkenaan dengan wanita dalam islam. 
> Namun jika memang ada pihak yang tidak bisa menerima keistimewaan2 
wanita tersebut, musti dipertanyakan dulu nihh kayaknya, biasanya 
mereka itu belum tertarbiyah. Dan itu merupakan tugas kita yang 
mengerti akan hukum2 islam untuk menjelaskan kepada mereka yang 
tidak mengerti. namun jika ybs tidak bisa menerima penjelasan kita, 
kita do'akan saja semoga Allah segera memberikan hidayahnya. 
sehingga orang tersebut bisa merasakan damainya kehidupan islami. 
> 
> Allah itu dekat pertolongannya, dan Allah akan memberikan hidayah 
kepada orang yang mengharapkan hidayah itu. 
>  
> Ima 
> http://www.PernikMu slim.com ---> One Stop e-Muslim Shop
> www.DheZign. com ---> Comprehensive Website and Graphic Solution
> at
> Your Fingertips
> 0856-336-4677
> Semolowaru Elok J-3 Surabaya 60119
>



[wanita-muslimah] Re: Istimewanya.........................

2008-02-20 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Rizal,

Saya tidak anti poligami, tapi heran saja dengan himbauan poligami 
yang kemudian ternyata tidak sesuai prilaku Nabi.  Itu lho Pak, para 
istri kedua dan ketiga, dst, selalu lebih muda, lebih cantik, dll.

Padahal di Aceh itu sampai sekarang ada ribuan Janda Tsunami yang 
sama sekali tidak "dilirik" sama bapak-bapak yang suka gembar-gembor 
soal poligami lha iki piye tho???:( . Jadi solusinya dimana ya??


Wassalam


Lestari

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Mohammad Rizal 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Masalahnya apakah kita menganggap akherat itu lebih besar 
ketimbang dunia...Mbak Ima mau nulis keunggulan apapun  dari pihak 
wanita, kalau lawan diskusi tidak menganggap Tuhan lebih besar 
daripada dunia, ya tidak akan berefek apa-apa. Ndak akan ketemu 
argumennya.
> 
> Sebetulnya Islam sangat memberikan solusi untuk single parent ini. 
Salah satu contoh adalah poligami. Dengan poligami, perempuan yang 
tadinya tak bersuami akan mendapatkan perlindungan dan kasih sayang, 
baik lahir maupun batin. Begitu juga anak-anak. Akan mendapatkan 
kasih sayang dan perlindungan. Dengan catatan, keduanya, baik suami 
maupun istri mesti kenal ALLAH dulu, sama-sama terdidik untuk cinta 
dan takutkan Tuhan, ada iman, ada cita-cita Islam, dan yang 
terpenting ada pemimpin.
> 
> 
> -Rizal-
> 
> 




[wanita-muslimah] Re: Istimewanya.........................

2008-02-19 Terurut Topik lestarin
Mas Arcon,

Seringkali memang pihak yang mudah "menuding" keberadaan single mom, 
perempuan single, dan kelompok perempuan lainnya dengan "ceramah-
ceramah" sepihak, memang cenderung tidak memberikan solusi yang 
riil, berpijak nyata di bumi Indonesia. Jadinya malah mengawang-
awang. UU KDRT ditolak dengan alasan, semua urusan rumah tangga 
adalah hak suami, termasuk gampar dan gebukin istrinya :(

Jadi kalau kemudian ada perempuan mau berkembang, mau maju dengan 
emansipasinya, lalu dibilang kebablasan dan melawan perintah Allah 
SWT. Lho memang seorang Kartini sebagai pencetus ide persamaan hak 
pendidikan buat kaum perempuan Indonesia juga melanggar perintah 
Allah SWT? :(

Ada sebuah pengalaman pribadi yang sungguh agak "mengenaskan" juga 
ketika berdiskusi dengan seorang teman muslimah yang sedang 
menyelesaikan pendidikan S2nya di Jakarta, beliau ini memprotes 
keras perjuangan perempuan yang menginginkan emansipasi, alasannya 
yaitu tadi, bahwa perempuan memang harus dibawah laki-laki:( Saya 
sampai terbengong-bengong, lho jadi dia seolah tidak mengakui 
perjuangan Kartini, Dewi Sartika, dan berbagai tokoh pendidikan 
perempuan yang berjuang keras meningkatkan pendidikan kaum perempuan 
Indonesia. Seolah-olah beliau ini merasa bahwa apa yang sekarang 
dienyamnya, yakni seorang perempuan bisa sampai tingkat pendidikan 
tinggi bukan karena jasa para pendahulu kita:(. Seolah-olah apa yang 
beliau nikmati ini "jatuh dari langit", otomatis memang sudah 
begitu :(

Kalau sudah begini kan makin bisa merembet kemana-mana, perempuan 
tidak perlu sekolah tinggi-tinggi (kalaupun ada kesempatan 
pendidikan tinggi tetap saja tidak bolek beraktifitas/bekerja 
wilayah publik), tidak perlu bekerja diluar rumah, tidak perlu maju, 
dll, karena sekali lagi dengan mudahnya di beri jawaban: "Kan ada 
suami, ayah, atau saudara laki-lakinya yang akan
menanggung semuanya".. Astagfirullah, kok jadinya seperti 
pepatah orang jawa yang usang :"Suwarga nunut, Neraka katut" (Surga 
sekedar numpang, dan ke neraka pun bisa jadi ikut) :(. Dan sekali 
lagi menyerahkan semua persoalan kepada kaum laki-laki, juga bukan 
memberikan solusi persoalan yang riil. Hanya membayangkan serta 
bermimpi akan zaman "keemasan" Islam jaman dahulu kala, dan tidak 
ada solusi dijaman ini.

Bukankah manusia (laki-laki ataupun perempuan) dinilai dari amal 
ibadahnya?


Wassalam


Lestari 



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "masarcon" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> 
> lha, kalau ngomongin single dad, ntar jadi topik baru dong, oom.  
> lagipula judul milisnya, wanita muslimah.  makanya masukin tulisan 
> ttg single mum itu, deh.
> 
> btw, upaya teman teman kader dakwah untuk mengentaskan single mam 
> apa aja nih.  sepertinya kok hanya sekedar appreciate, tapi tidak 
> kedengaran langkah konkret yang lebih jauh dari itu.
> 
> perlindungan hukum, atau upaya untuk membuat sistem jaminan sosial 
> kek, atau bentuk pengawasan hukum sehingga si ayah tetap harus 
> bertanggung jawab membiayai kehidupan anak dan keluarga.  
sepertinya 
> kok malah nggak pernah kedengaran.
> 
> yg kedengaran malah upaya untuk menolak UU KDRT.  lha ini kan 
> langkah dakwah yang kontra produktif.  tidak produktif banget 
> malah.  :(
> 
> 
> salam,
> ari
> 




[wanita-muslimah] Re: Istimewanya.........................

2008-02-15 Terurut Topik lestarin
Yth. Bpk/Ibu kru chil,

Jadi perempuan itu menurut Anda benda "mati" ya?? kok disamakan ama 
permata :( Astagfirullah.

Dan kenyataannya, pada akhirnya apa yang Anda jabarkan tidak 
menjawab persoalan ibu yang single parents, yang menghidupi anak-
anaknya secara mandiri, belum lagi pada perempuan lajang yang juga 
harus hidup mandiri. Kok malah menyetujui bila hak-hak para 
perempuan tersebut tidak diberikan secara adil. Contoh kasus: Ada 
satu keluarga, Bapak yg sudah tua dengan 2 anaknya (1 laki-laki dan 
3 perempuan). Ketika si bapak meninggal, maka warisnya dibagi dengan 
pembagian yang tidak sama, padahal, jelas2 3 anak perempuan itu 1 
single mother dengan 3 anak juga, dan dua lainnya usianya sudah 
matang dan tidak menikah juga yang notabene juga menghidupi diri 
sendiri. Semntara si saudara laki-laki juga sibuk menghidupi 
keluarga dan 5 anak kandungnya plus 1 istri yang tidak bekerja.

Jadi terlihat kan, pembagian waris tersebut sangat tidak melindungi 
kaum perempuan.



Terlihat juga dari uraian Anda, perempuan yang tidak bersuami, baik 
itu janda /lajang, ya  tidak akan pernah berpahala dengan nilai 
jihad Fisabilillah:(


Saya sih Haqul yakin Allah SWT sangat adil, namun interpretasi kita 
sebagai manusia terhadap Al-quran dan Hadist lah yang justru 
menyebabkan perempuan Islam menjadi terpuruk



Wassalam


Lestari

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, kru chil <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> 
> Kaum feminis bilang, susah menjadi wanita ISLAM. Lihat saja 
peraturan dibawah ini :
> 
> 1. Wanita auratnya lebih susah dijaga dibanding lelaki.
> 2. Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mau keluar 
rumah tetapi tidak sebaliknya.
> 3. Wanita saksinya kurang dibanding lelaki.
> 4. Wanita menerima pusaka atau warisan kurang dari lelaki.
> 5. Wanita harus menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan 
anak.
> 6. Wanita wajib taat kepada suaminya tetapi suami tak perlu taat 
pada isterinya.
> 7. Talak ada di tangan suami dan bukan isteri.
> 8. Wanita kurang banyak beribadah karena masalah haid dan nifas 
yang tidak dialami lelaki.
> 
> Makanya mereka tidak lelah-lelahnya berpromosi untuk "MEMERDEKAKAN 
WANITA ISLAM"!
> 
> Pernahkah kita lihat sebaliknya (kenyataannya)...??
> 
> Benda yang mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan 
di tempat yang teraman dan terbaik. Sudah pasti intan permata tidak 
akan dibiarkan terserak, bukan?
> 
> Itulah bandingannya dengan seorang wanita. Wanita perlu taat 
kepada suami tetapi lelaki pun wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih 
utama dari bapaknya.
> 
> Bukankah ibu adalah seorang wanita?
> 
> Wanita menerima pusaka atau warisan kurang dari lelaki tetapi 
harta itu menjadi milik pribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada 
suaminya. Manakala lelaki menerima pusaka atau warisan, ia akan 
menggunakan hartanya untuk isteri dan anak-anaknya.
> 
> Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak, tetapi 
setiap saat dia didoakan oleh segala makhluk, malaikat, dan seluruh 
makhluk ALLAH di mukabumi ini, dan matinya jika karena melahirkan 
adalah syahid.
> 
> Di akhirat kelak, seorang lelaki akan mempertanggungjawabkan 4 
wanita ini: Isterinya, ibunya, anak perempuannya, dan saudara 
perempuannya.
> 
> Seorang wanita pula, tanggung jawab terhadapnya ditanggung oleh 4 
orang lelaki ini: Suaminya, ayahnya, anak lelakinya dan saudara, 
lelakinya.
> 
> Seorang wanita boleh memasuki pintu syurga melalui pintu manapun 
yang disukainya cukup dengan 4 syarat saja : shalat 5 waktu, puasa 
di bulan Ramadhan, taat pada suaminya dan menjaga kehormatannya.
> 
> Seorang lelaki perlu pergi berjihad fisabilillah tetapi wanita 
jika taat pada suaminya serta menunaikan tanggungjawabnya kepada 
ALLAH, ia akan turut menerima pahala seperti pahala orang pergi 
berperang fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata.
> 
> MasyaALLAH... demikian sayangnya ALLAH pada wanita, kan?
> 
> Bagaimana..? Masih merasa tidak adil?
> Berbahagialah menjadi seorang muslimah!!!
> 
>  
> Courtesy of myquran.com
> 
> 
> Ima 
> http://www.PernikMu slim.com ---> One Stop e-Muslim Shop
> www.DheZign. com ---> Comprehensive Website and Graphic Solution
> at
> Your Fingertips
> 0856-336-4677
> Semolowaru Elok J-3 Surabaya 60119
> 
> 
> 
> 



[wanita-muslimah] Re: Perempuan Pekerja Malam Dieksploitasi Seks- Asongan

2008-02-12 Terurut Topik lestarin
hehehehe Pak Aly,

Yang punya hutang cuma saya doang.yg belanja kan cuma saya...:D 
mba' Mia itu bercerita ttg kasus saya, yang sebelumnya saya belum 
sempat sharing di milis ini. Jadi jangan salah paham, mengira mba' 
Mia ikutan berhutang..:))

Benar Pak, sampai sekarang saya masih berusaha mencari Yogamalah 
saya sempat mencoba menitipkan uang pada sesama pedagang asongan, 
malah dibilangnya ya itu tadi, diminta ngasihkan langsung. Rupanya 
meski kenal tapi tidak selalu satu lokasi, dan yang mau saya titipi 
takut tidak bisa menyampaikan amanah. Jadi ya terpaksa saya masih 
harus gerilya terus sendiri.

Benar Pak, soal saya "bersalah" dan tidak tertib lalu lintas, itu 
yang jadi pelajaran berharga buat saya pribadi. Saya jadi kapok.
Jadi sekali lagi dengan ini saya klarifikasi, yang dimaksud 
dengan "teman saya" oleh mba' Mia ya saya inilah, dan jadinya ya 
cuma saya saja yang saat ini berhutang sama itu pedagang, dan bukan 
mba' Mia. Jadi ga enak ama mba' Mia neh, kena getahnya dianggap 
punya utang juga:(.


Wassalam


Lestari

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mbak Mia dan Mbak lestarin punya hutang dong ama
> pedagang asongan mas yoga dan temannya.. 
> kalau bisa dicari smp ketemu minimal saudaranya atau
> teman dekatnya..dan dititipkan uangnya, bila perlu
> dikembalikan saja barang yang sudah diambil..khan
> belum sah transaksi dagangnya he3... kasihan mereka
> loh berharap pembayarannya ... 50 rb sgt besr bwt yoga
> atau pedagangan asongan yang digaruk kamtib tsb.
> 
> Pedagang asongan sdh berjuang berjualan dengan
> mengabaikan resiko keselamatan jiwanya dijalan
> raya..hilang sudah dagangannya di garuk polisi kamtib
> ..hilang pula uang yang akan diterima...oh malang
> betul nasib pedagang asongan tsb dan kejam sekali
> kamtib tsb padahal sama2 org kecil demi melaksanakan
> tugas pemerintah... pedagang asongan tsb betul2 spt
> sudah jatuh dari tangga ketiban ember pula ..kasihan
> sekali pedagang asongan tsb.
> 
> Hanya saran aja..mungkin bermanfaat bwt Mbak Mia/Mbak
> Lestarin dlm mencari halalnya (wallohu'alam bishowab)
> cobalah carilah siapa yang meg-koordinir supply
> mainan/jenis dagangan tsb.. tanyakanlah dimana yoga
> dan temannya bermukim... mungkin wajahnya masih
> ingat.. bila tidak ketemu Yoga/ pedagang asongan yang
> dimaksud mungkin dititipkan uang pembayaran ke teman
> terdekatnya atau saudaranya ditempat mukimnya dan
> mungkin sebaiknya kembalikan saja barangnya dan pesan
> mohon disampaikan...
> 
> 
> Maaf just share...:
> A. Untuk yang berkendaraan mobil:
> kalau bisa kesadaran budaya membeli janganlah di jalan
> raya karena sangat membahayakan semua pihak spt ;
> 1. keselamatan jiwa pedagang asongan bisa
> mengakibatkan kecelakaan fatal
> 2. keselamatan dan kenyamanan sesama kendaraan
> terganggu
> 3. menjaga keamanan pengemudi khawatir akan hal2 yang
> tdk diinginkan dengan membuka kaca mobil kejahatan spt
> copet bisa terjadi dsjnya.
> 
> B. Pemerintah dan rakyat termasuk pedagang asongan :
> 1. Pemerintah membuat aturan tegas menindak pengemudi,
> penumpang mobil yang membeli dagangan dijalan raya
> karena membahayakan keselamatan jiwa pedagang asongan.
> 2. Pemerintah menyiapkan dan mempersilahkan berjualan
> di pinggiran jalan2 yang aman dan nyaman ;
> halte-halte, pom bensin, depan mall, depan gedung,
> stasiun bus/stasiun angkot, aula/tempat2 yang ramai
> dan aman.
> 3. Pemerintah menyiapkan tempat2 keranjang sampah
> 
> bila peraturan tsb diatas mungkin pedagang asongan tdk
> mau lagi ke tengah2 jalan raya berjualan dan polisi
> kamtib cukup menindak si pengemudi/penumpang mobil
> bila kedapatan memanggil pedagang...alasannya
> disamping membahayakan keselamatan pedagang & keamanan
> penumpang juga membuat macet jalan raya loh.. jadi
> orang kecil spt pedagang yang lemah tsb jangan
> disalahkan dulu..biarlah mereka mengerti dikemudian
> hari.
> 
> Polisi Kamtib berhak memperingatkan mereka yang
> membuang sampah sembarangan baik pedagang ataupun
> pembeli.
> 
> Menjaga keselamatan jiwa seseorang adalah tugas kita
> bersama demikian menjaga kebersihan mari jadikan
> budaya di negeri kita... spy saluran air lancar
> ngurangin jumlah banjir he3...
> Maka berbelanjalah ditempat yang aman, di halte juga
> enak he3...sambil minum teh botol he3... jadi beli
> mainan juga beli teh botol pahalanya double tuh he3...
> plastiknya dibuang ditemp[at sampah yang tersedia..
> wah pahala lagi jadi 3x pahala..subhanalloh 
> 
> Slm,
> ali
> 
> 
>  
> 
> memang berat  
> 




[wanita-muslimah] Re: Perempuan Pekerja Malam Dieksploitasi Seks- Asongan

2008-02-10 Terurut Topik lestarin
Hehehehe Mba' Mia, saya jadi malu neh, betapa makin merasakan 
ketidakadilan di muka bumi ini. Selama ini memang ide 
untuk "menangkapi, membrangus, mengkriminalkan" para PSK selalu 
memposisikan pihak perempuan tersebut sebagai yang mutlak bersalah. 
Padahal kenyataannya kan tidak demikian:(

Berkaca dari pengalaman saya pribadi, selaku pembeli barang dari 
pihak asongan, maka saya jadi makin sadar betapa posisi rentan dan 
ketidakadilan memang berada pada pihak yang lemah secara "ekonomi". 
Saya heran benar waktu itu, karena saya kok tidak ikut ditangkap 
ataupun dikenai sanksi saat itu, padahal jelas-jelas saya sudah 
siap "menyerahkan diri", menemani si mas-mas asongan yang ditangkap 
tersebut. Tapi apa daya, ketika saya balik ke lokasi semula, petugas 
satpol Pamong Prajanya sudah tidak ada, demikian juga dengan 
pedagang asongan tersebut. Saya malah sempat berbincang-bincang 
dengan pedagang asongan lainnya, teman si mas-mas tadi (yang 
akhirnya saya ketahui bernama Yoga), yang ternyata dibawa dan 
disidang ke daerah Kedoya, Jakarta Barat, kalau tidak salah sebuah 
tempat shelter tempat penanganan/penampungan pengasong, pengamen, 
pengemis, dll. Aneh juga, ditangkap di Jakarta selatan, prosesnya di 
jakarta barat???

Tapi menurut teman mas Yoga tadi, saya tidak perlu ke Kedoya "Besok 
juga sudah jualan lagi di sini Bu", demikian ujarnya  karena tidak 
bisa mendeskripsikan dengan tepat lokasi di Kedoya-nya, sehingga 
saya pun titip pesan bahwa esok hari saya akan tunggu mas Yoga itu 
untuk menyelesaikan transaksi di dekat masjid Al-Ashar tersebut. 
Namun keesokan harinya sepanjang siang, saya menunggu dekat lokasi 
tertangkapnya Mas Yoga, yang notabene tidak jauh dari masjid Al-
Ashar, si pedagang ini tak juga muncul:( maklum hari itu hujan 
sangat deras melanda Jakarta.

Kembali ke persoalan PSK, jadi agaknya memang itu kembali yang 
menjadi persoalan menyedihkan, masih banyak orang, bahkan kaum 
perempuan sendiri, yang mendzalimi PSK dan selalu menjadikannya 
kambing hitam. Padahal saya yakin, kalo memang tidak ada "pembeli", 
para PSK tadi jelas-jelas juga tidak akan "berjualan". Sama dengan 
kasus saya tadi, kalau masih banyak orang-orang  semacam saya, dalam 
hal ini membeli barang asongan, merasa membeli barang ditengah jalan 
raya saat lampu merah bukan sebuah "kejahatan", maka para pedagang 
asongan itupun akan tetap hilir mudik menawarkan jasanya. 

Lalu kembali kepersoalan mas asongan, mas Yoga, kali-kali ada teman-
teman yang pernah kenal atau tidak sengaja bertemu dengan beliaunya 
ini (saya sudah lima kali nyoba lewat jalan/lokasi peristiwa, dan 
belum juga ketemu), barangkali bisa menjapri saya benar-benar 
saya masih punya hutang dengan mas Yoga :(

Wassalam

Lestari



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Temen yang anggota WM ini cerita..ayo ngakuu..:-)..sering baca ttg 
> kenapa yang digugat dan ditangkap PSK melulu, gimana 
pelanggannya?  
> kan ada demand ada supply...sampe suatu hari ngrasain 
sendiri..tapi 
> bukan kasus PSK loh.
> 
> Di sekitar tugu pizza-man, nyetir sendirian lagi nungguin lampu 
> merah, ada pedagang asongan nawarin mainan mobil2an. Menarik 
mobil2an 
> itu, terjadilah tawar menawar antara temen kita dan asongan ini.  
> Setelah berkutat dg harga, jadilah transaksi. Oke deh bu, ini 
> penglaris saya baru keluar nih, kata asongan.  Temen kita punya 
duit 
> 50 ribuan, dia minta kembali dulu, sedangkan mainan itu sudah 
> diterimanya.  Abang asongan itu pun sibuk cari kembalian di 
> kantongnya..eh..tau-
taubrak..brug..brak...brug...wuiabang 
> asongan digaruk polisi kamtib, cepet banget..darimana tuh 
datengnya?
> 
> Temen kita panik, sambil ngacung2in 50 ribuan ke arah kamtib dan 
> asongan yang udah di seberang jalan.  Pak..pak...saya belum 
> bayar...aduh gimana ni...sementara mobil belakang udah 
> tat..tetmaklum lampu hijau. Sementara abang asongan walaupun 
> diseret polisi tetep meliat ke arah dia dengan tatapan mata tak 
> berdaya..
> 
> Waktu temen kita berhasil minggirin mobilnya jauh di ujung, balik 
> cari si abang, tapi nggak keliatan lagi, mungkin udah diangkut ke 
> kantor polisi.  Sorenya, dan besoknya dia cari2 lagi, nggak ketemu 
> juga.  Temen kita merasa berdosa, duh...dimana dikau abang 
> asongan...aku masi ngutang...duh kok aku nggak digaruk juga yah...
> 
> salam
> Mia
> 
>



[wanita-muslimah] Re: Bayi Dimasak dalam Microwave oleh Ibunya!

2008-02-10 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Satriyo,

Menilik dari apa yang bapak posting, barangkali memang si Ibu ini 
kena baby blues syndrome, sama sebangun dengan yang dilakukan oleh 
seorang perempuan muslimah dari Bandung, yang dengan "tega" membunuh 
ketiga anak kandungnya, yang notabene Ibu itu adalah istri dari 
salah satu pengurus masjid. Jadi mohon jangan menjudge ibu-ibu yang 
kena syndrome tersebut sebagai "Ibu yang tidak tahu makna Ibu, Ibu 
yang gatek atau ibu yang melampiaskan syahwatnya".
Mohon, meski Anda bukan ibu-ibu, Anda bisa bersimpati dan berempati 
dengan kaum perempuan yang mengalami syndrome tersebut, dan tidak 
sekedar menghujatnya.  Jangan pula lalu dengan nada angkuh Anda 
mempertanyakan kesadaran kondisi masyarakat (AS), bukannya hal ini 
akan sama mempertanyakan bagaimana dengan kesadaran masyarakat 
Indonesia yang beberapa kali juga menemukan kasus ibu-ibu dengan 
baby blues syndrome-nya ?

Barangkali pepatah bahwa gajah dipelupuk mata jadi ga kelihatan, 
benar adanya.:). Selalu mudah melihat kekurangan pihak lain, 
pihak yang berbeda dengan dirinya.

Wassalam

Lestari

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, lasykar5 <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Profil ibu yang tidak tahu makna ibu, ibu yang gatek atau ibu yang
> melampiaskan syahwatnya? Apakah masyarakat (AS) lalu akan tersadar 
dengan
> apa yang tengah melanda negeri mereka? Kasihan si ibu yang mengaku 
tidak
> bersalah ini ...
> salam,
> satriyo
> 
> 
> 
> 01/02/2008 15:40 WIB
> *Bayi Dimasak dalam Microwave oleh Ibunya!*
> Rita Uli Hutapea - detikcom
> 
> *Ohio* - 
Entah setan
> apa yang merasuki ibu muda ini. Dia tega membunuh bayinya dengan 
memasaknya
> dalam microwave! Bisa dibayangkan, akibatnya sungguh fatal.
> 
> Sang bayi perempuan itu mengalami luka-luka bakar internal yang 
sangat
> parah. Bayi yang baru berusia 1 bulan itu pun meninggal.
> 
> Kekejaman itu dilakukan China Arnold asal Dayton, Ohio, Amerika 
Serikat.
> Dalam persidangan terungkap, perempuan itu memasukkan bayinya ke 
microwave
> ketika bertengkar hebat dengan kekasihnya.
> 
> Peristiwa mengerikan itu terjadi pada Agustus 2005. Demikian 
seperti
> diberitakan harian *Mirror*, Jumat (1/2/2008).
> 
> Dalam pengadilan terungkap bahwa kepada para dokter yang menangani 
bayinya,
> Arnold sempat berteriak-teriak, "Saya bunuh bayi saya, saya bunuh 
bayi
> saya!"
> 
> Selama persidangan, ibu tiga anak itu mengaku tak bersalah atas 
dakwaan
> pembunuhan bayinya. Arnold terancam hukuman mati jika nantinya 
terbukti
> bersalah.
> *( ita / sss ) *
> 
> 
http://www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2008/bulan/02/tgl
/01/time/154047/idnews/887740/idkanal/10
> 
> -- 
> Sesungguhnya, hanya dengan mengingat Allah, hati akan tenang
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




[wanita-muslimah] Re: Wartawati Indonesia Diperkosa TKI di Malaysia

2007-09-22 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Irwan,

Cara berpikir seperti inilah yang saya rasa menimbulkan makin banyak
pemerkosaan dan kezaliman buat kaum perempuan:(, dengan alasan
"Salahnya tidak didampingi muhrim". Astagfirullahaladzim.
Memang Anda tidak eksplisit menuliskan, tapi cara berpikir Anda
implisit sudah nyata seperti itu.
Bagaimana dengan para dokter PTT perempuan di pedalaman pelosok
seluruh Indonesia?? Di suruh pulang saja? Belum lagi para bidan dan
guru-guru perempuan, dan berbagai profesi lainnya. Kenapa yang
dipikirkan malah harus "meyertakan muhrim" dalam setiap perjalanan,
kenapa bukan dipikirkan bagaimana hukum benar-benar tegas melindungi
kaum perempuan dari kasus perkosaan. Selama ini hukuman untuk
pemerkosa kan hukuman "basa-basi".

Lha kalau pemikiran seperti ini dilestarikan, apa jadinya umat Islam.
Benar-benar "memasung" perempuan. Semua dengan alasan pembenaran
"agama". Tidak akan pernah ada astronot perempuan yang terbang ke
bulan, mempelajari dan mencari hikmah atas kebesaran Allah SWT, karena
ya tadi ituharus didampingi muhrimnya...:(

Sekali lagi, yang bisa menjadi korban perkosaan bukan cuma perempuan
desa, TKW, atau wartawati tadi, tapi juga bisa terjadi pada dokter
perempuan, guru perempuan, ulama perempuan, dan segala perempuan
lainnya, selama amasih ada laki-laki yang berpikir: "Salahnya pergi
bekerja sendirian tanpa muhrim".Nauzubillahimdalik.

Dan pelakunya? Tentu saja kaum laki-laki, dari berbagai kalangan yang
pola pikirnya ya seperti itu, bukan berpikir untuk "Menundukan
pandangan matanya". Karena perempuan dianggap makluk "kelas kedua"
yang perlu dijaga dan ditimang setiap 24 jam, maka perempuan dianggap
bukan makhluk utuh yang bisa menjalankan fungsi sosialnya setara
dengan kaum laki-laki.

Jadi Pak Irwan, Anda sesungguhnya sedang tidak bersimpati pada korban,
tapi menyalahkan korban, Istigfar Pak. Apakah nanti Anda sanggup
menjaga anak atau cucu, cucu buyut Anda, sampai kesekian turunan cucu
perempuan Anda, agar selalu di dampingi muhrimnya?? Apakah Islam
seperti ini? Ataukah justru penafsiran pemeluk agama Islam saja yang
salah kaprah seperti ini?? 

Wassalam


Lestari




--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, irwank <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>  Simpati yang mendalam bagi korban.. :-|
> Barangkali kejadian ini bisa sedikit membukakan mata kita kenapa agama
> 'melarang' seorang wanita melakukan aktifitasnya sendirian.. tanpa
ditemani
> muhrimnya.. Ok, mereka melakukan pekerjaan (yang halal) dsb..
> 
> Ajaran agama (yang membahas ini) gak jelek seperti yang dihembus"kan
> sebagian kalangan (kaum feminist dan pendukungnya).. kalaupun ada
> yang salah, barangkali implementasinya.. tapi semangatnya tetap benar
> dan bukan untuk ditentang..
> 
> Mudah"an ini menjadi pelajaran dan teguran bagi kita semua.. bahwasanya
> jangan sampai terlalu percaya dengan orang lain.. Waspada (sebisa
mungkin
> hindari peluang terjadinya bahaya) dan tawakal (berserah diri kepadaNya)
> lebih utama dari PD..
> 
> Segitu wartawan bisa kena juga.. gimana TKW dengan pendidikan yang ala
> kadarnya ya? Bikin ngenes aja.. :-|
> 
> CMIIW..
> 
> Wassalam,
> 
> Irwan.Ki
> 
>



[wanita-muslimah] Aturan HAJI itu tidak RAMAH PEREMPUAN

2007-06-26 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Satriyo/Pak rsa,

Hanya mengklarifikasi apa yang Bapak sampaikan di bawah:)

-->Jadi memang ada sejumlah alasan/dalil untuk pacaran dan resepsi 
pernikahan ini dalam Islam. Termasuk, buat yang merasa bahwa aturan 
HAJI itu tidak RAMAH PEREMPUAN, bisa melihat dasarnya, dan memang 
main perasaan itu tidak akan nyambung dengan aturan ALLAH dan RASUL-
NYA.

Peraturan Haji yang tidak ramah itu kan memang kenyataan:) bukan 
perasaan lho Pak...ah jangan terlalu pakai perasaan:))
Jadi silakan bapak mulai cermat membedakan antara 'perasaan' 
dan 'kenyataan' :). 

Tapi sebelum Bapak meminta maaf dan mengkoreksi/meralat, saya sudah 
memaafkan "kekhilafan" Bapak yang ini:). Tapi mohon jangan terlalu 
sering khilaf dan alpha ya Pak, maklum melihat karakter Mpok Minah 
yang suka meminta maaf di TV sih lucu, tetapi melihat dan membaca di 
milis ini jadi agak kurang menyenangkan:))


Wassalam

Lestari



[wanita-muslimah] Re: Sholatnya Sia-Sia??

2007-06-25 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Satriyo/Pak rsa,

Sekali lagi, yang kesekian kalinya, saya maafkan Bapak atas 
ketidaksesuaian tanggapan Bapak. Sekali lagi menghakimi orang lain 
yang berbeda dengan alasan "Hukum Allah" bisa menebarkan saling 
permusuhan:) Awalnya, menyindir, kemudian menegur keras, kemudian 
menghakimi, dan memvonis, kan ini sudah terjadi soal isu Jilbab di 
Aceh. Tidak memakai jilbab, pertama di tegur, diperingatkan, lalu 
terakhir ya dihukum cambuk.

Soal Depok dan Aceh, di tulisan pertama saya sudah saya sampaikan 
(silakan re check lagi, biar tidak membuat capek teman diskusi;)). 
Dan hubungannya lebih jelas juga sudah saya tulis pada diskusi 
berikutnya (sila di baca lagi Pak;)). Di bawah ini juga masih ada;)

Perda Syariah yang "salah kaprah" jelas saya tidak setuju, tapi 
Perda Syariah yang berkaitan dengan soal acuan membayar zakat dan 
lain-lainnya, saya tidak ada keberatan. Soal detil perda Syariah, 
sila Bapak pelajari sendiri ya.;). Saya pernah mengutip beberapa 
hal di antara-nya di milis ini juga. 

Bapak, mohon juga jangan SARA-A ya SARA= Suku, Agama, Ras, dan 
Antar golongan, A berikutnya = Anatomi. kok tiba-tiba bawa-bawa 
persoalan berat badan perempuan???:)

Wassalam

Lestari

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "rsa" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Yang berhormat Ibu Lestari(n),
> 
> Dah ga cape... ? ;-]
> 
> Saya minta maaf kalo gitu krn ternyata ada sedikit ketidaksesuaian 
> antara apa yang ibu sampaikan dan apa yang saya sampaikan sebagai 
> tanggapan.
> 
> Soal tidak berjilbab yang asumsinya adalah tidak menutup aurat, 
itu 
> bukan hak prerogatif manusia untuk memvonis, sia-sia atau tidak. 
Al-
> Qur'an sudah jelas menunjukkan siapa2 saja hamba Allah yang sia-
sia 
> sholatnya. Tapi apakah memang orang yang sengaja tidak berjilbab 
> karena tidak mau tahu bahwa itu adalah perintah Allah dan pada 
saat 
> yang sama tidak mentaati sebuah aturan yang dibuat berdasarkan 
> perinta Allah itu bisa dianggap/dikhawatirkan sia-sia shalatnya 
itu 
> tetap suatu yang bukan urusan manusia. 
> 
> Hanya memang, tidak ada salahnya melihat celetukan pria yang 
> menanggapi si muslimah yang tidak berjilbab di daerah lingkungan 
> masjid yang diwajibkan berjilbab itu sebagai teguran saja, bukan 
> menghakimi atau memvonis. Ya kan?
> 
> Soal Depok, ibu belum menjawab pertanyaan saya yang tertera: "Lalu 
> apa hubungannya dengan Depok? Memang Aceh ada hubungan dengan 
Depok?" 
> yang dari jwb anda sebenarnya bisa tidak Depok yang anda sebut. 
> Lalu "ngurusin" perempuan berjilbab apa memang "urusan" perda 
> syariah? Kalo 'ngurusin' perempuan 'gendut' mungkin saja bagian 
dari 
> perda lain ... ;-]
> 
> Anda tidak setuju dengan perda Syariah?
> 
> salam,
> Satriyo
> 
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "lestarin"  
> wrote:
> >
> > Yth. Pak Satriyo/Pak rsa, 
> > 
> > Saya malah tidak mengomentari "bunga-bunga" Anda soal Istilah 
> > Sermabi Mekkah dan lain-lainnya soal Aceh, justru sekali lagi, 
saya 
> > menanggapi kalimat Anda yang bilang, di mana bumi dipijak, di 
situ 
> > langit di junjung:). Yang seolah-olah menyalahkan perempuan di 
Aceh 
> > yang tidak berjilbab:D. Malah ada yang berkata-kata bahwa 
perempuan 
> > tidak berjilbab itu sholatnya sia-sia--> ini lho pak poin-nya:), 
> > bukan ngomongin  Acehnya.
> > 
> > Saya memang bukan orang Aceh, tapi saya belajar banyak sejarah 
> Aceh, 
> > di mana aslinya perempuan-perempuan Aceh memang tidak berjilbab. 
> > Dulu kan Anda pernah mempertanyakan bacaan sejarah Saya tentang 
> > deskripsi pakaian-pakaian perempuan Aceh, yang Anda bilang 
semuanya 
> > perempuan Aceh termasuk Cut Nyak Dien berjilbab, dan saya sudah 
> > panjang lebar sampaikan pula, Cut Nyak Dien bukan berjilbab, 
namun 
> > mengenakan kain panjang yang multi fungsi.Kalau Anda tidak mau 
> > berkomentar karena saya bukan orang asli Aceh, juga tidak apa-
apa  
> > lha wong saya juga tidak minta komentar Anda secara spesifik 
kok:).
> > 
> > Aceh memang bukan Depok, tapi Depok akan bisa menuju penerapan 
> Perda 
> > Syariat ala Aceh, kan sekarang lagi di "godok" di pemerintahan 
> > Depok. Termasuk "ngurusin" perempuan berjilbab atau tidak:)
> > 
> > Wassalam
> > 
> > Lestari
> > 




[wanita-muslimah] Re: Sholatnya Sia-Sia??

2007-06-25 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Satriyo/Pak rsa,

Sekali lagi, yang kesekian kalinya, saya maafkan Bapak atas 
ketidaksesuaian tanggapan Bapak. Sekali lagi menghakimi orang lain 
yang berbeda dengan alasan "Hukum Allah" bisa menebarkan saling 
permusuhan:) Awalnya, menyindir, kemudian menegur keras, kemudian 
menghakimi, dan memvonis, kan ini sudah terjadi soal isu Jilbab di 
Aceh. Tidak memakai jilbab, pertama di tegur, diperingatkan, lalu 
terakhir ya dihukum cambuk.

Soal Depok dan Aceh, di tulisan pertama saya sudah saya sampaikan 
(silakan re check lagi, biar tidak membuat capek teman diskusi;)). 
Dan hubungannya lebih jelas juga sudah saya tulis pada diskusi 
berikutnya (sila di baca lagi Pak;)). Di bawah ini juga masih ada;)

Perda Syariah yang "salah kaprah" jelas saya tidak setuju, tapi 
Perda Syariah yang berkaitan dengan soal acuan membayar zakat dan 
lain-lainnya, saya tidak ada keberatan. Soal detil perda Syariah, 
sila Bapak pelajari sendiri ya.;). Saya pernah mengutip beberapa 
hal di antara-nya di milis ini juga. 

Bapak, mohon juga jangan SARA-A ya SARA= Suku, Agama, Ras, dan 
Antar golongan, A berikutnya = Anatomi. kok tiba-tiba bawa-bawa 
persoalan berat badan perempuan???:)

Wassalam

Lestari

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "rsa" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Yang berhormat Ibu Lestari(n),
> 
> Dah ga cape... ? ;-]
> 
> Saya minta maaf kalo gitu krn ternyata ada sedikit ketidaksesuaian 
> antara apa yang ibu sampaikan dan apa yang saya sampaikan sebagai 
> tanggapan.
> 
> Soal tidak berjilbab yang asumsinya adalah tidak menutup aurat, 
itu 
> bukan hak prerogatif manusia untuk memvonis, sia-sia atau tidak. 
Al-
> Qur'an sudah jelas menunjukkan siapa2 saja hamba Allah yang sia-
sia 
> sholatnya. Tapi apakah memang orang yang sengaja tidak berjilbab 
> karena tidak mau tahu bahwa itu adalah perintah Allah dan pada 
saat 
> yang sama tidak mentaati sebuah aturan yang dibuat berdasarkan 
> perinta Allah itu bisa dianggap/dikhawatirkan sia-sia shalatnya 
itu 
> tetap suatu yang bukan urusan manusia. 
> 
> Hanya memang, tidak ada salahnya melihat celetukan pria yang 
> menanggapi si muslimah yang tidak berjilbab di daerah lingkungan 
> masjid yang diwajibkan berjilbab itu sebagai teguran saja, bukan 
> menghakimi atau memvonis. Ya kan?
> 
> Soal Depok, ibu belum menjawab pertanyaan saya yang tertera: "Lalu 
> apa hubungannya dengan Depok? Memang Aceh ada hubungan dengan 
Depok?" 
> yang dari jwb anda sebenarnya bisa tidak Depok yang anda sebut. 
> Lalu "ngurusin" perempuan berjilbab apa memang "urusan" perda 
> syariah? Kalo 'ngurusin' perempuan 'gendut' mungkin saja bagian 
dari 
> perda lain ... ;-]
> 
> Anda tidak setuju dengan perda Syariah?
> 
> salam,
> Satriyo
> 
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "lestarin"  
> wrote:
> >
> > Yth. Pak Satriyo/Pak rsa, 
> > 
> > Saya malah tidak mengomentari "bunga-bunga" Anda soal Istilah 
> > Sermabi Mekkah dan lain-lainnya soal Aceh, justru sekali lagi, 
saya 
> > menanggapi kalimat Anda yang bilang, di mana bumi dipijak, di 
situ 
> > langit di junjung:). Yang seolah-olah menyalahkan perempuan di 
Aceh 
> > yang tidak berjilbab:D. Malah ada yang berkata-kata bahwa 
perempuan 
> > tidak berjilbab itu sholatnya sia-sia--> ini lho pak poin-nya:), 
> > bukan ngomongin  Acehnya.
> > 
> > Saya memang bukan orang Aceh, tapi saya belajar banyak sejarah 
> Aceh, 
> > di mana aslinya perempuan-perempuan Aceh memang tidak berjilbab. 
> > Dulu kan Anda pernah mempertanyakan bacaan sejarah Saya tentang 
> > deskripsi pakaian-pakaian perempuan Aceh, yang Anda bilang 
semuanya 
> > perempuan Aceh termasuk Cut Nyak Dien berjilbab, dan saya sudah 
> > panjang lebar sampaikan pula, Cut Nyak Dien bukan berjilbab, 
namun 
> > mengenakan kain panjang yang multi fungsi.Kalau Anda tidak mau 
> > berkomentar karena saya bukan orang asli Aceh, juga tidak apa-
apa  
> > lha wong saya juga tidak minta komentar Anda secara spesifik 
kok:).
> > 
> > Aceh memang bukan Depok, tapi Depok akan bisa menuju penerapan 
> Perda 
> > Syariat ala Aceh, kan sekarang lagi di "godok" di pemerintahan 
> > Depok. Termasuk "ngurusin" perempuan berjilbab atau tidak:)
> > 
> > Wassalam
> > 
> > Lestari
> > 




[wanita-muslimah] Sesama Muslim kok "Halal Darahnya"??

2007-06-24 Terurut Topik lestarin
Teman-teman di tempat kerja, seruangan (yang kebetulan semua beragama 
Islam)sering mendiskusikan beberapa hal. Mulai tentang adanya cita-
cita sekelompok  orang yang ingin mendirikan negara Islam Indonesia, 
dan di antara kita pun saling bertanya, negara Islam yang benar-benar 
Islami itu yang seperti apa ya?? Sudah ada contohnya yang riil 
(tentunya jangan di kembalikan ke contoh jaman Nabi yang mau tidak mau 
berarti harus kembali dicontohkan menggunakan onta, tidak ada pesawat 
terbang, tidak ada telepon, tidak ada speaker di Masjid, dll?).

Termasuk salah satu isu hot yang sempat kita diskusikan adalah ketika 
ada kelompok orang Islam yang "menghalalkan darahnya" (pembunuhan) 
terhadap muslim lainnya karena dianggap berbeda, berkhianat, kafir dan 
beragam predikat lainnya. Serem juga ya mendengarnya, jadi berpikir, 
kok begini amat sih umat kita, sesama saudara sendiri kok melontarkan 
tuduhan-tuduhan seperti itu dan lebih parah lagi pakai acara "halal 
darahnya" :(( 

Setelah ditelusuri, ternyata awalnya itu tadi, merasa paling benar 
sendiri, dan menyalahkan  dan menghakimi orang yang berbeda. 

Wassalam


Lestari




[wanita-muslimah] Tapee Deehhhh

2007-06-24 Terurut Topik lestarin
Yth. Mba' Rani,

Hehehehe, iya mba' harus sabar, sekaligus belajar banyak dari 
berbagai pandangan di milis ini. Btw, ini judulnya saya rubah, 
maklum yang judul sebelumnya sudah tidak relevan:)

Saya pun dapat istilah "singkong di ragiin" ya dari teman kerja 
seruangan, yang kadang-kadang pas jam istirahat kita makan siang 
bareng dan diskusi  beberapa isue yang ternyata bisa membuat kita 
sendiri sedih dan berasa itu tadi, "tap de" :))

Kalau dimilis ini selain saling silaturahmi, belajar banyak, juga 
makin paham, bahwa beberapa teman pria di milis ini yang sangat 
sok "melindungi dan mendukung aktifitas perempuan", namun ujung-
ujungnya tanpa sadar lalu dengan "emosi/tidak" menuliskankan 
pemikirannya bahwa perempuan itu kurang berharga di banding laki-
laki:), bahwa perempuan itu "hanya leyeh-leyeh" :), atau juga yang 
bilang bahwa perempuan pekerja = ternak :))

Semoga kita semua tetap mendapatkan kesabaran dan berkah dari Allah 
SWT. Amin.


Wassalam

Lestari


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Rani Kirana" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> 
> Mbak Lestari ini bisa aja..
> saya terpingkal-pingkal sampai sakit perut..saat membaca celetukan 
> mbak.." Singkong di ragiin.tap deh:))"...
> 
> memang kalau berdiskusi dengan beberapa orang di forum ini..; kita 
> perlu relaks dan ndak terlalu dimasukin hati..; kalau ndak bisa 
> ketularan s*g..:-)
> 
> 
> Wassalam,
> 
> Rani
> 




[wanita-muslimah] Re: Sholatnya Sia-Sia??

2007-06-24 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Satriyo/Pak rsa, 

Saya malah tidak mengomentari "bunga-bunga" Anda soal Istilah 
Sermabi Mekkah dan lain-lainnya soal Aceh, justru sekali lagi, saya 
menanggapi kalimat Anda yang bilang, di mana bumi dipijak, di situ 
langit di junjung:). Yang seolah-olah menyalahkan perempuan di Aceh 
yang tidak berjilbab:D. Malah ada yang berkata-kata bahwa perempuan 
tidak berjilbab itu sholatnya sia-sia--> ini lho pak poin-nya:), 
bukan ngomongin  Acehnya.

Saya memang bukan orang Aceh, tapi saya belajar banyak sejarah Aceh, 
di mana aslinya perempuan-perempuan Aceh memang tidak berjilbab. 
Dulu kan Anda pernah mempertanyakan bacaan sejarah Saya tentang 
deskripsi pakaian-pakaian perempuan Aceh, yang Anda bilang semuanya 
perempuan Aceh termasuk Cut Nyak Dien berjilbab, dan saya sudah 
panjang lebar sampaikan pula, Cut Nyak Dien bukan berjilbab, namun 
mengenakan kain panjang yang multi fungsi.Kalau Anda tidak mau 
berkomentar karena saya bukan orang asli Aceh, juga tidak apa-apa  
lha wong saya juga tidak minta komentar Anda secara spesifik kok:).

Aceh memang bukan Depok, tapi Depok akan bisa menuju penerapan Perda 
Syariat ala Aceh, kan sekarang lagi di "godok" di pemerintahan 
Depok. Termasuk "ngurusin" perempuan berjilbab atau tidak:)

Wassalam

Lestari




--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "rsa" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Wah ya pantas anda cape, yang secara nanggepin komentar saya 
> semaunya. Santai sajalah. Anda akan saya tanggapi sec mendalam 
> seandainya anda memang orang aceh asli yang bukan model modal 
darah 
> aceh doang atau mengaku tahu Aceh semata karena modal pernah 
tinggal 
> atau sudah beberapa lama tinggal di Aceh! ;-]
> 
> Saya lebih menghargai macam mas Eros yang bisa menggugah dengan 
karya 
> kolosal dan monumentalnya, Tjut Nja' Dhien itu. Lihat, apakah 
menurut 
> anda Tjut Nja' kejam langsung membunuh begitu saja inang yang 'ia 
> anggap' berkhiatan pada Kompeni, padahal sesaat sebelum ditikam 
> rencong, si inang 'confess' atas kesalahannya itu? Kan itu khas 
cara 
> penanganan 'pengkhianat' di masa perang berdasar syariat Islam? 
Apa 
> tidak jelas bagaimana para perempuan pejuang Aceh menutupi Aurat 
> mereka? Saya gak ngajak ribut soal Tjut Nja', tapi anda yang ajak. 
> So, ... silakan saja. Tapi saya ingin membedakan antara jilbab dan 
> aurat. Yang satu adalah pakaian, yang lain adalah bagian tubuh 
yang 
> perlu ditutup oleh muslim dan tidak boleh dilihat oleh orang lain, 
> selain orang tertentu.
> 
> Kembali ke pokok bahasan, mengikuti anjuran pak Chodjim, agar 
fokus.
> 
> Anda membaca tidak sih totalitas isi komen saya? Kenapa yang 
berupa 
> sampiran malah anda blow up?
> 
> Lihat tidak apa sebenarnya ingin saya sampaikan?
> 
> Kalo ingin bersikukuh bahwa Aceh itu dari sononya bukan negeri 
yang 
> berhak bergelar 'serambi mekah' karena sejak Kerajaan di Aceh 
> mengadopsi Syariat Islam, ya itu hak anda tapi jangan terpaku pada 
> apa yang bisa anda amati yang tentu terbatas tempat dan waktu.
> 
> Anda kemanakan sejarah Aceh itu? Kalo anda hanya melihat interior 
dan 
> kondisi sebuah pub di Jakarta yang isinya orang2 yang 'cari 
> hiburan' ... ya pasti seperti itu yagn akan anda lihat tentang 
> jakarta dan otomatis pronografi dan segala turunan dan target 
> mengejar nafsu pantas diperjuangkan oleh mereka yang menikmatinya. 
> Artinya Jakarta yang mayoritas muslim, penduduk aslinya orang 
Betawi 
> yang religius, hampir mirip dengan Aceh, atau Padang, atau Banten, 
> atau Madura, atau Makassar (semua tempat yang Islam sangat 
mewarnai 
> tradisi dan kehidupan penduduknya), adalah seperti situasi di pub 
> malam itu. Apakah hanya mengacu pada keterbatasan tempat dan waktu?
> 
> Lalu apa hubungannya dengan Depok? Memang Aceh ada hubungan dengan 
> Depok?
> 
> Cappee deehhh ...
> 
> Intinya, saya itu setuju dengan perda syariah asal memang tidak 
> artificial, dipaksakan. Itu sangat tidak sesuai dengan semangat 
> dakwah Rasulullah.
> 
> Terserah anda mau setuju atau tidak dengan persepsi saya bahwa ada 
> daerah2 di negeri makmur ini yang memang ratusan tahun sudah akrab 
> dengan 'perda syariah'. Tapi faktanya sekarang sangat banyak pihak 
> yang ingin melakukan de-syariah-isasi pada daerah2 itu. Salah 
satunya 
> ya Aceh. Betapa Aceh sekarang dan dulu itu beda. Dan wajar Aceh 
bukan 
> lagi negeri yang patut menyandang gelar 'serambi Makah' spt dulu.
> 
> Benar saja kata H Agus Salim, "Islam sangat mungkin hilang dari 
> negeri ini, tapi Islam tak akan pernah hilang dari dunia ini!"
> 
> Allaahu akbar!
> 
> salam,
> satriyo




[wanita-muslimah] Re: Fwd: Peta Perokok di Kalangan Anggota Legislatif

2007-05-23 Terurut Topik lestarin
Mba' Mei dan Mba' Mia,

Kebetulan saya ada teman yang koleksi merek rokok dan korek api dari 
berbagai pelosok Indonesia, karena teman ini pula lah saya sering 
dititipi rokok-rokok unik kalau lagi traveling. Yang menarik saat ke 
pedalaman Mentawai, saya memperhatikan rata-rata masyarakat di sana -
 yang di dalam hutan - menghisap rokok merek Sory Mas (Sepertinya 
plesetan dari Surya Mas, hehehe). Setelah saya baca bungkusnya, 
rokok tersebut di produksi dari Malang, Jawa Timur.

Teman yang kolektor tadi pun menjelaskan bahwa ada sekitar 650 lebih 
rokok produksi daerah di seluruh Indonesia, mayoritas diproduksi 
dari Jawa Timur dan Jawa Tengah, namun penyebarannya memang bisa 
sampai kemana-mana.

Nah di Aceh, saya belum lama ini menemukan dua merek rokok yang 
memang tertulis "Rokok NAD", tetapi dari bungkusnya tidak tertulis 
lokasi asli darimana asal produksinya. Setahun lalu saya sempat 
menanyakan ke beberapa warung rokok di Banda Aceh, apakah ada 
produksi rokok asli dari aceh, dan jawabannya tidak ada, tapi 
ternyata tetap ada juga merek rokok yang khusus di sajikan untuk 
masyarakat NAD:))


Wassalam

Lestari

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "L.Meilany" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Mia, 
> Itu rokok palsu dibikin di RRC.
> Salam
> l.meilany
>   - Original Message - 
>   From: Mia 
>   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
>   Sent: Monday, May 21, 2007 1:35 PM
>   Subject: [wanita-muslimah] Re: Fwd: Peta Perokok di Kalangan 
Anggota Legislatif
> 
> 
>   Kalo jalan ke daerah2, ada merek2 rokok yang lucu2, yang kalau 
>   sepintas lalu gambar dan tulisannya mirip (meniru) rokok2 beken 
>   dalam maupun luar negeri. harganya murah banget, 2000-5000 
>   sebungkus. 
> 
>   salam
>   Mia




[wanita-muslimah] Re: Soal Aceh

2007-05-13 Terurut Topik lestarin
Yth. Sunny, Pak Sabri, dan Pak DWS,

Kebetulan dulu memang list gaji seluruh karyawan BRR pernah di 
posting di websitenya KPPN Aceh, tertulis secara resmi bahwa gaji 
Kepala BRR Rp. 60.648.000,-.

Semoga Sunny memang lebih berhati-hati dalam mempublish 
informasinya:)

Wassalam


Lestari


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, st sabri <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Sunny wrote:
> > 
> > 
> > Hendaklah dicatat bahwa pajak pendapatan minimum di Swedia 
adalah kurang 
> > lebih 25% [dulunya 30%] dan progresif, makin tinggi gaji makin 
besar 
> > pajaknya bisa sampai 60%.
> > 
> sunny,
> saya tidak mengerti cara anda berdiskusi, anda yg menyatakan gaji 
ketua 
> BRR Kuntoro Rp 70 milyar perbulan. Anda memposting sebuah link yg 
tidak 
> ada hubungannya sama sekali. Saya sama sekali tidak percaya dengan 
> pernyataan anda. Tapi anda malash mbulet. Saya gugling sedikit 
soal gaji 
> dan ada beberapa data dibawah ini. Saya ulang ketika saya nguping 
> kuntoro ngomong, dia ngaku gajinya rp 350 juta sebulan (usd 
40,000) 
> menurut saya masih "wajar".
> 
> Hati2 lho, meski ini cuma milis tapi tetap sebuah wilayah publik 
yg 
> mungkin saja pembacanya lebih banyak dibanding membernya.
> 
> --




[wanita-muslimah] Re: Soal Aceh

2007-05-11 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Sabri,

Perkiraan panjenengan 100% benar, memang web tersebut fully internet 
explorer minded:).
Gejala praktek bantuan international di Timor-Timor yang " sama dan 
sebangun" dengan di Aceh, agaknya juga mendekati kebenaran:(

Wassalam

Lestari

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sir BATS <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> saya coba akses web-nya kok gak bisa ya, kalo sudah begini saya 
suka
> su-alzhan. Jangan2 karena web-browser saya galeon dan firefox. 
Bisa jadi
> web itu fully internet explorer minded :=((.
> 
>> Rp 6 milyar untuk aktifitas seperti operasi di aceh memang 
terbilang
> kecil. Tapi thanks atas infonya. Saya sendiri tidak terlalu peduli
> dengan soal ini. Cuma terkejut saja; HIBAH - GRANT ada standard 
kode
> etiknya, standard internasional (dibuat oleh IFRC -International
> Federation of Red Cross & Red Crescent) biaya operasi maksimal 7%.
> Banyak akuntan yg bisa mengakali hal ini, biaya operasi dimasukkan 
biaya
> non operasi. Terserah hati nurani masing2.
> saya mendapatkan cerita dari kawan dekat; bahwa NGO yang membantu 
di 
> Timor Leste dan Badan PBB lain juga melakukan praktik demikian. 
> Membengkak-kan biaya operasi sehingga mereka bisa hidup mewah dan 
yang 
> dibantu tetap kesulitan. Saya melihat gejala ini juga muncul di 
Aceh. 
> Apakah tidak bisa komunitas NGO mengubah hal ini. Banyak NGO 
menyatakan 
> sebagai agen perubahan tapi mereka juga "manusia".
> 
> salam
>




[wanita-muslimah] Re: Soal Aceh

2007-05-09 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Sabri, 

Soal dana operasional yang "gila-gila"an memang bisa langsung 
dilacak kok di reporting mereka yang terbuka melalui 
http://rand.brr.go.id/RAND, sebuah database yang menggunakan sistem 
web yang disusun oleh UNDP untuk pencatatan berbagai project 
NGO/organisasi yang melakukan rehab rekon di Aceh-Nias. UNDP 
mengunakan sistem serupa untuk pencatatan aliran dana dari donor 
pada negara-negara yang terkena tsunami di Thailand, Srilangka, dan 
juga Maladewa (yang disebut dengan istilah DAD,Development 
Assistance Database), yang kemudian juga digunakan diberbagai negara 
lain yang juga mendapat bantuan dana dari berbagai negara, akibat 
perang, gempa bumi, dll.

Untuk di Aceh dan Nias, database tersebut sistem pencatatannya 
relatif paling detil. Data akan terkuak bila organisasi tersebut 
meng-attach semua rincian kegiataannya di web tersebut. Sebagai 
contoh organisasi AID4 (yang sudah pulang ke Australia), dengan 
alokasi dana project sebesar USA $ 660 ribu (Rp 6 miliar lebih), 
setelah ditelisik lebih detil dalam anggaran mereka, 50%nya lebih 
memang untuk biaya operasional. Ada juga UNOPS yang menggunakan dana 
hampir 1 miliar rupiah hanya untuk pembuatan proposal (total budget 
kegiatan sekitar Rp 90 miliar lebih). Belum lagi yang lain-lain. Ini 
sempat saya pertanyakan ke salah seorang teman di UNDP yang cukup 
lama berkecimpung di dunia "pemberi bantuan di negara berkembang", 
dan jawabannya soal biaya operasional ini sangatlah relatif, dan 
hibah/grant ini memang tidak ada standar bakunya untuk penggunaan 
biaya operasional. Sekali lagi Pak, memang mengejutkan dan membuat 
saya pribadi "terpana", dan soal audit meng-audit, tidak semua 
lembaga tersebut mau di audit oleh lembaga audit independen, sekali 
lagi alih-alih dengan alasan : "mau menyumbang kok malah 
diperiksa?" :(

Ada seorang doktor peneliti dari Srilangka yang sedang melakukan 
riset perbandingan hasil pembangunan (termasuk perbandingan atas 
sistem bantuan donor dan alur dana tersebut), pada negara India, 
Srilangka dan Indonesia. Dalam diskusi singkat dengan beliau ini 
saya juga mendapatkan gambaran serupa, bahwa penggunaan biaya 
operasional dari para lembaga donor memang sangat besar nilainya. 
Beliau memberikan komentar bahwa India adalah salah satu negara yang 
berani menolak secara tegas kehadiran para donor yang dianggap 
nantinya tidak maksimal dalam memberikan bantuan. Tetapi tentu saja 
ketegasan ini juga bisa menimbulkan sikap berbalik dari para negara 
donor, yakni "memusuhi" pemerintah India yang dianggap tidak 
kooperatif :(. Kalau sudah begini bagaimana lagi?? Serba salah 
memang.


Wassalam


Lestari

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sir BATS <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> lestarin wrote:
> > paku dan palu hehehehehe. Soal dana operasi yang dipotong oleh 
pihak
> > donor, dari data yang saya peroleh, justru rata-rata lebih dari 
30-
> > 45%. Malah ada yang 65% menggunakan dana sumbangan tersebut untuk
> 
> mbak Les,
> tidak mungkin lah 30%-45% atau 60% dipergunakan sebagai biaya 
operasi. 
> Sedangkan world vision yg menggunakan 14% saja sudah kena sodok 
lembaga 
> audit.
> 
> Misal jumlah bantuan yg dikumpulkan usd 100 juta : 7% itu sudah 7 
juta 
> dollar alias 63 milyar rupiah :=))
> 
> Yang bener aja sampeyan.
> 
> -- 
> 
> Registered User :
> Linux # 421968
> Ubuntu # 13604
>




[wanita-muslimah] Soal Aceh

2007-05-09 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Sabri dan Pak Donnie,

Sebetulnya ini menyambung isue soal Aceh, namun karena judul 
sebelumnya sudah tidak relevan, maka saya buat judul baru:)

Memang persoalan perumahan di Aceh banyak sekalidan juga 
menyedihkan:(. Persoalan banyak masyarakat Aceh yang memiliki lebih 
dari 1 rumah bantuan (yang menjadi haknya), juga menjadi persoalan 
yang sangat memprihatinkan. Malah ada orang yang diketahui memiliki 
10 rumah bantuan untuk dirinya sendiri, Astagfirullah. Mereka yang 
dengan "tega" memiliki rumah lebih dari 1 buah ini seolah tidak 
sadar bahwa apa yang mereka lakukan juga akan merugikan orang lain 
yang notabene juga saudara-saudara mereka sendiri. Menurut saya ini 
adalah sebuah korupsi, namun baru bulan lalu pihak pemerintah (dalam 
hal ini Gubernur terpilih yang baru), menyatakan bahwa tindakan 
memiliki lebih dari 1 rumah ini adalah perkara kriminal dan rumahnya 
akan diambil alih oleh pemerintah/disegel. Saya sendiri pernah 
terlibat dalam sebuah proses klarifikasi rumah bantuan dari beberapa 
NGO International, dalam pertemuan tersebut yang dihadiri beberapa 
koordinator barak dan juga Pak Keuchik (kepala desa), diketahui 
bahwa ada beberapa orang yang mendapatkan rumah double. Otomatis 
pihak NGO Internasional ini akhirnya membatalkan penyerahan beberapa 
rumah bantuan tersebut, dan secara umum forum tersebut tampaknya 
tidak menyalahkan si penerima, malah ada yang berbisik :"Mestinya 
tidak apa-apa, kan namanya juga rejeki". Sungguh saya pribadi merasa 
langsung miris. Ternyata buat sebagian besar orang Aceh hal-hal 
seperti ini dianggap bukan "kesalahan", bukan kejahatan, sehingga 
banyak diantara mereka yang kemudian dengan berbagai cara membuat 
pengakuan palsu agar mendapatkan rumah lebih dari 1. Hal lain yang 
akhir-akhir ini cukup menarik adalah fenomena para renters, yang 
hendak mendapatkan rumah bantuan dari NGO, tapi tidak memiliki 
tanah, lalu oleh pihak pemerintah dalam hal ini oleh BRR, akan 
diberikan tanah (gratis) untuk dibangunkan rumahnya oleh NGO 
tersebut, namun lokasi tanahnya memang tidak di tengah kota Banda 
Aceh, dan ternyata banyak renters yang menolak, dengan alasan 
terlalu jauh dari kota, dan meminta dibelikan tanah yang berada di 
kota (yang tentu saja harganya sudah sangat melambung, dan anggaran 
untuk pembelian tanah tersebut tidak ada dari pemerintah). Teman 
yang penduduk Aceh sendiri sempat nyeletuk: "Harusnya bersyukur di 
beri tanah dan rumah gratis, kan dulu juga tidak punya tanah 
sendiri". 

Soal donor dan para partnernya yang bekerja di Aceh, juga memang 
banyak persoalannya. Persoalan terbesar, banyak NGO International 
yang tidak pernah mengerti persoalan perumahan, lalu di Aceh 
disibukkan dengan membangun rumah, terbayang kan, dulunya terbiasa 
mengurusi masalah kesehatan eh sekarang "dipaksa" membangun rumah. 
Dulu berhadapan dengan jarum suntik, sekarang diminta berhadapan 
paku dan palu hehehehehe. Soal dana operasi yang dipotong oleh pihak 
donor, dari data yang saya peroleh, justru rata-rata lebih dari 30-
45%. Malah ada yang 65% menggunakan dana sumbangan tersebut untuk 
biaya operasional (gaji - terutama gaji besar para bule, rumah 
kontrakan/mes, biaya operasional kantor, biaya mondar-mandir dari 
dan keluar Indonesia, dll). Hal ini tidak jauh berbeda dengan apa 
yang sudah pernah dikritik oleh salah seorang peneliti dari UNDP 
yang menulis buku tentang efesiensi bantuan-bantuan (hibah) ke 
berbagai negara berkembang dari para donor internasional. Ini juga 
buat saya pribadi menyedihkan, karena kan masyarakat Aceh hanya tahu 
dipermukaan, dari berbagai laporan media massa bahwa 
lembaga/organisasi "X" menyumbang sekian juta dollar, namun tidak 
pernah di informasikan bahwa yang sekian puluh persen ya dinikmati 
sendiri oleh para donor atau partner pelaksana project tersebut. Dan 
benar seperti pak Donie sampaikan, bendera kemanusiaan yang diusung 
para donor menjadikan persoalan "penyunatan" bantuan ini seolah 
meredam banyak kegelisahan dari berbagai pihak yang mencoba bersikap 
kritis. Dalam sebuah diskusi dengan teman-teman Aceh sendiri, saya 
pernah mengungkapkan bahwa seharusnya isu ini dimunculkan secara 
terbuka di media massa, namun beberapa komentar yang muncul malah 
seperti ini: "Sudahlah, yang penting kita kan masih dapat bantuan, 
daripada tidak",  "Jangan diprotes atau dipertanyakan, nanti kita 
tidak diberi bantuan lagi"...:(

Wassalam

Lestari



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, sir BATS <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Hi All,
> saya sudah tidak terlalu mengikuti perkembangan pembangunan 
perumahan di 
> Aceh ; karena banyak sekali persoalan yg muncul dan sedikit mess-
up.
> 
> Banyak data statistik tidak akurat; secara detil saya pernah 
mengikuti 
> "rembugan" untuk wilayah kec Meuraxa, jumlah rumah yg hilang 
(secara 
> teknis disebut hilang) ada perbedaan mencolok antara BRR dengan 
data 
> lapangan. Selain itu, bila berpathok pada angka-angka; mustinya 
dengan 
> sudah selesainya 64k rumah maka kura

[wanita-muslimah] Re: Lagi-lagi soal Kristenisasi

2007-05-07 Terurut Topik lestarin
Yth. Mba' Aisha, terimakasih atas tanggapannya, dan untuk Pak 
Satriyo juga terimakasih atas komentarnya (meski belum menjawan 
pertanyaan saya).

Mba' Aisha, kondisi Aceh saat ini sudah sangat berubah di bandingkan 
1 tahun pertama tsunami. Soal pembangunan rumah, sudah lebih dari 64 
ribu rumah dibangun oleh berbagai pihak (donor dan pemerintah RI). 
Pada awal penyusunan blue print rehab rekon Aceh yang disusun oleh 
Bappenas tercatat rumah yang rusak sekitar 70 ribu-an (dan itu yang 
akan dibangun kembali), namun saat ini justru "kebutuhan" rumah 
dicanangkan sekitar 130 rb-an, hal ini untuk memenuhi kebutuhan para 
pengungsi yang dulunya renter (penyewa). Pengungsi di awal tsunami 
tercatat sekitar 500 ribu jiwa (200 ribu KK), dan saat ini dengan 
sudah dibangunnya sekitar 64 ribu rumah maka diperkirakan pengungsi 
pun berkurang 64 rb KK. Perlu diingat juga, bahwa pengungsi ini 
masih 40 rbu-an jiwa (12 ribu KK) yang tinggal di barak, lainnya 
menumpang pada keluarga, sewa rumah sendiri, ataupun membangun rumah 
sendiri. Jadi mba' Aisha, kalau hanya menghitung dari kepemilikan 
rumah sebelumnya ya 70 ribu rumah itulah yang menjadi "tanggung 
jawab" pihak pemerintah, namun karena ada kebijakan untuk memberikan 
tanah dan rumah bagi para penyewa maka akhirnya jumlahnya menjadi 
hampir 2 kali lipat.

Pihak donor sendiri awalnya tidak tahu, bahwa yang harusnya dibangun 
adalah rumah yang ditujukan untuk para pemilik rumah terdahulu (atau 
warisnya), sehingga donor banyak juga yang membangun rumah untuk 
para penyewa (renters). Saat ini, dari total 12 ribu KK yang masih 
tinggal di barak-barak, 50%nya adalah renters. Jadi kalau ditanyakan 
apakah mencukupi untuk para pengungsi, ya jawabannya tidak akan 
pernah cukup kalau kebijakan untuk membangun rumah itu berubah dari 
sisi penentuan penerima manfaatnya.

Membandingkan dengan negara-negara yang terkena tsunami atau gempa 
di belahan dunia lainnya, maka yang mendapatkan ganti rugi rumah ya 
para pemilik rumah (sekaligus pemilik) tanah yang dulu terkena 
musibah (kalau meninggal ya diberikan pada ahli warisnya). Sementara 
perkembangan di Aceh kan tidak seperti itu, orang yang dulu hanya 
penyewa, atau penumpang (dirumah orang tua/saudara), pun menuntut 
dibuatkan rumah, dengan tanah yang harus disediakan/dibelikan oleh 
pemerintah Indonesia. Terus terang, buat saya pribadi, pada akhirnya 
pembangunan rumah pun seolah tidak akan pernah tuntas. Setiap 
pendataan untuk penerima manfaat (beneficieries) pun berubah-ubah 
terus jumlahnya.

Negara-negara dari Timur Tengah jenis bantuannya beragam, mulai dari 
sembako, bantuan medis, dan juga perumahan. Namun kalau di hitung 
dari total nilai komitmennya saat ini di database resmi yang 
menampilkan perkembangan rehab dan rekon di Aceh secara transparan 
dan terdata akuntabilitasnya (http://rand.brr.go.id/RAND/) tercatat 
yang 10 besar pemberi sumbangan adalah USAID, kemudian disusul oleh 
IFRC (International Federation Red Cross), kemudian MDF (Multi Donor 
Fund), dan juga di susul oleh UNICEF, Pemerintah Jerman, ADB (Asian 
Development Bank), Pemerintah Inggris, Pemerintah Jepang, Pemerintah 
Australia, dan juga Europian Committe, rata-rata bantuannya berupa 
grant (hibah), namun dari MDF (yang salah satu sumbernya World Bank)
dan juga ADB, ada yang berbentuk hutang.

Moga-moga saja memang seperti mas Wikan bilang, negara-negara Timur 
Tengah tersebut memberi tanpa mau "diekspose". Namun dari pengalaman 
saya pribadi, ada juga dari pihak pelaksana proyek yang dari Timur 
Tengah ini awalnya memang tidak mau mencatatkan proyeknya, namun 
ketika pihak donornya mau melihat laporannya langsung secara 
transaparan melalui database yang berbasis web tadi, buru-buru dia 
maunya semua project yang dibiaya-inya harus tercatat. Termasuk yang 
melalui IDB (Islamic Development Bank, yang sifatnya tidak hanya 
grant, namun juga hutang). Peristiwa ini terjadi tahun 2006 lalu.

Terus terang sampai detik ini saya pribadi berusaha positive 
thinking saja soal negara-negara Timur Tengah, cuma sayang juga 
kalau dengan alasan "ibadah" atau tidak riya', maka fungsi 
pencatatan bantuan yang transparan menjadi tidak terpenuhi. Lalu 
ujung-ujungnya yang seperti dikhawatirkan banyak pihak, sistem 
pemberian bantuan tumpang tindih, karena pihak lain tidak mengetahui 
apakah lokasi tersebut sebenarnya sudah pernah mendapatkan bantuan 
atau belum? Demikian juga dari pihak pemerintah Indonesia pun akan 
sulit untuk melakukan koordinasi kalau tidak semua pihak mau 
melaporkan project dan kegiatan rehab rekon-nya secara resmi.



Wassalam


Lestari



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Aisha" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
. 
> Tentang point 2 itu, kondisi di sana bagaimana mba Lestari? Apa 
betul rumah-rumah yang dibangun sekarang ini masih jauh dari cukup 
untuk menampung pengungsi? bantuan dari Saudi Arabia dan negara-
negara kaya di Timur Tengah memangnya hanya paket sembako dan 
bantuan medis dari Saudi Arabia itu saja? Saat in

[wanita-muslimah] Re: Lagi-lagi soal Kristenisasi

2007-05-03 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Satriyo,

Terimakasih sudah memberi masukan, soal hubungan, karena waktu itu 
bapak pernah mengomentari tulisan saya tentang pakaian perempuan 
aceh yang berhubungan dengan budaya dan sejarahnya. Dalam komentar 
itu bapak "seolah-olah" lebih tahu sejarah Aceh daripada saya, dan 
mempertanyakan apakah acuan saya tentang busana perempuan Aceh hanya 
berdasarkan lukisan (setelah itu saya sudah menjelaskan lebih detil 
bahwa acuan saya buku-buku sejarah dan foto-fotonya). Nah karena 
barangkali pengetahuan Pak Satriyo memang lebih luas tentang Aceh 
dan budayanya, maka saya menanyakan solusi dari sebuah kasus di Aceh 
yang lain.

Untuk komentar bapak point satu, barangkali memang bisa saya 
koreksi, bahwa setelah setahun lebih saya berada di Aceh dan 
berdiskusi dengan lebih dari 100 orang korban Tsunami secara 
terpisah, saya mendapatkan informasi akurat dari para korban bahwa 
yang terjun menolong pertamakali setelah beberapa hari setelah 
tsunami adalah tentara dari Spanyol, Amerika, dan juga Australia, 
dengan bantuan medis, kebutuhan makanan, dan lainnya. Inilah yang 
menurut saya menyebabkan fenomena "benci tapi cinta" dari masyarakat 
Aceh terhadap orang-orang asing ini, bagaimana tidak, sejak dulu ada 
anggapan orang asing = orang kaphe (yang di stereotype kurang baik 
di Aceh), namun ternyata ketika bencana melanda, mereka inilah yang 
sangat besar jasanya menolong masyarakat Aceh.  Sekali lagi ini 
langsung dari saksi hidup lho Pak, dan bukan ekspose dari media 
massa semata. Pihak Saudi Arabia sendiri secara resmi, melalui 
keterangan pers-nya, mengungkapkan bantuan yang berkaitan dengan 
medis, dan sebagainya diturunkan pada bulan Mei 2005 (5 bulan 
setelah tsunami). Saya pribadi kebetulan juga mengenal baik salah 
seorang relawan dari Saudi Charity yang memberikan bantuan pemberian 
sembako 10 ribu paket (9 ribu paket di Aceh, dan 1000 paket di Nias) 
saat bulan puasa, Oktober 2005 (10 bulan setelah tsunami).

Untuk point kedua, soal kemiskinan menuju kekufuran, sejak awal kita 
semua sepakat, yang menjadi pertanyaan saya, bagaimana solusinya? 
Bagaimana mengangkat masyarakat Islam keluar dari kemiskinan? 
bagaimana pula masyarakat Islam yang lebih kaya/mampu mau tetap 
peduli dengan masyarakat Aceh yang masih tinggal di barak-barak?
Karena tampaknya yang menjadi trend di Aceh ini, semua pihak 
meyalahkan pihak lain/pihak asing dengan isu kristenisasi, tetapi 
tidak ada solusi dari dalam untuk mengatasi masalah ini:(


Wassalam


Lestari 


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Kaitan saya dulu pernah mengomentari jilbab dengan solusi (yang 
> mana?) itu apa ya? Ga ada alasan lain ...?
> ;-]
> 
> Sementara ini komentar saya adalah:
> [1] yang saya tahu, yang pertama datang ke daerah bencana dan 
> langsung mengupayakan pertolongan adalah dari Arab Saudi dan bukan 
> negara barat (kafir) spt yang diekspos media massa dan diterima 
bgt 
> saja tanpa selidik/cross-check. Mereka dengan warga setempat 
langsung 
> menolong mereka yang selamat dan membagi-bagikan bantuan baik 
makanan 
> maupun uang. Maaf jika saya salah tapi ini dari relawan Aceh yang 
> tiba di sejumlah daerah bencana di aceh.
> [2] soal kristenisasi dan kemiskinan, memang benar bahwa dari dulu 
> hingga sekarang, dengan cara halus dan 'kasar' (walau ketika 
> dikonfirmasi tidak ada yang mengaku) kalangan kristiani lokal dan 
> manca negara rajin mengupayakan ummat islam masuk kristen. 
Banyaklah 
> data akurat dan konkrit kalau sudi mempercayai.
> 
> Sementara sekian. Maaf jika oot atau off track.
> 
> salam,
> satriyo
> ;-]




[wanita-muslimah] Lagi-lagi soal Kristenisasi

2007-05-02 Terurut Topik lestarin
Sebetulnya saya cuma mau melanjutkan bagian diskusi dari Pak Wikan 
dan Mba' Chae, tapi karena judulnya sudah tidak sinkron, maka saya 
buat judul baru:)

Isu kristenisasi kalau saya amati dari pengalaman di lapangan, di 
Aceh ini ya rata-rata berhubungan dengan pemberian bantuan/ekonomi. 
Meski memang belum ada laporan resmi berapa orang Aceh yang 
berpindah agama dari Islam ke agama lain dalam proses rehabilitasi 
dan rekonstruksi di Tanah Rencong ini, namun dari dulu banyak sekali 
kekhawatiran soal "Kristenisasi", sampai-sampai sempat beredar 
kecurigaan yang tinggi terhadap lembaga asing yang banyak berkarya 
di Aceh. Media di aceh pun sempat mem-blow up- isu ini, bahkan ada 
juga media dari luar aceh yang menerbitkan sebuah buku khusus 
membahas masalah ini. Saking semangatnya "menghajar" pihak lain yang 
dianggap melakukan Kristenisasi, maka relawan asing yang berkalung 
salib atau memakai kaos organisasinya dalam bekerja (kebetulan dari 
organisasi bergambar salib, atau mengandung kata-kata Christian), 
pun dianggap upaya Kristenisasi. Sepertinya jadi berlebihan dan 
menimbulkan upaya permusuhan antar agama.

Padahal seperti yang kita ketahui, saat bencana Tsunami melanda 
Aceh, justru orang-orang asing inilah (yang disebut oleh orang aceh 
dengan istilah Orang Kafir...), yang pertamakali turun tangan dan 
membantu dengan keihklasan luar biasa, dan ini diakui oleh 
masyarakat Aceh sendiri. Meski setelah itu memang tidak bisa 
dipungkiri, gelombang kedua bantuan (Pasca emergency), pasti ada 
juga organisasi asing yang memiliki niat untuk menyebarkan 
ajarannya,"Kristenisasi" - yang saya kira pun tidak jauh berbeda 
dengan upaya beberapa kaum muslim di Indonesia yang 
melakukan "Islamisasi" di berbagai pelosok Papua. Artinya dilakukan 
dengan cara damai, melalui kegiatan sehari-hari secara umum, 
termasuk dengan pemberian bantuan, namun tidak ada 
intimidasi/ancaman.

Soal kemiskinan mendekatkan diri pada kekhufuran, itu juga saya 
setuju. Ini yang justru menjadi concern saya pribadi sampai saat 
ini, betapa masih banyak pengungsi di barak-barak di Aceh yang 
sampai saat ini masih bergantung pada bantuan dari pihak lain, dan 
lembaga-lembaga non muslim pun masih "setia" memberikan dukungan dan 
bantuannya, sementara bantuan dari lembaga-lembaga Islam sangat 
sedikit. Kalau sudah begini, jangan salahkan orang non muslim bila 
suatu saat mereka "sukses" dalam menawarkan ajaran agamanya. 
Terlebih mereka juga terihat sangat santun dan beberapa perempuan 
non muslim itu malah ada yang berjilbab rapat. Beberapa partai 
politik (berserta underbow-nya)yang membawa bendera/label Islam 
memang ada beberapa yang memberi bantuan ke barak-barak tersebut, 
namun masyarakat barak sudah hapal, karena bantuan tersebut baru 
rajin datang menjelang pilkada lalu:(

Inilah otokritik yang memang harus selalu kita carikan solusinya. 
Kira-kira kalau dari Pak Satriyo ada usulan solusi Pak?
Menyebut Pak Satriyo karena dulu Pak Satriyo pernah mengomentari 
tulisan saya yang membahas 'pakaian perempuan di Aceh'.


Wassalam

Lestari 



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Kalau saya pikir tidak mudah seseorang berganti kepercayaan hanya
> dengan faktor dogmanisasi saja. Menurut saya sebodo-bodonya orang
> beragama dia akan selalu memiliki sense of belonging terhadap 
keimananya.
> 
> Saya setuju dengan Pak Wikan, yang paling berbahaya adalah 
kelemahan
> umat Islam yang disebabkan oleh faktor kemiskinan, kalau tidak 
salah
> ada hadisnya bahwa kemiskinan mendekatkan diri pada kekafiran.
> 
> Kalau kenyataanya demikian jangan menyelahakan agama lain dengan
> meyerang akidah mereka, yang patut disalahkan adalah diri kita
> sendiri, umat islam sendiri misalnya kok bisa pergi haji bulak 
balik
> kayak ke kamar mandi padahal banyak sudara2 seimannya yang sedang
> sekarat enggak bisa makan:(
> 
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Wikan Danar Sunindyo"
>  wrote:
> >
> > sebenarnya kalau mau menghadapi kristenisasi gampang kok
> > saya pernah baca, bahkan anak TPA/TKA aja bisa menghadapi 
misionaris
> > yang mau memperkenalkan Tuhan Yesus pada mereka. Kasih aja 
pertanyaan
> > soal trinitas, pasti mbulet jawabannya, dan mereka gampang 
kalahnya.
> > 
> > Lha kalau para misionaris mau menyatakan tuhan mereka adalah 
Allah,
> > pasti mentoknya juga di situ, Allah = Tuhan Bapa. Nggak bisa 
(saya
> > juga belum pernah nemu) kalau mereka terus kreatif bilang Allah =
> > Yesus. Banting aja pake argumen, kenapa harus nyembah Yesus 
kalau bisa
> > koneksi langsung ke Allah. Nggak usah pusing2, konsep ketuhanan 
di
> > Islam memang simpel kok, jadi gampang kalau mau meluruskan orang
> > Kristen supaya kembali ke Islam.
> > 
> > Nah, yang susahnya dan kebanyakan orang Islam nggak sadar, bahwa 
upaya
> > kristenisasi dilakukan melalui pemberian makanan kepada orang2 
miskin.
> > Bukan berarti orang miskin dikasih indomie langsung masuk 
Kristen lho.
> > Bikin aja program penyeimbang. Kalah nom

[wanita-muslimah] Re: Kepentingan Perempuan Tak Sepenuhnya Terakomodasi - My mother

2007-04-28 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak DWS,

Terimakasih banyak atas 'inspirasinya', ternyata memang 
Alhamdulilah, hidup menjadi lebih tenang, damai dan semakin indah:)

Wassalam

Lestari


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dwi W. Soegardi" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Gmail:
> - Klik "Setting", klik "Filters"
> - Klik "create new filter"
> - Filter:
> matches: from ko_jano to wanita-muslimah
>  do this: Skip Inbox, Delete It
> 
> Yahoo:
> - Klik "Options", klik "Mail Options", klik "Filters"
> - klik "create or edit filters", klik "Add"
> - Filter:
> From header contains ko_jano
> To/CC header contains wanita-muslimah
>   Then
>  Move the message to Trash
> 
> Hasilnya? Dunia terasa semakin indah :-)
> 
> salam,
> DWS




[wanita-muslimah] Re: Kepentingan Perempuan Tak Sepenuhnya Terakomodasi - My mother

2007-04-26 Terurut Topik lestarin
Astagfirullah Pak Janoko alias Bapak Sutiyoso Wijanarko,

Istigfar Pak, Pak DWS atau siapapun di milis ini tidak ada yang 
meragukan peran ibu sebagai ibu rumah tangga, tidak ada yang pernah 
menjelek-jelekkan kemuliaan seorang ibu rumah tangga. Jadi mbok ya-o 
instropeksi pak, justru Pak Janoko  lah satu-satunya orang di milis 
ini yang menyebut seorang ibu rumah tangga sebagai :"perempuan yang 
leyeh-leyeh dirumah".sudah lupa Pak? apa perlu di munculkan 
lagi arsipnya??? Bapak sampai detik ini pun tidak pernah meralat 
ucapan bapak soal istilah "Perempuan leyeh-leyeh dirumah". lho 
kok sekarang  Pak Janoko seolah melihat orang lain tidak menghargai 
ibu rumah tangga. Istigfar Pak..


Wassalam


Lestari  

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>>
>   Jano - ko :
>
>
>   Pertanyaan, adakah tokoh besar dunia yang terlahir tanpa 
pendidikan dari ibunya ?
>
>   Siapa yang mendidik mas DWS sehingga mas DWS menjadi insan yang 
sukses sampai belajar di Amerika ?
>
>   :)
>
>   Mohon kaum feminis dunia untuk menghormati peran ibu sebagai ibu 
rumah tangga.
>   Hormati Rumah Tangga sebagai Lembaga Pendidikan yang terbaik.
>
>   Wassalam




[wanita-muslimah] Re: Kartini Tinggal Sejarah

2007-04-24 Terurut Topik lestarin
Yth. Mba' Ning,

Sepengetahuan saya soal berbagai Qanun (saya bukan ahlinya sih), 
Qanun itu prosesnya ya seperti proses pembuatan UU lainnya di 
Indonesia, dimana unsur DPRD sangat berperan serta difasilitasi oleh 
Pemerintah Daerah. Sama juga dengan "pristiwa" pembuatan UU yang 
terjadi diberbagai daerah di Indonesia, termasuk di tingkat Pusat 
(Jakarta), maka unsur "kepentingan Politis" dan "Kepentingan Uang" 
juga sama kencangnya. Sementara unsur kepentingan masyarakat 
biasanya sangat sedikit terwakili.
Jadi kalau ada anggaran/dana  dari pemerintah maka bisa lah disusun 
sebuah UU/Qanun tersebut. Jadi banyaknya Qanun yang di buat di Aceh 
ini untuk 'menenangkan' suhu politik, dimana dari dulu kan sangat 
kencang Aceh ingin diperlakukan berbeda, termasuk ingin merdeka.

Seperti dulu sudah saya sampaikan beberapa kali, dalam Qanun di 
Aceh, soal pakaian hanya ditulis: Setiap orang wajib berbusana 
muslim. Implementasinya ya kalau perempuan tidak berjilbab akan 
dikategorikan melanggar, dan dihukum layaknya pelaku kriminal (satu 
kali diperingatkan, dua kali diperingatkan, tiga kali tertangkap 
akan dihukum cambuk). 

Soal sholat dengan mukena/kerudung, terus terang memang buat saya 
sebagai kesepakatan sosial saja, sama dengan kenapa mukena rata-rata 
warnanya putih (kalau di Indonesia).  Saya juga tidak akan 
menghakimi perempuan lain yang duduk di samping saya, dipesawat 
(tanpa mukena/jilbab) yang melakukan sholat dalam perjalanan 
tersebut:), tetapi kalau kebetulan si mba' tersebut mampir di 
mushola dekat tempat kerja saya, dan beliau mau sholat, ya saya akan 
menawarkan meminjamkan mukena saya (kalau beliau berkenan dan saya 
tidak akan mengintimidasi, menghukum atau mencambuk orang yang 
berbeda dengan saya dalam menjalankan ibadahnya). Hanya Allah lah 
yang pantas menilai amal ibadah manusia lainnya.


Wassalam


Lestari


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Tri Budi Lestyaningsih 
\(Ning\)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> 
> Mbak Lestari,
> Mau tanya nih. Kalau yang memasukkan jilbab ke dalam qanun itu 
siapa,
> mbak ? Apa sebelumnya sudah ada musyawarah dengan wakil 
masyarakat ?
> Saya curious aja sih, gimana peraturan ini tadinya dibuat.
> 
> Juga, kalau pemahaman mbak tidak pakai kerudung itu juga 
terkategori
> menutup aurat, apa berarti kalau sholat juga boleh tidak pakai 
kerudung
> (tidak perlu tertutup dengan menyisakan telapak tangan dan muka).
> Soalnya, syarat sah shalat kan salah satunya menutup aurat. Kalau 
tanpa
> kerudung sudah dianggap menutup aurat, berarti sholat ngga perlu 
pake
> kerudung dong. Apa betul begitu yang mbak pahami? 
> 
> Wassalaam,
> -Ning
>  
> 
> -Original Message-
> From: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of lestarin
> Sent: Wednesday, April 25, 2007 9:49 AM
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Subject: [wanita-muslimah] Re: Kartini Tinggal Sejarah
> 
> Yth. Pak Satriyo,
> 
> Wah panjang kalau mau diskusi soal menutup aurat lagi:), sudah 
sangat
> tebal bahannya kalu dikumpulkan di milis ini:D. Menurut saya, semua
> perempuan Aceh menutup aurat (termasuk yang tidak pakai
> kerudung/jilbab):). Saya belum pernah lihat perempuan Aceh 
berbugil ria,
> atau sekedar ber bikini:)
> 
> Sekali lagi, kalau mempelajari sejarah yang ada, termasuk di foto- 
foto
> peninggalan jaman Belanda di tanah rencong ini, maka terbukti para
> perempuan Aceh tidak berjilbab, mereka memang biasa membawa kain 
lebar
> (semacam ulos) yang memiliki multi fungsi, yakni diselempangkan ke
> pundak kalo dalam suhu udara dingin (diselempangkan), namun bisa 
juga
> untuk dikerudungkan kalau menahan panas dan hujan (dikerudungkan
> seadanya, bukan dijilbab rapat seperti fenomena saat ini), atau 
juga
> dipakai untuk kain sarung (diikat ke bagian pinggang). Jadi 
pemahaman
> berpakaiannya bukan "Ber- Jilbab" rapat itu Pak Satriyo. Ada salah
> seorang peneliti budaya dari Amerika yang bahkan dulu sempat
> mendokumentasikan secara detil cara berbusana orang-orang aceh di 
tahun
> 60-70-an, dan digambarkan betapa memang pakaian kaum perempuan 
Aceh itu
> hampir sama dengan busana di bagian Sumatra Utara (tidak berjilbab
> tentunya, dan kain lebar itu lebih banyak dipakai sebagai
> asesoris/pelengkap bila diperlukan). Kondisi ini juga masih bisa 
ditemui
> di bumi Aceh di desa-desa, bagian pedalaman. Alhamdulilah saya
> berkesempatan melakukan pengamatan karena sudah satu tahun lebih 
berada
> di sini. 
> 
> Jadi fenomena penggunaan Jilbab di Aceh sendiri tetaplah karena 
Qanun
> yang dipaksakan tadi Pak. Maka tak heran banyak juga perempuan-
> perempuan Aceh yang berjilbab di bumi Aceh namun begitu pergi ke 
Medan,
> Jakarta, atau kota lainnya, mereka melepas Jilbab.
> 
> Sekali lagi terasa bah

[wanita-muslimah] Re: Kartini Tinggal Sejarah

2007-04-24 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Satriyo,

Wah panjang kalau mau diskusi soal menutup aurat lagi:), sudah 
sangat tebal bahannya kalu dikumpulkan di milis ini:D. Menurut saya, 
semua perempuan Aceh menutup aurat (termasuk yang tidak pakai 
kerudung/jilbab):). Saya belum pernah lihat perempuan Aceh berbugil 
ria, atau sekedar ber bikini:)

Sekali lagi, kalau mempelajari sejarah yang ada, termasuk di foto-
foto peninggalan jaman Belanda di tanah rencong ini, maka terbukti 
para perempuan Aceh tidak berjilbab, mereka memang biasa membawa 
kain lebar (semacam ulos) yang memiliki multi fungsi, yakni 
diselempangkan ke pundak kalo dalam suhu udara dingin 
(diselempangkan), namun bisa juga untuk dikerudungkan kalau menahan 
panas dan hujan (dikerudungkan seadanya, bukan dijilbab rapat 
seperti fenomena saat ini), atau juga dipakai untuk kain sarung 
(diikat ke bagian pinggang). Jadi pemahaman berpakaiannya bukan "Ber-
Jilbab" rapat itu Pak Satriyo. Ada salah seorang peneliti budaya 
dari Amerika yang bahkan dulu sempat mendokumentasikan secara detil 
cara berbusana orang-orang aceh di tahun 60-70-an, dan digambarkan 
betapa memang pakaian kaum perempuan Aceh itu hampir sama dengan 
busana di bagian Sumatra Utara (tidak berjilbab tentunya, dan kain 
lebar itu lebih banyak dipakai sebagai asesoris/pelengkap bila 
diperlukan). Kondisi ini juga masih bisa ditemui di bumi Aceh di 
desa-desa, bagian pedalaman. Alhamdulilah saya berkesempatan 
melakukan pengamatan karena sudah satu tahun lebih berada di sini. 

Jadi fenomena penggunaan Jilbab di Aceh sendiri tetaplah karena 
Qanun yang dipaksakan tadi Pak. Maka tak heran banyak juga perempuan-
perempuan Aceh yang berjilbab di bumi Aceh namun begitu pergi ke 
Medan, Jakarta, atau kota lainnya, mereka melepas Jilbab.

Sekali lagi terasa bahwa pemaksaan jilbab di Aceh ini memang tidak 
mencerminkan sikap rahmatan lil alamin. Semoga Qanun-qanun semacam 
ini tidak ditiru-tiru pemda lainnya di Indonesia.


Wassalam

Lestari

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "satriyo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Lestarin,
> 
> Numpang nimbrung, ni.
> 
> Saya menangkap mba Ning itu berharap dan juga berandai-andai, dan 
> yang menjadi landasannya untuk itu adalah asumsi bahwa dengan 
> mengkhatamkan Quran (dengan gaya Kartini, mencoba memahami 
kandungan 
> Quran, karena setahu saya ketika itu memang mengkajinya di bawah 
> bimbingan Kyai Haji Sholeh Darat, sehingga di salah satu suratnya 
> konon ia mencuplik surat Al-Baqarah ayat 257, 
yaitu 'minadhdhulumaat 
> ilannuur' ... "Dari Kegelapan kepada Cahaya" dan tidak seperti 
> terjemahan yang terlanjur beredar yaitu HAbis Gelap Terbitlah 
Terang, 
> dan juga mengusulkan kepada sang kyai agar membuat terjemah Quran 
> dalam bahasa Jawa) maka Kartini akan bisa lebih menjalankan 
Syariat 
> Islam, yang di antaranya selain yang merupaka ibadah mahdhah, 
yaitu 
> rukun Islam, juga menutup auratnya.
> 
> Yang saya tahu, ketika ditangkap oleh kompeni jahanam kafir, asy-
> syahidah Cut Nja Dhien selalu mengenakan penutup kepala walau 
> mengingat kondisinya beliau tidak selalu bisa mengenakannya dengan 
> penuh menutup kepala. Atau Lestarin mengacu ke 'lukisan' bukan 
foto?
> 
> Jadi 'pasti' mereka semua para muslimah Aceh itu khatam Quran 
> (mungkin sec bacaan saja atau juga secara kajian, allaahu a'lam) 
dan 
> sekiranya mereka terbukti seperti apa yang Lestarin nyatakan, 
tentu 
> ada alasan untuk itu, dan bukan karena mereka 'memilih' untuk 
tidak 
> menutup auratnya.
> 
> Saya setuju bahwa Islam itu tidak dilakukan dan disebarkan dengan 
> paksaan, tapi bukan berarti dalam menegakkan hukum dan keadilan 
Islam 
> tidak mengenal 'paksaan' karena itulah fungsi umara, spt khalifah 
dan 
> juga hakim dalam tradisi islam. Misal dalam menghukum orang yang 
> jelas terbukti bersalah, tentu harus ada 'paksaan' itu, tapi saya 
> seperti anda tidak sepakat ketika semua hal yang diperintahkan 
Allah 
> itu jatuh harus dilakukan karena 'paksaan'...jadi bukan rahmatan 
lil 
> alamin kalo demikian.
> 
> salam,
> satriyo
> 



[wanita-muslimah] Re: Aceh: Wisata ke pantai, wajib bawa buku nikah

2007-04-24 Terurut Topik lestarin
Begitulah upaya untuk men-Syariatkan dengan "berlebih-lebihan" :). 
Sesungguhnya Allah SWT kan tidak menyukai sesuatu yang berlebih-
lebihan bukan?:)

Saya pribadi punya pengalaman soal berwisata di Pantai Aceh, di Lhok 
Nga, waktu itu saya bersama rombongan teman-teman yang semuanya 
perempuan (sekitar 6 orang), menikmati indahnya pesona sunset. Yang 
namanya Sunset memang menjelang maghrib dan sesudahnya, kemudian 
ketika kami hendak pulang, tiba-tiba datanglah beberapa anak muda 
mengendari 4 motor yang beberapa di antaranya berboncengan. Mereka 
mendekati tempat kami duduk-duduk dan meminta kami segera 
meninggalkan tempat. Nadanya cukup keras, beberapa bahkan membentak-
bentak, teman saya yang paling senior menjawab dengan sopan bahwa 
memang kami sedang berkemas. Anak-anak muda ini (semuanya laki-
laki), mengawasi kami yang berkemas, dan salah seorang di antaranya 
berbicara dengan temannya dalam bahasa Aceh yang intinya mau 
menghajar kami kalau tidak segera pergi dari lokasi pantai. Senior 
kami yang kebetulan asli Aceh terkejut dengan kata-kata tersebut, 
dan meng-ingatkan anak muda tersebut agar menjaga sikap, karena 
dirinya juga orang Aceh dan tahu betul apa yang baru diucapkannya. 
Teman ini juga menjelaskan apa mereka tidak melihat bahwa kami 
memang sedang berkemas.

Lalu salah seorang anak muda itu mengalihkan perhatian dengan 
mengatakan bahwa mereka pemuda dari sekitar pantai yang ingin semua 
orang meninggalkan pantai untuk sholat maghrib. Tentu saja jawaban 
ini membuat teman perempuan lain jadi malah tersulut emosinya, "Lho 
kalau memang meminta kami pergi karena harus sholat magrib, kenapa 
tidak mengurus itu bapak-bapak yang juga masih santai di pantai 
sana. Lebih masuk akal menyuruh bapak-bapak itu daripada mengusir 
kami disini, karena perempuan mungkin saja sedang tidak sholat 
karena halangan". Memang saat itu ada kelompok lain 6 orang 
(semuanya) pria yang berada di lokasi tak jauh dari tempat kami, 
namun rupaya anak-anak muda ini tidak "bernyali" mengusir kelompok 
laki-laki tersebut. Jadi memang saat ini di Aceh makin sering muncul 
trend untuk "menakut-nakuti" kelompok yang dianggap lemah, termasuk 
di sini kaum perempuan.

Peristiwa hampir serupa juga terjadi beberapa bulan lalu di pantai 
sekitar Lhok Sumawe, dimana di sore hari (matahari masih terang 
benderang), kelompok bertopeng dengan mengatasnamakan kaum "muslim", 
membubarkan orang-orang dan keluarga yang sedang bersantai di 
pantai, dengan alasan "Pantai menjadi tempat mesum" ???, padahal 
saat itu jelas-jelas banyak keluarga yang pergi dengan anak-anaknya. 
Kaum ibu yang bepergian dengan anak-anaknya, tanpa suami, tentu saja 
menjadi pihak yang paling takut mendapat ancaman dan intimidasi 
seperti ini.

Saya jadi berpikir, kenapa kok menikmati keindahaan alam di pantai-
pantai, mensyukuri kuasa sang Ilahi, masuk dalam kategori sebuah 
tindakan yang dianggap "mesum"

Sementara soal perbuatan mesum alias khalwat yang dilakukan oleh 
salah seorang anggota Polisi Syariah, saat ini masih terus menjadi 
sorotan publik di Aceh. Berbagai pihak meminta pihak Polisi Syariah 
memberlakukan hukuman yang sama (hukum cambuk), namun belum ada 
tanda-tanda hal itu akan dilakukan. Sepertinya sang polisi syariah 
sendiri juga tidak konsisten, ketika ditanyak soal hukuman yang akan 
dikenakan pada dirinya, malah dia hanya bilang siap menikahi 
perempuan yang menjadi pasangan khalwatnya.Lho menikahi orang lain 
kan bukan sebuah hukuman???:)

Tanyakenkenapa :))

Wassalam

Lestari







--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, radityo djadjoeri 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Berikut contoh kasus di Aceh yang menurut saya terlalu mengada-
ada. Bagaimana pariwisata Indonesia akan bangkit kalau begini 
jadinya? Walau kejadiannya di Aceh, namun akan berdampak luas pada 
performa Indonesia secara keseluruhan. Belum lagi kejadian baru-baru 
ini tentang berita tertangkapnya polisi maksiat di Aceh yang 
kepergok sedang berbuat mesum. Bagaimana bisa mewakili Tuhan kalau 
akhirnya berbuat nyeleweng seperti itu?
>
>
>
>   ---
>   Oleh
> Murizal Hamzah
>
>   Banda Aceh-Anda ingin piknik ke Pantai Lhok Nga, Aceh Besar? 
Mulai bulan depan, pasangan suami-istri wajib membawa buku nikah 
untuk menikmati deburan ombak di sana. Pasalnya, berdasarkan hasil 
musyawarah masyarakat Lhok Nga bersama organisasi masyarakat Islam, 
pemuda dan Muspika, pengunjung pantai wisata diminta memperlihatkan 
buku nikah. 
>   
> "Peraturan ini kami berlakukan untuk menjaga kawasan pantai dari 
berbagai maksiat. Jika tidak ada buku nikah, kami minta pasangan itu 
pulang saja," kata Fahruddin, Ketua Badan Anti Maksiat Provinsi 
Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), kepada SH, Selasa (27/3).
>   
> Fahruddin menyebutkan, peraturan ini mulai berlaku pertengahan 
April 2007 dan sekarang masih tahap sosialisasi kepada warga yang 
memasuki kawasan pantai berpasir putih ini. Kegiatan sosialisasi 
seperti

[wanita-muslimah] Re: Kartini Tinggal Sejarah

2007-04-24 Terurut Topik lestarin
Yth. Mba' Ning,

Jadi menurut mba', gimana gambar Ibu Kartini kalau sudah khatam Al-
qur-an? :) Padahal setahu saya, Cut Nyak Dien, Cut Mutia, dan 
seluruh pahlawan serta Ratu Perempuan Aceh, pastilah sudah khatam Al-
qur-an semua, tapi gambar2 aslinya juga seperti Ibu Kartini;)

Menambahkan juga seperti yang dulu Mba' Mei pernah asumsikan, bahwa 
saat ini yang banyak tidak berjilbab di bumi Aceh adalah orang non 
Aceh, namun perlu sekiranya saya informasikan, bahwa sesungguhnya 
perempuan-perempuan Aceh dulunya juga seperti perempuan kebanyakan 
di Indonesia, tidak berjilbab kalau ke ladang, berdagang dan 
sebagainya. Mereka menggunakan kerudung kalau pengajian, ke masjid, 
dan sebagainya. Namun semenjak Jilbab "dipaksakan" dalam qanun, ya 
mau tidak mau harus berjilbab diberbagai kesempatan. Meski demikian 
di berbagai pelosok desa di Aceh masih banyak ditemui perempuan Aceh 
tidak berjilbab dalam keseharian.

Bagi saya pribadi, pilihan berpakain adalah pilihan pribadi dan 
berkaitan dengan kesopanan secara universal. Tapi kalau kemudahaan 
ada pihak lain memaksakan jilbab dengan cara-cara penuh intimidasi, 
kekerasan, dan juga olok-olokan seperti: "Sholat pakai mukena, habis 
sholat lepas mukena/ tidak menutup kepala lagi = hipokrit", saya 
hanya bisa mengelus dada, karena saya sangat yakin Gusti Allah Maha 
Segalanya, dan tidak sekedar melihat ibadah dari jenis kelamin, 
warna kulit, maupun dari pakaiannya saja. Semoga tidak terjadi 
saling olok-mengolok dan menghakimi atas nama Tuhan.


Wassalam


Lestari

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Tri Budi Lestyaningsih 
\(Ning\)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> 
> 
> Ass wR. wB.
> 
> Kalau kita betul-betul mempelajari sejarah Kartini, dan membaca 
SEMUA
> surat Kartini dengan MEMPERHATIKAN DIMENSI WAKTU pembuatan surat
> tersebut, Insya Allah kita akan sampai pada kesimpulan yang sama 
sekali
> berbeda dengan apa yang dikatakan kebanyakan orang selama ini. 
Saya pun
> baru mengetahuinya belakangan ini, setelah membaca artikel di 
sebuah
> majalah yang menuliskan beberapa surat Kartini dengan urutan waktu,
> sampai saat-saat terakhir beliau.
> 
> Pada awalnya, memang benar bahwa Kartini mencetuskan keinginan 
untuk
> mensejajarkan kaum wanita dengan kaum laki-laki. Sehingga kalau 
kita
> memenggal sejarah, dan hanya mengambil surat-surat Kartini sampai 
waktu
> tersebut, kesimpulan yang kita ambil : Kartini adalah pejuang 
gender
> (ingin mensejajarkan wanita dan laki-laki). Sesungguhnya terjadi 
evolusi
> pemikiran pada Kartini. Setelah mempelajari Islam, surat-surat 
beliau
> "berubah". Dalam surat Kartini yang terakhir, Kartini mengatakan 
bahwa
> dia ingin memperjuangkan pendidikan bagi wanita bukan agar wanita
> menjadi saingan bagi laki-laki, tetapi agar wanita bisa menjalankan
> tugas yang mulia yang diserahkan alam kepada tangannya, yakni 
menjadi
> ibu, pendidik generasi yang pertama-tama.
> 
> Subhanallah. Memang Kartini adalah tokoh fenomenal yang kritis dan
> cerdas. Sayangnya beliau berusia pendek (wafat di usia 25 tahun), 
dan
> tidak sempat mempelajari Islam secara keseluruhan, karena pada 
waktu itu
> belum ada Al Qur'an terjemahan. Beliau hanya sempat mempelajari 
sekitar
> 13 Juz saja. Kalau beliau khatam, mungkin gambar Kartini yang ada 
tidak
> seperti yang sekarang ada... Wallahua'lam.
> 
> Wassalaam,
> -Ning 
> 




[wanita-muslimah] Re: Tanya : Perusahaan Yang Melarang Memakai Jilbab ?

2007-04-09 Terurut Topik lestarin
Yth. mba' Reno,

Barangkali ini bisa bermanfaat, saya cuplik dari www.portalhr.com.

wassalam

Lestari

Pertanyaan
Aturan Mengenai Karyawan yang Berjilbab dan Pesangon

Dear pengasuh klinik PortalHR.com, teman saya adalah karyawati 
swasta di salah satu perusahaan swasta nasional. Dia bekerja di sana 
sejak tahun 2001. Setahun yang lalu, dia mengenakan jilbab. Sejak 
saat itu, dia sering mendengar rumor bahwa dia akan dipecat dari 
perusahaan. Pihak manajemen bahkan sempat bicara dengan suami dari 
teman saya ini untuk membicarakan masalah jilbab dan kemungkinan 
teman saya mau mengundurkan diri dari perusahaan. 
Bahkan akhir-akhir ini, karena teman saya tetap tidak mengundurkan 
diri dan juga tetap memberi performance yang baik utk perusahaan, 
perusahaan berusaha untuk mencoba membuat dia mengundurkan diri 
sehingga tidak perlu membayar pesangon.
Pertanyaan saya:
1. Apakah ada undang-undang tenaga kerja khusus yang dapat 
melindungi hak teman saya untuk tetap bekerja pada perusahaan itu?
2. Apabila, teman saya akhirnya dipecat, apa saja dan berapa 
kompensasi yang dapat dia peroleh? Sekian, semoga pertanyaan saya 
cukup jelas.

Poppy , Kebon Jeruk

Jawaban
Menurut UU no 13? tahun 2003 pasal 1 ayat C: "Pengusaha dilarang 
melakukan pemutusan hubungan kerja dengan alasan : pekerja/buruh 
menjalankan idabah yang diperintahkan agamanya." Pemakaian jilbab 
bisa termasuk dalam kategori menjalankan ibadah, oleh karenanya 
perusahaan tidak dapat melakukan pemutusan hubungan kerja. 

Ada 2 alternatif yang dapat ditempuh dalam hal ini:

Yang pertama:
Teman anda tetap bertahan bekerja di perusahaan tersebut.Laporkan 
kasus yang dialami kepada lembaga penyelesaian perselisihan hubungan 
industrial di Depnaker atau bisa juga ke lembaga bantuan hukum. 
Lembaga tersebut akan melakukan pemeriksaan terhadap perusahaan dan 
melarang perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja. Selanjutnya 
tetap jaga performa dan patuhi peraturan perusahaan yang berlaku 
sehingga perusahaan tak ada alasan untuk melakukan pemutusan 
hubungan kerja.

Yang Kedua:
Dalam bekerja? yang dicari tidak hanya penghasilan saja namun juga 
suasana kerja yang menyenangkan dan memungkinkan individu untuk 
berkembang. Bertahan bekerja di perusahaan tersebut bisa menyebabkan 
teman Anda tidak nyaman dan pada akhirnya bisa berdampak pada 
menurunya performa kerja. Jika teman Anda memutuskan untuk mundur 
dari kancah konflik ini, sarankan teman anda untuk melakukan langkah 
sbb:

Diskusikan & musyawarahkan masalah ini secara terbuka dengan 
perusahaan. Sampaikan bahwa menurut perundangan yang berlaku 
perusahaan dilarang melakukan PHK terhadap karyawan dengan alasan 
pemakaian jilbab. Tawarkan pada perusahaan untuk melakukan PHK 
dengan syarat Perusahaan memberikan:

- uang? pesangon sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), 
- uang penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu)kali ketentuan Pasal 
156 ayat(3),
- uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4).

Pemberian pesangon sebesar itu memang wajib dibayarkan perusahaan 
jika perusahaan tidak memiliki alasan jelas untuk melakukan PHK 
sehingga bisa dianalogikan dengan alasan pelaksanaan PHK 
adalah "perusahaan melakukan efisiensi" sesuai pasal 164 UU no.13 
tahun 2003 (yang besaran pesangonnya sama dengan tersebut diatas)

Sayangnya Anda tidak menyebutkan kapan tepatnya teman Anda bekerja 
di perusahaan tersebut sehingga saya bisa memberikan besaran 
kompensasi yang diperoleh, namun sebagai ilustrasi anggap saja teman 
Anda bekerja sebagai karyawan tetap dari Januari 2001 maka hingga 
akhir Maret 2007 masa kerjanya adalah 6 tahun 3 bulan. 

Untuk masa kerja 6 tahun tapi kurang dari 7 tahun, Rincian 
kompensasi dengan memakai rumusan diatas, sbb: 
- Uang pesangon: 2 X (7 bulan upah) = 14 bulan upah
- Uang penghargaan masa kerja : 1 x (3 bulan upah) = 3 bulan upah
- Uang penggantian hak terdiri dari:
- Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur; Misal masih ada 
sisa cuti 6 hari, maka perhitungannya sbb : (6/30)X 1 bulan upah
- biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya ke 
tempat dimana pekerja/buruh diterima bekerja; 
- penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 
15% dari uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja = 15% X 
(14 bulan upah + 3 bulan upah)
- hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan 
perusanaan atau perjanjian kerja bersama. 

Komponen upah yang dijadikan sebagai dasar penghitungan 1 bulan upah 
adalah gaji pokok + tunjangan tetap (tunjangan jabatan, tunjangan 
keluarga, dll)

Demikian saran yang bisa saya berikan, semoga bisa membantu. Salam 
untuk? teman Anda, semoga mendapatkan kemudahan dan kelancaran dalam 
mengatasi hal ini.

Salam Hangat,
`Wiek



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, afie reno <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Assalamualaikum,
> Saya mau bertanya, kira-kira jika ada perusahaan yang melarang 
karyawatinya menggunakan jilbab, apakah ada tempat kita untuk 
mengadu?
> 
> Terimakas

[wanita-muslimah] Re: Melanoma - Sunlight and Ultraviolet Radiation - A women's rig

2007-03-27 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak DWS,

Qanun yang berkaitan dengan Zina sudah ada di NAD, yakni Qanun No.14 
tahun 2003 (tentang Khalwat atau mesum), cuma detilnya saya belum 
peroleh, sehingga saya pribadi juga kurang tahu, apakah perkosaan 
masuk dalam bahasan qanun ini.

Hukuman bagi pe-zina versi qanun ini juga sudah banyak diterapkan. 
Terhukum laki-laki dicambuk dalam posisi berdiri tampa penyangga, 
tanpa diikat, dan memakai baju tipis yang menutup aurat. Perempuan 
dalam posisi duduk dan ditutup kain di atasnya. Pencambukan terhadap 
perempuan hamil dilakukan 60 hari setelah melahirkan.

Melihat hukuman yang diberikan bagi muslimah tanpa jilbab di Aceh, 
maka tampaknya memang perempuan tanpa jilbab dianggap sebagai pelaku 
kriminal:(, sementara pelaku korupsi barangkali dianggap bukan 
pelaku kriminal karena sampai saat ini belum ada Qanunnya:(
Maka tidak aneh pula kalau sampai saat ini banyak korban tsunami 
yang kemudian merasa tidak bersalah saat menerima rumah bantuan 
lebih dari satu, bahkan dalam banyak kasus, mereka sengaja 
mendapatkan rumah lebih dari satu dengan cara memberikan keterangan 
palsu, sementara saudara-saudara mereka lainnya masih harus tinggal 
di barak dan belum mendapatkan rumah.



wassalam



Lestari



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dwi W. Soegardi" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mbak Mia, Mbak Chae, Mas Muhkito,
> yang menanyakan tentang hukuman tidak berjilbab.
> 
> Barangkali memang betul, sampai jungkir balik tidak bisa ketemu.
> Tapi Mbak Flora jangan terburu-buru mengeluarkan jurus Pamungkas
> (eh namanya mas Wahyu :-), "sami'na wa atha'na."
> 
> Kita kembali saja mengaji kitab fikih, bab Jinayah.
> Dalam fikih jinayah dikenal ada hudud, qisas, dan ta'zir.
> Yang berada dalam lingkup hudud adalah semacam perkara kriminal
> seperti mencuri, menggarong, minum khamr, zina,
> dan lain-lain yang ada dalilnya dalam al-Quran dan hadis,
> yang barangkali sama dengan delik kriminal.
> Qisas seperti "tampar pipi balas tampar pipi" mirip dengan delik 
aduan.
> Nah yang tidak tercakup dalam hudud dan qisas adalah "ta'zir"
> "tindakan kriminal" yang jenis hukumannya tidak ada dalilnya,
> tetapi berdasarkan keputusan hakim.
> Ada kemungkinan bentuk hukuman tidak berjilbab ini oleh ulama atau
> legislatif NAD dimasukkan perkara ta'zir.
> 
> Masalahnya apakah tidak berjilbab itu "criminal offense"?
> 
> ref: http://en.wikipedia.org/wiki/Tazir
> 
> Menarik juga menunggu Qanun NAD, kalau bakal ada, tentang 
perzinahan
> dan perkosaan.
> Sejauh mana metode fikih klasik dapat diterapkan di era modern ini?
> 
> salam,
> DWS
> = ini judul diskusi kok ngga karuan seh? :-(




[wanita-muslimah] Re: Melanoma - Sunlight and Ultraviolet Radiation - A women's right to wear,

2007-03-26 Terurut Topik lestarin
Yth. Mba' Mia, Mba' Ning dan teman-teman lainnya,

Soal bunyi Qanun tentang Jilbab di Aceh tidak ada perse kalimat 
tentang jilbab, kerudung, atau lainnya, tetapi hanya tertulis setiap 
muslim wajib menggunakan pakaian/busana muslim.

Soal hukuman, seperti yang sudah beberapa kali saya sampaikan, kalau 
pertamakali ditangkap bagi yang tidak mengenakan jilbab akan di 
catat IDnya, diperingatkan, diceramahi, lalu kalau kedua kali 
ditangkap akan di"investigasi", lalu ketangkap ketika kali ya akan 
di hukum cambuk. Hukum Cambuk tehadap pelangaran qanun dilakukan 
dengan suatu alat yang dibuat dai rotan yang berdiameter 0.75 sampai 
dengan 1 centimeter dan panjangnya satu meter dan tidak mempunyai 
ujung ganda. 

Seingat saya, dulu juga saya sudah pernah mempertanyakan, kalau dulu 
Nabi saja tidak pernah menghukum perempuan tidak berjilbab, lho kok 
sekarang malah ada "tuhan-tuhan" baru yang mengatasnamakan Islam 
dengan mencambuk perempuan tidak berjilbab??

Kalau pelaksanaan ajaran Islam (dalam perda-perdanya)tidak bersifat 
mengayomi muslimah yang tidak berjilbab maupun membatasi kesempatan 
perempuan yang mandiri untuk mencari rizki halal (seperti kasus 
perda di Padang dan Tangerang yang membatasi jam malam perempuan), 
bisa-bisa kemunduran akan dialami banyak kaum muslimah. 

Terus terang saya melihat perda yang membatasi jam malam itu 
merugikan pekerja perempuan yang harus bekerja di malam hari, baik 
itu buruh, pekerja di pasar, dan juga yang melakukan pekerjaan 
dibidang kreatif lainnya seperti di bidang media, broadcasting, dll.
Tapi jangan lalu dibalik dengan kata-kata: "Itulah makanya Islam 
melindungi perempuan supaya tidak bekerja 
malam...bla..bla..bla" --> kalimat seperti ini tidak menjawab 
kondisi riil yang ada, karena dalam kenyataannya bagaimana jutaan 
buruh perempuan bisa meningkatkan taraf hidupnya kalau jama malam 
dibatasi?? Lalu kalau dikembalikan lagi dengan jawaban: "Untuk itu 
persoalan perempuan yang harus memikirkan ya saudara laki-lakinya, 
bapaknya, ataupun suaminya" --> nah ini makin tidak realistis lagi, 
makin tidak memberikan jawaban nyata, malah seperti bermain kata-
kata. Apalagi kalau jawabannya seperti jawaban penjual obat 
jamu: "Semua persoalan perempuan, negara yang harus bertanggung 
jawab atau mengurus" :(( --> ini kan makin jawaban tidak empati 
dengan kenyataan yang ada! Seperti hidup di awang-awang, tidak 
membumi, tidak riil.

Wassalam

Lestari



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Kalo gitu bisa tanya mba Lestarin, qanun atau Perda dibeberapa 
> daerah bunyinya apa, jilbab, kerudung, atau khimar?  Sanksinya 
dari 
> ditegur sampai hukum cambuk..(jangan2 di Aceh malah blum ada 
> qanunnya nikok gw pernah denger rumor kayak gini). Faktanya 
mba 
> Ning, pake kerudung bisa jadi alasan diciduk dan dinasehatin juga 
di 
> Aceh, habis nggak sesuai syariat, wong jilbab funky aja dah diusir 
> dari mesjid atawa ditegur WH.
> 
> Nggak lah mba Ning, sebutan kita untuk jilbab adalah untuk ini, 
dan 
> kerudung adalah yang ini.  Tapi katakanlah kerudung itu 'jilbab', 
> lalu apa reaksi kita pada sanksi kerudung (jilbab) ini?
> 
> salam
> Mia
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Tri Budi Lestyaningsih 
> \(Ning\)"  wrote:
> >
> > 
> > DI perda jilbab itu, apa sangsinya kalau tidak berjilbab ? 
Anyway,
> > maksudnya bukan berjilbab 'kali ya.. Tapi berkerudung. Orang 
> Indonesia
> > soalnya menyebut jilbab itu sebenarnya khimar (kerudung). Betul 
> gak ? 




[wanita-muslimah] Re: Soal Qanun di Aceh, Sayang belum ada Qanun Lingkungan

2007-03-26 Terurut Topik lestarin
 
Mba' Chae yang baik,

Maaf agak terlalu lama saya merespond tulisan mba', maklum baru 
balik dari luar kota dan hampir seminggu tidak membuka email/milis 
WM:). Soal curhatan mba' tentang penerapan syariat Islam di Aceh, 
sama juga dengan curhatan yang sering saya pribadi lontarkan dalam 
diskusi-diskusi dengan teman-teman di Aceh dan sepertinya belum ada 
penjelasan yang bisa menjawabnya dengan jawaban yang cukup jelas:).

Soal detil qanun no 7 tahun 2004, saya akan kirimkan via Japri saja 
ya. Soal kegiatan yang berkaitan dengan alam, alhamdulilah memang 
kalau kebetulan saya berkesempatan jalan-jalan (karena pekerjaan), 
dan karena hobby, untuk mengenal lebih dekat alam di Indonesia 
khususnya, dan juga sesekali di negara lain. Bagi saya soalnya 
mencintai dan mengenal alam, berarti juga makin mendekatkan diri ke 
Allah SWT. Merasakan betapa manusia itu demikian "kecil" dan hanya 
salah satu unsur dari alam yang demikian luas.

Saya malah yang kadang pengen bisa seperti mba' Chae yang mampu 
merangkai kalimat sedemikian rupa, khususnya yang berkaitan dengan 
isue perempuan dalam perpekstif nilai-nilai Islam,dalam kekini-an 
tentunya, dimana kita bisa mengkritisi sekaligus berupaya maju ke 
depan, tidak semata-mata terjebak masa kejayaan masa lalu Islam dan 
seolah-olah tuli dan buta dengan betapa saat ini perempuan muslim 
banyak dalam kondisi terjebak dalam kemiskinan (kemiskinan ekonomi, 
maupun "kemiskinan" ilmu dan penerapannya).


Wassalam

Lestari


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mba Lestarin yang juga tersayang;)
> 
> Kerusakan Aceh akibat bencana alam Tsunami seharusnya menjadi satu
> pemicu kesadaran bagi masyarakat Aceh khususnya dan kita semua 
bahwa
> menjadikan pemeliharaan lingkungan menjadi salah satu dari 
prioritas
> utama.
> 
> Yang saya bingung Mba Lestari (curhat nich ceritanya;) mengapa 
ketika
> ada penerapan syariat Islam yang menjadi priortitas utama adalah
> standarisasi moral seperti juga yang terjadi di Aceh ketika 
perempuan
> di standarisasi moralnya sebatas jilbab, laki-laki sebatas sholat
> jum'at. Dan lebih mirisnya lagi bahwa bentuk-bentuk yang diadopsi
> untuk standarisasi moral di ambil dari bentuk2 yang sudah tidak
> relevan lagi atau kehilangan fungsinya alias tidak membumi.
> 
> o'ya Mba Lestari yang baik;) saya tertarik untuk mengetahui lebih
> detail mengenai qanun no.7 tahun 2004, secara detail bagaimana
> pengelolaan zakat menurut penerapan syariat Islam di Aceh??
> 
> Dalam bayangan saya, Mba Lestari ini pasti orangnya aktif dan full
> energy banget...bisa melakukan segala kegiatan terlebih yang 
berkaitan
> dengan alam..wah saya jadi iri tanda tak mampu:))
> 
> 
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "lestarin"  
wrote:
> >
> > Mba' Chae yang baik dan kami sayangi...:)) )katanya kan pengen 
lebih 
> > mesra:D
> > 
> > Maaf Judulnya saya rubah deh, maklum sudah kemana-kemana:)
> > Memang benar belum ada Qanun yang berkaitan dengan lingkungan:(. 
> > Setelah mengikuti berbagai diskusi di Aceh, dan mendapatkan 
berbagai 
> > data, tercatat Qanun dan Perda yang dihasilkan antara lain:
> > Peraturan Daerah dan Qanun yang telah dihasilkan di antara lain 
> > adalah:
> > 1. Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan Syariat 
> > islam 
> > 2. Qanun No 10 tahun 2002 Peradilan Syariat islam
> > 3. Qanun No 11 tahun 2002 tentag Pelaksanaan Syariat islam: 
Bidang 
> > Agidah, Ibadah dan Syiar Islam
> > 4. Qanun No 13 Tahun 2003 tentang Perjudian
> > 5. Qanun No 14 Tahun 2003 tentang Khalwat atau Meusum
> > 6. Qanun No 12 Tahun 2003 tentang Minuman Khamar
> > 7. Qanun No 7 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Zakat
> > 
> > Coba sudah ada Qanun tentang Lingkungan, barangkali para polisi 
> > Syariah di Aceh akan lebih perhatian ke lingkungan, ikut 
> > memperhatikan penebangan pohon yang sembarangan dan tidak 
sekedar 
> > nguber-nguber perempuan tidak berjilbab:D. Atau juga menangkap 
para 
> > pembuang sampah sembarangan, yang jelas-jelas lebih merugikan 
> > kepentingan umum. Lebih pasti lagi Aceh akan segera menghijau 
oleh 
> > pohon dan tumbuhan lainnya, terutama di wilayah yang paling 
parah 
> > terkena dampak tsunami.
> > 
> > Bulan lalu ada Internasional NGO yang menawarkan bantuan dana 
untuk 
> > memfasilitasi persiapan pembuatan Qanun yang berkaitan dengan 
> > Penanaman Modal Usaha Asing di Aceh, yang notabene selain untuk 
> > memajukan Aceh juga untuk kepentingan para pihak asing lainnya 
> > sebagai penanam modal. 
> > 
> > Kalau Qanun Lingkungan, kira-kira siapa yang bakal mau membantu 
> > memfasilitasi:( P

[wanita-muslimah] Soal Qanun di Aceh, Sayang belum ada Qanun Lingkungan

2007-03-15 Terurut Topik lestarin
Mba' Chae yang baik dan kami sayangi...:)) )katanya kan pengen lebih 
mesra:D

Maaf Judulnya saya rubah deh, maklum sudah kemana-kemana:)
Memang benar belum ada Qanun yang berkaitan dengan lingkungan:(. 
Setelah mengikuti berbagai diskusi di Aceh, dan mendapatkan berbagai 
data, tercatat Qanun dan Perda yang dihasilkan antara lain:
Peraturan Daerah dan Qanun yang telah dihasilkan di antara lain 
adalah:
1. Peraturan Daerah No. 5 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan Syariat 
islam 
2. Qanun No 10 tahun 2002 Peradilan Syariat islam
3. Qanun No 11 tahun 2002 tentag Pelaksanaan Syariat islam: Bidang 
Agidah, Ibadah dan Syiar Islam
4. Qanun No 13 Tahun 2003 tentang Perjudian
5. Qanun No 14 Tahun 2003 tentang Khalwat atau Meusum
6. Qanun No 12 Tahun 2003 tentang Minuman Khamar
7. Qanun No 7 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Zakat

Coba sudah ada Qanun tentang Lingkungan, barangkali para polisi 
Syariah di Aceh akan lebih perhatian ke lingkungan, ikut 
memperhatikan penebangan pohon yang sembarangan dan tidak sekedar 
nguber-nguber perempuan tidak berjilbab:D. Atau juga menangkap para 
pembuang sampah sembarangan, yang jelas-jelas lebih merugikan 
kepentingan umum. Lebih pasti lagi Aceh akan segera menghijau oleh 
pohon dan tumbuhan lainnya, terutama di wilayah yang paling parah 
terkena dampak tsunami.

Bulan lalu ada Internasional NGO yang menawarkan bantuan dana untuk 
memfasilitasi persiapan pembuatan Qanun yang berkaitan dengan 
Penanaman Modal Usaha Asing di Aceh, yang notabene selain untuk 
memajukan Aceh juga untuk kepentingan para pihak asing lainnya 
sebagai penanam modal. 

Kalau Qanun Lingkungan, kira-kira siapa yang bakal mau membantu 
memfasilitasi:( Pastilah membuat Qanun butuh dana besar, seperti 
juga sistem pembuatan Peraturan Daerah lainnya, dan yang mau 
menyumbangkan dana tentu pihak-pihak yang "berkepentingan" dengan 
Qanun tersebut. Sementara untuk proses pembuatan Qanun-Qanun awal 
memang sepenuhnya di fasilitasi pemerintah, maklum kan saat itu 
sedang ada proses untuk "mengambil hati" pemerintah daerah Aceh agar 
tidak semata-mata ingin "merdeka" :D.

Jadi memang benar mba' Chae, wajah umat Islam kita masih banyak yang 
di"permukaan", soal menjaga lingkungan termasuk menjaga 
kebersihannya,  masih hanya di awang-awang. Selesai ceramah atau 
pengajian dilapangan, peserta 'nyampah' jadi pemandangan biasa di 
Indonesia. Hal lain yang menyedihkan adalah pantai-pantai di Aceh, 
terutama yang banyak dikunjungi masyarakat lokal, adalah pantai-
pantai yang tidak terjaga kebersihannya, sampah di mana-mana:(
Kalau di Surabaya orang buang sampah seenaknya lewat jendela mobil, 
pengguna jalan lainnya bisa langsung ikut menegur, ikut memarah-
marah-in malah, tapi di Banda Aceh, wah jalan raya, sungai, dan juga 
pantai sepertinya juga bisa jadi tempat sampah kedua:(

Kebetulan saya sejak dulu concern soal lingkungan, dan pernah dengan 
kelompok jalan-jalan yang sama-sama peduli lingkungan, kami 
memunguti sampah sepanjang perjalan balik dari trekking di air 
terjun yang berada di kaki gunung Salak, Jawa Barat, pengen juga 
melakukan hal yang sama di pantai-pantai Aceh, tapi untuk 
mengumpulkan teman-teman yang punya kepedulian sama ternyata tidak 
mudah :(


Wassalam


Lestari

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mba Lestarin yang baik, enggak usah pake Yth yaaa kesanya jadi 
kurang
> mesra padahal lagi pengen mesra2an;))
> 
> Kenapa adat yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan zaman (yaitu
> pelestarian lingkungan) tidak masuk dalam qanun syariat Islam
> ??Padahal dasar hukumnya berdasarkan hadis saja ada ...semisal
> dilarang untuk menebang pohon..jika demikian berapa besar pahalanya
> jika kita menanam pohon walau hanya saja saja:)
> 
> Saya hanya bisa mengelus dada jika masalah2 yang berkaitan dengan
> solusi untuk keadaan dan kondisi kita sekarang justru tidak
> diperhatikan tapi yang bukan untuk kebaikan bersama dan justru
> bersifat personal malah di obok-obok semisal masalah jilbab.
> 
> Jilbab dizaman Rasul adalah suatu issue untuk kepentingan 
bersama/umum
> sekrang ini jilbab tidak lagi untuk kepentingan bersama/umum sudah
> masuk hanya ada diwilayah private/pribadi...jadi ngapain 
diurusin...
> 
> Ada kegiatan  ceramah dengan ustad A, sepanjanga ceramah tidak
> henti-hentinya mengunggulkan kualitas Islam, kualitas umat Islam 
dan
> bagaimana Islam bisa menjadi solusi bagi semua permasalahan yang 
ada.
> Setelah ceramah selesai maka bubarlah jema'ah yang tertinggal 
hanyalah
> sampah yang berserakan dimana-mana.
> 
> Pernah melihat tayangan salahs atu TV Swasta, ketika itu menjelang
> bulan ramadhan, ada sekelompok orang yang mengatasnamakan Front
> Pembela Islam. Dengan teriakan takbir mereka mendobrak rumah2 kayu
> (gubuk2) kemudian dirusaknya gubuk2 tersebut dan tanpa segan2 
balok2
&

[wanita-muslimah] Re: Problematika Keluarga Nabi Ibrahim

2007-03-15 Terurut Topik lestarin
Yth. Mba' Chae,

Benar banget, adat Aceh yang dulu mengenal tanam pohon ketika 
seorang anak lahir, dan jika saja adat tersebut saat ini masih bisa 
bertahan or dibangun kembali berdampingan sama kebiasaan qeqah 
qurban bagi yang menginginkan, tentu Aceh akan bisa segera hijau 
lagi. Maklum ketika tsunami menerjang,dan pepohonan banyak yang 
tumbang, terbawa air laut, Aceh yang memang panas makin berasa 
puans :(

Pada sebuah diskusi tentang lingkungan hidup, ada seorang ibu yang 
mengenang betapa indahnya adat kebiasaan tanam pohon ini, sebuah 
wujud syukur kehadirat Allah SWT, sekaligus memberikan sebuah 
warisan yang sangat berharga buat anak cucu.


Wassalam

Lestari


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Itu mitos yang bagus juga Mba Mia buat disosialisasikan
> "dihidupkan"..:) enggak perlu kuatir masalah comberan, di surga
> comberanya wangi kasturi dan dialiri susu yang menyehatkan dan 
segar
> rasanya...
> 
> Saya juga ingin menghidupkan mitos tentang "ekahan" atau
> aqikah...dimana domba diganti dengan penanaman pohon setiap 
kelahiran
> anak dan katanya Mba Lestari (yang di aceh, kalau ndak 
salah;)..memang
> sudah ada budaya yang demikian..
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Mia"  wrote:
> >
> > Di lingkungan tetangga, aku lagi menumbuhkan mitos baru..wahai 
> > tetanggaku yang beriman, sesungguhnya membangun parit (bukan 
mesjid 
> > baru!) di lingkungan pahalanya adalah parit di sorga
> > 
> > (cuman pada nggak percaya, masak ada comberan di sorga:-(
> > 
> > salam :-)
> > Mia   
> > 
> > > >   ---Original Message--- 
> > > > 
> > > >   From: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
> > > >   Date: 03/10/07 09:52:03 
> > > >   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
> > > >   Subject: [wanita-muslimah] Re: Problematika Keluarga Nabi 
> > Ibrahim 
> > > > 
> > > >   Mbak Chae, 
> > > > 
> > > >   Itu bukan mitos. 
> > > > 
> > > >   Penggambaran surga adalah bentuk metafora. Bahasa al-
Qur'an 
> > > banyak 
> > > >   menggunakan bahasa metafora/majazi. 
> > > > 
> > > >   Surga bukan mitos, sebab surga bisa dirasakan di dunia ini 
> > juga. 
> > > > 
> > > >   Salam, 
> > > >   MAS 
> > > > 
> > > >   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" 
> > > >wrote: 
> > > >   > 
> > > >   > bagaimana dengan mitos penggambaran surga???:))
> >
>




[wanita-muslimah] Re: Female minister killed for refusing to wear veil

2007-02-22 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Dana,

Sebetulnya dimilis ini sudah makin kelihatan kok, siapa yang 
sangat "mendewakan" soal jilbab dan siapa yang tidak:) jadi ketika 
Pak Dana memfoward berita yang miris ini, maka masing-masing dalam 
hati pasti sudah punya sikap sendiri. Yang barangkali akhirnya segan 
lagi mendiskusikan, karena ujung-ujungnya ya begitu:(

Jangan heran kalau nanti di Aceh, barangkali 10 atau 20 tahun lagi, 
hal seperti ini kejadian, perempuan di bunuh karena tidak berjilbab. 
Toh sekarang kalau 3 kali tertangkap tanpa Jilbab hukumannya resmi 
dicambuk. Jadi secara hukum/ Qanun di perbolehkan untuk 
menyakiti/menghukum perempuan tanpa jilbab.

Saya merasa empati terhadap mba' Flora yang karena jilbabnya, maka 
ketika melakukan perjalanan di negara-negara barat, di bandara lebih 
lama diperiksa, di "curigai", dan otomatis mengalami tindak 
diskriminasi. Saya pun mengutuk tindakan diskriminasi tersebut. 
Tetapi saya tidak tahu, apakah ada empati dari teman-teman terhadap 
kondisi sebaliknya, yakni ketika  ada perempuan lain yang tidak 
memakai jilbab mengalami diskriminasi atas dasar pakaiannya itu??? 
(Dicaci, dihujat, bahkan juga dihukum cambuk oleh sesama muslim). 
Betapa sulit ternyata untuk bersatu menyuarakan tindakan 
diskriminasi terhadap apa yang dialami kaum perempuan.



Wassalam



Lestari


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dan" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Boleh saya ulangi lagi berita di bawah ini.
> 
> Coba barangkali pak HMNA bisa memberikan fatwa apa atas kejadian 
ini?
> 
> Barangkali pak Janoko, pak Chodjim, dsb dapat pula memberi 
penjelasan
> mengenai kejadian tsb diatas?
>  
> Apakah tidak mengerikan kalau tindakan main hakim sendiri ini tidak
> ada yg mengutuk dari pihak para ulama?  Seolah2 memang demikianlah
> ajaran Islam, padahal Islam adalah ajaran pertama yg memberikan hak
> kesetaraan terhadap perempuan dan katanya cinta damai.
>  
> Herankah jika kita menjadi bingung dalam status kita sebagai muslim
> koq yag katanya saudara2 sesama muslim tingkah lakunya demikian 
tidak
> Islami tetapi saudara2 ini wajib kita bela dengan nyawa kita hanya
> karena mereka juga mengaku muslim?
>  
> Saya mengalami shock luar biasa atas insiden ini.
> 
> > http://www.timesonline.co.uk/tol/news/world/article1415551.ece
> 
> > From The Times
> > February 21, 2007
> > 
> > An Islamic fundamentalist shot and killed a female Pakistani 
> minister
> > yesterday because of her refusal to wear a Muslim veil.
> > 
> > Police said that the bearded attacker had singled out the 
prominent
> > women's rights activist in the belief that women should not be in
> > politics.
> > 
> > Zilla Huma Usman, the Punjab provincial minister for social 
welfare
> > and supporter of President Musharraf, was shot as she prepared to
> > address a public gathering in the town of Gujranwala, 70km (43 
> miles)
> > north of the provincial capital, Lahore. As party members threw 
rose
> > petals at her, the gunman shot her in the head, police said. They
> > identified the attacker as Malulvi Ghulam Sarwar and said that 
he 
> was
> > opposed to the participation of women in politics and the 
refusal of
> > many professional women in Pakistan to wear the veil.
> > 
> > "He killed her because she was not observing the Islamic code of
> > dress. She was also campaigning for emancipation of women," Nazir
> > Ahmad, a police officer, said.
> > 
> > Mrs Usman, 35, was wearing the shalwar kameez adopted by many
> > professional women in Pakistan, but did not cover her head. She 
was
> > airlifted to Lahore after the attack, and died in hospital.
> > 
> > Mr Sarwar, a stonemason in his mid40s, appeared calm when he 
told a
> > television channel that he had carried out God's order to kill 
women
> > who sinned. "I have no regrets. I just obeyed Allah's 
commandment," 
> he
> > said. Islam did not allow women to hold positions of leadership, 
he
> > claimed. "I will kill all those women who do not follow the right
> > path, if I am freed again," he said.
> > 
> > Mrs Usman was well known as a women's rights activist and had
> > organised a controversial mini-marathon involving female runners.
> > Riots erupted when police stopped armed fundamentalists from
> > disrupting the race, in April 2005. She had joined the local
> > government after her pro-Musharraf Pakistan Muslim League won
> > parliamentary elections in 2002.
> > 
> > General Musharraf has promised to empower women and has embraced 
a
> > policy of "enlightened moderation". There are three female 
cabinet
> > ministers in the federal government. But women still face 
violence 
> and
> > discrimination in the male-dominated society, particularly in 
rural
> > areas. 
> > _
> > 
> > >
>




[wanita-muslimah] Re: "Men are the protectors and maintainers ...." vs " Pelacuran dan....."

2007-02-16 Terurut Topik lestarin
Yth. Mba' Flora,

Menyerahkan semua urusan ke pihak laki-laki kok rasanya makin 
menjauhkan perempuan dari beribadah. Bukankah bekerja, menjari rizki 
halal, berihtiar dalam penghidupan = ibadah.

Melempar persoalan menanggung urusan hidup perempuan ke laki-laki 
dan ke negara, maaf, rasanya menunjukkan betapa ini sangat tidak 
realistis. Empati dan kesadaran untuk memberi penguatan dan dukungan 
agar kaum perempuan mandiri bekerja secara halal, itulah yang 
diperlukan saat ini. 

Kalau menggampangkan segala urusan ini sebagai persoalan laki-laki 
dan negara, rasanya Anda tidak berempati dengan sebagian besar buruh 
perempuan yang bekerja di pabrik-pabrik di Tangerang dan Bekasi, 
atau kepada para TKW yang meyabung hidup di negeri orang. 
Astagfirullah. Mereka memang tidak melacur tapi sama kondisinya, 
yakni garis laki-laki dikeluarga mereka tidak sanggup menghidupi 
kaum perempuannya.

Sudah mereka (para perempuan ini) harus bekerja keras membanting 
tulang, lalu ayahnya yang jompo, atau pamannya yang juga miskin 
papa, harus dihujat-hujat "berdosa" karena ketidak sanggupannnya 
mengurus hidup para perempuan ini:(. 

Memang mudah mengatakan: "Soal pelacuran urusan negara, dan urusan 
keluarga laki-lakinya", tapi apakah ini yang harus dilakukan umat 
Islam saat ini? Hanya sekedar berteriak tanpa berempati dan melihat 
kondisi realitas yang ada?? :( wah jangan-jangan memang Masyarakat 
Muslim sedang bermimpi. Mimpi yang terlalu panjang. Mencari solusi 
memang tidak mudah, tetapi paling tidak harus berempati, jika empati 
saja tidak ada.sungguh terlena kita semua:(


Wassalam


Lestari


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> "Men are the protectors and maintainers of women…" QS4:34 
>  
>  
> IMHO ...
> Dilakukannya pekerjaan melacurkan diri oleh saudari-saudari kita, 
tentu
> tidak akan terjadi seandainya kaum pria melaksanakan tugas yang 
diberikan
> oleh Allah kepada kaum pria untuk melindungi dan menghidupi wanita
> sebagaimana dimaksud  di QS 4:34.  Dalam lembaga terkecil dari 
masyarakat,
> seorang pria harus menghidupi ibunya, isterinya, anak2nya, wanita 
sendirian
> yang adalah saudara perempuannya, neneknya, bibinya, sepupu 
perempuannya. 
> Beban ini sangat berat, tapi Allah sudah mengukur kemampuan pria 
untuk
> melaksanakan tugas mulia ini.  Maka Allah memberikan wewenang 
kepada pria
> sebagai pemimpin  atas keluarganya, dengan memberi fasilitas yang 
lebih,
> misalnya dalam pembagian waris, dsb...dsb.  Harap diingat bahwa 
pemimpin yg
> dimaksud Al Qur'an adalah BUKAN berprinsip DIKTATOR.
>  
> Jadi seandainya ada wanita yang sampai terlantar hingga terpaksa 
melacur
> untuk menyambung hidup, berarti laki2 dalam garis keluarganya tidak
> mengurusnya, laki2 itu berdosa karena tidak melaksanakan 
kewajibannya ini. 
> Jika tidak ada laki2 dalam garis keluarga wanita ini, maka 
seharusnya wanita
> ini dijamin kebutuhan hidupnya oleh pengelola negara.
> cmiiw...
> 
> 
> Wassalam,
> Flora 




[wanita-muslimah] Re: Berpoligami di Hari Kasih Sayang

2007-02-16 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Janoko = Sutiyoso Wijanarko,

Astagfirullah Pak, istigfar Pakkok Bapak makin lama makin ndak 
nyambung ya???:( 

Bapak sampai detik ini tidak pernah "meralat" cara bapak menghina 
dina kaum perempuan yang melakukan pekerjaan domestik, menjadi ibu 
rumah tangga bapak bilang "leyeh-leyeh", eh sekarang bapak malah 
melarikan diri dengan mau memberi penghargaan kepada saya 
segalasaya ndak berminat, dan maaf malah eneg dengan sikap bapak 
yang makin lama makin tidak sadar diri.

Pak Janoko, mbok ya o sadar, ketika saya bilang bahwa tugas menjadi 
ibu rumah tangga mulia, bukan berarti saya bilang tuhgas perempuan 
lain di luar rumah tangga tidak mulia. Semua pekerjaan = ibadah = 
mulia. Astagfirullah Pak, kok saya jadi capek berdiskusi dengan 
Anda. Masak ketika saya bilang jambu manis, lalu berarti saya 
menganggap apel pahit?? mbok ya melihat konteks diskusi pak. 
Bapak ini melakukan kekerasan emosi terhadap saya lho pak, karena 
kalo diskusi muter-muter dan ga nyambung-nyambung. Sepertinya 
sebentar lagi saya pun nyerah  menghadapi cara bapak berdiskusi. 
Semoga Mba' Aisyah yang akan terus diberi kesabaran untuk menghadapi 
Bapak.Amin.

Sekali lagi, dengan bapak bilang tugas utama utama kaum hawa, 
mendidik, memimpin anak-anak dll = ini sama dengan merendahkan 
martabat laki-laki dan perempuan. Yang namanya mendidik dan mengurus 
anak ya tugas bareng lah Pak, sama-sama tugas laki-laki dan 
perempuan. Mengapa hanya menyempitkan ibadah perempuan di ruang 
domestik saja? --> ini kan kembali "merendahkan" perempuan yg 
berada diruang publik. Astgafirullah. Nyebut Pak.

Sudah lah Pak, selama bapak masih split personality begini, masih 
bingung antara karakter Janoko dan karakter Sutiyoso Wijanarko, 
mending saya tidak berdiskusi. Semoga Gusti Allah memberikan hidayah 
bapak Bapak atas segala kekalutan dalam diri Bapak.


Wassalam



Lestari




--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Bu Lestarin berkata :
>
>   Anda apa tidak 
> sadar betapa mulianya bekerja sebagai ibu rumah tangga? 
> 
> 
>   =
>
>   Jano - ko =
>
>   Yok teman - teman, kita membuat kesepakatan, bagaimana kalau 
kita menjadikan Bu Les sebagai anggauta WM teladan ?
>
>   Salut banget dengan Bu Les yang berani mengatakan bahwa bekerja 
sebagai ibu rumah tangga itu suatu tugas yang sangat mulia.
>   Islam mengajarkan bahwa "surga ada ditelapak kaki ibu".
>
>   Sejak saya masih imut - imut sampai saya berumah tangga, saya 
dan istri saya yang mencarikan nafkah untuk kedua ortu saya yang 
saya sayang dan hormati, serta saya dan istri saya yang merawat 
mereka sampai akhir hayat mereka.
>
>   Saya akan memegang kata - kata Bu Les bahwa Ibu Rumah tangga itu 
adalah pekerjaan yang mulia dan saya akan selalu mengatakan itulah 
tugas utama kaum hawa, mendidik, memimpin anak-anak dll, itulah yang 
dilakukan oleh istri saya selain beliau sebagai da'i dan ustadzah 
untuk warga yang saya pimpin.
>
>
>   Salam gula manis.
   




[wanita-muslimah] Re: Berpoligami di Hari Kasih Sayang

2007-02-15 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Janoko, alias Bapak Sutiyoso Wijanarko,

Saya terus terang makin lama makin meragukan Anda yang "sok" peduli 
terhadap wanita. Terlebih dari sekian lama mengikuti diskusi di 
milis ini, secara sadar atau tidak, secara langsung atau tidak, saya 
melihat betapa Anda sesungguhnya selalu "meremehkan" perempuan. 
Misalnya saja dulu Anda pernah mengatakan secara tidak langsung 
bahwa perempuan yang bekerja di rumah = leyeh-leyeh,  Anda apa tidak 
sadar betapa mulianya bekerja sebagai ibu rumah tangga? belum lagi 
betapa Anda selalu menganggap kaum lelaki lebih unggul dengan 
menyebut nama-nama besar pejuang laki-laki tanpa mencantumkan semua 
jasa dan pejuang perempuan. Belum lagi sikap Anda yang paranoid 
terhadap kaum feminis, padahal feminis tidak selalu perempuan:). 
Saya benar-benar heran, disisi lain Anda selalu bilang punya 2 anak 
perempuan, punya 1 istri yang mendukung Anda, tapi disatu sisi - 
sadar atau tidak sadar- Anda tampak merendahkan kaum perempuan itu 
sendiri.

Jadi nyambung ga nyambung begitulah bapak Janoko = Sutiyoso 
Wijanarko.

Kalo boleh tahu juga, apa kira-kira pak Janoko mengalami split 
personality ya??? jangan-jangan seperti anggota milis lainnya yang 
disatu sisi bertingkah seperti orang sangat tua/kakek-kakek di sisi 
lain jadi cucunya (yang hobi bertikai dengan badik) ???:)


Wassalam


Lestari


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> 
> Jano - ko 
> 
> Saya sich seseorang muslim.
> Kalau kita membaca HAM, setiap orang berhak koq memilih jalan 
hidup sendiri - sendiri, jadi tidak usahlah mencampuri kepercayaan 
orang lain, nanti bisa bertentangan dengan HAM. Itu kata HAM lho.
> 
> Malem.
> 
> PS
> Jano - ko perduli wanita.




[wanita-muslimah] Re: Monarki/teokrasi/demokrasi

2007-02-01 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Aly,

Barangkali Pak Aly bisa lebih lanjut berdiskusi dengan Pak Ariel 
yang sudah terlebih dahulu menjelaskan di milis, bahwa yang namanya 
minyak bumi di muka bumi ini InsyaAllah akan habis Pak:), tidak ada 
yang kekal pak. Kalau Bapak masih beranggapan bahwa minyak bumi 
tidak bakal habis di arab, wala saya tidak bisa komentar lagi 
deh:D

Soal perencangan dan pengembangan energi nuklir, saya mendukung 
sepenuhnya. Bukan berarti saya langsung meminta dan mengharapkan 
reaktor nuklir sudah harus jrengg, berdiri tahun ini di Indonesia:D. 
Sekali lagi, manusia harus maju ke depan, mengembangkan diri dan 
masyarakatnya, bukankah sebuah kaum tidak akan berubah kalau mereka 
sendiri yang tidak akan merubahnya?? 
Jadi Pak Aly, apakah menurut bapak upaya pemerintah indonesia 
mendirikan Jurusan Teknologi Nuklir di UGM merupakan langkah mundur? 
Yang namanya hendak merencanakan dan mengembangkan teknologi nuklir 
kan juga harus didahului dengan mendidik manusianya yang menjadi 
tenaga ahli dibidang tersebut. Tapi saya optimis kalau pemerintah 
Indonesia berpikiran maju, maka teknologi ini pada akhirnya memang 
harus di adopsi.


Ketakutan akan bencana yang diakibatkan teknologi nuklir, itu 
manusiawi juga Pak, namun janganlah kita tidak maju/tidak berkembang 
karena ketakutan. Termasuk bila bapak menggambarkan betapa alam 
Indonesia "kurang bersahabat" banyak gempa bumi dan lain-lain, ini 
juga yang harus dipelajari dan cari teknologi rancang bangun untuk 
memadukan dengan teknologi nuklir. Misalnya saja, membuat teknologi 
nuklir dengan rancang bangun yang memiliki daya tahan tinggi, 
termasuk dengan kemampuan anti gempa dan sebagainya. Semuanya sangat 
mungkin Pak, seperti halnya semua penemuan di dunia ini yang pada 
awalnya barangkali tidak terpikirkan. Memang butuh waktu puluhan 
bahkan munngkin ratusan tahun untuk mengembangkan, namun yang jelas 
tidak menyerah/takut sebelum berusaha. Hidup kan harus optimis pak, 
optimis namun penuh perencanaan, bukan optimis membabi buta 
tentunya. Analoginya seperti anak-anak kita yang sedang melakukan 
perjalanan untuk berkemah di sebuah taman, lalu tiba-tiba alam 
kurang ramah, tentu saja anak-anak itu akan mencari tempat 
berlindung dan berteduh terdekat (dibawah pohon rimbun, disebuah 
gubuk, dll).Tetapi karena mereka sudah membawa persiapan berkemah 
(tenda, jas hujan, dll), maka pastilah mereka akan segera memakai 
jas hujannya, lalu segera meneruskan perjalanan untuk membangun 
tenda di tempat tujuan, lalu berlindunglah di tenda yang didirikan. 
Kan tidak mungkin kita menyarakankan anak-anak itu tetap berlindung 
di tempat semula, sampai menunggu hujan berhenti:D. Jadi tetap harus 
berusaha dan bekerja keras untuk mencapai tujuan, meski alam 
barangkali memang "kurang ramah":)

Soal ajal, hanya Allah lah yang maha tahu kapan waktunya bagi kita:) 
Jangankan bekerja di reaktor nuklir, lha bekerja menjadi penjual 
tempat tidur di sebuah toko saja juga harus tetap "berhati-hati" dan 
waspada, jangan sampai ketiban tumpukan tempat tidur yang 
menjulang:D .Sekali lagi Pak, semua tempat kerja selalu ada resiko, 
soal hitungan besaran resiko memang sangat relatif juga. Tetapi 
selama kita berusaha bekerja dengan sistem yang seharusnya 
dilakukan, prosedur yang tepat, maka kenapa harus sangat kuatir 
dengan keselamatan kita? Kenapa tidak percaya dengan Allah SWT.

Soal kembali ke alam memang sebuah usaha mulia, meski tidak semuanya 
bisa diperlakukan seperti itu. Artinya teknologi angin dan matahari 
bisa berdaya guna dan tepat guna untuk sesuatu hal misalnya untuk 
mendukung kebutuhan ruma tangga (sebagai pemanas, energi untuk 
masak, lampu,dll), maupun untuk penggerak kendaraan (mobil) dengan 
kecepatan terbatas tentunya, namun untuk kebutuhan energi lainnya 
pastilah membutuhkan sumber energi yang lebih besar, maka pilihan 
untuk merencanakan dan mengembangkan energi nuklir bukanlah 
seuatu "dosa":), karena apabila bisa dimanfaatkan dengan baik, maka 
manfaatnya InsyaAllah lebih besar dari mudaratnya, bukan begitu Pak?

Pak Aly, yang saya kritik kemarin itu "pemujaan" Pak Aly yang 
terlihat sanga begitch terhadap negara-negara Timur Tengah 
yang sering bapak sebut:D (tidak perlu saya deret hitung kan nama-
nama negaranya), malah saya hampir tidak pernah membaca di milis ini 
Pak Aly memuji-muji Iran dengan teknologinya, maupun tentag Irak 
dengan sikap almarhum Sadam Husain yang berani menyuarakan 
perlawanannya terhadap Israel dan Amerika:). Malah menurut bapak 
lebih baik menjadi negara Islam makmur/kaya, tapi tidak peduli 
dengan Palestina:)

Jadi kenapa kita tidak optimis, bekerja keras, mengembangkan diri 
dan tetap Lillahita'alla. 

Wassalam


Lestari

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mbak lestarin...
> 
> minyak di arab gak habis2 spt air zam-zam... gak
> percaya .. ya sdh.. org2 bule spt inggris cuma tkng
> e

[wanita-muslimah] Re: Monarki/teokrasi/demokrasi

2007-01-31 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Ari,

Saya tidak silau kok Pak, hanya men-share apa yang pernah saya 
diskusikan dengan seorang teman:). Yang kebetulan dia expat, orang 
barat itu saja. Saya sama sekali tidak "meng-elu-elukan" kemampuan 
orang barat keseluruhan, jadi mohon dicermati juga Pak Ari. Kalau 
bapak sejak dulu mengikuti milis ini pasti juga paham, bahwa saya 
sejak dulu secara pribadi bukan kategori yang "silau" terhadap 
sisi "barat" atau "timur tengah" -nya sebuah bangsa:) Bagi saya 
manusia bermakna ketika ia bermanfaat bagi manusia lainnya. Apa yang 
saya sampaikan ke Pak Aly terdahulu, lebih karena mengingatkan 
Beliau yang terlihat sekali "silau" dan "memuja" negara-negara timur 
tengah, padahal mereka kan manusia biasa, dengan segala kelebihan 
dan kekurangan. itu saja:). 

Soal Ilmu harus disertai iman, saya juga sepakat Pak, namun mohon 
bapak juga jangan menggeneralisir bahwa orang barat hanya mengejar 
ilmu tanpa disertai iman yang benar, seperti kalimat yang bapak 
sampaikan: 
--> Bisa dibayangkan bila mereka (orang barat) hanya menegjar ilmu 
tanpa disertai iman yang benar, apa yang akan terjadi kelak di 
Akhirat? 

Pertanyaannya: Apakah yang Bapak maksud dengan keimanan? Lalu apakah 
kita sesama manusia bisa menilai keimanan manusia lain? 

Wassalam

Lestari



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ari Setyawan" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Yth. Bu Les,
> Mohon jangan terlalu "silau" juga dengan kepandaian orang barat, 
karena bisa jadi itu hanya semu belaka. Bisa dibayangkan bila mereka 
(orang barat) hanya menegjar ilmu tanpa disertai iman yang benar, 
apa yang akan terjadi kelak di Akhirat?
> Semoga kita tidak pernah silau dengan kepandaian yang dimiliki di 
dunia.
> Raihlah tempat tertinggi di Akhirat dengan tidak lupa bagian kita 
di dunia.
> 
> Ari
>   - Original Message - 
>   From: lestarin 
>   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
>   Sent: 2007-01-30 Tuesday 6:13 PM
>   Subject: [wanita-muslimah] Re: Monarki/teokrasi/demokrasi
> 
> 
>   Yth. Pak Aly,
> 
>   Mohon jangan terlalu "silau" dengan negara-negara timur tengah 
yang 
>   saat ini menurut bapak maju dan punya duit banyak, karena bisa 
jadi 
>   itu hanya semu belaka. Seorang teman expatriat dari Inggris yang 
>   pernah bekerja di berbagai negara timur tengah sempat berdiskusi 
>   dengan saya tentang prospek negara-negara tersebut 100 tahun 
>   mendatang, beliau berujar "Kalau seratus tahun lalu mereka 
>   berkendara onta, maka seratus tahun ke depan mereka akan kembali 
>   naik onta lagi". Kiasan tersebut menggambarkan betapa negara-
negara 
>   timur tengah tersebut saat ini hanya mengandalkan minyaknya 
saja, 
>   tanpa memikirkan bagaimana dengan pengembangan sumber daya 
>   manusianya. Pakar dari Inggris tadi menambahkan betapa orang-
orang 
>   timur tengah, mayoritas pemalas, tidak giat mencari ilmu maupun 
>   bekerja, hanya suka mengandalkan para pekerja asing/expat, jadi 
>   memang bisa dibayangkan, apa yang akan terjadi bila minyak 
mereka 
>   habis?
> 
>   Semoga kita tidak pernah silau dengan kekayaan yang dimiliki di 
>   dunia.
> 
>   Wassalam
> 
>   Lestari
> 
>   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly 
>wrote:
>   >
>   > Mbak aisha...
>   > sy tau deh QATAR dan australia... negara2 arab Maju
>   > pengen banget juga sbg penyelenggara olimpiade. mereka
>   > negara2 maju dan py duit. memang butuh waktu tahunan
>   > persiapannya. kenapa nyontoh negara australia..?
>   > selama masih ada negara islam yg maju dan py duit
>   > byk
>   > Asean Games berikutnya di ghohzoung Cina.. krn
>   > pemegang medali emas terbanyak dari cina.sy nonton jd
>   > tau dong...
>   > 
>   > slm.
>   > 
>



[wanita-muslimah] Re: Monarki/teokrasi/demokrasi - hemat energi, kemewahan

2007-01-31 Terurut Topik lestarin
Yth. Mba' Flora,

Benar sekali soal wisata alam yang membuat kita makin merasa dekat 
dengan Allah SWT, ini yang juga saya rasakan. Rasanya hati dan lidah 
tidak habis-habis memuji kebesaran Allah SWT yang menciptakan 
keindahan alam tiada tara, dan betapa 'kecilnya' manusia. Itulah 
sebabnya saya sangat menyukai traveling, terutama keseluruh penjuru 
Indonesia, Alhamdulilah ada kesempatan bagi saya untuk menikmati 
bumi pertiwi ini dari ujung barat sampai ujung timur. 

Namun soal menikmati wisata modern, saya juga selalu tertarik, meski 
memang bukan pilihan favorit. Tetapi paling tidak dengan menikmati 
hasil rancang bangun yang berbasis teknologi tinggi, saya juga 
merasa inilah Rahmat dari Allah SWT yang luar biasa besar pada diri 
dan kemampuan otak pada manusia, sehingga fisik lemah manusia pun 
bisa membangun sesuatu yang lebih besar dari dirinya dan serba 
canggih pula.

Wassalam


Lestari

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Nimbrung dikit ... saya tergelitik soal hemat energi, kemewahan, 
dsb.
> Saya suka melihat tayangan dari The Travel Channel, terutama 
tentang
> tayangan obyek2 wisata alam.  Suatu hari ada tayangan tentang 
hotel di Dubai
> yang arsitekturnya berbentuk kapal layar itu.  Bukan main mewahnya 
hotel itu
>  bahkan dekorasi interiornya berlapis emas.  Sampai2 di dapur ada 
persediaan
> serbuk emas, kertas emas yang ternyata ditaburkan di menu makanan, 
seperti
> pada soup dan pencuci mulutnya.  Idiihh ... gimana rasanya ya 
makan serbuk
> atau kertas emas??  Aneh 'kali ya?  Air mancur yang sangat bagus 
dan rumit
> peragaan alirannya yang menari-nari, pokoknya susah deh 
menceritakan secara
> detail.  Yang jelas indah sekali, dipadu dengan lampu2 dan ah ... 
embuh deh 
> .. melihat engineernya menjelaskan cara kerja air mancur itu, 
canggih dan
> complicated ... nggak mudheng aku. Kamar yang berkelas-kelas, 
suite yang
> juga berkelas-kelas, fasilitas casino, night club, sport, dsb 
bikin geleng2
> kepala, mewah abis!
> 
> Itu semua tentu menghabiskan energi yang besar, belum lagi 
kemewahannya yang
> berlebih-lebihan.  Tapi para tamu yang menggunakan hotel itu kok 
semuanya
> Kaukasian ya?  Tak ada yang berwajah Arab atu yang berpakaian 
Timur Tengah
> (padahal saya yakin mereka mampu membayar untuk itu, mungkin bukan 
prioritas
> bagi mereka).  Para pegawainya berwajah Asia, India dan Kaukasia 
tentu saja.
> 
> Kalau saya sedang berlibur ke tempat2 wisata alam, rasanya makin 
kagum,
> bersyukur dan makin mendekatkan hati kepada Allah SWT yang 
Menciptakan alam
> semesta.  Tapi kalau ke tempat wisata modern yang spektakuler 
amusement-nya 
> .. rasanya malah takut ... kok fana banget gitu lho ... duniawi 
sekali,
> tidak memberi nilai spiritual buat saya.
> 
> Salam,
> Flora
> 
>



[wanita-muslimah] Re: Monarki/teokrasi/demokrasi

2007-01-31 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Janoko,

Malah jangan-jangan Pak Janoko yang sekarang repot hehehehehe, 
tampaknya Bapak kurang menyimak diskusi sebelumnya yang sudah 
disampaikan Pak Ariel, eh tiba-tiba Bapak berkomentar pendek seperti 
itu:D

Silakan repot sendiri ya Pakjangan suka menhgajak-ajaknanti 
semua "sibuk" ngurusi kerepotan bapak yang tidak perlu:)


Wassalam


Lestari
 
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> 
>  Bu Les berkata :
> 
> Pengembangan maupun perencanaan teknologi nuklir sebagai sumber 
daya 
>  energi memang sudah seharusnya dilakukan oleh setiap negara yang 
>  sadar akan pentingnya sumber energi ini di masa depan. Repot 
memang 
>  jika punya tetangga dari negara-negara yang kaya minyak, tapi 
tidak 
>  paham akan ilmu di masa depan:)
> 
> 
> 
> Jano-ko :
> 
> Jangan-jangan malah bules yang repot.coba tuch lihat kasus 
Nuklirnya Iran
> 
> Salam.
> 
> 
> 




[wanita-muslimah] Re: Monarki/teokrasi/demokrasi

2007-01-30 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Ariel,

Memang benar soal minyak, kalau habis semua akan merasakan 
pengaruhnya:). Soal penghematan, tidak hanya orang Indonesia yang 
kurang paham makna hemat energi, masyarakat timur tengah pun 
termasuk yang kurang paham soal ini, hampir semua negara di timur 
tengah yang "maju dan banyak duwit" (menurut versi Pak Aly nih:)), 
sangat terbiasa dengan "kemewahan" penggunaan energi dan cenderung 
pada pemborosan. Barangkali pak Aly juga bisa menambahkan ceritanya 
betapa Dubai, Kuwait dan beberapa negara timur tengah lainnya tidak 
akan segan-segan memasang lampu jalan maupun lampu taman yang luar 
bisa megah, sehingga malam bisa seterang benderang siang:D. Belum 
lagi soal penggunaan energi di rumah tangga yang juga tidak semuanya 
terbiasa berhemat.

Pengembangan maupun perencanaan teknologi nuklir sebagai sumber daya 
energi memang sudah seharusnya dilakukan oleh setiap negara yang 
sadar akan pentingnya sumber energi ini di masa depan. Repot memang 
jika punya tetangga dari negara-negara yang kaya minyak, tapi tidak 
paham akan ilmu di masa depan:)

Wassalam


Lestari



> Mbak Lestari,
> 
> Minyak bumi yang berasal dari fosil memang merupakan salah satu 
sumber
> daya energi yang hingga saat ini belum ditemukan substitusi yang
> sepadan. Memang ada bioetanol & batu bara namun belum dapat 
dijadikan
> subsitusi minyak bumi secara mutlak, ada nuklir namun mempunyai 
resiko
> tinggi sebanding dengan manfaatnya. Betapa pentingnya minyak bumi 
bisa
> dilihat dari pengaruhnya terhadap perekonomian makro. Bila minyak 
bumi
> habis bukan hanya negara2 Arab yang celaka, namun seluruh dunia 
akan
> merasakan pengaruhnya. Disini pentingnya kampanye penghematan 
energi.
> 
> Saya sepakat bahwa negara2 Arab memang hanya mengandalkan minyak 
bumi
> untuk membangun bangsanya. Tidak ada inovasi dari mereka. Iran 
sudah
> memulai dengan mencoba mengembangkan teknologi nuklir, ternyata
> ditentang  oleh negara2 barat termasuk oleh tetangga Arab Saudi :)
> 
> Salam,
> -ariel-
>




[wanita-muslimah] Re: Monarki/teokrasi/demokrasi

2007-01-30 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak DWS,

Heheheheheh kalau onta lebih mahal daripada BMW or Mercy, jadi ingat 
peristiwa sejenis di tanah negeri kita ini juga, tepatnya di Tana 
Toraja.

Di Toraja, kalau seseorang mengendarai Harley Davidson yang berharga 
ratusan juta rupiah, or mobil mewah sekaliber ferary sekalipun 
keliling Tator, penduduk paling hanya melirik sebelah mata. Tetapi 
begitu yang dituntun or dinaiki kerbau putih (kerbau bule), maka dia 
akan jadi perhatian dan disanjung serta dihormati orang-orang 
sekampung:D. Maklum memiliki kerbau bule yang nantinya dikorbankan 
untuk upacara kematian, berarti memberikan persembahan yang terbaik 
dalam upacara tersebut. Selain yang kerbau bule, kerbau hitam dengan 
tanduk yang panjang juga menjadi incaran penduduk Tator.

Melihat adat budaya Tator, menikmati pemandangan alamnya yang luar 
biasa indah, membuat saya makin merasa dekat dengan Gusti Allah Swt. 
Jadi kapan Pak DWS ke Tator dan menaiki kerbau bule??? heheheheh


Wassalam 

Lestari



Wassalam


Lestari


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dwi W. Soegardi" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> mbak Lestari,
> 
> habis baca soal ramalan 100 tahun ke depannya negara Arab kembali 
ke unta,
> saya nemu artikel ini
> "Cetak Gol Dapat Hadiah Unta" (Kompas, 30 Januari)
> seorang pebola Uni Emirat Arab mendapat hadiah 2 ekor unta
> setelah menjebol gawang Saudi dan membawa timnya ke final Piala 
Teluk.
> Di situ disebutkan harga unta 109 ribu dolar seekor!
> aduuuh kok malah berlipat ganda dibanding BMW atau Mercy.
> Jangan2 ramalannya mendekati kenyataan,
> kalau unta sedemikian berharga mending tuker BMW dengan unta 
saja .
> 
> maap OOT :-)
> 
> salam,
> DWS
> 
> On 1/30/07, lestarin <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >   Yth. Pak Aly,
> >
> > Mohon jangan terlalu "silau" dengan negara-negara timur tengah 
yang
> > saat ini menurut bapak maju dan punya duit banyak, karena bisa 
jadi
> > itu hanya semu belaka. Seorang teman expatriat dari Inggris yang
> > pernah bekerja di berbagai negara timur tengah sempat berdiskusi
> > dengan saya tentang prospek negara-negara tersebut 100 tahun
> > mendatang, beliau berujar "Kalau seratus tahun lalu mereka
> > berkendara onta, maka seratus tahun ke depan mereka akan kembali
> > naik onta lagi". Kiasan tersebut menggambarkan betapa negara-
negara
> > timur tengah tersebut saat ini hanya mengandalkan minyaknya saja,
> > tanpa memikirkan bagaimana dengan pengembangan sumber daya
> > manusianya. Pakar dari Inggris tadi menambahkan betapa orang-
orang
> > timur tengah, mayoritas pemalas, tidak giat mencari ilmu maupun
> > bekerja, hanya suka mengandalkan para pekerja asing/expat, jadi
> > memang bisa dibayangkan, apa yang akan terjadi bila minyak mereka
> > habis?
> >
> > Semoga kita tidak pernah silau dengan kekayaan yang dimiliki di
> > dunia.
> >
> > Wassalam
> >
> > Lestari
>



[wanita-muslimah] Re: Monarki/teokrasi/demokrasi

2007-01-30 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Aly,

Mohon jangan terlalu "silau" dengan negara-negara timur tengah yang 
saat ini menurut bapak maju dan punya duit banyak, karena bisa jadi 
itu hanya semu belaka. Seorang teman expatriat dari Inggris yang 
pernah bekerja di berbagai negara timur tengah sempat berdiskusi 
dengan saya tentang prospek negara-negara tersebut 100 tahun 
mendatang, beliau berujar "Kalau seratus tahun lalu mereka 
berkendara onta, maka seratus tahun ke depan mereka akan kembali 
naik onta lagi". Kiasan tersebut menggambarkan betapa negara-negara 
timur tengah tersebut saat ini hanya mengandalkan minyaknya saja, 
tanpa memikirkan bagaimana dengan pengembangan sumber daya 
manusianya. Pakar dari Inggris tadi menambahkan betapa orang-orang 
timur tengah, mayoritas pemalas, tidak giat mencari ilmu maupun 
bekerja, hanya suka mengandalkan para pekerja asing/expat, jadi 
memang bisa dibayangkan, apa yang akan terjadi bila minyak mereka 
habis?

Semoga kita tidak pernah silau dengan kekayaan yang dimiliki di 
dunia.

Wassalam


Lestari




--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mbak aisha...
> sy tau deh QATAR dan australia... negara2 arab Maju
> pengen banget juga sbg penyelenggara olimpiade. mereka
> negara2 maju dan py duit. memang butuh waktu tahunan
> persiapannya. kenapa nyontoh negara australia..?
> selama masih ada negara islam yg maju dan py duit
> byk
> Asean Games berikutnya di ghohzoung Cina.. krn
> pemegang medali emas terbanyak dari cina.sy nonton jd
> tau dong...
> 
> slm.
> 
> 
> --- Aisha <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Pak Aly,
> > Saya membicarakan Mesir itu karena di milis ini
> > pernah juga ada orang yang memuji-muji di Mesir
> > hebat, aman sekaleee, tapi ternyata pujian-pujiannya
> > itu timbul karena ybs tidak tahu banyak sehingga
> > tidak tahu bahwa di Mesirpun ada peristiwa kriminal.
> > Siapa tahu pak Aly memuji abis-abisan Qatar dll itu
> > karena mas Aly tidak tahu persis bahwa tempat itu
> > ada yang jeleknya juga.
> > 
> > Lalu pak Aly bicara tentang Asian Games, bukan Asean
> > Games ya pak, saya jadi ikut-ikutan salah nih:) Beda
> > ASEAN dengan Asian, kalau ASEAN kan hanya 10 negara
> > dan Asian lebih banyak lagi negaranya tapi tentu
> > saja tidak sebanyak negara peserta olimpiade (musim
> > panas atau musim dingin). Kata mba Mia dan dokter
> > Donnie, kalau bandingin yang sama tuh pak, katanya
> > apel bandingin dengan apel, jeruk sama jeruk ;)
> > kalau kita bicara Asian Games ya bandingin dengan
> > olimpiade atau ASEAN games, sama-sama pekan olah
> > raga internasional bukan membandingkan asian games
> > dengan konser ungu:)
> > 
> > itu sebabnya saya bertanya kenapa tidak
> > membandingkan Qatar dengan Australia, karena yang
> > satu asian games dan satunya olimpiade, sama-sama di
> > bidang olah raga, khusus dalam penyelenggaraan acara
> > raksasa seperti itu yang persiapannya butuh tahunan,
> > gitu loh pak.
> > 
> > salam
> > Aisha
> > ---
> > From: Muhammad Aly
> > sy gak membicarakan Mesir loh... sy bicara Qatar.
> > nonton di sana aman-nyaman.. dibandingkan di senayan
> > JKT ada saja rusuh... 
> > 
> > Sy gak mau bandingkan dengan Australia apalagi amrik
> > ... kalau eropa boleh lah. skrng negara2 eropa
> > bersatu loh... jd bisa bwt contoh .. mata uangnya
> > pun euro sdh bersatu jd kuat... akan menggeser
> > dollar. 
> > 
> > kalau mau lihat CD rekaman acaranya 2 jam sy py tp
> > besar sekali tdk bisa lewat yahoo.. duh indahnya
> > nonton nyaman di Qatar... mampirlah ke qatar sama
> > dengan negara2 eropa yg maju. di indonesia rusuh aja
> > ya kalau ada konser... mksh koreksinya korsel yes. 
> > 
> > slm,
> > ali
> > --- Aisha <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > > Yakin nih pak Aly bahwa di negara yang disebutkan
> > > pak Aly ini tidak ada korupsi dan sogokan? Sebab
> > apa
> > > yang tidak kita lihat itu belum tentu tidak ada,
> > > siapa tahu kita tidak melihat sesuatu itu karena
> > > kita tidak tahu. Seperti kasus di Mesir yang
> > > diceritakan teman kita disini bahwa di sana
> > amn
> > > bangets, tapi di milis ini juga teman kita yang
> > > lainnya menceritakan peristiwa-peristiwa kriminal
> > di
> > > Mesir yang diketahuinya.
> > > 
> > > Di Doha itu kan Asean Games, tentunya jumlah
> > negara
> > > yang ikut, jumlah pertandingan dan besar
> > stadionnya
> > > juga lebih sedikit dari Olimpiade ya. Nah coba
> > kita
> > > bandingkan dengan Olimpiade yang di Sydney, jumlah
> > > negara Asean hanya 10 negara, yang ikut olimpiade
> > > hampir 200 negara. Disana juga opening ceremony
> > dan
> > > pertandingan juga acara penutupan berjalan aman,
> > > hanya saja waktu itu saya lihat pas Indonesia
> > > melintas, disorakin karena saat itu kita lagi
> > heboh
> > > dengan Timtim. Nah kenapa tidak dipuji negara
> > > Australia?:) 
> > > 
> > > BTW, yang dibicarakan samsung, kok yang dipuji
> > > Jepang? Padahal samsung itu kan produk korea ya?
> > > bukan korut tapi korsel:)
> > > 
> > > salam
> > > Aisha
> > > -

[wanita-muslimah] Re: Islam Nusantara VS Islam Arab was (Mahar) apakah UU PKDRT

2007-01-17 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Aly,

Terimakasih atas klarifikasinya. Perlu saya klarifikasi juga, saya 
tidak setuju kalau perempuan mendapatkan warisan lebih besar dari 
pada laki-laki. Kan sejak awal saya sudah jelas-jelas menyebutkan 
bahwa adalah lebih fair kalau sama rata pembagian warisnya.

Soal cangkul = uang, terimakasih juga atas penjelasannya. Maklum 
sebelumnya kan bapak mencontohkan memberikan cangkul dan lain-
lainnya kepada anak-anak muda yang ada di desa, jadi saya pikir 
bapak pun hendak menawarkan cangkul pada pak driver tersebut:). Soal 
tambahan modal untuk Pak Driver, Alhamdulilah sudah ada hamba Allah 
yang terlebih dahulu melakukan tersebut Pak, sehingga pak driver ini 
bisa membuat usaha tambahan yang dia kerjakan hari minggu (saat dia 
tidak nyupir), dan usaha tambahan itu bisa membayar biaya cicilan 
rumah rss beliau.

wassalam


Lestari

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> ya wis .. sy tdk menggunakan kata2 istilah spt
> "ajarkanlah mereka bagaimana mebuat roti yg lezat
> sehingga mereka (perempuan2 ini) memmpunyai karya yg
> dapat dibanggakan bwt masa depannya"
> 
> sy lgs aja ... 
> kalau sy bilang pembagian warisan dibagi sama rata
> laki2 / perempuan ..tentu lestarin setuju khan..? atau
> apalagi yg bilang perempuan sebaiknya dpt pembagian
> warisan lebih besar dari laki... mungkin lestarin lgs
> setuju! okey kah...? 
> sy jawab dari hati manusia setuju dengan pendapat2
> lestarin... okey stuju aja ...tetapi
> Alquran yg berbicara beda... dan akquran diturunkan
> sebagai Nuuur atau cahaya / pelita kehidupan manusia
> yg lebih baik dari Alloh.
> Jd sy mengedepankan Al-Quran...selanjutnya terserah
> kita setelah dibagi menurut al-quran.. yg laki2 mau
> disedekahkan warisannya kepada adik perempuannya atau
> bagi sama why not..
> 
> 
> bahasa istilah cangkul .. wah2 salah paham.. maksud
> cangkul adalah sy tawarkan modal uang ke p supir itu
> kok ga ngerti..?? ya sudah ... 
> 
> slm,
> ali


-

> memang berbeda dengan semangat hidup di daerah...
> byk
> > hamparan tanah... tapi tdk mau mencangkul, SURE
> 100%!
> > anak2 laki2 dan perempuan skrng tdk mau menanam
> > dikebun spt org2 tua dahulu... jd tdk ada hasil yg
> > dipanen...
> > sy sering berikan modal beli cangkul dll tp mereka
> > memang malas atau angin2 an... ya tdk ada
> hasilnya.
> > kata istilah "siapa menanam dialah yg akan memetik
> > hasilnya"

 > kira2 begitu mbak lestarin gambaran hidup ini..
> memang
> > pemerintah kita lagi tdk baik dan tdk bersahabat
> > denganrakyat jd kita2 lah yg berusaha dan
> > berdayakanlah mereka2 yg terdekat dengan kita spt
> > supir tsb mendapatkan semangat hidup untuk
> membantu
> > sdrnya2 perempuannya. bila perlu bantuan beli
> cangkul
> > silahkan hubungi sy asal serius. 





[wanita-muslimah] Re: WM nyumbang buku?

2007-01-17 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Siahaan,

Kalau Bapak tidak berkeberatan, bisakah menyumbangkan buku-buku 
pelajaran SMP-SMA bekas tersebut ke sebuah Panti Asuhan di Aceh. 
Kebetulan saya dan beberapa teman sedang menggalang buku untuk 
disumbangkan ke sebuah Panti Asuhan Yatim/Piatu yang berada di 
daerah Pagar Air, Aceh Besar dan juga untuk disumbangkan pada sebuah 
perpustakaan desa di Desa Lamreh, Aceh Besar. Kalau berkenan, nanti 
saya akan email via japri.

Untuk teman-teman milis WM lainnya, bisakah memberikan penceraham 
pada saya, contoh sebuah perpustakaan desa yang sukses dikelola oleh 
masyarakat lokal setempat (bukan dikelola oleh NGO atau organisasi 
lain dari luar desa). Maklum kemarin beberapa teman di Aceh 
berdiskusi panjang lebar tentang keberlangsungan sebuah perpustakaan 
desa yang saat ini sedang dikembangkan. Banyak di antara kami 
pesimis bahwa perpus desa ini akan bertahan lama, karena salah 
seorang teman sudah punya beberapa pengalaman mendirikan perpus 
desa, dan ujung-ujungnya hanya bertahan beberapa bulan, karena 
masyarakat setempat sekedar hangat-hangat tahi ayam untuk mengelola 
perpustakaan tersebut.  



Wassalam


Lestari

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "siahaan2006" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> 
> Yang pernah saya tawarin itu buku2 pelajaran SMP SMA bekas anak2 
> (nggak tau kalo masih laku, soalnya kan buku pelajaran ganti 
melulu. 
> Kayaknya nggak cocok buat perpus umum. Panti asuhan, barangkali). 
> Kalo mau, saya punya seabrek. Sebut aja alamatnya, biar dikirim 
atau 
> gimana deh ngaturnya.
> 
> Berapa waktu lalu saya pernah kontak ke Komunitas Buku di Jakarta 
> (lupa namanya). Kontak juga alamat dropping point atau collecting 
> point (atau apa istilahnya gitu), tapi nggak ada jawaban. 
> 
> Kalo buku2 lain sih, koleksi. Ga buat dibagi2. Minjemin juga 
mikir2. 
> Katanya bodo kalo minjemin buku, tapi lebih bodo kalo balikin buku 
> pinjeman. He..he..he..
> 
> 
> *
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ari Condro"  
> wrote:
> >
> > wah, keduluan mas donny.  halo sesama mac lover, piye kabare,...
> > 
> > kenapa lumajang ?
> > abis perjalanan ke magelang kemarin, dapat insight ajah hasil 
> ngobrol
> > ngobrol dgn seorang bapak yg takjub berat sama kota satu ini.  
> lagipula
> > kalau mudik ke banyuwangi pasti lewat kota ini.  ttg lumajang, 
> kota indah,
> > ada gunung dan ada  lautnya, lanskap dan topografinya bagus, 
> dengan alun
> > alun yg tepat ditengah tengah dan susunah rumah yg teratur dan 
> rapi. udara
> > juga bersih dan nyaman, hanya kadang kadang gunung suka batuk 
batuk
> > memberikan debu vulkanik yang memberikan kesuburan bagi 
tanahnya.  
> kendati
> > banyak dihuni etnis madura, namun justru lumajang kota damai, 
> aman, dan
> > penduduknya punya solidaritas tinggi.
> > 
> > 
> > 
> > ah, tiba tiba saja jadi ingat teman di milis apresiasi-sastra, 
> mbak Rida
> > Fitria di lumajang dan ingat dengan perpustakaan yang sedang 
> dikelolanya ...
> > kemarin sih mikir mikir, udah rada bosen ama gerakan mobilisasi, 
> pengalaman
> > sih capek teriak teriaknya ajah :D  mendingan langsung ke person 
> person
> > tertentu yang emang concern dan emang punya buku untuk diputer.
> > 
> > pak siahaan beneran nih, lagi ada buku buku yang siap diteruskan 
ke
> > komunitas yang berminat ???
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > 
> > ===
> > sepertinya kini sudah mulai merebak perpust di desa-desa, dimana 
> kita
> > berasal/berada. perpust punya fungsi mencerdaskan dan membuka 
> wawasan
> > lingkungan.
> > 
> > kalau boleh dibuat daftar, beberapa perpust yg ada pada kawan-
> kawan (tolong
> > diisi bagi yg kelola perpust):
> > 
> > 1.perpust—komunitas apsas di omah sendok, jakarta (kontak 
person: 
> mbak tiur
> > dan mbak ana)
> > 
> > 2.perpust –komunitas gunung di lumajang (kontak person mbak rida 
> fitria)
> > 
> > 3.perpust--komunitas kesasar di surabaya (kontak person kang 
onie)
> > 
> > 4.pondok baca "guyub" di kab. kendal (kontak person:sigit s)
> > 
> > 5.perpust ultimus di bandung (kontak person: kang bilven)
> > 
> > 6.perpust "Karl May" di jakarta (kontak person: kang gono)
> >
>




[wanita-muslimah] Re: Islam Nusantara VS Islam Arab was (Mahar) apakah UU PKDRT

2007-01-16 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Aly,

Setelah membaca posting Anda terakhir yang panjang lebar tentang 
kisah hidup Anda, maaf sekali lagi saya belum melihat keseluruhan 
korelasi dengan isu yang semula kita diskusikan. Karena saya tidak 
membaca ketegasan jawaban atas pertanyaan saya.

Namun sepintas saya melihat Anda tidak setuju dengan pemikiran 
tentang warisan yang dibagi sama rata, dan bagi saya pribadi hal 
tersebut tidak masalah, asal nantinya Anda bersikap memusuhi pihak 
lain yang memiliki pandangan berbeda.

Soal kasus pak driver yang saya sampaikan, sepertinya Anda belum 
memahami duduk persoalannya, maaf, malah Anda menawarkan cangkul?. 

Kasus para buruh perempuan, Anda juga tidak berkomentar. Saya 
paham,  sebagai laki-laki, akan lebih sulit bagi Anda untuk bisa 
berempati dengan kaum buruh perempuan yang harus bekerja keras dan 
mandiri. Sekali lagi kalau solusi Anda; yang harus diberdayakan 
adalah Kakek, Bapaknya, kakaknya, saudara sepupu laki-laki dari para 
buruh itu, ini juga menjadi sebuah kemunduran. Bagi saya pribadi, 
solusinya justru memberdayakan kemampuan, ekonomi dan cara berpikir 
para buruh perempuan tersebut.



Wassalam



Lestari 


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mbak lestarin yg baik hati,
> 
> sy berusaha untuk selalu bersandar ke pada alqur'an
> dan hadist juga ulama terdahulu.
> kalau ada yg lebih hebat dari pemikiran yg digariskan
> alquran silahkan tulis .. hasilnya dijamin TDK
> MEMUASKAN. karena ilmu Alloh itu bila dibandingkan
> dengan ilmu manusia hanyalah bagaimakan buih di
> pinggiran laut yang tdk ada artinya.
> 
> Alhamdulillah juga sy bisa ngurus org2 susah alias
> miskin dan sudah menyelam byk garam. kedua orang tua
> sy asli dari tangerang dipinggiran kotabumi yg digusur
> komplek perumnas kotabumi.
> sy biasa berbaur dengan masyarakat sy di tangerang...
> para buruh pabrik, tkng dagang, tkng ojek dll...
> waktu sy hidup pas2an tahun 1991 mulai bekerja s/d
> 2002 beli motor bebek kredit, rumah belum punya, makan
> pas2 an. Alhamdulillah sy tdk mau ngerepotin ortu sy
> walau punya dan alhamdulillah bisa membantu sdr2 sy
> atau tetangga2 yg susah walau saat itu pas2 an hidup
> bwt sy minimal nasehat tuk semangat hidup mereka. sy
> pernah nganggur dan mengajar privat dari rumah ke
> rumah dari kalideres-blok M naik nis tingkat kerungat
> buntet alhamdulillah masih bisa bantu yg di
> tangerang.. dari blok-m ke depok jualan buku2...
> alhamdulillah masih bisa bantu.. jadi ya bantulah
> mereka dengan perjuangan kita...walau keringet buntet.
> 
> sy sgt tertarik dengan perkembangan org2 kampung
> ortu.. walaupun mereka masyarakat tdk punya dan
> berpendidikan rendah tapi semangat dagangnya selalu
> luar biasa spt org2 jawa yg ulet. sy lihat saudara sy
> sendiri, tetangga sy sendiri di kotabumi tangerang
> wberani dan tdk malu berjualan abu gosok dari
> dipinggul smp memiliki sepeda sendiri.. tdk ada pinjam
> modal apalagi bank mana ada yg mau kasih... usaha
> dagang ke kompleks2 dan keliling kampung jualan abu
> gosok... alhmadulillah tuh bisa bikin rumah tipe 27 !
> dan sekarang pindah profesi dagang di depan rumah
> jualan minyak tanah, parut kelapa dll.. ada
> peningkatan hidup dan tdk pernah istrinya mengeluh
> akan nasib suami dan masa depan anak2nya...
> Jd istilahnya semangat hidup untuk usaha berkembang
> terus. itulah kehidupan dipinggiran kota. belum yg
> berjualan baso, mie ayam dll sdh bisa ambil kreditan
> rumah komplek tipe 21 BTN di kotabumi walau paling
> pojok.
> 
> memang berbeda dengan semangat hidup di daerah... byk
> hamparan tanah... tapi tdk mau mencangkul, SURE 100%!
> anak2 laki2 dan perempuan skrng tdk mau menanam
> dikebun spt org2 tua dahulu... jd tdk ada hasil yg
> dipanen...
> sy sering berikan modal beli cangkul dll tp mereka
> memang malas atau angin2 an... ya tdk ada hasilnya.
> kata istilah "siapa menanam dialah yg akan memetik
> hasilnya"
> 
> memang perlu perjuangan dari mbak lestarin dan perlu
> waktu untuk memberikan semangat hidup tuk keluarga
> petani... kalau terima mentahnya aja.. setiap bulan
> kurang berarti .. habis2 aja.
> 
> tahun 2003-2005 ada perkembangan hidup lebih baik bwt
> sy bisa start kredit mobil espas (eksekutif pas2an)
> second dan skrng mulai maret 2005 barulah sy bisa
> menikmati hidup kemana saja mau jalan2 ke LN
> alhamdulillah insya Alloh bisa walau hanya tmtan SLTA
> jkt. keluarga sy semuanya kuliah .. sepeninggal ortu
> sy diantara mereka bingung cari2 pekerjaan.
> alhamdulillah sy bisa bantu menempatkannya satu di
> Batam (kuliah D3 T. Mekhanic di jkt) dan satu di
> Jakarta (kuliah di akrprindo jogja).
> 
> kira2 begitu mbak lestarin gambaran hidup ini.. memang
> pemerintah kita lagi tdk baik dan tdk bersah

[wanita-muslimah] Re: Islam Nusantara VS Islam Arab was (Mahar) apakah UU PKDRT

2007-01-15 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Aly,

Sekali lagi, laki-laki dan perempuan dihadapan Allah SWT sama saja 
kan?, soalnya adanya surat An-nissa dan tidak ada Ar-rijaal, bukan 
berarti salah satu mahkluk (laki/perempuan) lebih tinggi dari yang 
satunya bukan??

Alhamdulilah pula saya mendengar pengalaman Anda soal warisan. 
Tetapi sekali lagi contoh kasus pak Driver yang pernah saya 
ceritakan memang benar-benar kisah nyata, lalu kalaupun Anda menulis 
kenapa pak driver tersebut tidak menghubungi Kakek, Kakak, dll. 
Pak, seharusnya itu kan tidak perlu di pertanyakan?, karena saya 
haqul yakin semua saudara si pak driver ini sama tidak mampu-nya, 
kurang berkecukupan, sehingga tidak mungkin membantu. Kalau mereka 
mampu, pastilah pak driver ini akan bertutur juga, betapa tidak ada 
pertolongan dari saudara-saudaranya, karena beliau ini sering 
berdiskusi tentang banyak hal dengan saya.

Maksud saya Pak, mohon juga melihat banyak kenyataan yang ada di 
Indonesia sekarang ini, dimana kemiskinan menjadi persoalan utama di 
berbagai kehidupan, termasuk miskin secara ekonomi.Jangankan 
menanggung beban keluarga lainnya (menanggung Cucu, Ponakan, Sepupu, 
dll), menanggung keluarga inti saja (anak dan istrinya) banyak yang 
kembang kempis...bukankah begitu Pak? 

Kalau kurang contoh juga, barangkali bapak perlu bekunjung ke pabrik-
pabrik yang ada di Tangerang atau Cikarang, lalu silakan 
tanya/survey kepada para perempuan yang disana. Pastilah rata-rata 
pekerja perempuan ini memang harus bekerja untuk menghidupi dirinya 
sendiri atau bahkan menghidupi keluarganya, lalu apakah Bapak akan 
bertanya: "Kenapa tidak meminta dilindungi/dihidupi oleh 
Bapak,Kakek, Kakak kandung, Kakak sepupunya?". Jadi pak mohon 
melihat realita yang ada saja.

Jadi pointya Pak, apakah Pak Aly termasuk yang berkeberatan dengan 
pemikiran ulama yang mempersilaka pembagian warisan sama rata karena 
persoalan sosial dan ekonomi yang terjadi saat ini??


Wassalam


Lestari



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> 
> --- lestarin <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> indahnya alquran tertulis ayat "An-Nisaa" artinya
> "perempuan-perempuan" sungguh mulya perempuan
> ditempatkan Alloh SWT dlm salah satu surat al-quran..
> tdk ada ayat "Ar-rijaal" atau "laki-laki". pembagian
> ahli waris disebutkan di Surah An-nisaa ayat 11.
> 
> sy anak lelaki.. sepeninggal ayah sy alhamdulilah tdk
> mengambil warisan .. ayah sy dulu bekerja di bumn.. sy
> sedekahkan kepada bibi/tante sy yg menjanda py dua
> anak perempuan. kerja tante sy pas2 san hanya bwt
> makan saja. sy saat itupun gaji hy pas2 an bwt makan
> saja.. krn niat bantu .. ya semampunya dan gotong
> royong bwt bibi sy.. krn anak nya kuat sekali ingin
> sekolah.. smp tamat smp-sma dan sekarang di UI depok.
> siapa yg bantu sekolahnya..? tentu gotong royong dari
> saudara2nya (paman2nya, bibi2nya yg lain, kakak
> sepupunya, sy dll).
> 
> anak perempuannya tdk bekerja .. hanya sekolah /
> kuliah saja. Orang2 yg disekitarnya lah yg kewajiban
> membantunya. itu sebagai gambaran saja... krn adik
> sepupu sy ini anak yatim yg py niat kuat sekolah tp
> tdk mampu...
> adapun adik perempuan pak driver tsb memiliki sdr2nya
> spt paman, kakek, kakak sepupunya kenapa tdk
> dihubungi... atau sambil bekerja apa saja yg halal spt
> bekerja jd pembantu RT dll silahkan saja smbl sekolah
> untuk merubah nasibnya lebih baik dikemudian hari.
> Yg penting bimbingan untuk maju kedepan artinya
> harapan merubah nasib lebih baik di hari esok untuk
> adik2 yatim kita ini...  
> ada istilah "kalau kita berikan roti saja tentu akan
> habis.. coba ajarkan bagaimana caranya membuat roti yg
> enak..tentu jd sebuah karya yg akan dibanggakan oleh
> adik2nya..."
> 
> Ya Alloh bimbinglah anak2 yatim di lampung p driver
> ini dan adik yatim sy juga.. semoga hari esok mereka
> lebih baik dan bahagia.. aaamiin.
> kira2 itu dulu mbak. 
> 
> slm doa,
> ali 
> 




[wanita-muslimah] Re: Warisan Wanita

2007-01-15 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Janoko,

Permintaan maafnya saya terima, semoga lain kali perasaan bapak 
tidak lagi salah-salah dalam memahami sebuah diskusi di milis ini. 
Jadi jelas-jelas diskusinya bukan soal "memegang kenceng harta". So 
silakan di baca ulang, dan ditelaah lebih baik ya Pak.

Silakan istigfar juga ya Pak, karena sudah berburuk sangka pada para 
istri Nabi yang sesungguhnya selalu berjuang hidup dan mati di sisi 
nabi, seperti Khadijah, Aisyah, juga berburuk sangka pada para 
pejuang perempuan di Indonesia seperti Cut Nyak Dien, Cut Meutia, 
Laksamana Malahayati, Christina Martha Tiahohu, juga sederet pejuang 
perempuan lainnya yang berada di garis depan. Tentunya mereka tidak 
memikirkan harta...hartadan harta

Belum lagi banyak pejuang modern perempuan lainnya yang begitu 
terjadi tsunami dan gempa bumi di Aceh-Nias, mereka berada di garis 
depan memberikan pertolongan medis dan non medis di wilayah bencana, 
tanpa mempersoalkan harta...hartadan harta. Jadi Pak, silakan 
istigfar dan tidak perlu bersedih hati tanpa ada sebab ya, nanti 
masuk dalam kategori cengeng lho pak.

O'ya saya tidak ingin mencampuri urusan keluarga bapak sebenarnya, 
namun karena Bapak sudah terlanjur ghibah, memberi cap adik kandung 
sendiri dengan cap "feminisme salah kaprah", maka saya hanya ingin 
mendapat klarifikasi soal istilah "feminisme salah kaprah" itu apa 
ya??

Sekali lagi Pak Janoko, memang banyak yang tidak sadar kalau rejeki 
itu Gusti Allah yang atur, makanya banyak yang sering bingung harus 
bekerja apa dan di mana. Padahal bumi Allah SWT itu sangat luas, 
saya saja tidak berkeberatan merantau di Bumi Aceh ini untuk bekerja 
yang notabene juga ibadah. Makanya saya juga heran, kalau ada para 
lelaki yang lalu kalang kabut dan seperti kebakaran jenggot ketika 
ada keluarga, atau ulama menyarankan bahwa pembagian waris itu boleh 
dibuat sama rata antara laki-laki dan perempuan. Lho padahal kan 
rejeki itu ada dimana-mana.Semoga insan-insan yang gampang gerah 
dengan isu pembagian waris sama ini mendapatkan hidayahNYA. Amin.

Wassalam



Lestari 


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Seseorang insan berkata :
>   
>   Namun kalau tidak ada kepekaan, dan terjadi kondisi yang 
menyebabkan 
> masing-masing anak perempuan juga harus sama kerja keras dan 
mencari 
> rejekinya seperti anak laki-laki, maka wacana pembagian waris 
sama 
> rata (seperti yang diusulkan oleh salah seorang ulama seperti 
yang 
> telah saya uraikan sebelumnya), tampaknya juga bisa 
diterapkan, 
> tanpa perlu dianggap berlebihan, bukan begitu mba' Aisha?
> 
> =
>   
>   Jano-ko,
>   
>   Maap lho bules, jano-ko koq merasa gimana gitu, koq "female" itu 
yang  dipegang kenceng banget koq masalah "harta" ya ?, female engga 
setuju  dengan poligami karena harus&harus berbagi harta dengan 
istri yang  lain dari suaminya, begitu juga dengan masalah waris, 
yang dipegang  kenceng koq harta juga, piye yo ?, jano-ko hanya 
bertanya lho.
>   
>   Kalau pria sich enga selalu seperti itu, nyawanya aja diserahkan 
kepada  Allah SWT bila dia harus menjalankan amanat yang menurut dia 
sudah  merupakan tanggung jawab yang harus dilaksanakannya.
>   Contoh : Umar, Ali, Pangeran Dipnegoro, Jendral Sudirman etc.
>   Para lelaki ini kayaknya engga sempat dech memikirkan 
harta...hartadan hartasedih aku
>   
>   O, hiya, saat kedua ortu saya meninggal, saya tidak menerima 
warisan  yang berujud harta, harta keluarga sudah digunakan oleh 
adik perempuan  saya yang jadi korban pemikiran feminisme yang salah 
kaprah, saya hanya  mewarisi ilmu yang bermanfaat and saya tidak 
iri, saya happy, I love  Allah SWT.
>   
>   Koq engga pada sadar ya bahwa pemilik harta itu Allah SWT, 
logikanya  kan kalau "deket" ame Allah SWT otomatis harta akan 
datang dengan  sendirinya ?, harta yang saya maksudkan disini 
tentunya harta yang  halal, bukan harta yang didapat dari "ngrampok" 
sana, sini, dan sinu
>   
>   Untuk sementara itu dulu
>   
>   Salam
>   
> 



[wanita-muslimah] Re: Warisan Wanita

2007-01-14 Terurut Topik lestarin
Yth. Mba' Aisha,

Terimakasih atas sharingnya.Memang benar adanya, ketika 
kepekaan/sensitifitas di antara saudara cukup tinggi sesuai ajaran 
Islam, maka isue soal warisan tidak akan menjadi persoalan besar. 
Saling mengerti, memahami dan saling menolong. Seperti yang juga 
dialami driver di tempat kerja saya yang lama.

Namun kalau tidak ada kepekaan, dan terjadi kondisi yang menyebabkan 
masing-masing anak perempuan juga harus sama kerja keras dan mencari 
rejekinya seperti anak laki-laki, maka wacana pembagian waris sama 
rata (seperti yang diusulkan oleh salah seorang ulama seperti yang 
telah saya uraikan sebelumnya), tampaknya juga bisa diterapkan, 
tanpa perlu dianggap berlebihan, bukan begitu mba' Aisha?

Terus terang yang membuat saya bertanya-tanya adalah sikap sinis 
atau menganggap berlebihan bila isu waris sama rata ini diangkat 
oleh sebagaian umat Islam lainnya namun dengan penafsiran yang tidak 
sama persis dengan apa yang ada di Annissa 11.

Sekali lagi terimakasih Mba' Aisha. Kira-kira Pak Robbani masih ada 
komentar lainnya tentang isue ini tidak ya???

Wassalam

Lestari



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Aisha" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mba Lestari,
> Saya bukan orang yang lebih mumpuni atau lebih berilmu, tapi saya 
cerita tentang warisan yang saya tahu saja di dunia nyata di 
sekeliling kehidupan saya ya.
> 
> Tentang warisan apalagi menyangkut bagian tiap pihak memang ada di 
ayat 11, ayat 10 juga tentang harta anak yatim kan warisan juga:) 
Hanya saja pak Robbani lebih spesifik mengatakan bagian wanita dalam 
warisan maka memang lebih tepat masalah itu ada di ayat 11.
> 
> Ayat itu kan datang di zaman yang kondisinya saat itu wanita tidak 
mendapat warisan malah wanita itu sendiri sebagai manusia dianggap 
harta karena bisa diwariskan, jika seorang ayah meninggal maka semua 
harta bendanya termasuk istrinya (yang tentunya wanita) menjadi 
harta warisan bagi pewarisnya. 
> 
> Maka tuntunan Islam yang khususnya di ayat 11 itu anak perempuan 1 
bagian dan anak laki-laki 2 bagian, adalah satu terobosan besar 
untuk memanusiakan wanita, wanita dihargai sebagai manusia yang 
berhak atas warisan dan bukan dianggap harta warisan. Mengapa hanya 
1/2 bagian laki-laki, karena tuntunan lainnya bahwa kondisi yang 
normal adalah laki-laki pencari nafkah anak istrinya. Jadi seorang 
wanita mendapat nafkah dari suaminya, sementara para suami harus 
memberi nafkah untuk istrinya sehingga cukup adil jika yang laki-
laki mendapat 2 bagian dan wanita mendapat 1 bagian.
> 
> Berdasarkan hal ini di keluarga-keluarga yang saya tahu, warisan 
memang dibagikan seperti itu, lalu dilihat apakah memang kondisi 
semua anak itu normal (artinya yang wanita punya suami yang 
menafkahi dan yang laki-laki mempunyai pekerjaan untuk menafkahi 
anak istrinya), juga dilihat apakah kondisi ekonomi semua orang sama?
> 
> Ternyata dalam kasus-kasus yang saya lihat, ada kondisi tidak 
normal, misalnya ada anak wanita yang suaminya sudah meninggal dan 
mempunyai anak banyak yang masih usia sekolah, sementara ada anak 
laki-laki yang kondisi ekonominya bagus (malah sangat bagus, 
walaupun istrinya tidak bekerja), maka setelah pembagian anak wanita 
1 bagian dan yang laki-laki 2 bagian selesai, si anak laki-laki yang 
kaya ini menghibahkan warisannya ini ke saudara wanita yang janda 
miskin dengan banyak anak ini.
> 
> Kasus lainnya, terbalik. Di keluarga tsb justru anak wanitanya 
yang kaya-kaya dan 1 anak laki-lakinya tertimpa banyak masalah, dia 
diPHK tanpa pesangon sementara istrinya sakit keras dan anak-anaknya 
juga butuh uang untuk sekolahnya. Maka setelah pembagian yang 2 
bagian untuk laki-laki dan 1 bagian untuk anak-anak wanita selesai, 
semua anak-anak wanita yang kaya ini menghibahkan semua bagian 
mereka ke anak-anak laki-laki ini untuk membiayai hidup dan 
mengobati yang sakit.
> 
> Jadi, bisa kita lihat di 2 contoh kasus di atas, bahwa kondisi 2:1 
ini untuk kondisi normal dengan kesetaraan tingkat ekonomi anak-
anak, tapi perlu kepekaan semua ahli waris melihat kondisi ekonomi 
saudara-saudaranya sesama ahli waris, dan tentu saja selain kepekaan 
untuk melihat orang yang lebih membutuhkan warisan itu juga perlu 
kasih sayang sesama saudara dan menghilangkan sifat serakah, maka 
semuanya juga bisa diselesaikan dan tidak meributkan urusan 2:1 ini. 
> 
> Jadi pak Robbani, urusannya bukan masalah wanita karier atau 
kesetaraan gender, tapi apakah memang antar saudara itu ada kasih 
sayang untuk saling membantu, memberi kepada yang lebih membutuhkan. 
Dibutuhkan kemampuan bagi yang lebih sejahtera untuk menolong 
saudaranya setelah pembagian sesuai aturan 2:1 ini, kemampuan untuk 
menghibahkan atau menolong dalam bentuk lain sehingga yang miskin 
bisa ditolong tanpa harus si miskin ini memohon atau mengemis untuk 
ditolong.
> 
> salam
> Aisha
> - 
> From: lestarin
> Subject:[wanita-m

[wanita-muslimah] Re: Islam Nusantara VS Islam Arab was (Mahar) apakah UU PKDRT

2007-01-14 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Aly,

Jadi anak perempuan dan anak laki-laki kan sama saja di mata Allah 
SWT. Kenapa Anda mengatakan enak jadi anak 
perempuandsb...dsb.. Sekali lagi soal warisan, saya 
melihatnya memang fair kalau pembagiannya dengan aturan baku Al-Qur-
an, kalau kaum laki-lakinya juga masih menjadi penanggung jawab 
dalam keluarga, memang benar-benar tanggung jawabnya lebih berat. 
Tapi Pak, sekali lagi, bagaimana dengan kasus sederhana yang sudah 
saya sampaikan sebelumnya, ternyata saat ini, beban untuk mencari 
kelangsungan hidup harus ditanggung sama rata laki-laki dan 
perempuan.

Melihat kenyataan ini apa yang Bapak pikirkan? Apakah bapak pikir 
berlebihan kalau ada seorang driver memiliki pemikiran mulia seperti 
itu? apakah salah bila ada seorang ulama (yang notabene laki-laki) 
memberikan pencerahan untuk tidak membandingkan soal pembagian waris?
Pernah tidak Pak Aly, membayangkan posisi Bapak sebagai perempuan, 
dalam kondisi tidak berkecukupan, harus mencari makan sendiri, lalu 
ketika datangnya rejeki lain yakni warisan, dia tidak mendapatkan 
haknya sebanding hanya karena dia perempuan?

Betul Pak, rejeki Allah yang mengasih, dan manusia lah yang harus 
tetap berusaha akan rejekinya itu. 




Wassalam



Lestari

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> wah enak jd anak perempuan... kerja lg...kerjanya
> dikantor lg.. mau dpt warisan sama rata spt 2 anak (1
> lk2 dan 1 perempuan) minta apel ke ibunya dibelah bagi
> dua...hasil sama rata tp rules agama islam berbicara
> beda laki2 lebih banyak bagiannya... 
> krn begitulah laki2 py tanggung jawab lebih berat.
> kalau berselisih dlm warisan sedekahkan saja bwt
> mesjid/kegiatan positif...
> kalau ga ada peninggalan/tdk ada warisan jangan takut
> akan rejeki Alloh semua dibagi diksh penghidupan. 
> 
> 
> 
> --- lestarin <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Yth. Mba' Chae,
> > 
> > Terimakasih banyak atas pencerahannya. Sesungguhnya
> > saya dari dulu 
> > tidak pernah memperhatikan soal hak waris antara
> > laki-laki dan 
> > perempuan, sampai seorang bapak, ahli agama yang
> > saya hormati 
> > mengemukakan isue tersebut dengan cara pandang yang
> > sangat berbeda.
> > 
> > Menurut beliau, saat ini sungguh tidak fair kalau
> > memaksakan sistem 
> > waris dengan membedakan antara anak laki-laki dan
> > anak perempuan. 
> > Beliau menyampaikan hal ini karena melihat kenyataan
> > saat ini bahwa 
> > para lelaki dalam keluarga (yakni bapak maupun
> > saudara laki-laki), 
> > tidak lagi memiliki sikap perlindungan yang
> > sepenuhnya pada anak 
> > perempuan maupun saudara perempuannya. Beliau
> > mencontohkan bahwa 
> > saat ini hampir smua perempuan harus aktif mencara
> > makan sendiri, 
> > bekerja keras sendiri, mandiri, tanpa bergantung
> > lagi pada bapaknya 
> > yang sudah tua, sudah tidak bekerja/pensiun, serta
> > tidak juga 
> > bergantung pada saudara laki-laki-nya yang juga
> > sibuk mencari makan 
> > untuk anak istrinya, dan tidak bisa memperhatikan
> > saudara kandung 
> > perempuannya.
> > 
> > Pemahaman ini juga didukung sahabat saya yang
> > menggambarkan 
> > perbedaan mendasar bentuk perlindungan keluarga di
> > jaman nabi dengan 
> > jaman sekarang, dimana dulu laki-laki benar-benar
> > bertanggung jawab, 
> > tanpa terkecuali untuk kesejahteraan dan keselamatan
> > seluruh 
> > keluarga, yang tentu saja saat ini tidak bisa
> > berlaku sepenuhnya. 
> > 
> > Ide soal sistem pewarisan itu pun jadi suka
> > timbul-tenggelam dalam 
> > pemikiran saya pribadi, karena memang belum pernah
> > berkaitan dengan 
> > diri saya secara langsung. Namun suatu ketika pernah
> > muncul lagi 
> > dengan tiba-tiba, ketika seorang driver di tempat
> > kerja saya dulu 
> > pernah curhat soal ini secara tidak langsung, beliau
> > yang dikenal 
> > sebagai driver yang taat dan sangat alim ini
> > menuturkan pengalaman 
> > pribadinya. Belia ini anak lelaki satu-satunya dalam
> > keluarga, 
> > adiknya dua orang semuanya perempuan, dan ibunya pun
> > masih hidup 
> > serta tinggal bersama adik-adiknya tersebut di
> > Lampung. Sebagai anak 
> > laki-laki satu-satunya yang merantau di jakarta,
> > hidupnya pun hanya 
> > cukup untuk menghidupi istri dan anak-anaknya, serta
> > mengirimkan 
> > uang makan untuk ibunya di Lampung, yang jelas tidak
> > cukup untuk 
> > membiayai adik-adiknya. Nah pada akhirnya, kedua
> > adiknya pun 
> > memutuskan menjadi TKW di Malaysia untuk bertahan
> > hidup, karena 
&g

[wanita-muslimah] Re: Islam Nusantara VS Islam Arab was (Mahar) apakah UU PKDRT

2007-01-12 Terurut Topik lestarin
Yth. Mba' Chae,

Terimakasih banyak atas pencerahannya. Sesungguhnya saya dari dulu 
tidak pernah memperhatikan soal hak waris antara laki-laki dan 
perempuan, sampai seorang bapak, ahli agama yang saya hormati 
mengemukakan isue tersebut dengan cara pandang yang sangat berbeda.

Menurut beliau, saat ini sungguh tidak fair kalau memaksakan sistem 
waris dengan membedakan antara anak laki-laki dan anak perempuan. 
Beliau menyampaikan hal ini karena melihat kenyataan saat ini bahwa 
para lelaki dalam keluarga (yakni bapak maupun saudara laki-laki), 
tidak lagi memiliki sikap perlindungan yang sepenuhnya pada anak 
perempuan maupun saudara perempuannya. Beliau mencontohkan bahwa 
saat ini hampir smua perempuan harus aktif mencara makan sendiri, 
bekerja keras sendiri, mandiri, tanpa bergantung lagi pada bapaknya 
yang sudah tua, sudah tidak bekerja/pensiun, serta tidak juga 
bergantung pada saudara laki-laki-nya yang juga sibuk mencari makan 
untuk anak istrinya, dan tidak bisa memperhatikan saudara kandung 
perempuannya.

Pemahaman ini juga didukung sahabat saya yang menggambarkan 
perbedaan mendasar bentuk perlindungan keluarga di jaman nabi dengan 
jaman sekarang, dimana dulu laki-laki benar-benar bertanggung jawab, 
tanpa terkecuali untuk kesejahteraan dan keselamatan seluruh 
keluarga, yang tentu saja saat ini tidak bisa berlaku sepenuhnya. 

Ide soal sistem pewarisan itu pun jadi suka timbul-tenggelam dalam 
pemikiran saya pribadi, karena memang belum pernah berkaitan dengan 
diri saya secara langsung. Namun suatu ketika pernah muncul lagi 
dengan tiba-tiba, ketika seorang driver di tempat kerja saya dulu 
pernah curhat soal ini secara tidak langsung, beliau yang dikenal 
sebagai driver yang taat dan sangat alim ini menuturkan pengalaman 
pribadinya. Belia ini anak lelaki satu-satunya dalam keluarga, 
adiknya dua orang semuanya perempuan, dan ibunya pun masih hidup 
serta tinggal bersama adik-adiknya tersebut di Lampung. Sebagai anak 
laki-laki satu-satunya yang merantau di jakarta, hidupnya pun hanya 
cukup untuk menghidupi istri dan anak-anaknya, serta mengirimkan 
uang makan untuk ibunya di Lampung, yang jelas tidak cukup untuk 
membiayai adik-adiknya. Nah pada akhirnya, kedua adiknya pun 
memutuskan menjadi TKW di Malaysia untuk bertahan hidup, karena 
tidak mudah juga mencari pekerjaan di Lampung. Lalu beliau pun 
menuturkan betapa dia merasa tak berdaya untuk membantu adik-
adiknya, dan tercetus bahwa apabila ibunya wafat, yang berhak atas 
rumah peninggalan ayahnya itu, nantinya ya adik-adiknya saja, karena 
toh selama ini dirinya tidak mampu menghidupi adik-adiknya. sebuah 
pemikiran yang luar biasa mulia.

Tapi mba' Chae, kadang-kadang saya sedih dan berasa mundur 
kebelakang kalau kemudian ada pandangan-pandangan yang sebaliknya, 
yang merasa bahwa apa yang ada di Al-quran tersebut menjadi soal 
yang seolah pasal "mati" dan diharamkan bagi orang-orang yang 
menafsirkan dengan cara berbeda.  Bahwa yang dimaksud adil adalah 
keadilan hanya untuk kaum laki-laki, dan tidak untuk kaum perempuan. 
Lalu ketika kita sebagai perempuan mempertanyakan, kemudian diserang 
balik dan dianggap berlebihan.

Sekali lagi mba' Chae, terimakasih atas pencerahannya. 



Wassalam


Lestari


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Chae" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mba Lestari,
> 
> Qur'an terbentuk oleh 3 komponen:
> 
> pertama : wahyu
> kedua   : Nabi
> ketiga  : masyrakat arab
> 
> sehingga bentuk2 hukum yang ada di dalam Qur'an tidak terlepas dari
> apa yang menjadi konstruk sosial pada saat itu.
> 
> Termasuk untuk masalah waris, masalah perbedaan bagi waris bagi
> perempuan dan laki-laki didikarenakan terkait dengan 2 masalah:
> 
> 1. perbedaan fungsi sosial antara laki-laki dan perempuan pada 
saat itu
> 
> 2. Pemberian Mahar yang besar kepada pihak perempuan dari pihak
> laki-laki sehingga setelah menikah sebenarnya pihak perempuan sudah
> memiliki sebagian besar dari harta suaminya.
> 
> Jadi bentukan yang diberikan Qur'an bisa saja dipandang adil ketika
> itu tapi apakah masih relevan untuk masyarakat kita sekarang ini??
> 
> 
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "lestarin"  
> wrote:
> 
> > Se "kaku" apa tafsir dari ayat ini?? Apakah nanti bila ada orang 
> > yang hendak melakukan sistem waris seperti system negara kita, 
yakni 
> > bagi sama rata antara semua anak (baik laki maupun perempuan) di 
> > haramkan???
> > 
> > 
> > Mohon rekan-rekan lain yang lebih mumpuni dan berilmu juga 
> > memberikan pencerahan. Terimakasih.
> > 
> > 
> > Wassalam
> > 
> > 
> > Lestari
> > 
> > 
> > 
> > 
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "shofa_robbani" 
> >  wrote:
> > >
> > > Bu/Mbak/Mas Ch

[wanita-muslimah] Re: Islam Nusantara VS Islam Arab was (Mahar) apakah UU PKDRT

2007-01-12 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Robbani,

Hanya mau mngklarifikasi, apakah yang dimaksud Bapak tentang waris 
itu di Annissa 11?? bukan ayat 10 kan Pak?.
O'ya Barangkali ada yang bisa membantu memberikan tafsiran yang 
lebih jelas dari terjemahannya ayat tersebut: 

"bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika 
yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak 
mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapaknya (saja), maka ibunya 
mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa 
saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian 
tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) 
sesudah dibayar utangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, 
kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat 
(banyak) manfaatnya bagimu"

Se "kaku" apa tafsir dari ayat ini?? Apakah nanti bila ada orang 
yang hendak melakukan sistem waris seperti system negara kita, yakni 
bagi sama rata antara semua anak (baik laki maupun perempuan) di 
haramkan???


Mohon rekan-rekan lain yang lebih mumpuni dan berilmu juga 
memberikan pencerahan. Terimakasih.


Wassalam


Lestari




--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "shofa_robbani" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Bu/Mbak/Mas Chae, maaf kalau salah sebut?
> 
> Para mujtahid seperti Abu Hanifah, Malik, Syafi'i, Ahmad Ibn 
Hambal 
> dll menetapkan hukum qashar dengan jarak tempuh sekian mil itu 
bukan 
> berdasarkan karena pada waktu itu tidak ada mobil atau pesawat, 
akan 
> tetapi berdasarkan beberapa hadits Rasul, diantaranya yang di 
> riwayatkan oleh al-Hafiz Ibnu Hajar al-Asqalany dalam kitabnya al-
> Fath (menurut jumhur ulama hadits ini adalah yang paling shahih 
dalam 
> bab masafat al-qashri). meriwayatkan dari Abu Sa'id al-khudrhri 
> berkata "Ketika Rasul melakukan perjalanan satu farsakh maka 
beliau 
> mengqasarnya" (Lihat karya Sayyid Sabik, Fiqhu as-sunnah, Dar al-
> fath, Juz 1 Hal. 338)
> 
> Argumen yang anda paparkan dalam menolak adanya taklid buta sangat 
> logis dan bisa diterima banyak kalangan, akan tetapi kalau 
dibiarkan 
> berkembang biak tanpa ada filter yang cukup maka akan sangat 
> berbahaya, karena bukan mustahil suatu saat akan mengatakan: 
> 
> "karena zaman Rasul belum ada pesawat atau mobil yang bisa 
menempuh 
> perjalanan bermil-mil tanpa ada rasa capai/masyaqqah (kalaupun ada 
> tidaklah berarti, apalagi kalau mobilnya mewah dilengkapi semua 
> fasilitas yang sangat nyaman bagi penumpangnya), maka Allah akan 
> merubah syariatnya atau meniadakannya".
> 
> Artinya; syariat yang dibawa Rasul belumlah final, karena hanya 
> kondisional pada saat itu. dan puncaknya akan mengatakan Islam 
belum 
> sempurna. Padahal jelas Allah mengatakan agama ini telah sempurna 
(Al-
> Maidah ayat 3). 
> 
> Atau juga mengatakan seandainya pada kurun Risalah banyak para 
wanita 
> karir bisa menyaingi kaum pria dalam hal materi misalnya (seperti 
> masa sekarang), maka dalam al-Qur'an Surat Nisa' ayat 10, bahwa 
hukum 
> perempuan mendapat jatah separo dalam warisan akan diganti dengan 
> kesetaraan gender. Seandainya rokok Djarum ada waktu itu, saya 
yakin 
> pada banyak yang merokok dan merokok bukanlah makruh atau haram 
> seperti yang dijelaskan Shohibu at-tadkhin dalam kitabnya at-
tadkhin, 
> dan masih banyak lagi komentar yang lebih pedas dari ini. 
> 
> Dan yang jelas manusia itu gak bisa disamakan dalam hal kemampuan 
> nalar. Oke! kalau yang menjawab ...kan menurut Imam Syafi'i itu 
> boleh...itu adalah seorang terpelajar atau ahli nazhar, tapi kalau 
> yang ditanya seorang petani tua miskin buta huruf yang tidak 
pernah 
> mengenyam pendidikan, belajar agama pun ketika sudah tua, mungkin 
> saja hal itu (orang jawa bilang "swargo nunut neroko katut")yang 
> penting saya ikut ulama. Renungilah sekelumit kata mas Robbani ini!
> 
>



[wanita-muslimah] Re: Yusuf Qardhawi Puji Islam di Indonesia - Racism

2007-01-11 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Azizi,


Soal hutang setelah bencana Tsunami di Aceh, bukan dikurangi Pak, 
hanya diperpanjang waktu pembayarannya.dan hutang tetap hutang 
plus bunganya. Malah sekarang hutang negara Indonesia malah banyak, 
karena dulunya IDB, ADB dan World Bank tidak banyak memberikan 
hutang khusus di Aceh, sekarang mereka malah agresif dan semangat 
banget memberi hutang dengan jumlah yang luar biasa. Saking 
semangatnya, pemberian dana yang harusnya bisa berupa hibah alias 
grant di bumi Aceh dan Nias ini, tetap saja "dipaksa" kita 
berhutang :(


Wassalam


Lestari

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "azizi waruhii" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> ah kenapa pulaunya begitu indah dihuni oleh manusia yg tidak 
bersyukur?
> la in syakartum la azidannakum, wa la in kafartum inna azabi la 
syadid= jika
> kalian bersyukur maka aku tambha lagi nikmatku kpd kalian, akan 
tetapi jika
> kalian kufur atas nikmatku maka azabku sangatlah pedih...
> 
> tanah longsong,banjir, lumpur panas, banjir, pesawat ilang...
> pemberontakan... penzinaan, korupsi.. dan lain lagi.
> banggalah menjadi rakyat indonesia yg nomor satu korupsi di asia
> tenggara,negara paling banyak utang, untung ada tsunami kemarin, 
utangnya
> dikurangi, utang dikurangi,rakyatnya juga berkurang, coz 165 ribu 
jiwa
> melayang.
> 
> 
> On 11/01/07, Muhammad Aly <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >   - diam adalah emas itulah kata2 bijak...
> > - membuat karya teknologi spt org barat
> > - menata ekonomi spt negara2 eropa maju atau arab2
> > maju prinsip 100 tahun ke depan (seumur hidup).
> > - berbudaya yg islami
> > org indonesia dahulu memang terkenal ramah, jujur,
> > damai, byk orang cerdas dan berbudaya tinggi.
> > skrng gimana ya..? dari sorotan intl byk : demo,
> > debat, kekerasan, budaya korup...yg menyebabkan
> > bertambah byk org2 miskin.
> >
> > smg ada hari esok lebih baik & indah di indonesia...
> > bentuk kepulauan indonesia itu paling indah dari
> > ketinggian udara.. lihat saja minimal di
> > peta...(saling bergandengan bentuk burung dll).
> >
> > slm,
> >
> > __
> > Do you Yahoo!?
> > Everyone is raving about the all-new Yahoo! Mail beta.
> > http://new.mail.yahoo.com
> > 
> >
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




[wanita-muslimah] Re: Pandangan Fauzan Al-Anshari Tokoh MMI tentang Poligami

2007-01-11 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Rye,

Syah-syah saja Anda mengagumi pandangan pak Fauzan Al-Anshari 
tersebut. Tapi kalau boleh memberi masukan, mending ya melihat 
gurauan Srimulat atau lawakan umum sejenisnya saja lah (yang tidak 
perlu membawa dalil-dalil), dari pada menikmati gurauan yang jelas-
jelas sangat merendahkan martabat manusia (baik-laki-laki dan 
perempuan) ala pak Fauzan tersebut, dan parahnya dengan dalih-dalih 
agama Islam yang sungguh mulia. 

Selamat menikmati Srimulat..


Wassalam

Lestari


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Rye Woo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Ohhh begituu tohhh kalo menurut mba chae ya syah2 ajaa... 
>
>   Y... kalo ayee sendiri, ungkapan2 beliau tidak lebih dari 
sekedar penjelsn dg gurauan yang intinya sihh emang membela 
poligami... yg pada dasarnya di bolehkan dalam islam dengan syarat..
>
>
>   Rgd
> 
> Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   Saya coba tunjukan kalimat2 mana saja yang bikin saya 
mual dan
> bagaimana menurut Pak Rye;)
> 
> 1. Mosok kepala bidang kerohanian nggak ngerti. Dari
> segi harta, sangguplah. Rumahnya mewah kan? Nah, bagian yang 
ketiga,
> masalah biologis. Kalau tidak terpenuhi, ya pasti akan menyimpang.
> 
> Chae: Masa laki-laki dikonotasikan sebagai makhluk yang tidak
> mempunyai daya upaya untuk menahan nafsu syahwatnya, seakan-akan 
yang
> namanya mahkluk laki-laki tidak memiliki kemampuan mengatur dan
> menahan syahwatnya?? Apakah pemenuhan kebutuhan nafsu syahwat hanya
> bisa terpenuhi oleh seks dengan beberapa wanita?
> 
> 2.Kalau anda mengatakan haram, itu murtad.
> Yang kedua, kalau menyamakan poligami dengan perzinahan, itu 
murtad.
> Kemudian yang menghalang-halangi orang yang mau poligami: kafir.
> Ayatnya bagaimana? Ini ayatnya: alladzina kafaru yulfiquna 
amwalahum
> liyashuddu `an sabilillah. Orang-orang kafir itu programnya:
> mengumpulkan dana untuk menghalang-halangi orang menjalankan 
syariat.
> Kafir itu. Yang ragu-ragu atas kafirnya orang kafir ini, kafir 
juga.
> Wa man syakka kufrol kafir, faqad kafar. Itu kesimpulan dari Pak 
Kyai
> (Azhami) tadi. Jadi diingat-ingat ya.
> 
> Chae: Kalau begitu Nabi Muhammad saw menurut Pak Fauzan adalah 
seorang
> yang murtad dan kafir karena menghalang-halangi Ali ra untuk
> berpoligami karena tidak ingin anaknya dimadu oleh musuhnya padahal
> salah satu istri Nabi juga anak dari musuhnya. Apa Nabi seorang 
yang
> egois??
> 
> 3. Saya mengutip fatwa ulama Palestina. Jadi di situ disebut 
istilah
> jihad demografis. Jadi ada jihad yang berarti perang, ada jihad
> demografis, memperbanyak mujahid. Bagaimana caranya ini? Jadi 
kondisi
> objektifnya, banyak mujahid syahid, jadi banyak janda-janda. Oleh
> sebab itu maka sangat dianjurkan supaya mereka yang tadi: yang 
sanggup
> berbuat adil, supaya segera menikahi janda-janda, kemudian
> memperbanyak, reproduksi terus. Memang tidak disebut jandanya yang
> mantan model atau yang gimana, karena dalilnya itu "fankihu ma
> thaba lakum", nikahi wanita yang kamu sukai, mau janda kek, mau 
gadis
> kek. Jadi dalilnya begitu. Nah, ternyata tok-cer. Hasilnya apa?
> Tingkat pertumbuhan penduduk Palestina meningkat 7 % per tahun,
> sementara Israel, 0,00 sekian persen. 
> 
> Chae: Menurut Pak Rye adil tidak mengambil dalil kondisi palestina
> untuk pembenaran poligami di Indonesia dengan situasi dan kondisi 
yang
> berbeda??? Ini kayak ngambil fasilitas orang cacat saja;)
> 
> 4. "Wah memang Nabi itu memang benar sekali. Pilihlah gadis yang
> muda-muda, karena biar bisa bermanja-manja, dan mulutnya manis." 
Cuma
> saya ini sudah pol, Pak. Ada dalil nggak untuk bisa nambah lagi.
> 
> Chae: Menurut Pak Rye kalimat di atas bikin mual enggak sih??? 
Bukanya
> laki-laki yang terbaik yang paling sayang sama istrinya sampe lebih
> mementingkan kepentingan istri dan anak2 dibandingkan dirinya 
sendiri.
> Yang ini malah egois dan kenak-kanakan sekali.
> 
> 5.Saya mampunya begini. Ngasih makan, sebulan 100
> ribu. Kalau nggak cukup ya puasa. Terserah mau puasa Senin Kamis 
atau
> puasa Daud silakan. Kalau mundur ya alhamdulillah, saya akan 
menikah
> lagi. 
> 
> Chae: Ini bagian dari artikel dengan kalimat yang paling memuakan 
dan
> bikin saya mau muntah rasanya...dengan kemampuan yang minus seperti
> itu bukanya sadar atas kemampuanya malah bangga atas kezalimanya;(
> 
> 6.sebenarnya poligami itu adalah kondisi yang paling ideal untuk
> wanita karir, feminis seperti Bu Musdah dan lain sebagainya. 
Kenapa?
> Sebab dia ini membutuhkan karir yang tinggi. Kalau harus melayani
> terus suaminya yang satu itu, capek kasihan. Dia habis stress
> bantah-bantahan diskusi, pulang, terus suaminya " Ayo Mak.."
> "Entar-entar, gue lagi stress nih." Gitu ya. Biasanya begitu. Tapi
> kalau ada istri yang kedua, ketiga, keempat, kalau dia stress, itu
> bisa langsung masuk kamar kan? Sendiri menyelesaikan masalahnya, 
tanpa
> merasa dosa bahwa dia tidak melayani suami.
> 
> Chae: Bagaimana dengan istri2 yang suaminya pulang kerja trus habis
> stress diajak

[wanita-muslimah] Re: moralitas ;masjid

2007-01-10 Terurut Topik lestarin
Soal membangun masjid, ada data yang bisa saya share, dan mungkin 
nantinya menarik didiskusikan. Yakni negara-negara Timur Tengah yang 
memberikan donasi di Aceh yakni, Arab Saudi, Kuwait dan Qatar, 
mereka concern mengalokasikan dananya hanya untuk membangun masjid 
dan/atau mendirikan panti asuhan. Negara-negara lain di Timur Tengah 
tidak terdata memberikan bantuannya di Aceh, di lapangan pun kita 
tidak mendapatkan informasinya. Sementara di Aceh sendiri sampai 
saat ini sudah terbangun masjid dan meunasah sebanyak 773.

Sementara IDB yang mendapatkan uangnya dari negara-negara Islam, 
juga memberikan hibah (grant) pada pembangunan masjid maupun panti 
asuhan. Soal pembangunan infrastruktur (pelabuhan, irigasi, dll), 
membangun lembaga pendidikan, IDB tidak menyumbangkan gratis 
melainkan berupa istisna'a alias hutang (loan). Negara Turki (yang 
sekuler katanya;) membangun kebutuhan utama masyarakat Aceh korban 
tsunami, yakni rumah dan segala kelengkapan sebuah desa, termasuk 
puskesmas, jalan, dll, dan ini hibah. Sementara negara non muslim 
seperti Amerika, Jepang, dan lainnya, membangun jalan, jembatan, 
rumah sakit/puskesmas, sekolah dll yang juga cuma-cuma alias gratis, 
alias hibah.

Jadi jangan-jangan memang benar, masyarakat Islam terjebak pada 
pemberhalaan pembangunan masjid semata??



wassalam


Lestari 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dwi W. Soegardi" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> sah-sah saja bikin masjid sendiri.
> 
> Yang ngga etis kalo rebutan dan kudeta masjid,
> makanya orang Muhammadiyah dan NU jadi "eneg" ama para "pendatang 
baru"
> (orangnya sih lama, bawa "paham" baru)
> anekdot ulangan :-)
> " ketika orang NU datang ke masjid, paling-paling yang hilang 
sandal ama
> sepatu.
> Ketika orang Muhammadiyah datang ke masjid, hilanglah tahlilan dan 
yasinan,
> Begitu orang PKS dan HT yang datang, yang hilang masjidnya."
> 
> btw, soal rebutan rumah ibadah ini juga terjadi di gereja
> Anglikan/Episkopalian di Virginia.
> Beberapa gereja memisahkan diri Uskup setempat gara-gara soal 
pengakuan
> terhadap kaum homoseksual,
> dan memilih bergabung dengan Uskup Nigeria yang konservatif dan 
menolak kaum
> gay.
> Diperkirakan akan timbul masalah hukum soal hak pemilikan bangunan 
gereja,
> pengumpulan dana, dll.
> 
> Kalau "Rumah Tuhan" dijadikan rebutan,
> di mana lagi Tuhan akan tinggal?
> 
> salam,
> DWS
> 



[wanita-muslimah] Re: Kekerasan Dalam Rumah Tangga (isteri bukan PRT lho!)

2007-01-10 Terurut Topik lestarin
Yth. Mba' Flora,

Memang benar apa yang mba' Flora ungkapkan, KDRT biasanya justru 
bermula dari hal-hal yang kecil yang terjadi dalam rumah tangga. 
Tahun 1997 saya pernah menjadi relawan dalam sebuah lembaga yang 
mengurusi kaum perempuan yang menjadi korban KDRT, dan para pelaku 
KDRT rata-rata memiliki persepsi yang salah sejak kecil, terhadap 
peran laki-laki dan perempuan dalam rumah tangga. Mendidik anak laki-
laki dengan pandangan bahwa mereka superior dibandingkan saudara 
perempuannya, menjadi salah satu pemicu cara berpikir patriarkhi 
yang kebablasan. Waktu itu dari kasus-kasus yang lembaga kami 
tangani, 90% korbannya (kebetulan) muslimah yg notabene pelakunya 
pria muslim, lalu rata-rata pelaku berpendidikan tinggi malah ada 
yang sudah menjadi gelar doktor (jadi tidak ada korelasi antara 
tingkat pendidikan pria dengan prilaku kekerasan dalam rumah 
tangganya)--> karena sekali lagi ini persoalan konsepsi/cara 
berpikir sejak awal bahwa laki-laki lebih superior, dan istrri 
adalah properti, kemudian secara ekonomi rumah tangga korban KDRT 
juga rata-rata berkecukupan.

Mba' Flora benar juga bahwa Islam itu feminis:) yakni sangat 
memperjuangkan kaum perempuan,memposisikan perempuan pada posisi 
yang menjadi hak-nya,namun sayangnya para pria pemeluk Islam masih 
banyak juga yang alergi mendengar kata feminis:). Sehingga akhirnya 
pria yang baru masuk Islam, Muaalaf, seperti Jefferey Lang, yang 
justru terbuka menunjukkan sikap dan pemikiran feminisnya yang 
sangat teduh dengan berlandaskan nilai-nilai Islam yang menyejukkan. 
Saya juga melihat beberapa teman-teman pria di milis ini yang sangat 
feminis pula, dan itu sangat membahagiakan, meski tetap harus 
bertahan mendapat serangan dari orang-orang yang sok anti feminis, 
padahal tidak paham apa itu makna kata feminis:).


Soal sikap ulama/pendeta di Indonesia juga hampir sama, lebih banyak 
yang tidak memahami bahwa persoalan KDRT bukan semata-mata persoalan 
dua orang tersebut yang menjalani, karena dalam kenyataannya kan 
pihak perempuan yang menjadi korban tidak akan bisa berkutik kalau 
tidak ada yang menolong mereka. Nah rata-rata waktu itu saat 
pendampingan, para ulama dan pendeta selalu bilang pada korban untuk 
bersabar dan kembali ke rumah (saat mereka "diamankan" di shelter 
perlindungan), tanpa ada upaya untuk meminta pihak suami untuk 
melakukan terapi khusus bagi para pelaku KDRT. Sehingga bisa 
dibayangkan, begitu istri pulang ke rumah, dalam kurun waktu tidak 
lama, istri pun kembali akan menjadi sangsak hidup, jadi bulan-
bulanan pukulan sang suami:(

Di beberapa negara maju, penanganan kasus KDRT biasanya relatif 
cepat masuk ke pengadilan, dan kebanyakan untuk kasus-kasus KDRT 
yang tidak terlalu berat, suami harus mengikuti konseling selama 
beberapa kurun waktu (3 bulan sampai 1 tahun) agar mampu mengatasi 
masalah emosinya, dan juga mendapatkan pemahaman - de rekonstruksi- 
bahwa dirinya sebagai laki-laki bukanlah makhluk superior, dan juga 
tidak boleh menganggap istri sebagai barang properti. 
Semoga suatu saat Indonesia pun segera menerapkan hal ini, sehingga 
uu KDRT bisa difungsikan secara maksimal.


Wassalam


Lestari



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Assalamualaikum wr wb,
>  
> Saya pernah membaca rubrik konsultasi di harian Kompas, topiknya 
mengenai
> kekerasan dalam rumah tangga.
> Saya merasa penasaran, sebenarnya apa sih yang menyebabkan suami 
melakukan
> kekerasan terhadap isterinya?
> Ternyata, seperti yang Aisha bilang, dari hal-hal yang sepele.  
Ada seorang
> korban KDRT yang mengungkapkan, bahwa si suami marah melihat rumah 
yang
> berantakan, karena isteri sibuk mengurus anak yang sedang sakit 
sehingga tak
> sempat membersihkan rumah. Ada lagi 2 peristiwa sejenis di rubrik 
itu yang
> saya sudah tidak ingat lagi ceritanya. Tapi saya masih ingat 
cerita teman
> saya yang telah jadi janda cerai.  Dulu saat anaknya berumur 10 
tahun,
> terserang alergi dan sekujur tubuhnya gatal2.  Anak itu menangis 
dan
> menangis. Si isteri minta tolong suaminya yang tengah tidur (jam 
23.00)
> untuk mengantar anaknya ke klinik 24 jam dekat rumah. Si suami 
tidak mau
> mengantar, malah menyuruh agar anak itu dilap-lap saja dengan air 
dingin. 
> Tapi hal itu tak juga meredakan gatal2 si anak, dan anak itu makin 
menangis
> sampai njempling-njempling!  Ibunya tak tega, hingga dia memutuskan
> mengantar sendiri anak itu ke klinik. Setelah anak itu mendapat 
suntikan dan
> reda gatal2nya, mereka pulang ke rumah.  Sesampai di rumah, si 
suami
> menghajar isterinya dengan pukulan bertubi-tubi, karena dianggap 
telah
> berbuat lancang pergi tanpa sepersetujuan suami.  Tak hanya itu, 
suami juga
> memukuli isterinya jika anak2 berantem, biasalah ... kakak-adik 
kan juga
> tidak selalu akur. 
> 
> Saya mendengar berbagai ceramah Islam dari para ulama yang 
berlainan
> kebangsaannya.  Mereka menguraikan bagaimana seharusnya suami 
memperlakukan
> isteri.  Pesan yang

[wanita-muslimah] Re: Sedikit Perempuan Aceh Jadi Ulama Syik

2006-12-27 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Muhammad Aly,

Sejuk sekali kalau membaca komentar Bapak. Dukungan dan support 
sederhana seperti ini, dan nantinya lebih besar sangat dibutuhkan 
teman-teman perempuan di Aceh khususnya. Sehingga memang semua orang 
mau berbagi ilmu dan pengetahuan, serta tidak terpasung dengan 
status menikah maupun tidak menikah. 

Btw, Pak Muhmmad Aly ada di Aceh juga?

Wassalam

Lestari


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Muhammad Aly 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> iya akan lebih baik lagi bila bertambah jumlah da'i
> perempuan untuk kalangan perempuan...
> Dan why not dengan ilmu yg ada minimal ngajarin baca
> alquran dan ilmu dasar2 tauhiid .. ilmu sedikit lebih
> bermanfaat dan haruum bila di transfer ke rekan2 yg
> belum ngerti. Byk loh ibu2.. gadis2.. dikantor/mhsi/
> ibu RT belum bisa baca al-quran... sedih khan...
> 
> Nah ditunggulah spt mbak mia.. .. menikah atau tdk yg
> penting niatnya sebagai pondasi.. insya Alloh bila
> niatnya lurus karena Alloh, akan terbuka segalanya dan
> jalannnya. Walau sdh menikah nanti, tdk terhalang
> memberikan pelajaran/ceramah agama di kalangan ibu2/
> rekan2 kantornya .. So clear..? Smg semua mendapatkan
> anugerahNya.. amiin.
> 
> 
> 
> --- Mia <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Anda tulis panjang lebar, tapi pertanyaan blum
> > terjawab:
> > "Pak Azizi, apakah anda punya data, berapa ulama
> > perempuan di Aceh
> > dan berapa ulama laki-laki, seperti yang diberikan
> > mba Lestarin.
> > Lebih detail lagi berapa yang di MUI yang
> > bertanggungjawab terhadap
> > penyusunan qanun, misalnya?"
> > 
> > Mengapa sampe ada peraturan syariat formal berjilbab
> > buat perempuan, 
> > mengapa sampe ada jam malam untuk perempuan? Itu kan
> > yang digugat 
> > mba Lestarin.
> > 
> > Tapi Pak Azizi ternyata bersemangat sekali mendukung
> > perempuan jadi 
> > ulama dan pemimpin yah...ini bagus sekali. Berarti
> > ulama Musdah 
> > Mulia dll sudah ada pendukungnya. Kita catat!
> > 
> > Pesannya: perempuan jangan jadi TKW, blajar rajin,
> > jangan cepet 
> > nikah, jangan takut sendirian, jangan rajin
> > chatting, dsb.
> > 
> > Wah hebat, Pak Janoko yang suka nyuruh cewek cepet2
> > nikah jadi sebel 
> > ni.
> > 
> > Baguslah Pak Azizi, saya anggap pesan Bapak itu
> > berlaku untuk laki-
> > laki maupun perempuan.  Karena sudah saya katakan,
> > saya setuju bahwa 
> > patriarki itu membatasi potensi perempuan maupun
> > laki-laki.
> > 
> > salam
> > Mia
> > 
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "azizi
> > waruhii" 
> >  wrote:
> > >
> > > yang salahnya perempuannya ato laki2?
> > > nah kalo perempuan mau maju, blajar yg kuat!!
> > > kalo mau jadi ulama blajar yg kuat?
> > > @Mia
> > > anda ingin ulama perempuan banyak kan?
> > > anda seharusnya blajar agama yg kuat..
> > > nah sekarang yg salah perempuannya.. kalo
> > perempuan ingin tampuk 
> > pimpinan
> > > silakan blajar yg rajin...
> > > jangan hanya setahun dan dua tahun..
> > > islam tak pernah melarang blajar agama maupun
> > umum.. islam juga ga 
> > melarang
> > > pemimpin wanita(pendapat sebagian ulama)... nah
> > kalo ayat ..ar-
> > rijalu
> > > qawwamuna 'ala nisa  itu bermakan laki2 menanggung
> > nafkah
> > > perempuan/istrinya, liat tafsir.. ayat tersebut
> > berkenaan dengan 
> > pembicaraan
> > > nikah dan nafkah, baik dibelakang ayat trsbt
> > maupun di 
> > depannya coba
> > > liat lagi tafsir makna "qawwamu"..
> > > sekarang perempuan ingin tampuk pemimpin, ingin
> > jadi ulama.. nah 
> > apakah
> > > laki2 harus mengangkat perempuan jadi
> > pemimpinya?sedangkan 
> > perempuan sendiri
> > > ga berbobot jadi pemimpin?
> > > 
> > > perempuan ingin jadi ulama dan ingin menyaingi
> > laki2,, nah 
> > tergantung ke
> > > prempuannya, bukan laki2...
> > > apakah lakab/titel seorang ulama dapat diberikan
> > seperti diberikan
> > > pernghargaan? kan ga... nah kalo kalian merasa
> > terinjak2 dengan 
> > banyak laki2
> > > jadi pemimpin, dengan laki2 banyak jadi ulama,
> > seharusnya kalian 
> > balajar yg
> > > rajin,balajar ke tingkat tinggi, jangan cepat
> > berkeluarga, jangan 
> > takut
> > > berpisah dengan ortu,, jangan takut sendirian,..
> > nah contoh 
> > kecil... banyak
> > > cewek2 aceh sekitar puluhan orang y

[wanita-muslimah] Re: Sedikit Perempuan Aceh Jadi Ulama Syik

2006-12-27 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Azizi,

Terimakasih atas tanggapannya, tetapi mohon bapak baca ulang tulisan 
saya, apakah ada saya menuliskan bahwa ada pesantren yang melarang 
perempuan menuntut ilmu di Aceh?? Saya tidak menuliskan itu Pak, 
karena banyak teman perempuan Aceh yang belajar tekun di pesantren. 
Jadi soal kesempatan menuntut ilmu di pesantren maupun di bangku 
kuliah bagi kaum perempuan di Aceh, dari dulu sampai saat ini tidak 
ada masalah, terus terang ini yang saya kagumi di Aceh. Yang menjadi 
isue justru kesempatan mereka nantinya menjadi pemimpin di 
pesantren/lembaga pendidikan berbasis Islam, itu yang kurang Pak 
Azizi. Jadi meski mereka sudah berpendidikan dan berilmu, tapi 
kurang mendapat kesempatan untuk menerapkan ilmu dan pengetahuannya 
untuk kemaslahatan umat.

Kenapa kurang kesempatan? dari hasil diskusi dengan beberapa ulama 
dan teman-teman di Aceh didapatkan hasil bahwa memang ada pemikiran 
secara umum: "Kalau masih ada laki-laki,maka laki-lakilah yang 
dipilih sebagai pemimpin di Pesantren atau lembaga pendidikan Islam 
tersebut". Deskripsinya begini Pak, kalau ada 5 orang calon pemimpin 
sedang di kaji, 4 laki-laki, dan 1 perempuan, bisa dipastikan 
perempuan ini tidak akan lolos karena lebih memilih 4 yang lain. 
Meski secara kemampuan calon perempuan ini lebih unggul. 

Pak Azizi, tentu saja dari 114 Ulama perempuan ini ada yang menjadi 
pemimpin pesantren, namun sekali lagi proporsinya memang tidak 
sebanding dengan jumlah ulama laki-laki. Jadi Pak Aziz, saya 
samasekali tidak memvonis salah satu pihak, saya hanya memaparkan 
data, fakta, dan kajian dari hasil yang saya dapatkan di lapangan. 
Yang menarik juga untuk di kaji barangkali Pak, ada perbedaan yang 
cukup signifikan antara pesantren yang di pulau Jawa dengan di Aceh, 
yakni kalau di Jawa, yakni para kyai pemimpin pondok, melibatkan 
istrinya yakni para nyai untuk ikut mengembangkan pesantrennya. 
Bahkan masukan dari para nyai ini seringkali cukup signifikan 
mempengaruhi kebijakan yang ada. Hal ini yang jarang ditemui di Aceh 
saat ini.

Kenapa saya concern dengan sedikitnya jumlah Ulama perempuan di 
Aceh? adalah tidak bisa dipungkiri bahwa untuk memenuhi kebutuhan 
dan kepentingan perempuan, kaum perempuan sendiri lah yang harus 
terlibat dan diikut sertakan. Sehingga dengan keterwakilan ulama 
perempuan yang sangat sedikit ini bisa menyebabkan apa yang menjadi 
isue dan persoalan kaum perempuan di Aceh kurang terakomodir.


Wassalam


Lestari


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "azizi waruhii" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>  Semakin sedikitnya jumlah ulama perempuan ini tentu saja tidak 
lepas
> dari kurangnya pemberian kesempatan terhadap kaum perempuan yang
> memiliki ilmu agama cukup untuk menjadi pemimpin di berbagai pondok
> pesantren maupun lembaga pendidikan berbasis agama lainnya di Aceh
> ini. Maklum kerangka berpikir bahwa sebaik-baiknya pemimpin adalah
> laki-laki, makin menyempitkan kesempatkan kaum perempuan tersebut.
> 
> @lestarin
> anda pernah ke pesantren ga?
> di aceh tak pernah saya jumpai dan dengar bahwa perempuan dilarang 
untuk ke
> pesantren...
> semua pesantren di aceh ada pondok putrinya juga...
> saya orang pesantren, jadi tau gimana sesungguhnya..
> nah tentang sedikitnya perempuan yg ke pesantren, kan banyak 
alasannya..
> misalnya: cewek sering takut dengan jauh dari ortu..
> ortu takut jauh dengan putrinya..
> cewek cepat dipinang ama lelaki sehingga  hanya sebentar mengaji..
> 
> anda terlalu cepat memvonistidak berpikir luas..
> di mesir perempuan semua diberikan agama bagi yg mau
> contoh azhar sendiri mempunyai fakultas yg cukup luas dan  khusus 
bagi
> perempuan, bahkan asramanya cukup luas , ratusan kamar,, bukan itu 
aja..
> mahasiswi dari luar negeri juga mendapatkan asrama khusus bagi 
cewek, dan
> juga cukup luas...
> fakultas azhar untuk mahasiswi tersebar dipelosok mesir.. ga 
pernah didalam
> islam melarang perempuan...
> cuma perempuan udah tabi'atnya cepat kawin sehingga sedikit yg 
jadi ulama
> besar...
> contoh kecil, kalo cewek itu udah punya kerja,punya rumah, udah 
berumur, nah
> kebanyakan laki2 segan dan minder untuk masuk... sebagian 
perempuan juga
> terpengaruh dengan ini..
> 
> saya orang pesantren, jadi tau gimana itu pesantren,.. 3 buah 
pesantren
> sudah saya ambil ilmunya..
> nah coba buktikan bahwa pesantren mana yg melarang dan tidak mau 
menerima
> perempuan?
> 




[wanita-muslimah] Re: Sedikit Perempuan Aceh Jadi Ulama Syik

2006-12-26 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Janoko,

Apakah memang ada dalam Al-Quran dan Hadist bahwa perempuan tidak 
boleh keluar malam? perempuan tidak boleh bekerja tanpa ditemani 
muhrim? saat menerima pelajaran/pendidikan laki-laki dan perempuan 
harus dipisahkan kelasnya? perempuan tidak boleh menjadi pemimpin? 

Silakan didiskusikan Pak. O ya, saya menggunakan kacamata minus 
kalau membaca Al-Quran dan Hadist:)

PS: Pak Janoko ada teman feminist radikal tidak?? saya kok jadi 
pengen kenalan, karena Pak Janoko selalu menyebut-nyebutnya:). Yang 
saya tahu dan pernah baca buku dari seorang muallaf sekaligus 
feminist bernama Jefferey Lang, yang sangat teduh mempu melihat 
kondisi perempuan dalam Islam saat ini dengan hati terbuka dan 
pandangan yang jujur:)


Wassalam


Lestari


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Bu les berkata :
>   
>   Sekali lagi "tidak berkembangnya" perempuan Aceh ini kan 
> makin terlihat akhir-akhir ini, ketika banyak aturan yang 
> membelenggu kaum muslimah Aceh. Salah satu aturan yang 
dikeluarkan 
> oleh Majelis Ulama Bieuren malah jelas-jelas membatasi kaum 
> perempuan untuk beraktifitas di malam hari. Jadi Pak, apa yang 
saya 
> tulis bukan rekaan, dan memang bisa dibuktikan secara nyata:).
> 
>   ==
>   
>   Jano-ko mohon info :
>   
>   Bu Les,...bu les, tolong dong jano-ko diberi tahu dasar atau 
landasan  bu les mengatakan "banyak aturan yang membelenggu kaum 
muslimah Aceh",  bu les memakai kaca mata Al Qur' an dan Sunnah atau 
kaca mata - nya  insan-insan feminis radikal itoe ?
>   
>   :)
>   
>   salam ya.
>   




[wanita-muslimah] Re: Sedikit Perempuan Aceh Jadi Ulama Syik

2006-12-26 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Janoko,

Apakah memang ada dalam Al-Quran dan Hadist bahwa perempuan tidak 
boleh keluar malam? perempuan tidak boleh bekerja tanpa ditemani 
muhrim? saat menerima pelajaran/pendidikan laki-laki dan perempuan 
harus dipisahkan kelasnya? perempuan tidak boleh menjadi pemimpin? 

Silakan didiskusikan Pak. O ya, saya menggunakan kacamata minus 
kalau membaca Al-Quran dan Hadist:)

PS: Pak Janoko ada teman feminist radikal tidak?? saya kok jadi 
pengen kenalan, karena Pak Janoko selalu menyebut-nyebutnya:). Yang 
saya tahu dan pernah baca buku dari seorang muallaf sekaligus 
feminist bernama Jefferey Lang, yang sangat teduh mempu melihat 
kondisi perempuan dalam Islam saat ini dengan hati terbuka dan 
pandangan yang jujur:)


Wassalam


Lestari


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Bu les berkata :
>   
>   Sekali lagi "tidak berkembangnya" perempuan Aceh ini kan 
> makin terlihat akhir-akhir ini, ketika banyak aturan yang 
> membelenggu kaum muslimah Aceh. Salah satu aturan yang 
dikeluarkan 
> oleh Majelis Ulama Bieuren malah jelas-jelas membatasi kaum 
> perempuan untuk beraktifitas di malam hari. Jadi Pak, apa yang 
saya 
> tulis bukan rekaan, dan memang bisa dibuktikan secara nyata:).
> 
>   ==
>   
>   Jano-ko mohon info :
>   
>   Bu Les,...bu les, tolong dong jano-ko diberi tahu dasar atau 
landasan  bu les mengatakan "banyak aturan yang membelenggu kaum 
muslimah Aceh",  bu les memakai kaca mata Al Qur' an dan Sunnah atau 
kaca mata - nya  insan-insan feminis radikal itoe ?
>   
>   :)
>   
>   salam ya.
>   




[wanita-muslimah] Re: Sedikit Perempuan Aceh Jadi Ulama Syik

2006-12-25 Terurut Topik lestarin
Yth Pak Rye,

Silakan kalo Anda pemuja Cut Keke, Cut Memey, Cut Tari dll...:D

Pak Rye, memang saya menyalahkan siapa:D Saya hanya 
mengungkapkan yang menjadi kegelisahan banyak pihak di Aceh, dan 
sudah ada bukti bahwa soal pendidikan, kultur (keluarga, 
lingkungan), dan kemampuan perempuan Aceh tidak kalah dengan kaum 
prianya. Sekali lagi "tidak berkembangnya" perempuan Aceh ini kan 
makin terlihat akhir-akhir ini, ketika banyak aturan yang 
membelenggu kaum muslimah Aceh. Salah satu aturan yang dikeluarkan 
oleh Majelis Ulama Bieuren malah jelas-jelas membatasi kaum 
perempuan untuk beraktifitas di malam hari. Jadi Pak, apa yang saya 
tulis bukan rekaan, dan memang bisa dibuktikan secara nyata:).

Tidak Percaya? Silakan saja datang ke Aceh:)

Wassalam



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Rye Woo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> KAlo cut keke, cut memey, cut tari, cut D'el'el... gmana tuh???
>
>   Ayee aga heran jug yaaa... tipe orang seperti mbah lestari 
ini selalu seperti ini,, selalu MUTLAQ menyalahkan "Pihak 
tertentu"... padahal belum tentu seperti ituu jugaa... masih 
banyak faktor2 lainnn... baik dari dalam maupun dari luar. bisa 
jadi karena proses pendidikannya, kebiasaaan keluarganya, 
lingkungan, pola pikirnya, etclahh
>
>   Cut lestari harus bisa lebih melihat penyebab permasalahannya 
secara menyeluruhga hanya karena disebabkan oleh sebaik-baiknya 
pemimpin adalah lq2... Mansyur S bilang Tidak semua laki2. ;-
)
>
>   Yahhh mudah2an muslimah indonesia kedepan bisa menjadi lebih 
baik 
>
>
>
>   
> lestarin <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   Seorang teman yang beberapa waktu lalu mengikuti 
pertemuan ulama se 
> Aceh menginformasikan bahwa jumlah ulama perempuan se Aceh 
tercatat 
> 114 Orang, sementara ulama pria tercatat lebih dari 1440 orang.
> 
> Semakin sedikitnya jumlah ulama perempuan ini tentu saja tidak 
lepas 
> dari kurangnya pemberian kesempatan terhadap kaum perempuan yang 
> memiliki ilmu agama cukup untuk menjadi pemimpin di berbagai 
pondok 
> pesantren maupun lembaga pendidikan berbasis agama lainnya di Aceh 
> ini. Maklum kerangka berpikir bahwa sebaik-baiknya pemimpin adalah 
> laki-laki, makin menyempitkan kesempatkan kaum perempuan tersebut.
> 
> Sejarah di Aceh menunjukkan bahwa kepemimpinan perempuan 
(sultanah) 
> dulu menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Keberhasilan mereka 
> tidak akan pernah dilupakan, namun setelah beberapa dedake 
> kepemimpinan sultanah, akhirnya memang ada upaya dari negeri Arab 
> yang melakukan misi untuk "memasung" kepemimpinan perempuan, yang 
> pada akhirnya pun secara perlahan tapi pasti, secara sistematik 
ikut 
> memberangus keterlibatan perempuan di berbagai sektor publik.
> 
> Pahlawan-pahlawan perempuan yang berasal dari Aceh pun tidak 
> sedikit, Cut Nyak Dien, Cut Meutia, Laksamana Mala Hayati, Pocut 
> Baren, dll menunjukkan bahwa secara historis dan kultural 
masyarakat 
> Aceh sangat menghargai, menghormati dan mendukung kepemimpinan 
kaum 
> perempuan. Namun saat ini??? Sekali lagi banyaknya jargon-jargon 
> yang mengatas namakan agama Islam, seolah membuat kaum perempuan 
> Aceh bergerak surut kebelakang. 
> 
> Suatu ketika seorang pria Aceh mengeluhkan tidak adanya lagi nama-
> nama perempuan dari Aceh yang berkiprah di negeri Aceh, di dunia 
> nasional dan internasional, maka pertanyaan pun dikembalikan pada 
si 
> pria tersebut: "Apakah para pria Aceh sudah cukup memberikan 
> kesempatan pada kaum perempuannya untuk ikut terlibat di ranah 
> publik??" Jawaban terdiam dan membisu yang ternyata diberikan pria 
> ini.
> 
> Jadi: "Tanyaken.kenapa..." :)
> 
> Wassalam
> 
> Lestari
> 
>



[wanita-muslimah] Re: Demi tetap menjaga Syariat Islam di Aceh. Hadiri Pelantikan Gubernur NAD tanggal 8 Februari 2007

2006-12-25 Terurut Topik lestarin
Masyarakat Aceh sedang mengalami "Benci Tapi Rindu" dengan negara-
negara asing pemberi bantuan di Aceh:).

Bagaimana tidak, sejak dulu masyarakat Aceh sangat bangga dengan 
kejayaan masa lalu yang mandiri, gemah ripah loh jinawi, di masa 
kepemimpinan Sultan Iskandar Muda. Sebuah sejarah yang gegap 
gempita, selalu dikenang, diimpikan dan dirindukan untuk terjadi 
lagi dimasa sekarang.

Namun apa mau dikata, yang terjadi adalah Aceh bertahun-tahun 
menjadi DOM, dan bencana Tsunami pun mengoyak Aceh. Saat tsunami 
melanda, dengan 130 ribu orang meninggal dan diperkirakan lebih dari 
37 ribu hilang, Aceh pun seolah mendapat kenestapaan yang tiada 
terhenti.

Saat bencana itulah, negara-negara asing menunjukkan solidaritas 
kemanusiaannya yang paling tinggi. Bahkan mau tidak mau diakui, yang 
paling awal dan banyak membantu proses evakuasi jenasah korban 
tsunami, membersihkan lumpur dan sampah berupa gunungan bangkai 
kapal, bangkai mobil,  maupun puing-puing rumah tsunami adalah 
tentara-tentara dari Amerika, Spanyol dan beberapa negara Eropa 
lainnya. Seorang teman yang menjadi saksi mata bahkan berucapa: "Tak 
terbayangkan dulu Aceh bisa kembali pulih seperti sekarang, 
mengingat tumpukan sampah tsunami yang demikian dahsyat. Tentara-
tentara asing itulah yang paling berjasa".

Dua tahun sudah bencana tsunami di Aceh dilalui, persis di hari ini, 
26 Desember. Selama dua tahun ini pula negara-negara asing pula yang 
banyak mengucurkan dana bantuan berupa hibah (grant) tercatat lebih 
dari 184 Internasional NGO, 16 Lembaga Bilateral (Antar Negara), 14 
lembaga dibawah UN, dan lebih dari 20 perusahaan asing (privat 
sector)yang menyumbangkan dananya sekitar  USD $ 2 Miliar sampai 
akhir tahun ini. Sementara ada pula lembaga asing yang tercatat 
memberikan bantuan di Aceh ini dalam dua jenis yakni hibah dan 
pinjaman (loan), tercatat adalah Word Bank, ADB (Asean Development 
Bank) dan IDB (Islamic Development Bank), barangkali related dengan 
namanya yang berbau-bau bank :).

Besarnya bencana tsunami Aceh memang membuat lebih dari 30 negara 
asing ikut membantu Aceh, karena tanpa bantuan mereka bisa 
dipastikan Aceh tidak akan segera bangkit seperti saat ini. Harus 
diakui pula bahwa pendonor terbesar di negeri Aceh ini adalah 
masyarakat asing non muslim. Jadilah masyarakat Aceh saat ini banyak 
mengalami syndrome "Benci tapi Rindu" dengan bantuan dan kehadiran 
orang asing di bumi Aceh ini. Benturan bahasa, budaya dan cara 
berpikir antara pendatang dan tuan rumah memang tidak terhindarkan. 
Masyarakat Aceh masih membutuhkan bantuan dan dukungan, namun hanya 
pihak asinglah (yang notabene: sekali lagi, mayoritas bukan muslim) 
yang paling banyak turun tangan.

Ketika dulu ramai-ramai isue kristenisasi masuk di barak-barak 
penampungan dan pengungsian masyarakat korban tsunami, maka beberapa 
NGO maupun organisasi kemasyarakatan yang mengatasnamakan Islam 
seolah kebakaran jenggot, lalu bergerak reaktif, mencoba mencari 
tahu bagaimana itu bisa terjadi, namun solusi tinggalah di awan-awan.
Kemarahan, kebencian dan prasangka sempat ditebarkan kepada para 
pemberi bantuan asing, namun upaya untuk ikut memberikan bantuan, 
terlibat aktif di barak-barak dan pengungsian, hanyalah sebatas 
hangat-hangat tahi ayam. Hanya bertahan beberapa bulan setelah 
tsunami. Saat ini kalau kita berkunjung ke barak-barak, tempat 
pengungsian, tetap saja lembaga-lembaga asing lah yang bertahan dan 
telaten memberi bantuan dan support, lalu kemana NGO/Ormas dari 
negara Islam maupun dari dalam negeri ini sendiri???



Jadi: "Tanyaken...kenapa ada syindrome Benci tapi Rindu???"


Wassalam


Lestari


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, eko darminto <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Demi tetap menjaga TEGAK nyaSyariat Islam di Aceh.
> Hadiri Pelantikan Gubernur NAD tanggal 8 Februari
> 2007.
> 
> Ass Wr Wb
> 
> Seperti diketahui bahwa negara-negara kapitalis
> seperti Inggris- Amerika Serikat dan negara-negara Uni
> Eropa yang merasa membantu Aceh tidak suka akan
> tegaknya hukum Syariat baik secara formal maupun
> substansi
> 
> Mungkin begitu juga negara-negara komunis atau ex
> komunis.
> 
> Kapitalis dan Komunis bak dua sisi mata uang yang
> semuanya adalah teorinya Yahudi.
> 
> Lawannya teori kapitalis dan komunis hanya hukum
> Islam.
> 
> Oleh karenanya agar Syariat Islam yang sudah
> diperjuangkan oleh Rakyat Aceh sejak lama tidak
> dicabut maka sudah selayaknya Ormas-ormas dan
> partai-partai Islam pimpinan dan beserta seluruh
> jaringan di Indonesia  seperti :  HTI, DDI, MMI, NU ,
> Muhammadiyah, PKS, PPP, PBB, PBR, PNU  turut
> menghadiri untuk menyaksikan  PELANTIKAN GUBERNUR dan
> WAKIL GUBERNUR NAD yang Insya'Allah akan di
> selenggarakan pada tanggal 8 Februari 2007 di Banda
> Aceh.
> 
> Wassalam 
> 
> Eko Darminto
> 
> 
> __
> Do You Yahoo!?
> Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
> http://mail.yahoo.com
>




[wanita-muslimah] Re: Sedikit Perempuan Aceh Jadi Ulama Syik

2006-12-25 Terurut Topik lestarin
Seorang teman yang beberapa waktu lalu mengikuti pertemuan ulama se 
Aceh menginformasikan bahwa jumlah ulama perempuan se Aceh tercatat 
114 Orang, sementara ulama pria tercatat lebih dari 1440 orang.

Semakin sedikitnya jumlah ulama perempuan ini tentu saja tidak lepas 
dari kurangnya pemberian kesempatan terhadap kaum perempuan yang 
memiliki ilmu agama cukup untuk menjadi pemimpin di berbagai pondok 
pesantren maupun lembaga pendidikan berbasis agama lainnya di Aceh 
ini. Maklum kerangka berpikir bahwa sebaik-baiknya pemimpin adalah 
laki-laki, makin menyempitkan kesempatkan kaum perempuan tersebut.

Sejarah di Aceh menunjukkan bahwa kepemimpinan perempuan (sultanah) 
dulu menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Keberhasilan mereka 
tidak akan pernah dilupakan, namun setelah beberapa dedake 
kepemimpinan sultanah, akhirnya memang ada upaya dari negeri Arab 
yang melakukan misi untuk "memasung" kepemimpinan perempuan, yang 
pada akhirnya pun secara perlahan tapi pasti, secara sistematik ikut 
memberangus keterlibatan perempuan di berbagai sektor publik.

Pahlawan-pahlawan perempuan yang berasal dari Aceh pun tidak 
sedikit, Cut Nyak Dien, Cut Meutia, Laksamana Mala Hayati, Pocut 
Baren, dll menunjukkan bahwa secara historis dan kultural masyarakat 
Aceh sangat menghargai, menghormati dan mendukung kepemimpinan kaum 
perempuan. Namun saat ini??? Sekali lagi banyaknya jargon-jargon 
yang mengatas namakan agama Islam, seolah membuat kaum perempuan 
Aceh bergerak surut kebelakang. 

Suatu ketika seorang pria Aceh mengeluhkan tidak adanya lagi nama-
nama perempuan dari Aceh yang berkiprah di negeri Aceh, di dunia 
nasional dan internasional, maka pertanyaan pun dikembalikan pada si 
pria tersebut: "Apakah para pria Aceh sudah cukup memberikan 
kesempatan pada kaum perempuannya untuk ikut terlibat di ranah 
publik??" Jawaban terdiam dan membisu yang ternyata diberikan pria 
ini.


Jadi: "Tanyaken.kenapa..." :)


Wassalam

Lestari




 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ambon" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> http://www.indomedia.com/bpost/122006/24/depan/nas2.htm
> 
> Sedikit Perempuan Aceh Jadi Ulama Syik
> 
> 
> 
> Banda Aceh, BPost
> Kualitas dan peran keagamaan kaum perempuan di Provinsi Nanggroe 
Aceh Darussalam (NAD) dinilai masih tertinggal dibandingkan laki-
laki, sehingga sulit ditemukan tokoh agama Islam (Tengku Syik) yang 
memiliki kharisma, termasuk dalam kepengurusan organisasi keagamaan.
> 
> Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry, Dra Raihan Putri Ali 
Muhammad, di Banda Aceh, Sabtu (23/12), mengatakan, selain sulit 
menemukan sosok perempuan yang menjadi tokoh agama (Tengku Syik), 
mereka juga banyak yang berkiprah sebagai guru di pesantren 
(da'iyah) tradisional dan modern di daerah tersebut.
> 
> "Saya melihat sangat sedikit perempuan terlibat langsung dalam 
pengurus lembaga keagamaan formal seperti Majelis Permusyawaratan 
Ulama (MPU). Kaum perempuan juga belum banyak menjadi da'iyah 
(muballighah)," katanya.
> 
> Pada sisi lain, katanya, fenomena sosial keagamaan kaum perempuan 
Aceh dewasa ini telah mengalami degradasi nilai yang sangat 
memprihatinkan. Pergeseran nilai ini terjadi seiring dengan arus 
globalisasi dunia yang terus melaju dan merambah hingga menjangkau 
kaum perempuan Aceh.
> 
> Globalisasi telah membuat situasi dunia menjadi sangat transparan, 
segala sesuatu yang sedang terjadi di suatu negara dapat dilihat 
oleh masyarakat di negara lain dalam waktu bersamaan, jelasnya, 
sembari menambahkan, sekat-sekat yang membatasi budaya antar bangsa 
semakin mudah masuk dan saling mempengaruhi.
> 
> Kehadiran era global, melahirkan kecenderungan merusak kepribadian 
anggota masyarakat dan menghadirkan sejumlah dampak negatif yang 
merusak dan berbenturan dengan akar budaya Islami, sambung Raihan. 
> 
> Hal ini semakin mudah ditemukan di tengah dalam kehidupan 
masyarakat. Laju perjalanan arus globalisasi tersebut sedikit banyak 
turut mempengaruhi perkembangan mentalitas, aktifitas dam kemitmen 
keagamaan masyarakat secara umum, terutama kalangan perempuan yang 
jumlahnya di Provinsi NAD mencapai 51 persen.
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




[wanita-muslimah] Re: Dunia Sudah Kacau - Poli - Percaya Al Qur'an sebagian-sebagian

2006-12-20 Terurut Topik lestarin
Pak Janoko berkata:

Saya kemudian 
> mengajukan pilihan saya ( seseorang janda yang sudah monopause, 
> mantan seorang guru ) kepada istri saya, gantian istri saya 
> yang "cuek" engga menanggapi pilihan saya tersebut, bagaimana ya 
> kalau begini ? 

Lestari Menjawab:

Silakan Pak Janoko kembali memberikan pencerahan pada istri Bapak 
yang menolak ajaran dan contoh Nabi Muhammad, dimana beliau 
pertamakali justru menikahi janda tua usia 60-an, janda dari 
syuhada, setelah istri tercinta Khadijah wafat. Perlu di catat, yang 
masih gadis dari para istri Nabi kan cuma Aisyah. Jadi sekali lagi 
sila Pak Janoko mencerahkan istrinya terlebih dahulu.


Wassalam

Lestari

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> bu les berkata :
>   Tampaknya istri bapak harus terus dicerahkan, diajak diskusi, 
dan 
> diberikan ayat-ayat yang selama ini Pak Janoko selalu kutip untuk 
> teman-teman di milis. Tampaknya istri Pak Janoko mengalami 
> kebingungan yang "luar biasa" sehingga tidak bisa menerima ajaran 
> Nabi Muhammad SAW. Saya ikut berduka untuk bapak, semoga Bapak dan 
> keluarga mendapat pencerahan.
> ===
>
>   Jano-ko berkata :
>
>   Jangan-jangan malah bules yang perlu mendapat pencerahan dari 
saya ?
>
>   :)
>
>   Salam
>
>   
>> > Jano-ko berkata :
> > 
> > Bu les, jano-ko membaca dengan penuh perhatian, saya sudah 
> melakukan "perintah" bu les untuk memperhatikan janda tsunami 
> tersebut beberapa waktu yang lalu.
> > 
> > Saya sudah mencoba membantu salah satu janda tersebut dengan 
> jalan mendorong teman saya untuk menikahi beliau, tetapi ditengah 
> jalan ada kendala yang tidak bisa saya ceritakan disini karena hal 
> tersebut akan merugikan para janda tsunami yang lain.
> > 
> > Istri saya sudah bilang kepada saya bahwa istri sayalah yang 
> akan mencarikan premaisuri untuk saya, istri saya bilang pokoknya 
> calon premaisuri saya harus dari pesantren dan istri saya sudah 
> mendapatkannya, selain calon saya tersebut dari pesantren, dia 
juga 
> kuliah dan kerja ( jadi masih muda ).
> > 
> > Saya belum menanggapi pilihan istri saya tersebut. Saya kemudian 
> mengajukan pilihan saya ( seseorang janda yang sudah monopause, 
> mantan seorang guru ) kepada istri saya, gantian istri saya 
> yang "cuek" engga menanggapi pilihan saya tersebut, bagaimana ya 
> kalau begini ? 
> > 
> > Salam
> > 




[wanita-muslimah] Re: Dunia Sudah Kacau - Poli - Percaya Al Qur'an sebagian-sebagian

2006-12-20 Terurut Topik lestarin
Yth. Pa Janoko,

Tampaknya istri bapak harus terus dicerahkan, diajak diskusi, dan 
diberikan ayat-ayat yang selama ini Pak Janoko selalu kutip untuk 
teman-teman di milis. Tampaknya istri Pak Janoko mengalami 
kebingungan yang "luar biasa" sehingga tidak bisa menerima ajaran 
Nabi Muhammad SAW. Saya ikut berduka untuk bapak, semoga Bapak dan 
keluarga mendapat pencerahan.


Wassalam


Lestari


>   Jano-ko berkata :
>
>   Bu les, jano-ko membaca dengan penuh perhatian, saya sudah 
melakukan "perintah" bu les untuk memperhatikan janda tsunami 
tersebut beberapa waktu yang lalu.
>
>   Saya sudah mencoba membantu salah satu janda tersebut dengan 
jalan mendorong teman saya untuk menikahi beliau, tetapi ditengah 
jalan ada kendala yang tidak bisa saya ceritakan disini karena hal 
tersebut akan merugikan para janda tsunami yang lain.
>
>   Istri saya sudah bilang kepada saya bahwa istri sayalah yang 
akan mencarikan premaisuri untuk saya, istri saya bilang pokoknya 
calon premaisuri saya harus dari pesantren dan istri saya sudah 
mendapatkannya, selain calon saya tersebut dari pesantren, dia juga 
kuliah dan kerja ( jadi masih muda ).
>
>   Saya belum menanggapi pilihan istri saya tersebut. Saya kemudian 
mengajukan pilihan saya ( seseorang janda yang sudah monopause, 
mantan seorang guru )  kepada istri saya,  gantian istri saya 
yang "cuek" engga menanggapi pilihan saya tersebut, bagaimana ya 
kalau begini ? 
>
>   Salam
>
>
>
>   
> 
>



[wanita-muslimah] Re: Dunia Sudah Kacau - Poli - Percaya Al Qur'an sebagian-sebagian

2006-12-18 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Irwan,

Sesuai dengan semangat polygami Nabi, justru saya bisa menyiapkan 
detil data dari janda tsunami yang memenuhi kriteria pilihan Nabi 
untuk dipolygami pertamakali, yakni yang sudah diatas 60 tahun dan 
memiliki anak banyak. Jadi bagi yang berminat melakukan Jihad ini, 
saya siap dihubungi;).

Kalo yang kriterianya diharapkan seperti catatan Pak Irwan, saya 
justru tidak memprioritaskan, karena masih banyak para jejaka dan 
duda tsunami yang bersedia untuk menikahinya.

Yang saya heran, Pak Janoko belum juga merespon saya nih, dimana ya 
teman-teman pak Janoko kaum polygamers ini:) Kok tidak ada upaya 
mengurus janda tsunami nih.

Wassalam


Lestari




--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, IrwanK <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Sebelum 'menawarkan' kepada pihak terkait (yang berminat), mungkin 
Mbak
> Lestari
> menginventarisir berapa banyak yang kriteria-nya seperti yang dari 
Bandung
> itu.. :-)
> Jadi, alasan menjalankan 'hukum Allah' (dari jenjang boleh, 
sunnah, wajib)
> juga
> memberikan 'bonus'.. :-p
> 
> CMIIW..
> 
> Wassalam,
> 
> Irwan.K




[wanita-muslimah] Re: ACEH - Sebuah Perubahan.

2006-12-18 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Irwan,

Benar, teman-teman di Aceh sini memang menaruh harapan besar atas 
hasil Pilkada kali ini:). Meski di Banda Aceh sendiri dari 6 
pasangan pilkada yang maju, 4 di antaranya meminta diadakan pilkada 
ulang untuk pemilihan walikota Banda Aceh. Maklum katanya jumlah 
peserta pemilih cuma 50%, dan mereka ga puas dengan hasilnya yang 
sementara ini di menangkan pasangan Pak Mawardi dan Bu Illiza. Yah 
tapi kalo mo diulang uang dari mana hay???:) Semoga kemenangan 
ini pun akan segera diterima dengan legowo;).

Benar Pak Irwan, saya sementara ini bekerja di Aceh, hampir setahun 
lah. Kalau Pak Sabri mah terbang sekali-sekali ke Aceh, karena 
nyonya beliau adalah putri Aceh, generasi Cut Nyak Dien yang gagah 
perkasa dan penuh perjuangan. Salam hormat untuk Nyonya ya Pak 
Sabri mohon maaf saya belum sempat bersilaturahim dengan beliau.


Wassalam


Lestari

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, IrwanK <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Sempet ngobrol dengan beberapa orang Aceh, kelihatannya mereka 
respek
> dan menaruh harapan kepada kandidat (yang diperkirakan) 'terpilih' 
ini..
> Hal itu terlihat dari antusiasme publik mengikuti pilkada ini 
(katanya)
> lebih
> tinggi dibanding pemilu 2004..
> 
> Ternyata Mbak Lestari dan Pak Sabri ngendon di sini toh.. :-)
> Bener gak sih seperti itu, bos?
> 
> CMIIW..
> 
> Wassalam,
> 
> Irwan.K
> 
> ~barusan abis makan malam pake menu 'ayam tangkep'..
> ~klo kerjaan lancar nanti kaya'nya bakal ngopi sambil makan roti 
empuk
> ~deket Masjid Raya Aceh.. kaya' waktu malam jum'at lalu 
(13/12).. :-)
> 
> On 12/18/06, lestarin <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >   Yth. Pak Wikan,
> >
> > Memang secara "hukum" pasangan Irwandy dan M. Nazar bukan 
mewakili
> > GAM. Namun secara ideologi, termasuk selama masa kampanye, juga 
latar
> > belakang kedua pasangan ini tidak bisa dilepaskan dari ideologi 
GAM.
> > Kemenangan mereka pun diakui oleh pihak GAM sebagai kemenangan
> > kelompok ini. Pasangan ini pun tak segan-segan menunjukkan 
ideologi
> > mereka yang memang GAM. Yah siapapun yang menang semoga 
masyarakat
> > Aceh dan penduduk non Acehness yang tinggal di dalamnya bisa 
tetap
> > merasa aman dan nyaman dengan terpilihnya jajaran pemimpin
> > pemerintahan NAD yang baru.
> >
> > Salam dari pekerja di Aceh yang bukan orang Aceh;),maklum isu
> > soal "Jawanisasi" masih gencar beredar di antara masyarakat Aceh.
> >
> > Lestari
> >
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com ,
> > "Wikan Danar Sunindyo"   wrote:
> > >
> > > katanya sih, sebenarnya Irwandy dan M Nazar bukan mewakili GAM
> > > karena GAM ricuh terus akhirnya tidak mengeluarkan calon 
gubernur
> > sendiri
> > > nah, si Irwandy ini nyempal dan mencalonkan diri sebagai wakil
> > independen,
> > > bukan wakil GAM
> > >
> > > baca deh http://www.tempointeraktif.com/hg/khusus/kolom/
> >
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>




[wanita-muslimah] Re: ACEH - Sebuah Perubahan.

2006-12-17 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Wikan,

Memang secara "hukum" pasangan Irwandy dan M. Nazar bukan mewakili 
GAM. Namun secara ideologi, termasuk selama masa kampanye, juga latar 
belakang kedua pasangan ini tidak bisa dilepaskan dari ideologi GAM. 
Kemenangan mereka pun diakui oleh pihak GAM sebagai kemenangan 
kelompok ini. Pasangan ini pun tak segan-segan menunjukkan ideologi 
mereka yang memang GAM. Yah siapapun yang menang semoga masyarakat 
Aceh dan penduduk non Acehness yang tinggal di dalamnya bisa tetap 
merasa aman dan nyaman dengan terpilihnya jajaran pemimpin 
pemerintahan NAD yang baru.


Salam dari pekerja di Aceh yang bukan orang Aceh;),maklum isu 
soal "Jawanisasi" masih gencar beredar di antara masyarakat Aceh.


Lestari





--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Wikan Danar Sunindyo" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> katanya sih, sebenarnya Irwandy dan M Nazar bukan mewakili GAM
> karena GAM ricuh terus akhirnya tidak mengeluarkan calon gubernur 
sendiri
> nah, si Irwandy ini nyempal dan mencalonkan diri sebagai wakil 
independen,
> bukan wakil GAM
> 
> baca deh http://www.tempointeraktif.com/hg/khusus/kolom/
> 




[wanita-muslimah] Re: Dunia Sudah Kacau - Poli - Percaya Al Qur'an sebagian-sebagian

2006-12-17 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Janoko,

Terimakasih atas "salutnya" Anda, tetapi saya merasa terganggu kalau 
Anda menyalahpahami apa yang tidak saya kerjakan (saya tidak punya 
kontribusi di bidang PSK), lalu seolah-olah Anda menganggap saya 
ikutan "berjasa" untuk support para PSK. Saya kan tidak mau menjadi 
orang yang "sok" mengambil "nama" atau penghargaan atas usaha dan 
jasa pihak lain:). Jadi sekali lagi, mohon mencermati dan berhati-
hati kalau membaca postingan pihak lain Pak.

Takut terhadap aktifis wanita soal polygamy Walah lha wong semua 
aktifis wanita di Indonesia dimanampun berada, termasuk semua yg 
dimilis ini tidak ada yang "mengharamkan" polygami, hanya meminta 
polygami diatur dengan yang sebenar-benarnya:) Lagian banyak yang 
mendukung ide saya, yakni agar polygamers mengawini 1400-an lebih 
janda tsunami di Aceh. Jadi Pak bagaimana??? sudah berhasil meminta 
teman-teman bapak yang polygamers tuk datang ke aceh dan mengurusi 
para janda tsunami?


Wassalam

Lestari



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> O ya Pak, mohon diperhatikan juga, 
> saya tidak mengurusi teman-teman PSK, tapi teman-teman lain 
yang 
> melakukannya, jadi saya bingung juga, kok Bapak berkesimpulan 
saya 
> melakukan tugas pendampingan buat para PSK 
>   
>   ==
>   
>   Jano-ko :
>   
>   Jujur saja, insya Allah saya tidak mempunyai niat apa-apa saat  
mengutarakan hal tersebut, saya hanya berusaha empati  kepada  anda, 
jadi saya tidak bernafsu lho, mungkin bernafsu "salut" kepada  anda 
yang lebih tepat. Bener lho saya salut dengan anda. Sebaik-baiknya  
manusia kan yang bermanfaat bagi sekelilingnya.
>   
>   Saya mempunyai usaha didaerah internasional and disitu juga ada  
lokalisasi PSK, jadi saya tahu betul kehidupan mereka, disitu juga 
ada  masjid,  ada banyak dari mereka mengikuti pengajian, artinya  
mereka masih mempunyai nurani untuk beriman kepada Allah SWT and 
pada  suatu hari nanti pada saat usia mereka sudah tidak 
memungkinkan untuk  ber-PSK karena faktor usia maka saya yakin 
mereka bisa kembali kejalan  yang benar.
>   
>   Para PSK yang konsumennya adalah bule-bule tersebut cukup ramah 
dengan  saya, sering mereka meminta uang kepada saya, and saya coba 
beri  nasehat kepada mereka, jadi tenang aja dech, secara tidak 
langsung saya  juga "mendampingi" para PSK tersebut. Ada beberapa 
dari mereka menikah  tetap dengan seorang bule dan menghentikan 
kegiatannya and tinggal di  Amerika atau England etc. Tapi ada juga 
dari mereka yang justru ditipu  oleh bule-bule tersebut.
>   
>   O hiya, apakah anda tidak takut dengan para aktifis wanita 
karena niat anda mau memasyarakatkan polygamy ?
>   
>   Wassalam
>   
>   




[wanita-muslimah] Re: Dunia Sudah Kacau - Poli

2006-12-07 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Janoko,

Tentu saja saya tidak pernah setuju dengan polyandri. Soal 
keberadaan PSK, ini merupakan keprihatinan saya juga. Isue PSK 
memang harus selalu dicari solusinya, bukan sekedar disalah-salahkan 
PSK-nya, tetapi bagaimana menangani PSK yang keberadaannya memang 
menyedihkan dari hari ke hari. Di Aceh sendiri masalah penangangan 
PSK juga masih menjadi persoalan, dari sebuah lembaga yang peduli 
terhadap PSK disini tercatat bahwa lebih dari 2000 PSK saat ini 
berada di Banda Aceh dan sekitarnya, jumlahnya diprediksi membangkak 
saat ini dibandingkan sebelum terjadinya tsunami. Saat ini teman-
teman yang care masalah ini berupaya melakukan pendampingan dan 
pembinaan kepada mereka, khususnya untuk pengetahuan kesehatan 
reproduksi. Lalu bagaimana pendapat Pak janoko sendiri dengan kaum 
PSK, solusi apa yang bapak bisa carikan buat PSK?


wassalam


Lestari

PS: Pak Janoko perlu saya sampaikan lagi, saya bukan penentang 
polygami, hanya saya berdoa, semoga putri-putri bapak pun tidak 
dipolygami nanti oleh suaminya, karena Nabi Muhammad saja sangat 
menjaga putri tercintanya, Fatimah, untuk tidak dipoligami.



--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Dek lestarin berkata :
>
>   Tentu saja jangan pernah membandingkan laki-laki manapun di 
dunia 
> ini dengan Rasullulah SAW. Jelas-jelas yang bisa adil untuk 
perkara 
> polygami ya Nabi
> 
>   
>
>   Jano-ko ikutan dikit saja
>
>   Adik yang adil,
>
>   Apa pendapat adik tentang Poliandri dan PSK ?,  adik setuju 
tidak dengan Poliandri dan keberadaan PSK ? 
>
>   Monggo
>
>   
> lestarin <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   Yth. Pak Fauzan,
> 
> Tentu saja jangan pernah membandingkan laki-laki manapun di dunia 
> ini dengan Rasullulah SAW. Jelas-jelas yang bisa adil untuk 
perkara 
> polygami ya Nabi, jadi jangan mengangkat laki-laki lain dijaman 
ini 
> sebagai pengganti Nabi kita tercinta, termasuk untuk urusan 
> berpolygami. Kalo mau ekstrem mau mencontoh nabi, ya jangan pernah 
> polygami sampai istri pertama wafat, setelah pernikahan 25 tahun, 
> dan yang dinikahi pertamaka kali setelah itu justru janda 60-an 
> tahun, yang memang tidak ada yang mengurus janda dan anak-anaknya 
> itu lagi. Benar-benar untuk kepentingan menghidupi perempuan tua 
> yang membutuhkan dukungan moril dan finansial.
> 
> Wassalam
> 
> Lestari 




[wanita-muslimah] Re: Zinah Lebih Baik dari Poligami??

2006-12-07 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Fauzan,

Anda tidak kenal saya, kok Anda bisa menuduh saya tidak memiliki 
kepedulian sesama kaum perempuan. Saya saat ini bekerja untuk 
kepentingan barak-barak di Aceh. Lalu apakah Anda pernah membaca 
tulisan saya yang melarang polygami? Silakan instropeksi cara 
Anda berkomunikasi. Saya hanya selalu mengingatkan, jangan para 
lelaki sok merasa bisa seperti Nabi Muhammad SAW, sementara prilaku 
dan keadilannya tidak kearah seperti yang di contohkan Nabi. Kalau 
mau jujur, para polygamer dimanapun berada  (SEKALI LAGI SAYA TIDAK 
BILANG DALAM KASUS NABI) harus mengakui bahwa kebanyakan mereka - 
kaum lelaki- poligami memang untuk kepentingan syahwat semata. Saya 
Haqul Yakin bahwa Alquran dan Hadist memang menjadi panutan hidup 
saya, tetapi tidak dalam menafsirkannya yang sangat bias gender, 
melemahkan dan merugikan kaum perempuan. Saya yakin Allah SWT sangat 
adil dalam menjaga dan melindungi umatnya, namun tidak semua pemeluk 
Islam bisa berlaku adil dalam menjalan apa-apa yang diperintahkan.

Saya pun yakin, para janda tsunami (terlebih yang tua dengan banyak 
anak) yang merupakan janda dari para syuhada lebih memerlukan 
perhatian, daripada kaum janda non tsunami yang masih muda dan 
mandiri.


wassalam


Lestari

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, FAUZAN <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> lha kepedulian anda sendiri sebagai sesama kaum wanita yang 
saling  
> menghargai mana? katanya poligami menyusahkan ato tidak 
mengenakkan  
> wanita, berarti anda harus solider dong! jangan melarang orang 
poligami  
> tapi anda sendiri tidak peduli dengan sesama wanita :)
> 
> On Thu, 07 Dec 2006 13:44:59 +0700, lestarin <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> 
> > Yth. Para Polygamers,
> >
> > Silakan tunjukkan "JIHAD" Anda dengan mengurusi dan menikahi 4000
> > lebih janda-janda di Aceh. Janda-janda tua maupun muda dengan
> > beberapa anak yang sampai sekarang masih banyak kurang mendapat
> > perhatian. Bahkan tercatat lebih dari 1400 lebih janda korban
> > tsunami yang masih tinggal di barak (sudah dua tahun ini) dan
> > membutuhkan rumah tinggal yang layak. Jadi mana kepedulian para
> > polygamers se Indonesia??
> >
> > Wassalam
> >
> 
> 
> -- 
> Wassalamu'alaykum Wa Rahmatulloh Wa Barokatuh
> 
> Brian Arfi Faridhi / Fauzan bin Hadi
> 0856-336-4677
> Semolowaru Elok G-7 Surabaya 60119
> 
> 
> Using Opera's revolutionary e-mail client: 
http://www.opera.com/mail/
> 
>   
> ___ 
> Try the all-new Yahoo! Mail. "The New Version is radically easier 
to use" – The Wall Street Journal 
> http://uk.docs.yahoo.com/nowyoucan.html
>




[wanita-muslimah] Re: Zinah Lebih Baik dari Poligami??

2006-12-06 Terurut Topik lestarin
Yth. Para Polygamers,

Silakan tunjukkan "JIHAD" Anda dengan mengurusi dan menikahi 4000 
lebih janda-janda di Aceh. Janda-janda tua maupun muda dengan 
beberapa anak yang sampai sekarang masih banyak kurang mendapat 
perhatian. Bahkan tercatat lebih dari 1400 lebih janda korban 
tsunami yang masih tinggal di barak (sudah dua tahun ini) dan 
membutuhkan rumah tinggal yang layak. Jadi mana kepedulian para 
polygamers se Indonesia??

Wassalam

Lestari

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Rye Woo <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Ass
>   Apa kabar semuanya??? Mudah2an pada bae y
>
>   Untuk Ade2 and mba2 ku tersayang.
>
>   Sebenarnya kalo anda2 jernih and melihat perbedaan antara 
poligami and kawin kontrak yang dilakukan oleh orang tertentu.. itu 
jauh sekali bedanya sayang walaupun prosesnya sepertinya 
sama coba ceck niat awalnya, maksud dan tujuannya... mana ada 
sihh poligami yang pake kontrak uang, batas waktu, ijin dari istri 
etc Tolong telaah lagi dengan bai and jangan terlalu 
dipolitisir
>
>   Kalo mau di ambil contoh perbandingan yang dibegitukan 
banyaklah. contohnya puasa sunah yang dilakukan karena Allah 
sama aja dengan puasa yang dilakukan oleh orang2 untuk memperoleh 
sesuatu or maksud tertentu
>
>   Sebenarnya kalo anda2 mau jernih and sedikit mau terbuka. 
poligami itu tetap ajaran islam and diperbolehkan dengan syarat 
>   Cuma memang ada sebagian kasus yang menyimpang.. mungkin karena 
orang tersebut belum bisa memenuhi untuk berpoligami... tapi bukan 
berarti poligaminya jadi ga boleh/haram. mungkin cara and 
syaratnya harus terpenuhi..
>
>   Kalo meliat pendapat teman2 kan poligami itu mutlak ga 
boleh. dengan alasan ini-itulah Padahal itukan mungkin 
karena menilai orangnya ga layak berpoligami. SEKALI LAGI BUKAN 
POLIGAMINYA Yang di larang.
>
>   Sebenarnya saya paham banget maksud anda2 cuma kenapa 
anda sangat benci sekali sama poligami padahal itu ada dalam 
islam.. Sayapun ga suka pada poligami yang tidak memenuhi syarat 
coz bisa memberikan keburukan.
>   Tapi poligami tetap poligami yang ada dalam ajaran Al-
qur'an.
>
>   Pahamkan ade2ku tersayang 
>
>   Sekali lagi tolonglah qt berpikir jernih and terlalu dipolitisir 
trus jangan ampe deh qt melepaskan keimanan..
>
>   Rgd..
>
>   Banyak gawean nihh
>   




[wanita-muslimah] Re: Dunia Sudah Kacau

2006-12-06 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Fauzan,

Tentu saja jangan pernah membandingkan laki-laki manapun di dunia 
ini dengan Rasullulah SAW. Jelas-jelas yang bisa adil untuk perkara 
polygami ya Nabi, jadi jangan mengangkat laki-laki lain dijaman ini 
sebagai pengganti Nabi kita tercinta, termasuk untuk urusan 
berpolygami. Kalo mau ekstrem mau mencontoh nabi, ya jangan pernah 
polygami sampai istri pertama wafat, setelah pernikahan 25 tahun, 
dan yang dinikahi pertamaka kali setelah itu justru janda 60-an 
tahun, yang memang tidak ada yang mengurus janda dan anak-anaknya 
itu lagi. Benar-benar untuk kepentingan menghidupi perempuan tua 
yang membutuhkan dukungan moril dan finansial.

Wassalam


Lestari 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, FAUZAN <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> On Thu, 07 Dec 2006 07:54:13 +0700, st sabri <[EMAIL PROTECTED]>  
> wrote:
> 
> >
> > Poligami itu menodai CITRA LELAKI, pelaku poligami telah 
melakukan
> > penghormatan kepada perempuan dengan CARA YANG SALAH (melanggar
> > prinsip kema'rufan).
> >
> > salam
> >
> >
> 
> speak to Rasulullah. that's if you make it to see him :)
> 
> 
> -- 
> Wassalamu'alaykum Wa Rahmatulloh Wa Barokatuh
> 
> Brian Arfi Faridhi / Fauzan bin Hadi
> 0856-336-4677
> Semolowaru Elok G-7 Surabaya 60119
> 
> 
> Using Opera's revolutionary e-mail client: 
http://www.opera.com/mail/
> 
>   
> ___ 
> Copy addresses and emails from any email account to Yahoo! Mail - 
quick, easy and free. http://uk.docs.yahoo.com/trueswitch2.html
>




[wanita-muslimah] Re: Istri itu milik suami?

2006-11-16 Terurut Topik lestarin
Yth.Pak Janoko,

Apa yang disampaikan oleh Mba' Aisha tentang sikap para pria yang 
menganggap istri sebagai properti bukan cuma ada di film semata, 
karena dalam prakteknya memang itu banyak terjadi di dunia ini. Jadi 
kalau kebetulan yang di jadikan contoh itu sebuah film bukan berarti 
itu khayalan semata.

Sudah banyak contoh kasus lho Pak Janoko, bahwa penderitaan para 
istri dikarenakan prilaku para suami yang semata-mata menganggap 
istri itu "barang" atau "benda" miliknya. Sudah banyak contoh dan 
saya rasa Pak Janoko tidak memerlukan contohnya kan??

Trus Pak, menasehati Mba' Aisha untuk segera menikah, lalu 
membandingkan dengan mba' Mia yang punya anak, apa ya maksudnya
Apanya juga yang rugi?? Mohon dijelaskan, karena saya jadi sulit 
memahami maksud dan tujuan nasehat Pak Janoko tersebut.


Wassalam


Lestari

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> 
> Nak Aisha berkata :
>
>   Ucapan Anisa itu menjadi
> menarik untuk saya karena kebetulan saya baru melihat tayangan 
berjudul Her
> husband tried to kill her, kasus Amy Jones yang oleh suaminya 
dipukul
> kepalanya, lalu suaminya dalam 24 jam dibebaskan dan kemudian 
menembak
> kepala Amy. Di penjara pun dia menyewa pembunuh bayaran untuk 
membunuh
> istrinya. Apa ini karena dia beranggapan bahwa istri adalah 
miliknya yang
> bisa diapakan saja termasuk dibunuh? Serem abiiiz!
> =
>
>   Jano-ko menasehati :
>
>   Nak, sebaiknya jangan terlalu banyak melihat pilem yang tidak 
sesuai dengan Al Qur'an dan Hadis, lebih banyak membaca Al Qur'an 
dan menghayatinya...ya ?
>   Demikian nasehat dari Bapak kepada nak Aisha...
>   O hiya, nak Aisha kan sudah mampu jasmani dan rohani, kalau bisa 
segera nikah ya, rugi lho, Mia kan sudah nikah dan punya keturunan.
>
>   wassalam
>   
> Aisha <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   Di tv, Anisa Pohan yang mantunya pak SBY itu diwawancara 
tentang suaminya
> yang bertugas ke Lebanon, lalu dia mengatakan bahwa dia selalu 
minta ijin
> kemanapun dia pergi, termasuk jika dia jadi presenter di tv, 
karena katanya
> istri itu milik suami.
> 
> Jadi ingat tulisan Dr Seto Mulyadi dari Komnas perlindungan anak, 
katanya
> penyebab kekerasan terhadap anak-anak oleh orang tua kandungnya 
itu karena
> ada anggapan bahwa anak itu milik orang tuanya, akibat jeleknya 
adalah si
> orang tua bisa memperlakukan apa saja terhadap miliknya ini. Jadi 
konsep
> milik itu jika orangnya memang baik dan menjaga miliknya dengan 
baik,
> mungkin tidak masalah. Celakanya jika konsep milik ini jatuh pada 
pemilik
> yang sesuka hati memperlakukan apa saja yang dimilikinya dengan 
buruk.
> 
> Apakah tidak lebih baik jika kata milik itu diganti dengan 
titipan? Anak
> titipan bagi orang tuanya dan istri titipan untuk suaminya. 
Pemiliknya
> siapa? Allah. Dan yang dititipi harus bertanggung jawab ke pemilik 
anak dan
> istri itu untuk tidak menyakiti hati dan fisiknya. Ucapan Anisa 
itu menjadi
> menarik untuk saya karena kebetulan saya baru melihat tayangan 
berjudul Her
> husband tried to kill her, kasus Amy Jones yang oleh suaminya 
dipukul
> kepalanya, lalu suaminya dalam 24 jam dibebaskan dan kemudian 
menembak
> kepala Amy. Di penjara pun dia menyewa pembunuh bayaran untuk 
membunuh
> istrinya. Apa ini karena dia beranggapan bahwa istri adalah 
miliknya yang
> bisa diapakan saja termasuk dibunuh? Serem abiiiz!
> 
> salam
> Aisha
> 
> Send instant messages to your online friends 
http://asia.messenger.yahoo.com 
> 
> 
>  
> 
>  Send instant messages to your online friends 
http://uk.messenger.yahoo.com 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>





[wanita-muslimah] Re: Dilema atlet putri berjilbab di Asian Games

2006-11-05 Terurut Topik lestarin

Hehehehe, Mas Ari ini ada aja, tentu saja bagi yang tidak berjilbab, 
razia jilbab jadi "mendebarkan" :)).

Wah saya belum pernah nyoba rumah makan aceh di benhil tuh mas, tapi 
suatu saat pasti akan saya coba. Yang jelas, yang membuat enak kopi 
aceh yakni caranya menyeduh kopi, selain bubuk kopinya di rebus 
dalam air panas mendidih yang masih di atas kompor, lalu juga 
disaring bolak-balik, itu tuh pakai saringan yang bentuknya dari 
jauh terlihat seperti kaos dalam bapak-bapak:))



Wassalam
Lestari


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Ari Condro" <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> emang ada apa sih dalam razia perempuan tanpa jilbab di aceh ...  
biasa
> biasa aja bukannya ?  :p  masih lebih asik demo mahasiswa yg pake 
pluru
> karet, pentungan dan gas air mata ... xixixxixix :D
> 
> mbak lestarik,  di benhil, di rumah makan aceh yg aku ceritain, 
ada kopi
> saring yg enak banget.  mereka pake madu di kopi 
saringnya ...huemmh,
> slurrrp, enaks tenan lho 
> 
> 
> 
> 
> 
> On 11/3/06, lestarin <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> >   Mba' Herni,
> >
> > Karena nama saya di sebut-sebut ama mba' Herni, makanya saya
> > nimbrung lagi.:) Iya ya, kalo diingat-ingat lagi memang 
adegan
> > menaikkan perempuan tidak berjilbab ke mobil pick up polisi 
syariah
> > di Aceh cukup mendebarkan, khususnya bagi saya dan teman-teman 
yang
> > tidak menggunakan jilbab. Untungnya (selalu ada untungnya segala
> > sesuatu bagi orang Jawa seperti saya hehehehe), waktu itu saya
> > berada dalam mobil yang tidak dirazia:)).
> >
> > Buat mba' Nawiro, nanti kalau ada rizki sila datang ke Aceh, dan
> > bisa jalan-jalan keliling Banda Aceh, kalau memungkinkan ya
> > mengikuti polisi syariah saat merazia, dan mengetahui bagaimana
> > mereka melakukan aksinya. Kalo saya kan ga mungkin mengikuti
> > mereka, bisa-bisa melewati depan kantornya polisi syariah 
langsung
> > ditangkap, dianggap menyerahkan diri hehehhehehe.
> >
> > Btw, Mba' Herni, mba' Nawiro atau teman-teman lain penyuka kopi? 
mo
> > kopi Aceh? (hitung-hitung promosi awal jadi gratis, nanti kalo
> > sudah "kecanduan", ya beli lewat saya:)). Kalo berminat nanti
> > beritahu saya saja lewat japri. Khusus mba' Herni, beritahu saya
> > segera kalo ada teman mba' Herni yang bisa dititipi ke londo 
sana:).
> > Maklum kalo ngirim langsung, pasti biayanya kirimnya berpuluh-
puluh
> > kali lipat dari harga kopinya hehehehhe.
> >
> > Wassalam
> >
> > Lestari
> >
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com ,
> > "Herni Sri Nurbayanti"
> >  wrote:
> > >
> > > Mbak Mia,
> > >
> > > Makasih sudah membantu menjelaskan. Maaf kemarin saya memang 
lagi
> > hit
> > > and run. Percaya atau tidak, susyah cari internet :) Sekalinya 
nemu
> > > internet, cuma cek email sebentar2, baru kemarin sempat liat 
WM dan
> > > jreeeng membalas dng singkat pake bahasa gak jelas pula :).
> > >
> > > Kalau saya tidak salah memahami, personal is political justru
> > orang2
> > > seperti ponakan2 mbak Mia (dan mungkin orang2 spt mbak mia, 
mbak
> > > raiya, mbak chae, dll). Maksudnya, mereka2 ini yg mencoba 
mengubah
> > > persepsi, simbol2, dsb yg selama ini sudah 'mapan'. Kalau tidak
> > salah,
> > > merujuk ke mas michel foucault. Dia yg bilang, bahwa tiap 
individu
> > > punya power... utk mengubah (dan menginstitusionalisasikan
> > perubahan
> > > itu) dalam suatu kerangka struktur sosial yg 
keliatannya 'mapan'
> > dan
> > > susah diubah. Kalau mau contoh mudahnya, mbak Nawiro coba 
nonton
> > film
> > > bend it like beckham atau duh kok lupa yg satunya lagi.. billy
> > siapa
> > > gitu.. cerita anak laki2 yg besar di keluarga pekerja tambang 
namun
> > > berbakat balet? Itu contoh personal is political. Bahwa usaha
> > > 'perlawanan' itu ada dan dampak perubahannya ada.. entah jenis
> > > perlawanan yg terang2an spt mereka, atau model yg 'diem2' spt
> > saya :))
> > > Kita ini kan icon2 berjalan, hehe... Kadang2, aksi itu lebih
> > > mengezutkan dan lebih mengena dibanding 
omongan/diskusi/sanggahan
> > kok,
> > > terutama buat mereka yg suka usil menantang atau 
mengukur2 'kadar
> > > keislaman' kita :) Idiomnya mah: ente jual, ane beli :))
> > >
> > > Kalau mereka2 yg mbak mia sebut sbg no deal itu, mungkin para
> > > institutionalist kali ya? karena biasanya target mereka adalah
> > > mengubah institu

[wanita-muslimah] Re: Pilih Palang Merah atau Bulan Sabit Merah atau dua-duanya

2006-11-03 Terurut Topik lestarin
PMI memang NGO independen dan non profit, dan betul seperti Pak 
Donnie sampaikan, IFRC bekerja sama atau menjadi funding dari PMI 
bila melakukan berbagai project kemanusiaan, termasuk yang dilakukan 
di Aceh-Nias. 

Sebagai federasi IFRC memang menggabungkan bendera palang merah dan 
sabit merah. IFRC yang bersifat federasi memang  berupaya 
menjalankan fungsi koordinasi di antara sesama palang merah, sesama 
bulan sabit, maupun antara palang merah dan bulan sabit. Selain IFRC 
ada juga ICRC (International Committee of Red Cross)yang sama-sama 
mewadahi palang merah dan sabit merah. Keberadaan IFRC dan ICRC yang 
seolah serupa tapi tak sama ini sempat membuat rancu seorang teman 
di Aceh yang kebetulan bertugas menjadi liaison officer untuk 
berbagai NGO dalam dan luar negeri dan berkontak dengan kedua 
lembaga ini, namun setelah melakukan diskusi tampak bahwa perbedaan 
itu lebih bersifat "politis":).Dalam prakteknya di lapangan, bulan 
sabit merah dari berbagai negara pun tampak "sulit" berkoordinasi 
dengan IFRC, padahal jelas-jelas simbol IFRC menggambarkan keduanya, 
palang merah dan bulan sabit merah. Jadi persoalannya disini bukan 
pada simbol tampaknya.

Pak Dwi, Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) memang seharusnya juga 
bergabung dengan IFRC, atau berkoordinasi secara intensif dengan 
PMI, meski sebagai organisasi BSMI tetap bisa mandiri. Di Indonesia 
sendiri koordinasi BSMI dan PMI tampaknya "terganjal" oleh sikap 
resmi PMI yang mengacu pada berbagai hal dan salah satunya tidak 
menghendaki simbol bulan sabit dipakai diluar kelembagaan resmi PMI 
(baca link:  http://www.suaramerdeka.com/harian/0206/10/nas16.htm). 
Nah dari sini lah berbagai sikap politis pun muncul bergantian. 
Padahal sekali lagi keduanya selalu mengklaim sebagai sebuah lembaga 
kemanusiaan yang tidak mempersoalkan agama, bangsa, suku bangsa, 
golongan, warna kulit, jenis kelamin dan bahasa.

Jadi yang penting memang apa yang dikerjakan, saling berkoordinasi 
dan saling mendukung, tidak perlu mencemaskan simbol-simbol. Tapi 
memang aneh juga kalo DPR sibuk menggodok RUU soal simbol 
kemanusiaan, apa memang tidak ada hal lain yang lebih bermanfaat 
dibandingkan meenetapkan  simbol-simbol kemanusiaan dalam sebuah 
undang-undang? Barangkali mba' Zahra Rabiah bisa sharing lebih 
lanjut soal kegiatan DPR yang satu ini?? Info lengkapnya bisa 
diperoleh dimana soal isue ini?


Wassalam


Lestari 



 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Donnie <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> 
> Setahu saya PMI adalah NGO yang independen dan non profit.  
Mereka  
> melakukan fund rising sendiri terutama dengan cara bulan dana 
PMI.   
> Mungkin juga mereka mendapat dana dari IFRC tapi setahu saya 
berbasis  
> projek, misalnya kemarin pas ada gempa bumi di Jogja.
> ... 
> yang pernah dekat dengan PMI
> Donnie
> 
> 
> 
> ===
> On 02 Nov 06, at 10:24, Lina Dahlan wrote:
> 
> > Saya mau bertanya soal Palang Merah Indonesia. Apakah PMI itu
> > mendapatkan dana dari IFRC tsb?
> >

> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Dwi W. Soegardi"
> >  wrote:
> >>
> >> Lembaga Internasionalnya jadi satu wadah
> >> International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies
> > (ifrc.org)
> >> lambangnya pun palang merah dan bulan sabit merah.
> >> Yang saya heran di Indonesia selain ada PMI yang sudah lebih 
dulu
> > aktif,
> >> akhir-akhir ini ada BSMI. Apakah ada koordinasi antara keduanya,
> >> dan apakah BSMI juga tergabung dalam IFRC?
> >>
> >> Kalo ribut soal nama dan lambang, entar lupa kerjaannya.
> >> Apakah ribut2 begini juga terjadi di negara lain seperti di 
India
> > yang
> >> mayoritasnya Hindu,
> >> Cina dan Jepang yang mayoritas Buddha dan Shinto? Bagaimana pula
> > negara yang
> >> mayoritasnya ateis? Apakah di Israel lambangnya Bintang David
> > Merah?
> >> Bisa jadi simbol palang berasal dari kultur Kristen tempat
> > lahirnya gerakan
> >> palang merah,
> >> tapi apakah dengan mengglobalnya gerakan ini esensi simbol itu
> > masih ada?
> >> Yang jelas gerakan palang merah bukan gerakan misionaris kristen
> > kan?
> >>
> >> salam,
> >> DWS
> >>
> >>
> >> On 11/1/06, waluya56  wrote:
> >>>
> >>> Lha Embak, lambang kan enggak penting, yang penting sama-sama
> > buat
> >>> kemanusiaan. Yang saya belum mengerti, kenapa lambang Bulan
> > Sabit itu
> >>> dihubungkan dengan Islam? kira-kira ada yang bisa memberi
> > pencerahan?
>> >>> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, zahra rabiah
> >>>  wrote:
> 
> 
> 
>  Assalamu'alaikum Wr Wb,
> 
>    Saat ini di DPR sedang digodok UU tentang lambang
> > kemanusiaan.
>    sudah ada rancangan tentang penetapan Lambang Palang Merah
> >>> sebagai satu2nya lambang kemanusiaan.
>    Padahal kita tau, di Indonesia yang terlibat dalam aksi
> >>> kemanusiaan bukan saja Palang Merah Indonesia tapi banyak 
lembaga
> >>> yang aktif tapi menggunakan lambang BUlan Sabit Merah yang di
> > dunia
> >>> Internasional juga diakui sebagai lambang kemanusiaa

[wanita-muslimah] Re: Dilema atlet putri berjilbab di Asian Games

2006-11-03 Terurut Topik lestarin
Mba' Herni,

Karena nama saya di sebut-sebut ama mba' Herni, makanya saya 
nimbrung lagi.:) Iya ya, kalo diingat-ingat lagi memang adegan 
menaikkan perempuan tidak berjilbab ke mobil pick up polisi syariah 
di Aceh cukup mendebarkan, khususnya bagi saya dan teman-teman yang 
tidak menggunakan jilbab. Untungnya (selalu ada untungnya segala 
sesuatu bagi orang Jawa seperti saya hehehehe), waktu itu saya 
berada dalam mobil yang tidak dirazia:)).

Buat mba' Nawiro, nanti kalau ada rizki sila datang ke Aceh, dan 
bisa jalan-jalan keliling Banda Aceh, kalau memungkinkan ya 
mengikuti polisi syariah saat merazia, dan mengetahui bagaimana 
mereka melakukan aksinya.  Kalo saya kan ga mungkin mengikuti 
mereka, bisa-bisa melewati depan kantornya polisi syariah langsung 
ditangkap, dianggap menyerahkan diri  hehehhehehe. 

Btw, Mba' Herni, mba' Nawiro atau teman-teman lain penyuka kopi? mo 
kopi Aceh? (hitung-hitung promosi awal jadi gratis, nanti kalo 
sudah "kecanduan", ya beli lewat saya:)). Kalo berminat nanti 
beritahu saya saja lewat japri. Khusus mba' Herni, beritahu saya 
segera kalo ada teman mba' Herni yang bisa dititipi ke londo sana:). 
Maklum kalo ngirim langsung, pasti biayanya kirimnya berpuluh-puluh 
kali lipat dari harga kopinya hehehehhe.


Wassalam

Lestari

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Herni Sri Nurbayanti" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Mbak Mia,
> 
> Makasih sudah membantu menjelaskan. Maaf kemarin saya memang lagi 
hit
> and run. Percaya atau tidak, susyah cari internet :) Sekalinya nemu
> internet, cuma cek email sebentar2, baru kemarin sempat liat WM dan
> jreeeng membalas dng singkat pake bahasa gak jelas pula :).
> 
> Kalau saya tidak salah memahami, personal is political justru 
orang2
> seperti ponakan2 mbak Mia (dan mungkin orang2 spt mbak mia, mbak
> raiya, mbak chae, dll). Maksudnya, mereka2 ini yg mencoba mengubah
> persepsi, simbol2, dsb yg selama ini sudah 'mapan'. Kalau tidak 
salah,
> merujuk ke mas michel foucault. Dia yg bilang, bahwa tiap individu
> punya power... utk mengubah (dan menginstitusionalisasikan 
perubahan
> itu) dalam suatu kerangka struktur sosial yg keliatannya 'mapan' 
dan
> susah diubah. Kalau mau contoh mudahnya, mbak Nawiro coba nonton 
film
> bend it like beckham atau duh kok lupa yg satunya lagi.. billy 
siapa
> gitu.. cerita anak laki2 yg besar di keluarga pekerja tambang namun
> berbakat balet? Itu contoh personal is political. Bahwa usaha
> 'perlawanan' itu ada dan dampak perubahannya ada.. entah jenis
> perlawanan yg terang2an spt mereka, atau model yg 'diem2' spt 
saya :))
> Kita ini kan icon2 berjalan, hehe... Kadang2, aksi itu lebih
> mengezutkan dan lebih mengena dibanding omongan/diskusi/sanggahan 
kok,
> terutama buat mereka yg suka usil menantang atau mengukur2 'kadar
> keislaman' kita :) Idiomnya mah: ente jual, ane beli :)) 
> 
> Kalau mereka2 yg mbak mia sebut sbg no deal itu, mungkin para
> institutionalist kali ya? karena biasanya target mereka adalah
> mengubah institusi (institusi disini diartikan sbg organisasi 
termasuk
> nilai2) dan biasanya hukum dijadikan sbg alatnya, liberalism atau
> conservatism atau apapun ideologinya dijadikan sbg prasyarat wajib,
> cenderung tidak mau mengenali konteks, mengenali 'medan' (institusi
> ini gak jelas datangnya darimana), ada keterlapasan dng sejarah 
atau
> ada bagian yg lepas dari konteks masa lalu, sekarang dan masa depan
> (spt yg mbak mia bilang dulu, mungkin mirip2 orang schizophrenic 
kali
> ya? hehehe...). Jelas tidak ada no deal, karena buat mereka memang
> tidak ada deal. Tidak ada sesuatu yg ditawar. Mereka gak nawar 
barang.
> Mereka mencoba memaksakan suatu paket... persis IMF :). Mereka 
pikir,
> paket obat mereka adalah yg paling mujarab utk semua persoalan di
> semua tempat. Tapi institutionalist itu bahasa politik, sementara 
mata
> kuliah politik saya paling banter dapet C doang tuh, mbak :)) gak 
bisa
> dijadikan referensi terpercaya, hehe.. tapi kira2 begitulah..
> 
> Secara pribadi, problem saya ma jilbab cuma satu. Jilbab itu 
begitu...
> visible. Ibadah lain masih bisa disembunyikan kecuali jilbab. Buat
> saya, itu masalah besar :). Begitu besarnya, sampe sering mikir 
pengen
> lepas aja, hehe.. soalnya ya itu tadi, bakalan serba salah kok. 
Pake
> gak pake sami mawon. Tapi kalo gak pake, masih bisa sok2 ngeles dng
> berkata: "belum siap" hihihi (kecuali di Aceh, digiring kaya sapi, 
ya
> mbak lestarin?). Kalo dah pake, apalagi model buka-tutup, bisa
> diceramahi sampe mampus. Masyarakat cenderung lebih menghujat
> perempuan jilbab yg 'nakal' dibanding mereka yg belum pake jilbab 
tapi
> nakal.. hehe (padahal, nakal itu yg kaya apa sih? koruptor kan juga
> 

[wanita-muslimah] Re: Antara Taekwondo dan Karate: Dilema atlet putri berjilbab di Asian Games

2006-11-03 Terurut Topik lestarin
Mba Amze Lea,

Bagaimana mba' bisa mengatakan sebagian besar milist ini 
bisa "menambah hancur" Anda?? Mohon kiranya kalau niatan baik 
bergabung dengan milis ini ya jangan menggeneralisasi teman-teman 
yang dimilis. Jadi silakan dicermati lagi. Jangan mudah terburu 
nafsu melihat diskusi di milis ini. Sekali lagi niat baik untuk 
berubah menjadi baik memang tidak mudah, jadi jangan menyerah. 


Semoga Anda tercerahkan dengan diskusi teman-teman lain yang serius, 
maupun yang santai namun tetap "sehat".


Wassalam



Lestari

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Amze Lea <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> Gila tadinya gw pengen baee.. dari gy gw yg premann and free.. 
tapi isi Milist ini seb besar jd nambah gua Ancur... hujat2an 
lahhh,, ngejelekin orang lahh, apa emang ini sikap semua orang 
islam. Gw jadi ga percaya
>   sekarangmah sekalian ajaa gw ancur2an.sapa tau dapet plusss 
disini...
>   Skrng gw tambah suka ma sarinesia yang udah 
Vulgar2an.Maksudnya Pen=Penis yaa?? Hahahahaaa... Banyak kok yg 
gede... tapi bisa berprestasii
>   Sarinesia tau tempat pijat yg enak gaaa or yg bisa tambahin 
gedenya??? atau kamu bisa gaa?? Hahahah
>
>   Sekalian Ancur
> 
> sarinesia <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "ritajkt" 
 wrote:
> >
> > kayaknya sulit deh karena utk sukses di bidang olah raga 
dituntut 
> > disiplin tinggi sementara dakwah-dakwah para ulama yg ngetrend 
> 
> sekarang kalau mau jadi ustadz terkenal harus jadi preman dulu 
kalau
> perlu masuk penjara 10 kali baru bisa diterima TV. sehingga omongan
> ustadz juga ngelantur semua.
> 
> > sekarang ini menafikan kerja keras yg progresif di bid ini 
karena 
> > dianggap bukan sikap yang Islami. Mungkin dianggapnya olahraga 
> > prestasi itu bukan Islamic civilization, saya kutipin nih dari 
> > posting bu Nawiroh,"tujuannya mau olahraga itu apa sih? mau 
sehat 
> > atau mau dipuja orng atau mau cari duit?" 
> > 
> > Jadi yah kita gak perlu deh berharap ada atlet Muslim karena 
seorang 
> > Muslim hanya perlu sehat aja dari olahraga...:(((
> 
> saya ingat waktu Arab Saudi masuk piala dunia dan kalah.. komentar
> para pedagang kaki lima.. "itu karena kegedean pen... ". apa iya 
ya?
> 
> saya juga gak tahu apa karena itu arab saudi gak bisa maen bola?
> 
> tapi yg jelas maen bola perlu disiplin tinggi.
> 
> > Apakah Bu Nawiroh dkk juga akan segera mengirim petisi penarikan 
tim 
> > olimpiade kita di masa mendatang? Biar gak mubazir, gitu..:))
> > 
> > Mungkin ntar bisa dipakai salah satu alasan nih Bu,misale bahwa 
> > duwit buat ngirim kontingen kan bisa buat mborong bukunya 
Hartono 
> > Ahmad Jaiz..:))
> 
> HAJ ini aneh ya.. dia berasal dari IAIN kok sering menyerang sana 
sini
> termasuk IAIN lembaga yg telah membesarkannya.. kayaknya ahli 
tembak
> yg membabi buta dia itu.
> 
> 
> 
>  
> 
>  
> -
> Get your email and see which of your friends are online - Right on 
the  new Yahoo.com
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>





===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] Re: Antara Taekwondo dan Karate: Dilema atlet putri berjilbab di Asian Games

2006-11-01 Terurut Topik lestarin
Mba Nawiro, Salam kenal dari saya

Rupanya mba' baru gabung di milis ini ya...:) Maklum soal issue 
Jilbab memang dah sangat buanyaaa di milis ini sejak dahulu 
kala, and kalo mba' cermat mengikuti sejak dulu, ada lho orang ngga' 
pakai jilbab dihukumyakni di Aceh. Kebetulan saya sekarang 
mencari rizki Allah di bumi Aceh. Jadi yang namanya razia jilbab 
lumayan sering digelar di sini, khususnya di Banda Aceh. 
Hukumannya?? ya namanya hukuman pelanggaran Syariah Islam (ala 
Aceh), mulai dari yang ringan sampai hukuman cambuk. Kalau lagi ada 
razia, bisa dilihat tuh teman2 perempuan yang tidak berjilbab 
dinaikkan ke mobil polisi syarih (pickup), seperti menaikkan para 
pekerja seksual yang berlaku di daerah lain di Indonesia. Dipaksa 
angkut lah. Jadi kalau Jilbab urusan personal, lalu mengapa 
dijadikan perda???

Perlakuan tidak nyaman bagi orang yang tidak menggunakan jilbab juga 
sangat banyak. Saya sebelum-sebelumnya sudah sering sharing, karena 
saya salah satu korbannya. Semoga mba' Nawiro bisa berempati juga 
dengan teman-teman yang tidak berjilbab dan diperlakukan tidak adil 
di Aceh ini.



Wassalam

Lestari 


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Nawiro Aisyataini 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> yaach namanya juga belajar berwacana, belajar berdiskusi mbak, 
yang bisa nggak becus, bisa salah, bisa bodoh...tapi saat mbak 
menghina saya nggak becus...saya nggak bilang akan menggunakan kapak 
untuk bicara kan?? Tapi yang nggak pakai jilbab dihukum dimana sih?? 
Malahan beritanya kok gara2 nggak mau lepas jilbab nggak bisa dapat 
SIM, dikeluarkan dari SMUN, nggak boleh ikut ujian. Gara2 pakai 
cadar diusir dari kampung karena dianggap aliran sesat, yang rok 
mini oke2 aja tuh. Maaf lho mbak Rani kalo pendapat saya ini nggak 
becus lagi, tapi saya akan belajar dari pendapat2 rekan-rekan di 
milis ini...termasuk mbak Rani tentunya
> 
> Salam
> 
> 
> - Original Message 
> From: Rani Kirana <[EMAIL PROTECTED]>
> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Sent: Wednesday, November 1, 2006 5:06:05 AM
> Subject: [wanita-muslimah] Re: Antara Taekwondo dan Karate: Dilema 
atlet putri berjilbab di Asian Games
> 
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Nawiro Aisyataini 
>  wrote:
> >
> > Lha yang jadi contoh kok ibu negara...?? jadi contoh itu ya 
misal 
> ibu Hj Lutfiah Sungkar, atau  Inneke. Maksud saya ngapain sih 
> memprotes orang pakai jilbab, kan suka-suka mereka. Lagian kalo 
> pejabat kebanyakan jadi teladanbiasanya sih teladan 
buruk. :)
> > 
> > 
> 
> Bukannya menggunakan jilbab adalah suatu kewajiban 
> 
> malahan banyak wanita yang harus di caci, di hina bahkan di HUKUM 
> karena tidak menggunakan jilbab..
> 
> Nawiro..nawiro..anda ini tidak becus menggunakan standar anda..
> 
> 
> 
> 
> ===
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun 
masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-
muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
> 
> This mailing list has a special spell casted to reject any 
attachment  
> Yahoo! Groups Links
> 
> 
> 
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>





===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] Re: FW: [bodp2005] Mari kita dukung Kampanye BERSAMA BERLEBARAN BERSAMA .

2006-10-15 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Arief,

Aduh, ujung-ujungnya itu yang "nggak banget deh".masak kita 
diminta makmum ke Mekkah sih? yang bener saja, Mekkah memang 
tempat kita untuk berhaji dan umroh, namun bukan berarti apa-apa 
yang diputuskan pemerintah Mekkah itu sesuai dengan tuntunan Islam:(.

Wassalam

Lestari


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Eri Riefika" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>  
> 
> -Original Message-
> From: Arief Suryadi [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> 
> Gimana lebaran bareng
> 
> ---
-
> 
> 
> From: THIO [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Friday, October 13, 2006 10:45 AM
> To: THIO
> Subject: Mari kita dukung Kampanye BERSAMA BERLEBARAN BERSAMA .
> 
> 
> 
> Dari milis sebelah...
> 
> Mari kita dukung Kampanye BERSAMA BERLEBARAN BERSAMA .
> 
> 
> Sehabis shalat Tarawih kemarin malam saya dihentikan oleh Fadli di 
serambi
> masjid. Saya diajak duduk bersila bersama Uun dan Kang Ngalwi. 
Rupanya
> mereka sudah mulai terlibat dalam suatu pembicaraan dan saya 
diminta
> bergabung.
> 
> 
> ''Kang Ngalwi punya pertanyaan dan kita diminta menjawabnya,'' 
kata Fadli
> setelah saya duduk.
> ''Katanya, kita ini hidup sekampung, seagama, sekitab suci, 
senabi; tapi
> nanti kita akan berlebaran pada hari yang berbeda. Di kampung ini 
sebagian
> akan berlebaran hari Senin, sebagian lagi hari Selasa. Kenapa? 
Apakah ini
> nalar? Apakah ini patut?''
> 
> 
> Saya tersenyum dan merasa naif. Tapi nanti dulu. Sekilas 
pertanyaan itu
> memang terasa tidak bermutu, bahkan bodoh. Apalagi bagi mereka 
yang merasa
> pakar di bidang agama. Oleh para alim, pertanyaan Kang Ngalwi 
pasti akan
> digilas dengan jawaban: ''Sudahlah, pokoknya kita hormati keyakinan
> masing-masing.
> Tahun ini, yang mau Lebaran hari Senin maupun Selasa, semua baik-
baik saja
> karena keduanya berpegang dengan keyakinan masing-masing, dan 
keduanya punya
> dalil segudang untuk membenarkan keputusan yang mereka ambil.''
> 
> 
> Itulah kearifan tertinggi yang selama ini bisa dicapai oleh umat 
Islam.
> Namun sebenarnya kearifan
> tertinggi itu masih menyisakan perasaan tidak nyaman dalam 
kenyataan hidup
> sehari-hari, terutama di lapisan bawah. Jadi pertanyaan Kang 
Ngalwi itu
> tidak mengada-ada, bahkan mungkin mewakili perasaan umum 
masyarakat awam.
> 
> 
> Jelasnya, masyarakat awam merasa tidak nyaman bila ada Lebaran 
yang berbeda
> hari.
> 
> 
> Ya, bagaimana bisa nyaman (terasa konyol) ketika masjid di sebelah 
sudah
> bertakbir dan masjid kita masih melakukan shalat Tarawih.
> 
> 
> Bagaimana silaturahmi tidak menjadi janggal ketika kita sudah 
menyantap
> gulai kambing, berpakaian bagus, bergembira ria karena hari 
Lebaran sudah
> tiba tetapi tetangga masih berpuasa.
> 
> 
> Bagaimana hati tidak terasa buntu ketika salaman kita belum bisa 
diterima
> oleh teman yang Lebarannya baru besok hari.
> 
> 
> ''Lho, sampeyan ini diminta bergabung dengan harapan mau menjawab 
pertanyaan
> Kang Ngalwi. Kok malah merenung,'' Fadli mengingatkan saya.
> 
> 
> ''Wah, jawaban saya pasti sudah kalian ketahui karena kita sama-
sama sering
> mendengar ceramah yang menyinggung masalah perbedaan hari 
Lebaran,'' jawab
> saya.
> 
> 
> ''Baik. Kalau begitu saya ingin tanya. Kalau boleh memilih, 
sampeyan lebih
> suka Lebaran bareng atau Lebaran sendiri-sendiri?'' kejar Fadli.
> 
> 
> ''Saya lebih suka Lebaran bareng.''
> ''Kenapa?''
> ''Rasanya, itu lebih patut, lebih enak. Bahkan andaikata Kanjeng 
Nabi masih
> ada di tengah kita, saya yakin beliau tidak berkenan dengan 
Lebaran yang
> tidak kompak ini.''
> 
> 
> ''Ya, betul. Jadi kenapa para alim yang memimpin umat tidak bisa 
kompak
> dalam menentukan hari Lebaran?''
> 
> 
> Terus terang saya malas menjawab pertanyaan ini sebab khawatir akan
> ditertawakan oleh para alim.
> Maka saya senang ketika Uun mengambil alih dan mencoba menjawab 
pertanyaan
> Fadli.
> 
> 
> ''Begini, Fad,'' kata Uun. ''Perbedaan keyakinan di antara para 
pemimpin
> memang punya dasar berupa dalil-dalil. Yang jadi masalah, saya 
kira, adalah
> sikap memutlakkan keyakinan masing-masing.''
> 
> 
> ''Memutlakkan bagaimana?''
> ''Memutlakkan, ya tidak bisa ditawar meski sikap itu melanggar ruh 
Islam
> yang amat menjunjung tinggi kebersamaan. Dan membuat umat di bawah 
menjadi
> tidak nyaman.''
> ''Tapi Kanjeng Nabi pernah bersabda, perbedaan di antara umat 
Islam adalah
> rahmat.''
> ''Ah, kamu sendiri tahu, penerapan sabda itu tidak boleh 
sembarangan. Dan
> saya sangat yakin Kanjeng Nabi merasa sedih dengan perbedaan hari 
Lebaran
> ini.''
> ''Kalau begitu kamu punya gasasan apa?''
> 
> 
> ''Demi kemuliaan Kanjeng Nabi maka saya sampaikan gagasan ini. 
Tapi, Fad,
> kamu jangan kaget: Mari kita putuskan jatuhnya hari Lebaran melalui
> keputusan politik. Ada beberapa opsi yang ingin saya tawarkan, 
tapi saya
> kemukakan satu saja yang paling sederhana.''
> ''Lebaran dengan keputusan politik?'' tanya Fadli dengan mata 
melebar. Terus
> terang saya 

[wanita-muslimah] Re: Bersyukurlah tidak tinggal di ACEH :=)

2006-10-12 Terurut Topik lestarin
Yth. Pak Sabri,

Sudah ada hukuman cambuk di Banda, ya pusatnya di pelataran Masjid 
Baiturahman, setiap hari Jumat (usai sholat Jumatan), tapi tuh kalau 
lagi ada yang mo dicambuk, so barangkali kalau Pak Sabri berminat 
(melihat atopun dicambuk), bisa tanya jadwalnya ke Masjid 
Baiturahman...hehehehehe. 
Saya Alhamdulilah betah di Aceh, meski dengan 
segala "kekurangannya" :), namanya juga sedang berihtiar, mencari 
rejeki di bumi Allah dimanapun berada. Ketika ada teman Aceh dengan 
bangga bilang: "enak kan puasa di Aceh, beda kan, lebih Islami", 
saya jadi terseyum lebar menahan ketawa, saya bilang: "Kurang 
tantangannya kalo puasa di sini. Seperti puasa anak TK, yang tidak 
boleh dan tidak tahan melihat orang lain makan.Tidak ada cobaannya, 
beda dengan puasa di Jakarta ataupun di Surabaya, yang bisa melihat 
warung-warung tetap buka, dan melihat orang makan di siang 
bolong...hehehehee"
Yang mengenaskan memang bagi kaum perempuan yang sedang haid, atau 
sedang sakit,alamat deh ikut puasa dengan "terpaksa", karena tidak 
ada warung yang berani buka, khususnya didekat tempat saya kerja. 
Jadi kalo maksain diri ya terpaksa pulang ke rumah naik becak di 
bawah terik matahari Aceh yang puanaasss itu. Pendapatan dari ibu-
ibu kantin ditempat kerja saya pun jelas hilang saat Ramadhan, dan 
sempat saya mendengar keluhan dari salah seorang di 
antaranya,larangan berjualan di siang hari memang akhirnya bersifat 
ekstrem, karena ancaman dibongkar dan di razia juga menghantui para 
penjual makanan.

So Pak Sabri, tinggal di Aceh memang bukan tempat favorit saya, dan 
saya jadi kangen juga main ke Pekalongan dan memilih-milih batik 
pekalongan yang cantik-cantik:).


Wassalam


Lestari

PS: Penghiburan saya di Aceh, salah satunya yakni membaca komik 
Asterix dan Obelix dalam bentuk CD, almost lengkap neh, ada teman yg 
sudah membakarnya di CD:))




--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, st sabri <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
>
> mbak Les,
> 
> emang di banda juga dah ada hukum cambuk ya (saya tinggal di 
gampong
> pineung). Yang lucu gini, saya dah 3 kali menghadiri seremoni akad 
nikah
> di mesjid baiturrahman dan aturan sekarang pengantin laki (linto) 
hanya
> boleh salaman ama tamu2 laki, pengantin prempuan (dara) hanya boleh
> salaman ama tamu2 prempuan ; aturan ini baru beberapa bulan 
katanya,
> gara2 kepala dinas syariah islam NAD mantu dibuat aturan baru.
> 
> ada komentar salah satu ustadz (yg mungkin agak nggladrah) ... wah 
ini
> gara2 syariah islam; baru jadi pengantin dah DIPISAH :=))
> 
> sampai hari ini saya belum bisa melihat dimana enaknya tinggal di
> aceh :=)) selain kumpul dengan istri dan anak tentu saja. Harga 
makanan
> muahalll, baju2 apalagi, semua bahan kebutuhan mahalnya bukan main.
> Istri saya yang asli aceh, terheran-heran saat sarapan pagi di
> pekalongan; kami bertiga makan nasi megono, tempe goreng, minum es 
teh
> cuma habis 6000 rupiah. Belum lagi harga pakaian (batik) dan produk
> konveksi cuma 10% dari harga2 di aceh ... akibatnya pulang dari
> pekalongan ke aceh cargonya hampir 2 kuintal :=))
> 
> mbak lami, kalo punya uang mending bertandang ke pekalongan, 
jangan ke
> aceh : sampeyan bisa tamasya belanja atau tamasya kuliner. 
Pekalongan
> jauh lebih islami dibanding aceh .... meski pekalongan dijuluki 
TERASNYA
> CALIFORNIA :=))
> 
> salam
> 
> 
> 
> On Thu, 2006-10-12 at 03:36 +, lestarin wrote:
> > Mba', kalau ada rejeki, mampir lah ke Aceh yang katanya Serambi 
> > Mekkah ini, jadi meski tidak ummroh dan naik haji ke tanah suci, 
> > paling tidak kan sudah sampai di serambinya:). Kalau bisa datang 
pas 
> > hari Jum'at, sekalian bisa melihat hukum cambuk sekalian dan 
> > mendengarkan berbagai komentar para penonton hukuman tersebut. 
> > Barangkali nanti Anda makin bisa mendengar dan membuka hati Anda 
> > lebih lebar.
> > 
> > Wassalam
> > 
> > Lestari
> > 
> 
> >
>





===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] Re: Bersyukurlah Menjadi Seorang Muslim

2006-10-11 Terurut Topik lestarin
Yth. Mba' Lami,

Sekali lagi mohon banyak mendengar, membaca dari pengalaman dan 
berita yang sudah banyak beredar soal isu "menebar kebencian keluar" 
itu. Banyak lho mba' Lami, apakah menutup paksa gereja atau menulis 
suatu materi yang sifatnya "menghina dina" suatu ajaran agama yang 
berbeda bukan bentuk provokasi dari pemeluk agama Islam pada 
kelompok penganut agama yang berbeda? Saya rasa mba' Lami harus 
mulai membuka hati untuk bisa berpikir jernih dan memandang adil 
suatu kasus. Saya tidak akan pernah suka Nabi Muhammad maupun Gusti 
Allah Swt di hujat-hujat, tetapi sayapun tidak suka melihat orang 
Islam yang menutup paksa rumah ibadah. Sekali lagi berlaku adil lah 
mba'. Jangan juga bilang dengan enteng : "yang nutup gereja 
itu "oknum" Islam", kan sama saja nanti pemeluk agama lain 
bilang: "yang menghujat Nabi Muhammad itu juga "oknum"". Lalu 
kapan kita bisa bertoleransi dan berbuat adil??

Mba' Lami, saya yakin Anda seperti saya juga,  haqul yakin bahwa 
Islam memang benar dan agama pilihan kita. Lalu bagaimana kalau 
pemeluk agama lain juga mengatakan yang serupa dengan kita soal 
keyakinan mereka. Maka paling tepat adalah bertoleransi dan berkata 
Lakum Dinukum Waliyadin. Jadi jangan lalu selalu 
menggampangkan :"Yang salah kan orang Islamnya" --> bukannya 
mengenali kenapa ini bisa terjadi dan bagaimana supaya tidak salah 
lagi  Karena bila mba' Lami mudah berkata-kata seperti ini, 
nanti apa jadinya dunia ini bila pemeluk agama lain pun berkata-kata 
gampang serupa, namun terus berkutat merasa dirinya paling benar, 
ujung-ujungnya pun pertumpahan darah.

Jadi ketika saya berbagi pengalaman kepada mba' Lami, bukan berarti 
saya sekedar mengingat-ingat hal buruk yang menimpa saya, saya tidak 
menjadikannya sebagai suatu kebencian kok mba':). Saya heran juga 
kok mba' bisa mengatakan itu sebagai suatu hal untuk mulai membenci 
sesama muslim??:) Saya malah tidak pernah berpikir ke arah sana 
samasekali. Justru saya mencari akar persoalannya, dan biasanya 
memang berawal dari merasa paling benar di antara sesama muslim. 
Saya pun tidak akan pernah jera sholat di masjid atau di mushola, 
dan juga akan tetap sabar kalau ada saja yang mencela-cela 
penampilan saya yang berbeda tanpa jilbab, kalau memungkinkan saya 
malah mengajak diskusi yang bersangkutan:)

Mba', kalau ada rejeki, mampir lah ke Aceh yang katanya Serambi 
Mekkah ini, jadi meski tidak ummroh dan naik haji ke tanah suci, 
paling tidak kan sudah sampai di serambinya:). Kalau bisa datang pas 
hari Jum'at, sekalian bisa melihat hukum cambuk sekalian dan 
mendengarkan berbagai komentar para penonton hukuman tersebut. 
Barangkali nanti Anda makin bisa mendengar dan membuka hati Anda 
lebih lebar.



Wassalam




Lestari


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, lami <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> nah lbh enak klu ditegur dgn cara spt ini... tpi yg saya maksud 
tadi gak 
> ada muslim yg menebar kebencian keluar mba...(golongan agama lain, 
mis 
> menghina tuhannya or patung sesembahannya ato apapun yg berhub dgn 
> itu)... setau saya spt itu...(maaf klu salah lagi),  saya tau kok 
klu 
> sunny dan syiah gak pernah bs akur ato sebagian yg lain ngejar 
para 
> pengikut ahmadyah... krn ya itu tadi masing2 mrsa dialah yg plg  
benar 
> dlm mengekspresikan keimanannya...bukan cm mba yg pernah mengalami 
> pengalaman buruk krn dihina tdk berjilbab..or gaya berjilbab tdk 
sama 
> spt yg lain... tapi akankah kita bisa hidup dgn kebencian dan 
selalu 
> mengingat kejadian buruk yg menimpa kitaapalagi yg melakukan 
itu 
> saudara kita seiman,  kan gitu... terus apa iya krn keborokan kita 
> sendiri kita benci satu sm lain pdhal msh sodara seiman? ... kan 
yg 
> salah orgnya bukan islamnya ya kann... jdi ya memang hrs kembali 
ke awal 
> lgi koreksi diri biar gak malu2-in dan gak saling menyakiti satu  
sm 
> lain
> 
> maaf klu gak berkenan lgi...:)
> 
> 
> 





===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



[wanita-muslimah] Re: Bersyukurlah Menjadi Seorang Muslim

2006-10-10 Terurut Topik lestarin
Yth. Mba' Rani,

Barangkali memang mba' Lami belum ada "pengalaman" atau kurang 
mendengar kabar dari pengalaman teman-teman muslim lainnya 
yang "dimusuhi" sesama muslim karena berbeda pandangan. Jadi mba' 
Rani, mari kita ingatkan kembali mba' Lami atas berbagai pengalaman 
teman-teman muslim lainnya. 

So mba' Lami, mohon diingat akan banyaknya pertikaian antara sesama 
muslim. Misalnya saja, teman-teman Syaiah dan Suni yang selalu 
berperang, teman-teman Ahmadiyah yang dikejar-kejar dan dimusuhi 
oleh kelompok Islam lainnya. Atau yang paling sederhana ya 
pengalaman saya, yang juga sering dimusuhi, dimarahi, dihujat, 
karena penampilan saya yang tidak berjilbab di Aceh ini. Padahal 
jelas-jelas, saya ke masjid mau sholat, tidak mau bertengkar dengan 
orang, tapi ada saja yang berusaha memprovokasi saya. Dan pengalaman 
ini tidak cuma sekali, berkali-kali. 

Atau ada juga dengan pengalaman kakak saya yang tinggal di Bandung, 
beliau meski berjilbab pun ternyata mengalami diskriminasi dari 
kelompok pemakai jilbab lainnya, karena bentuk jilbab kakak saya 
bukan yang "gombrong-gombrong", jadi perbedaan jilbab juga bisa 
menyebabkan sikap tidak bersahabat - "permusuhan". Sungguh Ini 
menunjukkan bahwa sesama muslim memang bisa saja saling menyakiti, 
selalu ada provokator di antara sesama muslim, terutama ketika ada 
pihak yang merasa dirinya paling benar dan paling Islami:(.

Semoga mba' Lami lebih banyak mendengar pengalaman orang lain. Mari 
menghargai perbedaan, bertoleransi terhadap perbedaan. Perbedaan itu 
juga merupakan Rahmat Allah Swt.


Wassalam

Lestari

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Rani Kirana" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> 
> Hallooo...anda hidup di planet mana..ya..
> 
> statement anda amat sangat lugu banget.deh..
> 
> kalau terjemahan bebasnya : TIDAK ADA MUSLIM YANG MENJADI 
PROVOKATOR 
> DAN MENYEBARKAN RACUN KEBENCIAN...
> YANG MELAKUKAN SEMUA ITU ADALAH "MEREKA YANG DISEBERANG SANA"..
> 
> oh..betapa indahnya kalau dapat tinggal di planet tsb..
> Tidak ada provokasi, tidak ada kebencian..
> 
> tapi..eh..yang anda maksud orang MUSLIM ini siapa ya..?
> NU, Ahmadiah, Muhamadiyah, Syiah, Sunni atau aliran-aliran 
lainnya, 
> setahu saya, ada beberapa golongan di Islam yg tidak rela mengakui 
> golongan lainnya, dan mereka cenderung untuk saling bunuh bunuhan, 
> basmi basmian..
> 
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, lami  wrote:
> >
> >  setau saya gak ada seorg muslim yg suka memprovokasi dan 
> > menanamkan kebencian...tpi merekalah di sebrang sana yg suka 
> memprovokasi dan menanamkan kebencian...
>






===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[wanita-muslimah] Re: Mengajak Jalaluddin...(halal=tdk berpenyakit?)

2006-10-04 Terurut Topik lestarin
Walah Mba' Lami, 

Panjenengan yang termasuk mendiskriminasi mahkluk Gusti Allah SWT 
yang bernama Babi ya.:(

Menurut saya daging babi dan turunannya (termasuk jerohannya) memang 
haram, tapi kalo ada yg berminat menggunakan kulit babi sebagai 
sandal, sepatu or jaket, kayaknya ga ada hukum haramnya deh.

Nanti seperti yang pernah kita diskusikan dulu, jangan-jangan anak 
cucu kita pun akan takut mengeja kata "BABI" karena pun jadi haram 
seharam-haranmnya, bahkan namanya pun haram tuk disebut:(

Kalo sebabi-babi-nya diharamkan dan dijauhi, lalu kira-kira apa 
manfaat keberadaan babi di muka bumi ini??? Sepengetahuan saya, 
Gusti Allah menciptakan segala jenis mahkluk di bumi ini ada 
manfaatnya kok.



Wassalam

Lestari

PS: Saya bukan penggemar keluarga Ms. Piggy or Dogytapi sedih 
kalo kedua mahkluk Tuhan ini didiskriminasi.


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, lami <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> dengan keterbatasan ilmu pengen jg berpendapat.. sesuatu yg tidak 
> berpenyakit blm tentu halal.. contoh nya daging babi... walu si 
babi 
> sudah di ternak di peternakan modern, tidak lagi berkubang dgn 
lumpur.. 
> tdk lagi memakan kotorannya sendiri.. tiap hari kesehatannya di 
periksa 
> olh dokter hewan, tiap hari diberi pakkan yg baik, udh gak ada lgi 
> cacing pita dlm tubuhnya..dlm arti kata dah sehat sempurna  gak 
tiba2 
> jdi halal, tetap aja  babi haram kenapa... begini 
crtanya...mgkn 
> rekan yg lain pernah membacanya.. bahwa babi itu menghilangkan 
ghirah si 
> pemakan babi dlm hal ini manusia.. jika dua ekor babi jantan 
dikumpulkan 
> dgn seekor babi betina maka kedua ekor babi jantan itu akan saling 
> bekerjasama "menggilir/mengawini"  si betina,  berbeda dgn 
binatang lain 
> yg apabila ingin mengawini seekor betina mereka akan saling 
bertarung, 
> membunuh utk mendapatkan betinanya... di katakan lgi bahwa seseorg 
yg 
> memakan daging babi yg nyata2 di haramkan Allah.. bukan hnya krn 
babi 
> mengandung penyakit tpi jg sifat binatang tsb yg dpt masuk ke dlm 
tubuh 
> manusia...di katakan  yg memakannya tdk lagi memiliki rasa marah 
or tdk 
> senang bila istrinya diganggu pria lain, atu anak perempuannya 
bergaul 
> intim dgn laki2 lain yg bukan muhrimnya...
> 
> satu lagi menurut saya... bahwa Allah dlm Al quran tdk menyebutkan 
scra 
> explisit bagian2 dri tubuh babi yg boleh dan tdk boleh dimakan... 
namun 
> scra jelas dpt ditangkap bahwa semua bagian dari binatang babi 
adalh haram.
> 
> maaf klu gak berkenan..ada pencerahan dri yg lain...:)
> 
> -lami-
> 
> 
> irwank wrote:
> 
> > Kata siapa tuh bos? ngarang apa bukan tuh? :-)
> >
> > Wassalam,
> >
> > Irwan.K
> >
> > On 10/4/06, Ambon <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >   
> >>   Benarkah pengertian ini : "Halal artinya tidak berpenyakit".
> >>
> >> - Original Message -
> >> From: sarinesia
> >> To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
> >> Sent: Wednesday, October 04, 2006 7:05 AM
> >> Subject: [wanita-muslimah] Re: Mengajak Jalaluddin Rakhmat 
Bertobat
> >>
> >> minyak dgn daging sesuatu yg berbeda.
> >>
> >> seperti ayam, dagingnya halal tapi darahnya haram. begitu juga 
dgn
> >> kambing, sapi, dll.
> >>
> >>
>







===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 





[wanita-muslimah] Say No To Conservative Islam

2006-10-03 Terurut Topik lestarin

SAY NO TO CONSERVATIVE ISLAM 
By: Aguswandi, Banda Aceh

If ever there was a discourse about "them and us" in Indonesia, it 
should be about "them" who want to promote conservative Islam 
through sharia that oppresses women and is antidemocratic and 
against multiculturalism, and "us" who want to promote civil Islam, 
secular democracy and a multicultural, cosmopolitan society. Those 
of us in the "us" category have to take a stand on this now before 
it is too late. We have to parade our views, demonstrate and speak 
out immediately and clearly against "them".

Indonesian Islam has been unique in its compatibility with 
democracy. It has been celebrated for its moderation in contrast to 
the conservative, extreme version that is practiced in the Middle 
East. Despite being in the majority, Muslims in Indonesia have lived 
happily side by side with Indonesians of all other religious 
beliefs. 

However, that might not be the case in the future. It is already not 
the case in some parts of Indonesia. Now, as in many other parts of 
the Muslim world, Islam is under threat from the tidal wave 
of "Arabization" and conservatism. If we do not stop it now, this 
growing conservatism will result in our religion becoming a tyranny 
of the majority Muslims against the minority non-Muslims or even a 
tyranny against mainstream Muslims. 

This is a critical moment for the future of the unique and moderate 
Indonesian version of Islam. It is now time for moderate Muslims, in 
alliance with the democratic and human rights movement in Indonesia, 
to speak out against "them". It is time for "us" to voice our loud 
support for civil and moderate Islam, to defend secularism and the 
multicultural society of Indonesia. 

It is time to combine all of this with our work to build democracy 
and human rights in Indonesia. This is not about echoing what the 
west says. It is not about appeasing western pressure on the Muslim 
world. It is about what kind of future society we want to have. 

We cannot let the rise of conservative Islam continue unchecked; it 
will be too late to deal with it later. In future, the subject could 
become too risky to touch; it could become impossible to find the 
space to debate it. 

They are not winning yet, but the space is already constrained. 
Anybody who speaks out against "them" is accused of and perceived as 
anti-Islam. Foreigners who say something about sharia are regarded 
as Islamophobes. Women who speak out about sharia's discrimination 
against women are easily dismissed as western-influenced feminists. 
The only possible challenge can come from male Muslims who still 
face the risk of being seen as bad Muslims. 

Before it's too late, we have to take that risk. Aceh's 
implementation of conservative sharia law should be a lesson for 
everyone. We should not repeat our failure to engage and deal with 
sharia and conservative groups, as we did in Aceh. Many of us failed 
to realize how Islam in Aceh was being exploited by conservative 
groups to promote something new, a different type of Islam that 
oppressed women, restricted freedom of speech, imposed a strict code 
of conduct and behavior that was against the local tradition and the 
nature of Islam itself. 

When sharia in Aceh was still a discourse, the Acehnese did not 
express their disagreement clearly enough. Many people did not want 
to say anything publicly for many reasons, including fear. Many 
Indonesians were ignorant about what was proposed. Now it is being 
implemented as the law, it is too late and too difficult to even 
challenge. The lesson here is do not play with time or it will 
become too late. 

We need to do something about this now. This is an elephant in the 
room that cannot be ignored. The elephant will take and has taken 
victims in some parts of Indonesia, especially in Aceh. It will 
cause more harm later to the development of the country. It will 
harm the development of democracy. It will interfere with economic 
recovery. It will create a very bad image for everyone. This is the 
last thing anyone should want to happen to Indonesia right now. 

There is no other option, but for all of us to build alliances 
against conservatism. An axis of anti-extremism and conservative 
Islam has to be built. We should reject any attempt to intimidate 
and restrict the debate. We have to challenge the promotion of 
conservative Islamic values. 

We should not be silent anymore. The time has come for us to speak 
out against "them" loudly and clearly. We cannot wait for the future 
impact. All the accusations of being anti-Islam, Islamophobia, being 
sympathetic to the west, etc., should not deter us from discussing 
the bigger issues that will have an impact on our society. It is 
still not too late to do things better. The stakes are high: if they 
win, everyone here will be a mullah, but if we win, everyone will be 
a democrat. (The Jakarta Post,  Wednesday, August 30, 2006) 








===
Milis

Balasan: [wanita-muslimah] Re: Puasa 6 : Orang beriman saja yang wajib puasa_Mia

2006-09-29 Terurut Topik lestarin
Hehehehe Mas Bejo,

Memang harusnya saling menghargai antara yang memakai dan tidak 
memakai jilbab. Cuma seringkali dalam prakteknya karena banyak pihak 
merasa "paling benar" dan ujungnya bukan sekedar menasehati atas 
kebenaran yang di pikirnya, maka akhirnya adalah memarahi, 
menghujat, dan memaki dan mendzalimi atas nama "kebenaran" yang 
dipegangnya.

Kasus yang pernah terjadi, mba' Flora dengan jilbabnya di perlakukan 
tidak nyaman dibandara-bandara internasional --> karena sok merasa 
paling benarnya orang-orang non muslim tersebut, dan kasus lain saya 
sendiri yang berkali-kali juga dihujat, dimarahi dan dimaki-maki  
dijalan atau di masjid Aceh hanya karena tidak berjilbab --> karena 
sok merasa paling benarnya orang-orang sesama muslim ini.

Makanya saya lebih percaya atas sikap toleransi, bukan "merasa 
paling benar" dalam sebuah upaya menjalankan keyakinan agama Islam.



Wassalam



Lestari

 

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Bejo Paijo 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Udah lah Mbak, kalau emang nggak mau berjilbab ya nggak usah 
pakai. Nggak usah cari-cari alasan. Allah Maha Tahu apa yang ada 
dalam hati manusia. Nggak usahlah cari-cari alasan. Pakai jilbab 
atau nggak pakai itu juga urusan Mbak. Kewajiban sesama muslim 
hanyalah menasehati, hasilnya itu mah terserah Allah.
> 
>   Mbak Lina dan mbak Flora kayaknya membandingkan puasa dan jilbab 
> seperti apple to apple. Mudah-mudahan saya keliru.
> 
> Dikutip dari mbak Flora: "(seperti halnya jilbab, dikenakan karena 
> ekspresi ketundukan pada perintah
> Allah).."
> 
> Untuk mbak Lina, penalaran bisa saja sama, yang namanya (metode) 
> bernalar itu sejalan, karena metode ushl fiqh misalnya, 
mengandalkan 
> generalisasi atau keumuman. Tapi kesimpulan akhir nggak selalu 
sama, 
> karena barangnya emang beda. Selain itu jilbab bisa dikategorikan 
> khilafiah, sedangkan puasa semua sepakat.
> 
> Untuk mbak Flora, jilbab maupun puasa itu adalah ekspressi 
> ketundukan pada perintah Allah, itu sah saja bagi pribadi. Tapi 
> puasa dan jilbab itu nggak berbanding lurus.
> 
> One test case. Di dalam rumah sendiri pasti puasa dong. Di pulau 
> sendirian kudu puasa juga dong. Tapi apa kita berjilbab di kamar 
> atau di pulau kesendirian?
> 
> Salam
> Mia
> 
> --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Lina Dahlan" 
> 
> wrote:
> >
> > Mbak Aisha,
> > Penalaran seperti ini, nampaknya bisa juga dipakai oleh ayat 
> jilbab 
> > yang ayat (jilbab) itu ditujukan kpd istri2 nabi dan istri kaum 
> > mukmin.
> > 
> > wassalam,
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> ===
> Milis Wanita Muslimah
> Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun 
masyarakat.
> Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
> ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-
muslimah/messages
> Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
> Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
> Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com
> 
> This mailing list has a special spell casted to reject any 
attachment  
> Yahoo! Groups Links
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>   
> -
> Apakah Anda Yahoo!?
> Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>







===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[wanita-muslimah] Re: Pencerahan

2006-09-29 Terurut Topik lestarin
Inilah tulisan panjang lebar yang pada akhirnya menyerang orang yang 
tidak satu pendapat:( Semua harus diakhiri dengan "jihad".Tidak 
mengakui demokrasi, terlebih tidak akan mau bersikap kompromi dan 
toleransi:( Akan seperti apa dunia ini kalau di kuasai oleh orang-
orang yang merasa paling benar dalam memurnikan Islam? Islam seperti 
apa pula yang dianggap murni Pasti ada versi, lha wong tulisan 
panjang lebar ini saja sudah memperlawankan Syi'ah Vs Suni..:(
Punya hobi kok hobi perang sih..:(

Wassalam

Lestari


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Bejo Paijo 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Ada percakapan ilmiah antara seorang ustadz dan pemuda aktifis, 
silakan disimak.
>

...Teringat semua argumentasi Pak Sholeh tentang 
demokrasi. Tentang bagaimana prinsip bebas berpendapat, menghargai 
pendapat, yang justru akan memberikan kesempatan bagi orang jahat 
untuk menghalangi kebenaran dengan mengatasnamakan HAM, tentang 
bagaimana setiap partai harus mendulang suara, padahal jumlah orang 
baik di akhir zaman itu hanya sedikit. Teringat kembali betapa akan 
banyak pencampuran antara yang hak dan yang batil. Teringat kembali 
akan sifat-sifat hizbullah (partai Allah), yang diantaranya adalah 
keras terhadap orang kafir dan berkasihsayang dengan sesama muslim. 
Teringat akan adanya kemustahilan dalam pencapaian kemenangan 
melalui kompromi dan toleransi. Teringat bagaimana kemenangan hakiki 
itu bisa dipetik hanya dengan jihad, bukan dengan kompromi atau 
toleransi. Teringat akan adanya realita-realita. Teringat akan kaum
>  muslimin yang sedang berkubang dalam lumpur syirik dan 
penyimpangan ibadah. Teringat bagaimana demokrasi akan menghambat 
penyampaian kebenaran dengan alasan persatuan ummat. Teringat akan 
persatuan ummat secara jasadi warruhi. Teringat akan wasiat 
Rasulullah kepada orang-orang yang hidup di akhir zaman untuk 
ruju’ (kembali) kepada Kitabullah, Sunnah Rasul dan Ijma para 
shahabat. Teringat akan makna “kembali”, yaitu dengan 
menyampaikan pendidikan kepada ummat (tarbiyyah) dan memurnikan 
agama Islam (tashfiyyah).
>  
> Adzan Maghrib nyaring berkumandang. Pemuda Khoirul belum juga 
menjawab pertanyaan Pak Ahmad. Dirasakannya betul bagaimana reaksi 
Pak Ahmad kalau dia harus mengatakan “tidak!”. Tentu akan 
panjang sekali penjelasan yang harus disampaikan, akan sulit sekali 
difahami, dikaji dan diputuskan, akan ada kembali sebuah diskusi 
yang panjang dan melelahkan, diskusi tentang sebuah dilema bagi 
ummat Islam. Dilema yang seolah di dalamnya ada kebaikan namun ada 
juga keburukan yang ganas. Dilema yang menjadi perdebatan kaum 
muslimin di akhir zaman. Dilema yang terkadang menjadikan perdebatan 
menjurus kepada tidak saling menghargai pendapat. Itulah sebuah 
dilema yang butuh kehati-hatian dan bashiroh yang mendalam dalam 
memahaminya. Dilema yang butuh hikmah dalam menjawabanya .Dilema 
Simalakama !
>  
> Dhahran-Saudi Arabia, Ahad 22 Sha’baan 1424 H.
>  
>  
> penanggung jawab alghurahy.co.nr
> 
> 
>   
> -
> Apakah Anda Yahoo!?
> Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>






===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[wanita-muslimah] Re: Mendiskusikan Jilbab di Pusat Studi Al Qur'an

2006-09-24 Terurut Topik lestarin
Semoga kaum muslimah dan perempuan dimanapun juga akan 
tetap "TERHORMAT MESKI TANPA JILBAB". Semoga perempuan Islam 
tidak "dikuyo-kuyo" oleh Perda Syariah hanya karena mereka tidak 
berjilbab. Amin.

Wassalam

Lestari

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "Flora Pamungkas" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> "Mendiskusikan Jilbab di Pusat Studi Al-Qur'an"   
> Dr.Quraish Shihab tetap berpendapat jilbab adalah masalah 
khilafiah,
> pendapat ganjil menurut pandangan ulama Salaf. Baca Catatan Akhir 
Pekan
> [CAP] Adian Husaini ke-163
> 
> 
> Oleh: Adian Husaini
> 
> 
> Hari Kamis, (21/9/2006), saya diundang untuk membedah buku Prof. 
Dr. Quraish
> Shihab yang berjudul "Jilbab, Pakaian Wanita Muslimah: Pandangan 
Ulama Masa
> Lalu dan Cendekiawan Kontemporer".   Tempatnya di Pusat Studi Al-
Quran,
> Ciputat, lembaga yang dipimpin oleh Quraish Shihab sendiri. Hadir 
sebagai
> pembicara adalah Quraish Shihab, Dr. Eli Maliki, Dr. Jalaluddin 
Rakhmat, dan
> saya sendiri. 
> 
> Acara ini mendapat sambutan yang cukup hangat. Ruangan yang 
tersedia tidak
> mampu menampung ratusan hadirin.  Banyak peserta harus berdiri, 
karena
> kehabisan tempat duduk. Bertindak sebagai moderator adalah Dr. 
Mukhlis
> Hanafi, doktor tafsir lulusan Universitas al-Azhar Kairo, yang 
baru beberapa
> bulan kembali ke Indonesia. Ketika masih di Kairo, Mukhlis Hanafi 
sendiri
> sudah menulis satu makalah yang mengkritik pendapat Quraish Shihab 
tentang
> jilbab. Dr. Eli Maliki, doktor bidang fiqih -- yang juga lulusan 
Al-Azhar –
> mendadak menggantikan Dr. Anwar Ibrahim, anggota Komisi Fatwa MUI 
yang
> berhalangan hadir. 
> 
> Prof. Quraish Shihab – seperti biasanya – dengan tenang mengawali 
paparannya
> yang `kontroversial' tentang jilbab. Sudah lama ia mempunyai 
pendapat bahwa
> jilbab adalah masalah khilafiah – satu pendapat yang ganjil menurut
> pandangan para ulama Islam terkemuka.
> 
> Dalam bukunya tersebut, Quraish menyimpulkan, bahwa: "ayat-ayat al-
Quran
> yang berbicara tentang pakaian wanita mengandung aneka 
interpretasi." Juga,
> dia katakan: "bahwa ketetapan hukum tentang batas yang ditoleransi 
dari
> aurat atau badan wanita bersifat zhanniy yakni dugaan." 
> 
> Masih menurut Quraish, "Perbedaan para pakar hukum itu adalah 
perbedaan
> antara pendapat-pendapat manusia yang mereka kemukakan dalam 
konteks situasi
> zaman serta kondisi masa dan masyarakat mereka, serta
> pertimbangan-pertimbangan nalar mereka, dan bukannya hukum Allah 
yang jelas,
> pasti dan tegas.  
> 
> Di sini, tidaklah keliru jika dikatakan bahwa masalah batas aurat 
wanita
> merupakan salah satu masalah khilafiyah, yang tidak harus 
menimbulkan
> tuduh-menuduh apalagi kafir mengkafirkan. (hal. 165-167). Dalam 
bukunya yang
> lain,   "Wawasan Al-Quran", (cetakan ke-11, tahun 2000), hal. 
179), Quraish
> juga sudah menulis: "Bukankah Al-Quran tidak menyebut batas aurat? 
Para
> ulama pun ketika membahasnya berbeda pendapat." 
> 
> Pandangan Quraish Shihab tersebut mendapat kritik keras dari Dr. 
Eli Maliki.
> Membahas QS 24:31 dan 33:59, Eli Maliki menjelaskan, bahwa Al-
Quran sendiri
> sudah secara tegas menyebutkan batas aurat wanita, yaitu seluruh 
tubuh,
> kecuali yang biasa tampak, yakni muka dan telapak tangan. Para 
ulama tidak
> berbeda pendapat tentang masalah ini. Yang berbeda adalah pada 
masalah:
> apakah wajah dan telapak tangan wajib ditutup? Sebagian mengatakan 
wajib
> menutup wajah, dan sebagian lain menyatakan, wajah boleh dibuka. 
> 
> Saya sendiri berkeberatan dengan kesimpulan Quraish Shihab bahwa 
jilbab
> adalah masalah khilafiah. Saya katakan, yang menjadi masalah 
khilafiah
> adalah masalah muka dan telapak tangan, telapak kaki dan sebagian 
tangan
> sampai pergelangan, jika ada hajat yang mendesak. 
> 
> Kesimpulan Quraish Shihab – bahwa jilbab adalah masalah khilafiah -
-
> seyogyanya diklarifikasi, bahwa yang menjadi masalah khilafiyah 
diantara
> para ulama tidak  jauh-jauh dari masalah "sebagian tangan, wajah, 
dan
> sebagian kaki"; tidak ada perbedaan diantara para ulama tentang 
wajibnya
> menutup dada, perut, punggung, paha, dan pantat  wanita, misalnya. 
> 
> Kesimpulan ini perlu dipertegas, agar tidak ada salah persepsi 
diantara
> pembaca, bahwa `batas aurat wanita' memang begitu fleksibel, 
tergantung
> situasi dan kondisi. 
> 
> Menurut Yusuf Qaradhawi, di kalangan ulama sudah ada kesepakatan 
tentang
> masalah `aurat wanita yang boleh ditampakkan'. Ketika membahas 
makna "Dan
> janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali apa yang biasa 
tampak
> daripadanya" (QS 24:31), menurut Qaradhawi, para ulama sudah 
sepakat bahwa
> yang dimaksudkan itu adalah "muka" dan "telapak tangan". 
> 
> Imam Nawawi dalam al-Majmu', menyatakan, bahwa aurat wanita adalah 
seluruh
> tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangannya. Diantara ulama 
mazhab Syafii
> ada yang berpendapat, telapak kaki bukan aurat. Imam Ahmad 
menyatakan, aurat
> wanita adalah seluruh tubuhnya kecuali wajahnya saja. 
> 
> Diantara ulama mazhab Maliki ada

[wanita-muslimah] Re: Babi: Gudang Parasit & Bakteri Berbahaya

2006-09-18 Terurut Topik lestarin
Mba' Mami,

Mba' yang namanya "babi haram" ya semua jenis babi lah:), ga perlu 
lah dikotak-kotak-an dengan klasifikasi babi peliharaan/ternak or 
babi hutan, or babi-nya si obelix hehehehhehe, so soal apa yg 
terkandung didalamnya boleh-boleh saja orang berusaha menganalisa, 
asal jangan berlebihan, nanti malah muncul beragam dugaan yang 
kemana-mana. Kan yang haram daging babi untuk dimakan, jadi soal 
penggunaan kulitnya untuk sepatu, ato memelihara miss Piggy 
sebagai 'pet' saya rasa ga ada hukum haramnya (bagi yg mau 
loh) :). Sama halnya dengan anjing, yg haram kan air liurnya :) 
so bukan berarti anjing harus disia-siakan. 

Terus terang soal "CARA" mengharamkan segala jenis binatang 
seringkali membuat saya sedih, kok begitu amat mendiskriminasi 
ciptaan Allah SWT, saya juga yakin, keberadaan mereka ini kan bukan 
berarti ga ada manfaatnya samasekali. Sampai-sampai ada kisah yg 
lucu di keluarga sepupu saya, saking begitu haram dan jijiknya 
dengan babi, sejak kecil mereka ditanamkan begitu kuat, dan ketika 
sepupu ini belajar membaca saat baru masuk SD, giliran ada ejaan 
yang bertuliskan Ba Bi, dia berbisik lirih sekali. mengeja 
dengan takut-takut, takut terdengar sama orang tuanya:))
Belum lagi soal keberadaan anjing, yang juga sering sekali mengalami 
perlakuan serupa, termasuk di Aceh ini, yg namanya anjing, asal 
keluar rumah di malam hari akan dianggap anjing liar dan "halal" 
dibunuh atau diracun, hiks..:(( Di tempat saya tinggal  
sekarang, soal rencana meracuni anjing ini diumumkan di masjid 
bahkan, diinformasikan keras-keras melalui mikrophone.

Terus terang saya pribadi bukan penyayang babi dan anjing, namun 
saya jelas tidak mau mendiskriminasi mahkluk ciptaan Gusti Allah 
SWT. Saya mah lebih meng"haramkan"  untuk diri saya sendiri; makanan 
dari cumi, udang, lobster dan kepiting, maklum alergi hehehehe.


Wassalam


Lestari




--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, "mami sujananti" 
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> eh..aku ga nyimak bgt tentang babi kalo babi hutan gimana 
yaa...terus bicara
> haram kalo anjing kenapa ya kok haram apa mengandung yang seperti 
babi itu
> 
> On 9/18/06, Chae <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > ha..ha..ha.. bisa saja Pak Donnie ini, kepikiran sampe ke
> > situnya..sorry 1 liner;))
> >
> > --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Donnie 
> > wrote:
> > >
> > > Itu mending, nggak tahu bapaknya... lebih haram lagi kalau 
babi yang
> > > dikandung babi itu hasil hubungan incest..  :p
> > >
> > > regards







===
Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join
(Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
mailto:[EMAIL PROTECTED] 
mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




  1   2   >